pengembangan e-learning dengan edmodo …digilib.unila.ac.id/25588/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN E-LEARNING DENGAN EDMODO SEBAGAI
SUPLEMEN PEMBELAJARAN FISIKA PADA MATERI
RANGKAIAN ARUS SEARAH
(Skripsi)
Oleh
NINA ROSITA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
Wahyu Amalia Adinda
ABSTRAK
PENGEMBANGAN E-LEARNING DENGAN EDMODO SEBAGAI
SUPLEMEN PEMBELAJARAN FISIKA PADA MATERI
RANGKAIAN ARUS SEARAH
Oleh
Nina Rosita
Pemanfaatan perkembangan teknologi dalam proses pembelajaran mendorong
terciptanya beragam media pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang
mendukung proses pembelajaran dengan baik adalah E-learning. Telah dilakukan
penelitian untuk mengembangkan E-Learning pada materi rangkaian arus searah
dengan memanfaatkan Edmodo yang tervalidasi, menarik, mudah digunakan,
bermanfaat, dan efektif untuk meningkatkan pembelajaran. Prosedur
pengembangan yang ditempuh meliputi analisis kebutuhan, identifikasi sumber
daya, identifikasi spesifikasi produk, pengembangan produk, uji internal, uji
eksternal dan produksi. Hasil uji eksternal menunjukkan bahwa kualitas suplemen
pembelajaran fisika dalam bentuk E-Learning dengan Edmodo pada materi
rangkaian arus searah dengan skor kemenarikan 3,16 (menarik), skor kemudahan
2,94 (cukup mudah), dan skor kemanfaatan 2,95 (cukup bermanfaat). Produk efektif
digunakan sebagai suplemen dalam pembelajaran dengan nilai normalitas gain
sebesar 0,35 yang termasuk dalam klasifikasi gain ternormalisasi sedang.
Kata kunci: edmodo, e-learning, rangkaian arus searah.
PENGEMBANGAN E-LEARNING DENGAN EDMODO SEBAGAI
SUPLEMEN PEMBELAJARAN FISIKA PADA MATERI
RANGKAIAN ARUS SEARAH
Oleh
Nina Rosita
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 02 Juni 1994, sebagai anak
kedua dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Nurdin dan Ibu Suherni.
Jenjang pendidikan formal yang ditempuh penulis dimulai dari:
1. TK Dharma Wanita Unila, Bandar Lampung pada tahun 1999-2000,
2. SD Negeri 2 Kampung Baru Bandar Lampung pada tahun 2000-2006,
3. SMP Negeri 8 Bandar Lampung tahun 2006-2009, dan
4. SMA Negeri 9 Bandar Lampung tahun 2009-2012.
Pada tahun 2012, penulis diterima sebagai mahasiswi Program Studi Pendidikan
Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri jalur Tertulis (SNMPTN Tertulis). Selama menjadi mahasiswi,
penulis pernah aktif menjadi asisten praktikum IPA Fisika dan asisten tutorial
Bahasa Inggris Profesi. Selain itu, di bidang non akademik selama menjadi
mahasiswi, penulis aktif di organisasi kampus, antara lain:
1. Himpunan Mahasiswa Eksakta (Himasakta) tahun 2012-2013 sebagai
Eksakta Muda (Eksmud) dan tahun 2013-2014 sebagai anggota divisi
Penelitian dan Pengembangan.
2. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM U KBM Unila) tahun
2012-2013 sebagai Korps Muda BEM VIII (KMB VIII) dan tahun 2013-
2014 sebagai Staff Ahli Kementerian Pendidikan dan Kepemudaan.
3. Panitia Khusus (Pansus) Pemilihan Raya gubernur dan wakil gubernur
FKIP Unila tahun 2013.
4. BEM Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung tahun
2013-2014 sebagai Staff ahli Dinas Jaringan Komunikasi dan Teknologi
dan tahun 2014-2015 sebagai Sekretaris Dinas Media Center.
5. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM U KBM Unila) tahun
2015-2016 sebagai Asisten Menteri Komunikasi dan Informasi Kabinet
Muda Bergerak dan tahun 2016 sebagai Menteri Komunikasi dan
Informasi Kabinet Kolaborasi Hebat.
6. Forum Perempuan BEM Seluruh Indonesia periode Juni-Oktober 2016
sebagai penanggung jawab media.
Prestasi yang pernah diraih penulis selama di perkuliahan antara lain:
1. Juara II Lomba Cepat Tepat Mahasiswa (LCTM) dalam GAYA EKSMUD
P.MIPA Universitas Lampung tahun 2012.
2. Juara II Lomba Cepat Tepat Islami Mahasiswa (LCTIM) dalam Sejuta
Aksi BBQ FKIP Universitas Lampung tahun 2012.
3. Juara II Lomba Futsal Putri dalam Fosmaki FKIP Universitas Lampung
tahun 2012
4. Juara III Lomba Futsal Putri dalam GAYA EKSMUD P.MIPA Universitas
Lampung tahun 2013.
5. Juara I Lomba Futsal Putri dalam GAYA EKSMUD P.MIPA Universitas
Lampung tahun 2014.
Kegiatan-kegiatan yang pernah diikuti penulis antara lain:
1. Peserta Seminar Pendidikan Nasional BEM FKIP Universitas Lampung
tahun 2012.
2. Peserta Pelatihan Kesekretariatan dan Kebendaharaan BEM Universitas
tahun 2013.
3. Koordinator Humas dan Publikasi Gebyar Mahasiswa Pendidikan Eksakta
(Gempita) Universitas Lampung tahun 2013.
4. Peserta LKMM-TD (Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa
Tingkat Dasar) tahun 2013.
5. Koordinator Konsumsi Dialog Kebangsaan BEM U KBM Unila tahun
2013.
6. Peserta LKMI-TM (Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Islam
Tingkat Menengah) tahun 2015.
7. Steering Cometee (SC) Kegiatan Seminar National Student
Technopreneurship Program (NSTP) Unila tahun 2016.
8. Peserta Konsolidasi Nasional Forum Perempuan BEM Seluruh Indonesia
di Universitas Telkom tahun 2016.
9. Peserta Pelatihan Relawan Tanggap Bencana Dinas Pemuda dan Olahraga
Provinsi Lampung tahun 2016.
10. Steering Cometee (SC) HPDD Festival Budaya Universitas Lampung
tahun 2016.
Pada tahun 2014, penulis melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Pada Tahun
2015, penulis melakukan praktik mengajar melalui Kuliah Kerja Nyata
Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di SMP Negeri 2 Pesisir Selatan, Pekon
Biha Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat. Tahun 2016, melakukan
penelitian di SMA Kebangsaan Lampung Selatan untuk meraih gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd.).
MOTTO
“Verily with every hardship there is Relief”
(Q.S. Al-Insyirah :6)
“Bukankah tugas yang dibebankan pada kita jauh lebih banyak dari waktu yang
tersedia
(Hasan Al-Banna)
“karena sesungguhnya amanah tak bisa diminta dan tak bisa ditolak maka laksanakan
amanah sebaik-baiknya” (nina)
PERSEMBAHAN
Teriring doa dan syukur kehadirat Allah SWT, penulis mempersembahkan
karya kecil ini sebagai tanda bukti dan kasih cintaku yang tulus dan
mendalam kepada:
1. Ibunda Suherni dan Ayahanda Nurdin. tercinta, terima kasih
karena senantiasa mendoakan penulis setiap waktu, tulus mengajari
penulis arti kehidupan dan sebuah perjuangan, senantiasa menemani
penulis di kala terjatuh, memberikan penulis motivasi, semangat,
cinta, dan materi untuk keberhasilan di masa datang, selalu bersabar
menanti penulis lulus dari kuliah.
2. Teteh dan adik tersayang, Dewi Suhika, M.Sc. dan Niki Aprian, yang
selalu memberikan semangat dan menantikan keberhasilan penulis,
terima kasih atas semangat dan keceriaan di rumah.
3. Teman Seperjuangan, Dian Esti, Rizki Nanda, Nurmala, Diah, Ryna,
yang selalu memberi semangat dan saling mengingatkan sejak awal di
bangku kuliah.
4. Almamater tercinta, Universitas Lampung.
SANWACANA
Puji syukur kehadapan Allah SWT, yang telah melimpahkan anugrah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengambangan E-
Learning dengan Edmodo sebagai suplemen pembelajaran fisika pada materi
rangkaian arus searah”. Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika dan Pembimbing I atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan,
arahan, dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.
4. Bapak Ismu Wahyudi, S.Pd., M.PFis., selaku Pembimbing Akademik
sekaligus Pembimbing II, atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan,
arahan, dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.
5. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. selaku Pembahas yang banyak
memberikan masukan dan kritik yang bersifat positif dan membangun.
6. Bapak dan ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang telah
membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas Lampung.
7. Bapak Drs. Edy Purwito, selaku Kepala SMA Kebangsaan Lampung Selatan
yang telah memberi izin dan arahan selama penelitian.
8. Bapak Oky Sanjaya, S.Pd., selaku guru mata pelajaran fisika di SMA
Kebangsaan Kabupaten Lampung Selatan yang telah membantu dan
membimbing penulis dalam melakukan penelitian.
9. Bapak dan ibu dewan guru SMA Kebangsaan Kabupaten Lampung Selatan
beserta staf tata usaha yang membantu penulis dalam melakukan penelitian.
10. Siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri Kebangsaan Kabupaten Lampung
Selatan tahun ajaran 2016/2017 atas bantuan dan kerjasamanya.
11. Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
12. Kedua orangtuaku Nurdin dan Suherni yang tidak pernah lepas memberikan
doa dan semangat.
13. Tetehku Dewi Suhika, M.Sc., dan adikku Niki Aprian yang selalu
mendukung dan menyayangi penulis.
14. Sahabat terbaikku Dian Esti, Nurmala Sari, Rizki Nanda, Diah Rizki, Ryna
Aulia yang selalu membantu, mendukung, dan saling mengingatkan.
15. Sahabat seperjuangan Pendidikan Fisika 2012 Universitas Lampung, Reza,
Izza, Faje, Fajar, Wiwin, Chida, Mba Yuni, Isni, Apri, Dinda, Dewi, Rio,
Asep, Ummu, dan teman-teman Fisika A dan B yang telah memberi warna
saat di bangku perkuliahan.
16. Teman-Teman KKN Pekon Biha, Pesisir Selatan, Ana, Ayu, Devina, Yulis,
Mb Shem, Idris, Tomy, Dini, dan Meliza.
17. Sahabat-sahabatku sejak SMP dan SMA, Devi Anggraini, Rizky Samty, Anisa
Rahmawati, Merda Gustina, Nida Amalia, Maharani Vonidyah, Ana
Khoiriyanah, Mutiara Khairiyah yang selalu menjaga komunikasi dan
silahturahim.
18. Sahabat satu lingkaran tarbiyah yang selalu re-grouping, semoga Allah selalu
memberi keistiqomahan buat kita.
