pengembangan modul pembelajaran biologi...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI
DISERTAI MIND MAP PADA MATERI EKOSISTEM
UNTUK SISWA KELAS VII SEMESTER II
DI SMPN 1 PADANG PANJANG
BERDASARKAN KTSP
SKRIPSI
untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana
pendidikan
PONDA ANGGELIKA PUTRI
NIM 86217
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
ABSTRAK
Dalam pembelajaran biologi guru masih cendrung menggunakan metode
ceramah dan mencatat yang sekaligus menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya
hasil belajar siswa. Salah satu cara yang dapat membantu proses belajar mengajar
adalah dengan pemberian modul yang disertai mind map. Mind map merupakan cara
sederhana untuk membuat catatan kreatif dan efektif yang akan memetakan pikiran-
pikiran kita. Selain itu, mind map juga akan memberi pandangan menyeluruh
terhadap pokok suatu masalah serta menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan
diingat. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk
menghasilkan modul pembelajaran biologi yang disertai mind map pada materi
ekosistem dan kemudian mengetahui validitas dan praktikalitasnya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan 3-
D dari 4-D models yang telah dimodifikasi menjadi 3 tahap yaitu, define
(pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan). Tahap define terdiri
dari analisis kurikulum, analisis siswa dan analisis tugas. Pada tahap design dilakukan
perancangan modul yang disertai mind map. Pada tahap develop dilakukan uji
validitas oleh 5 orang validator (2 orang dosen biologi dan 3 orang guru biologi
SMPN 1 Padang Panjang) dan uji praktikalitas oleh 3 orang guru biologi dan 25
orang siswa kelas VII SMPN 1 Padang Panjang. Data ini dianalisis dengan analisis
deskriptif.
Hasil uji validitas modul oleh validator menunjukkan bahwa modul ini valid
ditinjau dari aspek didaktik, konstruksi dan teknis. Hasil uji praktikalitas modul oleh
guru dan siswa menunjukkan bahwa modul ini praktis ditinjau dari aspek kemudahan
penggunaan, manfaaat yang didapat dan efektivitas waktu pembelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa modul pembelajaran biologi yang disertai mind map pada materi
ekosistem yang dihasilkan sudah valid dan praktis sehingga bisa dimanfaatkan untuk
pembelajaran di kelas VII semester II SMPN 1 Padang Panjang.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan penulisan skripsi berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran
Biologi Disertai Mind map Pada Materi Ekosistem Untuk Siswa Kelas VII Semester
II di SMP Negeri 1 Padang Panjang Berdasarkan KTSP”. Skripsi ini diajukan sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Biologi
FMIPA di Universitas Negeri Padang.
Terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada semua pihak yang
ikut membantu penyelesaian skripsi ini, baik berupa sumbangan pikiran, bimbingan,
ide, dan motivasi yang sangat berarti bagi penulis. Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Anizam Zein, M. Si sebagai pembimbing I, yang telah menyediakan
waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran untuk membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Ernie Novriyanti, S.Pd., M.Si sebagai pembimbing II, yang telah
menyediakan waktu, tenaga, pikiran, dan kesabaran untuk membimbing penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Drs. H. Rusdi Adnan, Bapak Drs. Mades Fifendy M.Biomed, Ibu
Muhyiatul Fadilah, S.Si, M.Pd sebagai dosen penguji.
4. Bapak Dr. Ramadhan Sumarmin, S. Si., M. Si dan Bapak Drs. Ardi M. Si sebagai
validator modul pembelajaran biologi disertai mind map yang penulis hasilkan.
ii
5. Bapak Syahrizal, S. Pd dan Ibu Lahara Yanuarsih, S. Pd serta Hj. Gusmayeni A.
Md Pd sebagai validator modul pembelajaran biologi disertai mind map yang
penulis hasilkan.
6. Pimpinan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negri Padang.
7. Bapak/Ibu staf pengajar, karyawan/karyawati dan laboran Jurusan Biologi
FMIPA Universitas Negri Padang.
8. Kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Padang Panjang.
9. Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Padang Panjang sebagai subjek coba dalam
penelitian ini.
10. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu dalam penelitian
ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah dan
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis telah berusaha semaksimal
mungkin untuk menyelesaikan skripsi ini, dan juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis
semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Padang, 4 Januari 2012
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
C. Batasan Masalah ............................................................................ 6
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
F. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 7
II. KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori .................................................................................. 8
B. Kerangka konseptual .................................................................... 26
III. METODE PENELITIAN
A. Model Penelitian ............................................................................ 27
B. Defenisi Operasional .....................................................................
C. Model Pengembangan ...................................................................
27
28
D. Prosedur penelitian ...……………………………………………. 28
E. Uji coba produk ...……………………………………….............. 36
iv
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data ................................................................................. 40
B. Pembahasan ................................................................................... 45
V. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 51
B. Saran .............................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 53
LAMPIRAN ....................................................................................... 55
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Perbedaan antara catatan biasa dengan catatan mind map ............... 23
2. Nama validator untuk modul ........................................................... 33
3. Nama validator, tempat dan waktu validasi modul yang disertai
mind map pada materi ekosistem kelas VII semester 2 di SMPN 1
Padang Panjang kurikulum KTSP ...……………………………….
40
4. Hasil validasi modul yang disertai mind map .................................. 41
5. Saran validator untuk revisi I modul yang disertai mind map
……........................................................................................... 42
6. Nama guru SMP, tempat dan waktu uji praktikalitas modul yang
disertai mind map………………………………………………………… 43
7. Hasil uji praktikalitas modul yang disertai mind map oleh guru
……...……………………………………………………………… 43
8. Hasil uji praktikalitas modul yang disertai mind map dan oleh
siswa ........................................................................................ 44
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.
2.
3.
4.
Mind map tinjauan materi ekosistem ...............................................
Mind map tinjauan materi keanekaragaman makhluk hidup ...……
Kerangka konseptual ........................................................................
Langkah-langkah 3-D dari 4-D …………………...........................
24
25
26
35
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1.
2.
Kisi-kisi lembaran validasi modul yang disertai mind map pada
materi ekosistem ...........................................................................
Angket validasi modul pembelajaran biologi ................................... 55
56
3. Hasil validasi modul yang disertai mind map pada materi ekosistem
................................................................................................... 91
4. Kisi-kisi angket praktikalitas modul yang disertai mind map pada materi
ekosistem kelas VII semester II oleh guru biologi di SMPN 1 Padang Panjang ........................................................................... 93
5. Angket praktikalitas modul yang disertai mind map pada materi ekosistem
kelas VII semester II oleh guru biologi di SMPN 1 Padang Panjang ...................................................................................... 94
6. Hasil praktikalitas modul yang disertai mind map pada materi ekosistem
kelas VII semester II oleh guru biologi SMPN 1 Padang Panjang ....................................................................................... 110
7. Kisi-kisi angket praktikalitas modul yang disertai mind map pada materi
ekosistem kelas VII semester II oleh siswa SMPN 1 Padang Panjang
..................................................................................... 111
7. Angket praktikalitas modul yang disertai mind map pada materi ekosistem
kelas VII semester II oleh siswa SMPN 1 Padang Panjang
.................................................................................................... 112
8. Hasil praktikalitas modul yang disertai mind map pada materi ekosistem
kelas VII semester II oleh siswa SMPN 1 Padang Panjang
.................................................................................................. 118
9. Dokumentasi Kegiatan Uji Praktikalitas modul pembelajaran biologi yang disertai mind map pada materi ekosistem oleh Siswa Kelas VII semester II
SMPN 1 Padang Panjang ...............................................
120
10. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang .......................................................... 123
11. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Padang
Panjang ......................................................................................... 124
viii
12. Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri 1 Padang Panjang ........ 125
13. Print Out Modul pembelajaran biologi disertai mind map pada materi
ekosistem untuk siswa kelas VII semester II di SMPN 1 Padang
Panjang berdasarkan KTSP
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan tidak terlepas dari suatu proses pembelajaran yang melibatkan
guru dan siswa. Interaksi antara guru dan siswa diharapkan mampu mencapai tujuan
tertentu yang telah dirumuskan sebelum pembelajaran. Ketercapaian tujuan
pembelajaran dapat terlihat jika siswa mampu menguasai materi yang diberikan
secara tuntas. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu membantu siswa untuk dapat
mencapai ketuntasan dalam materi pembelajaran. Guru merupakan salah satu faktor
penting dalam proses pembelajaran, jadi seorang guru harus memiliki kemampuan
yang profesional dalam menjalankan tugasnya.
Kemampuan profesional yang dimaksud adalah seorang guru harus ahli dalam
bidangnya, hal ini mencakup bagaimana seorang guru dapat menerapkan strategi,
pendekatan dan metode serta penggunaan media yang sesuai dan bervariasi dalam
pembelajaran sehingga terciptanya pembelajaran yang efektif. Hal ini dikemukakan
oleh Slameto (2003:74) “Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk
meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang
ingin dicapai”. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu memperhatikan
media pembelajaran yang digunakan. Mengembangkan dan menggunakan media
pembelajaran merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki guru. Hal ini karena
penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa dalam memahami
1
materi pembelajaran serta dapat dijadikan sebagai alat untuk memotivasi siswa dalam
pencapaian tujuan pembelajaran.
Pencapaian tujuan pembelajaran siswa dapat terjadi karena adanya peranan
media. Menurut Sardiman, dkk (2009: 7), media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengiring ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian
rupa sehingga proses belajar terjadi. Banyak media yang digunakan oleh guru dalam
proses pembelajaran. Salah satu media yang digunakan guru adalah media cetak
berupa modul. Modul merupakan media cetak tertulis yang dapat disiapkan oleh guru
untuk menuntun siswa memahami materi pelajaran secara mandiri dan meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar.
Pada pelajaran biologi ini materinya cukup banyak, terutama pada materi
ekosistem, dimulai dari mengetahui apa itu ekosistem dan satuan-satuan dalam
ekosistem, mengetahui bagaimana bentuk diagram rantai makanan, jaring-jaring
makanan dan piramida makanan, mengetahui makhluk hidup yang tergolong langka,
pentingnya membudidayakan makhluk hidup yang tergolong langka serta upaya
pelestariannya. Menurut Lufri (2007:17) menyatakan bahwa “materi atau bahan
pelajaran biologi pada dasarnya berupa fakta, konsep, prinsip dan teori”. Selain itu
pada pelajaran biologi, siswa bukan hanya membutuhkan kemampuan menghafal
saja, tapi kemampuan memahami konsep sangat dibutuhkan untuk dapat mencapai
sasaran tersebut, maka ketertarikan siswa pada pelajaran biologi harus diupayakan.
2
Salah satu cara untuk membuat pelajaran biologi menarik adalah dengan
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara aktif yaitu dengan memberikan
modul pembelajaran kepada siswa yang disertai mind map, supaya siswa belajar
mandiri dan berpikir secara efektif dan kreatif. Seorang siswa harus menata sendiri
dalam pikiran mereka apa yang didengar dan dilihatnya menjadi satu kesatuan yang
bermakna. Karena dalam pembelajaran guru harus memberikan peluang kepada
semua siswa untuk mendiskusikan, mengajukan pertanyaan serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat mereka masing-masing
baik secara lisan maupun tulisan, agar terjadi interaksi antara siswa dan guru serta
menciptakan pembelajaran yang mandiri serta aktif dan kreatif.
Dari hasil wawancara dengan siswa kelas VII SMPN 1 Padang Panjang bahwa
pelajaran biologi memiliki materi yang cukup banyak, terutama pada pokok bahasan
ekosistem, sehingga siswa sulit untuk mengingat dan memahami pelajaran secara
efektif dan efisien. Salah satu solusi yang tepat untuk membantu siswa agar dapat
belajar sendiri serta berpikir secara efektif dan kreatif dalam mencapai tujuan-tujuan
pembelajarannya dan dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan serta
menciptakan pembelajaran bermakna dan mudah dalam mengingat adalah dengan
membuat modul pembelajaran disertai mind map dari materi yang dipelajari. Karena
modul merupakan jenis kesatuan kegiatan belajar yang terencana dirancang untuk
membantu para siswa secara individual dalam mencapai tujuan-tujuan
pembelajarannya.
3
Penggunaan modul dalam kegiatan belajar mengajar bertujuan agar pendidikan
bisa dicapai secara efektif dan efisien. Di SMPN 1 Padang Panjang, dalam
pembelajaran biologi, khususnya untuk kelas VII belum tersedianya modul
pembelajaran untuk siswa yang disertai mind map yang dapat memotivasi siswa
untuk belajar mandiri, efektif dan kreatif. Permasalahan ini merupakan sebagai salah
satu faktor penyebab masih berlakunya pembelajaran ceramah dan mencatat bahan
yang sekaligus menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya efisiensi dan efektifitas
dalam pembelajaran bermuara pada kurang optimalnya pencapaian hasil belajar mata
pelajaran biologi.
Dengan menggunakan modul dalam kegiatan pembelajaran tentu ada hal yang
dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Dengan adanya interaksi
siswa dengan lembar kerja yang digunakan merupakan aktivitas yang sengaja
diciptakan untuk mewujudkan iklim konstruktivistik dalam pembelajaran. Dalam
kegiatan ini siswa sepenuhnya berlatih memecahkan masalah yang ada pada lembar
kerja menggunakan kemampuan masing-masing dalam kelompok kecil. Dengan
adanya modul disertai mind map tersebut, maka siswa lebih termotivasi untuk belajar
dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai dengan tuntutan kurikulum atau
terlaksana dengan baik karena adanya modul disertai mind map, sehingga hasil
belajar siswa akan meningkat.
Mind map merupakan cara sederhana untuk membuat cacatan kreatif, efektif,
dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. Dengan mind map siswa
4
mudah mengingat dan tidak mudah lupa pada materi pelajaran, terutama pada materi
pokok ekosistem karna adanya gambar, simbol, dan warna-warni. Mind map juga
merupakan metode mempelajari konsep yang didasarkan pada cara kerja otak dalam
menyimpan informasi. Dengan adanya modul yang disertai mind map siswa lebih
termotivasi untuk melihat, mengingat dan mengerjakan pelajaran karena dengan
adanya mind map yang ada warna, gambar dan juga simbol yang menarik yang
membangkitkan kreatifitas siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis telah mengembangkan modul
pembelajaran biologi pada materi pokok ekosistem dengan judul “ Pengembangan
Modul Pembelajaran Biologi Disertai Mind map pada Materi Ekosistem Untuk
Siswa Kelas VII Semester II di SMPN 1 Padang Panjang Berdasarkan KTSP”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka, dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut.
a. Belum ditemukan modul pembelajaran biologi di SMPN 1 Padang
Panjang.
b. Belum ditemukan metode mempelajari konsep di SMPN 1 Padang Panjang
untuk memudahkan dalam mempelajari pokok bahasan ekosistem.
c. Belum ditemukan modul yang sesuai dengan KTSP di SMPN 1 Padang
Panjang maka dikembangkan bahan ajar berbentuk modul pembelajaran
disertai mind map.
5
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
dikemukakan dan mengingat keterbatasan yang peneliti miliki, maka penelitian
ini difokuskan pada pengembangan modul pembelajaran biologi disertai mind
map pada materi ekosistem untuk siswa kelas VII semester II di SMPN 1 Padang
Panjang berdasarkan KTSP.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi diatas, maka rumusan pada penelitian ini adalah
“bagaimanakah validitas dan praktikalitas modul pembelajaran biologi yang
disertai mind map pada materi ekosistem untuk siswa kelas VII semester II di
SMPN 1 Padang Panjang berdasarkan KTSP yang dikembangkan”?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Menghasilkan modul biologi disertai mind map pada materi ekosistem untuk
siswa kelas VII semester II di SMPN 1 Padang Panjang berdasarkan KTSP.
2. Mengetahui validasi dan praktikalitas modul yang disertai mind map yang
dihasilkan.
3. Mengetahui praktikalitas siswa terhadap modul yang disertai mind map
yang dihasilkan.
6
F. Manfaat Penelitian
1. Dengan dihasilkannya modul untuk materi ekosistem diharapkan berguna
bagi guru dan peneliti sebagai contoh dalam mengembangkan modul untuk
pembelajaran biologi.
2. Dihasilkannya modul yang disertai mind map untuk materi pokok
ekosistem yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran oleh guru
biologi dan siswa kelas VII semester II di SMPN 1 Padang Panjang.
3. Sumber data dan informasi bagi penelitian lanjutan yang berhubungan
dengan penelitian ini.
7
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Tinjauan Belajar dan Proses Pembelajaran
Dalam pendidikan, kegiatan yang perlu mendapatkan perhatian utama adalah
proses belajar. Belajar bukanlah hanya sekedar menghafal tanpa makna sehingga
hasil belajar yang didapatkan sekedar mendapatkan nilai semata. Menurut Thursan
Hakim (2005:11), belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian
manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam
seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefenisikan sebagai suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungnnya. Dalam pendidikan, kegiatan yang perlu mendapatkan
perhatian utama adalah proses belajarbukanlah hanya sekedar menghafal tanpa
makna, sehinnga hasil belajar yang didapatkan sekedar mendapatkan nilai semata.
8
Menurut Daryanto (2009: 2) mendefinisikan belajar sebagai “suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. Sedangkan menurut lufri (2007:11) ”belajar didefenisikan sebagai
modifikasi atau peneguhan perilaku melalui pengalaman (learning is defined as the
modification or strengthening of behavior through experiencing)”. Berdasarkan
pengertian ini, belajar bukan suatu hasil dan bukan pula suatu tujuan tetapi
merupakan suatu proses atau suatu aktivitas.
Belajar bukan hanya proses mengingat atau menghafal, tetapi jauh dari itu,
yakni proses mengalami sesuatu. Seseorang dikatakan telah belajar apabila terjadi
perubahan prilaku dalam dirinya. Perubahan muncul setelah siswa berinteraksi
dengan lingkungan sehingga terjadi proses berfikir yang mampu menimbulkan
pengalaman dalam diri siswa. Dalam setiap kegiatan belajar mengajar akan terjadi
prosespembelajaran. Pembelajaran merupakan proses peningkatan kualitas manusia,
yang diperoleh dari berbagai cara.
Pembelajaran adalah proses membangun pengalaman belajar siswa dengan
berbagai keterampilan proses sehingga mendapatkan pengalaman dan pengetahuan
baru. Sedangkan kreatif dimaksudkan agar guru mampu menciptakan kegiatan belajar
yang beragam sehingga memenuhi dan mampu memberikan pelayanan pada berbagai
tingkat kemampuan dan gaya belajar siswa. Selanjutnya guru mampu menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatian secara
penuh.
9
Pembelajaran kreatif dan menyenangkan merupakan usaha membangun
pengalaman belajar siswa dengan berbagai keterampilan proses untuk mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan baru, melalui penciptaan kegiatan belajar yang beragam
dan mengkondisikan suasana belajar sehingga mampu memberikan pelayanan pada
berbagai tingkat kemampuan dan gaya belajar siswa, serta siswa lebih terpusat
perhatiannyapada pelajaran.
Pembelajaran kreatif dan menyenangkan dalam pelaksanaannya hendaknya
memperhatikan hal-hal berikut:
a. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan kebebasan berimajinasi.
Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau
bukan anak Indonesia yang terlahir tidak mengalami gangguan jiwa memiliki kedua
sifat itu.
b. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki
kemampuan yang berbeda. Dalam pembelajaran kreatif dan menyenangkan
perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan
pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama,
melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki
kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor
10
sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat
kesulitan sehingga anak tersebut belajar secara optimal.
Pembelajaran berhubungan erat dengan belajar, dimana dengan belajar
seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya dan pembelajaran merupakan suatu
upaya penciptaan kondisi belajar yang mudah dan sistematis untuk mendapatkan hasil
belajar. Proses pembelajaran merupakan kesatuan kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan antara siswa yang belajar dengan guru, karena dalam proses pembelajaran
akan selalu melibatkan serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan
timbal balik untuk mencapai tujuan tertentu. Kegiatan pembelajaran merupakan
kegiatan pokok dalam proses pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya
pendidikan bergantung pada bagaimana pembelajaran yang dialami siswa. Proses
pembelajaran terdiri dari belajar dan mengajar.
