pengaruh strategi pembelajaran everyone is a …etheses.uinmataram.ac.id/1003/1/fitriatul...
TRANSCRIPT
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER
HERE TERHADAP KECAKAPAN SOSIAL DAN BERPIKIR KRITIS
SISWA KELAS XI MIA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI
DI MAN 2 LOMBOK TENGAH
TAHUN PELAJARAN
2017/2018
Oleh
Fitriyatul Jannah
NIM: 151.145.116
JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2018
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER
HERE TERHADAP KECAKAPAN SOSIAL DAN BERPIKIR KRITIS
SISWA KELAS XI MIA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI
DI MAN 2 LOMBOK TENGAH
TAHUN PELAJARAN
2017/2018
SKRIPSI
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Fitriyatul Jannah
NIM: 151.145.116
JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2018
MOTTO
∙
∙
“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut". “Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim
bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya, dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah, Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
(QS. Al-Anfaal : 9-10)1
1Yuslisar Ningsih, Kitab Al- u ’an dengan Alat Pe aga Tajwid Kode A ab, (Jakarta: Insan
Media Pustaka, 2013). Hlm. 78.
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur yang sedalam-dalamnya, karya ini ku persembahkan untuk:
1. Allah Subhanahu Wata’ala, dengan taufik dan nikmat-Nya sehingga karya tulis ini
dapat di selesaikan.
2. Motivator hidupku Bapakku dan Inaqku (Acip Akhmad dan Zaoranah) yang telah
membesarkanku dengan penuh kasih sayang, memberiku motivasi sehingga bisa
menempuh S1.
3. Kakak ku tersayang (Uswatun Hasanah) yang selalu memberikan ku arahan dan
selalu menyemangatiku, demi kelancaran studiku, untuk menjadi orang yang lebih
baik lagi.
4. Adik ku tersayang (Wahidaturrahmah, siti Fatimatuzzahrah, Nurul Hikmah dan
Latifatul Maemanah) senyum dan tawa ringan kalian memberiku inspirasi dan
harapan baru.
5. Keponakanku tersayang (Reyfaldi Uliman Habib dan Reynishia Azzahratul Hasna)
kenakalan kalian menguatkan kesabaranku.
6. Sahabat tersayang yang telah ikut serta dalam membantu proses penelitian (Amirah
MU, Lia Rahayu, Fatimatuzzahrah, Aminah MU, Nurul Aini dan semua teman-teman
yang tidak bisa saya sebut satu persatu).
7. Sahabat surgaku yang selalu menyemangati, membantu menyediakan segala
kebutuhan dalam penelitian ku ( Rodi Hidayat )
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 khususnya Jurusan Pendidikan IPA
Biologi.
9. Almamaterku tercinta (UIN Mataram).
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah Swt., Tuhan Semesta Alam dan Shalawat serta Salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw., juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Aamiin .
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara lain adalah:
1. Ibu Lutvia Krismayanti, M.Kes dan Bapak Hanapi, M. Pd. I (Pembimbing I dan II)
yang telah banyak memberikan bimbingan serta inspirasi selama penulisan skripsi ini
2. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA Biologi Dr. Ir. Edi M. Jayadi,
MP. dan Bapak Alwan Mahsul, M.Pd.
3. Bapak Alwan Mahsul, M.Pd selaku dosen wali.
4. Ibu Dr.Hj. Lubna, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
5. Bapak Dr. H. Muttawali, M.A. selaku Rektor UIN Mataram.
6. Semua pihak yang telah bersedia membantu dan membimbing dalam proses
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt. Dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta. Aamiin.
Mataram, Juni 2018
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING........................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................. v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ................................................................. vi
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... viii
PEDOMAN TRANLITERASI............................................................................ ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
ABSTRAK ............................................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ......................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat ........................................................................... 6
D. Definisi Operasional .......................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ..................... 10
A. Kajian Teori ....................................................................................... 10
B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 27
C. Hipotesis Penelitian. .......................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 30
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................ 30
B. Populasi dan Sampel ......................................................................... 30
C. Waktu dan Tempat Penelitian. .......................................................... 31
D. Variabel Penelitian. ........................................................................... 32
E. Desain Penelitian. .............................................................................. 32
F. Instrumen Penelitian. ......................................................................... 33
G. Tehnik Pengumpulan Data. ............................................................... 33
H. Tehnik Analisis Data ......................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 38
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 38
B. Pembahasan ....................................................................................... 56
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 64
A. Kesimpulan ........................................................................................ 64
B. Saran .................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir, 25
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian, 33
Tabel 4.1 Hasil Observasi Kecakapan Sosial Siswa Kelas Kontrol Pertemuan Pertama 39
Tabel 4.2 Persentase Jumlah Siswa Kelas Kontrol yang Memiliki Kecakapan Sosial di Pertemuan Pertama 41
Tabel 4.3 Hasil Observasi Kecakapan Sosial Siswa Kelas Kontrol Pertemuan Kedua 42
Tabel 4.4 Persentase Jumlah Siswa Kelas Kontrol yang Memiliki Kecakapan Sosial di Pertemuan Pertama 44
Tabel 4.5 Hasil Observasi Kecakapan Sosial Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama 46
Tabel 4.6 Persentase Jumlah Siswa Kelas Eksperimen yang Memiliki Kecakapan Sosial di Pertemuan Pertama 47
Tabel 4.7 Hasil Observasi Kecakapan Sosial Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua 48
Tabel 4.8 Persentase Jumlah Siswa Kelas Eksperimen yang Memiliki Kecakapan Sosial di Pertemuan Pertama 49
Tabel 4.9 Perbedaan Persentase Skor Rata-rata Kecakapan Sosial Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 50
Tabel 4.10 Jumlah Nilai Tes Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 52
Tabel 4.11 Desskripsi Nilai Tes Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 53
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Data Tes Berpikir Kritis Siswa 54
Tabel 4.13 Hasil Uju Homogenitas Data Tes Berpikir Kritis Siswa 55
Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis Tes Berpikir Kritis Siswa 56
DAFTAR LAMPIRAN
Lampran 1. RPP Kelas Eksperimen
Lampiran 2. RPP Kelas Kontrol
Lampiran 3. Kisi-kisi dan Lembar Observasi Kecakapan Sosial
Lampiran 4. Kisi-kisi dan Soal Essay Berpikir Kritis
Lampiran 5. Lembar Obeservasi Pembelajaran
Lampiran 6. Hasil Penelitian Observasi Kecakapan Sosial Siswa
Lampiran 7. Hasil Penelitian Tes Berpikir Kritis Siswa
Lampiran 8. Dokumentasi Kegiatan Penelitian
Lampiran 9. Surat Izin Penelitian
Lampiran 10. Kartu Konsultasi
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE TERHADAP KECAKAPAN SOSIAL DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI
MIA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI MAN 2 LOMBOK TENGAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Oleh:
Fitiryatul Jannah
Nim: 151.145.116
ABSTRAK
Strategi everyone is a teacher here merupakan strategi yang memberikan kesempatan pada setiap siswa untuk bertindak sebagai seorang pengajar terhadap siswa lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh startegi pembelajaran Everyone is A Teacher Here terhadap kecakapan sosial dan berpikir kritis siswa. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen dan desain yang digunakan adalah Posttest only control design. Populasi dalam penelitian ini adalah 2 kelas siswa kelas XI MAN 2 Lombok Tengah tahun ajaran 2017/ 2018 sebanyak 30 siswa. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas XI MIA 1 dan XI MIA 2, dimana kelas XI MIA 1 sebagai kelas kontrol yang akan menggunakan strategi konvensional dan kelas XI MIA 2 sebagai kelas eksperimen dengan startegi pembelajaran Everyone is A Teacher Here. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi, lembar observasi, dan tes. Berdasarkan hasil analisis data tersebut, bahwa terdapat 37,1% siswa kelas eksperimen yang memiliki kecakapn sosial yang baik sedangkan pada kelas kontrol terdapat 13,3% siswa yang memiliki kecakapan sosial yang baik dan taraf signifikan 5% dan 1% sebesar 0,008 dan 0,004 sehingga p < 0,05 untuk analisis tes berpikir kritis sehingga diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh startegi pembelajaran Everyone is A Teacher Here terhadap kecakapan sosial dan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran biologi di MAN 2 Lombok Tengah.
Kata Kunci: Strategi Everyone is A Teacher Here, Kecakapan Sosial, Berpikir Kritis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting bagi
manusia. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab2.
Dunia pendidikan saat ini, masih banyak hal yang perlu diperhatikan.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses belajar di
dalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi,
otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa
dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk
menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari3. Dengan melihat proses
pembelajaran saat ini yang belum terlaksana secara optimal. Pengajar
2 Drs. Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT .
REMAJA ROSDAKRYA. 2012), Hlm. 21-22. 3 H. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Bandung: Prenadamedia Group), hlm. 103.
cenderung menyampaiakan teori-teori saja, keterampilan dalam pembelajaran
belum diperhatikan. Pengajar aktif dalam kegiatan pembelajaran sedangkan
siswa pasif dalam mendengarkan materi yang sedang disampaikan, sedikit
ruang bagi siswa menjadi aktif dan membuat siswa merasa bosan. Proses
pembelajaran seperti inilah membuat kurangnya pengalaman belajar bagi
siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Rajinah, S.Pd selaku
guru mata pelajaran biologi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Lombok
Tengah pada tanggal 18 Mei 2017 pukul 10.15 WITA, proses pembelajaran
dalam kelas masih belum bervariasi, guru lebih dominan menggunakan
metode konvensional yaitu ceramah, dan tanya jawab, pembelajaran
dipusatkan pada guru yang menyampaikan materi, sehingga siswa harus
mencatat dan menghafal untuk menguasai materi yang telah disampaikan hal
ini berdampak pada kemampuan berpikir kritis siswa saat siswa dalam
menganalisis masalah yang siswa temukan dan siswa terlihat masih belum
aktif yaitu kurangnya kemandirian dalam mengemukakan pedapat, kurang
bekerja sama, kurang menghargai pendapat orang lain, hal ini dikarenakan
siswa masih merasa malu dan merasa takut untuk mengemukakan
pemikirannya.
Tidak tercapaianya pembelajaran yang aktif di kelas tidak selalu
disebabkan oleh kurangnya pemahaman pengajar terhadap bahan yang
diajarkan, akan tetapi keberhasilan proses pembelajaran akan menjadi efektif
bergantung dari seorang pengajar yang mampu mengemas strategi
pembelajaran yang bervariasi. Berbagai jenis strategi pembelajaran telah
digunakan dalam membantu meningkatkan kecakapan sosial atau berpikir
kritis siswa namun masih terdapat kekurangan tersendiri dalam pelaksanaan
maupun hasil yang dilihat dari siswa.
Strategi Everyone is A Teacher Here merupakan salah satu contoh
strategi pembelajaran yang dirancang untuk mendapatkan partisipasi kelas
secara keseluruhan dan secara individual4. Strategi ini merupakan strategi
yang dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa, dan
dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pembelajaran pada
berbagai mata pelajaran. Siswa tidak lagi duduk diam mendengarkan dan
menulis penjelasan guru, namun pada pembelajaran aktif ini siswa lebih aktif
dalam memecahkan masalah sendiri. Selain dalam belajar, pembelajaran aktif
selalu dikaitkan dengan pengalaman nyata siswa agar siswa dapat
menggunakan semua kemampuan yang dimilikinya, baik itu kemampuan
membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat
dan terampil serta kemampuan berinteraksi (social skill).
Kecakapan sosial adalah kemampuan individu yang terdiri dari
serangkaian perilaku berintraksi dengan orang lain dan lingkungan di sekitar
agar diterima secara positif di lingkungan pendidikan. Kecakapan sosial juga
kebutuhan primer yang perlu dimiliki oleh siswa sebagai bekal bagi
kemandirian bagi kehidupan selanjutnya. Kecakapan sosial bermanfaat bagi
4 Kiki Aryaningrum, Pengaruh Strategi Pembelajaran Everyone is A Teacher Here terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu (Geografi) di Kelas VIII SMP Negeri I Belitang III Oku Timur , Jurnal Ilmiah CIVIS, Vol. 5, No. 2, Juli 2015, hlm. 802.
kehidupan sehari-hari, untuk dapat menyelesaikan diri dengan kehidupan
sehari-hari5.
Berpikir kritis adalah berpikir rasional dalam menilai sesuatu.
Sebelum mengambil suatu keputusan atau melakukan suatu tindakan, maka
dilakukan pengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang sesuatu
tersebut. Pada dasarnya kemampuan berpikir kritis erat kaitannya dengan
proses berpikir kritis dan indikator-indikatornya. Indikator berpikir kritis
dapat dilihat dari karakteristiknya sehingga dengan memiliki karakteristik
tersebut seseorang dapat dikatakan telah memiliki kemampuan berpikir
kritis6.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan tersebut, maka peneliti
ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran
Everyone is A Teacher Here (ETH) terhadap Kecakapan Sosial dan Berpikir
Kritis Siswa Kelas XI MIA pada Mata Pelajaran Biologi di MAN 2 Lombok
Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018”.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
5Jamali, Pengaruh Diskusi Kelompok Terhadap Kecakapan Sosial Siswa Kelas Xi Sman 1
Masbagik, Jurnal Educatio Vol. 8 Nomor 1, Juni 2013, hlm. 50. 6 Karim dan Normaya, Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Dengan Menggunakan Model Jucama Di Sekolah Menengah Pertama, EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 1, April 2015, hlm. 93.
a. Apakah ada pengaruh strategi pembelajaran Everyone is A Teacher
Here terhadap kecakapan sosial siswa kelas XI MIA pada mata
pelajaran biologi di MAN 2 Lombok Tengah tahun pelajaran
2017/2018?
b. Apakah ada pengaruh strategi pembelajaran Everyone is A Teacher
Here terhadap berpikir kritis siswa kelas XI MIA pada mata
pelajaran biologi di MAN 2 Lombok Tengah tahun pelajaran
2017/2018?
2. Batasan Masalah
Melihat banyaknya masalah yang peneliti temukan dalam
penelitian ini, maka ada baiknya peneliti membatasi permasalahan
dengan memfokuskan penelitian terhadap kecakapan sosial dan berpikir
kritis Biologi siswa. Hal ini dikarenakan pada identifikasi masalah yang
telah dipaparkan sebelumnya kecakapan sosial dan berpikir kritis siswa
lebih di harapkan dalam implemetasi kurikulum 2013. Sehingga batasan
masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Strategi
Pembelajaan Everyone Is A Teacher Here terhadap kecakapan sosial
dan berpikir kritis siswa kelas XI MIA di MAN 2 Lombok Tengah.
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah, maka tujuan penelitian ini
sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengaruh Strategi Pembelajaan Everyone Is A
Teacher Here terhadap kecakapan sosial siswa kelas XI MIA di
MAN 2 Lombok Tengah.
b. Untuk mengetahui pengaruh Strategi Pembelajaan Everyone Is A
Teacher Here terhadap berpikir kritis siswa kelas XI MIA di MAN
2 Lombok Tengah.
2. Manfaat
a. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam
pengembangan strategi pembelajaran Everyone is A Teacher
terhadap kecakapan sosial dan berpikir kritis siwa. Selain itu juga
menjadi khasanah pengetahuan ilmiah dalam bidang pendidikan.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi sekolah, diharapkan tindakan yang dilakukan pada
penelitian ini dapat dijadikan salah satu bahan masukan
dalam rangka meningkatkan kecakapan sosial dan berpikir
kritis siswa dalam pembelajaran Biologi .
2) Bagi guru, strategi belajar aktif tipe ETH diharapkan dapat
dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan kecakapan
sosial dan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran biologi.
3) Bagi Siswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
semangat pada siswa agar dapat menciptakan kecakapan
sosial dan berpikir kritis dalam pelajaran biologi dan dapat
meningkatkan kemampuan siswa untuk bersosialisai dengan
guru dan siswa lainnya.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul, maka peneliti
merasa perlu menjelaskan istilah-istilah berikut ini:
1. Strategi Everyone is A Teacher Here adalah kegiatan yang dilakukan
dalam penelitian yang melibatkan siswa untuk menjelaskan suatu materi
didepan kelas secara bergantian. Adapun langkah-langkah pembelajaran
ini sebagai berikut:
a. Bagikan secarik kertas kepada seluruh siswa. Minta siswa untuk
menuliskan satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang
dipelajari di kelas atau sebuah topik khusus yang akan didiskusikan
di dalam kelas.
b. Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan kepada
setiap siswa. Pastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal
yang ditulis sendiri. Minta mereka untuk membaca dalam hati
pertanyaan dalam kertas tersebut kemudian memikirkan jawabannya.
c. Minta siswa secara sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut
dan menjawabnya.
d. Setelah jawaban diberikan, mintalah siswa lainnya untuk
menambahkan jawaban.
e. Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya7.
2. Kecakapan sosial merupakan kumpulan aktivitas siswa yang dilihat dari
segi inetraksi, antusias dan kerja sama siswa dalam proses pembelajaran
yang disajikan dalam lembar observasi. Adapun indikator kecakapan
sosial sebagai berikut:
a. Keterampilan dasar berinterksi yaitu berusaha untuk saling
mengenal, ada kontak mata dan berbagi informasi dan material.
b. Keterampilan komunikasi yaitu mendengar dan berbicara secara
bergiliran, melembutkan suara (tidak membentak), menyakinkan
orang lain untuk mengemukakan pendapat, mendengarkan sampai
orang lain tersebut menyelesaikan pembicaraannya,
c. Membangun tim/kelempok yaitu mengakomodasi pendapat orang,
bekerja sama, saling menolong dan saling memperhatikan,
d. Menyelesaikan masalah yaitu mengendalikan diri empati,
memikirkan orang lain, taat terhadap kesepakatan, mencari jalan
keluar dengan berdiskusi dan respek terhadap pendapatan yang
berbeda.8
3. Berpikir kritis merupakan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan
yang disajikan dalam bentuk essay. Adapun indikator dari berpikir kritis
sebagai berikut:
7 Heni Sitiati, Studi Perbandingan Metode Inkuiri Dengan Strategi Everyone Is A Teacher
Here Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas Iv Sd Muhammadiyah 16 Karangasem 2012,( Naskah Publikasi, FKIP UM Surakarta, 2012), hlm. 9.
8 Puad mustofa, Peningkatan Keterampilan Sosial melalui Model Pembelajaran Kooperatif Teams Gamestournament Mata Pelajaran IPS pada Siswa Kelas IXA SMP Negeri 1 Rebang Tangkas Kabupaten Way Kanan Tahun pelajaran 2015/2016, Tesis diterbikan, 2016, hlm. 61-62.
a. Menganalisis, yaitu menguji dan mengidentifikasi,
b. Menganalisis , menghasilkan penjelasan-penjelasan
c. Menganalisis, menghasilkan keputusan
d. Penjelasan, yaitu menuliskan hasil dan menghadirkan argumen,
e. Menyimpulkan 9
9Rahmawati, Farida, Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Tentang Sifat-Sifat Bangun
Ruang dengan Menerapkan Tipe Numbered Together pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Kebon Sari Madiun Tahun Pelajaran 2010/2011, Skripsi Universitas Sebelas Maret, 2011, hlm. 29
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Strategi Pembelajaran
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi adalah metode atau cara. Metode adalah kerangka
kerja untuk melakukan suatu tindakan atau suatu kerangka berpikir
untuk menyusun gagasan yang terarah dan terkait dengan maksud
dan tujuan10. Strategi atau metode adalah komponen yang
mempunyai fungsi yang menentukan dalam pencapaian suatu
tujuan11. Suatu strategi akan dirancang dan dilakukan berdasarkan
tujuan yang telah ditentukan, strategi akan dilaksanakan secara
sikstematis dan terorganisir agar tujuan yang diinginkan dapat
tercapai sesuai dengan harapan.
Strategi pembelajaran sangat dibutuhkan dalam mencapai
tujuan pendidikan. Dalam proses pembelajaran strategi dapat
diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
yang telah digariskan12. Strategi ini dirancang sedemikian rupa
sesuai dengan jenis pembelajarannya, sehingga biasa disebut dengan
10 Toto Syatori Nasehudin dan Nanang Gozali, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung:
Pusaka Setia, 2012), hlm. 27. 11 H. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Bandung: Prenadamedia Group), hlm. 60 12 Asis Saefuddin dan Ika Berdiati, Pembelajaran Efektif, (Bandung: PT REMAJA
ROSDAKRYA, 2014), hlm. 40
strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan rencana
tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
pembelajaran13.
Strategi pembelajaran harus diarahkan untuk memfasilitasi
pencapaian kompetensi yang telah dirancang dalam dokumen
kurikulum agar setiap individu mampu menjadi pembelajar mandiri
sepanjang hayat dan yang pada mereka menjadi komponen penting
untuk mewujudkan masyarakat pembelajar. Ada beberapa jenis
strategi pembelajaran yang dapat digunakan, salah satunya adalah
strategi pembelajaran Everyone is A Teacher Here, strategi ini
mengajarkan siswa untuk menjadi guru bagi teman-temannya,
strategi ini juga cukup efektif dalam melatih kemampuan siswa
berpikir kritis dan memiliki kecakapan sosial.
b. Macam-macam Strategi Pembelajaran
Berikut ini adalah beberapa alternatif strategi pembelajaran
yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.:
1) Snowball Trowing, filosofi strategi ini seperti bola salju yang
kecil dan akan menjadi besar ketika bergulung-gulung, yang
diibaratkan seperti mengakumulasi materi pembelajaran yang
sedikit, karena proses pembelajaran dengan melempar bola salju
(kertas HVS) akan menjadi banyak. Strategi ini dapat digunakan
13 H. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Bandung: Prenadamedia Group), hlm. 126
untuk mengulang materi yang sebelumnya sudah diberikan atau
untuk mengukur kompetensi siswa.
2) Stategi Bertukar Pasangan, startegi ini dapat membangun
pemikiran kelompok pasangan. Siswa yang berpasangan dapat
berbagi, berdiskusi dan merumuskan sesuatu secara bersamaan
dan semakin berkembang dengan bertukar pasangan. Setiap
siswa dapat merumuskan hal baru ketika berganti pasangan.
3) Strategi Inside and Outside Circle, strategi pembelajaran ini
merupakan model kooperatif yang sangat dinamis karena dapat
membuat siswa aktif bergerak dalam barisan berbentuk
lingkaran.
4) Strategi ABC Games, strategi ini dapat memotivasi siswa untuk
belajar dengan aktif dan menyenangkan. Siswa berbaris dengan
urutan A, B, dan C untuk berlomba menemukan jawaban-
jawaban secara mandiri dan secara bersama-sama.
5) Strategi Question Student Have, strategi ini dapat memotivasi
siswa untuk menggali kemmapuan dengan mengonstruksi
konsep pelajaran dengan belajar membuat pertanyaan dari apa
yang dipelajari.
6) Staretgi Pesan Berantai, strategi ini cukup efektif diterapkan
pada pemelajaran keterampilan berbahasa, siswa dapat
bekerjasama dalam kelompok.
7) Strategi True or Fals, dalam pembelajaran startegi ini dapat
meningkatkan ketelitian siswa. Siswa harus menganalisis
pertanyaan atau soal topik yang disampaikan.
8) Strategi Everyone is A Teacher Here, strategi ini diterapkan
untuk melatih kemampuan siswa dalam mengemukakan
pendapat dan berlatih berpikir kritis.
9) Diskusi Tiga Lapis, strategi ini merupakan bagian dari
pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan pada topik yang
berbeda. Siswa membuat tiga lapis lingkaran dengan pertanyaan
yang berbeda.
10) Think-Pair-Share, strategi ini dapat memotivasi siswa belajar
secara berpasangan, setiap anggota berperan dalam
menyelesaikan pertanyaan. pada awalnya guru memberikan
tugas untuk memikirkan soal yang diberikan. kemudian peserta
didik secara berpasangan menyelesaiakn pertanyaan yang sama
dan kemudian membaginya dengan pasangan yang lain14.
2. Strategi Pembelajaran Everyone is A Teacher Here
a. Pengertian Strategi Pembelajaran Everyone is A Teacher Here
Strategi pembelajaran Everyone is A Teacher Here
merupakan salah satu model pembelajaran aktif. Dalam
pembelajaran aktif siswa di bimbing untuk turut serta dalam kegiatan
pembelajaran, dengan keadaan ini siswa akan menjadi lebih merasa
14 Asis Saefuddin dan Ika Berdiati, Pembelajaran Efektif, (Bandung: PT REMAJA
ROSDAKRYA, 2014), hlm. 88-129.
terkesan dan memeiliki pengalaman. Siswa yang pasif akan menjadi
aktif.
Pembelajaran aktif diperlukan oleh siswa untuk mencapai
hasil pembelajaran baik dari segi sikap maupun tingkat
kecerdasannya. Pada pembelajaran aktif guru berperan sebagai
pemberi fasilitasi, pembimbing, pemberi motivasi, dan sebagai
pemberi evaluasi. Dengan peran guru tersebut siswa akan menjadi
lebih mudah dalam belajar dan mencari tahu, siswa akan lebih
dominan dalam proses pembelajaran.
Siswa tidak lagi duduk diam mendengarkan dan menulis
penjelasan guru, namun pada pembelajaran aktif ini siswa lebih aktif
dalam memecahkan masalah sendiri. Selain dalam belajar
pembelajaran aktif selalu dikaitkan dengan pengalaman nyata siswa
agar siswa dapat menggunakan semua kemampuan yang dimilikinya.
Oleh karena itu guru harus menyusun strategi pembelajaran aktif
agar siswa dapat dengan sendiri memecahkan masalah berdasarkan
kemampuan yang dimiliki, sehingga siswa dapat memiliki
kecakapan sosial dan mampu berpikir kritis. Strategi pembelajaran
Everyone is A Teacher Here ini sangat efektif dalam memberikan
pengalaman bagi siswa untuk memiliki kecakapan sosial dan
berpikir kritis.
Menurut Zaini dalam Sistri menjelaskan Strategi everyone is
a teacher here merupakan strategi yang memberikan kesempatan
pada setiap siswa untuk bertindak sebagai seorang pengajar terhadap
siswa lain. Strategi ini merupakan salah satu strategi pembelajaran
aktif. Karena melalui penerapan strategi everyone is a teacher here
ini siswa yang selama ini tidak mau terlibat aktif dalam
pembelajaran, akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.
Sehingga strategi everyone is a teacher here ini sangat tepat untuk
mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara
individual15. Sedangkan menurut Djamarah dalam Kiki menjelaskan
strategi Everyone is A Teacher Here merupakan salah satu contoh
strategi pembelajaran yang dirancang untuk mendapatkan partisipasi
kelas secara keseluruhan dan secara individual16.
b. Tujuan Strategi Pembelajaran Everyone is A Teacher Here
Strategi pembelajaran ini sangat baik bagi siswa dalam
melihat kemampuan berpikir siswa dan kecakapan social siswa,
karena dengan strategi ini siswa dapat dengan sendirinya dan
keseluruhan dalam memberikan jawaban dan gagasan mengenai
topik yang dibahas dengan cara bergiliran menjadi guru bagi teman-
temannya. Adapun tujuan strategi pembelajaran Everyone is A
Teacher Here yaitu:
15 Sistri Ayu Mayangsari, Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Everyone Is A Teacher
Here Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pkn Pokok Bahasan Kebebasan Berorganisasi Kelas V Di Mi Miftahul Ulum 1 Jebung Kidul Bondowoso, (Skripsi, FKIP Universitas Jember, 2014), hlm. 16.
16 Kiki Aryaningrum, Pengaruh Strategi Pembelajaran Everyone is A Teacher Here terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu (Geografi) di Kelas VIII SMP Negeri I Belitang III Oku Timur , Jurnal Ilmiah CIVIS, Vol. 5, No. 2, Juli 2015, hlm. 802.
1) Bagi setiap siswa berani mengemukakan pendapat melalui
jawaban atas pertanyaan yang telah dibuatnya,
2) Siswa mampu mengemukakan pendapatnya melalui tulisan dan
menyatakannya didepan kelas,
3) Siswa berani mengemukakan pendapat dan menengahi pendapat
dari siswa lain,
4) Siswa terlatih menyimpulkan masalah dan hasil kajian pada
masalah yang dikaji17.
c. Langkah-Langkah Strategi pembelajaran Everyone is A Teacher
Here
Strategi pembelajaran Everyone is A Teacher Here akan
berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka strategi ini
dilaksanakan dengan mengikuti prosedur dan dilakukan secara
sistematis. Menurut Hisyam Zaini, dkk, dalam Heni menyebutkan
langkah-langkah strategi pembelajaran Everyone Is A Teacher Here
adalah sebagai berikut:
a. Bagikan secarik kertas kepada seluruh siswa. Minta siswa untuk
menuliskan satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang
sedang dipelajari di kelas atau sebuah topik khusus yang akan
didiskusikan di dalam kelas.
17 Putu Desi Kumara Yanti, Penerapan Metode Everyone is A Teacher Here untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran IPS Kelas VIIc SMP Negeri 2 Sukasada Tahun Pelajaran 2016/2017, Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi, Vol. 9, No. 1, 2017, hlm. 3.
b. Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan
kepada setiap siswa. Pastikan bahwa tidak ada siswa yang
menerima soal yang ditulis sendiri. Minta mereka untuk
membaca dalam hati pertanyaan dalam kertas tersebut kemudian
memikirkan jawabannya.
c. Minta siswa secara sukarela untuk membacakan pertanyaan
tersebut dan menjawabnya.
d. Setelah jawaban diberikan, mintalah siswa lainnya untuk
menambahkan jawaban.
e. Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya18.
d. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Everyone Is A
Teacher Here
Pelaksanaan strategi pembelajaran, pasti terdapat hambatan
yang secara sendirinya terjadi, sehingga pelaksanaan dan
pencapaiannya akan kurang maksimal, hal ini membuat strategi
pembelajaran ini memiliki kelebihan dan kekurangan, dalam
pelaksanaan pembelajaran harus diperhatikan, agar startegi
pembelajaran ini mencapaia hasil tujuan yang maksimal sesuai
dengan yang diharapkan. Melalui penerapan strategi pembelajaran
aktif everyone is a teacher here mampu:
1) Melatih siswa berpikir kritis melalui kegiatan membuat
pertanyaan,
18 Heni Sitiati, Studi Perbandingan Metode Inkuiri Dengan Strategi Everyone Is A Teacher Here Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas Iv Sd Muhammadiyah 16 Karangasem 2012,( Naskah Publikasi, FKIP UM Surakarta, 2012), hlm. 9.
2) Mampu menganalisis masalah melalui menjawab pertanyaan,
3) Berani mengemukakan pendapat kegiatan menambah jawaban
teman, dan
4) Terampil membuat simpulan.
5) Dan juga mampu menumbuhkan karakter siswa untuk
bertanggung jawab terhadap kewajibannya sebagai seorang
pelajar19.
Namun, menurut Widiyanti dalam Sistri terdapat kelemahan-
kelemahan pada penerapan strategi pembelajaran aktif everyone is a
teacher here meliputi:
1) Pertanyaan yang diajukan siswa tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2) Membutuhkan waktu yang lama untuk menghabiskan semua
pertayaan untuk kelas besar.
3) Siswa tidak mampu menjawab pertanyaan20.
Walaupun strategi pembelajaran Everyone Is A Teacher
Here memiliki kelemahan, para guru dapat mengatasi kelemahan
tersebut dengan memberikan informasi terlebih dahulu kepada siswa
mengenai cakupan materi yang akan dibahas, guru dapat
membentuk kelompok dan meminta jawban didiskusikan serta yang
menjadi guru hanya perwakilan kelompok yang disepakati,
19 Sistri Ayu Mayangsari, Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Everyone Is A Teacher
Here Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pkn Pokok Bahasan Kebebasan Berorganisasi Kelas V Di Mi Miftahul Ulum 1 Jebung Kidul Bondowoso, (Skripsi, FKIP Universitas Jember, 2014), hlm.17
20 Ibid, hlm.18.
3. Kecakapan Sosial
a. Pengertian Kecakapan Sosial
Pendidikan life skill secara umum adalah pendidikan yang
diberikan kepada warga belajar untuk lebih memaknai tentang
hakikat belajar yang sesungguhnya21. Menurut Chaplin dalam
Jamali,i kecakapan sosial memiliki arti sebagai suatu
kemampuan tingkat tinggi yang memungkinkan seseorang
melakukan suatu perbuatan motorik yang kompleks dengan lancar
disertai ketetapan22. Sedangkan menurut Barrie Hopson dan
Scally mengemukakan bahwa kecakapan hidup merupakan
pengembangan diri untuk bertahan hidup, tumbuh, dan
berkembang, memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan
berhubungan baik secara individu, kelompok maupun melalui
sistem dalam menghadapi situasi tertentu23.
Kecakapan sosial adalah kemampuan individu yang terdiri
dari serangkaian perilaku berintraksi dengan orang lain dan
lingkungan di sekitar agar diterima secara positif di lingkungan
pendidikan. Kecakapan sosial juga kebutuhan primer yang perlu
dimiliki oleh siswa sebagai bekal bagi kemandirian bagi kehidupan
21 Anwar, Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education) Konsep danAplikasi (
Bandung: Alfabeta,2006) hlm. 13. 22Jamali, Pengaruh Diskusi Kelompok Terhadap Kecakapan Sosial Siswa Kelas Xi Sman 1
Masbagik, Jurnal Educatio Vol. 8 Nomor 1, Juni 2013, hlm. 52. 23 Balitbang DEPDIKNAS, Pengembangan Model Kecakapan Hidup, Jakarta: Balitbang
DEPDIKNAS, dalam http// www.puskur.net, diakses tanggal 24 November 2017, pukul 09.37.
selanjutnya. kecakapan sosial bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari,
untuk dapat menyelesaikan diri dengan kehidupan sehari-hari24.
b. Jenis-jenis Kecakapan Sosial
Kecakapan sosial disebut juga kecakapan antar-personal
(inter-personal skill), yang terdiri atas :
1) Kecakapan Berkomunikasi, yang dimaksud berkomunikasi
bukan sekedar menyampaikan pesan, tetapi komunikasi
dengan empati. Berkomunikasi dapat melalui lisan atau
tulisan. Untuk komunikasi lisan, kemampuan
mendengarkan dan menyampaikan gagasan secara lisan perlu
dikembangkan. Berkomunikasi lisan dengan empati berarti
kecakapan memilih kata dan kalimat yang mudah
dimengerti oleh lawan bicara. Sedangkan berkomunikasi
melalui tulisan juga merupakan hal yang sangat penting
dan sudah menjadi kebutuhan hidup.
2) Kecakapan Bekerjasama (Collaboration Skill), Sebagai
makhluk sosial, dalam kehidupan sehari-hari manusia
akan selalu memerlukan dan bekerjasama dengan manusia
lain. Kecakapan bekerjasama bukan sekedar “bekerja
bersama” tetapi kerjasama yang disertai dengan saling
pengertian, saling menghargai, dan saling membantu25.
24Jamali, Pengaruh Diskusi Kelompok Terhadap Kecakapan Sosial Siswa Kelas Xi Sman 1 Masbagik, Jurnal Educatio Vol. 8 Nomor 1, Juni 2013, hlm. 50.
25 Susiwi S, Kecakapan Hidup (life skill), “Handout”, (Bandung: UPI FPMIPA, 2007 ) hlm. 4
c. Aspek-aspek Kecakapan Sosial
Kecakapan Sosial (social skill) bagaikan perekat yang
mengikat kelompok-kelompok dan masyarakat sebagai suatu
kesatuan bersama yang harmonis dan produktif. Dalam situasi
apapun kita berharap untuk menyelesaikan sesuatu secara
kerja sama dengan orang lain, keterampilan sosial adalah
sebagai alat untuk mencapai tujuan hidup kita26. Adapun aspek-
aspek kecakapan sosial, yaitu:
a. Keterampilan dasar berinterksi yaitu berusaha untuk saling
mengenal, ada kontak mata dan berbagi informasi dan
material.
b. Keterampilan komunikasi yaitu mendengar dan berbicara
secara bergiliran, melembutkan suara (tidak membentak),
menyakinkan orang lain untuk mengemukakan pendapat,
mendengarkan sampai orang lain tersebut menyelesaikan
pembicaraannya,
c. Membangun tim/kelempok yaitu mengakomodasi pendapat
orang, bekerja sama, saling menolong dan saling
memperhatikan,
d. Menyelesaikan masalah yaitu mengendalikan diri empati,
memikirkan orang lain, taat terhadap kesepakatan, mencari
26 Amtorunajah, Muhsinatun Siasah Masruri, Peningkatan Keterampilan Sosial Siswa Dalam
Pembelajaran Ips Melalui Outdoor Activity Di Smp Negeri 1 Kaligondang Kabupaten Purbalingga, Jurnal Pendidikan IP, Volume 2, No 1, Maret 2015, hlm. 3
jalan keluar dengan berdiskusi dan respek terhadap pendapatan
yang berbeda.27
Pencapaian tujuan pendidikan nasional, diperlukan
upaya-upaya yang menjembatani antara siswa dengan kondisi
serta realitas dalam kehidupan nyata. Kurikulum yang
diberlakukan di sekolah saat ini memang merupakan salah satu
upaya untuk menjembataninya, namun perlu ditingkatkan
kedekatannya dengan nilai-nilai kehidupan nyata.
Kecakapan sosial sangat penting dimiliki oleh siswa, karena
dalam berinteraksi di lingkungan sekolah baik dalam belajar dan
luar kelas, kemampuan siwa dalam berinteraksi juga. Sikap siswa
dalam berinteraksi menentukan berhasilnya suatu proses
pendidikan. Bukan hanya kemampuan teoritis siswa namun
kecakapan sosial diharapkan oleh pendidikan nasional. Siswa yang
cerdas adalah siswa yang mampu memiliki kecakapan sosial yang
baik.
4. Berpikir Kritis
a. Pengertian Berpikir Kritis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berpikir adalah
menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan
27 Puad mustofa, Peningkatan Keterampilan Sosial melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Teams Gamestournament Mata Pelajaran IPS pada Siswa Kelas IXA SMP Negeri 1 Rebang Tangkas Kabupaten Way Kanan Tahun pelajaran 2015/2016, Tesis diterbikan, 2016, hlm. 61-62.
sesuatu atau menimbang-nimbang dalam mengingat28. Menurut Plato
berpikir adalah berbicara dalam hati29. Berpikir merupakan sesuatu
yang abstrak, tetapi apa yang ada dipikirkan dapat diungkapkan
melalui tulisan dan juga ekspresi30. Berpikir dianggap suatu proses
kognitif dan aktivitas mental untuk memperoleh pengetahuan.
Keterampilan berpikir akan selalu berkembang dan dapat dipelajari.
Berpikir merupakan proses kejiwaan yang menghubung atau
membandingkan antara situasi fakta, ide atau kejadian dengan fakta,
ide atau kejadian lainnya. Setelah proses berpikir itu seseorang
memperoleh suatu kesimpulan hasil pemikirannya31. Berpikir adalah
hal utama yang dilakukan oleh seseorang, dalam mengambil
keputusan seseorang akan memikirkan hal yang akan dipilih. Dalam
pemecahan masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran
siswa diberikan kebebasan dalam berpikir yaitu berpikir yang
rasional untuk memberikan pengalaman yang luas bagi siswa dalam
mengajukan pertanyaan dan jawaban.
Berpikir menekankan kepada proses mencari dan
menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan
lingkungan, dalam pembelajaran berpikir proses pendidikan
28 Kamus Besar Bahasa Indonesia, dalam https://kbbi.web.id/pikir, diakses tanggal 23
November 2017, pukul 19.48. 29 Kohwiyah, (Opini) Kemampuan Berpikir Keritis, Jurnal Pendidikan , Vol. 3, No. 5,
Desember 2012, hlm. 175. 30 Hany Zahra, Pengaruh Penggunaaan Strategi Belajar Aktif Tipe Everyone is a Teacher
Here terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa SMA Muhammadiyah Pekanbaru, (Skripsi FTK UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2013), hlm. 10.
31 Kohwiyah, (Opini) Kemampuan Berpikir Keritis, Jurnal Pendidikan , Vol. 3, No. 5, Desember 2012, hlm. 175.
disekolah tidak hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan
materi pelajaran, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa
untuk memperoleh pengetahuannya sendiri (self regulated)32.
Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat dan
memahami.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kritis adalah
bersifat tidak lekas percaya, selalu berusaha menemukan kesalahan
atau kekliruan, dan tajam dalam pengaalisisan33. Kritis merupakan
kegiatan mencari-cari jawaban, pertanyaan, pilihan dan sesuatu hal
yang nantinya dapat memuaskan keadaannya. Kritis biasanya
digunakan dalam banyak keadaan, tetapi dalam dunia pendidikan
kritis diperlukan dalam menganalisis suatu masalah yang belum bisa
terselesaikan. Kritis yang digunakan adalah kritis yang rasional yang
dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dengan teori yang ada.
Berpikir kritis merupakan kegiatan menganalisis ide atau
gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakan secara tajam,
memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke
arah yang lebih sempurna34. Berpikir kritis adalah berpikir rasional
dalam menilai sesuatu. Sebelum mengambil suatu keputusan atau
melakukan suatu tindakan, maka dilakukan pengumpulkan informasi
32 H. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Bandung: Prenadamedia Group), hlm. 107. 33Kamus Besar Bahasa Indonesia, dalam https://kbbi.web.id/kritis, diakses tanggal 23
November 2017, pukul 19.48. 34 Dwijananti dan Tulianti, Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Melalui
Pembelajaran Problem Based Instruction Pada Mata Kuliah Fisika Lingkungan, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Vol. 6, Juli 2010, hlm. 112
sebanyak mungkin tentang sesuatu tersebut. Pada dasarnya
kemampuan berpikir kritis erat kaitannya dengan proses berpikir
kritis dan indikator-indikatornya. Indikator berpikir kritis dapat
dilihat dari karakteristiknya sehingga dengan memiliki karakteristik
tersebut seseorang dapat dikatakan telah memiliki kemampuan
berpikir kritis35.
b. Ciri-ciri Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah sebuah proses yang dilakuakan secara
teratur yang dapat memberikan siswa mengevaluasi bukti, asumsi,
logika dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain. Secara
sederhana karakteristik siswa yang berpikir kritis adalah siswa yang
mampu mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengkonstruksi
argumen serta mampu memecahkan masalah dengan tepat36.
Sehubungan dengan hal tersebut, Zeidler, et. Al dalam Tutuk juga
menyatakan ciri-ciri orang yang mampu berpikir kritis adalah:
1) Memiliki perangkat pikiran tertentu yang dipergunakan untuk
mendekati gagasannya, dan memiliki motivasi kuat untuk
mencapai dan memecahkan masalah.
35 Karim dan Normaya, Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Dengan Menggunakan Model Jucama Di Sekolah Menengah Pertama, EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 1, April 2015, hlm. 93
36 Wayan Redhana, Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Kritis Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Pemecahan Masalah, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 Th. XXXVI, 2003
2) Bersikap skeptis yaitu tidak mudah menerima ide atau gagasan
kecuali dia sudah dapat membuktikan kebenarannya37.
c. Indikator Berpikir Kritis
Keterampilan berpikir kritis menjadi sangat penting bagi
siswa di setiap jenjang pendidikan Keterampilan berpikir
kritis menggunakan dasar berpikir menganalisis argumen dan
memunculkan wawasan terhadap tiap-tiap interpretasi untuk
mengembangkan pola penalaran yang kohesif dan logis,
kemampuan memahami asumsi, memformulasi masalah,
melakukan deduksi dan induks serta mengambil
keputusan yang tepat. Berpikir kritis siswa dapat dilihat dengan
berpanduan pada indikator kemmapuan berpikir kritis sebagai
berikut:
a. Menganalisis, yaitu menguji dan mengidentifikasi,
b. Menganalisis , menghasilkan penjelasan-penjelasan
c. Menganalisis, menghasilkan keputusan
d. Penjelasan, yaitu menuliskan hasil dan menghadirkan argumen,
e. Menyimpulkan 38
B. Kerangka Berpikir
Pendidikan mengaharapkan lulusan memiliki kepribadian yang
mampu berpikir kritis dan cakap atau memiliki kecakapan sosial dalam
37 Tutuk Ningsih, Penerapan Model Pembelajaran Kreatif Kritis dalam Mata Kuliah Sosiologi
Pendidikan, Jurnal Penelitian, Vol 8, No. 2, November 2011, hlm. 238 38Rahmawati, Farida, Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Tentang Sifat-Sifat
Bangun Ruang dengan Menerapkan Tipe Numbered Together pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Kebon Sari Madiun Tahun Pelajaran 2010/2011, Skripsi Universitas Sebelas Maret, 2011, hlm. 29
berkomunikasi yang baik. Namun masih terdapat kegagalan dalam proses
pembelajaran. Hal tersebut bukan disebabkan oleh guru yang kurang
memhami bahan ajar, melainkan kegagalan tersebut dikarenakan penggunaan
strategi pembelajaran yang belum bervariasi sehingga siswa masih terlihat
pasif. Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam proses pembeajaran,
baik itu pembelajaran aktif.
Pembelajaran aktif akan membuat siswa menjadi aktif dalam
mencari dan menyelesaikan masalah, guru hanya memberikan motivasi,
bimbingan, dan menfasilitasi siswa, sehingga siswa dengan mudah
melaksanakan proses belajar. Strategi pembelajaran aktif termasuk everyone
is a teacher here, mampu membuat siswa menjadi lebih aktif baik dalam
berpikir dan berinteraksi menciptakan kecakapan sosial di kelas.
Dalam penelitian ini diidentifikasi pengaruh strategi pembelajaran
everyone is teacher here terhadap kecakapan sosial dan berpikir siswa kelas
XI MIA pada mata pelajaran biologi di MAN 2 Lombok Tengah,
sebagaimana tergambar dalam skema berikut ini :
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang
telah dirumuskan sebelumnya atau jawaban sementara terhadap pertanyaan
penelitian yang telah dikemukakan dalam perumusan masalah. Pada
umumnya hipotesis penelitian dirumuskan apabila metode atau pendekatan
penelitiannya kuantitatif39. Penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis
alternatif (Ha) yaitu:
1. Ada pengaruh strategi pembelajaran everyone is a teacher here terhadap
kecakapan sosial siswa kelas XI MIA pada mata pelajaran biologi di
MAN 2 Lombok Tengah tahun pelajaran 2017/2018.
39 Toto Syatori Nasehudin dan Nanang Gozali, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung:
Pustaka Setia, 2012), hlm.110.
Kondisi Awal
Belum menggunakan strategi pembelajaran aktif yang bervariasi, sehinggasiswa belum mampu memiliki kecakapan sosial dan berpikir kritis
Tindakan
Kelas eksperimen
Menggunakan strategipembelajaran everyone is A
teacher here
1. Mengembangkan kemampuanberpikir siswa
2. Interaksi antar siswa terjalin
3. Menumbuhkan karakter siswa
Siswa memiliki kecakapan sosial danmampu berpikir kritis yang tinggi
Kelas kontrol
Menggunakan pembelajarankonvensional
1. Pembelajaran berpusat padaguru
2. Siswa kurang berinteraksisehinngga tidak memiliki
kecakapan sosial
2. Ada pengaruh strategi pembelajaran everyone is a teacher here terhadap
berpikir kritis siswa kelas XI MIA pada mata pelajaran biologi di MAN 2
Lombok Tengah tahun pelajaran 2017/2018.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen.
Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendali. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian
quasi eksperimental.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah cara untuk memperoleh pengetahuan atau
memecahkan masalah yang dihadapi dan dilakukan secara hati-hati dan
sistematis, dan data-data yang dikumpulkan berupa rangkaian atau kumpulan
angka-angka40.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-
ciri yang telah ditetapkan, keseluruhan subjek penelitian, sekumpulan
objek yang lengkap dan jelas serta mencakup semua anggota dari
kelompok yang akan diteliti41.
40 Toto Syatori Nasehudin dan Nanang Gozali, Metode Penelitian Kuantitatif , (Bandung:
Pusaka Setia, 2012), hlm. 68 41 Rahayu Kariadinata dan Maman Abdurrahman, Dasar-Dasar Statistik Pendidikan,
(Bandung: Pustaka Setia), hlm.22
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA
MAN 2 Lombok Tengah. Dengan jumlah siswa 30 siswa. Siswa kelas XI
MIA 1 sebanyak 15 orang dan XI MIA 2 sebanyak 15 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan suatu bagian dari populasi tertentu yang
menjadi perhatian42. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas,
yaitu kelas XI MIA 1 15 orang dan kelas XI MIA 2 15 orang.
Pengambilan sampel pada kedua kelas tersebut diatas akan
ditentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan
tehnik Cluster Random Sampling. Kelas MIA 1 sebagai cluster ke 1 dan
kelas MIA 2 sebagai cluster ke 2. Kedua kelompok tersebut kemudian
diacak dengan tehnik undian, sehingga kelas MIA 2 sebagai kelas
eksperimen dan kelas MIA 1 sebagai kelas kontrol.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 17-25 April 2018
dengan Tahun Ajaran 2017/ 2018. Penelitian ini dilakukan sebanyak 3
kali pertemuan.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 Lombok Tengah jalan
raya Praya-Mataram Desa Jelantik Kecamatan Jonggat Kabupaten
Lombok Tengah.
42 Ibid, hlm. 22
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, atau lebih
dari satu nilai, keadaan, kategori, atau kondisi43. Penelitian ini terdiri dari
dua variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran
Everyone is A Teacher Here.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecakapan sosial
dan berpikir kritis dalam pelajaran biologi.
E. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu,
dengan desain penelitian Posttest-only Control Design. Desain tersebut
menggunakan dua kelompok yang dipilih, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diajarkan menggunakan strategi
pembelajaran ETH dan kelas kontrol diajarkan dengan model pembelajaran
konvensional. Kelas eksperimen yang belajarnya menggunakan strategi
pembelajaran ETH akan diberikan kepada kelas XI MIA 2 dan untuk kelas XI
MIA 1 akan belajar menggunakan strategi pembelajaran konvensional.
43 Toto Syatori Nasehudin dan Nanang Gozali, Metode Penelitian Kuantitatif , (Bandung:
Pusaka Setia, 2012), hlm. 64.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Postest
Eksperimen - X
Kontrol - O
Keterangan :
X = Perlakuan strategi pembelajaran Everyone is A Teacher Here
O = Perlakuan strategi pembelajaran Konvensional
F. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono dalam Toto menyatakan bahwa instrumen penelitian
adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial
yang diamati. Secara spesifik, semua fenomena ini disebut variabel
penelitian44.
Instrumen yang digunakan dalam pegumpulan data pada penelitian ini
adalah:
1. Lembar observasi (RPP dan kecakapan sosial)
2. Bentuk tes (berpikir kritis)
G. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai beikut:
1. Observasi
Observasi merupakan cara atau metode menghimpun keterangan
atau data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan
44 Toto Syatori Nasehudin dan Nanang Gozali, Metode Penelitian Kuantitatif , (Bandung:
Pusaka Setia, 2012), hlm. 238.
sasaran pengamatan45. Tehnik observasi ini dilakukan dengan
menggunakan lembaran pengamatan siswa untuk mengamati proses
pelaksanaan RPP dan mengamati kecakapan siswa dalam menjalankan
proses belajar dikelas.
2. Dokumentasi
Dokumen dimaksudkan sebagai sumber data yang tertulis.
Dokumentasi pada penelitian ini untuk mengetahui sejarah sekolah,
keadaan guru dan siswa, sarana dan prasarana yang ada di MAN 2
Lombok Tengah.
3. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam daya
serap mengenai mata pelajaran yang telah disampaiakan gurunya46. Tes
digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data mengenai
berpikir kritis siswa dengan cara memberikan soal tes pada kedua kelas
sampel. Soal-soal yang diujicobakan bertujuan untuk mengetahui
perbandingan antara kelas perlakuan dan kelas kontrol.
H. Tehnik Analisis Data
Tehnik analasis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dan
uji-t. Analisis deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai hasil
45 Muallip, keefektifan Observasi sebagai Alat Evaluasi dalam Dunia Pendidikan, Tasqif,Vol.
7, No. 2, desember 2009, hlm.230 46 Toto Syatori Nasehudin dan Nanang Gozali, Metode Penelitian Kuantitatif , (Bandung:
Pusaka Setia, 2012), hlm. 70
observasi kecakapan sosial dengan sistem kategori nilai untuk memperoleh
nilai rata-rata siswa dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut47:
= × 100%
Keterangan :
P = Angka Persentase
F = Frekuensi (kecakapan sosial)
N = Jumlah Individu
Sedangkan tes “t”. tes “t” adalah uji yang digunakan dalam
membandingkan dua variabel. Uji t adalah uji statistik yang digunakan untuk
menguji perbedaan atau kesamaan dua kondisi, variabel, dan perlakuan atau
dua kelompok yang berbeda dengan prinsip memperbandingkan rata-rata
(mean) kedua kelompok perlakuan tersebut48. Pengujian data dengan tes “t”,
harus memenuhi dua syarat yaitu:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data adalah bentuk pengujian tentang kenormalan
distribusi data49. Penentuan uji normalitas menggunakan chi-kuadrat.
�2 = ∑ ( � − �)2
�
Keterangan : �2 = chi-kuadrat
47
Puad mustofa, Peningkatan Keterampilan Sosial melalui Model Pembelajaran Kooperatif Teams Gamestournament Mata Pelajaran IPS pada Siswa Kelas IXA SMP Negeri 1 Rebang Tangkas Kabupaten Way Kanan Tahun pelajaran 2015/2016, Tesis diterbikan, 2016, hlm. 69.
48 Rahayu Kariadinata dan Maman Abdurrahman, Dasar-Dasar Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia), hlm.208
49 Ibid..hlm. 177
� = frekuensi hasil pengamatan pada klasifikasi ke-i
� = frekuensi yang diharapkan pada klasifikasi ke-i
Apabila datanya sudah normal, maka bisa dilanjutkan dengan
menganalisis tes dengan menggunakan rumus tes”t”. Data dikatakan
normal apabila �2ℎ < �2 .
2. Uji Homogenitas
Jika kedua kelompok sebaran datanya normal maka dilanjutkan
dengan pengetesan homogenitas variansi dengan langkah-langkah:
a. Mencari nilai variannya dari masing-masing kelompok perlakuan;
b. Uji homogenitas variansi, rumusnya :
ℎ� �� = � � �� � � �
Kemudian membandingkan dengan F tabel. Apabila perhitungan
diperoleh ℎ ≤ maka sampel bisa dikatakan mempunyai varian yang
homogen. Jika kedua variansi kelompok data tersebut homogen maka data
tersebut dilanjutkan dengan uji t. Adapun beberapa rumus uji t untuk
pengujian hipotesis yang menggunakan uji t, yaitu sebagai berikut:
a. Rumus uji-t Separated Varians
ℎ� �� = �1 − �2 �1
21�1
+�2
2�2
Keterangan :
X = Rata-rata Sampel
S = Simpangan Baku Sampel
n = Jumlah Sampel
Rumus uji-t Separated Varians ini digunakan untuk anggota
sampel satu dan dua tidak homogen, maka derajat kebebasannya
adalah dk = n1- 1 atau dk = n2 – 1.
b. Rumus uji-t Pooled Varians
Rumus ini digunakan jika anggota sampel satu dan dua tidak
sama serta varians homogen, maka derajat kebebasannya adalah dk =
n1 + n2 – 2. Berikut rumus uji-t Pooled Varians
= �1 − �2 �1 − 1 �1
2 + �2 − 1 �22�1 + �2 − 2
(1�1− 1�2
Keterangan :
X = Rata-rata Sampel
S = Simpangan Baku Sampel
n = Jumlah Sampel
Rumus uji “t” tersebut digunakan untuk menguji hipotesis “ada
pengaruh strategi pembelajaran Everyone is A Teacher Here terhadap
kecakapan sosial siswa kelas XI MIA pada mata pelajaran Biologi di MAN
2 Lombok Tengah” dan “ada pengaruh strategi pembelajaran Everyone is
A Teacher Here terhadap berpikir kritis siswa kelas XI MIA pada mata
pelajaran Biologi di MAN 2 Lombok Tengah”. Apabila ℎ� �� > �
maka hipotesis ditolak dan sebaliknya apabila ℎ� �� < � maka
hipotesis diterima.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Observasi Kecakapan Sosial Siswa
Nilai kecakapan sosial siswa diperoleh dari hasil observasi yang
dilakukan peneliti selama pembelajaran berlangsung. Skor nilai
kecakapan sosial siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen akan di
analisis secara deskriptif dengan sitem kategori nilai untuk memperoleh
nilai rata-rata siswa. Data kecakapan sosial siwa memiliki skor penilaian
minimal 1 dan skor maksimal 4. Adapun data kecakapan sosial tahap
pengujian secara lengkap dicantumkan di lampiran 6. Data hasil observasi
kecakapan sosial kelas kontrol dan kelas ekperimen akan dideskripsikan
sebagai berikut:
a. Skor Observasi Kecakapan Sosial Siswa Kelas Kontrol
Pembelajaran di kelas kontrol terdiri dari dua kali pertemuan
dengan menggunakan metode konvensional sehingga data observasi
kecakapan sosial dilakukan dua kali. Data observasi kecakapan sosial
kelas kontrol yang belajar menggunkan metode konvensional
disajikan dalam tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil Observasi Kecakapan Sosial Siswa Kelas Kontrol Pertemuan pertama
No. Nama Siswa Skor Per Sub Indikator
A B C D E F G H JLH
1 Andrean SL 1 2 1 2 1 1 1 1 10
2 Hifzul I 2 2 1 1 2 1 1 1 11
3 Suratul A 1 1 1 1 1 1 1 1 8
4 Budiati 1 2 1 1 1 1 1 1 9
5 Yati H 3 3 2 3 2 3 2 2 20
6 Hidayatul A 2 1 2 2 2 2 2 2 15
7 L.Hadi P 2 1 2 2 2 2 2 2 15
8 Oktavia W 3 3 2 3 2 2 2 2 19
9 Sariani 1 2 2 2 1 1 1 1 11
10 Alma Y 2 2 2 2 2 2 2 2 16
11 Irma Y 1 1 2 1 1 1 1 1 9
12 Bq. Zuriatun T 1 1 2 1 1 1 1 1 9
13 Novia WW 3 3 4 3 4 3 3 3 26
14 Shela HD 4 4 4 3 4 3 4 2 28
15 Yulistia A 4 4 3 4 3 4 3 3 28
Tabel 4.1 merupakan skor masing-masing siswa dalam
observasi pertemuan pertama di kelas kontrol, pada tabel tersebut
terlihat bahwa siswa yang memiliki kecakapan sosial yang sangat baik
terdiri dari 3 orang dengan jumlah nilai dari 26 yaitu atas nama Novia,
Shela memiliki jumlah skor kecakapan sosial 28, dan Yulistia
memiliki jumlah skor yang sama dengan Shela yaitu 28. Siswa yang
memiliki jumlah skor dibawah 20 sampai engan 15 memiliki
kecakapan sosial yang cukup dan siswa yang memiliki jumlah skor 14
sampai dengan 8 memiliki kecakapan sosial yang sangat kurang.
Adapun persentase banyak siswa yang memiliki kecakapan sosial
terdapat dalam tabel 4.2
Tabel 4.2 Persentase Jumlah Siswa Kelas Kontrol yang Memiliki Kecakapan Sosial di Pertemuan Pertama
Pertemuan Pertama
No. Indikator Jumlah Siswa Jumlah
SB B C K
1 Kecakapan
Komunikasi
3 2 4 6 15
2 3 5 5 15
2 Kecakapan
Membangun Tim
2 1 8 4 15
1 4 5 5 15
3
Kecakapan
Menyelesaiakan
Masalah
2 1 6 6 15
1 3 4 7 15
1 2 5 7 15
0 2 4 9 15
Rata-rata 1,5 2,3 5,1 6,13 15
Rata-Rata % 10% 15% 34% 40,8% 100%
Berdasarkan data pada tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa
pada pertemuan pertama kecakapan sosial siswa di kelas kontrol
masih tergolong rendah, hal tersebut terlihat dari jumlah siswa 15
orang yang memiliki tingkat kecakapan sosial yang tinggi sebanyak
10% , siswa yang memiliki tingkat kecakapan sosial yang baik
sebanyak 15%, dan siswa yang memiliki tingkat kecakapan sosial
yang cukup baik terdiri dari 34% sedangkan siswa yang memiliki
kecakapan sosial yang kurang terdiri dari 40,8%. Sedangkan data hasil
observasi pertemuan kedua pada kelas kontrol disajikan dalam tabel
4.3.
Tabel 4.3 Hasil Observasi Kecakapan Sosial Siswa Kelas Kontrol Pertemuan Kedua
No Nama
Siswa
Skor Per Sub Indikator
A B C D E F G H JLH
1 Andrean SL 2 2 1 1 1 1 1 1 10
2 Hifzul I 2 2 1 2 1 2 2 1 13
3 Suratul A 1 1 1 1 1 1 2 1 9
4 Budiati 1 2 1 1 1 1 1 1 9
5 Yati H 3 4 3 4 3 3 4 2 26
6 Hidayatul Z 1 1 2 3 2 2 2 1 14
7 L.Hdi P 1 2 2 3 2 2 2 1 15
8 Oktavia W 3 3 2 3 3 2 3 2 21
9 Sariani 2 3 2 2 2 2 2 1 16
10 Alma Y 2 3 3 3 2 3 2 2 20
11 Irma Y 2 2 1 2 2 2 2 1 14
12 Bq.Zuriatun 1 2 1 1 1 1 1 1 9
13 Novia WW 3 4 4 4 3 4 3 2 27
14 Shela HD 3 4 4 3 3 4 4 3 28
15 Yulistia A 4 4 4 4 4 3 4 3 30
Tabel 4.3 merupakan skor masing-masing siswa dalam
observasi pertemuan kedua di kelas kontrol, pada tabel tersebut
terlihat bahwa siswa yang memiliki kecakapan sosial yang sangat baik
terdiri dari 4 orang dengan jumlah nilai dari 26 yaitu atas nama Yati,
jumlah skor 27 didapatkan oleh nama Novia, Shela memiliki jumlah
skor kecakapan sosial 28, dan Yulistia memiliki jumlah skor 30. Siswa
yang memiliki jumlah skor dibawah 20 sampai engan 15 memiliki
kecakapan sosial yang cukup dan siswa yang memiliki jumlah skor 14
sampai dengan 8 memiliki kecakapan sosial yang sangat kurang.
Adapun persentase banyak siswa yang memiliki kecakapan sosial
terdapat dalam tabel 4.4
Tabel 4.4 Persentase Jumlah Siswa Kelas Kontrol yang Memiliki Kecakapan Sosial di Pertemuan Kedua
Pertemuan Kedua
No
. Indikator Jumlah Siswa
Jlh
SB B C K
1 Kecakapan Komunikasi 1 4 5 5 15
4 3 6 2 15
2 Kecakapan
Membangun Tim
3 2 4 6 15
3 5 3 4 15
3
Kecakapan
Menyelesaiakan
Masalah
1 4 5 5 15
2 3 6 4 15
3 2 7 3 15
3 2 6 4 15
Rata-rata 2,5 3,1 5,3 4,13 15
Rata-Rata % 16,7 21 35 27,5 100%
Pertemuan kedua ini kelas kontrol mengalami perubahan
banyak siswa yang memiliki tingkat kecakapan sosial, namun masih
tergolong rendah, dapat diketahui dari tabel 4.4 di atas bahwa pada
pertemuan kedua kecakapan sosial siswa di kelas kontrol masih
tergolong rendah, hal tersebut terlihat dari jumlah siswa 15 orang yang
memiliki tingkat kecakapan sosial yang tinggi sebanyak 16,7% , siswa
yang memiliki tingkat kecakapan sosial yang baik sebanyak 21%, dan
siswa yang memiliki tingkat kecakapan sosial yang cukup baik terdiri
dari 35% sedangkan siswa yang memiliki kecakapan sosial yang
kurang terdiri dari 27,5%.
b. Skor Observasi Kecakapan Sosial Siswa Kelas Eksperimen
Pembelajaran di kelas eksperimen terdiri dari dua kali
pertemuan sdengan menggunakan strategi pembelajaran Everyone is A
Teacher Here sehingga data observasi kecakapan sosial dilakukan dua
kali. Data observasi kecakapan sosial kelas kontrol yang belajar
menggunkan strategi pembelajaran Everyone is A Teacher Here
disajikan dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Observasi Kecakapan Sosial Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama
No. Nama
Siswa
Skor Per Sub Indikator
A B C D E F G H JLH
1 Murtiani 3 2 2 4 2 3 3 2 21
2 Dina M 2 3 3 3 2 2 3 1 19
3 Uswatun H 4 3 2 3 4 3 2 3 24
4 M.Didi H 3 2 4 4 4 1 2 1 21
5 M.Husni 3 3 3 4 2 3 3 4 25
6 Rizkika BS 2 4 2 3 4 4 4 2 25
7 Wahidatur 4 4 4 3 4 4 3 2 28
8 Zinnuraini 4 3 3 4 3 2 4 3 26
9 Nur H 3 4 4 3 1 4 4 4 27
10 Zuhairatun 4 2 1 4 4 3 1 3 22
11 Istilam 4 1 3 2 1 3 3 4 21
12 Denia A 3 2 1 4 3 4 1 2 20
13 M.Hendri 4 3 4 2 4 2 2 4 25
14 Tata EA 2 1 2 1 3 3 3 3 18
15 Febri S 1 2 2 2 3 1 3 3 17
Tabel 4.5 merupakan skor masing-masing siswa dalam
observasi pertemuan pertama di kelas eksperimen, pada tabel tersebut
terlihat bahwa siswa yang memiliki kecakapan sosial yang sangat baik
terdiri dari 11 orang dengan jumlah nilai berkisar antara 21 sampai
dengan jumlah skor 28. Sedangkan siswa yang memiliki kecakapan
sosial yang rendah terdiri dari 4 siswa dengan nilai berkisar antara 19
sampai dengan 18. Adapun persentase banyak siswa yang memiliki
kecakapan sosial terdapat dalam tabel 4.6
Tabel 4.6 Persentase Jumlah Skor Siswa Kelas Eksperimen pada Pertemuan Pertama
Pertemuan Pertama
No. Indikator Jumlah Siswa Jumlah
SB B C K
1 Kecakapan
Komunikasi
5 6 3 1 15
3 5 5 2 15
2 Kecakapan
Membangun Tim
4 4 5 2 15
6 5 3 1 15
3
Kecakapan
Menyelesaiakan
Masalah
6 4 3 2 15
4 6 3 2 15
3 7 3 2 15
4 5 4 2 15
Rata-rata 4,38 5,25 3,6 1,8 15
Rata-Rata % 29,2% 35% 24% 12% 100%
Berdasarkan data pada tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa
pada pertemuan pertama kecakapan sosial siswa di kelas Eksperimen
tergolong tinggi, hal tersebut terlihat dari jumlah siswa 15 orang yang
memiliki tingkat kecakapan sosial yang tinggi sebanyak 29,2% , siswa
yang memiliki tingkat kecakapan sosial yang baik sebanyak 35%, dan
siswa yang memiliki tingkat kecakapan sosial yang cukup baik terdiri
dari 24% sedangkan siswa yang memiliki kecakapan sosial yang
kurang terdiri dari 12%. Sedangkan data hasil observasi pertemuan
kedua pada kelas kontrol disajikan dalam tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Observasi Kecakapan Sosial Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua
No. Nama
Siswa
Skor Per Sub Indikator
A B C D E F G H JL
H
1 Murtiani 3 4 3 4 3 4 3 3 27
2 Dina M 3 3 2 3 3 2 3 2 21
3 UswatunH 4 3 3 3 4 3 3 4 27
4 M.didik H 3 4 4 4 4 3 2 2 26
5 M.Husni M 4 3 3 4 3 3 4 4 28
6 Rizkika BS 4 3 3 3 4 4 4 3 28
7 Wahidatur 4 4 4 3 3 4 3 2 27
8 Zinnuraini 4 4 4 4 3 3 4 3 29
9 Nur H 3 4 4 3 3 4 4 4 29
10 Zuhairatun 4 3 4 4 4 4 2 3 28
11 Istilam 4 3 3 3 2 3 4 4 26
12 Denia A 4 3 3 4 4 4 2 2 26
13 M.Hendri 3 2 3 3 4 3 3 4 25
14 Tata EA 2 2 3 2 3 4 4 3 23
15 Febri S 2 2 2 3 3 2 4 4 22
Tabel 4.7 merupakan skor masing-masing siswa dalam
observasi pertemuan kedua di kelas eksperimen, pada tabel tersebut
terlihat bahwa siswa yang memiliki kecakapan sosial yang sangat baik
mencakup semua siswa, hal ini terlihat pada antusias siswa dalam
meningkatkan kecakapan sosial saat pembelajaran berlangsung..
Adapun persentase banyak siswa yang memiliki kecakapan sosial
terdapat dalam tabel 4.8
Tabel 4.8 Persentase Jumlah Skor Siswa Kelas Eksperimen pada Pertemuan Kedua
No. Indikator Jumlah Siswa
Jumlah
SB B C K
1 Kecakapan
Komunikasi
8 5 2 0 15
5 7 3 0 15
2 Kecakapan
Membangun Tim
5 8 2 0 15
9 5 1 0 15
3
Kecakapan
Menyelesaiakan
Masalah
6 8 1 0 15
8 4 3 0 15
7 5 3 0 15
6 5 4 0 15
Rata-rata 6,75 5,88 2,4 0 15
Rata-Rata % 45% 39,2% 16% 0 100%
Pertemuan kedua ini kelas eksperimen yang belajar
menggunakan strategi pembelajaran Everyone is A Teacher Here
mengalami perubahan secara siginfikan siswa yang memiliki tingkat
kecakapan sosial, terdapat banyak siswa yang memiliki kecakapan
sosial yang tinggi sehingga kelas eksperimen tergolong memiliki
tingkat kecakapan sosial yang tinggi, dapat diketahui dari tabel 4.4 di
atas bahwa dari jumlah siswa 15 orang yang memiliki tingkat
kecakapan sosial yang tinggi sebanyak 45% , siswa yang memiliki
tingkat kecakapan sosial yang baik sebanyak 39,2%, dan siswa yang
memiliki tingkat kecakapan sosial yang cukup baik terdiri dari 16%.
Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh strategi pembelajaran
Everyone is A Teacher Here terhadap kecakapan sosial siswa.
Berdasarkan penyajian data tersebut, dapat dilihat perebedaan
rata-rata persentase antara skor tingkat kecakapan sosial kelas kontrol
dengan skor tingkat kecakapan sosial kelas eksperimen yang disajikan
dalam tabel 4.9.
Tabel 4.9 Perbedaan Persentase Skor Rata-rata Kecakapan Sosial Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Perlakuan Skor Rata-Rata %
SB B C K
Kelas Kontrol 13,3 17,9 34,6 34,2
Kelas
Eksperimen 37,1 37,1 20 5,8
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat perbedaan tingkat
kecakapan sosial siswa antara siswa kelas kontrol dengan siswa kelas
eksperimen. Siswa kelas kontrol yang belajar menggunakan metode
konvensional memiliki tingkat kecakapan sosial masih tergolong
rendah, sedangkan siswa kelas eksperimen yang belajar menggunakan
strategi pembelajaran Everyone is A Teacher Here memiliki tingkat
kecakapan sosial yang tinggi.
2. Hasil Tes Berpikir Kritis Siswa
a. Skor Hasil Tes Berpikir Kritis Siswa
Nilai tes berpikir kritis siswa diperoleh dari hasil tes yang
diberikan pada akhir pembelajaran. Data hasil tes siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol kemudian diuji statistik untuk
mengetahui normalitas, homogenitas dan uji hipotesis yang dibantu
oleh program Microsoft Excel 2007. Adapun data tes berpikir kritis
tahap pengujian secara lengkap dicantumkan pada lampiran. Deskripsi
nilai hasil tes berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
secara umum disajikan pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Jumlah Nilai Tes Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
No. Nama Siswa Skor Nama Siswa Skor
1 Suratul Aini 30 Nur Hayati 60
2 Andrean Setia L 35 Tata Eka Aprilia 60
3 Hifzul Islami 48 Febriana Susanti 65
4 Budiati 50 M. Didi Hartadi 67
5 Yati Apriati 50 Denia Artika 70
6 Yulistian Hidayati 58 Uswatun Hasanah 75
7 Irma Yunita 58 Murtiani 77
8 L.Hadi Purwanto 60 Dina Mariana 79
9 Alma Yuliandini 63 Istilam 85
10 BQ.Zurriatun T. 73 Zinnurraini 85
11 Oktaviani Wulan. 74 M.Husni Muzakir 85
12 Sariani 75 M. Hendri Diarta 87
13 Shela Hadri D 85 Nuraini 87
14 Hidayatul A. 87 Rizkika Baetal S 89
Berdasarkan penyajian data dalam tabel tersebut, dapat dilihat
bahwa terdapat perbedaan secara nyata kemampuan berpikir kritis
siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun
pengelompokan nilai siswa berdasarkan nilai minimum dan nilai
maksimum terdapat dalam tabel 4.11.
Tabel 4.11 Deskripsi Nilai Minimum dan Maksimum Tes Berpikir Kritis Siswa kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N = 15
Min Max Rata2 SD Min Max Rata2 SD
60 90 77,4 73,526 30 87 62,2 65,147
Nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa yang belajar
menggunakan strategi pembelajaran Everyone is A Teacher Here lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa kelas kontrol yang belajar
menggunakan strategi atau metode pembelajaran konvensional yaitu
masing-masing sebesar 77,4 dan 62,2, dengan selisih kelas ekperimen
dan kelas kontrol adalah 15,2. Adanya selisih dari kedua kelas tersebut
menunjukkan kemampuan berpikir kritis yang lebih tinggi di kelas
eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal tersebut juga
menunjukkan bahwa strategi pembelajaran Everyone is A Teacher
Here dapat meningkatkan berpikir kritis siswa secara baik
dibandingkan dengan kegiatan belajar dengan pembelajaran
konvensional.
b. Uji Normalitas
Data tes berpikir kritis yang dicantumkan di atas selanjutnya
dilakukan analisis dengan uji normalitas dan analisis uji homogenitas
varians. Hasil analisis statistik data tes berpikir kritis siswa secara
lengkap dicantumkan pada lampiran. Uji normalitas dilakukan
menggunakan Chi-kuadrat. Seperti terlihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Data Tes Berpikir Kritis Siswa
Kelas X2hitung α X2
tabel Kriteria Kesimpulan
Kelas
Eksperimen 3,738
0,05 11,07 X2
hitung <
X2tabel
Data Terdistribusi
Normal
Kelas
Kontrol 7,577
0,05 11,07 X2
hitung <
X2tabel
Data Terdistribusi
Normal
Tabel 4.12 di atas menunjukkan data uji normalitas dari kedua
kelas secara keseluruhan. Data tersebut diperoleh nilai bahwa X2hitung
3,738 untuk kelas eksperimen, karena nilai X2hitung < X2
tabel maka
disimpulkan data tes berpikir kritis siwa kelas eksperimen
berdistribusi normal. Sedangkan untuk kelas kontrol data diperoleh
nilai bahwa X2hitung 7,577 karena nilai X2
hitung < X2tabel maka dapat
disimpulkan hasil tes berpikir kritis siswa kelas kontrol berdistribusi
normal.
c. Uji Homogenitas
Data kedua kelompok kelas di atas akan dilanjutkan dengan uji
homogenitas varian. Hasil uji homogenitas skor tes berpikir kritis
siswa untuk kedua kelas dapat dilihat pada tabel 4.13.
Table 4.13 Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Berpikir Kritis Siswa
Sumber Data Fhitung Ftabel Keputusan
Hasil Tes 0,2194 0,402620 Homogen
Tabel 4.9 di atas menyajikan hasil uji homogenitas pada kedua
kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis data kelas
eksperimen diperoleh nilai Fhitung = 00,2194dan Sig. (p) = 0,03033.
Sementara itu, pada df = 14 dan α = 0,05, diperoleh nilai Ftabel =
0,402620. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa Fhitung (0, 0,2194)
< Ftabel (0,402) dan p<0,05. Dengan demikian pada data observasi
siswa memiliki varians yang homogen.
d. Uji Hipotesis
Karena telah memenuhi kedua syarat yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas, kemudian dilanjutkan analisis data dengan tes “t”. Dapat
diambil keputusan yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai
thitung dengan ttabel, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
2) Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Hasil uji hipotesis skor observasi kecakapan sosial untuk
kedua kelas dapat dilihat pada tabel 4.14.
Table 4.14 Hasil Uji Hipotesis Tes Berpikir Kritis Siswa
Sumber Data Thitung Sig. (p) α Ttabel Keputusan
Hasil Tes 2,980
0,008 0,004
0,05 2,048
Hipotesis
Diterima
Berdasarkan tabel diatas selanjutnya thitung tersebut
dibandingkan dengan ttabel, Nilai thitung = 2,8276 berarti bahwa
thitung lebih besar dari ttabel pada taraf signifikan 5% maupun taraf
signifikan 1% dengan df = 28, karena thitung lebih besar dari ttabel
maka dilihat taraf signifikan 5% dan 1% sebesar 0,008 dan 0,004
sehingga p < 0,05, maka diputuskan bahwa hipotesis yang diajukan
diterima, sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan secara
signifikan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang belajar
menggunakan strategi pembelajaran Everyone is A Teacher Here
dengan siswa yang menggunakan strategi konvensional. Perhitungan
lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran.
B. Pembahasan
1. Observasi Kecakapan Sosial Siswa
Kecakapan sosial siswa menunjukkan kemampuan siswa dalam
berinteraksi dan berkomunikasi secara baik dalam proses pembelajaran
yang berlangsung. Kecakapan sosial yang dimaksud dalam penelitian
dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam memberikan pertanyaan,
memberikan jawaban, meyelesaikan masalah, saling membantu dan
kesopanan dalam berkomunikasi maupun berinteraksi. Oleh karena itu
dalam proses pembelajaran diperlukan strategi pembelajaran yang mampu
mengajak atau membuat siswa berinteraksi dan berkomunikasi secara
aktif. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah strategi
pembelajaran Everyone is A Teacher Here. Strategi ini mampu membuat
siswa memiliki kecakapan social yang baik karena proses
pembelajarannya berpusat pada siswa dalam menyampaikan
pembelajaran.
Proses pembelajaran biologi berlangsung tiga kali pertemuan
dengan posttest. Siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapat
perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen belajar menggunakan
strategi pembelajaran Everyone is A Teacher sedangkan kelas kontrol
belajar menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Kecakapan
sosial siswa dilakukan dengan cara pengamatan setiap pembelajaran
berlangsung.
Berdasarkan analisis skor hasil observasi kecakapan sosial siswa
yang menggunakan analisis deskriptif yang dibantu oleh program
Microsoft Excel 2007 dapat diketahui bahwa skor penilaian kelas kontrol
yang dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua memiliki tingkat
kecakapan sosial yang tergolong rendah, siswa yang memiliki tingkat
kecakapan sosial yang tinggi lebih rendah sebanyak 13,% sedangkan
siswa yang memiliki tingkat kecakapan sosial yang sangat kurang
sebanyak 34,2%. Berbeda dengan siswa kelas eksperimen yang belajar
menggunakan strategi pembelajaran Everyone is A Teacher Here lebih
banyak siswa yang memiliki kecakapan sosial yang tinggi sebanyak
37,1% lebih banyak dari siswa yang memiliki tingkat kecakapan sosial
yang sangat kurang sebanyak 5,8%.
Perbedaan tingkat kecakapan sosial siswa yang terjadi pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol sangat bergantung pada strategi
pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan analisis data yaitu analisis
deskriptif yang dibantu oleh program Microsoft Excel 2007 tersebut di
atas bahwa kelas kontrol yang belajar menggunkan metode konvensional
tidak terbentuk kecakapan sosial yang tinggi, hal ini dikarenakan karena
proses pembelajaran peneliti lebih berperan dibandingkan siswa,
sedangkan kelas eksperimen yang belajar menggunakan strategi
Everyone is A Teacher Here memiliki tingkat kecakapan sosial yang
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang belajar menggunakan
strategi pembelajaran konvensional.
Analisis data tersebut membuktikan bahwa peningkatan kecakapan
sosial siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dipengaruhi oleh
strategi pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran Everyone
is A Teacher Here yang berarti skor standar yang diperoleh siswa benar-
benar mencerminkan kecakapan sosialnya yang baik. Hal ini diperkuat
dengan pernyataan Heni Sistiati yaitu strategi Everyone is A Teacher Here
dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif baik secara keseluruhan
maupun individual dalam pembelajaran; Memberi kesempatan kepada
siswa untuk tampil sebagai guru bagi kawan-kawannya; Melatih rasa
percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki; dan
membudayakan sifat berani, tidak minder, tidak takut salah50.
Kelebihan strategi pembelajaran Everyone is A Teacher Here
tersebut berkaitan dengan indikator kecakapan sosial yang meliputi
keterampilan komunikasi, keterampilan membangun tim dan keterampilan
menyelesaikan masalah. Semua indikator tersebut memiliki sub indikator
yang menjadi acuan observasi kecakapan sosial siswa. Kecakapan sosial
siswa akan mudah terlihat pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Proses pembelajaran tersebut dirancang dalam pembelajaran yang aktif,
sehingga siswa lebih bebas untuk berinteraksi dan berkomunikasi.
Melihat perbedaan tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan
strategi belajar aktif tipe Everyone is A Teacher Here dalam
pembelajaran biologi memiliki pengaruh positif terhadap peningkataan
kecakapan sosial siswa. Sebagaimana yang dikatakan Sugiyono bahwa
jika kelompok treatment lebih baik dari pada kelompok kontrol, maka
perlakuan yang diberikan pada kelompok treatment berpengaruh positif51.
Dengan demikian hasil analisis ini mendukung rumusan masalah
yang diajukan yaitu terdapat pengaruh strategi pembelajaran Everyone is
50 Heni Sitiati, Studi Perbandingan Metode Inkuiri Dengan Strategi Everyone Is A
Teacher Here Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas Iv Sd Muhammadiyah 16 Karangasem 2012,( Naskah Publikasi, FKIP UM Surakarta, 2012), hlm. 9.
51 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,. (Bandung: Alfabeta, 2010) hlm. 159
A Teacher Here terhadap keacakapan sosial siswa. Hal ini dikarenakan
siswa pada kelas eksperimen dapat mengambil manfaat dari strategi
Everyone is A Teacher Here. Melalui aktivitas pembelajaran yang siswa
lakukan, siswa lebih aktif berinteraksi dan berkomunikasi dalam
membuat pertanyaan, menjawab, mengeluarkan ide-ide dan
mempertanggungjawabkan hasil pemikiran atas jawabannya.
2. Hasil Tes Berpikir Kritis Siswa
Data hasil tes berpikir kritis siswa pada mata pelajaran biologi
diperoleh dari hasil posttest yang dilakukan terhadap siswa. Sebelum
diberikan posttest kepada siswa terlebih dahulu dilakukan proses
pembelajaran kepada kedua kelompok siswa yaitu kelas eksperimen
dengan pembelajaran menggunakan strategi Everyone is A Teacher Here
dan kelas kontrol yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional.
Pada akhir pembelajaran dilakukanlah posttest yang bertujuan untuk
mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari dan
disampaikan sehingga dapat meningkatkan berpikir kritis siswa.
Berdasarkan analisis skor hasil posttest siswa yang menggunakan
analisis uji normalitas, uji homogenitas dan uji-t yang dibantu oleh
program Microsoft Excel 2007 dapat diketahui bahwa yang pertama uji
normalitas yang menggunakan tehnik chi-kuadrat dari skor masing-
masing sampel, sehingga skor untuk kelas eksperimen yang memiliki nilai
xhitung sebesar 3,738, xtabel sebesar 11,07 dengan signifikan 0,05
didapatkan data berdistribusi normal. Kelas kontrol menurut analisis uji
normalitas didapatkan nilai nilai xhitung sebesar 7,577, xtabel sebesar 11,07
dengan signifikan 0,05 sehingga data berdistribusi normal. Selanjutnya uji
homogenitas varians, pada uji ini terdapat data yang homogen karena
nilai nilai fhitung sebesar 0,219, ftabel sebesar 0,402 dengan signifikan 0,05.
Data kedua sampel yang bersifat homogen akan diuji hipotesis dengan
uji-t dengan t hitung (2,98) > t tabel (2.048), berdasarkan perhitungan
analisis uji-t data, didapatkan bahwa secara signifikan strategi
pembelajaran Everyone is A Teacher berpengaruh terhadap berpikir kritis
siswa.
Perbedaan tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dilihat dari
rata-rata nilai mempunyai perbedaan selisih rata-rata yang tidak jauh
berbeda, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang teramati oleh
peneliti, anatara lain: 1) waktu pemberian posttest yang dilakukan hanya
45 menit sehingga siswa cenderung merasa tergesa-gesa dalam menjawab
soal posttest berpikir kritis siswa, 2) pemberian tes akhir siswa dilakukan
pada proses persiapan acara perpisahan kelas XII, sehingga pikiran dan
waktu belajar siswa terbagi.
Keberhasilan proses pembelajaran akan menjadi efektif bergantung
dari seorang pengajar yang mampu mengemas strategi pembelajaran yang
bervariasi. Berdasarkan analisis hasil penelitian didapatkan bahwa
peningkatan kemampuan berpikir kritis lebih baik dikelas eksperimen
dibandingkan dengan kelas kontrol disebabkan adanya perbedaan model
pembelajaran yang berdampak pada kemampuan berpikir kritis siswa.
Siswa di kelas eksperimen lebih berpikir kritis karena dalam
pembelajaran yang disajikan siswa diberikan kesempatan untuk
menemukan sendiri pengetahuan yang ingin disampaikan melalui
membuat soal, menjawab, dan menyelesaikan masalah yang diberikan
temannya. Proses yang terjadi di kelas eksperimen tersebut membuat
kelas eksperimen terlatih dalam berpikir kritis dibandingkan kelas kontrol
karena siswa hanya mendengarkan, menulis dan menghafal.. Proses
pembelajaran Everyone is A Teacher yang diterima kelas eksperimen
membuat kelas eksperimen mampu berpikir kritis dalam menjawab soal
tes berpikir kritis yang diberikan dibandingkan kelas kontrol yang belajar
dengan metode konvensional. Hal tersebut sesuai dengan kelebihan
strategi Everyone is A Teacher menurut Sistri Ayu Mayangsari yang
menyatakan bahwa strategi pembelajaran Everyone is A Teacher mampu
melatih berpikir kritis siswa melalui kegiatan membuat pertanyaan, dan
mampu menganalisis masalah melalui menjawab pertanyaan52.
Melatih berpikir kritis menjadi sangat penting bagi siswa karena
dapat memberikan pemikiran tertentu yang dipergunakan untuk
mendekati gagasan dan memiliki motivasi kuat untuk mencapai dan
menyelesaiakan masalah sehingga siswa tidak mudah untuk menerima ide
atau gagasan yang belum dibuktikan kebenarannya53.
52 Sistri Ayu Mayangsari, Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Everyone Is A Teacher
Here Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pkn Pokok Bahasan Kebebasan Berorganisasi Kelas V Di Mi Miftahul Ulum 1 Jebung Kidul Bondowoso, (Skripsi, FKIP Universitas Jember, 2014), hlm. 17.
53 Tutuk Ningsih, Penerapan Model Pembelajaran Kreatif Kritis dalam Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan, Jurnal Penelitian, Vol 8, No. 2, November 2011, hlm. 238
Proses pembelajaran yang diberikan kelas eksperimen, siswa yang
memiliki kemampuan rendah akan lebih memahami mengenai materi
yang sedang dipelajari. Hal ini terjadi karena saling bertukar informasi
dengan temannya dengan cara alami siswa saling berbagi pengetahuan
dan bertukar pendapat dalam menyelsaikan masalah. Proses berlatih
berpikir kritis dalam kegiatan pembelajaran terjadi secara alami dengan
cara siswa meyampaikan informasi atau pengetahuan. Proses tersebut
yang membuat pada saat tes berpikir kritis siswa kelas eksperimen
memiliki kemampuan berpikir yang lebih baik daripada kelas kontrol.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh strategi
pembelajaran Everyone is a Teacher Here terhadap kecakapan sosial siswa
dan berpikir kritis siswa dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis skor hasil observasi kecakapan sosial siswa
memiliki tingkat kecakapan sosial yang tergolongz rendah, siswa yang
memiliki tingkat kecakapan sosial yang tinggi lebih sedikit yaitu 13,3%
sedangkan siswa kelas eksperimen yang belajar menggunakan strategi
pembelajaran Everyone is A Teacher Here lebih banyak siswa yang
memiliki kecakapan sosial yang tinggi sebanyak 37,1%.. Sehingga
terdapat pengaruh strategi pembelajaran Everyone is a Teacher Here
terhadap kecakapan sosial siswa kelas XI MIA pada Mata Pelajaran
Biologi di MAN 2 Lombok Tengah.
2. Berdasarkan analisis skor hasil posttest siswa dapat diketahui bahwa t
hitung (2,98) > t tabel (2.048) dengan taraf signifikan 5% dan 1%
sebesar 0,008 dan 0,004 sehingga p < 0,05 maka secara signifikan
terdapat pengaruh strategi pembelajaran Everyone is A Teacher
terhadap berpikir kritis siswa kelas XI MIA pada Mata Pelajaran
Biologi di MAN 2 Lombok Tengah.
B. Saran
Beberapa hal yang disarankan sebagai tindak lanjut dari penelitian
ini antara lain:
1. Alokasi waktu yang diperlukan dalam penerapan strategi belajar
Everyone Is A Teacher Here perlu diperhatikan agar pada proses
pembelajaran siswa tidak jenuh sehingga pembelajaran berlangsung
dengan baik.
2. Pengujian keefektifan strategi pembelajaran Everyone Is A Teacher
Here pada materi biologi masih terbatas dalam mengukur kecakapan
sosial dan berpikir kritis siswa. Perlu pengujian keefektifan pada
variabel yang lain pada aspek yang lebih luas.
3. Strategi ini sebaiknya digunakan untuk siswa yang memiliki daya
intelektual tinggi, karena jika tidak maka strategi ini kurang baik
hasilnya.
4. Penggunaan strategi pembelajaran Everyone Is A Teacher Here sebagai
strategi pembelajaran harus sering digunakan untuk mengetahui
kecakapan sosial siswa dan berpikir kritis siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Amtorunajah dan Muhsinatun Siasah Masruri. “Peningkatan Keterampilan Sosial Siswa Dalam Pembelajaran Ips Melalui Outdoor Activity Di Smp Negeri 1 Kaligondang Kabupaten Purbalingga”. Jurnal Pendidikan IP, Volume 2, No 1, Maret 2015.
Anwar. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education) Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta,2006.
Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT . Remaja Rosdakrya. 2012
Azizah, Afriani. “Membangun Manusia Pembelajar melalui Pendekatan Konstruktivistik dalam Pembelajaran Biologi” Tasqif, Vol. 7, No. 2, Desember 2009.
Balitbang DEPDIKNAS. “Pengembangan Model Kecakapan Hidup, Jakarta: Balitbang DEPDIKNAS”, dalam http// www.puskur.net, diakses tanggal 24 November 2017, pukul 09.37.
BSNP. “Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, “Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMA/MA”. jakarta: BSNP, 2006.
Dwijananti dan Tulianti. “Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Melalui Pembelajaran Problem Based Instruction Pada Mata Kuliah Fisika Lingkungan”. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Vol. 6, Juli 2010
Jamali. “Pengaruh Diskusi Kelompok Terhadap Kecakapan Sosial Siswa Kelas Xi Sman 1 Masbagik” Jurnal Educatio, Vol. 8 Nomor 1, Juni 2013.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, dalam https://kbbi.web.id/kritis, diakses tanggal 23 November 2017, pukul 19.48.
Kariadinata, Rahayu dan Maman Abdurrahman. Dasar-Dasar Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. 2012
Karim dan Normaya. “Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Jucama Di Sekolah Menengah Pertama”. EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 1, April 2015.
Muallip. “Keefektifan Observasi sebagai Alat Evaluasi dalam Dunia Pendidikan” Tasqif, Vol. 7, No. 2, desember 2009.
Nasehudin, Toto Syatori dan Nanang Gozali. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Pusaka Setia, 2012
Ningsih, Tutuk. “Penerapan Model Pembelajaran Kreatif Kritis dalam Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan”. Jurnal Penelitian, Vol 8, No. 2, November 2011.
Ningsih, Yuslisar . 2013. Kitab Al-qur’an dengan Alat Peraga Tajwid Kode Arab. (Jakarta: Insan Media Pustaka).
Parji dan Reni Eka Andriani. “Upaya Peningkatan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Permainan Tradisional Congklak SDN 03 Nambangan Kidul Kota Madiun. Jurnal Studi Sosial, vol. 1. no. 1. 2016.
Pratomo, Eko nur dkk.. “Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif Ditinjau dari Model Every One Is A Teacher Here dan Minat Belajar Siswa Kelas XI Di SMA Negeri 1 Sukoharjo”. Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 4, No. 3, September 2012
Rahmawati, Farida. 2011. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Tentang Sifat-Sifat Bangun Ruang dengan Menerapkan Tipe Numbered Together pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Kebon Sari Madiun Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi Universitas Sebelas Maret.
S, Susiwi. Kecakapan Hidup (life skill), “Handout”. Bandung: UPI FPMIPA, 2007
Saefuddin, Asis dan Ika Berdiati. Pembelajaran Efektif. Bandung: PT REMAJA ROSDAKRYA, 2014
Sanjaya, H. Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Prenadamedia Group. 2016.
Sitiati, Heni. “Studi Perbandingan Metode Inkuiri Dengan Strategi Everyone Is A Teacher Here Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas Iv Sd Muhammadiyah 16 Karangasem 2012”. Naskah Publikasi, FKIP UM Surakarta, 2012
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,. Bandung: Tursinawati. “Analisis Kemunculan Sikap Siswa dalam Pelaksanaan Percobaan
pada Pembelajaran IPA di SDN Banda Aceh,” Pionir, Vol. 1, Nomor 1, Desember 2013.
Wayan Redhana. “Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Kritis Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Pemecahan Masalah”. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 Th. XXXVI, 2003.
Yanti, Putu Desi Kumara. “Penerapan Metode Everyone is A Teacher Here untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran IPS Kelas VIIc SMP Negeri 2 Sukasada Tahun Pelajaran 2016/2017” Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi, Vol. 9, No. 1, 2017.
Zahra, Hany. “Pengaruh Penggunaaan Strategi Belajar Aktif Tipe Everyone is a Teacher Here terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa SMA Muhammadiyah Pekanbaru” . Skripsi, FTK UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2013.
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
BIOLOGI PEMINATAN
(Kelas Kontrol)
Sekolah : MAN 2 Lombok Tengah
Mata Pelajaran : Biologi Peminatan
Kelas/Semester : XI MIA/Genap
Materi Pokok : Sistem Ekskresi
Alokasi Waktu : 6 x 45 JP (3 x Pertemuan)
1. Kompetensi Inti*
KI 1
KI 2
KI 3 :
KI 4 :
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah.
2. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran
3.9 Menganalisis hubungan
antara struktur jaringan
penyusun organ pada
sistem ekskresi dan
mengaitkan dengan
bioprosesnya sehingga
dapat menjelaskan
mekanisme serta
gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada
sistem ekskresi manusia
melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan,
dan simulasi.
3.9.1 Mengidentifikasi organ-organ
sistem ekskresi pada manusia
3.9.2 Menjelaskan fungsi organ
ekskresi pada manusia
3.9.3 Mengaitkan fungsi, struktur dan
proses ekskresi pada manusia.
3.9.4 Mengaitkan fungsi, struktur dan
proses ekskresi pada manusia.
3.9.5 Menjelaskan kelainan yang
terjadi pada sistem ekskresi pada
manusia dan hewan.
1. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan mengamati, membaca, dan diskusi siswa dapat menyebutkan
macam-macam alat ekskresi, proses ekskresi , dan kelainan pada sistem ekskresi pada
manusia dan hewan.
2. Materi Pembelajaran
a. Materi Fakta
Gambar alat ekskresi manusia
b. Materi Konsep
1) Struktur dan fungsi alat ekskresi manusia
2) Proses ekskresi manusia
3) System ekskresi pada hewan
c. Kelainan pada sistem kelainan pada sistem ekskresi manusia Materi Prosedural
Evaluasi siswa
3. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Ceramah dan Mencatat
3. Model : strategi pembelajaran konvensional
4. Media pembelajaran
a. Media
1) Alat Tulis
2) LKPD/buku siswa
b. Sumber Belajar
Heny Riandari. 2015. Biologi untuk Kelas XI SMA dan MA. Solo: PT.
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
5. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
PERTEMUAN PERTAMA
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Guru memberikan salam “Assalamu’alaikum Wr.Wb.”
b. Mengecek kesiapan peserta didik
c. Mengecek kehadiran peserta didik
d. Memberikan pertanyaan seputar pelajaran yang lalu dan materi
sekarang
e. Memberikan informasi tentang tujuan mempelajari ketentuan-
ketentuan bahan ajar atau materi tentang struktur dan fungsi alat-
alat ekskresi dan proses ekskresi.
f. Guru menyampaikan manfaat mempelajari struktur dan fungsi alat-
alat ekskresi dan proses ekskresi.
g. Guru menyampaikan cakupan materi pokok yang akan dipelajari.
h. Guru memotivasi peserta didik untuk mengembangkan rasa ingin
pahamnya melalui tanya jawab tentang materi yang akan
dipelajarinya.
i. Guru menginformasikan cara pengerjaan LKPD dan langkah-
langkah pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (70 menit)
a. Peserta didik serentak mempelajari materi tentang struktur dan
fungsi alat-alat ekskresi dan proses ekskresi.
b. Guru menjelaskan materi struktur dan fungsi alat-alat ekskresi dan
proses ekskresi di depan kelas.
c. Meminta siswa untuk menulis penjelasan guru.
d. Guru mengarahkan agar peserta didik mengajukan pertanyaan
seputar materi yang disampaikan.
e. Guru menjawab pertanyaan peserta didik dan meminta peserta
didik untuk mengulangi jawabannya.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah berpartisipasi.
b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
c. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran
d. Memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari
pertemuan selanjutnya.
e. Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.
PERTEMUAN KEDUA
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Guru memberikan salam “Assalamu’alaikum Wr.Wb.”
b. Mengecek kesiapan peserta didik
c. Mengecek kehadiran peserta didik
d. Memberikan pertanyaan seputar pelajaran yang lalu dan materi
sekarang
e. Memberikan informasi tentang tujuan mempelajari ketentuan-
ketentuan bahan ajar atau materi tentang kelaianan pada sistem
ekskresi.
f. Guru menyampaikan manfaat mempelajari kelainan pada sistem
ekskresi manusia
g. Guru menyampaikan cakupan materi pokok yang akan dipelajari.
h. Guru memotivasi peserta didik untuk mengembangkan rasa ingin
pahamnya melalui tanya jawab tentang materi yang akan
dipelajarinya.
i. Guru menginformasikan cara pengerjaan LKPD dan langkah-
langkah pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (70 menit)
a. Peserta didik serentak mempelajari materi tentang kelainan pada
sistem ekskresi pada manusia.
b. Guru menjelaskan materi struktur dan fungsi kelainan sistem
ekskresi pada manusia di depan kelas.
c. Meminta siswa untuk menulis penjelasan guru.
d. Guru mengarahkan agar peserta didik mengajukan pertanyaan
seputar materi yang disampaikan.
e. Guru menjawab pertanyaan peserta didik dan meminta peserta
didik untuk mengulangi jawabannya.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah berpartisipasi.
b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
c. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran
d. Memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari
pertemuan selanjutnya.
e. Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
BIOLOGI PEMINATAN
(Kelas Eksperimen)
Sekolah : MAN 2 Lombok Tengah
Mata Pelajaran : Biologi Peminatan
Kelas/Semester : XI MIA/Genap
Materi Pokok : Sistem Ekskresi
Alokasi Waktu : 6 x 45 JP (3 x Pertemuan)
6. Kompetensi Inti*
KI 1
KI 2
KI 3 :
KI 4 :
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah.
Lampiran 1
7. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran
3.9 Menganalisis hubungan
antara struktur jaringan
penyusun organ pada
sistem ekskresi dan
mengaitkan dengan
bioprosesnya sehingga
dapat menjelaskan
mekanisme serta
gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada
sistem ekskresi manusia
melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan,
dan simulasi.
3.9.6 Mengidentifikasi organ-organ
sistem ekskresi pada manusia
3.9.7 Menjelaskan fungsi organ
ekskresi pada manusia
3.9.8 Mengaitkan fungsi, struktur dan
proses ekskresi pada manusia.
3.9.9 Mengaitkan fungsi, struktur dan
proses ekskresi pada manusia.
3.9.10 Menjelaskan kelainan yang
terjadi pada sistem ekskresi pada
manusia
3.9.11 Menjelaskan organ ekskresi
pada hewan
3. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan mengamati, membaca, dan diskusi siswa dapat menyebutkan
macam-macam alat ekskresi, proses eksresi manusia , system ekskresi pada hewan
dan kelainan pada system ekskresi manusia
4. Materi Pembelajaran
d. Materi Fakta
Gambar alat ekskresi manusia
e. Materi Konsep
4) Struktur dan fungsi alat ekskresi manusia
5) Proses ekskresi manusia
6) System ekskresi pada hewan
7) Kelainan pada sistem kelainan pada sistem ekskresi manusia.
f. Materi Prosedural
Evaluasi siswa
8. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode :Diskusi
3. Model : strategi pembelajaran Everyone is A Teacher
Here
9. Media pembelajaran
c. Media
3) Alat Tulis
4) LKPD/buku siswa
d. Sumber Belajar
Heny Riandari. 2015. Biologi untuk Kelas XI SMA dan MA. Solo: PT.
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
PERTEMUAN PERTAMA
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
4. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
j. Guru memberikan salam “Assalamu’alaikum Wr.Wb.”
k. Mengecek kesiapan peserta didik
l. Mengecek kehadiran peserta didik
m. Memberikan pertanyaan seputar pelajaran yang lalu dan materi
sekarang
n. Memberikan informasi tentang tujuan mempelajari ketentuan-
ketentuan bahan ajar atau materi tentang struktur dan fungsi alat-
alat ekskresi dan proses ekskresi.
o. Guru menyampaikan manfaat mempelajari struktur dan fungsi alat-
alat ekskresi dan proses ekskresi.
p. Guru menyampaikan cakupan materi pokok yang akan dipelajari.
q. Guru memotivasi peserta didik untuk mengembangkan rasa ingin
pahamnya melalui tanya jawab tentang materi yang akan
dipelajarinya.
r. Guru menginformasikan cara pengerjaan LKPD dan langkah-
langkah pembelajaran.
5. Kegiatan Inti (70 menit)
a. Peserta didik serentak mempelajari materi tentang struktur dan
fungsi alat-alat ekskresi dan proses ekskresi.
b. Guru meminta peserta didik menuliskan satu buah pertanyaan
sesuai dengan topic ang dipelajari (struktur dan fungsi alat-alat
ekskresi dan proses ekskresi).
c. Meminta siswa mengumpulkan kertas yang berisi pertanyaan
tersebut dan kemudian guru mengacak pertanyaan-pertanyaan
tersebut.
d. Meminta peserta didik untuk mengambil kembali pertanyaan yang
telah diacak, dan guru memastikan tidak ada peserta didik yang
mendapat pertanyaannya sendiri.
e. Meminta peserta didik untuk sukarela membacakan pertanyaan dan
menjawabnya
f. Setelah jawaban dibacakan, guru meminta peserta didik lain untuk
menambahkan jawaban yang telah diberikan
g. Setelah pertanyaan pertama selesai dijawab, dilanjutkan
kepertanyaan berikut dengan peserta didik yang lain sampai
pertanyaan dan semua peserta didik dapat menjawab pertanyaan.
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
f. Melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat keercapaian
indikator.
g. Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah berpartisipasi
dalam kelompoknya.
h. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
i. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran
j. Memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari
pertemuan selanjutnya.
k. Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.
PERTEMUAN KEDUA
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Guru memberikan salam “Assalamu’alaikum Wr.Wb.”
b. Mengecek kesiapan peserta didik
c. Mengecek kehadiran peserta didik
d. Memberikan pertanyaan seputar pelajaran yang lalu dan materi
sekarang
e. Memberikan informasi tentang tujuan mempelajari ketentuan-
ketentuan bahan ajar atau materi tentang kelaianan pada sistem
ekskresi.
f. Guru menyampaikan manfaat mempelajari kelainan pada sistem
ekskresi manusia
g. Guru menyampaikan cakupan materi pokok yang akan dipelajari.
h. Guru memotivasi peserta didik untuk mengembangkan rasa ingin
pahamnya melalui tanya jawab tentang materi yang akan
dipelajarinya.
i. Guru menginformasikan cara pengerjaan LKPD dan langkah-
langkah pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (70 menit)
a. Peserta didik serentak mempelajari materi tentang kelainan pada
sistem ekskresi.
b. Guru meminta peserta didik menuliskan satu buah pertanyaan
sesuai dengan topik yang dipelajari (kelainan pada system
ekskresi).
c. Meminta siswa mengumpulkan kertas yang berisi pertanyaan
tersebut dan kemudian guru mengacak pertanyaan-pertanyaan
tersebut.
d. Meminta peserta didik untuk mengambil kembali pertanyaan yang
telah diacak, dan guru memastikan tidak ada peserta didik yang
mendapat pertanyaannya sendiri.
e. Meminta peserta didik untuk sukarela membacakan pertanyaan dan
menjawabnya
f. Setelah jawaban dibacakan, guru meminta peserta didik lain untuk
menambahkan jawaban yang telah diberikan
g. Setelah pertanyaan pertama selesai dijawab, dilanjutkan
kepertanyaan berikut dengan peserta didik yang lain sampai
pertanyaan dan semua peserta didik dapat menjawab pertanyaan.
4) Kegiatan Penutup (10 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat keercapaian indicator.
b. Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah berpartisipasi
dalam kelompoknya.
c. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
d. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran
e. Memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari
pertemuan selanjutnya.
f. Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.
KISI-KISI OBSERVASI KECAKAPAN SOSIAL SISWA
Variabel Indikator Jumlah Sub
Indikator Jumlah
Item/sub
Kecakapan Sosial
Kecakaan Komunikasi
Membangun dan berbicara secara bergiliran
4
Melembutkan suara
4
Kecakapan Membangun
Tim/ Kelompok
Mengakomodasi pendapat orang
4
Saling menolong 4
Kecakapan Menyelesaikan
Masalah
Memikirkanorang lain
4
Taat terhadap kesepakatan
4
Mencari jalan keluar dengan
berdiskusi
4
Respek terhadap pendapat yang
berbeda
4
Jumlah 8 32
LEMBAR OBSERVASI KECAKAPAN SOSIAL SISWA
Nama siswa :
Kelas :
Tindakan :
No. Indikator Sub Indikator Penilaian 1 Kecakapan Komunikasi Mendengar, dan berbicara
secara bergiliran 4 3 2 1
Melembutkan suara 2 Kecakapan
Membangun Tim/Kelompok
Mengakomodasi pendapat orang,
Saling menolong, 3 Kecakapan
Menyelesaikan Masalah.
Memikirkan orang lain Taat terhadap kesepakatan Mencari jalan keluar dengan berdiskusi
Respek terhadap pendapat yang berbeda
Jumlah
KISI-KISI SOAL ESSAY TENTANG SISTEM EKSKRESI UNTUK TES BERBPIKIR KRITIS SISWA
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Indikator Soal No.
Soal
Bentuk
Soal
3.9
Menganalisi
s hubungan
antara
struktur
jaringan
penyusun
organ pada
sistem
ekskresi
dan
mengaitkan
dengan
bioprosesny
a sehingga
dapat
menjelaskan
mekanisme
serta
gangguan
fungsi yang
mungkin
terjadi pada
sistem
ekskresi
manusia
melalui
3.9.12 Menjelaskan
fungsi organ
ekskresi pada
manusia
3.9.13 Mengaitkan
fungsi, struktur
dan proses
ekskresi pada
manusia.
3.9.14 Menjelaskan
kelainan yang
terjadi pada
sistem ekskresi
pada manusia
Mampu
menjelaskan
hubungan
sistem respirasi
dan ekskresi
pada paru-paru
Mampu
mengkaitkan
keadaan
lingkungan
dengan kinerja
sistem ekskresi
kulit dan ginjal
Mampu
membedakan
penyakit yang
terjadi pada
kulit
Mampu
mengidentifikas
i dan
menganalisis
masalah yang
terjadi pada
penderita gagal
ginjal
2
1
3
4
5
E
S
S
A
Y
studi
literatur,
pengamatan
, percobaan,
dan
simulasi.
Mampu
menganalisis
penyebab
gangguan pada
hati.
TES BERPIKIR KERITIS Nama : NIS : Mata Pelajaran : Biologi (Sistem Ekskresi) Kelas : XI MIA 1 & 2 Waktu : 90 Menit
PETUNJUK
A. Isilah Identitas Anda pada Bagian Atas Lembar Tes ini! B. Jawablah Pertanyaan-Pertanyaan dibawah ini dengan Jawaban yang
Benar!
SOAL ESSAY
1. Pada musim hujan orang lebih sering buang air kecil dibandingkan
berkeringat, sedangkan pada musim panas orang lebih sering
berkeringat dibandingkan buang air kecil.Jelaskan pendapat anda
terkait dengan masalah tersebut!
2. Jelaskan hubungan antara paru-paru sebagai sistem ekskresi dan
sebagai sistem respirasi!
3. Jelaskan perbedaan antara penyakit kudis dan eksim pada kulit!
4. Apakah orang yang mengalami gagal ginjal, harus menjalani
transplantasi ginjal? Jika tidak, apa yang terjadi dan tindakan apa yang
dapat menyelamatkan jiwanya? Jelaskan!
5. Seorang perempuan berumur 25 tahun mengalami keadaan dimana
sekujur tubuhnya berwarna kekuningan, matanya juga berwarna
kuning. Menurut keterangan dokter dia mengalami gangguan hati.
a. Mengapa gangguan pada hati dapat menyebabkan gejala seperti
itu?
b. Apa nama kelainannya
PEDOMAN PENSKORAN SOAL ESSAY TENTANG SISTEM
EKSKRESI UNTUK TES BERPIKIR KRITIS SISWA
No. Kunci/Kriteria jawaban/Aspek yang dinilai Skor
1
Ketika berada dalam lingkungan yang udaranya
dingin tubuh akan menstabilkan suhunya, sehingga
akan mengeluarkan kelebihan air dalam tubuh.
Paparan dingin menyebabkan penurunan aliran darah
ke permukaan kulit yang menyebabkan penyempitan
pembuluh darah sehingga menghambat keluarnya air
(keringat) melalui kulit. Sehingga secara tidak
langsung tubuh merespon ginjal untuk aktif
mengeluarkan sisa metabolisme berupa air,
garam,mineral dan urea.
Sedangkan pada musim panas suhu tubuh meningkat
yang dikarenakan suhu darah meningkat, oleh karena
itu hipofisis mengirimkan sinyal ketubuh agar
melebarkan pembuluh darah, sehingga proses
penyerapan zat sisa dari dalam darah akan masuk ke
dalam kelenjar keringat dandikeluarkan ke luar tubuh
dalam bentuk keringat untuk menurunkan suhu tubuh
atau melembabkan kulit yang panas.
30
2
Paru-paru sebagai alat ekskresi dan pernapasan
memiliku hubungan yang erat karena hubungan itu
didapatkan dari proses yang tejadi dari kedua fungsi
paru-paru. Paru-paru sebagi sistem pernapasan
memiliki fungsi dalam roses pengambilan oksigen
dilingkungan dan akan mengeluarkan karbondioksida
kelingkungan, paru-paru yang berfungsi dalam
mengeluarkan karbondioksida kelingkangn inilah
20
yang membuat paru-paru sebagai sistem
ekskresi..sehingga kedua fungsi dan sistem itu
behubungan.
3
kudis yaitu kulit di bagian tengah lepuh berwarna
hitam, dan bisa bernanah. Koreng bisa timbul di kulit
badan maupun kulit kepala. Koreng lebih mudah
disembuhkan dengan salep antibiotik
eksim terjadi dari rasa gatal-gatal dan kulit memerah,
muncul pada wajah, lutut, tangan dan kaki, namun
tidak menutup kemungkinan kemerahan muncul di
daerah lain.
Daerah yang terkena akan terasa sangat kering,
menebal atau keropeng.
10
10
5
Orang yang terkena gagal ginjal disarankan untuk
transplantasi ginjal, untuk mengefesienkan proses
ekskresi atau pembentukan urine dalam ginjal. Hal ini
dilakukan dengan mencari pendonor ginjal dari
keluarga yang masih hidup kemudian dipasangkan ke
penderita gagal ginjal.
Jika tidak ditransplantasikan, maka penderita harus
rutin menjalani cuci darah untuk membantuk proses
pengeluaran zat sisa dalam bentuk urine, jika tidak
melakukan hal ini maka zat sisa yang harus
dikeluarkan akan mengendap didalam tubuh dan akan
menjadi racun bagi tubuh.
10
10
6
Karena pemecahan sel darah merah yang meningkat
melebihi kemampuan sel hati membuang bilirubin di
dalam darah. Kejadian ini juga disebabkan oleh,
terdapat sumbatan dalam pembuluh darah sehingga
pembuangan bilirubun terhambat.
Kelainan ini disebut dengan jaundice
8
2
Jumlah 100
RUBRIK DAN PEDOMAN PENILAIAN KECAKAPAN SOSIAL SISWA
A. Rubrik Penilaian Kecakapan Sosial No Indikator Sub Indikator Rubrik Penilaian 1 Kecakaan
Komunikasi Membangun dan berbicara secara bergiliran
Jika tidak pernah memberikan kesempatan bagi temannyaJika jarang memberikan kesempatan bagi temannya Jika cukup sering (2 x) memberikan kesempatan bagi temJika sering ( + 2 x) memberikan kesempatan bagi temann
Melembutkan suara
Jika menyampaikan atau bicara dengan intonasi yang kasJika jarang menyampaikan atau bicara dengan sopan santunJika cukup sering (2x) menyampaikan atau berbicara denJika sering ( +2x) menyampaikan atau berbicara dengan sopa
2 Kecakapan Membangun Tim/ Kelompok
Saling menolong
Jika tidak pernah membantu teman saat berlangsung pembJika jarang membantu teman saat berlangsung pembelajarJika cukup sering (2x) membantu teman saat berlangsungJika selalu membantu teman saat berlangsung pembelajar
Mengakomodasi pendapat orang
Jika tidak membrikan kesempatan dalam bergiliran Jika sekali memberikan kesempatan bagi temannya ketikaJika 2 kali memberikan kesempatan bagi temannya Jika selalu lebbih dari dua kali memberikan kesempatan kedengan senang hati
3 Kecakapan Menyelesaikan Masalah
Memikirkan orang lain
Jika tidak pernah menerima pendapat orang lain atau selalu Jika jarang menerima pendapat temannya Jika cukup sering menerima pendapat temannya Jika selalu menerima pendapat temannya
Taat terhadap kesepakatan
Jika selalu melanggar seluruh aturan pembelajaran Jika sekali melanggar aturan pembelajaran Jika cukup sering melanggar aturan pembelajaran Jika jika mengikuti seluruh aturan pembelajaran yang telah dise
Mencari jalan keluar dengan berdiskusi
Jika sekali menyelesaikan masalah secara individu Jika dua kali memecahkan masalah bersama teman-temannsulit Jika lebih dari 2x memecahkan masalah bersama temanndengan pendapat sendiri Jika selalu memcahkan masalah dengan temannya dan selaide, kritik maupun saran.
Respek terhadap pendapat yang berbeda
Jika tidak pernah menerima pendapat orang lain/ memaksa pJika sekali atau jarang menerima pendapat temannya Jika cukup sering menerima pendapat temannya Jika selalu menerima pendapat temannya dan tidak pernasendiri
B. Pedoman Penilaian Kecakapan Sosial
Kriteria Keterangan
Sangat Baik Skor 4 jika poin 4 pada rubrik penilaian yang muncul Baik Skor 3 jika poin 3 pada rubrik penilaian yang muncul Cukup Skor 2 jika poin 2 pada rubrik penilaian yang muncul Kurang Skor 1 jika poin 1 pada rubrik penilaian yang muncul
RUBRIK PENILAIAN TES BERPIKIR KRITIS SISWA
SKOR/POIN DESKRIPTOR 5 Semua konsep benar, jelas dan spesifik
Semua uraian jawaban benar, jelas, dan spesifik, didukung oleh alasan yang kuat, benar, argumen jelas
Alur berpikir baik, semua konsep saling berkaitan dan terpadu
Tata bahasa baik dan benar Semua aspek nampak, bukti baik dan seimbang
4 Sebagian besar konsep benar, jelas namun kurang spesifik
Sebagian besar uraian jawaban benar, jelas, namun kurang spesifik
Alur berpikir baik, sebagian besar konsep saling berkaitan dan terpadu
Tata bahasa baik dan benar, ada kesalahan kecil Semua aspek nampak, namun belum seimbang
3 Sebagian kecil konsep benar dan jelas Sebagian kecil uraian jawaban benar dan jelas
namun alasan dan argumen tidak jelas Alur berpikir cukup baik, sebagian kecil saling
berkaitan Tata bahasa cukup baik, ada kesalahan pada ejaan Sebagian besar aspek yang nampak benar
2 Konsep kurang fokus atau berlebihan atau meragukan
Uraian jawaban tidak mendukung Alur berpikir kurang baik, konsep tidak saling
berkaitan Tata bahasa baik, kalimat tidak lengkap Sebagian kecil aspek yang nampak benar
1 Semua konsep tidak benar atau tidak mencukupi Alasan tidak benar Alur berpikir tidak baik Tata bahasa tidak baik Secara keseluruhan aspek tidak mencukupi
0 Tidak ada jawaban atau jawaban salah
Keterangan Penilaian Jawaban: Rubrik diatas akan menyesuaikan dengan kunci jawaban soal essay tes berpikir kritis. Poin yang terdapat pada rubrik akan dikali dengan kelipatan dari masing-masing skor kunci jawaban.
Hasil Observasi Kecakapan Sosial Kelas Eksperimen
A. Pertemuan Pertama
No. Nama Siswa
Skor Per Sub Indikator
A B C D E F G H JLH Kriteria Skor
1 Murtiani 3 2 2 4 2 3 3 2 21 SB B C K
2 Dina
Mariana 2 3 3 3 2 2 3 1 19 4 3 2 1
3 Uswatun H 4 3 2 3 4 3 2 3 24
SB = Sangat Baik B = Baik C = Cukup K = Kurang
4 M.Didi H 3 2 4 4 4 1 2 1 21
5 M.Husni 3 3 3 4 2 3 3 4 25 6 Rizkika BS 2 4 2 3 4 4 4 2 25
7 Wahidatur 4 4 4 3 4 4 3 2 28 8 Zinnuraini 4 3 3 4 3 2 4 3 26
9 Nur H 3 4 4 3 1 4 4 4 27
10 Zuhairatun 4 2 1 4 4 3 1 3 22 11 Istilam 4 1 3 2 1 3 3 4 21
12 Denia A 3 2 1 4 3 4 1 2 20 13 M.Hendri 4 3 4 2 4 2 2 4 25
14 Tata EA 2 1 2 1 3 3 3 3 18 15 Febri S 1 2 2 2 3 1 3 3 17
B. Pertemuan Kedua
No. Nama Siswa
Skor Per Sub Indikator
A B C D E F G H JLH
Kriteria Skor
1 Murtiani 3 4 3 4 3 4 3 3 27 SB B C K 2 Dina M 3 3 2 3 3 2 3 2 21 4 3 2 1
3 UswatunH 4 3 3 3 4 3 3 4 27
SB = Sangat Baik B = Baik C = Cukup K = Kurang
4 M.didik H 3 4 4 4 4 3 2 2 26 5 M.Husni M 4 3 3 4 3 3 4 4 28
6 Rizkika BS 4 3 3 3 4 4 4 3 28 7 Wahidatur 4 4 4 3 3 4 3 2 27
8 Zinnuraini 4 4 4 4 3 3 4 3 29
9 Nur H 3 4 4 3 3 4 4 4 29 10 Zuhairatun 4 3 4 4 4 4 2 3 28
11 Istilam 4 3 3 3 2 3 4 4 26 12 Denia A 4 3 3 4 4 4 2 2 26
13 M.Hendri 3 2 3 3 4 3 3 4 25
14 Tata EA 2 2 3 2 3 4 4 3 23 15 Febri S 2 2 2 3 3 2 4 4 22
Hasil Observasi Kecakapan Sosial Siswa Kelas Kontrol
A. Pertemuan Pertama
No. Nama Siswa
Skor Per Sub Indikator A B C D E F G H JLH Kriteria Skor
1 Andrean SL 1 2 1 2 1 1 1 1 10 SB B C K
2 Hifzul I 2 2 1 1 2 1 1 1 11 4 3 2 1 3 Suratul A 1 1 1 1 1 1 1 1 8
SB = Sangat Baik B = Baik C = Cukup K = Kurang
4 Budiati 1 2 1 1 1 1 1 1 9 5 Yati H 3 3 2 3 2 3 2 2 20
6 Hidayatul A 2 1 2 2 2 2 2 2 15 7 L.Hadi P 2 1 2 2 2 2 2 2 15
8 Oktavia W 3 3 2 3 2 2 2 2 19
9 Sariani 1 2 2 2 1 1 1 1 11 10 Alma Y 2 2 2 2 2 2 2 2 16
11 Irma Y 1 1 2 1 1 1 1 1 9
12 Bq.
Zuriatun T 1 1 2 1 1 1 1 1 9
13 Novia WW 3 3 4 3 4 3 3 3 26 14 Shela HD 4 4 4 3 4 3 4 2 28
15 Yulistia A 4 4 3 4 3 4 3 3 28
B. Pertemuan Kedua
No. Nama Siswa
Skor Per Sub Indikator A B C D E F G H JLH Kriteria Skor
1 Andrean SL 2 2 1 1 1 1 1 1 10 SB B C K 2 Hifzul I 2 2 1 2 1 2 2 1 13 4 3 2 1
3 Suratul A 1 1 1 1 1 1 2 1 9
SB = Sangat Baik B = Baik C = Cukup K = Kurang
4 Budiati 1 2 1 1 1 1 1 1 9 5 Yati H 3 4 3 4 3 3 4 2 26
6 Hidayatul Z 1 1 2 3 2 2 2 1 14 7 L.Hdi P 1 2 2 3 2 2 2 1 15
8 Oktavia W 3 3 2 3 3 2 3 2 21
9 Sariani 2 3 2 2 2 2 2 1 16
10 Alma Y 2 3 3 3 2 3 2 2 20
11 Irma Y 2 2 1 2 2 2 2 1 14
12 BQ.Zuriatu
n T 1 2 1 1 1 1 1 1 9
13 Novia WW 3 4 4 4 3 4 3 2 27 14 Shela HD 3 4 4 3 3 4 4 3 28
15 Yulistia A 4 4 4 4 4 3 4 3 30
HASIL REKAP SKOR OBSERVASI KECAKAPAN SOSIAL SISWA
A. Hasil Observasi Kecakapan Sosial Kelas Eksperimen 1. Pertemuan Pertama No. Indikator Sub Indikator Jumlah Siswa
Jumlah
SB B C K
1 Kecakapan Komunikasi
Mendengar dan bicara secara
bergiliran 5 6 3 1 15
Melembutkan suara 3 5 5 2 15
2 Kecakapan
Membangun Tim
Mengakomodasi pendapat orang lain
4 4 5 2 15
Saling menolong 6 5 3 1 15
3 Kecakapan
Menyelesaiakan Masalah
Memikirkan orang lain
6 4 3 2 15
Taat terhadap kesepakatan
4 6 3 2 15
Mencari jalan keluar dengan diskusi
3 7 3 2 15
Respek terhadap pendapat yang beda
4 5 4 2 15
Rata-rata
4,38 5,25 3,6 1,8 15
Rata-Rata %
29,2% 35% 24% 12% 100%
2. Pertemuan Kedua
No. Indikator Sub Indikator Jumlah Siswa
Jumlah
SB B C K
1 Kecakapan Komunikasi
Mendengarkan, bicara secara giliran
8 5 2
15
Melembutkan suara 5 7 3
15
2 Kecakapan
Membangun Tim
Mengakomodasi pendapat orang lain
5 8 2
15
Saling menolong 9 5 1
15
3 Kecakapan
Menyelesaiakan Masalah
Memikirkan orang lain
6 8 1
15
Taat terhadap kesepakatan
8 4 3
15
Mencari jalan keluar dengan diskusi
7 5 3
15
Respek terhadap pendapat yang
berbeda 6 5 4
15
Rata-rata
6,75 5,88 2,4
15
Rata-Rata %
45% 39,2% 16%
100%
B. Hasil Observasi Kecakapan Sosial Kelas Kontrol
1. Pertemuan Pertama No. Indikator Sub Indikator Jumlah Siswa
Jumlah
SB B C K
1 Kecakapan Komunikasi
Mendengarkan, bicara secara
bergiliran 3 2 4 6 15
Melembutkan suara 2 3 5 5 15
2 Kecakapan
Membangun Tim
Mengakomodasi pendapat orang lain
2 1 8 4 15
Saling menolong 1 4 5 5 15
3 Kecakapan
Menyelesaiakan Masalah
Memikirkan orang lain
2 1 6 6 15
Taat terhadap kesepakatan
1 3 4 7 15
Mencari jalan keluar dengan diskusi
1 2 5 7 15
Resoek terhadap pendapat yang beda
0 2 4 9 15
Rata-rata
1,5 2,3 5,1 6,13 15
Rata-Rata %
10% 15% 34% 40,8% 100%
2. Pertemuan Kedua
No. Indikator Sub Indikator Jumlah Siswa
Jumlah
SB B C K
1 Kecakapan Komunikasi
Mendengar, bicara bergiliran
1 4 5 5 15
Melembutkan suara 4 3 6 2 15
2 Kecakapan
Membangun Tim
Mengakomodasi pendapat orang
3 2 4 6 15
Saling menolong 3 5 3 4 15
3 Kecakapan
Menyelesaiakan Masalah
Memikirkan orang lain
1 4 5 5 15
Taat terhadap kesepakatan
2 3 6 4 15
Mencari jalan keluar dengan diskusi
3 2 7 3 15
Respek terhadap pendapat yang
berbeda 3 2 6 4 15
Rata-rata
2,5 3,1 5,3 4,13 15
Rata-Rata %
16,7% 21% 35% 27,5% 100%
HASIL NILAI TES BERPIKIR KRITIS SISWA
A. Tabel Nilai Tes 1. Kelas Eksperimen
No. Nama Siswa Skor 1 Nur Hayati 60 2 Tata Eka Aprilia 60 3 Febriana Susanti 65 4 M. Didi Hartadi 67 5 Denia Artika 70 6 Uswatun Hasanah 75 7 Murtiani 77 8 Dina Mariana 79 9 Istilam 85 10 Zinnurraini 85 11 M.Husni Muzakir 85 12 M. Hendri Diarta 87 13 Nuraini 87 14 Rizkika Baetal S 89 15 Wahidaturrahmah 90 Rata-rata 77,4
2. Kelas Kontrol
No. Nama Siswa Skor 1 Suratul Aini 30 2 Andrean Setia L 35 3 Hifzul Islami 48 4 Budiati 50 5 Yati Apriati 50 6 Yulistian Hidayati 58 7 Irma Yunita 58 8 L.Hadi Purwanto 60 9 Alma Yuliandini 63 10 BQ.Zurriatun T. 73 11 Oktaviani Wulan. 74 12 Sariani 75 13 Shela Hadri D 85
14 Hidayatul A. 87 15 Novia Wida W. 87
Rata-rata 62,2
Lampiran 7
C. Uji Homogenitas
F-Test Two-Sample for Variances Eksperimen Kontrol
Mean 77,4 62,2 Variance 70.3095238 320,4571429
Observations 15 15 df 14 14 F 0,219403857
P(F<=f) one-tail 0,030335579 F Critical one-tail 0,402620943
Data Homogen p<0,05 dan fhitung < f tabel
Keterangan: Mean Rata-rata
Variance Varians Observations Jumlah Sampel
df Derajat Kebebasan F F hitung
P(F<=f) one-tail Signifikan α = 0,05 F Critical one-
tail F tabel
D. Uji Hipotesis Uji-t
t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances Eksperimen Kontrol
Mean 77,4 62,2 Variance 70.3095238 320,4571429
Observations 15 15 Pooled Variance 216,7142857
Hypothesized Mean Difference 0 df 28 Derajat Kebebasan
t Stat 2,98039216 t hitung P(T<=t) one-tail 0,004281701 Signifikan α = 0,01 t Critical one-tail 1,701130908 t tabel
P(T<=t) two-tail 0,008563403 Signifikan α = 0,05 t Critical two-tail 2,048407115 t tabel
t hitung > t tabel dengan Signifikan p<0,05 maka bersignifikan
Lampiran 8
DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN
Kegiatan Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here dan observasi kecakapan sosial siswa
di kelas Eksperimen
Kegiatan Pemebelajaran Metode Konvensional dan observasi kecakapan sosial siswa
di kelas Kontrol
Kegiatan Postest Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen
Kegiatan Postest Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol
Proses Kegiatan Rekap Nilai dan Analisis Uji Prasyarat (uji normalitas,
homogenitas dan uji-t)