pengembangan modul pembelajaran permainan tradisional anak...

174
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK UNTUK KELAS 1 SD TEMA 3 SUBTEMA 3 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Irene Pri Septianing NIM: 151134206 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN

TRADISIONAL ANAK UNTUK KELAS 1 SD TEMA 3 SUBTEMA 3

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Irene Pri Septianing

NIM: 151134206

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

i

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN

TRADISIONAL ANAK UNTUK KELAS 1 SD TEMA 3 SUBTEMA 3

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Irene Pri Septianing

NIM: 151134206

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yang Maha, karena atas berkat dan karuniaNya, saya dapat

membuat dan menyelesaikan skripsi dengan baik pada waktunya.

Bapak dan Mamah selaku orang tua yang selalu memberikan dukungan

baik dalam ucapan doa maupun memberikan semangat.

Dosen pembimbing yang telah membantu saya dalam menyelesaikan

skripsi dalam memberikan arahan dan motivasi.

Adik saya Novalisa Dwi Saputri yang selalu memberikan semangat dan

mendoakan saya setiap waktu.

Para sahabat terbaik yang selalu memberikan semangat dan doa serta

bantuan dalam mengerjakan skripsi ini.

Universitas Sanata Dharma sebagai almamater kebanggan saya.

Semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam proses

penelitian dan pembuatan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

v

MOTTO

Pernah merasa gagal, tetapi gagal bukanlah pijakan terkahir.

Belajar dari sebuah kegagalan adalah cara untuk bangkit dan bersinar.

-Irene Pri Septianing-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 Mei 2019

Penulis

Irene Pri Septianing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASIKAN KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Irene Pri Septianing

Nomor Mahasiswa : 151134206

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

Kelas I SD Tema 3 Subtema 3”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

peneliti.

Demikian Pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 29 Mei 2019

Yang menyatakan

Irene Pri Septianing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN

TRADISIONAL ANAK UNTUK KELAS 1 SD TEMA 3 SUBTEMA 3

Irene Pri Septianing

Universitas Sanata Dharma

2019

Latar belakang penelitian ini adalah kebutuhan modul pembelajaran

permainan tradisional bagi guru dan kebutuhan modul pembelajaran permainan

tradisional bagi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui prosedur

pengembangan modul pembalajaran permainan tradisional anak terhadap

ketrampilan guru SD Kelas 1, dan (2) mengetahui kualitas penggunaan modul

permainan tradisional anak dalam pembelajaran tematik di kelas. Jenis penelitian

yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan menurut Sugiyono

(2010).

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pengembangan modul

pembelajaran permainan tradisional anak menggunakan tujuh langkah penelitian

yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desai produk, (4)

validasi desain, (5) revisis desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk. Hasil

validasi produk dari dua ahli memperoleh rerata skor 4,6 dengan kategori sangat

baik dan dari guru kelas I memperoleh skor 4,46 dengan kategori sangat baik.

Hasil validasi sebagai pedoman peneliti dalam melakukan uji coba. Hasil uji coba

produk dari guru kelas I menunjukkan skor 4,4 dengan kategori sangat baik dan

ditandai dengan peningkatan nilai evaluasi diatas rata-rata. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran permainan tradisional memiliki

kualitas sangat baik dan dapat membantu guru dalam pembelajaran tematik.

Kata Kunci: Research and Development, modul pembelajaran, permainan

tradisional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

ix

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF CHILDREN TRADITIONAL GAME LEARNING

MODULE FOR CLASS 1 ELEMENTARY SCHOOL THEME 3 SUBTHEME

3

Irene Pri Septianing

Sanata Dharma University

2019

The background of this research is the need for traditional game learning

module for teachers and the need for traditional game learning module for

students. This researchhas purposes that are (1) to find out the procedure of

developing a traditional childrens game learning module towards the skills of

Class 1 elementary school teachers, and (2) to find out the quality of the use of

traditional childrens game modules in thematic learning in class. The type of

research usedareresearch and development (R&D). The model used in this

research is a development model according to Sugiyono (2010).

The results of this researchshows that the development of learning

modules for traditional childrens games uses seven steps of research, that are (1)

potential and problems, (2) data collection, (3) product design, (4) design

validation, (5) design revision, (6 ) product testing, (7) product revision. The

results of product validation from two experts obtained an average score of 4.6

with a very good category and from class I teachers obtained score of 4.46 with a

very good category. The validation results as a guideline for researchers in

carrying out the trial. The product trial results from class I teachers showed a

score of 4.4 with a very good category and it is marked by an increase in the

evaluation value above the average. This it can be concluded that the traditional

game learning module has very good quality and can help teachers in thematic

learning.

Keywords: Research and Development, learning module, traditional game.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir yaitu skripsi

dengan judul “ Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak

Untuk Kelas 1 SD Tema 3 Subtema 3”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada banyak pihak yang

sudah membantu dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai. Adapun ucapan

terima kasih saya tujukan kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., sebagai Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., sebagai Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma.

4. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A., sebagai dosen pembimbing 1,

yang telah membimbing dan memberikan masukan dan dukungan dalam

menyusun skripsi ini sekaligus sebagai ahli pakar I dalam proses validasi

produk modul pembelajaran.

5. Andreas Erwin Prasetya, M.Pd., sebagai dosen pembimbing II, yang sudah

membimbing dan memberikan arahan bagi peneliti dalam menyusun

skripsi ini.

6. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., sebagai ahli pakar II dalam

bidang bahasa dan ilustrasi gambar yang sudah memberikan kesempatan

untuk melakukan validasi produk modul pembelajaran.

7. Theresia Mardinah, S.Si., sebagai Kepala Sekolah Dasar Kanisius Pugeran

yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian.

8. Valen Febrina Wulandari, S.Pd., sebagai ahli pakar pendidikan guru kelas

1 yang sudah memberikan kesempatan untuk melakukan validasi produk

modul pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

xi

9. Siswa-siswa kelas 1 SD Kanisius Pugeran yang telah membantu selama

proses penelitian.

10. Seluruh dosen PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan

banyak ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

11. Bapak dan Ibu karyawan sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma

yang sudah banyak membantu dalam proses perkuliahan dan skripsi.

12. Bapak dan Ibu saya sebagai orang tua yang sudah memberikan dukungan

serta mendoakan saya.

13. Adik saya Novalisa Dwi Saputri yang senantiasa menemani dan

mendoakan saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Para sahabat saya Ayuni, Yustina, Agnes dan Endang yang senantiasa

menemani, mendoakan, mendukung dan saling berjuang bersama-sama

dalam menyelesaikan skripsi.

15. Boy Putra Manihuruk yang sudah memberikan dukungan baik support

maupun doa dalam menyelesaikan skripsi.

16. Seluruh pihak, saudara, sahabat, teman yang telah membantu.

Dalam penyusunan tugas akhir ini tentunya banyak kendala yang dialami

oleh peneliti. Meskipun demikian kendala tersebut tidak menghalangi peneliti

untuk berhenti atau merasa putus asa dalam menyelesaikan skripsi ini, melainkan

menjadi pacuan peneliti untuk lebih semangat dan giat menyelesaikan skripsi agar

tepat waktu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak

kekurangan, oleh karena itu peneliti meminta maaf apabila dalam penulisan

skirpsi ini banyak salah-salah kata baik dalam sistematika maupun isi dalam

skripsi. Sekian, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi

referensi untuk pembaca dalam menyelesaikan tugas akhir.

Peneliti

Irene Pri Septianing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…...……………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN…...………………………………………… iii

PERSEMBAHAN…………………………………………………………. iv

HALAMAN MOTTO……………………………………………………... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………………….……

vii

ABSTRAK………………………………………………………………… viii

ABSTRACT….……………………………………………………………... ix

KATA PENGANTAR…………………………………………………….. x

DAFTAR ISI………………………………………………………………. xii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………. xvi

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xvii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xviii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah…………………………….…………………. 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………... 5

C. Tujuan Penelitian……………………………………………………… 6

D. Manfaat Penelitian…………………………………………………….. 6

E. Spesifikasi Produk yang diharapkan …………………………………. 7

F. Definis Operasional……………………………………………………. 9

BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………. 11

A. Kajian Pustaka ………………………………………………………… 11

1. Teori Perkembangan Anak Usia Dini………………………………….. 11

a. TahapPerkembangan Anak Usia Dini..…………………………….. ….. 11

b. Teori Belajar………………………………………………………..…… 12

2. Bahan Ajar…………………………………………………………....... 14 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

xiii

a. Pengertian Bahan Ajar…………………………………………….…… 13

b. Jenis-jenis Bahan Ajar……………………………………………...…... 13

c. Fungsi Bahan Ajar………………………………………………….…… 14

3. Kurikulum 2012………………………………………………………… 15

a. Pengertian Kurikulum 2013………………………………………..…… 15

b. Ciri-ciri Kurikulum 2013…………………………………………..…… 16

c. Tujuan Kurikulum 2013………………………………………………… 17

4. Modul………………………………………………………………........ 17

a. Pengertian Modul…………………………………………………..….... 17

b. Langkah-Langkah Penyusunan Modul…………………………….…… 18

c. Tujuan Penyusunan Modul………………………………………...……. 19

d. Fungsi Modul…………………………………………………………… 19

5. Permainan Tradisional………………………………………………….. 20

a. Pengertian Permainan Tradisional………………………………...……. 20

b. Jenis-Jenis Permainan Tradisional……………………………………… 21

c. Langkah-Langkah Permainan Tradisional Asli…………………………. 23

d. Langkah-Langkah Permainan Tradisional Modifikasi……………..…… 26

6. Konsep Permainan…………………………………………………...…. 30

a. Pengertian Konsep Permainan……………………………………..……. 30

b. Konsep Dasar Bermain………………………………………………… 31

B. Penelitian yang Relevan………………………………………………... 32

1. Penelitian tentang modul sebagai bahan ajar berbasis kurikulum

2013………………………………………………………………………...

32

2. Penelitian permainan tradisional dalam pembelajaran di sekolah

dasar………………………………………………………………………..

34

C. Kerangka Berpikir ……………………………………………………... 35

D. Pertanyaan Penelitian…………………………………………………... 37

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………… 38

A. Jenis Penelitian……………………………………………………….… 38

B. Setting Penelitian…………………………………………………….… 40

1. Subjek Penelitian……………………………………………………..…. 40

2. Objek Penelitian……………………………………………………...…. 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

xiv

3. Lokasi Penelitian………………………………………………………... 40

4. Waktu Penelitian………………………………………………………... 41

C. Rancangan Penelitian………………….……………………………….. 41

D. Prosedur Penelitian…………………….……………………………….. 41

1. Potensi Masalah……………………………………………………...…. 43

2. Pengumpulan Data…………………………………………………...…. 44

3. Desain Validasi…………………………………………………………. 45

4. Validasi Desain…………………………………………………………. 45

5. Revisi Desain………………………………………………………........ 46

6. Uji Coba Produk……………………………………………………........ 46

7. Revisi Produk………………………………………………………........ 46

E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………….. 47

1. Observasi ……………………………………………………………….. 47

2. Wawancara…………………………………………………………........ 48

3. Kuesioner……………………………………………………………….. 49

F. Instrumen Penelitian……………………………………………………. 50

1. Instrumen Pedoman Observasi………………………………………….. 50

2. Instrumen Wawancara…………………………………………………... 51

3. Instrumen Kuesioner……………………………………………………. 52

a. Kuesioner Validasi Produk………………………………………...……. 52

b. Kuesioner Uji Coba Produk………………………………………..…… 53

G. Teknik Analisis Data…………………………………………………... 54

1. Analisis Data Kualitatif…………………………………………………. 54

2. Analisis Data Kuantitatif……………………………………………....... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………... 57

A. Hasil Penelitian Pengembangan………………………………………... 57

1. Prosedur Penelitian…………………………………………………........ 57

a. Potensi dan Masalah…………………………………………………….. 57

b. Pengumpulan Data…………………………………………………….... 60

c. Desain Produk…………………………………………………………... 68

d. Validasi Produk dan Revisi Produk………………………………..…… 73

1) Data Validasi Ahli I……………………………………………...…….. 73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

xv

2) Revisi yang Dilakukan Penulis………………………………………… 75

3) Data Validasi Ahli II……………………………………………..……... 81

4) Data validasi Guru Kelas I……………………………………….……... 82

5) Revisi yang dilakukan peneliti…………………………………..……... 84

e. Uji Coba Produk…………………………………………………...…… 85

f. Revisi Produk…………………………………………………………… 87

h. Kajian Produl Akhir………………………………………………..…... 90

B. Pembahasan…………………………………………………………… 92

BAB V PENUTUP………………………………………………………... 98

A. Kesimpulan…………………………………………………………..…. 98

B. Keterbatasan Pengembangan……………………………………….…... 100

C. Saran…………………………………………………………………… 100

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….………. 101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Analisis Kebutuhan……………………... 50

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara dengan Guru Kelas…………………… 51

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Uji Validasi untuk Ahli dan Guru….…… 52

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Uji Coba Produk……………………….. 53

Tabel 3.5 Konversi Nilai Skala Lima…………………………………… 55

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Observasi Guru Kelas I…………………. 61

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Wawancara dengan Guru Kelas I………… 65

Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli I…………………….…………………… 74

Tabel 4.4 Komentar Ahli dan Revisi Ahli I…………………………… 74

Tabel 4.5 Hasil Validasi Ahli II………………………………………… 81

Tabel 4.6 Komentar dan Revisi Ahli II………………………………… 81

Tabel 4.7 Hasil Validasi Guru………………………………………….. 83

Tabel 4.8 Komentar Guru Kelas I……………………………………… 83

Tabel 4.9 Rekap Skor Hasil Validasi…………………………………… 84

Tabel 4.10 Hasil Uji Coba Produk……………………………………… 86

Tabel 4.11 Revisi Cara Bermain………………………………………… 87

Tabel 4.12 Revisi Refleksi……………………………………………….. 88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Cover Modul Pembelajran………………………………….. 9

Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian-penelitian yang Relevan………… 35

Gambar 3.1 Bagan Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan

Sugiyono………………………………………………….....

39

Gambar 3.2 Bagan Prosedur Pengembangan Peneliti……………............ 43

Gambar 4.1 Sampul Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak.. 68

Gambar 4.2 Revisi Kata Pengantar……………………………………… 75

Gambar 4.3 Revisi Sumber pada Modul………………………………… 76

Gambar 4.4 Revisi Ukuran Font………………………………………… 77

Gambar 4.5 Revisi Background…………………………………………. 78

Gambar 4.6 Revisi Cara Bermain……………………………………….. 79

Gambar 4.7 Revisi Evaluasi Modul……………………………………... 80

Gambar 4.8 Revisi Ukuran Modul………………………………………. 82

Gambar 4.9 Revisi Materi Modul……………………………………….. 83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Observasi Analisis Kebutuhan………………………. 104

Lampiran 2 Hasil Wawancara Guru Kelas……………………………... 106

Lampiran 3 Hasil Validasi Ahli I……………………………………….. 108

Lampiran 4 Hasil Validasi Ahli II…………………………..…………... 112

Lampiran 5 Hasil Validasi Guru Kelas 1………………………………. 116

Lampiran 6 Hasil Uji Coba Produk Guru SD………………………….. 120

Lampiran 7 Rekapitulasi Skor Hasil Validasi dan Skor Uji Coba

Produk………………………………………………………

123

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian………………………..………………. 124

Lampiran 9 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian……….... 125

Lampiran 10 Gambar Produk Modul Pembelajaran Permainan

Tradisional. ………………………………………………...

126

Lampiran 11 Gambar Foto Uji Coba Produk…………………………….. 132

Lampiran 12 Curriculum Vitae…………………………..………………. 134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang diinginkan dan definisi

operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Bermain adalah sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai positif

bagi anak, bermain tidak memiliki tujuan ekstrinsik namun motivasinya lebih

bersifat intrinsik Mulyadi (dalam Kurniati, 2016: 5). Hal sama juga disampaikan

oleh Vygotsky (dalam Sujiono, 2010:35) mengatakan bahwa bermain merupakan

bagian atau tahap koginitif (daya tiru, daya ingat, daya tangkap, dan daya

imajinasi) yang harus dilalui seorang anak. Dari dua pengertian diatas dapat

disimpulkan bahwa bermain adalah keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh

setiap individu yang bersifat menyenangkan dan memiliki fungsi untuk membantu

individu mencapai perkembangan yang utuh baik fisik ataupun kognitif.

Pengertian permainan menurut Andang (2009:26) memiliki dua pengrtian.

Pengertian pertama, permainan adalah sebuah aktifitas bermain yang murni

mencari kesenangan tanpa mencari menang atau kalah. Pengertian kedua,

permainan adalah sebagai aktifitas bermain yang dilakukan dalam rangka

mencari kesenangan dan kepuasaan, namun ditandi pencarian menang kalah. Di

Indonesia ada dua jenis permainan yang ada yaitu permainan modern dan

permainan tradisional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

2

Permainan tradisional merupakan suatu aktivitas yang tumbuh dan

berkembang didaerah tertentu, yang sarat dengan nilai-nilai budaya dan tata nilai

kehidupan masyarakat dan diajarkan secara turun temurun dari satu generasi ke

generasi berikutnya (Kurniati, 2016:2). Sependapat dengan pernyataan diatas

Mulyani (2016:47) menjelaskan permainan tradosional adalah suatu permainan

warisan dari nenek moyang yang wajib dan perlu dilestarikan karena mengandung

nilai-nilai kearifan lokal. Berdasarkan dua pengertian diatas dapat disimpulkan

permainan tradisional adalah suatu hasil budaya yang tumbuh dan berkembang

disekitar kita yang memiliki nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Permainan

tradisional memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan permainan tradisional

menurut Kurniati (2016:23-24) yaitu (1) mampu mengembangkan keterampilan

sosial anak yang diperoleh anak melalui proses bermain, (2) permainan

memungkinkan adanya partisipasi aktif dari siswa untuk belajar, (3) memiliki nilai

kompetisi dalam permainan mampu memberikan kesempatan kepada anak untuk

belajar bersaing dengan sehat untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, (4)

membantu mengembangkan social skill, motoric skill, dan emotional skill dalam

bercakap-cakap antar pemain.

Salah satu kelebihan permainan tradisional diatas adalah permainan

memungkinkan partisipasi aktif dari siswa untuk belajar. Dalam hal ini permainan

tradisional dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan

partisipasi siswa. Belajar dengan bermain menjadi pengalaman belajar yang baik

untuk anak-anak karena tidak hanya mengembangkan kemampuan otot,

koordinasi gerak namun anak-anak mampu belajar berkomunikasi, belajar

berkonsentrasi dan belajar menemukan ide-ide kreatifnya dalam permainan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

3

Selain itu bermain permainan tradisional mengandung banyak nilai-nilai budaya

yang nantinya akan berguna untuk kehidupannya didaerahnya atau sekitarnya.

Sekarang ini permainan tradisional sudah jarang terlihat dimainkan oleh

anak-anak baik anak-anak daerah setempat ataupun anak-anak yang berada dikota.

Hal ini menandakan mulai terkikisnya pengembangan keberagaman terutama

permainan tradisional anak dimana sekarang permainan tradisional dapat

dikatakan hanya tinggal nama. Mulai terkikisnya permainan tradisional dapat

disebabkan adanya perkembangan teknologi, salah satunya yaitu munculnya

permainan modern yang dapat diakses dengan mudah melalui teknologi canggih

seperti smartphone, komputer. Anak-anak akan lebih mudah memainkan

permainan tersebut dan dapat dimainkan kapan saja dan dimana saja. Hal lain juga

terjadi di sekolah, keanekaragaman budaya permainan tradisional ini tidak

dikembangkan dalam dunia pendidikan.

Fakta-fakta yang mendukung rendahnya permainan tradisional dalam

pembelajaran saya temukan pada penelitian Nanang (2017) yang berjudul

“Survei Keterlaksanaan Permainan Tradisional Dalam Pembelajaran Penjasorkes

Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunungkidul”

dengan beberapa data hasil penelitian yaitu, 1) Pelaksanaan permainan tradisional

dalam penjasorkes jarang dimainkan karena siswa kurang berminat dalam

mengikuti, 2) Guru mengalami kesulitan mengajarkan permainan tradisional

dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani karena kurang kreatifitas dalam

proses pembelajaran siswa lebih suka bermain selain permainan tradisional, 3)

Pembelajaran penjasorkes hanya dilakukan satu kali seminggu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

4

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang

dilakukan peneliti pada saat melakukan program pengenalan lingkungan (PPL)

pada guru kelas I dan siswa kelas I SD Kanisius Pugeran terkait dengan

permainan tradisional. Pertama peneliti mengalisis proses belajar di kelas selama

pembelajaran, guru hanya menggunakan buku guru dan buku siswa sebagai

sumber belajar. Metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah metode

ceramah, hanya dengan ceramah dan berdiskusi menyebabkan aktivitas belajar

siswa di kelas rendah sehingga tujuan pembelajaran tidak terlaksana dengan baik.

Hal ini berbeda dengan aktivitas siswa saat jam istirahat diluar kelas ketika

mereka bermain, anak-anak lebih aktif dan dapat berinteraksi dengan kelompok

secara baik. Kedua, peneliti mendata koleksi buku dan modul permainan

tradisional yang ada di perpustakaan, fasilitas buku permainan tradisional yang

ada di perpustakaan hanya terdapat dua buku dengan kondisi sudah tidak layak.

Lingkungan dan fasilitas yang memadai sangat mendukung proses pembelajaran

terhadap aktivitas siswa dan pengaruhnya terhadap pembelajaran bagi guru. Selain

itu hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa guru belum pernah

menggunakan permainan tradisional kedalam pembelajaran baik didalam kelas

atau diluar kelas sebagai bagian dari tugas. Guru setuju jika ada pengembangan

modul pembelajaran yang menggunakan permainan tradisional. Hal ini dapat

membantu guru dalam proses pembelajaran, serta dapat memberikan motivasi

kepada guru agar lebih kreatif dalam mengajar.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam

pembelajaran guru membutuhkan pengembangan bahan ajar berupa modul untuk

guru sebagai bahan baru untuk mengajar agar tujuan pembelajaran dan aktivitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

5

siswa dalam kelas dapat terlaksana dengan baik. Dalam hal ini guru memerlukan

modul sebagai bahan ajar pelengkap. Modul adalah sebuah bahan ajar yang ditulis

dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan

bimbingan guru (Abdul, dalam Prastowo, 2016:207-208). Terdapat empat fungsi

modul yaitu (1) untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar sendiri

tanpa tergantung kepada kehadiran pendidik, (2) modul sebagai pengganti fungsi

atau fasilitator, (3) sebagai alat evaluasi, (4) bahan rujukkan bagi siswa (Prastowo,

2014:210-211).

