pengertian perawatan luka perinium

33
Pengertian Perawatan Luka Perinium Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004). Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2000). Post Partum adalah selang waktu antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (Mochtar, 2002). Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil. Tujuan Perawatan Perineum Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton (2002), adalah mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan. Sedangkan menurut Moorhouse et. al. (2001), adalah pencegahan terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi dalam 28 hari setelah kelahiran anak atau aborsi. Bentuk Luka Perineum Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu : 1. Rupture Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau

Upload: leenie-gunawan

Post on 05-Aug-2015

226 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian Perawatan Luka Perinium

Pengertian Perawatan Luka Perinium

Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis,

psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz,

2004). Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh

vulva dan anus (Danis, 2000). Post Partum adalah selang waktu antara

kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada

waktu sebelum hamil (Mochtar, 2002). Perawatan perineum adalah pemenuhan

kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan

anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan

kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.

Tujuan Perawatan Perineum

Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton (2002), adalah mencegah

terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan.

Sedangkan menurut Moorhouse et. al. (2001), adalah pencegahan terjadinya

infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi dalam 28 hari setelah kelahiran

anak atau aborsi.

Bentuk Luka Perineum

Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu :

1. Rupture

Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan

secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat

proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan

yang robek sulit dilakukan penjahitan. (Hamilton, 2002).

2. Episotomi

Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar

Page 2: Pengertian Perawatan Luka Perinium

muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi (Eisenberg,

A., 1996).

Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina yang

sedang dalam keadaan meregang. Tindakan ini dilakukan jika perineum

diperkirakan akan robek teregang oleh kepala janin, harus dilakukan infiltrasi

perineum dengan anestasi lokal, kecuali bila pasien sudah diberi anestasi

epiderual. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis tengah atau mediolateral.

Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh

darah besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki (Jones Derek,

2002).

Pada gambar berikut ini dijelaskan tipe episotomi dan rupture yang sering

dijumpai dalam proses persalinan yaitu :

1. Episiotomi medial

2. Episiotomi mediolateral

Sedangkan rupture meliputi

1. Tuberositas ischii

2. Arteri pudenda interna

3. Arteri rektalis inferior

Page 3: Pengertian Perawatan Luka Perinium

Gambar 1. Tipe-Tipe Episiotomi

Lingkup Perawatan

Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organ

reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk

melalui vulva yang terbuka atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada

peralatan penampung lochea (pembalut) (Feerer, 2001).

Sedangkan menurut Hamilton (2002), lingkup perawatan perineum adalah

1. Mencegah kontaminasi dari rektum

2. Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma

3. Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.

Waktu Perawatan

Menurut Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah

1. Saat mandi

Page 4: Pengertian Perawatan Luka Perinium

Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka

maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang

tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian

pembalut, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan

perineum.

2. Setelah buang air kecil

Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi

kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan

bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.

3. Setelah buang air besar.

Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar

anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum

yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan

perineum secara keseluruhan.

Penatalaksanaan

1. Persiapan

a. Ibu Pos Partum

Perawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi dengan posisi ibu

jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi kaki terbuka.

b. Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau shower air hangat

dan handuk bersih. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air hangat,

pembalut nifas baru dan antiseptik (Fereer, 2001).

2. Penatalaksanaan

Perawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan anak mengurangi

rasa ketidaknyamanan, kebersihan, mencegah infeksi, dan meningkatkan

Page 5: Pengertian Perawatan Luka Perinium

penyembuhan dengan prosedur pelaksanaan menurut Hamilton (2002) adalah

sebagai berikut:

a. Mencuci tangannya

b. Mengisi botol plastik yang dimiliki dengan air hangat

c. Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah mengarah ke

rectum dan letakkan pembalut tersebut ke dalam kantung plastik.

d. Berkemih dan BAB ke toilet

e. Semprotkan ke seluruh perineum dengan air

f. Keringkan perineum dengan menggunakan tissue dari depan ke belakang.

g. Pasang pembalut dari depan ke belakang.

h. Cuci kembali tangan

3. Evaluasi

Parameter yang digunakan dalam evaluasi hasil perawatan adalah:

a. Perineum tidak lembab

b. Posisi pembalut tepat

c. Ibu merasa nyaman

Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Perineum

1. Gizi

Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses

penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan sangat

membutuhkan protein.

