pengembangan lkpd pemanasan global bervisi sets …digilib.unila.ac.id/54712/3/3. tesis full tanpa...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN LKPD PEMANASAN GLOBAL BERVISI SETSUNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
(Tesis)
Oleh
SUSI HARNANI
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2018
ii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN WORKSHEET PEMANASAN GLOBAL BERVISISETS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
OlehSusi harnani
Keterampilan berpikir kritis dapat ditingkatkan melalui proses pembelajaran yangmenggunakan bahan ajar berupa worksheet didesain khusus pada materipemanasan global meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Tujuan daripenelitian adalah mengembangkan worksheet pemanasan global bervisi SETS danmendeskripsikan tingkat kemenarikan, kemudahan dan keefektifan worksheettersebut dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Metode penelitian yangdigunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain non eqivalen Control group.Uji hipotesis perbedaan N-Gain kelas kontrol dengan kelas eksperimenmenggunakan uji statistik independent sampel T-test dan uji hipotesis perbedaanrata-rata pretest dan postest menggunakan paired sampel T-test. Kelaseksperimen menggunakan worksheet bervisi SETS, sedangkan kelas kontrolmenggunakan worksheet konvensional. Subjek uji coba yaitu siswa SMA di salahsatu kabupaten kota di provinsi lampung. Hasil N-Gain kelas eksperimen lebihtinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen rata-rata nilaiposttest lebih tinggi dibanding pretest. Pembelajaran pemanasan globalmenggunakan worksheet bervisi SETS menarik, mudah dan efektif meningkatkankemampuan berpikir kritis siswa SMA
Kata kunci : Worksheet, SETS, Pemanasan Global, Berpikir kritis
iii
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF GLOBAL WARMING WORKSHEETS WITH SETSVISION TO IMPROVE STUDENTS CRITICAL THINKING SKILLS
By
Susi harnani
Critical thinking skills can be improved through a learning process that usesteaching materials in the form of worksheets specifically designed for globalwarming material to improve students' critical thinking skills. The aim of thestudy was to develop a SETS visioned global warming worksheet and describe thelevel of attractiveness, ease and effectiveness of the worksheet in improvingcritical thinking skills. The research method used was quasi-experimental with anon-equality Control group design. Hypothesis testing the difference in N-Gaincontrol class with experimental class using independent statistical test samples T-test and hypothesis testing differences in average pretest and posttest using pairedT-test samples. The experimental class uses a SETS vision worksheet, while thecontrol class uses a conventional worksheet. The test subjects were high schoolstudents in one of the regency districts of the city in Lampung province. Theexperimental class N-Gain results were higher than the control class. In theexperimental class the average posttest value was higher than the pretest. Learningabout global warming using SETS vision worksheets is interesting, easy andeffective in improving the critical thinking skills of high school students
Keywords: Worksheet, SETS, Global Warming, Critical Thinking
PENGEMBANGAN LKPD PEMANASAN GLOBAL BERVISI SETS UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
OlehSusi Harnani
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarMAGISTER PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Magister Pendidikan FisikaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sumberrejo, Kabupaten Lampung Tengah, provinsi
Lampung pada tanggal 1 Januari 1981 dari ayah yang bernama Slamet dan ibu
bernama Sutipah penulis merupakan satu-satunya putri dari tiga bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Sumberrejo, Kabupaten
Lampung Tengah pada tahun 1994, dan melanjutkan pendidikan lanjutan tingkat
pertama di SLTP Negeri 1 Kotagajah dan menyelesaikannya pada tahun 1996.
Pada tahun 1999 Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di
SMA Negeri 1 Kotagajah. Pada pertengahan tahun 2004 Penulis menyelesaikan
pendidikan jenjang sarjana (S1) di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas
Lampung. Pada tahun 2006 Penulis menyelesaikan pendidikan Akta 4 di STAI
Metro. Pada tahun 2014, Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi
Magister Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
Tahun 2006 penulis diangkat sebagai guru honor di MA Maarif 9 Kotagajah
sampai sekarang dan diangkat CPNSD Kabupaten kota Metro tahun 2005 dan
bertugas di SMA Negeri 5 Metro, kemudian mutasi ke SMA Negeri 3 Metro
tahun 2012 sampai dengan sekarang.
ix
MOTTO
”Hidup hanyalah sebuah proses maka jalan, syukuri, nikmati setiapproses apapun yang dikaruniakan Alloh SWT”
x
PERSEMBAHAN
Tesis ini ku persembahkan kepada suamiku Riyadi dananak-anakku Nadia Nurrizkiamalia Erde dan Nikeisha Shizuka Erde serta kedua
orang tua ku yang selalu mendukung dan mendoakanku
xi
SANWACANA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul “Pengembangan LKPD Pemanasan Global Bervisi SETS untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis”. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak di bawah ini.
1. Bapak Prof. Drs. Mustofa, M.A., Ph.D., selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Lampung.
2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Prof. Dr. Hi. Agus Suyatna, M.Si., selaku Ketua Program Studi
Magister Pendidikan Fisika, sekaligus Pembimbing I yang telah memotivasi,
membimbing, dan mengarahkan penulis selama penulisan tesis.
4. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Pembimbing II yang telah memotivasi,
membimbing, dan mengarahkan penulis selama penulisan tesis.
5. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Uji Ahli Materi dan Penguji I terima
kasih atas segala masukannya.
6. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Penguji II terima kasih atas segala
masukannya.
xii
7. Ibu Dr. Yuberti, M.Pd.,selaku Uji Ahli desain terima kasih atas segala
masukannya.
8. Bapak dan Ibu Dosen Magister Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang
telah membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas Lampung.
9. Kepala Sekolah, seluruh rekan-rekan guru, staff TU, serta anak-anak murid
yang penulis banggakan di SMA Negeri 3 Metro dan MA Ma’arif 9
Kotagajah.
10. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Magister Pendidikan Fisika
2014 : Pak Malik, Pak Anwar, Pak Budi, Bu Eka, Bu Emil, Bu Fera, Pak
Hans, Bu Lika, Pak Najam, Pak Pay, Bu Surya, Bu Indah, Pak Pardi, Pak
Taufik, Pak Trian, Pak Vira, Pak Wayan, Bu Yuliana, Bu Zulimah, dan Pak
Heri atas bantuan dan kebersamaannya selama ini.
11. Kepada teman teman dan pihak yang telah membantu terselesaikannya tesis
ini.
Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala
disisi Allah SWT dan semoga tesis ini dapat bermanfaat. Amin.
Bandar Lampung, Oktober 2018
Penulis,
Susi Harnani
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kerangka Berpikir Kritis............................................................................ 172. Desain Pretest-postest Kelompok Kontrol Tanpa Acak ............................ 363. Nilai Rata-rata Gain Ternormalisasi dan Klarifikasinya............................ 404. Skor Penilaian Terhadap Pilihan Jawaban ................................................. 415. Tafsiran Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas...................... 416. Rekapitulasi Hasil Analisis Angket Kebutuhan Siswa .............................. 467. Rekapitulasi Hasil Analisis Angket Kebutuhan Guru................................ 468. LKPD Pemanasan Global Bervisi SETS Tahap Kedua di Fase
Teknologi …… .......................................................................................... 639. Desain Produk LKPD Materi Pemanasan Global ...................................... 6510. Rekapitulasi Hasil Uji Ahli ........................................................................ 6711. Revisi LKPD Berdasarkan Masukan Ahli Desain ..................................... 6812. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Produk .......................................................... 6813. Hasil Revisi Produk ................................................................................... 6914. Statistik Deskriptif Pretest dan Postest Kelas Eksperimen Kelas
Kontrol ……… ........................................................................................... 7315. Hasil Uji Normalitas Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ........................................................................................... 7516. Hasil Uji Homogenitas tas Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ...................................................................................... 7517. Hasil Uji Beda Rata-rata Pretest dan Postest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ...................................................................................... 7618. Hasil Uji Beda Rata-rata Pretest dan Postest Keterampilan
Berpikir Kritis Kelas Eksperimen ............................................................. 7819. Rata-Rata N-Gain Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................................ 7920. Rata-Rata N-Gain Keterampilan Berpikir Kritis Tiap Indikator................ 8021. Hasil Uji Kemenarikan, Kemudahan, dan Kemanfaatan LKPD
Hasil Pengembangan.................................................................................. 8122. Hasil Kegiatan LKPD Pemanasan Global Bervisi SETS Tahap
Pertama ……. ........................................................................................... 8423. Hasil Kegiatan LKPD Pemanasan Global Bervisi SETS Tahap
Kedua………. ........................................................................................... 90
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pemikiran................................................................................... 302. Alur Tahap Penelitian dan Pengembangan ................................................ 323. Tampilan Luar Cover LKPD...................................................................... 494. Contoh Analisis KI, KD, Indikator dan Petunjuk Penggunaan
LKPD.............. ........................................................................................... 525. Tampilan LKPD 1 pada tahap Sains .......................................................... 546. Contoh Gambar Aktivitas Manusia Terhadap Lingkungan ..................... 567. Contoh Gambar yang Disajikan Pada LKPD Tahap Teknologi ................ 588. Contoh Pada tahap Sosial........................................................................... 599. Pertanyaan Pada Tahap Sosial ................................................................... 6010. Perbandingan Nilai rata-rata Pretest dan Postest Keterampilan
Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Kelas Eksperimen dan kelasKontrol............ ........................................................................................... 77
11. Perbandingan rata-rata N-gain keterampilan Berpikir Kritis PesertaDidik Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................................... 79
12. Uji Kemenarikan, Kemudahan dan Kemanfaatan LKPD HasilPengembangan……………………………………...…… ........................ 82
13. LKPD 1 Pada Tahap Sains......................................................................... 8614. Contoh gambar aktivitas Manusia.............................................................. 8715. Hasil Diskusi LKPD Tahap Teknologi ...................................................... 8816. Hasil pada Tahap Sosial ............................................................................. 8917. Penjelasan Dampak yang ditimbulkan dari Teknologi .............................. 9218. Hasil pada tahap sosial fase kedua ............................................................. 9319. Hasil Ide/gagasan Peserta Didik................................................................. 94
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1B. Rumusan Masalah.............................................................................. 6C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. KerangkaTeoritis ............................................................................... 9
1. Belajar dan Pembelajaran Fisika................................................. 92. Pemanasan Global ....................................................................... 113. Berpikir Kritis ............................................................................. 164. Lembar Kerja Peserta Didik........................................................ 205. Science Environment Technology and Society .......................... 22
B. Penelitian yang Relevan..................................................................... 26C. Kerangka Pikir ................................................................................... 28
III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ............................................................................... 31B. Prosedur Pengembangan.................................................................... 31
1. Studi Pendahuluan....................................................................... 332. Perencanaan dan Pengembangan ................................................ 333. Melakukan Uji Lapangan............................................................ 34
C. Subjek Uji Coba................................................................................. 36D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 37
1. Angket ......................................................................................... 372. Tes ............................................................................................... 38
xiv
E. Teknik Analisis Data ........................................................................ 39F. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 42
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 451. Hasil Studi Pendahuluan ............................................................. 452. Hasil Rancangan Pemgembangan ............................................... 473. Hasil Pengembangan Produk awal.............................................. 654. Uji Coba Pendahuluan................................................................. 66
a. Hasil Validasi Uji Ahli ......................................................... 66b. Hasil Uji Satu Lawan Satu.................................................... 68
5. Revisi Produk.............................................................................. 696. Uji Coba Produk.......................................................................... 72
a. Uji Efektivitas ....................................................................... 72b. Uji Normalitas....................................................................... 74c. Uji Homogenitas ................................................................... 75d. Uji Beda Rata-rata................................................................. 76e. Data Normalisasi Gain (N-gain) ........................................... 78f. Analisis Data Angket Kemenarikan, Kemudahan, dan
Kemanfaatan ......................................................................... 817. Produk Akhir............................................................................... 82
B. Pembahasan ....................................................................................... 831. Karakteristik LKPD Pemanasan Global bervisi SETS Hasil
Pengembangan ............................................................................ 842. Kemenarikan, Kemudahan, dan Kemanfaatan LKPD Hasil
Pengembangan ............................................................................ 933. Efektivitas LKPD Hasil Pengembangan dalam Kegiatan
Pembelajaran ............................................................................... 95
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 97B. Saran ................................................................................................. 98
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 99
LAMPIRAN
1. Angket Konsepsi Peserta Didik Pada Materi Pokok PemanasanGlobal……………............................................................................. 104
2. Hasil Analisis Konsepsi Peserta Didik Pada Materi PokokPemanasan Global….......................................................................... 106
3. Kisi-kisi Instrumen Kebutuhan Guru Pengembangan LKPDPemanasan Global Bervisi SETS untuk Meningkatkan KetrampilanBerpikir Kritis .................................................................................... 107
xv
4. Angket Kebutuhan Guru Pengembangan LKPD Bervisi SETSPembelajaran Pemanasan Global Untuk MeningkatkanKeterampilan Berpikir Kritis ............................................................. 108
5. Hasil Analisis Kebutuhan Guru Untuk LKPD Bervisi SETSPemanasan Global Untuk Meningkatkan Keterampilan BerpikirKritis …… ........................................................................................ 110
6. Kisi-kisi Instrumen Kebutuhan Siswa Pengembangan LKPDbervisi SETS untuk meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis ..... 111
7. Angket Analisis Kebutuhan Siswa Pengembangan LKPD bervisiSETS untuk meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis ................. 112
8. Hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan LKPD PemanasanGlobal bervisi SETS untuk meningkatkan Keterampilan BerpikirKritis (Untuk Siswa) ........................................................................ 114
9. Insrumen Validasi Ahli Media (Konstruksi)...................................... 11610. Insrumen Validasi Ahli Materi (Substansi) ....................................... 11711. Surat Keterangan Validasi Ahli Bahasa............................................. 11912. Izin Penelitian .................................................................................... 12013. Silabus ......................................................................................... 12114. Rpp ......................................................................................... 12315. Uji Kompetensi .................................................................................. 13716. Pedoman Pensekoran ......................................................................... 14117. Izin Penelitian .................................................................................... 13718. Surat keterangan Validasi .................................................................. 14719. Kisi-kisi Soal Ulangan ....................................................................... 14820. Analisis Pretest .................................................................................. 15021. Uji Normalitas Pretest ...................................................................... 15122. Uji Homogenitas Pretest ................................................................... 15223. Uji Beda Rata-rata Pretest ................................................................ 15324. Analisis Posttest................................................................................. 15425. Uji Normalitas Posttest ..................................................................... 15526. Uji Homogenitas Posttest ................................................................. 15627. Uji Beda Rata-rata Posttest ............................................................... 15728. N-Gain ......................................................................................... 15829. Analisis Hasil Per Indikator ............................................................... 15930. Analisis sikap siswa ........................................................................... 16031. Produk ......................................................................................... 161
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mengemban amanah untuk mengedepankan proses pembelajaran
yangmampu untuk menjawab tantangan kehidupan di masa depan.Kurikulum
2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia (Kemendikbud, 2013).
Selama ini pendidikan kurangmerambah aspek kehidupan sosial dan masyarakat
yang berkembang pesat.Dalam pendidikan, proses pembelajaran harus dapat
mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap percaya diri sehingga dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada hakikatnya pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan ling-
kungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik untuk
jangka waktu yang panjang. Adanya interaksi dengan lingkungan membuat pem-
belajaran mengontruksi arti, wacana, dialog, pengalaman fisik dan menghubung-
kannya dengan pengalaman atau informasi yang sudah dipelajari (Dwijayanti dan
Yulianti, 2010).Proses pembelajaran banyak konsep yang harus dipelajari anak
didik, sedangkan guru tidak mungkin lagi mengajarkan banyak konsep kepada
2
siswa. Salah satu alternatif yang dikembangkan dalam pembelajaran adalah
pembelajaran sains.
Pembelajaran sains termasuk fisika, lebih menekankan pada pemberian pengala-
man langsung untuk mengembangkan kompetansi, agar siswa mampu menjelajahi
dan memahami alam sekitar secara alamiah (Dwijayanti dan Yulianti, 2010).
Fisika merupakan salah satu cabang dariIPA (Ilmu Pengetahuan Alam)yang
ikutandil dalam mencapai tujuan pendidikan,dan merupakan ilmu yang lahir dan
berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan
hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan serta
penemuan teori dan konsep (Medriati, 2013). Dapat dikatakan bahwa hakikat
Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui se-
rangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar
sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga
komponen terpenting berupa konsep, prinsip dan teori yang berlaku secara
universal (Trianto,2010).Salah satu pendekatan yang memungkinkan siswa
memperoleh kompetensi dalam mata pelajaran fisika adalah pendekatan saintifik.
Pembelajaran melalui pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang di-
rancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi
atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, me-
narik kesimpulan (Machin, 2014). Tahapan – tahapan ini diyakini dapat me-
numbuh kanketrampilan berpikir kritis.
3
Berpikir kritis penting untuk menghadapi isu-isu lokal, nasional, dan internasional
yang kompleks. Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas
yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil
keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah
(Kartimi dan Liliasari, 2012). Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk mem-
pelajari masalah secara sistematis, menghadapi berjuta tantangan dengan cara
yang terorganisasi, merumuskan pertanyaan inovatif, dan merancang solusi.
Mengembangkan kompetensi berpikir kritis di kalangan peserta didik merupakan
hal yang sangat penting dalam era persaingan global, karena tingkat kompleksitas
permasalahan dalam segala aspek kehidupan modern ini semakin tinggi. Keter-
ampilan berpikir kritis dapat menjadi penentu kemampuan siswa dalam men-
jawab permasalahan yang ada pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Salah
satu cara yang dapat digunakan agar dapat menumbuhkan keterampilan berpikir
adalah penggunaan pendekatan pembelajaran yang sesuai. Dewey dalam Fisher
(2009) menyatakan berpikir kritis adalah proses aktif memikirkan berbagai hal
secara mendalam untuk menemukan informasi dan mengajukan pertanyaan.Dalam
dunia pendidikan, fisika telah diperkenalkan kepada siswa sejak tingkat dasar
secara umum dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam, dan tingkat menengah
secara khusus dalam mata pelajaran fisika. Dalam membelajarkan fisika, guru
memegang peranan penting dalam mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran.
Seorang guru fisika disamping menjelaskan konsep, prinsip, dan teori juga harus
mengajarkan fisika dengan menciptakan kondisi yang baik agar kemampuan
berpikir kritis siswa dapat berkembang. (Paul dalam Fisher,2009) berpikir kritis
sebagai mode berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja sehingga
4
mampu meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil
struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar
intelektual padanya.
Pembelajaran yang dilakukan oleh sebagian besar guru hanya menekankan pada
penguasaan konsep, belum membudayakan keterampilan berpikir kritis pada
siswa. Berdasarkan observasi awal di SMA Negeri daerah Metro provinsi
Lampung, ditemukan beberapa masalah dalam kegiatan pembelajaran fisika, yaitu
guru masih menganut pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional
(ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas). Penerapan metode pembelajaran
tersebut cenderung membuat siswa pasif, bosan, mengantuk, malas belajar dan
malas mengerjakan tugas. Metode pembelajaran tersebut menerapkan pola satu
arah, dominan hafalan serta memasung kreatifitas atau kemerdekaan berpikir
siswa kearah suasana pembelajaran yang dapat menstimulasi dan mendukung
proses perkembangan siswa dalam mengeksplorasi dan mengonstruksi suatu
pengetahuan.Keterampilan berpikir kritis siswa dapat dikembangkan melalui
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Untuk mendapatkan pembelajaran fisika
dengan ketrampilan berpikir kritis yang terarah dan sistematis maka diperlukan
salah satunya LKPD.
LKPD merupakan salah satu bahan ajar yang penting untuk tercapainya keber-
hasilan dalam pembelajaran fisika. Lembar kerja peserta didik (LKPD) yaitu
materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga siswa diharapkan
dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri(Damayanti, 2013).Pada
penelitian ini materi yang digunakan adalah pemanasan global.
5
Materi pemanasan global merupakan materi baru dalam kurikulum 2013 dan
kurang terdapat materi penerapan pemanasan global dalam kehidupan sehari- hari,
hanya menjelaskan konsep pemanasan global dan penerapan konsep tersebut
dalam bentuk teknologi tetapi kurang menjelaskan bagaimana dampak pemanasan
global dalam bentuk teknologi terhadap masyarakat dan lingkungan, belum Sesuai
dengan KD 3.9 yaitu tentang menganalisis gejala pemanasan global dan
dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan dan KD 4.8 tentang menyajikan
ide/gagasan pemecahan masalah gejala pemanasan global dan dampaknya bagi
kehidupan dan lingkungan. Materi pemanasan global merupakan salah satu materi
yang diajarkan di kelas XI. Salah satu kendala yang ditemukan pada proses
pembelajaran materi pemanasan global adalah menghubungkan dan mengkaitkan
antara teori yang dipelajari dengan penerapannya dalam bentuk teknologi
dampaknya terhadap lingkungan dan sosial masyarakat. Dengan kata lain LKPD
yang dimiliki oleh siswa belum mencerminkan suatu LKPD yang bervisi SETS
(Science, Environment, Technology And Society). Sebagian besar anak-anak yang
diwawancarai tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan efek rumah kaca
dengan benar (Taber, & Taylor, 2009).
Dengan menggunakan LKPD bervisi SETS, guru dapat memberikan pijakan-
pijakan dan memancing siswa untuk mencari keterhubungkaitan antara unsur-
unsur dalam SETS sehingga kemampuan berpikir kritis siswa dapat meningkat.
Pembelajaran bervisi SETS yang menghubungkaitan antara teori yang dipelajari
dengan penerapannya dalam bentuk teknologi, dampaknya terhadap masyarakat
6
dan lingkungan merupakan suatu bentuk upaya pembelajaran yang bersifat nyata
dan konstekstual (Nugraha,D.A., Binadja A. &Supartono,2013).
Berdasarkan analisis respon siswa terhadap angket yang diberikan kepada 30
siswa SMAN 3 Metro diketahui bahwa sebanyak 93% siswa menyatakan bahwa
siswa membutuhkan LKPD agar lebih mudah materi pemanasan global. Hasil
analisis angket terhadap 4 guru SMAN di daerah kota Metro didapatkan 60 %
guru setuju bila dikembangkan LKPD dengan bervisi SETS untuk meningkatkan
kemampuan siswa berpikir kritis. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan maka di peroleh hasil pengembangan berupa LKPD pemanasan
global bervisi SETS yang dapat menunjang proses pembelajaran lebih efektif
dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMA.
B. Rumusan Masalah
Beberapa hal penting yang dapat diidentifikasi dari pemikiran latar belakang di
atas antara lain:
1. Bagaimana karakteristik LKPD bervisi SETS yang dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis?
2. Bagaimana tingkat kemudahan dan kemenarikan LKPD bervisi SETS pada
pemanasan global dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa?
3. Bagaimana efektifitas LKPD bervisi SETS pada pemanasan global dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan penelitian
pengembangan ini untuk:
7
1. Mengembangkan LKPD bervisi SETS sehingga siswa dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis.
2. Mendeskripsikan tingkat kemenarikan dan kemudahan LKPD bervisi SETS
3. Mendeskripsikan tingkat keefektifan LKPD dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa.
D. Manfaat Penelitian
1. Membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam
pencapaian kompetensi pemanasan global dan untuk menghadapi tantangan,
perubahan, dan ketidaktentuan dimasa yang akan datang,
2. LKPD yang dikembangkan dapat menemukan hubungan teori dan konsep
yang dipelajari dengan aplikasi di dunia nyata pendukung kehidupannya di
masa yang akan datang dengan pembelajaran bervisi SETS
3. LKPD yang dikembangkan dapat membangun pengetahuannya sendiri
dengan bantuan guru sebagai fasilitator dengan LKPD
4. LKPD yang dikembangkan dapat menjadi salah satu sumber belajar di
sekolah dan membantu guru dalam proses pembelajaran agar dapat memper-
mudah penjelasan mengenai pemanasan global.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi agar tidak meluasnya penelitian pengembanganini, ruang
lingkup penelitian ini sebagai berikut:
1. Pengembangan dalam penelitian adalah pembuatan LKPD menggunakan
langkah-langkah penelitian pengembangan yang direkomendasikan oleh Borg
dan Gall.
8
2. LKPD bervisi SETS (sains environment,technology and society).
3. LKPD yang dikembangkan pada penelitian ini untuk mengembangkan
ketrampilan berpikir kritis menurut Ennis (1985)
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Belajar dan pembelajaran fisika
Adanya interaksi denganlingkungan membuat pembelajaran mengkontruksi arti,
wacana, dialog, pengalaman fisik dan menghubungkannya dengan pengalaman
atau informasiyang sudah dipelajari.Pembelajaran sains termasuk fisika, lebih
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetansi, agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara alamiah menurut (Dwijananti dan Yulianti, 2010) hakikatnya pembelajaran
adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga
terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik untuk jangka waktu yang
panjang.
Persoalan yang terjadi saat ini, dalam setiap pembelajaran sering kali guru
menjadi pusat pembelajaran (Teacher Centered) dan peserta didik hanya menjadi
objek penerima saja. Disamping itu penggunaan sistem pembelajaran saat ini
dimana peserta didik hanya diberi pengetahuan secara lisan (ceramah) sehingga
peserta didik menerima pengetahuan secara abstrak (hanya membayangkan) tanpa
mengalami sendiri. Padahal mata pelajaran fisika erat kaitannya antara konsep
10
dan lingkungan sekitar. Kegiatan belajar mengajar terdapat suatu proses yang
menjadi inti kegiatan belajar disebut dengan pembelajaran yang menitikberatkan
pada keterlibatan peserta didik dalam mempelajari sesuatu, tak terkecuali dalam
mata pelajaran fisika, menurut (Damayanti, 2013)Belajar dapat didefinisikan
sebagai proses diperolehnya pengetahuan atau ketrampilan berpikir serta perubah-
an tingkah laku melalui aktivitas diri sedangkan pembelajaran fisika merupakan
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik serta dapat
menguasai pengetahuan dan konsep fisika serta hukum-hukum fisika melalui
kegiatan mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, meng- ukur,
menganalisis data, dan menyimpulkan permasalahan serta menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam proses belajar mengajar peserta didik berperan aktif dalam upaya menemu-
kan pengetahuan, konsep, teori dan kesimpulan bukan merupakan upaya men-
gumpulkan informasi atau fakta, menurut Astutidan Setiawan(2013)Proses belajar
mengajar pada hakikatnya adalah suatu pola interaksi antara guru dengan peserta
didik dan antar peserta didik dalam situasi pendidikan. Pembelajaran Fisika di
SMA masih banyak menggunakan cara konvensional yaitu ceramah.Kurangnya
pemilihan metode pembelajaran ini akan menyebabkan proses pembelajaran
kurang melibatkan peserta didik. Dalam proses pembelajaran peserta didik hanya
menerima konsep yang diberikan oleh guru tanpa pernah membuktikan konsep
tersebut. Kurangnya interaksi peserta didik dengan pelajaran Fisika menyebabkan
keterampilan proses peserta didik tidak dapat berkembang. MenurutKurnianto, P.
Dwijananti, P. Khumaedi, (2010) terdapat beberapa alasan yang melandasi
perlunya diterapkan keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar yaitu:
11
(a) perkembangan ilmu pengetahuan yang berlangsung begitu cepatnya, sehingga
tidak mungkin lagi seorang guru memberilkan semua fakta dan konsep kepada
peserta didik, (b) pada prinsipnya anak mempunyai motivasi dari dalam dirinya
sendiri untuk belajar. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa ingin tahunya terhadap
sesuatu, (c) semua konsep yang telah ditemukan melalui penyelidikan ilmiah tidak
bersifat mutlak, sehingga masih terbuka untuk dipertanyakan, dipersoalkan, dan
diperbaiki, dan (d) adanya sikap dan nilai-nilai yang perlu dikembangkan.
2. Pemanasan global
Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi
akibatpeningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer, sedangkan
Perubahan Iklim adalah suatu keadaan berubahnya pola iklim dunia
(Santoso,2011), Apabila suatu daerah mungkin mengalami pemanasan, tetapi
daerah lain mengalami pendinginan yang tidak wajar. Akibat kacaunya arus
dingin dan panas ini maka perubahan iklim juga menciptakan fenomena cuaca
yang kacau, termasuk curah hujan yang tidak menentu, aliran panas dan
dinginyang ekstrem, arah angin yang berubah drastis. Menurut Trenberth dkk,
(2014 perubahan siklus air global/perubahan iklim sebagai respons terhadap
pemanasan global, di suatu daerah mengalami kemarau yang panjang dan di
daerah lain tidak mengalami.
Pemanasan global sebagai salah satu persoalan lingkungan hidup global perlu
ditangani secara serius oleh semua negara. Untuk itu sebelum bertindak
diperlukan suatu bukti terjadinya efek pemanasan global yang berdampak pada
perubahan iklim. Untuk tercapainya bukti ilmiah atas terjadinya pemanasan global
12
yang mengakibatkan perubahan iklim ternyata memakan waktu yang
panjang.Pemanasan global menimbulkan dampak yang luas dan serius bagi
lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut,
perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya
flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dan sebagainya).
Pemanasan global merupakan meningkatnya temperatur di planet bumi secara
global yang menimbulkan dampak secara langsung maupun tidak langsung ter-
hadap masa depan bumi termasuk manusia dan makhluk hidup lain. Peningkatan
temperatur bumi tersebut meliputi temperatur atmosfir, laut dan daratan bumi.
Hampir semua para ahli yang memiliki kepedulian dan perhatian terhadap
fenomena peningkatan temperatur bumi mensinyalir atau menuding bahwa penye-
bab kenaikan temperatrur bumi tersebut adalah aktivitas-aktivitas manusia yang
mendorong timbulnya gas efek rumah kaca. Dua model iklim global yang
digabungkan menunjukkan bahwa bahkan jika konsentrasigas rumah kaca di
atmosfer telah stabil pada tahun 2000, kamisudah berkomitmen untuk pemanasan
global lebih lanjut sekitar setengah derajat lagidan tambahan kenaikan permukaan
laut 320% yang disebabkan oleh ekspansi termal pada akhirnyaabad ke-21Meehl,
(2005)
Berbagai aktivitas manusia yang memicu peningkatan gas efek rumah kaca antara
lain kegiatan industri, pembabatan dan kebakaran hutan secara terus-menerus,
pembakaran pada kendaraan bermotor, kegiatan peternakan dan lain-lain. Pemicu
atau penyumbang gas efek rumah tangga yang dianggap paling dominan adalah
kegiatan industri, pembakaran pada kendaraan bermotor, dan perambahan dan
13
kebakaran hutan secara terus-menerus. Menurut Muhi ( 2011),Pemanasan global
(Global Warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur
global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect)
yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbon-dioksida (CO2),
metana (CH4) dan dinitrooksida (N2O) sehingga energi matahari terperangkap
dalam atmosfer bumi. Berbagai literatur menunjukkan kenaikan temperatur
global termasuk Indonesia yang terjadi pada kisaran 1,5 – 400 C pada akhir
abad 21.
Sumber dari segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari.
Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk
cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan bumi, ia berubah dari cahaya
menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap
sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini ber-
wujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian
panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas
rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi
perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan
kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut
akan tersimpan di permukaan bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga
mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Fenomena pemanasan global sebagaimana yang telah diuraikan di atas, telah
dirasakan oleh manusia di dunia. Berbagai kalangan internasional baik para
individu, kelompok sosial masyarakat (LSM), badan-badan pemerintah, badan-
14
badan non pemerintah maupun lembaga internasional mengkhawatirkan bahwa
fenomena pemanasan global ini jika dibiarkan akan berdampak luas dan akan
mengancam kelangsungan kehidupan di dunia. Menurut Suarsana dan Wahyuni
(2011), Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses
peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah
kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Efek rumah kaca disebab-
kan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di
atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakar-
an bahan bakar minyak. Upaya Khusus Mengatasi Global Warming adalah
menanam pohon dan menggunakan bioenergi.Menurut (Waryono, 2002),
pemanasan global yang kini menjadi isu dunia, nampaknya mulai dirasakan oleh
sebagian dari masyarakat, dengan berubahnya suhu udara, naiknya jumlah volume
hujan dan munculnya genangan (banjir) di beberapa daerah. Atas dasar itulah
pemberdayaan masyarakat untuk ikut berkiprah, merupakan salah satu bentuk
sumbangsih kiat-kiat kepedulian dalam kaitannya dengan upaya pengendaliannya.
Menurut (Setyowati , Parmin &Widiyatmoko,2013) melalui wahana
pendidikan,seseorang dapat merubah cara pandang,meningkatkan kapasitas
wawasan ekologinyasehingga dapat menggerakkan perilaku dan gaya hidup yang
ramah lingkungan.Dampak perkembangan industri berupa pencemaran
lingkungan telah me-munculkan serangkaian tindakan serius dari masyarakat
15
dunia untuk melakukan upaya pencegahan efek global warming secara lebih
luas(Damayanti,2013).
Perubahan iklim dunia merupakan tantangan yang paling serius yang
dihadapipada abad 21. Perubahan iklim merupakan salah satu dampak dari
pemanasan globalyang diakibatkan adanya efek rumah kaca karena meningkatnya
konsen-trasi gas rumahkaca. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca ini
sebagaian besar diakibatkan olehkarena produksi dan pemanfaatan energi fosil.
CO2 merupakan gas rumah kaca yangkontribusinya terhadap pemanasan global
mencapai lebih dari 60% dari total gas rumahkaca yang ada (Sugiyono,
2006).Salah satu penyebab pemanasan global adalah peningkatan emisi CO2di
atmosfer.kondisi semacam ini membuat semakin panas dan mempengaruhi
keseimbangan di masa yang akan datang, es dikutub akan mencair, permukaan air
laut naik,hingga terciptanya badai laut angin dan sederetan bencana dimasa
datang.
Membiarkan kondisi lingkungan seperti itu, berarti kita siap menelantarkan masa
depan anak-anak dan cucu kita kelak dengan warisan lingkungan yang semakin
jelek. Menurut Hashim (2010), kajian terkini mengenai tren perubahan suhu
global dibahagikan kepada dua jenis yaitu kajiansuhu sekitaran (ambien)
dankajian suhu permukaan bumi dengan menggunakan penderiaanjauh.
Walaupun kaedah dan cara penyelidikannya amat berbeza, namun kepelbagaian
dalamkekasaran permukaan buatan bandar tetap dilihat berupaya menyimpan
tenaga haba danmelepaskannya pada masa tertentu.
16
Shepardson, et. al. (2011),As human activities continue to add greenhouse gases—
carbon dioxide, methane,and nitrous oxides—to the Earth’s atmosphere, global
temperatures are expected to rise, causing the Earth’s climates to change. These
climate changes may affect precipitation patterns, severe and extreme weather
events, and over time environmental systems. Furthermore, human health and
agriculture may be sensitive to climate change.Berdasarkan pendapat tersebut,
aktivitas manusiaterus menambahgasrumah kacakarbon dioksida, metana, dan
dinitrogenoksidake atmosfer bumi, suhu globaldiperkirakan akanmeningkat,
menyebabkaniklimbumiberubah.Perubahaniklimini dapat mempengaruhipola
curah hujan, peristiwacuaca burukdan ekstrim, danlebihsistem lingkunganwaktu.
Selanjutnya, kesehatan manusiadan pertanianmungkin sensitifterhadap perubahan
iklim.
3. Berpikir kritis
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk
kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan.
Perubahan yang cepat dalam berbagai bidang kehidupan menuntut peserta didik
untuk memiliki kemampuan untuk memilih, mengolah dan mendapatkan
informasi atau pengetahuan dari berbagai sumber dengan efektif dan efisien.
Peserta didik membutuhkan kemampuan berpikir kritis untuk menghadapi
berbagai tantangan dan perubahan dimasa yang akan datang baik pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi maupun pada dunia kerja.
Berpikir kritis adalah berpikir reflektif yang berfokus pada pola pengambilan
keputusan tentang apa yang harus diyakini dan dilakukan berdasarkan pengertian
17
tersebut ennis membagi kemampuan berpikir kritis menjadi 5 indikator
kemampuan yaitu (a) memberikan penjelasan sederhana, (b) membangun
keterampilan dasar,(c) menyimpulkan, (d) memberikan penjelasan lebih lanjut, (e)
mengatur strategi dan taktik menurut (Ennis,1996). Keterampilan berpikir kritis
menurut Ennisyang terbagi 5 kerangka berpikir kritis memiliki indikator-indikator
yang dirinci pada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Kerangka Berpikir Kritis
KeterampilanBerpikir Kritis
Sub KeterampilanBerpikir Kritis
Indikator
1. memberikanpenjelasandasar
1. Memformulasi-kan pertanyaan
a. Mengidentifikasi ataumemformulasikan pertanyaan.
b. Mengindentifikasi ataumemformulasikan kritria jawabanyang mungkin.
c. Menjaga pikiran terhadap situasiyang sedang dihadapi.
2. MenganalisisArgumen
a. Mengindetifikasi kesimpulan.b. Mengindentifikasi alasan dinyata-
kan.c. Mengindentifikasi alasand. Mencari persamaan dan perbedaan.e. Mengindentifikasi dan menangani
ketidakrelevanan.f. Mencaari struktur dari sebuah
pendapat/argument.g. meringkas.
3. Bertanya danmenjawabpertanyaanklarifikasi danpertanyaanyangmenantang
a. Bertanya dan menjawab pertanyaanmengapa.
b. Apa yang menjadi alasan utama.c. Apa yang menjadi alasan utamad. Apa yang menjadi contoh.e. Apa yang bukan contoh.f. Bagaimana mengaplikasikan kasus
tersebut.g. Apa yang menjadi perbedaannya.h. Apa faktanya.i. Apakah ini yang kamu katakan.j. Apa yang akan kamu katakan
tentang itu.2. membangun 4. Mempertimban a. Keahlian.
18
KeterampilanBerpikir Kritis
Sub KeterampilanBerpikir Kritis
Indikator
keteampilandasar
gkan apakahsumber dapatdipercaya atautidak
b. Mengurangi konflik interest.c. Kesepakatan antar sumber.d. Reputasi.e. Menggunkan prosedur yang ada.f. Mengetahui resiko.g. Kemampuan memberikan alasan.h. Kebiasaan berhati-hati.
5. Mengobservasidanmempertimbangkan hasilobservasi
a. Mengurangi praduga/menyagka.b. Mempersingkat waktu antara
observasi dengan laporan.c. Laporan dilakukan oleh pengamatan
sendiri.d. Mencatat hal-hal yang sangat
diperlukan.e. Penguatan.f. Kemumungkinan dalam penguatan.g. Kondisi akses yang baik.h. Kompeten dalam menggunakan
teknologi.i. Kepuasan pengamatan atas
kredabilitas kriteria.6. Mendeduksi
dan mem-pertimbangkanhasil induksi
a. Kelas logika.b. Mengkondisikan logika.c. Menginterprestasikan pernyataan.
3. Menyimpul-kan
7. Menginduksidan memper-timbangkanhasil induksi
a. Menggeneralisasi.b. Berhipotesis atau menyimpulkan.
8. Membuat danmengkaji nilai-nilai hasilpertimbangan
a. Latar belakan fakta.b. Konsekkuensi.c. Menerapak konsep (prinsip-prinsip,
hukum, dan asas).d. Mempertimbangkan alternative.e. Menyeimbangkan, menimbang dan
memutuskan.4. Membuat
penejelasanlebih lanjut
9. Mendeskrifsi-kan istilah danmempertim-bagkan definisi
a. Bentuk : sinonim, klasifikasi,rntang, ekspresi yang sama,oprasional, contoh dan non contoh.
b. Strategi definisi.c. Mengindentifikasi istilah dan
mempertimbangkan definisi isi.10. Mengidentifi-
kasi asumsia. Alasan yang tidak dinyatakan.b. Asumsi yang diperlukan
rekonstruksi argument.5. Strategi dan 11. Memutuskan a. Mendefinisikan masalah.
19
KeterampilanBerpikir Kritis
Sub KeterampilanBerpikir Kritis
Indikator
taktik suatu tindalkan b. Memilih kretria yang mungkinsebagai solusi permasalahan.
c. Memrumuskan alternatif-alternatifuntuk solusi.
d. Memutuskan yang akan dilakukan.e. Meriview.f. Memonitor implementasi.
12. Berinteraksidengan oranglain
a. Memberi lebelb. Stategi logisc. Strategi retorikd. Mempresentasikan suatu posisi baik
lisan atau tulisanEnnis, (1996)
Berpikir kritis merupakanupaya yang gigih untuk menguji sesuatuyang dipercaya
kebenarannya atau pengetahuandengan bukti-bukti yang mendukung
sehinggalebih lanjut dapat diambil kesimpulan yang tepat.Menurut Nugraha dkk
(2013), Pemikir yang kritisdapat menghasilkan pertanyaan dan masalah yang
penting, merumuskan dengan jelas, mengumpulkandan menilai informasi yang
relevan,menggunakan ide-ide yang sifatnya abstrak, berpikirdengan pandangan
yang luas dan berkomunikasisecara efektif.
Berpikir kritis penting untuk menghadapi isu-isu demokrasi lokal, nasional, dan
internasional yang kompleks.Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang
terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan
masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan
penelitian ilmiah. Menurut Kartimi dan Liliasari (2012),Berpikir kritis
memungkinkan peserta didik untuk mempelajari masalah secara sistematis,
menghadapi berjuta tantangan dengan cara yang terorganisasi, merumuskan
pertanyaan inovatif, dan merancang solusi.
20
Orang yang berpikir kritis akan mengevaluasi dankemudian menyimpulkan suatu
hal berdasarkan faktauntuk membuat keputusan (Dwijananti dan Yulianti,2010).
Berpikir kritis tidak dapat diajarkan melalui metode ceramah, karena berpikir
kritis merupakan proses aktif. Keterampilan intelektual dari berpikir kritis
mencakup berpikir analisis, berpikir sintesis, berpikir reflektif, dan sebagainya
harus dipelajari melalui aktualisasi penampilan (performance).Berpikir kritis
dapat diajarkan melalui kegiatan laboratorium, inkuiri, term paper, pekerjaan
rumah yang menyajikan berbagai kesempatan untuk menggugah berpikir kritis,
dan ujian yang dirancang untuk mempromosikan keterampilan berpikir
kritis(Sadia, 2008).
4. Lembar Kerja Peserta Didik
Perubahan yang cepat dalam berbagai bidang kehidupan menuntut peserta didik
untuk memiliki kemampuan untuk memilih, mengolah dan mendapatkan.Lembar
Kerja Peserta didik (LKPD) merupakan panduan bagi peserta didik dalam
memahami keterampilan proses dan konsep-konsep materi yang sedang dan akan
dipelajari agar peserta didik memiliki kemampuan untuk memilih, mengolah dan
mendapatkan, menurut (Damayanti, 2013)LKPD merupakan salah satu bahan
ajar yang penting untuk tercapainya keberhasilan dalam pembelajaran fisika.
Lembar kerja peserta didik (LKPD) yaitu materi ajar yang sudah dikemas
sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar
tersebut secara mandiri. Langkah-langkah aplikatif membuat LKPD yaitu1) Me-
lakukan Analisis Kurikulum, 2) Menyusun Peta Kebutuhan LKPD, 3)
Menentukan Judul-Judul LKPD, dan 4) Penulisan LKPD
21
Menurut Astuti dan Setiawan (2013) LKPD terlihat rapi dan menarik, setiap
komponen LKPD dapat terlihat dengan jelas, serta uraian LKPD mudah
dibaca.Sedangkan menurut Patrisukma dan suhadi (2014) LKPDdikatakan
menarik ketika LKPD tersebut dapat merangsang peserta didik untuk aktif dalam
prosespembelajaran. Namun kata menarik ini tidak lepasdari kriteria-kriteria
pembuatan LKPD yang baik danbenar sehingga dapat mengukur ranah kognitif
danpsikomotor peserta didik.(Pariska, Elniati, dan Syafriandi, 2012), untuk
menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan standar proses, perlu digunakan
suatu Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) yang mengoptimalkan kegiatan
pembelajaran. LKPD merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang berisikan
petunjuk, daftar tugas, dan bimbingan melakukan kegiatan.
LKPD yang baik harus mampu mendorong partisipasi aktif peserta didik, dan
mengembangkan budaya membaca dan menulis. Selain itu LKPD juga disusun
memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran,
dan kegiatan pembelajaran. Penggunaan LKPD diharapkan meningkatkan ke-
mandirian peserta didik dalam belajar, percaya diri, disiplin, bertanggung jawab,
dan dapat mengambil keputusan. LKPD juga dapat dimanfaatkan pada tahap pe-
nanaman konsep atau pada tahap lanjutan dari penanaman konsep.
Pemanfaatanlembar kerja pada tahap pemahaman konsep berarti LKPD
dimanfaatkan untuk mempelajarisuatu topik dengan maksud memperdalam
pengetahuan tentang topik yang telah dipelajaripada tahap sebelumnya yaitu
penanaman konsep.
22
Menurut Ardiyanti (2014) LKPD merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam
pembelajaran yang akan disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu
memperhatikan kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian
peserta didik.Menurut pendapat Kasli dan sahin (2009)LKPDdikembangkan,
langkah-langkahberikutnya adalah1)Menyiapkan topik
untukmempersiapkanLKPD, 2)keterampilan proses sains (KPS)diperoleh
dariLKPD, 3)RancanganLKPDdisiapkan, 4)mempertimbangkan rekomendasi
ahli, 5)Lembar kerjadirevisisesuai denganrekomendasiahli, 6)Lembar
kerjaditerapkansebagai studipercontohan untukguru(PST).
5. Science Environment Technology and Society
Kata SETS (Science Environment Technology and Society) dapat dimaknakan
sebagai sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, merupakan satu kesatuan
yang dalam konsep pendidikan mempunyai implementasi agar anak didik
mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking).
Pembelajaran SETS dapat diawali dengan konsep-konsep yang sederhana yang
terdapat di lingkungan sekitar kehidupan sehari-hari peserta didik atau konsep-
konsep rumit sains maupun non sains.Menurut Sefurohman(2013), Ada beberapa
prinsip yang harusdimunculkan dalam pendekatan STM(Sains Teknologi
Masyarakat) menurut National ScienceTeachers Association yaitu sebagai berikut
1)Peserta didik melakukan identifikasi terhadap persoalan dan dampak yang
ditimbulkan dari persoalan tersebut yang muncul di sekitar lingkungannya,
2)Menggunakan sumber daya lokal untuk mencari informasi yang dapat
digunakan dalam penyelesaian persoalan yang telah berhasil diidentifikasi, 3)
23
Menfokuskan pembelajaran pada akibat yang ditimbulkan oleh sains dan
teknologi bagi peserta didik, 4) Pandangan bahwa pemahaman terhadap konten
sains lebih berharga daripada sekedar mampu mengerjakan soal. 5) Adanya
penekanan kepada keterampilan proses yang dapat digunakan peserta didik untuk
menyelesaikan persoalannya sendiri, 6) Adanya penekanan pada kesadaran
berkarir, terutama karir yang berhubungan dengan sains dan teknologi, 7)
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh pengalaman
tentang aturan hidup bermasyarakat yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
persoalan yang telah diidentifikasi.
Pada model pembelajaran STM sangat mempertimbangkan pengetahuan awal
peserta didik dan memberikan peluang bagi peserta didik untuk mengungkap
gagasan-gagasannya, (Smarabawa, Arnyana, dan Setiawan, 2013)Model
pembelajaran STM adalah model pembelajaran yang memanfaatkan isu-isu sains
yang ada di lingkungan sekitar peserta didik untuk dibahas dalam
pembelajaran.Pengetahuan awal merupakan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang dibawa oleh peserta didik ke dalam proses pembelajaran.
Gagasan peserta didik merupakan pengetahuan pribadi yang dibangun melalui
proses informal dalam proses memahami pengalaman sehari-hari. Menurut
Yulistiana (2015), dalam pembelajaran SETS terkandung harapan bahwa di dalam
memanfaatkan sains untuk kepentingan masyarakat, yang di antaranya dalam
bentuk teknologi, diharapkan agar praktik dan produknya tidak merusak atau
merugikan lingkungan dan masyarakat itu sendiri. Pembelajaran berbasis SETS
mensyaratkan pendidik dan peserta didik mengeksplorasi segala kemungkinan
24
yang dapat terjadi dalam kesalingterkaitan antara konsep yang sedang dibelajar-
kan dengan pengaruhnya dengan proses pembelajaran.Konsep sains dapat berguna
apabila diterapkan dalam bentuk teknologi untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Menurut Mursalin (2015) dalam visi SETS terkandung harapan
bahwa dalam memanfaatkan sains untuk kepentingan masyarakat diantaranya
dalam bentuk teknologi, diharapkan agar praksis dan produknya tidak merusak
atau merugikan lingkungan dan masyarakat itu sendiri.
Apabila penerapan konsep sains tersebut banyak membawa dampak negatif
terhadap lingkungan baik secara fisik maupun mental maka pendidikan SETS
tidak menganjurkan penerapan konsep sains tersebut diteruskan ke dalam bentuk
teknologi begitu pula sebaliknya.Menurut Nugraha dkk(2013) dengan
menggunakan bahan ajar bervisi SETS dan berorientasi konstruktivistik, guru
dapat memberikan pijakan-pijakan dan memancing peserta didik untuk mencari
keterhubungkaitan antara unsur-unsur dalam SETS sehingga kemampuanberpikir
kritis peserta didik dapat meningkat.
Pembelajaran bervisi SETS yangmenghubungkaitan antara teori yang
dipelajaridengan penerapannya dalam bentuk teknologi,dampaknya terhadap
masyarakat dan lingkunganmerupakan suatu bentuk upaya pembelajaranyang
bersifat nyata dan konstekstual. Pembelajaranakan terasa lebih menyenangkan
dan membuat peserta didik ingin mengetahui lebih jauh mengenaimateri yang
sedang dipelajari.Dalam pendidikan SETS, tentunya proses pembelajaran yang
paling sesuai adalah pembelajaran SETS itu sendiri, yaitu pembelajaran atau
pendekatan pembelajaran yang bervisi SETS. Sejumlah ciri atau karakteristik
25
pada pembelajaran yang bervisi SETS menurut Binadja dalam Nugraha dkk
(2013) antara lain 1) Tetap memberi penekanan pada sains sebagai subjek
pembelajarannya, 2) Peserta didik dibawa ke situasi untuk memanfaatkan konsep
sains ke bentuk teknologi untuk kepentingan masyarakat, 3) Peserta didik diminta
untuk berpikir berbagai kemungkinan akibat yang terjadi dalam proses
pentransferan sains tersebut ke dalam bentuk teknologi, 4) Peserta didik diminta
untuk menjelaskan keterhubungkaitan antara unsur-unsur sains yang sedang
dibahas dengan unsur-unsur lain dalam SETS yang mempengaruhi berbagai
keterkaitan antara unsur-unsur tersebut, 5) Peserta didik dibawa untuk
mempertimbangkan manfaat dan kerugian dari penggunaan konsep sains tersebut
bila diubah dalam bentuk teknologi yang berkaitan, 6) Dalam konteks
konstruktivisme, peserta didik dapat diajak berbincang tentang SETS dari
berbagai macam arah dan dari berbagai macam titik awal tergantung pengetahuan
dasar yang dimiliki oleh peserta didik yang bersangkutan.
Menurut Nugraha (2013) dengan menggunakan bahan ajar bervisi SETS dan
berorientasi konstruktivistik, guru dapat memberikan pijakan-pijakan dan
memancing peserta didik untuk mencari keterhubungkaitan antara unsur-unsur
dalam SETS sehingga kemampuan berpikir kritis peserta didik dapat meningkat.
Representasi kompetensi gerak melingkar yang bervisi SETS dan digunakan
untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik, sedangkan
menurut (Ferawati,Rusilowati, dan Supriyadi,2012), Pendekatan SETS
menekankan pemberian sains terlebih dahulu, setelah itu anak diajak untuk
mengaitkannya dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat. Pendekatan SETS
yang menjadi satu kesatuan dalam media animasi dan lembar pertanyaan juga
26
berhasil meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi bencana alam
banjir dan materi pokok bahasan perubahan lingkungan fisik.
B. Penelitian yang relevan
Damayanti (2014) melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar
Kerja Peserta didik (LKPD) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk
Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik
Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013” .
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan lembar kerja peserta didik (LKPD)
dengan pendekatan inkuiri terbimbing untuk mengoptimalkan kemampuan
berpikir kritis peserta didik.
Mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang berkaitan erat dengan cara
mencari tahu tentang gejala-gejala alam secara sistematis. Maka mata pelajaran
fisika erat kaitannya dengan berpikir kritis, dan juga mata pelajaran fisika mampu
menjadikan peserta didik lebih berpikir kritis. Sedangkan berpikir kritis sendiri
merupakan kemampuan berpikir peserta didik untuk membandingkan dua atau
lebih informasi dengan tujuan memperoleh pengetahuan melalui pengujian
terhadap gejala-gejala menyimpang dan kebenaran ilmiah.
Pemilihan metode yang tepat dalam pembelajaran fisika sangat diperlukan dalam
membantu pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan dan juga
diharapkan mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan yang pada
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
27
LKPD merupakan salah satu bahan ajar yang penting untuk tercapainya
keberhasilan dalam pembelajaran fisika. Lembar kerja peserta didik (LKPD) yaitu
materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta
didikdiharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Hasil
penelitian ini adalah berdasarkan data yang diperoleh kemampuan berpikir kritis
pada peserta didik berkategori “baik” yang berarti LKPD dengan pendekatan
inkuiri terbimbing pada materi listrik dinamis dapat mengoptimalkan kemampuan
berpikir kritis peserta didik. Namun penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan
dalam memberikan bukti konkrit tentang efek keterampilan berpikir kritis pada
peserta didik, karena untuk menyelidiki efektivitas secara komparatif, penelitian
lebih lanjut harus dilakukan dan diyakini bahwa satu lembar kerja tidak cukup
untuk mendapatkan keterampilan berpikir kritis.
Yulistiana (2015) melakukan penelitian dengan judul “ Penelitian Pembelajaran
Berbasis SETS (Science, Environment, Technology, And Society) Dalam
Pendidikan Sains”. Dalam pembelajaran SETS guru dan peserta didik sama-sama
memiliki peran yang menetukan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Peran
guru menciptakan pola berpikir yang melihat masa depan dengan berbagai
implikasinya, membawa peserta didik untuk selalu berpikir terintegratif, mengajak
peserta didik berpikir kritis dalam menghadapi sesuatu dengan mengacu SETS.
Pembelajaran yang berkualitas memiliki pengaruh yang signifikan dalam
menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Media pembelajaran merupakan unsur yang amat penting dalam proses
pembelajaran selain metode mengajar. Salah satu media diantaranya adalah
28
multimedia, yang digunakan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang
menyenangkan, menarik, mudah dimengerti, dan jelas. Hasil dari penelitian ini
adalah Pembelajaran Sains berbasis SETS (dilengkapi dengan multimedia
interaktif) dapat meningkatkan hasil belajar, meningkatkan keterampilan proses
dan keaktifan pada setiap kegiatan. Adanya respon positif dari peserta didik
terhadap pembelajaran yang berbasis SETS, dan respon positif dari guru terhadap
perangkat pembelajaran Sains yang dikembangkan dengan visi SETS. Namun
penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan pada penggunaan media pembela-
jaran. salah satunya LKPD agar dapat mengajak peserta didikberpikir kritis yang
terarah dan sistematis.
C. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013 adalah menuntut pe-
serta didik untuk berpikir kritis dan aktif dalam menyelesaikan masalah, sehingga
peserta didik tidak lagi diberikan informasi secara langsung tetapi guru hanya
bertindak sebagai fasilitator dan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bisa menggali informasi sendiri. Materi pemanasan global merupakan salah
satu materi yang diajarkan di kelas XI.
Penyajian materi pemanasan globalbervisi SETS diharapkan peserta didik dapat
menggambarkan peristiwa yang terkait dengan materi. Penggunaan pembelajaran
bervisi SETS memperhatikan isu-isu yang berkembang dalam masyarakat men-
jadi fokus utama untuk mengaitkan konsep yang akan diberikan dalam pembel-
ajaran dengan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya sains dan teknologi
terhadap lingkungan dan masyarakat.Pembelajaran yang terarah diperlukan
29
penuntun atau panduan agar kegiatan belajar mengajar lebih efektif dan efisien.
Panduan yang dimaksud salah satunya adalah LKPD.
Lembar Kerja Peserta didik merupakan salah satu media pembelajaran yang
digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan kecerdasan peserta didik dalam
proses pembelajaran. Keaktifan dan kecerdasan peserta didikitu sendiri bisa
didapatkan melalui ketrampilan berpikir kritis.
LKPD yang memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh
peserta didik, membuat peserta didik dapat mengekplorasi kemampuan berpikir
kritis. Dengan demikian, peserta didik akan lebih leluasa kegiatan belajarnya,
menemukan konsep pelajaran sekaligus menerapkan, dan memperdalam konsep
sehingga dapat membantu peserta didik memahami materi pembelajaran yang
diberikan. Akhirnya, aktivitas, respon, dan hasil belajar peserta didik diharapkan
dapat menjadi lebih meningkat.
Pendidikan SETS harus mampu membuat peserta didik yang mempelajarinya baik
siswa maupun warga masyarakat benar-benar mengerti hubungan tiap-tiap elemen
dalam SETS. Hubungan yang tidak terpisahkan antara sains, lingkungan,
teknologi dan masyarakat merupakan hubungan timbal balik dua arah yang dapat
dikaji manfaat-manfaat maupun kerugian-kerugian yang dihasilkan. Pada
akhirnya peserta didik mampu menjawab dan mengatasi setiap problem yang
berkaitan dengan kekayaan bumi maupun isu-isu sosial serta isu-isu global,
hingga pada akhirnya bermuara menyelamatkan bumi.
30
Mempertimbangkan berbagai kebutuhan di atas, diperlukan LKPD bervisi SETS
untuk membangun keterampilan berpikir kritis. LKPD yang dikembangkan berisi
indikator LKPD yang berstruktur dan digunakan oleh setiap peserta didik di
dalam kelas. LKPD yang dibuat lebih menarik agar peserta didik tidak merasa
bosan saat menggunakannya, lebih mudah untuk dipelajari, dan dapat membantu
peserta didik dalam memahami materi pelajaran yang abstrak seperti pemanasan
global. Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut diagram
kerangka pemikiran yang disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Proses pembelajaranPemanasan global
Inovasi Proses pembelajaran Pemanasan global
Masalah:1. Keterbatasan bahan ajar
(LKPD) yang dapatmenumbuhkanketerampilan berpikirkritis.
2. Siswa belum terlibat aktifdalam proses pembelajaran
Proses pembelajaranpemanasan global yang
lebih efektif
Pengembangan LembarKerja Peserta Didik
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Sains, Lingkungan, Teknologi,Dan Masyarakat
(SETS)
31
III. METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (research and
development). Penelitianpengembangan adalah penelitian yang berorientasi untuk
mengembangkan danmemvalidasi produk-produk yang digunakan dalam
pendidikan.Penelitian dan pengembangan di sini mencakup proses pengembangan dan
validasi produk Borg dan Gall (2003).Pengembangan penelitian yang dilakukan
adalahmengembangkanLKPD pemanasan global bervisi SETS untukmenumbuh-
kanketerampilanberfikiruntuk SMA/MA.Rangkaian tahap yang harus dilakukan
seperti diungkapkan Borg and Gall(2003), yaitu penelitian awal dan pengumpulan
informasi, perencanaan,pengembangan produk awal, uji coba produk awal, revisi
produk utama, ujicoba produk utama, revisi produk operasional, uji coba produk
operasional,revisi produk final, dan diseminasi dan implementasi.Tiga tahap
terakhir tidak dilakukan karena produk yang dihasilkan tidak berskala
besar.
B. Prosedur Pengembangan
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (research and
development) mengacu pada dari Borg & Gall (2003). Langkah-langkah
penelitiandanpengembangan melalui sepuluh langkah yaitu: (1) penelitian dan
32
pengumpulan informasi (research and information collection), (2) perencanaan
(planning), (3) pengembangan produk pendahuluan (develop premilinary form of
product), (4) uji coba pendahuluan (preliminary field study), (5) revisi terhadap
produk utama (main product revision), (6) uji coba utama (main field testing), (7)
revisi produk (product revision), (8) uji coba operasional (operational field
testing), (9) revisi produk akhir (final product revision), dan (10) desiminasi dan
distribusi (dessimination and distribution).Dari sepuluh langkah prosedur
penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Borg and Gall, pada penelitian
ini implementasinya hanya sampai pada langkah ke tujuh. Hal ini dilakukan
karena keterbatasan waktu maupun biaya pada penelitian, alur penelitian
pengembangan yaitu :
Gambar 2. Alur Tahap Penelitian dan Pengembangan
Langkah 1StudiPendahuluan
Analisis SK/KDLangkah 2Perencanaan Pengembangan
Langkah 3Desain Produk Awal
Langkah 4Uji Coba Pendahuluan
Langkah 5Revisi produk operasional
Langkah 6Uji CobaProdukUtamaS
Langkah 7ProdukAhir
Studi Literatur Observasi/analisisKebutuhan
Analisis bentuk Mengumpulkan bahan Pembuatan LKPD
Uji coba kelompok kecil Evaluasi ahli
Uji Efektifitas Uji Efisiensi Uji Kemenarikan
33
1. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan melakukan 2 tahap yaitu analisis setudi lapangan dan analisis
studi literatur. Tahap studi lapangan dilakukan melalui penyebaran angket pada
guru untuk apakah guru menggunakan bahan ajar berupa LKPD untuk meningkat-
kan kemampuan berpikir kritis peserta didik sedangakan pemberian angket pada
peserta didik untuk mencari tahu kemampuan konsep awal peserta didik. Pada
tahap studi pendahuluan berupa studi literatur.
Studi literatur dilakukan dengan mengkaji dan menganalisis beberapa jurnal yang
berkaitan dengan rencana penelitian, pengumpulan informasi temuan penelitian
/teori belajar, dan kajian kurikulum yang ditinjau pada bentuk bagaimana
penyusunan silabus, menetapkan KI/KD, menetapkan indicator pembelajaran,
sampai pada merumuskan KKM serta pencapaian indicator pembelajaran meng-
arahkan pada pembuatan LKPD pemanasan global bervisi SETS untuk mening-
katkan kemampuan berpikir kritis,
2. Perencanaan danPengembangan
Langkah berikutnya melakukan perencanaan yaitu desain produk LKPD, tahap
perencanaan disusun berdasarkan temuan dari tahap pengumpulan informasi,
meliputi tinjauan standar isi, yaitu menentukan kompetensi inti, kompentensi
dasar dan indikator yang ingin dicapai. Berdasarkan analisis hasil temuan di
lapangan dan analisis studi literatur, berikutnya melakukan perencanaan
pengembangan produk berupa Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yaitu
berupa lembar-lembar yang berisi langkah-langkah kerja dan berfungsi sebagai
34
pembimbing siswa untuk dapat menemukan serta membangun pengetahuan
sesuai dengan mata pelajaran yang dibahas, dengan mengkaji fase-fase proses
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran pemanasan global dari
berbagai model pembelajaran.
Adapun struktur Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) secara umum adalah: (1)
judul, (2) petunjuk belajar, (3) kompetensi yang dicapai, (4) informasi pendukung,
dan (5) tugas dan langkah kerja. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) adalah suatu lembar kegiatan siswa
yang disusun peneliti dan disebarkan kepada siswa uji coba untuk me-
mudahkan siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru berupa petunjuk
langkah–langkah dalam mengerjakan tugas siswa dengan materi yang diajarkan.
Langkah-langkah yang dilakukan pada pengembangan produk awal adalah :
1. Membuat Draf LKPD SETS.
2. Membuat LKPD bervisi SETS pada materi pemanasan global.
3. Tahap Uji Lapangan
Setelah pengembangan produk awalmenghasilkandrafLKPD bervisi SETS pada
materi pemanasan globaldilakukan ujicoba tahap awalyaitu uji ahli untuk
validasiyang dilakukan oleh ahli desainpembelajaran.Validasi desain dilakukan
oleh beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengamalan untuk menilai
produk yang dikembangkan. Validasi desain ini dilakukan untuk mengetahui
kelemahan produk yang dikembangkan. Validasi desainini terdiri dari uji ahli
desain (kesesuaian desain dengan spesifikasi yang direncanakan) dan uji
35
ahlimateri.Instrumen yang digunakan adalah angket. Instrumen angket uji ahli
digunakan untuk mengumpulkan data tentang kelayakan produk berdasarkan
kesesuaian atau tidaknya sebagai sumber belajar.
uji satu 1-1 dengan kelompok guru yang memiliki sertifikat propesional untuk
mengetahui kesesuaian, kemanfaatan, dan kemenarikandari LKPD yang
dikembangkan. Uji coba satu lawan satu adalah uji coba pada guru untuk
mengetahui respon awal dari guru mengenai kesesuaian, kemanfaatan, dan
efektivitas implementasi model pembelajaran pemanasan global yang telah
dikembangkan.
Data validasi diperoleh dengan cara memberikan lembar validasi kepada para ahli
yang berperan sebagai validator sebagai penilaian terhadap LKPD yang di-
kembangkan. Hasil validasi digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk me-
revisi model pembelajaran yang dikembangkan. Revisi bertujuan untuk memper-
baiki produk awal sehingga layak dilakukan pada setiap jenis uji coba terbatas berikut-
nya berdasarkan masukan dari siswa dan ahli melalui angket.
Setelah di revisi prodak awal di lakukan Uji coba lapanga pemakaian dilakukan
kepada siswa kelas XI SMA Negeri di daerah kota Metro provinsi Lampung
sebagai subjek penelitian, yang terdiri dari satu kelompok/kelas sebagai kelompok
eksperimen yaitu menggunakan LKPD pemanasan global bervisi SETS untuk
membangun kemampuan siswa berpikir kritis dan satu kelompok/kelas kontrol
menggunakan pembelajaran konvensional. Tahap ini diukur melalui pelaksanaan
penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan Nonequivalent (pretest
36
and posttest) with control group design. Desain penelitian digambarkan dalam
tabel 2 berikut ini :
Tabel 2. Desain pretest-postest kelompok kontrol tanpa acak
Kelompok Pretest Perlakuan (variabel bebas) Posttest (varibel terikat)
Ekperimen
Kontrol
O1
O1
X
-
O2
O2
SelanjutnyaUji lapangan disebut juga uji kemanfaatan produk yang bertujuan
untuk mengetahui efisiensi, efektifitas serta kemenarikan. Instrumen yang
digunakan untuk mengetahui efektifitas adalah instrumen tes. Untuk mengetahui
efisiensi dilakukan dengan membandingkan waktu yang diperlukan dengan
waktu yang digunakan siswa dalam pembelajaran.Pada tahap ini dilakukan uji
coba kembali pada kelas yang berbeda yang belum digunakan pada uji coba
terbatas. Berdasarkan hasil uji coba lapangan dilakukan penyempurnaan produk,
mengacu pada kriteria tampilan, kemenarikan dan kemudahan penggunaan
LKPD.
C. Subjek Uji Coba
Subyek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN tahun
pelajaran 2015-2016.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini meng-
gunakan cluster random sampling (sampling kelompok). Sampling kelompok
yaitu bentuk sampling random yang populasinya dibagi menjadi beberapa ke-
lompok (cluster) dengan menggunakan aturan-aturan tertentu.
37
Proses pengerjaannya sebagai berikut.
1. Membagi populasi kedalam beberapa sub kelompok.
2. Memilih satu atau sejumlah kelompok dari kelompok-kelompok tersebut.
Pemilihan kelompok-kelompok itu dilakukan secara random
3. Menentukan sampel dari satu atau sejumlah kelompok yang terpilih secara
random.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan
penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam
metode penelitian ilmiah karena pada umumnya data yang dikumpulkan, diguna-
kan, untuk penelitian eksplorasi dalam menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Dalam menyelesaikan tesis ini, penelitian yang dipergunakan adalah penelitian
deskriptif kualitatif sehingga penyajiannya secara induktif. Jadi, data yang tersaji
berbentuk narasi berdasarkan data-data yang diperoleh.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilaksanakan melalui:
Angket, lembar observasi, dan tes pencapaian.
1. Angket
Data dalam penelitian pengembangan ini diperoleh melalui instrumen angket yang
digunakan untuk menganalisis kebutuhan guru dan siswa dalam menggunakan
LKPD sebagai penunjang pembelajaran. Angket diberikan kepada guru dan siswa
untuk mengetahui kebutuhan akan LKPD. Instrumen angket uji ahli digunakan
untuk mengumpulkan data tentang kelayakan produk, berdasarkan kesesuaian
38
desain dan isi materi pada produk yang telah dikembangkan. Instrumen angket
respon pengguna digunakan untuk mengumpulkan data tentang keterbacaan,
kemudahan, dan kemanfaatan produk.
2. Tes
Data yang dikumpulkan merupakan data tentang hasil tes tertulis berisi tentang
indikator-indikator untuk mengumpulkan data kemampuan siswa berpikir kritis
dan dilakukan untuk mengetahui tingkat keefektifan produk yang dikembangkan.
Tes ini dilakukan pada siswa kelas XI SMA Negeri sebagai obyek penelitian,
yang terdiri dari satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu pembelajaran
menggunakan LKPD pemanasan global bervisi SETS untuk membangun kete-
rampilan berpikir kritis dan satu kelas kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional
Soal yang digunakan memuat soal-soal materi pembelajaran pemanasan global
yang membangun kemampuan berpikir kritis siswa dan diberikan dua kali (pretest
dan posttest) untuk mengetahui perubahan kemampuan berpikir kritis siswa. Pre-
test diberikan kepada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
mengetahui kemampuan awal kedua kelas tersebut, sedangkan post-test diberikan
setelah kelompok eksperimen diberi treatment (perlakuan) dengan pembelajaran
menggunakan LKPD hasil pengembangan dan kelompok kontrol menggunakan
pembelajaran konvensional. Perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang
terlihat dari hasil tes ini merupakan data yang digunakan untuk mengukur efek-
tifitas LKPDpemanasan gobal bervisi SETS untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis.
39
E. Teknik Analisis Data
Setelah data hasil angket analisis kebutuhan guru dan siswa diperoleh, data
tersebut digunakan untuk menyusun latar belakang dan tingkat kebutuhan produk
yang akan dikembangkan. Data kesesuaian materi pembelajarandan desain pada
produk diperoleh dari ahli materidanahli desainmelalui uji validasi ahli. Data
kesesuaian tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang
dihasilkan. Data keterbacaan, kemudahan, dan kemanfaatan produk LKPD diper-
oleh dari uji lapangan yang dilakukan secara langsung kepada siswa. Sedangkan
data tingkat keefektifan produk diperoleh melalui tes tertulis sebelum dan
setelahproduk digunakan.
Sebelum dilakukan analisis tingkat keefektivan, untuk mengetahui bahwa data
yang dihasilkan berdistribusi normal dan berasal dari varians yang sama, terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Selanjutnya analisis data
hasiltesuntukmengukurtingkatkeefektifan pada tahap uji coba pemakaian (Pre-
test-Posttest Control Group Design)menggunakanuji beda 2 mean antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol menggunakan SPSS pada taraf nyata α = 5 %,
Tingkat efektifitas produk berdasarkan rata-rata nilai gain ternormalisasi dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
im
if
SS
SSg
Keterangan:
<g> = gain ternormalisasi
<Sf> = nilai posttest
40
<Si> = nilai pretest
Sm = nilai maksimum
Nilai rata-rata gain ternormalisasi kemudian diklasifikasikan seperti tabel 3
berikut ini:
Tabel 3. Nilai Rata-rata Gain Ternormalisasi dan Klaslifikasinya
Rata-rata Gain
TernormalisasiKlasifikasi
Tingkat
Keefektifan
<g> ≥ 0,70 Tinggi Efektif
0,30 ≤ <g>< 0,70 Sedang Cukup Efektif
<g>< 0,30 Rendah Kurang Efektif
Sumber: Hake (2000)
Analisis data yang dilakukan berdasarkan instrumen uji validasi ahli dan
ujilapangan, bertujuan untuk menilai sesuai atau tidak produk yang dihasilkan
sebagai salah satu sumber pembelajaran. Pada instrumen angket penilaian uji
validasi ahli memiliki 2 pilihan jawaban yang sesuai dengan konten pertanyaan.
Instrumen penilaian kesesuaian materi pembelajarandan desain pada produk
memiliki 2 pilihan jawaban, yaitu: “ Ya” dan “Tidak”. Revisi dilakukan pada
konten pernyataan yang diberi jawaban “tidak”, atau ahli member masukan
khusus terhadap produk yang telah dibuat.
Data keterbacaan produk, kemudahan produk, dan kemanfaatan produk, diperoleh
pada uji lapangan. Instrumen angketuntuk memperoleh data keterbacaan produk
memiliki 4 pilihan jawaban yang sesuai dengan konten pertanyaan, yaitu: “tidak
terbaca”,”cukup terbaca”,”terbaca”,dan“sangat terbaca”. Instrumen angket untuk
41
memperoleh data kemudahan produk memiliki 4 pilihan jawaban, yaitu: “tidak
mudah”,” cukup mudah”,”mudah”,dan “sangat mudah”. Instrumen angket untuk
memperoleh data kemanfaatan produk memiliki 4 pilihan jawaban, yaitu: “tidak
bermanfaat”,”cukup bermanfaat”,”bermanfaat”,dan“sangat ber-manfaat”.
Penskoran jawaban responden dalam uji keterbacaan, uji kemudahan, dan uji ke-
manfaatan penggunaan LKPD hasil pengembangan berdasarkan skala Likert
(Sugiyono, 2009), seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban.
Uji Keterbacaan Uji Kemudahan Uji Kemanfaatan Skor
Sangat Terbaca Sangat Mudah Sangat Bermanfaat 4
Terbaca Mudah Bermanfaat 3
Cukup Terbaca Cukup Mudah Cukup Bermanfaat 2
Tidak Terbaca Tidak Mudah Tidak Bermanfaat 1
Sumber: Sugiyono (2009)
Skor secara keseluruhan mengenai tingkat keterbacaan, kemudahan, dan
kemanfaatan LKPD hasil pengembangan menggunakan tafsiran Arikunto (1997)
seperti pada Tabel 5.
Tabel 5.Tafsiran Skor PenilaianMenjadiPernyataanNilaiKualitas
Skor (Persentase) Kriteria
80,1% – 100,0% Sangat tinggi
60,1% – 80,0% Tinggi
40,1% – 60,0% Sedang
42
20,1% – 40,0% Rendah
0,0% – 20,0% Sangat rendah
Sumber: Arikunto (1997)
F. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji perbedaan dua
rata-rata dan dilakukan pada n-Gain. Uji perbedaan dua rata-rata ada uji prasyarat
yang harus dilakukan, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari
populasi berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya
apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Hipotesis untuk
uji normalitas adalah sebagai berikut:
Ho : kedua sampel berdistribusi normal
H1 : kedua sampel tidak berdistribusi normal
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian
berawal dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnya untuk menentu-
kan uji yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas
dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varians yang
sama (populasi dengan varians yang homogen) atau sebaliknya. Untuk menguji
homogenitas varians dapat menggunakan uji F dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho : σ 21 = σ 2
2 (kedua populasi memiliki varians yang homogen)
43
H1 : σ 21 ≠ σ 2
2 ( kedua populai memiliki varians yang tidak homogen)
3) Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menentukan seberapa efektif
perlakuan sampel dengan melihat n-Gain ternormalisasi kemampuan bepikir kritis
dasar siswa yang berbeda secara signifikan antara pembelajaran menggunakan
LKPD hasil pengembangan dengan pembelajaran yang tidak menggunakan LKPD
hasil pengembangan pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Metro.
Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah :
Ho : Rata-rata n-Gainkemampuan bepikir kritis dasar siswa dengan
pembelajaran menggunakan LKPD hasil pengembangan lebih rendah atau
sama dengan rata-rata n-Gainkemampuan bepikir kritis dasar siswa dengan
pembelajaran yang tidak LKPD hasil pengembangan pada materi
pemanasan global.
Ho : µ1x ≤ µ2x
H1 : Rata-rata n-Gainkemampuan bepikir kritis dasar siswa dengan
pembelajaran menggunakan LKPD hasil pengembangan lebih tinggi dari
rata-rata n-Gainkemampuan bepikir kritis dasar siswa dengan
pembelajaran yang tidak menggunakan LKPD hasil pengembangan pada
materi pemanasan gobal.
H1 : µ1x> µ2x
Keterangan:
µ1 = rata-rata n-Gain (x) pada pemanasan gobal pada kelas yang menggunakan
LKPD hasil pengembangan dalam pembelajarannya.
44
µ2 = rata-rata n-Gain (x) pada materi pemanasan gobal pada kelas yang tidak
menggunakan LKPD hasil pengembangan dalam pembelajarannya
x = kemampuan bepikir kritis dasar siswa
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilaukan, dapat disimpul-
kan sebagai berikut.
1. Produk hasil penelitian dan pengembangan adalah berupa LKPD pemanasan
global bervisi SETS untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang
valid a) proses sains yang disajikan dalam bentuk kegiatan pembelajaran
mengamati dan memaknai grafik perubahan suhu, b) proses environment yang
disajikan dalam bentuk kegiatan pembelajaran memberikan kesimpulan pada
gambar fenomena pemanasan global, c) technology yang disajikan dalam
bentuk kegiatan pembelajaran bagaimana peserta didik memberikan
penjelasan secara benar terhadapt aktivitas manusia, d) society yang disajikan
dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan strategi atau
ide(gagasan) mengurangiaktivitas manusia yang dapat menyebabkan
pemanasan global.
2. LKPD hasil pengembangan memiliki tingkat kemenarikan dengan skor rata-
rata 3,27 atau 81,74% dengan kategori “menarik”, tingkat kemudahan dengan
skor rata-rata 3,25 atau 81,32% dengan kategori “mudah”, dan tingkat
99
kemanfaatan dengan skor rata-rata 3,21 atau 80,13% dengan kategoti
“bermanfaat”.
3. LKPD hasil pengembangan dinyatakan cukup efektif untuk menumbuhkan
keterampilan berpikir kritis dengan rata-rata N-gain sebesar 0,63 dengan
kategori sedang.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, dapat disarankan hal-hal sebagai
berikut:
1. LKPD hasil pengembangan diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif
bahan ajar yang digunakan untuk merancang pembelajaran yang aktif dan
inovatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. LKPD hasil pengembangan dapat digunakan dalam proses pembelajaran dan
dapat dikembangkn oleh guru dengan mengkombinasikan dengan metode
pembelajaran yang sesuai.
3. LKPD hasil pengembangan dapat dikembangkan lebih lanjut dengan materi
pelajaran yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiyanti, Y. 2014. Penggunaan Lembar Kerja (LK) Terbuka untuk PeningkatanPemahaman Konsep dan Berpikir Kreatif Pada Mata Kuliah BiologiUmum. Jurnal Ilmiah Solusi Vol. 1 No.1 Januari – Maret 2014: 18-21
Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.
Astuti,Y.& Setiawan B. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Kooperatifpada Materi Kalor .Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(1) 88-92
Birdsall, S. 2013. Reconstructing the Relationship Between Science andEducation for Sustainability: A Proposed Framework of Learning.International Journal of Environmental and Science Education, 8(3),451-478.
Borg, W. R. & Gall, M. D. 1989. Educational Research an Introduction. NewYork: Longman.
Dwijananti, P. & yulianti D. 2010. Pengembangan Kemampuan Berpikir KritisMahasiswa Melalui Pembelajaran Problem Based Instruction pada MataKuliah Fisika Lingkungan. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6, 108-114, ISSN: 1693-1246.
Ching, H. S., & Fong, S. F., 2013. Effects of Multimedia-Based Graphic NovelPresentation on Critical Thinking Among Students of Different LearningApproaches. TOJET: The Turkish Online Journal of EducationalTechnology, 12(4).
Damayanti, D. S. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) denganPendekatan Inkuiri Terbimbing untuk Mengoptimalkan KemampuanBerpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013. RADIASI-PendidikanFisika, 3(1), 58-62.
Damayanti &Pentiana, D. 2013. "Global Warming" in the Perspective ofEnvironmental Management Accounting (EMA) Jurnal Ilmiah ESAI Vol.7, No.1.
Duron, R., Limbach, B., & Waugh, W. 2006. Critical Thinking Framework forAny Discipline. International Journal of Teaching and Learning inHigher Education, 17(2), 160-166.
Ennis, H Robert, 1996. Critical Thinking. University of Illinois: Prentice Hall,Upper Saddle River, New Jersey 07458.
Ferawati, F. Rusilowati, A, Supriyadi.2012. Keefektifan Pembelajaran BencanaAlam Bervisi SETS Terintegrasi dalam IPA dengan Media Animasi danLembar Pertanyaan. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8,184-189. ISSN:1693-1246
Hadzigeorgiou, Y., & Skoumios, M. 2013. The Development of EnvironmentalAwareness through School Science: Problems and Possibilities.International Journal of Environmental and Science Education,8(3), 405-426.
Hake, R.R. 2000. Interactive-Engagement Vs Traditional Methods: A SixThousand Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory PhysicsCourses. American Journal Of Physics, Vol. 66, p. 64-74
Harnani, S., & Suyatna, A. 2015, October. LKS Pemanasan Global Bervisi SETSBerorientasi Kontruktivistik Untuk Meningkatkan Kemampuan BerpikirKritis. In Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) (Vol. 4, Pp.Snf2015-II).
Hashim, N. 2010. Analisis Tren Pemanasan Global dan Kesannya terhadap AspekDayahuni Bandar di Malaysia. Malaysian Journal of Society and Space, 6issue 2 (72 - 88).
Juwita, R., Haryono &Hariwibawanto. 2011. Pengembangan ModelPembelajaran Konstruktivistik Menggunakan LMS Moodle Di SmpNegeri 21 Semarang. Innovative Journal of Curriculum and EducationalTechnology 1 (1).
Kılınç, A., Boyes, E., & Stanisstreet, M. 2011. Turkish School Students andGlobal Warming: Beliefs and Willingness to Act. Eurasia Journal ofMathematics, Science & Technology Education, 7(2), 121-134.
Kartimi & Liliasari. 2012. Pengembangan Alat Ukur Berpikir Kritis pada KonsepTermokimia untuk Siswa SMA Peringkat Atas dan Menengah JurnalPendidikan IPA Indonesia (1)21-26
Kurnianto, P. Dwijananti, P. Khumaedi. 2010. Pengembangan KemampuanMenyimpulkan dan Mengkomunikasikan Konsep Fisika Melalui KegiatanPraktikum Fisika Sederhana. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6, 6-9.ISSN: 1693-1246
Machin, A. 2014. Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter danKonservasi pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan.Jurnal PendidikanIPA Indonesia3 (1), 28-35
Medriati, R. 2013. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa pada KonsepCahaya Kelas VII Melalui Penerapan Model Pembelajaran ProblemBased Learning (PBL) Berbasis Laboratorium di SMPN 14 KotaBengkulu. Semirata 2013 FMIPA Unila.
Meehl, G. A., Washington, W. M., Collins, W. D., Arblaster, J. M., Hu, A., Buja,L. E., ... & Teng, H. (2005). How much more global warming and sealevel rise?. Science, 307(5716), 1769-1772.
Muhi, A.H. 2011. Pemanasan Global (Global Warming). Institut Pemerintahandalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat
Mursalin, E. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Bervisi SETS (Science,Environment, Technology And Society) dan Berbasis KewirausahaanKimia (Chemoentre preneurship) Kompetensi Terkait Hidrokarbon danMinyak Bumi. IKIP Veteran Semarang
Nugraha,D.A., Binadja A. & Supartono.2013. Pengembangan Bahan Ajar ReaksiRedoks Bervisi SETS, Berorientasi Konstruktivistik. Journal of InnovativeScience Education ISSN 2252 – 6412
Pariska, I.S. Elniati, S. Syafriandi. 2012. Pengembangan Lembar Kerja SiswaMatematika Berbasis Masalah. Vol. 1 No. 1: Jurnal PendidikanMatematika Hal. 75-80
Patrisukma, M. & Suhadi, M. 2014. Penggunaan Lembar Kegiatan SiswaBerbasis Pendekatan Scientifict dalam Implementasi Kurikulum 2013terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII. Universitas negeriJakarta
Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Permendikbud No. 59 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah MenengahAtas/Madrasah Aliyah
Sadia, I. W. (2008). Model Pembelajaran yang Efektif untuk MeningkatkanKeterampilan Berpikir Kritis (Suatu Persepsi Guru). Jurnal Pendidikandan Pengajaran Undiksha, 41(2), 219-237.
Saefurohman, A. 2013. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalamPembelajaran IPA. IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Santoso, B. 2011. Pengembangan Materi Geografi Integrasi Pemanasan Global(Global Warming) dengan Metode Problem based Learning Pada KelasXI di SMA Negeri 1 Suruh. JPP, 1(2).
Setyowati R., Parmin & Widiyatmoko A. 2013. Pengembangan Modul IPABerkarakter Peduli Lingkungan Tema Polusi sebagai Bahan Ajar SiswaSMK Negeri 11 Semarang. USEJ 2 (2).
Skamp K. R, Boyes E, Stanisstreet M. 2009. Global Warming Responses at ThePrimary Secondary Interface: I Students Beliefs and Willingness to Act,Australian Journal of Environmental Education;25:15-30.
Shepardson, D. P., Niyogi, D., Choi, S., & Charusombat, U. (2011). Students’Conceptions about The Greenhouse Effect, Global Warming, andClimate Change. Climatic Change, 104(3-4), 481-507
Smarabawa, I. Arnyana, I. Setiawan, I. 2013. Pengaruh Model PembelajaranSains Teknologi Masyarakat terhadap Pemahaman Konsep Biologi danKeterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Suarsana, M. & Wahyuni, P.S. 2011. Global Warming: Ancaman Nyata SektorPertanian dan Upaya Mengatasi Kadar CO2 Atmosfer. Widyatech JurnalSains dan Teknologi Vol. 11.
Sugiyono, A.2006. Penanggulangan Pemanasan Global di Sektor PenggunaEnergi. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol. 7, No. 2, 2006: 15-19
Sulistyaningsih, D. WaluyaS. B.& Kartono. 2012. Model PembelajaranKooperatif Tipe Circ dengan Pendekatan Konstruktivisme untukMeningkatkan Kemampuan Koneksi Matematik.Unnes Journal ofMathematics Education Research
Suyanto, Eko dan Sartinem. 2009. Pengembangan Contoh Lembar Kerja FisikaSiswa dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustakadan Keterampilan Proses untuk SMA Negeri 3 Bandar Lampung.Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2009. Bandar Lampung:Universitas Lampung.
Snyder, L. G., & Snyder, M. J. 2008. Teaching Critical Thinking and ProblemSolving Skills. The Journal of Research in Business Education,
50(2), 90.
Thompson, C. 2011. Critical Thinking Across the Curriculum: Process OverOutput. International Journal of Humanities and Social Science, 1(9).
Trenberth, K. E., Aiguo D., Gerard van der Schrier, Philip D.J., Jonathan B.,Keith R. B., & Justin S. 2014. Global Warming and Changes In Drought.Nature Climate Change, 4(1), 17-22.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumu Aksara
Waryono, T. 2002. Upaya Pemberdayaan Masyarakat dalam Pelestarian HutanSebagai Pencegah Pemanasan Global. Universitas Indonesia
Yazdanparast, T., Salehpour, S., Masjedi, M. R., Seyedmehdi, S. M., Boyes, E.,Stanisstreet, M., &Attarchi, M. 2013. Global Warming: Knowledge andViews Of Iranian Students. Acta MedicaIranica, 51(3), 178-184.
Yulistiana. 2015. Penelitian Pembelajaran Berbasis SETS (Science, Environment,Technology, And Society) dalam Pendidikan Sains . Jurnal Formatif 5(1):76-82, ISSN: 2088-351X