Penggunaan modul membantu guru agar lebih efisien dan efektif dalam

mengajar serta dapat meningkatkan kreatifitas. Modul pembelajaran permainan

tradisional sebagai pegangan guru disusun secara sistematis dengan memberikan

judul, pemetaan kompetensi dasar, indikator, tujuan, evaluasi hingga refleksi

sehingga materi pembelajaran tetap tersampaikan dengan baik meskipun materi

pembelajaran dikembangkan menggunakan permainan tradisional. Modul

pengembangan permainan tradisional dapat menambah koleksi buku atau modul

tentang permainan tradisional di perpustakaan. Penggunaan modul permainan

tradisional akan dikembangkan menggunakan pembelajaran tematik pada salah

satu tema dan satu subtema yaitu tema 3 subtema 3 untuk kelas I, yang dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam kelas, karena siswa akan tetap bisa

bermain dengan belajar. Selain itu membantu siswa mengenalkan jenis-jenis

permainan tradisional.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan deskripsi pada latar belakang masalah, identifikasi masalah

maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

6

1. Bagaimana prosedur pengembangan modul pembelajaran permaina tradisional

anak terhadap ketrampilan guru SD Kelas 1?

2. Bagaimana kualitas modul pembelajaran permainan tradisional anak untuk guru

terhadap pembelajaran tematik dikelas?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas adapun tujuan penelitian yang akan

dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui prosedur pengembangan modul pembelajaran permainan

tradisional anak terhadap ketrampilan guru SD Kelas 1.

2. Untuk mengetahui kualitas modul pembelajaran permainan tradisional anak

untuk guru dalam pembelajaran tematik di kelas.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan

wawasan yang berhubungan dengan pengembangan modul permainan tradisional

anak, sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran-pembelajaran berikutnya dan

sebagai sumber informasi yang dapat bermanfaat, adapun beberapa manfaat dari

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi Peneliti

Dari adanya pengembangan modul pembelajaran permainan tradisional

anak peneliti dapat menambah pengetahuannya dan kepeduliannya terhadap

masa depan siswa yang nantinya dapat mengembangkan bahan bacaan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

7

siswa belajar dan peneliti memperoleh pengalaman langsung tentang cara

membuat modul pembelajaran permainan tradisional anak.

2. Bagi Guru

Guru dapat mengembangkan media pembelajaran atau berinovasi dalam

pengembangan sumber belajar dalam konsep belajar dan bermain agar dapat

memotivasi siswa dalam meningkatkan aktivitas siswa, dan inovasi bagi guru

untuk mengembangkan sebuah media belajar yang menarik yang dapat

meningkatan kreativitas pengajaran.

3. Bagi Sekolah

Pembuatan modul pembelajaran permainan tradisional anak ini dapat

menambah koleksi buku perpustakaan.

Sumber daya manusia yang dihasilkan diharapkan dapat meningkatkan mutu

pengajaran sehingga berpengaruh pada hasil kelulusan yang berdampak juga

untuk mendorong guru dalam berinovasi dengan melakukan ekperimen.

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar yang

berupa modul pembelajaran permainan tradisonal. Modul pembelajaran

permainan tradisional ini dikembangkan berdasarkan pembelajaran tematik pada

tema 3 subtema 3 yang kemudian akan dimodifikasi dengan beberapa permainan

tradisional sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran.

1. Modul pembelajaran permainan tradisional anak memuat pemetaan kompetensi

dasar yang akan dicapai beserta materi pembelajaran tematik yang peneliti

ambil dari tema 3 subtema 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

8

2. Modul pembelajaran permainan tradisional anak memuat kosa kata yang sesuai

dengan bahasa anak dan bahasa yang digunakan sehari-hari.

3. Modul pembelajaran permainan tradisionak anak berisi materi sesuai

pembelajaran tematik dan terdapat evaluasi pada setiap pembelajaran.

4. Modul pembelajaran permainan tradisional anak memuat refleksi pada setiap

pembelajaran bagi guru untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan

pembelajaran.

5. Modul pembelajaran permainan tradisional anak memuat gambar-gambar yang

menarik sesuai dengan permainannya serta untuk memudahkan guru dalam

mensimulasikan permainan kepada siswa.

6. Modul pembelajaran permainan anak disesuaikan dengan pemilihan tokoh,

warna, bentuk permainan, ukuran modul dan huruf-huruf yang disesuaikan.

7. Modul pembelajaran permainan tradisional anak terdiri dari kata pengantar,

daftar isi, kompetensi inti, pembelajaran satu sampai pembelajaran enam,

deskripsi permainan, kompetensi dasar, tujuan permainan, materi, peralatan

yang dibutuhkan, cara bermain, evaluasi, refleksi, daftar pustaka dan biografi

penulis.

8. Modul pembelajaran permainan tradisional dicetak menggunakan kertas art

paper 120gsm untuk isi modul dan untuk sampul modul dicetak menggunakan

kertas ivory 230gsm.

9. Modul pembelajaran permainan tradisional anak dicetak dengan ukuran A5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

9

Gambar 1.1 Cover Modul Pembelajaran

F. Definisi Operasional

1. Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,

teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan

pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan.

2. Bahan ajar adalah sarana pembelajaran yang digunakan untuk mengajar yang

berisi materi pembelajaran, metode pembelajaran dan evaluasi untuk mencapai

tujuan pembelajaran sesuai kompetensi dasar.

3. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema yang

menggabungkan beberapa mata pelajaran dimana siswa yang dituntut aktif

dalam pembelajaran.

4. Modul adalah bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis yang

memuat materi pembelajaran dan soal evaluasi yang dapat membantu peserta

didik menguasai tujuan belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

10

5. Permainan tradisional adalah permainan yang dimainkan oleh anak-anak jaman

dulu. Kebanyakan permainan ini dilakukan dengan cara berkelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

11

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan,

kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian Pustaka

Dalam sub bab ini akan membahas beberapa teori yang mendukung

penelitian. Teori ini antara lain yaitu teori perkembangan anak, bahan ajar, modul,

kurikulum 2013, permainan tradisional dan konsep dasar permainan.

1. Teori Perkembangan Anak Usia Dini

a. Tahap Perkembangan Anak Usia Dini

Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan.

Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalankan hidupnya yang normal dan berusia

panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan seperti masa kanak-

kanak, anak, remaja, dewasa dan masa tua (Yusuf, 2010:20).

Menurut Hurlock (dalam Yusuf, 2010:21) mengemukakan bahwa

penahapan perkembangan individu, yakni sebagai berikut:

1) Tahap I: Fase Prenata (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses

kelahiran, yaitu 9 bulan atau 280 hari

2) Tahap II: Infancy (orok), mulai lahir sampai usia 10 atau 14 hari.

3) III: Babyhood (bayi), mulai dari 2 minggu sampai usia 2 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

12

4) Tahap IV: Chilhood (kanak-kanak), mulai 2 tahun sampai masa remaja

(puber).

5) Tahap V: Adolesence/puberty, mulai usia 11 atau 13 tahun sampai usia 21

tahun. a) Pre Adolesence, pada umur wanita usia 11-13 tahun sedangkan

pria lebih lambat dari itu; b) Early Adolesence, pada usia 16-17 tahun; c)

Late Adolesence, masa perkembangan yang terakhir sampai masa kuliah

diperguruan tinggi.

Arah tahapan perkembangan anak yaitu a) usia 4-16 minggu, bayi dapat

menguasai 12 macam otot ocular motornya; b) usia 16-28 minggu, bayi dapat

menguasai otot-otot yang menyanggah kepalanya dan menggerakan tangannya (ia

dapat meraih benda-benda), c) usia 28-40 minggu, ia dapat menguasai badan dan

tangannya. Ia mulai dapat duduk, menangkap, dan mempermainkan benda-benda,

d) tahan kedua, anak sudah pandai berjalan dan berlari, dapat menggunakan kata-

kata dan mengenal identitasnya (seperti namanya), e) tahap ketiga, anak dapat

berbicara dalam kalimat dan menggunakan kata-kata sebagai alat berfikir, f) tahap

keempat, anak mulai banyak bertanya dan dapat berdiri sendiri; g) tahun kelima,

anak telah matang dalam menguasai gerak-gerik motorisnya. Ia dapat melompat-

lompat, bercerita agak lebih panjang, lebih suka bermain berkawan (Yusuf, 2010:

18).

b. Teori Belajar

Menurut Vygotsky (dalam Komalasari, 2012: 21) mengatakan bahwa jalan

pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial budaya dan sejarahnya.

Konsep-konsep penting teori sosiogenesis Vygtosky tentang perkembangan

kognitif sesuai dengan perkembangan sosiokultural dalam teori belajar dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

13

pembelajaran teori hukum genetik tentang perkembangan dan zona perkembangan

proksimal, dan mediasi. Pengetahuan dan perkembangan kognitif individu berasal

dari sumber-sumber sosial di luar dirinya, hal ini tidak berarti individu bersikap

pasif dalam perkembangan kognitifnya tetapi menekankan pentingnya peran aktif

seseorang dalam mengkontruksikan pengetahuannya. Dalam hubungan

perkembangan kognitif dan penelitian pengembangan modul pembelajaran

permainan tradisional anak diharapkan setelah siswa belajar menggunakan modul

pembelajaran permainan tradisional siswa dapat berperan aktif dalam

pembelajaran melalui bermain dan belajar baik secara sosial mau kognitifnya pada

setiap tujuan permainan.

2. Bahan AJar

a. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis,

baik tertulis mampun tidak, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang

memungkinkan peserta didik untuk belajar (Prastowo, 2014:138). Hal serupa juga

disampaikan oleh Widodo (dalam Lestari, 2013:102) bahan ajar adalah

seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pelajaran,

metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis

dan menarik dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan dua pengertian

diatas peneliti menyimpulkan bahan ajar adalah bahan atau alat yang disusun

secara sistematis untuk bahan mengajar yang digunakan guru dalam usaha

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

14

b. Jenis-jenis Bahan Ajar

Menurut Prastowo (2014:147-148) berdasarkan bentuknya jenis-jenis

bahan ajar dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu:

1) Bahan ajar cetak (printed) yaitu sejumlah buku yang disiapkan dalam kertas

yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi.

Contohnya handout, buku, modul, lembar kerja siswa.

2) Bahan ajar dengar atau program audio yaitu semua sistem yang menggunakan

sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau didengar oleh seorang

atau kelompok orang. Contoh kaset, radio.

3) Bahan ajar pandang dengar (audiovisual) yaitu segala sesuatu yang

memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergeser

secara sekuensial. Contohnya film dan disk.

4) Bahan ajar interaktif (Interactive teaching materials) yaitu kombinasi dari dua

atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, dan video) yang oleh penggunanya

dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah dan/atau

perilaku alami dari suatu presentasi. Contohnya compact disk interactive.

c. Fungsi Bahan Ajar

Berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan bahan ajar, fungsi bahan ajar

dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi

peserta didik (Prastowo, 2014:139).

1) Fungsi baha ajar bagi peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

15

a) Menghemat waktu pendidik dalam mengajar.

b) Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang

fasilitator.

c) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.

d) Pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam

proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang

semestinya diajarkan kepada peserta didik.

e) Alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.

2) Fungsi bahan ajar bagi peserta didik.

a) Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman.

b) Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja.

c) Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing.

d) Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/mahasiswa.

e) Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri.

3. Kurikulum 2013

a. Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk

meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skilss dan hard skills yang

berupa sikap, ketrampilan, dan pengetahuan (Fadillah, 2014:16). Kurniasih, dkk

(2014:22) mengemukakan bahwa dalam konteks kurikulum 2013 lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

16

menekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap,

ketrampilan, dan pengetahuan. Dengan begitu penggunaan kurikulum 2013 ini

berusaha lebih menanamkan nilai-nilai yang terlihat pada sikap dapat berbanding

lurus dengan ketrampilan yang diperoleh peserta didik melalui pengetahuan yang

diperoleh selama dibangku sekolah.

Di dalam kurikulum 2013, pembelajaran tentang pengembangan modul

pembelajaran permainan tradisional anak dimasukkan ke dalam empat kompetensi

inti yaitu aspek sosial, aspek spiritual, aspek pengetahuan dan aspek ketrampilan

yang kemudian akan diturunkan dalam kompetensi dasar. Empat kompetensi inti

ini yang digunakan oleh peneliti dalam mengembangkan modul pembelajaran

permainan tradisional anak. Aspek sosial mengajarkan kepada siswa untuk

mengetahui betapa pentingnya hubungan sosial, hubungan sosial ini akan

didapatkan dengan bekerja sama dalam tim permainan, aspek spiritual bagaimana

siswa diajarkan untuk bersikap baik kepada Tuhan dan sesamanya, sedangkan

aspek pengetahuan ini bersifat kognitif yang didapat siswa dari materi-materi

yang diajarkan dalam kegiatan pembelajaran aspek kognitif ini akan siswa dapat

ketika siswa sudah memainkan permainan dan terakhir aspek ketrampilan ini

melatih kemampuan siswa tentang kreativitas siswa dalam bekerja dalam tim

untuk menyajikan materi-materi yang di perolehnya.

b. Ciri-Ciri Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 memiliki ciri-ciri yang paling mendasar yaitu (Kurniasih,

dkk , 2014:22).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

17

1) Menuntut kemampuan guru dalam pengetahuan dan mencari tahu

pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah

mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi,

2) siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan,

kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir

kritis, 3) memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif, inovatif,

dan afektif, 4) khusus untuk tingkat SD, pendekatan tematik integrative memberi

kesempatan siswa untuk mengenal dan memehami suatu tema dalam berbagai

mata pelajaran, 5) pelajran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

c. Tujuan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 memiliki beberapa tujuan untuk mengembangkan

potensi siswa antara lain sebagai berikut 1) meningkatkan mutu pendidikan

dengan menyeimbangkan hard skills dan soft skills melalui kemampuan sikap,

ketrampilan, dan pengetahuan dalam rangka menghadapi tantangan global yang

terus berkembang, 2) membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang

produktif, kreatif, dan inovatif sebagai model pembangunan bangsa dan negara

Indonesia, 3) meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan

menyiapkan administrasi mengakar, sebab pemerintah telah menyiapkan semua

komponen kurikulum beserta buku teks yang digunakan dalam pembelajaran, 4)

meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga masyarakat

secara seimbang dalam menentukan dan mengendalikan kualitas dalam

pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan, 5) meningkatkan persaingan

yang sehat antar-satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

18

(Fadillah, 2014:25). Sebab sekolah diberikan keleluasaan untuk mengembangkan

kurikulum 2013 sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peseta didik,

dan potensi daerah.

4. Modul

a. Pengertian Modul

Modul merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan

menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat

pengetahuan dan usianya agar mereka dapat belajar sendiri dengan atau

bimbingan yang minimal dari guru (Prastowo, 2014:209). Hal senada

dikemukakan oleh Mudlofir (2011:149) bahwa modul adalah sebuah bahan ajar

yang disusun secara sistematis dan menarik yang meliputi materi ajar, metode dan

evaluasi yang digunakan secara mandiri. Berdasarkan pendapat para ahli diatas,

peneliti menyimpulkan bahwa modul merupakan bahan ajar yang disusun

berdasarkan kompetensi untuk menyampaikan materi ataupun sebagai media

belajar bagi guru dan siswa.

b. Langkah-langkah Penyusunan Modul

Menurut Prastowo (2014:217-218) menyusun sebuah modul ada empat

langkah yang harus dilalui yaitu:

1) Analisis Kurikulum Tematik

Analisis dilakukan untuk menentukan materi yang akan digunakan dari

hasil pemetaan standar kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa, indikator,

tema.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

19

2) Judul modul

Dalam menentukan judul modul harus mengacu kepada kompetensi dasar

atau materi pokok yang ada dalam kurikulum. Dalam pembelajaran tematik judul

dapat diambil dari tema atau topik pemersatu atau subtema.

3) Pemberian kode modul

Kode modul adalah angka-angka yang diberi makna. Pada modul tematik

lebih difungsikan sebagai penanda tema dan kelas.

4) Penulisan modul

Ada lima hal penting yang harus menjadi acuan dalam penulisan modul

yaitu perumusan kompetensi dasar, penentuan alat evaluasi, penyusunan materi,

urutan pengajaran dan struktur bahan ajar.

c. Tujuan Penyusunan Modul

Menurut Prastowo (2011:108-109) menjelaskan ada beberapa tujuan

penyusunan modul yaitu sebagai berikut:

1) Agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan

pendidik (yang minimal).

2) Agar peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan

pembelajaran.

3) Melatih kejujuran peserta didik.

4) Mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

20

5) Agar peserta didik mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang

telah dipelajari.

d. Fungsi Modul

Modul memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut (Prastowo,

2014:210-211).

1) Bahan ajar mandiri

Penggunaan modul dalam proses pembelajaran berfungsi untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik untuk belajar secara pribadi tanpa

bergantung pada guru.

2) Pengganti fungsi pendidik

Modul harus mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan

mudah dipahami oleh guru dan peserta didik yang disesuaikan dengan tingkat

pengetahuan dan usia mereka.

3) Sebagai alat evaluasi

Peserta diidk diminta untuk dapat mengukur dan menilai diri sendiri

tingkat penguasan materi yang telah dipelajari, dengan begitu modul sebagai alat

evaluasi.

4) Sebagai bahan rujukkan kepada siswa

Modul mengandung banyak materi yang harus dipelajari dan dikuasai oleh

peserta didik sehingga modul digunakan sebagai bahan rujukkan peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

21

5. Permainan Tradisional

a. Pengertian Permainan Tradisonal

Permainan tradisional merupakan suatu aktivitas yang tumbuh dan

berkembang di daerah tertentu, yang sarat dengan nilai-nilai budaya dan tata nilai

kehidupan masyarakat dan diajarkan secara turun temurun dari satu generasi ke

generasi berikutnya (Kurniati, 2016:2). Hal ini sama seperti pernyataan Cooney

(dalam Kurniati, 2016:2) mengemukakan bahwa permainan tradisional merupakan

aktivitas yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan secara

aktiviberikutnya dan secara berkesinambungan dilakukan oleh kebanyakan orang.

Dari beberapa pengertian permainan tradisional diatas dapat disimpulkan

bahwa permainan tradisonal adalah permainan yang diwariskan turun temurun

yang mampu mengembangkan potensi siswa dalam penyesuaian sosial terhadap

melestarikan budaya dan untuk melatih percaya diri siswa.

b. Jenis-Jenis Permainan Tradisional

Menurut Direktorat Nilai Budaya (dalam Kurniati, 2016:3) menjelaskan

bahwa permainan rakyat tradisional untuk bertanding terdiri dari tiga kelompok

yaitu 1) permainan bersifat strategis (game of strategy), seperti permainan galah

asin; 2) permainan yang lebih mengutamakan kemampuan fisik (game of physical

skill), seperti permainan bakiak; serta 3) permainan bersifat untung-untungan

(game of change).

Adapun beberapa jenis permainan tradisional dari beberapa daerah yang di

pilih peneliti dalam pembuatan produk modul pembelajaran antara lain sebagai

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

22

1) Bola Kasti

Permainan bola kasti berasal dari semarang, tetapi tidak hanya di semarang

permainan bola kasti ini tersebar di berbagai wilayah di Indonesia (Sujarno,

2011:78). Permainan ini sangat khas dengan bola dimana di dalam bola tersebut

terdapat ijuk atau serabut kelapa itu yang dinamakan kasti.

2) Jamuran

Permainan ini sangat terkenal sekali di daerah Yogyakarta, Jawa Tengah

dan sekitarnya. Jamuran berasal dari kata “Jamur” yang berarti cendawan dan

mendapat akhiran –an. Jamur adalah tanaman berbentuk bulat, maka permainan

jamuran pun menvisualisasikan bentuk jamur yang bulat tersebut ke dalam bentuk

lingkaran (Dharmamulya, 2005:83).

3) Gobag Sodor

Gobag sodor adalah penjaga garis sumbu atau garis sumbu sodor yang

berat ditengah membelah lapangan permainan (Sujarno, 2011:56). Gobag sodor

biasa dimainkan oleh anak-anak Yogyakarta, Jawa Tengah dan sekitarnya. Gobag

sodor terdiri dari 2 kata yaitu gobag dan sodor. Gobag berarti bergerak dengan

bebas kemudian menjadi nggobag berarti berjalan memutar, sedangkan sodor

berarti watang yaitu semacam tombak yang memiliki mata tombak. Gobag sodor

merupakan permainan tradisional yang bersifat kelompok.

4) Cublak-Cublak Suweng

Dinamakan cublak-cublak suweng karena pada mulanya yang dicublek-

cublek (ditonjok-tonjokan) adalah suweng yang terbuat dari tanduk (biasa disebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

23

uwer) permainan ini biasanya dimainkan pada sore dan malam hari

(Dharmamulya, 2004:34).

5) Boi-boian

Permainan boi-boian berasal dari Yogyakarta. Permainan ini biasa

dimainkan oleh anak laki-laki dan perempuan. Permainan ini hampir menyerupai

permainan modern yaitu bowling hanya saja yang membedakan alat yang

diperlukan berbeda jika permainan boi-boian menggunakan pecahan genteng dan

menggunakan bola kasti sedangkan bowling menggunakan pin bowling dan bola

bowling (Dharmamulya, 2004:60).

6) Balap Karung

Permainan ini sudah ada sejak jaman dahulu, permainan ini dikenal

dengan permainan yang sangat unik karena alat yang dibutuhkan dalam

permainan ini adalah karung (Dharmamulya, 2005:90). Dimana seseorang harus

masuk kedalam karung dan melompat-lompat sampai kegaris finish. Dalam

permainan ini membutuhkan tenaga yang kuat dan keseimbangan. Permainan ini

bisa dimainkan dari anak-anak usian 8th

sampai orang dewasa.

