pengaruh peran dan tanggung jawab auditor …
TRANSCRIPT
PENGARUH PERAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR INTERNAL
TERHADAP PENINGKATAN EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi.
Oleh
Karina Miraceti
NIM: 107082003302
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
NIM : 107082003302
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri yang
merupakan hasil penelitian saya sendiri serta bukan saduran dari hasil karya atau
penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat, maka skripsi ini dianggap gugur
dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan
serta gelar dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang ditimbulkan
dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, Maret 2011
Penulis
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi:
Nama : Karina Miraceti
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Maret 1990
Alamat : Pamulang Permai 2 Blok C 22/39-39 A
Nomor Telepon : 08561045644
Riwayat Pendidikan:
TK Islam Puspa Negara
SD Seruni Putih 1995 - 2001
SLTP Negeri 1 Pamulang 2001 – 2004
SMA Negeri 1 Pamulang 2004 - 2007
Data Orang Tua:
Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, yaitu dari pasangan:
Nama Ayah : Syamsuluddin
Pekerjaan : Swasta
Nama Ibu : Darmawati
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat Orang Tua : Pamulang Permai 2 Blok C 22 / 39-39 A
EFFECT OF ROLES AND RESPONSIBILITIES OF AUDITOR
INTERNAL TO ENHANCE THE EFFECTIVENESS OF INTERNAL
CONTROL SYSTEM
By: Karina Miraceti
Abstract
This study aims to analyze the effect of roles and responsibilities of
internal auditors to enhance the effectiveness of internal control systems. This
study uses primary data through questionnaires. Questionnaires were distributed
to internal auditors in ten companies in Jakarta and Banten. They were 100 (a
hundred) questionnaires. The questionnaires were collected 82 (eighty-two).
Methods of data analysis was conducted using multiple linear regression
analysis. Results of this study according with the t test and F test show that the
roles and responsibilities of internal auditors individually and simultaneously has
a positive and significant impact on enhance the effectiveness of internal control
systems. As higher of roles and responsibilities of internal auditors individually or
simultaneously will provide a significant improvement over the effectiveness of
an organization's internal control system.
.
Key words: auditor internal roles, auditor internal responsibility, internal control
system, effectiveness
PENGARUH PERAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR INTERNAL
TERHADAP PENINGKATAN EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL
Oleh: Karina Miraceti
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh peran dan tanggung
jawab auditor internal terhadap peningkatan efektivitas sistem pengendalian
internal. Penelitian ini menggunakan data primer dengan kuesioner sebagai
sumber penelitian. Kuesioner dibagikan kepada auditor internal pada sepuluh
perusahaan di wilayah Jakarta dan Banten. Kuesioner yang disebar kepada
sepuluh perusahaan tersebut sebanyak 100 (seratus) kuesioner. Kuesioner yang
terkumpul sebanyak 82 (delapan puluh dua) kuesioner.
Metode analisis data dilakukan dengan metode analisis regresi linear
berganda. Hasil dari penelitian sesuai dengan uji t dan uji F menunjukkan bahwa
peran dan tanggung jawab auditor internal secara individual dan simultan
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap peningkatan efektivitas sistem
pengendalian internal. Semakin tinggi peranan dan tanggung jawab auditor
internal secara individual atau simultan akan memberikan peningkatan yang
signifikan atas efektivitas sistem pengendalian internal organisasi.
Kata kunci: peran auditor internal, tanggung jawab auditor internal, sistem
pengendalian internal, efektivitas
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdullilah, segala puji dan syukurku kepada Allah swt, yang telah
memberikan selalu rahmat dan hidayahnya serta kemudahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk dapat
menyelesaikan studi S1 Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.
Penulis menyadari karya ini tidak terlepas dari bantuan dan doa dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih atas
bantuan serta doa yang tak pernah putus kepada:
1. Bapak Syamsuluddin dan Ibu Darmawati, kedua orang tua saya yang
selalu memberikan dukungan baik materi maupun doa. Terima kasih
dariku tak akan pernah putus untukmu orang tuaku.
2. Bapak Prof. Dr Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sekaligus
selaku Dosen Pembimbing 1 yang senantiasa selalu memberikan
bimbingan dan petunjuk yang sangat membantu bagi penyelesaian skripsi
penulis.
3. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, Ak., MM, selaku Dosen Pembimbing 2
yang selalu sabar menghadapi setiap pertanyaan yang di ajukan penulis,
yang selalu menunggu kedatangan penulis setiap kali bimbingan dan
selalu memberikan saran yang membangun bagi penulis. Terima kasih
banyak Bapak Hepi.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis terutama dosen-dosen
Jurusan Akuntansi yang tak bisa saya sebutkan satu-persatu, terima kasih
untuk seluruh ilmu yang telah diberikan kepada saya. Terima kasih selalu.
5. Seluruh staf auditor internal di Bank Central Asia, Bank Permata,
Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, Inspektorat Jenderal
Kementerian Pekerjaan Umum, PT Asuransi Jiwasraya, PT Indosat Tbk,
PT Arwana Citramulia Tbk, PT Amoco Mitsui PTA Indonesia, PT Generic
Gusman dan PT Binamitra Sumberarta atas kesediaan waktu dan
partisipasinya dalam mengisi kuesioner pada penelitian penulis.
6. Bapak Chaidir Anwar, Bapak H. Usman, Ibu Rosmala, Dita Ferdiani S.,
Devy Sylvia S., Ria Indah Ayu, Siska Yunita, dan Dewi Anggraini, terima
kasih untuk bantuanya selama pembuatan skripsi ini.
7. Muhammad Rizky, terima kasih untuk selalu ada di setiap kejenuhan yang
datang kala menyusun skripsi ini. Terima kasih untuk doa dan dukungan
kamu.
8. Virda Amalia, Taufika Ramadhani, Ruriana Ulfa, dan Clarissa Pramartha,
terima kasih untuk setiap kenangan yang kita lalui selama waktu kuliah
kita. Terima kasih untuk tawa dan keceriaan yang selalu kalian berikan
untukku. Terima kasih selalu untuk dukungan dan doa kalian.
9. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah turut
membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih.
Selain itu penulis dengan terbuka selalu menerima saran dan kritik yang
membangun kaitannya dengan penulisan dan pengembangan skripsi ini. Akhir
kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
pendidikan akuntansi. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta 24 Januari 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................. i
ABSTRAKSI ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ………………………..………………………………………….. vi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... .. x
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………..... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………….. 1
B. Perumusan Masalah ....................................................................... 9
C. Tujuan Penelitan ............................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 12
A. Audit Internal ....................................................................................... 12
1. Definisi Audit Internal ............................................................. 12
2. Profesi Audit Internal ……………………..……………………… 14
3. Pengertian Auditor Internal ....................................................... 15
4. Perbedaan Antara Auditor Internal dan Auditor Eksternal ....... 17
5. Peran Auditor Internal .............................................................. 20
6. Peran Auditor Internal Memenuhi Kebutuhan Manajemen........ 23
7. Tanggung Jawab Auditor Internal ............................................. 24
8. Audit Internal Sektor Publik……………………. 26
B. Sistem Pengendalian Internal ....................................................... 27
1. Pengertian Pengendalian Internal .............................................. 27
2. Tujuan Pengendalian Internal .......................................... 28
3. Komponen-Komponen dalam Pengendalian Internal .............. 31
4. Fungsi Pengendalian Internal ................................................. 33
5. Pengertian Sistem Pengendalian Internal.................................... 35
C. Efektivitas .................................................................................... 36
1. Pengertian Efektivitas ........................................................... 36
2. Pengukuran Efektivitas .................................................... 37
D. Keterkaitan Antar Variabel ..................................................... 38
1. Peran Auditor Internal dengan Peningkatan Efektivitas Sistem
Pengendalian Internal ................................................... 38
2. Tanggung Jawab Auditor Internal dengan Peningkatan Efektivitas
Sistem Pengendalian Internal .………………… 39
3. Peran dan Tanggung Jawab Auditor Internal dengan Peningkatan
Efektivitas Sistem Pengendalian Internal ................................ 40
E. Kerangka Pemikiran .............................................................. 41
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................... 43
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 43
B. Metode Penentuan Sampel ...................................................... 43
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 43
D. Metode Analisis Data .......................................................... 45
1. Statistik Deskriptif .................................................................... 45
2. Uji Kualitas Data ..................................................................... 45
a. Uji Reliabilitas ............................................................... 45
b. Uji Validitas ................................................................. 46
3. Uji Asumsi Klasik ……………………………………..……… 47
a. Uji Multikolonieritas ……………………………………… 47
b. Uji Normalitas ………………………………………….. 48
c. Uji Heteroskedastisitas ………………………………. 48
4. Uji Hipotesis ................................................................... 49
a. Koefisien Determinasi (R2) ................................................ 50
b. Uji Statistik t ....................................................................... 50
c. Uji Statistik F ................................................................. 51
E. Operasionalisasi Variabel ............................................................ 52
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 59
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................... 59
1. Sekilas Gambaran Umum PT Asuransi Jiwasraya ....................... 59
2. Sekilas Gambaran Umum Bank Central Asia ............................... 61
3. Sekilas Gambaran Umum PT Indosat Tbk .................................. 62
4. Sekilas Gambaran Umum Inspektorat Jenderal Kementerian
Pertanian…………………………………………………………. 63
5. Sekilas Gambaran Umum Inspektorat Jenderal Kementerian PU.. 63
6. Sekilas Gambaran Umum PT Arwana Citra Mulia Tbk............. 64
7. Sekilas Gambaran Umum PT Aomoco Mitsui PTA Indonesia..... 65
8. Sekilas Gambaran Umum PT Generic Gusman .......................... 66
9. Sekilas Gambaran Umum Bank Permata ...................................... 67
10. Sekilas Gambaran Umum PT Binamitra Sumberarta .................... 68
11. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 69
12. Karakteristik Responden Penelitian ............................................ 71
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................................ 74
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif …………………………………… 74
2. Hasil Uji Kualitas Data .................................................................... 75
3. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................. 79
4. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 83
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 91
A. Kesimpulan .................................................................................... 91
B. Implikasi ....................................................................................... 92
C. Keterbatasan ................................................................................... 93
D. Saran ................................................................................................ 93
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 95
LAMPIRAN ............................................................................................... 97
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
2.1 Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal …………… 19
3.1 Operasionalisasi Variabel …………………………………... 54
4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian ……………………………. 70
4.2 Data Sampel Penelitian ……………………………………. 71
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia …………… 72
4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…… 72
4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan ............ 73
4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ........ 74
4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif …………………………………... 75
4.8 Hasil Uji Reliabilitas …………………………………………… 76
4.9 Hasil Uji Validitas ....................................................................... 77
4.10 Hasil Uji Multikolonieritas .......................................................... 80
4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................. 83
4.12 Hasil Uji Statistik t ................................................................... 84
4.13 Hasil Uji Statistik F ................................................................ 84
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran …………………………………. 42
4.1 Hasil Uji Normalitas …………………………………. 81
4.2 Hasil Uji Heteroskedatisitas ………………………….. 82
DAFTAR LAMPIRAN
Keterangan Halaman
Surat Izin Penelitian ............................................................................. 98
Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ........................................... 103
Kuesioner ........................................................................................... 111
Data Excel Kuesioner ................................. ....................................... 123
Hasil Uji SPSS ..................................................................................... 126
Tabel r Product Moment .................................................................... 143
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pada era globalisasi saat ini, perusahaan dituntut untuk mampu
menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going concern) dengan
meningkatkan kemampuan produktivitasnya. Kasus Bank Century pada
tahun 2009 menjadi sorotan karena tiba-tiba Bank tersebut menyatakan
diri pailit sehingga membuat nasabah di dalamnya menderita kerugian
yang cukup besar. Setelah dilakukan penyelidikan terkuak bahwa
ambruknya Bank tersebut dikarenakan adanya permainan kotor di dalam
manajemen Bank itu sendiri. Bahkan di temukan adanya produk investasi
yang tidak jelas runtutan aliran dananya alias obligasi fiktif.
Menghadapi kasus seperti itu, berbagai kebijakan dan strategi
perusahaan harus terus dikembangkan dan ditingkatkan oleh perusahaan
agar mampu mencegah terjadinya kebangkrutan, dikarenakan kecurangan
di dalam manajemen perusahaan itu sendiri. Perusahaan harus dapat
melaksanakan semua kegiatan rutin operasionalnya berdasarkan rancangan
sistem prosedur yang telah ditetapkan, sehingga mampu menghasilkan
tingkat keuntungan sebagaimana yang diharapkan. Dengan keuntungan
itulah dapat dipastikan bahwa perusahaan akan mampu menjamin dan
mempertahankan keberadaan serta keberlangsungan perusahaan.
Salah satu strategi yang penting dalam perusahaan adalah
menerapkan sistem pengendalian internal yang memadai. Menurut Chalil
B. Lawrence (1998) dalam Hiro Tugiman (2002), pengendalian internal
merupakan proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen serta
personel lain dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan
jaminan yang layak berkaitan dengan pencapaian berbagai tujuan dengan
kategori: (a) efektivitas dan efisiensi operasi, (b) reliabilitas laporan
keuangan, dan (c) ketaatan terhadap ketentuan dan perundang-undangan
yang berlaku, dimana komponennya terdiri dari: (a) control enviroment,
(b) risk assesment, (c) control activities, (d) information and
communication, dan (e) monitoring. Pengendalian internal berarti memiliki
peranan penting dalam menjaga stabilitas operasional perusahaan. Hal itu
dapat dilihat dari tiga tujuan utama pencapaian pengendalian itu sendiri
yang meliputi keseluruhan aspek penting perusahaan.
Menurut Abdul Halim (2001:189), sistem pengendalian internal
adalah kebijakan dan prosedur yang diterapkan pada suatu entitas usaha
yang ditujukan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan
tertentu suatu usaha akan dicapai. Sistem pengendalian internal bagi suatu
perusahaan merupakan suatu keharusan terutama perusahaan-perusahaan
yang telah go public. Bersamaan dengan kewajiban audit laporan
keuangan, direksi wajib memberikan pernyataan tentang kecukupan sistem
pengendalian perusahaan yang dikelolanya serta model atau framework
mana yang digunakan oleh perusahaan.
Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2007:249) faktor-faktor yang
menyebabkan makin pentingnya sistem pengendalian internal meliputi: (a)
perkembangan kegiatan dan skalanya menyebabkan kompleksitas struktur,
sistem dan prosedur suatu organisasi makin rumit, (b) tanggung jawab
utama untuk melindungi aset organisasi, mencegah dan menemukan
kesalahan-kesalahan serta kecurangan terletak pada manajemen, (c) Saling
cek merupakan cara yang tepat untuk menutup kekurangan human error,
dan (d) pengawasan sistem pengendalian langsung dari internal dianggap
lebih tepat daripada pemeriksaan secara langsung dari pemeriksa pihak
luar perusahaan.
Pengendalian internal merupakan keseluruhan mekanisme yang
merupakan bagian integral dari sistem dan prosedur kerja suatu organisasi,
dan disusun sedemikian rupa untuk menjamin bahwa pelaksanaan kegiatan
organisasi sudah sesuai dengan yang seharusnya. Adapun yang paling
berkepentingan terhadap sistem pengendalian internal suatu organisasi
adalah manajemen, karena dengan sistem pengendalian internal yang baik
manajemen dapat mengharapkan bahwa kebijakannya dipatuhi, aktiva atau
harta perusahaan terlindungi dan penyelenggaraan pencatatan berjalan
dengan baik.
Dengan menetapkan serta menerapkan pengendalian internal secara
baik dan benar pada suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut akan
lebih mudah dalam mencapai tujuan dan dapat meminimalkan resiko.
Menurut Hermanson (2004) yang mengungkapkan bahwa jika suatu
pengendalian internal telah ditetapkan semua operasi, sumber daya fisik,
dan data akan dimonitor serta berada di bawah kendali, tujuan akan
tercapai, resiko menjadi kecil dan informasi yang dihasilkan akan lebih
berkualitas. Disisi lain, tanpa pengendalian internal yang memadai,
kondisi negatif akan terjadi pada perusahaan seperti kesalahan pencatatan,
efisiensi biaya, kehilangan aset, terhentinya kegiatan usaha maupun
terkena sanksi.
Seiring dengan perubahan lingkungan bisnis yang cepat kebutuhan
akan informasi akuntansi yang dapat dipercaya (reliable), akurat
(accuracy) dan tepat (timely) semakin dirasakan. Untuk memberikan
keyakinan bahwa apa yang dilaporkan bawahan tentang perusahaan adalah
benar dan dapat dipercaya, maka perusahaan membutuhkan adanya auditor
internal yang berkemampuan baik untuk melakukan pengawasan terhadap
kinerja perusahaan. Auditor internal akan bekerja dalam ruang lingkup
perusahaan namun tetap harus memiliki independensi dalam melakukan
pengawasan di dalam perusahaan.
Menurut Sawyer (2009:10) audit internal adalah sebuah penilaian
yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap
operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk
menentukan apakah: (a) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan
dapat diandalkan, (b) risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi
dan diminimalisasi, (c) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur
internal yang bisa diterima telah diikuti, (d) kriteria operasi yang
memuaskan telah dipenuhi, (e) sumber daya telah digunakan secara efisien
dan ekonomis, dan (f) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif. Semua
itu dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan
membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya
secara efektif.
Auditor internal memiliki kemampuan untuk membantu
perusahaan menentukan sistem yang terbaik bagi pengendalian internal
perusahaan. Kebijakan manajemen juga dapat dikeluarkan melalui
rekomendasi dari auditor internal terlebih dahulu, karena auditor internal
telah melaksanakan audit internalnya untuk mengetahui kebijakan dan
strategi apa yang baik bagi perusahaan untuk meningkatkan efektivitas,
efisiensi dan ekonomis operasional perusahaan. Menurut Hiro Tugiman
(2002) disamping memberikan jasa utama yaitu mengaudit internal
perusahaan, auditor internal juga dapat memberikan jasa tambahan yang
berkaitan dengan audit, antara lain membantu para manajer mencegah
terjadinya penyimpangan, melaksanakan penyidikan pemalsuan,
mengelola hubungan dengan auditor eksternal dan membantu manajemen
merancang dan melaksanakan pengendalian. Dalam melaksanakan tugas
dan kewajiban, auditor internal harus mampu bersikap profesional, maka
auditor internal harus memenuhi beberapa kriteria, auditor internal telah
memiliki standar perilaku profesional, kode etik dan sertifikasi auditor
internal.
Berbeda dengan auditor eksternal yang hanya memiliki tanggung
jawab untuk memberikan opini kewajaran atas suatu laporan keuangan,
auditor internal bertanggung jawab memberikan informasi yang
diperlukan manajemen dalam menjalankan tanggung jawabnya secara
efektif. Auditor internal bertindak sebagai penilai independen untuk
menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi
kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan.
Dengan demikian, auditor internal berperan sangat besar dalam sistem
pengendalian internal perusahaan karena auditor internal memiliki ruang
lingkup pekerjaan yang berupa pengawasan secara keseluruhan atas
operasional perusahaan. Auditor internal juga berperan penting karena
memiliki peranan dalam semua hal yang berkaitan dengan resiko-resiko
terkait dalam menjalankan usahanya.
Menurut Sawyer (2009:55) kegiatan audit internal haruslah
membantu organisasi menerapkan kontrol yang efektif dengan
mengevaluasi evektivitas dan efisiensi serta mendorong perbaikan yang
terus menerus. Berdasarkan hasil penentuan risiko, aktivitas audit internal
haruslah mengevaluasi kecukupan dan efektivitas kontrol yang mencakup
tata kelola, operasi dan sistem organisasi. Hal tersebut meliputi: (1)
Keandalan dan integritas integritas informasi keuangan dan operasional,
(2) Efektivitas dan efisiensi operasi, (3) Pengamanan aktiva, dan (4)
Kepatuhan terhadap hukum, regulasi dan kontrak. Auditor internal harus
mengevaluasi target operasi dan ekspektasi yang di tetapkan harus
menentukan apakah standar operasi tersebut dapat diterima dan dicapai.
Selain itu, tanggung jawab seorang auditor internal juga berperan
dalam pendektesian kecurangan. Menurut G. Jack Bologna dan Robert J.
Lindquist (2006) dalam Ismayanti (2009:3), auditor akan: (1) bertanggung
jawab dalam mendeteksi dan melaporkan kecurangan dan tindakan
melawan hukum lainnya, (2) memperbaiki keefektifan audit, yaitu
perbaikan dalam pendeteksian salah saji material, (3) mengkomunikasikan
pada pemakai laporan keuangan, informasi yang lebih berguna tentang
sifat dan hasil proses audit, termasuk peringatan awal tentang
kemungkinan kegagalan bisnis, dan (4) mengkomunikasikan dengan jelas
kepada komite audit atau yang bertanggung jawab terhadap pelaporan
keuangan yang dipercaya.
Tanggung jawab auditor internal menurut penelitian Ismayanti
(2009:78) tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap kemampuan
mendeteksi kecurangan akan tetapi auditor internal bertanggung jawab
untuk membantu dalam mendeteksi kecurangan. Suatu kecurangan
tersebut dapat dicegah dengan cara meningkatkan sistem pengendalian
internal yang terdapat di perusahaan, karena pada dasarnya unsur yang
menentukan terjadinya kecurangan adalah diri manusia dan sistem
pengendalian internal yang ada.
Perusahaan dengan aktivitas audit internal yang baik dengan
ditunjang oleh peran dan tanggung jawab auditor internal yang
mempekerjakan praktek unggulan dan sinkron dengan harapan dan tujuan
strategis manajamen umumnya memiliki kontrol yang baik (Hirth, 2008).
Selain itu menurut Hermanson (2004), audit internal di perusahaan
memiliki kecenderungan untuk menjadi pemain utama dalam penilaian
pengendalian internal perusahaan. Mereka menilai, menentukan dan
menjalankan sistem pengendalian internal yang ada untuk kemudian
menjaga stabilitas perusahaan. Selain itu auditor eksternal pun akan
sangat bergantung dengan kinerja auditor internal karena sistem
pengendalian internal yang ada akan dapat dipaparkan oleh auditor internal
itu sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang menguji sejauh mana peranan dan tanggung jawab auditor
intenal berpengaruh terhadap peningkatan efektivitas sistem pengendalian
internal. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian
berjudul “Pengaruh Peran Dan Tanggung Jawab Auditor Internal
Terhadap Peningkatan Efektivitas Sistem Pengendalian Internal”.
Penelitian ini penelitian hasil pengembangan penelitian-penelitian
sebelumnya. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian
terdahulu adalah terdapat pada penilaian atas efektivitas variabel dependen
yaitu sistem pengendalian internal, dan menambah variabel independen
baru yaitu tanggung jawab auditor internal serta memperluas objek
penelitian yang berbeda. Penelitian sebelumnya mengambil objek
penelitian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) di wilayah Jakarta. Penelitian kali ini akan meneliti
sepuluh perusahaan yang terdiri dari perusahaan milik swasta, BUMN
serta institusi kementerian pemerintah di wilayah Jakarta dan Banten.
Pemilihan wilayah Jakarta dan Banten didasari pada latar belakang dunia
ekonomi yang berbeda diantara keduanya. Jakarta sebagai daerah
perekonomian pusat serta Banten sebagai propinsi baru yang masih
mengembangkan perekonomian di daerahnya. Hasil penelitian ini akan
memperlihatkan variasi peran auditor internal terhadap efektivitas atas
sistem pengendalian internal di pemerintahan dan perusahaan milik
swasta.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Apakah peran auditor internal berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan efektivitas sistem pengendalian internal?
b. Apakah tanggung jawab auditor internal berpengaruh signifikan
terhadap peningkatan efektivitas sistem pengendalian internal?
c. Apakah peran dan tanggung jawab auditor internal secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan efektivitas sistem
pengendalian internal?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
a. Pengaruh peran auditor internal terhadap peningkatan efektivitas
sistem pengendalian internal.
b. Pengaruh tanggung jawab auditor internal terhadap peningkatan
efektivitas sistem pengendalian internal.
c. Pengaruh peran dan tanggung jawab auditor internal secara simultan
terhadap peningkatan efektivitas sistem pengendalian internal
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
a. Perusahaan, sebagai bahan informasi bagi perusahaan mengenai
pengaruh peran dan tanggung jawab auditor internal dan terhadap
peningkatan efektivitas sistem pengendalian internal, sehingga dapat
membantu dalam pengambilan keputusan, memberikan gambaran
sistem dan merupakan sarana menganalisis.
b. Auditor Internal, dengan adanya penelitian ini diharapkan auditor
internal dapat meletakkan kepercayaan atas efektivitas SPI dalam
mencegah terjadinya kesalahan yang material dalam proses akuntansi
dan sebagai bahan pertimbangan bagi auditor internal dalam
meningkatkan kualitas jasa auditor internal yang diberikan kepada
klien.
c. Pemegang saham, dapat digunakan sebagai salah satu bahan informasi
tentang keadaan perusahaan yang sehat dan tidak sehat, agar dapat
dievaluasi untuk menentukan kembali apakah dapat diinvestasikan
lagi atau tidak.
d. Karyawan, dapat digunakan sebagai salah satu informasi dan ilmu
pengetahuan tentang pengaruh peranan dan tanggung jawab auditor
internal dan penerapan terhadap peningkatan efektivitas sistem
pengendalian internal.
e. Peneliti, yaitu guna memperluas wawasan dan menambah referensi
mengenai audit internal agar dapat dilakukan penelitian yang
berkelanjutan dan juga dapat menambah pengetahuan peneliti tentang
auditor internal, penerapan dan efektivitas sistem pengendalian
internal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit Internal
1. Definisi Audit Internal
Pada mulanya, audit hanya terbatas pada kegiatan menguji,
mencocokkan dan membuat laporan mengenai kewajaran laporan
keuangan suatu perusahaan. Namun seiring dengan perubahan
lingkungan bisnis yang cepat kebutuhan akan informasi akuntansi yang
dapat dipercaya (reliable), akurat (accuracy) dan tepat (timely)
semakin dirasakan. Untuk memberikan keyakinan bahwa apa yang
dilaporkan bawahan tentang perusahaan adalah benar dan dapat
dipercaya, maka perusahaan membutuhkan adanya auditor internal
yang berkemampuan baik untuk melakukan pengawasan terhadap
kinerja perusahaan.
Definisi audit internal yang telah diciptakan untuk
menggambarkan lingkup audit internal modern yang luas dan tak
terbatas menurut Sawyer (2009:10) adalah sebagai berikut:
“Penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal
terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi
untuk menentukan apakah: (a) informasi keuangan dan operasi telah
akurat dan dapat diandalkan, (b) resiko yang dihadapi perusahaan telah
diidentifikasi dan diminimalisasi, (c) peraturan eksternal serta
kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti, (d)
kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, (e) sumber daya telah
digunakan secara efisien dan ekonomis dan (f) tujuan organisasi telah
dicapai secara efektif. Kesemua itu dilakukan dengan tujuan untuk
dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi
dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.”
Menurut American Accounting Association (Sawyer, 2009:8)
definisi audit internal adalah sebagai berikut:
“Proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan
mengevaluasi asersi mengenai tindakan dan kejadian-kejadian
ekonomis untuk meyakinkan derajat kesesuaian antara asersi ini
dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikannya ke
pengguna yang berkepentingan.”
Menurut Guidance Task Force (GTF) (Sawyer, 2009:8)
definisi audit internal adalah sebagai berikut:
“Aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif yang dikelola secara
independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi
penambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan. Audit
tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan
menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko,
kecukupan kontrol dan pengelolaan organisasi.”
Dari beberapa definisi diatas dapat di tentukan bahwa proses
audit internal merupakan proses audit internal perusahaan yang
bertujuan untuk menilai informasi keuangan dan operasi telah akurat
dan dapat diandalkan, resiko yang dihadapi perusahaan telah
diidentifikasi dan diminimalisasi, peraturan eksternal serta kebijakan
dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti, kriteria operasi
yang memuaskan telah dipenuhi, sumber daya telah digunakan secara
efisien dan ekonomis, dan tujuan organisasi telah dicapai secara
efektif.
2. Profesi Audit Internal
Banyak jabatan yang mencari identifikasi profesional.
Identifikasi tersebut berlaku untuk banyak pekerja profesional atau
praktisi-praktisi lainnya. Katalog kriteria berikut yang terdapat dalam
Sawyer (2009:9) digunakan untuk menilai kualitas profesional audit
internal:
a. Pelayanan kepada publik. Auditor internal memberikan jasa untuk
meningkatkan penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif.
Auditor internal juga melayani publik melalui hubungan kerja
mereka dengan komite audit, dewan direksi dan badan pengelola
lainnya.
b. Pelatihan khusus berjangka panjang. Para auditor internal yang
berkompeten adalah mereka yang menunjukkan keahlian, lulus
dalam tes audit dan mendapatkan sertifikat sehingga dapat secara
resmi sebagai profesional.
c. Menaati kode etik. Auditor harus menaati kode etik sebagai auditor
internal dan standar yang ada. Kode etik dan standar tersebut di
atur dalam Institute of Internal Auditors (IIA).
d. Menjadi anggota asosiasi dan menghadiri pertemuan antar auditor
internal. Hal ini bertujuan untuk memperluas gagasan dan
wawasan para auditor internal.
e. Publikasi jurnal. Memublikasikan jurnal bertujuan untuk
meningkatkan keahlian praktik auditor internal.
f. Menguji pengetahuan para kandidat auditor bersertifikat. IIA
dalam hal ini melakukan program sertifikasi yang akan
mendapatkan gelar Certified Internal Auditor (CIA)
g. Lisensi oleh negara atau sertifikasi oleh dewan. Profesi auditor
internal tidak dibatasi oleh izin. Siapa pun yang dapat meyakinkan
pemberi kerja mengenai kemampuannya di bidang audit internal
bisa direkrut.
Kesimpulannya, banyak kriteria profesi yang melekat pada
audit internal: (a) Memiliki dasar ilmu yang jelas, (b) Program
sertifikasi, (c) Program pengembangan profesional berkelanjutan, (d)
Adanya kode etik, (e) Pernyataan tanggung jawab, (f) Seperangkat
standar, (g) Jurnal profesi, dan (h) Jumlah literatur yang semakin
banyak.
3. Pengertian Auditor Internal
Auditor internal di definisikan dalam Mulyadi (2008:29) adalah
sebagai berikut:
“Auditor yang bekerja dalam perusahaan yang tugas pokoknya adalah
menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh
manajemen puncak telah dipenuhi, menentukan baik atau tidaknya
penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efesiensi dan
efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan
informasi yang dihasilkan oleh berbagai organisasi.”
Auditor internal didefinisikan sebagai suatu aktivitas
independen, objektif dan pemberian konsultasi yang dirancang untuk
menambah nilai dan meningkatkan opersi-operasi organisasi.
Seseorang yang membantu suatu organisasi mencapai tujuan-tujuannya
dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan resiko,
kecukupan kontrol dan pengelolaan organisasi (Institute of Internal
Auditor, Sawyer, 2009:12).
Auditor internal merupakan profesi yang dinamis dan terus
berkembang yang mengantisipasi perubahan dalam lingkungan
operasinya dan beradaptasi terhadap perubahan dalam struktur
organisasi, proses dan tekhnologi. Profesionalisme dan komitmen yang
tinggi difasilitasi dengan bekerja dalam kerangka praktik profesional
yang dikembangkan oleh IIA.
Auditor internal merancang dan mengevaluasi prosedur-
prosedur keuangan atau operasional, menelaah catatan-catatan
keuangan atau prosedur operasi, menilai sistem pengendalian internal,
mendokumentasikan hasil temuan auditnya, memberikan saran serta
melaporkan hasil auditnya kepada pimpinan perusahaan untuk
kemudian ditindak lanjuti (Sanyoto Gondodiyoto, 2007:45).
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa internal
menunjukkan bahwa auditing adalah dikerjakan dalam suatu organisasi
oleh para internal auditor. Fungsi penilaian independen membuat
auditing menjadi jelas bahwa tidak ada keterbatasan atau rintangan
pada pertimbangan auditor. Entitas di dalam perusahaan secara khusus
memberikan kewenangan terhadap fungsi internal audit untuk menguji
dan mengevaluasi sifat internal auditing pertama dalam mencari fakta
dan evaluasi hasil. Aktivitas internal audit menunjukkan bahwa
seluruh aktivitas organisasi berada dalam lingkup internal audit dan
jasa kepada organisasi mengindikasikan bahwa internal auditing ada
untuk membantu organisasi.
4. Perbedaan Antara Auditor Internal dan Auditor Eksternal
Aktivitas audit internal dan eksternal bisa jadi tumpang tindih
dalam hal-hal yang berkaitan dengan penelaahan kontrol pada fungsi
akuntansi, namun perbedaan antara kedua bidang ini jauh lebih banyak
dibandingkan dengan kesamaan yang ada atas dasar proses audit.
Perbedaan itu timbul di karenakan akibat adanya tujuan yang berbeda.
Tanggung jawab utama seorang auditor eksternal adalah
memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Tujuan auditor
eksternal adalah menentukan kewajaran penyajian posisi keuangan
perusahaan dan hasil-hasil usaha untuk periode yang diaudit. Auditor
eksternal harus meyakinkan diri sendiri bahwa laporan keuangan yang
diaudit sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku umum dan
diterapkan secara konsisten dengan tahun sebelumnya dan bahwa
aktiva perusahaan telah diamankan dengan semestinya. Sedangkan,
seorang auditor internal bertanggung jawab memberikan informasi
yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawabnya
secara efektif. Auditor internal bertindak sebagai penilai independen
untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan
mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja
perusahaan (Sawyer, 2009:6-7).
Penelaahan internal atas kontrol-kontrol di bidang akuntansi
merupakan hal yang penting, dan auditor internal haruslah terlibat
dalam hal ini, namun sesungguhnya bukan hal itu yang menjadi fokus
utama auditor internal. Kerugian akibat proses produksi yang salah,
perekayasaan, pemasaran, atau pengelolaan persediaan bisa jadi lebih
besar nilai materialnya dibandingkan dengan kerugian akibat
kelemahan di bidang keuangan semata. Kontrol manajemen atas
aktivitas keuangan telah semakin kuat selama beberapa periode ini,
namun masih ada beberapa hal yang mengandung kelemahan.
Penggelapan dan kesalahan manajemen dalam mengelola sumber daya
dapat menjadikan perusahaan bangkrut. Dari hal-hal di atas tersebut
terlihat satu perbedaan mendasar antara auditor eksternal dan internal
yaitu fokus auditor internal lebih luas karena memiliki ruang lingkup
yang komprehensif dibandingkan dengan auditor eksternal.
Auditor eksternal terfokus pada informasi-informasi. Di lain
pihak, auditor internal sangat memerhatikan pemborosan dan
kecurangan dari mana pun sumbernya dan sekecil apa pun nilai
materialitasnya. Perhatian ini disebabkan oleh pemahaman bahwa
penyimpangan-penyimpangan kecil bisa menjadi besar yang nilainya
material sehingga menggoyahkan stabilitas perusahaan.
Auditor internal dan eksternal tentu dapat berkoordinasi dalam
kepentingan yang sama. Teknik-teknik yang digunakan dalam audit
keuangan baik yang dilakukan auditor internal ataupun eksternal dapat
serupa akan tetapi tujuan dan hasil yang keluar anatara proses yang
dilakukan keduanya dapat berbeda. Auditor internal dan eksternal
dapat disimpulkan sebagai dua profesi yang berbeda. Perbedaan antara
keduanya disarikan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Perbedaan Auditor Internal dan Eksternal
AUDITOR INTERNAL AUDITOR EKSTERNAL
1. Merupakan karyawan
perusahaan atau bisa juga
merupakan entitas independen
2. Melayani kebutuhan organisasi
meskipun fungsinya harus
dikelola oleh perusahaan.
3. Fokus pada kejadian-kejadian di
masa depan dengan
mengevaluasi kontrol yang
dirancang untuk meyakinkan
pencapaian tujuan organisasi.
4. Langsung berkaitan dengan
pencegahan kecurangan dalam
segala bentuknya atau perluasan
dalam setiap aktivitas yang
ditelaah.
5. Independen terhadap aktivitas
yang diaudit, tetapi siap sedia
untuk menanggap kebutuhan dan
keinginan dari semua tingkat
manajemen.
6. Menelaah aktivitas secara terus-
menerus
1. Merupakan orang yang
independen di luar perusahaan.
Yaitu pihak ketiga .
2. Melayani klien yang
membutuhkan informasi
keuangan yang dapat diandalkan
3. Fokus pada ketepatan dan
kemudahan pemahaman dari
kejadian-kejadian masa lalu yang
dinyatakan dalam laporan
keuangan perusahaan.
4. Sesekali memerhatikan
pencegahan dan pendeteksian
kecurangan secara umum. Di
utamakan yang lebih material.
5. Independen terhadap manajemen
dan dewan direksi baik dalam
kenyataan maupun secara
mental.
6. Menelaah catatan-catatan yang
mendukung laporan keuangan
secara periodik – umumnya
sekali dalam setahun
Sumber : Sawyer (2009: 8)
5. Peran Auditor Internal
Pada saat ini, peran internal auditor dalam suatu perusahaan
semakin diperlukan, terutama pada perusahaan yang memiliki skala
operasi yang luas dan besar. Internal auditor tidak hanya berperan
untuk mengurangi kebocoran dan penyelewengan dalam perusahaan,
akan tetapi lebih dari itu yaitu sebagai penghasil informasi yang tepat
dan tidak memihak serta dapat membantu meningkatkan mutu
pimpinan dalam pengendalian perusahaan. Auditor internal
memberikan informasi yang diperlukan manajemen dalam
menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif.
Auditor internal bertindak sebagai penilai independen untuk
menelaah operasional perusahaan dan mengevaluasi kecukupan
kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor
internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang
berkaitan dengan pengelolahan perusahaan dan resiko-resiko terkait
dalam menjalankan usaha (Sawyer, 2009:7)
Menurut Hall (2006:27) keterlibatan auditor internal dapat
ditinjau dari setiap tahapan dalam system development life cycle dan
tujuan serta manfaat sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Dalam tahap ini akuntan ataupun auditor internal sering
diminta untuk memberikan keahlian mereka untuk
mengevaluasi kelayakan sebuah proyek, mereview masalah
kelayakan ekonomi, kelayakan perencanaan sistem
pengendalian intern dan kelayakan operasi. Tahap ini
merupakan awal dari semua tahapan yang dilakukan oleh
auditor internal.
b. Tahap Analisis Sistem
Peran auditor dalam tahap ini adalah mensuplai laporan
audit pada sistem yang akan diuji oleh tim studi. Akuntan
dengan latar belakang pendidikan formal dan informalnya
menunjukkan bahwa ia memiliki keahlian untuk melakukan
analisis sistem. Akuntan akan melakukan survey sistem
untuk memahami elemen-elemen penting dari sistem yang
digunakan saat ini dan menentukan kebutuhan informasi
pemakai akhir, standar kontrol internal, kebutuhan jejak
audit, dan prosedur-prosedur dimandatkan jelas merupakan
tugas-tugas penting untuk menentukan persyaratan sistem
yang baru sehingga diharapkan sistem yang nantinya
dipakai akan sesuai dengan audit lanjutan yang akan
digunakan.
c. Tahap Desain Sistem
Dalam tahap ini akuntan berperan penting dalam
memanfaatkan keahlian transaksinya, peran ini dilakukan
dalam hal desain sistem konseptual, disini akuntan
bertanggung jawab untuk sistem konseptual dan profesional
bertanggung jawab terhadap sistem fisik (pekerjaan teknis
untuk membangun sistem), dimana dalam melakukan
perannya ini akuntan harus mempertimbangkan bahwa
setiap sistem harus dikontrol secara memadai, jejak audit
yang harus dilestarikan, konversi akuntansi dan
persyaratan-persyaratan hukum harus dipahami.
d. Tahap Implementasi Sistem
Dalam tahap ini secara rinci internal auditor, harus terlibat
dalam cara-cara berikut ini:
1. Menspesifikasi standar dokumen
Auditor internal ikut serta menentukan spesifikasi
dokumentasi sistem agar nantinya dalam pemeriksaan
dapat mudah, maka akuntan harus aktif mendorong para
pemakai sistem untuk taat pada standar dokumentasi
yang telah diterapkan.
2. Menverifikasi kelayakan kontrol
Tugas ini tidak semata-mata berdiri sendiri tetapi
merupakan rangkaian atas usulan struktur pengendalian
internal yang dibuat oleh audit internal dalam fase
sebelumnya. Pada tahap implementasi inilah review
kembali apakah SPI yang telah ditetapkan memiliki
keterbatasan yang cukup besar atau tidak.
3. Review konversi sistem lama ke sistem baru
Untuk memastikan bahwa data-data akurat selama
proses penggantian tersebut. Review terhadap ketepatan
uji data dan hasil uji.
e. Tahap Pengoperasian Sistem
Dalam tahap ini auditor melakukan evaluasi dan menilai
ketepatan pengendalian dalam operasi sistem. Pada tahap
ini pula auditor intern harus secara aktif memantau apakah
tahap pengoperasian sistem telah sesuai dengan standar
pengoperasian yang telah ditetapkan sebelumnya.
6. Peran Auditor Internal Memenuhi Kebutuhan Manajemen
Auditor internal terlibat dalam memenuhi kebutuhan
manajemen, dan staf audit yang paling efektif meletakkan tujuan
manajemen dan organisasi di atas rencana dan aktivitas mereka.
Tujuan-tujuan audit disesuaikan dengan tujuan manajemen, sehingga
auditor internal itu sendiri berada dalam posisi untuk menghasilkan
nilai tertinggi pada hal-hal yang dianggap manajemen paling penting
bagi kesuksesan organisasi.
Menurut Sawyer (2009:34) departemen audit internal mampu
membantu manajemen dalam:
a. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri
oleh manajemen puncak. Setiap tahun Chief Auditing Executives
(CAE) menyiapkan rencana jadwal audit khusus untuk aktivitas
yang diawasi
b. Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko. Auditor internal
memperluas persepsi mereka tentang manajemen risiko dan
meningkatkan upaya mereka untuk meyakinkan manajemen bahwa
semua jenis risiko organisasi telah dievaluasi dan diperhatikan
dengan layak.
c. Memvalidasi laporan ke manajemen senior. Manajer senior
biasanya membuat keputusan berdasarkan laporan yang mereka
terima, bukan berdasarkan pengetahuan mereka sendiri. Ketika
audit dilakukan, auditor menelaah laporan tersebut untuk menilai
akurasi, ketepatan waktu, dan maknanya. Kebijakan manajemen
yang diputuskan kemudian bisa menjadi lebih valid.
d. Membantu manajemen pada bidang teknis. Auditor internal
modern harus mengetahui bagaimana data berawal, bagaimana
proses pengolahannya, dan dimana letak risiko keamanannya.
Auditor internal yang profesional harus memiliki independensi
untuk memenuhi kewajiban profesionalnya, memberikan opini yang
objektif, tidak bias, tidak dibatasi serta melaporkan masalah apa
adanya bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga.
Auditor internal harus bebas dari hambatan dalam melaksanakan
auditnya. Hanya dengan begitu auditor internal bisa disebut
melaksanakan audit dengan profesional.
7. Tanggung Jawab Auditor Internal
Tanggung jawab auditor internal dalam perusahaan harus
ditetapkan dengan jelas sesuai dengan penerapan Standar Akuntansi
yang merupakan penerapan pada standar umum kualitas
profesionalisme auditor juga sesuai dengan kebijakan manajemen.
Tanggung jawab auditor internal menurut G. Jack Bologna dan Robert
J. Lindquist (2006) dalam Ismayati (2009:22) adalah sebagai berikut:
a. Memberikan informasi dan nasihat kepada manajemen dan
menjalankan tanggung jawab ini dengan cara yang konsisten
dengan kode etik.
b. Mengkoordinasi kegiatan dengan orang lain agar berhasil
mencapai sasaran audit dan perusahaan.
Pada dasarnya auditor internal tidak memikul tanggung jawab
langsung dan juga tidak memiliki wewenang atas kegiatan-kegiatan
perusahaan yang sedang di teliti. Oleh karena itu, pemeriksaan serta
penilaian audit internal sama sekali tidak membebaskan tanggung
jawab orang lain dalam perusahaan itu.
Menurut Tugiman (2006) auditor internal bertanggung jawab
untuk melakukan pencegahan kecurangan dengan melakukan
pengujian kecukupan atas keefektivitas sistem pengendalian internal.
Apabila auditor internal mencurigai suatu tindakan yang dapat
merugikan perusahaan, maka auditor internal bertanggung jawab
dalam menginformasikan hal tersebut pada otoritas yang berwenang.
Auditor internal dapat merekomendasikan apakah tindakan lanjutan
yang akan digunakan untuk memperbaiki kerugian atau kecurangan
yang telah terjadi pada internal perusahaan.
8. Audit Internal Sektor Publik
Audit internal sektor publik adalah audit yang dilakukan di
lingkungan organisasi atau lembaga yang bergerak di bidang
penyediaan barang dan jasa publik (public goods and services), yaitu
barang dan jasa yang dibutuhkan oleh khalayak ramai atau masyarakat
pada umumnya, seperti jalan raya, rumah, sekolah, rumah sakit, tempat
ibadah pertahanan dan keamanan, penerangan. Organisasi atau
lembaga sektor publik tersebut dapat berupa instansi pemerintah,
BUMN/BUMD, dan lembaga swasta (Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara, 2007:13).
Hal paling siginifikan dalam perbedaan laporan keuangan
entitas usaha swasta dengan pemerintahan adalah pada hasil laba
ruginya. Sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
laporan hasil usaha pada instansi pemerintahan diganti dengan laporan
realisasi anggaran, yang memuat informasi berupa perbandingan
anggaran dengan realisasinya.
Fungsi audit internal pemerintahan yang di emban oleh
Inspektorat Jenderal pada masing-masing departemen peerintah terdiri
dari fungsi audit yaitu pemeriksaan dan evaluasi. Evaluasi merupakan
bagian dari tugas Inspektorat Jenderal ditegaskan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dengan Peraturan Menteri Nomor
PER/03/M.PAN/02/2006. Peraturan menteri tersebut menyatakan
bahwa Kegiatan Evaluasi menjadi bagian dari Program Pengawasan
kategori Kegiatan Utama disamping pemeriksaan (audit). Masih
menurut Peraturan Menpan tersebut, Kegiatan Evaluasi meliputi: (1)
Evaluasi Sistem Intern Pemerintah, (2) Evaluasi Penggunaan Dana
Dekonsentrasi dan (3) Pembantuan dan Evaluasi Aspek Tertentu
Penyelenggaraan Program Instansi Pemerintah. Peraturan tersebut
kembali ditetapkan menjadi Kebijakan Pengawasan melalui Peraturan
Menpan Nomor PER/03.1/M.PAN/3/2007 (Bambang Pamuji, 2007:6).
B. Sistem Pengendalian Internal
1. Pengertian Pengendalian Internal
Pengendalian internal menurut definisi yang dibuat oleh The
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) (Iwan
Triyuwono, 2000:155) adalah sebagai berikut:
“The plan of organization, and all of the coordinate methods and
measures adopted within a business, to safeguard its assets, check the
accuracy and reliability of its accounting data, promote operational
efficiency, and encourage adherence to prescibed managerial policies
(AU Section 320.08).”
Dalam definisi tersebut ada empat fungsi yang terlihat, yaitu: (1)
menjaga aktiva, (2) mengecek keakuratan dan reliabilitas data
akuntansi, (3) meningkatkan efisiensi operasional, dan (4) mendorong
ditaatinya kebijakan manajemen.
Menurut Nugroho Widjajanto (2001:18) definisi pengendalian
internal adalah sebagai berikut:
“Suatu sistem pengendalian yang meliput struktur organisasi beserta
semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan dengan
tujuan untuk mengamankan aktiva perusahaan, mengecek kecermatan
dan ketelitian data akuntansi, meningkatkan efisiensi dan mendorong
agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi.”
Berdasarkan uraian tersebut, pembuatan dan pemeliharaan
pengendalian internal merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh
perusahaan. Aspek mendasar dari tanggung jawab penyediaan
informasi pihak manajemen adalah untuk memberikan jaminan yang
wajar bagi pemegang saham bahwa perusahaan dikendalikan dengan
baik. Selain itu, pengendalian internal penting untuk mendorong para
entitas melaksanakan kebijakan dan aturan perusahaan secara efektif
dan efisien sehingga memberikan manfaat bagi perusahaan.
2. Tujuan Pengendalian Internal
Menurut Hall (2006:78) terdapat lima tujuan pengendalian
internal atas transaksi, antara lain:
a. Otoritas (wewenang)
Setiap transaksi harus mendapat otoritasi semestinya berdasarkan
struktur dan kebijakan perusahaan. Dalam keadaan atau masalah-
masalah tertentu sangat mungkin diperlukan otorisasi khusus.
b. Pencatatan
Pencatatan atas transaksi harus dilaksanakan sebagaimana mestinya
dan pada waktu yang tepat dengan uraian yang wajar. Transaksi
yang dicatat adalah transaksi yang benar-benar terjadi dan lengkap.
c. Perlindungan
Harta fisik berwujud tidak boleh berada di bawah
pengawasan/penjagaan dari mereka yang bertanggung jawab.
Dalam hal ini pengendalian internal memperkecil resiko terjadinya
kecurangan oleh karyawan atau manajemen sekalipun.
d. Rekonsiliasi
Rekonsiliasi secara kontinyu dan periodik antar pencatatan dengan
harta fisik harus dilakukan misalnya mencocokkan jumlah
persediaan barang antara kartu persediaan dengan persediaan fisik
di gudang audit finansial, audit manajemen dan sistem
pengendalian internal.
e. Penilaian
Harus dibuat ketentuan agar memberikan kepastian bahwa seluruh
harta perusahaan dicatat berdasarkan nilai yang wajar. Tidak boleh
terjadi over maupun undervalued atas harta tersebut.
Menurut tujuannya pengendalian internal dibagi menjadi dua
yaitu pengendalian akuntansi dan pengendalian administratif. Menurut
Sanyoto Gondodiyoto (2007:182) Pengendalian administratif meliputi
rencana organisasi dan prosedur yang menyangkut efisiensi usaha dan
ketaatan terhadap kebijaksanaan atau peraturan pimpinan perusahaan.
Dalam pengendalian administratif umumnya tidak langsung
berhubungan dengan pembukuan (sistem akuntansi). Pengendalian
administratif mencakup analisis statistik, laporan kegiatan, program
latihan pegawai, pengawasan mutu dan kebijakan akuntansi.
Pengendalian akuntansi berkaitan dengan rencana organisasi,
prosedur, catatan, untuk menjamin pengamanan aktiva, dapat
diandalkannya laporan keuangan, dan adanya keyakinan bahwa setiap
transaksi dilaksanakan sesuai dengan otorisasi yang berwenang. Setiap
transaksi dicatat untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan
yang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum, maupun dalam
rangka untuk akuntabilitas kepengurusan perusahaan. Selain itu akses
terhadap aset hanya sesuai dengan otoritas yang ada. Catatan tentang
akuntabilitas aset adalah sesuai dengan yang ada, dapat
direkonsiliasikan dan telah dilakukan tindakan yang perlu bila terjadi
perbedaan karena interval waktu yang dapat dijelaskan.
Pengendalian akuntansi meliputi metode dan prosedur yang
berkaitan dan berhubungan langsung dengan pengamanan harta serta
dapat dipercayainya catatan keuangan. Pada umumnya pengendalian
akuntansi meliputi sistem pemberian wewenang (otorisasi), pemisahan
tugas (antara operasional, penyimpanan harta kekayaan, penyimpanan
uang dan pembukuan), pengawasan fisik dan cek ulang atas akurasi
pekerjaan oleh pihak ketiga (verifikasi independen).
3. Komponen-komponen dalam Pengendalian internal
Menurut Hall (2006:186) komponen-komponen pengendalian
internal meliputi:
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah dasar dari empat komponen
pengendalian lainnya. Lingkungan pengendalian menentukan arah
perusahaan dan mempengaruhi kesadaran pengendalian pihak
manajemen dan karyawan. Berbagai elemen penting dari
lingkungan pengendalian adalah integritas dan nilai etika
manajemen, struktur organisasi, keterlibatan dewan komisaris dan
komite audit, filosofi manajemen dan siklus operasionalnyam
prosedur pendelegasian tanggung jawab dan otoritas, metode
manajemen untuk menilai kinerja, pengaruh eksternal dan
kebijakan serta praktik perusahaan dalam mengelola sumber daya
manusianya.
b. Pernilaian Resiko
Perusahaan harus melakukan penilaiaan resiko untuk
mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola berbagai resiko yang
berkaitan dengan laporan keuangan.
c. Kegiatan Pengendalian
Kegiatan pengendalian adalah kebijakan dan prosedur sebagai
tambahan yang termasuk dalam empat komponen, membantu
tindakan-tindakan seperlunya yang mengarahkan resiko dalam
pencapaian tujuan organisasi. Contohnya, pemisahan tugas yang
layak, otorisasi yang layak, pengendalian fisik, dokumen dan
catatan yang layak, pengendalian fisik, pengecekan (pemeriksaan)
secara bebas.
d. Komunikasi dan Informasi
Sistem informasi yang relevan untuk tujuan pelaporan keuangan,
yang meliputi sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan
yang dapat mengidentifikasi, menyatukan, analisa, klasifikasi,
mencatat dan melaporkan transaksi organisasi/lembaga dan
menjaga akuntabilitasnya, jumlah aktiva dihitung. Informasi
akuntansi dan sistem komunikasi mempunyai subkomponen,
seperti penjualan, retur penjualan, penagihan, akuisisi dan
sebagainya.
e. Monitoring
Monitoring adalah proses penilaian kinerja, kualitas struktur
pengendalian internal dalam suatu waktu. Kegiatan monitoring
melalui kegiatan yang berjalan. Misal, masalah-masalah dengan
pengendalian internal dapat datang dari manajemen karena adanya
keluhan dari pelanggan tentang kesalahan penagihan atau dari
pemasok tentang pembayaran atau dari manajer yang menerima
laporan yang berbeda dengan informasi dari bagian operasi.
4. Fungsi Pengendalian Internal
Pengendalian internal memiliki fungsi-fungsi kontrol atas
internal perusahaan. Beberapa kontrol diterapkan untuk mencegah
hasil-hasil yang tidak diharapkan sebelum terjadi (kontrol preventif).
Kontrol lain dirancang untuk menemukan hasil-hasil yang tidak
diharapkan pada saat terjadinya (kontrol detektif). Masih ada kontrol
lain yang dirancang untuk memastikan bahwa tindakan korektif
diambil untuk memperbaiki hal-hal yang tidak diharapkan atau untuk
memastikan bahwa hal-hal tersebut tidak terulang (kontrol korektif).
Semua kontrol, secara bersama-sama, berfungsi untuk memastikan
bahwa tujuan atau sasaran manajemen akan tercapai.
Menurut Sawyer (2009:67) 3 (tiga) fungsi pengendalian
internal tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kontrol Preventif
Kontrol preventif atau pengendalian preventif ditujukan untuk
mencegah terjadinya sesuatu yang merugikan, seperti kekeliruan
dan pencurian. Ketika diterapkan ke dalam sebuah sistem, kontrol
preventif ini memiliki kemampuan dalam mencegah kekeliruan dan
secara otomatis kontrol preventif dapat mencegah biaya perbaikan.
Kontrol preventif dapat mencakup, misalnya: (1) karyawan yang
kompeten dan dapat dipercaya, (2) pemisahan tugas untuk
mencegah pelanggaran yang disengaja, (3) otorisasi yang layak
untuk mencegah penggunaan sumber daya organisasi dengan tidak
semestinya, (4) perbaikan menggunakan komputer untuk mencegah
transaksi yang tidak semestinya, (5) dokumentasi dan catatan yang
memadai serta prosedur pencatatan yang layak, dan (6) kontrol
fisik atas aktiva untuk mencegah penyalahgunaan atau pencurian.
Berdasarkan hal tersebut kontrol atau pengendalian preventif
sangat penting dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan
pencegahan umum atas apa yang menjadi resiko umum perusahaan
yaitu human error dan kesalahan (fraud).
b. Kontrol Detektif
Pengendalian detektif ditujukan untuk menentukan kapan peristiwa
yang merugikan terjadi. Pengendalian detektif umumnya memiliki
biaya yang lebih mahal dibandingkan dengan preventif hal itu
dikarenakan kontrol detektif mampu mengukur efektivitas
pengendalian preventif. Beberapa kekeliruan tidak bisa secara
efektif dikendalikan oleh sistem pencegahan, kekeliruan tersebut
harus dideteksi saat terjadi. Kontrol detektif mencakup
pemeriksaan dan perbandingan, seperti catatan kinerja dan
pemeriksaan independen atas kinerja. Kontrol detektif juga
mencakup sarana kontrol seperti rekonsiliasi bank, konfirmasi
saldo bank, perhitungan kas, rekonsiliasi rincian piutang usaha ke
akun pengendali piutang usaha, pemeriksaan fisik persediaan dan
sistem pemeriksaan seperti, audit internal.
c. Kontrol Korektif
Pengendalian korektif dilakukan bila terjadi hal-hal yang tidak
semestinya dan telah terdeteksi. Semua kontrol detektif tidak ada
gunanya bila kelemahan yang telah diidentifikasi tidak diperbaiki
atau dianggap tidak masalah bila terulang. Oleh karena itu,
manajemen harus mengembangkan sistem yang tetap menyoroti
kondisi-kondisi yang tidak diinginkan sampai dilakukan perbaikan.
Perbaikan itu berupa berbagai prosedur untuk mencegah
terulangnya kondisi yang merugikan. Pendokumentasian dan
sistem pelaporan membuat masalah-masalah tetap berada di bawah
pengawasan manajemen sampai diselesaikan kerusakan diperbaiki.
Jadi kontrol korektif menutup lingkaran yang dimulai dari
pencegahan kemudian deteksi hingga koreksi.
d. Pengertian Sistem Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal didefinisikan sebagai struktur
organisasi dan semua metode-metode yang terkoordinasikan serta
ukuran-ukuran yang ditetapkan di dalam suatu perusahaan untuk
tujuan menjaga ditetapkan di dalam suatu perusahaan untuk tujuan
menjaga keamanan harta kekayaan milik perusahaan. Pengendalian
merupakan fungai manajemen yang melaksanakan analisa atas seluruh
aktivitas perusahaan. Adanya pengendalian di perusahaan, maka
diharapkan seluruh aktivitas dapat berjalan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Hall, 2006:230).
Menurut The Comittee of Sponsoring Organization (COSO)
(Bodnar dan Hopwood, 2001:182), sistem pengendalian internal
adalah proses yang dapat dipengaruhi manajemen dan karyawan dalam
menyediakan secara layak suatu kepastian mengenai prestasi yang
diperoleh secara objektif dalam penerapannya tentang bagian laporan
keuangan yang dapat dipercaya, diterapkannya peraturan dan hukum
yang berlaku agar ditaati oleh semua pihak.
Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa sistem pengendalian
internal merupakan aspek yang penting dalam penerapannya di suatu
perusahaan. Sistem ini memberikan kepastian secara objektif mengenai
segala aspek perusahaan baik organisasional maupun personal
dilakukan secara efektif dan efisien.
C. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Menurut Anthony dan Vijay (2005:174) efektivitas adalah
segala sesuatu berhubungan dengan penentu apakah tujuan perusahaan
yang telah ditetapkan telah tercapai. Hasil penjualan, kegiatan
operasional dan laporan realisasi anggaran dapat dijadikan sebagai
contoh atas nilai efektivitas dari kinerja perusahaan selanjutnya.
Efektifitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam
merealisasikan tujuan perusahaannya. Dengan demikian efektivitas
adalah kemampuan suatu unit kerja untuk mencapai tujuan perusahaan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Pengukuran Efektivitas
Menurut Anthony dan Vijay (2005:175) pengukuran efektivitas
dapat menggunakan beberapa pendekatan antara lain:
a. Pendekatan kuantitatif akuntansi
Pendekatan ini digunakan untuk mendapatkan objektivitas
dan independensi yang tinggi dari perusahaan. Pengukuran
pendekatan ini melalui penggunaan informasi akuntansi dan
keuangan yang ada pada perusahaan. Namun pendekatan
ini memiliki kelemahan-kelemahan, sehingga dibutuhkan
pendekatan lain yaitu kuantitatif manajemen.
b. Pendekatan kuantitaif manajemen
Pendekatan ini mengakomodasi variabel-variabel
kuantitatif yang bersifat non finansial dan diluar sistem
akuntansi. Pendekatan ini membantu perumusan-
perumusan permasalahan yang dihadapi sebagai alat analisa
dalam pemecahan permasalahan, serta memperjelas
kesimpulan yang akan diambil dalam analisis kuantitaif
akuntansi.
c. Digunakan sebagai pelengkap hasil kedua pendekatan
diatas, hasil analisa kualitatif ini dimaksudkan untuk
memperjelas kesimpulan yang akan diambil dari kedua
pendekatan diatas. Sedangkan untuk mengukur efektivitas
auditor dapat menggunakan teknik seperti memeriksa,
membandingkan, memeriksa dokumen dasar (vouching),
menganalisa, mengecek, menginspeksi, menghitung,
menelusuri (trace), serta memverifikasi (verify).
D. Keterkaitan Antar Variabel
1. Peran Auditor Internal dengan Peningkatan Efektivitas Sistem
Pengendalian Internal
Menurut penelitian Hiro Tugiman (2002) pengendalian internal
(internal control) dirancang untuk memberikan jaminan yang pantas
berkaitan dengan pencapaian tujuaan perusahaan dengan kriteria antara
lain: (1) efektifitas dan efisiensi dari operasi perusahaan, (2) realibilitas
laporan keuangan, dan (3) dipatuhinya semua ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. Suatu perusahaan harus meningkatkan kualitas
auditor internalnya melalui pendidikan, pelatihan dan pengalamannya
agar mampu bekerja secara efektif. Hal ini berkaitan dengan
peningkatan pengendalian internal perusahaan tersebut. Semakin tinggi
kualitas auditor internal di dalam suatu perusahaan maka akan semakin
baik pengendalian internalnya.
Menurut penelitian Hirth (2008) perusahaan yang
memfungsikan internal audit dengan baik secara umum memiliki
kontrol yang lebih baik. Internal audit yang baik tersebut meliputi
peran auditor internal yang total dan independen, penilaian atas resiko
perusahaan secara tepat, penggunaan tekhnologi dalam proses audit
internal, dan mengutamakan efisiensi. Hirth (2008) mengungkapkan
pengaruh yang positif antara peran auditor terhadap peningkatan
efektivitas sistem pengendalian internal. Semakin baik peran auditor
internal maka akan semakin baik sistem pengendalian internal yang
ada.
Menurut penelitian Fitria Anggraini (2008) peran auditor
internal berpengaruh secara nyata terhadap pengendalian internal dan
kinerja perusahaan. Hal itu disebabkan oleh ruang lingkup pekerjaan
auditor internal meliputi penilaian dan pengevaluasian terhadap
efektivitas sistem pengendalian internal organisasi. Ini merupakan
tugas utama yang harus dijalankan oleh auditor internal.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan rumusan
hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ha1: Peran auditor internal berpengaruh secara signifikan terhadap
peningkatan efektivitas sistem pengendalian internal
2. Tanggung Jawab Auditor Internal dengan Peningkatan
Efektivitas Sistem Pengendalian Internal
Menurut penelitian Ismayanti (2009) tanggung jawab auditor
internal tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap kemampuan
mendeteksi kecurangan akan tetapi auditor internal bertanggung jawab
untuk membantu dalam mendeteksi kecurangan. Suatu kecurangan
tersebut dapat dicegah dengan cara meningkatkan sistem pengendalian
internal yang terdapat di perusahaan, karena pada dasarnya unsur yang
menentukan terjadinya kecurangan adalah diri manusia dan sistem
pengendalian internal yang ada.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan rumusan
hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ha2: Tanggung jawab auditor internal berpengaruh secara signifikan
terhadap peningkatan efektivitas sistem pengendlalian internal
3. Peran dan Tanggung Jawab Auditor Internal dengan Peningkatan
Efektivitas Sistem Pengendalian Internal
Menurut penelitian Hirth (2008) perusahaan yang
memfungsikan internal audit dengan baik secara umum memiliki
kontrol yang lebih baik. Internal audit yang baik tersebut meliputi
peran auditor internal yang total dan independen, penilaian atas resiko
perusahaan secara tepat, penggunaan tekhnologi dalam proses audit
internal, dan mengutamakan efisiensi. Hirth (2008) mengungkapkan
pengaruh yang positif antara peran auditor terhadap peningkatan
efektivitas sistem pengendalian internal. Semakin baik peran auditor
internal maka akan semakin baik sistem pengendalian internal yang
ada.
Menurut penelitian Fitria Anggraini (2008) peran auditor
internal berpengaruh secara nyata terhadap pengendalian internal dan
kinerja perusahaan. Hal itu disebabkan oleh ruang lingkup pekerjaan
auditor internal meliputi penilaian dan pengevaluasian terhadap
efektivitas sistem pengendalian internal organisasi. Ini merupakan
tugas utama yang harus dijalankan oleh auditor internal.
Menurut penelitian Ismayanti (2009) tanggung jawab auditor
internal tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap kemampuan
mendeteksi kecurangan akan tetapi auditor internal bertanggung jawab
untuk membantu dalam mendeteksi kecurangan. Suatu kecurangan
tersebut dapat dicegah dengan cara meningkatkan sistem pengendalian
internal yang terdapat di perusahaan, karena pada dasarnya unsur yang
menentukan terjadinya kecurangan adalah diri manusia dan sistem
pengendalian internal yang ada.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan rumusan
hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ha3: Peran dan tanggung awab auditor internal secara simultan
berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan
efektivitas sistem pengendlalian internal
E. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang
sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternative dari
serangkaian makalah yang ditetapkan.( Abdul Hamid 2007:26 ).
Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini, dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Peranan Auditor Internal(X1)
Fitria Anggraini (2008), Hiro
Tugiman (2002), Hirth (2008)
Peningkatan Efektivitas
Sistem Pengendalian
Internal(Y1)
Hiro Tugiman(2002), Hirth
(2008), Hermanson (2004) Tanggung Jawab Auditor
Internal(X2)
Ismayanti (2009)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh peranan auditor
internal terhadap peningkatan efektivitas sistem pengendalian internal.
Populasi yang terdapat di dalam penelitian ini adalah sepuluh perusahaan
yang terdiri dari tujuh perusahaan swasta, dua institusi kementerian
pemerintah, dan sisanya adalah BUMN dimana di dalam perusahaan
tersebut telah menerapkan sistem pengendalian internal dan menggunakan
jasa auditor internal di dalamnya. Adapun responden dalam penelitian ini
adalah auditor internal.
B. Metode Penentuan Sampel
Penelitian kali ini menggunakan metode pemilihan sampel
berdasarkan kemudahan (convenience sampling). Metode ini memilih
sampel dari elemen populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah
diperoleh oleh peneliti. Dalam metode convenience sampling ini elemen
populasi yang dipilih sebagai subyek sampel adalah tidak terbatas
sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling
murah dan cepat (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002:130).
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, maka peneliti
menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
a. Penelitian Pustaka
Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder.
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, perusahaan industri dan
perusahaan jasa, internet dan perangkat lain yang berkaitam dengan
judul peneliti (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002:150).
b. Penelitian Lapangan
Data utama penelitian ini diperoleh melauli penelitian lapangan,
peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer).
Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian ini auditor internal
yang bekerja pada perusahaan swasta dan Inspektorat Jendral
Kementerian Republik Indonesia. Peneliti memperoleh data langsung
dari pihak pertama (data primer). Peneliti memperoleh data dengan
mengirim kuesioner kepada perusahaan-perusahaan secara langsung
ataupun melalui perantara. Penyebaran kuesioner diproyeksikan
sebanyak 100 (seratus) kuesioner dengan proyeksi pengembalian lebih
dari 75 (tujuh puluh lima) persen. Penyebaran atas perusahaan swasta
dan Inspektorat Jenderal Kementrian Republik Indonesia di
proyeksikan rata, yaitu 50 (lima puluh) kuesioner pada setiap
klasifikasi jenis perusahaan. Penyebaran kuesioner itu di harapkan
memberikan lingkup generalisasi variatif klasifikasi organisasi yang
lebih luas dan memberikan perbedaan dari penelitian-penelitian
sebelumnya.
D. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini pada dasarnya
merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi
sehingga mudah di pahami dan diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan
ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel
numerik dan grafik. Statistik deskriptif digunakan untuk informasi
mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan data
demografi responden (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo,
2002:45).
2. Uji kualitas Data
Kesimpulan penelitian ini dibuat berdasarkan hasil proses
pengujian data yang meliputi, pemilihan, pengumpulan dan analisis
data. Oleh sebab itu kesimpulan tergantung kepada kualitas data yang
di analisis dan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo: 2002). Untuk
melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti
melakukan uji reliabilitas dan validitas.
a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuisoner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban sesorang terhadap pernyataan
tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu:
i. Repeated Measure atau pengukuran ulang
ii. One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya
hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan
dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar
jawaban pertanyaan.
Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji statistik
Cronbach Alfa (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach’s Alfa>0,60. Sedangkan, jika
sebaliknya data tersebut dikatakan tidak reliabel (Imam
Ghozali, 2009:46).
b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Uji validitas ini digunakan untuk
mengetahui kelayakan butir-butir dalam daftar
pertanyaan-pertanyaan.
Pengujian validitas dalam penelitian ini
menggunakan perbandingan nilai Corrected item-
Total Correlation dengan r tabel, untuk degree of
freedom (df) = n-2, dan alpha = 0,05 (Imam Ghozali,
2009:49).
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka
peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas dan uji
heteroskedastisitas.
a. Uji Multikolonieritas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan
Variance Inflantion Factor (VIF) (Imam Ghozali, 2009:95). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem
multikoliniearitas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji
multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance
Inflantion Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel
independen (Imam Ghozali, 2009:99).
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas model
regresi adalah dengan melihat tolerance dan VIF dengan menilai
apakah model regresi bebas dari multikolinieritas. Model regresi
yang bebas dari ultikolinieritas adalah sebagai berikut:
1. VIF lebih kecil dari 10 (VIF<10)
2. Tolerance lebih besar dari 0.1 (Tolerance>0.1)
b. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam
model regresi variabel independen dan variabel dependen
keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar
maka uji statistik menjadi tidak valid untuk sejumlah sampel kecil
(Imam Ghozali, 2009:147).
Salah satu cara untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal. Jika
distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan
data sesungguhnya akan mengikuti arah garis diagonalnya (Imam
Ghozali, 2009:147).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji
heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik plot
antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual
(SRESID). Jika grafik plot menunjukkan suatu pola titik seperti
titik yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka
dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi
jika grafik plot tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2009:125)
4. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan
model regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk
memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data
variabel independen yang sudah diketahui besarnya. Model regresi
berganda umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih
variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala
pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linear (Nur
Indriantoro dan Bambang Supomo: 2002:211). Variabel independen
terdiri dari peranan auditor internal dan tanggung jawab auditor
internal sedangkan variabel dependennya adalah peningkatan
efektivitas sistem pengendalian internal.
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka rumus persamaan
regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Y= SPI
a = konstanta
Y = a + b1x1 + b2x2 + e
b1-b2 = koefisien regresi
X1 = Peran auditor internal
X2 = Tanggung jawab auditor internal;
e = error
Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui:
a. Koefisien Determinasi ( R2
)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol)
dan 1(satu). Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Imam Ghozali, 2009:40).
b. Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini
digunakan statistik t dengan kriteria pengambilan keputusan
sebagai berikut:
1. Bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih
dan derajat kepercayaan 10% maka hipotesis alternatif
(Ha) diterima, yang menyatakan bahwa variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel
dependen.
2. Membandingkan nilai statistik dengan nilai t menurut
tabel. Jika, t hitung lebih besar daripada t tabel maka
hipotesis alternatif (Ha) diterima, yang menyatakan
bahwa variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen.
(Imam Ghozali, 2009:89)
c. Uji Statistik F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Uji statistik F digunakan untuk
mengetahui pengaruh semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikasi 0,05 (Imam Ghozali, 2009:41). Dasar
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka Ha
ditolak. Ini berarti menyatakan bahwa variabel
independen tidak mempunyai pengaruh secara
individual terhadap variabel dependen atau terikat
2. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka Ha
diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel
independen mempunyai pengaruh secara individual
terhadap variabel dependen.
5. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Batasan operasional variabel merupakan pendefinisian dari
serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan. Variabel
penelitian ini merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dan orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari untuk ditarik kesimpulannya. Dalam
penelitian ini akan diuraikan dari masing-masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan pengukurannya. (Abdul
Hamid, 2007:3)
1. Variabel Dependen : Sistem Pengendalian Internal (Y)
Sistem pengendalian internal adalah proses yang dijalankan
oleh dewan komisaris, manajemen, dan personal lain yang di
desain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian
tiga golongan tujuan yaitu,
a. Keandalan pelaporan keuangan
b. Efektifitas dan efisiensi operasi
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Dalam penelitiannya, Fitria Anggraini (2008:30)
menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem
pengendalian internal diantaranya adalah pelaksanaan
pengendalian internal yang efektif, pengawasan, pemahaman dan
resiko pengendalian. Variabel ini diukur dengan mengadopsi
instrumen yang digunakan oleh penelitian sebelumnya. Variabel ini
diukur dengan menggunakan ordinal 5 poin dari sangat tidak setuju
(1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), sampai sangat setuju (5).
Sedangkan dalam penelitian Maizar Radjin (2004:39)
faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengendalian internal
adalah pemisahan tugas, otorisasi, dan dokumentasi. Variabel ini
diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Maizar
Radjin (2004:29). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala
likert 4 poin dari sangat efektif (1), cukup efektif (2), kurang
efektif (3), sampai sangat tidak efektif (4).
Efektivitas sistem pengendalian internal adalah variabel
terkait yang dipengaruhi oleh variabel independen dalam hal ini
adalah peran auditor intenral. Disini dapat dilihat, jika pengaruh
peran auditor internal sangat kuat maka akan mempengaruhi
efektivitas sistem pengendalian internal juga. Dalam penelitian kali
ini dilakukan modifikasi atas instrumen penelitian dengan
menggunakan skala interval 5 poin dari sangat efektif (1), cukup
efektif (2), netral (3), kurang efektif (4), sampai sangat tidak efektif
(5)
2. Variabel Independen: Peran Auditor Internal (X1)
Auditor internal bisa sangat membantu manajemen dengan
mengevaluasi sistem kontrol. Dalam penelitian Fitria Anggraini
(2008:30) menyebutkan faktor-faktor yang membengaruhi peran
auditor internal diantaranya perencanaan dan penyusunan
kebijakan, kerjasama dengan pihak luar, pengawasan, penggunaan
sumber daya yang tepat, dan pengujian. Variabel ini diukur dengan
mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Fitria Anggraini
(2008:30). Variabel ini diukur dengan menggunakan interval 5 poin
dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4),
sampai sangat setuju (5).
3. Variabel Independen: Tanggung jawab auditor internal (X2)
Tanggung jawab auditor internal terhadap kecurangan
adalah mencegh, mendeteksi, investigasi dan melaporkan. Auditor
internal bertanggung jawab dalam membantu perusahaan
mengembangkan sistem pengendalian agar dapat mengurangi
kerugian yang material. Untuk mengukur variabel tanggung jawab
auditor internal dalam penelitian ini mengembangkan instrumen
yang ada pada penelitian Ismayanti (2009) yang terdiri dari 12 item
dengan 5 poin skala interval yang berkaitan dengan 5 (lima)
pilihan: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4)
setuju, (5) sangat setuju.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Sub Variabel Indikator No Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Pengaruh Peran
Auditor Internal
(X1)
( Sumber : Fitria
Anggraini
(2008))
a.Perencanaan dan
Penyusunan
kebijakan
b.Kerjasama
dengan pihak luar
c.Pengawasan
d.Penggunaan
sumber daya
yang tepat
e.Pengujian
1. Perencanaan
2. Menyusun kebijakan,
prosedur dan pedoman
3. Mengembangkan
sumber daya manusia
dengan pelatihan
1. Melakukan kerjasama
dengan auditor
eksternal
1. Sistem informasi
untuk menentukan
pelaporan
1. Keekonomisan dan
keefisienan sumber
daya untuk
memastikan
penggunaan sumber
daya yang tepat
1. Melakukan pengujian
alat atau cara
digunakan untuk
melindungi harta
perusahaan dari
kemungkinan
terjadinya kerugian
2. Audit mencakup
perencanaan,penyusun
an, kertas kerja,
pemeriksaan,
pendokumentasian
tujuan audit dan
lingkup kegiatan
1
2
3
4
5
6-12
13
14
15
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
Variable
Pengaruh Peran
Auditor Internal
(X1)
( Sumber : Fitria
Anggraini
(2008))
Tanggung jawab
auditor internal
(X2)
(Ismayanti, 2009)
Sub Variabel
f.Pengalaman
auditor
g.Informasi yang
dapat dipercaya
h.Laporan
a. Penerapan
standar
b. Konsistensi
pernyataan
c. Ketepatan
pencatatan
d. Kecurangan
Indikator
1. Kegiatan audit
dilaksanakan dengan
pertimbangan tenaga
yang diperlukan
meliputi jumlah dan
tingkat pengalaman
staf auditor dan
tingkat pengetahuan.
1. Semua informasi yang
memadai, relevan dan
berguna sebagai dasar
bagi temuan audit dan
rekomendasi.
1. Laporan audit
1. Menyimpang atau
tidaknya penerapan
standar akuntansi
2. Kualitas
profesionalisme
auditor merupakan
penerapan pada
standar umum
1. Konsistensi penerapan
standar akuntansi
kebenaran pernyataan
manajemen atau
transaksi
1. Kebenaran dalam
melakukan pencatatan
atau perhitungan
akuntansi
1. Penyembunyian
terhadap
penyelewengan
No Butir
Pertanyaan
16-18
19
20-26
1
2
3
4
5
Skala
Pengukuran
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
Interval
Variabel
Tanggung jawab
auditor internal
(X2)
(Ismayanti, 2009)
Sub Variabel
e. Materialitas
f. Struktur
pengendalian
g. Meminimalisasik
an resiko
h. Ruang lingkup
audit
i. Hasil audit
Indikator
1. Kesalahan materialitas
yang mempengaruhi
penyajian laporan
keuangan
2. Perencanaan audit
1. Kelemahan sistem
pengendalian
1. Penelaahan aktifitas
2. Lingkungan kontrol
1. Informasi penemuan
kesalahan
1. Rekomendasi
No Butir
Pertanyaan
6
7-8
9
10
11
12-13
Skala
Pengukuran
Interval
Interval
Interval
Internal
Interval
Peningkatan
Efektivitas
Sistem
Pengendalian
Internal (Y)
Sumber:
(fitri anggarini,
2008)
a.Pelaksanaan
pengendalian
internal,yang
efektif
b.Pengawasan
c.Pemahaman
1. Pengendalian internal
efektif dan memadai
2. Kualitas pelaksanaan
sistem pengendalian
internal
1. Pengawasan cukup
dan efektif atas
penyimpanan catatan
dan laporan yang
bertanggung jawab
atas pengendalian
internal
2. Peningkatan
pengendalian internal
dibantu oleh auditor
intenral yang terdidik
dan memiliki
keterampilan audit.
1. Pemahaman terhadap
pengendalian internal
1
2
3
4
5
6
Interval
Interval
Interval
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
Variabel
Peningkatan
Efektivitas
Sistem
Pengendalian
Internal (Y)
Sumber:
(fitri anggarini,
2008)
Sub Variabel
d.Resiko
pengendalian
e.Pemisahan tugas
f.Otorisasidan
dokumentasi
Indikator
1. Pengendalian internal
yang efektif dan
efisien dapat
menunjang dalam
meningkatkan kinerja
perusahaan.
1. Pemisahan yang
memadai
1. Otorisasi atas
transaksi dan aktivitas
2. Dokumentasi dan
catatan yang
memadai.
No Butir
Pertanyaan
7
8
9
10-12
Skala
Pengukuran
Interval
Interval
Interval
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sekilas Gambaran Umum PT. Asuransi Jiwasraya
Perusahaan ini berdiri dengan satu tujuan mulia, yaitu mendidik
masyarakat merencanakan masa depan. Tanggal 31 Desember 1859
menjadi awal kiprah Jiwasraya di Indonesia yang lahir dengan nama
Nederlandsche Indische Levenverzekering en Lijvrente Maatschappij
(NILLMIJ). Dalam perjalanannya, perusahaan mengalami peleburan
dengan sembilan perusahaan milik pemerintah kolonial Belanda lainnya
dan satu perusahaan nasional. Pada tahun 1973 beralih menjadi
perusahaan milik pemerintah Indonesia yang kini lebih dikenal sebagai
Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Kini Perseroan yang lebih populer dengan nama Asuransi
Jiwasraya ini telah memasuki usia 145 tahun. Sepanjang itu pula
kinerjanya terus ditempa demi meraih kepercayaan masyarakat. Sinergi
antara tujuan mulia dengan kekuatan bisnis, mampu mengantar Jiwasraya
menjadi perusahaan asuransi yang andal dan terpercaya.
Dalam menjalankan usahanya, Jiwasraya selalu berusaha
menyesuaikan diri dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Itu
sebabnya perusahaan selalu mengadakan pembaruan demi menjawab
tuntutan jaman, diantaranya pada tahun 2003 dengan mengganti logo
yang sekaligus mengganti identitas perusahaan. Semangat baru tersebut
juga diwujudkan dalam motto 3-P yaitu product, process dan people.
Sisi product berarti bahwa perusahaan selalu berusaha
menghadirkan produk-produk yang inovatif, seperti halnya JS Link Fixed
95 dan JS Link Fixed 93 untuk produk unit link yang menggabungkan
unsur proteksi dan invetasi, serta JS Prestasi dan JS Dana Multi Proteksi
untuk asuransi pendidikan. Pada unsur process artinya Jiwasraya selalu
berusaha untuk menerapkan teknologi komunikasi terkini dalam
melengkapi kecepatan dan keakuratan layanannya. Teknologi tersebut
dinamakan JL-iNdO dan V-SAT. Melalui JL-iNdO proses pencetakan
polis dapat segera dilakukan di cabang dimana polis diterbitkan,
sedangkan V-SAT merupakan teknologi komunikasi yang
menghubungkan seluruh kantor Jiwasraya baik head office, regional
office maupun branch office menjadi satu kesatuan. Sementara itu
peningkatan dari sisi people dilakukan melalui standarisasi kualitas
seluruh agen Jiwasraya. Perusahaan juga secara rutin mengadakan
berbagai pendidikan dan pelatihan karyawan baik di dalam maupun luar
negeri. Sampai saat ini Jiwasraya memiliki kurang lebih lima ratus tenaga
ahli dan profesional di bidang asuransi yang tersebar di seluruh kantor
Jiwasraya. Dukungan ketiga pilar di atas diperkuat pula oleh landasan
finansial yang kokoh, diyakini akan menjadikan Jiwasraya sebagai
perusahaan asuransi komersial yang terpercaya dan terkemuka, di dalam
negeri maupun di luar negeri.
2. Sekilas Gambaran Umum Bank Central Asia
Bank Central Asia (BCA) secara resmi berdiri pada tanggal 21
Februari 1957. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan
barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi di
tahun 1997. Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada
keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus,
kondisi ini mempengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat
mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-
ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan
dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN) lalu mengambil alih BCA di tahun 1998.
Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif,
BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember
1998, dana pihak ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset
BCA mencapai lebih dari enam puluh triliun rupiah, yang sebelumnya
hanya sekitar lima puluh triliun rupiah.
Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan
BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia di tahun 2000. BCA
mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Penawaran
saham perdana berlangsung di tahun 2000, dengan menjual saham sebesar
lebih dari dua puluh persen yang berasal dari divestasi BPPN.
Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan
yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik
dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun
sebagai lembaga intermediasi finansial.
3. Sekilas Gambaran Umum PT Indosat Tbk
PT Indosat Tbk didirikan oleh pemerintah pada tanggal 10
November 1967 sebagai perusahaan investasi asing yang menyediakan
pelayanan telekomunikasi internasional di Indonesia. Pada September
1969 Indosat mulai dioperasikan secara komersial dengan mulai di
operasikannya International Telecommunications Satellite Organization
(Intelsat), stasiun di Indonesia untuk mengakses Intelsat’s Indian Ocean
Region Satellites untuk periode dua puluh tahun. Sebagai sebuah
konsorsium global dari organisasi internasional komunikasi satelit, Intelsat
memiliki dan mengoperasikan nomor satelit telekomunikasi.
Sesuai dengan peraturan yang berubah di industri telekomunikasi
Indonesia pada tahun 1999 dan 2000, Indosat mulai mengimplementasikan
sebuah desain strategi untuk mentransformasikan diri menjadi pemimpin
dalam penyediaan telekomunikasi internasional, dan penyedia layanan
serta jaringan telekomunikasi yang terintegrasi di Indonesia. Di tahun
2000, pemerintah memperkenalkan undang-undang telekomunikasi yang
mendorong liberalisasi industri dan secara langsung mempengaruhi bisnis
Indosat. Pada tahun berikutnya Indosat sebagai bagian dari peraturan
pemerintah melakukan restrukturisasi industri telekomunikasi dengan
mengadakan perjanjian untuk menghilangkan kepemilikan saham atas
operasi lintas di beberapa anak perusahaan dengan Telkom. Kini Indosat
terus berkembang sebagai perusahaan penyedia telekomunikasi nasional
dan internasional yang mengedepankan kepuasaan pelanggan, stabilitas
keuangan dan turut serta dalam menggalakkan peningkatan
telekomunikasi di Indonesia.
4. Sekilas Gambaran Umum Inspektorat Jendral Kementerian
Pertanian Republik Indonesia
Keberadaan Inspektorat Jenderal Kementrian Pertanian dimulai
dengan terbitnya Keputusan Presidium Kabinet Nomor 15 tahun 1966,
yang mengharuskan adanya Inspektorat Jenderal pada setiap departemen.
Keputusan ini cukup strategis, mengingat kegiatan pengawasan di
lingkungan departemen pertanian sebelumnya dilaksanakan oleh unit kerja
pembantu menteri pertanian bidang perencanaan dan pengawasan.
Kebijakan tersebut selanjutnya ditindaklanjuti dengan penerbitan Keppres
nomor 170 tahun 1967 yang menetapkan susunan organisasi, bidang tugas
dan tata kerja Inspektorat Jenderal Departemen Pertanian. Pada tanggal 16
November 2001 para auditor membentuk organisasi profesi dengan
membentuk Ikatan Auditor Internal Departemen Pertanian (IAI-DP).
5. Sekilas Gambaran Umum Inspektorat Kementerian Pekerjaan Umum
Reppublik Indonesia
Sesuai dengan undang-undang Nomor 39 tahun 2008 tentang
Kementerian Negara dan Peraturan Presiden Nomor 47 tahun 2009
tentang pembentukan dan organisasi kementerian negara, kementerian
pekerjaan umum mempunyai tugas untuk menyelenggarakan urusan
tertentu dalam pemerintahan, untuk membantu presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara. Kementerian pekerjaan umum
menjadi departemen di bawah kepemimpinan menteri pekerjaan umum.
Fungsi kementerian pekerjaan umum antara lain melakukan perumusan,
penetapan dan pelaksanaan kebijakan dibidangnya. Pengelolaan barang
milik atau kekayaan yang dimiliki oleh negara yang dalam hal ini menjadi
tanggung jawab negaraa, maka pengawasan atas hal-hal tersebut
pelaksanaan tugas dibidangnya, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian di daerah dan pelaksanaan
kegiatan teknis yang berskala nasional.
6. Sekilas Gambaran Umum PT Arwana Citramulia Tbk
PT Arwana Citramulia Tbk merupakan perusahaan publik yang
tercatat di papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan transaksi
ratusan milyar rupiah per tahun, PT Arwana menjadi salah satu industri
keramik terbesar keempat di pangsa pasar bahan bangunan. Arwana
didedikasikan untuk mencapai tujuan menjadi perusahaan terbaik dalam
industri keramik, penuh kreativitas dan inovasi serta mampu memberikan
kontribusi kepada pembangunan negara dan masyarakat.
Arwana Ceramic Tiles adalah nama merek produksi PT Arwana
yang menandakan kualitas produk, layanan dan produk yang luar biasa
dengan biaya yang rendah. Arwana didirikan pada tahun 1993 ketika
pendiri perusahaan menyadari bahwa kebutuhan untuk menawarkan
produk bahan bangunan untuk industri semakin tinggi. PT Arwana
properti menjadi perusahaan yang tumbuh pesat dalam industri keramik.
Pada Desember 2008, total kapasitas Arwana adalah 27.460.000 meter
persegi per tahun, yang diproduksi oleh masing-masing tiga pabrik yang
berlokasi di Tangerang, Serang dan Gresik Jawa Timur.
PT Arwana adalah perusahaan yang memproduksi ubin lantai
keramik dan dinding produsen tile dengan tiga pabrik. Pabrik pertama
berlokasi di Pasar Kemis, Tangerang Banten, dan pabrik kedua berlokasi
di Cikande, Serang-Banten, melayani wilayah Barat Indonesia dan pabrik
ketiga yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur, melayani permintaan di
Jawa Timur dan bagian timur Indonesia.
7. Sekilas Gambaran Umum PT Atmoco Mitsui
Sebelum 1997, tuntutan atas kebutuhan Purified Terephthalic Acid
(PTA) atau asam yang tereftalat murni, di Indonesia dipenuhi melalui
impor. Tapi sejak tahun 1997, pemerinta telah memenuhi tuntutan
tersebut dengan meningkatkan produksi PTA oleh pabrik domestik atau
dala negeri. Dalam rangka mendukung pertumbuhan industri tekstil dalam
negeri, Mitsui Chemical Inc, dan Mitsui & Co, Ltd, sangat dikenal
sebagai tiga perusahaan terkemuka di bidang mereka, membentuk join
venture dengan nama PT Amoco Mitsui (AMI) PTA Indonesia. Pekerjaan
konstruksi PT AMI PTA Indonesia dimulai Mei 1995 di kota Merak,
Banten, dan diselesaikan pada bulan Juli 1997.
Perusahaan mulai berproduksi pada bulan September 1997. PT
Pabrik AMI PTA Indonesia mengadaptasi teknologi dari BP dan Mitsui
Chemicals. PT AMI PTA Indonesia konsisten mengambil prioritas dalam
setiap usaha yang dilakukannya dengan cara mengutamakan keselamatan
dan kesehatan kerja serta pelestarian lingkungan sambil menghasilkan
PTA. PT AMI juga mengambil prioritas di atas konsistensi mutu PTA
untuk setiap lot produksi. PT AMI menyadari bahwa konservasi sumber
daya lingkungan adalah kewajiban kita. Oleh karena itu PT. AMI telah
membuat komitmen untuk terus menerus dan optimal mengurangi limbah
produksi dan untuk melaksanakan sebanyak mungkin proses daur ulang
limbah katalis sehingga dapat digunakan kembali..
8. Sekilas Gambaran Umum PT Generic Gusman
PT Generic Gusman bergerak dalam banyak jenis usaha. Usaha-
usaha yang dijalani adalah penyaluran tenaga kerja ahli seperti, engineer,
ahli mesin dan lainnya. Selain itu PT Generic Gusman menyediakan jasa
pemeliharaan atas alat-alat berat dan mesin-mesin pabrik yang
membutuhkan tenaga ahli. PT Generic Gusman memiliki kemampuan lain
sebagai perusahaan yang menyediakan jasa pemasangan instalasi elektrik
untuk pabrik-pabrik besar. Tidak hanya itu PT Generic Gusman juga
memperdagangkan spare part elektrik dan komponen-komponen mesin-
mesin pabrik dengan kualitas dan harga yang bersaing.
9. Sekilas Gambaran Umum Bank Permata
PermataBank dibentuk sebagai hasil merger dari 5 bank di bawah
pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yakni PT
Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT
Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot pada tahun 2002. Di tahun 2004,
Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk mengambil
alih PermataBank dan memulai proses transformasi secara besar-besaran
didalam organisasi. Selanjutnya, sebagai wujud komitmennya terhadap
PermataBank, kepemilikan gabungan pemegang saham utama ini
meningkat menjadi 89,01% pada tahun 2006.
Kombinasi unik dari kedua pemegang saham strategis merupakan
salah satu kekuatan utama PermataBank. PT Astra International Tbk
merupakan perusahaan Indonesia yang besar dan memiliki pengalaman
kuat di pasar domestik. Standard Chartered Bank dengan keahlian dan
pengalaman global terkemuka yang dimilikinya menjadikan PermataBank
berada dalam posisi yang unik. Sejalan dengan pertumbuhannya,
PermataBank berkomitmen untuk meningkatkan pangsa pasarnya dan
membangun reputasi sebagai bank dengan kualitas layanan terbaik.
PermataBank akan melanjutkan tekadnya untuk membentuk tim
manajemen yang handal dan profesional, mendedikasikan diri pada warna
kepemimpinan yang lebih proaktif dalam rangka membangun
pertumbuhan yang berkesinambungan.
Dengan memberdayagunakan kekuatan-kekuatan utama,
PermataBank yakin dapat mencapai aspirasi menjadi World-Class Local
Bank dan mengantarkan yang terbaik dari dua dunia kepada nasabah dan
stakeholder. Dengan 276 cabang termasuk cabang pembantu, kantor kas
dan cabang syariah, 234 office channeling syariah, didukung oleh 549
ATM di 55 kota di seluruh Indonesia, PermataBank yakin akan dapat
meningkatkan komitmen untuk menyediakan solusi inovatif yang dapat
menjawab kebutuhan finansial nasabah PermataBank.
10. PT Binamitra Sumberarta
PT Binamitra Sumberarta (BMSA) memperoleh konsesi
pertambangan di Sanga-Sanga, dekat Samarinda, Kalimantan Timur pada
tahun 2002. Luas pertambangan berdasarkan izin pertambangan
eksploitasi untuk 260 Ha dan izin eksplorasi untuk 5000 Ha. Setelah
selesai eksplorasi umum pada tahun 2003 daerah itu dikurangi menjadi 2
lisensi penambangan untuk total 1260 Ha. Izin pertambangan untuk 260
Ha adalah KP: 540/02/IUP-KPEP/DPE-IV/VII/2002, sedangkan izin
pertambangan untuk 1000 Ha adalah KP: 540/19/KP-EP/DPE-
IV/VII/2005 telah diterbitkan oleh Bupati Kutai Kartanegara.
BMSA memulai uji coba produksi pada tahun 2004 di tempat
pertambangan yang strategis terletak lima kilometer dari saluran
pengiriman utama selatan Sungai Mahakam di the delta Sungai
Mahakam. BMSA berkomitmen untuk manajemen mutu dan
mempekerjakan tim profesional pertambangan yang berpengalaman untuk
mengelola dan mengendalikan semua aspek operasi. BMSA dan
kontraktor memiliki lebih dari 1000 karyawan dan prioritas didapatkan
melalui perekrutan dan pelatihan personil dari masyarakat setempat.
Sementara operasi penambangan dilakukan oleh kontraktor, perencanaan
tambang dan pengendalian operasional berada di bawah staf BMSA.
Kualitas kontrol, pengolahan batu bara dan blending juga dikelola
langsung oleh staf perusahaan dalam rangka untuk memastikan produk
akhir yang konsisten yang memenuhi persyaratan pelanggan
11. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap auditor internal yang bekerja di
perusahaan milik swasta, BUMN serta Inspektrorat Jenderal Kementerian
yang berada di wilayah Jakarta dan Banten. Auditor internal yang
berpartisipasi dalam penelitian ini merupakan tenaga kerja yang bekerja di
dalam internal perusahaan-perusahaan yang dijadikan sebagai objek
penelitian kali ini.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner
penelitian secara langsung kepada responden yaitu auditor internal yang
bekerja di wilayah Jakarta. Penyebaran serta pengembalian kuesioner
dilaksanakan mulai tanggal 1 Desember 2010 hingga 5 Januari 2011.
Peneliti mengambil sampel sebanyak 10 perusahaan yang terdiri dari
tujuh perusahaan milik swasta, dua Inspektorat Jenderal Kementrian serta
satu BUMN yang berada di wilayah Jakarta, dengan peta distribusi yang
terlihat dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian
No
.
Nama Perusahaan Kuisioner
Dikirim
Kuisioner
Dikembalikan
1. Bank Central Asia 15 12
2. PT Asuransi Jiwasraya (Persero) 10 6
3. Inspektorat Jenderal Kementerian PU 10 8
4. Inspektorat Jenderal Kementerian
Pertanian
10 6
5. PT Indosat Tbk 15 14
6. PT Arwana Citramulia Tbk 5 5
7. PT Amoco Mitsui PTA Indonesia 10 10
8. PT. Generic Gusman 5 4
9. Bank Permata 10 10
10. PT. Binamitra Sumberarta 10 10
Total 100 85
Sumber: Data Primer
Kuesioner yang disebarkan berjumlah 100 buah dan jumlah kuesioner
yang kembali adalah sebanyak 85 kuesioner atau 85%. Kuesioner yang
tidak kembali sebanyak 15 buah atau 15%. Kuesioner yang dapat diolah
berjumlah 82 buah atau 82%, sedangkan kuesioner yang tidak dapat
diolah karena tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 3 buah
atau 3%. Gambaran mengenai data sampel ini dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Auditor Persentase
1. Jumlah kuesioner yang disebar 100 100%
2. Jumlah kuesioner yang kembali 85 85%
3. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 15 15%
4. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 3 3%
5. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 82 82%
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan proyeksi sebelumnya jumlah kuesioner yang kembali
memenuhi proyeksi pada bab sebelumnya sebesar 85 (delapan puluh
lima) persen yaitu melebihi 75% persen. Penyebaran pada entitas
pemerintahan dan swasta memiliki varian perbedaan, untuk pemerintahan
sebesar 37% dan sisanya adalah pada entitas usaha swasta.
12. Karakteristik Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah auditor internal yang
bekerja pada perusahaan swasta dan pemerintahan di Jakarta dan Banten.
Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang
terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan lama bekerja
responden.
a. Deskripsi responden berdasarkan usia
Berikut ini tabel 4.5 yang menggambarkan hasil uji deskripsi
responden berdasarkan usia:
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid < 30 tahun 24 29.3 29.3 29.3
30-45 tahun 43 52.4 52.4 81.7
> 45 tahun 15 18.3 18.3 100.0
Total 82 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 tersebut menunjukkan bahwa responden dalam
penelitian ini didominasi oleh auditor internal yang berusia antara 30
hingga 45 tahun dengan jumlah 43 responden atau 52.4%. Sedangkan
responden yang berusia kurang dari 30 tahun berjumlah 24 orang atau
29.3% dan responden yang berusia lebih dari 45 tahun berjumlah 15
orang atau 18.3%.
b. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Berikut ini tabel 4.4 yang menggambarkan hasil uji deskripsi
responden berdasarkan jenis kelamin:
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid L 58 70.7 70.7 70.7
P 24 29.3 29.3 100.0
Total 82 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.4 tersebut menunjukkan bahwa responden dalam
penelitian ini didominasi oleh auditor internal laki-laki dengan jumlah
58 orang atau 70.7%. sedangkan responden wanita berjumlah 24
orang atau 29.3%.
c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan
Berikut ini tabel 4.5 yang menggabarkan hasil uji deskripsi
responden berdasarkan pendidikan:
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid DIII 3 3.7 3.7 3.7
S1 46 56.1 56.1 59.8
S2 33 40.2 40.2 100.0
Total 82 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 tersebut menunjukkan bahwa responden
dalam penelitian kali ini didominasi oleh auditor internal yang
berpendidikan sarjana strata satu berjumlah 46 orang atau 56.1%.
Sedangkan responden yang berpendidikan akademi diploma
berjumlah 3 orang atau 3.7%. Responden yang berpendidikan sarjana
strata dua berjumlah 33 orang atau 40.2%.
d. Deskripsi responden berdasarkan lama bekerja
Berikut ini tabel 4.6 yang menggabarkan hasil uji deskripsi
responden berdasarkan lama bekerja:
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 3 tahun 28 34.1 34.1 34.1
5-10 tahun 22 26.8 26.8 61.0
10-20 tahun 17 20.7 20.7 81.7
> 20 tahun 15 18.3 18.3 100.0
Total 82 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 tersebut menunjukkan bahwa responden
dalam penelitian ini didominasi oleh auditor internal yang telah
bekerja kurang dari 3 tahun yang berjumlah 28 orang atau 34.1%.
Responden atau auditor internal yang telah bekerja selama 5 sampai
dengan 10 tahun berjumlah 22 orang atau 26.8%. Responden atau
auditor internal yang telah bekerja selama 10 sampai dengan 20 tahun
berjumlah 17 orang atau 20.7% dan responden atau auditor internal
yang telah bekerja selama lebih dari 20 tahun berjumlah 15 orang atau
18.3%.
A. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peran dan
tanggung jawab auditor internal intentions atas peningkatan efektivitas
system pengendalian internal yang akan diuji secara statistik deskriptif
seperti yang terlihat dalam tabel 4.7.
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TotalPAI 82 81 113 104.23 11.991
TotalTJAI 82 42 77 50.94 4.849
Valid N (listwise) 82
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.7 menjelaskan bahwa pada variabel peran auditor internal
atas peningkatan efektivitas system pengendalian internal jawaban
minimum responden sebesar 81 dan maksimum sebesar 113, dengan rata-
rata total jawaban 104,23 dan standar deviasi sebesar 11,991. Variabel
tanggung jawab auditor internal atas peningkatan efektivitas system
pengendalian internal jawaban minimum responden sebesar 42 dan
maksimum sebesar 77, dengan rata-rata total jawaban 50,94 dan standar
deviasi sebesar 4,849.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisoner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban sesorang
terhadap pernyataan tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha berada diatas 0,6 (Imam Ghozali, 2009:46). Tabel
4.7 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk tiga variabel penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.8
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha
Keterangan
Peran Auditor Internal 0,930 Reliabel
Tanggung Jawab Auditor
Internal
0,765 Reliabel
Peningkatan Efektivitas Sistem
Pengendalian Internal
0,837 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.7 menunjukkan nilai cronbach’s alpha pada variabel
peran auditor internal sebesar 0.930, pada variabel tanggung jawab
auditor internal sebesar 0.765 dan nilai cronbach’s alpha pada variabel
peningkatan efektivitas sistem pengendalian internal sebesar 0.837.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam
kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih
besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan
yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang
berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban
yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-
butir dalam daftar pertanyaan-pertanyaan. Pengujian validitas dalam
penelitian ini menggunakan perbandingan nilai Corrected item-Total
Correlation dengan r tabel, untuk degree of freedom (df) = n-2, dan
alpha = 0,05 (Imam Ghozali, 2009:49). Tabel 4.8 dibawah
menunjukkan uji validitas atas tiga variabel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu peran auditor internal (PAI), tanggung jawab
auditor internal (TJAI), dan efektivitas sistem pengendalian internal
(ESPI).
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas
Butir
Pertanyaan
Corrected Item –
Total
Correlation (r
hitung)
R tabel Kriteria
PAI 0.568 0.217 Valid
PAI 0.267 0.217 Valid
PAI 0.261 0.217 Valid
PAI 0.480 0.217 Valid
PAI 0.680 0.217 Valid
PAI 0.632 0.217 Valid
PAI 0.553 0.217 Valid
PAI 0.624 0.217 Valid
PAI 0.588 0.217 Valid
PAI 0.702 0.217 Valid
PAI 0.738 0.217 Valid
PAI 0.502 0.217 Valid
PAI 0.537 0.217 Valid
PAI 0.529 0.217 Valid
PAI 0.623 0.217 Valid
PAI 0.432 0.217 Valid
Butir
Pertanyaan
Corrected Item –
Total
Correlation (r
hitung)
R tabel Kriteria
PAI 0.547 0.217 Valid
PAI 0.613 0.217 Valid
PAI 0.647 0.217 Valid
PAI 0.652 0.217 Valid
PAI 0.575 0.217 Valid
PAI 0.687 0.217 Valid
PAI 0.712 0.217 Valid
PAI 0.555 0.217 Valid
PAI 0.479 0.217 Valid
PAI 0.684 0.217 Valid
TJAI 0.528 0.217 Valid
TJAI 0.544 0.217 Valid
TJAI 0.615 0.217 Valid
TJAI 0.696 0.217 Valid
TJAI 0.315 0.217 Valid
TJAI 0.245 0.217 Valid
TJAI 0.404 0.217 Valid
TJAI 0.317 0.217 Valid
TJAI 0.314 0.217 Valid
TJAI 0.272 0.217 Valid
TJAI 0.274 0.217 Valid
TJAI 0.413 0.217 Valid
TJAI 0.291 0.217 Valid
ESPI 0.438 0.217 Valid
ESPI 0.544 0.217 Valid
Butir
Pertanyaan
Corrected Item –
Total
Correlation (r
hitung)
R tabel Kriteria
ESPI 0.383 0.217 Valid
ESPI 0.490 0.217 Valid
ESPI 0.514 0.217 Valid
ESPI 0.418 0.217 Valid
ESPI 0.696 0.217 Valid
ESPI 0.626 0.217 Valid
ESPI 0.615 0.217 Valid
ESPI 0.618 0.217 Valid
ESPI 0.274 0.217 Valid
ESPI 0.405 0.217 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Dari hasil uji validitas diatas dapat dilihat bahwa seluruh variabel
dalam penelitian ini yang diwakilkan oleh peran auditor internal,
tanggung jawab auditor internal dan efektivitas sistem pengendalian
internal memiliki r hitung yang lebih besar daripada r tabel, maka
dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan dalam penelitian ini
adalah valid.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk
mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan
melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta
besaran korelasi antar variabel independen (Imam Ghozali, 2009:99).
Tabel 4.10
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardi
zed
Coefficie
nts
T Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Tolera
nce VIF
1 (Constant) 2.775 4.210 .659 .512
Peran .334 .034 .719 9.689 .000 .794 1.259
Tanggungj
awab
.192 .085 .168 2.257 .027 .794 1.259
a. Dependent Variable: spi
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.9 diatas terlihat bahwa nilai tolerance
mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar
angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai
tolerance 0,794 untuk variabel peran auditor internal dan nilai yang
sama pada variabel tanggung jawab auditor internal serta nilai VIF
sebesar 1,259 untuk masing-masing variabel peran auditor internal
dan tanggung jawab auditor internal. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem
multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
b. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Imam
Ghozali, 2009:147).
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
Gambar 4.1 memperlihatkan penyebaran data yang berada disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukkan
bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED (Imam
Ghozali, 2009:125), yang diperlihatkan pada gambar 4.2.
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedatisitas
Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan bahwa
data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak
terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini
berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi,
sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi peningkatan
efektivitas sistem pengendalian internal yang dipengaruhi oleh peran dan
tanggung jawab auditor internal.
4. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis
regresi berganda (multiple regression analysis), yaitu:
a. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel
independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen
(Imam Ghozali, 2009:40).
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisian Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .809a .654 .646 3.313
a. Predictors: (Constant), tanggungjawab, peran
b. Dependent Variable: spi
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.10 nilai koefisien determinasi (R square)
dalam penelitian ini adalah sebesar 0.654 dan nilai koefisien
determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar
0.646. Untuk model regresi berganda digunakan koefisien determinasi
yang sudah disesuaikan. Jadi, dalam penelitian ini 64.6% variabel
dependen efektivitas sistem pengendalian internal dijelaskan oleh
variabel peran dan tanggung jawab auditor internal. Sisanya sebesar
35.4% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel independen yang
digunakan di penelitian ini, seperti keahlian auditor internal, efektivitas
manajemen dan kepatuhan karyawan.
b. Hasil Uji Statistik t
Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.11 dibawah ini,
jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan
menolak H0, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05
maka H0 diterima dan menolak Ha.
Tabel 4.12
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.775 4.210 .659 .512
Peran .334 .034 .719 9.689 .000
Tanggungjaw
ab
.192 .085 .168 2.257 .027
a. Dependent Variable: spi
Sumber: Data primer yang di olah
Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh peran auditor internal terhadap
peningkatan efektivitas sistem pengendalian internal.
Hasil uji hipotesis 1 (Ha1) dapat dilihat pada tabel 4.11 dimana
variabel peran auditor internal memiliki tingkat signifikansi sebesar
0.000. Hal itu menunjukkan bahwa Ha1 diterima karena nilai
signifikansinya lebih kecil dari 0.05. Ini berarti peran auditor internal
berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan efektivitas sistem
pengendalian internal. Berdasarkan hasil uji hipotesis atas pengaruh
variabel peran auditor internal terhadap peningkatan efektivitas sistem
pengendalian internal yang menunjukkan tingkat signifikansi yang
lebih rendah dari 0.05 yaitu 0.000 dapat disimpulkan bahwa peran
auditor internal berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan
efektivitas sistem pengendalian internal. Hubungan antara peran
auditor internal dan efektivitas sistem pengendalian internal bersifat
positif. Semakin baik peran auditor internal dalam suatu perusahaan
maka akan semakin baik pula efektivitas sistem pengendalian
internalnya. Hal ini selaras dengan penelitian-penelitian sebelumnya
seperti penelitian Hiro Tugiman (2002), Fitria Anggraini (2008) dan
Hirth (2008) yang menyatakan bahwa perusahaan yang selalu
meningkatkan peran auditor internalnya agar mampu bekerja lebih
efektif akan memberikan peningkatan terhadap efektivitas sistem
pengendalian internal. Dengan demikian entitas ekonomi maupun
organisasi lain yang menginginkan adanya peningkatan efektivitas atas
sistem pengendaliannya demi memberikan jaminan yang pantas
berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan,
reliabilitas laporan keuangan serta meningkatnya kepatuhan tenaga
kerja karena meningkatnya efektivitas sistem pengendaliannya.
Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh tanggung jawab auditor internal
terhadap peningkatan efektivitas sistem pengendalian internal.
Hasil uji hipotesis 2 (Ha2) dapat dilihat pada tabel 4.11 dimana
variabel tanggung jawab auditor internal memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0.027. Hal itu menunjukkan bahwa Ha2 diterima karena nilai
signifikansinya lebih kecil dari 0.05. Ini berarti tanggung jawab
auditor internal berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan
efektivitas sistem pengendalian internal. Berdasarkan hasil uji
hipotesis atas pengaruh variabel tanggung jawab auditor internal
terhadap peningkatan efektivitas sistem pengendalian internal yang
menunjukkan tingkat signifikansi yang lebih rendah dari 0.05 yaitu
0.027, dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab auditor internal
berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan efektivitas sistem
pengendalian internal. Hubungan antara tanggung jawab auditor
internal dan efektivitas sistem pengendalian internal bersifat positif.
Semakin bertanggung jawab para auditor internal dalam suatu
perusahaan maka akan semakin baik pula efektivitas sistem
pengendalian internalnya. Hal ini membenarkan penelitian Ismayanti
(2009) yang menyatakan bahwa tanggung jawab auditor internal tidak
memiliki pengaruh secara langsung terhadap kemampuan mendeteksi
kecurangan. Menurut penelitian Ismayanti (2009) kecurangan dapat
dicegah dengan cara meningkatkan sistem pengendalian internal yang
dimiliki oleh perusaahaan. Selain itu hasil uji hipotesis ini juga selaras
dengan penelitian Tugiman (2006) yang menyatakan bahwa auditor
internal bertanggung jawab untuk melakukan pencegahan kecurangan
dengan melakukan pengujian-pengujian kecukupan atas keefektivitas
sistem pengendalian internal. Oleh sebab itu tanggung jawab auditor
internal berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan sistem
pengendalian internal. Auditor internal yang selalu mengetahui dan
menjalankan secara baik tanggung jawabnya dalam fungsinya di
manajemen perusahaan akan meningkatkan efektivitas sistem
pengendalian internal yang ada dan akan berpengaruh pada
pencegahan terjadinya kecurangan (fraud) pada internal perusahaan.
Tanggung jawab auditor internal yang semakin tinggi akan
meningkatkan jaminan atas pengefektifan aktivitas pengendalian,
kultur organisasi dan fungsi internal audit itu sendiri. Peningkatan-
peningkatan tersebut akan memberikan jaminan keberlangsungan
usaha (going concern) bagi entitas usaha. Jaminan atas kontrol yang
baik di dalam internal entitas usaha akan terpenuhi dengan semakin
tinggi tanggung jawab auditor internal yang berkompeten dan
independen.
Berdasarkan tabel 4.11, maka diperoleh model persamaan
regresi sebagai berikut:
Y = 2,775 + 0,334X₁ + 0,192X₂
Keterangan :
Y = Efektivitas Sistem Pengendalian Internal
X1 = Peran auditor internal
X2 = Tanggung jawab auditor internal
c. Hasil Uji Statistik F
Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.15, jika nilai
probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0,
sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima dan menolak Ha.
Tabel 4.13
Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1641.522 2 820.761 74.768 .000a
Residual 867.222 79 10.977
Total 2508.744 81
a. Predictors: (Constant), tanggungjawab, peran
b. Dependent Variable: spi
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh peran dan tanggung jawab
auditor internal terhadap peningkatan efektivitas sistem
pengendalian internal.
Hasil uji hipotesis 3 (Ha3) dapat dilihat pada tabel 4.12 dimana tingkat
signifikan menunjukkan angka 0.000. Hal itu menunjukkan bahwa Ha3
diterima karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0.05. Hal itu
berarti pada penelitian ini kedua variabel independen yaitu peran dan
tanggung jawab auditor internal secara simultan dan signifikan
berpengaruh terhadap peningkatan efektivitas sistem pengendalian
internal. Berdasarkan hasil uji hipotesis bersama atas pengaruh
variabel peran dan tanggung jawab auditor internal terhadap
peningkatan efektivitas sistem pengendalian internal yang
menunjukkan tingkat signifikansi yang lebih rendah dari 0.05 yaitu
0.000, dapat disimpulkan bahwa peran dan tanggung jawab auditor
internal berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap
peningkatan efektivitas sistem pengendalian internal. Itu berarti
apabila peran dan tanggung jawab digunakan secara bersama-sama di
dalam perusahaan akan memberikan tambahan manfaat yang besar.
Pengamanan atas aktiva, pendeteksian atas kecurangan akan semakin
tinggi, hal itu disebabkan karena meningkatnya efektivitas sistem
pengendalian internal perusahaan. Auditor internal yang selalu
mengetahui dan menjalankan secara baik tanggung jawab dan
perannya dalam fungsinya di manajemen perusahaan akan
meningkatkan efektivitas sistem pengendalian internal yang ada dan
akan berpengaruh pada pencegahan terjadinya kecurangan (fraud)
pada internal perusahaan. Tanggung jawab dan peran auditor internal
yang semakin tinggi akan meningkatkan jaminan atas pengefektifan
aktivitas pengendalian, kultur organisasi dan fungsi internal audit itu
sendiri. Peningkatan-peningkatan tersebut akan memberikan jaminan
keberlangsungan usaha (going concern) bagi entitas usaha. Jaminan
atas kontrol yang baik di dalam internal entitas usaha akan terpenuhi
dengan semakin tingginya peranan dan tanggung jawab auditor
internal yang berkompeten dan independen.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh dua
variabel independen yaitu peran dan tanggung jawab auditor internal terhadap
variabel dependen yaitu peningkatan efektivitas sistem pengendalian internal.
Metode penentuan sampel menggunakan metode convenience sampling yang
berdasarkan kemudahan. Responden dalam penelitian ini adalah auditor
internal di perusahaan milik swasta, BUMN dan kementerian di wilayah
Jakarta dan Banten. Responden yang mengisi secara baik kuesioner yang
disebar, sehingga dapat diolah berjumlah 82 orang.
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian
yang telah dilakukan terhadap permasalahan pada penelitian ini, dengan
menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Peran auditor internal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
peningkatan efektivitas sistem pengendalian internal. Semakin tinggi
peranan auditor internal di dalam internal perusahaan maka akan
meningkatkan efektivitas sistem pengendaliannya dan memberikan
manfaat yang besar bagi keberlangsungan usaha perusahaan.
2. Tanggung jawab auditor internal berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap peningkatan efektivitas sistem pengendalian internal. Semakin
tinggi tanggung jawab auditor internal di dalam internal perusahaan maka
akan meningkatkan efektivitas sistem pengendaliannya dan memberikan
manfaat yang besar bagi keberlangsungan usaha perusahaan.
3. Berdasarkan hasil uji statistik F, peran dan tanggung jawab auditor internal
secara positif, simultan dan signifikan berpengaruh terhadap peningkatan
efektivitas sistem pengendalian internal. Semakin baik peranan dan
tanggung jawab auditor internal di dalam internal perusahaan maka akan
meningkatkan efektivitas sistem pengendaliannya dan memberikan
manfaat yang besar bagi keberlangsungan usaha perusahaan.
B. Implikasi
Hasil pengujian satistik pada penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel peran dan tanggung jawab auditor internal merupakan faktor-faktor
yang mempengaruhi peningkatan efektivitas sistem pengendalian internal
perusahaan. Faktor-faktor tersebut bersifat positif. Semakin baik peranan
auditor internal maka akan semakin meningkat efektivitas sistem pengendalian
internal yang ada di suatu perusahaan. Sistem pengendalian internal yang baik
akan memberikan manfaat bagi perusahaan. Pengamanan aktiva yang semakin
baik, meningkatkan kepercayaan para investor dan menjamin going concern
perusahaan.
Tanggung jawab auditor internal memberikan tambahan manfaat bagi
perusahaan bila auditor internal bertanggung jawab melakukan ruang lingkup
pekerjaan yang seharusnya dilakukan. Tanggung jawab auditor internal mampu
meningkatkan efektivitas sistem pengendalian internal dan membantu
perusahaan dalam melakukan pendeteksian kecurangan yang terjadi di internal
perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa peran dan tanggung jawab internal
secara bersama-sama akan memberikan peningkatan efektivitas atas sistem
pengendalian internal perusahaan.
C. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan yang
ada dalam penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian ini menunjukkan dua variabel yang digunakan dalam
penelitian ini mewakili 64.6% peningkatan efektivitas sistem pengendalian
internal. Sehingga masih ada variabel baru yang dapat diuji kembali dalam
penelitian ini melalui replikasi penelitian.
2. Sampel penelitian hanya terdiri dari sepuluh perusahaan yang ada di
Jakarta dan Banten. Sehingga generalisasi wilayah dalam penelitian ini
masih sempit.
3. Metode pengumpulan data hanya berupa data kuesioner yang disebar
kepada objek penelitian.
4. Pemilihan koresponden di dalam penelitian ini masih kurang dalam
melakukan pertimbangan yang matang karena akan berpengaruh pada
indikator yang ada.
D. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan bagi peneliti yang ingin melakukan
penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel
independen lainnya, baik yang berasal dari faktor eksternal maupun faktor
internal auditor atau menambahkan variabel moderating guna mengetahui
variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi dan memperkuat atau
memperlemah variabel dependen. Sehingga hasil penelitian lebih
menggambarkan pengaruh-pengaruh variabel dependen yang sebenarnya.
Seperti keahlian auditor internal, efektivitas manajemen dan kepatuhan
karyawan.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel
penelitian serta memperluas wilayah sampel penelitian, bukan hanya di
Jakarta dan Banten tetapi juga di kota-kota besar lainnya, sehingga dapat
diperoleh hasil penelitian dengan tingkat generalisasi yang lebih tinggi.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode penelitian
yang berbeda seperti metode wawancara langsung kepada responden untuk
memperoleh data yang lebih berkualitas.
4. Dalam setiap pemilihan koresponden dan indikator yang ada peneliti
selanjutnya harus dapat menyertakan landasan teori yang kuat dan relevan
agar lebih menguatkan hasil penelitian itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim ,” Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan)”, Jilid 1, UPP
AMP YKPN, Yogyakarta, 2001.
Abdul Hamid, “Panduan Penulisan Skripsi”, FE UIN Press, Jakarta, 2007.
Agoes Sukrisno , “Pemeriksaan Akuntan (Auditing) Oleh Kantor Akuntan
Publik”, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta, 2005.
Andi Yusuf Wahyu,“Kontribusi Pengendalian Intern, Sistem Informasi
Akuntansi, dan Financial Value Added Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Serta Kinerja Organisasi Perusahaan”, Skripsi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009.
Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan, “Sistem Pengendalian Manajemen”,
Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Arens, AA, James K Loebbecke, “Auditing (Pendekatan Terpadu)”, Salemba
Empat, Jakarta, 2003.
Bambang Pamuji, “Perbedaan Domain Evaluasi”, artikel diakses tanggan 18
maret 2001, dari http://www.deptan.go.id/itjen/berkas_upload/
Bodnar dan Hopwood , “Manajemen Administrasi dan Perkantoran”, Kanisius,
Jakarta, 2001.
Boynton, W.C., Johnson, R.N., dan Kell, W.G., “Modern Auditing”, Edisi
Ketujuh, Erlangga, Jakarta, 2003.
Eka Putri Pertiwi, “Analisis Pengaruh Komponen Keahlian Internal Auditor
Terhadap Pendeteksian dan Pencegahan Kecurangan (Fraud) di Inspektorat
Jenderal Kementrian Perdagangan Republik Indonesia”, Skripsi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010.
Fitria Anggraini, “Analisis Pengaruh Peran Auditor Internal Terhadap
Peningkatan Pengendalian Intern dan Kinerja Perusahaan”, Skripsi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.
Hermanson, Dana R, “Internal Control Reporting: Implications for Directors and
Internal Auditors”, Vol 19, Boston, 2004.
Hiro Tugiman, “Pengaruh Peran Auditor Internal, serta Faktor-Faktor
Pendukungnya Terhadap Peningkatan Pengendalian Internal dan Kinerja
Perusahaan (Survai pada 102 BUMN dan BUMD)”, Jurnal Akuntansi,
Bandung, 2002.
Hirth, Robert B, “Better Internal Audit Leads to Better Control”, Vol 24,
Morristown, 2008.
Imam Ghozali, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS” , Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2009.
Ismayanti, “Pengaruh Keahlian dan Tanggung Jawab Auditor Internal Terhadap
Kemampuan Mendeteksi Kecurangan dan Pencegahan Tindakan Kecurangan
(Fraud)”, Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009.
Iwan Triyuwono, “Konsistensi Praktik Sistem Pengendalian Internal dan
Akuntabilitas pada Lazis”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Ikatan Akuntan
Indonesia, Yogyakarta, 2000.
James, Hall, “Sistem Informasi Akuntansi”, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Mulyadi, “Sistem Informasi Akuntansi”, Salemba Empat, Jakarta, 2001.
_______, “Auditing”, Buku Satu, Edisi Enam, Salemba Empat, Jakarta, 2008.
Nugroho, Widjajanto , “Sistem Informasi Akuntansi”, Erlangga, Jakarta, 2001.
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis (Untuk
Akuntansi dan Manajemen)”, BPFE, Yogyakarta, 2002.
Radjin Maizar, “Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Pada Sistem
Akuntansi Persediaan”, Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 2004.
Sanyoto Gondodiyoto, “Audit Sistem Informasi (Pendekatan CobIT)”, Mitra
Wacana Media, Jakarta, 2007.
Sawyer, Lawrence B, et al, “Internal Auditing”, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, “Dasar-dasar Audit Internal Sektor Publik”,
artikel diakses tanggal 18 Maret 2011, dari http://bpkp.go.id/unit/kalbar/dasar-
dasarauditinternal.pdf.
Peran Auditor Internal
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 82 100.0
Excludeda 0 .0
Total 82 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.930 26
Item Statistics
Mean
Std.
Deviation N
peran audit
internal
4.30 .748 82
peran audit
internal
3.99 .896 82
peran audit
internal
3.83 .872 82
peran audit
internal
4.02 .831 82
peran audit
internal
4.11 .754 82
peran audit
internal
4.18 .687 82
peran audit
internal
4.05 .845 82
peran audit
internal
4.11 .703 82
peran audit
internal
4.06 .743 82
peran audit
internal
4.09 .689 82
peran audit
internal
3.94 .709 82
peran audit
internal
3.84 .838 82
peran audit
internal
4.07 .681 82
peran audit
internal
3.94 .726 82
peran audit
internal
3.84 .824 82
peran audit
internal
3.96 .793 82
peran audit
internal
4.00 .737 82
peran audit
internal
4.23 .479 82
peran audit
internal
4.07 .733 82
peran audit
internal
3.96 .793 82
peran audit
internal
3.95 .800 82
peran audit
internal
4.01 .711 82
peran audit
internal
3.91 .820 82
peran audit
internal
4.16 .657 82
peran audit
internal
3.62 .951 82
peran audit
internal
3.96 .728 82
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
peran audit
internal
99.93 133.402 .568 .927
peran audit
internal
100.24 137.372 .267 .932
peran audit
internal
100.40 137.676 .261 .932
peran audit
internal
100.21 133.870 .480 .929
peran audit
internal
100.12 131.466 .680 .926
peran audit
internal
100.05 133.282 .632 .926
peran audit
internal
100.18 132.324 .553 .928
peran audit
internal
100.12 133.170 .624 .927
peran audit
internal
100.17 133.156 .588 .927
peran audit
internal
100.15 132.201 .702 .926
peran audit
internal
100.29 131.296 .738 .925
peran audit
internal
100.39 133.352 .502 .928
peran audit
internal
100.16 134.826 .537 .928
peran audit
internal
100.29 134.358 .529 .928
peran audit
internal
100.39 131.352 .623 .926
peran audit
internal
100.27 135.186 .432 .929
peran audit
internal
100.23 133.909 .547 .928
peran audit
internal
100.00 136.691 .613 .927
peran audit
internal
100.16 132.333 .647 .926
peran audit
internal
100.27 131.310 .652 .926
peran audit
internal
100.28 132.550 .575 .927
peran audit
internal
100.22 132.050 .687 .926
peran audit
internal
100.32 129.824 .712 .925
peran audit
internal
100.07 134.883 .555 .928
peran audit
internal
100.61 132.389 .479 .929
peran audit
internal
100.27 131.828 .684 .926
Scale Statistics
Mean Variance
Std.
Deviation N of Items
104.23 143.785 11.991 26
Tanggung Jawab Auditor Internal
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 82 100.0
Excludeda 0 .0
Total 82 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.765 13
Item Statistics
Mean
Std.
Deviation N
tanggung jawab auditor
internal
4.00 .801 82
tanggung jawab auditor
internal
4.24 .639 82
tanggung jawab auditor
internal
4.12 .710 82
tanggung jawab auditor
internal
4.13 .604 82
tanggung jawab auditor
internal
3.80 .777 82
tanggung jawab auditor
internal
3.66 .789 82
tanggung jawab auditor
internal
3.61 .662 82
tanggung jawab auditor
internal
3.80 .867 82
tanggung jawab auditor
internal
4.16 .675 82
tanggung jawab auditor
internal
3.89 .875 82
tanggung jawab auditor
internal
3.62 .796 82
tanggung jawab auditor
internal
4.13 .561 82
tanggung jawab auditor
internal
3.76 .639 82
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
tanggung jawab auditor
internal
46.94 19.169 .528 .734
tanggung jawab auditor
internal
46.70 19.992 .544 .736
tanggung jawab auditor
internal
46.82 19.188 .615 .726
tanggung jawab auditor
internal
46.80 19.443 .696 .723
tanggung jawab auditor
internal
47.13 20.685 .315 .758
tanggung jawab auditor
internal
47.28 21.118 .245 .766
tanggung jawab auditor
internal
47.33 20.643 .404 .749
tanggung jawab auditor
internal
47.13 20.290 .317 .760
tanggung jawab auditor
internal
46.78 21.112 .314 .757
tanggung jawab auditor
internal
47.05 20.590 .272 .765
tanggung jawab auditor
internal
47.32 20.886 .274 .763
tanggung jawab auditor
internal
46.80 21.073 .413 .749
tanggung jawab auditor
internal
47.18 21.386 .291 .759
Scale Statistics
Mean Variance
Std.
Deviation N of Items
50.94 23.515 4.849 13
Efektivitas SPI
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 82 100.0
Excludeda 0 .0
Total 82 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.837 12
Item Statistics
Mean
Std.
Deviation N
efektivitas
SPI
3.80 .867 82
efektivitas
SPI
4.02 .769 82
efektivitas
SPI
3.77 .654 82
efektivitas
SPI
3.66 .892 82
efektivitas
SPI
3.83 .858 82
efektivitas
SPI
4.04 .867 82
efektivitas
SPI
4.29 .638 82
efektivitas
SPI
3.83 .767 82
efektivitas
SPI
3.93 .858 82
efektivitas
SPI
4.13 .733 82
efektivitas
SPI
4.06 .635 82
efektivitas
SPI
3.99 .694 82
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
efektivitas
SPI
43.55 26.325 .438 .830
efektivitas
SPI
43.33 26.100 .544 .821
efektivitas
SPI
43.59 27.900 .383 .833
efektivitas
SPI
43.70 25.745 .490 .826
efektivitas
SPI
43.52 25.759 .514 .824
efektivitas
SPI
43.32 26.491 .418 .832
efektivitas
SPI
43.06 26.033 .696 .813
efektivitas
SPI
43.52 25.536 .626 .815
efektivitas
SPI
43.43 24.964 .615 .815
efektivitas
SPI
43.22 25.828 .618 .816
efektivitas
SPI
43.29 28.703 .274 .839
efektivitas
SPI
43.37 27.544 .405 .831
Scale Statistics
Mean Variance
Std.
Deviation N of Items
Scale Statistics
Mean Variance
Std.
Deviation N of Items
47.35 30.972 5.565 12
Regresi
Variables Entered/Removed
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 tanggungjawa
b, perana
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .809a .654 .646 3.313
a. Predictors: (Constant), tanggungjawab, peran
b. Dependent Variable: spi
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1641.522 2 820.761 74.768 .000a
Residual 867.222 79 10.977
Total 2508.744 81
a. Predictors: (Constant), tanggungjawab, peran
b. Dependent Variable: spi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) 2.775 4.210 .659 .512
Peran .334 .034 .719 9.689 .000 .794 1.259
tanggungjaw
ab
.192 .085 .168 2.257 .027 .794 1.259
a. Dependent Variable: spi
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimens
ion Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) peran tanggungjawab
1 1 2.989 1.000 .00 .00 .00
2 .007 20.834 .25 .98 .11
3 .004 26.002 .75 .02 .89
a. Dependent Variable: spi
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 39.63 58.32 47.35 4.502 82
Std. Predicted Value -1.716 2.437 .000 1.000 82
Standard Error of
Predicted Value
.366 1.516 .591 .230 82
Adjusted Predicted
Value
39.00 58.08 47.36 4.513 82
Residual -7.082 7.152 .000 3.272 82
Std. Residual -2.138 2.159 .000 .988 82
Stud. Residual -2.193 2.187 -.002 1.009 82
Deleted Residual -7.835 7.338 -.011 3.421 82
Stud. Deleted Residual -2.249 2.242 -.004 1.021 82
Mahal. Distance .001 15.963 1.976 2.822 82
Cook's Distance .000 .363 .016 .043 82
Centered Leverage Value .000 .197 .024 .035 82
a. Dependent Variable: spi
frekuensi
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 30 tahun 24 29.3 29.3 29.3
30-45 tahun 43 52.4 52.4 81.7
> 45 tahun 15 18.3 18.3 100.0
Total 82 100.0 100.0
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid l 58 70.7 70.7 70.7
p 24 29.3 29.3 100.0
Total 82 100.0 100.0
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid DI-DIII 3 3.7 3.7 3.7
S1 46 56.1 56.1 59.8
S2 33 40.2 40.2 100.0
Total 82 100.0 100.0
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 3 tahun 28 34.1 34.1 34.1
5-10 tahun 22 26.8 26.8 61.0
10-20 tahun 17 20.7 20.7 81.7
> 20 tahun 15 18.3 18.3 100.0
Total 82 100.0 100.0
Tabel r Product
Moment
Pada Sig.0,05 (Two Tail)
N r N r N R N r N r N r
1 0.997 41 0.301 81 0.216 121 0.177 161 0.154 201 0.138
2 0.95 42 0.297 82 0.215 122 0.176 162 0.153 202 0.137
3 0.878 43 0.294 83 0.213 123 0.176 163 0.153 203 0.137
4 0.811 44 0.291 84 0.212 124 0.175 164 0.152 204 0.137
5 0.754 45 0.288 85 0.211 125 0.174 165 0.152 205 0.136
6 0.707 46 0.285 86 0.21 126 0.174 166 0.151 206 0.136
7 0.666 47 0.282 87 0.208 127 0.173 167 0.151 207 0.136
8 0.632 48 0.279 88 0.207 128 0.172 168 0.151 208 0.135
9 0.602 49 0.276 89 0.206 129 0.172 169 0.15 209 0.135
10 0.576 50 0.273 90 0.205 130 0.171 170 0.15 210 0.135
11 0.553 51 0.271 91 0.204 131 0.17 171 0.149 211 0.134
12 0.532 52 0.268 92 0.203 132 0.17 172 0.149 212 0.134
13 0.514 53 0.266 93 0.202 133 0.169 173 0.148 213 0.134
14 0.497 54 0.263 94 0.201 134 0.168 174 0.148 214 0.134
15 0.482 55 0.261 95 0.2 135 0.168 175 0.148 215 0.133
16 0.468 56 0.259 96 0.199 136 0.167 176 0.147 216 0.133
17 0.456 57 0.256 97 0.198 137 0.167 177 0.147 217 0.133
18 0.444 58 0.254 98 0.197 138 0.166 178 0.146 218 0.132
19 0.433 59 0.252 99 0.196 139 0.165 179 0.146 219 0.132
20 0.423 60 0.25 100 0.195 140 0.165 180 0.146 220 0.132
21 0.413 61 0.248 101 0.194 141 0.164 181 0.145 221 0.131
22 0.404 62 0.246 102 0.193 142 0.164 182 0.145 222 0.131
23 0.396 63 0.244 103 0.192 143 0.163 183 0.144 223 0.131
24 0.388 64 0.242 104 0.191 144 0.163 184 0.144 224 0.131
25 0.381 65 0.24 105 0.19 145 0.162 185 0.144 225 0.13
26 0.374 66 0.239 106 0.189 146 0.161 186 0.143 226 0.13
27 0.367 67 0.237 107 0.188 147 0.161 187 0.143 227 0.13
28 0.361 68 0.235 108 0.187 148 0.16 188 0.142 228 0.129
29 0.355 69 0.234 109 0.187 149 0.16 189 0.142 229 0.129
30 0.349 70 0.232 110 0.186 150 0.159 190 0.142 230 0.129
31 0.344 71 0.23 111 0.185 151 0.159 191 0.141 231 0.129
32 0.339 72 0.229 112 0.184 152 0.158 192 0.141 232 0.128
33 0.334 73 0.227 113 0.183 153 0.158 193 0.141 233 0.128
34 0.329 74 0.226 114 0.182 154 0.157 194 0.14 234 0.128
35 0.325 75 0.224 115 0.182 155 0.157 195 0.14 235 0.127
36 0.32 76 0.223 116 0.181 156 0.156 196 0.139 236 0.127
37 0.316 77 0.221 117 0.18 157 0.156 197 0.139 237 0.127
38 0.312 78 0.22 118 0.179 158 0.155 198 0.139 238 0.127
39 0.308 79 0.219 119 0.179 159 0.155 199 0.138 239 0.126
40 0.304 80 0.217 120 0.178 160 0.154 200 0.138 240 0.126
146