2. Obat-obatan

a. Steroid : Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan menggangu respon

Page 6: Pengertian Perawatan Luka Perinium

inflamasi normal.

b. Antikoagulan : Dapat menyebabkan hemoragi.

c. Antibiotik spektrum luas / spesifik : Efektif bila diberikan segera sebelum

pembedahan untuk patolagi spesifik atau kontaminasi bakteri. Jika diberikan

setelah luka ditutup, tidak efektif karena koagulasi intrvaskular.

3. Keturunan

Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya dalam

penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang mempengaruhi adalah

kemampuan dalam sekresi insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan

glukosa darah meningkat. Dapat terjadi penipisan protein-kalori.

4. Sarana prasarana

Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam

perawatan perineum akan sangat mempengaruhi penyembuhan perineum,

misalnya kemampuan ibu dalam menyediakan antiseptik.

5. Budaya dan Keyakinan

Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perineum,

misalnya kebiasaan tarak telur, ikan dan daging ayam, akan mempengaruhi

asupan gizi ibu yang akan sangat mempengaruhi penyembuhan luka.

Dampak Dari Perawatan Luka Perinium

Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal

berikut ini :

1. Infeksi

Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang

perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada

perineum.

2. Komplikasi

Page 7: Pengertian Perawatan Luka Perinium

Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung

kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya

komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.

3. Kematian ibu post partum

Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya

kematian pada ibu post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum

masih lemah (Suwiyoga, 2004).

http://creasoft.wordpress.com/2008/04/21/perawatan-luka-perineum-pada-post-partum/

Page 8: Pengertian Perawatan Luka Perinium

Perawatan masa nifas adalah perawatan terhadap wanita hamil yang telah selesai bersalin sampai

alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lamanya kira-kira 6-8 minggu. Akan tetapi,

seluruh alat genitelia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.

Perawatan masa nifas dimulai sebenarnya sejak kala uri dengan menghindarkan adanya

kemungkinan-kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi. Bila ada perlukaan jalan lahir atau

luka bekas episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan sebaik-baiknya. Penolong

persalinan harus tetap waspada sekurang-kurangnya 1 jam sesudah melahirkan, untuk mengatasi

kemungkinan terjadinya perdarahan post partum.

I. Perawatan luka episiotomi

Tindakan episiotomi adalah pengguntingan jaringan yang terletak di antara lubang kemaluan

(vagina) dan anus. Tujuannya untuk memperlebar jalan lahir sehingga memudahkan proses lahirnya

bayi. Jika persalinan normal sampai memerlukan tindakan episiotomi, ada beberapa hal yang harus

dilakukan agar proses pemulihan berlangsung seperti yang diharapkan. Perawatan luka bekas

jahitan sangat penting karena luka bekas jahitan jalan lahir ini dapat menjadi pintu masuk kuman

dan menimbulkan infeksi, ibu menjadi demam , luka basah dan jahitan terbuka, bahkan ada yang

mengeluarkan bau busuk dari jalan lahir. Perawatan luka jalan lahir dilakukan sesegera mungkin

setelah 6 jam dari persalinan normal. Ibu akan dilatih dan dianjurkan untuk mulai bergerak duduk

dan latihan berjalan.Tentu saja bila keadaan ibu cukup stabil dan tidak mengalami komplikasi

misalnya tekanan darah tinggi atau pendarahan1

Persiapan dan cara merawat luka episiotomi

1. Siapkan air hangat

2. Sabun dan waslap

3. Handuk kering dan bersih

4. Pembalut ganti yang secukupnya

5. Celana dalam yang bersih

Cara merawat luka episiotomi:

1. Lepas semua pembalut dan cebok dari arah depan ke belakang.

2. Waslap di basahi dan buat busa sabun lalu gosokkan perlahan waslap yang sudah ada busa sabun

tersebut ke seluruh lokasi luka jahitan. Jangan takut dengan rasa nyeri, bila tidak di bersihkan

dengan benar maka darah kotor akan menempel pada luka jahitan dan menjadi tempat kuman

berkembang biak.

Page 9: Pengertian Perawatan Luka Perinium

3. Bilas dengan air hangat dan ulangi sekali lagi sampai yakin bahwa luka benar – benar bersih. Bila

perlu lihat dengan cermin kecil.

4. Kenakan pembalut baru yang nyaman, celana dalam yang bersih dari bahan katun. Setelah buang

air kecil dan besar atau pada saat hendak mengganti pembalut darah nifas, bersihkan vagina dan

anus dengan air seperti biasa. Jika ibu benar-benar takut untuk menyentuh luka jahitan disarankan

untuk duduk berendam dalam larutan antiseptik selama 10 menit. Dengan begitu, kotoran berupa

sisa air seni dan feses juga akan hilang.

5. Segera mengganti pembalut jika terasa darah penuh, semakin bersih luka jahitan maka akan

semakin cepat sembuh dan kering. Lakukan perawatan yang benar setiap kali ibu buang air kecil

atau saat mandi dan bila terasa pembalut sudah penuh.

6. Konsumsi makanan bergizi dan berprotein tinggi agar luka jahitan cepat sembuh. Terutama ikan,

ayam, daging dan telur. Kecuali bila ibu alergi dengan jenis protein hewani tersebut.

7. Untuk menghindari rasa sakit kala buang air besar, ibu dianjurkan memperbanyak konsumsi serat

seperti buah-buahan dan sayuran. Dengan begitu tinja yang dikeluarkan menjadi tidak keras dan ibu

tak perlu mengejan.

8. Jangan pantang makanan, ibu boleh makan semua makanan kecuali jamu yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan produksinya. Dan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau bidan bila

disaranakan untuk minum jamu oleh keluarga.

9. Untuk menahan rasa sakit akibat proses jahitan, dokter akan memberikan obat penahan rasa sakit.

10. Dengan kondisi robekan yang terlalu luas pada anus, hindarkan banyak bergerak pada minggu

pertama karena bisa merusak otot-otot perineum. Banyak-banyaklah duduk dan berbaring. Hindari

berjalan karena akan membuat otot perineum bergeser.

11.Jika kondisi robekan tidak mencapai anus, ibu disarankan segera melakukan mobilisasi setelah

cukup beristirahat.

12. Bila memang dianjurkan dokter, luka di bagian perineum dapat diolesi salep antibiotik.

13. Lakukan senam nifas. Yaitu senam untuk ibu setelah melahirkan, boleh mengangkat kaki saat

tiduran secara bergantian. Kaki boleh diangkat satu persatu secara bergantian mulai 45 9 sampai

setinggi 90 9 . Perbanyak latihan jalan dengan posisi badan lurus jangan membungkuk. Boleh

jongkok pelan – pelan. Jangan kuatir jahitan akan lepas karena jahitan sangat kuat. Lepas karena ibu

tidak rajin membersihkan luka jahitan sehingga terjadi infeksi. Atau pada beberapa kasus yang

sangat jarang ibu alergi benang jahitan tersebut.1

Ada beberapa catatan yang perlu diketahui:

Luka jahitan memang akan terasa sedikit nyeri

Page 10: Pengertian Perawatan Luka Perinium

Jangan cemas, rasa nyeri ini akibat terputusnya jaringan syaraf dan ringan otot , namaun semakin

sering di gerakkan maka nyeri akan berkurang. Bila ibu hanya berbaring terus menerus dan takut

bergerak karena nyeri akan menghambat proses penyenbuhan. Sirkulasi darah pada luka menjadi

tidak lancar.

Luka terlihat sedikit bengkak dan merah

Pada proses penyembuhan luka tubuh secara alami akan memproduksi zat – zat yang merupakan

reaksi perlawanan terhadap kuman. Sehingga dalam proses penyembuhan luka kadang terjadi

sedikit pembengkakan dan kemerahan. Asalkan luka bersih ibu tak perlu cemas. Bengkak dan

merah ini bersifat sementara. Beberapa keluarga masih ada yang menganjurkan untuk mengurangi

minum air putih agar jahitan cepat kering. Hal ini sama sekali tidak dibenarkan . Justru ibu harus

minum yang banyak, minimal 8 gelas sehari untuk memperlancar buang air kecil, mengganti cairan

tubuh yang hilang dan memperlancar proses pengeluaran ASI.1

Pengeringan luka jahitan

Luka jahitan rata – rata akan kering dan baik dalam waktu kurang dari satu minggu.1

Infeksi pasca episiotomi1

Infeksi bisa terjadi karena ibu kurang telaten melakukan perawatan pascapersalinan. Ibu takut

menyentuh luka yang ada di perineum sehingga memilih tidak membersihkannya. Padahal, dalam

keadaan luka, perineum rentan didatangi kuman dan bakteri sehingga mudah terinfeksi. Gejala-

gejala infeksi yang dapat diamati adalah:

- suhu tubuh melebihi 37,5° C.

