pengenalan scrum

21
Tugas UAS Pengenalan SCRUM Dosen : Prof. Dr. Jafar Basri, M.Sc Mahasiswa : Rizal Akbar, ST. NRM : 1420921058

Upload: rizal-akbar

Post on 16-Apr-2017

198 views

Category:

Software


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengenalan SCRUM

Tugas UAS

Pengenalan SCRUM

Dosen : Prof. Dr. Jafar Basri, M.ScMahasiswa : Rizal Akbar, ST.NRM : 1420921058

Program Studi Magister Manajemen

Page 2: Pengenalan SCRUM

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

1

Page 3: Pengenalan SCRUM

ContentsDefinisi Scrum...........................................................................................................................2Sejarah Scrum.......................................................................................................................... 3Komponen Scrum.....................................................................................................................4

Roles.....................................................................................................................................4Ceremonies.......................................................................................................................... 5Artifacts................................................................................................................................6

Cara Kerja Scrum......................................................................................................................8Manfaat Scrum.........................................................................................................................9

Manfaat Untuk Perusahaan Berbasis Internet.....................................................................9Manfaat Untuk Tim Pengembangan Produk........................................................................9Manfaat untuk calon tenaga kerja terampil.........................................................................9Pertumbuhan Perusahaan Berbasis Internet di Indonesia.................................................10

Linear Vs. Iteratif : Waterfall Vs. Scrum..................................................................................11Scrum di Indonesia.................................................................................................................14

2

Page 4: Pengenalan SCRUM

Definisi ScrumBerdasarkan Scrum Guide V1.0 bahasa Indonesia, Scrum adalah sebuah kerangka kerja di

mana orang-orang dapat menyelesaikan permasalahan kompleks yang senantiasa berubah,

di mana pada saat bersamaan menghasilkan produk dengan nilai setinggi mungkin secara

kreatif dan produktif.

Banyak orang yang baru pertama kali melihat Scrum akan menganggap kalau Scrum adalah

sebuah metodologi yang lebih baru dari Waterfall, Spiral, dsb. Scrum bukanlah sebuah

metodologi, melainkan adalah sebuah proses yang sederhana untuk mengembangkan

produk yang kompleks dan untuk meningkatkan kinerja sebuah organisasi. Scrum sangat

cocok digunakan untuk pengembangan produk piranti lunak yang kompleks karena proses

Scrum menggunakan metode empiris atau dengan kata lain setiap tahap di dalamnya

melibatkan inspeksi dan adaptasi. Daripada memformalisasikan jalan keluar terhadap resiko

yang akan dihadapi dalam proyek, Scrum menggunakan pendekatan untuk menggunakan

data-data yang ditemukan dari proses inspeksi dan adaptasi ini sebagai bahan pembelajaran

guna dapat mencari jalan keluar.

Scrum bukanlah juga merupakan sebuah proses yang dapat dirubah untuk disesuaikan

dengan keadaan organisasi karena Scrum bertujuan untuk membawa ke permukaan

permasalahan yang ada dalam organisasi. Masalah yang dihadapi organisasi tidak akan

kelihatan dan manfaat dari Scrum tidak akan didapatkan pada saat Scrum dirubah.

Walaupun Scrum bermula dari proyek IT, namun dewasa ini Scrum banyak juga digunakan di

proyek non-IT seperti Marketing, Sales, Advertising dikarenakan prosesnya yang sangat

sederhana sekali.

3

Page 5: Pengenalan SCRUM

Sejarah ScrumScrum bermula ketika anak buah Jeff Sutherland yang bekerja di Easel Corporation

membaca tulisan dari Professor Takeuchi Tanaka yang dimuat di Harvard Business Review

mengenai manajemen proyek pada tahun 1993. Tulisan tersebut memuat bagaimana

Professor Takeuchi Tanaka kagum dengan tim olahraga Rugby yang bekerja bersama

menyingkirkan semua hambatan yang ada di depannya. Professor Takeuchi Tanaka lalu

membawa konsep ini ke manajemen proyek dan menamakan metode kerja ini Scrum.

Pada tahun 1994, Jeff mengajak Ken Schwaber untuk bekerja di Easel Corporation untuk

mendokumentasikan dan memformalisasikan proses ini. Hasil buah pikir antara Jeff dan Ken

dipresentasikan di konferensi OOPSLA pada tahun 1996. Sejak itu, Scrum telah berangkat

menjadi pilihan utama lainnya dari pendekatan pengembangan produk klasik lainnya. Scrum

telah diadopsi oleh banyak manajer yang ingin memastikan bahwasanya mereka

menghasilkan produk yang terbaik mungkin dan oleh developer yang ingin memastikan

bahwasanya mereka bisa melakukan pekerjaan mereka dengan sebaik mungkin.

4

Page 6: Pengenalan SCRUM

Komponen ScrumSprint adalah satuan periode dalam Scrum. Tiap perusahaan bisa memiliki lama sprint yang

berbeda, namun umumnya 1 sprint itu berlangsung antara 2 hingga 4 minggu. Disetiap

sprint, berputar satu siklus scrum dengan semua komponennya.

Scrum memiliki 3 komponen utama, yang masing-masing komponen utama ini terdiri lagi

dari 3 sub komponen. Komponen-komponen tersebut adalah Roles, Ceremonies, dan

Artefacts.

RolesRoles, atau peran dalam Scrum terdiri dari 3 sub komponen, yaitu :

a. Product Owner

Pemilik Produk (Product Owner) adalah pihak yang bertanggung jawab atas ROI dari

produk. Gagal atau suksesnya sebuah produk di pasar sangat bergantung pada

Pemilik Produk. Pemilik Produk bertanggung jawab membuat Product Backlog yang

harus tersedia dalam sebuah produk. Product Backlog ini diurutkan dan dipilih

disetiap Sprint untuk dapat dikerjakan di Sprint sehingga menghasilkan produk yang

berpotensi untuk dirilis.

b. Scrum Master

Scrum Master bukanlah pengganti manajer proyek di dalam sebuah Tim Scrum.

Scrum Master adalah seorang pemimpin yang melayani (servant leadership). Scrum

Master adalah seorang fasilitator untuk melayani tim dan bukanlah seseorang yang

memerintah dan memberi pekerjaan pada anggota Tim Pengembang.

c. Development Team

Tim Pengembang adalah sekelompok orang yang bertanggung jawab untuk

mengubah Product Backlog menjadi sebuah produk yang berpotensi untuk dirilis di

setiap akhir Sprint. Tim Pengembang idealnya terdiri dari +/- 7 orang. Di dalam

Scrum, setiap anggota Tim Pengembang sama rata tingkatannya dan tidak mengenal

adanya pangkat dan jabatan. Setiap anggota Tim Pengembang bertanggung jawab

untuk melakukan apapun yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk akhir, baik

itu testing, analisa sistem, dokumentasi, disain, pemrograman, dsb.

5

Page 7: Pengenalan SCRUM

CeremoniesCeremonies, atau agenda dalam Scrum terdiri dari 3 sub komponen, yaitu :

a. Sprint Planning Meting

Pertemuan Perencanaan Sprint dilakukan di awal Sprint. Batasan waktu untuk

Perencanaan Sprint adalah 8 jam untuk Sprint yang berlangsung selama 1 bulan (dan

secara proporsional lebih singkat untuk Sprint yang lebih singkat). Di pertemuan ini

Pemilik Produk dan Tim Pengembang berkolaborasi untuk memilih Product Backlog

yang telah diurutkan oleh Pemilik Produk untuk akan dimasukkan ke dalam Sprint.

Hasil dari pertemuan ini adalah Sprint Backlog.

b. Daily Scrum

Pertemuan Scrum harian (daily scrum atau daily standup meeting) adalah pertemuan

dimana setiap hari Tim Pengembang bertemu selama 15 menit (maksimal). Di dalam

pertemuan ini Tim Pengembang membahas 3 hal :

Apa yang telah saya lakukan kemarin

Apa yang akan saya kerjakan hari ini

Apa yang menghambat saya untuk menyelesaikan pekerjaan saya

Hanya Tim Pengembang saja yang boleh berpartisipasi di dalam pertemuan ini.

Pemilik Produk hanya boleh melihat saja dan tidak boleh ikut berpartisipasi di dalam

pertemuan ini. Sedangkan Scrum master hanya bertindak sebagai fasilitator dan

tidak boleh berpartisipasi dalam pertemuan ini.

Pertemuan ini bukanlah pertemuan untuk menyelesaikan masalah. Apabila ada yang

perlu dibahas di luar 3 hal diatas, maka dibahas di luar pertemuan ini.

c. Sprint Review Meeting

Sprint review meeting biasa dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

Demo

Demo dilakukan di akhir Sprint. Batasan waktu (timebox) untuk demo adalah

4 jam untuk Sprint yang berlangsung selama 1 bulan (dan secara proporsional

lebih singkat untuk Sprint yang lebih singkat). Di pertemuan ini Tim

Pengembang mendemokan hasil pekerjaan mereka di dalam Sprint di

hadapan Pemilik Produk. Dari pertemuan ini Pemilik Produk dapat

mendapatkan masukan mengenai Product Backlog untuk Sprint berikutnya.

6

Page 8: Pengenalan SCRUM

Retrospective

Retrospective adalah pertemuan yang dilakukan setelah Demo dan sebelum

Perencanaan Sprint di Sprint yang berikutnya. Pertemuan ini memiliki

batasan waktu selama 3 jam untuk Sprint yang berlangsung selama 1 bulan

(dan secara proporsional lebih singkat untuk Sprint yang lebih singkat). Di

pertemuan ini Tim Pengembang bertemu untuk membahas hal apa yang

telah berjalan dengan baik di Sprint yang baru selesai dan hal apa yang dapat

ditingkatkan di Sprint yang berikutnya.

ArtifactsScrum memiliki 3 artifact atau perangkat, yaitu :

a. Product Backlog

Product backlog adalah daftar dari pekerjaan yang akan dilakukan dan daftar yang

dibuat dapat bertambah, di reprioritaskan, atau di hapus oleh Product Owner

tergantung dari kebutuhan user, ide baru, pergerakan kompetisi, dsb. Product

backlog diprioritaskan berdasarkan kebutuhan customer dan kebutuhan secara

teknikal dan digolongkan berdasarkan nilai untuk pelanggan atau bisnis.Terdapat

dua variable dalam membantu memprioritaskan Product Backlog yaitu Business

value dan Effort.

Backlog ini berguna untuk menentukan Release Backlog yaitu daftar pekerjaan yang

diperuntukan untuk produk yang akan di rilis. Dalam hal ini pekerjaan yang terdapat

dalam Release Backlog harus diambil dari Product Backlog. Dalam menentukan

Release Backlog, Product Owner harus menimbang pekerjaan mana yang

menghasilkan business value yang lebih dan effort yang sedikit guna memaksimalkan

return of investment (ROI). Dalam release backlog scrum master harus mengestimasi

waktu dan memprioritaskan pekerjaan yang harus dilakukan terlebih dahulu guna

memperkirakan tanggal produk tersebut dirilis.

b. Sprint Backlog

Sprint backlog adalah daftar backlog yang diambil dari product backlog dan sudah

disepakati oleh team untuk dikerjakan dan diselesaikan pada suatu sprint

c. Burndown Chart

7

Page 9: Pengenalan SCRUM

Burndown Chart adalah representasi grafis dari sisa pekerjaan yang harus dilakukan

dibandingkan dengan sisa waktu yang tersedia. Grafik ini bermanfaat untuk

memprediksi kapan kira-kira semua pekerjaan akan diselesaikan.

8

Page 10: Pengenalan SCRUM

Cara Kerja Scrum

Alur kerja scrum

Secara sederhana, alur kerja Scrum adalah seperti yang nampak pada gambar di atas.

Product Backlog yang telah dibuat dan diurutkan oleh Product Owner, dibahas oleh

Development Team bersama dengan Scrum Master pada Sprint Planning Meeting yang

diadakan setiap awal sprint, dan dari situ dihasilkanlah Sprint Backlog.

Sprint Backlog yang telah disepakati kemudian dikerjakan dan diselesaikan oleh

Development Team dalam satu sprint, atau satu iterasi yang lamanya berkisar antara 2

hingga 4 minggu. Selama satu iterasi itu pula diadakan Daily Scrum di setiap harinya yang

lamanya maksimal 15 menit per hari.

