pengaruh pertumbuhan jumlah ukm terhadap penyerapan tenaga kerja di indonesia
DESCRIPTION
Makalah ini menganalisa mengenai pengaruh dari pertumbuhan jumlah UKM terhadap penyerapan tenaga kerja di IndonesiaTRANSCRIPT
-
Ekonomi Bisnis di Asia
Pengaruh Pertumbuhan Jumlah UKM Terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia
Johannes Richard Liamri
3121004
FAKULTAS BISNIS & EKONOMIKA
UNIVERSITAS SURABAYA
2014/2015
-
2
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan sebuah istilah yang mengacu
pada usaha berskala kecil yang memiliki kekayaan bersih maksimal sekitar Rp
200.000.000, belum termasuk tanah dan bangunan. UKM merupakan salah satu
contoh dari badan usaha perseorangan di mana didirikan dan dimiliki oleh satu
orang saja.
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peranan yang strategis
dalam pembangunan ekonomi nasional karena selain berperan dalam
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, keberadaan UKM di
tengah masyarakat juga memberikan andil terhadap pendistribusian hasil-hasil
pembangunan. Sejak krisis ekonomi menimpa negara kita beberapa waktu
belakangan ini, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) justru terbukti lebih
tangguh dalam menghadapi krisis tersebut dibandingkan dengan usaha-usaha
lain yang lebih besar.
Sampai akhir tahun 2012, jumlah UKM di Indonesia telah mencapai jumlah
yang cukup fantastis yaitu sebesar 56.534.592 unit UKM. Jumlah yang tidak
sedikit, namun apakah ada dampak yang positif dari jumlah UKM yang banyak
tersebut? Apakah dengan jumlah UKM yang banyak dapat memajukan
perekonomian bangsa? Apakah dengan jumlah UKM yang banyak itu
masyarakat Indonesia bisa menjadi lebih sejahtera? Apakah dengan jumlah
UKM yang banyak tersebut dapat mempersiapkan Indonesia untuk memasuki
MEA pada tahun 2016?
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan jumlah UKM terhadap penyerapan
tenaga kerja di Jatim?
-
3
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi
2.1.1.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
1. Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju
keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan
ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi
merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
2. Perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan
barang & jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah
(Sadono Sukirno, 2004)
3. Pertambahan output atau pertambahan pendapatan nasional
agregatif dalam kurun waktu tertentu (misal: 1 tahun) yang dipantau
akibat adanya kenaikan faktor - faktor input agregatif (Prasetyo,
2011)
4. Pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang
terus menerus dalam jangka panjang.
5. Pertumbuhan ekonomi adalah proses di mana terjadi kenaikan
produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi
perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi
pertumbuhan output riil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain
adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan
output per kapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan
taraf hidup diukur dengan output riil per orang.
-
4
4
2.1.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi merupakan penjelasan mengenai faktor-
faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka
panjang dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut
berinteraksi satu sama lain sehingga terjadi proses pertumbuhan
ekonomi. Ada 2 Mazhab besar dalam teori pertumbuhan ekonomi
yaitu historis merupakan teori pertumbuhan ekonomi linear (teori
tahapan pertumbuhan ekonomi) dan analitis merupakan modern
(mengungkapkan proses pertumbuhan secara logis & konsisten,
bersifat abstrak, tidak menekankan historis. Terdiri atas teori
pertumbuhan struktural, dependensia, neoklasik.
Melalui hasil pengamatan dan penelitian para ahli terhadap
pembangunan ekonomi, lahir teori - teori yang kemudian menjadi
landasan proses pembangunan, di antaranya :
1. Teori Pertumbuhan Linear
Dasar pemikiran dari teori pertumbuhan linear ini adalah
evolusi proses pembangunan yang dialami oleh suatu negara
selalu melalui tahapan-tahapan tertentu (Mudrajad, 2003:47).
2. Teori Pertumbuhan Adam Smith
Menurut Adam Smith terdapat dua aspek utama
pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan
pertumbuhan penduduk. Pada pertumbuhan output total terdapat
tiga unsur pokok dari sistem produksi suatu negara ialah sumber
daya alam yang tersedia, sumber daya insani dan stok barang
modal yang ada. Menurut Adam Smith, sumber daya alam yang
tersedia merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan
produksi suatu masyarakat. Jika suatu saat nanti semua sumber
daya alam tersebut telah digunakan secara penuh maka
-
5
5
pertumbuhan output pun akan berhenti. Sedangkan sumber daya
insani memiliki peranan yang pasif dalam proses pertumbuhan
output dan stok modal merupakan unsur produksi yang secara
aktif menentukan tingkat output.
Sedangkan pada pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk
akan meningkat jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari
tingkat upah subsisten yaitu tingkat upah yang pas-pasan untuk
hidup.
Selain itu, Adam Smith dalam pemikirannya membagi
pertumbuhan ekonomi menjadi 5 tahap, dimulai dari masa
perburuan, masa beternak, masa bercocok tanam, masa
perdagangan, dan masa perindustrian.
3. Teori Marx
Karl Marx mengemukakan teorinya berdasar atas sejarah
perkembangan masyarakat dimana perkembangan masyarakat itu
melalui 5 tahap yaitu masyarakat komunal, masyarakat
perbudakan, masyarakat feodal, masyarakat kapitalis dan
masyarakat sosialis. Dalam perkembangan perekonomian di
masyarakat, Karl Marx membagi menjadi tiga tahapan
yaitu feodalisme, kapitalisme, dan sosialisme.
Marx berpendapat bahwa kemampuan para pengusaha untuk
mengakumulasi modal terletak pada kemampuan mereka dalam
memanfaatkan nilai lebih produktivitas buruh yang dipekerjakan.
4. Teori Pertumbuhan Rostow
Rostow membagi proses perkembangan ekonomi suatu
Negara menjadi lima tahap; (1) perekonomian tradisional (2)
prakondisi tinggal landas (3) tinggal landas (4) menuju
kedewasaan, dan (5) konsumsi massa tinggi. (Mudrajad:2003)
-
6
6
1. Perekonomian Tradisional
Dalam suatu masyarakat tradisional, tingkat produktivitas per
pekerja masih rendah, oleh karena itu sebagian besar sumber
daya masyarakat digunakan untuk kegiatan sektor pertanian.
2. Pra Kondisi Tinggal Landas
Tahap prasyarat tinggal landas ini didefinisikan Rostow
sebagai suatu masa transisi dimana masyarakat
mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas
kekuatan sendiri (self sustained growth), ciri - ciri dan
upayanya:
1. Peningkatan investasi di sektor infrastruktur/prasarana
terutama transportasi.
2. Revolusi bidang pertanian untuk memenuhi peningkatan
permintaan penduduk.
3. Perluasan impor, termasuk impor modal oleh biaya
produksi yang efisien dan pemasaran sumber alam untuk
ekspor.
3. Tinggal Landas
Tahap tinggal landas sebagai suatu revolusi industri yang
berhubungan dengan revolusi metode produksi dan
didefinisikan sebagai tiga kondisi yang saling berkaitan,
4. Tahap Menuju Kedewasaan
Tahap menuju kedewasaan ditandai dengan penerapan
teknologi modern secara efektif terhadap sumber daya yang
dimiliki. Pada tahap ini terdapat tiga perubahan yang penting:
a. Tenaga kerja berubah dan tidak terdidik menjadi baik
-
7
7
b. Perubahan watak pengusaha dari pekerja dari keras dan
kasar berubah menjadi manajer efisien yang halus
dan sopan
c. Masyarakat jenuh terhadap indutrialisasi dan
menginginkan perubahan lebih jauh.
5. Tahap Konsumsi Tinggi
Tahap konsumsi tinggi merupakan tahap akhir teori
pertumbuhan Rostow. Pada tahap ini ditandai dengan migrasi
besar-besaran masyarakat pusat perkotaan ke pinggiran
kota (urbanisasi), akibat dari pusat kota dijadikan sebagai
tempat kerja.
2.1.1.3 Contoh Pertumbuhan Ekonomi
Berikut adalah contoh dari data sebuah pertumbuhan ekonomi yang
dilihat dari pertumbuhan PDB dalam persentase (%) :
Tabel 2.1
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas
Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Provinsi, 2000-2003
Provinsi 2000 2001 2002 2003
Aceh -10,73 20,07 5,52 -9,63
Riau -0,14 2,66 2,45 2,93
Jambi 6,65 5,86 5,00 5,38
Bengkulu 4,15 4,73 5,37 5,38
Sumber : http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1624
-
8
8
2.1.2 UKM (Usaha Kecil dan Menengah)
2.1.2.1 Pengertian UKM (Usaha Kecil dan Menengah)
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar. Memiliki kekayaan
bersih lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling banyak Rp. 500
juta tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp. 300 juta sampai dengan paling banyak Rp. 2,5
miliar.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan. Memiliki kekayaan
bersih lebih dari Rp. 500 juta sampai dengan paling banyak Rp. 10
miliar tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp. 2,5 miliar sampai dengan paling
banyak Rp. 50 miliar.
2.1.2.2 Pertumbuhan UKM
Setelah melihat teori pertumbuhan ekonomi yang mengatakan
bahwa teori pertumbuhan ekonomi merupakan penjelasan mengenai
faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam
jangka panjang dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor
tersebut berinteraksi satu sama lain sehingga terjadi proses
pertumbuhan ekonomi, begitu pun halnya dengan teori pertumbuhan
UKM.
-
9
9
Teori pertumbuhan UKM adalah teori yang menjelaskan tentang
faktor-faktor apa saja yang menentukan kenaikan jumlah UKM dalam
jangka waktu tertentu. Sebagai contoh dapat dilihat pada data di
bawah ini :
Tabel 2.2
Tabel Pertumbuhan UKM Periode 1997-2012
Tahun Jumlah UKM (Unit) Pertumbuhan (%)
1998 36.813.578 -7,42
1999 37.911.723 2,98
2000 39.784.036 4,94
2001 39.964.080 0,45
2002 41.944.494 4,96
2003 43.460.242 3,61
2004 44.777.387 3,03
2005 47.017.062 5,00
2006 49.021.803 4,26
2007 50.145.800 2,29
2008 51.409.612 2,52
2009 52.764.603 2,64
2010 53.823.732 2,01
2011 55.206.444 2,57
2012 56.534.592 2,41
Sumber : www.bps.go.id
-
10
10
2.1.3 Tenaga Kerja
2.1.3.1 Pengertian Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja.
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan
bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara
garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk
tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia
kerja.
Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15
tahun 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu
bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat
mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di
atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan
ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan
sudah termasuk tenaga kerja.
2.1.3.2 Klasifikasi Tenaga Kerja
Ada beberapa klasifikasi dari Tenaga Kerja, yaitu :
1. Berdasarkan penduduknya
A. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang
dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada
permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja,
mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu
mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64
tahun.
-
11
11
B. Bukan Tenaga Kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak
mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan
bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No, 13
Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu
mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas
64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para
lansia (lanjut usia), dan anak-anak.
2. Berdasarkan Angkatan Kerja
A. Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia
15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi
sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari
pekerjaan.
B. Bukan Angkatan Kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun
ke atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah
tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah :
1. Anak sekolah dan mahasiswa
2. Para ibu rumah tangga dan orang cacat
3. Para pengangguran sukarela
3. Berdasarkan Kualitasnya
A. Tenaga Kerja Terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu
keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara
sekolah atau pendidikan formal dan non formal. Contohnya :
pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.
B. Tenaga Kerja Terlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki
-
12
12
keahlian dalam bidang tertentu dengan melalui pengalaman
kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara
berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan
tersebut. Contohnya : apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-
lain.
C. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga
kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh :
kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.
2.1.3.3 Teori Penyerapan Tenaga Kerja
Pengertian dari penyerapan itu sendiri diartikan cukup luas,
menyerap tenaga kerja dalam maknanya menghimpun orang atau
tenaga kerja di suatu lapangan usaha, untuk dapat sesuai dengan
kebutuhan usaha itu sendiri.
Banyak tenaga kerja yang tersedia tetapi tidak dapat diserap oleh
industri hal ini dikarenakan keahlian tenaga kerja tidak sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh industri, di sinilah perlunya peranan
pemerintah untuk melakukan pendidikan atau pelatihan terhadap
tenaga kerja agar memiliki skill yang dibutuhkan oleh industri.
Mengingat kesempatan kerja yang terbatas tersebut maka
pemerintah mengupayakan penciptaan lapangan kerja yang nantinya
dapat menampung maupun mengurangi tingkat pengangguran yang
berada di tengah masyarakat melalui penciptaan usaha usaha
industri kecil.
Semakin bertambahnya jumlah industri kecil akan membawa
dampak sangat luas terhadap penyerapan tenaga kerja. Peningkatan
SDM yang terbatas tentunya akan menghambat pengembangan itu
sendiri. Merupakan tugas dan tanggung jawab masyarakat secara
bersama sama dengan pemerintah untuk menciptakan lapangan
pekerjaan serta berpartisipasi menunjang program pemerintah pada
-
13
13
peningkatan taraf hidup yang lebih adil dan merata, lalu pemerintah
memberikan bantuan dan penyuluhan.
2.1.3.4 Teori Pasar Tenaga Kerja
Solmon (1980) dalam Sinaga (2005) menjelaskan, bahwa pasar
tenaga kerja adalah tempat aktivitas dari bertemunya pelaku-pelaku,
pencari kerja dan pemberi lowongan kerja. Proses bertemunya
pencari kerja dan pemberi lowongan kerja dapat terjadi sebentar saja
namun dapat pula memakan waktu yang lama, masalah yang
dihadapi oleh kedua belah pihak di pasar yaitu: setiap perusahaan
yang menawarkan lowongan kerja maka menginginkan kualitas
serta keahlian pekerja berbeda-beda sehingga menyebabkan
terjadinya perbedaan tingkat upah. Sedangkan pencari kerja
memiliki keahlian juga berbeda-beda sehingga pekerja
menginginkan tingkat upah yang juga berbeda-beda pula. Di mana
letak masalah dari kedua belah pihak adalah keterbatasan informasi.
2.1.4 MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
Kalimat Satu Visi Satu Identitas Satu Komunitas menjadi
visi dan komitmen bersama yang hendak diwujudkan oleh ASEAN
pada tahun 2020. Ini merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai
oleh negara-negara ASEAN. Namun, ada beberapa tahapan awal yang
harus diwujudkan terlebih dahulu untuk merealisasikan target atau
sasaran bersama Masyarakat Asean tersebut, di antaranya adalah
melalui penerapan Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic
Community) pada tahun 2015.
MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah bentuk integrasi
ekonomi ASEAN dalam artian adanya sistem perdagangan bebas
antara Negara-negara ASEAN. Indonesia dan sembilan negara anggota
ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC). Pada
-
14
14
KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN
memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil,
makmur, dan sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang
adil, dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi.
Masyarakat Ekonomi Asean dengan sasarannya yang
mengintegrasikan ekonomi regional Asia Tenggara menggambarkan
karakteristik utama dalam bentuk pasar tunggal dan basis produksi,
kawasan ekonomi yang sangat kompetitif, kawasan pengembangan
ekonomi yang merata atau seimbang, dan kawasan yang terintegrasi
sepenuhnya menjadi ekonomi global. Sebagai pasar tunggal kawasan
terpadu Asean dengan luas sekitar 4,47 juta km persegi yang didiami
oleh lebih dari 600 juta jiwa dari 10 negara anggota ini diharapkan
dapat meningkatkan efisiensi dan memacu daya saing ekonomi
kawasan Asean yang diindikasikan melalui terjadinya arus bebas (free
flow) : barang, jasa, investasi, tenaga kerja, dan modal.
-
15
15
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Peran-Peran UKM di Indonesia
Pada tahun 1998, UKM atau Usaha Kecil Menengah merupakan fondasi
dari perekonomian Indonesia. UKM adalah penyelamat ekonomi Negara
Indonesia, ketika usaha-usaha besar melarikan diri dari Indonesia. UKM
memiliki peran yang penting pada saat itu. Hingga saat ini, UKM tetap
memberikan dampak yang signifikan dan juga mengambil peran penting dalam
memajukan perekonomian bangsa.
Peran-peran UKM adalah seperti menstimulus dinamisasi ekonomi,
meningkatkan PDB, dan yang tidak kalah pentingnya adalah dalam hal
penciptaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja. Banyak lembaga donor
internasional yang mendukung perkembangan dari UKM, karena dipandang
sebagai salah satu wadah untuk penyerapan tenaga kerja yang baik.
3.2 Pertumbuhan Jumlah UKM di Indonesia
UKM telah ada di Indonesia sebelum Indonesia mengalami kemerdekaan.
Namun, masyarakat dan pemerintah baru menyadari bahwa UKM adalah usaha
yang tangguh dan tidak cengeng, ketika terjadi krisis tahun 1998. UKM telah
bertumbuh dengan pesat hingga saat ini. Dapat kita lihat dari data statistik di
bawah ini :
Tabel 3.1
Tabel Pertumbuhan UKM Periode 1997-2012
Tahun Jumlah UKM (Unit) Pertumbuhan (%)
1997 39.765.110 -
-
16
16
Lanjutan Tabel 3.1
Tabel Pertumbuhan UKM Periode 1997-2012
Tahun Jumlah UKM (Unit) Pertumbuhan (%)
1998 36.813.578 -7,42
1999 37.911.723 2,98
2000 39.784.036 4,94
2001 39.964.080 0,45
2002 41.944.494 4,96
2003 43.460.242 3,61
2004 44.777.387 3,03
2005 47.017.062 5,00
2006 49.021.803 4,26
2007 50.145.800 2,29
2008 51.409.612 2,52
2009 52.764.603 2,64
2010 53.823.732 2,01
2011 55.206.444 2,57
2012 56.534.592 2,41
Sumber : www.bps.go.id
Ketika melihat dari periode tahun 1997 ke tahun 1998 mengalami
pertumbuhan yang terburuk sepanjang sejarah Indonesia, yaitu -7,42 %. Namun,
jumlah UKM Indonesia bangkit kembali mulai tahun 1999, dan puncak
-
17
17
pertumbuhan jumlah UKM tertinggi adalah pada tahun 2005 yaitu sebesar 5 %.
Meskipun setelah tahun 2005, pertumbuhannya di bawah 5 %, namun jumlah
UKM di Indonesia tetap mengalami pertumbuhan.
3.3 Pengaruh Pertumbuhan UKM Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Secara teori dan logika, jika jumlah UKM mengalami pertumbuhan atau
peningkatan, maka lapangan kerja semakin banyak dan penyerapan tenaga kerja
pun akan semakin meningkat. Pasar tenaga kerja merupakan tempat bagi
bertemunya pelaku-pelaku, pencari kerja dan pemberi lowongan kerja. Proses
bertemunya pencari kerja dan pemberi lowongan kerja dapat terjadi sebentar
saja namun dapat pula memakan waktu yang lama, masalah yang dihadapi oleh
kedua belah pihak di pasar. Pemberi lowongan kerja dalam hal ini adalah UKM
dan pencari kerja adalah masyarakat Indonesia yang belum memiliki pekerjaan.
Berikut adalah data dari jumlah tenaga kerja UKM dan pertumbuhan jumlah
tenaga kerja UKM periode 1997-2012 :
Tabel 3.2
Tabel Tenaga Kerja (TK) UKM Periode 1997-2012
Tahun Jumlah TK UKM (Orang) Pertumbuhan (%)
1997 65.601.591 -
1998 64.313.573 -1,96
1999 67.169.844 4,44
2000 72.704.416 8,24
2001 74.687.428 2,73
2002 77.807.897 4,18
2003 81.942.353 5,31
2004 80.446.600 -1,83
2005 83.586.616 3,90
2006 87.909.598 5,17
2007 90.491.930 2,94
2008 94.024.278 3,90
2009 96.211.332 2,33
2010 99.401.775 3,32
2011 101.722.458 2,33
2012 107.657.509 5,83
Sumber : www.bps.go.id
-
18
18
Dari data pada tabel 3.2, dapat dianalisa beberapa hal :
A. Pada tahun 1998, banyak tenaga kerja yang kehilangan pekerjaannya
dikarenakan oleh krisis moneter
B. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja UKM tertinggi terjadi pada tahun 2000
sebesar 8,24 %
C. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja UKM terburuk terjadi pada tahun 1998 -
1,96 %
D. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja UKM cukup fluktuatif
-
19
19
BAB 4
KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan
Melalui beberapa data di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan terjadinya
pertumbuhan jumlah UKM yang baik maka akan terjadi tingkat penyerapan tenaga
kerja yang baik pula. Ketika terjadi peningkatan jumlah UKM dari tahun ke tahun,
terlihat bahwa jumlah tenaga kerja dari UKM ikut bertambah, yang
mengindikasikan bahwa penyerapan tenaga kerja dari sektor UKM termasuk baik.
Saran
Pada tahun 2016, MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) akan mulai diberlakukan.
Di pertengahan tahun 2015 ini, masih ada waktu bagi UKM untuk meningkatkan
kinerja serta daya saingnya di pasar, dan untuk terus melatih keterampilan dari
tenaga kerjanya, agar nantinya tenaga kerja UKM di Indonesia dapat bersaing
dengan tenaga kerja dari luar.
-
20
20
DAFTAR PUSTAKA
Permana, Benny. 2014. Makalah UKM (Usaha Kecil Menengah)
http://footballokers.blogspot.com/2014/10/makalah-ukm-usaha-kecil-
menengah.html
Annisa, Rhaina. 2013. Makalah UKM (Usaha Kecil Menengah)
http://rhainaannisaa.blogspot.com/2013/02/makalah-ukm-usaha-kecil-
menengah.html
Wikipedia. Tenaga Kerja
http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_kerja
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.
Statistik UKM 2012
http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_phocadownload&view=cate
gory&id=124:statistik-ukm-2012&Itemid=93
Luthfi, MI. 2011. Tinjauan Teoritis : Penyerapan Tenaga Kerja
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23709/3/Chapter%20II.pdf
Musleh. 2013. Teori-Teori Ketenagakerjaan
http://muslehgeo.blogspot.com/2013/06/teori-teori-ketenagakerjaan.html
Bimbie. Peran UKM dalam Perekonomian Indonesia dan Perkembangannya
http://www.bimbie.com/peran-ukm-dalam-perekonomian-indonesia.htm
Wikipedia. 2015. Pertumbuhan Ekonomi
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi
Pitaloka, Titik & Dewi, Eva Yuliana. 2013. Pertumbuhan Ekonomi
https://www.academia.edu/5940372/Teori_Pertumbuhan_Ekonomi