pengembangan modul pembelajaran ipa - … · untuk siswa kelas iii sd kanisius demangan baru 1...
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA
“AKU CINTA LINGKUNGANKU”
UNTUK SISWA KELAS III SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1
MENGGUNAKAN PENDEKATAN PARADIGMA PEDAGOGI
REFLEKTIF
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Rena Christiani
NIM : 131134007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu setia menyertai dan
memberiku kekuatan jasmani dan rohani.
2. Mamakku tercinta Yohana Warsiyam, yang selalu memberikan perhatian,
motivasi, dan kasih sayang yang tulus.
3. Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan (KBKK) yang telah memberikan
beasiswa dan perhatian kepadaku selama studi di PGSD Universitas Sanata
Dharma.
4. Seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan nasehat.
5. Teman-temanku PGSD angkatan 2013 yang turut membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Almamaterku: Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
MOTTO
Orang yang tak berpengalaman mendapat kebodohan, tetapi orang yang bijak
bermahkotakan pengetahuan.
( Amsal 14:18)
A person who never make a mistake never tried anything new.
(Albert Einstein)
Berbahagialah, karena bahagia adalah kemewahan yang tak bisa kau beli di
toko manapun dan hanya bisa kau beli dengan rasa syukur.
(Rena Christiani)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA
“AKU CINTA LINGKUNGANKU”
UNTUK SISWA KELAS III SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1
MENGGUNAKAN PENDEKATAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF
Rena Christiani
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang didasari oleh
keprihatinan peneliti akan menurunnya sikap cinta lingkungan. Berlatarbelakang
keprihatinan tersebut, peneliti melakukan analisis kebutuhan di kelas III SD
Kanisisus Demangan Baru 1 guna mengetahui materi dan pembelajaran yang tepat
untuk menanamkan sikap cinta lingkungan kepada siswa. Berdasarkan data analisis
kebutuhan, peneliti mengembangkan sebuah modul pembelajaran IPA “Aku Cinta
Lingkunganku” dengan menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif
yang juga memuat kunci penting pendidikan emansipatoris yakni: humanisasi,
kesadaran kristis, dan mempertanyakan sistem.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and
Development). Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang
dimodifikasi dari Tomlinson (1998), meliputi (1) analisis kebutuhan, (2) desain
produk, (3) revisi, (4) implementasi, (5) evaluasi dan refleksi. Tujuan dari penelitian
ini adalah menguraikan proses pengembangan modul IPA “Aku Cinta
Lingkunganku”, serta mendeskripsikan kualitas modul pembelajaran IPA “Aku Cinta
Lingkunganku”. Modul pembelajaran IPA “Aku Cinta Lingkunganku divalidasi oleh
validator yang ahli dalam bidang kurikulum dan guru IPA SD dengan presentase nilai
rata-rata 81 % (sangat baik) sehingga layak digunakan.
Implementasi dilakukan pada kelas III di SD Kanisius Demangan Baru 1
dengan jumlah responden 26 siswa. Hasil presepsi siswa terhadap kualitas modul
yang dikembangkan adalah materi yang dikembangkan dalam modul dapat membantu
siswa untuk lebih memahami dan menyadarkan siswa akan pentingnya merawat
lingkungan terutama tumbuhan. Hal ini dapat diketahui melalui observasi dan
wawancara peneliti kepada siswa serta data kuesioner persepsi yang dibagikan.
Kata kunci: Pengembangan, modul, PPR, Emansipatoris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF NATURAL SCIENCE MODULE
"AKU CINTA LINGKUNGANKU"
FOR STUDENTS GRADE 3 ELEMENTARY SCHOOL AT DEMANGAN BARU 1
USING APPROACH REFLEXTIVE PEDAGOGY PARADIGMA
Rena Christiani
Sanata Dharma University
2017
This research is a research development based on concern of researchers will
decrease the attitude of love environment. Based on these concerns, the researcher
conducted a need analysis in class III SD Kanisisus Demangan Baru 1 to find out the
right materials and learning to instill environmental love attitude to the students.
Based on the needs analysis data, the researcher develops an IPA learning module
"Aku Cinta Lingkunganku" using the Reflective Pedagogical Paradigm Approach
which also contains important key of emancipatory education that is: humanization,
awareness of christ, and questioning system.
This type of research is research and development (Research and
Development). The study used a modified development procedure from Tomlinson
(1998), including (1) needs analysis, (2) product design, (3) revision, (4)
implementation, (5) evaluation and reflection. The purpose of this research is to
describe the process of developing Natural Science module "Aku Cinta
Lingkunganku", and describe the quality of science learning module "Aku Cinta
Lingkunganku". Natural Science learning module "Aku Cinta Lingkunganku
validated by validators who are experts in the curriculum and science teachers SD
with an average percentage value of 81% (very good) so worthy of use.
Implementation is done in class III at Kanisius Elementary School Demangan
Baru 1 with the number of respondents 26 students. The result of students'
perceptions on the quality of modules developed is the material developed in the
module can help the students to better understand and awaken the students about the
importance of taking care of the environment especially the plants. This can be
known through the observation and interview the researcher to the students as well
as the data of the distributed perception questionnaire.
Keywords: Development, module, PPR, Emancipatory
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga
peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengembangan
Modul Pembelajaran IPA “Aku Cinta Lingkunganku”Untuk Siswa Kelas III SD
Kanisius Demangan Baru 1 Menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi
Reflektif. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Peneliti menyampaikan penghormatan dan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu serta memberikan motivasi
dalam penyususnan skripsi sampai selesai. Pada kesempatan ini, peneliti
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
3. Eny Winarti, S.Pd., M.Hum., Ph.D., selaku dosen Pembimbing I yang telah
berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan selama proses penelitian
maupun dalam penulisan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
4. Wahyu Wido Sari, M.Biotech., selaku dosen Pembimbing II yang telah
berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan selama proses penelitian
maupun dalam penulisan skripsi.
5. Segenap Staf dosen pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma yang
telah memberikan pelayanan prima, tambahan pengetahuan, dukungan dan
bantuan selama proses perkuliahan.
6. Y. Hariyanta, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Demangan Baru 1
yang sudah mengijinkan peneliti dalam melakukan penelitian demi
terselesaikannya skripsi ini.
7. Para guru dan seluruh siswa-siswi SD Kanisius Demangan Baru 1 yang sudah
membantu peneliti demi terselesaiknnya skripsi ini.
8. Validator yang berkenan memvalidasi produk skripsi ini dengan memberikan
komentar dan saran demi perbaikan kualitas produk yang dikembangkan
peneliti.
9. Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan (KBKK) yang telah memberikan
beasiswa, kasih sayang, dan cinta kepada peneliti selama studi di PGSD
Universitas Sanata Dharma.
10. Romo Madya Utama, SJ sebagai bapak rohani peneliti yang telah
mendampingi peneliti selama studi di PGSD Universitas Sanata Dharma.
11. Mamakku tercinta Yohana Warsiyam yang selalu memberikan doa, motivasi,
dukungan, serta kasih sayang tulus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
12. Budeku tercinta Suginem Warsiyam yang selalu memberikan doa, motivasi,
dukungan, serta kasih sayang tulus.
13. Kakakku tersayang Andreas Joko Dwiyanto dan Martina Kris Widarti yang
selalu memberikan doa, motivasi, dukungan, serta semangat.
14. Alm. Ayahku Kasirin yang melihat dari rumah Bapa di Surga
15. Ratih Indriani, sahabat tercinta yang selalu memberikan semangat dan
dukungan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
16. Teman-temanku PGSD angkatan 2013 yang turut membantu peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
17. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah
memberikan doa, dukungan, dan semangat hingga skripsi ini terselesaikan
dengan baik.
18. Almamater peniliti: Universitas Sanata Dharma.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan
keterbatasan. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................................. vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................................. viii
ABSTRACT ................................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR PRAKATA .............................................................................. x
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xxi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xxii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
DAFTAR ISI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 7
1.5 Definisi Operasional .......................................................................................... 8
1.6 Spesifikasi Produk yang diharapkan ................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 10
2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................. 10
2.1.1 SD Kanisius Demangan Baru 1 ....................................................................... 10
2.1.1.1 Latar Belakang Siswa di SD Kanisius Demangan Baru 1 ................. 11
2.1.2 Paradigma Pedagogi Reflektif ........................................................................ 12
2.1.2.1 Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif ......................................... 12
2.1.2.2 Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif ............................................... 13
2.1.2.3 Langkah-langkah Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif ............. 14
2.1.3 Model Pembelajaran Emansipatoris ............................................................... 15
2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ....................................................................... 18
2.1.4.1 Definisi IPA ....................................................................................... 18
2.1.4.2 Tujuan Pembelajaran IPA .................................................................. 18
2.1.5 Modul ................................................................................................................. 19
2.1.5.1 Pengertian Modul ............................................................................... 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
2.2 Penelitian yang Relevan .................................................................................. 23
2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 27
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................ 27
3.2 Setting Penelitian ............................................................................................. 27
3.2.1 Tempat Penelitian ............................................................................................. 27
3.2.2 Subjek Penelitian .............................................................................................. 27
3.2.3 Waktu Penelitian ............................................................................................... 27
3.3 Prosedur Pengembangan ................................................................................. 28
3.3.1 Analisis Kebutuhan .......................................................................................... 29
3.3.2 Desain Produk ................................................................................................... 30
3.3.3 Revisi .................................................................................................................. 31
3.3.4 Implementasi ..................................................................................................... 31
3.3.5 Evaluasi dan Refleksi ....................................................................................... 32
3.4 Instrumen Penelitian ........................................................................................ 32
3.4.1 Instrumen Pra Penelitian untuk Guru dan Siswa .......................................... 32
3.4.2 Instrumen Penelitian Persepsi Siswa Terhadap Kualitas Modul
Pembelajaran IPA “Aku Cinta Lingkunganku” ............................................. 37
3.4.3 Instrumen Validasi ............................................................................................. 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 45
3.6 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 47
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................ 47
4.2 Pembahasan ..................................................................................................... 48
4.2.1 Prosedur Pengembangan Modul ..................................................................... 48
4.2.1.1 Analisis Kebutuhan ............................................................................ 48
4.1.1.2 Desain Modul ...................................................................................... 58
4.1.1.3 Penilaian Produk ................................................................................. 64
4.1.1.4 Implementasi ....................................................................................... 69
4.1.1.5 Evaluasi dan Refleksi .......................................................................... 76
4.2.2 Deskripsi Kualitas Modul Pembelajaran IPA “Aku Cinta Lingkunganku.
.............................................................................................................................. 77
4.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Modul Pembelajaran IPA “Aku Cinta
Lingkunganku” ................................................................................................... 78
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 79
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 79
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................... 81
5.3 Saran ................................................................................................................ 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 82
LAMPIRAN ................................................................................................................ 84
RIWAYAT PENELITI ...................................................................................................... 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Bagan Kerangka Berpikir .................................................................................. 26
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Pra Penelitian untuk Guru ............................................... 32
Tabel 3.2 Lembar Pertanyaan Pra Penelitian Untuk Guru .............................................. 33
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pra Penelitian untuk Siswa ............................................. 35
Tabel 3.4 Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ................................................... 35
Tabel 3.5 Instrumen Penelitian Persepsi Siswa Terhadap Kualitas Modul
Pembelajaran “Aku Cinta Lingkunganku” ..................................................... 37
Tabel 3.6 Lembar validitas kuesioner untuk Siswa ......................................................... 39
Tabel 3.7 Lembar validitas kuesioner untuk Guru ........................................................... 41
Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Validasi .............................................................................. 42
Tabel 3.9 Lembar Penilaian Validator ............................................................................... 43
Tabel 3.10 Klasifikasi Kelayakan Skala Likert ................................................................ 46
Tabel 4.1 Data Kuesioner Pra Penelitian untuk Siswa .................................................... 51
Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Kuesioner Pra Penelitian untuk Anak ............................. 52
Tabel 4.3 Data Kuesioner Pra Penelitian untuk Guru ..................................................... 55
Tabel 4.4 Hasil Rekapan Kuesioner Pra Penelitian untu Guru ...................................... 56
DAFTAR TABEL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Tabel 4.6 Patokan Penilaian Skala Likert ......................................................................... 66
Tabel 4.7 Analisis Instrumen Persepsi Siswa Tehadap Kualitas Modul ....................... 73
Tabel 4.8 Persentase Persepsi Siswa Terhadap Kualitas Modul Pembelajaran IPA
“Aku Cinta Lingkunganku”. ............................................................................. 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Gambar Halaman
Tabel 3.1 Langkah Pengembangan ................................................................................... 29
Gambar 4.1 Lembar Pengamatan Siswa ........................................................................... 61
Gambar 4.2 Kegiatan Eksperimen ..................................................................................... 61
Gambar 4.3 Langkah-langkah Kegiatan Eksperimen ...................................................... 62
Gambar 4.4 Materi Mengenai Lingkungan ...................................................................... 63
Gambar 4.5 Komentar dari Validator ................................................................................ 65
Gambar 4.7 Komentar Validator Mengenai Modul ......................................................... 67
Gambar 4.8 Perbandingan Sebelum dan Sesudah Diperbaiki ........................................ 68
Gambar 4.9 Kegiatan Diskusi ............................................................................................. 70
Gambar 4.10 Kegiatan Eksperimen ................................................................................... 71
DAFTAR GAMBAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
Lampiran Halaman
Lampiran 1. Pertanyaan Pra Penelitian untuk Guru ........................................................ 85
Lampiran 2. Pertanyaan Pra Penelitian untuk Siswa ....................................................... 91
Lampiran 3. Lembar Validasi Modul oleh Ahli Kurikulum ........................................... 93
Lampiran 4. Lembar Validasi Modul oleh Guru IPA SD ............................................... 95
Lampiran 5. Lembar Kuesioner Persepsi Siswa ............................................................... 97
Lampiran 6. Presensi Kehadiran Saat Implementasi ..................................................... 101
Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian ..................................................................................... 102
Lampiran 8. Surat Keterangan Penelitian ....................................................................... 103
Lampiran 9. Dokumentasi ................................................................................................ 104
DAFTAR LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan sebuah negara terdiri yang dari banyak pulau yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke. Setiap pulau memiliki keunikan yang
berbeda-beda baik dari budaya maupun kehidupan sosial ekonominya. Apabila dikaji
dari sumber daya alamnya, Indonesia merupakan negara yang kaya. Kekayaan alam
ini dibuktikan dengan banyaknya sumber daya alam yang dapat kita nikmati bersama
seperti hasil tambang, pertanian, maupun perkebunan. Kekayaan alam ini digunakan
oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Manusia dan alam
(lingkungan) merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Lingkungan
memiliki peran penting dalam kehidupan manusia karena lingkungan menyediakan
segala kebutuhan hidup manusia.
Menurut UU No 32 Tahun 2009, Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Manusia dan alam (lingkungan)
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Lingkungan memiliki peran
penting dalam kehidupan manusia karena lingkungan menyediakan segala kebutuhan
hidup manusia. Lingkungan juga merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi
perkembangan anak. Lingkungan memberikan ruang yang luas bagi anak untuk
belajar dan mengembangkan diri. Lingkungan dan anak merupakan kesatuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
saling mempengaruhi sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan. Maka dari itu
kesadaran untuk menjaga lingkungan harus ditanamkan kepada setiap individu tak
terkecuali kepada anak-anak. Menurut Suhatman (2009:27) kesadaran merupakan
salah satu unsur penting pada manusia yang dapat memunculkan pemahaman
manusia terhadap realitas kehidupan serta tindakan yang dilakukan. Kesadaran
adalah hal penting yang harus dimiliki oleh setiap manusia, karena dengan kesadaran
manusia akan lebih bisa memahami dan berpikir sebelum melakukan sebuah
tindakan. Keasadaran untuk menjaga lingkungan akan mendorong individu untuk
memiliki sikap peduli terhadap lingkungan. Kesadaran dan kepedulian terhadap
lingkungan juga diharapakan berkembang pada setiap individu. Upaya untuk
meningkatkan kesadaran pada individu dapat dimulai dari jenjang pendidikan formal
yakni sekolah dasar.
Berdasarkan ensiklik Laudato Si tahun 2015 yang ditulis oleh tokoh besar
umat Katolik yaitu Bapa Paus, bumi kita sedang mengalami kerusakan dan
pencemaran yang sangat parah. Kerusakan dan pencemaran yang terjadi menjadi
masalah global berupa kerusakan hutan, kerusakan tanah, pencemaran air,
pencemaran udara, dan rusaknya keanekaragaman hayati. Seperti yang dijelaskan
oleh Bapa Paus dalam ensikliknya, jika kondisi seperti ini terus dibiarkan akan
berakibat sangat buruk bagi generasi penerus karena mereka akan menuai apa yang
kita lakukan sekarang. Selain itu, peneliti juga melakukan kegiatan wawancara dan
observasi untuk mengetahui kepedulian masyarakat terhadap lingkungan di PSL
(Pusat Studi Lingkungan) milik Universitas Sanata Dharma. Peneliti melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
wawancara pada tanggal 12 april 2016 kepada narasumber yaitu salah satu petugas
di PSL.
Dari wawancara yang telah dilakukan dapat diketahui mengenai tanggapan
narasumber tentang keadaan alam yang ada di sekitar kita saat ini. Beliau berpendapat
bahwa bumi memiliki mekanisme sendiri untuk berevolusi, serta keadaan alam yang
mengalami kerusakan juga disebabkan oleh relasi antara manusia dengan alam yang
mengalami kekeliruan. Contohnya ketika orang membuang sampah sembarangan, hal
ini termasuk relasi antara manusia dengan alam yang tidak baik. Ketika semua orang
melakukan hal sama, maka akan terjadi bencana. Hal lain yang dapat kita rasakan
karena kerusakan lingkungan adalah makin meningkatkan suhu, kerusakan hutan
mangrove yang berada di sekitar pantai, serta siklus musim yang tidak menentu.
Narasumber menambahkan bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi juga
karena gaya hidup masyarakat saat ini. Contohnya adalah penggunaan bahan kimia
untuk pertanian dan perkebunan, sebagian besar masyarakat banyak yang
menggunakan pestisida untuk lahan pertanian mereka. Menurut narasumber relasi
yang baik antara manusia dengan alam adalah relasi yang menggunakan akal budi
manusia, hubungan yang saling menguntungkan dan bukan yang saling merugikan.
Narasumber menjelaskan bahwa segala sesuatu yang ada di bumi adalah milik
manusia karena manusialah yang memiliki akal budi sehingga berhak untuk menjaga
dan merawat. Tetapi yang terjadi manusia lebih banyak merusak lingkungan untuk
kepentingan diri sendiri serta untuk menyalurkan ekspresinya. Contohnya, ketika
manusia memburu atau menembak binatang bukan untuk kebutuhan makannya tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
hanya sekedar membuktikan bahwa ia pandai dan jitu menembak. Hal tersebut
berdampak langsung pada kelangsungan hidup lingkungan di sekitarnya.
Pada kegiatan wawancara, narasumber juga berpesan sebagai generasi muda
kita harus menjaga lingkungan dengan baik untuk kelangsungan hidup generasi
selanjutnya serta penting sekali mengenalkan lingkungan kepada anak-anak karena,
ketika anak-anak telah mengenal lingkungan maka akan tersimpan di memori mereka
tentang suatu hal yang baik. Dalam hal ini sekolah merupakan lembaga pendidikan
yang dapat digunakan untuk menanamkan sikap peduli lingkungan kepada para
siswa. Namun, hal tersebut belum sesuai dengan kenyataan yang terlihat di SD
Kanisius Demangan Baru 1. Sekolah tersebut belum mampu menanamkan sikap
peduli kepada para siswa. Hal ini terlihat dari perilaku siswa yang masih terlihat
manja ketika melaksanakan piket. Selain itu, siswa juga belum memiliki kesadaran
untuk merawat tumbuhan yang ada di sekitar kelas mereka sehingga banyak
tumbuhan yang layu bahkan mati. Pemberian tanggung jawab untuk melaksanakan
piket kelas tidak serta merta membuat kepedulian siswa terhadap lingkungan
meningkat karena debu dan tanaman layu tetap bisa ditemui di sekitar lingkungan
kelas.
Berdasarkan hasil observasi, para guru sudah menghimbau para siswa untuk
menjaga kebersihan kelas dan merawat tumbuhan di sekitar kelas masing-masing.
Akan tetapi himbauan tersebut tidak dipedulikan oleh siswa. Maka dari itu
dibutuhkan perlakuan dan penanganan tertentu untuk meningkatkan kepedulian siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
terhadap kebersihan dan kelestarian tumbuhan sehingga siswa memiliki sikap peduli
lingkungan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan observasi yang peneliti
lakukan di SD Kanisius Demangan Baru 1 pada Juli 2016, siswa-siswi di kelas III
cenderung memiliki sikap peduli lingkungan yang kurang dibandingkan dengan
kelas-kelas lainnya. Hal ini kurang sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Asmani (2011:89) yang menjelaskan bahwa pada usia 9-10 tahun anak sudah
memasuki tahapan perkembangan sikap peduli sehingga seharusnya siswa kelas III
sudah memilki kepedulian terhadap lingkungan. Selain itu berdasarkan hasil
observasi yang peneliti lakukan, di ruang kelas terdapat debu dan tanaman yang layu
bahkan kering.
Oleh karena itu, peneliti mengembangkan sebuah modul pembelajaran yang
dapat mengembangkan kepedulian siswa terhadap lingkungan terutama tumbuhan
guna mengatasi pencemaran udara. Modul yang dikembangkan menggunakan
pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif. Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan
polapikir dalam menumbuhkembangkan kepribadian siswa menjadi pribadi kristiani.
Pola pikir yang dimaksud adalah membentuk pribadi siswa dengan pengalaman akan
suatu nilai yang dikemas dengan refleksi dan aksi. (Subagya, 2010). Dari pengertian
tersebut, PPR bertujuan untuk membentuk pribadi siswa hingga menemukan sebuah
nilai kehidupan sebagai penentu aksi yang akan dilakukan. Pedekatan PPR
diharapkan mampu meningkatkan kesadaran siswa terhadap lingkungan, dalam
lingkup kecilnya adalah lingkungan sekolah. Adapun unsur-unsur yang terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dalam PPR yakni konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Unsur-unsur yang
ada dalam PPR tersebut merupakan wujud dari tujuan pembelajaran yang berbasis
karakter yakni competence, conscience, dan compassion. Competence merupakan
kemampuan secara secara intelektual atau kognitif, conscience merupakan
kemampuan secara afektif dalam menentukan pilihan-pilihan yang dapat
dipertanggungjawabkan, dan compassion merupakan kemampuan dalam
psikomotorik yang berupa tindakan nyata disertai sikap bela rasa bagi sesama dan
kepekaan terhadap lingkungan (Subagya, 2010:23-24). Kegiatan yang dipilih peneliti
untuk meningkatkan kesadaran siswa akan lingkungan adalah dengan menggunakan
eksperimen sederhana yang melibatkan seluruh siswa. Pada kegiatan pembelajaran
siswa diberi pengalaman langsung sehingga siswa mampu membangun
pemahamannya sendiri. Pengalaman yang diberikan kepada siswa diberikan dalam
bentuk kegiatan pengamatan di sekitar kelas, melakukan eksperimen
Berdasarkan uraian di atas, kepedulian siswa terhadap lingkungan dapat
ditingkatkan melalui pembelajaran yang menerapkan pendekatan PPR. Maka dari itu,
peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran
IPA “Aku Cinta Lingkunganku” untuk Kelas III SD Kanisius Demangan Baru 1
Menggunakan Pendekatan PPR”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dapat
dirumuskan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.2.1 Bagaimana prosedur atau langkah-langkah Pengembangan Modul
Pembelajaran IPA “Aku Cinta Lingkunganku” untuk kelas III
Menggunakan Pendekatan PPR?
1.2.2 Bagaimana kualitas modul pembelajaran IPA “Aku Cinta
Lingkunganku” dapat membantu siswa untuk menigkatkan sikap
peduli terhadap lingkungan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian pengembangan modul pembelajaran IPA ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1.2.1 Menerangkan proses pengembangan modul pembelajaran IPA “Aku Cinta
Lingkunganku” untuk kelas III menggunakan pendekatan paradigma pedagodi
reflektif.
1.2.2 Mendeskripsikan kualitas modul pembelajaran IPA “Aku Cinta Lingkunganku”
dapat membantu siswa untuk meningkatkan sikap peduli terhadap lingkungan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.2.3 Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan yang positif dalam konteks
pendidikan, khususnya untuk siswa kelas III di SD Kanisius Demangan Baru agar
dapat melakukan tindakan merawat tumbuhan guna meningkatkan sikap peduli
terhadap lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.2.4 Manfaat Praktis
a. Peneliti
Peneliti mampu melakukan penelitian pengembangan yang menghasilkan modul
pembelajaran agar siswa di SD Kaisius Demangan Baru 1 dapat melakukan tindakan
merawat lingkungan.
b. Guru
Guru mendapatkan salah satu sumber berupa modul yang dapat digunakan untuk
menyadarkan siswa kelas III di SD Kanisius Demangan Baru 1 dalam upaya merawat
lingkungan.
c. Anak
Menjadi salah satu sumber belajar tentang pentingnya merawat lingkungan.
1.5 Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1.5.1 Pendidikan Emansipatoris
Pendidikan emansipatoris merupakan suatu model pembelajaran yang
membebaskan siswa untuk mengembangkan kemampuannya, sehingga siswa dan
guru adalah sama-sama pembelajar.
1.5.2 Paradigma Pedagogi Reflektif
Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan polapikir dalam
menumbuhkembangkan kepribadian siswa sehingga menemukan sebuah nilai
kehidupan sebagai penentu aksi yang akan dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1.5.3 Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang
alam dan segala peristiwa yang tejadi di alam termasuk segala makhluk hidup yang
hidup di alam dengan menggunakan metode-metode yang mendukung.
1.5.4 Modul
Modul adalah sebuah buku yang bertujuan agar siswa dapat belajar secara
mandiri tanpa harus bergantung pada bantuan guru.
1.6 Spesifikasi Produk yang diharapkan
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu bahan ajar
pembelajaran IPA berupa modul pembelajaran mengenai pentingnya merawat
lingkungan terkhusus merawat tumbuhan untuk kelas III. Produk dikembangkan
sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Adapun Standar
Kompetensi yang dipilih oleh peneliti adalah memahami kondisi lingkungan yang
berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya menjaga kesehatan lingkungan.
sedangkan Kompetensi Dasar yang diambil adalah mendeskripsikan kondisi
lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
Modul berisi materi mengenai pencemaran lingkungan beserta langkah-
langkah kegiatan dalam pembelajaran. Selain itu, modul juga berisi pedoman untuk
melakukan eksperimen yang digunakan untuk menyadarkan siswa akan pentingnya
tumbuhan terhadap lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan (1) Kajian Pustaka, (2) Penelitian yang Relevan
dan (3) Kerangka berpikir.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 SD Kanisius Demangan Baru 1
Sejarah berdirinya SD Kanisius Demangan Baru 1 berawal dari gagasan
Paroki Santo Paulus Rasul Baciro yang melihat kawasan Mrican dan Sorowajan
mempunyai pandangan baik ke depan bagi sekolah katolik. Pada saat yang
bersamaan SD Kanisius Kotabaru 3 mulai mengalamai penurunan siswa karena
kurang diminati oleh masyarakat sekitar. Sehingga pada tahun 1965 didirikan sekolah
dengan meminjam bangunan di sekitar kolam renang Colombo yaitu kelas 4 sampai
dengan kelas 6. Seiring berjalannya waktu, SD Kanisisus Kotabaru semakin dikenal
dan dipercaya oleh masyarakat sekitar karena menghasilkan lulusan yang memiliki
keunggulan.
Pada tahun 1985, bapak A. Miharjo, BA selaku kepala sekolah di SD Kanisius
Kotabaru 3 ikut serta dalam sebuah perlombaan yang bersifat nasional dan berhasil
menghantarkan beliau sebagai juara dan mendapat penghargaan dari Dinas berupa 5
buah lokal ruangan kelas di daerah Demangan Baru yang sekarang dipakai untuk TK-
SD Kanisius Demangan Baru dari dana bantuan kabupaten kota Yogyakarta. Maka
Sekolah SD Kanisius Kotabaru 3 di pindahkan ke lokasi di daerah jalan Demangan
Baru yang kemudian namanya diubah menjadi SD Kanisius Demangan Baru serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
semakin berkembang karena menjadi sekolah yang diperhitungan memberikan
kontribusi di dunia pendidikan.
Sampai saat ini SD Kanisisus Demangan Baru 1 semakin berkembang dengan
jumlah siswa yang cukup banyak dan prestasi-prestasi yang diperoleh. Dalam
perkembangannya, SD Kanisisus Demangan Baru I memiliki visi “Menjadi pendidik
anak Indonesia agar cerdas, berkarakter, peduli terhadap sesama dan lingkungan” dan
misi “Menyelenggarakan pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah yang berkualitas
berlandaskan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan mengoptimalkan sumber daya
bersama mitra strategis”. Selain itu, SD Kanisius Demangan Baru menghidupi nilai-
nilai yang menjadi pedoman untuk mewujudkan tercapainya visi-misi tersebut.
Adapun nilai-nilai yang dihidupi antara lain kasih, disiplin, cerdas, berani dan jujur.
2.1.1.1 Latar Belakang Siswa di SD Kanisius Demangan Baru 1
Pada tahun ajaran 2016/2017 SD Kanisisus Demangan Baru memiliki jumlah
siswa 474 yang terdiri dari 18 kelas paralel dari kelas 1 sampai kelas 6. Berdasarkan
hasil wawancara dengan Bapak Hariyanta selaku kepala sekolah di SD Kanisius
Demangan Baru, para siswa berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah
atas. Hal ini juga terbukti dari observasi yang dilakukan oleh peneiliti selama 3 bulan
terakhir terhitung dari bulan Juli sampai September 2016. Sebagian besar siswa
datang ke sekolah diantar oleh orangtua mereka menggunakan kendaraan roda 4
(mobil). Selain itu, peneliti memperoleh data tentang pekerjaan orang tua siswa dari
formulir daftar ulang siswa pada tahun ajaran 2016/2017. Peneliti juga melakukan
observasi dan wawancara di kelas IIIB yang digunakan sebagai subjek dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
penelitian ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas IIIB pekerjaan
orangtua siswa juga beragam antara lain sebagai dosen, dokter, guru, dll.
