pengembangan alat ukur kesehatan dan …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · alat...

107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SECARA TERINTEGRASI PADA SEMUA DEPARTEMEN MENGGUNAKAN BRITISH AMERICAN TOBACCO ROADMAP (Studi Kasus Alat Ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT. Export Leaf Indonesia) Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik DHITA ANANDYA. NR I1304005 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: buitram

Post on 06-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

SECARA TERINTEGRASI PADA SEMUA DEPARTEMEN MENGGUNAKAN BRITISH AMERICAN TOBACCO ROADMAP

(Studi Kasus Alat Ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT. Export Leaf Indonesia)

Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

DHITA ANANDYA. NR

I1304005

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

Page 2: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi:

PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

SECARA TERINTEGRASI PADA SEMUA DEPARTEMEN MENGGUNAKAN BRITISH AMERICAN TOBACCO ROADMAP

Ditulis oleh:

DHITA ANANDYA. NR I 1304005

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I

Ir. Lobes Herdiman, M.T. NIP. 19641007 199702 1 001

Dosen Pembimbing II

Fakhrina Fahma, S.TP., M.T. NIP. 19741008 200003 2 001

Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS

Ir. Noegroho Djarwanti, M.T. NIP. 19561112 198403 2 007

Ketua Jurusan Teknik Industri

Fakultas Teknik UNS

Ir. Lobes Herdiman, M.T. NIP. 19641007 199702 1 001

Page 3: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Shalawat serta salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, Al Amin suri tauladan kita.

Dalam pelaksanaan maupun penyusunan laporan Skripsi ini, penulis telah mendapatkan

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan yang sangat baik ini, dengan

segenap kerendahan hati dan rasa yang setulus-tulusnya, ucapan terima kasih, penulis haturkan

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan rezeki-Nya serta nikmat dan karunia-Nya.

Anugerah-Mu begitu besar Ya Allah.

2. Kedua Orang Tua, Kakak dan Adikku tercinta yang selalu memberikan doa, kasih sayang,

semangat dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

3. Ir. Noegroho Djarwanti, MT selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Ir. Lobes Herdiman, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Sebelas Maret dan selaku dosen pembimbing I yang selalu sabar dalam memberikan

pengarahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan

lancar.

5. Fakhrina Fahma, STP, MT, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan pengarahan

dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar.

6. Ilham Priadythama, ST, MT dan Ir. Munifah, MSIE, MT, selaku dosen penguji yang

berkenan memberikan saran dan perbaikan terhadap tugas akhir ini.

7. Dosen-dosen Teknik Industri yang telah memberikan ilmu dan nilai yang obyektif selama ini.

8. Chrisnanda Asharto selaku Head of Operation, EHS and Security PT. Export Leaf Indonesia

yang senantiasa memberi dukungan, semangat dan kesempatan kepada penulis dalam

menyelesaikan studi S1 di Universitas Sebelas Maret.

9. Fahrudin Herry Prasetyo selaku QA&Lab, EHS Manager PT. Export Leaf Indonesia yang

senantiasa memberi kepercayaan, dukungan, semangat dan kesempatan kepada penulis dalam

menyelesaikan studi S1 di Universitas Sebelas Maret. Bapak sangat berperan dalam

keberhasilan studi S1 ini.

Page 4: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10. Para Staf dan Karyawan QA&Lab, EHS Departemen PT. Export Leaf Indonesia yang

senantiasa mendukung dan turut serta mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan studi S1

dengan lancar.

11. Para Staf dan karyawan Jurusan Teknik Industri, atas segala kesabaran dan pengertiannya

dalam memberikan bantuan dan fasilitas demi kelancaran penyelesaian tugas akhir ini.

12. Sahabat-sahabatku, teman seperjuanganku tercinta (Angkatan 2004 Program Studi S1 Non

Reguler) yang telah memberikan doa, dorongan, dan semangat kepada penulis, terima kasih

atas bantuan dan waktunya.

13. Eko Nur Sasongko yang selalu siap memberikan waktu dan tenaganya untuk mendukung

baik secara moral maupun spiritual, semoga segala tujuan baik kita selalu diberi jalan yang

mudah dan jalan yang terbaik menurut-Nya, amin.

14. Seluruh pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala bimbingan,

bantuan, kritik, dan saran dalam penyusunan tugas akhir ini.

Terima kasih untuk semuanya, untuk doa-doa yang diketahui maupun tersembunyi.

Hanya Allah yang dapat mambalas segala kebaikan dan keikhlasan dan kepada-Nya lah segala

sesuatu akan kembali.

Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa maupun siapa saja

yang membutuhkannya. Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis membuka diri atas segala saran dan kritik yang membangun.

Surakarta, 03 Mei 2011

Penulis

Page 5: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii

LEMBAR VALIDASI ................................................................................ iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH ................ iv

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ....................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................ vi

ABSTRAK .................................................................................................. viii

ABSTRACT ................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... I-1

1.1 Latar Belakang .................................................................... I-1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................ I-2

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ I-2

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................. I-2

1.5 Batasan Masalah ................................................................. I-3

1.6 Asumsi ................................................................................ I-3

1.7 Sistematika Penulisan ......................................................... I-4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. II-1

2.1 Tinjauan Umum Perusahaan ............................................... II-1

2.1.1 Sejarah berdirinya PT. Export Leaf Indonesia ........ II-1

2.1.2 Proses produksi di PT. Export Leaf Indonesia........ II-2

2.1.3 K3 di PT. Export Leaf Indonesia ............................ II-4

2.2 Analisis Multivariat ............................................................ II-9

2.2.1 Analisis faktor ......................................................... II-9

Page 6: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2.2.2 Uji cochran .............................................................. II-16

2.2.3 Uji validitas ............................................................. II-17

2.2.4 Uji reliabilitas.......................................................... II-18

2.2.5 Analisis cluster ........................................................ II-19

2.3 Focus Group Discussion (FGD).......................................... II-22

2.3.1 Karakteristik FGD ................................................... II-23

2.3.2 Keunggulan dan kelemahan FGD ........................... II-23

2.3.3 Prinsip-prinsip FGD ................................................ II-25

2.4 Populasi dan Sampel ........................................................... II-25

2.5 Ukuran Sampel .................................................................... II-27

2.6 Kuesioner ............................................................................ II-27

2.7 Skala Pengukuran ................................................................ II-29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... III-1

3.1 Identifikasi masalah ............................................................ III-2

3.2 Tahap pengumpulan data .................................................... III-3

3.2.1 Menyusun matrik kesesuaian antar atribut ............. III-3

3.2.2 Mengevaluasi kesesuaian atribut ............................ III-4

3.2.3 Penentuan atribut yang dianggap penting ............... III-5

3.2.4 Penetapan atribut untuk alat ukur ........................... III-6

3.2.5 Penyebaran kuesioner alatt ukur ............................. III-7

3.3 Tahap pengolahan data ....................................................... III-9

3.3.1 Pengujian validitas .................................................. III-9

3.3.2 Pengujian reliabilitas ............................................... III-9

3.3.3 Analisis cluster ........................................................ III-9

3.4 Analisis dan interpretasi hasil ............................................. III-10

3.5 Kesimpulan dan saran ......................................................... III-10

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA .................. IV-1

4.1 Pengumpulan Data .............................................................. IV-1

4.1.1 Identifikasi permasalahan ....................................... IV-1

4.1.2 Hubungan kausal atribut Penilaian K3 ................... IV-5

Page 7: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.1.3 Evaluasi kesesuaian atribut ..................................... IV-8

4.1.4 Evaluasi atribut yang dianggap penting .................. IV-19

4.1.5 Penetapan atribut pada alat ukur ............................ IV-26

4.2 Pengolahan Data ................................................................. IV-27

4.2.1 Hasil penilaian responden ....................................... IV-28

4.3 Pengujian Data .................................................................... IV-31

4.3.1 Pengujian data atribut K3........................................ IV-31

4.3.2 Uji validitas ............................................................. IV-31

4.3.3 Uji reliabilitas.......................................................... IV-35

4.3.4 Pengujian atas kelompok atribut ............................. IV-38

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL............................. V-1

5.1 Analisis hasil ....................................................................... V-1

5.1.1 Analisis pada tahap analisis faktor .......................... V-1

5.1.2 Analisis pada tahap analisis cochran ....................... V-2

5.1.3 Analisis pada tahap forum FGD ............................. V-3

5.1.4 Analisis pada tahap uji validitas dan reliabiitas ...... V-3

5.1.5 Analisis pada tahap analisis cluster ......................... V-4

5.2 Interpretasi hasil .................................................................. V-4

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. VI-1

6.1 Kesimpulan ......................................................................... VI-1

6.2 Saran ................................................................................... VI-1

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Sistem manajemen K3 di PT. ELI .....................................II-6

Gambar 2.2 Elemen utama dalam manajemen K3 ................................II-8

Gambar 3.1 Metodologi penelitian ........................................................III-1

Gambar 3.2 Diagram alir uji cochran ....................................................III-6

Gambar 3.3 Proses pengolahan data analisis cluster .............................III-10

Gambar 4.1 Mapping identifikasi permasalahan ...................................IV-1

Gambar 4.2 Penerapan K3 di departemen logistik ................................IV-2

Gambar 4.3 Penerapan K3 di departemen processing ...........................IV-3

Gambar 4.4 Penerapan K3 di departemen engineering .........................IV-4

Gambar 4.5 Penerapan K3 di departemen QA & Lab, EHS..................IV-4

Gambar 4.6 Penerapan K3 di departemen supporting ...........................IV-5

Gambar 4.7 Diagram kausal penerapan K3 secara terintegrasi .............IV-6

Gambar 4.8 Alur evaluasi alat ukur penilaian K3 secara terintegrasi ...IV-6

Page 9: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Nilai signifikansi faktor loading berdasarkan jumlah sampel............................. II-15 Tabel 2.2 Uji Q Cochran...... ....................................................................II-17

Tabel 3.1 Pemilihan responden pada kuesioner akhir...... ........................III-8

Tabel 4.1 Atribut alat ukur penilaian K3...... ...........................................IV-7

Tabel 4.2 Uji KMO and Bartlett’s pada atribut...... .................................IV-10

Tabel 4.3 Nilai komunalitas pada atribut...... ...........................................IV-11

Tabel 4.4 Nilai eigenvalue pada atribut...... .............................................IV-13

Tabel 4.5 Matriks komponen dari atribut...... ...........................................IV-15

Tabel 4.6 Hasil klasifikasi atribut pada analisis faktor...... ......................IV-18

Tabel 4.7 Rekapitulasi penilaian kuesioner awal...... ...............................IV-20

Tabel 4.8 Hasil uji cochran tahap iterasi kedua...... .................................IV-23

Tabel 4.9 Rekapitulasi uji Cochran...... ....................................................IV-24

Tabel 4.10 Daftar atribut alat ukur K3 yang dieliminasi...... .....................IV-24

Tabel 4.11 Kalimat setara atau perbaikan atribut...... ................................IV-25

Tabel 4.12 Atribut baru...... ........................................................................IV-26

Tabel 4.13 Rekapitulasi penilaian kuesioner akhir...... ..............................IV-27

Tabel 4.14 Hasil uji validitas...... ...............................................................IV-31

Tabel 4.15 Hasil uji reliabilitas...... ............................................................IV-34

Tabel 4.16 Cluster centers pada kuesioner akhir...... .................................IV-38

Tabel 4.17 Jumlah responden dalam tiap cluster...... .................................IV-39

Tabel 4.18 Hasil pengelompokkan atribut pada analisis cluster...... ..........IV-40

Page 10: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Struktur organisasi PT. Export Leaf Indonesia ..................L 1

Lampiran 2 Skala penilaian alat ukur K3 di PT. ELI ............................L 2

Lampiran 3 Data historis self assessment K3 tahun 2009 .....................L 23

Lampiran 4 Matriks korelasi analisa faktor ...........................................L 29

Lampiran 5 Rancangan kuesioner awal .................................................L 47

Lampiran 6 Rekap hasil penilaian kuesioner awal ................................L 50

Lampiran 7 Rancangan kuesioner akhir ................................................L 51

Lampiran 8 Rekap hasil penilaian kuesioner akhir ...............................L 54

Lampiran 9 Dendogram dari sub variabel .............................................L 56

Lampiran 10 Tabel harga kritik r product moment .................................L 58

Lampiran 11 Tabel distribusi chi kuadrat ................................................L 59

Lampiran 12 Jurnal ..................................................................................L 60

Lampiran 13 Responden terpilih dalam kuesioner akhir .........................L 68

Lampiran 14 Hasil uji validitas awal .......................................................L 69

Lampiran 15 ANOVA pada kuesioner akhir ...........................................L 71

Page 11: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting

dalam mencapai misi perusahaan yaitu zero accident. Alat ukur tersebut

semestinya diimplementasikan secara terintegrasi pada semua departemen dan

diperlukan evaluasi efektivitas penerapannya di perusahaan. Sistem manajemen

keselamatan PT. Export Leaf Indonesia didasarkan pada proses manajemen empat

langkah sederhana yaitu penilaian, perencanaan, implementasi, dan review.

Sistem manajemen K3 yang diterapkan di PT. Export Leaf Indonesia dipantau

dengan alat ukur K3 yang ada.

Untuk memantau optimalitas penerapan K3 di perusahaan disusun key

performance indicator kesehatan dan keselamatan kerja oleh manajamen. Tujuh

point Key Performance Indicator untuk periode 1 Januari 2010 sampai dengan 31

Desember 2010 yaitu penggunaan energi (listrik, gas, dan bahan bakar) max. 2.90

Gj/ ton, penggunaan air max. 1.09 m3/ ton, waste recycle min. 98.5%, GHG

emission ratio max. 0.51 tonnes CO2/ mn cigs, tidak ditemukan adanya Lost

Working Case (LWC), tidak adanya kasus serious accident dan tidak ditemukan

illness report pada occupational health. Key Performance Indicator (KPI) adalah

target yang ingin dicapai oleh perusahaan. Sistem manajemen K3 yang berjalan

dipantau efektivitasnya dengan alat ukur agar dapat mencapai KPI atau target

yang diinginkan oleh perusahaan. Roadmap alat ukur digunakan sebagai acuan

pembanding antara standar kriteria penilaian dengan kondisi aktual di perusahaan.

Alat ukur penilaian K3 yang ada pada saat ini dirasa belum digunakan

terintegrasi di seluruh departemen. Alat ukur penilaian yang digunakan belum

mengakomodir penilaian K3 oleh setiap departemen yang terlibat dalam

mengevaluasi penerapan K3 di PT. Export Leaf Indonesia. Hal ini ditunjukkan

dengan pemahaman atas atribut alat ukur yang belum tersosialisasi dengan baik

Page 12: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-2

dan langkah perbaikan berkelanjutan antar satu departemen dengan departemen

lainnya yang tidak sejalan. Oleh karena itu, diperlukan adanya evaluasi terhadap

alat ukur kesehatan dan keselamatan kerja yang telah ada di PT. Export Leaf

Indonesia sehingga alat ukur dapat digunakan secara terintegrasi pada semua

departemen, memberikan pemahaman yang sama atas atribut ukurnya diantara

departemen dan menghasilkan langkah perbaikan berkelanjutan antar satu

departemen dengan departemen lainnya yang sejalan dalam mencapai key

performance indicator (KPI) yang dipersyaratkan.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Penelitian pada perusahaan pengolahan daun tembakau sesuai latar

belakang yang dipaparkan diatas, maka perumusan masalah penelitian ini yaitu

“Bagaimana mengembangkan alat ukur kesehatan dan keselamatan kerja secara

terintegrasi pada semua departemen menggunakan British American Tobacco

Roadmap”.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian mengenai pengembangan alat ukur kesehatan dan

keselamatan kerja secara terintegrasi pada semua departemen menggunakan

British American Tobacco Roadmap, yaitu:

1. Mengevaluasi alat ukur kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di perusahaan

yang bergerak dalam bidang pengolahan tembakau.

2. Mengembangkan alat ukur kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sehingga

dapat mengukur secara terintegrasi mengenai efektivitas penerapan sistem

kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang berlangsung mulai dari persiapan

bahan baku sampai ke hasil pengolahan.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian yang diperoleh mengenai pengembangan alat ukur

kesehatan dan keselamatan kerja secara terintegrasi pada semua departemen

menggunakan British American Tobacco Roadmap, yaitu:

Page 13: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-3

1. Menghasilkan rancangan alat ukur kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang

lebih akomodatif dan terintegrasi untuk semua departemen di perusahaan

pengolahan daun tembakau.

2. Rancangan alat ukur kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang didapatkan

akan direkomendasikan kepada BAT Global agar dapat disetujui dan

diimplementasikan untuk meningkatkan penerapan K3 di perusahaan.

1.5 BATASAN MASALAH

Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Aspek K3 diukur dan dinilai berdasarkan penanganan serta administrasi kerja.

2. Langkah evaluasi dilakukan dengan membandingkan atribut kesehatan dan

keselamatan kerja (K3) pada kondisi nyata dengan standar skala penilaian

yang didefinisikan di dalam Roadmap British American Tobacco.

3. Penilaian kondisi kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada perusahaan

dimulai dari tahap bahan baku dipersiapkan untuk diproses sampai

penyimpanan bahan jadi.

4. Data dokumen self assessment evaluasi penerapan kesehatan dan keselamatan

kerja (K3) yang digunakan dalam penelitian adalah data dokumen pada tahun

2009.

1.6 ASUMSI

Asumsi digunakan untuk menyederhanakan permasalahan yang diteliti.

Asumsi yang digunakan dalam laporan penelitian ini, yaitu:

1. Penilaian berdasarkan penanganan serta administrasi kerja

menginterpretasikan tingkat pencapaian pada kondisi nyata penerapan K3 di

perusahaan.

2. Pemilihan responden dalam aktivitas pengumpulan data adalah responden

yang memiliki tingkat pemahaman yang cukup mengenai K3 yang ada di

perusahaan.

Page 14: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-4

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

Penulisan laporan penelitian ini disusun secara sistematis agar

mempermudah dalam membaca dan memahami hasil dari penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang gambaran umum PT. Export Leaf Indonesia

yang merupakan tempat dilaksanakannya penelitian. Menyajikan

informasi mengenai sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan,

struktur organisasi, bahan baku, peralatan, proses produksi. Selain itu

juga berisi landasan teori yang memuat teori-teori yang menunjang

dalam pengolahan data, yaitu membahas mengenai kesehatan dan

keselamatan kerja dan metode-metode pengukuran yang berguna

sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi langkah-langkah penyelesaian masalah secara umum.

Tahapannya meliputi penetapan perumusan masalah, pengumpulan

data, pengolahan data, analisis dan interpretasi hasil, dan kesimpulan

dan saran yang disertai dengan penjelasan dan gambar diagramnya.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi data-data yang diperlukan untuk penyelesaian masalah

yang berupa data-data perusahaan yang kemudian diolah dan diuji

dengan metode yang ditetapkan dalam metode penelitian serta sesuai

dengan landasan teori yang ada.

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Bab ini berisi uraian analisis dan memberikan interpretasi hasil yang

dibutuhkan dalam penelitian terhadap pengumpulan dan pengolahan

data setelah proses pengujian dilakukan.

Page 15: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-5

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan hasil dari pengolahan data dan analisis serta

dari semua tahap yang dilalui selama penelitian beserta saran berupa

masukan bagi kelanjutan penelitian yang dilakukan.

Page 16: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN PERUSAHAAN

Sub bab ini membahas tentang gambaran umum PT. Export Leaf Indonesia

yang merupakan tempat dilaksanakannya penelitian. Menyajikan informasi

mengenai sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi, hasil produksi, lokasi

perusahaan, struktur organisasi, manajemen sumber daya manusia, bahan baku,

peralatan produksi, proses produksi, material handling dan administrasi logistik.

2.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Export Leaf Indonesia

PT. Export Leaf Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam

bidang jasa pengolahan dan pengeringan tembakau (Green Leaf Treshing Plant).

Sebelum berdirinya PT. Export Leaf Indonesia, pada akhir tahun 1957,

perusahaan ini awalnya adalah pabrik gula, yaitu pabrik gula Rasamadu. Setelah

pabrik gula ini berakhir, kemudian antara tahun 1958–1968 didirikan PNP

Tembakau VII yang bergerak dibidang pengeringan tembakau. Pada tahun 1968

PNP Tembakau VII dan PNP Tembakau IV bergabung menjadi PNP XIX. Pada

tahun 1969 PT. BAT Indonesia mulai mengeringkan tembakaunya di PNP XIX.

Pada tahun 1979 PNP XIX melakukan perluasan area processing dengan

membuka threshing line yaitu proses pengolahan tembakau yang memisahkan

antara daun dan batang dari tembakau kemudian diteruskan dengan proses

pengeringan. Pada tahun 1990 mesin threshing tersebut ternyata tidak produktif

(tidak memberikan untung), maka pabrik PNP Tembakau XIX menjualnya kepada

Koperasi Kareb. Pada tahun 1994 Koperasi Kareb membeli lahan seluas 5,7

hektar dan mendirikan bangunan di lahan itu. Pada tahun 1995 tepatnya pada

bulan april PT. BAT KAREB mendapatkan sertifikat tanah seluas 2,2 hektar.

Pada tanggal 16 Desember 1995 berdirilah PT. BAT KAREB yang

diresmikan oleh Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Bapak

Ir. Subiakto Tjakrawerdaya. PT. BAT KAREB adalah perusahaan joint venture

antara PT. BAT Indonesia, Tbk dengan Koperasi Kareb dengan komposisi

Page 17: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-7

sahamnya terbagi atas 70% dimiliki oleh PT. BAT Indonesia, Tbk dan 30%

dimiliki oleh Koperasi KAREB. Pada tahun 2006 PT. BAT Indonesia, Tbk

membeli semua saham sehingga menjadi 100% milik PT. BAT Indonesia, Tbk

kemudian diubah namanya menjadi PT. Java Tobacco pada tanggal 22 Agustus

2006. Pada bulan Desember 2007, 100% kepemilikan saham PT. Java Tobacco

berpindah tangan dan dimiliki oleh British American Tobacco Plc. dan mengubah

nama perusahaannya menjadi PT. Export Leaf Indonesia.

2.1.2 Proses Produksi di PT. Export Leaf Indonesia

Proses produksi pada PT. Export Leaf Indonesia ini merupakan proses

pengeringan dan pengolahan tembakau. Secara garis besar proses threshing yang

dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Proses redrying and threshing dimulai dari logistik, dimana tembakau (utuh)

diangkut dari station dengan truk ke logistik, yang nantinya diturunkan di laid

down area. Tembakau ditimbang ulang, dan diambil sampelnya untuk diperiksa

kadar kelembaban atau MC (moisture content) di laboratorium kemudian pihak

logistik mengirimlan laid down ke bagian pemrosesan.

Proses pertama tembakau masuk ke feeding table. Pada feeding table,

diujung alatnya terdapat dua alat potong tie leaf cutter untuk memotong ujung

atau batang bawah daun. Setelah melewati tie leaf cutter tembakau terpisah

menjadi tips (bagian atas daun) dan leaf (bagian bawah daun). Keduanya diproses

menurut spesifikasinya. Tips masuk ke dalam Tips conditioning cylinder, disini

tips yang masuk disemprot (diberi air atau panas tertentu), dengan tujuan agar tips

yang tadinya saling menempel satu sama lain dapat terlepas dan mengembang.

Setelah keluar dari Tips conditioning cylinder, tips masuk pada picking tables.

