pengaruh penggunaan media audio visual...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN (SBK) KELAS IV MIN GUNTUR
KABUPATEN DEMAK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah
Oleh:
HIMATUN NAFIAH NIM: 073911009
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2012
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Himatun Nafiah
Nim : 073911009
Jurusan/Program Studi : PGMI
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
iii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan: Judul :PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
TERHADAP HASIL BELAJAR SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN (SBK) KELAS IV MIN GUNTUR KAB. DEMAK
Nama : Himatun Nafiah NIM : 073911009 Jurusan : PGMI Program Studi : PGMI
telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Semarang, 20 Juni 2012
DEWAN PENGUJI Penguji I, Penguji II,
H. Fakrur Rozi, M.Ag. H. Amin Farih, M.Ag. NIP :19691220 199503 1001 NIP : 19710614 200003 1002
Penguji III, Penguji IV,
Andi Fadlan, S.Si. M.Sc. Joko Budi Poernomo, M.Pd NIP : 19800915 200501 1006 NIP : 19760214 200801 1011
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Hj. Sukasih, M.Pd. Syamsul Ma’arif, M.Ag. NIP : 19570202 199203 2 001 NIP :19741030 200212 1002
iv
v
vi
ABSTRAK
Judul : Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Seni Budaya dan Ketrampilan (SBK) Kelas IV MIN Guntur Kabupaten Demak
Penulis : HimatunNafiah NIM : 073511025
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen berdesain “Randomized Control-Group Pretest-Posttest Design”, dilaksanakan pada kelas IV di MIN Guntur Demak. Adapun teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV B sebagai kelas kontrol dengan jumlah 20 anak, dan kelas IV A sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 20 anak.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasidan tes.Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai nama-nama peserta didik kelas IV di MIN Guntur Demak. Metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen diberi pembelajaran dengan media audio visual sedangkan kelas kontrol menggunakan metode konvensional.
Hasil penelitian ini sebagai berikut: Analisis data tahap awal meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan dua rata-rata. Untuk uji homogenitas diperoleh =1,3131 dan =2,526 dapat disimpulkan bahwakedua kelompok mempunyai varians yang sama. Sedangkan pada uji kesamaan dua rata-rata diperoleh = -1,955dan = 1,69, Sehingga di ketahui = -1,955< = 1,69. Berdasarkan uji persamaan dua rata-rata (uji t)kemampuan peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan.
Analisis data tahap akhir meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan dua rata-rata. Untuk perhitungan homogenitas diperoleh Fhitung = 1,0940 dan Ftabel = 2,526, dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama. Kemudian untuk uji perbedaan dua rata-rata diketahui besarnya thitung= 3,098>ttabel = 1,69 dengan rata-rata kelas eksperimen adalah 68,25 dan besarnya rata-rata kelas kontrol adalah 60,75. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media audio visual terdapat pengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik kelas IV A MIN Guntur Demak.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik. Karya tulis
ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus
kepada semua pihak, terutama kepada:
1. Dr. Suja’i M. Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
2. Dosen pembimbing Dr. Hj. Sukasih, M.Pd. dan SyamsulMa’arif, M.Ag yang
telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan skripsi.
3. Kepala Sekolah MIN Guntur, H. Muhamad Dahlan, M. Pd.I yang berkenan
memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di MIN Guntur.
4. Guru pengampu bidang studi SBK MIN Guntur Bapak Suwardi yang
memberikan banyak arahan dan informasi selama proses penelitian.
5. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan
kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah.
6. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, pegawai perpustakaan IAIN, pegawai
perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan pegawai perpustakaan TPM yang telah
memberikan layanan yang baik bagi penulis.
7. Bpk. Amnan Muqoddam dan Ibu Rofiqotul Makiyah selaku pengasuh ponpes
putri Al-Hikmah yang selalu penulis takdzimi.
8. Ayahanda Fahrur Rozi dan Ibunda Mukholifah yang telah memberikan
segalanya untukku, baik materi, doa, motivasi, kasih sayang, ilmu dan
bimbingan, yang tak kan dapat penulis ganti dengan apapun.
9. Adik-adikku de’ iim dan de’ mucham yang selalu memberikan motivasi dan
doa untukku.
10. Sahabat-sahabat yang selalu setia menemani dalam susah dan senang (Nita,
Ainun, Aji, Shihab, Eva,mz nadhif, de’ hasna).
11. Teman-teman PGMI ’07 seperjuangan (alex, nana, tari, ali, ihsan, mznadhif).
viii
12. Keluarga besar an-nada (nok wilda, iis, mif, ubah, tsani, umi, hana, lutfi, ana,
sri,ida ).
13. Teman-teman seperjuangan di pondok fida, lutfi, muyas, khofsoh, nisa’ dan
teman-teman semua di ponpes Al-Hikmah Tugurejo Semarang yang memberi
warna dalam hari-hari penulis.
14. Teman-teman KKN posko 32(mz Supri, gus sidqi, satria, rouf, mbae, hikam,
ihwan, bunda, mb heni, mb fatma)yang telah memberiku arti kebersamaan.
15. Keluarga besar RACANA Walisongo yang telah memberiku banyak
pengalaman.
16. Teman-teman yang ikut memberikan motivasi selama menempuh studi,
khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan
balasan yang lebih dari yang mereka berikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi materi, metodologi dan analisisnya. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
skripsi ini.
Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap, semoga apa yang tertulis
dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca
pada umumnya. Amin.
Semarang, 25 Mei 2012 Penulis
Hmatun Nafiah NIM : 073911009
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii
PENGESAHAN ............................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING .................................................................................. iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................ 5
C. Manfaat Penelitian ............................................................ 5
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka .................................................................. 7
B. Kerangka Teoritik ............................................................. 8
1. Pengertian Belajar ..................................................... 8
2. Tujuan Belajar ........................................................... 10
3. Hasil Belajar .............................................................. 11
4. Tes Hasil Belajar ....................................................... 17
5. Media Audio Visual .................................................. 17
6. Seni Budaya dan Keterampilan ................................. 22
7. Penerapan Media Audio Visual ................................. 26
8. Pengaruh Media Audio Visual terhadap Hasil
Belajar SBK. .............................................................. 31
C. Rumusan Hipotesis .......................................................... 32
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................. 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 33
x
C. Populasi dan Sampel penelitian ........................................ 34
D. Variabel Penelitian ........................................................... 35
E. Desain Penelitian .............................................................. 36
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 38
G. Teknik Analisis Data ....................................................... 38
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Umum Sekolah ......................................................... 46
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ....................................... 48
C. Analisis Data .................................................................... 51
D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................ 57
E. Keterbatasan Penelitian .................................................... 58
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 60
B. Saran-saran ....................................................................... 60
C. Penutup ............................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data nilai pre test kelas eksperimen............................47
Tabel 2 Data nilai pre test kelas kontrol..................................48
Tabel 3 Data nilai post test kelas eksperimen..........................49
Tabel 4 Data nilai post test kelas kontrol................................50
Tabel 5 Daftar nilai frekuensi kelas eksperimen......................51
Tabel 6 Daftar nilai frekuensi kelas kontrol............................52
Tabel 7 Hasil uji normalitas pre test........................................52
Tabel 8 Hasil uji normalitas post test.....................................54
Tabel 9 Data tabel sumber data untuk uji t...............................55
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan penelitian...........................................................36
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol.....1
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kelas Eksperimen...............................................................7
Lampiran 3 Daftar Peserta Didik Kelas IVA..........................................13
Lampiran 4 Daftar Peserta Didik Kelas IV B.........................................14
Lampiran 5 Kisi-kisi tes Psikomotorik..................................................15
Lampiran 6 Data Nilai Pre Test Kelas Kontrol.......................................16
Lampiran 7 Data Nilai Pre Test Kelas Eksperimen................................17
Lampiran 8 Lembar Hasil Penilaian Tes Psikomotorik
Kelas Eksperimen..............................................................18
Lampiran 9 Lembar Hasil Penilaian Tes Psikomotorik Kelas Kontrol......19
Lampiran 10 Uji Normalitas Nilai Pretest Kelas Kontrol...........................20
Lampiran 11 Uji Normalitas Nilai Pretest Kelas Eksperimen.....................22
Lampiran 12 Uji Homogenitas Awal Kelas Kontrol dan Eksperimen.........24
Lampiran 13 Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Kelas Kontrol dan Eksperimen...........................................26
Lampiran 14 Uji Normalitas Nilai Posttes Kelas Kontrol..........................30
Lampiran 15 Uji Normalitas Nilai Posttes Kelas Eksperimen....................33
Lampiran 16 Uji Homogenitas Akhir Kelas Kontrol dan Eksperimen........35
Lampiran 17 Uji Perbedaan Rata-rata Kelas Kontrol dan Eksperimen .......37
Lampiran 18 Daftar Tabel Chi Kuadrat ..................................................39
Lampiran 19 Daftar Z-tabel ...................................................................40
Lampiran 20 Daftar T-Tabel ..................................................................41
Lampiran 21 Daftar F-Tabel...................................................................42
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan
dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Dalam proses pembelajaran komponen
utama adalah guru dan peserta didik. Agar proses pembelajaran berhasil, guru
harus membimbing peserta didik sedemikian rupa sehingga mereka dapat
mengembangkan pengetahuannya sesuai dengan struktur pengetahuan bidang
yang dipelajarinya. Untuk mencapai keberhasilan tersebut guru disamping harus
memahami sepenuhnya materi yang diajarkan, guru dituntut mengetahui secara
tepat posisi pengetahuan peserta didik pada awal(sebelumnya)mengikuti pelajaran
tersebut. Selanjutnya berdasarkan media yang dipilihnya guru diharapkan dapat
membantu peserta didik dalam mengembangkan secara efektif.
Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah penggunaan media
dalam proses belajar mengajar. Karena fungsi media dalam kegiatan tersebut
disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap dan lain-lain, juga untuk
meningkatkan keberhasilan dalam menerima informasi. Media juga berfungsi
untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik
pada proses belajar mengajar.1 Dengan menggunakan media pembelajaran tidak
terkesan membosankan bagi siswa, karena siswa tidak hanya mendengarkan
ceramah dari guru tetapi dengan menggunakan media pembelajaran siswa akan
lebih tertarik dengan pelajaran yang disampaikan dan siswa akan terdorong
motivasi belajarnya serta memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak
dan mempertinggi daya serap atau retensi belajar.
Oemarhamalik mendefinisikan media adalah sebagai teknik yang digunakan
dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antara guru dan murid dalam
proses pendidikan dan pengajaran sekolah.2 Sedangkan Audio visual adalah suatu
1Usman M. Basyaruddin dan asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
cet I, hlm. 13
2Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2005), hlm 125
2
peralatan yang dipakai oleh para guru dalam menyampaikan konsep, gagasan dan
pengalaman yang ditangkap oleh indera pandang dan pendengaran.3
Media audio visual merupakan alat peraga yang bersifat dapat didengar dan
dapat dilihat yang dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran yang
berfungsi memperjelas atau mempermudah dalam memahami bahasa yang sedang
dipelajari.
Media pembelajaran juga merupakan sarana dan prasarana untuk menunjang
terlaksananya kegiatan pembelajaran serta menunjang pendidikan dan pelatihan
tentunya perlu mendapat perhatian sendiri. Keberadaan media tidak dapat
diabaikan begitu saja dalam proses pendidikan, khususnya dalam proses
pembelajaran. Hal ini dikarenakan tanpa adanya media pembelajaran, pelaksanaan
pendidikan tidak akan berjalan dengan baik, termasuk dalam proses pembelajaran
SBK.
Hasil belajar merupakan perwujudan kemampuan akibat perubahan perilaku
yang dilakukan oleh usaha pendidikan. Kemampuan tersebut menyangkut domain
kognitif, afektif dan psikomotorik.4 Hasil belajar tampak sebagai terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam
bentuk perubahan pengetahuan sikap dan ketrampilan. Perubahan tersebut dapat
diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibanding
dengan sebelumnya. Hasil belajar ini dapat dilakukan dengan mengamati
terjadinya perubahan tingkah laku tersebut setelah dilakukan penilaian. Dalam
proses perubahan ini siswa mempunyai peranan penting dalam perubahan tingkah
lakunya, sebab guru sebagai pendidik hanya berusaha bagaimana siswanya
mengalami perubahan baik tingkah laku maupun dari sisi intelektualitasnya.
Lebih khusus pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan yang
merupakan bidang studi yang berkenaan dengan seni, sosial dan budaya. Pada
bidang studi ini proses pembelajaran yang berlangsung masih menggunakan pola
pembelajaran konvensional yang cenderung menggunakan metode ceramah.
Pendekatannya pun masih menggunakan pendekatan penanaman nilai, yaitu
3MulyonoAbdur Rahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta, Rineka
Cipta: 1999)hlm 89
4Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 49.
3
pendekatan pengalaman yang hanya memberikan pemahaman tentang seni dan
budaya kepada siswa.
Pengalaman pembelajaran seperti di atas menumbuhkan pemikiran baru
bagaimana merancang sebuah pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi
siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Muncul suatu
gagasan untuk berkolaborasi mencari solusi masalah diatas untuk menemukan
cara bagaimana mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
Bagaimana memanfaatkan kemampuan tersebut agar mereka terus termotivasi
dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar mereka.
Pendidikan seni budaya dan ketrampilan yang diberikan pada sekolah karena
memiliki peranan yang sangat penting dalam kebutuhan perkembangan anak
dalam mencapai tingkat kecerdasan yang optimal. Kecerdasan anak tidak hanya
dapat dilihat dari seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki namun juga
bagaimana siswa mampu mengekspresikan melalui seni dan ketrampilan. Hal
tersebut karena masing-masing individu mempunyai perbedaan dalam
kecerdasannya. Dalam multiple intelegensia ada delapan macam kecerdasan
antara lain interpersonal, intra personal, kinestetik, spasial, dll. Seni budaya dan
ketrampilan adalah salah satu mata pelajaran yang memfasilitasi anak untuk
mengembangkan kecerdasan kinestetik. Dalam standar pendidikan nasional SBK
dibagi menjadi tiga macam yaitu seni rupa, seni tari, dan seni musik.
Peserta didik pada tingkatan Madrasah Ibtidaiyah kelas IV, berada dalam
masa-masa peralihan dari masa anak usia dini ke masa anak-anak. Pada masa ini
anak dalam masa keemasan (Golden Age) dimana seluruh kecerdasan (IQ, EQ dan
SQ) berkembang luar biasa. Dalam kondisi ini pula anak mampu berfikir secara
utuh (holistik) dan konkrit (nyata) sesuai dengan pengalaman yang dialami oleh
peserta didik. Dalam masa ini anak belum mampu berfikir secara terpisah atau
terkotak-kotak dan abstrak. Peserta didik dalam masa harus melihat karakter yang
ada dalam diri mereka agar potensi mereka dapat berkembang dengan optimal.
Perlu dipahami juga bahwa anak usia Madrasah Ibtidaiyah bukanlah orang dewasa
dalam bentuk mini. Oleh karenanya dibutuhkan suatu pembelajaran yang sesuai
untuk karakteristik peserta didik itu sendiri. Hal tersebut dilakukan karena anak
4
adalah calon generasi penerus dimana potensinya harus dikembangkan secara
optimal.
Pencapaian tujuan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar merupakan
tugas utama seorang pendidik. Salah satunya dengan menggunakan media audio
visual sebagai strategi pembelajaran yang aktif, kreatif,efektif, dan menyenangkan
adalah suatu strategi pembelajaran yang diharapkan sesuai bagi pembelajaran
SBK di Madrasah Ibtidaiyyah.
Dalam jurnal penelitian karya Sehat Simatupang dan Junita, Jurusan Fisika
FMIPAUnimed, dengan judul Pengaruh Media Audio Visual terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Materi pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMAN 1
Binjai, jurnal penelitian 2008. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat
diketahui bahwa terdapat pengaruh positif antara media audio visual terhadap
hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis kelas X SMANBinjaiT.A
2007/2008.5 Dalam jurnal penelitian karya SaptoHaryoko, dengan judul
Efektifitas pemanfaatan Media Audio Visual Sebagai Alternatif Optimalisasi
Model Pembelajaran, jurnal penelitian 2009. Berdasarkan hasil dari penelitian ini
terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa .6 Dari hasil penelitian
karya Sehat Simatupang dan SaptoHaryoko diatas dapat dijadikan sebagai acuan,
bahwasanya dengan menggunakan media audio visual dapat berpengaruh positif
dan perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, diharapkan dengan penggunaan media audio visual dapat
membantu proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat berpengaruh positif
terhadap hasil belajar siswa di sekolah, khususnya dalam hal ini adalah mata
pelajaran SBK.
