pengaruh penggunaan media sosial facebook … · 2021. 4. 29. · abstrak nurmala dewi,2021....
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK TERHADAPKEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IX UPTD SPF SMPN 1
WATANSOPPENG DAN UPTD SPF SMPN 3 WATANSOPPENG
THE INFLUENCE BY USING FACEBOOK SOCIAL MEDIA TONARRATIVE WRITING SKILL AT CLASS IX UPTD SPF SMPN 1WATANSOPPENG DAN UPTD SPF SMPN 3 WATANSOPPENG
TESIS
O l e h
NURMALA DEWINomor Induk Mahasiswa105.04.13.030.18
PROGRAM PASCASARJANAMAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2021
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK TERHADAPKEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IX UPTD SPF SMPN 1
WATANSOPPENG DAN UPTD SPF SMPN 3 WATANSOPPENG
TESIS
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister
Program StudiMagister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun dan Diajukan oleh
NURMALA DEWINomor Induk Mahasiswa105.04.13.030.18
Kepada
PROGRAM PASCASARJANAMAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2021
ABSTRAK
Nurmala Dewi,2021. Pengaruh Penggunaan Media Sosial Facebookterhadap Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas IX UPTD SPF SMPN 1Watansoppeng dan UPTD SPF SMPN 3 watansoppeng, dibimbing olehMunirah dan Abdul Munir K.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan mediasosial facebook terhadap kemampuan menulis narasi siswa kelas IXUPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng dan UPTD SPF SMPN 3watansoppeng. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimendengan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalahkeseluruhan siswa kelas IX di UPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng danUPTD SPF SMPN 3 watansoppeng dengan menggunakan TeknikPurposive Sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian inisebanyak 54 siswa. Dalam pembelajarannya, kelas eksperimenmenggunakan media sosial facebook kemudian pada kelas kontrol tanpamenggunakan media sosial facebook. Teknik pengumpulan data melaluites kemampuan menulis narasi dan dokumentasi. Teknik analisis datadilakukan dengan dua cara yaitu analisis statistik deskriptif dan analisisstatistik inferensial dengan uji hipotesis uji t- Independen Sample Test.Berdasarkan hasil pengolahan data akhir (posttest) diperoleh nilai rata-rata dari masing-masing kelas eksperimen sebesar 87 dan 80 sedangkankelas kontrol masing-masing sebesar 70 dan 67. Hasil uji hipotesismenunjukkan bahwa dengan taraf signifikansi 95% dan derajat kebebasan(df) 25 ℎ > yaitu 5,478 > 2,059.pada UPTD SPF SMPN 1Watansoppeng dan ℎ > yaitu 4,525 > 2,049. pada UPTD SPFSMPN 3 Watansoppeng berarti uji hipotesis uji t- keduanya adalahditolak dan diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaanyang signifikan antara nilai pembelajaran keterampilan menulis narasipada kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah diberikan perlakuanberbeda. Dengan demikian,terbukti bahwa penggunaan media sosialfacebook berpengaruh pada pembelajaran keterampilan menulis narasisiswa kelas IX UPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng dan UPTD SPF SMPN3 Watansoppeng.
Kata kunci: Pengaruh, Media Sosial Facebook, KemampuanMenulis Narasi
MOTO
Memulai dengan niat yang baik dan penuh keyakinan
Menjalankan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan
Menyelesaikan dengan penuh kebahagiaan
PERSEMBAHAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah Swt.Tesis
ini saya persembahkan kepada kedua orang tuaku,
saudaraku dan sahabatku tercinta yang telah
memberikan kasih sayangnya dengan tulus dan
ikhlas serta selalu berdoa untuk keselamatanku,
memberikan dukungan secara ikhlas agar meraih
masa depan yang cerah.
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. karena berkat rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Selawat dan salam senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad saw. yang mengantarkan manusia dari
zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang saat ini.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi
terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang.
Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan,
tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan. Disadari bahwa penulisan
tesis ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dan dorongan berbagai
pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah penulis mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada kepada kedua orang tua,
ayahanda tercinta Nurdin Tallasa dan ibunda tersayang Nursia yang telah
memberikan kasih sayang, semangat, pengorbanan, nasihat yang tiada
hentinya, berdoa, mengasuh, membesarkan,mendidik, berjuang,dan
membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu hingga dapat
menyelesaikan studi.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tesis ini.
Namun, keberhasilan dalam menyelesaikan penulisan tesis ini tidak
terlepas dari bantuan semua berbagai pihak yang senantiasa ikhlas
memberikan bimbingan, dukungan, dan dorongan yang tak ada hentinya.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-setingginya
kepada Prof H. Ambo Asse, M.Ag.,Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar, Dr. H. Darwis Muhdina, M.Ag., Direktur Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Abd. Rahman Rahim, M.Hum.,
Ketua Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Muhammadiyah Makassar, serta seluruh dosen dan para staf
pegawai dalam lingkungan program pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Makassar.yang telah membekali penulis dengan
serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi
penulis.Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Munirah, M.Pd. dan
Dr. Abdul Munir K, M.Pd., sebagai pembimbing I dan pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi dalam penyusunan
tesis ini.
Terima kasih pula saya ucapkan kepada keluargaku yang telah
memberikan semangat, bantuan dan motivasi dalam penyusunan tesis
selama ini. Terima kasih juga untuk sahabat-sahabat penulis dan kepada
teman-teman kelas C Sabtu-Ahad 2018 yang telah bersedia membantu
mulai dari masuk kuliah sampai sekarang.
Setelah melalui proses yang panjang dan penuh tantangan, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan tesis iniyang tentunya masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Walaupun demikian, penulis
berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan telebih khusus ke
penulis. Dan semoga niat baik, suci, serta usaha yang sungguh-sungguh
mendapat ridho dari sisi-Nya. Aamiin Ya Robbal Alaamiin.
Makassar, April 2021
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. ii
HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI ................................................. iii
ABSTRAK ........................................................................................... iv
MOTO .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ........................................................................... vii
DAFTAR ISI......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 12
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoretis .......................................................................... 15
1. Keterampilan Menulis Narasi .............................................. 15
2. Media Pembelajaran............................................................ 19
3. Media sosial Facebook ........................................................ 23
4. Pola Implementasi Pembelajaran Menggunakan
Facebook sebagai Media................................................... 30
5. Kelebihan Facebook sebagai Media Pembelajaran............. 32
6. Kelemahan Facebook sebagai Media Pembelajaran........... 34
B. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................ 35
C. Kerangka Pikir........................................................................... 37
D. Hipotesis Penelitian .................................................................. 40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain dan Metode Penelitian .................................................. 41
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 43
C. Populasi dan sampel................................................................. 44
D. Instrumen Penelitian ................................................................. 46
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 50
F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ........ 51
G. Teknik Analisis Data.................................................................. 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 57
1. Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas IX.4 UPTD
SPFSMPN 1 Watansoppeng dan Kelas IX.3 UPTD SPF
SMPN 3Watansoppeng Tanpa Menggunakan Media Sosial
Facebook ............................................................................. 57
2. Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas IX.3 UPTD
SPFSMPN 1 Watansoppeng dan Kelas IX.2 UPTD SPF
SMPN 3Watansoppeng dengan Menggunakan Media
Sosial Facebook ..................................................................108
3. Pengaruh Penggunaan Media Sosial Facebook terhadap
Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas IX UPTD SPF
SMPN 1 Watansoppeng dan UPTD SPF SMPN 3
Watansoppeng .................................................................... 152
B. Pembahasan ............................................................................. 160
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 165
B. Saran ........................................................................................ 166
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 167
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
3.1Desain Penelitian Solomon Four Group Desaign............................. 42
3.2Populasi Penelitian ........................................................................... 44
3.3Sampel Penelitian .......................................................................... 45
3.4Kisi-kisi Penilaian Keterampilan Menulis narasi............................. 46
3.5Rubrik penilaian keterampilan menulis karangan Menulis ............ 47
3.6Pengkategorian Tingkat Pemahaman Siswa................................. 54
4.1Tingkat Kemampuan Pembelajaran Menulis Narasi Nilai
Pretest Kelas Kontrol I ................................................................... 81
4.2Tingkat Kemampuan Pembelajaran Menulis Narasi Nilai
Posttest Kelas Kontrol I ................................................................ 82
4.3Tingkat Kemampuan Pembelajaran Menulis Narasi Nilai
Pretest Kelas Kontrol II .................................................................. 106
4.4Tingkat Kemampuan Pembelajaran Menulis Narasi Nilai
Posttest Kelas Kontrol II ................................................................ 107
4.5Tingkat Kemampuan Pembelajaran Menulis Narasi Nilai
Pretest Kelas Kontrol I ................................................................... 129
4.6Tingkat Kemampuan Pembelajaran Menulis Narasi Nilai
Posttest Kelas Eksperimen I......................................................... 130
4.7Tingkat Kemampuan Pembelajaran Menulis Narasi Nilai
Pretest Kelas Eksperimen II .......................................................... 150
4.8Tingkat Kemampuan Pembelajaran Menulis Narasi Nilai
Posttest Kelas Eksperimen II......................................................... 151
4.9Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Pretest Kelas IX.4 pada UPTD
SPF SMPN 1 Watansoppeng (Kontrol) ........................................ 152
4.10Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Posttest Kelas IX.4 pada UPTD
SPF SMPN 1 Watansoppeng (Kontrol) ......................................... 153
4.11Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Pretest Kelas IX.3 pada UPTD
SPF SMPN 3 Watansoppeng (Kontrol) ......................................... 153
4.12Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Posttest Kelas IX.3 pada UPTD
SPF SMPN 3 Watansoppeng (Kontrol) ........................................ 154
4.13Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Pretest Kelas IX.3 pada UPTD
SPF SMPN 1 Watansoppeng (Eksperimen) ..................................154
4.14Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Pretest Kelas IX.3 pada UPTD
SPF SMPN 1 Watansoppeng (Eksperimen) ..................................155
4.15Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Pretest Kelas IX.2 pada UPTD
SPF SMPN 3 Watansoppeng (Eksperimen) ..................................155
4.16Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Pretest Kelas IX.2 pada UPTD
SPF SMPN 3 Watansoppeng (Eksperimen) ..................................156
4.17Uji Homogenitas Data PosttestKelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol pada UPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng ........................ 156
4.18Uji Homogenitas Data PosttestKelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol pada UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng ........................ 157
4.19Hasil Uji Independent Samples Test Data Kemampuan
Menulis Narasi Siswa IX UPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng...... 159
4.20Hasil Uji Independent Samples Test Data Kemampuan
Menulis Narasi Siswa IX UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng...... 159
DAFTAR LAMPIRAN
I. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .............................................. 171
II. Hasil Menulis Narasi Siswa .............................................................. 175
III. Daftar Nilai Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.......................... 214
IV. Daftar Hadir Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.............. 222
V. Dokumentasi.................................................................................. 226
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat aspek
keterampilan berbahasa yang harus dimiliki. Keempat aspek keterampilan
berbahasa diantaranya keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya satu kesatuan.
Sesuai dengan realita yang terlihat dalam pernyataan yang menyatakan
bahwa seseorang dikatakan terampil berbahasa apabila yang
bersangkutan terampil dalam menyimak, terampil dalam berbicara, dan
terampil dalam menulis suatu bahasa.
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif dan dibutuhkan dalam kegiatan
pembelajaran. Menulis dapat dikatakan sebagai keterampilan berbahasa
yang paling rumit diantara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya,
karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata ataupun kalimat
melainkan mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu
struktur tulisan yang teratur.
Dilihat dari segi pragmatiknya, keterampilan menulis dibutuhkan
dari berbagai jenjang mulai dari jenjang SD sampai dengan jenjang
perguruan tinggi. Meskipun demikian, pembelajaran menulis sudah lama
menjadi permaslahan dalam sistem pembelajaran bahasa Indonesia.
Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan pada siswa kelas
IX yakni menulis narasi. Pada tingkatan SMP/MTs pembelajaran menulis
narasi kelas IX tertuang dalam silabus pada aspek keterampilan menulis
dengan kompetensi dasar “Menulis teks cerita pendek bertolak dari
peristiwa yang pernah dialami”. Dalam ajaran Islam juga menganjurkan
setiap umatnya untuk menulis. Ajuran untuk menulis didijelaskan oleh
Rasulullah dalam satu hadits bersabda:
طئاحلا يف ولو ھبتكاف ائیش تعمس اذإ
Terjemahnya:
“Apabila engkau mendengar sesuatu (dari ilmu) maka tulislahwalaupun di atas tembok.” (HR. Abu Khaitsamah dalam Al-Ilmuno.146)
Keterampilan Menulis adalah aktivitas literasi yang bisa dilakukan
hampir semua kalangan. Bahkan di era virtual sekarang, begitu mudahnya
akses untuk menulis. Juga dikenal publik tentunya, bila karya-karyanya
terpublikasi. Pun dengan ragam manfaat yang lain.Masih banyak manfaat
menulis.
Keterampilan menulis narasi khusunya para siswa harus menjadi
perhatian yang serius bagi guru bahasa Indonesia. Hal ini di dasari bahwa
masih banyak siswa yang kurang dari KBM (Ketuntasan Belajar
Minimum). Rendahnya kualitas pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah
selama ini disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya adalah
penggunaan media pembelajaran yang diterapkan oleh guru mata
pelajaran.
Hal inilah yang mendasari sehingga muncul permasalahan dalam
pembelajaran keterampilan menulis narasi. permasalahan tersebut yang
ditemukan peneliti di dalam kelas. Secara teori, para siswa telah
mengetahui tentang menulis narasi dengan baik. Siswa mampu
memahami pengertian tentang narasi dan ciri-ciri narasi serta jenis-jenis
narasi. Hanya saja, ketika ditugaskan untuk menulis narasi, siswa
mengalami kesulitan dalam menemukan dan menuangkan ide atau
gagasannya ke dalam bentuk tulisan narasi, serta siswa masih mengalami
kesulitan untuk memulai menulis.
Siswa mengalami kebingungan ketika hendak menuangkan urutan
gagasannya ke dalam tulisan. Jika pun selesai dalam tulisannya, masih
banyak kesalahan tulisan dan teks ceritanya tidak runtut, sehingga konflik,
klimaks, dan penyelesaian dalam teks cerita yang dibuatnya tidak terlihat
dengan baik.
Masalah tersebut menunjukkan bahwa sistem pembelajaran
menulis narasi perlu adanya perbaikan. Perbaikan memerlukan kreativitas
guru bahasa untuk menggunakan berbagai metode atau teknik, serta yang
dapat membelajarkan siswa secara efektif, kreatif, dan menyenangkan.
Walaupun tidak menutup kemungkinan, masih banyak guru tidak
menggunakan metode dan teknik, serta media yang variatif, sehingga
kegiatan menulis narasi dirasa membosankan dan sulit dipahami oleh
siswa.
Dari hasil observasi awal, permasalahan-permasalahan inilah yang
peneliti dapatkan di UPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng dan UPTD SPF
SMPN 3 Watansoppeng. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan
dalam mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk tulisan narasi,
sehingga keterampilan menulis narasi siswa masih lemah dan pada
umumnya siswa kesulitan dalam memulai suatu tulisan.Permasalahan
tersebut harus segera di atasi dan dicari solusinya. Guru harus berusaha
untuk mengembangkan kreativitas siswanya sehingga para siswa dapat
menuangkan gagasan dan pikirannya dalam bentuk tulisan dengan baik.
Guru bisa memulai dengan memanfaatkan media-media yang ada
dengan cara membuat dan menyiapkan media yang tepat untuk
mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Oleh
karena itu, peneliti berusaha memberikan alternatif dalam menyelasaikan
permasalahan tersebut. Peneliti mencoba menggunakan media yang saat
ini sangat sering diminati dan disukai oleh siswa yaitu menggunakan
media sosial facebook. Facebook pertama kali muncul pada tahun 2004
atas prakarsa dari salah seorang mahasiswa di Universitas Harvard yang
bernama Mark Zuckerberg.
Teknologi internet berkembang sangat pesat pada saat ini terutama
pada penggunaan media sosial khususnya media sosial facebook.
Facebook ini tidak harus memiliki komputer atau telepon yang canggih
karena untuk mengakses facebook dapat menggunakan komputer dan
telepon yang biasa asalkan terhubungan dengan jaringan internet.
Facebook ini juga dapat digunakan oleh semua kalangan tetapi sebaiknya
pengguna facebook minimal berusia 13 tahun karena facebook tidak hanya
memberikan dampak positif tetapi dapat juga memberikan dampak negatif
dari si pengguna dan itupun bergantung pada penggunanya.
Kehadiran media sosial facebook patut disyukuri karena melalui
media sosial ini banyak siswa yang sudah mulai belajar menulis. Media
sosial facebook ini dapat dijadikan media dalam menulis siswa. Hal
tersebut sejalan dengan firman Allah Swt. dalam Al-qur’an yaitu:
كبرومركلاا يذلا ملع ملقلاب
أرقا
Terjemahnya:Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam.(Q.S. Al-‘Alaq:4)
Ayat keempat dari Q.S. Al-‘Alaq terdapat kata ( ملقلا ). Menurut Al-
Asfahani berarti potongan dari suatu yang agak keras seperti kuku dan
kayu, serta secara khusus digunakan untuk menulis (pena). Sedangkan
menurut tafsir Al-Maraghi ayat tersebut menjelaskan bahwa Dia-lah Allah
yang menjadikan kalam sebagai media yang digunakan manusia untuk
memahami sesuatu, sebagaimana mereka memahaminya melalui ucapan.
Wahyu pertama yang turun kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam adalah perintah membaca, yakni bacalah dari hafalanmu. Jika
tidak ada, maka dari tulisanmu. Maka AllahTabaraka wa
Ta’ala menjelaskan bagaimana hendaknya kita mengobati penyakit ini,
yaitu penyakit lupa. Cara mengobati penyakit lupa adalah dengan menulis.
Tulisan adalah salah satu bahan utama agar ibadah membaca bisa
dilakukan. Maka, membuat tulisan sebagai bahan untuk membaca juga
merupakan amal saleh.Sedemikian penting dan besarnya peran pena dan
apa yang ditulis oleh manusia, Allah sampai bersumpah menggunakan
nama pena dalam Al-Quran Surat Al-Qalam (68) aya 1
◌ ن نورطسی امو ملقلٱو
Terjemahnya:“Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis.”
Facebook ini juga menjadikan siswa sebagai media untuk
membagikan karya tulisnya. dalam ajaran islam dianjurkan setiap umatnya
untuk menebar manfaat bagi kehidupan umat. Tertuang dalam hadits
Rasulullah:
ریخ سانلا مھعفنأ سانلل
Terjemahnya:“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”(HR. Ahmad, ath – Thabrani, ad – Daruqutni)
Jika anda mempunyai hobi menulis asalkan itu dengan tujuan yang
positif untuk menebar manfaat bagi kehidupan umat, tentu saja dianjurkan
dalam Islam. Karena Allah memerintahkan kepada hamba–Nya untuk
berilmu dan bisa bermanfaat bagi sesama. Ingat manusia diciptakan
olehAllah Swt sebagai makhluk sosial yang sudah menjadi kewajiban
untuk membantu orang lain bahkan bisa bermanfaat.
Selain anda menulis untuk menyalurkan hobi, namun disisi lain anda
bisa mendapatkan penghasilan tambahan yang lumayan banyak jika anda
memang mau menekuni dunia menulis tersebut. Peluang seperti ini bisa
anda manfaatkan untuk mencari rejeki sekaligus membagikan manfaat.
Facebook menjadi kebiasaan yang tidak bisa dilepaskan. Banyak
siswa yang aktivitasnya tidak pernah terlepas dari media sosial facebook.
Sebelun dan setelah dari sekolah, bahkan sebelum tidur ia pun masih
update status. Keberadaan media sosial telah mengajari banyak siswa
untuk menulis, sebagian siswa ada yang menulis dengan keinginannya,
mengeluh atas apa yang terjadi, curhat atas perasaannya, ada pula yang
belajar menyadur dengan mengambil kutipan Ayat Alquran, kata bijak,
atau kutipan lagu, dan sebagainya. Banyak pula siswa yang
memanfaatkan media sosial facebook sebagai sarana untuk menelusuri
informasi dengan membaca artikel, link, atau tulisan-tulisan yang ada di
facebook.Hal tersebut tertuang dalam firman Allah Swt
اوزشنا لیق اذ او مكل حسفی اوحسفاف سلجملا ىف اوحسفت مكل لیق اذا اونما نیذلا اھیایيبخ نولمعت امب و تجرد ملعلا اوتوا نیذلا و مكنم او نما نیذلا عفری اوزشناف
Terjemahan:
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:“Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscayaAllah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:“Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikanorang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahuiapa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah : 11)
Pada ayat tersebut menjelaskan bahwa jika anda menggunakan
media sosial untuk mencari informasi yang bermanfaat, pastinya akan
sangat membantu anda untuk menambah wawasan, seperti halnya untuk
mendalami ilmu agama yang anda punya. Tidak perlu buku bertumpuk –
tumpuk anda sudah bisa mendapatkan semua informasi yang anda
inginkan.
Pengaruh teknologi informasi tidak hanya sebatas pada kecepatan
dan kemudahan, tetapi sudah mempengaruhi pola pikir dan pola
kehidupan manusia, termasuk juga dalam pola berbahasa. Hadirnya
teknologi informasi mengubah pola berbahasa manusia. Demikian juga,
hadirnya media sosial facebook memunculkan pola bahasa yang unik.
Dalam berkomunikasi melalui media sosial facebook sering ditemukan
kata-kata baru yang tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI). Demikian juga, dalam tataran sintaksis dan semantiknya.
Facebook memiliki berbagai fitur di dalamnya. Seperti halnya
melakukan siaran langsung, mencari topik dengan tagar, mengunggah
foto dan album sekalipun, meninggalkan komentar, dan lain-lain. Dengan
keragaman fitur yang disediakan, membuat facebook menjadi sangat
akrab di kalangan pengguna internet yang di antaranya ialah siswa atau
pelajar. Facebook dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi di antara
siswa, baik untuk berdiskusi, memberikan pengumuman, berbagai
informasi dan sebagainya. Penyebaran informasi melalui facebook dinilai
sangat efektif karena sebagian besar siswa memiliki akun facebook dan
selalu online atau terhubung antara satu dengan yang lain.
Penggunaan media facebook ini dapat mengunggah materi
pelajaran melalui fitur note yang disediakan dan dapat memanfaatkan fitur
tag untuk menandai teman yang ditujunya. Apabila ada hal yang akan
ditanyakan, pengguna akun facebook dapat langsung bertanya atau
berkomentar pada kotak dialog (kolom komentar) yang telah disediakan.
Kegiatan menulis di media sosial facebook, merupakan media yang paling
diminati oleh siswa untuk mengungkapkan isi hatinya, menyampaikan ide-
ide yang ada di dalam pikirannya.
Melalui facebook, siswa terstimulus dan terinspirasi untuk menulis
sesuatu hal yang dilihatnya dan yang pernah dialaminya, bahkan yang
sedang dirasakan saat itu. Selain itu, fasilitas notes atau catatan dalam
facebook, sering digunakan untuk membuat sebuah teks cerita panjang
seperti diari, puisi, teks cerita pendek, curahan hati, dan bisa mengunggah
foto atau video yang disertai dengan kalimat yang indah. Oleh sebab itu,
kegiatan menulis di media sosial facebook memiliki potensi dapat
mempengaruhi keterampilan menulis narasi.
Beberapa peneliti telah menggunakan media sosial facebook
sebagai media pembelajaran diantaranya, Aay Rizki Amelia, 2018. Judul "
Penggunaan Bahasa Gaul di Media Sosial Facebook dan Kaitannya
dengan Karangan Narasi Siswa Kelas XII SMA YAPINK Tambun Selatan
Bekasi."Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: sebanyak 12 atau 57,14
% siswa kelas XII mampu menulis karangan narasi pada pelajaran bahasa
Indonesia dan tidak terpengaruh oleh penggunaan bahasa gaul.
Sebanyak 4 atau 19,04 % siswa kelas XII masih menggunakan bahasa
gaul, baik dalam menulis karangan narasi maupun di media sosial
Facebook. Sebanyak 2 atau 9,25% siswa kelas XII yang menggunakan
bahasa gaul di Facebook, ternyata tidak terpengaruh saat menulis
karangan narasi. Sebanyak 3 atau 14,28% siswa kelas XII yang
menggunakan bahasa gaul ketika menulis narasi, ternyata bahasa
tersebut tidak digunakan ketika menulis status di Facebook.
Tasriadi. 2018.. Judul tesis " Dampak media sosial terhadap
penggunaan bahasa indonesia baku siswa kelas IX SMP Negeri 4
Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
wujud penggunaan bahasa dalam jejaring social facebook dan karangan
narasi dari hasil analisis karangan narasi siswa kelas IX SMP Negeri 4
Marioriwawo dari 17 siswa yang menulis narasi hanya terdapat satu orang
yang menggunakan bahasa gaul dalam karangan narasi, terdapat 16
orang menggunakan bahasa baik dan benar hal ini berpengaruh oleh
penggunaan bahasa gaul di media Facebook hanya 6% dan tidak
terpengaruh oleh penggunaan bahasa gaul adalah 94% kategori tersebut
masih aman dalam penggunaan bahasa Indonesia baku dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah SMP Negeri 4 Marioriwawo.
Eni Sugiarti, 2018. Judul " Peningkatan Keterampilan Menulis
Narasi melalui Media Jejaring Sosial Facebook" menyimpulkan bahwa:
Peningkatan proses pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan
media jejaring sosial facebook kelas IX MTs Negeri 14 Jakarta mengalami
peningkatan ke arah yang lebih baik, yaitu perhatian terhadap
pembelajaran, semangat belajar, keaktifan berdiskusi, keaktifan
mengerjakan tugas, dan keaktifan menyunting tulisan Peningkatan proses
pembelajaran terjadi secara bertahap peningkatan secara bertahap dari
mulai data hasil praintervensi ke data hasil intervensi siklus I sampai
dengan data hasil intervensi siklus II.
Beberapa penelitian tersebut terdapat persamaan dan perbedaan,
persamaannya tampak pada penggunaan media sosial facebook dalam
penulisan keterampilan narasi banyak ditemukan dalam tesis, Jurnal dan
kumpulan karya tulis ilmiah lain. Perbedaannya belum diketahui ada
peneliti yang meneliti penggunaan facebook sebagai media pembelajaran
dalam keterampilan menulis narasi, khususnya pada isi gagasan,
organisasi isi, tata bahasa, pilihan struktur, dan kosa kata, beserta ejaan.
Hal inilah yang mendasari peneliti melakukan penelitian terkait
pengaruh penggunaan media sosial facebookterhadap kemampuan
menulis narasi siswa. Penelitian tentang penggunaan media pembelajaran
dengan memanfaatkan media sosial facebook jarang dilakukan. Padahal,
saat ini sebagian besar siswa terutama siswa SMP sangat akrab dengan
layanan facebook ini. Oleh sebab itu, pada penelitian ini, peneliti berupaya
untuk menyalurkan potensi siswa dalam hal berteknologi dengan
kemampuan menulisnya. Dalam hal ini, peneliti akan memanfaatkan
media media sosial facebook dalam pembelajaran menulis narasi siswa
kelas IX. Dengan melihat permasalahan di atas peneliti tertarik untuk
meneliti lebih jauh tentang pengaruh penggunaan media sosial facebook
terhadap kemampuan menulis narasi siswa kelas IX UPTD SPF SMPN 1
Watansoppeng dan UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana kemampuan menulis narasi siswa kelas IX.4 UPTD SPF
SMPN 1 Watansoppeng dan kelas IX.3 UPTD SPF SMPN 3
Watansoppeng tanpa menggunakan media sosial facebook?
2. Bagaimana kemampuan menulis narasi siswa kelas IX.3 UPTD SPF
SMPN 1 Watansoppeng dan kelas IX.2 UPTD SPF SMPN 3
Watansoppeng dengan menggunakan media sosial facebook?
3. Bagaimana pengaruh penggunaan media sosial facebook terhadap
kemampuan menulis narasi siswa kelas IX UPTD SPF SMPN 1
Watansoppeng dan UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kemampuan menulis narasi siswa kelas IX.4 UPTD
SPF SMPN 1 Watansoppeng dan kelas IX.3 UPTD SPF SMPN 3
Watansoppeng tanpa menggunakan media sosial facebook.
2. Untuk mengetahui kemampuan menulis narasi siswa kelas IX.3 UPTD
SPF SMPN 1 Watansoppeng dan kelas IX.2 UPTD SPF SMPN 3
Watansoppeng dengan menggunakan media sosial facebook.
3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial facebook
terhadap kemampuan menulis narasi siswa kelas IX UPTD SPF SMPN
1 Watansoppeng dan UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng.
D. Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik
secara teoretis maupun praktis.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini diharapkan mampu menambah
wawasan dan memperkaya ilmu guruan mengenai pemilihan media sosial
facebook dijadikan sebagai media pembelajaran serta mampu
memberikan kontribusi untuk perkembangan ilmu keterampilan bahasa
Indonesia khusunya keterampilan menulis.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pembaca khususnya, sekolah, guru, siswa, dan peneliti.
a. Sekolah, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pertimbangan para pengendali kebijakan di UPTD SPF SMP Negeri 1
Watansoppeng dan UPTD SPF SMP Negeri 3 Watansoppeng untuk
mengefektifkan pembelajaran keterampilan menulis khusunya menulis
narasi.
b. Guru, hasil dari penelitian ini agar dapat digunakan untuk
menggunakan media sosial facebook dalam mengajarkan materi
tentang keterampilan menulis narasidan sebagai bahan referensi dalam
mengajar.
c. Siswa, hasil dari penelitian ini diharapkan agar siswa mampu
mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain
melalui bahasa tulis dengan penelitian baik dan benar.
d. Peneliti, penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan
dan pengalaman dalam mengembangkan karier di dunia guruan, serta
bagaimana menyikapi media sosial facebook yang rentang terhadap
penyebaran informasi yang negatif.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoretis
1. Keterampilan Menulis Narasi
a. Pengertian Keterampilan Menulis Narasi
Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu:
keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking
skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis
(writing skills). Dalam memeroleh keterampilan berbahasa, mula-mula
biasanya memulai suatu hubungan urutan yang teratur, pada masa kecil
belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, dan selajutnya belajar
membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya
merupakan catur tuggal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keterampilan
berasal dari kata terampil yang artinya cakap dalam menyelesaikan tugas,
sedangkan keterampilan berbahasa merupakan kecakapan seseorang
untuk memakai bahasa dalam menulis, membaca, menyimak atau
berbicara.
Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan menuangkan
pikiran, perasaan, pengalaman, dan hal lain melalui tulisan. Kegiatan
menulis yang paling sederhana adalah menulis lambang-lambang bunyi
berupa huruf yang kemudian berwujud menjadi kata dan kalimat.
Kegiatan menulis tidak hanya diharuskan memilih suatu pokok
pembicaraan yang cocok dan serasi, tetapi juga harus menentukan siapa
pembaca karyanya itu dan apa maksud dan tujuannya. Bahasa dalam
ragam tulis perwujudannya diupayakan selengkap mungkin. Jika bahasa
dituliskan, bahasa itu memerlukan semacam perlengkapan tertentu,
seperti perlu adanya ejaan dengan segala aspeknya. Selain itu, bahasa
yang dituliskan harus memerlukan tanda-tanda tertentu dan memerlukan
wujud kata yang harus tepat terhubung dengan kata lain dalam sebuah
kalimat.
