pengaruh model pembelajaran kooperatif learning group …digilib.unila.ac.id/54622/3/skripsi tanpa...
TRANSCRIPT
(Skripsi)
Oleh
ANJAR SAPUTRA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNINGTIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR
IPA PESERTA DIDIK KELAS 4 SDN 7 YOSOMULYOMETRO PUSAT KOTA METRO
ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPINVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR IPA
PESERTA DIDIK KELAS 4 SDN 7 YOSOMULYOMETRO PUSAT KOTA METRO
Oleh
ANJAR SAPUTRA
Masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya hasil belajar IPA siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran kooperatif learning tipe group investigation terhadap hasil
belajar IPA siswa. Metode dalam penelitian ini adalah quasi experiment
dengan desain penelitian nonequivalent control group design. Penelitian ini
menggunakan purposive sampling. Instrument yang digunakan dalam
penelitian ini non-tes dan tes. Hasil analisis data diperoleh simpulan bahwa ada
pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif learning tipe group
investigation terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 7 Yosomulyo
Metro Pusat Kota Metro.
Kata kunci : Group Investigation, hasil belajar, pembelajaran IPA
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LEARNING COOPERATIVE MODEL TYPE GROUPINVESTIGATION ON LEARNING RESULTS
PARTICIPANTS DOCKED 4 SDN 7 YOSOMULYOMETRO CENTER METRO CITY
By
ANJAR SAPUTRA
The problem in this study is the low student learning outcomes.This study aims todetermine the effect of the use of cooperative lerning model group investigatinlearning on student learning outcomes.The method in this study was a quasiexperiment with nonequivalent control group design research design.This study usespurposive sampling.The instruments used in this study were non-tests and tests.Theresults of the analysis of the data obtained conclusions that there is a affect of the useof cooperative learning model learning type group investigation on the learningoutcomes of students in grade IV to 7 Yosomulyo Metro downtown Metro.
Keywords: Group Investigation, learning outcomes, science lessons
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPEGROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR
IPA PESERTA DIDIK KELAS 4 SDN 7 YOSOMULYOMERTO PUSAT KOTA METRO
Oleh
ANJAR SAPUTRA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah DasarJurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Anjar Saputra lahir di Belitang, pada
tanggal 11 April 1996. Penulis adalah anak pertama
dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Samirun dan
Ibu Qabtiah.
Penulis mengawali pendidikan formal di TK Subullu Salam Sriwangi pada tahun
2001-2002. Penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri 1 Kerujon pada tahun
2002-2008.
Pada tahun 2008 penulis di terima di MTs Trimoharjo yang di selesaikan pada
tahun 2011, Kemudian pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan di
MAN Gumawang dan selesai pada tahun 2014. Pada tahun 2014, Penulis
terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendididkan di
Universitas Lampung, Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Selama menjadi mahasisiwa, Penuilis mengikuti Kiliah Kerja Lapangan (KKL)
di Malang-Yogyakarta-Bandung pada tahun 2017 Pada tahun yang sama,
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-
KT) di Desa Bakhu, Kecamatan Batu Ketulis, Kabupaten Lampung Barat yang
terintegrasi dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD Negeri 1
Bakhu.
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga merekamengubah diri mereka sendiri”
(Q.S. Ar-Ra’d:11)
“ Pelan Tapi Pasti Karna Ke Suksesan Perlu KepastianBukan Sekedar Ambisi”
(Anjar Saputra)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji syukur atas kehadirat Allah SWT, dan dengan segalaKetulusan serta kerendahan hati, sebentuk karya kecil ini kupersembahkan
kepada:
Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Samirun dan Ibu Qabtiah Terima kasih atasdukungan, motivasi, nasihat, dan do’a yang selalu dipanjatkan demi tercapainya
cita-citaku dan kelancaran studiku
Adikku Lia Nita Safitri yang telah memberikan cinta dan kasih sayangmu, yangselalu memotivasi, mendoakan dan menantikan keberhasilanku
Para Guru dan Dosen yang telah berjasa memberikan bimbingan dan ilmu yangsangat berharga melalui ketulusan dan kesabaranmu
Almamater Tercinta Universitas Lampung
SANWACANA
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah
mmemberikan nikmat sehat, rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran kooperatif
Learning tipe Group Investigation Terhadap Hasil Belajar IPA Peserta Didik
Kelas 4 SDN 7 Yosomulyo Metro Pusat Kota Metro Semester Genap Tahun
Pelajaran 2017/2018 ” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu
Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.
Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan kemampuan dan pengetahuan,
maka adanya dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak sangat membantu
dalam penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku dekan FKIP Universitas
Lampung.
2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.
3. Bapak Drs. Maman Surahman, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD.
4. Ibu Dra.Loliyana,M.Pd., selaku pembimbing 1 atas kesediaannya
memberikan bimbingan, motivasi, ilmu yang berharga, saran, dan kritik-
kritik selam proses penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.
5. Bapak Drs.Sugiman,M.Pd., selaku pembimbing 2 atas kesediaannya
memberikan bimbingan, motivasi, ilmu yang berharga, saran, dan kritik-
kritik selam proses penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.
6. Ibu Dr.Rochmiyati,M.Si., selaku pembehas skripsi atas kesediaannya
memberikan bimbingan, motivasi, ilmu yang berharga, saran, dan kritik-
kritik selam proses penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.
7. Para dosen PGSD Universitas Lampung yang telah memberikan ilmunya,
pengalaman yang sangat berharga dan tak ternilai bagi penulis.
8. Staff Akademik dan Tata Usaha Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
yang telah membantu administrasi di Kampus.
9. Ibu Yohana, Spd.,selaku Kepala Sekolah SDN 7 Yosomulyo Metro Pusat
Kota Metro yang telah memberikan izin dan bantuan selam penelitian.
10. Keluarga sederhanaku, Ayahku Samirun, S.Pd dan Ibuku Qabtiah, S.Pd.I
serta adikku Lia Nita Safitri. Terimakasih atas pengorbanan, kasih sayang
dalam bantuan doa yang tulus, dan selalu memberikan dukungan dalam
penyusunan skripsi ini.
11. Keluarga besar Kakek Ayah Dullah Siran & Nenek Sapariyah. dan Kakek
Ibu H.Ahmad Kohar & Nenek HJ.Nursanah. Terimakasih atas dukungan,
semangat, doa, dan motivasi yang tiada henti-hentinya.
12. Keluarga Sahabatku “Desi Cahya Lugita & I Hasroh” TIdak lupa pula
teman-temanku Abi N, Feqi R, Anggra S, W Duki, Wahidin, Ifan A,Made,
Aegidius,M.Khairu Rizal Riki Kaneza, Anggi Manggala. Terimakasih
selama ini sudah memberikan semangat serta dukungan yang tak henti-
hentinya. Semoga kita selalu bersama bukan hanya di dunia tapi sampai
surga-Nya.
13. Sahabat SMA, Terimakasih selama ini sudah memberikan semangat serta
dukungan yang tak henti-hentinya. Semoga kita selalu bersama bukan
hanya di dunia tapi sampai surga-Nya
14. Teman seperjuangan PGSD angkatan 2014. Terimakasih atas
kekeluargaan dan kebersamaan yang telah diberikan, semoga kekeluargaan
kita akan terus terjalin sampai kapanpun.
15. Dan Bagi pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut
mendukung peneliti menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin.
Bandar Lampung, 19 Oktober 2018
Penulis,
Anjar Saputra
xv
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR ISI............................................................................................... xvDAFTAR TABEL ...................................................................................... xviiiDAFTAR GAMBAR.................................................................................. xxDAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xxi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1B. Identifikasi Masalah.......................................................................... 9C. Pembatas Masalah............................................................................. 10D. Rumusan Masalah ............................................................................. 10E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 11F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 11
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran ........................................................................ 13B. Pembelajaran Kooperatif ................................................................. 14
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ......................................... 142. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif ........................................... 163. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif ............................................. 17
C. Model- model Pembelajaran Kooperatif ......................................... 181. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ............................. 182. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif .... 203. Langkah-langkah atau Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif
................................................................................................... 23D. Hasil Belajar .................................................................................... 27
1. Pengertian Belajar .................................................................... 272. Pengertian Hasil Belajar ............................................................ 283. Faktor-faktor yang Mempengaruh Hasil Belajar....................... 30
E. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ........................................................ 321. Pengertian IPA ......................................................................... 322. Tujuan Pembelajaran IPA.......................................................... 333. Pembelajaran IPA di Sekolah.................................................... 34
F. Kerangka Pikir................................................................................. 36
xvi
G. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 37
III. METODE PENELITIANA. Desain Penelitian ............................................................................. 39B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 40C. Populasi dan Sampel Penelitian....................................................... 40
1. Populasi Penlitian..................................................................... 402. Sampel Penelitian..................................................................... 41
D. Variabel Penelitian .......................................................................... 42E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ............................... 43
1. Definisi Konseptual ................................................................. 432. Definisi Operasional ................................................................ 44
F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 451. Teknik Observasi ..................................................................... 452. Teknik Tes ............................................................................... 45
G. Instrumen Penelitian........................................................................ 471. Jenis Instrumen.......................................................................... 47
1.1 Instrumen Non-tes ............................................................ 481.2 Instrumen Tes ................................................................... 48
2. Uji Instrumen Tes ....................................................................... 492.1 Uji Validitas ..................................................................... 492.2 Uji Reliabilitas.................................................................. 512.3 Daya Pembeda Soal ......................................................... 522.4 Uji Tingkat Kesukaran ..................................................... 53
H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ............................... 541. Teknik Analisis Data ................................................................. 54
1.1 Uji Normalitas Data......................................................... 541.2 Uji Homogenitas Data .................................................... 55
2. Analisis Data Aktivitas Belajar Menggunakan Media Konkret 563. Analisis Data Hasil Belajar ....................................................... 574. Uji Hipotesis.............................................................................. 57
4.1 Uji Regresi Linier Sederhana ........................................... 57
IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 59B. Hasil Penelitian............. ................................................................. 60
1. Data Aktivitas Peserta Didik dengan Model KooperatifLearning Tipe Group investigation ............................................. 61
2. Data Hasil Belajar Peserta Didik Kelas Eksperimen........................... 61a. Data Nilai Pretest ....................................................................... 62b. Data Nilai Posttest ................................................................ 63
3. Data Hasil Belajar Peserta Didik Kelas Kontrol ........................ 65a. Data Nilai Pretest ....................................................................... 65b. Data Nilai Posttest........................................ ........................ 67
4. Deskripsi Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.. 69C. Pengujian Persyaratan Analisis Data ................................................. 70
