pengaruh sertifikasi guru dan motivasi mengajar …

125
PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR TERHADAP KINERJA GURU SE-KKMI KEBAYORAN LAMA TESIS WAHYUDI 21170181000011 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MMPI) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARA 2020M/1441H

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN

MOTIVASI MENGAJAR TERHADAP

KINERJA GURU SE-KKMI KEBAYORAN

LAMA

TESIS

WAHYUDI

21170181000011

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

PENDIDIKAN ISLAM (MMPI)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARA

2020M/1441H

Page 2: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …
Page 3: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Wahyudi

NIM : 21170181000011

Dengan ini menyatakan bahwa tesis yang berjudul

PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI

MENGAJAR TERHADAP KINERJA GURU SE-KKMI

KEBAYORAN LAMA adalah benar merupakan karya saya sendiri

dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunanya. Adapun

kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan

sumber kutipannya dalam tesis saya. Saya bersedia melakukan proses

yang semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

jika ternyata tesis ini sebagian atau keseluruhannya merupakan

plagiat dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan

seperlunya.

1

Page 4: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

iv

Page 5: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

v

Page 6: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

vi

ABSTRAK

PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR

TERHADAP KINERJA GURU SE-KKMI KEBAYORAN LAMA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa (1) pengaruh sertifikasi

guru terhadap kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah, (2) pengaruh motivasi

kerja guru terhadap kinerja guru dan (3) pengaruh sertifikasi guru dan

motivasi kerja guru terhadap kinerja guru.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan

kuesioner sebagai instrument penelitiannya. Data dikumpulkan dari

Sembilan puluh empat guru dari empat belas madrasah yang berbeda di

wilayah KKMI Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Data yang telah

terkumpul kemudian dianalisis dengan metode analisis regresi linear

sederhana dan analisis regresi linear berganda dengan pendekatan

kuantitatif.

Hasil analisis menunjukkan bahwa; (1) variabel Sertifikasi Guru (X1)

berpengaruh positif secara parsial terhadap Kinerja Guru. Hal ini

ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi X1 sebesar 32,6%, (2) variabel

Motivasi Kerja Guru (X2) berpengaruh positif secara parsial terhadap

Kinerja Guru. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi X2 sebesar

46,2%, dan (3) variabel Sertifikasi Guru bersama-sama dengan Motivasi

Kerja Guru berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru. Hal ini ditunjukkan

oleh nilai koefisien regresi sebesar 47, 1%.

Sebagai kesimpulan, hasilnya membuktikan bahwa program sertifikasi

guru dan motivasi guru telah memberikan efek positif baik secara individu

maupun bersama-sama terhadap variabel kinerja guru. Selanjutnya,

penelitian ini juga menyarankan bahwa sebagian besar guru berharap

program sertifikasi guru dapat terus berjalan dengan baik, dapat diberikan

secara teratur dan tepat waktu. Program yang ditetapkan dapat menciptakan

lingkungan yang sehat yang akan memperkuat motivasi guru dalam

memberikan kinerja mengajar terbaik mereka.

Kata kunci: Kinerja Guru, Sertifikasi Guru, Motivasi Kerja Guru

Page 7: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

vii

ABSTRACT

THE EFFECT OF TEACHERS’ CERTIFICATION AND

TEACHERS’ MOTIVATION ON TEACHERS’ PERFORMANCE

AT KKMI KEBAYORAN LAMA

This research is intended to analyze (1) the effect of Madrasah

Ibtidaiyah teachers’ certification program to their teaching performance, (2)

the effect of Madrasah Ibtidaiyah teachers’ motivation to their teaching

performance, and (3) the effect of Madrasah Ibtidaiyah teachers’

certification program and their teaching motivation to their teaching

performance.

This research used quantitative methods and questionnaires as research

instruments. Data was collected from ninety-four teachers from fourteen

different Madrasah in the KKMI area of Kebayoran Lama, South Jakarta.

The collected data is then analyzed using simple linear regression analysis

methods and multiple linear regression analysis with quantitative

approaches.

The result of the research showed that: (1) the teachers’ certification

program variable positively and partially affected the teachers’

performance variable. It was proved by scoring 32,6% as teachers’

certification program regression coefficient, (2) the teachers’ teaching

motivation variable also positively and partially affected the teachers’

performance variable by scoring 46,2% as the teachers’ motivation

regression coefficient and (3) teachers’ certification program variable

together with teachers’ motivation variable positively affected the teachers’

performance variable by giving score of 47,1%.

To sum up, the results proved that teachers’ sertification program and

teachers’ motivation have given positive effect both individually and

together to the teachers’ performance variable. Furthermore, this research

also suggested that most of the teachers are hoped that the teachers’

sertification program can continue to run well, can be given regularly and

come on time. The settled program can create healthy environment that will

strengthen teachers’ motivation in providing their best teaching

performance.

Keywords: Teachers’ Performance, Teachers’ Sertification, Teachers’

Motivation.

Page 8: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

viii

Page 9: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohiimm

Alhamdulillahirobbilalamiin. Puji dan Syukur kehadirat

Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah, dan

inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat

serta salam tercurahkan bagi kepada Nabi Muhammad SAW, uswah

hasanah yang menjadi junjungan bagi seluruh alam.

Berkat bantuan dan dukungan dari banyak pihak, akhirnya tesis

ini dapat terselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Hj. Amany

Lubis, MA. dan Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Hj. Sururin, M.Ag. serta

seluruh jajaran civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Ketua Program Magister Manajemen Pendidikan Islam

FITK, Dr. Jejen Musfah, M.A. yang telah banyak

memfasilitasi, membimbing dan mendukung penulis dalam

penyelesaian penulisan tesis.

3. Pembimbing tesis, Dr. H. Nurrochim, M.M., yang telah

banyak memberikan arahan, meluangkan waktu, memotivasi,

memberikan semangat dan dukungan kepada penulis dalam

menyelesaikan penulisan tesis ini.

4. Dr. Sujiyo, M. Pd dan Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd., yang

juga telah banyak memberikan masukan yang bermanfaat dan

saran yang membangun dalam Menyusun perbaikan

penulisan tesis.

5. Ketua KKMI se Kecamatan Kebayoran Lama, Ibu Hj. Eha,

M.Pd., yang telah memberikan izin dan dukungan kepada

penulis untuk melakukan penelitian serta memperoleh data

dan informasi yang berkaitan dengan penelitian penulis.

6. Para Guru dan Tenaga Kependidikan di lingkungan KKMI

Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang telah berperan serta

secara aktif dalam membantu penulis meyelesaikan penulisan

tesis.

Page 10: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

x

7. Keluarga inti, Istri dan Anak – anak, serta keluarga besar yang

telah banyak memberikan dukungan, doa, dan pengertian

sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan tesis ini.

8. Teman seperjuangan Magister MPI Angkatan 2017 kelas B

atas Kerjasama dan dukungannya.

Semoga Allah SWT selalu memberikan kemudahan dan keridhoan

kepada kita semua dalam mencapai kesuksesan dan kebahagiaan

dunia dan akhirat.

Jakarta, 14 Agustus 2020

Penulis

Wahyudi

Page 11: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

xi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................... iv

ABSTRACT ..................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xvi

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................. 6

C. Batasan Masalah ........................................................................ 7

D. Rumusan Masalah ..................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7

F. Kegunaan Penelitian .................................................................. 8

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kinerja Guru

a. Pengertian Kinerja ........................................................ 9

b. Pengertian Kinerja Guru ............................................... 10

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru ........... 11

d. Standar Kinerja Guru .................................................... 13

e. Indikator Kinerja Guru ................................................. 14

2. Sertifikasi Guru

a. Pengertian Sertifikasi Guru .......................................... 15

b. Tunjangan Sertifikasi Guru .......................................... 18

c. Dasar Hukum Sertifikasi Guru ..................................... 19

d. Kriteria dan Persyaratan Sertifikasi Guru ..................... 20

e. Manfaat Sertifikasi Guru .............................................. 21

3. Motivasi Kerja Guru

a. Pengertian Motivasi ...................................................... 22

b. PengertianMotivasi Kerja ............................................. 23

c. Jenis-jenis Motivasi ...................................................... 25

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi

Kerja Guru .................................................................... 26

e. Tujuan Motivasi ........................................................... 27

f. Pentingnya Motivasi Kerja bagi Guru ......................... 28

Page 12: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

xii

B. Penelitian Terdahulu ............................................................... 29

C. Kerangka Berpikir .................................................................. 33

D. Hipotesis Penelitian ................................................................. 36

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 37

a. Tempat Penelitian .............................................................. 37

b. Waktu Penelitian ................................................................ 37

B. Metode dan Desain Penelitian ................................................... 38

C. Variabel Penelitian .................................................................... 38

D. Populasi dan Sampel.................................................................. 39

a. Populasi.............................................................................. 39

b. Sampel ............................................................................... 39

E. Jenis Data .................................................................................. 40

1. Data Primer ........................................................................ 40

2. Data Sekunder .................................................................... 40

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 41

a) Sertifikasi Guru .................................................................. 42 b) Motivasi Kerja Guru .......................................................... 43

c) Kinerja Guru ...................................................................... 45 G. Teknik Uji Instrumen ................................................................ 47

a) Validitas ............................................................................. 47 I. Uji Validitas Kuesioner Variabel X1 ....................... 48 II. Uji Validitas Kuesioner Variabel X2 ....................... 49

III. Uji Validitas Kuesioner Variabel Y......................... 51 b) Reliabilitas ......................................................................... 52

H. Teknik Analisis Data ................................................................. 54 1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas ............................................................ 54 b. Uji Homogenitas ........................................................ 55

2. Uji Hipotesis a. Analisis Regresi ............................................................ 55

1. Regresi Linier Sederhana ...................................... 56 2. Regresi Linier Multiple ......................................... 58

b. Asumsi Klasik Regresi Linier berganda ....................... 59

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah

1. Sistem Pendidikan Islam Terpadu ..................................... 61 2. Sistem Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah ............................ 62

3. Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah ........................................ 63

4. Metodologi Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah ................ 64

Page 13: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

xiii

5. SDM Tenaga Kependidikan Madrasah Ibtidaiyah ............. 65

6. Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah ....................... 66 B. Deskripsi Data

1. Sertifikasi Guru (X1) ......................................................... 68

2. Motivasi Kerja Guru (X2).................................................. 68

3. Kinerja Guru (Y) ................................................................ 69 C. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis Data

1. Uji Normalitas ................................................................... 69

2. Uji Homogenitas ................................................................ 71 D. Pengujian Hipotesis

a. Pengujian Hipotesis Pertama ............................................. 72 b. Pengujian Hipotesis Kedua ................................................ 73 c. Pengujian Hipotesis Ketiga ................................................ 74

E. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru .................. 76

2. Pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru............ 77

3. Pengaruh sertifikasi guru dan motivasi kerja guru terhadap

kinerja guru .......................................................................... 80 BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 83 B. Implikasi .................................................................................... 84

C. Saran .......................................................................................... 86 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 89 LAMPIRAN ..................................................................................... 95

Page 14: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ....................... 35

Page 15: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ................................................................ 37

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Sertifikasi Guru

(Variabel X1) ..................................................................... 43

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Motivasi Kerja Guru

(Variabel X2) ..................................................................... 45

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kinerja Guru

(Variabel Y) ....................................................................... 46

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Sertifikasi Guru (X1) ............ 48

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja

Guru (X2) ........................................................................... 50

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Guru (Y) .................. 51

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................... 52

Tabel 4.1 Daftar Madrasah Ibtidaiyah se-KKMI

KebayoranLama ................................................................. 61

Tabel 4.2 Daftar Jumlah Guru dan Guru Tersertifikasi ...................... 65

Tabel 4.3 Descriptive Statistics .......................................................... 67

Tabel 4.4 Hasil Kategori Pelaksanaan Pemberian Sertifikasi

Guru.................................................................................... 68

Tabel 4.5 Hasil Kategori Motivasi Kerja Guru .................................. 68

Tabel 4.6 Hasil Kategori Kinerja Guru .............................................. 69

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Galat Taksiran .................................. 70

Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas ....................................................... 71

Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (X1) ................... 72

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (X2) ................... 73

Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................. 75

Page 16: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ........................................................................................... 95

Lampiran 2 ........................................................................................... 105

Page 17: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai Negara berkembang menghadapi berbagai

kendala yang mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia.

Hardianto (2018, 1) menyampaikan bahwa menurut Deuthsce

Welle, pada akhir tahun 2017, Indonesia berada di posisi 108 di

dunia dengan skor 0,603, dimana umumnya kualitas pendidikan di

Indonesia berada dibawah Palestina, Samoa dan Mongolia. Hanya

sebanyak 44% penduduk menuntaskan pendidikan menengah,

sementara 11% murid gagal menuntaskan pendidikan menengah.

Berbagai faktor di sinyalir memberikan andil pada tingkat

kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa ahli menyebutkan

bahwa faktor tersebut antara lain, rendahnya kualitas sarana dan

prasarana, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru,

rendahnya prestasi yang dimiliki siswa, kurangnya kesempatan

memperoleh pendidikan, rendahnya relevansi pendidikan dengan

kebutuhan, dan mahalnya biaya pendidikan. Dari kesemua faktor

yang disinyalir memberikan andil besar pada dunia pendidikan di

Indonesia, faktor kualitas guru disebut sebagai pemberi andil

terbesar. Data UNESCO, pada Global Education Monitoring (GEM)

Report 2016 menyatakan bahwa pendidikan di Indonesia hanya

menempati peringkat ke -10 dari 14 negara berkembang, sedangkan

kualitas guru di Indonesia menempati urutan ke 14 dari 14 negara

berkembang di dunia.

Indonesia sebagai Negara yang masih memegang adat

ketimuran, masih menjadikan guru sebagai aktor utama pada

aktivitas belajar mengajar yang terjadi pada institusi pendidikan.

Guru adalah komponen yang amat sangat menentukan pada

keseluruhan sistem pendidikan, karena perannya sebagai pendidik,

pengajar, pengarah dan evaluator bagi para peserta didik. Oleh

karena perannya yang sangat penting, pemerintah Indonesia selalu

melakukan segala upaya untuk meningkatkan kualitas para pendidik

dan memajukan sistem pendidikan agar dapat menciptakan tenaga

pendidik yang professional, berkualitas dan berdaya saing tinggi.

Menjadi seorang guru yang professional adalah guru yang dapat

memahami seluk beluk pendidikan serta dapat memahami dan

Page 18: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

2

mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan yang harus dikembangkan

melalui masa pendidikan tertentu. Profesi sebagai seorang guru

sangatlah berbeda dengan profesi pegawai biasa yang hanya

menjalankan tanggung jawab sesuai dengan aturan dan profesi yand

dimiliki serta disiplin ilmu yang dipikulnya. Guru memiliki

tanggung jawab khusus yang berhubungan dengan keberlangsungan

sebuah bangsa dan Negara karena guru sangat berkaitan erat dengan

siswa yang menentukan masa depan bangsa dan Negara. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa negara yang berkemajuan sangatlah

dipengaruhi oleh kualitas pendidikan nasional di Negara tersebut

dimana kualitas pendidikan nasional sangat ditentukan oleh para

guru.

Selain itu, agama Islam juga menganjurkan kepada setiap

muslim untuk beriman dan bekerja dengan baik sesuai dengan

bidang ilmunya. Manusia yang beriman dan bekerja dengan baik

sehingga dapat menghasilkan karya yang besar dan bermanfaat

untuk sesamanya disebutkan oleh Al Qur’an sebagai manusia yang

paling baik dan terpuji. Dalam surat Al Bayinah ayat 7 disebutkan

bahwa

ل ن ا ة إ ي ر ب ل ر ا ي م خ ك ه ئ ول ات أ ح ال وا الص ل م ع نوا و ين آم ذ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan melakukan

pekerjaan yang baik, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.”

(QS. al-Bayyinah, 98:7)

Berdasarkan ayat diatas, maka sebagai seorang guru, maka

individu itu haruslah melakukan pekerjaannya dengan baik.

Berusaha dengan baik agar ilmu yang dimilikinya dapat

memberikan manfaat tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga

untuk orang lain. Selain ayat tersebut, terdapat pula hadist yang juga

disampaikan oleh Rasulullah SAW yang menuntut umatnya agar

dapat bekerja secara professional dan sesuai dengan bidang

keilmuannya. Salah satu tuntunan tersebut adalah:

عن عائشة رضي الله عنها ق الت :قال رسهوله الل صلى الله عليه وسلم :إن

تعالى يهحب إذا عمل أحدهكهم عملا أن يهتقنهه )رواه الطبرني والبيهقي( الل

Page 19: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

3

Dari Aisyah r.a., sesungguhnya Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila

bekerja, mengerjakannya secara profesional”. (HR. Thabrani,

No: 891, Baihaqi, No: 334).

Hadits Rasulullah tersebut mengarahkan agar sebagai seorang

muslim, agar dapat mempunyai etos kerja yang tinggi dan bekerja

secara professional sesuai dengan arahan dan bimbingan Al Qur’an.

Dengan dasar pemikiran tersebut, maka sejak tahun 2007

pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan program sertifikasi

guru dimana guru yang dianggap mampu dan mempunyai

kompetensi yang baik berhak untuk mendapatkan tunjangan profesi.

Melalui program sertifikasi ini, semua guru di Indonesia berhak

mendapatkan tunjangan tambahan baik yang bekerja di sekolah

negeri maupun swasta. Guru PNS mendapatkan tunjangan sesuai

dengan kepangkatannya, sedangkan bagi guru non PNS akan

mendapatkan tunjangan sesuai dengan in passing (penyesuaian

sesuai golongan bekerja di swasta), sedangkan bagi guru swasta non

in passing tunjangannya ditentukan oleh pemerintah. Data anggaran

pendidikan tahun 2017 (Doksetjen RI, 2017) menunjukkan bahwa

untuk mendukung program sertifikasi guru, maka 20% dari total

APBN RI dialokasikan untuk membiayai anggaran pendidikan,

dengan nilai mencapai 419 triliun rupiah. Sebagian besar dari

anggaran pendidikan tersebut digunakan untuk memberikan gaji dan

tunjangan bagi guru. Semua usaha yang dilakukan ini bertujuan

untuk dapat meningkatkan kesejahteraan guru yang pada akhirnya

diharapkan akan berdampak pula pada peningkatan mutu

pendidikan.

Secara aturan, program kebijakan sertifikasi guru ini di

cantumkan dalam Undang – undang Republik Indonesia Nomor 14

tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan yang menyatakan bahwa guru adalah tenaga

professional. Sebagai tenaga professional guru di haruskan memiliki

kualifikasi akademik S-1 (Strata 1) atau D – 4 (Diploma 4) dalam

bidang yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan serta

menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran dan metode

pembelajaran. Representasi pemenuhan standar kompetensi yang

telah ditetapkan dalam sertifikasi guru adalah sertifikasi kompetensi

Page 20: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

4

pendidik. Sertifikat ini dapat menjadi bukti pengakuan atas

kompotensi guru atau calon guru yang memenuhi standar untuk

melakukan pekerjaan profesi pada jenis dan jenjang pendidikan

tertentu. Dengan kata lain tunjangan profesi guru merupakan

pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan professional. Agar guru

yang telah mendapatkan tunjangan profesi dapat lebih mendidik

siswa-siswi serta memberikan pelajaran atau pengajaran yang lebih

bermutu yang dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam

mengikuti jenjang pendidikan.

Sertifikasi guru tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan

sertifikat sebagai pendidik saja namun dengan adanya sertifikasi

diharapkan kinerja guru akan menjadi lebih baik dan tujuan

pendidikan Nasional akan tercapai dengan baik. Guru yang telah

disertifikasi diharapkan bisa menjadi guru yang professional, bisa

mengajar dengan baik, bisa mengembangkan ilmu pengetahuan

yang dimilikinya dan dapat menjunjung tinggi profesi guru sehingga

profesi guru akan lebih dihargai.

Menurut Widia (2018: 2175) Tingkat profesionalitas guru akan

tercermin dari kinerja guru yang bersangkutan. Sejumlah pakar

dalam bidang pendidikan dan psikologi menyebutkan banyak faktor

yang mempengaruhi kinerja guru, baik faktor internal maupun

eksternal. Faktor internal adalah faktor – faktor pemberi kontribusi

kinerja yang berasal dari dalam diri guru itu sendiri, seperti faktor

motivasi kerja dan faktor kompetensi guru. Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor – faktor yang memberikan pengaruh yang

berasal dari luar atau lingkungan guru tersebut berada, seperti

lingkungan keluarga dan lingkungan tempat bekerja. Lingkungan

kerja, antara lain, hubungan antara sesama guru, kepala sekolah,

komite sekolah, dan stakeholder sekolah. Pada kondisi real di

sekolah, jika sebagian guru sudah menunjukkan kinerja maksimal

dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pendidik,

sedangkan sebagian yang lainnya belum menunjukkan hal yang

sama, maka hal ini akan dapat mempengaruhi kinerja guru secara

makro. Sedarmayanti seperti dikutip oleh Supardi (2013)

menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja, antara

lain: (1) sikap mental (motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja), (2)

pendidikan, (3) keterampilan, (4) manajemen kepemimpinan, (5)

tingkat penghasilan, (6) gaji dan kesehatan, (7) jaminan sosial, (8)

iklim kerja, (9) sarana prasarana, (10) teknologi, dan (11)

kesempatan berprestasi.

Page 21: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

5

Selain program sertifikasi yang diharapkan dapat

mempengaruhi kinerja guru secara posifif, faktor motivasi juga

diduga dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja guru. Motivasi

merupakan salah satu factor penunjang keberhasilan dalam belajar

dan secara otomatis juga menunjang keberhasilan guru dalam

mengelola proses pembelajaran. Menurut McClelland dalam

Robbins (2003:3) ada tiga kebutuhan manusia yang dapat

memotivasi kinerja, yaitu kebutuhan akan kekuasaan (Need for

power), kebutuhan afiliasi (Need for affiliation) dan kebutuhan

prestasi (Need for achievement). Motivasi kerja guru merupakan

daya dorong atau daya gerak yang membangkitkan dan

mengarahkan perilaku guru pada suatu perbuatan atau pekerjaan.

Motivasi kerja guru sangat penting, karena akan sangat berpengaruh

terhadap peningkatan kualitas kinerja guru. Apabila seorang guru

memiliki motivasi kerja yang tinggi, maka kinerja guru tersebut juga

akan meningkat.

Pemberian sertifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan guru serta motivasi yang baik dari para guru tersebut

seharusnya akan menghasilkan kinerja yang baik di lapangan. Akan

tetapi, hal ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Pada

salah satu survei yang dilakukan oleh Payong (2011,70) disebutkan

bahwa beberapa dampak pemberian sertifikasi juga tidak

sepenuhnya positif. Beberapa syarat pemberian sertifikasi guru

seperti minimal jam mengajar sebesar 24 jam perminggu

menyebabkan sebagian guru mengalami kelelahan, depresi dan

gangguan tidur.

Hasil penelitian Payong juga Kembali mengungkapkan bahwa

dampak sertifikasi lebih kepada peningkatan kesejahteraan guru dari

pada peningkatan profesionalisme. Sekitar 76% dana tunjangan

profesi dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga

setiap hari. Sertifikasi juga belum memperlihatkan peningkatan

penghargaan terhadap status guru sebagai sebuah pekerjaan yang

dibanggakan. Sebagian guru yang telah disertifikasi masih

menjalankan pekerjaan-pekerjaan lain yang dikhawatirkan dapat

mengganggu tugas pokok sebagai guru. Misalnya, sekitar 24% guru

masih memberikan les privat bagi siswa, 20% tetap menjalankan

aktivitasya sebagai wirausahawan, 38% tetap menjalani sebagai

petani. Sertifikasi guru juga belum membawa dampak bagi

peningkatan disiplin guru dalam menjalankan tugas profesionalnya.

Page 22: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

6

Sekitar 45% guru yang telah disertifikasi sering tidak masuk dengan

alasan tidak memiliki jam mengajar disekolah.

Sejak diberlakukannya program sertifikasi guru di Indonesia,

sejumlah guru di Madrasah Ibtidaiyah lingkungan KKMI

(Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah) Kebayoran Lama Jakarta

Selatan juga telah mendapatkan sertifikasi. Meskipun belum semua

guru di lingkungan KKMI tersertifikasi, akan tetapi sebagian besar

sudah bisa menikmati program ini. Hingga sekarang, belum

ditemukan adanya literatur mengenai evaluasi dari pemberian

sertifikasi guru ini terhadap kinerja yang dilakukan di Madrasah

Ibtidaiyah di lingkungan tersebut. Oleh karena itu, penulis

bermaksud untuk menganalisa apakah program sertifikasi guru telah

memberikan pengaruh terhadap kinerja guru. Penelitian lebih lanjut

di lingkungan yang berbeda dari penelitian – penelitian terdahulu

yaitu di lingkungan Madrasah Ibtidaiyah di Jakarta Selatan harus

diadakan untuk meneliti apakah benar sertifikasi guru dan motivasi

guru tersebut akan mempunyai korelasi positif dengan kinerja guru

secara lebih dalam. Berdasarakan latar belakan tersebut maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana ketiga

komponen ini berkaitan dan saling mempengaruhi antara satu

dengan yang lainnya. Penelitian ini secara spesifik menganalisa

mengenai pengaruh sertifikasi guru dan motivasi guru terhadap

kinerja guru di beberapa Madrasah Ibtidaiyah di lingkungan KKMI

Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,

maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Belum optimalnya pengaruh pemberian sertifikasi dalam

meningkatkan motivasi mengajar guru di Madrasah Ibtidaiyah.

2. Belum diketahui ada tidaknya pengaruh sertifikasi terhadap

kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah.

3. Belum diketahui ada tidaknya pengaruh motivasi terhadap

kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah.

4. Belum diketahui ada tidaknya pengaruh sertifikasi dan

motivasi terhadap kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah.

Page 23: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

7

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah seperti yang diuraikan di

atas, tampaklah bahwa masalah yang ada kaitannya dengan tema

penelitian cukup luas. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada

keterkaitan antara sertifikasi guru dan motivasi kerja guru terhadap

kinerja pada guru Madrasah Ibtidaiyah se- KKMI Kebayoran Lama.

Keterbatasan waktu, biaya serta sarana dan prasarana lainnya

membuat penelitian ini hanya akan berfokus pada tiga

permasalahan dari empat permasalahan yang sudah diidentifikasi,

antara lain:

1. Belum diketahui ada tidaknya pengaruh sertifikasi guru

terhadap kinerja guru,

2. Belum diketahui ada tidaknya pengaruh motivasi terhadap

kinerja guru,

3. Belum diketahui ada tidaknya pengaruh sertifikasi guru dan

motivasi terhadap kinerja guru.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah yang ditemukan dalam

penelitian ini, maka secara operasional permasalahan yang akan

diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru di

Madrasah Ibtidaiyah?

2. Bagaimana pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru

di Madrasah Ibtidaiyah?

3. Bagaimana pengaruh sertifikasi guru dan motivasi kerja guru

terhadap kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah?

E. Tujuan Penelitian

Dengan berdasar pada perumusan masalah diatas, tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh sertifikasi guru

terhadap kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah.

2. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh motivasi kerja

guru terhadap kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah.

3. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh sertifikasi guru

dan motivasi kerja guru bersama-sama terhadap kinerja guru di

Madrasah Ibtidaiyah.

Page 24: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

8

F. Kegunaan Penelitian

Secara prinsip penelitian ini akan membawa manfaat bagi

beberapa sektor, baik yang berkaitan langsung maupun tidak

langsung, antara lain:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan berguna dalam

pengembangan disiplin ilmu Manajemen Pendidikan serta

memberikan penjelasan secara terperinci dan sistematis

mengenai pengaruh sertifikasi, dan motivasi kerja secara

bersama – sama terhadap kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah.

2. Manfaat praktis

a. Bagi dinas pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan

untuk menentukan kebijakan – kebijakan yang

berhubungan dengan peningkatan kinerja guru.

b. Bagi kepala sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai input bagi

pimpinan dalam menentukan kebijakan- kebijakan yang

berhubungan dengan kepemimpinan kepala sekolah dalam

kaitannya dengan peningkatan kinerja guru.

c. Bagi guru

Dapat member masukan kepada guru untuk memahami

kondisi real pekerjaan nya di lapangan, sebagai alat ukur

dan evaluasi kinerja diri sendiri dan berupaya untuk bisa

memberikan yang terbaik bagi diri dan lingkungan

kerjanya.

d. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini juga akan digunakan sebagai bahan

pembelajaran dan memotivasi agar bisa melakukan hal

yang lebih baik lagi bagi diri sendiri dan masyarakat.

Page 25: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kinerja Guru

a. Pengertian Kinerja

Mangkunegara (2007:67) menyatakan bahwa kinerja

(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.

Sedangkan Hasibuan menyatakan bahwa kinerja (prestasi

kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugastugas yang dibebankan kepadanya yang

didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan

serta waktu. Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14

Tahun 2005 menyatakan bahwa Guru adalah pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini

jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah. Kinerja merupakan suatu kemampuan kerja atau

prestasi kerja yang dicapai oleh seseorang. Jadi menurut

bahasa, kinerja bisa diartikan sebagai prestasi yang nampak

merupakan wujud keberhasilan kerja pada diri seseorang.

Pada hakekatnya dapat dikatakan bahwa, prestasi yang

sesungguhnya dicapai oleh seseorang itulah perwujudan dari

kinerja.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa kinerja guru adalah kemampuan guru dalam

melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik dan pengajar

yang didasarkan pada kecakapan dan kemampuannya dalam

rangka pembinaan peserta didik untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai.

Page 26: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

10

b. Pengertian Kinerja Guru

Istilah kinerja dimaksudkan sebagai terjemahan dari

istilah “performance”. Kinerja bukan merupakan karakterisik

seseorang seperti bakat atau kemampuan, tetapi perwujudan

dari bakat atau kemampuan itu sendiri. Pendapat tersebut

menunjukkan bahwa kinerja merupakan perwujudan dari

kemampuan dalam bentuk karya nyata. Kinerja dalam

kaitannya dengan jabatan diartikan sebagai hasil yang dicapai

yang berkaitan dengan fungsi jabatan dalam periode waktu

tertentu. Bernardin dan Russel memberikan definisi tentang

performance sebagai berikut: “Performance is defined as the

record of outcomes produced on a specified job function or

activity during a specified time period” (prestasi adalah

catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi

pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu dalam kurun waktu

tertentu.) Sementara itu, Mathis dan Jackson pada Madjid

(2016), mendefinisikan bahwa kinerja pada dasarnya adalah

apa yang dilakukan dan tidak lakukan karyawan. Kinerja

karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak

mereka memberikan kontribusi kepada organisasi yang antara

lain termasuk (1) kuantitas keluaran, (2) kualitas keluaran, (3)

jangka waktu keluaran, (4) kehadiran ditempat kerja, dan (5)

sikap kooperatif.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa kinerja guru merupakan hasil kerja yang dapat dicapai

guru dalam suatu organisasi (sekolah), sesuaidengan

wewenang dan tanggung jawab yang diberikan sekolah dalam

upaya mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah bersangkutan

secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral

maupun etika. Kinerja guru Nampak dari tanggung jawabnya

dalam menjalankan amanah, profesi yang diembannya, serta

moral yang dimilikinya. Singkatnya kinerja guru merupakan

hasil kerja guru yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap guru dalam melaksanakan tugas

dan fungsinya, yang ditunjukkan dalam penampilan,

perbuatan, dan prestasi kerjanya.

Page 27: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

11

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Risma & Sukanti (2012:3) menyatakan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah:

1. Faktor personal atau indvidual, meliputi unsur

pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, kepercayaan diri,

motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh tiap individu

guru.

2. Faktor kepemimpinan, memiliki aspek kualitas manajer

dan tim leader dalam memberikan dorongan, semangat,

arahan, dan dukungan kerja kepada guru,

3. Faktor tim, meliputi dukungan dan semnagat yang

diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap

sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota

tim,

4. Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja yang

diberikan oleh pimpinan sekolah, proses organisasi

(sekolah) dan kultur kerja dalam organisasi (sekolah),

5. Faktor kontekstual (situasional). Meliputi tekanan dan

perubahan lingkungan eksternal (sertifikasi guru) dan

internal (motivasi kerja guru).

Menurut Sunyoto pada Sunarso dan Sumadi (2007:12),

terdapat tiga faktor utama yang memengaruhi kinerja seorang

guru dalam menjalankan perannya di sekolah di antaranya:

a. Motivasi

Motivasi sebagai kekuatan yang dinamik yang

mendorong seseorang untuk berprestasi. Motivasi

merupakan sesuatu yang mendorong seseorang untuk

bertindak dan berperilaku tertentu. Motivasi membuat

orang memulai, melaksanakan dan mempertahankan

kegiatan tertentu. Moekijat mengatakan bahwa para

peneliti menunjukkan bahwa suatu tingkat motivasi yang

tinggi dapat mengakibatkan moral yang tinggi, dan moral

yang tinggi mempunyai hubungan yang positif terhadap

hasil kerja yang tinggi.

b. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja di dalam suatu unit kerja dapat

didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dikondisikan

Page 28: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

12

dan menjadi strategi pencapaian visi dan misi unit kerja

yang pada akhirnya dapat mempengaruhi organisasi atau

individu yang terlibat baik secara internal maupun

eksternal.

Kondisi lingkungan kerja internal suatu unit kerja

adalah keadaan yang dapat dirasakan seorang dalam

bekerja yang meliputi: faktor-faktor kenyamana,

ketertiban, dan kecepatan kerja, keadilan dan

transparansi, keamanan kerja, kebebasan berpendapat,

teman kerja yang ada di sekitarnya dan hubungan antar

manusia (antara sesama teman maupun atasan).

Sedangkan kondisi lingkungan kerja eksternal meliputi

kondisi ruangan yang sejuk, penataan ruang, kerindangan,

sarana prasarana yang memadai, serta pengaturan tempat

kerja.

c. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan (leadership) adalah merupakan

hubungan antara seseorang dengan orang lain, pemimpin

mampu mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja

bersama-sama dalam tugas yang berkaitan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan adalah

pola hubungan antar individu yang menggunakan

wewenang dan pengaruh terhadap orang lain atau

sekelompok orang agar terbentuk kerjasama untuk

menyelesaikan suatu tugas.

Berdasarkan kajian di atas dapat disimpulkan bahwa

kinerja guru ditentukan oleh faktor internal dan eksternal.

Secara internal kinerja guru ditentukanoleh; a)

kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh guru itu

sendiri, yaitu terkait pengetahuan dan keterampilan

mengajar yang diperoleh guru yang bersangkutan selama

menempuh pendidikan atau yang dikenal dengan istilah

pre service education, b) motivasi kerja, yaitu terkait

dengan motivasi yang dimiliki oleh masing-masing guru

saat memilih profesi sebagai guru. Motivasi itu tentu saja

tidak bisa dilepaskan dari faktor lingkungan dimana guru

itu bekerja, baik lingkungan fisik maupun lingkungan

sosial sekolah dimana guru itu bekerja, misalnya struktur

sekolah yang dikembangkan, budaya sekolah,

Page 29: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

13

kepemimpinan kepala sekolah dan bahkan iklim sekolah

juga ikut menentukan kinerja seorang guru.

d. Standar Kinerja Guru

Menurut Madjid (2016:14) Standar kinerja perlu

dirumuskan untuk dijadikan acuan dalam mengadakan

perbandingan terhadap apa yang dicapai dengan apa yang

diharapkan, atau kualitas kinerja adalah wujud perilaku atau

kegiatan yang dilaksanakan dan sesuai dengan harapan dan

kebutuhan atau tujuan yang hendak dicapai secara efektif dan

efisien. Untuk mencapai hal tersebut, seringkali kinerja guru

dihadapkan pada berbagai hambatan/kendala sehingga pada

akhirnya dapat menimbulkan bentuk kinerja yang kurang

efektif.

Dengan kata lain standar kinerja dapat dijadikan patokan

dalam mengadakan pertanggungjawaban terhadap apa yang

telah dilaksanakan. Menurut Invancevich pada Madjid

(2016:346), patokan tersebut meliputi:

• Hasil, mengacu pada ukuran output utama organisasi

sekolah

• Efisiensi, mengacu pada penggunaan sumber daya langka

oleh organisasi sekolah.

• Kepuasan, mengacu pada keberhasilan organisasi sekolah

dalam memenuhi kebutuhan semua pihak yang terlibat

dalam organisasi sekolah tersebut.

• Keadaptasian, mengacu kepada ukuran tanggapan

organisasi sekolah terhadap perubahan yang terjadi.

Sehubungan dengan standar kinerja guru, Sahertian

dalam Rusman (2011:51) menyimpulkan bahwa, standar

kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam

menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa

secara individual; (2) persiapan dan perencanaan

pembelajaran; (3) pendayagunaan media pembelajaran; (4)

melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar; dan (5)

kepemimpinan yang aktif dari guru.

Menurut Madjid (2006:15) Kinerja guru (teacher

performance) berkaitan dengan kompetensi guru, artinya

untuk memiliki kinerja yang baik guru harus didukung oleh

kompetensi yang baik pula. Tanpa memiliki kompetensi yang

Page 30: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

14

baik seorang guru tidak akan mungkin dapat memiliki kinerja

yang baik. Ada sepuluh kompetisi dasar yang harus dikuasai

oleh seorang guru, meliputi: (1) menguasai bahan/materi

pembelajaran; (2) mengelola program pembelajaran; (3)

mengelola kelas; (4) menggunakan media dan sumber belajar;

(5) menguasai landasan pendidikan; (6) mengelola interaksi

pembelajaran; (7) menilai prestasi belajar siswa; (8)

mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan; (9)

mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah; dan

(10) memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna

keperluan pembelajaran.

Kendati demikian, seorang guru yang memiliki

kompetensi yang baik, belum tentu memiliki kinerja yang

baik, karena kinerja guru tidak semata diperoleh melalui

kemampuan kompetensi, tetapi kinerja guru juga berkaitan

dengan kemampuan memotivasi diri untuk menunaikan tugas

dengan baik dan memotivasi diri untuk terus berkembang.

Oleh karena itu, kinerja guru merupakan perwujudan dari

kompetensi guru plus kemampuan diri dan motivasi untuk

mengerjakan tugas dengan baik serta memacu diri secara

terus menerus untuk berkembang. Esensi dari kinerja guru ini

tidak lain merupakan kemampuan guru dalam menunjukkan

kecakapan dan kompetensi yang dimilikinya dalam dunia

kerja yang digelutinya, dalam hal ini proses pembelajaran di

sekolah khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya.

Kinerja guru merupakan faktor yang dominan dalam

menentukan kualitas pembelajaran. Artinya kalau guru yang

terlibat dalam kegiatan pembelajaran mempunyai kinerja

yang bagus, akan mampu meningkatkan kualitas didalam

pembelajaran sekolah, dengan salah satu cara memotivasi

siswa untuk lebih giat belajar, untuk memotivasi belajar siswa

dipengaruhi oleh kinerja guru dalam kelas.

e. Indikator Kinerja Guru

Menurut Uno dan Lamatenggo dalam Koswara

(2016:65), ada lima indikator yang dapat diukur pada kinerja

seseorang, sebagai berikut:

• Kualitas kerja, berkaitan pada persiapan perencanaan

program pembelajaran dan penerapannya dari hasil

Page 31: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

15

pembelajaran dalam kelas.

• Kecepatan/ketetapan kerja, berkaitan pada ketepatan guru

dalam menyesuaikan materi pembelajaran.

• Inisiatif dalam kerja, berkaitan dengan inisiatif guru

dalam menggunakan model pembelajaran yang sesuai

dengan materi belajar,

• Kemampuan kerja, berkaitan dengan kemampuan guru

dalam memimpin keadaan didalam kelas agar tetap

kondusif.

• Komunikasi, berkaitan dengan komunikasi yang

dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kelima

komponen diatas dapat dijadikan standar mengenai gambaran

bagaimana kinerja seorang guru yang baik. Guru yang

memiliki kinerja yang baik tentu saja akan memiliki nilai

yang baik pada kelima point yang telah disebutkan diatas.

2. Sertifikasi Guru

a. Pengertian Sertifikasi Guru

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14

tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa:

“Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk

guru dan dosen”. Pengertian sertifikasi adalah proses uji

kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan

penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan

pemberian sertifikat pendidik Mulyasa (2007). Sedangkan

Kunandar (2009:152) menyatakan bahwa sertifikasi profesi

guru adalah proses untuk memberikan sertifikat kepada guru

yang telah memenuhi standar kualifikasi dan standar

kompetensi. Guru Profesional tidak hanya di tuntut untuk

menguasai bidang ilmu, bahan ajar, metode pembelajaran,

memotivasi peserta didik, memiliki keterampilan yang tinggi

dan wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan, tetapi juga

harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang hakikat

manusia dan masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat kepada

guru yang telah memenuhi standar sebagai bukti atau

pengakuan atas kemampuan profesionalnya sebagai tenaga

pendidik.

Page 32: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

16

Sertifikasi guru dan tenaga kependidikan pada jenis dan

satuan pendidikan yang dimulai sejak tahun 2007

dilaksanakan melalui penilaian portofolio yaitu menilai

seluruh kegiatan guru di sekolah atau di luar sekolah sehingga

memberi gambaran komprehensif tentang kemampuan dan

unjuk kerja guru. Namun sertifikasi guru dan tenaga

kependidikan dengan portofolio dipandang banyak kelemahan

maka perlu dilaksanakan dengan pola Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru (PLPG).

Fattah (2004: 74-75) mengemukakan bahwa dimensi

penting guru yang bermutu terdiri dari aspek-aspek tentang

mutu profesional jabatan guru dan kesesuaian dengan bidang

keahlian yang dibutuhkan. Mewujudkan mutu profesional

jabatan guru dan kesesuaian dengan bidang keahlian yang

dibutuhkan, memerlukan suatu usaha strategis dari berbagai

stakeholders yang bertanggung jawab terhadap mutu

professional guru. Menurutnya, upaya-upaya pembinaan

profesi guru perlu dilakukan di dalam suatu sistem sehingga

pembinaan profesi guru akan menjadi kegiatan yang bersifat

kontinu dan terprogram.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen (UUGD) yang disahkan tanggal 30 Desember 2005.

Pasal yang menyatakannya adalah Pasal 8: guru wajib

memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Pasal lainnya adalah Pasal 11, ayat (1) menyebutkan bahwa

sertifikat pendidik sebagaimana dalam pasal 8 diberikan

kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Landasan

hukum lainnya adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang

Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan yang ditetapkan pada

tanggal 4 Mei 2007. Selanjutnya ditetapkan berbagai

peraturan perundang-undangan tentang pelaksanaan

Sertifikasi Guru bagi Guru dalam Jabatan.

Ada pun yang melaksanakan sertifikasi guru jika merujuk

pada UUGD Pasal 11 ayat (2) dinyatakan bahwa sertifikasi

pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang

memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang

Page 33: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

17

terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan

demikian sertifikasi guru diselenggarakan oleh Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang terakreditasi.

Pada hakikatnya, program sertifikasi guru merupakan

program dari pemerintah sebagai upaya untuk mendapatkan

guru yang profesional. Kedudukan guru sebagai tenaga

profesional berfungsi untuk mengangkat martabat guru serta

perannya sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan

mutu pendidikan nasional. Sebagai tenaga profesional

tentunya guru tersebut memiliki kompetensi dalam bidangnya.

Kompetensi yang dimaksud meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi

sosial/personal dan kompetensi sosial. Khairul Azwar

(2015:140) Rasionalnya adalah apabila kompetensi guru

bagus yang diikuti dengan penghasilan yang cukup pula, maka

akan didapati kinerjanya juga bagus. Apabila kinerjanya bagus

maka Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) juga bagus. Dengan

KBM yang bagus diharapkan dapat membuahkan pendidikan

yang bermutu. Pemikiran itulah yang mendasari bahwa guru

perlu diberikan sertifikat pendidik sebagai pengakuan akan

profesionalisme guru.

Sertifikasi guru bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut:

(1) Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan, (2)

Melindungi masyarakat dari praktek - praktek yang tidak

kompeten, sehingga merusak citra pendidik dan tenaga

kependidikan, (3) Membantu dan melindungi lembaga

penyelenggara pendidikan, dengan menyediakan rambu-

rambu dan instrumen untuk melakukan seleksi terhadap

pelamar yang kompeten, (4) Membangun citra masyarakat

terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan, dan (5)

Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu

pendidik dan tenaga kependidikan.

Sedangkan Sudjanto (2009) dalam Yopa (2016:98),

mengungkapkan bahwa manfaat sertifikasi guru adalah

sebagai berikut: (1) Melindungi profesi guru dari

praktikpraktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra

profesi guru, (2) Melindungi masyarakat dari praktikpraktik

pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional, (3)

Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga

kependidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan

Page 34: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

18

eksternal yang menyimpang dari ketentuan- ketentuan yang

berlaku.

Berdasarkan pengertian dari sertifikasi guru yang sudah

di jelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa program

pemberian sertifikasi guru adalah suatu proses yang memiliki

agenda untuk tidak hanya meningkatkan citra guru, memberi

penghargaan pada profesi guru akan tetapi juga agar para guru

bisa lebih berkonsentrasi pada peningkatan kapasitas diri agar

bisa menjadi tenaga professional yang handal dalam bekerja

sehingga akan pula meningkatkan kualitas Pendidikan dan

pengajaran di sekolah yang tentu saja akan berdampak pada

peningkatan kualitas siswa di sekolah tersebut.

b. Tunjangan Sertifikasi Guru

Wuryanti (2014:23) mengatakan keterampilan dalam

pekerjaan profesi sangat didukung oleh teori yang telah

dipelajarinya. Jadi, seorang profesional dituntut banyak

belajar, membaca dan mendalami teori tentang profesi yang ia

geluti. Suatu profesi bukanlah sesuatu yang permanen,

melainkan mengalami perubahan dan mengikuti

perkembangan kebutuhan manusia. Dengan bermodal

penguasaan materi dan kemampuan menyampaikannya

kepada siswa, belum menjadikan seorang guru dapat

dikategorikan sebagai guru yang memiliki pekerjaan

profesional. Sebab guru yang profesional harus memiliki

beberapa keterampilan, kemampuan khusus, mencintai

pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya.

Pasal 16 Ayat 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor

14 Tahun 2005 menyatakan bahwa Pemerintah memberikan

tunjangan profesi kepada guru yang telah memiliki sertifikat

pendidik yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan

dan/atau satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh

masyarakat. Lebih lanjut tertuang pada Ayat 2 bahwa

tunjangan profesi diberikan setara dengan satu kali gaji pokok

guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang

diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah pada

tingkat, masa kerja dan kualifikasi yang sama. Pada Pasal 16

Ayat 3 Undang- undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2005 terurai bahwa tunjangan profesi guru dialokasikan dalam

anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan/atau

Page 35: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

19

anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Dengan demikian, tunjangan profesi merupakan hak yang

patut diterima oleh guru yang telah memenuhi persyaratan

sertifikasi guru yang dibuktikan dengan adanya sertifikat

pendidik yang telah dimiliki. Tunjangan profesi telah

dialokasikan di dalam APBN dan APBD sebagai salah satu

bentuk pemenuhan hak guru atas keprofesionalannya di dalam

melaksanakan tugasnya.

c. Dasar Hukum Sertifikasi Guru

Menurut Dirjen PMPTK Departemen Pendidikan

Nasional tahun 2007, dasar hukum sertifikasi profesi guru

adalah sebagai berikut: (a) Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional: a. Pasal 42 ayat (1), Pendidik harus memiliki

kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang

kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional. b. Pasal 43 ayat (2), Sertifikasi pendidik

diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program

pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi, (b)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen: a. Pasal 8, Guru wajib memiliki

kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. b. Pasal 11 ayat (1),

Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8

diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan, ayat

(2) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi

yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang

terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah, ayat (3)

Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan,

dan akuntabel, ayat (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai

sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan

ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah, (c) Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang

Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, (d) Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional nomor 18 tahun 2007 tentang

Sertifikasi bagi Guru dalam jabatan.

Page 36: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

20

d. Kriteria dan Persyaratan Sertifikasi Guru

Guru yang dapat mengikuti sertifikasi adalah guru yang

telah memenuhi persyaratan utama yaitu memiliki ijasah

akademik atau kualifikasi akademik minimal S-1 atau D4.

Sertifikasi bagi guru yang mengajar tidak sesuai dengan

bidang keahliannya dapat memilih proses sertifikasi berbasis

pada ijasah S1/D4 yang dimiliki, atau memilih proses

sertifikasi berbasis bidang studi yang diajarkan. Jalur

sertifikasi mana yang akan dipilih ole guru, sepenuhnya

diserahkan guru yang bersangkutan dengan segala

konsekuensinya.

Bagi guru yang belum memiliki ijasah S1/D4 wajib

menyelesaikan dahulu kuliah S1/D4 sampai yang

bersangkutan memperoleh ijasah S1/D4. Program studi yang

diambil harus sesuai dengan mata pelajaran yang diampu atau

sesuai dengan program studi yang dimiliki sebelumnya.

Bagi guru yang sudah S1/D4 mempersiapkan diri dengan

mengumpulkan portofolio yang merekam jejak profesionalitas

guru selama mengabdikan diri sebagai guru. Disamping itu,

sambil menunggu kesempatan mengikuti sertifikasi, guru

meningkatkan profesionalitasnya dengan melaksanakan

pembelajaran yang menyenangkan dan melakukan inovasi-

inovasi pembelajaran di sekolah.

Guru calon peserta sertifikasi yang memenuhi kriteria

kualifikasi bisa mendaftarkan diri ke Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota untuk dimasukkan dalam daftar calon peserta

sertifikasi. Dinas Kabupaten/Kota menyusun daftar prioritas

guru berdasarkan urutan kriteria yang telah ditetapkan. Guru

mencari informasi ke Dinas Kabupaten/ Kota.

Berikut adalah syarat-syarat sertifikasi guru:

a) Kualifikasi akademik, dilihat dari pendidikan terakhir

responden ketika mengikuti sertifikasi.

b) Pendidikan dan pelatihan, keikutsertaan guru dalam

pendidikan dan pelatihan kompetensi serta sertifikasi.

c) Pengalaman mengajar, dilihat dari lamanya responden

menjadi guru.

d) Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dilihat dari

responden menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) secara sistematis.

Page 37: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

21

e) Penilaian dari atasan dan pengawas, dilihat dari apakah

responden mendapat penilai dari atasan dan pengawas

ketika di kelas dan lingkungan sekolah.

f) Karya pengembangan profesi, dilihat dari apakah yang

dilakukan responden dalam mengembangkan mutunya

sebagai tenaga pendidik.

g) Keikutsertaan dalam forum ilmiah, dilihat dari apakah

responden pernah mengikuti forum ilmiah. h. Pengalaman

organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dilihat dari

tingkat keikutsertaan responden dalam organisasi

pendidikan dan sosial.

h) Prestasi dan penghargaan yang relevan dalam bidang

akademik, dilihat dari pernah atau tidaknya responden

berprestasi dan mendapatkan penghargaan yang relevan

dengan bidak akademiknya.

e. Manfaat Sertifikasi Guru

Adapun manfaat dari sertifikasi guru adalah Pengawasan

mutu, lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan

menentukan seperangkat kompetensi yang bersifat unik,

peningkatan profesionalisme melalui mekanisme seleksi, baik

pada waktu awal masuk organisasi profesi maupun

pengembangan karir selanjutnya, untuk setiap jenis profesi

dapat mengarahkan para praktisi untuk mengembangkan

tingkat kompetisinya secara berkelanjutan, profesi syang lebih

baik, program pelatihan yang lebih bermutu, maupun usaha

belajar secara mandiri untuk mencapai peningkatan

profesionalisme, Penjaminan mutu, adanya proses

pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap kinerja

praktisi akan menimbulkan persepsi masyarakat dan

pemerintah menjadi lebih baik terhadap organisasi profesi

beserta anggotanya. Dengan demikian pihak- pihak

berkepentingan, khususnya para pelanggan atau pengguna

akan makin menghargai organisasi profesi dan sebaliknya

organisasi profesi dapat memberikan jaminan atau melindungi

para pelanggan/pengguna. Sertifikasi menyediakan informasi

yang berharga bagi para pelanggan/pengguna yang ingin

memperkerjakan orang dalam bidang keahlian dan

keterampilan tertentu.

Page 38: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

22

3. Motivasi Kerja Guru

Motivasi seringkali didefinisikan sebagai daya pendorong

dari keinginan individu agar apa yang menjadi tujuannya dapat

terwujud. Motivasi berasal dari dalam diri kita sendiri. Motivasi

erat hubungannya dengan keinginan dan ambisi dimana jika

salah satunya tidak ada maka motivasi tidak akan timbul dalam

diri seseorang. Banyak individu yang mempunyai keinginan

dan ambisi yang besar, tapi kurang memiliki inisiatif dan

kemauan untuk mengambil langkah untuk mencapainya. Hal ini

dapat mengindikasikan kurangnya energy pendorong dari

dalam diri individu tersebut atau sering disebut dengan kurang

motivasi.

Motivasi dalam diri seseorang akan meningkatkan inisiatif

dan mengarahkan energi yang ada untuk mencapai apa yang

diimpikan. Motivasi yang berjalan dengan benar akan dapat

menuntun seseorang untuk mendekati keinginannya. Motivasi

akan bertambah jika seseorang mempunyai visi yang jelas

mengenai apa yang diinginkannya. Motivasilah yang akan

membuat seseorang melangkah maju dan menyusun langkah

selanjutnya untuk merealisasikan apa yang diinginkannya.

a. Pengertian Motivasi

Seperti dikutip oleh Hamalik, McDonald menjelaskan

bahwa, “Motivation is an energy change within the person

characterized by affective arousal and anticipatory goal

reaction” (2011, 158). Motivasi adalah perubahan energy dalam

diri (pribadi) seseorang yang tandai dengan adanya dorongan

perasaan dan reaksi untuk menggapai tujuan.

Pernyataan senada diutarakan oleh Sanjaya (2006, 29),

motivasi adalah suatu keadaan dalam diri seseorang yang

menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk

mencapai tujuan tertentu”. Berdasarkan beberapa penjelasan

diatas, motivasi bekerja adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang akan menyebabkan orang tersebut melakukan

kegiatan tertentu atau bekerja untuk mencapai apa yang menjadi

tujuan.

Definisi menarik mengenai motivasi disampaikan oleh

Hamzah B. Uno (2008: 1), “motivasi sebagai kekuatan, baik

dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk

mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya”.

Page 39: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

23

Sementara itu, Hasibuan (2003: 95) menyebutkan bahwa

“motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan

kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama,

bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya

untuk mencapai kepuasan.” Dari kedua definisi diatas, para ahli

tersebut menggaris bawahi adanya kekuatan yang mendorong

seseorang untuk melakukan segala daya upaya untuk mencapai

hal yang diinginkan dan dicita citakan.

Menurut Mulyasa (2003: 120) menyebutkan bahwa

motivasi dibutuhkan pada kegiatan – kegiatan yang berkaitan

langsung yang langsung berkaitan dengan peningkatan kinerja.

b. Pengertian Motivasi Kerja

Steers & Porter (dalam Miftahun & Sugiyanto 2010)

menyatakan bahwa motivasi kerja adalah suatu usaha yang

dapat menimbulkan suatu perilaku, mengarahkan perilaku, dan

memelihara atau mempertahankan perilaku yang sesuai dengan

lingkungan kerja dalam organisasi. Motivasi kerja merupakan

kebutuhan pokok manusia dan sebagai insentif yang diharapkan

memenuhi kebutuhan pokok yang diinginkan, sehingga jika

kebutuhan itu ada akan berakibat pada kesuksesan terhadap

suatu kegiatan. Karyawan yang mempunyai motivasi kerja

tinggi akan berusaha agar pekerjaannya dapat terselesaikan

dengan sebaik‐baiknya.

Dalam pengertian umum, Motivasi dikatakan sebagai

kebutuhan yang mendorong perbuatan kearah suatu tujuan

tertentu Motivasi kerja adalah suatu yang menimbulkan

semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

dalam psikologi kerya biasa disebut pendorong semangat kerja.

Kuat dan lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut

menentukan besar kecilnya prestasinya. (Anoraga, 2009).

Motivasi adalah salah satu faktor paling penting yang

mempengaruhi perilaku manusia dan kinerja. Teori Motivasi

telah dibahas dan dikonsep oleh berbagai peneliti. Tingkat

motivasi seorang individu atau tim diberikan dalam tugas atau

pekerjaan mereka yang dapat mempengaruhi semua aspek

kinerja organisasi. Dalam penelitian terbaru, motivasi

didefinisikan oleh Saraswathi (2011) sebagai kesediaan untuk

mengerahkan tingkat tinggi usaha, menuju tujuan organisasi,

yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi

Page 40: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

24

beberapa kebutuhan individual. (Wan & Tan, 2013).

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh

para ahli dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah suatu

proses dimana kebutuhan mendorong seseorang untuk

melakukan serangkaian kegiatan yang 9 mengarah ke

tercapainya tujuan tertentu dan tujuan organisasi dan untuk

memenuhi beberapa kebutuhan. Kuat lemahnya motivasi kerja

seorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasi.

Hal yang selanjutnya harus di telaah adalah faktor – faktor

yang memberi pengaruh terhadap motivasi kerja tersebut.

Komang Ardana dkk (2008: 31) menyebutkan bahwa faktor –

faktor yang mempengaruhi motivasi antara lain:

1. Karakteristik individu, seperti: minat, sikap terhadap diri

sendiri, pekerjaan dan situasi pekerjaan, kebutuhan

individual, kemampuan atau kompetensi, pengetahuan

tentang pekerjaan, emosi, suasana hati, perasaan keyakinan

dan nilai – nilai.

2. Faktor – faktor pekerjaan, seperti: (a). Faktor lingkungan

pekerjaan seperti gaji yang diterima, kebijakan – kebijakan

sekolah, supervisi, hubungan antar manusia, kondisi

pekerjaan, dan budaya organisasi; (b). factor dalam

pekerjaan, seperti: sifat pekerjaan, rancangan tugas atau

pekerjaan, pemberian pengakuan terhadap prestasi, tingkat

atau besarnya tanggung jawab yang diberikan, adanya

perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan, adanya

kepuasan dari pekerjaan.

Sedarmayanti (2001; 67) mengutip pernyataan Hersberg

dengan menyatakan bahwa pada manusia berlaku factor

motivasi dan factor pemeliharaan di lingkungan pekerjaannya.

Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa ada enam factor

yang mempengaruhi motivasi bekerja, antara lain: prestasi,

pengakuan, kemajuan atau kenaikan pangkat, pekerjaan itu

sendiri, kemungkinan untuk tumbuh, dan tanggung jawab.

Sedangkan untuk memelihara motivasi seseorang, ada sepuluh

hal yang perlu diperhatikan, yaitu: kebijaksanaan, supervise

teknis, hubungan antar manusia dengan atasan, hubungan

manusia dengan pembinanya, hubungan antar manusia dengan

bawahannya, gaji dan upah, kestabilan kerja, kehidupan pribadi,

kondisi tempat kerja, dan status.

Page 41: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

25

Pembahasan mengenai faktor yang mempengaruhi

motivasi guru juga dibahas oleh Sudarwan Danim (2011:121)

yang menyatakan bahwa motivasi guru paling tidak mencakup

enam unsur penting, seperti: tujuan yang ingin dicapai pada

proses pembelajaran, semangat atau obsesi pribadi untuk

mencapai tujuan, kemauan tiada henti untuk mewujudkan cita

–cita dan harapan atas capaian tingkat tinggi, ketiadaan putus

asa atau berhenti sebelum tujuannya tercapai, semangat untuk

mengembangkan diri dan terakhir adalah aneka proses kreatif,

inovatif dan alternatif.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, kita dapat

menyimpulkan bahwa faktor –faktor yang mempengaruhi

motivasi kerja dapat berasal dari dalam diri guru itu sendiri dan

dari luar guru tersebut atau kita sebut dari lingkungannya.

Faktor dari dalam diri bisa meliputi: minat, sikap terhadap diri

sendiri, pekerjaan dan situasi pekerjaan, kebutuhan individual,

kemampuan atau kompetensi, pengetahuan tentang pekerjaan,

emosi, suasana hati, perasaan keyakinan dan nilai – nilai.

Sedangkan faktor dari luar guru tersebut (ekternal) antara lain:

gaji yang diterima, kebijakan – kebijakan sekolah, supervisi,

hubungan antar manusia, kondisi pekerjaan, budaya organisasi,

pemberian pengakuan terhadap prestasi, tingkat atau besarnya

tanggung jawab yang diberikan, dan adanya kepuasan dari

pekerjaan. Faktor – faktor yang terakhir inilah yang akan diteliti

oleh penulis pada kesempatan kali ini.

c. Jenis-Jenis Motivasi

Motivasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motivasi

instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang bercakup pada

situasi belajar yang berasal dari kebutuhan dan tujuan siswa

itu sendiri, dengan kata lain tidak membutuhkan rangsangan

dari luar melainkan dari diri siswa itu sendiri. Pada dasarnya,

siswa belajar didorong dengan keinginannya sendiri maka

secara mandiri siswa tersebut dapat menentukan tujuan yang

akan dicapainya dan hal-hal apa saja yang harus dilakukan

dalam mencapai tujuan belajar.

Guru dapat menggunakan beberapa strategi dalam

pembelajaran agar siswa termotivasi secara instrinsik, yaitu:

Page 42: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

26

a. Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa.

b. Memberi kebebasan kepada siswa untuk memperluas

aktivitas dan materi belajar selama masih dalam batas

belajar yang pokok.

c. Memberikan waktu ekstra yang cukup bagi siswa untuk

mengembangkan tugas mereka dan memanfaatkan

sumber belajar yang ada disekolah.

d. Memberikan penghargaan atas pekerjaan siswa.

e. Meminta siswa untuk menjelaskan dan membacakan

tugas-tugas yang mereka buat jika mereka ingin

melakukannya.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang

membutuhkan rangsangan atau dorongan dari luar, yang

berupa pujian, celaan, hadiah, hukuman dan teguran dari

guru. Guru sangat berperan dalam rangka menimbulkan

motivasi ekstrinsik. Pemberian motivasi ekstrinsik harus

juga disesuaikan dengan kebutuhan siswa, karena jika

diberikan motivasi ekstrinsik secara berlebihan, maka

motivasi intrinsik yang sudah ada dalam diri siswa akan

hilang.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Guru

Motivasi kerja guru dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Beberapa faktor tersebut meliputi keterampilan kepemimpinan

kepala sekolah, kemampuan manajerial kepala sekolah, iklim

kerja, dan sertifikasi profesi guru menjadi faktor meningkatnya

motivasi kerja guru, karena berpengaruh secara positif dan

signifikan.

Menurut Sudarnoto (2015:92), organisasi kerja dapat

berperan meningkatkan motivasi kerja melalui penciptaan

lingkungan kerja yang kondusif. Tempat kerja yang nyaman

merupakan lingkungan tempat kerja yang dapat membuat

karyawan merasa dihargai, dengan demikian mereka merasa

bangga bekerja di lingkungan organisasi tersebut. Kondisi kerja

adalah serangkaian kondisi atau keadaan lingkungan kerja yang

dialami oleh setiap individu yang bekerja di dalam lingkungan

tersebut. Persepsi terhadap kondisi kerja merupakan

penghayatan situasi dalam lingkungan kerja atau kondisi

Page 43: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

27

eksternal dalam lingkungan tempat kerja yang berperan dalam

pengalaman kerja karyawan. Kondisi kerja adalah serangkaian

kondisi atau keadaan lingkungan kerja yang dialami oleh setiap

individu yang bekerja di dalam lingkungan tersebut. Persepsi

terhadap kondisi kerja merupakan penghayatan situasi dalam

lingkungan kerja atau kondisi eksternal dalam lingkungan

tempat kerja yang berperan dalam pengalaman kerja karyawan.

Oleh sebab itu, kondisi kerja yang terdiri dari faktor-faktor

seperti kondisi fisik, kondisi psikologis, dan kondisi sementara

dari lingkungan kerja, harus diperhatikan agar para pekerja

dapat merasa nyaman dalam bekerja sehingga dapat

meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja.

Selain penciptaan kondisi kerja, berbagai kebijakan dan

peraturan dalam organisasi kerja dapat menarik atau mendorong

motivasi kerja para karyawannya. Salah satu contoh kebijakan

yang dilakukan oleh organisasi adalah kegiatan Gugus Kendali

Mutu (GKM = Quality Circles) yang merupakan satu kebijakan

yang dituangkan ke dalam berbagai peraturan yang mendasari

kegiatan dan yang mengatur pertemuan pemecahan masalah

dalam kelompok kecil. Kebijakan lain yang berkaitan dengan

motivasi kerja ialah kebijakan di bidang imbalan keuangan.

Selain gaji pokok, juga diberikan insentif atau bonus pekerjaan

tambahan atau prestasi kerja yang sangat luar biasa telah

dilakukan oleh tenaga kerja. Hal ini tentu akan semakin

meningkatkan motivasi kerja individu yang telah bekerja

dengan maksimal.

e. Tujuan Motivasi

Riyadi (2017:109) menyatakan motivasi memberikan

dampak yang positif bagi pekerja dan bagi perusahaan. Berawal

dari adanya motivasi, membuat pekerja menjadi semangat

dalam bekerja, mau dan mampu melakukan pekerjaannya

dengan baik. Manajer atau pimpinan yang berhasil dalam

memotivasi karyawan seringkali menyediakan suatu

lingkungan dimana tujuan-tujuan tepat tersedia untuk

memenuhi kebutuhan. Tujuan-tujuan motivasi tersebut antara

lain: mendorong gairah dan semangat kerja karyawan,

meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan,

meningkatkan produktivitas kerja karyawan, mempertahankan

loyalitas dan kestabilitas karyawan perusahaan, meningkatkan

Page 44: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

28

kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan,

menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

f. Pentingnya Motivasi Kerja bagi Guru

Syaodih (2009:252) mengemukakan bahwa guru adalah

manusia yang memiliki kepribadian sebagai individu.

Kepribadian seorang guru sama seperti halnya kepribadian

individu pada umumnya yakni terdiri dari aspek jasmaniah,

intelektual, sosial, emosional dan moral. Seluruh aspek

kepribadian tersebut terintegrasi membentuk satu kesatuan

yang utuh, tentunya membentuk ciri-ciri yang khas.

Menurut Winkel (1991:219), kepribadian guru mencakup 3

hal yakni; penghayatan nilai-nilai kehidupan (values), motivasi

kerja, serta sifat dan sikap. Kepribadian yang dimiliki seorang

guru tentu memiliki peran penting dalam menjalankan profesi

keguruannya. Guru dinilai sebagai tokoh yang dapat membawa

anak didiknya memasuki masa depan. Dedi (1998) dalam

tulisannya, Nawal, seorang dari Maroko, mengatakan bahwa

guru yang baik mampu mengantarkan anak didiknya menjadi

generasi masa depan dengan cara memberikan pada mereka

sesuatu yang paling berharga yaitu kebudayaan dan pendidikan.

Oleh karena itu, motivasi seorang guru dalam menjalankan

amanahnya untuk mendidik akan sangat memengaruhi dalam

keberhasilan belajar mengajar. Contohnya saja, jika seorang

guru bekerja karena ada dorongan untuk mendapatkan

penghasilan semaksimal mungkin, maka fokus utamanya

adalah pendapatan. Ia akan memandang pekerjaannya sebagai

sarana untuk mendapatkan uang, bahkan sekolah akan

dipandangnya sebagai organisasi penjamin guru. Dalam

melakukan pekerjaannya, baik di kelas maupun tugas tambahan

lainnya di luar kelas, guru tersebut akan selalu

mempertimbangkan berapa honor yang ia dapatkan. Pada

akhirnya, ia tak sempat mempersiapkan pelajaran dengan baik,

sehingga tujuan pembelajaran pun tak tercapai.

Guru yang baik hendaknya memiliki cita-cita untuk

menyumbangkan keahliannya demi perkembangan siswa,

sehingga ia akan memandang pekerjaannya sebagai kepuasan

pribadi, biarpun tak lepas dari tantangan. Dia akan rela untuk

mengorbankan waktu dan tenaga lebih banyak daripada yang

dituntut secara formal. Masalah pendapatan tentu dipikirkan

Page 45: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

29

juga, namun tak sampai mengaburkan cita-cita keguruannya.

Motivasi kerja guru bukan persoalan batin saja, namun

hendaknya tercetus dalam kata-kata dan perbuatan.

Pendidikan di Indonesia memang tengah membutuhkan

guru yang menghayati tugasnya sebagai panggilan hati. David

Hansen dalam buku, The Call To Teach (1995), menjelaskan

dua unsur penting dari panggilan hati, yaitu (1) pekerjaan itu

membantu mengembangkan orang lain, dan (2) pekerjaan itu

juga mengembangkan dan memenuhi diri sendiri sebagai

pribadi.

Unsur pertama, pekerjaan disebut sebagai panggilan hati

nurani bila pekerjaan itu mengembangkan orang lain ke arah

kesempurnaan. Isjoni (2009:110) guru disini akan menjalankan

fungsinya untuk membantu anak didiknya berkembang menjadi

manusia yang utuh. Ia rela akan waktu, tenaga dan pikirannya

bagi perkembangan dan keberhasilan anak didiknya. Dalam

penghayatan nurani ini, guru akan penuh dedikasi dan loyalitas

bagi perkembangan anak didik. Kepuasan guru justru jika

mereka berhasil dalam membantu anak didiknya untuk maju

mengatasi persoalannya.

Unsur kedua adalah memenuhi kebutuhan pribadi.

Pekerjaan guru akhirnya menghasilkan hasil bagi

perkembangan dan keterampilan guru sendiri. Dalam hal ini,

mereka mengharapkan ada hasil berupa materi meski itu bukan

yang utama. Dengan berprofesi sebagai guru, ia akan

berkembang menjadi lebih manusiawi, dan mempunyai harga

diri, yang mana tak bisa diganti dengan materi.

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang sudah dilaksanakan oleh ahli

terdahulu digunakan sebagai artikel yang menginspirasi

diadakannya penelitian yang dilakukan, antara lain:

(1) Penelitian yang diadakan oleh Donald Boyd dan Daniel

Goldhaber dengan judul “The Effect of Certification and

Preparation on Teacher Quality in Washington, 2007”

(Pengaruh Sertifikasi dan Persiapan pada Mutu Guru di

Washington, 2007). Untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja

guru, beberapa negara telah memperketat persiapan dan

persyaratan sertifikasi guru sementara yang lain telah

mempermudah persyaratan dan memperkenalkan "alternatif"

Page 46: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

30

cara men-sertifikasi agar dapat menarik lebih banyak orang

untuk mengajar. Jika persyaratan sertifikasi terlampau berat

maka hal ini akan menghambat individu yang berpotensi

menjadi guru yang professional maka kebijakan program ini

relative tidak baik. Tetapi jika mereka memiliki sedikit efek

pada prestasi siswa, jika mereka seriusmenghalangi guru

potensial, atau jika sekolah mampu mengidentifikasi pelamar

yang akan menghasilkan hasil murid yang baik, pelonggaran

persyaratan menjadi kebijakan yang lebih menarik.

Dalam meninjau penelitian tentang masalah ini, Boyd dan

Goldhaber menemukan bahwa program jalur alternatif yang

sangat selektif dapat menghasilkan guru yang efektif yang

melakukan kurang lebih sama dengan guru dari rute tradisional

setelah dua tahun di tempat kerja. Mereka menemukan bahwa

guru yang mendapat skor baik pada ujian sertifikasi dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Dengan guru dapat meningkatkan nilai siswa otomatis guru

tersebut mendapatkan kinerja yang baik pula. Artinya, bahwa

sertifikasi dapat mempengaruhi kinerja guru.

Persamaan penelitian dengan penelitian ini, sebagai berikut.

1. Sama-sama ingin mengetahui pengaruh sertifikasi terhadap

kinerja guru,

2. Sertifikasi sebagai program untuk meningkatkan kinerja

guru.

Perbedaan penelitian dengan penelitian ini, sebagai berikut.

1. Pendekatan penelitian mengunakan pendekatan kualitatif,

sedangkan pedekatan penelitian ini, menggunakan

pendekatan kuantitatif,

2. Data penelitian diperoleh melalui wawancara, sedangkan

data yang dalam penelitian ini melalui kuisioner.

(2) Penelitian kedua yang juga menginspirasi adalah penelitian

yang dilakukan oleh Karin Sparks dengan judul “The Effect of

Teacher Certification on Student Achievement, 2004”

(Pengaruh Sertifikasi Guru pada Siswa Berprestasi, 2004).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau bukti

penelitian empiris mengenai efek sertifikasi guru terhadap

Page 47: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

31

prestasi belajar siswa. Sebuah analisis eksplorasi dilakukan

pada studi yang meneliti efek pemberian sertifikat terhadap

prestasi belajar siswa. Pada penelitian ini, perhitungan statistic

membuktikan bahwa ada pengaruh positif pada guru yang telah

tersertifikasi. Guru yang tersertifikasi dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa. Program sertifikasi telah berhasil

meningkatkan prestasi siswa dalam pelajaran membaca dan

matematika dari kurang dapat meningkatkan prestasi siswa

dalam bidang ilmu pengetahuan. Populasi pada penelitian ini

terdiri dari dua puluh tujuh orang guru yang telah mendapatkan

sertifikasi sebagai perkiraan ukuran efek.

Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa program

sertifikasi sangat mendukung tercapainya prestasi siswa.

Sertifikasi dapat meningkatkan kinerja guru sehingga dapat

membuat siswa dapat berprestasi dalam belajar. Persamaan

penelitian dengan penelitian ini, sebagai berikut.

1. Sertifikasi dapat dapat membuat siswa dapat berprestasi

dalam belajar dengan demikian sertifikasi dapat

meningkatkan kinerja guru,

2. Sertifikasi sebagi program untuk meningkatkan kinerja

guru,

3. Pendekatan pada penelitian adalah penelitian kuantitatif.

Sedangkan, perbedaan penelitian dengan penelitian ini

adalah bahwa pada penelitian ini meneliti pengaruh sertifikasi

guru pada siswa berprestasi yang berakitan pada peningkatan

kinerja guru, sedangkan penelitian yang akan dilakukan penulis

adalah meneliti pengaruh sertifikasi dan motivasi guru

terhadap kinerja guru di sekolah saja dan tidak berkaitan

dengan siswa yang ada di sekolah.

(3) Penelitian Aacha Mary dengan judul “Motivation And The

Performance Of Primary School Teachers In Uganda, 2010”

(Motivasi dan Kinerja Guru Sekolah Dasar di Uganda, 2010)

adalah penelitian ketiga yang di jadikan rujukan pada penelitian

yang dilakukan oleh penulis. Motivasi guru telah menjadi isu

penting mengingat tanggung jawab mereka untuk memberikan

pengetahuan dan keterampilan bagi peserta didik. Hal tersebut

diungkap pada penelitian ini yang meneliti efek motivasi pada

kinerja guru sekolah dasar di divisi Kimaanya-Kyabakuza,

Page 48: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

32

kabupaten Masaka. Secara khusus, penelitian ini berusaha

untuk mengetahui apakah motivasi guru memiliki efek pada

semangat mereka untuk melakukan kerja, dan juga pengaruh

motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap kinerja guru. Sebuah

desain penelitian survei deskriptif diadaptasi di mana sampel

total 135 responden termasuk guru, kepala sekolah, anggota

komite manajemen sekolah (SMC) dan Masaka Municipal

Education Officer (MEO) dikonsultasikan. Data primer

dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner terstruktur untuk

guru, serta pedoman wawancara informan kunci bagi guru

kepala dan MEO. Diskusi kelompok fokus juga digelar dengan

anggota SMC di daerah. Sejumlah data kuantitatif

dikumpulkan. Kesimpulan penelitiannya adalah terdapat

sebuah hubungan positif yang signifikan antara motivasi

intrinsik dan kinerja guru di sekolah-sekolah dasar di divisi

Kimaanya-Kabakuza, Kabupaten Masaka.

Di sisi lain, hubungan yang positif juga mengungkapkan

antara motivasi ekstrinsik dan kinerja guru, menyiratkan bahwa

motivasi ekstrinsik mempengaruhi kinerja guru di divisi

Kimaanya-Kyabakuza. Dalam rangka meningkatkan motivasi

guru dan kinerja di tempat kerja, studi ini merekomendasikan

kenaikan gaji guru sekolah dasar untuk mencocokkan

peningkatan biaya hidup, penyediaan akomodasi untuk guru,

penguatan pengawasan serta melembagakan penghargaan untuk

kinerja yang baik. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa

motivasi dapat meningkatkan kinerja guru.

Persamaan penelitian dengan penelitian yang dilakukan

penulis ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel penelitian sama dengan salah satu variabel

penelitian ini, yaitu mengenai pengaruh motivasi terhadap

kinerja guru,

2. Pendekatan pada penelitian adalah penelitian kuantitatif,

3. Data diperoleh dengan menggunakan kuisioner.

Perbedaan penelitian dengan penelitian ini adalah penelitian

hanya ingin mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap

kinerja guru, sedangkan penelitian ini, mengenai pengaruh

sertifikasi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru.

Page 49: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

33

C. Kerangka Berpikir

Penelitian ini mencoba untuk menganalisa tentang pengaruh

program sertifikasi guru dan motivasi kerja guru terhadap kinerja

guru di Madrasah Ibtidaiyah di lingkungan KKMI Kebayoran Lama

Jakarta Selatan.

a. Pengaruh Sertifikasi Guru terhadap Kinerja Guru

Guru merupakan tenaga pendidik yang memiliki tugas utama

untuk membimbing, mendidik, dan membina para peserta didik

bukan hanya dalam proses belajar mengajar, tetapi lebih luas

dalam hal membentuk moral dan kepribadian yang baik kepada

para peserta didik. Peranan guru sangat penting dalam dunia

pendidikan yang pada akhirnya adalah untuk menghasilkan

SDM yang berkualitas dan memajukan pendidikan nasional.

Untuk mewujudkan mutu pendidikan dan pembelajaran yang

berkualitas tidak hanya bergantung pada satu komponen saja,

tetapi semua komponen, yang meliputi siswa, materi, media,

sarana dan prasarana, kurikulum, dan biaya/dana. Namun

semua komponen pendidikan tidak dapat dimanfaatkan secara

optimal bagi peningkatan mutu proses dan hasil belajar tanpa

didukung oleh keberadaan guru yang secara kontinyu berupaya

mewujudkan gagasan, ide dan pemikiran dalam bentuk perilaku

dan sikap yang terunggul dalam tugasnya sebagai pendidik.

Salah satu perubahan dalam bidang pendidikan yang

mengutamakan pada pembangunan kualitas pendidik adalah

diadakannya sertifikasi guru. Apabila kita melihat kehidupan

para guru sebelum adanya program sertifikasi ini, dapat

dikatakan bahwa guru kurang mendapatkan kesejahteraannya

sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa”. Setelah diadakannya

program sertifikasi kehidupan para guru menjadi lebih baik.

Selain mendapatkan sertifikat sebagai pendidik profesional,

para guru yang telah memiliki sertifikat juga mendapatkan

tunjangan sertifikasi dari pemerintah.

b. Pengaruh Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru

Motivasi merupakan daya pendorong bagi seseorang untuk

melakukan segala daya upaya untuk mencapai hal yang

diinginkan dan dicita – citakan. Motivasi yang berasal baik dari

dalam maupun dari luar diri seseorang akan dapat

menggerakkan seseorang untuk menyusun strategi dalam

menggapai apa yang menjadi tujuannya.

Page 50: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

34

Dalam sebuah organisasi terutama organisasi Pendidikan,

maka motivasi akan sangat dibutuhkan bagi para individu di

lingkungan tersebut untuk dapat meraih apa yang menjadi

tujuan bersama. Moti vasi dalam bekerja akan memberikan

daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang

agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi

dengan segala daya upayanya untuk mencapai tujuan

organisasi.

Motivasi kerja guru sangatlah dibutuhkan pada kegiatan –

kegiatan yang langsung berkaitan dengan peningkatan kinerja.

Guru yang yang memiliki motivasi kerja yang tinggi akan

senantiasa bekerja keras untuk mengatasi berbagia masalah

yang dihadapinya agar bisa mencapai hasil yang lebih baik.

Kinerja guru yang baik di sinyalir karena guru tersebut

mempunyai motivasi kerja yang tinggi. Tinggi rendahnya

motivasi guru akan sangat mempengaruhi keberhasilan proses

pendidikan yang berjalan dan akan berpengaruh pada kinerja

guru tersebut. Motivasi kerja guru yang tinggi akan

menciptakan sebuah prestasi kerja yang baik. Prestasi kerja

adalah hasil kerja yang dilakukan seorang guru dalam

melaksanakan tugas kependidikannya dengan penuh tanggung

jawab dalam upaya peningkatan kualitas dan kuantitas

pekerjaannya juga menumbuhkan sikap dan inisiatif yang

kreatif dalam bekerja. Motivasi kerja yang baik dari seorang

guru akan dapat menumbuhkan keinginan untuk melakukan

inovasi-inovasi pembelajaran, memutakhirkan strategi-strategi

pembelajaran yang digunakan sehingga bisa meningkatkan

prestsi kerja guru dalam pembelajaran. Akan tetapi, jika

motivasi guru rendah maka kualitas dan kuantitas kerja guru

tentu akan rendah pula sehingga akan menghasilkan kinerja

yang buruk yang dapat menurunkan kualitas proses pendidikan

yang dilakukan.

c. Pengaruh Sertifikasi Guru dan Motivasi Kerja Guru terhadap

Kinerja Guru

Salah satu langkah nyata yang dilakukan oleh pemerintah

Indonesia untuk meningkatkan mutu dan kualitas Pendidikan di

Indonesia adalah dengan memberikan sertifikasi guru bagi para

guru yang telah melaksanakan tugasnya di sekolah. Sertifikasi

ini diharapkan akan dapat menjadikan guru memiliki

Page 51: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

35

kompetensi, profesionalisme, serta kesejahteraan yang

terjamin.

Dengan diberikannya sertifikasi guru maka guru akan lebih

focus pada peningkatan kemampuan dan skill mengajar serta

dapat lebih disiplin dalam mengelola pembelajaran. Ketika guru

tidak lagi terlalu berfokus pada kesejahteraan diri sendiri dan

keluarganya maka dia diharapkan akan dapat menciptakan

keadaan yang positif dan konduktif di kelas nya agar para

siswanya dapat mengembangkan kompetensi nya dengan baik.

Dengan kata lain, factor kesejahteraan guru akan dapat

meningkatkan kinerja guru untuk menjadi lebih baik.

Lebih lanjut, pemberian sertifikasi juga dianggap dapat

meningkatkan motivasi guru dalam bekerja. Sertifikasi yang

bertujuan untuk meningkatkan kinerja di anggap sebagai usaha

peningkatan motivasi eksternal guru. Peningkatan motivasi

eksternal yang berasal dari luar guru itu sendiri diharapkan akan

dapat meningkatkan motivasi internal dari dalam guru tersebut.

Sehingga dengan kata lain, pemberian sertifikasi bersama –

sama dengan motivasi guru sendiri akan dapat meningkatkan

kinerja guru di sekolah.

Dengan demikian kinerja guru sangat menentukan

keberhasilan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien

sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dan terwujud serta

diiringi dengan prestasi siswa yang meningkat. Hubungan

sertifikasi guru dan motivasi kerja dengan kinerja guru dapat

dinyatakan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian

Keterangan:

X1 = Sertifikasi Guru

X2 = Motivasi Kerja Guru

Y = Kinerja Guru

Y

X1

X2

Page 52: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

36

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan penyusunan kerangka berpikir,

maka hipotesis yang penulis ajukan pada hasil akhir setelah analisis

data adalah sebagai berikut:

H1 1 = Terdapat pengaruh positif dan signifikasn sertifikasi

terhadap kinerja guru.

H1 2 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi terhadap

kinerja guru.

H1 3 = Terdapat pengaruh posifif dan signifikan sertifikasi

bersams-sama dengan motivasi terhadap kinerja guru.

Page 53: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Empat belas Madrasah Ibtidaiyah

di lingkungan KKMI Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Keempat

belas Madrasah Ibtidaiyah itu tersebar di sejumlah wilayah di

sekitar Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini memakan waktu yang cukup lama dan bertahap

mulai dari tahap perencanaan, persiapan penelitian kemudian

dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan yang memakan

waktu yang cukup lama dan merupakan kegiatan inti dari

penelitian dan terakhir adalah menganalisa data dan pembuatan

laporan penelitian. Berikut jadwal penelitian yang dilakukan oleh

penulis:

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Fe b

Ma r

Ap r

Me i

Ju n

Ju l

Ag s

Se p

Ok t

No v

De s

1 Observasi Pendahuluan ke

Sekolah

2 Penyusunan Instrumen

Penelitian

3 Konsultasi / bimbingan

4 Pengumpulan Data

5 Analisis Data

6 Penulisan Laporan

Page 54: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

38

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi dengan

pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif dipilih untuk digunakan

pada penelitian ini Karena spesifikasi dari desain ini adalah

sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga

pembuatan desain penelitiannya. Musfiqon, menyebutkan bahwa

penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian

fenomena objektif untuk dikaji secara kuantitatif. Selain itu,

Sugiyono memaparkan bahwa metode penelitian kuantitatif dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu

dimana teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan secara

random, pengumpulan data nya menggunakan instrument penelitian,

dan analisis datanya menggunakan kuantitatif atau statistik.

Penelitian ini juga akan menggunakan pendekatan deskriptif

dengan tujuan agar dapat mendeskripsikan objek penelitian ataupun

hasil penelitian dengan baik. Penelitian deskriptif menurut Sugiyono

(2013:29) adalah penelitian yang berfungsi untuk mendeskripsikan

atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

atau sampel yang telah terkumpul sebagai mana adanya, tanpa

melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi linear berganda. Supangat (2008:336) menyebutkan

bahwa teknik analisis regresi linear berganda merupakan model

persamaan regresi linear dengan variable lebih dari satu. Kemudian

Misbahudin (2014: 159) juga menyebutkan bahwa uji tersebut

digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya hubungan dua

variable melalui koefisien regresinya. Sebelum melakukan analisis

regresi linear berganda, metode ini mensyaratkan untuk melakukan

uji asumsi klasik terlebih dahulu agar mendapatkan hasil regresi yang

baik.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang

menjadi titik perhatian suatu penelitian. Khusus pada penelitian ini

ada dua variable yang akan di libatkan yaitu:

1. Variabel Bebas (Independen) adalah variabel yang

mempengaruhi variabel terikat (Dependen), dalam penelitian

ini variabel bebasnya adalah Sertifikasi Guru (X1) dan Motivasi

Kerja Guru (X2)

Page 55: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

39

2. Variabel Terikat (Dependen) adalah variabel yang dipengaruhi

oleh variabel bebas (Independen), dalam penelitian ini yang

merupakan variabel terikatnya adalah kinerja guru (Y).

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam sebuah rangkaian kegiatan penelitian, populasi adalah

wilayah yang ingin diteliti oleh seorang peneliti. Dalam bukunya,

Sugiono menyebutkan bahwa “populasi sebagai wilayah

generalisasi terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Hal yang disampaikan ahli

tersebut menjadi acuan penulis untuk menentukan populasi bagi

penelitian ini, sehingga penulis menentukan bahwa populasi dalam

penelitian ini adalah para guru yang telah menerima tunjangan

sertifikasi guru selama minimal lima tahun dan telah memiliki

pengalaman mengajar selama kurang lebih sepuluh tahun di

jenjang Madrasah Ibtidaiyah di wilayah KKMI Kebayoran Lama

Jakarta Selatan.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti oleh

peneliti. Sugiono menjelaskan “sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Jika

dicermati dari penjelasan tersebut, bisa disimpulkan bahwa sampel

merupakan bagian dari populasi yang ada, oleh karena itu

pengambilan sampel harus menggunakan cara tertentu berdasarkan

pertimbangan – pertimbangan yang ada. Penjelasan diatas

diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Kadir (2016:

118), “sampel adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi

yang karakteristiknya benar – benar diselidiki.” Berdasarkan

penjelasan dari para ahli diatas, maka pada penelitian ini penulis

menggunakan sampling purposive dimana teknik penentuan samel

dilakukan dengan pertimbangan – pertimbangan tertentu. Sampel

yang di akan digunakan peneliti memiliki ketentuan, guru jenjang

Madrasah Ibtidaiyah yang telah menerima sertifikasi minimal

selama lima tahun dan telah mempunyai pengalaman mengajar

selama kurang lebih sepuluh tahun di jenjang tersebut.

Dijelaskan pula oleh Arikunto (2010:46), “apabila subjeknya

kurang dari seratus, akan lebih baik jika kesulurah populasi di

gunakan sebagai sampel. Akan tetapi jika jumlah subjek terlalu

Page 56: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

40

besar, maka dapat diambil antara 10 – 15% ATAU 15 – 25% atau

lebih. Penelitian ini akan melibatkan empat belas sekolah yang

berada di lingkungan KKMI Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

Total guru tersertifikasi pada 14 sekolah tersebut 191. Dari total

keseluruhan guru tersebut, maka sesuai dengan teori diatas

minimal sekali 10 % dari total keseluruhan bisa terlibat dalam

penelitian ini.

E. Jenis Data

Data merupakan faktor yang penting untuk menunjang suatu

penelitian. Data penting yang diperlukan dalam penelitian ini

bersumber pada responden dimana data tersebut diperoleh melalui

penyebaran kuesioner terhadap guru di Madrasah Ibtidaiyah.

Berdasarkan sumbernya data dapat dikelompokkan menjadi data

primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

subjek penelitian. Data primer dikumpulkan oleh penulis

dengan tujuan untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian dengan menggunakan instrument-instrument yang

telah ditetapkan. Indriantoro dan Supomo dalam Purhantara

mengungkapkan bahwa “data primer dianggap lebih akurat,

karena data ini disajikan secara lebih terperinci.” Pengumpulan

data primer merupakan bagian internal yang penting dalam

suatu penelitian, karena data ini seringkali diperlukan pada

pengambilan keputusan yang berdasar pada hasil penelitian.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi

responden pada penelitian ini adalah para guru yang berada di

lingkungan KKMI kebayoran lama Jakarta selatan. Data primer

yang di kumpulkan adalah data kuesioner yang mencakup

pertanyaan mengenai sertifikasi guru, motivasi kerja guru dan

kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara

langsung dari subjek penelitian akan tetapi memberi dukungan

dan meningkatkan validitas dan reliabilitas hasil penelitian.

Data sekunder diperoleh penulis dari sumber yang sudah ada.

Merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung atau melalui media perantara. Data ini sudah tersedia,

sehingga peneliti hanya mencari dan mengumpulkannya saja.

Page 57: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

41

Data sekunder umumnya tidak dirancang secara spesifik untuk

memenuhi kebutuhan penelitian tertentu. Seluruh atau sebagian

aspek data sekunder kemungkinan tidak sesuai dengan

kebutuhan suatu penelitian. Penelitian ini menggunakan data

primer yang diperoleh langsung dari lapangan dan data

sekunder yang diperoleh melalui kepustakaan, literatur, dan

jurnal.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan instrument berbentuk kuesioner. Kuesioner

adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan

maksud agar yang diberi kuesioner tersebut bersedia memberikan

respon sesuai dengan permintaan. Sebelum menyusun kuesioner,

diperlukan beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti jenis

pertanyaan, bentuk pertanyaan, dan prinsip-prinsip dalam menyusun

kuesioner. Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data

melalui formulir- formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang

untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang

diperlukan oleh peneliti (Mardalis: 2008: 66) Penelitian ini

menggunakan angket atau kuesioer, daftar pertanyaannya dibuat

secara berstruktur denan bentuk pertanyaan pilihan berganda

(multiple choice questions) dan pertanyaan terbuka (open question).

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang persepsi

desain interior dari responden.

Khusus pada penelitan ini, kuesioner digunakan untuk

mengumpulkan data yang dibutuhkan mengenai sertifikasi guru,

motivasi kerja guru, dan kinerja guru. Pada instrument penelitian

yang berbentuk kuesioner, sebelum dipergunakan dalam penelitian,

maka instrumen tersebut harus diuji terlebih dahulu melalui uji

keabsahan (validity) dan uji kehandalan (reliability), dan untuk

memperjelas pengumpulan data, maka perlu diketahui definisi

konseptual, definisi operasional, dan kisi-kisi instrumen dari

variabel yang diteliti. Variabel-variabel tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut:

Untuk melihat operasionalisasi suatu variabel, maka variabel

tersebut harus diukur dengan menggunakan indikator-indikator

yang dapat memperjelas variabel yang dimaksud. Definisi

operasional juga dapat dikatakan sebagai petunjuk pelaksanaan

Page 58: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

42

bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun dan

Effendi, 1989).

Definisi operasional akan bermanfaat sebagai pembatas

permasalahan. Setiap penelitian harus memiliki definisi 36

operasional agar penelitian tersebut dapat diukur. Ukuran dalam

konsep penelitian inilah yang akan menentukan nilai dalam suatu

penelitian. Definisi operasional dan indikator variabel dalam

penelitian ini adalah:

1. Sertifikasi Guru

a. Definisi Konseptual

Sertifikasi profesi guru adalah proses untuk memberikan

sertifikat kepada guru yang telah memenuhi standar kualifikasi

dan standar kompetensi. Guru yang telah memenuhi standar

kualifikasi dan standar kompetensi adalah guru professional

yang menguasai bidang ilmu, mempunyai pengetahuan dan

menguasai materi yang sesuai dengan latar belakang

keilmuannya dan memberi pengajaran mengenai bidang ilmu

yang dikuasainya, menguasai bahan ajar dan metode

pembelajaran, mampu memotivasi peserta didik, memiliki

keterampilan yang tinggi dan memiliki wawasan yang luas

terhadap dunia Pendidikan, dan memiliki pemahaman yang

mendalam tentang hakikat manusia dan masyarakat.

Program sertifikasi guru dipandang sebagai sebuah proses

yang diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi para guru

itu sendiri maupun manfaat untuk peserta didik, lingkungan

sekolah dan secara umum juga bagi masyarakat. Program ini

bertujuan untuk a) Menentukan kelayakan guru dalam

melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan

mewujudkan tujuan pendidikan nasional, b). Meningkatkan

suatu proses dan mutu Pendidikan, c). Meningkatkan martabat

guru atau pendidik, d). Meningkatkan profesionalisme guru

pendidik.

b. Definisi Operasional

Program sertifikasi guru adalah sebuah proses dimana

penghargaan diberikan pada para guru yang telah memenuhi

standar kualifikasi dan standar kompetensi, dengan tujuan agar

dapat membawa manfaat bagi banyak pihak. Jawaban dari para

responden guru yang telah mendapatkan sertifikasi di

Page 59: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

43

kumpulkan dengan menggunakan indikator, a) Kualifikasi

akademik, b). Pendidikan dan pelatihan, c). Pengalaman

mengajar, d). Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, e)

Penilaian dari atasan dan pengawas, f) Karya pengembangan

profesi, g) Keikutsertaan dalam forum ilmiah, dan i) Prestasi

dan penghargaan yang relevan dalam bidang akademik.

c. Kisi-kisi Instrumen

Jumlah soal pernyataan pada instrumen adalah 25 butir,

mengunakan skala likert empat pilihan, dengan rentang dari

(SS) Sangat Sering, (S) Sering, (K) Kurang, dan (SK) Sangat

Kurang. Rincian mengenai variabel penelitian, indikator, dan

butir pertanyaan disampaikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Sertifikasi Guru (Variabel X1)

No. Indikator No Butir Jumlah

1 Kualifikasi akademik 1, 2, 3, 4, 5, 5

2 Pendidikan dan pelatihan 6, 7, 8, 9, 10, 5

3 Pengalaman mengajar 11, 12, 13, 3

4 Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran 14, 15, 16, 17, 4

5 Penilaian dari atasan dan pengawas 18, 19, 2

6 Karya pengembangan profesi 20, 21, 2

7 Keikutsertaan dalam forum ilmiah 22, 1

8 Prestasi dan penghargaan yang relevan

dalam bidang akademik 23, 24, 2

Jumlah 24

2. Motivasi Kerja Guru

a. Definisi Konseptual

Motivasi kerja guru adalah sesuatu hal yang dapat

menimbulkan dorongan atau semangat kerja guru dalam bekerja

sesuai dengan tugasnya. Indikator yang dipakai untuk mengukur

motivasi kerja guru adalah terpenuhinya kebutuhan guru

Page 60: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

44

khususnya dalam: a) Keinginan untuk berprestasi, yaitu

kebutuhan untuk memperoleh atau meningkatkan prestasi di

bidang pekerjaan yang ditangani, b) Pekerjaan itu sendiri, yaitu

mempunyai perasaan mencintai pekerjaan itu sendiri, c) Tempat

kerja, yaitu fasilitas yang mendukung dalam melakukan

pekerjaan, d) Suasana kerja, yaitu adanya hubungan harmonis

dan kenyamanan antara sesama kerja dan, e) Gaji, yaitu upah

yang diberikan kepada bawahan atas pekerjaannya. Motivasi

kerja guru tidak lain merupakan salah satu faktor yang turut

menentukan kinerja guru. Motivasi kerja guru merupakan

proses yang menggerakkan guru agar perilaku mereka terarah

pada upaya-upaya nyata untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Perbedaan motivasi kerja bagi seorang guru

tercermin dalam berbagai kegiatan kerja dan bahkan prestasi

yang dicapainya. Secara implisit, motivasi kerja guru tampak

melalui tanggung jawab dalam melakukan kerja, prestasi yang

dicapai, pengembangan diri, serta kemandirian dalam

bertindak.

b. Definisi Operasional

Motivasi kerja guru adalah sesuatu yang dapat

menimbulkan dorongan atau semangat guru dalam mengajar

yang diperoleh dari hasil jawaban responden dengan indikator:

a) Keinginan untuk berprestasi, yaitu kebutuhan untuk

memperoleh atau meningkatkan prestasi di bidang pekerjaan

yang ditangani, b) Pekerjaan itu sendiri, yaitu mempunyai

perasaan mencintai pekerjaan itu sendiri, c) Tempat kerja, yaitu

fasilitas yang mendukung dalam melakukan pekerjaan, d)

Suasana kerja, yaitu adanya hubungan harmonis dan

kenyamaan antara sesama kerja dan, e) Gaji, yaitu upah yang

diberikan kepada bawahan atas pekerjaannya.

c. Kisi-kisi Instrumen

Jumlah soal pernyataan pada instrumen adalah 19 butir,

mengunakan skala likert empat pilihan, dengan rentang dari

(SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (TS) Tidak Setuju, dan (STS)

Sangat Tidak Setuju. Rincian mengenai variabel penelitian,

indikator, dan butir pertanyaan disampaikan dalam tabel

berikut:

Page 61: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

45

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Motivasi Kerja Guru (Variabel

X2)

No. Indikator No Butir Jumlah

1 Keinginan untuk berprestasi 25, 26, 27,28, 29 5

2 Perasaan mencintai pekerjaan itu sendiri 30, 31, 32, 33 4

3 Fasilitas mendukung pekerjaan 34, 35 2

4 Adanya hubungan harmonis antara

semua rekan kerja 36, 37, 38, 39 4

5 Kompensasi dalam bekerja (Gaji) 40, 41, 42, 43 4

Jumlah 19

3. Kinerja Guru

a. Definisi Konseptual

Kinerja guru adalah pencapaian hasil untuk kerja atau

perilaku nyata seorang guru menurut tugas-tugas profesinya

sesuai dengan keprofesionalan yang diamanatkan kepada

dirinya dalam konteks proses belajar mengajar yang

ditunjukkan oleh indikator- indikator: (1) kemampuan

menyusun rencana pembelajaran, (2) kemampuan

melaksanakan pembelaharan, (3) kemampuan mengadakan

hubungan antar pribadi, (4) kemampuan melaksanakan

penilaian hasil belajar, (5) kemampuan melaksanaan

pengayaan, dan (6) kemampuan melaksanakan remedial.

Istilah kinerja berasal dari kata Job Perfomance atau Actual

Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang

dicapai oleh seseorang). Prestasi kerja atau sering disebut

sebagai kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya.

b. Definisi Operasional

Kinerja guru dalam penelitian ini adalah pencapaian hasil

untuk kerja atau perilaku nyata seorang guru menurut tugas-

tugas profesinya sesuai dengan keprofesionalan yang

diamanatkan kepada dirinya dalam konteks pelaksanaan

Page 62: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

46

pembelajaran yang ditunjukkan oleh indikator-indikator: (1)

kemampuan menyusun rencana pembelajaran, (2) kemampuan

melaksanakan pembelaharan, (3) kemampuan mengadakan

hubungan antar pribadi, (4) kemampuan melaksanakan

penilaian hasil belajar, (5) kemampuan melaksanaan pengayaan

dan (6) kemampuan melaksanakan remedial. Namun, untuk

pengukuran variabel ini, akan menggunakan data kinerja guru

yang telah ada di sekolah tempat penelitian.

c. Kisi-kisi Instrumen

Jumlah soal pernyataan pada instrument adalah 69 butir,

menggunakan skala likert empat pilihan, dengan rentang dari

(SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (TS) Tidak Setuju, dan (STS)

Sangat Tidak Setuju. Rincian mengenai variabel penelitian,

indikator, dan butir pertanyaan disampaikan dalam tabel

berikut:

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kinerja Guru (Variabel Y)

No. Indikator No Butir Jumlah

1 Kemampuan membuat

perencanaan pembelajaran

44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51,

52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59,

60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67,

68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75,

76, 77, 78, 79, 80, 81, 82

39

2 Penguasaan materi

Pembelajaran

8, 84, 85, 86, 87, 88 6

3 Penerapan strategi dan

pendekatan pembelajaran

89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96 8

4

Kemampuan

menggunakan sumber

dan media pembelajaran

97, 98, 99, 100, 101

5

5 Kemampuan mengelola

kelas

102, 103, 104, 105, 106, 107 6

6 Kemampuan

melaksanaan penilaian

108, 109, 110, 111, 112 5

Jumlah 69

Page 63: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

47

G. Teknik Uji Instrumen

Instrumen adalah alat pengukur yang merupakan faktor penting

dalam menghimpun data yang diharapkan. Baik tidaknya alat

pengukur tersebut dapat dilihat dari alat penghimpun data yang

akurat atau tidak. (Rully and Poppy, 2014) Secara teknis, untuk

melihat baik tidaknya alat pengukuran, dapat diketahui dengan

melihat kriteria utamanya, yaitu:

a) Validitas

Tingkat di mana sebuah pengujian mengukur apa yang

benar-benar ingin diukur. Instrumen dapat dikatakan memiliki

skor yang tidak valid karena, diantaranya:

a. Kurang baiknya desain penelitian

b. Partisipan tidak siap atau tidak mengerti pertanyaan yang

diajukan

c. Ketidakmampuan untuk memprediksi manfaat dari skor

d. Kurangnya desain pertanyaan atau ukuran variable

e. Informasi itu bentuk dari kegunaannya kecil.

Langkah kerja untuk mengetahui valid tidaknya instrumen

adalah sebagai berikut:

a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya

kepada narasumber

b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrument

c. Memeriksa kelengkapan data

d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor

pada butir yang diperoleh

e. Menghitung koefisien validitas dengan menggunakan

koefisien korelasi product moment untuk setiap butir

f. Membandingkan nilai hitung dengan nilai tabel. Jika r

hitung > atau = r tabel maka butir dikatakan valid. Jika r

hitung < r tabel maka butir dikatakan tidak valid.

Rumus Product Moment:

rxy = 𝑁∑xy−∑𝑥∑y

√(𝑁∑x2−(x)2)(N∑Y2−(∑y)2)

rxy = rhitung

X = Skor -skor pada item ke – i

Y = Jumlah skor yang diperoleh tiap responden

N = Banyak responden

Page 64: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

48

Uji validitas yang dilakukan yaitu dengan

membandingkna nilai rxy dengan nilai rtabel pada taraf

signikansi 5%. Jika rhitung ≥ rtabel, maka butir soal tersebut

valid. Jika rhitung ≤ rtabel, maka butir soal tersebut valid.

Perhitungan uji validitas dalam penelitian ini

menggunakan bantuan program SPSS (statistical produce and

service solutions). Kriteria validitas adalah dengan

membandingkan nilai signifikasi dengan nilai probabilitas

sebagaimana yang tetap ditetapkan yaitu 0,05. Apabila hasil

signifikansi < 0,05 maka item dalam angket dinyatakan valid.

Hasil pengujian validitas dilakukan dengan bantuan

program IBM SPSS Statistics 25. Dalam penelitian ini

pengujian validitas dilakukan terhadap 94 responden.

Pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai rhitung

(Corrected Item-Total Correlation) > rtabel sebesar 0.1707,

untuk df 94-2 = 92; α = 0,05 maka item/pertanyaan tersebut

valid dan sebaliknya.

I. Uji Validitas Kuesioner Variabel Sertifikasi Guru

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas variabel

sertifikasi guru dengan 24 pertanyaan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel Sertifikasi Guru (X1)

Butir

Nilai Corrected

Item/Total

Correlation/rhitung

Sig. rtabel Kriteria

1 0,603 0,000 0,1707 Valid

2 0,567 0,000 0,1707 Valid

3 0,573 0,000 0,1707 Valid

4 0,491 0,000 0,1707 Valid

5 0,714 0,000 0,1707 Valid

6 0,676 0,000 0,1707 Valid

7 0,446 0,000 0,1707 Valid

Page 65: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

49

8 0,380 0,000 0,1707 Valid

9 0,540 0,000 0,1707 Valid

10 0,669 0,000 0,1707 Valid

11 0,616 0,000 0,1707 Valid

12 0,519 0,000 0,1707 Valid

13 0,725 0,000 0,1707 Valid

14 0,677 0,000 0,1707 Valid

15 0,604 0,000 0,1707 Valid

16 0,627 0,000 0,1707 Valid

17 0,708 0,000 0,1707 Valid

18 0,652 0,000 0,1707 Valid

19 0,662 0,000 0,1707 Valid

20 0,664 0,000 0,1707 Valid

21 0,499 0,000 0,1707 Valid

22 0,331 0,000 0,1707 Valid

23 0,424 0,000 0,1707 Valid

24 0,576 0,000 0,1707 Valid

Berdasarkan Tabel 3.5, maka dapat dilihat bahwa seluruh

pertanyaan untuk variabel sertifikasi guru memiliki status

valid, karena nilai rhitung (Corrected Item-Total Correlation) >

rtabel sebesar 0.1707.

II. Uji Validitas Kuesioner Variabel Motivasi Kerja Guru

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas variabel

motivasi kerja guru dengan 19 pertanyaan adalah sebagai

berikut:

Page 66: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

50

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja Guru (X2)

Butir

Nilai Corrected

Item/Total

Correlation/rhitung

Sig. rtabel Kriteria

1 0,597 0,000 0,1707 Valid

2 0,454 0,000 0,1707 Valid

3 0,618 0,000 0,1707 Valid

4 0,668 0,000 0,1707 Valid

5 0,442 0,000 0,1707 Valid

6 0,657 0,000 0,1707 Valid

7 0,647 0,000 0,1707 Valid

8 0,575 0,000 0,1707 Valid

9 0,530 0,000 0,1707 Valid

10 0,660 0,000 0,1707 Valid

11 0,644 0,000 0,1707 Valid

12 0,438 0,000 0,1707 Valid

13 0,659 0,000 0,1707 Valid

14 0,685 0,000 0,1707 Valid

15 0,625 0,000 0,1707 Valid

16 0,381 0,000 0,1707 Valid

17 0,408 0,000 0,1707 Valid

18 0,639 0,000 0,1707 Valid

19 0,539 0,000 0,1707 Valid

Berdasarkan Tabel 3.6, maka dapat dilihat bahwa seluruh

pertanyaan untuk variabel motivasi kerja guru memiliki status

valid, karena nilai rhitung (Corrected Item-Total Correlation) >

rtabel sebesar 0.1707.

Page 67: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

51

III. Uji Validitas Kuesioner Variabel Kinerja Guru

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas variabel

motivasi kerja guru dengan 58 item pertanyaan dengan 20

sampel pertanyaan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Guru (Y)

Butir

Nilai Corrected

Item/Total

Correlation/rhitung

Sig. rtabel Kriteria

1 0,764 0,000 0,1707 Valid

2 0,743 0,000 0,1707 Valid

3 0,601 0,000 0,1707 Valid

4 0,601 0,000 0,1707 Valid

5 0,751 0,000 0,1707 Valid

6 0,628 0,000 0,1707 Valid

7 0,748 0,000 0,1707 Valid

8 0,836 0,000 0,1707 Valid

9 0,621 0,000 0,1707 Valid

10 0,766 0,000 0,1707 Valid

11 0,695 0,000 0,1707 Valid

12 0,498 0,000 0,1707 Valid

13 0,710 0,000 0,1707 Valid

14 0,730 0,000 0,1707 Valid

15 0,719 0,000 0,1707 Valid

16 0,708 0,000 0,1707 Valid

17 0,726 0,000 0,1707 Valid

18 0,792 0,000 0,1707 Valid

19 0,719 0,000 0,1707 Valid

20 0,671 0,000 0,1707 Valid

Page 68: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

52

Berdasarkan Tabel 3.7, maka dapat dilihat bahwa seluruh

pertanyaan untuk variabel kinerja guru memiliki status valid,

karena nilai rhitung (Corrected Item-Total Correlation) > rtabel

sebesar 0.1707.

b) Reliabilitas

Realibilitas adalah mengukur kehandalan instrument.

Pengukuran dikatan handal jika pengukuran tersebut

memberikan hasil yang konsisten. Konsistensi dari narasumber

dapat diuji dengan beberapa cara.

Koefisien reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk

melihat konsistensi jawaban butir-butir pernyataan yang

diberikan oleh responden. Reliabilitas menggunakan rumus

“Alpha Cronbach. Perhitungan dilakukan dengan program

IBM SPSS Statistics 25. Adapun reliabilitas untuk masing-

masing variabel hasilnya disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel rxy rtabel Kriteria

1 Sertifikasi Guru 0,902 0,1707 Reliabel

2 Motivasi Kerja Guru 0,876 0,1707 Reliabel

3 Kinerja Guru 0,984 0,1707 Reliabel

Berdasarkan Tabel 4.10, uji reliabilitas dilakukan terhadap

item pertanyaan yang dinyatakan valid. Suatu variabel

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban terhadap

pertanyaan selalu konsisten. Jadi hasil koefisien realiabilitas

instrumen sertifikasi guru adalah sebesar 0,902, instrumen

motivasi kerja guru adalah sebesar 0,876, dan kinerja guru

adalah sebesar 0,984, ternyata memiliki nilai ”Alpha

Cronback” lebih besar 0,1707, yang berarti ketiga instrumen

dinyataan reliable atau memenuhi persyaratan.

Modifikasi dari prosedur ini digunakan di Spearman-

Brown Formula.

Page 69: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

53

i

Rumus Spearman Brown:

r11 2.𝑟𝑏

1+𝑟𝑏

R 11 adalah nilai reliabilitas

R b adalah nilai koefisien korelasi

Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah di atas 0,7 (cukup

baik), di atas 0,8 (baik)

Rumus Koefisien Alfa

Langkah kerja dalam mengukur reliabilitas instrumen dengan

menggunakan koefisien Alfa, adalah sebagai berikut:

a) Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya

b) Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen

c) Memeriksa kelengkapan data

d) Membuat tabel pembantu

e) Menghitung nilai varian masing-masing butir dan varian

total

f) Menghitung nilai koefisien Alfa

g) Membuat kesimpulan dengan membandingkan nilai hitung

dengan nilai tabel. Dengan syarat:

a. Jika nilai Alfa > atau = r tabel maka instrumen

penelitian dikatakan reliabel

b. Jika nilai Alfa < r tabel maka instrumen dikatan tidak

reliabel

α [𝑘

𝑘−1][∑𝑠𝑖₂

𝑠𝑡₂]

𝛼 = reliabilitas as (koefisien Alfa)

k = banyaknya butir item/soal

∑ 𝑠𝑖² = jumlah varians butir soal

S2 = varians total

n = jumlah responden

Page 70: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

54

h. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Pengujian asumsi distribusi normal bertujuan untuk

mempelajari apakah distribusi sampel yang dipilih berasal

dari sebuah distribusi populasi normal atau tak normal.

Perngujian normalitas data digunakan untuk dilakukan

terhadap semua variable yang diteliti, yaitu meliputi

variable sertifikasi, motivasi kerja dan kinerja guru. Apabila

berdasarkan hasil uji normalitas hasilnya normal maka hasil

perhitungan statistic dapat digeneralisasikan pada

populasinya.

Uji normalitas dilakukan dengan uji galat taksiran

Kolmogorof Smirnov. Dalam uji Kolmogorof Smirnov

diasumsikan bahwa distribusi variable yang sedang diuji

mempunyai sebaran kontinyu.

Syarat Hipotesis yang digunakan:

Ho : Distrubusi variable mengikuti distribusi normal

H1 : Distribusi variable tidak mengikuti distribusi normal

Statistik Uji yang digunakan:

D = max |𝑓o(Xi) – Sn(Xi) | ; I = 1, 2, 3…

Dimana:

fo(Xi) = fungsi distribusi frekuensi kumulatif relative dari

distribusi teoritis dalam kondisi Ho

Sn(Xi) = distribusi frekuensi kumulatif dari pengamatan

sebanyak n

Dengan cara membandingkan nilai D terhadap nilai D pada

table Kolmogorof Smirnobv dengan taraf nyata α maka

aturan pengambilan keputusan dalam uji ini adalah:

Jika D ≤ tabel maka Terima Ho

Jika D > tabel maka Tolak Ho

Page 71: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

55

Keputusan juga dapat diambil dengan berdasarkan nilai

Kolmogorof Smirnov Z, jika KSZ ≤ Zα maka Terima Ho,

demikian juga sebaliknya. Dalam perhitungan

menggunakan software computer keputusan atas hipotesis

yang diajukan dapat menggunakan nilai signifikansi

(Asymp.significance). Jika nilai signifikansinya lebih dari α

maka Tolak Ho demikian juga sebaliknya.

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah

data berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Untuk

menguji homogenitas digunakan uji Bartlett, dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menghitung varian gabungan dari semua sampel

dengan rumus:

S2 = ∑(𝑛𝑖−1)𝑆𝑡₂

∑(𝑛𝑖−1)

2) Harga satuan B, dengan rumus:

B = (logS2) ∑(ni-1)

3) Uji barlett digunakan statistik Chi Kuadrat, dengan

rumus:

X2 = (1n10) {B – (ni-1)logS2t]

Kriteria pengujian X2hitung < X2

tabel maka varian

populasi tersebut bersifat homogen, sedangkan jika

X2hitung > X2- tabel maka varian tidak homogeny (Sudjana,

2005: 263)

2. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi

Korelasi dan regresi keduanya mempunyai hubungan

yang sangat erat. Setiap regresi pasti ada korelasinya, tetapi

korelasi belum tentu dilanjutkan dengan regresi. Korelasi

yang tidak dilanjutkan dengan regresi, adalah korelasi

antara dua variabel yang tidak mempunyai hubungan

kasual/sebab akibat, atau hubungan fungsional. Untuk

menetapkan kedua variabel mempunyai hubungan kusal

Page 72: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

56

atau tidak, maka harus didasarkan pada teori atau konsep-

konsep tentang dua variabel tersebut. Analisis regresi

digunakan bila ingin mengetahui bagaimana variabel

dependen/kriteria dapat diprediksikan melalui variabel

independen atau variabel prediktor, secara individual.

Dampak dari penggunaan analisis regresi dapat digunakan

untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel

dependen dapat dilakukan melalui menaikan dan

menurunkan keadaan variabel independen, atau

meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan

dengan meningkatkan variabel independen/dan sebaliknya.

Sudjana (2005:310) Analisis regresi adalah analisis

terhadap dua data atau variabel lebih yang sewajarnya

dipelajari bagaimana cara variabel-variabel itu

berhubungan. Hubungan yang didapat pada umumnya

dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang

menyatakan hubungan fungsional antara variabel- variabel.

Dalam analisis regresi, dikenal dua jenis variabel yaitu:

1. Variabel Respon (variabel dependent atau variabel

terikat) yaitu variabel yang keberadaannya

dipengaruhi oleh variabel lainnya dan dinotasikan

dengan Y

2. Variabel Prediktor (variabel independent atau variabel

bebas) yaitu variabel bebas (tidak dipengaruhi oleh

variabel lainnya) dan dinotasikan dengan X

Gulo (2002:187) mengatakan analisis regresi dikenal

dalam dua bentuk, tergantung banyaknya variabel bebas (X).

Jika variabel bebas (X) hanya satu, maka analisis regresi

tersebut disebut analisis regresi linier sederhana. Tetapi jika

variabel bebas (X) yang berhubungan dengan satu variabel

terikat (Y) lebih dari satu, maka analisis regresi disebut

analisis regresi linier berganda (multiregression).

1. Regresi Linier Sederhana

Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua yaitu

pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja dan pengaruh

motivasi kerja guru terhadap kinerja guru,

Page 73: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

57

menggunakan statistic t dengan model regresi

sederhana. Regresi sederhana didasarkan pada

hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel

independen dengan satu variabel dependen. Persamaan

umum regresi linier sederhana adalah sebagai berikut:

Y = a + bX

Keterangan:

Y = subyek dalam variabel dependen yang

diprediksikan

a = harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)

b = angka arah satu koefisien regresi, yang

menunjukkan angka peningkatan ataupun

penurunan variabel dependen yang didasarkan

pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah

garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.

X = subyek pada variabel independen yang

mempunyai nilai tertentu.

Jadi harga b merupakan fungsi dari koefisien

korelasi. Bila koefisien korelasi tinggi, maka harga b

juga besar, sebaliknya bila koefisien korelasi rendah

maka harga b juga rendah (kecil). Selain itu, bila

koefisien korelasi negative maka harga b juga negatif,

dan sebaliknya bila koefisien korelasi positif maka

harga b juga positif.

Selain itu harga a dan b dapat dicari dengan rumus

sebagai berikut:

a = (Σyi) (Σxi²) – (Σxi) (Σxiyi)

n(Σxi²) – (Σxi)²

b = n(Σxiyi) – (Σxi) (Σyi)

n(Σxi²) – (Σxi)²

(Sugiyono, 2014: 261-262).

Page 74: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

58

Setelah menguji hipotesis regresi linier sederhana

dilanjutkan dengan uji signifikan dengan rumus uji t.

Menggunakan rumus uji t karena simpangan baku

populasinya tidak diketahui. Simpangan baku dapat

dihitung berdasarkan data yang sudah terkumpul. Jadi

rumus yang tepat untuk uji signifikan dalam penelitian

ini adalah uji t, dengan rumus sebagai berikut:

tꝋ = 𝑏

𝑠𝑏

Keterangan:

tꝋ = nilai teoritis observasi

b = koefisien garis regresi

Sb = standar deviasi

Kriteria pengujian hipotesis yaitu:

Jika tꝊ > ttabel maka Ho ditolak dan jika tꝊ < ttabel

maka Ho diterima, ttabel diperoleh dari daftar distribusi

t dengan peluang (1-α) dan dk = n-2

2. Regresi Linier Multiple

Untuk pengujian hipotesis ketiga yaitu untuk

mengetahui pengaruh sertifikasi guru Bersama – sama

dengan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru

menggunakan linier multiple.

Persamaan regresi ganda untuk tiga prediktor yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

(Sugiyono, 2014: 275)

Kemudian untuk menguji signifikan simultan

dilakukan uji F dengan rumus sebagai berikut:

F = 𝐽𝐾

𝑟𝑒𝑔

𝑘𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠

𝑛−𝑘−1

Page 75: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

59

Keterangan:

JK(reg) = b1∑X1 Y + b2∑X2 Y + b3∑X3 Y

JK(res) = ∑Y2 – JK (reg)

n = banyaknya responden

k = banyaknya kelompok

Dengan Ft = Fα (k : n – k – 1)

Keterangan:

α = tingkat signifikansi

k = banyaknya kelompok

n = banyaknya responden

Dengan kriteria uji adalah tolak Ho jika Fhitung >

Ftabel dan demikian pula sebaliknya, jika Fhitung <

Ftabel maka Ha diterima dk pembilang = k dan dk

penyebut = (n-k-1) dengan taraf signifikansi α = 0,05.

b. Asumsi Klasik regresi Linier Berganda

1. Seperti halnya uji parametris lainnya, maka regresi

linear juga mempunyai syarat atau asumsi klasik yang

harus terpenuhi. Agar model prediksi yang dihasilkan

nantinya bersifat BLUE (Best Linear Unbiased

Estimation).

2. Asumsi klasik pada regresi linear berganda antara

lain: Data interval atau rasio, linearitas, normalitas,

non outlier, homoskedastisitas, non multikolinearitas

dan non autokorelasi.

a. Data Interval atau rasio

Skala data semua variable terutama variable terikat

adalah interval atau rasio. Asumsi ini tidak perlu

diuji, cukup memastikan bahwa data yang

digunakan adalah data interval atau rasio (numeric

atau kuantitatif).

b. Linearitas

Ada hubungan linear antara variable bebas dengan

Page 76: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

60

variable terikat. Asumsi linearitas diuji dengan uji

linearitas regresi, misalnya dengan kurva estimasi.

Dengan kurva estimasi kita bisa tentukan ada

hubungan linear atau tidak dengan melihat nilai p

value linearitas. Jika p value < 0,05 maka terdapat

hubungan yang linear antara predictor dan

response.

Page 77: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

61

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan

gambaran umum sekolah, deskripsi data, uji persyaratan instrumen,

analisis data, pengujian hipotesis, dan diakhiri dengan pembahasan.

Pembahasan secara rinci beberapa sub bab tersebut dikemukakan

sebagai berikut ini:

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Sistem Pendidikan Islam Terpadu

Pada penelitian ini riset dilakukan di empat belas Madrasah

yang berada di wilayah Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Ke-empat

belas sekolah ini merupakan Madrasah yang tergabung dalam

kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah Kebayoran Lama. Dari empat

belas Madrasah Ibtidaiyah tersebut, satu Madrasah Ibtidaiyah

merupakan Madrasah Negeri sedangkan tiga belas Madrasah

lainnya merupakan Madrasah Swasta yang dikelola oleh Yayasan

swasta. Keempat belas Madrasah ini tersebar di beberapa wilayah di

daerah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Salah satu Madrasah

Ibtidaiyah yang diteliti berada di daerah Tangerang Selatan, akan

tetapi karena Yayasan tersebut berada di bawah koordinasi Yayasan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, maka

Madrasah Ibtidaiyah tersebut masuk pada wilayah DKI Jakarta.

Tabel 4.1

Daftar Madrasah Ibtidaiyah se-KKMI Kebayoran Lama

No. Nama Madrasah Ibtidaiyah Jumlah Siswa

1 Madrasah Ibtidaiyah Negeri 01 684

2 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 02 1135

3 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 03 439

4 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 04 134

5 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 05 200

6 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 06 449

Page 78: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

62

7 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 07 111

8 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 08 83

9 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 09 198

10 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 10 157

11 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 11 128

12 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 12 299

13 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 13 244

14 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 14 141

Keempat belas Madrasah Ibtidaiyah ini merupakan Madrasah

Ibtidaiyah yang memiliki kurikulum yang mengacu pada kurikulum

yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama dan Kementerian

Pendidikan Nasional. Keempat belas Madrasah Ibtidaiyah ini

menerapkan sistem kurikulum yang sama, yakni kurikulum 2013.

Pada sekolah – sekolah tersebut, setiap mata pelajaran mempunyai

waktu tiga puluh lima menit untuk satu jam tatap muka. Rata – rata

perminggu Madrasah Ibtidaiyah menyelenggarakan empat puluh

enam jam tatap muka ditambah dengan tiga puluh menit

pelaksanaan Habitual Curriculum (HC) di awal waktu setiap

harinya. Habitual Curriculum yang dilaksanakan setiap pagi hari

dilaksanakan untuk menerapkan kegiatan penguatan karakter

keIslaman siswa, seperti kegiatan Tahfiz Qur’an dan Shalat Dhuha

berjama’ah.

2. Sistem Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah

Keempat belas Madrasah Ibtidaiyah yang di teliti oleh penulis

menyelenggarakan sistem Pendidikan terpadu (Integrated System).

Dengan penggunaan sistem Pendidikan tersebut maka Madrasah

Ibtidaiyah mengajarkan ilmu umum sejalan dengan ilmu agama

islam. Penanaman nilai – nilai keislaman dilakukan dan terintegrasi

dengan seluruh mata pelajaran maupun pada aktifitas harian siswa

sehingga nilai – nilai ajaran keislaman dapat terinternalisasi pada

diri masing – masing siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan

oleh penulis, ke empat belas Madrasah Ibtidaiyah tersebut

Page 79: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

63

mengaplikasikan kurikulum 2013 di sekolah masing – masing.

Berbeda dengan system Pendidikan Sekolah Dasar yang hanya

menerapkan mata pelajaran umum pada pembelajarannya,

Madrasah Ibtidaiyah menambahkan mata pelajaran keIslaman pada

pembelajarannya dengan tetap mengajarkan mata pelajaran umum di

Madrasahnya. Hal ini menyebabkan waktu yang digunakan untuk

belajar mengajar lebih lama dibandingkan dengan Sekolah Dasar

biasa yang hanya menggunakan kurikulum 2013. Pembelajaran di

sekolah berlangsung sejak hari Senin hingga Jum’at. Pada hari Senin

hingga Kamis, para siswa kelas 1 hingga kelas 3 bersekolah sejak

pukul 07.00 pagi hingga pukul 12.30 siang, sedangkan para siswa

kelas 4 hingga kelas 6 bersekolah sejak pukul 07.00 pagi hingga

pukul 15.30. Selain itu, pada hari Jum’at para siswa bersekolah sejak

pukul 07.00 pagi hingga pukul 11.00 siang.

Integrated system yang diterapkan di Madrasah membuat nilai

– nilai keIslaman mendasari semua aktifitas belajar mengajar yang

dilakukan di sekolah. Siswa dibekali dengan kemampuan ilmu

pengetahuan dan wawasan teknologi yang luas sekaligus membekali

siswa dengan keimanan dan ketakwaan yang mampu menjadikan

siswa pribadi – pribadi yang shaleh dan shalehah serta unggul pada

bidang keilmuan.

3. Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah

Madrasah Ibtidaiyah merupakan satuan Pendidikan yang

berusaha menyelaraskan ilmu umum dengan ilmu agama yang

terintegrasi untuk dapat membentuk pribadi-pribadi muslim yang

beriman dan bertakwa serta menguasai ilmu pengetahuan umum.

Otonomi Madrasah yang diberikan oleh pemerintah pusat melalui

Kementerian Pendidikan Nasional telah membuat Madrasah

berupaya semaksimal mungkin untuk dapat mengintegrasikan nilai-

nilai keIslaman pada mata pelajaran Umum.

Berdasarkan hasil dari observasi dan pengamatan yang

dilakukan oleh penulis, keempat belas Madrasah tersebut

menerapkan Kurikulum 2013 (K13) sesuai dengan arahan

pemerintah pusat. Mata pelajaran umum yang diajarkan meliputi

Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu

Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Jasmani

dan Kesehatan, dan SBDP (Seni Budaya dan Prakarya) serta Bahasa

Inggris dan Komputer sebagai Mata Pelajaran Muatan Lokal. Mata

Page 80: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

64

Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia serta IPA dan IPS

terangkum dalam satu mata pelajaran yang disebut dengan Tematik

Terpadu. Sedangkan mata pelajaran lain tetap berdiri sendiri. Selain

itu, mata pelajaran keIslaman yang di ajarkan antara lain Bahasa

Arab, Sejarah Kebudayaan Islam, Fikih, Alqur’an Hadits, Akidah

Akhlak dan Tahfiz.

4. Metodologi Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah

Kurikulum 2013 membuat aspek pengetuahuan bukanlah

aspek utama seperti yang disebutkan pada kurikulum – kurikulum

yang diberlakukan sebelumnya. Pada kurikulum ini, aspek baru

seperti aspek ketrampilan mulai diperkenalkan dan dijadikan salah

satu aspek yang penting untuk dimiliki oleh siswa. Aspek

keterampilan ini merupakan aspek yang penting pada kurikulum

2013 karena dengan aspek keterampilan, siswa dapat menyalurkan

pengetahuannya sehingga aspek pengetahuan tidak hanaya menjadi

teori semata. Aspek keterampilan memberikan penekanan pada skill

atau kemampuan dan keterampilan, contohnya antara lain

kemampuan untuk mengemukakan pendapat, kemampuan untuk

berdiskusi / bermusyawarah, kemampuan untuk menganalisa suatu

masalah, serta kemampuan untuk melakukan presentasi.

Madrasah Ibtidaiyah yang diteliti oleh penulis pada umumnya

berusaha untuk menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai

dengan Kurikulum 2013. Akan tetapi, metode ceramah dimana guru

menjadi sentral atau satu-satunya sumber pembelajaran masih

sering dilakukan pada keempat belas Madrasah tersebut. Akan

tetapi, beberapa Madrasah yang lebih besar seperti Madrasah

Ibtidaiyah Negeri 01 dan Madrasah Swasta 02 mempunyai SDM

yang rata – rata berusia lebih muda dan juga memiliki sarana

prasarana yang lebih mendukung guru untuk menggunakan metode

pembelajaran yang lebih menyenangkan dan bervariatif.

Berdasarkan pengamatan penulis, pembelajaran yang meng-

integrasikan aspek ketrampilan seperti metode berdiskusi, problem

based learning, project based learning, dan metode bermain peran

(role play method) sering kali dipraktekkan oleh para guru di kedua

sekolah tersebut.

Page 81: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

65

5. SDM Tenaga Kependidikan Madrasah Ibtidaiyah

Sumber Daya Manusia Tenaga Kependidikan terdiri dari para

guru, kepala sekolah, orang tua murid, serta dina kependidikan baik

daerah maupun pusat. Dari sekian banyak Sumber Daya Manusia

yang berperan dalam aktifitas belajar mengajar, maka para guru

memiliki peran yang paling signifikan pada keberhasilan aktifitas

belajar mengajar di kelas. Peran guru dalam keberhasilan belajar

dan mengajar khususnya di Madrasah sangatlah esensial.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis pada keempat belas

Madrasah tersebut, komponen SDM yang berperan besar terhadap

keberhasilan belajar mengajar tentu saja adalah para guru. Berikut

tabel jumlah guru di ke empat belas Madrasah Ibtidaiyah yang

diteliti oleh penulis:

Tabel 4.2

Daftar Jumlah Guru dan Guru Tersertifikasi

No. Nama Madrasah btidaiyah Jumlah

Guru

Jumlah Guru

Tersertifikasi

1 Madrasah Ibtidaiyah Negeri 01 48 31

2 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 02 91 69

3 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 03 19 10

4 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 04 10 4

5 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 05 11 6

6 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 06 20 16

7 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 07 11 8

8 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 08 8 8

9 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 09 11 4

10 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 10 12 5

11 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 11 8 3

12 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 12 19 10

13 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 13 12 10

14 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 14 12 7

TOTAL 292 191

Page 82: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

66

Berdasarkan tabel diatas kita bisa melihat peran nyata

pemerintah untuk mendukung Pendidikan Madrasah dengan

pemberian sertifikasi pada para SDM guru di Madrasah Ibtidaiyah

di lingkungan Kebayoran Lama. Hal ini dikarenakan berdasarkan

tabel, jumlah guru yang tersertifikasi pada setiap sekolah lebih dari

setengah jumlah guru yang mengajar di Madrasah Ibtidaiyah

tersebut.

Kuesioner sebanyak guru yang telah diidentifikasi disebarkan

di empat belas Madrasah Ibtidaiyah yang menjadi tempat penelitian

setelah peneliti mendapatkan izin untuk meneliti di Madrasah-

Madrasah tersebut. Dari guru tersertifikasi, sebanyak sembilan

puluh empat guru mengisi dan mengumpulkan kuesioner tersebut

kepada peneliti. Sehingga jumlah responden pada penelitian ini

adalah sembilan puluh empat orang guru.

6. Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah

Pada keempat belas Madrasah Ibtidaiyah yang diteliti oleh

penulis, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh para Madrasah ini

cukup baik. Mayoritas Madrasah ini telah mempunyai Gedung

sekolah yang memadai dan cukup layak pakai. Ruang kelas yang

cukup luas dimiliki oleh Madrasah-madrasah tersebut. Dukungan

pemerintah untuk pembangunan Gedung dimanfaatkan dengan baik

oleh para Madrasah-madrasah tersebut sehingga mereka tidak lagi

membebankan biaya pembangunan Gedung pada para orang tua

murid. Jumlah ruangan kelas juga cukup memadai untuk

menampung siswa yang dimiliki oleh masing-masing Madrasah.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, ruangan yang dimiliki

oleh masing – masing Madrasah sudah dilengkapi dengan

LCD/infocus. Dari keempat belas Madrasah tersebut, hanya dua

sekolah yaitu Madrasah Ibitidaiyah Negeri 01 dan Madrasah

Ibtidaiyah Swasta yang memiliki LCD di semua ruangan kelas

sedangkan di Madrasah lainnya LCD / Infocus hanya tersedia di

beberapa ruang kelas saja. Kedua Belas Madrasah Ibtidaiyah

tersebut menyebutkan bahwa mereka bergantian menggunakan

kelas yang dilengkapi LCD untuk digunakan dalam pembelajaran

di kelas. Selain itu, fasilitas koneksi internet seperti wifi juga

tersedia untuk digunakan untuk mendukung pembelajaran di semua

Madrasah yang diteliti dalam penelitian ini. Para guru menyebutkan

bahwa fasilitas koneksi internet banyak digunakan untuk mencari

Page 83: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

67

bahan pembelajaran tambahan seperti video, audio maupun

mengakses situs pembelajaran online seperti rumah belajar

kemendikbud, kelas pintar, ruangguru, zenius, quipper Video, Khan

Academi dan duolingo.

Perpustakaan yang mendukung aktivitas belajar mengajar

yang baik dimiliki oleh 2 Madrasah utama, yaitu Madrasah

Ibtidaiyah Negeri 01 dan Madrasah Ibtidaiyah Swasta 02. Selain

memiliki luas ruangan perpustakaan yang cukup baik, perpustakaan

di kedua Madrasah tersebut juga memiliki koleksi yang cukup

banyak sehingga dapat menstimulasi siswa siswi dan para guru

untuk dapat meningkatkan budaya literasi di sekolah. Akan tetapi,

pada kedua belas Madrasah Ibtidaiyah lainnya, mereka belum

memiliki perpustakaan dengan luas ruangan yang memadai dan juga

belum memiliki koleksi yang dapat mendukung pembelajaran baik

untuk siswa maupun untuk guru – gurunya.

Pembelajaran dilaksanaan tidak hanya indoor learning tapi

juga mendorong siswa dan guru untuk lebih banyak bereksperimen

di luar kelas (outdoor) dengan menyesuaikan materi yang sedang

disajikan oleh guru. Dengan begitu selalu menumbuhkan semangat

baru bagi minat belajar siswa.

B. Deskripsi Data

Setelah mengadakan penelitian dan penyebaran angket pada

guru Madrasah Ibtidaiyah se-KKMI Kebayoran Lama, diperoleh

data mengenai program sertifikasi guru, motivasi kerja guru, dan

kinerja guru.

Tabel 4.3 Descriptive Statistics

Variabel N Min Max Sum Mean Std.

Deviation Variance

Sertifikasi Guru (X1) 94 51 95 7227 76,88 8,736 76,319

Motivasi Kerja Guru (X2) 94 48 76 5885 62,61 5,977 35,725

Kinerja Guru (Y) 94 168 232 18291 194,59 21,424 458,977

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi variable

sertifikasi guru adalah 95 dan nilai terendah adalah 51. Sehingga

Page 84: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

68

jarak antara nilai tertinggi dan terendah adalah 44. Sedangkan pada

variable motivasi kerja guru, nilai tertingginya diperoleh 76 dan

terendah 48. Sehingga perbedaan diantara keduanya adalah 28.

Untuk kinerja guru didapatkan nilai tertinggi adalah 232 dan nilai

terendah adalah 168.

Berdasarkan hasil statistic deskriptif tersebut, dapat

dikategorisasikan masing-masing variabel yang terkait sertifikasi

guru, motivasi kerja guru, dan kinerja guru pada table berikut ini:

1. Sertifikasi Guru (X1)

Tabel 4.4

Hasil Kategori Pelaksanaan Pemberian Sertifikasi Guru

Kategori Interval Kelas Frekuensi Persentase (%)

Baik X ≥ 86 21 22,34

Cukup 68 ≤ X < 86 62 65,95

Kurang X < 68 11 11,71

Jumlah 94 100

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa skor tertinggi

berada pada kriteria cukup yakni 62 orang atau setara dengan

65,95%. Sedangkan untuk kategori lainnya seperti baik dan

kurang dapat dikatakan rendah yakni masing-masing 21

orang dan 11 orang dari total responden 94 orang. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa persepsi guru Madrasah Ibtidaiyah

se- KKMI Kebayoran Lama terhadap program sertifikasi guru

dikategorisasikan cukup.

2. Motivasi Kerja Guru

Tabel 4.5

Hasil Kategori Motivasi Kerja Guru

Kategori Interval Kelas Frekuensi Persentase (%)

Tinggi X ≥ 69 16 17,02

Cukup Tinggi 57 ≤ X < 69 49 52,12

Cukup X < 57 29 30,86

Jumlah 94 100

Page 85: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

69

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa 16 orang atau

setara dengan 17,02% guru memiliki motivasi kerja yang

tinggi sedangkan 49 setara dengan 52,12% guru memiliki

motivasi kerja yang cukup tinggi dan 29 orang memiliki

motivasi yang cukup. Sehingga secara keseluruhan, dapat

disimpulkan bahwa motivasi kerja guru Madrasah Ibtidaiyah

se-KKMI Kebayoran Lama dikategorikan cukup tinggi.

3. Kinerja Guru

Tabel 4.6

Hasil Kategori Kinerja Guru

Kategori Interval Kelas Frekuensi Persentase (%)

Baik X ≥ 216 24 25,53

Cukup 173 ≤ X < 216 61 64,89

Rendah X < 173 9 9,58

Jumlah 94 100

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa 24 orang atau

setara 25,53% guru memiliki motivasi kinerja yang baik.

Sedangkan 61 orang atau setara 82,5% guru memiliki

motivasi kinerja yang cukup. Dan sebanyak 9 orang guru atau

setara 9,58% memiliki motivasi kinerja yang rendah. Namun,

secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kinerja guru

Madrasah Ibtidaiyah se-KKMI Kebayoran Lama

dikategorikan cukup baik.

C. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk memperlihatkan bahwa

data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Untuk menguji normalitas data tersebut, dilakukan dengan uji

normalitas galat taksiran melalui uji Kolmogorov-smirnov.

Berdasarkan data yang telah di olah menggunakan IBM SPSS

Statistics Version 25, selanjutnya di uji normalitas datanya.

Data dianggap normal ketika taraf signifikannya mencapat

angka minimal 0,05. Hasil uji normalitas variabel sertifikasi

Page 86: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

70

guru (X1), motivasi kerja guru (X2), dan kinerja guru (Y),

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas Galat Taksiran

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Galat Taksiran

Y atas X1

Galat Taksiran

Y atas X2

Galat Taksiran

X1 atas X2

N

Mean Std.

Deviation

Absolute Positive

Negative

Test Statistic

Asymp. Sig. (2-

tailed)

94

,0000000

17,582

,093

,093

-,076

,093

,042c

94

,0000000

15,713

,133

,133

-,063

,133

,000c

94

,0000000

15,581

,106

,106

-,061

,106

,011c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data

c. Lilliefors Significance Correction

Hipotesis yang di uji adalah:

Ho : Distribusi populasi normal, jika probabilitas > 0,05, Ho

diterima

H1 : Distribusi populasi tidak normal, jika probabilitas ≤ 0,05,

H0 ditolak.

Dari output di atas, galat taksiran Y atas X1 diperoleh tes

statistic sebesar 0,093 dan pada baris Asymp. Sig. (2- tailed)

sebesar 0,042 atau dapat di tulis sebagai probabilitas (p-value)

= 0,042 > 0,05. Dengan demikian, H0 diterima atau data galat

taksiran Y atas X1 berasal dari populasi berdistribusi normal.

Sedangkan galat taskiran Y atas X2 diperoleh tes statistic

sebesar 0,113 dan pada baris Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar

Page 87: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

71

0,000 atau dapat ditulis sebagai nilai probabilitas (p-value) =

0,000 < 0,05. Dengan demikian, H0 ditolak atau data galat

taksiran Y atas X2 berasal dari populasi berdistribusi tidak

normal. Kemudian, untuk galat taksiran X1 atas X2 diperoleh

hasil tes statistic sebesar 0,106 dan pada baris Asymp. Sig. (2-

tailed) sebesar 0,011 atau dapat ditulis sebagai nilai

probabilitas (p-value) = 0,011 > 0,05. Dengan demikian, H0

diterima atau data galat taksiran X1 atas X2 berasal dari

populasi berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah

data berasal dari populasi yang homogeny atau tidak. Untuk

menguji homogenitas menggunakan model Explore atau model

Anova, hasil uji homogenitas dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.8

Hasil Uji Homogenitas

Variabel Levene

Statistic

df1 df2 Sig.

Sertifikasi Guru (X1) 1,626 21 61 ,072

Motivasi Kerja Guru (X2) 1,695 19 69 ,058

Hipotesis yang di uji adalah:

H0: Varians populasi adalah homogen, jika probabilitas > 0,05,

H0 diterima.

H1: Varians populasi adalah tidak homogen, jika probabilitas >

0,05, H0 ditolak.

Berdasarkan hasil olah data statistik di atas, terlihat bahwa

variabel sertifikasi guru dan motivasi kerja guru adalah

homogeny karena nilai kedua probabilitas (sig) > 0,05. Masing-

masing adalah 0,072 > 0,05 dan 0,058 > 0,05.

Page 88: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

72

D. Pengujian Hipotesis

a. Pengujian Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan bahwa “Sertifikasi Guru

berpengaruh positif terhadap kinerja Guru”. Untuk menguji

hipotesis pertama ini, menggunakan analisis regresi linier

sederhana. Dengan bantuan program IBM SPSS Statistics 25,

diperoleh rangkuman hasil analisis regresi linier sederhana

seperti pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.9

Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Sertifikasi Guru)

Variabel

Koef.

Regresi

(B)

t

hitung

Sig.t

Keterangan

Konstanta 86.866 5.350 .000

Sertifikasi Guru (X1) 1.401 6.677 .000 Signifikan

R Square 0.326

Sumber: Data primer diolah, 2020

Hasil analisis regresi linier sederhana seperti pada tabel 4.9,

dapat ditulis persamaan regresi yaitu sebagai berikut:

Y = 86.866 + 1.401X1

Nilai konstanta sebesar 86.866, hal ini berarti bahwa Kinerja

Guru akan sebesar 86.866 jika Sertifikasi Guru sama dengan nol.

Hal ini dapat dijelaskan bahwa Kinerja Guru akan menurun jika

tidak ada Sertifikasi Guru.

Variabel Sertifikasi Guru (X1) mempunyai pengaruh positif

terhadap Kinerja Guru dengan koefisien regresi sebesar 1.401

menunjukkan bahwa apabila Sertifikasi Guru meningkat 2

persen maka Kinerja Guru akan meningkat 1.401 persen dengan

asumsi variabel bebas yang lain konstan. Nilai signifikan (sig.)

sebesar 0.000, nilai ini lebih rendah dibandingkan dengan 0,05

maka pengaruh Sertifikasi Guru terhadap Kinerja Guru adalah

signifikan.

Page 89: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

73

Berdasarkan perhitungan IBM SPSS, nilai t hitung sebesar

6.677, sedangkan p value sebesar 0.000, sehingga p value 0.000

< 0,05, artinya ada pengaruh signifikan variabel Sertifikasi Guru

terhadap Kinerja Guru. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin

tinggi Sertifikasi Guru maka Kinerja Guru akan semakin baik,

begitu juga sebaliknya.

Koefisien determinasi Rr sebesar 0.326 atau 32,6% variasi

pada variabel dependen Kinerja Guru dapat dijelaskan oleh

variasi variabel independen Sertifikasi guru. Sedangkan sisanya,

67,4% dipengaruhi oleh variabel yang tidak dijelaskan dalam

model tersebut.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan

H1 diterima sehingga dapat dinyatakan bahwa“Sertifikasi Guru

berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru”.

b. Pengujian Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa “Motivasi Kerja Guru

berngearuh positif terhadap Kinerja Guru”. Untuk menguji

hipotesis kedua ini digunakan analisis regresi linier sederhana.

Dengan bantuan program IBM SPSS Statistics 25, diperoleh

rangkuman hasil analisis regresi linier sederhana seperti pada

tabel sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Motivasi

Kerja Guru)

Variabel Koef. Egresi (B) t hitung Sig.t Keterangan

Konstanta 42.053 2.440 .017

Motivasi Kerja Guru (X2) 2.436 8.899 .000 Signifikan

R Square 0.462

Sumber: Data primer diolah, 2020

Hasil analisis regresi linier sederhana seperti pada tabel 4.10

dapat ditulis persamaan regresi yaitu sebagai berikut:

Y = 42.053 + 2.436X2

Page 90: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

74

Nilai konstanta sebesar 42.053, hal ini berarti bahwa Kinerja

Guru akan sebesar 42.053 jika Motivasi Kerja Guru sama dengan

nol. Hal ini dapat dijelaskan bahwa Kinerja Guru akan menurun

jika tidak ada Motivasi Kerja Guru.

Variabel Motivasi Kerja Guru (X2) mempunyai pengaruh

positif terhadap Kinerja Guru, dengan koefisien regresi sebesar

2.436 menunjukkan bahwa apabila Motivasi Kerja Guru

meningkat 3 persen maka Kinerja Guru akan meningkat 2.436

persen dengan asumsi variabel yang lain konstan. Nilai signifikan

(sig.) sebesar 0,000, nilai ini lebih rendah dibandingkan dengan

0,05 maka pengaruh Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru

adalah signifikan.

Berdasarkan perhitungan IBM SPSS, nilai t hitung sebesar

8.899, sedangkan p value sebesar 0,000, sehingga p value <5%

(0,000<0,05) artinya ada pengaruh signifikan variabel Motivasi

Kerja Guru terhadap Kinerja Guru. Hasil ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi Motivasi Kerja Guru maka Kinerja Guru akan

semakin baik, begitu pula sebaliknya.

Koefisien determinasi R2 sebesar 0,462 yang berarti 46,2%

variasi pada variabel dependen Kinerja Guru dapat dijelaskan

oleh variasi variabel independen Motivasi Kerja Guru, sedangkan

53,8% dipengaruhi oleh variabel yang tidak dijelaskan dalam

model tersebut.

Dengan demikian pada hipotesis kedua dapat disimpulkan

bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, dengan kata lain dapat

dinyatakan bahwa “Motivasi Kerja Guru berpengaruh positif

terhadap Kinerja Guru”.

c. Pengujian Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa “Sertifikasi Guru dan

Motivasi Kerja Guru bersama-sama berpengaruh positif

terhadap Kinerja Guru”. Hasil pengujian terhadap model regresi

berganda terhadap variabel Sertifikasi guru (X1), Motivasi Kerja

Guru (X2), yang mempengaruhi Kinerja Guru dilihat dalam

tabel 4.11 berikut:

Page 91: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

75

Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel

Independen

Koefisien

Regresi

t

hitung Probabil itas SE SR

(Constant) 39.081 2.253

Sertifikasi Guru 0.351 1.247 0.216 8.1 17.2

Motivasi Kerja Guru 2.053 4.989 0.000 38.9 82.5

F hitung 40.521

R2 Square 0.471

Multiple R 0.686

Sig f 0.000

Sumber: Data hasil regresi, 2020

Pada penelitian ini digunakan model persamaan regresi linier

berganda sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2

Dengan memperhatikan model regresi dan hasil regresi linier

berganda, maka didapat persamaan faktor-faktor yang

mempengaruhi Kinerja Guru sebagai berikut:

Y = 39.081 + 0.351X1 + 2.053X2

Dari tabel 4.11 di atas didapat F hitung sebesar 40.521 dengan

taraf signifikansi 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa probabilias <

taraf signifikansi yang ditolerir (0.000<0.05), maka Ha diterima dan

menolak Ho. Ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif

signifikan Sertifikasi Guru dan Motivasi Kerja Guru secara

bersama-sama terhadap Kinerja Guru.

Kemudian untuk menunjukkan berapa persen pengaruh

Sertifikasi Guru dan Motivasi Guru secara bersama-sama terhadap

Kinerja guru digunakan koefisien determinasi. Dari tabel 4.11 di atas

dapat diketahui koefisien determinasi (R2 Square) sebesar 0.471

yang berarti 47,1% variasi Kinerja Guru dapat dijelaskan oleh ketiga

variabel bebas yang terdiri dari Sertifikasi Guru dan Motivasi Kerja

Guru, sedangkan sisanya 52.9% variasi Kinerja Guru dipengaruhi

oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

Page 92: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

76

Dengan demikian pada hipotesis ketiga dapat disimpulkan bahwa

H0 ditolak dan H1 diterima, dengan kata lain dapat dinyatakan

bahwa “Sertifikasi Guru dan Motivasi Kerja Guru bersama-sama

berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru”.

Pada tabel 4.11 menunjukkan besarnya variabel Sertifikasi Guru

sebesar 8.1%. Artinya bahwa besarnya kontribusi variabel Sertifikasi

Guru terhadap Kinerja Guru sebesar 8.1% dan besarnya sumbangan

relatif sebesar 17.2%.

Pada tabel 4.11 menunjukkan besarnya variabel Motivasi Kerja

Guru sangat besar yaitu 38.9%. Artinya bahwa besarnya kontribusi

variabel Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru sebesar 38.9%

dan besarnya sumbangan relatif sebesar 82.5%.

Dalam hal ini berarti variabel Motivasi Kerja Guru lebih dominan

dan berpengaruh terhadap Kinerja Guru. Berdasarkan tabel diatas

tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara bersama- sama variabel

Sertifikasi Guru dan Motivasi Kerja Guru bersama-sama

memberikan sumbangan efektif 41.7% terhadap Kinerja Guru dan

52.9% diberikan oleh variabel-variabel lain yang tidak dibahas

dalam penelitian ini.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sertifikasi

guru dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru di Madrasah

Ibtidaiyah se-KKMI Kebayoran Lama. Berikut ini adalah

pembahasan dari hasil pengujian dalam penelitian ini:

1. Pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru

Hasil penelitian mendukung hipotesis pertama bahwa

variabel Sertifikasi Guru (X1) berpengaruh positif secara

parsial terhadap Kinerja Guru. Hal ini ditunjukkan oleh nilai

koefisien regresi X1 sebesar 1.401 menyatakan bahwa setiap

kenaikan Sertifikasi Guru sebesar 2 persen akan meningkatkan

Kinerja Guru sebesar 1.401 persen. Nilai probabilitas yang lebih

kecil dari 5% yaitu 0.000 < 0.05 mengindikasikan bahwa

Sertifikasi Guru berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru.

Menurut Hartijasti (2002) pada Budiman (2018)

menyatakan bahwa kinerja guru yang tinggi diyakinin mampu

Page 93: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

77

mempengaruhi munculnya semangat dalam diri guru untuk

selalu memperbaiki cara kerjanya. Kemudian, Dewanto (2016)

mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi guru

adalah sertifikasi guru. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian

Nurbaiti (2015) yang menyatakan bahwa adanya hubungan

siginifikan (r = 0,362) antara sertifikasi dengan kinerja guru.

Pada hasil penelitian Jakparudin (2018) juga menyatakan

bahwa 47% dari jumlah guru yang menerima sertifikasi

memiliki kinerja yang rendah dan yang semula hany 19% dari

jumlah guru yang telah di sertifikasi menunjukkan kinerja yang

rendah.

2. Pengaruh Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru

Hasil penelitian mendukung hipotesis kedua bahwa

variabel Motivasi Kerja Guru (X2) berpengaruh positif secara

parsial terhadap Kinerja Guru. Hal ini ditunjukkan oleh nilai

koefisien regresi X2 sebesar 2.436 menyatakan bahwa setiap

kenaikan Sertifikasi Guru sebesar 3 persen akan meningkatkan

Kinerja Guru sebesar 2.436 persen. Nilai probabilitas yang

lebih kecil dari 5% yaitu 0.000 < 0.05 mengindikasikan bahwa

Motivasi Kerja Guru berpengaruh positif terhadap Kinerja

Guru.

Uno dan Lamatenggo (2016: 77) mengatakan bahwa

lingkungan kerja guru memiliki peranan yang begitu penting,

karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi guru dalam

melaksanakan tugas, kondisi dan hasil kerjanya. Sehingga

sangat memungkinan bahwa variabel- variabel tersebut dapat

mempengaruhi kinerja guru. Guru bekerja dengan kinerja yang

baik bukan disebabkan faktor-faktor disekolah, seperti gaji,

jaminan kesehatan, dan keselamatan kerja tetapi lebih didorong

rasa bangga dapat bekerja di suatu sekolah.

Hal ini terlihat dari indikator dan butir pertanyaan dalam

instrument yang diisi oleh guru. Adapun indikator- indikator

tersebut adalah:

a. Keinginan untuk berprestasi

Indikator ini menjelaskan bahwa seorang guru memiliki

motivasi dalam dirinya untuk berprestasi atau lebih unggul

dari guru lainnya. Lebih unggul dalam hal ini adalah

Page 94: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

78

bersifat positif yang berusaha menjalankan tugasnya secara

profesional. Sebagaimana pendapat Hikmat (2009: 272)

yang mengatakan bahwa salah satu tujuan dari motivasi

adalah mempertahankan prestasi kerja dan bersaing secara

sportif. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam melakukan

suatu pekerjaan boleh lebih unggul dari guru yang lain,

tetapi harus bersaing secara sportif dan tidak mengganggu

hubungan kerja antar guru.

Dari analisis butir-butir pertanyaan instrumen, terlihat

bahwa guru-guru Madrasah Ibtidaiyah se- KKMI

Kebayoran Lama melakukan tugas-tugas yang bersifat

kompetitif, berusaha melebihi guru-guru yang lain yang

dapat membangkitkan motivasi guru lain untuk bekerja

secara profesional. Selain itu, peran program pemilihan

guru teladan juga berdampak pada keinginan guru untuk

berprestasi. Pemilihan guru teladan ini tidak memberikan

penghargaan dalam bentuk uang, namun non-keuangan

seperti hanya penobatan dan ucapan selamat langsung dari

kepala sekolah. Hal ini dilakukan agar memotivasi

bawahan bukan dihari itu saja namun akan diingat untuk

jangka panjang.

Dalam meningkatkan prestasinya, seorang guru dapat

menjadi contoh bagi guru lain dengan mengerjakan tugas

tambahan dari kepala sekolah untuk mencapai prestasi

yang tinggi. Dimana dalam praktiknya, guru selalu

berusaha mengembangkan metode pengajaran yang sesuai

dengan materi yang diajarkan.

b. Perasaan mencintai pekerjaan itu sendiri

Indikator ini menjelaskan bahwa pekerjaan yang

digeluti oleh guru adalah pekerjaan yang sesuai dengan

keahlian atau hobi yang membuatnya menyenangi profesi

guru. Sehingga timbul motivasi kerja dalam dirinya.

Indikator ini merupakan motivasi intrinsic yang timbul dan

sudah ada dalam diri seseorang.

Dari butir-butir pertanyaan yang ada dalam instrument

menunjukkan bahwa guru-guru Madrasah Ibtidaiyah se-

KKMI Kebayoran Lama menyenangi atau mencintai

profesinya. Guru bangga dengan pekerjaannya dan selalu

berusaha hadir ditempat kerja dengan tepat waktu. Ini

Page 95: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

79

merupakan sebuah aturan yang dapat menciptakan tata

tertib guru dalam melakukan pekerjaan.

c. Fasilitas pekerjaan

Indikator ini menjelaskan bahwa guru akan termotivasi

dalam melaksanakan tugasnya jika didukung dengan

fasilitas atau tempat kerja yang baik. Dan ini merupakan

motivasi ekstrinsik yang berasal dari luar guru.

Berdasarkan hasil dari butir-butir pertanyaan dalam

instrumen yang diisi oleh guru, hasilnya menunjukkan

bahwa fasilitas kerja di Madrasah Ibtidaiyah se-KKMI

Kebayoran Lama dapat mendorong semangat kerja guru,

temuan ini hampir sama dengan pendapat dari Simarmata

(2014: 654-831) yang mengatakan bahwa salah satu

peningkatan motivasi kerja guru adalah memberikan

fasilitas, seperti ruang kerja yang nyaman. Agar termotivasi

dan produktivitas kerja guru dapat meningkat maka salah

satu syaratnya adalah tersedianya suasana dan ruangan

kerja yang nyaman.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas

pekerjaan dapat meningkatkan motivasi kerja guru dan

kreatifitas guru, jika guru memiliki pengetahuan untuk

memanfaatkan fasilitas tersebut.

d. Hubungan harmonis antara sesama rekan kerja

Indikator ini menjelaskan interaksi atau komunikasi

yang baik antara guru dengan guru lain maupun guru

dengan kepala sekolah. Interaksi ini mempunyai tujuan

yaitu menciptakan kemudahan serta kelancaran

pelaksanaan tugas pekerjaan setiap guru dan timbulnya

semangat saling membantu.

Hal yang perlu diperhatikan adalah komunikasi antara

sesama rekan kerja, karena jika komunikasi yang dilakukan

tidak sesuai dengan adab atau tatakrama, maka akan

menimbulkan kesenjangan antara rekan kerja. Oleh karena

itu, harus diperhatikan cara komunikasi yang baik. Menurut

Muslikhah Dwihartanti (2004: 6), komunikasi akan

berjalan dengan efektif manakala ada beberapa aturan dan

kaidah yang diikuti, yaitu: (1) Komunikator menghargai

setiap individu, orang maupun kelompok yang dijadikan

sasaran komunikasi, (2) Komunikator harus mampu

Page 96: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

80

menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi

orang lain, (3) Pesan diterima oleh penerima pesan dan

dapat didengarkan dengan baik, (4) Kejelasan pesan

sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi, dan (5)

Berkaitan dengan sikap rendah hati dan mau mendengarkan

orang lain.

e. Kompensasi dalam bekerja

Indikator ini menjelaskan tentang semua imbalan atau

pendapatan yang diterima oleh guru karena pekerjaannya,

termasuk di dalamnya adalah gaji. Menurut Sagita Sukma

Haryani, Djamhur Hamid, dan Heru Susilo (2015),

kompensasi dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu

kompetensi finansial dan non-finansial. Kompetensi

finansial adalah imbalan yang diberikan kepada karyawan

dalam bentuk uang kartal (gaji/upah). Sedangkan

kompetensi non- finansial adalah imbalan dalam bentuk

fasilitasfasilitas yang diberikan oleh perusahaan berupa

pelatihan dan penghargaan atas kinerjanya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi dalam hal

ini berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian

prestasi, pekerjaan itu sendiri, tempat kerja yang nyaman,

suasana kerja yang mendukung dan gaji yang besar.

Apabila guru memiliki yang tinggi, maka guru akan

memberikan terbaik demi kemajuan organisasinya. Dengan

demikian, aspek motivasi kerja seseorang akan

berpengaruh terhadap kinerjanya.

3. Pengaruh Sertifikasi Guru dan Motivasi Kerja Guru

terhadap Kinerja Guru

Hasil penelitian mendukung hipotesis ketiga bahwa

variabel Sertifikasi Guru dan Motivasi Kerja Guru berpengaruh

positif secara bersama-sama terhadap Kinerja Guru. Hal ini

ditunjukkan oleh nilai F hitung sebesar 40.521 dan p value

sebesar 0.000.

Menurut Robbins (2003), kapasitas kerja seseorang sangat

dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya adalah: (1) mentality

challenging work, (2) equitable rewards, (3) supportive

working conditions, dan (4) supportive mileagues. Kinerja Guru

Page 97: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

81

pada dasarnya merupakan kinerja atau unjuk kerja yang

dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai

pendidik. Kinerja guru sangat menentukan kualitas hasil

pendidikan, karena guru merupakan fihak yang paling banyak

bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses

pendidikan/pembelajaran di lembaga pendidikan Sekolah.

Implementasi program sertifikasi guru diarahkan pada

peningkatan kinerja guru sehingga dapat mencapai hasil

pembelajaran peserta didiknya secara optimal. Dalam

peningkatan kinerja guru, program sertifikasi guru memberikan

potensi kepada guru untuk selalu bermotivasi bekerja secara

professional. Oleh karena itu, dari uraian dan hasil analisis di

atas, dapat disimpulkan bahwa sertifikasi guru dalam

meningkatkan kinerja guru dapat dipengaruhi oleh faktor lain,

yaitu motivasi kerja guru itu sendiri baik internal maupun

eksternal.

Page 98: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

82

Page 99: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil peneltian dan pembahasan mengenai

Pengaruh Sertifikasi Guru dan Motivasi Kerja Guru terhadap

Kinerja Guru di Madrasah Ibtidaiyah se-KKMI Kebayoran Lama,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sertifikasi guru berpengaruh positif secara parsial terhadap

Kinerja Guru. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi X1

sebesar 1.401 menyatakan bahwa setiap kenaikan Sertifikasi

Guru sebesar 2 persen akan meningkatkan Kinerja Guru sebesar

1.401 persen. Nilai probabilitas yang lebih kecil dari 5% yaitu

0.000 < 0.05 mengindikasikan bahwa Sertifikasi Guru

berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru.

2. Motivasi Kerja Guru secara parsial berpengaruh positif secara

parsial terhadap Kinerja Guru. Hal ini ditunjukkan oleh nilai

koefisien regresi X2 sebesar 2.436 menyatakan bahwa setiap

kenaikan Sertifikasi Guru sebesar 3 satuan akan meningkatkan

Kinerja Guru sebesar 2.436 satuan. Nilai probabilitas yang lebih

kecil dari 5% yaitu 0.000 < 0.05 mengindikasikan bahwa

Motivasi Kerja Guru berpengaruh positif terhadap Kinerja

Guru.

3. Sertifikasi Guru dan Motivasi Kerja Guru berpengaruh positif

secara bersama-sama terhadap Kinerja Guru. Hal ini

ditunjukkan oleh nilai F hitung sebesar 40.521 dan p value

sebesar 0.000. Implementasi program sertifikasi guru diarahkan

pada peningkatan kinerja guru sehingga dapat mencapai hasil

pembelajaran peserta didiknya secara optimal. Dalam

peningkatan kinerja guru, program sertifikasi guru memberikan

potensi kepada guru untuk selalu termotivasi untuk bekerja

secara professional. Oleh karena itu, dari uraian dan hasil

analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa sertifikasi guru dalam

meningkatkan kinerja guru dapat dipengaruhi oleh faktor lain,

yaitu motivasi kerja guru itu sendiri baik internal maupun

eksternal.

Page 100: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

84

B. Implikasi

Berdasarkan paparan pada penelitian ini, dapat diambil

kesimpulan, baik secara parsial maupun simultan, bahwa program

sertifikasi dan motivasi kerja guru sebagai variable yang diteliti

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable kinerja guru.

Hal ini menunjukan, bahwa untuk peningkatan kinerja guru dapat

dilakukan dengan meningkatkan efektifitas program sertifikasi dan

meningkatkan motivasi kerja guru.

1. Upaya Peningkatan Kinerja Guru

Peningkatan kinerja guru mempunyai kedudukan yang

terpenting dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang

nantinya akan berefek kepada mutu lulusan dan akan berpengaruh

terhadap pencapaian tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu

pemerintah harus terus mengupayakan berbagai hal untuk

mendongkrak dan meningkatkan kompetensi guru agar guru

memiliki kinerja yang baik. Berikut beberapa hal yang dapat

dilakukan:

1. Memberikan kesempatan bagi para guru untuk dapat

mengikuti pelatihan strategi dan metode pembelajaran yang

baik dan sesuai dengan perkembangan zaman.

2. Memberikan dukungan untuk dapat meningkatkan

pengetahuan mengenai pengaplikasian kurikulum yang

berlaku dengan menyelenggarakan kegiatan workshop

maupun seminar di sekolah nya maupun di lingkungan kluster

sekolahnya seperti di KKMI (Kelompok Kerja Madrasah).

3. Memberikan kesempatan bagi para guru untuk mengikuti

pelatihan maupun workshop peningkatan kinerja di tempat

lain jika sekolah tidak mampu mengadakan pelatihan tersebut

secara mandiri.

4. Memberikan peluang untuk menempuh pendidikan yang lebih

tinggi

5. Mewajibkan kepada guru menempuh pendidikan minimal

strata satu

Page 101: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

85

2. Upaya Peningkatan program Sertifikasi Guru

Sertifikasi guru merupakan hal yang sangat menunjang dalam

peningkatan kinerja guru. Hal ini diperlihatkan melalui penelitian

ini, dimana kontribusi sertifikasi guru bersama – sama dengan

motivasi guru mempengaruhi kinerja guru sebesar 47,1%. Besarnya

kontribusi mengindikasikan pentingnya sertifikasi guru bagi kinerja

guru.

Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

program sertifikasi guru:

1. Memberikan kelayakan bagi Guru yang bersertifikasi untuk

mendapatkan kelayakan dalam dalam melaksanakan tugas.

2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab pada guru bersertifikasi

dalam melakukan suatu perubahan dan menyesuaikan dengan

perubahan yang terjadi.

3. Menumbuhkan sikap kemandirian pada guru yang

bersertifikasi untuk memiliki sikap kemandirian dalam

menjalankan tugas-tugas yang dijalankannya.

4. Menciptakan proses pemberian sertifikasi yang berkala, tepat

waktu, tepat sasaran dan sesuai dengan kriteria guru yang

bersangkutan.

3. Upaya peningkatan motivasi kerja guru kearah yang lebih

baik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja guru

dengan kinerja guru memiliki hubungan positif. Beberapa hal

berikut disinyalir dapat meningkatkan motivasi guru yang kemudian

dapat berimplikasi pada peningkatan kinerja, antara lain:

1. Memotivasi diri dengan meningkatkan minat untuk belajar,

meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan

mendorong diri melalui berbagai kegiatan yang formal

maupun informal. Diharapkan dengan kemampuan

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dapat

mendorong guru untuk bersemangat tinggi dalam melakukan

aktivitas kerjanya.

2. Guru bisa menerima saran dan kritik yang muncul dari semua

pihak, baik berasal dari lingkungan internal sekolah maupun

lingkungan eksternal sekolah.

Page 102: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

86

3. Perbaikan kesejahteraan dengan pemberian kompensasi

merupakan hal penting untuk memenuhi kebutuhan tenaga

pendidik dan kependidikan kompensasi pada motivasi kerja

mereka.

C. Saran

Berdasarkan pada hasil dan implikasi penelitian ini, maka akhir

uraian ini dikemukakan sebagai berikut:

1. Bagi Dinas Pendidikan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel sertifikasi

guru dan motivasi kerja guru memiliki peranan yang signifikan

dalam meningkatkan kinerja guru. Hasil penelitian ini

membuktikan bahwa pemberian sertifikasi yang berkala dan

tepat waktu sangatlah diharapkan oleh para guru. Pemberian

sertifikasi akan meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan

rasa percaya diri para guru untuk dapat melakukan yang terbaik

dalam proses belajar dan mengajar di ruang kelas. Peningkatan

kinerja sangat mungkin meningkatkan mutu lulusan yang

dihasilkan oleh sekolah, sehingga negara akan mendapatkan

generasi yang berkualitas di masa yang akan dating. Selain

memberikan sertifikasi, Dinas Pendidikan juga dapat

memberikan motivasi kepada guru dengan jalan antara lain

memberikan penghargaan kepada guru yang menunjukkan

kinerjanya dengan baik. Pelaksanaan seminar, workshop dan

pelatihan yang dapat meningkatkan skill mengajar guru juga

harus dilakukan secara berkala agar motivasi guru terjaga dan

kinerja guru dapat meningkat.

2. Bagi Sekolah

Sekolah adalah lingkungan terdekat guru yang dapat

melakukan banyak hal untuk dapat meningkatkan kinerja guru.

Pemberian reward kepada guru sesuai dengan hasil kerja yang

mereka lakukan dapat dilakukan agar guru lebih merasa dihargai

oleh lingkungan terdekatnya. Pembuatan kelompok kerja guru di

sekolah juga bisa dilakukan agar guru tidak merasa sendirian dan

mendapatkan dukungan untuk menghadapi masalah dalam

proses pengajaran yang dihadapi meskipun sudah dianggap

sebagai guru yang professional karena telah mendapatkan

sertifikasi pendidik. Lingkungan yang supportive akan dapat

Page 103: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

87

meningkatkan motivasi guru untuk dapat melakukan yang

terbaik dalam bekerja.

Sekolah sebagai lingkungan terdekat guru, harus

mengupayakan adanya kesadaran bahwa program sertifikasi

diberikan agar guru mendapatkan kehidupan yang lebih

sejahtera dan dengan kesejahteraan individu guru tersebut, para

guru dapat memfokuskan dirinya agar dapat mempunyai

kompetensi yang lebih baik untuk dapat meningkatkan kinerja

nya dan memberikan performa terbaik dalam pengajaran yang

diberikan kepada para siswanya.

3. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat membawa

kesadaran bagi para guru bahwa negara dan pemerintah sangat

berharap bahwa para guru di Indonesia dapat meningkat

kesejahteraannya dimana kesejahteraan para guru akan dapat

memberikan focus dan perhatian pada usaha peningkatan

kompetensi guru tersebut yang pada akhirnya akan dapat

meningkatkan kinerja guru yang telah tersertifikasi. Para guru

diharapkan menyadari bahwa faktor sertifikasi dan motivasi

bekerja akan dapat meningkatkan kinerjanya sehingga guru

dapat berusaha meningkatkan motivasi dari dalam dirinya atau

motivasi intrinsic agar dapat terus melaksanakan kinerja dengan

baik. Guru harus terus memotivasi dirinya agar tidak malas untuk

meningkatkan kompetensi diri dan meningkatkanpengetahuan

yang mendukung kemampuan mengajar yang sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Bagi Peneliti.

Penelitian ini memberikan informasi bagi penulis sendiri dan

para peneliti lainnya bahwa variable pemberian sertifikasi dan

motivasi bekerja dapat mempengaruhi kinerja guru. Sesuai

dengan hasil penghitungan bahwa besar pengaruh variable

tersebut hamper separuh dari faktor yang mempengaruhi kinerja

guru di sekolah. Hal ini memberikan sinyal bagi peneliti lain

bahwa ada faktor – faktor lain yang juga memberikan pengaruh

pada kinerja guru di sekolah, sehingga membuka peluang bagi

peneliti lain untuk melakukan penelitian yang melibatkan lebih

banyak variable dan melibatkan jumlah responden yang lebih

luas.

Page 104: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

88

Page 105: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

89

DAFTAR PUSTAKA

Alice Tjandralila Rahardja. 2004. Hubungan Antara Komunikasi Antar

Pribadi Guru dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru

SMUK BPK Penabur Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Khairul. dkk. 2015. Pengaruh Sertifikasi Kinerja Guru terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri 2 Banda Aceh,

Jurnal Administrasi Pendidikan, Vol. 3, No. 2.

Boyd, Donald. & Goldhaber, Daniel 2007. The Effect of Certification

and Preparation on Teacher Quality.

Http://futureofchidren.org/futureofchildren/publications/docs/17_

01_03.pdf. Diakses Tanggal 14 Januari 2019

Doksetjen, Anggaran Pendidikan Dalam APBN, diunduh dari

http://www.dpr.go.id/doksetjen/dokumen/apbn_Anggaran_Pe

ndidikan_dalam_APBN_20130130135708.pdf diakses

tanggal 11 januari 2020

Dwihartanti, Muslikhah. Komunikasi yang Efektif. “Penyuluhan tentang

Komunikasi yang Efektif bagi Guru TK di Kecamatan Panjatan”

Disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

Tahun 2004

Fasli, J. 2007. Sertifikasi Guru untuk Mewujudkan Pendidikan yang

Bermutu. Surabaya: Kencana.

Fuad, Nurhattati. 2017. Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan

Kinerja Guru PAI di SMP dan MTS, Jurnal Manajemen

Pendidikan

Gulo, W. MetodePenelitian, hal. 187. Diakses dari

https://books.google.co.id/books?isbn=9796956454 Global

Education Monitoring (2016)

Hardianto. 2018. Optimalisasi Kepuasan Kerja Guru, Jurnal Manajemen

Pendidikan, Vol. 5, No. 2, hal.1.

Page 106: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

90

Haryani, Sukma., dkk. 2015. Pengaruh Kompensasi Terhadap Motivasi

Kerja dan Kinerja (Studi pada Karyawan PT. Telekomunikasi

Indonesia, TBK Malang, Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 25, No.

1.

Hapnita, Widia dkk. 2018. Faktor Internal dan Eksternal yang Dominan

Mempengaruhi Hasil Belajar Menggambar dengan Perangkat

Lunak Siswa Kelas XI Teknik Gambar Bangunan SMKN 1 Padang

Tahun 2016/2017. Cived Jurusan Teknik Sipil, Vol. 5, No. 1.

Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi

Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hikmat, Manajemen Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2009. Husna,

Asmaul. 2017. Metodologi Penelitian dan Statistik. Badan

Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Kesehatan Edisi Tahun 2017

Hussain Mehwish, 2012, Descriptive Statistics – presenting your results

dari

https://www.researchgate.net/publication/228094603_Descri

ptive_statistics_-_presenting_your_results_I diakses pada 10

desember 2019

Indrasari, Meithiana. Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan. Sidoarjo:

Indomedia Pustaka, 2017.

Invancevich, JM (2006). Management Quality and Competitiveness.

Chicago: Richard D. Irwin.

Isjoni, Menuju Masyarakat Belajar: Pendidikan dalam Arus Perubahan,

(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009)

Istiarini & Sukanti. 2012. Pengaruh Sertifikasi Guru dan Motivasi Kerja

Guru Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 1 Sentolo Kabupaten

Kulon Progo. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia.

Jason, Leonard A., & Glenwick, David S, 2016 “Handbook of

Methodological Approaches to Community-Based Research”,

Oxford: Oxford University Press

Page 107: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

91

Koswara, Rasto. 2016, Kompetensi dan kinerja guru berdasarakan

sertifikasi profesi, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran,

Vol. 1 No. 1

Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pembelajaran (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru.

Jakarta: Rajawali Pers.

Lokadata, Rapor guru dalam hasil uji kompetensi,

https://lokadata.id/artikel/rapor-guru-dalam-hasil-uji- kompetensi

diakses pada 23 April 2020.

Madjid, Abd.. Pengembangan Kinerja Guru Melalui Kompetensi,

Komitmen, dan Motivasi Kerja. (Yogyakarta: Penerbit Samudra

Biru), 2016

Manizar, Elly. 2015. Peran Guru sebagai Motivator Dalam Belajar,

Tadrib, Vol. 2 No. 2.

Mangkunegara, P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mary, Aacha. 2010. Motivation and The Performance of Primary School

Teachers in Uganda.

Http://new.mark.ac.ug/documents/Makfiles/theses/ Aacha_

Mary.pdf. Diakses Tanggal 13 Januari 2019.

Maura, Aisya. Fakra Kualitas Guru di Indonesia yang Perlu Anda

Ketahui, diunduh dari https://blog.ruangguru.com/fakta- kualitas-

guru-di-indonesia-yang-perlu-anda-ketahui diakses tanggal 11

januari 2020

Melati, K. Fatiah, 2013. Pengaruh Sertifikasi Guru dan Motivasi Kerja

Guru terhadap Kinerja Guru SMAN 5 Surakarta, Jurnal

Pendidikan Ekonomi UNS, Vol. 2, No. 1.

Misbahudin, I. H. 2014. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.

Jakarta: Bumi Aksara

Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung:

PT.Remaja Rosda Karya.

Page 108: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

92

Musfah, Jejen, Dr., M.A., 2016. Tips Menulis Karya Ilmiah, Makalah,

Penelitian, Skripsi, Tesis & Disertasi. Jakarta: Kencana.

Musfiqon. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prestasi

Pustakaraya.

Payong, Marselus R, Sertifikasi Profesi guru, Jakarta: PT Indeks, 2011

Riyadi, Slamet dan Aria M. 2017. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap

Kinerja Guru Radhatul Atfal di Kota Pekalongan. Jurnal Litbang

Kota Pekalongan, Vol. 13.

Robandi, Babang. 2008.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEDAGOGIK/196108

141986031-

BABANG_ROBANDI/sergur_baleendah_Bbabang.pdf. Diakses

Tanggal 5 Januari 2020

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan

Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo.

Sahrodji, A .2017. Daftar Negara ASEAN Dengan Peringkat Pendidikan

Tertinggi. Di unduh dari

https://news.okezone.com/read/2017/11/24/18/1820178/dafta r-

negara-asean-dengan-peringkat-pendidikan-tertinggi) diakses

tanggal 14 Januari 2019

Saleh, Taufik Yopa. Sertifikasi untuk Meningkatkan Profesionalisme

Guru. Jurnal Naturalistic. Vol. 1 No. 1, 2016.

Simarmara, Risda Herawati, “Upaya Peningkatan Motivasi Kerja Guru

Sekolah Dasar”. Jurnal Administrasi Pendidikan, Vol. 2, No. 1,

Juni 2014.

Siswanto, 2008. Program Sertifikasi Guru (Antara Tuntutan

Kesejahteraan dan Kualitas), Tadris, Vol. 3, No. 2, Sparks, Karin.

2004.

Sudarnoto, Laura F.N. 2016. Faktor-Faktor Determinan pada Motivasi

Kerja Guru Sekolah Dasar, Jurnal Sekolah Dasar, Vol. 23, No. 2.

Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005)

Page 109: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

93

Sudjanto, B. 2009. Cara Efektif Menuju Sertifikasi Guru. Jakarta: RAS.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sunarso dan Sumadi, 2007. Analisis Faktor yang Berpengaruh terhadap

Kinerja Guru Sekolah. Jurnal Manajemen Sumber daya Manusia,

Vol. 2, No. 1.

Supangat, Andi, 2008. Statistik: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan

Non Parameter.Jakarta: Kencana.

Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Supriadi,

Dedi. Mengangkat Citra dan Martabat Guru, (Yogyakarta: Adicita

Karya Nusa, 1998)

The Effect of Teacher Certification on Student Achievement.

https://core.ac.uk/download/pdf/4269360.pdf. Diakses Tanggal 13

Januari 2019.

Uno, Hamzah B dan Nina Lamatenggo, Tugas Guru dalam

Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Wawan, Ruth. 2016. Pengaruh Motivasi Kerja Guru dan Gaya

Kepemimpinan Kepsek terhadap Kinerja Guru SD Biak Numfor,

Papus. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 4 (2).

Wibowo. 2008. Manajemen Kinerja. Jakarta : Raja Grafindo Pustaka.

Wibowo.2014. Manajemen Kinerja. Jakarta : Rajawali Pers.

Widyoko, P.E.S. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. Grasindo, 1991)

Wuryanti, 2014. Dampak Tunjangan Profesi (Sertifikasi Guru)

Dalam Optimalisasi Kinerja Kepala Sekolah Dasar Kecamatan

Samarinda Ulu, Jurnal Paradiqma, Vol. 3 No. 2.

Zubair, Ahmad. 2017. Manajemen Peningkatan Kinerja Guru, Manajer

Pendidikan, Vol. 11, No. 4.

Page 110: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

94

Zulkifli, Moh. dkk. 2014. Motivasi, Sertifikasi, Kesejahteraan dan

Kinerja Guru. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, Vol. 3, No. 2

https://en.unesco.org/gem-report/report/2017/accountability- education

https://ejournal.upi.edu/index.php/JAPSPs/article/view/6179 diakses

pada 05 januari 2020 jam 10.18

https://www.dosenpendidikan.co.id/sertifikasi-guru/ diakses pada Senin,

18 Mei 2020 pukul 9.33

Page 111: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

95

Lampiran 1

KUESIONER

DAMPAK PROGRAM SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI

MENGAJAR TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH SE KKMI KEBAYORAN LAMA

A. Identitas

Nama Sekolah: ………………………………

Jenis Kelamin: ………………………………

B. Petunjuk Pengisian

Kami mohon Bapak/Ibu membaca kuesioner ini dengan seksama

sebelum menjawabnya. Kuesioner ini merupakan pernyataan yang

dilengkapi dengan empat pilihan jawaban. Bapak/Ibu diminta untuk

memilih satu pernyataan SESUAI kegiatan yang Bapak/Ibu lakukan

selama ini. Kuesioner ini bersifat rahasia. Semua responden yang

memberi respon akan dijamin kerahasiaannya. Data yang

dikumpulkan tidak akan menyertakan identitas individu responden

sehingga jawaban jujur dari Bapak/Ibu guru sangat diharapkan pada

penelitian ini.

Penjelasan: a. Sangat Setuju = SS

b. Setuju = S

c. Tidak Setuju = TS

d. Sangat Tidak Setuju = STS

Page 112: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

96

No. Pernyataan SS S TS STS

SERTIFIKASI GURU

1 Setelah mendapatkan sertifikasi guru, saya

semakin giat mengajar.

2 Setelah mendapatkan sertifikasi, saya merasa

lebih dihargai sebagai seorang professional.

3 Setelah mendapatkan sertifikasi, saya merasa

tidak mempunyai banyak kesulitan dalam

mengajar.

4 Kepala sekolah tempat saya mengajar selalu

mendukung saya untuk tetap meningkatkan

kinerja dalam mengajar meskipun saya sudah

mendapatkan tunjangan sertifikasi.

5 Sebagai guru yang telah menerima

sertifikasi, saya merasa sudah memenuhi

empat kompetensi standar guru yang menjadi

salah satu standard yang dikembangkan di

Indonesia.

6 Secara general, program sertifikasi guru

secara nasional ini akan telah meningkatkan

kualifikasi/mutu guru di Indonesia.

7 Saya merasa ada perbedaan yang nyata antara

guru yang lolos dan yang belum diikutkan

dalam program sertifikasi nasional dalam hal

perencanaan, implementasi dan evaluasi

proses dan hasil pembelajaran.

8 Saya merasa ada perbedaan yang signifikan

dalam hal perencanaan, implementasi dan

evaluasi program pembelajaran antara guru

yang telah bersertifikat dengan guru yang

belum bersertifikat.

9 Saya melaksanakan tugas – tugas disekolah,

bertahan hingga jam kerja selesai setelah

mendapatkan sertifikasi guru.

Page 113: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

97

10 Saya mengikuti pelatihan atau workshop

peningkatan kompetensi guru sebanyak lebih

dari 4 kali dalam dua tahun terakhir.

11 Saya merasa sertifikasi guru yang diterima

bertujan untuk menentukan kelayakan guru

dalam melaksanakan tugas sebagai agen

pembelajaran.

12 Sertifikasi yang diberikan kepada guru sudah

sesuai dengan prinsip objektif, transparan

dan akuntabel.

13 Saya merasa puas dengan tunjangan

sertifikasi yang saya terima setiap bulan.

14 Sertifikasi bagi saya merupakan faktor

pendorong untuk melaksanakan tugas

disekolah.

15 Saya menerima tunjangan sertifikasi setiap

bulan sesuai dengan harapan saya.

16 Tunjangan sertifikasi guru yang saya terima

mendorong saya untuk meningkatkan

prestasi dalam bekerja.

17 Tunjangan sertifikasi guru menjamin mutu

lulusan yang tinggi dan terwujudnya tujuan

Pendidikan nasional.

18 Bagi saya, ada atau tidak ada tunjangan

sertifikasi, saya tetap melaksanakan tugas

secara bertanggung jawab.

19 Saya merasa bangga dan senang dengan

predikat sebagai guru bersertifikasi.

20 Sertifikasi membuat saya merasa lebih

bermartabat karena dilaksanakan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

21 Tunjangan sertifikasi menuntut guru untuk

tidak mencari tambahan pengahasilan diluar

jam kerja.

22 Tunjangan sertifikasi guru tidak dapat

digunakan untuk konsumtif guru akan tetapi

Page 114: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

98

digunakan untuk meningkatan

profesionalismenya

23 Tunjangan sertifikasi guru dapat digunakan

untuk peningkatan mutu Pendidikan baik dari

segi proses layanan maupun mutu hasil

luaran.

24 Ijazah sarjana yang saya miliki sesuai dengan

bidang ilmu yang tertera pada sertifikat

sertifikasi pendidik saya.

MOTIVASI KERJA GURU

A. Keinginan untuk berprestasi

25 Sebagai guru yang baik, saya berusaha

mengembangkan metode pengajaran yang

sesuai dengan materi yang diajarkan.

26 Saya selalu tergerak untuk berprestasi dalam

pemilihan guru berprestasi.

27 Saya selalu mengerjakan tugas tambahan

yang diberikan kepala sekolah untuk

mencapai prestasi kerja yang lebih tinggi.

28 Saya selalu berupaya mencapai prestasi kerja

yang lebih tinggi agar dapat menjadi tauladan

bagi guru -guru yang lain.

29 Bila ada tugas yang bersifat kompetitif di

lingkungan sekolah, saya akan berusaha

bekerja melebihi rekan – rekan guru yang

lain.

B. Perasaan mencintai pekerjaan itu sendiri

30 Saya bangga selama ini telah menjadi guru.

31 Saya selalu bersyukur karena selama ini telah

memilih menjadi guru.

32 Pekerjaan sebagai seorang guru selalu saya

laksanakan dengan penuh rasa senang dan

suka cita.

Page 115: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

99

33 Saya melakukan semua pekerjaan sebagai

guru bukan hanya untuk diri saya sendiri

tetapi juga untuk kepentingan sekolah.

C. Fasilitas pekerjaan itu sendiri

34 Fasilitas yang disediakan di sekolah sangat

mendukung semangat saya untuk mengajar.

35 Saya dapat memvariasikan berbagai metode

pembelajaran karena adanya dukungan

fasilitas yang memadai.

D. Adanya hubungan yang harmonis antara sesama rekan

kerja

36 Saya selalu mendapat pujian dari rekan –

rekan kerja apabila saya berhasil mencapai

prestasi dalam bekerja.

37 Saya selalu bersedia membantu rekan kerja

guru yang mengalami kesulitan dalam

bekerja.

38 Saya selalu mendapatkan dukungan yang

baik dari atasan dan rekan guru ketika

mengalami masalah.

39 Saya menerima semua masukan yang

disampaikan oleh rekan guru maupun dari

atasan yang bersifat membangun.

E. Kompensasi dalam bekerja

40 Saya lebih bersemangat dalam bekerja ketika

akan diberikan penghasilan.

41 Jumlah penghasilan yang saya terima dapat

mempengaruhi saya untuk bekerja secara

lebih baik.

42 Jumlah penghasilan yang saya terima dapat

memenuhi kebutuhan keluarga sehingga saya

bisa lebih fokus dalam bekerja.

43 Saya senang menjadi seorang guru karena

mendapatkan pelayanan jaminan

kesejahteraan yang baik dari pihak sekolah

dan pemerintah.

Page 116: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

100

KINERJA GURU

A. Kemampuan membuat perencanaan pembelajaran

44 Sebagai seorang guru, saya membuat

indikator pada RPP sesuai dengan SKL-KI

dan KD.

45 Indikator yang saya buat meliputi dimensi

sikap, keterampilan dan pengetahuan.

46 Indikator yang saya buat menggunakan kata

kerja operasional yang mengandung satu

perilaku yang dapat di observasi.

47 Indikator yang saya buat mencakup level

berfikir tinggi (analisis, evaluasi, atau

mencipta)

48 Indikator yang saya buat meliputi

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,

dan/atau metakognitif (learning how to learn)

49 Tujuan realistik yang saya buat dapat dicapai

melalui proses pembelajaran.

50 Tujuan pembelajaran yang saya buat relevan

dengan kompetensi dasar dan indicator.

51 Tujuan pembelajaran yang saya buat

mencakup pengembangan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan.

52 Tujuan pembelajaran yang saya buat

mengandung unsur menciptakan karya.

53 Sebagai guru, materi pelajaran yang saya

ajarkan relevan dengan tujuan pembelajaran

yang sudah saya buat.

54 Materi pelajaran sesuai dengan potensi

peserta didik.

55 Materi yang saya ajarkan bersifat

kontekstual.

56 Materi yang saya ajarkan sesuai dengan

perkembangan fisik, intelektual, emosional,

sosial dan spiritual peserta didik.

Page 117: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

101

57 Sebagai seorang guru, media pembelajaran

yang saya gunakan sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

58 Media pembelajaran yang saya gunakan

memudahkan anak didik saya untuk

menguasai materi pelajaran.

59 Media yang saya gunakan dapat

memfasilitasi siswa untuk menerapkan

pendekatan saintifik.

60 Media pembelajaran yang saya pilih

memberdayakan teknologi informasi dan

komunikasi.

61 Sebagai seorang guru, metode pembelajaran

yang saya gunakan sudah sesuai dengan

tujuan pembelajaran.

62 Metode pembelajaran sudah sesuai dengan

pendekatan saintifik.

63 Metode pembejaran sudah sesuai dengan

model – model inkuiri, pembelajaran

berbasis masalah atau proyek.

64 Metode pembelajaran yang saya gunakan

dapat mengembangkan kapasistas individu

dan kerja sama peserta didik.

65 Kegiatan pembelajaran yang tercantum

dalam RPP saya menampilkan kegiatan

pendahuluan, inti dan penutup.

66 Kegiatan pembelajaran menjelaskan tujuan

pembelajaran yang dilakukan.

67 Pada RPP yang saya buat tercantum rencana

kegiatan siswa mengamati, menanya, dan

mencoba.

68 RPP saya mengandung rencana kegiatan

tindak lanjut (penugasan, remedial, dan

pengayaan).

69 RPP saya mencantumkan rancangan kegiatan

siswa membentuk jejaring atau

mengkomunikasikan produk penalarannya.

Page 118: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

102

70 RPP saya merancang kegiatan siswa

berkarya atau mencipta.

78 RPP saya mengandung rencana kegiatan

tindak lanjut (penugasan, remedial, dan

pengayaan).

79 RPP yang saya buat menilai ketercapaian

indikator hasil belajar.

80 RPP yang saya buat mengukur sikap,

pengetahuan dan keterampilan.

81 RPP saya merancang penilaian otentik,

meliputi rancangan instrument tes dan

mencakup rancangan penilaian tugas.

82 RPP yang saya buat menetapkan pedoman

penskoran (rubrik penilaian).

B. Penugasan materi pelajaran

83 Ketika mengajar, saya mengaitkan materi

pembelajaran sekarang dengan pengalaman

peserta didik atau pembelajaran sebelumnya.

84 Saya sering mendemonstrasikan sesuatu

yang terkait dengan materi pembelajaran.

85 Saya selalu menyampaikan kemampuan

yang akan dicapai peserta didik setelah

mereka menerima materi pembelajaran.

86 Ketika mengajar saya menyampaikan

rencana kegiatan seperti kerja individu, kerja

kelompok dan melakukan observasi.

87 Saya menyajikan pembahasan materi

pembelajaran dengan tepat.

88 Sebagai guru, saya menyajikan materi

pembelajaran secara sistematis dan terencana

(mulai dari yang mudah ke yang sulit dan dari

konkrit ke abstrak).

C. Penerapan Strategi dan Pendekatan Pembelajaran

89 Saya melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan kompetensi yang akan dicapai.

90 Saya menguasai kelas dengan baik.

Page 119: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

103

91 Saya melaksanakan pembelajaran yang

memungkinkan tumbuhnya kebiasaan

positif.

92 Saya melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan alokasi waktu yang direncanakan.

93 Saya selalu memberikan pertanyaan

mengapa dan bagaimana.

94 Saya menstimulasi peserta didik untuk

bertanya, mencoba dan menganalisis.

95 Saya melatih peserta didik untuk menalar

(berfikir logis dan sistematis).

96 Saya memfasilitasi kegiatan yang

memungkinkan peserta didik untuk

berkomunikasi dan berdiskusi.

D. Kemampuan menggunakan sumber dan media

pembelajaran

97 Sebagai guru, saya terampil dalam

menggunakan sumber belajar dan

pembelajaran.

98 Saya terampil dalam menggunakan media

pembelajaran.

99 Dengan menggunakan sumber belajar dan

media pembelajaran saya mampu

menghasilkan pesan yang menarik

100 Saya melibatkan peserta didik dalam

memanfaatkan sumber belajar dan

pembelajaran.

101 Saya melibatkan peserta didik dalam

memanfaatkan media pembelajaran.

E. Kemampuan mengelola kelas

102 Ketika mengajar saya berusaha

menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik

melalui interaksi antara saya, peserta didik

dan sumber belajar.

103 Saya selalu memberi respon positif pada

partisipasi dari peserta didik

Page 120: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

104

104 Saya menunjukkan sikap terbuka terhadap

respon peserta didik.

105 Saya berusaha menumbuhkan keceriaan dan

antusiasme peserta didik dalam belajar.

106 Saya menggunakan Bahasa lisan secara jelas

dan lancar.

107 Saya menggunakan Bahasa tulis yang baik

dan benar.

F. Kemampuan melaksanakan penilaian

108 Sebagai guru, saya menilai sikap peserta

didik dalam pembelajaran.

109 Saya menilai pengetahuan dalam proses

pembelajaran.

110 Saya melakukan refleksi atau membuat

rangkuman dari proses pembelajaran

bersama – sama peserta didik.

111 Saya mengumpulkan hasil kerja peserta didik

sebagai bahan portofolio.

112 Saya melaksanakan kegiatan tindak lanjut

dengan memberi arahan kegiatan berikutnya

dan memberi tugas pengayaan.

Page 121: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

105

Lampiran 2

Sertifikasi Guru Motivasi Kerja Guru Kinerja Guru

95 76 232

92 74 232

86 68 232

91 74 231

90 73 230

85 73 229

73 66 229

87 70 228

89 69 228

86 66 228

89 71 227

89 68 227

87 65 227

78 62 226

87 69 225

66 63 224

89 67 223

80 67 223

85 64 223

78 61 219

84 62 218

86 71 217

74 63 217

87 72 216

80 65 214

78 64 214

86 70 209

89 64 209

51 58 208

64 67 207

71 64 205

71 64 205

86 70 204

75 60 202

85 71 201

71 66 200

81 66 198

80 66 198

89 65 198

Page 122: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

106

76 65 196

88 64 195

74 62 194

74 65 192

75 56 192

85 68 190

73 64 190

81 65 186

60 53 185

62 49 184

83 65 183

74 62 183

63 48 183

77 60 182

72 59 182

69 56 182

84 66 181

73 62 181

80 60 181

69 71 180

85 67 180

88 65 180

77 63 179

81 61 179

69 56 178

68 60 176

79 71 175

82 63 175

72 57 175

72 57 175

73 62 174

75 58 174

74 57 174

73 57 174

72 57 174

76 56 174

72 56 174

70 56 174

70 56 174

71 55 174

69 55 174

84 57 173

Page 123: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

107

68 57 173

63 57 173

69 56 173

63 55 173

71 59 172

74 57 172

71 55 172

67 54 172

69 65 171

66 55 171

62 53 169

75 63 168

75 63 168

Descriptive Statistics

Variabel N Min. Max. Sum Mean Std.

Deviation Variance

Sertifikasi

Guru (X1) 94 51 95 7227 76,88 8,736 76,319

Motivasi

Kerja Guru

(X2)

94 48 76 5885 62,61 5,977 35,725

Kinerja Guru

(Y) 94 168 232 18291 194,59 21,424 458,977

Hasil Uji Normalitas Galat Taksiran

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Galat Taksiran

Y atas X1

Galat

Taksiran

Y atas X2

Galat

Taksiran

X1 atas X2

N

Mean

Std. Deviation

Absolute

Positive

Negative

Test Statistic

Asymp. Sig. (2-

tailed)

94

,0000000

17,58295444

,093

,093

-,076

,093

,042c

94

,0000000

15,71361450

,133

,133

-,063

,133

,000c

94

,0000000

15,58108143

,106

,106

-,061

,106

,011c

Page 124: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …

108

Hasil Uji Homogenitas

Variabel Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Sertifikasi Guru (X1) 1,626 21 61 ,072

Motivasi Kerja Guru

(X2)

1,695 19 69 ,058

Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Sertifikasi Guru)

Variabel

Koef.

Regresi

(B)

t

hitung Sig.t Keterangan

Konstanta 86.866 5.350 .000

Sertifikasi Guru (X1) 1.401 6.677 .000 Signifikan

R Square 0.326

Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Motivasi Kerja Guru)

Variabel Koef.

Regresi (B)

t

hitung Sig.t Keterangan

Konstanta 42.053 2.440 .017

Motivasi Kerja Guru (X2) 2.436 8.899 .000 Signifikan

R Square 0.462

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel Independen Koefisien

Regresi

t

hitung

Probabil

itas SE SR

(Constant) 39.081 2.253

Sertifikasi Guru 0.351 1.247 0.216 8.1 17.2

Motivasi Kerja Guru 2.053 4.989 0.000 38.9 82.5

F hitung 40.521

R2 Square 0.471

Multiple R 0.686

Sig f 0.000

Page 125: PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI MENGAJAR …