Berlatarbelakang dari keluarga menengah atas para siswa di kelas IIIB
memiliki sifat yang cenderung manja. Menurut wali kelas III B, para siswa tidak
peduli dengan hal-hal sederhana yang berkaitan dengan lingkungan dan rasa
tanggungjawab siswa sangat kurang. Kegiatan piket dan merawat tanaman di depan
kelas yang bertujuan untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab siswa pun tidak
sesuai dengan harapan. Pada semester ini setiap siswa membawa tanaman dalam pot
ke sekolah, tujuannya adalah untuk penghijauan kelas, maka dari itu tugas menyiram
tanaman juga diserahkan kepada siswa yang piket. Akan tetapi tugas tersebut tidak
dijalankan oleh para siswa dan sesuai pembelajaran guru harus menunggui siswa
agar mengerjakan piket. Berdasarkan cerita dari wali kelas, pernah ada orangtua
siswa yang protes ketika anak diserahi tanggung jawab piket kelas. Bahkan pernah
ada siswa yang membawa pembantu dari rumah untuk mengerjakan piket di kelas.
2.1.2 Paradigma Pedagogi Reflektif
2.1.2.1 Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif
Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan polapikir dalam
menumbuhkembangkan kepribadian siswa menjadi pribadi kristiani. Polapikir yang
dimaksud adalah membentuk pribadi siswa dengan pengalaman akan suatu nilai yang
dikemas dengan refleksi dan aksi. (Subagya, 2010). Dari pengertian tersebut, PPR
bertujuan untuk membentuk pribadi siswa hingga menemukan sebuah nilai kehidupan
sebagai penentu aksi yang akan dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Nilai yang hendak dikembangkan dalam penelitian ini adalah kesadaran
mencintai lingkungan sehingga siswa dapat melakukan aksi nyata dalam kehidupan
sehari-hari. Modul dikembangkan dengan menggunakan pendekatan PPR yang dapat
menumbuhkan kesadaran siswa akan pentingnya tumbuhan bagi lingkungan terutama
bagi manusia.
2.1.2.2 Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif
Paradigma Pedagogi Reflektif memiliki tujuan meningkatkan kemampuan
individu dalam menanggapi dan menyikapi berbagai hal yang terjadi disekitar secara
kritis sebagai upaya untuk memperdalam pemahaman akan pembelajaran yang telah
diterima baik dari sekolah maupun dari lingkungannya (Subagya, 2010:22).
Paradigma Pedagogi Reflektif dapat menghasilkan individu yang handal dan cakap
dalam mengatasi permasalahan yang ada di kehidupan sosialnya. Dalam hal ini siswa
diharapkan dapat mengatasi permasalahan lingkungan yang terjadi di sekitarnya.
Tujuan dari pembelajaran PPR terwujud dalam 3 nilai yang ada dalam tujuan
pembelajaran. Ketiga nilai tersebut yakni competence, conscience, dan compassion.
Competence merupakan kemampuan secara kognitif atau intelektual, conscience
adalah kemampuan afektif atau sikap dalam menentukan pilihan-pilihan yang dpaat
dipertanggungjawabkan secara moral, sedangkan compassion adalah kemampuan
psikomotorik yang berupa tindakan konkret maupun batin disertai sikap bela rasa
bagi sesama (Subagya, 2010:23-24)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2.1.2.3 Langkah-langkah Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif
Langkah-langkah penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam
pembelajaran terdiri dalam 5 unsur pokok. Unsur-unsur pokok tersebut yakni
konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi.
1. Konteks
Guru memiliki peran sebagai penggali konteks kehidupan yang dialami siswa
dan mengamati perkembangan pencapaian siswa dalam hal kepribadian dan materi
yang dipelajarinya atau materi yang akan diajarkan (Subagya,2010:43). Konteks
merupakan proses pertama dalam siklus PPR yang dilakukan oleh guru dengan
menggugah keterbukaan diri dari siswa. Dalam proses ini siswa diajak untuk
mengamati realitas kehidupan yang terjadi pada diri siswa.
2. Pengalaman
Pengalaman merupakan proses ketika siswa memahami materi yang
dipelajarinya secara mendalam dengan melibatkan semua aspek kemampuan yakni
kognitif, afektif, maupun psikomotor. Pengalaman dibedakan menjadi dua yakni
pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Menurut Subagya (2010:52)
pengalam langsung merupakan pengalaman akan peristiwa yang dialami oleh siswa
yang kemudian dikaitkan dengan materi pelajaran melaui berbagai kegiatan seperti
diskusi dan pengamatan, sedangkan pengalaman tidak langsung diperoleh siswa dari
mendengarkan, melihat, dan membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Refleksi
Menurut Subagya (2010:55) refleksi merupakan unsur pokok yang harus ada
dalam Paradigma Pedagogi Reflektif. Refleksi merupakan proses memunculkan
makna dengan menggunakan daya ingat, pemahaman, imajinasi, pengalaman,
ataupun tujuan yang diinginkan. Refleksi menjadi sarana untuk mengaitkan antara
pengalaman yang diperoleh dalam pembelajaran dengan aksi ataupun tindakan yang
akan dilakukan. Kegiatan refleksi diharapkan mampu menjadi sarana bagi siswa
untuk menemukan makna dan nilai positif dalam proses pembelajaran yang telah
dilakukan.
4. Aksi
Aksi merupakan pilihan batin dari hasil refleksi yang diwujudkan dalam
tindakan nyata. Tindakan nyata dilakukan dengan dasar pemaknaan akan hidup,
sikap, dam nilai-nilai yang telah dipilihnya. (Subagya. 2010:61).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses dalam PPR yang burtujuan untuk emmbentuk
manusia yang utuh, memiliki kemampuan secara intelektual, memiliki sikap
religious, penuh kasih, dan memiliki keinginan serta tekad untuk berbuat adil dalam
pelayanan pada sesama (Subagya, 2010:63).
2.1.3 Model Pembelajaran Emansipatoris
Model pembelajaran emansipatoris merupakan model pembelajaran yang
melibatkan dialog aktif antara peserta didik dengan guru guna mencapai tujuan
belajar. (Suprijono,2016:40). Proses pembelajaran akan lebih efektif apabila guru dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
siswa melakukan dialog secara aktif sehingga pemahaman dan pengalaman keduanya
dapat berkembang. Model pembelajaran emansipatoris mampu membantu siswa dan
guru untuk menanggapi realitas kehidupan di sekitarnya sehingga mampu
menumbuhkan kesadaran. Pada model pembelajaran ini, peserta didik memiliki
kebebasan dalam mengaktualisasikan dirinya, karena baik guru maupun peserta didik
dapat belajar bersama. Hal ini selaras dengan pemikiran Suprijono (2016:41) yang
mengatakan bahwa model pembelajarn emansipatoris dapat diartikan sebagai proses
pembebasan kehidupan dari unsur-unsur pembelenggu dan memiliki sifat
berkelanjutan serta dinamis.
Model pembelajaran emansipatoris memiliki tiga kunci penting yaitu
humanisasi, kesadaran kritis, dan mempertanyakan sistem.
1. Humanisasi
Humanisasi adalah pendidikan yang memanusiakan manusia, maksudnya
pendidikan ini memungkinkan manusia untuk semakin mengasah akal budi dan
mendidik hati nurani. Dalam dunia pendidikan siswa dipandang sebagai subjek yang
memiliki kemampuan dibandingkan dengan makhluk lainnya yakni memiliki
kecerdasan ataupun kemmpuan. Pendidikan humanisasi bertujuan untuk
menciptakan perubahan dan perkembangan peserta didik tidak hanya pada segi
kognitif melainkan pada segi sikap. Winarti dan Anggadewi (2015) menjelaskan
bahwa untuk membentuk manusia yang humanis diperlukan beberapa hal pokok
yakni cinta, kerendahan hati, iman, harapan, kepercayaan, dan pemikiran kritis.
Manusia akan memiliki sikap humanis apabila memiliki cinta untuk dirinya sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dan orang lain, memiliki kerendahan hati untuk menyadari segala realitas kehidupan
dan lingkungannya, serta memiliki iman dan harapan yang kuat dalam proses
kehidupan. Selain itu, menjadi manusia yang humanis berarti memiliki pemikiran
kritis dalam menanggapi segala persoalan baik pada dirinya sendiri maupun
lingkungannya.
2. Kesadaran Kritis
Kesadaran kritis adalah ketika seseorang mampu menerima dan menolak
realitas dalam kehidupannya serta mampu mempertahankan (Smith,2001:31). Ketika
kesadaran kritis sesorang semakin berkembang maka semakin besar pula
kemampuannya untuk mengubah kenyataan hidup. Sesorang yang memiliki
kesadaran kritis mampu membuat keputusan-keputusan yang rasional mengenai
sesuatu yang diyakini kebenarannya.
3. Mempertanyakan Sistem
Mempertanyakan sistem merupakan suatu proses yang terjadi ketika peserta
didik memperoleh ruang untuk mengembangkan pemikiran dan pengetahuan yang
dimilikinya. Pemikiran siswa dapat berkembang ketika siswa belajar dari pengalaman
dan lingkungan sekitar, serta dapat saling bertukar pikiran dengan guru. Peran guru
tidak hanya sebagai pengajar yang sekedar memberikan materi, tetapi sama-sama
sebagai pembelajar. Ketika terjadi dialog antara keduanya, maka pemahaman dan
pengalaman akan realitas dari kedua belah pihak pun berkembang. Dialog dalam hal
ini adalah suatu percakapan yang dilakukan oleh guru dan siswa yang menghasilkan
suatu kesimpulan baru, yang lebih baik serta sesuai dengan kehidupan nyata. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pemahaman baru yang diperoleh, maka kedua pembelajar akan menjadi teman yang
secara bersama-sama memberdayakan satu sama lain.
2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
2.1.4.1 Definisi IPA
Menurut Sumatowa (2011) istilah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan
terjemahan dari bahasa inggris “Natural Science”, natural berarti berhubungan
dengan alam, sedangkan science berarti ilmu pengetahuan. Jadi, secara harafiah IPA
merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.
Sedangkan Trianto (2010) berpendapat bahwa IPA merupakan kumpulan teori yang
sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan
berkembangnya melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta
menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. Dari
definisi kedua tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang alam dan segala peristiwa yang
tejadi di alam termasuk segala makhluk hidup yang hidup di alam dengan
menggunakan metode-metode yang mendukung.
2.1.4.2 Tujuan Pembelajaran IPA
Menurut Iskandar (2001) pembelajaran IPA bertujuan untuk membantu setiap
orang agar mempunyai sikap ilmiah. Beberapa sikap ilmiah yang dimaksudkan antara
lain (1) objektif terhadap fakta, artinya tidak dicampuri oleh perasaan dalam
menggungkapkan sesuatu dengan fakta dan tidak dibuat-buat, (2) tidak tergesa-gesa
dalam mengambil kesimpulan sebelum ada banyak bukti yang menguatkan data, (3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
berhati terbuka yaitu mempertimbangkan penemuan orang lain walaupun pendapat
orang lain bertentangan dengan penemuan diri sendiri, (4) tidak mencampur adukkan
fakta dengan pendapat, (5) bersifat hati-hati, serta (6) ingin menyelidiki.
Proses pembelajaran IPA akan sangat berkembang dan bermanfaat apabila
setiap orang yang mempelajarinya memiliki sikap-sikap ilmiah seperti yang telah
dipaparkan di atas. Dalam penelitian ini, kegiatan dalam pembelajaran dibuat untuk
memunculkan sikap-sikap ilmiah tersebut. Salah satunya yakni sikap ingin
menyelidiki, hal ini dimunculkan dalam kegiatan eksperimen sederhana yang sudah
ada dalam langkah-langkah pembelajaran.
2.1.5 Modul
2.1.5.1 Pengertian Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat
belajar secara mandiri tanpa bantuan guru sehingga modul berisi paling tidak tentang
segala komponen dasar bahan ajar yang telah disebutkan sebelumnya (Majid,2012).
Pedapat yang serupa juga dikemukakan oleh Prastowo (2012) yang mengatakan
bahwa modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa
yang mudah dipahami oleh siswa sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar
mereka dapat belajar secara (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal
dari pendidik. Sedangkan menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa (2002) modul
adalah unit terkecil dari suatu pembelajaran yang dapat beroperasi sendiri. Modul
memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar secara mandiri tanpa harus
bergantung pada guru sehingga siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
sesuai dengan modul yang ia pelajari. Selain itu modul yang dirancang berdasarkan
tingkat kebutuhan siswa dapat membantu siswa dalam memahami materi yang sedang
dipelajari. Oleh sebab itu belajar menggunakan modul sangatlah efektif dan efisien
karena siswa dapat memahami suatu materi dengan kecepatan penguasaan yang
sesuai menurut kemampuan masing-masing siswa.
Menurut Santyasa (2009) keuntungan yang diperoleh dari belajar
menggunakan modul adalah (1) meningkatkan pemahaman dan penguasaan siswa
terhadap materi, (2) menigkatkan motivasi siswa, (3) setelah evaluasi, guru dan siswa
mengetahui tingkat pencapaian belajar, (4) siswa mencapai hasil sesuai dengan
kemampuannya, (5) bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester, dan (6)
pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun menurut jenjang
akademik.
Melihat keuntungan yang diperoleh dari belajar menggunakan modul maka
modul memang sangat efektif untuk digunakan dalam suatu pembelajaran. Hal ini
dikarenakan modul dapat meningkatkan kualitas suatu pembelajaran yang mengarah
pada peningkatan pemahaman dan kemampuan belajar siswa sehingga penguasaan
materi oleh siswa dapat terus dioptimalkan. Pada penelitian ini, modul yang
dikembangkan oleh peneliti berisikan materi mengenai pencemaran lingkungan
terutama pencemaran udara, serta kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswa untuk
melakukan kegiatan pengamatan secara langsung baik melalui observasi maupun
eksperimen. Kegiatan pembelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang berjutuan agar setiap siswa yang belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menggunakan modul ini dapat mengalami perkembangan mental sampai pada tahap
kesadaran. Kesadaran yang diharapkan dapat berkembang adalah kesadaran terhadap
lingkungan.
Kualitas sebuah modul tentunya juga tidak lepas dari materi yang terdapat di
dalamnya. Ada beberapa kriteria yang harus terpenuhi agar modul benar-benar efektif
apabila diguankan dalam kegaiatan pembelajaran. Menurut Tomlinson (1998:7-12)
kriteria dalam pembuatan modul adalah (a) materi pembelajaran seharusnya
memiliki pengaruh yang kuat terhadap peserta didik. Setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran, peserta didik diharapkan mengalami perubahan sehingga menjadi lebih
memahami materi yang diajarkan. (b) materi pembelajaran harus membantu siswa
mudah belajar. Materi dikemas dengan sederhana sehingga mudah dipahami oleh
peserta didik. (c) pembelajaran harus dapat membuat siswa lebih percaya diri. Pada
kegiatan pembelajaran terdapat kegiatan yang melibatkan peserta didik seperti
kegiatan pengamatan dan percobaan. (d) materi pembelajaran harus dapat
memfasilitasi peserta didik menjadi pembelajar yang mandiri. Materi pembelajaran
dikemas dengan petunjuk pada setiap kegiatan, sehingga peserta didik dapat
melakukan kegiatan secara mandiri. (e) materi pembelajaran seharusnya tersedia
sesuai dengan fokus pembelajaran yang diajarkan. Pada modul terdapat materi yang
dapat memperkuat pemahaman peserta didik, sehingga peserta didik yakin dengan
jawabannya. (f) materi pembelajaran harus memperhitungkan bahwa peserta didik
memiliki gaya belajar yang berbeda. Materi yang dikemas dalam modul pembelajaran
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. (g) materi pembelajaran harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
memaksimalkan potensi belajar peserta didik secara intelektual, estetika, dan
emosional yang dapat menstimulasi aktivitas otak kanan dan kiri. (h) materi
pembelajaran harus menyediakan kesempatan untuk pembelrian umpan balik. Materi
pembelajaran dilengkapi dengan soal latihan, refleksi, dan aksi untuk mengetahui
umpan balik yang diberikan peserta didik.
Selain memperhatikan karakteristik dalam pengembangan materi dalam
modul, sebuah pembelajaran yang disajikan akan lebih mudah tersampaikan
maknanya apabila memperhatikan karakteristik siswa yang menjadi sasarannya. Usia
rata-rata anak Indonesia ketika memasuki jenjang pendidikan sekolah dasar adalah 6
tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Mengacu pada tahap perkembangan anak, siswa
sekolah dasar berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah
(usia 6-9 tahun), dan masa kanak-kanak akhir (usia 10-12 tahun). Anak-anak usia
sekolah dasar memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya
lebih muda ataupun lebih tua.
Karakteristik anak sekolah dasar adalah senang bermain, senang bergerak,
senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu
secara langsung (Desmita,2012). Menurut (Havighurst, dalam Desmita, 2012) tugas
perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi; penguasaan keterampilan fisik
dalam permainan dan aktivitas fisik, mampu membina hidup yang sehat, belajar
bergaul dan bekerja dalam kelompok, belajar menjalankan peran sosial sesuai dengan
jenis kelamin, belajar membaca, menulis, berhitung agar mampu beradaptasi dengan
,masyarakat, memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai, sehingga dapat mencapai
kemandirian pribadi.
2.2 Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, antara
lain sebagai berikut:
Pertama, penelitian yang berjudul “ Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif
Pada Mata Pelajaran PKn dalam Meningkatkan Kesadaran Siswa akan Nilai
Demokrasi kelas V SD N Sarikarya” oleh Friscilia Verra. Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran akan nilai demokrasi dalam bidang studi PKn. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran PKn dengan menggunakan
model PPR dapat meningkatkan kesadaran akan nilai demokrasi.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ani Handayani (2013) berjudul
“Peningkatan Sikap Peduli Lingkungan Melalui Implementasi Pendekatan Sains
Teknologi Masyarakat (STM) Dalam Pembelajaran IPA Kelas IV.1 Di SD N
Keputran”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah
implementasi pendekatan STM dalam pembelajaran IPA. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan adanya peningkatan sikap peduli lingkungan sebesar 82%.
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut maka penelitian “Pengembangan
Modul Pembelajaran IPA Materi Kesehatan Lingkungan Menggunakan Pendekatan
Paradigma Pedagogi Reflektif Untuk Siswa Kelas III Sekolah Dasar” masih sangat
relevan untuk dilakukan guna memberikan kontribusi bagi siswa maupun guru dalam
proses pembelajaran dan membentuk sikap sadar dan peduli terhadap lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2.3 Kerangka Berpikir
Penelitian yang dilakukan oleh Friscilia Verra (2014) bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran akan nilai demokrasi dalam bidang studi PKn dan Ani
Handayani (2013) bertujuan untuk meningkatkan sikap peduli terhadap lingkungan.
Penelitian-penelitian tersebut menumbuhkan ide bagi peneliti untuk mengembangkan
modul pembelajaran menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif. Modul
Pembelajaran tersebut dapat dijadikan sarana untuk memberikan nilai-nilai kehidupan
kepada para siswa terutama untuk menumbuhkan kesadaran para siswa terhadap
tanggungjawab pada lingkungan sekitar.
Para siswa di SD Kanisius Demangan Baru 1 memiliki rasa tanggungjawab
yang rendah terhadap kebersihan lingkungan sekitar sekolah terutama lingkungan
kelas. Kurangnya rasa tanggungjawab ini juga didasari oleh sikap manja dari siswa
yang rata-rata berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah atas yang
tidak terbiasa melakukan aktivitas yang berkaitan dengan lingkungan sekitar seperti
membersihkan kelas dan menyiram tanaman. Guru kelas juga merasa segan untuk
memberikan teguran kepada siswa karena orang tua siswa yang protes ketika anak-
anak mereka melaksanakan kegiatan bersih-bersih lingkungan kelas maupun sekolah.
Selain itu, minimnya bahan ajar yang dapat memfasilitasi berkembangnya sikap
tanggungjawab juga menjadi salah satu faktor permasalahan yang ada di sekolah
tersebut. Maka dari itu, peneliti membuat sebuah modul dengan pendekatan PPR
yang dapat digunakan untuk mengajarkan nilai tanggungjawab kepada para siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Penelitian ini juga berawal dari keprihatinan peneliti terhadap permasalahan
yang terjadi di kelas III yang tidak mau melaksanakan piket kelas dan menyiram
tanaman apabila tidak ditunggui oleh guru kelas. Apabila ada yang melaksanakan
piket pun, kelas tidak benar-benar bersih. Selain itu, masih banyak siswa yang
membuang sampah di kelas seperti sampah sisa rautan pensil. Berdasarkan
keprihatinan tersebut, peneliti melakukan penelitian dnegan judul“Pengembangan
Modul Pembelajaran IPA Materi Kesehatan Lingkungan Menggunakan Pendekatan
Paradigma Pedagogi Reflektif Untuk Siswa Kelas III Sekolah Dasar”. Tujuannya
adalah memberikan pengalaman langsung kepada para siswa melalui berbagai
kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif sehingga pada akhirnya
siswa dapat menemukan sebuah nilai guna terciptanya sebuah aksi nyata dalam
kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Secara ringkas alurnya adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Pembelajaran
IPA materi
lingkungan
sehat untuk
meningkatkan
rasa
tanggungjawab
Fakta:
Rasa tanggung jawab siswa
masih sangat rendah
Penyebab:
Pembiasaan
dari keluarga
(siswa tidak
terbiasa
melakukan
pekerjaan
seperti
menyapu dan
menyiram
tanaman)
Belum ada
pendekatan
yang tepat
Guru segan
terhadap
orang tua
siswa
Perlu bahan ajar IPA materi kesehatan
lingkungan
Pengembangan modul pembelajaran IPA melalui
beberapa tahap, yaitu:
Analisis kebutuhan
Desain produk
Revisi
Implementasi
Evaluasi dan refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab III ini membahas tentang (1) Jenis Penelitian, (2) Prosedur
Pengembangan, dan (3) Uji Coba Produk
3.1 Jenis Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian pengembangan yang disebut
dengan R&D (Research and Development). R&D merupakan sebuah penelitian yang
menghasilkan produk atau bahan pengajaran dengan desain yang dapat menarik minat
siswa untuk belajar (Tomlinson, 1998). Dalam penelitian ini produk yang akan
dikembangkan berupa modul pembelajaran IPA dengan menggunakan Pendekatan
Paradigma Pedagogi Reflektif untuk kelas III SD Kanisius Demangan Baru 1.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Demangan Baru 1 yang beralamat di
Jl. Demangan Baru no.22, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III B yang berjumlah 26 orang
di SD Kanisius Demangan Baru 1.
3.2.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama delapan bulan terhitung mulai dari bulan
Juli 2016 sampai Februari 2017. Dalam kurun waktu delapan bulan tersebut peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
melakukan penelitian dengan langkah-lamgkah yakni (1) analisis kebutuhan, (2)
desain produk, (3) revisi, (4) implementasi, dan (5) evaluasi hingga menghasilkan
produk final.
3.3 Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan modul pembelajaran IPA yang berjudul “Aku Cinta
Lingkunganku” dengan menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif
untuk kelas III SD Kanisius Demangan Baru 1 mengikuti langkah-langkah penelitian
dan pengembangan oleh Tomlinson. Adapun prosedur pengembangan yang
dimodifikasi dari Tomlinson (1998) yakni (1) analisis kebutuhan, (2) desain produk,
(3) revisi, (4) implementasi, dan (5) evaluasi hingga menghasilkan produk final.
Langkah-langkah pengembangan tersebut dapat dijelaskan melalui bagan 3.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Langkah 1
Analisis Kebutuhan
Langkah 2
Desain Produk
Langkah 5
Evaluasi dan Refleksi
Langkah 4
Implementasi
Langkah 3
Revisi
Observasi
Wawancara
Pembagian kuesioner siswa
Menentukan SK & KD
Menentukan indikator
Menentukan tujuan
Menentukan tema
Menentukan materi
Penilaian produk oleh ahli
Desain produk
Penilaian kualitas produk oleh
siswa
Kuesioner dan wawancara
Observasi
Hasil akhir produk
Tabel 3.1 Langkah Pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3.3.1 Analisis Kebutuhan
Penelitian ini diawali dengan menganalisis kebutuhan siswa dan guru yang
dilakukan menggunakan cara observasi, wawancara, maupun membagikan kuesioner.
Observasi dilakukan untuk mengetahui profil sekolah, latar belakang siswa, serta
mengetahui tingkat kesadaran dan kepedulian siswa terhadap lingkungan. Pembagian
kuesioner bertujuan untuk mengetahui apakah siswa membutuhkan sebuah bahan ajar
yang dapat membantu mereka agar lebih aktif dalam pembelajaran terutama dalam
hal menjaga lingkungan.
Selain itu, peneliti juga menggali seberapa jauh pengetahuan siswa terhadap
lingkungan terutama peran tumbuhan dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti
melakukan wawancara kepada guru untuk mengetahui apakah dibutuhkan modul
pembelajaran yang dapat mempermudah mereka dalam menyampaikan pembelajaran
tentang pentingnya menjaga lingkungan terutama tumbuhan. Maka modul
pembelajaran ini dikembangkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai
dengan tingkat usia kelas tiga sekolah dasar.
3.3.2 Desain Produk
Dari data hasil observasi, wawancara, dan kuesioner yang berkaitan dengan
kurangnya kesadaran siswa terhadap lingkungan , peneliti mendesain sebuah modul
pembelajaran untuk siswa kelas III di SD Kanisius Demangan Baru 1. Desain modul
diawali dengan menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sudah
disesuaikan dengan permasalahan lingkungan di sekitar siswa. Setelah menentukan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, peneliti merumuskan indikator yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
memuat nilai-nilai karakter yakni competence, conscience, dan compassion.
Selanjutnya, peneliti menuliskan tujuan berdasarkan indikator yang telah dirumuskan.
Selain itu peneliti menentukan tema beserta materi yang akan dibahas dalam modul.
Modul juga didesain dengan gambar dan warna yang menarik sehingga dapat
meningkatkan minat siswa untuk membaca dan belajar.
3.3.3 Revisi
Revisi dilakukan setelah mendapatkan kritik dan saran dari validator yang ahli
dalam bidang kurikulum. Hasil kritik dan saran dari validator menjadi dasar bagi
peneliti untuk memperbaiki kekurangan pada modul pembelajaran IPA “Aku Cinta
Lingkunganku” hingga menghasilkan desain produk baru.
3.3.4 Implementasi
Setelah melalui tahap validasi dan revisi, modul pembelajaran IPA “Aku
Cinta Lingkunganku” diimplementasikan kepada siswa kelas III di SD Kanisius
Demangan Baru 1. Implementasi dilakukan dengan tujuan mengetahui kualitas modul
pembelajaran yang telah dikembangkan oleh peneliti. Pada tahap implementasi ini,
peneliti juga mengamati proses guna mendapatkan data observasi dan melakukan
wawancara kepada siswa mengenai tanggapan meerka terhadap proses
pembelajarannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3.3.5 Evaluasi dan Refleksi
Dari hasil implementasi, peneliti melakukan evaluasi dan refleksi berdasarkan
tanggapan siswa terhadap kualitas modul pembelajaran serta penilaian dari para
validator guna mengahsilkan produk akhir.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah instrumen
pra penelitian untuk siswa dan guru serta instrumen setelah implementasi guna
mengetahui tanggapan siswa terhadap kualitas modul pembelajarn IPA “Aku Cinta
Lingkunganku”.
3.4.1 Instrumen Pra Penelitian untuk Guru dan Siswa
Instrumen pra penelitian yang dibagikan kepada guru berupa instrumen
wawancara tertulis. Instrumen tersebut dibagikan kepada 7 guru di SD Kanisius
Demangan Baru 1. Instrumen wawancara pra penelitian yang ditujukan untuk guru
meliputi 5 indikator pada kisi-kisi dan 15 pertanyaan. Adapun instrumen pra
penelitian yang diberikan kepada siswa berupa kuesioner dengan jumlah indikator
sebanyak 5 pada kisi-kisi dan 15 pernyataan.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Pra Penelitian untuk Guru
No Indikator Nomor Item
1 Manfaat modul pembelajaran 1-5
2 Keaktifan siswa dalam pembelajaran 6-8
3 Guru dan siswa sama-sama pembelajar 9-10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
No Indikator Nomor Item
4 Menemukan pengetahuan baru 11-12
5 Pendidikan yang manusiawi 13-15
Berdasarkan kisi-kisi tersebut, peneliti kemudian menuliskan beberapa
pertanyaan pra penelitian yang diberikan kepada guru. Adapun lembar pertanyaan pra
penelitian untuk guru aadalah sebagai berikut.
Tabel 3.2 Lembar Pertanyaan Pra Penelitian Untuk Guru
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa modul
pembelajaran dapat mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam
menyelesaikan masalah?
2
Menurut Bapak/Ibu apakah modul
pembelajaran dapat memperjelas penyajian
materi? Mengapa?
3
Menurut pengamatan Bapak/Ibu bagaimjana
keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran?
4
Apakah Bapak/Ibu setuju bahwa modul
pembelajaran dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa? Mengapa?
5 Apakah dengan menggunakan modul
pembelajaran mempermudah guru dalam
melaksanakan pembelajaran? Mengapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
No Pertanyaan Jawaban
6 Menurut Bapak/Ibu apakah dengan
menggunakan modul pembelajaran siswa lebih
aktif dalam pembelajaran?
7 Menurut Bapak/Ibu apakah mencatat
merupakan satu-satunya cara agar siswa aktif
dalam pembelajaran?
8 Apakah Bapak/Ibu mengetahui jika materi
yang diajarkan sesuai dengan lingkungan siswa
akan membuat siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran?
9 Jika dalam pembelajaran tersebut terjadi dialog
antara guru dan siswa yang mengakibatkan
pengetahuan keduanya akan berkembang,
apakah hal tersebut akan menurunkan martabat
seorang guru?
10 Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa guru
dan siswa sama-sama memiliki tugas dan
tanggungjawab sehingga pembelajaran lebih
efektif? Apa saja tugas dan tanggungjawab
tersebut?
11 Bagaimana cara yang Bapak/Ibu lakukan
selama ini, lebih banyak memberikan materi
atau membuat siswa mencari pengetahuan itu
sendiri? Mengapa?
12 Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa
pembelajaran yang membuat siswa
menemukan pengetahuannya sendiri akan
meningkatkan kemandirian dan pengetahuan
tersebut tidak mudah dilupakan oleh siswa?
13
Apakah Bapak/Ibu pernah membuat
pembelajaran yang dapat mengasah akal budi
dan mendidik hati nurani siswa? Bagaimana?
14 Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa setiap
siswa memiliki kepribadian yang utuh dan
memiliki kebebasan dalam memilih?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
No Pertanyaan Jawaban
15 Apakah Bapak/Ibu ingin membuat
pembelajaran yang memanusiakan dan
mengajak siswa menjadi kritis? Mengapa?
Selain kisi-kisi instrumen pra penelitian untuk guru, peneliti juga membuat
kisi-kisi instrumen pra penelitian untuk siswa yakni sebagai berikut.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pra Penelitian untuk Siswa
No Indikator Nomor Item
1 Manfaat modul pembelajaran 1-5
2 Keaktifan siswa dalam pembelajaran 6-8
3 Guru dan siswa sama-sama pembelajar 9-10
4 Menemukan pengetahuan baru 11-12
5 Pendidikan yang manusiawi 13-15
Melalui kisi-kisi tersebut, peneliti menganalisis kebutuhan siswa dengan
menjabarkannya dalam beberapa pernyataan yang ada dalam kuesioner yakni sebagai
berikut.
Tabel 3.4 Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
1 Saya memerlukan pembelajaran yang membuat saya berpikir dan
bertindak.
2 Dengan adanya modul pembelajaran dapat mempermudah saya
mengikuti pembelajaran dan membuat saya mndiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
3 Dengan adanya modul pembelajaran lebih memperjelas saya
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
4 Dengan adanya modul pembelajaran dapat meningkatkan
motivasi saya dalam belajar.
5 Dengan adanya modul pembelajaran membuat saya mandiri.
6 Modul pembelajaran membuat saya aktif berpikir dan bertindak.
7 Selama ini kegiatan saya dalam pembelajaran kebanyakan
menulis teori.
8 Saya memerlukan pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan
saya.
9 Saya melakukan diskusi bersama dengan guru selama
pembelajaran.
10 Saya membaca buku bacaan untuk bisa mengetahui suatu
informasi.
11 Saya belajar bukan hanya dari penjelasan guru tetapi mencari
tahu sendiri.
12 Saya bertanya kepada orang lain untuk bisa mengetahui suatu
informasi.
13 Saya pernah mengikuti pembelajaran yang akan mengasah akal
budi dan mendidik hati nurani.
14 Saya memiliki kepribadian yang utuh dan memiliki kebebasan
dalam memilih.
15 Saya suka pembelajaran yang menghargai saya sebagai menusia
dan mengajak saya untuk berpikir kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3.4.2 Instrumen Penelitian Persepsi Siswa Terhadap Kualitas Modul
Pembelajaran IPA “Aku Cinta Lingkunganku”
Pada penelitian ini, peneliti juga menggunakan instrumen berupa kuesioner
yang dibagikan kepada 27 siswa. Pembagian instrumen ini bertujuan untuk melihat
tanggapan siswa terhadap kualitas modul pembelajaran IPA “Aku Cinta
Lingkunganku”. Adapun instrumen penelitian persepsi siswa tersebut adalah sebagai
berikut.
Tabel 3.5 Instrumen Penelitian Persepsi Siswa Terhadap Kualitas Modul
Pembelajaran “Aku Cinta Lingkunganku”
No Pernyataan Komentar
1 2 3 4 5
1 Saya memahami bahasa yang digunakan
pada modul pembelajaran “Aku Cinta
Lingkunganku”
2 Saya memahami dengan jelas langkah-
langhkah kegiatan pembelajaran yang ada
pada modul pembelajaran “Aku Cinta
Lingkunganku”
3 Ukuran dan jenis huruf pada modul
pembelajaran “Aku Cinta Lingkunganku”
dapat saya baca dengan jelas.
4 Gambar pada modul pembelajaran “Aku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
No Pernyataan Komentar
1 2 3 4 5
Cinta Lingkunganku” membuat saya
menjadi jelas dan tertarik dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
5 Warna yang ada pada modul pembelajaran
membuat saya tertarik dan semangat untuk
melakukan pengamatan.
6 Tampilan modul pembelajaran “Aku Cinta
Lingkunganku” membuat saya tertarik
untuk menemukan pengetahuan sendiri dan
tidak membosankan.
7 Isi yang disajikan dalam modul
pembelajaran membuat saya mandiri.
8 Dengan modul pembelajaran “Aku Cinta
Lingkunganku” membuat saya lebih aktif
dalam pembelajaran.
9 Modul pembelajaran “Aku Cinta
Lingkunganku” meningkatkan rasa ingin
tahu saya.
10 Modul pembelajaran “Aku Cinta
Lingkunganku” membuat saya lebih aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
No Pernyataan Komentar
1 2 3 4 5
dalam mencari tahu dalam kegiatan
observasi.
11 Modul pembelajaran “Aku Cinta
Lingkunganku” membuat saya mencari
dan menemukan sendiri masalah dan
kesimpulan dari kegiatan observasi dan
eksperimen yang berkaitan dnegan
lingkungan saya.
12 Modul pembelajaran “Aku Cinta
Lingkunganku” membantu saya dalam
memecahkan masalah dalam setiap
kegiatan.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini telah dinilai oleh dosen dan
memenuhi kriteria kelayakan, sehingga dapat dibagikan kepada guru dan siswa
sebagai alat penelitian. Adapun instrumen validasi kuesioner guru dan siswa adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.6 Lembar validitas kuesioner untuk Siswa
No Komponen yang dinilai Skor Saran
1. Bahasa 1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
No Komponen yang dinilai Skor Saran
a. Kesesuaian bahasa
dengan kaidah
penulisan yang baik
dan benar
√
b. Susunan kalimat dapat
dipahami oleh anak
√ Bahasa
kurang
sederhana
untuk
siswa
kelas III
SD.
c. Susunan kalimat
mendukung pencarian
data yang berkaitan
dengan tema penelitian.
√
2. Pertanyaan
a. Pertanyaan yang
diajukan sesuai dengan
konteks nyata
kehidupan siswa.
√
b. Pertanyaan yang
diajukan sesuai dengan
tingkat pemahaman
siswa.
√
c. Pertanyaan yang
diajukan untuk
mengetahui
pembelajaran yang
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
No Komponen yang dinilai Skor Saran
diperlukan siswa
Total Skor 24
Validator memberikan masukan bahwa bahasa yang digunakan dalam kuesioner pra
penelitian kurang sederhana.
Tabel 3.7 Lembar validitas kuesioner untuk Guru
No Komponen yang dinilai Skor Saran
1. Bahasa 1 2 3 4 5
a. Kesesuaian bahasa
dengan kaidah penulisan
yang baik dan benar
√
b. Susunan kalimat dapat
dipahami oleh guru
√
c. Susunan kalimat
mendukung pencarian
data yang berkaitan
dengan tema penelitian.
√
2. Pertanyaan
d. Pertanyaan yang
diajukan sesuai dengan
konteks nyata
kehidupan guru.
√
e. Pertanyaan yang
diajukan sesuai dengan
tingkat pemahaman
guru.
√
f. Pertanyaan yang √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
No Komponen yang dinilai Skor Saran
diajukan untuk
mengetahui
pembelajaran yang
diperlukan guru.
Total Skor 24
3.4.3 Instrumen Validasi
Instrumen validasi digunakan untuk menilai kelayakan modul pembelajaran
IPA “Aku Cinta Lingkunganku” yang dilakukan oleh validator. Instrumen terdiri dari
5 aspek dan 5 indikator penilaian serta 20 butir pernyataan penilaian. Instrumen
validasi yang digunakan adalah sebagai berikut.
Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Validasi
No Aspek Indikator No
Pernyataan
1 Indikator Perumusan indikator. 1, 2, 3, 4, 5
2 Tujuan Uraian tujuan yang akan dicapai peserta
didik.
6,7,8
3 Materi Pemilihan dan pengorganisasian materi
pembelajaran.
9, 10, 11
4 Media dan sumber
pembelajaran
Pemilihan media dan sumber
pembelajaran.
12, 13, 14,
15
5 Bahasa tulis Penggunaan bahasa tulis 16, 17. 18,
19, 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 3.9 Lembar Penilaian Validator
No Komponen yang dinilai Skor Saran
1 2 3 4 5
Perumusan Indikator
1. Kesesuaian dengan standar
kompetensi
2. Kesesuaian dengan kompetensi
dasar
3. Kesesuaian dengan nilai
competence
4. Kesesuaian dengan nilai
conscience
5. Kesesuaian dengan nilai
compassion
Uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik
6. Kesessuaian dengan indikator
7. Kesesuaian perumusan tujuan
dengan aspek Audience,
Behaviour, Condition, dan Degree
8. Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik
Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
9. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
10 Kesesuaian dengan karakteristik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
No Komponen yang dinilai Skor Saran
1 2 3 4 5
peserta didik
11. Keruntutan uraian materi ajar
Pemilihan Media dan Sumber Belajar
12. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
13. Kesesuaian dengan materi
pembelajaran
14. Kesesuaian dengan pendekatan
PPR
15. Keseuaian dengan karakter peserta
didik
Tampilan Modul
16. Ketepatan pilihan kata
17. Ketepatan struktur kalimat
18. Kebakuan bentuk huruf
19. Kebakuan bentuk angka
20. Kesesuaian gambar dengan
kegiatan pembelajaran
Total skor
Saran validator :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian
adalah dengan melakukan observasi, wawancara, membagikan kuesioner kepada
siswa serta uji coba atau implementasi modul pembelajaran IPA “Aku Cinta
Lingkunganku”. Hasil pengumpulan data yang diperoleh peneliti berupa data
kuantitatif dari hasil kuesioner yang diberikan kepada 26 siswa dan data kualitatif
yang diperoleh dari hasil wawancara kepada 12 guru di SD Kanisisus Demangan
Baru 1. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui kebutuhan siswa
terhadap modul pembelajaran serta kualitas modul yang dikembangkan.
3.6 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh oleh peneliti dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa skor dari hasil pra penelitian
untuk siswa, persepsi siswa, serta validasi dari ahli dalam bidang kurikulum dan IPA.
Data yang bersal dari kuesioner diubah menjadi data interval. Peneliti memberikan
rentang skor atas tanggapan para ahli dan siswa sehingga data yang awalnya berupa
kuesioner diubah menjadi data interval. Skala penilaian terhadap pengembangan
modul menggunakan skala 5 yakni 1: sangat tidak baik, 2: kurang baik, 3: cukup
baik, 4: baik, 5: sangat baik. (Riduwan, 2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Skor yang sudah diperoleh dikonversikan menjadi data kualitatif
menggunakan tabel konversi nilai skala lima menurut skala Likert. Adapun kriteria
interpretasi skor menurut Likert adalah sebagai berikut.
Tabel 3.10 Klasifikasi Kelayakan Skala Likert
Presentase Klasifikasi Kelayakan
0 % - 20 % Sangat Lemah
21 % - 40 % Lemah
41 % - 60 % Cukup
61 % - 80 % Kuat
81 % - 100 % Sangat Kuat
2. Data Kualitatif
Data kualitatif ddalam penelitian ini berupa kritik dan saran dari ahli, guru,
dan siswa yang dikumpulkan dan disaring guna memperbaiki produk yakni modul
pembelajaran IPA. Selain itu, komentar yang diberikan oleh para ahli akan menjadi
masukan terhadap kelayakan modul pembelajaran IPA “Aku Cinta Lingkunganku”
yang sedang dikembangkan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang berisi tentang:
(1) prosedur pengembangan modul pembelajaran IPA “Aku Cinta Lingkunganku”
untuk kelas III SD menggunakan pendekatan PPR, (2) deskripsi kualitas modul
pembelajaran IPA “Aku Cinta Lingkunganku” untuk kelas III SD menggunakan
pendekatan PPR. Adapun uraian dari kedua bahasan pokok hasil penelitian tersebut
adalah sebagai berikut.
4.1 Hasil Penelitian
Peneliti melakukan analisis terhadap proses pembelajaran IPA guna
memperoleh data mengenai kebutuhan guru dan siswa di SD Kanisius Demangan
Baru 1. Analisis kebutuhan dilakukan oleh peneliti dengan melakukan wawancara
terhadap wali kelas, observasi terhadap proses pembelajaran IPA, serta membagikan
kuesioner analisis kebutuhan baik kepada siswa maupun guru. Data hasil analisis
kebutuhan tersebut memberikan gambaran terhadap proses pembelajaran IPA yang
berlangsung di kelas III B SD Kanisius Demangan Baru 1 sehingga dapat digunakan
sebagai acuan untuk mengembangkan modul pembelajaran IPA yang menggunakan
Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif dengan memuat unsur-unsur
emansipatoris.
Berdasarkan analisis kebutuhan, peneliti memperoleh hasil bahwa siswa
memerlukan suatu pembelajaran yang memiliki porsi seimbang antara berpikir dan
bertindak, serta sesuai dengan lingkungan di sekitar mereka. Selain itu siswa juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
membutuhkan suatu proses pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman secara
langsung melalui praktik maupun pengamatan. Pembelajaran yang demikian dapat
membuat siswa terlibat aktif sehingga terwujudlah unsur-unsur penting yang terdapat
dalam pendidikan emansipatoris yakni humanisasi, berpikir kritis, dan
mempertanyakan sistem. Maka dari itu peneliti membuat sebuah modul dengan
menggunakan pendekatan yang telah digunakan oleh sekolah tersebut yakni
Paradigma Pedagogi Reflektif yang memuat unsur-unsur pendidikan emansipatoris.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Prosedur Pengembangan Modul
Modul pembelajaran IPA “Aku Cinta Lingkunganku” dikembangkan oleh
peneliti dengan menggunakan prosedur pengembangan dari Tomlinson yang terdiri
dari lima langkah. Adapun penjelasan kelima langkah pengembangan tersebut adalah
sebagai berikut:
4.2.1.1 Analisis Kebutuhan
Pada tahap analisis kebutuhan, peneliti melakukan observasi, wawancara serta
membagikan kuesioner pra penelitian kepada siswa dan guru. Kuesioner pra
penelitian diberikan kepada guru sebanyak 6 dan 26 siswa di kelas III B. Pembagian
kuesioner pra penelitian bertujuan untuk mengetahui kebutuhan guru dan siswa
terhadap modul pembelajaran IPA. Analisis kebutuhan juga dilakukan oleh peneliti
dengan melakukan kegiatan observasi dan wawancara guna mendapatkan informasi
mengenai latar belakang siswa baik sosial maupun ekonominya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Siswa kelas III di SD Kanisius Demangan Baru 1 berasal dari keluarga
menengah atas serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan yang masih kurang.
Data hasil analisis kebutuhan siswa digunakan untuk menentukan materi yang tepat
dalam modul sehingga sesui dengan perkembangan dan lingkungan sekitar siswa.
Data hasil kuesioner, wawancara, serta observasi akan peneliti jelaskan berikut ini:
a. Data Observasi dan Wawancara
Peneliti melakukan observasi dan wawancara pada tanggal 5 Agustus 2016
kepada guru dan kepala sekolah untuk mendapatkan informasi mengenai profil
sekolah serta latar belakang sosial ekonomi siswa. Data tersebut digunakan oleh
peneliti untuk menentukan materi pembelajaran serta acuan dalam menyusun silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang kemudian dikembangkan menjadi
sebuah modul.
Setelah melakukan wawancara dan observasi, peneliti memperoleh data
bahwa SD Kanisisus Demangan Baru 1 merupakan sebuah sekolah swasta yang
berada di bawah naungan yayasan Kanisius dengan jumlah siswa 474 terdiri dari 18
kelas paralel dari kelas 1 sampai kelas 6. Sekolah tersebut juga menghidupi beberapa
nilai yang sering disebut dengan nilai-nilai Kanisius yakni kasih, disiplin, berani,
cerdas, dan jujur. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Hariyanta selaku
kepala sekolah di SD Kanisius Demangan Baru 1, para siswa berasal dari keluarga
dengan tingkat ekonomi menengah atas. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi
dan wawancara di kelas III B yang digunakan sebagai subjek dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Berlatarbelakang dari keluarga menengah atas para siswa di kelas III B
memiliki sifat yang cenderung manja. Menurut Bu Devi, para siswa tidak peduli
dengan hal-hal sederhana yang berkaitan dengan lingkungan dan rasa tanggungjawab
siswa sangat kurang. Setelah melakukan observasi di sekitar kelas, peneliti juga
mendapati tumbuhan di dalam pot yang kering karena tidak dirawat. Siswa kelas III B
memiliki kepedulian yang sangat kurang dibandingkan dengan kelas-kelas yang lain,
seperti yang telah dijelaskan oleh wali kelas tersebut.
Selain itu, sejauh ini belum ada proses pembelajaran yang mampu
mengarahkan siswa untuk lebih bisa menghargai lingkungan sekitarnya. Siswa
membutuhkan bahan ajar yang dapat membuat mereka berfikir dan melakukan
sesuatu setelah melakukan proses pembelajaran sehingga kesadaran dan kepedulian
terhadap lingkungan semakin berkembang. Dari hasil wawancara dan observasi
tersebut, peneliti menyusun sebuah modul pembelajaran IPA yang bertujuan untuk
meningkatkan kecintaan siswa terhadap lingkungan. Akan tetapi, sebelum membuat
modul tersebut, peneliti juga membuat kuesioner untuk memperkuat data kebutuhan
siswa maupun guru. Kuesioner yang dibagikan kepada guru maupun siswa berisi
tanggapan terhadap (1) manfaat modul pembelajaran, (2) keaktifan siswa terhadap
pembelajaran, (3) kesadaran bahwa guru dan siswa adalah sama-sama pembelajar, (4)
pengetahuan baru yang diperoleh, serta (5) pendidikan yang manusiawi. Kuesioner
dibagikan kepada 26 siswa di kelas III B dan 6 guru di SD Kanisius Demangan
Baru1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
b. Data kuesioner pra penelitian untuk siswa
Berikut data hasil pembagian kuesioner yang diberikan kepada 26 siswa dalam
bentuk tabel.
Tabel 4.1 Data Kuesioner Pra Penelitian untuk Siswa Kode
Probandus
Item Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 12
2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 13
3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 11
4 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 9
5 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 8
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 13
10 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 11
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
13 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 13
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14
16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 12
17 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13
18 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 13
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
22 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
24 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 12
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Kode
Probandus
Item Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
Jumlah 26 26 26 26 26 24 17 24 19 26 20 21 24 21 21
% 100 100 100 100 100 92,30 65,38 92,30 73,03 100 76,92 80,76 92,30 80,76 80,76
Keterangan:
1 = Jawaban Positif
0 = Tidak atau Negatif
Nilai 1 (jawaban positif) apabila probandus atau siswa memberikan jawaban “ya”
yang berarti bahwa siswa setuju dengan pernyataan yang terdapat dalam kuesioner.
Nilai 0 (jawaban negatif) apabila siswa tidak setuju dengan pernyataan yang
terdapat dalam kuesioner yakni dengan memberikan jawaban “tidak”. Perolehan
jawaban positif kemudian dihitung persentasenya menggunakan rumus
X
dimana X : presentase jawaban
∑X : jumlah perolehan jawaban positif
n : jumlah probandus
Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Kuesioner Pra Penelitian untuk Anak
No Pernyataan Persentase Jawaban
1 Saya memerlukan pembelajaran yang membuat
saya berpikir dan bertindak.
100 %
2
Dengan adanya modul pembelajaran dapat
mempermudah saya mengikuti pembelajaran dan
membuat saya mndiri.
100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
No Pernyataan Persentase Jawaban
3
Dengan adanya modul pembelajaran lebih
memperjelas saya dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
100 %
4 Dengan adanya modul pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi saya dalam belajar.
100 %
5 Dengan adanya modul pembelajaran membuat
saya mandiri.
100 %
6 Modul pembelajaran membuat saya aktif berpikir
dan bertindak.
92,30 %
7 Selama ini kegiatan saya dalam pembelajaran
kebanyakan menulis teori.
65, 38 %
8 Saya memerlukan pembelajaran yang sesuai
dengan lingkungan saya.
92,30 %
9 Saya melakukan diskusi bersama dengan guru
selama pembelajaran.
73,03 %
10 Saya membaca buku bacaan untuk bisa
mengetahui suatu informasi.
100 %
11 Saya belajar bukan hanya dari penjelasan guru
tetapi mencari tahu sendiri.
76,92 %
12 Saya bertanya kepada orang lain untuk bisa
mengetahui suatu informasi.
80,76 %
13 Saya pernah mengikuti pembelajaran yang akan
mengasah akal budi dan mendidik hati nurani.
92,30 %
14 Saya memiliki kepribadian yang utuh dan
memiliki kebebasan dalam memilih.
80,76 %
15 Saya suka pembelajaran yang menghargai saya
sebagai menusia dan mengajak saya untuk
80,76 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
No Pernyataan Persentase Jawaban
berpikir kritis.
Peneliti membagikan kuesioner kepada 26 siswa di kelas IIIB SD Kanisius
Demangan Baru 1. Pada proses pengisian kuesioner, siswa kesulitan untuk
memahami maksud dari pernyataan setiap item sehingga siswa sering bertanya. Hal
ini merupakan kekurangan dari instrumen pra penelitian yakni bahasa yang
digunakan dalam kuesioner tersebut sulit dipahami oleh siswa.
Data yang diperoleh peneliti dari hasil kuesioner pra penelitian yakni siswa
membutuhkan suatu pembelajaran yang membuat yang membuat mereka dapat
berdiskusi dengan guru karena dengan melakukan diskusi siswa mengetahui suatu
informasi baru. Selain itu, siswa menyukai suatu pembelajaran yang menghargai
mereka sebagai manusia dan dapat membuat mereka berpikir kritis, sehingga mereka
aktif berfikir dan bertindak. Maka dari itu, siswa membutuhkan suatu modul
pembelajaran yang dapat memotivasi mereka dalam pembelajaran serta sesuai dengan
lingkungan mereka.
Berdasarkan hasil kuesioner tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa
membutuhkan pembelajaran yang dapat membuat mereka terlibat aktif sehingga
mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Salah satu proses pembelajaran yang
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis adalah dengan memberikan
pengalaman secara langsung baik melalui pengamatan langsung yang berkaitan
dengan lingkungan di sekitar mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
c. Data kuesioner pra penelitian untuk guru
Berikut data hasil pembagian kuesioner yang diberikan kepada 6 guru dalam bentuk
tabel.
Tabel 4.3 Data Kuesioner Pra Penelitian untuk Guru Kode
Probandus
Item Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 11
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 13
3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14
4 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
5 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 12
6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13
Jumlah 5 6 4 5 6 3 4 5 6 2 5 6 5 6 6
% 83,33 100 66,67 83,33 100 50 66,67 83,33 100 33,33 83,33 100 83,33 100 100
Keterangan:
1 = Jawaban Positif
0 = Tidak atau Negatif
Nilai 1 (jawaban positif) apabila probandus atau guru memberikan jawaban respon
positif pada pernyataan. Nilai 0 (jawaban negatif) apabila guru memberikan respon
negative atau tidak sesuai dengan kisi-kisi pertanyaan. Perolehan jawaban positif
kemudian dihitung persentasenya menggunakan rumus
X
dimana X : presentase jawaban
∑X : jumlah perolehan jawaban positif
n : jumlah probandus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 4.4 Hasil Rekapan Kuesioner Pra Penelitian untu Guru
No Pernyataan Persentase Jawaban
1
Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa modul
pembelajaran dapat mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam menyelesaikan masalah?
83,33 %
2 Menurut Bapak/Ibu apakah modul pembelajaran dapat
memperjelas penyajian materi? Mengapa?
100 %
3 Menurut pengamatan Bapak/Ibu bagaimjana keaktifan
siswa dalam kegiatan pembelajaran?
66,67 %
4 Apakah Bapak/Ibu setuju bahwa modul pembelajaran
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa? Mengapa?
83,33 %
5
Apakah dengan menggunakan modul pembelajaran
mempermudah guru dalam melaksanakan
pembelajaran? Mengapa?
100 %
6
Menurut Bapak/Ibu apakah dengan menggunakan
modul pembelajaran siswa lebih aktif dalam
pembelajaran?
50 %
7 Menurut Bapak/Ibu apakah mencatat merupakan satu-
satunya cara agar siswa aktif dalam pembelajaran?
66,67 %
8
Apakah Bapak/Ibu mengetahui jika materi yang
diajarkan sesuai dengan lingkungan siswa akan
membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran?
83,33 %
9
Jika dalam pembelajaran tersebut terjadi dialog antara
guru dan siswa yang mengakibatkan pengetahuan
keduanya akan berkembang, apakah hal tersebut akan
menurunkan martabat seorang guru?
100 %
10
Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa guru dan siswa
sama-sama memiliki tugas dan tanggungjawab
sehingga pembelajaran lebih efektif? Apa saja tugas
dan tanggungjawab tersebut?
33,33 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
No Pernyataan Persentase Jawaban
11
Bagaimana cara yang Bapak/Ibu lakukan selama ini,
lebih banyak memberikan materi atau membuat siswa
mencari pengetahuan itu sendiri? Mengapa?
83,33 %
12
Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa pembelajaran
yang membuat siswa menemukan pengetahuannya
sendiri akan meningkatkan kemandirian dan
pengetahuan tersebut tidak mudah dilupakan oleh
siswa?
100 %
13
Apakah Bapak/Ibu pernah membuat pembelajaran
yang dapat mengasah akal budi dan mendidik hati
nurani siswa? Bagaimana?
83,33 %
14
Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa setiap siswa
memiliki kepribadian yang utuh dan memiliki
kebebasan dalam memilih?
100 %
15
Apakah Bapak/Ibu ingin membuat pembelajaran yang
memanusiakan dan mengajak siswa menjadi kritis?
Mengapa?
100 %
Kuesioner yang telah dibagikan kepada kepada 6 guru di SD Kanisius
Demangan Baru 1 memperoleh hasil bahwa guru belum memahami tugas dan
tanggung jawab siswa maupun guru dalam upaya membuat kegiatan pembelajaran
lebih efektif, artinya guru memahami bahwa dalam proses pembelajaran siswa
adalah pembelajar dan guru adalah pengajar. Selain itu, guru berpendapat bahwa
mencatat bukanlah satu-satunya cara agar siswa aktif dalam pembelajaran. Selain itu,
guru memahami proses pembelajaran yang membuat siswa aktif menemukan
pengetahuannya sendiri akan meningkatkan kemandirian serta pengetahuan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
tidak mudah dilupakan. Maka dari itu, para guru ingin membuat pembelajaran yang
bisa mengajak siswa untuk berpikir kritis. Dari hasil pembagian kuesioner tersebut
juga dapat diketahui bahwa, pertanyaan pada setiap item belum mampu
mengarahkan guru untuk menjawab pertanyaan dengan lengkap dan detail. Bada
beberapa item, guru memberikan tanggapan dengan memberikan jawaban “ya” atau
“tidak”.
Data pra penelitian dari kuesioner tersebut menjadi acuan bagi peneliti untuk
mengembangkan modul pembelajaran IPA “Aku Cinta Lingkunganku” yang memuat
materi tentang kesehatan lingkungan serta peranan tumbuhan dalam kehidupan.
Modul pembelajaran yang peniliti kembangkan dapat dijadikan panduan belajar bagi
siswa di SD Kanisius Demanagan Baru 1 untuk lebih mencintai lingkungan.
4.1.1.2 Desain Modul
Peneliti mengembangkan modul pembelajaran IPA dengan judul “Aku Cinta
Lingkunganku”. Desain modul diawali dengan proses pembuatan silabus yang
memuat rumusan Standar Kompetensi 2. Memahami kondisi lingkungan yang
berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya menjaga kesehatan lingkungan dan
Kompetensi Dasar 2.2 Mendeskripsikan kondisi lingkungan yang berpengaruh
terhadap kesehatan. Berdasarkan SK & KD tersebut, peneliti kemudian menentukan
indikator yang memuat nilai-nilai 3C (competence, conscience, compassion).
Indikator yang memuat nilai competence adalah mengidentifikasi kondisi lingkungan
sekitar, menjelaskan kondisi lingkungan sekitar dan pengaruhnya terhadap kesehatan,
melakukan eksperimen tentang manfaat menjaga lingkungan sesuai petunjuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Indikator competence dibuat untuk mengembangkan kemampuan siswa dari sisi
kognitif. Menunjukkan sikap tanggung jawab dan tertib saat melakukan eksperimen
dan mengetahui manfaat dari eksperimen merupakan indikator conscience. Indikator
compassion adalah menunjukkan minat dan antusiasme tinggi dalam melakukan
eksperimen bersama teman-teman lain, menghargai hasil eksperimen teman lain, ikut
menjaga dan merawat hasil eksperimen teman lain, menghargai pendapat teman lain
saat berdiskusi, serta memberi perhatian kepada guru dan teman lain saat mereka
berbicara. Berdasarkan indikator yang telah dibuat, peneliti kemudian menentukan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai yang tentunya juga memuat unsur-unsur 3C.
Melalui Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator, peneliti
kemudian menentukan tema yang akan dibahas dalam modul. Adapun tema yang
diangkat dalam modul adalah lingkungan, dengan dua materi pokok yakni pengaruh
kondisi lingkungan terhadap kesehatan dan manfaat tumbuhan bagi lingkungan.
Materi yang disajikan dalam modul pembelajaran IPA juga mengandung kegiatan-
kegiatan yang menuntut siswa agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran baik
melalui kegiatan individu maupun kelompok. Selain itu, modul juga mengarahkan
siswa untuk semakin mencintai lingkungan, bertanggungjawab, toleransi, berpikir
kritis, serta menjadi pribadi yang lebih humanis.
Tahap selanjutnya dalam proses pengembangan adalah dengan mendesain
modul berdasarkan silabus dan RPP yang telah dibuat serta dinialai kelayakannya
oleh validator. Modul pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti berisi dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
bagian materi yakni pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan dan manfaat
tumbuhan bagi lingkungan.
Modul pembelajaran IPA didesain dengan menggunakan gambar, warna, dan
animasi yang menarik bagi siswa. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi
siswa dalam mempelajari materi yang terdapat dalam modul. Modul yang
dikembangkan oleh peneliti menggunakan kriteria yang telah ditentukan oleh
Tomlinson. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
Kriteria pertama, materi pembelajaran seharusnya memiliki pengaruh yang
kuat terhadap peserta didik. Materi yang terdapat dalam modul Pembelajaran “Aku
Cinta Lingkunganku” mengarahkan siswa untuk terlibat langsung dalam setiap
kegiatan pembelajaran. Melalui kegiatan pengamatan tentang lingkungan di sekitar
kelas. Kegiatan pengamatan di sekitar kelas memberikan pengaruh yang kuat
terhadap siswa karena siswa belajar dengan melihat dan berhadapan langsung dengan
obyek yang sedang mereka pelajari. Selain itu siswa sangat antusisas untuk
mempelajari materi di dalam modul. Hal ini terlihat saat siswa begitu bersemangat
untuk membuka dan membaca materi yang terdapat dalam modul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Gambar 4.1 Lembar Pengamatan Siswa
Kriteria kedua, materi pembelajaran harus membantu siswa merasa mudah
belajar. Modul pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti menggunakan bahasa
yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh siswa. Hal ini dibuktikan ketika
melakukan uji coba menggunakan modul, siswa dapat mengikuti setiap langkah
kegiatan dengan baik. Selain itu, pada kegiatan praktikum, siswa dapat melakukan
kegiatan tersebut dengan membaca langkah-langkah yang ada dalam modul dengan
baik.
Gambar 4.2 Kegiatan Eksperimen
Kriteria ketiga, pembelajaran harus dapat membuat siswa lebih percaya diri.
Kegiatan kelompok dan praktikum yang disajikan dalam modul ini, merupakan salah
satu cara untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa. Siswa lebih percaya diri untuk
mengungkapkan gagasan serta pendapatnya dalam kegiatan praktikum maupun
diskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Kriteria keempat, materi pembelajaran harus menyediakan dan memfasilitasi
siswa menjadi pembelajar yang mandiri. Pada modul pembelajaran ini, terdapat
petunjuk serta langkah-langkah kegaitan yang ditulis secara jelas sehingga siswa
dapat mempelajari materi di dalam modul secara mandiri. Dalam hal ini, siswa dapat
mempelajari materi dalam modul serta mengikuti langkah-lamgkah kegiatan denagn
baik secara mandiri.
Gambar 4.3 Langkah-langkah Kegiatan Eksperimen
Kriteria kelima, materi pembelajaran seharusnya sesuai dengan fokus
pembelajaran yang akan diajarkan. Materi yang disampaikan dalam modul ini
berfokus pada tema lingkungan. Siswa mempelajari tentang permasalahan lingkungan
yang terjadi di sekitarnya. Siswa juga diajak untuk memhami secara langsung peran
tumbuhan dalam kehidupan secara langsung melalui kegiatan pengamatan dan
praktikum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Gambar 4.4 Materi Mengenai Lingkungan
Kriteria keenam, materi pembelajaran harus memperhitungkan bahwa setiap
siswa memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Modul pembelajaran dapat menuntun
siswa untuk belajar secara mandiri sehingga siswa dapat menentukan cara belajar
mereka sendiri. Selain itu, materi pembelajaran juga sudah disesuaikan dengan
karakteristik siswa kelas III B di SD Kanisius Demangan Baru 1.
Kriteria ketujuh, materi pembelajaran harus memaksimalkan potensi belajar
serta mendorong intelektual, estetika, serta keterlibatan emosional yang menstimulasi
aktivitas otak kanan dan kiri. Kegiatan pembelajaran yang termuat dalam modul
yakni melakukan pengamatan baik melalui gambar, video maupun langsung serta
melakukan eksperimen. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat mengembangkan
kemampuan siswa secara kognitif maupun emosional.
Kriteria kedelapan, materi pembelajaran harus menyediakan kesempatan
untuk memberikan umpan balik. Modul pembelajaran memberikan kesempatan bagi
siswa untuk berefleksi dan melakukan latihan melalui soal-soal. Hal ini bertujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
untuk mengetahui umpan balik dari siswa. Kegiatan refleksi sudah terintegrasi
dengan setiap latihan soal serta kegiatan eksperimen.
4.1.1.3 Penilaian Produk
Penilaian produk pada tahap pertama adalah menilai kualitas silabus dan RPP
kepada validator. Penilaian tersebut digunakan oleh peneliti sebagai tahap awal untuk
mengetahui kesesuaian SK, KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran dengan nilai-
nilai 3C serta karakteristik siswa. Berdasarkan penilaian dari validator, peneliti
memperoleh saran serta masukan yang kemudian digunakan untuk memperbaiki RPP
yang sudah dibuat. Adapun saran dan masukan yang diberikan oleh validator adalah
mengubah dan menambahkan beberapa indikator dalam silabus maupun RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 4.5 Komentar dari Validator
Setelah mendapatkan saran serta masukan dari validator, kemudian peneliti
mengubah dan menambahkan beberapa indikator serta tujuan ke dalam RPP yakni:
Gambar 4.6 Indikator yang Telah Diperbaiki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Silabus dan RPP yang sudah mendapatkan penilaian dari validator kemudian
dijabarkan dalam bentuk modul pembelajaran. Modul pembelajaran IPA “Aku Cinta
Lingkunganku” yang telah didesain oleh peneliti kemudian diberikan kepada
validator yang ahli dalam bidang kurikulum, guru IPA di sekolah dasar serta guru
kelas III di SD Kanisius Demangan Baru 1 untuk dinilai kelayakannya. Cara
menghitung presentase nilai yang diperoleh dari validator menggunakan rumus:
X
Dimana X : presentase kelayakan
∑X : Jumlah perolehan skor dari validator
n : Jumlah skor maksimal
Hasil presentase tersebut kemudian dibandingkan dengan acuan kelayakan
berdasarkan skala Likert.
Tabel 4.6 Patokan Penilaian Skala Likert
Persentase Klasifikasi Kelayakan (Sikap)
81%-100% Sangat Baik
61%-80% Baik
41%-60% Cukup Baik
21%-40% Kurang Baik
0%-20% Sangat Kurang Baik
Hasil penilaian modul pembalajaran IPA “Aku Cinta Lingkunganku” oleh ahli
kurikulum:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Dari hasil penilaian dari validator tersebut diperoleh presentase sabagai berikut.
X
X = 80 %
Menurut tabel penilaian acuan patokan skala Likert, hasil penilaian dari ahli
kurikulum memiliki klasifikasi kelayakan “baik”. Selain penilaian dalam bentuk
angka yang sudah dipersentasekan, validator juga memberikan beberapa saran terkait
modul yakni gambar yang terdapat dalam modul kurang sesuai dengan materi yang
diangkat dalam eksperimen. Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut:
Gambar 4.7 Komentar Validator Mengenai Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Berdasarkan komentar dari validator tersebut, peneliti melakukan perbaikan pada
gambar yang dimaksud oleh validator yakni sebagai berikut.
Gambar 4.8 Perbandingan Sebelum dan Sesudah Diperbaiki
Peneliti melakukan perbaikan dengan mengganti gambar yang terkait dengan materi
eksperimen yaitu pencemaran udara.
Hasil penilaian modul pembelajaran IPA “Aku Cinta Lingkunganku” oleh
guru IPA diperoleh presentase sabagai berikut.
X
X = 83 %
Menurut tabel penilaian acuan patokan skala Likert, hasil penialain dari dari
guru IPA sekolah dasar memiliki klasifikasi kelayakan “sangat baik”. Berdasarkan
hasil penilaian dari kedua validator tersebut, modul pembelajaran IPA “Aku Cinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lingkunganku” yang dikembangkan oleh peneliti layak untuk diimplentasikan
kepada siswa dengan catatan mengubah gambar agar sesuai dengan materi yang
diambil dalam praktikum.
4.1.1.4 Implementasi
Peneliti melakukan implementasi modul pembelajaran IPA “Aku Cinta
Lingkunganku” pada siswa kelas IIIB di SD Kanisisus Demangan Baru 1 pada
tanggal 10 Februari 2017. Pada kegiatan awal pembelajaran, peneliti membagikan
dan memperkenalkan modul kepada siswa. Setelah itu peneliti menjelaskan tujuan
pembelajaran serta kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran.
Peneliti dan siswa melakukan tanya jawab mengenai kondisi sekitar kelas dan
lingkungan sekitar mereka. Kemudian siswa melihat video mengenai pencemaran
udara yang telah dipersiapkan oleh peneliti sesuai dengan arahan yang ada dalam
modul. Selain mengamati video, siswa juga melakukan pengamatan tentang kondisi
sekitar kelas baik di dalam maupun di luar. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan
penerapan dari langkah pertama dalam Paradigma Pedagogi Reflektif yakni konteks.
Pada kegiatan selanjutnya, siswa mengamati gambar yang terdapat dalam
modul yakni mengenai lingkungan yang mengalami pencemaran udara dan
sebaliknya. Siswa menganalisis kedua gambar tersebut dan menjawab soal-soal yang
sudah ada di dalam modul. Soal-soal yang ada di dalam modul membantu siswa
untuk mengasah kemampuan baik secara kognitif maupun emosional karena
membutuhkan analisis dan pemahaman dari segi sikap sebagai bentuk refleksi. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
kegiatan pengamatan dan pengisian soal-soal yang terdapat di dalam modul siswa
dapat berdiskusi dengan teman lain ataupun dengan peneliti.
Gambar 4.9 Kegiatan Diskusi
Sesuai dengan arahan yang ada di dalam modul, kegiatan pembelajaran
dilanjutkan dengan melakukan eksperimen mengenai peran tumbuhan dalam
kehidupan. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan mempersiapkan bahan
serta alat yang dibutuhkan dalam eksperimen. Alat dan bahan dalam eksperimen telah
disediakan oleh peneliti sebelumnya sehingga siswa dapat dengan mudah melakukan
kegiatan tersebut. Pada kegiatan eksperimen ini, siswa saling berdiskusi dan bekerja
sama untuk mengikuti langkah-lamgkah yang ada dalam modul. Setelah melakukan
eksperimen, siswa menjawab beberapa pertanyaan yang sudah terdapat dalam modul
serta berdiskusi dengan kelompok lain dengan saling membagikan hasil eksperimen.
Pertanyaan yang ada dalam modul terkait hasil ekperimen mengandung refleksi bagi
siswa tentang kejadian yang ada di lingkungan mereka. Eksperimen mengandung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
pesan moral untuk menjaga kelestarian tumbuhan karena besar manfaat yang
diperoleh. Dalam kegiatan ini pula kesadaran siswa untuk terus mencintai lingkungan
akan berkembang karena mereka melihat langsung fakta dalam kehidupan akan
rusaknya tumbuhan dan manfaat tumbuhan bagi kehidupan. Ketika siswa sudah
memiliki kesadaran akan suatu hal sehingga memunculkan keinginan untuk
melakukan sesuatu, akan sangat mungkin jika mereka memiliki kepedulian yakni
terhadap lingkungan. Hal ini selaras dengan nilai dalam pendidikan emansipatoris
yaitu “humanisasi”
Gambar 4.10 Kegiatan Eksperimen
Selama proses pembelajaran berlangsung siswa dapat melakukan kegiatan
diskusi. Diskusi merupakan suatu bentuk kegiatan yang dipilih oleh peneliti, karena
dengan kegiatan tersebut siswa dapat saling bertukar informasi dan pengalaman baik
dengan sesama teman ataupun guru. Hal ini sesuai dengan nilai dalam pendidikan
emansipatoris yakni “mempertanyakan sistem”. Dalam sistem ini, siswa dan guru
adalah sama-sama pembelajar sehingga terjadilah komunikasi dan interaksi dua arah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Selain itu, kegiatan ini mengasah siswa untuk menghargai dan mendengarkan
pendapat guru maupun teman sehingga tercapailah indikator compassion.
Kegiatan mengamati baik video, gambar, pengamatan langsung di sekitar
kelas serta melakukan diskusi merupakan perwujudan dari langkah kedua dalam
siklus Paradigma Pedagogi Reflektif yakni pengalaman. Seperti yang sudah
dijelaskan oleh Subagya (2010:52) pengalaman langsung merupakan pengalaman
akan peristiwa yang dialami oleh siswa yang kemudian dikaitkan dengan materi
pelajaran melaui berbagai kegiatan seperti diskusi dan pengamatan, sedangkan
pengalaman tidak langsung diperoleh siswa dari mendengarkan, melihat, dan
membaca. Selain kegiatan pengamatan dan diskusi, siswa juga melakukan
eksperimen sederhana untuk mengetahui manfaat tumbuhan bagi kehidupan secara
berkelompok serta mengisi LKS yang sudah disediakan dalam modul. Kegiatan
pembelajaran tersebut sudah memunculkan langkah Paradigma Pedagogi Reflektif
yang selanjutnya yakni berefleksi. Adapun pertanyaan refleksi sudah terintegrasi
dengan soal-soal yang ada dalam modul. Dari soal-soal dan refleksi tersebut siswa
melakukan sebuah aksi yakni bereksperimen untuk mengetahui peranan tumbuhan
dalam kehidupan.
Indikator competence tercapai ketika siswa mengidentifikasi dan menganalisis
video, gambar, kondisi sekitar kelas, serta saat melakukan eksperimen. Dalam
kegiatan tersebut siswa diajak untuk berpikir mengenai lingkungan yang ada di
sekitar mereka. Hal ini pula yang kemudian memberikan rangsangan bagi siswa
untuk mengembangkan salah satu nilai yang ada dalam pendidikan emansipatoris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
yakni “kesadaran kritis”. Kesadaran kritis adalah ketika sesorang mampu menerima
dan menolak realitas dalam kehidupannya serta mampu mempertahankan
(Smith,2001:31). Ketika siswa melihat dan melakukan kegiatan secara langsung,
mereka akan menyeleksi segala bentuk informasi yang sudah didapat dan kemudian
memilahnya sehingga memunculkan suatu kesadaran tertentu baik itu menolak
informasi ataupun menerimanya.
Setelah melakukan kegiatan implementasi, peneliti kemudian membagikan
kuesioner persepsi siswa terhadap kualitas modul pembelajaran IPA “Aku Cinta
Lingkunganku”. Pembagian kuesioner tersebut bertujuan untuk mengetahui penilaian
siswa terhadap modul yang sudah digunakan dalam proses pembelajaran.