Fungsi dari picking tables disini adalah untuk menghilangkan atau sortage

.foreign matter, kotoran-kotoran, jamur dan tali pengikat atau karet. Tembakau

yang sudah bersih dari kotoran masuk ke air separator. Air separator disini

berbentuk pipa saluran yang menghisap tips, selanjutnya bertemu dengan hasil

threshing (pemotongan) dari leaf. Leaf sendiri masuk ke dalam sandreel Ist

conditioning cylinder, fungsi dari sandreel hampir sama dengan tips conditioning

Page 18: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-8

cylinder, bedanya sandreel mempunyai filter untuk memisahkan antara kotoran

atau dust dan daun. Daun yang lolos dari filter sandreel disortage ulang dipicking

tables. Tembakau atau leaf yang sudah bersih masuk ke auto feeder, auto feeder

ini berfungsi untuk mengatur kerataan tembakau dan mengumpan ke metering

band yang mengatur kerataan tembakau atau mempertahankan jumlah input

(kg/ jam) tembakau agar jumlahnya tetap. Sebelum masuk ke dalam alat threshing

tembakau melewati 2nd conditioning cylinder. Proses selanjutnya threshing,

threshing terdiri dari 5 stages C & C, thresher dan separator, yaitu:

1. Stage 1, berisi 1 thresher dan 3 separator.

2. Stage 2, berisi 1 thresher dan 3 separator.

3. Stage 3, berisi 1 thresher dan 2 separator.

4. Stage 4, berisi 1 thresher dan 1 separator.

5. Stage 5, berisi 1 thresher dan 1 separator.

Stage disini berfungsi pencacahan atau thresher agar sempurna. Pada stage 1

tembakau yang sudah tercacah kotorannya tersaring, sedangkan leaf daunnya

masuk ke ducting (saluran pipa) dari sini leaf dihembus oleh blower ke winnower,

disini leaf masuk ke dalam separator. Leaf yang sudah benar-benar terbentuk

menjadi produk lamina, menuju ke proses selanjutnya. Sedangkan leaf yang

belum sempurna masuk ke separator kedua dan ketiga dan seterusnya sampai

stage 5. Setelah stage 5 leaf benar-benar terpisah antara lamina (daun) dan stem

(batang). Pada saat proses threshing ini produk sampingannya adalah debu dan

kotoran lain. Debu dan kotoran tersebut disedot di dust room dan disaring.

Keluaran dari mesin thresher nantinya dicampur dengan tips (dari air separator)

masuk ke dalam blending bin. Maksud dari pencampuran ini agar blend dari

logistik merata. Dalam blending bin pencampuran dilakukan oleh suatu alat yang

dapat bergerak ke kiri dan ke kanan, sehingga tembakau yang masuk tercurah ke

bawah menjadi blotong (endapan tembakau). Blotong ini digerakkan ke depan

oleh alat conveyor, nantinya endapan tersebut dipotong dengan pisau (doffer).

Tembakau yang masuk awal dan akhir tercampur secara merata setelah keluar dari

blending bin tembakau ini masuk ke shaker atau ayakan. Di shaker campuran

Page 19: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-9

tembakau dipisahkan menjadi 3 kelompok yaitu fines (lamina dengan ukuran

kecil), lamina (daun) dan dust (debu atau kotoran).

Proses pemanasan fines dilakukan di fines heater, .fines yang berupa

potongan kecil daun masuk ke dalam lamina dryer, kemungkinan fines ini

menyumbat lubang filter yang ada di lamina dryer, ataupun fines masuk ke filter

bercampur dengan debu. Lamina pemanasannya langsung ke dalam lamina dryer,

keduanya (lamina dan fines) bercampur dan diambil test sample untuk mengetahui

kadar kelembabannya.

Setelah lamina dan fines bercampur, selanjutnya adalah tahap pengepresan.

Tahap ini dilakukan di ballpress dimana tembakau yang sudah diolah dipress

dengan ukuran 90 x 60 cm. Sedangkan ketinggiannya dapat diatur sesuai

permintaan pelanggan. Tembakau olahan yang sudah dipress ditimbang

(weighing) berat ball, baru kemudian dilakukan penutupan atau penjahitan

(wrapping) dengan karung goni atau tikar atau papan. Tahap terakhir adalah

pemberian label (stenciling), disini pada setiap ball dibeli nama, berat, dan nomer

ball. Tembakau olahan antara lamina dan tips ini disebut RL strips (redry leaf

strips) atau potongan daun yang dikeringkan.

Keluaran lain dari thresher yaitu stem melalui proses yang sama seperti

proses lamina dan .fines dari thresher, debu atau kotoran dipisahkan dari stem.

Pemanasan awal dengan stem dryer, setelah kering stem masuk ke dalam shaker

stem cleaning, disini stem dibersihkan dari debu atau kotoran yang masih melekat,

proses terakhirnya adalah packing dengan CBC (penutup, sejenis karton tebal)

kemudian ditimbang dan diberi stencil. Stem yang sudah diolah ini disebut RL

stem (redry leaf stem) atau stem yang kering. Akhirnya kedua produk ini (RL stem

dan RL stips) masuk ke logistik (RL store).

2.1.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT. Export Leaf Indonesia

British American Tobacco bertujuan untuk menerapkan standar

internasional praktek terbaik dalam semua aspek operasional yang berhubungan

dengan kesehatan dan keselamatan karyawan di tempat kerja dan personil non-

Page 20: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-10

perusahaan di lokasi perusahaan dan pelestarian lingkungan fisik dan. untuk

memberikan prioritas tinggi untuk kegiatan ini. Perusahaan berkomitmen untuk:

• Menyediakan dan memelihara lingkungan kerja yang aman dan sehat termasuk

sistem kerja yang aman bagi seluruh karyawan dan personil non-perusahaan di

lokasi perusahaan.

• Memperhatikan semua dampak kegiatan terhadap lingkungan.

• Mematuhi semua hukum nasional dan internasional yang berlaku dan peraturan

yang mempengaruhi kegiatan bisnis mereka.

• Menetapkan prosedur untuk menilai dan meninjau kesehatan, lingkungan dan

dampak keselamatan kegiatan saat ini dan masa yang datang secara teratur.

• Mencari terus menerus untuk mengidentifikasi proaktif dan biaya langkah-

langkah efektif yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan dan

keselamatan karyawan dan non-perusahaan personil di perusahaan.

Sistem manajemen keselamatan British American Tobacco didasarkan pada

proses manajemen empat langkah sederhana, yang ditunjukkan pada gambar 2.1,

yang bertujuan untuk memberikan perbaikan secara terus menerus dalam kinerja

operasional dan manajerial. Keempat langkah tersebut adalah:

• Penilaian, yaitu identifikasi persyaratan peraturan yang berlaku dan risiko

EHS, penilaian aspek EHS dan dampak, penetapan tujuan dan sasaran.

• Perencanaan, yaitu pembentukan struktur organisasi dan tanggung jawab,

pengembangan program manajemen untuk secara efektif mengurangi dan

mengendalikan risiko bisnis dan meningkatkan kinerja EHS, dan

pengembangan rencana darurat dalam hal terjadi kegagalan sistem.

• Implementasi, yaitu pengembangan instruksi kerja dan prosedur, menginstal

kontrol fisik, pelatihan karyawan dan lain-lain sesuai kebutuhan,

berkomunikasi persyaratan sistem dan kinerja, dan memelihara catatan dan

dokumentasi.

• Review, yaitu berkala mengawasi dan mengkaji kinerja, mengembangkan

rencana tindakan perbaikan, laporan kemajuan, dan manajemen perubahan.

Page 21: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-11

Gambar 2.1 Sistem Manajemen K3 PT. Export Leaf Indonesia

Menurut Suma’mur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu

kesehatan atau kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja atau

masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha preventif dan

kuratif, terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor

pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit umum. Sedangkan yang

dimaksud dengan keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan

mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat

kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Suma’mur, 1993).

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998

tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud

dengan kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga

semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda.

Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja. Keselamatan

kerja adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya, dan juga

masyarakat pada umumnya. Tujuan keselamatan kerja, sebagai berikut:

Page 22: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-12

1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan

untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas

nasional.

2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.

3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Terdapat 4 faktor yang bergerak dalam satu kesatuan berantai yaitu

lingkungan, bahaya, peralatan dan manusia. Pencegahan terhadap dampak yang

terjadi seperti kecelakaan kerja maupun dampak terhadap lingkungan, berikut

adalah beberapa konsep yang disampaikan oleh para pakar, yaitu:

1. Menurut Bennett NBS (1995) bahwa teknik pencegahan kecelakaan harus

didekati dengan dua aspek, yakni aspek perangkat keras (peralatan,

perlengkapan, mesin, letak dan sebagainya) dan aspek perangkat lunak

(manusia dan segala unsur yang berkaitan).

2. Menurut Julian B. Olishifski (1985) bahwa aktivitas pencegahan kecelakaan

dalam keselamatan kerja profesional data dilakukan dengan beberapa hal

berikut: menekan kejadian yang membahayakan dari mesin, cara kerja,

material dan struktur perencanaan, memberikan alat pengaman agar tidak

membahayakan sumber daya yang ada dalam perusahaan tersebut dan

memberikan training kepada tenaga kerja atau karyawan tentang kecelakaan

dan keselamatan kerja, memberikan alat pelindung diri tertentu terhadap tenaga

kerja yang berada pada area yang membahayakan.

3. Menurut Suma’mur (1996), kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan 9

hal, sebagai berikut:

a. Peraturan perundangan yaitu ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi

kerja pada umumnya perencanaan, konstruksi, perawatan, dan

pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan cara kerja peralatan industri,

tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervise medis, P3K dan

pemeriksaan kesehatan.

Page 23: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-13

b. Standarisasi yang ditetapkan secara resmi, setengah resmi atau tidak resmi

mengenai syarat keselamatan sesuai instruksi peralatan industri dan alat

pelindung diri (APD).

c. Pengawasan untuk memastikan undang-undang senantiasa dipatuhi.

d. Penelitian bersifat teknik misalnya tentang bahan-bahan berbahaya, pagar

pengaman, pengujian APD, pencegahan ledakan dan peralatan lainnya.

e. Riset medis terutama meliputi efek fisiologis dan patologis, faktor

lingkungan dan teknologi serta keadaan yang mengakibatkan kecelakaan.

f. Penelitian psikologis meliputi penelitian tentang pola kewajiban yang

mengakibatkan kecelakaan.

g. Penelitian secara statistik untuk menetapkan jenis kecelakaan yang terjadi.

h. Pendidikan dan pelatihan.

i. Asuransi atau insentif financial untuk meningkatkan pencegahan

kecelakaan dan usaha keselamatan pada tingkat perusahaan.

Aspek K3 yang penting untuk dikendalikan diantaranya emisi udara,

pembuangan dan pengolahan limbah, kebisingan, bau, radiasi, analisis dampak

lingkungan, pengemasan, penggunaan bahan, penggunaan energi, penggunaan

produk, pembuangan produk, keamanan proses dan keselamatan masyarakat,

kesehatan dan keselamatan karyawan.

Beberapa elemen utama yang mempengaruhi keberhasilan manajemen

kesehatan dan keselamatan kerja di suatu perusahaan.

Gambar 2.2 Elemen utama dalam manajemen K3 Sumber: Hughes dan Ferrett, 2005

Page 24: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-14

2.2 ANALISIS MULTIVARIAT

Dalam melakukan penelitian, tahapan analisis data memiliki peran penting

untuk menggali informasi dari observasi yang dilakukan (Sekaran, 1992; Neuman,

1994). Pada penelitian-penelitian yang melibatkan variabel majemuk, salah satu

alat analisis yang sering digunakan adalah teknik analisis multivariat. Untuk

mendapatkan informasi yang tepat dan valid, pemilihan teknik analisis multivariat

harus memperhatikan tujuan penelitian yang dilakukan, asumsi dasar teknik

analisis multivariat yang dipilih, dan skala pengukuran yang digunakan pada saat

pengumpulan data.

Analisis multivariat didefinisikan sebagai semua metode statistik yang

menganalisis beberapa pengukuran (variabel-variabel) yang ada pada setiap obyek

dalam satu atau banyak sampel secara simultan (Dillon and Goldstein, 1984).

Berdasarkan definisi tersebut, setiap teknik analisis yang melibatkan lebih dari

dua variabel secara simultan dapat dianggap sebagai analisis multivariat. Teknik

analisis multivariat secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok besar (Hair

et. al., 1998), yaitu:

1. Dependence methods

Teknik multivariat yang di dalamnya terdapat variabel atau set variabel yang

diidentifikasikan sebagai variabel tergantung (dependent variable) dan

variabel lainnya sebagai variabel bebas (independent variable). Metode ini

meliputi multiple regression analysis, multiple discriminant analysis, logistic

regression, multivariate analysis of variance (MANOVA), conjoint analysis,

canonical correlation analysis dan structural equation modeling (LISREL).

2. Interdependence methods

Teknik multivariat dimana semua variabel dianalisis secara simultan, tidak ada

variabel yang didefinisikan bebas atau tergantung. Metode ini meliputi factor

analysis, cluster analysis, dan multi dimensional scaling (MDS).

2.2.1 Analisis Faktor

Analisis faktor adalah istilah umum yang diberikan pada sebuah kelas

metode statistika multivariat yang tujuan utamanya adalah reduksi dan

Page 25: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-15

penyederhanaan data (Hair dkk., 1998). Dengan kata lain, untuk mengekstrak

variabel-variabel penelitian yang umumnya berjumlah sangat banyak menjadi

beberapa variabel baru (faktor) sehingga memudahkan pengolahan data

selanjutnya dengan tetap mempertahankan informasi awal yang terkandung di

dalamnya (Dillon dan Goldstein, 1984). Pada analisis faktor, tidak ada variabel

yang didefinisikan bebas atau tergantung, semua variabel diperhitungkan secara

simultan.

Langkah-langkah analisis faktor menurut Hair et. Al tahun 1998 dapat

dibagi dalam empat tahap, yaitu penentuan penyusunan matrik korelasi, pengujian

asumsi, pemilihan metode ekstraksi dan penentuan jumlah faktor, pemilihan

metode rotasi dan interpretasi faktor.

1. Penyusunan matrik korelasi.

Matrik data mentah berukuran n x p (n objek dan p variabel) yang berisi

hasil kuesioner diubah menjadi matrik korelasi. Dalam matrik korelasi, variabel-

variabel yang diukur mempunyai unit dan skala pengukuran yang berbeda.

Penggunaan matrik ini untuk menghilangkan perbedaan yang diakibatkan oleh

mean dan dispersi variabel.

2. Pengujian asumsi.

Sebelum masuk pada proses analisis faktor, terdapat asumsi-asumsi dasar

yang harus dipenuhi. Asumsi-asumsi korelasi yang dipenuhi untuk menilai tepat

atau tidaknya menggunakan analisis faktor tersebut, yaitu:

a. Besar korelasi antar variabel independen harus cukup kuat atau di atas 0.3.

b. Besar korelasi parsial yaitu korelasi antar dua variabel dengan menganggap

tetap variabel lain, justru harus kecil atau mendekati nol.

Nilai korelasi pada matriks korelasi dapat dihitung dengan rumus korelasi

pada persamaan 4.1 sebagai berikut:

∑∑

==

=

−−

−−=

n

jkkj

n

jkij

n

jkkjiij

ik

xxxx

xxxxr

1

2

1

2

1

)()(

))(( ....................................persamaan 2.1

Page 26: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-16

c. Uji hipotesis bahwa matrik korelasi adalah bukan matrik identitas, dengan

menggunakan Bartlett’s Test of Sphericity. Nilai signifikansi yang diperoleh

dari Bartlett’s Test of Sphericity harus lebih kecil dari 0.05 (sig < 0.05).

d. Asumsi ukuran kecukupan sampling yang diuji dengan Kaiser-Meyer-Olkin

(KMO) dan Measure of Sampling Adequacy (MSA).

KMO merupakan indek untuk membandingkan besarnya koefisien korelasi

amatan dengan koefisien parsial, yang berarti bahwa besar koefisien korelasi

keseluruhan variabel pada matrik korelasi harus signifikan di antara paling

sedikit beberapa variabel. Angka KMO disyaratkan harus lebih dari 0.5.

ijij

ij

arr

KMO22

2

∑∑∑∑∑∑+

= untuk i ≠ j .................persamaan 2.2

dengan;

ijr 2 = koefisien korelasi antara variabel i dan variabel j

ija2 = koefisien korelasi parsial antara variabel i dan variabel j

MSA merupakan indek untuk mengukur kecukupan sampling untuk tiap

variabel individual. Apabila, dari uji MSA diperoleh hasil bahwa analisis

faktor tidak dapat digunakan maka untuk mengatasinya, dicoba membuang

variabel dengan nilai MSA individu paling kecil, kemudian dilakukan uji

MSA baru. Pengujian ulang ini dilakukan hingga uji MSA menyatakan bahwa

analisis faktor dapat digunakan.

ijij

ij

arr

MSAj22

2

∑∑∑

+= untuk i ≠ j ..............................persamaan 2.3

dengan;

ijr 2 = koefisien korelasi antara variabel i dan variabel j.

ija2 = koefisien korelasi parsial antara variabel i dan variabel j.

Angka MSA diinterpretasikan dengan kriteria:

- MSA = 1.0, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan variabel lain.

- MSA > 0.5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisa lebih lanjut.

Page 27: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-17

- MSA ≤ 0.5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisa lebih

lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.

Sedangkan hipotesis dan kriteria untuk signifikansi adalah:

- H0 = variabel belum memadai untuk dianalisis lebih lanjut.

- H1 = variabel sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut.

- Angka Signifikansi > 0.05, maka terima H0.

- Angka Signifikansi < 0.05, maka tolak H0.

3. Pemilihan metode ekstraksi dan penentuan jumlah faktor.

Ekstraksi faktor bertujuan menghasilkan sejumlah faktor dari data yang

ada. Terdapat 2 pendekatan dalam mengekstraksi faktor, metode analisis

komponen utama (Principal Component Analysis) dan metode analisis faktor

umum (Common Factor Analysis). Menentukan jumlah faktor yang diinginkan

sebagai hasil ekstrak, terdapat beberapa kriteria, yaitu:

a. Kriteria Latent Root (Latent Root Criterion).

Hanya faktor-faktor yang memiliki latent root (eigenvalue) minimum 1 yang

dipertahankan. Ini dapat berarti bahwa sebuah faktor dapat dianggap sebagai

faktor, bila paling sedikit dapat menjelaskan variansi satu variabel atau

setiap variabel menyumbangkan nilai 1 pada total eigenvalues. Maka, hanya

faktor dengan eigenvalue > 1 yang dianggap signifikan.

Operasi matrik yang digunakan untuk memperoleh nilai eigenvalue sesuai

persamaan 2.5.

⎪ρ - λ I ⎪ = 0 ............................................................................persamaan 2.4

dengan ρ adalah matrik korelasi (85x85), sedangkan λ (eigenvalue) adalah

skalar yang dicari dan I adalah matriks identitas.

b. Kriteria Apriori (Apriori Criterion).

Jumlah faktor ditentukan sendiri oleh peneliti karena peneliti sudah

mempunyai pengalaman sebelumnya tentang beberapa jumlah faktor. Metode

ini digunakan untuk menguji suatu teori yang sudah ada.

Page 28: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-18

c. Kriteria Persentase Variansi (Percentage Of Variance Criterion).

Persentase kumulatif total variansi tertentu diekstraksi dari faktor-faktor

terpilih secara berurutan. Tujuannya untuk memastikan signifikansi faktor-

faktor terpilih. Dengan memastikannya terlebih dahulu diketahui dengan pasti

bahwa faktor ini dapat menjelaskan paling sedikit sejumlah variansi.

d. Kriteria Scree Test (Scree Test Criterion).

Meskipun semua faktor mengandung paling sedikit beberapa variansi unik,

tetapi pada dasarnya proporsi variansi unik faktor kedua (dan sesudahnya)

lebih besar dari faktor sebelumnya. Tujuannya untuk mengidentifikasi jumlah

maksimal faktor yang dapat diekstrak sebelum sejumlah variansi unik mulai

mendominasi struktur variansi umum. Pada kurva latent root terhadap jumlah

faktor, titik dimana kurva mulai bergerak lurus merupakan indikasi jumlah

faktor maksimum yang dapat diekstrak.

e. Keragaman Responden (Heterogenity Of Respondents).

Jika sampel heterogen pada paling sedikit satu bagian dari set variabel, maka

faktor pertama menjelaskan variabel-variabel tersebut secara lebih homogen

terhadap keseluruhan sampel.

4. Pemilihan Metode Rotasi dan Interpretasi Faktor

Jika faktor loading suatu variabel sama-sama cukup tinggi pada beberapa

faktor maka sulit untuk memutuskan ke faktor mana variabel tersebut harus

dimasukkan. Sedangkan sasaran analisis faktor adalah agar setiap variabel hanya

masuk ke satu faktor saja. Setelah ekstraksi, faktor-faktor yang terbentuk perlu

dirotasi. Tujuan rotasi adalah mengekstrimkan faktor loading variabel. Rotasi

dilakukan dengan memutar sumbu faktor, dari titik pusatnya menuju titik yang

dituju. Nilai faktor loading tersebut dihitung dengan menggunakan operasi

matriks seperti pada persamaan 2.6.

L = [ ]552211 λλλ eee MMM ... ..............................................persamaan 2.5

dengan L adalah matriks faktor loading (85x85) yang dicari sedangkan ei (i = 1, 2,

..., 5) adalah eigenvector (vektor kolom pada setiap bagian kuesioner) dari matriks

Page 29: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-19

ρ yang terkait dengan skalar λi (i = 1, 2, ..., 5). Eigenvector ei dicari dengan

operasi matriks seperti pada persamaan 2.7.

ρ ei = λI ei ...................................................................................persamaan 2.6

Beberapa metode rotasi, yaitu:

a. Orthogonal Rotation, dilakukan dengan cara merotasikan sumbu faktor yang

kedudukannya saling tegak lurus satu dengan lainnya, sehingga setiap faktor

saling bebas terhadap faktor lainnya karena sumbunya saling tegak lurus.

Rotasi Orthogonal masih dapat dibedakan, yaitu

• Quartimax, dengan merotasi faktor awal hasil ekstraksi sehingga diperoleh

hasil rotasi dimana setiap variabel mempunyai faktor loading yang tinggi di

satu faktor dan sekecil mungkin pada faktor lain.

• Varimax (sering digunakan karena sering terbukti lebih baik dalam

menunjukkan perbedaan antar faktor), dengan merotasi faktor awal hasil

ekstraksi sehingga diperoleh hasil rotasi dimana dalam suatu kolom, nilai

yang ada sebanyak mungkin mendekati nol. Ini berarti, di dalam setiap

faktor tercakup sesedikit mungkin variabel.

• Equimax, mengkombinasikan metode Quartimax dan Varimax.

b. Oblique Rotation, dilakukan dengan merotasikan sumbu faktor yang

kedudukannya saling membentuk sudut, dengan besar sudut rotasi tertentu.

Korelasi antara faktor masih diperhitungkan karena sumbu faktor tidak saling

tegak lurus satu dengan lainnya. Rotasi Oblique masih dapat dibedakan, yaitu:

• Oblimax, merotasi faktor sehingga jumlah faktor loading yang tinggi dan

rendah meningkat, dengan menurunkan faktor-faktor loading yang berada

di pertengahan.

• Quartimin, meminimumkan jumlah produk pada struktur loading.

• Covarimin, seperti varimax pada rotasi orthogonal, yaitu merotasi faktor

awal hasil ekstraksi sehingga diperoleh nilai yang ada dalam suatu kolom

sebanyak mungkin mendekati nol.

• Oblimin, mengkombinasikan metode Quartimin dan Covarimin.

Page 30: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-20

Interpretasi matrik faktor dilakukan dengan mengelompokkan variabel-

variabel ke dalam faktor-faktor hasil rotasi. Dasar memutuskan apakah suatu

variabel dimasukkan pada faktor 1, faktor 2, atau faktor lainnya adalah faktor

loadingnya. Sebelum dikelompokkan, faktor loading harus memenuhi kriteria

signifikansi. Kriteria signifikansi faktor loading terbagi menjadi dua, signifikansi

praktis dan signifikansi statistik. Kriteria signifikansi praktis adalah faktor loading

lebih besar dari 0.5, karena semakin besar faktor loading semakin mudah

menginterpretasikan faktor tersebut. Kriteria signifikansi statistik dengan

α = 0.05 dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Nilai signifikansi faktor loading berdasarkan jumlah sampel

Faktor Loading Jumlah sampel minimum 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55 0.60 0.65 0.70 0.75

350 250 200 150 120 100 85 70 60 50

Sumber: Hair dkk., 1998 Langkah-langkah interpretasi matrik faktor, yaitu:

1. Memeriksa faktor loading pada matrik faktor.

2. Mengidentifikasi faktor loading terbesar untuk setiap variabel.

3. Menggabungkan variabel ke dalam faktor. Apabila variabel dengan faktor

loading terbesar terjadi pada faktor 1, maka variabel tersebut digabungkan ke

dalam faktor 1.

