pengembangan lks ipa berbasis … lks ipa berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas iv materi...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK
UNTUK SISWA KELAS IV MATERI MACAM-MACAM ENERGI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Maria Advensia Sari Kusumawati
NIM: 131134067
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK
UNTUK SISWA KELAS IV MATERI MACAM-MACAM ENERGI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Maria Advensia Sari Kusumawati
Nim: 131134067
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan berkat, rahmat,dan
kasihnya.
Bapakku Hendrikus Parwoto dan ibu Tarsisia Wasilah yang selalu
mendoakan , mendukung, dan tak pernah lelah menyemangatiku hingga saatini.
Mb Yeni, mb Yetie, dan dek Putra yang selalu memberikan semangat
Dalam mengerjakan skripsi.
Para sahabat dan teman terkasih yang selalu ada dalam segala
kondisiku dan memberikan semangat.
Kerabat yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini
yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Pembaca yang budiman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan berkat, rahmat,dan
kasihnya.
Bapakku Hendrikus Parwoto dan ibu Tarsisia Wasilah yang selalu
mendoakan , mendukung, dan tak pernah lelah menyemangatiku hingga saatini.
Mb Yeni, mb Yetie, dan dek Putra yang selalu memberikan semangat
dalammengerjakan skripsi.
Para sahabat dan teman terkasih yang selalu ada dalam segala
kondisiku danmemberikan semangat.
Kerabat yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini
yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Pembaca yang budiman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
MOTTO
“Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku”
(Mazmur 23:1-3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sungguh bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,.....................
Penulis
Maria Advensia Sari Kusumawati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Maria Advensia Sari Kusumawati
Nomor Mahasiswa : 131134067
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
“PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK
UNTUK KELAS IV SD MATERI MACAM-MACAM ENERGI”
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royaliti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta,..............
Yang menyatakan,
Maria Advensia Sari.K
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK
UNTUK SISWA KELAS IV MATERI MACAM-MACAM ENERGI
Maria Advensia Sari Kusumawati
Universitas Sanata Dharma
2017
Latar belakang penelitian ini adalah terbatasnya penggunaan LKS dalam
pembelajaran IPA dan kurangnya pemahaman guru tentang pendekatan saintifik
yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.
Penelitian dilaksanakan pada sampel yaitu SD Negeri Demangan Yogyakarta
pada siswa kelas IV tahun ajaran 2016/2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengembangkan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-
macam energi dan dapat mengembangkan LKS IPA dengan kualitas yang baik.
Metode penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model
yang digunakan adalah model pengembangan Dick & Carey (2003). Model
tersebut dimodifikasi ke dalam delapan langkah pengembangan, yaitu analisis
kebutuhan, merumuskan tujuan khusus, mengembangkan instrumen,
mengembangkan strategi, mengembangkan isi LKS, evaluasi formatif, revisi, dan
evaluasi sumatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk LKS IPA materi macam-
macam energi dikembangkan berbasis pendekatan saintifik dengan lima tahapan
yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.
Validasi LKS oleh ahli IPA menunjukkan bahwa kualitas LKS baik dengan rerata
sebesar 2,8 dan oleh guru validasi menunjukkan bahwa kualitas LKS sangat baik
dengan rerata 3,7. Pada uji coba lapangan terbatas terdapat peningkatan nilai hasil
pretest dan posttest sebesar 29%.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan dapat membantu
siswa dalam meningkatkan hasil belajar IPA materi macam-macam energi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET OF SCIENCE BASED
ON SCIENTIFIC APPROACH FOR THE GRADE FOUR OF THE
ELEMENTARY SCHOOL ABAOUT THE KINDS OF ENERGY.
Maria Advensia Sari Kusumawati
Sanata Dharma University
2017
The background of this research is the limited use of student worksheets of
science learning and teachers' lack in understanding the scientific approach
observe, question, reason, try, and communicate. The sample of this research is
SDN Demangan Yogyakarta grade four, 2016/2017 academic year. The purpose
of this research is to develop the student worksheet’s product of science based on
the scientific approach to the material of kinds of energy and develop student
worksheet of science in a good quality.The methods in this research are the
research and the development (R & D). The model used is the model of Dick &
Carey’s development (2003). This model is modified into eight stages of
development. There are analysis of needs, the formulate specific goals, developing
instruments, develop strategy, develop the content of student worksheet of science,
formative evaluation, revision, and summative evaluation.
The result of this research shows that the product of student worksheet of
science about the materials of the kinds of energy is developed based on scientific
approach with five stages: observing, questioning, reasoning, trying and
communicating. Validation of student worksheet science by scientific experts
shows that this student worksheet has a good quality with the average score is
about 2.8 and by teachers validation shows that the quality of this student
worksheet is very good average score is a3.7. Limited field trial showed that the
value obtained by the students at higher than pretest-posttest with the increase in
the value of of 29 percent. Thus, it can be concluded that the student worksheet of
science-based scientific approach that was developed can help the students in
improving student learning outcomes of science about kinds of material energy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan LKS IPA Berbasis
Pendekatan Saintifik Untuk Siswa Kelas IV SD Materi Macam-Macam Energi
dengan tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada banyak pihak yang
membantu penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih peneliti ucapkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa memberikan rahmat
kesehatan dan kelancaran dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.
2. Rohandi, Ph. D. Selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M. Pd selaku Kaprodi PGSD.
4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M. Pd selaku Wakaprodi PGSD.
5. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S. S., BST., M.A selaku dosen pembimbing I,
terimakasih atas bimbingan, dukungan, dan motivasi yang telah diberikan
selama proses penyusunan skripsi ini.
6. Kintan Limiansih, M. Pd selaku dosen pembimbing II, yang telah membimbing
dan mendampingi peneliti dalam proses penyusunan skripsi ini.
7. Albertus Hariwangsa Panambuh, M. Sc selaku dosen IPA yang telahmembantu
peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.
8. Muryanto, S.Pd selaku kepala SD Negeri Demangan Yogyakarta yang telah
memberikan izin serta dukungan selama proses pelaksanaan penelitian di
SDtersebut.
9. Subekti Hari W selaku guru kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta yang
telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.
10. Subekti Hari W selaku guru kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta
yangtelah memberikan izin dalam melakukan uji coba instrumen penelitian
dan ujicoba lapangan terbatas kepada siswanya dan segenap guru SD Negeri
Demangan yang telah membantu proses pengujian instrumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
11. Siswa-siswa SD Negeri Demangan yang telah membantu dalam uji coba
terbatas.
12. Para dosen PGSD, yang dengan sabar dan selalu mendampingi serta mendidik
penulis selama menempuh ilmu di PGSD.
13. Bapak dan Ibu karyawan sekretariat prodi PGSD yang senantiasa membantu
dalam proses perkuliahan dan skripsi.
14.Orang tuaku tercinta, Bapak Hendrikus Parwoto dan Ibu Tarsisia Wasilah
yang selalu mendoakan, mendukung, dan memberikan semangat dalam
mengerjakan skripsi.
15. Kakakku Yeni dan Yeti, serta adikku Putra yang telah membantu dalam proses
menyusun skripsi ini.
16. Sahabat-sahabatku di kelas B yang selalu memberikan motivasi dandukungan.
17. Teman-teman payung skripsi Sela, Asa, Ama, Julison, dan Pricilyang selalu
membantu dalam proses penyelesaian skripsi.
18. Yustin dan Lia sahabat dikos yang selalu menemani dalammengerjakan
skripsi.
19. Segenap pihak, sahabat dan teman yang telah membantu dan tidakdapat
peneliti sebutkan satu-persatu.Peneliti menemui banyak kendala dalam
penyusunan skripsi ini. Meskipun demikian, kendala tersebut tidak membuat
peneliti menjadi menyerah dan putus asa, namun menjadikan semangat dan
antusias untuk maju dan menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu. Peneliti
menyadari bahwa tidak ada kesempurnaan selain milik Tuhan, begitu pula
dengan penulisan skripsi ini. Karena itu, peneliti meminta maaf apabila
terdapat kesalahan baik dalam sistematika, isi, dan sebagainya dalam skripsi
ini. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta,.......................
Penulis
Maria Advensia Sari Kusumawati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………..iii
PERSEMBAHAN ........................................................................................................... iiv
MOTTO..............................................................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...........................................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.......................................................................vii
ABSTRAK ...................................................................................................................... viii
ABSTRAK...........................................................................................................................ix
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………....x
DAFTAR ISI................................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.I Latar Belakang Penelitian ................................................................................. 1
I.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
I.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5
I.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6
1.5 Spesifikasi Produk ............................................................................................. 7
1.6 Definisi Operasional.......................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka .................................................................................................. 9
2.1.1 Belajar dan Pembelajaran ............................................................................... 9
2.1.1.1 Cara Anak Belajar .................................................................................. ...10 2.1.2 Ilmu Pengetahuan Alam ............................................................................... 10 2.1.2.1 Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Disiplin Ilmu ........................................ 11 2.1.2.2 Pembelajaran Sains ................................................................................... 11 2.1.2.3 Memberdayakan Anak dalam Pendidikan Sains ....................................... 12 2.1.3 Pendekatan Santifik ..................................................................................... 13 2.1.3.1 Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik ............. 14 2.1.3.2 Tujuan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik ...................... 15 2.1.3.3 Kegiatan Pembelajaran Dalam Pendekatan Saintifik ............................... 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.1.4 Lembar Kerja Siswa (LKS) ......................................................................... 17 2.1.4.1 Pengertian LKS ......................................................................................... 17 2.1.4.2 Fungsi LKS .............................................................................................. 18 2.1.4.3 Jenis-jenis LKS ......................................................................................... 18 2.1.4.4 Manfaat Lembar Kerja Siswa.................................................................... 20 2.1.5 Bentuk Energi.............................................................................................. 20 2.1.5.1 Macam-Macam Bentuk Energi ................................................................. 21 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................................... 23
2.3 Kerangka Berpikir .......................................................................................... 27
2.4 Pertanyaan Penelitian ..................................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................... 30
3.2 Setting Penelitian ........................................................................................... 30
3.2.1 Subjek Penelitian .......................................................................................... 30
3.2.2 Objek Penelitian ........................................................................................... 30
3.2.3 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 31
3.2.4 Waktu Penelitian .......................................................................................... 31
3.3 Rancangan Penelitian ...................................................................................... 31
3.4 Prosedur Penelitian......................................................................................... 35
3.4.1. Analisis Kebutuhan .................................................................................... 37
3.4.1.1 Analisis Siswa ........................................................................................... 37
3.4.1.2 Analisis Pembelajaran ............................................................................... 37
3.4.2. Merumuskan Tujuan Khusus ...................................................................... 38
3.4.3 Mengembangkan Instrumen ......................................................................... 38
3.4.4 Mengembangkan Strategi............................................................................. 39
3.4.5 Mengembangkan Isi LKS ............................................................................ 39
3.4.6 Evaluasi Formatif ......................................................................................... 39
3.4.7 Revisi ........................................................................................................... 39
3.4.8 Evaluasi Sumatif .......................................................................................... 39
3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 40
3.5.1 Observasi ...................................................................................................... 40 3.5.2 Wawancara ................................................................................................... 40 3.5.3. Kuesioner ................................................................................................... 41 3.5.4 Tes ................................................................................................................ 42 3.6 Instrumen Penelitian........................................................................................ 42
3.6.1 Pedoman observasi ....................................................................................... 42 3.6.2 Pedoman Wawancara ................................................................................... 43 3.6.2.1. Wawancara Kepala Sekolah ..................................................................... 43 3.6.2.2 Wawancara guru kelas IV ......................................................................... 44 3.6.2.3 Wawancara siswa kelas IV........................................................................ 44 3.6.3 Kuesioner .................................................................................................... 45 3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan .................................................................. 45 3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk oleh Para Ahli .............................................. 46 3.1.4 Soal Tes ....................................................................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3.7. Triangulasi...................................................................................................... 48
3.8 Teknik Analisis Data ...................................................................................... 50
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif .............................................................................. 50 3.8.2 Analisis Data Kualitatif ................................................................................ 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Penelitian ............................................................................................... 55
4.1.1 Deskripsi Potensi dan Masalah .................................................................... 55 4.1.1.1 Identifikasi Potensi .................................................................................... 55 4.1.1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 55 4.1.2 Proses Pengembangan LKS ......................................................................... 60 4.1.2.1 Analisis Kebutuhan ................................................................................... 61 4.1.2.2 Merumuskan tujuan khusus....................................................................... 62 4.1.2.3 Mengembangkan Instrumen ...................................................................... 64 4.1.2.4 Mengembangkan Strategi.......................................................................... 66 4.1.2.5 Mengembangkan Isi LKS ......................................................................... 67 4.1.2.6 Evaluasi Formatif ...................................................................................... 73 4.1.2.7 Revisi ........................................................................................................ 75 4.1.2.8 Evaluasi Sumatif ....................................................................................... 75 4.1.3 Kualitas LKS ................................................................................................ 76 4.1 Hasil Perhitungan Kenaikan Pretest dan Posttest ........................................... 78
4.2 Pembahasan ..................................................................................................... 79
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 85
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................... 86
5.3 Saran ................................................................................................................ 86
DAFTAR REFERENSI ................................................................................................. 87
LAMPIRAN ......................................................................................................... 90
CURRICULUM VITAE....................................................................................132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Literature Map Hasil Penelitian Yang Relevan...............................27
Bagan 3.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut Dick &
Carey..................................................................................................32
Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan...................................................................36
Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan............49
Bagan 3.5 Triangulasi Sumber Data Wawancara...............................................50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Masing-Masing Siswa..........77
Grafik 4.2 Perbandingan Rerata Pretest dan Posttest............................................78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes.........................................................................38
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas IV..................................43
Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah.......................................44
Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas IV.........................................44
Tabel 3.5 Rencana Wawancara dengan Siswa kelas IV........................................45
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Kuesioner Terbuka.................................................................46
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Kuesioner Tertutup.................................................................46
Tabel 3.8 Kisi-Kisi Kuesioner untuk Siswa...........................................................46
Tabel 3.9 Kisi-Kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli.....................................47
Tabel 3.10 Kisi-Kisi Instrumen Tes.......................................................................48
Tabel 3.11 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif...............................................52
Tabel 3.12 Kategorisasi Hasil Skor Validasi Instrumen oleh Ahli........................52
Tabel 4.1 Jenis dan Tujuan Instrumen...................................................................64
Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Validitas Tes............................................................65
Tabel 4.3 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes............................................................66
Tabel 4.4 Pemetaan KI,KD, Indikator, dan Tujuan Kegiatan................................66
Tabel 4.5 Hasil Revisi LKS Berdasarkan Komentar Ahli dan Guru.....................75
Tabel 4.6 Hasil Skor Penilaian Ahli.......................................................................76
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Pretest dan Posttest...................................................76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara Identifikasi Masalah..............57
Gambar 4.2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data.............................................59
Gambar 4.3 Kegiatan LKS Tentang Energi Panas.................................................68
Gambar 4.4 Kegiatan LKS Tentang Energi Angin................................................69
Gambar 4.5 Kegiatan LKS Tentang Energi Bunyi................................................70
Gambar 4.6 Kegiatan LKS Tentang Energi Cahaya..............................................71
Gambar 4.7 Kegiatan LKS Tentang Energi Kimia................................................72
Gambar 4.8 Kegiatan LKS Tentang Energi Listrik...............................................73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi.......................................91
Lampiran 2 Hasil Observasi Pembelajaran di Kelas..............................................92
Lampiran 3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru Oleh Ahli..........93
Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru.......................................................................95
Lampiran 5 Hasil Wawancara Kepala Sekolah......................................................96
Lampiran 6 Lembar Validasi Analisis Kebutuhan Kuesioner Guru Oleh Ahli.....98
Lampiran 7 Hasil Analisis Kebutuhan Kuesioner Guru Terbuka........................101
Lampiran 8 Lembar Hasil Validasi Analisis Kebutuhan Kuesioner Siswa Oleh
Ahli......................................................................................................102
Lampiran 9 Lembar Hasil Analisis Kebutuhan Kuesioner Siswa........................103
Lampiran 10 Lembar Hasil Validasi Produk LKS oleh Ahli IPA.......................109
Lampiran 11 Lembar Hasil Validasi Produk LKS oleh Ahli Guru......................114
Lampiran 12 Hasil Perhitungan Item Tes Valid dan Reabilitas Item Tes
Valid....................................................................................................119
Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian........................................................................122
Lampiran 14 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.........................123
Lampiran 15 LKS IPA.........................................................................................124
Lampiran 16 Foto Uji Coba Lapangan Terbatas..................................................128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi
operasional.
1.I Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam adalah adalah suatu kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara sistematik yang didalam penggunaannya secara umum terbatas
pada gejala-gejala alam Carin (dalam Daryanto, 2014: 160). Mata pelajaran IPA
dipelajari di berbagai jenjang pendidikan dan salah satunya pada jenjang Sekolah
Dasar (SD). Pada mata pelajaran IPA kelas IV Sekolah Dasar dipelajari berbagai
macam materi. Pada penelitian ini peneliti membahas Kompetensi Dasar (KD) 3.4
membedakan berbagai bentuk energi melalui pengamatan dan mendeskripsikan
pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu materi yang diajarkan
kepada siswa berdasarkan KD tersebut adalah macam-macam energi.
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha ( Herliani,
2003: 128). Benda bergerak artinya benda melakukan uasaha atau kerja, sehingga
membutuhkan energi (Sumantoro, 2009: 142). Bentuk energi ada bermacam-
macam yaitu energi gerak, energi listrik, energi panas, energi cahaya,energi
bunyi, dan energi kimia. Dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari energi
karena energilah manusia dan seluruh mahluk di alam ini dapat hidup dan
menjalankan proses kehidupannya (Parulian, 2011: 113). Berdasarkan hasil
observasi kelas IV di SD Negeri Demangan Yogyakarta pada tanggal 25 Juli 2016
peneliti menemui guru lebih dominan menggunakan metode ceramah saat
mengajar IPA di dalam kelas. Sehingga siswa kurang aktif dan antusias dalam
mengikuti pembelajaran. Peneliti mengamati guru saat mengajar di dalam kelas
dari awal hingga akhir pembelajaran. Guru lebih banyak menerangkan materi
pada siswa dan kurang membangkitkan semangat belajar siswa dengan melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kegiatan yang mendorong siswa untuk aktif di dalam kelas. Guru menggunakan
sumber belajar buku siswa dan Buku Siswa Elektronik (BSE).
Potret pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta
memperlihatkan pembelajaran di dalam kelas yang cenderung pasif. Situasi
pembelajaran IPA tersebut memberikan tantangan tersendiri bagi guru dalam
merancang dan menggunakan metode yang menarik dan mengaktifkan siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, dengan metode ceramah tingkat
pemahaman siswa pun rendah, karena siswa hanya mendengarkan dan tidak
mempraktikannya secara langsung dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat
diketahui ketika guru bertanya dan mengulang kembali materi pembelajaran yang
telah dijelaskan. Sebagian besar siswa hanya diam dan tidak bisa menjawab
pertanyaan dengan tepat yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti ingin mengembangkan LKS
IPA berbasis pendekatan santifik untuk membantu guru dalam proses
pembelajaran di kelas. Di dalam LKS terdapat berbagai macam kegiatan yang
mendorong siswa untuk aktif belajar di kelas yang mencakup lima tahapan
dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest siswa
sebelum dan susudah menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik. Saat
melaksanakan uji coba produk lapangan terbatas peneliti memilih enam siswa
berdasarkan potensi akademik yang tinggi, sedang, dan rendah. Siswa diberi soal
pretest dan keenam siswa mendapatkan nilai rerata sebesar 69,1% dan setelah
menggunakan LKS siswa mendapatkan nilai posttest rerata sebesar 89,1% siswa
mengalami peningkatan rerata sebesar 29%.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode yang dapat membantu siswa
lebih aktif dalam pembelajaran dan memahami materi yang disampaikan oleh
guru. Siswa SD sudah mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dengan
cara yang beragam. Berdasarkan uraian di atas, penggunaan produk LKS IPA
berbasis pendekatan saintifik sangatlah diperlukan dalam membantu siswa SD
memahami materi yang diberikan guru dalam pembelajaran yang sedang berada
pada tahapan operasional konkret. Penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik
dalam pembelajaran sangatlah dibutuhkan karena dapat membantu siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Selain itu, 5 tahapan dalam
pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengomunikasikan membantu siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan dapat
memecahkan masalahnya sendiri dengan mencari jawaban dari berbagai macam
sumber informasi dalam proses pembelajaran di kelas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mbasi (2016) guru masih
membutuhkan contoh LKS menggunakan pendekatan saintifik. Oleh karena itu,
pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik masih sangat dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan.Pengembangan LKS ini menggunakan pendekatan
saintifik model penelitian dan pengembangan hasil modifikasi Borg dan Gall serta
sugiyono. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu
pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang memodifikasi
tahapan pengembangan Dick & Carey menjadi delapan tahapan yaitu (1) analisis
kebutuhan, (2) merumuskan tujuan khusus, (3) mengembangkan instrumen, (4)
mengembangkan strategi, (5) mengembangkan isi LKS, (6) evaluasi formatif, (7)
revisi dan (8) evaluasi. Penelitianyang dilakukan oleh Irna (2016) masih banyak
guru yang membutuhkan contoh LKS berbasis kecerdasan ganda. Dalam
penelitian ini guru menyatakan kesulitan kecerdasan ganda dimana guru harus
mempunyai LKS agar dapat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Bailaen (2016) Lembar Kerja Siswa menggunakan
pendekatan saintifik adalah hal baru seiring dengan digunakannya kurikulum
2013 dalam pendidikan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan agar dapat
membantu guru-guru yang sangat membutuhkan sebuah contoh Lembar Kerja
Siswa dengan kualitas baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Lombo (2016) banyak guru yang
membutuhkan contoh Lembar Kerja Siswa berbasis model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM). Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu
produk berupa LKS berbasis model PBM mengacu kurikulum 2013. Selain itu,
penelitian yang dilakukan oleh Shalikhah (2016) melakukan pengembangan
Lembar Kerja Siswa IPA berbasis pendekatan saintifik untuk melatih
keterampilan proses sains siswa SD kelas IV. Latar belakang penelitian ini adalah
kualitas pembelajaran sains di Indonesia masih rendah, masih banyak guru yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
menggunakan bahan ajar LKS bukan buatan sendiri, kebanyakan LKS yang
beredar bersifat kognitif, masih banyak siswa yang kurang fokus pada saat
pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Afifah (2016) LKS merupakan
salah satu media pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman siswa dalam
melaksanakan kegiatan atau kerja, baik yang bersifat perorangan maupun
kelompok. Hasil pretest dengan rata-rata 69 dan posttest dengan rata-rata 76,
sehingga dalam pembelajaran mengalami peningkatan 100%. Dari hasil paparan
penelitian relevan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan LKS dalam proses
pembelajaran sangat dibutuhkan oleh guru dan siswa untuk membantu kegiatan
belajar mengajar di kelas. Dalam penelitian ini peneliti mengembangkan LKS IPA
berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi. LKS yang dibuat
peneliti berdasarkan empat karakteristik yaitu(1) mengarahkan siswa aktif
melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) mengajak siswa untuk mencari
sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat;
(3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri; dan (4)
mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu
lain mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. LKS
dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan siswa dan guru yang dilakukan
dengan observasi, wawancara, dan kuesioner.
Dari hasil data yang diperoleh peneliti, siswa membutuhkan LKS yang
terdiri dari berbagai macam kegiatan yang membangkitkan semangat belajar
siswa, LKS dilengkapi dengan gambar yang menarik, dan mengarahkan siswa
untuk melakukan kegiatan dengan lima tahapan dalam pendekatan saintifik. LKS
yang dikembangkan peneliti dengan merumuskan tujuan khusus berdasarkan
empat karakteristik LKS yaitu 1) memberikan panduan pembelajaran secara
tertulis untuk melakukan kegiatan di dalam kelas, 2) memberikan panduan
pembelajaran secara tertulis untuk melakukan kegiatan di luar kelas, 3)
memberikan panduan kegiatan secara tertulis untuk mencari berbagai informasi di
(koran, majalah, internet, narasumber, dan sebagainya, 4) memberikan panduan
kegiatan pembelajaran saintifik dengan lima langkah yaitu mengamati, menanya,
menalar, mencoba, mengomunikasikan, 5) bertanya lebih lanjut kepada guru atau
teman tentang masalah yang ditemukan dalam pengamatan sebelumnya, 6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
melakukan kegiatan praktikum dengan melakukan percobaan sendiri dalam
pembelajaran IPA, 7) mewawancarai narasumber (guru, teman, orangtua, dan
sebagainya) untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut berkaitan
pembelajaran IPA, 8) menggunakan buku-buku di perpustakaan untuk
mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, 9)
menyampaikan hasil kerja saya di dalam kelompok, 10) menggunakan gambar,
poster, foto, grafik, atau menunjukkan hasil kerja.
Berdasarkan permasalahan mengenai penggunaan LKS berbasis
pendekatan saintifik untuk materi macam-macam energi. Kebutuhan LKS dalam
pembelajaran dan hasil penelitian mengenai pendekatan saintifik yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada paparan di atas. Peneliti terdorong untuk
melakukan penelitian dan pengembangan (Research & Development). Peneliti
melakukan penelitian dan pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik
untuk siswa kelas IV SD materi macam-macam energi. Pengembangan LKS
memperhatikan lima langkah dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.Berdasarkan permasalahan
mengenai penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk materi macam-
macam energi penelitian ini dibatasi pada tahapan menghasilkan produk LKS
yang diujikan secara ilmiah kepada ahli dan revisi LKS setelah melakukan uji
coba lapangan terbatas.
I.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk
siswa kelas IV SD materi macam-macam energi?
1.2.2 Bagaimana kualitas produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang
dikembangkan untuk siswa kelas IV SD?
I.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengembangkan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk
siswa kelas IV SD dengan materi macam-macam energi.
1.3.2 Mengetahui kualitas produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi
macam-macam energi untuk siswa kelas IV SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
I.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Untuk Mahasiswa
Mahasiswa memperoleh pengalaman dan wawasan baru dalam
pengembangan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa dalam
mempelajari materi macam-macam energi. Produk LKS yang dikembangkan
memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai pendekatan saintifik
secara utuh yang dapat menunjang proses belajar mengajar siswa di kelas.
1.4.2 Untuk Guru
Guru menjadi lebih paham tentang pendekatan saintifik dan semakin
menyadari pentingnya penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar di kelas.
Guru juga mendapatkan pengalaman dalam pengembangan produk LKS IPA
berbasis pendekatan saintifik untuk membantu kesulitan siswa dalam belajar dan
mengajak siswa untuk aktif di kelas dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang
menyenangkan yang ada pada LKS.
1.4.3 Untuk Siswa
Siswa mendapatkan pengalaman belajar dan pengetahuan dengan
menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi.
Siswa juga terbantu dalam mengatasi kesulitan dalam memahami materi dan
menjadi semakin aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan melakukan kegiatan
yang menyenangkan.
1.4.4 Untuk Sekolah
Sekolah mendapatkan wawasan baru mengenai produk LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik. Dengan demikian, sekolah dapat mempertimbangkan dan
merekomendasikan pengembangan LKS IPA yang membuat siswa lebih aktif dan
kreatif dalam kegiatan belajar.
1.4.5 Untuk Prodi PGSD
Prodi PGSD memiliki pengalaman penelitian dengan metode Research
and Development yang melibatkan dosen, mahasiswa, guru, dan siswa di SD.
Dengan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang telah dikembangkan,
divalidasi, revisi, dan diuji, prodi PGSD memiliki produk LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik yang semakin bervariasi dan beragam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.5 Spesifikasi Produk
Produk yang dikembangkan adalah LKS IPA berbasis pendekatan saintifik
untuk siswa kelas IV SD. Peneliti mengembangkan KD 3.4 yaitumembedakan
berbagai bentuk energi melalui pengamatan dan mendeskripsikan pemanfaatannya
dalam kehidupan sehari-hari. Indikator yang dikembangkan adalah 3.4.1
menyebutkan bentuk-bentuk energi yang ada disekitar dan 3.4.3 . menjelaskan
manfaat bentuk-bentuk energi yang ada disekitar. Tujuan pembelajaran dari
setiap indikator yaitu siswa menyebutkan minimal tiga bentuk energi melalui
kegiatan mengamati di dalam maupun di luar kelas, Siswa dapat membedakan
bentuk-bentuk energi melalui kegiatan percobaan di dalam maupun di luar kelas,
serta siswa dapat menyebutkan manfaat bentuk energi untuk kehidupan sehari-
hari minimal tiga manfaat melalui kegiatan percobaan. Kemudian peneliti
mengembangkan rencana kegiatan. Hal ini ditujukan untuk membuat desain
prototipe IPA materi macam-macam energi.
LKS yang dibuat terdiri dari daftar isi, kata pengantar, petunjuk
penggunaan LKS, isi LKS yang terdiri dari berbagai macam kegiatan IPA materi
macam-macam energi dengan menggunakan lima tahapan dalam pendekatan
saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan. Dalam LKS juga terdapat 20 soal posttest. LKS yang
dikembangkan berbentuk buku dengan ukuran 18 cm x 25cm. LKS dibuat dengan
meggunakan Microsoft Word. Kertas yang digunakan adalah ivory 230 gram
untuk bagian cover dan kertas HVS 80 gram untuk bagian isi. Bahasa yang
digunakan sederhana, jelas, dan mudah dipahami oleh siswa. Tampilan LKS
dibuat menarik dan sesuai dengan analisis kebutuhan siswa.
LKS berisi tentang empat karakteristik yang meliputi (1) mengarahkan
siswauntuk aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, (2) mengajak siswa
untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan
masyarakat, (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri
dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan dalam pendekatan
saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.6 Definisi Operasional
1.6.1 Belajar adalah suatu proses untuk menemukan suatu informasi barudengan
tujuan untuk menambah wawasan atau pengetahuan yang telah dimilikinya.
1.6.2 Pembelajaran adalah suatu kegiatan perencanaan dalam belajar dan mengajar
yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai suatu tujuan tertentu
dalam proses pembelajaran.
1.6.3 Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebagai ilmu yang mempelajari tentang alam
dan fenomena-fenomena alam yang terjadi di lingkungan sekitar.
1.6.4 Pendekatan Saintifik adalah suatu pendekatan yang mengarahkan siswa untuk
melakukan lima tahapan dalam saintifik yaitu mengamati, menanya,
menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.
1.6.5 LKS adalah lembar kerja siswa yang berisi tentang materi, soal, petunjuk,
dan tugas yang ditujukan pada siswa dan dapat digunakan sebagai buku
panduan dalam mengerjakan praktikum.
1.6.6 Materi macam-macam energi adalahmateri tentang berbagai macam
energiyang terdiri dari energi panas, energi gerak, energi cahaya, energi
listrik,energi bunyi, dan energi kimia.
1.6.7 Siswa kelas IV SD adalah peserta didik yang sedang menempuh pendidikan
di kelas IV untuk belajar dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
1.6.8 Kualitas produk adalah keseluruhan ciri suatu produk untuk memuaskan
kebutuhan konsumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
Uraian dalam sub bab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian
adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah belajar dan
pembelajaran, IPA, pendekatan saitifik, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan materi
macam-macam energi.
2.1.1 Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan peoses perubahan di dalam kepribadian yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian (Majid, 2014: 15). Perubahan ini
bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan
atau pengalaman. Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi
antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik.
Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada
konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang (Majid,
2014: 16). Proses belajar tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta
belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk
menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep yang dipelajari akan
dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Belajar merupakan proses
membangun pengetahuan melalui transformasi pengalaman, sedangkan
pembelajaran merupakan upaya yang sistematis dalam menata lingkungan belajar
guna menumbuhkan dan mengembangkan belajar peserta didik Jackson (dalam
Rusman, 2013: 252). Dari definisi beberapa ahli tersebut peneliti berpendapat
bahwa belajar adalah suatu proses untuk menemukan suatu informasi baru
dengan tujuan untuk menambah wawasan atau pengetahuan yang telah
dimilikinya.
Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial (Daryanto, 2014: 41).Pembelajaran merupakan kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
melaksanakan aktivitas belajar mengajar Trianto (dalam Daryanto, 2014: 41).
Suatu kegiatan pembelajaran harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien Carey (dalam Rusman,
2013: 132). Pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh
memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan
pendidikannya Joyce & Weil (dalam Rusman, 2013: 133). Dari definisi beberapa
ahli tersebut peneliti berpendapat bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan
perencanaan dalam belajar dan mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa
untuk mencapai suatau tujuan tertentu dalam proses pembelajaran
2.1.1.1 Cara Anak Belajar
Setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan
beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif) Piaget (dalam
Majid, 2014: 9). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut
schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman
terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman anak yang lebih
khusus mengenai apa yang dilakukan ketika mereka memecahkan sebuah masalah
sehingga mereka dapat dibantu dengan perilaku yang cerdas Sternberg (dalam
Rusman, 2014: 12). Proses belajar siswa sebagai bagian dari kurikulum dan
pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kognitif, afektif, dan
psikomotor (Rusman, 2014: 11). Belajar yang berpusat pada siswa dengan cara
mencari dan menemukan sendiri melalui pengalaman langsung secara
kontekstual, yaitu dengan cara mengeksplorasi dan mengelaborasi pengalaman
belajarnya (Rusman, 2014: 382).Dari definisi beberapa ahli tersebut peneliti
berpendapat bahwa cara anak belajar berbeda-beda hal ini dikarenakan setiap anak
memiliki kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang berbeda pula.
2.1.2 Ilmu Pengetahuan Alam
Ditinjau dari fisiknya IPA adalah ilmu pengetahuan yang objek telaahnya
adalah alam dengan segala isinya yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan (Daryanto,
2014: 160). IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematik yang didalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala
alam Carin (dalam Daryanto, 2014: 160). Ilmu pengetahuan alam berupaya
membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak ada
habis-habisnya Sumaji (dalam Sani, 2013: 31). IPA dapat dipandang sebagai suatu
proses dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam ( Dardmojo,
1992: 5). Untuk ini diperlukan suatu tata cara tertentu yang sifatnya analitis,
cermat, lengkap serta menghubungkan gejala alam yang satu dengan gejala alam
yang lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu sudut pandang yang baru
tentang objek yang diamatinya.
IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam Nash (dalam
Samatowa, 2011: 3). Cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap,
cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain,
sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek
yang diamatinya. Berdasarkan definisi beberapa ahli tersebut, IPA dapat diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari tentang alam dan fenomena-fenomena alam yang
terjadi di lingkungan sekitar.
2.1.2.1 Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Disiplin Ilmu
Krisis dalam pendidikan IPA terletak pada tekanan-tekanan untuk
menegakkan pengakuan (legitimasi) akan pendidikan sains sebagai disiplin ilmu
dan untuk mengajukan bukti akan kegunaan dan berharganya penelitian-penelitian
yang dihasilkannya Paul (dalam Samatowa, 2011: 7). Meskipun pendidikan sains
merupakan disiplin ilmu yang relatif masih muda sekitar 50 tahun, namun telah
berfungsi sebagai daerah liputan untuk studi lanjut dan penelitian bagi 65
perguruan tinggi di Amerika Serikat Yager (dalam Samatowa, 2011: 8).
Berdasarkan definisi beberapa ahli tersebut, Ilmu Pengetahuan Alam sebagai
disiplin ilmu merupakan pendidikan IPA berdasarkan bukti yang ada dan
berfungsi untuk penelitian lebih lanjut.
2.1.2.2 Pembelajaran Sains
Pembelajaran Sains menjadi berarti bila diajarkan sedemikian, sehingga
anak menjalani suatu proses perubahan konsepsi Alverman (dalam Samatowa,
2011: 8). Santa (dalam Samatowa, 2011: 9) menyatakan “Anak butuh mengakui
konsep atau penjelasan keilmuan yang bertentangan dengan teori yang mereka
miliki”. Mereka butuh dan yakin bahwa teori yang mereka miliki tidak lengkap,
tidak cocok, atau tidak konsisten dengan kebutuhan eksperimen, dan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
penjelasan ilmiah menyediakan alternatif yang lebih meyakinkan dan lebih
berdaya. Pembelajaran sains dengan hafalan dan pemahaman konsep, anak harus
diberi kesempatan untuk mengembangkan sikap ingin tahu dan berbagai
penjelasan logis Cullingford (dalam Samatowa, 2011: 9). Pembelajaran Sains
akan dapat ditingkatkan, bila anak dapat lebih berkelakuan seperti seorang
ilmuwan bagi diri mereka sendiri, dan jika mereka diperbolehkan serta disorong
untuk melakukan hal itu Claxton (dalam Samatowa, 2011: 9). Mereka dapat
memperoleh bahwa beberapa materi menjadi lebih mudah dan lebih
menyenangkan. Dari berbagai ide mengenai pembelajaran sains, kegiatan anak di
kelas diantisipasi menjadi serupa dengan apa yang sesungguhnya dilakukan para
ilmuwan dalam percobaan mereka, namun dalam situasi yang berbeda.
2.1.2.3 Memberdayakan Anak dalam Pendidikan Sains
Berbagai penelitian yang dilakukan dalam bidang pendidikan sains saat ini
lebih menekankan pada anak daripada gurunya dengan upaya yang lebih
menekankan bagaimana anak belajar sains Yager (dalam Sumaji, 2003: 121) .
Dari pandangan ini hasil belajar bukan semata-mata bergantung pada apa yang
disajikan guru, melainkan dipengaruhi oleh hasil interaksi antara berbagai
informasi yang seharusnya diberikan kepada anak dan bagaimana anak mengolah
informasi berdasarkan pemahaman yang dimiliki sebelumnya. melalui kegiatan
bertanya, anak akan berlatih menyampaikan gagasan dan memberikan respons
yang relevan terhadap suatu masalah yang dimunculkan Gall (dalam Sumaji,
2003: 122). Bertanya merupakan ciri utama dalam sains yang telah menunjukkan
bahwa dengan berbagai pertanyaan yang diajukan, sains dapat dikembangkan.
Dengan kegiatan bertanya bagi anak menjadi hal yang fundamental dalam
sains. Kemampuan siswa untuk memberi penjelasan tentang kemengapaan
fenomena alam akan sangat berguna dalam memahami suatu masalah berkaitan
Cross (dalam Sumaji, 2003: 122). Secara komprehensif betapa pentingnya
pertanyaan “mengapa” dalam sains yang akan memberikan kesempatan bagi anak
untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan sesuatu
permasalahanIsaacs (dalam Sumaji, 2003: 123). Dengan upaya yang lebih
menekankan bagaimana anak belajar, kita dapat melihat bahwa pembelajaran IPA
di kelas dipandang sebagai sutu proses aktif, dan sangat dipengaruhi oleh apa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
yang sebenarnya ingin dipelajari anak (Samatowa, 2011: 8). Dari berbagai ide
diatas peneliti menyimpulkan bahwa memberdayakan anak dalam pendidikan
sains proses belajar lebih difokuskan kepada anak dan anak diminta untuk
berfikir kritis dengan bertanya pada guru, sehingga anak dapat memberikan
gagasan serta respons terhadap suatu permasalahan yang ada.
2.1.3 Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang telah
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik dapat aktif membangun konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan bermacam-macam teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan, 2014: 34). Pendekatan saintifik
adalah suatu pendekatan dalam kegiatan pembelajaran yang lebih
mengutamakan kreatifitas dan penemuan peserta didik sehingga memperoleh
pengalaman belajar berdasarkan kesadaran dan kepentingan peserta didik sendiri
(Kokasih, 2014: 72). Model pembelajaran proses saintifik adalah suatu proses
pembelajaran yang memadu peserta didik untuk memecahkan masalah melalui
kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis
data yang teliti untuk menghasilkan sebuah kesimpulan (Abidin, 2014: 125).
model saintifik proses adalah model pembelajaran yang dilandasi
pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina
kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah melalui serangkaian
aktivitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan
berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pemahaman peserta didik (Abidin,
2014: 127). Dari berbagai penjelasan mengenai pengertian pendekatan saintifik
di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah suatu
pendekatan yang membantu siswa untuk memecahkan suatu masalah dengan
berfikir kreatif dan mandiri, siswa diminta untuk mencari informasi dengan
tahapan-tahapan yang dimulai dari mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengomunikasikan. Dan dalam pendekatan saintifik pembelajaran lebih
berpusat pada siswa, guru hanya sebagai fasilitator dan mendampingi siswa
dalam mencari informasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2.1.3.1 Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik
Karakteristik mengenai pembelajaran saintifik, yaitu materi pembelajaran
yang didapat dipahami dengan standar logika yang sesuai dengan taraf
kedeasaannya sehingga peserta didik dapat mengkritisi, mengetahui cara
pemerolehannya, dan kelemahan-kelemahannya (Kosasih, 2014: 72). Interaksi
pembelajaran berlangsung secara terbuka dan objektif sehingga peserta didik
dapat mengemukakan pemikiran, perasaan, sikap, dan pengalamannya serta dapat
mendorong peserta didik untuk selalu berpikir analistis dan kritis. Pembelajaran
dengan pendekatan saintifik memiliki beberapa karakteristik khusus dalam
penerapannya (Abidin, 2014: 129). Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama, objektif. Artinya pembelajaran dilakukan dengan suatu objek dan
peserta didik memberikan penilaian secara objektif terhadap objek tersebut.
Kedua,faktual. Artinya pembelajaran dilakukan terhadap masalah-masalah faktual
yang terjadi di sekitar sehingga peserta didik dibiasakan untuk menemukan fakta
yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ketiga, sistematis. Artinya
pembelajaran dilakukan atas tahapan belajar yang sistematis yang berfungsi
sebagai panduan dalam pelaksanaan pembelajaran. Keempat, bermetode. Artinya
pembelajaran dilaksanakan berdasarkan metode pembelajaran ilmiah tertentu.
Kelima, cermat dan tepat. Artinya pembelajaran dilakukan untuk membina
kecermatan dan ketetapan peserta didik dalam mengkaji sebuah fenomena atau
objek belajar tertentu. Keenam, logis. Artinya pembelajaran dilakukan dengan
mengangkat hal yang masuk akal. Ketuju, aktual. Artinya pembelajaran dilakukan
dengan melibatkan konteks kehidupan anak sebagai sumber belajar yang
bermakna. Kedelapan, disinterested. Artinya pembelajaran yang dilakukan dengan
tidak memihak melainkan didasarkan atas capaian belajar siswa yang sebenarnya.
Kesembilan, unsupported opinion. Artinya pembelajaran tidak dilakukan untuk
menumbuhkan pendapat atau opini yang tidak disertai bukti-bukti nyata.
Kesepuluh,verifikatif. Artinya hasil belajar yang diperoleh peserta didik dapat
diverivikasi kebenarannya dalam arti dikonfirmasikan, direvisi, dan diulang
dengan cara yang sama atau berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2.1.3.2 Tujuan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik (Hosnan, 2014: 36)
yaitu. 1) meningkatkan kemampuan intelek 2) membentuk kemampuan peserta
didik dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik 3) menciptakan
kondisi pembelajaran yang membuat peserta didik merasa bahwa belajar
merupakan suatu kebutuhan (4) memperoleh hasil belajar yang tinggi 5) melatih
peserta didik mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah,
6) mengembangkan karakter peserta didik.
2.1.3.3 Kegiatan Pembelajaran Dalam Pendekatan Saintifik
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, berikut ini merupakan proses
pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik diuraikan sebgai berikut
(Abidin, 2014: 133).
1. Mengamati
Pada awal pembelajaran kegiatan pertama yang harus dilakukan ialah
mengamati. Metode mengamati ini mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran atau meaningful learning. Metode ini memiliki keunggulan tertentu
seperti menyajikan media objek secara nyata, sehingga peserta didik tertarik dan
tertantang serta mudah pelaksanaannya. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran
saintifik dilakukan dengan menempuh langkah-langkah berikut ini. (1)
menentukan objek apa yang diamati (2) membuat pedoman observasi sesuai
dengan lingkup objek yang diamati (3) menentukan data-data yang akan diamati
secara jelas, baik primer maupun sekunder (4) menentukan tempat pengamatan
objek yang akan diamati (5) menentukan secara jelas langkah-langkah
pengamatan agar berjalan mudah dan lancar (6) menentukan cara dan melakukan
pencatatan hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape
recorder, perekaman video, dan lainnya.
2. Menanya
Dalam pendekatan saintifik, kegiatan kedua adalah kegiatan menanya.
Kegiatan belajar dari langkah ini ialah mengajukan pertanyaan tentang informasi
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan terhadap objek pengamatan yang telah diamati sebelumnya
(Hosnan, 2014: 137).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Dalam kegiatan bertanya, ada beberapa kriteria pertanyaan yang baik demi
membina keterampilan peserta didik dalam mengajukan pertanyaan (Abidin, 2014:
137). Kriteria pertanyaan ini ialah sebagai berikut. Singkat dan jelas, menginspirasi
jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau
penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berfikir ulang, merangsang
peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, merangsang proses interaksi.
3. Menalar
Kegiatan menalar adalah tahapan ketiga dalam pembelajaran saintifik. Istilah
menalar pada kurikulum 2013 diartikan sebagai istilah asosiasi yang merujuk pada
kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam
peristiwa dan menjadikannya sebagai penggalan memori. Teori asosiasi sangat
efektif dalam menanamkan sikap ilmiah dan motivasi kepada peserta didik
berkenaan dengan nilai-nilai intrinsik dari pembelajaran partisipatif. Daya menalar
peserta didik dapat ditingkatkan melalui cara berikut ini (Kemendikbud dalam
Abidin, 2014: 139).
Pertama, guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap
seperti tuntutan kurikulum. Kedua, guru tidak banyak menerapkan metode ceramah,
tetapi memberi instruksi singkat yang jelas, seperti contoh-contoh,baik dilakukan
sendiri maupun dengan cara simulasi. Ketiga, bahan pembelajaran disusun secara
berjenjang atau hirarkis, dimulai dari yang sederhana sampai ke yang kompleks.
Keempat, kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan
diamati. Keenam, setiap kesalahan atau kekeliruan segera dikoreksi atau
diperbaiki. Keenam,perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang
diinginkan dapat menjadi kebiasaan peserta didik. Ketuju, evaluasi atau penilaian
didasarkan atas perilaku yang nyata atau otentik. Kedelapan, guru mencatat semua
kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran
perbaikan.
4. Mencoba
Pada langkah keempat ini, peserta didik diwajibkan untuk melakukan
percobaan, terutama untuk materi atau mata pelajaran yang sesuai, misalnya IPA.
Aplikasi metode mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah
tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Agar pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
percobaan berjalan lancar guru wajib melakukan beberapa hal berikut ini.
Pertama, guru hendaknya merumuskan tujuan kegiatan mencoba yang akan
dilaksanakan pada peserta didik. Kedua, guru bersama peserta didik
mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan. Ketiga, guru bersama peserta
didik mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan. Keempat, guru harus
memperhitungkan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan mencoba. Kelima, guru
menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan peserta didik. Keenam, guru
membicarakan masalah yang akan dilakukan percobaannya. Ketuju, membagi
kertas kerja kepada peserta didik. Kedelapan, peserta didik melakukan kegiatan
mencoba dengan bimbingan guru. Kesembilan, guru mengumpulkan hasil kerja
siswa dan mengevaluasinya bila dianggap perlu didiskusikan.
5. Mengomunikasikan
Kegiatan mengomunikasikan ialah akhir pada pembelajaran dengan
pendekatan saintifik. Kegiatan ini menggunakan kemampuan menyampaikan hasil
kegiatan yang telah dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan.
2.1.4 Lembar Kerja Siswa (LKS)
2.1.4.1 Pengertian LKS
LKS merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas
yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang
harus dikerjakan siswa, baik yang bersifat teoritis atau praktis, yang mengacu
kepada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dan penggunaannya tergantung
dengan bahan ajar lain (Prastowo, 2014: 268). Lembar kegiatan siswa adalah
lembaran-lembaran berisikan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang
memuat petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang
mengarah pada kompetensi dasar yang akan dicapai (Majid, 2009: 176). Lembar
kegiatan siswa merupakan panduan bagi peserta didik yang memuat sekumpulan
kegiatan mendasar yang harus dilakukan peserta didik untuk memaksimalkan
pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator
pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh (Trianto, 2010: 223). Lembar
kegiatan siswa adalah lembaran yang berisi pedoman bagi peserta didik untuk
melakukan kegiatan terprogram (pengamatan, eksperimen, dan pengajuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pertanyaan) sehingga peserta didik dapat melakukannya secara aktif (Depdikbud
dalam Trianto, 2011: 243).
Lembar kegiatan siswa dibagi dalam dua macam yaitu lembar kegiatan
siswa berstruktur dan lembar kegiatan siswa tak berstruktur Ibrahim (dalam
Trianto, 2011: 244). Lembar kegiatan siswa berstruktur adalah lembar kegiatan
yang dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu proses belajar mengajar
dengan atau tanpa bimbingan guru. Lembar kegiatan siswa tak berstruktur adalah
lembar kegiatan yang berisi sarana untuk melatih, mengembangkan keterampilan,
dan menemukan konsep dalam suatu tema. Dari berbagai penjelasan LKS di atas
dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan lembar kerja siswa yang berisi tentang
materi, soal, petunjuk, dan tugas yang ditujukan pada siswa agar siswa dapat
lebih memahami materi yang telah dipelajari dan dapat digunakan sebagai buku
panduan dalam mengerjakan praktikum.
2.1.4.2 Fungsi LKS
Berdasarkan pengertian LKS pada dasarnya sudah dapat diterka apa saja
fungsinya dalam kegiatan pembelajaran tematik (Prastowo, 2014: 270). Namun
lebih jelasnya berikut ini akan diungkapkan bahwa LKS mempunyai empat fungsi
yaitu. Pertama, LKS sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik
namun lebih mengaktifkan siswa. Kedua, LKS sebagai bahan ajar yang
mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan. Ketiga,LKS
sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih. Dan keempat,
LKS memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.
2.1.4.3 Jenis-jenis LKS
Setiap LKS disusun dengan materi dan tugas-tugas tertentu yang dikemas
sedemikian rupa untuk tujuan tertentu Karena adanya perbedaan maksud dan
tujuan pengemasan materi pada masing-masing LKS tersebut, hal ini berakibat
pada jenis LKS yang bemacam-macam (Prastowo, 2014: 271). Jika ditelusuri
lebih lanjut, kita dapat menemukan lima jenis LKS yang umum digunakan oleh
siswa, yaitu:
Pertama, LKS Penemuan (membantu siswa menemukan sebuah konsep).
Sesuai dengan prinsip konstruktivisme, seseorang akan belajar jika ia aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mengkonstruksi pengetahuan di dalam otaknya. Ini merupakan salah satu
karateristik pembelajaran tematik. Salah satu cara mengimplementasikannya di
kelas yaitu dengan cara mengemas materi pembelajaran dalam bentuk LKS. LKS
jenis ini memuat apa yang harus dilakukan siswa, meliputi: melakukan,
mengamati, dan menganalisis. Rumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan
siswa kemudian mintalah siswa untuk mengamati fenomena hasil kegiatannya,
dan berilah pertanyaan analisis yang membantu siswa mengaitkan fenomena yang
diamati dengan konsep yang akan dibangun siswa dalam benaknya.
Kedua, LKS yang Aplikatif-Integratif (Membantu Siswa Menerapkan dan
Mengintegrasikan Berbagai Konsep yang Telah Ditemukan). Di dalam sebuah
pembelajaran, setelah siswa berhasil menemukan konsep, siswa selanjutnya kita
latih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan
sehari-hari. Berikut ini contoh LKS yang membantu siswa menerapkan cara
merawat anggota tubuh dalam kehidupan sehari-hari. Caranya dengan
memberikan tugas kepada mereka untuk bertanya dan menonton video. Kemudian
meminta mereka berlatih mencuci tangan dan menggosok gigi. Dengan siswa
dilatih unruk mencuci tangan sebelum makan dan gosok gigi setelah makan, maka
hal ini telah memberikan jalan bagi terimplementasikannya keterampilan merawat
anggota tubuh bagi siswa.
Ketiga, LKS Penuntun (berfungsi sebagai penuntun belajar). LKS
penuntun berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa
dapat mengerjakan LKS tersebut jika ia membaca buku, sehingga fungsi utama
LKS ini ialah membantu siswa mencari, menghafal, dan memahami materi
pembelajaran yang terdapat di dalam buku.
Keempat, LKS Penguatan (Berfungsi sebagai Penguatan). LKS penguatan
diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik tertentu. Materi pembelajaran
yang dikemas di dalam LKS penguatan lebih menekankan dan mengarahkan
kepada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat di dalam
buku ajar. LKS ini juga cocok untuk pengayaan.
Kelima, LKS Praktikum (Berfungsi sebagai Petunjuk Praktikum) alih-alih
memisahkan petunjuk praktikum ke dalam buku tersendiri, kita dapat
menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKS. Dengan demikian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dalam bentuk LKS ini, petunjuk praktikum merupakan salah satu konten dari
LKS.
2.1.4.4 Manfaat Lembar Kerja Siswa
Suatu produk yang dibuat biasanya memiliki beberapa manfaat. Lembar
kerja siswa memiliki manfaat (Lismawati, 2010: 40) sebagai berikut.
(1) dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat
khusus. (2) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta
dan mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan
argumentasi yang realistis. (3) dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi
musik, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat. (4)
secara ekonomis lebih hemat dibandingkan dengan media pembelajaran yang
lainnya.
2.1.5 Bentuk Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau uasaha. Benda
bergerak artinya benda melakukan uasaha atau kerja, sehingga membutuhkan
energi ( Herliani, 2003: 128) . Bentuk energi bermacam-macam, antara lain energi
kinetik atau energi gerak, energi listrik, energi panas (kalor), energi cahaya,energi
bunyi,energi kimia, dan energi potensial (Sumantoro, 2009: 142). Energi
mempunyai sifat kekal, karena energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan. Energi hanya dapat diubah ke bentuk energi lain (Saptorini, 2013:
39). Kehidupan manusia tidak terlepas dari energi. Karena energilah manusia dan
seluruh mahluk di alam ini dapat hidup dan menjalankan proses kehidupannya.
Seluruh kehidupan manusia tidak terlepas dari energi. Karena energilah manusia
dan seluruh mahluk di alam ini dapat hidup dan menjalankan proses
kehidupannya (Parulian, 2011: 113). Energi ada bermacam-macam jenis atau
bentuknya, antara lain energi cahaya, energi panas, energi gerak, energi bunyi,
energi listrik, dan energi kimia. Energi ada disekitar kita. Energi tidak dapat
dilihat, tetapi pengaruhnya dapat dirasakan. Energi tidak dapat dimusnahkan,
tetapi dapat dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk energi lain (Haryanto, 2013:
88). Dari beberapa definisi para ahli tersebut peneliti berpendapat bahwa energi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
adalah kemampuan untuk melakukan usaha dan energi tidak dapat diciptakan
serta dimusnahkan.
2.1.5.1 Macam-Macam Bentuk Energi
Energi ada bermacam-macam jenis atau bentuknya (Saptorini, 2013: 40),
antara lain:
1. Energi cahaya
Energi cahaya membantu kita melihat benda-benda di sekitar. Sumber
energi cahaya di bumi adalah matahari. Karena adanya cahaya matahari, bumi
menjadi terang di siang hari. Pada malam hari tidak ada cahaya matahari sehingga
buni menjadi gelap gulita. Pada malam hari tidak ada cahaya matahari sehingga
bumi menjadi gelap gulita. Untuk melihat kamu memerlukan alat penerangan,
seperti lampu, lilin, lentera, obor, atau senter. Namun, energi cahaya dari alat-alat
penerangan tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan energi cahaya dari
matahari.
2. Energi Panas
Energi panas dan energi cahaya biasanya dihasilkan secara bersamaan.
Sumber energi panas terbesar adalah matahari (Saptorini, 2013: 39). Adanya
energi panas dari matahari menyebutkan suhu di bumi menjadi hangat sehingga
dapat dihuni pleh mahluk hidup. Energi panas matahari juga membuat baju dan
makanan yang dijemur menjadi kering. Energi panas berasal dari benda bersuhu
tinggi. Panas dapat terjadi karena adanya sumber energi panas (Parulian, 2011:
114). Sumber energi panas dapat berasal dari gesekan suatu benda, kompor yang
menyala (api), panas matahari, dan uap panas. Energi panas dari matahari
digunakan manusia untuk berbagai macam keperluan (Sumantoro, 2009: 142).
Matahari merupakan sumber energi utama.
Segala sesuatu yang dapat menghasilkan panas disbut sumber energi panas
(Haryanto, 2013: 89). Lilin yang menyala menghasilkan panas. Api unggun
menghasilkan panas, gesekan antara dua benda dapat menghasilkan panas. Ini
berarti bahwa lilin yang menyala, api unggun, dan gesekan antara dua benda
merupakan sumber energi panas. Manusia membutuhkan panas untuk tetap
bertahan hidup (Haryanto, 2013: 90). Beberapa manfaat energi panas adalah
sebagai berikut. (1) panas matahari mempertahankan suhu atmosfer sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
panas di bumi sesuai untuk kehidupan mahluk hidup. (2) panas matahari
memungkinkan terjdinya daur air dan perubahan musim di belahan bumi utara
dan selatan (3) panas matahari berguna untuk mengeringkan pakaian serta
bermacam-macam bahan makanan, misalnya gabah, padi, ikan asin kerupuk, dan
garam (4) panas dari kompor digunakan untuk memasak makanan dan air.
3. Energi Bunyi
Berbagai bunyi yang kamu dengar itu dihasilkan oleh benda yang bergetar
(Parulian, 2011: 117). Benda yang bergetar dan menghasilkan bunyi itu disebut
sumber bunyi. Getaran lebih mudah dirasakan daripada diamati karena getaran
berlangsung sangat cepat. Bunyi berasal dari benda yang bergetar. Getaran benda
menyebabkan udara di sekitar benda ikut bergetar sehingga terciptalah bunyi
(Saptorini, 2013: 40). Misalnya senar gitar akan menghasilkan bunyi saat dipetik.
Energi bunyi menyebabkan kita dapat mendengar berbagai suara misalnya orang
berbicara, alat musik dimainkan, sirine berdengung, atau bel berdentang.
Benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi. Bunyi dapat
timbul dengan berbagai macam cara (Sumantoro, 2009: 150). Salah satu caranya
adalah dipukul. Jika meja dipukul dengan keras, akan muncul bunyi yang keras.
Jika meja dipukul dengan pelan, bunyinya akan pelan. Getaran sumber bunyi
dapat merambat melalui benda perantara atau medium dalam bentuk gelombang
bunyi. Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar (Herliani, 2003: 134). Getaran
karet gelang, penggaris plastik, garpu, dan pita suara menyebabkan terjadinya
bunyi disebut sumber bunyi. Bunyi dapat merambat melalui udara, benda padat,
dan benda cair. Oleh karena itu kalian dapat mendengar suara melalui udara,
dinding tembok, dan dalam air. Agar bunyi dapat didengar, maka ada tiga syarat
yang harus dipenuhi yaitu: ada sumber bunyi yang menghasilkan bunyi, ada
perantara, dan ada pendengar yang menerima bunyi. Semua getaran benda yang
dapat mengahasilkan bunyi disebut sember bunyi (Haryanto, 2013: 97).
4. Energi Listrik
Energi listrik merupakan energi serba guna karena dapat membuat
berbagai peralatan bekerja, seperti komputer, televisi, radio, lemari pendingin,
lampu, penanak nasi, setrika, dan kipas angin (Saptorini, 2013: 40). Adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
energi listrik juga menyebabkan kita tidak kegelapan di malam hari. Peralatan
yang dapat berfungsi karena energi listrik membantu meringankan pekerjaan kita
sehari-hari, seperti mesin cuci dan penanak nasi. Peralatan listrik juga dapat
membuat hidup kita lebih nyaman, misalnya AC (air conditioner) dan kipas angin
yang mendinginkan tubuh di saat cuaca panas.
5. Energi Kimia
Energi kimia adalah energi yang tersimpan dalam bentuk bahan kimia,
seperti makanan dan baterai (Saptorini, 2013: 40). Dengan mengonsumsi
makanan kita mendapatkan energi untuk melakukan kegiatan sehari-hari. energi
kimia juga terdapat pada baterai. Baterai membuat peralatan yang memerlukan
energi listrik kecil dapat bekerja, seperti senter, radio, arloji, jam dinding, dan
mainan. Jika kita tidak makan seharian maka tubuh kita akan lemas. Energi kimia
juga terdapat pada makanan yang kita konsumsi sehari-hari.
6. Energi Gerak
Energi gerak dihasilkan oleh angin dan air (Saptorini, 2013: 39). Energi
gerak dari angin dapat membuat berbagai benda bergerak, misalnya kincir angin
dan perahu layar. Energi gerak dari angin juga dapat merusak, misalnya dapat
membuat batang pohon menjadi tumbang. Selain angin, energi gerak juga dapat
dihasilkan dari air yang mengalir. Energi gerak dari air yang mengalir membuat
berbagai benda, seperti kincir air dan perahu bergerak energi gerak dari air juga
dapat menyebabkan kerugian manusia, misalnya banjir yang dapat merusak
berbagai bangunan dan menewaskan manusia. Benda-benda dapat bergerak
karena adanya energi (Sumantoro, 2009: 163).
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian pengembangan LKS IPA menggunakan pendekatan saintifik
merupakan hal baru sehingga sedikit yang dapat digunakan sebagai sumber
penelitian yang relevan. Berikut ini enam penelitian relevan yang sesuai dengan
penelitian berjudul “ Pengembangan LKS IPA Berbasis Pendekatan Saintifik
Untuk Siswa Kelas 1V Materi Bentuk Energi”.
Bailaen (2016) mengembangkan LKS menggunakan pendekatan saintifik
subtema tugasku sebagai umat beragama untuk siswa kelas (II) Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D).
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan produk berupa LKS
menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Tugasku sebagai umat beragama
untuk siswa kelas II SD Negeri Kalasan I (2) mendeskripsikan kualitas produk
prosedur LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Tugasku sebagai
umat bergama untuk siswa kelas II SD Negeri Kalasan I. Hasil penelitian dalam
tahap pengembangan menunjukan bahwa kualitas produk LKS oleh dua Pakar
Kurikulum SD 2013 dan media LKS masing-masing ialah, Pakar Kurikulum SD
2013 dan Media LKS memberikan skor 4,00 dengan kategori “Baik” dan Pakar
Kurikulum SD 2013 dan Media LKS (B) memberikan skor 4,06 dengan kategori
“Baik”. Kualitas produk LKS oleh dua orang guru kelas II SD masing-masing
ialah, Guru Kelas II SD Negeri Kalasan 1 memberikan skor 3,56 dengan kategori
“Baik”. Berdasarkan hasil validasi aspek tersebut oleh Pakar Kurikulum SD 2013
dan Media LKS serta Guru Kelas II SD Negeri Kalasan 1, penelitian
pengembangan ini menghasilkan produk berupa LKS dengan memperoleh skor
rata-rata 3,73. Berdasarkan hal ini menunjukkan Lembar Kerja Siswa
menggunakan pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan
untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar.
Irna (2016) mengembangkan LKS berbasis kecerdasan ganda subtema
kebersamaan dalam keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.Jenis
penelitian yang digunakan adalah pengembangan (R&D). Penelitian ini
bertujuan untuk menghasilkan suatu produk berupa LKS berbasis Kecerdasan
Ganda pada subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV
sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil dari validasi dua ahli
LKS berbasis kecerdasan ganda tersebut menghasilkan skor 3,85 (baik) dan 3,95
(sangat baik). Validasi dari dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,0 (baik)
dan 4,05 (baik). LKS berbasis kecerdasan ganda tersebut menghasilkan rata-rata
skor 3,96 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori “baik”. hal ini
menunjukkan LKS berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan sudah layak
digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas 1V sekolah dasar
dengan revisi sesuai saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Mustofa (2016) mengembangkan LKS berbasis observasi pada taman
sekolah sebagai sumber belajar sains. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kelayakan pengembangan LKS berbasis observasi pada taman sekolah sebagai
sumber belajar Sains di SD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian
kelayakan LKS oleh: pakar materi sebesar 90% (sangat layak), pakar desain
sebesar 96% (sangat layak), dan guru sebesar 93,18% (sangat layak). Hasil
pengujian LKS pada kelas skala kecil kelas (IVB) menunjukkan: rerata aktivitas
siswa sebesar 100%, siswa tuntas belajar sebanyak 92,11%, dengan rerata nilai
sebesar 7,84. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
pengembangan LKS berbasis observasi taman sekolah, layak untuk digunakan
sebagai bahan ajar sains di SD N 1 Tinjomoyo Semarang.
Afifah (2016) mengembangkan LKS IPA berbasis metode percobaan. jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan LKS berbasis metode
percobaan dan efektifitas LKS IPA berbasis metode percobaan serta peningkatan
hasil belajar siswa dengan menggunakan LKS berbasis metode percobaan IPA
dalam pembelajaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa validasi penyajian LKS
melalui angket oleh ahli media dengan presentase 62% , dengan kriteria cukup
dari ahli materi dengan presentase 61% dengan kriteria cukup. Hasil angket
aktifitas siswa dengan presentase 80% dengan tanggapan dari guru terhadap LKS
berbasis metode percobaan sebesar 91%, tanggapan siswa sebesar 81% dan
ketuntasan hasil belajar dengan > 70. Hasil pretest dengan rata-rata 69 dan
postets dengan rata-rata 76, sehingga dalam pembelajaran mengalami peningkatan
100%. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS berbasis
metode percobaan kelas IV SD dapat digunakan dan meningkatkan prestasi
belajar siswa dengan menggunakan pretest dan posttest.
Lombo (2016) mengembangkan LKS menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah mengacu kurikulum 2013 subtema Indonesiaku bangsa yang
berbudaya untuk siswa kelas (V) Sekolah Dasar.jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan suatu produk berupa LKS berbasis model PBM mengacu kurikulum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2013. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa validasi berpedoman pada 12 aspek
LKS seperti 1) Identitas atau judul LKS, 2) Kompetensi Dasar yang akan dicapai,
3) Waktu penyelesaian, 4) Peralatan atau bahan yang dibutuhkan, 5) Informasi
singkat, 6) Langkah kerja, 7) Tugas yang harus dilakukan, 8) laporan yang harus
dikerjakan, 9) Masalah yang ditampilkan, 10) Aspek yang dikembangkan, 11)
Penggunaan EYD, dan 12) Tampilan LKS. Menunjukkan bahwa LKS model
PBM mengacu Kurikulum SD 2013 subtema Indonesiaku bangsa yang berbudaya
untuk model PBM yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan.
Shalikhah (2016) mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik
untuk melatih keterampilan proses sains siswa kelas (IV) Sekolah Dasar.
Penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D).Penelitian
ini bertujuan untuk 1) mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan
saintifikpada materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit untuk
SD/MI kelas (IV), 2) mengetahui proses pengembangan LKS IPA, 3) mengetahui
kualitas LKS IPA, 4) mengetahui dampak penggunaan LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik terhadap keterampilan proses sains siswa. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa validasi ahli materi, kualitas produk LKS IPA memperoleh
persentase penilaian 75% dengan kategori baik. Hasil validasi ahli media
memperoleh persentase penilaian 91,25% dengan kategori sangat baik. Hasil
penilaian teman sejawat dan guru memperoleh persentase penilaian 92,66%
dengan kategori sangat baik. Hasil observasi keterampilan proses sains siswa yang
menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifikdengan siswa yang tidak
menggunakan LKS berbasis saintifik terdapat perbedaan secara signifikan, yaitu
sig 0,01< 0,05. Hal ini membuktikan bahwa siswa yang menggunakan poduk LKS
IPA berbasis saintifikdapat meningkatkan keterampilan proses sains dan produk
LKS IPA layak digunakan sebagai media pembelajaran IPA di SD.
Berdasarkan penelitian relevan di atas, peneliti mengembangkan LKS IPA
berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi. LKS yang dibuat
berdasarkan model Dick & Carey yang telah dimodifikasi menjadi delapan
tahapan. Keenam penelitian tersebut relevan terhadap penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti sehingga dapat menjadi referensi tentang penelitian yang
berjudul “ pengembangan lembar kerja siswa IPA berbasis pendekatan saintifik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Yang diteliti adalah LKS IPA ,
Pendekatan saintifik, bentuk energi
kelas IV
Lombo (2016)
LKS, kurikulum 2013, siswa
kelas V SD
untuk siswa kelas 1V materi macam-macam energi”. LKS yang dikembangkan
oleh peneliti memiliki empat karakteristik yaitu mengarahkan siswa untuk aktif
dalam melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, mengajak siswa untuk
mencari informasi dari berbagai macam sumber yang beragam seperi di
lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat, mengarahkan siswa untuk
membangun konsepnya secara mandiri, dan mengarahkan siswa untuk melakukan
lima tahapan dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar,
mencoba, dan mengomunikasikan.
Bagan 2.1 Literature map hasil penelitian yang relevan.
2.3 Kerangka Berpikir
Dalam proses belajar dan mengajar di sekolah seringkali kita jumpai
berbagai macam strategi, metode, atau model pembelajaran yang dilakukan oleh
guru untuk membantu siswa dalam proses belajar di kelas. Ada banyak cara yang
dilakukan oleh guru untuk mempermudah dalam menyampaikan materi di dalam
kelas agar siswa dapat memahami materi yang telah diberikan. Disini peneliti
Irna (2016)
LKS, Subtema Kebersamaan
Dalam Keberagaman, Siswa
Kelas IV SD.
Bailaen (2016)
LKS, pendekatan saintifik, siswa
kelas II SD
Mustofa (2016)
LKS, Berbasis Observasi Pada
Taman Sekolah Sebagai Sumber
BelajarSains, kelas IV SD.
Afifah (2015)
LKS, IPA, siswa kelas IV SD.
Shalikhah (2016)
LKS, IPA, pendekatan
saintifik,Sains siswa kelas IV
SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
meneliti pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk siswa sekolah
dasar.Penggunaan lembar kerja siswa untuk siswa Sekolah Dasar sangat
membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari fungsi,
tujuan, jenis-jenis, dan karakteristik LKS yang sesuai dengan tujuan kompetensi
yang akan dicapai oleh siswa. Pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan
saintifik terdiri dari beberapa tahap yaitu mengamati, menanya, menalar,
mencoba, dan mengomunikasikan. Pengembangan LKS berbasis pendekatan
saintifik memfokuskan siswa untuk belajar secara mandiri, kritis, dan dapat
menemukan sendiri informasi dari berbagai macam sumber yang didapat.
LKS IPA dengan materi macam-macam energi berisi tentang energi yang
ada di lingkungan sekitar dan manfaat energi untuk kehidupan sehari-hari. Ada
enam bentuk energi yang dibahas oleh peneliti yaitu energi panas, energi cahaya,
energi listrik, energi bunyi, energi kimia, dan energi gerak. Dalam LKS berbasis
pendekatan saintifik siswa diminta untuk aktif dalam bertanya, melakukan
observasi dan pengamatan secara langsung terhadap benda-benda yang ada di
sekitar, menalar dengan mengembangkan informasi yang telah didapat dari
berbagai macam sumber, melakukan uji coba dengan melakukan kegiatan
praktikum dengan panduan atau petunjuk yang ada pada LKS, dan
mengomunikasikan hasil pekerjaan yang telah dilakukan kepada guru dan teman.
Oleh karena itu pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik sangat
membantu guru dalam menyampaikan materi dalam proses pembelajaran serta
dapat mengetahui sejauh mana siswa paham akan materi yang disampaikan oleh
guru.
2.4 Pertanyaan Penelitian
2.4.1 Bagaimana langkah-langkah pengembangan produk LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik materi macam-macam energi untuk siswa kelas IV SD
tahun ajaran 2016/2017?
2.4.2 Bagaimana hasil validasi ahli terhadap pengembangan produk LKS IPA
berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi untuk siswa
kelas IV SD tahun ajaran 2016/2017?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2.4.3.Bagaimana kualitas produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik
materimacam-macam energi untuk siswa kelas IVSD tahun ajaran
2016/2017?
2.4.4.Bagaimana dampak penggunaan produk LKS IPA berbasis pendekatan
saintifik materi macam-macam energi terhadap hasil belajar siswa pada
ujicoba lapangan terbatas?
2.4.5. Bagaimana dampak penggunaan produk LKS IPA berbasis pendekatan
saintifik materi macam-macam energi terhadap hasil peningkatan nilai
siswa pada uji coba lapangan terbatas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODE PENELITIAN
Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rangcangan
penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan
teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian Research and
Development (R&D). Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau
langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan
produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2008:
164). Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut
(Sugiyono, 2012: 40).
3.2 Setting Penelitian
Setting penelitian membahas mengenai objek penelitian, subjek penelitian,
lokasi penelitian dan waktu penelitian.
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD kelas IV. Untuk
sampel penelitian ini peneliti mengambil siswa SD kelas 4 di SD Negeri Demangan
Yogyakarta. Peneliti memilih enam siswa berdasarkan potensi akademik tinggi,
sedang, dan rendah. Sekelompok siswa tersebut dipilih berdasarkan rekomendasi
dari guru wali kelas. Peneliti juga mempunyai beberapa pertimbangan dalam
memilih subjek berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di dalam kelas serta
diskusi dengan guru kelas terkait potensi akademik yang dimiliki masing-masing
siswa.
3.2.2 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah produk LKS IPA dengan menggunakan
pendekatan saintifik materi bentuk energi. Produk LKS ini dirancang untuk
membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru dan sebagai
buku panduan siswa dalam melakukan kegiatan yang mencakup 5M dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
pendekatan saitifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengomunikasikan.
3.2.3 Lokasi Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan untuk keperluan atau
pengujian. Pengambilan data yang dilakukan di SD Negeri Demangan yang terletak
di Jalan Munggur No.38, Demangan, Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Peneliti
memilih SD Negeri Demangan sebagai tempat uji coba produk karena guru di SD
Negeri Demangan belum terlalu memahami tentang pendekatan saintifik,
minimnya penggunaan LKS di dalam proses pembelajaran, dan guru hanya
menerapkan beberapa tahapan saintifik dalam pembelajaran IPA. Selain itu, SD
Negeri Demangan lokasinya dekat dengan kampus sehingga memudahkan peneliti
untuk melakukan penelitian.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juni s.d.
Desember 2016. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung kurang lebih
selama tujuh bulan.
3.3 Rancangan Penelitian
Prosedur pengembangan yang dihasilkan oleh peneliti dalam penelitian
ini adalah produk penelitian berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik.
Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk LKS dalam penelitian R
and D ini, peneliti mengadopsi model yang dikembangkan oleh (Dick & Carey
2003, dalam Setyosari, (2013: 230-235). Terdapat sepuluh langkah dalam penelitian
dan pengembangan tersebut yaitu: 1) analisis kebutuhan dan tujuan, 2) analisis
pembelajaran, 3) analisis pembelajaran dan konteks, 4) merumuskan tujuan
performansi, 5) mengembangkan instrumen, 6) mengembangkan strategi
pembelajaran, 7) mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, 8) merancang
dan melakukan evaluasi formatif, 9) melakukan revisi, dan 10) evaluasi sumatif.
Penelitian R and D yang akan dilakukan adalah pengembangan LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik materi macam-macam energi. Langkah pengembangan LKS
ini mengikuti langkah penelitian yang dikembangkan oleh Dick & Carey. Penelitian
ini dibatasi hanya sampai pada evaluasi sumatif dan menghasilkan LKS IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
berbasis pendekatan saintifik. Berikut ini merupakan model pengembangan yang
disajikan dalam bentuk bagan 3.1
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Dick & Carey
Dari langkah-langkahtersebutdiatas,
berikutpenjelasansetiaptahappadapenelitian R & D Dick & Carey.
1. Analisis kebutuhan dan tujuan
Melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan program atau
produk yang akan dikembangkan. Kegiatan analisis kebutuhan ini peneliti
mengidentifikasi kebutuhan prioritas yang segera dipenuhi. Dengan menguji
kebutuhan, peneliti akan mengetahui adanya suatu keadaan yang seharusnya ada
dan keadaan nyata dilapangan yang sebenarnya. Dengan cara melihat kesenjangan
yang terjadi, peneliti mencoba menawarkan suatu alternative pemecahan dengan
cara mengembangkan suatu produk atau desain tertentu.
2. Analisis pembelajaran
Langkah berikutnya, peneliti melakukan analisis pembelajaran, yang
mencakup keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai
Merumuskan
tujuan
khusus
Analisis
kebutuhan
dan tujuan
Merancang
dan
melakukan
evaluasi
formatif
Evaluasi
Sumatif
Analisis
pembelajaran
Mengemban-
gkan strategi
pembelajaran
Mengembang-
kan dan
memilih bahan
pembelajaran
Mengem-
bangkan
instrumen
Melaku
kan
revisi
Analisis
pembelajar
an dan
konteks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
tujuan pembelajaran. Hal-hal apa saja yang menjadi kebutuhan yang dirasakan
“felt need”, perlu di identifikasi dan selanjutnya diungkapkan dalam rancangan
produk atau desain yang ingin dikembangkan. Ini menjadi spesifikasi suatu
produk atau desain yang akan dikembangkan lebih lanjut dan memiliki kekhasan
tersendiri.
3. Analisis pembelajaran dan konteks
Analisis ini bisa dilakukan secara bersamaan dengan analisis
pembelajaran, atau dilakukan setelah analisis pembelajaran. Menganalisis
pembelajaran dan konteks, yang mancakup kemampuan, sikap, dan karakteristik
awal pembelajaran dalam latar pembelajaran, juga termasuk karakteristik latar
pembelajaran tersebut dimana pengetahuan dan keterampilan baru akan
digunakan. Langkah 2 dan 3 dapat dilakukan baik secara berurutan, atau secara
bersamaan.
4. Merumuskan tujuan performansi
Merumuskan tujuan performansi atau unjuk kerja dilakukan setelah
analisis-analisis pembelajaran dan konteks. Merumuskan tujuan unjuk kerja ini
dilakukan dengan cara menjabarkan tujuan umum kedalam tujuan yang lebih
spesifik yang berupa rumusan tujuan unjuk kerja, atau operasional. Gambaran
rumusan operasional ini mencerminkan tujuan khusus program atau produk,
prosedur yang dikembangkan.
5. Mengembangkan instrumen
Langkah berikutnya adalah mengembangkan instrument assessment, yang
secara langsung berkaitan dengan tujuan khusus, operasional (sebagaimana yang
dikemukakan di depan). Tugas mengembangkan instrumen ini menjadi sangat
penting. Instrumen dalam hal ini bisa berkaitan langsung dengan tujuan
operasional yang ingin dicapai berdasarkan indikator-indikator tertentu, dan juga
instrument untuk mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan.
Instrumen yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar,
sedangkan instrumen yang berkaitan dengan perangkat produk atau desain yang
dikembangkan dapat berupa kuesioner atau daftar cek.
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Pada tahap ini peneliti mengembangkan strategi pembelajaran dengan
memetakan KI, KD, indikator, tujuan kegiatan, dan rencana kegiatan menjadi
desain prototipe IPA yang secara spesifik untuk membantu pembelajaran
mencapai tujuan khusus. Strategi pembelajaran tertentu yang dirancang khusus
untuk mencapai tujuan dinyatakan secara eksplisit oleh peneliti. Strategi
pembelajaran yang dirancang ini juga berkaitan dengan produk atau desain yang
ingin dikembangkan.
7. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran
Langkah ini merupakan kegiatannyata yang dilakukan oleh peneliti.
Pengembangan dan pemilihan bahan pembelajaran, yang dalam hal ini dapat
berupa bahan cetak, manual baik untuk pebelajar maupun pembelajar, dan media
lain yang dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan. Produk atau desain
yang dikembangkan berdasarkan tipe, jenis, dan model tertentu perlu diberikan
argument atau alasan mengapa memilih dan mengembangkan berdasarkan tipe
atau model tersebut.
8. Merancang dan melakukan evaluasi formatif
Merancang dan melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang
dilaksanakan oleh peneliti selama proses, prosedur, program, atau produk yang
dikembangkan. Evaluasi formatif ini dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung dengan maksud untuk mendukung proses peningkatan efektifitas.
Dick & Carey merekomendasikan suatu proses evaluasi formatif yang
terdiri atas tiga langkah:
1) Uji coba prototipe bahan secara perorangan (one – to – one –try out); uji
coba perorangan ini dilakukan untuk memperoleh masukan awal tentang
produk atau rancangan tertentu. Uji coba perorangan dilakukan kepada
subjek 1-3 orang. Setelah dilakukan uji coba perorangan, produk atau
rancangan direvisi.
2) Uji coba kelompok kecil (small group try out). Uji coba ini melibatkan
subjek yang terdiri atas 6 - 8 subjek. Hasil uji coba kelompok kecil ini
dipakai untuk melakukan revisi produk atau rancangan.
3) Uji coba lapangan (field try out). Uji coba lapangan ini yang melibatkan
subjek dalam kelas yang lebih besar yang melibatkan 15-30 subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Selama uji coba ini peneliti melakukan observasi dan wawancara. Dengan
demikian, peneliti melakukan pendekatan kualitatif disamping data kuantitatif
(hasil tes skala sikap, rubric dan sebagainya). Hasil validasi dari merancang dan
melakukan evaluasi formatif ini kemudian dipakai untuk melakukan revisi.
9. Melakukan revisi
Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur, program atau
produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. Revisi dilakukan terhadap
tujuh langkah pertama yaitu tujuan umum pembelajaran, analisis pembelajaran,
perilaku awal, tujuan unjuk kerja atau performansi, butir tes, strategi
pembelajaran, dan bahan-bahan pembelajaran.
10. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat
efektifitas produk, program, proses secara keseluruhan dibandingkan dengan
program lain. Keperluan pengembangan ini biasanya peneliti hanya menggunakan
sampai pada langkah ke Sembilan, yaitu evaluasi formatif dimana rancangan,
proses, program sudah dianggap selesai. Akan tetapi, untuk keperluan uji
efektifitas rancangan, prose, program secara menyeluruh diperlukan uji atau
evaluasi secara eksternal. Demikian diperoleh tingkat efesiensi, efektifitas, dan
daya tarik rancangan, proses dan program secara menyeluruh.
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dikembangkan mengadopsi Dick and Carey
(2003). Peneliti memodifikasi tahap penelitian menjadi delapan langkah yaitu
analisis kebutuhan (analisis siswa dan pembelajaran), merumuskan tujuan khusus,
mengembangkan instrumen, mengembangkan strategi, mengembangkan isi LKS,
evaluasi formatif, revisi, dan evaluasi sumatif. Tahap penelitian dan
pengembangan terkait delapan langkah tersebut yang tersaji dalam bagan 3.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
langa
Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan
LANGKAH I
Analisis
kebutuhan
Analisis
pembelajaran
Analisis siswa
Merumuskan
tujuan
LANGKAH II
LANGKAH III
Mengembangkan
instrumen
Rubrik penilaian ahli
validasi instrumen
Pretest
Posttest LANGKAH IV
Mengembangkan
strategi
Mengembangkan isi LKS
LANGKAH V
LANGKAH VI
Evaluasi Formatif Uji coba
lapangan terbatas Penilaian ahli
Dosen IPA Guru SD Siswa Kelas IV SD LANGKAH VII
Revisi Sesuai dengan
komentar dari ahli
LANGKAH VIII
Evaluasi Sumatif
Persentase Peningkatan Posttest Pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3.4.1. Analisis Kebutuhan
Pada tahap pertama, peneliti melakukan dua analisis kebutuhan yaitu
terdiri dari analisis siswa dan analisis pembelajaran. Berikut penjelasan dari kedua
analisis tersebut.
3.4.1.1 Analisis Siswa
Peneliti melakukan analisis siswa berdasarkan observasi yang dilakukan
pada pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Demangan. Observasi dilaksanakan
pada tanggal 25 juli 2016. Hasil yang diperoleh melalui observasi tersebut adalah
ketika guru menjelaskan materi pembelajaran, banyak dari siswa yang tidak
memperhatikan dengan baik dan cenderung berbicara dengan temannya. Selain
itu, tidak ada keaktifan yang muncul saat guru bertanya mengenai materi yang
disampaikan. Siswa cenderung diam saja dan hanya mengangguk-anggukan
kepala ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjelaskan kembali materi
yang disampaikan. Kemudian, ada siswa yang meletakkan kepalanya di atas meja,
karena merasa materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru membosankan
dan sulit untuk dipahami. Hal ini, dapat dibuktikan ketika guru bertanya kepada
siswa, sebagian besar siswa diam dan tidak bisa menjawab ketika ditunjuk dan
jawaban yang disampaikan kurang tepat.
3.4.1.2 Analisis Pembelajaran
Setelah melakukan analisis siswa, peneliti melakukan analisis
pembelajaran berdasarkan observasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA kelas
IV SD Negeri Demangan. Saat peneliti melakukan observasi, ternyata guru tidak
menggunakan LKS dalam mendukung proses pembelajaran, melainkan guru lebih
dominan menggunakan buku siswa dan cenderung ceramah di kelas. Selain itu,
guru juga terpaku pada power point yang ditampilkan di layar LCD dan guru
hanya membaca materi yang telah dituliskannya di power point tersebut.
Kemudian, guru tidak mengajak siswa aktif melakukan suatu kegiatan, melainkan
guru hanya meminta siswa untuk mendengarkan, mencatat, dan menghafal apa
yang telah disampaikan oleh guru. Paparan mengenai hasil analisis siswa dan
analisis pembelajaran tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam
pembuatan kuesioner analisis kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3.4.2. Merumuskan Tujuan Khusus
Pada tahap kedua, peneliti merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat
karakteristik LKS berbasis pendekatan saintifik sebagai berikut (1) mengarahkan
siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) mengajak siswa untuk
mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan
masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri;
dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan
saintifik yaitu lain mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengomunikasikan. Berdasarkan empat tujuan LKS menjadi pedoman bagi
peneliti dalam penyusunan LKS.
3.4.3 Mengembangkan Instrumen
Pada tahap ketiga, peneliti melakukan pengembangkan instrumen dengan
cara merumuskan soal pretest dan posttest, dan membuat rubrik penilaian ahli
validasi instrumen. Pengujian soal pretest dan posttest dilakukan pada uji coba
lapangan terbatas di SDN Demangan. Pretest dilakukan sebelum menggunakan
LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui kondisi awal siswa.
Posttestdilakukan di akhir setelah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan
saintifik untuk mengetahui kemampuan yang diperoleh siswa. Peneliti menyusun
dan mengembangkan tes berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 3.4 membedakan
bentuk energi dan mendeskripsikan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.
Peneliti mengembangkan KD tersebut menjadi empat indikator. Keempat
indikator tersebut dikembangkan menjadi 20 soal tipe pilihan ganda. Berikut ini
tabel 3.1 kisi-kisi soal tes pilihan ganda
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes
Deskriptor Nomor Item
Macam-macam energi
a. energi panas 1,2,20
b. energi cahaya 4,9
c. energi gerak 7,15,18
d. energi bunyi 8,11,12,16
e. energi listik 13
f. energi kimia 14,19
g. sumber energi 3,6,10,17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3.4.4 Mengembangkan Strategi
Pada tahap empat, peneliti mengembangkan strategi. Strategi pada hal ini
berkaitan dengan isi LKS yang dibuat peneliti. Adapun isi dari LKS yaitu (1)
peneliti membuat pemetaan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD),
indikator, dan tujuan kegiatan.Pada setiap kegiatan LKS terdapat lima tahapan
pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengomunikasikan.
3.4.5 Mengembangkan Isi LKS
Pada tahap lima, peneliti mengembangkan isi LKS. Pengembangan
tersebut berdasarkan pemetaan KI dan KD yang telah dilakukan pada tahap
pengembangan strategi. Selain itu, peneliti juga menggunakan lima tahapan
pendekatan saintifik.
3.4.6 Evaluasi Formatif
Pada tahap keenam, setelah produk LKS selesai dibuat, kemudian peneliti
membuat rubrik penilaian untuk validasi produk. Peneliti memilih dua ahli yaitu
dosen ahli IPA dan guru SD setara. Setelah ahli memberikan validasi kepada
produk LKS dan dinyatakan layak untuk diujicobakan maka langkah selanjutnya
adalah peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV
SD Negeri Demangan.
3.4.7 Revisi
Pada tahap ketuju, setelah produk LKS diuji cobakan pada enam siswa
peneliti melakukan revisi produk LKS berdasarkan komentar dari ahli validasi dan
hasil wawancara terhadasp siswa setelah menggunakan LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik.
3.4.8 Evaluasi Sumatif
Pada tahap kedelapan, peneliti melakukan pengolahan data berdasarkan
hasil uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SD Negeri
Demangan. Pengelolaan data tersebut bertujuan untuk mengetahui adanya
peningkatan pretest dan posttest, serta mengetahui keefektifan penggunaan LKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara kuantitatif dan kualitatif. Teknik
pengumpulan data kualitatif diperlukan untuk melengkapi dan mengonfirmasi
data yang telah diperoleh secara kuantitatif, seperti yang dikemukakan oleh
Krathwohl (2004: 546) bahwa setiap studi eksperimental selalu dianjurkan
memasukkan unsur-unsur kualitatif untuk mengangkat sudut pandang subjek
penelitian, misalnya wawancara. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
wawancara, kuesioner, observasi, dan gabungan dari ketiganya (Sugiyono, 2011:
137). Peneliti mengumpulkan data dengan teknik wawancara, observasi,
kuesioner, gabungan (triangulasi), dan tes dalam penelitian ini.
3.5.1 Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik
bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner
(Sugiyono, 2011: 196). Observasi merupakan cara yang penting untuk
mendapatkan informasi yang pasti tentang orang, karena apa yang dikatakan
orang belum tentu sama dengan apa yang dikerjakanCristensen (dalam Sugiyono,
2014: 235). Seluruh penelitian memerlukan beberapa macam observasi mengenai
orang, benda, atau proses (Suharsaputra, 2014: 97) . Observasi ialah metode atau
cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai
tingkah laku dalam melihat atau mengamati individu atau kelompok secara
langsung (Suwandi 2008: 93). Observasi dilaksanakan pada pembelajaran IPA di
kelas 1V. Peneliti melakukan observasi tentang penggunaan LKS IPA dalam
melakukan pembelajaran di kelas.
3.5.2 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang harus diteliti, dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2011: 188).
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2014:
224). Dalam wawancara ada interaksi lisan yang langsung antara pewawancara
dan subjek (Suharsaputra, 2014: 97). Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara sebagai pengaju atau pemberi
pertanyaan dan yang diwawancarai sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu
(Suwandi, 2008: 127).
Wawancara dilakukan peneliti ke beberapa narasumber yaitu Kepala
sekolah SD Negeri Demangan, guru kelas IV, dan siswa kelas IV SD. Data yang
dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala sekolah yaitu informasi terkait
dengan sekolah. Wawancara kepada guru kelas IV dilakukan untuk
mengumpulkan informasi terkait pemahaman guru tentang pendekatan saintifik
dan penggunaan LKS IPA saat pembelajaran di kelas. wawancara kepada siswa
kelas IV dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi terkait penggunaan
LKS IPA dan penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA yang
dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas, serta kesulitan siswa dalam
memahami materi macam-macam energi.
3.5.3. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien
bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden (Sugiyono, 2011: 192). Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan
diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner
juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah
yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau
terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui
pos, atau internet (Sugiyono, 2014: 230). Kuesioner meliputi berbagai instrumen
di mana subyek menanggapi untuk menulis pertanyaan untuk mendapatkan reaksi,
kepercayaan, dan sikap. Peneliti memilih atau membangun perangkat pertanyaan
yang tepat dan meminta kepada subyek untuk menjawabnya, bisasanya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
suatu form yang meminta subyek untuk mengecek responden (misalnya: ya, tidak,
mungkin) (Suharsaputra, 2014: 97).
Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan kuesioner dalam
mengumpulkan data yaitu analisis kebutuhan dan validasi produk. Kuesioner
analisis kebutuhan diberikan kepada guru kelas IV dan siswa kelas IV di SD
Negeri Demangan Yogyakarta. Hal ini ditujukan terkait penggunaan LKS IPA
berbasis pendekatan saintifik. Kuesioner validasi produk ditujukan kepada para
ahli untuk menilai kelayakan produk LKS berdasarkan karakteristik LKS yang
telah dibuat. Selain kepada para ahli, kuesioner validasi produk juga diberikan
kepada guru kelas IV SD untuk menilai kelayakan produk LKS yang telah dibuat.
3.5.4 Tes
Teknik pengumpulan data menggunakan tes bertujuan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Arikunto, 2006: 223). Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan dua puluh soal pretest dan posttest. Pretest
dan posttest tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan
prestasi belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan produk LKS dalam uji
coba produk terbatas. Pretest dilakukan sebelum uji coba produk terbatas dan
posttest dilakukan setelah uji coba produk terbatas.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian (Sanjaya, 2014: 247).Peneliti menggunakan beberapa instrumen di
antaranya adalah kuesioner, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan
matriks triangulasi untuk teknik non tes dan soal pretest –posttest untuk teknik
tes.
3.6.1 Pedoman observasi
Observasi dilaksanakan pada pembelajaran IPA di kelas IV terkait
pendekatan saintifik dan penggunaan LKS IPA saat proses pembelajaran
berlangsung. Aspek yang diobservasi ketika pembelajaran IPA di kelas IV adalah
penggunaan pendekatan saintifik saat guru mengajar di kelas, penggunaan LKS
IPA sebagai pedoman tertulis yang membantu siswa dalam memahami materi
yang disampaikan oleh guru, dan bagaimana cara guru mengajar di kelas.Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
mengamati peneliti juga mencatat hal-hal yang berkaitan dengan aspek yang
diobservasi. Berikut ini adalah kisi-kisi observasi pembelajaran IPA kelas IV
dapat dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA di kelas IV
No Kisi-kisi Observasi Objek yang diamati
1 Ketersediaan LKS IPA untuk mengajar Guru belum menggunakan LKS IPA
(Buku siswa)
2 Kesulitan belajar yang dialami siswa
dalam mengikuti 5 tahapan pendekatan
saintifik pada pembelajaran IPA
Siswa sulit dalam melakukan kegiatan
percobaan dalam pendekatan saintifik.
Siswa mengalami kesulitan dalam
memahami materi praktikum IPA yang
diberikan oleh guru
3 Partisipasi siswa dalam mengikuti
praktikum IPA
Siswa kurang aktif dalam bertanya dan
guru cenderung ceramah
Pedoman observasi telah divalidasi oleh guru SD. Uji validitas pada
instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas
konstruk (Sugiyono, 2014: 170). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana
suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar
penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Karena itu, pedoman observasi
tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Selan itu, peneliti juga menggunakan
pendapat para ahli (expert judgement) untuk meminta pendapat tentang instrumen
yang telah disusun. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli tersebut,
diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman observasi. Hasil validasi pedoman
observasi dapat dilihat pada lampiran ke satu.
3.6.2 Pedoman Wawancara
Wawancara ditujukan kepada beberapa narasumber yaitu Kepala SD N
Demangan, guru kelas IV, dan siswa kelas IV. Wawancara yang dilakukan
bertujuan untuk menganalisis kebutuhan guru dan siswa mengenai LKS IPA
berbasis pendekatan saintifik.
3.6.2.1. Wawancara Kepala Sekolah
Pengumpulan data melalui wawancara yang pertama ditujukan kepada
kepala sekolah SD Negeri Demangan. Teknik wawancara yang dilakukan adalah
wawancara terencana - tidak terstruktur sehingga peneliti hanya menyusun
rencana untuk wawancara, tetapi tidak menggunakan pedoman wawancara yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya
(Sugiyono, 2011: 318). Berikut ini rencana wawancara dengan kepala sekolah
dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Rencana wawancara dengan Kepala Sekolah
No Topik Pertanyaan
1 Informasi berkaitan dengan sekolah
2 Penerapan kurikulum 2013 (pendekatan sanitifik) di sekolah
3 Penggunaan LKS dalam pembelajaran
4 Penelitian yang pernah dilakukan disekolah
3.6.2.2Wawancara guru kelas IV
Kegiatan wawancara yang kedua ditujukan kepada guru kelas IV SD.
Wawancara yang dilakukan peneliti menggunakan teknik wawancara terencana-
tidak terstruktur. Adapun rencana wawancara dengan guru kelas IV yang dapat
dilihat pada tabel 3.4
Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas IV
No Topik Pertanyaan
1 Strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran IPA
2 Kegiatan yang dilakukan guru di luar maupun di dalam kelas terkait materi macam-
macam energi.
3 Pendapat guru tentang pendekatan saintifik
4 Penggunaan pendekatan saintifik saat proses mengajar di kelas khususnya pada
mata pelajaran IPA materi macam-macam energi.
5 Mengarahkan siswa melakukan 5 tahapan saintifik
6 Menggunakan buku siswa untuk menuntun pembelajaran dengan pendekatan
saintifik
7 Kesulitan yang dihadapi guru dalam menerapkan pendekatan saintifik.
3.6.2.3 Wawancara siswa kelas IV
Kegiatan wawancara juga ditujukan kepada siswa kelas IV. Wawancara
dilakukan kepada 3 orang siswa di kelas IV. Wawancara yang dilakukan
menggunakan teknik terencana-tidak terstruktur. Adapun rencana wawancara
dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 3.5 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas IV
No Topik Pertanyaan
1 Warna yang disukai siswa pada LKS
2 Gambar yang disukai siswa pada LKS
3 Karakteristik LKS yang disukai siswa
4 LKS dapat membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh
guru.
5 Font huruf yang disukai siswa pada LKS
6 Petunjuk dalam LKS mudah dipahami siswa atau tidak
7 Bahasa yang digunakan dalam LKS mudah dipahami oleh siswa atau tidak
Pedoman wawancara tersebut telah divalidasi oleh guru SD setara dan para
ahli (expert judgment). Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk
mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji Validitas pada instrumen
non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk
(Sugiyono, 2014: 170). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu
instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar penyusunan
instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Karena itu, pedoman wawancara tersebut diuji
dengan uji validitas konstruk. Selan itu, peneliti juga menggunakan pendapat para
ahli (expert judgement) untuk meminta pendapat tentang instrumen yang telah
disusun. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh guru SD setara, diperoleh
hasil rerata skor validasi pedoman wawancara. Hasil validasi pedoman wawancara
guru dapat dilihat pada lampiran tiga.
3.6.3 Kuesioner
Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengetahui analisis kebutuhan,
validasi produk oleh para ahli, dan validasi produk melalui uji coba lapangan
terbatas.
3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan
Kuesioner yang digunakan peneliti adalah kuesioner terbuka dan kuesioner
tertutup. Dengan kuesioner terbuka responden dapat menjawab pertanyaan secara
bebas pada bentuk kuesioner terbuka. Kuesioner terbuka dilakukan pada guru dan
tiga siswa kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta. Kuesioner tertutup
responden dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan pilihan jawaban yang telah
ditentukan. Kuesioner tertutup diberikan kepada guru kelas IV dan 27 siswa kelas
IV SD. Hasil kuesioner digunakan sebagai pertimbangan untuk merancang produk
LKS yang akan dikembangkan. Kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan disajikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dalam tabel 3.6 (kuesioner terbuka) 3.7 (kuesioner tertutup), dan 3.8 (kuesioner
siswa)
Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Terbuka
Deskriptor Nomor Item
Strategi yang digunakan dalam pembelajaran IPA 1
Kegiatan yang pernah dilakukan siswa di dalam maupun di
luar kelas
2
Pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA. 3, 4, dan 5
Penggunaan buku siswa penuntun pembelajaran 6 dan 7
Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendekatan
saintifik
8
Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner Tertutup
Deskriptor Nomor Item
Pentingnya penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA 1
Pemberian panduan kegiatan untuk siswa 2, 3, 4, 5, dan 6
Pentingnya penggunaan LKS dalam pelaksanaan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik pada materi sifat-sifat bunyi
7
Tabel 3.8 Kisi-kisi Kuesioner untuk Siswa
No Indikator No.item
1 Pentingnya penggunaan media LKS 1
2 Karakkteristik LKS 2, 3, 4, 5, dan 6
3 Kebutuhan LKS dengan berbasis pendekatan saintifik 7
4 Penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam
pembelajaran IPA
8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, dan 16
3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk oleh Para Ahli
Kuesioner divalidasi oleh ahli berupa kuesioner terbuka dan kuesioner
tertutup. Validasi dilakukan untuk mengetahui kualitas produk yang berupa LKS.
Kuesioner validasi produk berupa kuesioner tertutup dengan pilihan jawaban
berskala likert. Rentang skala yang ada yaitu 1-4 dengan jawaban skala (1) sangat
kurang baik, (2) kurang baik, (3) baik, (4) sangat baik. Validasi produk dilakukan
oleh ahli IPA Fisika dan guru kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta.
Kuesioner berisi pernyataan yang berjumlah 32 butir. Berikut ini kisi-kisi
kuesioner validasi produk oleh ahli disajikan dalam tabel 3.8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 3.9 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli
No Aspek yang Dinilai No.item
1 Konten atau isi 1, 2, 3 ,4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, dan 11
2 Tampilan 1, 2, 3 ,4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, dan 12
3 Bahasa 1, 2, 3, 4, 5
4 Penggunaan dan penyajian 1, 2, 3 ,4, 5, 6, dan 7
Kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk tersebut
divalidasi oleh beberapa ahli yaitu guru SD setara, guru kelas IV SD penelitian,
dan ahli pembelajaran IPA. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan
untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji Validitas pada
instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas
konstruk (Sugiyono, 2014: 170). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana
suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar
penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Karena itu, kuesioner tersebut
diuji dengan uji validitas konstruk. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh
ahli tersebut, diperoleh hasil rerata skor validasi kuesioner analisis kebutuhan dan
rerata skor validasi produk. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru dapat
dilihat pada 6.Sedangkan untuk siswa dapat dilihat pada lampiran 8. Hasil validasi
kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 10 dan lampiran
11.
3.1.4 Soal Tes
Instrumen tes untuk uji coba lapangan terbatas dilakukan dengan cara tes.
Tes dilakukan dengan memberikan pretest dan posttest pada siswa. Pretest
dilakukan dengan menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik hal ini
ditujukan untuk mengetahui kondisi awal siswa. Posttest dilakukan pada akhir
pembelajaran setelah siswa menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perubahan pada siswa dalam hasil
belajar sebelum dan sesudah menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik.
Peneliti menggunakan 20 soal pilihan ganda sebagai instrumen pretest dan
posttest. Berikut kisi-kisi instrumen tes yang disajikan pada tabel 3.9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Tes
Deskriptor Nomor Item
Macam-macam energi
a. energi panas 1,2,20
b. energi cahaya 4,9
c. energi gerak 7,15,18
d. energi bunyi 8,11,12,16
e. energi listik 13
f. energi kimia 14,19
g. sumber energi 3,6,10,17
Instrumen tes yang telah dibuat kemudian diuji validitasnya. Validitas
merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi dengan data yang dilaporkan
oleh peneliti (Sugiyono, 2014: 361). Alat ukur atau instrumen dikatakan valid
apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur
(Widoyoko, 2012: 141).
Kemudian instrumen diujikan secara empiris kepada siswa kelas IV di SD
Penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan uji korelasi pearson
dengan menggunakan progam SPSS 22 for Windows. Item soal yang valid dapat
dilihat dari perbandingan r hitung dan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel
maka item soal tersebut valid dan sebaliknya. Selain itu, valid atau tidaknya
instrumen dapat dilihat dari harga sig. (2-tailed). Jika harga sig. (2-tailed) lebih
kecil dari 0,05, item soal dikatakan valid (Widoyoko, 2012: 157).
Setelah diuji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal.
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia berasal dari kata reliability atau reliable
dalam bahasa Inggris yang artinya dapat dipercaya. Instrumen tes dapat dipercaya
jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila diteskan berkali-
kali (Widoyoko, 2012: 157). Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat
diketahui dari nilai Cronbach Alpha. Item soal diuji dengan program komputer
SPSS 22 For Windows dengan menghitung nilai Cronbach Alpha. Instrumen tes
dikatakan reliabel jika mempunyai Cronbach Alpha sekurang-kurangnya 0,6.
(Nunnally 1960 dalam Ghozali, 46: 2001)
3.7. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
ada. Triangulasi digunakan untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap apa
yang telah ditemukan (Sugiyono, 2014: 327-328). Triangulasi dibedakan menjadi
dua macam yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik
adalah menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
memperoleh data dari sumber yang sama. Triangulasi sumber adalah penggunaan
teknik pengumpulan data yang sama untuk memperoleh data dari sumber yang
berbeda-beda (Sugiyono, 2014: 327).
Triangulasi teknik digunakan untuk memperoleh data analisis kebutuhan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam triangulasi teknik adalah
observasi, wawancara, dan kuesioner. Analisis kebutuhan dilaksanakan pada
tahap awal untuk mengumpulkan data terkait ketersediaan dan penggunaan LKS
berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi di kelas IV. Bagan 3.4
adalah bagan triangulasi teknik.
Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan
Berdasarkan bagan 3.4 peneliti memperoleh data analisis kebutuhan
melalui teknik observasi, wawancara, dan kuesioner. Data yang diperoleh melalui
triangulasi teknik tersebut digunakan sebagai pertimbangan peneliti dalam
mengembangkan LKS dengan melihat kebutuhan dari siswa dan guru. Hasil
triangulasi teknik dapat dilihat pada bagan 4.2.
Selain triangulasi teknik, peneliti juga menggunakan triangulasi sumber.
Peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk menganalisis data hasil
wawancara berdasarkan tiga sumber data. Bagan 3.5 merupakan bagan triangulasi
sumber data.
Kuesioner
Wawancara Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Bagan 3.5 Triangulasi Sumber Data Wawancara
Berdasarkan bagan di atas, peneliti melakukan wawancara kepada tiga
sumber yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa. Hasil wawancara tersebut menjadi
gambaran awal peneliti dalam mengidentifikasi masalah pada tahap awal
penelitian.
3.8 Teknik Analisis Data
Melalui pengumpulan data diperoleh data yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka yang diperoleh
dari hasil pengukuran (Widoyoko, 2012: 21). Data kualitatif adalah data yang
menunjukkan kualitas atau mutu sesuatu yang ada, baik keadaan, proses,
peristiwa/kejadian dan lainnya yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau
berupa kata-kata (Widoyoko, 2012: 18). Dalam penelitian ini diperoleh data
kuantitatif yaitu data dari validasi kuesioner analisis kebutuhan, validasi kuesioner
validasi produk, uji empiris soal tes, uji keterbacaan kuesioner dan soal tes, serta
pretest dan posttest melalui uji coba terbatas.
Selain data kuantitatif diperoleh data kualitatif. Dalam penelitian ini
diperoleh data kualitatif seperti hasil kuesioner terbuka melalui wawancara
dengan guru dan siswa SD kelas IV dan hasil observasi. Berikut ini adalah
pembahasan teknik analisis dari data kuantitatif dan data kualitatif.
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif yaitu kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa
dilakukan dengan menggunakan skala likert 1-4. Setiap skala dilengkapi dengan
kriteria yang semakin memudahkan penilai dalam memberikan penilaian. Setiap
instrumen penelitian memiliki kriteria yang berbeda-beda dalam pedoman
Kepala Sekolah
Guru Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
penilaiannya. Kriteria tersebut dibuat berdasarkan kebutuhan dari penilaian.
Berikut adalah instrumen penelitian dan skala beserta kriterianya.
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen non tes yaitu
pedoman observasi dan pedoman wawancara adalah sebagai berikut.
Nilai 4 : Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki
Nilai 3 : Instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki
Nilai 2 : Instrumen kurang layak digunakan dan perlu diperbaiki
Nilai 1 : Instrumen tidak layak digunakan
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian kuesioner analisis kebutuhan
guru dan siswa adalah sebagai berikut.
Nilai 5 : Instrumen sangat baik
Nilai 4 : Instrumen baik
Nilai 2 : Instrumen kurang baik
Nilai 1 : Instrumen sangat kurang baik
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada kuesioner validasi produk
adalah sebagai berikut.
Nilai 4 : Instrumen sangat baik
Nilai 3 : Instrumen baik
Nilai 2 : Instrumen kurang baik
Nilai 1 : Instrumen sangat kurang baik
Hasil yang diperoleh dari penilaian dengan menggunakan skala Likert 1-4
kemudian dihitung untuk memperoleh rerata penilaian. Rerata penilaian dihitung
dengan rumus 3.1.
Rumus 3.1. Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert
Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, diperoleh rerata nilai.
Rerata nilai tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan
acuan dari Widoyoko (2014: 144). Tabel 3.11 adalah tabel konversi data
kuantitatif ke kualitatif menurut Widoyoko.
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 3.11 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif
Interval Skor Kategori
3,26 - 4,00 Sangat Baik
2,51 - 3,25 Baik
1,76 - 2,50 Kurang
1,00 - 1,75 Sangat Kurang
Interval skor tersebut juga dapat menunjukkan valid/tidaknya suatu
instrumen. Berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli yang
dituangkan dalam tabel 3.12.
Tabel 3.12 Tabel Kategorisasi Hasil Skor Validasi Instrumen oleh Ahli
Interval Skor Kategori Bobot
3,26 - 4,00 Sangat Baik Keseluruhan instrumen sudah layak
digunakan
2,51 - 3,25 Baik Keseluruhan instrumen sudah layak
digunakan namun perlu perbaikan
1,76 - 2,50 Kurang Keseluruhan instrumen kurang layak
digunakan
1,00 - 1,75 Sangat Kurang Keseluruhan instrumen tidak layak
digunakan
Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih besar dari 2,50.
Nilai terdapat pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan
instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Sebaliknya, apabila
rerata skor yang diperoleh lebih kecil dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat
dikatakan tidak valid.
Analisis data kuantitatif yang selanjutnya dilakukan untuk menghitung
persentase jawaban kuesioner. Persentase dihitung dengan menggunakan rumus
dari Supratiknya (2012: 128). Berikut rumus perhitungan persentase jawaban
kuesioner disajikan pada rumus 3.2.
Rumus 3.2 Rumus perhitungan persentase jawaban kuesioner
Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan tes. Tes berupa pre testdan
post testdengan jumlah masing-masing 20 soal. Tes tersebut bertujuan untuk
mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS IPA
Persentase jawaban = ×100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
berbasis pendekatan saintifik melalui uji coba terbatas. Tipe soal yang digunakan
adalah pilihan ganda. Skor untuk jawaban yang benar adalah 1 dan skor untuk
jawaban yang salah adalah 0. Berikut perhitungan nilai pre test dan post
testdihitung dengan rumus 3.3.
Rumus 3.3 Perhitungan Nilai Pre test dan Post test
Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata tes yang diperoleh oleh
semua siswa dengan cara sebagai berikut:
Rumus 3.4 Rumus rerata siswa
Kemudian membandingkan nilai pre test dengan nilai pos test dengan cara
menghitung persentase peningkatan nilai pre test dengan post test berikut ini.
Rumus 3.5 Persentase kenaikan pretest dan posttest
3.8.2 Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif yang pertama dilakukan pada pengolahan hasil
kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa. langkah-langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut. Pertama, peneliti membuat kode-kode dan tema secara
kualitatif. Kedua, peneliti menghitung berapa kali kode dan tema tersebut muncul
dalam data teks. Ketiga, peneliti membandingkan dengan data kuantitatif yang ada
(Creswell, 2012: 328-329).
Selanjutnya analisis dilakukan pada teknik wawancara dan observasi. Data
yang dihasilkan dari kegiatan wawancara diolah dengan langkah sebagai berikut
praktis (Poerwandari, dalam Supratiknya, 2012: 117). Pertama, membaca transkip
wawancara/observasi yang sudah disusun secara berulang-ulang dan pemahaman
Nilai = ×100%
Rerata =
Persentase = × 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
yang baik. Kedua, menemukan kata kunci atau tema, dan hasilnya ditulis di kolom
sebelah kanan. Ketiga, membuat catatan lain berisi interpretasi atau kesimpulan
wawancara. Keempat, mengumpulkan kata kunci dan tema dari daftar yang telah
dibuat.
Langkah selanjutnya, data yang diperoleh diolah dengan teknik triangulasi.
Triangulasi dilakukan dengan menggabungkan data yang diperoleh dari tiga
sumber yaitu Kepala sekolah, guru, dan siswa. Selain itu, triangulasi dilakukan
pada teknik observasi, wawancara, dan kuesioner. Dengan demikian, diperoleh
data yang semakin lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasan sebagai berikut.
4.1. Hasil Penelitian
Subbab ini menguraikan proses penelitian dari persiapan sampai dengan
pelaksanaan yang meliputi deskripsi potensi dan masalah, analisis kebutuhan,
data analisis kebutuhan, proses pengembangan LKS, dan kualitas LKS.
4.1.1 Deskripsi Potensi dan Masalah
Pada deskripsi potensi masalah, peneliti membahas mengenai identifikasi
potensi dan identifikasi masalah yang diuraikan di bawah ini.
4.1.1.1 Identifikasi Potensi
Potensi yang ada adalah sekolah sudah menggunakan Kurikulum 2013.
Sekolah juga sudah menggunakan LKS dalam proses pembelajaran.
4.1.1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan teknik
observasi dan wawancara. Hasil observasi dan wawancara tersebut kemudian
dikaji dengan menggunakan triangulasi.
1. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati pembelajaran IPA di
kelas IV dan ketersediaan LKS di SD Negeri Demangan. Observasi dilaksanakan
pada tanggal 25 Juli 2016. Kisi-kisi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel
3.1pedoman observasi telah divalidasi oleh para ahli sebelum digunakan. Berikut
adalah hasil validasi instrumen observasi yang dapat dilihat pada lampiran 1.
Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 2.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA di kelas masih terbatas. Guru lebih
dominan menjelaskan materi dan ceramah, sehingga siswa lebih pasif dalam
pembelajaran di kelas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
produk LKS berbasis pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA di kelas IV
SD Negeri Demangan Yogyakarta belum optimal. Selain itu, peneliti menemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
bahwa siswa mengalami kesulitan menerapkan 5 tahapan dalam pendekatan
saintifik. Terutama karena kurangnya pemahaman guru tentang pendekatan
saintifik dan guru hanya menerapkan beberapa tahapan saja dalam pendekatan
saintifik. Selain itu fasilitas pembelajaran di kelas yang kurang memadai juga
menjadi salah satu faktor penghambat dalam pelaksanaan 5 tahapan saintifik.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik yang dilakukan oleh peneliti
dalam mengkaji permasalahan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran IPA.
Kegiatan wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru kelas IV, dan siswa
kelas IV. Sebelum melakukan wawancara, pedoman wawancara terlebih dahulu
divalidasi oleh ahli. Ahli yang melakukan validasi adalah ahli ahli IPA dan guru
kelas IV SD.
Wawancara pertama dilakukan kepada kepala sekolah. Rencana
wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 3.2. Hasil wawacara
kepada Kepala sekolah dapat dilihat pada lampiran 5. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan kepada Kepala sekolah, dapat disimpullkan bahwa
sekolah menggunakan Kurikulum 2013. Walaupun sudah menerapkan Kurikulum
2013, guru masih belum paham mengenai Pendekatan Saintifik sehingga dalam
penerapannya masih belum maksimal. Dalam proses pembelajaran guru sudah
menggunakan 5 tahapan pendekatan saintifik namun belum diterapkan secara
utuh. Selain menggunakan buku guru dan buku siswa, guru juga menggunakan
LKS dalam proses pembelajaran namun LKS tersebut tidak digunakan secara
maksimal karena LKS berisi soal-soal dan ringkasan materi pembelajaran. Di
sekolah tersebut penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan LKS belum
pernah ada.
Wawancara yang kedua dilakukan kepada guru. Rencana wawancara
dengan guru kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.2. Hasil wawacara kepada guru
dapat dilihat pada lampiran 4. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
kepada guru, dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran guru lebih
dominan menggunakan metode ceramah saat menjelaskan materi di dalam kelas.
Guru lebih banyak melakukan kegiatan di dalam kelas dalam pembelajaran IPA
khususnya materi gaya, gerak,dan energi. Siswa diminta membawa media yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
diperlukan berkaitan dengan materi tersebut. Guru sudah paham mengenai
pendekatan saintifik yang berpusat pada siswa, guru hanya menjadi fasilitator
dalam pembelajaran. Penggunaan pendekatan saintifik pada proses belajar-
mengajar membantu guru dalam menjelaskan materi yang akan dipelajari. Dan
membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran, namun guru belum menerapkan 5
tahapan pendekatan saintifik secara utuh dalam proses pembelajaran.Wawancara
yang ketiga ditujukkan kepada siswa. Rencana wawancara dengan siswa kelas IV
dapat dilihat pada tabel 3.3.Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada
siswa, dapat disimpulkan bahwa siswa menyukai LKS yang bergambar, berwarna
dan soal. LKS membantu siswa dalam memahami materi. Siswa memahami
materi yang diajarkan dengan mengerjakan soal namun LKS divariasi dengan
gambar. Siswa memahami petunjuk yang aa di LKS, namun bahasa yang
digunakan sedikit membingungkan karena masih ada kalimat-kalimat yang
ambigu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga sumber tersebut, dapat
disimpulkan bahwa ketersediaan dan penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan
saintifik masih terbatas. Hal tersebut terlihat dari jawaban narasumber yang
ditampilkan pada gambar 4.1.
ggg
Guru
Guru telah menerapkan
pendekatan saintifik dalam
proses pembelajaran. tetapi
guru masih kesulitan
dalam melaksanakan lima
langkah pendekatan
saintifik, karena
kemampuan setiap siswa
berbeda-beda dan siswapun
kesulitan dalam
menerapkannya.
Kepala sekolah
Sekolah sudah menyediakan LKS
tetapi LKS tersebut tidak
digunakan secara maksimal.
Kemudian, LKS yang digunakan
tidak memuat kegiatan-kegiatan
siswa melainkan hanya berisi
soal-soal saja. Selain itu, LKS
yang digunakan tidak mengacu
lima tahapan pendekatan saintifik.
Kemudian fasilitas pembelajaran
kurang memadai juga
menghambat pelaksanaan lima
tahapan pendekatan saintifik.
Siswa
Guru jarang menggunakan
LKS dalam proses
pembelajaran di kelas,
melainkan guru lebih fokus
menggunakan buku siswa dan
BSE. Selain itu, siswa lebih
menyukai LKS yang berisi
kegiatan-kegiatan yang
mengacu lima tahapan
pendekatan saintifik bukan
soal-soal saja. Kemudian, LKS
dapat membantu dalam
pemahaman materi.
Ketersediaan LKS di sekolah terkait LKS IPA yang
mengacu pada lima tahapan pendekatan saintifik
materi macam-macam energi masih terbatas dan
sekolah masih mengandalkan LKS dari pemerintah.
Selain itu LKS hanya berisi soal-soal saja dan tidak
memuat kegiatan-kegiatan siswa. Kemudian guru
hanya menggunakan metode ceramah sehingga siswa
merasa bosan, karena hanya mendengarkan, mencatat,
dan menghafal apa yang disampaikanoleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Gambar 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara Identifikasi Masalah
Berdasarkan gambar 4.1 mengenai triangulasi sumber wawancara yang
dilakukan, diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti lima
langkah pendekatan saintifik saat proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut
menjadi permasalahan karena ketersediaan dan penggunaan LKS khususnya mata
pelajaran IPA di SD Negeri Demangan masih terbatas. Sekolah masih
mengandalkan pembuatan LKS dari pemerintah. Selain itu, LKS tersebut hanya
berisi soal-soal saja tidak mengacu kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa aktif
membangun konsepnya sendiri.
3. Kuesioner
Analisis kebutuhan dilakukan peneliti dengan cara wawancara dan
kuesioner. Kuesioner dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2016 dengan siswa
kelas IV di SD Negeri Demangan Yogyakarta yang berjumalah 27 siswa.
Kuesioner dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman guru tentang
lima langkah dalam pendekatan saintifik. Wawancara dilaksanakan pada tanggal
24 Agustus 2016 di ruang perpustakaan dengan 3 siswa kelas IV SD yang telah
dipilih berdasarkan potensi akademik tinggi, sedang, dan rendah. Wawancara
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik LKS yang dibutuhkan
oleh siswa. Hasil analisis kebutuhan digunakan sebagai acuan dalam
pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik kelas IV SD.
Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh dari ketiga teknik pengumpulan
data, peneliti melakukan triangulasi teknik. Triangulasi teknik sebagai
pertimbangan dalam pembuatan LKS dengan melihat permasalahan yang dialami
dan kebutuhan LKS dari guru dan siswa. Triangulasi teknik pengumpulan data
disajikan dalam gambar 4.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Gambar 4.2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan bagan triangulasi teknik pengumpulan data pada bagan
4.2 terdapat tiga teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan
kuesioner. Data yang diperoleh dari wawancara yaitu sekolah telah
menggunakan LKS namun, masih menggunakan LKS yang berisi materi dan
soal-soal. Guru sudah menggunakan kurikulum 2013 dan menggunakan
pendekatan Saintifik, tetapi guru belum menerapkan sesuai dengan 5 tahapan
pendekatan saintifik. Data yang diperoleh melalui teknik observasi yang telah
dilakukan, dapat diketahui bahwa, guru masih banyak menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab. Guru menuliskan materi di papan tulis dan siswa
mencatat. Sudah menggunakan Kurikulum 2013 namun, kegiatan belajar
mengajar masih didominasi oleh guru yang menjelaskan materi kepada siswa.
Wawancara
Sekolah telah
menggunakan LKS. LKS
yang digunakan adalah
LKS yang berisi materi dan
soal-soal. Guru sudah
menggunakan kurikulum
2013 dan menggunakan
pendekatan Saintifik,
tetapi guru belum
menerapkan sesuai dengan
5 tahapan pendekatan
saintifik.
Observasi
Guru masih banyak
menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab.
Guru menuliskan materi
di papan tulis dan siswa
mencatat. Sudah
menggunakan Kurikulum
2013 namun, kegiatan
belajar mengajar masih
didominasi oleh guru
yang menjelaskan materi
kepada siswa.
Kuesioner
Guru dan siswa memiliki
penilaian yang baik
mengenai LKSdengan 5
tahapan pendekatan
saiktifik yang ditawarkan
dalam kuesioner. Saran
dari guru dan siswa
menjadi pertimbangan
dalam pengembangan
LKS.
Dari hasil wawancara, observasi, dan kuesioner siswa membutuhkan LKS yang
menarik disertai gambar-gambar dan terdapat berbagai macam kegiatan dengan
menerapkan lima tahapan dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya,
menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Ketika guru bertanya kepada siswa, sebagian besar siswa diam dan tidak dapat
menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat.Teknik yang terakhir adalah
kuesioner. Data yang diperoleh melalui kuesioner adalah guru dan siswa
memiliki penilaian yang baik mengenai LKS dengan 5 tahapan pendekatan
saiktifik yang ditawarkan dalam kuesioner. Saran dari guru dan siswa menjadi
pertimbangan dalam pengembangan LKS.
Berdasarkan triangulasi teknik, dapat disimpulkan bahwa guru belum
maksimal dalam menerapkan 5 tahapan pendekatan saintifik. LKS yang
digunakan adalah LKS yang berisi materi dan soal-soal. Dalam pembelajaran
guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa, guru
menjelaskan materi dan menuliskannya di papan tulis dan siswa mencatat.Pada
tahap ini, peneliti telah memperoleh data analisis kebutuhan mengenai LKS yang
diinginkan oleh siswa dan guru. Data hasil analisis kebutuhan tersebut
digunakan untuk pertimbangan dalam pembuatan desain LKS.
4.1.2 Proses Pengembangan LKS
Pengembangan disain pada penelitian ini yaitu dengan mengembangkan
LKS berbasis pendekatan saintifik. LKS dibuat dengan menggunakan Microsoft
Word sehingga sangat mudah untuk digunakan. Halaman sampul dibuat dengan
menggunakan aplikasi coreldraw agar terlihat lebih menarik. Pewarnaan pada
sampul LKS telah disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sehingga tidak terlalu
mencolok. Format penulisan isi LKS menggunakan huruf Comic Sans MS,
dengan ukuran font 12, spasi 1,5 dan margin A4.
Materi yang disajikan dalam LKS ini didasari dari hasil pemetaan SK,
KD, dan Indikator pada matapelajaran IPA, materi yang terdapat dalam LKS ini
adalah gaya, gerak, dan energi. Materi tersebut dibagi menjadi delapan kegiatan
dalam satu LKS. Setiap kegiatan dibuat berdasarkan lima tahapan pendekatan
saintifik, selain lima tahapan tersebut setiap kegiatan dilengkapi dengan
petunjuk dan langkah-langkah untuk mempermudah siswa melakukan
percobaan. Di dalam LKS telah disediakan ruang berupa kolom-kolom untuk
menuliskan hasil kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa. Kolom-kolom
tersebut didisain dengan menggunkan Insert Shapes yang terdapat di dalam
Microsoft Word.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Selain ruang berupa kolom untuk menuliskan hasil kegiatan siswa,
peneliti juga menyediakan tabel untuk menuliskan hasil wawancara yang telah
dilakukan oleh siswa. Tabel dibuat dengan menggunakan Insert Table yang
terdapat di dalam Microsoft Word. Disetiap kegiatan di dalam LKS, peneliti
memberikan beberapa gambar, tujuannya untuk mempermudah siswa dalam
mengetahui objek atau benda yang mereka amati. Di setiap awal kegiatan,
terdapat komik atau cerita yang mencerminkan isi materi dalam kegiatan
tersebut. Komik atau cerita dibuat secara sederhana sehingga siswa dapat
memahaminya.
Isi LKS ini memuat langkah-langkah, petunjuk, dan percobaan serta
bahan dan alat yang dibutuhkan siswa untuk melakukan percobaan. Pada setiap
kegiatan terdapat lima langkah pendekatan saintifik, lima langkah tersebut antara
lain, 1) mengamati, 2) menanya, 3) menalar, 4) mencoba, 5)
mengkomunikasikan. Bentuk dari LKS dicetak menyerupai buku dengan ukuran
tinggi 25 cm, dan lebar 18 cm. kertas yang digunakan adalah HVS B5 80gram,
cover dari LKS diprint dengan menggunakan kertas Ivori 230gram.
4.1.2.1 Analisis Kebutuhan
Karakteristik siswa dianalisis berdasarkan observasi yang dilakukan pada
pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Demangan. Observasi dilaksanakan pada
tanggal 25 Juli 2016. Hasil yang diperoleh melalui observasi tersebut adalah guru
tidak menggunakan LKS dalam mendukung proses pembelajaran, melainkan guru
lebih dominan menggunakan buku siswa dan cenderung ceramah di kelas. Selain
itu, guru juga terpaku pada Power Point yang ditampilkan di layar LCD dan guru
hanya membaca materi yang telah dituliskannya di Power Point tersebut. Pada
saat guru bertanya kepada siswa, sebagian besar siswa diam dan tidak bisa
menjawab ketika ditunjuk dan jawaban yang disampaikan kurang tepat. Banyak
siswa yang berbicara dengan temannya ketika guru sedang menjelaskan, karena
guru tidak mengajak siswa aktif melakukan suatu kegiatan, melainkan guru hanya
meminta siswa untuk mendengarkan, mencatat, dan menghafal apa yang telah
disampaikan oleh guru. Paparan mengenai hasil observasi tersebut menjadi
pertimbangan bagi peneliti dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
1. Analisis Pembelajaran
Peneliti melakukan analisis pembelajaran melalui observasi. Observasi
dilakukan pada pembelajaran IPA di kelas IV. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
proses pembelajaran IPA yang berlangsung di dalam kelas. Saat peneliti
melakukan observasi, ternyata guru tidak menggunakan LKS dalam mendukung
proses pembelajaran, melainkan guru lebih dominan menggunakan buku siswa
dan cenderung ceramah di kelas. Selain itu, guru juga terpaku pada Power Point
yang ditampilkan di layar LCD dan guru hanya membaca materi yang telah
dituliskannya di Power Point tersebut. Kemudian, guru tidak mengajak siswa aktif
melakukan suatu kegiatan, melainkan guru hanya meminta siswa untuk
mendengarkan, mencatat, dan menghafal apa yang telah disampaikan oleh guru.
Paparan mengenai hasil analisis siswa dan analisis pembelajaran tersebut menjadi
pertimbangan bagi peneliti dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan.
2. Analisis Siswa
Peneliti melakukan analisis kebutuhan kepada siswa kelas IV. Analisis
kebutuhan siswa dilakukan melalui wawancara dan kuesioner. Kuesioner yang
dilakukan bertujuan untuk mengetahui penerapan pendekatan lima tahapan
saintifik, sedangkan wawancara dilakukan untuk mengetahui karakteristik LKS
yang dibutuhkan oleh siswa. Kuesioner dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2016
dengan siswa kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta yang berjumlah 30
siswa. Kuesioner dilakukan untuk mengetahui penerapan lima langkah
pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA. Wawancara dilakukan pada tanggal
26 Juli 2016 dengan tiga siswa SD kelas IV yang mempunyai potensi akademik
tinggi, sedang, dan rendah. Wawancara bertujuan untuk mengetahui karakteristik
LKS yang dibutuhkan oleh siswa. Hasil analisis kebutuhan digunakan sebagai
acuan dalam pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik kelas IV SD.
Analisis karakteristik siswa dilakukan berdasarkan observasi yang dilakukan di
kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta.
4.1.2.2 Merumuskan tujuan khusus
Pada tahap kedua, peneliti merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat
karakteristik LKS berbasis pendekatan saintifik sebagai berikut (1) mengarahkan
siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) mengajak siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan
masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri;
dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan
saintifik yaitu lain mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengomunikasikan. Berdasarkan empat tujuan LKS menjadi pedoman bagi
peneliti dalam penyusunan LKS.
Setelah peneliti merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat
karakteristik LKS, selanjutnya peneliti mengembangkan menjadi sepuluh
pernyataan yaitu 1) memberikan panduan pembelajaran secara tertulis untuk
melakukan kegiatan di dalam kelas, 2) memberikan panduan pembelajaran secara
tertulis untuk melakukan kegiatan di luar kelas, 3) memberikan panduan kegiatan
secara tertulis untuk mencari berbagai informasi di (koran, majalah, internet,
narasumber, dan sebagainya, 4) memberikan panduan kegiatan pembelajaran
saintifik dengan lima langkah yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba,
mengomunikasikan, 5) bertanya lebih lanjut kepada guru atau teman tentang
masalah yang ditemukan dalam pengamatan sebelumnya, 6) melakukan kegiatan
praktikum dengan melakukan percobaan sendiri dalam pembelajaran IPA, 7)
mewawancarai narasumber (guru, teman, orangtua, dan sebagainya) untuk
mendapatkan informasi yang lebih lanjut berkaitan pembelajaran IPA, 8)
menggunakan buku-buku di perpustakaan untuk mendapatkan informasi lebih
lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, 9) menyampaikan hasil kerja saya di
dalam kelompok, 10) menggunakan gambar, poster, foto, grafik, atau
menunjukkan hasil kerja.
Peneliti menganalisis LKS yang selama ini digunakan oleh siswa di
sekolah. LKS yang biasa digunakan masih terdapat banyak materi pelajaran dan
soal-soal yang dikerjakan siswa. Oleh karena itu peneliti mengembangkan LKS
tersebut dengan menggunakan pendekatan saintifik. LKS yang dibuat berdasarkan
empat karakteristik yaitu mengaktifkan siswa melakukan berbagai kegiatan,
mengarahkan siswa untuk belajar dengan mencari sumber informasi beragam,
mengarahkan siswa untuk membangun konsep dengan usahanya sendiri tanpa
diberi penjelasan dari guru, dan mengarahkan siswa untuk melaksanakan tahapan
pendekatan saintifik secara utuh (lima langkah). Selain itu, setiap kegiatan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
dalam LKS juga terdapat lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Kemudian, LKS berbasis
pendekatan saintifik juga harus menarik, bergambar dan berwarna sehingga siswa
tidak merasa bosan ketika mengerjakannya. Isi dalam LKS tidak memuat banyak
materi, namun hanya berisi petunjuk-petunjuk kegiatan serta langkah-langkah
percobaan yang akan dilakukan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah.
4.1.2.3 Mengembangkan Instrumen
Pada tahap ketiga, peneliti menggunakan instrumen berbentuk pilihan
ganda dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan LKS.
Berikut jenis dan tujuan instrumen yang disajikan pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Jenis dan Tujuan Instrumen
Jenis Instrumen Tujuan Instrumen
Rubrik penilaian Untuk mengetahui kualitas LKS ( aspek konten
dan bahasa, isi, tampilan, penggunaan dan
penyajian)
Rubrik pilihan ganda Untuk mengetahui tingkat efektivitas
penggunaan LKS.
Pada tahap ke tiga, peneliti membuat soal pretest dan posttest, serta
membuat rubrik penilaian ahli validasi instrumen. Pengujian soal pretest dan
posttest dilakukan pada uji coba lapangan terbatas di SDN Demangan. Pretest
dilakukan sebelum menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk
mengetahui kondisi awal siswa. Posttest dilakukan di akhir setelah menggunakan
LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui kemampuan yang
diperoleh siswa. Peneliti menyusun dan mengembangkan tes berdasarkan
Kompetensi Dasar (KD) 3.5 tentang memahami Sifat-sifat bunyi melalui
pengamatan dengan indera pendengaran. Peneliti mengembangkan KD tersebut
menjadi empat indikator. Keempat indikator tersebut dikembangkan menjadi 50
soal tipe pilihan ganda. Kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada tabel 3.1.
Setelah menyusun instrumen tes, kemudian soal divalidasi oleh ahli (expert
judgment) dan diujikan secara empiris kepada 30 siswa kelas IV SDN Demangan.
Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan progam SPSS 22
For Windows untuk menganalisis item soal valid. Item soal yang valid dapat
dilihat dari perbandingan r hitung dan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
maka item soal tersebut valid dan sebaliknya. Selain itu, valid atau tidaknya
instrumen dapat dilihat dari harga sig. (2-tailed). Jika harga sig. (2-tailed) lebih
kecil dari 0,05, item soal dikatakan valid (Widoyoko, 2012: 157).
Setelah diuji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal.
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia berasal dari kata reliability atau reliable
dalam bahasa Inggris yang artinya dapat dipercaya. Instrumen tes dapat dipercaya
jika memberikan hasil yang tetap atau konsisten apabila diteskan berkali-kali
(Widoyoko, 2012: 157). Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui
dari nilai koefisien Alpha. Item soal diuji dengan progam komputer SPSS 22 For
Windows dengan menghitung nilai koefisien Alpha. Instrumen tes dikatakan
reliabel jika mempunyai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,6 (Nunnally 1960
dalam Ghozali, 46: 2001) dalam Hasil perhitungan reliabilitas dengan SPSS 22
For Windows. Berikut hasil validitas dan reabilitas secara singkat yang disajikan
pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Validitas Tes
No Item Sig - (2tailed) Keputusan No.Item Sig- (sig 2tailed) Keputusan
1 0,000 Valid 11 0,000 Valid
2 0,021 Valid 12 0,041 Valid
3 0,009 Valid 13 0,017 Valid
4 0,041 Valid 14 0,028 Valid
5 0,005 Valid 15 0,003 Valid
6 0,001 Valid 16 0,015 Valid
7 0,001 Valid 17 0,011 Valid
8 0,012 Valid 18 0,003 Valid
9 0,027 Valid 19 0,011 Valid
10 0,000 Valid 20 0,028 Valid
Berdasarkan tabel 4.2 dapat disampaikan bahwa dari 50 soal terdapat 20
soal dinyatakan valid. Setelah 20 soal diuji validitasnya, kemudian soal tersebut
diuji reliabilitas. Pengujian reliabilitas instrumen juga menggunakan program
SPSS 22 For Windows dengan menghitung Cronbach Alpha. Berikut adalah hasil
perhitungan nilai Cronbach Alpha dengan SPSS 22 For Windows yang disajikan
pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Reliability Statistics
Cronbach’s N of Item
0,64 20
Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh hasil perhitungan Cronbach Alpha sebesar
0,64. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha
sekurang-kurang 0,64. Dengan demikian, instrumen tes tersebut dapat dikatakan
reliabel dan dapat digunakan. Instrumen tes yang telah valid dan reliabel tersebut
digunakan sebagai pretest dan posttest. Kisi-kisi instrumen pretest dan posttest
dapat dilihat pada tabel 3.9.
4.1.2.4 Mengembangkan Strategi
Pada tahap empat, peneliti mengembangkan strategi. Strategi pada hal ini
berkaitan dengan isi LKS yang dibuat peneliti. Adapun isi dari LKS yaitu (1)
peneliti membuat pemetaan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD),
indikator, dan tujuan. Pada setiap kegiatan LKS terdapat lima tahapan pendekatan
saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.
Berikut pemetaan KI, KD, indikator, dan tujuan yang disajikan pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Pemetaan KI, KD, Indikator, dan Tujuan Kegiatan.
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Tujuan Kegiatan Rencana Kegiatan
Memahami
pengetahuan
faktual dengan
cara mengamati
dan menanya
berdasarkan rasa
ingin tahu tentang
dirinya, mahluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di
rumah, di sekolah,
dan tempat
3.4 Membedakan
berbagai bentuk
energi melalui
pengamatan dan
dan
mendeskripsikan
pemanfaatannya
dalam kehidupan
sehari-hari.
3.4. Menyebutkan
bentuk-bentuk
energi yang ada
disekitar.
3.4.1.1 Siswa dapat
menyebutkan
minimal 3 macam
energi melalui
kegiatan mengamati
di dalam maupun di
di luar kelas.
● Siswa
menyebutkan
minimal 3 bentuk
energi setelah
melakukan
pengamatan pada
benda-benda yang
menghasilkan sumber
energi di dalam kelas.
3.4.3 Menjelaskan
manfaat bentuk-
bentuk energi yang
ada disekitarnya
3.4.2.1 Siswa dapat
membedakan bentuk-
bentuk energi,
Melalui kegiatan
● Siswa melakukan
pengamatan pada
benda-benda yang
menghasilkan energi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Tujuan Kegiatan Rencana Kegiatan
bermain.
percobaan di dalam
maupun diluar kelas.
dan menggolongkan
benda-benda yang
telah diamati sesuai
dengan bentuk energi
yang ada pada benda
dengan cara
menanya,
mengelompokkan,
dan mencoba benda-
benda disekitar.
3.4.1.2 Siswa dapat
menyebutkan
manfaat bentuk
energi untuk
kehidupan sehari-
hari minimal 3
manfaat, melalui
kegiatan percobaan.
● Siswa melakukan
percobaan pada
benda-benda yang
menghasilkan energi
disekolah dan
dirumah secara
mandiri.
● Merancang suatu
kegitan tentang
manfaat energi di
sekitar.
4.1.2.5 Mengembangkan Isi LKS
Pada tahap kelima, peneliti mengembangkan isi LKS. Pengembangan
tersebut berdasarkan pemetaan KI dan KD yang telah dilakukan pada tahap
pengembangan strategi. Selain itu, peneliti juga menggunakan lima tahapan
pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan. Isi LKS IPA terdiri dari 34 halaman yang terbagi dalam
enam kegiatan yang dilakukan siswa. Materi yang disajikan dalam LKS ini
didasari dari hasil pemetaan KI, KD, dan Indikator pada mata pelajaran IPA.
Materi yang terdapat dalam LKS ini adalah macam-macam energi. Dibawah ini
merupakan beberapa contoh gambar kegiatan pada LKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Gambar 4.3 Kegiatan LKS Tentang Energi Panas
Kegiatan pertama setelah siswa mengetahui macam-macam energi yang ada
disekitar dengan mencari sumber informasi dari buku, internet, dan guru
berdasarkan petunjuk yang ada di LKS. Siswa melakukan kegiatan percobaan
tentang adanya energi panas seperti gambar diatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 4.4 Kegiatan LKS Tentang Energi Angin
Kegiatan kedua pada LKS adalah membuktikan adanya energi gerak.
Siswa diminta untuk membuat kincir angin sederhana dengan menggunakan
barang-barang bekas. Secara berkelompok siswa membuat kincir angin dengan
langkah-langkah yang sudah ada pada LKS. Setelah selesai membuat kincir angin
siswa meletakkan kincir angin pada tempat yang sering dilalui angin. Dan
menjawab pertanyaan pada LKS setelah melakukan percobaan diatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Gambar 4.5Kegiatan LKS Tentang Energi Bunyi
Kegiatan ketiga pada LKS adalah membuktikan adanya energi bunyi.
Siswa melakukan kegiatan wawancara dengan narasumber seperti orangtua, guru,
dan teman kelas. Siswa membuat pertanyaan tentang energi bunyi dan
mewawancarai narasumber yang dapat bermain musik. Setelah melakukan
wawancara siswa menuliskan hasil wawancara pada kolom yang sudah disediakan
pada LKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gambar 4.6 Kegiatan LKS Tentang Energi Cahaya
Kegiatan keempat pada LKS adalah membuktikan adanya energi cahaya.
Siswa melakukan kegiatan percobaan dengan menggunakan senter dan karton.
Siswa menyalakan senter yang mati dan diarahkan pada karton. Siswa menjawab
pertanyaan dan mencatat hasil uji coba yang telah dilakukan pada kolom yang
sudah disediakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Gambar 4.7 Kegiatan LKS Tentang Energi Kimia
Kegiatan kelima pada LKS adalah membuktikan adanya energi kimia
dengan melakukan percobaan gunung meletus. Siswa menyediakan bahan-bahan
yang akan digunakan dalam uji coba seperti contoh alat dan bahan yang ada pada
gambar LKS diatas. Setelah selesai melakukan kegiatan siswa diminta untuk
menjawab pertanyaan dan mengisi pada kolom yang sudah disediakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Gambar 4.8Kegiatan LKS Tentang Energi Listrik
Kegiatan keenam pada LKS adalah membuktikan adanya energi listrik.
siswa mengamati benda-benda yang dapat menghasilkan energi listrik. Setelah itu
siswa membuat tiga pertanyaan dan melakukan wawancara dengan narasumber.
Kemudian siswa menulis hasil wawancara pada kolom yang sudah disediakan
pada LKS.Karakteristik LKS ini adalah mengajak siswa untuk aktif dalam
kegiatan pembelajaran, siswa didorong untuk mencari informasi dari berbagai
macam sumber yang beragam seperti di lingkungan sekolah dan masyarakat,
siswa dapat membangun konsepnya secara mandiri, dan mengarahkan siswa untuk
melaksanakan lima tahapan dalam pendekatan saintifik.
4.1.2.6 Evaluasi Formatif
Pada tahap keenam, peneliti melakukan evaluasi formatif. Evaluasi
formatif dilakukan dengan dua cara yaitu penilaian kualitas LKS oleh ahli dan uji
coba lapangan terbatas. Penilaian kualitas produk dilakukan dengan cara menilai
LKS dengan menggunakan instrumen yang telah dibuat. Penilai kualitas produk
yaitu ahli IPA dan guru SD. Ahli IPA yang dilibatkan hanya satu orang dosen dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dilakukan selama dua minggu, sedangkan ahli guru yang dilibatkan adalah guru
kelas IV SD dan dilakukan selama satu minggu. Aspek yang dinilai dalam
penilaian kualitas produk meliputi aspek konten atau isi, aspek tampilan, aspek
bahasa, aspek penggunaan dan penyajian. Setelah ahli memberikan validasi LKS
dan dinyatakan layak untuk diujicobakan maka langkah selanjutnya peneliti
melakukan uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SD Negeri
Demangan Yogyakarta. Peneliti memilih enam siswa berdasarkan nilai akademik
(tinggi, sedang, rendah). uji coba dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2016
sampai dengan 2 Desember 2016 Pukul 11.30
Pada tahap ke enam setelah produk selesai dibuat, peneliti melakukan uji
coba lapangan terbatas yang dilakukan di SD Negeri Demangan Yogyakarta pada
tanggal 1 Desember - 2 Desember 2016. Sebelum melakukan uji coba, LKS
divalidasi terlebih dahulu oleh ahli dan guru untuk mengetahui kelayakan LKS
sebelum diujicobakan lapangan terbatas kepada enam siswa yang memiliki
potensi akademik tinggi, sedang, dan rendah. Validator pertama yaituahli IPA
dan validasi dilakukan pada tanggal 14 November 2016. Validator keduaguru
kelas IV di SD Negeri Demangan Yogyakarta pada tanggal 24 November 2016.
Kemudian peneliti membuat rubrik penilaian untuk validasi produk. Peneliti
memilih dua ahli yaitu dosen ahli IPA dan guru SD kelas IV. Setelah ahli
memberikan validasi kepada produk LKS dan dinyatakan layak untuk
diujicobakan maka langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan uji coba
lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SD Negeri Demangan. Selain itu,
peneliti memilih enam siswa berdasarkan nilai akademik (tinggi, sedang, rendah)
dan rekomendasi dari guru kelas.
Hasil validasi dari ahli IPA yaitu dosen memberikan komentar dan saran
pada aspek tampilan dalam LKS yaitu kemenarikan penggunaan shapes pada
LKS, ketepatan penempatan gambar, kesesuaian pemilihan gambar dengan
konteks materi dan cover pada LKS diminta untuk dibuat lebih menarik lagi.
Sedangkan pada aspek bahasa ahli mengomentari agar penggunaan ketepatan
bahasa berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Sedangkan komentar
dari guru hanya memberi saran untuk mencari referensi agar materi ajarnya lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
luas. Dan secara klasikal untuk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi
macam-macam energi cukup berkualitas.
4.1.2.7 Revisi
Setelah produk LKS diuji cobakan pada enam siswa peneliti melakukan
revisi produk LKS berdasarkan komentar dari ahli validasi dan hasil wawancara
terhadap siswa setelah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik.
Pada tahap ini peneliti melakukan revisi LKS berdasarkan komentar dari ahli dan
siswa yang disajikan pada tabel 4.5
Tabel 4.5 hasil revisi LKS berdasarkan komentar ahli dan guru
No Ahli Komentar dan Saran Revisi
1 IPA LKS IPA sudah baik, tetapi
banyak kalimat belum efektif dan
meletakkan tulisan kurang
sistematis di dalam shapes.
Peneliti memperbaiki
kalimat dalam LKS
menjadi lebih efektif
dan jelas serta
mengedit tulisan yang
ada pada shapes agar
lebih sistematis.
2 Guru Secara klasikal untuk LKS
berbasis pendekatan saintifik
cukup berkualitas, hanya saja
kurang memperbanyak referensi
agar materi ajarnya lebih luas.
Peneliti memperbaiki
LKS dan menambah
beberapa referensi
dari buku pada LKS.
3 Siswa Ada ka limat perintah pada
kegiatan LKS yang kurang jelas.
Peneliti memperbaiki
kalimat perintah pada
kegiatan LKS agar
mudah dipahami oleh
siswa.
Berdasarkan komentar dari para ahli, peneliti melakukan revisi sesuai
dengan komentar dari para ahli. Kesimpulan dari ahli IPA dan guru SD kelas IV
menunjukkan bahwa LKS IPA layak digunakan dan dapat diujicobakan lapangan
secara terbatas sesuai dengan revisi dan saran.
4.1.2.8 Evaluasi Sumatif
Pada tahap ini, peneliti melakukan evaluasi sumatif dengan cara
menghitung selisih hasil pretest dan posttest yang dilakukan menggunakan rumus
3.5 . Evaluasi sumatif bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan pretest dn
posttest serta mengetahui tingkat keefektifan penggunaan LKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
4.1.3 Kualitas LKS
Untuk kualitas produk LKS dilihat dari penelitian ahli produk LKS, hasil
nilai pretest dan posttestserta wawancara siswa. Berikut hasil Validasi kualitas
produk LKS serta ahli yang disajikan pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Hasil Skor Penilaian Ahli
Jenis Instrumen Skor Kualitas Produk
(skala 1- 4)
Kategori Rerata Kategori
LKS
Ahli IPA Guru Ahli IPA Guru
3,25
Baik
2,8 3,7 Baik Sangat
baik
Validasi ahli pembelajaran IPA dilaksanakan pada tanggal 16 November
2016 dan guru SD pada tanggal 14 November 2016. Aspek yang dinilai dalam
validasi LKS adalah konten atau isi, tampilan, bahasa, penggunaan dan penyajian.
Berdasarkan hasil dari validasi ahli pembelajaran IPA dan guru SD diperoleh data
bahwa kualitas LKS IPAberbasis pendekatan saintifik mendapat skor rerata 3,25
dan dikategorikan baik.LKS yang sudah divalidasi dan direvisi oleh peneliti oleh
ahli pembelajaran IPA dan guru SD kemudian diujicobakan secara terbatas
kepada enam orang siswa kelas IV SD yang dipilih berdasarkan potensi kademik
yang tinggi, sedang, dan rendah.
Pada tahap ini peneliti melakukan pengolahan data berdasarkan hasil uji
coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SD Negeri Demangan.
Pengelolaan data tersebut bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan pretest
dan posttest, serta mengetahui keefektifan penggunaan LKS. Berikut ini tabel
hasil pretest dan posttest yang disajikan pada tabel 4.7
Tabel 4.7 hasil perhitungan pretest dan posttest
Responden Skor ( skala 1-100)
Peningkatan
Skor
Pretest Posttest
Responden 1 75 90 15
Responden 2 70 90 20
Responden 3 70 85 15
Responden 4 80 90 10
Responden 5 60 90 30
Responden 6 60 90 30
69.1 89.1 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Berdasarkan hasil nilai pretest dan posttest terdapat selisih nilai dari setiap
responden. Berdasarkan hasil nilai pretest dan posttest terdapat peningkatan skor
sebesar 20. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh pada
siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik
khususnya pada materi macam-macam energi. Nilai yang diperoleh siswa pada
saat pretest dan posttest menunjukkan perbandingan nilai pretest dan posttest pada
masing-masing siswa yang disajikan pada grafik 4.1.
Grafik 4.1 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Pada Masing-Masing Siswa.
Selain perbandingan nilai yang diperoleh siswa, terdapat perbandingan juga pada
rerata nilai yang diperoleh pada saat pretest dan posttest. Perbandingan nilai
pretest dan posttest disajikan pada grafik 4.2.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5 6
sko
r
Nomor Siswa
pretest
posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Grafik 4.2 Perbandingan Rerata Pretest dan Posttest
Berdasarkan grafik 4.2 dapat disimpulkan bahwa rerata pretest siswa
mendapatkan nilai sebesar 69,1% dan rerata posttest siswa mendapatkan nilai
sebesar 89,1%. Maka dari itu, dapat dihitung peningkatan pretest dan posttest
siswa yang disajikan pada hasil perhitungan kenaikan pretest dan posttest 4.1
4.1 Hasil Perhitungan Kenaikan Pretest dan Posttest
Berdasarkan hasil perhitungan kenaikan pretest dan posttest dapat
disimpulkan bahwa mengalami peningkatan sebesar 29%. Setelah peneliti
melakukan uji coba lapangan terbatas, maka selanjutnya peneliti melakukan
wawancara kepada enam siswa setelah menggunakan LKS dan uji coba produk
pada LKS untuk mengetahui dampak penggunaan LKS dan kualitas LKS IPA
berbasis pendekatan saintifik. Hasil wawancara berupa komentar dan saran yang
diberikan oleh siswa dalam uji coba lapangan terbatas adalah kegiatan dalam LKS
kurang diperbanyak kegiatan percobaan. Dan ada beberapa kalimat perintah
0
20
40
60
80
100
Keseluruhan
sko
r
pretest
posttest
Persentase = posttest – pretest X 100%
Pretest
Persentase = 89,1% - 69,1% X 100% = 20 X 100% = 29%
69,1% 69,1%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
dalam kegiatan LKS yang kurang jelas. Sehingga ini menjadi pertimbangan
peneliti untuk merevisi produk LKS yang sudah diujicobakan secara terbatas
kepada siswa.
4.2 Pembahasan
Setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan
beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif) Piaget (dalam
Majid, 2014: 9). Setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata
yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap
objek yang ada dalam lingkungannya. Proses belajar siswa sebagai bagian dari
kurikulum dan pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan perkembangan
kognitif, afektif, dan psikomotor (Rusman, 2014: 11). Belajar yang berpusat pada
siswa dengan cara mencari dan menemukan sendiri melalui pengalaman langsung
secara kontekstual, yaitu dengan cara mengeksplorasi dan mengelaborasi
pengalaman belajarnya (Rusman, 2014: 382). Anak memiliki cara berfikir dan
belajar yang berbeda. Kemampuan siswa dalam menangkap suatu informasi dan
memahami materi yang diberikan oleh guru juga berbeda-beda sesuai dengan
kemampuan inteligensi mereka.
Oleh karena itu, diperlukan suatu metode dan media yang tepat untuk
membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Salah satu
metode dan media yang tepat untuk membantu guru dan siswa dalam
pembelajaran di kelas adalah produk LKS berbasis pendekatan saintifik. LKS
yang dikembangkan peneliti adalah LKS IPA materi macam-macam energi.
Lembar kegiatan siswa merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar
kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas
pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang mengacu pada
kompetensi dasar yang harus dicapai (Prastowo, 2015: 204). Dengan adanya LKS
dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga
meminimalkan peran guru dalam proses pembelajaran.
Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Mbasi (2016) bahwa guru
masih membutuhkan contoh LKS menggunakan pendekatan saintifik. Oleh
karena itu, pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik masih sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan. Selain itu, berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Bailaen (2016) lembar kerja siswa menggunakan pendekatan
saintifik adalah hal baru seiring dengan digunakannya kurikulum 2013 dalam
pendidikan di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Bailaen dilakukan agar
dapat membantu guru-guru yang sangat membutuhkan sebuah contoh Lembar
Kerja Siswa dengan kualitas baik.Penelitian yang dilakukan oleh Dalla (2016)
yaitu pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik, karena masih
banyak guru yang membutuhkan contoh Lembar Kerja Siswa menggunakan
pendekatan saintifik. Lembar Kerja Siswa dilakukan dengan langkah penelitian
dan pengembangan dari model Borg dan Gall. Prosedur pengembangan yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi lima langkah yaitu: 1) analisis masalah,
2) pengumpulan data, 3) pengembangan produk, 4) validasi produk, dan 5) revisi
produk hasil validasi, hingga menghasilkan desain produk final berupa Lembar
Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu
pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang memodifikasi
tahapan pengembangan dari Dick & Carey menjadi delapan tahapan yaitu (1)
analisis kebutuhan, (2) merumuskan tujuan khusus, (3) mengembangkan
instrumen, (4) mengembangkan strategi, (5) mengembangkan isi LKS, (6)
evaluasi formatif, (7) revisi dan (8) evaluasi sumatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Afifah (2016) LKS merupakan salah satu
media pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman siswa dalam melaksanakan
kegiatan atau kerja, baik yang bersifat perorangan maupun kelompok. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan LKS berbasis metode percobaan
dan efektifitas LKS IPA berbasis metode percobaan serta peningkatan hasil
belajar siswa dengan menggunakan LKS berbasis metode percobaan IPA dalam
pembelajaran. Hasil pretest dengan rata-rata 69 dan posttest dengan rata-rata 76,
sehingga dalam pembelajaran mengalami peningkatan 100% sehingga efektif
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pretest dan
posttest. Hal ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti yaitu pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa menggunakan 20 pretest dan posttest.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Penelitian yang dilakukan oleh Shalikhah (2016) pengembangan Lembar
Kerja Siswa berbasis pendekatan saintifik untuk melatih keterampilan proses sains
siswa kelas IV SD. Latar belakang dalam penelitian ini adalah kualitas
pembelajaran sains di Indonesia masih rendah, masih banyak guru yang
menggunakan bahan ajar LKS bukan buatan sendiri, kebanyakan LKS yang
beredar bersifat kognitif, masih banyak siswa yang kurang fokus pada saat
pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik, mengetahui kualitas LKS IPA, dan mengetahui dampak
penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik terhadap keterampilan proses
sains siswa. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu
mengetahui langkah-langkah pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik
materi macam-macam energi, mengetahui kualitas produk LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik materi macam-macam energi, dan mengetahui dampak
penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi
terhadap hasil belajar siswa.
Pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan ilmiah yang dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guna memberikan pemahaman kepada
peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi bahwa informasi
bisa berasal dari mana saja tidak bergantung pada informasi searah dari guru
(Kemendikbud, 2013: 205). Dengan menerapkan pendekatan saintifik saat proses
pembelajaran di dalam kelas dapat membuat siswa lebih aktif dan mandiri
mencari informasi dari berbagai macam sumber yang beragam seperti di
lingkungan sekolah dan masyarakat.
Oleh karena itu peneliti mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan
saintifik dengan materi macam-macam energi untuk siswa kelas IV SD. Produk
LKS yang dikembangkan oleh peneliti didasarkan dari hasil identifikasi masalah
dan analisis kebutuhan melalui observasi, wawancara, dan kuesioner. Berdasarkan
hasil identifikasi masalah dan analisis kebutuhan diketahui bahwa ketersediaan
dan penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik di sekolah masih terbatas
dan belum digunakan secara maksimal. Salah satu dampak dari kondisi tersebut
adalah siswa mengalami kesulitan belajar dalam mata pelajaran IPA dan siswa
kurang aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Permasalahan yang ditemui saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
melakukan observasi adalah guru cenderung menggunakan metode ceramah dan
kurang membangkitkan semangat belajar siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran secara aktif.
Guru lebih sering menjelaskan materi dibandingkan melibatkan siswa
untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan kepada guru dan tiga orang siswa kelas IV SD yang dipilih berdasarkan
potensi akademik yang tinggi, sedang, dan rendah diketahui bahwa guru kurang
memahami kurikulum 2013 dan pendekatan saintifik. Sehingga guru dalam proses
pembelajaran tidak menerapkan pendekatan saintifik secara utuh. Selain itu,
fasilitas pembelajaran yang kurang memadai juga menjadi salah satu faktor guru
tidak menerapkan pendekatan saintifik secara optimal saat proses pembelajaran di
dalam kelas.
Berdasarkan hasil wawancara siswa diketahui bahwa siswa jarang
menggunakan LKS dalam pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, LKS yang
digunakan hanya berisi soal-soal yang diberikan kepada siswa ketika guru selesai
menerangkan materi. Hal tersebut tidak sesuai dengan hasil kuesioner analisis
kebutuhan siswa yaitu sebagian besar siswa berpendapat bahawa LKS membantu
siswa dalam memahami materi yang dijelaskan oleh guru. Hal tersebut didukung
oleh hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa, bahwa 100% siswa membutuhkan
LKS untuk membantu proses pembelajaran di dalam kelas dan memahami materi
yang dijelaskan oleh guru. Paparan tersebut menjadi salah satu pertimbangan
peneliti dalam pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik.
Peneliti mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik yang terdiri
dari lima tahapan yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan. LKS yang dikembangkan berisi kata pengantar, daftar isi,
petunjuk penggunaan LKS, dan kegiatan-kegiatan mata pelajaran IPA materi
macam-macam energi. LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dikembangkan
berdasarkan lima tahapan dalam pendekatan saintifik. Ada empat karakteristik
dalam LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yaitu siswa didorong untuk aktif
dalam kegiatan pembelajaran, siswa dapat mencari informasi dari berbagai macam
sumber yang beragam seperti di lingkungan sekolah dan masyarakat, dan siswa
dapat memecahkan masalah yang ada serta membangun konsep secara mandiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Seperti yang dikemukakan oleh Hosnan (2014: 36) ada beberapa karakteristik
pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik, yaitu kegiatan pembelajaran
lebih berpusat pada siswa; melibatkan keterampilan proses sains dalam
mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip; melibatkan proses-proses kognitif
yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan
berpikir tingkat tinggi siswa; dan dapat mengembangkan karakter siswa.
LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dinilai oleh ahli melalui validasi
produk. Hasil validasi oleh ahli diketahui bahwa LKS IPA berbasis pendekatan
saintifik dengan penilaian kategori baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa LKS
IPA berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan memiliki kualitas baik.
Selain divalidasi oleh para ahli, LKS IPA berbasis pendekatan saintifik juga
diujicobakan secara terbatas. Pada uji coba tersebut, peneliti memberikan pretest
dan posttest yang menunjukkan bahwa terdapat selisih nilai yang diperoleh setiap
siswa pada saat pretest dan posttest.
Nilai yang diperoleh siswa pada saat posttest lebih tinggi jika
dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada saat pretest.Responden satu
memperoleh nilai 75 pada saat pretest dan 90 saat posttest, selisih nilai pretest dan
posttest adalah sebesar 15. Responden dua memperoleh nilai 70 pada saat pretest
dan 90 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 20.
Responden tiga memperoleh nilai 70 pada saat pretest dan 85 saat posttest, selisih
nilai pretest dan posttest adalah sebesar 15. Responden empat memperoleh nilai
80 pada saat pretest dan 90 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah
sebesar 10. Responden lima memperoleh nilai sebesar 60 pada saat pretest dan 90
saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 30. Responden enam
memperoleh nilai sebesar 60 pada saat pretest dan 90 saat posttest, selisih nilai
pretest dan posttest adalah sebesar 30. Responden enam dan lima merupakan
siswa yang memiliki potensi akademik rendah. Sebelum diberikan LKS dan
diminta untuk mengerjakan soal pretest mendapatkan nilai sebesar 60, tetapi
setelah siswa siswa mengerjakan LKS dan melakukan kegiatan-kegiatan yang ada
pada LKS IPA berbasis pendekatan saintifik tentang macam-macam energi,
setelah diberikan posttest siswa mengalami kenaikan nilai yaitu 90.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada saat pretest dan posttest,
diketahui bahwa penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dapat
membantu siswa dalam memahami materi macam-macam energidan
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut sama dengan hasil penelitian
Afifah (2016) bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah
menggunakan LKS dengan hasil pretest rata-rata 69 dan posttest dengan rata-rata
76, sehingga dalam pembelajaran mengalami peningkatan 100%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS dapat
digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan
pretest dan posttest.Berdasarkan hasil penelitian Shalikah (2016) membuktikan
bahwa siswa yang menggunakan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik
dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan produk LKS IPA layak
digunakan sebagai media pembelajaran IPA di SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
BAB V
PENUTUP
Bab V menguraikan mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran.
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk kelas IV
materi macam-macam energi mengikuti langkah penelitian dan
pengembangan hasil modifikasi Dick & Carey. Dalam penelitian ini dibatasi
pada delapan langkah pengembangan yaitu (1) analisis kebutuhan, (2)
merumuskan tujuan khusus, (3) mengembangkan instrumen, (4)
mengembangkan strategi, (5) mengembangkan isi LKS, (6) evaluasi
formatif, (7) revisi dan (8) evaluasi sumatif. LKS dibuat berdasarkan
empat karakteristik yaitu (1) mengajak siswa untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran di kelas, (2) mengajak siswa untuk mencari informasi dari
berbagai macam sumber seperti di sekolah dan lingkungan masyarakat, (3)
mendorong siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri dan, (4)
mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan dalam pendekatan
saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengomunikasikan sampai dihasilkan desain produk akhir yang berupa
LKS IPA menggunakan pendekatan saintifik pada materi macam-macam
energi kelas IV Sekolah Dasar.
5.1.2. Kualitas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk kelas IV adalah
“baik”.LKS IPA memiliki ciri yaitu menggunakan pendekatan saintifik
yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan. Uji coba lapangan terbatas LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik materi macam-macam energi menunjukkan bahwa
nilai yang diperoleh siswa ketika posttest lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai pretest. Peningkatan hasil pretest dan posttest adalah 29%.
Dengan demikian, LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk kelas IV
SD materi macam-macam energi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
5.2 Keterbatasan Penelitian
5.2.1 Wawancara untuk analisis kebutuhan hanya dilakukan dengan satu orang
guru kelas IV SD dan tiga orang siswa yang dipilih peneliti berdasarkan
potensi akademik tinggi, sedang, dan rendah. Sehingga data yang dihasilkan
belum mewakili permasalahan yang dialami oleh semua guru dan siswa
kelas IV SD.
5.2.2 Tidak dilaksanakan dua langkah lainnya dikarenakan terbatasnya waktu
penelitian sehingga langkah yang digunakan dalam prosedur pengembangan
hanya dibatasi pada delapan langkah hasil modifikasi Dick & Carey yang
meliputi (1) analisis kebutuhan, (2) merumuskan tujuan khusus, (3)
mengembangkan instrumen, (4) mengembangkan strategi, (5)
mengembangkan isi LKS, (6) evaluasi formatif, (7) revisi dan (8) evaluasi
sumatif.
5.3 Saran
5.3.1 Wawancara untuk analisis kebutuhan sebaiknya dilakukan lebih dari satu
guru kelas IV SD yang sudah melaksanakan kurikulum 2013, sehingga
data yang dihasilkan lebih jelas dan menunjukkan permasalahan yang
dialamai guru kelas IV SD.
5.3.2. Mempertimbangkan waktu yang cukup saat uji coba produk lapangan
terbatas. Sehingga peneliti dapat memperoleh waktu yang sesuai dan dapat
melaksanakan uji coba produk lapangan terbatas secara maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
DAFTAR REFERENSI
Abidin, Y. (2014). Desain pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 sistem.
Bandung: Refika Aditama.
Afifah, R. N. (2015). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Ilmu
Pengetahuan Alam Berbasis Metode Percobaan. Jurnal. Yogyakarta:
Universitas PGRI.
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian (Revisi VI ed.). Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Bailaen, G. (2016). Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada
subtema tugasku sebagai umat beragama untuk siswa kelas II SD negeri
Kalasan I. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Carey, S. (2015). Kaidah-kaidah metode ilmiah. Bandung: Nusa Media.
Cresswell, W. (2012). Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif,
danmixed. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Dalla. (2016). Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada sub
tema hidup rukun di rumah untuk siswa kelas dua (II) Sekolah Dasar Negeri
Kalasan I. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Dardmojo, H. (1992).Pendidikan IPA 2.Jakarta:Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan.
Daryanto. (2014). Pembelajaran tematik terpadu terintegrasi kurikulum
2013.Yogyakarta: Gava Media
Ghozali, I. (2006). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Haryanto. (2013). Sains untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Erlangga
Herliani, dkk. (2003). Sains 4 untuk Sekolah Dasar. Jakarta: PT Grasindo
Hosnan, M. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran
abad 21. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Irna, S. (2016). Pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema
kebersamaan dalam keberagaman mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa
kelas empat (IV) Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Materi pelatihan guru
implementasi kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Krathwohl, D. R. (2004). Method’s of educational and social science research:
An integrated approach (second edition). Illionis: Waveland Press.
Kosasih, E. (2014). Strategi belajar dan pembelajaran implementasi kurikulum
2013. Bandung: Yrama Widya.
Liem, (2007). Asyiknya meneliti sains. Bandung: Pudak Scientific.
Lismawati. (2010). Penyusunan perangkat pembelajaran. Yogyakarta: Isnan
Madani.
Lombo, M. (2016). Pengembangan LKS menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah mengacu kurikulum 2013 pada subtema Indonesiaku
bangsa yang berbudaya untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Majid, A. (2009). Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar
kompetensi guru. Bandung: Remaja Rosdakarya
Majid, A. (2014). Pembelajaran tematik terpadu.Bandung: Remaja Rosdakarya
Mbasi, E. (2016). Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada
subtema hewan di Sekitarku untuk siswa kelas dua (II) Sekolah Dasar.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Mustofa, M. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis observasi pada
taman sekolah sebagai sumber belajar sains di SDN 1 Tinjomoyo. Skripsi,
tidak dipublikasikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Parulian, dkk. (2013). Selalu berhemat energi. Jakarta: Perpustakaan.
Prastowo, A.(2014). Pengembangan bahan ajar tematik.Jakarta: Kencana Putra
Sitiatava Rizema. (2012). Desain belajar mengajar kreatif berbasis Sains.
Yogyakarta: DIVA Press.
Putra. S. (2013). Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains. Yogyakarta:
DIVA Press
Rusman.(2013).Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme
guru.Jakarta: PT RajaGrafindo.
Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Sani, R.A. (2013).Pembelajaran saintifik untuk implementasi kurikulum
2013.Jakarta:PT Bumi Aksara.
Sanjaya, W. (2014). Penelitian pendidikan jenis, metode dan prosedur. Jakarta:
Prenada Media Group.
Saptorini,dkk. (2013). Selalu berhemat energi. Jakarta: Perpustakaan Nasional
Katalog.
Setyosari, P. (2013). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta:
Kencana Prenamedia Group.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode penelitian manajemen. Bandung: Alfabeta.
Shalikhah, N. (2015). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA
berbasispendekatan scientific untuk melatih keterampilan proses sains
siswaSD/MI Kelas IV. Tesis, tidak dipublikasikan.Yogyakarta: Prodi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Konsentrasi Sains MI.
Suharsaputra, U. (2014). Metode penelitian. Bandung: Refika Aditama.
Sumaji.(2003). Pendidikan sains yang humanistis.Yogyakarta:Kanisius.
Sumantoro. (2009). Ayo Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Yogyakarta: Kanisius
Supratiknya, A. (2012). Penilaian hasil belajar dengan teknik nontes.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suwandi. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Trianto. (2010). Pengembangan model pembelajaran tematik. Jakarta: Prestasi.
Widoyoko, S.E. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 2 Hasil Observasi Pembelajaran di Kelas
No Objek Yang Diamati Catatan
1 Ketersediaan LKS IPA untuk mengajar Guru belum menggunakan LKS IPA
(Buku siswa)
2 Kesulitan belajar yang dialami siswa
dalam mengikuti 5 tahapan pendekatan
saintifik pada pembelajaran IPA
Siswa sulit dalam melakukan kegiatan
percobaan dalam pendekatan saintifik.
Siswa mengalami kesulitan dalam
memahami materi praktikum IPA yang
diberikan oleh guru
3 Partisipasi siswa dalam mengikuti
praktikum IPA
Siswa kurang aktif dalam bertanya dan
guru cenderung ceramah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru Oleh Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru
No Topik Pertanyaan No Item Hasil Wawancara
1 Strategi yang digunakan
guru dalam pembelajaran
IPA
1 Guru menggunakan metode ceramah saat
pembelajaran di kelas.
2 Kegiatan yang dilakukan
guru di luar maupun di
dalam kelas terkait materi
macam-macam energi.
2 Guru lebih dominan melakukan kegiatan di
dalam kelas dan siswa diminta untuk
membawa media yang diperlukan dalam
materi macam-macam energi.
3 Pendapat guru tentang
pendekatan saintifik
3 Pendekatan saintifik merupakan pendekatan
yang berpusat pada siswa dan guru hanya
sebagai fasilitator di dalam kelas.
4 Penggunaan pendekatan
saintifik saat proses
mengajar di kelas
khususnya pada mata
pelajaran IPA materi
macam-macam energi.
4 Guru hanya menerapkan beberapa tahapan
dalam pendekatan saintifik dari lima
tahapan yaitu mengamati, menanya,
menalar, mncoba, dan mengkomunikasikan.
5 Mengarahkan siswa
melakukan 5 tahapan
saintifik
5 Guru mengarahkan siswa melakukan lima
tahapan saintifik dengan tanya jawab di
kelas dan mencari informasi sendiri di
perpustakaan.
6 Menggunakan buku siswa
untuk menuntun
pembelajaran dengan
pendekatan saintifik
6,7 Guru menggunakan buku siswa dan BSE
(Buku Siswa Elektronik) dalam mengajar di
kelas.
7 Kesulitan yang dihadapi
guru dalam menerapkan
pendekatan saintifik.
8 Guru belum terlalu paham tentang
kurikulum 2013 dan pendekatan saintifik
serta fasilitas pembelajaran yang kurang
memadai di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 5 Hasil Wawancara Kepala Sekolah
No Topik Pertanyaan No Item Hasil Wawancara
1 Informasi berkaitan dengan
sekolah
1 Sekolah sudah menerapkan kurikulum
2013 untuk kelas I dan kelas IV.
2 Penerapan kurikulum 2013
(pendekatan sanitifik) di
sekolah
2 Beberapa guru sudah menerapkan
pendekatan saintifik, dan ada guru yang
belum menerapkannya karena guru
belum terlalu paham tentang kurikulum
2013 dan pendekatan saintifik.
3 Penggunaan LKS dalam
pembelajaran
3 Sekolah sudah menyediakan LKS dalam
proses pembelajaran tetapi guru lebih
dominan menggunakan buku siswa.
4 Penelitian yang pernah
dilakukan disekolah
4 Penelitian tentang LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik untuk siswa kelas
IV SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 6 Lembar Hasil Validasi Analisis Kebutuhan Kuesioner Guru oleh
Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 7 Hasil Analisis Kebutuhan Kuesioner Guru Terbuka
Indikator No
Item
Butir Pernyataan/Pertanyaan Jumlah
Responden
Presentase
Pendekatan/metode/strategi
pembelajaran IPA
1 Dalam pembelajaran IPA, strategi apa saja
yang sering Bapak/Ibu gunakan?
1
50%
Kegiatan siswa dalam
pembelajaran
2 Apakah kegiatan yang sudah pernah
dilakukan siswa bapak/ibu di kelas maupun
diluar kelas pada materi bentuk energi?
2
100%
Pengertian pendekatan saintifik 3 Menurut bapak/ibu apa itu pendekatan
saintifik?
2
100%
Implementasipendekatan
saintifik
4 Apakah bapak/ibu telah menggunakan
pendekatan saintfik dalam pembelajaran
IPA, khususnya materi bentuk energi?
1
50%
5 Apakah bapak/ibu sudah mengarahkan
siswa melakukan 5 tahapan saintifik?
Jelaskan!
1
50%
8 Kesulitan apa saja Bapak/ibu hadapi pada
saat menerapkan pendekatan saintifik ?
1
50%
Penggunaan Buku siswa 6 Apakah selama ini bapak/ibu menggunakan
buku siswa untuk menuntun pembelajaran
dengan pendekatan saintifik? Jelaskan!
1
50%
7 Apakah menurut bapak/ibu kegiatan-
kegiatan dibuku tersebut sudah
memfasilitasi siswa dalam melaksanakan 5
tahap pendekatan saintifik?jelaskan!
1
50%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 8 Lembar Hasil Validasi Analisis Kebutuhan Kuesioner Siswa
oleh Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 9 Lembar Hasil Analisis Kebutuhan Kuesioner Siswa
No Pertanyaan Jumlah
responden
Hasil Kesimpulan
1. Apakah menurutmu
pembelajaran
memerlukan LKS?
A. Ya 27 (27:27) x 100 % =
100%
Berdasarkan
hasil
presentase
100% siswa
memerlukan
LKS dalam
pembelajaran.
B. Tidak 0 (0 : 27 ) x 100 % =
0%
2. Apakah bapak/ibu
guru memberikan
panduan
pembelajaran secara
tertulis untuk
melakukan kegiatan
di dalam kelas?
A. Sering 0 (0: 27 ) x 100% =
0%
berdasarkan
hasil
presentase
89% jarang,
bahkan 11%
siswa tidak
pernah
diberikan
panduan
pembelajaran
secara tertulis
untuk
melakukan
kegiatan di
dalam kelas.
B. Jarang 24 (24 : 27) × 100 %=
89 %
C. Tidak
Pernah
3 ( 3 : 27) × 100%=
11%
3. Apakah bapak/ibu
guru memberikan
panduan
pembelajaran secara
tertulis untuk
melakukan kegiatan
di luar kelas?
A. Sering 0 (0 : 27 ) x 100 %=
0%
Berdasarkan
hasil
presentase
63% jarang,
bahkan 37%
siswa tidak
pernah
diberikan
panduan
pembelajaran
tertulis untuk
melakukan
kegiatan di
luar kelas..
B. Jarang
17
( 17 : 27) × 100 % =
63%
C. Tidak
Pernah
10 (10 :27) × 100 %=
37 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
No Pertanyaan Jumlah
responden
Hasil Kesimpulan
4. Apakah bapak/ibu
guru memberikan
panduan kegiatan
secara tertulis untuk
mencari berbagai
sumber informasi
(koran, majalah,
internet,
narasumber, dan
sebagainya)
A. Sering 0 (0: 27) × 100 %=
0%
Berdasarkan
hasil
presentase
85% jarang ,
bahkan 15%
tidak pernah
diberikan
panduan
kegiatan
tertulis untuk
mencari
berbagai
sumber
informasi.
B. Jarang 23 (23 : 27) × 100 % =
85 %
C. Tidak
Pernah
4 (4:27) x 100% =
15%
5. Apakah kamu
melakukan langkah-
langkah kegiatan
pembelajaran secara
mandiri hanya
berdasarkan
petunjuk tertulis
yang tersedia tanpa
penjelasan guru?
A. Sering 0 (0 : 27) x 100% = 0
%
Berdasarkan
hasil
presentase
63% tidak
pernah
melakukan
kegiatan
pembelajaran
secara mandiri
hanya
berdasarkan
petunjuk
tertulis tanpa
penjelasan dari
guru.
B. Jarang 10 (10 : 27 ) x 100% =
37%
C. Tidak
Pernah
17 ( 17: 27 ) x 100%=
63%
6. Apakah kamu
melakukan kegiatan
pembelajaran
saintifik dengan
lima langkah berikut
secara utuh yaitu
mengamati,
menanya, menalar
mencoba,
mengomunikasikan?
A.Sering 0 ( 0: 27 ) x 100 %=
0%
Berdasarkan
hasil
presentase
78% jarang,
bahkan 22%
tidak pernah
melakukan
kegiatan
pembelajaran
saintifik
dengan 5
B. Jarang 21 (21: 27) x 100 %=
78%
C. Tidak
Pernah
6 (6: 27) x 100 %=
22%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
No Pertanyaan Jumlah
responden
Hasil Kesimpulan
langkah
kegiatan
saintifik.
7. Apakah perlu LKS
untuk memandu
pelaksanaan
pembelajaran
dengan pendekatan
saintifik pada materi
bentuk energi?
A.Ya 24 (24 : 27) x 100%=
89 %
Berdasarkan
hasil
presentase
89% siswa
memerlukan
LKS untuk
memandu
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
pendekatan
saintifik pada
materi bentuk
energi,
B. Tidak 3 (3: 27 ) x 100%=
11%
8 Dalam pembelajaran
IPA saya
mengamati sendiri
benda-benda yang
ada di sekitar .
a. A. Sering
b.
22 (22:27)x100% =
81%
Berdasarkan
hasil
presentase
81% siswa
mengamati
sendiri benda-
benda yang
ada disekitar.
c. B. Jarang 5 (5:27)x100%= 19%
d. C. Tidak
pernah
e.
0 (0:27)x100%= 0%
9 Saya bertanya lebih
lanjut kepada guru
atau teman tentang
masalah-masalah
yang saya temukan
dalam pengamatan
sebelumnya
A. Sering 0 (0;27%)x100%=o%
berdasarkan
hasil
presentase
56% jarang,
bahkan 44%
siswa tidak
pernah
bertanya lebih
lanjut kepada
guru atau
teman tentang
masalah-
masalah yang
ditemukan
B. Jarang 15 (15:27)x100%=
56%
C. Tidak
pernah
12 (12:27)x100%=
44%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
No Pertanyaan Jumlah
responden
Hasil Kesimpulan
dalam
pengamatan
sebelumnya.
10 Saya melakukan
kegiatan praktikum
dengan melakukan
percobaan sendiri
dalam pembelajaran
IPA.
A. Sering 0 (0:27)x100%= 0%
Berdasarkan
hasil
presentase
85% siswa
jarang
melakukan
kegiatan
praktikum
dengan
melakukan
percobaan
sendiri dalam
pembelajaran
IPA.
B. Jarang 23 (23:27)x100%=
85%
C. Tidak
pernah
4 (4:27)x100%=15%
11 Saya mewawancarai
narasumber (guru,
teman, orang tua,
dan sebagainya)
untuk mendapatkan
informasi yang lebih
lanjut berkaitan
dengan
pembelajaran IPA.
A. Sering 0 (0:27)x100%=0%
Berdasarkan
hasil
presentase
89% siswa
jarang
melakukan
kegiatan
wawancara
narasumber
untuk
mendapatkan
informasi yang
lebih lanjut
dalam
pembelajaran
IPA.
B. Jarang 24 (24:27)x100%=89%
C. Tidak
pernah
3 (3:27)x100%=11%
12 Saya menggunakan
majalah atau koran
untuk mendapatkan
informasi lebih
lanjut berkaitan
dengan
A. Sering 0 (0:27)x100%= 0%
Berdasarkan
hasil
presentase
70% jarang ,
bahkan 30% t
siswa idak
pernah
B. Jarang 19 (19:27)x100%=
70%
C. Tidak
pernah
8 (8:27)x100%= 30%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
No Pertanyaan Jumlah
responden
Hasil Kesimpulan
pembelajaran IPA.
menggunakan
majalah atau
koran untuk
mendapatkan
informasi
berkaitan
pembelajaran
IPA,
13 Saya menggunakan
buku-buku di
perpustakaan untuk
mendapatkan
informasi lebih
lanjut berkaitan
dengan
pembelajaran IPA
A. Sering 0 (0:27)x100%= 0%
Berdasarkan
hasil
presentase,
74% jarang,
bahkan 26%
siswa tidak
pernah
menggunakan
buku di
perpustakaan
untuk
mendapatkan
informasi
berkaitan
dengan
pembelajaran
IPA.
B. Jarang 20 (20:27)x100%=74%
C. Tidak
pernah
7 (7:27)x100%= 26%
14 Saya menyampaikan
hasil kerja saya di
dalam kelompok
saya .
A. Sering 0 (0:27)x100%= 0%
Berdasarkan
hasil
presentase
85% siswa
jarang
menyampaikan
hsil kerja di
dalam
kelompok.
B. Jarang 23 (23:27)x100%=
85%
C. Tidak
pernah
4 (4:27)x100%= 15%
15 Kelompok saya
menyampaikan hasil
kerja kelompok di
depan kelas.
A. Sering 19 (19:27)x100%=
70%
Berdasarkan
hasil
presentase
70% siswa
sering
menyampaikan
B. Jarang 8 (8:27)x100%=30%
C. Tidak 0 (0:27)x100%= 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
No Pertanyaan Jumlah
responden
Hasil Kesimpulan
pernah hasil kerja
kelompok di
depn kelas.
16 Saya menggunakan
gambar, poster, foto,
grafik, atau tabel
untuk menunjukkan
hasil kerja saya.
A. Sering 0 (0:27)x100%= 0% Berdasarkan
hasil
presentase
67% jarang,
bahkan 33%
siswa tidak
pernah
menggunakan
gambar,
poster, grafik,
atau tabel
untuk
menunjukan
hasil kerja.
B. Jarang 18 (18:27)x100%=67%
C. Tidak
pernah
9 (9:27)x100%= 33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 10 Lembar Hasil Validasi Produk LKS oleh Ahli IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 11 Lembar Hasil Validasi Produk LKS oleh Ahli Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 12 Hasil Perhitungan Item Tes Valid dan Reabilitas
Item Tes Valid
Total Keputusan
Total Pearson Corelation 1
Sig (2-tailed)
N 30
Item 1 Pearson Corelation 0,590 Valid
Sig (2-tailed) 0,000
N 30
Item 2 Pearson Corelation 0,419 Valid
Sig (2-tailed) 0,021
N 30
Item 3 Pearson Corelation 0,468 Valid
Sig (2-tailed) 0,009
N 30
Item 4 Pearson Corelation 0,374 Valid
Sig (2-tailed) 0,041
N 30
Item 5 Pearson Corelation 0,494 Valid
Sig (2-tailed) 0,005
N 30
Item 6 Pearson Corelation 0,564 Valid
Sig (2-tailed) 0,001
N 30
Item 7 Pearson Corelation 0,545 Valid
Sig (2-tailed) 0,001
N 30
Item 8 Pearson Corelation 0,542 Valid
Sig (2-tailed) 0,012
N 30
Item 9 Pearson Corelation 0,403 Valid
Sig (2-tailed) 0,027
N 30
Item 10 Pearson Corelation 0,617 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Total Keputusan
Sig (2-tailed) 0,000
N 30
Item 11 Pearson Corelation 0,600 Valid
Sig (2-tailed) 0,000
N 30
Item 12 Pearson Corelation 0,375 Valid
Sig (2-tailed) 0,041
N 30
Item 13 Pearson Corelation 0,429 Valid
Sig (2-tailed) 0,017
N 30
Item 14 Pearson Corelation 0,400 Valid
Sig (2-tailed) 0,028
N 30
Item 15 Pearson Corelation 0,511 Valid
Sig (2-tailed) 0,003
N 30
Item 16 Pearson Corelation 0,437 Valid
Sig (2-tailed) 0, 015
N 30
Item 17 Pearson Corelation 0,455 Valid
Sig (2-tailed) 0,011
N 30
Item 18 Pearson Corelation 0,510 Valid
Sig (2-tailed) 0,003
N 30
Item 19 Pearson Corelation 0,455 Valid
Sig (2-tailed) 0,011
N 30
Item 20 Pearson Corelation 0,400 Valid
Sig (2-tailed) 0,028
N 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Reabilitas
Reability Statistics
Cronbach’s Alpha N of Item
0,64 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 14 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 15 LKS IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 16 Foto Uji Coba Lapangan Terbatas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
CURRICULUM VITAE
Penulis bernama Maria Advensia Sari Kusumawati yang merupakan putri
ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Hendrikus Parwoto dan Tarsisia
Wasilah pada tanggal 17 Desember 1994. Penulis menempuh pendidikan dari SD
Fransiskus Kalirejo Lampung Tengah pada tahun 1999-2001, SMP Negeri
Kalirejo Lampung Tengah pada tahun 2007-2010, dan SMA Xaverius Pringsewu
Lampung pada tahun 2010-2013. Saat ini penulis sedang menempuh di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Di lingkup universitas, penulis pernah bergabung dalam beberapa
kepanitiaan antara lain panitia kegiatan Ekaristi Kaum Muda tahun 2013 yang
diselenggarakan oleh Campus Ministry Universitas Sanata Dharma dan devisi
medis Festival Sanata Dharma tahun 2015.
Beberapa seminar, workshop, dan pelatihan yang pernah diikuti penulis
antara lain, Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa tahun 2014, Inisiasi
Mahasiswa Baru Keguruan tahun 2013, Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat
Dasar tahun 2014, Week End Moral tahun 2014, seminar Reinventing Childhood
Education tahun 2015, seminar Pacaran Dengan Akal Sehat tahun 2014, dan
seminar Indonesia Mengajar tahun 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI