pengelolaanzakat produktif sebagai upaya...

87
PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN (Study Kasus Lembaga Amil Zakat Maal Dukuh, Sidomukti, Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam (S.H.I) OLEH: AHMAD HASANUDIN 21110023 JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

Upload: others

Post on 15-Jul-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN

(Study Kasus Lembaga Amil Zakat Maal Dukuh, Sidomukti, Salatiga)

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

Gelar Sarjana dalam Hukum Islam (S.H.I)

OLEH: AHMAD HASANUDIN

21110023

JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

Page 2: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 4 (Empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Kepada Yth, Dekan Fakultas SyariahIAIN Salatiga Di Salatiga Assalamualaikum Wr. Wb. Disampaikan dengan hormat, Setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi maka naskah skripsi mahasiswa:

Nama : AHMAD HASANUDIN

NIM : 21110023

Fakultas : Syariah

Jurusan : Ahwal Al-Syakhsyiyyah

Judul : PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYAPENGENTASAN KEMISKINAN (Study Kasus Lembaga Amil Zakat Maal Dukuh, Sidomukti, Salatiga)

dapat diajukan kepada Fakultas Syariah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqasyah.

Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

Billahitaufiq wal Hidayah Wassalamualaikum Wr. Wb.

Salatiga, 25 Maret 2015 Pembimbing,

Dr. Adang Kuswaya, M. Ag. NIP: 19720531 199803 1002

Page 3: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA

FAKULTAS SYARI’AH Jl. Nakula Sadewa No. 9 Telp (0298) 3419400 Salatiga 50722

http//www.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul:

PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF

SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN (Study Kasus Lembaga Amil Zakat Maal Dukuh, Sidomukti, Salatiga)

Oleh:

AHMAD HASANUDIN NIM: 21110023

Telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 25 Maret 2015 dan telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam hukum Islam.

Dewan Sidang Munaqasyah

Ketua Penguji :Dra. Siti Zumrotun, M.Ag. ....................................

Sekretaris : Dr. Adang Kuswaya, M.Ag. ....................................

Penguji I : Drs. Badwan, M.Ag. ....................................

Penguji II : Tri Wahyu Hidayati, M.Ag. ....................................

Salatiga, 25 Maret 2015 Dekan Fakultas Syariah

Drs. Siti Zumrotun, M.Ag. NIP. 19670115 199803 2002

Page 4: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya:

Nama : AHMAD HASANUDIN

NIM : 21110023

Fakultas : Syariah dan Ekonomi Islam

Jurusan : Ahwal Al-Syakhsyiyyah

Menyatakan bahwa, skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan (plagiat), saduran atau terjemahan dari karya tulis orang lain. pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 27 Januari 2015 Yang menyatakan,

AHMAD HASANUDIN NIM : 21110023

Page 5: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

MOTTO

“kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari

yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasik” (Al-Imran/3: 110)

Page 6: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

PERSEMBAHAN Untuk Orang-Orang yang Ku Sayangi

Karya ini aku persembahkan kepada kedua orang tuaku yang tersayang, Bapak Ahsan dan Ibu Sri Anah

Adik Tercinta, Maria Ulfa

Teman-teman seperjuangan di perkuliahan (Akhwal Al Syakhsiyyah)

Teman-teman Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Salatiga

Terima kasih

Atas doa dan support yang telah diberikan

Page 7: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

ABSTRAK

Hasanudin, Ahmad. 2015. Pengelolaan Zakat Produktif Sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan (Studi Kasus di Lembaga Amil Zakat Maal Dukuh, Sidomukti, Salatiga). Skripsi. Fakultas Syariah. Jurusan Ahwal Al-Syakhsyiyyah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Kata Kunci: Zakat Produktif, LAZAM, Pengelolaan Zakat, Kemiskinan Penelitian ini mengkaji pengelolaan zakat yang dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat Maal(LAZAM) di Kelurahan Dukuh Salatiga sebagai upaya pengentasan kemiskinan. Fokus penelitian yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana sistem pengelolaan dan pendayagunaan zakat produktif LAZAM Salatiga. (2) Bagaimana faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam pendayagunaan zakat produktif LAZAM Salatiga ditinjau melalui analisis SWOT. (3) Apakah metode zakat produktif mampu mengentaskan kemiskinan masyarakat Dukuh. Penelitian kualitatif deskriptif ini menggunnakanmetode pengumpulan data, wawancara, observasi, dokumentasi dan studi kepustakaan. Analisis data interpretasinya menerapkan prinsip deduksi induksi. Temuan penelitian inibahwa pengelolaan zakat LAZAM menggunakan sistem penghimpunan dana zakat yang dikumpulkan dari muzakki kemudian didistirbusikan kepada mustahiq menggunakan dua metode yaitu konsumtif dan produktif. Distribusi secara konsumtif dilakukan dengan cara membagikan secara langsung kepada mustahiq untuk dimanfaatkan secara konsumtif berupa beras, minyak goreng dan mie instan.Distribusi secara produktif LAZAM memberikan dalam bentuk bantuan modal usaha dan bantuan beasiswa kepada siswa-siswi dari keluarga kurang mampu. Dalam menjalankan perannya sebagai lembaga pengelola zakat LAZAM mengalami banyak faktor pendukung dan penghambat baik yang datang dari luar (eksternal) maupun dari dalam (internal). Meskipun LAZAM belum mampu mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM telah membantu perekonomian masyarakat sehingga mendapat sambutan hangat dari masyarakat sekitar.

Page 8: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahminirrahim,Alhamdulillahirobbil ‘alamin,

Peneliti menyampaikan rasa syukur yang mendalam atas nikmat yang Allah

SWT anugerahkan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

dengan judul “PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA

PENGENTASAN KEMISKINAN(Study Kasus Lembaga Amil Zakat Maal

Dukuh, Sidomukti, Salatiga)” dengan baik dan penuh dedikasi.

Penulisan ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan beberapa

pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Drs. Siti Zumrotun, M.Ag selaku dekan fakultas syariah

3. Dr. Adang Kuswaya, M. Ag selaku pembimbing skripsi yang telah sudi kiranya

meluangkan waktunya untuk membimbing dalam penulisan skripsi.

4. Ketua LAZAM, Bapak Mukarrom beserta jajaran pengurus yang telah mau

memberikan waktunya untuk keperluan penggalian informasi

5. Kepada semua pihak yang belum dapat penulis sampaikan satu persatu.

Semoga Allah berkenan untuk membimbing dan memberikan hidayah

dalam setiap langkah hidupnya. Kemudian, semoga karya sederhana ini dapat

bermanfaat untuk pembaca.

Kesongo, Tuntang, 17 Februari 2015

Ahmad Hasanudin

Page 9: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

NOTA PEMBIMBING ................................................................................... ii

PENGESAHAN ............................................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................ v

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

PENGANTAR ................................................................................................. viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Penegasan Istilah .................................................................. 5

C. Rumusan Masalah ................................................................ 6

D. Tujuan Penelitian ................................................................. 6

E. Kegunaan Penelitian ............................................................ 7

F. Telaah Pustaka ..................................................................... 8

G. Metodologi Penelitian .......................................................... 10

H. Sistematika Penulisan ........................................................... 12

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Umum Zakat ........................................................ 14

1. Pengertian Zakat ........................................................... 14

2. Prinsip-prinsip Zakat .................................................... 15

3. Macam-macam Zakat ................................................... 16

4. Syarat Zakat .................................................................. 17

5. Hikmah Zakat ............................................................... 18

B. Harta yang Wajib Dizakati ................................................. 18

Page 10: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

C. Pengelolaan Zakat .............................................................. 24

D. Pendayagunaan Zakat ........................................................ 26

E. Islam, Zakat dan Kemiskinan ............................................ 30

F. Sistem Analisis SWOT dalam Organisasi ......................... 34

BAB III DATA HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kelurahan Dukuh ................................ 38

B. Profil LAZAM Kelurahan Dukuh Salatiga ......................... 43

1. Sejarah Berdirinya LAZAM ......................................... 43

2. Tujuan LAZAM ............................................................ 45

3. Struktur LAZAM .......................................................... 48

4. Kegiatan LAZAM ......................................................... 50

C. Sistem Pengelolaan Zakat di LAZAM ................................ 51

1. Sistem Penghimpunan Dana Zakat ............................... 51

2. Sistem Pendistribusian Dana Zakat ............................... 52

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Analisis Sistem Pengelolaan Zakat di LAZAM .................. 56

B. LAZAM dalam Analisis SWOT .......................................... 63

1. Strength (Kekuatan) ...................................................... 64

2. Weakness (Kelemahan) ................................................. 64

3. Opportunity (Peluang) ................................................... 66

4. Threats (Ancaman) ........................................................ 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................... 68

B. Saran ................................................................................... 70

DARTAR PUSTAKA .................................................................................... 71

LAMPIRAN

Page 11: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan dan orang-orang miskin sudah dikenal oleh manusia dan jauh

sejarah, semenjak zaman-zaman lampau. Oleh karena itu beralasan sekali bila kita

mengatakan bahwa kebudayaan umat manusia dalam satu kurunnya tidak pernah

sepi dari orang-orang yang berusaha membawa kebudayaan itu memperhatikan

nilai manusiawi dasar, perasaan merasa tersentuh melihat penderitaan orang-orang

lain dan berusaha melepaskan mereka dari kemiskinan dan kepapaan atau paling

kurang meringankan nasib yang mereka derita terdebut. Namun situasi yang

dihadapi oleh orang-orang miskin pada kenyataanya tidak memungkinkan maksud

itu tercapai dan hal itu sudah merupakan noda hitam yang mengotori muka umat

manusia, dimana masyarakat tidak tersentuh lagi oleh nasehat para budiman dan

peringatan para cerdik pandai(Qardhawi, 1991: 42).

Pada dasarnya semua agama, bahkan agama-agama ciptaan manusia yang

tidak mengenal hubungan dengan kitab suci yang berasal dari langit (samawi),

tidak kurang perhatianya pada segi sosial yang tanpa segi ini persaudaraan dan

kehidupan yang sentosa tidak mungkin terwujud (Qardhawi, 1991: 44).

Salah satu cara menanggulangi kemiskinan adalah dukungan orang yang

mampu untuk mengeluarkan harta kekayaan mereka berupa dana zakat kepada

mereka yang kekurangan. Zakat yang merupakan rukun islam ketiga dan menjadi

salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam.Oleh sebab itu hukum zakat

Page 12: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

2

adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim. Di samping itu zakat juga bisa

menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa kemanusian yang tinggi, menghilangkan

sifat fekir, rakus dan materalistis,menumbuhkan ketenangan hidup,sekaligus

membersihkan dan mengembangkan harta yang dimiliki (Hafidhuddin, 2002: 10).

Tujuan zakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sulit terwujud

apabila tidak ada peran aktif dari para muzakki dan pengelola zakat. Para muzakki

harus sadar betul bahwa tujuan mereka berzakat tidak hanya semata-mata

menggugurkan kewajibannya akan tetapi lebih luas yaitu untuk mengentaskan

kemiskinan. Pengelola zakat (amil) juga dituntut harus profesional dan inovatif

dalam pengelolaan dana zakat. Salah satu model pengelolaan zakat yang inovatif

adalah pengelolaan zakat secara produktif, di mana dengan motode ini diharapkan

akan mempercepat upaya mengentaskan masyarakat dari garis kemiskinan,

mereka pada awalnya adalah golongan mustahik kemudian menjadi seorang

muzakki.

Pengelolaan distribusi zakat yang diterapkan di Indonesia terdapat dua

macam kategori, yaitu distribusi secara konsumtif dan produktif. Zakat produktif

merupakan zakat yang diberikan kepada mustahik sebagai modal untuk

menjalankan suatu kegiatan ekonomi dalam bentuk usaha, yaitu mengembangkan

tingkat ekonomi dan potensi produktifitas (Qadir, 2001:46).

Saat ini, masyarakat menyalurkan hasil zakatnya secara konsumtif, akan

tetapi sudah mulai muncul pendayagunaanya secara produktif di daerah-daerah

maupun desa-desa, bahkan dusun-dusun semisal di Krajan Dukuh RW 1 Salatiga.

Kinerja lembaga tersebut telah mengalami peningkatan yang sangat pesat untuk

Page 13: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

3

memperdayakan mustahiq zakat berupa bengkel tambal ban. Dengan metode

tersebut supaya mustahiq mampu mempunyai penghasilan yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan hidup, serta kedepan diharapkan menjadi muzakki dari hasil

tambal ban tersebut.

Pengembangan metode pendayagunaan zakat di Krajan Dukuh RW 1

Salatiga sudah mulia di rintis pada tahun 2011 dan berjalan sampai sekarang. Pada

awalnya gagasan ini muncul dari warga sekitar langsung panitia mempunyai

interpretasi baru bahwa zakat itu disamping sebagai ibadah individu, dalam zakat

juga terkandung misi pengembangan ekonomi umat. Pada awalnya gagasan

konsep baru yang dirumuskan oleh warga sekitar zakat di Krajan Dukuh RW 1

Salatiga tersebut mendapatkan banyak kendala. Banyak masyarakat yang masih

memahami bahwa zakat hanya sebagai sebuah pemindahan harta tanpa konsep

yang berbasis pada produktifitas. Akan tetapi berkat kerja keras dari panitia zakat

dalam memberikan pemahaman dan penyadaran akan pentingnya reorientasi

pendayagunaan zakat dari orientasi konsumtif menjadi produktif, Akhirnya

gagasan pengelolaan zakat secara produktif mendapatkan dukungan dari semua

lapisan masyarakat.

Sistem pengelolaan pendisrtibusian zakat di LAZAM Dukuh Krajan

Salatiga dengan cara konsumtif dan produktif yang telah di lakukan oleh panitia.

Di Dukuh Krajan Salatiga, dana hasil zakat oleh LAZAM diserahkan kepada para

mustahiq diwujudkan berupa usaha tambal ban agar dikembangbiakkan menjadi

Bengkel. Sistem pengelolaan pendistribusian zakat yang sudah berjalan dua tahun

Page 14: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

4

tersebut merupakan suatu terobosan baru dalam menyelenggarakan zakat sebagai

alternatif solusi persoalan kemiskinan.

Kembali pada persoalan-persoalan yang kerap terjadi dalam urusan

manajemen zakat, ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pengelolaan

zakat baik itu yang bersifat eksternal dan internal. Dari dua arah inilah semua data

dari sekian faktor yang mungkin diperoleh akan dijadikan dasar didalam

mengambil sebuah keputusan yang diharapkan mampu memberikan penyelesaian

praktis terhadap semua persoalan yang dihadapi. Sehingga tidaklah cukup jika

sebuah keputusan hanya didasarkan pada data-data internal semata akan tetapi

data-data eksternal pun juga harus diutamakan guna menghasilkan sebuah

keputusan strategi yang komprehensif, efektif dan efisien terhadap pengembangan

organisasi.

Untuk mendapatkan informasi yang akurat serta dapat dipertanggung

jawabkan dalam pengambilan sebuah keputusan. Maka para ahli menawarkan

sebuah konsep analisa SWOT yaitu suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai

faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi dalam organisasi

(Marimin, 2004: 58). Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Albert

Humphrey.

Jika dilihat dari kaca mata SWOT (Strengt, Weakness, Opportunity,

Threats), maka akan terlihat pola yang menarik dari LAZAM dalam segi

pendayagunaan zakat. LAZAM yang terbilang masih baru didirikan tentu akan

banyak sekali mempunyai faktor-faktor penghambat maupun pendukung. Untuk

Page 15: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

5

itulah analisis SWOT cocok digunakan untuk mengetahui lebih dalam mengenai

konsep pemberdayaan zakat produktif yang dilakukan oleh LAZAM.

Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian sebagai ikhtiar

untuk mengetahui lebih mendalam terhadap praktik pengelolaan pendistribusian

zakat di Dukuh Salatiga, penulis memilih judul skripsi “PENGELOLAAN

ZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN”

(Studi Kasus LAZAM di Dukuh, Sidomukti, Salatiga).

B. Penegasan Istilah

Sebelum memulai menyusun skripsi ini perlu penulis sampaikan bahwa

judul skripsi adalah PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI

UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN” (Studi Kasus LAZAM di Dukuh,

Sidomukti, Salatiga). Untuk menghindari kesalahfahaman pengertian, maka

penulis kemukakan pengertian serta sekaligus penegasan judul skripsi ini sebagai

berikut:

1. Zakat: derma yang wajib diberikan oleh umat Islam kepada fakir miskin.

Harta yang jumlahnya sudah ditentukan untuk dikeluarkan umat Islam

kepada yang berhak menerima (merupakan rukun Islam ke-5) (Fajri dan

Senja, tt: 864).

2. Produktif: mampu menghasilkan dalam jumlah besar; mampu menciptakan

hasil karya secara baik dan banyak (Fajri dan Senja, tt: 671).

Page 16: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

6

Jadi, zakat produktif merupakan zakat yang diberikan kepada mustahik

sebagai modal untuk menjalankan suatu kegiatan ekonomi dalam bentuk usaha,

yaitu untuk mengembangkan tingkat ekonomi dan potensi produktifitas mustahik.

C. Rumusan Masalah

Hal yang akan menjadi rumusan masalah dari deskripsi latar belakang di

atas adalah:

1. Bagaimana sistem pengelolaan dan pendayagunaan zakat produktif LAZAM

Salatiga?

2. Bagaimana faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam pendayagunaan

zakat produktif LAZAM Salatiga ditinjau melalui analisis SWOT?

3. Apakah metode zakat produktif mampu dalam mengentaskan kemiskinan

masyarakat Dukuh?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang menjadi target skripsi ini, maka tujuan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sistem pengelolaan dan pendayagunaan zakat produktif

LAZAM Salatiga.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam

pendayagunaan zakat produktif LAZAM Salatiga ditinjau melalui analisis

SWOT.

Page 17: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

7

3. Untuk mengetahui apakah metode zakat produktif mampu dalam

mengentaskan kemiskinan masyarakat Dukuh

E. Kegunaan Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun secara praktis diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Dengan penelitian ini penulis mengharapkan dapat menerapkan teori

yang telah penulis dapat dalam perkuliahan serta membandingkan dengan

realitas yang ada dalam masyarakat. Dari hasil penelitian ini diharapkan

dapat bermanfaat pula bagi seluruh civitas akademika khususnya dalam

program studi AkhwalusSyakhsiyyah Jurusan Syariah STAIN Salatiga

sebagai bahan informasi dan bahan penelitian terhadap permasalahan zakat.

2. Secara Praktis

Selain kegunaan secara teoritis, diharapkan hasil penelitian ini juga

mampu memberikan manfaat secara praktis, yaitu dapat bermanfaat bagi

masyarakat umum, sehingga mampu menumbuhkan keimanan dan

ketaqwaan kepada Allah Swt, selain itu juga dapat dijadikan bahan bacaan

tentang manajemen pelaksanaan, pengelolaan dan pendayagunaan zakat

dengan baik sesuai dengan hukum Islam.

F. Telaah Pustaka

Page 18: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

8

Penulis mengambil judul “Pengelolaan Zakat Produktif Sebagai Upaya

Pengentaskan Kemiskinan” (Studi Kasus LAZAM di Dukuh, Sidomukti,

Salatiga). Sepengetahuan penulis belum pernah ada penelitian tentang analisis

pengembangan zakat produktif di tinjau dari tujuan zakat untuk mengentaskan

kemiskinan. Akan tetapi tetapi ada beberapa penelitian yang terkait dengan

masalah zakat ini.

Rebin, mahasiswa STAIN Salatiga, pernah melakukan penelitian tentang

peranan badan amil zakat infak dan sodaqoh (BAZIS) terhadap perekonomian

masyarakat kabupaten Semarang. Dalam pengelolaan zakat di kabupaten

Semarang, BAZIS melakukan pengumpulan dana zakat dengan cara dipungut dari

para pegawai di kabupaten Semarang yang jumlahnya sudah di tentukan batas

minimalnya. Dari hasil pengumpulan zakat tersebut kemudian di distribusikan

kepada 8 asnaf. Dengan prosentase 50% untuk fakir miskin, 40% untuk Sabilillah

dan 10% untuk Ibnusabil, Mu’alaf dan Ghorim. Dalam pemberdayaannya bazis

mengenalkan pada program - program yang memberi manfaat jangka panjang

untuk peningkatan ekonomi dan kesejahteraan mustahik. Kondisi masyarakat di

Kabupaten Semarang dalam perekonomian ditunjang oleh sektor perdagangan,

pertanian, dan aneka jasa. Dalam hal kesejahteraan sosial masyarakat, masih

banyak terdapat warga yang mengalami kesulitan dalam kesejahteraan sosial.

Oleh karena itu, dibutuhkan wadah pengembangan wadah swadaya masyarakat.

Kondisi masyarakat kabupaten semarang di dominasi oleh agama Islam. Muslim

di kabupaten Semarang ini keberadaannya sangat kuat meskipun terdapat juga

agama lain yang saling mengembangkan misinya. Kepedulian terhadap sesama

Page 19: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

9

semakin meningkat hal ini terbukti dengan adanya wadah swadaya masyarakat

seperti BAZIS sehingga mereka saling menolong saudaranya (mustahiq). BAZIS

berperan untuk memaksimalkan kerja dalam meningkatkan kesejahteraan

mustahiq (fakir miskin), yaitu dengan menciptakan iklim usaha kecil bagi mereka.

Selain itu bazis telah ikut serta meningkatkan sumber daya manusia yaitu dengan

pemberian bantuan beasiswa bagi siswa yang tidak mampu di beberapa SD, MI,

SLTP, dan MTs di kabupaten Semarang. Adapun jumlah bantuan tersebut belum

begitu banyak mengingat usia BAZIS yang masih muda dan terbatasnya dana

yang terkumpul.

Arif Maslah, mahasiswa STAIN Salatiga lulus tahun 2012 melakukan

penelitian dengan judul skripsi tentang pengelolaan zakat secara produktif

sebagai upaya pengentasan kemiskinan (studi kasus bazis di Tarukan, Candi,

Bandungan, Semarang) dengan mendapatkan kesimpulan sistem pengelolaan

dengan pendistribusian yang di wujudkan hewan ternak (kambing), oleh BAZIS

hasil pengumpulan zakat didistribusikan kepada mustahiq berwujud uang tunai

dan beras.

Sigit Purnomo, mahasiswa STAIN Salatiga yang lulus tahun 2006 dalam

penelitianya yang berjudul Pengentasan Kemiskinan Melalui Zakat dan Shadaqoh

Wajib (Studi pemikiran K.H Mahfudz Ridwan tentang zakat dan shadaqoh wajib

di desa Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang) dengan mendapatkan

kesimpulan menurut K.H Mahfudz Ridwan, fenomena kemiskinan yang terjadi di

Indonesia adalah kemiskinan buatan atau kemiskinan yang terstruktur. Artinya

kemiskinan yang dialami kebanyakan masyarakat Indonesia tidak terjadi serta

Page 20: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

10

merta diciptakan oleh Tuhan (takdir) atau karena malas bekerja, tetapi dalam

kehidupan sehari–hari ada struktur besar yang melingkupi masyarakat yang

membuat penghalang masyarakat untuk keluar dari jeram kemiskinan, baik dari

kebijakan pemerintah, mekanisme pasar global yang didukung kapitalis atau

sebuah rekayasa sosial tertentu.

Penelitian tentang zakat memang sudah pernah dilakukan namun

berdasarkan pengamatan penulis belum ada yang meneliti tentang Pengelolaan

Zakat Produktif Sebagai Upaya Pengentaskan Kemiskinan”(Studi Kasus LAZAM

di Dukuh, Sidomukti, Salatiga).

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field

research) yaitu penelitian yang objeknya adalah mengenai mekanisme

pelaksanaan, pengelolaan, dan pendayagunaan zakat produktif oleh Lembaga

Amil Zakat dan Mal (LAZAM) jl. Abiyoso Krajan Dukuh RW 1 Salatiga.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif analitik, yaitu mendeskripsikan

objek yang diteliti. Dalam hal ini mengenai mekanisme pelaksanaan,

pengelolaan, dan pendayagunaan zakat produktif oleh Lembaga Amil Zakat

dan Mal (LAZAM) jl. Abiyoso Krajan Dukuh RW 1 Salatiga, kemudian

melakukan analisis terhadap pelaksanaan tersebut.

2. Lokasi Penelitian

Page 21: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

11

Penelitian ini dilakukan di lembaga amil zakat dan mal (LAZAM) Jl.

Abiyoso Krajan Dukuh RW 1 Salatiga.

3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Sumber data primer; yaitu hasil temuan data di lapangan melalui

wawancara dengan pengurus Lazam.

b. Sumber data sekunder; yaitu data yang diperoleh dari literatur buku-

buku, perundang-undangan tentang zakat dan kepustakaan ilmiah lain

yang menjadi referensi maupun sumber pelengkap penelitian.

4. Prosedur Pengumpulan Data

a. Wawancara

Pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara langsung

dengan pihak-pihak yang berkaitan. Wawancara dilakukan penulis dengan

beberapa sumber:

1. Ketua lembaga lazam sendiri untuk mengetahui pemgelolaan zakat.

2. Bendahara lazam untuk mengetahui sumberdana

b. Observasi

Metode pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung dan

pencatatan secara sistematis atas pelaksanaan, pengelolaan dan

pendayagunaan zakat produktif oleh Lazam jl. Abiyoso Krajan Dukuh RW

1 Salatiga.

c. Dokumentasi

Page 22: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

12

Adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti

arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau

hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian

(Margono, 2004:23). Teknik dokumentasi ini akan penulis gunakan untuk

memperoleh data-data tentang praktek pelaksanaan, pengelolaan dan

pendayagunaan zakat oleh Lazamjl. Abiyoso Krajan Dukuh RW 1 Salatiga.

5. Analisis Data

Data yang diperoleh, baik dari studi lapangan maupun studi pustaka pada

dasarnya merupakan data tataran yang dianalisis secara deskriptif kualitatif,

yaitu data yang terkumpul di dituangkan diuraikan secara logis dan sistematis

dan selanjutnya dianalisis dan ditarik kesimpulan.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembahasan dan pemahaman yanglebih lanjut

dan jelas dalam membaca penelitian ini, maka disusunlahsistematika penulisan

penelitian ini sebagai berikut:

1. Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, fokus

penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,penegasan istilah, metode

penelitian yang berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran

peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedurpengumpulan data, analisis

data, pengecekan keabsahan data, tahap- tahappenelitian, dan sistematika

penulisan

Page 23: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

13

2. Bab II adalah kajian pustaka yang berisi pembahasan tentang makna zakat,

kemiskinan dan produktifitas zakat yang meliputi makna zakat, hikmah dan

tujuan zakat, harta yang wajib dizakati kadar dan syarat-syaratnya, distribusi

zakat, Islam dan kemiskinan, Teori analisis SWOT dan produktifitas

pengelolaan zakat.

3. Bab III adalah data hasil penelitian yang berisi gambaran umum kondisi

sosial keagamaan masyarakat di Dukuh Krajan Sidomukti Salatiga yang

meliputi: letak geografis Dukuh Krajan Salatiga, penduduk Dukuh Krajan

Salatiga dalam angka, potret kehidupan beragama serta kondisi umum

LAZAM di Dukuh Krajan Salatiga yang meliputi sejarah berdiri dan

program-program dalam mengelola pendistribusian zakat.

4. Bab IV adalah analisis hasil penelitian yang berisi bagian teknik

pelaksanaan zakat produktif yang dilakukan oleh LAZAM, sistem

pengelolaan dan pendayagunaan zakat produktif LAZAM Salatiga dan

dampak dari sistem pengelolaan pendistribusian zakat produktif LAZAM

Salatiga menggunakan analisis SWOT.

5. Bab V adalah penutup yang berisi kesimpulan, saran-saran, dan penutup.

Page 24: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

14

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Umum Zakat

1. Pengertian Zakat

Dari segi bahasa, kata zakat merupakan masdar dari zaka yang berarti

berkembang, tumbuh, bersih dan baik (Qardhawi, 1991:34). Menurut istilah fiqh

Islam, zakat berarti harta yang wajib dikeluarkan dari kekayaan orang-orang

kaya untuk disampaikan kepada mereka yang berhak menerimanya, dengan

aturan-aturan yang telah ditentukan di dalam syara’ (Anshori, 2006:12).

Berdasarkan pengertian secara istilah tersebut, meskipun para ulama

mengemukakan dengan redaksi yang agak berbeda antara satu dengan yang

lainnya, akan tetapi pada prinsipnya sama. Jadi zakat adalah bagian dari harta

dengan dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada

pemiliknya, untuk diserahkan kepada pihak yang berhak menerimanya, dengan

persyaratan tertentu pula. Sedangkan menurut ketentuan umum pasal 1 ayat 2

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan

Zakat, yang dimaksud dengan zakat adalah harta yang wajib di keluarkan oleh

seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak

menerimanya sesuai dengan syari’at Islam.

Pengertian zakat menurut bahasa dan istilah mempunyai hubungan yang

erat sekali, yaitu bahwa setiap harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi

Page 25: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

15

berkah, tumbuh, berkembang dan bertambah, suci dan baik (Hafidhuddin,

2002:7 ).

2. Prinsip-prinsip Zakat

Sebagai suatu kewajiban yang harus ditunaikan, tidak setiap harta harus

dikeluarkan zakatnya. Namun ada prinsip-prinsip yang mengatur. Diantaranya

adalah sebagai berikut:

a. Prinsip keyakinan agama (faith)

Bahwa orang yang membayar zakat yakin bahwa pembayaran tersebut

merupakan salah satu manifestasi keyakinan agamanya, sehingga orang yang

belum menunaikan zakat merasa tidak sempurna dalam menjalankan

ibadahnya.

b. Prinsip pemerataan (equity) dan keadilan

Prinsip pemerataan dan keadilan cukup jelas menggambarkan tujuan

zakat, yaitu membagi lebih adil kekayaan yang telah diberikan Tuhan kepada

umat manusia.

c. Prinsip produktifitas (productivity) dan kematangan

Prinsip produktivitas dan kematangan menekankan bahwa zakat

memang wajar harus dibayar karena milik tertentu telah menghasilkan produk

tertentu. Hasil produksi tersebut hanya dapat dipungut setelah melampaui

jangka waktu satu tahun yang merupakan ukuran normal memperoleh hasil

tertentu.

d. Prinsip nalar (reason)

Page 26: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

16

Bahwa menurut nalar manusia harta yang disimpan dan dibelanjakan

untuk Allah, tidak akan berkurang melainkan akan bertambah banyak.

e. Prinsip kebebasan (freedom)

Prinsip kebebasan menjelaskan bahwa zakat hanya dibayarkan oleh

orang yang bebas dan sehat jasmani serta rohaninya, yang mempunyai

tanggung jawab untuk membayar zakat untuk kepentingan bersama.

f. Prinsip etik (ethic) dan kewajaran

Prinsip etik dan kewajaran menyatakan bahwa zakat tidak dipungut

secara semena-mena tanpa memperhatikan akibat yang akan ditimbulkan

(Anshori, 2006: 20-21).

