pengertian evaluasi kurikulum

11
Pengertian Evaluasi Kurikulum Pemahaman mengenai pengertian evaluasi kurikulum dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian kurikulum yang bervariasi menurut para pakar kurikulum. Oleh karena itu penulis mencoba menjabarkan definisi dari evaluasi dan definisi dari kurikulum secara per kata sehingga lebih mudah untuk memahami evaluasi kurikulum.Pengertian evaluasi menurut joint committee, 1981 ialah penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa obyek. Purwanto dan Atwi Suparman, 1999 mendefinisikan evaluasi adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang suatu program. Rutman and Mowbray 1983 mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah untuk menilai implementasi dan outcomes suatu program yang berguna untuk proses membuat keputusan. Chelimsky 1989 mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode penelitian yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program. Dari definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program.Sedangkan pengertian kurikulum adalah : a. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

Upload: sontong234

Post on 16-Feb-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

eva

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian Evaluasi Kurikulum

Pengertian Evaluasi Kurikulum

Pemahaman mengenai pengertian evaluasi kurikulum dapat berbeda-beda sesuai dengan

pengertian kurikulum yang bervariasi menurut para pakar kurikulum. Oleh karena itu penulis

mencoba menjabarkan definisi dari evaluasi dan definisi dari kurikulum secara per kata sehingga

lebih mudah untuk memahami evaluasi kurikulum.Pengertian evaluasi menurut joint committee,

1981 ialah penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa

obyek. Purwanto dan Atwi Suparman, 1999 mendefinisikan evaluasi adalah proses penerapan

prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan

tentang suatu program. Rutman and Mowbray 1983 mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan

metode ilmiah untuk menilai implementasi dan outcomes suatu program yang berguna untuk

proses membuat keputusan. Chelimsky 1989 mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode

penelitian yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program.

Dari definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan prosedur

ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu

program.Sedangkan pengertian kurikulum adalah :

a. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional);

b. Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metode

yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran (Keputusan

Menteri Kesehatan Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan

Pelatihan di bidang Kesehatan.).

c. Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi

maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi (Pasal 1 Butir

6 Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi

dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa);

Page 2: Pengertian Evaluasi Kurikulum

d. Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan

keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun

secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk

mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan

dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat

tercapai, Sedangkan menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang

diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini

definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya

gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari

suatu institusi pendidikan.

Dari pengertian evaluasi dan kurikulum di atas maka penulis menyimpulkan bahwa

pengertian evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian

efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau evaluasi kurikulum adalah proses

penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat

keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan.

Evaluasi kurikulum ini dapat mencakup keseluruhan kurikulum atau masing-masing

komponen kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode pembelajaran yang ada dalam kurikulum

tersebut.Secara sederhana evaluasi kurikulum dapat disamakan dengan penelitian karena evaluasi

kurikulum menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode

penelitian. Perbedaan antara evaluasi dan penelitian terletak pada tujuannya. Evaluasi bertujuan

untuk menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk bahan penentuan keputusan

mengenai kurikulum apakah akan direvisi atau diganti. Sedangkan penelitian memiliki tujuan

yang lebih luas dari evaluasi yaitu menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk

menguji teori atau membuat teori baru.

Fokus evaluasi kurikulum dapat dilakukan pada outcome dari kurikulum tersebut

(outcomes based evaluation) dan juga dapat pada komponen kurikulum tersebut (intrinsic

evaluation). Outcomes based evaluation merupakan fokus evaluasi kurikulum yang paling sering

dilakukan. Pertanyaan yang muncul pada jenis evaluasi ini adalah “apakah kurikulum telah

mencapai tujuan yang harus dicapainya?” dan “bagaimanakah pengaruh kurikulum terhadap

Page 3: Pengertian Evaluasi Kurikulum

suatu pencapaian yang diinginkan?”. Sedangkan fokus evaluasi intrinsic evaluation seperti

evaluasi sarana prasarana penunjang kurikulum, evaluasi sumber daya manusia untuk menunjang

kurikulum dan karakteristik mahasiswa yang menjalankan kurikulum tersebut

PROSEDUR PELAKSANAAN EVALUASI KURIKULUM

Prosedur adalah langkah-langkah teratur dan tertib yang harus ditempuh sesorang

evaluator pada waktu melakukan evaluasi kurikulum. Langkah-langkah tersebut merupakan

tindakan yang harus dilakukan evaluator sejak dari awal sampai akhir suatu kegiatan evaluasi.