xvii
1. Uji Normalitas Data................................................................... 702. Uji Homogenitas Data ............................................................... 70
D. Pengujian Hipotesis........................................................................ 711. Regresi Linear Sederhana.......................................................... 71
E. Pembahasan ................................................................................... 73
V. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan…………........... .............................................................. 77B. Saran……............... ......................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 79LAMPIRAN.............................................................................................. 81
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IV SD N 7
Metro Pusat ............................................................................................... 5
2. Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IV SD N 115
Tebet Timur Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Learning,
Jakarta Selatan Pada Tahun 2016/2017 .................................................... 6
3. Daftar Jumlah Siswa Kelas IV Semester Genap SD N 7 Metro Pusat
Kota Metro Tahun Pelajaran 2017/2018................................................... 41
4. Kisi-Kisi Penilaian Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe
Group Investigation .................................................................................. 47
5. Klasifikasi Validitas.................................................................................. 51
6. Daftar Interpretasi Koefisien Rkoefisien R Reliabilitas ........................... 52
7. Klasifikasi Daya Pembeda ........................................................................ 53
8. Indeks Kesukaran...................................................................................... 54
9. Ringkasan Anova ...................................................................................... 56
10. Rekapitulasi Tingkat Keberhasilan ........................................................... 57
11. Jadwal Dan Pokok Bahasan Pelaksanaan Penelitian ................................ 59
12. Rekapitulasi Aktivitas Siswa .................................................................... 61
13. Distribusi Nilai Pretest Kelas Eksperimen ............................................... 62
14. Distribusi Nilai Posttest Kelas Eksperimen .............................................. 64
15. Deskripsi Hasil Belajar Kelas Eksperimen ............................................... 65
16. Distribusi Nilai Pretest Kelas Kontrol ...................................................... 66
17. Distribusi Nilai Posttest Kelas Kontrol..................................................... 68
18. Deskripsi Hasil Belajar Kelas Kontrol...................................................... 69
19. Hasil Uji Normalitas Data Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen
Dan Kontrol ............................................................................................. 70
20. Hasil Uji Homoogenitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
dan Kontrol ............................................................................................... 71
21. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ............................ 72
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir Penelitian ......................................................................... 37
2. Nonequivalent Control Group Pretest – Posttest Desain.......................... 40
3. Histogram Nilai Pretest Kelas Eksperimen .............................................. 63
4. Histogram Nilai Posttest Kelas Eksperimen............................................. 64
5. Histogram Nilai Pretest Kelas Kontrol ..................................................... 67
6. Histogram Nilai Posttest Kelas Kontrol ................................................... 68
7. Histogram Nilai Rata-Rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........... 69
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rekapitulasi Uji Reliabilitas Lembar Observasi .......................................... 82
2. Hasil Uji Coba Soal Tes............................................................................... 83
3. Rekapitulasi Uji Validitas Soal Tes ............................................................. 87
4. Rekapitulasi Uji Reliabilitas Soal Tes ......................................................... 89
5. Rekapitulasi Uji Daya Beda Soal Tes .......................................................... 91
6. Rekapitulasi Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes ............................................. 93
7. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dengan Model Pembelajaran GI ............. 96
8. Rekapitulasi Aktivitas Siswa dengan Model Pembelajaran GI ................... 105
9. Rekapitulasi Hasil Belajar Kelas Eksperimen ............................................. 107
10. Rekapitulasi Hasil Belajar Kelas Kontrol .................................................... 110
11. Hasil Uji Normalitas .................................................................................... 114
12. Hasil Uji Homogenitas................................................................................. 121
13. Uji Hipotesis ................................................................................................ 126
14. Tabel Nilai “r” Product Moment = 0,05................................................... 130
15. Tabel Distribusi X2 ...................................................................................... 131
16. Tabel F = 0,05 .......................................................................................... 132
17. Tabel Harga Kritis Distribusi t = 0,05...................................................... 133
18. Tabel Logaritma........................................................................................... 134
19. Blueprint Penggunaan Model Pembelajaran GI........................................... 135
20. Rubrik Penilaian Pengamatan Model GI ..................................................... 138
21. Lembar Observasi Checklist Pengamatan Model GI ................................... 156
22. RPP Model Pembelajaran GI ....................................................................... 159
23. Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest .............................................................. 194
24. Soal Pretest dan Posttest.............................................................................. 204
25. Rencana Implementasi Model GI (Group Investigation) Pada Tema 2 Sub
Tema 1 Pembelajaran 1-6 ........................................................................... 217
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sekolah dasar sebagai jenjang paling dasar pada pendidikan
formal mempunyai peran besar bagi keberlangsungan proses pendidikan
selanjutnya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003
pasal 17 ayat 1 yang menyebutkan bahwa “ Pendidikan dasar merupakan
jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.” Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Satuan Pendidikan Dasar
(Tahun 2007 Semester I&II) dijelaskan bahwa “Tujuan Pendidikan Dasar
adalah meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan,kepribadian, akhlaq mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.”
Membekali peserta didik agar cerdas secara intelektual pengetahuan dan
sosial merupakan peran pendidik di sekolah. Maka pendidik sebagai memiliki
peran besar terhadap peserta didik dan keberlangsungan kegiatan
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamzah B. Uno (2006: 168)
yaitu pendidik harus menguasai keterampilan dalam mengajar agar dapat
mengelola proses pembelajaran dengan baik yang berimplikasi pada
peningkatan kualitas lulusan sekolah dan di harapkan dapat menyelesaikan
2
berbagai permasa lahan yang timbul dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Pendidik dapat mengoptimalkan perannya di kelas dengan menguasai
keterampilan mengajar. Penguasaan keterampilan mengajar yang baik akan
mempengaruhi tingkat keaktifan dan partisipasi peserta didik sehingga bisa
dikatakan bahwa peran keterampilan memberikan penguatan penting dalam
kegiatan pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan teori belajar dari Psikologi Behaviouristik Skiner
(Wasty Soemanto, 2008: 125) yaitu Skiner’s Operant Conditioning yaitu
“Seperti halnya Thorndike, Skiner menganggap “reward”atau
“reinforcement” yaitu penguatan sebagai faktor terpenting dalam proses
belajar”. Berdasar kanuraian tersebut sudah sepantasnya pendidik
menguasainya, lebih-lebih dalam menghadapi perilaku peserta didikusia
sekolah dasar yang memiliki kepribadian untuk.
Tujuan dalam Kurikulum 2013 IPA antara lain: (1) Memperoleh keyakinan
terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,
keindahandan keteraturan alam ciptaan-Nya; (2) Mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (3) Mengembangkan rasa ingin tahu,
sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA,lingkungan, teknologi dan masyarakat; (4)
Mengembangkan keterampilan prosesuntuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan;(5) Meningkatkan kesadaran
3
untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat di identifikasikan.
Tujuan pembelajaran IPA yang tercantum dalam kurtilas tersebut sudah
mengandung ide-ide yang dapat mengantisipasi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara global. Untuk mencapai tujuan
yang telah dirumuskan di atas, pembelajaran IPA dilaksanakan sebagai
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,
serta untuk pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Hasil penelitian yang dilaksanakan PISA (The
Programme forInternational Student Assesment) pada tahun 200 (dalam
Depdiknas 2007:21) menunjukkan bahwa fakta dilapangan dalam
pelaksanaan pembelajaran IPA belum sesuai dengan esensi yang terkandung
dalam Kurikulum 2013 mengenai pelajaran IPA. Penelitian ini menunjukkan
bahwa masih terdapat permasalahan dalam pelaksanaan standar isi IPA.
Literasi sains anak-anak Indonesia usia 15 tahun berada pada peringkat ke
38dari 40 negara yang diteliti oleh PISA. Adapun skor rata-rata pencapaian
peserta didik dari negara-negara peserta sekitar nilai 500, sedangkan peserta
4
didik Indonesia kurang lebih memperoleh angka di sekitar 400. Hal ini berarti
bahwa peserta didik di Indonesia tersebut diduga baru mampu mengingat
pengetahuan ilmiah berdasarkan fakta-fakta sederhana.
Proses pembelajaran IPA pada kenyataannya pendidik masih minim sekali
dalam memperkenalkan kerja ilmiah kepada peserta didik, padahal kerja
ilmiah merupakan salah satu ciri penting dari esensi mata pelajaran IPA.
Metode pembelajaran yang terlalu berorientasi kepada pendidik (teacher
centered) cenderung mengabaikan hak-hak dan kebutuhan, serta pertumbuhan
dan perkembangan anak,sehingga proses pembelajaran yang menyenangkan,
mengasyikkan, dan mencerdaskan tidak dirasakan oleh anak.
Pembelajaran IPA yang terlalu berorientasi terhadap penguasaan teori dan
hafalan inilah yang menyebabkan kemampuan belajar peserta didik menjadi
terhambat. Hasil dari observasi pada pembelajaran tematik subtema peredaran
darahku sehat yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 7 Yosomulyo
Kecamatan Metro Pusat Kota Metro tanggal 23 Oktober 2017 menunjukkan
bahwa aktivitas belajar peserta didik masih rendah dan hasil belajar belum
sesuai dengan yang di harapkan atau belum optimal.
Hasil observasi menunjukkan bahwa pada saat proses pembelajaran
berlangsung, sebagian besar peserta didik belum berani mengajukan
pertanyaan kepada pendidik, belum berani mengemukakan pendapatnya
meskipun sudah diarahkan oleh pendidik, belum berani menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh pendidik, interaksi antara peserta
5
didik dengan peserta didik lain juga masih minim. Kurangnya pemahaman
peserta didik terhadap materi dapat terlihat dari nilai rata-rata kelas pada
matapelajaran IPA tahun ajaran 2017/2018 semester 1 yang masih rendah
yaitu dengan rata-rata kelas58,5 atau 59.
Tabel 1. Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Peserta didik Kelas IVSD N 7Metro Pusat Pembelajaran MenggunakanKooperatif Learning
N0.MataPelajaran
KKMRata-ratakelas IV A
Rata-ratakelas IV B
Rata-ratakelas IV
1 PPKn 75 88 87 87.5
2 B.Indonesia 70 78 79 78.5
3 Matematika 69 72 73 72.5
4 IPA 70 58 59 58.5
5 IPS 70 77 76 76.5
6 SBdP 75 83 84 83.5
7 PJOK 75 86 85 85.5
Sumber: Pengolahan data hasil belajar tahun 2017
Berdasarkan paparan hasil analisis terhadap nilai ulangan harian semester I
tahun 2016/2017 peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri 7 Yosomulyo
Kecamatan Metro Pusat Kota Metro pada mata pelajaran IPA belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan berdasarkan
surat keputusan kepala Sekolah Dasar Negeri 7 Yosomulyo Kecamatan Metro
Pusat Kota Metro tahun 2016 yaitu ≥ 70. Hasil ulangan harian dari 35 peserta
didik terdapat 15 peserta didik (42,86%) yang mendapatkan nilai di atas
KKM, sedangkan sisanya 20 peserta didik (57,14%) nilainya dibawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
6
Hasil ulangan harian semester I tahun 2016/2017 peserta didik kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 7 Yosomulyo Kecamatan Metro Pusat Kota Metro
pada mata pelajaran IPA diperoleh nilai terendah 40, nilai tertinggi 76 dan
nilai rata-rata 58,5. Sebagai perbandingan perolehan nilai rata-rata salah satu
sekolah di provinsi Daerah Khusus Ibu kota Jakarta, sebagai kota terdekat dan
menjadi barometer pendidikan nasional salah satunya di ambil pada SDN 115
Tebet Timur, Jakarta Selatan pada tahun 2016/2017.
Tabel 2. Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Peserta didik Kelas IV SD N 115Tebet Timur Pembelajaran Menggunakan Kooperatif Learning,Jakarta Selatan pada tahun 2016/2017
N0. MataPelajaran
KKM
Rata-ratakelas
Rata-ratakelas
Rata-ratakelasIV C
Rata-ratakelasIV D
Rata-ratakelas IV
IV A IV B
1 PPKn 78 90 89 90 88 89.25
2 B.Indonesia 78 80 80 78 85 80.75
3 Matematika 75 86 85 76 80 81.75
4 IPA 75 72 74 78 79 75.75
5 IPS 75 79 80 78 80 79.25
6 SBdP 75 85 84 84 85 84.5
7 PJOK 75 88 86 86 88 87Sumber: Pengolahan data penelitian literatur
Berdasarkan hasil pengamatan pada table 2 di atas dapat di lihat bahwa
pembelajaran dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA di kelas IV pada
tempat yang berbeda yaitu Daerah Khusus Ibu kota menunjukkan hal yang
sama, bahwa peserta didik dalam pelajaran IPA mengalami kesulitan untuk
memahami pelajaran tersebut, oleh karena itu perlu di kaji ulang pendekatan
pembelajaran yang sesuai agar tujuan pembelajaran IPA pada sekolah dasar
7
dapat sesuai dengan KKM yang di tentukan. Sebagai bahan pembanding pada
pembelajaran IPA sekolah dasar, maka model pembelajaran harus
menyesuaikan dengan tingkat kemampuan dan daya nalar peserta didik, ada
baiknya penggunaan model pembelajaran dapat bervariasi sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dan pengajar, agar pembelajaran dapat mencapai
tujuan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pendidik kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 7 Yosomulyo Kecamatan Metro Pusat Kota Metro yaitu Ibu Yohana,
S.Pd., menunjukkan bahwa pengetahuan pendidik tentang model-model
pembelajaran masih minim. Dalam proses pembelajaran, pendidik
menggunakan metode ceramah secara klasikal, sehingga pembelajaran masih
berpusat pada pendidik (teacher centered). Pembelajaran yang berpusat pada
pendidik membuat peserta didik cenderung pasif .
Hasil wawancara dengan beberapa pesertadidik kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 7 Yosomulyo Kecamatan Metro Pusat Kota Metro diperoleh hasil
bahwa penyebab rendahnya hasil aktivitas dan hasil belajar peserta didik
dikarenakan peserta didik merasa jenuh dengan cara mengajar pendidik.
Peserta didik merasa bosan karena hanya duduk diam mendengarkan pendidik
menjelaskan materi. Pembelajaran yang demikian membuat peserta didik
kesulitan dalam menyerap materi, terutama untuk pesertadidik dengan gaya
belajar visual dan audio visual. Materi yang disampaikan dengan metode
ceramah bersifat sementara dalam memori peserta didik, ketika tidak terjadi
pengulangan (rehearsal), maka materi tersebut mudah hilang dari ingatan.
8
Kolaborasi yang dilakukan dengan pendidik kelas IV Sekolah Dasar Negeri 7
Yosomulyo Kecamatan Metro Pusat Kota Metro, alternatif tindakan untuk
memecahkan permasalahan tersebut adalah penerapan model pembelajaran
Group Investigation berbasis lingkungan khususnya dalam mata pelajaran
IPA. Pembelajaran IPA cenderung mengacu pada keterampilan proses,
peserta didik bukan sekedar menerima ilmu tetapi dituntut menemukan
sendiri jawaban dari permasalahan yang diberikan pendidik. Model
pembelajaran Group Investigation merupakan salah satu metode yang tepat
untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA.Melihat pentingnya pembelajaran
Group Investigation, maka penulis mencantumkan pendapat dari Trianto
(2009: 79), sebagai berukut:
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation sangat tepatditerapkan di Sekolah Dasar, karena model ini menekankan padapartisipasi dan aktivitas peserta didik untuk mencari sendiri informasitentang materi pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahanyang tersedia. Dalam implementasi model pembelajaran groupinvestigation guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecilyang beranggotakan 2-6 orang dengan mempertimbangkan keakrabanpersahabatan atau minat yangsama dalam topik tertentu untukdiselidiki (investigasi), selanjutnya peserta didik mempresentasikanlaporannya untuk berbagi dan saling bertukar informasitentangtemuan mereka.
Sedangkan menurut pendapat dari Trianto, hal sama dikemukakan oleh
Rusman(2012: 221) yang menyatakan sebagai berikut:
Keunggulan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GroupInvestigation adalah peserta didik melakukan investigasi secaraberkelompok mengenaitopik pembelajaran, disini peserta didik dilatihuntuk mengembang-kanpotensi merekabaik dari aspek kognitif dalambentuk pengetahuan dan pemahaman, aspek afektif dalam bentuk nilaidan sikap positif yang didapat dari bekerja sama dengan rekankelompok, serta aspek psikomotor dalam bentuk keaktifan dankreativitas.
9
Model pembelajaran kooperatif tipe Group investigation, dapat di pakai untuk
mengembangkan kemampuan dasar peserta didik seperti tanggung jawab,
mampu bekerja sama dan dapat meningkatkan kemampuan mengemukakan
pendapat. Pendapat ini di tulis oleh Rusman(2011: 222) sebagai berikutini:
Beberapa keunggulan pembelajaran kooperatif tipe GroupInvestigation, yaitu:(1) Dapat dipakai untuk mengembangkantanggung jawab dan kreatifitas peserta didik, baik secara peroranganmaupun kelompok, (2)Menghilangkan sifat egois, dapat meningkatkankegemaran berteman tanpa memandang perbedan kemampuan,jeniskelamin, etnis, kelas sosial dan agama, (3)Memberikan kesempatanbagi peserta didik untuk berkolaborasi dengan teman sebaya dalambentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu masalah, (4) Sertamengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang diberikanpendidik sehingga dapat membangun pengetahuan peserta didik.
Berdasarkan uraian tersebut maka, peneliti melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Group
Investigation Terhadap Hasil Belajar IPA peserta didik kelas 4 SD Negeri 7
Yosomulyo Metro Pusat Kota Metro Semester Genap Tahun Pelajaran
2017/2018”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat identifikasi masalah,
yaitu:
1. Peserta didik di SD Negeri 7 Yosomulyo Metro Pusat Kota Metro
hanya hafal materi namun tidak memahami konsep. Hal itu
menyebabkan peserta didik hanya mahir dalam teoritis namun lemah
dalam aplikasinya.
10
2. Rendahnya hasil belajar peserta didik di SD Negeri 7 Yosomulyo Metro
Pusat Kota Metro, disebabkan kurangnya penggunaan model
pembelajaran yang bervariatif.
3. Kurangnya penerapan model pembelajaran yang inovatif. Pendidik
mengajar hanya dengan cara konvensional, kegiatan pembelajaran
masih bersifat teacher center.
4. Pendidik kurang memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia di
sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasakan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah
dalam penelitian ini rendahnya hasil belajar peserta didik kelas IV SD Negeri
7 Yosomulyo Metro Pusat Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah:
Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation terhadap hasil belajar pada pesertadidik kelas IV SD
Negeri 7 Yosomulyo Metro Pusat Kota Metro.
11
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui adakah pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation terhadap hasil belajar peserta didik kelas
IV SD Negeri 7 Yosomulyo Metro Pusat Kota Metro.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah untuk:
a. Peningkatan hasilbelajar peserta didik di kelas agar memahami
materi pembelajaran.
b. Memaksimalkan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe group investigation.
2. Secara empirik manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Peserta didik
1) Dapat menumbuhkan sikap saling bekerja sama dan menghargai
antara peserta didik yang berkemampuan dan mempunyai latar
belakang yang berbeda.
b. Bagi pendidik
1) Memberi gambaran mengenai pembelajaran kooperatif tipe
group investigation agar diterapkan di sekolah sehingga dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.
2) Mendorong kreativitas pendidik agar mau membuat dan meman-
faatkan media pembelajaran yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran.
12
2) Peserta didik merasakan keterlibatannya dalam pembelajaran,
sehingga menumbuhkan rasa percaya diri dalam belajar.
c. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan bagi kepala sekolah dalam melakukan
kajian bagi pendidik agar mau menerapkan pembelajaran kooperatif
dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
d. Bagi Penelitian Lain
Sebagai bahan kajian dan penelitian lebih lanjut agara model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation ini dapat
dikembangkan lebih baik untuk kemajuan pendidikan.
13
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan salah satu hal terpenting yang
perludiperhatikan guru untuk melakukan rancangan pembelajaran supaya
tujuanyang ingin dicapai dalam pembelajaran dapat berjalan secara
maksimal.Beberapa pendapat yang digunakan sebagai bahan pendukung
dalam penelitian ini, diantaranya pendapat Joyce & Weil dalam Rusman
(2014:133) Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka
panjang), merancang bahan-bahanpem belajaran, dan membimbing
pembelajaran di kelas atau yanglain.
Kemudian pendapat yang menyatakan pentingnya penggunaan model
pembelajaran dikemukakan oleh Komalasari (2013:57), yang menyatakan
bahwa:
Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yangtergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas olehguru. Model pembelajaran dengan kata lain merupakan bungkus ataubingkai dari penerapan suatu pendekatan,metode, dan teknikpembelajaran.
14
Sedangkan menurut pendapat Sumantri (2015:39) menyebutkan bahwa:
Bahwa model pembelajaran dapat dipahami sebagai kerangkakonseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yangsistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar danpembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsisebagai pedoman bagi perencana pembelajaran bagi para guru dalammelaksanakan aktivitas pembelajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola pembelajaran yang
mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dari awal sampai
akhir proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar.
B. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Untuk memahami pengertian pembelajaran kooperatif, maka penulis juga
mencantumkan pendapat dari para ahli yang dikutip sebagai berikut: Pendapat
pertama dikemukakan oleh Slavin dalam Isjoni (2013:15) cooperative
learning adalah:
“suatu model pembelajaran dimana peserta didik belajar dan bekerjadalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen”.
Sedangkan menurut pendapat lain yang mendukung dari pendapat
sebelumnya dikemukakan oleh:Lie dalam Wena (2013:189):
“pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberikesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan sesamapeserta didik dalam tugas-tugas yang terstruktur, dan dalam sistemini pendidik bertindak sebagai fasilitator”.
15
Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat dikatakan bahwa model
pembelajaran dirancang untuk mewakili realitas yang sesungguhnya.Atas
dasar pengertian tersebut, maka model pembelajaran harus dipahami sebagai
kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang
sistematik dalam belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
pendidik dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dibentuk dalam suatu
kelompok kecil dimana peserta didik bekerjasama dan mengoptimalkan
keterlibatan dirinya dan anggota kelompoknya dalam belajar.Dalam belajar
kooperatif, peserta didik diberikan dua macam tanggung jawab yang harus
mereka laksanakan.Pertama, semua peserta didik terlibat dalam mempelajari
dan menyelesaikan materi/tugas yang diberikan oleh pendidik.Kedua,
meyakinkan bahwa semua anggota dalam kelompok mengerti dan memahami
tentang materi/tugas yang diterimanya.
Pendidik dapat menyadari bahwa hasil yang diperoleh mempunyai manfaat
bagi diri dan pendidik lainnya dalam kelompok tersebut.Menurut pendapat
yang dikemukakan olehSuyatno, (2009: 51-52), adalah sebagai berikut:
Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengancara berkelompok untuk bekerja sama saling membantumengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan atau inkuiri.Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompakpartisipatif), tiap anggota kelompok terdiri atas 4-5 orang, pesertadidik heterogen (kemampuan, gender, karakter), ada kontrol danfasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporanatau presentasi.
16
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
membutuhkan kerja sama tim atau kelompok yang anggotanya terdiri
dari 2 sampai 6 orang dengan struktur kelompok bersifat heterogen untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
memiliki banyak tipe atau jenis model pembelajaran yang dapat diterapkan
dalam proses pembelajaran.Beberapa pakar menjelaskan pendapatnya
mengenai pembelajaran Kooperatif. Menurut pendapat dari Trianto (2011:
67)Terdapat beberapa tipe dalam model pembelajaran kooperatif antara
lain STAD, jigsaw, investigasi kelompok (group investigation), teams
games tournament, think pair share, dan numbered head together.
Selain pendapat di atas penulis juga mengutip pendapat dari Isjoni (2013:
73) mengemukakan dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa
variasi model yang dapat diterapkan, yaitu:
Di antaranya (1) Student Team Achievement Division (STAD), (2)Jigsaw, (3) Teams Games Tournaments (TGT), (4) GroupInvestigation (GI), (5) Rotating trio exchange, dan (6) Groupresume. Sedangkan menurut Suprijono (2015: 108) jenis-jenis modelcooperative learning di antaranya (a) jigsaw, (b) think pair share, (c)number heads together, (d) group investigation, (e) two stay twostray, (f) make a match, (g) listening team, (h) inside outside circle,(i) bamboo dancing, (j) point counter point, dan (k) the power oftwo.
Berdasarkan teori dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
17
secara berkelompok yang mempunyai berbagai macam variasi dalam
pembelajarannya, sesuai dengan kebutuhan. Dalam penelitian tindakan
kelas ini, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
group investigation. Group investigation merupakan salah satu bentuk
tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan
aktivitas peserta didik untuk mencari sendiri informasi pelajaran yang
akan dipelajari melalui proses investigasi dalam pembelajaran.
3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Berikut ini pendapat para ahli yang menjelaskan ciri-ciri pembelajaran
kooperatf.Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Isjono (2009:27)
menuliskan beberapa ciri-ciri pembelajaran kooperatif yaitu sebagai
berikut:
a) setiap anggota memiliki peran;b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara peserta didik;c) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan
juga teman-teman sekelompoknya;d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan
interpersonal kelompok, danguru hanya berinteraksi dengankelompok saat diperlukan.
Selanjutnya menurut Lie ( 2004 )dalam pembelajaran kooperatif terdapat
elemen-elemen atau ciri-ciri yang saling berkaitan. :
1. Saling ketergantungan positifDalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yangmendorong agar peserta didik merasa saling membutuhkan atauyang biasa disebut dengan saling ketergantungan positif yangdapat dicapai melalui : saling ketergantungan mencapai tujuan,saling ketergantungan menyelesaikan tugas, salingketergantungan bahan atau sumber, saling ketergantungan peran,saling ketergantungan hadiah.
18
2. Interaksi tatap mukaDengan hal ini dapat memaksa peserta didik saling bertatapmuka sehingga mereka akan berdialog. Dialog tidak hanyadilakukan dengan guru tetapi dengan teman sebaya juga karenabiasanya peserta didik akan lebih luwes, lebih mudah belajarnyadengan teman sebaya.
3. Akuntabilitas individualPembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajarkelompok. Penilaian ditunjukkan untuk mengetahui penguasaanpeserta didik terhadap materi pelajaran secara individual. Hasilpenilaian ini selanjutnya disampaikan oleh guru kepadakelompok agar semua kelompok mengetahui siapa kelompokyang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikanbantuan,maksudnya yang dapat mengajarkan kepada temannya.Nilai kelompok tersebut harus didasarkan pada rata-rata, karenaitu anggota kelompok harus memberikan kontribusi untukkelompnya. Intinya yang dimaksud dengan akuntabilitasindividual adalah penilaian kelompok yang didasarkan padarata-rata penguasaan semua anggota secara individual.
4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadiKeterampilan sosial dalam menjalin hubungan antar pesertadidik harus diajarkan. Peserta didik yang tidak dapat menjalinhubungan antar pribadi akan memperoleh teguran dari guru jugapeserta didik lainnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa ciri-ciri pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran yang saling ketergantungan, interaktif,
komunikatis dan saling menolong sehingga materi pembelajaran akan dengan
mudah di serap peserta didik secara efektif.
C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
1. Pengertian
Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran
kelompok yang mempunyai banyak tipe yang bervariasi, salah satunya
yaitu model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.
19
Selanjutnya menurut Kurniasih dan Sani (2015: 71) mengemukakan bahwa
model pembelajaran group investigation adalah salah satu bentuk model
pembelajaran kooperatif yang memiliki titik tekan pada partisipasi dan
aktivitaspeserta didik untuk mencari sendiri materi atau segala sesuatu
mengenaimateri pelajaran yang akan dipelajari. Informasi tersebut
bisadidapat dari bahan-bahan yang tersedia, misalnya buku
pelajaran,perpustakaan, atau dari internet dengan referensi yang bisa
dipertanggung jawabkan.
Sejalan dengan pendapat Kurniasih dkk. dalam Wena, (2013: 196)
mengungkapkan bahwa:
Group investigation merupakan salah satu bentuk tipe pembelajarankooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas pesertadidik untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akandipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia.
Sedangkan menurut pendapat yang dikemukakan oleh Sumarmi (2012:
124) mengemukakan bahwa:
“Pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakan modelpembelajaran yang menuntut keterlibatan peserta didik secara aktifdalam pembelajaran guna memecahkan masalah melalui penelitiandan menemukan konsep melalui berbagai pengalaman, baik secarabersama-sama antara peserta didik dengan peserta didik dalam satukelompoknya, peserta didik dengan peserta didik dalam kelompokyang berbeda, maupun peserta didik dengan guru”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
group investigation menekankan pada partisipasi peserta didik yangbaik
dalam berkomunikasi dan keterampilan proses kelompok antar sesama
anggota kelompok, sehingga peserta didik lebih menguasai materi
20
ajar,untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan
dipelajarimelalui bahan-bahan yang tersedia dan melatih peserta didik
untuk menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri.
2. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation
2.1. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation.
Setiap model pembelajaran tentunya mempunyai kelebihan dan
kelemahan, termasuk model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation.Menurut Kurniasih dan Sani (2015: 73) kelebihan dan
kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation
adalah sebagai berikut.
1. Kelebihana. Model pembelajaran group investigation memiliki dampak
positif dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik.b. Penerapan model ini mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik.c. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerja-
sama dan berinteraksi antar peserta didik dalam kelompok tanpamemandang latar belakang.
d. Model ini juga melatih peserta didik untuk memilikikemampuan yang baik dalam berkomunkasi dan mengemukakanpendapatnya.
e. Memotivasi dan mendorong peserta didik agar aktif dalamproses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhirpembelajaran.
Pendapat lain di kemukakan oleh Sumarmi (2012: 127) mengemukakan
keuntungan-keuntungan pembelajaran group investigation adalah
sebagai berikut.
21
a. Memungkinkan peserta didik menggunakan keterampilan inkuiriyang mampu mempersiapkan masa depan peserta didik.
b. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk lebih intensifmeneliti (mencari dan menemukan) pemecahan suatupermasala-han.
c. Strategi ini diarahkan untuk mengembangkan kepemimpinanpeserta didik dan mengajari mereka terampil berdiskusi danbekerja dalam kelompok.
d. Memungkinkan guru memberikan lebih banyak perhatian secaraindividu terhadap kebutuhan belajar peserta didik.
e. Memungkinkan peserta didik menjadi lebih aktif terlibat dalambelajar, baik secara mandiri maupun partisipasi lebih bebasdalam berdiskusi.
f. Strategi ini dapat digunakan di sekolah-sekolah yang melakukanberbagai macam pengaturan kelas, pengelompokan pesertadidik, dan penjadwalan.
g. Memberikan kesempatan mengembangkan respect (rasa hormat)bagi peserta didik lain yang bekerja membantu kemajuankelompok dalam mencapai tujuan.
Berdasarkan dari pendapat di atas kelebihan model pembelajaran
kooperetif tipe group investigation adalah membantui peserta didik
untuk mampu bekerja sama, saling membagi penegetahuannya, serta
pembelajaran lebih efektif di terima peserta didik. Hal ini sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang diharapkan agar setiapmateri pembelajaran
lebih melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajarannya,
sementara pendidik hanya memberikan motifasi dan arahan agar peserta
didik dapat menyelesaikan dan memecahkan permasalahan secara baik.
2.2. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GroupInvestigation.
Kelemahan model pembelajaran kooperetif tipe group investigation
menurut Kurniasih dan Sani (2015: 73) adalah:
22
a. Model pembelajaran group investigation merupakan modelpembelajaran yang kompleks dan sulit untuk dilaksanakandalam pembelajaran kooperatif.
b. Model ini membutuhkan waktu yang lama.
Sedangkan kelemahan dari pembelajaran group investigation menurut
Sumarmi (2012: 132) antara lain:
a. Group investigation tidak ditunjang oleh adanya hasil penelitianyang khusus.
b. Proyek-proyek kelompok sering melibatkan peserta didik yangmampu karena peserta didik tersebut lebih mampu mengarahkanbelajar mereka sendiri.
c. Group investigation terkadang memerlukan pengaturan situasidan kondisi yang berbeda, jenis materi yang berbeda dan gayamengajar yang berbeda pula.
d. Keadaan kelas tidak selalu memberikan lingkungan fisik yangbaik bagi kelompok kecil karena antara kelompok satu dengankelompok yang lain terlalu dekat sehingga diskusi kelompoktidak dapat berjalan dengan baik maka saling menggangu.
e. Keberhasilan model group investigation bergantung padakemampuan peserta didik memimpin kelompok atau bekerjamandiri.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa, kelebihan
pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah dapat
mendorong peserta didik belajar lebih aktif dan lebih bermakna
sehingga minat dan hasil belajar peserta didik meningkat, karena
peserta didik dituntut berpikir suatu persoalan dan mencari cara
penyelesaiannya sehingga peserta didik lebih terlatih untuk
menggunakan keterampilan pengetahuannya dan pengalaman belajar
peserta didik tertanam untuk jangka waktu yang lama. Sedangkan
kelemahan group investigation yaitu kecenderungan peserta didik yang
mempunyai kemampuan tinggi mendominasi pembelajaran baik dalam
diskusi maupun presentasi.
23
3. Langkah-langkah atau Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tahapan pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang diinginkan menurut Huda (2013:293) menyatakan
bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran group investigation peserta didik
bekerja melalui enam tahap, yaitu:
a. Seleksi TopikPara peserta didik memilih berbagai subtopik dari sebuah bidangmasalah umum yang biasanya digambarkan terlebih dahulu olehpendidik. Mereka selanjutnya diorganisasikan ke dalamkelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task orientedgroups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisikelompok seharusnya heterogen, baik dari sisi jenis kelamin,etnik, maupun kemampuan akademik.
b. Perencanaan Kerja SamaPara peserta didik dan pendidik merencanakan berbagaiprosedur belajar khusus, tugas, dan tujuan umum yang konsistendengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih padalangkah sebelumnya.
c. ImplementasiPara peserta didik melaksanakan rencana yang telah dirumuskanpada langkah sebelumnya. Pembelajaran harus melibatkanberbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas.Pada tahap ini, guru harus mendorong para peserta didik untukmelakukan penelitian dengan memanfaatkan berbagai sumber,baik yang terdapat didalam maupun di luar sekolah. Guru secaraterusmenerus mengikuti kemajuan tiap kelompok danmemberikan bantuan jika diperlukan.
d. Analisis dan SintesisPara peserta didik menganalisis dan membuat sintesis atasberbagai informasi yang diperoleh pada langkah sebelumnya,lalu di depan kelas.
e. Penyajian Hasil AkhirSemua kelompok menyajikan presentasinya atas topik-topikyang telah dipelajari agar semua peserta didik dalam kelas salingterlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topiktertentu. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
f. EvaluasiPara peserta didik dan guru melakukan evaluasi mengenaikontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatukeseluruhan. Evaluasi dapat dilakukan pada setiap peserta didiksecara individual maupun kelompok, atau keduanya.
24
Sedangkan menurut Slavin (2012:218) pelaksanaan pembelajaran group
investigation peserta didik bekerja melalui enam tahap, yaitu:
a. Tahap pemilihan topik dan pengelompokkan (Grouping)
Tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta membentuk
kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang.
Pada tahap ini:
1) Peserta didik mengamati sumber, memilih topik, danmenentukan kategori-kategori topik permasalahan
2) Peserta didik bergabung pada kelompok-kelompok belajarberdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untukdiselidiki
3) Guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompokantara 4 sampai 5 orang berdasarkan keterampilan dankeheterogenan.
b. Tahap merencanakan tugas yang akan dipelajari (Planning)
Peserta didik dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas,
dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih
pada tahap pertama. Pada tahap ini peserta didik bersama-sama
merencanakan tentang:
1) Apa yang mereka pelajari?2) Bagaimana mereka belajar?3) Siapa dan melakukan apa?4) Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut
c. Tahap penyelidikan (Investigation)
Peserta didik menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di
dalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan
ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya
mengarahkan peserta didik kepada jenis-jenis sumber belajar yang
berbeda baik di dalam atau di luar sekolah. Guru secara ketat mengikuti
25
kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan.
Pada tahap ini, peserta didik melakukan kegiatan sebagai berikut.
1) Peserta didik mengumpulkan informasi, menganalisis data danmembuat simpulan terkait dengan permasalahan-permasalahanyang diselidiki.
2) Masing-masing anggota kelompok memberikan masukanpadasetiap kegiatan kelompok.
3) Peserta didik saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi,danmempersatukan ide dan pendapat.
d. Tahap pengorganisasian (Organizing)/analisis dan sintesis
Peserta didik menganalisis dan mengevaluasi informasi yangdiperoleh
pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimanainformasi tersebut
diringkas dan disajikan dengan cara yangmenarik sebagai bahan untuk
dipresentasikan kepada seluruh kelas. Pada tahap ini kegiatan peserta
didik sebagai berikut.
1) Anggota kelompok menentukan pesan-pesan pentingdalamproyeknya masing-masing.
2) Anggota kelompok merencanakan apa yang akanmerekalaporkan dan bagaimana mempresentasikannya.
3) Wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitiadiskusikelas dalam presentasi investigasi.
e. Tahap presentasi hasil final (Presenting)
Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya
dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan peserta
didik yang lain saling terlibat satu samalain dalam pekerjaan mereka dan
memperoleh perspektif luaspada topik itu. Presentasi dikoordinasi oleh
guru. Kegiatan pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai
berikut.
26
1) Penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalamberbagaivariasi bentuk penyajian.
2) Kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secaraaktifsebagai pendengar.
3) Pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukanpertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan.
f. Tahap evaluasi (Evaluating)
Kelompok menangani aspek yang berbeda dari topik yang sama, peserta
didik dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja
kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa
penilaian individual atau kelompok.Pada tahap ini, kegiatan guru atau
peserta didik dalam pembelajaran sebagai berikut.
a. Peserta didik menggabungkan masukan-masukan tentangtopiknya,pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentangpengalaman-pengalaman efektifnya.
b. Guru dan peserta didik mengkolaborasi, mengevaluasi tentangpembelajaran yang telah dilaksanakan.
c. Penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkatpemahaman peserta didik.
Sedangkan menurut Sharan dalam Trianto (2011:80) membagi langkah-
langkah modelinvestigasi kelompok menjadi 6 fase, sebagai berikut.
1) Memilih topikPeserta didik memilih sub topik khusus di dalam suatu daerahmasalah umum yang biasanya ditetapkan oleh guru. Selanjutnyapeserta didik diorganisasikan menjadi dua sampai enamanggota, tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yangberorientasi tugas,komposisi kelompok hendaknya heterogensecara akademismaupun etnis.
2) Perencanaan cooperativePeserta didik dan guru merencanakan prosedur pembelajaran,tugas dantujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yangtelah dipilihpada tahap pertama.
3) PenyelidikanPeserta didik menerapkan rencana yang telah merekakembangkan didalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaranhendaknyamelibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yangluas. Gurus ecara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok danmenawarkan bantuan bila diperlukan.
27
4) Analisis dan sintesisPeserta didik menganalisis dan mensintesis informasi yangdiperolehpada tahap ketiga dan merencanakan bagaimanainformasitersebut diringkas dan disajikan dengan cara yangmenarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruhkelas.
5) Presentasi hasilBeberapa atau semua kelompok menyajikan hasilpenyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruhkelas, dengan tujuan agar peserta didik yang lain saling terlibatsatusama lain dalam pekerjaan mereka dan memperolehperspektif yang luas pada topik itu. Presentasi dikoordinasikanoleh guru.
6) EvaluasiDalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yangberbedadari topik yang sama, peserta didik dan gurumengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kelas sebagaisuatu keseluruhan.Evaluasi yang dilakukan dapat berupapenilaian individual ataukelompok.
Berdasarkan pendapat di ataa, peneliti menyimpulkan bahwa keistimewaan
model pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah:
1. Memilih topik pembelajaran dapat dilakukan sesuai dengankebutuhan
2. Perencanaan kooperatif dapat dilakukan bersama peserta didik.3. Penyelidikan hasil pembelajaran dapat dilakukan secara
sistematis.4. Analisis dan sitesis dilakukan secara berkesinambungan.5. Presentasi hasil dapat dilakukan secara langsung oleh peserta
didik.6. Evaluasi dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan
D. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang sangat dibutuhkan oleh setiap
individu untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar
dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya kearah yang lebih
28
baik.Pengertian belajar menurut Sumantri (2015: 2) Belajar adalah suatu
perubahan perilaku yang relatif permanen dan dihasilkan dari pengalaman
masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuan atau direncanakan.
Menurut pendapat Susanto (2013: 4) menyatakan bahwa:
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengansengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkanseseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baikdalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.
Sedangkan Pendapat Gagne dalam Suprijono (2015: 2) mengemukakan
bahwa:
“Belajar merupakan perubahan kemampuan yang dicapai seseorangmelalui aktivitas. Perubahan tersebut bukan diperoleh langsung dariproses pertumbuhan seseorang secara alamiah, perubahan diperolehdari perilaku sebagai hasil dari pengalaman”.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa belajar
adalah sebuah proses perubahan tingkah laku, kemampuan seseorang atau
peserta didik yang diperoleh langsung dari hasil pengalaman yang
dibangun dan terbentuk oleh peserta didik itu sendiri.
2. Pengertian Hasil Belajar
Setiap kegiatan pembelajaran pada hakikatnya tentu menginginkan sebuah
perubahan yang memuaskan sebagai hasil dari belajar. Menurut Supandi
(2015: 2) menyatakan bahwa hasil belajar pada dasarnya terjadinya proses
perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari sikap yang
kurang baik menjadi lebih baik, dari tidak terampil menjadi terampil pada
peserta didik.
29
Belajar merupakan aspek dari perkembangan yang menunjuk pada
perubahan perilaku sebagai hasil dari praktik dan pengalaman. Hasil
belajar merupakan suatu hasil yang diperoleh peserta didik setelah
mengikuti proses belajar mengajar. Penampilan yang dapat diamati
sebagai hasil belajar disebut dengan kemampuan. Kemampuan-
kemampuan itu dimiliki oleh peserta didik setelah menerima pengalaman
belajar dalam proses pembelajaran berlangsung.
Beberapa pendapat yang dapat mendukung teori di atas diantaranya:
menurut pendapat Mara Samin Lubis (2016: 234) menjelaskan bahwa:
Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diripeserta didik masing- masing, baik yang menyangkut aspek kognitif,afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasilbelajar merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelahmereka memperoleh pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang telahdicapai peserta didik akan bertahan lama dalam ingatan danbermakna bagi dirinya sendiri untuk dapat membentuk perilaku yangdapat digunakan sebagai alat memperoleh informasi danpengetahuan lainnya.
Selanjutnya pendapat lain yang mendukung teori di atas menurut pendapat
yamg di tulis Jihad (2009) mengemukakan bahwa:
“Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku peserta didik secaranyata setelah dilakukan proses belajar mengajar sesuai dengan tujuanpengajaran.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan hasil belajarpeserta didik yang merupakan hasil ulangan harian peserta didiksetelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe groupinvestigation”.
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis menyimpulkan bahwa hasil
belajar adalah perubahan perilaku yang di dapat oleh individu dan
30
merupakan hasil dari kegiatan belajar. Perubahan perilaku ini berupa
kemampuan baru yang diperoleh oleh peserta didik setelah melakukan
aktivitas belajar dan mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Penelitian ini hanya mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif
saja.Sejalan dengan pendapat Bloom dalam Suprijono (2015:6) di atas,
hasil belajar dikelompokkan menjadi tiga ranah antara lain afektif,
kognitif dan psikomotor. Tetapi peneliti hanya membatasi pada aspek
kognitif.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa factor, berikut ini factor-faktor
yang mempengeruhi hasil belajar menurut para ahli yang penulis kutip
sebagai bahan kajian dalam penelitian ini diantaranya. Pendapat yang
dikemukakan oleh Hallen:Menurut Hallen, (2012:130), hasil belajar yang
dicapai oleh para peserta didik terdapat dua faktor utama, yaitu faktor
yang terdapat dalam diri peserta didik itu sendiri (faktor internal) dan
faktor yang terdapat di luar diri peserta didik (faktor eksternal).
Menurut Hallen (2012) menjelaskan bahwa faktor internal atau faktor
yang terdapat di dalam diri peserta didik antara lain sebagai berikut:
a. Kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh pesrta didik.Kemampuan dasar (inteligensi) merupakan wadah bagikemungkinan tercapainya hasil belajar yang diharapkan.
b. Kurangnya bakat khusus untuk suatu sistuasi belajar tertentu.c. Kurangnya motivasi atau dorongan belajar, tanpa motivasi yang
besar akan banyak mengalami kesulitan dalam balajar, karenamotivasi merupakan faktor pendarong kegiatan belajar.
d. Situasi pribadi terutama emosional yang dihadapi peserta didikpada waktu tertentu dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar.
31
e. Faktor jasmani yang tidak mendukung kegiatan balajar, sepertiganguan kesehatan, cacat tubuh, ganguan penglihatan, ganguanpendengaran dan lain sebagainya.
f. Faktor hireditas (bawaan) yang tidak mendukung kegiatanbelajar, seperti buta warna, kidal, trepor, cacat tubuh dan lainsebagainya.
Sedangkan menurut Hellen (2012: 131) faktor yang terdapat diluar diri
peserta didik (eksternal) yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik
adalah sebagai berikut.
a. Faktor lingkungan sekolah yang kurang memedaibagi situasibelajar peserta didik, seperti: cara mengajar, sikap guru,kurikulum atau materi yang akan dipelajari, perlengkapanbelajar yang tidak memadai, teknik evaluasi yang kurang tepat,ruang belajar yang kurang nyaman, situasi sosial sekolah yangkurang mendukung dan sebagainya.
b. Situasi dalam keluarga mendukung peserta didik, seperti rumahtangga yang kacau, kurang perhatian orang tua karenapekerjaannya dan lain sebagainya.
c. Situasi lingkungan sosial yang menggangu kegiatan belajarpeserta didik, seperti pengaruh negative dari pergaulan,gangguan kebudayaan, film dan lain sebagainya.
Mendukung pendapat di atas maka pendapat Hamalik (2010:155)
menuliuskan bahwa hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan
tingkahlaku pada diri peserta didik, yang dapat diamati dan diukur dalam
bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan
tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang
lebih baik dibanding dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan, dan sebagainya. Menurut
pendapat lain yang sama dikemukakan oleh Usman, (2014 : 34), yaitu:
“Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik sangat erat kaitannyadengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan gurusebelumnya guru sebelumnya. Hal ini dipengaruhi pula olehkemampuan guru sebagai perancang (designer) belajar-mengajar”.
32
Hasil belajar merupakan peningkatan kemampuan mental peserta didik.
Hasil belajar tersebut menurut Arifin (2009) dapat dibedakan menjadi
dua yaitu dampak pembelajaran (prestasi), dan dampak pengiring
(hasil).Dampak pembelajaran adalah hasil yang dapat diukur dalam
setiap pelajaran (pada umumnya menyangkut domaian kognitif) seperti
tertuang dalam angka rapot dan angka dalam ijazah. Dampak pengiring
adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain yang
merupakan suatu transfer belajar (transfer of learning).
E. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science secara harfiah dapat disebut
sebagai ilmu tentang alam, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa
yang terjadi di alam. Hakikatnya, IPA dibangun atas dasar produk ilmiah,
proses ilmiah, dan sikap ilmiah.Pendapat yang dikemukakan oleh
Susanto (2013:167) IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam
semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan
prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu
kesimpulan.
Menurut pendapat yang kemukakan oleh Wisudawati dan Sulistyowati
(2014: 22) adalah:
“Mengemukakan IPA merupakan rumpun ilmu, memilikikarakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual(factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) danhubungan sebab akibatnya”.
33
Pendapat lain yang mendukung teori di atas dikemukanan oleh Trianto
(2010: 136) sebagai berikut:
IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannyasecara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembangmelalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen sertamenuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dansebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa IPA adalah
suatu kumpulan teori yang sistematis yang mempelajari gejala-
gejalaalam melalui pengamatan yang tepat sasaran dengan menggunakan
prosedur yang benar dan memiliki kriteria khusus.
2. Tujuan Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA memiliki tujuan agar peserta didik dapat mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan terorganisir.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, mata pelajaran
IPA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan YangMahaEsa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturanalamciptaan-Nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsepIPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalamkehidupansehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadarantentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antaraIPA,lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidikialamsekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalammemelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segalaketeraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPAsebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
34
Sejalan dengan hal tersebut, Prihantoro dalam Trianto (2010: 142)
mengemukakan pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan
tertentu, yaitu:
1) Memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang duniatempat hidup dan bagaimana bersikap.
2) Menanamkan sikap hidup ilmiah.3) Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan.4) Mendidik peserta didik untuk mengenal, mengetahui cara kerja
serta menghargai para ilmuan penemunya.5) Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam
memecahkan permasalahan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
tujuanpembelajaran IPA yakni mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman konsep-konsep IPA dan keterampilan proses untuk
menyelidiki alamsekitar serta memecahkan masalah yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pembelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok diSD,
karena pada pembelajaran IPA sekolah dasar untuk pertama kalinya
peserta didik dapat melakukan kegiatan praktek atau penemuan dengan
cara mengamati dan melakukan beberapa percobaan sederhana.Pendapat
yang dekemikakan oleh Hamalik (2008: 25) Pembelajaran merupakan
suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan
menuangkanpengetahuan kepada peserta didik. Proses dalam
pembelajaran merupakan suatu rangkaian upaya atau kegiatan guru
dalam rangka membuat peserta didik belajar.
35
Pendapat lain yang mendukung pernyataan sebelumnya dikemukakan
oleh Trianto (2010:143) sebagai berikut:
Prosesbelajar mengajar IPA lebih ditekankan pada pendekatanketerampilan proses, hingga peserta didik dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiahpeserta didik itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positifterhadap kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan.Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyatakansebagai berikut.
IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsipsaja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Olehkarena
itu, pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) menekankan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah(scientific
inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerjadan bersikap
ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan
hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MImenekankan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.Hal tersebut sejalan
dengan pendapat Rusman (2014: 391) yang menyatakan bahwa:
“Pembelajaran dianggap bermakna jika dalam proses pembelajarantersebut peserta didik terlibat secara aktif, untuk mencari danmenemukan sendiri pemecahan masalah serta menemukan sendiripengetahuan melalui pengalaman langsung”.
36
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa pembelajaran IPA di SD hendaknya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi peserta didik
agar memahami alam sekitar secara ilmiah.
F. Kerangka Pikir
Keberhasilan belajar dalam kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh banyak
faktor. Faktor-faktor tersebut saling memengaruhi dan memiliki kontribusi
besar dalam mengoptimalkan tujuan belajar yang diharapkan. Kerangka pikir
dalam penelitian ini ada inputdan output. Input dari penelitian ini adalah
masalah yang ditemui ketika observasi, yaitu guru kurang bervariasi dalam
penggunaan pendekatan belajar, peserta didik kurang aktif dalam
pembelajaran, pembelajaran masih berpusat pada guru, guru belum
menerapkan model pembelajaran yang bervariasi, guru lebih mendominasi
penggunaan metode ceramah dan penugasan dalam proses pembelajaran.
Peserta didik kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat, dan hasil
belajar peserta didik pada pembelajaran IPA masih sangat rendah yaitu 30%
yang mencapai ketuntasan belajar.Oleh karena itu, perlu adanya proses yang
akan dilaksanakan untuk memperbaiki pembelajaran tersebut berupa
penerapan model kooperatif tipe group investigation pada pembelajaran IPA.
Model pembelajaran ini menuntut peserta didik belajar secara aktif
memecahkan masalah melalui penelitian dan menemukan konsep melalui
berbagai pengalaman. Berdasarkan kajian yang relevan, model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar peserta
37
didik pada mata pelajaran IPA (Abdulloh, 2013). Output yang diharapkan
adalah hasil belajar peserta didik meningkat dan memenuhi indikator. Secara
sederhana kerangka pikir dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut.
Keterangan:X = Variabel bebasY – Variabel terikat
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan penjelasan dari para ahli di atas diantaranya pendapat yang
dikemukakan oleh Lie (2013: 189) Pembelajaran kooperatif adalah sistem
pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja
sama dengan sesama peserta didik dalam tugas-tugas yang terstruktur, dan
dalam sistem ini pendidik bertindak sebagai fasilitator.Berdasarkan pendapat
ahli peneliti menganalisis bahwa hipotesis adalah pernyataan sementara yang
masih perlu dibuktikan kebenarannya melalui penelitian. Berdasarkan tujuan
penelitian dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di atas dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
Model PembelajaranKooperatif tipeGroup
Investigation(X)
Hasil Belajar
(Y)
38
“Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipegroup investigatin berpengaruh yang positif terhadap hasil belajarpeserta didik di kelas IV SD Negeri 7 Yosomulyo Metro Pusat KotaMetro”.
39
III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksprimen jenis
Quasi Eksperimental (eksperimen semu) dimana dalam rancangan ini
melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan, pengaruh
dari perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal dan
pengukuran akhir.Studi eksperimen pada penelitian ini dilakukan terhadap
dua kelompok peserta didik dalam dua kelas. Dua kelompok ini diberikan
perlakuan yang berbeda tetapi pemberian materi pembelajaran yang sama.
kelompok eksperimen digunakan media gambar dalam menyampaikan
materi, sedangkan kelompok kontrol melaksanakan pembelajaran tanpa
menggunakan media gambar. Selanjutnya, pengukuran hasil belajar antara
kedua kelompok adalah sama yaitu dengan tes akhir (post-tes).
Eksperimen semu, ada dua bentuk desain yang digunakan, yaitu Time-Series
Design dan Non equivalent Control Group Design (Sugiyono 2015: 114).
Penelitian ini menggunakan desain yang kedua, yaitu Non equivalent
Control Group Design.
40
Berikut ini adalah desain penelitian eksperimen semu (O2– O1)– (O4– O3).
Gambar 1. Nonequivalent Control Group Pretest-Posttest Design
Keterangan :
O1 : kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan ( pre-test )O2 : kelas eksperimen setelah diberi perlakuan ( post-test )O3 : kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan ( pre-test )O4 : kelas kontrol setelah diberi perlakuan ( post-test )X : pemberian perlakuan ( treatment )
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitiandilakukan di Kelas IV A dan B Sekolah Dasar Negeri 7 Metro
Pusat Kota Madya Metro tahun pelajaran 2017/2018.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap di kelas IV A dan B
Sekolah Dasar Negeri 7 Metro Pusat Kota Madya Metro tahun pelajaran
2017/2018.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut
pendapat dari Sugiyono, (2015: 117) Populasi adalah wilayah generalisasi
O1 X O
2
O3 O4
41
yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang,
tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi
meliputi keseluruhan karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek
atau obyek itu.Populasi dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas IV A
dan B Sekolah Dasar Negeri 7 Metro Pusat Kota Madya Metro tahun
pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 69 peserta didik.
Tabel 3. Daftar Jumlah Peserta didik Kelas IV Semester Genap SDN 7Metro Pusat Kota Madya Metro tahun pelajaran 2017/2018
NO KELAS
Pembagian peserta didik
LAKI-LAKI PREMPUAN JUMLAH
1 IV A 14 21 352 IV B 16 18 34
Jumlah 13 29 69Sumber: Dokumentasi sekolah tahun 2017/2018
2. Sampel Penelitian
Sampel atau contoh adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
Sampel dalam penelitian ini menurut Sugiyono (2015:118) sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana,tenaga,dan waktu,maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu.Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi sehingga
42
sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representative
(mewakili).
Penelitian ini menggunakan teknik sampling non probability sampling
dengan jenis teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono(2015:124),
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.Penelitian ini untuk menentukan kelas
eksperimen dan kelas kontrol tidak melihat rata-rata kemampuan yang
dimiliki peserta didik pada setiap kelasnya. Teknik yang digunakan
adalah pertimbangan secara random agar tidak membedakan strata.
Maka dari itu, terpilihnya IV A sebagai kelas eksperimen dan IV B
sebagai kelas kontrol. Oleh karena itu, sistem ini menjadikan anggota
sampel benar-benar atas dasar faktor kesempatan (chance), dalam arti
memiliki kesempatan yang sama.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2015:60) mengemukakan bahwa
variable penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini
menggunakan dua macam variable yang akan diteliti yaitu variable
independen(variable bebas) dan variabel dependen(variabel terikat).
43
a. Variable independen (variable bebas) adalah variable yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variable dependen (terikat).Variabel bebas merupakan variable yang
mempengaruhi variable lainnya yang dilambangkan X. Variabe lbebas
pada penelitian ini yaitu media konkret (X) .
b. Variabel dependen (variable terikat) adalah variable yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.Varibel terikat
merupakan variable yang akan diukur untuk mengetahui pengaruh
lain,yang dilambangkanY. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu
hasil belajar (Y).
E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
1. Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah penarikan batasan yang menjelaskan suatu
konsep secara singkat,jelas dan tegas.Definisi konseptual dalam
penelitian ini adalah:
a. Group Investigation menekankan pada partisipasi peserta didik
yang baik dalam berkomunikasi dan keterampilan proses kelompok
antar sesama anggota kelompok, sehingga peserta didik lebih
menguasai materi ajar, untuk mencari sendiri materi (informasi)
pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia
dan melatih peserta didik untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir mandiri.
44
b. Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
seseorang yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk
pengetahuan,sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di
artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang
lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.
2. DefinisiOperasional
Definisi operasional adalah memberikan pengertian terhadap konstruk
atau variable dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang
diperlukan peneliti untuk mengukur atau memanipulasinya.Definisi
operasional dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran kooperatif group investigation memliki beberapa
tahapan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan
dalam pelaksanaan pembelajaran peserta didik bekerja melalui
enam tahap, yaitu:
1. Seleksi topik2. Perencanaan Kerja Sama3. Implementasi4. Analisis dan Sintesis5. Penyajian Hasil Akhir6. Evaluasi
b. Hasil belajar adalah pencapaian hasil belajar peserta didik berupa
nilai yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang
diberikan guru kepada peserta didik melalui evaluasi atau penilaian
pada pembelajaran tematik. Hasil belajar yang dicapai dapat dilihat
dari nilai atau skor yang didapat peserta didik setelah
mengerjakantes.
45
Hasil belajar peserta didik pada penelitian ini menggunakan ranah
kognitif artinya hasil belajar pada penelitian ini adalah pengetahuan
yang berupa angka atau nilai.
F. TeknikPengumpulanData
Penelitian ini,perlu menggunakan metode yang tepat,jugaperlu memilih
teknik dan alat pengumpulan data yang relevan.Penggunaan teknik dan alat
pengumpulan data yang memungkinkan diperolehnya data yang objektif.
Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini, menggunkan teknik sebagai
berikut:
1. Teknik Observasi
Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah observasi. Menurut Sugiyono (2016: 203) teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, peneliti berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar.
Penggunaan teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk
melihat keaktifan belajar peserta didik selama proses pembelajaran
dengan menggunakan media konkret. Pada penelitian ini menggunakan
observasi terstruktur. Menurut Sugiyono (2016: 205) “observasi
terstruktur adalah observasiyang telah dirancang secara sistematis,
tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya”.
46
2. Teknik Tes
Teknik tes adalah untuk mencari data mengenai hasil belajar yang
diberikan peneliti kepada peserta didik untuk mengetahui hasil belajar
yang diterapkan. Menurut Arikunto (2013: 193) tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampaun atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.
Peserta didik diberikan tes dalam bentuk pretest dan posttest untuk
mendapatkan data pemahaman konsep. Tes yang digunakan dalam
pretest sama dengan soal yang digunakan dalam posttest. Tes dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui data hasil belajar peserta
didik untuk kemudian diteliti guna melihat pengaruh dari perlakuan
media konkret.Posttest dilakukan setelah kelas eksperimen diberikan
perlakuan media konkret dan kelas kontrol tanpa diberikan media
konkret.Materi yang diujikan adalah disesuaikan pada RPP. Tes dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui data hasil belajar peserta
didik pada ranah kognitif (KI 3) dengan mencakup empat tingkatan
dalam ranah kognitif taksonomi bloom yaitu pengetahuan (C1),
pemahaman (C2), penerapan (C3), Analisis (C4), Sintesis (C5),
Kesimpulan (C6) untuk kemudian diteliti guna melihat pengaruh dari
penggunaan media konkret.
47
Tabel 4. Kisi-kisi penilaian model pembelajaran kooperatiflearning tipegroup investigation
SumberData Jenis Data TenikPengumpulanData
Instrumen
Peserta didik Hasil belajar pesertadidik sebelum terlibatdalam pembelajarankooperatif learning tipegroup investigationkelas IV
MelaksanakanTes Awal
Butir soal pilihanganda
Peserta didik Hasil belajar peserta didiksetelah terlibat dalampembelajaran kooperatiflearning tipegroupinvestigation kelas IV
MelaksanakanTesAkhir
Butir soal pilihanganda
Guru danPeserta didik
Lembar observasi yangditujukan kepada gurudan peserta didik
Obeservasi Butir pernyataan
Sumber: Hasil Observasi
G. Instrumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Salah satu tujuan
dibuatnya instrumen adalah untuk memperoleh data dan informasi yang
lengkap mengenai hal-hal yang ingin dikaji.Instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah non tes dan tes.
48
1.1. InstrumenNon-tes
Instrumen non-tes pada penelitian iniuntuk mengukur aktivitas
peserta didik saat penggunaan media gambar.Instrumen non-tes
yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas peserta didik
dalam proses pembelajaran media gambar.
Menurut Sugiyono (2016:172)“Bentuk checklist dapat digunakan
sebagai pedoman observasi”.Jadi,penilaian aktivitas peserta didik
dapat dilakukan dengan memberikan checklist sesuai dengan
aspek yang diamati.
1.2. InstrumenTes
Menurut Sudaryono dkk,(2013:40) tes adalah serangkai
pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Bentuk tes yang
diberikan adalah tes objektif berbentuk pilihan ganda. Soal pilihan
ganda adalah suatu bentuk tes yang mempunyai satu alternatif
jawaban yang benar atau paling tepat. Instrumen tes pada
penelitian ini digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
peserta didik, terutama hasil belajar kognitif yang lebih kompleks.
Dilihat strukturnya bentuk soal pilihan ganda terdiri atas:
a. Stem suatu pertanyaan yang berisi permasalahan yang akan
ditanyakan.
b. Option : sejumlah pilihan/ alternatif jawaban.
c. Kunci : jawaban yang benar/ paling tepat.
49
d. Distractori/ pengecoh : jawaban-jawaban lain selain kunci.
2. Uji Instrumen Tes
2.1 Uji Validitas
Uji Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh
mana tes dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas
berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga betul-betul mengukur apa yang harus diukur.
Menurut Arikunto (2008: 67), “Sebuahtes dikatakan memiliki
validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar
dengan materi atau isi pelajaran yang diajarkan”.
Oleh karena itu, pengujian validitas instrumen yang digunakan
pada penelitian ini menggunakan pengujian validitas isi, yakni
ditinjau dari kesesuaian isi instrumen tes dengan isi kurikulum
yang hendak diukur. Untuk mendapatkan instrumen tes yang valid
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan kompetensi dasar dan indikator yang akan diukur
sesuai dengan materi dan kurikulum yang berlaku.
2. Membuat soal berdasarkan kisi-kisi kompetensi dasar dan
indikator.
3. Melakukan penilaian terhadap butir soal dengan meminta
bantuan guru mitra untuk menyatakan apakah butir-butir soal
telah sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
50
Validator tes dilakukan kepada guru kelas IV di SD N
7Yosomulyo Metro Pusat yaitu ibu Yohana., S.Pd pada
penelitian ini untuk mengukur tingkat kevalidan butir soal,
digunakan rumus korelasi Product Moment dengan angka kasar.
Rumus yang digunakan adalah:
r = ∑ (∑ )(∑ )( ∑ ∑ ) ( ∑ (∑ ) )Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = jumlah respondenΣXY = total perkalian skor X dan YΣY = jumlah skor variabel YΣX = jumlah skor variabel XΣX = total kuadrat skor variabel XΣY = total kuadrat skor variabel Y(Arikunto, 2008: 72)
Maka dari itu, untuk mencari validitas soal tes kognitif dilakukan uji coba
soal dengan jumlah responden sebanyak 30 peserta didik. Jumlah soal
yang diuji sebanyak 60 soal. Setelah dilakukan uji coba soal, dilakukan
analisis validitas butir soal menggunakan rumus korelasi product moment.
Validitas instrumen ini dilakukan dengan kriteria pengujian r hitung > r
tabel denganα = 0,05, maka alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan
sebaliknya apabila r hitung < r tabel, maka alat ukur tersebut tidak
valid.Berdasarkandata perhitungan validitas instrumen hasil belajar butir
soal dengan N = 30 dan signifikansi = 5%,
51
Adapun klasifikasi validitas dalam Tabel sebagai berikut:
Tabel 5. Klasifikasi ValiditasKriteria Validitas Keterangan
0.00 > Tidak Valid (TV)0.00 < < 0.20 Sangat Rendah (SR)0.20 < < 0.40 Rendah (Rd)0.40 < < 0.60 Sedang (Sd)0.60 < < 0.80 Tinggi (T)0.80 < < 1.00 Sangat Tinggi (ST)
(Arikunto, 2008: 110)
2.2 Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama secara garis besar akan
menghasilkan data yang sama. Menurut Arikunto (2008: 109) yang
menyatakan bahwa untuk mengukur tingkat keajegan soal digunakan
rumus Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut :
= (1 − ∑ )
Keterangan :
r11 = reliabilitas yang dicarin = banyaknya butir soal∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item
= varians skor total.
Alasan penelitian menggunakan reliabilitas yaitu untuk mengetahui atau
menunjukkan keajekan suatu tes dalam mengukur gejala yang sama pada
waktu kesempatan yang berbeda. Nilai koefisien reliabilitas yang
52
diperoleh di interpretasikan dengan indeks reliabilitas pada tabel sebagai
berikut :
Tabel 6. Daftar Interpretasi Koefisien rKoefisien r ReliabilitasKoefisien r Reliabilitas
0,8000 – 1,0000 Sangat Tinggi
0,6000 – 0,7999 Tinggi
0,4000 – 0,5999 Sedang/Cukup
0,2000 – 0,3999 Rendah
0,0000 – 0,1999 Sangat Rendah
(Arikunto, 2008:109)
2.3 DayaPembeda Soal
Dayabeda soal diperlukan agar instrumen mampu membedakan
kemampuan masing-masing responden. Menurut Arikunto (2008:211)
mengemukakan bahwa daya pembeda soal adalah“kemampuan soal
untuk membedakan antara peserta didikyang berkemampuan tinggi
dengan peserta didikyang berkemampuan rendah”.
Rumus perhitungan daya pembeda adalah sebagai berikut:
D = - = -
Keterangan:D = Daya pembedaBA = Jumlah peserta didik yang menjawab benar pada butir soal
kelompok atasBB = Jumlah peserta didik yang menjawab benar pada butir soal
kelompok bawahJA = Banyaknya peserta didik pada kelompok atasJB = Banyaknya peserta didik pada kelompok bawah
53
Adapun kriteria daya pembeda soal ditentukan sebagai berikut:
Tabel 7. Klasifikasi Daya Pembeda
No. Indeks daya beda Klasifikasi
1.2.3.4.5.
00,00 – 0,190,20 – 0,390,40 – 0,690,70 – 1,00
Negatif
JelekCukupBaik
Baik SekaliTidak Baik
(Arikunto, 2008: 218)
2.4 Uji Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan proporsi atau perbandingan antara peserta
didikyang menjawab benar dengan keseluruhan peserta didik yang mengikuti
tes. Pengujian taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui tingkat mudah
atau sukarnya suatu soal. Soal terlalu mudah tidak merangsang peserta didik
untuk mempertinggi usaha memecahkannya dan soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat
untuk mencoba lagi karena di luarjangkauannya.Indeks kesukaran dihitung
menggunakan rumus:
P =
Keterangan :P : Tingkat kesukaranB : Jumlah peserta didik yang menjawab pertanyaan dengan benarJS : Jumlah seluruh peserta didik peserta tes.
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, soal
tersebut dinyatakan sukar. Sebaliknya makin besar indeks yang
54
diperoleh,maka semakin mudah soal tersebut.Adapun kriteria indeks
kesukaran soal ditentukan sebagai berikut:
Tabel 8. IndeksKesukaranIndeks Keterangan
0,00-0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah
(Arikunto, 2008: 210)
H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh setelah memberi perlakuan pada sampel adalah
data kuantitatif yang terdiri dari nilai pretest, postest. Analisis data
pada penelitian ini, sebelum melakukan uji hipotesis perlu dilakukan
uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu.
1.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak berdistribusi
normal. Menurut Sugiyono (2015: 241) langkah-langkah uji
normalitas adalah sebagai berikut. Uji normalitas data
menggunakan rumus Chi-kuadrat(X2), yaitu :
a. Hipotesis :
Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:
: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
: data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
55
b. Taraf signifikan yang digunakan α = 0,05
c. Statistik uji
Statistik yang digunakan untuk uji Chi-Kuadrat.
= ∑ ( )Keterangan:X2= Chi-kuadrat/ normalitas sampelFo = FrekuensiyangdiobservasiFh = Frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujian apabila ≤ dengan α = 0,05
berdistribusi normal, dan sebaliknya apabila > maka
tidak berdistribusi normal. Apabila data tidak berdistribusi normal
maka tidak perlu dilakukannya uji homogenitas dan perlu
menggunakan uji hipotesis Non-Parametrik, tetapi apabila data
berdisribusi normal maka memerlukan uji homogenitas. Berikut
adalah Uji Homogenitas apabila data berdistribusi normal.
1.2 Uji Homogenitas Data
Apabila sampel berasal dari distribusi normal,maka selanjutnya
akan di uji kesamaan dua varians atau disebut uji homogenitas.Uji
homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan kedua atau
lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki
variansi sama atau tidak.Uji homogenitas dilakukan untuk
memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian berawal dari
kondisi yang sama atau homogen. Uji homogenitas dilakukan
56
dengan dengan One Way Anova. Menurut Sugiyono (2015: 265)
tabel ringkasan Anova yaitu:
Tabel 9. Ringkasan AnovaSumberVariasi
DkJumlahKuadrat
MK Fh Ftab Keputusan
Total N-1 JKtot - MKantMKdal = 0,05 Fh Ftab
Homogen
AntarKelompok
m-1 JKant MKant
DalamKelompok
N-m JKdal MKdal
Keterangan :N = Jumlah seluruh anggota sampelm = Jumlah kelompok sampel
Kriteria pengujian apabila Fhitung Ftabel dengan = 0,05maka
homogen, dan sebaliknya apabila Fhitung< Ftabel maka tidak
homogen.
2. Analisis Data Aktivitas Belajar Menggunakan Media konkret
Hal ini untuk mengukur aktivitas belajar peserta didik dengan
menggunakan media konkret, digunakan kriteria berdasarkan
indikator, dengan rumus sebagai berikut:
Nilai aktivitas peserta didik diperoleh dengan menggunakan rumus:
N = ×Keterangan:N = NilaiR = Jumlah skor aktivitas yang diperoleh peserta didikSM = Skor maksismum100 = Bilangan tetap(Arikunto, 2008: 102)
57
Tabel 10. Rekapitulasi Tingkat KeberhasilanNo Tingkat Keberhasilan (%) Keterangan1234
>8079-6059-50<50
Sangat AktifAktif
CukupKurang
(Arikunto, 2008:102)
3. Analisis data Hasil belajar
Analisis data dalam penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar
peserta didik pada kelas pembelajaran yang memakai media konkret
dan tidak memakai media konkret menggunakan rekapitulasi hasil
tes.
4. Uji Hipotesis
1.1 Uji Regresi Linier Sederhana
Pada penelitian ini untuk mengetahui variabel X berpengaruh
terhadap variabel Y yang artinya pengaruh yang terjadi dapat
berlaku untuk populasi yaitu menggunakan rumus koefisien
regresi linier. Menurut Sugiyono (2015: 286) regresi linier
adalah “untuk memprediksi seberapa jauh perubahan nilai
variabel dependen”. Sedangkan jenis regresi yang dipakai
adalah analisis regresi linier sederhana. karena Analisis regresi
Sederhana ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel
X terhadap variabel Y.
58
Alasan Penelitian menggunakan uji regresi linier sederhana guna
menguji ada tidaknya pengaruh media konkret terhadap hasil
belajar peserta didik, maka digunakan analisis regresi linear
sederhana untuk menguji hipotesis.Menurut Sugiyono
(2015:287) rumus regresilinier sederhana,yaitu:
Y = α + bX
Keterangan:Y : Variabel terikata dan b : KonstantaX : Variabel bebas
Hipotesis yang akan di uji pada penelitian ini sebagai berikut:
Ha: Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif
Learningtipe group investigation terhadap hasil belajar
IPA peserta didik kelas 4 SD N 7 Yosomulyo Metro Pusat
Kota Metro.
Ho: Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif
Learningtipe group investigation terhadap hasil belajar
IPA peserta didikkelas 4 SD N 7 Yosomulyo MetroPusat
Kota Metro.
77
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa:Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif Learning tipe group
investigation terhadap hasil belajar IPA peserta didik kelas 4 SD N 7
Yosomulyo Metro Pusat Kota Metro tahun ajaran 2018/2019.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, maka dapat
diajukan saran-saran untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
pembelajaran terpadu di kelas IV, yaitu sebagai berikut :
a. Bagi peserta didik
Peserta didik diharapkan memper banyak pengalaman belajar yang di
dapat dari lingkungan sekitar, serta memotivasi dirinya sendiri untuk
giat dalam belajar di sekolah maupun belajar di rumah.
78
b. Bagi pendidik
1. Pendidik diharapkan memilih model pembelajaran yang tidak
berpusat pada guru melainkan berpusat pada peserta didik.
Pemilihan model pembelajaran harus menjadikan peserta didik
menjadi lebih aktif sehingga tercipta pembelajaran yang lebih
optimal dan hasil belajar pada pembelajaran terpadu dapat
meningkat.
2. Model pembelajaran pembelajaran kooperatif Learning tipe group
investigation dapat menjadi alternatif model pembelajaran pada
mater-materi yang membutuhkan proses pemecahan masalah.
c. Bagi Kepala Sekolah
Sebaiknya kepala sekolah mengkondisikan pihak guru untuk
menggunakan model pembelajaran kooperatif Learning tipe group
investigation dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik lebih
terbiasa mengkaji permasalahan dalam disiplin ilmu yang beragam.
d. Bagi peneliti Lain
Bagi peneliti lain atau berikutnya yang akan melakukan penelitian di
bidang ini, diharapkan penelitian ini dapat menjadi gambaran,
informasi dan masukan tentang pengaruh penggunaan model
pembelajaran kooperatif Learning tipe group investigation terhadap
hasil belajar peserta didik pada pembelajaran terpadu.
79
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2009. Teori Belajar Dan Pembelajaran. PT. Rineke Cipta :Jakarta.
Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PTRineka Cipta : Jakarta.
Hallen. 2012. Model Pembelajaran. Rineka Cipta : Jakarta
Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara : Jakarta.
Hamzah. 2006. Model-model Pembelajaran MengembangkanProfesional. Guru Rajawali Pers: Jakarta.
Isjoni. 2013. Model Pembelajaran. PT. Bumi Aksara : Jakarta.
Jihad. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta : Jakarta.
Kurniasih. 2015. Model Pembelajaran. PT. Bumi Aksara : Jakarta.
Komalasari. 2013. Model Pembelajaran. Alfabeta : Bandung.
Lie. 2014. Model Pembelajaran. Alfabeta : Bandung.
Lubis. 2016. Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara : Jakarta.
Rusman. 2014. Model-model pembelajaran mengembangkanProfesionalisme guru.PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Soemanto. 2008. Metode Penelitian. Alfabeta : Bandung.
Sudaryono. 2013. Model Belajar dan Pembelajaran.Alfabete :Bandung.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (PendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Alfabeta : Bandung.
80
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (PendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Alfabeta : Bandung.
Sumanti. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Ghalia Indonesia:Bogor.
Sumarmi. 2012. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Rineka Cipta : Jakarta.
Supandi. 2015. Manajemen Penelitian Pendidikan. Alfabeta : Bandung.
Suprijono. 2015. Model Pembelajaran. PT. Bumi Aksara : Jakarta.
Susanto. 2013. Pengembangan Pembelajaran Tematik di SekolahDasar. Prenadamedia Group. Jakarta.
Suyatno. 2009. Model-model Penelitian. Prenada media Group: Jakarta.
Slavin. 2012.Cooperative Leraning (Teori, Riset, dan Praktik). NusaMedia: Bandung.
Trianto. 2011. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik.PrestasiPustaka : Jakarta.
Usman. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: penerbitOmbak.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional (SIDIKNAS). Pustaka Pelajar:Jakarta.
Wena. 2013. Model Pembelajaran. PT. Bumi Aksara : Jakarta.
Wisudawati. 2014. Model Pembelajaran. PT. Bumi Aksara : Jakarta.