- menggigil, pusing, dan mual

- keputihan

- keluar cairan seperti nanah dari vagina

- cairan yang keluar disertai bau

- keluarnya cairan disertai dengan rasa nyeri

- terasa nyeri di perut

- perdarahan kembali banyak padahal sebelumnya sudah sedikit.

Misalnya, seminggu sesudah melahirkan, pendarahan mulai berkurang tapi tiba-tiba darah kembali

banyak keluar. Bila ada tanda-tanda seperti di atas, segera periksakan diri ke dokter.

Infeksi vagina yang ringan biasanya ditindaklanjuti dengan penggunaan antibiotic yang adekuat

untuk membunuh kuman-kuman yang ada di situ.

Page 11: Pengertian Perawatan Luka Perinium

 

I. ANATOMI DAN PERSARAFAN PERINEUM

Perineum merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul, terletak antara vulva dan anus.

Perineum terdiri dari otot dan fascia urogenitalis serta diafragma pelvis. Diafragma urogenitalis

terletak menyilang arkus pubis diatas fascia superfisialis perinei dan terdiri dari otot-otot transversus

perinealis profunda. Diafragma pelvis dibenuk oleh otot-otot koksigis dan levator ani yang terdiri dari otot

penting, yaitu : m.puborektalis, m.pubokoksigis dan m.iliokoksigis. Susunan otot tersebut

merupakan penyangga dari struktur pelvis, diantaranya lewat urethra, vagina dan rektum.

Perineum berbatas sebagai berikut :

1.Ligamentum arkuata dibagian depan tengah

2.Arkus iskiopubik dan tuber iskii dibagian lateral depan

3.Ligamentum sakrotuberosum dibagian lateral belakang

4.Tulang koksigis dibagian belakang tengah

Daerah perineum terdiri dari 2 bagian, yaitu :

1. Regio anal disebelah belakang. Disini terdapat m.sfingter ani eksterna yang

melingkari anus.

2. Regio urogenitalis. Disini terdapat m.bulbokavernosus, m.transversus perinealis superfisialis dan

m.iskiokavernosus.

Perineal body merupakan struktur perineum yang terdiri dari tendon dan sebagai tempat bertemunya

serabut-serabut otot tersebut diatas. Persarafan perineum berasal dari segmen sakral 2,3,4 dari

sumsum tulang belakang (spinal cord) yang bergabung membentuk nervus pudendus.

1

Page 12: Pengertian Perawatan Luka Perinium

Syarat ini meninggalkan pelvis melalui foramen sciatic mayor dan melalui lateral ligamentum

sakrospinosum, kembali memasuki pelvis melalui foramen sciatic minor dan kemudian lewat

sepanjang dinding sampai fossa iliorektal dalam suatu ruang fasial yang disebut kanalis Alcock.

Begitu memasuki kanalis Alcock, n.pudendus terbagi menjadi 3 bagian/cabang utama, yaitu

n.hemorrhoidalis inferior di regio anal, n.perinealis yang juga membagi diri menjadi n.labialis

posterior dan n.perinealis profunda ke bagian anterior dari dasar pelvis dan diafragma urogenital;

dan cabang ketiga adalah n.dorsalis klitoris.

1

 

Perdarahan ke perineum sama dengan perjalanan saraf yaitu berasal dari arteri pudenda interna yang

juga melalui kanalis Alcock dan terbagi menjadi a.hemorrhoidalis inferior, a.perinealis dan

a.dorsalis klitoris.

1

Page 13: Pengertian Perawatan Luka Perinium
Page 14: Pengertian Perawatan Luka Perinium

 

II. RUPTUR PERINEUM

 

II.1. DEFINISI

Ruptur adalah robekan atau koyaknya jaringan secara paksa (Dorland, 1994). Perineum adalah

bagian yang terletak antara vulva dan anus panjangnya rata-rata 4 cm

(Wiknjosastro, 1999).

