pengetahuan remaja putri tentang dismenorea …repository.poltekkes-kdi.ac.id/227/1/andini dwi...

65
KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA PADA SISWI SMA NEGERI 2 KENDARI TAHUN 2017 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Disusun Oleh: ANDINI DWI LESTARI NIM. P00324014041 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII TAHUN 2017

Upload: phungminh

Post on 29-Jun-2019

235 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

KARYA TULIS ILMIAH

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA PADA SISWI SMA NEGERI 2 KENDARI

TAHUN 2017

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari

Disusun Oleh:

ANDINI DWI LESTARI NIM. P00324014041

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII

TAHUN 2017

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA PADA SISWI SMA NEGERI 2 KENDARI

TAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh :

ANDINI DWI LESTARI NIM. P00324014041

Karya Tulis Ilmiah ini Telah Disetujui Tanggal September 2017

Pembimbing I, Pembimbing II, Halijah, SKM., M.Kes. Nasrawati, S.Si.T., MPH. NIP. 19620920 198702 2 002 NIP. 19740528 199212 2 001

Mengetahui, Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Halijah, SKM., M.Kes. NIP. 19620920 198702 2 002

ii

LEMBAR PENGESAHAN

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA PADA SISWI SMA NEGERI 2 KENDARI

TAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh:

ANDINI DWI LESTARI NIM. P00324014041

Telah Diujikan Pada Tanggal 30 Agustus 2017

TIM PENGUJI

Penguji I : Askrening, SKM., M.Kes. (...................................)

Penguji II : Aswita, S.Si.T., MPH. (...................................)

Penguji III : Hj. Syahrianti, S.Si.T., M.Kes. (...................................)

Penguji IV : Halijah, SKM., M.Kes. (...................................)

Penguji V : Nasrawati, S.Si.T., MPH. (...................................)

Mengetahui, Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari

Halijah, SKM., M.Kes. NIP. 19620920 198702 2 002

iii

RIWAYAT HIDUP

Identitas Penulis

1. Nama : Andini Dwi Lestari

2. Tempat Tangal Lahir : Bone, 20 Maret 1996

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku/Bangsa : Bugis Moronene / Indonesia

6. Alamat : Jl. Jend. Soedirman No. 22

Kasipute Kab. Bombana

B. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 3 Kasipute, Tamat Tahun 2008

2. SMP Negeri 1 Rumbia, Tahun Tamat 2011

3. SMA Negeri 1 Rumbia, Tamat Tahun 2014

4. Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan

Tahun 2014 sampai sekarang.

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini dengan

judul “Pengetahuan Remaja Puteri Tentang Dismenorea pada Siswi SMA

Negeri 2 Kendari Tahun 2017”.

Penulis menyadari bahwa semua ini dapat terlaksana karena dorongan

dan bimbingan dari berbagai pihak, secara langsung maupun tidak langsung

dalam memberikan bimbingan dan petunjuk sejak dari pelaksanaan kegiatan

awal sampai pada penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada Ibu Halijah, SKM., M.Kes., selaku

Pembimbing I dan Ibu Nasrawati, S.Si.T., MPH., selaku Pembimbing II yang

telah meluangkan waktu dan pikiran dengan penuh kesabaran dan tanggung

jawab guna memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis dalam

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat:

1. Bapak Petrus, SKM., M.Kes., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Kendari.

2. Ibu Halijah, SKM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Kendari.

3. Bapak Drs. Asif Hasan, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 2 Kendari dan

staf yang telah membantu dalam memberikan informasi selama

pengambilan data awal penelitian ini berlangsung.

v

4. Ibu Askrening, SKM., M.Kes., selaku Penguji I, Ibu Aswita, S.Si.T., MPH.,

selaku Penguji II, dan Ibu Hj. Syahrianti, S.Si.T., M.Kes., selaku Penguji

III.

5. Seluruh Dosen dan staf pengajar Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Kebidanan yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu

pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes

Kemenkes Kendari.

6. Teristimewa kepada ayahanda Alm. Muh. Hijas Abdullah dan Ibunda

Marlina tercinta yang telah mengasuh, membesarkan dengan cinta dan

penuh kasih sayang, serta memberikan dorongan moril, material dan

spiritual, serta saudara-saudaraku, terima kasih atas pengertiannya

selama ini.

7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Kebidanan angkatan 2014.

Tiada yang dapat penulis berikan kecuali memohon kepada Allah

SWT, semoga segala bantuan dan andil yang telah diberikan oleh semua

pihak selama ini mendapat berkah dari Allah SWT. Akhir kata penulis

mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Kendari, Juni 2017

Penulis

vi

ABSTRAK

Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea pada Siswi SMA Negeri 2 Kota Kendari Tahun 2017

Andini Dwi Lestari 1, Halijah 2, Nasrawati 2

Latar Belakang: Remaja seringkali kekurangan informasi dasar mengenai kesehatan reproduksi, keterampilan mengasosiasikan hubungan seksual, dan akses terhadap pelyanan kesehatan reproduksi yang terjangkau serta terjamin kerahasiaannya. Salah satu gangguan yang dialami oleh remaja dalam kesehatan reproduksi yang berkenaan dengan tepat pada saat menstruasi adalah nyeri haid, yang disebut dismenore. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui mendiskripsikan pengetahuan remaja putri tentang dismenorea pada siswi SMA Negeri 2 Kota Kendari Tahun 2017. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Kendari pada bulan Juni-Juli 2017. Populasi penelitian ini adalah siswi SMA Negeri 2 Kendari sebanyak 592 orang siswi, yang terdiri dari kelas X sebanyak 195 orang, kelas XI sebanyak 200 orang dan dan kelas XII sebanyak 197 orang, dengan jumlah sampel sebanyak 118 responden. Variabel independen yakni jurusan dan media informasi, sedangkan variabel dependen yakni pengetahuan tentang dismenorea. Hasil Penelitian: Menunjukkan bahwa pengetahuan remaja puteri tentang dismenorea dalam kategori baik, sebanyak 50 responden (42,4%), pengetahuan dalam kategori cukup, sebanyak 58 responden (49,2%), dan pengetahuan dalam kategori kurang, sebanyak 10 responden (8,4%). Kata Kunci : Dismenorea Daftar Pustaka : 23 (2007-2015) 1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan 2. Dosen Pembimbing Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP .................................................................................. iv

KATA PENGANTAR .............................................................................. v

INTISARI ............................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .............................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................ 5

E. Keaslian Penelitian ........................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka ............................................................... 7

1. Tinjauan Tentang Dismenorea ................................... 7

2. Tinjauan Tentang Pengetahuan ................................. 16

3. Tinjauan Tentang Remaja .......................................... 21

B. Landasan Teori ............................................................... 27

C. Kerangka Konsep ........................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................ 29

B. Waktu Penelitian ............................................................. 29

C. Tempat Penelitian ........................................................... 29

D. Populasi dan Sampel ....................................................... 29

viii

E. Definisi Operasional ........................................................ 31

F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data .............................. 31

G. Pengolahan Data ............................................................. 32

H. Penyajian Data ................................................................ 33

I. Analisis Data ................................................................... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................ 34

B. Pembahasan ................................................................... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................... 40

B. Saran ............................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Distribusi Guru pada SMA Negeri 2 Kendari Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Tahun 2017 ...................................................................... 35

2. Distribusi Umur Responden di SMA Negeri 2 Kendari ........................ 36

3. Distribusi Pengetahuan Remaja Puteri di SMA Negeri 2 Kendari ........ 37

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 28

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Permohonan Pengisian Kuisioner

2. Surat Pernyataan Persetujuan Responden

3. Kuisioner Penelitian

4. Master Tabel Hasil Penelitian

5. Surat Ijin Penelitian

6. Surat Telah Selesai Melakukan Penelitian

xii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari tumbuh kembang dan kesejahteraan seorang remaja secara fisik,

mental dan sosial, dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting

untuk menjembatani proses perkembangan dari masa anak-anak dengan

ciri-ciri kemandirian dan kemampuan mengambil keputusan yang

bertanggungjawab bagi diri sendiri dan masyarakat sekitarnya (Tukiran,

Agus & Prande, M. 2010).

Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya

berbagai kesempatan dan seringkali menghadapi risiko kesehatan

reproduksi. Kebutuhan akan peningkatan pelayanan kesehatan dan

sosial remaja semakin menjadi perhatian seluruh dunia. Remaja

seringkali kekurangan informasi dasar mengenai kesehatan reproduksi,

keterampilan mengasosiasikan hubungan seksual, dan akses terhadap

pelyanan kesehatan reproduksi yang terjangkau serta terjamin

kerahasiaannya. Banyak diantara remaja yang kurang atau tidak memiliki

hubungan yang stabil dengan orangtuanya maupun dengan orang

dewasa lainnya, dengan siapa seyogianya remaja dapat berbicara

tentang masalah-masalah kesehatan reproduksi yang memprihatinkan

atau yang menjadi perhatian mereka. Salah satu gangguan yang dialami

oleh remaja dalam kesehatan reproduksi yang berkenaan dengan tepat

1

pada saat menstruasi adalah nyeri haid, yang disebut dismenore dalam

istilah medis (Manuaba, 2009).

Sebagian wanita mengalami nyeri saat menstruasi yang disebut

dismenorea atau disebut juga menstruasi dengan kram dan rasa sakit

(Owen, 2005). Dismenorea merupakan keluhan yang serius dirasakan di

masyarakat sehingga menjadi penyebab yang paling banyak hilangnya

waktu kerja atau absen masuk sekolah. Di Amerika Serikat, pernah

dilaporkan bahwa dismenorea menyebabkan hilangnya 600 juta jam kerja

per tahun (Santoso, 2007).

Dismenorea adalah rasa nyeri yang terjadi selama masa

menstruasi, ditandai dengan nyeri kram di perut bawah. Dismenorea

umumnya terjadi pada usia 15-25 tahun (Sarwono, 2010). Dismenorea

dapat disertai dengan rasa mual, muntah, diare dan kram, sakit seperti

kolik diperut, Beberapa wanita bahkan pingsan, keadaan ini muncul

cukup hebat sehingga menyebabkan penderita mengalami gangguan

aktivitas untuk sementara. Penyebab terjadinya dismenorea di pengaruhi

oleh faktor psikis dan pengaruh dari katidak seimbangan hormone. Rasa

nyeri merupakan gangguan primer dan dismenorea primer merupakan

suatu penyebab karena adanya prostaglandin yang dihasilkan oleh

endometrium yang merupakan hormon yang menyebabkan kontraksi

uterus selama menstruasi

World Health Organisasi (WHO) didapatkan kejadian tahun 2014

sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita yang mengalami dismenorea

dengan 10-15% mengalami dismenorea berat. Di Indonesia angka

2

kejadian dismenorea pada tahun 2014 sebesar 107.673 jiwa (64,25%),

yang terdiri dari 59.671 jiwa (54,89%) mengalami dismenorea primer dan

9.496 jiwa (9,36%) mengalami dismenorea sekunder (Purwanto, 2015).

Di Indonesia kelompok remaja umur 10-19 tahun sekitar 22% dari

jumlah tersebut masih banyak remaja putri yang belum mengetahui

tentang permasalahan nyeri haid. Hasil penelitian Kingston (2011)

mengemukakan bahwa sekitar 70% wanita mengalam nyeri haid atau

dismenorea.

Remaja putri belajar tentang menstruasi dan gangguan yang

menyertainya dari ibunya, tapi tidak semua ibu memberikan informasi

yang memadai kepada putrinya bahkan sebagian enggan membicarakan

secara terbuka sampai putrinya mengalami menstruasi. Sehingga hal ini

menyebabkan kecemasan pada anak, bahkan sering muncul keyakinan

bahwa menstruasi itu sesuatu yang tidak menyenangkan atau serius.

Remaja putri merasa malu dan melihatnya sebagai penyakit merasa letih

atau terganggu (Manuaba, 2009).

Dampak dari dismenorea dapat mengganggu aktivitas remaja

lebih banyak waktu istirahat dan libur bagi para remaja putri, namun

upaya untuk mengoptimalkan masalah penanganan dismenorea dapat

dilakukan secara dini, sintesis dan keseinambungan guna untuk

mengurangi penderita dismenorea

Menurut Ernawati dkk (2010) dalam suatu penelitian pada 50

orang Mahasiswi di Semarang ditemukan kejadian dismenorea ringan

sebanyak 18%, dismenorea sedang 62% dan dismenorea berat 20%.

3

Rasa ketidak nyamanan dari dismenorea akan mempengaruhi secara

emosional dan fisik secara individu sehingga diperlukannya pengetahuan

dan sikap untuk mengatasi rasa sakit saat menstruasi ini.

SMA Negeri 2 Kendari merupakan SMA Negeri yang terdapat di

Kec. Andonohu Kota Kendari Prov. Sulawesi Tenggara, dimana data

siswa/siswi tahun pelajaran 2015/2016 di SMA Negeri 2 Kendari

sebanyak 980 siswa yang tersebar dalam 3 (tiga) jenjang kelas, yang

terdiri dari laki-laki sebanyak 388 siswa dan perempuan sebanyak 592

siswa. Sedangkan jurusan yang ada di SMA Negeri 2 Kendari yakni

Jurusan IPA, IPS dan Bahasa (SMA Negeri 2 Kendari, 2016).

Survei pendahuluan yang peneliti lakukan dari wawancara dengan

salah satu guru Bimbingan Konseling didapatkan data bahwa belum ada

yang pernah melakukan penelitian dan penyuluhan tentang dismenorea

pada remaja putri di SMA Negeri 2 Kendari.

Hasil wawancara dari 10 remaja putri di SMA Negeri 2 Kendari

didapatkan sebanyak 7 (70%) remaja puteri mengeluh nyeri pada saat

menstruasi dan tidak mengatahui bagaimana cara mengatasi nyeri

tersebut, sedangkan 3 (30%) remaja puteri cukup mengetahui cara

mencegah dan mengatasi nyeri pada saat menstruasi. Berdasarkan latar

belakang di atas penulis telah melakukan penelitian dengan judul

“Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea pada Siswi SMA Negeri

2 Kota Kendari Tahun 2017”.

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah penelitian ini

sebagai berikut ”Bagaimanakah pengetahuan remaja putri tentang

dismenorea pada Siswi SMA Negeri 2 Kota Kendari Tahun 2017?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mendiskripsikan pengetahuan remaja putri tentang dismenorea

pada siswi SMA Negeri 2 Kota Kendari Tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

Mendiskripsikan pengetahuan remaja putri tentang dismenorea di SMA

Negeri 2 Kota Kendari Tahun 2017.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai tambahan

wacana serta informasi bagi institusi pendidikan tentang pengetahuan

remaja puteri dalam hal kesehatan reproduksi.