19. Sahabat Perjuangan BEM U KBM Unila Kabinet Muda Bergerak kak Bams,
Kak Deni, Mba Naila, Mba Ninuk, Mba Sun, Mba Marel, Mba Ayu, Kak Ogi,
Kak Irham, Kak Benn, Kak Anggi, Deris, Novi, Sri, Imah, Nadiril, Hudak,
Ijal, Ari, Hence, Riska, Nurul, Kak Alex.
20. Sahabat Perjuangan BEM U KBM Unila Kabinet Kolaborasi Hebat Ahmad
Nur, Salma, Diah, Sinta, Linda, Ika, Salam, Taqi, Anwar, Eka, Bayu, Citra,
Havez, Oci, Maya, Desi, Agus, Rahmad, Ari, Risko, Dina.
21. Keluarga Kementerian Kominfo Manis dan Kominfight BEM U KBM Unila,
kak Beny Tribiyono, Nikmatur Rosida, dan adik-adik staff kominfo yang
selalu memberi warna tersendiri dalam berjuang di balik layar.
22. Teman seperjuangan Forum Perempuan BEM Seluruh Indonesia dan forom
media BEM SI, Teh Etom, Nihlah, Maya, Nasa, dll.
23. Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian. Penulis sangat berharap
skripsi ini bisa bermanfaat dan berguna bagi kita semua terkhusus bagi pembaca.
Bandar Lampung, Januari 2017
Penulis,
Nina Rosita
x
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian dan Pengembangan .................................................. 8
B. E-learning ................................................................................. 11
C. LMS (Learning Management System) ...................................... 18
D. Edmodo ..................................................................................... 20
E. Rangkaian Arus Searah ............................................................ 23
III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ...................................................................... 35
B. Subjek Uji Coba Pengembangan Produk ................................. 36
xi
C. Prosedur Penelitian Pengembangan.......................................... 36
1. Tahap I Analisis Kebutuhan ............................................... 37
2. Tahap II Identifikasi Sumber Daya .................................... 38
3. Tahap III Identifikasi Spesifikasi Produk ........................... 38
4. Tahap IV Pengembangan Produk ....................................... 39
5. Tahap V Uji Internal ........................................................... 39
6. Tahap VI Uji Eksternal ....................................................... 40
7. Tahap VII Produksi ............................................................ 41
D. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 41
1. Metode Angket ................................................................... 41
2. Metode Observasi ............................................................... 42
3. Metode Tes ......................................................................... 42
E. Metode Analisis Data ............................................................... 43
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 48
1. Analisis Kebutuhan ........................................................... 48
2. Identifikasi Sumber Daya .................................................. 50
3. Identifikasi Spesifikasi Produk .......................................... 51
4. Pengembangan Produk ...................................................... 54
5. Uji Internal......................................................................... 55
6. Uji Eksternal ...................................................................... 57
7. Produksi ............................................................................. 61
B. Pembahasan .............................................................................. 62
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................... 74
B. Saran ......................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Grafik pada hukum Ohm ...................................................... 26
2.2 Rangkaian Hambatan Seri ............................................................. 27
2.3 Rangkaian Hambatan Paralel …... .................................................. 28
2.4 Susunan Hambatan Kompon .......................................................... 29
2.5 Arus pada Rangkaian Tak Bercabang ............................................. 30
2.6 Rangkaian Kuat Arus Masuk dan Keluar pada Suatu Titik
Kumpul ........................................................................................... 30
2.7 Gambar Loop .................................................................................. 32
2.8 Gambar Arah Loop ......................................................................... 32
2.9 Rangakaian Dua Loop Tahanan Shunt ........................................... 32
2.10 Tahanan Shunt ................................................................................ 33
3.1 Model Pengembangan Media Instruksional Termodifikasi
Diadaptasi dari Prosedur Pengembangan Produk dan Uji
Produk ............................................................................................. 37
3.2 Desain Penelitian One Group Pretest Posttest Design ................... 43
4.1 Tampilan groups E-Learning dengan Edmodo ............................... 61
4.2 Tampilan diskusi E-Learning dengan Edmodo .............................. 61
4.3 Tampilan Handout pada Edmodo ................................................... 63
4.4 Tampilan video pada Edmodo ........................................................ 64
4.5 Tampilan Soal Latihan pada Edmodo ............................................. 65
4.6 Tampilan Feedback Soal Latihan pada Edmodo ............................ 65
4.7 Tampilan Gradebook pada Edmodo ............................................... 66
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Langkah-langkah Pengembangan Borg dan Gall ................................ 10
2.2 Pendekatan Blanded Learning ............................................................ 16
2.3 Materi Rangkaian Listrik Searah ........................................................ 24
3.1 Kriteria Skor Penilaian Pilihan Jawaban Uji Ahli .............................. 44
3.2 Konversi Skor Penilaian Uji Ahli Menjadi Nilai Kualitas .................. 44
3.3 Kriteria Skor Penilaian Pilihan Jawaban ............................................. 45
3.4 Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas ............. 46
3.5 Klasifikasi N Gain ............................................................................... 47
4.1 Hasil Uji Ahli Desain .......................................................................... 56
4.2 Hasil Uji Ahli Materi .......................................................................... 56
4.3 Komentar, Masukan atau Saran Perbaikan Uji Satu Lawan Satu ............. 58
4.4 Respon dan Penilaian Siswa terhadap Penggunaan E-Learning ......... 59
4.5 Hasil Analisis Uji Keefektifan ............................................................ 60
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Angket Analisis Kebutuhan ............................................................... 80
2. Angket Tanggapan Guru dan Siswa Terhadap E-Learning ............... 84
3. Rekapitulasi Angket Analisis Kebutuhan Siswa ................................ 91
4. Analisis Penetapan Materi Pengayaan ............................................... 94
5. Desain Produk .................................................................................... 101
6. Naskah Produksi ................................................................................ 105
7. Storyboard .......................................................................................... 110
8. Kisi-kisi Uji Ahli Materi .................................................................... 119
9. Hasil Uji Ahli Materi ......................................................................... 121
10. Kisi-kisi Uji Ahli Desain ................................................................... 123
11. Hasil Uji Ahli Desain ......................................................................... 128
12. Kisi-kisi Uji Satu Lawan Satu ............................................................ 131
13. Instrumen Hasil Uji Satu Lawan Satu ................................................ 136
14. Rekapitulasi Hasil Uji Satu Lawan Satu ............................................ 140
15. Kisi-kisi Uji Kemenarikan, Kemudahan dan Kebermanfaatan .......... 145
16. Instrumen Uji Kemenarikan, Kemudahan dan Kebermanfaatan ....... 150
17. Hasil Uji Kemenarikan, Kemudahan dan Kebermanfaatan ............... 154
18. Kisi-kisi Uji Keefektivan ................................................................... 157
19. Instrumen Uji Keefektivan ........................................................................ 167
20. Hasil Uji Keefektivan ............................................................................... 170
21. Silabus ....................................................................................................... 172
22. RPP ........................................................................................................... 177
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi ini telah
membawa perubahan yang signifikan bagi perkembangan dunia pendidikan.
Seorang guru harus mampu mengikuti perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi, sehingga dapat dijadikan acuan agar terciptanya
pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami siswa. Sejalan dengan
perkembangan ini, kegiatan pembelajaran juga mengalami perkembangan,
mulai dari media pembelajaran, proses pembelajaran, atau metode
pembelajaran secara mandiri.
Pemanfaatan perkembangan teknologi dalam proses pembelajaran
khususnya pembelajaran fisika mendorong terciptanya beragam media
pembelajaran yang bisa dipilih guru untuk digunakan dalam proses belajar
mengajar. Seperti menuangkan ide dalam membuat animasi atau simulasi
yang digunakan dalam proses pembelajaran. Selain itu juga adanya
kemajuan di bidang teknologi informasi melahirkan konsep baru dalam
pembelajaran yang berbasis IT atau yang lebih dikenal dengan E-Learning.
2
Melalui E-Learning, proses pembelajaran dapat dikemas dan diinovasikan
menjadi lebih menarik yaitu proses pembelajaran tidak lagi hanya
mendengarkan uraian materi dari guru akan tetapi siswa dapat melakukan
aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, dan mendemonstrasikan.
Menurut Sindu (2013) suasana pembelajaran E-Learning dapat
mengakomodasi peserta didik memainkan peran yang lebih aktif dalam
pembelajaran, peserta didik membuat perancangan dan mencari materi
dengan usaha sendiri.
Bentuk dari perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan yaitu dengan
adanya E-Learning. Terdapat berbagai jenis E-Learning yang diterapkan di
sekolah, salah satunya yang sering digunakan yaitu Learning Management
system (LMS). Saat ini terdapat banyak jenis LMS yang diterapkan di dunia
pendidikan. Edmodo merupakan salah satu jenis LMS yang sering
digunakan saat ini. Edmodo dapat digunakan sebagai media pembelajaran
untuk semua bidang studi yang tidak menggunakan aktivitas pengamatan
secara langsung, pembelajaran fisika salah satunya.
Edmodo menyediakan cara yang aman dan mudah untuk berkomunikasi dan
berkolaborasi antara siswa dan guru, berbagi konten berupa teks, gambar
link, video maupun audio. Edmodo bertujuan untuk membantu pendidik
memanfaatkan fasilitas social networking sesuai dengan kondisi
pembelajaran di kelas. Edmodo memiliki desain yang hampir sama dengan
media sosial facebook, hal ini membuat Edmodo menjadi pilihan bagi para
pengajar untuk menerapkannya sebagai media pembelajaran elektronik
3
karena mudah cara pengoperasiannya dan tidak membutuhkan keterampilan
khusus serta semua orang dapat mengaksesnya apabila sudah memiliki akun
Edmodo. Meskipun Edmodo memiliki fitur-fitur yang hampir sama dengan
facebook, dari segi kerahasiaan Edmodo lebih bersifat privasi.
Penggunaan E-Learning terutama Edmodo dapat digunakan sebagai
suplemen dalam pembelajaran fisika yang mana dalam pembelajaran fisika
membutuhkan berbagai cara yang efektif untuk mengembangkan minat
belajar siswa, sehingga siswa tidak hanya mengandalkan modul yang
diberikan oleh guru sebagai media pembelajaran. Hal ini membuat siswa
kadang merasa bosan, kurang tertarik dalam pembelajaran fisika yang
akhirnya membuat siswa mengalami kesulitan dalam pelajaran fisika, dan
kurang paham akan konsep fisika yang diberikan oleh guru. Hasil analisis di
SMA Kebangsaan Lampung Selatan menunjukkan sebanyak 43% siswa
menggangap pelajaran fisika membosankan dan sebanyak 29% siswa tidak
cepat paham terhadap materi fisika yang diajarkan.
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu sains yang berkaitan erat dengan
fenomena dan gejala yang terjadi di alam sekitar, yang seharusnya dalam
pembelajaran fisika fenomena dan gejala tersebut dapat diamati langsung.