3. Macam-macam Zakat

Zakat terdiri atas 2 macam, yaitu:

a. Zakat nafs (jiwa)

Disebut juga dengan zakat fitrah, merupakan zakat untuk menyucikan

diri. Dikeluarkan dan disalurkan kepada yang berhak pada bulan ramadhan

sebelum tanggal 1 Syawal (hari raya Idul Fitri). Zakat fitrah diwajibkan pada

tahun kedua hijriyah. Ukuran zakat perjiwa yang dikeluarkan adalah satu sha’

(31/2 liter) makanan pokok (Depag, 1983:267) atau bisa berupa uang yang

nilainya sebanding dengan ukuran/harga bahan pangan atau makanan pokok

tersebut.

b. Zakat Mal atau zakat harta

Page 27: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

17

Yaitu zakat yang dikeluarkan untuk menyucikan harta, apabila harta itu

telah memenuhi syarat-syarat wajib zakat. (Qardhawi, 1991:121).

Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa kewajiban

mengeluarkan zakat itu dikenakan pada setiap harta kekayaan yang halal dan

diperoleh dengan cara yang halal pula, baik hasil usaha atau jasa, maupun

berupa buah-buhan, binatang ternak, dan kekayaan lain-lainnya.

4. Syarat Zakat

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi terhadap harta kekayaan yang

dipunyai oleh saeorang muslim. Syarat-syarat tersebut adalah:

a. Pemilikan yang pasti, halal dan baik. Artinya, sepenuhnya berada dalam

kekuasaan yang punya, baik kekuasaan pemanfaatan maupunkekuasaan

menikmati hasilnya.

b. Berkembang. Artinya, harta itu berkembang, baik secara alami

berdasarkan sunnatullah maupun bertanbah karena ikhtiar atau usaha

manusia.

c. Melebihi kebutuhan pokok. Harta yang dimiliki oleh seseorang itu

melebihi kebutuhan pokok yang diperlukan bagi diri sendiri dan

keluarganya untuk hidup wajar sebagai manusia.

d. Bersih dari hutang

e. Mencapai nishab, harta yang dimiliki oleh muzaki telah mencapai jumlah

(kadar) minimal yang harus dikeluarkan zakatnya.

f. Mencapai haul, harta mencapai waktu tertentu pengeluaran zakat, biasanya

dua belas bulan qomariyah, atau setiap kali setelah menuai. Harta yang

Page 28: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

18

tidak ditentukan haul setiap tahun adalah tumbuh-tumbuhan ketika menuai

dan barang temua ketika ditemukan (Anshori, 2006:28-29).

5. Hikmah Zakat

Zakat adalah ibadah dalam bidang harta yang mengandung manfaat dan

hikmah yang demikian besar dan mulia, baik yang berkautan dengan muzaki,

mustahiq, harta yang dikeluarka zakatnya, maupun bagi masyarakat keseluruhan.

Adapun hikmah tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang-orang

yang sangat membutuhkan bantuan. Zakat bisa mendorong mereka untuk

bekerja dengan semangat dan bisa meraih kehidupan yang layak. Dengan

demikian masyarakat akan terhindar dari kemiskinan (Zuhayly, 1995:87).

b. Membersihkan dan menyuburkan harta

c. Mewujudkan rasa syukur terhadap nikmat yang dikaruniakan oleh Allah

SWT (Anshori, 2006:55).

d. Mensucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil, dengan zakat dapat

melatih seorang mukmin untuk bersifat dermawan (Zuhayly, 1995:88).

e. Mewujudkan kesatuan di kalangan masyarakat islam dalam urusan

ekonomi dan keuangan. Sehingga zakat akan menciptakan kesejahteraan

dari sudut ekonomi dan kebudayaan (Anshori, 2006:56).

B. Harta Yang Wajib di Zakati

Pada hakikatnya, semua yang dihasilkan dari usaha seorang muslim, apapun

sumbernya, pasti ada hak dari sebagian harta tersebut yang harus diberikan kepada

Page 29: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

19

kaum yang membutuhkan, dalam arti harta itu harus dikeluarkan zakatnya , tetapi

disisi lain juga ada harta yang tidak terkena atau wajib zaka. Pada umumnya harta

yang harus dikelurkan zakatnya ada lima jenis, yaitu emas dan perak, barang

tambang dan barang temuan, harta perdagangan, tanaman dan buah-buahan, dan

binatang ternak yaitu unta, sapi dan kambing (Zuhayly, 1995:126).

a. Emas dan Perak

Para fuqoha sepakat bahwa emas dan perak wajib dikeluarkan zakatnya,

baik yang berupa potongan, yang dicetak ataupun yang berbentuk bejana.

Bahkan dalam mazhab Hanafi, mengharuskan zakat kepada perhiasan yang

terbuat dari bahan tersebut (Zuhayly, 1995:126). Berbeda dengan Hanafi, Jika

perak dan emas digunakan sebagai perhiasan yang diperbolehkan, keduanya

tidak wajib dizakati menurut Imam Syafi’i (al Mawardi, 2007:213).

Adapun nisab zakat emas adalah 200 dinar, atau menurut jumhur

ukuran emas tersebut sama dengan 91 gram. Sedangkan nisab perak adalah

200 dirham yang kira-kira, menurut Mazhab Hanafi, sama dengan 700 gram

perak, dan menurut jumhur ulama adalah 643 gram. Sedangkan zakat uang

disesuaikan dengan nisab emas dan disesuaikan dengan nilai tukar yang ada.

Kadar zakat yang harus dikeluarkan dari emas dan perak adalah 2,5%.

Dengan demikian, jika seseorang memiliki nisab itu dalam waktu setahun,

maka ia wajib mengeluarkan zakatnya (Zuhayly, 1995:127). Untukpenetapan

nisab emas terdapat berbagai pandangan. Ada yang berpendapat 85 gram, 91

gram, 93,6 gram, 94 gram dan 96 gram. Hal ini karena disebabkan

Page 30: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

20

ketidaksamaan dalam mengkonversi alat ukur yang dipergunakan dari masa

lalu dan sekarang (Muhammad dan Mas’ud, 2005:46).

b. Zakat Barang Tambang

Ada beberapa hal yang diperselisihkan oleh para fuqaha, yaitu makna

barang tambang atau ma’din, barang temuan atau rikaz, atau harta simpanan

atau kanz. Zakat yang mesti dikeluarkan dari harta tambang menurut mazhab

Hanafi dan maliki adalah seperlima atau khumus, sedangkan menurut mazhab

Syafi’i dan Hanbali sebanyak seperempat puluh (2,5 %). Barang tambang

menurut mazhab Maliki dan Syafi’i adalah emas dan perak sedangkan

menurut mazhab Hanafi, barang tambang adalah setiap yang dicetak dengan

menggunakan api. Adapun Mazhab Hanbali berpendapat bahwa yang

dimaksud dengan barang tambang adalah semua jenis tambang, baik yang

berbentuk padat maupun cair.

c. Zakat Harta Terpendam

Harta terpendam adalah harta yang ditemukan terpendam sejak zaman

jahiliyah di lahan kosong atau jalanan. Harta tersebut menjadi milik

penemunya dan besar zakatnya adalah 20%. Apa saja yang ditemukan di

tanah milik seseorang, maka barang temuan tersebut menjadi milik pemilik

tanah dan penemunya tidak punya hak di dalamnya. Ada pun barang yang

ditemukan sesudah zaman Islam, baik terpendam atau tidak maka namanya

adalah luqatah (barang temuan). Luqatah tersebut harus diumumkan selama

setahun. Jika pemiliknya datang penemunya harus menyerahkan barabg

tersebut kepada pemiliknya. Jika tidak ada seorangpun yang datang

Page 31: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

21

kepadanya pemiliknya berhak memilikinya dengan jaminan ia menggantinya

jika suatu saat pemiliknya datang kepadanya (al Mawardi, 2007: 214).

d. Zakat Harta Perdagangan

Harta perdagangan adalah semua aset dari benda-benda yang diperjual-

belikan, termasuk rumah yang diperjual oleh pemiliknya. Besar zakat yang

dikeluarkan adalah 2,5% dari jumlah keseluruhan harta dagangan yang

dimiliki. Dalil mengenai kewajiban zakat harta perdagangan tercantum dalam

Alquran, yaitu:

”Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji” (Depag, 1974:67 ).

Sebelum mengeluarkan harta perdangan harus memenuhi beberapa

syarat, yang menurut jumhur ulama, ada 3 (tiga) syarat yang harus dipenuhi,

yaitu :

1) Nisab harta perdagangan harus telah mencapai nisab senilai 94

gram emas. Harga tersebut disesuaikan dengan harga yang berlaku

di setiap daerah.

Page 32: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

22

2) Harta dagang harus telah mencapai haul, yaitu satu tahun sejak

dimilikinya harta tersebut. Jadi, zakat barang dagang dikeluarkan

setiap tutup buku setelah perdagangan berjalan satu tahun.

3) Niat melakukan perdagangan saat membeli barang-barang

dagangan. Pemilik barang harus berniat berdagang ketika

membelinya. Adapun jika niat dilakukan setelah harta dimiliki,

niatnya harus dilakukan ketika kegiatan perdagangan dimulai.

e. Zakat Profesi

Zakat profesi itu bisa dilaksanakan setahun sekali atau sebulan sekali,

atau berapa bulan sekali. Yang jelas, bila ditotal setahun besar zakat yang

dikeluarkan harus sama. Namun zakat tersebut wajib dikeluarkan jika

penghasilannya, ditotal selama setahun setelah dikurangi kebutuhan-

kebutuhannya selama setahun melebihi nisab. dengan ketentuan nisab setara

dengan 84 gram emas 24 karat, dan kadar zakatnya sebesar 2,5%. Jika tidak

mencapai nishab, tidak wajib untuk dizakati (Hafidhuddin, 2002:94). Semua

penghasilan melalui kegiatan profesional tersebut, apabila telah mencapai

nisab, maka wajib dikeluarkan zakatnya. Hal ini berdasarkan nash-nash yang

bersifat umum, misalnya firman Allah dalam Surat al-Baqarah ayat 267 yang

sudah disebutkan di atas.

f. Zakat Tanaman dan Buah-buahan

Pada dasarnya, zakat ini diwajibkan berdasarkan dalil dari alqur’an,

sunnah, ijma’ dan akal. Dalil yang diambil dari alqur’an diantaranya, yaitu :

Page 33: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

23

“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang

tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-An’am : 141)

Mengenai zakat tanaman yang tumbuh dari tanah, para fuqaha

mempunyai dua pendapat. Pendapat yang pertama menyatakan bahwa

tanaman yang wajib dikeluarkan zakatnya mencakup semua jenis tanaman.

Sedangkan pendapat kedua menyatakan bahwa tanaman yang wajib dizakati

adalah khusus tanaman yang berupa makanan yang mengenyangkan dan bisa

disimpan. Nisab zakat tanaman adalah 1350 kg gabah atau 750 kg beras.

Kadar zakatnya adalah 5% jika pengairannya atas usaha penanam dan 10%

jika pengairanya berasal dari hujan tanpa usaha penanam.

g. Zakat Hewan atau Binatang Ternak

Zakat dikenakan atas binatang-binatang ternak seperti unta, sapi dan

domba (kambing). Abu Hanifah berbeda pendapat dengan Syafi’i dan Maliki

Page 34: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

24

dengan menambahkan kewajiban zakat pada kuda. Sedangkan Syafi’i dan

Maliki tidak mewajibkan kecuali jika kuda itu diperdagangkan.

C. Pengelolaan Zakat

Dalam ayat al-Qur’an disebutkan bahwa orang-orang yang berhak dan

berwenang untuk mengelola zakat adalah petugas khusus yang ditunjuk oleh

pemerintah atau penguasa dan negara atau pemerintah bertanggung jawab penuh

atas pengumpulan, pendayagunaan dan pendistribusian hingga sampai

menentukan mustahiq (Shihab, 1994:326). Hal ini berdasarkan pada firman Allah

dalam surat at-Taubah ayat 60 yang berbunyi:

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-

orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (Depag, 1974:288 ).

Pada ayat di atas disebutkan bahwa salah satu golongan yang berhak

menerima zakat (mustahiq) adalah ‘amil. Menurut Yusuf Qardhawi, ‘amil zakat

adalah semua orang yang ikut aktif dalam organisasi kezakatan, termsuk

penanggung jawab, para pengumpul, pembagi, bendaharawan, penulis dan

sebagainya.

Page 35: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

25

Pada awal islam para ‘amil diangkat langsung oleh Rasulullah SAW, tetapi

pada masa pemerintahan ‘Utsman RA, kebijaksanaan pengumpulan zakat diubah.

Karena pada masa ‘Utsman harta kekayaan melimpah, dan demi kemashlahatan

umum, beliau mengalihkan wewenang pembagian kepada pemilik harta secara

langsung. Keterlibatan para penguasa dalam pengumpulan dan pembagian zakat

berangsur-angsur berkurang. Hal ini disebabkan, antara lain karena keengganan

kaum muslim sendiri untuk menyerahkan dengan alasan adanya para penguasa

yang tidak islami, dan tidak mustahil disebabkan juga karena keengganan para

penguasa sendiri untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan berbagai

pertimbangan (Shihab, 1994:327).

Di samping amil zakat, menurut Masjfuk Zuhdi (1989:210) ada lagi

sebuah lembaga yang mempunyai tugas yang sama dengan amil zakat, yaitu baitul

mal. Namun baitul mal ini ada 4 (empat) macam, yakni:

a. Baitul mal yang khusus mengelola zakat

b. Baitul mal yang khusus mengelola pajak yang ditarik dari non muslim

c. Baitul mal yang khusus mengelola rampasan perang dan barang temuan

(rikaz)

d. Baitul mal yang khusus mengelola harta benda yang tidak diketahui

pemiliknya, termasuk harta peninggalan orang yang tidak punya ahli

waris.

Page 36: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

26

Dalam bukunya, Fiqh Al-Zakat, Yusuf Qardhawi (1991:745-747)

memperinci pendapat beberapa mazhab tentang penyerahan zakat kepada imam

atau amil, yaitu sebagai berikut:

1. Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa al-amwal al-zhahirah(harta yang

terlihat) seperti, binatang ternak dan barang dagang maka harus diserahkan

kepadakhalifah atau amil yang mewakili, sedangkan al-amwal al-

bathinah(harta yang tak terlihat) seperti uang (nuqud) maka

pembagiaannya terserah kepada pemilik harta.

2. Mazhab Maliki berpendapat bahwa pada dasarnya zakat wajib diserahkan

kepada imam yang adil. Imam Al-Qurthubi menambahkan bahwa “kalau

imam yang menerima bersifat adil (dalam penerimaan dan atau

pembagiannya), maka tidak dibenarkan si pemilik untuk membagi-baginya

sendiri”.

3. Mazhab Syafi’i berpendapat bahwa “untuk harta yang bersifat bathin, si

pemilik dapat membagi-baginya sendiri. Sedang dalam bentuk zhahir,

terdapat dua pilihan yaitu, ja’iz (boleh) dan tidak. Kalau ja’iz (boleh),

maka dapat diperselisihkan lagi, yaitu apakah wajib atau tidak”.

4. Mazhab Hanafi berpendapat bahwa “tidak diwajibkan penyerahan dan

pembagian oleh imam atau amil. tetapi apabila si pemilik menyerahkan,

maka kewajibannya telah gugur.

Pengertian pengelolaan zakat menurut Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2011, terdapat pada pasal 1 ayat 1 yaitu suatu kegiatan

Page 37: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

27

perencanaan, pelaksanaan, dan pengkoordinasian dalam pengumpulan,

pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.

a. Azas dan Tujuan Pengelolaan Zakat

Azas dan tujuan pengelolaan zakat dijelaskan pada pasal 2 (dua) dan

3 (tiga). Pengelolaan zakat berasaskan pada:

1) Syari’at islam

2) Amanah; pengelolaan zakat harus dapat dipercaya.

3) Kemanfaatan; pengelolaan zakat dilakukan untuk memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi mustahik

4) Keadilan; pengelolaan zakat dalam pendistribusiannya dilakukan

secara adil.

5) Kepastian hukum; dalam pengelolaan zakat terdapat jaminan

kepastian hukum bagi mustahik dan muzaki

6) Terintegrasi; pengelolaan zakat dilaksanakan secara hierarkis dalam

upaya meningkatkan pengumpulan, pendistribusian, dan

pendayagunaan zakat.

7) Akuntabilitas; pengelolaan zakat dapat dipertanggungjawabkan dan

diakses oleh masyarakat.

Pengelolaan zakat bertujuan;

1) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan

zakat

2) Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan

masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.

Page 38: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

28

b. Lembaga Pengelola Zakat

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011, organisasi pengelola

zakat yang diakui oleh pemerintah terdiri dari dua macam. Yaitu Badan

Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Badan

Amil Zakat Nasional dibentuk oleh pemerintah, sedangkan Lembaga Amil

Zakat didirikan oleh masyarakat.

1) Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Badan Amil Zakat atau yang disingkat dengan BAZNAS

merupakan lembaga yang berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat

secara nasional yang berkedudukan di ibu kota negara. BAZNAS adalah

lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung

jawab kepada Presiden melalui Menteri.

Dalam melaksanakan tugas, menurut pasal 6 BAZNAS

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a) Perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan

zakat

b) Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan

zakat

c) Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan

zakat

Page 39: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

29

d) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan

zakat.

Kepengurusan badan ini terdiri dari 11 (sebelas) orang anggota, 8

(delapan) orang dari unsur masyarakat dan 3 (tiga) orang dari unsur

pemerintah. Unsur masyarakat terdiri atas unsur ulama, tenaga profesional,

dan tokoh masyarakat Islam. Untuk unsur pemerintah ditunjuk dari

kementerian/ instansi yang berkaitan dengan pengelolaan zakat.

BAZNAS dipimpin oleh seorang ketua dan seorang wakil ketua. Masa

kerja anggota BAZNAS dijabat selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih

kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. Anggota BAZNAS diangkat dan

diberhentikan oleh Presiden atas usul Menteri. Anggota BAZNAS dari

unsur masyarakat diangkat oleh Presiden atas usul Menteri setelah mendapat

pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Sedangkan

ketua dan wakil ketua BAZNAS dipilih oleh anggota.

Untuk menjadi anggota BAZNAS, dalam pasal 11 diatur persyaratan

sebagai berikut:

a) Warga negara Indonesia

b) Beragama islam

c) Bertakwa kepada Allah SWT

d) Berakhlak mulia

e) Berusia 40 (empat puluh) tahun

f) Sehat jasmani dan rohani

Page 40: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

30

g) Tidak menjadi anggota partai politik

h) Memiliki kompetensi di bidang pengelolaan zakat

i) Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan yang

diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun.

Dalam pasal 12 (dua belas) dijelaskan, anggota BAZNAS akan diberhentikan

apabila:

a) Meninggal dunia

b) habis masa jabatan

c) mengundurkan diri

d) tidak dapat melaksanakan tugas selama 3 (tiga) bulan secara terus

menerus atau tidak memenuhi syarat lagi sebagai anggota.

Dalam pelaksanaan pengelolaan zakat pada tingkat provinsi dan

kabupaten/kota dibentuk BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota.

BAZNAS provinsi dibentuk oleh Menteri atas usul gubernur setelah mendapat

pertimbangan BAZNAS. BAZNAS kabupaten/kota dibentuk oleh Menteri atau

pejabat yang ditunjuk atas usul bupati/walikota setelah mendapat pertimbangan

BAZNAS. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BAZNAS, BAZNAS

provinsi, dan BAZNAS kabupaten/kota dapat membentuk UPZ (Unit Pengumpul

Zakat) pada instansi pemerintah, badan usaha milik negara, badan usaha milik

daerah, perusahaan swasta, dan perwakilan Republik Indonesia di luar negeri

sertadapat membentuk UPZ pada tingkat kecamatan, kelurahan atau nama lainnya,

dan tempat lainnya.

Page 41: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

31

2) Lembaga Amil Zakat (LAZ)

Seperti yang dijelaskan di atas bahwa salah satu organisasi pengelola zakat

yang diakui oleh pemerintah adalah Lembaga Amil Zakat (LAZ) disamping

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). LAZ adalah lembaga yang dibentuk

masyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan, pendistribusian, dan

pendayagunaan zakat. Dalam pasal 18 ayat 2, untuk membentuk LAZ maka harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a) Terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang mengelola

bidang pendidikan, dakwah, dan sosial

b) Berbentuk lembaga berbadan hukum

c) Mendapat rekomendasi dari BAZNAS

d) Memiliki pengawas syariat

e) Memiliki kemampuan teknis, administratif, dan keuangan untuk

melaksanakan kegiatannya

f) Bersifat nirlaba

g) Memiliki program untuk mendayagunakan zakat bagi kesejahteraan umat

h) Bersedia diaudit syariat dan keuangan secara berkala.

D. Pendayagunaan Zakat

Dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 disebutkan bahwa

pengumpulan zakat didayagunakan untuk mustahiq sesuai dengan syari’at islam.

Page 42: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

32

Pendayagunaan tersebut dilakukan berdasarkan skala prioritas dengan

memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan dan kewilayahan. Bahkan zakat juga

dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir

miskin dan peningkatan kualitas umat.

Prosedur pendayagunaan dana zakat juga diatur dalam Keputusan Menteri

Agama Republik Indonesia pasal 28 Nomor 373 Tahun 2003, dikatakan bahwa

pendayagunaan dana zakat untuk mustahiq dilakukan berdasarkan persyaratan:

1. Hasil pendataan dan penelitian kebenaran mustahiq delapan asnaf yaitu

fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah, dan ibnussabil.

2. Mendahulukan orang-orang yang paling tidak berdaya memenuhi kebutuhan

dasar secara ekonomi dan sangat memerlukan bantuan.

3. Mendahulukan mustahiq dalam wilayah masing-masing.

Menurut Mursyid (2006:87) penyaluran dana zakat secara produktif dapat

dilakukan melalui:

1. Pemberian modal kerja dan pendampingan (dapat menggunakan Lembaga

Keuangan Syari’ah atau Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah)

2. Penjaminan dana bagi mustadh’afiin apabila usahanya bermasalah

(gharimin)

3. Pendirian sektor produksi/pabrik dan dikerjakan oleh mustadh’affin

4. Usaha-usaha produktif lainnya.

Page 43: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

33

Disamping dana zakat dapat dipergunakan untuk usaha-usaha yang bersifat

produktif, dana zakat juga dapat digunakan dalam bentuk pemberian secara

konsumtif. Peruntukan dana zakat secara konsumtif tersebut ditujukan kepada:

1. Fakir

Secara umum pengertian faqir adalah orang-orang yang tidak memiliki

usaha/pekerjaan dan penghasilan tetap sehingga dengan keadaan yang

demikian orang tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok hidupnya

sehari-hari (Mursyid, 2006:88). Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 273

mengelompokkan fakir sebagai berikut:

a. Fakir yang terikat jihad di jalan Allah

b. Mereka-mereka yang tidak dapat berusaha

c. Fakir-fakir yang lain seperti: fakir yang disebabkan karena

memelihara dari meminta-minta, dan fakir yang terlihat.

2. Miskin

Golongan miskin sama halnya dengan golongan fakir dalam hal sama-

sama memperolah manfaat dari dana zakat. Kata miskin mencakupsemua orang

yang lemah tak berdaya yang tidak memperolah penghasilan yang cukup untuk

menjamin dirinya sendiri dan keluarganya (Muhammad dan Mas’ud, 2005:55).

Adapun definisi pada terjemah Khulashah Kifayatul Akhyar, orang

miskin adalah orang yang mempunyai tempat tinggal, namun tidak bisa

memenuhi kebutuhannya yang sederhana (kebutuhan pokok). Kebutuhan

pokok tersebut diantaranya: makan, minum, dan dalam pakaian yang dalam

Page 44: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

34

batas sederhana (sekedar bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup) (Rifa’i,

1978:142). Misalnya orang yang berpenghasilan Rp. 750.000,- padahal

kebutuhan minimalnya Rp. 1.000.000,-.

3. Amil zakat

Amil adalah orang yang mengelola zakat, menghimpun, menghitung, dan

mencari orang-orang yang butuh (mustahiq), serta membagikan kepada

mereka. Adapun syarat untuk menjadi amil adalah muslim, baligh, dapat

dipercaya, mengetahui hukum-hukum tentang zakat dan mampu melaksanakan

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya (Shihab, 1994:326).

4. Muallaf

Yaitu sekelompok orang yang dianggap masih lemah imannya, karena

baru masuk islam (Hafidhuddin, 2002:134). Pada masa sekarang ini, hak

muallaf dapat diberikan dalam bentuk:

a. Lembaga-lembaga training ke-islaman bagi orang-orang yang baru

masuk islam

b. Memberikan beasiswa, bantuan kesehatan, modal usaha kepada orang-

orang yang baru masuk islam (Mursyid, 2006:91).

5. Riqab

Riqab adalah para budak muslim yang perlu segera dimerdekakan yang

telah membuat perjanjian dengan tuannya bahwa dia akan dibebaskan bila

biaya pembebasannya sudah dilunasi (Zuhayly, 1995:285). Pada masa sekarang

ini, riqab sudah jarang diremukan atau malah tidak ada sama sekali. Menurut

Mursyid (2006:91), hak riqab dapat dialihkan kepada Tenaga Kerja Indonesia

Page 45: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

35

(TKI) yang mempunyai masalah dengan majikannya, kemudian ingin keluar

dari lingkungan pekerjaannya dan membutuhkan dana, lalu diberi zakat atas

nama fir-riqab.

6. Gharim

Yaitu orang yang mempunyai hutang. Orang yang berhutang adakalanya

untuk kepentingan agama, kebutuhan keluarga dan untuk memenuhi nafsu.

Orang yang mempunyai hutang untuk tujuan-tujuan baik (seperti membangun

masjid, madrasah, juga pemeliharaan keluarga) berhak menerima pembagian

zakat. Tetapi kalau hutangnya itu untuk maksiat (kebutuhan hawa nafsu) tidak

boleh diberi zakat dan tidak berhak menerima zakat (Rifa’i, 1982:144).

7. Sabilillah

Sabilillah adalah sukarelawan penegak agama Allah SWT dan

pemerintah atau dengan kata lain sabilillah adalah orang yang berjuang di jalan

Allah tanpa mendapatkan gaji (Mursyid, 2006:92).

8. Ibnusabil

Adalah musafir yang kehabisan bekal dalam melakukan perjalanan yang

bukan dalam maksiat (Depag, 1983:262). Seperti orang yang menuntut ilmu,

orang yang melakukan perjalanan dalam mencari rejeki/nafkah, mencari

keluarga dan lain-lain.

E. Islam, Zakat dan Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan penghidupan di mana orang tidak amapu

memenuhi kebutuhan dasar. Zakiyah Darajat mendefinisikan kemiskinan bahwa

orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam kekurangan. Bambang

Page 46: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

36

Sudibyo mengukur ketetapan miskin dengan memakai standar nisab zakat

(Muhammad dan Mas’ud, 2005:70). Akan tetapi yang terjadi di dalam masyarakat

tidak jarang adanya perdebatan dalam kategorisasi seseorang dikatakan miskin,

hal tersebut karena masyarakat memandang bahwa kurang atau tidaknya

pemenuhan sehari-hari itu bersifat relatif.

Sebagai salah satu ukuran kemiskinan adalah apa bila seseorang memiliki

harta di bawah ukuran nisab zakat maka seseorang tersebut digolongkan miskin.

Penentuan seseorang atau keluarga dikategorikan miskin berdasarkan sampai

berapa jauh terpenuhinya kebutuhan pokok atau konsumsi nyata yang meliputi

pangan sandang, pemukiman, pendidikan dan kesehatan. Kebutuhan pokok ini

dinyatakan secara kuantutatif (bentuk uang) berdasarkan harga tiap tahunnya

(Muhammad dan Mas’ud, 2005:71). Ukuran tersebut di atas menurut hemat

penulis cukup untuk dijadikan landasan penentuan kategorisasi miskin karena

sudah mencakup kebutuhan-kebutuhan dasar seseorang dalam kehidupan sehari-

hari.

Jika ditinjau dari pendapatan, kemiskinan ada dua macam yaitu kemiskinan

relatif dan absolut. Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang dilihat antara satu

tingkatan pendapatan dengan tingkat pendapatan lainnya, sebagai contohnya

seseorang dalam kelompok masyarakat tertentu dapat digolongkan kaya akan

tetapi dalam kelompok lain dapat digolongkan miskin. Sedangkan kemiskinan

absolut adalah suatu keadaan kemiskinan yang ditentukan terlebih dahulu

menetapkan garis tingkat pendapatan di atas tingkat pendapatan minimum

tersebut dikategorikan bukan orang miskin (Muhammad dan Mas’ud, 2005:70).

Page 47: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

37

Kemiskinan jika ditinjau dari penyebabnya ada dua macam yaitu sebab

mental (kultural) dan struktural. Kemiskinan yang disebabkan oleh kultural yaitu

kemiskinan yang disebabkan oleh budaya seperti malas, boros, dan lainnya.

Sedangkan Kemiskinan yang disebabkan struktural adalah kemiskinan yang

disebabkan oleh sistem pembangunan yang tidak adil dan diakibatkan oleh faktor-

faktor ulah rekayasa manusia.

Di Indonesia dari total penduduk yang berjumlah 240.000.000 jiwa,

penduduk yang tergolong miskin sebanyak 30.018.930 jiwa. Dari jumlah

penduduk miskin tersebut sebanyak 11.046.750 jiwa berdomisili di Kota dan yang

berdomisili di Desa sebanyak 18.972.180 jiwa (BPSNAS, 2011), artinya

penduduk miskin di Desa lebih banyak dibandingkan di Kota dengan

perbandingan 63,2% di pedesaandan dan 36,8% di Kota. Secara umum ada

beberapa faktor penyebab terjadinya kemiskinan di pedesaan, di antaranya adalah:

1) Kurangnya pengembangan SDM

2) Adanya struktur yang menghambat pengembangan ekonomi rakyat

pedesaan

3) Ketidakberuntungan kelompok masyarakat miskin pedesaan

4) Ketimpangan distribusi pembangunan antara Kota dan Desa.

Kemiskinan, dalam Islam menjadi perhatian serius. Hal tersebut terbukti

dengan banyaknya ayat-ayat al qur’an yang memerintahkan untuk memberikan

makanan kepada orang-orang yang kelaparan dan saling mengingatkan untuk

menolong fakir miskin. Begitu pentingnya menolong orang orang miskin,

sehingga Allah menyatakan sebagai pendusta agama orang yang tidak mau

Page 48: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

38

memberi makan orang miskin, dengan Firman-Nya dalam surat Al-maa’uun ayat

1-3 sebagai berikut:

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin” (Q.S. al Ma’un: 1-3).

Nabi Muhammad selalu mengajarkan kepada umatnya agar memberikan

bantuan sosial kepada yang membutuhkan. Sebagai contohnya adalah ketika bani

Nadir berpindah dan harta bendanya dimiliki oleh umat Islam Rasululloh

membagikan harta tersebut dengan bagian yang sama kepada kaum Muhajirin.

Orang-orang Ansar yang miskin dan tidak punya sumberkehidupan juga diberi

harta tersebut. Rasululloh selanjutnya berusaha menyediakan kebutuhan-

kebutuhan pokok bagi setiap anggota masyarakat miskin dan cacat serta bagi yang

tidak mampu menyediakan kebutuhan pokok bagi dirinya atau keluarganya

(Muhammad dan Mas’ud, 2005:82).

Islam memerintahkan kepada umatnya agar melawan kemiskinan. Di

samping umat Islam diperintah untuk berjuang merubah diri mereka sendiri

dengan bekerja keras, juga diajarkan agar tanggap terhadap kondisi lingkungan

sekitar untuk memeratakan pendapatan dan kekayaan terutama bagi masyarakat

pedesaan. Sebagai salah satu cara untuk mempersempit ketimpangan ekonomi

Page 49: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

39

dalam masyarakat, maka umat Islam dianjurkan untuk bersodaqoh, berinfaq dan

diwajibkan untuk berzakat.

F. Sistem Analisis SWOT dalam Organisasi

Proses manajemen yang baik jika manajemen tersebut memiliki strategi

yang baik pula dalam menjalankan kinerjanya. Menurut Freddy Rangkuti (2001:

18) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan atau organisasi. Analisis ini didasarkan pada

logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang

(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis

selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan

organisasi. Dengan demikian perencanaan strategis (strategicplanner) harus

menganalisis faktor-faktor strategis organisasi (kekuatan, kelemahan, peluang,

dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.

Seperti ditulis oleh Wikipedia, bahwa Analisis SWOT adalah

metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan

(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman

(threats) dalam suatu proyekatau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah

yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats).

Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau

proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan

yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan

Page 50: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

40

dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat

faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana

aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil

keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara

mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari

peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths)

mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana

cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats)

menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru

(http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT, diakses 10/2/2015).

Konsep SWOT merupakan tehnik pengupulan data dari suatu lembaga

organisasi sekaligus menganalisanya untuk dijadikan dasar pengambilan sebuah

keputasan. Dimana data-data yang dikumpulkan adalah dari serangkaian

permasalahan yang sedang dihadapi baik dari sektor internal maupun eksternal

yang kemudian dirumuskan serta diformulasikan menjadi sebuah keputusan yang

strategis dan mampu memberikan pengaruh bagi pengembangan sumberdaya

organisasi.

Analisa SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu: pertama, Strenghts

(Kekuatan) merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek

atau konsep manajemen yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor

yang terdapat dalamtubuh organisasi, proyek atau konsep manajemen itu

sendiri.Kedua, Weakness (Kelemahan) merupakan kondisi kelemahan yang

terdapat dalam organisasi, proyek ataukonsep manajemen yang ada.Kelemahan

Page 51: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

41

yang dianalisis merupakan faktor yangterdapat dalam tubuh organisasi, proyek

atau konsep manajemen itu sendiri. Ketiga, Opportunity (Peluang) merupakan

kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisiyang terjadi

merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep manajemen

itusendiri.misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan

sekitar.Keempat, Threaths (Ancaman) merupakan kondisi yang mengancam dari

luar. Ancaman ini dapat menggangguorganisasi, proyek atau konsep manajemen

itu sendiri.

Secara mendasar analisis SWOT mempunyai tiga aspek yaitu:

1. Aspek Global

Dalam aspek global ini kita harus mengetahui SWOT kita yang berkaitan

dengan aspek global, aspek yan bersifat garis besar, yang kadang-kadang

bersifat internasional serta tidak jarang bernuansa religius. Aspek global ini

sangat berkaitan dengan “Misi” dan “Visi” yang harus dikembangkan oleh

organisasi.

2. Aspek Strategis

Aspek strategis ini merupakan penjabaran yang lebih rinci kedalam

rencana kerja yang lebih bersifat jangka menengah (biasanya 5 tahunan) guna

merealisasikan apa yang sudah dirumuskan oleh rencana global di atas. Dalam

tahap strategis ini kita harus mampu untuk memikirkan berbagai alternatif

strategi yang mungkin dapat kita lakukan untuk merealisasikan rancangan

global, dengan tetap memperhatikan SWOT yang ada pada organisasi.

3. Aspek Operasional

Page 52: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

42

Aspek operasional merupakan aspek yang bersifat jangka pendek atau

tahunan, atau bahkan kurang dari setahun. Rencana operasional ini akan

menjabarkan secara operasional serta rinci terhadap rencana strategis.

Operasionalisasi terhadap strategi yang dipilih dan ditetapkan harus ditindak

lanjuti dalam bentuk keterampilan atau keahlian yang harus dikuasai, bentuk-

bentuk latihan yang harus dilaksanakan, alat-alat macam apa yang harus

disiapkan, begitu pula siapa personalis yang harusmelakukannya dan

sebagainya.

Page 53: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

43

BAB III

DATA HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kelurahan Dukuh

Kelurahan Dukuh secara geografis terletak di kecamatan Sidomukti Kota

Salatiga. Kelurahan Dukuh terletak pada kilometer 50 Jl. Solo-Semarang. Terletak

pada ketinggian ± 2. 540 mpl, mempunyai iklim tropis dengan hawa yang sejuk.

Musim hujan terjadi dalam kurun waktu 130-160 mm/tahun dengan curah hujan

rata-rata 2.583 mm/tahun. Suhu udara terendah rata-rata 23 derajat Celcius, terjadi

pada bulan September-Oktober dan suhu tertinggi rata-rata 32 derajat Celcius,

terjadi pada bulan April-Mei.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa kelurahan Dukuh berbatasan dengan

Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo di sebelah utara. Kemudian di sebelah

Timur berbatasan dengan Kelurahan Sidorejo Lor Kecamatan Sidorejo, Kelurahan

Mangunsari Kecamatan Sidomukti. Di sebelah selatan berbatasan dengan Desa

Gemolong Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang dan di sebelah Barat

berbatasan dengan Desa Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Letak Kelurahan Dukuh terbilang sangat strategis, karena selain jarak

dengan pusat kota tidak terlalu jauh, sarana dan prasarana transportasi pun sudah

cukup memadahi. Sehingga memudahkan masyarakat Dukuh dalam menjalankan

roda perekonomian. Adapun jarak dengan pusat Pemerintahan Kecamatan

Sidomukti kurang lebih 1,5 Km. Kemudian jarak dari Pusat Pemerintahan Kota

Page 54: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

44

Salatiga yaitu 1 Km dan jarak dari Ibu kota Provinsi Jawa Tengah kira-kira 52

Km.

Wilayah Kelurahan Dukuh adalah salah satu wilayah yang ada di Kota

Salatiga yang terkenal akan buah salak dan buah duku. Hal tersebut disebabkan

karena sebagian besar lahan penduduk ditanami buah salak dan atau buah duku.

Walaupun begitu, ada juga masyarakat yang memanfaatkan lahan sebagai kolam

pembenihan lele dan persawahan.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa Kelurahan Dukuh mempunyai luas wilayah

4006,6 Ha. Secara geografis pemanfaatan tanahnya cukup variatif. Ini terbukti

dari sekitar 2,5% atau 10 Ha oleh masyarakat Dukuh digunakan untuk

pemanfaatan tanah sawah. Kemudian ada juga masyarakat yang memanfaatkan

tanahnya sebagai tanah pekarangan atau perumahan berkisar 18,72% atau sekitar

75 Ha. Untuk pemanfaatan tanah yang digunakan sebagai tanah tegaloan atau

perkebunan mencapai 69,40 persen atau sekitar 278%. Sehingga sisanya

digunakan untuk pemukiman sebesar 5,99% atau 24 Ha dan lain-lain sebesar

3,39% atau 13,60 Ha.

Mengenai struktur pemerintahan Kelurahan Dukuh berdasarkan PP No. 10

Tahun 2004, struktur orgnisasi yang ada di Kelurahan Dukuh terdiri atas 1 orang

Lurah, 1 orang Sekretaris Lurah, 4 orang Kasi dan dibantu oleh kelompok jabatan

fungsional lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran berupa bagan

struktur organisasi Kelurahan Dukuh.

Page 55: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

45

Mengenai jumlah penduduk, Kelurahan Dukuh dapat dibilang tidak terlalu

padat. Ini bisa terlihat dari penjelasan di atas mengenai pemanfaatan tanah untuk

pemukiman hanya sebesar 5,99% atau 24 Ha. Berdasarkan data monografi yang

didapatkan dari kantor kelurahan, jumlah penduduk untuk per-tanggal 29 Agustus

2014 mencapai 13.287 dengan ketentuan jumlah penduduk laki-laki sebesar 6.561

dan jumlah penduduk perempuan sebesar 6.726 orang. Kemudian jika dihitung

berdasarkan angka Kepala Keluarga (KK), tercatat keluarga yang dikepalai oleh

seorang laki-laki sejumlah 3.465 dan keluarga yang dikepalai oleh seorang

perempuan mencapai 650 orang. Mengenai informasi lebih lanjut dapat dilihat

pada lampiran.

1. Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Dukuh

Berdasarkan potret penulis mengenai keadaan masyarakat Dukuh,

penulis dapat mengetahui bahwa keadaan sosial dan ekonomi masyarakat

Dukuh berada pada tahap balance. Namun pada kenyataannya masyarakat

masih banyak yang berada pada tahap masyarakat menengah ke bawah. Hal ini

karena walaupun pedapatan dengan pengeluaran mengalami balance, akan

tetapi masyarakat ini belum bisa dikatakan terbebas dari kemiskinan. Karena

masyarakat belum sepenuhnya dapat mandiri dalam mengelola

perekonomiannya.

Dalam hubungan sosial, tergambar masyarakat Dukuh yang memiliki

kerukunan terhadap sesama. Proses gotong royong dan rewangan masih terjadi

pada masyarakat Dukuh. Walaupun sedikit masih kental akan budaya zaman

Page 56: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

46

dulu, akan tetapi masyarakat Dukuh telah memiliki pemikiran yang modern

dan kosmopolitan.

Kemudian jika mengacu pada pekerjaan atau mata pencaharian

masyarakat Dukuh, dapat terlihat berbagai profesi yang bermacam-macam.

Berdasarkan data yang didapatkan dari kantor kelurahan Dukuh per-tanggal 29

Agustus 2014, tercatat masyarakat Dukuh yang belum dan atau tidak bekerja

mencapai angka 2.509 orang terdiri atas 1259 laki-laki dan 1250 perempuan.

Adapun penduduk yang mempunyai profesi sebagai seorang pelajar atau

mahasiswa mencapai 2.614 yang terdiri atas 1.363 laki-laki dan 1.251

perempuan. Selain itu, penduduk yang bekerja menjadi buruh harian lepas pun

cukup tinggi, mencapai angka 1.445 terdiri atas 895 laki-laki dan 550

perempuan. Walaupun pemanfaatan tanah di kelurahan Dukuh banyak yang

digunakan untuk perkebunan dan persawahan akan tetapi jumlah penduduk

bermatapencaharian sebagai petani atau pekebun hanya mencapai 77 orang saja

yang terdiri atas 55 petani laki-laki dan 22 petani perempuan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa keadaan sosial ekonomi masyarakat

Dukuh perlu mendapat dorongan sebagai upaya proses survive terhadap

perkembangan zaman yang semakin plural. Masyarakat perlu mendapatkan

bimbingan agar dapat meningkatkan perekonomiannya. Pemanfaatan sumber

daya alam perlu mendapat perhatian khusus yang didorong oleh peningkatan

sumber daya manusia. Maka dari itulah masyarkat Dukuh dapat mampu

mengatasi beban perekonomian dan terhindar dari kemiskinan.

Page 57: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

47

2. Kondisi Pendidikan dan Keagamaan Masyarakat Dukuh

Pedidikan merupakan pondasi dalam menentukan masa depan.

Sepertinya slogan ini sudah tidak asing lagi oleh masyarakat Dukuh. Mereka

sudah cukup sadar akan pentingnya pendidikan. Untuk itulah masyarakat

Dukuh berbondong-bondong menyekolahkan anak-anaknya baik dari SD

hingga perguruan tinggi, berharap memperbaiki perekonomian keluarga. Oleh

sebab itulah sesuai dengan data dari kantor Kelurahan Dukuh per-tanggal 29

Agustus tercatat 1.258 penduduk yang telah memiliki gelar Sarjana. Meskipun

angka ini tidak lebih tinggi dari angka penduduk yang belum dan atau tidak

sekolah yang mencapai angka 2.178 penduduk yang terdiri atas 1.070 laki-laki

dan 1108 perempuan. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada lampiran.

Kemudian, mengenai kondisi keagamaan masyarakat Dukuh,

kebanyakan memeluk agama Islam, meskipun semua agama yang dianjurkan di

Indonesia rata-rata ada yang memeluknya. Kendati begitu, meskipun berbeda

agama yang dianut, masyarakat Dukuh tetap menjunjung tinggi toleransi dan

harmonisasi dalam bermasyarakat. Hal ini bisa terlihat pada semangat gotong

royong, tidak adanya konflik agama dan tingginya kepedulian sosial antar

sesama masyarakat. Berdasarkan data yang didapat dari Kelurahan Dukuh per-

tanggal 29 Agustus 2014, tercatat penduduk yang memeluk agama Islam

sebanyak 10.732 terdiri atas 5.291 laki-laki dan 5.441 perempuan. Kemudian

selebihnya diisi dengan penganut agama Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.

Walaupun begitu, jumlah penganut agama Islam tetap mendominasi dalam segi

jumlah. Dengan ketentuan lebih rinci dapat dilihat pada lampiran.

Page 58: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

48

B. Profil Lembaga Amil Zakat Maal (LAZAM) Kelurahan Dukuh

1. Sejarah Berdirinya LAZAM

LAZAM merupakan sebuah lembaga yang bergerak di bidang

pengkoordinasian zakat maal. LAZAM berdiri pada tahun 2011, lembaga ini

dibentuk berdasarkan realita yang ada di masyarakat tentang pengelolaan zakat.

LAZAM merupakan representasi kegelisahan dan keprihatinan sebagian

masyarakat terhadap mekanisme pengelolaan zakat di kelurahan Dukuh

terutama di RW 1. Maka dibentuklah sebuah lembaga yang mengurusi masalah

zakat bernama Lembaga Amil Zakat Maal yang disingkat dengan nama

LAZAM.

Selama mengarungi kiprahnya kurang lebih tiga tahun, LAZAM semakin

memiliki posisi yang signifikan. Menurut beberapa penuturan masyarakat,

LAZAM sedikit banyak telah membantu perekonomian mereka. Meskipun

masyarakat belum sepenuhnya terhindar dari kemiskinan, akan tetapi hadirnya

LAZAM telah membuat sistem pengelolaan zakat menjadi lebih baik dan lebih

merata. Karena sebelum lahirnya LAZAM, pengelolaan zakat dirasa kurang

baik dan terlihat tidak merata. Hal ini karena tidak adanya mekanisme yang

jelas dalam pengelolaannya. Masyarakat Dukuh masih menggunakan metode

tradisional dalam mengelola zakat.

Seperti namanya, LAZAM bukanlah lembaga zakat yang dibentuk oleh

pemerintah seperti Badan Amil Zakat (BAZ). LAZAM masih bersifat sosial,

sehingga dalam pengelolaan dan manajemen sering banyak mengalami

kendala. Seperti halnya, relasi kepada lembaga lain maupun mekanisme

Page 59: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

49

sosialisasi terhadap masyarakat dalam menghimpun dana zakat. Meskipun

telah berusia tiga tahun, LAZAM baru akan mengusulkan agar LAZAM

dikukuhkan secara pemerintahan. Hingga sekarang, kesekretariatan LAZAM

berada di Jl. Abiyoso Krajan Dukuh RW 1.

Di samping itu mengingat bahwa pemahaman masyarakat Dukuh

mengenai zakat dirasa kurang. Zakat merupakan salah satu rukun iman yang

belum banyak dipahami esensinya, tidak seperti halnya sholat, puasa dan haji.

Zakat merupakan potensi umat Islam yang gemilang dalam upaya pengentasan

kemiskinan dan pemberdayaan umat Islam. Sehingga adanya lembaga yang

mengelola zakat secara profesional, amanah, tanggung jawab dan transparan

yang dilakukan oleh masyarakat maupun lembaga. Sangat membantu dalam

pembentukan perekonomian masyarakat. Maka hal ini menjadi salah satu unsur

revival dalam perekonomian umat Islam.

Pada mulanya, zakat hanya dimaknai sebuah bentuk kewajiban saja oleh

masyarakat Muslim Dukuh. Padahal jika ditilik lebih dalam, zakat memiliki

dimensi horizontal atau hamblum minannash selain fungsinya sebagai dimensi

vertikal (hamblum minallah). Masyarakat Dukuh belum banyak yang

memahami konsep zakat dalam Islam. hal ini pun terlihat dari segi

distribusinya. Sebelum berdirinya LAZAM, zakat hanya dibagikan secara

konsumtif kepada para mustahiq. Kurangnya mekanisme yang baik

mengakibatkan kurang meratanya pembagian yang dilakukan oleh panitia

zakat.

Page 60: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

50

Oleh sebab itu, meskipun LAZAM masih bersifat sosial dan banyak

mengalami kekurangan, namun LAZAM telah mampu menumbuhkan spirit

keislaman masyarakat Dukuh dalam memandang zakat. Dalam perjalanannya,

LAZAM memakai sistem distribusi yang dibagi menjadi tiga, yakni distribusi

secara konsumtif, distributif dan beasiswa. Dalam pembahasan yang lebih

mendalam mengenai mekanisme pengelolaan maupun pendistribusian zakat di

LAZAM akan dijelaskan pada bagian sendiri.

2. Tujuan LAZAM

Tujuan didirikannya LAZAM adalah untuk mengelola dan

mengkoordinasi zakat maal yang masuk dari muzakki kemudian disalurkan

kepada mustahiq. Dengan sistem pengelolaan dan pendistribusian yang baik,

diharapkan LAZAM mampu untuk mensukseskan cita-cita lembaga zakat

yakni menjadikan yang dulunya seorang mustahiq (penerima zakat), akan

mampu menjadi seorang muzakki (pemberi zakat). Untuk itulah LAZAM

merumuskan tujuannya sebagai lembaga zakat. Meskipun secara rinci tidak

merumuskan visi dan misi, akan tetapi semangat pengurus dalam mengelola

zakat telah memberikan sumbangsih yang kuat terhadap LAZAM.

Adapun tujuan Lembaga Amil Zakat Maal (LAZAM) yang berada di

kelurahan Dukuh Krajan berdasarkan data yang diperoleh dari pihak LAZAM

ialah sebagai berikut:

a. Menegakkan syariat Islam

Page 61: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

51

Zakat merupakan salah satu bagian dari rukun Iman yang memiliki

dimensi vertikal dan horizontal. Zakat juga memiliki peran yang cukup

penting dalam menumbuh kembangkan perekonomian masyarakat. Untuk

itulah LAZAM dengan mengelola zakat secara baik, sehingga menimbulkan

kepercayaan kepada masyarakat maupun muzakki. Akan memberikan

kesadaran kepada masyarakat terhadap pentingnya amalan zakat. Sehingga

syariat Islam yang berupa zakat. Akan semakin produktif dan efisien seperti

yang diharapkan oleh Islam.

b. Untuk memberdayakan ZAKAT Maal

Dalam perannya sebagai lembaga zakat, LAZAM tentu bertujuan

untuk memberdayakan maupun mengelola zakat yang masuk dari muzakki.

Memberikan pelayanan dan mekanisme yang baik merupakan upaya dalam

pencapaian tujuan didirikannya LAZAM sebagai lembaga yang mengurusi

masalah zakat. Sehingga zakat dapat memberikan dampak positif bagi

masyarakat. Tidak hanya memberikan kebutuhan konsumtif akan tetapi juga

memberikan kebutuhan yang bersifat produktif agar mampu dikembangkan

lebih jauh.

c. Meningkatkan kesadaran sosial masyarakat

Kebutuhan hidup masyarakat merupakan kebutuhan yang harus

dipenuhi. Untuk itulah LAZAM merumuskan tujuan ini yang bermaksud

untuk memberikan kesadaran terhadap masyarakat akan pentingnya sebuah

pembangunan perekonomian. Di samping itu LAZAM memberikan spirit

(semangat) kepada masyarakat dalam menjalankan kehidupan sehari-hari,

Page 62: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

52

sehingga nilai-nilai dalam amalan zakat dapat diimplementasikan dalam

kehidupan bermasyarakat.

d. Mempererat hubungan antara yang kaya dan miskin.

Zakat memiliki dimensi horizontal yakni hamblum minannash

(hubungan sesama manusia). Zakat menimbulkan bentuk kepedulian

terhadap sesama antar yang kaya dan yang miskin. Hal ini karena nilai-nilai

keislaman dalam diri masyarakat telah terbangun, maka status dan derajat

tidak memberikan perbedaan di antara mereka. Selain itu, adanya LAZAM

diharapkan mampu menjadi penyambung tangan antara muzakki (si kaya)

dan mustahiq (si miskin).

e. Memudahkan para Agniak untuk mentasyaropkan Zakat maalnya

Hadirnya Lembaga Zakat Maal (LAZAM) di tengah-tengah

masyarakat Dukuh. LAZAM berperan untuk menghimpun dana zakat.

Sehingga memudahkan para agniak untuk menyalurkan bantuannya

terhadap orang yang kurang mampu. Muzakki tidak harus memberikan satu

per satu kepada para mustahiq jika ingin berzakat. Lebih lanjut LAZAM

berupaya untuk memberikan sosialisasi yang baik kepada semua elemen

masyarakat agar mau untuk memberikan kepercayaan zakat kepada

LAZAM untuk dikelola sebaik-baiknya.

f. Mengentaskan kemiskinan

Zakat merupakan investasi berharga dalam umat Islam. Fungsinya

sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap sesama, mampu menjadi

media dalam menjembatani proses pertumbuhan perekonomian kaum

Page 63: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

53

miskin. Pengelolaan zakat secara produktif dengan baik akan dapat menjadi

jalan dalam memberantas kemiskinan. Untuk itulah LAZAM berdiri sebagai

manifestasi kegelisahan masyarakat akan keadaan ekonomi di masyarakat

Dukuh. Kemiskinan merupakan sebuah momok yang mengerikan bagi

setiap individu. Setiap orang pasti akan dapat mengalami kemiskinan dalam

waktu sekejap. Peranan zakat sebagai upaya dalam memberantas

kemiskinan menjadi salah satu terobosan baru bagi umat Islam.

pemanfaatan zakat secara berkala diyakini akan dapat membangun

perekonomian umat Islam. sehingga nantinya akan dapat bersaing dengan

kaum non-Muslim yang telah lama mengalami kejayaan finansial.

3. Sturktur Lembaga Amil Zakat Maal (LAZAM)

Lembaga Amil Zakat Maal (LAZAM) merupakan organisasi pengelolaan

zakat yang dibentuk oleh masyarakat. Berbeda dengan organisasi pengelolaan

zakat yang dibentuk oleh pemerintah, LAZAM masih bersifat sosial

kemasyarakatan. Cakupan dalam distribusi zakat hanya pada sekitar

masyarakat RW 1 Dukuh Krajan. Jumlah muzakki masih sangat terbatas. Tidak

sebanding dengan jumlah asnaf yang berada di lingkungan masyarakat Dukuh.

Hal ini mengakibatkan perlunya mekanisme yang baik dalam pengelolaan

zakat. Supaya zakat dapat benar-benar tersalurkan manfaatnya bagi kaum yang

membutuhkan. Dalam hal inipun pengelola zakat memperoleh hak berupa gaji

dari dana zakat tersebut. Gaji yang diterima hanya berkaitan dengan

pekerjaannya mengelola zakat. Upaya yang diterima ditetapkan besar kecilnya

tanggung jawab yang diemban. Maka, pengelola zakat berkewajiban untuk

Page 64: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

54

memungut, menghimpun dan mendistribusikan dengan amanah dan

profesional.

Adapun struktur kepengurusan Lembaga Amil Zakat Maal (LAZAM)

periode awal (2011 – sekarang) adalah sebagai berikut:

1) Pelindung : Ketua RW 01

2) Penasehat : Bp K.H Muslih

Bp Sukamto

3) Ketua : K. Mukarom

4) Sekretaris : Imam Ahmad Shodikin, S.Pd

5) Bendahara :Fatchurrohman, M.Pd

6) Anggota :

a) Ir. Hidayatullah Daha (Kordinator Muzakki)

b) Agus Ahmad, SE

c) Ruwadi (Kordinator Humas)

d) Joko Sulistyo

e) Bp. Tolhah (Kordinator Mustahiq)

f) Mustaqim

Dalam perjalanannya, LAZAM belum pernah mengalami pergantian

pengurus. Mengenai mekanisme pergantian pengurus seperti penuturan ketua

LAZAM akan dilakukan setiap tiga tahun sekali.

Page 65: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

55

4. Kegiatan LAZAM

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai lembaga pengelola

zakat, LAZAM banyak melakukan kegiatan distribusi zakat. Akan tetapi dalam

kesehariannya LAZAM belum mempunyai kegiatan rutin ataupun program

kerja. Hal ini dikarenakan sifatnya yang masih sosial. Para pengurus bekerja

jika ada dana yang masuk kemudian dikelola dan didistribusikan. Biasanya

para pengurus menyalurkannya dengan cara membelikan beras, minyak goreng

dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Barang-barang itu diberikan kepada para

janda tua dan para fakir miskin. Selanjutnya penyaluran bantuan berupa

konsumtif biasanya dilakukan secara merata dengan melakukan giliran dari

tiap-tiap RT. Agar pembagiannya merata, LAZAM melakukan pembukuan

ataupun pencatatan atas distribusi tersebut.

Selain itu, kegiatan LAZAM tidak dapat terlepas dari fungsinya sebagai

pengelola zakat. Menurut Ridwan (2005) dalam Mochlasin (2014: 31),

organisasi pengelola zakat apapun bentuk dan posisinya secara umum

mempunyai dua fungsi yaitu sebagai financial mediator; berarti amil berperan

menghubungkan antara pihak muzakki dengan mustahiq. Kemudian fungsi

yang kedua yaitu sebagai agen of empowerment (pemberdayaan). Maka, dalam

bentuk kegiatannya dapat disimpulkan bahwa LAZAM melakukan bentuk

kegiatan sosialisasi kepada masyarakat baik melalui media cetak, audio

maupun visual seperti khotbah jumat dan pengajian.

Page 66: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

56

C. Sitem Pengelolaan Zakat di LAZAM

Dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai organisasi pengelola zakat.

LAZAM melakukan manajemen pengelolaan zakat, diharapkan dengan

melakukan mekanisme pengelolaan dengan baik akan dapat menjadikan para

mustahiq dapat berubah menjadi muzakki. Untuk itulah LAZAM melakukan

pengelolaan yang terdiri atas penghimpunan dana zakat dan pendistribusian zakat.

Untuk lebih jelasnya akan dibahas dengan sistematis dan jelas agar mudah untuk

dipahami. Adapun sistem pengelolaan yang dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat

Maal (LAZAM) yang berada di Kelurahan Dukuh adalah sebagai berikut:

1. Sistem Penghimpunan Dana Zakat

Pola pengumpulan zakat yang dilakukan oleh LAZAM biasanya

dilakukan dengan berberapa cara, ada pihak muzakki yang langsung

mendatangi kesekretariatan LAZAM untuk memberikan zakatnya dan ada pula

yang menyerahkan zakatnya kepada para pengurus LAZAM.

Selanjutnya dalam mensukseskan pengelolaan zakat, sebagai organisasi

pengelola zakat melakukan sosialisasi sebagai sarana untuk meningkatkan

kesadaran para muzakki agar mau menyalurkan zakatnya melalui LAZAM.

Sosialisasi biasanya dilakukan melalui khotbah jumat, pengajian maupun

menggunakan media cetak sebagai bahan informasi.

Kendati begitu, LAZAM sedikit banyak mengalami beberapa kendala

dalam proses penghimpunan dana zakat seperti, sedikitnya jumlah muzakki dari

pada mustahiq mengakibatkan tidak ada keseimbangan antara pemasukan dan

pengeluaran. Selain itu, kurangnya profesionalisme para pengurus menambah

Page 67: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

57

pasifnya LAZAM. Para pengurus hanya mau bekerja hanya saat ada uang

masuk. Menurut keterangan ketua LAZAM kurangnya biaya operasional dan

kesibukan para pengurus menambah daftar kendala yang dialami LAZAM di

Kelurahan Dukuh Krajan.

Sifat LAZAM yang masih sosial mengakibatkan keterbetasan ruang

gerak dalam melakukan relasi ataupun kerjasama dengan lembaga lain. usianya

yang masih dini juga sangat mempengaruhi, karena LAZAM yang masih

berusia sekitar tiga tahun menyebabkan ketidaktahuan masyarakat mengenai

peran dan fungsi LAZAM.

Kendati begitu, dalam perjalanannya LAZAM telah sedikit banyak

membantu perekonomian masyarakat sekitar. Untuk itulah manajemen

pengelolaan harus lebih ditingkatkan. Sosialisasi harus sering dilakukan

sebagai langkah awal dalam mensukseskan tujuan LAZAM.

2. Sistem Pendistribusian Zakat

Secara umum terdapat dua pendapat masalah pendayagunaan dana zakat.

Pertama, bahwa zakat lebih bersifat konsumtif dan disalurkan secara langsung

kepada para mustahiq untuk kepentingan konsumtif. Kedua, bahwa

pendayagunaan dana zakat mengedepankan aspek sosial ekonomi yang luas

tidak sekedar konsumtif (Maslah, 2012: 42).

Dalam pengelolaan zakat menurut Khasanah (2010), pengumpulan dan

pendistribusian zakat merupakan dua hal yang sama pentingnya. Namun

Alquran lebih memperhatikan masalah pendistribusiannya. Hal ini menurutnya

Page 68: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

58

mungkin disebabkan pendistribusian mencakup pula pengumpulan. Lagi pula,

zakat tidak begitu sukar dikumpulkan karena muzakki lebih suka menyetorkan

zakat daripada menunggu untuk dipungut, sedangkan pendistribusiaanya jauh

lebih sulit dan memerlukan sarana dan fasilitas serta aktivitas pendataan dan

pengawasan. Tanpa itu, Khasanah menambahkan akan sangat mungkin dana

zakat dapat diselewengkan dan kurang efektif (Khasanah, 2010: 64).

Sistem distribusi zakat yang merupakan salah satu sarana pemberdayaan

ekonomi umat, dapat dikategorikan kepada dua hal yaitu secara konsumtif dan

secara distributif. Secara konsumtif berarti harta zakat dibagikan langsung

kepada mustahiq untuk dimanfaatkan secara konsumtif. Sementara harta zakat

didistribusikan secara produktif berarti mustahiq tidak menerima harta zakat

yang langsung dimanfaatkan untuk dikonsumsi tetapi harus diusahakan terlebih

dahulu, baik oleh mustahiq sendiri maupun oleh lembaga amil, yang

dikonsumsikan adalah hasil dari usaha tersebut (Mubasirun, Vol. 7, No. 2,

2013: 500).

a) Distribusi Zakat Konsumtif

Bentuk distibusi zakat yang dilakukan menggunakan cara konsumtif,

LAZAM biasanya memberikan bantuan biaya pendidikan berupa beasiswa

kepada keluarga yang anaknya sedang menempuh pendidikan Sekolah

Dasar (SD) atau sederajat, Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau

sederajat, Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. Tentu yang

diberikan beasiswa ialah yang berasal dari keluarga kurang mampu. Adapun

siswa yang pernah diberikan bantuan beasiswa ialah, siswi bernama Siwi

Page 69: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

59

yang berada di RT 09 RW 1, Lia RT 03 RW 1, Reka RT 04 RW 1, Hesti RT

03 RW 1, dan Inka RT 03 RW 1.

LAZAM biasanya memberikan bantuan tersebut melalui pihak

sekolahan langsung, akan tetapi pernah juga diberikan kepada orang tua.

Tidak adanya proses controling mengakibatkan ketidaktahuan dana

beasiswa yang telah diberikan kepada orang tua murid. Konsekwensinya

ialah tidak digunakan untuk membayar sekolah akan tetapi digunakan

sebagai biaya hidup (konsumsi).

Selain itu, zakat konsumtif diberikan melalui bantuan biaya hidup.

Biasanya pihak LAZAM memberikan berupa beras, minyak goreng dan

kebutuhan lain kepada para fakir miskin dan janda-janda tua yang berada di

sekitar RW 1 Krajan Dukuh. Adapun masyarakat yang pernah mendapat

bantuan dana zakat untuk pemenuhan kehidupan sehari-hari ialah, Mbah Sri

bertempat di RT 09 RW 1, Mbah Parmi RT 01 RW 1, Tuminah RT 04 RT 1,

Masirah RT 03 RW 1, Tumini RT 04 RW 1, Mbah Kirah RT 03 RW 1,

Mbah Mini RT 06 RW 1, Pak Karim RT 03 RW 1, Mbah Rasidah RT 05

RW 1, dan Mbah Masiyem RT 05 RW 1.

Lebih lanjut, LAZAM juga mengalokasikan dana zakat berupa

bantuan biaya kesehatan kepada masyarakat yang tidak mampu. Semua

bentuk bantuan secara konsumtif itu diberikan secara bergilir dari masing-

masing RT. Agar pendistribusiaanya dapat merata, LAZAM melakukan

pembukuan ataupun pencatatan terhadap distribusi tersebut.

Page 70: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

60

b) Distribusi Zakat Produktif

Model pendistribusian zakat produktif biasanya LAZAM memberikan

dana zakat dalam bentuk modal maupun alat-alat produksi yang dibutuhkan

oleh mustahiq atau kaum ekonomi lemah yang ingin berproduksi, baik

mereka yang baru memulai usahanya maupun yang telah berusaha untuk

pengembangan usaha yang telah ada. Adapun masyarakat yang pernah

mendapat bantuan dana zakat untuk pengembangan usaha ialah Muh Tarom

warga Kelurahan Dukuh Krajan RT 03 RW 1 dan Shobirin yang bertempat

di RT 06 RW 1.

Selain itu, LAZAM menginisiasi manajemen zakat produktifnya

denga cara melakukan sistem peminjaman modal dan bagi hasil. Biasanya

mustahiq diberikan pinjaman modal dengan konsekwnesi harus

mengembalikan modal tersebut jika telah berhasil untuk digulirkan kepada

mustahiq lain. Akan tetapi, tidak adanya proses pembimbingan dan

pengawasan menjadikan seringnya kegagalan di pihak mustahiq yang

tengah mengembangkan usahanya. Alhasil modal tidak bisa dikembalikan

kepada lembaga amil. Padahal, jika sistem ini dapat berhasil pihak LAZAM

mengatakan bahwa akan mampu mengubah statusnya dari mustahiq berubah

menjadi muzakki.

Page 71: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

61

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Analisis Sistem Pengelolaan Zakat di LAZAM Kelurahan Dukuh

Realitas sosial yang berkembang saat ini cenderung mengarah

padameningkatnya jumlah fakir miskin. Hal ini salah satunya disebabkan

akibatgejolak ekonomi yang tidak stabil. Kebutuhan pangan menjadi

prioritasutama mayoritas masyarakat. Sehingga tidak heran apabila ada

fenomenakejahatan dengan alasan memenuhi kebutuhan hidup. Untuk

mengatasipermasalah ini dibutuhkan peran dari semua pihak baik dari

pemerintah,lembaga-lembaga sosial, ataupun masyarakat itu sendiri, dan lainnya.

Melalui agamayang lurus, yakniagama Islam, telahmemerintahkan kepada kita

untuk melaksanakan kewajiban membayar zakatdan sekaligus memerintahkan

untuk mengelola zakat tersebut dengan baik.

Menurut Mahmudah (2009) sebagaimana dikutip oleh Nafi’ati (2013: 90-

91), zakat sebagai salah satu rukun Islam yang lima yakni Syahadat, Shalat,Zakat,

Puasa, dan Haji sangat penting peranaannya dan tidak boleh diabaikan.Bahkan di

dalam Al Qur’an setiap perintah shalat hampir selalu diikutidengan perintah zakat.

Shalat merupakan ibadah pokok yang berdimensivertikal atau transendental, yaitu

habluminallah, sedangkan zakat merupakanibadah pokok dalam Islam yang

berdimensi sosial atau habluminannaas.

Dalam istilah ekonomi, zakat merupakan tindakan pemindahan kekayaan

dari golongan kaya kepada golongan tidak punya. Transfer kekayaan berarti

Page 72: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

62

transfer sumber-sumber ekonomi. Tindakan ini tentu saja akan mengakibatkan

perubahan tertentu yang bersifat ekonomis;umpamanya saja, seseorang

yangmenerima zakat bisa mempergunakannya untuk berkonsumsi atau

berproduksi. Dengan demikian, zakat walaupun pada dasarnya merupakan ibadah

kepada Allah, bisa mempunyai arti ekonomi.

Sebagaimana yang diungakapkan oleh Ambar (2004) dalam Subhan (2014:

98), kriteriakemiskinan yang membandingkan tingkat pendapatan untuk

memenuhikebutuhan pokok minimum terbagi menjadi dua, yaitu

kemiskinanabsolute dan relatif. Kemiskinan absolute adalah mereka yang

tidakmampu memenuhi kebutuhan pokok minimum (fakir), sedangkankemiskinan

relatifadalah mereka yang memiliki kemampuan untukmemenuhi kebutuhan

pokok minimum (miskin), tetapi secara relatifmereka berada di bawah rata-rata

pendapatan masyarakat yang ada disekitar dengan jumlah ketentuan di bawah

penghasilan 1 juta berdasarkan Upah Minimum Regoinal (UMR).

Menurut Suyanto (2005) yang dikutip oleh Subhan (2014: 104),

pembangunan berbasis pemberdayaan dengan ciri utama adanyapartisipasi

masyarakat, menempatkan masyarakat dalam prosespembangunan tidak hanya

sebagai obyek tapi sebagai subyek.Atau pelaku pembangunan, dimana dalam

aktifitasnyamasyarakat ikut serta dalam menjawab dan merumuskan

setiappermasalahan kehidupan. Terkait dengan masalah ekonomi,

masyarakatsecara bertahap akan dilatih dan dibiasakan untuk dapat

melakukansesuatu secara sendiri dalam kegiatan ekonomi.

Page 73: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

63

Dalam melaksanakan pengelolaan zakat kemudian didistribusikan kepada

para mustahiq, LAZAM masih menerapkan sistim distribusi yang bersifat

produktif tradisional. Seperti yang dijelaskan oleh Arif (2006) dalam Subhan

(2014: 105), menyebutkan bahwa pendayagunaan zakat yang bersifat produktif

tradisional, biasanya zakat diberikan dalam bentuk barang-barang yang produktif

seperti kambing, alat cukur dll. Dalam hal ini, LAZAM juga melakukan bentuk

kegiatan distribusi produktif dengan cara memberikan modal maupun bentuk

barang seperti alat bengkel. Menurut LAZAM pemberian dalam bentuk ini akan

dapat menciptakan suatu usaha yang membuka lapangan kerja bagi fakir miskin.

Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif yang digunakan dalam jangka

hampir satu tahun dapat menghasilkan keuntungan. Keuntungantersebut dapat

dilihat dari sebelum mendapatkan bantuan dana modal dari LAZAM dengan

sesudah mendapatkan bantuan modal. Keuntungan mulaidari 10% - 15%. Ada

juga yang masih sama antara pendapatan awaldengan pendapatan akhir setelah

dapat bantuan modal dari LAZAM.Akan tetapi ada juga yang akhirnya gagal

untuk mengembangkan usahanya karena kehabisan modal.

Pemberian modal kepada masyarakat miskin yang dilakukan oleh LAZAM

memiliki tujuan membantu masyarakat miskin agar dapat mandiridalam

memenuhi kebutuhan rumah tangga melalui bantuan modal, yangdigunakan untuk

kegiatan usaha sebagai jalan pendapatan yang bisadiputar sebagai modal dan

dikonsumsi untuk kebutuhan lain, denganbegitu pendapatan rumah tangga akan

bertambah.

Page 74: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

64

Menurut Ali (2005) dalam Subhan (2014: 107), menerangkan bahwa model

seperti ini merupakan bentuk strategi pertumbuhan atauThe grow strategy, yaitu

penerapan strategi yang pada umumnya dimaksuduntuk mencapai peningkatan

secara cepat dalam nilai ekonomi, melaluipeningkatan pendapatan perkapitan

penduduk, produktivitas, pertanian,pemodalan dan kesempatan kerja yang di

barengi dengan kemampuankonsumsi masyarakat desa.

Lebih lanjut Ali juga menerangkan seperti yang dikutip oleh Subhan (2014:

108), menunjukan bahwa program ini termasuk bentuk strategi kesejahteraan atau

theresponsitive strategy, sebuah strategi kesejahteraan yang

dimaksudkanmenanggapi kebutuhan yang dirumuskan masyarakat sendiri

denganbantuan pihak luar (self need and assistance) untuk memperlancar

usahamandiri melalui pengadaan teknologi serta sumber-sumber yang sesuaibagi

kebutuhan proses pembangunan.

Selain itu, melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat Dukuh, yang

notabene adalah masyarakat yang melek pendidikan, bagi LAZAM dalam

melaksanakan program distribusi zakat produktif tidaklah begitu sulit. Karena

dengan pemanfaatan potensi dari mustahik yang sudah adamaka tingkat

keseriusan untuk ikut serta dalam proses pemberdayaanmelalui program dapat

lancar dan bisa dipertanggungjawabkan sebagaianggota yang ingin berusaha skala

mikro kemudian usaha skala mikrodapat mudah diterapkan serta sesuai dengan

keadaan mustahik, mudahdalam pendiriannya, dan terakhir tidak perlu

membutuhkan manajemendan pemodalan yang begitu besar sehingga mudah

dalam penerapan dandilaksanakan oleh semua kalangan masyarakat dengan

Page 75: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

65

bertujuan untukmenjadi usaha yang tangguh dan mandiri untuk ikut serta

meningkatkanperan usaha mikro dalam pembangunan daerah menciptakan

lapanganpekerjaan, pemerataan pendapat, pertumbuhan ekonomi dan yangpaling

penting pengentasan rakyat dari kemiskinan.Alhasil sehinggausaha yang bersifat

skala mikro akan berkembang menjadi makro (Alidkk 2010, dalam Subhan, 2014:

113).

Para pengurusLAZAM dalam kaitannya pendayagunaan zakat produktif

terkait langsung dengan hukum zakatyaitu berdasarkan Al-Quran dan Hadits. Di

dalam Al-Quran disebutkanbahwa penyaluran zakat kepada mustahik atau

masyarakat yang masihproduktif memang tidak ada, akan tetapi di dalam hadits,

Rasulullah SAW pernah melakukan pemberian zakat kepada masyarakat yang

masih keadaan produktif.

“Dari Ubaidillah bin ‘Adi bin al khiyar bahwa ada dua sahabatmengabarkan kepadanya bahwa mereka berdua pernah menemuiNabi SAW. Meminta zakat kepadanya, maka Rasulullahmemperhatikan mereka berdua dengan seksama dan Rasulullahmendapatkan mereka sebagai orang-orang yang gagah. KemudianRasulullah bersabda, “jika kamu berdua mau, akan saya beri, tetapi(sesungguhnya) orang yang kaya dan orang yang kuat berusaha, tidakmempunyai bagian untuk menerima zakat,”

Dari hadits di atas, dapat dipahami bahwa pemberian zakat kepada seorang

mustahiq yang dalam keadaan gagah merupakanindikasi masih produktif, itu

boleh. Karena Rasulullah SAW tidakmelihat dari segi fisiknya tetapi dari segi

keadaan untuk memenuhikebutuhan sehari-hari yang belum bisa mencukupi

kebutuhannya. ArifMufraini (2006) sebagaimana dinukil oleh Subhan, yang

berpendapat bahwa termasuk dalamgolongan mustahik yaitu fakir miskin dengan

Page 76: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

66

memiliki indikatorketidak mampuan dalam materi dan keahlian supaya dapat

hidup untukusaha. (Subhan, 2014: 114-115).

Dalam pengembangan distribusi zakat produktif, membutuhkan

pendampingan dan pengawasan dalam pengembangan usaha. Dengan adanya

pendampingan dan pengawasan, kelompok bisa terbantuuntuk tumbuh dan

berfungsi sebagai suatu kelompok kegiatan yangmandiri atau tidak tergantung

pada pihak luar. Untuk itu, pendampingdiharapkan menjadi tenaga ahli yang

membantu kelompok dalam masa-masatertentu dan diharapkan kelompok

nantinya dapat berfungsi secara mandiri. Pengawasan juga berfungsi sebagai

kontrol terhadap penggunaan usaha modal dalam mengembangkan usahanya

tersebut. Akan tetapi belum adanya pendampingan dan pengawasan yang

dilakukan oleh LAZAM, menimbulkan beberapa distribusi zakat produktif banyak

menuai kegagalan. Seharusnya pihak LAZAM sudah harus memikirkan hal ini

sebagai upaya pengentasan kemiskinan yang lebih ideal dan tepat sasaran.

Karena menurut Ridwan (2004) dalam Subhan (2014: 118), menyebutkan

betapa pentingnya sebuah pendampingan yang dilakukan oleh pihak amil.

Pendampingan yang meliputi membimbing dan memberikanpenyuluhan ini

berfungsi untuk menjaga agar usahanya tetap berjalandan berkembang serta

mengamankan dana zakat. Tanpa fungsi ini,dikhawatirkan dana zakat akan

disalahgunakan untuk kepentingan yangtidak sesuai dengan usulannya (Subhan,

2014: 118).

Selain itu, menurut Eri (2004) seperti yang dikutip oleh Subhan, proses

pengembangan distribusi zakat produktif membutuhkancommunity education for

Page 77: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

67

development(CED), yaitu sebuah kegiatan yang diupayakan untuk

mendoronganggota masyarakat secara bersama-sama dalam

mengidentifikasimasalah dan kebutuhannya, mencari pemecahan atas

problem,memobilisasi sumber-sumber yang penting dan melaksanakan

sebuahrencana tindakan, terutama ketidakmampuan di bidang SDM

ataukemampuan untuk mengasah, mengembangkan kwalitas pengetahuandan

keterampilan yang pasif menjadi produktif (Subhan, 2014: 119-120).

Dalam pemberian modal usaha, LAZAM bisanya memberikan pinjaman

modal kepada mustahiq untuk mengembangkan sebuah usaha. Dengan ketentuan

bahwa pihak mustahiq harus mengembalikan modal yang telah diberikan. Karena

untuk proses pergantian peminjaman modal dengan para mustahiq.Pinjaman ini

biasanya dimanfaatkan sebagai modal untuk kegiatan usaha, kemudian

digulirkandana yang sudah dipinjamkan oleh orang lain dan kemudian

kembaliakan dipinjamkan lagi kepada masyarakat yang membutuhkan

untukkegiatan produktif.

Menurut Hikmat (2008) dalam Subhan (2014: 123) menyebutkan

penggunaan zakat untuk proyek produksi ini dari segi ekonomidan sosial sebagai

tindakan merealisasikan perubahan kelompokmasyarakat miskin dan

pengangguran menjadi kelompok produktif,sebagaimana ia ikut andil dalam

mengatasi problem pengangguran,anak jalanan, kriminalitas dan semua bentuk

kerusakan ekonomi dansosial yang tersebar dimana-mana.

Selain itu, ditambahkan oleh Arif (2006), pendayagunaan zakat untuk

menambah modal termasukpendayagunaan zakat yang bersifat produktif kreatif.

Page 78: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

68

Yaitu zakat yangdiwujudkan dalam bentuk permodalan, baik untuk membangun

proyeksosial atau menambah modal pedagang pengusaha kecil (Subhan, 2014:

124).

Jika mengacu kepada Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun

2011 tentang pengelolaan zakat, apa yang dilakukan oleh LAZAM telah sesuai

dengan prinsip yang telah ada walaupun belum pada keseluruhannya. Hal ini

terlihat pada sisi tujuan pengelolaan zakat. Di dalam Undang-undang tersebut

dijelaskan bahwa tujuan pengelolaan zakat ialah untuk meningkatkan efektivitas

dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat dan meningkatkan manfaat zakat

untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.

Maka, hal ini jugalah yang dilakukan oleh LAZAM selama berdirinya terus

mengupayakan penekanan angka kemiskinan dengan distribusi produktifnya

maupun konsumtif.

Kemudian lagi dari sisi pendistribusian dan pendayagunaan zakat yang

dilakukan oleh LAZAM nampaknya tidak jauh berbeda dengan apa yang telah

diatur oleh UU No. 23 tahun 2011 yakni pendistribusian menggunakan dua

metode, yaitu konsumtif dan produktif dengan catatan bahwa distribusi produktif

dilakukan jika kebutuhan konsumtif telah terpenuhi. Hal ini mengindikasikan

bahwa pemenuhan kebutuhan sehari-hari jauh lebih penting ketimbang

pengembangan usaha. Untuk itulah menjadi catatan penting untuk LAZAM

bahwa, tidak semerta-merta melaksanakan distribusi produktif sehingga

mengabaikan kebutuhan konsumtif.

Page 79: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

69

B. LAZAM dalam Analisis SWOT

Dalam menjalankan perannya sebagai lembaga pengelola zakat, selama ini

LAZAM telah banyak melewati dinamika organisasi. Letak kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman yang dimiliki dan dihadapi oleh LAZAM dalam konstelasi

masyarakat madani dan perubahan sosial yang terjadi dari berbagai aspek. Sebagai

organisasi yang masih tergolong muda (belum mencapai lima tahun) dalam

memerankan dirinya sebagai organisasi pengelola zakat tentu akan memiliki

kekuatan, kelemahan, peluangdan ancaman.

Seperti dikutip oleh Nafi’ati, menurut Freddy Rangkuty (2007)

penelitianmenunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh

kombinasifaktor Internal dan Eksternal. Kedua faktor tersebut harus

dipertimbangkan dalam analisis SWOT (Nafi’ati, 2013: 104).

Menurutnya, SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal, yaitu

Strengths danWeaknesses, serta lingkungan eksternal, yaitu Opportunities dan

Threats yangdihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan anatara

faktoreksternal peluang (Opportunity) dan ancaman (Threats) dengan

faktorinternal Kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weaknesses) (Nafi’ati, 2013:

104).

1. Strength (Kekuatan)

Strength merupkan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi,

proyekatau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor

yangterdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

Page 80: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

70

a) Sebagai satu-satunya lembaga pengelola zakat yang berada di sekitar

masyarakat RW 1. Menimbulkan kekuatan sentral yang terletak pada satu

titik. Sehingga, pendistribusian maupun penghimpunannya menjadi lebih

komprehensif.

b) Kedua, LAZAM telah memiliki konsep panduan yang jelas serta

manajemen dalam mengelola zakat.

c) Loyalitas dan integritas pengurus dalam menjalankan proses roda

organisasi dalam pengembangan distribusi zakat sebagai bentuk

pengabdian kepada masyarakat.

d) Telah memiliki muzakki tetap.

e) Medapat dukungan penuh dari masyarakat sekitar maupun lembaga atau

instansi pemerintah.

2. Weakness (Kelemahan)

Weakness merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalamorganisasi,

proyek atau konsep bisnis yang ada, meliputi:

a) Tidak seimbangnya antara jumlah muzakki dan mustahiq. Mengakibatkan

kurangnya jumlah dana dalam alokasi distribusi produktif.

b) Kurangnya profesionalisme kepengurusan, mengakibatkan

ketidaksinambungan organisasi. Maka dalam hal ini seharusnya pengurus

LAZAM bisa lebih cermat dalam mengurusi dinamika organisasi dan

mampu mengalokasikan waktu di sela kesibukan masing-masing. Jadi,

Page 81: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

71

kesinambungan organisasi dalam mengelola zakat akan lebih

komprehensif.

c) sifat lembaga LAZAM yang masih berbasis sosial. Hal ini

mengakibatkan kurangnya relasi maupun kerjasama dari pihak luar.

Selain itu, sifatnya yang masih sosial juga menimbulkan kekurangan

biaya operasional sehingga menghambat ruang gerak para pengurus

dalam melejitkan pengelolaan zakat produktif. Jadi, adapaun solusinya

ialah, segera untuk mengusulkan kepada pemerintah agar disahkan secara

pemerintahan. Sehingga akan lebih mudah membangun jaringan kerja

dan biaya operasional akan lebih lancar.

d) Tidak adanya pengawasan terhadap kinerja lanjut dalam distribusi

produktif. Mengakibatkan seringnya terjadi penyelewengan dana zakat

yang telah diberikan oleh LAZAM.

e) Belum adanya pendampingan dan pelatihan bagi kaum mustahiq dalam

mengembangkan usaha dan modal yang telah diberikan oleh pihak

LAZAM.

3. Opportunity(Peluang)

Opportunity merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang

yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar

organisasi,proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor,

kebijakanpemerintah, kondisi lingkungan sekitar, meliputi:

Page 82: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

72

a) Adanya stakeholder (muzaki, lembaga-lembaga sosial, lembaga

pemerintah, lembaga swasta, dan lainnya) yang peduli dengan

masalahkemiskinan.

b) Menjadi lembaga yang terdaftar di pemerintahan. Atau dengan kata lain,

tidak lagi bersifat sosial.

c) Menjadi lembaga profesional yang berbasis kemasyarakatan, dengan

menerapkan sistem kepercayaan.

4. Threats (Ancaman)

Threats merupakan kondisi yang mengancam dari luar.Ancaman inidapat

mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri, meliputi:

a) Jumlah kemiskinan yang semakin bertambah.

b) Banyaknya lembaga konfensional yang menawarkan pinjaman

usahadengan pengembalian secara kredit berbunga.

c) Berkurangnya jumlah muzakki. Keterbatasan jumlah muzakki yang

diiringi dengan masih banyaknya para mustahiq, menimbulkan

ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran. Hal ini

menimbulkan masih banyak dari kalangan mustahiq yang belum

mendapat jatah bantuan dana zakat. Sehingga proses penggiliran yang

dilakukan oleh LAZAM terbilang cukup lama. Sehingga dalam upaya

pengentasan kemiskinan relatif memakan waktu yang cukup lama. Jadi,

konsekwensi logis yang harus diterima ialah, LAZAM tidak mampu

bergerak dengan cepat dalam menyelesaikan problematika umat Islam,

Page 83: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

73

yaitu kemiskinan. Oleh sebab itu, solusi yang dapat penulis berikan ialah,

menambah jadwal terbang para pengurus dalam melakukan sosialisasi

terhadap masyarakat terutama kalangan menengah atas, untuk mau dan

suka rela dalam memberikan kepercayaannya menyalurkan dana zakat

kepada LAZAM. Sosialisasi bisa dilakukan dalam beberapa hal, seperti

dalam pengajian, khotbah jum’at, maupun koran dan iklan. Maka, akan

dicapai keseimbangan pemasukan dan pengeluaran jikalau jumlah

muzakki bertambah lebih banyak.

d) Kurangnya pengetahuan masyarakat akan urgensi nilai zakat. Lazimnya

masyarakat hanya memahami ibadah zakat hanya sebagai bentuk

rutinitas dalam menjalankan perintah Allah. Akan tetapi masyarakat

belum mampu memahami nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah zakat

pada dasarnya juga mengandung nilai horizontal (hamblum mninannash).

Oleh sebab itu, intensitas dalam melaksanakan zakat hanya terpaku pada

satu sudut ibadah mahdhah.

Page 84: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pada prakteknya, mekanisme pengelolaan dan pendayagunaan dana zakat

produktif diawali dengan cara menghimpun dana zakat. Biasanya muzakki

menyetorkan lebih dahulu zakatnya kepada pengurus LAZAM, ketimbang

menunggu untuk ditarik oleh pengurus LAZAM. Dana yang telah dikumpulkan

kemudian dikelola dengan mekanisme distribusi produktif. Distribusi produktif

diwujudkan dalam bentuk bantuan modal untuk membangun usaha berupa

bengkel dan tambal ban. Modal disalurkan kepada muztahiq secara bergantian

untuk membangun usaha. Jika usaha yang dilakukan oleh muztahiq berkembang

dengan baik, maka dalam pripsip peminjaman modal ini menerapkan sistem bagi

hasil dengan presentase 60% untuk muztahiq dan 40% untuk LAZAM. Sehingga

modal dapat digulirkan kepada muztahiq yang lain. Selain itu, distribusi produktif

di samping bermaksud untuk menciptakan lapangan pekerjaan, juga dimaksudkan

untuk memberdayakan kaum muztahiq untuk mau bekerja dan kreatif dalam

menjalankan usahanya sehingga mampu menjadi muzakki baru. Maka, laju angka

kemiskinan di Kelurahan Dukuh dapat ditekan dengan praktek pemberdayaan

zakat produktif.

2. LAZAM sebagai lembaga yang mengelola zakat, tentu tidak akan terlepas dari

kondisi internal dan eksternal. Dalam analisis SWOT didapatkan bahwa LAZAM

memiliki kekuatan dan peluang dalam mengembangkan dana zakat seperti

Page 85: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

75

munculnya dukungan dari kalangan masyarakat akan pentingnya sebuah

pemberdayaan zakat yang terbukti dengan hadirnya beberapa muzakki tetap.

Selain itu, LAZAM juga memiliki jajaran pengurus yang loyalitas dan integritas

dalam mengabdikan dirinya kepada masyarakat. Akan tetapi LAZAM juga

mendapat ancaman dan kelemahan berupa sifatnya yang masih sosial menjadikan

sempitnya ruang gerak dan kurangnya biaya operasional dalam memberdayakan

zakat. Ditambah lagi belum adanya sistem pengawasan dan pendampingan

terhadap muztahiq yang dilakukan oleh LAZAM, sehingga berpotensi terjadinya

kecurangan dan kegagalan dalam membangun usaha.

3. Peran dan fungsi LAZAM sebagai organisasi pengelola zakat, memang belum

begitu signifikan. Akan tetapi dalam perjalanannya telah banyak membantu

kebutuhan masyarakat Dukuh. Walaupun upaya pengentasan kemiskinan yang

ingin dicapai belum terealisasi, terbukti LAZAM telah banyak membantu

perekonomian masyarakat serta menciptakan lapangan pekerjaan untuk

masyarakat Dukuh.

B. Saran

LAZAM hendaknya lebih meningkatkan implementasi fungsi actuating

(penggerak) secara optimal sebagai wujud tindak lanjut dari perencanaan program

yang sudah dilakukan dengan baik. Penambahan aspek pemberian bimbingan dan

pengawasan kepada bidang pendayagunaan zakat produkitf sehingga

pengembangan zakat produktif bisa ditingkatkan secara optimal untuk dapat

mencapai kesejahteraan masyarakat (welfare state)

Page 86: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

76

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mawardi, Imam. 2007. Al Ahkam As Sulthoniyyah; Hukum-Hukum Penyelenggaraan Negara. Terjemahan oleh Bahri Fadli. Jakarta: Darul Falah.

Ansori, Abdul Ghofur. 2006. Hukum dan Pemberdayaan Zakat: Upaya Sinergis Wajib Pajak di Indonesia. Yogyakarta: Pilar Media (ANGGOTA IKAPI).

Departemen Agama. 1974. Al Qur’an dan Terjemahanya. Jakarta: PT. Bumi Restu.

Departmen Agama. 1983. Ilmu Fiqh Jilid I. Jakarta: Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam.

Fajri, Em Zul dan Senja, Ratu Aprilia. tth.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Dofa Publiser.

Hafidhuddin, Didin. 2002. Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Insani.

Khasanah, Umrotul 2010.Manajemen Zakat Modern; Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Umat. Malang: UIN Maliki Press.

Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Pineka Cipta.

Marimin. 2004. Tehnik Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta: PT Gresindo.

Mas’ud, Muhammad Ridwan. 2005. Zakat & Kemiskinan Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Umat. Yogyakarta: UII Press.

Maslah, Arif. 2012. Pengelolaan Secara Produktif Sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan. Skripsi, Jurusan Syariah, STAIN Salatiga.

Mochlasin. 2014. Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia. Salatiga: STAIN Salatiga Press.

Mubasirun. 2013. Distribusi Zakat dan Pemberdayaan Ekonomi Umat. Inferensi, Vol. 7, No. 2 :493-512.

Page 87: PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/569/1/Ahmad... · mengentaskan kemiskinan secara utuh di Kelurahan Dukuh, akan tetapi lahirnya LAZAM

77

Mursyid, 2006. Mekanisme Pengumpulan Zakat dan Shodaqoh (Menurut Hukum Syara’ dan Undang-undang). Yogyakarta: Magistra Insania Press.

Nafi’ati. 2013. Pemberdayaan Mustahiq Melalui Pendayagunaan Zakat Produktif; Studi Kasus di Baitul Maal Hudatama Semarang 2011. Skripsi, Fakultas Dakwah, IAIN Walisongo Semarang.

Qadir, Abdurrachman. 2001. Zakat: dalam Dimensi Mahdah dan Sosial. Jakarta: Raja Grafndo Persada.

Qardhawi, Yusuf. 1991. Fiqh Al-Zakat. Bogor: Litera Antar Nusa.

Rangkuti, Freddy. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Rifa’i, Moh, dkk. 1982. Tarjamah Khulashah Kifayatul Akhyar. Semarang: CV Toha Putra.

Shihab, Quraish. 1994. Membumikan Al-Qur’an Fungsi dan Pperan Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan.

Subhan. 2014. Strategi Pendayagunaan Zakat Untuk Membangun Ekonomi Masyarakat; Studi Kasus di Pos Keadilan Peduli Umat PKPU Semarang. Skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, IAIN Walisongo Semarang.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

Zuhayly, Wahbah. 1995. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT, diakses 10/2/2015