2. Bagi peneliti

Dapat memberikan masukan hal-hal apa saja yang telah diteliti

sehingga digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi Remaja Putri

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang

dismenorea pada remaja.

5

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang sudah dilakukan oleh

peneliti, hasil penelitian yang mirip dengan penelitian yang dilakukan oleh

Mulyana (2013), dengan judul: Gambaran Pengetahuan, Sikap dan

Tindakan Remaja Putri Tentang Nyeri Haid Di SMA Negeri 1 Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini

adalah remaja putri kelas I dan II. Tekhnik pengambilan sampel pada

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan stratified purposive random

(sampel acak bertingkat) yakni pengambilan subjek dari setiap strata

secara seimbang/sebanding. Perbedaan dengan penelitian ini adalah

terletak dari lokasi penelitian, penggunaan variabel penelitian, tekhnik

pengambilan sampel, dan waktu penelitian.

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan Tentang Dismenorea

a. Pengertian Dismenorea

Dismenorea berasal dari bahasa Yunani yaitu dys yang berarti

sulit atau menyakitkan atau tidak normal. Meno berarti bulan dan

rrhea yang berarti aliran. Sehingga dismenorea didefinisikan sebagai

aliran menstruasi yang sulit atau nyeri haid (Okaparasta, 2012).

Dismenorea adalah rasa nyeri yang terjadi selama masa menstruasi,

ditandai dengan nyeri kram di perut bawah. Dismenorea umumnya

pada usia 15-25 tahun (Simanjuntak, 2007).

Dismenorea artinya nyeri haid yang merupakan suatu gejala

dan bukan suatu penyakit. Nyeri haid ini timbul akibat kontraksi

disritmik miometrium yang menampilkan suatu atau lebih gejala mulai

dari nyeri yang ringan sampai berat pada perut bagian bawah,

bokong, dan nyeri spasmodic pada sisi medial paha (Baziad, 2008).

Dismenorea juga dapat diartikan sebagai haid yang nyeri yang

terjadi tanpa tanda-tanda infeksi atau penyakit panggul. Selain itu,

Dismenorea juga memiliki arti sebagai nyeri uteri pada saat

menstruasi. Dismenorea primer tidak dikaitkan dengan patologi pelvis

dan bisa timbul tanpa penyakit organik. Intensitas dismonerea bisa

berkurang setelah hamil atau pada umur sekitar 30 tahun. Jadi dapat

7

disimpulkan definisi dari disminorea adalah nyeri yang dirasakan

wanita saat haid.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan

bahwa dismenorea merupakan nyeri atau rasa sakit pada permulaan

dan selama haid sampai dapat mengganggu kegiatan sehari-hari.

b. Jenis dismenorea

Menurut Malcolm & Steve (2011), berdasarkan jenis nyerinya,

dismenorea dibagi menjadi:

1) Dismenorea Spasmodik

Dismenorea spasmodic yaitu nyeri yang dirasakan

dibagian bawah perut dan berawal sebelum masa haid atau

segera setelah masa haid mulai. Beberapa wanita yang

mengalami dismenorea spasmodic merasa sangat mual, muntah

bahkan pingsan. Kebanyakan yang menderita disminorea jenis ini

adalah wanita muda, akan tetapi dijumpai pula kalangan wanita

berusia di atas 40 tahun yang mengalaminya.

2) Dismenorea Kongestif

Dismenorea kongestif yaitu nyeri haid yang dirasakan

sejak beberapa hari sebelum datangnya haid. Gejala ini disertai

sakit pada buah dada, perut kembung, sakit kepala, sakit

punggung, mudah tersinggung, gangguan tidur dan muncul

memar dipaha dan lengan atas. Gejala tersebut berlangsung

antara dua atau tiga hari sampai kurang dari dua minggu sebelum

datangnya haid

8

c. Klasifikasi Disminorea

Dismenorea diklasifikasi menjadi 2 bagian yaitu dismenorea

primer dan sekunder.

1) Dismenorea primer adalah nyeri haid yang di jumpai tanpa

kelainan pada alat-alat genital yang nyata (Simanjuntak, 2007).

Pada dismenorea primer, nyeri haid tidak berhubungan dengan

patologi pelvis secara makroskopis (Tamsuri, 2009). Dismenorea

primer biasanya setelah 6 sampai 12 bulan setelah menarche.

Oleh karena itu, siklus haid pada bulan pertama setelah menarche

umumnya berjenis anovulatoar yang tidak disertai dengan rasa

nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-

sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa

jam, walaupun beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari.

Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas

pada perut bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan

paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual,

muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas, dan sebagainya

(Simanjuntak, 2007).

2) Dismenorea sekunder adalah nyeri haid yang di jumpai dengan

adanya kelainan pada alat-alat genital yang nyata (Simanjuntak,

2007). Dismenorea sekunder terjadi pada semua umur, dimana

rasa nyeri semakin bertambah seiring bertambahnya umur dan

memburuk seiring dengan waktu. Karakteristik nyeri berbeda-beda

9

pada setiap siklus menstruasi dimana nyeri menstruasi terjadi

berhubungan dengan kelainan patologis panggul (Tamsuri, 2009).

d. Penyebab Dismenorea

Banyak teori telah dikemukakan untuk menerangkan

penyebab dismenorea primer tetapi patofisiologinya belum jelas

dimengerti. Rupanya beberapa faktor memegang peranan sebagai

penyabab dismenorea primer antara lain:

1) Faktor kejiwaan dimana pada gadis-gadis yang secara emosional

tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang

baik tentang proses haid maka mudah timbul dismenore

(Simanjuntak, 2007).

2) Faktor konstitusi, faktor ini yang erat hubungannya dengan faktor

tersebut di atas, dapat juga menurunkan ketahanan terhadapa

rasa nyeri. Faktor-faktor seperti anemia, penyakit menahun, dan

sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenore

(Simanjuntak, 2007).

3) Faktor obstruksi kanalis servikalis, salah satu teori yang paling tua

untuk menerangkan terjadinya dismenore primer. Pada wanita

dengan uterus dalam hiperantefleksi mungkin dapat terjadi

stenosis kanalis servikalis, akan tetapi hal ini sekarang tidak

dianggap sebagai faktor yang penting sebagai penyebab

dismenorea. Banyak wanita menderita dismenorea tanpa stenosis

servikalis dan tanpa uterus dalam hiperantefleksi. Sebaliknya,

terdapat banyak wanita tanpa keluhan dismenorea, walaupun ada

10

stenosis servikalis dan uterus terletak dalam hiperantefleksi atau

hiperretrofleksi. Mioma submukosum bertangkai atau polip

endometrium dapat menyebabkan dismenore karena otot-otot

uterus berkontraksi keras dalam usaha untuk mengeluarkan

kelainan tersebut (Simanjuntak, 2007).

