pengaruh return on assets (roa), return on equity …repository.umrah.ac.id/630/1/jurnal...
TRANSCRIPT
PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE), CURRENT
RATIO, QUICK RATIO DAN CASH RATIO TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2010-2014
Helni Novica, Jack Febriand Adel, Dra.Marlia Saridewi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity
(ROE), Current Ratio, Quick Ratio Dan Cash Ratio Terhadap Kebijakan Dividen Pada
Perusahaan Manufaktur Tang Terdaftar Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA Return On
Equity (ROE), Current Ratio, Quick Ratio Dan Cash Ratio sedangkan variabel dependen nya
adalah kebijakan dividen Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdapat dibursa efek Indonesia yang berjumlah 136 perusahaan.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Sampel yang
memenuhi kriteria adalah 27 perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Teknis analisis data menggunakan persamaan regresi linier berganda. Hasil penelitian
ini menunjukkan secara simultan Return On Assets (ROA Return On Equity (ROE), Current
Ratio, Quick Ratio Dan Cash Ratio berpengaruh signifikan terhadap deviden payout ratio dengan
tingkat signifikansi 0.000. Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial ROE berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan dividen. Nilai Adjusted Square menunjukkan hasil sebesar 0,147
yang artinya 14,7% devidend payout ratiodi pengaruhi sedangkan sisanyaa 85,3% dipengaruhi
oleh variabel lain diluar penelitian ini.
Kata Kunci: Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Current Ratio, Quick Ratio
Dan Cash Ratio
PENDAHULUAN
Perusahaan dalam memenuhi kebutuhan jangka panjangnya dangan menjual saham atau
menerbitkan obligasi dipasar modal. Dalam aktifitas pasar modal, para investor memiliki
harapan dari investasi yang dilakukan, yaitu berupa capital gains dan dividen. Capital gains
merupakan keuntungan bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual diatas harga beli
yang keduanya terjadi dipasar. Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth
pemegang saham ( Elinda dan Sukirman: 2015). Tujuan utama perusahaan pada umumnya
adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan nilai sekarang dari arus
pendapatan yang diharapkan diterima dimasa yang akan datang, nilai perusahaan dipengaruhi
oleh berbagai kebijakan penting dalam menejemen keuangan perusahaan, salah satunya adalah
kebijakan dividen (Sudana dalam Kartika: 2015 )
Dalam pelaksanaannya kebijakan dividen suatu perusahaan akan melibatkan dua pihak
yang berkepentingan dan saling bertentangan, yaitu kepentingan para pemegang saham dengan
dividennya, dan kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya. Di samping itu juga
kepentingan bondholder yang dapat mempengaruhi besarnya dividen yang dibayarkan. Dividen
yang dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung kepada kebijakan masing-masing
perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan.
Kebijakan dividen atau keputusan dividen pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan
yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba
ditahan.
Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung pada
kebijakan dividen masing-masing perusahaan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan berbagai
faktor. Pembayaran dividen khususnya Cash Dividend (dividen tunai) kepada para pemegang
saham sangat tergantung pada posisi kas yang tersedia.
Salah satu indikator yang menunjukkan besarnya nilai dividen yang dibagikan oleh
perusahaan kepada investor adalah Dividend Payout Ratio (DPR). Dividend Payout Ratio (DPR)
yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai, artinya besar kecilnya DPR
akan mempengaruhi keputusan investasi para pemegang saham dan disis lain berpengaruh
berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan . Bagi perusahaan, informasi yang terkandung
dalam Dividend Payout Ratio (DPR) dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menetapkan jumlah pembagian dividen. Sedangkan bagi para pemegang saham, informasi yang
terkandung dalam Dividend Payout Ratio (DPR) akan digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan investasi, yaitu apakah akan menanamkan dananya atau tidak
pada suatu perusahaan. Banyak pemegang saham yang hidup dari penghasilan berupa dividen,
mereka tentu akan lebih memilih saham-saham yang dividennya dapat mereka andalkan.
Beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan
dividen dengan jumlah yang berbeda-beda setiap tahunnya. Fenomena yang terjadi adalah
adakalanya saat laba yang diperoleh perusahaan meningkat, dividen yang dibayarkan perusahaan
justru lebih kecil dari tahun sebelumnya.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Asiah (2015), Latiefasari (2011), Deitiana
(2009), Nurhayati (2013) , Elinda dan Sukirman (2015) dan kartika (2015). Yang menjadi
perbedaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya adalah rasio keuangan dan periode penelitian.
Rasio yang digunakan dalam peneliti sebelumnya adalah Return On Assets, Return On Equity,
Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, Debt To Equity Ratio, Growth, Collteralizable, Net Profit
Margin, Inventory Tour Over, Assets Growt dan Firm Size. Sedangkan rasio keuangan yang
digunakan dalam peneliti ini Return On Assets, Return On Equity, Current Ratio, Quick Ratio dan
Cash Ratio. Periode yang digunakan dalam penelitian sebelumnya 2010-2013, periode yang
digunakan dalam penelitian ini 2010-2014.
Berdasarkan uraian diatas, dengan menggunakan lima variabel bebas yaitu, Return On Assets,
Return On Equity, Current Ratio, Quick Ratio dan Cash Ratio serta satu variabel terikat yaitu
Devidend Payout Ratio maka penulis tertarik mengangkat topik penelitian dengan judul
“Pengaruh Return On Assets, Return On Equity, Current Ratio, Quick Ratio dan Cash Ratio
terhadap Deviden Payout Ratio pada Perusahan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2010-2014”
TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
Dividen adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham
yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki. Dividen akan diterima oleh pemegang
saham hanya apabila ada usaha akan menghasilkan cukup uang untuk membagi dividen tersebut
dan apabila dewan direksi menganggap layak bagi perusahaan untuk mengumumkan dividen.
Pendapatan yang diharapkan oleh pemegang saham adalah pendapatan yang dihasilkan dari
pembagian dividen, dimana badan usaha menyerahkan sebagian labanya, untuk kepentingan
kesejahteraan pemegang saham (Adhiputra, 2010).
Kebijakan dividen merupakan keputusan yang diambil perusahaan untuk menentukan
berapa besar bagian dari laba bersih yang diperoleh untuk dibagikan sebagai Dividen atau
sebagai laba yang ditahan. Kebijakan dividen merupakan sebagian dari keputusan investasi. Oleh
karena itu, perusahaan dalam hal ini dituntut untuk membagikan Dividen sebagai realisasi
harapan hasil yang didambakan seorang investor dalam menginvestasikan dananya untuk
membeli saham itu (Deitiana, 2009).
Kebijakan dividen adalah kebijakan perusahaan sehubungan dengan penentuan besarnya
proporsi laba bersih yang dibagikan sebagai dividen dan laba yang akan diinvestasikan kembali
ke perusahaan dalam bentuk laba ditahan. Dividen merupakan hak setiap pemegang saham atas
kekayaan yang telah mereka investasikan di perusahaan, sedangkan laba ditahan merupakan
sumber pendanaan yang penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Keputusan yang
tepat diperlukan agar dapat menghasilkan kebijakan dividen yang optimal yaitu kebijakan yang
mampu menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang
sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan (Rosdini, dalam Santoso, 2012).
1. Return On Assets(ROA), sebagai variabel bebas (X1), Return On Assets merupakan salah
satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan total aset yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sebelum
pajak terhadap total asset bank tersebut. ROA dihitung dengan rumus sebagai berikut :
2. Return on Equity(ROE) sebagai variabel bebas (X2), ROE Merupakan tolak ukur
perusahaan menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri. Besarnya ROE dirumuskan
sebagai berikut :
( )
3. Current Ratiosebagai variabel bebas (X3), Merupakan Rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki,Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :
4. Quick Ratio sebagai variabel bebas (X4), yaitu Merupakan rasio yang digunaka untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva yang lebih likuid. Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu :
5. Cash Ratiosebagai variabel bebas (X5), Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang
tersedia dana yang disimpan diBank. Cash Ratio dapat dihitung dengan Rumus yaitu :
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini menjelaskan bahwa kebijakan dividen yang
diindikatorkan oleh DPR dipengaruhi oleh tingkat keuntungan yang diindikatorkan
oleh ROA,ROE, Current Ratio, Quick Ratio dan Cash Ratio.
Current Ratio =
Quick Ratio = -
Cash Ratio =
1. Pengaruh Return On Assets terhadap Dividend Payout Ratio
Rasio ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan
keuntungan dengan cara memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio yang
terpenting di antara rasio Rentabilitas yang ada. Faktor profitabilitas berpengaruh terhadap
ROA (X1)
ROE (X2)
Current Ratio (X3)
Devidend Payout Ratio
(DPR) (Y)
Quick Ratio (X4)
Cash Ratio (X5)
kebijakan dividen karena dividen adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan,
oleh karena itu dividen akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan
yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi
kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Oleh karena itu dividen yang diambilkan
dari keuntungan bersih akan mempengaruhi Dividend Payout Ratio.
Menurut Asiah (2015) profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba dan merupakan indikator utama dari kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen dan merupakan variabel yang penting sebagai dasar pertimbangan para manajer
perusahaan dalam rangka menentukan kebijakan dividen. Profitabilitas dapat diukur antara lain
dengan menggunakan rasio Net Profit Margin, Return On Assets (ROA), Return On Equity
(ROE). Jadi semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan
untuk membayarkan dividennya dan melanjutkan kegiatan usahanya / menginvestasikan kembali
keuntungannya. Berdasarkan asumsi diatas dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut :
H1 : Diduga Return On Asset berpengaruh terhadap Devidend Payout Ratio
2. Pengaruh Return On Equity terhadap Devidend Payout Ratio
Return On Equity menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan menggunakan modal sendiri (Kasmir :2014) dalam Kartika (2015) . Apabila tingkat
keuntungan tinggi, maka besarnya dividen yang dibayarkan cendrung tinggi, dan sebaliknya bila
tingkat keuntungan rendah, maka besarnya dividen yang dibayarkan juga cendrung rendah.
Suharli (2006) dalam Latiefasari (2011) mengungkapkan semakin besar ROE maka semakin
besar jumlah dividen yang dibagi.
Berdasarkan asumsi diatas dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut :
H2 : Diduga Return On Equity berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio
3. Pengaruh Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio
Penelitian yang dilakukan Brigham dan puspita (2009) dalam Nurhayati (2013) Current
Ratio merupakan salah satu ukuran dari likuiditas (Liquidity Ratio) yang merupakan kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Current Liability) melalui sejumlah kas
(dan setara kas, seperti giro atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang
dimiliki perusahaan. Semakin tinggi Current Ratio menunjukkan semakin besar untuk
membayarkan dividennya kepada pemegang saham .
Berdasarkan asumsi diatas dapat dirumuskan suatu hipotesis penelitian sebagai berikut :
H3 : Diduga Current Ratio berpengaruh terhadap Devidend Payout Ratio
4. Pengaruh Quick Ratio terhadap Devidend Payout Ratio
Quick Ratio mengambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendeknya dengan aktiva lancar yang tersedia tanpa menghitungkan nilai persediaan. Alasan
Quick Ratio ini dijadikan sebagai variabel independen yang mempengaruhi kebijakan
pembayaran dividen adalah sesuai objek yang diteliti yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI. Perusahaan manufaktur pada umumnya memiliki nilai persediaan yang relatif besar dan
biasanya dianggap sebagai aset yang paling tidak likuid. Semakin tinggi Quick Ratio perusahaan
maka semakin besar membayar dividen kepada para investor. (Kasmir : 2008 dalam Asiah :
2015).
Berdasarkan asumsi diatas dapat ditarik suatu hipotesis penelitian sebagai berikut
H4 : Diduga Quick Ratio berpengaruh terhadap Devidend Payout Ratio
5. Pengaruh Cash Ratio terhadap Devidend Payout Ratio
Kebijakan dividen akan berpengaruh terhadap harga saham . Apabila harga saham naik,
maka investor akan meningkat dan laba akan naik. Kenaikan laba ini akan menyebabkan
penigkatan uang kas yang dimiliki perusahaan sehingga cash ratio akan meningkat. Semakin
besar cash ratio maka perusahaan akan membayarkan dividen yang lebih besar pula ( Elinda dan
Sukirman : 2015). Berdasarkan asumsi diatas dapat ditarik suatu hipotesis penelitian sebagai
berikut :H5 : Diduga Cash Ratio berpengaruh terhadap Devidend Payout Ratio
METODE PENELITIAN
Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2010-2014.
Tabel 1
Criteria pengambilan Sampel
No Keterangan Jumlah
1 Perusahaan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode pengamatan yaitu pada tahun 2010-2014
136
2 Perusahaan yang laporan keuangannya tidak lengkap (13)
3 Perusahaan yang mengalami kerugian (9)
4 Perusahaan yang tidak membagikan dividen sacara
berturut- turut selama perode pengamatan yaitu pada
tahun 2010-2014
( 87)
5 Total perusahaan yang dapat dijadikan sampel 27
Sumber : idx. Com (2016)
TEKNIK ANALISIS DATA
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu
menganalisis pengukuran fenomena ekonomi yang merupakan gabungan antara teori ekonomi
(informasi laporan keuangan) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2014.
Data yang terkumpul dianalisis menggunakan bantuan SPSS 22 versi IBM. Sedangkan teknik
analisis yang digunakan adalah teknik analisis uji analisis regresi berganda dengan pemenuhan
uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikoleniaritas, uji autokorelasi, uji
heteroskedastisitas serta uji hipotesis dan uji koefisien determinasi (Sugiyono, 2012) .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis regresi berganda bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel
independen ( Return On Asset, Return On Equity, Current Ratio Dan Cash Ratio ) terhadap
variabel dependen (Dividend Payout Ratio) yang dilihat dari nilai koefisien korelasinya.
Persamaan regresi berganda yang dilakukan dengan bantuan SPSS.V.22.0 dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 2
Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .354 .089
3.994 .000
(X1) ROA -.367 .448 -.125 -.819 .414
(X2)ROE .586 .190 .491 3.077 .003
(X3)CR -.079 .053 -.300 -1.493 .138
(X4) QR .123 .075 .411 1.632 .105
(X5) CASH RASIO -.052 .079 -.122 -.661 .510
a. Dependent Variable: (Y) DPR
Sumber: Data Diolah Menggunakan SPSS.V. 22. 0 (2017)
Dari tabel 4.9 diatas diperoleh hasil persamaan model regresi berganda sebagai berikut:
DPR= 0.354-0.367ROAX1+0.586 ROEX2-0.079CRX3+0.123QuickRatioX4-0.52Cash RatioX5
Keterangan:
1. Konstanta sebesar 0.354 menunjukkan bahwa apabila variabel independen ditiadakan
maka Dividend Payout Ratio sebesar 0.354.
2. Koefisien Regresi Return On Assets = -0.367
Koefisien regresi X1 (Return On Assets) menunjukkan bahwa, variabel Return On
Assetsmempunyai pengaruh negatif terhadap Dividend Payout Ratio. Kondisi ini
memiliki arti bahwa, apabila Return On Assets mengalami kenaikan 1%, maka Dividend
Payout Ratioakan mengalami penurunan sebesar 36.7%, dengan asumsi variabel
dianggap konstan.
3. Koefisien Regresi Return On Equity=0.586
.Koefisien regresi X2 (Return On Equity) menunjukkan bahwa, variabel Return On
Equity mempunyai pengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. Kondisi ini
memiliki arti bahwa, apabila Return On Equity mengalami kenaikan 1%, maka Dividend
Payout Ratio akan mengalami penurunan sebesar 58.6%, dengan asumsi variabel
dianggap konstan.
4. Koefisien Regresi Current Ratio =-0.079
Koefisien regresi X3 (Current Ratio) menunjukkan bahwa, variabel Current Ratio
mempunyai pengaruh negatif terhadap Dividend Payout Ratio. Kondisi ini memiliki arti
bahwa, apabila Current Ratio mengalami kenaikan 1%, maka Dividend Payout Ratio
akan mengalami penurunan sebesar 79%, dengan asumsi variabel dianggap konstan.
5. Koefisien RegresiQuick Ratio = -0.123
Koefisien regresi X4 (Quick Ratio) menunjukkan bahwa, variabel Quick Ratio
mempunyai pengaruh negatif terhadap Dividend Payout Ratio. Kondisi ini memiliki arti
bahwa, apabila Quick Ratio mengalami kenaikan 1%, maka Dividend Payout Ratio akan
mengalami penurunan sebesar 12.3%, dengan asumsi variabel dianggap konstan.
6. Koefisien Regresi Cash Ratio = -0.052
Koefisien regresi X5 (Cash Ratio) menunjukkan bahwa, variabel Cash Ratio mempunyai
pengaruh negatif terhadap Dividend Payout Ratio. Kondisi ini memiliki arti bahwa,
apabila Cash Ratio mengalami kenaikan 1%, maka Dividend Payout Ratio akan
mengalami peningkatan sebesar 52%, dengan asumsi variabel dianggap konstan.
1.1.1 Uji Asumsi Klasik
Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi harus memenuhi
pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.Apabila tidak memenuhi
pengujian asumsi klasik, perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Uji Asumsi Klasik yang
akan dilakukan adalah Uji Normalitas, Uji Heteroskedatisitas, Uji Autokorelasi dan Uji
Multikoloneieritas.
1.1.1.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2007:114) uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji
normalitas residual adalah uji statistik non parametrikKolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S
dilakukan dengan membuat hipotesis.
H0 : data residual berdistribusi normal
Ha : data residual tidak berdistribusi normal
Dengan kriteria jika sig>0.05 maka H0tidak dapat ditolak
Hasil uji normalitas yang dilakukan dengan bantuan program SPSS. V. 22.0.
Hasilnya adalah seperti yang terlihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 135
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .30914847
Most Extreme Differences Absolute .076
Positive .076
Negative -.043
Test Statistic .076
Asymp. Sig. (2-tailed) .051c
Dari tabel diatas maka dapat diketahui besarnya nilai Kolmogorov- Smirnov residual sebesar
0.076 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0.051. nilai probabilitas signifikansi lebih besar
dari pada tingkat signifikan 0.05 (0.051> 0.05) menunjukkan data sudah terdistribusi normal
dengan jumlah sampel 27 perusahaan.
1.1.1.2 Uji Autokorelasi
Menurut Gozali (2007: 95) Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.Untuk mendeteksi gejala problem
autokorelasi, salah satunya dengan menggunakan uji Run Test. Run Test digunakan untuk
melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis), dengan kriteria jika
probabilitas signifikan > tingkat signifikansi 0.05, maka model regresi data residual terjadi secara
random atau tidak terjadi autokorelasi.
Hasil pegujian dilakukan dengan bantuan SPSS.V.22.0.hasil uji tersebut dapat dilihat dari
tabel 4.5 berikut:
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: data diolah menggunakan SPSS V.22.01. 2017
Tabel 4
Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea -.01586
Cases < Test Value 67 Cases >= Test Value 68 Total Cases 135 Number of Runs 61 Z -1.295
Asymp. Sig. (2-tailed) .195
Dari tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi bebas autokorelasi, karena
nilai test adalah -0.01586 dengan probabilitas 0.195 > 0.05 yang berarti H5 diterima, sehingga
dapat disimpulkan bahwa residual terjadi secara random atau tidak terjadi autokorelasi.
4.1.2.3 Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2007: 91-92), uji multokolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
independen yang satu dengan variabel yang lain dalam model regresi saling berkorelasi linier.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor)
dan nilai tolerance, dengan ketentuan:
1. Mempunyai angka tolerance<0.10
2. Mempunyai VIF >10
Hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS.V.22.0 dapat
dilihat pada tabel 4.6 berikut:
a. Median
Sumber: Data Diolah Menggunakan SPSS.V. 22.0 (2017)
Tabel 5
Hasil Uji Multikolenieritas
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .354 .089
(X1) ROA -.367 .448 -.125 .275 3.640
(X2)ROE .586 .190 .491 .250 4.007
(X3)CR -.079 .053 -.300 .158 6.324
(X4) QR .123 .075 .411 .100 9.971
(X5) CASH RASIO -.052 .079 -.122 .188 5.331
a. Dependent Variable: (Y) DPR
Sumber: Data Diolah Menggunakan SPSS. V.22.0 ( 2017)
Dari tabel4.6 dapat dilihat bahwa variabel X1 (ROA) memiliki nilai tolerancesebesar
0.275>0.10 dan nilai VIF sebesar 3.640<10.Variabel X2 (ROE) memiliki nilai tolerance sebesar
0.250>0.10 dan nilai VIF sebesar 4.007<10.Variable X3 (CR) memiliki nilai tolerance sebesar
0.158>0.10 dan nilai VIF sebesar 6.324<10. Variable X4Quick Ratio (QR) memiliki
nilaitolerance sebesar 0.100> 0.10 dan nilai VIF sebesar 9.971< 10. X5Cash Ratiomemiliki
nilaitolerance sebesar 0.188>0.10 dan nilai VIF sebesar 5.331<10.Dapat disimpulkan bahwa
masing-masing variabel memiliki nilai tolerance>0.10 dan nilai VIF <10, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi gejala
multikolenieritas.
4.1.2.4 Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2007:105), untuk mengetahui apakah data residual mengalami
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji scatterplot. Dasar analisis scatterplot untuk
melihat apakah terjadi heteroskedastisitas atau tidak adalah sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu seperti titk – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
( bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengidikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola jelas, seta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Sumber: Data Diolah Menggunakan SPSS.V.22.0 (2017)
Gambar 4.1
Scatterplot
Dari scatterplot terlihat tidak adanya pembentukan pola tertentu, titik-titik menyebar
secara acak baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini
mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2007:107).
4.1.4 Uji Hipotesis
4.1.4.1 Uji –t ( Uji Parsial )
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen (
Return On Assets, Return On Equity, Current Ratio Dan Cash Ratio ) secara parsial terhadap
variabel dependen ( Dividend Payout Ratio ).
Pengujian ini menggunakan uji t, dengan melakukan perbandingan antara nilai t-
hitung dengan t-tabel dengan menggunakan level of confidance95% (a=0.05) dan degree of
freedom (n-k). dimana n adalah banyak sampel dan k adalah banyaknya variabel. Dan
pengaruh secara parsial dapat dilihat dari melihat nilai signifikansinya.
Formulasi hipotesis:
H0 : variabelReturn On Assets , Return On Equity, Current Ratio Dan Cash Ratiosecara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ha : variabelReturn On Assets , Return On Equity, Current Ratio Dan Cash Ratio secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Jika t-hitung <t-tabel atau –t hitung >-t tabel maka H0 tidak dapat ditolak dan
Hatidak dapat diterima
Jika t- hitung> t- tabel atau –t hitung < t- tabel, maka H0ditolak dan Ha diterima
2. Jika probabilitas signifikan > 0.05, maka H0tidak dapat ditolak dan Hatidak dapat
diterima
Jika probabilitas signifikan <0.05, maka H0 ditolak dan Haditerima.
Tabel 6
Hasil Uji Parsial
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .354 .089 3.994 .000
(X1) ROA -.367 .448 -.125 -.819 .414
(X2)ROE .586 .190 .491 3.077 .003
(X3)CR -.079 .053 -.300 -1.493 .138
(X4) QR .123 .075 .411 1.632 .105
(X5) CASH RASIO -.052 .079 -.122 -.661 .510
a. Dependent Variable: (Y) DPR Sumber: Data Diolah Menggunakan SPSS.V. 22. 0.(2017)
Dari tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa ROA memiliki nilai t- hitung sebesar -
0.819<-1.978( t- tabel a = 0.05, df = (135-6= 129). Sedangkan nilai signifikannya sebesar 0.414>
0.05, ini menyatakan bahwa H1 tidak dapat diterimadan H0tidak dapat ditolak, yang berarti
Return On Assets tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada
perusahaaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dari tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa ROE memiliki nilai t- hitung sebesar
3.077>1.978( t- tabel a = 0.05, df = (135-6= 129). Sedangkan nilai signifikannya sebesar 0.003<
0.05, ini menyatakan bahwa H2diterima dan H0 titolak, yang berarti Return On Equity
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaaan
manufaktur yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Dari tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa CR memiliki nilai t- hitung sebesar -
0.1493<- 1.978( t- tabel a = 0.05, df = (135-6= 129). Sedangkan nilai signifikannya sebesar
0.138> 0.05, ini menyatakan bahwa H3 tidak dapat diterimadan H0tidak dapat ditolak, yang
berarti Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada
perusahaaan manufaktur yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Dari tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa QR memiliki nilai t- hitung sebesar 1.632< -
1.978 ( t- tabel a = 0.05, df = (135-6= 129). Sedangkan nilai signifikannya sebesar 0.105> 0.05,
ini menyatakan bahwa H4tidak dapat diterimadan H0tidak dapat ditolak, yang berarti Quick
Ratio tidak berpengaruh signifikanterhadapDividend Payout Ratio pada perusahaaan
manufaktur yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Dari tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa Cash Ratio memiliki nilai t- hitung sebesar -
0.661<- 1.978( t- table a = 0.05, df = (135-6= 129). Sedangkan nilai signifikannya sebesar
0.510> 0.05, ini menyatakan bahwa H5tidak dapat diterimadan H0tidak dapat ditolak, yang
berarti Cash Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada
perusahaaan manufaktur yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
4.1.4.2 Uji –F (Uji Simultan)
Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen ( Return On Assets,
Return On Equity, Current Ratio Dan Cash Ratio ) secara simultan terhadap variabel dependen
( Dividend Payout Ratio ), yaitu dengan membandingkan nilai F- hitung dengan F-tabel, dengan
membandingkan level of confidence 95% (a=0.05) dan degree of freedom (df pembilangnya =k-
1) dan (df penyebutnya = n-k) dan melihat nilai probabilitas signifikannya.
Formulasi hipotesis:
H0 : VariabelReturn On Assets , Return On Equity, Current Ratio dan Cash Ratio secara
simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ha : VariabelReturn On Assets , Return On Equity, Current Ratio dan Cash Ratio secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dasar pengambilan keputusan:
1. Jika F- hitung < F- tabel, maka H0tidak dapat ditolak Ha tidak dapat diterima
Jika F- hitung > F- tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima
2. Jika probabilitas signifikan > 0.05, maka H0 tidak dapat ditolak dan Ha tidak dapat
diterima
Jika probabilitas signifikan < 0.05, maka H0ditolak dan Haditerima
Hasil uji simultan variabel independen (Return On Assets , Return On Equity, Current Ratio dan
Cash Ratio) terhadap variabel dependen ( Dividend Payout Ratio ) dengan menggunakan
bantuan SPSS.V.22.0 dapat dilihat pada table 4.11 berikut ini:
Tabel 7
Hasil Uji Simultan
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.792 5 .558 5.624 .000b
Residual 12.807 129 .099
Total 15.599 134
a. Dependent Variable: (Y) DPR
b. Predictors: (Constant), (X5) CASH RASIO, (X1) ROA, (X3)CR, (X2)ROE, (X4) QR
Sumber: Data Diolah Menggunakan SPSS. V.22. 0 (2017)
Dari tabel 4.11 diatas ANOVA atau Analysis Of Varians, menunjukkan bahwa nilai F-
hitung sebesar 5.624>2.29 ( F- tabel dengan df pembilang 6-1=5, df penyebut 135-5= 130 dan
taraf signifikan 0.05). sedangkan nilai signifikannya sebesar 0.000< 0.05, maka H5diterima dan
H0ditolak, yang artinya variabelReturn On Assets , Return On Equity, Current Ratio dan Cash
Ratiosecara simultan berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
4.1.4.3 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan besarnya konstribusi variabel bebas terhadap
variabelterikatnya. Semakin tinggi koefisien determinasi, maka semakin tinggi kemampuan
variabel bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada variable terikatnya ( Suliyanto,
2011:55). Hasil koefisien determinasi dengan menggunakan bantuan SPSS.V.22.0 dapat dilihat
pada tabel 4. 12
Tabel 8
Hasil Uji Koefisien Determinasi ( Adjusted R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .423a .179 .147 .31508
a. Predictors: (Constant), (X5) CASH RASIO, (X1) ROA, (X3)CR, (X2)ROE, (X4) QR
c. Dependent Variable: (Y) DPR
Sumber: Data Diolah Menggunakan SPSS . V. 22. 0 (2017)
Menurut Suliyanto (2011:59), koefisien memiliki kelemahan, yaitu biasa terhadap jumlah
variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi dimana setiap penambahan satu variabel
bebas jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R2
meskipun variabel yang
dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap variabel penggantinya. Untuk
mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan
yaitu Adjusted R Square.
Dari tabel 4.12 diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi ( Adjusted R Square )
adalah sebesar 0.147. hal ini menunjukkan bahwa 14.7% Dividend Payout Ratiodipengaruhi oleh
Return On Assets , Return On Equity, Current Ratio dan Cash Ratio. Dan sisanya 85.3%
dipengaruhi oleh variabel diluar penelitian ini.
PEMBAHSAN
4.2.1 Pengaruh Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio
Berdasarkan uji parsial ROA memiliki nilai t- hitung sebesar -0.819<-1.978 ( t- tabel a = 0.05,
df = (135-6= 114). Sedangkan nilai signifikannya sebesar 0.414> 0.05, ini menyatakan bahwa H1
tidak dapat diterima dan H0 tidak dapat ditolak, yang berarti Return On Assets tidak berpengaruh
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia 2010-2014.Maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel ROA tidak dapat
digunakan sebagai alat mengukur Dividend Payout Ratio. Kondisi ini mungkin disebabkan ROA
mengalami penurunan maka DPR juga mengalami penurunan.Penelitian ini tidak sesuai dengan
teori yang menyatakan semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayarkan dividennya.Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
Deitiana (2009) yang menyatakan ROA tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio.Tetapi tidak konsisten dengan penelitian Nurhayati ( 2013) dan Elinda
dan Sukirman (2015) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio.
4.2.2 Pengaruh Return On EquityTerhadap Dividend Payout Ratio
Berdasarkan uji parsial ROE memiliki nilai t- hitung sebesar 3.077>1.978 ( t- tabel a = 0.05, df =
(135-6= 129). Sedangkan nilai signifikannya sebesar 0.003< 0.05, ini menyatakan bahwa H2
diterima dan H0 titolak, yang berarti Return On Equity berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaaan manufaktur yang terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia 2010-2014. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel Return On Equitydapat
digunakan sebagai alat untuk mengukur Dividend Payout Ratio. Hasil penelitian ini sesuai
dengan teori yang menyatakan apabila ROE meningkat maka DPR juga akan meningkat.
Sebaliknya, apabila ROE mengalami penurunan maka DPR juga akan mengalami penurunan.
ROE merupakan rasio profitabilitas yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan bersih setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri. Semakin
tinggi ROE semakin tinggi tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan akan meningkatkan
EPS perusahaan. Semakin tinggi EPS perusahaan maka semakin tinggi kemampuan perusahaan
dalam membayarkan dividen. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Kartika (2015)
yang menyatakan ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap DividendPayout Ratio.
Tetapi tidak konsisten dengan penelitian Asiah (2015), Latiefasari (2011) dan Deitiana (2009)
yang menyatakan bahwa ROE tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio.
4.2.3 Pengaruh Current Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio
Berdasarkan uji parsial CR memiliki nilai t- hitung sebesar -1.493<- 1.978 ( t- tabel a = 0.05, df
= (135-6= 129). Sedangkan nilai signifikannya sebesar 0.138> 0.05, ini menyatakan bahwa H3
tidak dapat diterima dan H0 tidak dapat ditolak, yang berarti Current Ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaaan manufaktur yang terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia 2010-2014.Maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel Current Ratio tidak
dapat dijadikan alat untuk mengukur DPR. Hal ini berarti kenaikan atau penurunan rasio
likuiditas tidak mempengaruhi kebijakan pembayaran dividend an hasil pengujian dan hasil
pengujian berlawanan dengan teori, dimana posisi likuiditas akan mempengaruhi kebijakan
dividen yaitu pembayaran dividen tunai pada pemegang saham, karena perusahaan yang
memiliki tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan akan cendrung memiliki kemampuan untuk
segera membayarkan kewajiban jangka pendeknyadan menunjukkan keyakinan investor terhadap
kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen Kasmir (2008) dalam Asiah (2015). Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian Asiah (2015), Latiefasari (2011), Deitiana (2009) dan
Nurhayati (2013) bahwa Current Ratiotidak terdapat pengaruhyang signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio.
4.2.4 Pengaruh Quick Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio
Berdasarkan uji parsial QR memiliki nilai t- hitung sebesar 1.632< -1.978 ( t- tabel a = 0.05, df
= (135-6= 129). Sedangkan nilai signifikannya sebesar 0.105> 0.05, ini menyatakan bahwa H4
tidak dapat diterima dan H0 tidak dapat ditolak, yang berarti Quick Ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaaan manufaktur yang terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia.Hasil penelitian ini berlawanan dengan teori yang menyatakan bahwa
semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayarkan
dividen kas kepada pemegang saham. Hal ini berarti kenaikkan QR tidak memberikan sinyal
yang positif kepada para pemegang saham akan memperoleh pembayaran dividen tunai. Hal ini
dapat dijelaskan bahwa ada kemungkinan tingkat likuiditas yang tinggi oleh emitmen tidak
digunakan untuk membayar dividen kas, tetapi dialokasikan untuk pembelian aset tetap atau
untuk memanfaatkan kesempatan untuk berinvestasi Asiah (2015). Penelitian ini konsisten
dengan penelitian Asiah (2015), Latiefasari (2011), Deitiana (2009) dan Nurhayati (2013) yang
menyatakan QR tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
4.2.5 PengaruhCash Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio
Berdasarkan uji parsial Cash Ratio memiliki nilai t- hitung sebesar -0.661< - 1.978 ( t- table a = 0.05,
df = (135-6= 129). Sedangkan nilai signifikannya sebesar 0.510> 0.05, ini menyatakan bahwa
H5 tidak dapat diterima dan H0 tidak dapat ditolak, yang berarti Cash Ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaaan manufaktur yang terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia 2010-2014.Hal ini dikarenakan perusahaan yang berskala besar memiliki
berbagai macam aktivitas. Aktivitas dengan CR yang tinggi belum tentu membagikan dividen
yang tinggi pula, karena dana yang tersedia digunakan untuk pembiayaan lain, misalnya
pembayaran hutang jangka pendek yang besar, pembiayaan operasional perusahaan dan
pemanfaatan kesempatan investasi perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Elinda dan Sukirman (2015) yang menyatakan Cash Ratio tidak berpengaruh
terhadap Dividend Payout Ratio.
4.2.6 Pengaruh Return On Assets, Return On Equity, Current Ratio, Quick Ratio dan Cash
RatioTerhadap Dividend Payout Ratio
Berdasarkan hasil pengujian secara bersamaan atau simultan, diketahui bahwa kelima variabel
independen yaitu Return On Assets, Return On Equity, Current Ratio, Quick Ratio dan Cash
Ratioberpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratiopada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal tersebut diperkuat dengan nilai koefisien determinasisebesar
0.096 yang berarti 96% Dividend Payout Ratiodipengaruh Return On Assets, Return On Equity,
Current Ratio, Quick Ratio dan Cash Ratiodengan demikian Return On Assets, Return On Equity,
Current Ratio dan Cash Ratiodapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menilai Dividend
Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-
2014.
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan
pengujian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarakan pengujian hipotesis variabelReturn On Asset tidak terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap Dividend Payout Ratiopada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI periode 2010-2014. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai probabilitas Return On
Assetsebesar 0.414 yang berada diatas 0.05 (tingkat signifikan a=0.05). sehingga dapat
disimpulkan hipotesis pertama yang menyatakan Return On Asset berpengaruh terhadap
Dividend Payout Ratio ditolak.
2. Berdasarakan pengujian hipotesis variabel Return On Equity berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI periode 2010-2014. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai probabilitas Return
OnEquity sebesar 0.003 yang berada dibawah 0.05 (tingkat signifikan a=0.05). hal ini
menjelaskan bahwa semakin tinggi Return On Equity semakin tinggi tingkat keuntungan
yang diperoleh perusahaan maka semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam
membayarkan dividen. Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan, sehingga dapat
disimpulkan hipotesis kedua yang menyatakan Return On Asset berpengaruh terhadap
Dividend Payout Ratio diterima.
3. Berdasarakan pengujian hipotesis variabel Current Ratio tidak terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI periode 2010-2014. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai probabilitas Current
Ratio sebesar 0.138 yang berada diatas 0.05 (tingkat signifikan a=0.05). sehingga dapat
disimpulkan hipotesis ketiga yang menyatakan Current Ratio berpengaruh terhadap
Dividend Payout Ratio ditolak.
4. Berdasarakan pengujian hipotesis variabel Quick Ratio tidak terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI periode 2010-2014. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai probabilitas QuickRatio
sebesar 0.105 yang berada diatas 0.05 (tingkat signifikan a=0.05). sehingga dapat
disimpulkan hipotesis keempat yang menyatakan Current Ratio berpengaruh terhadap
Dividend Payout Ratio ditolak.
5. Berdasarakan pengujian hipotesis variabel Cash Ratio tidak terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI periode 2010-2014. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai probabilitas CashRatio
sebesar 0.510 yang berada diatas 0.05 (tingkat signifikan a=0.05). sehingga dapat
disimpulkan hipotesis kelima yang menyatakan Cash Ratio berpengaruh terhadap Dividend
Payout Ratio ditolak.
6. Secara simultan Variabel Return On Assets, Return On Equity,Current Ratio, Quick Ratio
dan Cash Ratio berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratiopada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Dengan nilai
Koefisien Determinasi ( Adjusted R Square ) adalah sebesar 0.147. hal ini menunjukkan
bahwa 14.7% Dividend Payout Ratio (DPR) dipengaruhi oleh Return On Assets (ROA),
Return On Equity (ROE), Current Ratio(CR), Quick Ratio (QR) dan Cash Ratio.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat dikemukakan saran sebagai
berikut:
1. Penelitian ini hanya menggunakan lima variabel bebas dandiharapkan pada penelitian
selanjutnya disarankan menambah variabel lainnya sebagai faktor yang berpengaruh
terhadap Dividend Payout Ratio(DPR).
2. Hasil penelitian ini menunjukkan hanya variabel yaituReturn On Equity (ROE)yang
berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Dengan demikian pihak
manajemen yang ingin memaksimumkan pembayaran dividen pada pemegang saham
untuk memperhatikan variabelReturn On Equity (ROE).
3. Bagi para investor, variabelReturn On Equity (ROE) dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam membuat keputusan untuk melakukan investasi pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Penelitian yang akan datang diharapkan dapat menambahkan rentang waktu penelitian
yang lebih panjang agar hasil yang diperoleh dapat lebih digeneralisasikan dan
diharapkan memberikan hasil analisis yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adhiputra, Rizal. 2010. “AnalisisFaktor - Faktor yang MempengaruhiDividen Payout
RatioPada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”.SkripsiUniversitasDiponegoro,
Semarang.
Asiah, Noor Antung. 2015. “AnalisispengaruhCurrent Ratio, Quick Ratio, Debt To Equity
Ratio Dan Return On Equity Terhadapdividen Payout RatiopadaPerusahaan Manufakturdi BEI 2010-
2012”.JurnalSocioscientia, Volum 7 No. 1.
Deitiana, Tita. 2011, “PengaruhRasioKeuangan, PertumbuhanPenjualan Dan
DividenTehadapPenjualanSaham”.JurnalBisnisdanAkuntansi, Vol.13 No.1.
Dendawijaya,Lukman. 2009. ManajemenPerbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
ElindaFebrudanSukirman . 2015. “DeterminanRasioKeuanganTerhadapKebijakan
Dividen” .jurnalAkuntansiFakultasEkonomiUniversitasNegeri Semarang . vol 4 no 4.
Ghozali, Imam. 2011. AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program
SPSSEdisiKetiga.BadanPenerbitUniversitasDiponegoro: Semarang.
Kartika, AmaliaViya. 2015. “Pengaruh Return On Asset, Return On Quitydan Assets Growth terhadap
dividend payout Ratiopada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2012”.
JurnalAdministrasiBisnisFakultasIlmuAdministrasiUniversitasBrawijaya Malang. Vol 1 No 2.
Kasmir. 2008. AnalisisLaporanKeuangan. Edisikesebelas. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.
Latiefasari, Diana Han. 2011. “Analisis factor-faktor yang
mempengaruhikebijakandividenpadaperusahaanmanufaktur yang listing di BEI 2005-2009”.
Malintan, Rio.2013. “Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio
(PER), Dan Return On Asset (ROA)Terhadap Return SahamPerusahaan Pertambangan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005 – 2010”, FakultaEkonomidanBisnis,
UniversitasBrawijaya.
67
Nurhayati, Mafizatun. 2013. “Profitabilitas, Likuiditas, danUkuran Perusahaan
PengaruhnyaTerhadapKebijakanDividen Dan Nilai Perusahaan Sektor Non
Jasa”JurnalKeuangandanBisnis Vol.5, No.2.
Sugiyono. 2012. MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&B. Bandung: Alfabeta.Offset.
Suliyanto, 2011.“EkonometrikaTerapan: Teori&Aplikasidengan SPSS”.Yogyakarta:CvAndi.
Syamsuddin,Lukman.2007. ManajemenKeuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja
GrafindoPersada.
WWW.idx.co.id.