Dengan pertimbangan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
melakukan penelitian dengan judul “HURAGNEP PENGGUNAAN MEDIA
AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SENI BUDAYA DAN
KETRAMPILAN (SBK) KELAS IV MIN GUNTUR KABUPATEN DEMAK”.
5http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/42097277.pdf.diakses kamis,29-12-2011,21:23
6http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/article/viewFile/347/249. diakses kamis,29-12-
2011,21:16
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah
“Apakah ada pengaruh penggunaan media audio visual terhadap hasil belajar
Seni Budaya dan Keterampilan?
C. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dan hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi peserta didik
a. Peserta didik dapat mengembangkan pemahaman konsep pelajaran, yang
pada akhirnya memperoleh hasil belajar yang optimal;
b. Peserta didik dapat lebih mudah memahami materi gerak tari daerah lain
2. Manfaat bagi guru
a. Sebagai alernatif bagi guru untuk memilih media pembelajaran yang
variatif, sehingga siswa termotivasi dalam belajar; dan
b. Dengan penggunaan media ini, diharapkan guru dapat mengetahui
kemampuan masing-masing peserta didik.
3. Manfaat bagi sekolah, adalah penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran SBK sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik khususnya dalam mata pelajaran SBK.
4. Manfaat bagi peneliti
a. Untuk sarana belajar dan mengembangkan potensi yang didapat di bangku
perkuliahan kedalam kegiatan pembelajaran SBK.
b. Untuk mengetahui kondisi lingkungan pembelajaran SBK di MIN Guntur
Kabupaten Demak
c. Untuk mengembangkan media audio visual dalam Pembelajaran SBK di
MIN Guntur Kabupaten Demak
d. Untuk mengetahui pengaruhmedia audio visual dalam pembelajaran SBK
terhadap hasil belajar peserta didik MI kelas IV MI Negeri Guntur
Kabupaten Dema
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Penelitian mengenai pengaruh media audio visual terhadap hasil belajar Seni
Budaya dan Keterampilan kelas IV MIN Guntur Kabupaten Demak, telah banyak
dilakukan oleh penulis sebelumnya terdapat beberapa kajian yang telah
membahasnya namun berbeda kajian diantaranya penulis menemukan beberapa
karya ilmiah, diantaranya :
Pertama, skripsi karya Mizan TaufiqurRahman 073111433 dengan judul
Pengaruh Pemanfaatan Media Audio Visual terhadap Kompetensi swsis Pada
Mata Pelajaran Fiqh Di MI NasyrulUlum 2 BrakasKlambu Grobogan Tahun
Pelajaran 2008/2009” . skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo , 2009. Dalam
penelitian skripsi ini beliau menggunakan metode kuesioner, interview, dan
dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa ada
hubungan positif dan signifikan antara pemanfaatan media audio visual dengan
upaya meningkatkan kompetensi siswa MI Nasyrul Ulum 2 Brakas Klambu
Grobogan Tahun Pelajaran 2008/2009, ditunjukkan dengan koefisien korelasi
rxy= 0,662. Sehingga didapatkan pada taraf signifikan rt (0,05) =0,250 dan taraf
signifikansi rt(0,01) = 0,325 karena r0>rt maka hasilnya siknifikan.7
Kedua,jurnal penelitian karya Sehat Simatupang dan Junita, Jurusan Fisika
FMIPAUnimed, dengan judul Pengaruh Media Audio Visual terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Materi pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMAN 1
Binjai, jurnal penelitian 2008. Dalam jurnal penelitian ini beliau menggunakan
metode tes dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui
bahwa terdapat pengaruh positif antara media audio visual terhadap hasil belajar
siswa pada materi pokok listrik dinamis kelas X SMAN Binjai T.A 2007/2008.
7Mizan Taufiqurrahman, Pengaruh Pemanfaatan Media Audio Visual terhadap Kompetensi
swsis Pada Mata Pelajaran Fiqh Di MI NasyrulUlum 2 BrakasKlambu Grobogan Tahun
Pelajaran 2008/2009,Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009), t.d. 7
7
Ditunjukkan dengan nilai pretest pada uji t menunjukkan t hitung < t tabel = 1,4< 1,9
dan nilai postestnya t hitung >ttabel= 4,9> 1,9.8
Ketiga, jurnal penelitian karya Sapto Haryoko, dengan judul Efektifitas
pemanfaatan Media Audio Visual Sebagai Alternatif Optimalisasi Model
Pembelajaran, jurnal penelitian 2009. Dalam penelitian ini beliau menggunakan
metode tes. Berdasarkan hasil dari penelitian ini terdapat perbedaan yang
signifikan, dapat ditunjukkan dengan nilai t hitung> t tabel = 84,46 > 2,07.9
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini merujuk pada penelitian di atas,
materi, beberapa metode penelitian dan waktu pelaksanaannya. Penelitian ini
berupa penelitian kuantitatif yang berjudul ”Pengaruh Penggunaan Media Audio
Visual terhadap Hasil Belajar SBK Kelas IV MIN Guntur Kabupaten Demak”.
B. Kajian Teoritik
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan keseluruhan proses pendidikan bagi tiap orang yang
meliputi pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan sikap dari seseorang. Seseorang
dikatakan belajar apabila dapat diasumsikan bahwa pada dirinya terjadi proses
perubahan sikap dan tingkah laku. Perubahan ini biasanya berangsur-angsur dan
memakan waktu cukup lama.
Perubahan ini akan semakin tampak bila ada upaya dari pihak yang terlibat.
Tanpa adanya upaya, walaupun terjadi proses perubahan tingkah laku, tidak dapat
diartikan sebagai belajar. Ini dapat diartikan bahwa pencapaian tujuan
pembelajaran sedikit banyak bergantung kepada cara proses belajar yang
dilakukan oleh peserta didik itu sendiri. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
masalah belajar ini, akan dikemukakan pendapat dari para ahli pendidikan tentang
pengertian belajar.
8http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/42097277.pdf. diakses kamis,29-12-2011,21:23
9http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/article/viewFile/347/249. diakses kamis,29-12-
2011,21:16
8
a. Nana Sudjana menyatakan belajar bukan menghafal dan bukan pula
mengingat, belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang.10
b. Menurut Lester D. Crow and Alice Crow “Learning is a modification of
behavior accompanying growth processes that are brought about through
adjustment to tensions initiated through sensory stimulation”.11
Belajar
adalah perubahan tingkah laku yang diiringi dengan proses pertumbuhan yang
ditimbulkan melalui penyesuaian diri terhadap keadaan lewat rangsangan atau
dorongan.
c. Mustafa fahmi mengemukakan definisi belajar, di kitab Saikulujiyah at-
Ta’allum, yaitu:12
التعلم عبارة عن اى تغير فى السلوك نا تج عن استثارةBelajar adalah ungkapan yang berupa perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari adanya dorongan.
Dari ketiga pendapat para ahli di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
belajar merupakan proses perubahan tingkah laku, seseorang dikatakan belajar
jika dalam dirinya terjadi perubahan tingkah laku menuju perubahan yang lebih
baik, yang membedakan adalah cara atau usaha pencapaiannya.
2. Tujuan Belajar
Sebelum membahas lebih jauh tentang tujuan belajar, maka perlu diketahui
bahwa di dalam al-Qur’an Allah swt telah menganjurkan manusia untuk
senantiasa berusaha merubah diri (belajar) agar terwujud perubahan dalam diri
seseorang yang ingin maju dan bangkit dari kemundurannya. Hal ini dijelaskan
dalam al-Qur’an Surat Ar-Rad ayat 11:
10
Nana sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar,(Bandung:Sinar Baru
Algensindo,2005), hlm.28
11Lester D. Crow and Alice Crow, Human Development and Learning, (New York:
American Book Company, 1956), hlm. 215.
12Mustafa Fahmi, Saikulujiyah at Ta’allum, (Mesir: Maktabah Mesir, t.th.), hlm. 23.
9
…. ….
Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Qs. Ar-Rad : 11)
13
Tujuan belajar penting bagi peserta didik maupun guru sendiri. Dalam desain
intruksional, guru merumuskan tujuan intruksional khusus atau sasaran belajar
siswa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Rumusan tersebut
disesuaikan dengan perilaku yang hendaknya dapat dilakukan siswa.14
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem
lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini berhubungan dengan
komponen-komponen seperti tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang
diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam hubungan
tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar mengajar
yang tersedia. Mengenai tujuan-tujuan belajar, sebenarnya sangat banyak dan
bervariasi. Tujuan-tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan
tindakan intruksional, biasanyalazim dinamakan dengan intructional effect, yang
biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Jadi tujuan belajar adalah
ingin mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, dan penanaman sikap mental atau
nilai-nilai.
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perwujudan kemampuan akibat perubahan
perilaku yang dilakukan oleh usaha pendidikan. Kemampuan tersebut
menyangkut domain kognitif, afektif dan psikomotorik.15
Hasil belajar yang
dimaksud yaitu hasil yang diperoleh siswa sebagai akibat proses belajar yang
dilaksanakan oleh siswa. Makin tinggi proses belajar yang dilakukan oleh
siswa, diharapkan semakin tinggi pula hasil belajar yang dicapai.
13
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya Toha Putra,
1995), hlm. 136
14Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. AsdiMahasatya, 2002),
hlm. 22
15Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 49.
10
Hasil Belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting
dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat
memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya
mencapai tujuan–tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari
informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan
siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
Hasil belajar dapat berupa hasil utama pengajaran (instructional effect)
dan hasil sampingan pengiring (nurturant effect). Hasil utama pengajaran
adalah kemampuan hasil belajar yang memang direncanakan untuk
diwujudkan dalam kurikulum dan tujuan pembelajaran. Sedangkan hasil
pengiring adalah hasil belajar yang dicapai namun tidak direncanakan untuk
dicapai.16
Misalnya setelah mengikuti pelajaran siswa menyukai mata
pelajaran SBK yang semula tidak disukai karena siswa senang dengan cara
mengajar guru.
b. Tipe hasil Belajar
Menurut Benyamin Bloom hasil belajar digolongkan menjadi tiga
bidang, yaitu bidang kognitif, bidang afektif dan bidang
psikomotorik.17
Berikut ini dikemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam
ketiga aspek hasil belajar tersebut antara lain:
1) Tipe hasil belajar kognitif
Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi
dalam kawasan kognisi. Perilaku meliputi kegiatan sejak dari penerimaan
stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak
menjadi informasi hingga pemanggilan informasi kembali ketika
diperlukan untuk menyelesaikan masalah.18
.
Hasil belajar kognitif terbagi menjadi beberapa tipe, yaitu:
a) Hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)
16
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm.49.
17 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung; Sinar Baru
Algensindo.2005) hlm. 45-46.
18Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 50
11
Tipe hasil belajar ini termasuk tingkat rendah jika
dibandingkan dengan tipe hasil belajar lain. Namun tipe hasil belajar
ini penting sebagai prasyarat untuk menguasai dan mempelajari tipe
hasil belajar lain yang lebih tinggi.19
Pengetahuan hafalan ini termasuk pula pengetahuan yang
sifatnya factual, di samping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang
perlu diingat kembali, seperti peristilahan, pasal, rumus dan lain-
lain.Pengetahuan merupakan ingatan tentang hal-hal yang
khususmaupun umum tentang metode-metode dan proses-proses atau
tentang pola struktur.
b) Hasil belajar pemahaman (comprehension)
Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna dari
suatu konsep. Untuk itu diperlukan adanya hubungan atau pertautan
antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut.
Ada tiga macam pemahaman yang berlaku umum. Pertama,
pemahaman terjemahan, yaitu kesanggupan memahami makna yang
terkandung di dalamnya. Misalnya memahami kalimat bahasa Inggris
ke dalam bahas Indonesia. Kedua, pemahaman penafsiran, misalnya
memahami grafik, menghubungkan dua konsep yang berbeda. Ketiga,
pemahaman ekstrapolasi, yaitu kesanggupan melihat di balik yang
tertulis, tersirat dan tersurat, meramalkan sesuatu atau memperluas
wawasan.20
Tipe pemahaman ini lebih tinggi dari tipe hafalan, karena tipe
ini memerlukan kemampuan menangkap makna dari suatu konsep.
c) Hasil belajar penerapan (application)
Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan, mengabstraksi
suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru. Misalnya
memecahkan masalah dengan menggunakan rumus tertentu,
menerapkan suatu dalil atau hukum dalam suatu persoalan. Jadi dalam
aplikasi harus ada konsep, teori, hukum atau rumus. Dalil tersebut
19
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 50
20Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar,hlm. 51
12
digunakan dalam pemecahan suatu masalah tertentu. Hai ini berarti
aplikasi bukan keterampilan motorik tetapi lebih kepada keterampilan
mental.21
Pada hasil belajar penerapan ini harus ada konsep atau teori
yang kemudian diaplikasikan dalam memecahkan suatu masalah.
d) Tipe hasil belajar analisis
Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu
integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-
bagian yang mempunyai arti, atau mempunyai tingkatan. Analisis
merupakan tipe hasil belajar yang kompleks, yang memanfaatkan
unsur tipe hasil belajar sebelumnya, yakni pengetahuan, pemahaman,
aplikasi. Analisis sangat diperlukan bagi para siswa sekolah.22
Pada hasil belajar analisis ini merupakan kelanjutan dati tipe-
tipe sebelumnya, yang mana tipe analisis ini penalaran, dari adanya
sebuah teori atau konsep kemudian diaplikasikan serta dianalisis.
e) Tipe hasil belajar sintesis
Sintesis adalah lawan analisis. Bila pada analisis tekanan pada
kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang
bermakna, pada sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau
bagian menjadi suatu integritas.
Sintesis memerlukan kemampuan hafalan, pemahaman,
aplikasi dan analisis. Pada berpikir sintesis adalah berpikir divergent
sedangkan berpikir analisis adalah berpikir convergent. Dengan
sintesis dan analisis maka berpikir kreatif untuk menemukan sesuatu
yang baru (inovatif) akan lebih mudah dikembangkan.23
Sintesis mencakup kemampuan menyatukan unsur-unsur atau
bagian-bagian sehingga merupakan suatu keseluruhan. Sintesis ini
menyangkut kegiatan menghubungkan potongan-potongan, bagian-
bagian,unsur-unsur, dan sebagainya serta menyusunnya sedemikian
21
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 51
22Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 51-52
23 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 52.
13
rupa sehingga terbukalah pola atau struktur yangsebelumnya belum
tampak jelas.
f) Tipe hasil belajar evaluasi
Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang
nilai sesuatu berdasarkan judgment yang dimilikinya, dan kriteria
yang dipakainya. Dalam tipe hasil belajar evaluasi, tekanan pada
pertimbangan sesuatu nilai, mengenai baik tidaknya, tepat tidaknya,
dengan menggunakan kriteria tertentu.24
Evaluasi menyangkut penilaian bahan dan metode untuk
mencapai tujuan tertentu. Penilaian diadakan untuk melihat sejauh
mana bahan dan metode memenuhi kriteria tertentu.
2) Tipe hasil belajar afektif
Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Hasil belajar
afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatian
siswa dalam pembelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru
dan teman sekelas, dan lain-lain.
Ada beberapa tingkatan hasil belajar bidang afektif. Tingkatan
tersebut dimulai dari tingkatan sederhana hingga tingkatan yang
kompleks.
a) Receiving (penerimaan), yaitu semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan dari luar yang datang pada siswa. Dalam tipe ini termasuk
kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, control dan seleksi
gejala atau rangsangan dari luar.
b) Responding (jawaban), yaitu reaksi yang diberikan seseorang terhadap
stimulus yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk ketetapan
reaksi, perasaan, kemauan dalam menjawab stimulus yang datang
pada siswa.
c) Valuing (penilaian), yaitu berkenaan dengan nilai terhadap suatu
gejala atau objek tertentu. Termasuk di dalamnya tentang penerimaan
nilai.
24
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar mengajar, hlm. 52.
14
d) Organisasi, yaitu pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi.
Termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain dan
prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e) Karakteristik nilai, yaitu keterpaduan dari semua system nilai yang
telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi kepribadian dan tingkah
lakunya.25
3) Tipe hasil belajar psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan
dan kemampuan bertindak individu.26
Yang paling banyak digunakan
adalah hasil belajar psikomotorik dari Simpson, yang mengklasifikasikan
hasil belajar psikomotorik menjadi enam:
a) Persepsi, yakni kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala
lain. Merupakan hasil belajar psikomotorik yang paling rendah.
b) Kesiapan, yakni kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatu
gerakan. Misalnya kesiapan menempatkan diri sebelum lari, menari,
dan sebagainya.
c) Gerakan terbimbing, yakni kemampuan gerakan meniru model yang
dicontohkan.
d) Gerakan terbiasa, yakni kemampuan melakukan gerakan tanpa ada
model contoh. Kemampuan ini dicapai karena latihan berulang-ulang
sehingga menjadi kebiasaan.
e) Gerakan kompleks, yakni kemampuan melakukan serangkaian
gerakan dengan cara, urutan dan irama yang tepat.
f) Kreativitas, yakni kemampuan menciptakan gerakan baru yang tidak
ada sebelumnya atau mengombinasikan gerakan-gerakan yang sudah
ada menjadi kombinasi gerakan baru.27
Menurut Kenneth T. Henson ”of the three domain, the cognitive
was the first for which a hierarchy of objectives was developed”.28
25
H. M.Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta 2010) hlm 117
26Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar mengajar, hlm. 54.
27Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 53.
15
Pendapat tersebut menyatakan bahwa dari ketiga ranah, kognitif
merupakan hirarki pertama dari objek-objek yang dikembangkan, karena
berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan
pengajaran.
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
proses belajar mengajar membutuhkan pengukuran ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik. Sehingga dapat melihat nilai yang didapat oleh siswa
tersebut. ketiga ranah tersebut juga sangat penting untuk diketahui dalam
proses belajar mengajar, fungsinya adalah untuk mengetahui sejauh mana
siswa mampu mengaplikasikan apa yang telah didapat dalam proses
pembelajaran.
4. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar adalah tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam suatu
bidang tertentu yang diperoleh dari mempelajari bidang itu. Tes hasil belajar tersebut
berfungsi untuk mengukur kemampuan yang dicapai seseorang setelah melakukan proses
belajar.
Peneliti mengadakan tes sebanyak dua kali di dalam penelitian ini yaitu pretest,
posttest observasi. Pretest adalah evaluasi yang diadakan sebelum pemberian materi. Tes
ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan awal dari peserta didik sebelum diberi materi
yang akan diajarkan. Akan tetapi dalam penelitian ini untuk data pretest peneliti
mengambil data ulangan materi sebelumnya. Posttest dalam bentuk observasi atau
pengamatan yaitu evaluasi yang dilakukan setelah pemberian materi pelajaran yang
berfungsi untuk melihat tingkat kemampuan siswa dalam bentuk psikomotorik.
5. Media Audio Visual
Secara harfiah media diartikan sebagai “tengah”, “perantara” atau “pengantar”
yang dalam bahasa arab media adalah “ وسا ئل” (perantara)29
. Oemarhamalik
mendefinisikan media adalah sebagai teknik yang digunakan dalam rangka lebih
28
Kenneth T. Henson, Elementary Science Methods, (New York: McGraw-Hill Book
Company, 1984), hlm.64.
29Azhar Arsyad, Media pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), cet. VI, hlm 3
16
mengefektifkan komunikasi antara guru dan murid dalam proses pendidikan dan
pengajaran sekolah.30
Sedangkan audio visual adalah suatu peralatan yang dipakai
oleh para guru dalam menyampaikan konsep, gagasan dan pengalaman yang
ditangkap oleh indera pandang dan pendengaran.31
Media audio visual merupakan alat peraga yang bersifat dapat didengar dan
dapat dilihat yang dapat membantu siswa dalam belajar mengajar yang berfungsi
memperjelas atau mempermudah dalam memahami bahasa yang sedang
dipelajari.
Konsep pengajaran audio visual berkembang sejak tahun 1940. Istilah
bermakna sejauh peralatan yang dipakai oleh para guru yang dalam
menyampaikan konsep, gagasan, dan pengalaman yang ditangkap oleh indra
pandang dan pendengar, penekanan utama dalam pengajaran audio visual adalah
pada nilai belajar yang diperoleh melalui pengalaman kongkrit, tidak hanya
didasarkan atas kata belaka, selanjutnya pengajaran dengan media audio visual
dapat berarti bila dipergunakan sebagai bagian dari proses pengajaran, peralatan
audio visual tidak harus digolongkan sebagai pengalaman belajar yang diperoleh
dari pengindraan pandang dan dengar, tetapi sebagai alat teknologi yang bisa
memperkaya serta memberikan pengalaman kongkrit kepada siswa.32
Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat
membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi
pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa,
media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,
menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, dan mendatakan informasi.
a. Ciri-Ciri Media Audio Visual
Ciri-ciri utama media audio visual adalah:
1) Media audio visual biasanya bersifat linier.
2) Biasanya menyajikan visual yang dinamis.
30
Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2005), hlm 125
31MulyonoAbdur Rahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta, Rineka
Cipta: 1999)hlm 89
32 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai , Teknologi Pengajaran,(Sinar Baru Algensindo:
2003)hlm.58
17
3) Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang
atau pembuatnya.
4) Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak.
5) Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif.
Peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi
dari tujuan pengajaran yang dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus
dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Apabila diabaikan,
maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat
dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
b. Fungsi Dan Manfaat Media Audio Visual
Fungsi media pada mulanya dikenal sebagai alat peraga atau alat bantu
dalam kegiatan belajar mengajar yakni yang memberikan pengalaman visual
pada anak dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas dan
mempermudah konsep yang komplek dan abstrak menjadi lebih sederhana,
konkret, dan mudah dipahami.
Levie dan Lanz dalam bukunya AzharArsyad juga mengemukakan
empat fungsi media pengajaran yaitu:
1) Fungsi Atensi
Di sini media audio visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran
yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai
teks materi pelajaran.
2) Fungsi afektif
Di sini media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar atau membaca teks yang bergambar, misalnya informasi
yang menyangkut masalah social atau ras.
3) Fungsi kognitif
Di sini media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan
yang terkandung dalam gambar.
18
4) Fungsi kompensatoris
Di sini media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media
visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa
yang lemah untuk membaca juga mengorganisasikan informasi dalam
teks dan mengingatnya kembali dengan kata lain media pengajaran
berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima
dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan
secara verbal.33
Dengan media audio visual, dapat mempermudah siswa dalam
memahami danmenyerap materi yang diajarkan dengan melihat secara
konkrit.
c. Macam-Macam Media Audio Visual
Media merupakan sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaan
kegiatan pembelajaran serta menunjang pendidikan dan pelatihan dan
tentunya perlu mendapat perhatian tersendiri. Dalam proses belajar mengajar
kehadiran media tidak dapat diabaikan begitu saja. Hal ini dikarenakan tanpa
adanya media pembelajaran, maka pelaksanaan pendidikan tidak akan
berjalan dengan baik, termasuk dalam proses pembelajaran SBK.
Seperti umumnya media sejenis media audio visual mempunyai tingkat
efektifitas yang cukup tinggi, menurut riset, rata-rata diatas 60% sampai 80%.
Pengajaran melalui audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras
selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, televise, tape recorder,
dan proyektor visual yang lebar.34
Jadi, pengajaran melalui audio visual adalah penggunaan materi yang
penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya
tergantung kepada kata-kata symbol yang serupa. Sehingga dapat membantu
siswa dalam proses pembelajaran yang berfungsi memperjelas atau
mempermudah dalam memahami bahasa yang sedang dipelajari.
33
AzharArsyad, Media Penbelajaran,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), 2003, hlm 16
34AzharArsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003, hlm 30
19
Jenis media audio visual ini mempunyai kemampuan yang lebih baik,
karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini di bagi
menjadi dua yaitu:
1) Audio visual diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam
seperti bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, cetak suara.
2) Audio visual gerak yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassette.
Beberapa contoh dari media audio visual diam maupun gerak, yaitu:
1) Film.
Film yang dimaksudkan disini adalah film sebagai alat audio visual
untuk pelajaran, penerangan dan penyuluhan. Banyak hal yang dapat di
jelaskan melalui film, antara lain tentang proses yang terjadi dalam tubuh
kita atau yang terjadi dalam satu industry, kejadian-kejadian alam, tata
cara kehidupan, mengajarkan suatu ketrampilan, sejarah-sejarah kehidupan
zaman dahulu dan sebagainya.35
Film merupakan salah satu media yang efektif digunakan dalam
proses pembelajaran. Dengan film siswa dapat melengkapipengalaman-
pengalaman dasar, memancing inspirasi baru, menarik
perhatian,menjelaskan hal-hal yang abstrak dengan memperlihatkan
perlakuan objek yang sebenarnya.
2) DVD dan VCD player.
Media video dan film adalah gambar bergerak yang direkam dalam
format kaset video, Video Cassette Disc dan Digital Versatile Disc. Jenis
media ini kemampuannya dalam menayangkan obyek bergerak (moving
objects) dan proses yang spesifik.
3) Computer.
Computer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi
informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan
pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit.
35
Asnawir dan M. BasyaruddinUsman, Media Pembelajaran,(Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
hlm. 95.
20
Computer dewasa ini memiliki kemampuan untuk menggabungkan
dan mengendalikan berbagai peralatan lainnya, seperti CD player, video
tape, dan audio tape. Disamping itu, computer dapat merekam,
menganalisis, dan member reaksi kepada respon yang di input oleh
pemakai atau siswa.36
Pemanfaatan komputer sebagai alat bantu dalam proses belajar
mengajar sangatlah efektif dan efisien, karena pembelajaran dengan
menggunakan computer akan memudahkan siswa dalam mengingat materi
yang disampaikan oleh guru.
Dalam penelitian SBK ini peneliti menggunakan media DVD player
dan proyektor untuk memperjelas.
6. Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)
a. Pengertian Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)
Menurut M. Quraish Shihab seni adalah keindahan yang merupakan
ekspresi ruh dan budaya manusia yang mengandung dan mengungkapkan
keindahan37
Menurut Ki Hadjar Dewantara seni adalah segala perbuatan manusia
yang timbul dan bersifat indah, menyenangkan dan dapat menggerakkan jiwa
manusia.Budaya berasal dari kata budi dan daya, budi artinya akal, pikiran,
nalar, dan daya artinya usaha, upaya, ikhtiar. Jadi budaya adalah segala akal
pikiran dalam berupaya atau berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. 38
Keterampilan di sekolah, adalah usaha untuk memperoleh kompetensi
cekat, cepat dan tepat dalam menghadapi permasalahan belajar. Dalam hal
ini, pembelajaran Keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi belajar
untuk mengubah perilaku siswa menjadi cekat, cepat dan tepat melalui
pembelajaran kerajinan dan teknologi rekayasa dan teknologi pengolahan.
36
AzharArsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003, hlm 52-23
37M. Quraish Shihab, Wawasan Alqur’an, (Bandung: Penerbit Mizan, 1996), hlm. 385
38http://crayonpedia.org/mw/Pengertian_seni_,_cabang-cabang_seni,_unsur-
unsur_seni,_sifat_dasar_seni_secara_umum_7.1, diakses 29 Desember 2011, 11:59.
21
Perilaku terampil ini dibutuhkan dalam keterampilan hidup manusia di
masyarakat.39
Jadi, seni budaya dan keterampilan adalah segala perbuatan manusia
yang bersifat indah yang timbul dari akal pikiran dalam upaya berusaha untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Konsep dasar pendidikan seni budaya dan keterampilan (SBK)
merupakan landasan yang perlu dipahami guru dalam proses pembelajaran.
Melalui pemahaman yang komprehensif terhadap materi ini, diharapkan dapat
memperjelas orientasi proses pendidikan dan pembelajaran SBK pada jenjang
pendidikan dasar atau madrasah ibtidaiyyah.
Kekeliruan yang sering terjadi saat ini adalah pembelajaran SBK lebih
menekankan pada aspek hasil / karya dari pada proses. Pada umumnya tujuan
pembelajaran SBK berorientasi untuk menciptakan anak didik yang terampil
menggambar, bernyanyi, dan menari.40
Oleh karena itu, dengan menggunakan media audio visual dapat
meningkatkan hasil belajar yang menekankan pada proses untuk mencapai
hasil yang lebih baik.
b. Materi Gerak Tari Daerah Lain
Kegiatan pembelajaran seni tari merupakan sebuah pendekatan
pendidikan dimana seni dipandang sebagai alat atau sarana untuk mencapai
sasaran pendidikan. Dalam istilah ini disebut pendekatan education through
art (pendidikan melalui seni), yang oleh plato ditekankan bahwa seni menjadi
alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan bukan untuk kepentingan seni itu
sendiri, dalam pendekatan ini, seni secara umum memberikan keseimbangan
rasional dan emosional, intelektualitas dan sensibilitas. Oleh karena itu,
pendekatan pendidikan melalui seni dalam implementasi pembelajaran
menekankan pada eksplorasi dan eksperimen, merangsang pengetahuan, dan
sekaligus menyenangkan bagi siswa.
39
http://saifulmmuttaqin.blogspot.com, diakses 29 Desember 2011, 12:14.
40Bandi, M.Pd, dkk, Pembelajaran Seni Budaya Keterampilan, Jakarta: Dirjen pendidikan
Islam Depag RI, 2009, hlm. 1
22
Demikian pula dalam pembelajaran seni tari di SD dan MI, pemilihan
bahan ajar harus disesuaikan dengan tujuan yang mengacu pada kebutuhan
siswa. Kita tahu bahwa anak-anak mempunyai fase-fase perkembangan
tertentu walaupun satu sama lain tidak sama. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan tersebut di antaranya faktor pengalaman,
pembawaan, minat, kebutuhan estetis pribadi, watak emosional dan kapasitas
rasa. Dengan begitu seorang guru harus mampu menyesuaikan rencana
pembelajaran seni tari dengan tahap perkembangan yang dicapai anak.41
Dalam pembelajaran SBK ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya yaitu standar kompetensi dan kompetensi dasar SBK kelas IV:
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
13.
Mengapresiasi
karya seni tari
13.1
Mengidentifikasi
gerak, busana,
dan perlengkapan
tari nusantara
daerah lain42
1. Menirukan gerak tari merak
2. Mempraktikkan gerak tari
merak
Dari standar kompetensi dan kompetensi dasar diatas yang
pembahasannya masih luas, maka penulis membatasi ruang lingkup
pembelajaran SBK kelas IV pada materi gerak tari dari daerah lain dengan
beberapa indikator diatas, dapat dijabarkan bahwa:
1) Macam-macam tari dari daerah lain:43
a) Tari merak
b) Tari topeng
c) Tari jaipong
41
Bandi, M.Pd, dkk, Pembelajaran Seni Budaya Keterampilan, Jakarta: Dirjen pendidikan
Islamm Depag RI, 2009, hlm. 141
42Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah: Standar Kompetensi Dasar
Tingkat SD,MI dan SDLB, (Jakarta, 2006), hlm. 630
43Fajar, R.H, Aneka Budaya Bangsa dan Dunia, (Jakarta: Yudistira, 2004) hlm. 36
23
d) Tari bondan
e) Tari jaran kepang
f) Tari reog
g) Tari remong
h) Tari saman
i) Tari zapin
2) Gerak dalam tari
Estetika adalah suatu pembahasan atas seni dengan menggunakan atau
memaparkan suatu teori seni.44
Unsur dasar estetik pada tari adalah gerak, khususnya gerak
manusianya, yang disebut penari. Namun, dalam mewujudkan bentuk-
bentuk penyajian tari tertentu yang mengambil peranan penting dalam
mewujudkan bentuk-bentuk di atas pentas, dan dengan demikian
menentukan kesan akhir dari suatu penyajian, adalah juga benda-benda
yang digunakan penari, seperti kostum yang mendistorsi atau memperluas
jangkauan gerak penari, ataupun properti-properti pentas yang digerakkan
oleh penari, seperti bentangan-bentangan kain yang dimanipulasi dalam
berbagai cara.45
Gerak adalah berpindahnya posisi atau tempat dari satu posisi ke
posisi lain. Gerak selalu ada dalam tarian, tetapi bukan berarti semua gerak
termasuk tari, sedangkan tari adalah bentuk gerak ritmis yang indah.46
Dari
pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa gerak tari adalah
berpindahnya posisi atau tempat dari satu posisi ke posisi lain dalam
bentuk gerak ritmis yang indah.
Gerak di dalam tari bukanlah gerak keseharian, melainkan gerak yang
telah mengalami perubahan menjadi gerak yang indah. Yang dimaksudkan
dengan gerak yang indah adalah gerak keseharian yang telah distilir atau
didistorsi. Hal ini disebut juga dengan gerak yang telah diberi sentuhan
44
Edi Sedyawati, Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah,(Jakarta:PT. Raja
Grafindo Persada,2006), hlm. 299
45 Rahayu Supanggah, et. al, Sejarah Kebudayaan Indonesia Seni Pertunjukan dan Seni
Media,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 7
46Sri Martono, Kerajinan Tangan dan Kesenian, (Jakarta: Yudhistira, 2005), hlm. 76
24
seni. Gerak-gerak keseharian yang telah diberi sentuhan seni akan
menghasilkan gerak tari yang indah.47
Seni tari sebagai seni gerak yang
disertai dengan instrumental jauh lebih menarik dari pada seni tarinya saja,
karena dengan iringan instrumental keindahan dapat secara serentak
dinikmati.
Tari adalah gerak yang dibentuk secara ekspresif yang diciptakan oleh
manusia untuk dapat dinikmati dengan rasa.48
Tari merupakan hasil seni
yang indah bila rangkaian dan bagian-bagiannya disatukan dalam suatu
susunan yang lengkap dan utuh yang dapat menimbulkan kenikmatan bagi
penikmatnya.
Gaya tari, baik yang terkait dengan budaya maupun dengan aliran,
adalah satuan analisis yang tepat bagi kajian estetika tari. Suatu gaya tari
mempunyai kekhasan-kekhasan yang hanya dapat dijelaskan
kebermaknaannya melalui teori tari yang mendasarinya. Misalnya tari
Merak, merupakan tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang
serba indah dan memukau. Reog Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa
Timur yang menunjukkan keperkasaan, kejantanan dan kegagahan, tari
saman merupakan gaya tari dan musik bernuansa arabia dan persia yang
digabungkan dengan unsur Islam. Digunakan pula alat musik khas Arab
dan persia, seperti rebana, tambur, dan gendang yang menjadi alat musik
utama dalam tarian bernuansa Islam, begitu pula senandung nyannyian
pengiring tariian yang mengutip doa-doa Islami.
Pencapaian keindahan melalui kaidah yang sejalan teori tari itu
memerlukan penguasaan teknik tari yang baik dan tepat. Dengan kata lain,
teknik adalah landasan fisik material bagi tercapainya nilai keindahan
dalam suatu tari.49
Dalam suatu tarian, selain gerak dan instrumental yang perlu
diperhatikan lagi yaitu teknik dalam menari. Seni tari akan lebih indah
47
Widia Pekerti, Pendidikan Seni Musik –Tari/Drama(Jakarta: Universitas Terbuka, 2007) ,
hlm. 4.9
48Widia Pekerti, Pendidikan Seni Musik –Tari/Drama , hlm.4.5
49 Edi Sedyawati, Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah,(Jakarta:PT. Raja
Grafindo Persada,2006), hlm. 300
25
apabila dapat mengkomposisikan dengan baik antara gerak, instrumental
dan teknik dalam menari.
7. Penerapan Media Audio Visual dalam PembelajaranSBK
Proses pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi. Proses
komunikasi (proses penyampaian pesan) harus diciptakan atau diwujudkan
melalui kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan informasi oleh setiap
guru dan siswa. Pesan atau informasi yang dimaksud berupa pengetahuan,
keahlian, skill, ide, pengalaman, dan sebagainya.
Agar komunikasi dapat diserap dan tidak terjadi kesesatan dalam proses
komunikasi perlu digunakan sarana yang membantu proses tersebut, karena dalam
proses tersebut sering terjadi hambatan-hambatan yang mengakibatkan
komunikasi yang tidak lancar. Hambatan-hambatan komunikasi yang ditemui
dalam PBM antara lain:
a. Verbalisme, dimana guru menerangkan pelajaran hanya melalui kata-kata
atau lisan. Disini yang aktif hanya guru sedangkan murid lebih banyak
bersifat pasif dan komunikasi bersifat satu arah.
b. Perhatian yang bercabang yaitu perhatian siswa tidak berpusat pada informasi
yang disampaikan guru, tetapi bercabang pada perhatian lain.
c. Kekacauan penafsiran terjadi disebabkan berbeda daya tangkap murid,
sehingga sering terjadi istilah-istilah yang sama diartikan berbeda.
d. Tidak ada tanggapan yaitu murid-murid tidak merespon secara aktif apa yang
disampaikan oleh guru, sehingga tidak terbentuk sebagaimana mestinya.
e. Kurang perhatian disebabkan prosedur dan metode pengajaran kurang
bervariasi, sehingga penyampaian informasi yang monoton menyebabkan
timbulnya kebosanan murid.
f. Keadaan fisik dan lingkungan yang mengganggu misalnya obyek terlalu besar
atau terlalu kecil, gerakan yang terlalu cepat atau terlalu lambat, dan obyek
terlalu kompleks serta konsep yang terlalu luas sehingga menyebabkan
tanggapan murid menjadi mengambang.
26
g. Sikap pasif peserta didik yaitu tidak bergairahnya siswa dalam mengikuti
pelajaran disebabkan kesalahan memilih teknik komunikasi.50
Hambatan-hambatan tersebut dapat ditanggulangi dengan menggunakan
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Pemakaian media dalam
pengajaran dapat membantu mengembangkan kreatifitas guru dan murid dengan
cara menyajikan pelajarannya dengan media sehingga lebih menarik, guru dapat
menggunakan media pembelajaran sebagai fasilitator untuk membantu muridnya
mendapat berbagai kompetensi pengajaran. Buku teks dan papan tulis pada
umumnya membatasi kegiatan latihan utama guru, media pembelajaran dapat
membantu mengoptimalkan cara, tidak hanya untuk berkomunikasi dan mengajar
pada murid tetapi juga menampilkan kesalahan dan kebenaran melalui umpan
balik dari video / kaset / gambar.
Dalam al-Qur’an surah an-Nahl ayat 78 disebutkan bahwa manusia itu
diberikan pendengaran serta penglihatan agar kita bersyukur dengan cara belajar
yakni melalui indera pendengaran dan indera penglihatan.
dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.(an-Nahl:78)51
Dari uraian ayat diatas mengisyaratkan bahwasanya dalam proses belajar
tidak akan lepas dari penggunaan indera pandang dan dengar karena indera yang
paling berpengaruh dalam belajar adalah kedua indera tersebut. Karena dengan
mempelajari sesuatu dengan menggunakan gabungan antara pandang, suara, dan
gerakan dapat menarik minat belajarnya.
Media pembelajaran audio visual dalam proses belajar mengajar mempunyai
peranan penting terutama pada mata pelajaran SBK. Mengingat dari tujuan
pendidikan yang begitu kompleks maka dalam proses pengajaran mata pelajaran
50
Asnawir dan M. BasyaruddinUsman, Media Pembelajaran,(Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
hlm.6
51Depag RI,Alquran dan Terjemahnya( Semarang: CV. Pustaka Agung Harapan), hlm 375
27
SBK diperlukan sarana pendukung yang membantu memperjelas materi serta
mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Karenaitu sebagai alat bantu media mempunyai fungsi melicinkan jalan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa proses belajar
mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak dalam
tenggang waktu yang cukup lama. Hal itu berarti kegiatan belajar anak didik
dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik
dengan bantuan media.
Televisi dan film dimaksudkan disini adalah sebagai alat audio visual untuk
pelajaran, penerangan atau penyuluhan.52
Dalam pembelajaran SBK banyak hal-
hal yang dapat dijelaskan diantaranya mengapresiasi seni tari dengan
memperlihatkan bagaimana langkah-langkah dalam seni tari tersebut.
Adapun salah satu contoh pembelajaran SBK dengan menggunakan media
audio visual yakni gerak tari dari daerah lain. Langkah-langkah pembelajaran
dengan audio visual sebagai berikut:
a. Persiapan
Penggunaan yang efektif dari alat-alat audio visual butuh persiapan yang
matang. Terlebih dahulu tujuan harus jelas. Tujuan harus ditetapkan,
pelajaran atau informasi yang akan diberikan harus dipersiapkan, kemudian
dilanjutkan dengan memilih alat yang paling tepat dengan materi.
Contoh penetapan media audio visual yang sesuai dengan kelancaran
pembelajaran SBK meliputi:
1) VCD
2) LCD
3) Speaker
b. Penyajian
Setelah tujuan ditetapkan dan persiapan selesai, dilanjutkan untuk
penyajian. Dalam penyajian ini diusahakan pilihan kata-kata untuk
52
Asnawir dan M. BasyaruddinUsman, Media Pembelajaran,(Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
hlm. 95
28
pendahuluan dalam mengajar dan menarik perhatian siswa, misalnya guru
bertanya mengenai seni tari.
c. Penerapan
Dalam tahap penerapan ini guru memberikan arahan kepada siswa dalam
menyaksikan tayangan gerakan tari merak yang ditampilkan melalui audio
visual. Setelah itu guru memerintah siswa untuk menulis apa saja yang ada
dalam tayangan yang telah diputar melalui media audio visual tetapi melalui
ingatan yang didapat oleh siswa setelah menyaksikan gerakan tari merak
melalui media audio visual. Tari merak berasal dari daerah jawa barat. Tarian
merak merupakan tarian yang melambangkan gerakan-gerakan burung
Merak. Merupakan tarian solo atau bisa juga dilakukan oleh beberapa orang
penari. Penari umumnya memakai selendang yang terikat dipinggang, yang
jika dibentangkan akan menyerupai sayap burung. Penari juga memakai
mahkota berbentuk kepala burung Merak. Gerakan tangan yang gemulai dan
iringan gamelan, merupakan salah satu karakteristik tarian ini.
d. Kelanjutan
Kelanjutan yang dimaksud disini yaitu pengulangan. Dimana
pengulangan tayangan secara menyeluruh tentang gerakan tari merak
diberikan secara berulang-ulang sehingga berpengaruh pada pemahaman
siswa.
Dari uraian diatas menunjukkan kehadiran media pembelajaran audio
visual dapat memperjelas, memudahkan dan dapat menarik pesan kurikulum
yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik sehingga dapat
memotivasi belajarnya dan mengefisiensikan proses belajar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah
bila dibantu dengan sarana visual, dimana 11% dari yang dipelajari terjadi
lewat indera pendengaran, sedangkan 83% lewat indera penglihatan.
Disamping itu dikemukakan bahwa kita hanya dapat mengingat 20% dari apa
yang kita dengar, namun dapat mengingat 50% dari apa yang dilihat dan
didengar.53
Dan dari penerapan media dalam proses belajar SBK inilah dapat
53
Mukhtar, Desain Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: CV. MisakaGaliza, 2003), hlm.
117
29
diarahkan kepada suatu upaya untuk mendorong motivasi belajar,
memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak dan mempertinggi daya
serap sekaligus menekankan kepada pengalaman lapangan kepada siswa
mengenai pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan.
8. Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar SBK
Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk
mengajar siswa dalam belajar memperoleh dan memproses pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Kegiatan belajar akan menjadi lebih efektif apabila
peserta didik sendiri ikut aktif dalam proses kegiatan pendidikan sehingga peserta
didik mendapat pengalaman melalui media audio visual. Media audio visual
diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar melalui pengalaman belajar serta
mampu memahami materi secara maksimal.
Dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas, perlu melibatkan
siswa dan menuntut siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Siswa dituntut untuk
mendengarkan, memperhatikan, mencerna materi pelajaran yang disampaikan
oleh guru melalui media audio visual. Selain itu siswa juga harus aktif bertanya
kepada guru tentang hal-hal yang belum jelas terkait dengan materi pelajaran.
Siswa harus lebih aktif dan kreatif dalam menerima pelajaran. Begitu juga
sebaliknya guru juga harus dapat menciptakan suasana belajar dalam kelas.
Dalam proses belajar tidak akan lepas dari penggunaan indera pandang dan
dengar karena indera yang paling berpengaruh dalam belajar adalah kedua indera
tersebut. Karena dengan mempelajari sesuatu dengan menggunakan gabungan
antara pandang, suara, dan gerakan dapat menarik minat belajarnya.
Media pembelajaran audio visual dalam proses belajar mengajar mempunyai
peranan penting terutama pada mata pelajaran SBK. Mengingat dari tujuan
pendidikan yang begitu kompleks maka dalam proses pengajaran mata pelajaran
SBK diperlukan sarana pendukung yang membantu memperjelas materi serta
mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Karena itu sebagai alat bantu media mempunyai fungsi melicinkan jalan
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa proses
belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak
30
dalam tenggang waktu yang cukup lama. Hal itu telah dibuktikan oleh Sehat
Simatupangdan Junita dalam penelitiannya tentang Pengaruh Media Audio Visual
terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi pokok Listrik Dinamis Kelas X
Semester II SMAN 1 Binjai, jurnal penelitian 2008. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh positif antara media audio
visual terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis kelas X
SMANBinjaiT.A 2007/2008. Dari hasil penelitian diatas dapat diartikan bahwa
kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan
hasil belajar yang lebih baik dengan bantuan media.
C. Rumusan Hipotesis
Untuk menjawab dan menyelesaikan suatu masalah perlu adanya suatu
hipotesis. Menurut Suharsimi Arikunto, Hipotesis adalah “suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, dengan sampai terbukti
melalui data yang terkumpul”.54
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah ada pengaruh positif dalam pembelajaran menggunakan media audio
visual terhadap hasil belajar SBK kelas IV MIN Guntur Kab. Demak.
Sedangkan untuk uji statistik dikembangkan dengan Ho dan Ha sebagai
berikut:
Ha : Ada pengaruh positif dalam penggunaan media audio visual terhadap
hasil belajar seni budaya dan keterampilan kelas IV MIN Guntur Demak.
Ho: Tidak ada pengaruh positif dalam penggunaan media audio visual
terhadap hasil belajar seni budaya dan keterampilan kelas IV MIN Guntur Demak.
54
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Referensi IV,
(Rineka Cipta Jakarta, 1999), hlm. 67.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu suatu
proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai
alat `menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.55
Sedangkan
metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen.
Dengan adanya perlakuan yang berbeda kedua kelas, maka dapat terlihat
perbedaan yang terjadi dalam hasil belajar siswa di kelas. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan, serta adanya kontrol.56
Dalam penelitian ini menggunakan teknik uji t,uji t digunakan untuk
mengetahui tentang pengaruh media audio visual terhadap hasil belajar seni
budaya dan keterampilan (SBK) MIN Guntur Kabupaten Demak.
B. Tempat Waktu dan Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MIN Guntur Kabupaten Demak yang
beralamat di Jl. Raya Guntur-Buyaran Kecamatan Guntur Kabupaten Demak.
2. Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, waktu yang digunakan peneliti untuk mengadakan
penelitian hingga menyelesaikannya yaitu terhitung mulai pada 11 Januari 2012
sampai 01 Februari 2012.
55
S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 105.
56Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan
R&),(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 107
33
32
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi dan Sampel
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.57
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi.58
2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi
sebagai sampel, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.
Dengan istilah lain sampel harus representatif.59
Dalam pengambilan sampel, Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa
apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika subjeknya besar, dapat
diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.60
Di sekolah MIN Guntur ini, untuk kelas IV ada dua kelas dan masing-
masing kelas terdiri dari 20 siswa. Sehingga penelitian ini adalah populasi karena
objek penelitiannya kurang dari 100, yaitu 40 siswa. Dalam penelitian ini kelas
sudah dalam keadaan homogen dengan pertimbangan bahwa peserta didik pada
jenjang kelas yang sama, materi berdasarkan kurikulum yang sama dan
pembagian kelas bukan berdasarkan kelas unggulan.Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah Cluster Random Sampling. Pengambilan sampel tidak
dilakukan pada masing-masing individu melainkan kelompok atau pemilihan
teknik Cluster Random Sampling, disebabkan karena kompetensi tiap-tiap kelas
hampir sama.
57
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV.
Alfabeta,2010), hlm.117.
58 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, hlm. 62.
59 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006),hlm.133.
60Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu pendekatan Praktik, hlm. 134
33
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian,
seringkali dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor yang berperan dalam
penelitian atau gejala yang akan diteliti.61
Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Pengaruh (Independent) atau variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menentukan arah atau perubahan
tertentu pada variabel terikat. Sementara variabel bebas berada pada posisi
yang lepas dari pengaruh variabel terikat.
Yang menjadi variabel pengaruh dalam penelitian ini adalah media
audio visual. Dengan indikator yang meliputi:
3. Menirukan gerak tari merak
4. Mempraktekan gerak tari merak
2. Variabel Terpengaruh ( dependent) atau variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas.62
Yang menjadi variabel terpengaruh dalam
penelitian ini adalah hasil belajar siswa dengan nilai tes psikomotorik setelah
dilakukannya pembelajaran pada mata pelajaran SBK.
E. Desain Penelitian
Metode penelitian ini adalah penelitianeksperimen. Metode
eksperimenyang akan dilakukan berdesain “Randomized Control-Group Pretest-
Posttest Design”, karena tujuan dalam penelitian ini utuk mencari pengaruh
treatment.
1. Prosedur Penelitian
a. Perencanaan meliputi menentukan subjek penelitian (sampel dari populasi).
Sampel yang terpilih adalah kelas IV A sebagai kelas eksperimen, kelas IV
B sebagai kelas kontrol. Observasi data hasil belajar peserta didik yang
menjadi sampel pada materi sebelumnya, dan analisis peserta didik beserta
lingkungan sekolah.
61
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, hlm .82.
62Sugiyono, Strategi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. hlm.39.
34
b. Pengambilan data nilai bab sebelumnya untuk mengetahui kemampuan awal
peserta didik. Pengambilan nilai bab sebelumnya dilakukan pada kelas yang
dijadikan sampel.
c. Menganalisis data nilai sebelumnya dengan uji normalitas, uji homogenitas,
dan kesamaan dua rata-rata. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui
apakah sampel berangkat dari kondisi awal yang sama.
d. Menyusun indikator yang digunakan sebagai alat ukur hasil belajar.
e. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual
f. Melaksanakan pembelajaran dengan cara konvensional di kelas kontrol.
g. Menyusun kisi-kisi tes evaluasi.
h. Melaksanakan tes aspek psikomotorik pada kelas eksperimen dan k kontrol
i. Menganalisis hasil tes.
j. Menyusun hasil penelitian.
Uraian di atas dapat digambarkan seperti bagan penelitian sebagai
berikut:
Gambar 1. Bagan Penelitian
Data nilai tes materi gerak tari dari daerah lain dari kelas IV MIN Guntu
Dipilih satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol dengan kemampuan seimbang
Kelas IV B sebagai kelas kontrol Kelas IV A sebagai kelas eksperimen
Uji normalitas, homogenitas dan
kesamaan rata-rata
Proses belajar mengajar
Tes psikomotorik
Analisis tes psikomotorik
Membandingkan hasil tes psikomotorik
dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
Menyusun hasil penelitian
35
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah ketetapan cara-cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam pengumpulan data ini, peneliti
menggunakan beberapa metode yaitu:
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat
data yang sudah ada. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data umum
sekolah, daftar nama-nama siswa kelas IV dan nilai ulangan harian sebelumnya.
2. Metode Observasi
Observasi merupakan suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam
situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan
tertentu.63
Gejala-gejala yang dicatat dalam penelitian ini meliputi proses
pembelajaran di dalam kelas dan hasil pembelajaran siswa yang selanjutnya
dijadikan sebagai sumber penguatan dalam pengelolaan data.
3. Metode Tes
Tes sebagai instrumen pengumpulan data merupakan serangkaian
pertanyaan atau serangkaian tugas yang digunakan untuk mengukur keterampilan
pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok.64
Dalam penelitian ini tes digunakan untuk memperoleh data hasil
belajar siswa pada materi gerak tari dari daerah lain, yaitu dengan dilakukan tes
psikomotorik.
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Tahap Awal
Data yang digunakan untuk analisis data tahap awal adalah nilai ulangan
pada materi sebelumnya. Untuk nilai gerak tari merak bisa dilihat dalam
lampiran6 &7 .
63 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011). hlm.
153
64Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011).
hlm.118.
36
a. Prasyarat Analisis
1) Normalitas
Dalam uji normalitas ini peneliti menggunakan rumus Chi Square
dengan prosedur sebagai berikut:
a) Menentukan rentang (R), yaitu data terbesar dikurangi data
terkecil.
b) Menentukan banyak kelas interval (K) dengan rumus:
K = 1 + (3,3) log n
c) Menentukan panjang interval :
P =
d) Membuat tabel distribusi frekuensi
e) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval
f) Menghitung rata-rata X 1 ( X ), dengan rumus :
X =
∑ = Jumlah nilai
N = Jumlah responden
g) Menghitung varians, dengan rumus :
s 2 =
h) Menentukan luas daerah tiap kelas interval
i) Menghitung nilai Chi kuadrat ( ), dengan rumus :
∑
Keterangan:
2 : harga Chi-Kuadrat
Oi : frekuensi hasil pengamatan
Ei : frekuensi yang diharapkan
k : banyaknya kelas interval
j) Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini, data
disusun dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas k buah
kelas interval sehingga untuk menentukan kriteria pengujian
N
X
1
)(2
n
XX i
37
digunakan rumus: k – 3, dimana k adalah banyaknya kelas
interval dan taraf signifikansi 5%.
k) Menentukan harga
l) Menentukan distribusi normalitas dengan kriteria pengujian, jika
>
maka data berdistribusi tidak normal dan
sebaliknya jika <
maka data berdistribusi normal.65
Kriteria pengujian jika ≤ dengan derajat
kebebasan dk = k – 3 dan taraf signifikan 5% maka data berdistribusi
normal. Data yang digunakan adalah data nilai awal dari kelas IV A dan
IV Dengan perhitungan Chi Kuadrat.
2) Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui varians yang
dimiliki sama atau tidak. Untuk menyelidiki kesamaan dua varians.
Rumus yang digunakan adalah:66
Fhitung =
Dengan rumus varians untuk sampel adalah:
2S
Kelas dikatakan homogen jika tabelhitung FF , dengan %5 .
v1 = n1 – 1 = dk pembilang
v2 = n2 – 1 = dk penyebut
pengujian hipotesis yang digunakan adalah hanya data nilai awal
dari kelompok yang normal.
3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Dari hasil uji normalitas dan uji homogenitas didapat 2 sampel.
Secara randomdipilih dua kelas sebagai subyek penelitian yaitu kelas
IVA sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB sebagai kelompok
kontrol. Untuk mengetahui apakah kedua kelompok bertitik awal sama
65
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), hlm. 273 66
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, hlm. 50.
hitung2 tabel
2
1
)(2
n
XX i
38
sebelum dikenai treatmentdilakukan uji Kesamaan dua rata-rata dengan
rumus :
t =
√
2. Analisis Data Tahap Akhir
Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka
dilaksanakan tes akhir berupa tes psikomotorik. Dari hasil tes akhir ini
akan diperoleh data yang digunakan sebagai dasar penghitungan analisis
tahap akhir, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji kenormalan ini dilakukan untuk mengetahui apakah data
nilai tes hasil belajar peserta didik berdistribusi normal atau tidak.
Langkah-langkah uji normalitas sama dengan langkah-langkah uji
normalitas pada analisis data tahap awal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa
sampel penelitian berangkat dari kondisi yang sama atau homogen.
Rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas sama dengan
rumus pada analisis data tahap awal.
c. Uji Satu Pihak (Uji Pihak Kanan)
Hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut.
Ho : rata–rata hasil belajar peserta didik yang diajar menggunakan
pembelajaran dengan media audio visual kurang dari atau
sama dengan rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar
dengan pembelajaran konvensional.
Ha : rata–rata hasil belajar peserta didik yang diajar menggunakan
pembelajaran dengan media audio visual lebih dari rata-rata
hasil belajar peserta didik yang diajar dengan pembelajaran
konvensional.
Uji hipotesis yang digunakan adalah uji perbedaan rata-rata
hasil tes dengan rumus uji hipotesisnya adalah sebagai berikut.
39
H0 : 1 2
H1 : 1>2
dengan:
1 = rata-rata hasil belajar peserta didik kelas IV yang diajar dengan
pembelajaran media audio visual.
2 = rata-rata hasil belajar peserta didik kelas IV yang diajar dengan
pembelajaran konvensional.
Uji perbedaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:67
Jika
maka persamaan statistik yang digunakan adalah:
t =
dengan:
S2=
Keterangan:
1x : skor rata-rata dari kelompok eksperimen
2x : skor rata-rata dari kelompok kontrol.
n1 : banyaknya subyek kelompok eksperimen
n2 : banyaknya subyek kelompok kontrol
: varians kelompok eksperimen
: varians kelompok kontrol
: varians gabungan
Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika dan H0
ditolak jika t mempunyai harga-harga lain. Derajat kebebasan untuk daftar
distribusi t dengan dk = (n1 + n2 - 2) dan peluang (1 – ).
1. Analisis Uji Hipotesis
67
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung:Tarsito, 1996), hlm. 239
21
21
11
nns
xx
40
Uji hipotesis dimaksudkan untuk mengolah data yang terkumpul, dari data
hasil belajar sebelumnya, peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
tujuan untuk membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan oleh
penulis dan dalam pembuktian dengan menggunakan uji t. Adapun tahapan
analisisnya meliputi:
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini terdistribusi normal atau tidak. Untuk
mengetahuinya dapat diuji dengan menggunakan statistik chi kuadrat.68
∑
Keterangan:
2 : harga Chi-Kuadrat
Oi : frekuensi hasil pengamatan
Ei : frekuensi yang diharapkan
k : banyaknya kelas interval
a. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelompok
mempunyai varians yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan dalam uji
homogenitas adalah:
2
2
2
1: Ho
2
2
2
1: Ha
Rumus yang digunakan adalah:69
terkecilians
terbesariansF
var
var
Kedua kelompok mempunyai varians yang sama apabila menggunakan
= 10% menghasilkan F ≥ F(1/2.)(v1, v2) dengan:
v1 = n1 – 1 (dk pembilang)
v2 = n2 – 1 (dk penyebut)
68
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: PT. Tarsito,2005),Cet. 6. hlm. 273
69Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), hlm. 250.
41
1) Uji kesamaan rata-rata
21: Ho
21: Ho
Keterangan:
1 = rata-rata kelas eksperimen
2 = rata-rata kelas kontrol
Rumus yang digunakan adalah:
a) Jika 2
2
2
1
S
nn
xxt
21
21
11
dengan
2
11
21
2
22
2
11
nn
SnSnS
Kriteria pengujian adalah terima Ho jika –t1-1/2.< t <t1-1/2. di
mana t1-1/2. didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n + n – 2)
dan peluang 1-1/2.. Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak.70
b) Jika 2
2
2
1
S
n
S
n
S
xxt
2
2
2
1
2
1
21
dengan
2
11
21
2
22
2
11
nn
SnSnS
Keterangan:
t : uji t
1x : mean sampel kelas eksperimen
2x : mean sampel kelas kontrol
S : simpangan baku gabungan
S1 : simpangan baku kelas eksperimen
S2 : simpangan baku kelas kontrol
n1 : banyaknya kelas eksperimen
n2 : banyaknya kelas control
70
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), Sudjana, Metoda Statistika,
(Bandung: Tarsito, 2002), hlm. 239.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Umum Sekolah
1. Latar belakang MI Negeri Guntur
MI Negeri Guntur didirikan sejak tahun 1962 yang terletak di jalan raya
Guntur-Buyaran. Pada awal berdiri madrasah belum berstatus negeri dengan
nama MITsamaratul Ulum,Madrasah didirikan oleh tokoh Ulama, pelajar dan
lulusan pondok pesantren, yang dipelopori oleh Bpk. Kyai Kasnu dan Bpk.
Sofa Makhadi.
Madrasah yang berada di Guntur ini yang merupakan hasil gotong
royong masyarakat, hanya mempunyai 1 gedung, dengan 1 lokal/ruangan, 40
meja dan bangku, 3 meja guru dan kursi serta 3 papan tulis. kemudian pada
tahun 1995 berubah status menjadi negeri.Dari awal berdiri sampai sekarang
jumlah peserta didik semakin meningkat. Pada tahun palajaran 2011/ 2012 ini
jumlah peserta didik MI Negeri Guntur seluruhnya sebanyak 405 peserta
didik.71
2. Visi dan Misi Sekolah
Pendidikan merupakan komponen yang memiliki peran yang strategis
bagi bangsa indonesia. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang
diberikan tugas untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional harus
menjalankan perannya dengan baik, sekolah harus dikelola dengan baik agar
dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan secara optimal.
Pengelolaan sekolah yang tidak profesional dapat menghambat proses
pendidikan yang sedang berlangsung dan dapat menghambat langkah sekolah
dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan formal.
Agar pengelolaan sekolah dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan
rencana strategis sebagai suatu upaya atau cara untuk mengendalikan
organisasi (sekolah) secara efektif dan efisien, sampai kepada implementasi
garis terdepan sedemikian rupa sebagai tujuan dan sasarannya tercapai.
71
Dokumen MI Negeri Guntur Demak.
45
43
Perencanaan strategis merupakan landasan bagi sekolah dalam
menjalankan proses pendidikan. Komponen dalam perencanaan strategis
paling tidak terdiri dari visi, misi dan tujuan. Adapun visi dan misi serta
tujuan madrasah antara lain:
a. Visi
Individu yang berkemampuan diniyah-ilmiah, terampil dan
profesional serta berkepribadian agamis sesuai dengan ajaran AhlussunahWal
Jama'ah.
b. Misi sekolah:
Mencetak lulusan madrasah yang diharapkan masyarakat akan
menjadi:
1) Calon agamawan yang berilmu
2) Calon ilmuwan yang beragama
3) Calon tenaga terampil yang profesional dan agamis
4) Menciptakan lingkungan masyarakat yang islami sesuai ajaran
AhlussunahWalJama'ah.
Dari pemaparan visi dan misi MI negeri Guntur diatas memungkinkan
untuk peneliti melakukan penelitian untuk mengembangkan media audio
visual. Hal tersebut dikarenakan dalam visi dan misi dapat dilihat bahwa MI
Negeri Guntur memberikan ruang gerak bagi pengembangan kompetensi
peserta didik melalui pembelajaran yang aktif dan kreatif.
3. Letak geografi sekolah
MIN Guntur beralamat lengkap di Jl.Raya Guntur Buyaran Desa
Guntur Kecamatan GunturKabupatenDemak. Secara geografis MIN Guntur
berada di daerah kecamatan Guntur yang letaknya tidak dipinggir jalan
pantura, namun mudah dijangkau karena posisinya cukup strategis. MIN
Guntur berdiri di atas tanah milik negarayang berada dalam naungan
Kementerian Agama.
44
4. Keadaan Pendidik dan Peserta didik MIN Guntur
Salah satu komponen yang penting dalam proses pembelajaran adalah
pendidik. Pendidik memegang peran yang sangat penting dalam
mengembangkan peserta didik. Oleh karena itu proses pembelajaran
dilaksanakan oleh pendidik-pendidik yang profesional. Seluruh pendidik yang
mengajar di MI Negeri Guntur sesuai dengan bidang keahliannya.Adapun
jumlah pendidik yang mengajar di MI Negeri Guntur sebanyak 14 orang
sebagai pendidik tetap.
Selain pendidik, komponen yang terpenting dalam peserta didik adalah
peserta didik. Peserta didik MI Negeri Guntur tidak kalah dengan sekolah
tingkat dasar yang berada disekitar daerah tersebut. Hal tersebut terbukti
dengan berbagai prestasi yang telah diraih oleh peserta didik baik dibidang
intra maupun ekstra. Hal tersebut yang membuat peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian pada instansi tersebut.Pada tahun pelajaran 2011/ 2012
memiliki jumlah sebanyak 405 orang peserta didik. Peserta didik terbagi
dalam sembilan kelas.72
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi untuk
mencari nilai awal (pre test) peserta didik sebelum dilakukan perlakuan. Nilai
pre test antara lain sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Nilai Pre test Kelas Eksperimen
NO Nama Nilai
1 Ahmad Bahaudin 55
2 Ahmad Muthohar 60
3 AhyaFatkhulKhoiriyah 60
4 AlfiyaturRokhmaniayah 55
5 Aprilia Dwi Saputri 60
72
Dokumen MI Negeri Guntur Demak.
45
6 Asiyah 50
7 Imam Musyafi’i 60
8 Lulu DifiyaMahmudah 40
9 Muhammad DzilArdan 55
10 Muhammad Malkan 60
11 Mansyur Hidayat 50
12 Muhammad RojiGhufron 55
13 Niken Arum Sari 65
14 Mila LatifatulIsyaroh 55
15 Syahrul Hikmah 65
16 Tia Novitasari 75
17 Tri Wahyuningsih 60
18 Vina AstahdinaSubulana 65
19 Wulan Sari 55
20 Vasa ArfanDika 60
JUMLAH Ʃx1=1160
=58
Tabel 4.2
Data Nilai Pre test Kelas Kontrol
No Nama Nilai
1 Ahmad Makyus 60
2 Ani Kharisma 60
3 Anwar Musadat 55
4 Dewi Inayah 60
5 Aliyana Putri 65
6 EniSumawati 55
7 KhoirulUmam 60
8 Muhammad Syafiudin 45
9 Muhammad Bahaudin 70
10 Muhammad Surojudin 65
11 Maftukhatul J. Syifa 65
46
12 Muflikhin 60
13 Muhammad Anfa’uzzaman 70
14 Muhammad Fajar A.P 60
15 Muhammad SyamsulArriza 70
16 Nur Rosyidah 80
17 Putri Widyaningsih 50
18 Siti SyarifatulJannah 75
19 Soimatul Laila Sari 65
20 Zumala Laili 65
Jumlah Ʃx2=1255
=62,75
Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan studi lapangan
untuk memperoleh data nilai pos test dari hasil tes setelah dikenai
perlakuan. Untuk kelas eksperimen dikenai perlakuan media audio visual.
Sedangkan untuk kelas kontrol merupakan kelas yang tidak dikenai
perlakuan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh pembelajaran dengan media audio visual terhadap hasil belajar
peserta didik kelas IV pada materi gerak tari dari daerah lain di MIN
Guntur Demak, maka penulis melakukan analisa data secara kuantitatif.
Data nilai tersebut yang akan dijadikan tolok ukur untuk menjawab
hipotesis pada penelitian ini. Adapun nilai pos test peserta didik kelas
eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada tabel di bawah ini
Tabel 4.3
Data Nilai Post test Kelas Eksperimen
dengan menggunakan media audio visual
No Nama Nilai
1 Ahmad Bahaudin 60
2 Ahmad Muthohar 65
3 AhyaFatkhulKhoiriyah 75
4 AlfiyaturRokhmaniayah 80
5 Aprilia Dwi Saputri 70
6 Asiyah 65
47
7 Imam Musyafi’i 60
8 Lulu DifiyaMahmudah 75
9 Muhammad DzilArdan 65
10 Muhammad Malkan 65
11 Mansyur Hidayat 70
12 Muhammad RojiGhufron 70
13 Niken Arum Sari 85
14 Mila LatifatulIsyaroh 75
15 Syahrul Hikmah 70
16 Tia Novitasari 50
17 Tri Wahyuningsih 70
18 Vina AstahdinaSubulana 65
19 Wulan Sari 70
20 Vasa ArfanDika 60
Jumlah
Ʃx1=1365
=68,25
Tabel 4.4
Data Nilai PosttesKelas Kontrol dengan model pembelajaran konvensional
No Nama Nilai
1 Ahmad Makyus 60
2 Ani Kharisma 70
3 Anwar Musadat 60
4 Dewi Inayah 50
5 Aliyana Putri 55
6 EniSumawati 65
7 KhoirulUmam 60
8 Muhammad Syafiudin 55
48
9 Muhammad Bahaudin 65
10 Muhammad Surojudin 60
11 Maftukhatul J. Syifa 65
12 Muflikhin 45
13 Muhammad Anfa’uzzaman 65
14 Muhammad Fajar A.P 55
15 Muhammad SyamsulArriza 60
16 Nur Rosyidah 65
17 Putri Widyaningsih 60
18 Siti SyarifatulJannah 80
19 Soimatul Laila Sari 55
20 ZumalaLaili 65
Jumlah Ʃx2=1215
=60,75
C. Analisis Data
1. Analisis Data Awal
a. Uji Normalitas Pre Test kelas Eksperimen
Hipotesis:
Ho = Data berdistribusi normal
Ha = Data tidak berdistribusi normal
Pengujian hipotesis:
Ei
EiOik
i
2
1
2 )(
Kriteria yang digunakan diterima Ho =2
hitung < 2
tabel
Dari data tabel 4.1 akan diuji normalitas sebagai prasyarat uji t test.
Adapun langkah-langkah pengujian normalitas sebagai berikut:
Nilai Maksimal = 75
Nilai Minimal = 40
49
Rentang Nilai (R)= 75 - 40 = 35
Banyak Kelas (K)= 1 + (3,3) log 43 = 5,293 dibulatkan menjadi 6
Panjang Kelas (P)=35:6 = 5,8333= dibulatkan 6
Tabel 4.5
Daftar Nilai Frekuensi Kelas Eksperimen
Kelas BK Z P(Z) Luas
Daerah
39,5 -2,61 0,4955
40-45 0,0339 0,7 1 0,1529
45,5 -1,77 0,4616
46-51 0,1378 2,8 2 0,2074
51,5 -0,93 0,3238
52-57 0,3557 7,1 6 0,1744
57,5 0,08 0,0319
58-63 0,2445 4,9 7 0,9104
63,5 0,76 0,2764
64-69 0,1688 3,4 3 0,0419
69,5 1,60 0,4452
70-75 0,0475 1,0 1 0,0026
75,5 2,44 0,4927 Jumlah 1,4897
b. Uji Normalitas Pre Test kelas kontrol
Hipotesis:
Ho = Data berdistribusi normal
Ha = Data tidak berdistribusi normal
Pengujian hipotesis:
Ei
EiOik
i
2
1
2 )(
50
Kriteria yang digunakan diterima Ho =2
hitung < 2
tabel
Dari data tabel 4.2 akan diuji normalitas sebagai prasyarat uji t test.
Adapun langkah-langkah pengujian normalitas sebagai berikut:
Nilai Maksimal = 80
Nilai Minimal = 45
Rentang Nilai (R)=80 - 45= 35
Banyak Kelas (K)= 1 + (3,3) log 43 = 5,293 dibulatkan menjadi 6
Panjang Kelas (P)=35:6 = 5,8333 = dibulatkan 6
Tabel 4.6
Daftar Nilai Frekuensi Kelas Kontrol
Kelas BK Z P(Z) Luas
Daerah
44,5 -2,13 0,4834
45-50 0,0598 1,2 2 0,5405
50,5 -1,43 0,4236
51-56 0,1563 3,1 2 0,4056
56,5 -0,73 0,2673
57-62 0,2793 5,6 6 0,0307
62,5 -0,03 0,0120
63-68 0,2334 4,7 5 0,0236
68,5 0,66 0,2454
69-74 0,1677 3,4 3 0,0374
74,5 1,36 0,4131
75-80 0,0672 1,3 2 0,3202
80,5 2,06 0,4803 Jumlah 1,3579
Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.7
51
Hasil Uji Normalitas Pre Test
Kelompok x2hitung Dk x
2 tabel Ket.
Eksperimen 1,4897 3 7,81 Normal
Kontrol 1,3579 3 7,81 Normal
Terlihat dari tabel tersebut bahwa Uji normalitas nilai awal pada
kelas Eksperimen (IV A) untuk taraf signifikan α = 5% dengandk = 6– 3 =
3, diperoleh 2
hitung = 1,4897 dan 2
tabel = 7,81. Karena 2
hitung<2
tabel,
maka dapat dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
Sedangkan Uji normalitas nilai awal pada kelasKontrol (IV B)
untuk taraf signifikan α = 5% dengan dk = 6 – 3 = 3, diperoleh hitung =
1,3579 dan tabel = 7,81 Karena hitung< tabel, maka dapat dikatakan
bahwa data tersebut berdistribusi normal. Penghitungan selengkapnya di
lampiran 10.
c. Uji Homogenitas
Uji homogenitas data digunakan untuk mengetahui apakah data
tersebut mempunyai varians yang sama (homogen) atau tidak. Uji
kesamaan dua varians data dilakukan dengan pembagian antara varians
terbesar dengan varians terkecil. Kriteria pengujian yang digunakan untuk
taraf signifikan α = 5%, dk pembilang = (n1–1), dk penyebut = (n2–1) dan
peluang . Jika Fhitung<Ftabel, maka data tersebut homogen, dan
sebaliknya jikaFhitung>Ftabel, maka data tersebut tidak homogen (heterogen).
Perhitungan uji homogenitas untuk sampel dengan menggunakan
data nilai awal, Diperoleh Fhitung = 1,3131 dengan taraf signifikansi sebesar
α = 5% serta dk pembilang = 20–1 = 19 dan dk penyebut = 20 – 1 = 19
yaitu Ftabel = 2,526 terlihat bahwaFhitung<Ftabel, hal ini berarti bahwa data
bervarians homogen.
2
2 2 2
21
52
d. Uji Kesamaan Rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah
kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai rata-rata yang identik atau
sama pada tahap awal. Dari uji kesamaan rata-rata diperoleh thitung = -
1,955. Dengan taraf nyata 5% diperoleh ttabel = 1,69. Dengan demikian
thitung < ttabel yang berarti bahwa rata-rata hasil belajar antara kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen relatif sama.
Berdasarkan analisis ini, maka dapat dikatakan bahwa kedua
kelompok sampel dalam keadaan sepadan (berangkat dari kondisi awal
yang sama).Penghitungan analisis data awal selengkapnya dilampiran 13.
2. Analisis Data Akhir
a. Uji Normalitas Nilai Post test
Berdasarkan perhitungan uji normalitas nilai post test pada
kelas Eksperimen (IV A) diperoleh = 1,4897 dan = 7,81
dengan dk = 6-3 =3, . Jadi berarti data yang
diperoleh berdistribusi normal.Jadi nilai posttest pada kelas
eksperimen berdistribusi normal. perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 15.
Sedangkan perhitungan uji normalitas nilai post test pada kelas
kontrol (IV B) 1,4062 dan =7,81 dengan dk = 6-3 = 3,
. Jadi berarti data yang diperoleh berdistribusi
normal. Jadi nilai posttest pada kelas kontrol berdistribusi normal.
Untuk melihat perhitungan selengkapnya dapat dilihat lampiran 14.
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Post Test
Kelompok x2hitung Dk x
2 tabel Ket.
Eksperimen 1,4897 3 7,81 Normal
Kontrol 1,4062 3 7,81 Normal
2
hitung 2
tabel
%5 22
tabelhitung
2
hitung 2
tabel
%5 22
tabelhitung
53
b. Uji Homogenitas
Berdasarkan perhitungan uji homogenitas diperoleh
Fhitung=1,0940 danFtabel=2,526 dengan dk = k-3 = 6-3 = 3 dan .
Jadi Fhitung<Ftabel berarti nilai posttest pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol mempunyai varians yang homogen. Untuk melihat
perhitungan selengkapnya pada lampiran 16.
c. Uji PerbedaanDua Rata-Rata
Karena < maka atau kedua varians sama
(homogen). Maka uji perbedaan dua rata-rata menggunakan rumus:
Dimana:
S2=
Dari data diperoleh:
Tabel 4.9
Tabel Sumber Data Untuk Uji t
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 1365 1215
N 20 20
x 68,25 60,75
Varians (s2) 61,25 55,9868
Standart deviasi (s) 7,82624 7,68747
%5
2
hitungx 2
tabelx2
2
2
1
21 n
1
n
1 s
xx t 21
54
=
222 , 992
8
=58,6184
dengan maka:
√
Dari hasil uji t test yang dilakukan bahwa nilai thitung = 3,098. Dan
ttabel = 1,69. Ini berarti thitung >ttabel Ho DITOLAK, artinya rata-rata (mean)
nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah tidak identik atau berbeda
secara nyata. H0artinya tidak terdapat perbedaan secara nyata antara hasil
belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jadi hal ini berarti bahwa
pembelajaran dengan media audio visual berpengaruh terhadap hasil
belajar peserta didik kelas IV MIN Guntur Demak. Untuk penghitungan
selengkapnya terdapat pada lampiran 17.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah dilakukan pembelajaran menggunakan audio visual pada kelas
eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan pembelajaran
konvensional terlihat bahwa hasil belajar kedua kelompok tersebut berbeda
secara nyata. Hal ini ditunjukan dengan hasil uji thitungsebesar 3,098 dengan
nilai ttabel= 1,69. Karena thitung>ttabel maka H0 ditolak. Dengan kata lain ada
pengaruh positif terhadap hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Dari hasil penghitungan terlihat bahwa hasil belajar kelas eksperimen
lebih baik dari pada kelas kontrol dengan nilai rata-rata kelas eksperimen
sebesar 68,25 dan kelas kontrol sebesar 60,75 atau pembelajaran dengan
media audio visual berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik
dalam materi gerak tari daerah lain.
55
Perbedaan rata-rata hasil belajar peserta didik antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan perlakuan. Pada
kelas eksperimen yang diberi pembelajaran dengan media audio visualdapat
memperjelas dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi
lebih sederhana, konkrit dan mudah dipahami peserta didik. Hal tersebut dapat
memberikan pengaruh positif karena peserta didik mampu mengeksplor
dirinya melalui media tersebutuntuk dapat melihat secara konkritlebih aktif
dalam pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Dilihat dari tercapainya hasil belajar masing-masing variabel,
pembelajaran SBK dengan menggunakan media audio visual berpengaruh
positifterhadap hasilbelajar SBK peserta didik kelas IV A MI Negeri Guntur
Demak.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian yang penulis lakukan tentunya mempunyai banyak
keterbatasan-keterbatasan antara lain :
1. Keterbatasan Tempat Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan hanya terbatas pada satu tempat,
yaitu MI Negeri Guntur Demak untuk dijadikan tempat penelitian. Apabila
ada hasil penelitian di tempat lain yang berbeda, tetapi kemungkinannya
tidak jauh menyimpang dari hasil penelitian yang penulis lakukan.
2. Keterbatasan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama pembuatan skripsi tepatnya di
semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Waktu yang singkat ini
termasuk sebagai salah satu faktor yang dapat mempersempit ruang gerak
penelitian. Sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang
penulis lakukan.
3. Keterbatasan dalam Objek Penelitian
Dalam penelitian ini penulis hanya meneliti tentang pembelajaran
dengan menggunakan media audio visual pada pembelajaran SBK materi
gerak tari dar daerah lain.
56
Dari beberapa penjelasan tentang keterbatasan selama peneliti melakukan
penelitian merupakan suatu kekurangan yang dapat menjadi bahan evaluasi yang
dinamis dan progesif untuk ke depannya. Meskipun banyak hambatan dan
tantangan yang dihadapi dalam melakukan penelitian ini, penulis merasa sangat
bersyukur bahwa penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik dalam waktu yang
sudah ditentukan peneliti.
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada mata pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan dengan menggunakan media audio visual kelas IV
A MI Negeri Guntur dalam keadaan homogen. Ini terbukti dari uji
homogenitas dengan F hitung 1,0940 dan F tabel 2,526, jadi F hitung< F tabel. Hal ini
berarti data bervarians homogen
Untuk pengaruh penggunaan media Audio Visual terhadap hasil belajar
peserta didik pada pembelajaran SBK dapat diketahui dari analisis uji
hipotesis bahwa ada pengaruh positif antara penggunaan media Audio Visual
terhadap hasil belajar peserta didik pada pembelajaran SBK kelas IVA MI
Negeri Guntur Demak. Berdasarkan hasil analisis uji tyang dilakukan bahwa
nilai thitung = 3,098 Dan ttabel = 1,69. Ini berarti thitung >ttabel Ho DITOLAK,
artinya rata-rata (mean) nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah tidak
identik atau berbeda secara nyata.Dapat dikatakan bahwa penggunaan media
audio visual berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar peserta
didik kelas kelas IV A MINegeri Guntur Demak pada mata pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan (SBK).
B. Saran
Dengan selesainya pelaksanaan penelitian pengembangan ini, dan
pembahasan yang dilakukan pada penelitian Pengaruh Media Audio Visual
Terhadap Hasil Belajar SBK Di MI Negeri Guntur Demak ini, maka penulis
akan memberikan beberapa saran, di antaranya:
1. Kepala madrasah sebagai pemimpin dalam suatu lembaga pendidikan
harus peka terhadap perkembangan teknologi dan metode-metode yang
variatif dan kreatif untuk pembelajaran yang akan digunakan di
lembaganya.
2. Pendidik harus peka terhadap pengalaman yang dialami oleh peserta didik
sebagai bahan untuk mengembangkan media pembelajaran.
58
3. Seni budaya dan keterampilan yang dikembangkan oleh pendidik melalui
media pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.
4. Pendidik diharapkan selalu memberikan motivasi dan perlu juga
memberikan penghargaan kepada peserta didik yang berani berkreasi dan
memberikan komentarnya. Hal ini bisa menjadikan motivasi dan semangat
khusus pada diri peserta didik.
5. Dalam pembelajaran SBK ini peserta didik harus dilibatkan secara aktif
baik secara psikis maupun fisik, serta dibiasakan berkreasi guna untuk
mengeksplor bakat peserta didik.
6. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai refleksi bagi
pendidik terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran terhadap
peserta didik.
C. Penutup
Maha suci Allah serta segala puji hanya Dia yang pantas menerimanya.
Dengan ini penulis mengucapkan alhamdulillah, bahwa sampai detik ini
penulis masih diberi kesempatan untuk bisa menyelesaikan tugas dalam
rangkan menyelesaikan skripsi ini. Meskipun dengan berbagai kendala yang
pada akhirnya Allah telah membukakan jalan bagi penulis.
Penulis menyadari meskipun telah berusaha semaksimal mungkin,
namun penulisan ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati, kritik dan saran senantiasa penulis harapkan demi perbaikan
skripsi ini ke depan serta perluasan pengetahuan keilmuan bagi kita semua.
Akhirnya penulis berharap usaha berupa penelitian ini mampu
memberikan manfaat bagi penulis sendiri, pendidik mitra di MI Negeri Guntur
Demak dan siapapun yang membaca hasil penelitian ini. Di samping itu,
semoga karya kecil ini dapat memberikan sumbangan ilmu dalam dunia
pendidikan.
59
DAFTAR PUSTAKA
Abdur Rahman, Mulyono,Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta,
Rineka Cipta: 1999.
Arifin,Zaenal,Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik,,Prosedur Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006.
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada,2003.
Asnawir dan M. Basyarudin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press,
2002
Bandi, dkk, Pembelajaran Seni Budaya Keterampilan, Jakarta: Dirjen pendidikan
Islam Depag RI, 2009.
Crow Alice and Lester D. Crow, Human Development and Learning, New York:
American Book Company, 1956.
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta 2010
Depag, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Pustaka Agung
Harapan,2006.
Fahmi, Mustafa, Saikulujiyah at Ta’allum,Mesir: Maktabah Mesir, t.th.
Fajar, R.H, Aneka Budaya Bangsa Indonesia dan Dunia, Jakarta:Yudhistira1994
Henson, Kenneth T., Elementary Science Methods, New York: McGraw-Hill
Book Company, 1984
Margono, S., Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Martono, Sri,Kerajinan Tangan dan Kesenian, Jakarta: Yudhistira, 2005.
Mujiono dan Dimyati, Belajar dan Pembelajaran,Jakarta: PT. Asdi Mahasatya,
2002
Mukhtar, Desain Pembelajaran Agama Islam,Jakarta: CV. Misaka Galiza, 2003.
Nazir, M, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah:
Standar Kompetensi Dasar Tingkat SD,MI dan SDLB, Jakarta, 2006
Pekerti, Widia, Pendidikan Seni Musik –Tari/Drama, Jakarta: Universitas
Terbuka, 2007.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung: Alfabeta,
2007.
Rivai Ahmad dan Nana Sudjana, Teknologi Pengajaran, Sinar Baru Algensindo:
2003.
60
Sedyawati, Edi,Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah,
Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada,2006.
Sudijana, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan,Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2011.
Shihab, M. Quraish, Wawasan Alqur’an, Bandung: Penerbit Mizan, 1996.
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 1996)
Sudjana, NanaDasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung; Sinar Baru
Algensindo.2005.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfa
Beta, 2008.
----------, Statistika untuk Penelitian,Bandung: Alfa Beta, 2008.
Supanggah, Rahayu, et. al, Sejarah Kebudayaan Indonesia Seni Pertunjukan dan
Seni Media, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafida Persada,
2011.
Syukur, Fatah, Teknologi Pendidikan, Semarang: Rasail, 2005.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/42097277.pdf.(diakses kamis,29 , 12, 2011).
http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/article/viewFile/347/249. (diakses kamis,29,
12, 2011).
http://crayonpedia.org/mw/Pengertian_seni_,_cabang-cabang_seni,_unsur-
unsur_seni,_sifat_dasar_seni_secara_umum_7.1.(diakses 29 Desember
2011).
http://saifulmmuttaqin.blogspot.com. (diakses 29 Desember 2011).
61
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data nilai pre test kelas eksperimen............................47
Tabel 2 Data nilai pre test kelas kontrol..................................48
Tabel 3 Data nilai post test kelas eksperimen..........................49
Tabel 4 Data nilai post test kelas kontrol................................50
Tabel 5 Daftar nilai frekuensi kelas eksperimen......................51
Tabel 6 Daftar nilai frekuensi kelas kontrol............................52
Tabel 7 Hasil uji normalitas pre test........................................52
Tabel 8 Hasil uji normalitas post test.....................................54
Tabel 9 Data tabel sumber data untuk uji t...............................55
62
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan penelitian...........................................................36
63
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol.....1
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kelas Eksperimen...............................................................7
Lampiran 3 Daftar Peserta Didik Kelas IVA..........................................13
Lampiran 4 Daftar Peserta Didik Kelas IV B.........................................14
Lampiran 5 Kisi-kisi tes Psikomotorik..................................................15
Lampiran 6 Data Nilai Pre Test Kelas Kontrol.......................................16
Lampiran 7 Data Nilai Pre Test Kelas Eksperimen................................17
Lampiran 8 Lembar Hasil Penilaian Tes Psikomotorik
Kelas Eksperimen..............................................................18
Lampiran 9 Lembar Hasil Penilaian Tes Psikomotorik Kelas Kontrol......19
Lampiran 10 Uji Normalitas Nilai Pretest Kelas Kontrol...........................20
Lampiran 11 Uji Normalitas Nilai Pretest Kelas Eksperimen.....................22
Lampiran 12 Uji Homogenitas Awal Kelas Kontrol dan Eksperimen.........24
Lampiran 13 Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Kelas Kontrol dan Eksperimen...........................................26
Lampiran 14 Uji Normalitas Nilai Posttes Kelas Kontrol..........................30
Lampiran 15 Uji Normalitas Nilai Posttes Kelas Eksperimen....................33
Lampiran 16 Uji Homogenitas Akhir Kelas Kontrol dan Eksperimen........35
Lampiran 17 Uji Perbedaan Rata-rata Kelas Kontrol dan Eksperimen .......37
Lampiran 18 Daftar Tabel Chi Kuadrat ..................................................39
Lampiran 19 Daftar Z-tabel ...................................................................40
Lampiran 20 Daftar T-Tabel ..................................................................41
Lampiran 21 Daftar F-Tabel...................................................................42
64
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Himatun Nafiah
2. Tempat, Tgl. Lahir : Demak, 16 Januari 1989
3. NIM : 073911009
4. Alamat Rumah : Karang Mlati Rt 02/02 Demak
Hp : 085740953610
e-mail : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal :
a. SDN 01 Karang Mlati Demak
b. MTsN Bonang Demak
c. MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak
Semarang, 25 Mei 2012
Himatun Nafiah
073911009
65
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Satuan Pendidikan : MI Negeri Guntur
Mata Pelajaran : SBK
Kelas/Semester : IV/2
Alokasi Waktu : 2 x35 menit
Standar Kompetensi :13. Mengapresiasi karya seni tari
Kompetensi Dasar : 13.1 Mengidentifikasi gerak, busana, dan perlengkapan
tari nusantara daerah lain
Indikator : 1. Siswa mampu menirukan gerak tari merak
2. Siswa mampu mempraktekkan gerak tari merak
I. Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat menirukan gerak tari merak serta
dapat mempraktekkan gerak tari merak.
II. Materi Ajar: Gerak tari daerah lain
III. Metode Pembelajaran: ceramah, tanya jawab.
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:
No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian
Siswa Waktu
Kegiatan Awal
1 Salam K 1 menit
2 Berdoa 1 menit
3 Melakukan presensi K 4 menit
4 Menyampaikan tujuan/materi yang akan
disampaikan
K 4 menit
5 Memberikan motivasi K 3 menit
Kegiatan Inti
Ekplorasi:
6 Guru mereview pelajaran sebelumnya G 2 menit
7 Guru melakukan tanya jawab mengenai seni tari G 3 menit
8 Menjelaskan macam-macam tari dari daerah lain G 7 menit
66
Elaborasi:
9 dengan metode ceramah siswa dapat menirukan
gerak tari merak
S 7 menit
10 Dengan metode ceramah siswa dapat
mempraktekkan tari merak
S 14
menit
Konfirmasi:
11 Siswa menirukan gerak tari merak S 14
menit
Penutup
12 Menyimpulkan pembelajaran tentang gerak tari
merak
K 4 menit
13 Memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya.
K 2 menit
Jumlah 70
menit
Keterangan: g = guru; k = klasikal; s= siswa
V. Bahan ajar: Buku paket SBK kelas IV .
VI. Penilaian:
a. Prosedur Tes:
a. Tes awal : -
b. Tes Proses : ada
c. Tes Akhir : ada
b. Jenis Tes:
a. Tes awal :
b. Tes Proses : siswa menirukan gerak bermakna
c. Tes Akhir : siswa mempraktekkan gerak tari merak
c. Alat Tes: VCD tari merak
a. Tes proses
Penilaian :
No Nama Gerakan
tangan tari
merak
Gerakan
kaki tari
merak
Jumlah
skor
Nilai
1 2
3
4
67
5
b. Tes akhir
1. Mempraktekkan tari merak
No Nama Keluwesan
siswa dalam
menari
Keserasian musik
dengan gerakan
menari
Jumlah
skor
Nilai
1
2
3
4
5
Semarang,11 Januari 2012
Guru kelas Peneliti
Suwardi, S.Pd.I Himatun Nafiah
Mengetahui,
Kepala Sekolah
H. Muhamad Dahlan, M. Pd.I
68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Satuan Pendidikan : MI Negeri Guntur
Mata Pelajaran : SBK
Kelas/Semester : IV/2
Alokasi Waktu : 2 x35 menit
Standar Kompetensi :13. Mengapresiasi karya seni tari
Kompetensi Dasar : 13.1 Mengidentifikasi gerak, busana, dan perlengkapan
tari nusantara daerah lain
Indikator :1. Siswa mampu menirukan gerak tari merak
2. Siswa mampu mempraktekkan gerak tari merak
I. Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat menirukan gerak tari merak serta
dapat mempraktekkan gerak tari merak.
II. Materi Ajar: Gerak tari daerah lain
III. Metode Pembelajaran: ceramah, tanya jawab.
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:
No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian
Siswa Waktu
Kegiatan Awal
1 Salam K 1 menit
2 Berdoa 1 menit
3 Melakukan presensi K 4 menit
4 Menyampaikan tujuan/materi yang akan
disampaikan
K 4 menit
5 Memberikan motivasi K 3 menit
Kegiatan Inti
Ekplorasi:
6 Guru mereview pelajaran sebelumnya G 2 menit
7 Guru melakukan tanya jawab mengenai seni tari G 3 menit
8 Menjelaskan macam-macam tari dari daerah lain G 7 menit
Elaborasi:
9 Siswa mempraktekkan gerak tari merak S 14
69
menit
Konfirmasi:
10 dengan metode ceramah siswa dapat
mempraktekkan gerak tari merak
S 7 menit
11 Dengan metode ceramah siswa dapat
mempraktekkan tari merak
S 14
menit
Penutup
12 Menyimpulkan pembelajaran tentang gerak tari
merak
K 4 menit
13 Memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya.
K 2 menit
Jumlah 70
menit
Keterangan: g = guru; k = klasikal; s= siswa
V. Bahan ajar: Buku paket SBK kelas IV .
VI. Penilaian:
d. Prosedur Tes:
a. Tes awal : -
b. Tes Proses : ada
c. Tes Akhir : ada
e. Jenis Tes:
a. Tes awal :
b. Tes Proses : siswa menirukan gerak bermakna
c. Tes Akhir : siswa mempraktekkan gerak tari merak
d. Alat Tes: VCD tari merak
Penilaian :
No Nama Gerakan
tangan tari
merak
Gerakan
kaki tari
merak
Jumlah
skor
Nilai
1
2
3
4
5
70
3. Mempraktekkan tari merak
No Nama Keluwesan
siswa dalam
menari
Keserasian musik
dengan gerakan
menari
Jumlah
skor
Nilai
1
2
3
4
5
Semarang, 18 Januari 2012
Guru kelas Peneliti
Suwardi, S.Pd.I Himatun Nafiah
Mengetahui,
Kepala Sekolah
H. Muhamad Dahlan, M.Pd.I
71
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Satuan Pendidikan : MI Negeri Guntur
Mata Pelajaran : SBK
Kelas/Semester : IV/2
Alokasi Waktu : 2 x35 menit
Standar Kompetensi :13. Mengapresiasi karya seni tari
Kompetensi Dasar : 13.1 Mengidentifikasi gerak, busana, dan perlengkapan
tari nusantara daerah lain
Indikator : 1. Siswa mampu menirukan gerak tari merak
2. Siswa mampu mempraktekkan gerak tari merak
I. Tujuan Pembelajaran: Dengan media audio visual siswa dapat menirukan
gerak tari merak serta dapat mempraktekkan gerak
tari merak.
II. Materi Ajar: Gerak tari daerah lain
III. Metode Pembelajaran: ceramah, tanya jawab, media audio visual
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:
No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian
Siswa Waktu
Kegiatan Awal
1 Salam K 1 menit
2 Berdoa 1 menit
3 Melakukan presensi K 4 menit
4 Menyampaikan tujuan/materi yang akan
disampaikan
K 4 menit
5 Memberikan motivasi K 3 menit
Kegiatan Inti
Ekplorasi:
6 Guru mereview pelajaran sebelumnya G 2 menit
7 Guru melakukan tanya jawab mengenai seni tari G 3 menit
72
8 Menjelaskan macam-macam tari dari daerah lain G 7 menit
Elaborasi:
9 Siswa menyaksikan karya seni tari melalui media
audio visual
S 7 menit
10 Siswa menirukan gerak tari merak S 14
menit
Konfirmasi:
11 Dengan media audio visual siswa dapat menirukan
gerak tari merak
S 7 menit
12 Dengan media audio visual siswa dapat
mempraktekkan tari merak
S 14
menit
Penutup
13 Menyimpulkan pembelajaran tentang gerak
bermakna
K 4 menit
14 Memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya.
K 2 menit
Jumlah 70
menit
Keterangan: g = guru; k = klasikal; s= siswa
V. Bahan ajar: Buku paket SBK kelas IV , media audio visual, VCD karya
seni tari.
VI. Penilaian:
1. Prosedur Tes:
a. Tes awal : -
b. Tes Proses : ada
c. Tes Akhir : ada
2. Jenis Tes:
a. Tes awal :
b. Tes Proses : siswa menirukan gerak bermakna
c. Tes Akhir : siswa mempraktekkan gerak tari merak
3. Alat Tes: VCD tari merak
a. Tes proses
73
Penilaian :
No Nama Gerakan
tangan tari
merak
Gerakan
kaki tari
merak
Jumlah
skor
Nilai
1
2
3
4
5
b. Tes akhir: Mempraktekkan tari merak
No Nama Keluwesan
siswa dalam
menari
Keserasian musik
dengan gerakan
menari
Jumlah
skor
Nilai
1
2
3
4
5
Semarang, 11 Januari 2012
Guru kelas Peneliti
Suwardi, S.Pd.I Himatun Nafiah
Mengetahui,
Kepala Sekolah
H. Muhamad Dahlan, M.Pd.I
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Satuan Pendidikan : MI Negeri Guntur
Mata Pelajaran : SBK
Kelas/Semester : IV/2
Alokasi Waktu : 2 x35 menit
Standar Kompetensi :13. Mengapresiasi karya seni tari
Kompetensi Dasar : 13.1 Mengidentifikasi gerak, busana, dan perlengkapan
tari nusantara daerah lain
Indikator :1. Menirukan gerak tari merak
2. Mempraktekkan gerak tari merak
I. Tujuan Pembelajaran: Dengan media audio visual siswa dapat menirukan
gerak tari merak serta dapat mempraktekkan gerak
tari merak.
II. Materi Ajar: Gerak tari daerah lain
III. Metode Pembelajaran: ceramah, tanya jawab, media audio visual
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:
No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian
Siswa Waktu
Kegiatan Awal
1 Salam K 1 menit
2 Berdoa 1 menit
3 Melakukan presensi K 4 menit
4 Menyampaikan tujuan/materi yang akan
disampaikan
K 4 menit
5 Memberikan motivasi K 3 menit
Kegiatan Inti
Ekplorasi:
6 Guru mereview pelajaran sebelumnya G 2 menit
75
7 Guru melakukan tanya jawab mengenai gerak seni
tari merak
G 3 menit
8 Menjelaskan gerak tari merak G 7 menit
Elaborasi:
9 Siswa menyaksikan karya seni tari merak melalui
media audio visual
S 7 menit
10 Siswa mempraktekan gerak tari merak S 14
menit
Konfirmasi:
11 Dengan media audio visual siswa dapat
mempraktekkan gerak tari merak
S 7 menit
12 Dengan media audio visual siswa dapat
mempraktekkan tari merak
S 14
menit
Penutup
13 Menyimpulkan pembelajaran tentang gerak
bermakna
K 4 menit
14 Memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya.
K 2 menit
Jumlah 70
menit
Keterangan: g = guru; k = klasikal; s= siswa
V. Bahan ajar: Buku paket SBK kelas IV , media audio visual, VCD karya
seni tari.
VI. Penilaian:
1. Prosedur Tes:
a. Tes awal : -
b. Tes Proses : ada
c. Tes Akhir : ada
2. Jenis Tes:
a. Tes awal :
b. Tes Proses : siswa menirukan gerak tari merak
c. Tes Akhir : siswa mempraktekkan gerak tari merak
3. Alat Tes: VCD tari merak
a. Tes proses
76
Penilaian :
No Nama Gerakan
tangan tari
merak
Gerakan
kaki tari
merak
Jumlah
skor
Nilai
1
2
3
4
5
b. Tes akhir
4. Mempraktekkan tari merak
No Nama Keluwesan
siswa dalam
menari
Keserasian musik
dengan gerakan
menari
Jumlah
skor
Nilai
1
2
3
4
5
Semarang, 19 Januari 2012
Guru kelas Guru praktikan
Suwardi, S.Pd.I Himatun Nafiah
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Muhamad Dahlan, M. Pd.I
77
Lampiran 3
Daftar nama siswa kelas IV A
No Nama
1 Ahmad Bahaudin
2 Ahmad Muthohar
3 Ahya Fatkhul Khoiriyah
4 Alfiyatur Rokhmaniayah
5 Aprilia Dwi Saputri
6 Asiyah
7 Imam Musyafi’i
8 Lulu Difiya Mahmudah
9 Muhammad Dzil Ardan
10 Muhammad Malkan
11 Mansyur Hidayat
12 Muhammad Roji Ghufron
13 Niken Arum Sari
14 Mila Latifatul Isyaroh
15 Syahrul Hikmah
16 Tia Novitasari
17 Tri Wahyuningsih
18 Vina Astahdina Subulana
19 Wulan Sari
20 Vasa Arfan Dika
78
Lampiran 4
Daftar nama siswa kelas IV B
No Nama
1 Ahmad Makyus
2 Ani Kharisma
3 Anwar Musadat
4 Dewi Inayah
5 Aliyana Putri
6 Eni Sumawati
7 Khoirul Umam
8 Muhammad Syafiudin
9 Muhammad Bahaudin
10 Muhammad Surojudin
11 Maftukhatul J. Syifa
12 Muflikhin
13 Muhammad Anfa’uzzaman
14 Muhammad Fajar A.P
15 Muhammad Syamsul Arriza
16 Nur Rosyidah
17 Putri Widyaningsih
18 Siti Syarifatul Jannah
19 Soimatul Laila Sari
20 Zumala Laili
79
Lampiran 5
KISI-KISI SOAL TEST PSIKOMOTORIK
Kompetensi Dasar Indikator Kriteria Penilaian Kode
Penilaian
Mengidentifikasi
gerak, busana dan
perlengkapan tari
nusantara daerah
lain
1. Menirukan gerak
tari dari daerah
lain
a. Gerakan
tangan tari
merak
I
b. Gerakan kaki
tari merak
II
2. Mempraktekan
gerak tari daerah
lain
a. Keluwesan
siswa dalam
menari
III
b. Keserasian
musik dengan
gerakan tari
merak
IV
80
Lampiran 6
Data Nilai Pre test Kelas Eksperimen
NO Nama Nilai
1 Ahmad Bahaudin 55
2 Ahmad Muthohar 60
3 Ahya Fatkhul Khoiriyah 60
4 Alfiyatur Rokhmaniayah 55
5 Aprilia Dwi Saputri 60
6 Asiyah 50
7 Imam Musyafi’i 60
8 Lulu Difiya Mahmudah 40
9 Muhammad Dzil Ardan 55
10 Muhammad Malkan 60
11 Mansyur Hidayat 50
12 Muhammad Roji Ghufron 55
13 Niken Arum Sari 65
14 Mila Latifatul Isyaroh 55
15 Syahrul Hikmah 65
16 Tia Novitasari 75
17 Tri Wahyuningsih 60
18 Vina Astahdina Subulana 65
19 Wulan Sari 55
20 Vasa Arfan Dika 60
81
Lampiran 7
Data Nilai Pre testKelas Kontrol
Ahmad Makyus 60
Ani Kharisma 60
Anwar Musadat 55
Dewi Inayah 60
Aliyana Putri 65
Eni Sumawati 55
Khoirul Umam 60
Muhammad Syafiudin 45
Muhammad Bahaudin 70
Muhammad Surojudin 65
Maftukhatul J. Syifa 65
Muflikhin 60
Muhammad Anfa’uzzaman 70
Muhammad Fajar A.P 60
Muhammad Syamsul Arriza 70
Nur Rosyidah 80
Putri Widyaningsih 50
Siti Syarifatul Jannah 75
Soimatul Laila Sari 65
Zumala Laili 65
82
Lampiran 8
Lembar Hasil Penilaian Test Psikomotorik kelas IV A(Eksperimen)
Mata Pelajaran: SBK
Materi : Tari Merak
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Jumlah
Skor
Nilai I II III IV
Ahmad Bahaudin 70 50 60 60 240 60
Ahmad Muthohar 70 60 65 65 260 65
Ahya Fatkhul Khoiriyah 80 75 75 70 300 75
Alfiyatur Rokhmaniayah 85 85 75 75 320 80
Aprilia Dwi Saputri 70 70 75 65 280 70
Asiyah 65 70 65 60 260 65
Imam Musyafi’i 65 55 60 60 240 60
Lulu Difiya Mahmudah 75 80 75 70 300 75
Muhammad Dzil Ardan 65 60 65 70 260 65
Muhammad Malkan 65 70 60 65 260 65
Mansyur Hidayat 65 75 75 65 280 70
Muhammad Roji Ghufron 75 65 75 65 280 70
Niken Arum Sari 85 85 85 85 340 85
Mila Latifatul Isyaroh 80 75 70 75 300 75
Syahrul Hikmah 75 75 65 65 280 70
Tia Novitasari 60 50 45 45 200 50
Tri Wahyuningsih 75 65 70 70 280 70
Vina Astahdina Subulana 70 60 65 65 260 65
Wulan Sari 70 70 70 65 280 70
Vasa Arfan Dika 70 60 50 60 240 60
83
Lampiran 9
Lembar Hasil Penilaian Test Psikomotorik kelas IV B(Kontrol)
Mata Pelajaran: SBK
Materi : Tari Merak
Nama Siswa
Aspek Penilaian Jumlah
Skor Nilai
I II III IV
Ahmad Makyus 70 50 60 60 240 60
Ani Kharisma 75 70 70 65 280 70
Anwar Musadat 65 60 60 55 240 60
Dewi Inayah 50 50 50 50 200 50
Aliyana Putri 50 60 60 50 220 55
Eni Sumawati 65 70 65 60 260 65
Khoirul Umam 60 55 60 65 240 60
Muhammad Syafiudin 55 50 60 55 220 55
Muhammad Bahaudin 65 60 65 70 260 65
Muhammad Surojudin 65 50 60 65 240 60
Maftukhatul J. Syifa 60 70 70 60 260 65
Muflikhin 50 45 60 45 180 45
Muhammad Anfa’uzzaman 60 65 70 65 260 65
Muhammad Fajar A.P 50 65 50 55 220 55
Muhammad Syamsul Arriza 65 65 55 55 240 60
Nur Rosyidah 65 70 60 65 260 65
Putri Widyaningsih 70 50 60 60 240 60
Siti Syarifatul Jannah 75 85 75 85 320 80
Soimatul Laila Sari 65 50 50 55 220 55
Zumala Laili 70 60 70 60 260 65
84
Lampiran 10
Uji Normalitas Pre Test Kelas Kontrol
Hipotesis
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
k
i i
ii
E
EO
1
2
2 )(
Kriteria yang digunakan
H0 diterima jika 22
tabelhitung
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = 80
Nilai minimal = 45
Rentang (R) = 80 – 45 = 35
Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log 20 = 65,293 (dibulatkan menjadi 6)
Panjang kelas (p) = 35: 6 = 5,8333 dibulatkan menjadi 6)
Daftar Nilai Frekuensi Kelas Kontrol
Kelas Bk Zi P(Zi) Luas
Daerah Ei Oi
44,5 -2,13 0,4834
45
– 50 -2,13 0,0598 1,2 2 0,5405
50,5 -1,43 0,4236 1,1960
51
– 56 -1,43 0,1563 3,1 2 0,4056
56,5 -0,73 0,2673 3,1260
57
– 62 -0,73 0,2793 5,6 6 0,0307
62,5 -0,03 0,0120 5,5860
63
– 68 -0,03 0,2334 4,7 5 0,0236
i
ii
E
EO2
85
68,5 0,66 0,2454 4,6680
69
– 74 0,66 0,1677 3,4 3 0,0374
74,5 1,36 0,4131 #REF!
75
– 80 0,0672 1,3 2 0,3202
80,5 2,06 0,4803
#REF! X² = 1,3579
Untuk alpha = 5%, dengan dk = (6 - 3) = 3 diperoleh X² tabel = 7,81
Untuk alpha = 1%, dengan dk = (6 - 3) = 3 diperoleh X² tabel = 11,34
Karena X² hitung < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
86
Lampiran 11
Uji Normalitas Pre Test Kelas Eksperimen
Hipotesis
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
k
i i
ii
E
EO
1
2
2 )(
Kriteria yang digunakan
H0 diterima jika 22
tabelhitung
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = 75
Nilai minimal = 40
Rentang (R) = 75 –40 = 35
Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log 20 = 5,293(dibulatkan menjadi 6)
Panjang kelas (p) = 35 : 6 = 5,8333 (dibulatkan menjadi 6)
Daftar Nilai Frekuensi Kelas Eksperimen
Kelas
Interval
Bk Zi P(Zi) Luas
Daerah
Ei Oi
i
ii
E
EO 2)(
39,5 -2,61 0,4955
40-45 -2,59 0,0339 0,7 1 0,1529
45,5 -1,77 0,4616 2,0400
46– 51 -1,57 0,1378 2,8 2 0,2074
51,5 -0,93 0,3238 6,6400
52 – 57 -0,56 0,3557 7,1 6 0,1744
57,5 -0,08
0,0319
11,576
0
58 – 63 0,46 0,2445 4,9 7 0,9104
63,5 0,76
0,2764
11,228
0
64 – 69 1,47 0,1688 3,4 3 0,0419
69,5 1,60 0,4452 #REF!
70 – 75 0,0475 1,0 1 0,0026
75,5 2,44 0,4927
87
Dari tabel di atas diperoleh: 2 1,4897
Untuk 5%, dengan dk = (6 – 3) = 3, diperoleh: 2
tabel 7,81
Untuk 1%, dengan dk = (6 – 3) = 3, diperoleh: 2
tabel 11,34
Karena 22
tabelhitung , maka data tersebut berdistribusi normal
88
Lampiran 12
UJI HOMOGENITAS NILAI AWAL ANTARA KELAS EKSPERIMEN
DAN KONTROL
Hipotesis
Ho
: s1
2 = s2
2
Ha
: s1
2
=
s22
Uji
Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
F 1/2a (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Jumlah 1160 1255
N 20 20
58,00 62,75
Varians (S2) 51,0526 67,0395
Standart deviasi (S) 7,15 8,19
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F = 67,0395
= 1,3131 51,0526
Daerah
penerimaan Ho
89
Dari tabel di atas diperoleh: 2 1,4897
Untuk 5%, dengan dk = (6 – 3) = 3, diperoleh: 2
tabel 7,81
Untuk 1%, dengan dk = (6 – 3) = 3, diperoleh: 2
tabel 11,34
Karena 22
tabelhitung , maka data tersebut berdistribusi normal
Pada a = 5% dengan:
dk pembilang = nb – 1 = 20 - 1 = 19
dk penyebut = nk -1 = 20 - 1 = 19
F (0.025)(19:19) = 2,526
1,3131 2,526
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok mempunyai varians yang sama.
Daerah penerimaan Ho
90
LAMPIRAN 13
UJI KESAMAAN DUA RATA-RATA
Hipotesis
Ho :
H1 :
Rumus :
Kriteria :
Ho diterima jika
dengan
dan
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah 1160 1255
N 20 20
X
58,00 62,75
Varians (s2) 51,0526 67,0395
Standar deviasi (s) 7,15 8,19
-1,955
1,69
91
S2=
n1 n2 2
=
8
=
8
=
8
= 59,0460
Simpangan baku
S =√
=√ 9 0 0
=7,68414
Uji kesamaan rata-rata
t= 1
√
t= 8 00
√
8 1
t =
t= -1,955
Dari perhitungan uji kesamaan Dari hasil uji t test yang dilakukan bahwa nilai t
hitung = -1,955. Dan t tabel= 1,69. Ini berarti Ho DITERIMA, artinya rata-rata (mean)
nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah identik atau terdapat kesamaan.
92
Lampiran 14
Uji Normalitas Post Test Kelas Kontrol
Hipotesis
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
k
i i
ii
E
EO
1
2
2 )(
Kriteria yang digunakan
H0 diterima jika 22
tabelhitung
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = 80
Nilai minimal = 45
Rentang (R) = 80 – 45 = 35
Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log 20 = 65,293 (dibulatkan menjadi 6)
Panjang kelas (p) = 35: 6 = 5,8333 dibulatkan menjadi 6)
Daftar Nilai Frekuensi Kelas Kontrol
Kelas Bk Zi P(Zi) Luas
Daerah Ei Oi
44,5 -2,09 0,4817
45
– 50 -2,13 0,0785 1,6 2 0,1178
50,5 -1,30 0,4032 1,1960
51
– 56 -1,43 0,2082 4,2 4 0,0065
56,5 -0,51 0,1950 3,1260
57
– 62 -0,73 0,3053 6,1 6 0,0018
62,5 -0,28 0,1103 5,5860
63
– 68 -0,03 0,2451 4,9 6 0,2459
i
ii
E
EO2
93
68,5 1,06 0,3554 4,6680
69
– 74 0,66 0,1124 2,2 1 0,6928
74,5 1,85 0,4678 #REF!
75
– 80 0,0281 0,6 1 0,3414
80,5 2,64 0,4959
#REF! X² = 1,4062
Untuk alpha = 5%, dengan dk = (6 - 3) = 3 diperoleh X² tabel = 7,81
Untuk alpha = 1%, dengan dk = (6 - 3) = 3 diperoleh X² tabel = 11,34
Karena X² hitung < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
94
Lampiran 15
Uji Normalitas Pos Test Kelas Eksperimen
Hipotesis
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
k
i i
ii
E
EO
1
2
2 )(
Kriteria yang digunakan
H0 diterima jika 22
tabelhitung
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = 85
Nilai minimal = 50
Rentang (R) = 85 –50 = 35
Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log 20 = 5,293(dibulatkan menjadi 6)
Panjang kelas (p) = 35 : 6 = 5,8333 (dibulatkan menjadi 6)
Daftar Nilai Frekuensi Kelas Eksperimen
Kelas
Interval
Bk Zi P(Zi) Luas
Daerah
Ei Oi
i
ii
E
EO 2)(
49,5 -2,34 0,4904
50-55 -2,59 0,0463 0,9 1 0,0059
55,5 -1,59 0,4441 2,0400
66– 61 -1,57 0,1418 2,8 3 0,0095
61,5 -0,85 0,023 6,6400
62 – 67 -0,56 0,3461 6,9 5 0,5337
67,5 -0,11
0,438
11,576
0
68 – 73 0,46 0,1919 3,8 6 0,2179
73,5 0,63
0,2357
11,228
0
74 – 79 1,47 0,1790 3,6 3 0,0940
79,5 1,37 0,4147 #REF!
Dari tabel di atas diperoleh: 2 1,489
95
Lampiran 16
Uji Homogenitas Akhir Kelas Kontrol dan Eksperimen
Hipotesis
Ho :
s1
2 = s2
2
Ha :
s12
=
s22
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
F 1/2a (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Jumlah 1365 1215
N 20 20
68,25 60,75
Varians (S2) 61,25 55,9868
Standart deviasi (S) 7,82624 7,4824
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F = 61,25
= 1,0940 55,9868
Daerah penerimaan Ho
96
Untuk 5%, dengan dk = (6 – 3) = 3, diperoleh: 2
tabel 7,81
Untuk 1%, dengan dk = (6 – 3) = 3, diperoleh: 2
tabel 11,34
Karena 22
tabelhitung , maka data tersebut berdistribusi normal
Pada a = 5% dengan:
dk pembilang = nb – 1 = 20 - 1 = 19
dk penyebut = nk -1 = 20 - 1 = 19
F (0.025)(19:19) = 2,526
1,0940 2,526
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai
varians yang sama.
Daerah penerimaan Ho
97
Lampiran 17
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA
Hipotesis
Ho :
H1 :
Rumus :
Kriteria :
Ho diterima jika
dengan
dan
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah 1365 1215
N 20 20
X
68,25 60,75
Varians (s2) 61,25 55,9868
Standar deviasi (s) 7,82624 7,4824
1,69
3,098
S2=
n1 n2 2
98
=
8
=
8
=
8
= 58,6184
Simpangan baku
S =√ 2
=√ 8 18
=7,6562
Uji Perbedaan rata-rata
t= 1
√
t= 8 00
√
2
t =
t= 3,098
Dari perhitungan uji kesamaan Dari hasil uji t test yang dilakukan bahwa nilai t
hitung =3,098. Dan t tabel= 1,69. Ini berarti Ho DITOLAK, artinya rata-rata (mean) nilai
kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah tidak identik identik atau berbeda secara nyata.
99