4) Faktor endokrin, pada umumnya ada anggapan bahwa kejang

yang terjadi pada dismenorea primer disebabkan oleh kontraksi

uterus yang berlebihan. Faktor endokrin mempunyai hubungan

dengan soal tonus dan kontraktilitas otot usus. Novak dan

Reynolds yang melakukan penelitian pada uterus kelinci

berkesimpulan bahwa hormon estrogen merangsang kontraktilitas

uterus, sedangkan hormon progesteron menghambat atau

mencegahnya. Tetapi, teori ini tidak dapat menerangkan fakta

mengapa tidak timbul rasa nyeri pada perdarahan disfungsional

anovulatoar, yang biasanya bersamaan dengan kadar estrogen

yang berlebihan tanpa adanya progesteron (Simanjuntak, 2007).

5) Faktor alergi, teori ini dikemukakan setelah memperhatikan

adanya asosiasi antara dismenorea dengan urtikaria, migraine

atau asma bronkhiale. Smith menduga bahwa sebab alergi ialah

toksin haid (Simanjuntak, 2007).

Penyebab dari dismenorea sekunder adalah pemakaian alat

kontrasepsi, adenomiosis, uterine myoma (fibroid), polip rahim,

adhesi, kelainan bawaan sistem mullerian, struktur atau stenosis

serviks, kista ovarium, pelvic congestion syndrome, Allen-Masters

11

syndrome, Mittelschmerz (nyeri pertengahan siklus ovulasi) dan

sakit psikogenik (Tamsuri, 2009).

e. Tanda dan Gejala Dismenorea

Dismenorea dapat ditandai dengan gejala sebagai berikut:

1) Nyeri pada perut bagian bawah

2) Nyeri dirasakan sebagai kram yang timbul hilang atau sebagai

nyeri tumpul yang terus menerus ada.

3) Nyeri mulai timbul sesaat sesudah atau selama haid, mencapai

puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan

menghilang.

4) Dismenorea juga sering disertai dengan sakit kepala, mual,

sembelit, atau diare dan sering berkemih. Kadang sampai terjadi

muntah (Wiknjosastro, 2009).

Menurut Aryani (2010) tanda dan gejala dari dismenorea

adalah sebagai berikut:

1) Dimenorea primer

a) Usia lebih muda, maksimal usia 15-25 tahun

b) Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur

c) Sering terjadi pada nulipara

d) Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastic

e) Nyeri timbul mendahului haid dan meningkat pada hari

pertama atau kedua haid

f) Tidak dijumpai keadaan patologi pelvic

g) Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik

12

h) Sering memberikan respon terhadap pengobatan

medikamentosa

i) Pemeriksaan pelvik normal

j) Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan, nyeri kepala

2) Dismenorea sekunder

a) Usia lebih tua, jarang sebelum usia 25 tahun

b) Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur

c) Tidak berhubungan dengan siklus paritas

d) Nyeri sering terasa terus menerus dan tumpul

e) Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan

keluarnya darah

f) Berhubungan dengan kelainan pelvic

g) Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi

h) Seringkali memerlukan tindakan operatif

i) Terdapat kelainan pelvik

f. Penanganan Dismenorea

Untuk penanganan pada penderita dismenorea, awalnya

diperlukan penerangan dan nasihat. Dimana perlu dijelaskan kepada

penderita bahwa dismenorea adalah gangguan yang tidak berbahaya

untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi

mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan, dan lingkungan penderita.

Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan

olahraga mungkin berguna. Kadang-kadang diperlukan psikoterapi

(Simanjuntak, 2007) .

13

Tujuan pengobatan dismenorea primer adalah mengurangi

nyeri atau gejala yang timbul oleh karena peningkatan produksi

prostaglandin, sehingga pemberian obat yang menghambat sintesis

prostaglandin dan mempunyai efek analgesik merupakan pilihan

(Ramaiah, 2006).

Selain itu penatalaksanaan yang dapat dilakukan menurut

Wiknjosastro (2009), adalah sebagai berikut :

1) Penerangan dan nasihat

Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenorea adalah

gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya

diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan,

kegiatan, dan lingkungan penderita. Kemungkinan salah informasi

mengenai haid atau adanya tabu atau tahayul mengenai haid perlu

dibicarakan. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat

yang cukup, dan olahraga mungkin berguna. Kadang-kadang

diperlukan psikoterapi.

2) Pemberian obat analgesik.

Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgesic yang dapat

diberikan sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya berat,

diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut

bawah untuk mengurangi penderitaan. Obat analgesic yang sering

diberikan adalah preparat kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein.

Obat-obat paten yang beredar di pasaran ialah antara lain

novalgin, ponstan, acet-aminophen.

14

3) Terapi hormonal

Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tindakan ini

bersifat sementara dengan maksud membuktikan bahwa

gangguan benar-benar dismenorea primer, atau untuk

memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan penting pada

waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan

pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontasepsi.

4) Terapi alternatif

Sebagai tambahan pemakaian obat penawar sakit tanpa resep,

ada banyak yang dapat anda lakukan sendiri untuk membantu

mengurangi kram menstruasi, dan dengan sedikit percobaan, anda

pasti dapat menemukan cara untuk membawa kelegaan.

Dismenorea juga dapat diatasi dengan cara-cara berikut ini:

1) Istirahat cukup

2) Olahraga teratur (terutama jalan)

3) Pemijatan

4) Kompres hangat di area sekitar perut

5) Minum banyak air putih, hindari konsumsi garam berlebih serta

kafein untuk mencegah pembengkakan dan retensi cairan.

6) Makan makanan kaya zat besi, kalsium, vitamin B kompleks

seperti susu, sayuran hijau.

7) Tinggikan posisi pinggul melebihi bahu ketika tidur telentang

untuk membantu meredakan dismenorea.

15

2. Tinjauan Tentang Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil dari tahu seseorang terhadap suatu

obyek sehingga dapat menimbulkan perilaku dalam mengambil

keputusan untuk menetukan pilihan akan dirinya. Pengetahuan

adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indra manusia yaitu: penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba (Notoatmojo, 2012).

Pengetahuan merupakan dominan yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang, adapun unsur tersebut meliputi:

1) Pengetahuan atau pengertian dan pemahaman tentang apa yang

akan dilakukannya

2) Keyakinan dan kepercayaan tentang manfaat dan kebenaran dari

apa yang akan dilakukan

3) Dorongan dan motivasi yang berbuat yang akan dilandasi oleh

kebutuhan yang dirasakannya

b. Cara memperoleh pengetahuan

Berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokan

menjadi 2, yakni:

16

1) Cara tradisional

Cara penemuan pengetahuan periode ini antara lain:

a) Cara coba-coba (Trial and Error)

Melalui cara coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal

“trial and error”. Cara coba-coba ini dilakukan dengan

menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan

apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba

kemungkinan yang lain.

b) Berdasarkan pengalaman pribadi

Dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

diperolehdalam memecahkan permasalahan yang dihadapi

pada masa yang lalu.

c) Melalui jalan pikiran

Kemampuan manusia menggunakan penalarannya dalam

memperoleh pengetahuannya. Dalam memperoleh kebenaran

pengetahuan manusia menggunakan jalan pikirannya.

2) Cara modern

Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih

popular disebut metodologi penelitian (research methodology).

Menurut Deobold van Dalen, mengatakan bahwa dalam

memperoleh kesimpulan pengamatan dilakukan dengan

mengadakan observasi langsung, dan membuat pencatatan-

pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang

diamati. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok, yaitu:

17

a) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala yang muncul pada

saat dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negative, yakni gejala tertentu yang tidak

muncul pada saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala

yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

c. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan yang dicakup dalam

daerah kognitif mempunyai 6 tingkatan.

1) Tahu (know)

Adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Untuk mengukur orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

dengan menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan.

2) Memahami (comprehension)

Adalah kemampuan untuk memehami secara benar tentang objek

yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar.

3) Aplikasi (application)

Adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.

4) Analisis (analysis)

Adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke

dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lainnya.

18

5) Sintesis (synthesis)

Adalah kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation)

Adalah kemempuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi objek.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), berikut ini adalah beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada

orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami.

Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah

menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan

yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai

yang baru diperkenalkan.

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun

secara tidak langsung.

3) Usia

Dengan bertambahnya usia seseorang, maka akan terjadi

perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental).

19

Pertumbuhan fisik secara garis besar dapat dikategorikan

menjadi empat, yaitu: perubahan ukuran, perubahan proporsi,

hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru. Hal ini terjadi

akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau

mental tarap berpikir seseorang semakin matang dan dewasa.

4) Minat

Minat adalah suatu kecendrungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba

dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh

pengetahuan yang lebih mendalam.

5) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada

kecenderungan pengalaman yang kurang baik akan berusaha

untuk dilupakan oleh seseorang. Namun, jika pengalaman

terhadap objek tersebut menyenangkan, maka secara psikologis

akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam

emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap

positif dalam kehidupannya.

6) Kebudayaan lingkungan seseorang

Mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.

Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga

kebersihan lingkungan, maka sangat mungkin masyarakat

sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan

20

lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam

pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.

7) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru.

3. Tinjauan Tentang Remaja

a. Pengertian

Remaja berasal dari bahasa latin adolesence yang berarti

tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolesence mempunyai

arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,

emosional sosial dan fisik (Hurlock, 2008).

Masa remaja merupakan suatu periode atau masa tumbuhnya

seseorang dalam masa transisi dari anak-anak ke masa dewasa,

yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan

memasuki masa dewasa (Borring E.G. dalam Hurlock, 2008).

Masa remaja disebut pula sebagai penghubung antara masa

kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini terjadi

perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan

fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah terutama fungsi seksual

(Kartono, 2007).

World Health Organisation (WHO) mendefinisikan remaja dalam

(Wiknjosastro, 2009) adalah suatu masa ketika:

1) Individu berkembang saat pertama kali ia menunjukan tanda-tanda

seksual sekundernya saat ia mencapai kematangan.

21

2) Individu memahami perkembangan psikologi dan pola identifikasi

dari kanak-kanak menjadi dewasa.

3) Terjadi peralihan dari sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan

yang relatif lebih mandiri.

b. Batasan usia remaja

Terdapat batasan usia pada remaja yang difokuskan pada upaya

meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan untuk mencapai

kemampuan bersikap dan berperilaku dewasa. Menurut Kartini

Kartono (2007) dibagi menjadi :

1) Remaja awal (12-15 Tahun)

Pada masa ini remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat

pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif,

sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada masa

ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun belum bisa

meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa ini

remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan

merasa kecewa.

2) Remaja Pertengahan (15-18 Tahun)

Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi

pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan

kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai

menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan

terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka dari perasaan yang

penuh keraguan pada masa remaja awal ini rentan akan timbul

22

pemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja

menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan

penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu pada

masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirinya.

3) Remaja Akhir (18-21 Tahun)

Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah

mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola yang digariskan

sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah

hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu

berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.

c. Tahap Perkembangan Remaja Menurut Hurlock (2008) adalah

sebagai berikut:

1) Masa Peralihan

Yaitu terjadi peralihandari tahap perkembangan ke tahap

berikutnya. Bila anak beralih dari masa kanak-kanak kemasa

dewasa, anak harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat

kekanak-kanakan dan juga harus mempelajari perilaku yang baru

untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggakan.

2) Masa Periode Perubahan

Ada perubahan yang hampir sama hampir bersifat universal, yaitu:

a) Meninggalkan emosi yang intensitasnya tergantung pada

tingkat perubahan fisik dan dan psikologi yang terjadi.

b) Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh

kelompok sosial yang menimbulkan masalah baru.

23

c) Perubahan minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga

berubah.

3) Usia Bermasalah

Masalah remaja sering sulit diatasi karena pada masa anak-anak

sebagian diselesiakan oleh orang tua sehingga sebagian remaja

tidak berpengalaman mengatasi masalah. Namun disisi lain remaja

merasa diri mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya

sendiri dan menolak bantuan dari orang lain.

4) Masa Mencari Identitas

Penyesuaian diri dengan standar kelompok adalah jauh lebih

penting bagi anak yang lebih besar daripada individualitas, seperti

cara berpakaian, berbicara dan berprilaku ingin sama seperti

teman gengnya dan setiap penyimpangan dari standar kelompok

dapat mengancam keanggotaan dalam kelompok.

Pada tahun-tahun awal ramaja, penyesuaian diri dengan remaja

kelompok masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan.

Lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak

puas dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala

hal.

5) Masa Usia Yang Menimbulkan Ketakutan

Menurut Majeres dalam Hurlock (2008) bahwa banyak anggapan

populer tentang remaja yang mempunyai arti menilai dan

sayangnya banyak diantaranya yang bersifat negatif. Anggapan

stereotipe bahwa budaya remaja adalah anak-anak yang tidak

24

menjadi rapi, yang tidak dapat dipercaya dan berperilaku merusak,

menyebabkan orang harus membimbing dan menguasai

kehidupan remaja muda, takut bertanggung jawab dan bersikap

tidak simpatik terhadap perilaku remaja normal.

6) Masa Yang Tidak Realistik

Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia

inginkan dan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita.

Cita-cita yang tidak realistik ini menyebabkan meningginya emosi

yang merupakan ciri-ciri dari masa remaja.

7) Ambang Masa Remaja

Remaja sering mendekati usia kematangan menjadi gelisah untuk

meningalkan stereotif belasan tahun dan untuk memberikan kesan

merekan menjadi dewasa, berpakaian bertindak seperti orang

dewasa belumlah cukup, karena itu remaja memulai memusatkan

diri pada perilaku yang berhubungan dengan status dewasa, yaitu

merokok, minum-minuman keras, mamakai napza dan terlibat

dalam perbuatan seks. Mereka menganggap perilaku ini akan

memberikan citra yang mereka inginkan (Hurlock, 2008).

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Remaja

1) Media

Remaja merupakan kelompok target utama bagi media karena

mereka adalah kelompok pembeli yang amat besar. Remaja

menghabiskan jutaan rupiah untuk membeli kaset, menonton film,

menyewa kaset, menghadiri konser, membeli pakaian, aksesoris

25

dan lain-lainnya. Mayoritas iklan yang berorientasi pada remaja

bisa ditemukan pada media audio, visual dan audiovisual (Herron

dan Potter, dalam Hurlock, 2008).

2) Lingkungan

dalam pembentukan kepribadian seseorang sangat berpengaruh,

seperi: lingkungan pondok pesantren dimana seseorang dibentik

oleh ajaran agama yang sangat islami, maka oarang tersebut

menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Dan suatu lingkungan dimana

pemuda tersebut minim-minuman keras maka kemungkinan besar

remaja tersebut dapat terpengaruh melakukan hal tersebut,

contohnya minum-minuman keras, alkohol (Wiknjasastro, 2009).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dalam perilaku terutama

dalam lingkungan antara lain:

a) Keluarga yang merupakan unit terkecil dari masyarakat dan

dalam keluarga kepribadian seseorang untuk pertamakalinya

dibentuk, sehingga peran keluarga besar sekali dalam hal ini

(Wiknjosastro, 2009).

b) Teman yang pada masa remaja teman merupakan seseorang

yang paling mengerti tentang keadaan dirinya dan teman

merupakan orang terdekat pada masa ini. Teman juga

merupakan seseorang yang dapat diidentifikasikan dan ditiru

tingkah lakunya. Masa remaja dimana masa pembentukan ego

atau menonjolkan diri, remaja cenderung mementingkan

kelompoknya atau geng, sehingga apapun akan dikorbankan

26

untuk mendapatkan pengakuan diri dari kelompoknya atau

gengnya (Hurlock, 2008).

B. Landasan Teori

Dismenorea adalah rasa nyeri yang terjadi selama masa menstruasi,

ditandai dengan nyeri kram di perut bawah. Dismenorea umumnya pada

usia 15-25 tahun (Wiknjosastro, 2009). Penyebab terjadinya dismenore di

pengaruhi oleh faktor psikis dan pengaruh dari ketidak seimbangan

hormone. Rasa nyeri merupakan gangguan primer dan dismenorea primer

merupakan suatu penyebab karena adanya prostaglandin yang dihasilkan

oleh endometrium yang merupakan hormon yang menyebabkan kontraksi

uterus selama menstruasi

Remaja merupakan masa dimana persiapan fisik dan mental untuk

menuju arus globalisasi pada saat ini. Pentingnya pengetahuan remaja

Putri tentang dismenorea sangat dibutuhkan karena pengetahuan tentang

Dismenorea akan mempengaruhi sikap remaja dalam pembentukan sikap

terhadap Dismenorea

27

C. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian teori dalam rumusan masalah di atas, maka

penulis mengembangkan kerangka konsep sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Baik

Pengetahuan Remaja Puteri Tentang

Dismenorea

Kurang

Cukup

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis dan rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif

dengan menggunakan kuisioner yang bertujuan untuk memperoleh suatu

gambaran atau informasi secara objektif mengenai pengetahuan remaja

putri tentang dismenorea pada siswi SMA Negeri 2 Kendari.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Kendari tahun 2017.

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juni-Juli 2017.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah siswi SMA Negeri 2 Kendari sebanyak 592

orang siswi, yang terdiri dari kelas X sebanyak 195 orang, kelas XI

sebanyak 200 orang dan dan kelas XII sebanyak 197 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari objek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Riyanto, 2010). Sampel

dalam penelitian ini adalah siswi atau remaja puteri di SMA Negeri 2

Kendari, dan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini digunakan

29

tehnik stratafikasi sampling, yaitu mengambil sampel dari setiap

tingkatan kelas di SMA Negeri 2 Kendari.

Dalam penelitian ini jumlah sampel ditentukan dengan

menggunakan teknik proporsi sampling, dimana jika populasi lebih dari

100 maka sebaiknya mengambil sampel sebanyak 10-15% atau 20-

25% dari setiap bagian dari populasi untuk dijadikan sebagai sampel

penelitian (Arikunto, 2010). Pengambilan sampel dilakukan sebanyak

20% dari jumlah populasi dengan rumus sebagai berikut:

n = 20% x N

Dimana:

n = Sampel yang diinginkan pada jenjang kelas tertentu N = Jumlah Populasi pada jenjang kelas tertentu 20% = Persentase populasi yang diinginkan

Besar sampel setiap kelas sebagai berikut:

Kelas X = 195100

20

= 39 orang

Kelas XI = 200100

20

= 40 orang

Kelas XII = 197100

20

= 39,40 dibulatkan 39 orang

30

Sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 118 orang

responden, dimana penentuan responden dengan cara mengambil

sampel berdasarkan nomor absen kelipatan lima untuk setiap jenjang

kelas sampai mencukupi besar sampel yang diinginkan.

E. Definisi Operasional

Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu apa yang

diketahui oleh remaja puteri sehubungan dengan Dismenorea. Dalam

penelitian ini terdapat 25 pertanyaan, jika menjawab benar diberi skor 1

dan jika salah diberi skor 0.

Kriteria Objektif:

Baik : Bila skor yang diperoleh 76-100% atau jika skor jawaban

responden 19 – 25

Cukup : Bila skor yang diperoleh 56-75% atau jika skor jawaban

responden 14 – 18

Kurang : Bila skor yang diperoleh 0-55% atau jika skor jawaban

responden 0 – 13 (Notoatmodjo, 2012)

F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh melalui wawancara

langsung kepada responden dengan menggunakan lembar kuesioner

yang berisi daftar pertanyaan yang berisi tentang studi pengetahuan

remaja puteri tentang Dismenorea.

31

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data tentang siswa yang sedang

menempuh pendidikan di SMA Negeri 2 Kendari, khususnya siswi

kelas X, XI dan XII yang akan dijadikan responden dalam penelitian

ini. Data tersebut diperoleh melalui penelusuran Buku Induk Siswa

SMA Negeri 2 Kendari.

2. Tehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,

maka tehnik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah

studi lapangan, dimana peneliti berada langsung di lokasi penelitian

yaitu di SMA Negeri 2 Kendari.

G. Pengolahan Data

Data yang diperoleh akan diolah dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Edit (Editing)

Meneliti data-data dari responden yang telah diperoleh melalui

kuesioner, dengan maksud untuk diperoleh lebih lanjut.

2. Koding (Coding)

Mengklasifikasi jawaban dari responden sesuai dengan jenisnya

dengan membutuhkan kode atau tanda tertentu pada jawaban yang

ada.

32

3. Skoring (Skoring)

Perhitungan pada jawaban responden yang telah diisi pada penjelasan

kuesioner dari berbagai variabel yang diteliti.

4. Tabulasi (Tabulating)

Menyusun data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi setelah

dilakukan perhitungan data secara manual.

H. Penyajian Data

Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi berdasarkan variabel yang diteliti disertai dengan narasi

secukupnya.

I. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara manual dengan menggunakan

kalkulator, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel frekuensi

disertai penjelasan-penjelasan. Sedangkan dalam pengolahan data maka

digunakan rumus:

%100N

fP

Keterangan:

f : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N : Number Of Cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)

P : Angka persentase (Sugiyono, 2008).

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMA Negeri 2 Kendari didirikan pada tahun 1982 yang terletak

di Jalan Sisingamangaraja 41 Poasia Kota Kendari. Tujuan didirikan

SMU Negeri 2 Kendari adalah:

a. Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

berakhlak mulia.

b. Siswa sehat jasmani dan rohani.

c. Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan

ketrampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih

tinggi.

d. Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat, dan

kebudayaannya.

e. Siswa kreatif, terampil, dan bekerja untuk dapat mengembangkan

diri secara terus menerus.

Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui wawancara

dengan Kepala SMA Negeri 2 Kendari, bahwa distribusi guru pada

SMA Negeri 2 Kendari berdasarkan tingkat pendidikan disajikan pada

tabel berikut:

34

Tabel 1. Distribusi Guru pada SMA Negeri 2 Kendari Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2017

Tingkat Pendidikan Guru (Orang) Jumlah

Guru PNS Honorer

S2 S1 / D IV Diploma

4 31 3

- 9 1

4 40 4

Jumlah 38 10 48

Sumber : Data Sekunder Profil SMA Negeri 2 Kendari Tahun 2017

Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah guru di SMA Negeri 2

Kendari sebanyak 48 orang. Guru yang memiliki latar belakang

pendidikan S2 sebanyak 4 orang, S1/D.IV sebanyak 40 orang, dan

Diploma sebanyak 4 orang. Berdasarkan jumlah tersebut, diketahui

bahwa guru Tetap atau Pegawai Negeri Sipil sebanyak 38 orang, dan

Guru Tidak Tetap (Honorer) sebanyak 10 orang.

Jumlah siswa setiap tahunnya di SMA Negeri 2 Kendari untuk

tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 989 orang, dimana laki-laki

sebanyak 395 orang dan perempuan sebanyak 594 orang.

Sarana dan prasarana yang cukup tersedia di SMA Negeri 2

Kendari seperti ruang belajar, meja dan kursi belajar serta peralatan

penunjang pendidikan lainnya cukup terpenuhi di sekolah ini. Keadaan

sarana dan prasarana pendukung kegiatan belajar mengajar di SMA

Negeri 2 Kendari terdiri dari:

a. Ruang Teori (Ruang Kegiatan Belajar)

b. Laboratorium IPA/Fisika

c. Perpustakaan

d. Ruang OSIS

35

e. Ruang BP/BK

f. Ruang Tata Usaha

g. Ruang Bendahara

h. Gudang/WC Siswa

i. Ruang kantor dan Ruang Guru

j. Mushalah

2. Variabel Penelitian

a. Umur Responden

Umur responden di SMA Negeri 2 Kendari disajikan sebagai

berikut:

Tabel 2. Distribusi Umur Responden di SMA Negeri 2 Kendari

Umur (Tahun) Frekuensi (f) Persentase (%)

15 28 23,7 16 68 57,6 17 22 18,7

Total 118 100,0

Sumber: Data Primer, Diolah Tahun 2017.

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 118 responden,

jumlah responden terbanyak pada umur 16 tahun, yakni sebanyak

68 orang (57,6%), dan terendah umur 17 tahun sebanyak 17 orang

(18,7%).

b. Pengetahuan

Pengetahuan remaja puteri di SMA Negeri 2 Kendari disajikan

sebagai berikut:

36

Tabel 3. Distribusi Pengetahuan Remaja Puteri di SMA Negeri 2 Kendari

Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)

Baik 50 42,4 Cukup 58 49,2 Kurang 10 8,4 Total 118 100,0

Sumber: Data Primer, Diolah Tahun 2017.

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 118 responden,

jumlah responden terbanyak memiliki pengetahuan dalam kategori

cukup, yakni sebanyak 58 orang (42,4%), dan terendah memiliki

pengetahuan dalam kategori kurang sebanyak 10 orang (8,4%).

B. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak

memiliki pengetahuan dalam kategori cukup, yakni sebanyak 58 orang

(42,4%), dan terendah memiliki pengetahuan dalam kategori kurang

sebanyak 10 orang (8,4%).

Tim Jaringan Epidemiologi FKM-UI menyatakan bahwa dari berbagai

penelitian ditemukan permasalahan utama kesehatan reproduksi remaja

di Indonesia adalah adanya masalah informasi kesehatan reproduksi,

perilaku, pelayanan kesehatan dan peraturan perundangan. Semuanya

berpangkal dari rendahnya pendidikan remaja, kurangnya pemahaman

dan pengetahuan serta kemampuan orang tua menjelaskan kepada putra-

putrinya tentang pendidikan reproduksi kesehatan khususnya masalah

dismenorea ini.

37

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa kebanyakan responden

sudah cukup memahami tentang dismenorea. Ini dikarenakan informasi

sehubungan kesehatan reproduksi khususnya dismenorea sudah cukup

baik diperoleh remaja, khususnya melalu media cetak/elektronik. Pada

penelitian ini juga memperlihatkan bahwa kebanyakan responden sudah

cukup mengerti secara kongkrit cara menangani dismenorea dan dampak

yang disebabkannya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa pengetahuan atau

kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang dan untuk merubah pengetahuan dengan pendidikan

dan latihan. Agar remaja mampu memecahkan masalah yang

berhubungan dengan penatalaksanaan akibat dari kesehatan reproduksi

yang kurang baik dan terhindar dari penularan virus serta penyakit

tersebut.

Masih terdapatnya responden yang kurang memahami tentang

dismenorea disebabkan karena kurangnya informasi yang mereka

peroleh, dimana di sekolah tersebut belum ada pendidikan kesehatan

reproduksi secara khusus untuk remaja dan didalam keluarga sendiripun,

masalah kesehatan reproduksi masih sangat kurang dibicarakan. Selama

ini, informasi tentang dismenorea kurang lengkap diberikan ketika sedang

belajar organ reproduksi dalam pelajaran Biologi maupun pelajaran

olahraga dan kesehatan.

Lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah, sangat

memungkinkan terjadinya komunikasi interpersonal. Menurut Soekidjo

38

(2008), komunikasi interpersonal adalah salah satu bentuk komunikasi

yang paling efektif dalam kesehatan, dimana apabila terjadi ketidak

jelasan pesan maka pada saat itu juga dapat diklarifikasikan. Untuk itu

diharapkan peranan keluarga dan sekolah yang lebih baik lagi dalam

meningkatkan pengetahuan remaja khususnya tentang dismenorea.

Kerjasama dengan lintas sektoral dalam hal ini Puskesmas setempat

sangat dibutuhkan dalam penyuluhan juga penyebaran leaf let atau brosur

tentang dismenorea diusia remaja. Bila hal ini dikaitkan dengan pendapat

Notoatmodjo (2012), bahwa pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah

orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu, yaitu melalui

penginderaan manusia yaitu, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

atau raba. Pengetahuan juga merupakan domain yang sangat penting

dalam pembentukan tindakan seseorang. Menurut pendapat lain, Hidayat

(2008) mengatakan, pengetahuan merupakan sesuatu yang ada dipikiran

manusia. Tanpa ada pemikiran tersebut, maka pengetahuan tidak akan

ada.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan,

pengalaman sendiri, maupun pengalaman orang lain media masa dan

lingkungan. Bila hal tersebut dikaitkan dengan pengetahuan remaja, dapat

bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, hal ini sesuai dengan

pendapat Nursalam (2010) bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh

berbagai faktor, antara lain; umur, pendidikan, pengalaman, informasi, dan

kebudayaan.

39

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa

pengetahuan remaja puteri tentang dismenorea dalam kategori baik, yakni

sebanyak 50 responden (42,4%), pengetahuan remaja puteri tentang

dismenorea dalam kategori cukup, yakni sebanyak 58 responden (49,2%),

dan pengetahuan remaja puteri tentang dismenorea dalam kategori

kurang, yakni sebanyak 10 responden (8,4%).

B. Saran

1. Bagi pemerintah setempat, khususnya Dinas Pendidikan diharapkan

untuk mendukung program kesehatan reproduksi pada remaja

misalnya dengan penyediaan buku panduan dan materi konseling

kesehatan reproduksi remaja antara lain melalui Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS) guna meningkatkan pengetahuan remaja puteri tentang

kesehatan reproduksi.

2. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah dalam memberikan

penyuluhan tentang kesehatan reproduksi pada kalangan remaja serta

membentuk Pusat Informasi Kesehatan Remaja sebagai tempat

konsultasi bagi kesehatan remaja.

40

3. Sebagai bahan masukan bagi remaja dalam menyikapi hal-hal yang

berhubungan dengan cara pencegahan penyakit akibat kesehatan

reproduksi yang kurang baik.

4. Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan pedoman dalam

melakukan penelitian selanjutnya oleh peneliti-peneliti lain dengan

memperluas variabel lainnya seperti perilaku.

41

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta. Aryani, R. 2010. Kesehatan Remaja. Jakarta: Salemba Medika. Depdiknas, 2013. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2013. Jakarta:

Depdiknas. Baziad, A. 2008. Endokrinologi Ginekologi Edisi Kedua, Jakarta: Media

Aescolapius Hurlock, E.. 2008. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Spanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga Kartono. K., 2007. Psikologi Anak: (Psikologi Perkembangan). Bandung:

Mandar Maju. Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta:

Salemba Medika. Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta. Malcolm & Steve. 2011. Sindrom Pramenstruasi. Jakarta: EGC. Manuaba, dkk., 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:

EGC. Okaparasta. 2012. Tingkat Nyeri Haid Pada Usia Remaja. Jakarta:

PT.Gramedia Pustaka Utama. Owen, E. 2005. Panduan Kesehatan Bagi Wanita, Jakarta: Puspaswara. Poltekkes Kendari, 2014/2015. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah.

Kendari: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari. Purwanto. 2015. Penanganan dan Cara Mengatasi Menstruasi. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama. Ramaiah, 2006. Mengatasi Gangguan Menstruasi. Yogyakarta: Diglosia

Medika. Riyanto, A. 2010. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Santoso, B. 2007. Panduan Kesehatan Reproduksi Wanita Jilid 1, Jakarta: SKP

Sarwono. 2010. Endometriosis. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama Simanjuntak, P. 2007, Ilmu Kandungan, Jakarta: Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Sugiyono. 2008. Metode Penelitian. Bandung: CV. Alfa Beta. Tamsuri, Anas, 2009. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC. Tukiran, Agus & Prande, M. 2010. Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wiknjosastro, H. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo

Lampiran 1.

SURAT PERMOHONAN PENGISIAN KUESIONER

Lampiran : 1 (satu) berkas

Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner

Kepada Yth.

Saudara ............................

Di –

SMA Negeri 2 Kendari

Dengan Hormat,

Dalam rangka penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul:

”Pengetahuan Remaja Puteri Tentang Dismenorea pada Siswi SMA

Negeri 2 Kendari Tahun 2017”, maka saya mohon dengan hormat kepada

saudara untuk menjawab beberapa pertanyaan kuesioner (angket penelitian)

yang telah disediakan. Jawaban saudara diharapkan objektif (diisi apa

adanya).

Kuesioner ini bukan tes psikologi, maka dari itu saudara tidak perlu

takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya.

Artinya, semua jawaban yang saudara berikan adalah benar dan jawaban

yang diminta adalah sesuai dengan kondisi yang terjadi. Oleh karena itu,

data dan identitas saudara akan dijamin kerahasiaannya.

Demikian atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima

kasih.

Kendari, Februari 2017

Ttd

...................................

Lampiran 2.

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN

Dalam rangka memenuhi salah satu syarat penulisan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “Pengetahuan Remaja Puteri Tentang Dismenorea

pada Siswi SMA Negeri 2 Kendari Tahun 2017”, maka saya yang bertanda

tangan di bawah ini:

Nama : ...........................................................

Alamat : ...........................................................

Menyatakan Bersedia/Tidak Bersedia*) menjadi responden dalam penelitian

ini.

Kendari, 2017

Hormat Saya,

(..............................................)

Responden

Lampiran 3.

LEMBAR KUISIONER

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA PADA SISWI SMA NEGERI 2 KENDARI TAHUN 2017

A. Identitas Responden

Inisial Siswi : ....................

Kelas : ....................

Umur : .......... tahun

B. Tingkat pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea

No. Pernyataan Benar Salah

1. Disminore merupakan nyeri haid

2. Setiap wanita mengalami disminore

3 Disminorea adalah suatu penyakit

4 Sakit kepala, mual, sembelit, atau diare dan sering berkemih merupakan tanda dan gejala disminore

5 Disminore dapat teratasi hanya dengan tidur

6 Cara mengatasi disminore dengan pola hidup sehat lebih baik dibanding dengan mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri

7 Disminore diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu disminore primer dan disminore sekunder

8 Kram perut bagian bawah merupakan ciri disminorea

9 Nyeri terus menerus merupakan gejala disminorea sekunder

10 Kompres air hangat diarea sekitar perut dapat menurunkan nyeri

11 Penyebab nyeri haid pada remaja umumnya adalah adanya tekanan pada rahim (perut bagian bawah)

12 Penyebab dari nyeri haid dari faktor kejiwaan adalah kepala pusing dan muntah-muntah sehingga dapat menimbulkan nyeri haid

13 Gejala dari nyeri haid adalah rasa sakit yang dimulai pada sebelum menstruasi

14 Saat nyeri haid berlangsung, rasa nyeri yang dirasakan sebagai kram yang hilang timbul

15 Gangguan nyeri haid yang dapat mempengaruhi tubuh selain sakit pada perut biasanya juga sakit pada tangan

16 Demam merupakan gangguan yang dapat disebabkan oleh nyeri haid

17 Lama nyeri kram dirasakan oleh penderita nyeri haid dua sampai tiga hari setelah haid

18 Nyeri haid mulai terjadi 4-5 tahun setelah remaja mendapatkan menstruasi pertama kali

19 Untuk membuktikan apakah nyeri haid tidak disebabkan oleh penyakit dapat dilakukan dengan terapi hormonal

20 Nyeri haid berkurang setelah melahirkan

21 Cara mengatasi nyeri haid dengan minum obat penghilang rasa sakit

22 Tujuan dari diberikannya penyuluhan pada penderita nyeri haid untuk mengurangi rasa sakit

23 Penanganan nyeri haid yang dapat diberikan pada remaja putri adalah pemeriksaan rutin kepada ahli ilmu kandungan

24 Waktu yang tepat diberikannya obat penghilang rasa sakit sebelum datangnya haid

25 Olah raga yang teratur tidak dapat mengurangi rasa nyeri pada saat menstrusai.