Menurut Slameto (2003: 2) ”Belajar adalah usaha seseorang dalam perubahan
tingkah laku karena dipengaruhi lingkungan”. Pendapat ini juga diperkuat oleh
Sardiman (2007: 20) yang mengemukakan bahwa ”belajar adalah perubahan tingkah
laku atau penampilan, dengan berbagai kegiatan misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya”. Sedangkan mengajar menurut
Ali (1998: 12) ”Upaya yang disengaja untuk siswa sehingga terjadilah proses belajar
sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan”. Seseorang dikatakan telah belajar
apabila terjadi perubahan perilaku dalam dirinya. Perubahan muncul setelah siswa
11
berinteraksi dengan lingkungan sehingga terjadi proses berfikir yang mampu
menimbulkan pengalaman dalam diri siswa.
Menurut Hamzah (2007: 16), terdapat tiga ciri yang tampak dari orang yang
mempelajari suatu objek (pengetahuan) tertentu, yaitu:
1. Adanya objek (pengetahuan, sikap, keterampilan) yang menjadi tujuan
untuk dikuasai
2. Terjadinya proses, berupa interaksi antara seseorang dengan lingkungannya
atau sumber belajar (orang, media, dan sebagainya), baik melalui
pengalaman langsung atau belajar berpartisipasi dengan berbuat sesuatu
maupun pengalaman pengganti.
3. Terjadinya perubahan perilaku baru sebagai akibat mempelajari suatu
objek (pengetahuan) tertentu.
Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan
kelakuan. Sejalan dengan itu ada pula pendapat yang mengatakan bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkah laku melalui interaksi individu dengan
lingkungannya. Perubahan yang dimaksud tampak dalam bentuk peningkatan kualitas
dan kuantitas tingkah laku. Bentuk peningkatan kualitas ditunjukkan dengan adanya
peningkatan kemampuan seseorang untuk memahami tentang sesuatu hal yang
dipelajarinya. Kemampuan yang ada pada dirinya itu akan menciptakan hasil belajar
yang baik yang merupakan bentuk perubahan peningkatan kuantitas tingkah laku
pada dirinya. Guru sebagai pembimbing pembelajaran harus berusaha mengiring
siswa dalam menemukan konsep dan menyediakan kondisi yang mungkin untuk
menunjang kegiatan pembelajaran yang akan mewujudkan perubahan tingkah laku
12
siswa. Pembelajaran biologi selama ini lebih banyak menghafalkan fakta, prinsip, dan
teori saja. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dikembangkan strategi
pembelajaran biologi yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka.
Proses pembelajaran diupayakan mengikutsertakan siswa secara aktif agar dapat
mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Keterlibatan siswa secara aktif
dalam proses belajar mengajar baik secara fisik maupun mental memberikan
kontribusi terhadap pencapaian hasil pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu
guru harus mampu memilih strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan minat,
aktivitas dan dan hasil belajar siswa.
2. Tinjauan tentang media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang berarti perantara atau pengantar. Gagne dalam Sardiman, Arief dan
Rahardjo. dkk (2006: 6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Dalam suatu
proses belajar mengajar, dan unsur yang paling penting adalah metode mengajar dan
media pembelajaran. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa.
13
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan
sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi
pelajaran pada saat belajar. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media
pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, penyajian data
dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan
informasi.
Gagne dalam Sardiman. dkk (2006:17-18) Manfaat media pendidikan dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan)
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, misalnya:
Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita gambar,
film bingkai.
Objek yang kecil, dibantu dengan proyektor mikro.
Konsep yang terlalu luas (seperti pada materi pokok ekosistem)
dapat dibuat dalam bentuk modul disertai mind map.
3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
Menimbulkan kegairahan belajar
Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik
dengan lingkungan dan kenyataan.
Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
4. Dengan sifat yang unik pada siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan
pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan
14
ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan
apabila semuanya harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang
lingkungan guru dengan siswa berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media
pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:
Memberikan perangsang yang sama.
Mempersamakan pengalaman.
Menimbulkan persepsi yang sama.
3. Tinjauan tentang modul
a. Sistem pengajaran dengan modul
Menurut Nana sudjana (2001:132) “modul merupakan suatu unit program
pengajaran yang disusun dalam bentuk tertentu untuk keperluan belajar”. Kemudian
Sudjana dan Rivai (2007: 131) menjelaskan bahwa:
Pada kenyataannya modul merupakan jenis kesatuan kegiatan
belajar yang terencana, dirancang untuk membantu para siswa
secara individual dapat mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Modul
ini bisa dipandang sebagai paket program pengajaran yang terdiri
dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan
pelajaran, metode belajar, alat atau media, serta sumber belajar
dan sistem evaluasinya.
Sebuah modul akan bermakna apabila siswa dapat dengan mudah
menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang siswa yang
memiliki kemampuan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau
lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan siswa lainnya. Dengan demikian maka
modul harus menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa
disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan
ilustrasi. Penggunaan modul dalam pembelajaran bertujuan agar tujuan pendidikan
bisa dicapai secara efektif dan efisien.
15
Para siswa dapat mengikuti pembelajaran sesuai dengan kecepatan dan
kemampuan mereka, lebih banyak belajar mandiri, dapat mengetahui hasil belajar
mereka serta menekankan penguasaan bahan pembelajaran secara optimal. Guru
harus menegaskan hal-hal khusus yang terdapat di dalam modul kepada para
siswanya, menegaskan agar tidak perlu tergesa-gesa dalam menyelesaikan modul,
tetapi secepatnya menguasai bahan pelajaran, memperbolehkan bertanya kepada guru
atau teman sendiri yang dianggap lebih mengetahui, mengadakan pengecekan keliling
guna mengetahui pemahaman atau kesulitan siswa, menghentikan sementara
pembelajaran apabila seluruh siswanya mengalami kesulitan belajar yang sama.
Modul ini diberikan kepada siswa sebelum pembelajaran berlangsung, agar siswa
dapat mempelajari modul untuk persiapan dalam pembelajaran.
b. Karakteristik modul
Modul mempunyai beberapa karakteristik tertentu, misalnya berbentuk unit
pengajaran terkecil dan lengkap, berisi rangkaian kegiatan belajar yang dirancang
secara sistematis, berisi tujuan belajar yang dirumuskan secara jelas dan khusus,
memungkinkan siswa belajar mandiri, dan merupakan realisasi perbedaan individual
serta perwujudan pengajaran individual.
c. Tujuan pengajaran dengan modul
Penggunaan modul dalam kegiatan belajar mengajar bertujuan agar tujuan
pendidikan bisa dicapai secara efektif dan efisien. Para siswa dapat mengikuti
program pengajaran sesuai dengan kecepatan dan kemampuan sendiri, menekankan
penguasaan bahan dalam pelajaran secara optimal.
16
d. Menulis modul
Modul disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyusun kerangka modul dengan cara menetapkan atau merumuskan
tujuan instruksional umum, menjadi tujuan instruksional khusus, menyusun
soal-soal evaluasi guna mengukur pencapaian tujuan khusus,
mengidentifikasi pokok-pokok materi dalam urutan yang logis, menyusun
kegiatan langkah-langkah belajar siswa, memeriksa langkah-langkah
kegiatan belajar untuk mencapai semua tujuan, mengidentifikasi alat-alat
yang diperlukan dengan kegiatan belajar dengan modul itu.
2. Menulis program secara rinci yang meliputi pembuatan petunjuk guru,
lembar kegiatan siswa, lembar jawaban, lembaran tes, dan lembaran
jawaban tes.
e. Komponen-komponen modul
Berdasarkan defenisinya dapat diuraikan secara rinci komponen-komponen
modul, yaitu:
1. Pedoman guru, berisi petunjuk-petunjuk agar guru mengajar secara efisien
serta memberikan penjelasan tentang jenis-jenis kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa, waktu untuk menyelesaikan modul, alat-alat pelajaran
yang harus dipergunakan dan petunjuk-petunjuk evaluasinya.
2. Lembaran kegiatan siswa, memuat pelajaran yang harus dikuasai oleh
siswa, susunan materi harus sesuai dengan tujuan instruksional yang akan
dicapai, disusun langkah demi langkah sehingga mempermudah siswa
17
belajar. Dalam lembar kegiatan tercantum kegiatan-kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa, misalnya melakukan percobaan.
3. Lembaran kerja, menyertai lembar kegiatan siswa yang dipakai untuk
menjawab atau mengerjakan soal-soal tugas atau masalah-masalah yang
harus dipecahkan.
4. Kunci lembaran kerja, berfungsi sebagai evaluasi atau mengkoreksi sendiri
hasil pekerjaan siswa apabila terdapat kekeliruan dalam pekerjaannya siswa
dapat meninjau kembali pekerjaannya.
5. Lembaran tes, merupakan alat evaluasi untuk mengukur keberhasilah tujuan
yang telah dirumuskan dalam modul. Lembaran tes berisi soal-soal guna
menilai keberhasilan siswa dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam
modul.
6. Kunci lembaran tes merupakan alat koreksi terhadap penilaian yang
dilaksanakan oleh para siswa itu sendiri. (Sudjana dan Rivai 2007:133-134)
f. Evaluasi pengajaran dengan modul
Sistem modul lebih mementingkan kualitas dalam penguasaan bahan pelajaran.
Paling tidak 80 % dari tujuan harus dikuasai untuk kemudian, baru dapat melanjutkan
atau pindah ke modul berikutnya. Oleh sebab itu perlu tes formatif pada setiap modul
untuk mengetahui tercapai atau tidaknya kriteria 80 % tersebut.
g. Peranan guru dalam pengajaran dengan modul
Peranan guru dalam sistem pengajaran dengan modul bukan sebagai
penyampai informasi, melainkan sebagai pengelola kelas yaitu:
18
1. Pada saat dimulainya pemakaian modul, guru harus mempelajari
pedoman guru dan bahan modul yang akan dipelajari oleh siswa, juga
mempelajari alat-alat dan sumber belajar apa yang harus disiapkan para
siswanya agar modul bisa digunakan secara maksimal.