Keterampilan menulis narasi merupakan penyampaian informasi
tentang teori-teori dan praktik penulisan karangan dengan tujuan siswa
akan memiliki kemampuan menulis yang baik. Menulis narasi memiliki
fungsi untuk meningkatkan keterampilan menulis sebagai salah satu cara
dalam meningkatkan mutu karya sastra Indonesia.
Menurut Tarmini (2018), Keterampilan menulis narasi merupakan
kemampuan menyusun pikiran, baik perasaan maupun kemauan yang
diungkapkan dalam bentuk tulisan serta mengorganisasikannya secara
sistematis sehingga menjadi sebuah bentuk tulisan yang mudah dipahami.
Tulisan ini berisi teks cerita yang mengisahkan suatu peristiwa atau
kejadian secara berurutan, baik urutan waktu, tempat, maupun peristiwa
yang dialami para tokohnya. Para pembaca dapat mengambil pelajaran
dari peristiwa yang dialami para tokohnya.
Kemampuan menemukan masalah merupakan langkah utama yang
harus dilakukan dalam menulis. Oleh sebab itu, perlu dilatih sedini
mungkin kemampuan siswa dalam menemukan masalah. Setelah siswa
mampu menemukan masalah, perlu dilatih kepekaan mereka terhadap
masalah yang ditemukan. Hal itu bisa dalam bentuk susunan kalimat-
kalimat yang berhubungan dengan masalah yang ditemukan. Susunan
kalimat-kalimat tersebut dapat dijadikan perencanaan menulis dalam
bentuk kerangka karangan. Kerangka tersebut dikembangkan menjadi
naskah karangan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar
sesuai kaidah bahasa Indonesia.
Keterampilan menulis narasi adalah bentuk karangan yang berisi
rangkaian peristiwa atau pengalaman secara kronologis atau teks
ceritanya ditulis berdasarkan urutan waktu (secara runtut) dan pembaca
dibuat seakan-akan melihat kejadian tersebut. Aspek penilaian dalam
karangan narasi ini adalah bentuk karangan, tata bahasa, gaya, ejaan dan
tanda baca.
Berdasarkan tujuannya, Keraf (2007: 135) membedakan narasi
menjadi dua, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi
ekspositoris merupakan narasi yang sasarannya adalah ketepatan
informasi mengenai suatu peristiwa yang dideskripsikan. Jadi, tujuan
narasi ekspositoris yaitu memperluas pengetahuan seseorang. Selain
narasi ekspositoris, terdapat narasi sugestif, yaitu narasi yang
inginmenciptakan kesan pembaca atu pendengar mengenai objek narasi.
Hal itu berarti, narasi sugestif berusaha untuk memberi suatu maksud
tertentu dan menyampaikan suatu amanat terselubung kepada pembaca
atau pendengar.
Tujuan dari ketrampilan menulis narasi adalah mengisahkan suatu
kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat
atau mengalami sendiri peristiwa yang disampaikan. Dengan demikian,
unsur yang paling penting dalam sebua narasi adalah unsur perbuatan
atau perlakuan yang dilakukan oleh tokoh dalam suatu rangkaian waktu.
Narasi diperlukan untuk membuat pembaca merasakan kepenuhan makna
suatu peristiwa dan memahami peristiwa itu sebagai suatu kesatuan.
Narasi yang disusun dengan efektif akan menyebabkan pembacanya
secara langsung menyadari peristiwa yang disampaikan.
Perincian yang tepat, cermat, dan tajam merupakan jiwa kehidupan
dari narasi. Sementara itu, Alwasilah (2005: 119) menyebutkan bahwa
tulisan narasi dapat dianalisis dari berbagai komponen yang
mendukungnya. Komponen umum yang dapat diidentifikasikan dari
sebuah tulisan narasi adalah pendahuluan, konteks, waktu kejadian,
tempat kejadian, konflik, kejadian atau peristiwa, dan solusi.
Penilaian keterampilan menulis narasi harus dipahami oleh seluruh
guru. Menurut Tarmini (2018) “kriteria penilaian karangan narasi sekurang-
kurangnya ada 5 aspek, (1)Isi karangan, (2)bentuk karangan, (3)tata
bahasa, (4) gaya, (5) ejaan dan tanda baca.” Aspek isi karangan meliputi
hal-hal yang dikarang atau gagasan yang dikemukakan. Bentuk karangan
meliputi susunan atau cara menyajikan isi karangan. Tata bahasa meliputi
penggunaan bentuk-bentuk tata bahasa dan pola-pola kalimat. Gaya
meliputi pilihan struktur dan kosa kata untuk memberi nada atau warna
tertentu terhadap karangan. Ejaan dan tanda baca meliputi tata cara
penulisan kata-kata dan pemakaian tanda baca.
Berdasarkan kriteria penilaian karangan narasi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa unsur utama yang dinilai dalam karangan narasi
adalah kualitas isi karangan yang selanjutnya diikuti dengan bentuk
karangan, tata bahasa, gaya, ejaan dan tanda baca.
2. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius 'tengah, perantara'
(Azhar, 2002: 3). Secara harfiah, kata media berarti perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Selanjutnya, istilah
medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan
penerima (Azhar, 2002: 4). Batasan media sebagai semua bentuk
perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau
menyebarkan ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan, atau
pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju
(Subana dan Sunarti, 2009: 287).
Media pembelajaran adalah bentuk-bentuk komunikasi, baik media
cetak maupun audio visual serta segala peralatannya (Sardiman, dkk.,
2007: 19). Media guruan adalah jenis komponen dalam lingkungan murid
yang dapat merangsanguntuk belajar (Gagne dalam Sardinian, dkk.,
2007: 19). Bigss (Sardinian, dkk., 2007: 19) mengungkapkan bahwa
media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan
serta merangsang murid untuk belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
minat, dan kegiatan murid sedemikian rupa dengan tujuan memperlancar
proses belajar mengajar.
a. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Karakteristik alat peraga yang sering dipergunakan dalam proses
belajar mengajar menurut Sardiman, dkk., (2007: 24-25), sebagai berikut:
1) Papan Tulis dan Papan Planel
Papan tulis dan papan planel merupakan peralatan tradisional
yang sangat diperlukan keberadaannya di kelas. Alat itu cocok
dipergunakan untuk semua tingkatan guruan.
2) Media Grafis
Media grafis tergolong media visual (pandang) yang
menyalurkan pesan dari sumber ke penerima dengan mengandalkan
indera penglihatan, seperti alat peraga audiovisual, sketsa, diagram,
bagan, grafik, kartun, poster dan peta.
3) Media Audio-Visual (Pandang-Dengar)
Media audio berkaitan dengan pendengaran dan penglihatan.
Pesannya dituangkan dalam bentuk auditif. Media ini memiliki
perangkat lunak (software)dan perangkat keras (hardware). Yang
termasuk dalam alat peraga ini antara lain: radio, alat perekam pita
magnetik dan CD, dan laboratorium bahasa.
4) Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam (still ployectid medium) adalah alat untuk
menyalurkan pesan dengan cara diproyeksikan dengan proyektor
agar dapat dilihat oleh sasaran. Berbagai jenis media proyeksi diam,
antara lain: film bingkai (slide), film rangkai (strip), overhead
proyektor, proyektor opaque, tachiioscope, micropojection, dan
microfilm.
b. Fungsi dan Manfaat Media Belajar
Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol
yakni metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu untuk
mengajar (Sudjana, 2005:1). Dalam hal ini, media pengajaran (media
belajar) sebagai alat bantu mengajar menjadi bagian tak terpisahkan dari
komponen metodologi. Fungsi media belajar dalam proses pembelajaran
dapat ditempatkan sebagai berikut:
1) Sebagai alat untuk memperjelas bahan ajar pada saat tutor
menyampaikan pelajaran. Dalam hal ini media digunakan tutor
sebagai variasi penjelasan verbal mengenai bahan ajar.
2) Sebagai alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk
dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh warga belajar dalam proses
belajar mereka. Paling tidak tutor dapat menempatkan media
sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar warga belajar.
3) Sebagai sumber belajar warga belajar, artinya media tersebut
berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari warga belajar baik
secara individu maupun kelompok.
4) Dengan cara demikian media akan banyak membantu tutor dalam
kegiatan mengajar. Menempatkan media dengan peran-peran
tersebut, bukan berarti media dapat menggantikan peran tutor.
Artinya media tanpa kehadiran tutor adalah suatu hal yang mustahil
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Bagaimanapun peran
tutor tetap diperlukanmeskipun media yang digunakan telah
mencakup keseluruhan materi bahan ajar. Perlu diingat pula bahwa
tutor berkewajiban memberikan bantuan pada warga belajar
mengenai apa yang harus mereka pelajari, bagaimana
mempelajarinya serta hasil apa yang diharapkan dari penggunaan
media belajar tersebut.
Menurut Hilda Karti (2003), media yang dipilih secara tepat akan
membantu siswauntuk memahami konsep dan informasi yang diterima
atau yang dimiliki siswasebelumnya. Semakin banyak media
pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar akan semakin besar
daya serap siswaterhadap materi yang diajarkan.
Menurut hasil penelitian The Relationship Between Audio- Visual
Perception and Memory" terbukti bahwa: Penjelasan lisan atau ceramah
saja, setelah lewat 3 jam masih diingat 70 %, setelah lewat 3 hari masih
diingat 10 %, sedangkan penjelasan secara lisan dengan menggunakan
sarana belajar yang lengkap setelah lewat 3 jam masih diingat 85 % dan
setelah lewat 3 hari masih diingat 65 %.
Berdasarkan alasan-alasan itulah maka penggunaan media belajar
lebih dititikberatkan kepada upaya:
1) Meningkatkan dan mendorong partisipasi dan keaktifan siswauntuk
belajar. Media belajar yang sederhana dan mudah dipergunakan
oleh siswa(tidak rumit) akan memudahkan siswauntuk terlibat dalam
proses belajar.
2) Menimbulkan daya tarik siswauntuk belajar. Media belajar yang
menarik dengan menggunakan gambar-gambar, dan bervariasi akan
menimbulkan minat siswauntuk memahami materi lebih mendalam.
3) Meningkatkan pemahaman siswa. Media belajar dapat membantu
memperjelas materi, khususnya materi abstrak yang sulit dijelaskan
dengan kata-kata akan menjadi lebih mudah dipahami dengan
bantuan media (media membantu mengkonkritkan gambaran yang
abstrak).
3. Media sosial Facebook
Menurut Sulianta “Layanan jaringan sosial dapat didefinisikan
sebagai layanan berbasis web yang memungkinkan individu untuk
membangun profil publik atau seni-publik dalam sisitem yang dibatasi
yang dibuat oleh orang lain dalam sistem. Sifat dan pemberian nama
koneksi ini dapat bervariasi dari situs kesitus “Facebook merupakan
sebuah website yang bertemakan social networking (pencari teman di
dunia maya). Pengguna facebook dapat membuat profil pribadi,
menambahkan pengguna lain sebagai teman dan bertukar pesan,
termasuk pemberitahuan otomatis ketika mereka memperbarui profilnya.
Selain itu, pengguna dapat langsung dapat bergabung dengan grup
pengguna yang memiliki tujuan tersebut, diurutkan berdasarkan tempat
kerja, sekolah, perguruan tinggi, atau karakteristik lainnya.
a. Sejarah Facebook
Facebook adalah sebuah layanan media Sosial yang diluncurkan
pada bulan Februari 2004, dimiliki dan dioperasikan oleh facebook, Inc.
Pada September 2012, facebook memiliki lebih dari satu miliar pengguna
aktif, lebih dari separuhnya menggunakan telepon genggam. Pengguna
harus mendaftar sebelum dapat menggunakan situs ini. Setelah itu,
pengguna dapat membuat profil pribadi, menambahkan pengguna
lainsebagai teman, dan bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis
ketika mereka memperbarui profilnya. Selain itu, pengguna dapat
bergabung dengan Grup pengguna dengan ketertarikan yang sama,
diurutkan berdasarkan tempat kerja, sekolah atau perguruan tinggi, atau
ciri khas lainnya, dan mengelompokkan teman-teman mereka ke dalam
daftar seperti "Rekan Kerja" atau Teman Dekat.
Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama teman
sekamamya dan sesama mahasiswa Universitas Harvard,
EduardoSaverin, Andre McCollum, Dustin Moskovitz dan Chris
Hughes. Keanggotaan situs web ini awalnya terbatas untuk mahasiswa
Harvardsaja, kemudian diperluas ke perguruan lain di Boston, Ivy League,
dan Universitas Stanford. Situs ini secara perlahan membuka din kepada
mahasiswa di universitas lain sebelum dibuka untuk siswa sekolah
menengah atas, dan akhirnya untuk setiap orang yang berusia minimal 13
tahun. Meski begitu, menurut survei Consumer Reports bulan Mei
2011,ada 7,5 juta anak di bawah usia 13 tahun yang memiliki akun
Facebook dan 5 juta lainnya di bawah 10 tahun, sehingga melanggar
persyaratanlayanan situs ini.
Nama layanan ini berasal dari nama buku yang diberikan kepada
mahasiswa pada tahun akademik pertama oleh beberapa pihak
administrasi universitas di Amerika Serikat dengan tujuan membantu
mahasiswa mengenal satu sama lain. Facebook memungkinkan setiap
orang berusia minimal 13 tahun menjadi pengguna terdaftar di situs ini
(Wikipedia,2012).
Menurut Ewolf Community (2012:70) facebook merupakan situs
media sosial (sosial networking) atau disebut juga layanan ringan sosial
online, yang memungkinkan Penggunaannya saling berinteraksi dan
berbagi di seluruh dunia. Oleh pembuatnya Mark Zuckerberg, facebook
disebut sebagai kegunaan sosial yang menghubungkan masyarakat
menggunakan facebook untuk menjalin pertemanan, memajang foto,
berbagi video, mencari relasi dan dapat juga digunakan untuk mencari
jodoh. Dengan facebook, seseorang dapat memajang profilnya secara
online dan dapat berhubungan antar pengguna lain yang memiliki hobi,
latar belakang, pekerjaan, organisasi atau guruan yang sama.
Ewolf Community (2012:70) juga menambahkan, dibandingkan
dengan situs myspace dan friendster, facebook memiliki kelebihan antara
lain: (1) interaksi dengan jaringan teman-teman menggunakan email
secara internal, berbagi pesan atau informasi secara private, dan dapat
melakukan diskusi secara terbuka, (2) membuat dan menampilkan status
yang mudah diperbarui, (3) obrolan (chat) secara langsung, (4)
memudahkan dalam memasukkan berbagai video, juga dapat membuat
album foto, (5) dapat dengan mudah menambahkan konten, juga dapat
mengambil beberapa konten yang terdapat pada profit pengguna lain;
serta (6) memiliki dukungan aplikasi yang luas, baik aplikasi permainan,
hiburan maupun bisnis.
b. Manfaat Penggunaan Facebook
Facebook memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai alat
refreshing otak yang penat. Facebook memilikii keunggulan dibandingkan
dengan jejaring sosial lainnya. Penggunaan facebook lebih mudah dan
lebih efisien. Mudah dipahami oleh orang yang baru menggunakan
aplikasi ini. Facebook juga memiliki fasilitas chatting atau berbicara
dengan teman facebook. Sehingga facebook dapat membuat orang lebih
memiliki informasi.
Facebook telah membentuk beberapa grup didalamnya. Grup
tersebutsangat bervariasi, ada grup yang hanya mengumpulkan teman-
teman sekolahnya, sebagai bentuk reuni lewat dunia maya. Tetapi dengan
grup-grup ini dapat membantu mendapatkan informasi tentang teman
anda yang sudah lama tidak bertemu. Ada juga grup yang dibuat untuk
penggalangan dana, kemanusiaan, dan berbagai hal politik pemerintahan
yang dibuat untuk mendapat massa. Dengan penggunaan grup yang
mengatas namakan kemanusiaan dan penggalangan dana ini juga dapat
berhasil mendapatkan para donatur untuk para korban musibah yang
sedang terjadi. Seperti contohnya kemarin bencana di Jepang, ada
beberapa grup yang menggalang dana melalui facebook, mereka juga
mengadakan acara yang diselenggarakan guna mendukung acara
kemanusiaan tersebut.
Facebook juga dapat memberikan berita terbaru yang mungkin
belum ketahui. Dengan status-status yang dibuat oleh teman facebook ,
dijamin tidak akan ketinggalan informasi mengenai apa yang baru hangat-
hangatnya dibicarakan dewasa ini. Di perusahaan-perusahaan, facebook
juga memiliki manfaat, antara lain terjalinnya hubungan yang akrab antara
karyawan dan atasan sehingga memunculkan hubungan kerja yang
positif. Sedangkan bagi mereka yang berhubungan dengan marketing,
facebook akan menambah relasi bisnis, dan sarana promosi untuk
perusahaan tersebut.
Banyak sekali sekarang perdagangan yang dilakukan secara
online. Mulai dari baju, sepatu, handphone, alat-alat elektronik, tas dan
lain sebagainya. Penjualan secara online ini sangat menguntungkan bagi
mereka yang ingin berwirausaha melalui facebook. Dan bagi pembeli juga
mempermudah transaksi mereka.
c. Kekurangan Penggunaan Facebook
Suatu jejaring sosial pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kekurangan facebook itu sendiri adalah membuat malas dengan tugas-
tugas yang seharusnya dikerjakan, karena facebook memiliki aplikasi-
aplikasi yang sangat menarik. Mengomentari teman facebook dan
membuat status menjadikan malas untuk mengerjakan tugas-tugas yang
seharusnya menjadi tanggung jawab .
Facebook juga dapat menyebabkan kurangnya sosialisasi dengan
masyarakat ser, karena dengan bermain di dunia maya dapat
menyebabkan sosialisasi menurun. Hal ini yang membuat orang-orang di
era globalisasi sekarang ini lebih bersifat individual. Pemikiran mereka
juga terkadang terlalu kritis tanpa melihat bagaimana keadaan sosial
orang lain. Dengan demikian, akan menimbulkan kesenjangan sosial di
masyarakat itu sendiri.
Media sosial facebook dengan sengaja maupun tidak sengaja
menampilkan situs porno yang kurang baik untuk penggunya baik dari
kalangan anak-anak sampai kalangan remaja. Namun, pengguna
facebook paling banyak adalah remaja, jadi secara tidak langsung
tampilan iklan-iklan yang ada di facebook yang bersifat “porno” tidak dapat
dihindari lagi. Anak-anak dan remaja memiliki sifat ingin tahu yang cukup
tinggi, mereka ingin tahu justru apa yang dilarang.
d. Konsep Pembelajaran Menggunakan Media Facebook
1) Fitur-fitur dalam Facebook
Media sosial facebook dirancang agar bisa digunakan untuk
mencari teman, menemukan teman lama dan berkomunikasi secara
intensif melalui jaringan internet. Untuk bisa menggunakannya harus
memiliki akun dengan mendaftar melalui situs www.facebook.com
selanjutnya bisa menggunakan fitur-fitur yang ada di dalamnya. Fitur-
fitur dalam facebook antara lain:
Status adalah berupa text area yang dapat digunakan oieh
pengguna untuk menuliskan sesuatu dan bisa diatur siapa saja yang
dapat melihat tulisan tergantung dari settingnya. Secara umum
pengaturan status yaitu, publik, teman, hanya saya dan
pengaturankhusus. Pengaturan public berarti dapat dilihat oleh
semua orang yang memiliki akun facebook, pengaturan teman hanya
dapat dilihat oleh orang yang hanya menjadi teman di facebook,
pengaturan hanya saya, tidak dapat dilahat oleh siapapun kecuali
sendiri, sedangkan pengaturan khusus dapat pilih orang tertentu
yang menjadi teman dapat melihat atau tidak dari status .
Dinding (wall). Adalah berupa halaman web di akun facebook
yang berisi status dari orang yang menjadi teman atau teman dari
teman yang pengaturan statusnya public. dapat memberikan komen
semua status yang masuk di dinding .
Lampiran (attachment). Fasilitas ini ada pada status, dinding
pada facebook grupdan pada pesan, yang dapat lampirkan gambar,
video, link halaman web, dan pada facebook grupdan pesan dapat
dilampirkan file apapun sampai ukuran maksimum 25 MB.
Facebook Grup. Untuk bisa membuat facebook grup harus
mempunyai akun facebook dan otomatis sipembuat akan menjadi
administrator yang mempunyai kewenangan dalam semua
pengaturan. Administrator juga mempunyai kewenangan untuk siapa
saja yang dapat menjadi anggota grup. Pada dinding facebook
grupanggota maupun administrator dapat mengirimkan tulisan,
komentar, gambar, video, link halaman web, semua format file, pada
fitur mengajukan pertanyaan dapat juga dibuat angket.
4. Pola Implementasi Pembelajaran Menggunakan Facebook sebagai
Media
Media sosial Facebook dapat dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran terutama dalam menulis narasi. Nugroho (2014:75)
berpendapat bahwa “Jejaring sosial mengajari banyak orang untuk
menulis” Kehadiran media sosial Facebook mengajarkan banyak orang
untuk berlatih menulis, karena setiap aktivitasnya tidak pernah lepas dari
media sosial, bangun tidur memperbarui status atau mengomentari status
bahkan sampai menjelang tidur pun masih menuliskan status.
Menurut Nugroho dan Suwindri (2009:75) menu yang terdapat pada
jejaring facebook “Beranda, profil, teman, pesan masuk, obrolan. ” Menu
utama berupa “beranda” yang memungkinkan pengguna mengungkapkan
semua perasaan da pikirannya dan kemudian ditanggapi oleh pengguna
lain yang sudah terikat pertemanan.
Implementasi Pembelajaran Menggunakan Facebook sebagai
Media pembelajaran keterampilan menulis narasi, sebagai berikut:
a. Pengajar membuat akun facebook dan grup facebook, masing-masing
siswa harus sudah mempunyai akun facebook.
b. Pengajar dalam hal ini harus bertindak sebagai administrator dan
memasukkan siswa ke dalam grupyang akan digunakan sebagai media
pembelajaran.
c. Pengajar dapat menyediakan materi pembelajaran melalui fasilitas-
fasilitas yang sudah disediakan oleh facebook grupseperti catatan
(note), pada wall, file-file lampiran, gambar dan video sebagai panduan
dalam pembelajaran menulis paragraf narasi.
d. Pengajar memberikan tugas menulis narasi pada setiap siswa,
pengajar dapat melakukannya melalui pesan inbox bisa ditulis langsung
atau dalam bentuk lampiran file inbox dan di update di beranda masing-
masing siswa.
e. Siswa mempelajari materi yang telah diberikan guru dan dapat
memberikan komentar atau pertanyaan melalui fasilitas komentar.
f. Pengajar dapat membuka forum diskusi melalui fasilitas-fasilitas yang
telah disediakan pada facebook seperti pada fasilitas forum dan bisa
juga melalui wall.
g. Banyak aplikasi yang dapat diintegrasikan dengan facebook dan dapat
digunakan untuk media pembelajaran seperti Study Grups, CourseFeed
dan lain sebagainya
h. Evaluasi dilaksanakan online dikarenakan situasi dan kondisi tidak
memungkinkan.
5. Kelebihan Facebook sebagai Media Pembelajaran
a. Tidak tergantung pada ruang dan waktu dimanapun kapanpun proses
pembelajaran dapat berlangsung.
b. Mudah mendapatkan bahan atau informasi yang berhubungan dengan
materi pembelajaran.
c. Facebook adalah situs pertemanan yang banyak diminati oleh remaja
usia sekolah sehingga bisa mengarahkan mereka untuk menggunakan
facebook pada hal-hal yang lebih bermanfaat seperti menggunakannya
sebagai media pembelajaran.
d. Ada kalangan tertentu yang memandang negatif facebook sehingga
dengan memanfaatkan facebook dalam pembelajaran dapat
membuktikan bahwa facebook juga dapat dimanfaatkan pada hal-hal
yang lebih berguna
e. Dapat mengurangi dampak negatif dari facebook akibat
penggunaannya pada hal-hal yang negatif seperti saling mengejek,
penipuan, penggunaan bahasa alay dan lain sebagainya.
f. Dapat membimbing siswa secara lebih intensif.
g. Banyak aplikasi yang dapat diintegrasikan dengan facebook dan dapat
digunakan untuk media pembelajaran seperti Study Grups, CourseFeed
dan lain sebagainya.
Pengaplikasian penggunaan Facebook sangat efektif di era
globalisasi sekarang ini, karena dilihat dari siswayang mulai mengikuti era
globalisasi ini mereka lebih tertarik dengan penggunaan teknologi-
teknologi yang sedang berkembang saat ini. Mereka lebih menggandrungi
apa yang menurut mereka sedang marak dilakukan oleh remaja-remaja
Indonesia. Remaja yang memiliki sifat memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
akan mencoba-coba apa yang sedang marak dibicarakan dewasa ini.
Dengan facebook dapat menambah variasi dan gaya belajar.
Pembelajaran memiliki sifat sederhana berupa interaksi tatap muka,
penyampaian materi dan bahan ajar. Namun, pembelajaran akan bisa
lebih bervariasi jika seorang guru mampu memanfaatkan media sosial
dalam proses pembelajaran, mislanya menggunakan aplikasi chating.
setiap siswasudah memiliki akun facebook dan aktif dalam
penggunaannya. Hal ini dapat memperlancar kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan facebook sebagai perantaranya. Media
pembelajaran yang digunakan agar siswatertarik dengan materi yang
akan disampaikan dengan mengerti apa yang sedang siswasukai. Karena
dengan prinsip ini maka tujuan guruan sendiri akan dapat berjalan sesuai
dengan harapan. Siswabenar-benar paham dengan materi berdasarkan
kurikulum yang sudah tersusun. Dan siswa pun lebih berani
mengungkapkan ide-idenya, siswayang biasanya pasif akan lebih menjadi
aktif karena siswatersebut tidak berbicara langsung dengan guru dan
siswalainnya.
Dengan ini proses pembelajaran akan mencapai tujuan yang
diinginkan. Dan guru pun lebih mudah untuk menyampaikan materi
melalui facebook tersebut, banyak hal-hal yang pasti ditanyakan oleh
siswa, sehingga proses pembelajaran berjalan secara efektif.
6. Kelemahan Facebook sebagai Media Pembelajaran
Kelemahan facebook sebagai media pembelajaran terdapat
banyak hambatan yang terjadi bila guru kurang mengerti tentang
penggunaan facebook itu sendiri. Di samping itu facebook termasuk
dalam dunia maya, sehingga penggunaannya tidak dapat dikontrol lebih
mendalam lagi. Semua yang ingin diketahui siswapastilah terdapat di
dunia maya.
Siswayang sangat menyukai facebook terkadang merasa malas
untuk mengerjakan sesuatu yang diperintahkan guru melalui facebook.
Siswatersebut terlalu asyik dalam mengaplikasikan facebook untuk hal-hal
yang kurang penting seperti mengupdate status, mengomentasi status
orang lain, chatting dengan orang lain di luar konteks materi, dll. Hal ini
kurang dapat dikontrol oleh guru. Penggunaan facebook sebagai media
pembelajaran juga memiliki kelemahan untuk siswayang kurang mampu.
Bila terdapat tugas yang diberikan guru, bagi mereka yang kurang mampu
harus mengeluarkan uang untuk ke warnet (warung internet) karena
mereka tidak memiliki sarana dan prasarana seperti komputer, laptop,
internet.
B. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:
1. Aay Rizki Amelia, 2018. Judul "Penggunaan Bahasa Gaul di Media
Sosial Facebook dan Kaitannya dengan Karangan Narasi Siswa Kelas
XII SMA YAPINKA Tambun Selatan Bekasi. "Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa: sebanyak 12 atau 57,14 % siswa kelas XII
mampu menulis karangan narasi pada pelajaran bahasa Indonesia dan
tidak terpengaruh oleh penggunaan bahasa gaul. Sebanyak 4 atau
19,04 % siswa kelas XII masih menggunakan bahasa gaul, baik dalam
menulis karangan narasi maupun di media sosial Facebook. Sebanyak
2 atau 9,25% siswa kelas XII yang menggunakan bahasa gaul di
Facebook, ternyata tidak terpengaruh saat menulis karangan narasi.
Sebanyak 3 atau 14,28% siswa kelas XII yang menggunakan bahasa
gaul ketika menulis narasi, ternyata bahasa tersebut tidak digunakan
ketika menulis status di Facebook.
2. Tasriadi. 2018.. Judul tesis "Dampak media sosial terhadap
penggunaan bahasa indonesia baku siswa kelas IX SMP Negeri 4
Marioriwawo Kabupaten Soppeng”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: wujud penggunaan bahasa dalam jejaring social facebook dan
karangan narasi dari hasil analisis karangan narasi siswa kelas IX SMP
Negeri 4 Marioriwawo dari 17 siswa yang menulis narasi hanya
terdapat satu orang yang menggunakan bahasa gaul dalam karangan
narasi, terdapat 16 orang menggunakan bahasa baik dan benar hal ini
berpengaruh oleh penggunaan bahasa gaul di media Facebook hanya
6% dan tidak terpengaruh oleh penggunaan bahasa gaul adalah 94%
kategori tersebut masih aman dalam penggunaan bahasa Indonesia
baku dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah SMP Negeri 4
Marioriwawo.
3. Eni Sugiarti, 2018. Judul "Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi
melalui Media Jejaring Sosial Facebook" menyimpulkan bahwa:
Peningkatan proses pembelajaran menulis narasi dengan
menggunakan media jejaring sosial facebook kelas IX MTs Negeri 14
Jakarta mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik, yaitu perhatian
terhadap pembelajaran, semangat belajar, keaktifan berdiskusi,
keaktifan mengerjakan tugas, dan keaktifan menyunting tulisan
Peningkatan proses pembelajaran terjadi secara bertahap peningkatan
secara bertahap dari mulai data hasil praintervensi ke data hasil
intervensi siklus I sampai dengan data hasil intervensi siklus II.
Bertolak dari beberapa penelitian di atas, terdapat persamaan dan
perbedaan. Persamaannya tampak pada penggunaan media sosial
facebook yang banyak ditemukan dalam jurnal, artikel dan kumpulan
karya tulis ilmiah lain, sedangkan perbedaannya belum diketahui ada
peneliti yang menliti penggunaan facebook sebagai media pembelajaran
dalam keterampilan menulis narasi, khususnya pada isi gagasan,
organisasi isi, tata bahasa, pilihan struktur dan kosa kata, beserta ejaan.
C. Kerangka Pikir
Pembelajaran bahasa indonesia dengan materi yang disajikan
secara sistematis sesuai dengan kenyataan bahasa dimasyarakat,
diharapkan siswa mampu menyerap materi tentang barbagai hal, mampu
mencari sumber, mengumpulkan, menyaring, dan menyerap pembelajaran
sebanyak-banyaknya seklaigus dapat berlatih mengenai bahasa
Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terbagi atas empat
aspek keterampilan berbahasa yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis.
Keterampilan menulis narasi adalah bentuk karangan yang berisi
rangkaian peristiwa atau pengalaman secara kronologis atau teks
ceritanya ditulis berdasarkan urutan waktu (secara runtut) dan pembaca
dibuat seakan-akan melihat kejadian tersebut. Aspek penilaian dalam
karangan narasi ini adalah bentuk karangan, tata bahasa, gaya, ejaan dan
tanda baca. Keterampilan tersebut tidak instan dimiliki oleh siswa, tetapi
siswa perlu mendapat bimbingan secara intensif dari guru. Keterampilan
menulis narasi dapat dilatih kepada siswa dengan cara menugasi siswa
untuk menulis narasi.
Melalui facebook, siswa terstimulus dan terinspirasi untuk menulis
apa yang dilihatnya dan apa yang pernah dialaminya, bahkan yang
sedang dirasakan saat itu. Selain itu, fasilitas notes atau catatan dalam
facebook, sering digunakan untuk membuat sebuah teks cerita panjang
seperti diari, puisi, teks cerita pendek, curahan hati dan masih banyak lagi.
