pengaruh penggunaan lks gambar ilustrasiterhadap keterampilan  berpikir kreatif siswa di sekolah...

22
Pengaruh Penggunaan LKS Gambar Ilustrasi PENGARUH PENGGUNAAN LKS GAMBAR ILUSTRASITERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SEKOLAH DASAR Laila Urfa Anggraini PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ([email protected] ) Mintohari PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya Abstrak Salah satu karakteristik Kurikulum 2013 adalah tentang kreativitas peserta didik diimplementasikan pada suatu desain pembelajaran dengan dilengkapi panduan bagi guru dan siswa. Hal tersebut menjadi landasan permasalahan dari penelitian. Didukung dengan hasil tes berpikir kreatif siswa kelas IV SDN Ketintang I/409 Surabaya yakni tidak lebih dari 30% siswa tuntas. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh penggunaan LKS terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa. Jenis penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif dengan metode quasi- experiment dan menggunakan desain Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design. Melalui teknik pengumpulan data pengamatan kegiatan pembelajaran dan tes guna mengetahui keterampilan berpikir kreatif siswa, diperoleh hasil dari analisis t-test dengan harga sig ≤ 0.05 yakni sebesar 0.000 dan juga berdasarkan harga t yang disebut dengan t hitung lebih besar dari harga t tabel . Diketahui t hitung 3.978 sedangkan harga t tabel (df=26) 2.056 pada taraf signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara LKS Gambar Ilustrasi dengan Keterampilan Berpikir Kreatif. Kata Kunci: Lembar Kerja Siswa, LKS Gambar Ilustrasi, Keterampilan Berpikir Kreatif. Abstract One of the characteristics of the curriculum 2013 is aboutcreativity which is implemented into the learning completed by guidance of teachers book and students books. That case become background of this research. Supported by the test result of students creative thinking which is conducted in SDN Ketintang I/409 Surabaya, in grade IV, there are only about 30% who pass the test.. The aim of this study is to find the influence from the worksheet usage of Illustration Image toward the students’ creative thinking skills. This study uses a quantitative research by quasi-experimental methods. The research design that is applied is Nonequivalent Pretest- Posttest Control Group Design. By mean of observation and tests, can be known that the test results are analyzed using different test obtained sig 0.05 in amount of 0.000 and it can be based on value of t which is called t count in amount 3.978. T count is higher than t table in amount (df=26) 2.056 for significance 5 %. It can be concluded that the Worksheet usage of Illustration Image has a significant effect on creative thinking skills. Keywords: Worksheet Student, Worksheet Usage Of Illustration Image, Creative Thinking Skills. 312

Upload: alim-sumarno

Post on 08-Jul-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : LAILA URFA ANGGRAINI

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENGGUNAAN LKS GAMBAR ILUSTRASITERHADAP KETERAMPILAN  BERPIKIR KREATIF SISWA DI SEKOLAH DASAR

Pengaruh Penggunaan LKS Gambar Ilustrasi

PENGARUH PENGGUNAAN LKS GAMBAR ILUSTRASITERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SEKOLAH DASAR

Laila Urfa Anggraini PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ([email protected])

MintohariPGSD FIP Universitas Negeri Surabaya

Abstrak Salah satu karakteristik Kurikulum 2013 adalah tentang kreativitas peserta didik diimplementasikan pada suatu desain pembelajaran dengan dilengkapi panduan bagi guru dan siswa. Hal tersebut menjadi landasan permasalahan dari penelitian. Didukung dengan hasil tes berpikir kreatif siswa kelas IV SDN Ketintang I/409 Surabaya yakni tidak lebih dari 30% siswa tuntas. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh penggunaan LKS terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa. Jenis penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif dengan metode quasi-experiment dan menggunakan desain Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design. Melalui teknik pengumpulan data pengamatan kegiatan pembelajaran dan tes guna mengetahui keterampilan berpikir kreatif siswa, diperoleh hasil dari analisis t-test dengan harga sig ≤ 0.05 yakni sebesar 0.000 dan juga berdasarkan harga t yang disebut dengan thitung lebih besar dari harga ttabel. Diketahui thitung 3.978 sedangkan harga ttabel (df=26) 2.056 pada taraf signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara LKS Gambar Ilustrasi dengan Keterampilan Berpikir Kreatif.Kata Kunci: Lembar Kerja Siswa, LKS Gambar Ilustrasi, Keterampilan Berpikir Kreatif.

AbstractOne of the characteristics of the curriculum 2013 is aboutcreativity which is implemented into the learning completed by guidance of teachers book and students books. That case become background of this research. Supported by the test result of students creative thinking which is conducted in SDN Ketintang I/409 Surabaya, in grade IV, there are only about 30% who pass the test.. The aim of this study is to find the influence from the worksheet usage of Illustration Image toward the students’ creative thinking skills. This study uses a quantitative research by quasi-experimental methods. The research design that is applied is Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design. By mean of observation and tests, can be known that the test results are analyzed using different test obtained sig ≤ 0.05 in amount of 0.000 and it can be based on value of t which is called tcount in amount 3.978. Tcount is higher than ttable in amount (df=26) 2.056 for significance 5 %. It can be concluded that the Worksheet usage of Illustration Image has a significant effect on creative thinking skills.Keywords: Worksheet Student, Worksheet Usage Of Illustration Image, Creative Thinking Skills.

PENDAHULUAN Permendikbud nomor 67 tentang kurikulum SD (2013:3) menjelaskan bahwa salah satu karakteristik kurikulum adalah mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual, sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. Keseimbangan yang dimaksudkan diimplementasikan ke dalam pembelajaran dengan dilengkapi panduan berupa buku guru dan buku siswa. Didukung dengan pentingnya kreativitas yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan, menjadi individu yang penuh dengan ide-ide hebat dan menjadi generasi pencipta yang membawa kesejahteraan khalayak. Kreativitas juga dituntut oleh alasan-alasan sosial. Hal tersebut terbukti menjadi kekuatan energi

positif, sebuah sarana untuk membebaskan unsur-unsur kepribadian yang lebih produktif dan melahirkan sikap-sikap inspiratif (Beetlestone, 2010:242).

Kreativitas siswa kelas IV SDN Ketintang I Surabaya yang menjadi sasaran dalam penelitian ini pun masih belum memenuhi pencapaian standar kompetensi lulusan. Dalam kurikulum 2013, siswa yang dalam hal ini berada di kelas IV SD, harus menguasai suatu keterampilan, bukan hanya memiliki kemampuan pikir melainkan juga mampu menunjukkan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya. Namun berdasarkan hasil tes awal yang dilakukan pada seluruh kelas IV, yakni kelas A, B, C, dan D, diketahui rata-rata hasil soal berpikir kreatif siswa belum dapat mencapai nilai 70. Dalam pelaksanaan

312

Page 2: PENGARUH PENGGUNAAN LKS GAMBAR ILUSTRASITERHADAP KETERAMPILAN  BERPIKIR KREATIF SISWA DI SEKOLAH DASAR

JPGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,

tersebut, siswa diberikan beberapa permasalahan pada siswa sesuai dengan aspek berpikir kreatif yakni kelancaran (fluency), kelenturan (flexibility), keorisinilan (originality) dan elaborasi atau kerincian (elaboration). Hasilnya menunjukkan bahwa hanya aspek kelancaran dan kelenturan tingkat berpikir siswa yang sedikit muncul, bahkan sebagian kecil saja siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan pada aspek tersebut. Sedangkan aspek keorisinal dan kerincian belum dapat tereksplor dengan baik. Siswa mengalami kesulitan untuk memberikan jawaban yang beragam, secara umum siswa terbiasa memberikan jawaban yang singkat dan kurang bervariasi. Kurang lebih sekitar 30% dari keseluruhan siswa yang mampu menjawab lebih dari 3 jawaban. Sehingga melalui penelitian ini diberikan LKS Gambar Ilustrasi dengan asumsi dapat membantu siswa dalam mencapai suatu penguasaan keterampilan, khususnya pada aspek berpikir kreatif.

Keterampilan berpikir kreatif yang dikembangkan dalam penelitian ini harus melalui proses pembelajaran yang dirancang dengan baik. Melalui pedoman desain pembelajaran yang disediakan kurikulum 2013, maka diharapkan hasilnya akan sesuai dengan capaian SKL, khususnya pada keterampilan berpikir kreatif. Namun ternyata dalam pelaksanaannya beberapa guru kelas sekolah dasar masih menyatakan kesulitan dalam menerapkan setiap kegiatan-kegiatan dalam buku guru dan buku siswa. Berdasarkan informasi dari sekolah-sekolah dasar yang pernah diamati sebelumnya, muncul kesan adanya keterpaksaan penuntasan pembelajaran berdasarkan pedoman yang diberikan guna melaksanaan kurikulum 2013. Hal serupa juga diketahui pada guru kelas IV di SDN Ketintang I/409 Surabaya, yang mengaku bahwa tuntutan target untuk menyelesaikan seluruh pembelajaran pada buku pedoman mengakibatkan kurang optimalnya guru dalam mendesain pembelajarannya sendiri. Disisi lain, disebutkan adanya anggapan tentang penyediaan buku guru dan buku siswa yang seragam ini berpotensi menurunkan kreativitas guru dalam mendesain materi secara kontekstual.

Secara teoritis, guru harus dapat menyesuaikan sistematis perencanaan pembelajaran dalam buku panduan dengan menyesuaikan karakteristik siswa, kondisi sekolah dan kebutuhan lingkungan masing-masing sekolah. Ketentuan ini dipaparkan oleh Khairuddin, dkk (dalam Prastowo, 2014:43). Selain itu, desain pembelajaran yang disediakan dalam buku guru juga tidak dapat sepenuhnya diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Ditambah upaya revisi kurikulum, terutama pada buku guru dan buku siswa yang dilakukan pemerintah cukup membutuhkan waktu, sehingga terjadi penangguhan pelaksanaan kurikulum 2013 di beberapa

wilayah di Indonesia. Proses revisi ini bukan berarti akan menghentikan pelaksanaan kurikulum 2013, melainkan hanya sementara terhenti, sesuai penyampaian Mendikbud, Anis Baswedan dalam suratnya yang dipublikasikan melalui situs resmi kementrian. (kemdiknas.go.id, 2014). Dalam hal ini maka, guru harus selalu siap dan mampu dalam merancang pembelajarannya sendiri. Tentunya pembelajaran itu harus dapat mengoptimalkan seluruh kompetensi siswa dan tercipta suatu proses pendidikan bermakna. Menyikapi permasalahan tersebut, maka guru dituntut untuk dapat mempersiapkan pembelajarannya dengan baik di samping mengacu desain pembelajaran yang sudah disediakan dalam kurikulum 2013.

Sebagaimana telah ditetapkan oleh Permendikbud nomor 71 tahun 2013 bahwa buku teks pelajaran dan buku panduan untuk pendidikan dasar dan menengah disediakan oleh Kementerian, setelah menimbang seluruh aturan pendidikan. Buku siswa yang disediakan dalam pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 merupakan buku pegangan siswa yang sebagian besar berupa LKS. LKS tersebut berisi berbagai kegiatan berdasarkan tema. Namun secara ideal, LKS memiliki komponen-komponen tertentu yang harus disertakan. Beberapa komponen yang pasti ada dalam LKS menurut Suyanto, dkk (2013:3) yaitu: judul kegiatan, tujuan, prosedur kerja, bahan diskusi. Sebagian besar LKS yang terdapat dalam buku kurikulum 2013 sudah memenuhi beberapa komponen tersebut. Namun untuk dapat melatihkan keterampilan berpikir kreatif, LKS dalam buku kurikulum 2013 belum memenuhi seluruh aspek-aspek kreatif yang sudah disebutkan sebelumnya.

LKS Gambar Ilustrasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk dapat melatih keterampilan berpikir kreatif, dalam penyusunannya didasarkan pada seluruh komponen yang disebutkan sebelumnya juga menurut teori berikut. Yang pertama terkait pengembangan bahan ajar, yakni dikutip dari sebuah materi yang disalin oleh Soetedjo (2009). Dikatakan bahwa LKS dapat membantu siswa dalam menemukan suatu konsep, menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep, serta berfungi sebagai penuntun belajar. Selanjutnya disebutkan oleh Munandar (2012) dan Stenberg (2010) bahwa untuk dapat membelajarkan keterampilan berpikir kreatif, setidaknya terdapat hal-hal yang menjadi pemicu proses berpikir kreatif. Beberapa kegiatan untuk pemicu tersebut diantaranya: mempertanyakan dan menganalisis asumsi-asumsi, menjual ide-ide kreatif, membangkitkan ide-ide, kebebasan dalam ungkapan diri, kelenturan dalam berpikir sebanyak mungkin penggunaan yang tidak lazim dan sebagainya. Maka, diharapkan melalui pembelajaran dengan menggunakan LKS Gambar Ilustrasi ini dapat

Page 3: PENGARUH PENGGUNAAN LKS GAMBAR ILUSTRASITERHADAP KETERAMPILAN  BERPIKIR KREATIF SISWA DI SEKOLAH DASAR

Pengaruh Penggunaan LKS Gambar Ilustrasi

menuntun siswa untuk mengikuti aktivitas yang dapat membangkitkan ide-ide dan meningkatkan kreativitasnya.

Suratno (2009) dalam jurnalnya mengatakan bahwa kreativitas siswa dapat dikembangkan melalui pembelajaran Sains atau IPA di SD. Kreativitas atau berpikir kreatif memiliki dimensi yang terkait dengan dimensi keterampilan proses sains yang dapat memandu guru dalam pengembangan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kreatif tersebut. Perkembangan siswa dalam pembelajaran sains tidak hanya menguasai pemahaman konsep dan keterampilan proses, melainkan juga bagaimana mereka berpikir kreatif. Selanjutnya penulis memilih untuk mengkaitkan keterampilan berpikir kreatif siswa dengan proses pembelajaran materi IPA yang akan diteliti di dalam kelas.

Dalam suatu pembelajaran dengan mengintegrasikan materi IPA didalamnya, maka dibutuhkan daya kreativitas siswa untuk dapat mengkonstruksi konsep, mengintegrasikan beberapa konsep dalam fenomena, dan menerapkan konsep dalam setiap kegiatan ilmiah. Namun apabila kembali diulas tentang bentuk LKS materi IPA dalam buku siswa kurikulum 2013, maka dapat dikatakan belum mencakup keterampilan berpikir kreatif. Pada kenyataannya, LKS materi IPA dalam buku siswa belum menyediakan kegiatan untuk siswa dapat diberikan kebebasan menyelesaikannya sesuai idenya, menurut pedoman pada buku guru, adalah tugas guru untuk selalu membimbing dan mengarahkan proses berpikir siswa. Jarang pula diberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat berpikir hal-hal pengandaian yang tidak biasa dilakukan manusia lain, atau hal-hal tidak lazim dari kegunaan peralatan yang biasa digunakan dalam kehidupan. Padahal proses tersebut apabila dapat selalu dilakukan siswa, akan membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatifnya. Maka hal inilah yang kemudian akan diteliti lebih jauh untuk menemukan pengaruhnya yakni antara penggunaan LKS Gambar Ilustrasi terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa. LKS yang mengemas materi dan menerapkannya dalam bentuk aktivitas-aktivitas berpusat pada siswa sesuai dengan yang dikemukakan oleh Collete dan Chiappetta (dalam Soetedjo, 2009).

LKS yang digunakan dalam penelitian ini berusaha untuk dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. Melalui kegiatan membuat gambar ilustrasi dengan materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, diharapkan siswa mampu memunculkan beragam ide yang dieksplor dari alam sekitarnya. Materi IPA dalam buku pedoman kurikulum 2013 memiliki ciri berlandaskan pada fenomena yang ada di alam. Meskipun

pembelajaran sudah berbentuk tematik, untuk kompetensi dasar IPA, siswa diajak mengamati tentang hal-hal yang ada di lingkungan sekitar. Hal ini juga sejalan dengan penjelasan Sapriati (2011:23) bahwa filosofi pendidikan IPA dapat membantu siswa dalam menemukan informasi dalam setiap hal yang diamati. Kegiatan pengamatan atau observasi lebih ditekankan pada pendidikan IPA guna memberikan pengalaman secara langsung bagi siswa. Apabila dibandingkan dengan pendapat Mc Donald (1994:9) bahwa pembelajaran IPA yang terpadu melatih dan meningkatkan kemampuan siswa dalam hal keterampilan proses, berkomunikasi, memecahkan masalah dan berpikir kritis dan kreatif. Didukung dengan pendapat Miller (1992:10) bahwa melalui pembelajaran yang diintegrasikan memungkinkan siswa untuk mampu memahami sebuah fenomena dari berbagai aspek. Melalui keterlibatannya dalam proses, siswa akan berpikir secara aktif dan menjadikan pengalaman siswa menjadi pembelajaran yang lebih bermakna. Maka jelas dapat disimpulkan bahwa materi IPA pada pembelajaran tematik di SD harus diciptakan sedemikian hingga siswa mampu melatih keterampilan berpikirnya untuk mencapai pembelajaran yang efektif. Selain itu melalui LKS Gambar Ilustrasi yang digunakan dalam penelitian ini, diharapkan lebih fokus pada peningkatan kompetensi siswa, khususnya keterampilan berpikir kreatif.

Berdasarkan uraian sebelumnya, dilakukan penelitian ini dengan judul “Pengaruh Penggunaan LKS Gambar Ilustrasi terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Kelas IV SDN Ketintang 1/409 Surabaya”. Harapannya LKS Gambar Ilustrasi ini dapat mengasah kemampuan keterampilan berpikir kreatif. Oleh karena materi yang digunakan meliputi bidang pengetahuan alam yakni tentang sumber daya alam di lingkungan sekitar siswa, sehingga siswa diharapkan menuangkan seluruh ide gagasan dan kreativitasnya. Hal ini sejalan tujuan dari pembelajaran khususnya Pendidikan IPA bahwa dengan mengaitkan permasalahan yang ada di lingkungan, siswa harus dapat menghadapi masalah tersebut dengan pemikiran yang kritis sehingga ditemukan solusi yang terbaik. Selain itu dengan LKS Gambar Ilustrasi siswa diajak untuk mengilustrasikan lingkungan dan menyusun laporan sederhana, maka kegiatan tersebut menciptakan pembelajaran yang bermakna, bukan hanya sekadar hafalan. Melalui percobaan-percobaan yang dilakukan, siswa akan mendapatkan pengalaman secara langsung dan membentuk pengetahuannya. (Samatowa,2011:4-6)

METODEPenelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi-experimental design) yang merupakan

314

Page 4: PENGARUH PENGGUNAAN LKS GAMBAR ILUSTRASITERHADAP KETERAMPILAN  BERPIKIR KREATIF SISWA DI SEKOLAH DASAR

JPGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,

pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan sama halnya dengan yang dijelaskan Sugiyono (2013:77). Dijelaskan dalam desain ini adanya kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel dari luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dalam penelitian ini akan menggunakan dua kelas yakni sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelas sebagai kelompok eksperimen mendapat pembelajaran dengan menggunakan media Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang dibuat untuk pembelajaran sedangkan kelas sebagai kelompok kontrol mendapat pembelajaran tanpa menggunakan LKS.

Penelitian ini menggunakan Desain “Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design” dengan dua macam perlakuan. Secara sistematis dapat disajikan pada bagan 3.1 berikut.

O1 X1 O2

O1 X2 O2

Bagan 1. Desain “Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design”

Keterangan:O1 = Pretes O2 = PostesX1 = Perlakuan dengan menggunakan LKS Gambar Ilustrasi yang dibuat untuk diterapkan di kelas eksperimen.X2 = Perlakuan dengan menerapkan buku siswa yang digunakan dalam kelas kontrol (tanpa LKS Gambar Ilustrasi).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SDN Ketintang I/409 Surabaya dengan empat rombongan belajar yang terdiri atas kelas A, B, C, dan D. Jumlah seluruh siswa dari keempat kelas tersebut adalah 136 siswa.

Sampel dalam penelitian ini adalah 2 kelas yang dipilih secara sistematis dari 4 kelas yang ada. Pada pengambilan sampel dilakukan dengan non probability sampling dan tekniknya systematis sampling.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi dengan melibatkan proses pengamatan dan ingatan. Pengumpulan data melalui observasi ini berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja dan sebagainya. Dalam hal ini dibutuhkan lembar observasi untuk dapat mengamati sikap kreatif siswa dan lembar observasi untuk memastikan keterlaksanaan pembelajaran. Keterlaksanaan pembelajaran meliputi aktivitas guru. Peneliti bertindak sebagai guru di kelas eksperimen dan diamati oleh guru wali kelas di kelas

tersebut. Lembar observasi digunakan sebagai intrumen dalam mengumpulkan data selama kegiatan pengerjaan LKS Gambar Ilustrasi. Lembar observasi dalam penelitian ini berupa checklist yang berisi indikator untuk kontrol sikap kreatif siswa. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini juga meliputi pengamatan pada aktivitas pembelajaran yang terdiri atas aktivitas siswa dan aktivitas guru yang diamati menggunakan lembar pengamatan masing-masing.

Selain observasi, penelitian ini juga menggunakan teknik tes dalam mengumpulkan data. Tes diberikan pada siswa berupa soal uraian yang disesuaikan dengan indikator kemampuan berpikir kreatif siswa. Cakupan materi pada tes yang diberikan menjadi pertimbangan dalam pembuatan instrumen soal. Lembar instrumen soal yang digunakan terdapat dua macam yaitu lembar soal pre tes dan lembar soal post tes. Intrumen yang digunakan untuk pengambilan data kemampuan berpikir kreatif siswa secara kognitif adalah melalui lembar tes, tepatnya dibedakan atas lembar pretes dan lembar postes. Lebih lanjut lembar pretes dilakukan sebelum siswa diberi perlakuan (Treatment) oleh peneliti.

Validasi instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi instrumen non tes dan instrumen berupa lembar tes. Baik instrumen nontes maupun instrumen tes telah di validasi oleh ahli dan praktisi. Jenis uji validitas yang dilakukan, yaitu validitas konstruk dan validitas isi. Uji validitas dilakukan untuk mendukung kualitas data penelitian. Maka dalam hal ini, validasi instrumen diterapkan pada nontes maupun instrumen tes yang keduanya divalidasi oleh ahli dan praktisi. Kedua validator tersebut adalah ahli dalam bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam bernama Farida Istianah, S.Pd., M.Pd dan praktisi yakni seorang guru kelas IV di sekolah yang digunakan dalam penelitian bernama Agus Imam Al Hakim, S.Pd.

Hasil uji validitas instrumen yang dilakukan oleh kedua validator adalah sebagian besar butir instrumen sudah layak digunakan dalam penelitian. Terdapat perbaikan pada teknik penulisan, sedangkan tentang isi materi dan kesesuaian konstruk instrumen dengan definisi variabel yang diukur sudah cukup baik. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil validasi baik instrument non tes maupun tes.

Setelah diuji oleh ahli dalam aspek isi dan konstruknya, lembar tes kemudian dicobakan pada sampel dengan jumlah 36 siswa yang ada di sekolah yang digunakan dalam penelitian ini, namun bukan dari kelas sampel yang dipilih sebagai kelas kontrol ataupun kelas eksperimen. Setelah data ditabulasikan, maka dapat dilakukan uji validitas konstruk maupun validitas isi dengan analisis faktor atau analisis item. Analisis faktor

Page 5: PENGARUH PENGGUNAAN LKS GAMBAR ILUSTRASITERHADAP KETERAMPILAN  BERPIKIR KREATIF SISWA DI SEKOLAH DASAR

Pengaruh Penggunaan LKS Gambar Ilustrasi

maupun analisis item dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap item. Teknik korelasi yang digunakan yaitu pada aplikasi SPSS 19 teknik kolerasi Spearman. Hasil analisis merupakan harga dibandingkan dengan harga rtabel.

Hasil dari kedua belas butir soal uraian yang diujicobakan telah valid seluruhnya. Hal ini ditunjukkan dengan peroleh harga rhitung yang sesuai dengan persamaan berikut. rtabel (taraf 5%) ≤ rhitung ≥ rtabel

(taraf

1%). Harga rtabel yaitu 0,329 (taraf 5%) dan 0,424 (taraf 1%), sedangkan hasil rhitung dari kedua belas hampir seluruhnya melebihi kedua harga table tersebut. Terdapat satu butir yakni item nomor 10 yang hanya memenuhi taraf signifikansi 5%. Namun hal tersebut tidak menyebabkan ketidakvalidan instrument. Karena penelitian yang dilakukan ini termasuk dalam bidang pendidikan sehingga sering digunakan taraf signifikansi 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa instrument sudah layak dan valid untuk digunakan dalam pengambilan data selama penelitian.

Instrumen yang telah diuji validitas dan menunjukkan hasil yang valid untuk digunakan dalam penelitian, selanjutnya perlu diuji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas dapat mendukung kepercayaan data yang dihasilkan melalui teknik pengumpulan data yang sesuai. Uji reliabel instrumen penelitian ini menggunakan teknik internal. Oleh karena penggunaan instrumen tes keterampilan berpikir kreatif siswa menggunakan soal uraian atau esai. Maka uji reliabilitas instrumen dilakukan menggunakan analisis rumus Alpha Cronbach. Teknik analisis yang digunakan juga dapat menggunakan aplikasi SPSS 19.

Instrumen tes yang terdiri atas 12 butir soal dan sudah bersifat valid, juga dianalisis korelasi antar itemnya untuk mengetahui apakah instrumen reliabel atau tidak. Uji reliabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan data yang sama dengan data yang digunakan untuk uji validitas. Hasil analisis reliabilitas tersebut dapat diketahui melalui sajian data tabel berikut.

Tabel 1. Hasil Analisis Uji Reliabilitas IntstrumenLembar Tes (Pretes dan Postes)

Melalui hasil nilai korelasi Alpha Cronbanch tersebut, dapat diketahui bahwa rhitung ≥ rtabel . Dengan harga rtabel sebesar 0,06 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen sudah bersifat reliabel untuk digunakan dalam penelitian.

Uji normalitas data untuk mengetahui apakah data yang diteliti berdistribusi normal sehingga dapat dilakukan uji analisis korelasi statistik parametris. Pengujian normalitas dari suatu data dapat dilakukan dengan menggunakan uji Chi- kuadrat (χ²). Pada teknik analisis SPSS 19, uji normalitas data dapat dilakukan dengan mudah, selnajutnya untuk mengetahui normal tidaknya data dapat membandingkan hasil Sig dengan α sebesar 0,05.

Selain diadakan pengujian normalitas distribusi data, perlu dilakukan pengujian terhadap kesamaan antar sampel. Uji homogenitas yang dilakukan yaitu dengan menerapkan uji tes varian melalui perbandingan besar varian. Apabila dilakukan uji homogenitas menggunakan SPSS 19, maka dapat diketahui besar varians melalui teknik analisis One-Way ANOVA.

Setelah diketahui data sudah bersifat normal dan homogen, selanjutnya dapat dilakukan uji hipotesis dapat dilakukan melalui analisis parametris. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh penggunaan LKS Gambar Ilustrasi terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa, dilakukan analisis data pengaruh dengan menggunakan teknik t-test. Uji t-test juga dapat menggunakan SPSS 19 yakni dengan analisis Independent Sample Test.

HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan LKS Gambar Ilustrasi pada pembelajaran di kelas IV SDN Ketintang I/409 Surabaya, maka selanjutnya dapat diperoleh data yang sebelumnya telah dioalh terlebih dahulu. Beberapa data penelitian yang akan dijelaskan adalah tentang keterlaksanaan kegiatan pembelajaan, keterampilan berpikir kreatif siswa yang terdiri atas nilai hasil tes dan nilai sikap kreatif siswa melalui penggunaan LKS dalam pembelajaran. Berikut ini merupakan uraian yang lebih rinci.

Data Peningkatan Hasil Tes Berpikir Kreatif SiswaData hasil tes berpikir kreatif siswa diperoleh dengan menggunakan instrumen lembar tes yang diberikan sebelum perlakuan (pretes) dan setelah akhir dari perlakuan pada pertemuan ketiga (postes). Dalam hal ini, terdapat dua kelas yang diberikan perlakuan terkait perolehan data tes tersebut, yakni kelas eksperimen yang menggunakan LKS Gambar ilustrasi dan kelas kontrol tanpa menggunakan LKS Gambar Ilustrasi dalam proses pembelajarannya. Besar peningkatan yang terjadi pada hasil pretes dan postes baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat diketahui melalui teknik N-gain, yakni selisih kedua hasil yang dinormalisasi.

N-gain diperoleh melalui perbandingan gain/selisih dari hasil pretes dan postes dengan hasil pengurangan skor maksimal (12x4) terhadap skor pretes.

316

Reliability StatisticsCronbach's

Alpha N of Items0.753 12

Page 6: PENGARUH PENGGUNAAN LKS GAMBAR ILUSTRASITERHADAP KETERAMPILAN  BERPIKIR KREATIF SISWA DI SEKOLAH DASAR

JPGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,

Secara umum dapat dilihat dari rata-rata kedua kelas, yakni terdapat peningkatan yang lebih kecil bila dibandingkan antara kelas kontrol dengan kelas

eksperimen. Hal tersebut dapat diketahui lebih jelas pada sajian data diagram berikut.

(Sumber: Data Lapangan)Diagram 1. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.

Berdasarkan sajian data Diagram 1. tersebut, dapat disimpulkan dengan mudah yakni rata-rata nilai tertinggi diperoleh kelas eksperimen pada hasil postes dilihat dari batang warna merah. Kemudian dapat diketahui selisih hasil pretes dan postes pada kelas kontrol tidak lebih besar dari selisih hasil pretes dan postes kelas eksperimen.

Hasil Keterampilan Berpikir Kreatif SiswaKeterampilan berpikir kreatif siswa dapat diketahui dari hasil pretes siswa, nilai postes dan skor nilai sikap kreatif. Hasil tes diperoleh melalui penggunaan instrumen tes. Sikap kreatif siswa diamati dari hasil pengerjaan LKS Gambar Ilustrasi. Kelas IV A yang menjadi kelas eksperimen dan digunakan sebagai kelas pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan LKS Gambar Ilustrasi, dapat diketahui data hasil tes dan observasi sikap kreatif. Namun untuk kelas IV C yang menjadi kelas kontrol, tidak menerapkan LKS Gambar Ilustrasi, hanya diperoleh data hasil tes.

Perolehan skor nilai pretes dan postes didasarkan pada ragam jawaban siswa untuk setiap aspek permasalahan yang erdapat pada instrumen tes berpikir kreatif. Dalam penskoran tersebut, semakin siswa memiliki banyak variasi jawaban, maka skor yang dimiliki siswa semakin

tinggi. Kelas IV A merupakan kelas eksperimen diterapkannya LKS Gambar Ilustrasi, memiliki jumlah siswa sebanyak 35 siswa. Namun pada penelitian ini hanya digunakan data dari 28 siswa. Selanjutnya lebih rinci perolehan skor siswa, baik pretes maupun postes dapat dilihat dalam sajian data diagram berikut.

(Sumber: Data Lapangan)

Diagram 2 Persentase Rata-rata Perolehan Skor dari Tiap Aspek Berpikir Kreatif di Kelas IV A

Berdasarkan data Diagram 2. tersebut, dapat diketahui bahwa rata-rata hasil tes baik dalam pre maupun post tidak ada yang mencapai skor lebih dari 65%. Namun apabila dibandingkan dari hasil pretes dan postes, menunjukkan adanya peningkatan pada seluruh aspek. Selanjutnya dilihat rentang skor yang terdapat pada masing-masing aspek, diketahui aspek Fluency memperoleh peningkatan skor lebih tinggi.

Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa di kelas kontrol juga tidak berbeda dengan perolehan skor dari kelas eksperimen yakni melalui skor nilai pretes dan postes dari. Instrumen lembar tes yang digunakan sama, maka sistem penskoran yang dilakukan juga sama yakni berdasarkan ragam jawaban siswa. Dalam penskoran tersebut, semakin siswa memiliki banyak variasi jawaban, maka skor yang dimiliki siswa semakin tinggi. Kelas IV C merupakan kelas kontrol yang pembelajarannya tidak menerapkan LKS Gambar Ilustrasi. Kelas ini memiliki jumlah siswa sebanyak 31 siswa. Namun data yang diperoleh hanya terdapat 28 siswa. Selanjutnya lebih rinci perolehan skor siswa, baik pretes maupun postes dapat dilihat dalam sajian data diagram berikut.

Page 7: PENGARUH PENGGUNAAN LKS GAMBAR ILUSTRASITERHADAP KETERAMPILAN  BERPIKIR KREATIF SISWA DI SEKOLAH DASAR

Pengaruh Penggunaan LKS Gambar Ilustrasi

(Sumber: Data Lapangan)Diagram 3. Hasil Rata-rata Perolehan Skor

dari Tiap Aspek Berpikir Kreatif di Kelas IV C

Berdasarkan data Tabel 3. tersebut, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai pretes di kelas kontrol yang digunakan dalam penelitian ini cukup berbeda dengan hasil pretes yang diperoleh dari kelas eksperimen, yang mengalami peningkatan pada seluruh aspek. Sebaliknya pada hasil tes di kelas kontrol, dapat diketahui tidak lebih dari satu aspek saja yang mengalami peningkatan antara hasil pretes dan postes. Bahkan pada aspek kedua mengalami penurunan rata-rata skor. Apabila dilihat rentang skor yang terdapat pada masing-masing aspek, diketahui aspek Fluency memiliki peningkatan skor lebih tinggi dibandingkan aspek lainnya. Sedangkan pada aspek kedua yakni flexibility justru berkurang.

Hasil Pengamatan Sikap KreatifSelain mendapatkan hasil tes untuk mengetahui kemampuan berpikir siswa dari segi kognitif, dalam penelitian ini juga melakukan pengamatan terhadap sikap kreatif siswa. Pengamatan sikap kreatif siswa dapat diketahui melalui hasil dan penilaian proses aktivitas belajar siswa melalui penerapan LKS Gambar Ilustrasi. Seperti yang telah dijelaskan bahwa adanya perbedaan perlakuan berupa LKS Gambar Ilustrasi antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sehingga data sikap kreayang dijelaskan berikut hanya diperoleh dari kelas eksperimen. Sedangkan pembelajaran di kelas kontrol tidak meliputi kegiatan menerapkan LKS Gambar Ilustrasi, maka tidak diliputkan data sikap kreatif siswa.

Berikut ini disajikan data skor total yang diperoleh dari tiap pertemuan untuk masing-masing aspek. Maka akan dapat diketahui dengan mudah perkembangan tiap aspek pada masing-masing pertemuan selama penggunaan LKS Gambar Ilustrasi.

(Sumber: Data Lapangan)Diagram 4.Hasil Rata-rata Persentase Sikap Kreatif Siswa

Diagram 4 merupakan sajian data tentang perolehan persentase hasil skor siswa setiap aspek selama 3 pertemuan. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa aspek ketiga memiliki rata-rata persentase paling tinggi dengan peningkatan tajam dari pertemuan pertama menuju pertemuan kedua. Namun peningkatan selanjutnya pada pertemuan ketiga pada aspek ini tidak terlalu signifikan. Sebaliknya pada aspek kedua yang menunjukkan perolehan rata-rata persentase paling rendah mengalami penurunan skor pada pertemuan kedua kemudian meningkat pesat dipertemuan ketiga. Maka dapat dikatakann bahwa pada pertemuan ketiga, siswa sudah berpartisipasi secara optimal dalam aktvitas pembelajaran dengan menggunakan LKS Gambar Ilustrasi. Hal tersebut juga dapat ditemukan pada aspek lainnya yang menunjukkan skor pada pertemuan ketiga merupakan skor tertinggi atau tidak mengalami penurunan. Namun pada aspek keempat menunjukkan perkembangan yang sama dengan aspek kedua.

Keterlaksanaan Kegiatan PembelajaranPelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan penelitian ini dilakukan di kelas IV A SDN Ketintang I/409 Surabaya. Pembelajaran yang diamati sebagai bagian dari keterlaksanaan penelitian difokuskan pada aktivitas guru selama penggunaan LKS Gambar Ilustrasi. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan pedoman lembar observasi dalam penilaiannya selama tiga pertemuan yang dilakukan. Adapun waktu pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada minggu terakhir bulan Maret hingga awal April 2015. Selanjutnya akan dijelaskan lebih rinci mengenai hasil dari keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa yang sudah dilaksanakan selama penelitian.

Kegiatan pembelajaran yang diamati keterlaksanaannya dilakukan pada kelas eksperimen. Dalam hal ini, peneliti sebagai guru di kelas tersebut diamati oleh dua pengamat, yaitu Bapak Agus Imam Al Hakim, S.Pd (Guru Kelas IV A SDN Ketintang I/409 Surabaya) dan teman sejawat peneliti yang bernama Yosi Wulan. Dalam setiap pertemuan terdapat beberapa aktivitas guru yang berbeda, namun dalam penyajiannya berikut ini dikemas menjadi 9 aspek. Adapun hasil perolehan skor tiap aspek dari pengamatan yang dilakukan oleh dua orang pengamat terhadap pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti disajikan dalam diagram berikut.

318

Page 8: PENGARUH PENGGUNAAN LKS GAMBAR ILUSTRASITERHADAP KETERAMPILAN  BERPIKIR KREATIF SISWA DI SEKOLAH DASAR

JPGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,

(Sumber: Data Lapangan)Diagram 5. Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran

Oleh Guru Kelas IV

Berdasarkan Diagram 5 secara garis besar perolehan skor mencapai nilai 3. Skor tersebut merupakan skor dengan kategori paling baik, dari rentang 0 hingga 3. Namun terdapat beberapa aspek yang dapat mencapai skor lebih dari 3, hal ini menunjukkan bahwa pada aspek tersebut terdiri atas lebih dari satu aktivitas. Sebaliknya, terlihat beberapa langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang direncanakan tidak masuk dalam aspek tertentu aspek sehingga didapatkan skor 0. Hal ini ditunjukkan pada tidak adanya batang berwarna oranye pada aspek ke 5, 8, dan 9.

Maka dapat dikatakan bahwa tidak ada kegiatan pada pertemuan kedua tersebut yang sesuai pada aspek ke tahap guru mempersiapkan LKS, melainkan langsung proses pembimbingan pengerjaan LKS. Begitu juga pada berdiskusi secara klasikal dan menyimpulkan materi, ketiga aspek tersebut tidak disertakan pada pertemuan kedua. Hal yang sama juga diperoleh pada hasil pengamat kedua, yang ditunjukkan oleh diagram berikut.

(Sumber: Data Lapangan)Diagram 6. Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran oleh

Teman SejawatBerdasarkan diagram 6 diketahui perolehan skor

sebagian besar mencapai skor 3 dan 2. Hal tersebut lebih rendah apabila dibandingkan dengan hasil dari pengamat I. Terutama pada pertemuan kedua, tidak ada satupun aspek yang memperoleh skor 3. Maka berdasarkan diagram 4.1 dan 4.2 dapat diketahui bahwa perolehan skor pada pertemuan kedua merupakan perolehan paling rendah diketahui dari beberapa aspek yang terlihat hanya mendapat skor 2. Untuk secara umum perolehan skor rata-

rata dari kedua pengamat juga dapat diketahui dari ketiga pertemuan yang digambarkan dalam diagram berikut.

Berdasarkan sajian data dalam diagram 7 tersebut dapat disimpulkan secara mudah bahwa skor terendah terdapat pada pertemuan kedua yakni dengan persentase sebesar 77,78%. Persentase tersebut paling rendah dibandingkan dengan pembelajaran pada pertemuan pertama sebesar 84,27% dan pertemuan ketiga sebesar 88,33%. Pertemuan ketiga memperoleh persentase paling tinggi berarti menunjukkan lebih optimalnya partisipasi siswa selama kegiatan pembelajaran.

Analisis DataBerdasarkan hasil dari penelitian yang telah dijelaskan, selanjutnya akan dianalisis mengenai hal-hal yang mendukung adanya pengaruh dari penggunaan LKS Gambar Ilustrasi yang hanya diterapkan di kelas eksperimen. Berikut akan dijelaskan menjadi 5 hal yang selanjutnya dapat digunakan untuk mendukung hasil uji beda yang menunjukkan pengaruh tersebut.

Uji Normalitas DataUji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini yakni dengan menggunakan data selisih antara nilai pretes maupun postes baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Kedua data selisih tersebut disubtitusikan pada aplikasi SPSS 19 dengan teknik korelasi.

Hasil analisis uji normalitas dengan menggunakan teknik tersebut menunjukkan harga Sig yang dapat dikonsultasikan pada kaidah pengambilan kesimpulan berikut.

Jika sig. 0.05, maka distribusi data dikatakan

normal, dan

Jika sig. 0.05, maka distribusi data tidak normal.

Oleh karena harga sig yang diperoleh nilainya sebesar 0.112 dan 0.848. harga tersebut lebih besar dari α 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dan dianalisis menggunakan selisih nilai pretes dan postes baik kelas eksperimen maupun kontrol berdistribusi

(Sumber: Data Lapangan)Diagram 7. Hasil Rata-rata Perolehan Skor dari

Kedua Pengamat terhadap Keterlaksanaan Pembelajaran

Page 9: PENGARUH PENGGUNAAN LKS GAMBAR ILUSTRASITERHADAP KETERAMPILAN  BERPIKIR KREATIF SISWA DI SEKOLAH DASAR

Pengaruh Penggunaan LKS Gambar Ilustrasi

normal. Maka selanjutnya dapat dilakukan uji homogenitas.

Uji HomogenitasUji homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini yakni dengan menggunakan data hasil tes baik pretes maupun postes dari kelas kontrol dan eksperimen. Uji homogenitas juga menggunakan aplikasi SPSS 19 dengan teknik Anova One-Way. Selanjutnya nilai Sig yang diperoleh, dapat diterapkan dalam kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut.

Jika Sig > 0.05 maka distribusi data tidak homogen, danJika Sig < 0.05 maka distribusi data dikatakan homogen.Oleh karena nilai sig yang diperoleh yakni 0.678,

maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat homogen. Sehingga selanjutnya, dapat dilakukan uji beda dengan teknik uji t (t-test).

Uji Beda Hasil TesSetelah data diketahui berdistribusi normal dan bersifat homogen, maka selanjutnya dapat dilakukan uji beda menggunakan teknik analisis parametrik yaitu uji t-test. Dalam hal ini, data yang akan diketahui ada tidaknya pengaruh penggunaan LKS adalah perbedaan antara hasil postes di kelas kontrol dan di kelas eksperimen. Teknik analisis yang digunakan juga memanfaatkan aplikasi SPSS 19.

Hasil analisis yang diperoleh terdiri atas dua hal, yakni yang pertama dapat diketahui bahwa analisis dilakukan terhadap dua kelompok data. Data pertama merupakan selisih nilai pretes dan postes atau gain yang ternormalisasi dari kelas kontrol, sedangkan data kedua merupakan data dari kelas eksperimen.

Selanjutnya dibahas mengenai varian data yang ditunjukkan dengan harga F sebesar 0.383 dengan nilai Sig sebesar 0.538. Maka dari data tersebut dapat diketahui bahwa varian data yang dianalisis menggunakan uji T sudah bersifat homogen karena nilai sig lebih besar dari 0,05. Oleh karena homogenitas data merupakan syarat untuk dapat melakukan uji t-test, maka penghitungannya disertakan kembali dalam hasil analisis tersebut.

Uji t-test Independent ditunjukkan melalui harga t dan nilai sig (2-tailed). Ada tidaknya pengaruh dilihat dari harga t yang disebut sebagai thitung dibandingkan dengan ttabel yakni sebesar (df=26) 2.056 pada taraf signifikansi 5% dan 2.779 pada taraf signifikansi 1%. Perbandingan tersebut disesuaikan dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut.

Jika nilai thitung ttabel, maka perbedaan kedua

kelompok adalah tidak signifikan, dan Jika nilai thitung > ttabel, maka perbedaan kedua kelompok adalah signifikan.

Ternyata berdasarkan kaidah tersebut dapat diketahui bahwa hasil peningkatan pretes dan postes antara kelas kontrol dan eksperimen memiliki perbedaan yang signifikan. Selanjutnya uji beda juga dapat dilakukan menggunakan nilai sig yang dibandingkan dengan α sebesar 0,05. Kaidah pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut.

Jika nilai sig 0,05, maka perbedaan kedua

kelompok adalah signifikan, dan Jika nilai sig > 0,05, maka perbedaan kedua kelompok adalah tidak signifikan. Oleh karena nilai sig yang diperoleh sebesar 0,015

yakni lebih kecil dari 0,05 maka hasil analisis kedua data hasil tes siswa menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan. Jadi dapat disimpulkan perbedaan hasil data postes antara kelas kontrol dan eksperimen menunjukkan adanya pengaruh penggunaan LKS Gambar Ilustrasi terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa.

Hasil Keterampilan berpikir Kreatif SiswaKeterampilan berpikir kreatif siswa diketahui berdasarkan hasil tes dan sikap kreatif pada kelas eksperimen. Sedangkan pada kelas kontol hanya dapat dijelaskan hasil tes. Berdasarkan data hasil tes berpikir kreatif siswa di kelas eksperimen tersebut menunjukkan adanya peningkatan antara hasil pretes dan postes yang cukup tinggi yakni sebesar 11.01. Hasil ini diperoleh dari adanya perlakuan dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama 3 kali dengan menggunakan LKS Gambar Ilustrasi.

Hasil sikap kreatif siswa selama tiga pertemuan dalam pembelajaran di kelas tersebut juga menunjukkan adanya peningkatan. Hal tersebut diketahui dari data tabel penilaian sikap dimana perolehan siswa tidak ada yang kurang dari nilai 60. Sebagian besar siswa sudah berada di atas standar bahkan melebihi rata-rata kelas yaitu 80.09 yang merupakan nilai dengan kategori baik. Hasil selanjutnya mampu mendukung beberapa nilai siswa yang diperoleh setelah berlatih mengasah keterampilan berpikir kreatif dalam pembelajaran dengan menerapkan LKS Gambar Ilustrasi mengalami peningkatan.

Apabila dibandingkan dengan hasil tes berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen, peningkatan antara hasil pretes dan postes di kelas kontrol tidak lebih besar yaitu sebesar 2.75 terdapat beda sekitar 8 poin. Hasil

320

Page 10: PENGARUH PENGGUNAAN LKS GAMBAR ILUSTRASITERHADAP KETERAMPILAN  BERPIKIR KREATIF SISWA DI SEKOLAH DASAR

JPGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,

kemampuan berpikir siswa kelas kontrol tersebut juga menunjukkan adanya penurunan pada aspek flexibility. Perlakuan tanpa menggunakan LKS Gambar Ilustrasi cukup memberikan dampak.

Walaupun hasil awal (pretes) antara kelas kontrol dan eksperimen hampir sama yakni kurang lebih mendapat rata-rata nilai sebesar 42. Namun penggunaan LKS Gambar Ilustrasi dalam pembelajaran di kelas eksperimen pada akhirnya mampu menghasilkan selisih antara hasil postes pada kelas kontrol dan eksperimen cukup besar dengan didukung peningkatan hasil pengamatan sikap kreatif siswa.

Namun untuk mengetahui tingkat signifikansi perbedaan selisih tersebut, maka perlu dilakukan analsis lebih lanjut sehingga dapat diketahui ada tidaknya pengaruh penggunaan LKS Gambar Ilustrasi terhadap keterampilan berpikir kreatif. Hasil tes khususnya pada peningkatan hasil pretes-postes kedua kelas dianalisis menggukan teknik parametris. Untuk dapat menggunakan uji beda t-test parametris, diperlukan adanya uji normalitas dan uji homogenitas. Sehingga selanjutnya akan dibahas analisis dari kedua uji tersebut untuk memastikan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini sudah berdistribusi normal dan bersifat homogen.

Keterlaksanaan Kegiatan PembelajaranKeterlaksanaan kegiatan pembelajaran dapat diketahui dari hasil pengamatan dari pelaksanaan pembelajaran dari sajian data diagram yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal tersebut sudah menunjukkan bahwa setiap aspek aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah terlaksana dengan cukup baik. Hanya terdapat kendala pada pertemuan kedua yang ditunjukkan dari persentase hasil pengamatan paling rendah.

Adanya kendala pada pertemuan kedua juga dilihat dari beberapa langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang direncanakan tidak masuk dalam aspek tertentu aspek sehingga didapatkan skor 0. Maka dapat diketahui tidak ada kegiatan yang sesuai aspek ke tahap guru mempersiapkan LKS, melainkan langsung proses pembimbingan pengerjaan LKS. Begitu juga pada berdiskusi secara klasikal dan menyimpulkan materi, ketiga aspek tersebut tidak disertakan pada pertemuan kedua. Adanya skor 0 tersebut mengindikasikan adanya kendala pada pertemuan kedua. Guru dalam hal ini adalah peneliti yang merancang pembelajaran pada pembelajaran kedua masih belum optimal. Ditambah dengan kondisi siswa yang juga belum dapat merespon optimal.

Namun selanjutnya pada pertemuan ketiga, hasil yang ditunjukkan cukup baik. Terdapat peningkatan yang tinggi. Maka dapat dikatakan pembelajaran yang

dirancang dalam pembelajaran ini dapat mengalami peningkatan menjadi lebih baik.

PembahasanPenelitian ini fokus membahas tentang penggunaan LKS Gambar Ilustrasi dengan materi Ilmu Pengetahuan Alam untuk diketahui ada tidaknya pengaruh terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa. Dalam penerapannya, LKS Gambar Ilustrasi digunakan sebagai tambahan bahan ajar dalam pembelajaran tematik yang dilakukan di kelas IV C SDN Ketintang I/409 Surabaya. Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan LKS Gambar Ilustrasi berlangsung sebanyak tiga kali pertemuan. Masing-masing pertemuan menerapkan materi yang hampir sama yaitu pada bidang Ilmu Pengetahuan Alam dengan kompetensi dasar mendeskripsikan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat serta tentang penyajian laporan tentang sumber daya alam dan pemanfaatnya. Meskipun fokus kegiatan pembelajaran pada penelitian ini terletak pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam, namun pada pelaksanaannya menyesuaikan dengan kurikulum 2013 yakni pembelajaran tematik. Sehingga desain pembelajaran yang digunakan sebagian besar mengikuti pengitegrasian materi pembelajaran yang dirancang oleh pemerintah yang berasal dari buku guru dan buku siswa seperti yang dijelaskan dalam materi pengembangan bahan ajar oleh Prastowo (2014:31-50). Hanya saja kegiatan penggunaan LKS Gambar Ilustrasi sedikit dikembangkan. Dari yang semula pada buku kurikulum 2013 siswa hanya mengisikan penjelasannya terkait gambar langsung pada buku maka pada rancangan yang digunakan untuk penelitian mengajak siswa untuk lebih berkreasi membuat gambar dan menyusun laporan.

Melalui penggunaan LKS Gambar Ilustrasi pada pembelajaran yang dirancang dalam penelitian ini, dapat diketahui hasil dari keterampilan berpikir kreatif siswa. Hal ini dapat dilihat hasil uji beda yang dilakukan dengan menganalisis hasil tes berpikir kreatif siswa. Hasil uji beda tersebut menunjukkan adanya pengaruh antara penggunaan LKS Gambar ilustrasi terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa. Sesuai dengan fungsi dan peranan LKS yang juga dijelaskan oleh Prastowo (2014:270-273) bahwa LKS membantu siswa untuk menemukan konsep dan berperan dalam memudahkan pemahaman materi serta efektif dalam melatih siswa dalam berpikir sesuai penjelasan dalam teori pengembangan bahan ajar. Sehingga selama tiga pertemuan bersama siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran tersebut sudah cukup menstimulasi kemampuan siswa dalam berpikir kreatif. Pelaksanaan kegiatan dalam pembelajaran yang dilakukan pun juga diamati untuk memastikan bahwa

Page 11: PENGARUH PENGGUNAAN LKS GAMBAR ILUSTRASITERHADAP KETERAMPILAN  BERPIKIR KREATIF SISWA DI SEKOLAH DASAR

Pengaruh Penggunaan LKS Gambar Ilustrasi

tahap dan prosesnya sudah sesuai dengan kebutuhan siswa.

Pembelajaran tersebut dilakukan pada kelas eksperimen yang mendapat perlakuan berupa penggunaan LKS Gambar Ilustrasi. Hal ini merupakan tujuan dari penelitian yakni untuk memberikan perbedaan hasil keterampilan berpikir kreatif siswa apabila dibandingkan dengan pembelajaran yang dilakukan di kelas kontrol. Sesuai dengan tujuan pembelajaran pada teori pendidikan IPA (dalam Samatowa, 2010:4-6), bahwa dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat berpikir kritis dan memberikan kondisi belajar pada siswa untuk mencoba sendiri. Sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan dengan efektif, siswa juga akan terbantu untuk dapat menghadapi masalah tersebut dengan pemikiran yang kritis serta mampu menemukan solusi yang terbaik. Oleh karena itulah kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini dirancang sedemikian dengan menggunakan LKS Gambar Ilustrasi tidak lain untuk berusaha mencapai tujuan tersebut.

Penjelasan lebih rinci mengenai hasil dari kemampuan berpikir kreatif siswa dari segi kognitif yang diperoleh melalui tes. Tes dilakukan menggunakan lembar pretes dan postes dengan instrumen soal yang sama. Jenis soal yang digunakan merupakan pertanyaan terbuka, dengan jawaban uraian, yang diharapkan dapat menggali pengetahuan siswa dan mengasah kreativitas siswa dengan memberikan jawaban yang beragam. Penggunaan soal pada pretes dan postes ini menyesuaikan dengan tes kemampuan berpikir kreatif yang sering digunakan yaitu Tes Torrance. Tes ini mengukur beberapa aspek dalam berpikir yaitu antara lain kelancaran (fluency), kelenturan (flexibility), orisinalitas (originality), dan kerincian/elaborasi (elaboration), sesuai dengan yang di jelaskan dalam Munandar (2012:65). Data hasil tes berdasarkan keempat aspek tersebutlah yang kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis uji beda. Pengumpulan data tes dalam penelitian ini diperoleh dari dua kelas yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tidak diterapkannya LKS Gambar Ilustrasi dalam pembelajaran merupakan perlakuan kedua yang dilakukan pada kelas kontrol sehingga diasumsikan sebagai bentuk penyebab perolehan hasil tes berpikir kreatif siswa lebih rendah apabila dibandingkan dengan skor dari kelas eksperimen.

Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada kelas eksperimen, dapat diketahui selisih perolehan skor postes antara kelas kontrol dan kelas eksperimen lebih besar 8 poin dibandingkan kelas kontrol yakni 11.01. Hasil selisih ini sudah menunjukkan perbedaan skor yang cukup baik apabila dibandingkan dengan skor awal kedua kelas tersebut yang hampir sama. Meskipun tidak

menunjukkan angka yang sama, namun selisih pada hasil pretes kedua kelas tersebut relatif kecil, yakni sebesar 0,82. Adanya perbedaan antara peningkatan skor pretes-postes dari kedua kelas sudah diuji menggunakan teknik analisis t-test Independent Sampel Test pada aplikasi SPSS dan hasilnya menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis yang berupa harga t yang disebut sebagai thitung

menunjukkan harga yang lebih besar apabila dibandingkan dengan ttabel. Thitung sebesar 3.978, sedangkan harga ttabel (df=26) sebesar 2.056 pada taraf signifikansi 5%.

Analisis t-test Independent Sampel Test dilakukan tentunya setelah dipastikan bahwa data yang digunakan sudah berdistribusi normal dan bersifat homogen. Data berdistribusi normal dapat diketahui dari analisis deskriptif menggunakan teknik analisis SPSS yang menghasilkan nilai sig sebesar 0.112 dan 0.848. Harga tersebut lebih besar dari α 0.05 sehingga sudah memenuhi kriteria data normal. Sedangkan data dapat dikatakan homogen dari hasil analisis perbandingan varian One-Way ANOVA dan menghasilkan harga sig yang lebih besar dari α 0.05 juga, yaitu 0.678. maka dapat dikatakan bahwa hasil uji beda menunjukkan hasil yang sebenarnya dan menunjukkan kesesuaian antara hubungan teori fungsi LKS dengan pembelajaran yang melatih keterampilan berpikir kreatif.

Berdasarkan kesinergisan teori antara fungsi LKS secara umum terkait dengan pelatihan keterampilan siswa, hal yang sama juga ditemukan dalam penelitian-penelitian sebelumnya yang juga mengusung fungsi LKS. Dapat diketahui dari penelitian yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini, bahwa LKS mampu memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan siswa. Bukan hanya pada keterampilan tertentu seperti pada penelitian yang telah dilakukan oleh Damayanti (2014) dan Vidiandari (2011) yang keduanya mengukur keterampilan proses siswa, melainkan juga menunjukkan hasil belajar siswa yang berhasil ditingkatkan. Penelitian yang menggunakan LKS untuk meningkatkan hasil belajar siswa dilakukan oleh Sukma (2011) juga oleh Vidiandari (2010) tersebut menunjukkan hasil yang positif.

Penggunaan LKS Gambar Ilustrasi yang memanfaatkan gambar-gambar tentang alam dan sumber daya yang dihasilkan dapat membantu siswa untuk dapat mengasah kemampuan berpikir dalam memahami konsep. Sehingga melalui tiga kali pembelajaran yang dilakukan siswa dengan menggunakan LKS tersebut dapat membentuk pengetahuannya dan mendapatkan pengalaman sebagai bentuk pembelajaran yang efektif. Bukan hanya sekadar hafalan tentang teori dan konsep

322

Page 12: PENGARUH PENGGUNAAN LKS GAMBAR ILUSTRASITERHADAP KETERAMPILAN  BERPIKIR KREATIF SISWA DI SEKOLAH DASAR

JPGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,

materi, melainkan hal ini sudah sesuai dengan yang dikemukakan Samatowa (2010:4-6). Ia menjelaskan bahwa melalui pendidikan IPA yang dikemas secara efektif akan dapat mengoptimalkan kegiatan pembelajaran yang baik dan bermakna dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk mempunyai pengalaman seacra langsung dan mampu membentuk pengetahuannya sendiri.

Selain hasil tes, adanya perbedaan keterampilan berpikir kreatif siswa juga dapat didukung dengan hasil pengamatan sikap kreatf siswa. Pada dasarnya, keterampilan berpikir kreatif siswa di kelas eksperimen dapat diasah dengan berbagai cara. Namun dalam proses penggunaan LKS Gambar Ilustrasi pada pembelajaran selama tiga pertemuan sudah dapat menunjukkan peningkatan skor. Hal ini menunjukkan bahwa dengan kegiatan memecahkan permasalahan berdasarkan gambar, mengilustrasikan gambar dan menyusun laporan, mampu memberikan pelatihan pada siswa untuk berpikir kreatif. Aspek lebih rinci yang diliputkan dalam LKS Gambar Ilustrasi adalah menganalisis asumsi dengan menuliskan berbagai ide sebagai bentuk kelancaran dan kelenturan berpikir disajikan dalam bentuk fenomena-fenomena yang berfungsi sebagai stimulan permasalahan. Selanjutnya, aspek mengidentifikasi dan mengatasi hambatan merupakan rangkaian dari aspek kelancaran dan kelenturan berpikir, yang mengajak siswa untuk dapat memahami permasalahan yang dihadapi sehingga kemudian mampu menyelesaikannya. Aspek ketiga yaitu mengandaikan hal-hal dari berbagai sudut pandang lain, ini merupakan aspek keorisinilan berpikir, dimana siswa dilatih untuk dapat memikirkan sumber daya alam dari segi kesenian. Terakhir terdapat aspek menyajikan serta terbuka terhadap ide kreatif yang dituang dalam laporan hasil pengamatan, aspek ini berusaha mengajak siswa untuk dapat berpikir secara rinci, dengan menyajikan pengetahuan yang diperoleh ke dalam sebuah laporan. Maka berdasarkan hasil pengamatan sikap kreatif siswa dapat digunakan untuk mendukung hasil postes siswa yang mengalami peningkatan setelah berlatih mengasah keterampilan berpikir kreatif dalam kegiatan terkait empat aspek tersebut.

Hasil penelitian khususnya pada data tes berpikir kreatif siswa yang menunjukkan adanya pengaruh dari penggunaan LKS Gambar Ilustrasi tersebut juga didukung dengan ketercapaian pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan yang cukup baik. Data yang diperoleh menunjukkan perkembangan aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru dengan skor yang bervariasi dalam tiga kali pertemuan. Terdapat penurunan persentase pada pertemuan kedua. Perolehan skor ini belum dapat memenuhi harapan dalam penggunaan LKS Gambar

Ilustrasi secara optimal. Beberapa kegiatan yang dirancang pada pertemuan kedua belum memenuhi aspek keseluruhan yang diterapkan ada pertemuan pertama dan ketiga. Hal ini juga disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan oleh guru belum mendapat partisipasi siswa sepenuhnya. Respon siswa terhadap gagasannya belum dapat tergali sepenuhnya. Oleh karena siswa belum terbiasa untuk menyelesaikan LKS yang membutuhkan kreativitas dalam pengerjaannya. Siswa cenderung berpikir singkat dan menyelesaikan permasalahan dengan ringkas tanpa memberikan banyak alternatif. Sehingga hal ini juga berdampak pada hasil tes berpikir kreatif siswa. Walapun terdapat hambatan tersebut, namun pada pertemuan ketiga sudah mencapai skor paling tinggi, maka hal ini sudah dianggap pantas untuk mendapatkan hasil perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan LKS Gambar Ilustrasi ini dan yang tidak. Selain itu, perancangan pembelajaran untuk menggunakan LKS Gambar Ilustrasi, sudah disesuaikan dengan desain pembelajaran yang baik. Berdasarkan rancangan pembelajaran yang disajikan dalam buku kurikulum 2013, sehingga dapat dipastikan bahwa rancangan tersebut sudah sesuai dengan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. Hal ini juga dapat dilihat dari standar kompetensi lulusan yang menjadi acuan dalam perancangan pembelajaran tersebut. Jadi pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan LKS Gambar Ilustrasi mampu mendukung rancangan kurikulum 2013 untuk mencapai tujuan pembelajaran ataupun standar kompetensi lulusan.

Pada penelitian yang dilakukan, juga didukung dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat mencoba mengilustrasikan suatu lingkungan alam dengan memahami sumber daya alam. Maka kondisi pembelajaran tersebut merupakan pembelajaran bermakna yang membantu siswa untuk menciptakan memori jangka panjang, terutama dilihat dari segi pengasahan kemampuan berpikir kreatif siswa yang dapat dilatihkan lebih optimal. Melalui usaha siswa untuk menuangkan gagasannya tentang lingkungan dan menjelaskan permasalahan yang terdapat pada LKS, maka penggunaan LKS Gambar Ilustrasi mampu mengasah kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat MacKinnon (dalam Rakhmat, 2012:73) tentang syarat seseorang untuk dapat dikatakan berpikir kreatif yang melibatkan respons dan gagasan baru dari suatu kreativitas serta dapat memecahkan persoalan secara realistis.

Keterampilan berpikir kreatif siswa yang dilatihkan melalui LKS Gambar Ilustrasi meliputi kegiatan menganalisis permasalahan yang dibantu dengan gambar,

Page 13: PENGARUH PENGGUNAAN LKS GAMBAR ILUSTRASITERHADAP KETERAMPILAN  BERPIKIR KREATIF SISWA DI SEKOLAH DASAR

Pengaruh Penggunaan LKS Gambar Ilustrasi

penyusunan laporan hasil pengamatan, dan mengilustrasikan suatu gambar berdasarkan pemikiran mereka terkait kreativitas tentang alam. Hal ini juga sudah disesuaikan dengan proses berpikir kreatif dalam Rakhmat (2012:75), yakni diawali dengan tahap orientasi. Melalui gambar tentang lingkungan sekitarnya, dapat membantu siswa dalam mendefinisikan suatu permalahan yang terdapat di dalamnya. Tahap kedua adalah preparasi, yakni ketika siswa berusaha memahami kegiatan yang harus dilakukannya dengan mengikuti petunjuk kegiatan, serta berusaha mengikuti alur permasalahan melalui pertanyaan-pertanyaan yang tersedia. Selanjutnya adalah tahap ketiga yaitu inkubasi dan yang keempat adalah iluminasi, yang berlangsung selama kegiatan yang dilakukan dalam kelompok untuk bekerja sama menyelesaikan permasalahan. Tahap terakhir adalah verivikasi, ketika siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya dan ditanggapi oleh teman-temannya. Namun pada kenyataanya, siswa hanya mampu mencapai tahap ketiga. Pada tahap ketiga, keempat dan kelima belum bisa menunjukkan aktvitas siswa secara optimal.

Oleh karena rendahnya hasil tes yang diperoleh siswa, nilai kriteria minimal yang digunakan peneliti tidak mengikuti standar sekolah. Siswa dianggap tuntas apabila mencapai nilai di atas nilai rata-rata kelas. Hal ini menjadi keterbatasan dalam penelitian, yakni kurang mampunya peneliti dalam mendesain pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk mengasah keterampilan berpikir kreatif.

PENUTUPSimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penggunaan LKS Gambar Ilustrasi yang dapat mempengaruhi hasil keterampilan berpikir kreatif siswa, maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut.

Dilihat dari besarnya selisih nilai pretes dan postes yang diperoleh dari kelas eksperimen, dibandingkan dengan perolehan di kelas kontrol maka dapat diketahui hasil penghitungan uji beda sudah signifikan. Hal tersebut membuktikan adanya pengaruh dari penggunaan LKS Gambar Ilustrasi terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa.

Hasil keterampilan berpikir kreatif siswa yang digunakan sebagai analisis uji beda adalah hasil tes antara siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selain itu, pada kelas eksperimen juga dapat dijelaskan sikap kreatif siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan LKS Gambar Ilustrasi. Adanya peningkatan hasil tes yang ditunjukkan oleh perolehan di kelas eksperimen, didukung oleh hasil pengamatan sikap

kreatif yang positif di kelas tersebut. Sikap kreatif siswa yang diperoleh sudah menunjukkan hasil dari sebagian aspek yaitu menjelaskan permasalahan dan memberikan ide terkait permasalahan tentang sumber daya alam mencapai skor paling tinggi, dibandingkan dengan aspek menjelaskan pendapat.

Aktivitas pembelajaran selama penerapan LKS Gambar Ilustrasi selama tiga kali pertemuan difokuskan pada kegiatan yang dilakukan guru. Berdasarkan hasil pengamatan, skor terendah terdapat pada pertemuan kedua. Walapun terdapat sedikit hambatan selama pembelajaran di pertemuan kedua tersebut, namun pada pertemuan ketiga sudah mencapai skor paling tinggi. Maka hal ini sudah dianggap pantas untuk mendapatkan hasil perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan LKS Gambar Ilustrasi ini dan yang tidak..

SaranBerdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka adanya pengaruh dari penggunaan LKS Gambar Ilustrasi terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa, maka peneliti memiliki beberapa saran, demi kebermanfaatan penelitian yang sudah dilakukan ini. Adapun saran-saran tersebut akan ditujukan kepada berbagai pihak, yaitu antara lain:

Bagi guru sebaiknya dapat memperhatikan keterampilan berpikir kreatif siswa, karena kemampuan berpikir ini sangat bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan generasi masa depan. Penggunaan LKS juga dapat membantu mengasah kemampuan berpikir siswa, khususnya LKS Gambar Ilustrasi ini terhadap kemampuan berpikir kreatif.

Bagi Mahasiswa Calon Guru hendaknya mahasiswa yang merupakan calon guru di masa depan lebih mengutamakan kualitas pembelajaran dan lebih meningkatkan kemampuan dalam menciptakan desain pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki.

Bagi peneliti selanjutnya yang menggunakan skripsi ini sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian hendaknya dapat lebih mengembangkan desain pembelajaran sehingga mampu meningkatkan partisipasi siswa dan mendukung tercapainya tujuan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Beetlestone, Florence. 2011. Creative Learning: Strategi Pembelajaran untuk Melesatkan Kreatifitas Siswa. Bandung: Nusa Media

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (online) [www.kemediknas.go.id diakses pada 20 Januari 2015]. Situs Resmi

324

Page 14: PENGARUH PENGGUNAAN LKS GAMBAR ILUSTRASITERHADAP KETERAMPILAN  BERPIKIR KREATIF SISWA DI SEKOLAH DASAR

JPGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,

Mendikbud. 2013. Lampiran Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD-MI. Tidak dipublikasikan.

Mendikbud. 2013. Lampiran Permendikbud Nomor 71 tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran Layak. Tidak dipublikasikan.

Munandar, Utami. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Prastowo, Andi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta: Kecana

Rakhmat, Jalaluddin. 2012. Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosda

Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks

Soetedjo, Bambang. 2009. Pengembangan Bahan Ajar. (online). [https://tedjo21.files.wordpress.com/2009/09/pengembangan-materi-ajar-lpp-maret-2008.pdf diakses pada 23 Desember 2014 pukul 4.55 WIB]

Sternberg, Robert J. dan Elena L. Grigorenko. 2010. Mengajarkan Kecerdasan Sukses Meningkatkan Pembelajaran dan Keberhasilan Siswa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Vidiandari, Witri. 2011. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas V SDN Babatan I/456 Surabaya. Tidak dipublikasikan. Surabaya: UNESA