Prosedur yang dikemukakan disini adalah hasil revisi dari prosedur, model, PSP yang

dikemukakan Storeange dan Helm (1992).

1. Kajian terhadap evaluan

Langkah pertama yang harus dilakukan evaluator terhadap kurikulum atau bentuk

kurikulum yang menjadi evaluannya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pemahaman

terhadap karakterisitk kurikulum. Evaluator harus mempelajari secara mendalam latar belakang

kelahiran suatu kurikulum, landan filsofi fan teoritis kurikulum tersebut, ide kurikulum, model

kurikulum yang digunakan untuk dokumen kurikulum, proses pengembangan dokumen

kurikulum, proses impelemtasi kurikulum, dan evaluasi hasil belajar.

2. Pengembangan proposal

Berdasarkan kajian yang dilakukan pada langkah pertama maka evaluator kemudian

mengembangkan proposalnya. Untuk itu maka evaluator memutuskan pendekatan dan jenis

evaluasi yang akan dilakukan. Evaluator dapat menentukan apakah yang akan digunakannya

adalah evaluasi kuantitatif ataukah evaluasi kualitatif. Tentu saja berbagai faktor pribadinya

seeprti pendidikan dan pandangan keilmuannya akan sangat menentukan pendekatan metodologi

yang akan digunakan.

3. Pertemuan atau diskusi proposal dengan pengguna jasa evaluasi

Pertemuan atau diskusi proposal dengan pengguna jasa evaluasi merupakan langkah penting dan

menentukan. Hasil diskusi dengan pengguna jasa akan menentukan apakah proposal yang

diajukan akan dapat ditindak lanjuti atau tidak. Jika evaluator berhasil meyakinkan calon

Page 4: Pengertian Evaluasi Kurikulum

pengguna jasa evaluasi maka proposal yang diajukan mungkin akan disetujui dan pekerjaan

evaluasi akan dapat dilaksanakan. Artinya, tidak ada pekerjaan evaluasi yang dilakukan

berdasarkan proposal tersebut

4. Revisi Proposal

Revisi proposal adalah tindak lanjut dari hasil pertemuan antara pengguna jas evaluasi

dengan evaluator. Apabila dalam pertemuan dan pembicaraan tersebut berbagai kompenen harus

direvisi maka adalah kewajiban evaluator untuk melakukan revisi tersebut. Hasil revisi harus

diperlihatkan kembali kepada pengguna jasa evaluasi dan disetujui. Jika dari hasil diskusi pada

pertemuan itu tidak ada hal yang perlu direvisi maka langkah revisi ini dengan sendirinya tidak

diperlukan.

5. Rekruitmen personalia

Rekruitmen personalia untuk pekerjaan evaluasi mungkin 8saja dilakukan ketika proposal

disusun. Jika prosedur itu yang ditempuh maka rekruitmen dianggap sudah terjadi. Dalam hal

demikian maka pada proposal jumlah orang, nama serta kualifikasi harus dicantumkan.

Pencantuman itu akan memberikan nilai lebih pada proposal.

6. Pengurusan persyaratan administrasi

Setiap kegiatan yang berkenaan dengan evaluasi kurikulum memrlukan berbagai formalitas

administrasi. Evaluator harus mendapatkan persetjuan dari pengguna kurikulum, pimpinan

sekolah atau atasannya, dan mungkin juga dari pejabat yang terkait dengan masalah keamanan

sosial politik. Untuk itu diperlukan berbagai surat seperti surat izin melakukan evaluasi, surat

permohonan kesediaan menjadi responden, surat identitas anggota t, dan sebagainya. Keberadaan

surat ini sangan penting dan sangat mutlak diperlukan.

7. Pengorganisasian pelaksanaan

Pengorganisasian pelaksanaan adalah suatu kegiatan manajemenyang tingkat

kerumitannya ditentuakan oleh ruang lingkup pekerjaan evaluasi dan jumlah evaluator yang

terlibat. Semakin luas wilayah yang harus dievaluasi dan semakin banyak evaluator yang harus

dilibatkan maka semakin rumit pula pekerjaan management yang harus dilakukan jika evaluasi

Page 5: Pengertian Evaluasi Kurikulum

itu hanya dilakukan oleh seorang maka management tidak akan serumit jika evaluator terdiri dari

sebuah tim.

8. Analisis data

Pekerjaan analisis data tentu saja merupakan tindak lanjut setelah proses pengumpuilan

data evaluasi berhasil dilakukan. Ketika model yang digunakan adalah model kuantitatif dan

dengan demikian data utama evaluasiadalah data kuantitatif. Proses dan tekhnik pengolahan data

yang diakui dalam model kuatitatif harus dilaksanakan.

9. Penulisan pelaporan

Penulisan laporan sebagaimana halnya dengan analisis data, penulisan laporan harus

dilakukan oleh evaluator dan tim evaluator. Format laporn harus disesuaikan dengan kesepakatan

yang dilakukan pada waktu awal.

10. Pembahasan Laporan dengan pemakai jasa

Pembahasan ini diperlukan untuk melihat kelengkapan laporan. Dalam pembahasan ini

jika pengguna jasa memerlukan tambahan informasi yang memang tercantum dalam kontrak

maka adalah kewajiban evaluator untuk melengkapi laporan tersebut.

11. Penulisan laporan akhir

Penulisan Laporan akhir adalah sebagai hasil dari revisi yang harus dilakukan evaluator

ketika terjadi pembahasan laporan dengan pengguna jasa.

Landasan Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh

kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan

manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan

kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil

pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada

landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan

sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.

Page 6: Pengertian Evaluasi Kurikulum

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap

perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan

nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kesenian, sesuai dengan jenis

dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. (Bab IX, Ps.37). Pengebangan kurikulum

berlandaskan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan

tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan dalam merumuskan tujuan

kurikulum suatu satuan pendidikan.

2. Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita.

3. Perkembangan peserta didik, yang menunjuk pada karekteristik perkembangan peserta

didik.

4. Keadaan lingkungan, yang dalam arti luas meliputi lingkungan manusiawi

(interpersonal), lingkungan kebudayaan termasuk iptek (kultural), dan lingkungan hidup

(bioekologi), serta lingkungan alam (geoekologis).

5. Kebutuhan pembangunan, yang mencakup kebutuhan pembangunan di bidang ekonomi,

kesejahteraan rakyat, hukum, hankam, dan sebagainya.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang sesuai dengan sistem nilai dan

kemanusiawian serta budaya bangsa.

Pada prinsipnya ada empat landasan pokok yang harus dijadikan dasar dalam setiap

pengembangan kurikulum, yaitu:

1.    Landasan Filosofis, yaitu asumsi-asumsi tentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat

pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.

Asumsiasumsi filosofis tersebut berimplikasi pada permusan tujuan pendidikan, pengembangan

isi atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta pada peranan peserta didik dan peranan

pendidik.

Page 7: Pengertian Evaluasi Kurikulum

2.    Landasan psikologis, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologi yang  dijadikan

titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Ada dua jenis psikologi yang harus menjadi acuan

yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan mempelajari

proses dan karaktersitik perkembangan peserta didik sebagai subjek pendidikan, sedangkan

psikologi belajar mempelajari tingkah laku peserta didik dalam situasi belajar. Ada tiga jenis

teori belajar yang mempunyai pengaru besar dalam pengembangan kurikulum, yaitu teori belajar

kognitif, behavioristik, dan humanistic.

3.    Landasan sosial budaya, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari sosiologi dan

antrofologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Karakterstik sosial

budaya di mana peserta didik hidup  berimplikasi pada  program pendidikan yang akan

dikembangkan.

4.    Landasan ilmiah dan teknologi, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil-hasil riset

atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik  tolak dalam

mengembangkan kurikulum. Pengembangan kurikulum membutuhkan sumbangan dari berbagai

kajian ilmiah dan teknologi baik yang bersifat hardware maupun software sehingga pendidikan

yang dilaksanakan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pngetahuan dan

teknologi.