pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan …digilib.unila.ac.id/54941/3/skripsi...

50
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN SKILL MULTIREPRESENTASI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA (Skripsi) Oleh RIKY ARDIYANSYAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 03-Feb-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

TERBIMBING DAN SKILL MULTIREPRESENTASI TERHADAP

PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA

(Skripsi)

Oleh

RIKY ARDIYANSYAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

TERBIMBING DAN SKILL MULTIREPRESENTASI TERHADAP

PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA

Oleh

RIKY ARDIYANSYAH

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model

pembelajaran inkuiri terbimbing dan skill multirepresentasi terhadap penguasaan

konsep fisika siswa, serta interaksi penggunaan model pembelajaran inkuiri

terbimbing dengan skill multirepresentasi terhadap penguasaan konsep fisika

siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan

kelas kontrol, di SMAN 13 Bandarlampung pada semester ganjil tahun ajaran

2017/2018 menggunakan desain control group pretest-posttest. Model

pembelajaran inkuiri terbimbing diterapkan pada kelas eksperimen, sedangkan

kelas kontrol diterapkan model direct instruction. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran dan skill

multirepresentasi terhadap penguasaan konsep fisika siswa. Rata-rata n-gain

penguasaan konsep fisika siswa setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri

terbimbing lebih besar jika dibandingkan setelah diterapkan model direct

instruction, yaitu 0,522 dan 0,254. Rata-rata nilai skill multirepresentasi siswa

pada kelas eksperimen yaitu 59,03 lebih besar dibandingkan pada kelas kontrol

Riky Ardiyansyah

yaitu 44,38. Model pembelajaran inkuiri terbimbing berinteraksi dengan skill

multirepresentasi terhadap penguasaan konsep pada kategori tingkat skill

multirepresentasi sedang-tinggi.

Kata kunci: inkuiri terbimbing, skill multirepresentasi, penguasaan konsep

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

TERBIMBING DAN SKILL MULTIREPRESENTASI TERHADAP

PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA

Oleh

RIKY ARDIYANSYAH

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Judul Sl<ripi

Nama Mahasiswa

No. PokokMahasisnra

Program Studi

Jurtrsan

Fakultas

q{c'f /gdttanstqft

13l3022tr/u^

Pendfulikan Fisika

Pendidikan MIPA

Sesunan, M.Pd.

PENGARUH PENGGI'NAAI\T MOI}ELPEMBELAJARAN IIYKT]IRI TERBIMBING DAI\ISKILL MULTIREPRESENTASI ITRHADAPPENGUASAAN KONSEP mSIKA SISWA

Dre.NIP

r'mxynrsffr-,...r+. . :' - -, __ .

// r\'%./' *d'ttri '.1 il"r*

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

,{

Dr. Caswite, M.SilNIP 19671004 199303 I 004

$' *nr..

IVayan s.Pd., M.sLNIP 198s123t2W812100r19570W2198,103 1003

t. Tim Penguji

Ketua

Sekretaris

PengujiBukanPembimbing

MENGESAHKAI\I

: Drs. Feriansyah Sesunan, M.Pd. ....

: \Yayan Suana, S.Pd., M.Si.

:'Drs I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. .

Keeuruan qnllmu Pendidk{

rn Raja, M.?d. 9198905 t-Ou

:-.=-.--..'

*{c}-

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 11 Desember 2018

STIRAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah:

Nama :RikyArdiyansyah

NPM " : 1313022060

Fakultas/ Jurusan : Klpl pendidikan MIPA

Program Studi

Alamat

: Pendidikan Fisika

: Desa Taraman RTIRW: A9fi3, Kec. Semendawai Suku

III, Kab. OganKomeringUlu Timur

Dengan ini menyatakan bahwa dalam slcripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergunnn tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pndapat yang pernah

diurlis atau diterbitkan oleh orang lairq kecuali yang secara tertulis diacu dalam

rnskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

ll Desember20l8

ArdiyansyahNPM 131302206A

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis, Riky Ardiyansyah. Penulis dilahirkan di Taraman,

Kecamatan Semendawai Suku III, OKU Timur, pada 19 Januari 1995, sebagai

anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Sariyono dan Ibu Kasinem.

Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 2 Taraman Kec. Semendawai

Suku III, OKU Timur, pada tahun 2001 dan diselesaikan pada tahun 2007,

kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Semendawai Timur,

Kec. Semendawai Suku III, OKU Timur, pada tahun 2007 yang diselesaikan pada

tahun 2010 dan penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Semendawai

Suku III, Kec. Semendawai Suku III, OKU Timur, pada tahun 2010 yang

diselesaikan pada tahun 2013. Pada tahun 2013, penulis diterima sebagai

mahasiswa di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Haduyang Ratu, Kecamatan

Padang Ratu, Lampung Tengah dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di

SMA N 1 Padang Ratu, Kabupaten Lampung Tengah.

MOTTO

“Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu tetapi ia baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu tetapi ia buruk bagimu, dan Allah maha mengetahui sedangkan kamu tidak

mengetahui”

(QS. Al-Baqarah: 216)

“Temukan kepribadianmu dengan melakukan tiga hal; pertama, jadilah manusia paling baik di sisi Allah; kedua, jadilah manusia paling buruk dalam pandangan dirimu; ketiga, jadilah

manusia biasa di hadapan sesama manusia”

(Ali bin Abi Thalib)

“Sesuatu akan terlihat tidak mungkin sampai saat semuanya selesai”

(Nelson Mandela)

“Jangan salah persepsi”

(Riky Ardiyansyah)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang selalu melimpahkan

nikmat-Nya dan semoga shalawat selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW. Penulis mempersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti nan

tulus kepada:

1. Orang tuaku tersayang Bapak Sariyono dan Ibu Kasinem yang telah sepenuh

hati mendidik serta mendo’akanku dalam setiap kebaikan;

2. Adikku tersayang Ani Syntia yang telah memberikan doa dan semangatnya

untuk keberhasilanku;

3. Almamater tercinta, Universitas Lampung.

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas nikmat dan hidayah-Nya, penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Skill Multirepresentasi terhadap Penguasaan

Konsep Fisika Siswa” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung;

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA;

3. Bapak Dr. I Wayan Distrik, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika;

4. Bapak Drs. Feriansyah Sesunan, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik

sekaligus Pembimbing I atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan

bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi

ini;

5. Bapak Wayan Suana, S.Pd., M.Si. selaku Pembimbing II atas kesediaan dan

keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan

selama penyusunan skripsi ini;

6. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. selaku Pembahas yang selalu

memberikan bimbingan dan saran atas perbaikan skripsi ini;

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Fisika dan

Jurusan Pendidikan MIPA;

8. Ibu Dra. Hj. Rospardewi, M.M. selaku Kepala SMA Negeri 13 Bandar

Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan

penelitian;

9. Bapak M. Arif, S.Pd., S.Kom. selaku guru mata pelajaran fisika di SMA

Negeri 13 Bandar Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk melaksanakan penelitian;

10. Siswa-siswi SMA Negeri 13 Bandar Lampung kelas XI IPA dan XII IPA atas

bantuan dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung;

11. Sahabat-sahabatku keluarga besar Pendidikan Fisika Angkatan 2013.

12. Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta

berkenan membalas kebaikan yang diberikan kepada Penulis dan semoga skripsi

ini dapat bermanfaat di kemudian hari.

Bandar Lampung, 11 Desember 2018

Penulis,

Riky Ardiyansyah

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ viii

I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 3

E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 4

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5

A. Kerangka Teoritis ......................................................................... 5

1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ............................. 5

2. Skill Multirepresentasi .......................................................... 11

3. Penguasaan Konsep .............................................................. 12

B. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 16

C. Anggapan Dasar ........................................................................... 18

D. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 18

III. METODE PENELITIAN ................................................................. 20

A. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 20

B. Desain Penelitian ......................................................................... 20

C. Variabel Penelitian ....................................................................... 22

D. Instrumen Penelitian .................................................................... 22

E. Analisis Instrumen ....................................................................... 22

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 24

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ............................ 25

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 28

A. Hasil Penelitian ............................................................................ 28

1. Tahap Pelaksanaan ................................................................ 28

2. Uji Validitas, Reliabilitas, dan Tingkat Kesukaran .............. 33

3. Pengujian Hipotesis .............................................................. 35

B. Pembahasan .................................................................................. 42

V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 48

A. Simpulan ...................................................................................... 48

B. Saran ............................................................................................ 48

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Strategi membelajarkan konsep .......................................................... 14

2. Kriteria penilaian penguasaan konsep.................................................. 24

3. Hasil uji validitas soal penguasaan konsep ......................................... 33

4. Hasil uji reliabilitas soal penguasaan konsep ...................................... 34

5. Hasil uji tingkat kesukaran soal penguasaan konsep .......................... 34

6. Rata-rata n-gain penguasaan konsep ................................................... 35

7. Persentase kategori n-gain penguasaan konsep .................................. 35

8. Hasil uji normalitas n-gain penguasaan konsep .................................. 36

9. Hasil uji homogenitas n-gain penguasaan konsep .............................. 37

10. Hasil uji two way anova ...................................................................... 38

11. Nilai koefisien determinasi ................................................................. 40

12. Rata-rata n-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol ......................... 41

13. Rata-rata n-gain berdasarkan tingkat skill multirepresentasi masing-

masing kelas ........................................................................................ 41

14. Rata-rata n-gain berdasarkan tingkat skill multirepresentasi .............. 41

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gambaran dasar interaksi antar variabel dalam penelitian .................. 17

2. Desain control group pretest-posttest ................................................. 20

3. Diagram penelitian .............................................................................. 21

4. Grafik interaksi model pembelajaran dengan skill multirepresentasi . 39

5. Persentase penggunaan tipe representasi oleh siswa ........................... 42

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus materi elastisitas dan hukum hooke ....................................... 53

2. Rencana pelakasanaan pembelajaran kelas eksperimen ..................... 55

3. Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas kontrol .............................. 66

4. Kisi-kisi dan rubrikasi soal uji validitas dan reliabilitas ..................... 75

5. Rekapitulasi data uji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran ..... 92

6. Kisi-kisi dan rubrikasi soal penguasaan konsep ................................. 95

7. Soal penguasaan konsep ..................................................................... 105

8. Rubrik penilaian skill multirepresentasi .............................................. 107

9. Rekapitulasi penguasaan konsep kelas eksperimen ............................ 108

10. Rekapitulasi nilai skill multirepresentasi kelas eksperimen ................ 109

11. Rekapitulasi penguasaan konsep kelas kontrol ................................... 110

12. Rekapitulasi nilai skill multirepresentasi kelas kontrol ....................... 111

13. Rekapitulasi uji normalitas dan homogenitas ..................................... 112

14. Hasil uji two way anova ...................................................................... 114

15. Hasil uji koefisien determinasi ............................................................ 116

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 revisi tahun 2016 merupakan

proses pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan

berpikir, dan keterampilan psikomotorik siswa melalui interaksi langsung

dengan sumber belajar yang dirancang dalam bentuk kegiatan-kegiatan

pembelajaran berbasis aktivitas. Perkembangan pengetahuan yang dimiliki

oleh siswa dapat diketahui secara terus menerus, salah satunya dengan

mengukur penguasaan konsep yang dimiliki siswa. Mengukur penguasaan

konsep siswa dapat dilakukan menggunakan instrumen khusus yang berbeda

dengan instrumen hasil belajar.

Kemampuan siswa dalam menguasai konsep akan menentukan keberhasilan

siswa dalam mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Kemampuan

menguasai konsep juga merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki siswa

pada pembelajaran fisika, karena mampu menghafal saja tidak cukup untuk

menyelesaikan suatu permasalahan fisika. Permasalahan fisika dapat

diselesaikan menggunakan suatu cara penyajian/representasi. Representasi

merujuk pada bagaimana cara menyampaikan sesuatu sehingga dapat

dipahami oleh yang lainnya tanpa menimbulkan masalah. Representasi yang

2

digunakan tidak hanya dalam satu bentuk, namun dapat berupa banyak bentuk

(multirepresentasi). Beberapa contoh representasi yang sering digunakan

dalam menyelesaikan permasalahan fisika yaitu berupa gambar dan

matematis.

Mengacu kembali pada kurikulum 2013 revisi 2016 yang berbasis aktivitas,

maka dalam proses pembelajaran fisika yang dilakukan harus menggunakan

salah satu model pembelajaran yang berbasis aktivitas pula. Model

pembelajaran yang berbasis aktivitas salah satunya adalah inkuiri terbimbing.

Inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran berbasis penemuan yang

menuntut adanya aktivitas dalam proses penemuan tersebut. Aktivitas

tersebut terangkum dalam sintaks (langkah-langkah) pembelajaran yang

secara umum berupa “masalah-pengumpulan dan analisis data-kesimpulan”.

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka peneliti melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan

Skill Multirepresentasi terhadap Penguasaan Konsep Fisika Siswa”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang peneliti rumuskan adalah bagaimana:

1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap

penguasaan konsep fisika siswa.

2. Pengaruh skill multirepresentasi terhadap penguasaan konsep fisika

siswa.

3

3. Interaksi antara penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan

skill multirepresentasi terhadap penguasaan konsep fisika siswa.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana:

1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap

penguasaan konsep fisika siswa.

2. Pengaruh skill multirepresentasi terhadap penguasaan konsep fisika

siswa.

3. Interaksi antara penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan

skill multirepresentasi terhadap penguasaan konsep fisika siswa.

4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti

Memberikan pengalaman melakukan pembelajaran langsung

menggunakan model inkuiri terbimbing, mempelajari konsep fisika, dan

mempelajari skill multirepresentasi.

2. Bagi guru

Memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk

mengoptimalkan kemampuan siswa dalam menguasai konsep fisika

dengan memperhatikan skill multirepresentasi yang dimilki siswa.

4

3. Bagi siswa

Memberikan pengalaman belajar yang berbeda, mengembangkan

kemampuan multirepresentasi, dan meningkatkan penguasaan konsep

fisika.

4. Bagi sekolah

Model pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan diharapkan dapat

meningkatkan penguasaan konsep fisika dan skill multirepresentasi

siswa.

5. Ruang Lingkup Penelitian

Batasan dalam penelitian ini adalah:

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 13

Bandarlampung.

2. Materi pokok fisika yang digunakan adalah Elastisitas dan Hukum

Hooke.

3. Pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing, yang terdiri dari

fase orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan.

4. Skill multirepresentasi merupakan suatu cara untuk menyatakan suatu

konsep. Skill multirepresentasi yang diamati adalah skill representasi

secara verbal, matematis, dan gambar.

5. Penguasaan konsep yang diukur meliputi tingkat pemahaman, penerapan

dan analisis.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

a. Definisi inkuiri

Inkuiri berasal dari kata inquiry yang merupakan kata dalam bahasa

inggris yang berarti penyelidikan atau meminta keterangan. Inkuiri

cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran mengenai konsep-

konsep (Anam, 2015: 7). Inkuiri merupakan suatu rangkaian

kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh

kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,

kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri

pengetahuan, sikap, dan skill sebagai wujud adanya perilaku

(Hanafiah & Suhana, 2009: 77).

Berdasar pada pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa inkuiri

merupakan suatu proses menemukan informasi yang dilakukan

dalam pembelajaran melalui suatu rangkaian kegiatan observasi atau

eksperimen untuk dapat memecahkan suatu masalah yang berkaitan

dengan konsep. Inkuiri juga dapat diterapkan pada pembelajaran

6

yang berkaitan dengan konsep-konsep. Proses observasi atau

eksperimen dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.

b. Model pembelajaran inkuiri terbimbing

Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan pembelajaran

yang melibatkan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan

belajar, sehingga siswa dapat mengembangkan sikap percaya diri

tentang apa yang ditemukannya selama proses inkuiri tersebut

(Kurniasih & Sani, 2015: 113-114). Inkuiri terbimbing cocok untuk

diterapkan dalam pembelajaran mengenai konsep-konsep dan

prinsip-prinsip yang mendasar dalam bidang ilmu tertentu. Orlich,

et.al dalam Anam (2015: 17-18) menyatakan bahwa ada beberapa

karakteristik dari inkuiri terbimbing yang perlu diperhatikan, yaitu:

1) Kemampuan berpikir siswa dikembangkan melalui

observasi spesifik hingga membuat inferensi atau

generalisasi;

2) Sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian

atau objek kemudian menyusun generalisasi yang sesuai;

3) Bagian tertentu dari pembelajaran dikontrol oleh guru

misalnya kejadian, data, materi dan berperan sebagai

pemimpin kelas;

4) Setiap siswa berusaha membangun pola yang bermakna

berdasarkan hasil observasi di dalam kelas;

5) Kelas diharapkan berfungsi sebagai laboratorium

pembelajaran;

6) Sejumlah generalisasi tertentu, biasanya akan diperoleh dari

siswa;

7) Guru memotivasi semua siwa untuk mengomunikasikan

hasil generalisasinya sehingga dapat dimanfaatkan oleh

seluruh siswa dalam kelas.

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat dikatakan bahwa model

pembelajaran inkuiri terbimbing menekankan pada keterlibatan

7

siswa secara maksimal dalam proses pembelajaran, sehingga siswa

akan dapat mengembangkan rasa percaya dirinya atas temuannya

dengan bantuan guru, karena dalam hal ini guru berperan sebagai

penanggung jawab dalam kegiatan pembelajaran.

c. Langkah-langkah inkuiri terbimbing

Langkah-langkah dalam melaksanakan model pembelajaran inkuiri

terbimbing dilaksanakan atas petunjuk dari guru. Kegiatannya

dimulai dari pertanyaan inti, yaitu guru mengajukan berbagai

pertanyaan yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan siswa

pada kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya siswa melakukan

percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya

(Hanafiah & Suhana, 2009: 77).

Langkah-langkah inkuiri sesuai dengan yang dikemukakan oleh

Kurniasih & Sani (2015: 114) adalah sebagai berikut.

1) Melakukan orientasi

Tahap ini terdiri atas beberapa hal yang harus dilakukan.

Hal-hal yang dilakukan pada langkah ini adalah sebagai

berikut.

a) Memberikan pemahaman tentang topik, tujuan, dan

hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.

b) Memberikan pemahaman kepada siswa tentang pokok-

pokok kegiatan yang akan dilakukan.

c) Memberikan penjelasan tentang arti penting topik dan

kegiatan sebagai upaya memberikan motivasi belajar

kepada siswa.

2) Merumuskan masalah

Memancing siswa untuk memecahkan persoalan yang

mengandung teka-teki.

3) Merumuskan hipotesis

Meminta pendapat siswa mengenai persoalan yang

disajikan, hingga nanti mereka menemukan sendiri

kesimpulan yang seharusnya.

8

4) Mengumpulkan data

Mengajak siswa menemukan data-data yang menunjang

pemecahan persoalan-persoalan melalui diskusi ataupun

secara individu.

5) Menguji hipotesis

Menentukan jawaban yang diterima sesuai dengan data atau

informasi yang diperoleh.

6) Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan berdasarkan jawaban yang telah

diterima.

Berdasarkan pemaparan tersebut, secara umum model pembelajaran

inkuiri terbimbing dilaksanakan dengan tahapan orientasi,

merumuskan masalah dan hipotesis, mengumpulkan data, menguji

hipotesis, serta merumuskan kesimpulan. Kegiatan tersebut

dilaksanakan atas bimbingan guru.

d. Kelebihan dan kekurangan inkuiri terbimbing

1) Kelebihan inkuiri terbimbing

Kelebihan inkuri terbimbing sebagaimana telah ditegaskan oleh

Bruner dalam Anam (2015: 16), seorang psikolog dari Harvard

University di Amerika Serikat adalah sebagai berikut.

a) Siswa akan lebih baik dalam memahami konsep-konsep

dasar dan ide-ide .

b) Membantu dalam menggunakan daya ingat dan transfer

pada situasi-situasi proses belajar yang baru.

c) Mendorong siswa untuk berpikir inisiatif dan merumuskan

hipotesisnya sendiri.

d) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas

inisiatifnya sendiri.

9

e) Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik.

f) Situasi proses belajar menjadi lebih terstimulus.

Kelebihan inkuiri yang dikemukakan oleh Amien dalam

Sudarman (2012: 7), yaitu:

a) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif

sendiri.

b) Menciptakan suasana akademikyang mendukung

berlangsungnya pembelajaran yang bersifat student center.

c) Membantu siswa mengembangkan konsep diri yang positif

dan meningkatkan pengharapan, sehingga siswa

mengembangkan ide untuk menyelesaikan tugas dengan

caranya sendiri.

d) Mengembangkan bakat individual secara optimal.

e) Menghindarkan siswa dari cara belajar menghafal.

Kelebihan inkuiri yang dikemukakan oleh Kurniasih & Sani

(2015: 114), yaitu:

a) Pembelajaran lebih bermakna karena menekankan

pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor

secara seimbang.

b) Siswa diberikan ruang untuk belajar sesuai dengan gaya

belajar mereka.

c) Sesuai dengan perkembangan psikologi modern yang

menganggap belajar sebagai proses perubahan.

10

d) Siswa dengan kemampuan belajar bagus tidak akan

terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Kelebihan inkuiri sebagaimana dikemukakan Hanafiah &

Suhana (2009: 79) adalah sebagai berikut.

a) Membantu siswa untuk mengembangkan, kesiapan,

serta penguasaan skill dalam proses kognitif;

b) Siswa memperoleh pengetahuan secara individual

sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam

pikirannya;

c) Membangkitkan motivasi dan gairah belajar siswa

untuk belajar lebih giat lagi;

d) Memberikan peluang untuk berkembang dan maju

sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing;

e) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri

sendiri dengan proses menemukan sendiri karena

pembelajaran berpusat pada siswa dengan peran guru

yang sangat terbatas.

Berdasarkan pendapat tersebut, inkuiri terbimbing memiliki

beberapa kelebihan. Siswa menjadi termotivasi karena model ini

menuntut keterlibatan secara maksimal sehingga dapat

memperkuat dan menambah rasa percaya dirinya sehingga akan

lebih baik dalam memahami konsep-konsep yang disebabkan

terdorongnya siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep

yang ada pada materi pembelajaran.

2) Kekurangan Inkuiri Terbimbing

Kekurangan inkuiri seperti diungkapkan oleh Kurniasih & Sani

(2015: 115) adalah sebagai berikut.

a) Sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur

dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

11

b) Memungkinkan untuk terjadi proses pembelajaran yang

panjang sehingga akan terkendala dengan waktu.

Kekurangan inkuiri sebagaimana diungkapkan oleh Hanafiah &

Suhana (2009: 79) yaitu:

a) Sulit diterapkan jika guru dan siswa sudah sangat terbiasa

dengan proses belajar mengajar dengan gaya lama.

b) Tidak akan mencapai hasil yang memuaskan dengan jumlah

siswa yang banyak.

Pemaparan tersebut menjelaskan bahwa terdapat beberapa

kekurangan yang dimiliki model inkuiri terbimbing. Kekurangan

tersebut dapat diminimalisir dengan perencanaan yang matang

mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. Keterampilan

guru dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan untuk

mengurangi dampak kekurangan model pembelajaran ini.

2. Skill Multirepresentasi

Multirepresentasi menurut Firmando, dkk. (2016: 4) adalah suatu cara

untuk menyatakan suatu konsep melalui berbagai cara, bentuk atau

format yang berbeda, baik itu verbal, gambar, grafik dan matematis. Hal

ini berarti bahwa tidak hanya ada satu cara dalam menyajikan suatu

konsep, dengan adanya variasi ini memungkinkan beberapa cara untuk

menguasai suatu konsep. Mereka yang memiliki kemampuan lebih dalam

hal mengolah kata akan lebih baik merepresentasikan konsep dalam

bentuk verbal, begitupun dengan bentuk-bentuk yang lain. Namun, dalam

12

mempelajari konsep fisika, menguasai satu bentuk representasi dirasa

kurang cukup, karena fisika bukan sekedar kata-kata, gambar-gambar,

grafik, maupun persamaan-persamaan matematik saja, tetapi merupakan

gabungan dari keempat bentuk representasi tersebut.

Menurut Yusup (2009:2), dalam fisika banyak tipe representasi yang

dapat dimunculkan. Tipe-tipe tersebut antara lain:

a. Deskripsi verbal

Untuk memberikan definisi dari suatu konsep, verbal adalah suatu

cara yang tepat untuk digunakan.

b. Gambar/diagram

Suatu konsep akan lebih jelas ketika dapat kita representasikan

dalam bentuk gambar. Gambar membantu memvisualisasikan

sesuatu yang masih bersifat abstrak. Dalam fisika banyak bentuk

diagram yang sering digunakan (sesuai konsep), antara lain: diagram

gerak, diagram bebas benda, diagram garis medan, diagram muka

gelombang, dan masih banyak diagram yang sering digunakan dalam

fenomena fisika.

c. Grafik

Penjelasan yang panjang terhadap suatu konsep dapat kita

representasikan dalam satu bentuk grafik. Oleh Karena itu

kemampuan membuat dan membaca grafik adalah keterampilan

yang sangat diperlukan.

d. Matematik

Untuk menyelesaikan persoalan kuantitatif, representasi matematik

sangat diperlukan. Namun penggunaan representasi kuantitatif ini

akan banyak ditentukan keberhasilannya oleh penggunaan

representasi kualitatif secara baik.

3. Penguasaan Konsep

a. Penguasaan Konsep

Konsep adalah sekelompok objek, peristiwa, atau simbol yang

memiliki karakteristik sama yang dapat diidentifikasikan dengan

nama yang sama. Konsep menunjukkan suatu hubungan antar

konsep-konsep yang lebih sederhana sebagai dasar perkiraan atau

13

jawaban manusia terhadap pertanyaan-pertanyaan yang bersifat asasi

tentang mengapa suatu gejala itu bisa terjadi. Konsep diperoleh dari

fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi, dan berfikir

abstrak. Konsep dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan

fakta atau pengetahuan baru, sedangkan kegunaan konsep adalah

menjelaskan dan meramalkan (Uno & Koni, 2014: 102).

Pemahaman terhadap konsep diartikan sebagai kemampuan

seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau

menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan

yang pernah diterimanya. Pemahaman bukan hanya sekedar

mengingat fakta, akan tetapi berkenaan dengan kemampuan

menjelaskan, menerangkan, menafsirkan atau kemampuan

menangkap makna dari suatu konsep (Sanjaya dalam Febrianti dkk,

2013: 57). Pemahaman terhadap konsep-konsep dapat dibedakan

dalam tujuh dimensi sebagaimana diungkapkan oleh Flavel dalam

Sagala (2013: 72-73), yaitu:

1. Atribut, setiap konsep mempunyai atribut yang berbeda.

2. Struktur, menyangkut cara terkaitnya atau tergabungnya

atribut-atribut itu. Ada tiga macam struktur yang dikenal.

a) Konsep-konsep konjungtif adalah konsep-konsep

dimana terdapat dua atau lebih sifat-sifat, sehingga

dapat memenuhi syarat sebagai contoh konsep.

b) Konsep-konsep disjungtif adalah konsep-konsep

dimana satu dari dua atau lebih sifat-sifat harus ada.

c) Konsep-konsep relasional menyatakan hubungan

tertentu antara atribut-atribut konsep.

3. Keabstrakan, yaitu konsep-konsep dapat dilihat dan

konkret, atau konsep-konsep itu terdiri dari konsep-konsep

lain.

4. Keinklusifan (inclusiveness), yaitu ditunjukkan pada jumlah

contoh-contoh yang terlibat dalam konsep itu.

14

5. Generalitas atau keumuman, yaitu bila diklasifikasikan,

konsep-konsep dapat berbeda dalam posisi superordinat

atau subordinatnya.

6. Ketepatan, yaitu suatu konsep menyangkut apakah ada

sekumpulan aturan-aturan untuk membedakan contoh-

contoh dari noncontoh-noncontoh suatu konsep.

7. Kekuatan (power), yaitu kekuatan suatu konsep oleh sejauh

mana orang setuju bahwa konsep itu penting.

Strategi dalam membelajarkan konsep seperti dirangkum oleh

Herron dkk. dalam Asmawati (2015, 12-13) pada Tabel 1.

Tabel 1. Strategi Membelajarkan Konsep

No. Jenis Konsep Strategi Membelajarkan

1. Konsep yang tidak

menyajikan masalah

Mendaftar contoh-contoh dari

konsep yang mengandung atribut

variabel dan non contoh yang

tidak mengandung atribut

pentingnya

2. Konsep tanpa hal yang jelas Mendaftar model-model atau

ilustrasi dalam menempatkan

contoh dan non contoh nyata

3. Konsep dengan atribut

kriteria yang tidak jelas

Membuat daftar pertanyaan yang

diharapkan akan ditanyakan siswa

apakah suatu hal itu adalah contoh

konsep

4. Konsep-konsep yang

memerlukan pengetahuan

prinsip dasar

Mengupayakan agar atribut

kriteria dan atribut variabel

konsep transparan dalam

membuat contoh

5. Konsep yang melibatkan

perwakilan simbolis

Memisahkan atribut kriteria dari

konsep dan aturan-aturan yang

dapat diterima

6. Konsep yang menyebutkan

proses

Mendeskripsikan material fisik

yang tersirat pada objek (konsep)

7. Konsep yang menyebutkan

atribut dan sifat

Mendefinisikan dan membuat

daftar atribut, mendeskripsikan

pendeteksian atribut,

membandingkan knampakan

atributnya dengan atribut konsep

lain

8. Konsep yang

menggambarkan atribut dan

sifat

Memberi definisi dan

mengidentifikasi apa yang

diukurnya

15

Berdasarkan pemaparan tersebut, penguasaan konsep dapat diartikan

sebagai kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan,

menerjemahkan serta menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri

terhadap konsep-konsep yang telah diterimanya. Konsep-konsep

tersebut dapat diperoleh melalui fakta, peristiwa, pengalaman

melalui generalisasi, maupun dari cara berfikir abstrak yang

dimilikinya. Masing-masing konsep memiliki cara membelajarkan

yang berbeda.

b. Indikator penguasaan konsep

Pengetahuan siswa dan pemahamannya tentang suatu konsep dapat

diukur dengan empat cara, seperti yang dikemukakan oleh Eggen &

Kauchak dalam Hasanah & Sumaryati (2015: 58), yaitu:

1) Mendefinisikan konsep

2) Mengidentifikasi karakteristik-karakteristik konsep

3) Menghubungkan konsep dengan konsep-konsep lain

4) Mengidentifikasi atau memberikan contoh dari konsep yang

belum pernah dijumpai sebelumnya

Daryanto (2010: 106-107) menjabarkan tiga kemampuan

pemahaman:

1) Menerjemahkan (translation)

2) Menginterpretasi (interpretation)

3) Mengekstrapolasi (extrapolation)

Berdasarkan pendapat tersebut, indikator-indikator penguasaan

konsep yang dapat digunakan dalam pengukuran tingkat penguasaan

16

konsep fisika siswa adalah: 1) Mendefinisikan konsep, siswa mampu

menyatakan definisi dari konsep yang diminta menggunakan

bahasanya sendiri; 2) Mengidentifikasi karakteristik konsep, siswa

mampu mengidentifikasi konsep-konsep yang digunakan dalam soal;

3) Menghubungkan konsep yang satu dengan konsep yang lain,

siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang memuat hubungan

antara konsep satu dengan lainnya; dan 4) Memberi contoh dari

konsep, siswa mampu membedakan contoh dari satu konsep dengan

konsep lainnya dari suatu permasalahan yang disajikan. Instrumen

yang dapat digunakan untuk mengukur penguasaan konsep adalah

soal pilihan jamak beralasan dengan menggunakan indikator

ketercapaian hasil belajar. Jika pilihan yang dipilih benar dan alasan

yang diberikan oleh siswa dalam menyelesaikan soal sesuai, maka

dapat dikatakan bahwa siswa menguasai konsep.

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan pemaparan pada kajian teoritis, akan dijelaskan bagaimana

hubungan antar variabel penelitian dapat terjadi. Model pembelajaran inkuiri

terbimbing akan menuntut siswa untuk menemukan sendiri konsep yang

dipelajarinya secara langsung melalui kegiatan ilmiah, sehingga konsep-

konsep tersebut akan mudah dipahami dan akan melekat pada pikiran siswa

sehingga sulit untuk dilupakan. Adanya pengaruh model pembelajaran inkuiri

terbimbing terhadap penguasaan konsep dapat diketahui dari adanya

peningkatan penguasaan konsep siswa antara sebelum dan sesudah mengikuti

17

pembelajaran menggunakan model ini ataupun melalui perbedaan yang

ditimbulkan setelah digunakannya dan tanpa digunakannya model

pembelajaran inkuiri terbimbing.

Siswa yang mampu menguasai konsep dengan baik dapat juga diketahui

melalui tingkat skill multirepresentasi yang dimilikinya. Mereka yang tingkat

skill multirepresentasinya tinggi memiliki kemungkinan menguasai konsep

dengan baik, karena mereka lebih mudah dalam memahami konsep dalam

berbagai representasi. Skill multirepresentasi yang dimaksud bukan hanya

merupakan kemampuan untuk memahami konsep dalam berbagai

representasi, namun juga bagaimana mengkomunikasikan konsep dalam

berbagai representasi.

Berdasarkan pemaparan mengenai hubungan model pembelajaran inkuiri

terbimbing terhadap penguasaan konsep siswa dan pemaparan mengenai

hubungan antara skill multirepresentasi dengan penguasaan konsep siswa,

dapat disimpulkan suatu kerangka pemikiran yang sesuai dengan judul

penelitian peneliti. Gambaran dasar mengenai hubungan variabel yang ada

pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Gambaran dasar interaksi antar variabel dalam penelitian

Model Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing

Penguasaan

Konsep Fisika Mempengaruhi

Skill

Multirepresentasi

18

C. Anggapan Dasar

Anggapan dasar pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Kedua kelas memperoleh materi, alokasi waktu kegiatan pembelajaran,

dan juga guru yang sama.

2. Siswa pada kelas eksperimen diberikan perlakuan menggunakan

pembelajaran inkuiri terbimbing dan siswa pada kelas kontrol diberikan

perlakuan menggunakan pembelajaran direct instruction.

3. Setiap siswa dari kedua kelas memiliki penguasaan konsep awal fisika

yang sama.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang peneliti rumuskan yaitu:

1. Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing

terhadap penguasaan konsep fisika siswa. Secara statistik, hipotesis

tersebut dapat ditulis sebagai berikut.

H0 : Tidak terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri

terbimbing terhadap penguasaan konsep fisika siswa

H1 : Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri

terbimbing terhadap penguasaan konsep fisika siswa

2. Terdapat pengaruh skill multirepresentasi terhadap penguasaan konsep

fisika siswa. Secara statistik, hipotesis tersebut dapat ditulis sebagai

berikut.

H0 : Tidak terdapat pengaruh skill multirepresentasi terhadap

penguasaan konsep fisika siswa

19

H1 : Terdapat pengaruh skill multirepresentasi terhadap penguasaan

konsep fisika siswa

3. Terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran inkuiri

terbimbing dan skill multirepresentasi terhadap penguasaan konsep fisika

siswa. Secara statistik, hipotesis tersebut dapat ditulis sebagai berikut.

H0 : Tidak terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran

inkuiri terbimbing dan skill multirepresentasi terhadap penguasaan

konsep fisika siswa

H1 : Terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran inkuiri

terbimbing dan skill multirepresentasi terhadap penguasaan konsep

fisika siswa

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dari penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 13

Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 yang

terbagi dalam 6 kelas, yaitu kelas XI IPA1 sampai dengan XI IPA6. Sampel

dipilih menggunakan teknik Purposive Sampling, dengan hasil bahwa sebagai

kelas eksperimen adalah kelas XI IPA3 dengan jumlah 31 siswa dan sebagai

kelas kontrol adalah kelas XI IPA4 dengan jumlah 32 siswa.

B. Desain Penelitian

Penelitian dilakukan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran pada

siswa kelas XI IPA4 sebagai kelas eksperimen (menggunakan model

pembelajaran inkuiri terbimbing) dan siswa kelas XI IPA3 sebagai kelas

kontrol (menggunakan model direct instruction). Desain penelitian

menggunakan rancangan desain Control Group Pretest-Posttest, seperti

ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Desain penelitian control group pretest-posttest.

(Arikunto, 2013: 125)

E O1 X O2

K O3 Y O4

21

Keterangan:

E : Kelas eksperimen

O1 : Pretest

X : Penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing

O2 : Posttest

K : Kelas kontrol

O3 : Pretest

Y : Penggunaan model direct instruction

O4 : Posttest

Tahap penelitian yang dilakukan, secara umum seperti dalam Gambar 3.

Gambar 3.2. Diagram penelitian.

Pembelajaran

menggunakan model

pembelajaran inkuiri

terbimbing

Skill

multirepresentasi

Mengobservasi

Pretest

Posttest

Pembelajaran

menggunakan model

direct instruction

Skill

multirepresentasi

Mengobservasi

Pretest

Posttest

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Bandingkan

22

C. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua variabel. Variabel bebas yang terdiri atas

pembelajaran yang digunakan (model inkuiri terbimbing pada kelas

eksperimen dan model direct instruction pada kelas kontrol) dan skill

multirepresentasi yang terdiri atas tiga tingkatan (rendah, sedang, dan tinggi),

serta penguasaan konsep sebagai variabel terikat.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pilihan jamak

beralasan (digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan konsep fisika

siswa) dan lembar analisis jawaban soal (digunakan untuk penilaian skill

multirepresentasi siswa).

E. Analisis Instrumen

Sebelum digunakan, instrumen diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya.

1. Validitas

Penentuan tingkat validitas butir soal menggunakan korelasi product

moment pearson dengan mengkorelasikan antara skor yang didapat siswa

pada suatu butir soal dengan skor total yang didapat. Rumus yang

digunakan:

(Arikunto, 2013: 213)

23

Keterangan :

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = banyaknya peserta tes

X = nilai hasil uji coba

Y = nilai total hasil uji coba

Interpretasi mengenai besarnya koefisien kolerasi sebagai berikut.

Antara 0,81 sampai dengan 1,00 : sangat valid

Antara 0,61 sampai dengan 0,80 : valid

Antara 0,41 sampai dengan 0,60 : cukup valid

Antara 0,21 sampai dengan 0,40 : kurang valid

Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : tidak valid

(Jihad dan Haris, 2012: 179)

2. Reliabilitas

Tingkat reliabilitas soal dapat diukur dengan menggunakan perhitungan

Alpha Cronbach. Rumus yang digunakan dinyatakan dengan:

(Arikunto, 2013: 239)

Keterangan :

n = banyaknya butir soal

= jumlah varians skor tiap item

= varians skor total

Rumus untuk mencari varians adalah:

Interpretasi nilai r11 mengacu pada pendapat Guilford:

0,91 ≤ r11 ≤ 1,00 : sangat reliabel

0,71 ≤ r11 ≤ 0,90 : reliabel

0,41 ≤ r11 ≤ 0,70 : cukup reliabel

0,21 ≤ r11 ≤ 0,40 : kurang reliabel

0,00 ≤ r11 ≤ 0,20 : tidak reliabel

(Jihad dan Haris, 2012: 181)

24

Penghitungan validitas dan reliabilitas instrumen juga dapat dilakukan

menggunakan aplikasi SPSS 21.0 dengan kriteria jika nilai koefisien korelasi

lebih dari 0,300 maka instrumen dapat dikatakan valid dan reliabel.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data penguasaan konsep fisika siswa dikumpulkan dengan menggunakan

instrumen berupa 5 soal pilihan jamak beralasan yang dikembangkan

menggunakan indikator penguasaan konsep. Soal ini diujikan ketika sebelum

pembelajaran dan sesudah pembelajaran. Kriteria penilaian yang digunakan

untuk menilai penguasaan konsep dimuat dalam Tabel 2.

Tabel 2. Kriteria Penilaian Penguasaan Konsep

Kriteria Penilaian Skor

Jawaban benar, alasan benar 4

Jawaban benar, alasan tidak benar 3

Jawaban benar, tidak ada alasan 2

Jawaban tidak benar 1

(Pujiati, 2013)

Keterangan:

Menguasai konsep : 3 < skor ≤ 4

Beruntung (cukup menguasai konsep) : 2 < skor ≤ 3

Menebak (kurang menguasai konsep) : 1 < skor ≤ 2

Tidak menguasai konsep : skor ≤ 1

Data penguasaan konsep yang diperoleh, selanjutnya dihitung derajat

peningkatannya menggunakan normalisasi gain (n-gain).

25

Keterangan:

g = Skor n-gain

= Skor posttest

= Skor pretest

= Skor maksimum

Kategori n-gain :

Tinggi : 0,7 ≤ 1

Sedang : 0,3 < 0,7

Rendah : < 0,3

Data skill multirepresentasi dikumpulkan dengan menggunakan lembar

analisis jawaban soal. Alasan jawaban dari siswa dalam menjawab soal

penguasaan konsep, digunakan sebagai penilaian terhadap skill

multirepresentasi yang dimiliki siswa Data tersebut kemudian

diklasifikasikan dengan rumus yang dikemukakan oleh Purwanto dalam

Oktaviani dan Hidayat (2010: 16-17).

Dengan:

NP = Nilai persen skill multirepresentasi

SD = Skor diperoleh

SM = Skor maksimal

Kriteria skill multirepresentasi:

Tinggi : 76% - 100% (meliputi kategori baik dan sangat baik)

Sedang : 60% - 75% (meliputi kategori cukup)

Rendah : ≤59% (meliputi kategori kurang dan sangat kurang)

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data kuantitatif dengan tipe

skala. Proses analisis data dilakukan menggunakan aplikasi SPSS 21.0

dengan uraian sebagai berikut:

26

1. Uji prasyarat

Uji prasyarat yang dimaksud adalah uji normalitas dan uji homogenitas.

Data n-gain penguasaan konsep siswa pada masing masing kelas diuji

normalitasnya menggunakan uji kolmogorov smirnov dengan α yang

digunakan 0,05.

H0: Data tidak berdistribusi normal

H1: Data berdistribusi normal

Kriteria yang digunakan adalah terima H0 jika Asymp.sig ≤ 0,05 dan tolak

H0 jika Asymp.sig > 0,05.

Data yang diuji homogenitasnya adalah data n-gain penguasaan konsep

fisika siswa pada masing-masing kelas. Data tersebut diuji dengan

menggunakan uji Levene. Data bersifat homogen jika Asymp.sig > 0,05

dan bersifat tidak homogen jika Asymp.sig ≤ 0,05.

2. Uji hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan uji two way anova, dengan

hipotesis statistik sebagai berikut.

a. H0 : Tidak terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran

inkuiri terbimbing terhadap penguasaan konsep fisika siswa

H1 : Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri

terbimbing terhadap penguasaan konsep fisika siswa

Kriteria yang digunakan adalah terima H0 jika nilai Asymp sig > 0,05

dan tolak H0 jika nilai Asymp sig ≤ 0,05.

27

b. H0 : Tidak terdapat pengaruh skill multirepresentasi terhadap

penguasaan konsep fisika siswa

H1 : Terdapat pengaruh skill multirepresentasi terhadap penguasaan

konsep fisika siswa

Kriteria yang digunakan adalah terima H0 jika nilai Asymp sig > 0,05

dan tolak H0 jika nilai Asymp sig ≤ 0,05.

c. H0 : Tidak terdapat interaksi antara penggunaan model

pembelajaran inkuiri terbimbing dan skill multirepresentasi

terhadap penguasaan konsep fisika siswa

H1 : Terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran

inkuiri terbimbing dan skill multirepresentasi terhadap

penguasaan konsep fisika siswa

Kriteria yang digunakan adalah terima H0 jika nilai Asymp sig > 0,05

dan tolak H0 jika nilai Asymp sig ≤ 0,05.

IV. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing

terhadap penguasaan konsep fisika siswa. Pengaruh tersebut dapat

diketahui dari hasil output uji two way anova, yaitu nilai sig. pada

parameter kelas sebesar 0,000.

2. Skill multirepresentasi berpengaruh sebesar 78,4% terhadap penguasaan

konsep fisika yang dimiliki siswa. Skill ini juga dapat mendukung

keberhasilan penerapan model pembelajaran inkuiri terhadap penguasaan

konsep fisika pada materi hukum hooke, yang ditunjukkan oleh koefisien

determinasi sebesar 86,4%.

3. Terjadi interaksi antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan

skill multirepresentasi pada kategori tingkat skill multirepresentasi

sedang-tinggi.

B. Saran

1. Skill multirepresentasi yang dimiliki siswa menjadi hal penting untuk

diperhatikan guna meningkatkan tingkat penguasaan konsep fisika.

49

2. Alokasi waktu dalam pembelajaran ketika menggunakan model

pembelajaran inkuiri terbimbing perlu diperhatikan, agar pembelajaran

dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pemilihan materi fisika yang

cocok dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing juga

menjadi hal yang perlu diperhatikan agar keberhasilan pembelajaran

dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Liliasari, Rusli, A. & Waldrip B. 2011. Implementasi pembelajaran

berbasis multirepresentasi untuk peningkatan penguasaan konsep fisika

kuantum. Jurnal Cakrawala Pendidikan. Vol 1 (1), 30-45.

Alfionita, S., Ertikanto, C. & Nyeneng, I.D.P. 2016. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Elastisitas dan Hukum Hooke.

(Produk Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 17 hlm.

Anam, K. 2015. Pembelajaran Berbasis Inkuiri: Metode dan Aplikasi. Pustaka

Pelajar, Yogyakarta. 166 hlm.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta,

Jakarta. 413 hlm.

Asmawati, E. Y. S. 2015. Lembar Kerja Siswa (LKS) Menggunakan Model

Guided Inquiry. Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan

Penguasaan Konsep Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol 3 (1), 1-16.

Daryanto. 2010. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta. 191 hlm.

Fidianingsih, R., Maharta, N., & Sesunan, F. 2013. Pengaruh Representasi

Analogi terhadap Kemampuan Berpikir Rasional dan Penguasaan Konsep

Fisika Siswa. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol 1 (6), 45-57.

Firmando, Parindra, Fakhruddin, dan Syahril. 2016. Efektivitas Penerapan

Pembelajaran IPA Fisika Berbasis Multirepresentasi terhadap Pemahaman

Konsep Pada Materi Cahaya Kelas VIII di SMPN 12 Pekanbaru. Jurnal

Pendidikan Fisika. Vol 3 (2), 1-12.

Gunawan, H. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Alfabeta, Bandung. 330 hlm.

Hanafiah, N. & Suhana, C. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika

Aditama, Bandung. 176 hlm.

Hasanah, D. U. & Sumaryati, A. S. 2015. Upaya Meningkatkan Pemahaman

Konsep Matematika dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Peserta

51

didik Kelas VIII C SMP Negeri 11 Yogyakarta. Jurnal Derivat. Vol 2 (2),

56-64.

Jihad, A. & Haris, A. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Multi Pressindo, Yogyakarta.

196 hlm.

Kurniasih, I. & Sani, B. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk

Peningkatan Profesionalitas Guru. Kata Pena, Jakarta. 128 hlm.

Manulung F., Nyeneng, I D. P., & Maharta, N. 2013. Pengaruh Motivasi Belajar

dan Keterampilan Proses Sains terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa.

Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol 1 (2), 55-66.

Ngertini, N., Saida, W., & Yudana, M. 2013. Pengaruh Implementasi Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep

dan Literasi Sains Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Amlapura. E-journal

Program Pascasarjana Undiksha. Vol 4 (1), 1-11.

Oktaviani, F. & Hidayat, T. 2010. Profil Keterampilan Representasi Peserta didik

SMA Menggunakan Metode Fenetik dalam Pembelajaran Klasifikasi

Arthropoda. Jurnal Pengajaran MIPA. Vol 15 (1), 13-24.

Pahini, N., Abdurrahman, & Suana, W. 2014. Pengaruh Skill Multirepresentasi

Siswa terhadap Hasil Belajar Fisika pada Model Pembelajaran Exclusive.

Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol 2 (5), 123-134.

Pujiati. 2013. Pengaruh Keterampilan Representasi Sains Menggunakan Model

Pembelajaran Learning Cycle 3 E terhadap Penguasaan Konsep Fisika

Peserta didik. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol 1 (4), 47-57.

Qodariyah, L. & Hendriana, H. 2015. Mengembangkan Kemapuan Komunikasi

dan Disposisi Matematik Peserta didik SMP melalui Discovery Learning.

Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran. Vol 2 (3), 241-252.

Rosyana, T. & Sari, I. P. 2015. Penerapan Aktivitas Quick on The Draw melalui

Pendekatan Thinking Aloud Pair Problem Solving untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi dan Penalaran Matematis Peserta didik MA.

Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi. Vol 2 (2), 192-202.

Sagala, S. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta, Bandung. 374 hlm.

Saroji, A., Ertikanto, C., & Wahyudi, I. 2017 Pengaruh Skill Representasi Grafis

terhadap Penguasaan Konsep Fisika melalui Model Inkuiri Terbimbing.

Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol 5 (3), 102-113.

Sudarman, I N. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap

Pemahaman Konsep dan Kinerja Ilmiah Siswa SMP. Jurnal Pasca

Undiksha. Vol 2 (1), 1-19.

52

Suhandi, A. & Wibowo, F. C. 2012. Pendekatan multirepresentasi dalam

pembelajaran usaha-energi dan dampak terhadap pemahaman konsep

mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol 8 (1), 1-7.

Tangkas, I M. 2012. Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Keterampilan

Proses Sains Siswa Kelas X SMAN 3 Amlapura. E-journal Program

Pascasarjana Undiksha. Vol 2 (2), 20-36.

Uno, H. B. & Koni, S. 2014. Assessment Pembelajaran. Bumi Aksara, Jakarta.

236 hlm.

Utami, G., Suyanto, E. & Abdurrahman. 2013. The Influence of Free-Body

Diagram Representation Skill towards The Concept Comprehension. Jurnal

Pembelajaran Fisika. Vol 1 (1), 81-91.

Yusup, M. 2009. Multirepresentasi dalam Pembelajaran Fisika. Prosiding Seminar

Nasional Pendidikan FKIP Unsri. 1-7.

LAMPIRAN