pengaruh pertumbuhan jumlah ukm terhadap penyerapan tenaga kerja di indonesia

20
Ekonomi Bisnis di Asia Pengaruh Pertumbuhan Jumlah UKM Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di IndonesiaJohannes Richard Liamri 3121004 FAKULTAS BISNIS & EKONOMIKA UNIVERSITAS SURABAYA 2014/2015

Upload: liauwjorichard

Post on 05-Nov-2015

52 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

Makalah ini menganalisa mengenai pengaruh dari pertumbuhan jumlah UKM terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia

TRANSCRIPT

  • Ekonomi Bisnis di Asia

    Pengaruh Pertumbuhan Jumlah UKM Terhadap

    Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia

    Johannes Richard Liamri

    3121004

    FAKULTAS BISNIS & EKONOMIKA

    UNIVERSITAS SURABAYA

    2014/2015

  • 2

    2

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan sebuah istilah yang mengacu

    pada usaha berskala kecil yang memiliki kekayaan bersih maksimal sekitar Rp

    200.000.000, belum termasuk tanah dan bangunan. UKM merupakan salah satu

    contoh dari badan usaha perseorangan di mana didirikan dan dimiliki oleh satu

    orang saja.

    Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peranan yang strategis

    dalam pembangunan ekonomi nasional karena selain berperan dalam

    pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, keberadaan UKM di

    tengah masyarakat juga memberikan andil terhadap pendistribusian hasil-hasil

    pembangunan. Sejak krisis ekonomi menimpa negara kita beberapa waktu

    belakangan ini, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) justru terbukti lebih

    tangguh dalam menghadapi krisis tersebut dibandingkan dengan usaha-usaha

    lain yang lebih besar.

    Sampai akhir tahun 2012, jumlah UKM di Indonesia telah mencapai jumlah

    yang cukup fantastis yaitu sebesar 56.534.592 unit UKM. Jumlah yang tidak

    sedikit, namun apakah ada dampak yang positif dari jumlah UKM yang banyak

    tersebut? Apakah dengan jumlah UKM yang banyak dapat memajukan

    perekonomian bangsa? Apakah dengan jumlah UKM yang banyak itu

    masyarakat Indonesia bisa menjadi lebih sejahtera? Apakah dengan jumlah

    UKM yang banyak tersebut dapat mempersiapkan Indonesia untuk memasuki

    MEA pada tahun 2016?

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan jumlah UKM terhadap penyerapan

    tenaga kerja di Jatim?

  • 3

    3

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori

    2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi

    2.1.1.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

    1. Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi

    perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju

    keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan

    ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas

    produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk

    kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi

    merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

    2. Perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan

    barang & jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah

    (Sadono Sukirno, 2004)

    3. Pertambahan output atau pertambahan pendapatan nasional

    agregatif dalam kurun waktu tertentu (misal: 1 tahun) yang dipantau

    akibat adanya kenaikan faktor - faktor input agregatif (Prasetyo,

    2011)

    4. Pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang

    terus menerus dalam jangka panjang.

    5. Pertumbuhan ekonomi adalah proses di mana terjadi kenaikan

    produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi

    perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi

    pertumbuhan output riil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain

    adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan

    output per kapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan

    taraf hidup diukur dengan output riil per orang.

  • 4

    4

    2.1.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi

    Teori pertumbuhan ekonomi merupakan penjelasan mengenai faktor-

    faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka

    panjang dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut

    berinteraksi satu sama lain sehingga terjadi proses pertumbuhan

    ekonomi. Ada 2 Mazhab besar dalam teori pertumbuhan ekonomi

    yaitu historis merupakan teori pertumbuhan ekonomi linear (teori

    tahapan pertumbuhan ekonomi) dan analitis merupakan modern

    (mengungkapkan proses pertumbuhan secara logis & konsisten,

    bersifat abstrak, tidak menekankan historis. Terdiri atas teori

    pertumbuhan struktural, dependensia, neoklasik.

    Melalui hasil pengamatan dan penelitian para ahli terhadap

    pembangunan ekonomi, lahir teori - teori yang kemudian menjadi

    landasan proses pembangunan, di antaranya :

    1. Teori Pertumbuhan Linear

    Dasar pemikiran dari teori pertumbuhan linear ini adalah

    evolusi proses pembangunan yang dialami oleh suatu negara

    selalu melalui tahapan-tahapan tertentu (Mudrajad, 2003:47).

    2. Teori Pertumbuhan Adam Smith

    Menurut Adam Smith terdapat dua aspek utama

    pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan

    pertumbuhan penduduk. Pada pertumbuhan output total terdapat

    tiga unsur pokok dari sistem produksi suatu negara ialah sumber

    daya alam yang tersedia, sumber daya insani dan stok barang

    modal yang ada. Menurut Adam Smith, sumber daya alam yang

    tersedia merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan

    produksi suatu masyarakat. Jika suatu saat nanti semua sumber

    daya alam tersebut telah digunakan secara penuh maka

  • 5

    5

    pertumbuhan output pun akan berhenti. Sedangkan sumber daya

    insani memiliki peranan yang pasif dalam proses pertumbuhan

    output dan stok modal merupakan unsur produksi yang secara

    aktif menentukan tingkat output.

    Sedangkan pada pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk

    akan meningkat jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari

    tingkat upah subsisten yaitu tingkat upah yang pas-pasan untuk

    hidup.

    Selain itu, Adam Smith dalam pemikirannya membagi

    pertumbuhan ekonomi menjadi 5 tahap, dimulai dari masa

    perburuan, masa beternak, masa bercocok tanam, masa

    perdagangan, dan masa perindustrian.

    3. Teori Marx

    Karl Marx mengemukakan teorinya berdasar atas sejarah

    perkembangan masyarakat dimana perkembangan masyarakat itu

    melalui 5 tahap yaitu masyarakat komunal, masyarakat

    perbudakan, masyarakat feodal, masyarakat kapitalis dan

    masyarakat sosialis. Dalam perkembangan perekonomian di

    masyarakat, Karl Marx membagi menjadi tiga tahapan

    yaitu feodalisme, kapitalisme, dan sosialisme.

    Marx berpendapat bahwa kemampuan para pengusaha untuk

    mengakumulasi modal terletak pada kemampuan mereka dalam

    memanfaatkan nilai lebih produktivitas buruh yang dipekerjakan.

    4. Teori Pertumbuhan Rostow

    Rostow membagi proses perkembangan ekonomi suatu

    Negara menjadi lima tahap; (1) perekonomian tradisional (2)

    prakondisi tinggal landas (3) tinggal landas (4) menuju

    kedewasaan, dan (5) konsumsi massa tinggi. (Mudrajad:2003)

  • 6

    6

    1. Perekonomian Tradisional

    Dalam suatu masyarakat tradisional, tingkat produktivitas per

    pekerja masih rendah, oleh karena itu sebagian besar sumber

    daya masyarakat digunakan untuk kegiatan sektor pertanian.

    2. Pra Kondisi Tinggal Landas

    Tahap prasyarat tinggal landas ini didefinisikan Rostow

    sebagai suatu masa transisi dimana masyarakat

    mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas

    kekuatan sendiri (self sustained growth), ciri - ciri dan

    upayanya:

    1. Peningkatan investasi di sektor infrastruktur/prasarana

    terutama transportasi.

    2. Revolusi bidang pertanian untuk memenuhi peningkatan

    permintaan penduduk.

    3. Perluasan impor, termasuk impor modal oleh biaya

    produksi yang efisien dan pemasaran sumber alam untuk

    ekspor.

    3. Tinggal Landas

    Tahap tinggal landas sebagai suatu revolusi industri yang

    berhubungan dengan revolusi metode produksi dan

    didefinisikan sebagai tiga kondisi yang saling berkaitan,

    4. Tahap Menuju Kedewasaan

    Tahap menuju kedewasaan ditandai dengan penerapan

    teknologi modern secara efektif terhadap sumber daya yang

    dimiliki. Pada tahap ini terdapat tiga perubahan yang penting:

    a. Tenaga kerja berubah dan tidak terdidik menjadi baik

  • 7

    7

    b. Perubahan watak pengusaha dari pekerja dari keras dan

    kasar berubah menjadi manajer efisien yang halus

    dan sopan

    c. Masyarakat jenuh terhadap indutrialisasi dan

    menginginkan perubahan lebih jauh.

    5. Tahap Konsumsi Tinggi

    Tahap konsumsi tinggi merupakan tahap akhir teori

    pertumbuhan Rostow. Pada tahap ini ditandai dengan migrasi

    besar-besaran masyarakat pusat perkotaan ke pinggiran

    kota (urbanisasi), akibat dari pusat kota dijadikan sebagai

    tempat kerja.

    2.1.1.3 Contoh Pertumbuhan Ekonomi

    Berikut adalah contoh dari data sebuah pertumbuhan ekonomi yang

    dilihat dari pertumbuhan PDB dalam persentase (%) :

    Tabel 2.1

    Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas

    Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Provinsi, 2000-2003

    Provinsi 2000 2001 2002 2003

    Aceh -10,73 20,07 5,52 -9,63

    Riau -0,14 2,66 2,45 2,93

    Jambi 6,65 5,86 5,00 5,38

    Bengkulu 4,15 4,73 5,37 5,38

    Sumber : http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1624

  • 8

    8

    2.1.2 UKM (Usaha Kecil dan Menengah)

    2.1.2.1 Pengertian UKM (Usaha Kecil dan Menengah)

    Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

    yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

    merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang

    dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

    langsung dari usaha menengah atau usaha besar. Memiliki kekayaan

    bersih lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling banyak Rp. 500

    juta tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan

    tahunan lebih dari Rp. 300 juta sampai dengan paling banyak Rp. 2,5

    miliar.

    Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

    sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha

    yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang

    dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

    langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah

    kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan. Memiliki kekayaan

    bersih lebih dari Rp. 500 juta sampai dengan paling banyak Rp. 10

    miliar tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil

    penjualan tahunan lebih dari Rp. 2,5 miliar sampai dengan paling

    banyak Rp. 50 miliar.

    2.1.2.2 Pertumbuhan UKM

    Setelah melihat teori pertumbuhan ekonomi yang mengatakan

    bahwa teori pertumbuhan ekonomi merupakan penjelasan mengenai

    faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam

    jangka panjang dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor

    tersebut berinteraksi satu sama lain sehingga terjadi proses

    pertumbuhan ekonomi, begitu pun halnya dengan teori pertumbuhan

    UKM.

  • 9

    9

    Teori pertumbuhan UKM adalah teori yang menjelaskan tentang

    faktor-faktor apa saja yang menentukan kenaikan jumlah UKM dalam

    jangka waktu tertentu. Sebagai contoh dapat dilihat pada data di

    bawah ini :

    Tabel 2.2

    Tabel Pertumbuhan UKM Periode 1997-2012

    Tahun Jumlah UKM (Unit) Pertumbuhan (%)

    1998 36.813.578 -7,42

    1999 37.911.723 2,98

    2000 39.784.036 4,94

    2001 39.964.080 0,45

    2002 41.944.494 4,96

    2003 43.460.242 3,61

    2004 44.777.387 3,03

    2005 47.017.062 5,00

    2006 49.021.803 4,26

    2007 50.145.800 2,29

    2008 51.409.612 2,52

    2009 52.764.603 2,64

    2010 53.823.732 2,01

    2011 55.206.444 2,57

    2012 56.534.592 2,41

    Sumber : www.bps.go.id

  • 10

    10

    2.1.3 Tenaga Kerja

    2.1.3.1 Pengertian Tenaga Kerja

    Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja.

    Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan

    bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan

    pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk

    memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara

    garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua

    kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk

    tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia

    kerja.

    Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15

    tahun 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu

    bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat

    mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di

    atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan

    ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan

    sudah termasuk tenaga kerja.

    2.1.3.2 Klasifikasi Tenaga Kerja

    Ada beberapa klasifikasi dari Tenaga Kerja, yaitu :

    1. Berdasarkan penduduknya

    A. Tenaga Kerja

    Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang

    dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada

    permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja,

    mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu

    mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64

    tahun.

  • 11

    11

    B. Bukan Tenaga Kerja

    Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak

    mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan

    bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No, 13

    Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu

    mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas

    64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para

    lansia (lanjut usia), dan anak-anak.

    2. Berdasarkan Angkatan Kerja

    A. Angkatan Kerja

    Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia

    15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi

    sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari

    pekerjaan.

    B. Bukan Angkatan Kerja

    Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun

    ke atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah

    tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah :

    1. Anak sekolah dan mahasiswa

    2. Para ibu rumah tangga dan orang cacat

    3. Para pengangguran sukarela

    3. Berdasarkan Kualitasnya

    A. Tenaga Kerja Terdidik

    Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu

    keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara

    sekolah atau pendidikan formal dan non formal. Contohnya :

    pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.

    B. Tenaga Kerja Terlatih

    Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki

  • 12

    12

    keahlian dalam bidang tertentu dengan melalui pengalaman

    kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara

    berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan

    tersebut. Contohnya : apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-

    lain.

    C. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih

    Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga

    kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh :

    kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.

    2.1.3.3 Teori Penyerapan Tenaga Kerja

    Pengertian dari penyerapan itu sendiri diartikan cukup luas,

    menyerap tenaga kerja dalam maknanya menghimpun orang atau

    tenaga kerja di suatu lapangan usaha, untuk dapat sesuai dengan

    kebutuhan usaha itu sendiri.

    Banyak tenaga kerja yang tersedia tetapi tidak dapat diserap oleh

    industri hal ini dikarenakan keahlian tenaga kerja tidak sesuai

    dengan yang dibutuhkan oleh industri, di sinilah perlunya peranan

    pemerintah untuk melakukan pendidikan atau pelatihan terhadap

    tenaga kerja agar memiliki skill yang dibutuhkan oleh industri.

    Mengingat kesempatan kerja yang terbatas tersebut maka

    pemerintah mengupayakan penciptaan lapangan kerja yang nantinya

    dapat menampung maupun mengurangi tingkat pengangguran yang

    berada di tengah masyarakat melalui penciptaan usaha usaha

    industri kecil.

    Semakin bertambahnya jumlah industri kecil akan membawa

    dampak sangat luas terhadap penyerapan tenaga kerja. Peningkatan

    SDM yang terbatas tentunya akan menghambat pengembangan itu

    sendiri. Merupakan tugas dan tanggung jawab masyarakat secara

    bersama sama dengan pemerintah untuk menciptakan lapangan

    pekerjaan serta berpartisipasi menunjang program pemerintah pada

  • 13

    13

    peningkatan taraf hidup yang lebih adil dan merata, lalu pemerintah

    memberikan bantuan dan penyuluhan.

    2.1.3.4 Teori Pasar Tenaga Kerja

    Solmon (1980) dalam Sinaga (2005) menjelaskan, bahwa pasar

    tenaga kerja adalah tempat aktivitas dari bertemunya pelaku-pelaku,

    pencari kerja dan pemberi lowongan kerja. Proses bertemunya

    pencari kerja dan pemberi lowongan kerja dapat terjadi sebentar saja

    namun dapat pula memakan waktu yang lama, masalah yang

    dihadapi oleh kedua belah pihak di pasar yaitu: setiap perusahaan

    yang menawarkan lowongan kerja maka menginginkan kualitas

    serta keahlian pekerja berbeda-beda sehingga menyebabkan

    terjadinya perbedaan tingkat upah. Sedangkan pencari kerja

    memiliki keahlian juga berbeda-beda sehingga pekerja

    menginginkan tingkat upah yang juga berbeda-beda pula. Di mana

    letak masalah dari kedua belah pihak adalah keterbatasan informasi.

    2.1.4 MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

    Kalimat Satu Visi Satu Identitas Satu Komunitas menjadi

    visi dan komitmen bersama yang hendak diwujudkan oleh ASEAN

    pada tahun 2020. Ini merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai

    oleh negara-negara ASEAN. Namun, ada beberapa tahapan awal yang

    harus diwujudkan terlebih dahulu untuk merealisasikan target atau

    sasaran bersama Masyarakat Asean tersebut, di antaranya adalah

    melalui penerapan Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic

    Community) pada tahun 2015.

    MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah bentuk integrasi

    ekonomi ASEAN dalam artian adanya sistem perdagangan bebas

    antara Negara-negara ASEAN. Indonesia dan sembilan negara anggota

    ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi

    ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC). Pada

  • 14

    14

    KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN

    memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil,

    makmur, dan sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang

    adil, dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi.

    Masyarakat Ekonomi Asean dengan sasarannya yang

    mengintegrasikan ekonomi regional Asia Tenggara menggambarkan

    karakteristik utama dalam bentuk pasar tunggal dan basis produksi,

    kawasan ekonomi yang sangat kompetitif, kawasan pengembangan

    ekonomi yang merata atau seimbang, dan kawasan yang terintegrasi

    sepenuhnya menjadi ekonomi global. Sebagai pasar tunggal kawasan

    terpadu Asean dengan luas sekitar 4,47 juta km persegi yang didiami

    oleh lebih dari 600 juta jiwa dari 10 negara anggota ini diharapkan

    dapat meningkatkan efisiensi dan memacu daya saing ekonomi

    kawasan Asean yang diindikasikan melalui terjadinya arus bebas (free

    flow) : barang, jasa, investasi, tenaga kerja, dan modal.

  • 15

    15

    BAB 3

    PEMBAHASAN

    3.1 Peran-Peran UKM di Indonesia

    Pada tahun 1998, UKM atau Usaha Kecil Menengah merupakan fondasi

    dari perekonomian Indonesia. UKM adalah penyelamat ekonomi Negara

    Indonesia, ketika usaha-usaha besar melarikan diri dari Indonesia. UKM

    memiliki peran yang penting pada saat itu. Hingga saat ini, UKM tetap

    memberikan dampak yang signifikan dan juga mengambil peran penting dalam

    memajukan perekonomian bangsa.

    Peran-peran UKM adalah seperti menstimulus dinamisasi ekonomi,

    meningkatkan PDB, dan yang tidak kalah pentingnya adalah dalam hal

    penciptaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja. Banyak lembaga donor

    internasional yang mendukung perkembangan dari UKM, karena dipandang

    sebagai salah satu wadah untuk penyerapan tenaga kerja yang baik.

    3.2 Pertumbuhan Jumlah UKM di Indonesia

    UKM telah ada di Indonesia sebelum Indonesia mengalami kemerdekaan.

    Namun, masyarakat dan pemerintah baru menyadari bahwa UKM adalah usaha

    yang tangguh dan tidak cengeng, ketika terjadi krisis tahun 1998. UKM telah

    bertumbuh dengan pesat hingga saat ini. Dapat kita lihat dari data statistik di

    bawah ini :

    Tabel 3.1

    Tabel Pertumbuhan UKM Periode 1997-2012

    Tahun Jumlah UKM (Unit) Pertumbuhan (%)

    1997 39.765.110 -

  • 16

    16

    Lanjutan Tabel 3.1

    Tabel Pertumbuhan UKM Periode 1997-2012

    Tahun Jumlah UKM (Unit) Pertumbuhan (%)

    1998 36.813.578 -7,42

    1999 37.911.723 2,98

    2000 39.784.036 4,94

    2001 39.964.080 0,45

    2002 41.944.494 4,96

    2003 43.460.242 3,61

    2004 44.777.387 3,03

    2005 47.017.062 5,00

    2006 49.021.803 4,26

    2007 50.145.800 2,29

    2008 51.409.612 2,52

    2009 52.764.603 2,64

    2010 53.823.732 2,01

    2011 55.206.444 2,57

    2012 56.534.592 2,41

    Sumber : www.bps.go.id

    Ketika melihat dari periode tahun 1997 ke tahun 1998 mengalami

    pertumbuhan yang terburuk sepanjang sejarah Indonesia, yaitu -7,42 %. Namun,

    jumlah UKM Indonesia bangkit kembali mulai tahun 1999, dan puncak

  • 17

    17

    pertumbuhan jumlah UKM tertinggi adalah pada tahun 2005 yaitu sebesar 5 %.

    Meskipun setelah tahun 2005, pertumbuhannya di bawah 5 %, namun jumlah

    UKM di Indonesia tetap mengalami pertumbuhan.

    3.3 Pengaruh Pertumbuhan UKM Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

    Secara teori dan logika, jika jumlah UKM mengalami pertumbuhan atau

    peningkatan, maka lapangan kerja semakin banyak dan penyerapan tenaga kerja

    pun akan semakin meningkat. Pasar tenaga kerja merupakan tempat bagi

    bertemunya pelaku-pelaku, pencari kerja dan pemberi lowongan kerja. Proses

    bertemunya pencari kerja dan pemberi lowongan kerja dapat terjadi sebentar

    saja namun dapat pula memakan waktu yang lama, masalah yang dihadapi oleh

    kedua belah pihak di pasar. Pemberi lowongan kerja dalam hal ini adalah UKM

    dan pencari kerja adalah masyarakat Indonesia yang belum memiliki pekerjaan.

    Berikut adalah data dari jumlah tenaga kerja UKM dan pertumbuhan jumlah

    tenaga kerja UKM periode 1997-2012 :

    Tabel 3.2

    Tabel Tenaga Kerja (TK) UKM Periode 1997-2012

    Tahun Jumlah TK UKM (Orang) Pertumbuhan (%)

    1997 65.601.591 -

    1998 64.313.573 -1,96

    1999 67.169.844 4,44

    2000 72.704.416 8,24

    2001 74.687.428 2,73

    2002 77.807.897 4,18

    2003 81.942.353 5,31

    2004 80.446.600 -1,83

    2005 83.586.616 3,90

    2006 87.909.598 5,17

    2007 90.491.930 2,94

    2008 94.024.278 3,90

    2009 96.211.332 2,33

    2010 99.401.775 3,32

    2011 101.722.458 2,33

    2012 107.657.509 5,83

    Sumber : www.bps.go.id

  • 18

    18

    Dari data pada tabel 3.2, dapat dianalisa beberapa hal :

    A. Pada tahun 1998, banyak tenaga kerja yang kehilangan pekerjaannya

    dikarenakan oleh krisis moneter

    B. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja UKM tertinggi terjadi pada tahun 2000

    sebesar 8,24 %

    C. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja UKM terburuk terjadi pada tahun 1998 -

    1,96 %

    D. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja UKM cukup fluktuatif

  • 19

    19

    BAB 4

    KESIMPULAN & SARAN

    Kesimpulan

    Melalui beberapa data di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan terjadinya

    pertumbuhan jumlah UKM yang baik maka akan terjadi tingkat penyerapan tenaga

    kerja yang baik pula. Ketika terjadi peningkatan jumlah UKM dari tahun ke tahun,

    terlihat bahwa jumlah tenaga kerja dari UKM ikut bertambah, yang

    mengindikasikan bahwa penyerapan tenaga kerja dari sektor UKM termasuk baik.

    Saran

    Pada tahun 2016, MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) akan mulai diberlakukan.

    Di pertengahan tahun 2015 ini, masih ada waktu bagi UKM untuk meningkatkan

    kinerja serta daya saingnya di pasar, dan untuk terus melatih keterampilan dari

    tenaga kerjanya, agar nantinya tenaga kerja UKM di Indonesia dapat bersaing

    dengan tenaga kerja dari luar.

  • 20

    20

    DAFTAR PUSTAKA

    Permana, Benny. 2014. Makalah UKM (Usaha Kecil Menengah)

    http://footballokers.blogspot.com/2014/10/makalah-ukm-usaha-kecil-

    menengah.html

    Annisa, Rhaina. 2013. Makalah UKM (Usaha Kecil Menengah)

    http://rhainaannisaa.blogspot.com/2013/02/makalah-ukm-usaha-kecil-

    menengah.html

    Wikipedia. Tenaga Kerja

    http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_kerja

    Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.

    Statistik UKM 2012

    http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_phocadownload&view=cate

    gory&id=124:statistik-ukm-2012&Itemid=93

    Luthfi, MI. 2011. Tinjauan Teoritis : Penyerapan Tenaga Kerja

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23709/3/Chapter%20II.pdf

    Musleh. 2013. Teori-Teori Ketenagakerjaan

    http://muslehgeo.blogspot.com/2013/06/teori-teori-ketenagakerjaan.html

    Bimbie. Peran UKM dalam Perekonomian Indonesia dan Perkembangannya

    http://www.bimbie.com/peran-ukm-dalam-perekonomian-indonesia.htm

    Wikipedia. 2015. Pertumbuhan Ekonomi

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi

    Pitaloka, Titik & Dewi, Eva Yuliana. 2013. Pertumbuhan Ekonomi

    https://www.academia.edu/5940372/Teori_Pertumbuhan_Ekonomi