Di akhir sprint akan dihasilkan satu produk jadi yang siap dipakai oleh pengguna. Produk jadi

ini akan di demokan pada Sprint Review Meeting yang diadakan di setiap akhir sprint. Di

akhir sprint ini pula diadakan Sprint Retrospective Meeting yang hasilnya adalah rencana-

rencana perbaikan pada cara team bekerja yang harapannya dapat diterapkan di sprint

berikutnya.

9

Page 11: Pengenalan SCRUM

Manfaat Scrum

Manfaat Untuk Perusahaan Berbasis InternetPerusahaan berbasis internet dapat menghasilkan produk yang lebih baik dan lebih cepat

tanpa perlu menambah jumlah tenaga kerja terampil (SDM) dan tanpa perlu menambah

biaya. Semakin banyaknya perusahaan berbasis internet, kecepatan eksekusi dan release

produk adalah sangat penting agar tidak tertinggal oleh perusahaan-perusahaan berbasis

internet lain yang bergerak cepat dan agresif. Produktivitas perusahaan meningkat sehingga

dapat mempertahankan kekompetitifannya dengan perusahaan-perusahaan lain tanpa

perlu tambahan pengeluaran. Perusahaan juga akan dapat memberikan ekspektasi yang

lebih baik kepada para stakeholder-nya dengan adanya perencanaan yang baik di setiap

awal periode kerja.

Manfaat Untuk Tim Pengembangan ProdukTim pengembangan produk dapat memberikan prediksi yang lebih akurat mengenai waktu

yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk dan spesifikasi produk yang akan

dihasilkannya. Bahkan apabila terjadi perubahan terhadap product requirement, tim

pengembangan produk akan dapat menyesuaikannya dengan lebih mudah dan cepat.

Periode kerja yang tetap dan perencanaan yang matang pada tiap awal periode maka tim

pengembangan produk akan mengetahui dengan baik tugas apa saja yang akan mereka

perlu kerjakan pada suatu periode. Hal tersebut dapat menghindarkan tim dari kerja

berlebih atau lembur. Tidak adanya kerja berlebih diharapkan moral tim atau tingkat

kebahagiaan tim dapat tetap terjaga.

Manfaat untuk calon tenaga kerja terampilSemakin ramainya perusahaan berbasis internet di Indonesia maka semakin banyak juga

pilihan tempat bekerja bagi tenaga kerja terampil. Bila calon tenaga kerja mengetahui

kerangka kerja atau metodologi apa yang digunakan oleh perusahaan dalam pengembangan

produknya maka calon tenaga kerja dapat memperkirakan dan membandingkan tingkat

kebahagiaan kerja di masing-masing perusahaan bahkan sebelum calon tenaga kerja

tersebut bekerja di perusahaan-perusahaan tadi, sehingga diharapkan calon tenaga kerja

tidak salah pilih perusahaan dan dapat memilih perusahaan terbaik sesuai dengan minat

dan kemampuannya.

10

Page 12: Pengenalan SCRUM

Pertumbuhan Perusahaan Berbasis Internet di IndonesiaSemakin banyaknya perusahaan berbasis internet di Indonesia membuat tingkat persaingan

di antara perusahaan-perusahaan ini juga semakin tinggi. Persaingan ini membuat

perusahaan-perusahaan semakin kreatif dalam menghasilkan produknya sekaligus

memberikan lingkungan bekerja yang makin baik untuk para tenaga kerjanya (SDM).

Penerapan Scrum dengan baik memungkinkan SDM dapat tetap bahagia dalam bekerja

sekaligus dapat mempelajari banyak hal-hal baru yang berhubungan dengan internet, hal ini

membuat kualitas SDM juga meningkat. Peningkatan kualitas SDM akan memungkinkan

masing-masing tenaga kerja ini untuk mampu membuat perusahaan berbasis internet

miliknya sendiri suatu saat nanti. Pada akhirnya semua hal ini akan dapat meningkatkan

perekonomian Indonesia melalui sektor teknologi ini dan membuatnya tetap menarik bagi

para investor dari dalam maupun luar negeri untuk mengucurkan modalnya ke Indonesia.

11

Page 13: Pengenalan SCRUM

Linear Vs. Iteratif : Waterfall Vs. Scrum

Linear (Waterfall) dan Iteratif (Scrum) masing-masing memiliki Pro dan Cons nya

masing-masing. Pro dan Cons dari masing-masing metode pengembangan adalah

sebagai berikut :

Linear Pro Linear Cons

Sederhana dan mudah untuk

dipahami dan digunakan

Modelnya luwes sehingga mudah

diatur. Setiap fase memiliki tujuan

dan proses review yang jelas

Setiap fase dilakukan dan

diselesaikan satu demi satu

Bekerja cukup baik untuk project-

project kecil yang requirementnya

dapat dipahami dengan mudah

Tahapan-tahapan didefinisikan

dengan jelas

Tidak ada product jadi yang akan

dihasilkan sebelum akhir life cycle

Terlalu banyak resiko dan

ketidakpastian

Bukan model yang baik untuk

project yang kompleks dan object-

oriented

Model yang buruk untuk project

yang panjang dan sedang

berlangsung

Tidak cocok untuk project yang

requirementnya dapat berubah-

12

Page 14: Pengenalan SCRUM

Milestones mudah dipahami

Mudah untuk mengatur tugas-

tugas

Proses dan hasil didokumentasikan

dengan baik

ubah

Sulit untuk mengukur progress di

tiap tahapan

Tidak dapat mengakomodir

perubahan requirement

Mengubah scope ketika life cycle

sedang berjalan dapat

menyebabkan berakhirnya project

Integrasi dilakukan sebagai “big-

bang” di ujung akhir project,

sehingga tidak dapat memprediksi

kemungkinan bottleneck dari sisi

bisnis dan teknologi di awal

Iterative Pro Iterative Cons

Fitur-fitur yang dapat berfungsi

baik dapat dihasilkan dengan

cepat di awal life cycle

Hasil dapat diperoleh sejak awal

dan secara periodic

Pengembangan secara parallel

dapat direncanakan

Progress dapat diukur

Lebih hemat untuk mengubah

scope/requirement

Testing dan debugging mudah

dilakukan di tiap iterasi

Resiko dapat diidentifikasi dan

diselesaikan di tiap iterasi. Dan

tiap iterasi memiliki milestone

yang mudah di atur.

Lebih mudah untuk memanage

Ada kemungkinan butuh resource

lebih banyak

Walaupun lebih hemat apabila ada

perubahan, tapi tidak benar-benar

cocok untuk requirement yang

berubah-ubah

Lebih banyak butuh perhatian dari

manajemen

Masalah arsitektur system bisa

saja muncul sebab tidak semua

requirement untuk keseluruhan

life cycle dikumpulkan di awal

Mendefinisikan iterasi mungkin

tetap membutuhkan definisi dari

keseluruhan system

Tidak cocok untuk project kecil

13

Page 15: Pengenalan SCRUM

resiko. Bagian-bagian yang

beresiko tinggi diselesaikan di

awal

Di setiap iterasi, produk yang

berfungsi baik dapat diselesaikan

Beragam isu, tantangan, dan

resiko dapat teridentifikasi di tiap

iterasi dan dapat di solve di iterasi

tersebut atau di iterasi berikutnya

Analisa resiko dapat dilakukan

lebih baik

Perubahan requirement dapat

dilakukan

Lebih hemat waktu

Lebih cocok untuk project besar

Selama life cycle, produk dapat

dihasillkan lebih cepat sehingga

bisa dengan cepat mendapatkan

feedback dari customer

Manajemennya lebih kompleks

Mungkin sulit mengetahui kapan

project berakhir

Resource dengan skill tinggi

dibutuhkan untuk menganalisa

resiko

Progress project sangat

tergantung dengan fase analisa

resiko

14

Page 16: Pengenalan SCRUM

Scrum di IndonesiaScrum secara resmi mulai masuk ke Indonesia sejak 2008, dipelopori oleh Joshua Partogi,

Professional Scrum Trainer pertama dari Asia yang ditraining secara langsung oleh co-

founder Scrum, Ken Schwaber. Beberapa perusahaan besar di Indonesia yang saat ini sudah

menggunakan Scrum adalah PLN, Astra, BCA, Tokopedia.com, Blibli.com, Olx.co.id, dsb.

Keberhasilan Scrum di perusahaan-perusahaan besar tersebut membuat perusahaan-

perusahaan rintisan baru berbasis internet di Indonesia, khususnya di Jakarta, juga antusias

untuk menerapkan Scrum.

15