Berikut ini adalah data yang diperoleh peneliti dari kuesioner persepsepsi
terhadap modul pembelajaran IPA “Aku Cinta Lingkunganku”:
Tabel 4.7 Analisis Instrumen Persepsi Siswa Terhadap Kualitas Modul No item Rentang Skor Jumlah Skor
1 2 3 4 5
1 0 0 1 9 15 114
2 0 0 1 10 14 113
3 0 0 1 5 20 123
4 0 0 1 3 20 113
5 0 0 2 7 17 119
6 0 2 4 5 15 107
7 0 0 5 8 12 107
8 0 0 3 8 15 116
9 0 1 1 5 18 115
10 0 1 5 8 11 101
11 0 0 4 10 11 101
12 0 0 2 4 19 117
Dari data hasil kuesioner persepsi siswa tersebut, peneliti kemudian
melakukan perhitungan untuk mendapatkan data dalam bentuk persen menggunakan
rumus sebagai berikut:
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Keterangan :
X : skor rata-rata dalam bentuk persen
: jumlah skor perolehan
: jumlah skor tertinggi/ maksimal
Perhitungan ke dalam bentuk persen dilakukan pada masing-masing item, sehingga
didapatkan hasil persentase seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.8 Persentase Persepsi Siswa Terhadap Kualitas Modul Pembelajaran IPA
“Aku Cinta Lingkunganku”.
No
Item
Pernyataan Persentase
Jawaban
1 Saya memahami bahasa yang digunakan pada modul
pembelajaran “Aku Cinta Lingkunganku”
87,69
2 Saya memahami dengan jelas langkah-langhkah kegiatan
pembelajaran yang ada pada modul pembelajaran “Aku
Cinta Lingkunganku”
86,92
3 Ukuran dan jenis huruf pada modul pembelajaran “Aku
Cinta Lingkunganku” dapat saya baca dengan jelas.
94,61
4 Gambar pada modul pembelajaran “Aku Cinta
Lingkunganku” membuat saya menjadi jelas dan tertarik
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
86,92
5 Warna yang ada pada modul pembelajaran membuat saya 91,53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
No
Item
Pernyataan Persentase
Jawaban
tertarik dan semangat untuk melakukan pengamatan.
6 Tampilan modul pembelajaran “Aku Cinta Lingkunganku”
membuat saya tertarik untuk menemukan pengetahuan
sendiri dan tidak membosankan.
82,30
7 Isi yang disajikan dalam modul pembelajaran membuat saya
mandiri.
82,30
8 Dengan modul pembelajaran “Aku Cinta Lingkunganku”
membuat saya lebih aktif dalam pembelajaran.
89,23
9 Modul pembelajaran “Aku Cinta Lingkunganku”
meningkatkan rasa ingin tahu saya.
88,46
10 Modul pembelajaran “Aku Cinta Lingkunganku” membuat
saya lebih aktif dalam mencari tahu dalam kegiatan
observasi.
77,69
11 Modul pembelajaran “Aku Cinta Lingkunganku” membuat
saya mencari dan menemukan sendiri masalah dan
kesimpulan dari kegiatan observasi dan eksperimen yang
berkaitan dnegan lingkungan saya.
77,69
12 Modul pembelajaran “Aku Cinta Lingkunganku” membantu
saya dalam memecahkan masalah dalam setiap kegiatan.
90,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Berdasarkan besarnya persentase persepsi siswa terhadap kualitas modul
pembelajaran IPA “Aku Cinta Lingkunganku”, dapat diketahui bahwa siswa tertarik
dengan modul pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti baik dari tampilan
maupun materinya. Dengan ketertarikan tersebut siswa sangat antusias ketika
mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, dengan adanya modul siswa dapat lebih
mandiri dalam kegiatan pembelajaran karena petunjuk dan bahasa yang digunakan
dalam modul sangat jelas sehingga mudah dipahami. Siswa terlibat secara aktif untuk
memecahkan setiap masalah yang disajikan dalam modul.
Selain hasil yang tampak dalam bentuk presentase, peneliti juga menemukan
bahwa selama proses pengisian kuesioner siswa mengalami kesulitan saat mengisi
item no (10) Modul pembelajaran “Aku Cinta Lingkunganku” membuat saya lebih
aktif dalam mencari tahu dalam kegiatan observasi, (11) Modul pembelajaran “Aku
Cinta Lingkunganku” membuat saya mencari dan menemukan sendiri masalah dan
kesimpulan dari kegiatan observasi dan eksperimen yang berkaitan dengan
lingkungan saya, dan (12) Modul pembelajaran “Aku Cinta Lingkunganku”
membantu saya dalam memecahkan masalah dalam setiap kegiatan. Dalam hal ini,
peneliti membantu siswa dengan menjelaskan maksud dari item tersebut.
4.1.1.5 Evaluasi dan Refleksi
Prosedur pengembangan modul pada langkah terakhir adalah evaluasi dan
refleksi yang akan menghasilkan produk akhir. Setelah melalukan implementasi di
SD Kanisius Demangan Baru 1, peneliti mengkaji ulang modul yang telah
dikembangkan dengan melakukan evaluasi serta refleksi dengan melihat hasil dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
penilaian siswa serta validator. Berdasarkan data-data tersebut, peneliti menetapkan
bahwa modul pembelajaran IPA “Aku Cinta Lingkunganku” sebagai produk akhir
dari penelitian pengembangan ini.
4.2.2 Deskripsi Kualitas Modul Pembelajaran IPA “Aku Cinta Lingkunganku”
Peneliti melakukan penilaian terhadap kualitas modul kepada dua validator
yakni pada ahli kurikulum dan guru IPA sekolah dasar. Persentase nilai perolehan
dari validator yang ahli dalam bidang kurikulum adalah sebesar 80%, angka
persentase tersebut menunjukkan klasifikasi modul sudah “baik” untuk digunakan.
Guru IPA sekolah dasar sebagai validator kedua memberikan nilai pesentase 83%
yang artinya modul memiliki klasifikasi kelayakan “sangat baik”.
Pada tanggal 10 Februari 2017 peneliti melakukan implementasi di kelas III B
SD Kanisisus Demangan Baru 1. Hasil dari kegiatan implementasi tersebut adalah
82,30 % siswa memberikan penilaian bahwa isi modul membuat siswa lebih mandiri
dalam kegiatan pembelajaran, 86,92% siswa memahami langkah-langkah serta
kegiatan yang disajikan dalam modul, 88,64 % meningkatkan rasa ingin tahu, dan
90,00 % membantu siswa dalam memecahakan masalah pada setiap kegiatan.
Modul pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti memiliki klasifikasi
kelayakan yang “sangat baik” . Hal ini berdasarkan penilaian dari validator dan
kuesioner persepsi siswa. Modul yang dikembangkan disesuaikan dengan kondisi
siswa melalui kegiatan analisis, baik observasi, wawancara, maupun pembagian
kuesioner. Selain itu, modul juga sudah disesuikan dengan pendekatan pembelajaran
yang digunakan di sekolah tersebut yakni Paradigma Pedagogi Reflektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
4.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Modul Pembelajaran IPA “Aku Cinta
Lingkunganku”
Kelebihan modul pembelajaran IPA “Aku Cinta Lingkunganku” adalah modul
disusun dengan memperhatikan kebutuhan siswa, artinya modul sesuai dengan
konteks kehidupan siswa. Modul dibuat dengan menyesuaikan pendekatan yang
digunakan oleh sekolah tempat penelitian dilakukan yakni Paradigma Pedagogi
Reflektif. Modul mengandung informasi mengenai kondisi lingkungan, gambar-
gambar yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, lembar kerja, serta
petunjuk yang jelas sehinggga siswa dapat dengan mudah memahami.
Kekurangan yang terdapat dalam modul pembelajaran IPA “Aku Cinta
Lingkunganku” yakni lampiran materi yang terdapat dalam modul belum begitu
spesifik mengangkat masalah polusi udara. Seharusnya lampiran materi yang terdapat
dalam modul menggali lebih dalam mengenai polusi udara.selain itu,langkah-langkah
Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif tidak dicantumkan secara langsung di
dalam modul pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini, peneliti akan menguraikan tentang kesimpulan, keterbatasan
penelitian serta saran.
5.1 Kesimpulan
Modul pembelajaran IPA “Aku Cinta Lingkunganku” untuk siswa kelas III di
SD Kanisius Demangan Baru 1yang dikembangkan berdasarkan 5 langkah
pengembanagan menurut Tomlinson (2005) yakni:
Pertama, analisis kebutuhan siswa dengan menggunakan kuesioner,
wawancara maupun observasi. Analisis kebutuhan dilakukan dengan membagikan
kuesioner pra-penelitian kepada 26 siswa kelas III dan 6 guru di SD Kanisius
Demangan Baru. Peneliti juga melakukan wawancara kepada wali kelas serta kepala
sekolah. Selain itu, untuk memperkuat data analisis kebutuhan peneliti melakukan
kegiatan observasi. Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengetahui seberapa dalam
pemahaman siswa akan lingkungan serta sebagai langkah awal untuk menentukan
pembelajaran yang tepat bagi siswa. Kedua, mendesain modul pembelajaran
berdasarkan 8 prinsip dari 16 prinsip pengembangan menurut Tomlinson (2005).
Desain modul diawali dengan menentukan SK & KD yang sudah disesuaikan dengan
kebutuhan siswa serta menentukan indikator yang memuat nilai 3C. Berdasarkan
Indikator tersebut, peneliti menentukan tujuan pembelajaran yang termuat dalam
modul. Desain selanjutnya adalah dengan menentukan tema serta materi yang akan
dikembangkan dalam modul pembelajaran. Ketiga, penilaian modul oleh validator.
Setelah didesain, modul diberikan kepada validator yang ahli dibidang kurikulum dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
validator guru IPA SD guna mengetahui kelayakan modul jika digunakan dalam
proses pembelajaran. Keempat, implementasi modul pembelajaran kepada siswa
kelas III di SD Kanisius Demangan Baru . kegiatan implementasi diakukan dengan
melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan modul yang telah
dikembangkan oleh peneliti. Kelima, mengevaluasi hasil implementasi dan
melakukan perbaikan modul berdasarkan refleksi peneliti.
Kelayakan modul dapat diketahui berdasarkan penilaian dari validator.
Penilaian dari validator yang ahli dalam bidang kurikulum sebesar 80 sedangkan
penilaiand ari guru IPA sekolah dasar sebesar 83. Selain itu, kelayakan juga dapat
dilihat dari hasil implementasi yang dilaksakan pada tanggal 10 Februari 2017 pada
kelas III B di SD Kanisius Demangan Baru 1. Siswa memberikan tanggapan positif
dengan menunjukkan sikap antusias selama proses pembelajaran serta memberikan
penilaian yang baik pada kuesioner persepsi.
Kualitas modul pembelajaran juga dilihat berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti saat melakukan kegiatan implementasi yang telah memenuhi
8 kriteria dari 16 kriteria materi menurut Tomlinson (2005) yakni (1) siswa
menunjukkan sikap antusias saat menggunakan modul dan segera membaca saat
modul dibagikan, (2) bahasa yang digunakan dalam modul mudah dipahami oleh
siswa, karena siswa dapat memahami klaimat serta langkah-langkah kegiatan yang
terdapat dalam modul secara mandiri, (3) siswa lebih percaya diri untuk
menyampaikan pendapat serta ide-ide selama proses pembelajaran, hal ini terlihat
dari keaktifan siswa saat berdiskusi bersama guru maupun temannya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
membahas materi yang terdapat di dalam modul, (4) siswa dapat mempelajari materi
yang terdapat dalam modul secara mandiri, (5) modul pembelajaran yang
dikembangkan berfokus pada materi lingkungan, maka dari itu siswa mempelaji
tentang lingkugan serta permasalahannya yang terdapat di sekitar siswa. (6) siswa
menetukan cara belajar mereka masing-masing, hal ini terlihat pada saat mempelajari
modul siswa memberikan jawaban serta cara mengrjakan yang berbeda-beda, (7)
selama proses pembelajaran siswa mengembangkan potensi belajar dengan terlibat
langsung dalam setiap kegiatan seperti diskusi, pengamatan, dan eksperimen, dan (8)
siswa dituntun untuk berefleksi dengan menegrjakan soal-soal yang terdapat dalam
modul.
5.2 Keterbatasan Penelitian
1. Modul yang dikembangkan dalam penelitian ini tidak dinilaia oleh validator
yang ahli dalam bidang IPA.
2. Materi yang terdapat dalam modul belum menggali masalah pencemaran
udara secara lebih mendalam.
3. Kuesioner yang diberikan kepada siswa menggunakan bahasa yang sulit untuk
dipahami oleh siswa.
5.3 Saran
1. Sebaiknya modul dinilai oleh dua validator yakni ahli kurikulum dan ahli
IPA.
2. Materi yang disajikan dalam modul sebaiknya berfokus pada kegiatan yang
dilakukan dalam modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2013. Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam
Mengajar. Yogyakarta: Gava Media.
Davis, Julie.(1998). “Young Children, environmental education and the future”.
Journal of Education and the Environment,(11).
Elmubarok,Zaim.(2009). Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung:Alfabeta.
Emil, Salim. (2008). Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta:Mutiara.
Harsono, Y.M. 2007. Developing Learning Materials for Specific Purposes. TEFLIN
Journal. 18 (2), 169 -179.
Imam Supardi. (2009). Berbakti Untuk Bumi. Bandung: Rosdakarya.
Iskandar, Srini M. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV
Maulana.
Majid, A. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta:
DIVA Press.
Riduwan. (2010). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung
:Alfabeta.
Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.
Santyasa. 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul.
FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Smith, William. 2001. Conscientizacao Tujuan Pendidikan Paulo Freire.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Subagya.(2010). Paradigma Pedagogi Reflektif mendampingi peserta didik menjadi
cerdas & berkarakter.Yogyakarta:Kanisius.
Suhatman,A.(2009). Menyadarkan Kesadaran Medik .46-47.
Suprijono, Agus. 2016. Model-Model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Tomlinson, Brian. 1998. Materials Development in Language Teaching -Second
Edition. Cambride: Cambride University Press.
Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Winarti, E.& Anggadewi,B.E.T. 2015. “Bab 3: Pendidikan Ignasian sebagai
Pendidikan Emansipatoris: Memperjumpakan Teori dan Praktik dalam Proses
Pembelajaran:. Dalam:Manusia Pembelajar di Dunia Tarik Ulur.
(Ed:Budisantoso). Yogyakarta: Sanata Dharma University Press. Hal:49.
Zuchdi, Darmiyati. (2009). Humanisasi Pendidikan: Menemukan Kembali
Pendidikan Yang Manusiawi. Jakarta:Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 1. Pertanyaan Pra Penelitian untuk Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 2. Pertanyaan Pra Penelitian untuk Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 3. Lembar Validasi Modul oleh Ahli Kurikulum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 4. Lembar Validasi Modul oleh Guru IPA SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 5. Lembar Kuesioner Persepsi Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 6. Presensi Kehadiran Saat Implementasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 8. Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 9. Dokumentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
RIWAYAT PENELITI
Rena Christiani lahir di Meisuji Lampung, 05 Agustus
1993. Pendidikan dasar diperoleh di SD Negeri II,
Ngestiboga II, Jayaloka, Musi Rawas, Sumatera Selatan,
tamat tahun 2008. Pendidikan menengah pertama
diperoleh di SMP Negeri Giriyoso, Jayaloka, Musi
Rawas, Sumatera Selatan, tamat pada tahun 2010.
Pendidikan menegah atas diperoleh di SMA Negeri Jayaloka, Musi Rawas, Sumatera
Selatan, tamat pada tahun 2012.
Pada tahun 2013, peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pendidikan di perguruan tinggi
diakhiri dengan menulis skripsi berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran IPA
“Aku Cinta Lingkunganku”Untuk Siswa Kelas III SD Kanisius Demangan Baru 1
Menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI