pengembangan maluku utaramalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 teknologi pembuatan...

40

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan
Page 2: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

i

PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI

(M-KRPL) MALUKU UTARA

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN MALUKU UTARA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2014

ISBN: 978-602-71402-0-2

Page 3: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

ii

PETUNJUK TEKNIS

PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI

(M-KRPL) MALUKU UTARA

Penanggung Jawab:

Kepala BPTP Maluku Utara

Penyusun:

Yopi Saleh

Chris Sugihono

Hermawati Cahyaningrum

Lay out:

Yopi Saleh

Hak Cipta @2014, BPTP MALUKU UTARA

Komplek Pertanian Kusu No. 1, Sofifi – Maluku Utara

Telp. (0921) 3317980

Email: [email protected]

Website: malut.litbang.deptan.go.id

Page 4: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

iii

KATA PENGANTAR

Pemanfaatan lahan pekarangan yang dilakukan secara optimal tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, namun berpeluang juga dalam memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga. Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) adalah salah satu upaya pemerintah dalam percepatan kemandirian dan ketahanan pangan rumah tangga, melalui peningkatan diversifikasi pangan. Mulai tahun 2011 hingga 2013 di Maluku Utara, telah dibangun 21 unit M-KRPL dan 3 unit KRPL (replikasi dari M-KRPL). Rencananya pada T.A 2014 akan memperkuat lagi 10 unit M-KRPL lokasi lama pada 7 Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku Utara sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Provinsi Maluku Utara memiliki peran strategis dalam mendukung pengembangan M-KRPL di Maluku Utara. Agar dalam pelaksanaan kegiatan KRPL oleh berbagai pihak didasari oleh pemahaman yang dan persepsi yang sama terhadap konsep dan tahapan pelaksanaan M-KRPL, maka perlu disusun Petunjuk Teknis (Juknis) Pengembangan M-KRPL Maluku Utara. Dengan penyusunan Juknis ini kami harapkan semua pihak mempunyai persepsi yang sama terhadap prinsip KRPL, dan ini dapat menjadi salah satu pendorong bagi upaya percepatan pengembangannya ke depan.

Sofifi, Juni 2014 Kepala Balai, Dr. Andriko Noto Susanto, SP, MP

Page 5: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

iv

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................... iii Daftar Isi ....................................................................................................... iv Daftar Lampiran ........................................................................................ v 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1 1.2. Tujuan ................................................................................................ 2 1.3. Sasaran .............................................................................................. 2 1.4. Indikator Keberhasilan Pengembangan KRPL .................. 3 1.5. Pengertian Dan Batasan ............................................................. 3 2 POLA DAN PRINSIP PENGEMBANGAN M-KRPL .......................... 5 2.1 Pola Pengembangan M-KRPL .................................................. 5 2.2 Prinsip Pengembangan M-KRPL ............................................ 7 3 IMPLEMENTASI M-KRPL ....................................................................... 10 3.1 Lingkup Dan Rencana Kegiatan ............................................. 10 3.2 Langkah Operasional .................................................................. 10 3.3 Pengembangan Jejaring Dan Sinergisme M-KRPL .......... 12 3.4 Upgrading Anggota Rumah Pangan Lestari (RPL) ......... 12 4 UPAYA KEBERLANJUTAN . .................................................................... 14 5 PENUTUP ..................................................................................................... 16 LAMPIRAN ................................................................................................... 17

Page 6: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

v

DAFTAR LAMPIRAN

1 Teknologi Persemaian / Pembibitan Tanaman Sayuran

Sederhana ................................................................................................. 17

2 Teknologi Budidaya Sayuran Model Vertikultur ...................... 20

3 Teknologi Sederhana Pembuatan Biopestisida (Pestisida

Nabati) ....................................................................................................... 23

4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28

5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan ................................ 30

6 Data Benih Sayuran Dataran Rendah ............................................ 34

Page 7: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

1

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan

pangan rumah tangga merupakan salah satu cara mewujudkan

kemandirian pangan. Kemandirian pangan dimulai dari rumah

tangga. Dalam masyarakat perdesaan, pemanfaatan lahan

pekarangan untuk ditanami tanaman kebutuhan keluarga

sudah berlangsung lama dan hingga kini masih berkembang.

Komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam

mewujudkan kemandirian pangan perlu diaktualisasikan

dengan menggerakkkan lagi budaya menanam di lahan

pekarangan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.

Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena

dari lahan yang relatif sempit ini, dapat menghasilkan bahan

pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, bahan

tanaman rempah dan obat, serta bahan pangan hewani yang

berasal dari unggas, ternak kecil maupun ikan. Manfaat yang

diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat

pengeluaran dan dapat memberikan tambahan pendapatan

bagi keluarga.

Kementerian Pertanian menyusun suatu konsep yang

disebut dengan “Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-

KRPL)” yang dibangun dari Rumah Pangan Lestrai (RPL)

dengan prinsip utama pengembangan adalah mendukung

upaya: (1) Ketahanan dan kemandirian pangan keluarga, (2)

Diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal, (3) Konservasi

tanaman pangan untuk masa depan, dan (4) Peningkatan

kesejahteraan keluarga.

Page 8: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

2

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

Dalam rangka pengembangan KRPL yang lebih luas di

wilayah Provinsi Maluku Utara, maka disusunlah Petunjuk

Teknis Pengembangan M-KRPL untuk digunakan sebagai

pedoman bagi petugas, penyuluh dan kelompok dalam

mengembangkan KRPL. Petunjuk teknis ini sekaligus

merupakan tindaklanjut dari Petunjuk Pelaksanaan

Pengembangan M-KRPL yang telah diterbitkan oleh BBP2TP.

1.2. Tujuan

Tujuan pengembangan KRPL adalah:

1. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam penyediaan

bahan pangan lokal, beragam, dan bergizi seimbang.

2. Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat

dalam pemanfaatan lahan pekarangan dan/atau

sumberdaya ruang, baik di perkotaan maupun

perdesaan untuk budidaya tanaman pangan,

hortikultura (buah, sayuran dan tanaman hias) dan

tanaman obat keluarga (toga), ternak dan ikan, serta

penanganan hasil segar dan pengolahannya dengan

prinsip berkelanjutan.

3. Mengembangkan logistik sumber benih/bibit dalam

melayani kebutuhan benih/bibit bagi pelaku KRPL.

4. Meningkatkan konservasi tanaman pangan lokal untuk

masa depan.

5. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga

untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan

menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat

secara mandiri.

1.3. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dari M-KRPL adalah

berkembangnya kemampuan keluarga dan masyarakat secara

ekonomi dan sosial, dalam memenuhi kebutuhan pangan dan

Page 9: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

3

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

gizi secara lestari, menuju keluarga dan masyarakat yang

mandiri dan sejahtera.

1.4. Indikator Keberhasilan Pengembangan KRPL

Keberhasilan pengembangan KRPL dilihat dari

beberapa indikator sebagai berikut:

1. Meningkatnya jumlah KRPL.

2. Meningkatnya jumlah rumah tangga yang mengadopsi

prinsip-prinsip rumah pangan lestari.

3. Meningkatnya jumlah dusun, desa, kecamatan yang

mengadopsi prinsip RPL maupun KRPL.

4. Tumbuh dan berkembangnya kelembagaan Kebun Bibit

Desa (KBD) yang dapat melayani kebutuhan benih/bibit

bagi RPL-RPL.

5. Tumbuhnya local champion sebagai pengelola KRPL.

6. Meningkatnya keragaman jenis dan jumlah tanaman

pekarangan sebagai pangan lokal.

7. Meningkatnya kualitas konsumsi termasuk nutrisi

pangan keluarga yang ditunjukan oleh meningkatnya

skor PPH.

8. Menurunnya belanja pengeluaran kebutuhan pangan

harian rumah tangga.

9. Meningkatnya pemanfaatan dan pemasaran produk oleh

karena kelimpahan hasil KRPL.

10. Tumbuh dan berkembangnya dukungan key

stakeholders (Pemda, swasta, LSM, dan

instansi/lembaga lainnya).

1.5. Pengertian Dan Batasan

Rumah Pangan Lestari: keluarga atau rumah tangga

pelaku yang tergabung dalam komunitas KRPL.

Penataan Pekarangan: optimalisasi pekarangan dalam

kerangka pemenuhan dan peningkatan penyediaan

bahan pangan beragam dan bergizi bagi ketahanan

pangan keluarga.

Page 10: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

4

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

Pemilihan Komoditas: ditentukan dengan

mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan pangan dan

gizi keluarga, diversifikasi pangan berbasis sumber

pangan lokal, pelestarian sumber pangan lokal, serta

kemungkinan pengembangannya secara komersial

berbasis kawasan.

Diversifikasi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal:

adalah upaya peningkatan konsumsi aneka ragam

pangan lokal dengan prinsip gizi seimbang yang aman

dikonsumsi.

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL): kawasan

setingkat desa/kelurahan/RW/RT yang dibangun

berkelompok dari beberapa rumah-rumah pangan

lestrai (RPL-RPL) yang menerapkan prinsip-prinsip

pemanfaatan pekarangan dan/atau sumberdaya ruang

dengan baik, berbasis sumberdaya lokal dan ramah

lingkungan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan

gizi keluarga, serta meningkatkan pendapatan

keluarga, baik melalui efisiensi penurunan biaya

belanja keluarga keluarga maupun penjualan

kelimpahan produk yang dihasilkannya dalam

mencapai ketahanan pangan dan kesejahteraan

keluarga atas dasar partisipasi aktif yang saling

berintegrasi antar rumah tangga di dalam masyarakat.

Page 11: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

5

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

BAB 2

POLA DAN PRINSIP

PENGEMBANGAN M-KRPL

2.1. Pola Pengembangan M-KRPL

Inti dari KRPL adalah pemanfaatan lahan pekarangan

untuk pangan. Selama ini pemanfaatan pekarangan masih

belum terpola, masih belum masif, masih belum tertata

sehingga bisa di replikasi dan diadopsi untuk daerah lain

sebagai pedoman/contoh kegiatan. Dari beberapa kajian yang

dilakukan tim teknis KRPL Kementerian Pertanian, ternyata

diperoleh 3 strata pekarangan rumah tangga dalam kawasan

contoh di Indonesia, yaitu:

a. Strata 1, berpekarangan sempit < 100 m2, atau tanpa

pekarangan, hanya ada teras.

b. Strata 2, berpekarangan sedang 100–300 m2.

c. Strata 3 berpekarangan luas > 300 m2.

Berdasarkan hasil tersebut, maka rancangan

pemanfaatan lahan pekarangan juga disesuaikan dengan

ketersediaan lahan yang terbagi dalam 3 kelas tersebut yaitu

sempit, sedang dan luas. Sedangkan pola pengembangannya

terdiri dari 4 kegiatan besar yaitu pola vertikultur dan

tanaman pot, bedengan sempit, bedengan luas, dan

intensifikasi jalan/rumah ibadah. Khusus untuk pekarangan

luas (strata 3), pemanfataannya ditambahkan kandang ternak

ayam buras/kambing dan kolam ikan air tawar (nila atau

mujair). Secara teori, karbohidrat non beras bisa dicukupi dari

20 batang talas per tahun/orang, konsumsi protein bisa

dicukupi dengan telor yang dihasilkan oleh 10 ekor

ayam/keluarga/tahun, dan vitamin mineral bisa dicukupi

dengan 5 rak yang berisi 10 polibag sayuran/tahun/orang.

Page 12: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

6

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

Sedangkan kegiatan pendukungnya yaitu pengolahan

hasil dan pembuatan kompos dari limbah keluarga. Khusus

pengolahan produk pangan diarahkan untuk mendukung

gerakan one day no rice melalui pelatihan produk olahan yang

berbasis karbohidrat lokal seperti sukun, kasava, pisang dan

olahan air kelapa (sirup dan kecap). Toga fokus pada tanaman

obat malaria seperti sambiloto karena kita tahu bersama

bahwa Maluku Utara juga termasuk daerah endemis malaria.

Tabel 1. Kategori pengembangan komoditas M-KRPL Maluku

Utara

No Kelompok sasaran Basis komoditas Model usaha

1 Pekarangan sempit

(hanya mempunyai emperan < 100 m2)

Sayuran : Cabai, Tomat,

Caisim, seledri, Terong,

bawang daun

Pot polibag /

Vertikultur

TOGA: Jahe, Temulawak,

kunyit, sambiloto

Pot polibag /

Vertikultur

2 Pekarangan sedang

(100 – 300 m2)

Sayuran : Cabai, Tomat,

Caisim, Terong, bawang

daun, seledri

Pot polibag /

Vertikultur

Tanaman Toga : Jahe,

Temulawak, kunyit,

sambiloto

Pot polibag /

Vertikultur

Tanaman pangan & horti :

Ubi kayu, kacang tanah,

bawang merah

bedengan

Ternak ayam buras,

kambing, sapi

Kandang

3 Pekarangan luas

(>300 m2)

Sayuran : Cabai, Tomat,

Caisim, kangkung, Terong,

bawang daun

Pot polibag

Tanaman Toga : Jahe,

Temulawak, kunyit,

sambiloto

Pot polibag

Page 13: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

7

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

No Kelompok sasaran Basis komoditas Model usaha

Ternak ayam buras,

kambing, ikan air tawar (nila,

mujaer)

Kandang dan

kolam

Tanaman pangan & horti :

Ubi kayu, ubi jalar, kc. tanah,

cabai, bw merah

Bedengan,

Intensifikasi pagar : pare,

labu siam

Multistrata

4 Kebun Bibit Desa

& Koleksi Plasma

Nutfah

Tomat, Cabai, Terung,

Seledri

Screen house,

Polibag kecil

Plasma nutfah Tanaman obat

lokal, ubi kayu, bawang

merah, padi gogo, ubi jalar,

bayam duri

Bedengan

5 Intensifikai ruas

jalan

Pepaya, Pisang Multistrata

6 Intensifikasi

halaman sekolah /

tempat ibadah

Ubi kayu, pisang, pepaya,

mangga

Landscape

7 KK yang basis

usahanya olahan

Olahan sukun, kassava, air

kelapa

Teknologi

prosessing

9 KK yang basis

usahanya nya

pedagang

Tanaman pangan /

hortikultura / perkebunan /

ternak

Transaksional

/ permodalan;

SCM/VCA

10 KK yang basis

usahanya

pengolahannya

limbah pertanian

Pupuk organik Integrasi

ternak

tanaman

2.2. Prinsip Pengembangan M-KRPL

Kondisi umum pekarangan di Maluku Utara memiliki

lahan strata 1 dan berada dikawasan pesisir. Kemudian

identik dengan kondisi yang agak kotor, banyak binatang

ternak yang berkeliaran baik kambing, sapi, ayam, anjing,

Page 14: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

8

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

maupun babi. Jadi mengembangkan KRPL di Maluku Utara

bukan saja bagaimana memanfaatkannya untuk tanaman

tetapi juga bagaimana bisa melakukan pendekatan kepada

masyarakat untuk mengelola ternaknya. Kalupun tidak

sanggup maka solusi yang ada adalah pembuatan pagar

keliling rumah untuk mengantisipasi gangguan binatang

ternak. Meskipun hal tersebut merupakan solusi jangka

pendek.

Dalam optimalisasi lahan pekarangan, sebaiknya dipilih

jenis tanaman yang bermanfaat bagi keperluan rumah tangga

sesuai dengan fungsi pekarangan, yaitu sebagai sumber obat

atau kesehatan (kunyit, jahe, temulawak) dan keperluan dapur

(cabe, tomat, sirih, sayuran,) serta pelengkap gizi keluarga

(pepaya, pisang, jeruk, dan lain-lain). Sedangkan untuk tujuan

estetika, sebaiknya dipilih tanaman yang memiliki penampilan

menarik misalnya tanaman mengkudu, kubis yang memiliki

bentuk daun yang lebar, tanaman kencur dengan bentuk daun

yang unik dan sebagainya.

Dari beberapa uraian tersebut, maka beberapa prinsip

yang mesti dijalankan dalam menginisiasi KRPL diantaranya

adalah:

1. Prinsip pemanfaatan lahan pekarangan sesuai dengan kondisi lahan Kondisi lahan dimaksud, terutama adalah luasannya, untuk

menentukan jumlah dan komoditas yang akan

dikembangkan berdasarkan strata yang sudah dijelaskan

dimuka.

2. Prinsip introduksi teknologi baru untuk mengatasi keterbatasan Keterbatasan dimaksud, misalnya rumah tangga tanpa

pekarangan dan lahan yang ternaungi tanaman produktif.

Page 15: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

9

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

3. Prinsip efisiensi dan estetika Seluruh pemanfaatan pekarangan dan kawasan lainnya,

harus dapat diukur tingkat keuntungan atau efisiensinya.

Selanjutnya, hasil perhitungannya ditetapkan sebagai

ukuran apakah satu komoditas dapat terus dikembangkan,

atau harus digantikan dengan komoditas lain.

4. Prinsip paralelisme kegiatan fisik dengan pembangunan/penguatan infrastruktur sosial Pembinaan kawasan RPL secara fisik harus dibarengi

dengan pendekatan sosial, tumbuhnya semangat

berkelompok, dan forum pertemuan.

Selain 4 prinsip tersebut, makna wilayah yang sudah

menjadi KRPL yang diterjemahkan kedalam istilah KRPL +++

juga memberikan 3 manfaat utama yaitu:

(+1) Pendidikan atau biasa diartikan dengan farm to school, (+2) Kesehatan, karena rumah yang bersih, cerminan keluarga

sehat.

(+3) Agribisnis, karena pengembangan KRPL bisa mengurangi

belanja rumah tangga untuk pangan.

Ketiga plus tersebut yang saat ini belum banyak

dimiliki program-program pemanfaatan pekarangan. Kita tahu

bersama program pokok PKK dalam Pokja 3 juga memiliki

kegiatan yang identik yaitu pemanfaatan pekarangan untuk

mewujudkan lingkungan yang sehat. Tetapi fokus gerakan dan

polanya masih belum tertata melalui konsep yang nyata.

Jaman dahulu juga terdapat program yang serupa yaitu

optimalisasi lahan pekarangan, tetapi masih sebatas untuk

tanaman saja, sedangkan sumber protein hewani belum

banyak dikerjakan. Untuk model KRPL, jangkauannya cukup

luas yaitu dengan melalui penyediaan sumber pangan

karbohidrat, protein, vitamin, mineral, serat, dan tanaman

obat disekitar rumah tangga, sehingga jika terjadi gejolak

pangan akibat perubahan iklim maka sudah tidak perlu

khawatir lagi.

Page 16: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

10

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

BAB 3

IMPLEMENTASI M-KRPL

3.1. Lingkup Dan Rencana Kegiatan

Implementasi M-KRPL di Maluku Utara pada tahun

2014 dilaksanakan pada 7 Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku

Utara, yang terdiri dari 10 lokasi. Ruang lingkup kegiatan M-

KRPL tahun 2014 meliputi: (a) Penguatan kelembagaan

pengelola Kebun Bibit Desa (KBD) untuk setiap kawasan; (b)

Renovasi dan penataan KBD untuk setiap kawasan, (c)

Implementasi M-KRPL di masyarakat, dan (d) Upgrading anggota KRPL di masing-masing lokasi.

3.2. Langkah Operasional

Beberapa tahapan dalam implementasi atau penguatan

M-KRPL, yaitu:

1. Koordinasi dan sinkronisasi program dengan

stakeholders.

2. Baseline survey: kegiatan ini didahului dengan

pengumpulan informasi awal tentang potensi

sumberdaya alam, sumberdaya manusia, infrastruktur,

dan kendala yang mungkin dihadapi dalam

pemberdayaannya. Kelompok sasaran adalah rumah

tangga atau sekumpulan (sekitar 20 – 30 rumah tangga)

dalam satu Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW)

atau satu dusun/kampung. Sasarannya adalah rumah

tangga miskin agar mampu mencukupi pangan keluarga

dari aspek volume dan kualitas.

3. Penyiapan dan perencanaan secara partisipatif,

dilakukan bersama-sama dengan kelompok sasaran.

Tujuannya untuk merencanakan dengan baik

pemanfaatan lahan pekarangan dengan

Page 17: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

11

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

mempertimbangkan aspek sumberdaya, keberagaman

komoditas, kelestarian plasma nutfah lokal,

keberlanjutan penerapan serta pengelolaan hasil dan

limbah.

4. Sosialisasi dan pelatihan (upgrading). Sosialisasi

bertujuan untuk penyegaran maksud dan tujuan KRPL,

serta mengevaluasi dan membuat kesepakatan

pengelolaannya. Tujuan pelatihan (upgrading) adalah

memberikan bekal pengetahuan tentang teknologi

budidaya tanaman, perikanan dan peternakan, serta

pengetahuan tentang pengelolaan hasil dan limbah

pertanian. Disamping itu, pelatihan juga dilakukan

untuk penguatan kelembagaan.

5. Pelaksanaan kegiatan; yaitu penguatan KBD,

pengolahan dan penataan lahan pekarangan,

pendistribusian bibit, serta pemeliharaan tanaman.

Semuanya dilakukan secara partisipatif oleh kelompok

sasaran dengan pengawalan teknologi oleh

peneliti/penyuluh BPTP dan pendampingan antara lain

penyuluh dan petani andalan.

6. Pelaporan, Monitoring dan Evaluasi. Kegiatan ini

dilakukan untuk mengetahui perkembangan

pelaksanaan kegiatan dan menilai tingkat keberhasilan

atau kelemahannya.

Penataan kawasan dalam pengembangan KRPL dapat

dikelompokkan berdasarkan: (a) Kawasan Pekarangan

Perkotaan; dan (b) Kawasan Pekarangan Perdesaan. Faktor

yang menjadi pembeda adalah luas lahan pekarangan,

karakteristik sosial dan budaya. Desain untuk penataan

tanaman pada lingkungan kawasan disusun secara bersama-

sama seluruh warga masyarakat dalam kawasan dengan

memperhatikan estetika dan kepentingan warga.

Pemeliharaan tanaman pada lingkungan kawasan menjadi

tanggung jawab RPL yang berdekatan.

Page 18: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

12

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

3.3. Pengembangan Jejaring Dan Sinergisme M-KRPL

Pengembangan jejaring usaha dilakukan melalui

pertemuan/workshop, koordinasi, konsultasi, kerjasama

kemitraan dan pengembangan kelembagaan (input, produksi,

pemasaran hasil, pengolahan hasil, permodalan, dan lain-lain).

Sinergi antar lembaga dilaksanakan berdasarkan program

atau kegiatan masing-masing tersebut yang tujuan akhir

(goal)-nya sama, yaitu menuju ketahanan pangan. Pelaksanaan

sinergi di Maluku Utara dapat ditempuh melalui:

1. Membangun sinergi dengan Badan Ketahanan Pangan

(BKP) Provinsi maupun kabupaten/kota dalam

menggerakkan Posko KRPL melalui pertemuan-

pertemuan koordinasi;

2. Melakukan sosialisasi, pendampingan, advokasi, dan

supervisi bersama kepada masyarakat melalui KRPL

sesuai dengan tupoksi masing-masing instansi;

3. Melakukan promosi gelar dan gerakan tentang KRPL.

3.4. Upgrading Anggota Rumah Pangan Lestari (RPL)

Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani /

anggota RPL sangat dibutuhkan guna kelestarian pelaksanaan

program M-KRPL dimana pun pengembangan program

tersebut dilaksanakan. Untuk itu, diperlukan upgrading

(pelatihan) dalam budidaya tanaman sayuran yang sehat dan

aman dikonsumsi (organik). Pengendalian hama penyakit

tanaman tersebut yang ramah lingkungan dan aman. Serta

pemanfaatan limbah ternak maupun limbah rumah tangga

sebagai pupuk kompos yang murah dan mudah diterapkan.

Page 19: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

13

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

Tabel 2. Jenis upgrading teknologi yang dibutuhkan dalam

mendukung pengembangan M-KRPL di Maluku Utara

No Jenis Teknologi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Teknologi pembuatan persemaian tanaman

Teknologi pembuatan media tanam dalam polybag

Teknologi kalender tanam

Teknologi pemupukan dan pemeliharaan tanaman

Teknologi vertikultur tanaman sayuran

Teknologi pengendalian OPT

Teknologi pembuatan biopestisida (pestisida nabati)

Teknologi penanganan pascapanen dan pengolahan

produk

Teknologi budidaya tanaman sayuran dan buah

Teknologi budidaya tanaman pangan non beras

Teknologi ternak ayam buras skala rumah tangga

Teknologi pengelolaan Kebun Bibit Desa (KBD)

Teknologi kelembagaan M-KRPL

Page 20: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

14

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

BAB 4

UPAYA KEBERLANJUTAN

Salah satu kunci keberhasilan dalam KRPL adalah

lestari. Kata lestrai sama juga berlanjut, terus menerus, atau

sustainable. Konsep lestari, adalah suatu kegiatan atau usaha

bersama dalam hal ini pemanfaatan pekarangan keluarga,

berjalan secara simultan dan berkembang dalam arti jumlah

pengikutnya terus bertambah baik dari warga disekitarnya

sampai warga luar desa atau luar kecamatan. Usaha tersebut

berkembang menjadi usaha agribisnis yang menguntungkan

baik bagi produsen maupun untuk konsumen.

Beberapa aspek yang dibutuhkan untuk mendukung

kelestarian antara lain :

1. Pengembangan KRPL merupakan kebutuhan masyarakat

dan stakeholder setempat. Pemilihan lokasi kegiatan perlu

dilakukan secara partisipatif, sehingga kegiatan yang

direncanakan merupakan kebutuhan anggota.

2. Penguatan pasrtisipasi masyarakat. Hal ini dapat

dilakukan melalui kegiatan sosialisasi, workshop

perencanaan partisipatif, sekolah lapang, kunjungan

lapang ke lokasi M-KRPL yang sudah berhasil dengan

prinsip “petani belajar dari petani”, serta penguatan

kelembagaan/kelompok KRPL sasaran. Metode ini

ditempuh untuk mempercepat transfer teknologi dan

membuka wawasan petani terhadap teknologi yang akan

dikembangkan.

3. Pemberdayaan pendamping di lapangan. Petugas

pendamping M-KRPL ada di setiap lokasi untuk

melakukan pendampingan kelompok, pengawalan

teknologi dan pengamatan kegiatan lapangan. Petugas

Page 21: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

15

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

pendamping berasal dari tenaga BPTP, Penyuluh

Pertanian Lapangan (PPL) atau tenaga outsourching yang

berpengalaman. Tenaga PPL dan PKK setempat dapat

dilibatkan dalam kegiatan M-KRPL yang berperan

mendiseminasikan/mengembangkan M-KRPL kepada

masyarakat di wilayahnya.

4. Tersedianya benih/bibit/media/sarana produksi yang sesuai

dengan kebutuhan. Pemenuhan benih/bibit/ media/ sarana

produksi membutuhkan kelembagaan kebun bibit desa/

kebun bibit induk yang memadai. KBD/KBI yang memadai

akan membantu kelangsungan siklus atau rotasi tanaman.

Untuk itu, penguatan manajemen dan pengelolaan KBD/

KBI sangat dibutuhkan. Komoditas yang disediakan oleh

KBD/KBI harus sesuai dengan kebutuhan dari aspek jenis

tanaman, volume dan waktu dibutuhkan.

5. Tersedianya lembaga pengolahan hasil dan pemasaran.

Lembaga pengolahan hasil dan pemasaran sangat

dibutuhkan untuk menampung kelebihan produksi. Proses

pengolahan hasil akan meningkatkan nilai tambah produk

dan memberikan peluang diversifikasi produk, sekaligus

membuka jaringan pasar yang lebih luas. Untuk itu,

keterkaitan antara lembaga pengolahan hasil dan

pemasaran sangat dibutuhkan. Ketersediaan pasar yang

memadai, mengakibatkan produk-produk olahan akan

mudah diserap oleh pasar, sehingga pada akhirnya

diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

6. Adanya dukungan lembaga permodalan. Dukungan

lembaga permodalan juga menjadi titik ungkit kelestarian

dan keberlanjutan KRPL, khususnya untuk menjamin

kelangsungan produksi setelah bantuan dari pemerintah

berakhir. Link dengan lembaga permodalan, bisa

diwujudkan melalui koperasi unit desa, lembaga keuangan

mikro di desa, atau dengan lembaga keuangan perbankan.

Page 22: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

16

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

BAB 5

PENUTUP

Keberhasilan program M-KRPL sangat bergantung

kepada kesamaan persepsi dan tujuan bersama dari semua

elemen/lembaga/instansi/masyarakat yang terlibat secara

langsung maupun tidak langsung dalam menjalankan peran

dan fungsinya masing-masing untuk mewujudkan ketahanan

pangan yang dicita-citakan. Koordinasi dan komunikasi harus

dibangun dan dijaga dengan baik. Petunjuk teknis M-KRPL ini

diharapkan dapat menjadi acuan bagi para petani, peneliti dan

para petugas lapangan serta pihak lain yang berkepentingan

dalam pengembangan M-KRPL di Maluku Utara.

Page 23: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

17

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

LAMPIRAN

TEKNOLOGI PERSEMAIAN/PEMBIBITAN TANAMAN SAYURAN SEDERHANA

Sebelum tanam di tempat permanen (polybag, pot, atau vertikultur), sebaiknya benih disemai dulu dalam wadah semai yang dapat berupa bak plastik, kayu, kantong plastik, polybag kecil, maupun tray khusus pembibitan yang dilubangi bagian dasarnya untuk pengaturan air (drainase). Media persemaian/pembibitan yang digunakan sama merupakan campuran tanah, pupuk kandang atau kompos dan sekam bakar yang telah dihilangkan bongkahannya atau disaring menggunakan saringan kawat berdiameter 2-5 mm. Perbandingan media tanam yang umum digunakan adalah 1 bagian tanah, 1 bagian pupuk kandang atau pupuk kompos, dan 1 bagian sekam bakar. Namun demikian, formula tersebut bukan merupakan formula baru, yang penting bahan organik dan sekam yang ditambahkan cukup banyak sehingga media cukup subur dan rongga.

Page 24: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

18

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

Persemaian/pembibitan umumnya dilakukan untuk benih-benih yang berukuran kecil dan berharga relatif mahal seperti sawi, selada, cabai, tomat, dan lain-lain (kecuali bayam karena bayam umumnya ditanam langsung). Sementara itu, benih berukuran besar umumnya ditanam langsung dalam lahan/wadah pertanaman. Langkah-langkah penanaman benih atau bibit: 1. Buat lubang kecil pada media tanam di dalam tray dengan

kedalaman 0,5-1 cm dengan menggunakan lidi atau kayu kecil. Untuk benih yang dibibitkan dalam wadah pembibitan yang lebar dilakukan dengan cara menebar secara merata benih pada permukaan media tanam atau membuat lubang tanam dengan jarak + 1 cm.

2. Masukkan benih ke dalam lubang tanam dan ditutup tipis menggunakan kompos atau pupuk kandang halus. Lalu benih ditutup menggunakan pupuk kandang atau kompos halus dengan ketebalan 0,5-1 cm.

3. Tebarkan furadan (apabila diperlukan) di permukaan media pembibitan sesuai aturan yang ada di kemasan. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari serangan hama berupa semut atau ulat tanah.

4. Lakukan penyiraman dengan hati-hati hingga media pembibitan basah secara merata. Penyiraman dilakukan 2-3 hari sekali pada saat benih baru ditanam atau bibit kecil, pada saat bibit tumbuh agak besar, lakukan penyiraman sekali sehari.

5. Letakkan wadah pembibitan pada tempat yang terlindung dari deraan hujan secara langsung namun terkena sinar matahari cukup, misalnya di bawah sungkup atau rumah plastik.

6. Setelah bibit memiliki daun sempurna 2 lembar, lakukan pemindahan bibit pada wadah pembibitan tunggal, misalnya polybag berdiameter 10 cm atau pot kecil bekas kemasan aqua gelas. Lakukan pemeliharaan seperti biasa hingga siap pindah tanam.

Page 25: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

19

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

Sumber: Badan Litbang Pertanian. 2012. Inovasi Terkini Budidaya Sayuran

di Pekarangan. Sinar Tani Edisi 31 Oktober – 6 November 2012 No. 3480 Tahun XLIII.

Page 26: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

20

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

TEKNOLOGI BUDIDAYA SAYURAN MODEL VERTIKULTUR

1. Jenis Sayuran

Hampir semua jenis tanaman sayuran dapat ditanam dalam sistem vertikultur, diantaranya bayam, kangkung, sawi, selada, kenikir, kemangi, kucai, seledri cabai, tomat, terong, pare, kacang panjang, timun, oyong, dan lain-lain. Namun demikian untuk budidaya vertikultur menggunakan wadah talang, bambu atau paralon yang dipasang secara horisontal, kurang cocok untuk sayuran jenis buah seperti cabai, terong, tomat, buncis tegak, pare, dan lain-lain. Hal tersebut disebabkan dangkalnya wadah pertanaman sehingga tidak cukup kuat menahan tumbuh tegak tanaman. Sayuran buah cocok untuk ditanam dalam pot, polybag atau paralon dan bambu yang ditegakkan sehingga dapat menampung media tanam dalam jumlah cukup banyak.

2. Penyiapan Wadah Pertanaman Vertikultur dari Bambu atau Paralon Potong batang bambu/paralon sepanjang kurang lebih 120 cm, dengan pembagian 100 cm untuk wadah tanam dan 20 cm sisanya untuk ditanam ke tanah.

Page 27: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

21

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

a. Bersihkan ruas antar bambu dengan menggunakan linggis, kecuali ruas paling bawah. Untuk ruas terakhir tidak dibobol keseluruhan, melainkan hanya dibuat sejumlah lubang kecil dengan paku untuk mengatur kelebihan air penyiraman. Jika menggunakan paralon, lakukan penutupan pada dasar paralon menggunakan tutup paralon sesuai ukuran paralon yang digunakan.

b. Buat lubang tanam di sepanjang bagian 100 cm dengan menggunakan bor, pahat atau pisau. Lubang dibuat secara selang-seling pada keempat sisi bambu/paralon. Pada dua sisi yang saling berhadapan terdapat masing-masing tiga lubang tanam, pada dua sisi lainnya masing-masing dua lubang tanam, sehingga didapatkan 10 lubang tanam secara keseluruhan. Setiap lubang tanam berdiameter kira-kira 1,5 cm dan berjarak 30 cm.

c. Selanjutnya bambu atau paralon ditanam dengan memasukkan 20 cm bagian bawah ke dalam tanah.

Page 28: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

22

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

Vertikultur dari Talang Sistem Rak Langkah-langkah pembuatan unit vertikultur sistem rak

adalah sebagai berikut: a. Buat serangkaian rak dengan tinggi kira-kira 1 m, lebar 1 m,

panjang sesuai kebutuhan. b. Atur tempat rangkaian rak secara berundak, dengan jarak antara

undakan adalah kira-kira 30 cm, dan lebar masing-masing rak adalah 25-30 cm.

c. Potong talang air dengan ukuran sesuai rangka rak yang dibuat, lalu masing-masing ujung talang ditutup menggunakan penutup talang, lalu masing-masing ujung talang ditutup menggunakan penutup talang lalu dilekatkan menggunakan lem secara permanen.

d. Lubangi dasar talang dengan bor atau pisau, diameter lubang kurang lebih 1 cm dan jarak antar lubang berkisar 15-20 cm.

e. Isi talang menggunakan media tanam yang telah disiapkan, dan lakukan penyusunan rak.

Sumber: Badan Litbang Pertanian. 2012. Inovasi Terkini Budidaya Sayuran

di Pekarangan. Sinar Tani Edisi 31 Oktober – 6 November 2012 No. 3480 Tahun XLIII.

Page 29: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

23

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

TEKNOLOGI SEDERHANA PEMBUATAN BIOPESTISIDA (PESTISIDA NABATI)

Biopestisida adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal

dari bahan hidup. Yang akan diuraikan di sini adalah biopestisida yang terbuat dari tanaman sehingga disebut Pestisida Nabati. Kandungan bahan kimia dalam tanaman tersebut menunjukkan bioaktivitas pada serangga, seperti bahan penolak (repellent), penghambat makan (antifeedant), penghambat perkembangan (insect growth regulator), dan penghambat peneluran (oviposition deterrent). Biopestisida sekarang mulai banyak diminati oleh petani karena harga pestisida kimia sangat mahal. Selain itu, penyemprotan pestisida kimia yang tidak bijaksana menyebabkan kekebalan terhadap hama dan menimbulkan pencemaran lingkungan.

Keunggulan dari menggunakan biopestisida ini diantaranya

adalah: 1. Murah dan mudah dibuat, 2. Relatif aman terhadap lingkungan, 3. Kandungan bahan kimianya tidak menyebabkan keracunan pada

tanaman, 4. Tidak mudah menimbulkan kekebalan hama, dan 5. Menghasilkan produk pertanian yang sehat, bebas residu

pestisida kimia.

Berikut ini beberapa macam pembuatan biopestisida nabati yang diambil dari proses ekstraksi bahan-bahan sebagai berikut: 1. Biji Buah Pace/Mengkudu

Bahan aktif : Annonain dan resin Mekanisme pengendalian

: Penghambatan aktivitas makan hama sehingga menurunkan aktivitas hama sasaran (antifeedant)

Hama sasaran : Ulat, hama penghisap (kepik, tungau)

Page 30: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

24

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

Cara pembuatan : 15 – 25 gram biji buah pace ditumbuk sampai halus, lalu hasil tumbukannya direndam selama 1 malam dalam 1 liter air, yang ditambah 1 gram deterjen. Larutan diaduk, kemudian disaring dengan kain halus. Selanjutnya larutan siap disemprotkan ke hama sasaran.

2. Daun Sirsak

Bahan aktif : Annonain dan resin Mekanisme pengendalian

: Penghambatan aktivitas makan hama (antifeedant)

Hama sasaran : Kutu daun thrips Cara pembuatan : Daun sirsak 50 – 100 lembar ditumbuk

sampai halus, lalu diberi 5 liter air dan diaduk sampai rata. Larutan direndam 1 malam. Satu liter hasil larutan tersebut diencerkan dalam 10 – 15 liter air. Selanjutnya larutan hasil pengenceran siap disemprotkan ke hama sasaran.

3. Daun Tembakau

Bahan aktif : Nikotin Mekanisme pengendalian

: Racun mematikan

Hama sasaran : Belalang, ulat/penggerek Cara pembuatan : 250 gr (4 genggam) daun tembakau dirajang,

lalu direndam 1 malam dalam 8 liter air. Setelah itu daunnya diambil. Air hasil rendaman daun tembakau tadi ditambah deterjen 2 sendok teh, dan diaduk sampai rata. Setelah disaring, larutan siap disemprotkan ke hama sasaran.

Page 31: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

25

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

4. Biji dan Daun Mimba Bahan aktif : Azadirachtin, salanin, nimbin, meliantriol Mekanisme pengendalian

: Penghambatan aktivitas makan hama (antifeedant) dan insect growth regulator

Hama sasaran : Ulat, hama penghisap (kepik, tungau), jamur, bakteri, nematoda.

Cara pembuatan (Biji)

: 200 – 300 gram biji ditumbuk sampai halus, lalu hasil tumbukan direndam dalam 10 liter air selama 1 malam. Selanjutnya larutan disaring kain halus dan siap disemprotkan ke hama sasaran.

Cara pembuatan (Daun)

1 kg daun mimba kering atau daun mimba segar ditumbuk sampai halus. Ditambahkan 10 liter air dan direndam selama 1 malam. Setelah diaduk sampai rata, larutan disaring kain halus dan siap disemprotkan ke hama sasaran.

5. Akar Tuba

Bahan aktif : Rotenon, deguelin, elipton, toxicarol Mekanisme pengendalian

: antifeedant

Hama sasaran : Molusca (keong) Cara pembuatan : Akar tuba 5 – 10 gram ditumbuk sampai

halus, lalu ditambah 1 liter air dan 1 gram deterjen, lalu diaduk sampai rata. Larutan direndam selama 1 malam. Keesokannya, setelah larutan disaring, larutan siap disemprotkan ke hama sasaran.

6. Sirsak dan Jeringau

Bahan aktif : Arosone, kalomenol, kalomen, kalameone, metil eugenol, eugenol

Mekanisme pengendalian

: Antifeedant dan oviposition deterrent

Page 32: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

26

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

Hama sasaran : Wereng coklat Cara pembuatan : Daun sirsak 1 genggam, rimpang jeringau 1

genggam, bawang putih 20 siung ditumbuk sampai halus lalu ditambahkan 20 liter air dan 20 gram deterjen. Rendam selama 2 hari. Selanjutnya 1 liter larutan hasil rendaman yang sudah disaring diencerkan dengan 10 – 15 liter air. Hasil pengenceran tersebut siap disemprotkan ke hama sasaran.

7. Daun Gamal (glyricidae)

Bahan aktif : Tanin Mekanisme pengendalian

: antifeedant

Hama sasaran : Ulat, hama penghisap (kepik, tungau) Cara pembuatan : 100 – 150 gram daun gamal ditumbuk halus,

lalu dimasukkan ke dalam kantong. Kantong diperas dalam ember berisi 10 liter air. Selanjutnya tambahkan 250 ml minyak tanah dan 50 gram deterjen, lalu diaduk. Larutan siap disemprotkan ke hama sasaran.

Catatan : Penggunaan dengan minyak tanah harus hati-hati, karena penggunaan yang terlalu sering menyebabkan daun terbakar, dan jangan digunakan pada saat menjelang panen, karena menimbulkan bau pada hasil panen.

8. Akar/Kulit Batang/Biji Buah Pacar Cina

Bahan aktif : Azadirachtin Mekanisme pengendalian

: Antifeedant

Hama sasaran : Ulat, hama penghisap (tungau, kutu) Cara pembuatan : Akar / kulit batang / biji buah pacar cina

dihancurkan untuk diambil ekstraknya.

Page 33: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

27

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

Selanjutnya dipanaskan selama 10 menit dalam 2 liter air, ditambah 2 sendok makan minyak tanah dan 50 gram deterjen. Kemudian larutan disaring kain halus dan ditambahkan 10 liter air. Larutan siap disemprotkan ke hama sasaran.

9. Biji Jarak dan Biji Mahoni

Bahan aktif : Recinin dan alkaloid Mekanisme pengendalian

: Antifeedant, oviposition deterrent, insect growth regulator

Hama sasaran : Molusca (keong) Cara pembuatan : 0,75 kg biji jarak / mahoni dihancurkan,

selanjutnya dipanaskan selama 10 menit dalam 2 liter air ditambah 2 sendok makan minyak tanah dan 50 gram deterjen. Kemudian larutan disaring kain halus dan tambahkan 10 liter air. Larutan siap disemprotkan ke hama sasaran.

Sumber: BPTP Yogyakarta. 2004. Teknologi Sederhana Pembuatan

Biopestisida. Liptan No: L.01/TM-EW/2004.

Page 34: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

28

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

TEKNOLOGI PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI LIMBAH TERNAK

Permasalahan yang sering muncul di tingkat petani antara

lain adalah keengganan petani dalam menggunakan limbah kandang sebagai pupuk untuk tanamannya. Beberapa alasan dikemukakan, bahwa penggunaan limbah ternak menyulitkan karena membutuhkan banyak tenaga untuk mengangkut dari kandang ke lahan, selain itu penggunaan limbah ternak menimbulkan masalah baru yaitu tumbuhnya gulma secara cepat dan menimbulkan bau yang menyengat.

Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan pengelolaan

pada limbah ternak yaitu dengan menebarkan bahan dekomposit (probiotik) yang dapat mempercepat penguraian limbah ternak. Teknologi ini memerlukan waktu 4 minggu dan membutuhkan tenaga untuk proses pembalikan. Dalam perkembangannya pembuatan pupuk organik dengan probiotik tidak lagi membutuhkan tenaga kerja dalam proses pembalikan. Penggunaan bambu yang dipasang di tengah tumpukan limbah ternak dapat melancarkan keluar-masuknya sirkulasi udara sehingga tidak perlu lagi dibaolak-balik. Cara ini mudah dilakukan dan tentu saja akan menghemat tenaga kerja dalam pembuatan pupuk organik. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang diperlukan untuk mengolah pupuk organik limbah ternak sebanyak 1 ton adalah sebagai berikut:

a. Limbah kandang : 1 ton b. Probiotik (Primadec, Stardec) : 4 kg c. Pupuk Urea : 4 kg d. Bumbung (panjang + 1,25 m diameter 15-20 cm) : 9 buah e. Terpal : 1 buah

Page 35: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

29

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

Cara Kerja 1. Buat lubang zig-zag pada bumbung (lebar dan panjang lubang 1-

1,5 cm; jarak antar lubang + 10 cm), 2. Probiotik dan urea dicampur rata, selanjutnya campuran urea +

probiotik dibagi 5 bagian, 3. Limbah ternak 1 ton dibagi menjadi 5 bagian, 4. Lapisan 1:

1/5 bagian limbah ternak dihamparkan setebal + 20 cm, lear 1 m dan panjang 1,5 m.

Pasang bumbung pada lapisan 1 di setiap pojok kiri dan kanan pada ujung tumpukan dan 1 bumbung di tengah, selanjutnya di setiap diagonal dipasang 4 bumbung.

Taburkan urea + probiotik 1/5 bagian di atas lapisan. Percikan air secukupnya (kadar air 60%) yang ditandai

pupuk dapat dikepal dengan tangan tidak pecah (ambyar) dan tidak mengeluarkan air.

5. Lapisan 2: 1/5 bagian limbah ternak dihamparkan di atas lapiran 1. Lapisan 2 ini ditaburi urea + probiotik 1/5 bagian. Selanjutnya lapisan diberi percikan air secukupnya sehingga

kadar air 60%. 6. Lapisan 3, 4, dan 5 dibuat dengan urutan yang sama seperti pada

lapisan 1 dan 2. 7. Tumpukan limbah ternak kemudian ditutup dengan terpal dan

dibiarkan selama 1 bulan. 8. Setelah 1 bulan, pupuk organik siap diberikan ke tanaman atau

dikemas untuk dijual. Sumber: BPTP Yogyakarta. 2010. Pembuatan Pupuk Organik Limbah Kandang Hemat Tenaga. Liptan No: LF 06/MW/2010.

Page 36: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

30

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

PENGELOLAAN OPT SAYURAN DI MUSIM HUJAN

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan resiko

yang harus dihadapi dan diperhitungkan dalam setiap usaha budidaya tanaman hortikultura untuk mempertahankan produksi dan mutu hasil pada taraf tinggi. Resiko ini dapat terjadi sebagai konsekuensi dari setiap perubahan ekosistem baik akibat perkembangan teknologi budidaya maupu karena perubahan musim.

Perbedaan musim selain berpengaruh terhadap

pertumbuhan tanaman, juga menguntungkan bagi perkembangan OPT yang apabila tidak dilakukan pengamatan secara berkala dengan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), keberadaan populasi OPT sewaktu-waktu dapat meningkat sehingga menimbulkan kerusakan berat pada tanaman dan menimbulkan kerusakan berat pada tanaman dan menimbulkan kerugian bagi petani. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas, petani dan stakeholder untuk pengelolaan OPT sayuran dalam rangka mengantisipasi perubahan musim sangat diperlukan. OPT Di Musim Hujan Kondisi iklim basah di musim hujan akan berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman sayuran utama, seperti cabai merah, bawang merah, kentang, tomat dan kubis, serta memicu terjadinya serangan OPT dari golongan cendawan dan bakteri. Beberapa OPT tersebut antara lain: 1. Cabai Merah: penyakit antraknosa / patek (Colletotrichum

capsici, C. gloeosporioides), busuk buah (Alternaria solani), layu Fusarium (Fusarium oxysporum), bercak daun (Cercospora capsici).

Page 37: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

31

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

2. Bawang Merah: penyakit otomatis / antraknosa (C. gloeosporioides), moler / inul / layu Fusarium (F. oxysporum), bercak ungu / trotol (Alternaria porii).

3. Kentang: penyakit busuk daun / hawar daun (Phytophthora infestans), layu bakteri (Raistonia solanacearum), dan Nematoda Sista Kuning (Globodera rostochiensis).

4. Tomat: penyakit busuk daun / hawar (Phytophthora infestans), layu bakteri (Raistonia solanacearum).

Tomat terserang ulat buah Antraknosa pada cabai

Langkah Pengelolaan OPT Untuk pengamanan produksi sayuran dari serangan OPT di musim hujan (MH), direkomendasikan strategi / langkah-langkah budidaya yang baik, antara lain sebagai berikut: 1. Pengelolaan Budidaya Pada Areal yang Sudah Ada Tanaman

di Lapangan / Lahan Melakukan sanitasi lingkungan dengan cara mengumpulkan

bagian tanaman seperti daun, buah, umbi yang menunjukkan gejala serangan OPT (baik patogen maupun yang terserang lalat buah), tanaman sakit, buah busuk, buah rontok, sisa-sisa tanaman, dan gulma, kemudian dimusnahkan. Patogen maupun pupa lalat buah dapat bertahan pada sisa tanaman yang jatuh dan buah rontok di tanah dan akan menjadi sumber infeksi/serangan,

Melakukan pemupukan berimbang dengan bahan organik, serta hindari pemupukan nitrogen dosis tinggi. Pupuk nitrogen yang tinggi menyebabkan tanaman lebih rentan

Page 38: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

32

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

terhadap serangan patogen. Penambahan bahan organik sebanyak 5-10 ton/ha,

Melakukan perbaikan drainase agar pertanaman tidak tergenang atau lahan pertanaman tidak terlalu basah,

Mengaplikasikan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacter) konesntrasi 20 cc/liter air dengan volume penyiraman 100 ml/tanaman, dari kombinasi Corine sp + Pseudomonass fluorescen + Trichoderma sp, masing-masing 10 cc/kg kompos, efektif menekan patogen golongan cendawan dan bakteri. Beberapa laboratorium PHP yang ada di beberapa daerah sudah dapat memperbanyak agens hayati tersebut,

Melakukan penyemprotan pestisida yang efektif atas dasar prinsip 6 (enam) tepat, yaitu: tepat jenis, tepat dosis, tepat sasaran, tepat cara aplikasi, tepat waktu aplikasi, tepat alat yang digunakan.

2. Pengelolaan di Lahan / Pertanaman Baru

Melakukan pengolahan tanah dalam (sampai 40 cm) dan menyiapkan saluran irigasi sedalam 40 cm untuk mengurangi genangan air pada MH,

Menanam benih sehat dan apabila tersedia dipilih varietas yang tahan atau toleran sesuai musim tanam (MT),

Mengadakan pengaturan jarak tanam yang optimal untuk mencegah penyebaran OPT, yaitu pada jarak 60 x 70 cm (cabai), 20 x 20 cm (bawang merah), dan lain-lain,

Mengaplikasikan agens hayati Corine sp + Pseudomonas fluorescen + Trichoderma sp dengan dosis masing-masing 10 cc/kg kompos, yang dicampurkan dalam pupuk kompos dan penyemprotan pada tanaman masing-masing 10 cc/ 1 liter air pada umur 1 minggu sebelum pindah tanam, 20 hari setelah tanam (HST) dan 40 HST,

Menggunakan mulsa plastik perak untuk tanaman di dataran tinggi dan jerami di dataran rendah (cabai), untuk mengurangi infestasi serangga vektor penyakit. Mulsa juga dapat mengurangi percikan air hujan pada tanah, yang dapat mengakibatkan infeksi patogen,

Page 39: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

33

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

Memasang perangkap likat kuning sebanyak 40 lembar/ha, untuk memerangkap serangga vektor penyakit,

Melakukan pemupukan berimbang dengan bahan organik dan hindari penggunaan pupuk nitrogen dosis tinggi. Penambahan bahan organik sebanyak 5-10 ton/ha,

Melakukan perbaikan drainase agar pertanaman tidak tergenang dan atau lahan pertanaman tidak basah,

Melakukan sanitasi lingkungan, terutama gulma di sekitar pertanaman, yang dalat menjadi tempat berkembangnya hama dan atau patogen,

Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang, serta

Melakukan penyemprotan pestisida efektif dengan bahan aktif bergantian agar tidak mempercepat terjadi resisten terhadap OPT, yaitu insektisida (untuk serangga vektor atau hama) atau fungisida (untuk patogen) dengan prinsip 6 (enam) tepat.

Sumber: Direktorat Perlindungan Tanaman Hortikultura, Direktorat Jenderal

Hortikultura – Kementerian Pertanian. Jakarta.

Page 40: PENGEMBANGAN MALUKU UTARAmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/... · 4 Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Ternak 28 5 Pengelolaan OPT Sayuran Di Musim Hujan

Petunjuk Teknis

Pengembangan M-KRPL Maluku Utara

34

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

DATA BENIH SAYURAN DATARAN RENDAH

Sumber: Rakhmat Sutara, Gerard Grubben, Hadi Sutarno. 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah. Gadjah Mada University Press bekerjasama dengan PROSEA Indonesia dan Balai Penelitian Hortikultura Lembang.