2

Klasifikasi ruptur perineum ada 2, yaitu :

1. Ruptur perineum spontan

Yaitu luka pada perineum yang terjadi karena sebab-sebab tertentu tanpa dilakukan tindakan

perobekan atau disengaja. Luka ini terjadi pada saat persalinan dan biasanya tidak teratur.

2 Robekan perineum ada 2, yaitu :

2

a) Anterior : labia, vagina anterior, uretra atau klitoris

b) Posterior : dinding posterior vagina, otot perineum, spincter ani, mukosa rektum.

2. Ruptur perineum yang disengaja (Episiotomi)

Yaitu luka perineum yang terjadi karena dilakukan pengguntingan atau perobekan pada perineum.

2

 

Episiotomi ialah suatu tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput

lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum

dan kulit sebelah depan perineum.

3

II.2. RUPTUR PERINEUM SPONTAN

Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada

persalinan berikutnya. Robekan ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan menjaga jangan

sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat. Sebaliknya kepala janin yang akan

lahir jangan ditahan terlampau kuat dan lama, karena akan menyebabkan asfiksia dan perdarahan

dalam tengkorak janin, dan melemahkan otot-otot dan fasia pada dasar panggul karena diregangkan

terlalu lama.

4

Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat,

sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa sehingga kepala janin terpaksa lahir lebih ke belakang

Page 15: Pengertian Perawatan Luka Perinium

daripada biasa, kepala janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran yang lebih besar

daripada sirkumferensia suboksipito-bregmatika, atau anak dilahirkan dengan pembedahan vaginal.

4

Faktor-faktor yang menyebabkan ruptur perineum (Harry Oxorn) :

5

Faktor maternal, mencakup :

1. Partus presipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong (sebab paling sering)

2. Pasien tidak mampu berhenti mengejan.

3. Partus diselesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan fundus yang berlebihan.

4. Edema dan kerapuhan pada perineum.

5. Varikositas Vulva yang melemahkan jaringan-jaringan perineum.

6. Arcus pubis sempit dengan pintu bawah panggul yang sempit pula sehingga menekan kepala bayi ke arah

posterior.

7. Perluasan episitomi.

 

Faktor janin mencakup :

1. Bayi yang besar 

2. Posisi kepala yang abnormal, ex : presentasi muka

3. Kelahiran bokong

4. Ekstraksi forceps yang sukar 

5. Dystocia bahu

6. Anomali kongenital, seperti hidrocephalus

Tingkat robekan perineum dapat dibagi atas 4 tingkatan :

2

 

Tingkat I : robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa mengenai kulit

perineum sedikit

 

Tingkat II : Robekan yang terjadi lebih dalam yaitu selain mengenai selaput lendir vagina juga mengenai

muskulus perinei transversalis, tapi tidak mengenai sfingter ani.

Tingkat III :

Robekan yang terjadi mengenai seluruh perineum sampai mengenai otot-otot sfingter ani.

Page 16: Pengertian Perawatan Luka Perinium

Tingkat IV :

Robekan mengenai perineum sampai otot sfingter ani dan mukosa rektum.

II.3. EPISIOTOMI

Penyembuhan luka perineum akan lebih sempurna bila pinggirnya lurus dan otot-otot mudah dijahit. Pada

persalinan spontan sering terjadi robekan perineum yang merupakan luka dengan pinggir yang tidak

teratur. Hal ini akan menghambat penyembuhan penyembuhan per primam sesudah luka dijahit.

Oleh karena itu, dan juga untuk  melancarkan jalannya persalinan, dapat dilakukan insisi pada

perineum pada saat kepala janin tampak dari luar dan mulai meregangkan perineum.

4

Dengan cara episiotomi, maka robekan perineum, regangan otot-otot dan fasia pada dasar panggul,

prolapsus uteri, stress incontinence, serta perdarahan dalam tengkorak janin dapat dihindarkan.

Luka episiotomi lebih mudah dijahit daripada robekan.

4

Jenis Episiotomi :

6,7

Sayatan episiotomi umumnya menggunakan gunting khusus, tetapi dapat juga sayatan dilakukan

dengan pisau. Berdasarkan lokasi sayatan maka dikenal 4 jenis episiotomi yaitu:

Page 17: Pengertian Perawatan Luka Perinium

1. Episiotomi medialis

Sayatan dimulai pada garis tengah komissura posterior lurus ke bawah tetapi tidak sampai mengenai

serabut sfingter ani.

Keuntungan dari episiotomi medialis ini adalah :

perdarahan yang timbul dari luka episiotomi lebih sedikit oleh karena merupakan daerah yang

relatif sedikit mengandung pembuluh darah.

sayatan bersifat simetris dan anatomis sehingga penjahitan kembali lebih mudah dan penyembuhan

lebih memuaskan.

Kerugiannya adalah dapat terjadi ruptur perinei tingkat III inkomplet (laserasi m.sfingter ani) atau

komplet (laserasi dinding rektum).

2. Episiotomi mediolateralis

Sayatan disini dimulai dari bagian belakang introitus vagina menuju ke arah belakang dan samping.

Arah sayatan dapat dilakukan ke arah kanan ataupun kiri, tergantung pada kebiasaan orang yang

melakukannya. Panjang sayatan kira-kira 4 cm.

Sayatan disini sengaja dilakukan menjauhi otot sfingter ani untuk mencegah ruptura perinei tingkat

III. Perdarahan luka lebih banyak oleh karena melibatkan daerah yang banyak pembuluh darahnya.

Otot-otot perineum terpotong sehingga penjahitan luka lebih sukar. Penjahitan dilakukan

sedemikian rupa sehingga setelah penjahitan selesai hasilnya harus simetris

Page 18: Pengertian Perawatan Luka Perinium

 

3. Episiotomi lateralis

Sayatan disini dilakukan ke arah lateral mulai dari kira-kira jam 3 atau 9 menurut arah jarum jam.

Jenis episiotomi ini sekarang tidak dilakukan lagi, oleh karena banyak menimbulkan komplikasi.

Luka sayatan dapat melebar ke arah dimana terdapat pembuluh darah pudendal interna, sehingga

dapat menimbulkan perdarahan yang banyak. Selain itu parut yang terjadi dapat menimbulkan rasa

nyeri yang mengganggu penderita.

4. Insisi Schuchardt

Jenis ini merupakan variasi dari episiotomi mediolateralis, tetapi sayatannya melengkung ke arah

bawah lateral, melingkari rektum, serta sayatannya lebih lebar.

Indikasi episiotomi :

6

Indikasi episiotomi dapat berasal dari faktor ibu maupun faktor janin. Indikasi ibu antara lain

adalah:

a. Primigravida umumnya

b. Perineum kaku dan riwayat robekan perineum pada persalinan yang lalu

c. Apabila terjadi peregangan perineum yang berlebihan misalnya pada persalinan sungsang,

persalinan dengan cunam, ekstraksi vakum dan anak besar 

d. Arkus pubis yang sempit Indikasi janin antara lain adalah:

a. Sewaktu melahirkan janin prematur. Tujuannya untuk mencegah terjadinya trauma yang

berlebihan pada kepala janin.

b. Sewaktu melahirkan janin letak sungsang, letak defleksi, janin besar.

c. Pada keadaan dimana ada indikasi untuk mempersingkat kala II seperti pada gawat janin, tali

pusat menumbung

Kontra indikasi :

6

Kontra indikasi episiotomi antara lain adalah :

a. Bila persalinan tidak berlangsung pervaginam

b. Bila terdapat kondisi untuk terjadinya perdarahan yang banyak seperti penyakit kelainan darah

maupun terdapadatnya varises yang luas pada vulva dan vagina.

Page 19: Pengertian Perawatan Luka Perinium

Teknik Episiotomi Medialis

3

Pada teknik ini insisi dimulai dari ujung terbawah introitus vagina sampai batas atas otot-otot

sfingter ani. Cara anestesi yang dipakai adalah cara anestesi iniltrasi antara lain dengan larutan

procaine 1%-2%; atau larutan lidonest 1%-2%; atau larutan xylocaine 1%-2%. Setelah pemberian

anestesi, dilakukan insisi dengan mempergunakan gunting yang tajam dimulai dari bagian terbawah

introitus vagina menuju anus, tetapi tidak sampai memotong pinggir atas sfingter ani, hingga kepala

dapat dilahirkan. Bila kurang lebar disambung ke lateral (episiotomi mediolateralis).

Untuk menjahit luka episiotomi medialis mula-mula otot perineum kiri dan kanan dirapatkan beberapa jahitan.

Kemudian fasia dijahit dengan beberapa jahitan. Lalu selaput lendir vagina dijahit pula dengan

beberapa jahitan. Terakhir kulit perineum dijahit dengan empat atau lima jahitan. Jahitan dapat

dilakukan secara terputus-putus (interrupted suture) atau secara jelujur (continous suture). Benang

yang dipakai untuk menjahit otot, fasia dan selaput lendir adalah catgut khromik, sedangkan untuk

kulit perineum dipakai benang sutera

A. Otot perineum kiri dan kanan dijahit dan dirapatkan

B. Pinggir fasia kiri dan kanan dijahit dan dirapatkan

C. Selaput lendir vagina dijahit

Page 20: Pengertian Perawatan Luka Perinium

D. Kulit perineum dijahit dengan benang sutera

Teknik Episiotomi Mediolateralis

 

3

Pada teknik ini insisi dimulai dari bagian belakang introitus vagina menuju ke arah belakang dan

samping. Arah insisi ini dapat dilakukan ke arah kanan ataupun kiri, tergantung pada kebiasaan

orang yang melakukannya. Panjang insisi kira-kira 4 cm.

Teknik menjahit luka pada episiotomi mediolateralis hampir sama dengan teknik menjahit

episiotomi medialis. Penjahitan dilakukan sedemkian rupa sehingga setelah penjahitan selesai

hasilnya harus simetris.

A. Menjahit jaringan otot-otot dengan jahitan terputus-putus

B. Benang jahitan pada otot-otot ditarik 

C. Selaput lendir vagina dijahit

D. Jahitan otot-otot diikatkan

E. Fasia dijahit

F. Penutupan fasia selesai

G. Kulit dijahit

Page 21: Pengertian Perawatan Luka Perinium

 

Teknik Episiotomi Lateralis

 

3

Pada teknik ini insisi dilakukan ke arah lateral mulai dari kira-kira pada jam 3 atau jam 9 menurut arah

jarum jam. Teknik ini sekarang tidak dilakukan lagi oleh karena banyak memimbulkan komplikasi.

Luka insisi ini dapat melebar ke arah dimana terdapat pembuluh darah pundendal interna, sehingga

dapat menimbulkan perdarahan yang banyak. Selain itu parut yang terjadi dapat menimbulkan rasa nyeri yang

mengganggu penderita.

Jahitan mukosa vagina : jahit mukosa vagina secara jelujur dengan catgut kromik  2-0. Dimulai dari

sekitar 1 cm di atas puncak luka di dalam vagina sampai pada batas vagina.

9

Jahitan otot perineum : lanjutkan jahitan pada daerah otot perineum sampai ujung luka pada perineum secara jelujur

dengan catgut kromik 2-0. Lihat ke dalam luka untuk mengetahui letak ototnya. Penting sekali

untuk menjahit otot ke otot agar  tidak ada rongga diantaranya.

9

Jahitan kulit : carilah lapisan subkutikuler persis di bawah lapisan kulit. Lanjutkan dengan jahitan

subkutikuler kembali ke arah batas vagina, akhiri dengan simpul mati pada bagian dalam vagina.

9

 

3. Tingkat III :

Sebelum dilakukan penjahitan pada robekan perineum tingkat II maupun tingkat III, jika dijumpai pinggir robekan

yang tidak rata atau bergerigi, maka pinggir  yang bergerigi tersebut harus diratakan terlebih dahulu.

Page 22: Pengertian Perawatan Luka Perinium

Pinggir robekan sebelah kiri dan kanan masing-masing diklem terlebih dahulu, kemudian digunting.

Setelah pinggir robekan rata, baru dilakukan penjahitan luka robekan.

3

Jahitan sfingter ani : jepit otot sfingter dengan klem Allis atau pinset. Tautkan ujung otot sfingter ani

dengan 2-3 jahitan benang kromik 2-0 angka 8 secara interuptus. Larutan antiseptik pada daerah robekan.

Reparasi mukosa vagina, otot perineum dan kulit.

9

4. Tingkat IV :

Mula-mula dinding depan rektum yang robek dijahit. Kemudian fasia perirectal dan fasia septum

rektovaginal dijahit dengan catgut kromik, sehingga bertemu kembali. Ujung-ujung otot sfingter ani

yang terpisah oleh karena robekan diklem dengan Pean lurus, kemudian dijahit dengan 2-3 jahitan

catgut kromik sehingga bertemu kembali. Selanjutnya robekan dijahit lapis demi lapis seperti

menjahit robekan perineum tingkat II.

3,4

III.3. PERAWATAN PASCA TINDAKAN

9

Apabila terjadi robekan tingkat IV (robekan sampai mukosa rektum), berikan antibiotik profilaksis

dosis tunggal.

Ampisilin 500 mg peroral dan Metronidazol 500 mg peroral.

Observasi tanda-tanda infeksi.

Jangan lakukan pemeriksaan rektal atau enema selama 2 minggu.

 

Penggunaan sitz mandi dan analgesik seperti ibuprofen.

Jika rasa sakit yang berlebihan pada hari-hari setelah pasca tindakan harus segera diperiksa, sebab

rasa sakit merupakan tanda-tanda infeksi didaerah perineum.

Penderita diberi makanan yang tidak mengandung selulosa mulai dari hari kedua diberi parafinum

liquidum sesendok makan 2 kali sehari dan jika perlu pada hari ke 6 diberi klisma minyak.

III.4. KOMPLIKASI JIKA ROBEKAN PERINEUM DIBIARKAN

Page 23: Pengertian Perawatan Luka Perinium

9

 

Jika robekan tingkat III tidak diperbaiki dengan baik, pasien dapat menderita gangguan defekasi dan

flatus.

Jika robekan rektum tidak diperbaiki, dapat terjadi infeksi dan fistula rektovaginal.

III.5. PENANGANAN KOMPLIKASI

9

 

Jika terdapat hematoma, darah dikeluarkan. Jika tidak ada tanda infeksi dan perdarahan sudah

berhenti, lakukan penjahitan.

 

Jika terdapat infeksi, buka dan drain luka. Berikan Ampisilin 500 mg peroral tiga kali sehari selama

5 hari dan Metronidazol 400 mg peroral tiga kali sehari selama 5 hari.

 

Jika infeksi mencapai otot dan terdapat nekrosis, lakukan debridemen dan berikan antibiotika secara

kombinasi sampai pasien bebas demam 48 jam.

Penisilin G 2 juta unit setiap 6 jam IV

Ditambah Gentamisin 5 mg/kgBB setiap 24 jam IV

Ditambah Metronidazol 500 mg peroral setiap 8 jam IV

Sesudah pasien bebas demam selama 48 jam berikan :

Ampisilin 500 mg peroral empat kali sehari selama 5 hari

Ditambah Metronidazol 400 mg peroral tiga kali sehari selam 5 hari.

Luka dapat dijahit bila telah tenang, 2-4 minggu kemudian.

Fistula rektovaginal perlu dilakukan bedah rekonstruksi 3 bulan atau lebih pasca persalinan.

Page 24: Pengertian Perawatan Luka Perinium

 

DAFTAR PUSTAKA

1. Bonica, John J. Principles and Practice of Obstetric Analgesia and Anesthesia, FA

Davis Co. Philadelphia, 2

nd

ed, 1995; 501-513.

2.

 

http://askep-askeb.cz.cc/2010/01/kti-kebidanan-studi-korelasi-berat.html

3.

 

Wiknjosastro H, Saifuddin Abdul B, Rachimhadhi T. Ilmu Bedah Kebidanan.

Indonesia: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,2007.h.170-176.

4.

 

Wiknjosastro H, Saifuddin Abdul B, Rachimhadhi T. Ilmu Kebidanan. Indonesia:

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,2005.h.665-666;882-884.

5.

 

http://askep-askeb.cz.cc/2010/03/rupture-perineum.html

6.

 

http://blog.ilmukeperawatan.com/episiotomi-definisiindikasi-dan-kontra-indikasi-

episiotomy.html

7.

 

Cunningham FG,

M

ac Donald PC, Gan NF et al. Williams Obstetrics, 20 th ed.

Appleton and Lange, 1997; 342-345.

8.

 

Page 25: Pengertian Perawatan Luka Perinium

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.aa

fp.org/afp/20031015/1585.html

9.

 

Saifuddin Abdul B, Wiknojosastro Gulardi H, Affandi B, Waspodo D. Buku

Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan

M

aternal dan Neonatal Indonesia : Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2006.h.P-19;P-50-P51

Page 26: Pengertian Perawatan Luka Perinium

Bab I

Pendahuluan