4. Menghapus variabel apabila,

faktor loading variabel signifikan pada beberapa faktor

nilai komunalitas variabel lebih kecil dari 0.5

5. Memberikan nama atau label pada faktor terbentuk yang mencerminkan arti

gabungan dari variabel-variabel penyusunnya.

Page 31: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-21

2.2.2 Uji Cochran

Menurut Santoso (2002) uji Cochran digunakan untuk menguji tiga sampel

atau lebih dengan catatan hasil terhadap suatu perlakukan hanya dinyatakan dalam

dua nilai, yaitu 0 sebagai “gagal” dan 1 sebagai “sukses”. Uji Cochran dilakukan

pada penelitian untuk uji sampel yang mempunyai data berskala nominal

(kategori). Berikut ini merupakan prosedur uji statistik yang digunakan:

1. Hipotesa Pengujian

H0: semua atribut alat ukur K3 di PT. Export Leaf Indonesia sesuai dengan

pengelompokkan terhadap faktornya dari hasil analisis faktor sebelumnya.

H1: salah satu atau lebih dari atribut alat ukur K3 di PT. Export Leaf Indonesia

tidak sesuai dengan pengelompokkan terhadap faktornya dari hasil analisis

faktor sebelumnya.

2. Taraf nyata α 0.05 dan χ2 (chi kuadrat) tabel A.6 (Ronald E. Walpole).

Nilai χ2 memiliki derajat bebas (db) = k-1.

3. Kriteria Pengujian yaitu terima H0 (Tolak H1) jika Qhitung < Qtabel dan semua

atribut memiliki proporsi nilai 1 lebih dari atau sama dengan 60%, dan

sebaliknya tolak H0 (Terima H1) jika Qhitung > Qtabel dan salah satu atau lebih

atribut memiliki proporsi nilai 1 kurang dari 60% atau Qhitung < Qtabel tetapi

salah satu atau lebih atribut memiliki proporsi nilai 1 kurang dari 60%.

4. Menentukan nilai uji statistik (Nilai Q)

............................persamaan 2.7

dengan;

N = jumlah responden. K = jumlah atribut.

∑=

k

kniC = jumlah kolom atribut.

∑=

k

kniC 2 = jumlah kolom kuadrat atribut.

∑=

n

iniR 2 = jumlah baris atribut.

Page 32: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-22

Tabel 2.2. Uji Q Cochran

Blok 1 2 3 4 5 C Total Baris

1 11X 12X 13X 14X 15X cX1 1R

2 21X 22X 23X 24X 25X cX 2 2R

3 31X 32X 33X 34X 35X cX 3 3R

4 41X 42X 43X 44X 45X cX 4 4R

5 51X 52X 53X 54X 55X cX 5 5R

R 1iX 2iX 3iX 4iX 5iX rcX rR

Total Kolom

1C 2C 3C 4C 5C cC N = Total

5. Kesimpulan

Kesimpulan menyatakan keputusan hasil perhitungan uji statistik terima atau

tolak H0.

2.2.3 Uji Validitas

Menurut Azwar (2003) validitas digunakan mengetahui valid tidaknya

instrumen pengukuran. Dimana instrumen dikatakan valid apabila mengukur apa

yang semestinya diukur atau mampu mengukur apa yang dicari secara tepat. Valid

tidaknya suatu instrumen dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi antara skor

item dengan skor totalnya pada taraf signifikan 5%, item-item yang tidak

berkorelasi secara signifikan dinyatakan gugur. Dalam kaitannya dengan besarnya

angka korelasi ini, Azwar (2003) menyebutkan bahwa koefisien validitas yang

tidak begitu tinggi, katakanlah berada di sekitar 0,50 sudah dapat diterima dan

dianggap memuaskan. Namun, apabila koefisien validitas ini kurang dari 0,30

maka dianggap tidak memuaskan. Jadi disimpulkan bahwa item dari suatu

variabel dikatakan valid jika mempunyai koefisien 0,30.

Sumber: Santoso, 2002

Page 33: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-23

Cara yang digunakan dalam uji validitas adalah dengan analisis item,

dimana setiap nilai yang ada pada setiap butir pertanyaan dikorelasikan dengan

nilai total seluruh butir pertanyaan untuk suatu variabel dengan menggunakan:

rxy = ( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑∑ ∑ ∑−

2222 Y-Ynxn

YX-XYn

x …………..……… persamaan 2.8

dengan;

rxy = koefisien korelasi item dengan total pertanyaan

n = jumlah responden

X = skor pertanyaan

Y = skor total sampel

2.2.4 Uji Reliabilitas

Singarimbun dan Effendi (1989) menyatakan, reliabilitas adalah indek yang

menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan.

Mengetahui apakah alat ukur reliabel atau tidak, diuji dengan menggunakan

metode Alpha Cronbach menunjukkan tingginya butir-butir dalam kuesioner

berkorelasi. Perkiraan cronbach’s tentang kehandalan dihitung menggunakan

varian butir-butir dan Covarian antar butir.

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ ∑−⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛

−= 2

2

11 11 t

b

kkr

σσ .................................................persamaan 2.9

dengan;

11r = reliabilitas instrumen

K = banyak butir pertanyaan

2tσ = varian total

2bσ∑ = jumlah varian butir

Page 34: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-24

Rumus varian yang digunakan, yaitu:

n

nXX

22

2

)(∑∑

=σ ……………………..……..................persamaan 2.10

dengan;

X = jumlah responden

n = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor butir pertanyaan)

Harga koefisien reliabilitas yang diperoleh atau r hitung dibandingkan

dengan r tabel, bila r hitung > r tabel, maka data dikatakan reliabel. Sebuah

instrumen dianggap memiliki tingkat kehandalan yang dapat diterima, jika nilai

koefisien reliabilitas yang terukur adalah lebih besar atau sama dengan 0,6.

2.2.5 Analisis Cluster

Menurut Santoso (2010) analisis cluster merupakan teknik multivariat yang

mempunyai tujuan utama untuk mengelompokkan objek berdasarkan karakteristik

yang dimilikinya. Analisis cluster mengklasifikasi objek sehingga setiap objek

yang paling dekat kesamaannya dengan objek lain berada dalam cluster yang

sama. Cluster yang terbentuk memiliki homogenitas internal yang tinggi dan

heterogenitas eksternal yang tinggi.

Berbeda dengan teknik multivariat lainnya, analisis ini tidak mengestimasi

set variabel secara empiris sebaliknya menggunakan set variabel yang ditentukan

oleh peneliti itu sendiri. Fokus dari analisis cluster adalah membandingkan objek

berdasarkan set variabel, hal inilah yang menyebabkan para ahli mendefinisikan

set variabel sebagai tahap kritis dalam analisis cluster. Set variabel cluster adalah

suatu set variabel yang merepresentasikan karakteristik yang dipakai objek-objek.

Bedanya dengan analisis faktor adalah analisis cluster terfokus pada

pengelompokkan objek sedangkan analisis faktor terfokus pada kelompok

variabel.

Penyelesaian analisis cluster bersifat tidak unik, anggota cluster untuk tiap

penyelesaian tergantung pada beberapa elemen prosedur dan beberapa

penyelesaian yang berbeda diperoleh dengan mengubah satu elemen atau lebih.

Page 35: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-25

Penyelesaian cluster secara keseluruhan bergantung pada variabel-variabel yang

digunakan sebagai dasar untuk menilai kesamaan. Penambahan atau pengurangan

variabel-variabel yang relevan dapat mempengaruhi substansi hasil analisis

cluster.

Analisis cluster berusaha meminimumkan variansi di dalam cluster (within-

cluster) dan memaksimumkan variansi antar grup (between-cluster). Seperti

halnya analisis faktor, pada analisis cluster tidak ada variabel yang didefinisikan

bebas atau tergantung, semua variabel diperhitungkan secara simultan. Langkah

analisis cluster dapat dibagi dalam enam tahap (Hair et.al, 1998), yaitu:

1. Penentuan tujuan analisis.

Dalam penelitian ini, analisis cluster dilakukan dengan tujuan untuk

mengelompokkan berdasarkan kesamaan persepsi mengenai atribut-atribut

yang menjadi dasar pertimbangan penerapan alat ukur K3 sehingga dapat

digunakan secara terintegrasi.

2. Penyusunan desain riset analisis.

Pengukuran kemiripan inter objek adalah pengukuran kesesuaian atau

kemiripan antar objek yang dikelompokkan. Sebelumnya perlu dilakukan

proses standardisasi yaitu mengubah satuan variabel ke z-score apabila

terdapat perbedaan satuan yang mencolok antar dua atau lebih variabel,

sehingga perhitungan korelasi, jarak atau asosiasi yang dilakukan memberikan

hasil yang valid.

Desain riset analisis cluster meliputi pendeteksian outlier, pengukuran

kemiripan objek dan penstandarisasian data jika data yang diambil dari factor

scores hasil analisis faktor, mempunyai satuan atau dimensi yang berbeda.

Factor scores adalah data kuantitatif yang mempunyai satuan yang sama dan

secara visual tidak terdapat objek-objek yang mempunyai profil nilai yang

sangat ekstrim pada satu atau beberapa faktor, maka proses dapat dilanjutkan.

3. Pengujian asumsi.

Analisis cluster tidak termasuk teknik statistik inferensia, parameter analisis

ini adalah seberapa besar sampel dapat mewakili populasi. Analisis cluster

Page 36: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-26

mempunyai sifat matematik dan bukan dasar statistik; syarat kenormalan,

linieritas, dan homogenitas tidak begitu penting karena memberikan pengaruh

yang kecil sehingga tidak perlu diuji.

4. Pembentukan cluster (partisi) dan penilaian overall fit.

Pembentukan cluster pada intinya adalah penggabungan responden ke dalam

kelompok-kelompok berdasar kedekatan hubungan, pembentukan cluster yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah prosedur nonhirarki karena metode ini

memproses semua objek secara sekaligus dengan titik acuan cluster centers

sehingga distribusi objek (responden) sebagai anggota setiap cluster lebih

merata. Metode nonhirarki yang digunakan adalah metode K-Means

Clustering. Jumlah cluster ditetapkan 3 cluster karena apabila jumlah cluster

yang dibentuk terlalu banyak, menyulitkan interpretasi yang terbentuk. Pada

dasarnya, semakin besar nilai Fhitung dari Ftabel pada suatu faktor dan angka

signifikansinya semakin diatas 0,05 maka hasil yang diperoleh semakin besar

perbedaan oleh faktor yang dibentuk terhadap cluster-cluster.

5. Interpretasi hasil.

Pada tahap ini, interpretasi cluster menekankan pada karakteristik apa yang

membedakan masing-masing cluster, kemudian dilakukan pemberian nama

berdasar objek pembentuk masing-masing cluster tersebut. Dalam analisis

cluster bahwa nilai positif (> 0) mempunyai makna di atas rata-rata, yang

berarti sikap responden pada suatu cluster terhadap atribut adalah cenderung

positif atau baik, sebaliknya nilai negatif (< 0) mempunyai makna di bawah

rata-rata, yang berarti bahwa sikap responden pada suatu cluster terhadap

atribut adalah cenderung negatif atau buruk. Hal ini dijelaskan pada cluster

centers yang berisi penilaian responden pada cluster yang ditransformasikan

ke distribusi normal baku dengan rata-rata 0 dan variansi 1.

6. Profiling cluster.

Profiling dilakukan pada cluster yang terbentuk untuk menjelaskan

karakteristik setiap cluster berdasar profil tertentu.

Page 37: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-27

Setelah responden dimasukkan ke dalam clusternya masing-masing, maka

selanjutnya dilakukan uji perbedaan dengan menggunakan analisis ANOVA

(Analysis of Variance). Prosedur yang digunakan dalam analisis ANOVA ini

adalah prosedur One Way ANOVA atau disebut perancangan sebuah faktor, yang

merupakan salah satu alat analisis statistik ANOVA yang bersifat satu arah (satu

jalur). Alat uji ini untuk menguji apakah dua populasi atau lebih yang independen,

memiliki rata-rata yang dianggap sama atau tidak sama.

2.3 FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)

FGD secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi yang

dilakukan secara sistematis dan terarah atas suatu isu atau masalah tertentu. Meski

sebuah diskusi, FGD bukan kumpul-kumpul beberapa orang untuk membicarakan

suatu hal. Ada prosedur dan standar tertentu yang harus diikuti agar hasilnya

benar dan sesuai dengan tujuan yang dicapai. Irwanto (1998) menyatakan bahwa

FGD (Focus Group Discussion) adalah metode penelitian melalui proses

pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat

spesifik melalui diskusi kelompok.

Hoed (1995) menjelaskan Focus Group Discussion (FGD) adalah metode

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kecenderungan yang ada pada

individu mengenai persepsi individu itu tentang suatu hal. Menurut Litosseliti

(2003) Focus Group Discussion ini disusun untuk tujuan menggali topik yang

spesifik, pandangan, dan pengalaman individu, melalui interaksi kelompok. FGD

adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian

kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman

sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu

kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan

tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari

seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti.

Litosseliti (2003) menyatakan jumlah peserta FGD secara tipikal berkisar

antara enam dan delapan partisipan, tetapi ukuran itu dapat pada rentang empat

sampai dengan dua belas tergantung pada tujuan penelitian. Krueger (1998)

Page 38: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-28

menambahkan bahwa hal yang perlu diperhatikan dalam Focus Group Discussion

adalah khalayak sasaran harus homogen.

2.3.1 Karakteristik Focus Group Discussion (FGD)

Focus group discussion memiliki lima karakteristik, sebagai berikut:

1. Jumlah peserta focus group discussion sebaiknya empat sampai dua belas

orang. Bila jumlah peserta kurang dari empat orang dikhawatirkan anggota

kelompok cepat memperoleh giliran bicara dan tidak terjadi penggalian ide.

Situasi ini mengurangi keragaman dan terjadi kekuasaan ide. Jumlah peserta

lebih dari dua belas orang mengakibatkan diskusi sulit dikendalikan karena

peserta terlalu banyak pandangan/ ide atau bosan menunggu giliran berbicara.

2. Peserta mempunyai karakteristik yang homogen. Homogenitas menjadi salah

satu dasar pemilihannya. Peserta diskusi dipilih karena mempunyai persamaan

pengalaman, profesi, gender, usia, status dan sebagainya. Disamping itu peserta

mempunyai kepentingan dengan permasalahan yang dibahas.

3. Informasi yang diambil dalam diskusi bukan yang bersifat konsensus atau

rekomendasi untuk mengambil keputusan. Melainkan informasi mengenai

sikap, persepsi, dan perasaan peserta yang berkaitan dengan topik diskusi yang

diperlukan penulis.

4. Data yang dihasilkan adalah data kualitatif yang dapat memberikan gambaran

dan pemahaman melalui pertanyaan terbuka yang memungkinkan peserta

merespon dengan cara mereka sendiri. Disini peneliti dapat berperan sebagai

moderator, pendengar, pengamat, dan akhirnya menganalisis secara induktif.

5. Pertanyaan diajukan dengan cara yang mudah dimengerti oleh peserta, spontan,

logis, dengan menekankan pemahaman atas proses berpikir dari peserta atas

topik yang didiskusikan

2.3.2 Keunggulan dan Kelemahan Focus Group Discussion (FGD)

Menurut Krueger (1998), focus group discussion (FGD) mempunyai

keunggulan dan kelemahan, sebagai berikut:

1. Kelebihan yang dimiliki focus group discussion antara lain sebagai berikut:

Page 39: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-29

a. FGD merupakan salah satu prosedur penelitian berorientasi sosial dengan

menempatkan manusia pada posisi dan situasi yang sesungguhnya. Dalam

diskusi, pendapat peserta saling mempengaruhi dan keputusan dapat dibuat

setelah mendengar peserta lain berinteraksi secara dinamis.

b. Bentuk diskusi memberikan keleluasaan bagi pemandu untuk menggali

pendapat peserta yang lebih mendalam dan luas. Fleksibilitas ini dapat

menggali hal-hal yang tidak dapat dilakukan dalam wawancara terstruktur.

c. Memiliki validitas tatap muka yang tinggi dan mudah dilakukan dengan

biaya yang tidak terlalu besar.

d. Hasil focus group discussion dapat diperoleh dengan cepat. Pemandu yang

memiliki keterampilan baik dapat melaksanakan 3-4 kelompok diskusi,

menganalisis hasil focus group discussion dan menyiapkan laporan dengan

segera .

e. Focus group discussion memungkinkan peneliti meningkatkan ukuran-

ukuran dan jumlah sampel tanpa meningkatkan kebutuhan waktu untuk

wawancara.

2. Focus group discussion memiliki kelemahan, yaitu:

a. Peneliti mempunyai kontrol yang kurang dalam wawancara Focus Group

Discussion dibandingkan dengan wawancara perorangan karena pada saat

berlangsungnya FGD, peneliti harus membagi konsentrasi kepada seluruh

peserta.

b. Data yang masuk lebih sulit dianalisis karena diskusi dikondisikan seperti

lingkaran sosial. Seluruh komentar peserta harus dihubungkan dengan topik

diskusi saat itu sehingga perlu hati-hati dalam mengomentari atau mengambil

kesimpulan.

c. FGD memerlukan pemandu yang terampil dengan kemampuan dapat

membuka dan menutup sesi tanya jawab, memilih jeda waktu, dan

perpindahan satu topik ke topik lain

d. Setiap kelompok dalam FGD memiliki karakteristik yang berbeda, misalnya

kelompok pasif yang membosankan atau kelompok yang terlalu aktif yang

mendominasi seluruh pembicaraan

Page 40: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-30

e. Kesulitan dalam menyusun waktu pelaksanaan diskusi dan diskusi harus

diadakan dalam kondisi yang kondusif sehingga diskusi menghasilkan poin-

poin kesimpulan yang baik.

2.3.3 Prinsip-Prinsip Focus Group Discussion (FGD)

Beberapa prinsip FGD, sebagai berikut:

1. FGD adalah kelompok diskusi bukan wawancara atau obrolan. Ciri khas

metode FGD yang tidak dimiliki oleh metode riset kualitaif lainnya (wawancara

mendalam atau observasi) adalah interaksi. Tanpa interaksi, sebuah FGD

berubah wujud menjadi kelompok wawancara terfokus (FGI-Focus Group

Interview). Hal ini terjadi apabila moderator cenderung selalu mengkonfirmasi

setiap topik satu per satu kepada seluruh peserta FGD.

2. FGD adalah group bukan individu. Prinsip ini masih terkait dengan prinsip

sebelumnya. Agar terjadi dinamika kelompok, moderator harus memandang

para peserta FGD sebagai suatu group, bukan orang per orang.

3. FGD adalah diskusi terfokus bukan diskusi bebas. Prinsip ini melengkapi

prinsip pertama di atas. Diingatkan bahwa jangan hanya mengejar interaksi dan

dinamika kelompok, kalau hanya mengejar hal tersebut diskusi bisa berjalan

ngawur. Selama diskusi berlangsung moderator harus fokus pada tujuan

diskusi, sehingga moderator selalu berusaha mengembalikan diskusi ke “jalan

yang benar”

2.4 POPULASI DAN SAMPEL

Adanya keterbatasan yang dimiliki penulis dalam melaksanakan penelitian

ini, maka tidak semua populasi diteliti, namun diambil sampel yang dianggap

cukup mewakili keseluruhan atau sebagian besar objek penelitian dengan

memperhatikan tingkat akurasi hasil penelitian.

a. Populasi.

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti dan terdiri dari sejumlah

individu, baik yang terbatas ataupun tidak terbatas.

Page 41: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-31

b. Sampel.

Walpole (1995) menyatakan, bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang

menjadi objek penelitian (sampel sendiri secara harfiah berarti contoh).

c. Sampling (Metode Pengambilan Sampel).

Ada dua macam metode pengambilan sampel yaitu pengambilan sampel

secara acak (probability sampling) dan pengambilan sampel secara tidak acak

(nonprobability sampling) (Santoso dan Tjiptono, 2001).

Dalam nonprobability sampling, setiap unsur dalam populasi tidak

memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel,

bahkan probabilitas anggota populasi tertentu untuk terpilih tidak diketahui.

Dalam nonprobability sampling, pemilihan unit sampling didasarkan

pertimbangan atau penilaian subjektif dan tidak pada penggunaan teori

probabilitas. Berikut adalah jenis nonprobability sampling yang sering digunakan.

a. Quota Sampling.

Quota sampling adalah metode memilih sampel yang mempunyai ciri-ciri

tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan.

b. Accidental Sampling.

Accidental sampling adalah prosedur sampling yang memilih sampel dan

orang atau unit yang paling mudah dijumpai atau diakses.

c. Purposive Sampling.

Purposive sampling adalah metode memilih sampel dengan orang-orang yang

terseleksi oleh peneliti berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel

tersebut yang dipandang mempunyai hubungan yang erat dengan ciri-ciri atau

sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

d. Snowball Sampling.

Snowball sampling adalah prosedur sampling dimana responden awal dipilih

berdasarkan metode-metode probabilitas, kemudian mereka diminta untuk

memberikan informasi mengenai rekan-rekan lainnya sehingga diperoleh lagi

responden tambahan. Dengan demikian, semakin lama kelompok responden

Page 42: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-32

semakin besar bagaikan bola salju yang menggelinding dan puncak bukit ke

bawah.

2.5 UKURAN SAMPEL

Singarimbun dan Effendi (1995) menyatakan ada empat faktor yang harus

dipertimbangkan dalam menentukan besarnya sampel dalam penelitian, yaitu:

1. Derajat keseragaman (degree of homogenity) dari populasi.

2. Presisi (ketelitian) yang dikehendaki oleh peneliti, makin tinggi tingkat presisi

yang dikehendaki, makin besar sampel yang diambil.

3. Rencana analisis.

4. Tenaga, biaya dan waktu.

Dalam penelitian ini, penentuan sampel menggunakan teknik purposive

sampling artinya ditentukan dengan mempertimbangkan tujuan penelitian

berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan terlebih dahulu. Sampel yang

diambil dalam penelitian ini dapat mewakili populasi maka dapat ditentukan

jumlah sampel yang dihitung dengan menggunakan rumus Slovin:

...…………….……..…………………… persamaan 2.11

dengan;

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = persentase kelonggaran ketidaktelitian (presisi) karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.

2.6 KUESIONER

Kuesioner (questionnaires) adalah mekanisme pengumpulan data yang

efisien jika peneliti mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana

mengukur variabel penelitian. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang

dirumuskan sebelumnya yang diberikan kepada responden, biasanya dalam

alternatif yang didefinisikan dengan jelas. Kuesioner dapat diberikan secara

Page 43: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-33

pribadi, diberikan melalui surat kepada responden atau disebarkan secara

elektronik.

Kuesioner sebagai instrument dalam riset survei adalah sekumpulan

pertanyaan yang merupakan konseptualisasi dan operasionalisasi dari item-item

yang diteliti berdasarkan pertanyaan riset, responden yang dituju, dan jenis riset

survei yang dilakukan. Peneliti hendaknya mempertimbangkan terlebih dahulu

mengenai bagaimana mencatat dan mengorganisasikan data untuk dianalisis.

Agar lebih meyakinkan bahwa kuesioner yang disusun sesuai untuk tujuan riset,

sebaiknya peneliti mencobanya terlebih dahulu melalui pilot test terhadap

sekelompok kecil responden yang menyerupai responden utama yang dituju.

Desain kuesioner yang baik adalah faktor utama untuk memperoleh hasil

survei yang baik. Berbagai faktor dapat mempengaruhi baik tidaknya suatu

rancangan kuesioner. Mulai dari pengaruh faktor-faktor tampilan yang meliputi

bentuk, warna kertas, jenis dan ukuran huruf, kata-kata, sampai kepada spesifikasi

makna yang terkandung pada setiap pertanyaan dalam kuesioner itu sendiri. Kata-

kata dan tata bahasa yang digunakan pada kuesioner hendaknya memiliki makna

yang pasti dan jelas sehingga tidak membingungkan para pembaca (responden)

atau bahkan menimbulkan ambiguitas dalam menginterpretasikan pertanyaan

yang diajukan kepada setiap responden. Berdasarkan jenis pertanyaannya,

kuesioner dibedakan menjadi empat macam (Aaker dkk., 1995), yaitu:

1. Pertanyaan tertutup.

Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang disertai pilihan jawabannya.

Responden tinggal memilih salah satu jawaban yang tersedia, dan tidak diberi

kesempatan memberikan jawaban lain. Pertanyaan tertutup dapat berupa

pertanyaan pilihan berganda atau berupa skala.

2. Pertanyaan terbuka.

Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban bebas dari

responden. Responden tidak diberi pilihan jawaban, tetapi responden

menjawab pertanyaan sesuai dengan pendapatnya.

Page 44: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-34

3. Pertanyaan kombinasi tertutup dan terbuka.

Pertanyaan kombinasi tertutup dan terbuka adalah pertanyaan yang disediakan

jawabannya tetapi kemudian diberi pertanyaan terbuka, dimana pada

pertanyaan tersebut responden bebas memberikan jawaban.

4. Pertanyaan semi terbuka.

Pertanyaan semi terbuka adalah pertanyaan yang disediakan pilihan

jawabannya tetapi kemudian masih ada kemungkinan bagi responden untuk

memberikan tambahan jawaban.

2.7 SKALA PENGUKURAN

Skala (scale) adalah suatu instrument atau mekanisme untuk membedakan

individu dalam hal terkait variabel minat yang kita pelajari. Ada empat tipe skala

dasar dalam menentukan skala pengukuran, yaitu:

1. Skala Nominal.

Skala nominal membedakan suatu kategori dengan kategori lainnya dari suatu

variabel. Angka-angka yang diberikan kepada objek adalah label dan tidak

diasumsikan adanya tingkatan antara satu kategori dengan kategori lainnya

dari satu variabel.

2. Skala Ordinal.

Skala ordinal bertujuan untuk membedakan antara kategori-kategori dalam

satu variabel dengan asumsi bahwa ada urutan atau tingkatan skala. Skala ini

biasanya banyak dipakai untuk pengukuran kepentingan, sikap atau persepsi.

3. Skala Interval.

Skala interval adalah skala suatu variabel yang selain dibedakan dan

mempunyai tingkatan, juga diasumsikan mempunyai jarak yang pasti antara

satu kategori dengan kategori lainnya dalam satu variabel. Contohnya adalah

variabel umur.

4. Skala Rasio.

Skala rasio adalah skala suatu variabel yang selain dibedakan, mempunyai

tingkatan serta jarak antara suatu nilai dengan nilai lainnnya, juga diasumsikan

bahwa setiap nilai variabel yang diukur dari suatu keadaan atau titik yang

Page 45: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-35

sama (titik nol mutlak ada). Angka-angka pada skala rasio menunjukkan

besaran sesungguhnya.

Page 46: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-36

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan proses yang terkait satu sama lain secara

sistematis dan berkesinambungan. Flow chart pada gambar 3.1 menunjukkan

bahwa hasil dari tiap tahapan proses ini menjadi masukan pada tahap berikutnya.

Gambar 3.1 Metodologi penelitian

Pada gambar 3.1 di atas dijelaskan langkah-langkah dalam penelitian

mengenai pengembangan alat ukur kesehatan dan keselamatan kerja secara

Page 47: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-37

terintegrasi pada semua departemen menggunakan British American Tobacco

Roadmap dalam sub bab berikut ini.

3.1 IDENTIFIKASI MASALAH

Pada tahap ini merupakan awal dalam melakukan penelitian, dimana ruang

lingkup masalah yang diuraikan, sebagai berikut:

1. Latar belakang masalah,

Identifikasi latar belakang permasalahan yaitu PT. Export Leaf Indonesia

memiliki alat ukur yang digunakan untuk menilai tingkat penerapan sistem

manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. Penilaian yang dilakukan pada

saat ini belum memperlihatkan adanya korelasi antar departemen yang terlibat.

Alat ukur yang dipergunakan untuk melakukan penilaian dianggap belum

mengakomodir langkah penilaian K3 yang terintegrasi antar semua

departemen yang terlibat dalam mengevaluasi penerapan K3. Oleh karena itu,

perlu dilakukan studi lanjutan mengenai variabel yang paling mempunyai

pengaruh terhadap penerapan kesehatan dan keselamatan kerja dan hubungan

korelasi yang terjadi pada sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja.

2. Perumusan masalah,

Menentukan perbaikan pada alat ukur K3 di perusahaan pengolahan daun

tembakau secara terintegrasi dari setiap departemen yang terlibat dalam proses

pengolahan daun tembakau.

3. Penentuan tujuan dan manfaat,

Tujuan penelitian ditetapkan berdasarkan permasalahan yang dikaji, seperti

mengevaluasi alat ukur K3 pada self assessment Roadmap British American

Tobacco untuk industri yang bergerak dalam bidang pengolahan tembakau,

menyusun perbaikan alat ukur K3 yang dapat mengukur efektivitas penerapan

sistem K3 yang berlangsung secara terintegrasi mulai dari persiapan bahan

baku sampai ke hasil pengolahan, dan menentukan kelompok yang tepat dari

masing-masing atribut yang ada berdasarkan kesamaan karakteristik yang

dimilikinya.

Page 48: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-38

4. Studi lapangan,

Studi lapangan dilakukan selama penelitian, yaitu selama tanggal 19 Juli

2010 – 19 Agustus 2010 di PT. Export Leaf Indonesia. Dalam tahap ini

dilakukan pengenalan dan pemahaman mengenai perusahaan yang meliputi

gambaran umum perusahaan, sejarah perusahaan dan struktur organisasi,

mengamati proses pengolahan tembakau, mengamati penerapan K3 di

perusahaan.

5. Studi pustaka,

Metode ini dilakukan untuk memperoleh informasi pendukung yang

diperlukan dalam penyusunan laporan penelitian dengan cara studi pustaka,

yakni dengan mempelajari literatur yang berkaitan dengan masalah studi

keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan.

3.2 TAHAP PENGUMPULAN DATA

Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan data historis penilaian K3 pada tahun 2009. Pengumpulan data historis dilakukan untuk mendapatkan data kualitatif (nonmetrik) mengenai atribut K3 yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi dalam upaya menunjang keberhasilan penerapan K3 di PT. Export Leaf Indonesia.

3.2.1 Menyusun Matrik Kesesuaian Antar Atribut Alat Ukur K3

Data mengenai atribut yang dicantumkan dalam data historis ini merupakan hasil pembangkitan dari roadmap British American Tobbacco. Penilaian K3 berdasarkan data historis tahun 2009 yang diperoleh dari alat ukur awal yang dimiliki perusahaan. Alat ukur tersebut disusun berupa pertanyaan tertutup, dimana tiap pertanyaan tidak diberikan alternatif yang memungkinkan responden untuk memberikan atribut lainnya. Sedangkan skala yang dipergunakan dalam penilaian adalah skala Likert yang memberikan alternatif penilaian dari skala 1 (pencapaian terburuk) hingga skala 4 (pencapaian terbaik).

3.2.2 Mengevaluasi Kesesuaian Atribut Dengan Analisis Faktor

Evaluasi kesesuaian dilakukan dengan melakukan analisis faktor. Tujuan

analisis faktor adalah untuk menghasilkan dimensi baru dengan mengkonstruksi

Page 49: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-39

sejumlah besar variabel dan meningkatkan validitas konstruk alat. K3 tersusun

atas daftar atribut sama penting menurut responden yang dihasilkan pada tahap

sebelumnya. Langkah-langkah dalam analisis faktor, sebagai berikut:

1. Penyusunan matrik korelasi.

Komponen matrik korelasi dihitung dengan menggunakan rumus, matrik

terbentuk berupa matrik bujur sangkar dengan ordo n x n (n adalah jumlah

atribut). Data disusun dalam matrik korelasi, proses analitik didasarkan pada

korelasi matrik antara variabel-variabel yang ada. Apabila antar variabel

tersebut saling berkorelasi maka analisis faktor adalah tepat untuk digunakan,

dan jika korelasinya kecil maka analisis faktor tidak tepat digunakan. Analisis

dilakukan dengan bantuan software SPSS 10.0.

2. Uji asumsi.

Setelah penyusunan matrik kemudian dilakukan dengan uji asumsi. Uji ini

dilakukan untuk pengukuran kelayakan sampel dan meyakinkan bahwa matrik

korelasi yang terbentuk sesuai untuk dilakukan analisis faktor. Pengujian

Bartlett’s test of sphericity dapat dipakai untuk menguji ketepatan model

faktor sesuai persamaan 2.2 dan 2.3. KMO berguna untuk pengukuran

kelayakan sampel.

3. Ekstraksi faktor.

Analisis faktor dilakukan dengan metode ekstraksi PCA (Principal

Component Analysis). PCA mampu mengurangi banyaknya dimensi dan

menghilangkan variabel yang mempunyai sumbangan informasi kecil.

Variabel disusun kembali berdasarkan pada korelasinya untuk menentukan

jumlah faktor yang diperlukan untuk mewakili data. Pada langkah ini

diketahui sejumlah faktor yang layak dapat mewakili seperangkat variabel.

Besarnya nilai eigenvalue dan persentase varian total yang dapat dijelaskan

oleh sejumlah faktor yang berbeda. Dalam memilih faktor-faktor inti dipilih

variabel-variabel yang mempunyai eigenvalue sama dengan atau lebih besar

dari 1 (satu).

Page 50: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-40

4. Interpretasi faktor (rotasi faktor).

Rotasi faktor dilakukan untuk memudahkan interpretasi faktor. Untuk itu

setelah ekstraksi, faktor-faktor yang terbentuk perlu dirotasi. Tujuan rotasi

adalah mengekstrimkan faktor loading variabel. Rotasi dilakukan dengan

memutar sumbu faktor dari titik pusatnya menuju titik yang dituju (Hair dkk.,

1998).

3.2.3 Penentuan Atribut Yang Dianggap Penting Dengan Analisis Cochran

Berdasarkan atribut pada alat ukur awal disusun rancangan kuesioner awal.

Rancangan kuesioner awal diujikan kembali kepada 5 responden perwakilan dari

masing-masing departemen yang dianggap memiliki pemahaman yang cukup

mengenai K3 di perusahaan meliputi manajer logistik, manajer processing,

manajer engineering, manajer quality dan manajer supporting. Hasil yang

diperoleh dari kuesioner awal kemudian dilakukan pengujian tingkat kepentingan

atribut dengan analisis cochran.

Analisis cochran dilakukan dengan bantuan software SPSS 10.0. Tidak

semua atribut mempunyai kepentingan yang sama, atribut dengan nilai penting

terendah di buang dan diulang kembali perhitungannya. Analisis Cochran

berlangsung secara iteratif hingga diperoleh keadaan, dimana semua atribut

memiliki tingkat kepentingan yang sama. Dalam Analisis cochran dimungkinkan

adanya beberapa atribut yang tereliminasi. Atribut yang tereliminasi dievaluasi

atau diperbaiki hingga ditemukan kalimat setara yang dapat memperbaiki kalimat

sebelumnya.

Pernyataan nilai yang menggambarkan bahwa suatu atribut mempunyai

tingkat kepentingan yang sama dengan faktornya dalam menilai K3 di perusahaan

diberi skor 1, sedangkan untuk atribut yang memiliki tingkat kepentingan yang

berbeda dengan faktornya dalam menilai K3 diberi skor 0. Beberapa statistik uji

yang digunakan pada analisis Cochran, yaitu:

1. Hipotesis

0H : Semua atribut mempunyai tingkat kepentingan yang sama dengan

faktornya dalam menilai K3 di perusahaan.

Page 51: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-41

1H : Salah satu atau lebih atribut mempunyai tingkat kepentingan yang

berbeda dengan faktornya dalam menilai K3 di perusahaan.

2. Derajat kebebasan (dk) adalah jumlah atribut dikurang satu.

3. Taraf kesalahan = 1% = 0,01

4. Lihat Q tabel untuk derajat kebebasan dan taraf kesalahan 0,01.

5. Hitung nilai Q

6. Keputusan

Jika Q hitung > Q tabel

Pada gambar 3.2 diuraikan langkah-langkah pengujian Cochran untuk

mendapatkan atribut yang sama penting menurut responden.

Gambar 3.2 Diagram alir uji cochran Sumber: Uma, 2003

3.2.4 Penetapan Atribut Untuk Alat Ukur Dengan Forum FGD

Proses evaluasi atribut dilakukan melalui FGD (Focus Group Discussion)

berdasarkan beberapa referensi yang tertelusur (contoh: ISO 14001, ISO 18001

ataupun Daftar checklist SMK3). Focus Group Discusion dilakukan di PT. Export

Leaf Indonesia pada tanggal 12 – 13 Agustus 2010 yang dihadiri oleh 5 kepala

Page 52: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-42

departemen (kepala departemen logistic, processing, engineering, QA&Lab, Dept,

supporting dan peneliti. Focus Group Discusion dilakukan untuk menetapkan

atribut akhir penyusun alat ukur yang akan digunakan. Dasar penetapan atribut

akhir adalah atribut yang diperoleh dari hasil analisis cochran baik untuk atribut

yang dipertahankan maupun atribut yang tereliminasi. Forum Focus Group

Discusion menentukan apakah atribut yang tereliminasi tersebut tetap

dipertahankan atau tetap tereliminasi. Hasil akhir dari Focus Group Discusion

akan digunakan sebagai atribut penyusun pada desain alat ukur yang

dikembangkan.

3.2.5 Desain alat ukur yang telah dikembangkan

Berdasarkan hasil analisis cochran dan Focus Group Discusion diperoleh

atribut yang ditetapkan untuk menyusun alat ukur. Atribut tersebut disusun

menjadi rancangan kuesioner akhir yang akan disebarkan kepada 30 responden

perwakilan dari masing-masing departemen dengan skala penilaian likert dan

langkah penilaian membandingkan kondisi aktual di perusahaan dengan standar

kriteria penilaian pada roadmap.

3.2.6 Penyebaran Kuesioner Alat Ukur

Rancangan kuesioner akhir disebarkan kepada 30 responden perwakilan

dari masing-masing departemen yang bertujuan untuk memvalidasi alat ukur K3

yang diperbaiki atau dievaluasi. Pemilihan responde dilakukan secara accidental

sampling, yaitu metode yang menggunakan prosedur sampling dengan memilih

sampel dari responden yang paling mudah untuk diakses pada saat penelitian dan

dapat mewakili departemen-departemen yang terlibat langsung dalam proses

pengolahan daun tembakau. Proporsi responden yang dimaksud dapat dilihat pada

tabel 3.1.

Tabel 3.1 Pemilihan responden pada kuesioner akhir

DEPARTEMENT JUMLAH

RESPONDEN YANG DISAMPLING

Page 53: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-43

Logistik 6

Processing 11

Engineering 11

QA&Lab, EHS 1

Supporting 1

Proporsi responden terpilih di departemen logistik sebanyak 6 orang (15%

dari jumlah karyawan di departemen logistik) yang terdiri dari 1 orang manajer

logistik, 1 orang manajer buying, 1 orang manajer growing, 1 orang supervisor di

shift A, 1 orang supervisor di shift B, dan 1 orang supervisor di shift C. Proporsi

responden terpilih di departemen processing sebanyak 11 orang (22% dari jumlah

karyawan di departemen processing) yang terdiri dari 1 orang manajer processing,

1 orang project consultant, 3 orang supervisor atau asisten supervisor di shift A, 3

orang supervisor atau asisten supervisor di shift B, dan 3 orang supervisor atau

asisten supervisor di shift C. Proporsi responden terpilih di departemen

engineering sebanyak 11 orang (22% dari jumlah karyawan di departemen

engineering) yang terdiri dari 1 orang manajer engineering, 1 orang drafter, 3

orang supervisor atau asisten supervisor di shift A, 3 orang supervisor atau asisten

supervisor di shift B, dan 3 orang supervisor atau asisten supervisor di shift C.

Proporsi responden terpilih di departemen QA&Lab, EHS sebanyak 3 orang (3%

dari jumlah karyawan di departemen QA&Lab, EHS) yang terdiri dari 1 orang

manajer QA&Lab, EHS, 1 orang superintendent, dan 1 orang supervisor. Proporsi

responden terpilih di departemen Supporting sebanyak 1 orang (5% dari jumlah

karyawan di departemen Supporting) yang terdiri dari 1 orang manajer HRD.

Namun semakin banyak jumlah data yang diambil maka rataannya menjadi

semakin membentuk kurva distribusi normal (Walpole, 1998). Disamping itu,

pemilihan responden juga memperhatikan faktor jabatan dan lama masa bekerja,

karena kedua faktor ini dianggap mempengaruhi pengetahuan dan pemahaman

responden dalam memberikan justifikasi penilaian pada atribut alat ukur K3.

Jabatan dan lama masa bekerja responden dapat dilihat pada lampiran 13.

3.3 TAHAP PENGOLAHAN DATA

Page 54: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-44

Sebelum melakukan pengolahan data terlebih dahulu dilakukan pengujian

data, yaitu pengujian validitas terhadap atribut sesuai persamaan 2.9 dan

pengujian reliabilitas terhadap atribut sesuai persamaan 2.10 dan persamaan 2.11.

Tahap pengolahan data dilakukan dengan melakukan analisis cluster pada atribut

yang diperbaiki sebelumnya. Pengujian validitas, reliabilitas dan pengolahan data

dengan analisis cluster dilakukan dengan bantuan software SPSS 10.0.

3.3.1 Pengujian Validitas

Pengujian validitas dilakukan pada data hasil penilaian 30 responden

terpilih pada kuesioner akhir. Pengujian validitas dilakukan dengan bantuan

software SPSS 10.0. Atribut alat ukur dinyatakan valid jika diperoleh r hitung > r

tabel.

3.3.2 Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan pada data hasil uji validitas akhir.

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan bantuan software SPSS 10.0. Atribut alat

ukur dinyatakan reliabel jika diperoleh r hitung > r tabel.

3.3.3 Pengujian Atas Kelompok Atribut Pada Cluster Alat Ukur K3 Dengan

Analisis Cluster

Tahap pengolahan data dilakukan dengan melakukan analisis cluster pada

penilaian atas atribut yang diperbaiki dalam penilaian K3 dan mendapatkan

rekomendasi dari beberapa hasil pengujian atas penilaian atribut. Analisis cluster

dilakukan pada atribut yang dinyatakan valid dan reliable pada saat pengujian

validitas dan reliabilitas.

Pada gambar 3.3 diuraikan langkah-langkah pengujian cluster dalam

mengelompokkan objek berdasarkan karakteristik yang dimilikinya sehingga

setiap objek yang paling dekat kesamaannya dengan objek lain berada pada

cluster yang sama.

Page 55: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-45

Gambar 3.3 Proses pengolahan data analisis cluster

Sumber: Hair et al, 1998

3.4 ANALISIS DAN INTEPRESTASI HASIL

Pada tahap ini dilakukan analisis data, setelah dilakukan pengujian dan pengolahan data. Dalam melakukan analisis data dan interpretasi hasil, diketahui alat ukur yang tepat sehingga dapat diterapkan secara terintegrasi antar departemen yang terlibat dalam proses pengolahan tembakau.

3.5 KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan tahap terakhir dari penelitian yang berisi kesimpulan secara

keseluruhan dengan mempertimbangkan tujuan yang dicapai dari penelitian dan

saran perbaikan bagi perusahaan.

Penentuan Tujuan

Desain Riset (Pengukuran Kemiripan Objek

dan Penstandarisasian Data)

Pembentukan

Interpretasi Cluster

Profiling Cluster

Page 56: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-46

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan data dalam

penelitian. Data yang dikumpulkan dan diolah meliputi penentuan variabel

pengamatan K3 dan evaluasi alat ukur dari variabel pengukuran.

4.1 PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data penelitian dengan melakukan pengamatan terhadap kondisi

K3 yang diterapkan di PT. Export Leaf Indonesia berdasarkan data historis

penilaian pada tahun 2009.

4.1.1 Identifikasi Permasalahan

Pengukuran K3 yang dilakukan di PT. Export Leaf Indonesia dalam menilai

K3 diharapkan mengetahui aspek yang dapat mencegah kecelakaan kerja dan

dampak terhadap lingkungan. Berdasarkan data historis penilaian K3 pada tahun

2009, penilaian yang dilakukan pada saat ini belum memperlihatkan adanya

korelasi antar departemen yang terlibat. Hal tersebut menunjukkan bahwa alat

ukur penilaian yang digunakan belum mengakomodir langkah penilaian K3 yang

terintegrasi antar semua departemen yang terlibat dalam mengevaluasi penerapan

K3 di PT. Export Leaf Indonesia. Ilustrasi permasalahan diatas dapat dijelaskan

pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Mapping identifikasi permasalahan

Page 57: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-47

keterangan;

Q1 = Penilaian atribut ukur K3 berdasarkan departemen logistik.

Q2 = Penilaian atribut ukur K3 berdasarkan departemen processing.

Q3 = Penilaian atribut ukur K3 berdasarkan departemen engineering.

Q4 = Penilaian atribut ukur K3 berdasarkan departemen quality.

Q5 = Penilaian atribut ukur K3 berdasarkan departemen supporting.

Qr = Penilaian total atau penilaian akhir atribut ukur K3 di PT. ELI

Hasil dari identifikasi permasalahan ini diperlukan adanya perbaikan pada

alat ukur K3 di PT. Export Leaf Indonesia (perusahaan pengolahan daun

tembakau) agar dapat diaplikasikan terintegrasi diseluruh departemen meliputi

departemen logistik, departemen processing, departemen engineering, departemen

quality dan departemen supporting. Penerapan K3 di setiap departemen mencakup

3 hal utama yaitu kebijakan, program manajemen dan program teknikal.

Penerapan K3 di departemen logistik menjadi tanggungjawab manajer

logistik dan teamnya. Kebijakan yang diimplementasikan antara lain kewajiban

penggunaan helm jika berada di area gudang dan larangan merokok di daerah

dekat gudang penyimpanan tembakau maupun di dalam area gudang. Beberapa

program manajemen dan program teknikal juga disusun dalam mendukung

kebijakan. Program manajemen terdiri dari penilaian resiko disetiap aktivitas dan

fasilitas yang ada di gudang. Program teknikal meliputi pemasangan heat

detector, fire alarm, hydrant dan pemisahan tempat sampah sesuai klasifikasinya

(organik atau in organik) yang selalu dimonitoring kondisinya sesuai gambar 4.2.

Gambar 4.2 Penerapan K3 di Departemen Logistik

Page 58: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-48

Kebijakan dan program-program yang diterapkan oleh departemen logistik

diatas, disusun dan dilakukan untuk menselaraskan visi dan misi K3 PT. Export

Leaf Indonesia. Penerapan K3 di departemen processing menjadi tanggungjawab

manajer processing dan teamnya. Kebijakan yang diimplementasikan antara lain

kewajiban penggunaan earplug dan masker jika berada di area processing dan

larangan merokok di area processing. Beberapa program manajemen dan program

teknikal juga disusun dalam mendukung kebijakan. Program manajemen terdiri

dari penilaian resiko disetiap aktivitas dan fasilitas yang ada di processing.

Program teknikal meliputi pemasangan catwalk, safety hardness dan pemantauan

kebisingan yang senantiasa dimonitoring kondisinya sesuai gambar 4.3.

Gambar 4.3 Penerapan K3 di Departemen Processing

Kebijakan dan program-program yang diterapkan oleh departemen

processing diatas, disusun dan dilaksanakan untuk menselaraskan visi dan misi

K3 PT. Export Leaf Indonesia. Penerapan K3 di departemen engineering menjadi

tanggungjawab manajer engineering dan teamnya. Kebijakan yang

diimplementasikan antara lain kewajiban penggunaan alat pelindung diri ketika

bekerja dengan panas atau listrik dan larangan merokok di area penyimpanan

bahan bakar. Beberapa program manajemen dan program teknikal juga disusun

dalam mendukung kebijakan. Program manajemen terdiri dari penilaian resiko

disetiap aktivitas dan fasilitas yang ada di engineering. Program teknikal meliputi

fasilitas fire house, segregation system dalam penyimpanan hazardous material,

beberapa signage bahaya, kontrol penggunaan hazardous material dan escape

route yang senantiasa dimonitoring kondisinya sesuai gambar 4.4.

Page 59: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-49

Gambar 4.4 Penerapan K3 di Departemen Engineering

Kebijakan dan program-program yang diterapkan oleh departemen

engineering diatas, disusun dan dilakukan untuk menselaraskan visi dan misi K3

PT. Export Leaf Indonesia. Penerapan K3 di departemen quality assurance and

environment, health & safety menjadi tanggungjawab manajer quality assurance

and environment, health & safety dan teamnya. Kebijakan yang

diimplementasikan antara lain tidak diperbolehkan adanya pencemaran terhadap

lingkungan, baik itu melalui air, udara maupun tanah. Beberapa program

manajemen dan program teknikal juga disusun dalam mendukung kebijakan.

Program manajemen terdiri dari penilaian resiko pada setiap aktivitas dan fasilitas

yang ada di quality assurance and environmen, health & safety. Program teknikal

meliputi adanya fasilitas waste water treatment, adanya poliklinik dan ambulance

yang disediakan dan senantiasa dimonitoring efektifitasnya sesuai gambar 4.5

.

Gambar 4.5 Penerapan K3 di Departemen Quality Assurance & EHS

Kebijakan dan program-program yang diterapkan oleh departemen quality

assurance and environmen, health & safety diatas, disusun dan dilakukan untuk

menselaraskan visi dan misi K3 PT. Export Leaf Indonesia. Penerapan K3 di

Page 60: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-50

departemen supporting menjadi tanggungjawab masing-masing manajer

supporting function. Kebijakan yang diimplementasikan antara lain penggunaan

air dan listrik secara bijak dan menjaga hygiene di area kerja. Beberapa program

manajemen dan program teknikal juga disusun dalam mendukung kebijakan.

Program manajemen terdiri dari penilaian resiko pada setiap aktivitas dan fasilitas

yang ada di supporting function. Program teknikal meliputi adanya fasilitas pest

management (pest glue trap, rat box station dan pest lighting trap) dan papan

komunikasi yang terkait dengan informasi K3 juga disediakan dan senantiasa

dimonitoring efektifitasnya sesuai gambar 4.6.

Gambar 4.6 Penerapan K3 di Departemen Supporting

Kebijakan dan program-program yang diterapkan oleh departemen

supporting diatas, disusun dan dilakukan untuk menselaraskan visi dan misi K3

PT. Export Leaf Indonesia.

4.1.2 Hubungan Kausal Penilaian Atribut K3 Di Perusahaan

Model merupakan suatu representasi atau formalisasi dalam bahasa tertentu

(yang disepakati) dari suatu sistem nyata. Model penelitian diperlukan untuk

memberikan arahan dalam penelitian yang dilakukan. Dalam membuat model

perlu diketahui proses penerapan K3 dalam mengakomodir visi dan misi

perusahaan, sehingga dapat diketahui faktor-faktor utama yang mempengaruhi

K3, hal ini dapat ditunjukkan pada gambar 4.7.

Page 61: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-51

Gambar 4.7 Diagram kausal penerapan K3 secara terintegrasi

Pada gambar 4.7 terlihat adanya hubungan yang kuat diantara satu

departemen dengan departemen lainnya, sehingga setiap departemen seharusnya

dapat memperlihatkan adanya korelasi dan hubungan tersebut dalam memberikan

penilaian terhadap atribut alat ukur K3. Sedangkan Pada gambar 4.8 dibawah ini

dijelaskan, beberapa teknik evaluasi yang perlu untuk dilakukan agar alat ukur K3

dapat digunakan secara terintegrasi di seluruh departemen.

Gambar 4.8 Alur Evaluasi Alat Ukur Penilaian K3 Secara Terintegrasi Di Seluruh Departemen

Page 62: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-52

Dalam gambar 4.8 dipaparkan tahapan evaluasi dan pengolahan data

terhadap alat ukur yang dikembangkan. Evaluasi dimulai dengan analisis faktor,

kemudian dilanjutkan dengan analisis Cochran. Sedangkan tahap pengolahan data

dilakukan dengan uji reliabilitas, uji validitas dan analisis cluster sampai dengan

tujuan penelitian tercapai.

Alat ukur penilaian K3 yang digunakan oleh PT. Export Leaf Indonesia

dalam mengukur efektifitas penerapan K3 terdiri dari 3 faktor, 2 variabel dan 85

atribut, seperti yang dipaparkan pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Atribut Alat Ukur Penilaian K3 di PT. ELI

Page 63: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-53

Tabel 4.1 Atribut alat ukur penilaian K3 di PT. ELI (Lanjutan)

Self assessment dilakukan sedikitnya 1 kali dalam setahun dengan

memberikan penilaian terhadap masing-masing atribut yang dikontrol dengan

beberapa alternatif penilaian dalam skala likert, dimana skala 1 diberikan untuk

pencapaian terburuk dan skala 4 dengan pencapaian terbaik. Detail penilaian

skala likert dapat dilihat pada lampiran 2.

4.1.3 Evaluasi Kesesuaian Atribut Dengan Analisis Faktor Berdasarkan

Data Historis Penilaian K3 Pada Tahun 2009 Berdasarkan data historis penilaian K3 pada tahun 2009 dari 50 responden

yang berasal dari departemen yang terlibat langsung dalam proses pengolahan

daun tembakau (departemen logistik, processing, engineering, quality dan

supporting) didapatkan hasil penilaian seperti terlihat pada lampiran 3.

Dari hasil penilaian tersebut kemudian dilakukan analisis faktor. Dalam

analisis faktor, data diasumsikan memenuhi syarat dari pola sebaran data

berdistribusi normal atau memenuhi asumsi normalitas. Langkah-langkah dalam

menguraikan analisis faktor (Hair et. al., 1998), yaitu:

Page 64: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-54

a. Penentuan tujuan analisis,

Tujuan analisis faktor dalam penelitian ini adalah melakukan data

summarization dalam hubungan untuk mengidentifikasi adanya keterkaitan di

antara variabel atau responden dengan melakukan pengujian korelasi, dan data

reduction untuk membuat sebuah variabel set baru yang dinamakan faktor yang

menggantikan sejumlah variabel tertentu, setelah melakukan uji korelasi. 85

atribut penelitian pada data historis penilaian K3 pada tahun 2009 dilakukan

pengekstrakan menjadi beberapa variabel baru (faktor) agar memudahkan

pengolahan data selanjutnya dengan tetap mempertahankan informasi awal yang

terkandung di dalamnya.

b. Penentuan tipe dan desain analisis,

Penentuan tipe analisis faktor yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu

tipe R yang dilakukan untuk mengekstrak variabel, sedangkan penentuan desain

riset analisis faktor, yaitu:

1. Pembuatan matrik korelasi,

Mengubah matrik data mentah berukuran 85x85 yang berisi hasil penilaian

berdasarkan data historis pada tahun 2009 menjadi matrik korelasi. Hasil

matrik korelasi dapat dilihat pada lampiran 4.

2. Penentuan tipe dan jumlah variabel yang dianalisis,

Variabel yang dipilih adalah variabel yang relevan dalam penelitian yang

dilakukan, yaitu 85 atribut kedalam 3 faktor yang diinginkan.

3. Penentuan jumlah sampel,

Jumlah sampel yang dipergunakan adalah 50 sampel, yang diperoleh dari 50

responden pada data historis 2009.

c. Pengujian asumsi, pemilihan metode ekstraksi dan penentuan jumlah

faktor,

Sebelum masuk pada proses analisis faktor, terdapat asumsi-asumsi dasar

yang harus dipenuhi. Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi untuk menilai tepat atau

tidaknya menggunakan analisis faktor tersebut, yaitu:

Page 65: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-55

1. Asumsi korelasi,

Tahap analisis faktor diawali dengan menentukan asumsi-asumsi dasar

yang harus dipenuhi untuk mengetahui variabel-variabel yang layak dari 85

atribut. Matrik korelasi pada atribut menunjukkan nilai determinan sebesar

0.000023.

Untuk mengetahui apakah matrik korelasi tersebut matrik identitas atau

bukan, dapat dilihat dari besarnya nilai signifikansi pada Bartlett’s Test of

Sphericity. Jika nilai signifikansi yang diperoleh dari Bartlett’s Test of Sphericity

lebih kecil dari 0.05 (sig < 0.05), maka matriks tersebut dinyatakan bukan sebagai

matriks identitas. Pada tabel 4.2, diperoleh nilai signifikansi Bartlett’s Test of

Sphericity sebesar 0.000 sehingga matriks korelasi yang terbentuk adalah bukan

matriks identitas.

Tabel 4.2 Uji KMO and Bartlett’s pada atribut

Sumber: Data primer berdasarkan data historis yang diolah, 2009

Asumsi ukuran kecukupan sampling dan kesesuaian penggunaan uji faktor

dalam analisis dinyatakan dengan nilai Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) Measure of

Sampling Adequacy (MSA). Jika diperoleh Nilai KMO-MSA > 0.5 maka

dinyatakan bahwa syarat kecukupan sampling dipenuhi dan diperbolehkan untuk

dianalisis dengan uji faktor. Berdasarkan hasil yang didapatkan pada tabel 4.2,

diperoleh nilai KMO-MSA sebesar 0.660 sehingga data memenuhi syarat

kecukupan sampling dan sesuai untuk dilakukan uji faktor

d. Pemilihan metode rotasi dan interpretasi matrik faktor,

Metode ekstraksi faktor yang digunakan adalah metode principal

component analysis.

Page 66: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-56

Nilai komunalitas dari masing-masing atribut dapat dilihat pada tabel 4.3,

yang menunjukkan proporsi variansi total atribut yang berhasil diekstrak. Oleh

karena disyaratkan, bahwa atribut dengan nilai komunalitas kurang dari 0,297

senantiasa dieliminasi (Soehardjo, 2002).

Tabel 4.3 Nilai komunalitas pada atribut penyusun alat ukur

Page 67: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-57

Tabel 4.3 Nilai komunalitas pada atribut penyusun alat ukur (Lanjutan)

Page 68: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-58

Tabel 4.3 Nilai komunalitas pada atribut penyusun alat ukur (Lanjutan)

Sumber: Data primer berdasarkan data historis yang diolah, 2009 Pada tabel 4.3 terlihat bahwa semua atribut memiliki nilai komunalitas

diatas 0.297, maka atribut tersebut memenuhi kriteria dan dapat digunakan untuk

analisis selanjutnya.

Untuk menentukan jumlah faktor, didasarkan pada kriteria nilai eigenvalue.

Nilai eigenvalue ≥ 1 menunjukkan besar variansi faktor atau seberapa mampu

faktor tersebut mewakili atribut pada kuesioner yang dibuat.

Tabel 4.4 Nilai eigenvalue dari atribut

Page 69: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-59

Tabel 4.4 Nilai eigenvalue dari atribut (Lanjutan)

Page 70: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-60

Tabel 4.4 Nilai eigenvalue dari atribut (Lanjutan)

Sumber: Data primer berdasarkan data historis yang diolah, 2009

Pada tabel 4.4 terlihat hanya 3 faktor yang memiliki nilai eigenvalue ≥ 1,

hal ini menunjukkan bahwa 3 faktor tersebut dinyatakan mampu mewakili 85

atribut yang ada pada alat ukur K3 dan dinyatakan berada dalam batas yang

diharapkan serta memenuhi kriteria.

Matriks komponen hasil ekstraksi dapat dilihat pada tabel 4.5, dimana

faktor loading dari masing-masing atribut yang menunjukkan besar korelasi

antara suatu variabel dengan faktornya. Proses penentuan atribut dimasukkan pada

faktor 1, 2 dan seterusnya dilakukan dengan melakukan perbandingan faktor

loading pada setiap baris.

Tabel 4.5 Matrik komponen dari atribut

Page 71: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-61

Tabel 4.5 Matrik komponen dari atribut (Lanjutan)

Page 72: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-62

Tabel 4.5 Matrik komponen dari atribut (Lanjutan)

Sumber: Data primer berdasarkan data historis yang diolah, 2009

Pada tabel 4.5 terlihat bahwa atribut ijin kerja (permit to work) dan

pengendalian emisi udara (control of air emission) memiliki nilai faktor loading

yang lebih kecil pada faktor III (Program Teknikal) dibandingkan pada kedua

faktor lainnya, oleh karena itu atribut tersebut tidak diklasifikasikan kedalam

faktor III (Program Teknikal). Berdasarkan hasil analisis faktor, atribut ijin kerja

lebih tepat jika diklasifikasikan sebagai atribut pada faktor II (Program

Manajemen), sedangkan atribut pengendalian emisi udara lebih tepat jika

Page 73: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-63

diklasifikasikan sebagai atribut pada faktor I (Kebijakan). Hal ini dapat dilihat

lebih jelas pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil klasifikasi atribut pada analisis faktor

Page 74: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-64

Tabel 4.6 Hasil klarifikasi atribut pada analisis faktor (Lanjutan)

Atribut yang terklasifikasi pada tabel 4.6 digunakan sebagai atribut

penyusun dalam merancang kuesioner akhir.

4.1.4 Evaluasi Atribut Yang Dianggap Penting Dengan Analisis Faktor

Penyusunan kuesioner awal berupa pertanyaan tertutup, dimana tiap atribut

diberikan alternatif skala penilaian. Penyusunan dan penyebaran kuesioner awal

ini dilakukan untuk mendapatkan feedback (masukan) atas pengelompokkan

atribut yang didapatkan dari hasil analisis faktor.

Pengambilan sampel untuk kuesioner awal dilakukan di PT. Export Leaf

Indonesia secara accidental sampling yaitu metode yang menggunakan prosedur

sampling memilih sampel dari responden yang dianggap paling memahami K3

dan lingkungan di PT. Export Leaf Indonesia. Penyebaran kuesioner awal

diharapkan tidak terjadi bias antar pendapat dari atribut alat ukur penerapan K3 di

PT. Export Leaf Indonesia tidak besar, tingkat kepercayaan 95% dan sampling

error penelitian ± 5% meskipun kesalahan non sampling error tetap dimungkinkan

terjadi.

Atribut pengukuran K3 tersebut diujikan kepada responden yang dianggap

memiliki pemahaman mengenai K3 dan lingkungan di PT. Export Leaf Indonesia

yaitu masing-masing kepala departemen di PT. Export leaf Indonesia yang

berjumlah 5 orang (logistic, processing, engineering, QA&lab, EHS, dan

supporting).

Skala penilaian yang dipergunakan dalam kuesioner awal adalah skala

dikotomi yang hanya menampilkan dua pilihan, yaitu ya dan tidak. Sedangkan

dalam pengisiannya jika responden sependapat dengan pengelompokkan atribut

dari hasil analisis faktor yang didapatkan sebelumnya.

Page 75: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-65

Maka responden dapat menyilang kolom ya dan jika tidak sependapat maka

responden dapat menyilang kolom tidak. Rancangan kuesioner awal dapat dilihat

pada lampiran 5.

Hasil penilaian responden pada kuesioner awal ini digunakan sebagai dasar

dalam penyusunan kuesioner akhir terutama dalam penyusunan pertanyaan tingkat

kepentingan atribut dalam mengevaluasi alat ukur K3 di PT. Export Leaf

Indonesia agar dapat diaplikasikan secara terintegrasi, sehingga hasil dari

kuesioner awal dipergunakan sebagai atribut pada kuesioner akhir. Rekap hasil

kuesioner awal dapat dilihat pada tabel 4.7 (rekap selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 6).

Tabel 4.7 Rekapitulasi penilaian terhadap atribut kuesioner awal

No. Atribut Jumlah

Sampling (N)

Jumlah Yang

Memilih (n)

Persen-tase

Pemilih(%)

Mini-mum

Maxi-mum

Rata-rata (mean)

Standar Deviasi

1 (Kebijakkan K3) Pernyataan Formal dari perusahaan 5 5 100 0 1 1.0 0.00

2 (Kebijakkan K3) Komitmen 5 5 100 0 1 1.0 0.00

3 (Kebijakkan K3) Implementasi dan distribusi 5 3 60 0 1 0.6 0.55

4 (Manajemen emisi udara) Pengendalian emisi udara 5 2 40 0 1 0.4 0.55

5 (Penilaian resiko) Aspek dan dampak 5 5 100 0 1 1.0 0.00

6 (Penilaian resiko) Pelacakkan undang-undang 5 5 100 0 1 1.0 0.00

7 (Penilaian Resiko) Penilaian resiko 5 5 100 0 1 1.0 0.00

8 (Tujuan dan Sasaran) Penyusunan tujuan 5 5 100 0 1 1.0 0.00

9 (Tujuan dan Sasaran) Penyusunan target 5 5 100 0 1 1.0 0.00

10 (Tujuan dan Sasaran) Rencana peningkatan K3 5 5 100 0 1 1.0 0.00

11 (Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab) Struktur organisasi 5 5 100 0 1 1.0 0.00

12 (Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab) Tanggung jawab dan wewenang 5 5 100 0 1 1.0 0.00

13 (Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab) Personel inti 5 5 100 0 1 1.0 0.00

14 (Pelatihan dan Kualifikasi) Identifikasi kebutuhan pelatihan dan training 5 5 100 0 1 1.0 0.00

15 (Pelatihan dan Kualifikasi) Pengadaan dan program pelatihan 5 5 100 0 1 1.0 0.00

16 (Pelatihan dan Kualifikasi) Penilaian efektivitas 5 5 100 0 1 1.0 0.00

17 (Komunikasi) Informasi akuisisi 5 5 100 0 1 1.0 0.00

18 (Komunikasi) Komunikasi pencapaian dan komunikasi internal 5 5 100 0 1 1.0 0.00

Page 76: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-66

Tabel 4.7 Rekapitulasi penilaian terhadap atribut kuesioner awal (Lanjutan)

19 (Komunikasi) Komunikasi eksternal 5 5 100 0 1 1.0 0.00

20 (Dokumentasi) Susunan dokumentasi 5 4 80 0 1 0.8 0.45

21 (Dokumentasi) Daftar peraturan yang ada, aspek dan dampak dari aspek K3 5 5 100 0 1 1.0 0.00

22 (Dokumentasi) Pengendalian dokumen 5 4 80 0 1 0.8 0.45

23 (Perencanaan Kontingensi) Perencanaan kondisi darurat 5 5 100 0 1 1.0 0.00

24 (Perencanaan Kontingensi) Informasi training dan uji coba keadaan darurat 5 5 100 0 1 1.0 0.00

25 (Perencanaan Kontingensi) Peralatan darurat 5 5 100 0 1 1.0 0.00

26 (Perencanaan Kontingensi) Melakukan rencana tindakan 5 5 100 0 1 1.0 0.00

27 (Monitoring, Kaji Ulang dan Pelaporan) Investigasi kecelakaan kerja/ penyakit/ insiden

5 5 100 0 1 1.0 0.00

28 (Monitoring, Kaji Ulang dan Pelaporan) Penilaian sendiri 5 5 100 0 1 1.0 0.00

29 (Monitoring, Kaji Ulang dan Pelaporan) Sistem tinjau operasional 5 5 100 0 1 1.0 0.00

30 (Monitoring, Kaji Ulang dan Pelaporan) Pelaporan 5 5 100 0 1 1.0 0.00

31 (Perubahan Manajemen) Keterlibatan dan penilaian K3 5 5 100 0 1 1.0 0.00

32 (Perubahan Manajemen) Pengadaan, pemasangan dan persetujuan 5 5 100 0 1 1.0 0.00

33 (Pekerjaan Berbahaya) Izin untuk bekerja 5 2 40 0 1 0.4 0.55

34 (Lingkungan Kerja) Udara dan pencahayaan 5 5 100 0 1 1.0 0.00

35 (Lingkungan Kerja) Ergonomi 5 5 100 0 1 1.0 0.00

36 (Lingkungan Kerja) Kebersihan pribadi 5 5 100 0 1 1.0 0.00

37 (Lingkungan Kerja) Lantai/ tangga/ rute/ kerumahtanggaan 5 5 100 0 1 1.0 0.00

38 (Lingkungan Kerja) Daftar dan tanda bahaya 5 3 60 0 1 0.6 0.55

39 (Lingkungan Kerja) Kebisingan internal dan lingkungan 5 5 100 0 1 1.0 0.00

40 (Mesin dan Peralatan Kerja) Perlindungan 5 4 80 0 1 0.8 0.45

41 (Mesin dan Peralatan Kerja) Pengendalian dan penggunaan peralatan 5 5 100 0 1 1.0 0.00

42 (Mesin dan Peralatan Kerja) Pemeliharaan, inspeksi dan pembersihan 5 5 100 0 1 1.0 0.00

43 (Keselamatan Bahaya Listrik) Peralatan listrik 5 5 100 0 1 1.0 0.00

44 (Keselamatan Bahaya Listrik) Penggunaan peralatan listrik/ portabel 5 5 100 0 1 1.0 0.00

45 (Keselamatan Bahaya Listrik) Bekerja pada peralatan listrik 5 5 100 0 1 1.0 0.00

46 (Zat Berbahaya) Evaluasi resiko 5 3 60 0 1 0.6 0.55

47 (Zat Berbahaya) Akuisisi bahan berbahaya 5 4 80 0 1 0.8 0.45

48 (Zat Berbahaya) Inventarisasi 5 5 100 0 1 1.0 0.00

49 (Zat Berbahaya) Penyimpanan 5 5 100 0 1 1.0 0.00

50 (Zat Berbahaya) Penggunaan dan penanganan 5 5 100 0 1 1.0 0.00

51 (Zat Berbahaya) Transportasi tindakan pencegahan dan kontrol 5 5 100 0 1 1.0 0.00

52 (Pekerjaan Berbahaya) Evaluasi resiko 5 3 60 0 1 0.6 0.55

Page 77: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-67

Tabel 4.7 Rekapitulasi penilaian terhadap atribut kuesioner awal (Lanjutan)

53 (Pekerjaan Berbahaya) Kontrol pengukuran 5 5 100 0 1 1.0 0.00

54 (Pekerjaan Berbahaya) Instruksi dan pengerjaan 5 5 100 0 1 1.0 0.00

55 (Kendaraan dan Mengemudi) Spesifikasi, inspeksi, dan pemeliharaan kendaraan

5 5 100 0 1 1.0 0.00

56 (Kendaraan dan Mengemudi) Penggunaan kendaraaan 5 5 100 0 1 1.0 0.00

57 (Kesehatan Kerja) Pendukung kesehatan kerja) 5 5 100 0 1 1.0 0.00

58 (Kesehatan Kerja) Pendukung pertolongan pertama 5 5 100 0 1 1.0 0.00

59 (Kesehatan Kerja) Arsip 5 4 80 0 1 0.8 0.45

60 (Kesehatan Kerja) Kesejahteraan karyawan dan program dukungan 5 2 40 0 1 0.4 0.55

61 (Proteksi dan Pencegahan Kebakaran) Evaluasi resiko 5 3 60 0 1 0.6 0.55

62 (Proteksi dan Pencegahan Kebakaran) Peralatan pencegahan kebakaran 5 5 100 0 1 1.0 0.00

63 (Proteksi dan Pencegahan Kebakaran) Peralatan pencegahan kebakaran 5 5 100 0 1 1.0 0.00

64 (Manajemen Kontraktor) Seleksi dan penilaian kontraktor 5 3 60 0 1 0.6 0.55

65 (Manajemen Kontraktor) Pengendalian kontraktor 5 5 100 0 1 1.0 0.00

66 (Manajemen Emisi Udara) Identifikasi dan karakterisasi emisi 5 4 80 0 1 0.8 0.45

67 (Manajemen Emisi Udara) Pendaftaran dan ijin aplikasi emisi udara 5 3 60 0 1 0.6 0.55

68 (Manajemen Emisi Udara) Pemantauan dan pelaporan emisi udara 5 5 100 0 1 1.0 0.00

69 (Manajemen Pembuangan dan Penggunaan Air) Identifikasi, karakterisasi dan pelaporan pembuangan

5 4 80 0 1 0.8 0.45

70 (Manajemen Pembuangan dan Penggunaan Air) Regristrasi dan ijin debit

5 0 0 0 0 0.0 0.00

71 (Manajemen Pembuangan dan Penggunaan Air) Peralatan kontrol polusi air

5 5 100 0 1 1.0 0.00

72 (Manajemen Pembuangan dan Penggunaan Air) Penggunaan air 5 5 100 0 1 1.0 0.00

73 (Manajemen Limbah) Identifikasi dan karakterisasi limbah 5 3 60 0 1 0.6 0.55

74 (Manajemen Limbah) Kontrol pengukuran 5 5 100 0 1 1.0 0.00

75 (Manajemen Limbah) Izin limbah dan minimasi 5 1 20 0 1 0.2 0.45

76 (Manajemen Limbah) Transportasi dan pembuangan sampah 5 5 100 0 1 1.0 0.00

77 (Tanah dan Perlindungan Tanah) Identifikasi resiko 5 3 60 0 1 0.6 0.55

78 (Tanah dan Perlindungan Tanah) Tanah dan langkah-langkah pengendalian pencemaran air tanah

5 5 100 0 1 1.0 0.00

79 (Tanah dan Perlindungan Tanah) Tumpahan bahan kimia 5 5 100 0 1 1.0 0.00

80 (Konservasi Energi) Pemantauan penggunaan energi dan survey 5 5 100 0 1 1.0 0.00

81 (Konservasi Energi) Konservasi energi dan program kesadaran 5 2 40 0 1 0.4 0.55

82 (Konservasi Energi) Peralatan, mesin dan bangunan baru 5 5 100 0 1 1.0 0.00

Page 78: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-68

Tabel 4.7 Rekapitulasi penilaian terhadap atribut kuesioner awal (Lanjutan)

83 (Pengawasan Produk) Skema 5 4 80 0 1 0.8 0.45

84 (Pengawasan Produk) Kebijakan supplier 5 1 20 0 1 0.2 0.45

85 (Pengawasan Produk) Spesifikasi kemasan material dan standard 5 5 100 0 1 1.0 0.00

Hasil penilaian responden pada rancangan kuesioner awal diatas ditindak

lanjuti dengan uji Cochran Qtest untuk mendapatkan atribut manakah yang

dipertahankan dalam penyusunan pertanyaan tingkat kepentingan atribut dalam

evaluasi alat ukur K3 di PT. Export Leaf Indonesia secara terintegrasi pada

kuesioner akhir berikutnya.

Langkah pertama yang dilakukan adalah memberikan penilaian pada daftar

atribut yang diberikan, kemudian menghitung nilai statistik uji dengan

menggunakan persamaan uji Cochran Qtest. Uji Cochran Qtest merupakan

pengujian yang iteratif, sehingga apabila hasil rekapitulasi data belum sesuai

dengan kriteria pengujian maka dilakukan pengujian kembali. Pengujian Cochran

Qtest dilakukan pada penilaian responden sehingga dapat diketahui atribut mana

yang tereliminasi selama proses iterasi hingga diperoleh nilai Q hitung < nilai Q

tabel (107.512). Hasil uji Cochran Qtest awal dan iterasi pertama dapat dilihat pada

lampiran 16, sedangkan hasil uji Cochran Qtest iterasi terakhir dapat dilihat pada

tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil uji cochran tahap iterasi kedua pada kuesioner awal

Sumber: Data primer berdasarkan data historis yang diolah, 2009

Taraf nyata dan nilai χ2 (chi kuadrat) yang digunakan pada iterasi kedua

adalah taraf nyata (α 0.05) dan nilai chi kuadrat χ2 (α;db) = χ2

(0.05;69) = 89.38627

(dengan derajat bebas (db) = k-1 = 69 -1 = 68). Pada iterasi kedua, atribut ke-3,

atribut ke-38, atribut ke-46, atribut ke-52, atribut ke-61, atribut ke-64, atribut ke-

Page 79: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-69

67, atribut ke-73, atribut ke-77 dieliminasi karena memiliki proporsi nilai 1 yang

kurang sama dengan dari 60%. Pada iterasi kedua diperoleh kesimpulan terima H0

karena Qhitung < Qtabel, artinya semua atribut memiliki tingkat kepentingan yang

sama dalam menentukan alat ukur K3 dan lingkungan di PT. Export Leaf

Indonesia.

Rekapitulasi hasil uji Cochran untuk tahap awal, tahap iterasi pertama, dan

tahap iterasi kedua dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Rekapitulasi uji Cochran Q Test

No. Iterasi Qhitung Qtabel Keputusan

Atribut Tereliminasi

1 0 211.144 107.5120 Tolak H0 4, 33, 60, 70, 75, 81, 84 2 I 126.921 91.66598 Tolak H0 3, 38, 46, 52, 61, 64, 67, 73, 77 3 II 66.1040 89.38627 Terima H0 Semua atribut diterima

Hasil akhir dari analisis Cochran tersebut diperoleh 16 atribut alat ukur K3

yang dieliminasi dan 69 atribut ukur K3 yang dipertahankan. Atribut alat ukur K3

yang dieliminasi tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.10.

Tabel 4.10 Daftar atribut alat ukur K3 yang dieliminasi

Atribut tereliminasi pada tabel 4.10 dievaluasi untuk mendapatkan kalimat

setara/ kalimat perbaikan sehingga atribut dapat dipahami dan diaplikasikan

secara terintegrasi pada setiap departemen di PT. Export Leaf Indonesia. Evaluasi

Page 80: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-70

dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh 5

responden (kepala departemen logistic, processing, engineering, QA&Lab, Dept,

supporting).

4.1.5 Penentuan Atribut Untuk Alat Ukur Dengan Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discusion dilakukan di PT. Export Leaf Indonesia pada

tanggal 12 – 13 Agustus 2010 yang dihadiri oleh 5 kepala departemen (kepala

departemen logistic, processing, engineering, QA&Lab, Dept, supporting) dan

peneliti. Dengan mengacu pada beberapa referensi yang ditelusur (ISO 14001,

ISO 18001, dan Daftar checklist SMK3), Focus Group Discussion memperoleh

kalimat setara/ kalimat perbaikan untuk atribut yang tereliminasi dari hasil analisis

Cochran dan disepakati bersama. Kalimat setara/ kalimat perbaikan yang

disepakati dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11 Kalimat setara atau perbaikan untuk atribut alat ukur K3 yang

dieliminasi

No. Atribut Kalimat Setara/ Kalimat Perbaikan 1 (Kebijakan K3) Implementasi dan distribusi (Kebijakan) Guidance and Practical

2 (Manajemen Emisi Udara) Pengendalian emisi udara (Manajemen Emisi Udara) Ambang batas pencemaran udara

3 (Pekerjaan Berbahaya) Izin untuk bekerja (Pekerjaan Berbahaya) Rekomendasi pelaksanaan pekerjaan berbahaya

4 (Lingkungan Kerja) Daftar dan tanda bahaya (Lingkungan Kerja) Poster dan tanda peringatan bahaya

5 (Zat Berbahaya) Evaluasi resiko (Zat Berbahaya) Checklist penanganan zat/ bahan berbahaya

6 (Pekerjaan Berbahaya) Evaluasi resiko (Pekerjaan Berbahaya) Checklist penanganan pekerjaan berbahaya

7 (Kesehatan Kerja) Kesejahteraan karyawan dan program dukungan (Kesehatan Kerja) Fasilitas kesehatan dan program monitoring kesehatan

8 (Proteksi dan Pencegahan Kebakaran) Evaluasi resiko (Proteksi dan Pencegahan Kebakaran) Checklist penanganan kebakaran

9 (Manajemen Kontraktor) Seleksi dan penilaian kontraktor (Manajemen Kontraktor) Contractor Agreement Management

10 (Manajemen Emisi Udara) Pendaftaran dan izin aplikasi emisi udara (Manajemen Emisi Udara) Lembar pemantauan emisi udara

11 (Manajemen Penggunaan dan Pembuangan Air) Registrasi dan izin debit

(Manajemen Penggunaan dan Pembuangan Air) Lembar pemantauan polusi air

12 (Manajemen Limbah) Identifikasi dan karakterisasi limbah (Manajemen Limbah) Lembar pengujian kandungan limbah

13 (Manajemen Limbah) Izin limbah dan minimasi (Manajemen Limbah) Program ramah lingkungan

14 (Tanah dan Perlindungan Tanah) Identifikasi resiko (Tanah dan Perlindungan Tanah) Lembar pengujian kualitas tanah

15 (Konservasi Energi) Konservasi energi dan program kesadaran (Konservasi Energi) Program penghematan pemakaian energi

16 (Pengawasan Produk) Kebijakan supplier (Pengawasan Produk) Supplier Agreement Management

Page 81: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-71

Disamping tercapainya kesepakatan atas kalimat setara/ kalimat perbaikan

untuk atribut yang tereliminasi, Focus Group Discussion menyepakati adanya

atribut baru yang diharapkan dapat melengkapi alat ukur penilaian K3 yang ada di

PT. Export Leaf Indonesia. Atribut baru yang disepakati untuk ditambahkan

sebagai atribut pada alat ukur K3 dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12 Atribut baru pada alat ukur K3

Langkah selanjutnya adalah merangkum atribut tereliminasi yang

disesuaikan dengan kalimat setara/ perbaikan yang disepakati, atribut baru dan

atribut yang dipertahankan sehingga digunakan untuk menyusun rancangan

kuesioner akhir. Jumlah atribut yang diberikan penilaian kembali oleh para

responden pada rancangan kuesioner akhir berjumlah 90 atribut.

4.2 PENGOLAHAN DATA

Pemilihan sampel selanjutnya dilakukan berdasarkan metode purposive

sampling yaitu metode sampling yang memilih orang-orang yang terseleksi oleh

peneliti berdasarkan ciri-ciri khusus. Dalam kajian ini, sampel yang dipilih adalah

perwakilan karyawan di department di PT. Export Leaf Indonesia.

Jumlah sampel minimum yang diperlukan adalah 30 data yang merupakan

jumlah sampel data minimum dari populasi tidak hingga yang rataannya dapat

membentuk kurva berdistribusi normal (Walpole, 1998). Berdasarkan, batasan

diatas maka data kuesioner yang diperlukan adalah 30 data. Hal ini memenuhi

dari data minimum yang diperlukan untuk membentuk kurva berdistribusi normal.

Skala penilaian yang digunakan adalah skala likert, dimana skala 1

diberikan untuk pencapaian terburuk dan skala 4 dengan pencapaian terbaik.

Detail penilaian skala likert dapat dilihat pada lampiran 2 sedangkan rancangan

kuesioner akhir yang disusun dapat dilihat pada lampiran 7.

Page 82: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-72

4.2.1 Hasil Penilaian Responden Pada Kuesioner Akhir

Hasil penilaian responden pada kuesioner akhir ini digunakan sebagai data

akhir untuk analisis validitas, reliabilitas dan cluster dalam penelitian kajian

evaluasi alat ukur K3 di PT. Export Leaf Indonesia agar dapat diaplikasikan

secara terintegrasi. Rekap hasil kuesioner akhir dapat dilihat pada tabel 4.13

(rekap selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8).

Tabel 4.13 Rekapitulasi penilaian terhadap atribut kuesioner akhir

Kode Atribut Atribut

Jumlah Sampling

(N)

Mini-mum

Maxi-mum

Rata-rata (mean)

Standar Deviasi

K1 (Tujuan dan Sasaran) Penyusunan tujuan 30 1 4 2.20 0.92

K2 (Monitoring, Kaji Ulang dan Pelaporan) Pelaporan 30 1 4 2.90 0.80

K3 (Perubahan Manajemen) Keterlibatan dan penilaian K3 30 1 4 3.10 0.96

K4 (Perubahan Manajemen) Pengadaan, pemasangan dan persetujuan 30 1 4 2.90 0.99

K5 (Pekerjaan Berbahaya) Rekomendasi pelaksanaan pekerjaan berbahaya 30 1 4 2.50 0.94

K6 (Lingkungan Kerja) Udara dan pencahayaan 30 1 4 3.00 1.08

K7 (Lingkungan Kerja) Ergonomi 30 1 4 2.73 1.01

K8 (Lingkungan Kerja) Kebersihan pribadi 30 1 4 2.80 0.96

K9 (Lingkungan Kerja) Lantai/ tangga/ rute/ kerumahtanggaan 30 1 4 3.03 0.96

K10 (Lingkungan Kerja) Poster dan tanda peringatan bahaya 30 1 4 3.33 0.80

K11 (Lingkungan Kerja) Kebisingan internal dan lingkungan 30 2 4 3.37 0.61

K12 (Mesin dan Peralatan Kerja) Perlindungan 30 1 4 2.63 0.89

K13 (Perencanaan Kontingensi) Peralatan darurat 30 1 4 2.90 0.99

K14 (Perencanaan Kontingensi) Melakukan rencana tindakan 30 1 4 2.63 1.19

K15 (Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab) Personel inti 30 1 4 2.17 1.09

K16 (Manajemen emisi udara) Ambang batas pencemaran udara 30 1 4 3.10 1.03

K17 (Penilaian resiko) Aspek dan dampak 30 1 4 2.57 1.14

K18 (Penilaian Resiko) Penilaian resiko 30 1 4 2.87 0.97

K19 (Kebijakkan K3) Guidance and practical 30 1 4 2.69 1.22

K20 (Pelatihan dan Kualifikasi) Pengadaan dan program pelatihan 30 1 4 3.23 0.82

K21 (Tujuan dan Sasaran) Rencana peningkatan K3 30 1 4 2.47 1.07

Page 83: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-73

Tabel 4.13 Rekapitulasi penilaian terhadap atribut kuesioner akhir (Lanjutan)

K22 (Pelatihan dan Kualifikasi) Penilaian efektivitas 30 1 4 3.33 0.84

K23 (Komunikasi) Informasi akuisisi 30 1 4 2.93 0.98

K24 (Kebijakkan K3) Pernyataan Formal dari perusahaan 30 1 4 2.73 0.94

K25 (Komunikasi) Komunikasi pencapaian dan komunikasi internal 30 1 4 2.83 0.95

K26 (Komunikasi) Komunikasi eksternal 30 1 4 2.93 1.05

K27 (Perencanaan Kontingensi) Informasi training dan uji coba keadaan darurat 30 1 4 2.87 0.94

K28 (Pelatihan dan Kualifikasi) Tersedianya tenaga ahli K3 30 1 4 2.93 0.91

K29 (Dokumentasi) Daftar peraturan yang ada, aspek dan dampak dari aspek K3 30 1 4 2.70 1.18

K30 (Dokumentasi) Pengendalian dokumen 30 1 4 3.23 0.94

K31 (Perencanaan Kontingensi) Perencanaan kondisi darurat 30 1 4 3.47 0.73

K32 (Penilaian resiko) Pelacakkan undang-undang 30 1 4 2.37 0.96

K33 (Tujuan dan Sasaran) Penyusunan target 30 1 4 2.63 1.03

K34 (Kesehatan Kerja) Pendukung pertolongan pertama 30 1 4 2.73 1.01

K35 (Kesehatan Kerja) Arsip 30 1 4 3.00 1.11

K36 (Kesehatan Kerja) Fasilitas kesehatan dan program monitoring kesehatan 30 1 4 2.70 1.21

K37 (Proteksi dan Pencegahan Kebakaran) Checklist penanganan kebakaran 30 1 4 2.90 1.09

K38 (Proteksi dan Pencegahan Kebakaran) Peralatan pencegahan kebakaran 30 1 4 3.00 0.83

K39 (Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab) Struktur organisasi 30 1 4 2.60 1.07

K40 (Lingkungan Kerja) Sanitasi dan higienis 30 1 4 2.20 1.00

K41 (Kendaraan dan Mengemudi) Spesifikasi, inspeksi, dan pemeliharaan kendaraan

30 1 4 3.03 0.93

K42 (Pelatihan dan Kualifikasi) Identifikasi kebutuhan pelatihan dan training 30 1 4 2.67 1.06

K43 (Manajemen Kontraktor) Pengendalian kontraktor 30 1 4 2.93 1.08

K44 (Manajemen Emisi Udara) Identifikasi dan karakterisasi emisi 30 1 4 2.67 0.92

K45 (Dokumentasi) Susunan dokumentasi 30 1 4 2.73 1.11

K46 (Kendaraan dan Mengemudi) Penggunaan kendaraaan 30 1 4 2.97 0.96

K47 (Kesehatan Kerja) Pendukung kesehatan kerja) 30 1 4 2.80 0.96

K48 (Kebijakkan K3) Komitmen 30 1 4 2.77 1.22

K49 (Manajemen Limbah) Lembar pengujian kandungan limbah 30 1 4 2.87 1.04

K50 (Manajemen Limbah) Kontrol pengukuran 30 1 4 3.03 0.89

K51 (Manajemen Limbah) Program ramah lingkungan 30 1 4 3.23 0.86

K52 (Manajemen Limbah) Transportasi dan pembuangan sampah 30 1 4 2.90 1.03

K53 (Tanah dan Perlindungan Tanah) Lembar pengujian kualitas tanah 30 1 4 3.00 1.14

K54 (Tanah dan Perlindungan Tanah) Tanah dan langkah-langkah pengendalian pencemaran air tanah

30 1 4 2.83 1.05

Page 84: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-74

Tabel 4.13 Rekapitulasi penilaian terhadap atribut kuesioner akhir (Lanjutan)

K55 (Tanah dan Perlindungan Tanah) Tumpahan bahan kimia 30 1 4 2.77 0.94

K56 (Konservasi Energi) Pemantauan penggunaan energi dan survei 30 1 4 2.77 1.14

K57 (Pekerjaan Berbahaya) Prosedur pengelolaan material dan perpindahannya 30 1 4 2.20 0.96

K58

(Konservasi Energi) Program penghematan pemakaian energi 30 1 4 3.07 1.05

K59 (Konservasi Energi) Peralatan, mesin dan bangunan baru 30 1 4 3.20 0.92

K60 (Pengawasan Produk) Skema 30 1 4 2.87 1.04

K61 (Monitoring, Kaji Ulang dan Pelaporan) Investigasi kecelakaan/ penyakit insiden 30 1 4 2.90 1.09

K62 (Pengawasan Produk) Spesifikasi kemasan material dan standard 30 1 4 2.77 1.10

K63 (Manajemen Emisi Udara) Lembar pemantauan emisi udara 30 1 4 3.27 0.87

K64 (Manajemen Emisi Udara) Pemantauan dan pelaporan emisi udara 30 1 4 2.87 1.07

K65 (Manajemen Kontraktor) Contractor Agreement Management 30 1 4 2.70 1.12

K66 (Manajemen Pembuangan dan Penggunaan Air) Identifikasi, karakterisasi dan pelaporan pembuangan

30 1 4 2.77 1.10

K67 (Manajemen Pembuangan dan Penggunaan Air) Lembar pemantauan polusi air 30 1 4 3.10 0.99

K68 (Manajemen Pembuangan dan Penggunaan Air) Peralatan kontrol polusi air 30 1 4 3.30 0.92

K69 (Pengawasan Produk) Supplier Agreement Management 30 1 4 2.77 1.22

K70 (Manajemen Pembuangan dan Penggunaan Air) Penggunaan air 30 1 4 3.00 0.98

K71 (Zat Berbahaya) Penyimpanan 30 1 4 2.73 0.87

K72 (Zat Berbahaya) Penggunaan dan penanganan 30 1 4 3.03 0.76

K73 (Zat Berbahaya) Transportasi tindakan pencegahan dan kontrol 30 1 4 2.53 1.04

K74 (Pekerjaan Berbahaya) Checklist penanganan pekerjaan berbahaya 30 1 4 2.97 1.19

K75 (Pekerjaan Berbahaya) Kontrol pengukuran 30 1 4 2.80 1.03

K76 (Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab) Tanggung jawab dan wewenang 30 1 4 2.43 1.14

K77 (Mesin dan Peralatan Kerja) Pengendalian dan penggunaan peralatan 30 1 4 2.40 0.97

K78 (Monitoring, Kaji Ulang dan Pelaporan) Penilaian sendiri 30 1 4 2.93 0.91

K79 (Pelatihan dan Kualifikasi) Sertifikasi pekerjaan keahlian khusus 30 1 4 2.87 0.97

K80 (Pengawasan Produk) SOP untuk verifikasi barang/ jasa yang dibeli 30 1 4 2.60 0.97

K81 (Monitoring, Kaji Ulang dan Pelaporan) Sistem tinjau operasional 30 1 4 2.57 1.17

K82 (Mesin dan Peralatan Kerja) Pemeliharaan, inspeksi dan pembersihan 30 1 4 2.53 1.17

K83 (Keselamatan Bahaya Listrik) Peralatan listrik 30 1 4 3.03 0.93

K84 (Keselamatan Bahaya Listrik) Penggunaan peralatan listrik/ portabel 30 1 4 2.93 1.01

K85 (Keselamatan Bahaya Listrik) Bekerja pada peralatan listrik 30 1 4 2.73 1.11

K86 (Zat Berbahaya) Checklist penanganan bahan berbahaya 30 1 4 2.70 0.99

K87 (Zat Berbahaya) Akuisisi bahan berbahaya 30 1 4 2.93 0.98

Page 85: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-75

Tabel 4.13 Rekapitulasi penilaian terhadap atribut kuesioner akhir (Lanjutan)

K88 (Zat Berbahaya) Inventarisasi 30 1 4 2.70 0.99

K89 (Pekerjaan Berbahaya) Instruksi dan pengerjaan 30 1 4 2.73 0.83

K90 (Proteksi dan Pencegahan Kebakaran) Peralatan pencegahan kebakaran 30 2 4 2.93 0.94

Hasil penilaian responden pada rancangan kuesioner akhir sesuai tabel

4.13 ditindak lanjuti dengan uji validitas, reliabilitas, dan analisis cluster dalam

evaluasi alat ukur K3 di PT. Export Leaf Indonesia secara terintegrasi untuk

mendapatkan pengelompokkan atribut berdasarkan kesamaan karakteristiknya.

4.3 PENGUJIAN DATA

Sebelum melakukan pengolahan data, kuesioner yang disebarkan kepada para

responden diuji datanya. Pengujian data yang dilakukan seperti diuraikan dibawah

ini.

4.3.1 Pengujian Data Atribut K3

Pengujian data meliputi uji validitas, uji reliabilitas dan analisis cluster.

Proses pengolahan validitas, reliabilitas, dan analisis cluster dilakukan dengan

bantuan software SPSS 10.0.

4.3.2 Uji Validitas

Validitas yang dilakukan dalam kajian ini adalah validitas konstruk yang

digunakan untuk menilai apakah data hasil kuesioner yang didapatkan sudah

benar-benar valid atau belum untuk mengukur variabel kajian berikut. Adapun

hipotesa untuk pengujian validitas ini adalah bahwa skor masing-masing atribut

berkorelasi kuat dengan set atributnya menggunakan persamaan 2.9. Langkah-

langkah pengujian yang dilakukan, adalah:

a. Mencari nilai koefisien korelasi product moment.

b. Kemudian dibandingkan dengan angka korelasi masing-masing atribut dengan

angka korelasi (r) product moment yang didapatkan pada langkah a. Angka

korelasi tabel untuk 30 responden adalah 0.361.

Page 86: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-76

c. Jika terdapat atribut yang memiliki nilai r hitung yang lebih keci dari r tabel

(0.361) maka atribut tersebut dinyatakan tidak valid dan tidak tepat untuk

digunakan sebagai instrumen ukur dalam kuesioner kajian K3 dan wajib

dieliminasi.

d. Langkah c dilakukan berulang sampai dengan didapatkan nilai r hitung > r

tabel, yang menyatakan atribut valid dan tepat untuk digunakan sebagai

instrumen ukur dalam kuesioner kajian K3.

Hasil yang didapatkan pada hasil validitas awal diperoleh bahwa masih

terdapat 3 atribut yang mempunyai r hitung < r tabel (atribut ke-28, atribut ke-40,

atribut ke-57). Hasil uji validitas awal dapat dilihat pada lampiran 14. Oleh karena

itu, perlu dilakukan uji validasi kembali dengan mengeliminasi ketiga atribut tadi.

Hasil uji validasi dapat dilihat pada tabel 4.14.

Tabel 4.14 Hasil uji validitas

Kode Atribut Atribut Jumlah

Sampling (N) rhitung rtabel Keputusan

K1 (Tujuan dan Sasaran) Penyusunan tujuan 30 0.604 0.361 Valid

K2 (Monitoring, Kaji Ulang dan Pelaporan) Pelaporan 30 0.486 0.361 Valid

K3 (Perubahan Manajemen) Keterlibatan dan penilaian K3 30 0.365 0.361 Valid

K4 (Perubahan Manajemen) Pengadaan, pemasangan dan persetujuan 30 0.531 0.361 Valid

K5 (Pekerjaan Berbahaya) Rekomendasi pelaksanaan pekerjaan berbahaya 30 0.618 0.361 Valid

K6 (Lingkungan Kerja) Udara dan pencahayaan 30 0.619 0.361 Valid

K7 (Lingkungan Kerja) Ergonomi 30 0.504 0.361 Valid K8 (Lingkungan Kerja) Kebersihan pribadi 30 0.547 0.361 Valid K9 (Lingkungan Kerja) Lantai/ tangga/ rute/

kerumahtanggaan 30 0.449 0.361 Valid K10 (Lingkungan Kerja) Poster dan tanda

peringatan bahaya 30 0.511 0.361 Valid K11 (Lingkungan Kerja) Kebisingan internal

dan lingkungan 30 0.527 0.361 Valid K12 (Mesin dan Peralatan Kerja)

Perlindungan 30 0.656 0.361 Valid K13 (Perencanaan Kontingensi) Peralatan

darurat 30 0.703 0.361 Valid K14 (Perencanaan Kontingensi) Melakukan

rencana tindakan 30 0.496 0.361 Valid K15 (Struktur Organisasi dan Tanggung

Jawab) Personel inti 30 0.541 0.361 Valid K16 (Manajemen emisi udara) Ambang batas

pencemaran udara 30 0.469 0.361 Valid K17 (Penilaian resiko) Aspek dan dampak 30 0.524 0.361 Valid K18 (Penilaian Resiko) Penilaian resiko 30 0.621 0.361 Valid

Page 87: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-77

K19 (Kebijakkan K3) Guidance and practical 30 0.562 0.361 Valid K20 (Pelatihan dan Kualifikasi) Pengadaan

dan program pelatihan 30 0.385 0.361 Valid K21 (Tujuan dan Sasaran) Rencana

peningkatan K3 30 0.559 0.361 Valid K22 (Pelatihan dan Kualifikasi) Penilaian

efektivitas 30 0.416 0.361 Valid K23 (Komunikasi) Informasi akuisisi 30 0.593 0.361 Valid K24 (Kebijakkan K3) Pernyataan Formal dari

perusahaan 30 0.499 0.361 Valid K25 (Komunikasi) Komunikasi pencapaian

dan komunikasi internal 30 0.489 0.361 Valid K26 (Komunikasi) Komunikasi eksternal 30 0.546 0.361 Valid K27 (Perencanaan Kontingensi) Informasi

training dan uji coba keadaan darurat 30 0.536 0.361 Valid K29 (Dokumentasi) Daftar peraturan yang

ada, aspek dan dampak dari aspek K3 30 0.718 0.361 Valid K30 (Dokumentasi) Pengendalian dokumen 30 0.625 0.361 Valid K31 (Perencanaan Kontingensi) Perencanaan

kondisi darurat 30 0.518 0.361 Valid K32 (Penilaian resiko) Pelacakkan undang-

undang 30 0.395 0.361 Valid K33 (Tujuan dan Sasaran) Penyusunan target 30 0.630 0.361 Valid K34 (Kesehatan Kerja) Pendukung

pertolongan pertama 30 0.559 0.361 Valid K35 (Kesehatan Kerja) Arsip 30 0.558 0.361 Valid K36 (Kesehatan Kerja) Fasilitas kesehatan dan

program monitoring kesehatan 30 0.654 0.361 Valid K37 (Proteksi dan Pencegahan Kebakaran)

Checklist penanganan kebakaran 30 0.648 0.361 Valid K38 (Proteksi dan Pencegahan Kebakaran)

Peralatan pencegahan kebakaran 30 0.409 0.361 Valid K39 (Struktur Organisasi dan Tanggung

Jawab) Struktur organisasi 30 0.646 0.361 Valid K41 (Kendaraan dan Mengemudi) Spesifikasi,

inspeksi, dan pemeliharaan kendaraan 30 0.625 0.361 Valid K42 (Pelatihan dan Kualifikasi) Identifikasi

kebutuhan pelatihan dan training 30 0.457 0.361 Valid K43 (Manajemen Kontraktor) Pengendalian

kontraktor 30 0.634 0.361 Valid K44 (Manajemen Emisi Udara) Identifikasi

dan karakterisasi emisi 30 0.678 0.361 Valid K45 (Dokumentasi) Susunan dokumentasi 30 0.501 0.361 Valid K46 (Kendaraan dan Mengemudi)

Penggunaan kendaraaan 30 0.580 0.361 Valid K47 (Kesehatan Kerja) Pendukung kesehatan

kerja) 30 0.545 0.361 Valid K48 (Kebijakkan K3) Komitmen 30 0.617 0.361 Valid K49 (Manajemen Limbah) Lembar pengujian

kandungan limbah 30 0.505 0.361 Valid K50 (Manajemen Limbah) Kontrol

pengukuran 30 0.545 0.361 Valid K51 (Manajemen Limbah) Program ramah

lingkungan 30 0.515 0.361 Valid K52 (Manajemen Limbah) Transportasi dan

pembuangan sampah 30 0.567 0.361 Valid K53 (Tanah dan Perlindungan Tanah) Lembar

pengujian kualitas tanah 30 0.662 0.361 Valid

K54 (Tanah dan Perlindungan Tanah) Tanah dan langkah-langkah pengendalian pencemaran air tanah

30 0.558 0.361 Valid

K55 (Tanah dan Perlindungan Tanah) Tumpahan bahan kimia 30 0.536 0.361 Valid

Page 88: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-78

K56 (Konservasi Energi) Pemantauan penggunaan energi dan survei 30 0.457 0.361 Valid

K58 (Konservasi Energi) Program penghematan pemakaian energi 30 0.605 0.361 Valid

K59 (Konservasi Energi) Peralatan, mesin dan bangunan baru 30 0.523 0.361 Valid

K60 (Pengawasan Produk) Skema 30 0.527 0.361 Valid K61 (Monitoring, Kaji Ulang dan Pelaporan)

Investigasi kecelakaan/ penyakit insiden 30 0.589 0.361 Valid K62 (Pengawasan Produk) Spesifikasi kemasan

material dan standard 30 0.624 0.361 Valid K63 (Manajemen Emisi Udara) Lembar pemantauan

emisi udara 30 0.508 0.361 Valid K64 (Manajemen Emisi Udara) Pemantauan dan

pelaporan emisi udara 30 0.575 0.361 Valid K65 (Manajemen Kontraktor) Contractor Agreement

Management 30 0.532 0.361 Valid

K66 (Manajemen Pembuangan dan Penggunaan Air) Identifikasi, karakterisasi dan pelaporan pembuangan

30 0.588 0.361 Valid

K67 (Manajemen Pembuangan dan Penggunaan Air) Lembar pemantauan polusi air 30 0.622 0.361 Valid

K68 (Manajemen Pembuangan dan Penggunaan Air) Peralatan kontrol polusi air 30 0.489 0.361 Valid

K69 (Pengawasan Produk) Supplier Agreement Management 30 0.542 0.361 Valid

K70 (Manajemen Pembuangan dan Penggunaan Air) Penggunaan air 30 0.687 0.361 Valid

K71 (Zat Berbahaya) Penyimpanan 30 0.610 0.361 Valid K72 (Zat Berbahaya) Penggunaan dan penanganan 30 0.628 0.361 Valid K73 (Zat Berbahaya) Transportasi tindakan

pencegahan dan kontrol 30 0.600 0.361 Valid K74 (Pekerjaan Berbahaya) Checklist penanganan

pekerjaan berbahaya 30 0.545 0.361 Valid K75 (Pekerjaan Berbahaya) Kontrol pengukuran 30 0.591 0.361 Valid K76 (Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab)

Tanggung jawab dan wewenang 30 0.568 0.361 Valid K77 (Mesin dan Peralatan Kerja) Pengendalian dan

penggunaan peralatan 30 0.527 0.361 Valid K78 (Monitoring, Kaji Ulang dan Pelaporan)

Penilaian sendiri 30 0.540 0.361 Valid K79 (Pelatihan dan Kualifikasi) Sertifikasi pekerjaan

keahlian khusus 30 0.538 0.361 Valid K80 (Pengawasan Produk) SOP untuk verifikasi

barang/ jasa yang dibeli 30 0.675 0.361 Valid K81 (Monitoring, Kaji Ulang dan Pelaporan) Sistem

tinjau operasional 30 0.513 0.361 Valid K82 (Mesin dan Peralatan Kerja) Pemeliharaan,

inspeksi dan pembersihan 30 0.588 0.361 Valid K83 (Keselamatan Bahaya Listrik) Peralatan listrik 30 0.519 0.361 Valid K84 (Keselamatan Bahaya Listrik) Penggunaan

peralatan listrik/ portable 30 0.525 0.361 Valid K85 (Keselamatan Bahaya Listrik) Bekerja pada

peralatan listrik 30 0.526 0.361 Valid K86 (Zat Berbahaya) Checklist penanganan bahan

berbahaya 30 0.534 0.361 Valid K87 (Zat Berbahaya) Akuisisi bahan berbahaya 30 0.535 0.361 Valid K88 (Zat Berbahaya) Inventarisasi 30 0.619 0.361 Valid K89 (Pekerjaan Berbahaya) Instruksi dan pengerjaan 30 0.556 0.361 Valid K90 (Proteksi dan Pencegahan Kebakaran) Peralatan

pencegahan kebakaran 30 0.826 0.361 Valid

Page 89: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-79

Hasil uji validitas pada tabel 4.14 didapatkan hasil yaitu seluruh atribut

yang tersisa (87 atribut) memiliki nilai r hitung > r tabel, maka atribut tersebut

dinyatakan valid dan tepat untuk digunakan sebagai instrumen ukur dalam kajian

K3.

4.3.3 Uji Reliabilitas

Langkah-langkah pengujian yang dilakukan, adalah:

a. menghitung reliabilitas atribut dari kuesioner yang divalidasi, kemudian data

diberi skor jawaban seperti pada lampiran 8.

b. Hasil dari uji validasi terakhir didapatkan 87 atribut yang valid untuk

digunakan sebagai instrumen ukur kajian K3. Nilai skor yang didapatkan pada

lampiran 8 kemudian dikuadratkan.

c. Hitung jumlah varian dengan cara mencari nilai varian dari setiap atribut dan

nilai varian total dari seluruh atribut.

d. Hitung nilai Cronbach’s Alpha untuk setiap atribut dan bandingkan nilai

tersebut dengan nilai rtabel. Jika diperoleh nilai rhitung > rtabel maka dinyatakan

bahwa atribut tersebut memenuhi reliabilitas data.

Hasil uji reliabilitas yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4.15 Hasil uji reliabilitas

Kode Atribut Atribut

Jumlah Sampling

(N) rhitung rminimum Keputusan

K1 (Tujuan dan Sasaran) Penyusunan tujuan 30 0.9738 0.600 Reliable

K2 (Monitoring, Kaji Ulang dan Pelaporan) Pelaporan 30 0.9740 0.600 Reliable

K3 (Perubahan Manajemen) Keterlibatan dan penilaian K3 30 0.9742 0.600 Reliable

K4 (Perubahan Manajemen) Pengadaan, pemasangan dan persetujuan 30 0.9739 0.600 Reliable

K5 (Pekerjaan Berbahaya) Rekomendasi pelaksanaan pekerjaan berbahaya 30 0.9738 0.600 Reliable

K6 (Lingkungan Kerja) Udara dan pencahayaan 30 0.9738 0.600 Reliable

K7 (Lingkungan Kerja) Ergonomi 30 0.9740 0.600 Reliable

K8 (Lingkungan Kerja) Kebersihan pribadi 30 0.9739 0.600 Reliable

K9 (Lingkungan Kerja) Lantai/ tangga/ rute/ kerumahtanggaan 30 0.9741 0.600 Reliable

Page 90: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-80

Tabel 4.15 Hasil uji reliabilias (Lanjutan)

K10 (Lingkungan Kerja) Poster dan tanda peringatan bahaya 30 0.9740 0.600 Reliable

K11 (Lingkungan Kerja) Kebisingan internal dan lingkungan 30 0.9740 0.600 Reliable

K12 (Mesin dan Peralatan Kerja) Perlindungan 30 0.9738 0.600 Reliable

K13 (Perencanaan Kontingensi) Peralatan darurat 30 0.9737 0.600 Reliable

K14 (Perencanaan Kontingensi) Melakukan rencana tindakan 30 0.9740 0.600 Reliable

K15 (Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab) Personel inti 30 0.9739 0.600 Reliable

K16 (Manajemen emisi udara) Ambang batas pencemaran udara 30 0.9741 0.600 Reliable

K17 (Penilaian resiko) Aspek dan dampak 30 0.9740 0.600 Reliable

K18 (Penilaian Resiko) Penilaian resiko 30 0.9738 0.600 Reliable

K19 (Kebijakkan K3) Guidance and practical 30 0.9739 0.600 Reliable

K20 (Pelatihan dan Kualifikasi) Pengadaan dan program pelatihan 30 0.9741 0.600 Reliable

K21 (Tujuan dan Sasaran) Rencana peningkatan K3 30 0.9739 0.600 Reliable

K22 (Pelatihan dan Kualifikasi) Penilaian efektivitas 30 0.9741 0.600 Reliable

K23 (Komunikasi) Informasi akuisisi 30 0.9739 0.600 Reliable

K24 (Kebijakkan K3) Pernyataan Formal dari perusahaan 30 0.9740 0.600 Reliable

K25 (Komunikasi) Komunikasi pencapaian dan komunikasi internal 30 0.9740 0.600 Reliable

K26 (Komunikasi) Komunikasi eksternal 30 0.9739 0.600 Reliable

K27 (Perencanaan Kontingensi) Informasi training dan uji coba keadaan darurat 30 0.9739 0.600 Reliable

K29 (Dokumentasi) Daftar peraturan yang ada, aspek dan dampak dari aspek K3 30 0.9736 0.600 Reliable

K30 (Dokumentasi) Pengendalian dokumen 30 0.9738 0.600 Reliable

K31 (Perencanaan Kontingensi) Perencanaan kondisi darurat 30 0.9740 0.600 Reliable

K32 (Penilaian resiko) Pelacakkan undang-undang 30 0.9742 0.600 Reliable

K33 (Tujuan dan Sasaran) Penyusunan target 30 0.9738 0.600 Reliable

K34 (Kesehatan Kerja) Pendukung pertolongan pertama 30 0.9739 0.600 Reliable

K35 (Kesehatan Kerja) Arsip 30 0.9739 0.600 Reliable

K36 (Kesehatan Kerja) Fasilitas kesehatan dan program monitoring kesehatan 30 0.9737 0.600 Reliable

K37 (Proteksi dan Pencegahan Kebakaran) Checklist penanganan kebakaran 30 0.9738 0.600 Reliable

K38 (Proteksi dan Pencegahan Kebakaran) Peralatan pencegahan kebakaran 30 0.9741 0.600 Reliable

K39 (Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab) Struktur organisasi 30 0.9738 0.600 Reliable

K41 (Kendaraan dan Mengemudi) Spesifikasi, inspeksi, dan pemeliharaan kendaraan

30 0.9738 0.600 Reliable

K42 (Pelatihan dan Kualifikasi) Identifikasi kebutuhan pelatihan dan training 30 0.9741 0.600 Reliable

K43 (Manajemen Kontraktor) Pengendalian kontraktor 30 0.9738 0.600 Reliable

K44 (Manajemen Emisi Udara) Identifikasi dan karakterisasi emisi 30 0.9737 0.600 Reliable

K45 (Dokumentasi) Susunan dokumentasi 30 0.9740 0.600 Reliable

Page 91: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-81

Tabel 4.15 Hasil uji reliabilias (Lanjutan)

K46 (Kendaraan dan Mengemudi) Penggunaan kendaraaan 30 0.9739 0.600 Reliable

K47 (Kesehatan Kerja) Pendukung kesehatan kerja) 30 0.9739 0.600 Reliable

K48 (Kebijakkan K3) Komitmen 30 0.9738 0.600 Reliable

K49 (Manajemen Limbah) Lembar pengujian kandungan limbah 30 0.9740 0.600 Reliable

K50 (Manajemen Limbah) Kontrol pengukuran 30 0.9739 0.600 Reliable

K51 (Manajemen Limbah) Program ramah lingkungan 30 0.9740 0.600 Reliable

K52 (Manajemen Limbah) Transportasi dan pembuangan sampah 30 0.9739 0.600 Reliable

K53 (Tanah dan Perlindungan Tanah) Lembar pengujian kualitas tanah 30 0.9737 0.600 Reliable

K54 (Tanah dan Perlindungan Tanah) Tanah dan langkah-langkah pengendalian pencemaran air tanah

30 0.9739 0.600 Reliable

K55 (Tanah dan Perlindungan Tanah) Tumpahan bahan kimia 30 0.9739 0.600 Reliable

K56 (Konservasi Energi) Pemantauan penggunaan energi dan survei 30 0.9741 0.600 Reliable

K58 (Konservasi Energi) Program penghematan pemakaian energi 30 0.9738 0.600 Reliable

K59 (Konservasi Energi) Peralatan, mesin dan bangunan baru 30 0.9740 0.600 Reliable

K60 (Pengawasan Produk) Skema 30 0.9740 0.600 Reliable

K61 (Monitoring, Kaji Ulang dan Pelaporan) Investigasi kecelakaan/ penyakit insiden 30 0.9739 0.600 Reliable

K62 (Pengawasan Produk) Spesifikasi kemasan material dan standard 30 0.9738 0.600 Reliable

K63 (Manajemen Emisi Udara) Lembar pemantauan emisi udara 30 0.9740 0.600 Reliable

K64 (Manajemen Emisi Udara) Pemantauan dan pelaporan emisi udara 30 0.9739 0.600 Reliable

K65 (Manajemen Kontraktor) Contractor Agreement Management 30 0.9740 0.600 Reliable

K66 (Manajemen Pembuangan dan Penggunaan Air) Identifikasi, karakterisasi dan pelaporan pembuangan

30 0.9739 0.600 Reliable

K67 (Manajemen Pembuangan dan Penggunaan Air) Lembar pemantauan polusi air

30 0.9738 0.600 Reliable

K68 (Manajemen Pembuangan dan Penggunaan Air) Peralatan kontrol polusi air

30 0.9740 0.600 Reliable

K69 (Pengawasan Produk) Supplier Agreement Management 30 0.9740 0.600 Reliable

K70 (Manajemen Pembuangan dan Penggunaan Air) Penggunaan air 30 0.9737 0.600 Reliable

K71 (Zat Berbahaya) Penyimpanan 30 0.9738 0.600 Reliable

K72 (Zat Berbahaya) Penggunaan dan penanganan 30 0.9738 0.600 Reliable

K73 (Zat Berbahaya) Transportasi tindakan pencegahan dan kontrol 30 0.9738 0.600 Reliable

K74 (Pekerjaan Berbahaya) Checklist penanganan pekerjaan berbahaya 30 0.9739 0.600 Reliable

K75 (Pekerjaan Berbahaya) Kontrol pengukuran 30 0.9739 0.600 Reliable

K76 (Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab) Tanggung jawab dan wewenang 30 0.9739 0.600 Reliable

K77 (Mesin dan Peralatan Kerja) Pengendalian dan penggunaan peralatan 30 0.9740 0.600 Reliable

Page 92: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-82

Tabel 4.15 Hasil uji reliabilias (Lanjutan)

K78 (Monitoring, Kaji Ulang dan Pelaporan) Penilaian sendiri 30 0.9739 0.600 Reliable

K79 (Pelatihan dan Kualifikasi) Sertifikasi pekerjaan keahlian khusus 30 0.9739 0.600 Reliable

K80 (Pengawasan Produk) SOP untuk verifikasi barang/ jasa yang dibeli 30 0.9737 0.600 Reliable

K81 (Monitoring, Kaji Ulang dan Pelaporan) Sistem tinjau operasional 30 0.9740 0.600 Reliable

K82 (Mesin dan Peralatan Kerja) Pemeliharaan, inspeksi dan pembersihan 30 0.9739 0.600 Reliable

K83 (Keselamatan Bahaya Listrik) Peralatan listrik 30 0.9740 0.600 Reliable

K84 (Keselamatan Bahaya Listrik) Penggunaan peralatan listrik/ portabel 30 0.9740 0.600 Reliable

K85 (Keselamatan Bahaya Listrik) Bekerja pada peralatan listrik 30 0.9740 0.600 Reliable

K86 (Zat Berbahaya) Checklist penanganan bahan berbahaya 30 0.9739 0.600 Reliable

K87 (Zat Berbahaya) Akuisisi bahan berbahaya 30 0.9739 0.600 Reliable

K88 (Zat Berbahaya) Inventarisasi 30 0.9738 0.600 Reliable

K89 (Pekerjaan Berbahaya) Instruksi dan pengerjaan 30 0.9739 0.600 Reliable

K90 (Proteksi dan Pencegahan Kebakaran) Peralatan pencegahan kebakaran 30 0.9735 0.600 Reliable

Hasil yang didapatkan pada tabel 4.15 didapatkan bahwa hasil uji

reliabilitas pada semua atribut menerima H0, maka instrumen pada kuesioner yang

digunakan memenuhi kriteria reliabilitas data. Angka korelasi minimal yang harus

didapatkan adalah 0.600 dan diperoleh hasil bahwa kesemua angka α Cronbach’s

untuk atribut yang diukur lebih besar dari skor tabel, oleh karena itu hipotesa

semua atribut dapat diterima dan disimpulkan bahwa semua skor masing-masing

atribut berkorelasi positif dengan variabelnya, yang berarti data memenuhi

reliabilitas data.

4.3.4 Pengujian Atas Kelompok Atribut Pada Cluster Alat Ukur K3 Dengan Analisis Cluster

Analisis yang dilakukan sebelumnya menghasilkan jumlah pembagian

faktor yaitu sebanyak 3, maka jumlah cluster yang digunakan dalam analisis

cluster berikut ditentukan yaitu sebanyak 3 cluster, hasil pengujian ANOVA pada

kuesioner akhir dapat dilihat pada lampiran 15.

Page 93: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-83

Pada lampiran 15 terlihat bahwa metode K-Means Clustering memperoleh

hasil perhitungan nilai F yang semakin kecil dan nilai signifikansi yang diperoleh

juga kecil (Sig < 0,05) pada setiap atribut pembentuknya sehingga memenuhi

pembagian 3 cluster.

Pada analisis cluster bahwa nilai positif (> 0) mempunyai makna di atas

rata-rata, yang berarti sikap responden pada suatu cluster terhadap atribut adalah

cenderung positif atau baik, sebaliknya nilai negatif (< 0) mempunyai makna di

bawah rata-rata, yang berarti bahwa sikap responden pada suatu cluster terhadap

atribut adalah cenderung negatif atau buruk. Hal ini dijelaskan pada cluster

centers yang berisi penilaian responden pada cluster yang ditransformasikan ke

distribusi normal baku dengan rata-rata 0 dan variansi 1.

Hasil pengolahan data dengan maksimum 10 iterasi yang dilakukan pada

kuesioner akhir sebanyak 3 cluster, dapat dilihat pada tabel 4.16 dibawah ini.

Tabel 4.16 Cluster centers pada kuesioner akhir

Sumber: Data primer dari hasil survei akhir yang diolah, 2009

Hasil dari cluster centers pada kuesioner akhir menunjukkan bahwa

responden lebih mengutamakan faktor II (program manajemen) sebesar 8.240,

faktor III (program teknikal) sebesar 7.416, dan faktor I (Kebijakan) sebesar

5.811.

Setelah terbentuk cluster centers, distribusi jumlah responden pada masing-

masing cluster diketahui bahwa dari 30 responden, cluster 1 berjumlah 13

responden, cluster 2 berjumlah 11 responden, cluster 3 berjumlah 6 responden,

dapat dilihat pada tabel 4.17.

Page 94: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-84

Tabel 4.17 Jumlah responden dalam tiap cluster pada kuesioner akhir

Sumber: Data primer dari hasil survei akhir yang diolah, 2009

Dalam analisis cluster pada hasil kuesioner akhir didapatkan dendogram

yang menunjukkan pengelompokkan atribut ke dalam cluster yang ada,

dendogram tersebut dapat dilihat pada lampiran 9.

Pada dendogram didapatkan hasil pengelompokkan atribut, sebagai berikut:

1. Cluster I (Kebijakan) memiliki 3 atribut diantaranya pernyataan Formal dari

perusahaan, Komitmen, dan Guidance and practical.

Cluster I memiliki persentasi sebesar 3.44%.

2. Cluster II (Program Manajemen) memiliki 12 atribut diantaranya Penyusunan

tujuan, Penyusunan target, Rencana peningkatan K3, Struktur organisasi,

Tanggung jawab dan wewenang, Personel inti, Identifikasi kebutuhan pelatihan

dan training, Susunan dokumentasi, Contractor Agreement Management,

Sistem tinjau operasional, Pelacakkan undang-undang, Supplier Agreement

Management.

Cluster II memiliki persentasi sebesar 13.79%.

3. Cluster III (Program Teknikal) memiliki 72 atribut lainnya yang tidak termasuk

didalam cluster I dan II.

Cluster III memiliki persentasi sebesar 82.76%.

Hasil akhir pengelompokkan atribut kedalam clusternya berdasarkan analisis

cluster dapat dilihat pada tabel 4.18.

Page 95: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-85

Tabel 4.18 Hasil akhir pengelompokkan atribut (Desain Alat Ukur)

Cluster/ Faktor Variabel Atribut

Kebijakan Kebijakan K3 Pernyataan formal dari perusahaan

Komitmen

Guidance and practical

Program Tujuan dan Sasaran Penyusunan tujuan

Manajemen Penyusunan target

Rencana peningkatan K3

Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab Struktur organisasi

Tanggung jawab dan wewenang

Personal inti

Pelatihan dan Kualifikasi Identifikasi kebutuhan pelatihan dan training

Dokumentasi Susunan dokumentasi

Manajemen Kontraktor Contractor Agreement Management

Penilaian Resiko : aspek, dampak dan persyaratan hukum Pelacakkan undang-undang

Pengawasan Produk Supplier Agreement Management

Monitoring, Kaji Ulang dan Pelaporan Sistem Tinjauan Operasional

Program Lingkungan Kerja Udara dan pencahayaan

Teknikal Ergonomi

Kebersihan pribadi

Lantai/ Tangga/ rute/ kerumahtanggaan

Poster dan tanda peringatan bahaya

Kebisingan (internal dan lingkungan)

Pelatihan dan kualifikasi Pengadaan dan program pelatihan

Sertifikasi pekerjaan keahlian khusus

Penilaian efektivitas

Penilaian Resiko : aspek, dampak dan Aspek dan dampak

Persyaratan Penilaian resiko

Perubahan Manajemen Keterlibatan dan penilaian K3

Pengadaan, pemasangan dan persetujuan

Komunikasi Informasi akuisisi

Komunikasi pencapaian dan komunikasi internal

Komunikasi eksternal

Mesin dan peralatan kerja Perlindungan

Pengendalian dan penggunaan peralatan

Pemeliharaan, inspeksi dan pembersihan

Keselamatan Bahaya Listrik Peralatan listrik

Penggunaan peralatan listrik/ portable

Bekerja pada peralatan listrik

Zat Berbahaya Checklist penanganan bahan berbahaya

Akuisisi bahan berbahaya

Inventarisasi

Page 96: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-86

Tabel 4.18 Hasil akhir pengelompokkan atribut (Desain Alat Ukur) (Lanjutan)

Penyimpanan

Penggunaan dan penanganan

Transportasi tindakan pencegahan dan kontrol

Dokumentasi Daftar Peraturan yang ada, aspek dan dampaknya

Pengendalian dokumen

Perencanaan darurat

Perencanaan Kontingensi Informasi, training, dan uji coba keadaan darurat

Peralatan darurat

Melakukan rencana tindakan

Monitoring, Kaji Ulang dan Pelaporan Investigasi kecelakaan kerja/ penyakit/ insiden

Penilaian sendiri

Pelaporan

Pekerjaan Berbahaya Checklist penanganan pekerjaan berbahaya

Kontrol pengukuran

Rekomendasi pelaksanaan pekerjaan berbahaya

Instruksi dan pengerjaan

Kendaraan dan Mengemudi Spesifikasi, Inspeksi, dan pemeliharaan kendaraan

Penggunaan kendaraan

Kesehatan Kerja Pendukung kerja kesehatan

Fasilitas kesehatan dan program monitoring kesehatan

Arsip

Kesejahteraan karyawan

Proteksi dan Pencegahan Kebakaran Checklist penanganan kebakaran

Peralatan pencegahan kebakaran

Latihan dan pelatihan

Manajemen Kontraktor Pengendalian kontraktor

Manajemen Emisi Udara Identifikasi dan karkterisasi emisi

Lembar pemantauan emisi udara

Pemantauan dan pelaporan dari emisi udara

Ambang batas pencemaran udara

Manajemen Penggunaan dan Pembuangan Identifikasi, karakterisasi, dan pelaporan pembuangan

Air Lembar pemantauan polusi air

Peralatan kontrol polusi air

Penggunaan air

Manajemen Limbah Lembar pengujian kandungan limbah

Kontrol mengukur

Program ramah lingkungan

Transportasi dan pembuangan sampah

Tanah dan Perlindungan Tanah Lembar pengujian kualitas tanah

Tanah dan langkah-langkah pengendalian pencemaran air tanah

Tumpahan bahan kimia

Page 97: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-87

Tabel 4.18 Hasil akhir pengelompokkan atribut (Desain Alat Ukur) (Lanjutan)

Konservasi Energi Pemantauan penggunaan energi dan survei

Program penghematan pemakaian energi

Peralatan, mesin dan bangunan baru

Pengawasan Produk Skema

SOP verifikasi untuk barang atau jasa yang dibeli

Spesifikasi kemasan material dan standar

Pengelompokkan atribut diatas adalah desain alat ukur yang telah

terintegrasi sehingga dapat digunakan untuk mengakomodir langkah penilaian K3

yang terintegrasi antar semua departemen yang terlibat dalam penerapan K3 di

PT. Export Leaf Indonesia yang sejalan dengan misi perusahaan secara terus

menerus dalam meningkatkan mutu, volume dan mata rantai suplai serta tanggung

jawab memenuhi kepuasan pelanggan.

Page 98: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-88

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Pada bab ini diuraikan penjelasan mengenai analisis dan interpretasi hasil

dari tahap pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan sebelumnya pada

BAB IV.

5.1 ANALISIS HASIL

Analisis hasil yang dilakukan menjelaskan tabulasi data yang diperoleh dari

hasil analisis faktor, analisis Cochran, forum Focus Group Discussion (FGD) dan

hasil dari pengolahan data dengan uji validitas, uji reliabilitas dan analisis cluster.

Analisis secara lebih jelas dijelaskan, sebagai berikut:

5.1.1 Analisis Pada Tahap Evaluasi Kesesuaian Atribut Dengan Analisis

Faktor

Dalam tahap analisis faktor teridentifikasi 85 atribut yang terkelompok

kedalam 3 faktor yaitu faktor 1 (faktor kebijakan), faktor 2 (faktor program

manajemen) dan faktor 3 (faktor program teknikal) yang secara lengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 5. Atribut ijin kerja (permit to work) dan pengendalian emisi

udara (control of air emission) mengalami perpindahan faktor. Pada alat ukur

awal yang dimiliki oleh perusahaan, atribut ijin kerja (permit to work)

dikelompokkan dalam faktor III (Program Teknikal). Setelah dievaluasi dengan

analisis faktor, atribut tersebut terkelompok pada faktor II (Program Manajemen).

Hal ini disebabkan karena nilai faktor loading yang didapatkan pada faktor II

untuk atribut tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai faktor loading

pada faktor I dan faktor III.

Begitupula dengan atribut pengendalian emisi udara (control of air

emission). Pada alat ukur awal yang dimiliki oleh perusahaan, atribut

pengendalian emisi udara (control of air emission) dikelompokkan dalam faktor

III (Program Teknikal). Setelah dievaluasi dengan analisis faktor, atribut tersebut

terkelompok pada faktor I (Kebijakan). Hal ini disebabkan karena nilai faktor

Page 99: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-89

loading yang didapatkan pada faktor I untuk atribut tersebut jauh lebih besar

dibandingkan dengan nilai faktor loading pada faktor II dan faktor III.

Oleh karena itu, atribut ijin kerja (permit to work) dikelompokkan kedalam

faktor II (Program Teknikal) sedangkan atribut pengendalian emisi udara (control

of air emission) terkelompok kedalam faktor I (Kebijakan) sehingga perlu untuk

dilakukan sosialisasi peranan atribut alat ukur agar seluruh karyawan di

perusahaan memiliki pemahaman yang sesuai dengan pemahaman yang

diinginkan oleh perusahaan.

5.1.2 Analisis Pada Tahap Penentuan Atribut Yang Dianggap Penting

Dengan Analisis Cochran

Dalam tahap analisis Cochran dilalui sebanyak 2 iterasi dan diperoleh hasil

yaitu teridentifikasi 16 atribut yang dianggap tidak penting oleh responden yaitu

atribut implementasi dan distribusi (kebijakan K3), atribut pengendalian emisi

udara (manajemen emisi udara), atribut izin untuk bekerja (pekerjaan berbahaya),

atribut daftar dan tanda bahaya (lingkungan kerja), atribut evaluasi resiko (zat

berbahaya), atribut evaluasi resiko (pekerjaan berbahaya), atribut kesejahteraan

karyawan dan program dukungan (kesehatan kerja), atribut evaluasi resiko

(proteksi dan pencegahan kebakaran), atribut seleksi dan penilaian kontraktor

(manajemen kontraktor), atribut pendaftaran dan izin aplikasi emisi udara

(manajemen emisi udara), atribut registrasi dan izin debit (manajemen

penggunaan dan pembuangan air), atribut identifikasi dan karakterisasi limbah

(manajemen limbah), atribut izin limbah dan minimasi (manajemen limbah),

atribut identifikasi resiko (tanah dan perlindungan tanah), atribut konservasi

energi dan program kesadaran (konservasi energi), dan atribut kebijakan supplier

(Pengawasan Produk).

Hal ini disebabkan karena nilai Qhitung pada saat 16 atribut tersebut

diikutsertakan dalam tahap analisis diperoleh nilai Qhitung yang lebih besar dari

Qtabel, oleh karena itu, perlu untuk dilakukan eliminasi atribut melalui beberapa

tahapan iterasi tertentu sampai dengan didapatkan nilai Qhitung yang lebih kecil

dari Qtabel. Namun, 16 atribut yang tereliminasi dalam analisis Cochran adalah

atribut yang dianggap penting oleh British American Tobacco Roadmap dan

Page 100: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-90

pemegang kebijakan sehingga tidak dapat dengan mudah dieliminasi dan perlu

untuk dilakukan evaluasi lanjutan atas penetapan atribut alat ukur dengan forum

Focus Group Discussion.

5.1.3 Analisis Pada Tahap Penetapan Atribut Alat Ukur Melalui Forum

FGD

Dalam forum Focus Group Discussion (FGD) ditetapkan 90 atribut alat

ukur. 16 atribut tereliminasi dalam analisis cochran dianggap tidak penting

dikarenakan atribut tersebut tidak jelas dimengerti oleh responden dan perlu untuk

diperbaiki kalimat penyusunnya agar lebih spesifik dan jelas dimengerti. Sebagai

contoh atribut 75, atribut 81, dan atribut 3 (evaluasi resiko pada zat berbahaya,

evaluasi resiko pada pekerjaan berbahaya, dan evaluasi pada proteksi dan

pencegahan kebakaran), jika ditinjau dari kalimat atributnya, atribut tersebut

dianggap telah terwakili oleh atribut 18 (penilaian resiko). Dalam FGD tersebut

juga teridentifikasi 5 atribut baru yang dirasa perlu untuk dimonitor dan dijadikan

atribut pada alat ukur. Dalam FGD juga ditetapkan bahawa 16 atribut tereliminasi

dalam analisis cochran tidak dieliminasi melainkan dilakukan pendefinisian ulang

atas 16 atribut tersebut sehingga dapat dengan mudah dipahami dengan

pemahaman yang sesuai dengan pemahaman perusahaan. Oleh karena itu, perlu

untuk dilakukan perubahan terhadap alat ukur sebelumnya dan dilakukan

sosialisasi kembali kepada seluruh karyawan atas desain alat ukur baru yang telah

dikembangkan.

5.1.4 Analisis Pada Tahap Uji Validitas dan Reliabilitas

Pada uji validitas diperoleh 3 atribut dinyatakan tidak tepat digunakan

sebagai instrument ukur kajian K3. Hal ini disebabkan karena nilai r hitung pada

saat 3 atribut tersebut diikutsertakan dalam tahap analisis diperoleh nilai r hitung

yang lebih kecil dari r tabel, oleh karena itu, perlu untuk dilakukan eliminasi atribut

melalui beberapa tahapan iterasi tertentu sampai dengan didapatkan r hitung yang

lebih besar dari r tabel. Pada uji validitas akhir diperoleh hasil yaitu 87 atribut

terpilih memiliki nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel, dan dinyatakan valid dan

Page 101: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-91

tepat untuk digunakan sebagai instrumen ukur kajian K3 dan atau untuk

dilanjutkan ke pengujian berikutnya.

Hasil dari uji reliabilitas diperoleh bahwa 87 atribut teridentifikasi dalam uji

validitas sebelumnya telah dianggap memenuhi syarat reliabilitas data. Hal ini

disebabkan karena nilai r hitung 87 atribut tersebut diikutsertakan dalam tahap

analisis diperoleh nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel.

5.1.5 Analisis Pada Tahap Pengujian Atas Kelompok Atribut Pada Cluster

K3 Dengan Analisis Cluster

Dalam analisis cluster diperoleh pengelompokkan atribut yang berbeda

dengan pengelompokkan pada Roadmap British American Tobacco. Pada

Roadmap British American Tobacco, cluster 1 (kebijakan) terkelompok 3 atribut,

cluster 2 (program manajemen) terkelompok 28 atribut, dan cluster 3 (program

teknikal) terkelompok 54 atribut. Sedangkan pada rancangan alat ukur yang

dikembangkan, cluster 1 (kebijakan) terkelompok 3 atribut, cluster 2 (program

manajemen) terkelompok 12 atribut, dan cluster 3 (program teknikal)

terkelompok 72 atribut.

5.2 INTERPRETASI HASIL

Berdasarkan jumlah atribut yang didapatkan, rancangan alat ukur yang telah

dikembangkan memiliki sejumlah 87 atribut ukur sedangkan alat ukur

sebelumnya memiliki 85 atribut ukur. Jumlah atribut yang terkelompok kedalam

faktor 1 (faktor kebijakan) baik pada alat ukur yang telah dikembangkan maupun

alat ukur sebelumnya sama-sama berjumlah 3 atribut. Jumlah atribut yang

terkelompok kedalam faktor 2 (faktor program manajemen) pada alat ukur yang

telah dikembangkan berjumlah 12 atribut sedangkan pada alat ukur sebelumnya

berjumlah 31 atribut. Jumlah atribut yang terkelompok kedalam faktor 3 (faktor

program teknikal) pada alat ukur yang telah dikembangkan berjumlah 72 atribut

sedangkan pada alat ukur sebelumnya berjumlah 51 atribut.

Berdasarkan skala penilaian yang digunakan, alat ukur yang telah

dikembangkan dengan alat ukur sebelumnya sama-sama menggunakan skala likert

dengan nilai 1 untuk pencapaian terburuk dan nilai 4 untuk pencapaian terbaik.

Page 102: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-92

Dan langkah pengukuran yang dilakukan pada alat ukur yang telah dikembangkan

dan alat ukur sebelumnya sama-sama dilakukan dengan membandingkan kondisi

aktual dengan standar kriteria penilaian pada roadmap alat ukur.

Berdasarkan ruang lingkup penerapan dan pengukurannya, alat ukur yang

telah dikembangkan diterapkan secara terintegrasi diseluruh departemen yang

terkait dengan pemahaman atas atribut alat ukur yang distandarkan sesuai dengan

pemahaman perusahaan sedangkan alat ukur sebelumnya diterapkan sesuai

departemen masing-masing dengan pemahaman atas atribut alat ukur yang

disesuaikan dengan departemen tersebut. Hal-hal yang telah dipaparkan diatas

terangkum dalam tabel 5.1.

Tabel 5.1 Faktor pembeda antara alat ukur sebelumnya dengan alat ukur

yang telah dikembangkan

Faktor Pembeda Alat Ukur Sebelumnya

Alat Ukur yang telah dikembangkan

Skala Penilaian Skala Likert 1, 2, 3, 4 Skala Likert 1, 2, 3, 4

Langkah Pengukuran

Membandingkan kondisi aktual dengan standar kriteria penilaian pada roadmap alat ukur

Membandingkan kondisi aktual dengan standar kriteria penilaian pada roadmap alat ukur

Ruang Lingkup Penerapan

Diterapkan sesuai departemen masing-masing dengan pemahaman atas atribut alat ukur yang disesuaikan dengan departemen tersebut.

Diterapkan secara terintegrasi diseluruh departemen yang terkait dengan pemahaman atas atribut alat ukur yang distandarkan sesuai dengan pemahaman perusahaan.

Definisi Atribut yang dikembangkan Dapat dilihat pada tabel 4.11

Jumlah Atribut 85 Atribut 87 Atribut

Jumlah atribut yang terkelompok dalam faktor 1 (Kebijakan)

3 Atribut 3 Atribut

Jumlah atribut yang terkelompok dalam faktor 2 (Program Manajemen)

31 Atribut 12 Atribut

Jumlah atribut yang terkelompok dalam faktor 3 (Pogram Teknikal)

51 Atribut 72 Atribut

Page 103: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-93

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini membahas mengenai kesimpulan dari penelitian yang

dilakukan serta saran mengenai hal-hal yang dipertimbangkan untuk

pengembangan penelitian selanjutnya. 6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian data yang dilakukan, dapat ditarik

kesimpulan, yaitu: rancangan alat ukur telah dikembangkan dan dapat digunakan

secara terintegrasi pada semua departement, rancangan alat ukur tersebut terdiri

dari 87 atribut yang tersusun sebagai berikut:

4. Cluster I (Kebijakan) memiliki 3 atribut diantaranya pernyataan Formal dari

perusahaan, Komitmen, dan Guidance and practical dan memiliki persentasi

sebesar 3.44%.

5. Cluster II (Program Manajemen) memiliki 12 atribut diantaranya Penyusunan

tujuan, Penyusunan target, Rencana peningkatan K3, Struktur organisasi,

Tanggung jawab dan wewenang, Personel inti, Identifikasi kebutuhan pelatihan

dan training, Susunan dokumentasi, Contractor Agreement Management,

Sistem tinjau operasional, Pelacakkan undang-undang, Supplier Agreement

Management dan memiliki persentasi sebesar 13.79%.

6. Cluster III (Program Teknikal) memiliki 72 atribut lainnya yang tidak termasuk

didalam cluster I dan II dan memiliki persentasi sebesar 82.76%.

6.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian data yang dilakukan, diberikan

beberapa saran, yaitu:

1. PT. Export Leaf Indonesia diharapkan untuk dapat melakukan sosialisasi

mengenai metode pengukuran alat ukur K3 yang direkomendasikan.

2. PT. Export Leaf Indonesia disarankan untuk dapat memfokuskan diri pada

faktor kebijakan karena dianggap memiliki pengaruh yang sangat signifikan

terhadap pencapaian K3 di perusahaan, sehingga pencapaian pada cluster 2

Page 104: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-94

(program manajemen) dan cluster 3 (program teknikal) lainnya juga dapat

berjalan lebih optimal.

Page 105: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-95

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S., 2003. Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar. David A.Aaker, V.Kumar and George S Day, 1995. Marketing Research. The

United States Of America: John Willey and Sons, Inc. Dillon, W. R., dan Goldstein, M., 1984. Multivariate analysis methods and

applications. New York: John Wiley & Sons. Endroyo B., 2003. Peranan Manajemen K3 Dalam Pencegahan Kecelakaan

Kerja Konstruksi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Gempur Santoso, 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:

Prestasi Pusaka. Hair, J.F.Jr, Anderson, R.E., Tatham, R.L. and Black, W.C., 1998. Multivariate

Data Analysis, 5th Ed. Upper Saddle River: Prentice Hall International, Inc.

Hair, JR., Joseph F., Rolp E. Anderson, Ropnald L. Tatham and William C.

Black, 1995. Multivariate Data Analysis with Reading, Fourth Ed.Upper Saddle River: Prentice Hall International, Inc.

Hasibuan dan Adiyatna, 2002. Penilaian Kinerja Lingkungan Industri Tekstil

Menggunakan Metode Delphi dan Fuzzy Neural. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Hoed, B.H., 1995. Diskusi Kelompok Terfokus. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Hughes Phil., dan Farrett Ed., 2007. Introduction to Health and Safety at Work, 3th

Ed. Elsevier Limited.

Irwanto, 1998. Focus Group Discussion (FGD). Jakarta: Unika Atmajaya. Krueger, Richard A., 1998. Focus Group A Practical Guide for Applied

Research. Newbury Park: SAGE Publication, Inc. Kusumawardhani D., 2003. Penilaian Kinerja Manajemen Lingkungan

Perusahaan Berdasarkan ISO 14001 menggunakan ANP (Analytical Hierarchy Process). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Lawrence, W. Neuman, 1994. Social Research Methods: Qualitative and

Quantitative Approaches. USA: Allyn and Bacon.

Page 106: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-96

Littosseliti, L., 2003. Using Focus Group in Research. Continuum London. PK. Suma’mur, 1988. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV.

Haji Mas Agung. PK. Suma’mur, 1993. Keselamatan dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV.

Haji Mas Agung. PT. Export Leaf Indonesia, 2010. EHS Policy Manual British American Tobacco.

Surakarta: PT. Export Leaf Indonesia. PT. Export Leaf Indonesia, 2010. British American Tobacco Roadmap. Surakarta:

PT. Export Leaf Indonesia. PT. Export Leaf Indonesia, 2010. Data Penilaian K3. Surakarta: PT. Export Leaf

Indonesia. Santoso, S. dan Tjiptono, F., 2001. Riset Pemasaran: Konsep Aplikasi dengan

SPSS. Jakarta: Elex Media Komputindo. Santoso, S., 2002. Latihan SPSS Multivariat. Jakarta: PT. Elex Komputindo. Santoso, S., 2010. Statistik Multivariat. Jakarta: PT. Elex Komputindo. Sekaran U., 2000. Research Methods for Business: A Skill Building Approach.

The United States Of America: John Wiley & Sons, Inc. Sekaran, U., 1992. Research Methods For Business. The United States Of

America: John Wiley & Sons, Inc. Sekaran, U., 2003. Research Methods for Business: a Skill Building Approach, 4th

ed. New York: John Wiley and Sons, Inc. Singarimbun M., dan Effendi, S., 1989. Metodologi Penelitian Survei. Jakarta:

Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES).

Singarimbun M., dan Effendi, S., 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta:

LP3ES. Soehardjo, 2002. Statistik Terapan Analisis Varian Dan Jalur. Surakarta :

Universitas Sebelas Maret. Walpole R.E., 1995. Pengantar Statistika, Edisi ke-3. Jakarta : PT. Gramedia.

Page 107: PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESEHATAN DAN …eprints.uns.ac.id/3533/1/202491611201103131.pdf · Alat ukur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran penting ... langkah sederhana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-97

Walpole, R.E. and R.H.Myers, (Terjemahan oleh RK Sembiring), 1986-2000. Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan. Bandung: ITB.

www.bkkbn.go.id