Oleh sebab itu, kegiatan menulis di media sosial facebook memiliki
potensi dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi.
Penggunaan media sosial facebook dalam pembelajaran menulis
dapat membantu siswa menemukan ide atau gagasan, menemukan
kosakata, menuangkannya dalam bentuk tulisan dan merangkai teks
ceritanya menjadi karangan yang utuh. Selain itu, siswa akan lebih tertarik
dan berminat dalam mengikuti pembelajaran.
Pada penelitian ini dilaksanakan dua kali tes yaitu tes yang diberikan
sebelum perlakuan atau sering disebut pretest dan tes yang diberikan
setelah adanya perlakuan atau disebut dengan posttest. Dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial facebook terhadap
kemampuan menulis narasi siswa.
Bagan Karangka Pikir
Menulis NarasiPembelajaran
Bahasa Indonesia
Tanpa menggunakanmedia sosial
Kelas IX.4 Kelas IX.3 Kelas IX.3 Kelas IX.2
Menggunakanmedia sosial
Posttest
Pretest
Analisis
Temuan
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan hipotesis penelitian
ini adalah:
: penggunaaan media sosial facebook tidak berpengaruh
terhadap kemampuan menulis narasi siswa kelas IX UPTD
SPF SMPN 1 Watansoppeng dan UPTD SPF SMPN 3
Watansoppeng.
: penggunaan media sosial facebook berpengaruh terhadap
kemampuan menulis narasi siswa kelas IX UPTD SPF SMPN
1 Watansoppeng dan UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain dan Jenis Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian adalah
Solomon Four Grup Design. Pada desain ini terdapat empat kelompok
siswa yang akan dijadikan sampel penelitian, yaitu dua kelompok
eksperimen dan dua kelompok kontrol. Pada desain eksperimen Solomon
Four Grup Design dapat dianalisis efek dari semua variabel yang terkait
(pretest dan posttest ). Dari desain ini efek dari suatu perlakuan terhadap
variabel dependen yang akan diuji dengan cara membandingkan keadaan
variabel dependen pada kelompok eksperimen setelah diberikan
perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan.
Pada desain ini sebelum diberikan perlakuan terlebih dahulu
keempat kelompok tersebut diberikan test awal (pretest) dengan tes yang
sama. selanjutnya, kedua kelompok eksperimen diberikan perlakuan
khusus yaitu dengan menggunakan media sosial facebook sedangkan
kedua kelompok kontrol diberikan perlakuan seperti biasanya. Setelah
diberikan perlakuan keempat kelompok di berikan tes dengan tes yang
sama sebagai tes akhir (posttest).
Skema desain eksperimen Solomon Four-Grup Design digambarkan
oleh Arikunto ( 2009 : 210 ) dalam bukunya Manajemen Penelitian
sebagai berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian Solomon Four Grup Design
E X
K
E X
K
Keterangan:
E = Kelompok eksperimen I
K = Kelompok kontrol I
E = Kelompok eksperimen II
K = Kelompok kontrol II
X = perlakuan
O = hasil pretest kelompok eksperimen I
O = hasil posttest kelompok eksperimen I
O = hasil pretest kelompok kontrol I
O = hasil posttest kelompok kontrol I
= hasil pretest kelompok eksperimen II
= hasil posttest kelompok eksperimen II
= hasil pretest kelompok kontrol II
= hasil posttest kelompok kontrol II
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh antara dua
kelompok eksperimen dengan dua kelompok kontrol pada kegiatan pretest
dan posttest. Setelah itu, hasil keempat dari kelompok tersebut
dibandingkan. Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan
berpengaruh secara signifikan.
2. Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen, dengan tujuan menggunakan media sosial facebook
sebagai media pembelajaran terhadap keterampilan menulis narasi siswa
kelas IX UPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng dan UPTD SPF SMPN 3
Watansoppeng.
Metode eksperimen yaitu metode yang bertujuan untuk menguji
pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain atau menguji bagaimana
hubungan sebab akibat antara variabel yang satu dengan variabel ang
lainnya. Metode penelitian eksperimen memiliki perbedaan yang jelas
dibanding dengan metode penelitian lainnya, yaitu adanya pengontrolan
terhadap variabel penelitian dan adanya pemberian perlakuan terhadap
kelompok eksperimen. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono
(2011:72) mengatakan bahwa metode eksperimen adalah metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di UPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng
yang beralamatkan di jalan Samudra No. 48, kelurahan Botto, kecamatan
Lalabata kabupaten Soppeng dan UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng
yang beralamatkan di jalan Kayangan No. 1 kecamatan Lalabata
kabupaten Soppeng Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Agustus sampai Oktober atau bertepatan dengan semester ganjil tahun
pelajaran 2020-2021.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya, (Sugiyono, 2017:117).
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas IX
UPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng yang berjumlah 120 siswa dan
UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng yang berjumlah 53 siswa.
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
No. Nama Sekolah Kelas Jumlah Siswa Total
1
UPTD SPF
SMPN 1
Watansoppeng
IX. 1 14
120
IX.2 15
IX.3 13
IX.4 14
IX.5 15
IX.6 16
IX.7 15
IX.8 16
2 UPTD SPF IX. 1 15 53
SMPN 3
Watansoppeng
IX. 2 12
IX. 3 13
IX. 4 13
Jumlah 173
Sumber: Tata usaha UPTD SPF SMPN 1 & 3 Watansoppeng tahun ajaran 2020-2021
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini diambil dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Penarikan sampel ini
merupakan teknik penentuan sampel dalam pertimbangan tertentu,
(Sugiyono, 2017:120). Tidak semua siswa di UPTD SPF SMPN 1
Watansoppeng dan UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng memiliki akun
facebook maka peneliti menggunakan teknik penarikan sampel tersebut.
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
No. Nama Sekolah Kelas Jumlah Siswa Total
1UPTD SPF SMPN
1 Watansoppeng
IX.3 ( ) 1327
IX.4 ( ) 14
2UPTD SPF SMPN
3 Watansoppeng
IX.2 ( ) 1527
IX.3 ( ) 12
Jumlah 54
Sumber: Tata usaha UPTD SPF SMPN 1 & 3 Watansoppeng tahun ajaran 2020-2021
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel yang
terpilih pada penelitian ini adalah siswa kelas IX.3 dijadikan sebagai kelas
eksperimen I dan kelas IX.4 UPTD dijadikan sebagai kelas kontrol I SPF
SMPN 1 Watansoppeng dan siswa kelas IX.2 dijadikan sebagai kelas
eksperimen II dan kelas IX.3 dijadikan sebagai kelas kontrol I UPTD SPF
SMPN 3 Watansoppeng yang berjumlah 54 siswa.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan
data keterampilan menulis narasi siswa sebagai berikut:
1. Instrumen untuk metode tes keterampilan menulis narasi
Fridayanthie (2016) Pedoman penilaian keterampilan menulis
narasidigunakan untuk memudahkan dalam melakukan penilaian hasil
menulis narasi, sehingga perlu dibuat kisi-kisi penilaian dalam menulis
narasi. Penilaian menurut Burhan Nurgiyantoro (2001: 307) adalah
sebagai berikut.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Penilaian Keterampilan Menulis narasi
No. Unsur yang dinilai Skor Maksimum
1 Isi gagasan yang dikemukakan 30
2 Organisasi isi 25
3 Tata bahasa 20
4 Gaya: pilihan struktur dan kosa kata 15
5 Ejaan 10
Jumlah 100
Sumber: Retno Yulianti, 2016:79)
Berdasarkan tabel di atas penilaian keterampilan menulis narasi
terdapat lima unsur yang dinilai. Pertama, isi gagasan yang dikemukakan.
Kedua, organisasi isi. Ketiga, tata bahasa. Keempat, gaya (pilihan struktu
dan kosa kata dan yang kelima, ejaan. Untuk lebih jelasnya perhatikan
ruprik penilaian pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.5 Rubrik penilaian keterampilan menulis karangan Menulis
Unsur yang
dinilaiKeterangan Skor kriteria
Isi
Isi teks cerita menarik, mudah
dipahami, dan sesuai dengan
judul/ topik permasalahan.
27-30Sangat
baik
Isi teks cerita cukup menarik,
mudah dipahami, dan sesuai
dengan judul/ topikpermasalahan.
22-26 Baik
Isi teks cerita kurang menarik, sulit
dipahami dan kurang sesuai
dengan judul/ topik permasalahan.
17-21 Cukup
Isi teks cerita tidak menarik, sulit
dipahami, dan tidak sesuai dengan
judul/ topik permasalahan.
13-16 Kurang
Organisasi isi
Gagasan diungkapkan secara
jelas, urutan logis dan
mengandung unsur-unsur intrinsik
secara lengkap (tema, penokohan,
21-25Sangat
baik
alur, latar/setting, sudut pandang,
dan gaya bahasa).
Gagasan kurang terorganisir,
tetapi urutan logis dan
mengandung unsur-unsur intrinsik
secara lengkap (tema, penokohan,
alur, latar/setting, sudut pandang,
dan gaya bahasa).
15-20 Baik
Gagasan kurang jelas, urutan tidak
logis, dan hanya mengandung
beberapa unsur intrinsik.
10-14 Cukup
Gagasan tidak terorganisir, urutan
tidak logis, dan hanya
mengandung beberapa unsur
intrinsik.
7-9 Kurang
Tata bahasa
Tata bahasa kompleks, bentuk
kebahasaan tepat.18-20
Sangat
baik
Tata bahasa sederhana, hanya
terjadi sedikit kesalahan
penggunaan bentuk kebahasaan.
14-17 Baik
Tata bahasa kurang komunikatif
dan terdapat banyak kesalahan10-13 Cukup
Tata bahasa tidak komunikatif dan
terdapat banyak kesalahan7-9 Kurang
Pilihan struktur
dan kosa kata
Pilihan kata luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai.13-15
Sangat
baik
Pilihan kata cukup luas, ungkapan
tepat, pembentukan kata kadang-
kadang kurang sesuai.
10-12 Baik
Pilihan kata terbatas, ungkapan
tidak jelas, pembentukan kata
kurang sesuai.
5-9 Cukup
Pilihan kata asal-asalan, ungkapan
tidak jelas, pembentukan kata tidak
sesuai.
1-4 Kurang
Ejaan
Ejaan sesuai 9-10Sangat
baik
Ejaan sesuai hanya terdapat
sedikit kesalahan6-8 Baik
Ejaan sering terjadi kesalahan dan
makna membingungkan.3-5 Cukup
Ejaan terdapat banyak kesalahan
dan tidak sesuai aturan1-2 Kurang
Jumlah 100
Keterangan :
Nilai Akhir: x 100
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
1. Teknik tes, yaitu tes menulis teks karangan narasi
Tes keterampilan menulis narasi dilaksanakan dua kali, yaitu
sebelum perlakuan atau pretes dan setelah perlakuan atau posttest.
Penggunaan pretes dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
keterampilan menulis siswa sebelum diberi perlakuan. Posttest juga
dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang
sigfinifikan apabila menggunakan media sosial facebook dalam
kemampuan menulis narasi siswa.
2. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku,
arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta
keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan
untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah. Dokumentasi yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi, RPP. Hasil menulis narasi siswa,
hasil analisis inferensial, dan hasil uji hipotesis.
F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Variabel X (Variabel Independen) Penggunaan Media Sosial facebook.
Variabel ini disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent.
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel
bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), (Sugiyono, 2017:
61). Dalam variabel ini terdapat dua kelas yaitu kelas eksperimen ( ). Kelas
eksperimen ( ) menggunakan media sosial facebook pada saat diberikan
tes akhir.
2. Variabel Y (Variabel Dependen) Hasil menulis narasi Siswa.
Variabel ini biasanya disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017:6). Dalam variabel ini
terdapat empat kelas yaitu dua kelas eksperimen dan dua kelas kontrol
( )yang mempelajari mengenai keterampilan menulis narasi.
Gambar 3.1 Variabel penelitian
X
Keterangan:
= variabel bebas
= variabel bebas
X = perlakuan yang diberikan
Berdasarkan variabel penelitian di atas maka definisi operasional
variabel masing-masing variabel sebagai berikut:
1. Penggunaan Media Sosial Facebook
Media sosial facebook dalam pembelajaran bahasa adalah media
pembelajaran yang menggunakan media sosial untuk mengakses
berbagai informasi sehingga akan mempermudah siswa dalam proses
pembelajaran. Banyak siswa yang memanfaatkan media sosial facebook
sebagai sarana untuk menelusuri informasi dengan membaca artikel,
link, atau tulisan-tulisan yang ada di facebook.
Penggunaan media sosial facebook dalam pembelajaran menulis
dapat membantu siswa menemukan ide atau gagasan, menemukan
kosakata, menuangkannya dalam bentuk tulisan dan merangkai teks
ceritanya menjadi karangan yang utuh. Selain itu, siswa akan lebih tertarik
dan berminat dalam mengikuti pembelajaran.
2. Pembelajaran Keterampilan Menulis Narasi
Keterampilan menulis narasimenuntut penguasaan siswa terhadap
beberapa unsur seperti organisasi gagasan, struktur bahasa, pemilihan
kosakata dan penggunaan ejaan. Keterampilan tersebut tidak instan
dimiliki oleh siswa, tetapi siswa perlu mendapat bimbingan secara intensif
dari guru.Keterampilan menulis narasidapat dilatih kepada siswa dengan
cara menugasi siswa untuk menulis narasidengan tema tertentu.
G.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2012:147) statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganlisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi.
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data hasil
analisis pretest dan posttest untuk mengetahui kemampuan keterampilan
menulis narasi siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk
memeroleh gambaran yang jelas tentang kemampuan menulis narasi
maka dilakukan pengelompokkan. Pengelompokkan tersebut digabungkan
ke dalam lima kategori, yaitu tinggi sekali, tinggi, sedang, rendah, dan
sangat rendah. pedoman pengkategorian hasil belajar siswa yang
dilakukan dalam penelitian ini seperti pada tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6 Pengkategorian Tingkat Pemahaman Siswa
Interval Kategori
90-100 Sangat Tinggi
80-89 Tinggi
65-79 Sedang
50-64 Rendah
0-49 Sangat Rendah
Hasil dari analisis deskriptif didapatkan dengan menggunakan SPSS
versi 26 for Windowsatau apabila dijabarkan dengan rumus sebagai
berikut:
a. Menghitung skor atau nilai mentah tiap anggota sampel, baik pada
kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
b. Menghitung mean skor siswa tiap variabel menggunakan rumus
sebagai berikut:
= ∑
Keterangan:
= Mean
∑ = Jumlah semua skor
N = Jumlah sampel
2. Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian dengan menggunakan uji-t. Namun, sebelum dilakukan
pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan
homogenitas dengan menggunakan SPSS versi 26 for Windows.
Nurgiyantoro, dkk (2009) memberikan persyaratan bahwa data hasil
pengukuran yang akan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik
harus memenuhi persyaratan normalitas dan homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan suatu data
sehingga mengetahui teknik statistik yang akan digunakan unttuk analisis
data lebih lanjut. Dalam hal ini uji normalitas digunakan uji Shapiro-Wilk
dengan metode Lilifors menggunakan software SPSS versi 26 for
Windows. Dengan taraf kepercayaan 95% dengan taraf kesalahan 0,05.
Untuk mengetahui data normal atau tidak maka dapat dilihat nilai
signifikasi dari outputSPSS, data akan berdistribusi normal jika nilai sig. >
0,05. Namun, dapat dilakukan juga dengan memakai rumus dari uji Z,
yaitu:
1) Bilangan baku
Zi =
2) Untuk mencar F(Zi)
F(Zi) = Zi + 0,5
3) S(Zi) =
4) = [F(Zi)- S(Zi)]
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui bahwa data bersasal
dari varian yang sama. Dalam penelitian untuk uji homogenitas
menggunakan software SPSS versi 26 for Windows, yaitu dengan melihat
nilai signifikasi pada output SPSS apabila nilai sig. >0,05 maka data
berasal dari varian yang sama dan nilai sig. < 0,05 maka data bukan
berasal dari varian yang sama. Namun, dapat juga menggunakan dengan
rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2004:198):
F=
3. Uji Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besar pengaruh sebelum
dan sesudah penggunaan media sosial facebook terhadap kemampuan
menulis narasi siswa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis
menggunakan SPSS versi 26 for Windows. Dalam uji t- ini menggunakan
taraf kesalahan 5% (0,05) dengan taraf kepercayaan 95% (0,95). Untuk
mengetahui pengaruh penggunaan media sosial facebook terhadap
kemampuan menulis narasi siswa, dapat dilihat pada tabel Independen
Sample Test pada SPSS nilai signifikasi yang muncul. Jika nilai sig > 0,05
maka media sosial facebook berpengaruh, sebaliknya jika sig < 0,05 maka
media sosial facebook tidak berpengaruh.
Untuk melihat signifikansi atau tidak pengaruh variabel bebas
kepada variabel terikat dapat juga dipakai pengujian “t” sesuai yang
dikemukakan oleh Sudijono (2014:324):
=
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas IX.4 UPTD SPF SMPN 1
Watansoppeng dan Kelas IX.3 UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng
Tanpa Menggunakan Media Sosial Facebook
a. Hasil Analisis Menulis Narasi Siswa Kelas IX.4 UPTD SPF SMPN 1
Watansoppeng
Pembelajaran menulis narasi pada kelas kontrol yang tidak
menggunakan media sosial facebook sebagai media pembelajaran
dilaksanakan selama dua tahap, yaitu tahap pretest dan posttest untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam menulis narasi.
Pelaksanaan pembelajaran menulis narasi kelas kontrol dilakukan
dengan menerapkan pembelajaran yang lazim digunakan oleh guru pada
tahap pretest. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
dalam menulis narasi sebelum diberikan perlakuan. Sedangkan, pada
tahap posttest pelaksanaan pembelajaran menulis narasi dilakukan
dengan menerapkan media yang biasa digunakan oleh guru yaitu media
whatsapp.
Berikut hasil kemampuan siswa dalam menulis narasi pada kelas
kontrol mengenai data pretest dan posttest:
1) Alif Sardi Pratama
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama Alif Sardi
Pratama mendapatkan skor dengan jumlah 71. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 22.
Isi yang dipaparkan kurang menarik, mudah dipahami, tetapi sesuai
dengan judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi organisasi isi dengan
skor 21. Gagasan diungkapkan secara jelas, urutan logis, dan
mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 13. tata bahasanya kurang
komunikatif dan terjadi kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan. Hal
tersebut dapat dilihat pada kalimat “namun, jin Ifrit tidak menemukan
sesuatu didasar, padahal berulang ulang turun ke dasar laut.” Keempat,
dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor dengan jumlah
10. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat, pembentukan kata kadang-
kadang kurang sesuai.
Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 5. Ejaan
sering terdapat kesalahan. Kesalahan dalam pemakaian huruf, penulisan
kata, dan pemakaian tanda baca ejaan. Kesalahan tersebut dapat dilihat
dari penulisan kata allah, dilaut, tiba2, didasar, namun, jin2, ia, dibawah.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttestatas nama Alif Sardi
Pratama mendapatkan skor dengan jumlah 62. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 22.
Isi yang dipaparkan kurang menarik, agak sulit dipahami, tetapi sesuai
dengan judul/topik permasalahan. dapat dilihat mulai dari paragraf
pertama sampai dengan paragraf terakhir. Dalam sebuah paragraf
terdapat kalimat yang tidak mempunyai korelasi.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 14. Gagasan
diungkapkan kurang jelas, urutan tidak logis, dan mengandung beberapa
unsur-unsur intrinsik. kesalahan dalam penulisan narasi tersebut dari segi
organisasi isi dapat dilihat dari isi tiap paragraf yang kurang memiliki
kesatuan dari paragraf lainnya.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 12. tata bahasanya kurang
komunikatif yaitu terdapat pada kalimat “Yang terkenal sebagai bapak
pendidikan nasional, yaitu Ki Hajar Dewantara beliau berjuang dari masa
penjajahan belanda......”, “pendidikan membawa kita harus untuk
mengenal lebih banyak / menuntut ilmu setinggi-tingginya agar kita tidak
memperbudak orang lain (bangsa lain)”, “tujuan dari pendidikan manusia
diharapkan agar menjadi berilmu pengetahuan, kreativitas.....” dan terjadi
kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan. Keempat, dari segi pilihan
struktur dan kosa kata mendapatkan skor dengan jumlah 10. Pilihan kata
cukup luas, ungkapan tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang
sesuai.
Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 4. Ejaan
sering terjadi kesalahan dan makna membingungkan. Kesalahan ejaan
dalam penulisan narasi tersebut yaitu penulisan kata belanda, orang2,
anak2 mei, nasional, penggunaan garis miring di tengah kalimat.
2) Anisa Raihana Amar
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama Anisa
Raihana Amar mendapatkan skor dengan jumlah 82. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 26. Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami, dan sesuai
dengan judul/topik permasalahan. Dapat dilihat dari pemaparan isi teks
ceritanya pada teks tersebut. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor
21. Gagasan diungkapkan secara jelas, urutan logis, dan mengandung
unsur-unsur intrinsik secara lengkap.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. tata bahasanya
sederhana dan hanya terjadi sedikit kesalahan dalam penggunaan bentuk
kebahasaan. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap kalimat yang diuraikan.
Salah satunya penggunaan kalimat “di tengah-tengah berjalan” Keempat,
dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor 12. Pilihan kata
cukup luas, ungkapan tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang
sesuai. Hal tersebut dapat dilihat pada pemilihan kata “jam” dan “pukul”
dan keseringan muncul kata “tampak”. Kelima, dari segi ejaan
mendapatkan skor 6. Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit kesalahan.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttestatas nama Anisa
Raihana Amarmendapatkan skor dengan jumlah 79 . Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 25. Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami, dan sesuai
dengan judul/topik permasalahan. Dapat dilihat dari pemaparan isi teks
ceritanya pada teks tersebut. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor
21. Gagasan diungkapkan secara jelas, urutan logis, dan mengandung
unsur-unsur intrinsik secara lengkap.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 15. tata bahasanya
sederhana dan hanya terjadi sedikit kesalahan dalam penggunaan bentuk
kebahasaan. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap kalimat “Renapun
akhirnya diantar temannya kembali kerumahnya”. Keempat, dari segi
pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor 12. Pilihan kata cukup
luas, ungkapan tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai.
Hal tersebut dapat dilihat pada pemilihan kata “kembali” seharusnya
menggunakan kata “pulang” Kelima, dari segi ejaan dengan skor 6. Ejaan
sesuai hanya terdapat sedikit kesalahan. Terdapat kesalahan pemakaian
huruf.
3) Dewa Sanjaya
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama Dewa
sanjaya mendapatkan skor dengan jumlah 61. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 20.
Isi yang dipaparkan kurang menarik, mudah dipahami, tetapi sesuai
dengan judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi organisasi isi dengan
skor 14. Gagasan diungkapkan kurang jelas, urutan kurang logis, dan
mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 12. tata bahasanya kurang
komunikatif dan terjadi kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan. Hal
tersebut dapat dilihat pada kalimat “...hampir seluruh negara di dunia
karena pandemi satu ini” dan penggunaan afiksasi yang kurang tepat yaitu
kata ”merubah”. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor dengan jumlah 10. Pilihan kata cukup luas, ungkapan
tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai. Kelima, dari segi
ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 5. Ejaan sering terdapat
kesalahan. Kesalahan dalam pemakaian tanda baca.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttestatas nama Dewa
sanjaya mendapatkan skor dengan jumlah 60. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 17.
Isi yang dipaparkan kurang menarik, mudah dipahami, tetapi sesuai
dengan judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi organisasi isi dengan
skor 15. Gagasan diungkapkan kurang jelas, urutan logis, dan
mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 13. tata bahasanya sangat
sederhana. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor dengan jumlah 10. Pilihan kata cukup luas, ungkapan
tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai. Kelima, dari segi
ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 6. Ejaan sesuai hanya terdapat
sedikit kesalahan.
4) Fidya Faradiba Rusmana
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama Fidya
Faradiba Rusmana mendapatkan skor dengan jumlah 61. Dari skor
tersebut dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi
dengan skor 20. Isi yang dipaparkan kurang menarik, mudah dipahami,
dan kurang sesuai dengan judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi
organisasi isi dengan skor 12. Gagasan diungkapkan kurang jelas, urutan
tidak logis, dan mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 14. tata bahasanya
sederhana dan terdapat kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan. Hal
tersebut terdapat pada kalimat “ir Soekarno, presiden RI pertama adalah
seorang nasionalis ia memimpin PNI pd tahun 1928”. Keempat, dari segi
pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor dengan jumlah 11.
Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat, pembentukan kata kadang-
kadang kurang sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor dengan
jumlah 4. Ejaan terdapat kesalahan terutama pada penulisan kata yaitu
kata “pd” seharusnya menggunakan kata “pada”, kata “karna”seharusnya
menggunakan kata “karena”, kata dasar2, yg, tgl, seharusnya
menggunkan kata “dasar-dasar, yang, dan tanggal, serta terdapat
kesalahan pemakaian huruf pada kata “moh. hatta seharusnya
menggunakan kata “Moh. Hatta”.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttestatas nama Fidya
Faradiba Rusmana mendapatkan skor dengan jumlah 72. Dari skor
tersebut dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi
dengan skor 21. Isi yang dipaparkan kurang menarik, mudah dipahami,
dan sesuai dengan judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi organisasi
isi dengan skor 19. Gagasan diungkapkan kurang jelas, urutan logis, dan
hanya mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. tata bahasanya
sederhana dan terdapat sedikit kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaan.Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor dengan jumlah 11. Pilihan kata cukup luas, ungkapan
tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai. Hal ini terdapat
pada penggunaan kata “kalau” seharusnya menggunkan kata “apabila”
Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 4. Ejaan
terdapat kesalahan terutama pada penulisan kata yaitu kata
“yg”seharusnya menuliskan kata “yang”, kata “dgn” seharusnya
menggunkan kata “dengan”. Terdapat kesalahan pemakaian huruf pada
kata kata “hubei” seharusnya menuliskan kata “Hubei”. Dan terdapat pula
pemakaian tanda baca.
5) Filza Nurul Zahra
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama Filza Nurul
Zahra mendapatkan skor dengan jumlah 84. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 25.
Isi yang dipaparkan menarik, mudah dipahami, tetapi tidak terdapat judul.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 21. Gagasan diungkapkan
secara jelas, urutan logis, dan mengandung beberapa unsur-unsur
intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. tata bahasanya
sederhana dan hanya sedikit kesalah penggunaan bentuk kebahasaan.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor
dengan jumlah 13. Pilihan kata luas, ungkapan tepat, pembentukan kata
sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 8. Ejaan
sesuai. Ketepatan dalam menulis kata demi kata dan pemakaian tanda
baca sudah tepat.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttestatas nama Filza Nurul
Zahra mendapatkan skor dengan jumlah 85. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 26.
Isi yang dipaparkan menarik, mudah dipahami, sesuai dengan judul/topik
permasalahan. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 21. Gagasan
diungkapkan secara jelas, urutan logis, dan mengandung beberapa unsur
intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. Tata bahasanya
sederhana dan hanya sedikit kesalah penggunaan bentuk kebahasaan.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor
dengan jumlah 13. Pilihan kata luas, ungkapan tepat, pembentukan kata
sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 8. Ejaan
sesuai. Ketepatan dalam menulis kata demi kata dan pemakaian tanda
baca sudah tepat.
6) Kiki Indah Amelia
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama Kiki Indah
Amelia mendapatkan skor dengan jumlah 74. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 21.
Isi yang dipaparkan kurang menarik, agak mudah dipahami, dan sesuai
dengan judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi organisasi isi dengan
skor 21. Gagasan diungkapkan secara jelas, urutan logis, dan
mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 15. tata bahasanya
sederhana dan hanya sedikit kesalah penggunaan bentuk kebahasaan.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor
dengan jumlah 11. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat, terdapat kata-
kata yang kurang dimengerti oleh orang awam dengan politik apabila ia
membaca teks tersebut. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor
dengan jumlah 6. Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit kesalahan.
Keselahan yang dimaksud adalah kesalahan penulisan kata “juga” yang
disingkat menjadi “jg”.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttestatas nama Kiki Indah
Amelia mendapatkan skor dengan jumlah 73. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 21.
Isi yang dipaparkan kurang menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan
judul/topik permasalahan.namun isi teks cerita mengarah ke teks berita.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 21. Gagasan diungkapkan
secara jelas, urutan logis, dan mengandung beberapa unsur-unsur
intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 15. tata bahasanya
sederhana dan hanya sedikit kesalah penggunaan bentuk kebahasaan.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor
dengan jumlah 11. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat, dan
pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai. Kelima, dari segi ejaan
mendapatkan skor dengan jumlah 5. Ejaan sesuai hanya terdapat
beberapa kesalahan. Keselahan yang dimaksud adalah kesalahan
penulisan kata “juga” yang disingkat menjadi “jg” dan kesalahan
pemakaian huruf seperti kata “Sekitarnya” seharusnya ditulis “sekitarnya”,
kata “paccerakkang, citra sudiang Indah gelora pajjaiang” seharusnya
penulisan kata tersebut diawali dengan huruf kapital karena merupakan
kata tempat.
7) Magama Akhir
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama Magama
mendapatkan skor dengan jumlah 70. Dari skor tersebut dapat dilihat dari
uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 22. Isi yang
dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan
judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 19.
Gagasan diungkapkan cukup jelas, urutan kurang logis, dan hanya
mengandung unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 14. tata bahasanya
sederhana dan terjadi sedikit. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa
kata mendapatkan skor dengan jumlah 10. Pilihan kata cukup luas,
ungkapan tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai. Hal ini
dapat dilihat pada penggunaan kata “warga masyarakat” apabila ada kata
warga seharusnya kata masyarakat ditiadakan karena kedua kata tersebut
memiliki arti yang sama.
Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 5. Ejaan
sering terdapat kesalahan. Kesalahan dalam pemakaian huruf seperti kata
“Warga, Pelaksanaannya, Saya, Sepanjang, Riasan,dan kata Cermin”
seharusnya penulisan kata-kata tersebut diawali dengan huruf kecil saja
karena terdapat pada tengah kalimat. Selanjutnya kata “agustus,
indonesia” seharusnya ditulis dengan menggunakan huruf kapital di awal
kalimat. Dan penulisan kata tempat setelah diberikan imbuhan seharusnya
ditulis secara terpisah.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttest atas nama Magama
mendapatkan skor dengan jumlah 60. Dari skor tersebut dapat dilihat dari
uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 17. Isi yang
dipaparkan kurang menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan
judul/topik permasalahan namun isi teks cerita terlalu singkat. Kedua, dari
segi organisasi isi dengan skor 15. Gagasan diungkapkan cukup jelas,
urutan logis, dan hanya mengandung beberapa unsur-unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 13. tata bahasanya sangat
sederhana dan tidak terdapat kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaannya karena teks tersbut hanya terdiri dari beberapa kalimat
saja. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor
dengan jumlah 10. Pilihan kata terbatas, ungkapan tepat, pembentukan
kata kadang-kadang kurang sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan
skor dengan jumlah 5. Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit kesalahan
yaitu penulisan kata tempat yang diberikan imbuhan seharusnya kata
tersebut terpisah.
8) Nayla Azzahra
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama Nayla
Azzahra mendapatkan skor dengan jumlah 77. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 23.
Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami, tetapi idak ada judul
yang dicantumkan. Dapat dilihat dari pemaparan isi teks ceritanya pada
teks tersebut. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 21. Gagasan
diungkapkan secara jelas, urutan logis, dan mengandung unsur-unsur
intrinsik secara lengkap.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 15. tata bahasanya
sederhana dan hanya terjadi sedikit kesalahan dalam penggunaan bentuk
kebahasaan. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap kalimat “Renapun
akhirnya diantar temannya kembali kerumahnya”. Keempat, dari segi
pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor 12. Pilihan kata cukup
luas, ungkapan tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai.
Hal tersebut dapat dilihat pada pemilihan kata “punya” seharusnya kata
tersebut dihilangkan saja karena tidak mengandung makna dalam kalimat
tersebut dan tidak berkaitan pada kata sebelumnya. Kelima, dari segi
ejaan dengan skor 6. Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit kesalahan.
Terdapat kesalahan pemakaian huruf.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttestatas nama Nayla
Azzahra mendapatkan skor dengan jumlah 79. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 23.
Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami, tetapi idak ada judul
yang dicantumkan. Dapat dilihat dari pemaparan isi teks ceritanya pada
teks tersebut. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 21. Gagasan
diungkapkan secara jelas, urutan logis, dan mengandung unsur-unsur
intrinsik secara lengkap.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 18. tata bahasanya
sederhana dan bentuk kebahasaan tepat. Keempat, dari segi pilihan
struktur dan kosa kata mendapatkan skor 11. Pilihan kata cukup luas,
ungkapan tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai. Hal
tersebut dapat dilihat pada pemilihan kata “siswa” dan “anak”. Kelima, dari
segi ejaan mendapatkan skor 6. Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit
kesalahan.
9) Nurul Aisyah Asis
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama Nurul
Aisyah Asismendapatkan skor dengan jumlah 80. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 23.
Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami, tetapi sesuai
dengan judul/topik permasalahan.hal tersebut dapat dilihat pada isi teks
yang menceritakan tentang dunia pendidikan. Kedua, dari segi organisasi
isi dengan skor 21. Gagasan diungkapkan secara jelas, urutan logis, dan
mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. tata bahasanya
sederhana dan terjadi kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor
dengan jumlah 12. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat, pembentukan
kata kadang-kadang kurang sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan
skor dengan jumlah 7. Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit kesalahan.
Kesalahan dalam penulisan kata pada kata “orang2” dan “anak2”
seharusnya menuliskan kata “orang-orang” dan “anak-anak”
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttestatas nama Nurul
Aisyah Asis mendapatkan skor dengan jumlah 71. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 22. Isi yang dipaparkan kurang menarik, mudah dipahami, dan sesuai
dengan judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi organisasi isi dengan
skor 21. Gagasan diungkapkan secara jelas, urutan logis, dan
mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 13. tata bahasanya kurang
komunikatif dan terjadi kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan. Hal
tersebut dapat dilihat pada kalimat “namun, jin Ifrit tidak menemukan
sesuatu didasar.....” Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor dengan jumlah 10. Pilihan kata cukup luas, ungkapan
tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai.
Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 5. Ejaan
sering terdapat kesalahan. Kesalahan dalam pemakaian huruf, penulisan
kata, dan pemakaian tanda baca ejaan. Kesalahan tersebut berupa
kesalahan penulisan kata yaitu penulisan kata “dilaut, tiba2, didasar, jin2,
dan apa2” seharusnya penulis menuliskan dengan kata “ di laut, tiba-tiba,
jin-jin, dan apa-apa” dan kesalahan pemakaian huruf yaitu penulisan
nama “nabi Sulaiman” seharusnya kedua kata tersebut harus
menggunakan huruf kapital diawal tiap kata karena huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, dan sebagainya.
10) Nurfatiha Fatimah Azzahra
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretestatas nama Nurfatiha
Fatimah Azzahra mendapatkan skor dengan jumlah 74. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 23. Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami, dan sesuai
dengan judul/topik permasalahan. Hal tersebut dapat dilihat pada isi teks
yang menceritakan tiga ekor kucing kecil dan serigala yang hidup di hutan.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 19. Gagasan diungkapkan
cukup jelas, urutan logis, dan hanya mengandung beberapa unsur
intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 14. tata bahasanya
sederhana dan terjadi sedikit kesalahan. Hal ini dapat dilihat dari kalimat
“... serigala merumbuhkan rumah jerami dan ranting tersebut” seharusnya
kata merumbuhkan diganti dengan kata merobohkan karena kata tersebut
berasal dari kata dasar roboh dan ditambahkan afiksasi. Selanjutnya
kalimat “Serigala tidak dapat meruntuhkan rumah bata tersebut, sehingga
dia memanjat rumah bata tersebut sampai ketapnya” seharusnya sebelum
kata serigala ditambahkan kata tetapi dan tidak perlu membuat paragraf
baru.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor
dengan jumlah 10. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat, pembentukan
kata kadang-kadang kurang sesuai. Hal ini dapat dilihat pada kata
“tersebut” sebaiknya tidak perlu ditulis berulang kali dalam satu kalimat.
Sertakata “merumbuhkan” seharusnya menggunakan kata merobohkan
karena dalam kamus bahasa Indonesia tidak ada kata rubuh melainkan
roboh. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 8. Ejaan
sesuai hanya terjadi sedikit kesalahan yaitu penulisan kata “satu”
seharusnya “satu” karena terdapat pada tengah kalimat.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttest atas nama Nurfatiha
Fatimah Azzahra mendapatkan skor dengan jumlah 70. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 19. Isi yang dipaparkan kurang menarik, mudah dipahami, dan sesuai
dengan judul/topik permasalahan tetapi masih perlu pengembangan
kalimat supaya si pembaca tidak bosan membacanya. Kedua, dari segi
organisasi isi dengan skor 18. Gagasan diungkapkan cukup jelas, urutan
logis, dan hanya mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. tata bahasanya sangat
sederhana dan tidak terdapat kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaannya. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor dengan jumlah 10. Pilihan kata terbatas, ungkapan
tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai. Hal ini dapat
dilihat pada kalimat “...dan kegiatan untuk sementara dilakukan dirumah
saja” seharusnya seblum kata kegiatan ditambahkan kata setiap untuk
memperjelas makna yang ingin disampaikan.
Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 6. Ejaan
sesuai hanya terdapat sedikit kesalahan yaitu penulisan kata tempat yang
diberikan imbuhan seharusnya kata tersebut terpisah.
11) A. Nur Sabrila Hasyim
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama A. Sabrila
Hasyim mendapatkan skor dengan jumlah 74. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 24.
Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan
judul/topik permasalahan. Isi teks tersebut menceritkan tentang tokoh
pendidikan yang sangat terkenal yaitu sosok Ki Hajar Dewantara dan
masa perjuangannya serta alangkah baiknya jika judulnya dibuat
semenarik mungkin sehingga pembaca tidak langsung menebak isi teks
ceritanya.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 18. Gagasan
diungkapkan tidak terorganisisr, tetapi urutan logis, dan mengandung
beberapa unsurintrinsik. Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 16. tata
bahasanya sederhana dan sedikit kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaan.seperti halnya pada kata “berterimakasih” kalau dilihata dari
tataran sintaksisnya kata tersebut dibagi menjadi dua yaitu kata berterima
dan kasih.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor
dengan jumlah 12. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat, pembentukan
kata kadang-kadang kurang sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan
skor dengan jumlah 4. Ejaan sering terjadi kesalahan. Kesalahan yang
dimaksud yaitu kesalahan pemakaian huruf pada kata “dunia, beliau, dan
ki” seharusnya diawali dengan huruf kapital karena kata-kata tersebut
berada di awal kalimat. Selanjutnya kata “belanda, ki hajar dewantara,
yogyakarta, soewardi soernayaningrat, dan indonesia” seharusnya
menggunakan huruf kapital diawal kata karena kata-kata tersebut
merupakan unsur nama orang dan nama geografi.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttestatas nama Nurul
Aisyah Asis mendapatkan skor dengan jumlah 68. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 21. Isi yang dipaparkan kurang menarik karena penulis hanya
mendeskripsikan tentang sekolah secara tidak menyeluruh, mudah
dipahami, dan sesuai dengan judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi
organisasi isi dengan skor 19. Gagasan diungkapkan cukup jelas, urutan
sedikit logis, dan mengandung beberapa unsur-unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 13. tata bahasanya kurang
komunikatif dan terjadi kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan. Hal
tersebut dapat dilihat pada kalimat “ Di sekolahku banyak sekali macam-
macam tanaman yang menghiasi depan sekolahku yang sejuk...”runtutan
kata-katanya tidak tersusun secara sistematis. Jadi kalimat yang tepat
adalah “di depan sekolahku terdapat berbagai macam tanaman hias yang
membuat suasaa menjadi sejuk....”. Keempat, dari segi pilihan struktur
dan kosa kata mendapatkan skor dengan jumlah 10. Pilihan kata cukup
luas, ungkapan tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai.
Seperti halnya pada kata “tapi” seharusnya digunakan kata “tetapi” dan
kata k’erajinan-kerajinan lainnya” seharusnya “kerajinan lainnya”
Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 5. Ejaan
sering terdapat kesalahan. kesalahan penulisan kata yaitu kata “di tanami”
seharusnya disambung karena kata tersebut merupakan kata kerja yang
diberikan imbuhan di- sedangkan pada kata “disekolah” seharusnya
dipisah karena kata tersebut merupakan kata tempat yang diberikan
imbuhan di-.
12) Alisha Zahra Harifin
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama Alisha
Zahra Harifin mendapatkan skor dengan jumlah 88. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 28. Isi yang dipaparkan sangat menarik, mudah dipahami, dan sesuai
dengan judul/topik permasalahan. Isi teks tersebut menceritakan tentang
J.K Rowling yang merupakan seorang penulis novel yang melegendaris
dan memiliki sifat yang pantang menyerah dalm berkarya.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 22. Gagasan
diungkapkan secara jelas, urutan logis, dan mengandung unsur-unsur
intrinsik secara lengkap. Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 18.
tata bahasanya kompleks dan kebahasaan tepat. Hal tersebut dapat
dilihat pada setiap kalimat yang diuraikan. Keempat, dari segi pilihan
struktur dan kosa kata mendapatkan skor 12. Pilihan kata cukup luas,
ungkapan tepat, pembentukan kata sesuai. Kelima, dari segi ejaan
mendapatkan skor 8. Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit kesalahan.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttestatas nama Alisha
Zahra Harifinmendapatkan skor dengan jumlah 79. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 25. Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami, dan sesuai
dengan judul/topik permasalahan. Dapat dilihat dari pemaparan isi teks
ceritanya pada teks tersebut yang menceritakan tentang liburan keluarga
yang ditulis secara singkat. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 19.
Gagasan diungkapkan cukup jelas, urutan logis, dan mengandung
beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. tata bahasanya
sederhana dan penggunaan bentuk kebahasaan tepat. Keempat, dari segi
pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor 12. Pilihan kata cukup
luas, ungkapan tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai.
Hal tersebut dapat dilihat pada pemilihan kata “namun” seharusnya
menggunakan kata “tetapi” dan kata “diri” diganti menjadi “tubuh”. Kelima,
dari segi ejaan dengan skor 6. Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit
kesalahan. Terdapat kesalahan pemakaian tanda baca yatu kata benar”
seharusnya tidak menggunakan tanda baca (“) tetapi langsung
menuliskan kata benar-benar.
13) Andi Aprilya Fillannisa
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama Andi
Aprilya Fillannisa mendapatkan skor dengan jumlah 69. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 20. Isi yang dipaparkan kurang menarik, mudah dipahami, kurang
sesuai dengan judul/topik permasalahan. Teks tersebut menceritakan
tentang menumbuhkan sikap solidaritas menghadapi virus corona.
Namun, ketepatan dalam pilihan kata tengtang judul kurang tepat.
Seharusnya denga kalimat Covid-19 musuh bersama, di lawan dengan
rasa solidaritasi”.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 17. Gagasan
diungkapkan cukup jelas, urutan sedikit logis, dan mengandung beberapa
unsur intrinsik. Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. tata
bahasanya sederhana dan bentuk kebahasaan tepat. Keempat, dari segi
pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor dengan jumlah 10.
Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat, pembentukan kata kadang-
kadang kurang sesuai. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan kata solidaritas
sosial seharusnya hanya kata solidaritas yang dicantumkan karena kedua
kata tersebut maknanya hampir sama.
Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 5. Ejaan
sering terdapat kesalahan. Kesalahan dalam pemakaian huruf yaitu
penulisan kata “di indonesia” seharusnya “di Indonesia” karena kata
tersebut merupakan unsur nama geografi sedangkan pada kata
Solidaritas Sosial” seharusnya “solidaritas atau sosial” karena kedua kata
tersebut terdapat di tengah kalimat.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttestatas nama Andi
Aprilya Fillannisa mendapatkan skor dengan jumlah 59 . Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 17. Isi yang dipaparkan kurang menarik karena isinya terlalu singkat,
mudah dipahami, sesuai dengan judul/topik permasalahan tetapi kurang
menarik perhatian pembaca. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor
15. Gagasan diungkapkan kurang jelas, urutan logis tapi hanya terdiri dari
beberapa kalimat, dan hanya mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 12. tata bahasanya sangat
sederhana. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor dengan jumlah 10. Pilihan kata cukup luas, ungkapan
tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai. Kelima, dari segi
ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 5. Ejaan sering terjadi kesalahan
pemakaian huruf kapital.
14) Rahma Istiana
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretestatas nama Rahma
Istianamendapatkan skor dengan jumlah 69. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 17.
Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami, tetapi judul tidak
dicantumkan. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 20. Gagasan
diungkapkan cukup jelas, urutan cukup logis, dan hanya mengandung
beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 15. tata bahasanya
sederhana dan terjadi kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan.Dalam
teks tersebut seharusnya ada beberapa paragraf yang disatukan menjadi
sebuah paragraf. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor dengan jumlah 12. Pilihan kata cukup luas, ungkapan
tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai. Kelima, dari segi
ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 5. Ejaan sering terjadi
kesalahandalam penulisan kata pada kata “dgn” dan “yg” seharusnya
kedua kata tersebut tidak perlu disingkat.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttestatas nama Rahma
Istianamendapatkan skor dengan jumlah 67. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 16.
Isi yang dipaparkan kurang menarik, mudah dipahami, dan judul tidak
dicantumkan. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 18. Gagasan
diungkapkan cukup jelas, urutan logis, dan hanya mengandung beberapa
unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 15. tata bahasanya
sederhana. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor dengan jumlah 10. Pilihan kata cukup luas, ungkapan
kurang tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai. seperti
halnya pada kalimat “ternyata saat sampai keponakanku...” seharusnya
ternyata ketika sampai di rumah keponakanku...” Kelima, dari segi ejaan
mendapatkan skor dengan jumlah 8 . Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit
kesalahan.
Tabel 4.1 Tingkat Kemampuan Pembelajaran Menulis Narasi Nilai PretestKelas Kontrol
Interval Kategori Frekuensi Persentase(%)
91-100 Sangat tinggi - -
80-90 Tinggi 4 28,57
65-79 Sedang 8 57,14
60-64 Rendah 2 14,28
0-59 Sangat rendah -
Total 14 100
Berdasarkan tabel 4.1 menggambarkan bahwa skor pretest kelas
kontrol menunjukkan bahwa tidak ada siswa berada pada kategori sangat
tinggi. Namun, terdapat pada kategori tinggi diperoleh empat siswa
(28,57%), kategori sedang diperoleh delapan siswa (47,18%), dan
kategori rendah diperoleh dua siswa (25%). kategori sangat rendah
diperoleh enam siswa (14,28%).Setelah diperoleh nilai rata-rata pretest
pada kelas eksperimen dalam pembelajaran menulis termasuk dalam
kategori sedang. Hal tersebut terlihat pada tabel yang menunjukkan nilai
rata-rata 73 pada nilai interval 79-65 .
Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Pembelajaran Menulis Narasi Nilai
Posttest Kelas Kontrol
Interval Kategori Frekuensi Persentase(%)
91-100 Sangat tinggi - -
80-90 Tinggi 1 7,14
65-79 Sedang 9 64,28
60-64 Rendah 4 28,57
0-59 Sangat rendah -
Total 14 100
Berdasarkan tabel 4.2 menggambarkan bahwa skor posttest kelas
kontrol menunjukkan bahwa tidak ada siswa berada pada kategori sangat
tinggi. Namun, terdapat pada kategori tinggi diperoleh satu siswa (7,14%),
kategori sedang diperoleh sembilan siswa (64,28%), dan kategori rendah
diperoleh dua siswa (25%). kategori sangat rendah diperoleh empat siswa
(28,57%).Setelah diperoleh nilai rata-rata posttest pada kelas kontrol
dalam pembelajaran menulis termasuk dalam kategori sedang. Hal
tersebut terlihat pada tabel yang menunjukkan nilai rata-rata 70 pada nilai
interval 79-65 .
b. Hasil Analisis Menulis Narasi Siswa Kelas IX.3 UPTD SPF SMPN 3
Watansoppeng
Pembelajaran menulis narasi pada kelas kontrol yang tidak
menggunakan media sosial facebook sebagai media pembelajaran
dilaksanakan selama dua tahap, yaitu tahap pretest dan posttest untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam menulis narasi.Pelaksanaan
pembelajaran menulis narasi kelas kontrol dilakukan dengan menerapkan
pembelajaran yang lazim digunakan oleh guru pada tahap pretest. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis narasi
sebelum diberikan perlakuan. Sedangkan, pada tahap
posttestpelaksanaan pembelajaran menulis narasi dilakukan dengan
menerapkan media yang biasa digunakan oleh guru yaitu media
whatsapp.
Berikut hasil kemampuan siswa dalam menulis narasi pada kelas
kontrol mengenai data pretest dan posttest:
1) Andi Pangkelareng
Hasil menulis narasi Andi Pangkalareng pada tahap pretest
mendapatkan skor 62. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 18. Isi yang dipaparkan
kurang menarik, agak sulit dipahami, dan kurang sesuai dengan
judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 17.
Gagasan diungkapkan kurang terorganisir, urutan logis, dan hanya
mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 13. tata bahasanya kurang
komunikatif dan terdapat beberapa kesalahan. Pada teks tersebut
terdapat kalimat “namun karena pandemi virus...” seharusnya dihilangkan
kata namun karena tidak ada pertentangan yang diuraikan. Keempat, dari
segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor dengan jumlah 9.
Pilihan kata terbatas, ungkapan kurang tepat, pembentukan kata kadang-
kadang kurang sesuai. seperti halnya pada setiap paragraf terdapat kata-
kata yang sering diulang. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor
dengan jumlah 5. Ejaan sering terjadi kesalahan dalam penulisan kata
pada kata “tdk, yg, dan dlm” seharusnya kedua kata tersebut tidak perlu
disingkat.
Hasil menulis narasi Andi Pangkalareng pada tahap posttest
mendapatkan skor 55. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 17. Isi yang dipaparkan
kurang menarik, agak sulit dipahami karena isi gagasan tidak jelas
tertuang dalam kalimat-kalimat yang logis, dan kurang sesuai dengan
judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 15.
Gagasan diungkapkan kurang terorganisir, urutan kurang logis karena
penulisan kalimat demi kalimat tidak tertata secara cermat sehingga
pembaca kebingungan saat membaca teks tersebut, dan hanya
mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 12. tata bahasanya kurang
komunikatif dan terdapat beberapa kesalahan. Pada teks tersebut pada
setiap paragrafnya tidak tersusun secara sistematis sesuai dengan tataran
sintaksis. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan
skor dengan jumlah 7. Pilihan kata terbatas, ungkapan kurang tepat,
pembentukan kata kurang sesuai. dapat dilihat dari isi teks yang diuraikan.
Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 4. Ejaan sering
terjadi kesalahan dalam penulisan kata dan pemakaian huruf kapital. Dan
terdapat kata-kata yang hilang sehingga makna yang disampaikan penulis
tidak jelas.
2) Moh. Agus Salim
Hasil menulis narasi Moh. Agus Salim pada tahap pretest
mendapatkan skor 62. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 17. Isi yang dipaparkan
kurang menarik karena isinya terlalu singkat, mudah dipahami, sesuai
dengan judul/topik permasalahan tetapi kurang menarik perhatian
pembaca. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 16. Gagasan
diungkapkan kurang jelas, urutan cukup logis, dan hanya mengandung
beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 15. tata bahasanya
sederhana. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor dengan jumlah 10. Pilihan kata cukup luas, ungkapan
tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai. Kelima, dari segi
ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 4. Ejaan sering terjadi kesalahan
pemakaian huruf kapital dan penulisan kata.
Hasil menulis narasi Moh. Agus Salim pada tahap posttest
mendapatkan skor 61. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 17. Isi yang dipaparkan
kurang menarik karena isinya terlalu singkat, mudah dipahami, tidak ada
judul yang dicantumkan sehingga pembaca tidak tertarik untuk
membcanya. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 15. Gagasan
diungkapkan kurang jelas, urutan cukup logis, dan hanya mengandung
beberapa unsur intrinsik karena penulis hanya mendeskripsikan secara
singkat tentang Marco Polo.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 15. tata bahasanya
sederhana. Keterkaitan kalimat demi kalimat tidak padu. Keempat, dari
segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor dengan jumlah 10.
Pilihan kata terbatas dapat dilihat dari isi teks yang diuraikan penulis,
ungkapan cukup tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai.
Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 4. Ejaan sering
terjadi kesalahan pemakaian huruf yaitu terlalu sering menggunakan huruf
kapital di tengah kalimat dan penulisan kata.
3) Zul Fiqri
Hasil menulis narasi Zul Fiqri pada tahap pretest mendapatkan skor
75. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama
dari segi isi dengan skor 21. Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah
dipahami tetapi perlu ketelitian dalam membacanya, dan sesuai dengan
judul/topik permasalahan. Kedua, darisegi organisasi isi dengan skor 21.
Gagasan yang diungkapkan cukup jelas, urutan logis karena penulis
menceritakan mulai dari dia bangun pagi untuk ke sekolah sampai dia
pulang kerumah, dan mengandung unsur intrinsik. Ketiga, dari segi tata
bahasa dengan skor 17. Tata bahasa sederhana dan hanya terjadi sedikit
kesalahan penggunaan bentuk kebahasan.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor 11.
Pilihan kata cukup luas, ungkapan cukup tepat dan pembentukan kata
kurang sesuai. hal tersebut dapat dilihat pada pemilihan kata “menaiki”
seharusnya “mengendarai” dan kata “sama” diganti menjadi “oleh” karena
kata oleh merupakan kata depan yang menandai pelaku. Kelima, dari
segi ejaan dengan skor 5. Ejaan sering terjadi kesalahan penulisan kata
dan penggunaan tanda baca.
Hasil menulis narasi Zul Fiqri pada tahap posttest mendapatkan skor
72. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama
dari segi isi dengan skor 19. Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah
dipahami karena hanya terdapat beberapa kalimat saja, dan sesuai
dengan judul/topik permasalahan. Namun, penulis bisa memberikan judul
yang lebih spesifik lagi.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 21. Gagasan yang
diungkapkan cukup jelas, urutan logis, dan hanya mengandung beberapa
unsur intrinsik. Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. Tata bahasa
sederhana dan kalimatnya perlu dikembangkan lagi secara meluas.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor 10.
Pilihan kata terbatas dapat dilihat dari kepadatan kata-katanya pada tiap
kalimat, ungkapan cukup tepat dan pembentukan kata kurang sesuai. hal
tersebut dapat dilihat pada pemilihan kata “menaiki” seharusnya
“mengendarai” dan kata “sama” diganti menjadi “oleh” karena kata oleh
merupakan kata depan yang menandai pelaku. Kelima, dari segi ejaan
dengan skor 5. Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit kesalahan penulisan
kata karena keterbatasan kata yang digunakan.
4) Elsa Widyasari
Hasil menulis narasi Elsa Widyasari pada tahap pretest
mendapatkan skor 70. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 21. Isi yang dipaparkan
cukup menarik, agak mudah dipahami karena terdapat beberapa
pemilihan kata yang kurang tepat, dan sesuai dengan judul/topik
permasalahan. Kedua, darisegi organisasi isi dengan skor 20. Gagasan
yang diungkapkan cukup jelas, urutan logis karena penulis menceritakan
perjalanannya mulai berangkat dari rumah sampai ke rumah nenek, dan
mengandung unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 13. Tata bahasa tidak
komunikatif karena terdapat kalimat yang tidak sesuai dengan tataran
sintaksis, dan hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk
kebahasan. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor
10. Pilihan kata terbatas ungkapan cukup tepat dan pembentukan kata
kurang sesuai. hal ini dapat dilihat pada teks tersebut penulis kebanyakan
menggunakan kata “kami”, tidak konsisten dalam memilih antara kata
“jam” atau “pukul”, penulis tidak menentukan pembagian waktu yang
digunakan. Kelima, dari segi ejaan dengan skor 6. Ejaan sesuai hanya
terjadi sedikit kesalahan penulisan kata.
Hasil menulis narasi Elsa Widyasari pada tahap posttest
mendapatkan skor 70. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 18. Isi yang dipaparkan
cukup menarik, mudah dipahami karena hanya terdapat beberapa kalimat
saja, dan sesuai dengan judul/topik permasalahan. Namun, penulis bisa
memberikan judul yang lebih spesifik lagi.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 20. Gagasan yang
diungkapkan cukup jelas, urutan logis, dan hanya mengandung beberapa
unsur intrinsik. Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 16. Tata bahasa
sederhana dan kalimatnya perlu dikembangkan lagi secara meluas.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor 10. Pilihan
kata terbatas dapat dilihat dari kepadatan kata-katanya pada tiap kalimat,
ungkapan cukup tepat dan pembentukan kata kurang sesuai. Kelima, dari
segi ejaan dengan skor 6. Ejaan sesuai hanya terjadi sedikit kesalahan
penulisan kata.
5) Fia Ramadani
Hasil menulis narasi Fia Ramadani pada tahap pretest mendapatkan
skor 79. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai,
pertama dari segi isi dengan skor 23. Isi yang dipaparkan cukup menarik,
mudah dipahami, dan sesuai dengan judul/topik permasalahan. Hal
tersebut dapat dilihat pada isi teks yang menceritakan suasana kesolah
yang nyaman karena selalu menjaga kebersihan dan keindahan. Kedua,
dari segi organisasi isi dengan skor 21. Gagasan diungkapkan cukup
jelas, urutan logis, dan mengandung unsur-unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. tata bahasanya
sederhana dan tidak terjadi kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaan.Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor dengan jumlah 12. Pilihan kata cukup luas, ungkapan
tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai. Kelima, dari segi
ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 6. Ejaan sesuai hanya terjadi
sedikit kesalahan penulisan kata yaitu terdapat beberapa kata yang
disingkat.
Hasil menulis narasi Fia Ramadani pada tahap posttest
mendapatkan skor 74. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 21. Isi yang dipaparkan
kurang menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan judul/topik
permasalahan tetapi masih perlu pengembangan kalimat supaya si
pembaca tidak bosan membacanya. Kedua, dari segi organisasi isi
dengan skor 18. Gagasan diungkapkan cukup jelas, urutan logis, dan
hanya mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. tata bahasanya sangat
sederhana dan tidak terdapat kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaannya. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor dengan jumlah 12. Pilihan kata cukup luas, ungkapan
tepat, pembentukan kata sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan
skor dengan jumlah 6. Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit kesalahan
penulisan kata dan pemakaian huruf yaitu pemakaian huruf kapital di
tengah kalimat.
6) Irma Damayanti
Hasil menulis narasi Irma Damayanti pada tahap pretest
mendapatkan skor 60. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 17. Isi yang dipaparkan
kurang menarik, terdapat kalimat yang kurang jelas sehingga agak
sulitdipahami, dan sesuai dengan judul/topik permasalahan namun isi teks
cerita terlalu singkat. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 15.
Gagasan diungkapkan kurang jelas, urutan cukup logis, dan hanya
mengandung beberapa unsur-unsur intrinsik karena penulis hanya
mendeskripsikan secara singkat tentang perjalanannya.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 13. tata bahasanya sangat
sederhana dan tidak terdapat kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaannya karena teks tersbut hanya terdiri dari beberapa kalimat
saja. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor
dengan jumlah 10. Pilihan kata terbatas, ungkapan tepat, pembentukan
kata kadang-kadang kurang sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan
skor dengan jumlah 5. Ejaan sering terjadi kesalahan pada penulisan kata.
Hasil menulis narasi Irma Damayanti pada tahap posttest
mendapatkan skor 60. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 14. Isi yang dipaparkan
tidak menarik karena kata-kata yag digunakan merupakan kata kiasan
sehingga pembaca mengalami kesulitan dalam memahami isi teks
dankurang sesuai dengan judul/topik permasalahan serta isi teks cerita
terlalu singkat. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 15. Gagasan
diungkapkan kurang jelas, urutan cukup logis, dan hanya mengandung
beberapa unsur intrinsik karena penulis hanya berkata-kata puitis yang
menggambarkan suasana hati yang ia rasakan.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 13. tata bahasanya sangat
sederhana dan tidak terdapat kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor
dengan jumlah 10. Pilihan kata cukup luas tetapi kata yang dipilih tidak
mengungkapkan dengan tepat karena kata-katanya terlalu puitis,
ungkapan sehingga pembentukan kata kurang sesuai. Kelima, dari segi
ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 8. Ejaan sering terjadi kesalahan
pada penulisan kata.
7) Musyrifa Marwah
Hasil menulis narasi Musyrifa Marwah pada tahap pretest
mendapatkan skor 66. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 18. Isi yang dipaparkan
kurang menarik, agak sulit dipahami, dan kurang sesuai dengan
judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 17.
Gagasan diungkapkan kurang terorganisir, urutan logis, dan hanya
mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 14. tata bahasanya
sederhana dan terdapat beberapa kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaan. Pada teks tersebut terdapat kalimat “mempunyai seorang ibu
yang sangat baik....” seharusnya ditambahkan kata “aku” sebagai subjek
dalam kalimat tersebut dan kalimat “namun, kondisi menjadi ketika...”
seharusnya menambahkan kata “berubah” setelah kata “menjadi” karena
kalimat terlihat rancu tanpa kata pelengkap. Keempat, dari segi pilihan
struktur dan kosa kata mendapatkan skor dengan jumlah 12. Pilihan kata
terbatas, ungkapan kurang tepat, pembentukan kata sesuai. Kelima, dari
segi ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 5. Ejaan sering terjadi
kesalahan dalam pemakaian dan pemakaian tanda baca.
Hasil menulis narasi Musyrifa Marwah pada tahap posttest
mendapatkan skor 60.Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 17. Isi yang dipaparkan
kurang menarik, terdapat kalimat yang kurang jelas sehingga agak sulit
dipahami, dan sesuai dengan judul/topik permasalahan namun isi teks
cerita terlalu singkat. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 15.
Gagasan diungkapkan kurang jelas, urutan cukup logis, dan hanya
mengandung beberapa unsur intrinsik karena penulis hanya
mendeskripsikan secara singkat tentang perjalanannya.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 13. tata bahasanya
sederhana dan tidak terdapat kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaannya terdapat pada kalimat “mempersiapkan semua
perbekalan yang akan diperlukan disana” seharusnya kata
mempersiapkan diganti dengan kata menyiapkan karena pada tataran
morfologi terdapat imbuhan me-kan. Keempat, dari segi pilihan struktur
dan kosa kata mendapatkan skor dengan jumlah 10. Pilihan kata terbatas,
ungkapan tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai.
Seperti halnya pada kata “perbekalan” seharusnya memilih kata “bekal”
agar pembaca lebih mudah memahami maksud dari isi teks tersebut.
Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 5. Ejaan sering
terjadi kesalahan pada penulisan kata dan pemakaian huruf kapital.
8) Mutya Ayu Budiman
Hasil menulis narasi Mutya Ayu Budiman pada tahap pretest
mendapatkan skor 71. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 21. Isi yang dipaparkan
cukup menarik, agak sulit dipahami karena terdapat beberapa pemilihan
kata yang kurang tepat, dan isi sesuai dengan judul/topik permasalahan.
Kedua, darisegi organisasi isi dengan skor 19. Gagasan yang
diungkapkan cukup jelas, urutan logis karena penulis menceritakan
perjalanannya mulai menyiapkan bekal yang akan dibawa hingga sampai
di tempat tujuan, dan mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 15. Tata bahasa
sederhana dan hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk
kebahasan. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor
10. Pilihan kata terbatas ungkapan cukup tepat dan pembentukan kata
kadang-kadang kurang sesuai. Hal ini dapat dilihat pada pemilihan kata
“ketika” seharusnya “pada”, kata mengdakan seharusnya “liburan” agar
pembaca dan memehami maksud dari isi teks.
Kelima, dari segi ejaan dengan skor 6. Ejaan sesuai hanya terjadi
sedikit kesalahan penulisan kata yaitu kata “maret” seharusnya diawali
dengan huruf kapital karena merupakan nama bulan. Selanjutnya kata
“menyianyiakan” seharusnya ditulis “menyia-nyiakan” karena merupakan
kata berulang.
Hasil menulis narasi Mutya Ayu Budiman pada tahap posttest
mendapatkan skor 74. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 20. Isi yang dipaparkan
cukup menarik, mudah dipahami tetapi terdapat kata-kata yang tidak
tepat dalam satu kalimat, dan sesuai dengan judul/topik permasalahan.
Namun, penulis bisa memberikan judul yang lebih spesifik lagi.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 20. Gagasan yang
diungkapkan cukup jelas, urutan logis, dan hanya mengandung unsur
intrinsik. Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 16. Tata bahasa
sederhana dan hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan untuk
kebahasaan. Kesalahan tersebut terdapat pada kalimat “Ketika telah
datang musim hujan” seharusnya “ketika musim hujan telah datang” agar
pembaca bisa memahami dengan baik.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor 12.
Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat dan pembentukan kata sesuai.
Kelima, dari segi ejaan dengan skor 6. Ejaan sesuai hanya terjadi sedikit
kesalahan penulisan kata.
9) Erlina Safitri
Hasil menulis narasi Erlina Safitri pada tahap pretest mendapatkan
skor 77. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai,
pertama dari segi isi dengan skor 23. Isi yang dipaparkan cukup menarik
tetapi isi teks ceritanya masih tanggung, mudah dipahami, dan isi sesuai
dengan judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi organisasi isi dengan
skor 19. Gagasan yang diungkapkan cukup jelas, urutan logis karena
penulis menceritakan secara runtut, dan mengandung beberapa unsur
intrinsik. Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. Tata bahasa
sederhana dan bentuk kebahasaan tepat.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor 12.
Pilihan kata cukup luas, ungkapan cukup tepat dan pembentukan kata
kadang-kadang kurang sesuai. Hal ini dapat dilihat pada pemilihan kata
“dan” seharusnya “dari”, kata “melintas” seharusnya “melintasi”. Kelima,
dari segi ejaan dengan skor 6. Ejaan sesuai hanya terjadi sedikit
kesalahan pemakaian tanda baca (.) di akhir kalimat.
Hasil menulis narasi Erlina Safitri pada tahap posttest mendapatkan
skor 59. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai,
pertama dari segi isi dengan skor 18. Isi yang dipaparkan kurang menarik,
agak sulit dipahami, dan sesuai dengan judul/topik permasalahan.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 15. Gagasan kurang
jelas, urutan logis, dan hanya mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 12. Tata bahasa kurang
komunikatif dan dan terdapat beberapa kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaan. Kesalahan tersebut terdapat pada kalimat “sudah berbulan-
bulan kami tinggal di rumah saya pun sudah merasa bosan hanya tinggal
dirumah” seharusnya “sudah beberapa bulan kami tinggal dirumah dan
saya pun sudah merasa bosan” agar pembaca bisa memahami dengan
baik tentang hal yang ingin disampaikan penulis.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor 9.
Pilihan kata terbatas, ungkapan tepat dan pembentukan kata sesuai. Hal
tersebut dapat dilihat pada kepadatan kata-katanya dalam teks. Kelima,
dari segi ejaan dengan skor 5. Ejaan sering terjadi kesalahan penulisan
kata dan pemakaian tanda baca.
10) Nur Riska Atika
Hasil menulis narasi Nur Riska Atika pada tahap pretest
mendapatkan skor 66. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 19. Isi yang dipaparkan
kurang menarik, mudah dipahami karena hanya terdapat beberapa
kalimat saja, dan sesuai dengan judul/topik permasalahan.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 15. Gagasan yang
diungkapkan kurang jelas, urutan logis, dan hanya mengandung beberapa
unsur intrinsik. Hal tersebut dapat dilihat dari kepadatan kalimat yang ada
dalam teks. Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. Tata bahasa
sederhana dan kalimatnya perlu dikembangkan lagi secara meluas.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor 10.
Pilihan kata terbatas dapat dilihat dari kepadatan kata-katanya pada tiap
kalimat, ungkapan cukup tepat dan pembentukan kata kurang sesuai.
Kelima, dari segi ejaan dengan skor 5. Ejaan sering terjadi kesalahan
penulisan kata.
Hasil menulis narasi Nur Riska Atika pada tahap posttest
mendapatkan skor 66. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 19. Isi yang dipaparkan
kurang menarik, mudah dipahami karena hanya terdapat beberapa
kalimat saja, dan sesuai dengan judul/topik permasalahan.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 15. Gagasan yang
diungkapkan kurang jelas, urutan logis, dan hanya mengandung beberapa
unsur intrinsik karena hanya terdapat satu paragra. Ketiga, dari segi tata
bahasa dengan skor 17. Tata bahasa sederhana dan kalimatnya perlu
dikembangkan lagi secara meluas.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor 10.
Pilihan kata terbatas dapat dilihat dari kepadatan kata-katanya pada tiap
kalimat, ungkapan cukup tepat dan pembentukan kata kurang sesuai.
Kelima, dari segi ejaan dengan skor 5. Ejaan sering terjadi kesalahan
pemakaian huruf kapital dan penulisan kata.
11) Nurfadillah
Hasil menulis narasi Nurfadillah pada tahap pretest mendapatkan
skor 81. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai,
pertama dari segi isi dengan skor 25. Isi yang dipaparkan cukup menarik ,
mudah dipahami, dan isi sesuai dengan judul/topik permasalahan. Kedua,
dari segi organisasi isi dengan skor 21. Gagasan yang diungkapkan cukup
jelas, urutan logis karena penulis menceritakan secara runtut, dan
mengandung beberapa unsur intrinsik. Ketiga, dari segi tata bahasa
dengan skor 17. Tata bahasa sederhana dan bentuk kebahasaan tepat.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor 13.
Pilihan kata luas, ungkapan tepat dan pembentukan kurang sesuai.
Kelima, dari segi ejaan dengan skor 5. Ejaan sering terjadi kesalahan
penulisan kata seperti, kata “di banggakan” seharusnya “dibanggakan”
karena merupakan kata kerja yang berafiksasi serta terdapat penulisan
kata yang disingkat.
Hasil menulis narasi Nurfadillah pada tahap pretest mendapatkan
skor 81. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai,
pertama dari segi isi dengan skor 25. Isi yang dipaparkan cukup menarik
yang menceritakan kisah seorang adik yang mulai memahami beberapa
kakaknya mulai pada saat sudah memiliki kesibukan masing-masing,
mudah dipahami, dan isi sesuai dengan judul/topik permasalahan.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 21. Gagasan yang
diungkapkan cukup jelas, urutan logis karena penulis menceritakan secara
runtut, dan mengandung unsur intrinsik. Ketiga, dari segi tata bahasa
dengan skor 17. Tata bahasa kompleks dan bentuk kebahasaan tepat.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor 13. Pilihan
kata luas, ungkapan tepat dan pembentukan kata sesuai. Kelima, dari segi
ejaan dengan skor 5. Ejaan sering terjadi kesalahan penulisan kata.
12) Nurul Qolbhy
Hasil menulis narasi Nurul Qolby pada tahap pretest mendapatkan
skor 71. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai,
pertama dari segi isi dengan skor 22. Isi yang dipaparkan cukup menarik,
mudah dipahami, dan sesuai dengan judul/topik permasalahan tetapi
alangkah indahnya apabila jika judul di spesifikkan lagi dengan isi teks
cerita. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 20. Gagasan
diungkapkan jelas, urutan logis, dan hanya mengandung beberapa unsur-
unsur intrinsik karena penulis hanya mendeskripsikan secara singkat
tentang pengalaman yang didapatkan selama di rumah saja.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 13. tata bahasanya
sederhana dan tidak terdapat kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaannya. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor dengan jumlah 10. Pilihan cukup luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai. Kelima, dari segi ejaan
mendapatkan skor dengan jumlah 6. Ejaan sesuai hanya terdapat sedikiti
kesalahan pada penulisan kata.
Hasil menulis narasi Irma Damayanti pada tahap posttest
mendapatkan skor 73. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 22. Isi yang dipaparkan
cukup menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan judul/topik
permasalahan. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 21. Gagasan
diungkapkan jelas, urutan logis, dan hanya mengandung unsur-unsur
intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 13. tata bahasanya
sederhana dan terdapat beberapa kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaannya. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor dengan jumlah 12. Pilihan cukup luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai. Kelima, dari segi ejaan
mendapatkan skor dengan jumlah 5. Ejaan sering terjadi kesalahan pada
penulisan kata yaitu terlau sering menyingkat kata-kata dalam kalimat..
13) Rita Ramadahani
Hasil menulis narasi Rita Ramadani pada tahap pretest
mendapatkan skor 66. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 18. Isi yang dipaparkan
kurang menarik karena isi teks cerita terlalu singkat, mudah dipahami, dan
sesuai dengan judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi organisasi isi
dengan skor 20. Gagasan yang diungkapkan cukup jelas, urutan logis
karena penulis menceritakan perjalanannya selama liburan, dan
mengandung unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 13. Tata bahasa
sederhana dan hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk
kebahasan. Terdapat pada kalimat “waah sangatlah indah suci sana ya
pun bagus angin saling menghembuskan” kalimat tersebut membuat
pembaca menjadi bingung dengan maksud yang diutarakan penulis.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor 9.
Pilihan kata terbatas, ungkapan cukup tepat dan pembentukan kata
kurang sesuai. hal ini dapat dilihat pemilihan kata “berlibur” seharusnya
liburan”. Kelima, dari segi ejaan dengan skor 6. Ejaan sesuai hanya
terjadi sedikit kesalahan penulisan kata.
Hasil menulis narasi Rita Ramadani pada tahap posttest
mendapatkan skor 70. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 18. Isi yang dipaparkan
cukup menarik, mudah dipahami karena hanya terdapat beberapa kalimat
saja dan menggunakan bahasa sehari-hari, dan sesuai dengan judul/topik
permasalahan.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 20. Gagasan yang
diungkapkan cukup jelas, urutan logis, dan hanya mengandung beberapa
unsur intrinsik. Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 16. Tata bahasa
sederhana dan kalimatnya perlu dikembangkan lagi secara meluas.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor 10.
Pilihan kata terbatas dapat dilihat dari kepadatan kata-katanya pada tiap
kalimat, ungkapan cukup tepat dan pembentukan kata kurang sesuai.
Kelima, dari segi ejaan dengan skor 6. Ejaan sesuai hanya terjadi sedikit
kesalahan penulisan kata.
14) Vira Puspitasari
Hasil menulis narasi Vira Puspitasari pada tahap pretest
mendapatkan skor 85. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 25. Isi yang dipaparkan
cukup menarik, mudah dipahami, sesuai dengan judul/topik permasalahan
tetapi judulnya bisa dibuat semenarik mungkin. Kedua, dari segi
organisasi isi dengan skor 22. Gagasan diungkapkan secara jelas, urutan
logis, dan mengandung unsur-unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. tata bahasanya
sederhana dan bentuk kebahasaan tepat. Keempat, dari segi pilihan
struktur dan kosa kata mendapatkan skor dengan jumlah 13. Pilihan kata
luas, ungkapan tepat, pembentukan kata sesuai. Kelima, dari segi ejaan
mendapatkan skor dengan jumlah 8. Ejaan sesuai. Ketepatan dalam
menulis kata demi kata dan pemakaian tanda baca sudah tepat.
Hasil menulis narasi Vira Puspitasari pada tahap posttest
mendapatkan skor 64. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 18. Isi yang dipaparkan
kurang menarik karena isinya terlalu singkat, mudah dipahami, sesuai
dengan judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi organisasi isi dengan
skor 15. Gagasan diungkapkan kurang jelas, urutan cukup logis, dan
hanya mengandung beberapa unsur-unsur intrinsik karena penulis hanya
mendeskripsikan secara singkat tentang liburannya di rumah nenek.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 15. tata bahasanya
sederhana. Keterkaitan kalimat demi kalimat padu tetapi kalimat dari isi
teks cerita dapat dikembangkan. Keempat, dari segi pilihan struktur dan
kosa kata mendapatkan skor dengan jumlah 10. Pilihan kata terbatas
dapat dilihat dari isi teks yang diuraikan penulis, ungkapan cukup tepat,
pembentukan kata sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor
dengan jumlah 6. Ejaan sesuai tetapi kata-kata yang diuraikan dalam teks
terlalu minim.
15) Sulastri Amrida
Hasil menulis narasi Sulastri Amrida pada tahap pretest
mendapatkan skor 75. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 23. Isi yang dipaparkan
cukup menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan judul/topik
permasalahan. Hal tersebut dapat dilihat pada isi teks yang menceritakan
perbedaan pembelajaran tatap muka dengandirumah saja. Kedua, dari
segi organisasi isi dengan skor 20. Gagasan diungkapkan jelas, urutan
logis, dan mengandung unsur-unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 14. tata bahasanya
sederhana dan bentuk kebahasaan tepat. Keempat, dari segi pilihan
struktur dan kosa kata mendapatkan skor dengan jumlah 10. Pilihan kata
cukup luas, ungkapan tepat, pembentukan kata sesuai. Kelima, dari segi
ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 8. Ejaan sesuai hanya terjadi
sedikit kesalahan penulisan kata tempat yang berimbuhan.
Hasil menulis narasi Sulastri Amrida pada tahap pretest
mendapatkan skor 74. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 19. Isi yang dipaparkan
kurang menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan judul/topik
permasalahan tetapi masih perlu pengembangan kalimat supaya si
pembaca tidak bosan membacanya. Kedua, dari segi organisasi isi
dengan skor 18. Gagasan diungkapkan cukup jelas, urutan logis, dan
hanya mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 18. tata bahasanya
sederhana dan tidak terdapat kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaannya. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor dengan jumlah 11. Pilihan kata terbatas, ungkapan
tepat, pembentukan kata sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan
skor dengan jumlah 8. Ejaan sesuai.
Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Pembelajaran Menulis Narasi Nilai PretestKelas Kontrol
Interval Kategori Frekuensi Persentase(%)
91-100 Sangat tinggi - -
80-90 Tinggi 2 13,33
65-79 Sedang 10 66,66
60-64 Rendah 2 13,33
0-59 Sangat rendah -
Total 15 100
Berdasarkan tabel 4.3 menggambarkan bahwa skor pretest kelas
kontrol menunjukkan bahwa tidak ada siswa berada pada kategori sangat
tinggi. Namun, terdapat pada kategori tinggi diperoleh dua siswa
(13,33%), kategori sedang diperoleh sepuluh siswa (66,66%), dan
kategori rendah diperoleh dua siswa (13,33%). Dan tidak siswa berada
pada kategori sangat rendah. Setelah diperoleh nilai rata-rata pretest pada
kelas kontrol dalam pembelajaran menulis termasuk dalam kategori
sedang. Hal tersebut terlihat pada tabel yang menunjukkan nilai rata-rata
71 pada nilai interval 79-65 .
Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Pembelajaran Menulis Narasi Nilai
Posttest Kelas Kontrol
Interval Kategori Frekuensi Persentase(%)
91-100 Sangat tinggi - -
80-90 Tinggi 1 6,66
65-79 Sedang 8 53,33
60-64 Rendah 4 26,66
0-59 Sangat rendah 2 13,33
Total 14 100
Berdasarkan tabel 4.4 menggambarkan bahwa skor posttest kelas
kontrol menunjukkan bahwa tidak ada siswa berada pada kategori sangat
tinggi. Namun, terdapat pada kategori tinggi diperoleh satu siswa (6,66%),
kategori sedang diperoleh delapan siswa (53,33%), dan kategori rendah
diperoleh empat siswa (26,66%). kategori sangat rendah diperoleh dua
siswa (13,33%).Setelah diperoleh nilai rata-rata posttest pada kelas
kontrol dalam pembelajaran menulis termasuk dalam kategori sedang. Hal
tersebut terlihat pada tabel yang menunjukkan nilai rata-rata 67 pada nilai
interval 79-65.
2. Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas IX.3 UPTD SPF SMPN 1
Watansoppeng dan Kelas IX.2 UPTDSMF SMPN 3 Watansoppeng
dengan Menggunakan Media Sosial Facebook
a. Hasil Analisis Menulis Narasi Siswa Kelas IX.3 UPTD SPF SMPN 1
Watansoppeng
Pembelajaran kemampuan menulis narasi pada kelas eksperimen
dilaksanakan dengan dua tahap, yaitu tahap pretest (pemberian tes
sebelum menggunakan media sosial facebook dalam menulis narasi
siswa) dan tahap posttest (pemberian tes setelah menggunakan media
sosial facebook dalam menulis narasi siswa).
Pelaksanaan pembelajaran menulis narasipada kelas eksperimen
dilakukan dengan menggunakan media whatsapp sebagai media
pembelajaran yang biasanya digunakan oleh guru. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis narasi sebelum
diberikanperlakuan (penggunaan media sosial facebook). Sedangkan,
pada tahap posttest pelaksanaan pembelajaran menulis narasi dilakukan
dengan menggunakan media sosial facebook sebagai media
pembelajaran.
Berikut hasil kemampuan siswa dalam menulis narasi pada kelas
eksperimen mengenai data pretest dan posttest:
1) A. Natasya Salsabila
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama A. Natasya
Salsabila mendapatkan skor dengan jumlah 65. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 17.
Isi yang dipaparkan kurang menarik karena isinya terlalu singkat, mudah
dipahami, sesuai dengan judul/topik permasalahan tetapi kurang menarik
perhatian pembaca. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 19.
Gagasan diungkapkan secara jelas, urutan logis tetapi hanya terdiri dari
beberapa kalimat, dan hanya mengandung beberapa unsur-unsur
intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 14. tata bahasanya
sederhana. Kalimat dalam teks cerita perlu dikembankgan lagi secara
meluas supaya bisa menarik perhatian pembaca.Kata “sengkang” di
tambahkan imbuhan di- agar dapat memperjelas bahwa kata tersebut
merupakan kata tempat. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor 10. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai. seperti pada kata
“lebih” seharusnya dihilangkan saja karena kata tersebut tidak memiliki
fungsi dalam kalimat. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 5. Ejaan
sering terjadi kesalahan penulisan kata. Terdapat penulisan kata-kata
yang disingkat.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttest atas nama A.
Natasya Salsabilamendapatkan skor dengan jumlah 90. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 28. Isi yang dipaparkan menarik, mudah dipahami, dan sesuai
dengan judul/topik permasalahan. Dapat dilihat dari pemaparan isi teks
ceritanya pada teks tersebut. Penulis menceritakan tentang seekor
buruang penakut dan diselamatkan oleh si kancil yang cerdik yang
memberikan pesan yang baik kepada pembaca. Kedua, dari segi
organisasi isi dengan skor 23. Gagasan diungkapkan secara jelas, urutan
logis, dan mengandung unsur-unsur intrinsik secara lengkap.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 19. tata komplek dan
bentuk kebahasaan tepat. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap kalimat
yang diuraikan. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor 14. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap pemilihan
kata yang terdapat pada teks teks cerita. Kelima, dari segi ejaan
mendapatkan skor 6. Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit kesalahan
penulisan kata. Terdapat penulisan kata-kata yang disingkat.
2) A. Yaqilah Fikriyah
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama A. Yaqilah
Fikriyahmendapatkan skor dengan jumlah 75. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 21.
Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami tetapi perlu ketelitian
dalam membacanya, dan sesuai dengan judul/topik permasalahan.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 21. Gagasan yang
diungkapkan cukup jelas, urutan logis karena penulis menceritakan mulai
dari dia bangun pagi untuk ke sekolah sampai dia pulang kerumah, dan
mengandung unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. Tata bahasa
sederhana dan hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk
kebahasan. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor
11. Pilihan kata cukup luas, ungkapan cukup tepat dan pembentukan kata
kurang sesuai. Hal tersebut dapat dilihat pada pemilihan kata
“menggunakan” seharusnya “mengendarai”. Kelima, dari segi ejaan
dengan skor 5. Ejaan sering terjadi kesalahan penulisan kata dan
penggunaan tanda baca. Terdapat penulisan kata-kata yang disingkat dan
penulisan kata tempat yang ditambahkan imbuhan di- seharusnya ditulis
terpisah seperti pada kata “dijalan” seharusnya “di jalan” dan kata
“disekolah” dan “di sekolah”
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttestatas nama A. Yaqilah
Fikriyahmendapatkan skor dengan jumlah 80. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 20.
Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan
judul/topik permasalahan. Dapat dilihat dari pemaparan isi teks ceritanya
pada teks tersebut. Penulis menceritakan tentang persahabat yang dia
rajut bersama teman-temannya dengan perbedaan situasi dan kondisi.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 23. Gagasan diungkapkan
secara jelas, urutan logis, dan mengandung unsur-unsur intrinsik secara
lengkap yang lengkap.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. tata sederhana dan
hanya terjadi sedikit keslahan penggunaan bentuk kebahasaan tepat. Hal
tersebut dapat dilihat pada setiap kalimat yang diuraikan. Keempat, dari
segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor 14. Pilihan kata
cukup luas, ungkapan tepat, pembentukan kata sesuai. Hal tersebut dapat
dilihat pada setiap pemilihan kata yang terdapat pada teks teks cerita.
Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 6. Ejaan sesuai hanya terdapat
sedikit kesalahan penulisan kata. Terdapat penulisan kata-kata yang
disingkat dan kata tempat ditulis secara terpisah dengan imbuhan di-..
3) Afifah Zahra Aini
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretestatas nama Afifah
Zahra Ainimendapatkan skor dengan jumlah 87. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 27.
Isi yang dipaparkan menarik karena pesan yang bisa didapatkan dari isi
teks cerita tersebut, mudah dipahami, dan sesuai dengan judul/topik
permasalahan. Penulis menceritakan tentang perjalanan sesorang anak
yatim piatu menjadi sukses dan butuh prngorbanan dan proses yang
cukup panjang. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 24. Gagasan
diungkapkan secara jelas, urutan logis, dan mengandung unsur-unsur
intrinsik secara lengkap.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. tata sederhana dan
hanya terjadi sedikit keslahan penggunaan bentuk kebahasaan tepat.
Terdapat kata-kata yang salah setelah ditambahkan imbuhan seperti kata
“mengkasihaninya” seharusnya “mengasihaninya”. Keempat, dari segi
pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor 13. Pilihan kata cukup
luas, ungkapan tepat, pembentukan kata sesuai namun terdapat kata
yang salah penulisan yaitu kata “dihusir” seharusnya “diusir” dan
pemilihan kata memasak sarapan seharusnya membuat sarapan. Kelima,
dari segi ejaan mendapatkan skor 6. Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit
kesalahan penulisan kata. Terdapat penulisan kata-kata yang disingkat
dan pemakaian tanda baca.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretestatas nama Afifah
Zahra Ainimendapatkan skor dengan jumlah 89. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 27.
Isi yang dipaparkan menarik karena terdapat pesan yang bisa didapatkan
dari isi teks cerita tersebut, mudah dipahami, dan sesuai dengan
judul/topik permasalahan. Penulis menceritakan tentang perjalanan
seorang anak yang tinggal bersama neneknya berhasil menjadi seorang
violinist. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 24. Gagasan
diungkapkan secara jelas, urutan logis, dan mengandung unsur-unsur
intrinsik secara lengkap.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 18. tata kompleks dan
bentuk kebahasaan tepat. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa
kata mendapatkan skor 14. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai namun terdapat kata yang salah penulisan yaitu
kata “daftar” seharusnya dihilangkan karena kata tersebut tidak memiliki
arti dalam kalimat sehingga terjadi pemborosan kata. Kelima, dari segi
ejaan mendapatkan skor 6. Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit kesalahan
penulisan kata. Terdapat penulisan kata “di mulai” seharusnya “di mulai”
karena merupakan kata kerja yang ditambahkan imbuhan di-. Dan
kesalahan pemakaian huruf kapital pada nama bulan yang terdapat pada
teks teks cerita.
4) Alsyabila Aprelia Fani
hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama Alsyabila
Aprelia Fani mendapatkan skor dengan jumlah 71. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 22 . Isi yang dipaparkan cukup menarik tetapi teks ceritanya terlalu
singkat, mudah dipahami, sesuai dengan judul/topik permasalahan.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 19. Gagasan diungkapkan
secara jelas, urutan logis namun isi teks cerita bisa dikembangkanlagi,
dan hanya mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 14. tata bahasanya
sederhana. Kalimat dalam teks cerita perlu dikembangkan lagi secara
meluas supaya bisa menarik perhatian pembaca. Keempat, dari segi
pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor 10. Pilihan kata cukup
luas, ungkapan tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai.
seperti pada kalimat “aku dipertemukan dengan sahabat” seharusnya
ditambahkan kata “seorang” sebelum kata sahabat agar kalimat tersebut
dapat dimaknai dengan benar. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor
6. Ejaan hanya terdapat sedikit kesalahan pemakaian huruf kapital pada
unsur nama orang.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttestatas nama Alsyabila
Aprelia Fanimendapatkan skor dengan jumlah 89. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 27. Isi yang dipaparkan menarik karena isi teks cerita tersebut tidak
mudah ditebak oleh si pembaca sehingga kita sebagai pembaca memiliki
rasa penasaran untuk mengetahui akhir dari teks cerita tersebut, mudah
dipahami, tetapi tidak mencantumkan judul/topik permasalahan. Kedua,
dari segi organisasi isi dengan skor 23. Gagasan diungkapkan secara
jelas, urutan logis, dan mengandung unsur-unsur intrinsik secara lengkap,
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 19. tata kompleks dan
bentuk kebahasaan tepat. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap kalimat
yang diuraikan. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor 14. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap pemilihan
kata yang terdapat pada teks teks cerita. Kelima, dari segi ejaan
mendapatkan skor 6. Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit kesalahan
penulisan kata.
5) A. Ahmad Arrifai
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama A. Ahmad
Arrifai mendapatkan skor dengan jumlah 68. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 19 .
Isi yang dipaparkan cukup menarik karena pada akhir dari teks cerita
tersebut terdapat teks cerita yang agak lucu yang membuat pembaca
salah penafsiran di awal paragraf, mudah dipahami, sesuai dengan
judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 18.
Gagasan diungkapkan secara jelas, urutan logis namun isi teks cerita
bisa dikembangkan lagi, dan hanya mengandung beberapa unsur-unsur
intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 14. tata bahasanya
sederhana. Kalimat dalam teks cerita perlu dikembangkan lagi secara
meluas supaya bisa menarik perhatian pembaca. Keempat, dari segi
pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor 10. Pilihan kata cukup
luas, ungkapan tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai.
seperti pada kalimat “dari sekian aku hidup didunia ini” seharusnya
ditambahkan kata “lama” sebelum kata aku agar kalimat tersebut dapat
dimaknai dengan benar oleh si pembaca. Kelima, dari segi ejaan
mendapatkan skor 7. Ejaan hanya terdapat sedikit kesalahan pemakaian
huruf kapital pada awal kalimat.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttest atas nama A. Ahmad
Arrifaimendapatkan skor dengan jumlah 90. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 26.
Isi yang dipaparkan cukup menarik karena isi teks cerita masih bisa
dikembangkan karena kahir dari teks cerita tersebut nanggung bagi si
pembaca, mudah dipahami, dan sesuai dengan judul/topik permasalahan.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 23. Gagasan diungkapkan
secara jelas, urutan logis, dan mengandung unsur-unsur intrinsik secara
lengkap.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 19. tata kompleks dan
bentuk kebahasaan tepat. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap kalimat
yang diuraikan. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor 14. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap pemilihan
kata yang terdapat pada teks teks cerita. Kelima, dari segi ejaan
mendapatkan skor 8. Ejaan sesuai hanya kalimatnya bisa dikembangkan
lagi.
6) Arlina Mutmainna
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama Arlina
Mutmainna mendapatkan skor dengan jumlah 74. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 21.
Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan
judul/topik permasalahan. Penulis menceritakan tentang pengalamannya
pada bulan suci ramadan tepatnya pada waktu subuh hari mereka sering
malakukan jalan-jalan bersama temannya namun ketika perjalanan terjadi
sesuatu hal yang tak terduga. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor
20. Gagasan diungkapkan secara jelas, urutan logis, dan hanya
mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 13. tata kurang
komunikatif dan hanya terjadi kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan.
Terdapat pada kalimat “kami sangatlah lelah karena sudah berjalan jauh
dan dikejar anjing hingga kami berlari sekencang-kencangnya”
seharusnya “dan akhirnya kami sangat lelah” karena kalimat sebelumnya
sudah dijelaskan pada awal paragraf dan kalimat yang digunakan juga
terlalu berbelit-belit sehingga pembaca merasa bosan untuk membacanya.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor 13.
Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat, pembentukan kata sesuai.
Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 7. Ejaan sesuai hanya sedikit
terjadi kesalahan penulisan kata yang telah ditambahkan imbuhan.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttestatas nama Arlina
Mutmainna mendapatkan skor dengan jumlah 76. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 20. Isi yang dipaparkan cukup menarik tetapi teks ceritanya masih
perlu dikembangkan, mudah dipahami, dan sesuai dengan judul/topik
permasalahan. Penulis menceritakan tentang kisah persehabatannya
dengan beberapa sahabatnya dan terjadi kesalahpahaman. Kedua, dari
segi organisasi isi dengan skor 20. Gagasan diungkapkan secara jelas,
urutan logis, dan hanya mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 15. tata bahasa sederhana
dan bentuk kebahasaan tepat. Keempat, dari segi pilihan struktur dan
kosa kata mendapatkan skor 13. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 8.
Ejaan sesuai hanya sedikit terjadi kesalahan penulisan kata yang telah
ditambahkan imbuhan.
7) Carla Via Glory
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama Carla Via
Glory mendapatkan skor dengan jumlah 71. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 22.
Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan
judul/topik permasalahan tetapi alangkah indahnya apabila jika judul di
spesifikkan lagi dengan isi teks cerita. Kedua, dari segi organisasi isi
dengan skor 20. Gagasan diungkapkan jelas, urutan logis, dan hanya
mengandung beberapa unsur intrinsik karena penulis hanya
mendeskripsikan secara singkat tentang pengalaman yang didapatkan
selama di rumah saja.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 13. tata bahasanya
sederhana dan tidak terdapat kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaannya. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor dengan jumlah 10. Pilihan cukup luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai. Kelima, dari segi ejaan
mendapatkan skor dengan jumlah 6. Ejaan sesuai hanya terdapat sedikiti
kesalahan pada penulisan kata.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttestatas nama Carla Via
Glorymendapatkan skor dengan jumlah 91. Dari skor tersebut dapat dilihat
dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 26. Isi
yang dipaparkan menarik karena isi teks cerita memberikan nilai positif
serta nasihat terhadap yang membacanya dan mudah dipahami, tetapi
tidak mencantumkan judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi
organisasi isi dengan skor 23. Gagasan diungkapkan secara jelas, urutan
logis, dan mengandung unsur-unsur intrinsik secara lengkap. Dapat dilihat
dari uraian dari teks cerita tersebut.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 19. tata kompleks dan
bentuk kebahasaan tepat. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap kalimat
yang diuraikan. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor 14. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap pemilihan
kata yang terdapat pada teks teks cerita. Kelima, dari segi ejaan
mendapatkan skor 9. Ejaan sesuai.
8) Nurfitri Hidayati
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretestatas nama Nurfitri
Hidayati mendapatkan skor dengan jumlah 86. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 25.
Isi yang dipaparkan menarik karena terdapat beberapa pesan yang bisa
didapatkan dari isi teks cerita tersebut, mudah dipahami, tetapi judul/topik
permasalahan tidak dicantumkan. Kedua, dari segi organisasi isi dengan
skor 24. Gagasan diungkapkan secara jelas, urutan logis, dan
mengandung unsur-unsur intrinsik secara lengkap.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. tata sederhana. Pada
teks teks cerita tersebut hanya berbentuk kalimat yang panjang tidak
memiliki bentuk paragraf. Kalimat “...jika masalah lingkungan tersebut
terus” seharusnya ditambahkan secara “terus menerus” setelah kata
“tersebut” karena kalimat terlihat rancu dan pembaca pasti kebingungan
pada saat membacanya. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor 12. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai namun terdapat pemilihan kata “dipakai”
seharusnya “digunakan” karena kata tersebut lebih tepat. Kelima, dari segi
ejaan mendapatkan skor 8. Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit kesalahan
penulisan kata tempat yang ditambahkan imbuhan di-.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttestatas nama Nurfitri
Hidayati mendapatkan skor dengan jumlah 90. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 27.
Isi yang dipaparkan menarik mudah dipahami, tetapi judul/topik
permasalahan tidak dicantumkan. Penulis menceritakan tentang kerja dua
orang yang bersahabat saling bekerja sama untuk membantu satu sama
lain. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 24. Gagasan
diungkapkan secara jelas, urutan logis, dan mengandung unsur-unsur
intrinsik secara lengkap.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. tata sederhana dan
terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan tepat. Pada
kalimat “...atas usaha dan kerja keras yang dilakukan” seharusnya
ditambahkan kata “mereka” setelah kata “yang”. Keempat, dari segi pilihan
struktur dan kosa kata mendapatkan skor 14. Pilihan kata luas, ungkapan
tepat, pembentukan kata sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan
skor 8. Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit kesalahan pemakaian tanda
baca (.) di akhir kalimat.
9) Nurul Fadillah
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama Nurul
Fadillahmendapatkan skor dengan jumlah 86. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 25.
Isi yang dipaparkan menarik karena penulis menceritakan sejarah pantai
Tete, mudah dipahami, dan sesuai dengan judul/topik permasalahan.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 21. Gagasan diungkapkan
secara jelas, urutan logis, dan hanya mengandung beberapa unsur
intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 18. tata bahasa sederhana
dan bentuk kebahasaan tepat. Keempat, dari segi pilihan struktur dan
kosa kata mendapatkan skor 13. Pilihan kata luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 9.
Ejaan sesuai.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretestatas nama Nurfitri
Hidayati mendapatkan skor dengan jumlah 90. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 28.
Isi yang dipaparkan menarik mudah dipahami, dan sesuai dengan
judul/topik permasalahan. Penulis menceritakan tentang kehidupan
sebuah keluarga yang serba kecukupan tetapi musibah menimpahnya
sehingga kondisinya menjadi berbalik tetapi seorang ayah tidak pernah
putus asa demi membahagiakan keluarganya.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 24. Gagasan
diungkapkan secara jelas, urutan logis, dan mengandung unsur-unsur
intrinsik secara lengkap. Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 19.
tata bahasa kompleks dan bentuk kebahasaan tepat. Keempat, dari segi
pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor 14. Pilihan kata luas,
ungkapan tepat, pembentukan kata sesuai. Kelima, dari segi ejaan
mendapatkan skor 9. Ejaan sesuai.
10) Sony Anugrah Putra
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretestatas nama Sony
Anugrah Putramendapatkan skor dengan jumlah 88. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 27. Isi yang dipaparkan menarik, mudah dipahami namun penuh
ketelitian untuk membacanya., danjudul/topik permasalahan tidak
dicantumkan. Penulis menceritakan tentang kisah seorang remaja yang
dibully dengan teman sekolahnya karena masalah perccintaan. Kedua,
dari segi organisasi isi dengan skor 24. Gagasan diungkapkan secara
jelas, urutan logis, dan mengandung unsur-unsur intrinsik secara lengkap.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 18. tata bahassa kompleks
dan bentuk kebahasaan tepat. Keempat, dari segi pilihan struktur dan
kosa kata mendapatkan skor 13. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 6.
Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit kesalahan penulisan kata.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttestatas nama Sony
Anugrah Putra mendapatkan skor dengan jumlah 91. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 29. Isi yang dipaparkan menarik, mudah dipahami, dan sesuai
dengan judul/topik permasalahan. Penulis menceritakan tentang sosok
boneka yang misterius yang didapatkan dirumah baru Rani. Kedua, dari
segi organisasi isi dengan skor 24. Gagasan diungkapkan secara jelas,
urutan logis, dan mengandung unsur-unsur intrinsik secara lengka.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. tata bahasa sederhana
dan bentuk kebahasaan tepat. Keempat, dari segi pilihan struktur dan
kosa kata mendapatkan skor 12. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai. dapat dilihat dari kata
“tersebut” yang seseringan muncul dalam satu kalimat. Kelima, dari segi
ejaan mendapatkan skor 9. Ejaan sesuai.
11) Yushar Naila Sabrina
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama Yushar
Naila Sabrina mendapatkan skor dengan jumlah 60. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 17. Isi yang dipaparkan kurang menarik karena isinya terlalu singkat,
mudah dipahami, sesuai dengan judul/topik permasalahan tetapi kurang
menarik perhatian pembaca. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor
14. Gagasan diungkapkan cukup jelas, urutan logis tetapi hanya terdiri
dari beberapa kalimat, dan hanya mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 14. tata bahasanya
sederhana. Kalimat dalam teks cerita perlu dikembankgan lagi secara
meluas supaya bisa menarik perhatian pembaca. Keempat, dari segi
pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor 10. Pilihan kata cukup
luas, ungkapan tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai.
Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 5. Ejaan sering terjadi
kesalahan penulisan kata-kata yang disingkat dan pemakaian huruf kapital
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttest atas nama Yushar
Naila Sabrinamendapatkan skor dengan jumlah 70. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 18. Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami, dan sesuai
dengan judul/topik permasalahan. Dapat dilihat dari pemaparan isi teks
ceritanya pada teks tersebut. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor
15. Gagasan diungkapkan cukup jelas, urutan logis, dan mengandung
unsur-unsur intrinsik secara lengkap.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. tata bahasa
sederhana. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap kalimat yang diuraikan.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor 14.
Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat, pembentukan kata sesuai. Hal
tersebut dapat dilihat pada setiap pemilihan kata yang terdapat pada teks
teks cerita. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 6. Ejaan sesuai
hanya terdapat sedikit kesalahan penulisan kata. Terdapat penulisan kata
kerja ditulis secara terpisah dengan imbuhan di-.
12) Zakia Putri Salsabila Burhan
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama Zakia Putri
Salsabila Burhan mendapatkan skor dengan jumlah 74. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 21. Isi yang dipaparkan cukup menarik yang menceritakan tentang
pertemuan dua orang sahabat yang terpisah pada saat masih kecil,
mudah dipahami, dan sesuai dengan judul/topik permasalahan. Kedua,
dari segi organisasi isi dengan skor 19. Gagasan yang diungkapkan cukup
jelas, urutan logis, dan hanya mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. Tata bahasa sederhana dan
hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasan.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor 11.
Pilihan kata cukup luas, ungkapan cukup tepat dan pembentukan kata
kurang sesuai. Kelima, dari segi ejaan dengan skor 6. Ejaan sesuai tetapi
kata-kata yang diungkapkan masih minim.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttest atas nama Zakia
Putri Salsabila mendapatkan skor dengan jumlah 83. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 23. Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami, dan sesuai
dengan judul/topik permasalahan. Dapat dilihat dari pemaparan isi teks
ceritanya pada teks tersebut yang menceritakan liburan satu keluarga
yang sangat bahagia. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 21.
Gagasan diungkapkan secara jelas, urutan logis, dan hanya mengandung
beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. tata bahasa sederhana
Hal tersebut dapat dilihat pada setiap kalimat yang diuraikan. Keempat,
dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor 14. Pilihan kata
cukup luas, ungkapan tepat, pembentukan kata sesuai. Hal tersebut dapat
dilihat pada setiap pemilihan kata yang terdapat pada teks teks cerita.
Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 8. Ejaan sesuai hanya terdapat
sedikit kesalahan penulisan kata tempat ditulis secara terpisah dengan
imbuhan di-.
13) Khuswatul Hasanah
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretestatas nama Khuswatul
Hasanahmendapatkan skor dengan jumlah 70. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 21.
Isi yang dipaparkan kurang menarik karena penulis hanya menceritakan
tentang pendeskripsian kota Lampung, mudah dipahami, dan sesuai
dengan judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi organisasi isi dengan
skor 17. Gagasan diungkapkan secara jelas, urutan logis, dan hanya
mengandung beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 15. tata bahasa
sederhana. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor 11. Pilihan kata cukupluas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 6.
Ejaan sesuai tetapi sering terjadi kesalahan pemakaian huruf kapital
ditengah kalimat.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttestatas nama Khuswatul
Hasanahmendapatkan skor dengan jumlah 93. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 27.
Isi yang dipaparkan menarik karena berisi tentang penyesalan seorang
wanita yang tidak berilmu dalam dunia pendidikan, mudah dipahami, dan
sesuai dengan judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi organisasi isi
dengan skor 24. Gagasan diungkapkan secara jelas, urutan logis, dan
mengandung unsur-unsur intrinsik secara lengkap.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 19. tata bahasa kompleks
dan bentuk kebahasaan tepat. Keempat, dari segi pilihan struktur dan
kosa kata mendapatkan skor 14. Pilihan kata luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 9.
Ejaan sesuai.
Tabel 4.5 Tingkat Kemampuan Pembelajaran Menulis Narasi Nilai Pretest
Kelas Eksperimen
Interval Kategori Frekuensi Persentase(%)
91-100 Sangat tinggi - -
80-90 Tinggi 4 30,76
65-79 Sedang 8 61,53
60-64 Rendah 1 7,69
0-59 Sangat rendah -
Total 13 100
Berdasarkan tabel 4.5 menggambarkan bahwa skor pretest kelas
eksperimen menunjukkan bahwa tidak ada siswa berada pada kategori
sangat tinggi. Namun, terdapat pada kategori tinggi diperoleh empat siswa
(30,76%), kategori sedang diperoleh delapan siswa (61,53%), dan
kategori rendah diperoleh satu siswa (7,69%). Dan tidak siswa berada
pada kategori sangat rendah.
Setelah diperoleh nilai rata-rata pretest pada kelas eksperimen
dalam pembelajaran menulis termasuk dalam kategori sedang. Hal
tersebut terlihat pada tabel yang menunjukkan nilai rata-rata 75 pada nilai
interval 79-65 .
Tabel 4.6 Tingkat Kemampuan Pembelajaran Menulis Narasi Nilai
Posttest Kelas Eksperimen
Interval Kategori Frekuensi Persentase(%)
91-100 Sangat tinggi 4 30,76
80-90 Tinggi 7 53,84
65-79 Sedang 2 15,38
60-64 Rendah
0-59 Sangat rendah
Total 13 100
Berdasarkan tabel 4.4 menggambarkan bahwa skor posttest kelas
eksperimen menunjukkan bahwa kategori sangat tinggi diperoleh empat
siswa (30,76%), kategori tinggi diperoleh tujuh siswa (53,84%), kategori
sedang diperoleh dua siswa (15,38%), dan kategori rendah diperoleh
empat siswa (26,66%).Namun, tidak ada siswa yang memeroleh kategori
rendah dan sangat rendah. Setelah diperoleh nilai rata-rata posttest pada
kelas eksperimen dalam pembelajaran menulis termasuk dalam kategori
tinggi. Hal tersebut terlihat pada tabel yang menunjukkan nilai rata-rata 83
pada nilai interval 90-80.
b. Hasil Analisis Menulis Narasi Siswa Kelas IX.2 UPTD SPF SMPN 3
Watansoppeng
Pembelajaran kemampuan menulis narasi pada kelas eksperimen
dilaksanakan dengan dua tahap, yaitu tahap pretest (pemberian tes
sebelum menggunakan media sosial facebook dalam menulis narasi
siswa) dan tahap posttest (pemberian tes setelah menggunakan media
sosial facebook dalam menulis narasi siswa).
Pelaksanaan pembelajaran menulis narasipada kelas eksperimen
dilakukan dengan menggunakan media whatsapp sebagai media
pembelajaran yang biasanya digunakan oleh guru selama masa pandemi
saat ini. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
dalam menulis narasi sebelum diberikanperlakuan (penggunaan media
sosial facebook). Sedangkan, pada tahap posttest pelaksanaan
pembelajaran menulis narasi dilakukan dengan menggunakan media
sosial facebook sebagai media pembelajaran.
Berikut hasil kemampuan siswa dalam menulis narasi pada kelas
eksperimen mengenai data pretest dan posttest:
1) Dinda Anggi Anna
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama Dinda
Anggi Anna mendapatkan skor dengan jumlah 69. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 20. Isi yang dipaparkan kurang menarik, mudah dipahami, kurang
sesuai dengan judul/topik permasalahan. Teks tersebut menceritakan
tentang menumbuhkan sikap solidaritas menghadapi virus corona.
Namun, ketepatan dalam pilihan kata tengtang judul kurang tepat.
Seharusnya denga kalimat Covid-19 musuh bersama, di lawan dengan
rasa solidaritas”.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 17. Gagasan
diungkapkan cukup jelas, urutan sedikit logis, dan mengandung beberapa
unsur intrinsik. Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. tata
bahasanya sederhana dan bentuk kebahasaan tepat. Keempat, dari segi
pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor dengan jumlah 10.
Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat, pembentukan kata kadang-
kadang kurang sesuai. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan kata solidaritas
sosial seharusnya hanya kata solidaritas yang dicantumkan karena kedua
kata tersebut maknanya hampir sama.
Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 5. Ejaan
sering terdapat kesalahan. Kesalahan dalam pemakaian huruf kapital
pada kata tertentu sedangkan pada kata Solidaritas Sosial” seharusnya
“solidaritas sosial” karena kedua kata tersebut terdapat di tengah kalimat.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttestatas nama Dinda
Anggi Annamendapatkan skor dengan jumlah 91. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 27.
Isi yang dipaparkan menarik karena berisi tentang kisah Ki Hajar
Dewantara yang dipelopori sebagai bapak pendidikan nasional, mudah
dipahami, dan sesuai judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi
organisasi isi dengan skor 22. Gagasan diungkapkan secara jelas, urutan
logis, dan mengandung unsur-unsur intrinsik secara lengkap.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 19. tata kompleks dan
bentuk kebahasaan tepat. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap kalimat
yang diuraikan. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor 14. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap pemilihan
kata yang terdapat pada teks teks cerita. Kelima, dari segi ejaan
mendapatkan skor 9. Ejaan sesuai.
2) Hasrullah Putra Anugrah
Hasil menulis narasi Hasrullah Putra Anugrah pada tahap pretest
mendapatkan skor 54. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 16. Isi teks cerita yang
dipaparkan tidak menarik, mudah dipahami tetapi terlalu singkat dan isi
teks ceritanya perlu dikembangkan lagi karena hanya terdapat beberapa
kalimat saja, dan sesuai dengan judul/topik permasalahan.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 10. Gagasan yang
diungkapkan kurang jelas, urutan logis, dan hanya mengandung beberapa
unsur intrinsik karena hanya terdapat satu paragraf. Ketiga, dari segi tata
bahasa dengan skor 14. Tata bahasa sederhana dan kalimatnya perlu
dikembangkan lagi secara meluas.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor 10.
Pilihan kata terbatas dapat dilihat dari kepadatan kata-katanya pada tiap
kalimat, ungkapan cukup tepat dan pembentukan kata kurang sesuai.
Kelima, dari segi ejaan dengan skor 4. Ejaan sering terjadi kesalahan
pemakaian huruf kapital dan penulisan kata.
Hasil menulis narasi Hasrullah Putra Anugrah pada tahap posttest
mendapatkan skor 75. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 22. Isi teks cerita yang
dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami karena hanya terdapat
beberapa kalimat saja, dan sesuai dengan judul/topik permasalahan.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 17. Gagasan yang
diungkapkan cukup jelas, urutan logis, dan hanya mengandung beberapa
unsur intrinsik. Hal tersebut dapat dilihat dari kepadatan kalimat yang ada
dalam teks. Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. Tata bahasa
sederhana dan dapat dilihat dari uraian teks cerita tersebut.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor 11.
Pilihan kata cukup luas dapat dilihat dari kepadatan kata-katanya pada
tiap kalimat, ungkapan cukup tepat dan pembentukan kata kurang sesuai.
Kelima, dari segi ejaan dengan skor 8. Ejaan sesuai hanya terdapat
sedikit kesalahan.
3) Muh.Fajri Alfarabbi
Hasil menulis narasi Muh. Fajri Alfarabbi pada tahap pretest
mendapatkan skor 71. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 20. Isi teks cerita yang
dipaparkan kurang menarik, mudah dipahami isi teks ceritanya perlu
dikembangkan lagi karena hanya terdapat beberapa kalimat saja, dan
sesuai dengan judul/topik permasalahan.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 19. Gagasan yang
diungkapkan cukup jelas, urutan logis, dan hanya mengandung beberapa
unsur intrinsik karena hanya terdapat satu paragraf. Ketiga, dari segi tata
bahasa dengan skor 16 Tata bahasa sederhana dan kalimatnya perlu
dikembangkan lagi secara meluas.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor 11.
Pilihan kata cukup luas dapat dilihat dari kepadatan kata-katanya pada
tiap kalimat, ungkapan cukup tepat dan pembentukan kata kurang sesuai.
Kelima, dari segi ejaan dengan skor 5. Ejaan sering terjadi kesalahan
pemakaian huruf kapital di tengah kalimat dan penulisan kata.
Hasil menulis narasi Muh. Fajri Alfarabbi pada tahap posttest
mendapatkan skor 77. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 21. Isi teks cerita yang
dipaparkan kurang menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan
judul/topik permasalahan.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 19. Gagasan yang
diungkapkan cukup jelas, urutan logis, dan hanya mengandung beberapa
unsur intrinsik. Hal tersebut dapat dilihat dari kepadatan kalimat yang ada
dalam teks. Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. Tata bahasa
sederhana dan dapat dilihat dari uraian teks cerita tersebut. Terdapat
pada kalimat “ami sampai disawah menyabit padi” seharusnya
ditambahkan kata “untuk” agar memperjelas maksud dari kalimat tersebut.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor 12.
Pilihan kata cukup luas, ungkapan cukup tepat dan pembentukan kata
kurang sesuai. Kelima, dari segi ejaan dengan skor 8. Ejaan sesuai
hanya terdapat sedikit kesalahan penulisan huruf kapital pada unsur nama
orang.
4) Magvira
Hasil menulis narasi Magvira pada tahap pretest mendapatkan skor
61. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama
dari segi isi dengan skor 16. Isi yang dipaparkan kurang menarik perhatian
pembaca, mudah dipahami, sesuai dengan judul/topik permasalahan.
Penulis menceritakan tentang seoarang anak yang berlibur kerumah
neneknya bersama ayahnya. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor
15. Gagasan diungkapkan cukup jelas, urutan logis, dan hanya
mengandung beberapa unsur intrinsik. Tetapi kalimatnya perlu
dikembangkan sehingga memuat semua unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 14. tata bahasanya
sederhana. Kalimat dalam teks cerita perlu dikembangkan lagi secara
meluas. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan
skor 11. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat, pembentukan kata
sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 5. Ejaan sering terjadi
kesalahan penulisan kata-kata yang disingkat dan pemakaian huruf kapital
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttest atas nama
Magviramendapatkan skor dengan jumlah 70. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 18.
Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan
judul/topik permasalahan. Dapat dilihat dari pemaparan isi teks ceritanya
pada teks tersebut. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 15.
Gagasan diungkapkan cukup jelas, urutan logis, dan hanya mengandung
beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. tata bahasa
sederhana. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap kalimat yang diuraikan.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor 12.
Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat, pembentukan kata kadang-
kadang kurang sesuai. Terdapat pemilihan kata “Pu” seharusnya memilih
kata yang tepat untuk mempermudah seseorang memahami kalimat
tersebut. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 8. Ejaan sesuai hanya
terdapat sedikit kesalahan penulisan kata. Terdapat penulisan kata kerja
ditulis secara terpisah dengan imbuhan di-.
5) Andi Khairunnisa
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama Andi
Khairunnisa mendapatkan skor dengan jumlah 76. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 21. Isi yang dipaparkan cukup menarik karena penulis menceritakan
kondisi yang dialaminya selama masa pandemi bersama kelurganya,
mudah dipahami, dan sesuai dengan judul/topik permasalahan. Kedua,
dari segi organisasi isi dengan skor 20. Gagasan yang diungkapkan cukup
jelas, urutan logis dan mengandung beberapa unsur intrinsik. Ketiga, dari
segi tata bahasa dengan skor 17. Tata bahasa sederhana dan hanya
terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasan.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor 11.
Pilihan kata cukup luas, ungkapan cukup tepat dan pembentukan kata
sesuai. Kelima, dari segi ejaan dengan skor 7. Ejaan sering terjadi
kesalahan penulisan kata dan penggunaan tanda baca. Terdapat
penulisan kata yang disingkat yaitu kata “yg”.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttest atas nama Andi
Khairunnisamendapatkan skor dengan jumlah 78. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 21. Isi yang dipaparkan cukup menarik karena penulis menceritakan
pengalaman belajar di rumah saja selama masa pandemi, mudah
dipahami, dan sesuai dengan judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi
organisasi isi dengan skor 20. Gagasan yang diungkapkan cukup jelas,
urutan logis dan mengandung beberapa unsur intrinsik. Ketiga, dari segi
tata bahasa dengan skor 18. Tata bahasa sederhana dan pembentukan
kebahasaan tepat.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor 12.
Pilihan kata cukup luas, ungkapan cukup tepat dan pembentukan kata
sesuai. Kelima, dari segi ejaan dengan skor 7. Ejaan sering terjadi
kesalahan penulisan kata dan penggunaan tanda baca. Terdapat
pemakaian tanda baca (-) karena terdapat kata berulang yaitu kata “tugas
tugas” seharusnya “tugas-tugas”.
6) Arni Arifka
Hasil menulis narasi Arni Arifka pada tahap pretest mendapatkan
skor 62. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai,
pertama dari segi isi dengan skor 16. Isi yang dipaparkan kurang menarik
perhatian pembaca karena terlalu singkat, mudah dipahami, sesuai
dengan judul/topik permasalahan. Penulis menceritakan tentang suasana
di sekolahnya. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 15. Gagasan
diungkapkan cukup jelas, urutan logis, dan hanya mengandung beberapa
unsur intrinsik. Tetapi kalimatnya perlu dikembangkan sehingga memuat
semua unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 14. tata bahasanya
sederhana. Kalimat dalam teks cerita perlu dikembangkan lagi secara
meluas. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan
skor 11. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat, pembentukan kata
sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 6. Ejaan sesuai namun
kata-katanya terlalu dipadatkan.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttest atas nama Arni
Arifkamendapatkan skor dengan jumlah 76. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 18.
Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan
judul/topik permasalahan. Dapat dilihat dari pemaparan isi teks ceritanya
pada teks tersebut. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 17.
Gagasan diungkapkan cukup jelas, urutan logis, dan hanya mengandung
beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 19. tata bahasa komplek
dan bentuk kebahasaan sesuai. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap
kalimat yang diuraikan. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor 13. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 9.
7) A. Dewiyanti
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretestatas nama A.Dewiyanti
mendapatkan skor dengan jumlah 59. Dari skor tersebut dapat dilihat dari
uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 16. Isi yang
dipaparkan tidak menarik karena isinya terlalu singkat sehingga membuat
pembaca enggan membacanya, mudah dipahami karena hanya terdapat
beberapa kalimat saja, dan sesuai dengan judul/topik permasalahan.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 15. Gagasan yang
diungkapkan kurang jelas, urutan logis, dan hanya mengandung beberapa
unsur intrinsik. Hal tersebut dapat dilihat dari kepadatan kalimat yang ada
dalam teks. Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 15. Tata bahasa
sederhana dan kalimatnya perlu dikembangkan lagi secara meluas.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor 10.
Pilihan kata terbatas dapat dilihat dari kepadatan kata-katanya pada tiap
kalimat, ungkapan cukup tepat dan pembentukan kata kurang sesuai.
dapat dilihat pada kalimat “satu aktivitas yang dilayani ami saat berlibur
kerumah nenek...” pemilihan kata “dilayani” tidak padu dalam kalimat
tersebut, seharusnya menggunakan kata “dilakukan” agar kalimat tersebut
mudah dipahami oleh pembaca.
Kelima, dari segi ejaan dengan skor 3. Ejaan sering terjadi kesalahan
penulisan kata yang disingkat dan pemakaian huruf kapital. Penulisan
kata yang disingkat adalah “kadang2, adl, yg, besar2” seharusnya
“kadang-kadang, adalah, yang, besar-besar” agar pembaca tidak bingung
dan memaknai kata yang tidak sesuai dengan yang dimaksud oleh si
penulis. Sedangkan pada pemakaian huruf kapital terdapat kata “ami”
seharusnya “Ami” karena kata tersebut merupakan unsur nama orang
serta terdapat penulisan huruf kecil diawal kalimat setelah tanda titik.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttestatas nama A.
Dewiyantimendapatkan skor dengan jumlah 94. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 28.
Isi yang dipaparkan menarik karena berisi tentang pengalaman penulis
yang memberanikan diri melakuakn perjalanan pulang kampung tanpa
ditemani orang yang dikenalnya, mudah dipahami, dan sesuai dengan
judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 24.
Gagasan diungkapkan secara jelas, urutan logis, dan mengandung unsur-
unsur intrinsik secara lengkap.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 19. tata bahasa kompleks
dan bentuk kebahasaan tepat. Keempat, dari segi pilihan struktur dan
kosa kata mendapatkan skor 14. Pilihan kata luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 9.
Ejaan sesuai.
8) Fika Lestari
Hasil menulis narasi Fika Lestari pada tahap pretest mendapatkan
skor 62 Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai,
pertama dari segi isi dengan skor 16. Isi yang dipaparkan tidak menarik
perhatian pembaca karena isinya hanya terdapat satu paragraf, mudah
dipahami, dan judul/permasalahan tidak dicantumkan. Penulis
menceritakan tentang seoarang anak yang berlibur kerumah neneknya
yang tinggal seorang diri. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 15.
Gagasan diungkapkan cukup jelas, urutan logis, dan hanya mengandung
beberapa unsur intrinsik. Tetapi kalimatnya perlu dikembangkan sehingga
memuat semua unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 15. tata bahasanya
sederhana. Kalimat dalam teks cerita perlu dikembangkan lagi secara
meluas. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan
skor 11. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat, pembentukan kata
sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 5. Ejaan sering terjadi
kesalahan pemakaian huruf kapital. Terdapat pada kata “Libur, Pergi
Kerumah, Seorang, sering, pekan” seharusnya kata-kata tersebut hanya
menggunakan huruf kecil diawal katanya karena berada dalam tengah
kalimat dan tidak mengandung unsur tertentu.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttest atas nama
Magviramendapatkan skor dengan jumlah 70. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 18.
Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan
judul/topik permasalahan. Dapat dilihat dari pemaparan isi teks ceritanya
pada teks tersebut. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 15.
Gagasan diungkapkan cukup jelas, urutan logis, dan hanya mengandung
beberapa unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. tata bahasa
sederhana. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap kalimat yang diuraikan.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan skor 12.
Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat, pembentukan kata kadang-
kadang kurang sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 8. Ejaan
sesuai hanya terdapat sedikit kesalahan pemakaian huruf kapital.
Terdapat pada frasa “VIRUS KORONA” seharusnya “virus korona”.
9) Nurul Mutmainnah
Hasil menulis narasi Nurul Mutmainnah pada tahap pretest
mendapatkan skor 60. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 16. Isi yang dipaparkan
tidak menarik perhatian pembaca karena isinya hanya terdapat satu
paragraf, mudah dipahami, dan judul/permasalahan tidak dicantumkan.
Penulis menceritakan tentang seoarang anak menceritakan liburannya
namun isinya terlalu singkat. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor
14. Gagasan diungkapkan cukup jelas namun hanya terdapat beberapa
kalimat dalam teks tersebut, urutan logis, dan hanya mengandung
beberapa unsur intrinsik. Tetapi kalimatnya perlu dikembangkan sehingga
memuat semua unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 15. tata bahasanya
sederhana. Kalimat dalam teks cerita perlu dikembangkan lagi secara
meluas. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan
skor 10. Pilihan kata terbatas, ungkapan tepat, pembentukan kata kurang
sesuai. dapat dilihat pada kepadatan kata dalam teks cerita dan terdapat
kata “sangat” seharusnya “saat”. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan
skor 5. Ejaan sesuai hanya sedikit terjadi kesalahan penulisan kata
berimbuhan ke-.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttest atas nama Nurul
Mutmainnahmendapatkan skor dengan jumlah 81. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 22. Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami, dan sesuai
dengan judul/topik permasalahan. Dapat dilihat dari pemaparan isi teks
ceritanya pada teks tersebut. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor
21. Gagasan diungkapkan cukup jelas, urutan logis, dan mengandung
unsur-unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 18. tata bahasa sederhana
dan bentuk kebahasaan tepat. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap
kalimat yang diuraikan. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor 12. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 8.
Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit kesalahan penggunaan tanda baca.
10) Putri Nurul Cahaya
Hasil menulis narasi siswa pada tahap pretest atas nama Putri Nurul
cahaya mendapatkan skor dengan jumlah 70. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 17.
Isi yang dipaparkan kurang menarik karena penulis hanya menceritakan
gambaran tentang covid 19, mudah dipahami, dan sesuai dengan
judul/topik permasalahan. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 18.
Gagasan yang diungkapkan cukup jelas, urutan logis dan mengandung
beberapa unsur intrinsik. Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17.
Tata bahasa sederhana dan kebahasaan tepat.
Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata dengan skor 10.
Pilihan kata cukup luas, ungkapan cukup tepat dan pembentukan kata
kurang sesuai. terdapat pada pemilihan kata “tandan” orang yang awam
pasti bingung memakanai kata tersebut. Dalam KBBI kata “tandan”
meerupakan tangkai yang panjang pada buah sedangkan dalam teks
cerita kata “tandan” ini merupakan jenis penyakit. Kelima, dari segi ejaan
dengan skor 8. Ejaan sesuai.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttest atas nama Putri
Nurul Cahayamendapatkan skor dengan jumlah 81. Dari skor tersebut
dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan
skor 22. Isi yang dipaparkan cukup menarik yang berkaitan dengan
tentang virus corona, mudah dipahami, dan sesuai dengan judul/topik
permasalahan. Dapat dilihat dari pemaparan isi teks ceritanya pada teks
tersebut. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 21. Gagasan
diungkapkan jelas, urutan logis, dan hanya mengandung beberapa unsur
intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 17. tata bahasa kompleks
dan bentuk kebahasaan tepat. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap
kalimat yang diuraikan. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor 12. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai. kata “cebat” dan
maksud dari penulisan adalah kata “cepat” seharusnya dihilangkan.
Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 9. Ejaan sesuai.
11) Ramadhani
Hasil menulis narasi Ramadhani pada tahap pretest mendapatkan
skor 66. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur yang dinilai,
pertama dari segi isi dengan skor 18. Isi yang dipaparkan cukup menarik
karena penulis menceritakan tentang pengalamannya ketika sedang
liburan di rumah nenek, mudah dipahami, dan judul/permasalahan tidak
dicantumkan. Penulis menceritakan tentang seoarang anak menceritakan
liburannya namun isinya terlalu singkat. Kedua, dari segi organisasi isi
dengan skor 16. Gagasan diungkapkan cukup jelas namun hanya terdapat
beberapa kalimat dalam teks tersebut, urutan logis, dan hanya
mengandung beberapa unsur intrinsik. Tetapi kalimatnya perlu
dikembangkan sehingga memuat semua unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 15. tata bahasanya
sederhana. Kalimat dalam teks cerita perlu dikembangkan lagi secara
meluas. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata mendapatkan
skor 12. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat, pembentukan kata
sesuai.Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 5. Ejaan sering terjadi
kesalahan penulisan kata yang disingkat tidak sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttest atas nama
Ramadhanimendapatkan skor dengan jumlah 83. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 24.
Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan
judul/topik permasalahan. Dapat dilihat dari pemaparan isi teks ceritanya
pada teks tersebut. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 21.
Gagasan diungkapkan cukup jelas, urutan logis, dan mengandung unsur-
unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 18. tata bahasa sederhana
dan bentuk kebahasaan tepat. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap
kalimat yang diuraikan. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor 12. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 8.
Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit kesalahan penulisan kata yaitu
singkatan kata dalam kalimat yang tidak sesuai.
12) Riska Dwi Mauliani
Hasil menulis narasi Riska Dwi Mauliani pada tahap pretest
mendapatkan skor 55. Dari skor tersebut dapat dilihat dari uraian unsur
yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 16. Isi yang dipaparkan
tidak menarik karena isinya terlalu singkat dan pemilihan kata yang
digunakan tidak sesuai sehingga pembaca kurang tertarik juga untuk
membacanya, mudah dipahami, sesuai dengan judul/topik permasalahan.
Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 14. Gagasan diungkapkan
kurang jelas, urutan cukup logis, dan hanya mengandung beberapa
unsur-unsur intrinsik karena penulis hanya mendeskripsikan secara
singkat mendeskripsikan dirinya yang menjadi anak polisi.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 11. tata bahasanya kurang
komunikatif dan terdapat kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan.
Keterkaitan kalimat demi kalimat tidak padu. Keempat, dari segi pilihan
struktur dan kosa kata mendapatkan skor dengan jumlah 10. Pilihan kata
terbatas dapat dilihat dari isi teks yang diuraikan penulis, ungkapan cukup
tepat, pembentukan kata kadang-kadang kurang sesuai. Kelima, dari segi
ejaan mendapatkan skor dengan jumlah 4. Ejaan sering terjadi kesalahan
pemakaian huruf yaitu terlalu sering menggunakan huruf kapital di tengah
kalimat yang tidak sesuai kaidah bahasa Indonesia dan penulisan kata
yang berimbuhan.
Hasil menulis narasi siswa pada tahap posttest atas nama Riska Dwi
Maulianimendapatkan skor dengan jumlah 82. Dari skor tersebut dapat
dilihat dari uraian unsur yang dinilai, pertama dari segi isi dengan skor 22.
Isi yang dipaparkan cukup menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan
judul/topik permasalahan. Dapat dilihat dari pemaparan isi teks ceritanya
pada teks tersebut. Kedua, dari segi organisasi isi dengan skor 21.
Gagasan diungkapkan cukup jelas, urutan logis, dan mengandung unsur-
unsur intrinsik.
Ketiga, dari segi tata bahasa dengan skor 18. tata bahasa sederhana
dan bentuk kebahasaan tepat. Hal tersebut dapat dilihat pada setiap
kalimat yang diuraikan. Keempat, dari segi pilihan struktur dan kosa kata
mendapatkan skor 12. Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai. Kelima, dari segi ejaan mendapatkan skor 9.
Ejaan sesuai.
Tabel 4.7 Tingkat Kemampuan Pembelajaran Menulis Narasi Nilai Pretest
Kelas Eksperimen
Interval Kategori Frekuensi Persentase(%)
91-100 Sangat tinggi - -
80-90 Tinggi - -
65-79 Sedang 5 41,66
60-64 Rendah 4 33,33
0-59 Sangat rendah 3 25
Total 12 100
Berdasarkan tabel 4.7 menggambarkan bahwa skor pretest kelas
eksperimen menunjukkan bahwa tidak ada siswa berada pada kategori
sangat tinggi dan tinggi, namun terdapat pada kategori sedang diperoleh
lima siswa (41,66%), kategori rendah diperoleh empat siswa (33,33%),
dan kategori rendah diperoleh dua siswa (25%). Setelah diperoleh nilai
rata-rata pretest pada kelas eksperimen dalam pembelajaran menulis
termasuk dalam kategori rendah. Hal tersebut terlihat pada tabel yang
menunjukkan nilai rata-rata 63 pada nilai interval 64-60 .
Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Pembelajaran Menulis Narasi Nilai
Posttest Kelas Eksperimen
Interval Kategori Frekuensi Persentase(%)
91-100 Sangat tinggi 2 16,67
80-90 Tinggi 4 33,33
65-79 Sedang 6 50
60-64 Rendah - -
0-59 Sangat rendah - -
Total 12 100
Berdasarkan tabel 4.4 menggambarkan bahwa skor posttest kelas
eksperimen menunjukkan bahwa kategori sangat tinggi diperoleh dua
siswa (16,67%), kategori tinggi diperoleh empat siswa (33,33%), kategori
sedang diperoleh enam siswa (50%).Namun, tidak ada siswa yang
memeroleh kategori rendah dan sangat rendah. Setelah diperoleh nilai
rata-rata posttest pada kelas eksperimen dalam pembelajaran menulis
termasuk dalam kategori tinggi. Hal tersebut terlihat pada tabel yang
menunjukkan nilai rata-rata 80 pada nilai interval 90-80.
c. Pengaruh Penggunaan Media Sosial Facebook terhadap Kemampuan
Menulis Narasi Siswa Kelas IX UPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng
Dan UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng
1. Analisis Statistik Inferensial
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang berkaitan
dengan pembelajaran siswa pada masing-masing kelompok yang
diberikan perlakuan yang berasal dari populasi yang berdristibusi normal
atau tidak dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 26 for windows,
yang disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Pretest Kelas IX.4 pada UPTDSPF SMPN 1 Watansoppeng (Kontrol)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Pretest Kontrol 1 .132 14 .200* .968 14 .853
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan hasil uji normalitas data pretes pada kelas kontrol,
diperoleh data pada taraf signifikansi pretes kelas kontrol yang di beri
simbol ρ = 0,853 ini berarti taraf signifikansi ρ ˃ α = 0,853> 0,05 berarti
data yang diambil mengikuti distribusi normal.
Tabel 4.10 Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Posttest Kelas IX.4 padaUPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng (Kontrol)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Posttest Kontrol 1 .150 15 .200* .962 15 .731
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan hasil uji normalitas data posttest pada kelas kontrol,
diperoleh data pada taraf signifikansi pretes kelas kontrol yang diberi
simbol ρ = 0,731 ini berarti taraf signifikansi ρ ˃ α = 0,731 ˃ 0,05 berarti
data yang diambil mengikuti distribusi normal.
Tabel 4.11 Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Pretest Kelas IX.3 padaUPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng (Kontrol)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Pretest Kontrol 2 .150 15 .200* .962 15 .731
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan hasil uji normalitas data pretes pada kelas kontrol,
diperoleh data pada taraf signifikansi pretes kelas kontrol yang di beri
simbol ρ = 0,731 ini berarti taraf signifikansi ρ ˃ α = 0,731> 0,05 berarti
data yang diambil mengikuti distribusi normal.
Tabel 4.12 Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Posttest Kelas IX.3 padaUPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng (Kontrol)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Posttest Kontrol 2 .164 15 .200* .945 15 .453
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan hasil uji normalitas data posttest pada kelas kontrol,
diperoleh data pada taraf signifikansi pretes kelas kontrol yang diberi
simbol ρ = 0,453 ini berarti taraf signifikansi ρ ˃ α = 0,453 ˃ 0,05 berarti
data yang diambil mengikuti distribusi normal.
Tabel 4.13 Uji Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Pretest Kelas IX.3 padaUPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng (Eksperimen)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Pretest Eksperimen 1 .197 15 .122 .916 15 .170
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan hasil uji normalitas data pretest pada kelas
eksperimen, diperoleh data pada taraf signifikansi pretest kelas
eksperimen yang di beri simbol ρ= 0,170 berarti taraf signifikan ρ ˃ α =
0,170 ˃ 0,05 berarti data yang diambil mengikuti distribusi normal.
Tabel 4.14 Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Posttest Kelas IX.3 padaUPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng (Eksperimen)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Posttest Eksperimen 1 .322 13 .001 .824 13 .113
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan hasil uji normalitas data posttest pada kelas
eksperimen diperoleh data pada taraf signifikansiposttest kelas
eksperimen yang diberi simbol ρ = 0,113 ini berarti taraf signifikansi ρ ˃ α
= 0,113> 0,05 berarti data yang diambil mengikuti distribusi normal.
Tabel 4.15 Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Pretest Kelas IX.2 pada
UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng (Eksperimen)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Pretest Eksperimen 2 .186 12 .200* .961 12 .796
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan hasil uji normalitas data posttest pada kelas
eksperimen diperoleh data pada taraf signifikansiposttest kelas
eksperimen yang diberi simbol ρ = 0,796 ini berarti taraf signifikansi ρ ˃ α
= 0,796> 0,05 berarti data yang diambil mengikuti distribusi normal.
Tabel 4.16 Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Posttest Kelas IX.2 pada
UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Posttest Eksperimen 2 .164 12 .200* .947 12 .593
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan hasil uji normalitas data posttest pada kelas
eksperimen diperoleh data pada taraf signifikansiposttest kelas
eksperimen yang diberi simbol ρ = 0,593 ini berarti taraf signifikansi ρ ˃ α
= 0,593> 0,05 berarti data yang diambil mengikuti distribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengatahui bahwa hasil uji
hipotesis homogen, dengan hipotesis : berarti data yang diambil
homogen, : berarti data yang diambil tidak homogen. Dengan taraf
signifikan α=0,05.
Tabel 4.17 Uji Homogenitas Data PosttestKelas Eksperimen dan KelasKontrol pada UPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Hasil
Belajar
Siswa
Based on Mean .198 1 25 .660
Based on Median .676 1 25 .419
Based on Median and
with adjusted df
.676 1 22.6
51
.419
Based on trimmed mean .298 1 25 .590
Berdasarkan hasil analisis uji homogenitas pada kelas eksperimen
dan kontrol tersebut diperoleh data pada taraf signifikansi yang diberi
simbol ρ = 0,660 ini berarti taraf signifikansi ρ ˃ α = 0,660 ˃ 0,05 berarti
data yang diambil cenderung sama atau homogen.
Tabel 4.18 Uji Homogenitas Data PosttestKelas Eksperimen dan KelasKontrol pada UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Hasil
Belajar
Siswa
Based on Mean .258 1 25 .616
Based on Median .123 1 25 .729
Based on Median and
with adjusted df
.123 1 24.9
89
.729
Based on trimmed
mean
.260 1 25 .614
Berdasarkan hasil analisis uji homogenitas pada kelas eksperimen
dan kontrol tersebut diperoleh data pada taraf signifikansi yang diberi
simbol ρ = 0,616 ini berarti taraf signifikansi ρ ˃ α = 0,616 ˃ 0,05 berarti
data yang diambil cenderung sama atau homogen.
Jadi, kesimpulan dari kedua tabel tersebut mengenai uji
homogenitas antara kelas eksperimen dan kontrol di UPTD SPF SMPN 1
Watansoppeng dan UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng diperoleh data
yang bersignifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
data yang digunakan bersifat homogen atau sama.
2. Analisis Uji Hipotesis
Pengujian analisis inferensial merupakan hasil uji t- jenis
independent sample test, untuk mengukur pengaruh media sosial
facebook terhadap keterampilan menulis narasi siswa kelas IX UPTD SPF
SMPN 1 Watansoppeng dan UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng. Uji
perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji Independent sample t-
test ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar akhir siswa kelas
kontrol dan kelas eksperimen terdapat perbedaan yang signifikan atau
tidak, setelah diberikan perlakuan yang berbeda. Sehingga dapat
diketehui bahwa media yang digunakan berpengaruh terhadap
pembelajaran keterampilan menulis narasi.
Hipotesis statistik yang dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
= Tidak terdapat perbedaan signifikan antara s kelas kontrol dan
kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan yang berbeda.
= Terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa kelas kontrol
dan kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan yang berbeda.
Kriteria pengambilan keputusan pada uji dua arah yaitu jika
− ≤ ≤ + maka diterima dan jika > maka
ditolak atau jika > , maka diterima dan jika < , maka ditolak.
Hasil uji hipotesis tersebut sebagai berikut:
Tabel 4.19 Hasil Uji Independent Samples Test Data Kemampuan Menulis
Narasi Siswa IX UPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng
Berdasarkan tabel 4.19 Dari hasil perhitungan SPSS versi 26 for
windows diperoleh pada bagian Equal variances assumed nilai signifikasin
(2-tailed) 0,000 dan = 5,478. Pada taraf kepercayaan 95% ( =
: =
: ≠
5%) karena uji bersifat dua sisi, maka nilai yang dirujuk adalah
2 = 5% 2⁄ = 0,025)⁄ dan derajat bebas ( = − 2 = 25, sehingga nilai
= (0,025;25) = 2,059. Hal itu berarti nilai < yaitu 0,000 < 0,05 dan
ℎ > yaitu 5,478 > 2,059.
Tabel 4.20 Hasil Uji Independent Samples Test Data Keterampilan
Menulis Narasi Siswa IX UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng
Berdasarkan tabel 4.20 Dari hasil perhitungan SPSS versi 26 for
windows diperoleh pada bagian Equal variances assumed nilai signifikasin
(2-tailed) 0,000 dan = 4,525. Pada taraf kepercayaan 95% ( =
5%) karena uji bersifat dua sisi, maka nilai yang dirujuk adalah
2 = 5% 2⁄ = 0,025)⁄ dan derajat bebas ( = − 2 = 25, sehingga nilai
= (0,025;25) = 2,049. Hal itu berarti nilai < yaitu 0,000 < 0,05 dan
ℎ > yaitu 4,525 > 2,049.
Jadi, kesimpulan yang dapat diperoleh dari kedua tabel tersebut
mengenai hipotesis yaitu ditolak dan diterima. Hasil analisis
menunjukkan bahwa keempat kelas dari dua sekolah yang dijadikan
sebagai sampel terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai
pembelajaran keterampilan menulis narasi pada kelas eksperimen dengan
kelas kontrol setelah diberikan perlakuan berbeda. Hal ini berarti
penggunaan media sosial facebook berpengaruh pada pembelajaran
keterampilan menulis narasi siswa kelas IX di UPTD SPF SMPN 1
Watansoppeng dan UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng.
B. PEMBAHASAN
Kemampuan menulis siswa memang menjadi hal utama yang harus
diperhatikan mulai dari awal, karena jika kemampuan menulis siswa sudah
rendah sejak dini maka akan susah untuk selanjutnya, terutama menulis
narasi karena berbeda dengan menulis biasa.Menulis narasi tidak
semudah menulis biasa, dimana menulis narasi siswa harus berpikir
secara kritis, dapat memecahkan permasalah yaitu dengan
menganalisisnya secara tersurat, dalam konteks yang lebih konkret.
Penerapan pembelajaran menulis narasi pada kelas kontrol
dilakukan dengan menerapkan pembelajaran yang lazim digunakan oleh
guru–guru di sekolah pada saat pandemi sekarang ini yaitu dengan
menggunakan grup whatsapp. Masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan dalam mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk
tulisan narasi, sehingga keterampilan menulis narasi siswa masih lemah
dan pada umumnya siswa kesulitan dalam memulai suatu tulisan. Hal
tersebut menyebabkan menulis narasi kelas kontrol tidak sebaik kelas
eksperimen pada saat diberikanposttest. Rata-rata skor posttest kelas
kontrol lebih rendah dari kelas eksperimen.
Tanpa menggunakan media sosial facebookguru hanya
menyampaikan materi dengan satu arah, yaitu guru mengirimkan materi
yang akan dipelajari. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai
materi menulis narasi. Siswa diinstruksikan untuk mencatat materi yang
diajarkan dan ditugaskan menulis narasi ke dalam buku tulisannya
sehingga membuat siswa terlihat jenuh pada saat pembelajaran. Terbukti
pada saat siswa diminta untuk mengumpulkan tugasnya dan hanya
beberapa orang yang mengirim dengan tepat waktu serta menulis dengan
seadanya tanpa memperhatikan isi gagasan yang bisa menarik perhatian
pembaca untuk membaca hasil menulisnya, organisasi isi terdapat
beberapa siswa yang tidak memperhatikan kelengkapan unsur-unsur
intrinsik.
Segi tata bahasanya dan pilihan struktur serta kosa kata sudah
lumayan tertata dengan baik. Sedangkan dari segi ejaan, siswa
kebanyakan melakukan kesalahan pada pemakaian huruf kapital yang
tidak sesuaidan terlalu banyak menuliskan kata-kata yang disingkat yang
tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Hasil tes dari kelas kontrol berbeda dengan hasil tes pada kelas
eksperimen. Setelah diadakan perlakuan pada masing-masing kelas
eksperimen dari setiap sekolah dengan menggunakan media sosial
facebookmelalui pembelajaran menulis narasi. Menunjukkan bahwa
perolehan nilai siswa terjadi peningkatan dari hasil pretest ke
posttestberdasarkan unsur yang dinilai. Hal tersebut dapat dinyatakan
bahwa melalui media sosial facebookpenulisan narasi siswa semakin
membaik baik dari segi isi gagasan yang diuraikan sehingga menarik
perhatian pembaca untuk membcanya, dari segi organisasi isi menulis
narasi siswa mengalami perubahan. Perubahan tersebut berupa
lengkapnya unsur-unsur intrinsik yang diterapkan beserta gagasan yang
disampaikan jelas dan logis.
Sedangkan dari segi tata bahasa kompleks namun sering juga
bersifat sederhana tetapi bentuk kebahasaan tepat. Dari segi pilihan
struktur dan kosa kata luas, ungkapan tepat, tetapi kadang-kadang
pembentukan kata siswa kurang tepat. Terakhir, dari segi ejaan, siswa
mengalami perubahan yang baik pula karena hanya beberapa siswa yang
melakukan kesalahan penulisan kata yang disingkat dan pemakaian huruf
kapital.
Berdasarkan uraian hasil pembelajaran pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai yang diperoleh
siswa. hal ini mengindikasikan bahwa media sosial facebook berpengaruh
dalam pembelajaran menulis narasi. Hal ini didukung analisis statistik
yang menyatakan bahwa Hal ini didukung oleh analisis statistik yang
menyatakan bahwa nilai < yaitu 0,000 < 0,05 dan ℎ > yaitu
9, 686 > 2,039 dan < yaitu 0,000 < 0,05 dan ℎ > yaitu
3,514 > 2,039. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan
media sosial facebook dengan pembelajaran yang guru lakukan seperti
biasanya. Oleh karena itu, yang dapat diperoleh mengenai hipotesis yaitu
ditolak dan diterima. kesimpulan yang diperoleh adalah hipotesis
diterima.
Pada teori tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan olehAay Rizki (2018)dengan judul "Penggunaan Bahasa Gaul di
Media Sosial Facebook dan Kaitannya dengan Karangan Narasi Siswa
Kelas XII SMA YAPINKA Tambun Selatan Bekasi”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa menulis narasi siswa tidak berpengaruh dengan
bahasa gaul di media sosial facebook. Tetapi hasil dari karangan narasi
yang dimuat di media facebook kata-kata yang digunakan di media sosial
facebook lebih terarah lagi
Eni Sugiarti (2018)dengan judul "Peningkatan Keterampilan Menulis
Narasi melalui Media Jejaring Sosial Facebook" menyimpulkan bahwa:
Peningkatan proses pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan
media jejaring sosial facebook kelas IX MTs Negeri 14 Jakarta mengalami
peningkatan ke arah yang lebih baik, yaitu perhatian terhadap
pembelajaran, semangat belajar, keaktifan berdiskusi, keaktifan
mengerjakan tugas, dan keaktifan menyunting tulisan Peningkatan proses
pembelajaran terjadi secara bertahap peningkatan secara bertahap dari
mulai data hasil praintervensi ke data hasil intervensi siklus I sampai
dengan data hasil intervensi siklus II.
Dari hasil penelitian tersebut terdapat persamaan dan perbedaan,
persamaannya tampak pada penggunaan media sosial facebook dalam
penulisan keterampilan narasi banyak ditemukan dalam tesis, Jurnal dan
kumpulan karya tulis ilmiah lain. Namun, perbedaannya dalam penelitian
ini yaitu belum adanya penelitian yang menggunakan penggunaan
facebook sebagai media pembelajaran dalam keterampilan menulis
narasi, khususnya dari segi isi gagasan, organisasi isi, tata bahasa,
pilihan struktur dan kosa kata, beserta ejaan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kemampuan menulis narasi siswakelas IX.4 UPTD SPF SMPN 1
Watansoppeng dan kelas IX.3 UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng
tanpa menggunakan media sosial facebook disimpulkan kurang
memuaskan dan masih perlu dilatih lagi baik dalam isi gagasan,
organisasi isi, tata bahasa, pilihan strukur dan kosa kata serta
penulisan ejaan. Hal ini bisa dilihat dari hasil tes kemampuan menulis
narasi siswa kelas IX.4 UPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng dan kelas
IX.3 UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng .
2. Kemampuan menulis narasi siswakelas IX.3 UPTD SPF SMPN 1
Watansoppeng dan kelas IX.2 UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng
dengan menggunakan media sosial facebook disimpulkan sangat
memuaskan terutama dalam segiisi gagasan, organisasi isi, tata
bahasa, pilihan strukur dan kosa kata serta penulisan ejaan yang hanya
terdapat sedikit kesalahan.
3. Penggunaan media sosial facebook berpengaruh terhadap kemampuan
menulis narasi siswa kelas IX UPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng dan
UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng.
B. Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, peneliti mengajukan saran
sebagai berikut:
1. Guru mulai membiasakan untuk menggunakan media pembelajaran
yang inovatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Bagi siswa agar dapat memanfaatkan media sosial facebook sebagai
salah satu alternatif dalam mengembangkan ide-ide atau gagasannya
dan meningkatkan kemampuan menulis narasi. Pembelajaran media
sosial facebook juga dapat mengembangkan kebiasaan menggunakan
alat teknologi komunikasi untuk kegiatan positif.
3. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk lebih mengembangkan
penelitian ini agar lebih optimal dalam pembelajaran menulis narasi dan
menggunakan media sosial lainnya selain facebook.
DAFTAR PUSTAKA
Ahyar, Muhammad. 2018. Pengaruh Penggunaan Media PembelajaranBerbasis Media Presentasi Terhadap Minat dan Hasil BelajarMatematika Siswa Kelas X MIA SMAN 1 Soppeng. Makassar:Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Al-Qur’an dan terjemahannya. 2010. Aisyah (Al-Qur’an Terjemah untukWanita). Bandung: Penerbit Alqur’an.
Annisa, 2018. Kemampuan Menulis Karangan Narasi Peserta Didik KelasVi Di Mis Nurul Jihad Pintulung Kelurahan Tassililu KecamatanSinjai Barat Kabupaten Sinjai (online). Makassar: UniversitasIslam Negeri Alauddin Makassar.
Ariesto, Hadi Sutopo. 2003. Multimedia Interaktif Dengan Flash.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Asep, Herman Suyanto. 2005. Mengenal E-Learning. Universitas GadjahMada. [On-Line]. Tersedia : http:www.asep-hs.web.ugm.ac.id.
Azhar, Arsyad. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.
Barokat, H. F. (n.d.). Hasby Faydlul Barokat, 2012 Penggunaan MediaFacebook dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Slogan(Eksperimen Kuasi terhadap siswa kelas VIII SMP Pasundan IVBandung Tahun Ajaran 2011/2012) Universitas Guruan Indonesia| repository.upi.edu. 130–133.
Dewi, Nurmala. 2018. Keefektifan Metode Twenty Questions dalamKeterampilan Berpidato Siswa Kelas XI SMA MuhammadiyahDisamakan Makassar. Makassar: Universitas MuahammadiyahMakassar.
Dimyati&Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: RinekaCipta.
Hartidini, S., Syahrul, R., & Ratna, E. (2018). Pengaruh StrategiPembelajaran Inkuiri Berbantuan Media Audiovisual TerhadapKeterampilan Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas X SmaNegeri 2 Lengayang. 63–69.
Hasnun, H. Anwar. 2006. Pedoman Menulis untuk Siswa SMP dan SMA.Yogyakarta: C.V. Andi Offset.
Hidayat, Anwar. 2013. Uji F dan Uji T. [Online].
http://statistikian.blogspot.com /2013/01/uji-f-dan-uji-t.html. DiAkses 9 Agustus 2020.
Indah, D., & Ningrum, M. (2015). Dampak penggunaan facebook terhadapkepekaan sosial siswadi smp negeri 1 demak skripsi.
K, Septiawan Santana. 2007. Menulis itu Ibarat Ngomong. Jakarta: KawanPustaka.
Keraf, Gorys. 2007. Narasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama.
Khasan, Bisri. 2009. Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran E-learning Berbasis Browser Based Training Terhadap PrestasiBelajar Siswa Pada Kompetensi Pemeliharaan/ Servis TransmisiManual dan Komponen. UNS.
Kurnia, Shinta Dewi. 2011. Efektivitas E-learning Sebagai MediaPembelajaran Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA NegeriDepok.Yogyakarta: UNY.
Lestari, Trianada Devita. 2019. Pengaruh Media Sticky Notes terhadapKemampuan Menulis Pantun Siswa Kelas VII SMP Negeri 4Medan Tahun Pembelajaran 2019-2020 (Online). Medan:Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Mesin, S.-P. T., Teknik, F., Surabaya, U. N., Mesin, J. T., Teknik, F., &Surabaya, U. N. (n.d.). Pengaruh Model Pembelajaran Tps ( ThinkPair Share ) Menggunakan Aplikasi Mach3 Terhadap MotivasiDan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Cnc Kelas XIITeknik Pemesinan Di Smkn 1 Jetis Mojokerto Firman YasaUtama. 93–101
Munirah, M. (2017). Keefektivan Strategi Brainstorming dalamPembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi Siswa Kelas Xi SmaNegeri 1 Bontonompo Kabupaten Gowa. Konfiks : Jurnal BahasaDan Sastra Indonesia, 2(2), 152.https://doi.org/10.26618/jk.v2i2.415
Munirah, Bahri, A., & Fatmawati. (2019). Pengaruh Penggunaan MediaGambar Seri Terhadap. 4, 731–740.
Nugroho, M. B. (2013). Pengaruh Pembelajaran Berorientasi AktivitasSiswa (PABS) Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa SekolahDasar Nuegeri Dan Swastakabupaten Karawang . Journal OfChemical Information And Modeling, 53(9), 1689–1699.Https://Doi.Org/10.1017/CBO9781107415324.004
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian Dalam Pembelajaran Bahasa danSastra. Yogyakarta: BMFE
----------------------------. 2009. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmuSosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Ramadhan, B. 2020. Ini Data Pengguna Internet di Seluruh Dunia Tahun2020. In 13 Februari 2020.
--------------------.-------. Data Internet di Indonesia dan Perilakunya Tahun2020. In Teknoia.
Rianti, Ririn. 2008. “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen denganPemanfaatan Media Komik pada Siswa kelas X8 SMAN 1 Ciamis”.Skripsi S1. Jurusan Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS,UNY
Riyanto, Samodra. 2009. Pembuatan Bahan Belajar Berbasis Online.Jakarta: PTIKP Depdiknas.
Sanur, Fransiskus. 2014. Manfaat Media Facebook Sebagai MediaPembelajaran (online). https://sanurfransiskus.wordpress.com/2014/07/17/manfaat-media-facebook-sebagai-media-pembelajaran/.sanurfransiskus. Diakses 9 Agustus 2020
Sardiman, 2007, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Bandung,Rajawali Pers
Siswanti, R. (2011). Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi denganMedia Kartun Benny & Mice pada Siswa Kelas Xb SMAN 1Piyungan, Bantul. Yogyakarta: U. N., Guruan
Sudijono, Anas. 2014. Pengantar Statistik Guruan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2001. Media Pengajaran. Bandung:Sinar Baru Algesindo.
Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:Sinar Baru Algensindo.
Sugiarti, Erni. 2018. Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi MelaluiMedia Jejaring Sosial Facebook. Journal of language learning andresearch (JOLLAR) 2(2) 87-101.
Sunarti & Subana. (2009). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia
Berbagai Pendekatan, Metode Teknik dan Media Pengajaran.Bandung : CV Pustaka Setia.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
------------. 2017. Metode Penelitian Guruan (Pendekatan Kuantitatif,kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, E. (2012). Pembelajaran menulis. Jakarta: Uhamka Press
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis, sebagai Suatu KeterampilanBerbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarmini, W. (2018). “Alih Kode dalam Tuturan Penyiar Radio Swasta.”Journal of Language Learning and Research, 2(2), 12–34.https://doi.org/10.22236/JOLLAR
Wibowo, Dwi Cahyadi, dkk. 2014. aspek-aspek keterampilan dalamguruan bahasa. http://dwicahyadiwibowo.blogspot.com/2014/05/aspekaspek keterampilan dalam.html#:~:text=Ada%204%20aspek%20keterampilan%20berbahasa,merupakan%20keterampilan%20berbahasa%20ragam%20tulis. Di akses 22 Juli 2020
175
LAMPIRAN I
RENCANA PELAKSANAANPEMBELAJARAN
(RPP)
176
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah :UPTD SPF SMPN 1 WatansoppengMata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas/Semester : IX/ GanjilTopik Materi : Teks NarasiTahun Pelajaran : 2020-2021Waktu : 1 x Pertemuan (3 x 40 menit)
A. Tujuan PembelajaranSetelah pembelajaran diharapkan peserta didik mampu:· Menyusun teks narasi berdasarkan kerangka
dengan memperhatikan struktur teks dankebahasaan.
memotivasi siswa untuk jaga jarak, menggunakanmasker, dan selalu mencuci tangan minimal lima kalisehari, dan tetap stay at home.
c. Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari,kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajaryang akan ditempuh.
2. Kegiatan Intia. Guru menjelaskan berupa link wwebsite yang dikirim
melalaui grup WhatsApp tentang teks materi yangakan dipelajari.
b. Guru memberikan pertanyaan terkait hal-hal yangdigambarkan dalam cara penyusunan teks narasi danmendiskusikannya bersama siswa.
c. Siswa diminta untuk mengamati dan memahamikerangka narasi yang telah dibuat pada pertemuansebelumnya.
d. Siswa menyusun sebuah teks narasi berdasarkankerangka tersebut.
3. Penutupa. Siswa bersama guru menyimpulkan butir-butir pokok
materi yang telah dipelajarib. Siswa diberikan tugas yang berhubungan dengan
materi yang telah dipelajaric. Siswa diintruksikan untuk mengerjakan tugas lewat
WhatsAppd. Berdoa
B. Kompetensi Dasar4.6 Mengungkapkan pengalaman dan gagasan dalam
bentuk teks narasi dengan memperhatikan strukturkebahasaan.
C. Indikator4.6.2 Menyusun teks narasi berdasarkan kerangka
dengan memperhatikan struktur teks dankebahasaan
D. Materi PembelajaranTeks narasi
E. Metode PembelajaranDaring via grup WhatsApp
F. Media Sumber Belajar1. Internet2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Edisi
Revisi 2017. Bahasa Indonesia SMP/MTs. Kelas IX..G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluana. Siswa mengisi absen melalui group WhatsApp.b. Melalui grup WhatsApp pembelajaran dimulai
dengan menyampaikan salam dan H. Penilaian1. Sikap : Jurnal (Kedisiplinan mengumpulkan tugas
tepat waktu)2. Pengetahuan : Tes tertulis
Watansoppeng, Januari 2021Mengetahui,Guru Mata Pelajaran Mahasiswa
Hj. A. Fatmawaty, S.Pd. Nurmala Dewi, S.Pd.NIP19710220 199512 2 003 NIM 105 04 13 030 18
177
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah :UPTD SPF SMPN 3 WatansoppengMata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas/Semester : IX/ GanjilTopik Materi : Teks NarasiTahun Pelajaran : 2020-2021Waktu : 1 x Pertemuan (3 x 40 menit)
A. Tujuan PembelajaranSetelah pembelajaran diharapkan peserta didikmampu:· Menyusun teks narasi berdasarkan kerangka
dengan memperhatikan struktur teks dankebahasaan.
tangan minimal lima kali sehari, dan tetap stay athome.
d. Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari,kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajaryang akan ditempuh.
3. Kegiatan Intie. Guru menjelaskan berupa link wwebsite yang dikirim
melalaui grup WhatsApp tentang teks materi yangakan dipelajari.
f. Guru memberikan pertanyaan terkait hal-hal yangdigambarkan dalam cara penyusunan teks narasidanmendiskusikannya bersama siswa.
g. Siswa diminta untuk mengamati dan memahamikerangka narasiyang telah dibuat pada pertemuansebelumnya.
h. Siswa menyusun sebuah teks narasiberdasarkankerangka tersebut.
4. Penutupe. Siswa bersama guru menyimpulkan butir-butir pokok
materi yang telah dipelajarif. Siswa diberikan tugas yang berhubungan dengan
materi yang telah dipelajarig. Siswa diintruksikan untuk mengerjakan tugas lewat
WhatsApph. Berdoa
B. Kompetensi Dasar4.6 Mengungkapkan pengalaman dan gagasan
dalam bentuk teks narasi denganmemperhatikan struktur kebahasaan.
D. Indikator4.6.3 Menyusun teks narasi berdasarkan kerangka
dengan memperhatikan struktur teks dankebahasaan
C. Materi PembelajaranTeks Narasi
D. Metode PembelajaranDaring via grup WhatsApp
E. Media Sumber Belajar3. Internet4. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Edisi
Revisi 2017. Bahasa Indonesia SMP/MTs. KelasIX..
F. Langkah-langkah Pembelajaran1. Pendahuluan
a. Siswa mengisi absen melalui group WhatsApp.b. Melalui grup WhatsApp pembelajaran dimulai
dengan menyampaikan salam dan memotivasisiswa untuk jaga jarak, menggunakan masker,dan selalu mencuci
G. Penilaian3. Sikap : Jurnal (Kedisiplinan mengumpulkan tugas
tepat waktu)4. Pengetahuan : Tes tertulis
Watansoppeng, Januari 2021Mengetahui,Guru Mata PelajaraN Mahasiswa
Hj. Mirwana, S.Pd. Nurmala Dewi, S.Pd.NIP19701231 199512 2 005 NIM 105 04 13 030 18
178
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : UPTD SPF SMPN 1 WatansoppengMata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas/Semester : IX / GanjilTopik Materi : Teks NarasiTahun Pelajaran : 2020-2021Waktu : 1 x Pertemuan (3 x 40 menit)
A. Tujuan PembelajaranSetelah pembelajaran diharapkan peserta didikmampu:· Menyusun teks narasi berdasarkan kerangka
dengan memperhatikan struktur teks dankebahasaan.
memotivasi siswa untuk jaga jarak, menggunakanmasker, dan selalu mencuci tangan minimal lima kalisehari, dan tetap stay at home.
c. Pengajar membuat akun facebook dan group facebook,masing-masing siswa harus sudah mempunyai akunfacebook.
2. Kegiatan Intia. Guru menjelaskan berupa link wwebsite yang dikirim
melalaui grup facebook tentang teks materi yang akandipelajari.
b. Guru memberikan pertanyaan terkait hal-hal yangdigambarkan dalam cara penyusunan teks teks narasidan mendiskusikannya bersama siswa.
c. Guru memberikan tugas menulis narasi pada setiapsiswa, pengajar dapat melakukannya melalui pesaninbox bisa ditulis langsung atau dalam bentuk lampiranfile inbox dan di update di beranda masing-masingsiswa.
d. Pengajar dapat membuka forum diskusi melaluifasilitas-fasilitas yang telah disediakan pada facebookseperti pada fasilitas forum dan bisa juga melalui wall
3. Penutupa. Evaluasi dilaksanakan online dikarenakan situasi dan
kondisi tidak memungkinkanb. Berdoa
B. Kompetensi Dasar4.6 Mengungkapkan pengalaman dan gagasan
dalam bentuk teks narasi denganmemperhatikan struktur kebahasaan.
C. Indikator4.6.4 Menyusun teks narasi berdasarkan kerangka
dengan memperhatikan struktur teks dankebahasaan
D. Materi PembelajaranTeks teks narasi
E. Metode PembelajaranDaring via grup Facebook
F. Media Sumber Belajar1. Internet2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Edisi
Revisi 2017. Bahasa Indonesia SMP/MTs. KelasIX..
G. Langkah-langkah Pembelajaran1. Pendahuluan
a. Siswa mengisi absen melalui group WhatsApp.b. Melalui grup WhatsApp pembelajaran dimulai
dengan menyampaikan salam dan
H. Penilaian1. Sikap : Jurnal (Kedisiplinan mengumpulkan tugas tepat
waktu)2. Pengetahuan : Tes tertulis
Watansoppeng, Januari 2021Mengetahui,Guru Mata Pelajaran Mahasiswa
Hj. A. Fatmawaty, S.Pd. Nurmala Dewi, S.Pd.NIP 19710220 199512 2 003 NIM 105 04 13 030 18
179
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : UPTD SPF SMPN 3 WatansoppengMata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas/Semester : IX / GanjilTopik Materi : Teks NarasiTahun Pelajaran : 2020-2021Waktu : 1 x Pertemuan (3 x 40 menit)
A. Tujuan PembelajaranSetelah pembelajaran diharapkan peserta didikmampu:· Menyusun teks narasi berdasarkan kerangka
dengan memperhatikan struktur teks dankebahasaan.
memotivasi siswa untuk jaga jarak, menggunakanmasker, dan selalu mencuci tangan minimal lima kalisehari, dan tetap stay at home.
c. Pengajar membuat akun facebook dan group facebook,masing-masing siswa harus sudah mempunyai akunfacebook.
2. Kegiatan Intia. Guru menjelaskan berupa link wwebsite yang dikirim
melalaui grup facebook tentang teks materi yang akandipelajari.
b. Guru memberikan pertanyaan terkait hal-hal yangdigambarkan dalam cara penyusunan teks teks narasidan mendiskusikannya bersama siswa.
c. Guru memberikan tugas menulis narasi pada setiapsiswa, pengajar dapat melakukannya melalui pesaninbox bisa ditulis langsung atau dalam bentuk lampiranfile inbox dan di update di beranda masing-masingsiswa.
d. Pengajar dapat membuka forum diskusi melaluifasilitas-fasilitas yang telah disediakan pada facebookseperti pada fasilitas forum dan bisa juga melalui wall
3. Penutupa. Evaluasi dilaksanakan online dikarenakan situasi dan
kondisi tidak memungkinkanb. Berdoa
B. Kompetensi Dasar4.7 Mengungkapkan pengalaman dan gagasan
dalam bentuk teks narasi denganmemperhatikan struktur kebahasaan.
C. Indikator4.6.5 Menyusun teks narasi berdasarkan kerangka
dengan memperhatikan struktur teks dankebahasaan
D. Materi PembelajaranTeks narasi
E. Metode PembelajaranDaring via grup Facebook
F. Media Sumber Belajar1. Internet2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Edisi
Revisi 2017. Bahasa Indonesia SMP/MTs. KelasIX..
G. Langkah-langkah Pembelajaran1. Pendahuluan
a. Siswa mengisi absen melalui group WhatsApp.b. Melalui grup WhatsApp pembelajaran dimulai
dengan menyampaikan salam dan
H. Penilaian1. Sikap : Jurnal (Kedisiplinan mengumpulkan tugas
tepat waktu)2. Pengetahuan : Tes tertulis
Watansoppeng, Januari 2021
Mengetahui,Guru Mata Pelajaran Mahasiswa
Hj. Mirwana, S.Pd. Nurmala Dewi, S.Pd.NIP 19701231 199512 2 005 NIM 105 04 13 030 18
180
LAMPIRAN II
HASIL
MENULIS NARASI SISWA
181
Hasil Pretest dan Posttest Menulis Narasi Siswa Kelas IX.4 UPTD SPFSMPN 1 Watansoppeng (Kelas Kontrol)
1. Alif Sardi Pratama
2. Anisa Raihana Amar
Hasil Menulis NarasiTahap Pretest AlifSardi Pratama
Hasil Menulis NarasiTahap Posttest AlifSardi Pratama
Hasil Menulis NarasiTahap Pretest Anisa Raihana Amar
182
3. Dewa Sanjaya
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest Anisa Raihana Amar
Hasil Menulis NarasiTahap Pretest DewaSanjaya
Hasil Menulis NarasiTahap Posttest DewaSanjaya
183
4. Fidya Faradiba Rusmana
Hasil Menulis NarasiTahap Pretest Fidya Faradiba Rusmana
Hasil Menulis NarasiTahap Posttest Fidya Faradiba Rusmana
184
5. Filza Nurul Zahra
6. Kiki Indah Amelia
Hasil Menulis NarasiTahap Pretest FilzaNurul Zahra
Hasil Menulis NarasiTahap Posttest FilzaNurul Zahra
Hasil Menulis NarasiTahap Pretest KikiIndah Amelia
Hasil Menulis NarasiTahap Posttest KikiIndah Amelia
185
7. Magama Akhir
8. Nayla Azzahra
Hasil Menulis NarasiTahap Pretest Magama Hasil Menulis NarasiTahapPosttest Magama
Hasil Menulis NarasiTahap Pretest Nayla Azzahra
186
9. Nurul Aisyah Asis
Hasil Menulis NarasiTahap Posttest Nayla Azzahra
Hasil Menulis NarasiTahap Pretest NurulAisyah Asis
Hasil Menulis NarasiTahap Posttest NurulAisyah Asis
187
10. Nurfatihah Fatimah Azzahra
11. A. Sabrila Hasyim
Hasil Menulis NarasiTahap Pretest NurfatihaFatimah Azzahra
Hasil Menulis NarasiTahap Posttest NurfatihaFatimah Azzahra
Hasil Menulis NarasiTahap Pretest A.Sabrila Hasyim
Hasil Menulis NarasiTahap Posttest A.Sabrila Hasyim
188
12. Alisha Zahra Arifin
13.Andi Aprilya Fillannisa
Hasil Menulis NarasiTahap Pretest AlishaZahra Harifin
Hasil Menulis NarasiTahap Pretest AndiAprilya Fillannisa
Hasil Menulis NarasiTahap Pretest AndiAprilya Fillannisa
Hasil Menulis NarasiTahap Posttest AlishaZahra Harifin
189
14. Rahma Istiana
Hasil Pretest dan Posttest Menulis Narasi Siswa Kelas IX.3 UPTD SPFSMPN 3 Watansoppeng (Kelas Kontrol)
1. Andi Pangkelareng
Hasil Menulis NarasiTahap Pretest RahmaIstiana
Hasil Menulis NarasiTahap Posttest RahmaIstiana
Hasil Menulis NarasiTahap Pretest Andi Pangkalareng
190
2. Moh. Agus Salim
Hasil Menulis NarasiTahap Pretest Moh Agussalim
Hasil Menulis NarasiTahap Posttest MohAgus salim
Hasil Menulis NarasiTahap Posttest Andi Pangkalareng
191
3. Zul Fiqri
Hasil Menulis NarasiTahap Pretest Zul Fiqri
Hasil Menulis NarasiTahap Posttets Zul Fiqri
192
4. Elsa Widyasari
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest Elsa Widyasari
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest Elsa Widyasari
193
5. Fia Ramadani
6. Irma Damayanti
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest FiaRamadani
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest FiaRamadani
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest IrmaDamayanti
Hasil Menulis Narasi Tahap PosttestIrma Damayanti
194
7. Musyrifa Marwah
8. Mutya Ayu Budiman
Hasil Menulis Narasi Tahap PretestMusyrifa Marwah
Hasil Menulis Narasi Tahap PosttestMusyrifa Marwah
Hasil Menulis Narasi Tahap PretestMutya Ayu Budiman
Hasil Menulis Narasi Tahap PosttestMutya Ayu Budiman
195
9. Erlina Safitri
10.
Hasil Menulis Narasi Tahap PretestErlina Safitri
Hasil Menulis Narasi Tahap PosttestErlina Safitri
Hasil Menulis Narasi Tahap PretestNur Riska Atika
Hasil Menulis Narasi Tahap PosttestNur Riska Atika
196
11.Nurfadillah
Gambar 4.49 Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest Nurfadillah
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest Nurfadillah
197
12.Nurul Qolby
13.Rita Ramadani
Hasil Menulis Narasi Tahap PretestNurul Qolby
Hasil Menulis Narasi Tahap PosttestNurul Qolby
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest Rita R Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest Rita R
198
14.Vira Puspitasari
15.Sulastri Amrida
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest ViraPuspitasari
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest ViraPuspitasari
Hasil Menulis Narasi Tahap PretestSulastri Amrida
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest Sulastri Amrida
199
Hasil Pretest dan Posttest Menulis Narasi Siswa Kelas IX.3 UPTD SPFSMPN 1 Watansoppeng (Kelas Eksperimen)
1. A. Natasya Salsabila
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest A. Natasya Salsabila
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest A. Natasya Salsabila
200
2. A. Yaqilah Fikriyah
3. Afifah Zahra Aini
Hasil Menulis Narasi Tahap PretestA.Yaqilah Fikriyah
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest A.YaqilahFikriyah
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest Afifah Zahra Aini
201
4. Alsyabila Aprelia Fani
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttets Afifah Zahra Aini
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest AlsyabilaAprelia Fani
202
5. A. Ahmad Arrifai
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest A.AhmadArrifai
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest Alsyabila Aprelia Fani
203
6. Arlina Mutmainnah
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest A. Ahmad Arrifai
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest Arlina Mutmainna
204
7. Carla Via Glory
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest ArlinaMutmainna
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest CarlaVia Glory
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest CarlaVia Glory
205
8. Nurfittri Hidayati
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest Nurfitri Hidayati
206
9. Nurul Fadillah
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest Nurfitri Hidayati
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest Nurul Fadillah
207
10.Sony Anugrah Putra
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest Sony Anugrah Putra
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest Nurul Fadillah
208
\
11.Yushar Naila Sabrina
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest Sony Anugrah Putra
Hasil Menulis Narasi Tahap PosttestYushar Naila Sabrina
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest YusharNaila Sabrina
209
12.Putri Salsabila Burhan
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest ZakiaPutri Salsabila Burhan
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest Zakia Putri Salsabila Burhan
210
13.Khuswatul Hasanah
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest Zakia Khuswatul Hasanah
211
Hasil Pretest dan Posttest Menulis Narasi Siswa Kelas IX.2 UPTD SPFSMPN 3 Watansoppeng (Kelas Eksperimen)
1. Dinda Anggi Anna
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest Khuswatul Hasanah
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest DindaAnggi Anna
212
2. Hasrullah Putra Anugrah
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest Dinda Anggi Anna
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest HasrullahPutra Anugrah
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest HasrullahPutra Anugrah
213
3. Muh. Fajri Alfarabbi
4. Magvira
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest Muh.Fajri Alfarabbi
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest Muh.Fajri Alfarabbi
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest Magvira Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest Magvira
214
5. Andi Khairunnisa
6. Arni Arifka
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest AndiKhairunnisa
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest AndiKhairunnisa
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest ArniArifka
Hasil Menulis Narasi Tahap PosttestArni Arifka
215
7. A. Dewiyanti
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest A.Dewiyanti
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest A.Dewiyanti
216
8. Fika Lestari
9. Nurul Mutmainnah
\
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest FikaLestari
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest FikaLestari
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest NurulMutmainnah
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest NurulMutmainnah
217
10.Putri Nurul Cahaya
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest PutriNurul Cahaya
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest Putri Nurul Cahaya
218
11.Ramadhani
Hasil Menulis Narasi Tahap Pretest Ramadhani
Hasil Menulis Narasi Tahap Posttest Ramadhani
219
12. Riska Dwi Mauliani
Hasil Menulis Narasi Tahap PretestRiska Dwi Mauliani
Hasil Menulis Narasi Tahap PosttestRiska Dwi Mauliani
220
LAMPIRAN III
DAFTAR NILAI KELAS EKSPERIMEN
DAN
KELAS KONTROL
Daftar Nilai pada Kelas IX.4 UPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng (Kontrol)
(Pretest)
No. Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Jumlah NilaiIsi Organisasi
Isi
Tata
Bahasa
Pilihan Strukturdan Kosa Kata
Ejaan
1. Alif sardi Pratama 22 21 13 10 5 71 71
2. Anisa Raihana Amar 26 21 17 12 6 82 82
3. Dewa Sanjaya 20 14 12 10 5 61 61
4. Fidya FaradibaRusmana 20 12 14 11 4 61 61
5. Filza Nurul Zahra 25 21 17 13 8 84 84
6. Kiki Indah Amelia 21 21 15 11 6 74 74
7. Magama AkhirMeidinata 22 19 14 10 5 70 70
8. Nayla Azzahra 23 21 15 12 6 77 77
9. Nurul Aisyah Asis 23 21 17 12 7 80 80
10. Nurfatiha FatimahAzzahra 23 19 14 10 8 74 74
11. A.Nur Sabrila Hasyim 24 18 16 12 4 74 74
12. Alisha Zahra Harifin 28 22 18 12 8 88 88
13. Andi Aprilya FillannisaA. 22 15 14 12 5 68 68
14. Rahma Istiana 17 20 15 12 5 69 69
Nilai Rata-Rata 74
Daftar Nilai pada Kelas IX.4 UPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng (Kontrol)
(Posttest)
No. Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Jumlah NilaiIsi Organisasi
Isi
Tata
Bahasa
Pilihan Strukturdan Kosa Kata
Ejaan
1. Alif sardi Pratama 22 14 12 10 4 62 62
2. Anisa Raihana Amar 25 21 15 12 6 79 79
3. Dewa Sanjaya 17 15 13 10 6 61 61
4. Fidya FaradibaRusmana 21 19 17 11 4 72 72
5. Filza Nurul Zahra 26 21 17 13 8 85 85
6. Kiki Indah Amelia 21 21 15 11 5 73 73
7. Magama Akhir 17 15 13 10 5 60 60
Meidinata
8. Nayla Azzahra 23 21 18 11 6 79 79
9. Nurul Aisyah Asis 22 21 13 10 5 71 71
10. Nurfatiha FatimahAzzahra 19 18 17 10 6 70 70
11. A.Nur Sabrila Hasyim 21 19 13 10 5 68 68
12. Alisha Zahra Harifin 25 19 17 12 6 79 79
13 Andi Aprilya FillannisaA. 17 15 12 10 5 59 59
14. Rahma Istiana 16 18 15 10 8 67 67
Nilai Rata-Rata 70
Daftar Nilai pada Kelas IX.3 UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng (Kontrol)
(Pretest)
No. Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Jumlah NilaiIsi Organisasi
Isi
Tata
Bahasa
Pilihan Strukturdan Kosa Kata
Ejaan
1. Andi Pangkelareng 18 17 13 9 5 62 62
2. Moh. Agus Salim 17 16 15 10 4 62 62
3. Zul Fiqri 21 21 17 11 5 75 75
4. Elsa Widyasari 21 20 13 10 6 70 70
5. Fia Ramadani 23 21 17 12 6 79 79
6. Irma Damayanti 17 15 13 10 5 60 60
7. Musyrifa Marwah 18 17 14 12 5 66 66
8. Mutya Ayu Budiman 21 19 15 10 6 71 71
9. Erlina Safitri 23 19 17 12 6 77 77
10. Nur Riska Atika 19 15 17 10 5 66 66
11. Nurfadillah 25 21 17 13 5 81 81
12. Nurul Qolbyh 22 20 13 10 6 71 71
13. Rita Ramadhani 18 20 13 9 6 66 66
14. Vira Puspitasari 25 22 17 13 8 85 85
15. Sulastri Amrida 23 20 14 10 8 75 75
Nilai Rata-Rata 71
Daftar Nilai pada Kelas IX.3 UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng (Kontrol)
(Posttest)
No. Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Jumlah NilaiIsi Organisasi
Isi
Tata
Bahasa
Pilihan Strukturdan Kosa Kata
Ejaan
1. Andi Pangkelareng17
15 12 7 4 55 55
2. Moh. Agus Salim 17 15 15 10 4 61 61
3. Zul Fiqri 19 21 17 10 5 72 72
4. Elsa Widyasari 18 20 16 10 6 70 70
5. Fia Ramadani 21 18 17 12 6 74 74
6. Irma Damayanti 14 15 13 10 8 60 60
7. Musyrifa Marwah 17 15 13 10 5 60 60
8. Mutya Ayu Budiman 20 20 16 12 6 74 74
9. Erlina Safitri 18 15 12 9 5 59 59
10. Nur Riska Atika 19 15 17 10 5 66 66
11. Nurfadillah 25 21 17 13 5 81 81
12. Nurul Qolbyh 22 21 13 12 5 73 73
13. Rita Ramadhani 18 20 16 10 6 70 70
14. Vira Puspitasari 18 15 15 10 6 64 64
15. Sulastri Amrida 19 18 18 11 8 74 74
Nilai Rata-Rata 67
Daftar Nilai pada Kelas IX.3 UPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng (Eksperimen)
(Pretest)
No. Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Jumlah NilaiIsi Organisasi
Isi
Tata
Bahasa
Pilihan Strukturdan Kosa Kata
Ejaan
1. A.Natasya Salsabila 17 19 14 10 5 65 65
2. A.Yaqilah Fikriyah 21 21 17 11 5 75 75
3. Afifah ZahraAini 27 24 17 13 6 87 87
4. Alsyabila Apreliafani 22 19 14 10 6 71 71
5. A.Ahmad Arrifai 19 18 14 10 7 68 68
6. Arliana Mutmainna 21 20 13 13 7 74 74
7. Carla Via Glory 22 20 13 10 6 71 71
8. Nurfitri Hidayati 25 24 17 12 8 86 86
9. Nurul Fadillah 25 21 18 13 9 86 86
10. Sony Anugrah Putra 27 24 18 13 6 88 88
11. Yushar Naila Sabrina 17 14 14 10 5 60 60
12. Zakia Putri salsabilaBurhan 21 19 17 11 6 74 74
13. Khuswatul Hasanah 21 17 15 11 6 70 70
Nilai Rata-Rata 75
Daftar Nilai pada Kelas IX.3 UPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng (Eksperimen)
(Posttest)
No. Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Jumlah NilaiIsi Organisasi
Isi
Tata
Bahasa
Pilihan Strukturdan Kosa Kata
Ejaan
1. A.Natasya Salsabila 28 23 19 14 6 90 90
2. A.Yaqilah Fikriyah 20 23 17 14 6 80 80
3. Afifah ZahraAini 27 24 18 14 6 89 89
4. Alsyabila Apreliafani 27 23 19 14 6 89 89
5. A.Ahmad Arrifai 26 23 19 14 8 90 90
6. Arliana Mutmainna 20 20 15 13 8 76 76
7. Carla Via Glory 26 23 19 14 9 91 91
8. Nurfitri Hidayati 27 24 17 14 8 90 90
9. Nurul Fadillah 28 24 19 14 9 94 94
10. Sony Anugrah Putra 29 24 17 12 9 91 91
11. Yushar Naila Sabrina 18 15 17 14 6 70 70
12. Zakia Putri salsabilaBurhan 23 21 17 14 8 83 83
13. Khuswatul Hasanah 27 24 19 14 9 93 93
Nilai Rata-Rata 87
Daftar Nilai pada Kelas IX.2 UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng (Eksperimen)
(Pretest)
No. Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Jumlah NilaiIsi Organisasi
Isi
Tata
Bahasa
Pilihan Strukturdan Kosa Kata
Ejaan
1. Dinda Anggi Anna 20 17 17 10 5 69 69
2. Hasrullah PutraAnugrah 16 10 14 10 4 54 54
3. Muh.Fajri Alfarabbi 20 19 16 11 5 71 71
4. Magvira 16 15 14 11 5 61 61
5. Andi Khairunnisa 21 20 17 11 7 76 76
6. Arni Arifka 16 15 14 11 6 62 62
7. A. Dewiyanti 16 15 15 10 3 59 59
8. Fika Lestari 16 15 15 11 5 62 62
9. Nurul Mutmainnah 16 14 15 10 5 60 60
10. Putri Nurul Cahaya 17 18 17 10 8 70 70
11. Ramadhani 18 16 15 12 5 66 66
12. Riska Dwi Mauliani 16 14 11 10 4 55 55
Nilai Rata-Rata 64
Daftar Nilai pada Kelas IX.2 UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng (Eksperimen)
(Posttest)
No. Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Jumlah NilaiIsi Organisasi
Isi
Tata
Bahasa
Pilihan Strukturdan Kosa Kata
Ejaan
1. Dinda Anggi Anna 27 22 19 14 9 91 91
2. Hasrullah PutraAnugrah 22 17 17 11 8 75 75
3. Muh.Fajri Alfarabbi 21 19 17 12 8 77 77
4. Magvira 18 15 17 12 8 70 70
5. Andi Khairunnisa 21 20 18 12 7 78 78
6. Arni Arifka 18 17 19 13 9 76 76
7. A. Dewiyanti 29 24 19 14 9 94 94
8. Fika Lestari 17 15 17 12 8 69 69
9. Nurul Mutmainnah 22 21 18 12 8 81 81
10. Putri Nurul Cahaya 22 21 17 12 9 81 81
11. Ramadhani 24 21 18 12 8 83 83
12. Riska Dwi Mauliani 22 21 18 12 9 82 82
Nilai Rata-Rata 80
LAMPIRAN IV
DAFTAR HADIR SISWA
KELAS EKSPERIMEN DAN
KELAS KONTROL
DAFTAR HADIR SISWA KELAS IX.4 UPTD SPF SMPN 1 WATANSOPPENG
(Kelas Kontrol)
No. Nama Siswa
Kehadiran
Pertemuan Ke-
1 2
1 Alif sardi Pratama P P
2 Anisa Raihana Amar P P
3 Dewa Sanjaya P P
4 Fidya Faradiba Rusmana P P
5 Filza Nurul Zahra P P
6 Kiki Indah Amelia P P
7 Magama Akhir Meidinata P P
8 Nayla Azzahra P P
9 Nurul Aisyah Asis P P
10 Nurfatiha Fatimah Azzahra P P
11 A.Nur Sabrila Hasyim P P
12 Alisha Zahra Harifin P P
13 Andi Aprilya Fillannisa A. P P
14 Rahma Istiana P P
DAFTAR HADIR SISWA KELAS IX.3 UPTD SPF SMPN 3 WATANSOPPENG
(Kelas Kontrol)
No. Nama Siswa
Kehadiran
Pertemuan Ke-
1 2
1 Andi Pangkelareng P P
2 Moh. Agus Salim P P
3 Zul Fiqri P P
4 Elsa Widyasari P P
5 Fia Ramadani P P
6 Irma Damayanti P P
7 Musyrifa Marwah P P
8 Mutya Ayu Budiman P P
9 Erlina Safitri P P
10 Nur Riska Atika P P
11 Nurfadillah P P
12 Nurul Qolbyh P P
13 Rita Ramadhani P P
14 Vira Puspitasari P P
15 Sulastri Amrida P P
DAFTAR HADIR SISWA KELAS IX.3 UPTD SPF SMPN 1 WATANSOPPENG
(Kelas Eksperimen)
No. Nama Siswa
Kehadiran
Pertemuan Ke-
1 2
1 A.Natasya Salsabila P P
2 A.Yaqilah Fikriyah P P
3 Afifah ZahraAini P P
4 Alsyabila Apreliafani P P
5 A.Ahmad Arrifai P P
6 Arliana Mutmainna P P
7 Carla Via Glory P P
8 Nurfitri Hidayati P P
9 Nurul Fadillah P P
10 Sony Anugrah Putra P P
11 Yushar Naila Sabrina P P
12 Zakia Putri salsabila Burhan P P
13 Khuswatul Hasanah P P
DAFTAR HADIR SISWA KELAS IX.2 UPTD SPF SMPN 3 WATANSOPPENG
(Kelas Eksperimen)
No. Nama Siswa
Kehadiran
Pertemuan Ke-
1 2
1 Dinda Anggi Anna P P
2 Hasrullah Putra Anugrah P P
3 Muh.Fajri Alfarabbi P P
4 Magvira P P
5 Andi Khairunnisa P P
6 Arni Arifka P P
7 A. Dewiyanti P P
8 Fika Lestari P P
9 Nurul Mutmainnah P P
10 Putri Nurul Cahaya P P
11 Ramadhani P P
12 Riska Dwi Mauliani P P
LAMPIRAN V
DOKUMENTASI
Kelas Eksperimen UPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng
Penggunaan Media Sosial Facebook
(Pretest)
Kelas Eksperimen UPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng
Penggunaan Media Sosial Facebook
Kelas Kontrol UPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng
(Pretest)
Kelas Kontrol UPTD SPF SMPN 1 Watansoppeng
(Posttest)
Kelas Eksperimen UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng
Penggunaan Media Sosial Facebook
(Pretest)
Kelas Eksperimen UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng
Penggunaan Media Sosial Facebook
(Posttest)
Kelas Kontrol UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng
(Pretest)
Kelas Kontrol UPTD SPF SMPN 3 Watansoppeng
(Posttest)
DAFTAR DISTRIBUSI NILAI T TABEL
RIWAYAT HIDUP
Nurmala Dewi. Lahir di Ganra Kabupaten Soppeng pada tanggal 3
September 1996. Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara.
Buah hati dari pasangan Ayahanda Nurdin dan Ibunda Nursia. Penulis
mengawali pendidikan di TK Pergis Ganra pada tahun 2001 dan tamat
tahun 2002. Tamat MI Pergis Ganra tahun 2008, kemudian
melanjutkan di MTs Pergis Ganra pada tahun 2008 dan tamat pada
tahun 2011. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1
Watansoppeng dan tamat pada tahun 2014. Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan
pada program Strata Satu Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pada tahun 2018 penulis
melanjutkan pendidikan di jenjang S2 dengan memilih Program Studi Magister Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.