pengaruh penggunaan teknologi sistem informasi …

25
1 PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI ELEKTRONIK TERHADAP KINERJA AUDITOR (STUDI PADA AUDITOR KAP DI KOTA MALANG) Oleh: Devi F. Sembirig 135020300111047 Dosen Pembimbing: Yuki Firmanto , SE., MSA., Ak ABSTRAK Perkembangan lingkungan bisnis dan tehnologi informasi yang pesat, kompleksitas sifat penugasan audit, dan tuntutas kualitas audit laporan keuangan menuntut auditor untuk bekerja dalam tim audit yang mampu bekerja secara efisien dan efektif. Salah satu cara untuk mencapai hal tersebut adalah melalui pemberdayaan segala perangkat sistem informasi pendukung yang berbasis teknologi elektronik.Penelitian ini menyajikan hasil uji pengaruh penerapan teknologi sistem informasi elektronik pada kinerja auditor. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada auditor yang beraada di kota Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknologi sistem informasi elektronik memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian juga menemukan bahwa persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi kemanfaatan berdampak positif signifikan pada penggunaan sistem informasi teknologi elektronik di kalangan auditor, dimana persepsi kemudahan penggunaan turut pula mempengaruhi persepsi kemanfaatan yang dianut oleh auditor dalam penggunaan sistem. Kompleksitas kerja auditor juga mempengaruhi secara positif penerapan teknologi sistem informasi elektronik oleh auditor. Temuan penelitian ini merekomendasikan peningkatan penggunaan teknologi sistem informasi elektronik sehingga efektivitas dan efisiensi dalam proses audit dapat ditingkatkan. Kata Kunci: teknologi sistem informasi, kinerja auditor, penggunaan sistem, persepsi kemanfaatan, kompleksitas tugas

Upload: others

Post on 06-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

1

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI

ELEKTRONIK TERHADAP KINERJA AUDITOR (STUDI PADA

AUDITOR KAP DI KOTA MALANG)

Oleh:

Devi F. Sembirig

135020300111047

Dosen Pembimbing: Yuki Firmanto , SE., MSA., Ak

ABSTRAK

Perkembangan lingkungan bisnis dan tehnologi informasi yang pesat,

kompleksitas sifat penugasan audit, dan tuntutas kualitas audit laporan keuangan

menuntut auditor untuk bekerja dalam tim audit yang mampu bekerja secara

efisien dan efektif. Salah satu cara untuk mencapai hal tersebut adalah melalui

pemberdayaan segala perangkat sistem informasi pendukung yang berbasis

teknologi elektronik.Penelitian ini menyajikan hasil uji pengaruh penerapan

teknologi sistem informasi elektronik pada kinerja auditor. Penelitian dilakukan

dengan menyebarkan kuesioner kepada auditor yang beraada di kota Malang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknologi sistem informasi

elektronik memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor. Hasil

penelitian juga menemukan bahwa persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi

kemanfaatan berdampak positif signifikan pada penggunaan sistem informasi

teknologi elektronik di kalangan auditor, dimana persepsi kemudahan

penggunaan turut pula mempengaruhi persepsi kemanfaatan yang dianut oleh

auditor dalam penggunaan sistem. Kompleksitas kerja auditor juga mempengaruhi

secara positif penerapan teknologi sistem informasi elektronik oleh auditor.

Temuan penelitian ini merekomendasikan peningkatan penggunaan teknologi

sistem informasi elektronik sehingga efektivitas dan efisiensi dalam proses audit

dapat ditingkatkan.

Kata Kunci: teknologi sistem informasi, kinerja auditor, penggunaan sistem,

persepsi kemanfaatan, kompleksitas tugas

Page 2: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

2

THE EFFECT OF THE USE OF ELECTRONIC INFORMATION

SYSTEM TECHNOLOGY ON AUDITOR PERFORMANCE (A STUDY

ON KAP AUDITORS IN MALANG CITY)

By:

Devi F. Sembiring

135020300111047

Supervisor: Yuki Firmanto , SE., MSA., Ak

ABSTRACT

The rapid development of the business and information technology environment,

the complexity of the nature of audit assignments, and the demand for audit

quality of financial statements require auditors to work in audit teams that are able

to work efficiently and effectively. One way to achieve this is through the

empowerment of all technology-based supporting information system devices.

This study presents the test results of the application of electronic information

system technology on auditor performance. The study was conducted by

distributing questionnaires to auditors in Malang. The results showed that the

application of electronic information system technology has a significant positive

effect on auditor performance. The results also indicated that perceived ease of

use and perceived usefulness has a significant positive impact on the use of

electronic information systems technology for auditors, in which perceived ease of

use also influences the perceived usefulness adopted by the auditor in the use of

the system. The complexity of auditors’ work also positively influences the

application of electronic information system technology by auditors.

Recommendations from the findings of this study are the increase of the use of

electronic information system technology so that effectiveness and efficiency in

the audit process can be improved.

Keywords: information system technology, auditor’s performance, system usage,

perceived usefulness, task complexities

Page 3: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

3

I. PENDAHULUAN

Profesi akuntan publik telah mengalami berbagai penyesuaian dan

perubahan untuk mengikuti perkembangan yang ada. Hingga kini, penyesuaian

dan perkembangan serupa terus dilakukan, termasuk di Indonesia. Perkembangan

terbaru yang akan mengakibatkan dampak terhadap profesi akuntan publik di

Indonesia adalah berlakunya SAK EMKM (Standar Akuntansi Keuangan –

Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah) pada tahun 2018. Dengan adanya SAK

EMKM, maka klien yang mencari jasa auditor tentu akan semakin bertambah. Hal

ini tentu saja membuat intensitas pekerjaan akuntan publik menjadi lebih tinggi

dan memberikan tekanan bagi auditor, seperti yang diungkapkan Herusetya

(2011) bahwa tekanan-tekanan terhadap profesi auditor muncul, baik dari

lingkungan internal KAP maupun aturan standard setter guna meningkatkan

kualitas pelaksanaan audit.

Intensitas pekerjaan auditor yang tinggi berpotensi mempengaruhi kinerja

auditor. Gibson (1997) (dikutip oleh Mudjiati, 2008) mendefinisikan kinerja

sebagai hasil dari pekerjaan yang terkait dengan tujuan organisasi seperti kualitas,

efisien dan kriteria efektifitas kerja lainnya. Sementara kinerja auditor merupakan

tingkat pencapaian auditor atas hasil pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah

diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Auditor tentunya

mengharapkan kinerja yang maksimal di dalam performanya. Oleh sebab itu

dicarilah solusi yang dapat membantu meningkatkan kinerja auditor, salah satu

solusi yang dilakukan adalah dengan menggunakan bantuan teknologi di dalam

menyelesaikan pekerjaannya.

Penggunaan teknologi sebagai alat bantu audit atau dikenal sebagai Teknik

Audit Berbantuan Komputer –TABK (Computer Assisted Audit Techniques-

CAATs) pun diharapkan akan dapat membantu auditor di dalam meningkatkan

kualitas auditnya, serta meringankan beban auditor. Jaksic (dikutip oleh Surya,

dan Widhiyani, 2016) menyatakan bahwa dengan menggunakan CAATs yang

memanfaatkan kemajuan teknologi memberikan keuntungan bagi auditor

KAP kini turut pula dituntut untuk mengadopsi teknologi komputerisasi di

dalam mengelola sistem informasinya. Ini dilakukan dengan harapan untuk

meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja KAP itu sendiri. Software

penunjang yang dapat membantu pengambilan keputusan audit pun semakin

dibutuhkan.

Salah satu jenis software penunjang yang dapat digunakan KAP adalah

sistem informasi berbasis teknologi elektronik seperti groupware support system.

Groupware support system seperti Decision Support System (DSS) adalah sebuah

sistem yang mendukung kerja seorang manajer maupun sekelompok manajer

dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi

ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu (Whetynigtyas, 2011). Dengan

adanya sistem informasi berbasis teknologi elektronik seperti disebutkan di atas

auditor akan dapat memberikan decision aids bagi auditor dalam pemberian audit

judgement. Informasi yang diberikan software seperti DSS tidak hanya akan

Page 4: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

4

meningkatkan keyakinan akuntan mengenai keputusan-keputusan yang dibuat,

tetapi juga akan membuat pekerjaannya menjadi lebih efisien (Prasetyo, 2015).

Berdasarkan kondisi di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian

terhadap pengaruh penggunaan software sistem informasi teknologi elektronik

terhadap kinerja dan kualitas audit oleh auditor. Untuk meneliti hal tersebut maka

sebelumnya akan diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi auditor di dalam

efisiensi penggunaan software sistem informasi teknologi elektronik tersebut.

Faktor-faktor yang digunakan adalah perceived usefulness, perceived ease of use,

dan kompleksitas penugasan audit.

Perceived of usefulness dan perceived ease of use berangkat dari teori TAM

(area technology acceptance) yaitu suatu model untuk memprediksi dan

menjelaskan bagaimana pengguna teknologi menerima dan menggunakan

teknologi yang berkaitan dengan pekerjaan pengguna (Sarana, 2000 dalam

Chrisma, 2014). informasi teknologi elektronik. Menurut Thompson et al., (1991)

dalam Supriyati & Cholil (2017) kemanfaatan teknologi informasi (perceived

usefulness) merupakan manfaat yang diharapkan oleh pengguna teknologi

informasi dalam melaksanakan tugasnya dan individu akan menggunakan

teknologi informasi jika mengetahui manfaat positif atas penggunaannya.

Berkaitan dengan perceived ease of use, Pennington et al. (2006) seperti dikutip

oleh Herusetya (2011), menemukan bahwa, jika perceived ease of use rendah,

maka qualitative overload akan meningkat karena individu memandang

penugasan audit lebih sulit, dan merasa kurang terampil dalam menggunakan

sistem sehingga memberikan efek negative dalam penggunaan sistem informasi

teknologi yang dimaksudkan. Dengan kata lain, persepsi bahwa sistem informasi

elektronik sulit mengakibatkan berkurangnya pemberdayaan sistem tersebut.

Compeau et al. (2008) dalam Herusetya (2011) menyatakan bahwa

hubungan perceived ease of use terhadap perceived usefulness telah diuji pada

berbagai studi literatur TAM. Umumnya mereka berargumen bahwa efektivitas

fungsi dari suatu sistem, yaitu perceive usefulness tergantung pada bagaimana

penggunaannya, yaitu perceived ease of use.

Selain indikator terkait dengan teori TAM, kompleksitas tugas auditor juga

dipandang dapat mempengaruhi kesuksesan pemberdayaan system informasi

teknologi elektronik oleh auditor. Pekerjaan auditor yang seringkali bersifat

kompleks membuat risiko audit yang dihadapi juga besar. Sifat penugasan audit

tersebut, baik bersifat terstruktur maupun tidak terstruktur, menuntut dukungan

sistem informasi berbasis teknologi elektronik guna pembuatan keputusan dalam

pertimbangan audit (audit judgement) (Herusetya, 2011).

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya oleh

Herusetya (2011) yang secara khusus untuk menguji seberapa jauh

pendayagunaan sistem informasi yang mendukung penugasan auditor (audit task)

oleh auditor di KAP Big 4 guna meningkatkan kualitas audit yang merupakan

kinerja penugasan (task performance) auditor. Hanya saja, berbeda dengan

penelitian Herusetya, peneliti disini menggunakan auditor pada KAP non-big 4

Page 5: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

5

sebagai subjek penelitian untuk membandingkan bagaimana pemberdayaan

system informasi teknologi eleltronik bagi auditor dengan resource yang lebih

kecil di dalam meningkatkan kinerjanya.

Diharapkan dengan penelitian ini akan dapat membuktikan pengaruh sistem

informasi berbasis tehnologi elektronik terhadap kinerja auditor dan

meningkatkan awareness para auditor dan calon auditor dalam memberdayakan

sistem informasi berbasis teknologi elektronik dalam penugasannya. Berdasarkan

pemaparan di atas, maka penulis mengambil judul “Pengaruh Penggunaan

Teknologi Sistem Informasi Elektronik Terhadap Kinerja Auditor (Studi

pada Auditor KAP di Kota Malang)” guna meneliti seberapa jauh pemahaman

dan penguasaan serta pemberdayaan auditor terhadap teknologi informasi di

dalam penerapannya untuk meningkatkan kinerja auditor.

Rumusan Masalah

1. Apakah persepsi kemudahan penggunaan ( ease of use) oleh auditor

berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem informasi berbasis

teknologi elektronik?

2. Apakah persepsi manfaat pemberdayaan (perceived usefulness) yang

diyakini oleh auditor berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem

informasi berbasis teknologi elektronik?

3. Apakah persepsi kemudahan penggunaan (Perceived ease of use)

berpengaruh positif terhadap persepsi manfaat (perceived usefulness)?

4. Apakah kompleksitas penugasan audit berpengaruh positif terhadap

penggunaan sistem informasi berbasis teknologi elektronik oleh auditor?

5. Apakah pemanfaat sistem informasi berbasis teknologi elektronik oleh

auditor akan meningkatkan kinerja auditor dalam penugasan audit?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kemudahan penggunaan ( perceived

ease of use) oleh auditor terhadap penggunaan teknologi sistem informasi.

1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi manfaat pemberdayaan yang

diyakini oleh auditor terhadap penggunaan teknologi sistem informasi

2. Untuk mengetahui pengaruh Perceived ease of use terhadap perceived

usefulness

3. Untuk mengetahui pengaruh kompleksitas penugasan audit terhadap

penggunaan sistem informasi tehnologi elektronik oleh auditor

4. Untuk mengetahui apakah penggunaan sistem informasi berbasis teknologi

elektronik oleh auditor akan meningkatkan kinerja auditor dalam

penugasan audit.

Page 6: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

6

II. LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Teknologi Elektronik

Profesi akuntan publik telah banyak mengalami perubahan mengikuti

perkembangan di berbagai bidang termasuk tekologi dan informasi. Fleenor

(1995) dalam Triany, Gunawan, dan Purnamasari (2016) mengungkapkan bahwa

perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat memaksa auditor untuk

mengikutinya dalam hal audit laporan keuangan. Mengikuti hal ini, Pennington et

al. (2006), dikutip oleh Herusetya (2011), menggunakan istilah electronic

information system technology (EIST), atau sistem informasi tehnologi elektronik

untuk semua sistem informasi pendukung yang digunakan auditor. EIST sangat

diperlukan oleh auditor mengingat sifat dari penugasan audit (audit task) yang

kompleks, dimana pengambilan keputusan diperlukan baik secara individu

maupun tim, keputusan audit yang bersifat analitis, cepat dan memerlukan

komunikasi antar audit tim tanpa harus bertatap muka.

Salah satu contoh penerapan EIST dilihat dalam penelitian Bamber et al.

(1996), dikutip oleh Herusetya (2011), terhadap auditor praktisi memberi bukti

bahwa penggunaan group support system (GSS) meningkatkan consensus dan

memberikan arahan problem-analysis yang lebih lengkap, juga memberikan

manfaat bagi pembuatan keputusan kelompok ketimbang keputusan yang bersifat

individual. Terdapat beragam decision aids, mulai dari simple decision aids

hingga highly complex artificial intelegence-based system (Abdolmohammadi &

Usoff, 2001 dalam Herusetya, 2011). Decision Support System (DSS) merupakan

salah satu contoh decision aids yang dapat memberi bantuan bagi auditor.

Beberapa DSS yang sudah ada diantaranya digunakan untuk penentuan sampling,

penjadwalan staf audit, evaluasi struktur sistem pengendalian intern dan

penghitungan resiko. Sedang DSS yang masih punya peluang untuk dikembang-

kan misalnya pengintepretasian hasil review analitis, evaluasi akun-akun yang

bermasalah, penentuan prosedur tes dan lain-lain (Prasetyo, 2015).

2.2 Technology Acceptance Model (TAM)

TAM dikembangkan oleh Davis (1989) yang menawarkan landasan untuk

mempelajari dan memahami perilaku pemakai dalam menerima dan menggunakan

sistem informasi. TAM berteori bahwa niat seseorang untuk menggunakan sistem

atau teknologi ditentukan oleh dua faktor, yaitu persepsi kemanfaatan (perceived

usefulness/PU), adalah tingkat kepercayaan individu bahwa penggunaan teknologi

akan meningkatkan kinerjanya, dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived

ease of use/PEU), adalah tingkat kepercayaan individu bahwa penggunaan

teknologi membuatnya lebih mudah menyelesaikan pekerjaan (Venkatesh dan

Davis, 2000 dikutip oleh Devi & Suartana, 2014).

Sarana (2000) dalam Chrisma (2014) mengatakan bahwa Technology

Acceptance Model (TAM) adalah suatu model untuk memprediksi dan

menjelaskan bagaimana pengguna teknologi menerima dan menggunakan

teknologi yang berkaitan dengan pekerjaan pengguna. Model TAM berasal dari

Page 7: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

7

teori psikologis untuk menjelaskan perilaku pengguna teknologi informasi yang

berlandaskan pada keperacayaan (belief), sikap (attitude), minat (intention) dan

hubungan perilaku pengguna (user behavior relationship).

Davis (1989) menunjukkan bahwa, baik PU dan PEU memiliki pengaruh

langsung atas penerimaan dan penggunaan sistem, sedangkan PEU juga memiliki

pengaruh tidak langsung atas intensitas untuk menggunakan dan penggunaan

aktual melalui persepsi kegunaan. Model TAM dipilih sebab TAM merupakan

salah satu model yang dapat digunakan untuk menyelidiki faktor-faktor yang

memprediksi diterimanya teknologi informasi oleh organisasi dalam mengadopsi

dan menggunakan teknologi informasi (Mohd, et al., 2011), dan merupakan salah

satu model yang sukses digunakan dalam penelitian-penelitian pada masa lampau

(Hernandez et al. 2009; Shim & Viswanathan, 2007 dikutip dalam Herusetya,

2011).

2.3 Kompleksitas Penugasan (Task Complexities)

Kompleksitas tugas adalah sulitnya suatu tugas yang disebabkan oleh

terbatasnya kapabilitas, dan daya ingat serta kemampuan untuk mengintegrasikan

masalah yang dimiliki oleh seorang pembuat keputusan (Jamilah et al, 2007).

Dalam ruang lingkup kinerja audit, sangat penting untuk memperhatikan

kompleksitas tugas karena dapat berdampak pada kinerja, dan pemahaman

mengenai kompleksitas tugas audit membantu para manajer membuat tugas untuk

menjadi lebih baik yang berguna dalam hal pengambilan keputusan (Bonner, 1994

dalam Triany et al., 2016). Auditor biasanya dihadapkan pada tugas yang banyak,

beragam, dan saling terkait antara tugas yang satu dengan lainnya (Engko &

Gudono, 2007 dalam Triany et al., 2016). Kompleksitas tugas merupakan tugas

yang tidak terstruktur, membingungkan, dan sulit (Gautama & Dwiradra, 2007).

Hasil penelitian Libby & Lipe (dikutip oleh Rustiarini, 2013) menunjukkan

bahwa kompleksitas tugas digunakan sebagai alat motivasi untuk meningkatkan

kualitas kerja seorang auditor. Dalam kondisi pekerjaan yang kompleks, auditor

tidak hanya bekerja lebih keras, namun auditor juga memperoleh pengatahuan dan

pengalaman dalam menyelesaikan penugasan audit yang diberikan. Penugasan

yang dihadapi auditor selanjutnya akan mendorong auditor untuk semakin

memberdayakan seluruh perangkat sistem informasi tehnologi elektronik yang

tersedia, baik dalam komunikasi dan pengambilan keputusan antar tim audit,

melakukan prosedur analitis, dan prosedur audit lainnya yang memerlukan solusi

dengan perangkat lunak (Herusetya, 2011).

2.4 Kinerja Audit

Kinerja merupakan salah satu indikator performa suatu organisasi baik

dalam tingkatan individu maupun kelompok. Gibson (1997) (dikutip oleh

Mudjiati, 2008) mendefinisikan kinerja sebagai hasil dari pekerjaan yang terkait

dengan tujuan organisasi seperti kualitas, efisien dan kriteria efektifitas kerja

lainnya. Menurut Minner (1988) dalam Mudjiati (2012) mendefinisikan kinerja

sebagai tingkat kebutuhan seorang individu sebagai pengharapan atas pekerjaan

Page 8: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

8

yang dilakukannya. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau

tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu (Nusantara & Rusdianti,

2017). Maka dapat dikatakan bahwa kinerja merupakan gambaran tingkat

pencapaian yang diharapkan oleh suatu individu dengan kaitannya terhadap

pemenuhan tujuan organisasi.

Kinerja auditor merupakan tingkat pencapaian auditor atas hasil

pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun

waktu tertentu. Kalbers dan Forgatty (1995) dalam Trisnaningsih (2007)

mengemukakan bahwa kinerja auditor sebagai evaluasi terhadap pekerjaan yang

dilakukan oleh atasan, rekan kerja, diri sendiri, dan bawahan langsung. Sementara

International Organization of Suprime Audit Institution (IOSAI) sebagaimana

dikutip oleh Grihardini (2011) menjelaskan kinerja audit sebagai suatu audit

mengenai ekonomi, efisiensi dan efektifitas pengguna sumber daya entitas yang

diperiksa dalam rangka melaksanakan tanggung jawabnya. Penelitian ini mencoba

mengungkapkan bagaimana kinerja tersebut dipengaruhi oleh penggunaan sistem

informasi berbasis teknologi.

Hipotesis

Berdasarkan landasan teori seperti yang telah dipaparkan di atas, maka

penelitian ini akan menguji pengaruh peggunaan teknologi sistem informasi

elektronik terhadap kinerja auditor dengan turut meneliti pula faktor-faktor yang

dipandang dapat mempengaruhi penggunaan sistem tersebut yaitu persepsi

kemudahan penggunaan (perceived ease of use), persepsi manfaat pemberdayaan

(perceived usefulness), dan kompleksitas penugasan.

H1: Persepsi kemudahan penggunaan ( perceived ease of use) oleh auditor

berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem informasi berbasis teknologi

elektronik

H2: Persepsi penggunaan ( usefulness) oleh auditor berpengaruh positif terhadap

penggunaan sistem informasi berbasis teknologi elektronik

H3: Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) memiliki pengaruh

positif terhadap persepsi penggunaan (perceived usefulness).

H4: Kompleksitas penugasan audit berpengaruh positif terhadap penggunaan dan

penguasaan sistem informasi berbasis teknologi elektronik oleh auditor.

H5: penggunaan sistem informasi berbasis teknologi elektronik oleh auditor akan

meningkatkan kinerja auditor dalam penugasan audit.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/objek yang

mempuyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh auditor pada Kantor Akuntan

Publik (KAP) yang berada di wilayah kota Malang.

Page 9: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

9

Peneliti memilih auditor di kota Malang dengan harapan dapat

merepresentasikan auditor di Indonesia, khususnya yang bekerja di KAP non-big

four. Selain itu Kota Malang memiliki banyak entitas mikro, kecil, menengah

(EMKM) lokal serta setidaknya lebih dari 80 Perguruan Tinggi yang

mempersiapkan calon akuntan publik masa depan, sehingga penelitian diharapkan

dapat meningkatkan awareness bagi auditor dan calon auditor akan manfaat

pengguaan sistem informasi berbasis teknologi dalam menyambut SAK EMKM

2018, yang merupakan tujuan dari penelitian ini.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu dengan cara purposive

sampling. Purposive sampling menurut Sugiyono (2010) adalah teknik penentuan

sampel dengan kriteria atau pertimbangan tertentu. Kriteria pengambilan sampel

di dalam penelitian ini adalah para auditor dari KAP yang terdaftar dalam Institut

Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan telah menggunakan teknologi sistem

informasi elektronik dalam menjalankan tugasnya. Jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini berpedoman pada pernyataan Roscoe (1975)

dalam Sekaran dan Boogie (2013:269), yaitu: ukuran sampel yang tepat untuk

kebanyakan penelitian adalah lebih besar dari 30 dan kurang dari 500.

Berdasarkan pertimbangan tersebut maka jumlah sampel yang diteliti dalam

penelitian ini adalah sebanyak 46 auditor.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer dengan metode pengumpulan data

melalui metode kuesioner. Kuesioner penelitian terdiri dari daftar pertanyaan-

pertanyaan terkait dengan variable yang diteliti.

Jenis skala interval yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.

Sugiyono (2010) berpendapat bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likers mempunyai

gradasi yang sangat positif sampai negative.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert tujuh poin yang

terdiri dari “Sangat Tidak Setuju”, “Tidak Setuju”, “Agak Tidak Setuju”,

“Netral”, “Agak Setuju”, “Setuju”, dan “Sangat Setuju”. Ada empat alasan

menggunakan skala Likert tujuh poin. Alasan pertama karena dari skala tiga

sampai sebelas, skala tujuh yang paling sering digunakan (Van Blerkom, 2009:

154). Alasan kedua adalah dapat memberikan responden pilihan yang lebih

banyak dan meningkatkan diferensiasi poin (Azzara, 2010: 100). Alasan ketiga

diungkapkan oleh Mustafa (2009) yaitu dengan menggunakan skala Likert 7 poin,

pemilihan kategori dalam kuesioner akan menjadi lebih spesfik. Alasan keempat

karena peneliti mengikuti penelitian sebelumnya oleh Herusetya (2011) yang

menggunakan skala Likert 7 poin.

3.3 Persamaan Struktural

Dari kerangka penelitian yang telah disusun sebelumnya, berikut merupakan

gambaran hubungan antara variabel terikat dan tidak terikat penelitian. Terdapat

tiga substruktur model penelitian yang terbentuk, yaitu menjelaskan hubungan X1

terhadap X2; hubungan X1, X2, X3 terhadap Y; dan hubungan Y terhadap Z

Page 10: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

10

Gambar 3. 1

Model Analisis Jalur (Path Analysis)

H2

H3

H1 H5

H4

Bila dirumuskan dalam persamaan matematis, maka akan diperoleh

persamaan-persamaan berikut:

X2 = βX2X1 X1 + e

Y = βYX1 X1 + βYX2 X2 + βYX3 X3 + e

Z = βYZ Y + e

Keterangan:

X1 = Perceived Ease of Use Z = Kinerja Audit

X2 = Perceived Usefulness β = Nilai Analisis Jalur

X3 = Kompleksitas Tugas e = Residual error

Y = Penggunaan Sistem

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen dilakukan untuk kelayakan instrumen

penelitian (dalam penelitian ini berupa kuesioner). Uji kelayakan instrumen

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji reabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur sah /

valid tidaknya suatu kuesioner . Suatu angket dikatakan valid (sah) jika

pertanyaan pada suatu angket mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang

akan diukur oleh angket tersebut (Ghozali, dikutip oleh Binus University,

2014). Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data

yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang

dimaksud. Dalam menguji validitas instrument, dapat digunakan salah satu

dari tiga metode, yaitu pengujian validitas isi (content validity), validitas

X2

X1

X3

Y

Z

Page 11: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

11

kriteria (criterion related validity), dan validitas konstruk (construct validity).

Penelitian ini menggunakan uji validitas kriteria dengan menggunakan

koefisien Pearson Correlation. Butir pernyataan instrumen dinyatakan valid

apabila nilai koefisien kolerasi (r hitung) skor tiap butir dengan skor total

lebih besar dan sama dengan nilai r tabel pada taraf signifikansi (α=0,05).

b. Uji Reabilitas

Uji realibilitas digunakan untuk menguji apakah suatu kuesioner dapat

dihandalkan atau tidak. Ghozali (dikutip oleh Binus University, 2014)

menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari peubah atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas

instrument pada penelitian ini menggunakan pendekatan Alpha Cronbach.

Rule of thumb yang digunakan adalah 0,60, sehingga instrument dianggap

reliabel apabila nilai Alpha Cronbach > 0,60 (Santoso, 2010).

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

Tujuan pengujian asumsi klasik adalah untuk memberikan kepastian

bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam

estimasi, tidak bias dan konsisten (Hirfiyansh, 2012). Uji asumsi klasik yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji

heterokedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut

Santoso (2010) pedoman yang dipakai dalam uji normalitas ini adalah

menggunakan uji Kolmogorov Smirnov yaitu :

- Jika nilai signifikansi > alpha (0.05 ) distribusi adalah normal

- Jika nilai signifikansi < alpha (0.05 ), distribusi adalah tidak normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Model regresi dikatakan baik apabila memiliki varians yang sama atau

konstan dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya (homokedastisitas).

Pengujian ada tidaknya gejala heteroskedastisitas memakai metode grafik

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot dari variabel

terikat, dimana jika tidak terdapat pola tertentu maka tidak terjadi

heteroskedastisitas dan begitu pula sebaliknya (Santoso, 2010)

3.4.3 Analisis Jalur (Path)

Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier berganda,

analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan

kausalitas antar variabel yang telah di tetapkan sebelumnya berdasarkan teori,

anak panah akan menunjukkan hubungan antar variabel (Ghozali, 2007,

dikutip oleh Amanda, 2017). Dalam diagram jalur (path diagram), hubungan

antar konstruk ditunjukkan dengan garis dengan satu anak panah yang

menunjukkan hubungan kausalitas (regresi) dari satu konstruk ke konstruk

yang lain. Pengembangan diagram jalur dilakukan dengan tujuan untuk

Page 12: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

12

memudahkan mengetahui hubungan kausalitas antar variabel yang akan diuji.

Melalui hasil analisis jalur akan dilakukan pula perhitungan Uji T untuk

mengetahui tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Sebuah variabel independen akan dikatakan berpengaruh apabila

nilai t hitung lebih dari t tabel atau nilai signifikansinya kurang dari 0,05.

IV. HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengumpulan Data

Responden dari penelitian ini adalah auditor di KAP kota Malang yang

menggunakan sistem informasi berbasis teknologi dalam pekerjaannya. Data

penelitian dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada

KAP di kota Malang. Penyebaran dan pengumpulan kembali kuesioner dilakukan

selama kurang lebih 8 minggu. Total kuesioner yang dikumpulkan adalah

sebanyak 46 kuesioner dari 8 KAP di kota Malang, jumlah ini sudah sesuai

dengan syarat jumlah sampel penelitian yang diajukan oleh Roscoe (1975).

4.2 Hasil Uji Validitas & Reabilitas

Penelitian ini menggunakan uji validitas kriteria dengan menggunakan

koefisien Pearson Correlation. Butir pernyataan instrumen dinyatakan valid

apabila nilai koefisien kolerasi (r hitung) skor tiap butir dengan skor total lebih

besar dan sama dengan nilai r tabel pada taraf signifikansi (α=0,05).

Tabel 4. 1

Hasil Uji Validitas Perceived Ease of Use (peu)

Item pertanyaan R hitung R tabel Keterangan

Peu1 0,870 0,2455 Valid

Peu2 0,860 0,2455 Valid

Peu3 0,834 0,2455 Valid

Peu4 0,880 0,2455 Valid

Peu5 0,840 0,2455 Valid

Peu6 0,812 0,2455 Valid Sumber: Data Primer (diolah)

Berdasarkan data pada tabel 4.1 seluruh instrumen pertanyaan untuk

variabel Perceived Ease of Use (peu) memiliki nilai koefisien kolerasi (r hitung)

lebih besar dari nilai r tabel pada taraf signifikansi (α=0,05). Hal ini menunjukkan

bahwa semua item pertanyaan Perceived Ease of Use (peu) yang diberikan

mampu menjelaskan variabel dengan cukup baik dan dinyatakan valid.

Page 13: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

13

Tabel 4. 2

Hasil Uji Validitas Perceived Usefulness (pu)

Item pertanyaan R hitung R tabel Keterangan

Pu1 0,786 0,2455 Valid

Pu2 0,771 0,2455 Valid

Pu3 0,903 0,2455 Valid

Pu4 0,814 0,2455 Valid

Pu5 0,828 0,2455 Valid

Pu6 0,810 0,2455 Valid Sumber: Data Primer (diolah)

Berdasarkan data pada tabel 4.2, seluruh instrumen pertanyaan untuk

variabel Perceived Usefulness (pu) memiliki nilai koefisien kolerasi (r hitung)

lebih besar dari nilai r tabel pada taraf signifikansi (α=0,05). Hal ini menunjukkan

bahwa semua item pertanyaan Perceived Usefulness (pu) yang diberikan mampu

menjelaskan variabel dengan cukup baik dan dinyatakan valid.

Tabel 4. 3

Hasil Uji Validitas Kompleksitas Tugas (kt)

Item pertanyaan R hitung R tabel Keterangan

Kt1 0,817 0,2455 Valid

Kt2 0,789 0,2455 Valid

Kt3 0,727 0,2455 Valid

Kt4 0,828 0,2455 Valid Sumber: Data Primer (diolah)

Berdasarkan data pada tabel 4.3, seluruh instrumen pertanyaan untuk

variabel kompleksitas kerja (kt) memiliki nilai koefisien kolerasi (r hitung) lebih

besar dari nilai r tabel pada taraf signifikansi (α=0,05). Hal ini menunjukkan

bahwa semua item pertanyaan kompleksitas kerja (kt) yang diberikan mampu

menjelaskan variabel dengan cukup baik dan dinyatakan valid.

Tabel 4. 4

Hasil Uji Validitas System Usage (su)

Item pertanyaan R hitung R tabel Keterangan

su1 0,924 0,2455 Valid

su2 0,919 0,2455 Valid Sumber: Data Primer (diolah)

Berdasarkan data pada tabel 4.4, seluruh instrumen pertanyaan untuk

variabel system usage (su) memiliki nilai koefisien kolerasi (r hitung) lebih besar

dari nilai r tabel pada taraf signifikansi (α=0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

semua item pertanyaan system usage (su) yang diberikan mampu menjelaskan

variabel dengan cukup baik dan dinyatakan valid.

Page 14: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

14

Tabel 4. 5

Hasil Uji Validitas Kinerja Auditor (ka)

Item pertanyaan R hitung R tabel Keterangan

Ka1 0,963 0,2455 Valid

Ka2 0,966 0,2455 Valid Sumber: Data Primer (diolah)

Berdasarkan data pada tabel 4.5, seluruh instrumen pertanyaan untuk

variabel kinerja auditor (ka) memiliki nilai koefisien kolerasi (r hitung) lebih

besar dari nilai r tabel pada taraf signifikansi (α=0,05). Hal ini menunjukkan

bahwa semua item pertanyaan kinerja auditor (ka) yang diberikan mampu

menjelaskan variabel dengan cukup baik dan dinyatakan valid.

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur seberapa tinggi instrumen

penelitian dapat diandalkan. Alat statistik yang digunakan untuk uji reliabilitas

adalah SPSS dengan pendekatan Alpha Cronbach. Instrumen penelitian dikatakan

dapat diandalkan apabila nilai Alpha Cronbach lebih dari 0,06. Hasil uji

reliabilitas disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 4. 6

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Perceived Ease of Use 0,922 Reliable

Perceived Usefulness 0,900 Reliable

Kompleksitas Tugas 0,796 Reliable

System Usage 0,823 Reliable

Kinerja Auditor 0,924 Reliable Sumber: Data Primer (diolah)

Tabel 4.6 menunjukkan nilai Alpha Cronbach untuk Perceived Ease of Use

(peu), Perceived Usefulness (pu), Kompleksitas Tugas (kt), Penggunaan Sistem

(su), dan Kinerja Audit (ka) berturut-turut adalah 0,922; 0,900; 0,819; 0,796;

0,823; dan 0,924. Kelima variabel memiliki nilai Alpha Cronbach lebih dari 0,60

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel tersebut dapat diandalkan

(reliable).

4.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum pengujian hipotesis guna manilai

kelogisan dari model penelitian apakah sudah masuk akal atau belum. Berikut

disajikan hasil pengujian asumsi klasik terhadap model path antara Perceived

Ease to Use, Perceived Usefulness, Kompleksitas Tugas, Penggunaan Sistem

(System Usage), dan Kinerja Audit. Asumsi klasik yang digunakan adalah uji

normalitas dan uji heteroskedastisitas.

Page 15: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

15

4.3.1 Uji Normalitas

Hasil pengujian model dengan Kolmogorov-Smirnov disajikan pada

tabel berikut.

Tabel 4. 7

Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov

Model Kolmogorov-

Smirnov Z

Signifikansi

(2-tailed)

Model dengan variabel dependan

Perceived Usefulness

0,857 0,455

Model dengan variabel dependan

Penggunaan Sistem

0,809 0,530

Model dengan variabel dependan

Kinerja Auditor

1,027 0,242

Sumber: Data Primer (diolah)

Data dari tabel 4.7 menunjukkan nilai signifikansi untuk model

penelitian dengan variabel dependan perceived usefulness, penggunaan

sistem, dan kinerja auditor secara berturut-turut adalah 0,455; 0,530; dan

0,242. Hasil tersebut leibh dari 0,05, yang berarti dapat disimpulkan bahwa

data telah berdistribusi secara normal.

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ada tidaknya gejala heteroskedastisitas memakai metode

grafik dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot dari variabel

terikat, dimana jika tidak terdapat pola tertentu maka tidak terjadi

heteroskedastisitas dan begitu pula sebaliknya (Santoso, 2001)

Berikut disajikan hasil uji asumsi heteroskedastisitas dengan uji

Scatterplot terhadap ketiga model penelitian:

Gambar 4. 1

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Page 16: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

16

Sumber: Data Penelitian Diolah (2018)

Data pada gambar 4.1 atas hasil uji heteroskedastisitas dengan uji

Scatterplot terhadap model analisis jalur antara Perceived Ease to Use,

Perceived Usefulness, Kompleksitas Tugas, Penggunaan Sistem, dan Kinerja

Audit menunjukkan titik-titik data pengamatan berpencar secara acak dan

tidak membentuk pola tertentu. Dari hasil ini dapat disimpulkan tidak

ditemukan adanya indikasi heteroskedastisitas dalam model regresi.

Page 17: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

17

4.4 Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier berganda,

analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan

kausalitas antar variabel (causal) yang telah di tetapkan sebelumnya berdasarkan

teori

4.4.1 Analisis Jalur Model Pertama: Pengaruh Perceived Ease to Use

terhadap Perceived Usefulness

Berdasarkan hasil pengujian antara perceived ease to use terhadap

perceived usefulness diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.8

Hasil Analisis Jalur Model Pertama

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 9.519 2.735 3.480 .001

Perceived Ease

of Use

.634 .082 .761 7.777 .000

Sumber: Data Penelitian Diolah (2018)

Hasil analisis jalur model pertama antara Perceived Ease of Use

terhadap Perceived Usefulness diperoleh persamaan jalur sebagai berikut:

X2 = βX2X1 X1 + e

X2 = 0,761 X1 + e

Berdasarkan persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Koefisien jalur Perceived Ease to Use sebesar 0,761 menunjukkan

pengaruh positif, artinya semakin tinggi Perceived Ease of Use maka

semakin tinggi Perceived Usefulness.

Page 18: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

18

4.4.2 Analisis Jalur Model Kedua: Pengaruh Perceived Ease to Use,

Perceived Usefulness, dan Kompleksitas Tugas terhadap Penggunaan

Sistem)

Berdasarkan hasil pengujian antara perceived ease to use, perceived

usefulnes, dan kompleksitas tugas terhadap penggunaan sistem (system

usage) diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.9

Hasil Analisis Jalur Model Kedua

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) -1.051 1.063 -.989 .328

Perceived Ease

to Use

.104 .045 .303 2.297 .027

Perceived

Usefulness

.116 .053 .283 2.183 .035

Kompleksitas

Tugas

.211 .064 .372 3.299 .002

Sumber: Data Primer Diolah (2018)

Hasil analisis jalur model kedua antara Perceived Ease of Use,

Perceived Usefulness, dan Kompleksitas Tugas terhadap Penggunaan Sistem

diperoleh persamaan jalur sebagai berikut:

Y = βYX1 X1 + βYX2 X2 + βYX3 X3 + e

Y = 0,303 X1 + 0,283 X2 + 0,372 X3 + e

Berdasarkan persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Koefisien jalur Perceived Ease to Use sebesar 0,303 menunjukkan

pengaruh positif, artinya semakin tinggi Perceived Ease of Use maka

semakin tinggi Penggunaan Sistem.

b. Koefisien jalur Perceived Usefulness sebesar 0,283 menunjukkan

pengaruh positif, artinya semakin tinggi Perceived Usefulness maka

semakin tinggi Penggunaan Sistem.

c. Koefisien jalur Kompleksitas Tugas sebesar 0,372 menunjukkan

pengaruh positif, artinya semakin tinggi Kompleksitas Tugas maka

semakin tinggi Penggunaan Sistem.

Page 19: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

19

4.4.3 Analisis Jalur Model Ketiga: Pengaruh Penggunaan Sistem

(System Usage) terhadap Kinerja Auditor

Berdasarkan hasil pengujian antara penggunaan sistem (system usage)

terhadap kinerja auditor diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.10

Hasil Analisis Jalur Model Ketiga

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 3.248 1.181 2.750 .009

Penggunaan

Sistem

.792 .117 .714 6.766 .000

Hasil analisis jalur model pertama antara Penggunaan Sistem terhadap

Kinerja Audit diperoleh persamaan jalur sebagai berikut:

Z = βYZ Y + e

Z = 0,714 Z + e

Berdasarkan persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Koefisien jalur Penggunaan Sistem sebesar 0,714 menunjukkan

pengaruh positif, artinya semakin tinggi Penggunaan Sistem maka

semakin tinggi Kinerja Audit.

4.5 Goodness of Fit Model

Uji Goodness of Fit atau uji kelayakan model digunakan untuk mengukur

ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Berikut disajikan

hasil goodness of fit model meliputi koefisien determinasi dan koefisien

determinasi total.

4.5.1 Koefisien Determinasi

Nilai koefisien determinasi merupakan persentase seberapa besar

variabel independen mempengaruhi perubahan nilai variabel dependen.

Tabel 4.11

Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

I .761a .579 .569 2.70296

II .854a .728 .709 .90936

III .714 .510 .499 1.32335

Page 20: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

20

Hasil koefisien determinasi model persamaan pertama antara Perceived

Ease of Use terhadap Perceived Usefulness diperoleh sebesar 0,579, artinya

pengaruh terhadap Perceived Usefulness yang ditimbulkan dari Perceived

Ease to Use mencapai 57,9 persen, sedangkan pengaruh dari faktor lainnya

sebesar 42,1 persen.

Pengaruh persamaan kedua antara Perceived Ease to Use, Perceived

Usefulness, dan Kompleksitas Tugas terhadap Penggunaan Sistem diperoleh

koefisien determinasi sebesar 0,728, artinya pengaruh terhadap Penggunaan

Sistem yang ditimbulkan dari Perceived Ease to Use, Perceived Usefulness,

dan Kompleksitas Tugas mencapai 72,8 persen, sedangkan pengaruh dari

faktor lainnya sebesar 27,2 persen.

Pengaruh persamaan ketiga antara Penggunaan Sistem terhadap Kinerja

Audit diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,510, artinya pengaruh

terhadap Kinerja Audit yang ditimbulkan dari Penggunaan Sistem mencapai

51,0 persen, sedangkan pengaruh dari faktor lainnya sebesar 49,0 persen.

4.5.2 Koefisien Determinasi Total

Pemeriksaan goodness of fit model lainnya dapat menggunakan

koefisien determinasi total (Rm2) yang menunjukkan model path yang

terbentuk mampu mewakili data yang ada. Hasil perhitungan koefisien

determinasi total (Rm2) adalah sebagai berikut:

Rm2 = 1 – (1 – R1

2) x (1 – R2

2) x (1 – R3

2)

Rm2 = 1 – (1 – 0,579) x (1 – 0,728) x (1 – 0,510)

Rm2 = 1 – 0,056

Rm2 = 0,944

Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan nilai koefisien

determinasi total sebesar 0,944 artinya bahwa model path yang terbentuk

mampu menjelaskan sekitar 94,4% variasi data penelitian

4.6 Pengujian Hipotesis

Uji t dilakukan untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen. Besarnya angka t-tabel dengan ketentuan taraf

signifikansi 0,05 (2-tailed) dan df 41 (46 total responden – 5 variabel penelitian)

adalah 1.68288. Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, dan

sebaliknya jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Page 21: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

21

Tabel 4.12

Hasil Uji T

Hipotesis t-tabel T-hitung Sig. Keterangan Kesimpulan

Peu terhadap

Su

1.68288 2.297 .027 Signifikan, berpengaruh

positif

H1 diterima

Pu terhadap

Su

1.68288 2.183 .035 Signifikan, berpengaruh

positif

H2 diterima

Peu terhadap

Pu

1.68288 7.777 .000 Signifikan, berpengaruh

positif

H3 diterima

Kt terhadap Su 1.68288 3.299 035 Signifikan, berpengaruh

positif

H4 diterima

Su terhadap

Ka

1.68288 6.766 000 Signifikan, berpengaruh

positif

H5 diterima

Sumber: Data Primer Diolah (2018)

Perhitungan t-hitung variabel perceived of use menghasilkan nilai 2,297. T-

hitung (2,297) > t-tabel (1.68288), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

Artinya ada adanya pengaruh positif signifikan (0,027 < α = 0,05.) antara

perceived ease to use terhadap penggunaan sistem, dimana semakin baik

maka akan berdampak terhadap semakin baiknya penggunaan sistem.

Perhitungan t-hitung variabel perceived usefulness menghasilkan nilai 2,183.

T-hitung (2,183) > t-tabel (1.68288), sehingga H0 ditolak dan H2 diterima.

Artinya ada adanya pengaruh positif signifikan (0,035 < α = 0,05.) antara

perceived usefulness terhadap penggunaan sistem, dimana semakin baik

perceived usefulness maka akan berdampak terhadap semakin baiknya

penggunaan sistem.

Perhitungan t-hitung pengaruh variabel perceived ease of use terhadap

perceived usefulness adalah (7,777) > t-tabel (1.68288), sehingga H0 ditolak

dan H3 diterima. Artinya ada pengaruh positif signifikan (0,000 < α = 0,05.)

antara perceived ease of use terhadap perceived usefulness, yang artinya

bahwa semakin baik perceived ease of use maka akan berdampak terhadap

semakin baiknya perceived usefulness.

Perhitungan t-hitung variabel kompleksitas tugas menghasilkan nilai 3.299.

T-hitung (3.299) > t-tabel (1.68288), sehingga H0 ditolak dan H4 diterima.

Artinya ada adanya pengaruh positif signifikan antara adanya pengaruh

positif signifikan (0,002 < α = 0,05.) antara kompleksitas tugas terhadap

penggunaan sistem, dimana semakin baik kompleksitas tugas maka akan

berdampak terhadap semakin baiknya penggunaan sistem.

Page 22: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

22

Perhitungan t-hitung menghasilkan nilai 2,183. T-hitung (2,183) > t-tabel

(1.68288), sehingga H0 ditolak dan H5 diterima. Artinya ada adanya

pengaruh positif signifikan antara adanya pengaruh positif signifikan antara

Penggunaan Sistem terhadap Kinerja Audit, yang artinya bahwa semakin baik

Penggunaan Sistem maka akan berdampak terhadap semakin baiknya Kinerja

Audit.

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa auditor KAP di kota Malang yang

menjadi responden merasakan terdapatnya peningkatan kinerja yang dirasakan

sebagai akibat dari penggunaan teknologi sistem informasi elektronik. Selain itu

ditemukan pula bukti bahwa auditor di kota Malang beranggapan bahwa semakin

mudah penggunaan dan semakin banyak manfaat dari teknologi sistem informasi

elektronik itu akan dapat meningkatkan efektifitas penggunaan mereke

terhadapnya. Terkait akan hal itu, turut pula ditemukan indikator bahwa mudah

tidaknya penggunaan sistem yang mereka gunakan akan ikut mempengaruhi

pendapat atau persepsi mereka terhadap seberapa bermanfaatnya pemberdayaan

sistem tersebut di dalam membantu pekerjaan mereka guna meningkatkan kinerja

mereka baik secara individu maupun kelompok. Terkait dengan kompleksitas

pekerjaan (audit-task complexities) auditor ditemukan bahwa kompleksitas

penugasan tersebut memberi motivasi bagi auditor di Kota Malang untuk mencari

solusi yang dapat meringankan pekerjaan mereka. Penelitian ini membuktikan

bahwa salah satu solusi tersebut adalah melalui pemberdayaan teknologi sistem

informasi elektronik.

5.2 Keterbatasan Penelitian & Saran

Penelitian hanya dilakukan di satu kota sehingga jumlah responden

terhitung kecil yaitu 46 responden dari 8 KAP di Kota Malang. Untuk mengatasi

kecilnya jumlah responden dalam pengisian kuesioner maka peneliti menyarankan

penyebaran kuesioner dilakukan tidak hanya di dalam satu kota namun

dikembangkan ke kota lain guna memperbanyak jumlah responden. Penyebaran

kuesioner juga lebih baik dilakukan bukan pada peak season.

Kedua, masih terdapat kemungkinan kesalahan persepsi dalam menjawab

pertanyaan indikator pada kuesioner oleh responden, mengingat pengisian

kuesioner tidak diawasi langsung oleh peneliti. Peneliti menyarankan untuk

pengembangan penelitian yang lebih mendalam, teknik wawancara kepada

responden dapat dilakukan untuk mendapatkan informasi-informasi yang tidak

terdapat pada item pertanyaan kuesioner.

Ada kemungkinan kuesioner yang digunakan tidak cocok untuk digunakan

untuk penelitian ini dikarenakan kuesioner yang digunakan adalah kuesioner pada

penelitian Herusetya (2010) yang melakukan penelitian pada auditor di KAP big

4, sementara penelitian dilakukan pada auditor KAP non-big 4. Untuk penelitan

berikutnya. penulis sarankan untuk melakukan penyesuaian terlebih dahulu

terhadap kuesioner agar lebih tepat untuk digunakan berdasarkan objek dan subjek

penelitian

Page 23: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

23

DAFTAR PUSTAKA

Amanda, Dina. (2017). Pegujian Kepuasan sebagai Variabel Intervening Atara

Pengaruh Kepercayaan dan Atribut PRoduk Tabungan Batara IB terhadap

Loyalitas Nasabah. (Skripsi, UIN Raden Fatah, Palembang). Diakses dari:

http://eprints.radenfatah.ac.id/988/1/Dina%20Amanda%20%2813190061%29

.pdf

Azzara, C.V. (2010). Questionnaire Design for Business Research: Beyond

Linear Thinking. London: Tate Publishing. Diakses dari:

https://books.google.co.id/books?id=sLQuY_dLqGkC&printsec=frontcover&

source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false

Binus University. (2014). Uji Validitas dan Reabilitas. Diakses dari website Binus

University: http://qmc.binus.ac.id/2014/11/01/u-j-i-v-a-l-i-d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-

i-r-e-l-i-a-b-i-l-i-t-a-s/

Chrisma, Yosua. (2014). Pengukuran Terhadap Penggunaan Teknologi Informasi

Audit dan Persepsi Kegunaan. (Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang).

Diakses dari: http://eprints.undip.ac.id/43595/1/13_WICAKSANA.pdf

Davis, F.D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and Acceptance

of Information System Technology. MIS Quarterly, Vol. 13, No. 3 (Sep.,

1989), pp. 319-340. Diakses dari:

https://www.jstor.org/stable/249008?origin=JSTOR-

pdf&seq=1#page_scan_tab_contents

Devi, N.L.N.S. & Suartana, I Wayan. (2014.) Analisis Technology Acceptance

Model (Tam) Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Di Nusa Dua Beach

Hotel & Spa. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.1 (2014):167-184.

Diakses dari:

https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/7797/5882

Gautama, Putu K., & Dwiradra, A.A.N.B. (2017). Locus Of Control Sebagai

Pemoderasi Pengaruh Profesionalisme Dan Kompleksitas Tugas Pada Kinerja

Auditor. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.20.3. Diakses dari:

https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/29039/20158

Grihardini, A.V.N. (2011). Perbedaan Kinerja Auditor Eksternal Pada Fase

Penyelesaian Audit. (Skripsi, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta). Diakses

dari: http://e-journal.uajy.ac.id/1554/

Hasan, Mustafa. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Herusetya, A. (2011). Pengaruh Sistem Informasi Tehnologi Elektronik Atas Task

Performance - Auditor KAP The Big 4. Jurnal Simposium Nasional

Akuntansi XIV Aceh 2011. Diakses dari:

http://lib.ibs.ac.id/materi/Prosiding/SNA%20XIV-Aceh/makalah/070.pdf

Page 24: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

24

IAPI. (2017). Lokakarya Akuntansi-Audit : Overview Sak Emkm, Penentuan

Sample Audit, Dan Tingkat Materialitas Dalam Audit Terkait EMKM.

Diakses dari: http://iapi.or.id/Iapi/detail/131

Jamilah, S., Fanani, Z., & Chandrarin, G. (2007). Pengaruh gender, tekanan

ketaatan, dan kompleksitas tugas terhadap audit judgement. Jurnal

Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, Indonesia. Diakses dari:

https://smartaccounting.files.wordpress.com/2011/03/auep06.pdf.

Mohd, Farahwahida, Faufzi Ahmad, Norsila Samsudin, & Suhizaz Sudin. (2011).

Extending the Technology Acceptance Model to Account for Social

Influence, Trust and Integration for Pervasive Computing Environment: A

Case Study in University Industry. American Journal of Economics and

Business Administration, 3(3), pp: 552- 559. Diakses dari:

http://thescipub.com/pdf/10.3844/ajebasp.2011.552.559

Mudjiati, Johanna. (2008). Studi Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi

Terhadap Kinerja Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

Semarang. (Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang). Diakses dari:

http://eprints.undip.ac.id/17986/1/JOHANNA_MUDJIATI.pdf

Nusantara, G.W., & Rusdianti, Endang. (2017). Pengaruh Pengembangan Karier,

Rotasi Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kualitas Kerja Pegawai

Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening ( Studi Di Badan

Kepegawaian Daerah Kabupaten Rembang). Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis

Universitas Semarang vol. 10 no. 1. Diakses dari:

http://journals.usm.ac.id/index.php/jreb/article/view/709

Prasetyo, P.P. (2015). Decission Support System (Dss) Dalam Auditing: Untuk

Apa Digunakan ?. Jurnal Jurnanl Akuntansi & Investasi Vol. 1 No. 2 hal: 62-

67. Diakses dari: https://media.neliti.com/media/publications/74949-ID-

decission-support-system-dss-dalam-audit.pdf

Rustiarini, Ni Wayan. (2013). Pengaruh Kompleksitas Tugas, Tekanan Waktu,

dan Sifat Kepribadian pada Kinerja. Makara Seri Sosial Humaniora, 2013,

17(2). Diakses dari:

https://www.researchgate.net/publication/271122620_Pengaruh_Kompleksita

s_Tugas_Tekanan_Waktu_dan_Sifat_Kepribadian_pada_Kinerja

Santoso, Singgih. (2010). Statistik Multivariat. Diakses dari

https://books.google.co.id/books?id=E5Dli6puzYUC&pg=PA43&dq=uji+nor

malitas&hl=en&sa=X&sqi=2&ved=0ahUKEwjGtKquwNrRAhUKsY8KHQ

G4A_AQ6AEILjAC#v=onepage&q=uji%20normalitas&f=false

Sekaran, R. & Bougie, R. (2013). Research Methods for Business. United

Kingdom: John Wiley & Sons Ltd. Diakses dari:

https://books.google.fr/books?id=Ko6bCgAAQBAJ&printsec=frontcover&dq

=isbn:9781119165552&hl=&cd=1&source=gbs_api#v=onepage&q&f=false

Page 25: PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI …

25

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Supriyati & Cholil, Muhammad. (2017). Aplikasi Technology Acceptance Model

Pada Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Jurnal Bisnis & Manajemen

Vol. 17, No. 1, 2017 : 81 – 102. Diakses dari:

https://jurnal.uns.ac.id/jbm/article/download/12308/10654

Surya, I.G.G &Widhiyani, N.L.S. (2016). Penerapan Teknik Audit Berbantuan

Komputer Dan Computer Self Efficacy Pada Kinerja Auditor. E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana.14.2 Februari (2016). 1423-1451. Diakses

dari: https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/15516/12655

Triany, D., Gunawan, H., & Purnamasari, P. (2016). Pengaruh Pemanfaatan

Teknologi Informasi dan Kompleksitas Tugas terhadap Kinerja Auditor

(Survei pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung). Jurnal Prosiding

Akuntansi Volume 2, No.2, Tahun 2016. Diakses dari:

http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/akuntansi/article/viewFile/5114/pdf

Trisnaningsih, Sri. (2007). Independensi Auditor Dan Komitmen Organisasi

Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya

Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Jurnal

Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, Indonesia. Diakses dari:

http://arikamayanti.lecture.ub.ac.id/files/2014/09/Trisnaningsih_auditor.pdf

Venkatesh, V dan F.D. Davis. (2000). A Theoritical Extension of The

Technology Acceptance Model = Four Longitudinal Fields Studies.

Management Science Vol. 46, No. 2, Februari, h.186-204. Diakses dari:

https://www.researchgate.net/profile/Fred_Davis2/publication/227447282_A

_Theoretical_Extension_of_the_Technology_Acceptance_Model_Four_Long

itudinal_Field_Studies/links/54ad669b0cf24aca1c6f3672/A-Theoretical-

Extension-of-the-Technology-Acceptance-Model-Four-Longitudinal-Field-

Studies.pdf

Van Blerkom, M.L.(2009). Measurement and Statistics for Teacher. New York:

Routledge. Diakses dari:

https://socialsciences.exeter.ac.uk/media/universityofexeter/collegeofsocialsci

encesandinternationalstudies/education/research/centres/writing/innovationsc

hools/Measurement_And_Statistics_For_Teachers.pdf