pengertian

9
Pengertian Adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme hidup, terutama fungi/jamur, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain termasuk turunan yang dibuat secara sintetik dan dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganisme Antibiotika harus memiliki toksisitas selektif : membunuh mikroorganisme penginvasi tetapi tidak merusak host. Yang harus selalu diingat, antibiotika hanya ampuh dan efektif membunuh bakteri tetapi tidak dapat membunuh virus. Karena itu, penyakit yang dapat diobati dengan antibiotika adalah penyakit- penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Penggolongan 1. Berdasarkan daya kerja : bakterisid (pada dosis biasa berkhasiat mematikan kuman, Contoh : pensisilin, sefalosporin, dll), bakteriostatik (pada dosis biasa berkhasiat menghentikan/menghambat pertumbuhan kuman, contoh : sulfonamida, kloramfenikol) 2. Berdasarkan struktur kimia : beta laktam (penisilin, sefalosporin), aminoglikosida, kloramfenikol, tetrasiklin, rifampisin, makrolida, polien, antibiotika lain 2. Berdasarkan Mekanisme kerja Menghambat sintesis dinding sel atau mengaktivasi enzim yang merusak dinding sel mikroba shg menghilangkan kemampuan untuk berkembang biak, lisis (penisilin, sefalosporin, sikloserin, basitrasin) Antibiotika yang bekerja langsung thd membran sel, mempengaruhi permeabilitas sehingga menimbulkan kebocoran dan menghilangkan senyawa intraseluler (polimiksin, nistatin, amfoterisin) Antibiotika yang mengganggu fungsi ribosom bakteri, menyebabkan inhibisi sintesis protein (kloramfenikol, tetrasiklin, eritromisin, dll) Antibiotika yang mengganggu pembentukan asam-asam inti (DNA,RNA) : rifampisin, kuinolon Antagonisme saingan yaitu menyaingi zat-zat yang penting untuk metabolisme bakteri (sulfonamid, trimetoprim)

Upload: s-husseencs-jambaxss

Post on 05-Jul-2015

817 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian

PengertianAdalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme hidup, terutama fungi/jamur, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain termasuk turunan yang dibuat secara sintetik dan dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganismeAntibiotika harus memiliki toksisitas selektif : membunuh mikroorganisme penginvasi tetapi tidak merusak host.

Yang harus selalu diingat, antibiotika hanya ampuh dan efektif membunuh bakteri tetapi tidak dapat membunuh virus. Karena itu, penyakit yang dapat diobati dengan antibiotika adalah penyakit-penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri.

Penggolongan1. Berdasarkan daya kerja : bakterisid (pada dosis biasa berkhasiat mematikan kuman, Contoh : pensisilin, sefalosporin, dll), bakteriostatik (pada dosis biasa berkhasiat menghentikan/menghambat pertumbuhan kuman, contoh : sulfonamida, kloramfenikol)2. Berdasarkan struktur kimia : beta laktam (penisilin, sefalosporin), aminoglikosida, kloramfenikol, tetrasiklin, rifampisin, makrolida, polien, antibiotika lain

2. Berdasarkan Mekanisme kerjaMenghambat sintesis dinding sel atau mengaktivasi enzim yang merusak dinding sel mikroba shg menghilangkan kemampuan untuk berkembang biak, lisis (penisilin, sefalosporin, sikloserin, basitrasin)Antibiotika yang bekerja langsung thd membran sel, mempengaruhi permeabilitas sehingga menimbulkan kebocoran dan menghilangkan senyawa intraseluler (polimiksin, nistatin, amfoterisin)

Antibiotika yang mengganggu fungsi ribosom bakteri, menyebabkan inhibisi sintesis protein (kloramfenikol, tetrasiklin, eritromisin, dll)Antibiotika yang mengganggu pembentukan asam-asam inti (DNA,RNA) : rifampisin, kuinolonAntagonisme saingan yaitu menyaingi zat-zat yang penting untuk metabolisme bakteri (sulfonamid, trimetoprim)

4. Berdasarkan sasaran kerjaZat dengan aktivitas sempit (narrow spektrum) terutama aktif untuk beberapa jenis bakteri saja. Aktif untuk bakteri gram positif (penisilin G, V, kanamisin, eritromisin). Aktif untuk bakteri gram negatif (streptomisin, gentamisin, dll)Zat dengan aktivitas luas (broad spektrum) baik gram positif maupun gram negatif (penisilin, sefalosporin, dll)

Efek sampingSensitasi/hipersensitifResistensiSuper infeksi

Page 2: Pengertian

Seleksi Obat AntimikrobaDasar pertimbangan (ideal) :Identifikasi & sensitivitas organisme,Tempat infeksi,Status pasien (umur, BB, keadaan patologis, kehamilan & laktasi),Keamanan antibiotik,Biaya.

Dalam prakteknya :Terapi empirik sebelum identifikasi organisme.Berdasar bukti-bukti ilmiah & pengalaman, dengan mempertimbangkan : mengutamakan obat bakterisid, memilih obat dengan daya penetrasi baik (jaringan tubuh, sistem saraf pusat), memilih obat dengan frekuensi pemberian rendah (drug compliance), mengutamakan obat dengan pengikatan protein rendah, tidak merutinkan penggunaan antibiotik mutakhir (misalnya sefalosporin gen-3) agar terjamin ketersediaan antibiotik yang lebih efektif bila dijumpai resistensi)

Pemberian AB

Dosis : kadar obat di tempat infeksi harus melampaui MIC kuman. Untuk mencapai kadar puncak obat dlm darah, kalau perlu dengan loading dose (ganda) dan dimulai dengan injeksi kemudian diteruskan obat oral.Frekuensi pemberian : tergantung waktu paruh (t½ obat. Bila t½ pendek, maka frekuensi pemberiannya sering.Lama terapi : harus cukup panjang untuk menjamin semua kuman telah mati & menghindari kekambuhan. Lazimnya terapi diteruskan 2-3 hari setelah gejala penyakit lenyap.

Kombinasi AB

Pemberian AB tunggal lebih dianjurkan untuk :Organisme penyebab infeksi spesifik.Menurunkan kemungkinan superinfeksi.Menurunkan resistensi organisme.Mengurangi toksisitas

Pemberian Antibiotik kombinasi untuk keadaan khusus :Infeksi campuran.Ada risiko resistensi organisme, misalnya pada TBC.Keadaan yang membutuhkan AB dengan dosis besar, misalnya sepsis, dan etiologi infeksi yang belum diketahui.

Keuntungan AB Kombinasi

Efek sinergistik / potensiasi, misalnya :a) Betalaktam + Aminoglikosid; b) Kotrimoksazol (Sulfametoksazol + Trimetoprim)Mengatasi & mengurangi resistensi, misalnya : a) Amoksisilin + Asam klavulanat; b) Obat-obat

Page 3: Pengertian

TBCMengurangi toksisitas, misalnya : Trisulfa + sitostatika.

Kerugian Pemberian Antibiotik kombinasi :Antagonisme pada penggunaan bakteriostatika & bakterisid yang bekerja pada fase tumbuh.

Resistensi ObatBila pertumbuhan bakteri tidak dapat dihambat oleh antibiotik pada kadar maksimal yang dapat ditolerir host.Penyebab resistensi :Perubahan genetik,Mutasi spontan DNA,Transfer DNA antar organisme (konjugasi, transduksi, transformasi),Modifikasi tempat target,Menurunnya daya penetrasi obat (adanya lapisan polisakarida, adanya sistem refluks),Inaktivasi oleh enzim.

Pencegahan resistensiPenggunaan AB hanya sesuai indikasi dan dosis yg tepat,jangka waktu cukupPembatasan penggunaan AB spektrum luasPenggunaan AB di rumah sakit pada waktu tertentu sebaiknya dibatasi pada jenis jenis AB tertentuAplikasi penggunaan AB, khususnya di bidang peternakan perlu dibatasi

Antibiotika Profilaktik

Pemberian antibiotik untuk pencegahan infeksi, bukan untuk pengobatan infeksi.Lama pemberian ditentukan oleh lamanya risiko infeksi.Dapat timbul resistensi bakteri & superinfeksi.

Komplikasi Terapi AB

Hipersensitivitas, misalnya pada pemberian Penisilin berupa reaksi alergi ringan (gatal-gatal) hingga syok anafilaktik.Toksisitas langsung, misalnya pada pemberian Aminoglikosid berupa ototoksisitas.Superinfeksi, misalnya pada pemberian antibiotik spektrum luas atau kombinasi akan menyebabkan perubahan flora normal tubuh sehingga pertumbuhan organisme lain seperti jamur menjadi berlebihan dan resistensi bakteri.

Efek SampingReaksi hipersensitifitas dan dermatologi : shock, rash, urtikaria, eritema, pruritis, udema,Hematologi : pendarahan, trombositopenia, anemia hemolitik Hematologi : pendarahan, trombositopenia, anemia hemolitikReaksi toksikex: tetrasiklin dapat mengganggu pertumbuhan tulang, gigi, hepatotoksikPerubahan biologik dan metabolik

Page 4: Pengertian

Kontra Indikasi Hipersensitivitas pada antibiotik sefalosporin atau golongan betalaktam lainnya. Sebelum penggunaan antibiotik sefalosporin, terlebih dahulu dilakukan skin tes

Antibiotika dapat digolongkan sebagai berikut :

Antibiotika golongan aminoglikosid, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri.Antibiotika golongan sefalosforin, bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan serta mengaktifkan enzim autolisis pada dinding sel bakteri.Antibiotika golongan klorampenikol, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri.Antibiotika golongan makrolida, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri. Ex : EritromisinAntibiotika golongan penisilin, bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan.Antibiotika golongan beta laktam golongan lain, bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan serta mengaktifkan enzim autolisis pada dinding sel bakteri.Antibiotika golongan kuinolon, bekerja dengan menghambat satu atau lebih enzim topoisomerase yang bersifat esensial untuk replikasi dan transkripsi DNA bakteri. Ex : SiprofloksasinAntibiotika golongan tetrasiklin, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri.

AminoglikosidaEfektif untuk bakteri gram –Mekanisme kerja : menghambat sintesis sel bakteriSifat : bakterisidalEfek samping : alergi, iritasi, ototoksik, nefrotoksikJenis : streptomisin, gentamisin, kanamisin, neomisin, amikasin, tobramisin, paromomisinIndikasi : aerob gram -, PseudomonasKontraindikasi : kehamilan, gangguan ginjal

SefalosporinMekanisme menghambat sintesis dinding selAktivitas bersifat bakterisid dengan spektrum luas terhadap gram positif dan negatifSefalosporin hanya digunakan untuk infeksi yang berat atau tidak dapat diobati dengan antimikroba yang lain

KloramfenikolMekanisme kerja : menghambat sintesis protein kumanSifat : bakteriostatikSpektrum antibakteri luasIndikasi : demam tifoid, meningitis purulenta, riketsiosis, kuman anaerobEfek samping : depresi sumsum tulang, alergi, reaksi sal.cerna, sindrom Gray, reaksi neurologikKontrindikasi : neonatus, gangguan faal hati, penderita yang hipersensitif

PenisilinAntibiotika pertama yang ditemukan oleh Alexander FlemingMekanisme kerja : menghambat sintesis dinding sel bakteri sehingga bakteri lisis

Page 5: Pengertian

Dapat terjadi resistensi bakteri dimana bakteri membentuk enzim betalaktamase atau berubah menjadi bakteri huruf L

Derivat PenisilinPenisilin spektrum sempit1. Benzil penisilinTidak tahan asam lambung, penggunaan secara injeksiFenoksimetil penisilinTahan terhadap asam lambung, pemberian sebaiknya sebelum makanPenisilin tahan penisilinaseAktivitas lebih ringan dari Penisilin G, cth kloksasilin, dikloksasilin, flukloksasilin.Penisilin spektrum luasAmpisilin, amoksilin

Sulfonamide Aktivitas : spektrum antibakteri luas baik gram (+) maupun (-) yg peka, ct : Str. Pyogenes, E.coli, B. anthracis, v. cholerae, C. trachomatis, C. diphteriaeBersifat bakteriostatikMekanisme kerja :antagonisme kompetitif PABA (para amino benzoid acid) dan sulfaSediaan : oral, parenteral, topikalEfek samping : reaksi alergi, agranulositosis, trombositopeni, gangguan saluran kemih

Kotrimoksazole Kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazolSpektrum antibakteri luas, ct : S. aureus, Str. Pneumoniae, N. meningitis, E. coliMekanisme kerja : sulfonamid menghambat masuknya PABA ke molekul asam folat, trimetoprim menghambat tjdnya reaksi reduksi dihidrofolat mjd tetrahidrofolatSediaan : tablet, suspensi, tablet pediatrikIndikasi : ISK, infeksi saluran napas, infeksi gonokokal akut, shigellosisEfek samping : alergi, mual, anemia, stomatitis

TetrasiklinSpektrum : luas, baik gram + atau -, aerob, anaerob, spirochaeta, klamiidia, riketsiaDerivat : tetrasiklin, klortetrasiklin, oksitetrasiklin, demeklosiklin, rolitetrasiklin, doksisiklin, minosiklin, limesiklinIndikasi : infeksi klamidia, riketsia, mikoplasma, gonore, kokus, kolleraEfek samping : reaksi kepekaan, toksik dan iritatifSediaan : tablet, kapsul, sirup, salep, pulveres

Tuberkulostatik StreptomisinBersifat bakteriostatik terhadap M. tuberkulosisWaktu paruh obat 2-3 jamSediaan : bubuk injeksi 1 & 5 gramEfek samping : sakit kepala, malaise, reaksi alergiUntuk mengobati tuberkulosis harus diberikan kombinasi dengan obat lain

Page 6: Pengertian

Isoniazid/INH

Invitro bersifat tuberkulostatik dan tuberkulosid pd kuman yang tumbuh aktifMekanisme kerja : menghambat sintesis dinding sel mikobakteriaMudah diabsorbsi pada pemberian oral maupun parenteralEfek samping : demam, urtikaria, anemia, neuritis perifer, hepatotoksik, mulut keringSediaan : tablet 50, 100, 300 dan 400mg, sirup 10 mg/ml

Rifampisin Mekanisme kerja : menghambat polimerase RNA mikobakteriaRifampisin meninggikan aktivitas streptomisin dan isoniazidEfek samping: kemerahan, demam, mual, muntah, urtikaria, ikterus, anemiaMerupakan pemacu metabolisme obat yg cukup kuat, misalnya obat hipoglikemik oral, kortikosteroid, kontrasepsi oralSediaan : kapsul 150 dan 300 mg, tablet 450 dan 600 mg, suspensi 100 mg/5 ml

Etambutol Bersifat tuberkulostatikResistensi dapat terjadi jika tidak dikombinasikan dengan obat lainEfek samping : peningkatan kadar asam urat, neuritis optik, pruritusSediaan : tablet 250 mg dan 500 mg

PirazinamidBersifat tuberkulostatikEfek samping : kelainan hati, muntah, nausseaBekerja pada suasana asam

Leprostatik SulfonDerivat 4.4 diamino difenil sulfon (DDS, dapson)Bersifat bakteriostatikMekanisme kerja : sama dengan sulfonamidPengobatan harus dimulai dengan dosis kecil baru dinaikkan perlahanMerupakan sediaan terpilih untuk semua bentuk lepra