pengaruh pemberian ekstrak buah mengkudu (morinda citrifolia
TRANSCRIPT
RIZKI TEGUH DWI SETIYAWANJ500090022
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L) TERHADAP PENINGKATAN KADAR ALT (alanin amino
transaminase) PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI DENGAN ASETAMINOFEN
PENDAHULUAN
BAB I
• Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat sebagai salah satu upaya menanggulangi masalah kesehatan
• Obat-obatan herbal pada umumnya lebih aman daripada obat modern. Hal ini disebabkan oleh sedikitnya efek samping yang ditimbulkan obat-obatan herbal daripada obat modern (Lusia, 2006).
LATAR BELAKANG
Allah telah berfirman dalam surat an-Nahl ayat 11:
“Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.”
Morinda citrifolia atau yang lebih dikenal sebagai mengkudu memiliki sejarah penggunaan sebagai obat herbal. Buah mengkudu mengandung lebih dari 150 nutrisi (Wang et al., 2007).
Buah ini memiliki manfaat antara lain mengobati penyakit degeneratif, liver, hipertensi, kanker, dll (Cristina, 2005).
Hati dianggap sebagai salah satu organ paling vital yang berfungsi sebagai pusat metabolisme (Phaneendra, 2011).
Penyakit hati telah menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortallitas pada manusia dan hewan di seluruh dunia (Sharma,
2009).
ASETAMINOFEN
Enzim Transaminase
Rumusan Masalah
• Apakah pemberian buah mengkudu (Morinda citrifolia) berpengaruh terhadap kadar ALT hepar tikus yang diinduksi dengan asetaminofen.
Tujuan
• Untuk mengetahui apakah pemberian buah mengkudu (Morinda citrifolia) berpengaruh terhadap kadar ALT hepar tikus yang diinduksi dengan asetaminofen.
Manfaat TeoritisPenelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan referensi tentang manfaat buah mengkudu.
Manfaat PraktisPenelitian ini dapat sebagai tambahan alternatif pengobatan atau obat herbal dalam melindungi hati dan mengatasi kerusakan pada hati yang disertai komplikasi.
Manfaat
LANDASAN TEORI
BAB II
Taksonomi• Kingdom: Plantae• Filum : Angiospermae• Sub filum : Dycotiledones• Divisi : Lignosae• Famili : Rubiaceae• Genus : Morinda• Spesies : Citrifolia (Santosa, 2005)
Nama Lain› Sinonim : Morinda citrifolia› Nama daerah : pace (Jawa Tengah), bentis (Jawa Timur), cangkudu (Jawa
Barat), bengkudu (Sumatra), wangkudu (Kalimantan). (Suprapti, 2005)
Kandungan KimiaBuah mengkudu secara umum mengandung polifenol, saponin, flavonoid, terpenoid, dan antrakinon (Wardiny, 2006).
MENGKUDU
Uraian TumbuhanAkar: struktur perakaran tunggang
Batang: berbentuk bulat, panjang, berkulit kasarDaun: hijau tua, berbentuk oval
Buah: bulat panjang, berbenjol-benjol, memiliki mata
Kegunaan EmpirisAnalgesik, antiarthiritis, antirheumatik, antitumor, diuretik, antiemetik, fungisida, hipotensif, sedatif,
tonik (Duke, 2002)
Flavonoid Antioksidan kuat
Radikal bebas akan diikat oleh
flavonoid
Mencegah kerusakan
fungsional sel
Keadaan patologis dapat
dihindari
MEKANISME HEPATOPROTEKTOR KANDUNGAN BUAH MENGKUDU
Struktur mikroskopis
• Lobus dan lobulus• Sel hati• Sel kupffer
Fungsi • ORGAN METABOLIK TERBESAR
HATI Hati adalah kelenjar dalam tubuh, berat rata-rata sekitar 1500 gr
atau 2% berat badan orang dewasa normal (Pierce, 2005).
› Hati merupakan organ lintas pertama dari obat yang diabsorbsi dari mukosa usus halus sebelum mencapai bagian tubuh (Rosalina, 2010).
› Penyakit hati adalah salah satu ancaman utama terhadap kesehatan masyarakat dan merupakan masalah di seluruh dunia (Adewusi and Afolayan, 2010).
ASETAMINOFEN• Merupakan metabolit
aktif dari phenacetin• Memiliki efek analgesik
(anti nyeri) dan antipiretik (penurun panas)
• Eritema• Urtikaria• Nekrosis hati
• Dosis toksik 10-15 gram, 20-25 gram bisa menyebabkan kematian.
• Indikasi klinis muncul 2-4 hari setelah meminum dosis toksik (Goodman and Gillman, 2007)
• Konsentrasi dalam darah mencapai puncak biasanya tercapai dalam 30-60 menit
• Dimetabolisme oleh enzim mikrosomal hati (Katzung, 2002)
Asetaminofen Efek Toksik
HepatotoksisitasFarmakokinetik
dan Metabolisme
Enzim Transaminase
ALT(Alanin Amino Transaminase)
5-35 SI/I
Lebih spesifik untuk kerusakan hati
AST(Aspartat Amino Transaminase)
10-41 SI/I
PEMERIKSAAN BIOKIMIA HATI
KERANGKA KONSEP› Asetaminofen
› Pengaktifan enzim sitokrom P450
› Bentuk toksik
› N-acetyl-p-benzoquinoneimine
› (NAPQI)
› Membentuk makromolekul dengan sel hati
› Nekrosis sel hati
› Glukoronidasi › Senyawa non toksik
› Sintesis Prostaglandin
› Radikal bebas
› N-acetylbenzo-semiquinoneimine
› Buah mengkudu
› FLAVONOID
› Meningkatkan glutation
› Menghambat pembentukan radikal bebas
› = membentuk
› = menghambat
HIPOTESIS
Pemberian buah mengkudu dapat menghambat peningkatan kadar enzim ALT
pada tikus yang diinduksi dengan asetaminofen
METODE PENELITIAN
BAB III
Jenis Penelitian •Eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pre and post test control group design
Tempat Penelitian •Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran UMS
Subyek Penelitian •Buah mengkudu (Morinda citrifolia)
•Tikus jantan galur Wistar dengan berat badan 200-250 g dan berumur 3-4 bulanHewan Uji•Purposive samplingTeknik Sampling
•Perhitungan menggunakan rumus FedererBesar Sampel
Rumus Federer
(K-1)(N-1) > 15(5-1)(n-1) > 15 4n > 15+4 n > 4,75 n = 5
K = jumlah kelompokn = jumlah sampel dalam tiap kelompok
Kriteria Inklusi
- Tikus putih jantan galur wistar- Sehat dan mempunyai aktifitas normal
- Umur kurang lebih 2-3 bulan- Berat badan antara 150-200 gram
Kriteria Restriksi
Variabel bebas Ekstrak buah mengkudu rasio
Variabel terikat Kadar enzim ALT rasio
Variabel luarDapat dikendalikan:
Jenis kelamin, umur, berat badan, variasi genetik
Tidak dapat dikendalikan:Kondisi psikologis, kondisi awal tikus
Identifikasi Variabel
Variabel bebas: ekstrak buah mengkuduEkstrak buah mengkudu adalah buah mengkudu yang telah
dikeringkan kemudian diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan cairan penyari adalah etil asetat
Variabel terikat: kadar enzim ALTParameter pemeriksaan aktifitas enzim ALT adalah kadar
enzim ALT dalam darah tikus
Definisi Operasional
Alat•Kandang tikus 5 buah•Timbangan•Gelas ukur dan pengaduk•Sonde lambung•Tabung mikrokapiler•Tabung reaksi dan rak kecil•Alat sentrifugasi
Bahan•Larutan acetaminophen•Ekstrak buah Mengkudu•Makanan hewan percobaan (pelet dan air PAM) •Aquades
Skema PenelitianSampel 30 ekor tikus dibagi menjadi 5
kelompok
Pengukuran ALT pertama
Kontrol I Kontrol II Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III
Ekstrak buah mengkudu dosis 9/ 200 gram BB (hari
1-10)
Ekstrak buah mengkudu dosis 18/ 200 gram BB
(hari 1-10)
Ekstrak buah mengkudu dosis 36/ 200 gram BB
(hari 1-10)Ekstrak buah
mengkudu dosis 18 mg/200
gBB(hari 1-12) Pemberian asetaminofen
dosis toksik 180 mg/200g
Asetaminofen dosis toksik
180mg/200g per oral (hari 11-12)
Asetaminofen dosis toksik
180mg/200g per oral (hari 11-12)
Asetaminofen dosis toksik
180mg/200g per oral (hari 11-12)
Pengukuran ALT kedua
Data hasil pengukuran kadar ALT serum darah tikus kemudian akan dianalisa menggunakan uji statistik. Uji statistik yang digunakan yaitu:
› Uji statistik Shapiro-Wilk untuk menguji distribusi data yang didapat.
› Uji statistik Test of Homogenecity of Variance untuk menguji homogenitas dari varian data.
› Uji statistik Kruskal Wallies untuk mengetahui apakah ada perbedaan dari data.
› Uji statistik Mann-Whitney untuk mengetahui kelompok data yang memiliki perbedaan.
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASA
N
BAB IV
Determinasi
Kunci determinasi tanaman mengkudu adalah sebagai berikut:
1b, 2b, 3b, 4b, 5b, 6b, 7b, 8b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14b, 16a, 239b, 243b, 244b, 248b, 249b, 250a, 251a, 252b, …… Familia: Rubiaceae
1b, 3b, 4b, 5a, ………… Genus: Morinda
Species: Morinda citrifolia L.
(Tjitrosoepomo, 2007; Steenis, 2005)
Hasil Penelitian
Berat kering
bahan = 500 gr
Hasil ekstraksi = 25 gr
Jadi 1 gr buah
mengkudu kering = 0,05
gr ekstrak kental.
Rendemen
Uji Orientasi
Hewan ujikadar ALT
Pretest Posttest
Kontrol 2 (asetaminofen 1440 mg/200 g BB) 45 82
Ekstrak buah mengkudu dosis 9 mg/ 200gBB 25 23
Ekstrak buah mengkudu dosis 18 mg/ 200gBB 12 9
Hasil uji hepatoprotektor
Kelompok
Kadar ALT
Awal (sebelum perlakuan) Akhir (sesudah perlakuan)
Kelompok Kontrol I (Ekstrak dosis 18 mg/200gr tikus)
34 42
22 55
31 10
45 23
Kelompok kontrol II (Parasetamol)
40 54
34 57
39 54
33 59
37 56
Kelompok Perlakuan I (Dosis 9 mg/200gr Tikus)
35 68
37 60
14 53
24 57
23 62
Kelompok Perlakuan II (Dosis 18 mg/200gr Tikus)
31 51
26 62
23 66
16 64
Kelompok Perlakuan III (Dosis 36 mg/200gr Tikus)
17 14
26 17
22 42
Uji Distribusi Data
Hasil analisis Shapiro-Wilk didapatkan nilai p = 0,001 ,karena nilai p < 0,05 maka dapat
disimpulkan distribusi data TIDAK NORMAL
Test of Homogenity of Variance
Hasi analisis Test of Homogenity of Variance didapatkan nilai p = 0,001, Karena nilai p < 0,05
maka dapat disimpulkan variansi data TIDAK NORMAL
Uji Kruskal-Wallis
Hasil analisis uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai p=0,014, karena nilai p<0,05 maka dapat disimpulkan minimal terdapat 2 kelompok yang memiliki perbedaan bermakna dari kadar ALT
Uji Mann-WhitneyKelompok P Keterangan
K1 – K2 0.049 Berbeda signifikan
K1 – P1 0.027 Berbeda signifikan
K1 – P2 0.047 Berbeda signifikan
K1 – P3 0.593 Tidak berbeda
K2 – P1 0.207 Tidak berbeda
K2 – P2 0.219 Tidak berbeda
K2 – P3 0.024 Berbeda signifikan
P1 – P2 0.712 Tidak berbeda
P1 – P3 0.025 Berbeda signifikan
P2 – P3 0.034 Berbeda signifikan
Pengambilan keputusan pada uji Mann-Whitney berdasarkan nilai probabilitas :
Jika nilai p<0,05 maka terdapat perbedaan bermaknaJika nilai p>0,05 maka tidak dapat perbedaan yang bermakna
Kontrol I(dosis ekstrak
18mg/200gBB)
Kontrol II(asetaminofen dosis 1440 mg/200gBB)
Perlakuan I(dosis ekstrak 9
mg/200gBB)
Perlakuan II(dosis ekstrak
18mg/200gBB)
Perlakuan III(dosis ekstrak
36mg/200gBB)
Pembahasan
Pengukuran kadar ALT darah tikus dilakukan pada hari 1 (pretest) dan 12 (postest) Uji statistik
Kontrol 1
Kontrol 2
Perlakuan 1
Perlakuan 2
Perlakuan 3
Tidak memiliki efek hepatotoksis pada hati K1 : K2 (P = 0,049)
Sebagai pembanding dengan kelompok lain
Tidak dapat menghambat kenaikan enzim ALT, dan terdapat perbedaan bermakna. K2:P1 (P = 0,207)
Tidak dapat menghambat kenaikan enzim ALT, dan terdapat perbedaan bermakna. K2:P2 (P = 0,219)
Dapat menghambat kenaikan enzim ALT, dan terdapat perbedaan bermakna. K2:P3 (P = 0,024)
Kontrol IPerlakuan 3 Kontrol 2
Pada penelitian ini hasilnya mendukung dari penelitian sebelumnya dilakukan oleh Masruroh, (2009) karena pada penelitian ini ekstrak buah mengkudu pada kontrol 1 dan
perlakuan 3 secara efektif dapat menurunkan kadar ALT tikus putih .
Perlakuan1 dan 2Tidak memiliki efek
hepatoprotektif
Penyebab Laboratorium yang mempengaruhi
1. Waktu pengambilan sampel2. Spesimen penyimpanan3. Hemolisis
(Dufour, 2000)
Kelemahan Penelitian
1. Uji orientasi yang kurang baik2. Kurangnya variasi dosis3. Belum diketahui senyawa aktif dalam buah mengkudu yang berperan
sebagai hepatoprotektif4. Kesalahan teknis penggunaan sonde
Tempat tikus dan suhu ruangan yang sering berubah
Pengambilan, pengiriman, dan pengukuran sampel yang kurang tepat waktu
KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V
KESIMPULAN
a) Pemberian ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L) memberikan
pengaruh terhadap penurunan kadar ALT (Alanin Aminotransferase) pada
hati tikus putih yang diinduksi asetaminofen.
b) Dosis yang paling efektif menurunkan kadar ALT adalah dosis 36
mg/200gBB.
SARAN
a) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek hepatoprotektif ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L) dengan lebih banyak variasi dosis agar dapat diketahui dosis yang paling efektif.
b) Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan waktu perlakuan yang lebih lama untuk menilai tingkat protektif hati terhadap obat yang menyebabkan hepatotoksik.
c) Identifikasi senyawa aktif yang terkandung dalam buah mengkudu (Morinda citrifolia L) sangat diperlukan untuk mengetahui senyawa mana yang berefek dalam penurunan kadar ALT.
TERIMA KASIH