2. Pada saat berlangsungnya proses belajar, sekalipun pedoman guru tidak
memberikan petunjuk secara rinci mengenai peranan guru dari waktu
ke waktu, secara garis besarnya ada beberapa petunjuk bahwa guru
dalam melaksanakan tugasnyaharus sesuai dengan apa yang digariskan
dalam pedoman guru. Guru harus menegaskan hal-hal yang khusus
yang terdapat dalam modul kepada para siswanya, menegaskan agar
para siswa tidak perlu dalam menyelesaikan modul, tetapi secepatnya
menguasai bahan pelajaran, memperbolehkan bertanya pada guru atau
pada temannya sendiri yang dianggap lebih mengetahui pemahaman
atau kesulitan para siswanya guna memberikan penjelasan bila seluruh
kelas mengalami kesulitan belajar yang sama.
3. Pada saat siswa selesai mengerjakan seluruh lembaran kegiatan siswa
dan lembaran kerja, siswa hanya diizinkan mengambil tes bilamana
sudah benar-benar menguasai materi modul yang akan dipelajari
melalui lembar kerja yang telah diisi. Guru mengecek sejauh mana
siswa menguasai modul untuk kemudian memberikan tes bila siswa
telah menyelessaikan lembaran kegiatan dan lembaran kerja secara
kualitatif maupun kuantitatif.
19
4. Pada saat siswa telah menyelesaikan lembaran tes, kepada siswa yang
telah mencapai skor 80%, guru segera memberikan tugas-tugas
pengayaan atau memberikan modul baru sebagai lanjutan. Bagi siswa
yang belum mencapai skor 80 % guru harus mengidentifikasi item-item
yang dibuat salah oleh siswa lalu memberikan.
4. Tinjauan tentang mind map
Mind map merupakan cara sederhana untuk membuat cacatan kreatif, efektif,
dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. Selain itu, mind map juga
akan memberi pandangan menyeluruh terhadap pokok suatu masalah serta
menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna, dan diingat (Buzan. 2006: 4). Selain itu
mind map juga merupakan metode mencatat kreatif yang memudahkan untuk
mengigat banyak informasi. Mind map menggunakan pengingat-pengingat visual dan
sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan.
Dalam Buzan (2006: 42) dikemukakan urutan evolusi otak manusia sebagai
berikut:
a) Batang otak, mengendalikan fungsi-fungsi penyangga
kehidupan misalnya pernafasan dan laju denyut jantung
b) Serebelum, atau otak kecil, mengendalikan gerakan
tubuh dalam ruang dan menyimpan ingatan untuk
respon-respon dasar yang dipelajari.
c) Sistem limbik, yang posisinya sedikit lebih ke depan
dan terdiri atas talamus dan ganglia basal-atau otak
tengah. Sistem limbik penting bagi pembelajaran dan
ingatan jangka pendek tetapi juga menjaga homeostatis
di dalam tubuh (tekanan darah, suhu tubuh, dan kadar
gula darah).
d) Serebrum, atau korteks serebral, membungkus seluruh
otak dan posisinya berada di depan. Serebrum adalah
20
karya besar evolusi alam dan bertanggung jawab atas
berbagai keterampilan termasuk ingatan, komunikasi,
pembuatan keputusan, dan kreativitas. Serebrum adalah
hasil evolusi yang paling mengagumkan, serebrum
adalah bagian terakhir otak yang berkembang, dan
adalah bagian yang memungkinkan kita membuat mind
map. Mind mapping adalah fungsi master piece evolusi.
Cara kerja Mind map adalah menuliskan tema utama sebagai titik
sentral/tengah dan memikirkan cabang-cabang atau tema-tama turunan yang keluar
dari titik tengah tersebut dan mencari hubungan antara tema turunan. Hal ini berarti
bahwa setiap kali mempelajari suatu hal, maka fokus diarahkan pada tema utama.
Poin-poin penting dari tema utama yang sedang dipelajari. Pengembangan dari setiap
poin penting tersebut dan mencari hubungan antara setiap poin. Dengan cara ini dapat
menggambarkan hal-hal apa saja yang telah diketahui dengan area mana saja yang
belum dikuasai dengan baik (Khanza, 2008: 1).
Menurut pendapat Wycoff (2005: 67) ada beberapa unsur-unsur dalam mind
map yaitu:
a. Fokus pusat yang berisi citra atau lambang gambar masalah atau
informasi yang dipetakan, diletakan ditengah halaman.
b. Gagasan dibiarkan mengalir bebas tanpa penilaian.
c. Kata-kata kunci digunakan untuk menyatakan gagasan
d. Gagasan kata kunci dihubungkan kefokus pusat dengan garis.
e. Warna digunakan untuk menerangi dan menekankan pentingnya
sebuah gagasan.
f. Warna dan lambang digunakan untuk menyoroti gagasan
Mind map memiliki manfaat yaitu membantu dalam mengingat, mendapatkan
ide, menghemat waktu, berkonsentrasi, mendapatkan nilai yang lebih bagus, mengatur
pikiran dan hobi, media bermain, bersenang-senang dalam menuangkan imajinasi
21
yang tentunya memunculkan kreativitas. Keuntungan lain yaitu mengumpulkan
sejumlah besar data di suatu tempat, mendorong pemecahan masalah dengan
membiarkan melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru, merupakan sesuatu yang
menyenangkan untuk dipandang, dibaca, direnungkan dan diingat.
Menurut Michael Michalko, dalam bukunya Cracking Creativity dalam Buzan
(2007: 6), mind map akan:
1) Mengaktifkan seluruh otak
2) Membereskan akal dari kekusutan mental
3) Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan
4) Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian
informasi yang saling terpisah
5) Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian
6) Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita
membandingkannya.
7) Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok
bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari
ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.
Mind map atau peta pikiran adalah metode mempelajari konsep yang ditemukan
oleh Tony Buzan (2007). Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan
informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan informasi
dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel
saraf yang berbercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti
cabang-cabang pohon. Dari fakta tersebut maka disimpulkan apabila kita juga
menyimpan informasi seperti cara kerja otak, maka akan semakin baik informasi
tersimpan dalam otak dan hasilnya proses belajar siswa akan semakin mudah.
Mind map bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis
yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali
22
informasi yang telah dipelajari. Berikut ini disajikan perbedaan antara catatan
tradisional (catatan biasa) dengan catatan peta pikiran (mind map), yaitu:
Tabel 1. Perbedaan antara catatan biasa dengan catatan mind map
No Catatan biasa Mind map
1. Hanya berupa tulisan-tulisan saja Berupa tulisan, simbol dan
gambar
2. Hanya dalam satu warna Warna warni
3. Untuk mereview diperlukan waktu
yang lama
Untuk mereview diperlukan
waktu yang cukup pendek
4. Waktu yang diperlukan untuk
belajar lebih lama
Waktu yang diperlukan untuk
belajar lebih cepat dan efektif
5. Membuat individu cendrung statis Membuat individu menjadi
lebih kreatif
Sumber: Sugiarto (2004: 76)
Dari uraian tersebut, Mind map adalah satu teknik mencatat yang
mengembangkan gaya belajar visual. Mind map memadukan dan mengembangkan
potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan
kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan
mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal.
23
B. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah dikemukakan di atas,
maka kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3. Kerangka konseptual
Perlu dikembangkan modul pembelajaran biologi yang disertai
mind map yang sesuai KTSP
Menyusun kriteria modul pembelajaran biologi yang disertai mind
map yang sesuai dengan KTSP
Modul pembelajaran biologi yang disertai mind map
Uji validasi dan praktikalitas modul pembelajaran biologi disertai
mind map
Pengembangan modul pembelajaran biologi yang disertai mind map
berdasarkan modifikasi dari 4-d models
Modul pembelajaran biologi yang disertai
mind map yang valid dan praktis
Belum tersedianya modul pembelajaran biologi yang disertai
mind map pada materi ekosistem yang valid dan praktis
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Penelitian
Penelitian ini merupakan pengembangan (research and the development).
Produk yang dikembangkan adalah modul. Sejalan dengan masalah dan tujuan
pengembangan yang dikemukakan pada bagian pendahuluan, maka model
pengembangan ini adalah model prosedural. Model prosedural adalah model yang
bersifat deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk
menghasilkan suatu produk (Marzuki, 2000: 37).
B. Defenisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda terhadap judul penelitian ini,
maka penulis memberi penjelasan tentang modul ini. Modul ini merupakan jenis
kesatuan kegiatan belajar yang terencana, dirancang untuk membantu para siswa
secara individual dapat mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Modul ini bisa dipandang
sebagai paket program pengajaran yang terdiri dari komponen-komponen yang berisi
tujuan belajar, bahan pelajaran, metode belajar, alat atau media, serta sumber belajar
dan sistem evaluasinya. Sebuah modul akan bermakna apabila siswa dapat dengan
mudah menggunakannya.
Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang siswa yang memiliki
kemampuan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih
kompetensi dasar dibandingkan dengan siswa lainnya. Mind map merupakan metode
27
mencatat kreatif yang memudahkan untuk mengingat banyak informasi. Mind map
menggunakan teknik curah gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas, simbol,
warna,gambar, dan melukiskannya secara kesatuan belajar. Selain itu, mind map juga
akan memberi pandangan menyeluruh terhadap pokok suatu masalah serta
menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna, dan diingat.
C. Model Pengembangan
Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah 4-D models yang telah
dimodifikasi. Prosedur penelitian pengembangan meliputi 4 tahap pengembangan,
yaitu pendefinisian (define), tahap perencanaan (design), tahap pengembangan
(develop), dan tahap penyebaran (disseminate). Cara ini dimodifikasi dari
Thiagarajan, Semmel dan Semmel (1974) dalam Trianto (2010: 92-93). Mengingat
keterbatasan waktu dan biaya, penelitian ini dilakukan sampai tahap develop saja.
Prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.
D. Prosedur Penelitian
a. Tahap define (pendefenisian)
Tahap define bertujuan menentukan masalah dasar yang dibutuhkan dalam
mengembangkan modul sehingga dapat menjadi alternatif media pembelajaran yang
sesuai. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:
28
1) Analisis kurikulum di SMP
Dalam merancang modul sangat terkait dengan kurikulum. Untuk
mengetahui indikator apa yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran
sehingga standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat dicapai.
2) Analisis siswa
Analisis siswa meliputi kemampuan akademik, usia dan tingkat
kedewasaan dan pengalaman atau dengan kata lain harus dipertimbangkan
keterampilan apa yang dimiliki siswa. Hasil analisis ini dapat dijadikan
gambaran untuk menyiapkan materi pembelajaran. Dalam penelitian ini yang
akan dijadikan subjek adalah siswa SMP kelas VII yang rata-rata berusia 13-14
tahun. Pada usia ini siswa berada pada tahap transisi atau kurang mampu
berfikir abstrak. Hasil analisis ini digunakan untuk menjadi gambaran
pengembangan modul. Dengan mengetahui karakteristik siswa sehingga
peneliti dapat merancang modul yang sesuai dengan kebutuhannya.
3) Analisis tugas
Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menemukan isi satuan
pelajaran. Analisis tugas dilakukan dengan merinci isi materi ajar dalam
bentuk garis besar. Analisis ini terdiri atas 2 yaitu analisis struktur isi dan
analisis prosedural.
29
a) Analisis struktur isi
Analisis struktur isi dilakukan dengan berpedoman kepada kurikulum
yang berlaku, yaitu KTSP. Hasil analisis struktur isi KTSP untuk mata
pelajaran biologi SMP sebagai berikut ini:
a) Menentukan standar kompetensi
Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem
b) Menentukan kompetensi dasar.
Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen
ekosistem serta mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk
hidup dalam pelestarian ekosistem.
c) Menentukan materi pokok (bahan kajian materi yang digunakan
adalah ekosistem)
b) Analisis konsep
Analisis konsep merupakan identifikasi konsep-konsep utama pada
materi ekosistem. Peneliti menyusun konsep-konsep utama yang akan
diajarkan secara sistematik serta mengaitkan suatu konsep dengan konsep
lainnnya yang relevan, sehingga membentuk suatu konsep yang akan
digunakan untuk melaksanakan pendekatan kontekstual. Konsep utama
dalam materi ekosistem dapat dilihat dalam mind map pada Gambar 1 dan
2 pada tinjauan materi ekosistem.
30
c) Analisis tujuan pembelajaran
Analisis tujuan pembelajaran dijadikan dasar untuk merancang
perencanaan pengembangan modul. Acuan dari analisis tujuan pembelajaran
ini adalah indikator pembelajaran yang sesuai dengan KTSP. Indikator
pembelajaran untuk materi ekosistem adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasikan satuan-satuan dalam ekosistem dan
menyatakan matahari merupakan sumber energi utama.
2. Menggambarkan dalam bentuk diagram rantai makanan dan
jaring-jaring kehidupan berdasar hasil pengamatan suatu
ekosistem.
3. Mendefinisikan makhluk hidup yang tergolong langka
4. Menyebutkan contoh tumbuhan dan hewan yang tergolong
makhluk hidup langka di suatu lokasi.
5. Mengemukakan pentingnya membudidayakan tumbuhan dan
hewan langka.
6. Mendeskripsikan usaha-usaha yang dilakukan untuk melestarikan
keanekaragaman hayati.
b. Tahap design (perancangan)
Tahap design bertujuan untuk merancang modul dalam bentuk tabel yang berisi
materi, gambar dan simbol. Pengembangan modul dilakukan dengan pertimbangan:
1) kekonsistenan pernyataan dengan materi pembelajaran.
2) Kelogisan dan kesistematisan skema hubungan antara materi pokok.
31
3) Kesesuaian pemilihan dan penataan materi pokok (Soekartawi, dkk 1995:
47)
c. Tahap develop (pengembangan)
Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa modul. tahap ini terdiri
dari:
1) Uji Validitas modul
Modul yang dikembangkan oleh peneliti kemudian dikonsultasikan
dengan validator agar diperoleh modul yang baik. Masukan dari validator
digunakan untuk merevisi modul yang dikembangkan. Revisi ini merupakan
revisi pertama dari perangkat pembelajaran yang dihasilkan.
Setelah modul selesai dibuat, maka langkah selanjutnya adalah
menguji validasi modul terhadap pakar (dosen) dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Meminta kesediaan dua orang dosen Jurusan Biologi FMIPA UNP untuk
melihat kelayakan modul serta kebenaran konsep pembelajaran yang telah
dibuat.
2. Dosen diminta untuk melakukan penilaian terhadap modul yang sudah dibuat
berdasarkan item-item yang ada pada lembar validasi.
3. Setelah penilaian dilakukan, penulis melakukan revisi terhadap modul sesuai
dengan saran-saran yang telah diberikan.
32
Setelah modul direvisi sesuai dengan saran dan kritikan yang diberikan oleh
validator pakar, peneliti meminta kesediaan tiga orang guru biologi SMP memberikan
penilaian terhadap modul yang telah dibuat berdasarkan item-item yang ada pada
lembar validasi. Kemudian penulis melakukan revisi dan perbaikan berdasarkan
kritikan dan saran dari guru.
Tabel 2. Nama validator untuk modul
No Nama Jabatan
1. Dr. Ramadhan Sumarmin, S.Si., M.Si. Validator Staf Pengajar Biologi
FMIPA UNP
2. Drs. Ardi, M.Si. Validator Staf Pengajar Biologi
FMIPA UNP
3. Drs. Anizam Zein, M.Si. Validator Staf Pengajar Biologi
FMIPA UNP
4. Sahrizal, S.Pd. Validator Guru Biologi SMPN 1
Padang Panjang
5. Lahara Yanuarsih, S.Pd. Validator Guru Biologi SMPN 1
Padang Panjang
6. Hj. Gusmayeni, A.Md.Pd. Validator Guru Biologi SMPN 1
Padang Panjang
2) Uji praktikalitas
Setelah tahap uji validitas, modul ini direvisi dan selanjutnya diujicobakan
untuk mengetahui praktikalitasnya. Praktikalitas adalah tingkat kepraktisan
modul ketika digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Kegiatan ini bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana kemudahan penggunaan, manfaat dan efisiensi
waktu pembelajaran menggunakan modul disertai mind map. Uji praktikalitas
dilakukan dengan mengisi angket uji praktikalitas modul disertai mind map.
33
1. Uji praktikalitas oleh guru
b) Peneliti memberikan modul disertai mind map yang sudah direvisi dan
angket praktikalitas modul disertai mind map kepada guru.
c) Peneliti memberi pengarahan cara pengisian angket kepada guru.
d) Peneliti menjelaskan petunjuk singkat penggunaan modul disertai mind map.
e) Guru membaca modul disertai mind map.
f) Peneliti meminta guru untuk mengisi angket yang sudah berisi pernyataan
mengenai modul disertai mind map.
2. Uji praktikalitas modul oleh siswa
a) Peneliti membagikan modul disertai mind map kepada siswa.
b) Siswa diminta untuk membaca lembaran petunjuk belajar yang ada pada
bagian awal modul.
c) Siswa melanjutkan membaca uraian materi yang ada pada modul.
d) Setelah siswa selesai membaca uraian materi, dilanjutkan dengan
mengerjakan lembar kerja yang ada pada modul.
e) Guru membagikan kunci lembaran kerja dan lembaran evaluasi kepada
siswa.
f) Siswa membandingkan jawabannya dengan kunci modul yang dibagikan
guru.
g) Siswa diminta untuk memberikan respon, saran, dan kritikan terhadap modul
disertai mind map dengan mengisi angket penelitian.
34
Langkah-langkah 3-D dari 4-D models dalam penelitian ini diringkas seperti
pada gambar 4.
Gambar 4. Langkah-langkah 4-D Models pembuatan modul disertai mind map
(dimodifikasi oleh Triagarajan, Semmel dan Semmel (1974, dalam Trianto 2010:94 )
Analisis siswa
Analisis tugas
Desain awal modul
(Draft I)
Uji validitas
Define
Design
Develop
Revisi I
Analisis kurikulum
Uji praktikalitas oleh guru dan siswa kelas VII SMP
Analisis
struktur isi
Analisis tujuan
pembelajaran
Analisis hasil uji praktikalitas
Draft II
Analisis
konsep
Revisi II
Produk modul yang disertai mind map
yang valid dan praktis
35
E. Uji Coba Produk
a. Subjek coba
Uji coba terbatas dilakukan terhadap siswa SMPN 1 Padang Panjang dengan
jumlah siswa 25 orang.
b. Jenis data
Jenis data yang diambil pada penelitian ini adalah data primer. Data pertama
berupa hasil validasi modul yang diberikan oleh validator, yaitu hasil validasi
modul data kedua diperoleh pada saat uji coba. Pada uji coba ini dua data berupa:
(1) Praktikalitas guru terhadap modul yang dihasilkan (2) Praktikalitas siswa
terhadap modul yang dihasilkan.
c. Instrumen pengumpul data
Instrumen yang digunakan utuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah:
1. Lembaran validasi modul
Lembar validasi modul disusun sesuai materi. Lembaran validasi ini
digunakan untuk melihat kebenaran konsep dan penyajian materi
2. Angket praktikalitas modul disertai mind map oleh guru SMPN 1 Padang
Panjang
36
Setelah divalidasi, modul ini direvisi dan selanjutnya diuji cobakan di
sekolah. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana bentuk, isi,
kepraktisan dan keefisienan modul oleh guru dan siswa. Respon guru dan
siswa dikumpulkan menggunakan instrumen berupa angket. Angket ini
bertujuan memperoleh masukan dari guru dan siswa terhadap modul yang
dikembangkan.
3. Angket praktikalitas siswa terhadap modul
Angket bertujuan untuk memperoleh respons atau tanggapan dari siswa
terhadap modul yang telah dikembangkan. (Anggariyani, 2006: 124).
d. Data dan Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah hasil validasi
modul, dan praktikalitas terhadap modul yang dihasilkan. Data ini di analisis
dengan analisis deskriptif.
1. Analisis validitas modul yang disertai mind map
Analisis validitas modul berupa syarat didaktik, konstruksi, dan teknis
berdasarkan skala Likert. Skala Likert yang dikemukakan dalam Arikunto
(2008: 180), dengan menggunakan alternatif jawaban sangat setuju (SS),
setuju (S), tidak berpendapat (TB), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju
(STS). Dalam pengukuran sering terjadi kecenderungan responden memilih
jawaban pada kategori tidak berpendapat (TB). Untuk mengatasi hal tersebut,
37
penulis menggunakan modifikasi skala Likert dengan menggunakan empat
alternatif jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan
sangat tidak setuju (STS). Penskoran terhadap jawaban mulai dari 4, 3, 2, 1.
Analisis hasil validasi modul dilakukan dengan beberapa langkah berikut ini.
a. Memberikan skor jawaban dalam bentuk skala Likert dengan kriteria
berikut ini.
4 = sangat setuju
3 = setuju
2 = tidak setuju
1 = sangat tidak setuju.
b. Menentukan skor tertinggi
Skor tertinggi = jumlah validator x jumlah indikator x skor maksimum.
c. Menentukan jumlah skor dari masing-masing validator dengan
menjumlahkan semua skor yang diperoleh dari masing-masing indikator.
d. Menentukan skor yang diperoleh dengan menjumlahkan skor dari masing-
masing validator.
e. Penentuan nilai validitas dengan cara:
Nilai validitas = nggiskor tertijumlah
diperoleh yangskor jumlah x 100 %
f. Memberikan penilaian validitas dengan kriteria yang dimodifikasi dari
Purwanto (2009: 82) berikut ini.
38
90% - 100% = sangat valid
80% - 89% = valid
60% - 79% = cukup valid
0% - 59% = tidak valid
2. Analisis praktikalitas modul yang disertai mind map
Data uji praktikalitas penggunaan modul yang dilengkapi mind map
dengan persentase (%), menggunakan rumus berikut ini.
Nilai praktikalitas = maksimumskor
skor semuajumlah X 100 %
Setelah persentase diperoleh, dilakukan pengelompokan sesuai kriteria yang
dimodifikasi dari Purwanto (2009: 102-103) berikut ini.
90%- 100% = sangat praktis
80% - 89% = praktis
65% - 79% = cukup praktis
55% - 64% = kurang praktis
0 %- 54% = tidak praktis.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Data
1. Validitas modul yang disertai mind map
Uji validitas modul disertai mind map meliputi tiga aspek yaitu, syarat
didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis. Validator terdiri dari 2 orang dosen
dan 3 orang guru biologi SMP. Nama-nama validator dapat dilihat pada tabel 2
a. Nama validator, tempat dan waktu validasi modul yang disertai mind map
pada materi ekosistem untuk siswa kelas VII semester II di SMPN 1 padang
panjang berdasarkan KTSP.
Tabel 3. Nama validator, tempat dan waktu validasi modul
No. Validator Tempat Tanggal
1. Dr. Ramadhan Sumarmin, S.Si., M.Si FMIPA UNP
4 juni 2011
2. Drs. Ardi, M.Si FMIPA UNP 28 mei 2011
3. Drs. Anizam Zein, M.Si FMIPA UNP 11 januari 2012
3. Sahrizal, S.Pd
Guru biologi
SMPN 1 Padang
Panjang
8 juni 2011
4. Lahara Yanuarsi, S.Pd
Guru biologi
SMPN 1 Padang
Panjang
10 juni 2011
5. Hj. Gusmayeni, A.Md.Pd
Guru biologi
SMPN 1 Padang
Panjang
6 juni 2011
40
b. Hasil validasi modul yang disertai mind map dapat dilihat pada Tabel 4,
sedangkan hasil pengolahan data lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3
halaman 91.
Tabel 4. Hasil validasi modul yang disertai mind map
No. Aspek
penilaian
Validator Jumlah
Nilai
Validitas
(%)
Kriteria
1 2 3 4 5 6
1 Syarat
didaktik 25 21 24 24 23 24 119 85,11 Valid
2 Syarat
konstruksi 66 59 63 68 63 64 323 88,65 Valid
3 Syarat
teknis 40 40 49 41 42 47 210 83,01 Valid
Rata-rata 85,59 Valid
Hasil validasi modul yang disertai mind map yang ditampilkan pada Tabel 4
menunjukkan bahwa secara umum penilaian validator terhadap modul yang disertai
mind map adalah valid dengan nilai rata-rata validitas 85,59%. Hal ini berarti bahwa
modul yang disertai mind map yang dihasilkan sudah valid dan dapat digunakan
setelah dilakukan beberapa revisi. Revisi I modul yang disertai mind map dilakukan
sesuai dengan saran dari validator. Aspek-aspek modul yang diperbaiki sesuai dengan
saran dan masukan dari validator dapat dilihat pada Tabel 5.
41
Tabel 5. Saran validator untuk revisi I modul yang disertai mind map
No. Aspek Saran dari Validator Keterangan
1 Syarat
didaktik
a. Buat pembahasan untuk kunci jawaban
lembar evaluasi.
Sudah
diperbaiki
a. Pernyataan pada Lembaran Kerja Siswa
diperbaiki lagi agar lebih menantang.
Sudah
diperbaiki
2 Syarat
konstruksi
a. Penulisan kalimat perlu ditata sedemikian
rupa dan gunakan warna gelap agar
menjadi modul yang bagus.
Sudah
diperbaiki
b. Tata penulisan kalimat dalam bahasa
Indonesia disesuaikan dengan Ejaan yang
Disempurnakan (EYD).
Sudah
diperbaiki
c. Petunjuk penggunaan modul untuk guru
agar lebih dispesifikkan lagi.
Sudah
diperbaiki
3 Syarat
teknis
a. Gambar yang ukurannya terlalu kecil
sebaiknya diperbesar.
Sudah
diperbaiki
b. Ukuran mind map pada materi ekosistem
diperbesar dan dirapikan lagi.
Sudah
diperbaiki
c. Buatkan format yang berbeda antara
lembaran kegiatan siswa dengan lembaran
kerja siswa untuk menghindari kesalahan
penafsiran.
Sudah
diperbaiki
Setelah uji validitas, dilakukan revisi modul yang disertai mind map sesuai
dengan saran yang diberikan oleh validator. Setelah dilakukan revisi maka dihasilkan
modul yang disertai mind map yang telah valid dan dapat digunakan untuk uji
praktikalitas.
2. Praktikalitas modul yang disertai mind map
Modul yang disertai mind map yang sudah valid diujicobakan kepada siswa
kelas VII SMPN 1 Padang Panjang pada tanggal 16 Juni 2011. Data hasil uji
praktikalitas modul yang disertai mind map didapatkan dari angket yang dibagikan
kepada guru biologi dan siswa kelas VII SMPN 1 Padang Panjang. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemudahan penggunaan, manfaat, dan
42
efektivitas waktu pembelajaran menggunakan modul yang disertai mind map yang
valid. Daftar nama guru yang mengisi angket uji praktikalitas dapat dilihat pada Tabel
6.
Tabel 6. Nama guru SMP, tempat dan waktu uji praktikalitas modul yang disertai
mind map
No. Nama Tempat Tanggal
1
Sahrizal, S. Pd
SMPN 1 Padang Panjang
8 juni 2011
2
Lahara Yanuarsi, S. Pd
SMPN 1 Padang Panjang
10 juni 2011
3
Hj. Gusmayeni, A. Md Pd SMPN 1 Padang Panjang
6 juni 2011
a. Praktikalitas modul yang disertai mind map oleh guru biologi SMP
Tabel 7. Hasil uji praktikalitas modul yang disertai mind map oleh guru
No. Aspek Nilai Praktikalitas
(%)
Kriteria
1 Kemudahan dalam penggunaan 88,33 Praktis
2 Manfaat yang didapat 87,50 Praktis
3 Efektivitas waktu pembelajaran 88,88 Praktis
Rata-rata 88,24 Praktis
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa secara umum penilaian tingkat kepraktisan
modul yang disertai mind map oleh guru SMP adalah praktis dengan rata-rata nilai
praktikalitas 88,24%. Berdasarkan kriteria yang terdapat pada uji praktikalitas maka
modul yang disertai mind map yang dihasilkan temasuk ke dalam kriteria praktis
untuk digunakan baik dari segi kemudahan dalam penggunaan, manfaat yang didapat
43
dan efektivitas waktu pembelajaran. Pengolahan data hasil uji praktikalitas modul
yang disertai mind map oleh guru biologi SMP secara rinci dapat dilihat pada
Lampiran 6 halaman 110.
b. Praktikalitas modul yang disertai mind map oleh siswa kelas VII SMP
Dari hasil uji praktikalitas dari angket yang diberikan kepada siswa diperoleh
data yang terdapat pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil uji praktikalitas modul yang disertai mind map dan oleh siswa
No. Aspek Nilai Praktikalitas
(%)
Kriteria
1 Kemudahan dalam penggunaan 81,50 Praktis
2 Manfaat yang didapat 82,00 Praktis
3 Efektivitas waktu pembelajaran 83,66 Praktis
Rata-rata 82,33 Praktis
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa secara umum hasil uji praktikalitas oleh
siswa terhadap modul yang disertai mind map oleh siswa adalah praktis dengan rata-
rata nilai praktikalitas 82,33%. Berdasarkan kriteria yang terdapat pada uji
praktikalitas oleh siswa maka modul yang disertai mind map yang dihasilkan temasuk
kedalam kriteria praktis untuk digunakan baik dari kemudahan dalam penggunaan,
manfaat yang didapat dan kesesuaian dengan waktu. Pengolahan data hasil uji
praktikalitas modul yang disertai mind map oleh siswa SMPN 1 Padang Panjang
secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman 118.
44
B. Pembahasan
Analisis data hasil uji validitas menunjukkan bahwa modul yang disertai mind
map yang dihasilkan memperoleh rata-rata nilai validitas 85,59% dan memenuhi
kriteria valid. Uji validitas yang dilakukan terhadap modul ini meliputi tiga aspek,
yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi dan syarat teknis.
Dari aspek syarat didaktik, modul yang disertai mind map ini dinyatakan valid
oleh validator karena sudah sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Oleh sebab itu,
modul yang disertai mind map dapat dijadikan media pembelajaran dalam proses
pembelajaran, karena guru tidak perlu risau akan ketidaksesuaian media cetak dengan
kurikulum yang berlaku. Dengan demikian, diharapkan media cetak tidak hanya
dijadikan media tambahan yang digunakan oleh siswa di rumah, tetapi dapat
dijadikan media pembelajaran utama yang digunakan di sekolah.
Selain hal di atas, modul yang disertai mind map ini dinyatakan valid oleh
validator karena sudah memperlihatkan adanya perbedaan individu sehingga modul
yang disertai mind map baik digunakan oleh siswa untuk belajar mandiri. Modul ini
juga dapat digunakan sebagai sarana latihan dalam menjawab soal-soal serta dapat
mengukur tingkat pemahaman siswa. Perbaikan modul yang dilakukan terkait dengan
aspek syarat didaktik adalah meningkatkan tingkat kesulitan soal pada lembaran kerja
siswa dan lembaran evaluasi, serta membuat pembahasan untuk kunci jawaban soal
evaluasi.
Dari aspek syarat konstruksi, modul yang disertai mind map yang dihasilkan
juga dinyatakan valid oleh validator karena urutan komponen modul sudah benar,
45
susunan kalimat dalam modul secara umum sudah tepat, kesederhanaan pemakaian
kata dan kejelasan kata pada hakikatnya sudah tepat guna dan dapat dimengerti oleh
siswa. Revisi ringan yang dilakukan terkait dengan kaidah penulisan dalam bahasa
Indonesia dan tulisan yang berwarna merah telah diganti dengan warna yang lebih
gelap.
Dari aspek syarat teknis, modul yang disertai mind map juga dinyatakan valid
karena sudah memenuhi syarat teknis, yaitu berkaitan dengan penggunaan bahasa
yang sudah tepat, penggunaan tulisan (jenis huruf) dan gambar yang sudah sesuai,
serta penampilan modul yang sudah baik. Revisi ringan yang dilakukan terkait
dengan aspek syarat teknis adalah merapikan mind map dan menambahkan judul
materi untuk setiap lembaran kegiatan siswa dan lembaran kerja siswa.
Hasil validasi di atas menunjukkan bahwa modul yang disertai mind map
yang dihasilkan telah teruji kualitasnya dan telah dinyatakan valid oleh validator.
Validator yang menilai validitas modul yang disertai mind map adalah orang-orang
yang telah berpengalaman di bidang pendidikan dan pengembangan media
pembelajaran, menguasai materi pokok ekosistem yang dibahas di dalam modul dan
memahami kaidah penulisan bahasa Indonesia yang benar. Oleh sebab itu, hasil
validasi ini telah dapat dipertanggungjawabkan.
Modul yang disertai mind map yang valid selanjutnya diujicobakan di SMPN
1 Padang Panjang. Uji praktikalitas meliputi tiga aspek, yaitu kemudahan dalam
penggunaan, manfaaat yang didapat dan efektivitas waktu pembelajaran. Analisis
data hasil uji praktikalitas oleh guru dan siswa menunjukkan bahwa modul yang
46
disertai mind map yang dihasilkan memenuhi kriteria praktis dengan rata-rata nilai
praktikalitas oleh guru 88,24% dan rata-rata nilai praktikalitas oleh siswa 82,38%.
Hal ini menunjukkan bahwa modul yang disertai mind map ini praktis digunakan baik
dari aspek kemudahan dalam penggunaan, manfaat yang didapat dan efektivitas
waktu pembelajaran. Hal ini didukung oleh respon positif dari siswa yang
menyatakan bahwa modul yang disertai mind map pada materi pokok ekosistem ini
sangat berguna untuk menunjang proses pembelajaran dan mengharapkan agar modul
ini dikembangkan untuk seluruh pokok bahasan. Selain itu, penampilan modul
menarik karena dilengkapi dengan gambar yang lucu dan warna-warna yang cerah,
serta gambar-gambar yang lengkap dan mewakili semua materi yang disajikan di
dalam modul. Respon positif tersebut menunjukkan bahwa modul yang disertai mind
map ini bermanfaat bagi siswa dalam menunjang proses pembelajaran. Hal ini sesuai
dengan penjelasan Sudjana dan Rivai (1992 dalam Arsyad, 2006: 24) mengemukakan
manfaat media dalam pembelajaran sebagai berikut:
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
2. Pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak terbatas pada komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan.
47
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas belajar yang lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Dari aspek kemudahan penggunaan, modul yang disertai mind map
memperoleh nilai praktikalitas oleh guru 88,33% dengan kriteria praktis, sedangkan
nilai praktikalitas oleh siswa adalah 81,50% dengan kriteria praktis. Hal ini
menunjukkan bahwa modul mudah digunakan karena penggunaan modul yang
disertai mind map ini tidak memerlukan keahlian khusus.
Dari aspek manfaat yang didapat, modul yang disertai mind map memenuhi
kriteria praktis dengan nilai praktikalitas oleh guru 87,50% dan nilai praktikalitas
oleh siswa 82,00%. Hal tersebut menunjukkan bahwa modul yang disertai mind map
yang dihasilkan bermanfaat untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Wijaya, Djadjuri, dan Rusyan (1992: 97) yang
mengemukakan beberapa manfaat modul, bahwa dengan pengajaran modul sangat
dimungkinkan:
1. Adanya peningkatan motivasi belajar.
2. Adanya peningkatan kreativitas guru dalam mempersiapkan alat dan bahan yang
diperlukan dan pelayanan individual yang lebih mantap.
3. Dapat mewujudkan prinsip maju berkelanjutan secara tidak terbatas.
4. Dapat mewujudkan belajar yang lebih berkonsentrasi.
Dari aspek efektivitas waktu pembelajaran, modul yang disertai mind map dan
memenuhi kriteria praktis dengan nilai praktikalitas oleh guru 88,89% dan nilai
48
praktikalitas oleh siswa 83,66%. Hal ini menunjukkan bahwa modul telah sesuai
dengan salah satu tujuan utama sistem pengajaran dengan modul yang dikemukakan
oleh Mulyasa (2006: 232), yaitu untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas waktu
pembelajaran di sekolah guna mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.
Setelah uji praktikalitas, dilakukan revisi II sesuai dengan saran dari guru dan
siswa yang diperoleh dari angket uji praktikalitas. Saran dari guru yaitu sebaiknya
penulisan pada modul harus sesuai dengan EYD dan soal pada lembar kerja siswa
dibuat lebih menantang sehingga siswa dapat berpikir kritis. Sedangkan saran dari
siswa secara umum adalah sebaiknya tulisan dan warna mind map diperjelas supaya
mudah dibaca. Sebaiknya tambahan gambar-gambar yang sesuai materi. Modul
pembelajaran biologi yang disertai mind map sudah diperbaiki sesuai saran-saran
tersebut.
Dari keseluruhan hasil uji validitas dan uji praktikalitas, modul yang disertai
mind map yang dihasilkan adalah valid dan praktis. Hal ini dapat menjawab beberapa
permasalahan yang dikemukakan di latar belakang. Dengan adanya modul yang
dilengkapi mind map ini diharapkan media cetak tidak hanya digunakan sebagai
media pelengkap yang digunakan oleh siswa di rumah tetapi dapat dijadikan sebagai
media pembelajaran di sekolah. Hal ini juga diharapkan dapat membantu pelaksanaan
proses pembelajaran dan dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa. Selain
itu penggunaan mind map dan keseluruhan komponen penyusun modul lainnya telah
teruji dapat mambantu siswa dalam memahami konsep dan materi, khususnya untuk
materi pokok ekosistem.
49
Kendala yang dihadapi dalam penelitian ini dapat diperkecil karena peneliti
sudah mempelajari kekurangan dari beberapa penelitian pengembangan yang sudah
pernah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya. Kendala yang dihadapi oleh Rafi
(2011:56) yang juga melakukan penelitian pengembangan modul adalah keterbatasan
pada waktu. Dalam hal ini siswa tidak dapat membaca seluruh isi modul karena
keterbatasan waktu yang tersedia. Umumnya siswa mengalami kesulitan dalam
mengerjakan lembaran kerja siswa karena waktu yang tersedia untuk siswa
mempelajari materi tidak sebanding dengan soal-soal yang harus dikerjakannya.
Untuk menghindari permasalahan tersebut terulang kembali, peneliti
memberikan petunjuk dan instruksi yang jelas kepada siswa sebelum mereka
membaca modul dan mengerjakan soal-soal pada lembaran kerja. Siswa diberi
kesempatan untuk mempelajari LKS satu, yang sebelumnya membaca halaman
pendahuluan serta petunjuk penggunaan modul bagi siswa. Kemudian siswa diberi
kesempatan untuk membaca secara acak isi modul agar siswa mengetahui komponen-
komponen modul secara menyeluruh. Selain itu, peneliti juga memberikan batasan
yang jelas tentang materi yang harus dibaca untuk dapat mengerjakan soal-soal pada
lembaran kerja sesuai dengan waktu yang tersedia.
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dihasilkan modul yang disertai mind map pada materi ekosistem di SMPN 1
Padang Panjang yang memenuhi kriteria valid dengan nilai validitas 85,80%.
2. Dihasilkan modul yang disertai mind map pada materi ekosistem di SMPN 1
Padang Panjang yang memenuhi kriteria praktis dengan nilai praktikalitas oleh
guru 88,24%.
3. Dihasilkan modul yang disertai mind map pada materi ekosistem di SMPN 1
Padang Panjang yang memenuhi kriteria praktis dengan nilai praktikalitas oleh
siswa 82,38%.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan hal-
hal sebagai berikut:
1. Sebelum uji praktikalitas oleh siswa dilaksanakan, disarankan agar modul yang
disertai mind map diberikan kepada siswa satu minggu sebelum uji praktikalitas
dilaksanakan. Dengan demikian siswa telah membaca materi dan mengetahui isi
modul secara menyeluruh di rumah, sehingga waktu yang digunakan oleh siswa
untuk membaca modul di sekolah lebih efektif lagi.
51
2. Pelaksanaan uji praktikalitas disarankan untuk dilakukan tidak hanya pada satu
sekolah, sehingga data hasil uji praktikalitas yang didapatkan lebih banyak lagi.
3. Disarankan untuk peneliti selanjutnya agar mengembangkan modul yang disertai
mind map untuk materi yang lainnya sehingga dapat dijadikan media
pembelajaran.
52
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhamad. 1998. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Sinar Maju
Algensido.
Anggaryani. 2006. Pengembangan LKS Pesawat Sederhana yang Disesuaikan dengan
KTSP untuk Kelas VII. ” Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya.
Arikunto. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Buzan, Tony. 2006. Buku pintar mind map. Jakarta: Gramedia.
----------------. 2007. mind map.
(http://pkab.wordpress.com/2009/05/10/imindmap-4-0-review/. Online.
Diakses 30 Maret 2011).
Daryanto. 2009. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hakim, Thursan. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara. h. 1.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2073898-pengertian-
pembelajaran-yang-aktif-dan/#ixzz1IfZueW3j. Online.Diakses 30 April
2011).
Hamzah B. Uno. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya, analisis di bidang
pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kementerian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Padang. 2011. Buku Panduan
Penulisan Tugas Akhir/Skripsi Universitas Negeri Padang. Padang: UNP.
Khanza, Fauziah. 2008. Mind Mapping.
(http://khanza99.wordpress.com/2008/06/24/mind-mapping, Online.
Diakses 4 Februari 2011).
Lufri. 2007. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
53
Nana Sudjana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sardiman, Arief S, R. Raharjo, Anung Haryono dan Rahardjito. 2009. Media
Pendidikan. Jakarta: Raja Gravindo Persada.
------------. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Gravindo Persada.
------------. 2007. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Remaja Rosdakarya.
Soekartawi, Suhardjono, Hartono, T. dan Anshsrullah, A. 1995. Meningkatkan
Rancangan Instruksional (Instructional design) untuk Memperbaiki kualitas
Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sudjana. 2007. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiarto, Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak dengan Berfikir Holistik
dan Kreatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Warma, Rafika. 2011. Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Yang Dilengkapi
Mind Map dan Daftar Istilah Pada Materi Plantae Untuk Kelas X SMA.
Padang: UNP.
Wijaya, Cece, Djadja Djadjuri, dan A. Tabrani Rusyan. 1992. Upaya Pembaharuan
dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wycoff, Joyce. 2005. Menjadi Super Kreatif. Bandung: Kaifa.
54
Lampiran 1
KISI-KISI LEMBARAN VALIDASI MODUL YANG DISERTAI MIND MAP
PADA MATERI EKOSISTEM
Aspek Indikator Nomor indicator
Didaktik 1. Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
2. Sesuai dengan SK dan KD yang
ingin dicapai
3. Membantu dalam pemahaman materi
dengan adanya mind map.
4. Sesuai dengan karakteristik siswa
5. Meningkatkan proses pembelajaran
menjadi lebih efektif.
6. Isi modul sesuai dengan tingkat
pendidikan siswa
7. Materi membuat siswa membangun
konsep.
a
b
c
d
e
f
g
Konstruksi 1. Tujuan pembelajaran sesuai dengan
indikator.
2. Memiliki identitas jelas dan materi
pokok yang rinci.
3. Penyajian jelas dan adanya hubungan
dengan konsep pada materi.
4. Penggambaran modul sesuai dengan
materi.
5. Informasinya menarik dan
menimbulkan rasa ingin tahu siswa
terhadap mata pelajaran biologi.
6. Dapat digunakan perorangan dan
perkelompok
7. Mind map mendorong siswa belajar
secara efektif dan kreatif.
a dan b
c,d,e,f,g,h
i,j,k
l,m,n,o
p
q
r
Teknis a. Penampilan modul menarik.
b. Huruf yang tepat dan jelas.
c. Kesesuaian gambar dalam modul.
d. Modul meningkatkan peran guru
e. Adanya catatn kecil
A
b,c,d.i.j.k
e,f,g,m
h
l
55
Lampiran 2
ANGKET VALIDASI MODUL PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP Peneliti : Ponda Anggelika Putri
Mata Pelajaran : Biologi BP/NIM: 2007/86217
Kelas/Semester : VII/2
Materi pokok : ekosistem
A. Pengantar
Pemberian lembaran validasi ini kepada Bapak/Ibu sebagai pakar/ahli dalam
pembelajaran biologi dan pendesainan media pembelajaran, dimaksudkan untuk
mendapatkan masukan tentang validitas modul yang disertai mind map. Data hasil
validasi dari lembaran validasi akan digunakan sebagai data penelitian skripsi peneliti
di Jurusan Biologi FMIPA UNP yang berjudul “ Pengembangan Modul Pembelajaran
Biologi disertai Mind Map pada Materi Ekosistem Untuk Siswa Kelas VII Semester
II di SMPN 1 Padang Panjang Berdasarkan KTSP”.
Peneliti sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu berupa pendapat/masukan,
saran, dan kritik dalam bentuk pengisian lembaran validasi yang sesuai dengan
keadaan sebenarnya. Atas bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terima
kasih.
B. Petunjuk Pengisian
Berikut ini dikemukakan sejumlah pernyataan sehubungan dengan validitas
modul yang disertai mind map yang dirancang untuk pembelajaran biologi siswa
56
kelas VII semester II di SMPN 1 Padang Panjang. Pilihlah alternatif jawaban yang
paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu pada lembaran validasi dengan cara
memberi tanda cek (√) pada kolom yang tersedia.
Keterangan:
SS = sangat setuju
S = setuju
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju
A. Instrumen Uji Validitas modul disertai mind map
No Kriteria Modul Penilaian
SS S TS STS
1 Syarat didaktik
a. Materi mengacu pada kurikulumKTSP
b. Modul pembelajaran yang dibuat sesuai dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin
dicapai pada materi ekosistem
c. Modul yang dibuat dengan mind map dapat
mendukung pemahaman konsep
d. Modul yang dibuat sesuai dengan karakteristik siswa
e. Modul yang dibuat dapat meningkatkan proses
pembelajaran menjadi lebih efektif
f. Kedalaman isi modul sesuai dengan tingkat
pendidikan siswa
g. Materi memungkinkan siswa membangun konsep
2 Syarat Konstruksi
a. Memiliki tujuan pembelajaran yang jelas
b. Konsep yang disampaikan sesuai dengan tujuan
pembelajaran
57
No Kriteria modul Penilaian
SS S TS STS
c. Materi memunculkan aspek penalaran danpembuktian
d. Mempunyai identitas (judul materi)
e. Materi yang disajikan secara sistematis (berurutan)
f. Materi menyediakan tugas atau kegiatan yang
mendorong siswa untuk mengkomunikasikan ide
mereka dalam berbagai bentuk secara tertulis dan
lisan
g. Materi menyediakan persoalan kontekstual
h. Materi memuat hubungan antar konsep yang
dibicarakan dengan kehidupan sehari-hari
i. Penyampaian menjelaskan pengaitan antara konsep
dengan gambar atau ilustrasi
j. Penyajian memunculkan proses pembentukan
pengetahuan
k. Penyajian dimulai dari hal-hal yang bersifat konkret
ke hal-hal yang bersifat abstrak
l. Ilustrasi yang mengandung informasi cukup jelas dan
mudah dibaca oleh siswa
m. Ilustrasi dalam modul memperlihatkan komponen
ekosistem
n. Ilustrasi mendukung pemahaman konsep
o. Ilustrasi membangkitkan semangat belajar siswa
p. Informasi yang disajikan dapat menimbulkan
ketertarikan dan rasa ingin tahu siswa terhadap mata
pelajaran biologi
q. Modul ini dapat digunakan untuk perorangan dan
kelompok
58
No
Kriteria modul
Penilaian
SS S TS STS
r. Modul yang disertai mind map ini mendorong siswa
belajar/ bekerja secara efektif, kreatif dan mandiri
3 Syarat Teknis
a. Penampilan modul yang dilengkapi mind map
b. Tulisan yang disajikan dalam modul jelas dan
penggunaan huruf sudah tepat
c. Struktur kalimat sesuai dengan tuntutan bahasa
indonesia yang baik dan benar
d. Bahasanya mudah dimengerti dan dipahami oleh
siswa
e. Gambar yang disajikan dalam modul sesuai dengan
konsep
f. Objek yang digambar cukup jelas dan proposional
g. Gambar disajikan dengan jelas dan menarik untuk
meningkatkan motivasi belajar
h. Penggunaan modul meningkatkan peran guru sebagai
fasilitator
i. Semua halaman bernomor
j. Huruf untuk setiap bab, sub bab, judul, cukup menarik
serta mudah dibaca oleh siswa
k. Huruf tebal dan huruf miring digunakan sesuai dengan
fungsinya
l. Mencantumkan catatan kecil yang menunjukkan
pengetahuan umum
m. Ilustrasi, gambar dan yang lainnya diletakkan sesuai
dengan isi tulisannya dan ukuran proporsional
59
Keterangan:
SS = SangatSetuju
S = Setuju
TS = TidakSetuju
STS = SangatTidakSetuju
Komentar Dan Saran :
1. Komentar
Setelah Bapak/Ibu mengamati dan menganalisis modul pembelajaran biologi
dengan mind map pada materi ekosistem di tingkat SMP, bagaimanakah
komentar atau tanggapan Bapak/Ibu?
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
2. Saran-Saran
Setelah Ibu/Bapak menganalisis modul ini, apa saran Bapak/Ibu berikan agar dapat
digunakan dalam perbaikan dan penyempurnaan modul pembelajaran biologi dengan
mind map pada materi ekosistem di tingkat SMP?
.........................................................................................................................................
...................................................................................................................... ...................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Padang,..............................
Validator
(.........................................)
60