pengetahuan guru ipa tentang siswa dan … · (studi kasus: dua guru ipa di smp negeri yogyakarta)...

106
PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN PENGARUHNYA DALAM PROSES PEMBELAJARAN (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Oleh : Ignatia Debby Cynthia Krisbawati 131424009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: trandat

Post on 30-Apr-2019

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA

DAN PENGARUHNYA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

(STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

Ignatia Debby Cynthia Krisbawati

131424009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

i

PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA

DAN PENGARUHNYA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

(STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

Ignatia Debby Cynthia Krisbawati

131424009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

ii

Yogyakarta, 10 November 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat

kepada yang tiada berdaya” (Yesaya 40:29)

Nothing worth having was ever achieved without effort

Theodore Roosevelt

Karya kecil ini saya persembahan untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria

Kedua orang tua tercinta, Bapak Bagya, S.Pd dan Ibu Leonarda, S.Pd

Fransisca Angela Christy dan Albertus Christian Milano

Vincentius Marcellino Giofany (Alm.)

Keluarga besar Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

vii

ABSTRAK

Pengetahuan Guru IPA Tentang Siswa

Dan Pengaruhnya Dalam Proses Pembelajaran

(Studi Kasus: Dua Guru IPA Di SMP Negeri Yogyakarta)

Ignatia Debby Cynthia Krisbawati

Universitas Sanata Dharma

2017

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan guru IPA

tentang siswa terkait motivasi siswa, kesulitan belajar siswa serta miskonsepsi

siswa dan pengaruhnya dalam proses pembelajaran.

Penelitian ini dilakukan di satu Sekolah Menengah Pertama Negeri di

Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada bulan April 2017 hingga Juni 2017. Subyek

dalam penelitian ini adalah dua orang guru IPA di sekolah tersebut dan objek

penelitian ini adalah pengetahuan guru mengenai siswa yang diajarnya. Penelitian

ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan instrumen pengumpulan data

berupa rekaman video pembelajaran, fieldnotes dan wawancara guru.

Video hasil rekaman proses pembelajaran diputar kembali, diamati dan

dicermati secara berulang-ulang kemudian ditranskrip dan dicari hal-hal yang

menunjukan pengetahuan guru tentang siswa. Data yang memiliki makna yang

sama dikelompokkan dalam satu topik data. Dari setiap tindakan yang menunjukan

pengetahuan guru tentang siswa tersebut dibahas dan dicocokkan berdasarkan

pengetahuan guru dari hasil wawancara. Penelitian ini dianalisis dengan mencari

tahu pengetahuan guru tentang siswa dan bagaimana proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru tersebut.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: (1) Pengetahuan Guru X dan Guru

Y tentang motivasi siswanya dalam penelitian ini terungkap. Pengetahuan yang

dimiliki guru X tentang motivasi yang dimiliki siswanya berpengaruh dalam proses

pembelajaran dan pengetahuan yang dimiliki guru Y tentang motivasi siswa yang

diajarnya pada dua kelas yang berbeda tidak berpengaruh dalam proses

pembelajaran, (2) Pengetahuan Guru X dan Guru Y tentang kesulitan belajar siswa

dalam penelitian ini terungkap. Pegetahuan yang dimiliki Guru X dan Guru Y

tersebut berpengaruh dalam proses pembelajaran, terlihat bahwa pengetahuan

tersebut mendasari tindakan guru dalam membantu kesulitan siswa, (3) Guru X

mengetahui terdapat siswanya yang memiliki miskonsepsi dan pengetahuan

tersebut berpengaruh dalam proses pembelajaran. Pengetahuan Guru Y tentang

miskonsepsi siswa tidak terungkap.

Kata kunci: Pengetahuan tentang siswa, Proses pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

viii

ABSTRACT

Science Teachers’ Knowledge About Students

And Its Influence On The Learning Process

(Case Study: Two Science Teachers of State Junior High School in Yogyakarta)

Ignatia Debby Cynthia Krisbawati

Universitas Sanata Dharma

2017

The purpose of this research was to understand science teachers’

knowledge about students related to their motivation, students’ learning difficulties,

students’ misconception, and its influence on the learning process.

This research was conducted in one of the State Junior High School in

Yogyakarta . It was started from April until June 2017. The subjects in this research

are two science teachers in that school and the objects of this research are the

teachers’ knowledge on the students whom she taught. This research was a

qualitative descriptive research with data collection instrument in the form of

learning video recording, fieldnotes, and teacher interview.

The recording video of the learning process was played back, observed and

scrutinized repeatedly then transcribed and searched for things that show the

teachers’ knowledge on the students. The data having the same meaning are

grouped into a single data topic. From each action the teacher's knowledge about

students was discussed and matched based on the teacher's knowledge of the

interview result. This research was analyzed by finding out the teachers’ knowledge

about students and how the learning process conducted by the teachers.

The results show that: (1) The knowledge of teacher X and Y about students’

motivation in this research was revealed. Knowledge of teacher X about students’

motivation has an effect on the learning process and the knowledge of teacher Y on

the motivation of the students that he taught in two different classes. It has no

influence in the learning process, (2) Teachers’ Knowledge X and Y on student

learning difficulties in this study was revealed. Knowledge of teacher X and Y

influence the learning process. it was seen that the knowledge underlie the teachers’

actions in helping students' difficulties, (3) Teacher X knows that there was student

who has misconceptions and their knowledge influence the learning process.

Teacher Y's knowledge about student misconceptions was not revealed.

Keyword: Knowledge about students, Learning process

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Bapa di Surga atas kasih karunia-

Nya dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

penulisan skripsi dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengetahuan Guru IPA

Tentang Siswa Dan Pengaruhnya Dalam Proses Pembelajaran (Studi Kasus: Dua

Guru IPA Di SMP Negeri Yogyakarta)”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari ada banyak pihak yang

telah memberi bantuan berupa bimbingan, saran, dan dukungan kepada penulis

dengan segenap pikiran, waktu, dan tenaga, sehingga dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Skripsi

dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah bersedia meluangkan

waktu serta kesabarannya dalam memberikan bimbingan, arahan, kritik

dan saran selama pengerjaan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M. S., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Fisika dan segenap dosen Universias Sanata Dharma,

khususnya Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan

pengalaman, pengetahuan dan bimbingan selama penulis belajar di

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Domi Severinus, M.Si., selaku ketua laboratorium

microteaching Pendidikan Fisika dan seganap staff laboratorium

microteaching Pendidikan Fisika yang telah membantu sarana berupa

handycam selama proses pengambilan data.

4. Segenap staff sekretariat JPMIPA yang telah membantu segala urusan

administrasi selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................ vi

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

ABSTRACT ..........................................................................................................viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Pembatasan Masalah ............................................................................... 4

C. Rumusan Masalah ................................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 7

A. Pengetahuan Guru Tentang Siswa .......................................................... 7

1. Pengetahuan Guru Tentang Motivasi Siswa ..................................... 7

2. Pengetahuan Guru Tentang Kesulitan Belajar Siswa........................ 9

3. Pengetahuan Guru Tentang Miskonsepsi Siswa ............................... 12

B. Pedagogical Content Knowledge (PCK) ............................................... 14

C. Komponen-komponen PCK .................................................................... 16

D. Pembelajaran IPA.................................................................................... 17

E. Penelitian Yang Relevan ......................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 20

A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

xii

B. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian .................................................. 20

C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 21

D. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 21

E. Metode Analisis Data dan Pembahasan .................................................. 24

F. Pedoman Analisis Data ........................................................................... 25

BAB IV DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ............................ 27

A. Data ......................................................................................................... 27

1. Deskripsi Penelitian .......................................................................... 27

2. Hasil Penelitian ................................................................................ 30

B. Analisis Data dan Pembahasan ............................................................... 32

1. Pengetahuan Guru X Tentang Siswanya .......................................... 33

a. Motivasi Siswa ........................................................................... 34

1) Pengetahuan Guru Tentang Motivasi Siswa ........................ 34

2) Tindakan Guru Dalam Proses Pembelajaran ........................ 35

b. Kesulitan Belajar Siswa ............................................................. 44

1) Pengetahuan Guru Tentang Kesulitan Belajar Siswa ........... 44

2) Tindakan Guru Dalam Proses Pembelajaran ........................ 46

c. Miskonsepsi Siswa ..................................................................... 54

1) Pengetahuan Guru Tentang Miskonsepsi Siswa .................. 54

2) Tindakan Guru Dalam Proses Pembelajaran ........................ 56

2. Pengetahuan Guru Y Tentang Siswanya .......................................... 64

a. Motivasi Siswa ........................................................................... 64

1) Pengetahuan Guru Tentang Motivasi Siswa ........................ 64

2) Tindakan Guru Dalam Proses Pembelajaran ........................ 66

b. Kesulitan Belajar Siswa ............................................................. 73

1) Pengetahuan Guru Tentang Kesulitan Belajar Siswa ........... 73

2) Tindakan Guru Dalam Proses Pembelajaran ........................ 74

c. Miskonsepsi Siswa ..................................................................... 82

1) Pengetahuan Guru Tentang Miskonsepsi Siswa .................. 82

2) Tindakan Guru Dalam Proses Pembelajaran ........................ 83

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

xiii

A. Kesimpulan ............................................................................................. 86

1. Pengetahuan Guru Tentang Motivasi Siswa .................................... 86

2. Pengetahuan Guru Tentang Kesulitan Belajar ................................. 86

3. Pengetahuan Guru Tentang Miskonsepsi Siswa .............................. 87

B. Saran ........................................................................................................ 87

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Metode pengumpulan data ................................................................. 21

Tabel 3.2. Pedoman analisis data ........................................................................ 25

Tabel 4.1. Daftar tanggal pelaksanaan observasi, pengambilan data, dan

wawancara .......................................................................................... 29

Tabel 4.2. Pengetahuan guru X tentang siswanya .............................................. 34

Tabel 4.3. Analisis Pengetahuan Guru X Tentang Siswa .................................. 62

Tabel 4.4. Pengetahuan guru Y tentang siswanya .............................................. 64

Tabel 4.5. Analisis Pengetahuan Guru Y Tentang Siswa ................................... 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Pengetahuan Guru Fisika yang diadaptasi dari Etikna

(2010) ............................................................................................. 15

Gambar 4.1. Guru memotivasi dengan mendekati dan menasihati siswa ........... 36

Gambar 4.2. Guru memotivasi dengan memeriksa catatan dan menasehati

Siswa .............................................................................................. 37

Gambar 4.3. Guru memotivasi dengan memberi pujian kepada siswa ............... 40

Gambar 4.4. Guru memotivasi dengan memberi dukungan ............................... 41

Gambar 4.5. Guru membimbing siswa dengan memberikan contoh soal .......... 46

Gambar 4.6. Guru memberi penekanan mengenai fokus pada lensa cekung...... 47

Gambar 4.7. Guru memberi penekanan dengan menggambar jalannya sinar

pada cermin .................................................................................... 49

Gambar 4.8. Guru menunjukan perpotongan sinar pantul .................................. 49

Gambar 4.9. Guru mendemonstrasikan yang dimaksud dengan bayangan

tegak ............................................................................................... 50

Gambar 4.10. Guru mendemonstrasikan yang dimaksud dengan bayangan

terbalik ......................................................................................... 51

Gambar 4.11. Guru menuntun siswa dalam mengerjakan soal ........................... 53

Gambar 4.12. Guru memberi penekanan mengenai tanda negatif pada jarak

bayangan ...................................................................................... 57

Gambar 4.13. Guru meluruskan pemahaman siswa dengan mengulang

penjesalan .................................................................................... 59

Gambar 4.14. Guru memotivasi siswa dengan melakukan demonstrasi ............. 67

Gambar 4.15. Guru menunjukan perbedaan cahaya yang melalui gelas

dengan yang tanpa melalui gelas ................................................. 68

Gambar 4.16. Guru menunjukan gambar panah untuk menunmbuhkan rasa

ingin tahu siswa ........................................................................... 68

Gambar 4.17. Guru menunjukan gambar arah anak panah dengan

menggunakan gelas kaca yang berisi air ..................................... 68

Gambar 4.18. Guru memotivasi dengan mendekati dan memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

xvi

dorongan kepada siswa ................................................................ 71

Gambar 4.19. Guru mengamati siswa yang masih menggambar dan

memberi pengarahan ................................................................... 71

Gambar 4.20. Guru menuntun siswa dalam menggambar dengan

memberikan dorongan ................................................................. 72

Gambar 4.21. Guru menunjukan bayangan yang terbentuk pada layar

di papan optik .............................................................................. 75

Gambar 4.22. Guru menunjukan bentuk bayangan terbalik pada layar

di papan optik .............................................................................. 75

Gambar 4.23. Guru memberi penekanan dengan mengulang menggambar

jalannya sinar pada lensa cekung ................................................ 77

Gambar 4.24. Guru memberi penekanan dengan mengambarkan letak

bayangan ...................................................................................... 77

Gambar 4.25. Guru mengecek pekerjaan siswa dan meneumukan adanya

kesalahan ..................................................................................... 79

Gambar 4.26. Guru mengetahui kesalahan siswa dalam menghitung

perbesaran bayangan ................................................................... 80

Gambar 4.27. Guru memberi penekanan mengenai arti dari tanda mutlak ........ 81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengajar adalah proses yang kompleks, tidak hanya menyampaikan

informasi dari guru ke peserta didik tetapi harus disertai banyak kegiatan atau

tindakan yang dilakukan oleh guru. Mengajar perlu disesuaikan dengan tujuan

pendidikan dan kondisi setiap peserta didik, peserta didik mempunyai potensi

yang dapat diarahkan dan dikembangkan sesuai dengan kompetensi mereka.

Untuk itu seorang guru perlu memahami peserta didiknya dengan baik,

membimbing, mengarahkan, mempersiapkan, mengontrol peserta didik dalam

kegiatan belajar, membantu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam belajar

sehingga peserta didik dapat mencapai hasil belajar dengan optimal (Siti

Aisyah, 2015: 51).

Seringkali ada kesan bahwa guru-guru IPA itu serius, menakutkan, dan

jauh dari siswa. Akibatnya, banyak siswa menjadi kurang tertarik mendalami

IPA (Suparno, 2007: 96). Hal tersebut juga peneliti jumpai ketika mengikuti

kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL), beberapa siswa

mengungkapkan kurang menyukai dan kurang mengerti fisika dikerenakan

guru mengajar kurang menarik, membosankan, dan terkesan cuek. Tidak

sedikit juga siswa yang mengatakan bahwa mereka merasa takut untuk

bertanya kepada guru, terkadang siswa sudah bertanya namun guru tidak

merespon, akibatnya siswa semakin tidak mengerti fisika dan menganggap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

2

bahwa fisika itu sulit untuk dipelajari. Selain itu, metode yang digunakan guru

dalam mengajar kurang bervariasi sehingga banyak siswa menjadi bosan dan

akhirnya tidak senang dengan mata pelajaran tertentu, khususnya IPA

(Suparno, 2007: 1).

Guru yang kurang mampu dalam memahami peserta didik seperti

kurangnya pemahaman guru akan kesulitan belajar peserta didik, motivasi

belajar peserta didik serta guru yang kurang mampu menjalin kedekatan

dengan peserta didik, menyebabkan peserta didik tidak dapat mengembangkan

potensi-potensi yang ada didalam diri mereka karena peserta didik kurang

mendapat perhatian dalam proses pembelajaran. Peserta didik sering kali

mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru,

dan tak jarang pula peserta didik yang mengalami miskonsepsi terhadap konsep

yang mereka terima (Suparno, 2007).

Guru perlu mengerti bagaimana siswa menanggapi pembelajarannya,

apakah mereka bosan, senang, atau malas. Dengan mengerti keadaan siswa,

guru akan dapat membantu siswa belajar sesuai dengan situasi mereka. Selain

itu, guru juga perlu melatih diri berkomunikasi akrab dengan siswa. Hubungan

yang akrab dengan siswa perlu dibangun, kemampuan memotivasi,

memberikan semangat, menegur, menggerakkan siswa perlu dilatih.

Ketrampilan mendekati siswa, membantu siswa belajar, dan juga kemampuan

mendengarkan apa yang dirasakan dan diinginkan siswa perlu dikembangkan

serta kemampuan mengerti kesulitan siswa dalam belajar perlu ditumbuhkan

(Suparno, 2007: 1-4).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

3

Pengetahuan guru tentang peserta didik tersebut adalah salah satu

bagian dari PCK (Pedagogical Content Knowledge). PCK diidentifikasi

sebagai perpaduan pengetahuan konten yang akan diajarkan dan pengetahuan

pedagogi yang menghasilkan pemahaman guru tentang bagaimana isi

pengajaran dapat terorganisir dengan baik, disesuaikan, dan disajikan kepada

siswa yang memiliki kemampuan dan minat (Shulman: 1987 dalam Sarkim:

2006). Menurut Shulman (1986) PCK dikelompokkan dalam tiga kategori: 1)

Pengetahuan tentang kurikulum, 2) Pengetahuan tentang strategi pembelajaran,

3) Pengetahuan tentang para siswa. PCK khususnya pengetahuan guru tentang

siswa akan sangat membantu guru dalam memutuskan tindakan-tindakan yang

akan diterapkan selama proses pembelajaran di kelas. Dalam menentukan

tindakan-tindakan yang tepat dalam proses pembelajaran tersebut, seperti

pemilihan strategi belajar maupun model-model pembelajaran yang akan

diterapkan, guru harus mampu mengenal dan mengetahui siswanya terlebih

dahulu. Oleh karena itu PCK sendiri seharusnya dimiliki oleh seorang guru

tidak hanya terpaku pada materi dibidangnya saja, namun juga guru harus

memahami kemampuan peserta didik dalam memahami konsep yang dipelajari

mereka.

Berdasarkan pada uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan

sebuah penelitian studi kasus. Studi kasus (Case Studies) merupakan jenis

penelitian kualitatif yang mendalam tentang individu, kelompok, institusi, dan

sebagainya yang dipandang mengalami kasus tertentu dalam kurun waktu

tertentu (Eko Sugiarto, 2015: 12).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

4

Permasalahan yang diteliti yaitu menyelidiki pengetahuan guru IPA

tentang siswa dan pengaruhnya dalam proses pembelajaran. Namun peneliti

membatasi masalah yang akan diteliti terkait pengetahuan guru tentang siswa

meliputi masalah-masalah yang sering dihadapi oleh siswa dalam proses

pembelajaran yaitu motivasi siswa, kesulitan belajar siswa, dan miskonsepsi

siswa yang sangat mempengaruhi dalam hasil belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti melakukan penelitian

untuk mengidentifikasi pengetahuan guru tentang siswanya, yang dapat

diketahui melalui hasil wawancara dengan guru serta tindakan-tindakan guru

selama proses pembelajaran di kelas, yang dianalisa melalui perekaman proses

pembelajaran di kelas melalui video mengunakan handycam dan diperkuat

dengan wawancara secara mendalam untuk mengungkapkan pengetahuan guru

mengenai siswanya dan pengaruhnya dalam proses pembelajaran di kelas.

Maka peneliti memilih judul “Pengetahuan Guru IPA Tentang Siswa Dan

Pengaruhnya Dalam Proses Pembelajaran (Studi Kasus: Dua Guru IPA

Di SMP Negeri Yogyakarta)” sebagai judul tugas akhir.

B. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah maka penulis

membatasi masalah dalam mengidentifikasi pengetahuan guru tentang siswa

dan pengaruhnya dalam proses pembelajaran di kelas. Pengetahuan guru

tentang siswa meliputi:

1) Pengetahuan guru tentang motivasi siswa

2) Pengetahuan guru tentang kesulitan belajar siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

5

3) Pengetahuan guru tentang miskonsepsi siswa

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: Bagaimana pengetahuan guru IPA tentang siswa terkait

motivasi siswa, kesulitan belajar serta miskonsepsi siswa dan pengaruhnya

dalam proses pembelajaran?

D. Tujuan Penelitian

Berdasakan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu

untuk mengetahui pengetahuan guru IPA tentang siswa terkait motivasi siswa,

kesulitan belajar siswa serta miskonsepsi siswa dan pengaruhnya dalam proses

pembelajaran.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan membawa manfaat bagi berbagai pihak,

antara lain:

1. Bagi peneliti

a. Peneliti mendapat pengalaman langasung untuk mengetahui bentuk-

bentuk pengetahuan guru tentang siswa melalui wawancara dan

observasi.

b. Penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi peneliti dikemudian hari

ketika peneliti menjadi guru untuk dapat menentukan tindakan-

tindakan yang tepat dalam menjalankan tugas sebagai seorang guru

setelah mengetahui dan mengenal para siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

6

2. Bagi guru

a. Penelitian ini dapat menjadi suatu informasi bagi guru dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran yang lebih baik

b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi guru untuk

menjadi guru yang professional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengetahuan Guru Tentang Siswa

Pengetahuan guru tentang siswa adalah pengetahuan akan suatu fakta

atau kondisi dengan baik yang didapat lewat pengalaman dan pelatihan yang

dapat terlihat dari interaksi guru dengan siswa saat pembelajaran. Pengetahuan

guru tentang para siswa membantu dalam memutuskan tindakan-tindakan yang

sesuai untuk diterapkan di dalam kelas (Sarkim, 2005, dalam Suwido, 2010).

Grossman menyatakan bahwa pengetahuan mengenai para siswa tidak

hanya terdiri dari pengetahuan tentang pemahaman siswa terdahulu tetapi juga

pengetahuan tentang siswa secara umum, termasuk latar belakang siswa,

konsepsi, dan miskonsepsi (Sarkim, 2005, dalam Suwido, 2010). Pengetahuan

guru mengenai siswa juga mencakup pengetahuan guru dalam mendeteksi

kesulitan belajar siswa termasuk miskonsepsi siswa dalam mempelajari materi.

Pengetahuan guru tentang siswa dapat dilihat dari berbagai hal, namun peneliti

membatasi pengamatan dan pemahaman pada masalah-masalah yang sering

dialami oleh siswa meliputi motivasi siswa, kesulitan belajar siswa, dan

miskonsepsi siswa.

1. Pengetahuan Guru Tentang Motivasi Siswa

Menurut Sardiman (2007: 74), motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

8

yang memberikan arahan pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki dapat tercapai.

Menurut Irham (2013: 61), motivasi yang dimiliki siswa

memberikan pengaruh terhadap proses pembelajaran yang diikuti dan

dilakukan oleh siswa. Motivasi yang dimiliki siswa tersebut, memberikan

energi dan semangat bagi siswa untuk mempelajari sesuatu. Atas dasar

itulah, guru diharapkan memahami dan mengerti motivasi siswanya dalam

mengikuti proses pembelajaran.

Siswa yang memiliki motivasi rendah akan terlihat tidak semangat

dan tidak antusias dalam belajar maupun dalam mengikuti proses

pembelajaran. Dengan begitu, guru diharapkan mampu memberikan

motivasi dan menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar selama proses

pembelajaran berlangsung sehingga proses pembelajaran akan berhasil

dan terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh

sebab itu, sangat penting bagi guru dalam memperhatikan kondisi siswa

terutama motivasi yang dimiliki siswa (Irham, 2013: 57). Jadi tugas lain

seorang guru yaitu bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya

tumbuh motivasi, sehingga hasil belajar siswa juga akan optimal kalau ada

motivasi yang tepat (Sardiman, 2007: 75-76).

Dalam kaitan itu perlu diketahaui bahwa cara dan jenis

menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Menurut Eric Jensen,

2008 (dalam Irham, 2013: 62), guru dapat meningkatkan motivasi siswa

dalam belajar dengan melakukan beberapa cara antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

9

a. Menanamkan keyakinan positif kepada siswa tentang kemampuan

yang dimilikinya sehingga siswa lebih semangat dalam belajar

b. Guru perlu memelihara lingkungan pembelajaran yang aman secara

fisik dan emosional, dalam hal ini guru dapat mengkondisikan siswa

agar dapat mengikuti pembelajaran dengan sebaik mungkin sehingga

siswa lebih fokus dan berkonsentrasi dalam belajar.

c. Menandai kesuksesan dan pencapaian prestasi siswa dengan

kegembiraan atau perayaan bahkan penghargaan atau pujian serta

hadiah sehingga siswa termotivasi untuk mempertahankan dan

mengembangkannya

d. Memberikan siswa harapan untuk sukses dalam belajar sehingga

terdorong untuk mengkuti proses pembelajaran dengan sungguh-

sungguh

e. Memberikan siswa pengalaman dan cerita-cerita tentang kesuksesan

dalam belajar, baik yang menggambarkan kerja jeras, kedisiplinan,

dan usaha untuk sukses dalam belajar dan berkarier

f. Memperlihatkan segenap potensi dan intelegensi yang siswa miliki

dalam belajar. Artinya, proses pembelajaran memadukan seluruh

potensi siswa sehingga berbagai aspek potensi dapat tereksplorasi

2. Pengetahuan Guru Tentang Kesulitan Belajar Siswa

Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat

berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak,

kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

10

kadang terasa amat sangat sulit. Setiap individu memang tidak ada yang

sama, perbedaan individual ini pulalah yang menyebabkan perbedaan

tingkah laku belajar dikalangan anak didik. Dalam keadaan dimana siswa

tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan

kesulitan belajar (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2013: 77). Oleh

sebab itu, kesulitan belajar merupakan suatu kondisi saat siswa mengalami

hambatan-hambatan tertentu untuk mengikuti proses pembelajaran dan

tidak dapat mencapai hasil belajar secara optimal (Rumini dkk., 2006

dalam Irham, 2013: 254).

Kesulitan belajar pada intinya merupakan sebuah permasalahan

yang menyebabkan seorang siswa tidak dapat mengikuti proses

pembelajaran dengan baik seperti siswa lain pada umumnya yang

disebabkan faktor-faktor tertentu sehingga ia terlambat atau bahkan tidak

dapat mencapai tujuan belajar dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.

Terdapat gejala-gejala yang menunjukan adanya siswa yang

sedang mengalami kesulitan belajar, menurut Abu Ahmadi dan Widodo

Supriyono (2013: 94), siswa yang mengalami kesulitan belajar akan

menunjukan gejala-gejala sebagai berikut:

a) Menunjukan prestasi belajar yang rendah atau berada dibawah rata-

rata yang dicapai oleh siswa lain dalam satu kelasnya

b) Hasil belajar atau prestasi belajar yang diperoleh tidak seimbang

dengan usaha yang dilakukan, artinya meskipun usahanya sudah

keras, namun nilainya selalu rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

11

c) Siswa lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar, artinya ia selalu

tertinggal dalam mengerjakan soal-soal, dalam mengerjakan tugas-

tugas, dan sebagainya

d) Siswa menunjukan sikap yang tidak atau kurang wajar selama proses

pembelajaran, misalnya membolos, sering tidak masuk pada mata

pelajaran tertentu

e) Siswa menunjukan perilaku menyimpang, misalnya sering tidak

memperhatikan penejelasan guru tidak mengerjakan tugas-tugas,

tidak mau bekerja sama dengan temannya, terisolasi, dan sebagainya.

f) Emosional, misalnya mudah tersinggung, mudah marah, pemurung,

rendah diri, dan sebaginya.

Gejala-gejala siswa yang cenderung kurang baik dan kurang

mendukung proses belajar dan pembelajaran perlu mendapatkan perhatian

khusus dari guru. Guru perlu melakakuan tindakan yang tepat dalam

mengatasi kesulitan belajar siswa (Irham, 2013: 261). Lebih lagi

Djamarah (2011: 247), menambahkan bahwa dari semua gejala yang

tampak itu, guru bisa memprediksi bahwa siswa kemungkinan mengalami

kesulitan belajar. Disamping itu, guru juga bertanggung jawab membantu

siswa agar dapat belajar dengan baik dan memperoleh prestasi belajar yang

baik. Oleh sebab itu, siswa yang mengalami permasalah-permasalah dalam

belajar menjadi tugas tersendiri bagi guru untuk menyelesaikannya. Hal

ini disebabkan bagaimanapun juga guru bertugas membantu siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

12

menyelesaikan tugas-tugas belajar dengan lebih baik dan tuntas, artinya

tujuan-tujuan proses pembelajaran benar-benar tercapai.

3. Pengetahuan Guru Tentang Miskonsepsi Siswa

Suparno (2005: 4), menjelaskan bahwa miskonsepsi menujuk pada

suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian

yang diterima pakar dan bidang itu. Bentuk miskonsepsi dapat berupa

konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep,

gagasan intuitif atau pandangan yang naif. Flower, 1987 (dalam Suparno,

2005: 5), menjelaskan dengan lebih rinci arti miskonsepsi, ia memandang

miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep,

penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah,

kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis konsep-

konsep yang tidak benar.

Beberapa faktor yang menyebabkan miskonsepsi antara lain adalah

siswa itu sendiri, guru yang mengajar, konteks pembelajaran, cara

mengajar guru, dan buku teks (Suparno, 2005: 54). Penyebab yang berasal

dari siswa dapat terdiri dari berbagai hal, seperti prakonsepsi siswa

sebelum memulai pelajaran, kemampuan, tahap perkembangan, minat,

cara berpikir, dan teman lain. Penyebab kesalahan dari guru dapat berupa

ketidakmampuan guru, kurangnya penguasaan bahan, cara mengajar yang

tidak tepat atau sikap guru dalam berelasi dengan siswa yang kurang baik.

Penyebab miskonsepsi dari buku teks biasanya terdapat pada penjelasan

uraian yang salah dalam buku tersebut. Konteks, seperti budaya, agama,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

13

dan bahasa sehari-hari juga mempengaruhi miskonsepsi siswa. Sedangkan

metode mengajar yang hanya menekankan kebenaran satu segi sering

memunculkan salah pengertian pada siswa. Seringkali penyebab-

penyebab itu berdiri sendiri, akan tetapi terkadang saling terkait satu sama

lain, sehingga salah pengertiannya menjadi semakin kompleks (Suparno,

2005: 29).

Oleh sebab itu, untuk membantu siswa yang mengalami

miskonsepsi adalah dengan mencari bentuk kesalahan yang dimiliki siswa

itu, mencari sebab-sebabnya, dan dengan pengertian itu menentukan cara

yang sesuai. Untuk membantu siswa mengatasi miskonsepsi, pertama-

tama guru perlu mengerti kerangka berfikir siswa. Dengan mengetahui

cara berfikir, cara menangkap, dan bagaimana gagasan siswa, guru dapat

mengetahui dengan tepat dimana letak miskonsepsi siswa sehingga guru

dapat membantunya. Untuk dapat memahami gagasan siswa, Suparno

(2005: 56-57), memaparkan beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu :

Siswa dibebaskan mengungkapkan gagasan dan pemikirannya

mengenai bahan yang sedang dibicarakan (Mestre, 1989; Brouwer,

1984)

Guru memberi pertanyaan kepada siswa tentang konsep yang

biasanya membuat siswa bingung dan siswa diminta menjawab secara

jujur. Dari jawaban yang jujur itu dapat dilihat apakah gagasan siswa

benar atau tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

14

Guru mengajak siswa untuk berdiskusi tentang bahan tertentu yang

biasanya mengandung miskonsepsi, dan guru membiarkan siswa

berdiskusi dengan bebas.

Sangat penting dalam pembelajaran, apabila guru selalu mempertanyakan

kepada siswa gagasan dan konsep yang mereka ketahui. Guru dalam

mengajar entah dengan metode apapun, guru perlu memberikan peluang

kepada setiap siswa untuk mengungkapkan gagasan dan idenya tentang

konsep fisika yang dipelajari. Dari ungkapan itulah guru akan mengerti

miskonsepsi yang dibawa atau yang dipunyai siswa (Suparno, 2005: 83).

B. Pedagogical Content Knowledge (PCK)

Pedagogical Content Kowledge (PCK) pertama kali dikemukakan oleh

Shulman (1987, dalam Sarkim, 2006). Pedagogical Content Kowledge (PCK)

merupakan perpaduan antara pengetahuan mengenai isi materi atau konten

(content knowledge) yang akan diajarkan dengan pengetahuan mengenai

pedagogi (pedagogy knowledge) sehingga menghasilkan pemahaman guru

tentang bagaimana isi pengajaran tersebut dapat terorganisir dengan baik,

disesuaikan, dan disajikan kepada siswa yang memiliki kemampuan dan minat

yang beragam. Sehingga ada suatu struktur pengetahuan yang khas atau unik

di dalam bidang pembelajaran ilmu tertentu (Sarkim, 2015).

Secara senderhana, Etkina (2010) menggambarkan tiga pilar

pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Pengetahuan dasar

itu adalah Content Knowledge (CK), Pedagogical Knowledge (PK), dan

Pedagogical Content Knowledge (PCK).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

15

Gambar 2.1. Struktur Pengetahuan Guru Fisika yang

diadaptasi dari Etkina (2010)

Content Knowledge (CK) membahas mengenai kemampuan dasar yang

dimiliki guru dalam menguasai materi pembelajaran, sedangkan Pedagogical

Knowledge (PK) adalah pengetahuan umum mengenai bagaimana seorang

siswa belajar, pengetahuan tentang perkembangan daya pikir siswa,

pengetahuan tentang peraturan sekolah, termasuk pengetahuan ilmu kognitif,

pengetahuan tentang pembelajaran kolaborasi dan lain-lain.

Pedagogical Content Knowledge dapat diartikan sebagai gambaran

tentang bagaimana seorang guru mengajarkan suatu subjek dengan mengakses

apa yang diketahui tentang subjek tersebut, apa yang diketahui tentang siswa

yang diajarnya (dengan berbagai umur dan latarbelakang) yang mempunyai

konsepsi dan miskonsepsi agar mereka belajar, tentang kurikulum terkait

dengan subjek tersebut dan apa yang diyakini sebagai cara mengajar yang baik

pada konteks tersebut (Rollnick, 2008, dalam Rahmadhani dkk., 2016).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

16

Bagi guru yang ingin mengajar sains secara efektif, tidak cukup hanya

memiliki pengetahuan yang cukup tentang isi materi pembelajaran dan

menguasai pedagogi. Masih diperlukan keterampilan yang berhubungan erat

dengan bagaimana cara mengejarkan isi materi (content) tertentu tersebut agar

mudah diajarkan guru untuk mengubah isi materi ke dalam bentuk yang secara

pedagogik dapat dimengerti, dapat dicerna, dan dapat diadaptasi oleh siswa

dengan berbagai kemampuan dan latar belakang siswa. Pengetahuan guru

tentang peserta didik tersebut adalah salah satu bagian dari PCK (Pedagogical

Content Knowledge).

C. Komponen-komponen PCK

PCK memiliki beberapa komponen atau unsur yang berbeda menurut

para ahli. Di bawah ini adalah gagasan komponen-kompenen PCK menurut

beberapa ahli yaitu :

Shulman telah mengidentifikasikan PCK dalam beberapa unsur

(Sarkim, 2015), yaitu :

1. Topik-topik yang paling sering diajarkan

2. Cara-cara merepresentasikan pengetahuan yang paling tepat

3. Analogi-analogi yang paling kuat, ilustrasi-ilustrasi, contoh-contoh,

penjelasan-penjelasan, dan demonstrasi-demonstrasi (Shulman, 1987,

dalam Suwido, 2010)

4. Contoh penjelasan

5. Cara-cara yang dapat membuat pembelajaran menjadi mudah

6. Pra konsepsi dan miskonsepsi siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

17

Sementara Grossman dalam Agustina (2015) mengemukakan bahwa

PCK terdiri dari 4 komponen yaitu:

1) Pengetahuan tentang tujuan mengajar

2) Pengetahuan tentang siswa

3) Pengetahuan tentang kurikulum

4) Pengetahuan tentang strategi pembelajaran

Dari unsur-unsur PCK yang dicetuskan oleh Shulman dan Grossman,

Magnuson, et al. (dalam Purwaningsih, 2015), juga telah mengindentifikasikan

PCK menjadi beberapa komponen. Komponen-komponen ini meliputi:

a. Orientasi pada pengajaran sains (keyakinan guru tentang tujuan

mengajarkan konsep kepada siswa)

b. Pengetahuan dan keyakinan kurikulum sains (pengetahuan guru tentang

kurikulum yang digunakan)

c. Pengetahuan dan keyakinanan siswa terhadap sains (pengetahuan guru

tentang kondisi siswa: kesulitan belajar, gaya belajar)

d. Pengetahuan dan keyakinan strategi pembelajaran

e. Pengetahuan tentang penilaian pembelajaran

D. Pembelajaran IPA

Menurut Asih Widi dan Eka (2014), IPA merupakan rumpun ilmu yang

memliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual

(factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan

sebab-akibatnya. Pada hakikatnya IPA tidak terpisahkan dari dua hal yaitu IPA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

18

sebagai produk (pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif)

dan IPA sebagai proses (kerja ilmiah).

Asih Widi dan Eka (2014), juga menjelasakan bahwa materi-materi

dalam IPA lebih mempelajari tentang fenomena-fenomena alam dan

memerlukan penalaran lebih oleh siswa. Karakteristik materi IPA yang

cenderung abstrak, menuntut seorang guru IPA untuk berinovasi dalam

merumuskan model pembelajaran yang tepat untuk menyampaikannya kepada

siswa. Sehingga seorang guru IPA dikatakan berhasil dalam proses

pembelajaran yang semula sulit menjadi mudah, yang semula tidak menarik

menjadi menarik, yang semula tidak bermakna menjadi bermakna sehingga

siswa menjadikan belajar IPA adalah kebutuhan bukan karena keterpaksaan.

E. Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini mengenai pengetahuan guru tentang siswa yang berjudul

“Pengetahuan Guru IPA Tentang Siswa Dan Pengaruhnya Dalam Proses

Pembelajaran (Studi Kasus: Dua Guru IPA Di SMP Negeri Yogyakarta)”.

Terdapat penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu skripsi yang

ditulis oleh Albertus Wahyu Suwido (2010) dalam skripsinya yang berjudul

“Identifikasi Pengetahuan Guru Fisika Tentang Siswanya Pada 2 SMA Di

Yogyakarta Sebagaimana Terungkap Melalui Aktivitas Guru Dalam

Pembelajaran”. Terdapat kemiripan penelitian ini dengan penelitian Albertus

Wahyu Suwido (2010), yaitu objek yang diteliti adalah pengetahuan guru

tentang siswa yang juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartika

Dhiny Murwati (2012), dengan judul “Identifikasi Pengetahuan Guru Fisika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

19

Mengenai Siswanya Yang Diduga Mendasari Tindakannya Dalam

Pembelajaran (Studi Kasus 2 Guru Fisika Di 2 Sekolah Yang Berbeda)”.

Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik

pengumpulan data terdiri dari perekaman proses pembelajaran, fieldnotes, dan

wawancara guru, sedangkan analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan

melihat video rekaman proses pembelajaran secara berulang-ulang yang

kemudian ditranskrip serta dicari hal-hal yang menunjukan pengetahuan guru

tentang siswa yang kemudian dikelompokan dalam satu topik atau kode untuk

dibahas dan diperkuat oleh hasil wawancara, yang juga relavan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Albertus Wahyu Suwido (2010) dan Kartika

Dhiny Murwati (2012).

Tedapat perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Albertus Wahyu Suwido (2010) dan Kartika Dhiny Murwati

(2012), yaitu penelitian ini hanya dilakukan disatu lokasi yaitu Sekolah

Menengah Pertama Negeri Yogyakarta dan subjek dalam penelitian ini adalah

dua orang guru SMP yang mengajar mata pelajaran IPA disekolah tersebut,

sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Albertus Wahyu Suwido

(2010) dan Kartika Dhiny Murwati (2012) dilakukan dilokasi yang berbeda

yaitu di dua Sekolah Menengah Atas Yogyakarta, sementara subjeknya adalah

dua orang guru fisika yang berasal dari dua Sekolah Menengah Atas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif

kualitatif. Menurut Nana, 2010 (dalam Hamdi, 2014: 9), penelitian kualitatif

adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,

persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.

Bentuk penelitian kualitatif yang digunakan adalah studi kasus. Studi

kasus (Case Studies) merupakan jenis penelitian kualitatif yang mendalam

tentang individu, kelompok, institusi, dan sebagainya yang dipandang

mengalami kasus tertentu dalam kurun waktu tertentu. Mendalam artinya,

mengungkapkan semua variabel yang dapat menyebabkan terjadinya kasus

tersebut dari berbagai aspek. Tujuan studi kasus adalah berusaha menemukan

makna, menyelidiki proses, serta memperoleh pengertian dan pemahaman

yang mendalam serta utuh dari individu, kelompok, atau situasi tertentu (Eko

Sugiarto, 2015: 12).

B. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah dua orang guru IPA dari suatu SMP Negeri

yang ada di Yogyakarta. Peneliti memilih kedua guru yang menjadi subjek

dalam penelitian ini karena sebelumnya peneliti melaksanakan kegiatan PPL

di sekolah tersebut, sehingga peneliti telah mengetahui bagaimana model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

21

pembelajaran kedua guru tersebut dalam mengajarkan fisika kepada siswa,

selain itu guru IPA dengan latar belakang pendidikan fisika hanyalah kedua

guru tersebut. Sedangkan objek penelitian adalah pengetahuan guru mengenai

siswa yang diajaranya.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan

April s/d Juni 2017

D. Metode Pengumpulan Data

Data dapat berupa: semua record, transkrip wawancara, fieldnotes

(catatan lapangan), buku harian, foto, dokumen resmi dan pribadi, artikel yang

berkaitan dengan penelitian, dll. Data itu sekaligus merupakan bukti dan kunci

penelitian kualitatif (Suparno 2014: 101).

Berdasarkan uraian tersebut, data dalam penelitian ini diperoleh dari

hasil catatan lapangan (fieldnotes), video rekaman proses pembelajaran dengan

handy-cam dari hasil observasi dan rekaman hasil wawancara dengan guru

menggunakan alat perekam.

Tabel 3.1. Metode pengumpulan data

Jenis Pengumpulan Data Keterangan

Observasi/Pengamatan

(tanpa handycam)

Sebelum penelitian berlangsung, peneliti

melakukan observasi proses pembelajaran

tanpa menggunakan handycam. Observasi

ini dilakukan bertujuan untuk melihat

kondisi kelas, siswa dan guru serta

membiasakan siswa dengan adanya

keberadaan peneliti.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

adalah data mengenai proses pembelajaran

yang berlangsung di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

22

Observasi/Pengamatan

(menggunakan handycam)

Selanjutnya, pengamatan dilakukan dengan

mengunakan handycam setalah dirasa siswa

tidak terganggu dengan adanya keberadaan

peneliti. Observasi/pengamatan

menggunakan handycam ini bertujuan untuk

merekam seluruh proses pembelajaran yang

dilakukan guru saat mengajar di kelas.

Fieldnotes Fieldnotes adalah semua catatan tertulis

tentang segala sesuatu yang didengar,

dilihat, diamati, dialami, dipikirkan, dan

direfleksikan oleh peneliti (Suparno, 2014 :

102). Peneliti mengamati secara mendalam

terkait dengan hal-hal yang dianggap

sebagai pengetahuan guru tentang siswa

kemudian peneliti mencatatnya. Catatan

observasi (fieldnotes) bertujuan untuk

menangkap gambaran yang nyata dari hal

yang diteliti, dapat berupa catatan deskriptif

yang menunjukan pengetahuan guru tentang

siswanya.

Wawancara Wawancara bertujuan untuk mengetahui

informasi lebih lanjut mengenai tindakan

guru yang termasuk dalam pengetahuan

guru tentang siswa. Wawancara yang

digunakan adalah wawancara bebas

terpimpin yaitu peneliti membuat beberapa

daftar pertanyaan, kemudian peneliti bebas

menanyakan apa saja yang diperlukan

terkait dengan objek penelitian yang

menunjukan pengetahuan guru tentang

siswa (Suparno, 2014: 59-62). Saat peneliti

melakukan wawancara dengan guru yang

menjadi responden, dilakukan perekaman

menggunakan voice recorder hal tersebut

bertujuan agar semua hasil wawancara dapat

terekam.

Adapun pedoman wawancara dengan guru adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan guru tentang motivasi siswa

Mengetahui motivasi siswa yang diajarnya

Mengetahui cara-cara dalam mendeteksi motivasi yang dimiliki siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

23

Mengetahui cara-cara untuk membangkitkan memotivasi siswa

Mengetahui alasan guru dalam menentukan setiap tindakannya dalam

memotivasi siswa

b. Pengetahuan guru tentang kesulitan belajar siswa

Mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa

Mengetahui cara-cara dalam mendeteksi kesulitan belajar yang

dialami siswa

Mengetahui cara-cara untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami

siswa

Mengetahui alasan guru dalam menentukan setiap tindakannya dalam

uapaya mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa

c. Pengetahuan guru tentang miskonsepsi siswa

Mengetahui miskonsepsi yang dialami siswa

Mengetahui cara-cara dalam mendeteksi adanya miskonsepsi yang

dialami siswa

Mengetahui cara-cara untuk mengatasi miskonsepsi yang dialami

siswa

Mengetahui alasan guru dalam menentukan setiap tindakannya dalam

uapaya mengatasi miskonsepsi yang dialami siswa

Pedoman wawancara di atas adalah sebagai patokan dalam alur wawancara

dengan guru, kemudian peneliti mengembangkan pedoman wawancara

tersebut yang selanjutnya digunakan dalam wawancara untuk menggali

pengetahuan guru tentang siswa yang diajarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

24

E. Metode Analisis Data dan Pembahasan

Data hasil penelitian dianalisis melalui beberapa tahapan sebagai

berikut:

1. Transkripsi Data

Membuat trankripsi data dengan mengubah data berupa video dan

rekaman wawancara menjadi bentuk tulisan. Video hasil rekaman proses

pembelajaran diputar kembali, diamati dan dicermati secara berulang-

ulang. Pembuatan transkripsi dilakukan dengan mengamati video

perekaman pembelajaran yang dilakukan guru. Pengamatan difokuskan

pada hal-hal yang dilakukan guru, yang menunjukan pengetahuan guru

mengenai siswanya. Video hasil perekaman dideskripsikan secara singkat

dan dilakukan pengkodingan pada tiap-tiap data.

2. Penentuan Topik

Dari transkripsi data kemudian dibuat topik data yaitu deskripsi

ringkas mengenai bagian data yang menunjukan bentuk-bentuk

pengetahuan guru tentang siswa. Tiap topik data diberi kode (coding) yang

berupa suatu kata yang menunjukan isi dari topik tertentu.

3. Kategorisasi Coding

Data yang memiliki makna atau kode yang sama dikelompokkan

dalam satu topik data pada tabel kemudian dianalisis, terdapat judul

pengelompokkan dari transkip kejadian yang dianggap sebagai data yang

menunjukkan pengetahuan guru tentang siswa sekaligus waktu kejadian

dan gambar yang mendukung (jika ada). Pemilihan kode diambil dari teori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

25

yang mendasarinya dan disesuaikan pula dengan data yang diperoleh dari

hasil perekaman. Dalam pembahasan ditunjukkan pula dukungan teori dan

transkip wawancara dari guru yang mendukung.

F. Pedoman Analisis Data

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan indikator topik untuk

memudahkan peneliti dalam menganalisis data. Indikator tersebut mewakili

setiap topik yang menunjukan bentuk-bentuk pengetahuan guru tentang siswa.

Indikator-indikator tersebut peneliti gunakan sebagai pedoman dalam analisis

data. Adapun pedomanan analisis data yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.2. Pedoman analisis data

No Topik Indikator Topik

1. Pengetahuan guru terkait

motivasi siswa Guru memberikan pujian

untuk meningkatkan gairah

belajar siswa

Guru memotivasi dengan

mendekati dan menasihati

siswa

Guru memotivasi dengan

memberi dukungan berupa

kata-kata penyemangat

untuk menumbuhkan rasa

percaya diri dalam diri

siswa

2. Pengetahuan guru terkait

kesulitan belajar siswa Guru melakukan

penenekanan akan suatu

konsep untuk membantu

pemahaman siswa

(mengulang, mengingatkan,

menunjukan, demonstrasi)

Guru

membimbing/mengarahkan

siswa dalam mengerjakan

soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

26

Guru memberikan trik-trik

dalam pengerjaan soal agar

siswa tidak kesulitan

Guru melihat pemahaman

siswa dengan memberi

pertanyaan untuk melihat

ada tidaknya kesulitan yang

dialami siswa

3. Pengetahuan guru terkait

miskonsepsi siswa Guru menemukan adanya

kekeliruan atau kesalahan

yang dialami siswa dalam

pemahaman suatu konsep

Guru meluruskan

pemahaman siswa dengan

mengulang penjelasan

Guru mengetahui

(menduga) letak

kemungkinan terjadinya

miskonsepsi yang dialami

siswa akan suatu konsep

Guru melakukan penekanan

akan suatu konsep agar

tidak terjadi miskonsepsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

27

BAB IV

DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Data

1. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap pengetahuan guru

mengenai siswa yang diajarnya pada waktu diadakannya penelitian.

Pengetahuan guru tentang siswa merupakan salah satu komponen dalam

PCK. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Juni 2017 disalah satu

SMP Negeri di Yogyakarta, sebut saja SMP Negeri Z Yogyakarta. Peneliti

memilih sekolah tersebut karena sebelumnya peneliti pernah melaksanakan

kegiatan PPL di SMP Negeri Z Yogyakarta, sehingga peneliti telah

mengenal guru-guru di sekolah tersebut terutama guru yang akan menjadi

subjek yang akan diteliti.

Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang guru IPA yang

mengajar di sekolah tersebut, terdapat tiga orang guru yang mengampu mata

pelajaran IPA namun peneliti memilih kedua guru tersebut sebagai subjek

penelitian karena guru IPA dengan latar belakang pendidikan fisika

hanyalah kedua guru tersebut, sebut saja Guru X dan Guru Y. Objek

penelitian ini adalah pengetahuan guru mengenai siswa yang diajarnya dan

alasan guru yang diduga mendasarinya. Walaupun penelitian dilakukan

kepada dua orang guru yang mengajar di sekolah yang sama, peneliti tidak

bermaksud untuk membandingkan keduanya, melainkan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

28

memperbanyak pengetahuan peneliti tentang bentuk-bentuk pengetahuan

guru tentang siswa.

Guru yang pertama adalah guru X, yaitu seorang guru laki-laki yang

mengajar IPA di kelas VIII dan kelas IX. Guru tersebut mengajar di kelas

yang heterogen, terdiri dari siswa dan siswi. Beliau sudah mengajar selama

21 tahun sejak tahun 1996. Selama itu guru X berpindah-pindah dalam

mengajar, namun beliau paling lama mengajar yaitu di SMP Negeri Z

Yogyakarta. Beliau sudah hampir 15 tahun mengajar di sekolah tersebut dan

mengampu mata pelajaran IPA.

Guru yang kedua adalah guru Y, yaitu seorang guru laki-laki yang

mengajar IPA di kelas VIII dan kelas IX. Beliau telah mengajar selama 36

tahun sejak tahun 1981. Awalnya beliau mengajar di salah satu SMP Negeri

Gunung Kidul, namun karena pada saat itu sekolah tersebut hanya memiliki

sedikit siswa dan tidak jarang pula siswa yang mengundurkan diri dari

sekolah tersebut, hingga akhirnya beliau pindah ke SMP Negeri Z

Yogyakarta pada tahun 1988 hingga sekarang. Namun karena adanya

tuntutan sertifikasi dimana guru harus mengajar 24 jam, sehingga guru Y

mencari jam tambahan mengajar di SMP Negeri lain untuk memenuhi syarat

24 jam tersebut.

Penelitian ini dilaksanakan ketika guru yang menjadi responden

mengajar mata pelajaran IPA pada materi fisika di kelas VIII. Pertimbangan

peneliti memilih kelas VIII karena pada bulan April kelas IX akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

29

menghadapi UN dan pembelajaran di kelas IX sudah tidak efektif lagi, oleh

sebab itu peneliti memilih melakukan penelitian ketika guru mengajar fisika

di kelas VIII. Guru X mengajar di kelas VIII G dan Guru Y mengajar di

kelas VIII A dan VIII B. Kedua guru mengajar di kelas VIII dengan materi

ajar cahaya.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi awal

tanpa menggunakan handycam pada Guru X dan Guru Y. Hal tersebut

bertujuan untuk melihat situasi kelas dan proses pembelajaran yang

berlangsung serta untuk membiasakan siswa dengan keberadaan peneliti.

Selama melakukan observasi awal, peneliti mencatat hal-hal yang dianggap

diperlukan.

Setalah itu, peneliti melakukan pengamatan proses pembelajaran

yang berlangsung saat guru mengajar di kelas VIII. Pengamatan tersebut

dilakukan dengan merekam seluruh aktivitas pembelajaran yang

berlangsung di kelas dengan menggunakan handycam. Kegiatan observasi

yang telah dilakukan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Daftar tanggal pelaksanaan observasi,

pengambilan data, dan wawancara

Keterangan Guru X Guru Y

Observasi Awal 5 April 2017 6 April 2017

Observasi dengan handycam

26 April 2017

17 Mei 2017

7 Juni 2017

27 April 2017

15 Mei 2017

18 Mei 2017

Wawancara

17 Mei 2017

10 Juni 2017

15 Mei 2017

18 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

30

Setelah pengambilan data selesai, peneliti kemudian memutar

kembali video rekaman secara berulang-ulang untuk menemukan bentuk-

bentuk pengetahuan guru tentang siswa serta mentranskrip video tersebut.

Hal-hal yang berkaitan dengan bentuk-bentuk pengetahuan guru tentang

siswa diidentifikasi melalui tindakan guru selama proses pembelajaran

dengan mencatat hal-hal penting yang menunjukan pengetahuan guru

tentang siswa berdasarkan pedoman wawancara yang selanjutnya akan

peneliti kembangkan dalam membuat pertanyaan pada saat wawancara.

Wawancara peneliti lakukan setelah guru selesai mengajar, dan

pertanyaan yang peneliti ajukan adalah pertanyaan yang telah peneliti buat

ketika mengamati proses pembelajaran saat guru mengajar. Wawancara

tersebut dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 17 Mei 2017 dan

10 Juni 2017 pada guru X dan 15 Mei 2017 dan 18 Mei 2017 pada guru Y.

Bentuk-bentuk pengetahuan guru tentang siswanya dan hal-hal yang

menunjukan pengetahuan guru tentang siswa pada saat proses pembelajaran

berlangsung, kemudian digali dengan melakukan wawancara.

2. Hasil Penelitian

a. Data Penelitian

Data penelitian berupa catatan lapangan (fieldnotes), transkrip

rekaman video proses pembelajaran dan transkrip wawancara guru yang

menjadi responden. Pengambilan data dilakukan dengan observasi

(peneliti mengamati proses pembelajaran secara langsung) serta

perekaman proses pembelajaran menggunakan handycam. Data yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

31

diperoleh dari catatan lapangan (fieldnotes) bertujuan untuk

mendokumentasikan data-data yang diperoleh di lapangan.

Dari rekaman video proses pembelajaran yang dilakukan oleh

guru X diperoleh tiga kali pertemuan, pertemuan I dan II terdiri dari 2 JP,

sementara pertemuan III terdiri 1 JP. Pertemuan tersebut yaitu:

1. Pertemuan I (26 April 2017), membahasa tentang pemantulan

2. Pertemuan II (17 Mei 2017), membahas tentang pembiasan

3. Pertemuan III (7 Juni 2017), membahas tentang alat optik

Sedangkan data rekaman video proses pembelajaran yang

dilakukan oleh Guru Y diperoleh tiga kali pertemuan. Pertemuan I, II dan

III terdiri dari 2 JP. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru Y

dilaksanakan di laboratorium, karena memudahkan guru Y menjelasakan

menggunakan demonstrasi dengan alat praga. Pertemuan yang dilakukan

oleh guru Y yaitu:

1) Pertemuan I (27 April 2017), membahas tentang pembiasan pada

lensa cembung

2) Pertemuan II (15 Mei 2017), membahas tentang pembiasaan pada

lensa cekung

3) Pertemuan III (18 Juni 2017), membahas latihan soal tentang lensa

kemudian melanjutkan materi tentang alat optik

b. Transkripsi

Transkipsi merupakan salinan rekaman video proses

pembelajaran yang dilakukan oleh kedua guru serta rekaman wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

32

yang telah dilakukan peneliti dengan Guru X dan Guru Y. Peneliti

menulis transkripsi berdasarkan apa yang peneliti dapatkan dari

mendengar berulang-ulang rekaman video proses pembelajaran dan

rekaman wawancara. Transkripsi data video proses pembelajaran Guru

X dapat dilihat pada lampiran 7, dan transkripsi data video proses

pembelajaran Guru Y dapat dilihat pada lampiran 8, sementara

trasnkripsi wawancara Guru X dapat dilihat pada lampiran 9 dan

transkripsi data wawancara Guru Y dapat dilihat pada lampiran 10.

B. Analisis Data dan Pembahasan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, pengetahuan guru mengenai

siswanya yang dimiliki oleh guru X dan guru Y terungkap. Pengetahuan guru

tentang siswa tersebut terungkap dari hasil wawancara dengan kedua guru. Dari

hasil wawancara tersebut diketahui pula bahwa guru X dan guru Y memiliki

pengetahuan yang berbeda-beda mengenai siswanya. Sedangkan bentuk-

bentuk pengetahuan guru tentang siswa yang teramati dalam proses

pembelajaran juga menunjukkan adanya perbedaan, hal tersebut disebabkan

karena setiap guru memiliki pengetahuan tersendiri yang mendasari

tindakannya dalam proses pembelajaran.

Pengetahuan guru tentang siswa serta alasan guru yang mendasari

tindakannya selama proses pembelajaran tersebut, ditelusuri melalui

wawancara dengan masing-masing guru yang menjadi responden. Dalam

memberikan pertanyaan saat wawancara, peneliti berusaha untuk menggali

informasi mengenai pengetahuan guru tentang siswa serta alasan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

33

mendasari tindakannya selama proses pembelajaran. Namun karena

keterbatasan peneliti dalam melakukan wawancara (peneliti kurang bisa

mengembangkan pertanyaan dan kurang bisa menggali jawaban dari guru),

sehingga pengetahuan guru tentang siswanya tidak begitu terungkap secara

mendalam dan tidak semua tindakan yang guru lakukan berhasil dicari tahu

alsannya. Bentuk-bentuk pengetahuan guru tentang siswa dapat dilihat dalam

tabel analisis yang dapat dilihat dalam lampiran 11 dan lampiran 12.

Pengetahuan guru mengenai siswanya tersebut, seharusnya

berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang guru lakukan dalam

mengajarkan IPA kepada siswanya. Materi-materi dalam IPA lebih

mempelajari tentang fenomena-fenomena alam sehingga memerlukan

penalaran lebih oleh siswa, maka sudah seharusnya pengetahuan guru tentang

siswa tersebut mendasari setiap tindakannya selama proses pembelajaran

dalam memotivasi siswa, mengetahui kesulitan belajar siswa termasuk

miskonsepsi siswa serta mengetahui cara-cara dalam mengatasi masalah-

masalah tersebut, sehingga siswa dapat dengan mudah memahami IPA yang

cenderung abstrak. Oleh karena itu pada pembahasan ini juga akan dijabarkan

mengenai hubungan pengetahuan guru tentang siswa dengan proses

pembelajaran yang guru lakukan ketika mengajarkan IPA kepada siswa.

1. Pengetahuan Guru X Tentang Siswanya

Pengetahuan guru tentang para siswa membantu guru dalam

memutuskan tindakan-tindakan yang sesuai untuk diterapkan di dalam kelas

sesuai dengan kebutuhan individu dan kelompok siswa. Dari hasil penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

34

pengetahuan guru X tentang siswanya yang meliputi pengetahuan tentang

motivasi siswa, kesulitan belajar siswa dan miskonsepsi siswa adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.2. Pengetahuan guru X tentang siswanya

Pengetahuan Guru

Tentang Siswa

Guru X

Motivasi siswa Terungkap dalam wawancara

Kesulitan Siswa Terungkap dalam wawancara

Miskonsepsi Siswa Terungkap dalam wawancara

a. Motivasi Siswa

1) Pengetahuan Guru Tentang Motivasi Siswa

Dari hasil penelitian terungkap bahwa guru X memiliki

pengetahuan tentang motivasi siswanya. Pengetahuan tersebut ialah

guru mengetahui bahwa beberapa siswanya memiliki motivasi yang

rendah, hal tersebut terungkap dalam hasil wawancara yang

diutarakan guru seperti pada kutipan berikut ini:

“seperti mereka yang ribut tadi atau ketika siswa tidak

memperhatikan itu kan menunjukan kalau motivasi yang

dimiliki siswa itu rendah maka harus dibangkitkan seperti

tadi.”

Guru meyakini siswa yang tidak memperhatikan atau asik mengobrol

pada saat proses pembelajaran, menandakan bahwa motivasi yang

dimiliki siswa tersebut rendah sehingga guru perlu membangkitkan

motivasi siswa agar dapat mengikuti pelajaran dangan baik dan hasil

belajar siswa juga akan optimal. Pengetahuan guru ini sejalan dengan

pandangan Irham (2013: 57), bahwa siswa yang memiliki motivasi

rendah akan terlihat tidak semangat dan tidak antusias dalam belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

35

saat mengikuti proses pembelajaran, sehingga guru perlu memberikan

motivasi dan menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar.

Dalam wawancara tersebut peneliti kurang dapat menggali

pengetahuan guru secara mendalam tentang motivasi yang dimiliki

siswanya, sehingga tidak terungkap berapa banyak siswa yang

memiliki motivasi rendah, namun peneliti mengamati tindakan guru

dalam rekaman video proses pembelajaran 26 April 2017 menit 46:03

dan 17 Mei 2017 menit 07:43, menunjukan bahwa guru hanya

mendekati dan menegur dua orang siswanya, tidak hanya menegur

guru juga terlihat memeriksa catatan siswa karena guru mengetahui

kedua siswa tersebut sering mengobrol dan tidak mencatat. Tindakan-

tindakan guru yang menunjukan pengetahuan guru tentang motivasi

siswanya akan dijabarkan pada poin selanjutnya.

2) Tindakan Guru Dalam Proses Pembelajaran

Pengetahuan guru tentang motivasi yang dimiliki siswanya

menunjukan bahwa beberapa siswanya memiliki motivasi yang

rendah, terlihat saat guru menjelaskan kedua siswa tersebut tidak

memperhatikan dan mengobrol.

Dalam proses pembelajaran terungkap pengetahuan guru

tersebut mendasari tindakannya dalam proses pembelajaran untuk

menumbuhkan motivasi siswanya. Selama proses pembelajaran,

peneliti melihat guru melakukan tindakan-tindakan untuk memotivasi

siswa agar siswanya semangat dalam mengikuti pelajaran. Tindakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

36

tersebut yaitu: terlihat beberapa kali guru mendekati dan memberi

nasihat kepada siswa yang tidak memperhatikan, tidak hanya memberi

nasihat agar siswa belajar guru juga memotivasi siswa tersebut dengan

memberi pujian karena menjawab pertanyaan dengan benar, serta

guru juga memberikan dorongan atau harapan untuk memotivasi para

siswanya.

Tindakan guru dalam memotivasi yaitu dengan mendekati dan

menasihati siswa, terlihat dalam rekaman video proses pembelajaran

26 April 2017 menit 46:03 guru memotivasi siswa dengan mendekati

siswa, memeriksa catatan dan juga memberi nasihat agar siswa

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sehingga siswa tidak

malas saat mengikuti pelajaran. Hal tersebut terlihat dalam transkrip

di bawah ini:

Guru : berapa jari-jari kelengkungannya? Ayo dicari

dihitung semua.

Guru : piro? (guru mendekati kemudian bertanya kepada

siswa yang duduk dibelakang karena siswa tersebut

terlihat mengobrol dengan teman disebelahnya)

SDB1 : lagi ngitung pak

Guru : wah lagi ngitung.. (guru memeriksa pekerjaan siswa)

Gambar 4.1. Guru memotivasi dengan

mendekati dan menasihati siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

37

Guru : lha iki kok malah di oret-oret? Endi seng mbok

kerjake?(guru memeriksa buku siswa ternyata siswa

belum mengerjakan)

SDB1 : ini pak, lagi mau dihitung heheee..

Guru : yowes cepet dihitung.. ojo dolanan terus.. (guru

menasihati untuk memotivasi siswa agar siswa

tersebut mau mengerjakan soal)

SDB 1 : iya pak

Selain menegur, guru juga mendakati siswa yang sama untuk

memeriksa catatan siswa serta menasihati siswa agar siswa

mengerjakan soal dan memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh

guru sihingga siswa tidak tertinggal dan dapat memahami pelajaran

dengan baik. Hal tersebut juga terlihat dari trankrip video proses

pembelajaran 17 Mei 2017 menit 07:43 sebagai berikut:

Guru : koe ora tau nulis.. lha ra tau nulis..

SDB1 : nulis pak..

Guru : wes pinter banget kok.. (guru menegur siswa agar

siswa sadar betapa pentingnya pelajaran)

SDB1 : enggak pak hehehe...

Gambar 4.2. Guru memotivasi dengan

memeriksa catatan dan menasehati siswa

Guru : wes ngobrol ra tau nyatet! Mengko ngerti-ngerti

bingung kue... (guru menasihati siswa agar serius

mengikuti pelajaran)

SDB1 : hehee (siswa nampak kebingungan)

Guru : endi toh tulisanmu?

Guru : endi tulisanmu?

SDB2 : lho.. niki pak.. nyatet toh pak yang kemarin hehee..

(siswa terlihat bingung karena ditegur oleh guru

karena ia tidak mencatat)

Guru : iki seng mau.. endi catetanmu?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

38

SDB2 : heheee...

Guru : bukumu endi toh? Kue sekolah ora? Bukumu endi?

(guru menegur karena SDB2 karena tidak membawa

buku namun sibuk mengobrol dan tidak

memperhatikan)

SDB2 : hilang pak buku paketku pak..

Guru : buku tulis kok bukan buku paket

SDB2 : ini pak.. (siswa baru mengeluarkan buku tulis dari

dalam tas)

Guru : yowes nggo nulis...

SDB2 : nggih...

Guru menyadari bahwa terdapat beberapa siswanya yang memiliki

motivasi rendah yang terlihat ketika proses pembelajaran siswa

tersebut tampak asik mengobrol dengan teman sebangkunya

sehingga mereka tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan

oleh guru.

Alasan guru melakukan teguran-teguran tersebut kepada

siswa terungkap dalam hasil wawancara. Guru mengungkapkan

bahwa memberi teguran adalah salah satu cara dalam memotivasi

siswa, terutama siswa yang memiliki motivasi rendah.

Guru : Kalau tidak saya datangi dan saya tegur, kan

mereka berarti tidak merespon saya, dengan saya

tegur itu supaya mereka merespon saya, merespon

pelajaran yang saya berikan, yaa dengan mencatat

itu supaya mereka juga bisa mengikuti pelajaran, dan

bisa belajar kan gitu. Kalau siswa gak mau mencatat,

gak mau memperhatikan ya mereka nanti yang rugi,

kalau saat diberi tugas atau saat UH kan itu mereka

yang rugi karena gak mencatat tadi. Ujung-ujungkan

mereka gak bisa mengerjakan kan mereka rugi, jadi

untuk mengantisipasi hal itu ya anak harus

dipusatkan perhatiannya agar bisa mengikuti

pelajaran dengan baik, harus diberi tuguran atau

dinasihati jika ada yang ribut seperti tadi ya itu

hanya agar anak sendiri bisa belajar dan tidak rugi,

agar termotivasi belajarnya supaya anak itu sadar

kalau belajar itu kan untuk mereka sendiri, untung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

39

dan ruginya ya mereka sendiri yang akan merasakan,

bukan gurunya. Dengan menegur seperti itu anak

menjadi sadar bahwa belajar itu memang penting

jadi dia datang ke sekolah itu tidak sia-sia, ya itu

seperti memotivasi siswa agar termotivasi belajarnya

kan gitu toh, jadi teguran-teguran itu memang perlu

Peneliti : berarti menegur siswa itu juga untuk memotivasi

siswa ya pak?

Guru : iya memotivasi, agar siswa itu mau belajar.

Menegur itu kan sama saja saya itu mengingatkan

siswa, ya sama sajalah dengan guru membantu

siswa yang mempunyai kebutuhan tertentu tadi.

Siswa itu kan perlu diingatkan, dinasihati dengan

teguran tadi supaya yang tidak memperhatikan jadi

memperhatikan, agar pembelajaran bisa

berlangsung, isitilahnya dapat dikatakan berjalan

dengan baik. Ya agar tujuan pembelajaran juga

dapat tercapai kan gitu.

Dari kutipan tersebut, terungkap bahwa guru menyadari bila siswa

tidak dinasihati ketika mereka tidak memperhatikan, maka siswa akan

mengalami kesulitan seperti tidak dapat memahami pelajaran dengan

baik sehingga ketika menghadapi ulangan siswa tidak dapat

mengerjakan soal ulangan karena tidak memperhatikan dalam proses

pembelajaran. Guru mengetahui hal tersebut dapat menghambat

proses belajar siswa, sehingga guru memberi teguran untuk

memotivasi siswa agar siswa mau belajar sehingga dapat mengikuti

pelajaran dengan baik. Guru juga mengungkapkan tujuan dari

menegur siswa yang tidak memperhatikan adalah untuk membuat

siswa sadar bahwa belajar adalah hal yang penting bagi masa depan

mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

40

Tindakan guru yang menunjukan pengetahuan guru dalam

memotivasi siswanya saat proses pembelajaran tidak hanya dengan

memberi teguran saja, guru juga memotivasi dengan memberikan

pujian atas keberhasilan yang dicapai siswa. Tindakan yang dilakukan

guru saat memberi pujian kepada siswa terlihat dalam kalimat-kalimat

yang dikatakan guru yaitu:

“oo pinter..” (26 April 2017 menit 01:23, video ke 2)

“Yaa betul..” (17 Mei 2017 menit 22:42)

Peneliti menduga, kalimat-kalimat pujian yang guru berikan terhadap

hasil yang dicapai siswa tersebut, untuk membuat siswa menjadi

percaya diri, merasa dihargai dan akhirnya meningkatkan gairah

belajar serta menimbulkan semangat belajar yang tinggi pada diri

siswa karena siswa merasa senang atas pujian yang guru berikan.

Berikut adalah transkrip video 26 April 2017 menit 01:23 (video ke 2)

saat guru memberikan pujian kepada siswa:

Guru : kalau jari-jari dengan fokus berapanya?

Siswa : ½

Guru : ½ itu fokus. Berarti kalau jari-jarinya? Fokus itu

kan ½ jari-jari

SDB1 : berarti kali 2 pak..

Gambar 4.3. Guru memotivasi dengan

memberi pujian kepada siswa

Guru : oo pinter.. berapa? (guru memotivasi siswa dengan

memberi pujian)

SDB2 : focus kali 2..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

41

Guru : berapa?

SDS : 120

BS : huuuu....

SDS : piro piro?

Gambar 4.4. Guru memotivasi dengan

memberi dukungan

Guru : wes ra popo.. koe ngitung meneh.. didelok meneh

perhitunganmu (guru memotivasi siswa dengan

berkata “wes ra popo” agar siswa tidak putus asa

dan mau berusaha lagi, guru meminta siswa tersebut

untuk menghitung kembali)

SDS : iya pak

Guru : berapa? berapa ketemunya? (guru menghampiri

kedua siswa yang duduk dibelakang)

SDB 12 : 48

Guru : ketemunya berapa?

SDB 12 : 48

Guru : 48…

SDB2 : wooo bisa toh pak... pinter e pak hehee... (siswa

merasa senang karena jawabannya benar)

Guru : ketemunya... 48 yaa..

Dari transkrip tersebut telihat guru memberi pujian kepada siswa atas

pencapaiannya dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Guru juga terlihat memotivasi siswa yang masih belum tepat dalam

menjawab pertanyaan, guru tampak memberi dukungan dengan

berkata berkata “wes ra popo.. koe ngitung meneh..”, hal tersebut

dilakukan guru agar siswa tersebut tidak berputus asa melainkan mau

berusaha kembali untuk memperbaiki jawabannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

42

Guru juga memotivasi siswanya dengan memberi dorongan

berupa kata-kata penyemangat untuk menumbuhkan rasa percaya diri

dalam diri siswa. Tindakan guru dalam upayanya memberi semangat

atau dorongan kepada siswa terlihat pada kalimat yang dikatakan guru

seperti:

“gampang…” (17 Mei 2017, menit 19:28)

“gak perlu diapalin yaa”, “fisika itu gampang”, “gak perlu

khawatir” (17 Mei 2017, menit 21:35)

“itu gak masalah”, “gampang ya?” (17 Mei 2017, menit 32:53)

Kutipan-kutipan kalimat diatas menunjukan bahwa guru mengetahui

tindakan yang tepat untuk memberi semangat kepada siswa ketika

menghadapi kesulitan dalam mempelajari indeks bias yaitu dengan

memberi dorongan berupa kata-kata penyemangat. Berikut ini adalah

salah satu tindakan guru dalam memberi dorongan kepada siswa

terlihat dalam transkrip video pembelajaran 17 Mei 2017, menit 21:35

seperti dibawah ini:

Guru : medium itu sebenarnya gak perlu diapalin yaa.. nanti

biasanya diketahui.. fisika itu gampang..

SDB2 : gampaaang.. gampang banget pak..

BS : gampang..

Guru : Ya memang gampang.. tidak harus dihapalkan seperti

musik, kalau notnya seperti ini berarti bunyinya seperti

ini.. kalau fisika itu.. kalau ada soal seperti apapun

pasti ada yang diketahui kalau itu menyangkut

ketetapan.. contohnya kalau itu kecepatan.. kecepatan

gravitasi bumi.. disoal diketahui g = 10.. kemudian

massa jenis air.. massa jenis minyak.. nanti diketahui

semua disoal.. itu namanya ketetapamn semua..

ketetapan di fisika itu kalau disoal gak mungkin gk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

43

diketahui terus kamu hapalkan ini berapa yo indeks

biasnya kaca? Mesti ditulis dibawahnya.. disoal itu

mesti diketahui semua.. ooh kalor jenis air, kalor jenis

es, kalor lebur es.. itu semua pasti diketahui.. ya?

Kamu kan tahu wujud zat itu ada kalor jenis air, kalor

jenis es, kalor lebur es, itu kamu kalau dijelaskan

sudah gak hapal.. berapa nilainya.. tapi gak perlu

khawatir nanti di dalam soal mesti diketahui.. oowh

Cair sekian... ooowh Cminyak sekian.. itu nanti sudah

ada sioal.. gravitasi bumi ya 10 m/s2 atau 9,8 ms2 ..

(guru menginformasikan kepada siswa kalau disoal-

soal ualangan nanti, nilai ketetapan sudah diketahui

didalam soal agar siswa tidak merasa pesimis saat

mengerjakan soal)

Dari kutiapan diatas, peneliti menduga bahwa guru mengetahui

adanya kekhawatiran dalam diri siswa ketika mempelajari indeks bias,

guru mengetahui siswa merasa tidak yakin dapat menyelesaikan

persoalan tentang indeks bias karena harus menghafalkan prinsip-

prinsip indeks bias sehingga guru memberi pengertian jika di dalam

soal pasti sudah diketahui ketetapan-ketetapan fisika, sehingga siswa

tidak perlu menghafalkannya. Guru mengatakan bahwa fisika itu

gampang serta guru juga berkata“gak perlu khawatir”, kalimat

tersebut diucapkan guru untuk memberi semangat kepada siswa agar

siswa tidak mudah berputus asa dan menyerah ketika menghadapi

soal-soal yang sulit.

Tindakan yang guru X lakukan dalam menumbuhkan motivasi

siswa tersebut didasarkan pada pengetahuannya tentang motivasi

siswanya dan sudah seharusnya dilakukan oleh seorang guru agar

setiap siswa dapat belajar dengan baik sehingga siswa juga dapat

mencapai hasil yang baik pula. Hal tersebut sesuai dengan pandangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

44

Irham (2013), yang menjelaskan penting bagi seorang guru untuk

memahami dan mengerti motivasi siswanya dalam mengikuti proses

pembelajaran sehingga guru dapat menentukan tindakan yang tapat

sesuai kebutuhan siswa dalam menumbuhkan motivasi siswa untuk

belajar (Irham, 2013).

b. Kesulitan Belajar Siswa

1) Pengetahuan Guru Tentang Kesulitan Belajar Siswa

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil wawancara,

pengetahuan guru tentang kesulitan belajar siswa dalam penelitian ini

terungkap yaitu guru mengetahui siswa mengalami kesulitan seperti

yang diungkapkan guru dalam kutipan dibawah ini:

“pada materi cahaya ini ya, khususnya pada cermin dan

lensa, itu pemahaman siswa masih banyak yang kebalik-

kebalik memahami prinsip lensa dengan cermin. Cermin

dengan lensa itu kan sebenarnya berkebalikan, kalau cermin

cembung itu kan cermin negatif sedangkan lensa cembung kan

lensa positif berkebalikan toh? tapi siswa masih ada yang

memahami kalau cermin dan lensa itu sama, karena

menganggap cermin cembung tadi adalah cermin negatif

sehingga siswa juga mengganggap kalau lensa cembung juga

adalah lensa negatif, itu kan jelas salah, kalau sudah seperti

itu wah susah nanti. Jadi kalau ketemu soal jelas salah

menghitungnya, karena menganggap lensa dan cermin itu

sama.”

Dari ungkapan guru diatas, terungkap bahwa guru mengetahui siswa

masih banyak yang kesulitan dalam memahami prinsip lensa dengan

cermin, guru mengungkapkan bahwa siswa sering kebalik dalam

memahami lensa dengan cermin sehingga ketika siswa mengerjakan

soal, siswa cenderung salah dalam menghitung karena menganggap

lensa dan cermin adalah sama. Namun dalam proses pembelajaran,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

45

peneliti tidak menemukan situasi yang menunjukan kekeliruan

pemahaman siswa tentang cermin dan lensa, peneliti hanya

menemukan upaya guru dalam membantu kesulitan belajar siswa

yang terlihat dari tindakan guru saat proses pembelajaran.

Guru meyakini sebagian besar siswanya masih kesulitan

dalam memahami prinsip lensa dengan cermin maupun dalam

membedakan sifat-sifat bayangan, hal ini terungkap dalam hasil

wawancara berikut:

“wah kalau yang mengalami kesulitan itu banyak ya, hampir

sebagian besar itu ya mengalami kesulitan dalam memahami

prinsip lensa dengan cermin tadi, la kalau latihan soal aja

masih banyak yang kebalik-balik kok, penggunaan tanda

mines itu, untuk lensa maupun cermin itu kan berarti siswa

masih kesulitan dalam memahami konsepnya sehingga dalam

perhitungan anak juga masih kesulitan.”

Guru meyakini siswa yang mengalami kesulitan dalam pemahaman

konsep juga akan kesulitan ketika mengerjakan soal. Untuk membantu

siswa yang mengalami kesulitan tersebut, guru mengungkapkan

tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam mengatasi kesulitan

yang dialami siswa, seperti yang diungkapkan guru berikut ini:

“kalau ada siswa yang kesulitan ya harus dibimbing, guru itu

kan tugasnya tidak hanya mengajar saja, guru itu juga

berperan dalam perkembangan setiap peserta didiknya toh?

jadi kalau ada siswa yang mengalami kesulitan pada saat

pelajaran ya harus diberi bimbingan, diberi arahan, diberi

pengertian tentang kesulitan yang sedang dia alami.

Dibimbing supaya siswa itu tidak kesulitan lagi kan gitu

mbak”

Guru menyadari tugas seorang guru tidak hanya mengajarkan materi

saja melainkan berperan dalam perkembangan siswanya, dapat

dikatakan bahwa guru mengetahui siswa yang mengalami kesulitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

46

perlu dibantu dengan memberi bimbingan dan arahan dari guru.

Pengetahuan guru tentang kesulitan belajar siswa serta kesadaran guru

dalam upaya mengatasi kesulitan yang dialami siswa, sudah

seharusnya dilakukan dalam proses pembelajaran.

2) Tindakan Guru Dalam Proses Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran yang teramati melalui hasil

rekaman video, peneliti melihat tindakan-tindakan guru yang

menunjukan pengetahuannya tentang kesulitan belajar siswa.

Tindakan-tindakan tersebut yaitu guru melakukan penekanan dengan

beberbagai cara seperti membimbing, menunjukan maupun

mengulang penjelasan.

Dalam rekaman video proses pembelajaran 7 Juni 2017 menit

04:10 terlihat guru membimbing siswa dengan memberikan contoh

soal untuk membantu siswa agar tidak terkecoh saat mengerjakan soal

mengenai lensa cekung. Guru juga mengingatkan siswa bila lensa

cekung fokusnya selalu bernilai negatif, meskipun dalam soal tidak

diketahui, fokus pada lensa cekung tetap harus ditulis negatif.

Tindakan tersebut terlihat dalam trankrip dibawah ini:

Guru : Cuma kalau lensa cekung f nya jangan lupa.. jangan

lupa f nya itu ditulis negatif (guru menunjuk tanda

mines untuk mengngatkan siswa bahwa fokus untuk

lensa cekung bernilai negatif)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

47

Gambar 4.5. Guru membimbing siswa dengan

memberikan contoh soal

Guru : walaupun dalam soal itu gak ada.. gak diketahui nilai

f nya itu negatif.. misalkan sebuah benda diletakkan di

depan lensa cekung, jarak fokusnya min.. itu tidak

ada.. biasanya itu langsung.. jarak fokusnya 10 cm..

jarak fokusnya 10 cm.. Berarti kamu yang harus ngasih

nilai negatif sendiri.. kalau tidak kamu kasih maka

nanti hasilnya akan berbeda.. (guru menekankan kalau

didalam soal tidak diketahui bahwa fokusnya negatif,

maka untuk lensa cekung nilai fokus harus diberi tanda

negatif)

Guru : hasilya berbeda itu misalkan kalau disini ini -10

yaaa.. terus So nya 15 maka disini −1

10−

1

15=

1

𝑆𝑖 yaa..

15 ini jarak bendanya.. -10 ini jarak fokusnya.. (guru

melingkari angka 10 dan angka 15)

Gambar 4.6. Guru memberi penekanan

mengenai fokus pada lensa cekung

Guru : kalau fokus ini tidak dikasih min berarti yo hasilnya

nanti.. berarti kan 3 – 2.. nanti akhirnya kalau ini tidak

dikasih min (-) berarti kan ini disamakan penyebutnya 3−2

30 iya kan? Hasilnya berarti

1

30 apa ada itu? Mesti

ada.. jadi alternatif pilihan itu ada yang mengecoh

seperti ini.. jadi hasilnya berapa ini? Kalau kamu lupa

ngasih tanda min berarti ya 1

30=

1

𝑆𝑖 sehingga Si nya 30

cm.. dijawaban itu mesti ada.. namanya itu pengecoh..

(guru memberi trik-trik dalam mengerjakan soal yang

benar sehingga tidak terkecoh oleh jawaban yang

salah)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

48

Guru : jadi kamu harus teliti saat mengerjakan soal.. jangan

lupa ngasih tanda min untuk lensa cekung dan cermin

cembung.. fokusnya itu selalu negatif.. negatif.. kalau

kamu ngasih min berarti −3−2

30 jadi ketemunya

−5

30 =

1

𝑆𝑖

berarti Si nya berapa? -6 ketemunya.. min itu berarti

bukan nilai jaraknya min 6.. min itu hanya menunjukan

kalau lensa atau cermin negatif itu selalu maya, tegak,

diperkecil.. (guru melingkari tanda min pada jawaban

untuk mempertegas bahwa nilai min hanya

menunjukan sifat bayangan bukan merupakan nilai

jarak yang bernilai negatif)

Guru : jadi jangan lupa disini kamu beri tanda min.. kalau

kamu lupa memberi tanda min sehingga Si nya ketemu

30 cm.. kalau kamu beri tanda min berarti −3−2

30 jadi

ketemunya −5

30 itu baru

1

𝑆𝑖 kalau Si itu 30 dibagi -5 jadi

-6.. jauh sekali kan bedanya? 30 dm sama 6 cm..

paham ya? Ini yang membedakan.. persamaanya

sama, perbesaran sama.. persamaannya untuk cermin

dan lensa itu sama.. yang saya lingkari itu

persamaannya.. jadi hanya satu persamaan yang

digunakan untuk cermin dan lensa.. paham ya?

BS : paham..

Dari trankrip diatas, terlihat guru berulang kali mengingatkan siswa

agar siswa tidak lupa memberi tanda negatif untuk fokus pada lensa

cekung agar siswa tidak salah dalam menghitung. Guru juga memberi

penegasan dengan berkata “kamu harus teliti saat mengerjakan soal,

jangan lupa ngasih tanda min untuk lensa cekung dan cermin

cembung” ungkapan tersebut menunjukan bahwa guru mengetahui

jika siswanya mengelami kesulitan dalam memahami prinsip cermin

dan lensa seperti yang diungkapkan guru dalam wawancara

sebelumnya.

Selain itu guru juga mengarahkan sekaligus menunjukan

kepada siswa dengan mendemonstrasikan yang dimaksud dengan

bayangan tegak dan bayangan terbalik. Dalam rekaman video proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

49

pembelajaran 26 April 2017, menit ke 14:56 (video 1), terlihat

tindakan guru dalam memberi penekanan, terlihat dalam trankrip

berikut:

Guru : Jadi tidak semua sinar itu dipakai.. tidak boleh juga

dipakai kalau misalkan kalau ini pakai ini oke

cerminya diperpanjang aja… jadi digunakan yang lain

berarti sinar yang melalui titk api diapakan?

dipantulkan sejajar sumbu utama.

Gambar 4.7. Guru memberi penekanan

dengan menggambar jalannya sinar pada

cermin

Kebalikan yang pertama tadi. Jadi perpotongan yang

ini, perpanjangan sinar yang ini kan berpotongan

sinar pantul itu langsung berpotongan. Kalau lansung

berpotongan seperti ini berarti bayangannya nyata.

Defenisi bayangan nyata apa? bayangan yang

terbentuk dari perpotongan langsung dari sinar-sinar

pantul.

Gambar 4.8. Guru menunjukan perpotongan

sinar pantul

Kalau sinar pantulnya ini tidak bisa berpotongan

kemudian diperpanjang sampai kebelakang itu berarti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

50

bayangan maya... Kalau bayangan nyata mesti

terbalik, mesti terbalik. Kalau dibandingkan dengan

bendanya itu lilinnya jungkir… (guru melakukan

penekanan dengan menggambarkan bayangan lilin

yang terbalik dari bendanya, agar siswa lebih mengerti

dan tidak kesulitan dalam memahami bayangan yang

terbalik)

Guru : Jadinya nyalanya seperti ini geraknya keatas tapi

bayangannya menghadap ke bawah... Itu namanya kan

terbalik. Kalau spidolnya berdiri seperti ini, yang

hitamnya diatas nannti bayangannya menghadap ke

bawah (guru memperjelas dengan mendemonstrasikan

menggunakan spidol untuk menunjukan yang

dimaksud dengan bayangan terbalik)

Guru : tapi kalau bendanya sama-sama dengan bayangannya

seperti ini.. dinamakan tegak..

Gambar 4.9. Guru mendemonstrasikan yang

dimaksud dengan bayangan tegak

Tegak itu berarti dengan bendanya sama posisinya..

Jadi tegak itu sama besar itu bukan… tapi tegak itu

posisi bendanya sama… Jadi kalau spidol ini

menghadap keatas bayangannya menghadap keatas itu

berarti tegak.. (guru memberi penenkan dengan

mendemonstrasikan menggunakan spidol untuk

menunjukan yang dimaksud dengan bayangan tegak,

agar siswa tidak kesulitan dalam memahami yang

dimaksud dengan bayangan tegak)

Guru : Tapi kalau bendanya tegak keatas tapi bayangannya

menghadap kebawah itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

51

Gambar 4.10. Guru mendemonstrasikan

yang dimaksud dengan bayangan terbalik

berarti terbalik... (guru mennjukan yang dimaksud

dengan bayangan terbalik)

Dari transkrip tersebut, tampak guru mengetahui siswa kesulitan

dalam memahami sifat-sifat bayangan seperti yang diungkapkan guru

dalam wawancara. Sehingga guru memberi penekakan dengan

menggambarkan di papan tulis untuk menunjukan kepada siswa

bahwa sinar yang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.

Guru juga terlihat memberi penekanan tentang pembentukan

bayangan yang dapat diketahui dari perpanjangan sinar pantul.

Selain memberi penekanan dengan menunjukan agar siswa

lebih paham mengenai sifat-sifat bayangan, tindakan lain yang

dilakukakan guru yaitu guru memberi penekanan dengan mengulang

kalimat penjelasan untuk mengingatkan siswa tentang sifat-sifat

bayangan, agar siswa tidak lagi kesulitan dalam membedakan sifat-

sifat bayangan. Tindakan tersebut terlihat dalam transkrip 17 Mei

2017, menit 22:28 (video 2)

Guru : bayangan yang terbentuk oleh cermin cembung

adalah... selalu.. selalu ya.. tidak ada yang lain.. selalu

maya, tegak, diperkecil..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

52

Guru : maya, tegak diperkecil.. jadi kalau cermin cembung

itu selalu.. selalu maya, tegak diperkecil.. apakah

pernah kalau kita melihat spion itu bayangannya

terbalik? Gak pernah.. seberapa pun posisi benda,

bayangan yang dibentuk adalah... selalu maya, tegak,

diperkecil.. sama juga kalau disini.. kalau sekarang

lensa cekung nanti sifatnya sama.. selalu..

Dari transkrip diatas, tampak guru beberapa kali mengulang kalimat

penjelasan “selalu maya, tegak diperkecil”, hal itu dilakukan guru

bukan hanya sekedar pengulangan kalimat saja akan tetapi untuk

mempertegas bayangan yang terbentuk oleh lensa cembung, agar

siswa yang masih kesulitan dalam memahami sifat bayangan tidak

lagi kesulitan. Hal tersebut terungkap dalam wawancara seperti

kutipan berikut ini:

“pengulangan-pengulangan itu sangat penting karena

memang pemahaman anak itu tidak semua sama, ada yang

cepat paham ada juga yang tidak. Harapannya dengan saya

jelasakan ulang itu, siswa yang tadi masih kesulitan untuk

memahami prinsip lensa dengan cermin jadi bisa paham kan

gitu toh. Terutama untuk materi-materi tertentu yang dirasa

sulit atau susah tadi, sehingga yang susah itu ya harus kita

ulang-ulang penjelasannya, harus kita beri penekanan

terhadap materi-materi yang dianggap sulit bagi siswa,

karena tadi itu, siswa itu pemahamannya beda-beda, ada yang

langsung paham ada juga yang tidak.”

Guru menyadari bahwa pemahaman setiap siswa berbeda-beda, ada

yang cepat sekali paham namun ada juga yang tidak langsung paham,

sehingga hal tersebut mendasari tindakan guru dalam upaya

membantu siswa mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh setiap siswa.

Seperti yang terlihat juga dalam transkrip 26 April 2017, menit 47:36

(video 1) sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

53

Guru : Coba berapa ketemunya.. jangan paham-paham

wae.. (guru bertanya pada siswa yang duduk

dibelakang)

Guru : ayo wong loro (ayo orang 2)? Dihitung.. ayo dihitung

1/40 + 1/60, berapa?

SDB2 : iki lo pak.. iki lho pak.. (SDB 2 menunjuk SDB 1 agar

menghitung)

Guru : koe uwong loro (kamu orang 2) ayo.. dihitung.. itu

tinggal dimasukan1/40 + 1/60

Gambar 4.11. Guru menuntun siswa dalam

mengerjakan soal

ayo dihitung.. Ayo piro? (guru bertanya pada siswa

yang duduk dibelakang)

SDB1 : lagi ngitung pak

Guru : ayo piye cah loro? Wong 1/40 + 1/60 kok.. Itu kan

sudah kita masukkan So-nya berapa? So nya kan 40 Si

nya 60, berarti 1/40 + 1/60. Kamu cari f nya dulu.. cari

fokusnya dulu (guru mengetahui siswa kesulitan dalam

menghitung sehingga membantu kedua siswa tersebut

dengan memberi arahan)

SDB2 : 24 pak…

Guru : sudah? Piro?

Siswa : 24

Guru : 24 itu apa?

SDB2 : fokus..

Guru : fokusnya 24

Pada transkrip tersebut terlihat tindakan guru dalam membantu siswa

yang kesulitan saat menghitung nilai fokus pada lensa, guru

membantu dengan mengarahkan serta menuntun siswa dalam

mengerjakan soal dengan memberi pertanyaan kepada siswa agar

siswa menjadi paham dan tidak kesulitan dalam mengerjakan soal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

54

c. Miskonsepsi Siswa

1) Pengetahuan Guru Tentang Miskonsepsi Siswa

Pengetahuan guru tentang miskonsepsi yang dimiliki siswa

yang diajarnya terungkap. Guru mengetahui bila terdapat siswa yang

mengalami miskonsepsi saat pembelajaran yaitu siswa mengalami

miskonsepsi dalam mengartikan tanda negatif pada jarak bayangan

(Si) pada lensa. Menurut guru banyak siswa menganggap bila jarak

bayangan (Si) bernilai negatif, maka tanda negatif tersebut

menyatakan sebagai jarak bayangan, padahal menurut guru tanda

negatif tersebut untuk menyatakan sifat bayangan yang terbentuk

adalah maya.

Guru meyakini jika siswa salah dalam menganalisis maka

siswa tersebut mengalami miskonsepsi, hal tersebut diungkapkan guru

dalam kutipan wawancara di bawah ini:

Guru : miskonsepsi itu istilahnya kalau kita sudah paham

betul tapi masih salah itu termasuk miskonsepsi, tapi

miskonsepsi dengan tidak tahu itu kan hampir mirip

toh, terkadang anak itu dikatakan miskonsepsi, tapi

padahal anak itu memang belum paham. Miskonsepsi

itu terjadi jika anak itu sudah mengetahui materi

dengan baik tapi menganalisisnya salah, itu dapat

dikatakan anak itu miskonsepsi.

Peneliti : maksudnya menganalisisnya masih salah itu

bagaimana pak?

Guru : yaa yang seperti tadi.. anak yang sudah tau materi,

sudah tau konsepnya seperti apa tapi dia

menganalisisnya salah.. contohnya anak banyak

salah menganalisis itu saat menentukan jarak

bayangan ya.. oh Si nya ketemu -9, anak itu

menganggap -9 sebagai jarak bayangan, kan salah..

padahal mereka sudah tau kalau jarak itu sebanarnya

tidak ada yang negatif, itu kan analisis mereka salah..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

55

negatif itu sebenarnya kan hanya untuk menentukan

sifat bayangan.. oh kalau Si nya negatif berarti

bayangannya maya, kalau Si nya ketemu positif sifat

bayangannya nyata.. jadi anak yang mengalami

miskonsepsi itu yang sudah tau konsepnya tapi

menganalisisnya salah..

Dari transkrip diatas, terlihat keyakinan guru akan miskonsepsi. Guru

meyakini bahwa miskonsepsi termasuk kesalahan dalam menganalisis

konsep, seperti yang dinyatakan guru berikut ini: “miskonsepsi itu

istilahnya kalau kita sudah paham betul tapi masih salah itu termasuk

miskonsepsi”. Keyakikan guru tentang miskonsepsi tersebut sejalan

dengan Flower, 1987 (dalam Suparno, 2005: 5), ia memandang

miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep,

penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah,

kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis

konsep-konsep yang tidak benar.

Keyakinan guru akan miskonsepsi tersebut, mendasari

tindakan guru mengenai siswa yang mengalami miskonsepsi. Menurut

guru siswa yang salah dalam menganalisis jarak bayangan pada lensa

menunjukan bahwa siswa tersebut mengalami miskonsepsi, karena

siswa telah mengatahui konsep jarak sebelumnya. Peneliti menduga

guru mengetahui siswa tersebut mengalami miskonsepsi dengan

melihat jawaban siswa saat mengerjakan soal, seperti yang dinyatakan

guru dalam transkrip dibawah ini:

Peneliti : apakah dalam pembelajaran terdapat siswa yang

mengalami miskonsepsi pak?

Guru : ya ada.. seperti yang saya katakan tadi.. anak itu

masih sering salah mengartikan jarak bayangan...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

56

setelah dihitung kok Si nya ketemu negatif, lalu anak

menjawab disoal.. soal pilihan ganda ya biasanya..

kan ada itu yang jawabannya negatif, karena tadi dia

menghitung ketemunya negatif lalu dia menjawab

jaraknya negatif, jaraknya -9.. itu kan jelas salah..

seharusnya jawabannya kan jarak bayangannya

adalah 9 cm misalkan.. sifat bayangan yang terbentuk

adalah maya kan gitu.. itu masih sering anak keliru

disitu..

Peneliti : jadi siswa masih keliru dalam memahami jarak

bayangan yang negatif itu juga miskonsepsi ya pak?

Guru : iyaa.. keliru itu kan salah toh.. salah mengartikan

jarak bayangan kok nilainya negatif.. perbesaran

bayangan kok negatif.. apa ada jarak negatif?

Perbesaran bayangan kok negatif, kan gak ada itu..

jadi anak menganalisisnya itu masih salah itu dapat

dikatakan anak itu miskonsepsi..

Dalam transkrip wawancara tersebut, terungkap bahwa guru

mengetahui siswa masih sering salah mengartikan jarak bayangan bila

hasil yang diperoleh adalah negatif, sehingga dalam mengerjakan soal

pilihan ganda siswa juga sering terkecoh dengan opsi jawaban.

Pengetahuan guru tentang miskonsepsi yang dimiliki siswa tersebut

sudah seharusnya mendasarinya dalam menentukan tindakan yang

tepat saat proses pembelajaran.

2) Tindakan Guru Dalam Proses Pembelajaran

Pengetahuan guru tentang miskonsepsi yang dialami siswa

tersebut terungkap dalam proses pembelajaran. Terlihat pengetahuan

guru tersebut kemudian mendasari tindakan-tindakan yang guru

lakukan seperti membimbing dan mengulang penjelasan, peneliti

menduga tindakan tersebut untuk mengatasi siswa yang mengalami

miskonsepsi maupun tindakan untuk mencegah terjadinya

miskonsepsi pada siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

57

Pada transkrip video 26 April 2017 menit 22:54, peneliti

menduga guru mengetahui kemungkinan terjadinya miskonsepsi yang

dialami siswa dalam memahami tanda negatif pada jarak bayangan,

sehingga guru melakukan penekanan untuk memperjelas yang

dimaksud dengan jarak bayangan dan sifat bayangan agar siswa tidak

mengalami miskonsepsi.

Guru : Jadi nanti kalau ketemunya negatif misalkan si nya

ketemu -6, -6 itu bukan berarti jaraknya -6… bukan..

Kalau -6 itu berarti artinya negatif itu artinya maya..

sifat bayangannya maya.. bukan jaraknya negative 6,

bukan… Berarti kalau ketemunya positif berarti itu

nyata.. Kalau negatif berarti maya. Berarti -6 itu maya

jaraknya 6 cm.. (guru mengetahui materi tersebut

dapat menimbulkan miskonsepsi pada siswa sehingga

guru melakukan penekanan dengan memberikan

contoh agar siswa tidak keliru dalam memahami jarak

bayangan bila hasil yang diperoleh adalah negatif)

Guru : Misalkan diketahui si nya ketemu -6 cm, kalau dalam

pilihan ganda jaraknya bukan -6 tetapi negatif itu

menunjukkan sifat bayangannya maya. Kalau positif..

berarti positif itu nyata (guru memberi penekanan

dengan melingkari dan memberi keterangan pada

tanda (-) dan (+) di papan)

Gambar 4.12. Guru memberi penekanan

mengenai tanda negatif pada jarak bayangan

Guru : Biasanya kalau di soal, soal pilihan ganda ya.. itu

ada jawaban pengecoh.. mesti selalu ada itu.. Jadi

kalau dipilihan ganda jarak bayangannya adalah -6

cm... Pilihannya itu ada -6 cm… Tapi bukan itu

makasudnya tapi jaraknya tetap 6 cm. Tapi sifatnya

adalah maya.. (guru memberi penekanan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

58

mengingatkan siswa bila di pilihan ganda biasanya

ada jawaban yang mengecoh, guru juga memberikan

penegasan agar siswa tidak keliru dalam memahami

jarak bayangan bila diperoleh jarak bayangan bernilai

negatif)

Terlihat guru memberi penekanan dengan memberikan contoh

persoalan agar siswa tidak keliru dalam memahami jarak bayangan

dan sifat bayangan bila hasil yang diperoleh adalah positif dan negatif,

guru juga terlihat melingkari tanda positif dan negatif untuk

mempertegas bahwa tanda tersebut hanya untuk menunjukan sifat

bayangan yang terbentuk.

Meskipun guru telah beberapakali memberi pekanan, ternyata

masih terdapat siswa yang keliru dalam memahami sifat bayangan.

Hal ini menyebabkan semakin tidak mudah untuk membantu siswa

dalam mengatasi miskonsepsi mereka (Suparno, 2005: 29). Pada

transkrip video 26 April 2017 menit 31:51, guru menemukan ada

beberapa siswa yang masih keliru dalam mengartikan jarak bayangan

dan sifat bayangan, sehingga guru meluruskan pemahaman siswa

dengan mengulang penjelasan, hal ini terlihat dalam transkrip video

berikut ini:

Guru : Kalau M nya 1 berarti sifatnya apa? Karena ini

ketemunya positif… Si nya positif kalau ditanyakan

sifatnya berarti apa? Si nya positif berarti?

BS : maya

Guru : maya? Nyata yaa.. bukan maya.. keliru toh kamu..

kan tadi sudah saya jelaskan.. saya ulangi ya, kalau Si

nya ketemu positif berarti sifatnya itu nyata.. tapi kalau

Si nya ketemunya negatif, negatif itu artinya sifat

bayangannya itu maya.. kalau Si nya positif berarti

apa? Sifat bayangannya nyata.. paham ya? (guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

59

mengetahui adanya pemahaman siswa yang keliru

dalam memahami sifat-sifat bayangan sehingga guru

mengulang penjelasan untuk meluruskan pemahaman

siswa)

BS : paham..

Guru : jadi sifatnya apa? Nyata.. terbalik.. terus?

Siswa : diperbesar, eh.. sama besar

Guru : sama besar

Dari transkrip diatas terlihat guru meluruskan pemahaman siswa agar

siswa tidak lagi salah dalam memahami sifat bayangan bila Si bernilai

positif ataupun bernilai negatif.

Dalam proses pembelejaran 8 Juni 2017, menit 18:36 juga

terungkap guru mengetahui ada salah satu siswanya yang masih keliru

dalam memahami jarak bayangan, siswa tersebut menganggap bahwa

-6 merupakan jarak bayangan:

Siswi : pak tadi yang -6 itu bukan jarak ya?

Guru : -6? Loh jarak kok -6? (dari pertanyaan siswa

tersebut, guru mengetahui bahwa siswa tersebut

mengalami miskonsepsi)

Guru : Kemarinkan sudah saya jelaskan juga.. kalau

hasilnya min itu bukan hasilnya untuk jarak.. kan yang

ditanyakan berapa jarak bayangannya? berapa jarak

bayangannya? Jarak bayangannya -6.. raono jarak

bayangan itu min...

Gambar 4.13. Guru meluruskan pemahaman

siswa dengan mengulang penjesalan

misalkan jarak SMP ini.. yang bantul positif jaraknya

yang sleman mines jaraknya.. kan gak ada.. diukur dari

sleman, diukur dari bantul dari manapun itu, kalau

jaraknya 2 kg ya 2kg.. gak ada yang mines.. gitu ya?

(guru mempertegas jika hasil perhitungan untuk jarak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

60

hasilnya negatif, itu bukan menunjukan nilai jaraknya

melainkan menunjukan sifat bayangan, guru juga

memberikan contoh untuk memperjelas pemahaman

siswa)

Siswi : oalah…

SS : yaaaaa...

Guru : yang min itu menunjukan apa?

BS : bayangan..

Guru : nah kalau mengerjakan lensa negatif dan cermin

negatif hasilnya ketemu positif.. itu jelas salah yang

ngitung.. kalau ketemunya positif jelas salah..

harusnya ketemunya apa? (guru mempertegas lalu

memberikan pertanyaan untuk melihat pemahaman

siswa)

SS : negatif...

Guru : negatif.. gitu yaa..

Dari transkrip di atas, terlihat bahwa guru mengetahui siswanya

mengamalami miskonsepsi yang terlihat dari beberapa transkrip video

diatas. Hal tersebut kemudian mendasari guru untuk meluruskan

pemahaman siswa dengan mengulang penjesalan, menegaskan bahwa

jarak bayangan tidak ada yang negatif, tanda negatif atau positif hanya

untuk menunjukan sifat bayangan saja. Dalam memberi penjelasan

tersebut, terlihat guru memberi gambaran mengenai jarak untuk

memperjelas pemahaman siswa, sehingga siswa tidak lagi mengalami

miskonsepsi.

Alasan guru melakukan pengulangan tersebut terungkap

dalam wawancara berikut ini:

“dengan pengulangan-pengulangan tadi, menjelaskan ulang,

menjelaskan secara detail ya supaya anak jadi paham, supaya

gak miskonsepsi kan gitu. Memberi penekanan terhadap

konsep-konsep yang dapat menimbulkan miskonsepsi pada

siswa, pada anak yang tadi mengalami miskonsepsi tadi.”

Menurut guru pengulangan-pengulangan dan menjelaskan secara

detail tersebut ia lakukan supaya siswa lebih paham dan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

61

mengalami miskonsepsi. Hal ini menunjukan terungkapnya

pengetahuan guru tentang miskonsepsi yang dialami siswa serta

tindakan yang harus guru lakukan dalam mengatasi miskonsepsi yang

dialami siswa.

Hasil penelitian menunjukan jika pengetahuan yang dimiliki guru X

tentang motivasi siswa, kesulitan belajar siswa dan miskonsepsi siswa

berpengaruh dalam proses pembelajaran sebagaimana terlihat bahwa

pengetahuan guru tersebut mendasari setiap tindakan guru pada proses

pembelajaran. Peneliti menganggap bahawa guru X tidak hanya sekedar

mengajarkan isi materi saja kepada siswa, tetapi dengan mengakses apa yang

diketahui tentang isi materi dan apa yang diketahui tentang siswa yang

diajarnya yang mempunyai motivasi, kesulitan, dan miskonsepsi agar mereka

belajar, dan apa yang diyakini sebagai cara mengajar yang baik pada konteks

tersebut. Hal ini sejalan dengan pengertian PCK menurut Rollnick, 2008

(dalam Rahmadhani dkk., 2016).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

62

Tabel 4.3. Hasil Wawancara Dan Proses Pembelajaran Terhadap Guru X Mengenai Pengetahuan Guru Tentang Siswa

Pengetahuan Guru Hasil Wawancara Guru Proses Pembelajaran

Pengetahuan tentang

motivasi siswa

Terungkap dalam wawancara

Guru mengetahui dan menyadari beberapa

siswanya memiliki motivasi yang rendah,

karena terdapat beberapa siswa yang tidak

memperhatikan atau asik mengobrol pada

saat proses pembelajaran

Terungkap dalam proses pembelajaran.

Tindakan-tindakan guru yang menunjukan

pengetahuan guru dalam memotivasi

siswanya saat proses pembelajaran yaitu:

Guru hanya memberi teguran atau

nasihat kepada siswa yang tidak

memperhatikan atau ribut saat

pembelajaran

Memberi pujian atas pencapaian siswa

Memberi dukungan kepada siswa yang

masih salah dalam menjawab soal

Memberi dorongan berupa kata-kata

penyemangat

Pengetahuan tentang

kesulitan belajar siswa

Terungkap dalam wawancara.

Guru mengetahui beberapa kesulitan yang dialami

siswanya, guru mengungkapkan:

Sebagian besar siswanya mengalami kesulitan

dalam memahami lensa dan cermin

Siswa kesulitan dalam mebedakan sifat-sifat

bayangan

Terungkap dalam proses pembelajaran.

Pengetahuan guru tentang kesuliatan

belajar siswanya mendasari tindakan-

tindakan yang dilakukan guru selama

proses pembelajaran. Tindakan tersebut

yaitu:

Memberi penekanan mengenai fokus

pada lensa cekung

Mengulang penjelasan tentang sifat-

sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa

dan cermin

Menunjukan yang dimaksud dengan

bayangan tegak dan bayangan terbalik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

63

Membimbing siswa dalam mengerjakan

soal secara bersama-sama, dan

menuntun menggunakan pertanyaan

Pengetahuan tentang

miskonsespsi siswa

Terungkap dalam wawancara

Guru mengetahui adanya miskonsepsi yang

dialami siswanya dalam mengartikan tanda

negatif pada jarak bayangan (Si) pada lensa

Terungkap dalam proses pembelajaran

Pengetahuan guru tentang miskonsepsi,

mendasari tindakan yang dilakukan guru

saat proses pembelajaran, yaitu:

Guru melakukan penekanan mengenai

pengertian jarak banyangan (Si) dan

sifat bayangan pada lensa

Guru membimbing dan meluruskan

pemahaman siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

64

2. Pengetahuan Guru Y Tentang Siswanya

Hasil penelitian menunjukan, bila pengetahuan guru Y tentang

siswanya berbeda dengan pengetahuan yang dimiliki oleh guru X, hal ini

disebabkan karena setiap guru memiliki pengetahuan tersendiri yang

mendasari tindakannya dalam proses pembelajaran. Pengetahuan tentang

siswa yang dimiliki guru Y adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4. Pengetahuan guru Y tentang siswanya

Pengetahuan Guru

Tentang Siswa

Guru Y

Motivasi siswa Terungkap dalam wawancara

Kesulitan siswa Terungkap dalam wawancara

Miskonsepsi siswa Tidak terungkap dalam wawancara

a. Motivasi Siswa

1) Pengetahuan Guru Tentang Motivasi Siswa

Dari hasil penelitian terungkap bahwa guru Y memiliki

pengetahuan tentang motivasi siswa di dua kelas yang diajarnya.

Pengetahuan tersebut ialah guru mengetahui bahwa siswa di kelas

VIII A memiliki motivasi yang tinggi, hal tersebut terungkap dalam

hasil wawancara yang diutarakan guru seperti pada kutipan berikut

ini:

“Kalau di kelas ini siswanya banyak yang aktif, bentar-bentar

pak pak pak, niki pripun pak?Haha, ya saya jadi senang

karena banyak yang bertanya, karena mereka memang

memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. Saya belum slesai

menjelasakan kadang siswa itu sudah banyak yang bertanya

duluan, mbak. Pak itu maksudnya gimana?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

65

Menurut guru siswanya tersebut memiliki motivasi yang tinggi

terlihat dari keaktifan siswa dikelas, selain itu banyak siswanya yang

sering bertanya ketika guru menjelaskan. Keyakinan guru akan

motivasi siswa yang cukup tinggi tersebut, sesuai dengan Irham

(2013: 61), yang memandang bahwa motivasi yang dimiliki siswa

memberikan energi dan semangat bagi siswa untuk mempelajari

sesuatu sehingga memberikan pengaruh terhadap proses pembelajaran

yang diikuti dan dilakukan oleh siswa.

Guru Y juga mengetahui bagaimana motivasi yang dimiliki

oleh siswanya di kelas VIII B. Menurut guru motivasi siswa di kelas

tersebut sangat kurang, karena masih banyak siswa yang mengobrol

dan tidak memperhatikan, seperti yang dinyatakan guru dalam kutipan

wawancara berikut ini:

“tapi kalau kelas satunya kelas VIII B itu pasif, yang omong

sendiri juga banyak, ketika dijelaskan njok do ngomong dewe-

dewe akhirnya siswa itu jadi ketinggalan. Memang motivasi

siswa dikelas itu kurang sekali dibandingkan kelas VIII A itu

berbeda sekali mbak. Siswa masih omong itu motivasinya

rendah, berarti itu dia belum termotivasi, masih asik dengan

dunianya sendiri yang dia bawa dari luar, maka perlu

disatukan, dipusatkan perhatiannya, ditarik perhatiannya,

dibangkitkan keingintahuannya. Jadi diantaranya dengan

semacam pertanyaan, melakukan demonstrasi, dengan

memberi contoh-contoh, atau mengungkap hal yang kemarin

telah dipelajari, itu termasuk membangkitkan motivasi siswa.

Dengan dibangkitkan seperti itu membuat siswa jadi semangat

belajar, itu seperti trik-trik untuk membangkitkan motivasi

siswa”

Guru mengungkapkan bahwa siswa yang masih mengobrol memiliki

motivasi yang rendah atau siswa tersebut belum memiliki motivasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

66

untuk belajar sehingga motivasi siswa perlu dibangkitkan. Guru juga

mengungkapkan, untuk dapat membangkitkan motivasi siswa yaitu

dengan “memberi pertanyaan, melakukan demonstrasi, dengan

memberi contoh-contoh, atau mengungkap hal yang kemarin telah

dipelajari, itu termasuk membangkitkan motivasi siswa”.

Dalam wawancara tersebut peneliti kurang dapat menggali

pengetahuan guru secara mendalam tentang motivasi yang dimiliki

siswanya, sehingga tidak terungkap berapa banyak siswa yang

termasuk memiliki motivasi tinggi di kelas VIII A dan berapa banyak

siswa yang kurang termotivasi di kelas VIII B. Namun dalam rekaman

video proses pembelajaran 29 April 2017 di kelas VIII A, terlihat

bahwa terdapat beberapa siswa yang sering bertanya dan menanggapi

penjelasan guru dan kondisi kelas saat pembelajaran cukup kondusif.

Dalam proses pembelajaran di kelas VIII B, peneliti melihat kondisi

kelas yang cukup ramai karena banyak siswa yang mengobrol dan

sedikit siswa yang terlihat bertanya.

2) Tindakan Guru Dalam Proses Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, tidak terlihat adanya perbedaan

perlakuan guru dalam meotivasi siswa di dua kelas meskipun guru

mengetahui motivasi siswa di dua kelas tersebut berbeda. Tindakan

guru dalam memotivasi siswa saat proses pembelajaran di dua kelas

tersebut yaitu guru melakukan demonstrasi untuk memusatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

67

perhatian siswa, mendekati siswa dan memotivasi siswa dengan

membantu kesulitan siswa serta menasihati siswa.

Tindakan guru saat melakukan demonstrasi untuk

memusatkan perhatian siswa serta meningkatkan motivasi siswa

seperti ysng terlihat dalam transkrip video 27 April 2017 menit 01:53

(video 1) dan transkrip video 15 Mei 2017 menit 00:28 (video 1).

Berikut ini adalah tindakan guru dalam menumbuhkan motivasi siswa

di kelas VIII A dengan melakukan demonstrasi 27 April 2017 menit

01:53 (video 1) sebagai berikut:

Guru : nak kita lihat, disini ada gelas.. isinya apa nak?

SS : air....

Guru : air rupane piye nak?

SS : bening...

Guru : terus nek sekarang saya beri ini nak.. coba lihat..

(guru mengarahkan cahaya lampu senter pada gelas

yang berisikan air)

Gambar 4.14. Guru memotivasi siswa dengan

melakukan demonstrasi

Guru : nah ini nak.. kelihat ora iki?

Guru : keliatan gimana?

SSM : kelihatan ada cahayanya..

Guru : cahayane piye? Cahayane?(guru mengubah arah

cahaya lampu senter yang menuju ke gelas)

BS : nembuuuuusss....

Guru : menembus.. dan yang dikertas nampak seperti apa?

SSM : panjang

Guru : panjang.. podo karo iki ora? (guru mengarahkan

senter langsung ke kertas tanpa mengenai gelas)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

68

Gambar 4.15. Guru menunjukan perbedaan

cahaya yang melalui gelas dengan yang

tanpa melalui gelas

BS : bedoooo

Guru : tapi kalau di ginikan.. nah ketok yoo... jelas kan nak?

(guru kembali mengarahkan senter ke gelas)

BS : yaa

Guru : nah itu satu.. sekarang ini yak nak, ada gambar apa?

(guru menunjukan gambar anak panah yang ada di

kertas)

Gambar 4.16. Guru menunjukan gambar anak panah

untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa

BS : gambar panah

Guru : panahnya kemana?

SS : kekiri

SSM : kesamping

Guru : kekanan yoo... (guru menunjuk arah kanan sesuai

gambar anak panah)

SS : ooo.. kanan... kiri.... (sebagian siswa ada yang

menjawab kanan dan ada yang menjawab kiri)

Guru : wes saiki ora usah eyel-eyelan.. sekarang dilihat

disini nak.. ketok ora?

Gambar 4.17. Guru menunjukan gambar arah anak

panah dengan menggunakan gelas kaca yang berisi air

Siswi : kebalik pak..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

69

SSM : gak ada

BS : pak gak kelihatan..

Guru : yaa gantian lihatnya.. kelihatan yaa? (guru

mendekatkan gambar anah panah ke gelas)

SSM : oiyaa... kebalikannya

BS : kebalikan

Guru : kebalikan yaa?

SS : iyaaa...

SL1 D : pak belum ketok pak.. belum ketok..

Guru : ngene? (guru menggeser kertas agar gambar anak

panah dapat terlihat oleh siswa)

SL1 D : naaahhh

Guru : uwes ketok?

SL2 D : ketok pak..

Guru : kewalik?

SL1 D : iyaaa..

Dalam transkrip video tersebut, terlihat guru memotivasi siswa

dengan melakukan demonstrasi. Peneliti menduga hal tersebut

dilakukan guru untuk memusatkan perhatian siswa pada demonstrasi

yang guru berikan, dengan begitu akan menumbuhkan rasa ingin tahu

siswa sehingga siswa menjadi termotivasi untuk belajar. Pada proses

pembelajaran tersebut, peneliti melihat ketika guru melakukan

demonstrasi, hampir semua siswa terlihat antusias dalam

menanggapai pertanyaan guru, hal itu menunjukan adanya motivasi

yang dimiliki setiap siswa di kelas VIII A sesui dengan pernyataan

guru dalam wawancara, guru menyatakan “mereka memang memiliki

motivasi yang tinggi untuk belajar”.

Selain melakukan demonstrasi untuk membangkitkan

motivasi siswa, guru juga membangun rasa percaya diri pada siswa

agar siswa merasa mampu dan optimis dalam mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru. Peneliti melihat guru berusaha mendekati setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

70

siswa dengan berkeliling. Guru berkeliling untuk memeriksa

pekerjaan siswa disertai dengan memberikan dorongan agar siswa

termotivasi dalam mengerjakan soal, tindakan guru tersebut terlihat

pada proses pembelajaran 27 April 2017 menit 23:41 (video 2), 15

Mei 2017 menit 42:45 dan 18 Mei 2017 menit 01:58.

Tindakan guru dalam membangun rasa percaya diri siswa

terlihat dalam transkrip video 27 April 2017 menit 23:41 (video 2),

dikelas VIII A sebagai berikut:

Guru : lho? Mau bisa tau tidak? (guru memberikan

dorongan berupa pertanyaan)

SS : maaaauuu.... (semua siswa menjawab serentak)

Guru : mau tau atau tidak?

SS : maaaauuu.... (siswa semakin keras menjawab)

Guru : ya digambar...

SS : iyaa..

Sedangkan tindakan guru pada saat mendekati setiap siswa dengan

berkeliling untuk memeriksa pekerjaan siswa disertai dengan

memberikan dorongan agar siswa termotivasi dalam mengerjakan

soal, terlihat dalam transkrip video pembelajaran di kelas VIII B pada

15 Mei 2017 menit 42:45 dan 18 Mei 2017 menit 01:58. Berikut

adalah salah satu tindakan yang dilakukan guru dalam memberikan

dorongan kepada siswa pada transkrip pembelajaran 18 Mei 2017

menit 01:58.

Guru : ayo mulane saiki di garap.. seng gelem garap sesok

iso.. seng gak gelem garap yo sesok iso nek.. gelem

ngerjakne neg omah mau.. ayoo diteruske.. (guru

memotivasi siswa sambil berkeliling dan mengecek

pekerjaan setiap siswa)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

71

Gambar 4.18. Guru memotivasi dengan mendekati

dan memberikan dorongan kepada siswa

Guru : laa ora garap toh? Halah iyo.. ayoo gek endang

digarap.. nek mengko garap dadi iso.. (guru mengecek

pekerjaan siswa yang duduk di bagian belakang dan

menasihati siswa untuk mengerjakan tugasnya)

Dalam transkrip tersebut, terlihat ketika guru berkeliling untuk

mengecek pekerjaan siswa, guru mendapati ada salah seorang

siswanya yang tidak mengerjakan tugas, kemudian guru memotivasi

siswa dengan memberi nasihat agar siswa tersebut mengerjakan tugas

yang telah diberikan oleh guru. Saat berkeliling tersebut, guru juga

memotivasi siswa dengan membantu kesulitan siswa dalam

mengerjakan soal disertai dengan memberi dorongan. Hal ini terlihat

dalam transkrip video proses pembelajaran 27 April 2017 menit 38:57

(video 2) di kelas A, sebagai berikut:

Guru : ayoo nak.. tekan endi koe? Kudu iso.. ojo gelem

ketinggalan karo kancane nak.. (guru memotivasi

siswa)

Gambar 4.19. Guru mengamati siswa yang

masih menggambar dan memberi pengarahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

72

Guru : hee’eh bener.. terus sekarang yang lewat fokus sini

nak.. terus mengko ngantek nyampluk iki.. terus

mengko iki diperpanjang.. (guru mengamati siswa

yang masih menggambar dan memberi pengarahan)

Guru : nah.. tekan kono.. huup! Ngantek nyampluk.. nah..

terus dibelokkan saja.. nah gitu.. iso toh? (guru

menuntun siswa dalam menggambar)

Siswa : iso pak.. (siswa menjadi bisa menggambar setalah

diarahkan oleh guru)

Guru : gampang toh nak?

Gambar 4.20. Guru menuntun siswa dalam

menggambar ddengan memberikan dorongan

Siswa : gampang...

Guru : laah... iki diperpanjang ben berpotongan... dari sini

terus kesana.. terus bayangannya kepalanya disini

letakknya.. nah... jungkir toh.. dong toh?

Siswa : dong.. (siswa menunjukan bahwa ia sudah mengerti)

Guru : gitu yaa..

Siswa : ya pak..

Dalam transkrip tersebut, guru memotivasi siswa dengan membantu

siswa yang kesulitan. Terlihat guru mengarahkan siswa yang kesulitan

dalam menggambar bayangan yang yang dibentuk oleh cermin

cembung, guru memotivasi dengan mengatakan “Kudu iso.. ojo gelem

ketinggalan karo kancane nak”, pernyataan tersebut menunjukan

tindakan guru dalam memberikan dorongan atau semangat kepada

siswa, agar siswa tidak pesimis dan malas dalam mengerjakan soal

tersebut.

Tindakan-tindakan guru dalam memotivasi siswa menunjukan

bahwa pengatahuan guru tentang motivasi siswa tidak mempengaruhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

73

tindakannya dalam memotivasi siswa di dua kelas yang diajarnya.

Guru Y mengetahui motivasi siswa di kelas VIII A lebih tinggi, dari

pada motivasi yang dimiliki siswa di kelas VIII B. Seharusnya guru

lebih memotivasi siswa di kelas VIII B karena guru mengetahui jika

siswa dikelas VIII B tersebut kurang termotivasi dari pada siswa di

kelas VIII A, tetapi dalam interaksi pembelajaran di dua kelas tersebut

tidak ada tanda bahwa guru lebih memotivasi siswa di kelas VIII B

dari pada kelas VIII A.

b. Kesulitan Belajar Siswa

1) Pengetahuan Guru tentang Kesulitan Belajar Siswa

Pengetahuan guru tentang kesulitan siswa terungkap dalam

wawancara. Guru mengungkapkan bahwa siswa masih kesulitan

dalam membedakan bayangan maya dan bayangan nyata, hal ini

terungkap dalam transkrip wawancara berikut ini:

“karena nyatanya, siswa masih kesulitan membedakan juga

memahami bayangan maya dan bayangan nyata. Lha itu

kelihatan kok mbak, bayangan kok nyata pak? kok maya kui

lho? Terus bayangan kok terbalik, itu juga ada. Awalnya

rancu kalau tidak ditunjukan ini lho contohnya, terbalik kan

kelihatan. Diperbesar itu juga kan keliatan. Itu kan sangat

abstrak ya, ketika awal mempelajari itu sangat abstrak maka

perlu dikonkitkan dengan ditunjukkan. Lha saya

menunjukannya hanya dengan demonstrasi. Dengan

begitukan siswa jadi mudah untuk mengerti dan tidak bingung

bagaimana yang dimaksud bayangan terbalik itu”.

Guru mengetahui siswa masih kesulitan dalam memahami sifat-sifat

bayangan, sehingga guru berpendapat hal yang abstrak tersebut perlu

ditunjukan secara langsung kepada siswa melalui demonstrasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

74

Selain itu guru juga mengetahui jika siswanya mengalami

kesulitan ketika menghitung perbesaran bayangan (M), karena siswa

belum mengerti arti dari tanda mutlak saat menghitung perbesaran

bayangan sehingga banyak siswa yang salah dalam menentukan nilai

perbesaran bayangan. Menurut guru siswa juga masih banyak yang

kesulitan dalam menentukan jarak bayangan (Si) hal ini seperti yang

diungkapkan guru dalam kutipan wawancara dibawah ini:

“ada juga yang kesulitan ketika menghitung M itu, perbesaran

bayangan itu ya. Harga mutlak dari Si/So (│Si/So│) toh? tapi

anak itu belum tau arti dari harga mutlak itu buat apa, arti

garis sejajar itu apa, anak masih belum mengerti. Jadi mereka

ketemu Si-nya mines ya tetap dimasukan mines lha jadinya

nilai M nya mines toh? pak kok bayangannya ketemunya

mines? lha yo mulane, mosok bayangan kok mines? Kepiye

nek bayangan mines jajal? Makanya tadi saya tekankan kalau

M itu harga mutlak, minesnya tidak usah dipakai itu saya

tekankan sungguh mbak, karena banyak anak yang masih

salah disitu dalam menentukan nilai M perbesaran bayangan

juga dalam menentukan Si tadi. Jarak bayangan kok mines ya,

yang mines itu bukan jaraknya tapi mines itu hanya untuk

menunjukan sifat bayangan anak-anak itu masih banyak yang

keliru disitu juga”

Pengetahuan guru tentang kesulitan siswa dalam membedakan sifat-

sifat bayangan, menghitung perbesaran bayangan dan kesulitan siswa

dalam memahami jarak bayangan, sudah seharusnya mendasari guru

dalam menentukan tindakan-tindakan yang tepat saat proses

pembelajaran untuk membantu kesulitan siswa tersebut.

2) Tindakan guru dalam proses pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, terungkap pengetahuan guru

tentang kesulitan siswa mendasari setiap tindakannya. Berdasarkan

hasil wawancara, guru mengungkapkan jika siswa masih kesulitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

75

dalam memahami sifat-sifat bayangan. Dalam proses pembelajaran

terlihat jika pengetahuan guru tersebut mendasari tindakannya dalam

proses pembelajaran. Pada rekamanan proses pembelajaran 29 April

2017 menit 26:27 (video ke 2) terlihat guru melakukan demonstrasi

untuk menunjukan sifat-sifat bayangan:

Guru : bayangan iku terbalik tenan nak.. lha terbalik

kepiye? Yo ngene iki (guru membawa rangkaian

papan optik yang telah di set)

Guru : ketok ora iki? Kamu bisa ngeliat ini ndak nak? (guru

menunjukan bayangan yang terbentuk pada layar di

papan optik)

Gambar 4.21. Guru menunjukan bayangan yang

terbentuk pada layar di papan optik

SS : bisa...

Guru : iki lho nak bayangan e.. ketok toh?(guru menunjuk

bayangan yang ada di layar papan optik)

BS : iyaa.. yaa kebalik..

SL3 D : endi toh pak?(siswa merasa penasaran karena

belum dapat melihat bayangan yang terbentuk di

layar)

Guru : iki lho... (guru menunjukan kepada siswa)

Gambar 4.22. Guru menunjukan bentuk bayangan

terbalik pada layar di papan optik

SL3 D : oiyaa... terbalik pak..

Guru : ketok toh?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

76

SL3 D : ketok..

Guru : terbalik opo tegak?

SS : terbalik..

Guru : nyata opo maya?

SS : maya... maya.. nyata.. (siswa ragu-ragu menjawab,

ada yang menjawab maya dan ada yang menjawab

nyata)

Guru : nyata.. nyata ya nak... (guru membenarkan dan

mempertegas jawaban siswa)

Guru : karena harus pakai layar, kalau layar dilepas kan ora

ketok.. endi bayangane? Gitu yaa.. (guru melepas

layar, untuk meyakinkan siswa bahwa bayangan yang

terbentuk ada nyata sehingga diperlukan layar agar

terlihat)

Guru : maya itu dapat terlihat oleh mata langsung, tapi

kalau harus pakai layar seperti ini namanya

bayangannya nyata.. (guru memberi penegasan

tentang bayangan nyata dengan memasang kembali

layar untuk memperlihatkan bayangan yang terbentuk)

Guru : lebih kecil toh nak bayangannya?

BS : iyaa...

Pada transkrip tersebut, terlihat siswa masih kesulitan dalam

membedakan bayangan maya dan bayangan nyata, sehingga guru

yang mengetahui hal tersebut kemudian memberi penegasan kepada

siswa agar siswa tidak kesulitan dalam membedakan sifat-sifat

bayangan. Penegasan tersebut terlihat dari pernyataan guru “nyata..

nyata ya nak”.

Tindakan lain yang menunjukan pengetahuan guru tentang

kesulitan belajar yaitu guru mengetahui jika banyak siswanya yang

belum bisa dalam menggambar, sehingga guru memberikan

penekanan dengan mengulang penjelasan dan menggambarkan di

papan. Hal ini terlihat dalam rekaman proses pembelajaran 15 Mei

2017 menit 27:46, seperti pada transkrip dibawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

77

Guru : sek.. seng ora mudeng okeh.. (guru mengetahui

jika banyak siswa yang belum mengerti)

Guru : ayoo perhatikan.. yook selak ijo.. halo.. yang sudah

gambar maupun belum gambar coba perhatikan sini

nak.. yokk (guru mengulang menggambar di papan

tulis)

Gambar 4.23. Guru memberi penekanan dengan

mengulang menggambar jalannya sinar pada lensa cekung

Guru : yook perhatikan.. sekarang saya gambarnya cepet

saja.. ngene nak.. coba perhatikan yaa.. ini contohnya

gambar seperti ini nak.. terus ini fokusnya podo nak..

fokus.. iki fokus.. karena yang dipakai cuma satu

focus.. oke? (guru bertanya secara klasikal)

Guru : ada benda disini nak.. ejek wae akeh seng ngomong

SS : sssssssuuuuuuttt…..!

Guru : okee? Cahaya itu selalu dari kepalanya… dari sini..

kalau nanti dia sejajar.. maka dia akan dibelokkan

seolah-oalah dari sini toh.. dari titik focus... ngono toh

nak.? (guru mempertegas bahwa cahaya selalu berasal

dari benda)

SS : nggeh… iyaa pak..

Guru : nak.. nyabrang menuju ke fokus yang sini nak..

nyabrang… nyabrang.. menuju fokus sini maka nanti..

akan di belokkan sejajar.. sejajar.. gitu kan nak.. maka

nanti sejajarnya ini nanti dibuat garis pertolongan

kesana.. karena garis pertolongan maka garisnya

putus-putus.. lha disini nak… bayangannya ada disini..

bayangannya… bayanganya selalu sebelah sananya..

lensa.. (guru memberi penekanan dengan menjelaskan

sambil mengulang-ulang beberapa kalimat)

Gambar 4.24. Guru memberi penekanan dengan

mengambarkan letak bayangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

78

Guru : baik bendanya disini.. disini.. disini.. (guru

memindah-mindakan posisi sepidol yang berada di

depan lensa)

Guru : bayangannya selalu ada disini nak.. haloo… halloo?

Diruang 1 nak..

Peneliti melihat guru mengetahui bila banyak siswanya yang belum

paham hal ini terlihat dari pernyataan guru “seng urung mudeng

akeh”, sehingga peneliti mencoba menggali alasan guru mengatakan

demikian. Dalam wawancara, terungkap alasan guru mengatakan hal

tersebut:

“dari saya keliling tadi, itukan ada anaknya yang gambar itu,

menggambarnya itu asal mbak. Ini lensa, terus dia

menggambar begini, asal begini. Jadi yang ini sejajar (sinar

bias), jadi kelihatan kalau wah ini gak paham, jadi dari

beberapa temuan itu ada yang tidak mudeng mbak, ini asalnya

dari sini lo, sehingga nanti ini tampak ini megar. Gambarnya

kan mengembang gitu ya, tidak sejajar karena kalau asal

begini akhirnya jadinya sejajar. Ketauankan, ketauan banget

ini kamu (siswa) gak mudeng. Yuk ulangi menggambarnya,

megar toh? apik toh? jadi nanti ini gambarnya sesuai dengan

yang saya tunjukan dengan demo saya itu tadi. Itu yang saya

anggap, dia salah menangkap. Seperti ketika menggambar itu

hanya apa, kadang itu yang digambar sinar biasnya dulu baru

sinar datangnya, kan kebalik kadang-kadang anak-anak keliru

gambarnya atau ada yang gambar ini lensa ini sinar

datangnya. Gambarnya disini, jadi misah tidak nyambung

disini, la itu kan ketauan. Lho ini yang dibelokkan cahayanya

ini bukan ini, ini biasnya dari mana? Lha itu kan ternyata ya

memang anak kalau melihat saja tidak cukup, jadi harus

dikelilingi, ditunjukan, supaya nanti tujuan pembelajarannya

tercapai, saya targetnya anak itu harus bisa semua. kalau saat

mengerjakan soal ya harus dicek satu per satu, dibimbing,

diarahkan karena ya itu tadi, saya ingin agar setiap anak

menguasai apa yang saya sampaikan untuk saat itu”

Dari transkrip wawancara diatas terungkap bahwa ketika guru

berkeliling, guru menemukan siswanya yang mengalami kesulitan

dalam menggambar. Guru mengetahui jika beberapa siswanya ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

79

yang asal dalam menggambar, guru mengungkapkan ada siswa pada

menggambar sinar biasnya terlihat sejajar sehingga menunjukan jika

siswa tersebut belum memahami konsepnya dengan baik. Sehingga

untuk membantu siswa yang kesulitan tersebut, guru berkeliling untuk

mengetahui siswa yang kesulitan kemudian guru membimbing dan

mengarahkan siswa dalam menggambar.

Selain itu, tindakan guru yang menunjukan pengetahuannya

tentang kesulitan siswa, yaitu guru memberi penekanan dengan

mengingatkan siswa. Tindakan guru dalam mengingatkan siswa

tersebut terlihat dalam rekaman proses pembelajaran18 Mei 2017

Menit 06:07 (video ke 2), sebagai berikut:

Guru : loh? kalau nanti f negatif berarti jarak bayangan juga

negatif toh? (guru mengecek pekerjaan siswa)

Gambar 4.25. Guru mengecek pekerjaan siswa

dan meneumukan adanya kesalahan

Guru : nak halo.. pengumuman.. yang namanya jarak

bayangan negatif itu artinya bayangannya maya.. jadi

kalau ketemu negatif itu bayangannya maya.. dong

ora? (guru memberi penegsan mengenai jarak

bayangan negatif)

Dalam transkrip tersebut, terlihat guru sedang memberi penekanan

jika fokusnya bernilai negatif maka jarak bayangannya juga negatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

80

Guru menekanan bila jarak bayangan bernilai negatif, hal itu hanya

untuk menunjukan bahwa sifat bayangan yang terbentuk adalah maya,

agar siswa tidak kesulitan dalam memahami jarak banyangan yang

bernilai negatif.

Berdasarkan hasil wawancara, guru mengungkapkapkan bila

siswa juga kesulitan dalam menghitung perbesaran bayangan karena

siswa belum mengerti arti dari tanda mutlak. Hal tersebut juga peneliti

temukan dalam proses pembelajaran 18 Mei 2017 menit 14:24 berikut

ini:

SI3 : pak ini cara ngitungnya bener gak pak? Ngitung

perbesarannya gini ya pak?

Gambar 4.26. Guru mengetahui kesalahan siswa

dalam menghitung perbesaran bayangan

Guru : loh? Loh? Loh? sek sek.. sekarang ngitung M nya

kan? ini kok ada tanda minesnya? Tanda minesnya

gak usah dipakai.. mulane ada tanda mutlak kui..

namanya tanda mutlak.. (guru mengetahui bahwa

siswa masih belum paham mengenai penggunaan

tanda mutlak sehingga guru memberi penekakn

tentang tanda mutlak pada perbesaran)

SI3 : oalah...

Guru : ngene ki lho nak.. la iki jeneng e tanda mutlak..

(guru memberi penekanan mengenai maksud dan

penggunaan tanda mutlak)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

81

Gambar 4.27. Guru memberi penekanan mengenai

arti dari tanda mutlak

Guru : tanda mines itu gak di pakai.. perbesaran kok mines..

Pada transkrip tersebut, terlihat ada seorang siswi yang salah dalam

menghitung perbesaran bayangan, karena dalam perhitungan siswi

tersebut tetap memasukan tanda mines sehingga nilai perbesaran

bayangan yang ia peroleh salah. Kemudian guru memberi penegasan

tentang pengertian dari tanda mutlak pada persamaan perbesaran

bayangan, setelah guru memberi penegasan, siswi tersebut terlihat

lebih paham dari sebelumnya, hal ini terlihat dari pernyataan siswa

yang mengatakan “oalah...”.

Dalam proses pembelarajan, peneliti melihat jika guru sering

berkeliling untuk mengamati siswa dalam mengerjakan soal, tidak

hanya itu saja guru juga terlihat beberapa kali mendatangi siswa yang

sama. Dalam wawancara peneliti mencoba menggali alasan guru yang

mendasarinya untuk mendekati siswa tersebut beberapa kali:

“oh itu karena dia masih kebingungan dengan tanda mines

tadi mbak. Sebetulnya tidak hanya dia saja yang masih

bingung, banyak anak-anak lain yang juga masih bingung jika

bertemu dengan tanda mines. Seperti siswa yang duduk di

tengah tadi itu, lha kan dia itu salah ngitungnya, matematisnya

itu dia belum bisa mbak. Lha kalau positif dipindahkan kekiri

lha yo jadi negatif toh? tapi dia itu ndak jadi tetap pakai

positif. Kalau begitukan sudah beda toh artinya, beda

buanget. Kalau Si nya ketemu positif dengan Si nya yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

82

ketemu negatif kan artinya sudah sangat berbeda, lha padahal

tanda posif atau negatif itukan mempengaruhi sifat bayangan,

kalau Si nya negatif berarti bayangannya maya toh. lha itu

yang saya temui dari anak yang disitu tadi, yang duduk

ditengah tadi itu. Lha kalau anak-anak yang duduk di

belakang tadi, itu mereka masih kesulitan membedakan sifat

bayangan, tadi mereka terbalik menentukan sifat

bayangannya, la kan Si nya negatif tapi sifat bayangannya itu

nyata, kan salah. Seharusnya kalau Si nya negatif

bayangannya kan maya toh. Jadi makanya saya berkeliling,

dari keliling itu kan saya tau oo… anak ini belum paham. oh

anak ini keliru, oh anak ini sudah paham, ya itu saya

konfirmasi lagi biar anak lebih menguasi konsep lagi.”

Pada kutipan wawancara tersebut, ternyata guru tidak hanya

mengetahui kesulitan yang dialami salah seorang siswanya saja. Dari

ungkapannya tersebut, terlihat bahwa guru mengetahui hampir

sebagian siswanya yang mengalami kesulitan dan kesulitan yang

dialami setiap siswanya tersebut tidaklah sama. Menurut guru, siswa

yang duduk di depan masih bingung dengan tanda mines, sedangkan

siswa yang duduk di tengah masih kesulitan dalam perhitungan

matematis sehingga nilai Si yang ia peroleh adalah positif, kemudian

menurut guru siswi yang duduk dibelakang masih kesulitan dalam

membedakan sifat bayangan. Hal ini menunjukan bila guru

mengetahui kemampuan siswa berbeda-beda, yang juga diungkapkan

guru dalam kutipan wawancara berikut ini:

“jadi memang siswa itu mempunyai kemampuan yang unik,

mempunyai kemampuan masing-masing, ada yang harus di

datangi, dijelaskan satu persatu.. tapi ada yang cuma diberi

contoh siswa itu sudah bisa”

c. Miskonsepsi Siswa

1) Pengetahuan Guru tentang Miskonsepsi Siswa

Pengetahuan guru tentang miskonsepsi siswanya tidak

terungkap dalam wawancara. Guru menyatakan jika siswa yang keliru

itu hanya mengalami kesulitan dalam memahami konsep yang mereka

terima, bukan termasuk miskonsepsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

83

“sebenarnya keliru itu karena siswa belum bisa memahami

dengan baik, bukan miskonsepsi. Artinya mereka itu

mengalami kesulitan dalam pemahamannya sehingga ketika

mengerjakan soal siswa jadi salah mengerjakan karena

pemahamannya tadi masih keliru, seperti menghitung

perbesaran bayangan tadi siswa itu belum tau arti dari harga

mutlak itu buat apa, arti garis sejajar itu apa, anak masih

belum mengerti jadi siswa hanya kesulitan saja sebenarnya”

2) Tindakan Guru Dalam Proses Pembelajaran

Pengetahuan guru tentang miskonsepsi yang dialami siswa

dalam penelitian ini tidak terungkap, peneliti juga tidak menemukan

adanya miskonsepsi yang terjadi pada siswa dalam proses

pembelajaran karena guru meyakini siswa yang mengalami kekeliruan

tersebut, hanya mengamalami kesulitan saja bukan termasuk dalam

miskonsepsi.

Hasil penelitian menunjukan jika pengetahuan yang dimiliki guru Y

tentang motivasi siswa, tidak berpengaruh dalam pembelajaran. Guru

mengungkapkan bila siswa di kelas VIII B kurang termotivasi untuk belajar,

seharusnya dalam pembelajaran guru lebih memotivasi siswanya di kelas VIII

B. Hal ini menunjukan bila tidak selamanya pengetahuan yang dimiliki guru

mendasari tindakan dalam proses pembelajaran. Sedangkan pengetahuan guru

Y tentang kesulitan belajar siswa berpengaruh dalam proses pembelajaran

sebagaimana terlihat bahwa pengetahuan guru tersebut mendasari setiap

tindakan guru pada proses pembelajaran, dan tidak terungkapnya pengetahuan

guru Y tentang miskonsepsi siswa dikarenakan keterbatasan peneliti dalam

melakukan wawancara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

84

Tabel 4.5. Hasil Wawancara Dan Proses Pembelajaran Terhadap Guru Y Mengenai Pengetahuan Guru Tentang Siswa

Pengetahuan Guru Hasil Wawancara Guru Proses Pembelajaran

Pengetahuan tentang

motivasi siswa

Terungkap dalam wawancara

Guru mengetahui motivasi yang dimiliki siswanya

di dua kelas:

Guru meyakini siswa di kelas VIIIA

memiliki motivasi yang tinggi dan siswa di

kelas VIII B kurang termotivasi untuk

belajar

Terungkap dalam proses pembelajaran.

Tindakan-tindakan guru dalam memotivasi

siswanya di dua kelas tidak menunjukan

adanya perbedaan. Tindakan tersebut

yaitu:

Guru melakukan demonstrasi untuk

memusatkan perhatian siswa

Guru membangkitkan rasa percaya

diri siswa

Guru berkeliling kelas memeriksa

pekerjaan siswa dengan

memberikan dorongan

Guru membimbing siswa yang

kesulitan

Pengetahuan tentang

kesulitan belajar siswa

Terungkap dalam wawancara.

Guru mengetahui beberapa kesulitan yang dialami

siswanya, guru mengungkapkan:

Siswa masih kesulitan dalam membedakan

bayangan maya dan nyata

Siswa kesulitan dalam menghitung nilai

perbesaran bayangan (M)

Siswa masih keliru dalam memahami jarak

bayangan (Si)

Terungkap dalam proses pembelajaran

Pengetahuan guru tentang kesuliatan

belajar siswanya mendasari tindakan-

tindakan yang dilakukan guru selama

proses pembelajaran. Tindakan tersebut

yaitu:

Guru melakukan demonstrasai

untuk menunjukan bayangan maya

dan terbalik

Guru mendekati dan membimbing

siswa yang sama beberapa kali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

85

Guru memberi penekanan dengan

mengulang penjelasan,

mengingatkan siswa tentang

pengertian tanda negatif pada jarak

bayangan (Si) pada lensa

Guru memberi penegasan

mengenai arti dari tanda mutlak

pada persamaan perbesaran

bayangan

Pengetahuan tentang

miskonsespsi siswa

Tidak terungkap Tidak terungkap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian, menunjukan bahwa pengetahuan Guru X dan

tindakananya dalam proses pembelajaran berbeda dengan pengetahuan yang

dimiliki guru Y yang mendasari tindakannya dalam proses pembelajaran.

Pengetahuan tentang siswa yang dimiliki Guru X dan Guru Y serta

pengaruhnya dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan Guru Tentang Motivasi Siswa

Pengetahuan Guru X dan Guru Y tentang motivasi siswanya dalam

penelitian ini terungkap. Pengetahuan yang dimiliki guru X tentang

motivasi yang dimiliki siswanya berpengaruh dalam proses pembelajaran

dan pengetahuan yang dimiliki guru Y tentang motivasi siswa yang

diajarnya pada dua kelas yang berbeda tidak berpengaruh dalam proses

pembelajaran.

2. Pengetahuan Guru Tentang Kesulitan Belajar

Pengetahuan Guru X dan Guru Y tentang kesulitan belajar siswa

dalam penelitian ini terungkap. Pegetahuan yang dimiliki Guru X dan

Guru Y tersebut berpengaruh dalam proses pembelajaran, terlihat bahwa

pengetahuan tersebut mendasari tindakan guru dalam membantu kesulitan

belajar siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

87

3. Pengetahuan Guru Tentang Miskonsepsi Siswa

Guru X mengetahui terdapat siswanya yang memiliki miskonsepsi

dan pengetahuan tersebut berpengaruh dalam proses pembelajaran.

Pengetahuan Guru Y tentang miskonsepsi siswa tidak terungkap.

B. Saran

Saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan hasil penelitian ini untuk

peneliti berikutnya adalah sebagai berikut:

1. Peneliti berikutnya diharapkan untuk membuat pedoman wawancara yang

lebih kompleks berdasarkan hasil observasi dari proses pembelajaran,

sehingga dapat memaksimalkan metode wawancara untuk mengungkap

pengetahuan guru tentang siswa secara kuat.

2. Peneliti berikutnya juga diharapkan dapat mencari hal-hal yang berkaitan

dengan pengetahuan guru tentang siswa secara detail melalui hasil

observasi, sehingga dapat terlihat jelas pengaruh pengetahuan guru dalam

proses pembelejaran.

3. Diharapkan bagi peneliti untuk dapat mengungkap pengetahuan guru

tentang kesulitan belajar siswa lebih mendalam lagi, dengan meminta hasil

ulangan siswa agar dapat mengetahui siswa yang mengalami kesulitan

belajar, sehingga menambah informasi untuk menggali pengetahuan guru

tentang kesulitan belajar siswa secara mendalam.

4. Pengambilan data melalui observasi dan wawancara juga diharapkan

dilakukan beberapa kali sehingga dapat memperjelas tindakan serta

pernyataan dari subjek penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

88

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Putri. 2015. Pengembangan PCK (Pedagogical Content Knowledge)

Mahasiswa Calon Guru Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta

Melalui Simulasi Pembelajaran. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA, Vol.

2, No. 1, November, Hal. 1-15.

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Aisyah, Siti. 2015. Perkembangan Peserta Didik dan Bimbingan Belajar.

Yogyakarta: Deepublish.

Djamarah, Syaiful Bahri. Drs. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rieneka Cipta.

Etkina, Eugenia. 2010. Pedagogical Content Knowledge and Preparation of High

School Physics Teacher. Physical Review Special Topics-Physics Education

Research. 6. 2. 020110.

Hamdi, Asep Saepul. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam

Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.

Irham, Muhammad dan Novan Ardy Wiyani. 2013. Psikologi Pendidikan Teori

Dan Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Murwati, Kartika Dhiny. 2012. Identifikasi Pengetahuan Guru Fisika Mengenai

Siswanya Yang Diduga Mendasari Tindakannya Dalam Pembelajaran (Studi

Kasus 2 Guru Fisika Di 2 Sekolah Yang Berbeda). Skripsi. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Purwaningsih, Endang. 2015. Potret Respresntasi Pedagogical Content Knowledge

(PCK) Guru Dalam Mengajarkan Materi Getaran Dan Gelombang Pada Siswa

SMP. Indonesian Journal of Applied Physics. Vol. 5, No. 1, April, Hal. 9-15.

Rahmadhani, Yeni, dkk. 2016. Pedagogical Content Knowledge (PCK) Guru

Dalam Pembelajaran Biologi SMA di Kota Cimahi. Prosiding Seminar

Nasional Sains dan Pendidikan Sains, 6;17-24.

Sardiman. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGETAHUAN GURU IPA TENTANG SISWA DAN … · (STUDI KASUS: DUA GURU IPA DI SMP NEGERI YOGYAKARTA) SKRIPSI ... 7 2. Pengetahuan Guru ... D. Pembelajaran IPA

89

Sarkim, T. 2006. Investigating Pedagogical Content Knowledge of Secondary

School Physics Teacher: A Case Study. Yogyakarta: Widya Dharma Jurnal

Kependidikan (Majalah Ilmiah Kependidikan), Vol.17. No. 1, p.1, Oktober.

Sarkim, Tarsisius. 2015. Pedagogical Content Knowledge: Sebuah Konstruk untuk

Memahami Kinerja Guru di Dalam Pembelajaran. Prosiding Pertemuan Ilmiah

XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta.

Sugiarto, Eko. 2015. Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif Skripsi Dan Tesis.

Yogyakarya: Suaka Media.

Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi Dan Perubahan Konsep Dalam Pendidikan

Fisika. Jakarta: Grasindo.

Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik &

Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Suparno, Paul. 2007. Kajian & Pengantar Kurikulum IPA SMP & MT. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Suparno, Paul. 2014. Metode Penelitian Pendidikan IPA. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma.

Suwido, Albertus Wahyudi. 2010. Identifikasi Pengetahuan Guru Fisika Tentang

Siswanya Pada 2 SMA Di Yogyakarta Sebagaimana Terungkap Melalui

Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma.

Wisudawati, Asih Widi dan Eka Sulistiyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran

IPA. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI