pengaruh profesionalisme kerja dan insentif …

12
61 PENGARUH PROFESIONALISME KERJA DAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) PALEMBANG REGIONAL OFFICE Penulis Lesi Agusria Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang Email : [email protected] ABSTRACT The research analyze how Work Profesionalism and Incentive influence the Emplyee at PT. Asuransi Jiwasraya (persero) Palembang Regional Office at all level of job. Methods used in tgis research are Survey Method : Descriptive, Scoring the respondence’s answers use Likert Scale Technique, Data used in Statistic quantitative using SPSS Program, Regression an correlation used as statistic technique to find the score of the influence of Work Profesionalism and Incentive to Performance of Emplyee at PT. Asuransi Jiwasraya (persero) Palembang Regional Office. The Results of this research are follows : (1)The influence of Work Profesionalism to Performance of Emplyee at PT. Asuransi Jiwasraya (persero) Palembang Regional Office is positive, (2) The influence of Incentive to Performance of Emplyee at PT. Asuransi Jiwasraya (persero) Palembang Regional Office is prositive and (3) The Influence of Work Profesionalism and Incentive to Performance of Emplyee at PT. Asuransi Jiwasraya (persero) Palembang Regional Office are positive. Overall, employee performance at PT. Asuransi Jiwasraya (persero) Palembang Regional Office in this research is influenced positively by work profesionalism and Insentive both partially and simultantly. Keyword : Work Profesionalism, Incentive and Performance 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang datang dari dalam maupun dari lingkungan luar organisasi. Dari berbagai faktor yang ada, kualitas sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan faktor yang dominan. Salah satu hal penting dalam pengelolaan sumber daya tenaga kerja adalah masalah prestasi kerja atau yang lebih dikenal dengan kinerja. Kinerja memiliki keterkaitan erat dengan motivasi, lingkungan kerja, kompensasi serta profesionalisme dari para tenaga kerja. Profesionalisme dan insentif sebagai motivasi ekonomis dari setiap pekerja merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam suatu lembaga atau organisasi. Para manajer personalia menganut asumsi adanya korelasi positif

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PROFESIONALISME KERJA DAN INSENTIF …

61

PENGARUH PROFESIONALISME KERJA DAN INSENTIF TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PT. ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO)

PALEMBANG REGIONAL OFFICE

Penulis

Lesi Agusria

Dosen Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Palembang

Email : [email protected]

ABSTRACT

The research analyze how Work Profesionalism and Incentive influence the

Emplyee at PT. Asuransi Jiwasraya (persero) Palembang Regional Office at all level of

job. Methods used in tgis research are Survey Method : Descriptive, Scoring the

respondence’s answers use Likert Scale Technique, Data used in Statistic quantitative

using SPSS Program, Regression an correlation used as statistic technique to find the

score of the influence of Work Profesionalism and Incentive to Performance of Emplyee

at PT. Asuransi Jiwasraya (persero) Palembang Regional Office. The Results of this

research are follows : (1)The influence of Work Profesionalism to Performance of

Emplyee at PT. Asuransi Jiwasraya (persero) Palembang Regional Office is positive,

(2) The influence of Incentive to Performance of Emplyee at PT. Asuransi Jiwasraya

(persero) Palembang Regional Office is prositive and (3) The Influence of Work

Profesionalism and Incentive to Performance of Emplyee at PT. Asuransi Jiwasraya

(persero) Palembang Regional Office are positive. Overall, employee performance at

PT. Asuransi Jiwasraya (persero) Palembang Regional Office in this research is

influenced positively by work profesionalism and Insentive both partially and

simultantly.

Keyword : Work Profesionalism, Incentive and Performance

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan suatu organisasi

dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik

faktor yang datang dari dalam maupun

dari lingkungan luar organisasi. Dari

berbagai faktor yang ada, kualitas sumber

daya manusia atau tenaga kerja

merupakan faktor yang dominan. Salah

satu hal penting dalam pengelolaan

sumber daya tenaga kerja adalah masalah

prestasi kerja atau yang lebih dikenal

dengan kinerja. Kinerja memiliki

keterkaitan erat dengan motivasi,

lingkungan kerja, kompensasi serta

profesionalisme dari para tenaga kerja.

Profesionalisme dan insentif sebagai

motivasi ekonomis dari setiap pekerja

merupakan suatu bagian yang sangat

penting dalam suatu lembaga atau

organisasi. Para manajer personalia

menganut asumsi adanya korelasi positif

Page 2: PENGARUH PROFESIONALISME KERJA DAN INSENTIF …

62

antara semangat kerja dan produktifitas.

Pengaturan mengenai rencana insentif

moneter, jaminan keamanan dan

pengaturan kondisi kerja secara baik

dipercaya akan membawa peningkatan

semangat kerja karyawan yang pada

akhirnya mencapai produktifitas

maksimum.

Berkenaan dengan hasil kerja (1990,

h.67), Malayu Hasibuan menyatakan

bahwa kinerja adalah gabungan dari 3

(tiga) faktor penting yaitu kemampuan

dan minat seorang pekerja, kemampuan

penerimaan atas penjelasan delegasi

tugas/peran dan tingkat motivasi seorang

pekerja.

Dalam manajemen strategi bisnis,

untuk dapat berkembang pesat suatu

organisasi bisnis harus pandai

memadupadankan strategi fungsi

manajemen, profesionalisme, disiplin

kerja, motivasi, pengembangan karir dan

kompensasi bagi tenaga kerja, selain juga

harus mengembangkan kreasi dan inovasi

baru untuk menerobos kekuatan

paradigma konvensional dalam bisnis.

Disinilah diperlukan profesionalisme yang

berperan dalam organisasi di berbagai

tingkatan manajemen untuk

menggerakkan setiap sumber daya

manusia yang ada secara rasional agar

kinerja mencapai tujuan dan sasaran yang

ingin dicapai. Profesioalisme juga harus

mampu mengakomodasi perubahan –

perubahan baik berskala domestik maupun

global akibat dinamika masyarakat yang

semakin berkembang.

Dengan memperhatikan hal – hal di

atas pihak manajemen PT. Asuransi

Jiwasraya (persero) berusaha terus untuk

melakukan peningkatan di semua sektor,

baik itu peningkatan disektor teknologi

maupun peningkatan kemampuan sumber

daya manusia selaku pelaksana

operasional organisasi sehingga bisa

bertahan di dunia perasuransian di

Indonesia. Untuk dapat memenangkan

persaingan, Jiwasraya harus didukung

oleh tenaga pemasaran yang handal dan

karyawan-karyawan yang profesional,

yakni karyawan yang bertanggung jawab,

berdisiplin dan berorientasi pada

produktifitas tinggi.

PT. Asuransi Jiwasraya (persero)

selanjutnya disebut Jiwasraya, sebagi

BUMN pada prakteknya menerapkan

prinsip – prinsip Good Corporate

Governance (Tata Kelola Perusahaan

yang baik dan benar) berdasarkan UU No.

19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik

Negara dan Keputusan Menteri Badan

Usaha Milik Negara no. KEP-117/M-

MBU/2002 tentang penerapan praktek

Good Corporate Governance. Jiwasraya

menerapkan pola penilaian kinerja melalui

pencapaian target sasaran yang disepakati

antara perusahaan dengan para pekerja

berdasarkan program kerja yang

dituangkan dalam Laporan Penilaian

Pegawai Tahunan (LPPT) dan Yearly

Competency Appraisal.

Sebagai para pekerja BUMN, para

jiwasraya seringkali didapati belum

menerapkan profesionalisme, terbukti dari

kurangnya disiplin waktu kerja ataupun

minat dan semangat kerja tinggi untuk

mencapai produktifitas sesuai target yang

ditetapkan Kementerian yang menaungi.

Hal ini juga diperkuat dengan kurangnya

kesadaran dan penghayatan terhadap

tugas, job description dan pelaksanaan

peraturan yang ada serta kurangnya

koordinasi yang baik antara sesame

pekerja sebagai tim pelaksana program

kerja di Regional Office.

Penyebab dari kurang

memuaskannya pencapaian target

program kerja pada Jiwasraya diduga

terjadi akibat kurangnya profesionalisme

yang didominasi oleh kompetensi

karyawan yang umumnya para pekerja di

rekrut dari segala jurusan pendidikan,

sehingga secara kompetensi pembelajaran

para pekerja belum memadai untuk

menunjang karir dan menjadi salah satu

faktor yang mempengaruhi kinerja di

Page 3: PENGARUH PROFESIONALISME KERJA DAN INSENTIF …

63

Jiwasraya terutama pada bagian

pemasaran.

Karyawan tetap pada Jiwasraya

deberikan kompensasi dengan sistem

pemberian yang berasal dari wewenang

Head Office dan masing – masing

Regional Office.kompensasi yang

diberikan terdiri dari unsur gaji, insentif

tahunan yang didasarkan pada kinerja

karyawan sepanjang tahun berjalan,

manfaat dan fasilitas berdasarkan jabatan

serta pemberian insentif tambahan dari

masing – masing Regional/ Branch Office.

Pemberian insentif sebagai motivasi

ekonomi satu-satunya harapan untuk dapat

memacu semangat dan kemauan pekerja

sehingga memunculkan sikap professional

pada diri setiap pekerja untuk

menghasilkan kinerja yang baik dan

berhasil demi terwujudnya program kerja

secara nasional. Oleh karena itu, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “ Pengaruh Profesionalisme

Kerja dan Insentif Terhadap Kinerja

Karyawan PT. Asuransi Jiwasraya

(persero) Palembang Regional Office.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas,

maka dapat dirumuskan hipotesis :

a) Profesionalisme kerja berpengaruh

positif terhadap kinerja karyawan PT.

Asuransi Jwasraya (persero)

Palembang Regional Office

b) Insentif berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan

PT. Asuransi Jiwasraya (persero)

Palembang Regional Office

c) Profesionalisme kerja dan Insentif

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan PT.

Asuransi Jiwasraya (persero)

Palembang Regional Office.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profesional Kerja

Profesionalisme (profésionalisme)

ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran,

cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain)

sebagaimana yang sewajarnya terdapat

pada 38 atau dilakukan oleh seorang

profesional. Profesionalisme berasal

daripada profesion yang bermakna

berhubungan dengan profesion dan

memerlukan kepandaian khusus untuk

menjalankannya, (KBBI, 1994). Jadi,

profesionalisme adalah tingkah laku,

kepakaran atau kualiti dari seseorang yang

profesional (Longman, 1987).

Konsep profesionalisme yang

dikembangkan oleh Hall (1968) adalah

mengembangkan konsep profesionalisme

yang digunakan untuk mengukur

bagaimana para profesionalis memandang

profesi mereka yang tercermin dalam

sikap dan perilaku mereka. Hall (1968)

menganggap bahwa ada hubungan timbal

balik antara sikap dan perilaku yaitu

perilaku profesionalisme merupakan

cerminan dari sikap profesionalisme,

demikian pula sebaliknya (Kalbers dan

Fogarty, 1995, Rahmawati, 1997). Konsep

profesionalisme yang dikembangkan oleh

Hall (1968) adalah Konsep

profesionalisme pada level individual,

yang digunakan untuk menguji

profesionalisme pemeriksa (auditor).

(Morrow dan Goetz, 1988), menyatakan

profesionalisme meliputi lima elemen :

1. Pengabdian pada profesi (dedication )

yang tercermin dalam dedikasi

profesional melalui penggunaan

pengetahuan dan kecakapan yang

dimiliki. Sikap ini adalah ekspresi

dari pencerahan diri secara total

terhadap pekerjaaan. Pekerjaan

didefinisi sebagai tujuan bukan

sekedar alat untuk mencapai tujuan.

Sedangkan totalitas adalah

merupakan komitmen pribadi

sehingga kompensasi utama yang

diharapkan dari pekerjaan adalah

kepuasan rohani dan kepuasan

material,

Page 4: PENGARUH PROFESIONALISME KERJA DAN INSENTIF …

64

2. Kewajiban sosial (social obligation)

yaitu pandangan tentang pentingnya

peran profesi serta manfaat yang

diperoleh baik oleh masyarakat

maupun profesionalisme itu sendiri,

karena adanya pekerjaan tersebut,

3. Kemandirian (autonomy demands)

yaitu suatu pandangan bahwa seorang

profesionalisme harus mampu

membuat keputusan sendiri tanpa

tekanan dari pihak lain,

4. Keyakinan terhadap peraturan profesi

(belief in self-regulation), yaitu suatu

keyakinan bahwa yang paling

berwenang dalam menilai pekerjaan

profesional adalah rekan sesama

profesi bukan pihak luar yang tidak

mempunyai kompetensi dalam bidang

ilmu dan pekerjaannya dan

5. hubungan dengan sesama profesi

(profesional community affiliation)

yaitu penggunaan ikatan profesi

sebagai acuan, termasuk organisasi

formal dan kelompok –kelompok

kolega informal sebagai sumber ide

utama pekerjaan ini.

2.2 Insentif

Dalam Kamus besar bahasa Indonesia

disebutkan bahwa insentif adalah

“tambahan penghasilan (uang, barang, dan

lain sebagainya) yang diberikan sebagai

perangsang gairah kerja”. Menurut

Samsudin (2006:194) mendefenisikan

insentif adalah “pemberian upah atau gaji

yang berbeda, bukan didasarkan pada

evaluasi jabatan, namun karena adanya

perbedaan prestasi kerja”. Sedangkan

menurut Panggabean (2004:89) “ Insentif

merupakan penghargaan dalam bentuk

uang yang diberikan kepada mereka yang

dapat bekerja melampaui standart yang

telah ditentukan”.

Menurut Simamora (2004:514) yang

dimaksud insentif adalah suatu program

yang mengaitkan bayaran dengan

produktivitas kerja. Selanjutnya

Mangkunegara (2001:89) “Suatu

penghargaan dalam bentuk uang yang

diberikan oleh pihak pemimpin organisasi

kepada karyawan agar mereka bekerja

dengan motivasi yang tinggi dan

berprestasi dalam mencapai tujuan -

tujuan organisasi”.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat

disimpulkan bahwa insentif merupakan

salah satu bentuk rangsangan atau

motivasi yang sengaja diberikan kepada

karyawan untuk mendorong semangat

kerja karyawan agar mereka dapat

meningkatkan produktivitas kerja dalam

mencapai tujuan organisasi.

2.3 Kinerja

Dalam Kamus besar bahasa Indonesia

disebutkan bahwa insentif adalah

“tambahan penghasilan (uang, barang, dan

lain sebagainya) yang diberikan sebagai

perangsang gairah kerja”.

Menurut Samsudin (2006:194)

mendefenisikan insentif adalah

“pemberian upah atau gaji yang berbeda,

bukan didasarkan pada evaluasi jabatan,

namun karena adanya perbedaan prestasi

kerja”. Sedangkan menurut Panggabean

(2004:89) “ Insentif merupakan

penghargaan dalam bentuk uang yang

diberikan kepada mereka yang dapat

bekerja melampaui standart yang telah

ditentukan”. Menurut Simamora

(2004:514) yang dimaksud insentif adalah

suatu program yang mengaitkan bayaran

dengan produktivitas kerja. Selanjutnya

Mangkunegara (2001:89) “Suatu

penghargaan dalam bentuk uang yang

diberikan oleh pihak pemimpin organisasi

kepada karyawan agar mereka bekerja

dengan motivasi yang tinggi dan

berprestasi dalam mencapai tujuan -

tujuan organisasi”.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat

disimpulkan bahwa insentif merupakan

salah satu bentuk rangsangan atau

motivasi yang sengaja diberikan kepada

karyawan untuk mendorong semangat

kerja karyawan agar mereka dapat

Page 5: PENGARUH PROFESIONALISME KERJA DAN INSENTIF …

65

meningkatkan produktivitas kerja dalam

mencapai tujuan organisasi.

Menurut Mathis dan Jackson (2002)

kinerja pegawai adalah mempengaruhi

seberapa banyak kontribusi kepada

organisasi antara lain termasuk :

1. Kuantitas Kerja Standar ini

dilakukan dengan cara

membandingkan antara besarnya

volume kerja yang seharusnya (standar

kerja norma) dengan kemampuan

sebenarnya.

2. Kualitas Kerja Standar ini menekankan

pada mutu kerja yang dihasilkan

dibandingkan volume kerja.

3. Pemanfaatan Waktu Yaitu penggunaan

masa kerja yang disesuaikan dengan

kebijaksanaan perusahaan.

4. Tingkat Kehadiran Asumsi yang

digunakan dalam standar ini adalah

jika kehadiran pegawai di bawah

standar kerja yang ditetapkan maka

pegawai tersebut tidak akan mampu

memberikan kontribusi yang optimal

bagi perusahaan

5. Kerjasama Keterlibatan seluruh

pegawai dalam mencapai target yang

ditetapkan akan mempengaruhi

keberhasilan bagian yang diawasi.

Kerjasama antara pegawai dapat

ditingkatkan apabila pimpinan mampu

memotivasi pegawai dengan baik

Adapun indikator kinerja karyawan

menurut Guritno dan Waridin (2005)

adalah sebagai berikut :

1. Mampu meningkatkan target pekerjaan.

2. Mampu menyelesaikan pekerjaan tepat

waktu.

3. Mampu menciptakan inovasi dalam

menyelesaikan pekerjaan.

4. Mampu menciptakan kreativitas dalam

menyelesaikan pekerjaan.

5. Mampu meminimalkan kesalahan

pekerjaan.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah

PT. Asuransi Jiwasraya (persero)

Palembang Regional Office yang

membawahi 5 (lima) area kantor cabang

yaitu Bengkulu, Pangkal Pinang, Bandar

Lampung, Prabumulih dan Palembang

Kota.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh karyawan PT. Asuransi Jiwasraya

(persero) Regional Office sebanyak 87

(delapan puluh tujuh) orang karyawan

berbagai jabatan. Dari 87 orang tersebut,

semuanya akan dijadikan sampel

penelitian yang terdiri dari 37 orang untuk

data uji coba dan 50 orang tersisa untuk

data penelitian. Teknik sampel pada

penelitian ini adalah menggunakan teknik

sampel jenuh atau sensus yang artinya

teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai

sampel menurut Sugiyoyo (2011).

3.3 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan

adalah penelitian deskriptif kuantitatif

yakni penelitian yang dilakukan untuk

mengtahui nilai variabel mandiri, baik

satu atau lebih variabel tanpa membuat

perbandingan, atau menghubungkan

antara variabel satu dengan variabel yang

lain dengan menggunakan bentuk data

yang berbentuk angka (Sugiono, 2013).

3.4 Sumber Data

Data yang digunakan dalam

penelitian ini berasal dari 2 (dua) sumber

yakni data primer yang merupakan data

yang diperoleh langsung dari lapangan

atau dari masyarakat, dan data sekunder

Page 6: PENGARUH PROFESIONALISME KERJA DAN INSENTIF …

66

yang diperoleh dari bahan- bahan

kepustakaan (Sunyoto, 2015)

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam

penelitian ini terbagi atas 3 (tiga) metode,

yaitu :

a) Metode angket atau kuisioner, yaitu

teknik pengumpulan data melalui

formulir yang berisi pertanyaan –

pertanyaan yang diajukan secara

tertulis pada seseorang atau

sekumpulan orang untuk mendapatkan

jawaban atau tanggapan dan informasi

yang diperlukan oleh peneliti

(Mardalis,2014). Dalam hal ini peneliti

menggunakan angket tipe pilihan

dengan bentuk skala likert yang

diberikan lagsung kepada responden

dengan pertimbangan antar lain :

memudahkan peneliti dalam merekap

jawaban responden, dan membatasi

jawaban responden agar tidak

menyimpang dari pertanyaan

penelitian.

b) Metode dokumentasi, adalah metode

pengumpulan data yang bersumber

pada benda – benda tertulis

c) Metode Observasi, adalah melakukan

pengamatan langsung tentang latar

belakang penelitian. Dalam hal ini

peneliti menggunakan observasi

berperan serta, yaitu terlibat langsung

dengan kegiatan sehari – hari para

pegawai atau responden yang menjadi

sampel dan yang akan digunakan

sebagai sumber data dalam penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Uji Instrumen Penelitian Uji instrumen penelitian yaitu suatu

pengujian yang dilakukan untuk

memastikan suatu intrumen yang

digunakan dalam suatu penelitian bersifat

valid dan realibel. Uji instrumen

penelitian dalam penelitian ini

menggunakan uji validitas dan uji

realibilitas.

3.6.2 Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linier berganda

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh penggunaan alat pembayaran

menggunakan kartu baik kartu ATM

maupun kartu kredit terhadap pola

konsumsi masyarakat di Kota Palembang

secara parsial maupun simultan. Model

hubungan nilai dengan variabel-variabel

tersebut dapat disusun dalam fungsi atau

persamaan sebagai berikut (Ghozali,

2005:82) : Y = a+ bx1+ bx2+ e

3.7 Variabel Operasional

Variabel adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, objek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari atau ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2012). Sehingga variabel

penelitian ini dapat diidentifikasikan

sebagai berikut : variabel bebas

(independent variabel) dalam penelitian

ini adalah Profesionalisme dan Insentif,

variabel terikat ( dependent variabel)

adalah Kinerja karyawan. Adapun

indicator dari kedua jenis variabel tersebut

adalah sebagai berikut :

Page 7: PENGARUH PROFESIONALISME KERJA DAN INSENTIF …

67

Tabel Variabel Operasional

Variabel Definisi Operasional Dimensi Indikator

Profesionalisme (X1) Profesionalisme adalah

suatu kemampuan dan

keteramoilan seseorang

dalam melakukan

pekerjaan menurut bidang

dan tingkatan masing –

masing atau dengan kata

lain profesionalisme

adalah seseorang yang

melakukan pekerjaan

berdasarkan keahlian,

kemampuan dan

keterampilan khusus

dibidang pekerjaannya

Kurniawan (2005:73)

1. Kompetensi

professional

2. Kompetensi

Sosial

3. Kompetensi

Personal

1. Menguasai teori

2. Menyusun Program

kerja

3. Melaksanakan

Program kerja

1. Komunikasi secara lisan

2. Komunikasi secara

tulisan

3. Komunikasi media

elektronik

4. Komunikasi dalam

aktivitas kelompok

1. Etika dalam bergaul

2. Kerjasama

3. Cara mengambil

keputusan

Insentif (X2) Insentif adalah tambahan

balas jasa yang diberikan

kepada karyawan tertentu

yang prestasinya diatas

prestasi standard. Insentif

ini merupakan alat yang

digunakan sebagai

pendukung prinsip adil

dalam pemberian

kompensasi. Hasibuan

(2002:117)

1. tingkat kepuasan

karyawan

terhadap

besaran Insentif

yang diterima

1. Insentif dalam meningkatkan

kinerja

2. Obyektivitas

Kinerja (Y) Kinerja adalah sistem yang

digunakan untuk menilai

dan mengetahui apakah

seorang karyawan telah

melaksanakan

pekerjaannya secara

keseluruhan atau

merupakan perpaduan dari

hasil kerja (apa yang harus

dicapai seseorang) dan

kompetensi (bagaimana

seseorang mencapainya).

Sedarmayanti ((2011:260)

1. Prestasi kerja

karyawan

2. Perilaku kerja

dalam

pencapaian hasil kerja

1. Kemampuan

2. Keterkaitan

3. Keandalan

4. Kualitas

1. Tanggungjawab

2. Ketelitian

3. Kelancaran

4. Cara mengambil

keputusan

5. Fasilitas Kerja

Page 8: PENGARUH PROFESIONALISME KERJA DAN INSENTIF …

68

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji reliabilitas adalah indeks

yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

ukur dapat dipercaya atau dapat

diandalkan. Kuisioner dapat dikatakan

reliable atau andal apabila jawaban

responden terhadap kuisioner adalah

konsisten.Dalam penelitian ini untuk

menentukan kuisioner apakah reliable atau

tidak adalah menggunakan nilai alpha

cronbach. Dikatakan reliable apabila nilai

alpha cronbach> 0,60 dan dikatakan tidak

reliable apabila nilainya sama dengan atau

lebih kecil dari 0,60. Dari hasil uji

reliabilitas menggunakan program SPSS

diketahui nilai alpha cronbachuntuk

keseluruhan butir pertanyaan variabel

Profesionalisme (X1), Insentif (X2) dan

Kinerja karyawan (Y) dikatakan reliable

atau layak uji dengan nilai masing –

masing X1 = 0,785 X2 = 0,897 dan Y =

0.905

Hasil Uji normalitas penelitian

menggunakan statistic Kolmogrov-

Smirnov melalui program pengalohan data

SPSS, yaitu dengan membandingkan nilai

Asymtotic Significance (A-sym) yang

diperoleh dengan nilai α (0,05) dengan

hipotesis sebagai berikut : H0= Data

berdistribusi normal dan H1 = Data tidak

berdistribusi normal. Nilai Kolmogrov-

Smirnov untuk masing – masing vaiabel

adalah sebagai berikut : Profesionalisme

(X1) sebesar 0,797 dan nilai A-sym

sebesar 0,549 maka artinya data

berdistribusi normal, variabel Insentif

(X2) sebesar 0,749 dan nilai A-sym 0,629

maka artinya data berdistribusi normal,

serta variabel Kineja karyawan (Y)

sebesar 0,789 dan nilai A-sym 0,563 maka

artinya data berdistribusi normal.

Untuk mengetahui apakah terjadi

hubungan linier antara variabel bebas (X)

dengan variabel terikat (Y), penelitian ini

menggunakan uji linearitas menggunakan

program SPSS dengan kriteria nilai Sig

pada baris Deviation for linearity harus

lebih besar dari nilai α (0,05) didapat hasil

untuk variabel profesionalisme sebesar

0.880 dan variabel insentif 0,318

keduanya lebih besar dari nilai α (0,05)

maka antara variabel Kinerja karyawan

(Y) dengan variabel X1 memiliki

hubungan yang linier begitu juga antara

variabel Y dengan X2 memiliki hubungan

yang linier.

Analisis regresi digunakan untuk

menganalisa pengaruh dua atau lebih

khususnya variabel yang hubungan sebab

akibat antara variabel bebas dan variabel

terikat. Berikut table hasil analisis regresi

linear berganda untuk kedua variabel

penelitian ini :

Tabel 4.1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

B Std.

Error

Beta

1 (Constant)

Profesionalisme

kerja

Insentif

6.869

.170

.748

12.791

.283

.247

.109

.550

Sumber : pengolahan data SPSS

Tabel 4.2 Anovab

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1 Regression

Residual

Total

690.498

996.621687.120

2

47 49

345.249

21.205 16.282

.000a

a. Predictors : (Constant), INSENTIF,

PROFESIONALISME KERJA

b. Dependent Variabel : KINERJA

Sumber : pengolahan data SPSS

Dari tabel di atas didapat nilai

konstanta sebesar 6,869, koefisien regresi

variabel profesionalisme kerja sebesar

0,170 dan koefisien regresi variabel

insentif sebesar 0.748 sehingga diperoleh

Page 9: PENGARUH PROFESIONALISME KERJA DAN INSENTIF …

69

persamaan regresi yang mencerminkan

hubungan fungsional antara variabel

profesionalisme (X1) dan insentif (X2)

secara simultan terhadap variabel Kinerja

karyawan (Y) adalah Y = 6,869 + 0,170X1

+ 0,748X2 + e , yang artinya dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Konstanta sebesar 6,869 artinya jika

variabel profesionalisme (X1) dan

insentif (X2) tidak ada maka tingkat

kinerja karyawan di PT. Asuransi

Jiwasraya (persero) Palembang

Regional Office cenderung positif dan

searah

2. Koefisien regresi variabel

profesionalisme (X1) sebesar 0,170

menyatakan setiap penambahan

(kenaikan) satu satuan skor variabel

X1 akan meningkatkan kinerja

karyawan sebesar 0,170 dengan

menjaga skor insentif (X2) tetap /

konstan

3. Koefisien regresi variabel insentif

(X2) sebesar 0,748 yang berarti bahwa

semakin tinggi insentif dengan asumsi

variabel lain tetap maka kinerja

karyawan akan semakin meningkat

pula sebesar 0,748

Dalam perumusan hipotesis variabel

profesionalisme (X1) dan insentif (X2)

secara bersama – sama terhadap Kinerja

karyawan, maka dapat dikatakan apabila :

H0 : β1 = 0 Tidak ada pengaruh yang

positif dan signifikan antara

Profesionalisme dan

Insentif dengan Kinerja

karyawan

Ha : β1 > 0 Ada pengaruh yang positif

dan signifikan antara

Profesionalisme dan

Insentif dengan Kinerja

karyawan

Berdasarkan hasil perhitungan uji F

pada table Annova diperoleh F hitung

sebesar 16,282 dengan tingkat Sig 0.000

berati bahwa Profesionalisme (X1) dan

Insentif (X2) terbukti secara simultan

mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap Kinerja karyawan. Ini

berarti hipotesis Ha diterima. Sedangkan

hasil pengujian t statsitik yakni sebagai

berikut :

Tabel 4.3 Hasil Uji t (parsial)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig

B Std.

Error Beta

1 (Constant)

Profesionalisme

kerja

Insentif

6.869

.170

.748

12.791

.283

.247

.109

.550

4.473

5.713

.000

.000

Sumber : pengolahan data SPSS

Pada pengujian secara parsial yang

bertujuan untuk mengetahui apakah

variabel profesionalisme dan insentif

masing – masing berpengaruh terhadap

kinerja karyawan dapat dilihat dari table

hasil uji t bahwa Profesionalisme (X1)

mempunyai hubungan positif atau searah,

hal ini berarti bila profesionalisme

Page 10: PENGARUH PROFESIONALISME KERJA DAN INSENTIF …

70

meningkat maka kinerja karyawan juga

meningkat. Ini dibuktikan dengan nilai t

hitung X1 4.473 > t table 1,9886 (df:84)

maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan

Ha diterima atau dapat dikatakan bahwa

secara parsial Profesionalisme (X1)

berpengaruh terhadap Kinerja karyawan.

Hal ini juga berlaku pada variabel Insentif

(X2) dimana hasil t hitung sebesar 5.713 >

dari t table 1,9886 (df:84) menunjukkan

variabel Insentif berpengaruh psotif dan

searah terhadap Kinerja karyawan yang

artinya apabila Insentif meningkat maka

Kinerja karyawan akan meningkat pula.

Dalam penelitian ini digunakan

koefisien determinasi untuk mengatur

seberapa jauh kemampuan variabel bebas

yang dimasukkan dalam model untuk

menjelaskan variabel terikat, dimana 0 ≤

r2 ≤ 1.Jika r2 semakin mendekati 0,

berarti model tidak baik atau variasi

model dalam menjelaskan sangat terbatas,

sebaliknya semakin mendekati 1 maka

model semakin baik. Koefisien

determinasi dalam penelitian ini memiliki

besar pengaruh yang dapat dilihat pada

table berikut :

Tabel 4.4 Koefisien Determinasi Model

Summary

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std.

Error of

the

Estimate

1 .640a .409 .384 4.60486

a.Predictors : (Constant), INSENTIF,PROFESIONALISME KERJA

b. Dependent Variabel : KINERJA

Berdasarkan hasil yang tercantum

pada tabel 4.4, dapat dilihat bahwa nilai R

sebesar 0,640 atau sama dengan 64,0%

artinya pengaruh variabel Profesionalisme

dan Insentif dengan variabel Kinerja

adalah erat. Besar R Square (R2) adalah

0,409 ini artinya bahwa 40,9% kinerja

dipengaruhi oleh faktor Profesionalisme

dan insentif, sementara sisanya

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini.

5. KESIMPULAN

Variabel profesionalisme kerja

menjadi salah satu faktor penting dalam

meningkatkan kinerja karyawan PT.

Asuransi Jiwasraya (Persero) Palembang

Regional Office yang memiliki pengaruh

positif. Artinya, semakin tinggi derajat

profesionalisme kerja yang diterapkan

karyawan maka semakin meningkat pula

kinerja karaywan tersebut. Variabel

Insentif juga memberikan pengaruh

terhadap kinerja karyawan PT. Asuransi

Jiwasraya (persero) Palembang Regional

Office. Sama halnya dengan

profesionalisme kerja, insentif juga

memperlihatkan pengaruh positif pada

pencapaian kinerja karyawan. Semakin

tinggi insentif yang diterima karyawan,

maka semakin meningkat pula kinerjanya.

Besarnya kontribusi pengaruh

profesionalisme dan insentif secara

bersama-sama dalam menjelaskan variasi

variabel kerja adalah 40,9%,sisanya

dipengaruhi faktor lain yang tidak

dimasukkan dalam model penellitian ini.

Hubungan fungsional yang menunjukkan

pengaruh variabel profesionalismekerja

dan insentitf terhadap kinerja karyawan di

PT. Asuransi Jiwasraya (persero)

Palembang Regional Office dapat

ditunjukkan dengan persamaan Y=

6,869+0,170X1+0,748X2+e

Hal penting yang dapat dikemukakan atas

penelitian ini dapat dikemukakan adalah

Page 11: PENGARUH PROFESIONALISME KERJA DAN INSENTIF …

71

bahwa menciptakan penerapan

profesionalisme dan meningkatkan

pemberian insentif yang transparan perlu

dilakukan sehingga dapat meningkatkan

dedikasi dan loyalitas karyawan dalam

rangka pencapaian sasaran kerja yang

telah ditentukan sebelumnya melalui

peningkatan kematangan dan pemahaman

yang lebih pada karyawan terhadap rasa

tanggungjawab, ketelitian, kelancaran

kerja, cara pengambilan keputusan dan

penggunaan fasilitas perusahaan yang

terwujud dalam sikap profesionalisme.

Hal ini didukung dengan hasil penelitian

Shinta Mulya Murniwati dalam penelitian

yang berjudul Pengaruh Imbalan dan

Lingkungan kerja Terhadap Kinerja

Karyawan di RS Muhammadyah Bandung

serta penelitian Analisis Tentang

Pengaruh Profesionalisme dan Disiplin

Kerja Karyawan Terhadap Kinerja

karyawan Dinas Pertanian Bengkulu

Selatan, hasil penelitian dari Desnata

Sutrisno.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1994. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan. Balai Pustaka.

Jakarta

Edy, Sutrisno. 2011. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Jakarta : Kencana

Guritno, Bambang dan Waridin. 2005.

Pengaruh Persepsi Karyawan

Mengenai Perilaku Kepemimpinan,

Kepuasan Kerja Dan Motivasi

Terhadap Kinerja. JRBI. Vol 1. No

1. Hal: 63-74

Hasibuan, Melayu. S., 2000. Manajemen

Sumber Daya Manusia, Edisi

Pertana, Cetakan Ke-3, Jakarta :

Penerbit CV. Mas Agung.

Hall, Richard. 1968. “Professionalism and

Bureaucratization”, American

Sosiological Review, 33: 92-104.

New Jersey.

Irham, Fahmi. 2011. Manajemen Kinerja

Teori dan Aplikasi. Bandung :

Alfabeta

Iqbal, Hasan. 2013. Analisis Data

Penelitian dengan Statistik (edisi ke

2). Jakarta : PT. Bumi Aksara

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2007,

Evaluasi Kinerja Sumber Daya

Manusia, Cetakan Ketiga Penerbit

PT. Refika Aditama, Bandung.

Mathis, Robert L dan Jackson John

H. 2002. Human Resoursce

Management, Alih. Bahasa. Jakarta :

Salemba Empat

Morrow, P,C. And J.F. Goetz, 1988,

“Profesionalism as form of work

commitment and Job Satisfaction in

Accounting Organization”,

Accounting, Organization and

Society 9 (1) : 49-59

Murniwati. Shinta Mulya. 2000. Pengaruh

Imbalan dan Lingkungan Kerja

terhadap Kinerja Karyawan di RS

Muhammadyah Bandung.Skripsi

Sadili, Samsudin. 2006. Panggabean, S.,

Mutiara. 2004. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Bogor: Ghalia

Indonesia

Simamora, Henry, 2004, Manajemen

Sumber Daya Manusia, Edisi

Ketiga, Cetakan Pertama, Bagian

Penerbitan STIE YKPN,

Yogyakarta.

Page 12: PENGARUH PROFESIONALISME KERJA DAN INSENTIF …

72

Sukmalana. Soelaiman. 2007. Manajemen

Kinerja : Langkah efektif untuk

Membangun,Mengendalikan dan

Evaluasi Kerja. Jakarta : PT.

Intermedia Personalia Utama