pengembangan keprofesian berkelanjutan j.pdf · pppptk penjas -bk, ... asasi manusia di indonesia...
TRANSCRIPT
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI J Penulis: Drs. Supandi, M.Pd. Drs. H. Haryono Adi Purnomo Rahma Tri Wulandari, S.Pd. Dr. Sri Untari, M.Si. Hj. Elita, M.Pd. Gatot Malady, S.I.P., M.Si. Magfirotun Nur Insani, S.Pd. Dr. Sutoyo, S.H., M.Hum. Drs. Suparlan Al Hakim, M.S. Dra. Siti Mulyani Yudarini Probowati, S.Pd. Drs. Sumarno P.M. Henny Dwi Omegawati, S.Pd. Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. Dra. Siti Mulyani
Penyunting: Ahmad Hanif Hasan Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis Copyright © 2017 Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.
PPKn SMP KK J
iii
Kata Sambutan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah
daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi
guru.
Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam
upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan
kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk
kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil
UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan
pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut
dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut
pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada
tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar
utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda
Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap
muka dengan daring).
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK
KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah
(LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal
Kegiatan Pembelajaran 1
iv
Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan
perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya.
Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka
dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan
modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas
kompetensi guru.
Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk
mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.
Jakarta, April 2017
Direktur Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan,
Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP. 195908011985031002
PPKn SMP KK J
v
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah
Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),
Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak
lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan
kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran
yang diampunya.
Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat,
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan
review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah
terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas,
serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta
selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah
Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para
peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi
pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.
Kegiatan Pembelajaran 1
vi
Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan
PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika,
PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya
dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah
Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para
widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan
tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.
Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat
meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi
pendidikan anak didik kita.
Jakarta, April 2017
Direktur Pembinaan Guru
Pendidikan Dasar
Poppy Dewi Puspitawati NIP. 196305211988032001
PPKn SMP KK J
vii
Daftar Isi
Hal. Kata Sambutan .................................................................................................... iii Kata Pengantar ..................................................................................................... v Daftar Isi .............................................................................................................. vii Daftar Gambar ..................................................................................................... xi Daftar Tabel .......................................................................................................... xi
Pendahuluan ......................................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................ 1 B. Tujuan .......................................................................................................... 3 C. Peta Kompetensi ......................................................................................... 4 D. Ruang Lingkup ............................................................................................ 5 E. Saran Penggunaan Modul .......................................................................... 6
Bagian I Kompetensi Profesional .......................................................... 17
Kegiatan Pembelajaran 1 Paradigma PPKn .................................................... 17 A. Tujuan ........................................................................................................ 17 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................ 17 C. Uraian Materi ............................................................................................. 17 D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 25 E. Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 27 F. Rangkuman ............................................................................................... 30 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................ 31
Kegiatan Pembelajaran 2 Pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila ...................... 33 A. Tujuan ........................................................................................................ 33 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................ 33 C. Uraian Materi ............................................................................................. 33 D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 44 E. Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 46 F. Rangkuman ............................................................................................... 51 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................ 51
Kegiatan Pembelajaran 3 Aktualisasi Pancasila Sebagai Ideologi Negara. 53 A. Tujuan ........................................................................................................ 53 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................ 53 C. Uraian Materi ............................................................................................. 54 D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 57 E. Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 59 F. Rangkuman ............................................................................................... 63 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................ 64
Kegiatan Pembelajaran 1
viii
Kegiatan Pembelajaran 4 Pengembangan Amandemen Pasal-Pasal Dalam UUD Negara RI Tahun 1945 ............................................................................... 65
A. Tujuan ........................................................................................................ 65 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................. 65 C. Uraian Materi ............................................................................................. 65 D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 69 E. Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 71 F. Rangkuman ................................................................................................ 75 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................. 76
Kegiatan Pembelajaran 5 Pengembangan Sikap dan Komitmen Mempertahankan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ...................................................................................................................... 77
A. Tujuan ........................................................................................................ 77 B. Indikator Pencapain Kompeensi ................................................................ 77 C. Uraian Materi ............................................................................................. 78 D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 83 E. Latihan/Kasus/Tugas ................................................................................. 86 F. Rangkuman ................................................................................................ 90 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................. 90
Kegiatan Pembelajaran 6 Pengembangan Fungsi Lembaga-Lembaga Negara Dalam UUD Negara RI Tahun 1945 ...................................................... 91
A. Tujuan ........................................................................................................ 91 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................. 91 C. Uraian Materi ............................................................................................. 92 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 103 E. LatihanKerja/Kasus/Tugas ....................................................................... 105 F. Rangkuman .............................................................................................. 110 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 110
Kegiatan Pembelajaran 7 Pengembangan Jaminan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia ............................................................................. 112
A. Tujuan ...................................................................................................... 112 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 112 C. Uraian Materi ........................................................................................... 112 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 115 E. LatihanKerja/Kasus/Tugas ....................................................................... 117 F. Rangkuman .............................................................................................. 121 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 121
Kegiatan Pembelajaran 8 Indonesia Negara Hukum ................................... 122 A. Tujuan ...................................................................................................... 122 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 122 C. Uraian Materi ........................................................................................... 122
PPKn SMP KK J
ix
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 129 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 132 F. Rangkuman ............................................................................................. 135 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut. ............................................................. 136
Kegiatan Pembelajaran 9 Pengembangan Kerukunan dan Harmonisasi dalam Keberagaman Masyarakat Indonesia ................................................. 138
A. Tujuan ...................................................................................................... 138 B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 138 C. Uraian Materi ........................................................................................... 138 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 141 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 143 F. Rangkuman ............................................................................................. 145 G. Umpan Balik dan Tindak lanjut ............................................................... 146
Kegiatan Pembelajaran 10 Pengembangan Penerapan Persatuan Dan Kesatuan Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika ........................................... 148
A. Tujuan ...................................................................................................... 148 B. Indikator Pencapaian Kopetensi ............................................................. 148 C. Uraian Materi ........................................................................................... 149 D. Aktifitas Pembelajaran ............................................................................. 155 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 157 F. Rangkuman ............................................................................................. 160 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 161
Kegiatan Pembelajaran 11 Pengembangan Sikap dan Komitmen Menjaga, Memperkuat, dan Memperkokoh NKRI .......................................................... 163
A. Tujuan ...................................................................................................... 163 B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 163 C. Uraian Materi ........................................................................................... 163 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 167 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 169 F. Rangkuman ............................................................................................. 174 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 174
Bagian II Kompetensi Pedagogik ........................................................ 175
Kegiatan Pembelajaran 12 Pengembangan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PPKn SMP ................................................................................ 175
A. Tujuan ...................................................................................................... 175 B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 175 C. Uraian Materi ........................................................................................... 176 D. Aktifitas Pembelajaran ............................................................................. 179 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 182 F. Rangkuman ............................................................................................. 184 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 185
Kegiatan Pembelajaran 1
x
Kegiatan Pembelajaran 13 Pengembangan Model-Model Pembelajaran PPKn SMP .................................................................................................................... 187
A. Tujuan ...................................................................................................... 187 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 187 C. Uraian Materi ........................................................................................... 188 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 196 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 198 F. Rangkuman .............................................................................................. 200 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 201
Kegiatan Pembelajaran 14 Pengembangan Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP .................................................................................................................... 202
A. Tujuan ...................................................................................................... 203 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 203 C. Uraian Materi ........................................................................................... 203 D. Aktifitas Pembelajaran ............................................................................. 228 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 230 F. Rangkuman .............................................................................................. 233 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 234
Kegiatan Pembelajaran 15 Pengembangan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran PPKn SMP ................................................................................. 235
A. Tujuan ...................................................................................................... 236 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 236 C. Uraian Materi ........................................................................................... 236 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 244 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 245 F. Rangkuman .............................................................................................. 246 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 246
Kegiatan Pembelajaran 16 Pengembangan Penyusunan RPP PPKn SMP 248 A. Tujuan ...................................................................................................... 248 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 248 C. Uraian Materi ........................................................................................... 248 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 257 E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................... 259 F. Rangkuman .............................................................................................. 261 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 261
Rambu-rambu Jawaban Latihan/Kasus/Tugas .............................................. 263 Evaluasi ............................................................................................................. 269 Penutup .............................................................................................................. 277 Daftar Pustaka ................................................................................................... 279 Glosarium .......................................................................................................... 284
PPKn SMP KK J
xi
Daftar Gambar
Hal Gambar 1. Ruang Lingkup .................................................................................... 6
Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ................................................ 7
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ............................................... 7
Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ................................. 9
Gambar 5. Aktivitas Pembelajaran Aktualisasi Pancasila Sebagai Ideologi Negara .................................................................................................................. 57
Gambar 6. Aktifitas pembelajaran pengembangan sumber dan media belajar 244
Daftar Tabel
Hal Tabel 1. Peta Kompetensi ...................................................................................... 4
Tabel 2. Daftar Latihan Kerja Modul .................................................................... 11
Tabel 3. kisi-kisi ujian sekolah SMP/MTs – PPKn .............................................. 14
Tabel 4. Aktivitas Pembelajaran Materi Paradigma PPKn ................................... 25
Tabel 5. Rincian identifikasi moral dan etika ........................................................ 27
Tabel 6. Aktivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Pengembangan Amandemen Pasal-Pasal Dalam UUDNRI Tahun 1945” .................................... 69
Tabel 7. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Pengembangan sikap dan komitmen mempertahankan Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 .................. 83
Tabel 8. HAM dalam Pembukaan UUD Tahun 1945 ......................................... 113
Tabel 9. HAM dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 ............................................... 115
Tabel 10. Format Pertanyaan dan Jawaban ...................................................... 116
Tabel 11. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Indonesia Negara Hukum ................................................................................................................ 129
Tabel 12. Akitivitas pembelajaran diklat dalam kegiatan pembelajaran ............ 141
Tabel 13. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “ Peserta diklat mampu mengembangkan semangat persatuan dan kesatuan untuk memperkuat dan memperkokoh NKRI” ................................................................................... 167
Tabel 14. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih
Kegiatan Pembelajaran 1
xii
rendah hingga yang lebih tinggi .......................................................................... 177
Tabel 15. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Pengembangan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP” ...................................... 179
Tabel 16. Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah .............................................................................................................. 190
Tabel 17. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “ Pengembangan model-modelpembelajaran PPKn SMP” ............................................................. 196
Tabel 18. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap .................................................. 206
Tabel 19. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap Spiritual oleh Walil Kelas dan Guru BK .............................................................................................................. 207
Tabel 20. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap Sosial oleh Wali Kelas & Guru BK ....................................................................................................................... 208
Tabel 21. Contoh Jurnal Sikap Spiritual dan Sosial oleh Wali Kelas & Guru BK ....................................................................................................................... 208
Tabel 22. Contoh Jurnal Sikap Spiritual dan Sosial oleh Pendidik .................... 209
Tabel 23. Contoh Lembar Penilaian Diri Peserta didik ....................................... 210
Tabel 24. Contoh Lembar Penilaian Diri Peserta didik ....................................... 210
Tabel 25. Contoh Format Penilaian Antar Teman .............................................. 211
Tabel 26. Contoh Lembar Penilaian Antar Teman ............................................. 212
Tabel 27. Jenis, Subjenis, dan Contoh Dimensi Pengetahuan .......................... 218
Tabel 28. Aktivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Pengembangan Penilaian hasil belajar mata pelajaran PPKn SMP ............................................. 228
Tabel 29. Skenario pengembangan media Pembelajaran Sederhana .............. 241
Tabel 30. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Penyusunan RPP” ................................................................................................................... 257
PPKn SMP KK J
1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling mendasar dalam siklus
kehidupan manusia mulai dari lahir sampai akhir hayat. Secara konsep, pendidikan
merupakan suatu upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME
dan berakhlak mulia. Untuk mewujudkan hal tersebut tidak terlepas dari adanya
peran keluarga, sekolah dan masyarakat yang biasa dikenal istilah Tri Pusat
Pendidikan, yang meliputi: keluarga, sekolah dan masyarakat. Tiga pusat
pendidikan tersebut memiliki sifat-sifat fungsi serta peran masing-masing yang
mana sangat berpengaruh terhadap perilaku dan sikap anak. Diharapkan ketika
masing masing peran berjalan dengan baik maka anak akan memiliki tutur kata,
perilaku dan sikap yang baik yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan pendidikan yang
tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita Presiden Joko
Widodo – Jusuf Kalla dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini
terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan
cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama GNRM
(religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas) ingin ditanamkan melalui
sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami dan diterapkan di seluruh
sendi kehidupan. PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang
semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan
bagi masa depan bangsa. Ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan
peserta didik secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang
kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan. Memahami latar belakang,
urgensi, dan konsep dasar PPK menjadi sangat penting bagi Kepala Sekolah agar
dapat menerapkannya sesuai dengan konteks pendidikan di daerah masing-
masing.
Modul ini bertujuan untuk memberikan seperangkat materi tentang permasalahan
Pendahuluan
2
penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. apa dan mengapa materi ini penting diberikan sebagai materi diklat
guru yang akan ditingkatkan kualitasnya?. Untuk menjawab pertanyaan ini perlu
diingat bahwa Pancasila adalah landasan ideologi bangsa Indonesia yang
dijadikan acuan dalam berperilaku dan bersikap. Untuk itu materi yang berkenaan
dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila yakni
permasalahan penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap harus dikuasai
oleh guru dan merupakan hal penting yang harus menjadi perhatian bangsa
Indonesia. Pada abad 21 yang menuntut warga bangsa ini memiliki kompetensi
dan profesional untuk dapat bersanding dan bertanding secara global, maka
materi ini merupakan materi strategis yang harus dikuasai guru PPKn agar
semakin berkualitas atau guru semakin profesional. Keprofesian guru harus
dikembangkan secara berkelanjutan melalui strategi pembinaan guru dan tenaga
kependidikan agar dapat meningkatkan kemampuan guru dan tenaga
kependidikan, sehingga dapat memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan
kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan secara berkelanjutan.
Kegiatan Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan (PKB) diselenggarankan
untuk mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga
kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.
PKB merupakan kewajiban bagi Guru dan tenaga kependidikan baik secara
mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh
lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru.
Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK ,
salah satunya adalah di PPPPTK PKn dan IPS. Pelaksanaan diklat tersebut
memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat,
diantaranya adalah modul “
Revitalisasi nilai PPKn SMP dan pengembangan pendekatan saintifik dalam pembelajaran dan penilaian serta pengembangan RPP PPKn SMP”
Modul ini didesain sebagai bahan ajar yang dapat dipelajari secara mandiri oleh
peserta diklat PKB Guru PPKn SMP kelompok kompetensi J Modul ini berisi
materi, metode, batasan-batasan, tugas dan latihan serta petunjuk cara
penggunaannya yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai
PPKn SMP KK J
3
tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
Dasar hukum dari penulisan modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
untuk guru PPKn SMP antara lain :
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
3. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41
tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK.
6. Dan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 21, 22, 23, dan 24
tahun 2016
Kompetensi peserta diklat PKB Kelompok Komptensi J bagi guru mata pelajaran
PPKn SMP yang diharapkan melalui modul Revitalisasi nilai PPKn SMP dan pengembangan pendekatan saintifik dalam pembelajaran dan penilaian RPP PPKn SMP meliputi (1) Paradigma PPKn (2) Pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila
(3) Aktualisasi Pancasila Sebagai Ideologi Negaradll.
B. Tujuan
Modul kelompok kompetensi J ini, merupakan kesatuan utuh dari materi-materi
yang ada. Modul diklat ini sebagai panduan belajar bagi guru PPKn SMP dalam
memahami materi PPKn Sekolah Menengah Pertama. Modul ini bertujuan dalam
upaya peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional materi PPKn SMP
sebagai tindak lanjut dari UKG tahun 2015.
Kita akan mengajak Anda, mengkaji terkait materi yang terdiri atas materi
pedagogik dan profesional. Materi pedagogik berhubungan dengan materi yang
mendukung proses pembelajaran seperti Pendekatan Pembelajaran dan Model-
Pendahuluan
4
model Pembelajaran, RPP, Penilaian, Sumber dan Media, serta PTK. Materi
profesional terkait dengan materi PPKn, yaitu mencakup Paradigma PPKn,
Pembudayaan nilai-nilai Pancasila, Aktualisasi Pancasila sebagai Ideologi
Negara, Pengembangan amandemen pasal-pasal dalam UUDNRI Tahun 1945,
Pengembangan sikap dan komitmen mempertahankan Pembukaan UUDNRI
Tahun 1945, Pengembangan fungsi Lembaga-lembaga Negara dalam
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pengembangan
jaminan dan perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia, Indonesia negara
hukum, Pengembangan kerukunan dan harmonisasi dalam keberagaman
masyarakat Indonesia, Pengembangan penerapan persatuan dan kesatuan dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika, Pengembangan sikap dan komitmen menjaga,
memperkuat dan memperkokoh NKRI, Pengembangan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran PPKn SMP, Pengembangan model-model pembelajaran PPKn
SMP, Pengembangan penilaian hasil belajar PPKn SMP, Pengembangan sumber
belajar dan media pembelajaran PPKn SMP.
C. Peta Kompetensi
Kompetensi yang ingin dicapai setelah peserta diklat mempelajari Modul ini
adalah:
Tabel 1. Peta Kompetensi
Kegiatan Pembelajaran
ke - Kompetensi
1. Merumuskan Paradigma PPKn
2. Menyusun Pembudayaan nilai-nilai Pancasila
3. Merumuskan Aktualisasi Pancasila sebagai ideologi
negara
4. Menyusun Pengembangan amandemen pasal-pasal
dalam UUDNRI Tahun 1945
5. Menyusun Pengembangan sikap dan komitmen
mempertahankan Pembukaan UUDNRI Tahun 1945
PPKn SMP KK J
5
Kegiatan Pembelajaran
ke - Kompetensi
6. Menyusun Pengembangan fungsi Lembaga-lembaga
Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
7. Menyusun Pengembangan jaminan dan perlindungan
Hak Asasi Manusia di Indonesia
8. Merumuskan Indonesia negara hukum
9. Menyusun Pengembangan kerukunan dan harmonisasi
dalam keberagaman masyarakat Indonesia
10. Menyusun Pengembangan penerapan persatuan dan
kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
11. Menyusun Pengembangan sikap dan komitmen
menjaga, memperkuat dan memperkokoh NKRI
12. Menyusun Pengembangan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran PPKn SMP
13. Menyusun Pengembangan model-model pembelajaran
PPKn SMP
14. Menyusun Pengembangan penilaian hasil belajar PPKn
SMP
15. Menyusun Pengembangan sumber belajar dan media
pembelajaran PPKn SMP
16. Menyusun Pengembangan RPP PPKn SMP
D. Ruang Lingkup
Pendahuluan
6
Gambar 1. Ruang Lingkup
E. Saran Penggunaan Modul
Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda
tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In.
Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.
Mat
eri P
PK
n S
MP
Profesional
Paradigma PPKn
Pembudayaan nilai-nilai Pancasila
Aktualisasi Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pengembangan amandemen pasal-pasal dalam UUDNRI Tahun 1945
Pengembangan sikap dan komitmen mempertahankan Pembukaan UUDNRI Tahun 1945
Pengembangan fungsi Lembaga-lembaga Negara dalamUndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pengembangan jaminan dan perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia
Indonesia negara hukum
Pengembangan kerukunan dan harmonisasi dalam keberagaman masyarakat Indonesia
Pengembangan penerapan persatuan dan kesatuan dalam bingkaiBhinneka Tunggal Ika
Pengembangan sikap dan komitmen menjaga, memperkuat dan memperkokoh NKRI
Pedagogik
Pengembangan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP
Pengembangan model-model pembelajaran PPKn SMP
Pengembangan penilaian hasil belajar PPKn SMP
Pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran PPKn SMP
Pengembangan RPP
PPKn SMP KK J
7
Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka
1. Deskripsi Kegiatan Tatap muka:
Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu
yang di pandu oleh fasilitator.Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur
pembelajaran yang dapat dilihat pada alur dibawah.
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Pendahuluan
8
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari :
• Latar belakang yang memuat gambaran materi
• Tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
• Kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
• Ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
• langkah-langkah penggunaan modul
b. Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi J,fasilitator
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi
yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil
belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual
maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada
fasilitator.
c. Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas
pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan
menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan
kasus.
Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana
menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.
d. Presentasi dan Konfirmasi Padakegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan
fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. Pada
PPKn SMP KK J
9
bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh
kegiatan pembelajaran
e. Persiapan Tes Akhir Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In
Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu
In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning
2 (In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In
tergambar pada alur berikut ini.
Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In
Sedangkan Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat
dijelaskan sebagai berikut,
a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan
In service learning 1 fasilitator member kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :
Latar belakang yang memuat gambaran materi
Tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
Pendahuluan
10
Kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
Ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
langkah-langkah penggunaan modul
b. In Service Learning 1 (IN-1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensiJ, fasilitator
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari
materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indicator pencapaian
hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara
individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan
kepada fasilitator.
• Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu
oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini
akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung
berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode
berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang
kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai
dengan kegiatan pada IN1.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran
pada on the job learning.
c. On the Job Learning (ON) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi J,guru
sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in
service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan
mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjakan tugas-
tugas yang ditagihkan kepada peserta.
• Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah
maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada
IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada
PPKn SMP KK J
11
modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi,
implementasi, peer discussion yang secara langsung dilakukan di sekolah
maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah
disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.
• Mengerjakan Latihan kerja/Tugas/Kasus
Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif
menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan
melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.
d. In Service Learning 2 (IN-2) Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON
dan yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. Pada
bagian ini juga peserta dan penyaji mereview materi yang dianggap sulit bagi
peserta untuk dibahas bersama fasiliotator berdasarkan seluruh kegiatan
pembelajaran
f. Persiapan Tes Akhir Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
3. Latihan Kerja
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kelompok komptetansi J terdiri
dari beberapa kegiatan pembelajaran yangdidalamnya terdapat aktivitas-aktivitas
pembela-jaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang
dipelajari.
Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Daftar Latihan Kerja Modul
No Kode LK Nama LK Keterangan
1. LK.1.1 Mengidentifikasikan wujud perbuatan moral dan etika pada saat sendirian, kejujuran melaksana-kan profesi, dan penciptaan suasana sekolah
TM, IN1
2. LK.1.2 Menjelaskan soal-soal paradigma PPKn TM, ON 3. LK.2.1 Mengerjakan latihan pembudayaan nilai-nilai TM, IN1
Pendahuluan
12
No Kode LK Nama LK Keterangan
Pancasila
4. LK.2.2 Membuat bestpractice pembudayan nilai-nilai Pancasila
TM, ON
5. LK.2.3 Mengembangkan kisi-kisi USBN ON 6. LK.3.1 Mendiskusikan penguatan nilai-nilai luhur
Pancasila TM, IN1
7. LK.3.2 mengobservasi berita terkait dengan pelaksana-an / aktualisasi nilai Pancasila di media massa
TM, ON
8. LK.3.3 Pengembangan Soal USBN PPKn SMP ON 9. LK.4.1. Menganalisis pengembangan amandemen dalam
UUDNRI tahun 1945 TM, IN1
10. LK.4.2. Buatlah rencana aksi untuk membiasakan pelaksanaan kewajiban sebagai warga negara di lingkungan sekolah
TM, ON
11. LK. 4.3 Pengembangan Soal USBN PPKn SMP ON 12. LK. 5.1 Mengidentifikasikan kasus-kasus yang
bertentangan dengan isi pembukaan UUDNRI tahun 1945
TM, IN1
13. LK. 5.2 Pengembangan Soal USBN PPKn SMP ON 14. LK. 6.1 Menyusun sebuah proposal penelitian tentang
“Desain Pengembangan Fungsi Lembaga-lembaga Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945
TM, IN1, ON
15. LK. 6.2 Pengembangan Soal USBN PPKn SMP ON 16. LK. 7.1 Menyusun pengembangan jaminan dan
perlindungan hak asasi manusia di Indonesia TM, ON
17. LK. 7.2 Pengembangan Soal USBN PPKn SMP ON 18. LK. 8.1 Membahas dan menganalisis Konsepsi hukum,
negara hukum, unsur negara hukum. TM, IN1
19. LK. 8.2 Membuat makalah Konsepsi hukum, negara hukum, unsur negara hukum.
ON,
20. LK. 8.3 Pengembangan Soal USBN PPKn SMP ON 21. LK. 9.1 Mencari informasi dan berdiskusi permasalahan
mengembangkan kerukunan hidup dalam keberagaman masyarakat Indonesia..
TM, IN1
22. LK. 9.2 Buatlah Kliping dengan tema upaya dan permasalahan mengembangkan kerukunan hidup dalam keberagaman masyarakat Indonesia
ON,
23. LK. 9.3 Pengembangan Soal USBN PPKn SMP ON 24. LK. 10.1 Mendiskusikan permasalahan penerapan
persatuan dan kesatuan di lingkungan pergaulan, TM, IN1
PPKn SMP KK J
13
No Kode LK Nama LK Keterangan
sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.
25. LK. 10.2 Membuat Rencana aksi dalam bentuk simulasi pembelajaran mengembangkan penerapan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika di lingkungan sekolah
ON,
26. LK. 10.3 Pengembangan Soal USBN PPKn SMP ON 27. LK. 11.1 Membaca berdiskusi berita tentang teror ISIS,
kemudian tentukan sikap saudara sebagai warga negara sikap dan sikap apa yang perlu dikembangkan untuk mengantisipasinya
TM, IN1
28. LK. 11.2 Mengembangkan sikap ddan perilaku warga negara menjaga pulau terluar dan perbatasan
ON,
29. LK. 11.3 Pengembangan Soal USBN PPKn SMP ON 30. LK. 12.1 Membuat pengembangan pendekatan saintific TM, IN1, ON 31. LK. 13.1 Membuat implementasi pembelajaran sesuai
dengan langkah – langkah pengembangan model PJBL, PBL dan DL dalam pembelajaran PPKn SMP
TM, IN1
32. LK. 13.2 Membuat implementasi Pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah salah satu pengembangan alternatif model-model pembelajaran PPKn SMP, seperti Jigsaw, STAD, Think Paire and Share, NHT, dan sebagainya.
ON,
33. LK. 14.1 Membuat rencana pengembangan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk mata pelajaran PPKn SMP
TM, IN1
34. LK. 14.2 Membuat kisi-kisi penilaian untuk aspek sikap spiritual, sosial, pengetahuan dan ketrampilan.
ON
35. LK. 15.1 Membuat skenario pengembangan media pembelajaran PPKn
TM, IN1
36. LK 16.1 Membuat RPP satu kali tatap muka. TM, IN1 37. LK 16.2 Membuat secara lengkap untuk 4 pertemuan
(melanjutkan LK 16.1) ON,
Keterangan. TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh IN1 : Digunakan pada In service learning 1 ON : Digunakan pada on the job learning
Pendahuluan
14
4. Kisi – kisi USBN PPKn Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013
Tabel 3. kisi-kisi ujian sekolah SMP/MTs – PPKn
KISI – KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERAMA/MADRASAH TSANAWIYAH
KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017
Mata Pelajaran : PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
LEVEL KOGNITIF LINGKUP MATERI ATURAN DAN
IDEOLOGI HAK DAN
KEWAJIBAN WARGA NEGARA
KEDAULATAN RAKYAT
GLOBALISASI DDAN PRESTASI
DIRI Pengetahuan dan Pemahaman • Mengidentifikasi • Menunjukkan • Menjelaskan • Mendeskripsikan
Siswa dapat memahami dan menguasai: • Norma • Konstitusi dan
Proklamasi • Bahaya
Korupsi • Pancasila
Siswa dapat memahami dan menguasai: • Hak Asasi
Manusia • Usaha Bela
Negara
Siswa dapat mema-hami dan menguasai: • Demokrasi dan
Kedaulatan • Kemerdekaan
mengemukakan pendapat
• Otonomi daerah
Siswa dapat memahami dan menguasai: • Globalisasi • Prestasi diri
Aplikasi • Memberi contoh • Menentukan • Menerapkan • Menginterpretasi • Mengurutkan
Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : • Norma • Konstitusi dan
Proklamasi • Bahaya
Korupsi • Pancasila
Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : • Hak Asasi
Manusia • Usaha Bela
Negara
Siswa dapat mene-rapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : • Demokrasi dan
Kedaulatan • Kemerdekaan
mengemukakan pendapat
• Otonomi daerah
Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang: • Globalisasi • Prestasi diri
Penalaran • Menganalisis • Mengevaluasi • Mengaitkan • Menyimpulkan
Siswa dapat menganalisis : • Norma • Konstitusi dan
Proklamasi • Bahaya
Korupsi • Pancasila
Siswa dapat menganalisis : • Hak Asasi
Manusia • Usaha Bela
Negara
Siswa dapat menganalisis: • Demokrasi dan
Kedaulatan • Kemerdekaan
mengemukakan pendapat
• Otonomi daerah
Siswa dapat menganalisis • Globalisasi • Prestasi diri
PPKn SMP KK J
15
KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH
KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017
MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
LEVEL KOGNITIF CAKUPAN MATERI
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
NORMA DAN KONSTITUSI
KOMITMEN TERHADAP KEUTUHAN NKRI
Pengetahuan dan Pemahaman • Mengidentifikasi • Menunjukkan • Menjelaskan • Mendeskripsikan
Siswa dapat memahami dan menguasai : • Proses perumusan
Pancasila • Nilai-nilai dan moral
dalam Pancasila
Siswa dapat memahami dan menguasai : • Proses perumusan UUD
NRI Tahun 1945 • Penerapan Norma • Lembaga negara
berdasarkan UUD NRI 1945
• Hak Asasi Manusia
Siswa dapat memahami dan menguasai : • Aspek-aspek
pengokohan NKRI • Keberagaman dalam
masyarakat • Semangat persatuan
dan kesatuan
Aplikasi • Membericontoh • Menentukan • Menerapkan • Menginterpretasi • Mengurutkan
Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : • Proses perumusan
Pancasila • Nilai-nilai dan moral
dalam Pancasila
Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : • Proses perumusan UUD
NRI Tahun 1945 • Penerapan Norma • Lembaga negara
berdasarkan UUD NRI 1945
• Hak Asasi Manusia
Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : • Aspek-aspek
pengokohan NKRI • Keberagaman dalam
masyarakat • Semangat persatuan
dan kesatuan
Penalaran • Menganalisis • Mengevaluasi • Mengaitkan • Menyimpulkan
Siswa dapat menganalisis : • Proses perumusan
Pancasila • Nilai-nilai dan moral
dalam Pancasila
Siswa dapat menganalisis : • Proses perumusan UUD
NRI Tahun 1945 • Penerapan Norma • Lembaga negara
berdasarkan UUD NRI 1945
• Hak Asasi Manusia
Siswa dapat menganalisis : • Aspek-aspek
pengokohan NKRI • Keberagaman dalam
masyarakat • Semangat persatuan
dan kesatuan
Pendahuluan
16
PPKn SMP KK J
17
BAGIAN I KOMPETENSI PROFESIONAL
1
Pendahuluan
18
PPKn SMP KK J
17
Kegiatan Pembelajaran 1 Paradigma PPKn
A. Tujuan
1. Dengan membaca dan berdiksusi materi modul peserta diklat dapat
merumuskan paradigma PPKn dari aspek etika secara benar
2. Dengan membaca dan berdiksusimateri modul peserta diklat dapat
merumuskan paradigma PPKn dari aspek moral secara benar
3. Dengan membaca dan berdiksusimateri modul peserta diklat dapat
merumuskan paradigma PPKn aspek civics secara benar.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Merumuskan aspek etika dalam PPKn
2. Merumuskan aspek moral dalam PPKn
3. Merumuskan aspek civics dalam PPKn
4. Menunjukkan integritas dan kemandirian dalam merumuskan paradigma
PPKn
C. Uraian Materi
Pola penataan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang dimasa depan
menekankan pembahasannya kedalam tiga aspek yaitu Etika, Moral dan Civics
dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Paradigma PPKn dari Aspek Etika
Istilah Etika berasal dari: bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu:
ethos, sedangkan bentuk jamaknya yaitu “ta etha”. Ethos mempunyai banyak arti
yaitu: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat,
akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dan dalam bentuk jamak dimaknai
adat istiadat atau kebiasaan. Dari bentuk jamak inilah yang melatarbelakangi
terbentuknya istilah “etika” dan diberikan arti sebagai ilmu tentang adat istiadat
Kegiatan Pembelajaran 1
18
atau kebiasaan atau tenrang apa yang bisa dilakukan manusia baik dalam
kehidupan pribadi maupun kehidupan kelompok.
Fran Magnis Suseno (1996) menyatakan bahwa etika dalam arti yang sebenarnya
berarti filsafat mengenai bidang moral. Jadi etika merupakan ilmu atau reflektif
sistematik mengenai pendapat-pendapat, norma-norma dan istilah-istilah moral.
Sedangkan Badudu-Zain (1994) menyatakan bahwa memiliki dua pengertian,
yaitu (1) ilmu tentang apa yang baik dan apa yang tidak baik sesuai dengan ukuran
moral atau akhlak yang dianut olah masyarakat luas, dan (2) ukuran nilai
mengenai yang salah dan yang benar sesuai dengan anggapan umum.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1988)menjelaskan bahwa etika
dimaknai ke dalam tiga pengertian yaitu
a. ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak);
b. kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
c. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Bertens (2000) menjelaskan bahwa kata etika bisa dipakai dalam arti nilai dan
norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya. Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang
Jawa, etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang
dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem
nilai. Sistem nilai ini bisa berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada
taraf sosial. Kata etika bisa dipakai dalam artikumpulan asas atau nilai moral.Yang
dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik, Kode Etik Guru.
Kata etika juga bisa dipakai dalam artiilmu tentang yang baik atau buruk. Etika
baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai
tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu
masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu
penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.
Etika sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-asas moral selalu dihadapkan pada
suatu pertanyaan, apa yang seharusnya dilakukan manusia. Jawaban pertanyaan
yang demikian bisaditemukan manusia manakala manusia mau menggunakan
PPKn SMP KK J
19
sifat kompleksitasnya khususnya sebagai makhluk intelektual. Sebagai makhlk
intelektual manusia memiliki kemampuan berpikir dalam menghadapi setiap
tantangan dari lingkungan sekitar di mana manusia berada. Setiap tantangan
memerlukan keputusan untuk mencari solusinya. Namun demikian sebelum
menetapkan keputusan, manusia harus selalu berpikir tentang tempat dan posisi
di mana ia sedang berada di saat keputusan akan di ambil.
Etika sebagai ilmu memberikan tuntutan bagaimana lewat pikir rasionalnya,
manusia mengkaji berbagai perilaku moraldan Bertens (2000) menjelaskan bahwa
ada beberapa pendekatan untuk mempelajari tingkah laku moral yaitu etika
deskriptif, etika normatif, dan metaetika. Etika deskriptif menggambarkan perilaku
moral dalam arti umum misalnya adat istiadat, pandangan-pandangan tentang
baik buruk, tindakan-tindakan yang boleh dilakukan dan yang dilarang atau tidak
boleh dilakukan. Karena hanya bersifat menggambarkan maka etika deskriptif
tidak melakukan penilaian melainkan hanya melukiskan moralitas yang terdapat
pada manusia-manusia tertentu, pada kebudayaan-kebudayaan tertentu dan
seterusnya.
Etika normatif memposisikan diri untuk mengambil sikap yang mendasarkan
pendiriannya atas norma tertentu. Dalam etika normatif bersifat memerintahkan
dan menentukan baik buruknya, benar salahnya tingkah laku atau anggapan
moral. Berkaitan dengan itu maka etika normatif mengetangahkan berbagai
argumentasi mengenai alasan-alasan tingkah laku itu dikatakan baik atau tidak
baik, benar atau salah. Dalam memberikan argumentasi ini etika normatif selalu
bertumpu pada prinsip-prinsip etis atau norma-norma yang kebenarannyaatau
kebaikannya tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Metaetika, dalam bahasa Yunani “meta” yang diartikan melebihi atau melampaui.
Dalam hubungannya dengan etika menjadi metaetika dimaksudkan pengkajian
yang tidak sekedar pada perilaku moral secara langsung, tetapi lebih dari itu, yaitu
ucapan-ucapan yang berkenaan dengan perilaku moral atau bahasa etis. Jadi,
metaetika mempelajari dan mengkaji secara khusus tentang ucapan-ucapan etis.
Etika diberikan untuk peserta didik di SD/MI karena lebih banyak pada perilaku-
perilaku yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik pada jenjang tersebut.
Karakteristik perkembangan kognitif pada peserta didik Sekolah Dasar menurut
Kegiatan Pembelajaran 1
20
teori Piaget, jika dihubungkan dengan kemampuan yang dapat didemonstrasikan
berdasarkan taksonomi Bloom (revisi), maka aspek pengetahuan, pemahaman,
aplikasi dan analisis sudah dapat diterapkan.
2. Paradigma PPKn dari Aspek Moral (Integritas, komitmen moral)
Istilah moral berasal dari bahasa Latin, mores, yaitu adat kebiasaan. Istilah ini erat
dengan proses pembentukan kata, ialah: mos, moris, manner, manners, morals.
Dalam bahasa Indonesia kata moral hampir sama dengan akhlak atau kesusilaan
yang mengandung makna tata tertib batin atau hati nurani yang dapat menjadi
pembimbing tingkah laku lahir dan batin manusia dalam menjalani hidup dan
kehidupannya. Oleh karena itu, moral erat kaitannya dengan ajaran tentang
sesuatu yang baik dan buruk yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan
manusia.
Tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang dianut dan ditampilkan
secara sukarela diharapkan dapat diperoleh melalui proses pendidikan. Hal ini
dilakukan sebagai transisi dari pengaruh lingkungan masyarakat hingga menjadi
otoritas di dalam dirinya dan dilakukan berdasarkan dorongan dari dalam dirinya.
Tindakan yang baik yang dilandasi oleh dorongan dari dalam diri inilah yang
diharapkan sebagai hasil pendidikan nilai dalam pendidikan kewarganegaraan.
Istilah moral mengandung makna integritas pribadi manusia, yaitu harkat dan
martabat seseorang. Derajat keribadian seseorang amat ditentukan oleh
moralnya. Moral pribadi seperti predikat atau atribut kemanusiaan seseorang.
Moral adalah inti dan nilai kepribadian. Bahkan moral bermakna integritas dan
identitas manusia. Secara praktis sehari-hari, istilah moral adalah kepribadian
seseorang, citra pribadi manusia.
Moral sebagai kata benda mengandung makna prinsip-prinsip benar salah
mengenai tingkah laku dan karakter, dan pendidikan tentang ukuran tingkah laku
yang baik. Morale berarti sikap mental seperti keberanian mengemukakan
pendapat, kepatudan terhadap atasan, disiplin tinggi. Moralis berarti pribadi yang
mencerminkan tingkahlaku dan kepribadian yang selalu baik (ideal). Moral sebagai
kata sifat berarti berhubungan dengan karakter, tentang benar salah, tingkah laku
yang baik, mulia dan benar. Makna moral adalah berkenaan dengan sikap dan
PPKn SMP KK J
21
kepribadian manusia, tingkahlaku yang baik dan benar, sikap semangat, mental
atau batin yang memancar dalam kepribadian (Dardji Darmodihardjo:1986).
Moral merupakan ukuran nilai dan norma dalam kehidupan pribadi dan sosial
manusia. Moral juga merupakan perwujudan kesetiaan dan kepatuhan manusia
dalam mengemban nilai dan norma. Oleh sebab itu tujuan dan fungsi moral adalah
pengamalan nilai dan norma, sekaligus perwujudan harkat-martabat kepribadian
manusia.
Moral menjamin keharmonisan antarhubungan sosial pribadi, karena moral
memberikan landasan kepercayaan kepada sesama; percaya atas etiket baik dan
kebaikan setiap orang karena moralitasnya yang luhur. Moral memberikan
wawasan masa depan baik konsekuensi dan sanksi sosial dalam kehidupan di
dunia yang selalu dipertimbangkan sebelum bertindak; juga konsekuensi
tanggung jawab terhadap Tuhan dalam kehidupan di akherat. Moral memberikan
landasan kesabaran, untuk bertahan terhadap segala dorongan naluri dan
keinginan (nafsu); memberi daya tahan dalam menunda atau menolak dorongan-
dorongan yang rendah dan yang mengancam martabat pribadi manusia. Fungsi
moral lebih memberilan motivasi kebaikan dan kebajikan dalam tiap sikap dan
tindakan manusia; manusia berbuat kebaikan dan kebajikan didasarkan atas
kesadaran kewajiban yang dilandasi moral (Ketuhanan, keagamaan dan atau
moral nasional/filsafat negara).
Orang yang berusaha hidup baik secara tekun dapat mencapai keunggulan moral
yang biasa disebut keutamaan moral. Keutamaan moral adalah kemampuan yang
dicapai seseorang untuk bersikap batin maupun berbuat secara benar. Misalnya:
kerendahan hati, kepercayaan kepada orang lain, keterbukaan, kebijaksanaan,
ketekunan kerja, kejujuran, keadilan, keberanian, penuh harap, penuh kasih dan
sebagainya (Al Purwa Hadiwardoyo:1990).
Moral lebih diberikan pada peserta didik pada tingkatan SMP/MTs karena peserta
didik pada periode ini ditandai dengan kemampuan untuk mengoperasionalkan
kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat oleh objek-objek yang bersifat
kongkret. Perilaku kognitif yang tampak pada peserta didik antara lain:
a. Kemampuan berpikir hipotesis-deduktif
Kegiatan Pembelajaran 1
22
b. Kemampuan mengembangkan suatu kemungkinan berdasarkan dua atau lebih
kemungkinan yang ada.
c. Kemampuan mengembangkan suatu proporsi atas dasar proporsi-proporsi yang
diketahui
d. Kemampuan menarik generalisasi dan inferensi dari berbagai katagori objek
yang beragam.
3. Paradigma PPKn dari Aspek Civics (Karakter Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong dan Integritas)
Menurut asal-usul katanya, civics berasal dari kata Latin civis (jenis kata – genus
– communis generalis: masculinum atau femininum), yang berarti: warga,
warganegara, sesama warganegara, sesama penduduk, orang setanah air,
saudara, bawahan, kawula. Sejajar dengan kata itu ada kata lain, yaitu cives
(jamak), yang berarti rakyat. Dari kata civis terjelma pula kata civicus (genus:
adiectum), yang berarti: dari (tentang) warganegara, penduduk, rakyat. Dari kata
itu dikenal pula kata civilis atau civile yang berarti sama. Selanjutnya, kata civis
diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi civic (adj), dengan arti: mengenai
warganegara atau kewarganegaraan. Dari kata itu diturunkan istilah civics (noun
plural yang diterangkan atau dibentuk sebagai noun single). Di lingkungan ilmu
Civics,istilah ini timbul sebagai hasil analogi dari istilah politics.
Karena subyek sekaligus obyeknya adalah warga negara, maka sebagian tugas
Civics serupa dengan Sosiologi, yakni menempatkan manusia di tengah peristiwa
kemasyarakatan, tetapi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Manusia merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan negara;
b. Di dalam sejarah perkembangan kemasyarakatan, manusia adalah pendukung
utama kebudayaan.
Manusia sebagai unsur terpenting di antara unsur-unsur lainnya tidak saja tampak
dalam sejarah, melainkan juga dalam tata kehidupan masa kini. Tanda-tanda
khusus yang membedakan manusia dari unsur lainnya ialah:
a. Manusia adalah organ yang hidup, berpikir dan selalu terikat sebagai
anggota/warganegara suatu negara. Semua orang memiliki tanda
PPKn SMP KK J
23
kewarganegaraan tertentu (mereka yang karena suatu hal berstatus tanpa
kewarganegaraan – stateless – tak termasuk dalam pembicaraan ini);
b. Manusia sebagai warganegara melaksanakan kedaulatan negara. Dalam hal
ini, negara memegang monopoli kekuasaan terhadap bentuk-bentuk
kemasyarakatan. Warga negara melaksanakan syarat-syarat penghidupan
umum yang bersifat lahiriah dan menentukan serta mempertahankan garis-
garis besar kewajiban-kewajiban kemasyaraka-tan. Sebagai ilmu, Civics
membutuhkan bantuan ilmu-ilmu lain untuk dapat melaksanakan tugasnya.
Selain itu, terdapat sejumlah ilmu lain yang bersama-sama ‘melahirkan’ Civics:
Sebagai ilmu kemasyarakatan, mempelajari masalah hak dan kewajiban
warganegara yang nyata ada dalam masyarakat, Civics bersifat praktis. Hak dan
kewajiban itu meliputi sifat hakikatnya, dasar landasannya, proses
berlangsungnya, luas lingkupnya serta hasil-hasil dan akibatnya. Hak dan
kewajiban – sebagai konsep fundamental Civics – itu bukanlah hak dan kewajiban
segolongan warga negara saja dan dipaksakan untuk tidak dimiliki pula oleh
warganegara lainnya. Dengan kata lain, hak dan kewajiban itu melekat pada
seluruh warga negara suatu negara tertentu.Semakin jelaslah bahwa dalam ruang
lingkup dan kewajiban warga negara yang luas itu, obyek Civics adalah usaha-
usaha memperoleh kesadaran dan mempertahankan hak dan kewajiban,
penggunaan hak dan kewajiban atau usaha-usaha yang akan menghambat
penggunaan hak dan kewajiban itu.
Selain itu,karena peserta didik berada dalam lingkungan kehidupan nyata dan
berhadapan langsung dengan masalah praktis kewarganegaraan, maka berbagai
isu dan masalah kewarganegaran yang aktual perlu mendapat porsi yang
memadai. Dengan demikian proses pembelajaran akan semakin efektif apabila
mampu memberikan pengalaman untuk memecahkan masalah-masalah
kewarganegaraan baik pada tataran lokal, nasional, maupun global. Implikasinya
materi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan perlu
diorganisasikan sebagai kajian masalah kenegaraan dan kemasyarakatan yang
aktual.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menekankan pembahasannya
kedalam tiga aspek penekanan yaitu Etika, Moral dan Civics. Berkaitan dengan
Kegiatan Pembelajaran 1
24
hal tersebut maka pola penataannya dapat dlakukan bahwa untuk Satuan
Pendidikan SD/MI lebih menekankan pada aspek etika; Satuan Pendidikan
SMP/MTs menekankan pada aspek moral, dan Satuan Pendidikan SMA/MA
menekankan pada aspek civics.
Penekanan aspek moral dalam pengembangan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan pada jenjang SMP/MTs dilandasi oleh pemikiran bahwa
dimensi moral dalam pembentukan karakter kewarganegaraan sangat penting
untuk usia peserta didik SMP/MTs. Menurut Piaget, anak usia 11-15 tahun berada
pada tahap operasional formal (formal operational stage). Pada tahap ini, individu
telah mampu melampaui dunia nyata dan pengalaman-pengalaman yang bersifat
konkrit. Para remaja telah mampu berpikir secara abstrak dan lebih logis.
Strategi dasar penataan kurikukum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
perlu menekankan pengorganisasian substansi dan pengalaman belajar-
pembentukan karakter yang secara proporsional dan kontekstual
mengorkestrasikan/ secara harmoni mengintegrasikan tiga pendekatan
pengembangan nilai, moral dan karakter, yaitu: pendekatan nilai dan sikap moral
(civic disposition-moral feeling)); pendekatan keterampilan kewarganegaraan
(civic skills-moral behavior); dan pendekatan pengetahuan kewarganegaraan
(civic knowledge-moral reasoning), dengan pola orientasi kontekstual sebagai
berikut.
Untuk jenjang pendidikan dasar, bentuk pendidikan SD/MI lebih menekankan
pendekatan nilai dan sikap moral (civic disposition-moral feeling) dan
pendekatan keterampilan kewarganegaraan (civic skills-moral behavior
)dengan pola orientasi konteks operasi psikologis konkrit sampai awal operasi
formal/abstrak ( Perkembangan Kognitif anak usia 6-12 tahun)
Untuk jenjang pendidikan dasar, bentuk pendidikan SMP/MTS menekankan
pada pendekatan nilai dan sikap moral (civic disposition-moral feeling) dan
pendekatan keterampilan kewarganegaraan (civic skills-moral behavior)
dengan pola orientasi konteks operasi psikologis konkrit menuju konteks
operasi psikologis awal formal/abstrak yang mulai diperkuat dengan
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge-moral reasoning).
(Perkembangan Kognitif anak usia 12-15 tahun).
PPKn SMP KK J
25
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Paradigma PPKn”, maka
Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
Tabel 4. Aktivitas Pembelajaran Materi Paradigma PPKn
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu
Pendahuluan
(menghargai)
1. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Paradigma PPKn”.
2. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
3. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok
menit
Kegiatan Inti (kerjasama, tanggung
jawab, musyawarah
mufakat)
1. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul
2. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); (kerjasama)
3. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi materi latihan/kasus/tugas/LK1 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. (tanggungjawab terhadap tugas)
4. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (menghargai pendapat kelompok lain)
menit
Kegiatan Pembelajaran 1
26
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu
Kegiatan Penutup
(komitmen atas keputusan bersama)
1. Menyimpulkan hasil pembelajaran (komitmen atas keputusan bersama)
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
menit
Alokasi waktu dapat dimusyawarahkan dengan peserta diklat.
2. Moda Tatap Muka In-On-In
a. Aktivitas In -1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Paradigma
PPKn”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul
“Paradigma PPKn”.
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab,
belajar sepanjang hayat)
b. Kegiatan on
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Katihan Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab,
etos kerja, keberanian)
c. Kegiatan In -2
PPKn SMP KK J
27
Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar. (nilai keberanian, tanggung jawab,
prestasi diri, disiplin mengerjakan LK)
Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain. (nilai
keberanian, menghargai pendapat, percaya diri)
Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran.
(nilai kerjasama, tanggung jawab)
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Merencanakan kegiatan tindak lanjut. (nilai tanggung jawab, disiplin)
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Latihan Kerja
Aktivitas 1.1: Mengidentifikasi wujud perbuatan moral dan etika dalam kehidupan.
LK.1.1: Identifikasikan wujud perbuatan moral dan etika pada saat sendirian,
kejujuran melaksanakan profesi, dan penciptaan suasana sekolah
Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi paradigma PPKn
2. Buatlah rincian identifikasi wujudan perbbuatan moral dan etika seperti yang
ada pada LK pada tabel 3
3. Presentasikan hasil diskusi kelompok.
Tabel 5. Rincian identifikasi moral dan etika
NO. Wujud perbuatan moral dan etika Identifikasi moral dan etika
1. Saat Sendirian
Kegiatan Pembelajaran 1
28
NO. Wujud perbuatan moral dan etika Identifikasi moral dan etika
2. Kejujuran melaksanakan
profesi
3. Penciptaan suasana
sekolah
Aktifitas 1.2: Menjawab konsep Paradigma PPKn
LK 1.2: Jawablah soal – soal tentang paradigma PPKn sebagai berikut :
1. Jelaskan pengertian etika!
2. Jelaskan etika sebagai ilmu!
3. Jelaskan pengertian moral!
4. Jelaskan makna moral!
5. Mengapa etika lebih ditekankan untuk diberikan di SD/MI, moral di SMP/MTs,
dan civics di SMA/MA? Jelaskan!
Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi paradigma PPKn
2. Kerjakan soal – soal sesuai LK 1.2 di lembaran
3. Presentasikan hasil diskusi kelompok.
2. Tes Formatif
Pilihlah jawaban a, b, c, atau d dengan memberi tanda silang (X)
1. Etika dalam arti yang sebenarnya berarti filsafat mengenai bidang moral.
Merupakan pendapat dari .....
a. Fran Magnis Suseno
b. Badudu Zain
c. Bertens
PPKn SMP KK J
29
d. Pieget
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menekankan pembahasannya
kedalam tiga aspek penekanan yaitu Etika, Moral dan Civics. Sedangkan untuk
pendidikan setingkat SMP, lebih menekankan pada aspek ....
a. Etika
b. Moral
c. Civics
d. Metaetika
3. Pengkajian yang tidak sekedar pada perilaku moral secara langsung, tetapi
lebih dari itu, yaitu ucapan-ucapan yang berkenaan dengan perilaku moral atau
bahasa etis. Merupakan kajian ...
a. Etika
b. Moral
c. Civics
d. Metaetika
4. Perhatikan pernyataan berikut !
1. Ukuran nilai dan norma dalam kehidupan pribadi dan sosial manusia.
2. perwujudan kesetiaan dan kepatuhan manusia dalam mengemban nilai
dan norma.
3. menjamin keharmonisan antarhubungan sosial pribadi,
Merupakan pernyataan terhadap ...
a. Etika
b. Moral
c. Civics
d. Metaetika
5. Mempelajari masalah hak dan kewajiban warganegara yang nyata ada dalam
masyarakat dan bersifat praktis, ....
a. Etika
b. Moral
c. Civics
Kegiatan Pembelajaran 1
30
d. Metaetika
F. Rangkuman
Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat
rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan
rangkuman Anda dengan rangkuman berikut ini.
1. Etika sebagai ilmu dapat mengendalikan berbagai kecenderungan manusia
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Etika sebagai sistem nilai dan moral yang menjadi pegangan seseorang atau
kelompok manusia dalam mengatur tingkah lakunya, pemahamannya tidak
dapat dilepaskan dengan keberadaan manusia sebagai makhluk
pribadi/individu dan sebagai makhluk sosial.
3. Moral memberikan wawasan masa depan baik konsekuensi dan sanksi sosial
dalam kehidupan di dunia yang selalu dipertimbangkan sebelum bertindak; juga
konsekuensi tanggung jawab terhadap Tuhan dalam kehidupan di akherat.
4. Moral menjamin keharmonisan antarhubungan sosial pribadi, karena moral
memberikan landasan kepercayaan kepada sesama; percaya atas etiket baik
dan kebaikan setiap orang karena moralitasnya yang luhur.
5. Obyek civics adalah usaha-usaha memperoleh kesadaran dan
mempertahankan hak dan kewajiban, penggunaan hak dan kewajiban atau
usaha-usaha yang akan menghambat penggunaan hak dan kewajiban itu.
PPKn SMP KK J
31
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 1
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali
80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 2, jika masih di bawah 80%, Anda
harus mengulangi materi kegiatan pembelajarn 1, terutama yang masih belum
dikuasai.
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/Jumlah soal x 100 %
Kegiatan Pembelajaran 1
32
PPKn SMP KK J
33
Kegiatan Pembelajaran 2 Pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila
A. Tujuan
1. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menjelaskan
esensi pembudayaan Pancasila dengan benar
2. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menjelaskan
sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai
kehidupan dengan benar
3. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menyusun
pembudayaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dengan
benar
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan tentang esensi pembudayaan Pancasila
2. Menjelaskan sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila
dalam berbagai kehidupan.
3. Menyusun pembudayaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat
4. Mempunyai komitmen sikap religius dan nasionalis dalam membudayakan nilai
- nilai Pancasila
C. Uraian Materi
1. Esensi Pembudayaan Pancasila
Pada hakikatnya Pancasila bersumber dari nilai-nilai budaya dan keragamaan
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sehingga sesuai dengan ciri khas bangsa
Indonesia. Selain sebagai dasar negara, kedudukan Pancasila bagi bangsa
Indonesia adalah sebagai budaya bangsa. Nilai-nilai yang tertuang dalam
Pancasila merupakan nilai yang bersumber dari adat istiadat, kebudayaan dan
nilai agama yang telah diyakini kebenarannya oleh masyarakat Indonesia.
Kegiatan Pembelajaran 2
34
Pancasila sebenarnya secara budaya merupakan kristalisasi nilai-nilai positif, yang
digali dari bangsa Indonesia sendiri. Kemudian para pendiri Negara mengangkat
nilai-nilai tersebut dan merumuskannya secara musyawarah berdasarkan moral
yang luhur melalui sidang BPUPKI, Panitia Sembilan, dan sidang PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Kelima sila dalam Pancasila merupakan
serangkaian unsur-unsur tidak boleh terputus satu sama lainnya. Dengan
landasan Pancasila maka kebudayaan yang tumbuh merupakan kebudayaan
yang baik. Pancasila sebagai landasan dapat berperan sebagi filter untuk
menyaring kebudayaan asing yang tidak baik. Pancasila telah diterima sebagai
satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Pembudayaan pancasila dalam kehidupan sehari-hari telah digalakkan.
Pancasila tidak muncul secara tiba-tiba tetapi melalui proses yang cukup panjang.
Nilai-nilai Pancasila telah ada pada bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari
sebagai pandangan hidup, sehingga nilai yang terkandung dalam Pancasila
adalah dari bangsa Indonesia sendiri.
Pancasila yang digali dari akar budaya dan nilai-nilai luhur bangsa mencakup
kebutuhan dasar dan hak-hak azasi manusia secara universal, sehingga dapat
dijadikan landasan dan falsafah hidup serta menjadi tuntunan perilaku seluruh
warga negara dalam mewujudkan tujuan nasional.
Dari pernyataan di atas bisa disimpulkan bahwa Pancasila terbentuk berdasarkan
perbedaan. Pancasila sendiri hadir sebagai penengah adanya perbedaan yang
ada. Dan sebagai bentuk kepribadian bangsa Pancasila membuat Indonesia hadir
dengan ciri khas yang membedakannya dengan negara lain.
Kita telah mengetahui bahwa kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan yang
berdasarkan Pancasila. Hal ini berarti bahwa Pancasila berkaitan erat dengan
kebudayaan Indonesia. Pengertian dari budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan
dari generasi ke generasi. Kebudayaan itulah yang memberi ciri khas ke-
Indonesiaan. Bangsa Indonesia terkenal dengan kemajemukannya yang memiliki
berbagi macam suku, agama, ras, kebudayaan, keragaman bahasa dan tradisi.
Semua berbedaan itu diikat dalam satu semboyan yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
Segala keragaman yang ada harus dapat dikelola dengan baik. Karena apabila
PPKn SMP KK J
35
kemajemukan itu tidak dapat dibina dengan baik bukannya tidak mungkin menjadi
bibit perpecahan dan sumber konflik.
Bangsa Indonesia mewarisi nilai budaya yang melandasi tata kehidupannya.
Pandangan hidup yang tertuang pada nilai Pancasila yang menjadi keyakinan dan
pandangan hidup bangsa Indonesia terutama :
1. Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai Maha Pencipta Semesta,
pengayom alam semesta. Kepada-Nya manusia menaruh kepercayaan dan
harapan bagi hidup di dunia dan sesudah mati. Inilah asas kehidupan
ketuhanan dan keagamaan (Religius)
2. Asas kekeluargaan, cinta kebersamaan sebagi satu keluarga, ayah, ibu, anak-
anak. Cinta dan kekeluargaan ini menjadi dasar terbentuknya masyarakat,
kesatuan dan kerukunan. (Nasionalis)
3. Asas musyawarah mufakat : kebersamaan adalah kumpulan banyak pribadi,
warga, dan keluarga. Keinginan dan kemampuan warga masyarakat berbeda-
beda. Supaya mereka tetap rukun bersatu, keputusan ditetapkan atas dasar
musyawarah mufakat. (Gotong royong dan integritas)
4. Asas gotong royong : kebersamaan memikul beban tanggung jawab demi
kepentingan bersama. Keputusan yang ditetapkan atas asas musyawarah
mufakat untuk kebersamaan adalah tanggung jawab bersama. Jadi
dilaksanakan bersama, secara gotong royong oleh dan untuk kedudukan
bersama. (Gotong royong)
5. Asas tenggang rasa atau tepo silero : saling menghayati keadaan dan
perasaan antar warga, antar pribadi, asas saling menghargai dan menghormati
dalam keragaman dan perbedaan. Saling menghormati hak, pendapat,
keyakinan dan agama masing-masing demi terpeliharanya kesatuan dan
keharmonisan hidup bersama. (Gotong royong dan integritas)
Asas mendasar ini merupakan sifat utama masyarakat kita sepanjang sejarah.
Tata kehidupan berdasarkan asas-asas demikian membudaya dan merupakan
watak masyarakat Indonesia. Karena itu pula nilai-nilai ini dianggap sebagai
kepribadian bangsa. Nilai-nilai Pancasila sebagai ciri khas budaya bangsa
Indonesia adalah sebagai berikut:
Kegiatan Pembelajaran 2
36
1. Ketuhanan Yang Maha Esa (Religius)
Setiap individu memiliki hak asasi dalam menjalani kepercayaannya masing-
masing tanpa bisa dipaksanakan oleh kehendak orang lain. Dengan adanya
kepercayaan tersebut membuat masing-masing individu memperoleh
ketenangan dan berusaha melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi
larangan Tuhan sesuai petunjuk agama maupun kepercayaan masing-masing.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mencerminkan nilai rohani yang mengatur
hubungan negara dan agama, hubungan manusia dengan Sang Pencipta,
serta hubungan antar sesama manusia.
Sikap positif terhadap Pancasila khususnya sila Ketuhanan Yang Maha Esa
dapat kita tunjukkan dengan cara menyatakan kepercayaan dan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pengembangan sikap sila pertama adalah sebagai berikut:
a. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Tidak memaksanakan agama dan kepercayaan terhadap orang lain.
c. Membina adanya kerjasama dan toleransi antar sesama pemeluk agama
dan penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (Nasionalis, Gotong royong dan
integritas)
Sila kedua ini bisa dilihat dari masyarakat Indonesia yang terkenal dengan
keramahannya. Bahkan sifat ramah ini dikenal dan diakui oleh bangsa lain.
Sifat ramah merupakan bagian dari sikap kemanusiaan dimana masyarakat
Indonesia ingin hidup berdampingan dengan siapapun secara damai. Dalam
sila ini terkandung nilai cinta kasih, nilai kesopanan, membela kebenaran,
sopan santun, dan menghormati orang lain.
Sikap positif terhadap Pancasila sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
dapat kita tunjukkan dengan cara mengakui dan memperlakukan manusia
sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang
sama derajatnya, sama hak dan kewajiban asasinya. Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab berarti menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan, gemar
PPKn SMP KK J
37
melakukan kegiatan kemanusiaan, dan berani membela kebenaran dan
keadilan.
Pengembangan sikap terhadap sila kedua adalah sebagai berikut:
a. Tidak saling membedakan warna kulit.
b. Saling menghormati dengan bangsa lain.
c. Saling bekerja sama dengan bangsa lain.
d. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
3. Persatuan Indonesia (Nasionalis, Mandiri dan integritas)
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwasanya Indonesia merupakan
bangsa majemuk yang terdiri dari berbagai perbedaan baik perbedaan
pendapat, suku, agama, bahasa, budaya dan lainnya. Semua kemajemukan
yang ada diikat peristiwa dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Peristiwa ‘Sumpah Pemuda’ pada 28 Oktober 1928 merupakan suatu peristiwa
bersejarah dimana pada saat itu pemuda pemudi dari berbagai suku, pulau
berkumpul dan mengikrarkan sumpah yang antara lain mengaku berbangsa
satu bangsa Indonesia, bertanah air satu tanah air Indonesia serta menjunjung
bahasa persatuan Bahasa Indonesia. Selain itu yang juga perlu diingat
bahwasanya Indonesia juga memiliki semboyan ‘Bhineka Tunggal Ika’ yang
berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Sila ketiga bermakna adanya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang
meliputi politik, ekonomi, sosial dan budaya dan pertahanan keamanan.
Tujuannya untuk mewujudkan persatuan antar warga negara yang memiliki
keberagaman budaya sehingga dapat menumbuhkan rasa kesamaan,
solidaritas, kebanggaan, dan cinta kepada bangsa dan negara Indonesia.
Sikap positif terhadap Pancasila khususnya sila Persatuan Indonesia dapat
kita tunjukkan dengan menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan.
Menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
atau golongan berarti bahwa manusia Indonesia sanggup dan rela berkorban
untuk kepentingan negara dan bangsa ketika diperlukan
Kegiatan Pembelajaran 2
38
Pengembangan sikap yang mencerminkan nilai sila ketiga adalah sebagai
berikut:
a. Menempatkan persatuan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan.
b. Menetapkan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
atau golongan.
c. Bangga berkebangsaan Indonesia.
d. Memajukan pergaulan untuk persatuan bangsa
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusya-
waratan/Perwakilan (gotong royong)
Bila dipahami maka sila keempat ini sebenarnya mencerminkan pengertian
demokrasi. Sistem demokrasi yang dianut Indonesia adalah sistem demokrasi
Pancasila yang mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam
menyelesaikan segala permasalahan yang ada.
Sikap positif terhadap pancasila sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /perwakilan dapat kita perlihatkan
dengan cara menunjukkan sikap persamaan kedudukan, hak dan kewajiban.
Dengan demikian, tidak boleh ada suatu kehendak yang dipaksakan kepada
pihak lain.
Pengembangan sikap yang mencerminkan nilai terhadap sila keempat adalah
sebagai berikut:
a. Mengakui bahwa manusia Indonesia memiliki kedudukan dan hak yang
sama.
b. Melaksanakan keputusan bersama dengan penuh tanggung jawab dan
itikad baik.
c. Mengambil keputusan yang harus sesuai dengan nilai kebenaran dan
keadilan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Gotong royong, integritas)
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala
bidang kehidupan. Nilai-nilai dalam sila ini meliputi keselarasan,
PPKn SMP KK J
39
keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta nilai kedermawanan terhadap
sesama manusia.
Sila kelima bermakna keadilan disegala aspek kehidupan, baik secara material
maupun spiritual untuk semua rakyat Indonesia..
Pengembangan sikap yang mencerminkan nilai sila kelima adalah sebagai
berikut:
a. Adanya hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa atau dalam kehidupan sehari-
hari dan kehidupan bernegara.
b. Menjunjung tinggi sifat dan suasana gotong royong dengan rasa
kekeluargaan dan penuh kegotong royongan.
2. Sikap dan Perilaku Yang Mencerminkan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Berbagai Kehidupan (Religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas)
Berikut ini merupakan contoh sikap positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan
sehari-hari:
a. Wujud pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan
bermasyarakat
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Kegiatan Pembelajaran 2
40
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.
b. Wujud pengamalan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
c. Wujud pengamalan sila Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
PPKn SMP KK J
41
d. Wujud pengamalan sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
e. Wujud pengamalan sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyta Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
Kegiatan Pembelajaran 2
42
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.
3. Pembudayaan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat
Pembudayaan nilai-nilai Pancasila dapat dlakukan dalam tatanan konkrit yang bisa
langsung diaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, yang disesuaikan
dengan situasi, kondisi, dan keadaan masyarakat.
Pembiasaan sikap dan perilaku yang sesuai dengan pengamalan dan nilai-nilai
dari setiap butir dalam Pancasila sangat penting dalam kehidupan bangsa dan
bernegara, dikarenakan Pancasila merupakan identitas dan jati diri bangsa
Indonesia.
Membiasakan perilaku sesuai nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan antara lain
dalam :
a. Lingkungan keluarga
Berikut ini merupakan perilaku-perilaku yang menerapkan nilai-nilai pancasila
dalam lingkungan keluarga :
(1) Taat dan patuh terhadap orang tua
(2) Bermusyawarah apabila ada permasalahan
(3) Sopan santun terhadap seluruh anggota keluarga
(4) Saling membantu dan menghormati
(5) Saling menghormati antar sesama anggota keluarga
(6) Saling menyayangi satu sama lain
(7) Sebagai orang tua harus mendidik anak-anaknya agar selalu patuh
terhadap agama dan hukum
(8) Sebagai orang tua juga harus menjadi teladan yang baik bagi anak-
anaknya, dan memberikan contoh perilaku yang sesuai dengan norma
agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma hukum dan adat
PPKn SMP KK J
43
(9) Sebagai orang tua harus mengajarkan/mendidik anak-anaknya untuk
selalu berbuat kebaikan (seperti sedekah kepada orang lain, saling
menghormati dll)
(10) Sebagai orang tua bersikap adil terhadap anak-anaknya, tidak boleh pilih
kasih
(11) Sebagai anak harus berbakti kepada orang tua, dan lain-lain.
b. Lingkungan sekolah
Berikut adalah perilaku penerapan nilia-nilai pancasila dalam lingkungan
sekolah :
(1) Mentaati tata tertib sekolah
(2) Tidak membeda-bedakan teman berdasarkan suku, adat, ras dan agama
(3) Aktif dalam organisasi sekolah
(4) Mengerjakan tugas sekolah dengan baik
(5) Saling menghormati antar siswa
(6) Menghormati guru dan karyawan
(7) Selalu berusaha untuk berbuat baik kepada sesama siswa sekolah
(8) Belajar yang giat agar mendapatkan prestasi dan mengharumkan nama
sekolah
(9) Membantu teman yang kesulitan dalam memahami materi pelajaran
(10) Selalu taat pada aturan sekolah (tata tertib sekolah) / Disiplin
(11) Memberikan suara dalam pemilihan pengurus OSIS
c. Lingkungan masyarakat
Berikut ini beberapa perilaku yang mencerminkan nilai-nilai yang terkandung
di dalam pancasila dalam lingkungan masyarakat :
(1) Tidak mengganggu ibadah orang lain
(2) Saling menghormati dan memberikan toleransi antar umat beragama
(3) Rukun dengan tetangga yang berbeda agama, suku, ras dan golongan
(4) Melakukan kerja bakti
(5) Musyawarah untuk membantu lingkungan sekitar
(6) Melakukan siskamling pada malam hari
(7) Berbuat adil kepada tetangga, tidak membeda-bedakan tetangga.
(8) Menyeimbangkan hak dan kewajiban kita di masyarakat.
Kegiatan Pembelajaran 2
44
(9) Mematuhi norma-norma dan aturan yang berlaku di dalam masyarakat.
(10) Selalu aktif dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti, ronda malam dll.
d. Lingkungan pergaulan
(1) Menghargai pendapat teman
(2) Tidak menyakiti hati teman
(3) Tolong menolong terhadap teman yang sedang terkena musibah
(4) Bekerjasama dengan teman
e. Lingkungan kehidupan berbangsa dan bernegara
(1) Menjamin dan melindungi kemerdekaan memeluk agama dan beribadah
menurut agama dan kepercayaannya masing-masing.
(2) Menjamin keseimbangan antara hak dan kewajiban warga Negara.
(3) Menjaga keutuhan bangsa dan tanah air Indonesia.
(4) Mewujudkan tatanan pemerintahan yang demokratis.
(5) Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya di segala bidang.
Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat dibangun karakter
bangsa yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur bangsa sehingga agenda reformasi
dapat dilakukan dengan kaidah-kaidah yang benar. Pembudayaan Pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat dapat dilakukan melalui tiga cara baik secara in-
formal, formal maupun non-formal.
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 2 ini, peserta yang mengikuti
moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 2.
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pembudayaan nilai-nilai
Pancasila”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
Langkah Kegiatan:
PPKn SMP KK J
45
a) Peserta dalam kelas dibagi menjadi 6 kelompok, idealnya dalam satu kelompok
terdiri dari 5-6 orang (Gotong royong, musyawarah mufakat)
b) Peserta mempelajari hand out dan sumber bacaan yang relevan (Mandiri, etos
kerja dan daya juang)
c) Semua kelompok berdiskusi dan menyusun design pembudayaan Pancasila
melalui pendidikan: (Integritas, tanggungjawab)
(1) Kelompok 1 dan 2 In-Formal
(2) Kelompok 3 dan 4 Formal
(3) Kelompok 5 dan 6 Non-Formal
d) Hasil kelompok berupa dipresentasikan dan ditanggapi oleh kelompok lain
(kelompok 1 presentasi, ditanggapi oleh kelompok 2, dst) (tidak memaksakan
kehendak, menghargai, kerjasama)
e) Peserta memperbaiki hasil kerja kelompoknya berdasarkan masukan selama
diskusi. (profesional, komitmen atas keputusan bersama)
f) Klarifikasi dari fasilitator terhadap hasil diskusi kelas.(profesional, menghargai
dan kerjasama)
g) Refleksi (kejujuran, tanggungjawab)
2. Moda Tatap Muka In-On-In
a. Aktivitas In -1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pembudayaan
nilai-nilai Pancasila”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran
sebagai
Berikut :
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran
dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Pembudayaan nilai-nilai
Pancasila”.
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini.
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Kegiatan Pembelajaran 2
46
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab,
belajar sepanjang hayat)
b. Kegiatan on
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Katihan Kerja) secara individu
sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan
peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam
mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja,
keberanian)
c. Kegiatan In -2
Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab,
prestasi diri, disiplin mengerjakan LK)
Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai
pendapat, percaya diri)
Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran.
(nilai kerjasama, tanggung jawab)
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin)
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Latihan Kerja
Aktifitas 2.1: Mendeskripsikan upaya pembudayaan nilai – nilai Pancasila
LK 2.1: Mengerjakan latihan berikut :
1. Menurut pendapat anda, apakah kebijakan yang dilaksanakan oleh
pemerintah dalam rangka pembudayaan nilai-nilai Pancasila dalam lingkungan
formal sudah baik? Jelaskan!
2. Deskripsikan upaya yang bisa dilakukan untuk membudayakan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari (kehidupan keluarga, sekolah,
masyarakat, berbangsa dan bernegara)!
PPKn SMP KK J
47
3. Langkah konkrit apa telah anda lakukan dalam upaya pembudayaan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari ?
Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi Pembudayaan nilai-nilai Pancasila
2. Kerjakan latihan sesuai LK 2.1 (pada lembaran tersendiri)
3. Presentasikan hasil diskusi kelompok bapak / ibu
Aktifitas 2.2: Membuat laporan best practice tentang upaya pembudayaan nilai –
nilai Pancasila.
LK 2.2: Buatlah best practice tentang upaya yang telah bapak / ibu lakukan dalam
pembudayaan nilai – nilai Pancasila di sekolah !
Prosedur Kerja : 1. Buka kembali LK 1 pada latihan kerja
2. Pahami kembali penulisan best practice
3. Tuliskan dalam bentuk best practice langkah konkrit upaya yang telah anda
lakukan dalam pembudayaan nilai – nilai Pancasila di sekolah
2. Aktifitas Mengembangkan Soal Penilaian Berbasis Kelas
Aktifitas 2.3: Mengembangkan Penilaian Berbasis Kelas LK 2.3: Pengembangan soal USBN / Penilaian Berbais Kelas
Prosedur Kerja : 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul
Profesional Kelompok Kompetensi J
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
seperti yang ada pada Bab 1 bagian E.4
3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan
pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku di sekolah anda)
Kegiatan Pembelajaran 2
48
KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS a. Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006)
Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Standar Kompet
ensi Kompetensi
Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk
Soal
1 Menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasyakat
VIII Membiasakan nilai-nilai Pancasila
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VIII PG Level Aplikasi
3 VIII PG Level Penalaran
4 VIII Uraian
b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No Urut
Kompetensi Dasar
Bahan kelas Materi Indikator Bentuk
soal 1 3.1. Menganalisis
kedudukan dan fungsi Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia
VIII Membiasakan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Negara danpandangan hidup bangsa
Disajikan informasi berprilaku sesuai nilai-nilai Pancasila, siswa menunjukkan contoh prilaku sesuai sila ke-2
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 Disajikan informasi berprilaku sesuai nilai-nilai Pancasila, siswa menerapkan prilaku sesuai sila ke-3 Pancasila
PG Level Aplikasi
3 Disajikan informasi berprilaku sesuai nilai-nilai Pancasila, siswa mengaitkan contoh membiasa-kan berprilaku nilai Pancasila dengan sila Pancasila
PG Level Penalaran
4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal UN/USBN pada lingkup materi yang
dipelajari pada modul ini.
5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTS.
6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal
7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.
PPKn SMP KK J
49
KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda
BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :
3. Tes Formatif
Pilihlah Jjawaban a, b, c, atau d dengan memberi tanda silang (X)
1. Bangsa Indonesia terkenal dengan kemajemukannya yang memiliki berbagi
macam suku, agama, ras, kebudayaan, keragaman bahasa dan tradisi,
berbedaan itu diikat dalam satu semboyan yaitu...
a. Binneka Tunggal Ika
b. Bhinneka Tunggal Ika
c. Binneka Tunggal Eka
d. Bhinneka Tunggal Eka
2. Cinta dan kekeluargaan menjadi dasar terbentuknya masyarakat, kesatuan
dan kerukunan, merupakan asas ...
a. Keyakinan
b. Kekeluargaan
c. Gotong royong
d. Musyawarah
Kegiatan Pembelajaran 2
50
3. Kebiasaan dalam bergaul tanpa melihat perbedaan warna kulit, suku bangsa,
merupakan pembiasaan sila ...
a. Kemanusiaan yang adil dan beradab
b. Persatuan Indonesia
c. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
d. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
4. Menjunjung tinggi sifat dan suasana gotong royong dengan rasa kekeluargaan
dan penuh kegotong royongan. Merupakan pengembangan sikap yang
mencerminkan sila ....
a. Kemanusiaan yang adil dan beradab
b. Persatuan Indonesia
c. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
d. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
5. Salah satu wujud pengamalan sila Persatuan Indonesia, yaitu ...
a. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
c. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.
PPKn SMP KK J
51
F. Rangkuman
1. Nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila merupakan nilai yang bersumber dari
adat istiadat, kebudayaan dan nilai agama yang telah diyakini kebenarannya
oleh masyarakat Indonesia.
2. Pancasila telah diterima sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan
berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
3. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi.
4. Pembudayaan nilai-nilai Pancasila dapat dlakukan dalam tatanan konkrit yang
bisa langsung diaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, yang
disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan keadaan masyarakat. Pembudayaan
Pancasila bisa juga dilakukan dengan wujud budaya fisik, pendidikan formal
maupun informal.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 2
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali
80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 3, jika masih di bawah 80%, Anda
harus mengulangi materi kegiatan pembelajarn 2, terutama yang masih belum
dikuasai.
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/Jumlah soal x 100 %
Kegiatan Pembelajaran 2
52
PPKn SMP KK J
53
Kegiatan Pembelajaran 3 Aktualisasi Pancasila Sebagai Ideologi Negara
A. Tujuan
1. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan makna
nilai luhur Pancasila
2. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan contoh-
contoh aktualisasi nilai Ketuhanan Yang Maha Esasecara benar
3. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan contoh-
contoh aktualisasi nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab secara benar
4. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan contoh-
contoh aktualisasi nilai persatuan Indonesia;
5. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan contoh-
contoh aktualusasi nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah kebijaksaan
dalam permusyawaran /perwakilan secara benar;
6. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan contoh-
contoh akualisasi nilai Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia secara
benar
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat mampu menjelaskan makna nilai luhur Pancasila secara benar
2. peserta diklat mampu menunjukkan contoh-contoh aktualisasi nilai Ketuhanan
Yang Maha Esa secara benar
3. peserta diklat mampu menunjukkan contoh-contoh aktualisasi nilai
Kemanusiaan yang adil dan beradab secara benar
4. peserta diklat mampu menunjukkan contoh-contoh aktualisasi nilai persatuan
Indonesia secara benar;
5. peserta diklat mampu menunjukkan contoh-contoh aktualusasi nilai
Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah kebijaksaan dalam permusyawaran
/perwakilan secara benar;
Kegiatan Pembelajaran 3
54
6. peserta diklat mampu menunjukkan contoh-contoh akualisasi nilai Keadilan
Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia secara benar
7. peserta diklat menunjukkan komitmen moral dalam mengaktualisasikan
pancasila sebagai ideologi negara.
C. Uraian Materi
1. Makna Nilai Luhur Pancasila
Pengertian nilai sangat bervariasi,sehingga sulit untuk mencari kesimpulan yang
komprehensif agar mewakili setiap kepentingan dan berbagai sudut pandang
(Abdul Hakam,2000:31). Meskipun daribanyakpandangan intinya nilai merupakan
sesuatu yang penting. Di bawah ini sejumlah pandangan tentang makna nilai yang
dirujuk Untari(2012) yang diharapkan mewakili berbagai sudut pandang.
a. Menurut Dardji Darmodihardjo yang menyatakan Nilai adalah yang berguna
bagi kehidupan manusia jasmani dan rohani
b. Menurut Jack R. Fraenkel menyatakan Value is an idea - a concept - about
what someone thinks is importent in life. (Nilai adalah gagasan - konsep -
tentang sesuatu yang dipandang penting oleh seseorang dalam hidup).
c. Menurut Cheng berpandangan bahwa nilai merupakan sesuatu yang
potensial, dalam arti terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif,
sehingga berfungsi untuk menyempurnakan manusia, sedangkan kualitas
merupakan atribut atau sifat yang seharusnya dimiliki.
d. Menurut Charles R. Knikker, berpandangan nilai adalah Value is a cluster of
attitude which generate either an action or decision to deliberately avoid an
action. (Nilai adalah sekelompok sikap yang menggerakkan perbuatan atau
keputusan yang dengan sengaja menolak perbuatan).
e. Dictionary of Sociology and Related Science, Value, , the believed capacity of
any object to satisfy human desire, the quality of any object which causes it to
be of interest to an individual or a group. (Nilai adalah kemampuan yang
diyakini terdapat pada suatu objek untuk memuaskan hasrat manusia, yaitu
kualitas objek yang menyebabkan tertariknya individu atau kelompok).
PPKn SMP KK J
55
Berdasarkan pandangan di atas dapat sarikan bahwa nilai merupakan kapasitas
manusia yang dapat diwujudkan dalam bentuk gagasan atau konsep, kondisi
psikologis atau tindakan yang berharga (nilai subyek), serta berharganya sebuah
gagasan atau konsep, kondisi psikologis atau tindakan (nilai obyek) berdasarkan
standar agama, filsafat (etika dan estetika), serta norma-norma masyarakat
(rujukan nilai) yang diyakini oleh individu sehingga menjadi dasar untuk
menimbang, bersikap dan berperilaku bagi individu dalam kehidupan pribadi
maupun bermasyarakat (value system)
Berangkat dari pengertian nilai-nilai sebagaimana disebutkan di atas, maka nilai-
nilai luhur Pancasila telah diterima masyarakat Indonesa. Pancasila sebagai dasar
negara dan ideologi nasional, hal ini membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai
pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi penyelenggaraan
negara Indonesia.
1. Aktualisasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa (Religius) Aktualisasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa berangkat dari pemikiran bangsa
Indonesia bahwa manusia itu adalah makhluk Tuhan yang terdiri dari jasmani
dan rokhani. Pemikiran yang demikian selanjutnya menimbulkan kepercayaan
keagamaan serta kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang
merupakan pengejawantahan dari naluri dan manisfestasi aspek kerokhanian
manusia. Dengan demikian aktualisasi nilai Ketuhanan yang Maha Esa
sebagaimana yang terdapat dalam Pedoman Penghayatan dan pengamalan
Pancasila masih relevan (baca kembali Kegiatan Pembelajaran 2)
2. Aktualisasi sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (Mandiri, gotong royong, integritas) Aktualisasi sila kemanusiaan yang adil dan beradab bisa dikembangkan dari
Pedoman Penghayatan dan pengamalan Pancasila masih relevan (baca
kembali Kegiatan Pembelajaran 2). Aktualisasi sila kemanusiaan yang adil dan
beradab juga bisa dilihat dalam praktek politik, ekonomi, sosial budaya,
hankam, dan hukum serta hak asasi manusia.
3. Aktualisasi sila Persatuan Indonesia (Nasionalis, mandiri, integritas) Aktualisasi sila persatuan Indonesia dapat dikembangkan dari Pedoman
Penghayatan dan pengamalan Pancasila masih relevan (baca kembali
Kegiatan Pembelajaran 2). Aktualisasi sila Persatuan Indonesia juga bisa dilihat
Kegiatan Pembelajaran 3
56
dalam praktek politik, ekonomi, sosial budaya, hankam, dan hukum serta hak
asasi manusia.Dalam mengakualisasikan sila Persatuan Indonesia di bidang
politik dapat dipertimbangkan beberapa prinsip pemikiran implementatif, antara
lain:
a) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
b) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
c) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
d) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
e) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
f) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
g) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa
4. Aktualisasi Sila Kerakyatan Yang dipimpin oleh hikmah/ kebijaksa-naan dalam permusyawaratan/Perwakilan (Gotong royong, integritas) Akualisasi Pancasila Sila ke empat juga bisa dikembangkan dari Pedoman
Penghayatan dan pengamalan Pancasila yang masih relevan (baca kembali
Kegiatan Pembelajaran 2) seperti Sebagai warga negara dan warga
masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan
kewajiba yang sama, Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama.
5. Aktualisasi Sila Keadilan sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Nasionalis, gotong royong, integritas) Aktualisasi sila ke lima Pancasila sebagai dasar negara dapat diwujudkan
dalam perilaku kehidupan sehari-hari sebagai berikut :
a. Menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan
sosial dalam kehidupan masyarakat indonesia.
b. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur menceminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
PPKn SMP KK J
57
c. Bersikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban serta menghormati ha-hak orang lain.
d. Memupuk sikap suka memberi pertolongan kepada orang lain yang
membutuhkan agar dapat berdiri sendiri, tidak menggunakan hak milik untuk
pemerasan, pemborosan, bergaya hidup mewah dan perbuatan lain yang
bertentangan dan merugikan kepentingan umum.
e. Memupuk sikap suka bekerja keras dan menghargai karya orang lain yang
bermanfaat, serta bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan
kesejahteraan bersama.
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktifitas pembelajaran tatap muka penuh
Pendekatan yang dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran 3 materiAktualisasi
Pancasila Sebagai Ideologi negara ini adalah pendekatan partisipatif dan
humanistik, yang didasari oleh prinsip prinsip andragogi. (Mandiri, gotong royong,
integritas)
Gambar 5. Aktivitas Pembelajaran Aktualisasi Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Penyampaian informasi oleh nara sumber dan
membaca modul (Mengamati)
15 menit
Curah Pendapat diiringi sharing pengalaman
praktis (Menanya)25 menit
Kerja kelompok, diskusi kelompok
(mencari informasi)50 menit
Membuat Laporan hail keja kelompok (mengasosiasi)
20 menit
Presentasi hasil unjuk kerja kelompok
(mengomunikasi)50 menit
Tanggapan, masukan dan refleksi serta refisi hasil
kerja kelompok20 menit
Kegiatan Pembelajaran 3
58
2. Aktifitas Pembelajaran IN – ON – IN a. Aktifitas IN 1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Aktualisasi
Pancasila Sebagai Ideologi Negara”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas
pembelajaran sebagai berikut :
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul
“Aktualisasi Pancasila Sebagai Ideologi Negara”.
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab,
belajar sepanjang hayat)
b. Aktifitas ON
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Katihan Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab,
etos kerja, keberanian)
c. Aktifitas In -2
Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab,
prestasi diri, disiplin mengerjakan LK)
Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai
keberanian, menghargai pendapat, percaya diri)
Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran.
(nilai kerjasama, tanggung jawab)
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin)
PPKn SMP KK J
59
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Latihan Kerja
Aktifitas 1: mendiskusikan penguatan nilai – nilai Pancasila sebagai ideologi
negara dan observasi perilaku peserta diklat yang dikaitkan dengan aktualisasi
nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara.
LK 3.1: Diskusikan dan tuangkan dalam tabel tentang penguatan nilai-nilai luhur
Pancasila. Serta observasi peserta diklat selama diklat terkait perilaku
kesehariannya.
1. Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia di masa yang akan datang
semakin besar, terutama sejak tahun 2015 saat memasuki era MEA
dilaksanakan di ASEAN, menjadi sangat terbuka untuk semua hal, barang ,
jasa dan juga budaya. Bagaimana penguatan nilai-nilai luhur Pancasila yang
dapat dilakukan dengan aksi nyata melalui pendidikan PPKn. Tuangkan dalam
tabel berikut: (Religius, Nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas)
Tabel 3.1. Penguatan nilai-nilai luhur Pancasila yang dapat dilakukan dengan aksi
nyata melalui pendidikan PPKn
No Nilai-nilai Pancasila Aksi penguatan Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Lakukan observasi selama diklat, perilaku teman seangkatan diklat, terkait
dengan praktek kesehariannya. Tuangkan juga dalam tabel observasi
Tabel 3.2. Tabel Observasi
No Nilai-nilai Pancasila Wujud perilakunya Ketuhanan Yang Maha Esa
Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi dan sumber lain yang mendukung
2. Kerjakan latihan sesuai LK 3.1
3. Presentasikan hasil diskusi kelompok bapak / ibu
Kegiatan Pembelajaran 3
60
Aktifitas 2: Mencari, mengobservasi dan membuat catatan berita terkait aktu-
alisasi nilai – nilai Pancasila di lingkungan dan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara atau dari media massa (cetak/elektronik)
LK 3.2:
1. Carilah dan obervasi berita terkait dengan pelaksanaan / aktualisasi nilai
Pancasila di media massa (cetak atau elektronik)
2. Buatlah catatan singkat aktualisasi nilai – nilai Pancasila tersebut, sebagai
bagian dari implementasi Pancasila sebagai ideologi negara
Prosedur Kerja : 1. Carilah sumber belajar yang terkait dengan atualisasi nilai-nilai Pancasila
sebagai ideologi negara dari lingkungan yang tampak atau dari media massa
2. Buatlah catatan singkat dalam lembaran yang bapak/ibu siapkan, terkait
dengan sumber belajar yang dikaitkan dengan aktualisasi nilai-nilai Pancasila
sebagai ideologi negara
3. Hasil kerja bapak / ibu dipresentasikan dalam pertemuan IN 2.
2. Aktifitas Mengembangkan Soal Penilaian Berbasis Kelas
LK. 3.3: Pengembangan soal USBN /Penilaian Berbais Kelas
Prosedur Kerja: 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul
Profesional Kelompok Kompetensi J
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan seperti yang ada pada Bab 1 bagian E.4
3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan
pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku di sekolah anda)
PPKn SMP KK J
61
KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS a. Kurikulum 2006 (Permendikbud nomor 22 Tahun 2006)
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 Menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
Menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara
VIII
Ideologi Pancasila
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 PG Level Aplikasi
3 PG Level Penalaran
4 Uraian level..
b. Kurikulum 2013
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn
No. Uru
t Kompetensi
Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1. Menganalisis langkah-langkah untuk mewujudkan Pancasila sebagai dasar negara
IX
Langkah-langkah perwuju dan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam berbagai kehidupan
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2. PG Level Aplikasi
3. PG Level Penalaran
4.
4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang
dipelajari pada modul ini.
5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTS.
6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal
7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.
Kegiatan Pembelajaran 3
62
KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda
BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :
3. Tes Formatif
Pilihlah salah satu jawaban a, b, c, dan d dengan memberi tanda silang (X)
1. Nilai adalah kemampuan yang diyakini terdapat pada suatu objek untuk
memuaskan hasrat manusia, yaitu kualitas objek yang menyebabkan
tertariknya individu atau kelompok, merupakan pengertian dari ...
a. dictionary of Sociology and Related Science
b. Charles R. Knikker
c. Jack R. Fraenkel
d. Dardji Darmodihardjo
2. Yang bukan merupakan konsekuensi logis dari diterimanya nilai luhur
Pancasila, maka nilai-nilai Pancasila dijadikan ...
a. Landasan pokok
b. Dasar negara
c. Landasar fundamental
d. Landasan hukum adat
3. Aktualisasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa berangkat dari pemikiran...
a. Manusia adalah mahluk Tuhan Yang Maha Esa
PPKn SMP KK J
63
b. manusia Indonesia memiliki kedudukan dan hak yang sama.
c. Manusia Indonesia padda dasarnya adalah satu
d. keputusan yang harus sesuai dengan nilai kebenaran dan keadilan.
4. Yang bukan wujud dari nilai yang merupakan kapasitas manusia, yaitu.
a. Gagasan atau konsep
b. Kondisi geografis
c. Tindakan yang berharga
d. Kondisi psikologis
5. Sebagai orang tua harus mendidik anak-anaknya agar selalu patuh terhadap
agama dan hukum. Berikut merupakan contohnya ...
a. Orang tua memboncengkan anaknya dengan motor, keduanya
memakai helm
b. Orang tua memboncengkan anaknya dengan motor, salah satunya
memakai helm
c. Orang tua memboncengkan anaknya dengan motor, tidak memakai
helm
d. Orang tua memboncengkan anaknya dengan motor, keduanya
memakai helm ketika ada polisi lalu lintas
F. Rangkuman
1. Nilai merupakan kapasitas manusia yang dapat diwujudkan dalam bentuk
gagasan atau konsep, kondisi psikologis atau tindakan yang berharga (nilai
subyek), serta berharganya sebuah gagasan atau konsep, kondisi psikologis
atau tindakan (nilai obyek) berdasarkan standar agama, filsafat (etika dan
estetika), serta norma-norma masyarakat (rujukan nilai) yang diyakini oleh
individu sehingga menjadi dasar untuk menimbang, bersikaf dan berperilaku
bagi individu dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat (value system)
2. Nilai-nilai luhur Pancasila telah diterima masyarakat Indonesa. Pancasila
sebagai dasar negara dan ideologi nasional, hal ini membawa konsekuensi
logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan
fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia
Kegiatan Pembelajaran 3
64
3. Aktualisasi nilai Pancasila sebagai dasar negara sebagaimana dijabarkan
dalam 36 butir nilaiPancasila.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 3
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali
80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 4, jika masih di bawah 80%, Anda
harus mengulangi materi kegiatan pembelajarn 3, terutama yang masih belum
dikuasai.
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/Jumlah soal x 100 %
PPKn SMP KK J
65
Kegiatan Pembelajaran 4 Pengembangan Amandemen Pasal-Pasal dalam UUD Negara RI Tahun 1945
A. Tujuan
1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan makna
amandemen UUD 1945 dengan benar.
2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis
pengembangan amandemen pasal-pasal tentang kedaulatan negara dengan
benar
3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis
pengembangan amandemen tentang hak dan kewajiban warganegara dengan
benar
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat mampu menjelaskan makna amandemen UUD 1945.
2. Peserta diklat mampu menganalisis pengembangan amandemen pasal-pasal
tentang kedaulatan negara dengan benar
3. Peserta diklat mampu menganalisis pengembangan amandemen tentang
hak dan kewajiban warganegara dengan benar
4. Peserta diklat menunjukkan komitmen moral dan integritas dalam
pengembangan amandemen pasal – pasal dalam UUDNRI tahun 1945.
C. Uraian Materi
1. Makna Amandemen UUD 1945
Amademen UUD 1945 adalahperubahan konstitusi yang mana perubahannya
tidak banyak, bersifat teknis prosedural yang tidak mempengaruhi paradigma
pemikiran Undang-Undang Dasar. Menurut Budiardjo, ada empat macam
prosedur dalam perubahan UUD,yaitu:
Kegiatan Pembelajaran 4
66
a. Sidang legislatif dengan ditambah syarat, misal dapat ditetapkan kuorum
b. untuk membicarakan usul perubahan undang-undang dasar dan jumlah
minimum anggota badan legislatif atau menerimanya;
c. Referendum, pengambilan keputusan dengan cara menerima atau menolak
usulan undang-undang;
d. Perubahan yang dilakukan dalam suatu konvensi atau dilakukan oleh suatu
lembaga khusus yang dibentuk hanya untuk keperluan perubahan.
e. Sedang dalam UUDNRItahun 1945 pasal 37 menjelaskan tentang tata cara
perubahan yang secara garis besar adalah perubahan UUD 1945 bisa
dilakukan jika sedikitnya dihadiri 1/3 anggota MPR. Sedang untuk keputusan
diambil jika disetujui sedikitnya 2/3 anggota MPR.Ketentuan tersebut tentu
memberi konsekwensi yang luas di MPR. Sebab, jika ada fraksi yang
menguasai lebih dari dua pertiga kursi MPR yang mengatakan tidak setuju,
maka kesepakatan akan sulit dicapai.
Tujuan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 untuk:
1) Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan negara dalam mencapai
tujuan nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUDNRI tahun 1945 dan
memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila.
2) Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan
kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan
perkembangan paham demokrasi.
3) Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak asasi
manusia agar sesuai dengan perkembangan paham hak asasi manusia dan
peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi suatu negara
hukum yang dicita-citakan oleh UUDNRI tahun 1945.
4) Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan
berbangsa sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan serta
kepentingan bangsa dan negara Indonesia dewasa ini sekaligus meng-
akomodasi kecenderungannya untuk kurun waktu yang akan datang.
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang
dilakukan MPR, merupakan bentuk tuntutan reformasi. Terdapat lima kesepakatan
PPKn SMP KK J
67
dasar berkaitan dengan perubahan UUD 1945 (Komitmen atas keputusan
bersama) yaitu:
1) Tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Tahun
1945
2) Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3) Mempertegas sistem pemerintahan presidensial.
4) Penjelasan UUDNRI tahun 1945 ditiadakan serta hal-hal normatif dalam
penjelasan dimasukkan dalam pasal-pasal.
5) Melakukan perubahan dengan cara adendum (artinya perubahan itu dilakukan
dengan tetap mempertahankan naskah asli UUDNRI tahun 1945 sesuai
dengan yang terdapat dalam Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959 dan
naskah perubahan diletakkan melekat pada naskah asli).
2. Pengembangan Amandemen Pasal - Pasal Tentang Kedaulatan Negara
Sebagai negara yang merdeka, Indonesia berhak menentukan kekuasaan
tertinggi dalam penyelenggaraan negaranya atau yang sering disebut dengan
istilah kedaulatan, dari awal lahirnya negeri ini pada 17 Agustus 1945, Indonesia
sudah dinyatakan sebagai negara yang menganut paham kedaulatan negara.
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi yang dimiliki oleh negara (termasuk dalam
membuat dan menjalankan undang-undang dan peraturan yang meliputi dan
mengatasi semua dan harus diakui dan ditaati oleh semua). Kata kedaulatan
merupakan hasil terjemahan dari kata “souvereignity” (Inggris); “souverainite”
(Perancis); “sovranus” (italia); “souvereiniteit” (Belanda), yang berasal dari kata
latin “superanus/superanitas” yang berarti “yang tertinggi(supreme) serta dari
bahasa arab “daulah” yang berarti kekuasaan atau pemerintahah.
Kedaulatan juga terkait dengan 1. Kemerdekaan, artinya negara itu bebas dan
tidak tergantung pada atau terikat oleh apapun juga atau siapapun juga. Negara
bebas untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu dan berhak menentukan
sepenuhnya nasib sendiri 2. Kuasa tertinggi, artinya tidak ada kuasa diatas kuasa
negara. Siapapun atau kuasa apapun harus tunduk pada kuasa negara 3.
Kekuatan, atinya kemerdekaan dan kekuasaan itu harus mempunyai kekuatan.
Kekuasaan dan kemerdekaan tidak cukup hanya pada pernyaataan dan
Kegiatan Pembelajaran 4
68
pengakuan saja, tetapi haruslah terbukti bahwa ia benar-banar berlaku, ditaati dan
diikui oleh semua rakyat.
Ide kedaulatan pertama kali dikemukakan oleh Jean Bodin, sarjana Perancis,
dalam bukunya ‘six books concerning on the state’. Kedaulatan yang
absolut/monolitk dari Jean bodin mempunyai sifat : a. Asli, artinya tidak diturunkan
dari sesuatu kekuasaan lain; b. Tertinggi, artinya tidak ada kekuasaan lain yang
lebih tinggi yang dapat membatasi kekuasaannya; c. Kekal (permanen), artinya
kekuasaan negara berlangsung terus menerus tanpa interupsi, tanpa putus-putus,
meski pemerintah dapat berganti-ganti, kepala negara dapat mati, bahkan
susunan negara dapat berubah; d. Tidak dapat dibagi-bagi (indivisible), karena
hanya ada satu kekuasaan tertinggi maka kekuasaan itu tak dapat dibagi-bagi; e.
Tak dapat dialihkan, artinya tak dapat dipindahkan kepada suatu badan lain, tak
dapat diserahkan, dilepaskan atau dilimpahkan. Sedangkan kedaulatan yang
bersifat relatif mempunyai ciri-ciri yang sebaliknya. Kedaulatan tidak monolitik,
tetapi bisa dualistik bahkan pluralistk. Misalnya kedaulatan itu bisa dialokasikan
atau didelegasikan pada berbagai badan/tangan sesuai degan bidang
kekuasaannya (misal dalam UUDNRI tahun 1945 sebelum amandemen,
kedaulatan berada ditangan rakyat tetapi pelaksanaan sepenuhnya diserahkan
kepada MPR, kemudian MPR memberi mandat kepada presiden , dan
seterusnya). Sebelum amandemen UUDNRI tahun 1945 kedaulatan
didelegasikan kepada lembaga negara yakni dilaksanakan sepenuhnya oleh
MPR, sebagaimana disebutkan dalam pasal 1 ayat (2) UUDNRI tahun 1945
sebelum amandemen. Sehingga menjadikan MPR sebagai lembaga tertinggi
negara.
Namun setelah UUDNRI tahun 1945 diamandemen, kedaulatan tersebut
didelegasikan kepada rakyat dilaksanakan berdasarkan UUD. Sebagaimana pasal
1 ayat (2) UUD 1945 setelah amandemen dikatakan bahwa “kedaulatan berada
ditangan rakyat, dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar,”
3. Pengembangan Amandemen Tentang Hak Dan Kewajiban Warga Negara
Hak dan kewajiban memiliki hubungan yang cukup erat dan tidak dapat
dipisahkan. Segala akibat yang ditimbulkan dari adanya hak tentunya ada
kewajiban, Untuk itu dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, antara hak dan
PPKn SMP KK J
69
kewajiban dapat dijalankan dengan imbang, karena kalau tidak dijalankan dengan
imbang maka akan menimbulkan pertentangan.
Tiap manusia mempunyai Hak dan Kewajiban yang berbeda-beda sesuai
tanggung jawab atas hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat.
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban tentunya kita harus
mengetahui posisi sebagai warga negara Indonesia.
Untuk mengembangkan hak dan kewajiban warga negara, maka bentuklah
kelompok kemudian kajilah pasal-pasal dalam UUDNRI tahun 1945 yang
mengandung hak dan kewajiban sebagai warga negara. Buatlah rencana aksi
untuk membiasakan pemenuhan kewajiban sebagai warga negara di lingkungan
sekolah.
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktifitas pembelajaran tatap muka penuh
Aktivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Pengembangan Amandemen
Pasal-Pasal dalam UUD NRI Tahun 1945” dengan diskusi kelompok, rinciannya
sebagai berikut :
Tabel 6. Aktivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Pengembangan
Amandemen Pasal-Pasal Dalam UUDNRI Tahun 1945”
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan
... Menit (menghargai)
a. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran;
b. mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat.
c. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi perencanaan pembelajaran PPKn SMP.
Kegiatan Inti ... menit
(kerjasama, tanggung
jawab, musyawarah
mufakat)
Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok ( sesuai dengan tipe STAD) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan dilakukan
dilanjutkan dengan tanya jawab tentang konsep pembelajaran dengan menggunakan contoh yang kontekstual..
2) Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C, s/d kelompok ) masing-masing beranggotakan 5 orang.
3) Instruktur memberi tugas mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan
Kegiatan Pembelajaran 4
70
Kegiatan Deskripsi Kegiatan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet.
4) Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap kelompok melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta didik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditentukan instruktur.
5) Peserta diklat mengerjakan kuis tentang permasalahan konsep pembelajaran yang telah disepakati bersama/
6) Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. 7) Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi. 8) Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok . Kegiatan Penutup
Menit (komitmen atas
keputusan bersama)
1) Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran
2) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.
*) Pembagian waktu kegiatan disepakati dengan peserta diklat
2. Aktifitas Pembelajaran IN – ON – IN
a. Aktifitas IN 1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pengembangan
amandemen pasal – pasal dalam UUDNRI tahun 1945.”, maka Anda perlu
mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai
Berikut :
Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses
pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul
“Pengembangan amandemen pasal – pasal dalam UUDNRI tahun
1945.”.
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta
tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta
dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas
dan kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung
jawab, belajar sepanjang hayat)
PPKn SMP KK J
71
b. Aktifitas ON
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Latihan Kerja) secara individu
sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan
peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras
dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos
kerja, keberanian)
c. Aktifitas In -2
Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab,
prestasi diri, disiplin mengerjakan LK)
Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai
keberanian, menghargai pendapat, percaya diri)
Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran.
(nilai kerjasama, tanggung jawab)
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin)
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Latihan Kerja
Aktifitas 1:
1. Menganalisis pengembangan amandemen pasal-pasal dalam UUDNRI tahun
1945
2. Membuat rencana aksi pengembangan pasal – pasal hasil amandemen
UUDNRI tahun 1945
LK 4.1: Analisislah tentang pengembangan amandemen dalam pasal – pasal UUDNRI
tahun 1945 (sebelum dan sesudah diamandemen) tentang:
a. kedaulatan negara
b. hak dan kewajiban warga negara
Kegiatan Pembelajaran 4
72
LK 4.2: Buatlah rencana aksi untuk membiasakan pelaksanaan kewaji-ban
sebagai warga negara di lingkungan sekolah. (Nasionalis, Mandiri, gotong royong
dan integritas)
Prosedur Kerja : 1. Baca kembali materi pengembangan amandemen pasal – pasal dalam
UUDNRI tahun 1945
2. Kerjakan sesuai LK 4.1 untuk TM, IN1 dan 4.2 untuk ON, IN2
3. Presentasikan hasil diskusi dan rencana aksi yang telah bapak/ibu buat.
2. Aktifitas Mengembangkan Soal Penilaian Berbasis Kelas
LK. 4.3: Pengembangan soal USBN /Penilaian Berbais Kelas
Prosedur Kerja: 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul
Profesional Kelompok Kompetensi J
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
seperti yang ada pada Bab 1 bagian E.4
3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan
pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku di sekolah anda)
KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS a. Kurikulum 2006 (Permendikbud nomor 22 Tahun 2006)
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Standar Kompet
si Kompetens
i Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 Memahami berbagai konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia
Menampilkan sikap positif terhadap pelaksanaan UUD 1945 hasil amandemen
VIII Amandemen UUDNRI tahun 1945
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VIII
PG Level Aplikasi
3 VIII PG Level Penalaran
4 VIII Uraian level...
PPKn SMP KK J
73
b. Kurikulum 2013
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut Kompetensi Dasar Bahan
Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 Memahami tata urutanperaturan perundangundangan dalam sistem hukum Nasional di Indonesia
VIII Proses pembentu kan peraturan perundangundangan
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VIII PG Level Aplikasi
3 VIII PG Level Penalaran
4 VIII Uraian level...
4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang
dipelajari pada modul ini.
5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTS.
6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal
7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.
KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda
BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :
Kegiatan Pembelajaran 4
74
3. Tes Formatif
Pilihlah salah satu jawaban a, b, c, atau d dengan tanda silang (X)
1. Salah satu prosedur dalam perubahan UUD, menurut Budiardjo...
a. Melakukan perubahan dengan cara non-adendum
b. Melakukan perubahan dengan cara adendum
c. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan
kedaulatan rakyat
d. perubahan UUD 1945 bisa dilakukan jika sedikitnya dihadiri 1/3 anggota
MPR
2. Tujuan perubahan UUDNRI tahun 1945 adalah ...
a. Melakukan perubahan dengan cara non-adendum
b. Melakukan perubahan dengan cara adendum
c. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan
kedaulatan rakyat
d. perubahan UUD 1945 bisa dilakukan jika sedikitnya dihadiri 1/3 anggota
MPR
3. Kesepakatan dasar berkaitan dengan perubahan UUDNRI tahun 1945, yaitu
...
a. Melakukan perubahan dengan cara non-adendum
b. Melakukan perubahan dengan cara adendum
c. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan
kedaulatan rakyat
d. perubahan UUD 1945 bisa dilakukan jika sedikitnya dihadiri 1/3 anggota
MPR
4. Ide tentang kedaulatan pertama kali dikemukakan oleh ...
a. Jean Bodin
b. Jean Jaques Rousseau
c. Imanuel Kant
d. FD. Rosevelt
PPKn SMP KK J
75
5. Perhatikan pernyataan berikut !
1. Kedaulatan berada di tangan rakyat, dan dilaksanakan oleh MPR
2. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD
3. Kedaulatan berada di tangan rakyat, dan dilaksanakan oleh DPR
4. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UU
Pemegang kedaulatan (berdasarkan perubahan UUDNRI tahun 1945) yang
tepat ditunjukkan nomor ....
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
F. Rangkuman
1. Amandemen UUDNRI tahun 1945 adalah perubahan konstitusi yang mana
perubahannya tidak banyak, bersifat teknis prosedural yang tidak
mempengaruhi paradigma pemikiran Undang-Undang Dasar.
2. Pengembangan amandemen pasal-pasal tentang kedaulatan negara, salah
satunya pada pasal 1 ayat 2, yang sebelumnya MPR sebagai lembaga tertinggi
setelah diamandemen MPR hanya berkedudukan menjadi lembaga tinggi
negara.
3. Pengembangan amandemen pasal-pasal tentang hak dan kewajiban warga
negara setelah amandemen dirinci pada pasal 27 (3), 28 A-J, 30-34 yang
sebelumnya hanya pasal 27, ,28, 29 – 34.
Kegiatan Pembelajaran 4
76
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 4
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali
80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 5, jika masih di bawah 80%, Anda
harus mengulangi materi kegiatan pembelajarn 4, terutama yang masih belum
dikuasai.
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/Jumlah soal x 100 %
PPKn SMP KK J
77
Kegiatan Pembelajaran 5 Pengembangan Sikap dan Komitmen Mempertahankan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
A. Tujuan
1. Dengan membaca modul, berdiskusi serta brainstorming peserta dikat
mampu menunjukkan Kesepakatan dasar amandemen UUDNRI tahun 1945
dengan benar,
2. Dengan membaca modul, berdiskusi serta brainstorming peserta diklat
mampu menampilkan sikap dan komitmen bahwa Pembukaan UUDNRI
Tahun 1945 memuat dasar filosofi dan normatif.
3. Dengan membaca modul, berdiskusi serta brainstorming peserta diklat
mampu menampilkan sikap dan komitmen bahwa Pembukaan UUDNRI Tahun
1945 mengandung staatidee berdirinya NKRI, tujuan negara dan dasar negara
B. Indikator Pencapain Kompeensi
1. Peserta dikat mampu menunjukkan Kesepakatan dasar amandemen UUDNRI
tahun 1945 dengan benar,
2. Peserta diklat mampu menampilkan sikap dan komitmen bahwa Pembukaan
UUDNRI Tahun 1945 memuat dasar filosofi dan normatif..
3. Peserta diklat mampu menampilkan sikap dan komitmen bahwa Pembukaan
UUDNRI Tahun 1945 mengandung staatsidee berdirinya NKRI, tujuan negara
dan dasar negara
4. Peserta diklat menunjukkan sikap bertanggungjawan dan komitmen moral
dalam pengembangan sikap dan komitmen mempertahankan pembukaan
UUDNRI tahun 1945.
Kegiatan Pembelajaran 5
78
C. Uraian Materi
1. Kesepakatan dasar
Kesepakatan dasar dalam perubahan UUDNRI tahun 1945 itu disusun oleh Panitia
Ad Hoc I Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam rangka
mempersiapkan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. (baca kembali 5 kesepakatan dasardalam perubahan UUDNRI tahun
1945 pada pada pembelajaran 4).
2. Sikap dan komitmen bahwa Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 memuat dasar filosofi dan normative
Sikap dan Komitmen Mempertahankan Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dapat kita lihat dari proses perubahan UUD 1945 yang
melahirkan kesepakatan dasar dalam perubahan tersebut. Jika tidak ada
kesepakatan dasar yang disepakati sebelumnya, perubahan tidak memiliki
ketentuan yang jelas. Perubahan UUD 1945 muncul dari adanya tuntutan
reformasi yang salah satu diantaranya menginginkan adanya perubahan UUD.
Indonesia adalah negara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara
Benua Asia dan Benua Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra
Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari
kuranglebih 17.000 pulau. Oleh karena itu, Indonesia disebut juga sebagai
Nusantara. Bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia, tujuan negara terdapat
dalam Alinea Keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu sebagai berikut.
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
b. Memajukan kesejahteraan umum.
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara merdeka dengan
aneka corak keragaman dan warna-warni kebudayaan. NKRIadalah kesatuan
wilayah dari Sabang di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) sampai Merauke di Irian
PPKn SMP KK J
79
Jaya (Papua). Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, dan agama yang
berbeda. Semboyan nasional Indonesia, ”Bhinneka Tunggal Ika”, yang
mempunyai arti berbeda-beda tetapi tetap satu. Selain memiliki populasi padat dan
wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat
keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.
Bangsa Indonesia yang lahir melalui Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus
1945 telah memiliki tekad yang sama, bahwa negara ini akan eksis di dunia
internasional dalam bentuk negara kesatuan. Kesepakatan ini tercermin dalam
rapat-rapat Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam
menyusun UUD.
Soepomo dalam Sidang BPUPKI menghendaki bentuk negara kesatuan sejalan
dengan pahamnya negara integralistik yang melihat bangsa sebagai suatu
organisme. Hal ini antara lain juga dikemukakan oleh Muhammad Yamin, bahwa
kita hanya membutuhkan negara yang bersifat unitarisme dan wujud negara kita
tidak lain dan tidak bukan adalah bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Bentuk negara kesatuan tersebut didasarkan pada 5 (lima) alasan berikut.
(Nasionalisme)
a. Unitarisme sudah merupakan cita-cita gerakan kemerdekaan Indonesia.
b. Negara tidak memberikan tempat hidup bagi provinsialisme.
c. Tenaga-tenaga terpelajar kebanyakan berada di Pulau Jawa sehingga tidak
ada tenaga di daerah untuk membentuk negara federal.
d. Wilayah-wilayah di Indonesia tidak sama potensi dan kekayaannya.
e. Dari sudut geopolitik, dunia internasional akan melihat Indonesia kuat apabila
sebagai negara kesatuan.
Gagasan untuk membentuk negara kesatuan, secara yuridis formal tertuang
dalam Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang menyebutkan secara tegas bahwa “Negara Indonesia adalah negara
kesatuan yang berbentuk Republik”. Pasal ini menunjukkan bahwa prinsip negara
kesatuan Republik Indonesia adalah pemegang kekuasaan tertinggi atas segenap
urusan negara ialah pemerintah pusat.
Kegiatan Pembelajaran 5
80
a. Bentuk negara kesatuan dan republik mengandung isi pokok pikiran
kedaulatan rakyat.
b. Negara Indonesia tidak akan mempunyai daerah di dalam lingkungannya yang
bersifat staat (negara).
c. Daerah negara Indonesia akan dibagi dalam daerah provinsi, dan daerah
provinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil yang bersifat otonom
atau bersifat daerah administrasi belaka menurut kesatuan undang-undang.
d. Di daerah yang bersifat otonom akan diadakan badan perwakilan daerah dan
pemerintahan akan bersendi atas dasar permusyawaratan.
e. Negara Republik Indonesia menghormati kedudukan daerah-daerah istimewa
dan mengingat hak-hak asal usul daerah tersebut.
f. Tanggung jawab pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan pada dasarnya tetap
berada di tangan pemerintah pusat di dalam Negara kesatuan Republik
Indonesia. Akan tetapi, karena negara kesatuan Republik Indonesia menganut
asas desentralisasi maka terdapat kewenangan dan tugas-tugas tertentu yang
menjadi urusan pemerintahan daerah. Hal ini pada akhirnya akan
menimbulkan hubungan kewenangan dan pengawasan antara pemerintah
pusat dan daerah.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara persatuan yang
mengatasi paham perseorangan ataupun golongan yang menjamin segala warga
negara bersamaan kedudukan di hadapan hukum dan pemerintahan dengan
tanpa terkecuali. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, kepentingan
individu diakui secara seimbang dengan kepentingan bersama. Negara persatuan
mempersatukan seluruh bangsa Indonesia dalam wadah NKRI.
Dalam konteks negara, Indonesia adalah negara kesatuan. Namun, di dalamnya
terselenggara suatu mekanisme yang memungkinkan tumbuh dan
berkembangnya keragaman antardaerah di seluruh tanah air. Kekayaan alam dan
budaya antardaerah tidak boleh diseragamkan dalam struktur NKRI. Dengan kata
lain, NKRI diselenggarakan dengan jaminan otonomi seluas-luasnya kepada
daerah-daerah untuk berkembang sesuai dengan potensi dan kekayaan yang
dimilikinya dengan dukungan dan bantuan yang diberikan pemerintah pusat.
PPKn SMP KK J
81
Pasca Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, prinsip negara kesatuan sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 Ayat
(1) diperkuat oleh Pasal 18 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia
dibagi atas daerah-daerah provinsi, dan daerah provinsi dibagi atas kabupaten dan
kota. Tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota mempunyai pemerintahan daerah
yang diatur dengan undang-undang.
Demikian pula dalam Pasal 18 B Ayat (2) yang berisi rumusan, bahwa negara
mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat
khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. Rumusan kata-
kata Negara Kesatuan Republik Indonesia tertulis dalam Pasal 25 A Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dengan rumusan “Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
Nusantara, dengan wilayah dan batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
undang-undang”.
Pasal 37 Ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
sebagai ketentuan penutup menyatakan secara tegas bahwa “Khusus mengenai
bentuk negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan”.
Hal ini menunjukan bahwa NKRI merupakan harga mati dan tidak dapat diganggu
gugat. Pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 tersebut merupakan penguatan dan pengokohan prinsip negara
kesatuan Republik Indonesia agar semakin kokoh dan terjaga dalam konstitusi
negara.
3. Sikap dan komitmen bahwa Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 mengandung staatsidee berdirinya NKRI, tujuan negara dan dasar negara
Sikap dan Komitmen Mempertahankan Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 didasarkan pada argumentasi bahwa Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 memiliki kedudukan yang sangat penting bagi kelangsungan
hidup bangsa Indonesia karena terlekat pada proklamasi 17 Agustus 1945,
sehingga tidak bisa dirubah baik secara formal maupun material.
Kegiatan Pembelajaran 5
82
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
memiliki kedudukan hakiki dalam Negara RI yakni a) Pembukaaan Undang-
Undang Dasar merupakan pernyataan kemerdekaan yang terperinci, yaitu
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang singkat dan padat itu ditegaskan
dan dijabarkan lebih lanjut dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. b)
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengandung dasar, rangka dan
suasana bagi negara dan tertib hukum Indonesia. Maksudnya adalah Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan pengejawantahan dari kesadaran dan
cita-cita hukum serta cita-cita moral rakyat Indonesia yang luhur (Suhadi, 1998).
Kedudukan hakiki Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang ketiga adalah
bahwa Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 memuat sendi-sendi mutlak bagi
kehidupan negara, yaitu tujuan negara, bentuk negara, asas kerohanian negara,
dan pernyataan tentang pembentukan UUD; c) Pembukaan UUD 1945
mengandung pengakuan terhadap hukum kodrat, hukum Tuhan dan adanya
hukum etis atau hukum moral. Di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945 terdapat unsur-unsur, bentuk-bentuk
maupun sifat-sifat yang memungkinkan tertib hukum negara Indonesia mengenal
adanya hukum-hukum tersebut. Semua unsur hukum itu merupakan sumber
bahan dan sumber nilai bagi negara dan hukum positif Indonesia.
Perlunya mempertahankan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga dapat dilihat dari hubungan Pembukaan UUDNRI tahun 1945
dengan Pancasila. Dalam kaitan ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa
Pancasila merupakan dasar negara. Sedangkan rumusan Pancasila sebagai
dasar Negara Republik Indonesia itu sendiri tercantum dalam Pembukaan
UUDNRI tahun 1945 alinea IV. Inilah yang disebut dengan hubungan Pembukaan
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan Pancasila secara formal.
Lebih jelasnya hubungan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dengan Pancasila secara formal adalah sebagai berikut :
a. Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia tercantum
dalam Pembukaan UUDNRI tahun 1945 alenia IV.
b. Bahwa Pembukaan UUDNRI tahun 1945, berdasarkan pengertian ilmiah,
merupakan pokok kaedah Negara yang Fundamental dan terhadap tertib hukum
Indonesia mempunyai dua macam kedudukan yaitu :
PPKn SMP KK J
83
c. Bahwa dengan demikian Pembukaan UUDNRI tahun 1945 berkedudukan dan
berfungsi, selain sebgai Mukaddimah dan UUDNRI tahun 1945 dalam kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan, juga berkedudukan sebagai suatu yang
bereksistensi sendiri, yang hakikat kedudukan hukumnya berbeda dengan
pasal-pasalnya. Karena Pembukaan UUDNRI tahun 1945 yang intinya adalah
Pancasila tidak tergantung pada batang tubuh UUDNRI tahun 1945, bahkan
sebagai sumbernya.
d. Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai
hakikat,sifat,kedudukan dan fungsi sebagai pokokkaedah negara yang
fundamental, yang menjelmakan dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup
negara Republik Indonesia yang di proklamirkan tanggal 17 Agustus 1945.
e. Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUDNRI tahun 1945, dengan
demikian mempunyai kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat diubah dan
terletak pada kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia.
D. Aktivitas Pembelajaran
Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Pengembangan sikap dan
komitmen mempertahankan Pembukaan UUDNRI Tahun 1945”.Dibagi menjadi 2
point.Peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas
pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-
In melakukan aktivitas pembelajaran pada point 2.
1. Aktifitas pembelajaran tatap muka penuh
Tabel 7. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Pengembangan sikap
dan komitmen mempertahankan Pembukaan UUDNRI Tahun 1945
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu
Pendahuluan (menghargai,
profesionalisme)
1. Narasumber/instruktur mengkondisikan peserta diklat untuk siap menerima materi sajian serta memberi motivasi menunju profesionalisme
2. Melakukan penjajakan melalui tanya jawab sekitar Pengembangan sikap dan komitmen mempertahankan Pembukaan UUDNRI Tahun 1945
menit
Kegiatan Pembelajaran 5
84
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu
3. Menampilkan kasus yang bertentangan dengan isi pembukaan, dan kasus-kasus yang merubah Pancasila dan UUD 1945 yang dibuat guru, kemudian dikaji kekurangan dan kelebihannya.
4. Menyampaikan tujuan dan garis besar materi pelatihan.
Kegiatan Inti (kerjasama, musyawarah
mufakat, tanggungjawab)
1. Meminta peserta membentuk kelompok pasangan (@ 2 orang)
2. Tiap kelompok pasangan menuliskan permasalahan yang dihadapi lapangan terkait dengan Pengembangan sikap dan komitmen mempertahankan Pembukaan UUDNRI Tahun 1945
3. Tiap pasangan diminta memilih pasangan lain, sehingga terbentuk kelompok kecil terdiri dari 4 orang (dua pasangan).
4. Masing-masing anggota kelompok berembuk terhadap permasalahan yang sudah dirumuskan.
5. Narasumber memberi contoh kasus yang bertentangan dengan isi pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
6. Memberi kesempatan pada kelompok untuk mencari sumber, mengumpulkan informasi untuk memecah-kan masalah terebut.
7. Tiap kelompok kecil berdiskusi memecahkan permasalahan yang dihadapi
8. Tiap kelompok mempersiapkan presentasi hasil kerja kelompoknya.
9. Narsumber mengamati, mencermati hasil presentasi perserta diklat bila diperlukan diberi kesempatan kelompok lain memberi komentar terhadap hasil presentasi kelompok lain.
10. Presentasi Hasil Kerja kelompok hasil kajian terhadap Pengembangan sikap dan komitmen mempertahankan Pembukaan UUDNRI Tahun 1945
11. Nara sumber mengklarifikasi bila terjadi kesalahan konsep, terkait Pengembangan sikap dan komitmen mempertahankan Pembukaan UUDNRI Tahun 1945
menit
PPKn SMP KK J
85
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu
Penutup (komitmen atas
keputusan bersama)
1. Narasumber bersama peserta diklat membuat simpulan
2. Narasumber melakukan tes secara lisan. 3. Narasumber melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilakukan. 4. Memberi tugas tindak lanjut mengidentifikasi
permasalahan terhadap permasalahan Pe-ngembangan sikap dan komitmen memperta-hankan Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 berdasarkan Kompetensi Dasar mapel ybs.
menit
2. Aktifitas Pembelajaran In On In
a. Aktifitas IN1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pengembangan
sikap dan komitmen mempertahankan pembukaan UUDNRI tahun1945.”,
maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai Berikut :
Memberikan motivasi peserta diklat; Menginformasikan judul modul,
lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada
modul ini; Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta
tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual;dan
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual); membaca cerdas dan
kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab,
belajar sepanjang hayat)
b. Aktifitas ON
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Katihan Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung
jawab, etos kerja, keberanian)
c. Aktifitas In -2
a) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab,
Kegiatan Pembelajaran 5
86
prestasi diri, disiplin mengerjakan LK)
b) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai
keberanian, menghargai pendapat, percaya diri)
c) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran.
(nilai kerjasama, tanggung jawab)
d) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
e) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
f) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin)
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Latihan Kerja
Aktifitas 5.1: Mengidentifikasi kasus kasus yang bertentangan dengan isi
pembukaan UUDNRI tahun 1945 dan mengkaitkan dengan komitmen terhadap
NKRI, tujuan negara dan dasar negara.
LK 5.1: Identifikasikan kasus-kasus yang bertentangan dengan isi pembukaan
UUDNRI tahun 1945. Kemudian kaitkan dengan komitmen terhadap NKRI, tujuan
negara dan dasar negara
Prosedur Kerja : Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A, B, C dst. sebagai berikut :
1. Tugas dikerjakan secara kelompok.
2. Setiap kelompok mengidentifikasi kasus-kasus yang bertentangan dengan isi
pembukaan UUDNRI Tahun 1945
3. Setiap kelompok berdiskusi mencari pemecahan masalah
4. Hasil diskusi di presentasikan.
PPKn SMP KK J
87
2. Aktifitas Mengembangkan Soal Penilaian Berbasis Kelas
LK. 4.3 : Pengembangan soal USBN /Penilaian Berbais Kelas
Prosedur Kerja: 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul
Profesional Kelompok Kompetensi J
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
seperti yang ada pada Bab 1 bagian E.4
3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan
pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku di sekolah anda)
KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS a. Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006)
Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas
Materi Indikator Bentuk Soal
1 Mendeskripsikan makna Proklamasi Kemerdekaan dan konstitusi pertama
Mendeskripsikan suasana kebatinan konstitusi pertama
VII Pembukaan UUDNRI tahun 1945
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VII PG Level Aplikasi
3 VII PG Level Penalaran
4
b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut Kompetensi Dasar Bahan
Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 Mensintesiskan isi alinea dan pokok piki-ran yang terkandung dalam alinea Pembukaan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945
IX Pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 IX PG Level Aplikasi
3 IX
PG Level Penalaran
4 Uraian level ..
Kegiatan Pembelajaran 5
88
4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang
dipelajari pada modul ini.
5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTS.
6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal
7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.
KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda
BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :
3. Tes Formatif
Pilihlah salah satu jawaban a, b, c atau d dengan memberi tanda silang (X)
1. Kesepakatan dasar dalam perubahan UUDNRI tahun 1945 itu disusun oleh...
a. Badan Pekerja MPR
b. Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR
c. Panitia Ad Hoc II Badan Pekerja MPR
d. Panitia Ad Hoc II Badan Pekerja MPR
2. Kesepakatan dasar yang terkait dengan sikap dan komitmen
mempertahankan Pembukaan UUDNRI tahun 1945 yaitu ....
a. Tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
PPKn SMP KK J
89
b. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial.
d. Penjelasan UUDNRI tahun 1945 ditiadakan serta hal-hal normatif dalam
penjelasan dimasukkan dalam pasal-pasal.
3. Tujuan Negara Republik Indonesia terdapat dalam Pembukaan UUDNRI
tahun 1945, alenia ....
a. I
b. II
c. III
d. IV
4. Gagasan Moh. Yamin tentang bentuk negara yang disampaikan dalam sidang
BPUPKI, adalah ....
a. bentuk negara kesatuan sejalan dengan pahamnya negara integralistik
b. negara yang bersifat unitarisme
c. Negara tidak memberikan tempat hidup bagi provinsialisme.
d. negara yang diibartakan sebagai suatu organisme
5. Gagasan untuk membentuk negara kesatuan, secara yuridis formal tertuang
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pasal
...
a. 1 ayat 1
b. 1 ayat 2
c. 1 ayat 3
d. 2 ayat 1
Kegiatan Pembelajaran 5
90
F. Rangkuman
1. Ada 5 Kesepakatan dasar dalam perubahan UUD 1945 itu disusun oleh Panitia
Ad Hoc I Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam rangka
mempersiapkan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
2. Sikap dan Komitmen Mempertahankan Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dapat kita lihat dari proses perubahan UUD 1945 yang
melahirkan kesepakatan dasar dalam perubahan tersebut
3. Di dalam pembukaan terkandung cita-cita luhur bangsa Indonesia yang ingin
dicapai, daar negara dan negara hukum.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 5
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali
80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 6, jika masih di bawah 80%, Anda
harus mengulangi materi kegiatan pembelajarn 5, terutama yang masih belum
dikuasai.
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/Jumlah soal x 100 %
PPKn SMP KK J
91
Kegiatan Pembelajaran 6 Pengembangan Fungsi Lembaga-Lembaga Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945
A. Tujuan
Setelah mempelajari modul dan berdiskusi, peserta diklat dapat :
1. Mengidentifikasi pengembangan fungsi lembaga negara dengan benar
2. Menganalisis pengembangan peran lembaga negara dalam mencapai tujuan
nasional dengan baik
3. Menunjukan contoh hubungan secara seimbang antara lembaga eksekutif
dengan legislativedengan benar
4. Menganalisis pengembangan kerjasama antar lembaga negara demi
kesejahteraan bersama dengan benar
5. Menjelaskan desain fungsi lembaga-lembaga negara dalam UUD Negara RI
Tahun 1945 dengan baik
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat dapat mengidentifikasi pengembangan fungsi lembaga negara
2. Peserta diklat dapat menganalisis peran lembaga negara dalam mencapai
tujuan nasional.
3. Peserta diklat dapat menunjukan contoh hubungan secara seimbang antara
lembaga eksekutif dengan legislative.
4. Peserta diklat dapat menganalisis pengembangan kerjasama antar lembaga
negara demi kesejahteraan bersama.
5. Peserta diklat dapat menjelaskan desain pengembangan fungsi lembaga
negara menurut UUDNRI tahun 1945.
6. Peserta diklat menunjukkan komitmen moral dalam pengembangan fungsi
lembaga-lembaga negara menurut UUDNRI tahun 1945.
Kegiatan Pembelajaran 6
92
C. Uraian Materi
1. Fungsi, peran lembaga Negara dan hubungan antara lembaga Eksekutif dan Legislatif
Perubahan UUD 1945 merupakan salah satu tuntutan yang paling mendasar dari
gerakan reformasi 1998. Tuntutan reformasi yang lain diantaranya penghapusan
dwifungsi ABRI, otonomi daerah seluas-luasnya, pemberantasan KKN,
pengusutan kasus pelanggaran HAM, kebebasan berpolitik, kebebasan
berekspresi dan lain-lain. Terkait dengan tuntutan perubahan UUD 1945,
menunjukkan bahwa masyarakat tidak lagi melihat faktor penyebab otoritarian
Orde Baru hanya pada manusia sebagai pelakunya, tetapi karena kelemahan
sistem hukum dan ketatanegaraan.
Sebelum diamandemen, UUD Negara RI Tahun 1945 membentuk struktur
ketatanegaraan bertumpu pada kekuasaan tertinggi di tangan MPR yang
sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat. Hal ini berakibat tidak terjadi
proses saling mengawasi dan saling mengimbangi (checks and balances) pada
institusi-institusi ketatanegaraan. Penyerahan kekuasaan tertinggi kepada MPR
merupakan kunci yang menyebabkan kekuasaan pemerintahan negara seakan-
akan tidak memiliki hubungan dengan rakyat.
Sementara itu, UUD Negara RI Tahun 1945 sebelum amandemen menempatkan
dan memberikan kekuasaan yang sangat besar terhadap Presiden sebagai
pemegang kekuasaan eksekutif. Oleh karenanya, muncul anggapan bahwa
UUDNRI tahun 1945 sangat executive heavy. Kekuasaan dominan berada di
tangan presiden (dominan eksekutif). Pada diri presiden terpusat kekuasaan
menjalankan pemerintahan (chief executive) yang dilengkapi dengan berbagai hak
konstitusional yang lazim disebut hak prerogatif (memberi grasi, amnesti, abolisi,
dll) dan kekuasaan legislatif karena memiliki kekuasaan membentuk undang-
undang. Dua cabang kekuasaan negara yang seharusnya dipisahkan dan
dijalankan oleh lembaga negara yang berbeda, tetapi nyatanya berada di satu
tangan (Presiden) yang menyebabkan tidak ada prinsip saling mengawasi (checks
and balances) dan berpotensi mendorong lahirnya kekuasaan yang otoriter.
PPKn SMP KK J
93
Selain itu, ada anggapan di kalangan masyarakat bahwa UUDNRI tahun 1945
pada masa Orde Baru dianggap memberikan legitimasi terhadap kekuasaan yang
cenderung otoriter karena terdapat pasal-pasal yang multitafsir sehingga memberi
celah bagi penguasa saat itu untuk menafsirkan ketentuan dalam UUDNRI tahun
1945 sesuai dengan kepentingan penguasa.
Secara umum, dalam amandemen UUDNRI tahun 1945 terdapat beberapa hal
penting yaitu pertama semua fraksi di MPR sepakat untuk melakukan amandemen
UUD 1945. Kedua, menyangkut ruang lingkup amandemen, bahwa Pembukaan
UUD 1945 tidak diubah, yang diubah adalah Batang Tubuh dan Penjelasan UUD
1945. Ketiga, menyangkut prioritas perubahan UUD 1945 meripakan hal-hal yang
mendesak. Priorotas-prioritas tersebut adalah (Suharizal dan Arifin, 2007:111):
a. Pemberdayaan lembaga tinggi negara (MPR)
b. Pengaturan kekuasaan pemerintah negara dan pembatasan masa jabatan
presiden
c. Peninjauan kembali lembaga tinggi negara dengan kekuasaan konsultatif yaitu
DPA (Dewan Pertimbangan Agung)
d. Pemberdayaan lembaga legislatif (DPR)
e. Pemberdayaan lembaga auditing finansial (BPK)
f. Pemberdayaan dan pertanggungjawaban Lembaga Kehakiman
g. Pembahasan mengenai Bank Indonesia dan TNI/Polri
Dalam Sidang Umum MPR tahun 1999, UUD 1945 mengalami perubahan sesuai
dengan semangat reformasi di berbagai bidang termasuk dalam ketatanegaraan.
Dalam perubahan, terdapat kesepakatan dasar yang dibuat oleh MPR tentang
arah perubahan UUD 1945, yaitu (Jimly Asshiddiqqie, 2012:17):
a. sepakat untuk tidak mengubah Pembukaan UUD 1945
b. sepakat untuk mempertahankan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
c. sepakat untuk mempertahankan sistem presidensial
d. sepakat untuk memindahkan hal-hal normatif yang ada dalam Penjelasan UUD
1945 ke dalam pasal-pasal UUD 1945
e. sepakat untuk menempuh cara adentum dalam melakukan amandemen
terhadap UUD 1945.
Kegiatan Pembelajaran 6
94
Jika dilihat dari segi substansi materi dari hasil amandemen UUD 1945, dapat
dikelompokkan ke dalam tiga macam, yaitu(Syahuri.2005:214):
a. Penghapusan atau pencabutan beberapa ketentuan, yaitu
1) Kekuasaan MPR sebagai lembaga tertinggi negara dengan kewenangan
meminta petanggungjawaban presiden dan penyusunan Garis-Garis Besar
Haluan Negara. Dengan pencabutan kekuasaan ini, posisi MPR bukan lagi
sebagai lembaga tertinggi negara, tetapi sebagai lembaga tinggi negara
yang kedudukannya sejajar dengan lembaga tinggi negara lainnya seperti
Presiden, Mahkamah Agung dan Dewan Perwakilan Rakyat
2) Kekuasaan presiden yang menyangkut pembentukan undang-undang.
Kekuasaan pembentukan undang-undang berdasarkan pasal 20
perubahan pertama UUD 1945, tidak lagi dipegang presiden, melainkan
dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Demikian juga kewenangan
dalam hal pengankatan dan penerimaan duta negara lain serta pemberian
amnesti dan abolisi. Kewenangan tersebut tidak lagi merupakan hak
prerogatif presiden, tetapi harus atas pertimbangan DPR.
b. Ketentuan dan Lembaga Baru
Ketentuan atau lembaga baru yang baru diatur dalam Perubahan UUDNRI
tahun 1945 dapat disebutkan antara lain:
1) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) diatur dalam pasal 22C dan 22D UUD
1945 perubahan ketiga
2) Mahkamah Konstitusi, diatur dalam pasal 24C perubahan ketiga
3) Komisi yudisial diatur dalam pasal 24B perubahan ketiga
Pemilihan umum yang sebelumnya diatur oleh undang-undang, sekarang
diatur langsung dalam bab baru (VIIB) UUD 1945 pasal 22E. Sementara itu,
Bank sentral yang sebelumnya hanya diatur dalam undang-undang, sekarang
diatur dalam pasal 23D perubahan keempat.
c. Ketentuan dan Lembaga yang dimodifikasi
Ketentuan-ketentuan yang merupakan modifikasi atas ketentuan atau
lembaga lama yang diatur dalam Perubahan UUDNRI tahun 1945 dapat
disebutkan antara lain:
1) Reposisi MPR yang merupakan modifikasi dari MPR lama, diatur dalam
pasal 2 ayat (1) UUD 1945 perubahan keempat
PPKn SMP KK J
95
2) Pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat, yang
sebelumnya dipilih oleh MPR, diatur dalam pasal 6A perubahan ketiga
3) Ketentuan hak asasi manusia sebagai penambahan dari ketentuan hak
asasi lama , diatur dalam pasal 28A sampai dengan 28J perubahan kedua
4) Usul perubahan undang-undang dasar dan pembatasan perubahan atas
negara kesatuan, merupakan penambahan tata cara perubahan undang-
undang dasar, diatur dalam ayat (1) dan (5) pasal 37 perubahan keempat.
Dengan adanya ketentuan-ketentuan yang baru dalam ketatanegaraan di
Indonesia, maka bangsa Indonesia mengalami perubahan fundamental dalam
sistem ketatanegaraannya menuju suatu sistem yang demokratis. Beberapa
perubahan itu dapat dibahas yaitu reposisi MPR, kekuasaan membentuk undang-
undang yang merupakan representatif kekuasaan legislatif, kekuasaan Presiden
yang menjalankan kekuasaan eksekutif serta kekuasaan Mahkamah Agung,
Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial yang menjalankan kekuasaan yudikatif.
2. Penguatan Sistem Pemerintahan Presidensial
Rumusan UUDNRI tahun 1945 sebelum amandemen telah memuat 2 karakteristik
sistem presidensial. Pertama, posisi presiden sebagai kepala negara sekaligus
kepala pemerintahan. Kedua, hak prerogatif presiden untuk mengangkat menteri.
Namun demikian, penerapan sistem presidensial tersebut belum murni. Hal ini
karena mekanisme pemilihan presiden belum dipilih secara langsung oleh rakyat
dan masa jabatan presiden belum bersifat tetap.
Semangat untuk melaksanakan pemurnian sistem presidensial di Indonesia baru
dimulai pada era-reformasi, seiring dengan hasil amandemen keempat UUD
Negara RI Tahun 1945. Setidaknya ada 4 hal utama yang memperkuat
pelembagaan sekaligus pemurnian sistem pemerintahan presidensial di Indonesia
berdasarkan UUD Negara RI Tahun 1945. Pertama, pelembagaan sistem
pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung (Pasal 6A Ayat (1) UUD
Negara RI Tahun 1945). Kedua, pembatasan masa jabatan presiden dan wakil
presiden, sehingga masa jabatannya tetap (Pasal 7 UUD Negara RI Tahun 1945).
Ketiga, penguatan posisi parlemen dengan harapan fungsi cheks and balance
dapat berjalan ketika berhadapan dengan lembaga eksekutif. Lembaga legislative
terdiri dari DPR dan (Pasal 19, 20, 20A, 21, 22, 22A, 22B, 22C, 22D UUD Negara
Kegiatan Pembelajaran 6
96
RI Tahun 1945) serta DPR tidak dapat dibubarkan oleh Presiden (Pasal 7C UUD
Negara RI Tahun 1945). Dan keempat, presiden dan wakil presiden tidak bisa
dijatuhkan oleh parlemen secara politik. Hal ini tertulis dalam Pasal 7A UUD
Negara RI Tahun 1945 “Presiden dan atau Wakil Presiden hanya dapat
diberhentikan dalam masa jabatannya apabila terbukti telah melakukan
pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan,
tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak
lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan atau Wakil Presiden.”
3. Perubahan Format Kelembagaan Negara
UUD Negara RI Tahun 1945 yang telah diamandemen berdampak pada skema
dan format kelembagaan negara kita mulai dari tingkat yang paling tinggi sampai
ke tingkat yang paling rendah. Mulai dari MPR sebagai lembaga tertinggi negara
sampai ke bentuk pemerintahan desa diharuskan mengalami perubahan
mendasar menurut amanat UUD Negara RI Tahun 1945. Ada lembaga negara
yang dikurangi kewenangannya dan menurun kedudukannya seperti MPR, ada
yang diperkuat kewenangannya seperti DPR, adapula pembentukan lembaga
negara baru seperti MK. Selain itu, ada pula lembaga negara yang dihapus dari
sistem ketatanegaaraan kita , yaitu DPA, yang peran dan tugasnya kurang
lebihnya digantikan oleh Dewan Pertimbangan Presiden.
a. Reposisi MPR
MPR dalam sidang tahunan 2002 melakukan langkah bijaksanan dengan
mengubah posisinya, yang semula sebagai lembaga tertinggi negara dan
pemegang sepenuhnya kedaulatan rakyat, berubah menjadi lembaga tinggi
biasa. Anggota MPR terdiri dari anggota DPR dan anggota Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) yang dipilih melalui pemilu. Anggota DPD dapat
dipandang sebagai pengganti anggota “Utusan Daerah” yang terdapat
dalam naskah asli UUDNRI tahun 1945, selain “Utusan Golongan” dan
anggota DPR. Kewenangan MPR mencakup:
1) mengubah dan menetapkan undang-undang dasar
2) melantik presiden dan wakil presiden
3) memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya
menurut undang-undang dasar
PPKn SMP KK J
97
Berdasarkan keterangan diatas, kewenangan MPR sekilas nampak tidak
ada perbedaan dengan kewenangan yang dimilikinya menurut naskah asli
UUDNRI tahun 1945. Namun jika dilihat dari sisi perbandingan antara
rumusan pasal 1 ayat (2) naskah asli dan naskah baru perubahan ketiga,
maka akan jelas ditemukan bahwa telah terjadi pengurangan kekuasaan
MPR yang sebelumnya sebagai pelaksana pemegang kedaulatan rakyat
sepenuhnya berubah tidak lagi sebagai pelaksana pemegang kedaulatan
rakyat. Di samping itu, memberhentikan presiden dan wakilnya dari
jabatannya, MPR tidak bisa lagi bertindak sendiri seperti kasus
pemberhentian Presiden Sukarno tahun 1967 dan Presiden Abdurrahman
Wahid tahun 2001, tetapi harus melibatkan lembaga baru yaitu Mahkamah
Konstitusi. Mahkamah Konstitusi inilah yang akan menentukan, apakah
presiden atau wakil presiden melanggar hukum atau tidak. Dengan
demikian, posisi presiden kuat karena interpretasi atau penentuan apakah
presiden atau wakil presiden telah melanggar hukum, akan tergantung
keputusan Mahkamah Konstitusi. Dengan meninjau posisi dan kewenangan
MPR seperti dirumuskan di atas, dapat disimpulkan bahwa kekuasaan MPR
telah banyak berkurang.
b. Kekuasaan Membentuk Undang-Undang
Sementara itu, menurut naskah asli UUDNRI tahun 1945 kekuasaan
membuat undang-undang adalah kewenangan dipegang oleh presiden
dengan persetujuan DPR namun dengan adanya amandemen UUDNRI
tahun 1945, khususnya dalam perubahan pertama terjadi perubahan bahwa
kekuasaan membentuk undang-undang berada ditangan DPR. Dengan
demikian telah terjadi pergeseran kewenangan legislasi dari presiden
dengan persetujuan DPR menjadi kewenangan DPR. Selain memiliki fungsi
legislasi,DPR juga memiliki fungsi anggaran dan pengawasan. Sementara
presiden diberi kewenangan mengajukan rancangan undang-undang
dibahas oleh DPR dan presiden untuk mendapatkan persetujuan bersama.
Rancangan undang-undang yang telah disetujuiDPR dan presiden untuk
menjadi undang-undang tidak lagi bersifat final, tetapi dapat diuji material
(yudicial review) oleh Mahkamah Konstitusi atas permohonan pihak tertentu.
Dalam pasal 24C ayat (1) UUD 1945 perubahan ketiga antara lain
Kegiatan Pembelajaran 6
98
disebutkan, mahkamah konstitusi berwenang mengadili pada tingkat
pertama dan terakhir, yang putusannya bersifat tetap untuk menguji undang-
undang terhadap undang-undang dasar. Mahkamah konstitusi ini harus
sudah dibentuk pada tanggal 17 Agustus 2003, dan sebelum dibentuk,
segala kewenangan dilakukan oleh Mahkamah Agung (Aturan Peralihan
pasal III). Mengenai mahkamah konstitusi, Jimly Asshiddiqie berpendapat,
bahwa dengan mengacu ketentuan Ketetapan MPR Nomor III/MPR/2000
yang menentukan hak uji material atas peraturan dibawah undang-undang
oleh Mahkamah Agung bersifat aktif, maka kewenangan untuk menguji
undang-undang oleh Mahkamah Konstitusi dapat pula dipahami bersifat
aktif.
Dalam rangka untuk pengembangan hukum, sifat aktif tersebut memang
sangat diperlukan, namun demikian, sifat aktif ini jika diterapkan dalam
praktik akan menemui kendala-kendala, mengingat produk undang-undang
yang dibuat oleh pembentuk undang-undang tidak sedikit jumlahnya,
sementara jumlah anggota hakim Mahkamah Konstitusi di batasi hanya 9
orang. Jadi, sifat aktif ini sebaiknya dipahami bukan sebagai suatu
keharusan untuk bersikap aktif, melainkan dipahami sebagai “dapat bersikap
aktif”.
Dengan ketentuan-ketentuan baru yang mengatur kekuasaan membentuk
undang-undang diatas, maka yang perlu digarisbawahi di sini adalah suatu
kenyataan bahwa pengesahan rancangan undang-undang menjadi undang-
undang bukan merupakan sesuatu yang telah final. Undang-undang
tersebut masih dapat dipersoalkan oleh masyarakat yang merasa akan
dirugikan jika undang-undang tersebut jadi dilaksanakan, atau oleh
segolongan masyarakat dinilai bahwa undang-undang itu bertentangan
dengan norma hukum yang ada di atasnya, misalnya melanggar sila-sila
dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar, dan / atau ketetapan MPR.
c. Kekuasaan Presiden
Presiden menurut naskah asli UUDNRI tahun 1945 mempunyai tiga macam
kedudukan, yaitu: (1) sebagai kepala negara, (2) sebagai kepala
pemerintahan, dan (3) sebagai pembentuk undang-undang (dengan
PPKn SMP KK J
99
persetujuan DPR). Sebagaimana telah disebutkan diatas, kekuasaan
presiden oleh amandemen UUDNRI tahun 1945 banyak dikurangi. Sebagai
contoh dapat disebutkan disini, antara lain sebabagai berikut.
Hakim agung tidak lagi diangkat oleh presiden, melainkan diajukan oleh
komisi yudisial untuk diminta persetujuan DPR, selanjutnya ditetapkan oleh
presiden. Demikian juga anggota Badan Pemeriksa Keuangan tidak lagi
diangkat oleh presiden, tetapi dipilih oleh DPR dengan memperhatikan
Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh presiden.
Selain itu, dalam Ketetapan MPR Nomor VII/MPR/ 2000 juga diatur
keterlibatan DPR dalam proses pengangkatan Panglima Tentara Nasional
dan Kepala Polri. Keterlibatan DPR dalam hal pengangkatan pejabat-pejabat
tersebut mencerminkan suatu mekanisme ketatanegaraan yang mengarah
kepada keseimbangan dan demokratisasi. Namun sayang, masih ada yang
tertinggal, yakni pengangkatan seorang jaksa agung yang masih menjadi
kewenangan presiden, tanpa melibatkan DPR.
Rancangan undang-undang yang telah dibahas dan disetujui bersama
antara DPR dan presiden apabila dalam waktu tigapuluh (30) hari semenjak
rancangan undang-undang tersbut disetujui tidak disahkan oleh presiden,
maka rancangan undang-undang rancangan undang-undang tersebut sah
menjadi undang-undang dan wajib diundangkan. Jadi, persetujuan atau
pengesahan atas rancangan undang-undang menjadi undang-undang oleh
presiden tidak mutlak.
Namun demikian, di sisi lain, posisi presiden semakin kuat karena ia tidak
akan mudah dijatuhkan (diberhentikan) oleh MPR, meskipun ia berada
dalam kondisi berbeda pandangan dalam penyelenggaraan
pemerintahannya dengan “parlemen” (Dewan Perwakilan Rakyat dan
Dewan Perwakilan Daerah). Selama presiden tidak diputus telah melanggar
hukum oleh mahkamah konstitusi, maka posisi presiden akan aman. Selain
itu, presiden tidak lagi bertanggung jawab kepada MPR, karena presiden
dipilih langsung oleh rakyat.
Kegiatan Pembelajaran 6
100
Memang MPR masih dapat menghentikan presiden dan wakil presiden
dalam masa jabatannya atas usul DPR Pasal 7A). namun, hal ini akan
sangat tergantung kepada keputusan mahkamah konstitusi, karena menurut
pasal 7B-nya, usul pemberhentian presiden dan atau wakil dapat diajukan
oleh DPR kepada MPR hanya dengan terlebih dahulu mengajukan
permintaan kepada mahkamah konstitusi untuk memutus pendapat DPR
bahwa presiden dan / atau wakil presiden telah melakukan pelanggaran
hukum. Pelanggaran hukum ini berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela, dan
/ atau pendapat bahwa presiden dan / atau wakil presiden tidak lagi
memenuhi syarat sebagai presiden dan / atau wakil presiden. Jadi, putusan
mahkamah konstitusi tersebut semata-mata atas dasar pertimbangan
hukum.
Majelis Permusyawaratan Rakyat juga dapat memilih presiden dan wakil
presiden pengganti apabila tedapat kekosongan jabatan presiden dan wakil
presiden di tengah masa jabatannya secara bersamaan (pasal 8 ayat (3)).
Persoalannya di sini adalah pertanggungjawaban presiden dan wakil
presiden pengganti yang dipilih oleh MPR tersebut. “Apakah ia akan
bertanggung jawab kepada rakyat atau kepada MPR yang telah memilih dan
mengangkatnya?” Ketentuan ayat (3) ini menurut Ismail Suny, menunjukkan
bahwa MPR tidak konsisten dengan pemilihan presiden dan wakil presiden
secara langsung. Sebaiknya dalam hal ini perlu dikaitkan sisa masa jabatan
presiden dan / atau wakil presiden itu. Misalnya, majelis boleh memilih
presiden dan / atau wakil presiden pengganti apabila sisa masa jabatn
tersebut tinggal 12 bulan atau kurang, maka sebaiknya pemilihan presiden
dan / atau wakil presiden pengganti itu hanya bersifat sementara dan semata
-mata karena pertimbangan teknis.
d. Kekuasaan Kehakiman
Kekuasaan kehakiman menurut naskah asli UUDNRI tahun 1945 dilakukan
oleh Mahkamah Agung dan lain-lain badan kehakiman. Setelah
amandemen, kekuasaan kehakiman ini dilakukan, selain yang disebutkan
diatas, juga dilakukan oleh mahkamah konstitusi. Mengenai tugas dan
wewenang mahkamah konstitusi sudah sering disinggung di atas.
PPKn SMP KK J
101
Dengan amandemen UUD 1945, posisi hakim agung menjadi kuat karena
mekanisme pengangkatan hakim agung diatur sedemikian rupa dengan
melibatkan tiga lembaga, yaitu : (1) Dewan Perwakilan Rakyat, (2) presiden,
dan (3) komisi yudisial. Komisi yudisial ini merupakan lembaga baru yang
memang sengaja dibentuk untuk menangani urusan yang terkait dengan
pengangkatan hakim agung serta menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat dan perilaku hakim. Anggota komisi yudisial ini diangkat dan
diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan DPR.
Berdasarkan uraian diatas, secara umum dapat disimpulkan bahwa
UUDNRI tahun 1945 dan perubahan-perubahannya itu telah mengatur
mekanisme penyelenggaraan ketatanegaraan, yang terkait dengan
hubungan antar kekuasaan lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif
secara berimbang. Atau dengan kata lain, terdapat hubungan check and
balance antarketiga lembaga tersebut. Semangat untuk selalu melibatkan
kedaulatan rakyat melalui lembaga perwakilan rakyat nampak dominan.
Setiap pengangkatan pejabat negara seperti hakim agung, hakim
mahkamah konstitusi, panglima Tentara Nasional Indonesia, kepala Polisi
Republik Indonesia (KAPOLRI), anggota komisi yudisial, anggota Badan
Pemeriksaan Keuangan, dan gubernur bank selalu melibatkan peran Dewan
Perwakilan Rakyat. Kondisi demikian sejalan dengan prinsip-prinsip negara
demokrasi. Jadi, dilihat dari segi konstitusi, Indonesia adalah negara
demokratis.
Perubahan format kelembagaan negara adalah wujud adaptasi dan adopsi
berbagai perkembangan gagasan hukum dan demokrasi di tingkat dunia
serta praktik penyelenggaraan negara-negara lain yang dianggap
demokratis. Selain itu, perubahan format kelembagaan negara
pascaamandemen UUD Negara RI Tahun 1945 ini sebagai antisipasi
kecenderungan hukum dan demokrasi di masa mendatang. Dengan
demikian, diharapkan Hak Asasi Manusia dapat lebih terjamin, kedaulatan
rakyat dapat terlaksana sebaik-baiknya dan pembangunan berjalan secara
efektif dan efisien serta transparan dan akuntabel. Kesemua itu diarahkan
agar cita-cita berdirnya negara-sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD Negara RI Tahun 1945- dapat lebih mungkin terwujudkan.
Kegiatan Pembelajaran 6
102
4. Desain Pengembangan Fungsi Lembaga Negara
Lembaga-lembaga negara hasil perubahan konstitusi telah menjalankan fungsinya
lebih dari sepuluh tahun. Baik itu lembaga tinggi negara yang dibentuk
berdasarkan UUD Negara RI Tahun 1945, Undang-Undang, ataupun lembaga-
lembaga negara dibentuk karena Peraturan Pemerintah serta Keputusan
Presiden. Selama jangka waktu tersebut, praktik pelaksanaan wewenang
lembaga-lembaga negara tersebut dalam melaksanakan amanat UUD Negara RI
Tahun 1945 telah menghasilkan banyak perkembangan dan kemajuan bagi
bangsa dan negara. Namun demikian, jika kita cermati masih terdapat
pelaksanaan fungsi dan tugas lembaga negara yang overlapping.
Memberikan masukan dan kritikan terhadap penataan dan konsolidasi lembaga
negara adalah kewajiban kita semua sebagai warga negara. Khususnya Anda
sebagai Guru PPKn tentunya mempunyai kewajiban yang lebih dibanding
komponen warga negara yang lain.
Melalui modul ini, Anda diharapkan dapat menyusun sebuah proposal penelitian
tentang “Desain Pengembangan Fungsi Lembaga-lembaga Negara dalam UUD
Negara RI Tahun 1945”. Terkait dengan penugasan tersebut, Anda disarankan
membaca terlebih dahulu buku-buku terbaru tentang Lembaga-lembaga Negara.
Atau mungkin Anda bisa merujuk pada Jimly Asshiddiqqie (2012:327) dalam buku
“Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi” berikut ini.
Bandingkanlah peta kondisi kelembagaan negara dan kondisi pemerintahan,
baik di tingkat pusat maupun di daerah-daerah, baik yang lama maupun yang
baru, baik di bidang politik, ekonomi, maupun kebudayaan.
Periksalah kondisi internalnya masing-masing baik yang menyangkut SDM,
kondisi keuangan, dan aset atau kekayaan negara yang dikelola, sistem aturan
yang berlaku di dalamnya serta perangkat-perangkat sistem administrasi yang
dijalankan,
Lalu bandingkan tugas, pokok, fungsinya dengan hasil kerja dan kinerjanya
dalam kenyataan, serta penghitungan nilai kegunaanya untuk kepentingan
bangsa dan negara dengan membandingkannya dengan nilai dari segala
perangkat yang dimilikinya itu seperti jumlah personel, nilai keuangan, dam
kekayaan negara yang dikelolanya. Lalu bandingkan pula antara satu lembaga
PPKn SMP KK J
103
dengan lembaga lain yang sejenis yang boleh jadi juga didesain untuk maksud
yang sama atau mirip dengan lembaga yang bersangkutan.
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktifitas pembelajaran tatap muka penuh
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi, Anda perlu mengikuti
aktivitas pembelajaran sebagai berikut :
a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan
kebermaknaan mempelajari materi modul. (etos kerja, tangguh, daya juang)
b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang
hendak dicapai pada modul ini.(menghargai)
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil
kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi
modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. (menghargai,
profesional)
d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap
materi modul (tanggungjawab)
e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan); (kerjasama)
f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi materi latihan/kasus/tugas
sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.(solidaritas)
g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (menghargai, komitmen
atas keputusan bersama)
h. Penyampaian hasil diskusi; (menghargai, komitmen atas keputusan bersama)
i. Memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan
kerja kelompok (menghargai, kejujuran)
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran (komitmen atas keputusan bersama)
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. (menghargai,
kejujuran)
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran (meng-
hargai, kejujuran)
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut (tanggungjawab)
Kegiatan Pembelajaran 6
104
2. Aktifitas Pembelajaran In On In
a. Aktifitas IN1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pengembangan
Fungsi Lembaga-Lembaga Negara dalam UUDNRI Tahun 1945.”, maka
Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai Berikut :
Memberikan motivasi peserta diklat, Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini, Menyampaikan scenario kerja diklat dangan baran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indicator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual dan
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas
dan kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai
tanggungjawab, belajar sepanjang hayat) b. Aktifitas ON
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Katihan Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab,
etos kerja, keberanian)
c. Aktifitas In -2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab,
prestasi diri, disiplin mengerjakan LK)
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai
keberanian, menghargai pendapat, percaya diri)
3) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran.
(nilai kerjasama, tanggung jawab)
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin)
PPKn SMP KK J
105
E. LatihanKerja/Kasus/Tugas
1. Latihan Kerja
Aktiitas 6.1: Menyusun proposal penelitian “Desain Pengembangan Fungsi
Lembaga-lembaga Negara alam UUDNRI tahun 1945.
LK 6.1 : Susunlah sebuah proposal penelitian tentang “Desain Pe-ngembangan
Fungsi Lembaga-lembaga Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945” sesuai
dengan sistematika di bawah ini.
Tema/ Judul:
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Landasan Teori
E. Definisi Konseptual
F. Definisi Operasional
G. Metodologi Penelitian
G.1. Metode Penelitian
G.2. Jenis Penelitian
G.3. Teknik Pengumpulan Data
G.4. Teknik Analisa Data
G.5. Obyek Penelitian
H. Daftar Pustaka
Prosedur Kerja : 1. Baca kembali pembuatan desain pengembangan fungsi lembaga Negara
dalam UUDNRI tahun 1945.
2. Siapkan pula beberapa literatur atau sumber belajar yang mendukung tugas
bapak / ibu
3. Buatlah proposal penelitian seperti pada LK 6.1
4. Presentasikan hasil proposal penelitian bapak/ibu.
Kegiatan Pembelajaran 6
106
2. Aktifitas Mengembangkan Soal Penilaian Berbasis Kelas
LK 6.2 : Pengembangan soal USBN /Penilaian Berbais Kelas
Prosedur Kerja: 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul
Profesional Kelompok Kompetensi J
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
seperti yang ada pada Bab 1 bagian E.4
3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan
pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku di sekolah anda)
KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS a. Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006)
Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk
Soal 1 Memahami
kedaulatan rakyat dalam sistem pemerintahan di Indonesia
Menunjukkan sikap positif terhadap kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan Indonesia
VIII Demokrasi dan Kedaulatan
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VIII PG Level Aplikasi
3 VIII PG Level Penalaran
4 VIII Uraian level..
b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut Kompetensi Dasar Bahan
Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 Memahami fungsi lembaga-lembaga negara dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
IX Sikap positif terhadap lembaga negara sesuai dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 IX PG Level Aplikasi
3 IX PG Level Penalaran
4 IX Uraan level..
PPKn SMP KK J
107
4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang
dipelajari pada modul ini.
5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTS.
6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal
7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.
KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda
BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :
3. Tes Formatif
Pilihlah salah satu jawaban a, b, c atau d dengan memberi tanda silang (X)
1. Penyebab tidak terjadi proses saling mengawasi dan saling mengimbangi
(checks and balances) pada institusi-institusi ketatanegaraan, karena UUD
Negara Republik Indonesia memberikan kekuasaan yang sangat ...
a. besar terhadap Presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutif
b. besar terhadap MPR sebagai pemegang kekuasaan legislatif
c. kecil terhadap DPR sebagai pemegang kekuasaan legislatif
d. kecil terhadap Presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutif
Kegiatan Pembelajaran 6
108
PPKn SMP KK J
109
2. Substansi materi dari hasil amandemen UUD 1945, dapat dikelompokkan ke
dalam tiga macam, yaitu Penghapusan atau pencabutan beberapa ketentuan;
Ketentuan dan Lembaga Baru ; Ketentuan dan Lembaga yang dimodifikasi. Di
bawah ini yang termasuk Penghapusan atau pencabutan beberapa ketentuan,
yaitu ...
a. Kekuasaan presiden yang menyangkut pembentukan undang-undang, tidak
lagi dipegang presiden, melainkan dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat
b. Bank sentral yang sebelumnya hanya diatur dalam undang-undang,
sekarang diatur dalam pasal 23D perubahan keempat.
c. Pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat, yang
sebelumnya dipilih oleh MPR, diatur dalam pasal 6A
d. Reposisi MPR yang merupakan modifikasi dari MPR lama, diatur dalam
pasal 2 ayat (1) UUD 1945
3. Perhatikan pernyataan berikut
1. pelembagaan sistem pemilihan presiden dan wakil presiden secara
langsung.
2. pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden
3. penguatan posisi parlemen
4. presiden dan wakil presiden tidak bisa dijatuhkan oleh parlemen secara
politik
Merupakan gambaran memperkuat sistem pemerintahan ......
a. Parlementer
b. Presidensil
c. Demokrasi
d. Parlementer konstitusional
4. Lembaga baru yang peran dan tugasnya kurang lebih sama dengan DPA
adalah.
a. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
b. Komisi Yudisial (KY)
c. Dewan Pertimbangan Presien (DPP)
d. Mahkamh Konstitusi (MK)
Kegiatan Pembelajaran 6
110
5. Pemberhentian presiden dan atau wakil dapat diajukan oleh DPR kepada MPR
hanya dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada ...
a. Majelis Permusyawarat Rakyat (MPR)
b. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
c. Kepolisian Republik Indonesia ( POLRI)
d. Mahkamh Konstitusi (MK)
F. Rangkuman
UUD Negara RI Tahun 1945 yang telah diamandemen berdampak pada skema
dan format kelembagaan negara kita mulai dari tingkat yang paling tinggi sampai
ke tingkat yang paling rendah. Mulai dari MPR sebagai lembaga tertinggi negara
sampai ke bentuk pemerintahan desa mengalami perubahan mendasar menurut
amanat UUD Negara RI Tahun 1945. Ada lembaga negara yang dikurangi
kewenangannya dan menurun kedudukannya seperti MPR, ada yang diperkuat
kewenangannya seperti DPR, adapula pembentukan lembaga negara baru seperti
MK. Selain itu, ada pula lembaga negara yang dihapus dari sistem
ketatanegaaraan kita , yaitu DPA, yang peran dan tugasnya kurang lebihnya
digantikan oleh Dewan Pertimbangan Presiden.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 6
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali
80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/Jumlah soal x 100 %
PPKn SMP KK J
111
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 7, jika masih di bawah 80%, Anda
harus mengulangi materi kegiatan pembelajarn 6, terutama yang masih belum
dikuasai.
Kegiatan Pembelajaran 8
112
Kegiatan Pembelajaran 7 Pengembangan Jaminan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia Di Indonesia
A. Tujuan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat dapat :
1. Menguraikan/menjelaskan jaminan dan perlindungan hak asasi manusia di
Indonesia.
2. Menyusun pengembangan jaminan dan perlindungan hak asasi manusia di
Indonesia sesuai kaidah.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat dapat menjelaskan jaminan dan perlindungan hak asasi manusia
di Indonesia.
2. Peserta diklat dapat menyusun pengembangan jaminan dan perlindungan hak
asasi manusia di Indonesia
3. Peserta diklat menunjukkan komitmen moral dan integritas dalam menyusun
pengembangan jaminan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia
C. Uraian Materi
1. Pengembangan Jaminan Dan Perlindungan Hak Asasi Manusia Di Indonesia
Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang bersifat mendasar dan melekat dengan
jati diri manusia secara universal. Siapa pun manusianya berhak memiliki hak
tersebut. Adanya hak pada seseorang berarti bahwa ia mempunyai suatu
“keistimewaan” yang membuka kemungkinan baginya untuk diperlakukan sesuai
dengan “keistimewaan” yang dimilikinya.
PPKn SMP KK J
113
Pemikiran para pendiri negara dituangkan dalam Pembukaan dan Batang Tubuh
UUDNRI tahun 1945. Pembukaan UUDNRI tahun 1945 secara tegas telah
memuat pengakuan hak asasi manusia. Secara lebih jelas kandungan HAM dalam
Pembukaan UUD 1945 diuraikan berikut ini :
Tabel 8. HAM dalam Pembukaan UUD Tahun 1945
Pembukaan UUD 1945 Penjelasan
Alinea pertama, Dalam alinea pertama Pembukaan UUD 1945 dimuat pernyataan “kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan:’
Alinea pertama Pembukaan UUD 1945 memberikan jaminan universal bahwa kemerdekaan dan kebebasan adalah hak segala bangsa. Pernyataan inilah yang kemudian mengilhami bangsa Indonesia untuk aktif dalam memperjuangkan bagi bangsa-bangsa terjajah di seluruh dunia.
Aline kedua, Dalam alinea kedua merupakan penjabaran pernyataan Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Alinea kedua memuat pernyataan “menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur:’
Alinea kedua Pembukaan UUD 1945 mengandung pengertian bahwa setelah bangsa Indonesia merdeka maka rakyat Indonesia dijamin dan diwujudkan hak politik dan hak ekonomi atau hak kesejahteraannya. Hak politik termuat dalam pernyataan bersatu dan berdaulat dan hak ekonomi yaitu terwujudnya masyarakat adil dan makmur.
Aline ketiga, Dalam aline ketiga termuat kalimat “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.
Alinea ketiga Pembukaan UUD 1945 mengandung pengertian bahwa hak-hak yang telah bangsa Indonesia dapatkan yaitu kemerdekaan dan berbagai hak yang melekat didalamnya, adalah tidak hanya hasil perjuangan manusia semata melainkan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Pernyataan tersebut akan menimbulkan kesadaran ketuhanan,
Kegiatan Pembelajaran 8
114
Pembukaan UUD 1945 Penjelasan
sebagai penyeimbang dari nilai-nilai keduniaan semata.
Aline keempat, Dalam alinea keempat dimuat tentang tujuan negara dan dasar negara. Tujuan negara ada empat, yaitu “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Tujuan negara yang terkandung dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945, didalamnya mengandung berbagai hak seperti hak perlindungan keamanan dan perlindungan hukum, hak ekonomi, dan hak sosial budaya. Serta hak kemerdekaan dan keamanan bagi seluruh dunia. Yang dimaksud dasar negara dalam alinea keempat tersebut adalah dasar negara Pancasila.
Jaminan hak asasi manusia dalam batang tubuh UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 diatur dalam beberapa pasal (27 – 34). Buatlah laporan hasil
perbandingan pasal-pasal yang ada dalam UUD Negara Republik Indonesia
sebelum dan setelah amandemen.
Sedangkan dalam Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia yang ditetapkan oleh MPR pada tanggal 13 November 1998. Ketetapan
ini terdiri daripembukaan, 10 bab, 44 pasal yang mengatur bagaimana hak asasi
manusia harus dilindungidan ditegakkan. Hak asasi manusia yang tercantum
dalam ketetapan tersebut adalah :
a. Hak untuk hidup
b. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
c. Hak keadilan
d. Hak kemerdekaan
e. Hak atas kebebasan informasi
f. Hak keamanan
g. Hak kesejahteraan
h. Kewajiban
i. Perlindungan dan pemajuan
PPKn SMP KK J
115
Sebagai penjabaran lebih lanjut terhadap hak asasi manusia di Indonesia, DPR
menetapkan Jaminan HAM dalam UU No. 39 Tahun 1999. Undang-undang
tentang HAM tersebut terdiri atas XI bab dan 106 pasal. Jaminan HAM dalam UU
No. 39 Tahun 1999, meliputi :
Tabel 9. HAM dalam UU Nomor 39 Tahun 1999
NO. PASAL PROFIL HAM
1 9 Hak untuk hidup
2 10 Hak berkeluarga dan melanjutkan
keturunan
3 11 – 16 Hak mengembangkan diri
4 17 – 19 Hak memperoleh keadilan
5 20 – 27 Hak atas kebebasan pribadi
6 28 – 35 Hak atas rasa aman
7 36 – 42 Hak atas kesejahteraan
8 43 – 44 Hak turut serta dalam pemerintahan
9 45 – 51 Hak wanita
10 52 – 66 Hak anak
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktifitas Pembelajaran Tatap Muka (Kerjasama, gotong royong, mandiri, integritas)
Melalui diskusi kelompok peserta mampu menyusun pengembangan jaminan dan
perlindungan hak asasi manusia di Indonesia.
Dengan Langkah Kegiatan sebagai berikut : a) Pelajari hand out atau modul yang relevan
b) Tuliskan 10 pertanyaan yang terkait dengan materi di selembar kertas
c) Setelah selesai lipatlah ke dalam kertas pertanyaan dengan rapi, sehingga
pertanyaan tidak terlihat dari luar
Kegiatan Pembelajaran 8
116
d) Tukarkan kertas pertanyaan dengan kelompok lain secara acak
e) Jawablah pertanyaan yang kelompok Anda dapatkan
f) Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda
g) Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain
Format Pertanyaan dan Jawaban
Tabel 10. Format Pertanyaan dan Jawaban
No Pertanyaan dari Kelompok ...
Jawaban dari Kelompok ...
1.
2.
3.
2. Aktifitas Pembelajaran In On In
a. Aktifitas IN-1
Aktifitas IN-1 memberikan skenario pembelajaran modul, dan melakukan
aktifitas seperti pada aktifitas tatap muka.
b. Aktifitas On
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Latihan Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung
jawab, etos kerja, keberanian)
c. Aktifitas IN-2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab,
prestasi diri, disiplin mengerjakan LK)
PPKn SMP KK J
117
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai
keberanian, menghargai pendapat, percaya diri)
3) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran.
(nilai kerjasama, tanggung jawab)
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin)
E. LatihanKerja/Kasus/Tugas
1. Latihan Kerja
Aktifitas 7.1: Menyusun pengembangan jaminan dan perlindungan hak asasi
manusia di Indonesia
LK 7.1: Susunlah dalam tabel pengembangan jaminan dan perlin-dungan hak
asasi manusia di Indonesia
Prosedur Kerja : 1. Baca kembali uraian materi modul ini, dan buku-buku yang relevan terkait
pengembangan hak asasi manusia
2. Kerjakan LK 7.1 pada tabel 10 pengembangan dan perlindungan HAM
3. Apabila mengalami kesulitan, bapak/ibu bisa berkonsultasi dengan fasilitator
atau nara sumber
4. Hasil dari pekerjaan bapak/ibu, di presentasikan pada pertemuan IN-2
Tabel 7.1. Pengembangan jaminan dan perlindungan hak asasi manusia di
Indonesia
No. Ketentuan Hukum yang Berlaku di
Indonesia
Jaminan Hak
AsasiManusia
Perlindungan Hak Asasi Manusi
Kegiatan Pembelajaran 8
118
2. Aktifitas Mengembangkan Soal Penilaian Berbasis Kelas
LK 7.2 : Pengembangan soal USBN /Penilaian Berbais Kelas
Prosedur Kerja: 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul
Profesional Kelompok Kompetensi J
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
seperti yang ada pada Bab 1 bagian E.4
3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan
pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku di sekolah anda)
KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS a. Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006)
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk
Soal 1 Menampilka
n sikap positif terhadap perlindungan dan penegakan Hak Azasi Manusia (HAM)
Menghargai upaya perlindungan HAM
VII Hak Asasi Manusia
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VII PG Level Aplikasi
3 VII PG Level Penalaran
4 Uraian level ...
b. Kurikulum 2013
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn
PPKn SMP KK J
119
No. Urut Kompetensi Dasar Bahan
Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 Memahami Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
VIII Perilaku positif sebagai penghargaan hak asasi manusia sesuai UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VIII PG Level Aplikasi
3 VIII PG Level Penalaran
4 Uraian level.....
4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang
dipelajari pada modul ini.
5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTS.
6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal
7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.
KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : Kompetensi : Level : Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda
BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :
3. Tes Formatif
Pilihlah jawaban a, b, c, atau d dengan memberi tanda silang (X)
Kegiatan Pembelajaran 8
120
1. kandungan HAM dalam Pembukaan UUD 1945 alenia kedua yaitu ...
a. Kebebassan / kemerdekaan
b. Politik dan ekonomi / kesejahteraan
c. Beragama / percaya pada Tuhan
d. Hukum, sosial dan Hankam
2. Jaminan hak asasi manusia dalam batang tubuh UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 diatur dalam beberapa pasal
a. 26 – 31 UUDNRI tahun 1945
b. 28 A – 28 J UUDNRI tahun 1945
c. 28 UUDNRI tahun 1945
d. 27 – 34 UUDNRI tahun 1945
3. Jaminan husus terhadap hak anak dan hak wanita diatur dalam undang –
undang nomor ....
a. 38 tahun 1998
b. 38 tahun 1999
c. 39 tahun 1998
d. 39 tahun 1999
4. Dalam alenia kedua Pembukaan UUDNRI tahun 1945 terdapat pernyataan
bersatu, dan berdaulat, hal ini menunjukkan jaminan hak .....
a. Ekonomi
b. Sosial budaya
c. Politik
d. Perthanan Kemanan
5. Ketetapan MPR yang mengatur tentang Hak Asasi Manusia adalah..
a. XVII/MPR/1998
b. XVIII/MPR/1998
c. XVII/MPR/1999
d. XVIII/MPR/1999
PPKn SMP KK J
121
F. Rangkuman
HAM merupakan hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia
sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu Negara wajib
melindungi dan menjunjung tinggi HAM karena masyarakat telah menyerahkan
sebagian hak-haknya kepada negara untuk dijadikan hukum (Teori Kontrak
Sosial). Negara memiliki hak membuat hukum dan menjatuhkan hukuman atas
pelanggaran HAM. Negara, pemerintah atau organisasi berkewajiban untuk
melindungi hak asasi manusia pada setiap manusia.
Pengembangan jaminan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia
terdapat dalam Pembukaan UUDNRI tahun 1945, pasal – pasal UUDNRI tahun
1945, Tap MPR RI No. XVII/1998 dan UU nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 7
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali
80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 8, jika masih di bawah 80%, Anda
harus mengulangi materi kegiatan pembelajarn 7, terutama yang masih belum
dikuasai.
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/Jumlah soal x 100 %
Kegiatan Pembelajaran 8
122
Kegiatan Pembelajaran 8 Indonesia Negara Hukum
A. Tujuan
1 Dengan membaca modul ini dan berdiskusi, peserta dikat mampu menjelaskan
tentang pengertian, unsur-unsur, peran penting dan bentuk Negara hukum
yang dianut Indonesia
2 Dengan membaca modul ini dan berdiskusi, peserta dikat mampu
menunjukkan komitmen penerapan Indonesia sebagai negara hukum.
pengertian, unsur-unsur, peran penting dan bentuk Negara hukum yang dianut
Indonesia.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1 Peserta diklat mampu menjelaskan pengertian, unsur-unsur negara hukum
2 Peserta diklat mampu menganalisis peran penting hukum dalam kehidupan
bernegara
3 Peserta diklat mampu menguraikan bentuk Negara hukum yang dianut
Indonesia dengan benar.
4 Peserta dikat mampu menunjukkan komitmen penerapan Indonesia sebagai
Negara Hukum.
5 Peserta diklat mampu menunjukkan integritas dalam mempelajari modul
negara indonesia adalah negara hukum
C. Uraian Materi
1. Pengertian Hukum dan Negara Hukum
Tidak mudah memberikan definisi tentang hukum, karena sedemikian luasnya
cakupan hukum dan latar belakang dari setiap orang yang memberikan
definisi/pengertian tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat J. Van Aperldoorn
bahwa tidak mungkin memberikan definisi mengenai Pengertian Hukum, karena
PPKn SMP KK J
123
begitu luas yang diaturnya. hanya tujuan hukum saja yang mengatur pergaulan
hidup secara damai. Namun dalam rangka memberikan pegangan akademik,
berikut ini akan saya sampaikan berberapa definisi hukum menurut para sarjana,
sebagai berikut:
Menurut Plato: Hukum adalah seperangkat peraturan-peraturan yang tersusun
dengan baik dan teratur dan bersifat mengikat hakim dan masyarakat.
Immanuel Kant, memberikan definisi Hukum sebagai segala keseluruhan syarat
dimana seseorang memiliki kehendak bebas dari orang yang satu dapat
menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang lain dan menuruti peraturan
hukum tentang kemerdekaan.
Menurut E. Utrecht hukum adalah himpunan petunjuk hidup yang mengatur tata
tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya di taati oleh anggota masyarakat
yang bersangkutan, oleh karenanya pelanggaran terhadap petunjuk hidup itu
dapat menimbulkan tindakan dari pemerintah masyarakat itu.
Hans Kelsen menyampaikan bahwa hukum adalah suatu keharusan yang
mengatur tingkahlaku manusia sebagai mahluk rasional, bahwa hukum harus
dibersihkan dari unsur-unsur non-yuridis. Hukum adalah sebuah ketentuan sosial
yang mengatur perilaku mutual antar manusia, yaitu sebuah ketentuan tentang
serangkaian peraturan yang mengatur perilaku tertentu manusia dan hal ini berarti
sebuah sistem norma. Jadi hukum itu sendiri adalah ketentuan.
Roscoe Pound berpendapat bahwa hukum merupakan realitas sosial yang
mengatur warga masyarakat.
Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, memberikan definisi hukum sebagai
keseluruhan kaidah serta semua asas yang mengatur pergaulan hidup dalam
masyarakat dan bertujuan untuk memelihara ketertiban serta meliputi berbagai
lembaga dan proses guna mewujudkan berlakunya kaidah sebagai suatu
kenyataan dalam masyarakat.
Dr. Soejono Dirdjosisworo, S.H. menyebutkan aneka arti hukum yang meliputi: (1)
hukum dalam arti ketentuan penguasa (undang-udang, keputusan hakim dan
sebagainya), (2) hukum dalam arti petugas-petugas-nya (penegak hukum), (3)
Kegiatan Pembelajaran 8
124
hukum dalam arti sikap tindak, (4) hukum dalam arti sistem kaidah, (5) hukum
dalam arti jalinan nilai (tujuan hukum), (6) hukum dalam arti tata hukum, (7) hukum
dalam arti ilmu hukum, (8) hukum dalam arti disiplin hukum.
Selanjutnya menurut Achmad Ali, bahwa hukum merupakan seperangkat norma
mengenai apa yang benar dan salah, yang dibuat dan diakui eksistensinya oleh
pemerintah, baik yang tertuang dalam aturan tertulis maupun yang tidak, terikat
dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara menyeluruh, dan dengan
ancaman sanksi bagi pelanggar aturan norma itu.
Definisi lainnya disamapian oleh Prof.Dr. Soerjono Soekanto, S.H., M.A., dan
Purnadi Purbacaraka, S.H. menyebutkan arti yang diberikan masyarakat pada
hukum sebagai berikut: a). Hukum sebagai ilmu pengetahuan, yakni pengetahuan
yang tersusun secara sistematis atas dasar kekuatan pemikiran. b). Hukum
sebagai disiplin, yakni suatu sistem ajaran tentang kenyataan atau gejala-gejala
yang dihadapi. c) Hukum sebagai kaidah, yakni pedoman atau patokan sikap
tindak atau perikelakuan yang pantas atau diharapkan.d) Hukum sebagai tata
hukum, yakni struktur dan proses perangkat kaidah-kaidah hukum yang berlaku
pada suatu waktu. e) Hukum sebagai petugas, yakni pribadi-pribadi yang
merupakan kalangan yang berhubungan erat dengan penegakan hukum. f)
Hukum sebagai keputusan penguasa, yakni hasil proses diskresi yang
menyangkut keputusan penguasa. g) Hukum sebagai proses pemerintahan, yaitu
proses hubungan timbal-balik antara unsur-unsur pokok sistem kenegaraan. h)
Hukum sebagai sikap tindak ajeg atau perikelakuan yang teratur, yaitu
perikelakuan yang diulang-ulang dengan cara yang sama, yang bertujuan untuk
mencapai kedamaian.i) Hukum sebagai jalinan nilai-nilai, yaitu jalinan-jalinan dari
konsepsi-konsepsi abstrak tentang apa yang siagap baik dan buruk.
Dari beberapa perumusan mengenai hukum yang telah diberikan oleh para ahli
hukum tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hukum itu meliputi beberapa
unsur antara lain:
a. Peraturan tentang tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat,
b. Peraturan tersebut dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib,
c. Peraturan tersebut bersifat memaksa,
d. Sanksi terhadap pelangggaran peraturan tersebut bersifat tegas.
PPKn SMP KK J
125
Hukum merupakan suatu ketentuan yang berlaku pada Negara hukum. Menurut
R. Djokosutono, bahwa Negara Hukum adalah Negara yang berdasarkan pada
kedaulatan hukum. Hukumlah yang berdaulat dan negara merupakan subjek
hukum. Negara dipandang sebagai subjek hukum, sehingga jika ia bersalah dapat
dituntut di depan pengadilan karena perbuatan melanggar hukum.
Negara hukum mengandung pengertian bahwa Negara memberikan perlindungan
hukum bagi warga negara melalui pelembagaan peradilan yang bebas dan tidak
memihak dan penjaminan hak asasi manusia.
Negara hukum sering kali dikaitkan dengan Istilah rechtsstaat dan the rule of law.
Pada hakikatnya kedua istilah tersebut mempunya makna berbeda. The rule of law
banyak dikembangkan di negara-negara Anglo Saxon, Anglo Amerika, yang
bertumpu pada common law yang lebih menitikberatkan pada judicial. Sumber
Hukum yang utama dalam AngloSaxon adalah:
a. Putusan Hakim (Judicial decission). Hakim berperan besar dlm membentuk tata
kehidupan masyarakat.
b. Kebiasaan
c. Peraturan Perundangan.
Selanjutnya istilah rechtsstaat, merupakan bentuk Negara hukum yangbanyak
dianut di negara-negara eropa continental yang bertumpu pada sistem civil law.
Civil law menitikberatkan pada administration law.
Hukum civil dikembangkan dari kodifikasi hukum Romawi (Kaisar Justinianus abad
VI SM) yang dikenal dengan istilah “corpus Juris Civilis”. Kodifikasi hukum tersebut
dijadikan dasar perumusan dan kodifikasi hukum Jerman, Belanda, Perancis,
Italia, Amerika Latin, dan beberapa Negara lainnya. Ketika Belanda menjajah
Indonesia, pengembangan dari hukum Romawi tersebut juga diberlakukan di
Indonesia. Sehingga sampai sekarang Indonesia banyak terpengaruh oleh sistem
hukum civil. Namun demikian, Negara hukum Indonesia tidak dapat dikatakan
sepenuhnya menganut sistem hukum civil, karena Indonesia memiliki sistem
hukum tersendiri.
Kegiatan Pembelajaran 8
126
Prinsip-prinsip yang ada dalam sistem hukum civil (civil law system) antara lain:
a. hukum memperoleh kekuatan mengikat karena diwujudkan dalam peraturan
yang berbentuk Undang-undang dan terkodifikasi.
b. Putusan hakim hanya mengikat para pihak yg berperkara (Res Ajudicata)
2. Ciri-Ciri/Unsur-Unsur Negara Hukum
Guna membedakan antara Negara hukum dan bukan Negara hukum, maka dapat
kita cermati dari ciri-cirinya. Ismail Suny, memberikan pendapat bahwa Negara
hukum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Menjunjung tinggi hukum;
b. Adanya pembagian kekuasaan;
c. Adanya perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia serta remedi-remedi
prosedural untuk mempertahankannya;
d. Dimungkinkan adanya peradilan administrasi.
Menurut Montesquieu. Menurutnya negara yang paling baik ialah negara hukum,
Dikarenakan di dalam konstitusi tersebut di banyak negara terkandung 3 inti pokok
yakni :
a. Perlindungan Hak Asasi Manusia ,
b. Ditetapkannya suatu ketatanegaraan negara,
c. Membatasi kekuasaan serta juga wewenang organ-organ negara.
Franz Magnis Suseno mengemukakan bahwa terdapat lima ciri dari negara
hukum, yakni :
a. Fungsi kenegaraan tersebut dijalankan oleh lembaga yang bersangkutan
sesuai ketetapan UUD.
b. UUD tersebut menjamin HAM ialah yang paling penting. Disebabkan karena
tanpa jaminan tersebut, maka hukum tersebut akan menjadi sarana
penindasan.
c. Lembaga atau badan negara menjalankan kekuasaan masing-masing dengan
selalu dan juga hanya taat pada dasar hukum yang Sudah ditentukan.
d. Terhadap tindakan badan atau lembaga negara, masyarakat tersebut bisa
mengadu ke pengadilan.
e. Badan kehakiman bebas serta juga tidak memihak.
PPKn SMP KK J
127
Selanjutnya menurut hasil rumusan yang disampaikan oleh International
Commission of Jurits, yang mengadakan konferensi Internasional di Bangkok pada
tahun 1965, merumuskan bahwa ciri-ciri pemerintahan demokratis yang menganut
Rule of Law , merupakan pemerintahan yang dinamis dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Terdapat Perlindungan konstitusional;
b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak;
c. Kebebasan untuk dapat menyatakan pendapat;
d. Pemilihan umum yang bebas;
e. Kebebasan untuk dapat berorganisasi serta beroposisi dan
f. Dilakukannya Pendidikan kewarganegaraan.
3. Pentingnya Negara Hukum
Negara merupakan organisasi kekuasaan yang mengatur hajat hidup orang
banyak. Terdapat dua konsep Negara, yakni Negara kekuasaan (Machts Staat)
dan negara hukum (Rechts Staat). Pada Negara kekuasaan, maka kekuasaan,
Negara hanya diabdikan untuk kekuasaan.
Sedangkan dalam Negara hukum, Negara memberikan perlindungan hukum bagi
warga negara melalui pelembagaan peradilan yang bebas dan tidak memihak dan
penjaminan hak asasi manusia.
Dalam kehidupan masyarakat, tentunya tidak hanya berkutat kepada kekuasaan
Negara. Banyak hal-hal penting lainnya yang menyagkut hak-hak setiap orang.
Agar tidak terjadi perselisihan masing-masing kepentingan tersebut, maka
memerlukan perindungan dan pengaturan yang baik. Oleh karenanya,
keberadaan hukum menjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan.
Arti penting keberadaan Negara hukum adalah untuk mewujudkan tata kehidupan
yang baik, teratur, adil dan harmonis bagi seluruh pihak dan seluruh kepentingan
yang terkait. Negara sebagai organisasi kekuasaan dan sekaligus selaku subyek
hukum, berperan penting untuk mewujudkan tata kehidupan yang baik, teratur, adil
dan harmonis tersebut.
Kegiatan Pembelajaran 8
128
4. Negara Hukum yang dianut Indonesia
Sesuai ketentuan Pasal 1 ayat 3 Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia dinyatakan dengan tegas bahwa, “Negara Indonesia adalah negara
hukum. Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah apakah Indonesia menganut
konsep hukum rechtstaat yang berlaku di Eropa Kontinental atau menganut
konsep rule of the law dari Anglo Saxon ?
Sekalipun Indonesia sudah lama dijajah belanda dan menerapkan sistem hukum
civil, apa dengan serta merta pendiri Negara (The Founding Fathers)
memberlakukan sistem hukum civil ? Ternyata tidak. Indonesia memberlakukan
Negara hukum yang berbeda dengan civil law sistem dan Eropa Continental.
Indonesia memberlakukan Negara hukum yang berdasarkan pada Falsafah Dasar
Bangsa Indonesia yaitu Pancasila.
Mengacu pendapat Rukmana Amanwinata, bahwa Indonesia sebagai suatu
Negara hukum memiliki karaktristik mandiri. Kemandirian itu terlihat dari
penerapan konsep atau pola Negara hukum yang dianut.
Rochmat Soemitro bahwa Negara hukum yang berdasarkan pancasila bertujuan
untuk mewujudkan tata kehidupan Negara dan bangsa yang tentram, aman,
sejahtera, dan tertib, dalam mana kedudukan hukum warga Negara dlam
masyarakat dijamin sehingga tercapai keserasian keseimbangan dan keselarasan
antara kepentingan perorangan dan kepentingan masyarakat.
Pada dasarnya, Pancasila tercantum dalam pembukaan UUDNRI tahun 1945
alinea ke 4. Di Indonesia dasar hukum yang tertinggi yaitu Pancasila. Pancasila
mengandung nilai-nilai yang mendasar dan sebagai pedoman untuk merumuskan
hukum-hukum yang lebih rendah dibawahnya. Oleh sebab itu, Pancasila disebut
sebagai “Sumber dari Segala Sumber Hukum”. Oleh karena itu, Pancasila
berkedudukan paling tinggi dalam hukum di Indonesia.
Pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan menyatakan bahwa: Pancasila
merupakan sumber segala sumber hukum negara.
Dalam penjelasan pasal tersebut dinyatakan bahwa Penempatan Pancasila
PPKn SMP KK J
129
sebagai sumber dari segala sumber hukum negara adalah sesuai dengan
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
alinea keempat yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi
negara serta sekaligus dasar filosofis negara sehingga setiap materi muatan
Peraturan Perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.
Dalam Negara hukum Pancasila, diatur jenis dan heirarki peraturan perundang-
undang, sebagaimana diatur dalam Pasal 7 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan,
yang terdiri atas:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktivitass Pembelajaran Tatap muka
Akitivitas pembelajaran diklat tatap muka dengan mata diklat “Indonesia Negara
Hukum” sebagai berikut :
Tabel 11. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Indonesia Negara
Hukum
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu
Pendahuluan (menghargai,
profesionalisme)
1. Narasumber/instruktur mengkondisikan peserta diklat untuk siap menerima materi sajian serta memberi motivasi menunju profesionalisme
menit
Kegiatan Pembelajaran 8
130
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu
2. Melakukan penjajakan melalui tanya jawab terkait Negara hukum.
3. Menampilkan kasus-kasus terkait keberadaan Indonesia sebagai Negara hukum,
4. Menyampaikan tujuan dan garis besar materi pelatihan.
Kegiatan Inti (kerjasama, musyawarah
mufakat, tanggungjawab)
1. Meminta peserta membentuk kelompok pasangan (@ 2 orang)
2. Tiap kelompok pasangan menuliskan permasalahan yang dihadapi terkait tayangan kasus di atas dan dikatikan dengan pentingnya penegakan hukum di Indonesia
3. Tiap pasangan merumuskan pertanyaan-pertanyaan sebanyak-banyak,
4. Tipa pasangan mencari informasi, data, sumber-sumber yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan yang dimajukan.
5. Tiap pasangan berdiskusi dan curah pendapat, guna menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
6. Bila sudah selesai tiap pasangan diminta memilih pasangan lain, sehingga terbentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang (dua pasangan).
7. Masing-masing anggota kelompok berembuk terhadap permasalahan yang sudah dirumuskan dan dijawab melalui pasangannya masing-masing.
8. Tiap anggota kelompok tersebut bebas mengemukakan hasil pemikiran/pemecahan masalah..
9. Tiap kelompok mempersiapkan presentasi hasil kerja kelompoknya.
10. Presentasi Hasil Kerja kelompok. Narsumber mengamati, mencermati hasil presentasi perserta diklat, diberikan kesempatan kelompok lain memberi tanggapan terhadap hasil presentasi kelompok tersebut.
11. Nara sumber mengklarifikasi bila terjadi kesalahan konsep, prosedur, langkah-langkah dari hasil kerja
menit
PPKn SMP KK J
131
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu
Penutup (komitmen atas
keputusan bersama)
1. Narasumber bersama peserta diklat membuat simpulan
2. Narasumber melakukan tes secara lisan. 3. Narasumber melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilakukan. 4. Memberi tugas tindak lanjut
mengidentifikasi permasalahan berdasarkan Kompetensi Dasar mapel ybs.
menit
2. Aktifitas Pembelajaran In On In
a. Aktifitas IN-1
Aktifitas IN-1 memberikan skenario pembelajaran modul, dan melakukan
aktifitas seperti pada aktifitas tatap muka.
b. Aktifitas On
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Latihan Kerja) secara individu
sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan
peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras
dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos
kerja, keberanian)
c. Aktifitas IN-2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab,
prestasi diri, disiplin mengerjakan LK)
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai
pendapat, percaya diri)
3) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran.
(nilai kerjasama, tanggung jawab)
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin)
Kegiatan Pembelajaran 8
132
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Latihan Kerja
Aktifitas 8.1: Membahas dan menganalisis Konsepsi hukum, negara hukum,
unsur negara hukum.
LK 8.1 : Setiap kelompok membahas dan menganalisis tema-tema sebagai berikut:
1. Konsepsi hukum, Negara hukum dan unsur-unsur Negara hukum.
2. Analisis tentang pentingnya keberadaan Negara hukum .
3. Analisis bentuk Negara hukum yang dianut Indonesia
4. Sikap dan perilaku sebagai wujud komitmen bagi terwujudnya Indonesia negara
hukum
5. Upaya-upaya yang harus dilakukan agar dapat terwujud Indonesia Negara
hukum yang baik, benar dan adil.
LK 8.2: Buatlah makalah dari salah satu tema di LK 8.1 yang meliputi
(Pendahuluan, Isi, Kesimpulan dan Saran)
Prosedur Kerja: 1. Bacalah Kembali materi pada modul dengan materi Indonesia negara hukum
2. Ketika Kegiatan IN1 bekerjalah secara kelompok (5 kelompok) untuk
membahas dan menganalisis tema – tema pada LK8.1 (setiap kelompok 1
tema)
3. Sesuai tema yang diperoleh, setiap orang kemudian membuat makalah
sekitar 6 – 10 halaman dan dikerjakan saat On service
4. Hasil dari diskusi dan pembuatan makalah dikomunikasikan pada saat In
service 2 (Komunikasi bisa presentasi, atau dalam bentuk pamaren hasil
makalah)
PPKn SMP KK J
133
2. Aktifitas Mengembangkan Soal Penilaian Berbasis Kelas
LK 8.3 : Pengembangan soal USBN /Penilaian Berbais Kelas
Prosedur Kerja: 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul
Profesional Kelompok Kompetensi J
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
seperti yang ada pada Bab 1 bagian E.4
3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan
pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku di sekolah anda)
KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS a. Kurikulum 2006 (Permendikbud Nomor 22 Tahun 2006)
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk
Soal 1 - - - 2 - - - 3 - - -
b. Kurikulum 2013 (Permendikbud Nomor 24 tahun 2016)
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 Memahami aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
IX Arti penting hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 IX PG Level Aplikasi
3 IX PG Level Penalaran
4 Uraian level..
4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang
dipelajari pada modul ini.
5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTS.
Kegiatan Pembelajaran 8
134
6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal
7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.
KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : Kompetensi : Level : Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda
BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :
3. Tes Formatif
Pilihlah jawaban a, b, c, atau d dengan memberi tanda silang (X)
1. Pengertian hukum menurut Van Aperldoorn, yaitu ...
a. tidak mungkin memberikan definisi mengenai Pengertian Hukum,
b. seperangkat peraturan-peraturan yang tersusun dengan baik dan teratur
dan bersifat mengikat hakim dan masyarakat.
c. himpunan petunjuk hidup yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat
d. suatu keharusan yang mengatur tingkahlaku manusia sebagai mahluk
rasional
2. Negara memberikan perlindungan hukum bagi warga negara melalui
pelembagaan peradilan yang bebas dan tidak memihak dan penjaminan hak
asasi manusia. Merupakan pengertian ...
a. Hukum dalam arti luas
PPKn SMP KK J
135
b. Negara Hukum
c. Negara demokrasi
d. Hukum dalam arti sempit
3. Istilah rechtsstaat, merupakan bentuk Negara hukum yangbanyak dianut di
negara-negara
a. Anglo Amerika
b. Eropa Continental
c. Anglo Continental
d. AngloSaxon
4. Ciri – ciri negara hukum adalah ...
a. Sanksi terhadap pelangggaran peraturan tersebut bersifat tegas.
b. Putusan hakim hanya mengikat para pihak yg berperkara
c. Adanya perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia
d. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
5. Negara Indonesia adalah negara hukum. Hal ini diatur dalam UUDNRI tahun
1945 pasal ...
a. 1 ayat 1
b. 1 ayat 2
c. 1 ayat 3
d. 2 ayat 1
F. Rangkuman
1. Tidak mudah memberikan definisi hukum. Namun untuk memahami hu-kum
dapat dilihat dari unsur-unsurnya, yang meliputi: a) Peraturan tentang ting-
kah laku manusia dalam pergaulan masyarakat,b) Peraturan tersebut dibuat
oleh badan-badan resmi yang berwajib, c) Peraturan tersebut bersifat me-
maksa; d) Sanksi terhadap pelangggaran peraturan tersebut bersifat tegas.
2. Negara Hukum adalah Negara yang berdasarkan pada kedaulatan hukum.
Hukumlah yang berdaulat dan negara merupakan subjek hukum. Negara
dipandang sebagai subjek hukum, sehingga jika ia bersalah dapat dituntut di
Kegiatan Pembelajaran 8
136
depan pengadilan karena perbuatan melanggar hukum.
3. Ciri-ciri Negara hukum menurut International Commission of Jurits
adalahsebagai berikut :a) Terdapat Perlindungan konstitusional;b) Badan
kehakiman yang bebas dan tidak memihak;c) Kebebasan untuk dapat
menyatakan pendapat;d) Pemilihan umum yang bebas;e) Kebebasan untuk
dapat berorganisasi serta beroposisi danf) Dilakukannya Pendidikan
kewarganegaraan.
4. Arti penting keberadaan Negara hukum adalah untuk mewujudkan tata
kehidupan yang baik, teratur, adil dan harmonis bagi seluruh pihak dan
seluruh kepentingan yang terkait. Negara sebagai organisasi kekuasaan dan
sekaligus selaku subyek hukum, berperan penting untuk mewujudkan tata
kehidupan yang baik, teratur, adil dan harmonis tersebut.
5. Indonesia memberlakukan Negara hukum yang berdasarkan pada Falsafah
Dasar Bangsa Indonesia yaitu Pancasila
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 8
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali
80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 9, jika masih di bawah 80%, Anda
harus mengulangi materi kegiatan pembelajarn 8, terutama yang masih belum
dikuasai.
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/Jumlah soal x 100 %
PPKn SMP KK J
137
Setelah itu buatlah kelompok untuk membuat rencana aksi di lingkungan sekolah
terkait dengan kesadaran hukum berlalu lintas. Rencana aksi dapat berupa
gerakan peserta didik patuh tehadap peraturan lalu lintas atau Olimpiade Sekolah
tentang Cerdas Cermat Berlalu Lintas.
Tindak lanjut, dari rencana aksi tersebut adalah (1) Gerakan Kesadaran Tertib Lalu
Lintas. atau (1) Gerakan Sekolah zero pelanggaran aturan sekolah.
Kegiatan Pembelajaran 9
138
Kegiatan Pembelajaran 9 Pengembangan Kerukunan dan Harmonisasi dalam Keberagaman Masyarakat Indonesia
A. Tujuan
1. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menampilkan strategi
dalam mengembangkan kerukunan dalam keberagaman masyarakat
Indonesia;
2. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan strategi
mengembangkan harmonisasi dalam keberagaman masyarakat Indonesia;
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat mampu menampilkan strategi mengembangkan kerukunan
dalam keberagaman masyarakat Indonesia;
2. Peserta diklat mampu menunjukkan strategi mengembangkan harmonisasi
dalam keberagaman masyarakat Indonesia;
3. Peserta didik menunjukkan komitmen moral dan toleransi dalam mengem-
bangkan kerukunan dan harmonisasi dalam keberagaman masyarakat
Indonesia.
C. Uraian Materi
1. Makna dan Arti Penting Keberagaman masyarakat Indonesia
Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak
perbedaan dalam berbagai bidang di Indonesia. Perbedaan tersebut terutama
dalam hal suku bangsa, ras, agama, keyakinan, sosial-budaya, kebiasaan, dan
jenis kelamin. Keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan
kekayaan dan keindahan bangsa. Indonesia adalah Negara Kesatuan yang penuh
dengan keragaman, yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah,
ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
PPKn SMP KK J
139
Keberagaman budaya atau “cultural diversity” yang ada di Indonesia adalah fakta
dan keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Penduduk Indonesia yang berjumlah
lebih dari 200 juta tinggal tersebar di berbagai pulau besar dan kecil dengan
kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir,
dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan.
Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses
asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragam jenis
kebudayaan yang ada di Indonesia. Berkembang dan meluasnya agama-agama
besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia
dengan nuansa keagamaan. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu
negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitas yang
tinggi, sehingga dengan keanekaragaman kebudayaannya itu, Indonesia
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya.
Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Secara
sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah
dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar
kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang
berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya
kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka
diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan
antar pedagang gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang penting dalam
membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia. Singgungan-
singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas bangsa
Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Di sisi lain bangsa Indonesia
juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah
singgungan antar peradaban itu.
2. Mengembangkan Kerukunan dan Harmonisasi dalam Keberagaman Masyarakat Indonesia
Keberagaman masyarakat Indonesia yang berasal dari berbagai suku, budaya,
agama, tradisi, pendidikan, ekonomi dan sebagainya, adalah suatu keniscayaan
dan tidak dapat dielakkan oleh setiap individu. Namun disitulah keindahan sebuah
Kegiatan Pembelajaran 9
140
komunitas sosial bila mampu merekat berbagai perbedaan itu dan menjadikannya
sebagai sarana untuk saling memahami, saling mengerti, saling menghargai, tepo
seliro dan toleransi, yang akan melahirkan keharmonisan dan kerukunan serta
rasa saling cinta mencintai.
Seringkali di tengah masyarakat kita berbagai perbedaan itu telah menjadi bom
waktu dan sumbu pemicu terjadinya konflik horizontal berkepanjangan. Banyak
faktor penyebab munculnya berbagai konflik. Bahkan bisa jadi konflik membara
dapat muncul dari sebuah komunitas yang berasal dari latar belakang budaya,
ekonomi, suku dan pendidikan yang sama. Konflik seperti ini kerap terjadi pada
masyarakat Indonesia yang hidup di pedalaman dan tidak memiliki pendidikan
memadai untuk mengkomunikasikan masalah yang terjadi di tengah mereka.
Konflik dapat terjadi di mana saja, pada siapa saja dan komunitas manapun. Tidak
peduli apakah ia berasal dari kalangan terpelajar, suku atau agama yang sama.
Setiap orang dapat terlibat dalam arus konflik yang terjadi di hadapannya, atau
bersentuhan langsung dengannya kecuali mereka yang memiliki pikiran yang
jernih, hati yang lapang dan kendali nafsu yang kuat.
Kerukunan, kedamaian, dan toleransi bukanlah sesuatu yang berjalan dengan
sendirinya, melainkan perlu usaha dan kesadaran dari semua pihak yang terlibat.
Keharmonisan sosial tidak bisa dipaksakan karena hanya akan menimbulkan
keharmonisan yang semu.
Disharmoni terjadi karena kurangnya komunikasi dan tiadanya saling memahami
di antara komunitas yang berbeda. Di samping itu, disharmoni bisa terjadi karena
kurangnya pengetahuan yang benar dan lengkap tentang pengetahuan agama,
baik agamanya sendiri maupun agama orang lain. Pandangan yang sempit
terhadap agama sering melahirkan sikap yang emosional dan provokasi yang bisa
merugikan semua pihak.
PPKn SMP KK J
141
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap muka
Akitivitas pembelajaran diklat dalam kegiatan pembelajaran dengan mata diklat
“Pengembangan Kerukunan dan Harmonisasi dalam Keeberagaman Masyarakat
Indonesia” ini dirancang sebagai berikut:
Tabel 12. Akitivitas pembelajaran diklat dalam kegiatan pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan (menghargai,
profesiona lisme)
a. Memberikan motivasi kepada peserta diklat agar mengikuti proses pembelajaran dalam diiklat dengan sungguh-sungguh;
b. Menyampaikan kompetensi dan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran modul ini.
c. Menyampaikan proses dan langkah-langkah pembelajaran dalam modul yang harus diikuti oleh pesertadiklat.
Menit
Kegiatan Inti (kerjasama, musyawarah
mufakat, tanggung
jawab)
a. Penyamppaian pengantar pokok-pokok materi. b. Penyampaian permasalahan yang perlu
dipecahkan melalui diskusi. c. Pembentukan kelompok peserta diklat:
1) Penyampaian tata kerja diskusi kelompok beserrta waktunya’
2) Peserta diklat dibagi menjadi 6 kelompok (A, B, C, D, E, dan F) dengan anggota masing-masing sekiitar 5 orang.
3) Pemberian tugas mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang harus dijawab atau dipecahkan oleh peserta diklat. Peserta bebas mengggunakan sumber belajar, internet.
4) Pelaksanaan diskusi kelompok dalam kelompok sesuai dengan tugasnya masing-masing dalam waktu yang telah disepakati bersama antara narasumber dan peserta diklat.
5) Penyusunan laporan hasil diskusi kelompok. 6) Presentasi hasil diskusi kelompok secara
bergilliran. 7) Pemberian tanggapan oleh peserta diklat
terhadap hasil diskusi kelompok. 8) Pemberian penegasan danklarifikasi dari
narasumber atas proses dan hasil diskusi serta presentasi masing-masing kelompok.
Menit
Kegiatan Pembelajaran 9
142
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Penutup (komitmen
atas keputusan bersama)
a. Penyimpulan bersama antara narasumber dan peserta diklat atas hasil pembelajaran.
b. Refleksi dan umpan balik atas proses dan hasil pemmbelajaran.
c. Merencanakan pembelajaran berikutnya.
Menit
2. Aktivitas Pembelajaran In On In
a. Aktifitas IN-1
Aktifitas IN-1 memberikan skenario pembelajaran modul, dan melakukan
aktifitas seperti pada aktifitas tatap muka.
b. Aktifitas On
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Latihan Kerja) secara individu
sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan
peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras
dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos
kerja, keberanian)
c. Aktifitas IN-2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab,
prestasi diri, disiplin mengerjakan LK)
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai
pendapat, percaya diri)
3) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran.
(nilai kerjasama, tanggung jawab)
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin)
PPKn SMP KK J
143
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Latihan Kerja
Aktifitas 9.1: Mencari informasi dan berdiskusi permasalahan mengembangkan
kerukunan hidup dalam keberagaman masyarakat Indonesia..
LK 9.1 : Carilah informasi dari berbagai sumber dan diskusikan beberapa
permasalahan di bawah dalam kelompok masing-masing:
Kelompok 1 dan 2: Jelaskan perbedaan dan hubungan antara harmonisasi dan
kerukunan dalam keberagaman masyarakat Indonesia disertai dengan contoh.
Kelompok 3 dan 4: Jelaskan strategi apa saja yang bisa dilakukan untuk
mengembangkan kerukunan hidup dalam keberagaman masyarakat Indonesia..
Kelompok 5 dan 6: Jelaskan strategi apa saja yang bisa dilakukan untuk
mengembangkan keharmonisan hidup dalam keberagaman masyarakat
Indonesia.
LK 9.2 : Buatlah Kliping dengan tema upaya dan permasalahan mengem-bangkan
kerukunan hidup dalam keberagaman masyarakat Indonesia
Prosedur Kerja:
1. Siapkan alat untuk mencari informasi terkait permasalahan mengembangkan
kerukunan hidup dalam keberagaman masyarakat Indonesia.
2. Diskusikan sesuai perintah pada setiap kelompok
3. Tulislah hasil diskusi pada lembaran tersendiri, Kemudian presentasikan.
4. Untuk LK 9.2 dikerjakan pada aktifitas On
5. Pajang dan pamerkan hasil kliping pada aktifitas In-2
2. Aktifitas Mengembangkan Soal Penilaian Berbasis Kelas
LK 9.3 : Pengembangan soal USBN /Penilaian Berbais Kelas
Prosedur Kerja: 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul
Profesional Kelompok Kompetensi J
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
seperti yang ada pada Bab 1 bagian E.4
Kegiatan Pembelajaran 9
144
3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan
pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku di sekolah anda)
KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS a. Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006)
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk
Soal 1 - - - 2 - - - 3 - - -
b. Kurikulum 2013 (PermendikbudNomor 24 tahun 2016)
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut Kompetensi Dasar Bahan
Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 Menganalisis prinsip harmonidalam keberagaman sosial, budaya, ekonomi dan genderdalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
IX Harmoni Keberaga man Masyarakat Indonesia
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 IX PG Level Aplikasi
3 IX PG Level Penalaran
4 Uraian level ...
4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang
dipelajari pada modul ini.
5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTS.
6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal
7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.
PPKn SMP KK J
145
KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : Kompetensi : Level : Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda
BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :
3. Tes Formatif
Jawablah pertanyaan di bawah ini !
1. Jelaskan makna arti penting keberagaman masyarakat Inddonesia
2. Jelaskan cara melahirkan keharmonisan dan kerukunan serta rasa saling cinta
mencintai.dalam masyarakat !
F. Rangkuman
1. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai suku, ras, pemeluk
agama, budaya, dan kebiasaan;
2. Keberagaman adalah sebuah keniscayaan bagi bangsa Indonesia yang harus
diterima dengan lapang dada dan penuh rasa syukur dengan segala
dampakpositif dan negatifnya.
3. Keharmonisan dan kerukunan hidup dalam keberagaman masyarakat
Indonesia bukanlah sesuatu yanng bisa tercipta dengan sendirinya, melainkan
memerlukan usaha dengan mengunakan strategi yang tepat dan akurat.
Kegiatan Pembelajaran 9
146
G. Umpan Balik dan Tindak lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 9
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali
80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 10, jika masih di bawah 80%, Anda
harus mengulangi materi kegiatan pembelajarn 9, terutama yang masih belum
dikuasai.
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/Jumlah soal x 100 %
PPKn SMP KK J
147
Kegiatan Pembelajaran 10
148
Kegiatan Pembelajaran 10 Pengembangan Penerapan Persatuan dan Kesatuan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
A. Tujuan
1. Dengan membaca dan berdiskusimateri modul peserta diklat mampu
menjelaskan persatuan dan kesatuan di lingkungan pergaulan dengan benar
2. Dengan membaca dan berdiskusimaterimodul peserta diklat mampu
menjelaskan persatuan dan kesatuan di lingkungan sekolah dengan benar
3. Dengan membaca dan berdiskusimateri modul peserta diklat mampu
menjelaskan persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat dengan benar
4. Dengan membaca dan berdiskusimateri modul peserta diklat mampu
menjelaskan persatuan dan kesatuan di lingkungan bangsa dan Negara
dengan benar
B. Indikator Pencapaian Kopetensi
1. Peserta diklat mampu menjelaskan persatuan dan kesatuan di lingkungan
pergaulan dengan tepat
2. Peserta diklat mampu menjelaskan persatuan dan kesatuan di lingkungan
sekolah dengan tepat
3. Peserta diklat mampu menjelaskan persatuan dan kesatuan di lingkungan
masyarakat dengan tepat
4. Peserta diklat mampu menjelaskan persatuan dan kesatuan di lingkungan
bangsa dan Negara dengan tepat
5. Peserta diklat menunjukkan integritas dan nasionalisme dalam
mengembangkan penerapan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
PPKn SMP KK J
149
C. Uraian Materi
1. Pengembangan Penerapan Persatuan dan Kesatuan di Lingkungan Pergaulan
Negara Kesatuan Republik Indonesia diberikan sebuah anugerah wilayah yang
luas dan kekayaan alam yang beraneka ragam untuk kesejahteraan rakyat
Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa majemuk, di indonesia terdapat
banyak etnis, suku, agama, dan budaya. Keadaan geografis Indonesia yang
merupakan wilayah kepulauan menyebabkan penduduk yang menempati satu
pulau atau sebagian dari satu pulau tumbuh menjadi kesatuan suku bangsa. Letak
Indonesia diantara Samudra Indonesia dan Samudra Pasifik serta diantara Benua
Asia dan Australia, maka Indonesia berada di tengah-tengah lalu lintas
perdagangan.
Keutuhan wilayah sebuah negara sangat penting, karena keutuhan wilayah suatu
negara sangat menentukan berlangsung tidaknya pemerintahan suatu negara.
Maka, semua negara berusaha untuk menjaga keutuhan wilayahnya. Demikian
juga dengan negara Indonesia yang selalu berusaha untuk menjaga keutuhan
wilayahnya termasuk di dalamnya pemerintah dan aparat keamanan untuk
bersama-sama dan bersatu padu menjaga keamanan dan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia diperlukan sikap Persatuan atau kesatuan.
Sikap persatuan atau kesatuan berasal dari kata “Satu” yang berarti utuh atau tidak
terpecah-belah. Persatuan atau kesatuan mengandung arti “bersatunya macam-
macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.”
(Alwi, Hasan. 2007). Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia berarti persatuan
bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapai
kehidupan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.
Bangsa Indonesia memandang bahwa Indonesia sebagai wilayah dan bangsa
merupakan satu kesatuan yang bulat dalam segala bidang, tidak dapat dipecah-
pecahkan. Daratan, lautan, alam, dan manusia Indonesia yang tumbuh dan
berkembang di atasnya adalah satu. Indonesia meskipun beragam suku bangsa
dan banyak pulau adalah merupakan satu kesatuan. Kesatuan inilah yang harus
Kegiatan Pembelajaran 10
150
dijaga, dipertahankan, dan dikembangkan secara baik. Prinsip-prinsip Persatuan
dan Kesatuan Bangsa antara lain:
a. Membina keserasian,keselarasan dan keseimbangan dalam berbagai
lingkungan kehidupan
b. Saling mengasihi, membina, dan memberi antar sesama
c. Tidak menonjolkan perbedaan tetapi mencari kesamaan
Sebagai warga negara yang baik kita harus menjaga dan mengamalkan sikap
persatuan dan kesatuan baik di sekolah, masyarakat, dan dalam berbangsa dan
bernegara. Persatuan dan kesatuan dapat memperkokoh ketahanan negara.
Manfaat membina persatuan dan kesatuan bagi diri, masyarakat, bangsa dan
negara diantaranya:
a. Terwujudnya kehidupan yang serasi,selaras dan seimbang antar sesame,
terwujudnya keselarasan dan keserasian adalah dambaan dari Negara, karena
warga Negara sudah menjadi kewajibannya untuk mencapai keserasian, dan
keselarasan dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
b. Pergaulan antara sesama akan lebih rukun dan akrab, menjadikan masyarakat
akan tenang dalam melakukan pergaulan antara sesama anggota
masyaraakat.
c. Terwujudnya sikap saling mencintai dan saling membantu, saling mencintai
dan membantu satu dengan yang lainnya juga akan terwujud dalam
masyarakat yang menerapkan persatuan dan kesatuan dalam kehidupannya.
d. Dapat mengatasi semua perbedaan yang ada dengan penuh kesadaran,
penyelesaian masalah yang muncul karena diakibatkan dari perbedaan akan
mudah diselesaikan dengan kesadaran yang dimiliki.
e. Pembangunan nasional akan berjalan lebih baik dan lancar, kelancaran dari
pembangunan akan tercapai dengan optimal jika persatuan dan kesatuan
tercipta dalam masyarakat maupun Negara, sehingga program pembangunan
akan di ikuti dan dijalankan oleh masyarakat.
Untuk menjaga persatuan dan kesatuan setiap warga negara harus melaksanakan
perilaku yang mencerminkan persatuan dan kesatuan. Perilaku yang
mencerminkan perwujudan persatuan dan kesatuan dalam keluarga, sekolah,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara antara lain sebagai berikut.
PPKn SMP KK J
151
(1) Menghargai serta menghormati perbedaan pendapat dalam masyarakat, saling
menghargai serta menghormati perbedaan pendapat yang muncul dalam
pergaulan adalah salah satu cara menerapkan persatuan dan kesatuan yang
ada dalam masyarakat karena menghargai serta menghormati membuat
kehidupan pergaulan masyarakat akan lebih berjalan dengan baik dikarenakan
setiap individu dalam pergaulan akan lebih mengutamakan jalan terbaik untuk
semua jika terjadi perbedaan dalam lingkungan pergaulan dalam masyaraakat.
(2) Menjunjung tinggi norma-norma serta etika pergaulan dengan orang lain,
menjunjung tingga norma-norma serta etika yang ada dalam pergaulan di
masyarakat juga merupakan cara untuk menerapkan persatuan dan kesatuan,
jika setiap individu menjunjung tinggi etika serta norma yang berlaku umum di
masyaraakt maka tidak akan ada individu yang membuat aturan atau norma
serta etika sendiri sehingga konflik yang akan muncul yang berpotensi akan
memecah belah persatuan dan kesatuan dalam masyarakat akan mungkin
dapat dihindari, sehingga masyarakat akan cenderung bersatu dan jauh dari
konflik.
(3) Saling tolong menolong antar teman dilingkungan pergaulan, saling tolong
menolong adalah merupakan kebiasaan serta budaya bangsa Indonesia yang
telah diwariskan dari nenek moyang kita, masyarakat yang sudah terbiasa
melakukan budaya tolong menolong tentunya akan jauh dari konflik dan
permsalahan yang mungkin timbul di masyarakat, tolong menolong antar teman
akan menyebabkan semakin harmonis dan akrab serta akan terjadi ikatan
emosional yang lebih baik sehingga tentunya antar teman akan tercipta kondisi
persatuan dan kesatuan yang lebih baik.
(4) Membicarakan dengan musyawarah setiap permasalahan yang muncul di
lingkungan pergaulan, dalam pergaulan masyarakat tentunya akan terdapat
konflik-konflik yang muncul karena antar anggota masyarakat biasanya
terdapat ego masing-masing pribadi yang mungkin akan muncul dalam
lingkungan pergaulan, konflik yang diselesaikan dengan cara musyawarah
mengambil jalan terbaikuntuk semua akan membuat permasalahan yang
muncul lebih mudah untuk diselesaikan dan lebih bisa diterima oleh semua
dalam lingkungan masyarakat, masyarakat tidak akan mudah untuk terpecah
belah dengan masalah yang muncul ketika masalah tersebut diselesaikan
dengan jalan terbaik untuk semua.
Kegiatan Pembelajaran 10
152
2. Penerapan Persatuan dan Kesatuan di Lingkungan Sekolah
Pengembangan dan penerapan persatuan dan kesatuan di lingkungan sekolah
melalui kegiatan berikut:
a. Membersihkan lingkungan sekolah bersama-sama, membersihkan sekolah
secara bersama-sama tanpa mengandalkan salah satu orang saja adalah cara
penerapan persatuan dan kesatuan di lingkungan sekolah. Kegiatan ini yang
dilakukan secara bersama-sama walaupun bentuknya sederhana hanya
membersihkan lingkungan sekolah bisa menjadikan pembiasaan dalam diri
siswa untuk bisa bekerjasama dengan sesama warga sekolah.
b. Menjenguk salah satu teman yang sakit, memperhatikan teman atau orang lain
yang sedang mengalami sebuah musibah adalah merupakan salah satu contoh
penerapan persatuan dan kesatuan dalam sekolah. Perhatian yang diberikan
sesama teman kepada teman yang lainnya dalam sekolah menjadikan satu
teman dengan teman yang lainnya lebih akrab dan lebih bersatu. Dengan
kegiatan itu bisa digunakan sebagai wahana peredam dan manajemen konflik
diantara teman di lingkungan sekolah.
c. Bekerja sama dalam menjaga ketertiban lingkungan sekolah. Menjaga
keamanan serta ketertiban sekolah adalah kewajiban dari seluruh penghuni
atau warga sekolah. Membudayakan masyarakat tertib dan komitmen terhadap
aturan sekolah sebagai praktik penerapan persatuan dan kesatuan di sekolah.
d. Saling menghormati penghuni sekolah yang berbeda agama dan suku,
ras/etnis dan budaya dan gender. Perilaku tidak mempermasalahkan
perbedaan agama , suku, ras, gender dan budaya dalam kehidupan sekolah
sebagai bukti bahwa warga sekolah itutelah mampu mengembangkan
persatuan dan kesatuan dalam kehidupan sekolah. Dengan praktik seperti itu,
warga sekolah dapat berbaur dan bergaul dengan siapapun tanpa harus
mempermasalahkan perbedaan dan keberagaman yang dimiliki oleh teman
yang lainnya, sehingga persatuan dan kesatuan dilingkungan sekolah akan
berjalan dengan baik.
e. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa selira dalam kehidupan
sekolah. Penerapan persatuan dan kesatuan yang ada dalam sekolah dapat
juga dilakukan menjunjung tinggi sikap tenggang rasa dan tepa selira antar
warga sekolah, karena dengan praktik itu bisa menjadikan persatuan dan
PPKn SMP KK J
153
kesatuan akan mudah diwujudkan. Sikap tepa selira atau saling menghormati
antar warga sekolah menjadikan indicator bahwa warga sekolah mampu
mengembangkan empati kepada orang lain, yang dampaknya akan bisa
memupuk rasa kekeluargaan di sekolah.
3. Penerapan Persatuan dan Kesatuan di Lingkungan Masyarakat
a. Hidup rukun dengan semangat kekeluargaan antarwarga masyarakat,
kehidupan rukun dan harmonis dalam lingkungan masyarakat adalah
merupakan dambaan dalam kehidupan bermasyarakat, wujud penerapan
persatuan dan kesatuan adalah memang dari lingkungan masyarakat,
karena wujud sebenarnya dari persatuan dankesatuan yang nyata adalah
kehidupan yang rukun dan penuh dengan semangat kekeluargaan yang
ada dalam masyarakat, jika sebuah masyarakat sudah tercipta kerukunan
maka tentunya akan menjadikan kehidupan yang harmonis dan rukun.
b. Setiap warga masyarakat menyelesaikan masalah secara bersama-sama,
penyelesaian masalah dengan cara bersama-sama atau musyawarah
dalam masyarakat menjadikan kehidupan masyarakat menjadi lebih tertib
dan teratur karena setiap permasalahan akan lebih mudah untuk
diselesaikan dan hasil dari musyawarah dirasakan lebih bisa untuk diterima
oleh banyak pihak sehingga potensi masalah yang muncul dari keputusan
itu akan kecil, karena penyelesaian di harapkan adil untuk semua pihak.
c. Bergaul dengan sesama warga masyarakat tidak membedakan-bedakan
suku, agama, ras, ataupun aliran, dalam masyarakat (beraneka ragam
suku, ras, maupun agama yang rawan terjadi perbenturan dan rawan terjadi
konflik, potensi permasalahan yang akan muncul)merupakan cerminan dari
masyarakat yang ber Bhineka Tunggal Ika yang diterapkan dalam
pergaulan hidup pasyarakat.
d. Menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam bergaul
antarsuku bangsa, pengunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa wajib
dalam bergaul adalah sebuah cara untuk mewujudkan perstuan dan
kesatuan karena penggunaan bahasa nasional adalah cara untuk membuat
persatuan dan persatuan, pengunaan bahasa daerah masing-masing
tentunya akan rawan melahirkan konflik karena setiap bahasa daerah
memiliki perbedaan arti di setiap daerah, bayangkan jika ada dua kubu yang
Kegiatan Pembelajaran 10
154
berbeda suku dan dan saling berbicara bahasa daerah masing-masing
maka jika ternyata dialek daerah tersebut memiliki konotasi arti yang
berbeda di bahasa daerah lain bukan tidak mungkin akan mengakibatkan
permasalahan karena terjadi kesalah pahaman dari bahasa daerah yang di
ucapkan, maka penggunaan bahasa nasional adalah mutlak adanya untuk
persatuan dan kesatuan bangsa.
e. Mengadakan bakti sosial di lingkungan masyarakat, Bakti sosial yang
dilakukan oleh masyarakat untuk kepentingan masyarakat dan dilakukan di
sekitar masyarakat, adalah wujud dari kebersamaan, persatuan dan
kesatuan masyarakat, karena semua berawal dan berakhir dari masyarakat
sendiri, kebersamaan yang terbangun dimasyarakat diwujudkan dengan
melakukan aksi sederhana tetapi merupakan penerapan persatuan dan
kesatuan di lingkungan masyarakat.
f. Tidak memaksakan kehendak pribadi, tidak memaksakan kehendak pribadi
dalammasyarakat akan mengakibatkan kondisi lingkungan masyarakat
cenderung lebih stabil, karena setiap individu masyarakat akan mencoba
mangontrol dan menyaring kehendak pribadi mereka masing-masing untuk
tidak dipaksakan dipergunakan dalam masyarakat.
4. Penerapan Persatuan dan Kesatuan di Lingkungan Negara
a. Mendahulukan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi
dan golongan, adalah wujud nyata dari penerapan persatuan dan persatuan
karena pribadi warga Negara yang secara sadar mendahulukan kepentingan
bangsa dan Negara adalah sebuah jiwa yang harus dimiliki oleh individu
warga Negara.
b. Memberikan kesempatan yang sama kepada suku bangsa untuk
memperkenalkan kesenian daerahnya ke daerah lainnya, dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara kebudayaan lokal adalah merupakan harta
kekayaan dari bangsa Indonesia, dikenalnya bangsa Indonesia sebagai
banga yang besar dan berbudaya adalah karena bangsa Indonesia memiliki
ribuan kebudayaan daerah dan kearifan lokal di setiap daerah, dengan
memberikan kesempatan terhadap budaya lokal untuk menjadi budaya
nasional serta memberi kesempatan untuk memperkenalkan budaya tersebut
ke daerah lain merupakan wujud dari semangat persatuan dan kesatuan.
PPKn SMP KK J
155
c. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa, memperluas
jaringan pergaulan yang bertujuan perluasan jaringan persahabatan tidak
hanya lokal tetapi internasional yang bertujuan untuk keuntungan
kepentingan bangsa adalah cara yang bisa menunjukkan jiwa dan semangat
penerapan persatuan dan kesatuan, karena orang yang sudah memiliki
pandangan untuk memperluas jaringan dan memberikan keuntungan pada
bangsa dan negara , juga akan menguntungakan kepentingan nasional
Indonesia seperti memperluas lapangan pekerjaan serta investasi yang
semakin meningkat di Indonesia akibat dari perluasan jaringan pergaulan.
Agar persatuan dan kesatuan tetap terjaga semua warga Negara harus
menghindari tindakan-tindakan yang dapat memecah persatuan dan
kesatuan. Berikut ini contoh perilaku yang tidak mencerminkan persatuan
dan kesatuan:
1. Saling melempar tanggung jawab dalam membersihkan lingkungan
2. Tidak peduli terhadap keadaan lingkungan sekitar
3. Tidak mau ikut ronda karena alasan sibuk dengan pekerjaan
4. Hanya berteman dengan yang seagama atau yang sesuku saja
5. Mementingkan diri sendiri atau tidak mau bekerja sama
D. Aktifitas Pembelajaran
1. Aktifitas Pembelajaran Tatap muka
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Penerapan Persatuan
dan Kesatuan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika”, Anda perlu melakukan
aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
Pendahuluan (menghargai, kerjasama, tanggungjawab) a. Bangunlah motivasi belajar anda untuk mengikuti proses pembelajaran dan
kebermaknaan mempelajari materi modul “Penerapan Persatuan dan
Kesatuan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika”
b. Lakukan adaptasi modul (judul modul, lingkup Kegiatan Pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul) ini
c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil
Kegiatan Pembelajaran 10
156
kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi
modul.
Kegiatan Inti (kerjasama, tanggungjawab, percaya diri) a. Tahapan konsentrasi.
Bacalah dengan cerdas dan cermat (secara individual) agar anda mampu
mendapatkan pemahaman terhadap materi modul Anda!
b. Tahapan dialog
Peserta membagi diri kedalam beberapa kelompok (sesuai dengan keper-
luan);
Kelompok mendiskusikan materi latihan/kasus/tugas sebagaimana yang
telah dipersiapkan di dalam modul.
Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.
Penyampaian hasil diskusi;
Instruktur/nara sumbermemberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok.
c. Tahap kristalisasi
Penyusunan rekomendasi serta komitmen peserta terhadap materiPenerapan
Persatuan dan Kesatuan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Penutup (integritas) a. Peserta dengan di fasilitasi narasumber menyimpulkan hasil pembelajaran;
b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
c. Mencermati umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.
2. Aktifitas Pembelajaran In On In
a. Aktifitas IN-1
Aktifitas IN-1 memberikan skenario pembelajaran modul, dan melakukan
aktifitas seperti pada aktifitas tatap muka.
b. Aktifitas On
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Latihan Kerja) secara individu
sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan
peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras
PPKn SMP KK J
157
dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos
kerja, keberanian)
c. Aktifitas IN-2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab,
prestasi diri, disiplin mengerjakan LK)
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya
dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai
pendapat, percaya diri)
3) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran.
(nilai kerjasama, tanggung jawab)
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin)
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Latihan Kerja
Aktifitas 10.1: Mendiskusikan permasalahan penerapan persatuan dan kesatuan
di lingkungan pergaulan, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.
LK 10.1:
Diskusikan bersama Kelompok Anda (4-5) orang teman diklat, beberapa persoalan
berikut!Masing-masing anggota kelompok diklat membahas 1 materi
pembelajaran :
a. Kelompok 1 membahas permasalahan penerapan persatuan dan kesatuan di
lingkungan pergaulan
b. Kelompok 2 membahas permasalahan penerapan persatuan dan kesatuan di
lingkungan sekolah
c. Kelompok 3 membahas permasalahan penerapan persatuan dan kesatuan di
lingkungan masyarakat
d. Kelompok 4 membahas permasalahan penerapan persatuan dan kesatuan di
lingkungan bangsa dan Negara
Kegiatan Pembelajaran 10
158
Prosedur Kerja: 1. Masing-masing anggota harus menjelaskan kepada anggota kelompok lain
tentang materi yang di pelajari atau di bahas
2. Setelah menjelasakan masing-masing anggota kelompok membuat pertayaan
yang diberikan kepada pemateri.Misalnya, satu orang pemateri mempunyai 3
pertanyaan dari anggota kelompok
3. Masing-masing pemateri menjawab ke tiga pertanyaan yang didapatkan,
setelah dicari jawabannya masing-masing pemateri membacakan jawaban
dari masing-masing pertanyaan
4. Penanya harus mengomentari jawaban tersebut
5. Anggota kelompok lain juga bisa terlibat dalam pertanyaan tersebut dan
mencari titik temu serta kesimpulan.
6. Kelompok harus menghasilkan kesimpulan serta rekomendasi dari diskusi
yang telah dilakukan
LK 10.2: Buatlah Rencana aksi dalam bentuk simulasi pembelajaran
mengembangkan penerapan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika di lingkungan sekolah
Prosedur Kerja : 1. Siapkan materi terkait model simulasi yang bapak/ibu rancang
2. Buatlah Rancangan rencana aksi simulasi pembelajaran mengembangkan
penerapan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika di
lingkungan sekolah
3. Hasil rancangan di diskusikan pada IN2
4. Rancangan terbaik dipraktekkan dalam kelas pada kegiatan IN2
2. Aktifitas Mengembangkan Soal Penilaian Berbasis Kelas
LK 10.3: Pengembangan soal USBN /Penilaian Berbais Kelas
Prosedur Kerja: 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul
Profesional Kelompok Kompetensi J
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
seperti yang ada pada Bab 1 bagian E.4
PPKn SMP KK J
159
3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan
pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku di sekolah anda)
KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS
a. Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006)
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Standar Kompet
ensi Kompetensi
Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk
Soal
1 - - - 2 - - - 3 - - -
b. Kurikulum 2013
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Kompetensi Dasar
Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 Menganalisis prinsip persatuan dalam keberagaman suku,agama,ras, antar golongan (SARA) dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
IX Prinsip persatuan dalam Keberagaman suku, agama, ras dan antar golongan
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 IX PG Level Aplikasi
3 IX PG Level Penalaran
4 IX Uraian level ...
4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang
dipelajari pada modul ini.
5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTS.
6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal
7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.
Kegiatan Pembelajaran 10
160
KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : Kompetensi : Level : Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda
BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :
3. Tes Formatif KP 10
Jawablah pertanyaan berikut.
1. Sebutkan 3 Pinsip Persatuan dan Kesatuan Bangsa !
2. Sebutkan 2 manfaat membina persatuan dan kesatuan bagi masyarakat,
bangsa dan negara !
3. Sebutkan Perilaku yang mencerminkan perwujudan persatuan dan kesatuan
dalam !
a. Kelurga
b. Sekolah
c. Bermasyarakat,
d. berbangsa dan bernegara.
F. Rangkuman
1. Sikap persatuan atau kesatuan berasal dari kata “Satu” yang berarti utuh atau
tidak terpecah-belah. Persatuan atau kesatuan mengandung arti “bersatunya
macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh
PPKn SMP KK J
161
dan serasi.” Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia berarti persatuan
bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.
2. Pengembangan dan penerapan persatuan dan kesatuan di lingkungan sekolah
antara lain bekerja sama dalam menjaga ketertiban lingkungan sekolah. Di
lingkungan, hidup rukun dengan semangat kekeluargaan antarwarga
masyarakat, dan lingkungan negara, mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara diatas kepentingan pribadi dan golongan
3. Prinsip-prinsip Persatuan dan Kesatuan Bangsa antara lain :
a. Membina keserasian keselarasan dan keseimbangan dalam berbagai
lingkungan kehidupan
b. Saling mengasihi, membina, dan memberi antar sesama
c. Tidak menonjolkan perbedaan tetapi mencari kesamaan
4. Persatuan dan kesatuan dapat memperkokoh ketahanan negara. Manfaat
membina persatuan dan kesatuan bagi diri, keluarga, masyarakat,bangsa dan
negara diantaranya :
a. Terwujudnya kehidupan yang serasi,selaras dan seimbang antar sesama
b. Dapat mengatasi semua perbedaan yang ada dengan penuh kesadaran
c. Pembangunan nasional akan berjalan lebih baik dan lancer
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 10
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali
80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 11, jika masih di bawah 80%, Anda
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/Jumlah soal x 100 %
Kegiatan Pembelajaran 10
162
harus mengulangi materi kegiatan pembelajarn 10, terutama yang masih belum
dikuasai. pembelajaran berikutnya!
PPKn SMP KK J
163
Kegiatan Pembelajaran 11 Pengembangan Sikap dan Komitmen Menjaga, Memperkuat, dan Memperkokoh NKRI
A. Tujuan
1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan
pengembangan sikap dan komitmen untuk menjaga, memperkuat dan
memperkokoh NKRI dengan benar.
2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mendeskripsikan
pengembangan sikap dan perilaku untuk penjagaan pulau terluar dan
perbatasan NKRI dengan benar.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat mampu menjelaskan Pengembangan sikap dan komitmen untuk
menjaga, memperkuat dan memperkokoh NKRI dengan benar .
2. Peserta diklat mampu mendeskripsikan Pengembangan sikap dan perilaku
untuk penjagaan pulau terluar dan perbatasan NKRI dengan benar.
3. Peserta diklat mampu menunjukkan sikap nasionalisme dan integritas dalam
menjaga, memperkuat dan memperkokoh NKRI.
C. Uraian Materi
Semangat persatuan dan kesatuan untuk memperkuat dan memperkokoh NKRI
Indonesia adalah negara yang memiliki banyak suku, ras, agama, bahasa, budaya,
dan kelompok yang beragam. Untuk itu Indonesia mempunyai upaya-upaya dalam
memajukan bangsa agar bisa menjadikan bangsa yang maju dan kreatif. Salah
satunya dengan menumbuhkan paham nasionalisme di kalangan individu warga
negara Indonesia.Dengan adanya berbagai macam kebudayaan yang beragam
dan dengan adanya rasa nasionalisme diharapkan toleransi antar kelompok makin
Kegiatan Pembelajaran 11
164
kuat. Sehingga dapat membentuk kemajuan kebudayaan bangsa. Jika terjadi
suatu persoalan yang dilatarbelakangi agama, diharapkan diselesaikan lewat
sebuah dialog supaya persoalan tersebut bisa segera diselesaikan tanpa adanya
kelompok tertentu yang dirugikan. Sikap saling menghormati antar pemeluk
agama lain mampu memperkokoh keutuhan NKRI yang tercinta ini.
Bagi bangsa Indonesia semangat persatuan dan kesatuan ditegaskan dalam
Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pengaturan
semangat persatuan dan kesatuan dalam Pancasila dan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa semangat persatuan dan kesatuan
sangat penting bagi bangsa Indonesia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan “negara persatuan” dalam arti
sebagai negara yang warga negaranya erat bersatu, yang mengatasi segala
paham perseorangan ataupun golongan yang menjamin segala warga negara
bersamaan kedudukannya di hadapan hukum dan pemerintahan dengan tanpa
kecuali. Dalam negara persatuan itu, otonomi individu diakui kepentingannya
secara seimbang dengan kepentingan kolektivitas rakyat. Kehidupan orang
perorang ataupun golongan-golongan dalam masyarakat diakui sebagai individu
dan kolektivitas warga negara, terlepas dari ciri-ciri khusus yang dimiliki seseorang
atau segolongan orang atas dasar kesukuan dan keagamaan dan lain-lain, yang
membuat seseorang atau segolongan orang berbeda dari orang atau golongan
lain dalam masyarakat.
Hal yang harus kita tanggulangi dalam rangka mempertahankan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah ancaman. Ancaman adalah setiap upaya dan
kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai mengancam atau
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa.
Bagaimana agar keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap terjaga?
Salah satu caranya adalah kita sebagai warga negara berpartisipasi dalam upaya
menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia. Berpartisipasi artinya turut serta
atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dapat menjaga keutuhan wilayah dan
bangsa Indonesia. Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia diperlukan sikap-sikap antara lain:
PPKn SMP KK J
165
1. Cinta tanah air
Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap
tanah air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal,
antara lain:
a. Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar
maupun dari dalam negeri.
b. Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan.
c. Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
d. Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin
untuk diabdikan kepada negara. 2. Membina persatuan dan kesatuan
Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di manapun kita berada,
baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara.
Tindakan yang menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara
lain:
a. Menyelenggarakan kerja sama antar daerah.
b. Menjalin pergaulan antarsuku bangsa.
c. Memberi bantuan tanpa membedakan suku bangsa atau asal daerah.
d. Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain.
e. Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
f. Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak
mudah marah atau menyimpan dendam.
g. Menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan suku, agama,
maupun bahasa dan kebudayaan
3. Rela berkorban
Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan
keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan
menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Dalam pengertian yang lebih
sederhana, rela berkorban adalah sikap dan perilaku yang tindakannya
dilakukan dengan ikhlas serta mendahulukan kepentingan orang lain dari pada
kepentingan diri sendiri. Sikap rela berkorban ditunjukkan dengan cara
membiasakan merelakan sebagian kepentingan kita untuk kepentingan orang
Kegiatan Pembelajaran 11
166
lain atau kepentingan bersama. Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI
dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:
a. Partisipasi tenaga
b. Partisipasi pikiran
4. Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRI Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong
perubahan dalam aspek kehidupan manusia, baik pada tingkat individu, tingkat
kelompok, maupun tingkat nasional. Untuk menghadapi era globalisasi agar
dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat, kita
memerlukan perencanaan yang matang diantaranya adalah sebagai berikut :
Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan
kemampuannya.
Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam
berbagai sektor kehidupan.
Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri
/ regional.
Kesiapan perekonomian rakyat.
Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola
dan bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula
bersifat konvensional berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik),
baik berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu
kebijakan strategis penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk
menghadapi ancaman atau gangguan terhadap keamanah nasional. Kekuatan
pertahanan tidak hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga
untuk membantu pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-
tugas internasional.
PPKn SMP KK J
167
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka
Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “ Peserta diklat mampu
mengembangkan sikap dan komitmen menjaga, memperkuat dan memperkokoh
NKRI,” dengan kegiatan sebagai berikut :
Tabel 13. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “ Peserta diklat mampu
mengembangkan semangat persatuan dan kesatuan untuk memperkuat dan
memperkokoh NKRI”
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan (menghargai,
profesiona lisme)
a. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran;
b. mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat.
c. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi.
menit
Kegiatan Inti (kerjasama, musyawarah
mufakat, tanggung
jawab)
Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok ( sesuai dengan tipe STAD) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Instruktur memberi informasi proses pelatihan
yang akan dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang konsep pembelajaran dengan menggunakan contoh yang kontekstual..
2) Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A-F) masing-masing beranggotakan 5 orang.
3) Instruktur memberi tugas mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet.
4) Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap kelompok melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta diklat hingga selesai dalam waktu yang sudah ditentukan instruktur.
5) Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi.
6) Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok .
menit
Kegiatan Pembelajaran 11
168
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Penutup (komitmen
atas keputusan bersama)
1) Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran
2) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.
menit
2. Aktivitas Pembelajaran In - On – In
a. Aktifitas IN1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “mengembangkan
semangat persatuan dan kesatuan untuk memperkuat dan memperkokoh
NKRI.”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut:
Memberikan motivasi peserta diklat; Menginformasikan judul modul, lingkup
kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini;
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil
kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan
materi modul yang dikerjakan secara individual;dan Mempersilahkan
peserta diklat (secara individual);serta membaca cerdas dan kerja keras
memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab, belajar sepanjang
hayat)
b. Aktifitas ON
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ latihan Kerja) secara individu
sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan
peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam
mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja,
keberanian)
c. Aktifitas In -2
a) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab,
prestasi diri, disiplin mengerjakan LK)
PPKn SMP KK J
169
b) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai
keberanian, menghargai pendapat, percaya diri)
c) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran.
(nilai kerjasama, tanggung jawab)
d) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
e) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
f) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin)
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Latihan Kerja
Aktifitas 11: Berdiskusi tentang berita yang terkait dengan kelompok radikal islam,
yang mengancam NKRI.
LK 11.1: Bacalah dan diskusikan berita di bawah ini, kemudian tentukan sikap
saudara sebagai warga negara sikap dan sikap apa yang perlu dikembangkan
untuk mengantisipasinya !
Bacalah berita berikut ini : “Teror Paris yang diduga kuat dilakukan kelompok radikal Negara Islam Irak dan
Suriah atau ISIS pada 13 November 2015 lalu membuat sebagian besar negara
waspada.Negara-negara yang dianggap bertentangan dengan rencana ISIS,
bakal diteror. ISIS kini pun mengancam akan menyerang di wilayah Tanah Air.
Kelompok afiliasi peretas Anonymous, OpParisIntel, baru-baru ini menemukan
rencana penyerangan ISIS ke wilayah RI. Di antaranya ISIS berencana
menyerang komunitas Al-Jihad dan One Day One Juz.
Al Jihad disebut-sebut sebuah masjid di Karawang, Jawa Barat. Sedangkan, One
Day One Juz adalah komunitas pengajian online, yang menyemangati anggotanya
membaca Al Quran setidaknya 1 Juz tiap harinya.Ancaman kelompok radikan ISIS
di Tanah Air ini bisa berbagai bentuk, mulai dari propaganda atau penyebaran
ideologi, hingga ancaman secara terbuka dan terang-terangan kepada aparat dan
Pemerintah RI.Sebut saja ledakan arus balik para TKI atau mahasiswa yang
belajar di Timur Tengah, mereka sangat rentan bergabung ISIS. Ada ratusan WNI
yang diduga pernah bergabung dan dilatih ISIS, yang sebagian mereka sudah
Kegiatan Pembelajaran 11
170
kembali ke Tanah Air. Ini menjadi ancaman besar di Tanah Air.(sumber:
Liputan6.com, Jakarta)
a. Permasalahan ISIS yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia? Bagaimana Anda sikap warga Negara dan pemerintah Indonesia
dalam menghadapi permasalahan tersebut?
b. Jelaskan sikap yang perlu dikembangkan untuk mengantisipasi pengaruh
gerakan ISIS terhadap warga negara?
LK 11.2:
1. Kembangkan beberapa sikap dan perilaku warga negara untuk penjagaan
pulau terluar dan perbatasan !
2. Kembangkan beberapa sikapdan perilaku pemerintah untuk penjagaan pulau
terluar dan perbatasan !
Prosedur Kerja : 1. Baca berita yang disajikan pada LK 11.1
2. Kemudian diskusikan dan tuliskan sikap warga negara dan pemerintah dalam
menghadapi permasalahan yang mengancam keutuhan NKRI dan sikap yang
perlu dikembangkan !
3. Hasil dari diskusi, kemudian presentasikan
4. Untuk LK 11.2 dikerjakan pada saat On service
5. Hasil sikap yang bapak/ibu kembangkan dipresentasikan pada saat IN2.
2. Aktifitas Mengembangkan Soal Penilaian Berbasis Kelas
LK 11.3: Pengembangan soal USBN /Penilaian Berbais Kelas
Prosedur Kerja: 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul
Profesional Kelompok Kompetensi J
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
seperti yang ada pada Bab 1 bagian E.4
3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan
pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku di sekolah anda)
PPKn SMP KK J
171
KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS a. Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006)
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut
Standar Kompet
ensi Kompetensi
Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk
Soal
1 - - - 2 - - - 3 - - -
b. Kurikulum 2013
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn
No. Urut Kompetensi Dasar Bahan
Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
1 Memahami pentingnya semangat dan komit-men kebangsaan untuk memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia
VIII Semangat dan komitmen kebangsaan untuk memperkuat NKRI
PG Level Pengetahuan dan Pemahaman
2 VIII PG Level Aplikasi
3 VIII PG Level Penalaran
4 VIII Uraian level ..
4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang
dipelajari pada modul ini.
5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTS.
6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal
7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal.
Kegiatan Pembelajaran 11
172
KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : Kompetensi : Level : Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda
BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban :
3. Tes Formatif
Pilihlah jawaban a, b, c, atau d dengan memberi tanda silang (X)
1. Cara kita sebagai warga negara berpartisipasi dalam upaya menjaga keutuhan
wilayah dan bangsa Indonesia dengan cinta tanah air Indonesia, adalah ..
a. Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin
untuk diabdikan kepada negara. b. Menjalin pergaulan antarsuku bangsa.
c. ikhlas serta mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan
diri sendiri. d. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam
berbagai sektor kehidupan.
2. Cara kita sebagai warga negara berpartisipasi dalam upaya menjaga keutuhan
wilayah dan bangsa Indonesia dengan rela berkorban, adalah ..
a. Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin
untuk diabdikan kepada negara. b. Menjalin pergaulan antarsuku bangsa.
c. ikhlas serta mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan
diri sendiri.
PPKn SMP KK J
173
d. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam
berbagai sektor kehidupan. 3. Cara kita sebagai warga negara berpartisipasi dalam upaya menjaga keutuhan
wilayah dan bangsa Indonesia dengan membina persatuan dan kesatuan
adalah ..
a. Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin
untuk diabdikan kepada negara. b. Menjalin pergaulan antarsuku bangsa.
c. ikhlas serta mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan
diri sendiri. d. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam
berbagai sektor kehidupan.
4. Cara kita sebagai warga negara berpartisipasi dalam upaya menjaga keutuhan
wilayah dan bangsa Indonesia dengan pengetahuan budaya adalah ..
a. Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin
untuk diabdikan kepada negara. b. Menjalin pergaulan antarsuku bangsa.
c. ikhlas serta mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan
diri sendiri. d. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam
berbagai sektor kehidupan.
5. Sikap dan perilaku yang tepat .menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yaitu dengan memiliki ...
a. semangat persatuan yang berwawasan nusantara,
b. Patriotisme yang mengdepankan kedaerahan
c. Streotip terhadap suku dan golongan lain
d. Chouvinisme terhadap bangsa ddan negara Inddonesia
Kegiatan Pembelajaran 11
174
F. Rangkuman
Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
diperlukansikap-sikap:
a. Cinta Tanah Air
b. Membina Persatuan dan Kesatuan
c. Rela Berkorban
d. Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRI
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 11
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali
80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 12 (Pedagogik), jika masih di bawah
80%, Anda harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 11 (profesional),
terutama yang masih belum dikuasai .
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/Jumlah soal x 100 %
PPKn SMP KK J
175
BAGIAN II KOMPETENSI PEDAGOGIK
1
Kegiatan Pembelajaran 11
176
PPKn SMP KK J
175
Kegiatan Pembelajaran 12 Pengembangan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PPKn SMP
A. Tujuan
1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengembangkan
penerapan mengamati dalam pembelajaran PPKn SMP dengan benar.
2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengembangkan
penerapan menanya dalam pembelajaran PPKn SMP secara benar
3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengembangkan
penerapanmengumpulkan informasi/mencoba dalam pembelajaran PPKn
SMP secara benar
4. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengembangkan
penerapan menalar/mengasosiasi dalam pembelajaran PPKn SMP dengan
benar
5. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengembangkan
penerapan mengkomunikasikan dalam pembelajaran PPKn SMP dengan
benar
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat mampu mengembangkan penerapan mengamati dalam
pembelajaran PPKn SMP dengan benar.
2. Peserta diklat mampu mengembangkan penerapan menanya dalam
pembelajaran PPKn SMP secara benar
3. Peserta diklat mampu mengembangkan penerapan mengumpulkan
informasi/mencoba dalam pembelajaran PPKn SMP secara benar
4. Peserta diklat mampu mengembangkan penerapan menalar/mengasosiasi
dalam pembelajaran PPKn SMP dengan benar
5. Peserta diklat mampu mengembangkan penerapan mengkomunikasikan
dalam pembelajaran PPKn SMP dengan benar
Kegiatan Pembelajaran 11
176
6. Peserta diklat menunjukkan integritas dalam mengembangkan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran SMP.
C. Uraian Materi
1. Pengembangan penerapan mengamati dalampembelajaran PPKn SMP
Kegiatan mengamati menuntut penggunaan indera seoptimal mungkin guna
memahami sesuatu, Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan pendekatan
ilmiah.
Kegiatan belajar mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran(meaningfulllearning).
Dalam belajar, kegiatan mengamati dapat dilakukan melalui berbagai media,
sumber belajar, perisitwa nyata, video, film, grafik, bagan, peta dsb.
Pengembangan kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.
a. Menentukan objek apa yang akan amati
b. Membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi
c. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer
maupun sekunder
d. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
e. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
f. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti
menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-
alat tulis lainnya.
2. Pengembangan penerapan menanya dalam pembelajaran PPKn SMP
Kegiatan “menanya” adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang diharapkan dalam
PPKn SMP KK J
177
kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis..
Pertanyaan yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan
jawaban yang baik dan benar pula. Peserta didik harus memahami kualitas
pertanyaan, sehingga menggambarkan tingkatan kognitif seperti apa yang akan
disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi.
Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah
hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.
Tabel 14. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih
rendah hingga yang lebih tinggi
Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Kognitif yang lebih rendah
Pengetahuan (knowledge)
Apa...Siapa...Kapan...Dimana...Sebutkan...Jodohkan atau pasangkan...Persamaan kata...Golongkan...Berilah nama...Dll.
Pemahaman (comprehension)
Terangkanlah...Bedakanlah...Terjemahkanlah...Simpulkan...Bandingkan...Ubahlah...Berikanlah interpretasi...
Penerapan (application
Gunakanlah...Tunjukkanlah...Buatlah...Demonstrasikanlah...Carilahhubungan...Tulislah contoh Siapkanlah...Klasifikasikanlah...
Kognitif yang lebih tinggi
Analisis (analysis)
Analisislah...Kemukakan bukti-bukti..
Mengapa…
Identifikasikan…Tunjukkanlah sebabnya
....Berilah alasan-alasan…
Sintesis (synthesis)
Ramalkanlah…Bentuk…Ciptakanlah…Susunlah Rancanglah...Tulislah…Bagaimanakita dapat memecahkan…Apa yang terjadi seaindainya… Bagaimana kita dapat memperbaiki…Kembangkan…
Evaluasi (evaluation)
Berilah pendapat…Alternatif mana yang lebih baik…Setujukahanda…Kritiklah…Berilah alasan…Nilailah…Bandingkan…Bedakanlah…
Untuk memahami materi ini, kembangkan langkah – langkah membuat
pertanyaan-pertanyaan dari tingkatan rendah hingga tinggi !
Kegiatan Pembelajaran 11
178
3. Pengembangan penerapan mengumpulkan informasi/mencoba dalam pembelajaran PPKn SMP
Dalam mengembangkan kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak
lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan
data, informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara, dan media guna untuk
menemukan jawaban dari pertanyaan yang dikemukakan peserta didik. Contoh
mencari Informasi dari pertanyaan “ Bagaimana implementasi hak asasi manusia
Indonesia setelah Orde Reformasi?, maka informasi bisa didapat dari:
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
Jurnal implementasi hak asasi manusia orde reformasi.
Dsb.
4. Pengembangan penerapan menalar/mengasosiasi dalam pembelajaran PPKn SMP
Mengasosiasi dapat diartikan sebagai kegiatan aktif siswa membentuk hubungan
atau pertalian antara gagasan, ingatan atau panca indera.Mengolah
informasi melatih siswa mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif
serta deduktif dalam menyimpulkan.
Dalam mengembangkan penerapan menalar atau mengasosiasi adalah sebagai
berikut :
a. mengolah informasi yang sudah dikumpulkan,
b. menganalisis data dalam bentuk membuat kategori,
c. mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam
rangka menemukan
d. mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi.
e. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah
keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan
PPKn SMP KK J
179
f. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memproses
informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi
lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil
berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.
5. Pengembangan penerapan mengkomunikasikan dalam pembelajaran PPKn SMP
Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Dalam
mengembangkan penerapan kegiatan mengkomunikasikan ini dapat dilakukan
melalui menuliskan atau menceritakan, menayangkan, memajangkan,
mendemonstrasikan, mempraktikan, menyiarkan, memaparkan apa yang
ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan
pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Adapun kompetensi yang
diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan
jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
D. Aktifitas Pembelajaran
1. Aktifitas Pembelajaran tatap muka
Akitivitas pembelajaran tatap muka diklat dengan mata diklat “Pengem-bangan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP” sebagai berikut :
Tabel 15. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Pengembangan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP”
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokas
i Waktu
Pendahuluan
(menghargai, profesiona
lisme)
a. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran;
b. mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat.
Menit
Kegiatan Pembelajaran 11
180
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokas
i Waktu
c. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi.
Kegiatan Inti
(kerjasama, musyawarah
mufakat, tanggung
jawab)
Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Instruktur 180ember informasi proses
pelatihan yang akan dilakukan dilanjutkan dengan 180embe jawab tentang konsep pembelajaran dengan menggunakan contoh yang kontekstual..
b. Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C, …s/d ...kelompok) masing-masing beranggotakan 5 orang.
c. Instruktur 180ember tugas mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet.
d. Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap kelompok melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta didik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditetntukan instruktur.
e. Peserta diklat mengerjakan kuis tentang permasalahan konsep pembelajaran yang telah disepakati bersama.
f. Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi.
g. Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi.
h. Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok .
menit
Penutup
(komitmen atas
keputusan bersama)
a. Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran
b. melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.
menit
PPKn SMP KK J
181
2. Aktifitas Pembelajaran In-On-In
a. Aktifitas IN1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pengembangan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP”, maka Anda perlu
mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut: Memberikan motivasi
peserta diklat; Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan
pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini;
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual;dan
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual);serta membaca cerdas
dan kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab,
belajar sepanjang hayat)
b. Aktifitas ON
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ latihan Kerja) secara individu
sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan
peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras
dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos
kerja, keberanian)
c. Aktifitas In -2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab,
prestasi diri, disiplin mengerjakan LK)
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai
keberanian, menghargai pendapat, percaya diri)
3) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran.
(nilai kerjasama, tanggung jawab)
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin)
Kegiatan Pembelajaran 11
182
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Latihan Kerja
Aktifitas 12.1: Mengembangkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran SMP
LK 12.1: Buatlah pengembangan pendekatan saintific (Mengamati, berta nya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomuni-kasikan) dari obyek
belajar yang disepakati oleh kelompok, seperti obyek belajar berupa foto atau
berita.
Prosedur Kerja : 1. Baca kembali langkah – langkah pengembangan pendekatan saintific dalam
pembelajaran SMP
2. Amati obyek belajar yang telah ditentukan oleh kelompok, kemudian
kembangkan dengan menggunakan pendekatan saintific.
3. Hasil pengembangan pendekatan saintific berupa :
a. Langkah – langkah pengembangan pengamatan
b. Pengembangan pertanyaan mulai tingkat rendah sampai tingkat tinggi
c. Mengembangkan sumber informasi
d. Langkah – langkah pengembangan mengasosiasi
e. Mengembangkan cara mengkomunikasikan
4. Hasil dari pengembangan saintific dipresentasikan dalam kegiatan IN 2.
2. Tes Formatif
Pilihlah jawaban a, b, c, atau d dengan memberi tanda silang (X)
1. Perhatikan Pernyataan berikut
1) Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
2) Membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi
3) Menentukan objek apa yang akan amati
4) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi,
5) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi ,
6) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan
Langkah – langkah pengembangan kegiatan mengamati dalam pembelajaran
yang tepat adalah ...
PPKn SMP KK J
183
a. 1), 2), 3), 4), 5), 6)
b. 2), 1), 3), 4), 5), 6)
c. 3), 2), 4), 1), 6), 5),
d. 4), 2), 3), 1), 6), 5)
2. Berikut Pengembangan kegiatan bertanya tingkat pemahaman dalam
pembelajaran .
a. Sebutkan !
b. Interpretasikan !
c. Identifikasikan !
d. Bandingkan !
3. Perhatikan contoh soal berikut. “Bagaimana implementasi hak asasi manusia
Indonesia setelah Orde Reformasi?, maka sumber informasi yang tidak tepat
adalah
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
c. Universal Declaration of Human Rights
d. Jurnal implementasi hak asasi manusia orde reformasi
4. Berikut Pengembangan kegiatan mengasosiasi dalam pembelajaran
a. menganalisis data dalam bentuk membuat kategori
b. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi,
c. Informasi yang diperlukan tidak memerlukan pengolahan
d. menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan
alat-alat tulis lainnya.
5. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi, merupakan kegiatan pengembangan ...
a. mengamati
b. mengumpulkan informasi
c. mangasosiasi
d. mengkomunikasikan
Kegiatan Pembelajaran 11
184
F. Rangkuman
1. Pengembangan kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah seperti berikut ini: a.Menentukan objek apa yang
akan amati; b. Membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkup objek
yang akan diobservasi; c. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu
diobservasi, baik primer maupun sekunder; d. Menentukan di mana tempat
objek yang akan diobservasi; e. Menentukan secara jelas bagaimana
observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan
lancar; f. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi.
2. Pengembangan penerapan menanya dalam pembelajaran PPKn SMP
diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis..
Dalam kegiatan bertanya, guru membuka kesempatan secara luas kepada
peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak,
dibaca atau dilihat.
3. Dalam mengembangkan kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan
tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan
mengumpulkan data, informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara,
dan media guna untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang
dikemukakan peserta didik 4. Dalam mengembangkan penerapan menalar atau mengasosiasi adalah
sebagai berikut : a. mengolah informasi; b. menganalisis data; c.
menghubungkan fenomena/informasi; d. mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan; e. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan kedalaman sampai bersifat mencari solusi
5. Dalam mengembangkan penerapan kegiatan mengkomunikasikan ini dapat
dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan, menayangkan,
memajangkan, mendemonstrasikan, mempraktikan, menyiarkan,
memaparkan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola.
PPKn SMP KK J
185
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 12
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali
80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 13 , jika masih di bawah 80%, Anda
harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 12, terutama yang masih belum
dikuasai.
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/Jumlah soal x 100 %
Kegiatan Pembelajaran 11
186
PPKn SMP KK J
187
Kegiatan Pembelajaran 13 Pengembangan Model-Model Pembelajaran PPKn SMP
A. Tujuan
1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengembangkan
model PjBL dalam pembelajaran PPKn SMP dengan benar.
2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengembangkan
model PBL dalam pembelajaran PPKn SMP secara benar
3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengembangkan
model DL dalam pembelajaran PPKn SMP secara benar
4. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengembangkan
salah satu alternatif model-model pembelajaran PPKn SMP secara benar
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat mampu mengembangkan model PjBL dalam pembelajaran
PPKn SMP dengan benar.
2. Peserta diklat mampu mengembangkan model PBL dalaml pembelajaran
PPKn SMP secara benar
3. Peserta diklat mampu mengembangkan model DL dalaml pembelajaran PPKn
SMP secara benar
4. Peserta diklat mampu mengembangkan salah satu alternatif model-model
pembelajaran PPKn SMP dengan benar
5. Peserta diklat menunjukkan integritas dan tanggungjawab dalam
mengembangkan model – model pembelajaran.
Kegiatan Pembelajaran 13
188
C. Uraian Materi
1. Pengembangan model PJBL dalam pembelajaran PPKn SMP
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan
masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.
Pembelajaran Berbasis Proyekdirancang untuk digunakan pada permasalahan
komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan
memahaminya.
Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun
(a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek
kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat
berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang
sedang dikajinya. PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik
dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Pembelajaran Berbasis proyekmemiliki karakteristik sebagai berikut:
a. peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja
b. adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik
c. peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan
atau tantangan yang diajukan
d. peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan
e. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu
f. peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan
g. produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, dan
h. situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
i. Peran instruktur atau guru dalam Pembelajaran berbasis proyeksebaiknya
sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil
yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.
j. Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis
Proyekantara lain berikut ini.
PPKn SMP KK J
189
1) Pembelajaran berbasis proyekmemerlukan banyak waktu yang harus
disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek.
2) Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah
biaya untuk memasuki system baru.
3) Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional ,dimana
instruktur memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi
yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak menguasai
teknologi.
4) Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan listrik
bertambah
k. Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran,
dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa
contoh perubahan lay-out ruang kelas, seperti: traditional class (teori),
discussion group (pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok), lab
tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Atau buatlah
suasana belajar menyenangkan, bahkan saat diskusi dapat dilakukan di taman,
artinya belajar tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas.
Selanjutnya guna mengembangkan model pembelajaran PjBL silahkan pilih
salah satu KD PPKn SMP, buatlah langkah-langkah pembelajarannya.
2. Pengembangan model PBL dalam pembelajaran PPKn SMP
Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam
kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik
mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan
pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi
tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran
yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk
belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta
didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).
Kegiatan Pembelajaran 13
190
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang
menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara
berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang
diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada
pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum
peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah
yang harus dipecahkan.
Model pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan adanya pemberian
rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan
masalah oleh peserta didik yang diharapkan dapat menambah keterampilan
peserta didik dalam pencapaian materi pembelajaran.
Berikut ini lima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah (PBL).
1. Permasalahan sebagai kajian.
2. Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman.
3. Permasalahan sebagai contoh.
4. Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dariproses.
5. Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik.
Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah
dapat digambarkan berikut ini.
Tabel 16. Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah
Guru sebagai Pelatih Peserta Didik sebagai Problem Solver
Masalah sebagai Awal Tantangan dan
Motivasi 1. Asking about thinking
(bertanya tentang pemikiran).
2. Memonitor pembelajaran. 3. Probbing ( menantang
peserta didik untuk berpikir ).
4. Menjaga agar peserta didik terlibat.
5. Mengatur dinamika kelompok.
6. Menjaga berlangsungnya proses.
1. Peserta yang aktif.Terlibat langsung dalam pembelajaran.
2. Membangunpembelajaran.
1. Menarik untuk dipecahkan.
2. Menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dipelajari.
PPKn SMP KK J
191
Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah:
a. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah
b. Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
c. Pemodelan peranan orang dewasa.
d. Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara
pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang
dijumpai di luar sekolah. Berikut ini aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah
yang dapat dikembangkan.
e. PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas.
f. PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan
dialog dengan yang lain sehingga peserta didik secara bertahap dapat memi
peran yang diamati tersebut.
g. PBL melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang
memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena
dunia nyata dan membangun femannya tentang fenomena itu.
h. Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning)
i. Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik
harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana
informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru.
Silahkan Anda membentuk kelompok @ 4-5 orang, kemudian tentukan
kompetensi dasar pengetahuan yang akan dibelajarkan, kemudian susunlah
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
3. Pengembangan model Discovery Learning dalam pembelajaran PPKn SMP
Dalam Konsep Belajar, sesungguhnya metode Discovery Learning merupakan
pembentukan kategori-kategori atau konsep-konsep, yang dapat memungkinkan
terjadinya generalisasi. Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi
aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan.
Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu
siswa pada tahap eksplorasi..
Kegiatan Pembelajaran 13
192
Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai
pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara
aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan
kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan (Sardiman, 2005:145). Kondisi seperti
ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student
oriented.
Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam metode Discovery Learning menurut
Bruner adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk
menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historian, atau ahli matematika.
Melalui kegiatan tersebut siswa akan menguasainya, menerapkan, serta
menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.
Berikut ini langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di
kelas.
1. Menentukan tujuan pembelajaran.
2. Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal, minat,
gaya belajar, dan sebagainya).
3. Memilih materi pelajaran
4. Menentukan topik-topik yang harus dipelajaripeserta didik secara induktif (dari
contoh-contoh generalisasi)
5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,
ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik
6. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.
7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
8. Prosedur Aplikasi Metode Discovery Learning
Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di
kelas,ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar
mengajar secara umum sebagai berikut:
1) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
PPKn SMP KK J
193
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu
guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar
yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi
bahan. Dalam hal ini Bruner memberikan stimulation dengan menggunakan
teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
menghadapkan siswa padakondisi internal yang mendorong eksplorasi.
Dengan demikian seorang Guru harus menguasai teknik-teknik dalam
memberi stimulus kepada siswa agar tujuan mengaktifkan siswa untuk
mengeksplorasi dapat tercapai.
2) Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-
agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara
atas pertanyaan masalah) (Syah 2004:244), sedangkan
menurut permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai
jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan.
Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan
menganalisispermasasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang
berguna dalam membangun siswa agar mereka terbiasa untuk menemukan
suatu masalah.
3) Data Collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para
siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada
tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar
tidaknya hipotesis.
Kegiatan Pembelajaran 13
194
Dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan
(collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati
objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan
sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk
menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang
dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa menghubungkan
masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
4) Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah
data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara,
observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan,
wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu
serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002:22).
Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang
berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi
tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif
jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis
5) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah,
2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan
berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui
contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada,
pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian
dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
PPKn SMP KK J
195
6) Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi
(Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-
prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus
memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya
penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas
yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan
dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.contoh pengembangan
discoveri learning adalah pengembangan model discovery learning yang
diintegrasikan dengan Group investigation (GI). Group investigation (GI)
adalah salah satu bentuk model pembelajaran kooperatifyang menekankan
pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi atau informasi
pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia. GIdapat
melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir. Keterlibatan siswa
secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir
pembelajaran.
4. Model pembelajaran Pengembangan alternatif model-model pembelajaran PPKn SMP
Disamping model pembelajaran PjBL, PBL, DL, masih banyak model-model
pembelajaran yang dikembangkan dari pembelajaran kooperatif seperti Jigsaw,
STAD, Think Paire and Share, NHT, dan sebagainya. Agar sesuai dengan
pendekatan saintifik, maka langkah setiap model dapat dikembangkan atau
diperkaya dengan berbagai cara (en-richment). Pilih salah satu KD pengetahuan
kemudian jabarkan ke dalam indicator pencapaian kompetensi, susunlah model
pembelajarannya.
Kegiatan Pembelajaran 13
196
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktifitas Pembelajaran tatap muka
Akitivitas pembelajaran diklat tatap muka dengan mata diklat “ “Pengembangan
model-modelpembelajaran PPKn SMP” sebagai berikut :
Tabel 17. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “ Pengembangan model-
modelpembelajaran PPKn SMP”
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan
(menghargai, profesiona
lisme)
1. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran;
2. mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat.
3. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi.
menit
Kegiatan Inti
(kerjasama, musyawarah
mufakat, tanggung
jawab)
Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok(sesuai dengan tipe STAD) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Instruktur memberi informasi proses
pelatihan yang akan dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang konsep pembelajaran dengan menggunakan contoh yang kontekstual..
2. Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C, …….s/d kelompok ) masing-masing beranggotakan 5 orang.
3. Instruktur memberi tugas mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet.
4. Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap kelompok melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta didik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditetntukan instruktur.
5. Peserta diklat mengerjakan kuis tentang permasalahan konsep pembelajaran yang telah disepakati bersama/
6. Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi.
menit
PPKn SMP KK J
197
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
7. Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi.
8. Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok .
Penutup
(komitmen atas
keputusan bersama)
1. Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran
2. melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.
menit
2. Aktifitas Pembelajaran In-On-In
a. Aktifitas IN1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pengembangan
model-modelpembelajaran PPKn SMP”, maka Anda perlu mengikuti
aktivitas pembelajaran sebagai berikut: Memberikan motivasi peserta diklat;
Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai pada modul ini; Menyampaikan skenario kerja diklat
dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian
kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan
secara individual;dan Mempersilahkan peserta diklat (secara
individual);serta membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap
materi modul. (nilai tanggung jawab, belajar sepanjang hayat)
b. Aktifitas ON
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ latihan Kerja) secara individu
sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan
peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam
mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja,
keberanian)
c. Aktifitas In -2
Kegiatan Pembelajaran 13
198
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab,
prestasi diri, disiplin mengerjakan LK)
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai
keberanian, menghargai pendapat, percaya diri)
3) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran.
(nilai kerjasama, tanggung jawab)
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin)
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Latihan Kerja
Aktifitas 13: Mengimplementasikan langkah – langkah pengembangan model
PJBL, PBL dan DL dalam pembelajaran PPKn SMP
LK 13.1: Buatlah implementasi pembelajaran sesuai dengan langkah – langkah
pengembangan model PJBL, PBL dan DL dalam pembelajaran PPKn SMP
Prosedur kerja: 1. Baca kembali langkah – langkah pengembangan model PJBL, PBL dan DL
2. Pilih salah satu Kompetensi dasar yang akan dikembangkan
3. Kerjakan secara kelompok untuk mengembangkan model PJBL, PBL dan DL
4. Hasil dari pengembangan tersebut, dipresentasikan ! dan dikoreksi bersama
untuk perbaikan.
LK 13.2: Buatlah implementasi Pembelajaran sesuai dengan langkah-
langkahsalah satu pengembangan alternatif model-model pembelajaran PPKn
SMP, seperti Jigsaw, STAD, Think Paire and Share, NHT, dan sebagainya.
Prosedur Kerja: Secara umum sama dengan prosedur pada LK 13.1, hanya saja fasilitator dapat
membagi ke setiap peserta diklat, dengan mengundinya (setiap peserta diklat,
sehingga ada yang dapat Jigsaw, STAD, dan sebagainya)
PPKn SMP KK J
199
2. Tes Formatif
Pilihlah jawaban a, b, c, atau d dengan memberi tanda silang (X)
1. Pembelajaran berbasis proyekmemiliki karakteristik ...
a. membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja
b. menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan
c. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
d. Mendesain perencanaan proyek
2. Salah satu langkah Operasional Pembelajaran Berbasis Proyek adalah ....
a. membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja
b. menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan
c. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
d. Mendesain perencanaan proyek
3. Perhatikan pernyataan berikut !
1) Permasalahan sebagai kajian.
2) Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman.
3) Permasalahan sebagai contoh.
4) Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dariproses.
5) Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik.
Lima permasalahan tersebut merupakan ..... dalam menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah (PBL).
a. Pendekatan
b. Strategi
c. Karakteristik
d. Tahapan
4. Perhatikan pernyataan berikut !.
1) Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah
2) mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan
mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
Kegiatan Pembelajaran 13
200
3) mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas.
4) mampu berpikir kritis, dan mengembangkan inisiatif.
Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ditunjukkan pada
..
a. 1) dan 2)
b. 1) dan 3)
c. 2) dan 3)
d. 2) dan 4)
5. Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas,ada beberapa
prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara
umum,Prosedur pertama yaitu ...
a. Stimulasi/Pemberian Rangsangan
b. Problem Statement
c. Data Collection
d. Data Processing
F. Rangkuman
1. Pengembangan model PJBL dalam pembelajaran PPKn SMP merupakan
metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis
Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang
diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.
2. Pengembangan model PBL dalaml pembelajaran PPKn SMPmerupakan suatu
metode pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana
belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan
dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik
pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan
kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi
yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.
3. Pengembangan model discovery Learning dalam pembelajaran PPKn SMP.
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai
PPKn SMP KK J
201
proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran
dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.
Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip
yang sebelumnya tidak diketahui.
4. Pengembangan alternatif model-model pembelajaran PPKn SMP
• Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
• Model Pembelajaran Kooperatif Numberd Heads Together
• Model Pembelajaran Kooperatif Group To Group Exchange
• Model Pembelajaran Kooperatif Decision Making
• Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Chips
• Model Pembelajaran Group Investigation
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 13
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali
80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 14 , jika masih di bawah 80%, Anda
harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 13, terutama yang masih belum
dikuasai.
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/Jumlah soal x 100 %
Kegiatan Pembelajaran 13
202
PPKn SMP KK J
203
Kegiatan Pembelajaran 14 Pengembangan Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP
A. Tujuan
1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menyusun instrumen
penilaian sikap dalam mata pelajaran PPKn SMP dengan benar.
2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menyusun instrumen
penilaian pengetahuan dalam mata pelajaran PPKn SMP dengan benar
3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menyusun instrumen
penilaian ketrampilandalam mata pelajaran PPKn SMP dengan benar
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat mampu menyusun instrumen penilaian sikap dalam mata
pelajaran PPKn SMP dengan benar.
2. Peserta diklat mampu menyusun instrumen penilaian pengetahuan dalam
mata pelajaran PPKn SMP dengan benar
3. Peserta diklat mampu menyusun instrumen penilaian ketrampilan dalam mata
pelajaran PPKn SMP dengan benar
4. Peserta diklat menunjukkan komitmen, integritas dan tanggungjawab dalam
mengembangkan penilaian hasil belajar PPKn SMP.
C. Uraian Materi
Pengertian Penilaian hasil belajar : proses pengumpulan informasi/bukti tentang
capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap
sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan
secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran 14
204
1. Penilaian sikap dalam mata pelajaran PPKn SMP
Penilaian sikap merupakan kegiatan untuk mengetahui kecenderungan perilaku
spiritual dan sosial peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam
maupun di luar kelas sebagai hasil pendidikan. Penilaian sikap ditujukan untuk
mengetahui capaian/perkembangan sikap peserta didik dan memfasilitasi
tumbuhnya perilaku peserta didik sesuai butirbutir nilai sikap dari KI-1 dan KI-2.
a. Teknik Penilaian
Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi atau teknik lainnya yang
relevan, Teknik penilaian observasi dapat menggunakan instrumen berupa lembar
observasi, atau buku jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal). Teknik penilaian lain
yang dapat digunakan adalah penilaian diri dan penilaian antar teman. Penilaian
diri dan penilaian antar teman dapat dilakukan dalam rangka pembinaan dan
pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah
satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik.
1) Observasi
Penerapan teknik observasi dapat dilakukan menggunakan lembar
observasi.Lembar observasi merupakan instrumen yang dapat digunakan oleh
pendidikuntuk memudahkan dalam membuat laporan hasil pengamatan
terhadap perilakupeserta didik yang berkaitan dengan sikap spiritual dan sikap
sosial. Sikapyang diamati adalah sikap yang tercantum dalam indikator
pencapaian kom petensi pada KD untuk mata pelajaran PABP dan PPKn.
Pada mata pelajaranselain PABP dan PPKn, sikap yang diamati tercantum
pada KI-1 dan KI-2.
Lembar observasi yang digunakan untuk mengamati sikap dapat berupa:
a) Observasi terbuka, yaitu pendidik mengamati perilaku secara langsung
pesertadidik yang diobservasinya. Pendidik dapat mencatat butir-butir inti
dari perilakupeserta didik yang diamati secara terbuka. Hasil catatan
tersebut kemudiandikonstruksi kembali di akhir pengamatan. Cara terbaik
untuk melalukanobservasi adalah menyusun catatan sefaktual mungkin
dan tidak melakukaninterpretasi apa pun sehingga hasil observasi valid.
PPKn SMP KK J
205
b) Observasi tertutup, yaitu pendidik mengamati peserta didik melalui
panduanyang sudah disiapkan sebelum pengamatan. Panduan tersebut
dapat beruparating scale (skala rentang) atau daftar cek dsb. Dalam
melakukan observasiterhadap sikap, hal yang perlu direkam adalah
suasana atau keadaan ketika suatuperilaku terekam. Informasi tersebut
penting karena perilaku itu terekamdalam suasana bebas tetapi terencana.
Suasana terencana yang dimaksud adalahsuasana yang tercipta sebagai
kegiatan dalam proses pembelajaran yangdirencanakan oleh pendidik,
seperti pada proses pembelajaran di kelas atau ulangan.
Hasil pengamatan sikap dituangkan dalam bentuk catatan anekdot
(anecdotalrecord), catatan kejadian tertentu (incidental record), dan
informasi lain yangvalid dan relevan yang dikenal dengan jurnal. Jurnal
adalah catatan yang dibuatpendidik selama melakukan pengamatan
terhadap peserta didik pada waktukegiatan pembelajaran tertentu. Jurnal
biasanya digunakan untuk mencatatperilaku peserta didik yang “ekstrim.”
Jurnal tidak hanya didasarkan pada apayang dilihat langsung oleh
pendidik, walikelas, dan guru BK, tetapi juga informasilain yang relevan dan
valid yang diterima dari berbagai sumber.
Pengamatan dengan jurnal mencatat perilaku peserta didik yang muncul
secaraalami selama satu semester. Perilaku peserta didik yang dicatat di
dalam jurnalpada dasarnya adalah perilaku yang sangat baik dan/atau kurang
baik yangberkaitandengan butir sikap yang terdapat dalam aspek sikap
spiritual dansikap sosial. Setiap catatan memuat deskripsi perilaku yang
dilengkapi dengan waktu teramatinya perilaku tersebut, serta perlu
dicantumkan tanda tanganpeserta didik.Apabila seorang peserta didik pernah
memiliki catatan sikap yang kurang baik,jika pada kesempatan lain peserta
didik tersebut telah menunjukkan perkembangansikap (menuju atau konsisten)
baik pada aspek atau indikator sikapyang dimaksud, maka di dalam jurnal
harus ditulis bahwa sikap peserta didiktersebut telah (menuju atau konsisten)
baik atau bahkan sangat baik. Dengandemikian, yang dicatat dalam jurnal
tidak terbatas pada sikap kurang baik dansangat baik, tapi juga setiap
perkembangan menuju sikap yang diharapkan.
Kegiatan Pembelajaran 14
206
Berdasarkan kumpulan catatan tersebut pendidik membuat deskripsi penilaian
sikap untuk satu semester. Berikut ini contoh lembar observasi selamasatu
semester. Pendidik dapat menggunakan lembar observasi dengan formatlain,
misalnya dengan menambahkan kolom saran tindak lanjut.
Tabel 18. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap
NO Tanggal Nama
Peserta didik
Catatan
Perilaku
Butir
sikap
Tindak
lanjut
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
penilaian (mengikuti perkembangan) sikap dengan teknik observasi:
a) Jurnal penilaian (perkembangan) sikap ditulis oleh wali kelas, guru
matapelajaran, dan guru BK selama periode satu semester.
b) Bagi wali kelas, 1 (satu) jurnal digunakan untuk satu kelas yang
menjaditanggung-jawabnya; bagi guru mata pelajaran 1 (satu) jurnal
digunakanuntuk setiap kelas yang diajarnya; bagi guru BK 1 (satu) jurnal
digunakanuntuk setiap kelas di bawah bimbingannya.
c) Perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik dapat
dicatatdalam satu jurnal atau dalam 2 (dua) jurnal yang terpisah.
d) Peserta didik yang dicatat dalam jurnal pada dasarnya adalah mereka
yangmenunjukkan perilaku yang sangat baik atau kurang baik secara alami
(pesertadidik yang menunjukkan sikap baik tidak harus dicatat dalam
jurnal).
e) Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tersebut
tidak terbatas pada butir-butir nilai sikap (perilaku) yang hendak
ditanamkanmelalui pembelajaran yang saat itu sedang berlangsung
sebagaimanadirancang dalam RPP, tetapi juga butir-butir nilai sikap lainnya
yangditumbuhkan dalam semester itu selama sikap tersebut ditunjukkan
olehpeserta didik melalui perilakunya secara alami.
PPKn SMP KK J
207
f) Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK mencatat
(perkembangan)sikap peserta didik segera setelah mereka menyaksikan
dan/atau memperolehinformasi terpercaya mengenai perilaku peserta didik
sangat baik/kurang baik yang ditunjukkan peserta didik secara alami.
g) Apabila peserta didik tertentu PERNAH menunjukkan sikap kurang
baik,ketika yang bersangkutan telah (mulai) menunjukkan sikap yang baik
(sesuaiharapan), sikap yang (mulai) baik tersebut harus dicatat dalam
jurnal.
h) Pada akhir semester guru mata pelajaran dan guru BK meringkas
perkembangansikap spiritual dan sikap sosial setiap peserta didik dan
menyerahkanringkasan tersebut kepada wali kelas untuk diolah lebih lanjut.
Tabel 20. dan Tabel 21. berturut-turut menyajikan contoh jurnal penilaian
(perkembangan) sikap spiritual dan sikap sosial oleh wali kelas dan guru
BK.
Tabel 19. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap Spiritual oleh Walil Kelas dan
Guru BK
Nama Sekolah : SMP Jaya Bangsaku
Kelas/Semester : VII/Semester I
Tahun pelajaran : 2016/2017
NO Waktu Nama Peserta didik
Catatan Perilaku
Butir sikap
Tindak lanjut
1 6/3/2017 Bahtiar Tidak mengikuti sholatJumat yang diselenggarakandi sekolah.
Ketaqwaan
Pembinaan
2 8/3/2017 Burhan Mengajak temannya untuk berdoa sebelumpertandingan sepakbola dilapangan olahraga sekolah.
Ketaqwaan
Teruskan
3 .......
Kegiatan Pembelajaran 14
208
Tabel 20. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap Sosial oleh Wali Kelas & Guru BK
Nama Sekolah : SMP Jaya Bangsaku
Kelas/Semester : VII/Semester I
Tahun pelajaran : 2016/2017
NO Waktu
Nama Peserta didik
Catatan Perilaku Butir sikap Tindak
lanjut
1 6/3/2017
Bahtiar Menolong orang lanjut usiauntuk menyeberang jalan didepan sekolah.
Kepedulian Teruskan
2 8/3/2017
Ani Terlambat mengi-kuti upacaradi sekolah.
Kedisiplinan
Pembinaan
Apabila catatan perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial dijadikan satu,
perlu ditambahkan satu kolom KETERANGAN di sebelah kanan kolom butir
sikap untuk menuliskan apakah perilaku tersebut sikap SPIRITUAL atau sikap
SOSIAL. Lihat Tabel 22. untuk contoh.
Tabel 21. Contoh Jurnal Sikap Spiritual dan Sosial oleh Wali Kelas & Guru BK
Nama Sekolah : SMP Jaya Bangsaku
Kelas/Semester : VII/Semester I
Tahun pelajaran : 2016/2017
NO Waktu Nama Peserta didik
Catatan Perilaku
Butir sikap Ket ttd Tindak
lanjut
1 6/3/2017 Badu Tidak mengikuti sholat Jumat yangdiseleng-garakan disekolah.
Ketaqwa- an
Spiritual Pembi-naan dengan diberi teguran
2 Andri Menolong orang lanjut usia
Kepeduli-an
Sosial Terus-kan
PPKn SMP KK J
209
untukme-nyeberang jalan dide-pan sekolah.
Tabel 22. Contoh Jurnal Sikap Spiritual dan Sosial oleh Pendidik
Nama Sekolah : SMP Jaya Makmur
Kelas/Semester : VII/Semester I
Tahun pelajaran : 2016/2017
NO Waktu Nama
Peserta didik
Catatan Perilaku
Butir sikap
Positif (+)/ negatif (-) Tindak lanjut
1 6/3/2017 Randi Mengambil ce-rita dariinternet dan diakuisebagai karya- nyasendiri.
Kejujuran
- Diberi pembinaan agar tidak melakukan plagiarisme
b. Penilaian Diri
Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian terhadap
dirisendiri (peserta didik) dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
sikapnyadalam berperilaku. Hasil penilaian diri peserta didik dapat
digunakansebagai data konfirmasi perkembangan sikap peserta didik. Selain
itu penilaiandiri peserta didik juga dapat digunakan untuk menumbuhkan nilai-
nilai kejujurandan meningkatkan kemampuan refleksi atau mawas diri.
Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi BUTIR-
BUTIR PERNYATAAN SIKAP POSITIF YANG DIHARAPKAN dengankolom
YA dan TIDAK atau dengan Likert Scale. Satu lembar penilaian diri
dapatdigunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial sekaligus.
Tabel 24 dan Tabel 25 menyajikan contoh lembar penilaian diri tersebut.
Kegiatan Pembelajaran 14
210
Tabel 23. Contoh Lembar Penilaian Diri Peserta didik
Nama : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….
Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengankeadaan
yang sebenarnya.
No Pernyataan Ya Tidak
1
2
3
4
5
6
Saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas.
Saya sholat lima waktu tepat waktu.
Saya tidak mengganggu teman saya yang
bergama lain berdoa sesuai agamanya.
Saya berani mengakui kesalahan saya.
Saya menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu.
.........
Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-butir
sikapyang dinilai.
Tabel 24. Contoh Lembar Penilaian Diri Peserta didik
Nama : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : …………………………………. Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom 1 (tidak pernah), 2 (kadang-kadang),3
(sering), atau 4 (selalu) sesuai dengan keadaan kalian yang sebenarnya.
No Pernyataan 1 2 3 4
1
2
Saya selalu berdoa sebelum melakukan
aktivitas.
PPKn SMP KK J
211
3
4
5
6
Saya sholat lima waktu tepat waktu.
Saya tidak mengganggu teman saya yang
beragama lain berdoa sesuai agamanya.
Saya berani mengakui kesalahansaya.
Saya menyelesaikan tugas-tugas tepat
waktu.’
.........
Hasil penilaian diri perlu ditindak lanjuti oleh pendidik dengan melakukan
fasilitasiterhadap peserta didik yang belum menunjukkan sikap yang diharapkan.
c. Penilaian Antar Teman
Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh
seorangpeserta didik (penilai) terhadap peserta didik yang lain terkait
dengansikap/perilaku peserta didik yang dinilai. Sebagaimana penilaian diri,
hasil penilaianantar teman dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Selain itu
penilaianantar teman juga dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa
nilaiseperti kejujuran, tenggang rasa, dan saling menghargai.
Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi BUTIR-
BUTIR PERNYATAAN SIKAP POSITIF YANG DIHARAPKAN dengankolom
YA dan TIDAK atau dengan Likert Scale. Satu lembar penilaian diri
dapatdigunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial sekaligus.
Tabel 26 dan Tabel 27 menyajikan contoh lembar penilaian antar teman
tersebut.
Tabel 25. Contoh Format Penilaian Antar Teman
Nama Teman yang Dinilai : ………………………………….
Nama Penilai : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….
Kegiatan Pembelajaran 14
212
Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengankeadaan
yang sebenarnya.
No Pernyataan Ya Tidak
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Teman saya selalu berdoa sebelum melakukan
aktivitas.
Teman saya sholat lima waktu tepat waktu.
Teman saya tidak mengganggu teman saya yang
beragama lain berdoa sesuai agamanya.
Teman saya tidak menyontek dalam mengerjakan
ujian/ulangan.
Teman saya tidak melakukan plagiat
(mengambil/menyalin karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap
tugas.
.....
Jumlah
Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-butir
sikapyang dinilai.
Tabel 26. Contoh Lembar Penilaian Antar Teman
Nama : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….
Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom 1 (tidak pernah), 2 (kadang-kadang),3
(sering), atau 4 (selalu) sesuai dengan keadaan teman kalian yang sebenarnya.
No Pernyataan 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
Teman saya selalu berdoa sebelum melakukan
aktivitas.
Teman saya sholat lima waktu tepat waktu.
Teman saya tidak mengganggu teman saya yang
beragama lain berdoa sesuai agamanya.
PPKn SMP KK J
213
5.
6.
Teman saya tidak menyontek dalam mengerjakan
ujian/ulangan.
Teman saya tidak melakukan plagiat
(mengambil/menyalin karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap
tugas.
.....
Jumlah
Hasil penilaian antar teman perlu ditindak lanjuti oleh pendidik dengan memberikanbantuan
fasilitasi terhadap peserta didik yang belum menunjukkan sikapyang diharapkan.
Kegiatan Pembelajaran 14
214
d. Perencanaan Penilaian 1) Mata pelajaran Pendidikan Agama Budi Pekerti dan PPKn
Berdasarkan Permendikbud No. 24 Tahun 2016, mengenai kompetensi inti
dan kompetensi dasar, diketahui bahwa KD dari KI-1 dan KI-2 hanya ada pada
mata pelajaran PABP dan PPKn, sedangkan pada mata pelajaran lainnya tidak
dikembangkan KD. Penilaian sikap pada mapel PABP dan PPKn akan
diturunkan dari KD pada KI-1 dan KI-2, yang kemudian dirumuskan
indikatornya. Indikator sikap ini diamati dan dicatat pada jurnal seperti pada
mata pelajaran lainnya.
Nilai-nilai yang akan diobservasi terkait dengan KD dan indikator yang
dikembangkan di mapel PABP dan PPKn. Selanjutnya pendidik menentukan
teknikpenilaian sikap, yaitu terutama teknik observasi. Teknik penilaian diri dan
penilaianantar teman juga dapat dipilih. Penentuan teknik penilaian harus
diikuti dengan mempersiapkan instrumen penilaian.
2) Mata pelajaran selain Pendidikan Agama Budi Pekerti dan PPKn
Penilaian sikap pada mata pelajaran selain Pendidikan Agama Budi Pekerti
(PABP) dan PPKn tetaplah harus melalui perencanaan. Perencanaan diawali
dengan mengidentifikasi sikap yang ada pada KI-1 dan KI-2 serta sikap yang
diharapkan oleh sekolah yang tercantum dalam KTSP. Sikap yang dinilai oleh
guru mata pelajaran selain PABP dan PPKn adalah sikap spiritual dan sikap
sosial yang muncul secara alami selama pembelajaran di kelas maupun di luar
kelas.
Berikut ini contoh sikap spiritual yang dapat digunakan dan dinilai pada semua
mata pelajaran:
a. berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan;
b. menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya;
c. memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan;
d. bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;
e. mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri;
f. bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu;
g. berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah berikhtiar atau berusaha;
PPKn SMP KK J
215
h. memelihara hubungan baik sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa;
i. bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa Indonesia;
j. menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai agamanya.
Berikut contoh sikap sosial untuk semua mata pelajaran:
a) Jujur, yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan, misalnya:
tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan;
tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber);
mengungkapkan perasaan apa adanya;
menyerahkan barang yang ditemukan kepada yang berwenang;
membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya;
mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki.
b) Disiplin,yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan, misalnya:
datang tepat waktu;
patuh pada tata tertib atau aturan bersama/sekolah;
mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang
ditentukan,
mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar.
c) Tanggung jawab,yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap dirisendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang
Maha Esa,misalnya:
melaksanakan tugas individu dengan baik;
menerima resiko dari tindakan yang dilakukan;
tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat;
mengembalikan barang yang dipinjam;
mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan;
menepati janji;
tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan karena tindakan dirinya
sendiri;
melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta.
Kegiatan Pembelajaran 14
216
d) Santun,yaitu sikap baik dalam pergaulan baik dalam berbahasa maupun
bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang dianggap
baik/santun pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat dan
waktu yang lain, misalnya:
menghormati orang yang lebih tua;
tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur;
tidak meludah di sembarang tempat;
tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak tepat;
mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain;
bersikap 3S (salam, senyum, sapa); meminta ijin ketika akan memasuki
ruangan orang lain atau menggunakan
barang milik orang lain;
memperlakukan orang lain seperti diri sendiri ingin diperlakukan
e) Percaya diri,yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk
melakukan kegiatan atau tindakan, misalnya:
berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu;
mampu membuat keputusan dengan cepat;
tidak mudah putus asa;
tidak canggung dalam bertindak;
berani presentasi di depan kelas;
berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan.
f) Peduli,adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah dan
memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan),
misalnya:
Membantu orang yang memerlukan
Tidak melakukan aktivitas yang mengganggu dan merugikan orang lain
Melakukan aktivitas sosial untuk membantu orang-orang yang
memerlukan
Memelihara lingkungan sekolah
Membuang sampah pada tempatnya
Mematikan kran air yang mengucurkan air
Mematikan lampu yang tidak digunakan
Tidak merusak tanaman di lingkungan sekolah
PPKn SMP KK J
217
Indikator untuk setiap butir sikap dapat dikembangkan sesuai keperluan satuan
pendidikan. Indikator-indikator tersebut dapat berlaku untuk semua mata
pelajaran.
Guru mata pelajaran selain PABP dan PPKn dapat memilih teknik penilaian
observasi, tetapi juga dapat memilih teknik penilaian diri maupun penilaian
antar teman. Penggunaan penilaian diri dan penilaian antar teman dapat
digunakan minimal satu kali dalam satu semester. Penentuan teknik penilaian
sikap harus diikuti dengan penentuan instrumen penilaian. Pendidik dapat
memilih jurnal sebagai instrumen penilaian atau instrumen lain yang relevan.
e. Pelaksanaan Penilaian
Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran (selama proses
pembelajaran pada jam pelajaran) dan/atau di luar jam pembelajaran, guru
bimbingan konseling (BK), dan wali kelas (selama peserta didik di luar jam
pelajaran). Penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terus-menerus
selama satu semester. Penilaian sikap spiritual dan sosial di dalam kelas
maupun diluar jam pembelajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran, wali
kelas dan guru BK. Guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas mengikuti
perkembangan sikap spiritual dan sosial, serta mencatat perilaku peserta didik
yang sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku
tersebut teramati atau menerima laporan tentang perilaku peserta didik.
Sebagaimana disebutkan pada uraian terdahulu, apabila seorang peserta didik
pernah memiliki catatan sikap yang kurang baik, jika pada kesempatan lain
peserta didik tersebut telah menunjukkan perkembangan sikap (menuju atau
konsisten) baik pada aspek atau indikator sikap yang dimaksud, maka di dalam
jurnal harus ditulis bahwa sikap peserta didik tersebut telah (menuju atau
konsisten) baik atau bahkan sangat baik.
Dengan demikian, untuk peserta didik yang punya catatan kurang baik, yang
dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada sikap kurang baik dan sangat baik saja,
tetapi juga setiap perkembangan sikap menuju sikap yang diharapkan. Sikap
dan perilaku peserta didik yang teramati oleh pendidik ini dan tercacat dalam
jurnal, akan lebih baik jika dikomunikasikan kepada peserta didik yang
bersangkutan dan kepadanya diminta untuk paraf di jurnal, sebagai bentuk
Kegiatan Pembelajaran 14
218
“pengakuan” sekaligus merupakan upaya agar peserta didik yang
bersangkutan segera menyadari sikap dan perilakunya serta berusaha untuk
menjadi lebih baik.
2. Pengembangan Penilaian Pengetahuan
Dalam Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar
dan Menengah dinyatakan secara eksplisit bahwa capaian pembelajaran (learning
outcome) ranah pengetahuan mengikuti Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh
Lorin Anderson dan David Krathwohl (2001). Di sini ranah pengetahuan
merupakan kombinasi dimensi pengetahuan yang diklasifikasikan menjadi faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif dengan dimensi proses kognitif yang
tersusun secara hirarkis mulai dari mengingat (remembering), memahami
(understanding), menerapkan (applying), menganalisis (analyzing), menilai
(evaluating), dan mengkreasi (creating).
Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan penilaian pengetahuan
dalam panduan ini adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur proses dan hasil pencapaian kompetensi peserta didik yang berupa
kombinasi penguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir) mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi dengan
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, maupun metakognitif. Dimensi
pengetahuan yang dinilai beserta contohnya tampak dalam Tabel 28ini (Anderson,
et.al., 2001).
Tabel 27. Jenis, Subjenis, dan Contoh Dimensi Pengetahuan
Jenis dan sub jenis contoh
A. PENGETAHUAN FAKTUAL:
Elemen-elemen dasar yang harus diketahui peserta didik untuk
mempelajari suatu ilmu atau menyelesaikan masalah di dalamnya
1. Pengetahuan tentang terminologi
2. Pengetahuan tentang detail
elemen yang spesifik
Kosakata teknis, simbol-simbol
musik, legenda peta, sumber
daya
PPKn SMP KK J
219
Jenis dan sub jenis contoh
alam pokok, sumber-sumber
informasi yang reliabel
B. PENGETAHUAN KONSEPTUAL:
Hubungan-hubungan antarelemen dalam struktur besar yang
memungkinkanelemennya berfungsi secara bersama-sama
1. Pengetahuan tentang
klasifikasidan kategori
2. Pengetahuan tentang prinsip
dangeneralisasi
3. Pengetahuan tentang teori,
model,dan struktur
Bentuk-bentuk badan usaha;
periodewaktu geologi
Rumus Pythagoras,
hukumpermintaan dan penawaran
Teori evolusi, struktur
pemerintahan
Desa
C. PENGETAHUAN PROSEDURAL:
Pengetahuan tentang bagaimana (cara) melakukan sesuatu,
mempraktekkan metode-metode penelitian, dan kriteria-kriteria untuk
menggunakan keterampilan, algoritma, teknik, dan metode
1. Pengetahuan
tentangketerampilan dalam
bidangtertentu dan algoritme
2. Pengetahuan tentang teknik dan
metode dalam bidang tertentu
3. Pengetahuan tentang
kriteriauntuk menentukan kapan
harusmenggunakan prosedur
yangtepat
Keterampilan melukis dengan cat
air,
algoritma pembagian
seluruhbilangan
Teknik wawancara,
penerapanmetode ilmiah dalam
pembelajaran
Kriteria untuk menentukan
kapanharus menerapkan
prosedur HukumNewton, kriteria
yang digunakanuntuk menilai
Kegiatan Pembelajaran 14
220
Jenis dan sub jenis contoh
fisibilitas metode.
D. PENGETAHUAN METAKOGNITIF:
Pengetahuan tentang kognisi secara umum dan kesadaran dan
pengetahuantentang kognisi diri sendiri
1. Pengetahuan strategis
2. Pengetahuan tentang tugas-
tugas kognitif
3. Pengetahuan diri
Pengetahuan tentang skema
sebagaialat untuk mengetahui
struktur suatupokok bahasan
dalam buku teks,pengetahuan
tentang penggunaanmetode
penemuan atau
pemecahanmasalah
Pengetahuan tentang macam-
macamtes yang dibuat
pendidik,pengetahuan tentang
beragam tugaskognitif
Pengetahuan bahwa diri (sendiri)
kuatdalam mengkritisi esai tapi
lemahdalam hal menulis esai;
kesadarantentang tingkat
pengetahuan yangdimiliki diri
(sendiri)
Karena semua rumusan kompetensi dasar maupun indikator atau tujuan
pembelajaran selalu terdiri atas proses kognitif, yang ditunjukkan dengan kata
kerjaoperasional, dan dimensi pengetahuan, maka penilaian (kategori-kategori)
pengetahuan tidaklah mungkin dilakukan tanpa menyertakan bagaimana
pengetahuan tersebut digunakan dengan beragam proses kognitif.
Teknik Penilaian Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik. Pendidik dapat memilih
teknik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar,
PPKn SMP KK J
221
indikator, atau tujuan pembelajaran yang akan dinilai. Segala sesuatu yang akan
dilakukan dalam proses penilaian perlu ditetapkan terlebih dahulu pada saat
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Teknik yang biasa
digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan.
3. Pengembangan Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai
kemampuanpeserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas
tertentu di berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi.
Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain
penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.
Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik
KD pada KI-4.
a. Teknik Penilaian Keterampilan
1) Penilaian Praktik Penilaian praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas sesuai dengan tuntutan kompetensi. Dengan
demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian praktik adalah kualitas proses
mengerjakan/melakukan suatu tugas.
Penilaian praktik bertujuan untuk menilai kemampuan peserta didik
mendemonstrasikan keterampilannya dalam melakukan suatu kegiatan.
Penilaian praktik lebih otentik daripada penilaian paper and pencil karena
bentuk-bentuk tugasnya lebih mencerminkan kemampuan yang diperlukan
dalam praktik kehidupan sehari-hari.
Contoh penilaian praktik adalah membaca karya sastra, membacakan pidato
(reading aloud dalam mata pelajaran bahasa Inggris), menggunakan peralatan
laboratorium sesuai keperluan, memainkan alat musik, bermain bola, bermain
tenis, berenang, menyanyi, menari, dan sebagainya.
2) Penilaian Produk Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan peserta didik dalam
Kegiatan Pembelajaran 14
222
mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki ke dalam wujud produk dalam
waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi
proses maupun hasil akhir. Penilaian produk dilakukan terhadap kualitas suatu
produk yang dihasilkan.
Penilaian produk bertujuan untuk (1) menilai keterampilan peserta didik dalam
membuat produk tertentu sehubungan dengan pencapaian tujuan
pembelajaran di kelas; (2) menilai penguasaan keterampilan sebagai syarat
untukmempelajari keterampilan berikutnya; dan (3) menilai kemampuan
pesertadidik dalam bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam
mendesain dan menunjukkan inovasi dan kreasi.
Contoh penilaian produk adalah membuat kerajinan, membuat karya sastra,
membuat laporan percobaan, menciptakan tarian, membuat lukisan,
mengaransemenmusik, membuat naskah drama, dan sebagainya.
3) Penilaian Projek Penilaian projek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan peserta
didik dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian
suatuprojek dalam periode/waktu tertentu. Penilaian projek dapat dilakukan
untuk menilai satu atau beberapa KD dalam satu atau beberapa mata
pelajaran.
Instrumen tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data,
serta pelaporan.
Penilaian projek bertujuan untuk mengembangkan dan memonitor
keterampilan peserta didik dalam merencanakan, menyelidiki dan
menganalisis projek.
Dalam konteks ini peserta didik dapat menunjukkan pengalaman dan
pengetahuan mereka tentang suatu topik, memformulasikan pertanyaan dan
menyelidiki topik tersebut melalui bacaan, wisata dan wawancara. Kegiatan
mereka kemudian dapat digunakan untuk menilai kemampuannya dalam
bekerja independen atau kelompok. Produk suatu projek dapat digunakan
untuk menilai kemampuan peserta didik dalam mengomunikasikan temuan-
PPKn SMP KK J
223
temuan mereka dengan bentuk yang tepat, misalnya presentasi hasil melalui
visua display atau laporan tertulis. Contoh penilaian projek adalah melakukan
investigasi terhadap jenis keanekaragaman hayati Indonesia, membuat
makanan dan minuman dari buah segar,membuat gerak tari berdasarkan level
dan pola latih sesuai iringan, mencipta rangkaian gerak senam berirama, dan
sebagainya.
4) Penilaian Portofolio Penilaian portofolio merupakan teknik lain untuk melakukan penilaian terhadap
aspek keterampilan. Tujuan utama dilakukannya portofolio adalah untuk
menentukan hasil karya dan proses bagaimana hasil karya tersebut diperoleh
sebagai salah satu bukti yang dapat menunjukkan pencapaian belajar peserta
didik, yaitu mencapai kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan.
Selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil pekerjaan peserta didik,
portofolio juga berfungsi untuk mengetahui perkembangan kompetensi peserta
didik.
a) Prinsip Penilaian Portofolio
Ada beberapa prinsip yang harus dijadikan sebagai pedoman dalam
penggunaan penilaian portofolio. Berikut adalah prinsip-prinsip tersebut.
(1) Saling percaya (mutual trust) antara pendidik dan peserta didik.
Dalam proses penilaian portofolio pendidik dan peserta didik harus
memiliki rasa saling mempercayai, saling terbuka dan jujur satu sama
lainagar tercipta hubungan yang wajar dan alami untuk
berlangsungnya proses pendidikan yang baik.
(2) Kerahasiaan bersama (confidentiality) antara pendidik dan peserta
didik.
Kerahasiaan hasil pengumpulan bahan dan hasil penilaiannya perlu
dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak lain
yang tidak berkepentingan.
(3) Milik bersama (joint ownership) antara pendidik dan peserta didik.
Pendidik dan peserta didik perlu memiliki bersama berkas portofolio.
Dengan adanya rasa memiliki terhadap hasil karyanya, diharapkan
akan tumbuh rasa tanggung jawab pada diri peserta didik.
(4) Kepuasan (satisfaction)
Kegiatan Pembelajaran 14
224
Hasil karya portofolio hendaknya berisi keterangan-keterangan
dan/atau bukti-bukti yang memuaskan bagi peserta didik dan pendidik
dan merupakan bukti prestasi cemerlang peserta didik dan
keberhasilan pembinaan pendidik.
(5) Kesesuaian (relevance)
Hasil karya yang dikumpulkan adalah hasil karya yang berhubungan
dengan tujuan pembelajaran.
(6) Penilaian proses dan hasil
Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan perilaku
harian peserta didik. Penilaian hasil merupakan penilaian hasil akhir
suatu tugas yang diberikan oleh pendidik.
b) Jenis Portofolio
Secara umum penilaian portofolio, menurut Fosters and Masters (1998),
dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu portofolio kerja (working
portfolio), portofolio dokumentasi (documentary portfolio), dan portofolio
penampilan(show portfolio). Diharapkan pendidik membuat minimal
portofolio penampilan (show portfolio) karena dalam pelaporan hasil
belajar pendidik dituntut untuk dapat melaporkan capaian belajar peserta
didik. Portofolio penampilan(show portfolio) tidak diskor lagi dengan angka
karena penskoran sudah dilakukan melalui penilaian praktik, produk, dan
projek. Namun, tidak menutup kemungkinan bagi pendidik untuk membuat
dua jenis portofolio lainnya untukkepentingan-kepentingan yang berbeda.
Pendidik dapat memilih portofolio jenis apa saja sesuai dengan
kepentingan mereka. Berikut adalah uraian masing-masing jenis portofolio.
1. Portofolio Kerja (Working Portfolio)
Pengertian
Portofolio kerja merupakan pekerjaan peserta didik yang berupa draf,
pekerjaan setengah jadi, dan pekerjaan yang telah jadi yang
digunakan untuk memantau perkembangan dan menilai cara peserta
didik mengaturatau mengelola belajar mereka. Hasil pekerjaan
peserta didik yangpaling baik dapat menjadi petunjuk apakah peserta
didik telah memahamimateri pembelajaran dan dapat merupakan
bahan masukan bagi pendidik untuk mengetahui pencapaian
kurikulum maupun sebagaialat penilaian formatif.
PPKn SMP KK J
225
Fungsi
Portofolio kerja berfungsi sebagai sumber informasi bagi pendidik
untuk mengetahui kemajuan peserta didik dan memungkinkan
pendidik untuk membantu peserta didik mengidentifikasi kelemahan,
kelebihan, serta kelayakan dalam merancang dan meningkatkan
pembelajaran.
Tujuan
Portofolio kerja memiliki tujuan untuk menyediakan data tentang
carapeserta didik mengorganisasikan dan mengelola kerja. Dengan
demikian,hal-hal yang dinilai berupa draft, pekerjaan yang belum
selesai, atau pekerjaan terbaik peserta didik. Hasil kerja ini
digunakan dalam diskusi antara peserta didik dan pendidik.
Manfaat
Bagi peserta didik portofolio kerja memiliki beberapa manfaat, yaitu
mengendalikan pekerjaannya, membuat peserta didik merasa
bangga atas pekerjaannya, merefleksikan strategi belajar,
merancang tujuan belajar, dan memantau perkembangan belajar.
Bagi pendidik portofolio kerja memberi kesempatan untuk
memikirkan kembali arti suatuhasil pekerjaan, meningkatkan
motivasi mengajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.
2. Portofolio Dokumentasi (Documentary Portfolio)
Pengertian
Portofolio dokumentasi adalah koleksi hasil kerja peserta didik
yangkhusus digunakan untuk penilaian. Berbeda dari portofolio kerja
yang pengumpulannya dilakukan dari hari ke hari, dokumentasi
portofolio merupakan seleksi hasil kerja terbaik peserta didik yang
akan diajukan dalam penilaian. Jadi, portofolio jenis ini adalah koleksi
sekumpulan hasil kerja peserta didik selama kurun waktu tertentu.
Tujuan
Tujuan utama dilakukannya portofolio dokumentasi adalah untuk
penilaian sehingga pendidik harus mampu menentukan hasil kerja
peserta didik sebagai salah satu bukti yang dapat menunjukkan
pencapaian belajar peserta didik.
Kegiatan Pembelajaran 14
226
3. Portofolio penampilan (Show portfolio)
Pengertian
Portofolio penampilan (show portfolio) merupakan kumpulan sampel
karya terbaik dari KD – KD pada KI-4. Portofolio setiap peserta didik
disimpan dalam suatu folder (map) dan diberi tanggal pengumpulan
oleh pendidik. Portofolio dapat disimpan dalam bentuk cetak
dan/atau elektronik. Portofolio jenis ini digunakan untuk memilih hal-
halyang paling baik yang menunjukkan karya terbaik yang dihasilkan
peserta didik. Dengan demikian, portofolio ini hanya berisi karya
peserta didik yang telah selesai, dan bukan proses pengerjaan,
perbaikan, dan penyempurnaan karya peserta didik.
Fungsi
Portofolio penampilan (show portfolio) berfungsi sebagai sumber
informasi bagi pendidik dalam mendeskripsikan capaian kompetensi
peserta didik baik dalam aspek pengetahuan maupun keterampilan
dalam KD tertentu. Bagi peserta didik, portofolio ini berfungsi sebagai
sumber informasi untuk melakukan refleksi diri. Bagi orang tua,
portofolio berfungsi sebagai sumber informasi tentang capaian
belajar peserta didik.
Tujuan
Portofolio penampilan (show portfolio) dapat digunakan untuk
mencapai beberapa tujuan, yaitu (a) mendokumentasikan hasil karya
ataucapaian kompetensi peserta didik, (b) memberi perhatian pada
prestasi kerja peserta didik yang terbaik, (c) bertukar informasi
denganorang tua/wali murid pendidik lain, (d) membina dan
mempercepat pertumbuhan konsep diri positif peserta didik, dan (e)
meningkatkan kemampuan peserta didik melakukan refleksi
diri.Portofolio penampilan (show portfolio) dirancang untuk
menunjukkan karya terbaik peserta didik dalam mengukur
kompetensi tertentu sesuai dengan tujuan pembelajaran dalam kurun
waktu tertentu.
Portofolioini harus menggambarkan hasil karya peserta didik yang
asli. Hasil karya yang asli merupakan hal yang paling penting. Selain
itu, pendidik juga harus mempertimbangkan seberapa bagus karya
PPKn SMP KK J
227
yang telah diselesaikan tersebut.
Manfaat
Portofolio penampilan (show portfolio) sangat berguna bagi peserta
didik, pendidik, dan orang tua/wali peserta didik. Bagi peserta didik
penilaian portofolio penampilan (show portfolio) sangat berguna
untukmengetahui kemajuan dan kemampuan belajarnya, terutama
dalamhal memberi umpan balik terhadap kemampuan pemahaman
dan penguasaan peserta didik tentang tugas yang diberikan pendidik
selama kurun waktu tertentu, memberikan umpan balik dalam
mempertahankan prestasi yang telah dicapai, dan memahami
keterbatasan kemampuan untuk menguasai materi atau bidang
kajian tertentu.
Bagi pendidik penilaian portofolio penampilan (show portfolio) sangat
berguna untuk mengetahui kemajuan dan kemampuan belajarnya,
terutama dalam hal memberikan umpan balik terhadap kemampuan
pemahaman dan penguasaan peserta didik tentang tugas yang
diberikan pendidik selama kurun waktu tertentu, mengetahui bagian
yang belum diketahui peserta didik, dan memperoleh gambaran
tingkat pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan peserta didik.
Bagi orang tua/wali peserta didik, penilaian portofolio penampilan
(show portfolio) sangat berguna bagi orang tua/wali peserta
didikuntuk mengetahui kemajuan dan kemampuan belajar belajar
putera puterinya antara lain dalam hal pemahaman tentang
kelebihan dankelemahan putera-puterinya dalam belajar,
peningkatan bimbingan yang hendak dilakukan orang tua peserta
didik untuk meraih prestasi putera-puterinya, dan peningkatan
komunikasi dengan pihak sekolah dalam mendidik putera-puterinya.
Kegiatan Pembelajaran 14
228
D. Aktifitas Pembelajaran
1. Aktifitas Pembelajaran Tatap Muka
Aktivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Pengembangan Penilaian hasil
belajar mata pelajaran PPKn SMP, sebagai berikut :
Tabel 28. Aktivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Pengembangan
Penilaian hasil belajar mata pelajaran PPKn SMP
Kegiatan Diskripsi Kegiatan Alokasi waktu
Pendahuluan (menghargai,
profesiona lisme)
1. Menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran
2. Mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat.
3. Menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi tentang pengembangan penilaian hasil belajar mata pelajaran PPKn SMP
menit
Kegiatan Inti (kerjasama, musyawarah
mufakat, tanggung
jawab)
1. Membagi peserta diklat kedalam beberapa pasangan belajar sesuai model Think Paire Share dimana langkah-langkahnya sebagai berikut:
2. Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang konsep pembelajaran dengan menggunakan contoh yang kontekstual
3. Kelas dibagi kelompok-kelompok pasangan (pasangan A,pasangan B,.....s/d kelompok)
4. Instruktur memberi tugas untuk merumuskan permasalahan yang diharapkan dalam menerapkan penilaian hasil belajar PPKn
5. .Bila sudah merumuskan sejumlah pertanyaan tiap pasangan mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat.Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar termasuk dari internet.
6. berdasarkan kelompok pasangan yang sudah dibentuk setiap kelompok pasangan melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta diklat hingga selesai dalam waktu yang sudah ditentukan instruktur
7. Bila sudah selesai tiap pasangan kelompok belajar memilih kelompok pasangan belajar lain sehingga terbentuk kelompok kecil terdiri dari 4 orang
8. Instruktur memerintahkan agar tiap kelompok kecil berbagi pendapat terhadap hasil pemecahan
menit
PPKn SMP KK J
229
Kegiatan Diskripsi Kegiatan Alokasi waktu
masalah terkait dengan pengembangan penilaian hasil belajar mapel PPKn
9. Bila sudah selesai kelompok kecil terdiri atas 4 orang menyusun laporan hasil diskusi
10. Masing-masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi
11. Instruktur atau nara sumber memberikan klarivikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok
Penutup (komitmen
atas keputusan bersama)
1. Instruktur bersama-sama peserta menyimpulkan hasil pembelajaran
2. Melakukan Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
menit
2. Aktifitas Pembelajaran In-On-In
a. Aktifitas IN1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pengembangan
Penilaian hasil belajar mata pelajaran PPKn SMP”, maka Anda perlu
mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut: Memberikan motivasi
peserta diklat; Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan
pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini;
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual;dan
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual);serta membaca cerdas
dan kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab,
belajar sepanjang hayat)
b. Aktifitas ON
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ latihan Kerja) secara individu
sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan
peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras
dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos
kerja, keberanian)
Kegiatan Pembelajaran 14
230
c. Aktifitas In -2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab,
prestasi diri, disiplin mengerjakan LK)
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai
keberanian, menghargai pendapat, percaya diri)
3) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran.
(nilai kerjasama, tanggung jawab)
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin)
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Latihan Kerja
Aktifitas 14: Membuat rencana pengembangan penilaian untuk mata pelajaran
PPKn SMP
LK 14.1: Buatlah rencana pengembangan penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan untuk mata pelajaran PPKn SMP
Prosedur Kerja: 1. Baca dan cermati kembali modul pengembangan penilaian
2. Buatlah secara individu rencana pengembangan penilaian sikap, pengeta-huan,
dan keterampilan
3. Pengembangan penilaian mengacu pada kompetensi dasar yang dibuat pada
kegiatan pembelajaran sebelumnya
4. Tugas dikerjakan pada dikumpulkan dalam bentuk softfile.
5. Hasil dari pengembangan penilaian, kemudian dipresentasikan.
PPKn SMP KK J
231
LK 14.2: Buatlah kisi-kisi penilaian untuk aspek sikap spiritual, sosial,
pengetahuan dan ketrampilan.
Prosedur Kerja: 1. Pilihan salah satu Kompetensi dasar pengetahuan PPKn SMP
2. Buatlah kisi-kisi penilaian untuk aspek sikap spiritual, sosial, pengetahuan dan
ketrampilan.
3. Kembangkan instrumen dari penilaian sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan
dan ketrampilan. penilaian di sekolah anda masing-masing
4. Hasil kerja diskusikan dengan kelompok
5. Buatkan bahan tayang untuk pelaporan.
2. Tes Formatif KP 14
Pilihlah jawaban a, b, c, atau d dengan memberi tanda silang (X)
1. Dalam mengimplementasikan penilaian sikap sosial dalam mata pelajaran
PPKn, yang setiap hari dilakukan guru adalah ...
a. Observasi dan jurnal
b. Observasi dan penilaian diri
c. Jurnal dan penilaian antar teman
d. Penilaian diri dan penilaian antar teman
2. Dalam melaksanakan penilaian sikap dengan observasi, maka guru harus
membuat..
a. Tes tulis
b. Tes lisan
c. Lembar observasi
d. Rubrik
3. Pernyataan yang tidak menunjukkan pelaksanakan penilaian (mengikuti
perkembangan) sikap dengan teknik observasi, yaitu ...
a. Jurnal penilaian (perkembangan) sikap ditulis oleh wali kelas, guru
matapelajaran, dan guru BK selama periode satu semester.
Kegiatan Pembelajaran 14
232
b. Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK mencatat
(perkembangan)sikap peserta didik segera setelah mereka menyaksikan
dan/atau memperolehinformasi terpercaya mengenai perilaku peserta didik
sangat baik/kurang baik yang ditunjukkan peserta didik secara alami.
c. Pada tengah semester guru mata pelajaran dan guru BK meringkas
perkembangansikap spiritual dan sikap sosial setiap peserta didik dan
menyerahkanringkasan tersebut kepada wali kelas untuk diolah lebih lanjut
d. Pada akhir semester guru mata pelajaran dan guru BK meringkas
perkembangansikap spiritual dan sikap sosial setiap peserta didik dan
menyerahkanringkasan tersebut kepada wali kelas untuk diolah lebih lanjut
4. Berdasarkan Permendikbud No. 24 Tahun 2016, mengenai kompetensi inti
dan kompetensi dasar, diketahui bahwa KD dari KI-1 dan KI-2 ada pada mata
pelajaran
a. PABP dan PPKn, sedangkan pada mata pelajaran lainnya tidak
dikembangkan KD
b. PABP dan PPKn, sedangkan pada mata pelajaran lainnya cukup
berbentuk Juknis
c. PABP, PPKn dan Bahasa Indonesia
d. Semua mata pelajaran
5. Ketika ada siswa A yang tidak mengerjakan tugas, maka perilaku siswa
tersebut dapat kita tulis dalam jurnal, dengan catatan sebagai berikut ...
a. Siswa A; tanggal 24 Maret 2017; tidak mengerjakan tugas ; kategori
sikap bertanggungjawab; tindak lanjut : dicatat
b. Siswa A; tanggal 24 Maret 2017; tidak mengerjakan tugas ; kategori
sikap bertanggungjawab; tindak lanjut : ditegur dan dibimbing untuk
mengerjakan tugas
c. Siswa A; tanggal 24 Maret 2017; tidak mengerjakan tugas ; kategori
sikap disiplin; tindak lanjut : dicatat
d. Siswa A; tanggal 24 Maret 2017; tidak mengerjakan tugas ; kategori
sikap peduli; tindak lanjut : ditegur dan dibimbing untuk mengerjakan
tugas
PPKn SMP KK J
233
F. Rangkuman
1. Penilaian sikap merupakan kegiatan untuk mengetahui kecenderungan
perilaku spiritual dan sosial peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, baik di
dalam maupun di luar kelas sebagai hasil pendidikan. Penilaian sikap ditujukan
untuk mengetahui capaian/perkembangan sikap peserta didik dan
memfasilitasi tumbuhnya perilaku peserta didik sesuai butirbutir nilai sikap dari
KI-1 dan KI-2.
2. Penilaian pengetahuan dalam panduan ini adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur proses dan hasil pencapaian
kompetensi peserta didik yang berupa kombinasi penguasaan proses kognitif
(kecakapan berpikir) mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mengkreasi dengan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, maupun metakognitif. Penilaian Kompetensi Pengetahuan melalui
Tes tertulis.lisan, tugas
3. Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai ke-
mampuanpeserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas
tertentu di berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi.Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik,
antara lain penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, dan penilaian
portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan
karakteristik KD pada KI-4.
Kegiatan Pembelajaran 14
234
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 14
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali
80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 15 , jika masih di bawah 80%, Anda
harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 14, terutama yang masih belum
dikuasai.
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/Jumlah soal x 100 %
PPKn SMP KK J
235
Kegiatan Pembelajaran 15
236
Kegiatan Pembelajaran 15 Pengembangan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran PPKn SMP
A. Tujuan
1. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menelaah sumber
belajar PPKn SMP secara benar
2. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu memperjelas prasyarat
pengembangan sumber belajar PPKn SMP secara benar
3. Melalui praktik kerja peserta diklat mampu mengembangkan sumber belajar
PPKn SMP secara kreatif
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat mampu menelaah sumber belajar dan media PPKn SMP secara
benar
2. Peserta diklat mampu memperjelas prasyarat dalam mengembangkan sumber
belajar dan media PPKn SMP secara benar
3. Peserta diklat mampu mengembangkan sumber belajar dan media PPKn SMP
secara kreatif
4. Peserta diklat menunjukkan integritas dan tanggungjawab dalam
mengembangkan sumber belajar dan media pembelajaran PPKn SMP.
C. Uraian Materi
1. Pengembangan sumber belajar PPKn SMP
Pengembangan sumber belajar berbasis kompetensi merupakan suatu yang
penting sumber belajar dikembangkan dengan terlebih dulu menetapkan faktor
yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan sumber belajar, langkah-langkah
pengembangan pembelajaran sesuai kompetensi yang ingin dicapai antara lain
pertama-tama menentukan identitas matapelajaran. Setelah itu menentukan
PPKn SMP KK J
237
standar kompetensi, kompetensi dasar, bahan ajar atau materi pembelajaran,
strategi pembelajaran/pengalaman belajar, indikator pencapaian, dst. Setelah
pokok-pokok bahan ajar atau materi pembelajaran ditentukan, bahan ajar atau
materi tersebut kemudian diuraikan. Uraian bahan ajar atau materi pembelajaran
dapat berisikan butir-butir bahan ajar atau materi penting (key concepts) yang
harus dipelajari siswa atau dalam bentuk uraian secara lengkap seperti yang
terdapat dalam buku-buku pelajaran.
Sebagaimana dikemukakan sebelumya, bahan ajar atau materi pembelajaran
(bahan ajar) merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang
memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar, bahan ajar materi
pembelajaran (bahan ajar) berisikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau
nilai yang harus dipelajari siswa.
Pengembangan sumber belajar berupa pengembangan Bahan ajar atau materi
pembelajaran perlu dipilih dengan tepat agar seoptimal mungkin membantu siswa
dalam mencapai kompetensinya. Masalah-masalah yang timbul berkenaan
dengan pengembangan bahan ajar atau materi pembelajaran menyangkut jenis,
cakupan, urutan, perlakuan (treatment) terhadap bahan ajar atau materi
pembelajaran dan sumber bahan ajar. Jenis bahan ajar atau materi pembelajaran
perlu diidentifikasi atau ditentukan dengan tepat karena setiap jenis bahan ajar
atau materi pembelajaran memerlukan strategi, media, dan cara mengevaluasi
yang berbeda-beda (Untari, 2013). Cakupan atau ruang lingkup serta kedalaman
bahan ajar atau materi pembelajaran perlu diperhatikan agar tidak kurang dan
tidak lebih. Urutan (sequence) perlu diperhatikan agar pembelajaranmenjadiruntut.
Perlakuan (cara mengajarkan/menyampaikan dan mempelajari) perlu dipilih
setepat-tepatnya agar tidak salah mengajarkan atau mempelajarinya (misalnya
perlu kejelasan apakah suatu bahan ajar atau materi harus dihafalkan, dipahami,
atau diaplikasikan).
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam mengembangkan sumber belajar PPKn SMP Secara umum dapat dikatakan bahwa Sumber Belajar merupakan suatu unit yang
mendukung pencapaian hasil dalam kegiatan belajar mengajar yang efekif dan
Kegiatan Pembelajaran 15
238
efisien melalui sistem intstruksional. Efektivitas dan efisiensi itu akan diperoleh
dengan memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan Sumber Belajar adalah
sebagai berikut :
a) Jumlah dan keragaman tujuan yang dicapai Kuantitas dan jenis sumber belajar
hendaklah relevan dengan tujuan tersebut
b) Kondisi siswa : tingkat kemampuan intelektual, penguasaan bahasa, minat,
dan latar belakang kehidupannya.
c) Startegi belajar mengajar atau alternatif pengalaman belajar yang dipilih.
d) Bahan dan alat yang tepat untuk siswa dan guru atau tim pengajar, sehingga
diperoleh interaksi yang maksimal dan multi arah dalam kegiatan belajar
mengajar.
e) Keserasian antara bahan dan alat dengan prosedur (langkah-langkah)
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
f) Keseragaman informasi untuk tiap sumber belajar, dalam hal tingkat dan
isinya, agar dapat diperoleh materi komunikasi yang dapat dipercaya.
g) Tersedianya kegiatan produksi untuk media yang tepat.
h) Tersedianya fasilitas fisik yang memudahkan pelaksanaan program
pengajaran.
Guru berkewajiban menyusun sendiri satuan pelajaran atau satuan acara
pelajaran yang akan disajikan, tetapi untuk mempertinggi produktivitas pengajaran
ia dapat menggunakan atau memanfaatkan sumber-sumber belajar yang terdapat
di dalam Sumber Belajar. Disamping itu apabila diperlukan ia dapat berkonsultasi
dengan petugas Sumber Belajar. Untuk memperoleh informasi segala sesuatu
yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. (Untari, 2009,
2010. Al Hakim,2010)
2. Pengembangan Media pembelajaran
Pengertian pengembangan media merupakan konsep dalam kawasan teknologi
pembelajaran adalah proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk
fisiknya (Seels & Richey, 1994: 9). Perwujudan desain dalam bentuk media
yang diinginkan juga meriupakan pengembangan. Dengan kata lain,
pengembangan merupakan implementasi dari desain yang telah dibuat. Akan
tetapi dalam pengembangan juga tidak terlepas dari desain, pemakaian,
PPKn SMP KK J
239
pengelolaan dan evaluasi sebagaimana yang dikemukakan Seels & Richey
(1994: 9) bahwa teknologi pembelajaran adalah teori dan praktik desain,
pengembangan, pemakaian, manajemen dan evaluasi proses dan sumber
untuk belajar. Oleh karenanya pengembangan media pembelajaran dalam
kawasan teknologi pembelajaran termasuk dalam domain pengembangan.
Dalam domain pengembangan akan dikendalikan oleh teori dan desain yang
memberi respon terhadap evaluasi, pemakaian, dan kebutuhan
pengembangan. Pengembangan tidak hanya mengandalkan perangkat keras
(hardware) saja, akan tetapi juga perangkat lunak (software). Bahkan dalam
perkembangan terkini terjadi kolaborasi antara perangkat lunak, keras, foto, audio
dan video.
Faktor-Faktor yang Perlu diperhatikan dalam pengembangan Media pembelajaran PPKn SMP . a) Tujuan Pembelajaran. Media yang dipilih oleh guru hendaknya menunjang
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Masalah tujuan ini merupakan
persoalan yang paling pokok, sebab dengan tujuan, arah kegiatan
pembelajaran dapat diketahui. Apabila tujuan pembelajaran yang dirumuskan
itu agar siswa dapat menghafal kata-kata dengan sempurna, maka media
audiovisual yang paling tepat;
b) Ketepatgunaan. Penetapan suatu media dapat dikatakan tepat guna atau
tidak, dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan.
Jika materi pembelajaran berkaitan dengan bagian-bagian penting suatu
benda, maka gambar mati seperti bagan, chart, slide dapat digunakan.
Sedangkan apabila materi yang akan dipelajari adalah aspek-aspek yang
menyangkut gerak, maka media film atau video dipandang tepat.
c) Keadaan siswa. Sebuah program media, mungkin cocok untuk tujuan
tertentu, akan tetapi tingkat kerumitannya jauh dengan kemampuan siswa. Jika
hal ini terjadi, maka hal demikian tidak bisa dipilih. Oleh karena itu, guru perlu
memperhatikan kondisi siswa, misalnya jenjang pendidikan (SD, SLTP atau
SMU), besar-kecilnya kelompok siswa, serta perkembangan psikologis yang
melekat pada mereka.
d) Ketersediaan. Seringkali media yang dinilai sangat tepat untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu, temyata tidak tersedia. Sedangkan untuk
Kegiatan Pembelajaran 15
240
memproduksi sendiri adalah jauh dari yang memungkinkan. Dalam kaitan ini,
guru terpaksa harus memilih alternatif yang tidak telalu jauh dengan pilihan
utama tersebut.
e) Mutu teknis. Misalnya, guru akan menerangkan bagaimana proses
pengambiian keputusan rapat. Media yang tersedia adalah slide atau film.
Setelah diteliti, ternyata pengambilannya tidak memenuhi persyaratan teknis,
sehingga ada bagian-bagian penting yang terlewatkan atau tidak jelas- Jadi
karena mutu teknisnya rendah, maka media tersebut tidak dapat
dipergunakan.
f) Kemampuan guru. Kemampuan guru berpengaruh terhadap pemilihan
media. Sebagai contoh, andaikata guru akan menggunakan Overhead
Projector (OHP), maka diperiukan terlebih dahulu kemampuan guru dalam
mengoperasikan alat tersebut. Misalnya, cara menyalakan, membuat
transfaransi, meletakkan transfaransi terbalik/tidak, fokus atau variasi sinar
dekat-jauh, iamaiiya menggunakan aliran listrik dan sebagainya;
g) Pembiayaan. Kriteria yang tidak kalah penting, adaiah faktor biaya produksi
media. Biaya yang digunakan untuk mendapatkan dan mempergunakan
media; hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil yang akan dicapai.
Apabila tujuan pembelajaran yang dinimuskan adaiah agar siswa dapat
menyebutkan bagian-bagian lambang negara Indonesia, susunan atau
struktur pemerintahan, tingkatan peradilan di Indonesia, dan sebagainya,
cukup menggunakan media gambar mati atau mungkin bagan sebagai
medianya, dan tidak perlu memilih media lain yang biayanya lebih besar.
Skenario pengembangan media Pembelajaran Sederhana Apabila tujuan pembelajaran PKn diarahkan pada aspek pengetahuan, yaitu
menggali definisi sebuah konsep norma masyarakat, kita dapat menggunakan
media sederhana buatan guru berikut:
PPKn SMP KK J
241
Tabel 29. Skenario pengembangan media Pembelajaran Sederhana
Nama Media: Kartu klasifikasi Norma
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester :VII/2
1. Kompetensi Inti
2. Kompetensi Dasar
3. Indikator
Peserta didik dapat menemukan mengidentifikasi konsep norma menurut
isi, sifat, sumber dan sanksinya.
4. Bentuk Media
5. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Bolpoin/pensil
2) Gunting
3) Spidol permanen
b. Bahan
1) Kertas karton warna
2) Plastik laminating
3) Tali raffia
4) Tempat menyimpan berupa filecase (amplop bertali atau
sejenisnya)
5) Paku puspin dimasukkan plastik berperekat (tentatif)
6) Papan gabus
NORMA
AGAMA
SIFAT
TEGAS
SANKSI
HUKUMANI
Kegiatan Pembelajaran 15
242
6. Langkah-Langkah Pembuatan
Model Kartu Pesan.
1) Potong karton dengan ukuran persegi panjang panjang 5 cm lebar 2
cm
2) Buat sesuai rencana jumlah kelompok/set kartu
3) Selanjutnya tuliskan pesan dalam potongan karton tadi tentang:
norma, sifat , sumber, isi dan sanksi
4) Jika direncana 5 set media , maka masing sebagai berikut: Norma
terdiri dari agama, kesusilaan, kesopanan dan Hukum, maka masing2
di buat 5 lembar, demikian seterusnya dengan pesan yang lain
7. Pengemasan
a. Gunakan filecase (amplop bertali).
b. Tuliskan nama media pembelajaran pada bagian depan amplop
bertali.
c. Masukkan media pembelajaran berupa kartu pesanyang sudah dibuat
tersebut dan paku pushpin nya ke dalam filecase(amplop bertali).
8. Cara Penggunaan
Media pembelajaran digunakan secara berkelompok untuk peserta didik
dan tahapan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Peserta didik dibuat dalam bentuk kelompok, yang terdiri dari 4-5
orang.
b. Masing-masing kelompok diberikan 1 set model kartu pesan norma
c. Masing-masing kelompok diberikan tugas sesuai kompetensi yang
diharapkan.
Contoh tugas untuk kelompok
1) Guru mengajak peserta didik untuk menemukan dan menjawab
pertanyaan berikut : klasifikasikan norma masyarakat menurut
sumber, isi, sifat dan sanksinya
2) Peserta didik diberi tugas untuk mengklasifikasi kartu-kartu pesan
tadi dalam klaster yang telah di tetapkan
d. Setelah selesai kelompok mengklasifikasikan kartu pesan norma ,
maka kartu dapat dibalik sehingga tulisan tidak terlihat
PPKn SMP KK J
243
e. Tetapkan masing-masing kelompok 1 orang yang akan bertindak
sebagai observer sekaligus penilai kinerja kelompok mitra, misalnya
kelompok satu mengobservasi dan menikai kelompok 2, kelompok 2
ke kelompok 3 dan seterusnya
f. Kelompok membuka kartu dan mempersilahkan observer mengamati
hasil kerja kelompok
g. Observer kembali ke kelompok semula
h. Kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil kerja kelompok
i. Observer memberikan penilaian
Gambar berikut menunjukkan bagaimana kelompok berdiskusi dengan menggunakan media kartu
9. Kesimpulan
Pada tahap ini guru
dapat membimbing
peserta didik untuk menyimpulkan sekaligus membandingkan 4 norma
ditinjau dari sumber, isi, sifat dan sanksinya
Kegiatan Pembelajaran 15
244
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktiftas Pembelajaran Tatap muka
Aktifitas pembelajaran tatap muka dengan mata diklat Pengembangan Sumber
Belajar Dan Media Pembelajaran PPKn SMP diatur dengan skenario atau alur
aktivitas pembelajaran sebagai berikut:
Gambar 6. Aktifitas pembelajaran pengembangan sumber dan media belajar
2. Aktifitas Pembelajaran In-On-In
a. Aktifitas IN1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pembelajaran
Pengembangan Sumber Belajar Dan Media Pembelajaran PPKn SMP”,
maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut:
Memberikan motivasi peserta diklat; Menginformasikan judul modul, lingkup
kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini;
Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil
kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan
materi modul yang dikerjakan secara individual;dan Mempersilahkan
peserta diklat (secara individual);serta membaca cerdas dan kerja keras
memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab, belajar sepanjang
hayat)
Penyampaian informasi oleh nara
sumber dan membaca modul
(Mengamati)
Curah Pendapat diiringi sharing
pengalaman praktis(Menanya)
Kerja kelompok, diskusi kelompok
(mencari informasi)
Membuat Laporan hasil keja kelompok
(mengasosiasi)
Presentasi hasil unjuk kerja kelompok
(mengomunikasi)
Tanggapan, masukan dan refleksi serta refisi hasil kerja
kelompok
Gambar 7. Aktifitas pembelajaran pengembangan sumber dan media belajar
PPKn SMP KK J
245
b. Aktifitas ON
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ latihan Kerja) secara individu
sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan
peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras
dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos
kerja, keberanian)
c. Aktifitas In -2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab,
prestasi diri, disiplin mengerjakan LK)
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai
keberanian, menghargai pendapat, percaya diri)
3) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran.
(nilai kerjasama, tanggung jawab)
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin)
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Latihan Kerja
Aktifitas 15: Membuat skenario pengembangan sumber dan media pembelajaran
LK 15.1: Buatlah skenario pengembangan sumber dan media pembelajaran PPKn
Prosedur Kerja : 1. Baca dan pelajari secara cermat dan kritis tentang materi pengembangan
sumber dan media pembelajaran PPKN SMP.
2. Buat pemetaan KI, KD , Indikator dan Materi serta Rencana Media
3. Buatlah langkah pengembangan hasil pemetaan anda dengan skenario
sebagai berikut :
Kegiatan Pembelajaran 15
246
Tabel 15.1. Rencana Pengembangan Media Pembelajaran
Rencana Pengembangan Sumber dan Media Pembelajaran Mata Pelajaran : PPKn Kelas : ........... Semester : 1 (satu) Kompe-tensiInti
Kompe-tensiDasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
MateriPembelajaran
Media pembelajaran
Sumber belajar
- - -
2. Tes Formatif KP 15
Jawablah pertanyaan berikut.
1. Sebutkan prinsip-prinsip pengembangan sumber belajar PPKn !
2. Sebutkan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
pembuatan media pembelajaran PPKn!
F. Rangkuman
Langkah-langkah pengembangan sumber dan media pembelajaran sesuai
kompetensi yang ingin dicapai antara lain pertama-tama menentukan identitas
matapelajaran. Setelah itu menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar,
bahan ajar atau materi pembelajaran, strategi pembelajaran/ pengalaman belajar,
indikator pencapaian dan media pembelajaran
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 15
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/Jumlah soal x 100 %
PPKn SMP KK J
247
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali
80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 16 , jika masih di bawah 80%, Anda
harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 15, terutama yang masih belum
dikuasai.
Kegiatan Pembelajaran 16
248
Kegiatan Pembelajaran 16 Pengembangan Penyusunan RPP PPKn SMP
A. Tujuan
1. Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu
mengembangkan pengalaman belajar dalam menyusun RPP PPKn dengan
benar.
2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengembangkan
RPP secara benar
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat mampu mengembangkan pengalaman belajar dalam menyusun
RPP PPKn dengan benar.
2. Peserta diklat mampu mengembangkan RPP secara benar
3. Peserta diklat menunjukkan komitmen moral, integritas dan tanggungjawab
dalam mengembangkan penyusunan RPP PPKn SMP.
C. Uraian Materi
1. Pengembangan penyusunan RPP
Pengembangan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
maksudnya adalah bagaimana dari model-model pembelajaran yang ada
dikembangkan dalam pengemasan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai
dengan prinsip-prinsip, sistematika, komponen RPP yang dipersyaratkan. (lihat
permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses) atau petunjuk
penyusunan RPP yang baru)
PPKn SMP KK J
249
PETUNJUK PENYUSUNAN SETIAP KOMPONEN RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP …..............................
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : (Misal: VII/Satu)
Materi Pokok : .........................................
Alokasi Waktu : (Misal: 3 Pertemuan (6 JP)
A. Kompetensi Inti Petunjuk: Tulis keempat KI.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi CONTOH
KD Indikator KD dari KI-1 (bila ada)
Tulis 2 (dua) atau lebih indikator pencapaian kompetensi (bila ada KD-nya).
KD dari KI-2 (bila ada)
Tulis 2 (dua) atau lebih indikator pencapaian kompetensi (bila ada KD-nya).
KD dari KI-3 Tulis 2 (dua) atau lebih indikator pencapaian kompetensi.
KD dari KI-4 Tulis 2 (dua) atau lebih indikator pencapaian kompetensi.
C. Tujuan Pembelajaran Petunjuk : 1. Rumuskan 1 (satu) atau lebih tujuan pembelajaran untuk setiap indikator
pencapaian kompetensi. 2. Dalam hal indikator pencapaian kompetensi sangat specific dan tidak dapat
diuraikan lagi, rumusan tujuan pembelajaran sama dengan indikator pencapaian kompetensi tersebut.
3. Apabila sebuah indikator pencapaian kompetensi masih dapat dirinci lagi, indikator pencapaian kompetensi tersebut dijabarkan ke dalam lebih dari 1 (satu) tujuan pembelajaran.
4. Tujuan pembelajaran mengandung unsur: audience (A), behavior (B), condition (C), dan degree (D).
5. Tujuan pembelajaran dirumuskan untuk masing-masing pertemuan.
Kegiatan Pembelajaran 16
250
CONTOH
Pertemuan pertama Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat: 1. ... 2. ... 3. dan seterusnya
Fokus penguatan karakter:
(Tulis satu, dua, atau tiga nilai sikap utama yang hendak secara terencana ditanamkan/ditumbuhkan melalui pembelajaran yang direncanakan melalui RPP ini. Nilai-nilai sikap utama yang dimaksud adalah nilai-nilai sikap sebagaimana terkandung dalam kompetensi inti sikap spiritual dan sikap sosial serta nilai-nilai utama yang diprioritaskan oleh pemerintah dan satuan pendidikan yang bersangkutan. Nilai-nilai yang dijadikan fokus dipilih berdasarkan kesesuaiannya dengan materi/kompetensi yangdibelajarkan dan/atau metode pembelajaran yang diterapkan. Butir nilai sikap dituliskan dalam kata benda). Contoh: kejujuran, kedisiplinan
D. Materi Pembelajaran Petunjuk: 1. Tulis tema/sub-tema/jenis teks dan/atau butir-butir materi yang dicakup
untuk materi pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial. 2. Butir-butir materi yang dimaksud harus relevan dengan indikator
pencapaian kompetensi yang mencakup pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan/atau metakognitif sesuai tuntutan/kandungan KD CONTOH
1. Materi pembelajaran reguler … (Tulis tema/sub-tema/jenis teks dan/atau butir-butir materi sebagaimana dicakup oleh KD).
2. Materi pembelajaran pengayaan … (Tulis sejumlah butir materi (kompetensi) pengayaan/perluasan/pendalaman dari yang dicakup oleh materi pembelajaran reguler).
3. Materi pembelajaran remedial … (Tulis sejumlah butir materi reguler yang diperkirakan sulit dikuasai oleh sebagian/seluruh peserta didik).
E. Metode Pembelajaran Petunjuk: 1. Tulis satu atau lebih metode pembelajaran yang diterapkan. 2. Metode pembelajaran yang dipilih adalah pembelajaran aktif yang efektif
dan efisien memfasilitasi peserta didik mencapai indikator-indikator KD beserta kecakapan abad 21.
PPKn SMP KK J
251
F. Media dan Bahan Petunjuk: 1. Media
Tulis spesifikasi semua media pembelajaran (video/film, rekaman audio, model, chart, gambar, realia, dsb.). CONTOH a. Video/film: Judul. Tahun. Produser. (Tersedia di situs internet lengkap
dengan tanggal pengunduhan) b. Rekaman audio: Judul. Tahun. Produser. (Tersedia di situs internet
lengkap dengan tanggal pengunduhan) c. Model: Nama model yang dimaksud d. Gambar: Judul gambar yang dimaksud e. Realia: Nama benda yang dimaksud
2. Bahan
Tulis spesifikasi (misalnya nama, jumlah, ukuran) semua bahan yang diperlukan.
G. Sumber Belajar Petunjuk:
Tulis spesifikasi semua sumber belajar (buku siswa, buku referensi, majalah, koran, situs internet, lingkungan sekitar, narasumber, dsb.).
CONTOH
1. Buku siswa: Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul buku. Kota
penerbitan: Penerbit (halaman)
2. Buku referensi: Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul buku. Kota
penerbitan: Penerbit (halaman).
3. Majalah: Penulis artikel. Tahun terbit. Judul artikel. Nama majalah, Volume,
Nomor, Tahun, (halaman).
4. Koran: Judul artikel, Nama koran, Edisi (tanggal terbit), Halaman, Kolom
5. Situs internet: Penulis. Tahun. Judul artikel. (Tersedia di situs internet
lengkap dengan tanggal pengunduhan)
6. Lingkungan sekitar: Nama dan lokasi lingkungan sekitar yang dimaksud
7. Narasumber: Nama narasumber yang dimaksud beserta bidang keahlian
dan/atau profesinya
8. Lainnya (sesuai dengan aturan yang berlaku)
Kegiatan Pembelajaran 16
252
H. Langkah-langkah Pembelajaran Petunjuk: 1. Tulis kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan yang mencakup
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 2. Kegiatan pembelajaran pada KEGIATAN PENDAHULUAN dan KEGIATAN
PENUTUP ditulis dalam rumusan kegiatan yang dilakukan oleh guru yang DAPAT dilengkapi dengan rumusan kegiatan peserta didik secara terintegrasi – tidak dalam kalimat terpisah.
3. Kegiatan pembelajaran pada KEGIATAN INTI ditulis dalam rumusan kegiatan peserta didik YANG DAPAT dilengkapi dilengkapi dengan rumusan kegiatan guru – dalam kalimat terpisah.
4. Langkah-langkah dan aktivitas pembelajaran pada KEGIATAN INTI menyesuaikan sintaks dan prinsip-prinsip belajar dari metode yang diterapkan.
5. Tulis jumlah JP untuk setiap pertemuan dan alokasi waktu untuk kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
CONTOH Pertemuan Pertama: 2 JP a. Kegiatan Pendahuluan (8 menit)
CONTOH 1) Guru … untukmengondisikansuasanabelajar yang
menyenangkan. 2) Guru mengecekpenguasaankompetensi yang
sudahdipelajarisebelumnya, yaitu … dengancara …. 3) Guru menyampaikankompetensi yang akandicapai, yaitu …
danmenunjukkanmanfaatnyadalamkehidupansehari-hari, yaitu …. 4) Guru menyampaikangarisbesarcakupanmateridankegiatan yang
akandilakukan, yaitu …. 5) Guru menyampaikanlingkuppenilaian, yaitu … danteknikpenilaian
yang akandigunakan, yaitu …. b. Kegiatan Inti (60 menit)
CONTOH DENGAN METODE SAINTIFIK: Mengamati
Misal: Peserta didik mengamati gunung Merapi yang meletus yang disajikan melalui tayangan video dan mencatat apa saja yang belum diketahui terkait dengan fenomena meletusnya gunung Merapi (IPS); Catatan: Fenomena yang diamati oleh peserta didik dapat berupa fenomena sebagaimana adanya di alam (pada situasi alami) dan/atau dalam bentuk model, gambar/foto, teks, grafik/tabel, diagram, charta, audio, video, dan/atau animasi.
Menanya
PPKn SMP KK J
253
Misal: Peserta didik merumuskan pertanyaan tentang hal-hal yang belum diketahui terkait dengan meletusnya gunung Merapi (untuk IPS), ..... Pertanyaan 1: … (pengetahuan faktual) Pertanyaan 2: … (pengetahuan konseptual) Pertanyaan 3: … (pengetahuan prosedural) Pertanyaan 4: … (pengetahuan metakognitif) Pertanyaan …
Mengumpulkan informasi/data/mencoba – menalar/mengasosiasi – mengomunikasikan 1 (MISALNYA untuk pertanyaan 1, 2, dan 3) Misal IPS: Peserta didik mewawancarai ahli kegunungapian dan/atau membaca buku siswa halaman … untuk mengetahui kapan gunung Merapi meletus (tahun berapa saja dan dalam periode berapa tahunan), korban letusan terdahsyat, dan tanda-tanda gunung Merapi akan meletus (fenomena gunung meletus). Kemudian peserta didik menuliskannya pada selembar kertas untuk ditempelkan pada papan pajang pekerjaan peserta didik.
c. Kegiatan Penutup (12 menit) Guru memfasilitasi peserta didik membuat butir-butir simpulan
mengenai …. Guru bersama-sama peserta didik melakukan identifikasi kelebihan
dan kekurangan kegiatan pembelajaran (yaitu kegiatan mengamati …, merumuskan pertanyaan, mengumpulkan informasi dengan cara …, menjawab pertanyaan dengan informasi yang diperoleh, dan mengomunikasikan jawaban dengan cara ….
Guru guru memberi umpan balik peserta didik dalam proses dan hasil pembelajaran dengan cara ….
Guru menyampaikan kegiatan belajar yang dikerjakan sebagai PR yaitu ….
Guru memberitahukan kegiatan belajar yang akan dikerjakan pada pertemuan berikutnya, yaitu ….
I. Penilaian 1. Teknik penilaian
a. Sikap spiritual Tulis satu atau lebih teknik penilaian sikap spiritual dan tuangkan dalam tabel.
Kegiatan Pembelajaran 16
254
CONTOH
No Teknik Bentuk Instrumen
Contoh Butir
Instrumen Waktu
Pelaksanaan Keterangan
Observasi
Jurnal Lihat Lampiran ...
Saat pembe-lajaran berlangsung
Penilaian untuk dan pencapaian pembelajaran (assessment for and of learning)
Penilaian diri
LihatLampi
ran ...
Saat pembe-lajaran usai
Penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning)
Penilaian antar teman
LihatLampi
ran ...
Setelah pembelajaran usai
Penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning)
b. Sikap sosial
Tulis satu atau lebih teknik penilaian sikap sosial dan tuangkan dalam tabel. CONTOH
No Teknik Bentuk Instrumen
Contoh Butir
Instrumen Waktu
Pelaksanaan Keterangan
Observasi
Jurnal Lihat Lampiran ...
Saat pembe-lajaran berlangsung
Penilaian untuk dan pencapaian pembelajaran (assessment for and of learning)
Penilaian diri
LihatLampi
ran ...
Saat pembelajaran usai
Penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning)
Penilaian antar teman
LihatLampi
ran ...
Setelah pembelajaran usai
Penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning)
c. Pengetahuan
No Teknik Bentuk Instrumen
Contoh Butir Instrumen
Waktu Pelaksanaan
Keterangan
Lisan Pertanyaan (lisan) dengan jawaban
LihatLampiran
...
Saat pembelajaran berlangsung
Penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning)
PPKn SMP KK J
255
No Teknik Bentuk Instrumen
Contoh Butir Instrumen
Waktu Pelaksanaan
Keterangan
terbuka Penuga
san Pertanyaan dan/atau tugas tertulis berbentuk esei, pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, isian, dan/atau lainnya
LihatLampiran
...
Saat pembelajaran berlangsung
Penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning) dan sebagai pembelajaran (assessment as learning)
Tertulis Pertanyaan dan/atau tugas tertulis berbentuk esei, pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, isian, dan/atau lainnya
LihatLampiran
...
Setelah pembelajaran usai
Penilaian pencapaian pembelajaran (assessment of learning)
Porto folio
Sampel pekerjaan terbaik hasil dari penugasan atau tes tertulis
Saat pembelajaran usai
Data untuk penulisan deskripsi pencapaian pengeta-huan (assessment of learning)
d. Keterampilan
No Teknik Bentuk Instrumen
Contoh Butir
Instrumen Waktu
Pelaksanaan Keterangan
Praktik Tugas (keterampilan)
Lihat Lampiran ...
Saat pembelajaran berlangsung dan/atau setelah usai
Penilaian untuk, sebagai, dan/atau pencapaian pembelajaran (assessment for, as, and of learning)
Produk Tugas (keterampilan)
Lihat Lampiran ...
Saat pembelajaran berlangsung dan/atau setelah usai
Penilaian untuk, sebagai, dan/atau pencapaian pembelajaran (assessment for, as, and of learning)
Kegiatan Pembelajaran 16
256
No Teknik Bentuk Instrumen
Contoh Butir
Instrumen Waktu
Pelaksanaan Keterangan
Proyek Tugas besar
Lihat Lampiran ...
Selama atau usai pembelajaran berlangsung
Penilaian untuk, sebagai, dan/atau pencapaian pembelajaran (assessment for, as, and of learning)
Porto folio
Sampel produk terbaik dari tugas atau proyek
Saat pembelajaran usai
Penilaian untuk pembelajaran dan sebagai data untuk penulisan deskripsi pencapaian keterampilan
2. Pembelajaran Remedial
Tulis kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam bentuk: • pembelajaran ulang • bimbingan perorangan • belajar kelompok • pemanfaatan tutor sebaya bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil analisis penilaian.
3. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan/atau pendalaman materi (kompetensi) antara lain dalam bentuk tugasmengerjakan soal-soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi, meringkas buku-buku referensi dan mewawancarai narasumber.
PPKn SMP KK J
257
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktifitas Pembelajaran tatap muka
Akitivitas pembelajaran tatap muka diklat dengan mata diklat “Pengembangan
penyusunan RPP PPKn SMP”,sebagai berikut :
Tabel 30. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Penyusunan RPP”
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu
Pendahulua
n
(menghargai, profesiona
lisme)
1. Narasumber/instruktur memngkondisikan peserta diklat untuk sipap menerima materi sajian serta memberi motivasi menunju profesionalisme
2. Melakukan penjajakan melalui tanya jawab sekitar peyusunan RPP
3. Menampilkan contoh RPP yang dibuat guru, kemudian dikaji kekurangan dan kelebihannya.
4. Menyampaikan tujuan dan garis besar materi pelatihan.
menit
Kegiatan Inti
(kerjasama, musyawarah
mufakat, tanggung
jawab)
1. Meminta peserta membentuk kelompok pasangan (@ 2 orang)
2. Tiap kelompok pasangan menuliskan permasalahan yang dihadapi lapangan terkait dengan penyusunan RPP
3. Tiap pasangan diminta memilih pasangan lain, sehingga terbentuk kelompok kecil terdiri dari 4 orang (dua pasangan).
4. Masing-masing anggota kelompok berembuk terhadap permasalahan yang sudah dirumuskan.
5. Narasumber memberi contoh RPP untuk di analisis, dikaji kelebih dan kekurangannya.
6. Memberi kesempatan pada kelompok untuk mencari sumber, mengumpulkan informasi untuk memecahkan masalah terebut.
7. Tiap kelompok kecil berdiskusi memecahkan permasalahan yang dihadapi
8. Tiap kelompok mempersiapkan presentasi hasil kerja kelompoknya.
menit
Kegiatan Pembelajaran 16
258
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu
9. Narsumber mengamati, mencermati hasil presentasi perserta diklat bila diperlukan diberi kesempatan kelompok lain memberi komentar terhadap hasil presentasi kelompok lain.
10. Kerja kelompok menyusun RPP sesuai denganmapel dan pebagian KD Pengetahuan masing-masing. (Misal: KD3.1 oleh Keloompok A, KD 3.2 kelompok, KD 3.3 kelompok C dst.
11. Presentasi Hasil Kerja kelompok penyusunan RPP.
12. Nara sumber mengklarifikasi bila terjadi kesalahan konsep, prosedur, langkah-langkah dari hasil kerja
Penutup
(komitmen atas
keputusan bersama)
1. Narasumber bersama peserta diklat membuat simpulan
2. Narasumber melakukan tes secara lisan. 3. Narasumber melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilakukan. 4. Memberi tugas untuk menyusun RPP
berdasarkan Kompetensi Dasar mapel ybs.
menit
2. Aktifitas Pembelajaran In-On-In
a. Aktifitas IN1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pembelajaran
Pengembangan Sumber Belajar Dan Media Pembelajaran PPKn SMP”,
maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut:
Memberikan motivasi peserta diklat; Menginformasikan judul modul,
lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada
modul ini; Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta
tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual;dan
Mempersilahkan peserta diklat (secara individual);serta membaca cerdas
dan kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab,
belajar sepanjang hayat)
PPKn SMP KK J
259
b. Aktifitas ON
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ latihan Kerja) secara individu
sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan
peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras
dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos
kerja, keberanian)
c. Aktifitas In -2
1. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab,
prestasi diri, disiplin mengerjakan LK)
2. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai
keberanian, menghargai pendapat, percaya diri)
3. Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran.
(nilai kerjasama, tanggung jawab)
4. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6. Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin)
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Latihan Kerja
Aktifitas 16: Membuat RPP PPKn SMP untuk satu kali tatap muka
LK 16.1: Buatlah RPP untuk satu kali tatap muka.
Prosedur Kerja: 1. Baca kembali materi Pedadgogik pada modul
2. Tentukan KD PPKn SMP,
3. Kerjakan secara individu.
4. Kumpulkan secara soft copy kepada Instruktur.
5. Lengkapi dengan penilaian, program remedial dan pengayaan. Lengkapi
media pembelajaran yang tepat dan efektif.
Kegiatan Pembelajaran 16
260
LK 16.2 (On): Buatlah secara lengkap untuk 4 pertemuan (melanjutkan LK 16.1)
Prosedur Kerja: Sama dengan prosedur kerja pada LK 16.1
PPKn SMP KK J
261
2. Tes Formatif Jawablah pertanyaan berikut.
1. Sebutkan Komponen penyusunan RPP sesuai dengan petunujuk penyusunan
RPP tahun 2017 !
2. Sebutkan perubahan yang mendasar pengembangan RPP sesuai petunjuka
penyusunan RPP tahun 2017 !
F. Rangkuman
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dirancang berdasarkan
Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan yang berlaku, untuk saat ini sesuai
dengan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar Proses dan petunjuk
teknis yang berlaku.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 16
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali
80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda telah
menyelesaikan seluruh kegiatan pembelajaran, Selamat ! jika masih di bawah
80%, Anda harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 16, terutama yang
masih belum dikuasai.
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/Jumlah soal x 100 %
Kegiatan Pembelajaran 16
262
PPKn SMP KK J
263
Rambu-rambu Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
Setelah mengerjakan latihan, anda dapat membaca rambu-rambu jawaban latihan
untuk membandingkan tingkat ketepatan hasil kerja anda. Jika anda menganggap
hasil latihan anda belum sempurna, maka sebaiknya anda menganalisis
penyebabnya dan kemudian memperbaikinya.
Rambu Rambu Jawaban latihan kerja 1 : 1. Identifikasi wujud perbuatan etika pada saat berjalan sendirian, seperti ..
Hindari jalan sempoyongan seperti orang mabuk dan melangkahlah secara
tegap dan pasti.
2. Identifikasi wujud perbuatan etika dalam melaksanakan kejujuran profesi onal.
Seperti Menciptakan tradisi belajar untuk meningkatkan kualitas diri.
3. Identifikasi wujud perbuatan etika yang berkaitan dengan penciptaan suasana
sekolah.antara lain:Mengingatkan, mengajak dan sekaligus membimbing para
peserta didik dan warga sekolah lainnya untuk selalu menjaga kebersihan
lingkungan sekolah.
Rambu Rambu Jawaban latihan kerja 2 : dapat dilihat pada materi modul.
RambuJawaban aktifitas pembelajaran 2, antara lain Kebijakan pembudayaan nilai – nilai Pancasila dalam lingkungan formal sudah
baik, terbukti dengan adanya pembelajaran pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan dalam kurikulum 2013 menjadi 3 jam, disamping itu juga
pendidikan kepramukaan yang bersifat wajib, tinggal bagaimana kebijakan
tersebut diimplementasikan sebaik baiknya.
Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 3 Karena tugas ini cakupan aktualisasinya cukup luas, dan bersifat subyektifitas,
maka jawaban bapak/ibu dapat dikonfirmasi pada saat presentasi.
Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 4 dapat dilihat pada materi modul. (jelas)
Rambu-rambu Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
264
Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 5 Kasus – kasus yang bertentangandenganPembukaan UUDNRI tahun
1945.Terkait dengan NKRI (Negara kesatuan) antara lain : Pengibaranbendera
GAM di Aceh. dan sebagainya (dikembangkan sendiri)
Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 6 Untuk membuat proposal penelitian anda bisa mengembangkan sesuai dengan
langkah-langkah pembuatan proposal penelitian.
Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 7 Untuk menjawab aktifitas pembelajaran 7, hanya diberi contoh selanjutnya anda
bisa mencari lebih banyak lagi. sebagai contoh rambu-rambu jawaban sebagai
berikut : UUDNRI tahun 1945 pasal 27 ayat 1—bidang hukum---- Adanya lembaga
penegak hukum seperti polisi, Jaksa, Hakim, dan LBH.
Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 8 Petunjuk Pembuatan 1. Makalah adalah betul-betul karya Saudara sendiri. Hal-hal yang bukan karya
Saudara dalam makalah tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
2. Sistematika Makalah: a. Pendahuluan/ Latar belakang Masalah b. Isi c. Penutup/ Kesimpulan
3. Ketentuan lain a. Makalah terdiri dari 7 sampai 10 halaman. b. Jenis huruf: Arial c. Besar/ukuran huruf atau font adalah 11. d. Spasi:1,5 spasi
Jangan lupa untuk mencantumkan identitas Saudara pada makalah Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 9 Untuk menjawab latihan/tugas aktifitas pembelajaran 9, anda bisa mencocokkan
dengan penjelasan materi modul aktifitas pembelajaran 9 atau mencari sumber
lain yang relevan.
Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 10 Antara lain :Permasalahan penerapan persatuan dan kesatuan di lingkungan
pergaulan antara lain : a. Pergaulan yang semakin global; b. Budaya yang semakin
beraneka ragam; c. Egoisme pribadi masing-masing individu yang semakin tinggi
PPKn SMP KK J
265
Selanjutnya silahkan dikembangkan sendiri
Kunci Jawaban aktifitas pembelajaran 11 Kunci Jawaban aktifitas pembelajaran 11 ini hanya merupakan rambu – rambu
jawaban saja, anda bisa mengembangkannya, namun sesuai dengan materi.
Sikap warga negara dan pemerintah dalam menghadapi permasalahan tersebut :
Antara lain : Negara tidak boleh kalah dengan penyebar paham ISIS. . (jawaban
yang lain silahkan dikembangkan sendiri)
Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 12 Dalam mengerjakan langkah-langkah pendekatan saintific, anda bisa memahami
lagi materinya, dan jika masih belum jelas bisa mengkonsul-tasikannya dengan
fasilitator atau nara sumber.
Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 13 Dalam mengerjakan model model pembelajaran, anda bisa memahami lagi
materinya, dan jika masih belum jelas bisa mengkonsultasikannya dengan
fasilitator atau nara sumber.
Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 14 Dalam mengerjakan latihan pengembangan penilaian, anda bisa memahami lagi
materinya, dan jika masih belum jelas bisa mengkonsultasikannya dengan
fasilitator atau nara sumber.
Kunci Jawaban aktifitas pembelajaran 15 Dalam mengerjakan latihan pengembangan sumber dan media pembelajaran,
anda bisa memahami lagi materinya, dan jika masih belum jelas bisa
mengkonsultasikannya dengan fasilitator atau nara sumber.
Kunci Jawaban aktifitas pembelajaran 16 Dalam mengerjakan latihan pengembangan RPP, anda bisa memahami lagi
materinya, dan mengambil dari latihan pada aktifitas 11 – 15, dan jika masih belum
jelas bisa mengkonsultasikannya dengan fasilitator atau nara sumber.
Rambu-rambu Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
266
Kunci Jawaban Tes Formatif
Kegiatan Pembelajaran 1 : 1.A; 2. B; 3. D; 4. B; 5. C.
Kegiatan Pembelajaran 2 : 1.B; 2. B; 3. A; 4. D; 5. C.
Kegiatan Pembelajaran 3 : 1.A; 2. D; 3. A; 4. B; 5. A.
Kegiatan Pembelajaran 4 : 1.D; 2. C; 3. B; 4. A; 5. B.
Kegiatan Pembelajaran 5 : 1.B; 2. A; 3. D; 4. B; 5. A.
Kegiatan Pembelajaran 6 : 1.A; 2. A; 3. B; 4. C; 5. D.
Kegiatan Pembelajaran 7 : 1.B; 2. D; 3. D; 4. C; 5. A
Kegiatan Pembelajaran 8 : 1.A; 2. B; 3. B; 4. C; 5. C.
Kegiatan Pembelajaran 9 :
1. dapat mengetahui perbedaan secara kewilayahan dan perbedaan sosial
budaya masyarakat Indonesia.Aspek sosial budaya menjelaskan, bahwa
masyarakat Indonesia diwarnai oleh berbagai macam perbedaan, baik
perbedaan suku, ras, agama, kebudayaan, dan bahasa. Kondisi sosial budaya
2. Nilai-nilai serta norma-norma beretika dalam bermasyarakat perlu ditanamkan
sejak seseorang masih kecil. Saling menghormati, menghindari menggunakan
perkataan kasar yang dapat menyinggung perasaan orang lain adalah salah
satu cara yang dapat kita lakukan agar kita bisa bermasyarakat dengan baik.
(anda bisa menjelaskan lebih detil tentang cara – cara yang lain).
Kegiatan Pembelajaran 10 : 1. 3 Pinsip Persatuan dan Kesatuan Bangsa
a. Membina keserasian,keselarasan dan keseimbangan dalam berbagai
lingkungan kehidupan
b. Saling mengasihi, membina, dan memberi antar sesama
c. Tidak menonjolkan perbedaan tetapi mencari kesamaan
2. 2 manfaat membina persatuan dan kesatuan bagi masyarakat, bangsa dan
negara
a. Terwujudnya kehidupan yang serasi,selaras dan seimbang antar sesama,
b. Dapat mengatasi semua perbedaan yang ada dengan penuh kesadaran
3. A. Di lingkungan keluarga antra lain saling tolong menolong antar anggota
keluarga
B. Di lingkungan sekolah, antara lain Membersihkan lingkungan sekolah
PPKn SMP KK J
267
bersama-sama
C. Di lingkungan Masyarakat, antar lain hidup rukun dengan semangat
kekeluargaan antarwarga masyarakat,
D. Di lingkungan betbangsa dan bernegara, antara lain Mendahulukan
kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan
Kegiatan Pembelajaran 11 : 1.A; 2. C; 3. B; 4. D; 5. A.
Kegiatan Pembelajaran 12 : 1.C; 2. B; 3. C; 4. A; 5. C.
Kegiatan Pembelajaran 13 : 1.A; 2. D; 3. B; 4. B; 5. A.
Kegiatan Pembelajaran 14 : 1.A; 2. C; 3. C; 4. A; 5. B.
Kegiatan Pembelajaran 15 :
1. a. Relefansi, b. Konsistensi, c. kecukupan
2. (a) Tujuan Pembelajaran; (b) Ketepatgunaan; (c) Keadaan siswa; (d)
Ketersediaan; (e) Mutu teknis; (f) Kemampuan guru; (g) Pembiayaan.
Kegiatan Pembelajaran 16 :
1. Identitas (Sekolah, Mata Pelajaran, Kelas/semester, Materi Pokok, Alokasi
Waktu); Kompetensi Inti; Kompetensi Dasar dan Inikator Pencapaian
Kompetensi; Tujuan Pembelajaran; Materi Pembelajaran; Metode
Pembelajaran; Media dan bahan; Sumber Belajar; Langkah – langkah
pembelajaran; Penilaian
2. Adanya Materi Pokok; muncul kembali tujuan pembelajaran, Pada materi
muncul kembali materi reguler, pengayaan dan remidila, disamping mencakup
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan/atau metakognitif sesuai
tuntutan/kandungan KD; Adanya metode pembelajaran; pada langkah
pembelajaran harus muncul secara eksplisit proses literasi dan penilaian
menekankan pada berpikir tingkat tinggi (HOTS).
Rambu-rambu Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
268
PPKn SMP KK J
269
Evaluasi
Petunjuk Umum:
a. Periksa dan bacalah setiap butir tes dengan seksama sebelum menjawab pertanyaan. Apabila dijumpai tulisan yang kurang jelas, rusak, atau jumlah butir tes yang tidak lengkap, segera laporkanlah kepada pengawas.
b. Tes terdiri atas 30 butir pilihan ganda, dengan rincian 20 butir soal Kompetensi Profesional dan 10 butir soal Kompetensi Pedagogik.
c. awablah butir-butir pertanyaan di lembar jawaban yang disediakan. Tidak diperkenankan untuk mencoret, mengotori, atau merusak lembar soal.
d. Apabila hendak memperbaiki atau mengganti jawaban, bersihkan atau coretlah huruf yang telah diberi tanda silang.
e. Periksalah kembali seluruh pekerjaan sebelum lembar jawaban dan lembar soal diserahkan kepada pengawas.
f. Bekerjalah dengan baik, serius, mandiri, dan tidak mencontek.
Petunjuk Pengerjaan:
a. Setiap butir pertanyaan mendapat nilai 1 (untuk jawaban betul) dan 0 (untuk jawaban salah).
b. Pilihlah satu jawaban yang betul dengan memberi tanda silang pada huruf A, B, C, atau D di lembar jawaban.
BAGIAN A KOMPETENSI PROFESIONAL
1) Mata pelajaran PPKn mencakup dimensi keterampilan kewarganegaraan yang materinya berisi .... A. sikap terhadap pemilu B. pemecahan masalah sosial C. pemahaman konstitusi negara D. pemahaman hak asasi manusia
2) Apabila peserta didik diharapkan mampu memahami hak dan kewajiban
sebagai warga negara, maka dimensi yang dikembangkan adalah … A. Civic skill B. Civic confident C. Civic disposition D. Civic knowledge
Evaluasi
270
3) Kedudukan Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah sebagai budaya bangsa. Hal ini mengandung pengertian…. A. Nilai-nilai Pancasila adalah murni hasil pemikiran para tokoh bangsa B. Pancasila adalah kristalisasi nilai-nilai bangsa Indonesia C. Pancasila tidak muncul secara tiba-tiba tetapi melalui proses yang cukup
panjang. D. Nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila merupakan nilai yang bersumber
dari adat istiadat, kebudayaan dan nilai agama yang telah diyakini kebenarannya oleh masyarakat Indonesia.
4) Perwujudan nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap.... A. Toleransi B. tenggang rasa C. mencintai sesama manusia D. menghormati hak-hak orang lain
5) Pentingnya sikap positif terhadap Pancasila adalah ....
A. menjadi petunjuk arah dalam kehidupan di semua bidang B. mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan C. kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia D. kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia
6) Penerapan Pancasila sebagai dasar Negara diwujudkan dalam ….
A. sistem pemerintahan Indonesia B. struktur organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat C. sistem pemilihan ketua umum partai politik D. kedaulatan di tangan rakyat dan dilaksanakan oleh MPR
7) Aktualisasi Pancasila sebagai Ideologi negara sangat penting bagi kita
sebagai…. A. alat menarik kepercayaan bangsa lain B. pedoman untuk mencapai tujuan Negara C. aturan untuk mendapatkan pengakuan bangsa lain D. dasar untuk mendapatkan investasi Negara sahabat
8) Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dilakukan dengan cara adendum. Yang dimaksud Adendum adalah .... A. tetap mempertahankan naskah asli B. naskah asli dan naskah perubahan dijadikan satu naskah C. naskah perubahan diletakkan secara terpisah dengan naskah asli D. tetap mempertahankan naskah asli dan naskah perubahan diletakkan
melekat pada naskah asli
PPKn SMP KK J
271
9) Kesepakatan untuk tidak merubah Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 adalah sangat benar, karena Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 alinea .… A. Pertama B. Kedua C. Ketiga D. Keempat
10) Kesepakatan untuk tidak merubah Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 adalah
sangat benar, karena tujuan negara Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 alinea . A. Pertama B. Kedua C. Ketiga D. Keempat
11) MPR dalam sidang pleno dapat menghentikan Presiden sebelum masa
jabatan, apabila …. A. keputusan MK Presiden diberhentikan karena melanggar kontitusi B. sepakat untuk memberhentikan Presiden karena melanggar peraturannya
sendiri C. DPR meminta MPR untuk mencopot Presiden karena sesuai dengan
aspirasi rakyat D. atas usul DPR bahwa Presiden harus diberhentikan karena melanggar
undang-undang
12) Fungsi legislasi DPR diwujudkan dalam bentuk .... A. penggunaan anggaran B. pengawasan pemerintah C. membentuk Badan Anggaran D. pembuatan Rancangan Undang-Undang
13) Dukungan warga negara dalam upaya penegakkan HAM adalah ...
A. melaksanakan ketentuan hukum tentang HAM B. mendaftarkan diri sebagai anggota Komnas HAM C. membantu polisi menangkap dan mengadili pelanggar HAM D. ikut serta melakukan penyidikan dan penyelidikan pelanggaran HAM
Evaluasi
272
14) Perbuatan yang menunjukkan upaya perlindungan HAM, yaitu... A. mengatur kehidupan seseorang di masyarakat B. membatasi kebebasan seseorang dalam kehidupan di masyarakat C. tidak ada keberanian untuk melaporkan pelanggaran HAM yang terjadi. D. menghindarkan diri dari perbuatan yang merendahkan, melecehkan nilai
kemanusiaan
15) Berikut ini merupakan hambatan dalam pelaksanaan negara hukum adalah… A. adanya sistem ketatanegaraan B. pembagian kekuasaan negara C. pemerintahan dijalankan atas kekuasaan D. adanya jaminan perlindungan HAM dalam konstitusi
16) Salah satu pentinganya negara Indonesia adalah negara hukum adalah…
A. tidak adanya pengawasan dari parlemen B. pemerintahan dijalankan atas kekuasaan C. adanya perubahan konstitusi yang terus menerus D. adanya jaminan perlindungan HAM dalam konstitusi
17) Kunci utama terciptanya kerukunan dalam keberagaman sosial-budaya
adalah.. A. kerja keras B. bekerjasama C. tolong menolong D. saling menghargai
18) Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia akan terwujud bila dapat
dikembangkan pola pikir .... A. Bhinneka Tunggal Ika B. mendiami wilayah Indonesia C. kehidupan kebangsaan yang bebas D. dinamis dalam kehidupan bangsa Indonesia
19) Perilaku yang harus dikembangkan dalam membina persatuan dan kesatuan
Indonesia adalah… A. melupakan budaya daerah masing-masing B. mentaati norma-norma yang berlaku saat ini C. menghi-langkan rasa perbedaan suku bangsa D. memilih teman yang sependapat dengan teman kita
PPKn SMP KK J
273
20) Sikap kita terhadap masuknya arus globalisasi ke Indonesia adalah .... A. Menolak B. Menyaring C. tidak mau tahu D. menerima semuanya
BAGIAN B KOMPETENSI PEDAGOGIK
21) Implementasi pendekatan saintifik sebagai metode ilmiah dalam pembelajaran, kegiatan bertanya lebih berfungsi sebagai pendorong dan menginspirasi peserta didik untuk .... A. aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya
sendiri B. memenuhi rasa keingintahuan tentang suatu tema atau topik pembelajaran C. saling memberi dan menerima pendapat, serta mengembangkan toleransi
sosial dalam hidup berkelompok D. berani dan trampil dalam bertanya-jawab secara logis dengan
menggunakan bahasa yang baik dan benar
22) Implementasi pendekatan saintifik sebagai metode ilmiah dalam pembelajaran dapat ditengarai dengan .... A. materi ajar berbasis fakta yang dapat dijelaskan dengan penalaran tertentu B. mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk selalu bertanya-jawab,
sehingga terpenuhi rasa keingin tahuannya C. pembelajaran guru lebih objektif, sehingga sesuai dengan alur berpikir logis
dan sistematis D. indikator dirumuskan berbasis fakta secara bebas namun jelas, sehingga
mudah dalam pencapaian
23) Pembelajaran PPKn dengan discovery learning, antara lain dilakukan dengan menghadapkan peserta didik pada sesuatu yang membingungkan agar timbul keinginan untuk menyelidiki permasalahannya. Tahapan pembelajaran ini lebih dikenal dengan ... . A. Stimulation B. Verification C. data collection D. problem statement
Evaluasi
274
24) Menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi atas permasalahan dunia nyata, maka penerapan model pembelajarannya adalah .... A. inquiry learning B. discovery learning C. problem based learning D. project based learning
25) Dalam menyusun instrumen tes yang baik untuk mengetahui keterlaksanaan
proses pembelajaran adalah berbentuk … A. Skala sikap B. Sosio-metri C. Jawaban singkat D. Lembar pengamatan
26) Analisis hasil penilaian atas hasil belajar peserta didik dengan menggunakan
instrumen tes yang baik akan memberikan informasi tentang … . A. Ketercapaian tujuan B. Ketercapaian indikator C. Keberhasilan pembelajaran D. Kriteria ketuntasan minimal
27) Dalam mengembangkan RPP, untuk menyajikan materi tentang norma hukum
dengan pendekatan pembelajaran aktif, maka materinya dapat disusun, antara lain … A. Konsep dan fungsi norma hukum, contoh kasus pelanggaran, latar
belakang B. Konsep dan fungsi norma hukum, contoh kasus pelanggaran, sebab dan
akibat C. Fakta tentang banyaknya pelanggaran, sebab dan akibat, konsep dan
fungsi norma hukum D. Fakta dan fungsi norma hukum, contoh kasus pelanggaran, sebab/akibat
dan latar belakang
28) Selama proses pembelajaran PPKn berbasis teknologi informasi dan komunikasi, guru ingin mengembangkan kegiatan tersebut agar peserta didik dapat mengaktualisasikan potensinya secara optimal salah satunya dengan mencari sumber belajar selain buku, hal ini dilakukan dengan menunjukan … A. mailing list B. Daftar wordpress C. Daftar alamat situs D. Daftar laman blog
PPKn SMP KK J
275
29) Media pembelajaran yang memberikan manfaat lebih dalam hubungannya dengan prosedur pembelajaran adalah .... A. Gambar diam B. Gambar hidup C. rekaman radio D. objek tiga dimensi
30) Sebagai pertimbangan dalam menyusun proposal, suatu permasalahan yang
dapat dicarikan pemecahannya dengan melaksanakan PTK adalah masalah-masalah hasil refleksi tentang … A. Proses belajar mengajar B. Hubu-ngan guru dengan peserta didik C. Latar belakang pendidikan peserita didik D. Kekurangan sarana belajar peserta didik
Kunci Jawaban Evaluasi Kelompok Profesional Pedagogik
No Jawaban No Jawaban 1 B 21 B 2 D 22 C 3 D 23 A 4 D 24 D 5 A 25 D 6 A 26 B 7 B 27 D 8 D 28 D 9 C 29 B 10 D 30 A 11 A 12 D 13 A 14 D 15 C 16 D 17 D 18 A 19 B 20 B
Evaluasi
276
PPKn SMP KK J
277
Penutup
Demikianlah modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kelompok
kompetensi J bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP.
Mudah-mudahan anda dapat memahami secara menyeluruh apa yang diuraikan
dalam modul ini, sebab pemahaman tersebut akan menjadi bekal dalam
menyusun materi PPKn, pelaksanaan proses pembelajaran yang bermutu yaitu
kesesuaian, daya tarik, efektivitas, efisiensi dan produktivitas pembelajaran serta
bermakna bagi para peserta didik.
Kemampuan-kemampuan yang anda kuasai setelah mempelajari modul ini akan
berguna bagi anda dalam membimbing teman sejawat dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Semoga bahan modul ini mampu memfasilitasi kinerja Anda tidak saja pada saat
pendidikan latihan tetapi pada saat Anda melaksanakan tugas di daerah masing-
masing
Modul ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun berharap saran dan
kritik yang membangun untuk kesempurnaan modul.
Penutup
278
PPKn SMP KK J
279
Daftar Pustaka
Al Purwa Hadiwardoyo, Drs.,MSF, 1990, Moral dan Permasalahan-nya,Yogyakarta: Kanisius
Akbar, Patrialis. 2013. Lembaga-Lembaga Negara Menurut UUD Negara RI Tahun 1945. Jakarta: Sinar Grafika.
Asshiddiqie, Jimly, 2012. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, Jakarta: Sinar Grafika.
Ali, M. 2003. Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan Menjalin Kebersamaan. Jakarta. PT Kompas Media Nusantara.
Asshiddiqie, Jimly, Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan Dalam UUD 1945, (Yogyakarta: UII Press, 2005).
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicial
Theory), Termasuk Interpretasi Undang-undang (Legisprudence), vol. 1 Pemahaman Awal. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.
Andi Hamzah. Penegakan Hukum Lingkungan. Jakarta: Sinar Grafika, 2005 Abdul. 2002. http://www.scribd.com/doc/9037208/ Arinanto, Satya. 2005. Hak Asasi Manusia dalam Transisi Politikdi Indonesia.
Jakarta: Pusat Studi HTN FHUI Baehr, Peter., Van Dijk, Pieter., dkk .2001. Instrumen Internasional Pokok Hak-
Hak Asasi Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Bagir manan, Dasar-dasar Perundang-undangan Indonesia. Jakarta: Penerbit
IND-HILL.Co, 1992. Bertens, K, 2000. Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Budiarjo, Miriam. 2003. Dasar- Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama. Budiyanto. 2004. Kewarganegaraan Untuk Kelas X SMA. Jakarta : Erlangga. Depdikbud. 1994. PPKn Untuk Kelas 1 SLTA. Jakarta : Ditjen Dikdasmen,
Depdikbud. Dimyati dan Mudjiono. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti. Djamarah, Syaful Bahri. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional. Depdiknas, 2003 Media Pembelajaran, Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Darji Darmodiharjo, Prof, S.H.; 1986; Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi
Nasional; Malang: Laboratorium IKIP Malang Darji Darmodiharjo, Prof, S.H.; 1986; Nilai, Norma, dan Moral; Jakarta: Aries Lima Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakata: Balai Pustaka
Daftar Pustaka
280
El-Muhtaj, Majda. 2007. Hak Asasi Indonesia dalam Konstitusi Indonesia. Jakarta: Kencana
El-Muhtaj, Majda. 2015. Hak Asasi Indonesia dalam Konstitusi Indonesia Dari UUD 1945 Sampai Dengan Perubahan UUD 1945 Tahun 2002 Edisi Kedua. Jakarta: Kencana
Gaffar, Afan. 2000. Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta : Pusataka Pelajar.
Hamalik Oemar, 1999, Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara. Haryono, Anung, 2009, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Henyat Soetomo. 1993. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Bumi
Aksara. Hartono, Pancasila Ditinjau Dari Segi Historis, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992). http://www.bin.go.id/wawasan/detil/190/3/07/02/2013/pembudayaan-
pancasila#sthash.ElHUnJm0.dpuf http://biyot.wordpess.com http://forum.detik.com. http://kekayaanindonesiaku.blogspot.co.id/p/kekayaan-dan-keragaman-
indonesia.html http://www.plengdut.com/2014/09/faktor-penyebab-keberagaman-
masyarakat.html https://nurutamidarojah.wordpress.com/sesi-2/bab-2-bertoleransi-dalam-
keberagaman-di-indonesia/b-perilaku-toleran-terhadap-keberagaman-dalam-bingkai-bhineka-tunggal-ika/
http://almanar.co.id/takiyatun-nafs/indahnya-harmoni-sosial.html# http://ramliberbagiilmu.blogspot.com/2012/04/upaya-dalam-menjaga-keutuhan-
nkri.html http://makalahcyber.blogspot.com/2012/11/upaya-mempertahankan-nkri_28.html zenosoft.files.wordpress.com/2013/01/nkri.docx http://www.kompasiana.com/srie/sengketa-perbatasan-indonesia-malaysia-tegas- http://meretasmasadepan.blogspot.com/2011/03/langkah-
langkahpengembangan-media.html http://www.banyumaskab.go.id/berita-386-penerapan-media-pembelajaran-
untuk-meningkatkan-efektivitas-diklat.html Juliardi, Budi. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Jutmini, Sri dan Winarno. 2004. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas 1
SMA. Surakarta : Tiga Serangkai. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : Kemendikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013.Tentang
PPKn SMP KK J
281
Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : Kemdikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013. Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP-MTs. Jakarta : Kemdikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2013. Tentang Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta : 2014
Kaelan. 2014. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma Kaelan. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma Kansil, C.S.T, dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs. Jakarta: Bumi
Nusantara Kansil, Prof. Drs. C.S.T. Kansil. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Jakarta: PT Anem Kosong Anem Kansil, Prof. Drs. C.S.T. Kansil. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan .
Jakarta: Erlangga KementerianPendidikandanKebudayaan. 2015.
PendidikanPancasiladanKewarganegaraan m.kompasiana.com taufikismailnuraya
Kemdikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemdikbud
Kemdikbud. 2013. Pendekatan Scientific (Ilmiah) dalam Pembelajaran. Jakarta: Pusbangprodik.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Buku guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pengembangan Profesi Pendidik, Tim. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014. Jakarta: Kemendikbud.
Malian, Sobirin dan Marzuki, Suparman. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: UII Press
Mertokusumo, Sudikno. 1999. Mengenal Hukum; Suatu Pengantar. Yogyakarta: Liberty.
Maarif, Ahmad Syafii,”Bhinneka Tunggal Ika Pesan Mpu Tantular Untuk Keindonesiaan Kita”, Makalah dalam Lokakarya Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Jakarta: MPR RI, 17-19 Juni 2011.
Noorsena Bambang, “Bhinneka Tunggal Ika; Sejarah, Filosofi, dan Relevansinya sebagai Salah Satu Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”, Makalah dalam Lokakarya MPR RI, Jakarta: 17-19 Juni 2011.
Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, edisi revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010.
Daftar Pustaka
282
M. Solly Lubis. Hukum Tata Negara. Bandung: Mandar Maju, 2002. Nickel, James W. 1996. Hak Asasi Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) turunan dari
Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Pranarka. A.M.W. 1985. Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila. Jakarta: Yayasan Proklamasi
Prabaswara I Made, “Tujuh Abad Sumpah Palapa & Bhinneka Tunggal Ika, Doa dan Renungan Suci Bali untuk Indonesia” dalam Bali Post Online, 2 Maret 2003.
Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembalajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Republik Indonesia. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Suseno, FM. 1996. Etika Dasar, Yogyakarta: Kanisius. _____. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP Kelas
VIII.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Saksono, Ign. Gatut . 2007. Pancaila Soekarno. Yogyakarta: Rumah Belajar
Tabinkas Suteng, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1975. 30 Tahun Indonesia Meredeka. ……..Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Suharizal dan Arifin, Firdaus. 2007. Refleksi Reformasi Konstitusi 1998-2002
(Beberapa Gagasan Menuju Amandemen Kelima UUD 1945). Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Syahuri, Taufiqurrohman. 2004. Hukum Konstitusi Proses dan Prosedur Perubahan UUD di Indonesia 1945-2002. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Saraswati, LG. 2006. Hak Asasi Manusia (Teori, Hukum, Kasus).Jakarta: Filsafat UI Press
Soemantri, Sri. 1987. Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi. Bandung: Alumni
Sujatmoko, Andrey. 2015. Hukum HAM dan Hukum Humaniter. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Suparyanto, Yudi dan Amin Suprihatini. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas X SMA. Klaten : Cempaka Putih.
Supandi, 2015, Materi Pelatihan Kurikulum Tahun 2013 , Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pengembangan Profesi Pendidik,. Jakarta: Kemendikbud
Suprihatini, Amin dkk. 2005. Kewarganegaraan Untuk Kelas X SMA Jilid 1. Klaten : Cempaka Putih.
PPKn SMP KK J
283
Slameto, 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana Nana, 2005, Dasar –Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Taniredja, Tukiran, dkk. 2014. Kedudukan dan Fungsi Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia. Bandung: Alfabeta
Thaib, Dahlan. 1998. Reformasi Hukum Tatanegara; Mencari Model Alternatif Perubahan Konstitusi. Yogyakarta: UII Press
Tim Dosen PKn UPI. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: CV Maulana Media Grafika.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM Wahidin, Samsul. 2015. Dasar-dasar Pendidikan Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar William Chang, “HAM dan KAM di Indonesia”, dalam Kompas edisi 9 Desember
2004. Wiriatmadja. 2009. Perspektif Multikultural dalam Pengajaran Sejarah. Jurnal
Pendidikan. Vol 15 (4): 368-382. Yulies Tiena Masriani, 2004. Pengantar Hukum Indonesia. Yang menerbitkan PT
Sinar Grafika: Jakarta -------------------------------. 2009. Buku Pintar Politik Sejarah, Pemerintahan dan
Ketatanegaraan. Yogyakarta: Great Publisher --------------------------------. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia --------------------------------. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
--------------------------------. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Daftar Pustaka
284
PPKn SMP KK J
285
Glosarium
Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya, baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah hukum dasar tertulis (basic law) konstitusi pemerintahan Negara Republik Indonesia saat ini
Bhineka Tunggal Ika adalah kata bhinneka berarti "beraneka ragam" atauberbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kata ika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan
Global adalah secara umum dan keseluruhan; secara bulat; secara garis besar: memberikan penjelasan secara -- saja; 2 bersangkut paut, mengenai, meliputi seluruh dunia;
Letak Geografis adalah letak suatu daerah dilihat dari kenyataannya di bumi atau posisi daerah itu pada bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain. Letak geografis ditentukan pula oleh segi astronomis, geologis, fisiografis dan social budaya.
Individualisme adalah asas (kebenaran yg menjadi pokok dasar Berpikirbertindak, dsb); dasar; -- deskripsi asas perbedaan; -- konvensi asas persesuaian; ber·prin·sipv mempunyai (menganut) prinsip
Kepentingan Golongan adalah Kepentingan yang yang didahulukan untuk kepentingan masing-masing anggota golongan atau kelompok tertentu untuk kepentingna kelompok tersebut
Kristalisasi adalah perihal menjadi jernih dan jelas (tt suatu gagasan dsb): sbg -- idenya, disusunlah sebuah rencana pelaksanaan yg konkret
Pancasila adalah Terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañcaberarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia
Glosarium
286
Prinsip adalah asas (kebenaran yg menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dsb); dasar; -- deskripsi asas perbedaan; -- konvensi asas persesuaian; ber·prin·sipv mempunyai (menganut) prinsip
Semboyan adalah tanda atau alamat untuk memberitahukansesuatu (tentang bunyi kentungan, nyala api, lambaian bendera, dan sebagainya
Samudra Indonesia : Samudra Indonesia atau Samudra Indiaadalah kumpulan air terbesar ketiga di dunia, meliputi sekitar 20% permukaan air Bumi. Di utara dibatasi oleh selatan Asia; di barat oleh Jazirah Arabia dan Afrika; di timur oleh Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Kepulauan Sunda Kecil, dan Australia; di selatan oleh Antartika. Samudra ini dipisahkan dengan Samudra Atlantik oleh 20° timur meridian, dan dengan Samudra Pasifik oleh 147° timur meridian. Samudra Hindia atau Samudra India adalah satu-satunya samudra yang menggunakan nama negara yaitu India
Sila adalah dasar; adab; akhlak; moral: -- dalam Pancasila saling terkait
Kesatuan: hasil perkumpulan tersebut yang telah menjadi satu dan utuh Landas kontinen: Landas Kontinen adalah dasar laut dan tanah di bawahnya
yang bersambungan dengan pantai tetapi diluar laut teritorial, sampai pada kedalaman 200 meter atau lebih, sepanjang dalamnya air laut di atasnya masih memungkin kan untuk dapat mengekplorasi-nya dan mengekploitasi sumber-sumber daya alamnya
Laut teritorial: wilayah yang menjadi hak kedaulatan penuh suatu Negara di laut. Lebarnya adalah 12 mil diukur dari pulau terluar kepulauan suatu Negara pada saat air laut surut.
ZEE: yaitu wilayah laut suatu Negara yang lebarnya 200 mil ke laut bebas. Persatuan: Persatuan dapat diartikan sebagai perkumpulan dari berbagai
komponen yang membentuk menjadi satu catatan anekdot: cara pengumpulan data melalui pengamatan langsung tentang
sikap dan perilaku anak yang muncul secara tiba-tiba (peristiwa yang terjadi secara insidental).
meaningfull learning: suatu proses pembelajaran dimana siswa lebih mudah memahami dan mempelajari, karena guru mampu dalam memberi kemudahan bagi siswanya sehingga mereka dengan mudah mengaitkan pengalaman atau pengetahuan yang sudah ada dalam pikirannya.
mecanical device: alat mekanik yang digunakan untuk memotret peristiwa- peristiwa tertentu yang ditampilkan oleh responden.
soft skill: suatu kemampuan, bakat, atau keterampilan yang ada di dalam diri setiap manusia.
pendekatan saintific: kerangka ilmiah pembelajaran yang diusung oleh Kurikulum 2013. Langkah-langkah pada pendekatan saintifik merupakan bentuk
PPKn SMP KK J
287
adaptasi dari langkah-langkah ilmiah pada sains discovery Learning: metode Discovery Learning adalah teori belajar yang
didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri
hipotesis: jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian Interprestasi: penafsiran adalah proses komunikasi melalui lisan atau gerakan
antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol-simbol yang sama, baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan).
PJBL: .pembelajaran Berbasis Proyekmerupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata
problem Solving: engembangan model PBL dalaml pembelajaran PPKn SMP.Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata
sintesis: intesis adalah kemampuan menyatukan unsur-unsur atau bagian menjadi satu kesatuan yang menyeluruh.
Glosarium
288