Berikut adalah langkah-langkah permainan tradisional asli dan langkah-

langkah permainan tradisional modifikasi dari beberapa jenis permainan

tradisional di atas:

c. Langkah-Langkah Permainan Tradisional Asli

1) Bola Kasti

1) Melakukan pingsut atau melalui undian yang diwakili oleh pemain yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

24

dipilih, regu yang menang akan bermain dahulu sedangkan yang kalah akan

menjadi regu penghadang atau penjaga, 2) Regu pemenang berada di dalam garis

sedang regu yang kalah berada diluar garis untuk berpencar dan ada yang bertugas

untuk melempar bola, 3) Regu yang menang secara bergantian untuk memukul

bola ketika bola sudah terlempar maka pemukul segera pada titik-titik yang

ditentukan, ketika pemukul berlari dan terkena pukul bola oleh regu yang kalah

maka akan bertukar posisi atau dapat diartikan kalah, 4) Jika pemukul dapat

kembali ke tempat asal maka regu akan mendapatkan poin 2.

2) Jamuran

1) Melalukam hompipah terlebih dahulu hompipah adalah pemain secara

bersama-sama menjulurkan telapak tangannya dengan membalik atau

menutupnya, cara ini untuk menentuka pemain yang kalah dan yang menang, 2)

Pemain yang menang berjalan mengelilingi pemain yang kalah, pemain yang

kalah berada di tengah-tengah sambil menyanyikan lagu jamuran, 3) Ketika lagu

sudah berhenti pemain juga berhenti kemudian pemain yang kalah memberikan

sjawaban atas pertanyaan yang ditanyakan pemain diakhir kalimat lagu, 4) setelah

mendengar jawaban dari pemain yang kalah semua peserta kecuali yang kalah

membubarkan diri, apabila pemain tidak memenuhi jawaban yang diinginkan oleh

pemain yang kalah maka pemain tersebut menggantikannya.

3) Gobag Sodor

1) Menyiapkan area untuk bermain dengan membuat garis, kemudian para

peserta masing-masing pingsut dengan pasang-pasangannya yang menang akan

menjadi satu kelompok dengan yang menang sedangkan yang kalah satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

25

kelompok dengan yang kalah, 2) kelompok yang menang akan bermain dan

kelompok yang kalah menjaga garis dengan garis lintang dan garis bujur, 3)

penjaga boleh bergerak kesana-kemari dan kaki penjaga tidak boleh keluar garis,

4) Kelompok yang menang harus berusaha memasuki kotak-kotak yang ada

menuju ke belakang arena permainan dan berusaha untuk dapat kembali ke depan

arena permainan anggota kelompok yang dapat kembali ke arena permainan maka

dinyatakan menang dan mendaptlan sawah, 5) Jika pemain terkena oleh kelompok

penjaga maka kelompok tersebut mati dan bergantian dengan kelompok penjaga.

4) Cublak-Cublak Suweng

1) Sebelum melakukan permainan pemain pingsut terlebih dahulu, pemain

yang berbeda sendiri maka akan menjadi “embok”, 2) Kemudian Empok

tengkurap dan dikelilingi oleh pemain yang lain dengan kata lain pemain yang

menetas, 3) Letakkan telapak tangan pemain diatas punggung embok sambil

menyanyikan lagu “Cublak-Cublak Suweng” sambil memegang uwer ditangan

kanan sambil diputarkan secara berurutan pada semua telapak tangan pemain, 4)

Setelah lagu selesai kemudian embok menegakan badannya sambil duduk

bersimpuh dan berusaha menebak dimana letak uwer yang dijalankan tadi apabila

embok salah menebak maka ia gagal dan permainan diulang dari awal lagi,

sedangkan apabila tebakan empok benar maka pemain yang memegang uwer tadi

berganti bermain menjadi empok.

5) Boi-Boian

1) Melakukan hompipah secara bersamaan, lakukan beberapa kali

sampai tersisa 3 orang, setelah itu yang berbeda warna maka akan menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

26

penjaga, 2) Penjaga menata tumpukan-tumpukan keramik, 3) Penjaga menutup

matanya dan bersender pada tembok atau pohon kemudian salah satu yang main

melempar tumpukan keramik dengan bola, 4) Sembari penjaga menutup matanya

ia juga menghitung 1-10 dan yang lain akan berusaha bersembunyi, 5) Setelah

semua pemain bersembunyi penjaga merapikan kembali tumpukan-tumpukan

keramik baru setelah itu mencari para pemain, jika penjaga menemukan salah satu

pemain harus bilang “Hong dengan menyebutkan namanya”, setelah itu kembali

ke tempat tumpukan keramik dan penjaga tersebut menghancurkan tumpukan

keramik dengan bola kemudian bersembunyi, 6) Pemain yang tadi ketangkap akan

menggantikan menjadi penjaga dan merapihkan kembali tumpukan keramik, 7)

Begitu seterusnya.

6) Balap Karung

1) Permainan ini minimal dimainkan oleh 2 orang pemain, 2) Masing-

masing pemain akan menggunakan karung, 3) Karung dapat digunakan terlebih

dahulu atau digunakan saat hitungan ke 3, 4) Pemain ada dibelakang garis start,

setelah mendapat instruksi pemain akan meloncat dengan secepat-cepatnya

menggunakan karung, 5) Pemain yang terjatuh dapat melanjutkan kembali

meloncat sampai kegaris finish, 6) Pemain yang keluar dari karung akan

dinyatakan dish. 7) Pemain yang sampai pada garis finish pertama akan menjadi

pemenang.

d. Langkah-Langkah Permainan Tradisional Modifikasi

1) Bola Kasti

1) Dalam permainan ini minimal dimainkan oleh 12 orang pemain, 2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

27

Melakukan undian atau suit untuk menentukan tim penjaga dan tim pemain, 3)

Tim penjaga dibagi menjadi beberapa tugas 1 orang bertugas menjadi pemberi

bola, satu orang menjadi kucing dan sisanya akan 1menjaga di setiap daerah pos,

4) Tim pemain berada di luar lapangan, 5) Salah satu tim pemain memukul bola

terlebih dahulu, setelah bola berhasil terpukul kemudian langsung lari dan menuju

pos pertama. Jika bola tidak berhasil dipukul pemain yang memukul harus tetap

lari, 6) Pemain yang sampai di pos membaca sebuah teks cerita, 7) Selanjutnya

bergilir tim pemain memukul bola, pemain yang berada di pos 1 berlari menuju

pos 2 dan pemukul berlari ke pos 1, 8) Pada pos 2 siswa membaca ulang teks

cerita tersebut, kemudian dilanjutkan dengan memukul bola lagi oleh pemain lain,

9) Saat pemain berlari dan terkena lemparan bola dari tim penjaga maka tim

pemain langsung mati, dan langsung mengulang permainan dari awal dan tim

penjaga akan menjadi tim pemain, 10) Pemain yang sampai atau kembali ke

markas dengan selamat diminta untuk menceritakan kembali isi teks cerita

tersebut.

2) Jamuran

1) Dalam permainan ini minimal dimainkan oleh 5 orang pemain, 2)

Hompipah atau suit untuk menentukan 1 orang menjadi jamur, dan sisanya

menjadi pemain, 3) Pemain membentuk lingkaran dengan saling bergandengan

tangan, kemudian yang menjadi jamur berada ditengah-tengah lingkaran, 4)

Pemain berjalan mengelilingi jamur sambil bernyanyi, saat guru memberikan

instruksi untuk menyebutkan hal apa saja yang dilakukan di sore hari atau pagi

hari ketika dirumah, 5) Yang ditunjuk pertama ia akan menyebutkan, kemudian

diteruskan sampingnya, sedangkan tugas jamur adalah mendengarkan jawaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

28

yang diberikan temannya, 6) Sampai pemain sudah cukup mendapat kosakata

maka guru akan menghentikan, 7) Kemudian jamur harus menemukan kosakata

yang ada dalam jawaban pemain tadi, 8) Jamur menyebutkan kosakata tersebut

contoh “ Siram” maka pemain harus berubah menjadi patuh seolah-olah sedang

menyiram, 9) Bagi pemain yang tidak berubah maka akan bergantian menjadi

jamur, 10) Setelah itu pemain akan membuat kolase dari potongan-potongan

kertas.

3) Gobag Sodor

1) Dalam permainan ini minimal dimainkan oleh 8 orang pemain, 2)

Melakukan untuk menentukan regu pemain dan regu penjaga, 3) Regu penjaga

menempatkan diri pada tepi petak horizontal dan tepi petak vertikal dan regu

pemain berada di luar petak, 4) Salah satu regu pemain masuk terlebih dahulu

kedalam petak-petak yang sudah ada regu penjaga, regu penjaga berusaha

membunuh regu pemain dengan cara menyentuh tubuh pemain karena jika

tersentuh makan regu pemain akan langsung mati, 5) Pemain berusaha melewati

petak-petak tersebut tanpa tersentuh, didalam petak tersebut ada kantong yang

berisi kumpulan kalimat kegiatan di sore hari atau dipagi hari, 6) Saat pemain

sudah sampai di ujung petak, pemain harus menempelkan kertas yang didapat

sesuai dengan peristiwanya, 7) Saat pemain sudah sampai diujung, pemain lain

akan masuk dalam petak , 8) Pemain yang sudah berhasil menempel kemudian

akan kembali kepetak untuk menuju kegaris start lagi, pemain yang berhasil

sampai di garis start lagi akan mendapatkan poin, 9) Saat pemain tiba-tiba

tersentuh oleh tim penjaga maka otomatis tim pemain kalah, dan tim penjaga akan

memulai permainan dari awal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

29

4) Cublak-Cublak Suweng

1)Menentukan pemain terlebih dahulu minimal 4 orang pemain, 2)

Hompipah atau pingsut untuk menentukan 1 orang menjadi pak Empo atau bu

Empo dan sisanya menjadi pemain, 3) Pak Empo/bu Empo tengkurap, dan pemain

duduk mengelilingi pak Empo/buEmpo setelah itu tangan kanan pemain

diletakkan diatas punggung pak Empo/bu Empo, 4) Guru memberikan sebuah

gambar yang sudah dilipat-lipat dan diletakkan di salah satu tangan pemain,

pemain ataupun pak Empo/bu Empo tidak tahu gambar apa yang diberikan guru,

5) Setelah itu pemain menyanyikan lagu Cublak-Cublak Suweng yang liriknya

bisa diganti dengan materi pembelajaran sambil berestafet memberikan kertas

gambar tersebut ketangan teman sampai lagu berhenti, 6) Lagu berhenti,

kemudian semua tangan pemain dilipat atau digenggam rapat-rapat., 7) Pak

empo/bu Empo menebak ada ditangan siapa kira-kira gambar tersebut, pak

Empo/bu Empo diberikan 2 kesempatan untuk menebak, 8) Jika pak Empo/bu

Empo benar dalam menabak, kemudian dilihat gambarnya setelah itu pak

Empo/bu Empo memasukan gambar tersebut kedalam kotak bulan atau kotak

matahari yang menunjukan peristiwa siang atau peristiwa malam, 9) Pemain yang

berhasil ditebak kemudian akan bergantian menjadi pak Empo/bu Empo, dan

mengulang lagi permainan dari awal, 10) Jika pak Empo/bu Empo tidak berhasil

menebak maka permainan akan diputar satu kali lagi dari awal.

5) Boi-boian

1) Dalam permainan ini minimal 5 orang pemain, bisa dimainkan oleh

perempuan atau laki-laki atau bisa dimainkan secara bersama-sama, 2) Melakukan

hompipah untuk menentukan 1 orang pemain untuk menjadi penjaga dan sisanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

30

akan bermain, 3) Salah satu dari regu bermain menghancurkan keramik yang

sudah disusun menggunakan bola dengan cara digelindingkan kearah keramik.

Setelah menggelindingkan bola regu bermain langsung berlari dan bersembunyi,

4) Penjaga kemudian akan menyusun kembali keramik sambil menyanyikan lagu

“Matahari Terbenam”, 5) Penjaga kemudian mencari regu bermain sambil

menjaga susunan keramik agar tidak dihancurkan lagi. Jika penjaga menemukan

salah satu orang regu bermain maka penjaga langsung saja menyebut namanya

dan menghancurkan keramiknya dengan bola kasti dengan melemparnya kearah

keramik, 6) Saat pemain tertangkap maka pemain harus menemukan kosakata-

kosakata yang ada di dalam lagu “Matahari Terbenam”, 7) Pergantian pemain

dilakukan jika ada yang tertangkap, kemudian pemain penjaga baru akan

merapihkan kembali susunan keramik sambil bernyanyi, 8) Saat penjaga sedang

menyusun keramik, regu bermain langsung bersembunyi lagi.

6) Balap Karung

1) Permainan ini minimal dilakukan oleh 2 orang, 2) Pemain

menggunakan sarung terlebih dahulu, 3) Pemain berada dibelakang garis start,

setelah guru menghitung 1 sampai 3 pada hitungan ke 3 pemain diperbolehkan

melompat, 4) Pemain hanya boleh melompat pada tanah yang sudah diberi

gambar petak-petak, jika melebihi petak tersebut makan akan di diskualifikasi, 5)

Pemain berloncat-loncat melewati beberapa petak sampai menuju garis finish di

masing-masing petak terdapat kumpulan kertas kata urutan peristiwa terjadinya

siang dan malam, 6) Setiap melewati satu petak, pemain mengambil kata yang ada

didalam petak dan mengumpulkan kata-kata tersebut, 7) Pemain yang sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

31

sampai digaris finish langsung menempel kata-kata tersebut di papan, 8) Pemain

mengurutkan peristiwa siang dan malam berdasarkan kartu yang didapat.

6. Konsep Permainan

a. Pengertian Konsep Permainan

Permainan adalah bagian mutlak dari kehidupan anak dan permainan

merupakan bagian integral dari proses pembentukan kepribadian anak (Daeng,

2009:17). Hal serupa juga disampaikan oleh Andang (2009:26) mengemukakan

bahwa permainan memiliki dua pengertian. Pertama permainan adalah sebuah

aktifitas bermain yang murni mencari kesenangan tanpa mencari menang atau

kalah. Kedua, permainan adalah sebagai aktifitas bermain yang dilakukan dalam

rangka mencari kesenangan dan kepuasan, namun ditandai pencarian menang-

kalah.

Dari beberapa pengertian permainan diatas maka dapat disimpulkan

permainan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh beberapa anak untuk

mencari kesenangan yang dapat membentuk proses kepribadiannya dan

membantu anak dalam mencapai perkembangan fisik, intelektual, sosial, moral

dan emosional.

b. Konsep Dasar Bermain

Terdapat dua cara yang dapat ditempuh dalam mengimplementasikan

bermain Solehuddin (dalam Kurniati, 2016:8).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

32

1) Langsung

Bermain sebagai metode pembelajaran bagi anak. Guru menyajikan

permainan yang bertujuan mengembangkan perilaku tertentu yang diharapkan dan

telah ditetapkan sebelumnya.

2) Tidak langsung

Melengkapi ruang bermain dengan alat-alat permainan mendidik. Anak

diberi keleluasaan untuk melakukan kegiatan bermain sesuai dengan alat-alat

permainan yang dirancang oleh guru.

Menurut Munandar (2000:28) yaitu anak pada usia 6-12 tahun mempunyai

sikap tunduk pada perturan permainan yang tradisional. Sedangkan masa kanak-

kanak juga disebut masa bermain, hal ini karena pada masa ini panca indera anak

sedang dalam keadaan peka, sehingga perlu dilatih dengan berbagai permainan

yang menarik dan sederhana (Rumini, 2004:15).

B. Penelitian yang Relevan

Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sebelumnya peneliti

melakukan penelitian terlebih dahulu dengan mengambil penelitian yang sudah

ada dari beberapa jurnal dan skrispi. Jurnal dan skripsi yang membahas tentang

modul pembelajaran dan permainan tradisional bagi anak sekolah dasar yaitu

sebagai berikut:

1. Penelitian tentang modul sebagai bahan ajar berbasis kurikulum 2013

Arshy (2015) melakukan pengembangan modul berbasis tematik sebagai

penunjang bahan ajar siswa kelas 1. Jenis penelitian yang digunakan adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

33

Research and Development menggunakan prosedur dan pengembangan dari Borg

and Gall. Tujuan dari penelitian yaitu untuk menghasilkan modul berbasis tematik

yang layak digunakan sebagai penunjang bahan ajar siswa kelas I Sekolah Dasar

Negeri Patuk 1 Gunungkidul. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

produk modul berbasis tematik dinyatakan layak digunakan sebagai bahan ajar

untuk siswa kelas 1. Dengan hasil validasi memperoleh rata-rara skor 4,36 dengan

kategori sangat baik. Kelayakan produk modul berbasis tematik yang diuji

cobakan di lapangan dengan perolehan rata-rata skor 4,82 dengan kategori sangat

baik. Uji coba lapangan utama dengan perolehan skor 4,61 dengan kategori sangat

baik dan uji pelaksanaan lapangan yang memperoleh rata-rata skor 4.82 dengan

kategori sangat baik.

Dalam penelitiannya, peneliti menemukan kesamaan dalam penelitian ini

yaitu tentang objek yang dikembangkan adalah sebuah modul pembelajaran

tematik untuk siswa kelas I. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian

penelitian Research and Development (R&D).

Norayani (2015) melakukan pengembangan bahan ajar modul tematik

integratif dalam meningkatkan karakter peserta didik kelas I Sekolah Dasar. Jenis

penelitian yang digunakan adalah Research and Development yang mengacu pada

langkah pengembangan Borg and Gall. Tujuan dari penelitian ini yaitu (1)

menghasilkan bahan ajar modul tematik-integratif pada tema peristiwa dalam

peningkatan karakter tanggung jawab dan disiplin yang layak bagi peserta didik

kelas I SD N 1 Kutoarjo, Purworejo dan (2) mengetahui kefektifan bahan ajar

modul tematik integratif pada tema peristiwa alam dalam peningkatan karakter

tanggung jawab dan disiplin peserta didik kelas I SD N 1 Kutoarjo, Purworejo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

34

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bahan ajar modul yang

dikembangkan menurut ahli materi dan ahli media dikategorikan “Sangat baik”

dengan masing-masing skor dari ahli materi yaitu 4,5 dan skor 4,06 berdasarkan

hasil validasi dari ahli media sehingga sudah layak digunakan.

Penelitian ini mengembangkan produk modul untuk siswa kelas I dengan

tujuan menghasilkan modul tematik. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian

penelitian Research and Development (R&D).

2. Penelitian permainan tradisional dalam pembelajaran di sekolah dasar

Ipang (2014) melakukan pengembangan permainan tradisional gobak

sodor bola dalam pembelajaran penjasorkes pada siswa SD. Jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan dari Borg & Gall

menggunakan lima langkah penelitian. Tujuan dari penelitian yaitu untuk

menghasilkan produk pengembangan permainan tradisional gobak sodor bola

untuk siswa sekolah dasar. Hasil penelitian berdasarkan uji coba skala kecil

diperoleh dari evaluasi ahli yaitu, ahli penjas 80% dengan kategori “Baik”, ahli

pembelajaran I 81,33% dengan kategori “Baik”, ahli pembelajaran II 82,67%

dengan kategori “Baik”. Kemudian rata-rata presentasi pilihan jawaban dengan

total 92,11% dengan kategori “Sangat baik” dengan data diatas maka dapat

disimpulkan permainan tradisional gobak sodor bola dapat digunakan dalam

pembelajaran.

Dalam penelitian ini menjelaskan tentang permainan tradisional yang

dimplementasikan dengan pembelajaran penjas di sekolah dasar. Penelitian yang

digunakan menggunakan jenis penelitian penelitian Research and Development

(R&D).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

35

Berdasarkan penelitian diatas peneliti menyimpulkan bahwa jenis

penelitian research and development (RnD) berhasil menghasilkan produk

pengembangan modul pembelajaran dapat membantu meningkatkan kualitas

belajar siswa. Sedangkan pengimplementasian permainan tradisional dalam mata

pelajaran sekolah dasar menunjukkan hasil bahwa permainan tradisional dapat

meningkatkan motivasi siswa dan meningkatkan kreativitas bagi guru dalam

mengembangkan metode belajar.

Gambar 2.1 Literatur map penelitian-penelitian yang relevan

C. Kerangka Berpikir

Pengembangan modul pembelajaran dianggap dapat mengatasi

permasalahan metode pembelajaran guru dikelas, kreativitas guru dalam

menggunakan sumber-sumber belajar dan rendahnya pengetahuan siswa tentang

permainan tradisional serta dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Khususnya pada pengembangan modul pembelajaran permainan tradisional untuk

Arshy (2015)

Pengembangan modul berbasis

pembelajaran untuk kelas I

menggunakan jenis penelitian R&D

Norayani (2015)

Pengembangan modul tematik

integrative untuk kelas I

menggunakan jenis penelitian R&D

Ipang (2014)

Pengembangan permainan tradisional

dalam pembelajaran untuk siswa SD

menggunakan jenis peneltian R&D

Penelitian yang dilakukan

Pengembangan modul pembelajaran permainan tradisional anak untuk

kelas I tema 3 sub tema 3 SD Kanisius Pugeran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

36

siswa SD kelas I dalam pengembangan bahan ajar yang memuat pembelajaran

kurikulum 2013 yang diterapkan melalui sebuah permainan tradisional.

Penggunaan permainan dalam pembelajaran sudah dilakukan oleh bebarapa guru

baik dalam penyampaian materi ataupun pemberian tugas. Hal tersebut dinilai

efektif karena dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, meskipun dengan

bermain siswa tetap dapat belajar. Sehingga perlu memiliki pemikiran atau ide

untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui sebuah permainan sebagai

sarana baru siswa dalam belajar yaitu permainan tradisional.

Permainan tradisional untuk anak kelas rendah dimungkinkan dapat

membantu pengetahuan siswa tentang jenis-jenis permainan yang ada didaerah

dan dapat dimainkan sewaktu-waktu dalam kehidupannya sehari-hari.

Pengembangan modul pembelajaran permainan tradisional ini sangat bermanfaat

bagi anak-anak, sedikit saja anak-anak kecanduan atau lebih menyukai permainan

modern yang dapat diakses melalui internet ini dan dapat diunduh melalui

smartphone dapat merubah pola pikir anak karena fasilitas dan kemudahan yang

diberikan. Untuk itu, pemberian modul pembelajaran tentang permainan

tradisional dari Jawa Tengah untuk anak SD, anak tidak mencari tahu dan belajar

tetapi anak-anak dapat mencoba langsung dengan temannya dalam kehidupan

sehari-hari dengan begitu anak-anak tidak termakan zaman sehingga tidak

meninggalkan permainan tradisional yang sudah ada sejak dulu.

Modul ini berisi tentang jenis-jenis permainan tradisional yang berasal

Jawa Tengah dan sekitarnya yang cocok diberikan pada siswa SD khususnya

siswa SD kelas I. Dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dilengkapi oleh

gambar agar guru dapat mempraktikan dengan mudah dan jelas. Modul ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

37

dilengkapi gambar-gambar pada setiap jenis permainan tradisional berdasarkan

bentuk dan denah tempat bermain serta gambar pendukung lainnya agar guru

dengan mudah mencobanya hanya dengan melihat dari gambar. Peneliti berharap

dengan adanya modul pembelajaran permainan tradisional ini dapat memberikan

pemahaman dan pengetahuan anak tentang permainan tradisional kepada anak

setelah membaca dan mencobanya secara langsung. Hal ini perlu, karena sangat

penting bagi anak-anak untuk belajar permainan dari daerahnya karena agar tidak

mudah termakan zaman selain itu permainan tradisional ini memiliki banyak

tujuan salah satunya adalah mengajarkan kerjasama dalam kelompok pada siswa

yang nantinya akan menjadi karakter pada diri siswa. Selain itu peneliti juga

berharap semoga modul ini mampu membantu meningkatkan minat membaca

siswa.

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana prosedur pengembangan modul pembelajaran permainan tradisional

dalam pembelajaran tematik untuk siswa kelas 1 SD?

2. Bagaimana kualitas modul pembelajaran permainan tradisioal untuk anak SD

menurut guru kelas I SD Kanisius Pugeran?

3. Bagaimana kualitas modul pembelajaran permainan tradisioal untuk anak SD

ahli atau pakar?

4. Bagaimana prosedur penggunaan modul pembelajaran permainan tradisional

bagi guru SD kelas 1 SD Kanisius Pugeran ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

38

BAB III

METODE PENELITIAN

Penjelasan dalam bab ini berisi tentang jenis penelitian, setting penelitian,

prosedur peneilitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik

analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian dan

pengembangan atau Research and Development (RnD). Research and

Development (RnD) adalah proses atau metode yang digunakan untuk

memvalidasi dan mengembangkan produk Borg and Gall (dalam Sugiyono,

2015:28). Metode penelitian dan pengembangan merupakan penelitan yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk

tersebut (Sugiyono, 2010:407). Dari dua pernyataan menurut para ahli diatas

maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian dan pengembangan adalah

metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan barang/produk tertentu

dan untuk menguji kelayakan produk tersebut.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan suatu produk berupa

modul pembelajaran permainan tradisional anak sesuai dengan kebutuhan yang

peneliti temukan di SD Kanisius Pugeran. Terdapat sepuluh langkah dalam

penelitian Research and Development (Sugiyono, 2015:37) yaitu sebagai berikut

1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi

produk, 5) revisi desain, 6) uji coba produk, 7) revisi produk, 8) uji coba

pemakaian, 9) revisi produk, 10) produk masal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

39

Berikut adalah langkah penelitian dan pengembangan menurut model Research

and Development yang disajikan dalam bagan berikut.

Bagan 3.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan Sugiyono (2015:37)

Penelitian ini dilaksanakan hanya sampai pada langkah ke tujuh yaitu

revisi produk dengan harapan setelah melakukan uji coba produk peneliti

menemukan kekurangan-kekurangan secara langsung dalam penggunaan modul

pembelajaran permainan tradisional oleh guru terhadap siswa kelas I untuk

memperbaiki kualitas modul. Peneliti melakuan revisi produk berdasarkan hasil

observasi yang peneliti temukan saat menjadi partsipan pada saat penggunaan

modul pembelajaran permainan tradisional oleh guru kelas I pada siswa kelas I.

Penelitian ini tidak hanya berhenti dilangkah ketujuh tetapi akan dilanjutkan

penelitian oleh adik tingkat dalam penelitian selanjutnya. Hasil dari penelitian

adalah modul pembelajaran permainan tradisional anak berbasis tematik untuk

anak SD Kelas 1 dengan materi yang sesuai dengan kurikulum 2013.

Potensi dan

Masalah

Pengumpulan

Data

Revisi Desain Revisi Produk

Desain

Produk

Validasi

Desain

Uji Coba

Produk Uji Coba

Pemakaian

Revisi Produk Produksi Masal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

40

B. Setting Penelitian

Setting penelitian ini menguraikan subjek penelitian, objek penelitian,

lokasi penelitian dan waktu penelitian.

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam pengembangan ini adalah satu guru kelas 1 SD

Kanisius Pugeran dan enam siswa kelas 1 SD Kanisius Pugeran.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah modul pembelajaran permainan tradisional

anak yang berbasis tematik dimana didalamnya terdapat jenis-jenis permainan

tradisional yang ada di Indonesia yang akan digunakan guru sebagai modul

pegangan guru untuk mengajar di kelas I SD yang dikembangkan kedalam materi

pembelajaran kurikulum 2013 yang berlaku. Modul pembelajaran permaiman

tradisional ini dirancang untuk membantu meningkatkan aktvitas belajar siswa

sekaligus mengenalkan permainan tradisional melalui pembelajaran dan dapat

membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran tematik.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu SD di Yogyakarta yaitu di SD

Kanisius Pugeran yang beralamat di Jalan Suryodiningratan No.71,

Suryodiningratan, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta

55142. Peneliti memilih SD Kanisius Pugeran sebagai tempat observasi,

wawancara, validasi produk dan uji coba produk terhadap salah satu guru kelas 1

dan enam siswa kelas I SD Kanisius Pugeran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

41

4. Waktu Penelitian

Penilitian dilakukan sejak peneliti melakukan wawancara hingga

mendapatkan hasil dari penilitian ini yang dimulai sejak bulan November 2018

sampai April 2019. Kurang lebih berjalan selama enam bulan.

C. Prosedur Penelitian

Peneliti menggunakan Research and Development ini dapat diartikan

sebagai cara ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi dan menguji

validitas produk yang telah dihasilkan (Sugiyono, 2017:477). Adapun langkah-

langkahnya sebagai berikut 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3)

desain produk, 4) validasi produk, 5) revisi desain, 6) uji coba produk, 7) revisi

produk, 8) uji coba pemakaian, 9) revisi produk, 10) produk masal (Sugiyono,

2015: 35-36).

Berdasarkan bagan langkah-langkah penelitian dan pengembangan

menurut Sugiyono (2015:37) langkah pertama dimulai dengan potensi dan

masalah, pada langkah ini ditunjukan dengan data empitik, pengumpulan data

setelah mendapat potensi dan masalah selanjutnya mencari dan mengumpulkan

informasi-informasi yang dapat digunakan sebagai bahan guna perencanaan suatu

produk tertentu, kemudian desain produk yang dilengkapi dengan spesifikasinya,

setelah mendesaian maka akan di validasi desain untuk menilai apakah rancangan

produk yang dibuat dalam sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari

yang lama atau tidak, selanjutnya akan ada revisi desain untuk mengetahui

kelemahan dari produk yang sudah dirancang, kemudian setelah dirancang maka

akan di uji coba produk dengan cara melakukan simulasi penggunaan sistem kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

42

produk tersebut, setelah uji coba maka akan ada revisi produk untuk mengetahui

sampel yang ditunjukan dari kinerja sistem, selanjutnya uji coba pemakaian yaitu

setelah pengujian berhasil maka selanjutnya diterapkan ruang lingkungan nyata

yang luas, yang ke sembilan yaitu revisi produk, ini dilakukan jika masih ada

kekurangan dalam satu produk dan yang terakhir yang yaitu pembuatan produk

masal, ini dilakukan jika produk yang dihasilkan dan sudah diuji coba dan

dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi.

Dari penjelasan sepuluh langkah penelitian diatas, peneliti tidak

menggunakan semua langkah. Penelitian dilaksanakan sampai pada langkah

ketujuh karena akan membutuhkan waktu yang lama dan panjang sehingga

peneliti memutuskan hanya melaksanakan sampai pada langkah ketujuh yaitu

potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi produk, revisi

desain, uji coba produk dan revisi produk. Selain membutuhkan waktu yang lama

dan keterbatasan waktu, juga membutuhkan biaya yang banyak sehingga tidak

menggunakan melakukan uji coba pemakaian, revisi produk dan produksi masal.

Pertama yang dilakukan peneliti adalah potensi dan masalah meliputi analisis

kebutuhan, pengumpulan data yang didapat dari observasi dan wawancara, desain

produk artinya peneliti merencanakan rancangan desain disesuaikan dengan

kebutuhan siswa, validasi produk oleh guru kelas 1 dan dua dosen sebagai ahli

pakar terhadap modul pembelajaran. Setelah mendapat hasil validasi produk

kemudian peneliti merevisi kekurangan-kekurangan desain produk dan

mempertahankan kelebihan produk. Langkah selanjutnya uji coba dilaksanakan

pada salah satu guru kelas I SD. Terakhir revisi produk yaitu peneliti melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

43

revisi setelah melaksankan observasi sebagai partisipan saat penerapan modul

pembelajaran permainan tradisional.

Prosedur penelitian dan pengembangan dengan tujuh langkah tersebut disajikan

dalam bagan sebagai berikut:

Gambar 3.2 Bagan Prosedur Penelitian dan Pengembangan Peneliti

Langkah I

Potensi dan Masalah

Observasi Wawancara

Langkah II

Pengumpulan Data

Hasil Observasi dan

Wawancara

Langkah III

Desain Produk

Cover Modul Penyusunan isi

modul

Langkah IV

Validasi Desain

Validasi Ahli I

Validasi Ahli II

Validasi Guru

Kelas I

Langkah V

Revisi

Desaian

Revisi Ahli I

dan II

Revisi Guru

Kelas I

Langkah VI

Uji Coba

Produk

Uji Coba Produk

Guru Kelas I

Langkah VII

Revisi Produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

44

1. Potensi Masalah

Langkah pertama dalam penelitian ini adalah potensi dan masalah.

Pertama yang dilakukan adalah analisis data. Analisis data diperoleh berdasarkan

hasil observasi dan wawancara tentang proses belajar siswa dalam kelas, aktivitas

siswa dan lingkungan sekolah untuk dapat dikembangkan menjadi energi atau

terobosan yang baik untuk memberikan nilai tambah tersendiri. Peneliti

melakukan observasi dan wawancara, observasi dilakukan di lingkungan sekolah

dan di kelas saat pembelajaran. Peneliti melakukan wawancara pada salah satu

guru kelas I terkait dengan proses dan kualitas belajar siswa. Dalam penelitiannya

peneliti menemukan fasilitas yang layak untuk digunakan sebagai operasional

pembelajaran yang mungkin selama ini kurang digunakan dengan baik yaitu

lapangan sekolah, keaktifan siswa, penggunaan bahan ajar yang kurang maksimal

dan media-media belajar yang tersedia dikelas belum maksimal maupun koleksi

bahan ajar di perpustakaan yang minim sehingga tujuan pembelajaran kurang

tersampaikan dengan baik oleh guru. Namun peneliti juga melihat sarana dan

prasarana yang sudah tersedia tidak digunakan dengan baik oleh guru, sehingga

kebebasan siswa dalam belajar terbatas dan metode pembelajaran yang digunakan

guru tidak berkembang dengan baik.

2. Pengumpulan Data

Langkah kedua adalah pengumpulan data setelah memperoleh informasi-

informasi analisis kebutuhan dari potensi masalah sebelumnya. Peneliti melalukan

olah data dari hasil yang didapat secara fakta dan uptodate. Tingkat aktvitas siswa

saat bermain pada jam istirahat sangat tinggi yang dilengkapi dengan fasilitas dan

lingkungan yang memadai membuat anak nyaman dalam bermain yaitu lapangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

45

yang luas dan pohon-pohon yang ada disekitar sekolah membuat nyaman. Peneliti

menemukan keaktifan belajar dan bermain siswa sangat berbeda, siswa lebih aktif

saat bermain namun peneliti tidak menemukan siswa yang bermain permainan

tradisional. Dalam pembelajaran dikelas peneliti menemukan kecenderungan

partisipasi siswa di kelas rendah karena guru mengajar terpaku pada satu buku

tanpa menggunakan bahan ajar lain ataupun media belajar lain. Hal ini juga

dibatasi dengan adanya koleksi buku yang ada di perpustakaan terbatas. Keaktifan

siswa saat bermain tidak digunakan guru sebagai cara meningkatkan aktivitas

belajar siswa dengan metode bermain. Hal ini menunjukkan produktivitas

pembelajaran dikelas kurang maka peneliti akan mengembangkan sebuah modul

pembelajaran berbasis tematik menggunakan permainan tradisional anak.

3. Desain Produk

Langkah ketiga yaitu desain produk. Pertama-tama peneliti menyusun

penulisan isi modul secara sistematis. Melakukan pemetaan kompetensi dasar,

pemetaan materi terkait dengan isi dalam modul dengan tema permainan

tradisional yang dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik, lalu membuat

kerangka isi modul, diluar itu peneliti menyiapkan desain untuk cover modul

selain itu detail warna pada background modul juga harus diperhatikan. Cover

modul dicetak menggunakan jenis kertas Ivory ukuran 230 dan isi modul

menggunakan jenus kertas art paper 120. Hasil akhir dari pembuatan bentuk awal

produk adalah modul pembelajaran permainan tradisional anak yang siap

divalidasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

46

4. Validasi Desain

Langkah keempat yaitu validasi desain. Modul pembelajaran permainan

tradisional kemudian divalidasi oleh dua ahli pakar dan satu guru kelas 1 untuk

mengetahui kelayakan dan kesesuaian modul pembelajaran permainan tradisional

dengan pembelajaran dan tujuan pembelajaran. Peneliti memilih salah satu guru

kelas 1 sebagai validator dan 2 dosen sebagai ahli pakar untuk melakukan validasi

desain. Tujuan validasi desain ini untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan

dalam modul tersebut. Hasil validasi produk kemudian akan direvisi untuk

mendapatkan produk yang lebih baik dan lebih layak digunakan.

5. Revisi Desain

Langkah kelima yaitu revisi desain. Setelah melakukan validasi desain

maka peneliti akan memperoleh beberapa fakta kekurangan-kekurangan dalam

produk yang dibuat. Produk yang sudah di validasi kemudian akan diperbaiki

peneliti berdasarkan komentar dan saran yang diberikan validator untuk

menghasilkan produk yang lebih layak dan sesuai dengan tujuannya.

6. Uji Coba Produk

Langkah keenam yaitu uji coba produk. Setelah merevisi desain maka

peneliti melakukan uji coba produk melibatkan satu guru kelas 1 SD Kanisius

Pugeran. Hasil dari uji coba produk berupa kuesioner uji coba produk sebagai

penilaian guru terhadap produk yang dikembangkan apakah dapat membantu

dalam proses pembelajaran tematik dan membantu siswa dalam belajar dengan

menggunakan permainan tradisional melalui kuesioner untuk mengetahui

kesesuaian dan kelayakan produk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

47

7. Revisi Produk

Langkah ketujuh yaitu revisi produk. Revisi produk dilakukan setelah uji

coba produk yang dilakukan oleh peneliti setelah guru kelas I mengajar

menggunakan modul pembelajaran permainan tradisional. Revisi produk

diperoleh berdasarkan pengamatan peneliti sebagai partisipan saat penggunaan

modul pembelajaran permainan tradisional oleh guru kelas I untuk mengetahui

kekurangan-kekurangan modul pembelajaran permainan tradisional saat

digunakan di lapangan secara langsung.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data

(Sugiyono, 2013:224). Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan

gabungan ketiganya (Sugiyono, 2009:137). Dalam penelitian ini teknik yang akan

digunakan adalah teknik non tes yaitu observasi, wawancara dan kuesioner.

1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang tersusun dari berbagai proses

biologis dan psikologis Sutrisno (dalam Sugiyono, 2012:145). Observasi

merupakan teknik pengamatan dan pencatatan sistematis dari fenomena-fenomena

yang diselidiki. Observasi dilakukan untuk menemukan data dan informasi dari

segala atau fenomena (kejadian atau peristiwa) secara sistematis dan didasarkan

pada tujuan penyelidikan yang telah dirumuskan. Dalam penelitian ini

menggunakan observasi non partisipasif dimana peneliti hanya mengamati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

48

kegiatan guru dalam mengajar dan aktivitas siswa di dalam kelas dan di luar kelas.

Observasi dilaksanakan pada saat siswa kelas 1 sedang pembelajaran didalam

kelas, dan saat siswa sedang beristirahat. Adapun aspek-aspek yang diamati

peneliti yaitu kebiasaan dan aktivitas yang dilakukan siswa terkait permainan

tradisional.

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dibahas makna dalam suatu

topik tertentu Esterberg (dalam Sugiyono, 2013:231). Wawancara yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan wawancara terstuktur, jadi peneliti melakukan

wawancara secara langsung dengan narasumber untuk mengumpulkan data pasti

tentang informasi yang akan diperoleh. Peneliti juga menggunakan pedoman

wawancara yang telah dibuat yang digunakan sebagai acuan untuk mempermudah

peneliti mendapatkan informasi yang pokok dan jelas.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan pada salah satu guru kelas 1 SD

Kanisius Pugeran. Wawancara yang dilakukan untuk memperoleh informasi

mengenai kemampuan guru dan pemahaman guru, penggunaan permainan

tradisional dalam pembelajaran dan pengetahuan siswa tentang permainan

tardisional, untuk memenuhi analisis kebutuhan modul pembelajaran permainan

tradisional anak. Wawancara juga dilakukan kepada beberapa siswa tentang

pengetahuannya terhadap jenis-jenis permainan tradisional yang diketahui. Hasil

yang diperoleh dari wawancara tersebut yaitu guru tidak pernah menggunakan

permainan tradisional kedalam pembelajaran tematik, rendahnya pengetahuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

49

atau pengalaman siswa tentang permainan tradisional, anak-anak lebih condong

kepermainan yang menggunakan teknologi. Sedangkan hasil wawancara yang

dilakukan dengan beberapa siswa adalah terkait pengetahuan siswa tentang nama

permainan tradisional di Jawa Tengah, pengalaman siswa tentang bermain

tradisional. Hasil dari wawancara ini menjadi analisis produk bagi peneliti untuk

membuat produk sesuai dengan kebutuhan siswa. Hasil dari wawancara di atas

akan digunakan untuk menganalisis masalah serta potensi.

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya (Sugiyono, 2015:216).

Menurut Arikunto (2010:195) terdapat dua jenis angket dipandang cara

menjawabnya yaitu:

a. Kuesioner atau angket terbuka yaitu memberikan kesempatan kepada responden

untuk menjawabnya dengan kalimat sendiri.

b. Kuesioner atau angket tertutup yaitu memberikan kesempatan kepada

responden untuk menjawab dengan jawaban yang sudah disediakan sehingga

responden tinggal memilih.

Dalam penelitian ini, peniliti menggunakan kuesioner tertutup, tetapi juga

diberikan kolom untuk memberikan jawaban terbuka berupa komentar. Kuesioner

ini diisi oleh validator ahli pakar dan guru kelas I SD. Jadi kuesioner validasi

dengan kuesioner uji coba dibedakan. Hasil dari validasi akan dikelola dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

50

teknik analisis data untuk memperoleh skor validasi. Kemudian hasil validasi

digunakan sebagai masukan untuk revisi atas modul permainan tradisional yang

dibuat. Hasil uji coba akan digunakan peneliti sebagai kualitas penggunaan modul

pembelajaran permainan tradisional.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran

(Widoyoko, 2012:51). Peneliti menggunakan teknik instrumen non tes. Penelitian

ini sangat tergantung pada jenis instrumen pengumpul data. Instrumen penelitian

yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan kuesioner.

1. Instrumen Pedoman Observasi

Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran tematik yaitu di kelas 1

SD Kanisius Pugeran, adapun aspek-aspek yang akan diamati yaitu modul

pembelajaran, metode pembelajaran, pembelajaran tematik, aktivitas siswa dan

koleksi buku-buku di perpustakaan. Dalam observasi peneliti mencatat hal-hal

penting yang berkaitan dengan penelitian berdasarkan aspek-aspeknya. Dibawah

ini adalah kisi-kisi observasi analisis kebutuhan dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Observasi Analisis Kebutuhan

Variabel Indikator No Item

Modul Pembelajaran Koleksi buku atau modul dengan tema permainan

tradisional untuk siswa kelas 1

1,2,3

Penggunaan modul pembelajaran untuk siswa

kelas 1

4,5

Metode Pembelajaran Metode yang digunakan saat pembelajaran. 6

Penggunaan media dalam pembelajaran 7

Pembelajaran

Tematik

Keterkaitan pembelajaran tematik dengan

permainan tradisional

8,9

Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

51

tematik

Aktivitas Siswa Kegiatan-kegiatan yang dilakukan saat jam

istirahat

11, 12

Permainan

Tradisional

Penerapan permaina tradisional dalam

pembelajaran

13

Berdasarkan tabel diatas peneliti akan melakukan observasi dengan

beberapa pernyataan tentang koleksi buku maupun yang ada di perpustakaan

sekolah. Dilanjutkan dengan proses belajar siswa dikelas dengan memperhatikan

beberapa aspek tentang metode yang digunakan guru dalam mengajar serta

penerapan pembelajaran tematik terhadap kebutuhan siswa. Peneliti juga

melakukan observasi terhadap aktivitas siswa saat di dalam kelas maupun diluar

kelas.

2. Instrumen Wawancara

Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan

metode wawancara untuk mengkaji studi pendahuluan serta untuk menganalisis

kebutuhan modul pembelajaran dari narasumber tersebut. Wawancara ini

bertujuan untuk mengetahui pembelajaran di kelas dan penerapan permainan

tradisional terhadap pembelajaran tematik di kelas dengan menggunakan modul

untuk mengetahui pengetahuan siswa kelas I tentang permainan tradisional yang

saat ini kurang dikenal serta menambah koleksi modul permainan tradisional yang

ada di perpustakaan sekolah. Peneliti menggunakan pedoman yang tidak

terstruktur, yaitu tidak menggunakan pedoman sistematis hanya menggunakan

pokok-pokok garis besar pertanyaan untuk mengetahui lebih dalam, tentang data

yang diperoleh.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas 1 SD Kanisius Pugeran

untuk mengetahui metode yang digunakan guru dalam pembelajaran, penerapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

52

pembelajaran permainan tradisional dan pengetahuan siswa tentang beberapa jenis

permainan tradisional beberapa. Berikut ini kisi-kisi wawancara dengan guru

kelas I.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara dengan Guru Kelas I

No Aspek Indikator No Item

1. Modul Pembelajaran Penggunaan bahan ajar yang

digunakan di kelas

1,2

2. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang

digunakan guru saat pembelajaran

di kelas

3, 4, 5

Manfaat penggunaan metode

pembelajaran di kelas

6

3. Pembelajaran Tematik Kesulitan yang dialami guru dalam

pembelajaran tematik

7, 8

4. Aktvitas Siswa Partisipasi siswa saat mengikuti

pembelajaran di kelas

9, 10

5. Permainan

Tradisional

Pengetahuan guru tentang

permainan tradisional

11

Penerapan permainan tradisional

kedalam pembelajaran

12, 13, 14, 15, 16

3. Instrumen Kuesioner

Kuesioner di gunakan peneliti sebagai pedoman untuk merevisi produk.

Kuesioner ini digunakan dalam proses validasi oleh guru kelas I SD dan dosen

sebagai ahli pakar serta dalam proses uji coba produk untuk mengetahui kualitas

produk. Dalam kuesioner ini berisi penilaian produk dan terdapat pernyataan-

pernyataan yang disesuaikan dengan spesifikasi produk yang dikembangkan

peneliti.

a. Kuesioner Validasi Produk

Peneliti mengembangkan kuesioner validasi produk berdasarkan indikator-

indikator modul pembelajaran. Kuesioner validasi produk akan diisi oleh ahli dan

guru SD kelas 1. Peneliti juga menambahkan kolom komentar atau saran dilembar

validasi untuk memberikan tanggapan terkait dengan modul pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

53

permainan tradisional. Pembuatan indikator difokuskan pada modul, pembelajaran

tematik untuk anak SD dengan mengimplementasikan permainan tradisional, dan

desain yang digunakan untuk anak SD dan isi modul.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Validasi untuk Ahli dan Guru

Aspek Deskripsi Nomor

Item

Isi Modul dan Bahas Modifikasi permainan tradisional sesuai dengan

materi pembelajaran yang terkait

1

Kelengkapan materi pembelajaran sesuai dengan

kompetensi dasar

2

Modul pembelajaran memuat kejelasan materi

pembelajaran

3

Isi modul pembelajaran permainan tradisional runtut 4

Penggunaan bahasa Indonesia yang baku 5

Bahasa mudah dipahami oleh guru 6

Langkah permainan tradisional runtut dan mudah

dipahami

7

Desain Modul Tampilan cover modul menarik 8

Ilustrasi gambar mudah dipahami 9

Warna yang digunakan antara modul, tulisan dan

gambar kontras dan sesuai

10

Tampilan bentuk huruf dan ukuran pada modul

sesuai

11

Ukuran modul praktis dibawa kemanapun 12

Tujuan Pembuatan

Modul

Sebagai bahan ajar guru saat pembelajaran 13

Modul dibuat sesuai dengan kebutuhan belajar siswa 14

Permainan tradisional dapat menjadi media

penyampaian materi ajar

15

b. Kuesioner Uji Coba Produk

Kuesioner uji coba produk di buat berdasarkan isi pada modul

pembelajaran permainan tradisional yang digunakan. Kuesioner diisi oleh guru

kelas 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

54

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Uji Coba Produk

Aspek Indikator No Item

Isi Modul dan Bahasa Isi materi pembelajaran dimodul sesuai

dengan isi materi pada buku guru

1

Kelengkapan materi pembelajaran pada

modul disertai dengan contoh

2

Isi materi pembelajaran di modul lebih

menarik sehingga memotivasi siswa

3

Materi pembelajaran pada modul jelas dan

runtut sesuai dengan aktualisasi materi

4

Isi materi disampaikan melalui bermain

pada langkah-langkah permainan

5

Kesesuain evaluasi pada setiap

pembelajaran di modul

6

Isi materi permainan tradisional

menambah pengetahuan baru

7

Langkah-langkah permainan pada modul

mencakup materi pembelajaran

8

Penyampaian materi selain menggunakan

metode permainan juga menggunakan

konkrit

9

Desain Modul Gambar pada modul lebih banyak dan

jelas

10

Gambar sesuai dengan uraian materi pada

modul

11

Tujuan Modul Tujuan pembelajaran tercapai dengan baik

melalui permainan tradisional

12

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain Bodgan (dalam Sugiyono, 2012:244). Data dalam penelitian ini

dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan penjelasan sebagai berikut.

1. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, gambar, foto,

bagan dan perasaan (Sugiyono, 2015:252). Teknik analisis data kualitatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

55

diperoleh berdasarkan komentar dan saran dalam pengembangan modul yang

dikemukakan oleh dua ahli dosen, dan satu guru SD Kelas I dalam hasil

wawancara, pengamatan langsung melalui observasi dan kuesioner validasi

dengan ahli pakar dan guru kelas I, serta hasil uji coba. Data lain peneliti dapatkan

berdasarkan pengamatan peneliti tentang lingkungan sekolah dan pembelajaran di

kelas. Data yang didapat dalam analisis sebagai data pelengkap dalam penelitian

yang berupa informasi-informasi yang dikembangkan dalam bentuk kata-kata.

Tujuan dari validasi yang dilakukan oleh ahli pakar dan guru kelas I adalah untuk

memperbaiki produk serta mengetahui kelayakakan dan kualitas produk yang

dikembangkan peniliti. Kemudian peneliti melakukan revisi produk sesuai dengan

saran dan komentar untuk mengetahui kelayakan produk yang akan dihasilkan.

2. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif

yang diangkakan (Sugiyono, 2015:253). Data kuantitatif sebagai data utama

berupa hasil skor yang diberikan oleh ahli pakar dan guru kelas I. Data yang

diperoleh berdasarkan hasil data kuesioner validasi oleh dua ahli pakar, satu guru

kelas I dan kuesioner uji coba produk oleh guru kelas I. Data yang diperoleh dari

seluruh responden atau validator yang sudah terkumpul akan dikelompokkan

berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data setiap variabel,

melakukan perhitungan untuk menguji rumusan masalah yang telah diajukan.

Analisis data kuantitatif menggunakan skala lima, masing-masing skala memiliki

skala penilaian yaitu yaitu sangat baik (5), baik (4), kurang baik (3), tidak baik

(2), dan sangat tidak baik (1). Skor yang didapat kemudian akan dikonversikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

56

menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan Widoyoko (2012: 106) sebagai

berikut.

Tabel 3.5 Konversi Nilai Skala Lima

Intervali Skor Rerata Skor Kategori

X >Xi + 1,80 Sbi >4,2-5 Sangat baik

Xi + 0,60 Sbi< X ≤ Xi + 1,80 Sbi 3,4 – 4,1 Baik

Xi – 0,60 Sbi < X ≤ Xi + 0,60 Sbi 2,6 – 3,3 Kurang baik

Xi +1,80 Sbi < X ≤ Xi – 0,60 Sbi 1,8 – 2,5 Tidak baik

X ≤ Xi – 1,80 Sbi ≤1,7 Sangat tidak baik

Dari perhitungan skala lima tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif.

Hasil skor dari masing-masing validasi kemudian akan dicari reratanya

berdasarkan skor perolehannya. Setelah itu dikonversikan dari data kuantitatif ke

data kualitatif dan dikategorikan sesuai yang pada tabel kriteria skor skala lima.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan yang akan

dijelaskan sebagai berikut.

A. Hasil Penelitian Pengembangan

Hasil penelitian pengembangan ini membahas dua masalah yang ada

dalam rumusan masalah dan akan dijelaskan. Pertama, mengenai prosedur

pengembangan modul pembelajaran permainan tradisional untuk kelas I tema 3

subtema 3. Kedua, tentang kualitas modul pembelajaran pembelajaran permainan

tradisional bagi guru terhadap kelas I tema 3 subtema 3.

1. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilakukan berdasarkan langkah-langkah penelitian dan

pengembangan yang sudah dilakukan oleh peneliti yang ditemukan di sekolah.

Dalam penelitian pengembangan modul pembelajaran permainan tradisional anak

untuk siswa kelas 1 pada tema 3 subtema 3 langkah awal yang dilakukan adalah

analisis kebutuhan. Dasar untuk melakukan analisis kebutuhan yang dilakukan

peneliti adalah melakukan observasi dan wawancara yang sudah dijelaskan pada

bab III. Hasil penelitian pengembangan modul pembelajaran setiap langkah akan

dijelaskan dibawah ini.

a. Potensi dan Masalah

Potensi dan masalah pengembangan modul pembelajaran permainan

tradisional peneliti dapat berdasarkan analisis kebutuhan dari observasi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

58

wawancara. Observasi dan wawancara dilakukan di SD Kanisius Pugeran pada

guru kelas I dan enam siswa kelas I. Adapun aspek-aspek yang peneliti teliti

dalam analisis kebutuhan yaitu metode pembelajaran, koleksi buku atau modul

pembelajaran yang ada di perpustakaan, permainan tradisional, pembelajaran

tematik, aktivitas siswa dan kondisi lingkungan sekolah. Berikut ini hasil analisis

kebutuhan yang peneliti temukan berdasarkan observasi dan wawancara.

Potensi pertama yaitu kemampuan guru menggunakan metode untuk

mengajar didalam kelas. Guru kelas I SD Kanisius Pugeran memiliki metode

pembelajaran yang baik dalam menyampaikan materi. Berdasarkan hasil observasi

dan wawancara yang peneliti lakukan selama dua jam dikelas I pada mata

pelajaran tematik dan melakukan tanya jawab secara langsung. Guru

menggunakan dua metode pembelajaran yaitu metode ceramah dan metode

diskusi. Dalam penyampaian materi guru kelas I SD Kanisius Pugeran dapat

menyampaikan dengan baik dan suara yang keras dan lantang sehingga siswa

dapat didengar sampai belakang dan tidak menganggu konsentrasi siswa. Hal ini

menjadi potensi yang baik saat guru harus mengajar diluar ruangan. Metode lain

yang pernah digunakan yaitu metode demonstrasi, digunakan ketika terdapat

materi yang mengharuskan melakukan praktik.

Potensi kedua yaitu aktivitas siswa. Aktivitas siswa dapat dikatakan

potensi karena siswa memiliki keaktifan yang baik dalam hal bermain dan

berkomunikasi. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti temukan menunjukkan

aktivitas siswa diluar kelas saat jam istirahat sangat aktif, siswa siswi sangat

senang dan bersemangat berlari dan berjalan kesana kemari ketika bermain di

lapangan selain itu siswa dapat berkomunikasi baik dengan kelompok. Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

59

sangat berpartisipasi dan memiliki interaksi yang baik dengan temannya ataupun

kaka kelas.

Potensi ketiga yaitu kondisi lingkungan sekolah. Dikatakan potensi karena

lingkungan sekolah sebagai salah satu sarana dan pra sarana dalam proses belajar.

Berdasarkan hasil observasi peneliti menemukan fasilitas lapangan yang luas,

sangat mendukung aktivitas siswa diluar kelas, karena dapat bermain dengan

bebas. Selain itu kondisi gedung yang kokoh dan lingkungan yang bersih menjaga

keamanan siswa untuk belajar dan bermain diluar kelas. Tumbuhan-tumbuhan

yang lebat dan tinggi memberikan nuansa segar dan memberikan kenyamanan

bagi siswa saat beraktivitas diluar kelas. Fasiltas lain juga ditemukan di sekolah

ini seperti peralatan bola basket, bola kasti dan alat-alat permainan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti menemukan masalah

pada guru dan siswa kelas I SD Kanisius Pugeran yaitu dalam pembelajaran di

kelas, guru hanya berpedoman pada buku guru dan buku siswa hal ini

berpengaruh pada aktivitas belajar siswa dikelas dan pemahaman siswa terhadap

materi yang disampaikan. Hal tersebut dapat terjadi karena, berdasarkan observasi

peneliti menemukan beberapa kenyataan antara lain, koleksi buku-buku

pembelajaran disekolah tentang pembelajaran tematik sangat sedikit dengan

kondisi sudah rusak. Peneliti menemukan permasalahan lain dikelas yaitu

partisipasi siswa di kelas saat belajar maupun berdiskusi pasif hal ini berbeda

ketika siswa berada diluar kelas saat bermain dan berinteraksi dengan teman-

teman terlihat sangat aktif. Hal ini dapat menganggu proses belajarnya dan

berpengaruh pada hasil belajar siswa. Ada beberapa penyebab terjadinya

permasalahan diatas yaitu kurangnya inovasi baru yang guru berikan kepada siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

60

sehingga siswa mudah kehilangan fokus belajar dan merasa bosan sehingga hal ini

siswa akan melakukan hal lain seperti berlari-lari dan berbercerita dengan teman

sebangkunya. Bermain bukan hal yang buruk, permainan dapat dijadikan sarana

dalam menunjang keberhasilan belajar, salah satunya yaitu permainan tradisional.

Anak-anak dapat mengenal banyak jenis permainan dan anak anak dapat belajar

secara tidak langsung, dengan begitu siswa akan lebih aktif jika bermain sambil

belajar selain itu ini dapat melatih guru untuk lebih kreatif dalam mengemas

pembelajaran.

b. Pengumpulan Data

Pengumpulan data setelah mendapat informasi-informasi analisis

kebutuhan dari potensi dan masalah. Kemudian peneliti melakukan olah data dari

hasil yang didapat secara fakta dan uptode. Observasi yang dilakukan dalam

penilitian berpedoman pada kisi-kisi observasi yang sudah dibuat oleh peneliti.

Terdapat lima indikator yang dikembangkan dengan sepuluh pernyataan dalam

kisi-kisi. Indikator pertama terdiri dari tiga butir pernyataan tentang koleksi modul

pembelajaran untuk siswa kelas 1. Pada indikator kedua terdiri dari dua

pernyataan yaitu pengimpementasian permainan tradisional dalam pembelajaran

tematik didalam kelas. Indikator ketiga terdiri dari dua pernyataan tentang metode

pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran, indikator keempat terdiri

dari dua pernyataan partisipasi siswa kelas I dalam mengikuti pembelajaran

tematik. Indikator kelima terdiri dari 2 pernyataan tentang kegiatan-kegiatan yang

dilakukan saat jam istirahat. Observasi dilakukan untuk mengamati keterkaitan

pembelajaran tematik dengan permainan tradisional dan kebutuhan siswa

sehingga peneliti dapat mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

61

guru dan siswa serta menghasilak produk berkualitas sesuai dengan

kebutuhannya. Berikut hasil rangkuman observasi yang dilakukan peneliti kepada

guru kelas I SD Kanisius Pugeran.

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Observasi Guru Kelas I

Indikator Pernyataan Tanggapan Deskripsi

Ya Tidak

Koleksi modul

pembelajaran

tema permainan

tradisional untuk

siswa kelas 1

1.Modul pembelajaran

tema permainan

tradisional tersedia di

perpustakaan

√ Buku pembelajaran

tematik dengan tema

permainan tradisional

tidak tersedia, namun

ada beberapa budaya

Indonesia

2. Modul pembelajaran

permainan tradisional

memuat materi

pembelajaran tematik

√ Modul pembelajaran

permainan tradisional

yang memuat

pembelajaran tematik

kelas I tema 3 subtema

3 belum tersedia di

SD. Hanya ada buku

tentang cerita rakyat

3. Modul pembelajaran

permainan

tradisional/buku

memiliki kondisi yang

bersih dan halaman

utuh

√ Kondisi buku-buku

yang ada

diperpustakaan terawat

dengan baik, namun

ada beberapa buku

yang memang sampul

sudah tidak layak dan

ada halaman yang

hilang

Penggunaan

modul

pembelajaran

untuk siswa kelas

1

4. Siswa meminjam

modul pembelajaran

untuk dibaca

diperpustakaan atau

dibawa pulang

√ Ada beberapa siswa

yang memang suka

membaca, tetapi

mereka hanya

menggunakan buku

atau modul saat ada

perintah dari guru

5. Guru menggunakan

modul pembelajaran

permainan tradisional

di sekolah

√ Guru hanya

menggunakan buku

tematik dan buku

siswa dan terkadang

melalui sumber

internet

Metode yang

digunakan saat

pembelajaran

6. Apakah guru

menggunakan metode

dalam pembelajaran

√ Guru menggunakan

beberapa metode

pelajaran seperti

metode ceramah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

62

diskusi, selain itu guru

jarang

menggunakannya

dalam pembelajaran

sehari-hari

Penggunaan

media dalam

pembelajaran

7. Guru menggunakan

media untuk

mendukung

pemahaman siswa

√ Penggunaan media

pembelajaran tidak

diberikan setiap kali

pelajaran, guru hanya

menggunakan pada

materi-materi tertentu

Keterkaitan

pembelajaran

dengan permainan

tradisional

8. Guru

menyampaikan

permainan tradisional

dalam pembelajaran

tematik

√ Guru belum pernah

mengimplementasikan

permainan tradisional

kedalam pembelajaran

9. Guru mempraktikan

permainan tradisional

dalam pembelajaran

tematik pada

kompetensi dasar

ketrampilan

√ Guru belum pernah

memberikan

permainan dalam

pembelajaran

meskipun saat

penugasan

Partisipasi siswa

dalam mengikuti

pembelajaran

tematik

10. Siswa menjawab

pertanyaan yang

diberikan oleh guru

√ Siswa sangat antusias

ketika guru

memberikan

pertanyaan, terlebih

jika menggunakan

benda konkrit siswa

lebih aktif

Kegiatan-kegiatan

yang dilakukan

saat jam istirahat

11. Siswa bermain

secara mandiri atau

berkelompok

√ Siswa dapat

berhubungan baik

dengan teman-

temannya sehingga

dapat bekerja dalam

kelompok dengan baik

12. Permainan-

permainan apa saja

yang di lakukan siswa

saat jam istirahat

√ Siswa lebih banyak

menghabiskan bermain

sepak bola bagi siswa

laki-laki dan berlarian

serta hanya duduk

dihalaman sekolah

bagi siswa perempuan

Dari tabel hasil observasi menggunakan analisis kebutuhan, peneliti

mengetahui yang pertama yaitu koleksi-koleksi modul pembelajaran permainan

tradisional anak yang ada di sekolah terbatas, karena belum tersedianya modul

pembelajaran permainan tradisional yang memuat materi pembelajaran kurikulum

2013. Modul pembelajaran yang tersedia hanya buku cerita rakyat, dan buku-buku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

63

dongeng. Dengan kondisi buku yang berbeda, ada beberapa buku dengan kondisi

yang baik dan utuh namun juga ada beberapa buku dengan kondisi yang terlihat

kusam dan tidak ada sampulnya. Selain itu jumlah yang tidak banyak membuat

siswa harus meminjam secara bergantian dan kurangnya gambar atau ilustrasi.

Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas guru menggunakan sumber

belajar berupa buku tematik saja dan tidak menggunakan sumber belajar lain.

Selama pembelajaran guru tidak pernah menggunakan permainan tradisional

dalam pembelajaran tematik sehingga siswa hanya belajar sesuai dengan yang ada

dibuku. Hal ini terjadi karena tidak adanya modul pegangan guru tentang modul

permainan tradisional. Saat jam istirahat siswa lebih banyak menghabiskan waktu

dengan sebagian membeli jajan dan sebagian bermain dilapangan. Setelah itu

mereka hanya duduk dengan teman-temannya bagi siswa perempuan, sedangkan

siswa laki-laki mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain sepak

bola atau lari-lari, peneliti tidak menemukan siswa memainkan permainan

tradisional. Hal ini membuktikan jika siswa belum banyak mengetahui tentang

jenis-jenis permainan tradisional yang memastikan hal tersebut adalah ketika

peneliti memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang jenis-jenis

permainan tradisional yang menunjukkan bahwa siswa banyak yang tidak tahu.

Berdasarkan hasil observasi peneliti menyimpulkan, guru kelas I

membutuhkan modul pembelajaran permainan tradisional yang menarik untuk

siswa dan tetap sesuai dengan tujuan pembelajaran tematik. Hal ini didukung oleh

guru dan sekolah, sehingga peniliti terdorong untuk mengembangkan modul

pembelajaran dengan baik. Peneliti membuat modul pembelajaran sebagai

pegangan guru untuk membantu guru meningkatkan kreativitas dan membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

64

siswa meningkatkan aktivitas belajar melalui pembelajaran tematik yang

menggunakan permainan tradisional. Dalam modul ini memuat semua materi dari

tema 3 subtema 3 yang sesuai dengan setiap pembelajaran sehingga tujuan

pembelajaran akan tetap tercapai dengan baik.

Peneliti melakukan wawancara sesuai dengan kisi-kisi pedoman

waawancara yang sudah dibuat peneliti. Kisi-kisi wawancara memuat enam

indikator yang dideskripsikan dengan sepuluh pertanyaan. Indikator pertama

terdiri dari dua pertanyaan tentang pemahaman guru terkait permainan tradisional.

Indikator kedua terdiri dari dua pertanyaan tentang metode pembelajaran yang

dilaksanakan dalam pembelajaran. Indikator yang ketiga terdiri dari satu

pertanyaan tentang pengetahuan siswa tentang permainan tradisional dan

penggunaan buku permainan tradisional. Indikator keempat terdiri dari dua

pertanyaan tentang kesulitan yang dihadapi guru jika menerapkan permainan

tradisional dalam pembelajaran. Indikator kelima terdiri dari dua pertanyaan

tentang kesulitan apa yang dialami siswa saat pembelajaran tematik dikelas,

indikator keenam terdiri dari dua pertanyaan tentang perencanaan pengembangan

modul pembelajaran permainan tradisional berbasis pembelajaran tematik untuk

guru. Dibawah ini hasil wawancara peneliti kepada guru kelas I yang sudah

dirangkum.

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Wawancara dengan Guru Kelas I

No Aspek Pertanyaan Rangkuman Jawaban

1. Modul

Pembelajaran

1. Sumber belajar apa saja

yang pernah ibu gunakan

dalam belajar?

Sejauh ini hanya

menggunakan buku guru,

buku siswa saja dan internet

2. Bagaimana cara ibu

menfaatkan modul

pembelajaran?

Karena saya jarang

menggunakan buku atau

modul dari perpustakaan

selain buku tematik jadi saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

65

mungkin akan menggunakan

soal-soal evaluasi pada modul

2. Metode

Pembelajaran

3. Metode apa yang pernah

ibu gunakan saat

pembelajaran di kelas?

Saya lebih sering

menggunakan metode

ceramah dan metode diskusi

4. Mengapa ibu memilih

metode tersebut dalam

proses belajar?

Karena agar saya dapat

mengontrol anak-anak dengan

mudah, dan memberikan

bimbingan kepada setiap anak

5. Apakah ibu pernah

mencoba metode lain?

Pernah, yaitu menggunakan

demonstrasi

6. Apa saja manfaat

penggunaan metode

pembelajaran dikelas?

Membantu anak untuk aktif,

bekerja dalam kelompok,

melatih siswa untuk tanya

jawab

3. Pembelajaran

Tematik

7. Apa saja kesulitan-

kesulitan yang dialami ibu

dalam mengajar tematik?

Sebenarnya tidak ada, hampir

sama dengan pembelajaran

KTSP hanya saja pada

pembelajaran tematik kita

harus bisa membuat anak

untuk lebih aktif

8. Apakah Ibu memiliki

modul pembelajaran

tematik selain modul guru?

Untuk modul selain tematik

tidak ada

4. Aktvitas Siswa 9. Bagaimana karakter

belajar siswa saat di kelas?

Karekter siswa saat di kelas

setiap individual berbeda-

beda, sehingga ada beberapa

siswa yang memang aktif

dalam berbicara dan ada yang

pasif

10. Bagaimana kondisi

siswa saat dikelas sedang

pembelajaran?

Saat siswa diberikan tugas,

terutama dalam menyalin

mereka akan duduk tenang.

Namun jika guru sedang

menjelaskan materi terkadang

kelas ramai tetapi masih bisa

dikondisikan

5. Permainan

Tradisional

11. Apa yang dimaksud

permainan tradisional

menurut Ibu?

Permainan tradisional adalah

permainan yang sudah aja

sejak dahulu dan dimainkan

diruangan terbuka bersama

kelompok

12. Menurut Ibu apakah

siswa mengetahui tentang

jenis-jenis permainan

tradisional?

Iya tahu ada gobak sodor,

egrang, boi-boian, ular tangga

13. Apa saja permainan

tradisional yang sering

siswa mainkan di sekolah?

Berdasarkan pengamatan

saya, ketika siswa istirahat

mereka lebih banyak bermain

sepak bola bagi siswa laki-laki

dan bermain petak umpet bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

66

siswa perempuan

14. Bagaimana tanggapan

Ibu jika permainan

tradisional sebagai

implementasi proses

pembelajaran tematik?

Menurut saya, selama tujuan

itu baik dan membantu proses

pembelajaran di kelas saya

setuju

15. Bagaimana ibu apakah

pengembangan modul

pembelajaran permainan

tradisional dalam

pembelajaran tematik akan

tercapai dengan baik?

Mungkin akan tercapai jika

disusun secara sistematis dan

disesuaikan dengan

kompetensi dasar dan tujuan

yang sama

16. Apakah lingkungan

sekolah mendukung adanya

proses pengimplementasian

pembelajaran tematik

kedalam permainan

tradisional?

Bagi saya ini inovasi yang

bagus dalam mengembangkan

modul tematik yang

diimplementasikan dalam

permainan tradisional selain

mengupayakan tujuan

pembelajaran juga

mengenalkan permainan

tradisional

Berdasarkan tabel hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah

satu guru kelas 1 SD Kanisius pugeran peneliti mengetahui aspek yang pertama

yaitu penggunaan modul atau buku pembelajaran menunjukkan bahwa guru hanya

menggunakan buku guru dan buku siswa, untuk mendapatkan data lain guru

mencari dari internet. Pada aspek kedua berhubungan dengan aspek yang pertama

yaitu tentang proses pembelajaran di kelas terkait metode pembelajaran yang

digunakan guru menunjukkan bahwa guru menggunakan dua metode

pembelajaran yang biasa digunakan yaitu metode ceramah dan metode diksusi,

metode lain yang diguakan yaitu metode demonstrasi ketika ada materi yang harus

diuji cobakan. Berdasarkan pengamatan guru menggunakan metode demonstrasi

dan metode diskusi siswa lebih aktif dalam belajar bila dibandingkan dengan

metode ceramah. Hal ini masuk pada aspek keempat yaitu aktivitas siswa,

karakter siswa saat pembelajaran didalam kelas secara individual berbeda-beda

sehingga penanganan yang diberikan guru pun berbeda. Siswa akan tenang ketika

mereka diminta untuk menyalin dan berdiskusi. Aktivitas siswa diluar lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

67

menonjol dibandingkan didalam kelas saat pembelajaran, karena siswa dapat

bermain bebas diluar kelas tanpa tuntunan guru.

Aspek kelima yaitu tentang permainan tradisional. Menurut guru bermain

adalah hal yang menyenangkan bagi siswa, hal ini terlihat ketika jam istirahat

siswa bermain dan bercanda dengan teman. Guru mengatakan bahwa siswa lebih

sering bermain permainan modern seperti sepak bola dan barbie. Guru belum

pernah menerapkan permainan tradisional kedalam pembelajaran meskipun

melihat siswa-siswa memiliki potensi yang baik dalam bermain. Permainan

tradisional adalah salah satu permainan yang dapat digunakan dalam penerapan

pembelajaran tematik. Menurut guru sendiri permainan tradisional dapat

membantu proses pembelajaran dikelas selain itu memiliki nilai tambah yaitu

mengenalkan jenis permainan tradisional kepada siswa. Guru setuju jika

permainan tradisional digunakan dalam pembelajaran tematik karena merupakan

inovasi yang bagus dalam mengembangkan pembelajaran tematik sekaligus cara

baik mengenalkan permainan tradisional kepada siswa.

Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti berupaya untuk

mengembangkan sebuah modul pembelajaran menggunakan permainan

tradisional. Guru menyetujui jika peneliti mengembangkan modul pembelajaran

permainan tradisional anak yang isinya tetap memuat pembelajaran tematik tanpa

menghilangkan tujuan pembelajaran yang ada. Khususnya bagi siswa kelas 1

sangat antusias jika menggunakan sebuah pembelajaran dengan permainan, siswa-

siswa akan aktif dalam pembelajaran. Guru juga menyampaikan siswa-siswa kelas

1 mengalami kesulitan dalam pembelajaran tematik karena belum semua bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

68

membaca sehingga dengan adanya permainan tradisional ini dapat membantu

anak-anak belajar.

c. Desain Produk

1) Sampul Modul Permainan Tradisional Anak

Peneliti mendesain sampul modul pembelajaran yang pertama dengan

menyajikan tokoh-tokoh dalam permainan tradisional anak yang dibuat dengan

aplikasi Photo Shop dan Corel Draw X3. Pada sampul modul juga diberi judul

yaitu “ Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk Kelas 1 SD Tema

3 Subtema 3” yang diletakan dibagian paling atas. Keterangan tema pembelajaran

dengan menggunakan jenis font Hobo Std dengan ukuran huruf 38pt. Dibagian

tengah terdapat gambar sebagai penanda modul tersebut dengan wajah beberapa

tokoh-tokoh dalam permainan. Terakhir dibagian bawah gambar terdapat nama

penulis menggunakan jenis huruf myriad pro dengan ukuran 24pt. Sampul modul

dicetak dengan ukuran A5 menggunakan kertas ivory ukuran 230gr.

Gambar 4.1 Sampul Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

69

2) Bagian Isi Modul Pembelajaran

Bagian isi modul pembelajaran permainan tradisional terdapat kata

pengantar, daftar isi, kompetensi inti. Bagian inti isi modul pembelajaran

permainan tradisional terdiri enam pembelajaran. Setiap pembelajaran terdiri dari

deskripsi permainan, kompetensi dasar, tujuan permainan, materi, peralatan yang

dibutuhan, cara bermain, dan evaluasi. Halaman terakhir terdapat daftar pustaka

dan biografi penulis. Selain itu terdapat petunjuk permainan tradisional yang

dimodifikasi dengan materi pembelajaran tematik. Penulisan isi modul

menggunakan Miscrosoft Tai Le dengan ukuran font 14pt. Didalam isi modul ini

terdapat gambar cara bermain dan alat-alat yang digunakan untuk bermain

sehingga memudahkan siswa dalam melakukan percobaan. Bagian isi modul

dicetak menggunakan jenis kertas art paper 120gsm ukuran A5.

3) Kata Pengantar

Isi kata pengantar yang dibuat peneliti berisi ucapan syukur atas

keberhasilan pembuatan modul pembelajaran permainan tradisional. Dalam kata

pengantar juga menjelaskan tujuan pembuatan modul pembelajaran yang

ditujukan untuk guru kelas 1 SD. Selain itu, kata pengantar berisi ucapan

terimakasih, permohonan maaf atas kekurangan dalam pembuat modul. Dan

peneliti juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki

modul pembelajaran tersebut.

4) Daftar Isi

Pada bagian ini daftar isi memuat tentang keterangan halaman-halaman

pada setiap bagian-bagian modul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

70

5) Kompetensi Inti

Pada bagian ini berisi kompetensi dasar pada kurikulum 2013. Kompetensi

inti ditulis sesuai dengan yang ada dibuku guru.

6) Deskripsi Permainan

Pada deskripsi permainan berisi pengertian setiap permainan, dan asal usul

permainan tersebut pada setiap daerah.

7) Pemetaan Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar yang digunakan dalam modul pembelajaran permainan

tradisional adalah kompetensi dasar kurikulum 2013 yang diambil dari buku guru

kelas 1 revisi 2017. Peneliti menggunakan buku guru kelas 1 tema 3 subtema 3

untuk semua pembelajaran satu sampai pembelajaran enam dengan memilih

beberapa mata pelajaran. Peneliti tidak mengambil semua mata pelajaran pada

setiap pembelajaran, pemilihan mata pelajaran disesuaikan dengan tujuan

pembelajaran dan tujuan permainan agar materi yang disampaikan dapat tercapai

sesuai dengan tujuan.

8) Tujuan Permainan

Tujuan permainan dibuat sesuai dengan kompetensi dasar yang ada.

Peneliti menyesuaikan tujuan pembelajaran dengan materi yang sudah disesuaikan

dengan permainan tradisional agar kemampuan siswa dalam memahami materi

dan melakukan ketrampilan dapat tercapai dengan baik.

9) Isi Modul

Materi pembelajaran diambil dari buku guru dan buku siswa. Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

71

melakukan modifikasi materi yang akan disampaikan melalui cara bermain pada

setiap permainan. Peneliti memberikan beberapa latihan soal evaluasi pada setiap

pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa.

Modul pembelajaran berisi materi dan petunjuk cara bermain permainan

tradisional yang dimodifikasi dalam pembelajaran tematik sesuai dengan

kurikulum 2013 yang berisi materi. Modul permainan tradisional ini dapat

membantu memperkenalkan permainan tradisional yang ada di Indonesia kepada

siswa.

Modul ini berisi 6 pembelajaran yang diambil dari tema 3 subtema 3.

Pada setiap pembelajaran terdapat deskripsi permainan, kompetensi dasar, tujuan

permainan, materi, alat yang dibutuhkan dan cara bermain permainan tradisional.

Dalam penulisan modul peneliti memperhatikan lima hal yang menjadi acuan

dalam proses penulisan modul (Prastowo, 2016:218-222) yaitu:

1. Perumusan kompetensi dasar harus yang dikuasai

Peniliti mengembangkan komptensi dasar dengan melakukan pemetaan

dengan kualitas kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa setelah

mempelajari modul. Pemilihan kompetensi dasar juga disesuaikan dengan tujuan

permainan tradisional.

2. Menentukan Alat Evaluasi

Dalam menentukan alat evaluasi, guru menyusun terlebih dahulu evaluasi.

Setelah peneliti menentukan kompetensi dasar yang akan dicapai maka peneliti

dapat menyusun lembar kerja atau soal evaluasi yang harus dikerjakan oleh siswa.

peneliti memberikan soal evaluasi kepada setiap pembelajaran. Tujuan diberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

72

evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai suatu

kompetensi dasar dalam bentuk tingkah laku.

3. Penyusunan Materi

Peneliti menyusun materi bergantung pada kompetesi dasar yang akan

dicapai. Materi yang ada dalam modul peneliti susun berdasarkan referensi buku

guru dan buku siswa, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Peneliti memberikan jenis-jenis permainan tradisional yang sudah disesuaikan

dengan materi pembelajaran, sehingga tujuan dari pembelajaran akan tetap

tercapai dimana dengan melakukan permainan langsung siswa lebih mudah

memahami dan sesuai dengan pengertian kurikulum 2013 dimana siswa yang

harus aktif dalam pembelajaran.

4. Urutan pengajaran

Sebelum menagajar guru harus memperhatikan urutan pengajaran, urutan

pengajaran dapat dimulai dari keselurahan materi yang akan disampaikan. Pada

bab pertama merupakan informasi yang menguraikan hal penting agar siswa

tertarik dalam pembelajaran.

5. Struktur bahan ajar

Isi modul harus memuat judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan

dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja dan evaluasi.

10) Daftar Pustaka

Pada bagian ini memuat keterangan sumber-sumber yang digunakan

peneliti dalam pembuatan modul permainan permainan tradisional anak kelas I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

73

SD. Adapun sumber-sumber yang diperoleh dalam penulisan modul antara lain

buku guru, buku siswa dan buku-buku permainan tradisional.

11) Biografi Penulis

Pada bagian ini memuat keterangan data pribadi peneliti yang disertai foto,

perjalanan studi peneliti, tujuan penulisan modul dan ucapan terima kasih peneliti

atas pembuatan modul tersebut dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui

identitas asli peneliti.

d. Validasi Produk dan Revisi Desain

Pada bagian validasi produk setelah peneliti membuat produk berupa

modul permainan tradisional anak untuk kelas 1 SD. Peneliti melakukan validasi

kepada guru kelas 1 SD dan ahli pakar dengan menyerahkan modul pembelajaran

permainan tradisional yang sudah dicetak. Setelah divalidasi oleh guru kelas 1 SD

dan dua ahli pakar maka peneliti akan mengetahui kualitas dan kelayakan dari

modul yang dibuat.

1) Data Validasi Ahli I

Ahli I yang menjadi validator dalam pengembangan produk berupa modul

yaitu EDM beliau ahli pada bidang psikologi anak. Validasi pertama dilakukan

pada 12 Maret 2019. Adapun aspek-aspek yang dinilai dalam modul pembelajaran

permainan tradisional adalah 1) isi modul dan bahasa, 2) desain modul, 3) tujuan

pembuatan modul. Dari hasil validasi oleh ahli pertama peneliti memperoleh hasil

skor yang baik yaitu 4,8 jika dilihat pada nilai skala lima maka termasuk kedalam

kategori “Sangat baik”. Validator menyatakan jika modul tersebut layak

digunakan dengan revisi sesuai saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

74

Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli I

Validator Skor Kategori

EDM 4.8 “Sangat baik”

Dari penilaian skor menurut ahli diatas, ahli juga memberikan revisi

kepada peneliti. Revisi yang diberikan ada pada beberapa aspek yaitu pada desain

modul tentang background, gambar atau ilustrasi-ilustrasi yang diberikan harus

disesuai dengan bentuk penulisannya dan isi modul.

Tabel 4.4 Komentar Ahli dan Revisi

No Komentar Ahli Revisi

1. Sebaiknya mengurangi kata untuk pada

kata pengantar dan memberi warna

background

Menghapus kata untuk pada kata

pengantar

2. Penulisan sumber pada kutipan

deskripsi permainan

Menambahkan nama penulis pada

kutipan teks deskripsi permainan

tradisional

3. Mengubah ukuran font Mengganti ukuran font dari 12pt

menjadi 14pt

4. Warna background dan ilustrasi gambar

yang menganggu tulisan

Mengganti warna background yang

selaras dan menghilangkan ilustrasi-

iluistrasi gambar yang menganggu

tulisan

5. Penekanan materi pada cara bermain Menambahkan mata pelajaran pada

materi yang ada dalam cara bermain

6. Soal evaluasi pada setiap pembelajaran Menambahkan soal evaluasi pada

setiap pembelajaran dibagian akhir

Berdasarkan komentar-komentar diatas yang diberikan oleh ahli I, peneliti

melakukan perbaikan agar pengembangan modul pembelajaran permainan

tradisional memiliki kualitas yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

75

2) Revisi yang Dilakukan Penulis

a) Revisi Kata Pengantar

No Sebelum Revisi Sesudah Revisi

1.

Gambar 4.2 Revisi Kata Pengantar Modul Permainan tradisioanal

Peneliti melakukan revisi kata pengantar karena ada penggunaan kata yang

kurang sesuai dan warna background yang tidak sesuai dengan halaman lain.

Sehingga peneliti memutuskan untuk melakukan revisi sebagai upaya perbaikan

modul pembelajaran permainan tradisonal agar memiliki kualitas yang baik. Pada

gambar yang sebelum revisi adalah kata pengantar yang belum sesuai dengan

warna background halaman lain dan penggunaan kata yang kurang sesuai dan cara

penulisannya yang belum rapih. Pada gambar disebelah kanan setelah revisi

peneliti merevisi kata pengantar yang sudah direvisi dengan background yang

sudah diberi warna, tata penulisan yang rata kanan kiri serta menghilangkan kata

“Untuk”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

76

b) Revisi Penulisan Sumber

No Sebelum Revisi Sesudah Revisi

2.

Gambar 4.3 Revisi Penulisan Sumber pada Modul Permainan Tradisional

Peneliti melakukan revisi kedua yaitu penulisan sumber. Peneliti merevisi

karena dalam modul terdapat penjelasan tentang pengertian pada setiap permaian

yang diambil dari buku sehingga harus diberi sumber. Pada gambar disebelah kiri

sebelum revisi peneliti belum menuliskan penulis pada deskripsi permainan boi-

boian yang dikutip. Pada gambar disebelah kanan setelah revisi peneliti sudah

melakukan revisi dengan menambahkan penulis pada kutipan yang ditulis.

Perbaikan dilakukan pada semua enam jenis permainan tradisional pada setiap

pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

77

c) Revisi Ukuran Font

No Sebelum Revisi Sesudah Revisi

3.

Gambar 4.4 Revisi Ukuran Font Modul Permainan Tradisional

Pada revisi yang ketiga adalah mengubah ukuran font, karena ukuran font

yang terlalu besar dan tata letak penulisan yang kurang rapih. Peneliti melakukan

revisi sebagai upaya perbaikan modul pembelajaran permainan tradisonal agar

memiliki kualitas yang baik. Pada gambar di sebelah kiri sebelum revisi ukuran

font terlalu besar yaitu 18pt sehingga tidak sesuai dengan ukuran font pada

halaman-halaman lainnya. Pada gambar disebelah kanan sesudah revisi peneliti

merevisi ukuran font menjadi 14pt, dengan memperbaiki letak penulisannya

sehingga pembaca dapat membaca dengan mudah. Perbaikan ini juga berlaku

pada seluruh halaman yaitu dengan ukuran font pada sub judul 18pt dan penulisan

kalimat 14pt.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

78

d) Revisi Background dan Ilustrasi Gambar

No Sebelum Revisi Sesudah Revisi

4.

Gambar 4.5 Revisi Background and Ilustrasi Gambar Modul Permainan

Tradisional

Pada revisi keempat dari ahli I yaitu warna background dan ilustrasi-

ilustrasi yang menggangu pembaca. Peneliti merevisi warna background dengan

warna yang lebih terang, dan menghilangkan gambar-gambar ilustrasi yang

menganggu tulisan, karena sebagai upaya perbaikan modul pembelajaran

permainan tradisonal agar memiliki kualitas yang baik. Pada gambar disebelah

kiri sebelum merevisi dengan background berwarna hijau kusam dengan beberapa

gambar-gambar ilustrasi yang berada diantara tulisan-tulisan maka peneliti

mengubahnya. Pada gambar disebelah kanan sesudah revisi peneliti mengubah

warna background menjadi orange dan menghilangkan beberapa gambar-gambar

yang dikira menganggu pembaca. Perbaikan ini berlaku pada semua halaman, jadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

79

peneliti mengubah semua warna background menjadi orange dan menghilangkan

gambar yang dapat menganggu pembaca kecuali gambar yang menunjukan cara

bermain dan peralatan yang dibutuhkan tetap ada.

e) Revisi Cara Bermain

No Sebelum Revisi Sesudah Revisi

5.

Gambar 4.6 Revisi Cara Bermain Modul Permainan Tradisional

Pada revisi kelima yaitu peneliti menambahkan mata pelajaran pada cara

bermain. Pemberian mata pelajaran pada cara bermain sebagai penekanan dalam

proses pelakasanan permainan. Peneliti merevisi langkah-langkah cara bermain

dan memberikan keterangan mata pelajaran untuk memudahkan guru dan siswa

memahami materi. Peneliti melakukan revisi sebagai upaya perbaikan modul

pembelajaran permainan tradisonal agar memiliki kualitas yang baik Penambahan

mata pelajaran untuk menekankan materi yang akan dipelajari dalam permainan

tersebut. Pada gambar sebelum revisi belum ada penekanan mata pelajaran. Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

80

gambar sebelah kanan peneliti merevisi dengan menambahkan mata pelajaran

pada cara bermain. Peneliti juga memperbaiki tata penulisan cara bermain dan

background.

f) Revisi Evaluasi

No Sebelum Revisi Sesudah Revisi

6.

Gambar 4.7 Revisi Evaluasi Modul Permainan Tradisional VI

Pada revisi terakhir peneliti menambahkan soal evaluasi pada setiap

pembelajaran setelah cara bermain. Penambahan soal evaluasi untuk mengetahui

kemampuan belajar siswa setelah menggunakan modul pembelajaran permainan

tradisional. Penambahan soal evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa dalam

setiap pembelajaran. Peneliti melakukan revisi sebagai upaya perbaikan modul

pembelajaran permainan tradisonal agar memiliki kualitas yang baik. Pada

gambar sebelum revisi adalah halaman sebelum soal evaluasi. Pada gambar

sesudah revisi gambar halaman soal evaluasi. Masing-masing pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

81

peneliti memberikan dua soal evaluasi. Pada pembelajaran pertama terdapat dua

soal evaluasi tentang peristiwa sore hari, yaitu siswa diminta untuk menceritakan

perisitiwa sore hari melalui gambar yang ada. Kedua, siswa diminta untuk

menunjukkan gambar yang menunnjukkan perisitwa sore hari. Melalui soal

evaluasi siswa dapat melatih kemampuannya belajarnya dan guru dapat

mengatahui kemampuan siswa setelah belajar menggunakan modul tersebut.

3) Data Validasi Ahli II

Validator kedua yaitu ADK sebagai ahli dalam penelitian modul

pembelajaran permainan tradisional yang mahir dalam bidang bahasa dan ilustrasi

gambar. Produk divalidasi pada tanggal 20 Maret 2019. Adapun aspek-aspek yang

dinilai dalam modul pembelajaran permainan tradisional adalah 1) Isi modul dan

bahasa, 2) Desain modul, 3) Tujuan pembuatan modul. Dari hasil validasi oleh

ahli pertama peneliti memperoleh hasil skor yang baik yaitu 4,4 jika dilihat pada

nilai skala lima maka termasuk kedalam kategori “Sangat Baik”. Berikut tabel

hasil validasi ahli II.

Tabel 4.5 Hasil Validasi Ahli II

Validator Skor Kategori

ADK 4,4 “Sangat Baik”

Dari penilian skor menurut ahli diatas, ahli juga memberikan revisi kepada

peneliti terutama pada cara penulisan. Revisi yang diberikan ada pada penggunaan

font cara bermain.

Tabel 4.6 Komentar Ahli dan Revisi produk Ahli II

No Komentar Ahli Revisi

1. Penulisan cara bermain pada permainan

jamuran diberi jarak dan ukuran font di

rubah

Mengubah penulisan cara bermain dan

mengganti ukuran font

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

82

Berdasarkan komentar dari ahli II diatas kemudian peneliti merevisi modul

dibawah ini

a) Revisi Ukuran Font

No Sebelum Revisi Sesudah Revisi

4.

Gambar 4.8 Revisi Ukuran Modul Permainan Tradisional Ahli II

Pada revisi pertama peneliti memperbaiki bentuk penulis cara bermain

pada permainan jamuran karena bentuk huruf yang terlalu kecil dan spasi

tulisannya yang terlalu kecil sehingga sulit untuk dibaca. Peneliti melakukan

revisi sebagai upaya perbaikan modul pembelajaran permainan tradisonal agar

memiliki kualitas yang baik. Pada gambar sebelum revisi penulisan cara bermain

terlihat bertumpuk dan terlalu kecil sehingga sulit dibaca pada gambar sesudah

revisi peneliti merevisi ukuran font dan membagi dua cara bermain dalam dua

halaman.

4) Data Validasi Guru Kelas I dan Revisi Desain

Guru kelas I sebagai validator dalam penelitian ini adalah VL. Validasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

83

dilakukan pada tanggal 25 Maret 2019. Aspek yang dinilai dari produk ini adalah

desain produk dan isi modul pembelajaran permainan tradisional. Dari hasil

validasi oleh guru kelas I peneliti memperoleh hasil skor yang baik yaitu dengan

rata-rata 4,46. Jika dibandingkan dengan skala lima yang telah di tentukan oleh

peneliti menunjukkan produk dalam penelitian ini termasuk dalam kategori

“Sangat Baik”. Modul pembelajaran permainan tradisional dinyatakan sudah

layak digunakan.

Tabel 4.7 Hasil Validasi Guru

Validator Skor Kategori

VL 4,46 “Sangat Baik”

Peneliti mendapat beberapa komentar terkait dengan isi modul. Komentar

yang diberikan oleh guru adalah masukan terhadap isi modul untuk menambahkan

contoh pada materi pada halaman 10. Berikut revisi yang peneliti berdasarkan

komentar dari guru kelas I.

Tabel 4.8 Komentar Guru Kelas I

No Komentar Guru Revisi

1. Menambahkan contoh kegiatan sesuai

dengan materi

Menambahkan dua contoh kegiatan

yang sesuai dengan materi

5) Revisi Yang Dilakukan Penliti

No Sebelum Revisi Sesudah Revisi

1.

Gambar 4.9 Revisi Materi Modul Permainan Tradisional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

84

Peneliti melakukan revisi sesuai saran dari guru yaitu menambahkan

contoh kegiatan pada materi untuk menjelaskan materi agar siswa lebih mudah

memahami. Peneliti melakukan revisi sebagai upaya perbaikan modul

pembelajaran permainan tradisonal agar memiliki kualitas yang baik. Pada

gambar sebelum revisi belum terdapat contoh kegiatan yang mendukung materi

tersebut. Pada gambar sesudah revisi peneliti menambahkan dua contoh kegiatan

yang mendukung materi tentang kegiatan dipagi hari. Pada contoh gambar

pertama menunjukkan gambar matahari terbit, matahari terbit menggambarkan

materi yang sedang dipelajari kemudian disamping terdapat gambar anak

berangkat sekolah. Gambar tersebut sebagai contoh kegiatan siswa yang

dilakukan siswa sebagai kegiatan di pagi hari. Dengan memberikan dua dua

contoh gambar diatas diharapkan siswa lebih mudah memahami.

Peneliti merekap hasil skor validasi dari dua ahli pakar dan satu guru kelas

I pada tabel 4.8 dibawah ini:

Tabel 4.9 Rekap Skor Hasil Validasi

No Validator Modul Permainan Tradisional

Skor Kategori

1. Ahli I 4,8 “Sangat Baik”

2. Ahli II 4,4 “Sangat Baik”

3. Guru kelas I SD 4,46 “Sangat Baik”

Jumlah 13,66

Rerata 4,55

Kategori “Sangat Baik”

Berdasarkan hasil rekap skor hasil validasi ahli I, ahli II dan guru kelas I

masing-masing sebagai berikut. Ahli I skor sebesar 4,8 dengan kategori “Sangat

Baik”, ahli II skor sebesar 4,4 dengan kategori “Sangat Baik” dan guru kelas I

skor sebesar 4,46 dengan kategori “Sangat Baik”. Hasil rerata validasi adalah

sebesar 4,55 dengan kategori “Sangat Baik”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

85

e. Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan setelah peneliti merevisi produk berdasarkan

hasil validasi dari ahli I dan II serta guru kelas I. Uji coba dilakukan secara

terbatas pada salah satu 1 guru kelas SD Kanisius Pugeran dan enam siswa kelas I.

Peneliti melakukan uji coba produk pada tanggal 11 April 2019. Penelitian

dilakukan dalam waktu dua jam pelajaran. Permainan yang digunakan adalah

permainan Cublak-Cublak Suweng pada pembelajaran 2.

Penggunaan modul pembelajaran permainan tradisional hanya digunakan

oleh guru, sehingga sebelum pembelajaran dimulai guru diminta untuk

memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang materi yang akan

disampaikan. Setelah siswa menjawab kemudian guru menjelaskan tujuan

pembelajaran dan mengenalkan modul pembelajaran yang akan digunakan dalam

pembelajaran tersebut. Pada uji coba produk guru hanya mempraktikan satu jenis

permainan karena keterbatasan waktu meskipun hanya satu permainan tetapi

peneliti juga memberikan beberapa pertanyaan yang ada dalam materi permainan

tersebut. Pada uji coba ini guru diminta untuk melakukan analisis perbedaan

penggunaan bahan ajar buku tematik dan modul permainan tradisional pada hasil

pembelajaran siswa untuk mengetahui kelayakan dan kefektifan penggunaan

modul pembelajaran.

Peneliti melakukan pengamatan terhadap penerapan modul pembelajaran

permainan tradisional di lapangan bersama dengan satu guru kelas I dan enam

siswa kelas I. Ada beberapa aspek yang peneliti amati yaitu aktivitas siswa

dimana peneliti mengamati perilaku siswa melakukan percobaan setiap langkah

yang dilakukan oleh siswa selain itu peneliti mengamati bentuk kerjasama dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

86

tanggung jawab siswa dalam bermain dengan kelompok. Kedua penggunaan

modul dalam hal ini guru mampu menyampaikan materi secara sistematis yang

ada dalam modul dan melaksanakan setiap langkah dengan runtut dan benar.

Ketiga, pelaksanaan permainan tradisional dalam hal ini peneliti mengamati

bagaimana guru memimpin jalannya permainan. Guru melaksanakan setiap

langkah permainan secara runtut dan guru mampu mengkoordinasi jalannya

permainan dengan baik. Pada akhir pembelajaran guru memberikan refleksi dan

soal evaluasi. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dapat

disimpulkan siswa-siswa dapat mengikuti permainan dengan baik sesuai dengan

instruksi guru, siswa dapat berinteraksi baik dengan siswa lainnya. Dalam

penerapannya guru tidak mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi dan

penyampaian cara bermain kepada siswa, kendala yang saya temukan disini

adalah kurangnya peraturan yang detail pada permainan sehingga pada satu

permainan terlihat kurang kondusif. Sehingga ini akan menjadi bahan revisi

peneliti. Peneliti melakukan total skor hasil uji coba dari guru kelas I pada tabel

4.10 dibawah ini.

Tabel 4.10 Hasil Uji Coba Produk Terbatas oleh Guru Kelas I

Nama Skor Kategori

VL 4,4 Sangat Baik

Hasil uji coba produk oleh satu guru kelas I SD Kanisius Pugeran

berdasarkan hasil kuesioner menunjukan bahwa skor rata-rata dari guru dan siswa

adalah 4,4 dengan kategori “Sangat Baik”. Menunjukkan bahwa desain dan isi

modul pembelajaran permainan tradisional sudah sesuai dengan karakter dan

kebutuhan guru kelas I. Inovasi ini menjadi langkah yang baik untuk guru menjadi

lebih kreatif dalam mengembangkan sebuah pembelajaran. Hal ini terlihat dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

87

antusias siswa yang baik saat akan mempraktikkan sebuah permainan mereka

diajarkan untuk bertanggung jawab dalam bermain dan belajar.

f. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan setelah uji coba produk, peneliti melakukan revisi

berdasarkan hasil pengamatannya sebagai partisipan pada saat guru menggunakan

modul pembelajaran permainan tradisional pada siswa kelas I. Revisi dilakukan

untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dari produk yang dibuat peneliti dalam

pelaksanaan penerapan modul pembelajaran permainan tradisional secara

langsung dilapangan. Berdasarkan pengamatan peneliti menemukan kekurangan

yang pertama yaitu peraturan permainan, dalam cara bermain peneliti belum

memberikan peraturan tentang tebak gambar. Sehingga saat satu siswa menjadi

pak/bu Empok menebak berkal-kali dan membuat rebut karena siswa lain juga

ikut menebak. Sehingga dalam revisi ini peneliti menambahkan peraturan yaitu

pemain yang pasang hanya dapat menebak sebanyak tiga kali. Jika lebih maka

permainan akan diulang dari awal. Dibawah gambar yang sudah peneliti revisi

dapat dilihat pada tabel 4.11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

88

Tabel 4.11 Revisi Cara Bermain

Sebelum Refleksi Sesudah Refleksi

Kedua, dalam modul peneliti belum memberikan refleksi pada akhir

pembelajaran untuk guru. Peneliti kemudian merevisi dengan memberikan refleksi

pada modul disetiap akhir pembelajaran tentang proses pembelajaran pada hari itu

agar guru dapat merefleksikannya. Berikut revisi refleksi dalam modul

pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.12 dibawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

89

Tabel 4.12 Revisi Refleksi

Revisi Penambahan Refleksi

Berdasarkan tabel diatas, peneliti menambahkan refleksi pada setiap

pembelajaran. Refleksi ini digunakan pada setiap pembelajaran dengan

pernyataan-pernyataan yang sama. Refleksi ditunjukkan untuk guru karena modul

tersebut sebagai pegangan guru. Peneliti memberikan tiga pernyataan, pernyataan

pertama tentang hal-hal yang perlu menjadi perhatian Bapak/Ibu selama

pembelajaran, hal tersebut untuk mengevaluasi jalannya pembelajaran. Kedua,

hal-hal yang menjadi keberhasilan dalam pembelajaran. Hal tersebut dilakukan

untuk mengtehaui kemampuan dari guru sendiri agar dapat mempertahankan

kelebihan tersebut dalam setiap pembelajaran. Ketiga, hal-hal yang harus

diperbaiki dalam pembelajaran. Hal tersebut dilakukan guru dengan mengoreksi

secara pribadi baik cara mengajar ataupun keberhasilan siswa agar tujuan

pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

90

g. Kajian Produk Akhir

Berdasarkan penelitian ini, menghasilkan produk akhir berupa modul

pembelajaran permainan tradisional anak untuk kelas 1 SD tema 3 subtema 3.

Produk akhir telah mendapatkan satu kali revisi dari beberapa ahli sehingga

produk akhir sudah bisa digunakan dan masuk dalam kategori sangat baik.

Sebelumnya peneliti sudah mendapat beberapa komentar, saran dan masukan dari

para ahli dan guru untuk mengatahui kekurangannya sehingga peneliti dapat

memperbaiki hingga layak digunakan.

1) Sampul Modul Pembelajaran

Pada bagian sampul modul tidak ada revisi. Baik dari para ahli pakar

maupun guru tidak memberikan komentar pada saat melakukan validasi.

2) Bagian-Bagian Modul Pembelajaran Setelah Direvisi

a) Kata Pengantar

Pada bagian ini peneliti melakukan revisi berupa perubahan warna

background dan penulisan kata pengantar. Ahli meminta untuk memberikan

warna background agar selaras dengan halaman-halaman lainnya. Peneliti

merevisi background dengan menambahkan warna orange pada background kata

pengantar. Selanjutnya penulisan kata pengantar, peneliti menghilangkan satu kata

“Untuk” pada kata pengantar.

b) Daftar Isi

Pada bagian daftar isi tidak ada revisi yang diberikan oleh ahli pakar atau

guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

91

c) Kompetensi Inti

Pada bagian kompetensi inti peneliti tidak mendapat revisi. Ahli pakar dan

guru tidak memberikan kometar pada bagian ini saat melakukan validasi.

d) Deskrpsi Permainan

Pada bagian deskripsi permainan peneliti mendapat komentar, yaitu

memberikan nama penulis pada kutipan kalimat dalam deskripsi permainan.

Peneliti melakukan revisi dengan menambahkan nama peneulis pada penjelasan

permainan tradisional di setiap pembelajaran.

e) Pemetaan Kompetensi Dasar

Pada bagian ini peneliti tidak mendapat revisi. Ahli pakar dan guru tidak

memberikan komentar pada bagian pemeteaan kompetensi dasar.

f) Materi Pembelajaran

Pada bagian ini ada revisi dari ahli, yaitu menambahkan contoh kegiatan

sesuai materi dalam pembelajaran. Peneliti melakukan revisi pada materi

permainan gobak sodor dengan menambahkan dua contoh kegiatan yang

mendukun materi tersebut. Peneliti juga merevisi ukuran font pada isi buku yaitu

dari 12pt menjadi 14 pt. Peneliti juga merevisi bagian cara bermain yaitu dengan

menambah mata pelajaran sebagai penekanan materi.

g) Refleksi

Pada bagian ini peneliti menambahkan refleksi untuk guru. Peneliti

melakukan revisi dengan memberi refklesi pada setiap pembelajaran, terdapat tiga

pernyataan dalam refleksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

92

h) Daftar Pustaka

Pada bagian ini tidak ada yang direvisi oleh peneliti. Ahli pakar dan guru

tidak memberikan komentar terhadap daftar pustaka.

i) Biografi Penulis

Peneliti tidak merevisi pada bagian ini. Ahli pakar dan guru tidak

memberikan komentar terhadap biografi penulis pada saat melakukan validasi.

B. Pembahasan

Penelitian ini mengembangkan bahan ajar berupa modul pembelajaran

permainan tradisional kelas I tema 3 subtema 3. Pengembangan modul

pembelajaran permainan tradisional ini didasarkan pada hasil observasi dan

wawancara yang dilakukan peneliti. Berdasarkan hasil wawancara dengan satu

guru kelas I SD Kanisius Pugeran mengenai modul pembelajaran. Menurut guru,

pengembangan modul sangat baik sebagai salah satu upaya pengembangan bahan

ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa, dengan memperhatikan isi materi

yang lengkap dan mudah digunakan oleh guru dalam membantu proses

pembelajaran serta menarik. Oleh sebab itu, peneliti yakin dan terdorong

melakukan penelitian pengembangan modul pembelajaran permainan tradisional

untuk kelasi I. Dalam penyusunan modul ini melewati tujuh langkah prosedur

penelitian sebagai berikut.

Proses awal dari pembuatan modul diawali dengan melakukan analisis

kebutuhan pada salah satu SD yaitu SD Kanisius Pugeran. Analisis kebutuhan

dilakukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti mengumpulkan data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

93

berdasarkan fakta-fakta informasi yang peneliti peroleh dari hasil observasi dan

wawancara, peneliti menyimpulkan dalam hal ini guru membutuhkan modul

pembelajaran permainan tradisional sebagai upaya pengembangan bahan ajar

kedalam penerapan permainan tradisional dengan pembelajaran tematik untuk

membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. Peneliti

mengalisis penyebab adanya permasalahan diatas yang menunjukkan jika

penggunaan sumber belajar yang terbatas karena guru hanya berpedoman pada

buku guru dan buku siswa, fasilitas sekolah yang tersedia tidak diguankan dengan

maksimal dan guru kurang menyadari aktivitas siswa diluar kelas yang lebih aktif

dan dapat berinteraksi baik dengan teman atau kelompok.

Modul pembelajaran bukan satu-satunya bahan ajar yang dimiliki guru

untuk mengajar, dalam pembelajaran guru biasa menggunakan buku guru dan

buku siswa. Modul digunakan sebagai bahan ajar pelengkap untuk guru, menurut

Mudilofir (20010:205) modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara

sistematis, dan menarik yang meliputi materi ajar, metode dan evaluasi yang

digunakan. Selaras dengan pernyataan diatas, peneliti mengembangkan modul

pembelajaran dengan cara sistematis dan menarik yaitu dengan menggunakan

permainan tradisional dalam pembelajaran dan memodifikasi cara bermain

permainan tradisional kedalam pembelajaran kurikulum 2013 agar modul

menarik. Dalam uji coba peneliti menemukan langsung, jika dalam

pelaksanaannya menurut guru modul tersebut dapat terlaksana dengan baik secara

sistematis sehingga dalam mengajar guru dengan mudah melaksanakan langkah-

langkah cara bermain dengan benar dan dapat menyelesaikan dengan baik. Di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

94

akhir jam pembelajaran guru dapat memberikan soal evaluasi dan guru juga dapat

mengevevaluasi pembelajaran.

Melalui kegiatan uji coba produk yang dilaksanakan oleh guru kelas I

kepada enam siswa kelas I menggunakan modul pembelajaran permainan

tradisional. Peneliti mengamati siswa dalam melakukan percobaan permainan

tradisional, terlihat siswa merasa senang dan menikamati permainan tersebut.

Pertama ketika mereka mengerti akan belajar dan bermain diluar lapangan siswa

sangat senang dan bersemangat. Siswa juga merasa senang ketika berhasil

melaksanakan permainan tradisional hingga akhir dan mengerjakan pertanyaan

dalam permainan dengan baik. Hal ini sejalan dengan pemikiran menurut Andang

(2009:26) bahwa bermain adalah aktvitas bermain yang murni untuk mencari

kesenangan tanpa mencari menang atau kalah.

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru dapat menguasai modul

dengan baik, hal yang peneliti amati saat guru menerapkan modul pembelajaran

permainan tradisional kepada enam siswa kelas I. Pada satu permainan ada

peralatan yang tidak tersedia yaitu pecahan keramik, ini tidak menjadi masalah

bagi guru. Dengan kreatifnya guru langsung menggantinya dengan beberapa botol

bekas air mineral berbentuk gelas dan langsung menyusunnya. Dengan begitu

permainan akan tetap berjalan dengan lancar. Selain itu guru juga meminta siswa

lainnya untuk bertepuk tangan dan menyanyikan lagu agar siswa yang sedang

bermain semakin bersemangat. Hal ini salah satu cara baik yang dilakukan guru

untuk meningkatkan semangat siswa dan mendorong siswa untuk percaya diri.

Kreatifitas yang guru lakukan dalam melancarkan permainan dan memberikan

dukungan kepada siswa selaras dengan salah satu fungsi modul menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

95

Prastowo (2014:210-211) yaitu adanya peningkatan kretivitas guru dalam

mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan pelayanan individual yang

lebih mantap.

Dengan semangat siswa mengikuti permainan tradisional untuk pertama

kalinya, siswa berhasil menyelesaikan permainan tradisional dalam satu

pembelajaran dengan baik. Siswa sudah mengikuti aturan dan cara bermain yang

benar yang diperintahkan guru, dan siswa tidak mengalami kesulitan dalam

percobaan ini. Dengan begitu pada guru memberikan beberapa soal evaluasi. Guru

memberikan soal evaluasi kepada siswa pada akhir pembelajaran sebagai alat ukur

untuk guru mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang baru saja

dipelajari. Guru memberikan soal evaluasi yang ada pada modul, berdasarkan

hasil evaluasi peneliti memperoleh hasil dari guru dengan nilai rat-rata hasil

evaluasi diatas KKM yaitu 72.00 yang berarti siswa dapat menguasai

pembelajaran dengan baik. Hal ini sependapat dengan fungsi modul menurut

Prastowo (2014:210-211) yaitu modul dapat digunakan sebagai bahan evaluasi

yaitu untuk mengukur tingkat penguasaan materi untuk peserta didik.

Dalam mengembangkan modul peneliti sangat memperhatikan setiap

susunannya, dan isi dalam modul sehingga pada saat penerapan modul

pembelajaran permainan tradisional dapat digunakan dengan mudah. Dengan

harapan modul pembelajaran ini tidak sekedar bahan ajar tetapi dalam

pembelajaran guru dapat merasakan lebih mudah menyampaikan materi dimana

isi modul sudah disusun secara sistematis sehingga lebih efektif digunakan. Hal

ini selaras dengan fungsi bahan ajar menurut Prastowo (2014:210) yaitu

meningkatkan proses pembelajaran lebih efektif dan interaktif. Hal ini terlihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

96

ketika guru melaksanakan pembelajaran dengan baik sampai akhir pembelajaran.

Guru terlihat mengajar sesuai dengan isi modul dengan sudah menyampaikan

tujuan pembelajaran dengan baik, dan pada akhir pembelajaran guru dapat

memberikan soal evaluasi kepada sehingga smeua aspek dalam modul sudah

dilaksanakan dengan baik. Dengan begitu guru mampu mengatur waktu dengan

baik sehingga waktu yang digunakan selama dua jam sangat efektif.

Penyusunan modul pembelajaran permainan tradisional yang

diimplementasikan dalam pembelajaran kurikulum 2013. Peneliti mengambil satu

tema pada buku kurikulum 2013 untuk kelas 1 SD yaitu tema 3 sub tema 3.

Selanjutnya peneliti membuat judul pada modul yaitu “Modul Pembelajaran

Permainan Tradisional Anak untuk Kelas 1 SD Tema 3 SubTema 3”. Peneliti

tidak menggunakan semua mata pelajaran, tetapi menggunakan beberapa mata

pelajaran pada setiap pembelajaran yang sesuai dengan permainan tradisional

dengan menggunakan semua kompetensi dasar pada setiap pembelajaran.

Kemudian peneliti memodifikasi cara bermain permainan tradisional dengan

memberikan materi pembelajaran pada permainan tradisional. Untuk itu dalam

pembuatan modul pembelajaran peneliti memperhatikan tujuan pembelajaran dan

tujuan permainan agar dapat tercapai dengan baik.

Produk awal kemudian akan divalidasikan kepada ahli pakar dan guru

kelas I. Hasil validasi dari dua ahli pakar dan satu guru kelas I menunjukkan total

skor rata-rata 4,44 dengan kategori “Sangat Baik”. Perolehan masing-masing hasil

dari ahli I dengan skor 4,8 dengan kategori “Sangat Baik”, ahli II dengan skor

4,06 dengan kategori “Baik”, dan guru kelas I dengan skor 4,46 dengan kategori

“Sangat baik”. Hal ini dapat dilihat pada tabel data kualitatif skala lima menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

97

Widoyoko (2012:106) yang menyatakan interval 4,2-5 termasuk kategori “Sangat

Baik”.Namun peneliti mendapat beberapa komentar dan saran untuk meingkatkan

kualitas modul. Adapun aspek-aspek yang perlu diperbaiki yaitu lebih

menekankan pada isi modul, tata bahasa dan tampilan modul. Pada revisi desain

peneliti setuju dengan komentar-komentar yang diberikan validator sehingga

dilakukan revisi.

Produk modul pembelajaran permainan tradisional yang dibuat peneliti

kemudian di uji cobakan. Peneliti berhasil menguji cobakan modul pembelajaran

pada guru untuk siswa kelas I. Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui

kualitas modul dalam pembelajaran. Peneliti meminta guru menggunakan modul

tersebut agar dapat merasakan perbedaan penggunaan buku tematik dan modul

pembelajaran permainan tradisional untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan

pengaruhnya terhadap kesempatan belajar siswa tentang permainan tradisional.

Hasil uji coba produk terbatas dari guru kelas I menunjukkan skor rata-rata 4,4

dengan kategori “Sangat Baik” sehingga produk sudah teruji kelayakan dan

kesesuaiannya.

Terakhir peneliti melakukan revisi produk, Revisi produk dilakukan

peneliti untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan penggunaan agar dapat

digunakan dengan layak. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti

sebagai partisipan pada saat guru kelas I melakukan uji coba produk pada modul

pembelajaran permainan tradisional. Ada beberapa kekurangan yang peneliti

temukan pada saat percobaan penggunaan modul yang pertama tentang peraturan

pada cara bermain, dan pada bagian isi modul dengan memberikan refleksi.

peneliti merevisi peraturan-peraturan pada cara bermain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

98

Berdasarkan pembahasan diatas peneliti menyimpulkan produk akhir dari

penelitian ini yaitu berupa modul pembelajaran permainan tradisional anak untuk

kelas I sekolah dasar tema 3 subtema 3. Hasil validasi produk oleh dua ahli pakar

dan satu guru kelas I yang memperoleh rerata skor 4,44 dengan kategori “Sangat

Baik”, dan hasil uji coba produk oleh guru kelas I memperoleh skor 4,4 dengan

kategori skor “Sangat baik” dan keaktifan siswa dibuktikan dengan nilai evaluasi

siswa yang rata-rata diatas KKM, maka hal ini membuktikan bahwa penggunaan

modul pembelajaran permainan tradisional yang dikembangkan oleh peneliti

memiliki kualitas yang sangat baik, sehingga layak untuk digunakan guru dalam

kegiatan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

99

BAB V

PENUTUP

Dalam bab ini meguraikan kesimpulan dari penelitian, keterbatasan

pengembangan dan saran.

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pengembangan modul pembelajaran

permainan tradisional kelas I tema 3 subtema 3 sebagai pegangan guru dapat

disimpulkan sebagai berikut.

1. Prosedur penelitian modul pembelajaran permainan tradisional anak untuk

siswa kelas I SD dilaksanakan sampai pada langkah ke tujuh yaitu 1) potensi

dan masalah dilakukan dengan cara menganalisis kebutuhan melalui observasi,

wawancara dan kuesioner, 2) pengumpulan data dilakukan dari informasi-

informasi fakta yang peneliti temukan dilapangan, 3) desain produk dilakukan

dengan menentukan desain awal dan menentukan bagian isi modul

pembelajaran,4) validasi produk dilakukan dengan melakukan validasi kepada

ahli pakar dan guru kelas I SD menggunakan kuesioner validasi, 5) revisi

desain dilakukan untuk memperbaiki modul berdasarkan hasil validasi dari ahli

pakar dan guru untuk menguji kelayakan dari produk yang dibuat peneliti, 6)

uji coba produk dilakukan oleh guru kepada siswa untuk mengetahui kelayakan

dan kesesuain produk modul pembelajaran permainan tradisional anak, hasil uji

coba produk menggunakan kuesioner uji coba 7) Revisi produk dilakukan

setelah peneliti melakukan uji coba produk, revisi produk dilakukan oleh

peneliti berdasarkan pengamatannya dari penerapan modul pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

100

permainan tradisional yang dilakukan guru kelas I untuk mengetahui secara

langsung kekurangan-kekurangan dalam penggunaan yang peneliti temukan di

lapangan secara langsung.

2. Kualitas modul pembelajaran permainan tradisional berdasarkan penilaian

validasi dari aspek desain produk, isi modul, dan tujuan pembuatan modul ini

memiliki hasil validasi dengan rerata skor sebesar 4,55 dengan kategori sangat

baik dengan perolehan masing-masing yaitu total skor dari ahli I sebesar 4,8

dengan kategori “Sangat baik”, dari ahli II total skor rata-rata 4,4 dengan

kategori “Sangat baik”, dari guru kelas I total skor rata-rata 4,46 dengan

kategori “Sangat baik”. Sedangkan hasil uji coba produk terbatas oleh guru

kelas I total skor 4,4 dengan kategori “ Sangat baik”.

Dengan demikian modul pembelajaran permainan tradisional anak

dinyatakan layak digunakan sebagai bahan ajar guru dalam proses

pembelajaran di kelas I, karena berdasarkan hasil validasi dan uji coba produk

skornya menunjukkan kategori “Sangat baik” dan sudah sesuai dengan

kebutuhan siswa dan materi yang dikembangkan sesuai dengan pembelajaran

tematik sekarang dengan tidak mengubah tujuan pembelajaran. Modul

pembelajaran permainan tradisional ini memiliki desain yang didukung dengan

gambar-gambar yang menarik dan mudah dipahami. Modul yang dibuat

peneliti mencakup lima prinsip dasar Tomlinson yatitu memberi pengaruh kuat

kepada siswa, mempermudah siswa untuk belajar, sesuai dengan fokus materi,

memberi efek positif untuk siswa dan memberikan umpan balik untuk siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

101

B. Keterbatasan Pengembangan

Dalam penelitian ini ada beberapa keterbatasan yang dijelaskan sebagai

berikut.

1. Peneliti telah merencanakan penelitian pada satu sekolah namun hasil penelitian

yang diperoleh belum maksimal.

2. Peneliti telah merencanakan validasi kualitas produk hanya dilakukan oleh dua

ahli pakar yaitu satu dosen dan satu guru kelas 1 sehingga data yang diperoleh

terbatas.

3. Uji coba lapangan terbatas dilaksanakan hanya dua jam pembelajaran.

Seharusnya enam jam pembelajaran, sehingga peneliti tidak dapat

melaksanakan seluruh permainan dengan maksimal.

C. Saran

Saran peneliti untuk penelitian selanjutnya terkait dengan modul

pemebalajaran permainan tradisional yang dimodifikasi dengan pembelajaran

tematik kurikulum 2013 untuk siswa kelas I SD adalah sebagai berikut:

1. Dalam penelitian selanjutnya dapat dilakukan lebih dari satu sekolah sehingga

data analisis yang diperoleh lebih akurat.

2. Dalam melakukan validasi produk dapat ditambahkan validator guru kelas I

SD.

3. Dalam penelitian selanjutnya peneliti dapat menjalin komunikasi yang baik

untuk mempertimbangkan hari dan waktu bersama dengan sekolah dan SD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

102

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S. (2007). Strategi belajar mengajar micro teaching. Ciputat:

Quantum Teaching.

Andang, I. (2009). Education games menjadi cerdas dan ceria dengan

permainan edukatif. Yogyakarta: Pilar Media.

Arshy, A. M. (2015). Pengembangan modul tematik sebagai penunjang bahan

ajar siswa kelas I sekolah dasar negeri patuk 1 gunungkidul. Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta.

Arsyad, A. (2010). Media pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Bambang, S. (2009). Pemodelan dan simulasi sistem. Jakarta: Penerbit

Informatika.

Dharmamulya, S., dkk. (2005). Permainan tradisional jawa. Purwanggan: Kepel

Press.

Fadillah, M. (2014). Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran SD/MI,

SMP/MTS, & SMA/MA. Yogyakarta: AR-RUZZ Media.

Hujair AH Sanaky. (2013). Media pembelajaran interaktif-inovatif. Yogyakarta:

Kaukaba Dipantara.

Ipang. S & Heri. (2014). Pengembangan permainan tradisional gobak sodor bola

dalam pembelajaran penjas pada siswa SD. Semarang: Universitas

Negeri Semarang.

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran kontekstual konsep dan aplikasi. Bandung:

PT Refika Aditama.

Kunandar. (2009). Guru profesiona implementasi kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP) dan sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta: Rajawali

Pers.

Kurniasih, I & Berlin. (2014). Implementasi kurikulum 2013: Konsep &

Penerapan. Surabaya: Kata Pena.

Kurniati, E. (2016). Permainan tradisional dan perannya dalam

mengembangkan ketrampilan sosial anak. Jakarta: PT Kharisma Putra

Utama.

Lestari. I. (2013). Pengembangan bahan ajar berbasis kompetensi. Padang:

Akademia Permata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

103

Linggar, S. (2010). Ayo lestarikan permainan tradisional. Jakarta: CV Karya

Mandiri Nusantara.

Misbach, I. H. (2006). Peran permainan tradisional yang bermuatan edukatif

dalam menyumbang pembentukan karakter dan identitas bangsa.

Laporan Penelitian.

Mudlofir, A. (2011). Aplikasi KTSP dan bahan ajar dalam pendidikan islam.

Jakarta: Raja Wali Pers.

Mulyani. N. (2016). Super asyik permainan tradisional anak Indonesia.

Yogyakarta: Diva Press.

Munandar, U. (2002). Kreativitas & keberbakatan strategi mewujudkan potensi

kreatif & bakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nanang. (2017). Survei keterlaksanaan permainan tradisional dalam

pembelajaran penjasorkes di sekolah dasar negeri se-kecamatan ngawen

kabupaten gunungkidul. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Nasution. (2010). Berbagai pendekatan dalam proses belajar dan

mengajar.Jakarta: Bumi Aksara.

Norayani, E & Ali. (2015). Pengembangan bahan ajar modul tematik-integratif

dalam peningkatan karakter peserta didik kelas I sekolah dasar. Jurnal:

Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Prastowo, A. (2011). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif.

Yogyakarta: Diva Press.

Rumini, S. (2004). Perkembangan anak dan remaja. Jakarta: PT. Asdi

Maharsatya.

Sanaky, H. A. (2013). Media pembelajaran interaktif-inovatif. Yogyakarta:

Kaukuba Dirgantara.

Singgih, G. (2008). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta: BPK

Gunung Mulia

Sudjana, N & Rivai’I A. (2002). Media pengajaran. Jakarta: Sinar Baru

Algensindo.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan (Pendekatan Kualitatif,

kuantitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Memahami penelitian kualitatif. Penerbit CV. Bandung:

Alfabeta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

104

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatifdan R&D). Bandung : Penerbit CV Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode penelitian kebijakan. Bandung :Alfabeta.

Suharsimi, A. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan produk.

Jakarta: PT Rineka Citra.

Sujarno, dkk. (2011). Pemanfaatan permainan tradisional dalam pembentukan

karakter anak. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB).

Sujiono. Y. N. (2010). Bermain kreatif berbasis kecerdasan. Jakarta: Indeks.

Widoyoko. (2012). Teknik penyusunan instrument penelitian. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Yusuf, S. (2011). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

105

Lampiran 1

Hasil Observasi Analisis Kebutuhan

Indikator Pernyataan Tanggapan Deskripsi

Ya Tidak

Koleksi modul

pembelajaran

tema permainan

tradisional untuk

siswa kelas 1

1.Modul pembelajaran

tema permainan

tradisional tersedia di

perpustakaan

√ Buku pembelajaran

tematik dengan tema

permainan tradisional

tidak tersedia, namun

ada beberapa budaya

Indonesia

2. Modul pembelajaran

permainan tradisional

memuat materi

pembelajaran tematik

√ Modul pembelajaran

permainan tradisional

yang memuat

pembelajaran tematik

kelas I tema 3 subtema

3 belum tersedia di

SD. Hanya ada buku

tentang cerita rakyt

3. Modul pembelajaran

permainan

tradisional/buku

memiliki kondisi yang

bersih dan halaman

utuh

√ Kondisi buku-buku

yang ada

diperpustakaan terawat

dengan baik, namun

ada beberapa buku

yang memang sampul

sudah tidak layak dan

ada halaman yang

hilang

Penggunaan

modul

pembelajaran

untuk siswa kelas

1

4. Siswa meminjam

modul pembelajaran

untuk dibaca

diperpustakaan atau

dibawa pulang

√ Ada beberapa siswa

yang memang suka

membaca, tetapi

mereka hanya

menggunakan buku

atau modul saat ada

perintah dari guru

5. Guru menggunakan

modul pembelajaran

permainan tradisional

di sekolah

√ Guru hanya

menggunakan buku

tematik dan buku

siswa dan terkadang

melalui sumber

internet

Metode yang

digunakan saat

pembelajaran

6. Apakah guru

menggunakan metode

dalam pembelajaran

√ Guru menggunakan

beberapa metode

pelajaran seperti

metode ceramah dan

diskusi, selain itu guru

jarang

menggunakannya

dalam pembelajaran

sehari-hari

Penggunaan 7. Guru menggunakan √ Penggunaan media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

106

media dalam

pembelajaran

media untuk

mendukung

pemahaman siswa

pembelajaran tidak

diberikan setiap kali

pelajaran, guru hanya

menggunakan pada

materi-materi tertentu

Keterkaitan

pembelajaran

dengan permainan

tradisional

8. Guru

menyampaikan

permainan tradisional

dalam pembelajaran

tematik

√ Guru belum pernah

mengimplementasikan

permainan tradisional

kedalam pembelajaran

9. Guru mempraktikan

permainan tradisional

dalam pembelajaran

tematik pada

kompetensi dasar

ketrampilan

√ Guru belum pernah

memberikan

permainan dalam

pembelajaran

meskipun saat

penugasan

Partisipasi siswa

dalam mengikuti

pembelajaran

tematik

10. Siswa menjawab

pertanyaan yang

diberikan oleh guru

√ Siswa sangat antusias

ketika guru

memberikan

pertanyaan, terlebih

jika menggunakan

benda konkrit siswa

lebih aktif

Kegiatan-kegiatan

yang dilakukan

saat jam istirahat

11. Siswa bermain

secara mandiri atau

berkelompok

√ Siswa dapat

berhubungan baik

dengan teman-

temannya sehingga

dapat bekerja dalam

kelompok dengan baik

12. Permainan-

permainan apa saja

yang di lakukan siswa

saat jam istirahat

√ Siswa lebih banyak

menghabiskan bermain

sepak bola bagi siswa

laki-laki dan berlarian

serta hanya duduk

dihalaman sekolah

bagi siswa perempuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

107

Lampiran 2 Hasil Wawancara Guru Kelas

Rangkuman Jawaban Wawancara Guru Kelas I

No Aspek Pertanyaan Rangkuman Jawaban

1. Modul

Pembelajaran

1. Sumber belajar apa saja

yang pernah ibu gunakan

dalam belajar?

Sejauh ini hanya menggunakan

buku guru, buku siswa saja dan

internet

2. Bagaimana cara ibu

menfaatkan modul

pembelajaran?

Karena saya jarang

menggunakan buku atau modul

dari perpustakaan selain buku

tematik jadi saya mungkin akan

menggunakan soal-soal evaluasi

pada modul

2. Metode

Pembelajaran

3. Metode apa yang

pernah ibu gunakan saat

pembelajaran di kelas?

Saya lebih sering menggunakan

metode ceramah dan metode

diskusi

4. Mengapa ibu memilih

metode tersebut dalam

proses belajar?

Karena agar saya dapat

mengontrol anak-anak dengan

mudah, dan memberikan

bimbingan kepada setiap anak

5. Apakah ibu pernah

mencoba metode lain?

Pernah, yaitu menggunakan

demonstrasi

6. Apa saja manfaat

penggunaan metode

pembelajaran dikelas?

Membantu anak untuk aktif,

bekerja dalam kelompok, melatih

siswa untuk tanya jawab

3. Pembelajaran

Tematik

7. Apa saja kesulitan-

kesulitan yang dialami ibu

dalam mengajar tematik?

Sebenarnya tidak ada, hampir

sama dengan pembelajaran

KTSP hanya saja pada

pembelajaran tematik kita harus

bisa membuat anak untuk lebih

aktif

8. Apakah Ibu memiliki

modul pembelajaran

tematik selain modul

guru?

Untuk modul selain tematik tidak

ada

4. Aktvitas Siswa 9. Bagaimana karakter

belajar siswa saat di

kelas?

Karekter siswa saat di kelas

setiap individual berbeda-beda,

sehingga ada beberapa siswa

yang memang aktif dalam

berbicara dan ada yang pasif

10. Bagaimana kondisi

siswa saat dikelas sedang

pembelajaran?

Saat siswa diberikan tugas,

terutama dalam menyalin mereka

akan duduk tenang. Namun jika

guru sedang menjelaskan materi

terkadang kelas ramai tetapi

masih bisa dikondisikan

5. Permainan

Tradisional

11. Apa yang dimaksud

permainan tradisional

menurut Ibu?

Permainan tradisional adalah

permainan yang sudah aja sejak

dahulu dan dimainkan diruangan

terbuka bersama kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

108

12. Menurut Ibu apakah

siswa mengetahui tentang

jenis-jenis permainan

tradisional?

Iya tahu ada gobak sodor,

egrang, boi-boian, ular tangga

13. Apa saja permainan

tradisional yang sering

siswa mainkan di

sekolah?

Berdasarkan pengamatan saya,

ketika siswa istirahat mereka

lebih banyak bermain sepak bola

bagi siswa laki-laki dan bermain

petak umpet bagi siswa

perempuan

14. Bagaimana tanggapan

Ibu jika permainan

tradisional sebagai

implementasi proses

pembelajaran tematik?

Menurut saya, selama tujuan itu

baik dan membantu proses

pembelajaran di kelas saya setuju

15. Bagaimana ibu

apakah pengembangan

modul pembelajaran

permainan tradisional

dalam pembelajaran

tematik akan tercapai

dengan baik?

Mungkin akan tercapai jika

disusun secara sistematis dan

disesuaikan dengan kompetensi

dasar dan tujuan yang sama

16. Apakah lingkungan

sekolah mendukung

adanya proses

pengimplementasian

pembelajaran tematik

kedalam permainan

tradisional?

Bagi saya ini inovasi yang bagus

dalam mengembangkan modul

tematik yang diimplementasikan

dalam permainan tradisional

selain mengupayakan tujuan

pembelajaran juga mengenalkan

permainan tradisional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

109

Lampiran 3 Hasil Validasi Ahli I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

113

Lampiran 4 Hasil Validasi Ahli II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

117

Lampiran 5 Hasil Validasi Guru Kelas 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

121

Lampiran 6 Hasil Uji Coba Produk Guru Kelas I

Hasil Uji Coba Produk Terbatas oleh Guru Kelas I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

123

Lampiran 7

Rekapitulasi Skor Hasil Validasi dan Skor Uji Coba Produk

No Validator Hasil

Skor Kategori

Validasi

1. Ahli I 4,8 Sangat Baik

2. Ahli II 4,4 Sangat Baik

3. Guru Kelas I 4,46 Sangat Baik

Uji Coba Terbatas

4. Guru Kelas I 4,4 Sangat Baik

Jumlah 18,06

Rata-rata 4,51

Kategori Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

124

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

125

Lampiran 9 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

126

Lampiran 10 Gambar Produk yang Dikembangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

152

Lampiran 11 Gambar Uji Coba Produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK ...repository.usd.ac.id/34793/2/151134206_full.pdf · “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan Tradisional Anak untuk

154

Lampiran 12 Curriculum Vitae

CURRICULUM VITAE

Irene Pri Septianing adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma

program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2015. Peneliti dilahirkan

di Cilacap pada tanggal 30 September 1997. Peneliti adalah anak pertama dari 3

bersaudara. Peneliti memulai pendidikan TK di TK Kristen Margirahayu setelah 2

tahun tamat TK peneliti melanjutkan pendidikan di SD Kristen Adiraja setelah 6

tahun lulus melanjutkan ke SMP Kristen Adiraja setelah menyelesaikan

pendidikannya dengan tepat waktu peneliti melanjutkan pendidikan SMA di SMA

N 1 Adipala selama 3 tahun kemudian melanjutkan pendidikannya keperguruan

tinggi hingga saat ini penulis sedang berada di semester 8.

Menjadi seorang guru adalah cita-cita peneliti berada di bangku SD,

peneliti menjelaskan keinginannya terinspirasi dari sosok guru dimana guru

tersebut adalah ibunya sendiri. Melihat ibunya di cintai oleh banyak siswa dan

membagikan ilmunya untuk orang lain membuat peneliti ingin mengikuti jejaknya

ibunya. Untuk menggapai cita-cita menjadi seorang guru sehingga sekarang

peneliti memilih melanjutkan keperguruan tinggi mengambil program studi PGSD

di USD pada tahun 2015. Selama mengikuti perkuliahan di PGSD USD, peneliti

mendapat banyak sekali pengalaman antara lain adalah mengikuti pelatihan

inisiasi FKIP pada tahun 2016, Kursus Mahir Dasar (KMD), Program Pengenalan

Lingkungan (PPL), mengikuti seminar dan kuliah umum. Terakhir peneliti

menulis skripsi dengan judul “Pengembangan Modul Pembelajaran Permainan

Tradisional Anak Untuk Kelas 1 Tema 3 Subtema 3 SD Kanisius Pugeran”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI