pengaruh pendapatan dan konsumsi rumah tangga …
TRANSCRIPT
PENGARUH PENDAPATAN DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA
TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI PENGGARAP KOPI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu ( S.1)
Dalam Ekonomi Syariah
Oleh:
MISNATUN
EES.150760
Pembimbing :
Dr. Rofiqoh Ferawati, S.E., M.EI
Khairiyani, S.E., M.S.Ak
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
i
ii
Pembimbing I : Dr. Rofiqoh Ferawati, M.EI
Pembimbing II : Khairiyani, S.E., M.S.AK
Alamat : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi, Jl. Arif Rahman Hkim No. 01 Telanaipura
Jambi 36361 Telp : (0741) 60500
Website: www.adab.iainjambi.ac.ia
Jambi, 10 Mei 2019
Kepada Yth.
Bapak Dekan fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
Di-
Jambi
NOTA DINAS
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Setalah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami
berpendapat bahwa skripsi Saudari Misnatun. EES. 150760 yang berjudul: “Pengaruh
Pendapatan Dan Konsumsi Rumah Tangga Terhadap Kesejahteraan Petani
Penggarap Kopi” telah dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna melengkapi syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Stara Satu (S.1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Demikianlah, Pengajukan pembimbing ini kami sampaikan. Atas perhatian dan
terjasamanya kami ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Rofiqoh Ferawati, S.E., M.EI Khairiyani, S.E., M.S.k
NIP. 19780531 200701 2 020 NIDN. 200904901
iii
iv
MOTTO
ماء م اء ا وسلك لكمأ فيها سبل وأنزل من ٱلس ض مهأد رأ ٱلذى جعل لكم ٱلأ
ن نبات شتى ا م ج و نا بهءۦ أزأ رجأ فأخأ
“Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah
menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan.
Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan
yang bermacam-macam.” (Al-Qur’an, Surah At-Thāhā Ayat 53)
v
PERSEMBAHAN
Ya Allah ya Tuhanku, sujud syukur kupersembahkan kepadamu atas segala
Rahmat dan hidayah yang tak hentinya ku lantunkan kepadamu,
Sang pencipta alam semesta ini.
Namun terkadang hati ini lalai dan kemudian menyekutukan
Cintamu Ya Allah.
Terimalah ampunan serta taubat hambamu yang hina ini Ya Allah,
Tuntunlah hamba dijalan yang engkau Ridhoi,
Yang penuh dengan kasihmu dan Jauhilah hambamu dari sifat
dendam dan dengki. Alhamdulillah Ya Allah, karena izinmu
Skripsi ini dapat kuselesaikan.
Terima kasih Ayahku Jamari dan Ibuku Siti Nurasiyah
Begitu besar kasih sayang dan pengorbananmu
yang terkadang sempat menahan keinginan kalian
demi memenuhi keinginan anakmu.
Tak bisa ku ungkapkan betapa besarnya cinta
dan pengorbanan kalian untukku.
Hanya untaian do’aku selalu panjatkan buat kedua orang tuaku.
Semoga selalu diberikan kesehatan dan berkah umur panjang
Ammiiin..
vi
ABSTRAK
Misnatun; EES150760; “pengaruh pendapatan dan konsumsi rumah tangga
terhadap kesejahteraan petani penggarap kopi”
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh pendapatan dan
konsumsi rumah tangga terhadap kesejahteraan petani penggarap kopi Variabel
dependen pada penelitian ini adalah kesejahteraan pentani penggarap kopi.
Sedangkan variabel independennya adalah pendapatan dan konsumsi rumah
tangga. Populasi dalam penelitian ini adalah petani penggarap kopi. Metode
sampel yang digunakan adalah secara langsung, menyeluruh dan didapat sebanyak
64 responden. Data dalam penelitian ini diambil menggunakan kuesioner yang
disebarkan kepada petani penggarap kopi. Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
diduga pendapatan dan konsumsi rumah tangga berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kesejahteraan petani penggarap kopi di Desa/Kelurahan
Mekar Jaya, Kec. Betara Kuala Tungkal Kab. Tanjung Jabung Barat. Jambi.
Namun setelah melewati penelitian pendapatan dan konsumsi rumah tangga tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap petani penggarap kopi dalam
kesejahteraan di Desa/Kelurahan Mekar Jaya, Ke. Betara Kuala Tungkal Kab.
Tanjung Jabung Barat. Jambi. Ekspektsi dan transparansi secara simultan tidak
berpengaruh terhadap petani penggarap kopi dalam kesejahteraan di.
Desa/Kelurahan Mekar Jaya, Ke. Betara Kuala Tungkal Kab. Tanjung Jabung
Barat. Jambi.
Kata Kunci : Pendapatan, Konsumsi Rumah Tangga dan Kesejahteraan
Petani Penggarap Kopi.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, karunia-Nya kepada peneliti sehingga skripsi yang berjudul Pengaruh
Pendapatan Dan Konsumsi Rumah Tangga Terhadap Kesejahteraan Petani
Penggarap Kopi. untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan program Sarjana
Ekonomi Islam Strata Satu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Skripsi ini adalah usaha maksimal penulis
yang tidak luput dari kekeliruan dan masih jauh dari kata sempurna, karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis butuhkan agar dapat
memperbaikinya. Sehubungan dengan selesainya skripsi ini, maka dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada dosen
Pembimbing Saya Dr.Rofiqoh Ferawati, S.E.,M.EI selaku pembimbing I,
Khairiyani, S.E., M.S.Ak dan selaku Pembimbing II yang selalu sabar dalam
membimbing penulis sampai skripsi ini selesai, dan tidak lupa juga penulis
berterima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Su’aidi, MA.Ph.D. selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr.A.A.Miftah, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Rafidah, S.E,M.EI, Dr.Novi Mubyarto,S.E,M.E, dan Bapak Dr. Sucipto,
M.A selaku wakil Dekan I, II, III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam
viii
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah mengajar, mendidik, dan
memberikan ilmu kepada penulis.
6. Serta seluruh Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Kepala Kantor Desa Mekar Jaya, dan Para Petani Penggarap Kopi.
Akhirnya semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang membaca dan membutuhkan. Atas perhatiannya penulis ucapkan
terimakasih.
Jambi, Maret 2020
Misnatun
EES 150760
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAAS AKHIR ......................................... i
NOTA DINAS....... .................................................................................................... ii
MOTTO………….. .................................................................................................. iii
PERSEMBAHAN .................................................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xi
DAFTAR CHART (GRAFIK) ............................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8
E. Batasan Masakah ........................................................................................... 9
F. Keangka Teori ................................................................................................ 21
G. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 28
H. Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 29
x
BAB II METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ....................................................................... 30
B. Jenis Dan Sumber Data ................................................................................. 30
C. Sumber Data .................................................................................................. 30
D. Populasi Dan Sempel .................................................................................... 31
E. Operasional Variabel Penelitian .................................................................... 32
F. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................................ 33
G. Metode Analisis Data ..................................................................................... 35
H. Sistematika penulisan ..................................................................................... 43
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah singkat kopi mekar jaya .................................................................... 44
B. Sistem Panen Kopi ......................................................................................... 46
C. Proses produksi kopi ...................................................................................... 46
BAB IV PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ................................................................................................ 48
B. Analisis Data .................................................................................................. 51
C. Pebahasan ....................................................................................................... 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 66
B. Saran ...................................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 68
LAMPIRAN ............................................................................................................. 71
RIWAYAT HIDUP PENULIS ............................................................................... 89
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu bahan minuman rakyat seluruh dunia, baik
dinegara-negara ekspor-impor. Dari perbandingan jumlah produksi dan ekspor-
impor kopi seluruh dunia dapat diperoleh gambaran bahwa kopi sebagian besar
hasil dunia diminum di luar wilayah produsen.1
Indonesia merupakan negara agraris yang tentunya sebagian besar
wilayahnya terdiri dari lahan pertanian dan sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagi petani. Sektor pertanian terus dituntut berperan dalam
perekonomian nasional melalui pembentukan industri, pengentasan kemiskinan,
penyediaan lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan langsung berupa efek
pengganda (pultiplier effet) yaitu keterkaitan input-input antar industri dan
investasi, dampak pengganda tersebut relatif lebih besar sehingga sektor pertanian
layak dijadikan sektor andalan dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian
juga menjadi andalan dalam mengembangkan kegiatan ekonomi pedesaan melalui
pengembangan usaha berbasis pertanian.2
Hasil dari berita Tempo.Co,Jakarta- badan pusat statistik mencatat upah
nominal harian buruh tani nasional pada bulan Juli 2019 naik sebesar 0,16 persen
dibandingkan upah yang diterima bulan juli Tahun lalu. Upah rata-rata nasional
naik dari Rp 54.152 menjadi Rp 54.237 per hari kata suhariyanto dikantornya,
1 Jemes j. Spilane. Bunga rampai, Komoditi kopi peranannya dalam perekonomian
indonesia.(yogyakarta: KANISUS dan Anggota IKAPI, 1990) cet. 1, hlm 23 2 A. Ahmad. Jurnal pengauh luas lahan, penggunaan pupuk dan penggunaan benih
terhadap pertumbuhan produksi padi di Indonesia. Hlm.1
2
Jakarta, Kamis, 15 Agustus 2019.3 Sedangkan untuk upah buruh tani di jambi dan
tanjab barat juga mengikuti standar upah buruh tani dijakarta. Namun pada
kenyataannya yang diterima petani penggarap kopi di daerah tersebut berbeda:
Tabel 1.2
Upah Petani Penggarap kopi Tahun 2019
No Buruh penggarapan Upah Perhari
Laki-laki Perempuan
1 Tani kopi Waktu panen 35.000 30.000
Sumber : masyarakat desa mekar jaya
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pengupahan sebagai
penghasilan petani penggarap kopi masih tergolong rendah. Dalam pengupahan
juga terjadi perbedaan dari jenis pekerjaan yang dikerjakan oleh petani penggarap
kopi. Jenis pekerjaan dapat dilakukan dengan cara harian oleh kaum laki-laki dan
perempuan. Yang dimaksud dengan pekerjaan harian adalah bekerja selama 7 jam
dalam sehari. Maka dengan besaran penghasilan Rp 35.000 untuk kaum laki-laki
dan Rp 30.000 untuk kaum perempuan terhitung sebagai penghasilan yang masih
rendah.
Tanjung Jabung Barat sudah sejak lama dikenal sebagai daerah penghasil
kopi jenis librika, dengan buah lebih besar ketimbang kopi jenis lain. Setidaknya
ada 2.700 hektare lebih kebun kopi dikecamatan betara yang dikelola olah petani.
Kini masyarakat Tanjab Barat patut berbangga, karena setelah puluhan tahun
menjadi komoditi utama masyarakat terutama masyarakat betara, kopi librika
komposit akhirnya mendapatkan lisensi dalam bentuk Sertifikat Indikasi
3https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:H4C6XmK5iacJ:https://bisnis.te
mpoco/read/1236368/juli-2019-upah-riil-buruh-tani-dan-buruh-bangunan
turun%3FBisnisUtama%26campaign %3DBisnisUtama_Click_4+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id
3
Geografis yang dikeluarkan oleh kementrian Hukum dan Ham. Sertifikat ini
diterima langsung oleh wakil Bupati Tanjung Jabung Barat, Katamso di Jakarta
pada tanggal 30 oktober 2015.
Namun Upah yang diberikan sangat jauh dari upah standar yang saat ini
sudah berada di Rp 54.237 perharinya, namun yang diterima oleh para pengupah
di desa mekar jaya masih terbilang rendah. Berdasarkan survey awal saya hari
jum’at, tanggal 6 september 2019, terhadap masyarakat mekar jaya yang
memiliki pertanian kopi yaitu Bapak Herman yang mengatakan : “Padahal kopi
yang dihasilkan dari desa mekar jaya sudah banyak diakui oleh beberapa daerah
bahkan sudah sampai di luar kota, tetapi harganya masih tergolong rendah”4
Tabel 1.1
Jenis Usaha Tani Mekar Jaya Tahun 2019
No Jenis Luas
1 Pinang 95 Ha
2 Kelapa Sawit 373 Ha
3 Kopi Librika 399 Ha
4 Karet 6 Ha
5 Kelapa 373 Ha
Sumber : Balai Pertanian (BPD), Kecamatan Betara
Berdasarkan tabel diatas dapat menunjukkan bahwa masyarakat Desa
Mekar Jaya memiliki 5 jenis tanaman perkebunan sebagai mata pecaharian
mereka. Maka dapat diketahui sumber pencaharian utama mekar jaya adalah
petani. Dari 5 tanaman perkebunan tersebut penulis meneliti tentang kopi.
4Wawancara, 6 september 2019.
4
Sedangkan sebuah keluarga untuk memenuhi kebutuhan erat kaitannya
dengan besaran pendapatan yang dihasilkan dari pekerjaan dan dikeluarkan
sebagai bentuk konsumsi untuk mencapai kesejahteraan. Sebagaimana penelitian
oleh Wagle et al. (2006:75), menyatakan :
“Income and consumption are straightforwardand
extremely useful measures of economic welfare, as they capture the
means by which individuals and households can achieve human
well-being. Income and onsumption tend to highly correlate with
each other because consumption derives from income and income
is essential for consumption.”
Dapat diartikan bahwa pendapatan dan konsumsi merupakan variabel
sederhana yang menentukan kesejahteraan, karena baik secara individu maupun
rumah tangga dapat digunakan untuk mencapai kesejahteraan manusia.5
Pendapatan dan konsumsi memiliki kaitan dan memiliki pengaruh
terhadap kesejahteraan keluarga sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh
Hendrik (2011) bahwa pendapatan dan konsumsi rumah tangga berpengaruh
terhadap kesejahteraan keluarga, tetapi dipandang dari segi makro ekonomi yang
menggunkan ukuran tingkat kesejahteraan menurut BPS (Badan Pusat Statistik).
Sehingga intervensi dalam petani penggarap kopi bahwa pendapatan dan
konsumsi rumah tangga akan mempengaruhi kesejahteraan keluarga.
5 Hanifah Amanaturrohim, dan Joko Widodo. Economic Education Analysis Journal.
Pengaruh Pendapatan Dan Konsumsi Rumah Tangga Terhadap Kesejahteraan Keluarga
Petani Penggarap Kopi. Di Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung Jurusan
Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia. 2016,
Issn 2252-6544. Hlm. 469.
5
Kesejahteraan pada hakikatnya terpenuhinya segala kebutuhan sehingga dapat
hidup wajar dan sesuai dengan lingkungannya.6
Kesejahteraan menggambarkan kepuasan seseorang karena mengkonsumsi
pendapatan yang diperoleh. Pengukuran kesejahteraan dapat dilakukan terhadap
kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, dan
kebutuhan yang bersifat kebendaan lainnya.7 Sebagaimana penelitian yang
dilakukan oleh Suediyono (1985) menjelaskan bahwa kesejahteraan sosial adalah
kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan-
kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial. Dengan demikian, istilah kesejahteraan
sering diartikan sebagai kondisi sejahtera yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala
kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian,
perumahan, pendidikan, dan perawatan kesehatan.8
Berdasarkan survey awal, pada petani pengarap kopi di kec. Betara kab.
Tanjung jabung barat. Mengenai pertanian kopi memiliki kualitas yang bagus dan
juga sudah mendapatkan lisensi dalam bentuk Sertifikat Indikasi Geografis yang
dikeluarkan oleh kementrian Hukum dan Ham. karena kualitasnya sudah diakui
banyak penikmatnya, tetapi pendapatan para penggarapnya bisa dikatakan belum
sesuai dengan apa yang mereka kerjakan, karena gaji yang mereka terima kurang
dari standar upah buruh.
6 Hanifah Amanaturrohim, dan Joko Widodo. Economic Education Analysis Journal. Ibid,
Hlm 471 7 Mardiana, R., Abidin, Z., Soelaiman, A. Pendapatan dan Kesejahteraan Petani Karet
Rakyat di Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Way Kanan. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis. 2014.
Vol 2. No. 3, Juni 2014 hal 239-245. 8Yudi pranata Pendapatan Dan Tingkat Kesejahteraan Rumah TanggaPetani Lada Di
Kecamatan Tanjung Raja Kabupaten Lampung Utara, skipsi penelitian, Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2018. Hlm 32
6
Dari data diketahui keluarga di wilayah Perkebunan kopi mengandalkan
sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dengan bekerja sebagai petani,
buruh tani maupun buruh harian lepas. Buruh harian lepas merupakan buruh yang
benar-benar memiliki pendapatan hanya dari pekerjaannya sebagai buruh dan
tidak memiliki lahan perkebunan. Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh
manusia. Kebutuhan itu bisa bermacam-macam, berkembang dan berubah, bahkan
seringkali tidak disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu
yang hendak dicapainya, dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang
dilakukannya akan membawanya kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan
dari pada keadaan sebelumnya.9
Pekerjaan sebagai petani penggarap kopi dijadikan sebagai satu-satunya
tujuan mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan yang berubah-ubah
dan semakin meningkat sesuai dengan perkembangan zaman. Mereka tidak
memiliki pilihan selain tetap bertahan walaupun upah yang diberikan masih
rendah. Karena di daerah tersebut masyarakatnya mayoritas hanya bekerja sebagai
patani.
Sehubungan dengan rendahnya upah petani penggarap kopi di desa Mekar
Jaya Kec. Betara Kuala Tungkal Kab. Tanjung Jabung Barat Jambi. Pemerintah
lebih memperhatikan kembali tentang standar upah yang didapat petani penggarap
kopi di daerah tersebut.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendrik
(2011) juga menunjukkan bahwa pendapatan berpengaruh secara signifikan dan
9 Hanifah Amanaturrohim, dan Joko Widodo. Economic Education Analysis Journal. ibid,
Hlm 469.
7
positif terhadap kesejahteraan keluarga, begitu juga menurut Wagle et al (2006)
bahwa secara langsung konsumsi yang berasal dari pendapatan akan
mempengaruhi kesejahteraan. Dengan demikian penelitian ini dapat diterima
karena sesuai dengan teori yang ada.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas penulis
tertarik untuk mengangkat masalah tersebut menjadi karya ilmiah berupa skripsi
yang berjudul “PENGARUH PENDAPATAN DAN KONSUMSI RUMAH
TANGGA TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI PENGGARAP KOPI.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pendapatan dan konsumsi rumah tangga berpengaruh terhadap
kesejahteraan petani penggarap kopi secara konstan?
2. Apakah pendapatan dan konsumsi rumah tangga berpengaruh terhadap
kesejahteraan petani penggarap kopi secara parsial?
C. Tujuan Penullisan
1. untuk mengetahui apakah pendapatan dan konsumsi rumah tangga memiliki
pengaruh terhadap kesejahteraan petani penggarap kopi
2. untuk mengetahui apakah pendapatan dan konsumsi rumah tangga memiliki
pengaruh terhadap kesejahteraan petani penggarap kopi secara parsial
8
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi lembaga
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi ilmiah pada
kajian tentang pengaruh pendapatan dan konsumsi rumah tangga terhadap
kesejahteraan petani penggarap kopi sebagai referensi bagi perkembangan
ilmu pengetahuan kedepannya di bidang ilmu ekonomi syariah.
2. Bagi pihak lain.
Penelitian ini di harapkan bisa memberikan manfaat bagi pihak lain
yang memerlukan informasi melalui analisis yang berkaitan dalam penelitian
ini.
3. Bagi penulis
Dapat menambah pemahaman mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan Pengaruh Pendapatan Dan Konsumsi Rumah Tangga Terhadap
Kesejahteraan Petani Penggarap Kopi” Di Desa Mekar Jaya Kec. Betara Kuala
Tungkal. Kab. Tanjung Tabung Barat, Jambi. Dan juga untuk mendapatkan
gelar S1 Ekonmi Syariah.
E. Batasan Masalah
Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas yang
menyebabkan pembahasan menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang
telah penulis buat sebelumnya maka penulis memberikan batasan masalah ini
hanya membahas Pengaruh Pendapatan Dan Konsumsi Rumah Tangga Terhadap
Kesejahteraan Petani Penggarap Kopi Di Desa Mekar Jaya Kec. Betara Kuala
Tungkal. Kab. Tanjung Tabung Barat, Jambi”.
9
F. Kerangka Teori
1. Pengaruh Pendapatan Terhadap Kesejahteraan
Pendapatan tendiri dari penghasilan berupa upah/gaji, bunga sewa,
dividend, keuntungan, dan merupakan suatu arus uang yang diukur dalam
suatu jangka waktu umpamanya seminggu, sebulan setahun atau suatu jangka
waktu yang lebih lama10. Pendapatan merupakan hal yang paling penting bagi
kesejahteraan menurut Mosher sebab beberapa aspek dari kesejahteraan rumah
tangga bergantung pada tingkat pendapatan. Pemenuhan kebutuhan dibatasi
oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang
berpendapatan rendah. Semakin tinggi besarnya pendapatan rumah tangga
maka persentase pendapatan untuk pangan semakin berkurang. Dengan kata
lain, apabila terjadi peningkatan pendapatan dan peningkatan tersebut tidak
merubah pola konsumsi maka rumah tangga tersebut sejahtera. Sebaliknya
apabila peningkatan pendapatan rumah tangga dapat merubah pola konsumsi
maka rumah tangga tersebut tidak sejahtera.11 Pendapatan sendiri merupakan
suatu unsur penting bagi perekonomian yang berperan meningkatkan derajat
hidup orang banyak melalui kegiatan produksi barang dan jasa. Besaarnya
pendapatan sesorang tergantung dari jenis pekerjaanya. Pendapatan adalah
segala sesuatu yang didapat dari hasil usaha baik berupa uang ataupun
barang.12
10 Kadariah, Analiisa Pendapatan Nasional, ( Jakarta: PT.Bina Aksara, 1984) cet. 2. Hlm
49 11 Dian Komala Sari, dkk, Analisis Pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga
petani jagung di kecamatan Natar Kabupaten lampung Selatan, jurnal penelitian, Vol 2, No. 1,
Januari 2014, hlm 64 12 Husein Syahatah, Ekonomi Rumah Tangga Muslim, Gema Insani Press, Jakarta, 1998,
hlm. 102
10
Sedangkan Dwi Suwikyo yang mendefinisikan pendapatan sebagai uang
yang diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa,
laba, dan sebagainya.13 Dalam analisis mikro ekonomi, istilah pendapatan
khususnya dipakai berkenaan dengan aliran penghasilan dalam suatu periode
waktu yang berasal dari penyediaan faktor-faktor produksi sumber daya alam,
tenaga kerja dan modal yang masing-masing dalam bentuk sewa, upah dan
laba secara berurutan.14
Hubungan pendapatan terhadap konsumsi keluarga / rumah tangga
menurut Mosher, hal yang paling penting dari kesejahteraan adalah
pendapatan, sebab beberapa aspek dari kesejahteraan rumah tangga tergantung
pada tingkat pendapatan, sebab beberapa aspek dari kesejahteraan rumah
tangga tergantung pada tingkat pendapatan. Pemenuhan kebutuan dibatasi oleh
pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang berpendapatan
rendah. Semakin tinggi besarnya pendapatan rumah tangga maka persentase
pendapatan untuk pangan akan semakin berkurang. Dengan kata lain, apabila
terjadi peningkatan tersebut tidak merubah pola konsumsi maka rumah
taangga tersebut sejahtera. Sebaliknya, apabila peningkatan pendapatan rumah
tangga dapat merubah pola konsumsi maka rumah tangga tereebut tidak
sejahtera.15
13 Dwi Suwiknyo, Kamus Lengkap Ekonomi Islam, Total Media, Yogyakarta, 2009,
hlm.199 14 Nopirin, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro & Mikro, BPFE, Yogyakarta, 2000, hlm. 79 15 Dian Komala Sari, dkk, Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah
Tangga Petani Jagung di Kecamatan natar Kabupaten Lampung Selatan, Jurusan Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, hlm. 1
11
Sementara itu, baik distribusi pendapatan maupun kekayaan sangat
berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Hal ini seiring dengan tujuan
dasar islam, yaitu ingin mensejahterakan pelakunya di dunia dan akhirat.16
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
Pendapatan keluarga yang satu berbeda dengan pendapatan keluarga yang
lain, sesuai dengan kegiatan perekonomian mereka. akan tetapi pendapatan
setiap keluarga tidak akan terlepas dari hal-hal berikut, diantaranya:
a. Pendapatan pokok
Pendapatan pokok dapat berbentuk pendapatan per semester atau semi
semester bergantung pada mata pencaharian pokok kepala rumah tangga.
b. Pendapatan tambahan
Pendapatan tambahan adalah pendapatan keluarga yang dihasilkan
anggota keluarga yang sifatnya tambahan, seperti bonus atau pemberian
dana bantuan.
c. Pendapatan lain-lain
Pendapatan lain-lain dapat berupa bantuan atau hibah dari orang lain
atau hasil dari perputaran harta. Bantuan istri kepada suaminya dalam
masalah keuangan keluarga dianggap sebagai pendapatan lain-lain karena
hal ini dapat membantu pembelanjaan keluarga.17
16 Ika Yunia Fauzia, Prinsip Dasar Ekonomi Islam, Prenada Media Group, Jakarta, 2015,
Hlm. 140 17 Husein Syahatah, Ekonomi Rumah Tangga Muslim, Gema Insani Press, Jakarta, 1998,
hlm. 103
12
2. Pengaruh Konsumsi Rumah Tangga Terhadap Kesejahteraan
Dalam kegiatan konsumsi setiap kelurga memiliki jenis pengeluaran yang
berbeda. Perbedaan pola konsumsi pada setiap keluarga dijadikan sebagai
beban atau tanggungan dalam memenuhi semua kebutuhan anggota keluarga,
sehingga dijadikan sebagai ukuran tercapainya kesejahteraan keluarga secara
merata dan utuh. Sebagaimana yang dikatakan oleh pagaribowo (2014:223),
bahwa :
“Household concumtion pettern are concideren to be among
the most reiable indicators of the economic development and public
welfare of a country”.
Dapat diartikan bahwa pola konsumsi rumah tangga dianggap sebagai
salah satu indicator pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
suatu Negara. Untuk mengetahi konsumsi rumah tangga digunakan proporsi
pola konsumsi. Manajemen keluarga dengan pengelolahan pola konsumsi
tidak hanya berperan dalam menilai kesejahteraan keluarga tetapi secara
ekternal sebagai tolak ukur pembangunan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat Negara. Karena setiap keluarga tidak hanya memiliki cara dan
jumlah pengeluaran yang sama. Berdasarkan pengaruh konsumsi terhadap
kesejahteraan keluarga dapat dilihat dari pengeluaran keluarga.
Dalam konsumsi rumah tangga juga berkaitan dengan perilaku konsumen
itu sendiri. Sebagaimana diketahui konsumen dapat mempengaruhi konsumsi
rumah tangga berkaitan dengan barang dan jasa yang ditawarkan. Menurut
Engel et al yang menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan
13
langsung untuk mendapatan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk jasa,
termasuk proses kebutuhan yang mendahului dan mengikuti tindakan. Lain
halnya dengan yang dikatakan The American Marketing Associaction bahwa
pelaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi,
prilaku, dan lingkungannya ketika manusia melakukan kegiatan pertukaran
dalam hidup mereka. Prilaku konsumen adalah dinamis, ini berarti bahwa
perilaku seorang konsumen, grup konsumen, ataupun masyarakat luas selalu
berubah dan bergerak sepanjang waktu. Perilaku konsumen melibatkan
pertukaran, ini berarti bahwa perilaku konsumen erat kaitannya denga
kegiatan pemasaran yang sejauh ini juga melakukan kegiatan pemasaran.18
Konsumsi rumah tangga menurut Sadono Sukirno merupakan nilai
belanja yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis
kebutuhan dalam satu tahun tertentu. Pendapatan yang diterima rumah tangga
akan digunakan untuk membeli makanan, pendidikan, membeli kendaraan dan
kebutuhan rumah tangga lainnya.19
Hubungan konsumsi terhadap kesejahteraan keluarga menurut Sajogyo
yaitu tingkat kesejahteraan rumah tangga dapat dilihat dari persentase
pengeluaran rumah tangga yang disetarakan dengan pengeluaran beras per
kapita per tahunnya, kemudian disetarakan dengan harga beras rata-rata di
daerah setempat. Tingkat pengeluaran rumah tangga akan berbeda satu dengan
18 Setiadi nugroho, prilaku konsumen, ( Jakarta : PT kencana 2003), 2.7 19 Sadono Sukirno, Makroekonomi: teori pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), 38
14
yang lainnya, tergantung pada golongan tingkat pendapatan, jumlah anggota
keluarga, status sosial, harga pangan, proses distribusi, dan prinsip pangan.20
3. Defenisi kesejahteraan
Kesejahteraan adalah rasa tentram yang dirasakan individu atau
kelompok akibat terpenuhinya hajat hidup lahir batin. Kesejahteraan
didasarkan pada standar universal yang menyangkut kesehatan, sandang
pangan dan papan, sedangkan kesejahteraan batin menyangkut persepsi yang
bersifat intelektual, emosional maupun spiritual.21
Berdasarkan BPS (2013), tingkat kesejahteraan dapat diukur melalui data
pengeluaran. Data pengeluaran dapat mengungkap tentang pola konsumsi
rumah tangga secara umum menggunakan indikator proporsi pengeluaran
untuk makanan dan non makanan. Perubahan pendapatan seseorang akan
berpengaruh pada pergeseran pola pengeluaran. Semakin tinggi pendapatan,
semakin tinggi pengeluaran bukan makanan.
Berdasarkan pendapat Sajogyo (1996), data tingkat pengeluaran rumah
tangga dinilai lebih tepat untuk mengukur tingkat kesejahteraan rumah tangga.
Hal ini dikarenakan dalam survai data pengeluaran lebih mudah dilaporkan
dibandingkan dengan data pendapatan. Selain itu data pengeluaran sudah
mencakup penghasilan bukan uang, pemakaian tabungan, pinjaman,
pengeluaran konsumsi, dan transfer penghasilan dilingkungan tersebut.
20 Dian Komala Sari, dkk, Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah
Tangga
Petani Jagung di Kecamatan natar Kabupaten Lampung Selatan, Jurusan Agribisnis, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung, hlm. 1
21 Maeswara, G. 2009. Biografi Politik Susilo Bambang Yudhoyono. Narasi. Yogyakarta.
15
konsep kesejahteraan sangat berkaitan dengan konsep kebutuhan yaitu
dengan terpenuhinya kebutuhan, maka seseorang sudah dapat dinilai
sejahtera. Karna tingkat kebutuhan secara langsung sejalan dengan indicator
kes ejahteraan. Teori Moslow menggambarkan rumusan tentang hubungan
yang hirarkis dalam bentuk segitiga, dimana kebutuhan yang ada di atas akan
terpenuhi setelah kebutuhan dibawahnya terpenuhi. Tingkatan paling bawah
dalam hirarkis kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisik yang menyangkut
kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan. Kemiduan berturut-
turut adalah kebutuhaan akan rassa aman, kebutuhan sosial dan kebutuhan
penghargaan atas diri.22
Secara keseluruhan konsep kesejahteraan sangat beragam. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia No 52 Tahun 2009 menyatakan bahwa
keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan
yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri memiliki jumlah anak
yang ideal, berwawasan kedepan, tanggung jawab, harmonis dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan
lingkungannya.
Keadaan sejahtera relatif berbeda pada setiap individu maupun keluarga
dan ditentukan oleh falsafah hidup masing-masing. Kondisi sejahtera bersifat
tidak tetap dan dapat berubah setiap saat baik dalam waktu cepat maupun
lambat, untuk mencapai dan mempertahankan kesejahteraan manusia harus
22 Nitisusastro, Mulyadi. 2013. Perilaku Konsumen Dalam Prespektif Kewirausahaan.
Bandung:Alfabeta Bandung
16
berusaha secara terus-menerus dalam waktu yang tidak dapat ditentuan, sesuai
dengan tuntutan hidup yang selalu berkembang dan tidak ada batasan
waktunya.
4. Defenisi Kopi
Standarisasi dan pengawasan mutu kopi Indonesia telah dilaksanakan
sejak tahun 1978 dan beberapa penyempurnaan telah dilakukan. Kopi
merupakan “motor penggerak “ perekonomian karena perannya yang sangat
besar dalam menopang kehidupan keluarga petani. Ekonomi setempat juga
menalami “resesi” demikian pula sebaliknya. fluktuasi tersebut memunculkan
sikap “aji mumpung” petani yang konsumtif pada masa boom, sehingga tidak
ada lagi dana pada saat harus merawat dan meremajakan kopinya.23
Karena sifat kopi yang demikian maka dalam mengelola usaha taninya
petani berpegang pada “safety philosophy”. Untuk itu terdapat hal yang
dilakukan petani, yakni : pertama, dengan penanaman pada intercropping
walaupun petani mengetahui bahwa hasil yang akan dicapai lebih rendah,
teteapi dengan cara ini petani dapat menjamin produksinya. Bagi petani
berlaku apa yang dikenal dengan etika subsitensi, yaitu setiap aktifitas
diajukan pada upaya untuk tetap survive. Taraf hidup yang subsisten
mendorong untuk mempertahankan pendapatan dengan memetik kopi lebih
banyak, dan dalam jangka panjang menambah luas areal. Hal ini
dimungkinkan karena biaya pengelolaan (yang banyak menggunakan tenaga
kerja) sangat manipu lebel bagi petani. Ketiga, selain meningkatkan produksi,
23 Loekmans., 1989, “sekilas tentang permasalahan perkebunan kopi rakyat di aceh dan
Sumatra utara”, dalam kumpulan makalah produksi dan tataniaga kopi rakyat di Indonesia.
Yogyakarta : P3PK UGM, hlm.2
17
dapa saat harga jatuh petani berusaha di luar sector kopi yang pada waktu
harga kopi baik ditinggalkan.24
Kopi liberika tungkal komposit awalnya bersal dari Janis kopi liberika
yang dikembangkan pertama kali oleh Haji Sayuti dikelurahan Mekar Jaya,
Kecamatan Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Benih kopi awalnya
diproleh dari kebun kopi di malasya pada tahun 1940-an dan dikembangkan.
a. Manfaat kopi
Kopi memiliki berbagai manfaat dalam tubuh kita, kopi dapat
bermanfaat antioksiadan, kandungan antioksidan pada kopi lebih banyak
dibandingkan kopi dan coklat, selain itu, kopi dapat merangsang kinerja
otak dan kanker.25 Bagi penikmat kopi yang berorientasi tinggi terhadap
kafein, dapat membuat tubuh menjadi lebih segar dan hangat. Beberapa
keuntungan yang berhubungan dengan kebiasaan minum kopi antara lain
bahwa kopi tidak memiliki nilai nutrisi yang nyata bagi tubuh, kecuali
ditambahkan susu atau krim didalamnya. Keuntungan tersebut antara lain
sebagai perangsang dalam melakukan berbagai aktifitas, variasi jenis
minuman dan mencegah kanker prosat ( kandungan boron dalam kopi
dapat mencegah kanker prosat). Selama ini kafein secara rutin diberikan
pada bayi prematur untuk menekan ganguan pernafasan apnea. Kafein
juga dapat meningkatkan daya kerja aspirin dan obat-obatan penghilang
rasa lainnya, itu sebabnya beberapa jenis obat pereda demam dan sakit
24 Moeljarto, 1989,” kopi”, dalam pedesaan 1989, masalah dalam prospek komoditi
perkebunan. Yogyakarta : P3PK UGM, hlm. 64. 25Https://Www.Researchgate.Net/Publication/325202688_Kandungan_Kafein_Pada_Kop
i_Dan_Pengaruh_Terhadap_Tubuh [accessed Nov 29 2018]. 29-11-2018. 13:43 WIB.
18
kepala adanya unsur kafein, kafein juga dimanfaatkan sebgai campuran
obat flu yang digunakan untuk menyeimbangkan dorongan rasa kantuk
yang muncul, dan dicoba sebagai canpuran obat asma.26
Kopi dengan rendah kafein selain menghilangkan citarasa dan
aroma yang baik juga lebih baik dikonsumsi karna dengan mengkonsumsi
kopi dengan rendah kafein akan dapat menstimulasi sisten saraf, sehingga
dapat memperbaiki mood dan dapat memperlama konsentrassi.27
b. Kekurangann kopi
Kopi juga memiliki kekurangan yaitu mengdung kafein dan asam
yang tinggi, kandungan kafein pada biji kopi berbeda-beda tergantung dari
jenis kopi, dan kondisi geografis dimana biji kopi tersebut ditanam.
Kandungan kafein dan asam yang berlebih dapat berdampak negatif bagi
kesehatan. Pada beberapa orang yang memiliki lambuh sensitif, sehingga
kopi bisa menyebabkan sakit perut.28
26S. Widyotomo, Kafein : Senyawa Penting Pada Biji Kopi,vol. 23, no. 1, hlm. 7. 27F. D. Oktadina, B. D. Argo, Dan M. B. Hermanto, Pemanfaatan Nanas (Ananas Comosus
L. Merr) Untuk Penurunan Kadar Kafein Dan Perbaikan Citarasa Kopi (Coffea Sp) Dalam
Pembuatan Kopi Bubuk,Vol. 1, No. 3, Hlm. 9, 2013. 28 A. Farida, E. R. R, dan A. C. Kumoro, Penurunan Kadar Kafein Dan Asam Total Pada
Biji Kopi Robusta Menggunakan Teknologi Fermentasi Anaerob Fakultatif Dengan Mikroba
Nopkor MZ15, J. Teknol. Kim. DAN Ind., vol. 2, no. 2, hlm. 70–75, 2013.
G. Tinjauan Pustaka
Tabel 2.1
Tinjauan pustaka
No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode
Penelitian Kesimpulan
1 Dian Komala
Sari 2014
analisis
pendapatan dan
tingkat
kesejahteraan
rumah tangga
petani jagung di
kecamatan natar
kabupaten
lampung selatan.
kuantitatif Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan pendapatan rumah tangga petani jagung bersumber dari
pendapatan usahatani jagung dan non jagung (on farm), dari luar
kegiatan usahatani (off farm), dan dari aktivitas di luar kegiatan
pertanian (non farm). Pendapatan
petani yang berasal dari kegiatan on farm memberikan kontribusi
lebih besar (86,85 persen) dibandingkan dengan pendapatan yang
berasal dari kegiatan lainnya (off farm dan non farm). Berdasarkan
kriteria Sajogyo (1997), petani jagung di Kecamatan Natar
Kabupaten Lampung Selatan sebagian besar berada dalam kategori
cukup yaitu sebesar 60,78 persen, sedangkan berdasarkan kriteria
20
BPS (2007) rumah tangga petani jagung di Kecamatan Natar masuk
dalam kategori sejahtera yaitu sebesar 70,59 persen.29
2 Riani Miharja
2014
Pengaruh
pendapatan
petani karet
terhadap
kesejahteraan
keluarga desa
gunung
kesiangan
kecamatan benai
kabupaten kuatan
Kuantitatif pengaruh tingkat pendapatan petani karet terhadap kesejahteraan
keluarga di Desa Gunung Kesiangan berdasarkan perhitungan dari
rumus “Product Moment” tersebut diperoleh rx (angka indeks
korelasi) sebesar 1,49. Karena berada pada kisaran antara 0,90-1.00,
maka antara variabel x dan variabel y termasuk korelasi positif yang
signifikan dalam kategori sangat kuat atau tinggi. Kemudian dengan
memeriksa tabel “r” Product Moment dengan taraf df sebesar 38
(df=40-2) pada taraf signifikan 5% diperoleh”r” tabel 0,320. Karena
“r” hitung pada taraf signifikan 5% lebih besar dari “r” tabel
(1,49≥0,320) maka pada taraf signifikan 5%, hipotesa alternatif
29 Dian Komala Sari, dkk, Analisis Pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga petani jagung di kecamatan Natar Kabupaten lampung
Selatan, jurnal penelitian, Vol 2, No. 1, Januari 2014, hlm. 64-70
21
singingi diterima dan hipotesa nihil ditolak, berarti terdapat korelasi/pengaruh
positif searah yang signifikan kategori tingkat sangat kuat atau tinggi
yaitu 1,49 (berkisar antara 0,90-1,00) antara tingkat pendapatan
petani karet terhadap 67 kesejahteraan keluarga di Desa Gunung
Kesiangan Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi.30
3 Hanafiah
Amanaturrohim,
dkk 2016
Pengaruh
pendapatan dan
konsumsi rumah
tangga terhadap
kesejahteraan
keluarga petani
penggarap kopi
Kuantitatif Pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan
keluarga petani penggarap kopi di Kecamatan Candiroto Kabupaten
temanggung. Jika variable pendapatan naik sebesar satu persen maka
kesejahteraan keluarga akan meningkat sebesar 7.89%.
Konsumsi rumah tangga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kesejahteraan keluarga petani penggarap kopi di Kecamatan
Candiroto Kabupaten Temanggung. Jika variabel konsumsi rumah
30 Rinai miharja, pengaruh pendapatan petani karet terhadap kesejahteraan keluarga desa gunung kesiangan kecamatan benai kabupaten kuatan
singing, skirpsi penelitian, jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Pekanbaru, 2014. Hlm 67
22
dikecamatan
candiroto
kabupaten
temanggung
tangga naik sebesar satu persen maka kesejahteraan keluarga akan
meningkat sebesar 17.72%.
Pendapatan dan konsumsi rumah tangga secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan keluarga
petani penggarap kopi di Kecamatan Candiroto Kabupaten
Temanggung sebesar 27.1% dan sisanya 72.9% dipengaruhi oleh
variabel lain
yang tidak masuk dalam penelitian ini.31
4 Setiyawati, dkk
2017
Pendapatan dan
kesejahteraan
rumah tangga
petani (study
Kuantitatif Beberapa simpulan penting dari hasil penelitian dan pembahasan
diuraikan sebagai berikut ini.
Pendapatan rumah tangga petani padi sawah sistem jajar
legowo di Kelurahan Bukit Biru Kecamatan Tenggarong Kabupaten
31 Hanifah amanaturrohim, dkk. Pengaruh pendapatan konsumsi rumah tangga terhadap kesejahteraan keluarga petani penggarap kopi dikecamatan
candiroto kabupaten temanggung Economic Education Analysis Journal, EEAJ 5 (2) (2016), hlm 479
23
kasus kelurahan
bukit biru
kabupaten kuti
kartanegara)
Kutai Kartanegara pada tahun 2016 adalah Rp.29.371.500.00, yang
terdiri dari rata-rata pendapatan usaha tani padi untuk musim tanam I
sebesar Rp. 10.892.969.00, musim tanam II sebesar Rp.
10.340.572.00, dan pendapatan non usaha tani sebesar Rp.
8.137.959.00. R/C ratio musim tanam I sebesar 2,4 dan Musim tanam
II sebesar 2,3 yang berarti usaha tani padi tersebut menguntungkan
untuk di usahakan.
Derajat kesejahteraan petani padi sawah sistem jajar legowo
di Kelurahan Bukit Biru Kecamatan Tenggarong dengan kriteria
kemiskinan menurut Sajogyo menunjukan bahwa kehidupan rumah
tangga petani padi di Kelurahan Bukit Biru adalah hidup layak. 32
32 Setiyawati, dkk. pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga petani (study kasus kelurahan bukit biru kabupaten kuti kartanegara) jurnal “Gerbang
etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 11 No. 2 Tahun 2017, hlm. 39
24
5 Reni Indrayanti
2017
Pengaruh
pendapatan dan
konsumsi
terhadap
kesejahteraan
keluarga petani
tebu di desa
pusucen
kecamatan
trangkil
kabupaten pati
Kuantitatif Secara bersama-sama variabel pendapatan dan konsumsi rumah
tangga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan
keluarga petani tebu di Desa Pasucen Kecamatan Trangkil kabupaten
Pati, karena berdasarkan uji statistik diperoleh nilai f hitung sebesar
83,841. Besarnya pengaruh tersebut dapat diketahui R sebesar 0.860,
artinya variabel independen yang terdiri dari variabel pendapatan dan
konsumsi rumah tangga memberikan konstribusi sumbangan nilai r
sebesar 86.0%, hal ini mengindikasikan bahwa variabel bebas
(pendapatan dan konsumsi rumah tangga) memiliki hubungan
terhadap variabel terikat (kesejahteraan keluarga). Dan hasil output
didapat nilai R2 sebesar 0,731 yang artinya bahwa masih ada
kekurangan sebesar 26.9% yang merupakan faktor yang belum
25
diteliti oleh peneliti, misalnya faktor jumlah tanggungan dalam
keluarga, umur, dan lainnya. 33
Sumber : Tinjauan Pustaka
33 Reni indrayanti, pengaruh pendapatan dan konsumsi terhadap kesejahteraan keluarga petani tebu di desa pusucen kecamatan trangkil kabupaten
trangkil, skipsi penelitian, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus Jurusan Syariah Dan Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Syariah,
26
Berdasarkan tabel tinjauan pustaka di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa penelitian yang akan diteliti memiliki kesamaan yaitu sama-sama meneliti
tentang pengaruh pendapatan dan konsumsi rumah tangga tehadap kesejahteraan
masyarat.
Secara konseptual dapat dijadikan sebagai acuan teori umum bagi
penelitian dalam melakukan penelitian. Namun penulis berbeda dalam segi focus
penelitiannya terdapat pada upah penggarap pertanian kopi, dan tempat
penelitiannya
H. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui Pengaruh Pendapatan Dan
Konsumsi Rumah Tangga Terhadap Kesejahteraan Petani Kopi.
Gambar 3.1 kerangka pemikiran
S
P
Keterangan:
S: Pengaruh Secara Simultan
P: Pengaruh Secara Parsial
Pendapatan
Konsumsi Rumah
Tangga
Kesejahteraan
Petani Kopi
27
I. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Addapun
hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: pendapatan dan konsumsi rumah tangga memiliki pengaruh terhadap
kesejahteraann petani penggarap kopi
H2: pendapatan memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan petani penggarap
kopi
H3: konsumsi rumah tangga memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan petani
pengguarap kopi
28
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada petani penggarap kopi yang berlokasi di desa
mekar jaya kec. Betara Kuala Tungkal. Kab. Tanjung Jabung Barat. Jambi.
B. Jenis penelitian
Penelitian ini digolongkan sebagai jenis penelitian kuantitatif karna
penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-
bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.34 Penggunaan pendekatan
kuantitatif ini mempermudah peneliti untuk menganalisis korelasi antara berbagai
variabel terukur, yang pada akhirnya memudahkan pelaksanaan penelitiannya.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrument kuesioner atau angket.
Berdasarkan tingkat insplanasinya, tergolong sebagai penelitian asosiatif atau
hubungan, yaitu penelitian untuk mengetahui sebab akibat. Hubungan atau
pengaruh variabel bebas (x) terhadap variabel (Y).
C. Sumber data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan
penelitian melalui kuisioner yang langsung di tunjukan pada petani
Penggarap Kopi Didesa Mekar Jaya Kec Betara kuala tungkal. Kab. Tanjung
34 Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dan R ( Bandung afabeta. 2013), hlm. 251
29
tabung barat. Jambi. Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan langsung yang
diperoleh dari objek penelitian.
Data primer yang digunakan penulis berupa tanya jawab langsung
dengan pihak-pihak terkait terutama masyarakat yang memproduksi kopi
tersebut. Dimana data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli ( tidak melalui media perantara ) dan secara khusus dikumpulkan oleh
peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitia
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dperoleh dari sumber kedua atau
sumber sekunder.35 Data yang biasanya terbentuk dan tersusun dalam bentuk-
bentuk dokumen. Sumber yang didapat dari referensi-referensi buku, internet,
dan hasil penelitian yang telah disusun menjadi dokumen.36
D. Populasi dan sempel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisai yang terdiri dari objek atau subjek
penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditentukan peneliti, dipelajari dan ditarik kesimpulannya.37 Dalam penelitian
ini melibatkan masyarakat di desa mekar jaya jumlahnya 64 orang petani
penggarap kopi.
35 Burhan Bungin, metodologi penelitian sosial dan ekonomi. (Jakarta: kencana, 2013),
hlm.128 36 Burhan bungin, 134 37 Sugiono. Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta 2015), Hlm 117
30
b. Sempel
Sempel dalam penelitian adalah untuk mereduksi objek penelitian
dan melakukan generalisai hassil penelitian, sehingga dapat ditarik
kesimpulan dan dalam penelitian ini sempel yang digunakan sebanyak 16
kelompok penati penggarap kopi ditahun 2019 yang mana didalamnya
terdapat 4 orang petani dalam 1 kelompoknya. Jadi data seluruhnya adalah
16 x 4 = 64.
E. Operasional Variabel Penelitian
Tabel 4.1
Operasional Variabel
Variabel Defenisi variabel indicator skala
Pendapatan
(X1)
Sedangkan Dwi Suwikyo yang
mendefinisikan pendapatan sebagai
uang yang diterima oleh seseorang
dan perusahaan dalam bentuk gaji,
upah, sewa, laba, dan sebagainya.
1. Sumber
pendapatan setiap
hari
2. Penghasilan
3. Penghasilan dari
sector
perdagangan
Interval
Konsumsi
Rumah
Tangga
(X2)
Konsumsi rumah tangga menurut
Sadono Sukirno merupakan nilai
belanja yang dilakukan oleh rumah
tangga untuk membeli berbagai jenis
kebutuhan dalam satu tahun tertentu.
Pendapatan yang diterima rumah
tangga akan digunakan untuk
membeli makanan, pendidikan,
membeli kendaraan dan kebutuhan
rumah tangga lainnya
1. Kebutuhan pokok
pangan keluarga
2. Kebutuhan
sandang keluarga
3. Kesehatan
4. Pendidikan
Interval
Kesejahtera
an petani
(Y)
Kesejahteraan adalah rasa tentram
yang dirassakan individu atau
kelompok akibat terpenuhinya hajat
hidup lahir batin. Kesejahteraan
didasarrkan pada standar universal
yang menyangkut kesehatan,
sandang pangan dan papan,
sedangkan keseejahteraan batin
1. Memenuhi
kebutuhan pangan
seluruh anggota
keluarga
2. Kebutuhan sandang
seluruh keluarga
3. Memenuhi
kebutuhan
Interval
31
menytangkut persepsi yang bersifat
intelektual, emosional maupun
spiritual
pendidikan
4. Jaminan hidup
sehat
5. Bersedekah dan
berzakat
F. Instrumen Pengumpulan Data.
jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang
dikumpulkan secara langsung oleh peneliti. Metode atau pendekatan yang dapat
dilakukan dalam proses pengumpulan data yang bersifat primer ini dapat
digunakan.
1. Angket (kuisioner)
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode kuisioner.
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
,e,beri seperangkat pertanyaan (angket) tertulis kepada responden untuk
dijawabna.38
Jawaban responden atas angket/kuisioner dalam penelitian ini akan
diberikan skor dengan menggunakan skala likert sebagai berikut
Tabel 4.2
Skor Kuisioner
Kategori Skor
Positif Negative
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Netral 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
38Sugiyono, metode penelitian tindakan komprehensif, (Bandung : Alfabeta, 2015), hlm.250
32
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlaku. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumentasi yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan, biografi. Dukumentasi yang berbentuk gambar misalnya foto,
gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumentasi yang berbentuk karya
misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung film, dan lain-lain.
3. Observasi
Sebagai metode ilmiah observasi biasanya diartikan sebagai pengamatan
dan pencatatan sistematis atas fenomena-fenomena yang di selidiki.
Observasi juga merupakan teknik pengumpulan data berupa data-data
sekunder primer dengan pengamatan langsung kepada subjek (orang), pbjek
(benda) atau kejadian sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi
dengan indifidu yang diteliti. Metode observasi dapat menghasilkan data yang
lebih rinci, lebih akurat, dan bebas dari respons bias.
4. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan
pertanyaan secara lisan kepada yang diwawancara .dalam penelitin ini,
peneliti melakukan tanya jawab kepada petani yang menanam dan
memproduksi terkait hall yang berkenaan dengan pembahasan dalam
penelitiian ini.
33
G. Metode Analisis Data
Analisis kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui
pengukuran variabel-variabel dalam penelitian dengan angka dan melakukan
analisis data dengan prosedur statistik. Analisis kuantitatif terdiri dari uji kualitaas
data dan uji asumsi klasik.39
1. Uji Kualitas Data
Uji kualitas data dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen
penelitian berupa kuesioner. Pengujian terhadap kualitas data penelitian ini
dapat dilakukan dengan uji validitas dan uji realibilitas.
a. Uji Validitas
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur melakukan fungsinya. Alat ukur
yang valid berarti alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang hendak diukur. Tinggi rendahnya validitas ditentukan oleh satu angka
yang disebut dengan koefisien validitas. Validitas dilakukan dengan cara
membandingkan r-hitung dan r-tabel dengan ketentuan:
1) Jika r-hitung > r-tabel, maka data valid;
2) Jika r-hitung < r-tabel, maka data tidak valid.
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan nilai
Crobanch Alpha melalui program komputer yaitu SPSS 22 for windows.
39 Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19”,
(Semarang: Universitas Diponegoro, 2011), hlm. 52
34
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas data adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengukur
suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban
seseorang dalam kuesioner konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika memberikan nilai
Cronbach Alpha di atas 0,60.40 Pengujian alpha akan dilakuakan pada tiap
bagian variabel independen dan variabel dependen. Pengujian ini dapat
dilakukan dengan bantuan program SPSS 22 for windows.
2. Statistik Deskriftif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi).
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi asumsi regresi linear
berganda yang digunakan untuk menjawab hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini.41 Uji asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi: uji normalitas,
uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Adapun uji autokorelasi tidak
dilakukan dalam penelitian ini, karena data yang akan diikumpulkan dan
diolah merupakan data cross section (data lintas individu) bukan data time
series (data lintas waktu).
40 Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19”, , hlm.
55 41 Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19”, hlm.
52
35
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah
nilai residual yang dihasilkan dari regresi berdistribusi secara normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang
berdistribusi secara normal. Beberapa metode uji normalitas yaitu dengan
melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal
Probability Plot of Regression standarlized residual atau Skewness &
Kurtosis. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan grafik Normal Probability Plot of Regression
standarlized residual. Distribusi normal akan membentuk garis lurus
diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonalnya. Menurut Ghozali bahwa dasar pengambilan keputusan untuk
uji normalitas dengan Probability Plot yaitu sebagai berikut:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
diagonal atau grafik histrogramnya menunjukkan distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
diagonal atau grafik histrogramnya tidak menunjukkan distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.42
b. Uji Multikoliniearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika
42 Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19”, hlm. 163
36
ditemukan korelasi antarvariabel independen, maka adanya masalah
multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak menimbulkan
masalah multikolinearitas.43 Metode pengujian yang paling sering
digunakan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF) pada model regresi.
Menurut Ghozali bahwa dasar pengambilan keputusan untuk uji
multikolinearitas adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai Tolerance variabel lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih
kecil dari 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.
2) Jika nilai Tolerance variabel lebih kecil dari 0,10 dan nilai VIF lebih
besar dari 10, maka terjadi multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Menurut Ghozali bahwa jika varian data residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dengan cara melihat grafik Scatter Plot. Adapun dasar
pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut:
43 Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19”, hlm. 105
37
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis liner berganda dengan persamaan:44
Keterangan:
Y = kesejahteraan
a = Konstanta
b1 = Koefisien
b2 = Koefisien
b3 = Koefisien
X1 = Pendapatan
X2 = Konsumsi rumah tangga
e = eror
5. Uji Hipotesis
a. Uji F (Uji Simultan)
Uji F (uji simultan) digunakan untuk mengetahui apakah
mengetahui apakah semua variable independen secara simultan
44 Yaya Jakaria, Mengelola Data Penelitian Kuantitatif Dengan SPSS, hlm. 74
Y = a + b1 X1+b2X2+b3X3+e
38
(bersama-sama) mempengaruhi terhadap variable dependen. Langkah-
langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Perumusan Hipotesis
H0 = Pendapatan tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan petani
Ha1 = Pendapatan berpengaruh terhadap kesejahteraan petani\
H0 = konsumsi rumah tangga tidak berpengaruh terhadap
kesejahteraan petani
Ha2 = konsumsi rumah tangga berpengaruh terhadap kesejahteraan
petani
H0 = pendapatan dan konsumsi rumah tangga tidak berpengaruh
secara parsial terhadap kesejahteraan petani
Ha3 = pendapatan dan konsumsi rumah tangga berpengaruh secara
parsial terhadap kesejahteraan petanni
2) Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05 untuk
menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
diterima atau ditolak.
3) Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis:
Jika P-Value > 0,05 = menerima H0 dan menolak Ha
Jika P-Value < 0,05 = menolak H0 dan menerima Ha
Pengambilan keputusan
b. Uji T (Uji Parsial)
Uji T dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable independen
secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap variable dependen.
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
39
1) Perumusan hipotesis
H0 = pendapatan tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan
Ha2 = pendapatan berpengaruh terhadap kesejahteraan
H0 = konsumsi rumah tangga tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan
Ha3 = konsumsi rumah tangga berpengaruh terhadap kesejahteraan.
2) Menentukan tingkat signifikasi (ɑ) sebesar 5% atau 0,05 untuk menguji
apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak.
3) Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis:
Jika P-Value >0,05 = menerima H0 dan menolak Ha
Jika P-Value <0,05 = menolak H0 dan menerima Ha
Pengambilan keputusan
c. Koefisien Determinasi
Uji ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen, jika R2 = 100% berarti variabel
independen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen, demikian
sebaliknya jika R2 = 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen. Nilai R2 yang semakin tinggi menjelaskan
bahwa semakin cocok variabel independen menjelaskan variabel
dependen. Semakin kecil nilai R2 berarti semakin sedikit kemampuan
variabel-variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen. Hal-
hal yang perlu diperhatikan mengenai koefisien determinasi adalah
sebagai berikut:
1) Nilai R2 harus berkisar 0 sampai 1 (<R2<1)
40
2) Bila R2 = 1 berarti terjadi kecocokansempurna dari variable
independen menjelaskan variabel dependen
3) Bila R2 = 0 berarti tidak ada hubungan sama sekali antara variabel
independen terhadap variable depemnden
Oleh karena dalam analisis regresi berganda menggunakan lebih
dari satu variabel independen, maka nilai yang diambil adalah nilai
Adjusted R-Square.
H. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab pertama ini terdiri dari latar belakang masalah,
perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang tinjauan umum tentangkesadaran masyarakat
dalam produksi dan pendistribusian kopi, tinjauan penelitian
terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dikemukan metode yang digunakan dalam penelitian
yang meliputi jenis penelitian, sumber data, metode pengumpulan
data, populasi dan sampel, metode analisis data.
41
BAB V PENUTUP
Dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang
perlu untuk disampaikan serta dilengkapi dengan daftar pustaka
dan lampiran.
42
BAB III
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Kopi Desa Mekar Jaya
Bibit kopi librika yang dikembangkan di Kuala Tungkal ini berasal dari
Sabak Uni Batu Pahat, Batu XIV Johor Baru Malaysia yang dibawa oleh Bapak
Haji Saayuti waarga Parit Lapis Teluk Sialang yang sekarang bernama kelurahan
Mekar Jaya Kecamatan Betara Kabupaten Tnjung Jabung Barat lebih kurang 70
tahun yang lalu. Selanjutnya ditanam di Desa Teluk Sialang (sekarang Mekar
Jaya) dan menyebar kebeberapa desa, seperti Serdang, Bram Itam, Pengabuan,
Senyerang.45
Kopi librika masuk ke jambi dari Malaysia dan konon pertama kali dibawa
oleh penduduk bernama Haji Sayuti sekitar 1960-an. Kopi liberika (coffea lierica)
merupakan komoditas utama didaerah jambi, khususnya di kabupaten Tanjung
Jabung Barat. Aebagai mata pencarian utama masyarakat di daerah tersebut, kopi
menjadi tumpuan kesejahteraan masyarakat. Tanaman ini memiliki kekhasan dari
jenis kopi lainnya yaitu tumbuh didaerah tropis dataran rendah dengan ketinggian
400-600 meter diatas permukaan laut. Sementara itu kopi liberika juga memiliki
keasaman yang cukup tinggi seperti dilahan gambut, contohnya daerah Tanjung
Jabung Barat.
45 . Buku persyaratan indikasi geografis, masyarakat perlindungan indikasi geografis
(MPIIG) kopi tungkal jambi ( kuala tungkal, 2013), hlm.40.
43
Kopi produksi petani dikabupaten tanjung jabung barat dan tanjung jabung
timur, provinsi jambi telah mendapat hak paten dari kementrian hukum dan ham
dan memperoleh nama pateen Kopi Liberika Tungkal Jambi.
Sertifikatnya diberikan pada tanggal 30 november 2015 di Jakarta.
Berdasarkan uji cita rassa oleh pusat penelitian kopi di kakao (pusltikoka)
Indonesia, kopi liberika tungkal jambi dengan proses olah basah kopi peram
(OBKP) acidity with finak score notation speciality grade.
Kopi varietas liberika tungkal kompositini tergolong pata tipe
pertumbuhan pohon dengan habitus tipe tinggi, diameter tajuk 3,5-4 m dan jika
dibiarkan tumbuh meluncur tinggi tanaman dapat mencapai 5 m. keunggulan
lainnya adalah varietas ini memiliki kriteria tanah-agak tahan terhadap penyakit
karat daun dan terhadap serangan penggerak buah kopi. Total produksi kopi ini
sebanyak 270 ton dalam setahun dengan areal tanam seluas 3000 ha, dan
menjadikan provinsi jambi sebagai wilayah penghasil kopi liberika terbesar di
Indonesia. Dari segi citarasa, hasil uji mencapai nilai kesuksesan (preferensi) rata-
rata 7 atau mutu citarasa bagus. Dengan pemeliharaan yang baik umur ekonomis
tanaman di harapkan dapat mencapai 30 tahun.
B. Sistim Panen Kopi
Pemanenan buah kopi dilakukan dengan cara memetik buah yang telah
masak pada tanaman kopi yang berusia sekitar 2,5 – 3 tahun. Buah matang
ditandai oleh perubahan warna kulit buah. Peerubahan warna kulit meliputi :
44
1. Kulit buah berwarna hijau tua untuk buah masih muda.
2. Warna kuning adalah setengah masak
3. Warna merah maka kopi sudah masak
4. Kehitam-hitaman setelah masak penuh terlampaui (over ripe)
Kopi jenis liberika menghasilkan buah sepanjang tahun sehingga
pemanenan bisa dilakukan sepanjang tahun dibulan mei dan juni.
C. Proses Produksi Kopi Sangrai
1. Penyaringan
Waktu penyaringan bervariasi melalui 7 sampai 20 menit tergantung pada
kadar biji kopi besarnya dan mutu kopi bubuk yang dikehendaki. Suhu pada
saat penyaringan 190-1950C untuk tingkat sangria ringan ( warna coklat
muda, 200-2050C untuk tingkat sangria medium (warna coklat gelap), diatas
2050C untuk tingkat sangria gelap ( warna coklat tua cenderung agak hitam)
2. Penghalusan
Kopi bubuk ukuran halus dipeeroleh dari ayakan dengan ukuran lubang 200
mesh, sedangkan ukuran bubuk medium menggunakan ayakan 200 mesh,
akan menghasilkan sebagian besar (79%) kopi bubuk dengan ukuran antara
0,90 – 1,0 mm. kapasitas mesin penghalus antara 10 – 60 kg per jam tergantu
g pada diameter piringan penghalusnya.
45
3. Pengemasan
Tujuan pengemasan adalah untuk mempertahankan aroma dan citarasa kopi
bubuk, hal ini terutama selama kopi didistribusikan ke konsumen dan selama
dijajakan di toko, di pasar tradisional dan di pasar swalayan.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.untuk itu
perlu dilakukan pengelompokkan dengan karakteristik tertentu. Adapun
karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin dan usia.
Berikut ini hasil pengelompokkan responden berdasarkan kuisioner yang tersebar.
1. Jenis kelamin
Responden yang terpilih dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin
yaitu laki-laki dan perempuan. Untuk itu mengetahui propesi jenis kelamin
dengan jelas dapa dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.3
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Keterangan Frekuensi Persentase
Laki-laki 44 69%
Perempuan 20 31%
Jumlah 64 100%
Sumber : Data Primer Yang Di Olah Tahun 2019
Berdasarkan data diatas dapat diketahui persentase petani pnggarap
kopi laki- laki sebesar 69% dan persentase petani penggarap kopi perempuan
sebesar 31% hal ini membuktikan bahwa laki-laki dan perempuan lebih
dominan/ lebih banyak dari pada perempuan.
47
2. Usia
Adapun data mengenai usia reponden dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.4
Jumlah Respinden Berdasarkan Usia
Keterangan Frekunsi Perentase
>20-40 29 45%
>41 35 55%
jumlah 64 100%
sumber: data primer yang diolah 2019
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden dalam penelitian ini adalah yang berusia 20-40 tahun dengan
persentase sebesar 44%. Pada usia 40 tahun lebih banyak dengan persentase
sebesar 56% dengan keseluruhan responden 64 orang.
3. Pendidikan
Adapun tabel berdasarkan pendidikan responden, dapat dilihat pada
tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.5
Jumlah pendidikan responden
Keterangan Frequensi Persemtase
SD 8 12,5%
SLTP 41 64,1%
SLTA 15 23,4%
Total 64 100,0%
Sumber: data primer yang diolah, 2020
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pendidikan penggarap
kopi yang menyebar di kelurahan/dessa mekar jaya, kec. Betara kuala
tungkal, kab. Tanjung jabung barat. Jambi. Terdiri dari 8 responden
48
lulusan SD, 41 responden lulusan SLTP dan 15 responden lulusan SLTA.
Hal ini mayoritas petani penggarap kopi adalah lulusan SLTA
4. Penghasilan
Adapun data dari penghasilan responden dapat dilihat pada tabel
4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.6
Jumlah Penghasilan Responden
keterangan Frekunsi perentase
<Rp. 1jura 21 33%
Rp. 1juta-Rp.2juta 41 64%
Rp.2,5juta-Rp.3juta 2 3%
Jumlah 64 100%
Sember: data primer yang diolah, 2020
Berddasarkan hasil olahan data primer di atas dari 64 responden
yang menjadi petani penggarap kopi di kelurahan/dessa mekar jaya, kec.
Betara kuala tungkal, kab. Tanjung jabung barat. Jambi. Berpenghasilan
kurang dari Rp. 1juta sebanyak 21 responden. Yang berpenghasilah RP.
1juta-Rp.2juta sebanyak 41 responden dan yang berpenghasilan
Rp.2,5juta-Rp.3juta sebanyak 2 orang responden.
B. Analisis Data
1. Uji Instrumen
a. Uji Relibilitas
Uji Relibilitas digunakann untuk mengukur konsisternsi variabel
penelitian. Untuk mengukur uji relibilitas dilakukan dengan
menggunakan uji statistic Cronbach Alpha (a). nilai koefisienI a reliabel
49
jika nilai >0.60. hasil uji reabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil uji variabel penelitian
No Kode variabel Cronbach’s
alpha
Nilai
kritik
keterangan
1 Pendapatan X1 0.690 >0.60 Riliabel
2 Konsumsi rumah tangga X2 0.795 >0.60 Reliabel
3 Kesejahteraan petani
penggarap kopi Y
0.649 >0.60 Reliabel
Sumber: data primer yang diolah 2020
Data yang di olah melalui penyebaran kuisioner yang di sebar pada
saat penelitian dan mendapatankan nilai yang sudah terlampir di dalam
lampiran yang mendapatkan hasil pada pendapatan sebagai X1 yaitu 701
dan di olah melalui SPSS dan mendapatakan hasil 0.690 yang nilainya
lebih tinggi dari nilai kritiknya. Konsumsi rumah tangga sebagai X2
melalui penyebaran kuisioner mendapatkan hasil 940 yang di uji melalu
aplikasi SPSS dan mendapt hasil 0.795 dan emiliki nilai yang lebih tinggi
dari nilai kritiknya, dilanjut dengan kesejahteraan petani penggarap kopi
ini mendapatkan nilai 1250 kemudian dilanjutkan dengan dimasukkan
kedalah aplikasi SPSS untuk di uji dan mendapatkan hasil 0.649
Hasil pengujian dari variabel-variabel yang diteliti menunjukkan
hasil yang beragam. Akan tetapi, semua item pernyataan variabel
independen (X) dan variabel (Y) tersebut memiliki nilai koefisien alpha
lebih kecil dari pada 0.60, sehingga dapat disimpulkan bahwa alat ukur
yang digunakan dalam penelitian ini tidak reliabel.
50
b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji masing-masing variabel
yang digunakan dalam penelitian ini, di mana keseluruhan variabel
penelitian memuat 12 pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.
Pengujian untuk menentukan signifikansi atau tidak signifikansi dengan
membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk dagree of
feedom = n-2 dan dua daerah pengujian dengan a : 5% (0,05). Jika r
tabeel maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid.46 Dalam hal ini
64-2atau df= 62 dan r tabel yang diperoleh adalah 0,207. Berdasarkan
analisis yang telah dilakukan maka hasil validitas dapat di tunjukkan
pada tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian
No kode fariabel r hitung r tabel keterangan
1 pendapatan X1 x1p1 0,642 0,2461 valid
2 x1p2 0,867 0,2461 valid
3 x1p3 0,849 0,2461 valid
4 konsumsi rumah tangga X2 x2p1 0,545 0,2461 valid
5 x2p2 0,676 0,2461 valid
6 x2p3 0,614 0,2461 valid
7 x2p4 0,714 0,2461 valid
8 kesejahteraan petani Y yp1 0,453 0,2461 valid
46 Yaya Jakaria, Mengelola Data Penelitian Kuantitatif Dengan SPSS, Hlm. 104
51
9 yp2 0,620 0,2461 valid
10 yp3 0,547 0,2461 valid
11 yp4 0,762 0,2461 valid
12 yp5 0,789 0,2461 valid
Sumber: data primer diolah 2020
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa keseluruhan butir
pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini lolos dalam uji validitas
dan dinyatakan bersetatus valid.
2. Uji asumsi klasik
Uji asumsi klasik dilakukan terhadap data yang digunakan untuk
analisis regresi berganda. Uji asumsi kalsik terdiri dari Normalitas dan
Multikolinieritas dan Heterosdestisistas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas untuk menguji variabel dependen, independen atau
keduanya bedistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Model
regresi yang hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal.
Mendekati apakah dua data berdistribusi normal atay tidak, dapat
diketahui dengan menggambarkan penyebaran data atau melalui
sebuah grafik. Jika data penyebar disegitar garis diagonal dan
mengikuti arah diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi
normalitas.47 Analisis grafik dilakukan dengan melihat histogram dan
normal probability plot. Hasil pengajuan normalitas dengan analisis
47 Yaya Jakarta, Mengelola Data Penelitian Kuantitatif Dengan SPS ., hlm 157
52
SPSS for window fersi 22 dapat dilihat pada gambar 4.1 adalah
sebagai berikut
Grafik 4.1
Grafik Normal probability Plot Hail Uji Normalitas
Sumber: data primer 2020
Berdasarkan grafik Normal Probability Plot
memperlihatkan bahwa tidak aga titik-titik pada grafik terlihat
mengikuti garis diagonalnya, sehingga berdasarkan grafik tersebut
data yang digunakan berdistribusi normal.
b. Uji multikolinieritas
Uji ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri dari dua
atau lebih variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk
53
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dengan melihat nilai
tolerace dan VIF. Deteksi tidak terjadinya multikolinieritas dilihat
pada collinearity statistic, dengan ketentiuan nilai tolerance value
masing-masing variabel independen berada di atas 0,1 (10%) dan
variance inflation factor (VIF) masing-masing variabel independen
berada dibawah 10, maka tidak terjadi multikolinieritas.48 Hasil dari
uji multikolinieritass dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9
Hasil uji multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
1 Pendapatan (X1) 0,282 3,541
konsumsi rumah tangga (X2) 0,282 3,541
a. Dependent Variable: kesejahteraan petani
Sumber: SPSS versi 22 diolah 2020
Angka hasil tolerance dari pendapatan didapat melalui olahan data
yang didapat dari penyebaran kuisioner kemudian hasilnya di dapat
melalui olah SPSS, dan hasilnya mendapatkan 0.282. kemudian
konsumsi rumah tangga juga melalui proses yang sam dengan
pendapatan dan konsumsi rumah tangga tolerance mendapatkan hasil
0.282
48 Yaya Jakarta, Mengelola Data Penelitian Kuantitatif Dengan SPS ., hlm.159
54
Dari tabel coefficients, dapat diketahui bahwa nilai tolerance dan
nilai VIF dari kedua variabel independen adalah pendapatan (X1)
dengan nilai hitung (0,282) > a (0,1) dan VIF hitung (3,541) < VIF
(10). Konsumsi rumah tangga (X2) dengan nilai (0,282) > a (0,1) dan
VIF (10). Maka dapat disimpulakan regresi tidak terjadi
multikolinieritas, karena nilai tolerance (a) masing-masing variabel
independen berada di atas 0.1 dan VIF masing-masing variabel
independen dibawah 10.
c. Uji heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji model regresi ada atau tidak terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan
lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain
tetap disebut homoskedastisitas, sementara itu untuk varians yang
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi heteroskedestisitas. Cara untuk mendeteksi dengan cara
melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat
(ZPRED) dengan residual (SRESID).49 Jika tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas
pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.7 sebagai berikut:
49 Yaya Jakarta, Mengelola Data Penelitian Kuantitatif Dengan SPS ., hlm. 161
55
Gambar 4.2
Grafik Hasil uji heteroskedastisitas
Sumber:data primer diolah 2020
Berdasarkan gambar grafik Scatterplots memperlihatkan bahwa
titik-titik pada grafik tidak bisa membentuk pola tertentu yang jelas,
dimana titik titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y
sehingga grafik tersebut tidak bisa dibaca dengan jelas. Hasil ini
memperlihatkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas, jadi model regresi
dapat dipakai untuk memprediksi kepatuhan wajib pajak berdasarkan
masukan variabel independen pendapatan, konsumsi rumah tangga dan
kesejahteraan petanni.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti
bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai
faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Dengan
56
menggunakan program SPSS versi 22 diperoleh hasil seperti tertera dalam
tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10
Analisis Reresi Berganda
Sumber: SPSS versi 22 diolah, 2020
Proses pengambilan hasil dari analisis regresi berganda ini melalui
olahan nilai yang di dapat berdasarkan kuisioner yang di sebarkan
kemudian di gabungkan menjadi satu lembaran nilai sudah terdapat pada
lampiran dari angka yang di dapatkan tersebut mendapatkan hasil yang
sudah di olah dengan aplokasi SPSS dan dari aplikasi tersebut muncul
hasil yang menunjukkan bahwa pendapatan dan juga konsumsi rumah
tangga memiliki nilai yang lenih tinggi dari sig yang seharusnya nilai t
tersebut lebih kecil.
Berdasarkan pada hasil yang telah dilakukan, maka persamaan
regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1+ b2X2+ e
Y = 4,076+ 0,005X1 – 0.051X2 + e
Coefficientsa
Model
Unstandardiz
ed
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 4,076 ,305 13,345 ,000
Pendapatan X1 ,005 ,092 ,010 ,054 ,957
kionsumsi rumah
tangga X2 -,051 ,110 -,081 -,465 ,644
a. Dependent Variable: kesejahteraan petani Y
57
Dari persamaan regreesi diatas dapat diartikan sebagai berikut
a. Koefisien regresi kesejahteraan petani penggarap kopi (Y) adalah
4,076yang artinya apabila nilai dari variabel lainnya tetap (konstan)
maka kesejahteraan petani adalah sebesar 4,076 satuan.
b. Koefisien regresi pendapatan (X1) adalah 0,045 yang artinya setiap
kenaikan ataupun penutrunan nilai dari penddapatan sebesar 1 satuan
dan nilai variabel lainnya tetap (konstan), maka kesejahteraan petani
akan mengalami penurunan 0,045 satuan.
c. Koefisien konsumsi rumah tangga (X2) adalah sebesar -0,465 yang
artinya apabila nialai dari variabel lainnya tetap (konstan) maka
kesejahteraan petani adalah sebesar -0,465 satuan.
1. Uji t (t tes)
Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu
variabel bebas (pendapatan dan konsumsi rumah tangga) dalam
menjelaskan variasi variabel terikat (kesejahteraan petani) secara
terpisah ataupun bersama-sama.
Kriteria yang digunakan sebagai berikut:
1) Bila t hitung > t tabel atau sig. < a (0,05), maka Ho ditolak Ha
diterima.
2) Bila t hitung < t tabel atau sig. > a (0,05), maka Ho diterima Ha
ditolak.
58
Berdasarkan hasil pengolahan dengan program SPSS versi
22 maka didapat hasil uji t, yang hasilnya dirangkum pada tabel
1.11 sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Uji T (Parsial)
Sumber: SPSS versi 22 diolah 2020
Berdasarkan Uji statistic t menunjukkan seberapa jauh
pengaruh pendapatan dan konsumsi rumah tangga terhadap
kesejahteraan petani adalah sebagai berikut:
a) Berdasarkan hasil analisis regresi ditunjukkan nilai t hitung
pada variabel pendapatan (X1) adalah sebesar 0,054 dengan
tingkat signifikan 0,957 karena tingkat signifikan sebesar
0,975 > 0,05 maka dengan demikian Ha1 ditolak. Dengan
demikian variabel pendapatan tidak memiliki pengaruh
terhadap kesejahteraan petani secara parsial
Coefficientsa
Model
Unstandardiz
ed
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 4,076 ,305 13,345 ,000
Pendapatan
X1 ,005 ,092 ,010 ,054 ,957
kionsumsi
rumah tangga
X2
-,051 ,110 -,081 -,465 ,644
a. Dependent Variable: kesejahteraan petani Y
59
b) Berdasarkan hasil analisiss regresi tunjukkan pada variabel
nilai t hitung pada konsumsi rumah tangga (X2) adalah
sebesar -0,456 dengantingkat signifikasi 0,644 > 0,05 maka
Ha2 ditolak. Maka konsumsi rumah tangga tidak memiliki
pengaruh terhadap kesejahteraan petani secara parsial.
2. Uji f (simultan)
Uji F ini digunakan untuk membuktikan ada pengaruh signifikan
atara pendapatan dan konsumsi rumah tangga secara simultan. Kriteria
pengambilan keputusan:
a) H0 diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5% dan signifikan F
hitung > 0,05
b) Ha diterima jika F hitung > F tabel pad α = 5% dan signifikan F
hitung <0,05
Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 1.13 sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Uji F (simultan)
Sumber : SPSS versi 22 yang diolah 2020
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression ,053 2 ,027 ,173 ,841b
Residual 9,384 61 ,154
Total 9,438 63
a. Dependent Variable: kesejahteraan petani Y
b. Predictors: (Constant), kionsumsi rumah tangga X2, Pendapatan X1
60
Data yang di diolah dalam uji simultan ini di peroleh dari
pengolahan yang didapatkan dari pengolahan aplikasi SPSS dan sig yang
terdapat dalam tabel tersebut seharusnya 0.00
Berdasarkan hasil uji statistic F diatas menggunakan analisis varia
atau ANOVA dapat dilihat bahwa nilai signifikasi (0.841) > α (0.05),
yang artinya dapat disimpulkan bahwa variabel pendapatan (X1),
konsumsi rumah tangga (X2) secara bersama-sama atau simultan tidak
berpengaruh terhadap kesejahteraan petani penggarap kopi (Y).
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikatnya. Nilai
koefisien determinasi yang kecil mengindikasikan kemampuan variabel-
variabel independent dalam menjelaskan variabel dependen amat
terbatas. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
koefisien determinasi yang mendekati satu berarti kemampuan variabel-
variabel independent memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Hasil
pengujian keofisien determinasi dapat dilihat dari nilai Adjusted R square
pada analisis regresi berganda sebagai berikut:
61
Tabel 1.13
Hasil Uji R
Sumber:SPSS versi 22 diolah, 2020
Berdasarkan tabel, kolerasi determinasi memiliki Adjuster
R square sebesar 0,027, hal ini berarti 2,7% kesejahteraan petani (Y)
yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen yaitu sebesar
97.3% dejalaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian
ini.
C. Pembahasan
Berdasarkan data primer (angket/kuesioner) yang telah dioleh dengan
bantuan SPSS versi 22, maka dapat diketahui bahwa hasil uji validitas
menunjukakan bahwa semua nilai r hitung keseluruhan pertanyaan yang diujikan
bernilai positif dan lebih besar daripada nilai r tabel (0.2461). Maka dapat diambil
kesimpulan, bahwa keseluruhan butir pertanyaan yang digunakakan dalam
penelitian ini lolos dalam uji validitas dan dinyatakan valid.
Uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai koefisien Alpha dari variabel-
variabel yang diteliti menunjukkan hasil yang beragam. Akan tetapi, semua item
pertanyaan variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) tersebut memiliki
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,075a ,006 -,027 ,39222
a. Predictors: (Constant), kionsumsi rumah tangga X2,
Pendapatan X1
b. Dependent Variable: kesejahteraan petani Y
62
nilai koefisien Alpha lebih besar dari pada 0.60. Sehingga dapat disimulkan
bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kedua variabel tidak memiliki
pengaruh yang signifikan yaitu pendapatan (X1) terhadap kesejahteraan petani
penggarap kopi dan konsumsi ruamah tangga (X2) juga tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kesejahteraan petani penggarap kopi (Y).
Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t bahwa kedua variabel yang digunakan
dalam penelitian ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
kesejahteraan petani penggarap kopi dikarenakan nilai signifikansi kurang dari
0.05.
Sedangkan Uji simultan (uji F) menunjukkan bahawa variabel independen
secara simultan atau bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen secara
signifikan, hai ini dikarenakan nilai signifikan (0.173) > α (0.05), disimpulkan
bahwa Ha ditolak, artinya bahwa pendapatan (X1), konsumsi rumah tangga (X2)
secara bersama-sama atau simultan tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan
petani
1. Pengaruh pendapatan (X1) Terhadap Kesejahteraan petani penggarap
kopi
Berdasarkan hasil analisis regresi diajukan nilai t hitung pada variabel
pendapatan (X1) terhadap kepatuhan wajib pajak. Dengan nilai t hitung pada
konsumsi rumah tangga (X1) adalah sebesar dengan tingkat signifikansi
sebesar 0.957 Karena tingkat signifikansi 0.957 < 0.05 maka Ha ditolak.
63
Maka variabel pendapatan (X1) secara parsial tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap kesejahteraan petani secara parsial.
Hal ini dikarenakan semakin rendahnya pendapatan yang didapatkan
oleh para petani maka pendapatan yang diterima para petani penggarap kopi
semakin menurun sehingga belum bisa dikatakan sejahtera.
2. Pengaruh konsumsi rumah tangga (X2) terhadap kesejahteraan petani
Berdasarkan hasil analisis regresi ditunjukkan t pada konsumsi rumah
tangga (X2) adalah sebesar -0.465 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.644.
Karena tingkat signifikansi 0.557 > 0.05 maka Ha ditolak. Maka konsumsi
rumah tangga (X2) secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kesejahteraan petani dikarenakan konsumsi rumah tangga dirasa
belum mampu meningkatkan kesejahteraan petani dalam memenuhi
kebutuhannya, selain itu juga belum dapat mendorong kecukupan mereka
dalam memenuhi konsumsi rumah tangga.
Dari pembahasan yang terdapat diatas Cara pencarian hasil dari t dan
juga mengetahui bagaimana signifikan dan tidaknya itu melalui hasil dari
kuisioner yang sudah disebarkan pada saat penelitian yang nilainya tersebut
sudah terlampir pada lembaran lampiran dan cara pencariannya melalui
aplikasi SPSS kemudian dari aplikasi tersebut kita dapat mengetahui
signifikan atau tidaknya suatu penelitian tersebut.
64
BAB V
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, dapat
disimpulakan sebagai berikut:
1. Secara simultan (uji F) menunjukkan bahawa variabel independen
pendapatan (X1), konsumsi rumah tangga (X2) secara bersama sama atau
simultan tidak memiliki berpengaruh terhadap kesejahteraan petani (Y) pada
Kelurahan Desa Mekar Jaya kec. Betara kuala tungkal, kab. Tanjung jabung
barat
2. Secara parsial ( uji T) variabel independen pendapatan (X1) dan konsumsi
rumah tangga tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak (Y)
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat di sampaikan saran sebagai
berikut:
1. Semakin tinnggi pendapatan maka akan semakin tinggi juga kesejahteraan .
Berdasarkan penelitian bahwa pendapatan dan kesejahteraan keluarga dalam
kategori rendah. Dengan adanya hal tersebut maka sebaiknya pihak kesatuan
pertanian dari pemerintah dan kelompok pertanian memberikan ukuran
pengupahan yang sama pada setiap desa dan memberikan pelatihan
keterampilan yang dapat dijadikan sebagai pekerjaan tambahan dalam rangka
meningkatkan perekonomian keluarga.
65
2. Semakin tinggi konsumsi rumah tangga maka akan semakin tinggi juga
kesejahteraan keluarga. Dengan adanya hal tersebut maka sebaiknya pihak
pemerintah memberikan pengarahan kepada petani penggarap kopi mengenai
tata cara pola konsumsi yang baik dan benar dengan mengadakan tabungan
untuk menjamin konsumsi dimasa depan dan mengurangi sifat
konsumerisme.
3. Semakin tinggi pendapatan dan konsumsi rumah tangga maka akan semakin
tinggi juga kesejahteraan keluarga. Kesejahteraan keluarga petani penggarap
kopi rendah. Dengan adanya hal tersebut maka pihak pemerintah mendata
ulang keadaan kesejahteraan keluarga sehingga penerimaan dana bantuan
kesejahteraan dapat tepat pada sasarannya.
DAFTAR PUSTAKA
A. Farida, E. R. R, dan A. C. Kumoro, Penurunan Kadar Kafein Dan Asam Total
Pada Biji Kopi Robusta Menggunakan Teknologi Fermentasi Anaerob
Fakultatif Dengan Mikroba Nopkor MZ15, J. Teknol. Kim. DAN Ind.,
vol. 2, no. 2, hlm. 70–75, 2013.
Dian Komala Sari, dkk, Analisis Pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah
tangga petani jagung di kecamatan Natar Kabupaten lampung Selatan,
jurnal penelitian, Vol 2, No. 1, Januari 2014, hlm 64
Dian Komala Sari, dkk, Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah
Tangga Petani Jagung di Kecamatan natar Kabupaten Lampung Selatan,
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, hlm. 1
Dwi Suwiknyo, Kamus Lengkap Ekonomi Islam, Total Media, Yogyakarta, 2009,
hlm.199
F. D. Oktadina, B. D. Argo, Dan M. B. Hermanto, Pemanfaatan Nanas (Ananas
Comosus L. Merr) Untuk Penurunan Kadar Kafein Dan Perbaikan
Citarasa Kopi (Coffea Sp) Dalam Pembuatan Kopi Bubuk,Vol. 1, No. 3,
Hlm. 9, 2013.
Greutzberg, 1975, Cbanging Economy in Indonesia : The Export Crops 1816-
1940. Amterdam,Tebal 12.
Https://Www.Researchgate.Net/Publication/325202688_Kandungan_Kafein_Pad
a_Kopi_Dan_Pengaruh_Terhadap_Tubuh [accessed Nov 29 2018]. 29-
11-2018. 13:43 WIB.
Husein Syahatah, Ekonomi Rumah Tangga Muslim, Gema Insani Press, Jakarta,
1998, hlm. 102
Ika Yunia Fauzia, Prinsip Dasar Ekonomi Islam, Prenada Media Group, Jakarta,
2015, Hlm. 140
Jemes j. Spilane. Komoditi kopi peranannya dalam perekonomian
indonesia.(yogyakarta: KANISUS dan Anggota IKAPI, 1990) cet. 1, hlm
23
Kadariah, Analiisa Pendapatan Nasional, ( Jakarta: PT.Bina Aksara, 1984) cet. 2.
Hlm 49
Loekmans., 1989, “sekilas tentang permasalahan perkebunan kopi rakyat di aceh
dan Sumatra utara”, dalam kumpulan makalah produksi dan tataniaga
kopi rakyat di Indonesia. Yogyakarta : P3PK UGM, hlm.2
Mardiana, R., Abidin, Z., Soelaiman, A. 2014. Pendapatan dan Kesejahteraan
Petani Karet Rakyat di Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Way Kanan.
Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis. Vol 2. No. 3, Juni 2014 hal 239-245.
Maeswara, G. 2009. Biografi Politik Susilo Bambang Yudhoyono. Narasi.
Yogyakarta.
Moeljarto, 1989,” kopi”, dalam pedesaan 1989, masalah dalam prospek komoditi
perkebunan. Yogyakarta : P3PK UGM, hlm. 64.
Nitisusastro, Mulyadi. 2013.Perilaku Konsumen Dalam
Nopirin, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro & Mikro, BPFE, Yogyakarta, 2000,
hlm. 79
Prespektif Kewirausahaan.Bandung:Alfabeta.Bandung
S. Widyotomo, Kafein : Senyawa Penting Pada Biji Kopi,vol. 23, no. 1, hlm. 7.
Sadono Sukirno, Makroekonomi: teori pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),
38
Setiadi nugroho, prilaku konsumen, ( Jakarta : PT kencana 2003), 2.7
Sugiono metode penelitian bisnis (bandung: alfabeta 2015), 117
Lampiran 1
Kuisioner penelitian
KUISIONER PENELITIAN
PENGARUH PENDAPATAN DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA
TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI PENGGARAP KOPI
1. Nama :
2. Umur : ……Tahun
3. Jenis Kelamin : laki-laki
Perempuan
4. Pendidikan : SD D3
SLTP S1
SLTA Lainnya
5. Penghasilan perbulan : <Rp.1 juta Rp.3,5juta-
Rp.4juta
Rp.1,5juta-Rp.2juta Rp.>4juta
Rp.2,5juta-Rp.3juta
Petunjuk Pengisian:
a. Isilah semua nomor dalam angket ini dan sebaiknya jangan ada yang
terlewatkan.
b. Pengisian jawaban cukup dengan memberi tanda (X atau √ ) pada
pertanyaan yang dianggap sesuai dengan pendapatresponden ( satu
jawaban dalam setiap nomor pertanyaan ).
c. Pilihan jawaban:
1. Sangat setuju
2. Setuju
3. Netral
4. Tidak setuju
5. Sangat tidak setuju
Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya
1. Pendapatan (X1)
No Pertanyaan SS S N TS STS
1 Setiap hari pendapatan yang diterima bersumber
dari usaha tani penggarap kopi sendiri
2 Pengahasilan yang saya terima tidak hanya
bersumber dari usaha tani penggatap kopi
sendiri melaninkan didapat dari usaha di luar
sector pertanian (buruh bangunan, buruh
cangkul, buruh pabrik)
3 Dari penghasilan yang saya terima selain
sebagai petani penggarap kopi, saya juga
menerima penghasilan dari sector pertanian
(pedagang sayuran, warung, pedagang keliling)
2. Konsumsi Rumah Tangga (X2)
No Pertanyaan SS S N TS STS
1 Penghasilan yang saya dapatkan, digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pokok pangan rumah tangga
seperti : beras, mie, telur, daging, dll dalam satu
harinya.
2 Penghasilan yang saya dapatkan, saya gunakan
untuk kebutuhan sandang rumah tangga seperti :
pakaian, pendidikan, kesehatan.
3 Penghasilan yang saya dapatkan, saya gunakan
untuk kesehatan saya dan keluarga seperti BPJS
kesehatan, kartu Indonesia sehat dan jaminan
kesehatan lainnya.
4 Penghasilan yang saya dapatkan, saya gunakan
untuk pendidikan anggota keluarga
3. Kesejahteraan Petani Pengarap Kopi
No Pertantaan SS S N TS STS
1. Dengan penghasilan yang saya terima, saya dapat
memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota
keluarga saya.
2. Dengan penghasilan yang saya terima, saya dapat
memenuhi kebutuhan sandang seluruh anggota
keluarga saya.
3 Dengan penghasilan yang saya terima, saya dapat
memenuhi kebutuhan pendidikan anggota
keluarga saya.
4 Dengan penghasilan yang saya terima, saya
gunakan untuk jaminan hidup saya dan keluarga
dengan ikut asuransi kesehatan (BPJS Kesehatan)
5 Dengan penghasilan yang saya terima, saya
gunakan untuk bersedekah dan berzakat sebagai
bentuk ketaatan kepada Allah SWT
Lampiran 3
Hasil uji karakteristik responden
Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki_laki 44 68,8 68,8 68,8
perempuan 20 31,3 31,3 100,0
Total 64 100,0 100,0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SD 8 12,5 12,5 12,5
SLTP 41 64,1 64,1 76,6
SLTA 15 23,4 23,4 100,0
Total 64 100,0 100,0
Penghasilan perbulan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <Rp.1juta 21 32,8 32,8 32,8
Rp.1,5juta-Rp.2juta 41 64,1 64,1 96,9
RP.2,5juta-Rp.3juta 2 3,1 3,1 100,0
Total 64 100,0 100,0
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid >20-30 29 45,3 45,3 45,3
>41 35 54,7 54,7 100,0
Total 64 100,0 100,0
Lampiran 4
Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas
No x1p1 x1p2 x1p3 X x2p1 x2p2 x2p3 x2p4 X yp1 yp2 yp3 yp4 yp4 Y
1 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 5 5 4
2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4
3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 5 5 4
4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 5 4
5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 5 5 4
6 2 2 2 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4
7 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 5 5 4
8 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 5 5 4
9 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 4
10 2 3 2 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
11 4 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4
12 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 5 4 4
13 3 4 4 3 4 3 4 3 3 5 4 4 4 4 4
14 4 2 2 3 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4
15 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4 2 4 2 3 4 3 4 3 3 3
17 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4
18 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4
19 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3
20 4 4 2 3 2 3 2 3 3 4 2 4 4 4 4
21 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4
22 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 3 5 5 4
23 4 4 4 4 4 3 5 3 4 4 3 3 4 3 3
24 5 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3
25 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3
26 3 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4 3 4 3 3
27 3 3 5 4 5 4 5 5 4 4 4 3 3 3 3
28 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4
29 5 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4
30 5 5 3 4 3 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4
31 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
32 4 3 3 3 3 5 3 5 4 5 5 4 3 4 4
33 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4
34 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
35 3 2 2 2 2 4 2 2 3 4 4 4 5 4 4
36 5 2 2 3 2 3 2 3 4 4 4 4 5 4 4
37 4 3 3 3 3 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
39 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4
40 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 4
41 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 5 5 4
42 3 3 3 3 3 3 2 3 5 4 3 2 3 3 3
43 5 5 3 4 3 5 4 5 5 4 4 3 4 4 4
44 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4
45 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4
46 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4
47 3 5 5 4 5 3 5 3 3 4 4 4 4 4 4
48 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 4
49 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 3
50 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
51 3 5 5 4 5 4 5 4 5 3 4 3 4 4 4
52 5 3 3 4 3 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4
53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4
54 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4
55 3 5 5 4 5 3 5 3 4 3 4 3 4 4 4
56 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4
57 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4
58 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4
60 2 3 3 3 3 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4
61 4 2 2 3 2 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4
62 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4
63 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
64 4 5 5 5 5 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4
Lampiran 5
Data Regresi Linier Berganda
No X X Y
1 3 5 4
2 4 5 4
3 3 3 4
4 4 3 4
5 4 4 4
6 2 3 4
7 3 3 4
8 4 3 4
9 3 5 4
10 3 3 4
11 3 2 4
12 3 3 4
13 4 3 4
14 3 3 4
15 3 3 4
16 4 3 3
17 3 3 3
18 4 4 4
19 4 3 3
20 4 3 4
21 3 3 4
22 4 3 4
23 4 4 4
24 4 4 3
25 4 4 3
26 4 5 3
27 4 4 3
28 4 3 4
29 4 4 4
30 4 4 4
31 4 4 4
32 4 4 4
33 4 3 4
34 3 3 4
35 2 3 4
36 3 5 4
37 3 4 4
38 4 4 4
39 4 5 4
40 3 4 4
41 4 3 4
42 3 4 3
43 4 5 4
44 4 5 4
45 5 5 4
46 5 4 4
47 4 3 4
48 3 3 4
49 3 4 3
50 5 5 5
51 4 5 4
52 4 5 4
53 5 5 4
54 5 4 4
55 4 4 4
56 4 5 4
57 5 4 4
58 4 4 4
59 4 3 4
60 3 3 4
61 3 3 4
62 5 4 4
63 4 3 4
64 5 4 4
Lampiran 6
Hasil Uji Validitas
1. Pendapatan (X1)
Correlations
x1p1 x1p2 x1p3
Pendapatan
X1
x1p1 Pearson
Correlation 1 ,289* ,232 ,642**
Sig. (2-tailed) ,021 ,066 ,000
N 64 64 64 64
x1p2 Pearson
Correlation ,289* 1 ,758** ,867**
Sig. (2-tailed) ,021 ,000 ,000
N 64 64 64 64
x1p3 Pearson
Correlation ,232 ,758** 1 ,849**
Sig. (2-tailed) ,066 ,000 ,000
N 64 64 64 64
Pendapatan X1 Pearson
Correlation ,642** ,867** ,849** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 64 64 64 64
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
2. Konsumsi Rumah Tangga (X2)
Correlations
x2p1 x2p2 x2p3 x2p4
kionsu
msi
rumah
tangga
X2
x2p1 Pearson
Correlation 1 ,266* ,787** ,373** ,545**
Sig. (2-tailed) ,033 ,000 ,002 ,000
N 64 64 64 64 64
x2p2 Pearson
Correlation ,266* 1 ,320** ,819** ,676**
Sig. (2-tailed) ,033 ,010 ,000 ,000
N 64 64 64 64 64
x2p3 Pearson
Correlation ,787** ,320** 1 ,392** ,614**
Sig. (2-tailed) ,000 ,010 ,001 ,000
N 64 64 64 64 64
x2p4 Pearson
Correlation ,373** ,819** ,392** 1 ,714**
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,001 ,000
N 64 64 64 64 64
kionsumsi rumah tangga X2 Pearson
Correlation ,545** ,676** ,614** ,714** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 64 64 64 64 64
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
3. Kesejahteraan Petani Penggarap Kopi (Y)
4. Correlations
yp1 yp2 yp3 yp4 yp5
kesejaht
eraan
petani Y
yp1 Pearson
Correlation 1
,355*
*
,364*
* -,036 ,002 ,453**
Sig. (2-tailed) ,004 ,003 ,776 ,987 ,000
N 64 64 64 64 64 64
yp2 Pearson
Correlation
,355*
* 1 ,227 ,248* ,257* ,620**
Sig. (2-tailed) ,004 ,071 ,049 ,041 ,000
N 64 64 64 64 64 64
yp3 Pearson
Correlation
,364*
* ,227 1 ,139 ,187 ,547**
Sig. (2-tailed) ,003 ,071 ,273 ,139 ,000
N 64 64 64 64 64 64
yp4 Pearson
Correlation -,036 ,248* ,139 1
,854*
* ,762**
Sig. (2-tailed) ,776 ,049 ,273 ,000 ,000
N 64 64 64 64 64 64
yp5 Pearson
Correlation ,002 ,257* ,187
,854*
* 1 ,789**
Sig. (2-tailed) ,987 ,041 ,139 ,000 ,000
N 64 64 64 64 64 64
kesejahteraan petani Y Pearson
Correlation
,453*
*
,620*
*
,547*
*
,762*
*
,789*
* 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 64 64 64 64 64 64
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 7
Hasil Uji Reabilitas
1. Pendapatan (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,690 3
2. Konsumsi Rumah Tangga (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,795 4
3. Kesejahteraan Petani Penggarap Kopi (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,649 5
Lampiran 8
Hail Uji Asumsi Klasik
1. Uji NOrmalitas
2. Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Pendapatan X1 ,532 1,878
kionsumsi rumah tangga X2 ,532 1,878
a. Dependent Variable: kesejahteraan petani Y
3. Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 9
Hasil Uji Analisis Data
1. Uji Koefisien Determinasi (R)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,075a ,006 -,027 ,39222
a. Predictors: (Constant), kionsumsi rumah tangga X2, Pendapatan X1
b. Dependent Variable: kesejahteraan petani Y
2. Uji Similtan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,053 2 ,027 ,173 ,841b
Residual 9,384 61 ,154
Total 9,438 63
a. Dependent Variable: kesejahteraan petani Y
b. Predictors: (Constant), kionsumsi rumah tangga X2, Pendapatan X1
3. Uji Parsial (Uji T)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4,076 ,305 13,345 ,000
Pendapatan X1 ,005 ,092 ,010 ,054 ,957
kionsumsi rumah tangga X2 -,051 ,110 -,081 -,465 ,644
a. Dependent Variable: kesejahteraan petani Y
4. Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4,076 ,305 13,345 ,000
Pendapatan X1 ,005 ,092 ,010 ,054 ,957
kionsumsi rumah tangga X2 -,051 ,110 -,081 -,465 ,644
a. Dependent Variable: kesejahteraan petani Y
Lampiran 11
Dokumentasi
Keterangan:
Bersama bapak sukomsin cucu dari bapak H.sayuti yang
membawa kopi dari maleisya, di tempat para penggarp
kopi sekaligus tempat prose pengolahan kopi
Keteangan:
Bersama bapak lurah mekar jaya di kantor lurah mekar
jaya
Keterangan:
Bersama bapak mulyadi petani peggarap kopi
Keterangan: bapak mulyani yang sedang mengisi
kuisioner terpat di gunang tempat berkumpul sekaligus
tempat pengolahan kopi
Keterangan:
Melakukan wawancara langsung, dengan yang menggarap
dan dengan cucu yang membawa kopi sampai ke
kelurahannmekar jaya.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Misnatun
Nim : EES.150760
Pekerjaan : Mahasiswi
Tempat/Tanggal Lahir : Teluk Ketapang/ 22-Maret-1998
Alamat Asal : Prt 02, Desa Sungai Kepayang,
Kec. Senyerang kuala Tungkal. Kab.
Tanjung jabung barat, Prov. Jambi.
Alamat Kontrakan : Perum Arza, Blok C, Rt, 30. Desa, Mendalo Darat.
Kec. jaluko
Agama : Islam
E-Mail : [email protected]
No/Kontak Hp : 083172005558
Pendidikan Format:
1. MI Suasta Nurul Islam Parit Baru (2003-2009)
2. MTS Far’ussaadah Arabiah Senyerang (2009-2012)
3. MA S Far’ussaadah Arabiah Senyerang (2012-2015)
4. UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi (2015-2020)
Pengalaman Organisasi
1. 2015-2018 menjadi anggota resiman wahasiswa MENWA UIN sulthan
thaha saifuddin jambi
2. 2018-2019 staf logistik di organisasi resiman mahasiswa MENWA
UIN sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Moto Hidup
Jangan penrah menyerah sebelum mencoba
Jambi 27-May-2020
Misnatun
NIM:EES.150760