pengertian fonologi.docx

Upload: fahmi-rizkillah-r

Post on 09-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pengertian FonologiMenurut Kridalaksana (2002) dalam kamus linguistik, fonologi adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya. Bidang PembahasannyaFonologi mempunyai dua cabang kajian,Pertama, fonetik yaitu cabang kajian yang mengkaji bagaimana bunyi-bunyi fonem sebuah bahasa direalisasikan atau dilafalkan. Fonetik juga mempelajari cara kerja organ tubuh manusia terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahasa. Chaer (2007) membagi urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu, menjadi tiga jenis fonetik, yaitu:a) fonetik artikulatoris atau fonetik organis atau fonetik fisiologi, mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan.b) fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam (bunyi-bunyi itu diselidiki frekuensi getaranya, aplitudonya,dan intensitasnya.c) fonetik auditoris mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita.Dari ketiga jenis fonetik tersebut yang paling berurusan dengan dunia lingusitik adalah fonetik artikulatoris, sebab fonetik inilah yang berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkan manusia. Sedangkan fonetik akustik lebih berkenaan dengan bidang fisika, dan fonetik auditoris berkenaan dengan bidang kedokteran.Kedua, fonemik yaitu kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa yang berfungsi membedakan makna. Chaer (2007) mengatakan bahwa fonemik mengkaji bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna kata. Misalnya bunyi [l], [a], [b] dan [u]; dan [r], [a], [b] dan [u] jika dibandingkan perbedaannya hanya pada bunyi yang pertama, yaitu bunyi [l] dan bunyi [r]. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua bunyi tersebut adalah fonem yang berbeda dalam bahasa Indonesia, yaitu fonem /l/ dan fonem /r/.

Kedudukan Fonologi dalam Cabang-cabang LinguistikSebagai bidang yang berkosentrasi dalam deskripsi dan analisis bunyi-bunyi ujar, hasil kerja fonologi berguna bahkan sering dimanfaatkan oleh cabang-cabang linguitik yang lain, misalnya morfologi, sintaksis, dan semantik.1. Fonologi dalam cabang MorfologiBidang morfologi yang kosentrasinya pada tataran struktur internal kata sering memanfaatkan hasil studi fonologi, misalnya ketika menjelaskan morfem dasar {butuh} diucapkan secara bervariasi antara [butUh] dan [bUtUh] serta diucapkan [butuhkan] setelah mendapat proses morfologis dengan penambahan morfem sufiks {-kan}.2. Fonologi dalam cabang SintaksisBidang sintaksis yang berkosentrasi pada tataran kalimat, ketika berhadapan dengan kalimat kamu berdiri. (kalimat berita), kamu berdiri? (kalimat tanya), dan kamu berdiri! (kalimat perintah) ketiga kalimat tersebut masing-masing terdiri dari dua kata yang sama tetapi mempunyai maksud yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dijelaskan dengan memanfaatkan hasil analisis fonologis, yaitu tentang intonasi, jedah dan tekanan pada kalimat yang ternyata dapat membedakan maksud kalimat, terutama dalam bahasa Indonesia.3. Fonologi dalam cabang SemantikBidang semantik, yang berkosentrasi pada persoalan makna kata pun memanfaatkan hasil telaah fonologi. Misalnya dalam mengucapkan sebuah kata dapat divariasikan, dan tidak. Contoh kata [tahu], [tau], [teras] dan [tras] akan bermakna lain. Sedangkan kata duduk dan didik ketika diucapkan secara bervariasi [dudU?], [dUdU?], [did?], [dd?] tidak membedakan makna. Hasil analisis fonologislah yang membantunya.Manfaat Fonologi dalam Penyusunan BahasaEjaan adalah peraturan penggambaran atau pelambangan bunyi ujar suatu bahasa. Karena bunyi ujar adalah dua unsur, yaitu segmental dan suprasegmental, ejaan pun menggambarkan atau melambangkan kedua unsur bunyi tersebut.Perlambangan unsur segmental bunyi ujar tidak hanya bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujar dalam bentuk tulisan atau huruf, tetapi juga bagaimana menuliskan bunyi-bunyi ujar dalam bentuk kata, frase, klausa, dan kalimat, bagaimana memenggal suku kata, bagaimana menuliskan singkatan, nama orang, lambang-lambang teknis keilmuan dan sebagainya. Perlambangan unsure suprasegmental bunyi ujar menyangkut bagaimana melambangkan tekanan, nada, durasi, jedah dan intonasi. Perlambangan unsure suprasegmental ini dikenal dengan istilah tanda baca atau pungtuasi.Tata cara penulisan bunyi ujar ini bias memanfaatkan hasil kajian fonologi,terutama hasil kajian fonemik terhadap bahasa yang bersangkutan. Oleh karena itu, hasil kajian fonemik terhahadap ejaan suatu bahasa disebut ejaan fonemis.FONETIKDi bawah payung Fonologi, terdapat dua cabang ilmu yang masing-masingnya merupakan kajian berbeda. Yang satu bernama fonetik dan yang satu lagi bernama fonemik. Secara sekilas, istilah ini memang mirip sehingga sering dirancukan penggunaannya oleh orang awam tetapi bagi linguis, kedua ilmu ini adalah dua ilmu yang berbeda sehingga perlu dipahami betul-betul pengertian dan cakupannya agar tidak terjadi salah kaprah.Fonetik adalah ilmu yang mempelajari produksi bunyi bahasa. Ilmu ini berangkat dari teori fisika dasar yang mendeskripsikan bahwa bunyi pada hakikatnya adalah gejala yang timbul akibat adanya benda yang bergetar dan menggetarkan udara di sekelilingnya. Oleh karena bunyi bahasa juga merupakan bunyi, bunyi bahasa tentunya diciptakan dari adanya getaran suatu benda yang menyebabkan udara ikut bergetar. Perbedaan antara bunyi bahasa dengan bunyi lainnya menurut fonetik adalah bunyi bahasa tercipta atas getaran alat-alat ucap manusia sedangkan bunyi biasa tercipta dari getaran benda-benda selain alat ucap manusia. Namun demikian, pada dasarnya deskripsi bunyi bahasa fonetik ini masih kurang lengkap sehingga akan dilengkapi oleh deskripsi bunyi bahasa menurut fonemik.Dalam fonetik, bunyi bahasa dianggap setara dengan bunyi, yaitu sebuah gejala fisika yang dapat diamati proses produksinya. Fonetik memang berorientasi dalam deskripsi produksi bunyi bahasa serta cara-cara yang dapat mengubah bunyi bahasa itu dalam produksinya. Oleh karena itu, fonetik bertugas mendeskripsikan bunyi-bunyi bahasa yang terdapat di dalam suatu bahasa. Salah satu contoh konkretnya adalah identifikasi bunyi-bunyi kontoid dan vokoid dalam suatu bahasa.FONEMIKFonemik sendiri adalah ilmu yang mempelajari fungsibunyi bahasa sebagai pembeda makna. Pada dasarnya, setiap kata atau kalimat yang diucapkan manusia itu berupa runtutan bunyi bahasa. Pengubahan suatu bunyi dalam deretan itu dapat mengakibatkan perubahan makna. Perubahan makna yang dimaksud bisaberganti maknaataukehilangan makna. Contoh:babibinatang berkaki empat

papisebutan lain untuk ayah

Pada contoh di atas, katababimemiliki dua konsonan [b] yang menjadi awal suku kata pertama dan kedua sedangkan kata papi memiliki konsonan [p] sebagai awal suku kata pertama dan keduanya. Selain kedua bunyi itu, bunyi lainnya dan posisi/urutan bunyi lain itu sama. Perbedaan bunyi [b] dan [p] pada posisi/urutan yang sama dapat mengubah makna kata, inilah yang dikaji oleh fonemik.Ada trik lain untuk mengenali suatu kajian merupakan fonetik atau fonemik, yaitu melalui istilah yang digunakan untuk menyebut bunyi bahasa. Fonetisi, para ahli fonetis, cenderung menggunakan istilah fon untuk satuan bunyi bahasa dan nama vokoid-kontoid-semivokoid untuk kategori fon. Untuk fonemik, para ahli menggunakan istilah fonem dan vokal-konsonan-semivokal.ALAT UCAPLidah Lidah ialah alat artikulasi yang terpenting dan paling aktif dalam pengeluaran bunyi bahasa. Lidah terbahagi kepada empat bahagian, iaitu hujung lidah, tengah lidah, hadapan lidah, dan belakang lidah. Pembahagian ini membolehkan lidah membuat deskripsi pelbagai jenis penghasilan bunyi. Bahagian hadapan lidah, tengah lidah dan belakang lidah penting dalam pengeluaran bunyi-bunyi vokal, iaitu bunyi vokal hadapan, tengah dan belakang. Hujung lidah merupakan bahagian paling aktif dan boleh digerakkan ke mana-mana bahagian mulut untuk membuat penyekatan. Gigi Gigi juga berperanan dalam penghasilan bunyi bahasa tetapi peranannya tidaklah aktif. Kedudukannya yang statik dan sentiasa digunakan sebagai penampan aliran udara dalam penghasilan bunyi. Penampan aliran udara inilah yang menghasilkan bunyi. Bibir Bibir adalah alat artikulasi yang terletak pada bahagian luar rongga mulut. Bibir terdiri daripada otot-otot kenyal yang boleh dihamparkan dan dibundarkan dan berperanan mengeluarkan bunyi yang berbagai-bagai. Bibir juga menjadi sempadan paling luar daripada rongga mulut. Bibir juga berfungsi membuat sekatan kepada udara yang keluar daripada rongga mulut. Gusi Gusi merupakan bahagian yang embung dan menurun dari gigi ke bahagian dalam rongga mulut. Organ ini digunakan sebagai daerah sebutan dengan bantuan hujung lidah yang berfungsi membuat penyekatan. Lelangit Lelangit dapat dibahagikan kepada dua bahagian, iaitu lelangit keras dan lelangit lembut. Lelangit lembut menganjur dari sempadan lelangit keras hingga ke akhir rongga mulut. Lelangit keras bermula dari sempadan gusi di bahagian hadapan atas rongga mulut dapat diturunnaikkan untuk menutup atau membuka saluran rongga tekak terus ke rongga hidung. Apabila dinaikkan, rongga mulut akan terbuka dan udara akan keluar melalui rongga mulut dan apabila diturunkkan, rongga mulut akan tertutup dan udara terpaksa keluar melalui rongga hidung. Rongga Hidung Terletak di atas rongga mulut yang dipisahkan oleh lelangit. Rongga hidung boleh dibuka atau ditutup, bergantung kepada keadaan sama ada anak tekak dan lelangit lembut dinaikkan atau tidak. Pita Suara Pita suara terletak dalam ruang tenggorok (halkum) dan amat penting dalam penghasilan bunyi. Proses pengeluaran suara berlaku dengan cara memperluas dan mempersempit lubang yang terdapat di antara dua keping selaput nipis berkenaan.