pengenalan gas dan kertas lakmus

17
BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus B. Tujuan Praktikum Untuk mengetahui adanya suatu gas dan mampu mengenali sifat asam atau basa dari gas tertentu dengan menggunakan kertas lakmus. 1

Upload: maria-intan-wijayanti

Post on 10-Aug-2015

2.149 views

Category:

Documents


71 download

DESCRIPTION

Empat sifat dasar yang menentukan tingkah laku fisis dari gas adalah banyaknya molekul gas, volume gas, suhu, dan tekanan. Balon gas mengembung bila diisi udara (Petrucci, 1987). Suatu sifat yang mengesankan dari gas adalah kedapat-mampatan-nya, atau lawannya, kedapat-muaiannya (Keenan, dkk, 1995). Suatu hipotesis mengatakan bahwa molekul-molekul gas bergerak konstan, bertumbukkan satu sama lainnya dan juga dengan dinding-dinding wadah. Pada saat bertumbukkan inilah timbul gaya yang akan menjaga balon tetap mengembung (Petrucci, 1987).

TRANSCRIPT

Page 1: pengenalan gas dan kertas lakmus

BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Percobaan

Pengenalan Gas dan Kertas Lakmus

B. Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui adanya suatu gas dan mampu mengenali sifat asam atau

basa dari gas tertentu dengan menggunakan kertas lakmus.

1

Page 2: pengenalan gas dan kertas lakmus

BAB II

METODE

A. Alat dan Bahan

Alat:

Tabung reaksi

Penjepit

Bunsen

Korek api

Kertas lakmus

Pipet ukur

Propipet

Bahan:

Larutan NH4Cl 1% 2 ml

Larutan NaOH 1% 2 ml

2

Page 3: pengenalan gas dan kertas lakmus

B. Cara Kerja

3

Larutan NH4Cl 1% diambil sebanyak 2ml

Larutan NH4Cl 1% dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Larutan NH4Cl 1% ditambah dengan larutan NaOH 1% sebanyak 2 ml

Tabung reaksi dipegang dengan penjepit dan dipanaskan sambil digoyang-goyangkan

Gas yang dihasilkan dicium baunya dan dicatat hasilnya

Kertas lakmus didekatkan di mulut tabung dan dicatat perubahan warnanya

Page 4: pengenalan gas dan kertas lakmus

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

Dari percobaan yang telah dilakukan pada praktikum pengenalan gas

dan kertas lakmus, maka didapatkan hasil sebagai berikut,

Perubahan Sebelum Sesudah

Warna larutan Putih bening Putih bening

Bau Tidak berbau Amoniak

Warna kertas lakmus Hijau kekuningan Hijau

pH 6 7

B. Pembahasan

Benda-benda pada umumnya berbentuk sebagai padatan, cairan, atau

gas. Keadaan gas adalah keadaan yang paling sederhana untuk dipahami dari

ketiga bentuk tersebut. Perilaku gas telah dengan jelas digambarkan pada

penemuan hukum gabungan kimia ( The law of chemical combination) pada

pembuktian teori atom Dalton. Gas dapat memuai memenuhi ruangan dan

akan menyerupai bentuk ruang tempatnya berada. Semua zat yang bersifat gas

dapat berbaur dengan sesamanya dan akan bercampur dalam segala

perbandingan, karena itu semua campuran gas adalah larutan yang homogen

(Petrucci, 1987).

Gas tidak kasat mata dalam arti bahwa tidak ada partikel-partikel gas

yang dapat dilihat. Beberapa gas ada yang berwarna seperti gas klor yang

berwarna kuning kehijau-hijauan. Ada beberapa gas yang mudah meledak

seperti hydrogen, dan beberapa diantara gas secara kimiawi bersifat inert

seperti helium (Petrucci, 1987).

4

Page 5: pengenalan gas dan kertas lakmus

Suatu gas tak mempunyai bentuk, gas mengambil bentuk dari

wadahnya. Gas tak mempunyai volume yang tertentu, melainkan dapat

dimampatkan maupun dimuaikan menurut perubahan ukuran wadah. Volume

wadahnya adalah volume gas (Keenan, dkk, 1995).

Empat sifat dasar yang menentukan tingkah laku fisis dari gas adalah

banyaknya molekul gas, volume gas, suhu, dan tekanan. Balon gas

mengembung bila diisi udara (Petrucci, 1987). Suatu sifat yang mengesankan

dari gas adalah kedapat-mampatan-nya, atau lawannya, kedapat-muaiannya

(Keenan, dkk, 1995). Suatu hipotesis mengatakan bahwa molekul-molekul

gas bergerak konstan, bertumbukkan satu sama lainnya dan juga dengan

dinding-dinding wadah. Pada saat bertumbukkan inilah timbul gaya yang akan

menjaga balon tetap mengembung (Petrucci, 1987).

Menurut Boyle, “Volume sejumlah gas pada suhu tetap berbanding

terbalik terhadap tekanan gasnya”. Jika suhu dan sejumlah gas dibiarkan

tetap (konstan), penggandaan tekanan menyebabkan volume turun menjadi

setengah kali keadaan semula. Keadaan ini seperti kerja dari suatu pompa

tangan dengan tangkai penekan. Tangkainya dapat ditekan sedikit dan udara

di dalam pompa tertekan dalam taraf tertentu. Tetapi sulit mengurangi volume

gas lebih lanjut karena semakin tingginya tekanan ( gaya per satuan luas) yang

diperlukan (Petrucci, 1987).

Hipotesis Avogadro menyatakan bahwa “Molekul yang sama banyak

terdapat dalam gas-gas berlainan yang volumenya sama, jika tekanan dan

temperaturnya sama”. Konsep Hukum Avogadro ini dipergunakan untuk

membantu menganalisis situasi dalam mana volume atau tekanan atau

temperature tidak sama. Untuk mudahnya dalam bekerja dengan gas, kondisi

standar didefinisikan sebagai 0˚C (273 K) dan 1 atm (760 mmHg). Kondisi ini

dirujuk sebagai temperature dan tekanan standar, STP (Keenan, dkk, 1995).

Menurut Charles, “Jika tekanan tak berubah, volume gas dengan

massa tertentu, berbanding lurus dengan temperature mutlak.” Menurut Gay-

5

Page 6: pengenalan gas dan kertas lakmus

Lussac dan Amontons, “Tekanan suatu gas dengan massa tertentu

berbanding lurus dengan temperature mutlak, bila volume tidak berubah.”

Sedangkan Hukum Dalton berbunyi, “Tekanan total dalam suatu campuran

gas adalah jumlah tekanan parsial anggota-anggota campuran” (Keenan,

dkk, 1995).

Gas sempurna didefinisikan sebagai gas yang molekulnya tidak saling

mengerjakan gaya, kecuali kalau molekul itu bertumbukan. Tumbukan

demikian dianggap tumbukan elastik sempurna. Sehingga energy kinetic total

dari 2 molekul yang bertumbukan sebelum dan sesudah tumbukan sama

besarnya (Sears, 1962).

Teori lain mengenai gas yaitu mengenai kinematika molekul gas yang

berdasarkan model berikut,

1. Gas terdiri dari partikel sangat kecil yang disebut molekul (atau atom).

2. Molekul gas pada umumnya dipisahkan dalam jarak yang cukup jauh.

Sebagai hasilnya mereka hanya memiliki bagian/ fraksi yang sangat kecil

dari volume total gas. Pada kenyataannya, molekul dianggap sebagai titik

massa.

3. Dianggap tidak terdapat gaya-gaya antar molekul.

4. Molekul bergerak secara konstan dan acak dalam volume gas sehingga

sering terjadi tumbukan.

5. Tumbukan bersifat elastik. Sekumpulan molekul pada suhu konstan,

energy total akan konstan.

(Sears, 1962)

Gas nyata umumnya bersifat ideal hanya pada suhu tinggi dan tekanan

rendah. Perilaku tak ideal disebabkan oleh gaya tarik antar molekul dan

volume diskrit yang dipunyai oleh molekul gas (Petrucci, 1987). Pada

praktikum kali ini, praktikan melakukan percobaan yaitu pengenalan gas dan

kertas lakmus. Tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya suatu gas dan

6

Page 7: pengenalan gas dan kertas lakmus

mampu mengenali sifat asam/ basa dari gas tertentu dengan menggunakan

kertas lakmus.

Menurut konsep Bronsted-Lowry mengenai asam dan basa, suatu asam

adalah zat yang dapat memberikan ion hydrogen yang bermuatan positif atau

proton (H+). Dua contoh dari asam Bronsted-Lowry adalah HCl dan HNO3 .

Basa didefinisikan tidak hanya molekul atau ion yang menghasilkan OH- saja

tetapi juga sebagai zat yang dapat menerima H+, contohnya OH- dan NH3

(Ralp, 1989).

Menurut Arrhenius (1884), asam adalah zat yang dalam pelarut air

menghasilkan ion hydrogen (H+), contohnya HCl, sedangkan basa adalah zat

yang dalam pelarut menghasilkan ion hidroksi (OH-), contohnya NaOH. Asam

adalah zat yang dapat melarutkan logam, tergantung dari kekuatannya. Asam

memiliki rasa masam, contohnya adalah asam asetat (CH3COOH), sedangkan

basa memiliki rasa pahit dan licin bila dipegang. Dalam keadaan murni, basa

biasanya berbentuk padat. Basa bersifat alkali, bereaksi dengan protein di

dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian, contohnya

adalah sabun (Anonim, 2010).

Indikator asam-basa biasanya dibuat dalam bentuk larutan atau bentuk

lain, kertas berpori direndam dalam larutan indikator, atau dikeringkan. Jika

kertas ini dibasahi dengan larutan yang sedang diuji, terjadi perubahan warna

yang dapat dijadikan sebagai penentu pH. Kertas yang seperti ini lazim

disebut kertas pH (lakmus) (Petrucci, 1987). Sehingga fungsi dari kertas

lakmus adalah untuk mengetahui sifat asam atau basa dari suatu zat. Ada dua

macam kertas lakmus, yaitu merah dan biru.

Suatu zat tergolong asam apabila lakmus biru setelah diinteraksikan

dengan suatu zat akan berubah warna menjadi merah. Begitu sebaliknya untuk

kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi biru bila diinteraksikan

dengan zat basa (Anonim, 2011). Apabila lakmus merah atau biru tidak

berubah warna ketika direaksikan dengan suatu zat, maka zat itu bersifat

7

Page 8: pengenalan gas dan kertas lakmus

netral. pH netral adalah 7, pH di bawah 7 adalah asam dan pH di atas 7

bersifat basa.

Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus

sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak Lichenes) di dalam

kertas lakmus (Nuraeni, 2008). Lakmus biru dibuat dengan menambahkan

ekstrak lakmus yang berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas akan

menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkan dalam udara terbuka,

sehingga dihasilkan kertas lakmus biru. Kertas lakmus biru pada larutan yang

bersifat basa akan tetap biru, karena orchein merupakan anion, sehingga tidak

akan bereaksi dengan anion (OH-) (Miftahur, 2009).

Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan

pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau

asam klorida agar warnanya menjadi merah. Sehingga mekanisme reaksi

orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas lakmus merah

dimasukkan ke dalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah

karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam.

Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat

basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk (Miftahur,

2009).

Pada percobaan kali ini, akan diteliti adanya suatu gas NH3 yang

merupakan hasil reaksi dari NH4Cl dengan NaOH. Hal yang dilakukan adalah

menambahkan larutan NH4Cl 1% 2 ml pada NaOH 1% 2 ml. Penambahan ini

dimaksudkan agar terjadi reaksi yang menghasilkan suatu produk yaitu gas

NH3. Campuran ini dipanaskan sambil digoyang-goyangkan dengan bantuan

penjepit dan posisi mulut tabung di arahkan ke tempat kosong karena apabila

mendidih larutan bisa tertumpah keluar dengan kekuatan yang besar. Untuk

amannya, selain di arahkan ke tempat kosong, juga harus diperhatikan dengan

baik ketika larutan sudah mulai mendidih.

8

Page 9: pengenalan gas dan kertas lakmus

Setelah mendidih, bauilah uap yang dihasilkan dari reaksi tersebut.

Cara membauinya dengan mengibas-ngibaskan tangan di atas mulut tabung

dengan jarak hidung yang jauh tapi masih bisa membaui. Hal ini dilakukan

karena gas tersebut adalah suatu zat kimia yang bisa jadi akan berbahaya bila

terhirup dengan kadar yang banyak. Setelah itu, dengan cepat meletakkan

kertas lakmus di mulut tabung dan lihat perubahan warna yang terjadi.

Pada percobaan ini yang dipakai adalah lakmus berwarna kuning.

Lakmus kuning ini memiliki pH sebelum direaksikan sebesar 6. Larutan awal

memiliki warna putih bening, begitu halnya setelah direaksikan. Perubahan

reaksi memang sebenarnya terjadi pada bau gas yang dihasilkan dan pH.

Pada percobaan ini, sebelum reaksi larutan tidak berbau, tapi setelah

direaksikan seperti penjelasan di atas, campuran tersebut menghasilkan bau

yang menyengat seperti amoniak (pesing). Amoniak atau NH3 merupakan

basa. Akan tetapi, pH yang terbaca oleh lakmus adalah 7. pH 7 adalah pH

normal, sedangkan pH basa adalah lebih dari 7. Sehingga percobaan ini tidak

sesuai dengan teori yang ada bahwa reaksi antara NH4Cl (aq) dengan NaOH (aq)

menghasilkan suatu basa.

Kesalahan tersebut bisa terjadi karena kekurangtelitian dalam

mencocokkan warna lakmus dengan kertas pH. Selain itu, bisa dikarenakan

keterlambatan dalam membaca lakmus. Sebab, lakmus kuning ini cepat sekali

berubah warna sehingga bisa jadi ketika mencocokkan dengan kertas pH

lakmus sudah berubah warna menjadi hijau yaitu pH 7. Seharusnya warna

yang terbaca adalah hijau tua dengan pH sekitar 8 karena gas NH3 bersifat

basa.

Gas amoniak atau NH3 dihasilkan dari reaksi kimia antara larutan

NH4Cl yang bersifat asam dengan NaOH yang bersifat basa. Reaksinya adalah

sebagai berikut,

9

NH4Cl (aq) + NaOH (aq) NaCl(aq) + NH3 (g) + H2O (l)

Page 10: pengenalan gas dan kertas lakmus

Seperti pada teori Arrhenius, hasil reaksi antara asam dan basa (netralisasi)

adalah garam dan air. Pada percobaan ini, garam yang dihasilkan yaitu NaCl.

Gas ammonia dihasilkan dari NH4Cl (aq) yang melepaskan ion H+ dan

Cl-. Ion Cl- akan bereaksi dengan Na+ membentuk NaCl (aq). Ion H+ akan

bereaksi dengan OH- membentuk H2O (l) . Amonia bersifat basa karena dalam

suatu reaksi NH3 bertindak sebagai akseptor hydrogen atau ion H+ .

Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil reaksi antara

NH4Cl (aq) dengan NaOH (aq) akan menghasilkan suatu gas yang bersifat basa

yaitu NH3 (g). Gas ini berbau ammonia (pesing) menyengat. Gas ini memiliki

pH seharusnya pH basa yaitu sekitar 8. Gas ini akan mengubah lakmus kuning

menjadi biru.

10

Page 11: pengenalan gas dan kertas lakmus

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan mengenai pengenalan gas dan kertas

lakmus, maka dapat disimpulkan sebagai berikut,

1. Gas adalah suatu zat yang dapat memuai memenuhi ruangan dan akan

menyerupai bentuk ruang tempatnya berada.

2. Empat sifat dasar yang menentukan tingkah laku fisis dari gas adalah

banyaknya molekul gas, volume gas, suhu, dan tekanan.

3. Sifat-sifat gas antara lain dapat memuai memenuhi ruangan, dapat

dimampatkan, menyerupai bentuk ruangan, dapat berbaur dengan

sesamanya dan akan bercampur dalam segala perbandingan, tidak kasat

mata, ada yang berwarna, ada yang mudah meledak, ada yang bersifat

inert.

4. Reaksi antara NH4Cl (aq) dengan NaOH (aq) menghasilkan gas NH3 (g) .

5. Gas NH3 memiliki bau pesing menyengat.

6. Cara mengetahui sifat asam/ basa dari NH3 (g) dengan menggunakan

indikator kertas lakmus.

7. Kertas lakmus akan berubah warna menjadi hijau tua ketika berada pada

larutan basa.

8. Hasil reaksi NH4Cl (aq) dengan NaOH (aq) mengubah pH dari 6 menjadi pH

basa yaitu sekitar 8.

9. Hasil reaksi NH4Cl (aq) dengan NaOH (aq) tidak mengubah warna larutan,

yaitu tetap putih bening.

10. Hasil samping reaksi NH4Cl (aq) dengan NaOH (aq) adalah garam NaCl dan

air.

11

Page 12: pengenalan gas dan kertas lakmus

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Sifat-Sifat Asam, Basa, dan Garam. http://www.chemistry.org/sifat-

sifat asam, basa, dan garam. Diakses pada 18 September 2012.

Anonim. 2011. Mengidentifikasi Asam Basa Menggunakan Kertas Lakmus.

http://ensiklopediakimia.com. Diakses pada 23 September 2012.

Fessenden, Joan S dan Fessenden, Ralp J. 1989. Kimia Organik Edisi 3 Jilid 1.

Erlangga. Jakarta.

Keenan, Charles W., Kleinfelter, Donald C., dan Wood, Jesse H.. Ilmu Kimia untuk

Universitas. 1995. Erlangga. Jakarta.

Miftahur. 2009. Menunjukkan Larutan Asam, Basa, dan Netral Dengan Indikator

Kertas Lakmus Merah dan Biru. http://miftahur.com. Diakses pada 23

September 2012.

Nuraeni, Dewi. 2008. Info Kimia.

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Dewi%20Nuraeni

%200606237_/info%20kimia.html. Diakses pada 23 September 2012.

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat

Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Sears, Francis Weston dan Zemanky, Mark W. 1962. Fisika Untuk Universitas I:

Mekanika, Panas, Bunyi. Bina Cipta . Bandung.

12