Namun sayangnya tidak semua fenomena pada materi fisika dapat diamati
secara langsung. Salah satunya adalah pada materi rangkaian arus searah.
Selain itu, materi pembelajaran fisika pada pokok bahasan rangkaian arus
searah memiliki tingkat kompleksitas yang cukup tinggi, ini terlihat dari
persentase siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM, yaitu 55% dan
4
siswa yang memperoleh nilai di atas KKM, yaitu 45%. Berdasarkan
penjelasan di atas, E-Learning pada materi rangkaian arus searah sangat
diperlukan.
Penulis memilih SMA Kebangsaan Lampung Selatan dikarenakan fasilitas
yang memungkinkan para guru fisika untuk melakukan pembelajaran fisika
dengan menggunakan E-Learning. Fasilitas yang tersedia adalah
laboratorium komputer yang sudah terkoneksi dengan internet sebanyak 35
unit. Selain itu, kemampuan guru fisika dalam mengoperasikan komputer
juga sudah memadai. Terlebih lagi guru fisika di sekolah tersebut sudah
memanfaatkan website dalam pembelajaran. Oleh karena itu, fasilitas yang
mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran
sebaiknya dimanfaatkan secara optimal. Terlebih lagi siswa sudah terbiasa
memanfaatkan internet dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan deskripsi masalah di atas, peneliti telah membuat alternatif
dengan mendesain suatu media pembelajaran berbasis social networking
berupa E-Learning yang dapat menyajikan pembelajaran fisika yang lebih
menarik dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. Dalam
hal ini penulis telah mengembangkan E-Learning dengan menggunakan
Edmodo pada materi rangkaian arus searah. Pengembangan E-Learning
telah digunakan sebagai suplemen pembelajaran dimana menjadi tambahan
untuk menunjang proses pembelajaran di kelas serta dapat digunakan oleh
siswa di rumah untuk membantu siswa dalam mempelajari materi rangkaian
arus searah.
5
B. Rumusan Masalah
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana produk pengembangan media E-Learning dengan Edmodo
sebagai suplemen pembelajaran fisika pada materi rangkaian arus
searah?
2. Bagaimana kemenarikan, kemanfaatan, dan kemudahan E-Learning
dengan Edmodo sebagai suplemen pembelajaran fisika pada materi
rangkaian arus searah?
3. Bagaimana keefektifan media E-Learning dengan Edmodo sebagai
suplemen pembelajaran fisika pada materi rangkaian arus searah?
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Membuat produk media E-Learning dengan Edmodo sebagai suplemen
pembelajaran fisika pada materi rangkaian arus searah.
2. Mendeskripsikan kemenarikan, kemanfaatan, dan kemudahan media E-
Learning dengan Edmodo sebagai suplemen pembelajaran fisika pada
materi rangkaian arus searah.
3. Mendeskripsikan keefektifan media E-Learning dengan Edmodo
sebagai suplemen pembelajaran fisika pada materi rangkaian arus
searah.
6
D. Manfaat Pengembangan
Manfaat yang diperoleh dari penelitian pengembangan ini adalah:
1. Menyediakan media pembelajaran alternatif/pilihan yang menarik bagi
siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan pengalamannya, serta
meningkatkan motivasi siswa untuk terus belajar, baik secara mandiri
maupun berkelompok.
2. Menyediakan media pembelajaran alternatif/pilihan yang dapat
meningkatkan keefektifan dalam pembelajaran fisika, pada materi
rangkaian arus searah.
E. Ruang Lingkup
Agar penelitian ini mencapai sasaran sebagaimana yang telah dirumuskan,
penulis, membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:
1. Pengembangan yang dimaksud adalah pengembangan media E-Learning
dengan menggunakan aplikasi Edmodo berbasis online.
2. Media E-Learning ini dikembangkan sebagai suplemen pembelajaran
dimana pembelajaran di kelas dapat dilakukan secara virtual.
3. Media E-Learning ini dikembangkan khusus untuk materi rangkaian arus
searah yang disesuaikan dengan standar isi kurikulum 2013.
4. Uji Internal produk penelitian pengembangan dilakukan oleh uji ahli
desain, ahli isi atau materi pembelajaran.
7
5. Uji eksternal produk pengembangan yang meliputi uji coba produk di
lapangan dilakukan pada siswa kelas XII IPA 2 SMA Kebangsaan
Lampung Selatan.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan sering dikenal dengan Research and Development
(R&D). Penelitian pengembangan diartikan sebagai kegiatan pengumpulan,
pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan
objektif yang disertai dengan kegiatan mengembangkan sebuah produk untuk
mengembangkan sesuatu menjadi lebih baik atau sempurna. Dalam dunia
pendidikan menurut Setyosari (2010: 214), penelitian pengembangan adalah
suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk
pendidikan.
Sedangkan Menurut Borg dan Gall (2003: 385) bahwa:
R&D dalam pendidikan adalah sebuah model pengembangan berbasis
industri dimana temuan penelitian digunakan untuk merancang produk
dan prosedur baru, yang kemudian secara sistematis diuji di lapangan,
dievaluasi, dan disempurnakan sampai mereka memenuhi kriteria
tertentu, yaitu efektivitas dan berkualitas.
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Gay dkk dalam Emzir (2012:
263) yang menyatakan bahwa dalam bidang pendidikan tujuan utama
penelitian dan pengembangan bukan untuk merumuskan atau menguji teori,
9
tetapi untuk mengembangkan produk-produk yang efektif untuk digunakan di
sekolah-sekolah.
Berdasarkan pemaparan di atas maka penelitian pengembangan adalah
serangkaian proses untuk menghasilkan atau memperbaiki suatu produk
pembelajaran yang sudah ada kemudian divalidasi berdasarkan teori
pengembangan yang telah ada melalui beberapa proses atau tahapan-tahapan
agar sesuai sesuai dengan tujuan yang diinginkan sehingga dihasilkan produk
akhir yang terdefinisi dan dapat digunakan.
Terdapat berbagai macam model dalam penelitian pengembangan menurut
para ahli. Sugiyono (2010: 409) langkah-langkah penelitian dan
pengembangan meliputi:
(1) Identifikasi masalah, (2) pengumpulan informasi, (3) desain produk,
(4) validasi desain, (5) perbaikan desain, (6) uji coba produk, (7) revisi
produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk tahap akhir, dan (10)
produksi masal.
Kemudian terdapat juga model penelitian pengembangan media instruksional
yang dikemukakan oleh Suyanto dan Sartinem (2009: 1). Tahapan prosedur
pengembangan produk dan uji produk yang perlu dilakukan menurut Suyanto
dan Sartinem, yaitu:
(1)analisis kebutuhan, (2) identifikasi sumber daya untuk memenuhi
kebutuhan, (3) identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan
pengguna, (4) pengembangan produk, (5) uji internal: uji kelayakan
produk, (6) uji eksternal: uji kemanfaatan produk oleh pengguna, (7)
produksi.
10
Selain itu prosedur penelitian pengembangan juga dikemukaan oleh Borg dan
Gall (2003: 385) mengenai langkah-langkah dalam penelitian pengembangan
yang bersifat siklus seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pengembangan Borg dan Gall.
Langkah Utama Borg dan Gall 10 Langkah Borg dan Gall
Penelitian dan Pengumpulan
Informasi (Research nad
Information Collecting)
1. Penelitian dan
Pengumpulan Informasi
Perencanaan (Planning) 2. Perencanaan
Pengembangan Bentuk Awal
Produk (Develop Preliminary
Form of Product)
3. Pengembanan Bentuk
Awal Produk
Uji Lapangan dan Revisi
Produk (Field Testing and
Product Revision)
4. Uji Lapangan Awal
5. Revisi Produk
6. Uji Lapangan Utama
7. Revisi Produk
Operasional
8. Uji Lapangan
Operasional
Revisi Produk Akhir (Final
Product Revision) 9. Revisi Produk Akhir
Desiminasi dan Implementasi
(Desimination and
Implementation)
10. Desiminasi dan
Imlementasi
Berdasarkan dari berbagai model pengembangan yang dikemukakan oleh
para ahli, maka dalam mengembangkan produk yang berupa pengembangan
E-Learning sebagai suplemen pembelajaran untuk materi rangkaian arus
listrik searah sekolah menengah atas, peneliti perlu menentukan model
pengembangan yang tepat dalam mengembangkan produk tersebut.
Berdasarkan produk yang akan dikembangkan, peneliti memilih model
pengembangan media pembelajaran instruksional milik Suyanto dan Sartinem
(2009: 1). Peneliti memilih model pengembangan ini karena tahap-tahap
pengembangannya lengkap namun tidak terlalu rumit dibanding dengan
11
model lainnya. Terdapat tujuh langkah pengembangan yang harus dilakukan.
Dua tahap uji coba produk yaitu uji internal dan uji eksternal. Setelah
melakukan kedua uji tersebut selalu dilakukan revisi produk. Dengan
demikian, diharapkan dapat menghasilkan produk E-Learning sebagai
suplemen pembelajaran yang baik.
B. E-Learning
Kecanggihan teknologi dan informasi yang semakin berkembang saat ini
memberikan banyak kemudahan pada system pendidikan terutama dalam
menunjang kegiatan belajar mengajar. Saat ini juga guru dan siswa sudah
menggunakan konsep pembelajaran online atau yang dikenal sebagai E-
Learning.
Horton dalam Ramadhani (2012: 28) mengatakan bahwa:
E-Learning adalah segala pemanfaatan atau penggunaan teknologi
internet dan web untuk menciptakan pengalaman belajar. E-Learning
dapat dipandang sebagai suatu pendekatan yang inovatif untuk
dijadikan sebuah desain media penyampaian yang baik, terpusat pada
pengguna, interaktif dan sebagai lingkungan belajar yang memiliki
berbagai kemudahan-kemudahan bagi siapa saja, dimana saja dan kapan
saja. Dengan memanfaatkan berbagai atribut dan sumber teknologi
digital dengan bentuk lain dari materi dan bahan pembelajaran yang
sesuai untuk diterapkan pada suatu lingkungan belajar yang terbuka,
fleksibel dan terdistribusi.
Sedangkan menurut Prawiladilaga dkk ( 2007: 197) pengertian E-Learning
yaitu :
E-Learning terdiri dari dua kata atau bagian, yaitu „e’ yang merupakan
singkatan dari electronic dan learning yang berarti pembelajaran. Jadi
E-Learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan
perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer. Karena itu,
maka E-Learning sering disebut pula dengan online course.
12
E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan teknologi
komputer, jaringan komputer dan/atau internet. Tujuan utama penggunaan
teknologi ini adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas, transparansi, dan
akuntabilitas pembelajaran. Di samping itu, suatu E-Learning juga harus
mempunyai kemudahan bantuan profesional isi pelajaran secara on line. Dari
uraian tersebut jelas bahwa E-Learning menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi sebagai alat; dengan tujuan meningkatkan efisiensi,
efektivitas, transparansi, akuntabilitas, dan kenyamanan belajar; dengan
obyeknya adalah layanan pembelajaran yang lebih baik, menarik, interaktif,
dan atraktif.
Menurut Siahaan (2004) dalam Sutanta (2009: 33), setidaknya ada tiga fungsi
E-Learning terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom
instruction) :
1. Suplemen (tambahan). Dikatakan berfungsi sebagai suplemen apabila
peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal
ini tidak ada keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi.
Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya
tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
2. Komplemen (pelengkap). Dikatakan berfungsi sebagai komplemen
apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk
melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam
kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik
diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau remedial.
Dikatakan sebagai pengayaan (enrichment), apabila kepada peserta
didik yang dapat dengan cepat menguasai/ memahami materi
pelajaran yang disampaikan pada saat tatap muka diberi kesempatan
untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang
secara khusus dikembangkan untuk mereka.
3. Substitusi (pengganti). Dikatakan sebagai substitusi apabila E-
Learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar, misalnya
dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran. Ada tiga
model yang dapat dipilih, yakni : (1) sepenuhnya secara tatap muka
13
(konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi
melalui internet, atau (3) sepenuhnya melalui internet.
Pada penelitian pengembangan ini, E-Learning digunakan sebagai suplemen
pembelajaran yang mana peserta didik mempunyai kebebasan memilih
apakah akan dimanfaatkan pembelajaran elektronik ini atau tidak. Suplemen
pembelajaran juga merupakan tambahan untuk menunjang proses
pembelajaran di kelas serta dapat digunakan oleh sswa di rumah untuk
membantu siswa dalam mempelajari materi yang dipelajari. Adanya E-
Learning dapat membantu strategi pembelajaran dalam menyebarkan
informasi mengenai pendidikan secara luas. E-Learning memilki beberapa
karakteristik. Menurut Munir (2005:170) karakteristik E-Learning antara lain:
a. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik sehingga dapat memperoleh
informasi dan melakukan komunikasi dengan mudah dan cepat.
b. Memanfaatkan media computer, seperti jaringan komputer
(computer networks)
c. Menggunakan materi pembelajaran untuk dipelajari secara mandiri
d. Materi pembelajaran dapat disimpan di computer, sehingga dapat di
akses oleh pengajar dan pembelajar, atau siapa pun tidak terbatas
waktu dan tempa, kapan saja, dan dimana saja sesuai dengan
keperluan
e. Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga untuk
mengetahui hasil kemajuan belajar, atau administrasi pendidikan,
serta untuk memperoleh informasi yang banyak dari berbagai
sumber informasi.
Model E-Learning ditinjau dari aspek sistem penyampaiannya (delivery
system model) menurut Rasthy (2000: 36) diklasifikasikan ke dalam tiga
bentuk atau model, yaitu adjunct, mixed/blanded, dan fully online.
1. Model Adjunct
Model ini dapat dikatakan sebagai proses pembelajaran tradisional
plus. Artinya pembelajaran tradisional yang ditunjang dengan sistem
penyampaian secara online sebagai pengayaan. Keberadaan sistem
penyampaian secara online merupakan suatu tambahan. Contoh
untuk menunjang pembelajaran di kelas, seorang guru/dosen
14
menugaskan siswa/mahasiswanya untuk mencari informasi dari
internet.
2. Model Mixed/Blended
Model blended menempatkan sistem penyampaian secara
online sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses
pembelajaran secara keseluruhan. Artinya baik proses tatap muka
dan pembelajaran secara online merupakan satu kesatuan utuh.
Berbeda dengan model adjunct yang hanya menempatkan sistem
penyampaian online sebagai tambahan.
3. Model Online Penuh (Fully Online)
Dalam model ini semua interaksi pembelajaran dan penyampaian
bahan belajar terjadi secara online. Contoh bahan belajar berupa
video di-stream via internet, atau pembelajaran ditautkan (linked)
melalui hyperlink ke sumber lain yang berupa teks atau mungkin
gambar.Ciri utama model ini adalah adanya pembelajaran
kolaboratif secara online.
Berdasarkan pemaparan diatas, model E-Learning yang sesuai dengan
penelitian pengembangan ini adalah blended learning. Blended learning akan
menjadikan pembelajaran lebih bervariatif karena akan timbul adanya
kolaborasi antara pembelajaran online dan tatap muka.
Salah satu model pembelajaran E-Learning menurut Siemens (2004: 30) yaitu
blended learning melibatkan kelas (face-to-face) dan pembelajaran secara
online sebagai proses pembelajarannya. Sedangkan blended learning menurut
Syarif (2012: 5) adalah suatu pendekatan yang fleksibel untuk merancang
program yang mendukung campuran dari berbagai waktu dan tempat untuk
belajar.
Pengertian blended learning menurut Azad (2013: 898) yaitu:
Blended learning is a blending of different learning methods,
techniques, and applying them in an interactively meaningful learning
environment. Learners should have easy access to different learning
resources in order to apply the knowledge and skills they learn under
the supervision and support of the teacher inside and outside the
classroom.
15
Pengertian blended learning menurut Rovai dan Jordan (2004: 3) yaitu Model
blanded learning pada dasarnya merupakan gabungan keunggulan
pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka (face-to-face learning) dan
secara virtual (E-Learning).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut blanded learning merupakan
perpaduan pembelajaran secara offline (tatap muka) dan online untuk
memaksimalkan proses pembelajaran. Melalui model ini, pembelajaran akan
lebih bervariatif dimana pembelajaran yang umumnya dilakukan dengan
bertatap muka akan dibantu dengan E-Learning yang bersifat online dengan
menggunakan teknologi informasi yang dapat diakses kapan dan dimana saja.
Kemudian secara lebih spesifik Slemer dan Soekarwati dalam Yandri (2013:
4) menyarankan enam tahapan dalam merancang dan menyelenggarakan
blanded learning agar hasilnya optimal. Keenam tahapan tersebut yaitu:
1. Menetapkan macam dan materi bahan ajar. Materi dan bahan ajar
yang dirancang meliputi tiga macam bahan ajar yaitu:
a. bahan ajar yang dapat dipelajarisendiri oleh siswa
b. bahan ajar yangdapat dipelajari melalui interaksi melalui cara
bertatap muka, dan
c. bahan ajar yang dapat dipelajari melalui cara berinteraksi secara
online/web based learning.
2. Menetapkan rancangan dari blanded learning yang akan digunakan.
3. Menetapkan format dari online learning.
4. Melakukan uji terhadap rancangan yang dibuat.
Cara yang lazim digunakan untuk uji ini adalah melalui cara pilot test.
Dengan cara ini penyelenggara blanded learning bisa meminta
masukan atau saran dari pengguna.
5. Menyelenggarakan blanded learning dengan baik.
6. Menyiapkan kriteria evaluasi dari penyelenggaraan blanded learning.
16
Dalam penerapannya blanded learning menggabungkan berbagai sumber
secara fisik dan maya (virtual) dengan pendekatan seperti dikemukakan oleh
Allisaon dkk dalam Yendri (2003: 3) pada Tabel 1 berikut :
Tabel 2.2. Pendekatan Blanded Learning
Live face-to-face (formal) Live face-to-face (informal)
Instructor-led classroom
Workshop
Coaching/monitoring
On the job (OTJ) training
Collegial connection
Work teams
Role modeling
Virtual
collaboration/synchronous
Virtual
collaboration/asynchronous
Live e-Learning classes
E-mentoring
Online bulletin boards
Listservs
Online communities
Self-paced learning Performance support
Web learning modules
Online resource links
Simulations
Scenarios
Video and audio
CD/DVDs
Online self-assessments
Workbooks
Help systems
Print job aids
Knowledge databases
Documentation
Performance/decision
support tools
Dari pendekatan di atas dapat dilihat bahwa blanded learning memadukan
berbagai metode pengajaran dengan memanfaatkan teknologi dan
menyesuaikan kondisi yang disepakati semua pihak. Sedangkan teknologi
virtualyang ada dapat dimanfaatkan untuk proses blended learning.
Berdasarkan tabel di atas pula dijelaskan beberapa pendekatan dalam
blended learning yang dapat digunakan sebagai acuan desain media yang
dikembangkan. Acuan desain media yang dikembangkan mengacu pada
17
pendekatan Self-paced learning. Pengartian self-paced learning menurut
Rakesh (2013: 6):
Self-paced E-learning: is good for simulations, online case studies,
interactive learning modules, e-mail, bulletin boards interactions, online
assessments, and other forms of CBT (computer based training).
Berdasarkan pendapat tersebut, pendekatan ini baik digunakan untuk
simulasi, studi kasus online, modul pembelajaran interaktif, e-mail, bulletin
board interaksi, penilaian online, dan bentuk lain dari CBT (computer
based training). Selanjutnya pendekatan self-paced learning yang
digunakan adalah Online resources links karena pendekatan tersebut sesuai
dengan menu folder dalam Edmodo yang dikembangkan. Online resources
links merupakan link yang dapat digunakan untuk mengakses sumber belajar
secara online seperti handout, video, simulasi, link yang berkaitan dengan
materi pembelajaran. Setelah melalui beberapa tahapan tersebut akan
menghasilkan blended learning yang diharapkan akan sesuai dan efektif
bila diterapkan, sehingga pembelajaran akan lebih interaktif dan manfaat
pembelajaran lebih optimal, karena setiap siswa memiliki gaya yang
berbeda dalam menyerap pelajaran sesuai dengan karakter pribadinya, guru
dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet
secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan
tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu namun tidak mengurangi
interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Hal ini
diperkuat dari hasil penelitian Uzun dan Senturk (2010: 202):
The results indicate that the blended learning had a positive effect on
students’ attitudes towards computers. Before the instruction, there was
no statistically significant difference in CAS mean scores between the
18
experimental group (blended group) and the control group (FTF
group). After 14 weeks of instruction, the experimental group received
higher scores than the control group on the same CAS. The difference
in mean scores of both groups was statistically significant.
Sedangkan menurut Kazu dan Demirkol (2014: 85):
A significant difference has been found between the final test
achievement grades of the two student groups having studied according
to two learning approaches which demonstrate the
academicachievement averages acquired at the end of the study. The
academic achievement average of the students who have studied in
blended leaning environment has been found higher than the academic
achievement average of the students who have studied in traditional
learning environment.
Berdasarkan pemaparan di atas dinyatakan bahwa terdapat perbedaan skor
yang sangat signifikan antara kelas dengan perlakuan menggunakan
blended learning dengan kelas kontrol yang hanya menggunakan metode
konvensional, dimana kelas yang menggunakan metode blended learning
memiliki skor prestasi lebih tinggi dibandingkan kelas yang menggunakan
metode konvensional, karena dengan menggunakan blended learning
penyampaian pembelajaran dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja
dengan memanfaatkan sistem jaringan internet. Peserta didik memiliki
keleluasan untuk mempelajari materi atau bahan ajar secara mandiri dengan
memanfaatkan bahan ajar yang tersimpan secara online.
C. Learning Management Sytem (LMS)
Learning Management System atau yang lebih dikenal dengan sebutan LMS
adalah suatu perangkat lunak yang digunakan untuk membuat materi
pembelajaran secara online berbasiskan web dan mengelola kegiatan
19
pembelajaran serta hasil-hasilnya. Di dalam LMS juga terdapat fitur-fitur
yang dapat memenuhi semua kebutuhan dari penggunaan dalam hal
pembelajaran. Pernyataan tersebut sejalan dengan pengertian yang
dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu menurut Ellis (2009: 1) adalah
Learning Management System yaitu:
Suatu perangkat lunak atau software untuk keperluan administrasi,
dokumentasi, laporan sebuah kegiatan, kegiatan belajar mengajar dan
kegiatan secara online (terhubung ke internet), E-Learning dan materi-
materi pelatihan, yang semua itu dilakukan dengan online.
Sedangkan pengertian Learning Management System menurut Riyadi
(2010: 1) :
Learning Management System (LMS) adalah perangkat lunak yang
digunakan untuk membuat materi perkuliahan online berbasis web dan
mengelola kegiatan pembelajaran serta hasil-hasilnya. Di dalam LMS
juga terdapat fitur-fitur yang dapat memenuhi semua kebutuhan dari
pengguna dalam hal pembelajaran.
Setiap jenis LMS memiliki fitur-fiturnya masing-masing yang digunakan
dapat berbeda fiturnya. Fitur-fitur yang terdapat dalam LMS pada umumnya
antara lain (Riyadi, 2010: 1) :
1. Administrasi, yaitu informasi tentang unit-unit terkait dalam proses
belajar mengajar, yang mencakup: tujuan dan sasaran, silabus,
metode pengajaran,jadwal kuliah, tugas, jadwal ujian, daftar
referensi atau bahan bacaan, profil dan kontak pengajar,
pelacakan/tracking dan monitoring
2. Penyampaian materi dan kemudahan akses ke sumber referensi,
meliputi:diktat dan catatan kuliah, bahan presentasi, contoh ujian
yang lalu, FAQ(Frequently Asked Questions), sumber-sumber
referensi untuk pengerjaan tugas, situs-situs bermanfaaat, artikel-
artikel dalam jurnal online
3. Penilaian
4. Ujian online dan pengumpulan feedback
5. Komunikasi, mencakup: forum diskusi online, mailing list diskusi,
dan chat.
20
Melalui LMS ini, siswa juga dapat melihat nilai tugas dan tes serta
pringkatnya berdasarkan nilai tugas maupun tes yang diperoleh. Selain itu,
mahasiswa dapat melihat modul-modul yang ditawarkan, mengambil tugas-
tugas dan tes-tes yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara
maya dengan instruktur, narasumber lain, dan siswa lain. LMS tersedia dalam
berbagai macam pilihan. Beberapa contoh LMS antara lain: atutor,
blackboard, claroline, moodle, Edmodo, schoology, dan sebagainya.
D. Edmodo
Pembelajaran virtual bisa juga dilaksanakan secara asynchronous dan gratis
(di luar biaya koneksi internet). Salah satu website yang cukup banyak
memiliki fitur untuk mendukung pembelajaran yaitu Edmodo. Edmodo
merupakan social network berbasis lingkungan sekolah Dikembangkan oleh
Nicolas Borg and Jeff O'Hara, Edmodo ditujukan untuk penggunaan bagi
guru, siswa, dan orang tua siswa. Seperti halnya social network yang lain,
Edmodo dapat diakses secara free di situs www.Edmodo.com.
Edmodo adalah salah satu akun yang dapat digunakan untuk pembelajaran
jarak jauh, dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi saat
ini. Pada program ini, prinsipnya adalah seorang guru membuat kelas (grup)
di mana nanti siswanya dapat mendaftarkan diri sebagai peserta dalam kelas
tersebut. Sehingga guru dan siswa dapat berinteraksi dan melakukan proses
belajar mengajar melalui akun ini. Tentu untuk dapat masuk ke program
Edmodo ini, masing-masing guru maupun siswa harus membuat akun, dan
syarat untuk membuat akun adalah memiliki e-mail.
21
Pengertian Edmodo (www.Edmodo.com) adalah sebagai berikut:
Edmodo adalah platform microblogging pribadi yang dikembangkan
untuk guru dan siswa, dengan mengutamakan privasi siswa. Guru dan
siswa dapat berbagi catatan, tautan, dan dokumen. Guru juga memiliki
kemampuan untuk mengirimkan peringatan, acara, dan tugas untuk
siswa dan dapat memutuskan untuk mengirimkan sesuatu dalam
kerangka waktu yang dapat dilihat publik.
Sedangkan menurut Basori (2013: 1) menjelaskan Edmodo merupakan
aplikasi yang menarik bagi guru dan siswa dengan elemen sosial yang
menyerupai Facebook, tapi sesungguhnya ada nilai lebih besar dalam
aplikasi edukasi berbasis jejaring sosial ini.
Edmodo adalah platform media sosial yang sering digambarkan sebagai
Facebook untuk sekolah dan dapat berfungsi lebih banyak lagi sesuai
dengan kebutuhan. Edmodo sangat komprehensif sebagai sebuah course
management system seperti layaknya Moodle. Dalam mendukung proses
pembelajaran, Edmodo dilengkapi dengan beberapa aktivitas pembelajaran,
seperti Quiz, Assignment dan Poll. Sedangkan untuk Resources (bahan ajar),
Edmodo mendukung bahan ajar berupa File dan Link (URL/Embed media).
Berikut fitur-fitur yang terdapat pada Edmodo :
1. Polling, Polling merupakan salah satu fitur yang hanya dapat di gunakan
oleh guru. Fitur ini biasanya di gunakan oleh guru untuk mengetahui
tanggapan siswa mengenai hal tertentu.
2. Gradebook , Fitur ini mirip seperti catatan nilai siswa. Dengan fitur ini,
guru dapat memberi nilai kepada siswa secara manual maupun otomatis.
Fitur ini juga memungkinkan seorang guru untuk memanajemen
penilaian hasil belajar dari seluruh siswa. Penilaian tersebut juga dapat
22
diexport menjadi file .csv. Pada fitur Gradebook, guru memegang akses
penuh pada fitur ini sedangkan siswa hanya dapat melihat rekapan nilai
dalam bentuk grafik dan penilaian langsung.
3. Quiz , fitur ini hanya dapat dibuat oleh guru, sedangkan siswa tidak
mempunyai akses untuk membuat quiz. Mereka hanya bisa mengerjakan
soal quiz yang diberikan oleh guru. Quiz digunakan oleh guru untuk
memberikan evaluasi online kepada siswa berupa pilihan ganda, isian
singkat maupun soal uraian.
4. File and Links, Fitur ini berfungsi untuk mengirimkan note dengan
lampiran file dan link. Biasanya file tersebut berekstensi .doc, .ppt, .xls,
.pdf dan lain-lain.
5. Library, dengan fitur ini, guru dapat mengunggah bahan ajar seperti
materi, presentasi, gambar, video, sumber referensi, dan lain-lain. Fitur
ini juga berfungsi sebagai wadah untuk menampung berbagai file dan
link yang dimiliki oleh guru maupun siswa.
6. Assignment, fitur ini digunakan oleh guru untuk memberikan tugas
kepada siswa secara online. Kelebihan dari fitur ini yaitu dilengkapi
dengan waktu deadline, fitur attach file yang memungkinkan siswa untuk
mengirimkan tugas secara langsung kepada guru dalam bentuk file
document (pdf, doc, xls, ppt), dan juga tombol “Turn in” pada kiriman
assignment yang berfungsi menandai bahwa siswa telah menyelesaikan
tugas mereka.
7. Award Badge, Untuk memberikan suatu penghargaan kepada siswa atau
grup, biasanya guru menggunakan fitur award badges ini.
23
8. Parent Code, dengan fitur ini, orang tua siswa dapat memantau aktifitas
belajar yang dilakukan anak-anak mereka.
Dilihat dari manfaat dan juga fitur-fiturnya, Edmodo merupakan pilihan
yang sangat tepat untuk digunakan sebagai media pembelajaran online.
Selain itu, Edmodo juga mempermudah kegiatan balajar mengajar antara
guru dan siswa.
Sebagai Media Kolaborasi, Edmodo membagi Group/kelas/komunitas
pembelajaran dengan menggunakan kode tertentu, dimana setiap user bisa
bergabung dengan menggunakan kode akses tersebut. Edmodo juga
memberi hak akses orang tua dan siswa atas sebuah kelas/course. Hal ini
memberi kesempatan kepada orang tua untuk memantau perkembangan
anaknya pada group/course tertentu
E. Rangkaian Arus Searah
Rangkaian arus searah merupakan suatu rangkaian listrik tertutup yang
memiliki sumber tegangan searah sehingga menghasilkan arus yang
mengalir juga searah.
Kurikulum 2013 memuat beberapa kriteria pembelajaran rangkaian arus
searah yang dicantumkan pada daftar kompetensi inti (KI) dan kompetensi
dasar (KD). Materi rangkaian arus searah terdapat pada kelas XII.
Berdasarkan silabus Fisika kelas XII Kurikulum 2013 terdapat tiga materi
24
pokok pada rangkaian arus searah yaitu rangkaian listrik arus searah, hukum
Ohm, dan hukum Kirchoff.
Pada penelitian pengembangan ini peneliti mengembangkan E-Learning
sebagai suplemen pembelajaran sehingga pada materi rangkaian listrik arus
searah ini terdapat materi utama dan materi pengayaan yang disesuaikan
dengan kompetensi dasar yaitu sebagai berikut:
Tabel. 2.3 Materi Rangkaian Arus Searah
Materi Pokok
Sumber Arus Searah
Hukum Ohm
Rangkaian Hambatan Listrik
Hukum Kirchoff
Materi Pengayaan
Hambatan Shunt
Teori Rangkaian Thevenin
1. Sumber Arus Searah
Sumber arus searah adalah sumber energi listrik yang dapat
menimbulkan arus listrik yang besar dan arahnya selalu tetap (konstan).
Sumber arus searah ini dapat berasal dari hasil proses kimia atau dari
proses lainnya. Sumber-sumber arus searah yang berasal dari proses
kimia disebut elemen-elemen elektrokimia. Ada beberapa macam
sumber arus searah, misalnya sel volta, elemen kering (baterai),
akumulator, solar sel, dan dinamo arus searah. Elemen volta, batu
baterai, dan akumulator merupakan sumber arus searah yang dihasilkan
oleh reaksi kimia. Oleh karena itu, elemen volta, batu baterai, dan
25
akumulator sering disebut elektrokimia. Dikatakan elektrokimia sebab
alat tersebut mengubah energi kimia menjadi energi listrik.
2. Hukum Ohm
George Simon Ohm (1787-1854), inilah nama lengkap ilmuwan yang
pertama kali menjelaskan hubungan kuat arus dengan beda potensial
ujung-ujung hambatan. Jika ada beda potensial antara dua titik dan
dihubungkan melalui penghantar maka akan timbul arus listrik.
Penghantar tersebut dapat diganti dengan resistor misalnya lampu.
Berarti jika ujung-ujung lampu diberi beda potensial maka lampu itu
dialiri arus.
Dalam eksperimennya, Ohm menemukan bahwa setiap beda potensial
ujung-ujung resistor dinaikkan maka arus yang mengalir juga akan
naik. Bila beda potensial diperbesar 2x ternyata kuat arusnya juga
menjadi 2x semula. Apakah hubungan yang terjadi? Dari sifatnya itu
dapat ditentukan bahwa beda potensialnya sebanding dengan kuat arus
yang lewat. Hubungan ini dapat dirumuskan:
(1)
Hubungan V dan I yang diperoleh Ohm ini sesuai dengan grafikV-I
yang diperoleh dari eksperimen, polanya seperti pada Gambar 2.1.
26
Gambar 2.1. Grafik pada hukum Ohm
Agar kesebandingan di atas sama, Ohm menggunakan konstanta
perbandingannya sebesar ( resistivitas = hambatan ), sehingga
diperoleh persamaan sebagai berikut.
(2)
Persamaan inilah yang kemudian dikenal sebagai hukum Ohm, dengan
keterangan :
= tegangan listrik satuan volt ( )
= kuat arus listrik satuan ampere ( )
= hambatan listrik satuan ohm (Ω )
Rumus di atas dikenal dengan nama Hukum Ohm yang menyatakan
bahwa, besar kuat arus listrik yang mengalir sebanding dengan beda
potensial listrik dan berbanding terbalik dengan hambatan.
3. Rangkaian Hambatan Listrik
Hambatan dalam rangkaian dapat dirangkai secara seri, paralel, atau
seri-paralel (gabungan).
27
a. Susunan Seri Penghambat Listrik
Penghambat-penghambat listrik, misalnya beberapa lampu pijar
dapat disusun seri. Dalam susunan seri, kuat arus yang melalui tiap-
tiap penghambat adalah sama besar.
Gambar 2.2. Rangkaian hambatan Seri
Penyusunan hambatan listrik secara seri berfungsi untuk memperbesar
hambatan dan pembagi tegangan. Pada rangkaian hambatan seri,
muatan-muatan itu akan mengalir melalui semua hambatannya secara
bergantian. Kuat arus yang melalui tiap-tiap penghambat sama, yaitu
sama dengan kuat arus yang melalui hambatan pengganti serinya.
(1)
Kemudian tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti ser sama
dengan jumlah tegangan pada ujung-ujung tiap penghambat.
(2)
Sususnan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan, d mana tegangan
pada ujung-ujung tiap penghambat sebanding dengan hambatannya.
(3)
28
Jika, , (4)
Maka tegangan tiap penghambat yaitu:
(5)
(6)
b. sususnan Paralel Penghambat-Penghambat Listrik
Gambar 2.3. Rangkaian hambatan paralel
Penyusunan hambatan listrik secara paralel berfungsi untuk
membagi-bagi arus dan memperkecil hambatan listrik.
Tegangan pada ujung-ujung tiap komponen sama, yaitu sama dengan
tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti paralelnya.
(7)
Kuat arus yang melalui hambatan pengganti paralel sama dengan
jumlah kuat arus yang melalui tiap-tiap komponen.
(8)
29
Susunan parallel berfungsi sebagai pembagi arus, dimana kuat arus
yang melalui tiap-tiap komponen sebanding dengan kebalikan
hambatannya.
(9)
Jika , maka:
(10)
(11)
Besar hambatan total pengganti pada rangkaian paralel adalah
kebalikan hambatan dar tiap-tiap penghambatnya.
(12)
(13)
c. Susunan Seri-Paralel Penghambat-Penghambat Listrik
Gambar 2.4. Susunan Rangkaian Kompon
Hambatan penggantinya dapat dicari sebagai berikut:
1) Mencari hambatan pengganti dari R2 dan R3 yang tersusun parallel
(14)
30
2) Hambatan pengganti kemudian disusun seri dengan hambatan
sehingga didapat hambatan total.
4. Hukum Kirchoff
Pada hukum ini membahsa kuat arus yang mengalir pada penghantar
tak bercabang dan pada penghantar yang bercabang.
a. Dalam penghantar tak bercabang, kuat arusnya di setiap titik sama
besar.
Gambar 2.5. Arus Pada Rangkaian Tak Bercabang
b. Pada rangkaian listrik tidak bercabang, kuat arus yang melalui
tiap komponen adalah sama besar. Pada rangkaian listrik
c. bercabang, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan
besarnya tergantung ada tidaknya hambatan pada cabang tersebut.
Gambar 2.6. Rangkaian kuat arus masuk dan keluar dari suatu
titik kumpul
31
Besarnya arus listrik pada masing-masing cabang dikenal dengan hukum
Kirchhoff I yang berbunyi pada rangkaian listrik yang bercabang, jumlah
kuat arus yang masuk pada suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat
arus yang keluar dari titik cabang itu.
∑ ∑ (15)
Hukum II Kirchoff berbunyi jumlah gaya gerak listrik (GGL) dan
penurunan tegangan sama dengan nol.
Dirumuskan :
∑ ∑ (16)
Atau
∑ ∑ (17)
Cara menuliskan persamaan sesuai dengan hukum II Kirchhoff :
a) Membuat arah arus pada masing-masing cabang (menggunakan
hukum I Kirchhoff)
b) Membuat loop sesuai kehendak kita
1. Menentukan tanda GGL, , dan kuat arus .
2. Jika arah loop menuju kutub positif elemen, maka bertanda
positif. Jika menuju kutub negative elemen, maka bertanda
negative.
32
Gambar 2.7. Gambar Loop
d. Jika arus searah loop,maka bertanda positif, sedangkan jika
berlawanan bertanda negatif.
Gambar 2.8. Arus Searah Loop
e. Dari perhitungan akhir, bila kuat arus berharga positif berarti arah
kuat arusyang dilukis adalah benar dan bila negative berarti arah
kuat arus yang dilukis salah.
Contoh penerapan Hukum II Kirchoff dengan dua loop sebagai berikut:
Gambar 2.9. Rangakaian Dua Loop
33
Langkah-langkah penyelesaian sebagai berikut:
a. Umpamakan kuat arus berasal darielemen dititik cabang kuat
arus ini terbagi menjadi dan ( ).
b. Tinjau persamaan hukum II Kirchhoff pada masing-masing Loop.
Loop I (lihat arah loop yang kita buat)
∑ + ∑
+ -I( + - ( + = 0 (18)
Loop II (lihat arah loop yang kita buat)
∑ + ∑
- + ( + - ( + = 0 (19)
5. Tahanan Shunt
Galvanometer hanya dapat dilalui arus yang sangat kecil (dalam orde
mikrometer atau sepersejuta ampere), untuk mengukur arus yang
besar, maka arus harus disimpangkan melalui hambatan yang
diparalelkan dengan galvanometer tersebut. Susunan seperti itu disebut
amperemeter.
Gambar 2.10. Tahanan Shunt
34
Hambatan yang disusun paralel disebut hambatan shunt ( ).
Besarnya hambatan shunt biasanya lebih kecil daripada hambatan
galvanometer ( ) sehingga arus yang menyimpang melaluinya ( )
lebih besar daripada arus yang melalui galvanometer ( .
6. Teori Rangkaian Thavenin
Teori Thevenin mengatakan bahwa sebuah rangkaian yang mengandung
beberapa sumber tegangan dan hambatan dapat diganti dengan sebuah
sumber tegangan yang dipasang seri dengan sebuah hambatan (resistor).
Dengan kata lain rangkaian elektronika yang rumit dapat
disederhanakan menjadi sebuah rangkaian hambatan linier yang terdiri
dari 1 sumber arus dengan 1 resistor.
Thevenin dapat membuktikan bahwa tidak peduli seperti apa bentuk
rangkaian linier tersebut, tetapi semua rangkaian hambatan linier akan
menghasilkan arus beban yang sama yang mengikuti persamaan:
(20)
Keterangan:
= arus beban ( )
= tegangan Thevenin ( )
= hambatan Thevenin ( Ω)
= hambatan beban (Ω).
35
III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau
penelitian dan pengembangan yang merupakan suatu proses atau langkah-
langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan
produk yang telah ada. Pengembangan yang dimaksud E-Learning pelajaran
fisika materi Rangkaian arus searah untuk Sekolah Menengah Atas yang
berguna sebagai suplemen pembelajaran.
Desain pengembangan dalam penelitian ini menggunakan model
pengembangan program media menurut Suyanto dan Sartinem (2009).
Pengembang memilih model pengembangan ini karena tahap-tahap
pengembangan yang lengkap dibanding dengan model lainnya ini terdapat
tujuh langkah pengembangan yang harus dilakukan. Terdapat dua tahap uji
coba produk yaitu uji internal dan uji eksternal. Di mana setelah dilakukan
kedua uji tersebut selalu dilakukan revisi produk.
Dengan demikian, diharapkan dapat menghasilkan produk yang berupa E-
Learning pembelajaran yang digunakan sebagai suplemen dalam
pembelajaran fisika materi rangkaian arus searah. Media pembelajaran yang
dikembangkan berisi materi, audio, dan animasi. Hasil akhir produk adalah E-
36
Learning pembelajaran yang berisi tujuan pembelajaran, materi, latihan atau
tugas, rangkuman, tes formatif, kunci jawaban tes formatif.
B. Subjek Uji Coba Pengembangan Produk
Subjek evaluasi pengembangan produk pada penelitian pengembangan ini,
yaitu:
1. Ahli bidang isi/materi yaitu seseorang yang memiliki latar belakang ilmu
fisika yang akan mengevaluasi isi materi pada E-Learning sebagai
suplemen pembelajaran fisika materi rangkaian arus searah untuk SMA.
2. Ahli desain yaitu seorang master dalam bidang teknologi pendidikan yang
mengevaluasi desain E-Learning.
3. Lima orang siswa SMA Kebangsaan Lampung Selatan yang memiliki
kemampuan tinggi, sedang, dan rendah untuk uji satu lawan satu.
4. Uji eksternal yaitu diambil sampel penelitian satu kelas siswa SMA kelas XII.
C. Prosedur Penelitian Pengembangan
Prosedur pengembangan ini mengacu pada model pengembangan media
instruksional dari Suyanto dan Sartinem (2009). Dimana model tersebut
memiliki prosedur pengembangan produk dan uji coba produk, yaitu:
1. Analisis kebutuhan,
2. Identifikasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan,
3. Identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna,
4. Pengembangan produk,
5. Uji internal: uji kelayakan produk,
37
6. Uji eksternal: uji kemanfaatan produk oleh pengguna,
7. Produksi.
Mengadaptasi model tersebut, maka prosedur pengembangan yang digunakan
yaitu:
Gambar 3.1. Model Pengembangan media instruksional termodifikasi
diadaptasi dari prosedur pengembangan produk dan uji produk
menurut Suyanto dan Sartinem (2009)
Berdasarkan gambar di atas, dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap I Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengumpulkan informasi bahwa
diperlukan adanya pengembangan media berupa E-Learning dengan
Edmodo sebagai suplemen pembelajaran pada materi Rangkaian Arus
Searah. Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan teknik penyebaran
angket dan observasi langsung. Angket ditujukan terhadap guru mata
pelajaran fisika kelas XII IPA SMA Kebangsaan Lampung Selatan.
Penyebaran angket dilakukan untuk mengetahui sumber belajar yang
Analisis Kebutuhan
Identifikasi Sumber Daya
Identifikasi Spesifikasi
Produk
Pengembangan Produk
(Prototipe I)
Uji Internal/Kelaya
kan Produk (Prototipe II)
Uji Eksternal Produk
(Prototipe III)
Produksi
38
digunakan, sejauh mana penggunaan fasilitas pembelajaran dalam
kegiatan pembelajaran dimanfaatkan, mengetahui hambatan-hambatan
dalam penggunaan media pembelajaran, serta untuk mengetahui
pentingnya penggunaan produk yang akan dikembangkan.
Kegiatan Obervasi langsung ini bertujuan untuk mengetahui kelengkapan
sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah sebagai sumber belajar bagi
guru maupun siswa yang mendukung kegiatan pembelajaran, seperti
ketersediaan sumber belajar, ketersediaan jaringan internet, dan
pemanfaatannya. Hasil angket dan observasi ini yang menjadi acuan
penulisan latar belakang masalah penelitian pengembangan ini.
2. Tahap II Identifikasi Sumber Daya
Identifikasi sumber daya dilakukan dengan menginventaris segala
sumber daya yang dimiliki sekolah, baik sumber daya guru maupun
sumber daya sekolah seperti laboratorium, jaringan internet, ketersediaan
media dan sumber belajar lainnya yang mendukung kegiatan
pembelajaran. Hasil identifikasi selanjutnya digunakan untuk
menentukan spesifikasi produk.
3. Tahap III Identifikasi Spesifikasi Produk
Identifikasi spesifikasi produk dilakukan untuk mengetahui ketersediaan
sumber daya yang mendukung pengembangan produk dengan
memperhatikan hasil analisis kebutuhan dan identifikasi sumber daya
39
yang dimiliki oleh sekolah. Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menentukan topik atau materi pokok pembelajaran yang akan
dikembangkan.
b. Mengidentifikasi kurikulum untuk mendapatkan identifikasi materi
pelajaran dan indikator ketercapaian dalam pembelajaran.
c. Menentukan fasilitas atau fitur E-Learning yang akan digunakan.
d. Menentukan isi atau materi yang akan disampaikan di dalam E-
Learning yang akan dikembangkan.
4. Tahap IV Pengembangan Produk
Pada tahap ini dilakukan pembuatan E-Learning dengan Edmodo
sebagai suplemen pembelajaran fisika pada materi Rangkaian Arus
Searah. Spesifikasi produk yang akan dikembangkan adalah E-Learning
dengan Edmodo pada materi Rangkaian Arus Searah di dalamnya
memuat materi tersebut dalam bentuk handout yang dilengkapi dengan
multimedia pendukung seperti gambar, video, dan tes formatif yang
memperkuat isi materi. E-learning ini nantinya dapat dikelola guru dan
dapat diakses oleh siswa sebagai salah satu suplemen sumber belajar bagi
siswa dalam mempelajari Rangkaian Arus Searah. Hasil pengembangan
pada langkah ini berupa prototipe 1.
5. Tahap V Uji Internal
Pada tahap pengembangan ini dilakukan uji internal atau uji kelayakan
produk. Uji internal yang dikenakan pada produk terdiri dari uji ahli
40
desain dan uji ahli isi atau materi pembelajaran. Produk yang akan dibuat
diberi nama prototipe I, kemudian dilakukan uji kelayakan produk
dengan berpedoman pada instrumen uji yang akan dibuat. Uji kelayakan
produk ini meliputi langkah-langkah sebagi berikut:
1. Menentukan indikator penilaian yang digunakan untuk menilai
prototipe I yang akan dibuat.
2. Menyusun instrumen uji kelayakan produk berdasarkan indikator
penilaian yang akan akan ditentukan.
3. Melaksanakan uji kelayakan produk yang dilakukan oleh ahli desain
dan ahli isi atau materi pembelajaran.
4. Melakukan analisis terhadap hasil uji kelayakan produk dan
melakukan parbaikan.
5. Mengkonsultasikan hasil yang akan diperbaiki kepada ahli desain
dan ahli isi atau materi pembelajaran.
Uji ini menggunakan instrumen penilaian berupa angket. Angket tersebut
digunakan untuk menilai kelayakan produk sebagai suplemen
pembelajaran fisika. Data hasil uji ahli materi dan desain akan digunakan
sebagai acuan untuk melakukan revisi prototipe I. Setelah itu, prototipe I
akan diperbaiki berdasarkan saran perbaikan dari ahli materi dan desain
dan akan diperoleh protoripe II.
6. Tahap VI Uji Eksternal
Setelah dilakukan uji internal atau uji kelayakan produk dan diperoleh
hasil berupa prototipe II, langkah selanjutnya dilakukan uji eksternal
41
yang diberikan kepada siswa untuk digunakan sebagai suplemen
pembelajaran.Uji eksternal merupakan uji coba kemanfaatan produk oleh
pengguna. Uji eksternal merupakan tahap akhir dari evaluasi formatif
yang dilakukan. Uji eksternal dilakukan kepada satu kelas sampel, yaitu
sebanyak 22 siswa. Uji eksternal bertujuan untuk mengetahui tingkat
kemenarikan, kemudahan dalam menggunakan produk, kemanfaatan
produk, dan keefektifan produk.Siswa diberikan pretest sebelum
memulai pembelajaran, lalu siswa melakukan pembelajaran dengan
menggunakan media berupa E-Learning dan setelah pembelajaran siswa
diberikan posttest, kemudian siswa diminta untuk mengisi angket
kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk.
7. Tahap VII Produksi
Setelah dilakukan perbaikan dari uji eksternal maka dihasilkan prototipe
III kemudian dilakukan tahap selanjutnya yaitu produksi.Tahap ini
merupakan tahap akhir dari penelitian pengembangan, dimana dihasilkan
E-Learning dengan Edmodo pada materi Rangkaian Arus Searah telah
tervalidasi dan siap digunakan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian pengembangan ini menggunakan tiga macam metode pengumpulan
data. Ketiga macam metode tersebut yaitu:
1. Metode Angket
Instrumen yang digunakan pada metode ini adalah angket yang digunakan
untuk menganalisis kebutuhan siswa dalam menggunakan media
42
pembelajaran fisika. Angket diberikan kepada siswa SMA Kebangsaan
Lampung Selatan untuk mengetahui kebutuhan media pembelajaran fisika.
Selain itu, pada penelitian pengembangan ini juga digunakan angket uji
ahli dan angket respon pengguna. Angket uji ahli digunakan untuk
digunakan untuk menilai dan mengumpulkan data kelayakan produk
sebagai media pembelajaran. Sedangkan instrumen angket respon
pengguna digunakan untuk mengumpulkan data kemenarikan, kemudahan,
dan kemanfaatan produk.
2. Metode wawancara
Metode wawancara ini digunakan untuk mengetahui dan menganalisis
kebutuhan media pembelajaran. Serta untuk mengetahui ketersediaan
sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah, seperti ketersediaan sumber
belajar, laboratorium komputer, wifi, dan perpustakaan sekolah.
Wawancara ini ditujukan kepada salah satu guru fisika SMA Kebangsaan
Lampung Selatan.
3. Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas produk yang
dihasilkan sebagai media pembelajaran. Pada tahap ini, produk digunakan
sebagai sumber belajar, pengguna (siswa) diambil sampel penelitian satu
kelas siswa, dimana sampel diambil menggunakan teknik Sampling Jenuh
yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Desain penelitian
yang digunakan adalah One group pretest postest design. Gambar desain
yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.2.
43
Gambar 3.2 Desain Penelitian One group pretest posttest design
Keterangan:
O1 = Pretest pada kelas eksperimen
O2 = Posttest pada kelas eksperimen
X = Treatment, penggunaan E-Learning
Sumber: Sugiyono (2010:110)
Tes ini dilakukan oleh satu kelas sampel siswa SMA Kebangsaan
Lampung Selatan, E-learning dengan Edmodo diterapkan dengan metode
blended learning yaitu campuran pembelajaran tatap muka dan non tatap
muka. Sebelum siswa diberikan treatment berupa pengguanaan E-
Learning dengan Edmodo, siswa diberikan pretest.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian yang dilakukan ini meliputi:
1. Uji Validasi Ahli
Uji validasi produk pengembangan terdiri dari uji ahli isi/materi dan
desain oleh guru ahli. Uji validasi bertujuan untuk menilai sesuai atau
tidaknya produk yang dikembangkan sebagai salah satu media
pembelajaran. Uji validasi menguji kesesuaian materi E-Learning,
konstruksi, dan aspek keterbacaan. Penilaian uji desain dan uji materi
dilakukan menggunakan angket. Masing-masing pilihan jawaban
mengartikan tentang kesesuaian produk menurut ahli. Analisis angket uji
O1 X O2
44
validasi ahli memiliki 4 pilihan jawaban yang sesuai dengan konten
pertanyaan, yaitu: “sangat setuju”, “setuju”, “kurang setuju” dan “tidak
setuju” atau “sangat menarik”, “menarik”, “kurang menarik” dan “tidak
menarik”. Kriteria skor penialain dari tiap jawaban dapat dilihat di Tabel
3.1.
Tabel 3.1. Kriteria Skor Penilain Pilihan Jawaban Uji Ahli
Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban Skor
Sangat menarik Sangat Baik 4
Menarik Baik 3
Kurang Menarik Kurang Baik 2
Tidak Menarik Tidak Baik 1
( Suyanto, 2009: 227)
Instrumen yang digunakan memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga skor
penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus:
Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari
sejumlah subyek sampel uji coba dan dikonversikan ke pernyataan
penilaian. Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini dapat
dilihat dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Konversi Skor Penilaian Uji Ahli Menjadi Nilai Kualitas
Skor Penialain Rerata Skor Klasifikasi
4 3,26 – 4, 00 Sangat Baik
3 2,51 – 3, 25 Baik
2 1,76 – 2,50 Kurang Baik
1 1,01 – 1,75 Tidak Baik
(Suyanto, 2009: 227)
45
2. Uji Kemenarikan, Kamudahan dan Kemanfaatan
Uji kelayakan produk yang terdiri dari ujikemenarikan, kemanfaatan dan
kemudahan produk oleh siswa SMA Kebangsaan Lampung Selatan.
Penilaian dilakukan menggunakan angket respon pengguna. Data
kemanarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk diperoleh melalui
respon siswa melalui uji satu lawan satu. Angket uji satu lawan satu
memiliki 4 pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan yaitu: “sangat
menarik”, “menarik”, “kurang menarik” dan “tidak menarik” atau
“sangat baik”, “baik”, “kurang baik” dan “tidak baik”. Aspek
kemanfaatan memiliki 4 pilihan jawaban sesuai konten, yaitu: “sangat
bermanfaat”, ”bermanfaat”, “cukup bermanfaat”, dan “tidak bermanfaat”.
Instrumen angket untuk memperoleh data kemudahan produk memiliki 4
pilihan jawaban, yaitu: “sangat mempermudah”, ”mempermudah”,
“cukup mempermudah” dan “tidak mempermudah”.
Setiap pilihan jawaban memiliki skor berbeda yang mengartikan tingkat
kesesuaian produk bagi pengguna. Kriteria skor penialain dari tiap
jawaban dapat dilihat di Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Kriteria Skor Penilaian Pilihan Jawaban
Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban Skor
Sangat menarik Sangat Baik 4
Menarik Baik 3
Kurang Menarik Kurang Baik 2
Tidak Menarik Tidak Baik 1
(Suyanto, 2009:227)
46
Instrumen yang digunakan memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga skor
penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus:
Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari
sejumlah subyek sampel uji coba dan dikonversikan ke pernyataan
penilaian. Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini dapat
dilihat dalam Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas
Skor Penialain Rerata Skor Klasifikasi
4 3,26 – 4, 00 Sangat Baik
3 2,51 – 3, 25 Baik
2 1,76 – 2,50 Kurang Baik
1 1,01 – 1,75 Tidak Baik
(Suyanto, 2009:227)
Uji keefektifan produk pengembangan oleh siswa SMA Kebangsaan
Lampung Selatan. Pada uji keefektifan ini menggunakan data hasil pretest
dan posttest. Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis pretest
dan posttest adalah uji N Gain. Rumus Gain Ternormalisasi (Normalized
Gain) = N.G, yaitu:
Hasil perhitungan N Gain kemudian diinterpretasikan dengan
menggunakan klasifikasi dari Hake dalam Noer (2010: 105) seperti yang
terdapat dalam Tabel 3.5.
47
Tabel 3.5. Klasifikasi N Gain
Besarnya N Gain Interpretasi
g > 0,7 Tinggi
0,3 < g 0,7 Sedang
g Rendah
(Noer, 2010: 105)
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan uji N Gain, menurut Hake
dalam Herlanti (2006: 71) produk pengembangan layak dan efektif
digunakan sebagai media pembelajaran apabila rata-rata skor 0,3 < g 0,7
dan siswa dikatakan berhasil apabila telah mencapai nilai N Gain antara
kriteria sedang dan tinggi.
74
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan dari penelitian pengembangan ini adalah:
1. Produk pengembangan media E-Learning yaitu berupa E-Learning Fisika
kelas XII SMA/MA dengan menggunakan LMS Edmodo pada materi
rangkaian arus searah sebagai suplemen pembelajaran. E-Learning yang
dihasilkan telah teruji secara internal oleh ahli desain dan ahli materi serta
telah tervalidasi kesesuaiannya. Berdasarkan uji internal tersebut, E-
Learning dinyatakan layak dan dapat digunakan sebagai media
pembelajaran fisika. Keoperasionalan E-Learning juga telah terujikan
melalui uji eksternal dengan melihat respon dan penilaian siswa terhadap
penggunaan produk.
2. E-Learning ini memiliki kualitas kemenarikan baik dengan rata-rata skor
3,16, kualitas kemudahan cukup mudah dengan rata-rata skor 2,94, dan
kualitas kebermanfaatan cukup bermanfaat dengan rata-rata skor 2,95.
3. E-Learning dengan Edmodo sebagai suplemen pembelajaran fisika pada
materi rangkaian arus searah yang dikembangkan, efektif digunakan
sebagai suplemen pembelajaran dilihat dari hasil uji keefektifan produk
melalui hasil uji eksternal yang memperlihatkan produk efektif digunakan
75
sebagai media pembelajaran dengan rata-rata normalitas gain sebesar 0,35
yang termasuk dalam klasifikasi gain ternormalisasi sedang.
B. Saran
Saran dari penelitian pengembangan ini adalah:
1. Melakukan penelitian lanjutan berupa pengembangan E-Learning fisika
dengan menggunakan pokok bahasan yang lain.
2. Menggiatkan pengujian penggunaan E-Learning hasil pengembangan
dalam skala yang lebih besar untuk mengetahui kelebihan dan tingkat
efisiensi penggunaan E-Learning sebagai suplemen pembelajaran siswa.
3. Bagi guru maupun peneliti yang akan menerapkan E-Learning sebaiknya
memastikan ketersediaan fasilitas penunjang seperti laptop, smartphone
maupun koneksi internet memadai. Bila fasilitas tersebut tidak memadai maka
akan sulit dalam menerapkan E-Learning sebagai salah satu media
pembelajaran.
4. Bagi guru sebaiknya memanfaatkan E-Learning sebagai suplemen
pembelajaran dan mengatasi permasalahan kurangnya alokasi waktu dalam
membelajarkan fisika sedangkan bagi siswa sebaiknya menggunakan E-
Learning secara individu sehingga dapat lebih mandiri dalam belajar di
luar jam pelajaran.
5. Jika menggunakan komputer atau laptop, pastikan komputer atau laptop
tersebut support MP4 untuk video karena Edmodo hanya support jenis file
video tersebut.
76
DAFTAR PUSTAKA
Azad, Rakesh. 2013. Blended Learning: A Way For Excellence In Teacher
Education In E-World. [Online]. International Journal Proceeding of the
Global Summit on Education,Volume. 3, No.1, Available:
http://www.WorldConferences.net. [7th of Desember 2015]
Basori, 2013. “Pemanfaatan Social Learning Network Edmodo dalam Membantu
Perkuliahan Teori Bodi Otomotif di Prodi PTM JPTK FKIP UNS”.JIPTEK,
Vol. No.21. (hlm.99-105).
Borg, D. Walter, Joyce P. Gall and Meredith D. Gall. 2003. Educational Research
and Introduction. Boston: Pearson Education, Inc.
Ellis, Ryan K. 2009. Field Guide to Learning Management Systems. San
Fransisco: ASTD.
Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif.
Jakarta: Rajawali Pers.
Epignosis. 2014. E-Learning Concept, Trends, Applications. San Fransisco:
American Management Association,Inc.
Handayani Sri, Damari Ari. 2009. Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Herlanti, Y. 2006. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta:
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.
Kazu and Demirkol. 2014. Effect Of Blended Learning Environment Model On
High School Students’ Academic Achievement. The Turkish Online Journal
of Educational Technology. Vol, 13 (1). 85.
Munir. 2005. Konsep dan Aplikasi Program Pembelajaran Berbasis Komputer
(Computer Based Interaction). P3MP, UPI.
Naidu, Som. 2006. E-Learning: A Guidebook of Principles, Procedure, and
Practices (Edisi Revisi). New Delhi: Commonwealth Education Media.
77
Natasha, Hoic. 2009. A Blended Learning Approach to Course Design and
Implementation. Transactions On Education. Vol. 52 (1), 20-21.
Noer, Sri Hastuti. 2010. Peningkatan Berpikir Kritis, Kreatif, dan efektif (K2E)
matematis siswa SMP melalui pembelajaran masalah. Disertasi. UPI:
Tidak diterbitkan.
Prawiladilaga, Dewi Salma, dan Eveline Siregar. 2013. Mozaik Teknologi
Pendidikan: E-Learning. Jakarta : PT Fajar Interpratama Mandiri.
Ramadhani, Mawar. 2012. Efektivitas penggunaan media pembelajaran E-
Learning berbasis Web pada Pembelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kalasan.
Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Riyadi. 2010. “Learning Management System(LMS)”.
(http:// riyadi2405. wordpress.com/2010/04/25/lms-learning-management-
system/), diakses pada 06 Januari 2016.
Rusman, Deni Kurniawan, dan Cepi Riyana. 2011. Pembelajaran Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Rovai, A.P., and Jordan, H.M. 2004. Blended learning and sense of community: a
comparative analysis with traditional and fully online graduate courses.
[Online]. Journal International Review of Research in Open and Distance
Learning, Volume 5, No. 2.
Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Siahaan, S. 2003. E-Learning (Pembelajaran Elektronik) Sebagai Salah satu
Alternatif Kegiatan Pembelejaran. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.
Bandung: Universitas Pasundan.
Siemens, George. 2004. A Learning Theory for Digital Age. (Online).
(http://www.elemspace.org/articles/connectivism.htm), diakses pada 03
Januari 2016
Sindu, I.G.Partha, dkk. 2013. “Pengaruh Model E-Learning Berbasis Masalah dan
Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar KKPI Siswa Kelas X di SMK 2
Singaraja”. E-Journal Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha,Volume 3. (hal. 1-10).
Singh, H. 2003. Building effective blended learning programs. Educational
Technology, Vol. 43 (6), 51-54.
78
Stocley, Derek. 2006. E-Learning Definition and Explanation. (Online).
(http://www.derekstocley.com), diakses 03 Januari 2016.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sutanta, Edhy. 2009. Konsep dan Implementasi E-Learning. Yogyakarta: IST
Akprind.
Suyanto, Eko dan Sartinem. 2009. Pengembangan Contoh Lembar Kerja Fisika
Siswa dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka dan
Keterampilan Proses untuk SMA Negeri 3 Bandar Lampung. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan 2009. Bandar Lampung: Unila.
Syarif, Izuddin. 2012. Blended Learning. (Online),
(http://izuddinsyarif.blogspot.co.id/2012/05/blended-learning.html),diakses
06 Januari 2016.
Utomo, Dedi S. 2015. Pengembangan Bahan Ajar E-Learning Berbasis Edmodo
Pada materi Litosfer Kelas X Sekolah Menengah Atas [Tesis]. Universitas
Negeri Malang.
Uzun, Adem and Senturk Aysan. 2010. Blending Makes the Difference:
Comparison of Blended and Traditional Instruction on Students’
Performance and Attitudes in Computer Literacy. Contemporary
Educational Technology. Vol. 1(3). 196-204.
Walter, Dick dan Lou Carey. 2005. The Systematic Design of Instruction,
Glenview. Illonis: scoot, Foresman and Company.
Warjanto, Setyo. 2014. Efektivitas Social Learning Network Berbasis Edmodo
pada Mata Pelajaran Alat Optik Kelas X Di SMAN 87 Jakarta [Skripi].
Universitas Islam Negeri Jakarta.
Wariyono, Sukis dan Muharromah Yani. 2008. Mari Belajar Ilmu Sekitar 3 untuk
SMP/MTS Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Yendri, Dodon. 2013. Blended Learning: Model Pembelajaran Kombinasi E-
Learning dalam Pendidikan Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan Vokasi.
(Online), Volume 3, No. 5, (http://www.scholar.google.co.id), diakses 30
Desember 2015.