pengaruh model pembelajaran jaring laba … webbed koginisi .pdf · kegiatan dan/atau bidang...
TRANSCRIPT
1
Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id
=308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatan-
kemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN JARING LABA-LABA
(WEBBED) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN
KOGNISI ANAK USIA DINI
DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI MAKASSAR
RAHMANIAR
Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan
E-Mail: [email protected]
2
Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id
=308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatan-
kemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran jaring laba-
laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini di Taman
Kanak-kanak Pertiwi Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen
dengan desain preetest-posttest kontrol group design. Data dianalisis dengan analisis
deskriptif dan analisis inferensial. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh positif model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan
kemampuan kognisi anak usia dini di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar. Artinya
bahwa kemampuan kognisi anak yang menggunakan model pembelajaran jaring laba-
laba (webbed) lebih tinggi daripada kemampuan kognisi anak yang tidak
menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba.
ABSTRACT
This study aims at :examining the influence of webbed learning model towards
cognitive competence of early childhood at pertiwi Kindergarten in Makassar. This
study is an experiment research with pretest-posttest control group design. Data were
analized with descriptive analysis and inferential analysis. The results reveal that
there is positive influence of webbed learning model toward the improvement of
cognitive competence of early childhood at Pertiwi Kindergarten in Makassar. It
means that the children’s cognition ability who use webbed learning model is higher
than those who do not use webbed learning model.
Kata Kunci : Pembelajaran AUDI, Model pembelajaran jaring laba-laba,
kemampuan kognisi
3
Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id
=308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatan-
kemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh semua anak karena
pendidikan merupakan suatu modal yang harus dimiliki oleh setiap individu untuk
meraih kesuksesan dalam hidupnya. Pendidikan anak usia dini (fase prasekolah)
merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada
peletakan dasar kebeberapa arah, di antaranya pertumbuhan dan perkembangan fisik,
kecerdasan, sosioemosional, kepribadian, moral dan kesadaran beragama.
Hasil survei awal yang dilakukan oleh peneliti melalui Buku Laporan
Perkembangan Anak (BLPA) bahwa perkembangan dari segi kognisi anak masih
berada pada kategori rata-rata dan hanya beberapa anak saja yang sudah melebihi
standar. Dari hasil wawancara dan pengamatan langsung di kelas ditemukan bahwa
pada umumnya guru-guru di TK menggunakan media pembelajaran yang disediakan
berupa gambar-gambar di kelas, dan belum ada upaya untuk menyiapkan sesuai
dengan kebutuhan anak. Taman Kanak-kanak sebagai lembaga PAUD mendapat
tantangan yang cukup besar dalam menghadapi kenyataan ini. Tantangan yang
dihadapi adalah bagaimana menerapkaan model, pendekatan ataupun metode
pembelajaran dan merancang kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan
potensi anak secara optimal dan yang memungkinkan optimalisasi seluruh otak
sehingga penerimaan, pengolahan, penyimpanan, dan penggunaan informasi terjadi
secara efisien.
Hal yang paling mendasar yang harus diketahui guru dalam rangka
mengembangkan kemampuan kognitif anak adalah tentu saja mengetahui
perkembangan kognitif anak. Dengan mengetahui dan memahami tahapan
perkembangan anak dalam area kognitifnya, guru akan dapat mengembangkan model,
pendekatan, metode-metode pembelajaran, dan dapat merancang kegiatan
pembelajaran yang paling tepat bagi anak.
Peran model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) sebagai salah satu
inovasi pembelajaran di Taman Kanak-Kanak diharapkan dapat memberikan solusi
yang baik bagi kebermaknaan pembelajaran pada anak. Model ini menggunakan
pendekatan tematik sebagai pusat pembelajaran yang dijabarkan dalam berbagai
4
Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id
=308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatan-
kemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
kegiatan dan/atau bidang pengembangan. Pada model pembelajaran jaring laba-laba
(webbed) ini, tema berfungsi sebagai sarana untuk mengenalkan berbagai konsep
pada anak dengan tujuan menyatukan isi kurikulum dan memperkaya perbendaharaan
kata anak. Kekuatan pembelajaran dengan pendekatan tema adalah pengalaman dan
kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak,
menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak, hasil belajar akan
bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna, mengembangkan
keterampilan berpikir melalui berbagai latihan pemecahan permasalahan yang
dihadapi, serta menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama. Model
pembelajaran jaring laba-laba (webbed) juga lebih menekankan pada keterlibatan
anak dan mengerahkan anak untuk aktif (learning by doing).
Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) merupakan suatu pembelajaran
yang melibatkan beberapa bidang pengembangan (nilai-nilai agama dan moral, fisik,
kognitif, bahasa, sosial dan emosional) untuk memberikan pengalaman yang nyata
dan bermakna kepada anak. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan
pendekatan tematik dianggap sangat cocok diterapkan pada anak usia dini karena
pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).
Perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental,
sosial, dan emosional. Dengan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) pada
pembelajaran anak usia dini di TK dapat membangun pengetahuan pada anak dan
mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Dalam mengembangkan tema,
hal yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana membangun pengetahuan
secara sistematis dan holistik. Berdasarkan uraian konsep pembelajaran dengan
model jaring laba-laba (webbed) dan tinjauan tentang kondisi riil di Taman Kanak-
Kanak Pertiwi Makassar, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang
efektivitas model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan
kemampuan kognisi anak usia dini di Taman Kanak-Kanak Pertiwi Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah ada pengaruh model pembelajaran
5
Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id
=308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatan-
kemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini di
Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran jaring laba-laba
(webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini di Taman Kanak-
kanak Pertiwi Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan dari tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
a. Memperkaya khasanah keilmuan pada lembaga pendidikan anak usia dini
khususnya pada tingkat Taman Kanak-Kanak (pra sekolah).
b. Dengan mengetahui, memahami serta melihat dampaknya secara langsung
atas pengaruh dari model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap
kemampuan kognisi anak usia dini di Sekolah Taman Kanak-Kanak,
diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan model pembelajaran
tersebut di taman kanak-kanak.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan atau informasi kepada guru dan kepala sekolah
tentang pentingnya menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik dan prinsip pengembangan pada anak usia dini pada sekolah
taman kanak-kanak.
b. Sebagai umpan balik terhadap perbaikan penyelenggaraan pembelajaran anak
usia dini maupun sebagai bahan kajian dalam meningkatkan pelayanan
pendidikan anak usia dini bagi masyarakat.
c. Dengan pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik dan
perkembangan anak usia dini, diharapkan para guru atau pendidik
menyiapkan anak didiknya untuk memasuki jenjang pendidikan dasar.
6
Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id
=308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatan-
kemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Tentang Model Pembelajaran Jaring Laba-laba (Webbed).
Menurut Aisyah dkk (2007:4.3) model jaring laba-laba (webbed) merupakan
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik sebagai pusat
pembelajaran yang dijabarkan dalam beberapa kegiatan dan/atau bidang
pengembangan. Istilah jaring laba-laba digunakan untuk model ini karena bentuk
rancangannya memang seperti jala atau jaring yang dibuat oleh laba-laba, dengan
tema yang dibicarakan sebagai pusat atau laba-labanya. Berdasarkan tema tersebut,
kemudian ditentukan sub-sub tema sehingga akan memperjelas tema utama dengan
menggunakan aspek kemampuan dasar yang ingin dikembangkan. Dengan demikian
model ini, merupakan model yang menggunakan model tematis lintas bidang
pengembangan. Lebih lanjut Fogarty menyatakan bahwa karakteristik model jaring
laba-laba (webbed) adalah: (1) adanya pandangan luas secara keseluruhan dalam
suatu tema yang dapat membentuk jaringan dari berbagai bidang pengembangan; (2)
menggunakan pendekatan tematik yang kemudian dapat dikembangkan lebih lanjut
pada masing-masing bidang pengembangan. (Sujiono, 2010:67)
Model pembelajaran jaring laba-laba sebagai model pembelajaran termasuk
salah satu tipe/jenis daripada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran
dengan model jaring laba-laba pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu
yang menggunakan tema untuk mengaitkan setiap bidang pengembangan sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna kepada anak.
Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan pendekatan tematik
merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang
pengembangan untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak.
Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu,
aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Pembelajaran tematik diajarkan pada
anak karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu
keutuhan (holistik), perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan
perkembangan mental, sosial, dan emosional.
7
Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id
=308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatan-
kemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
B. Hakikat Kemampuan Kognisi Anak Usia Dini
Menurut Santrock (1995:228) bahwa dunia kognisi anak-anak prasekolah
ialah kreatif, bebas, dan penuh imajinasi. Pada hakikatnya anak adalah individu yang
membangun sendiri pengetahuannya, dalam arti bahwa guru dan pendidik anak usia
dini lainnya tidaklah dapat menuangkan air begitu saja ke dalam gelas yang seolah-
olah kosong melompong. Anak lahir dengan membawa sejumlah potensi yang siap
untuk ditumbuhkembangkan asalkan lingkungan menyiapkan situasi dan kondisi
yang dapat merangsang kemunculan dan potensi yang tersembunyi tersebut. Setiap
anak berkembang melalui tahapan perkembangan yang umum, tetapi pada saat yang
sama setiap anak juga adalah makhluk individu yang unik. Pembelajaran yang sesuai
dengan minat, tingkat perkembangan kognisi serta kematangan sosial dan emosional.
Berdasarkan Permendiknas (2009:11) pengembangan kognisi berdasarkan
tingkat pencapaian perkembangan anak usia 5 – 6 tahun meliputi: (1) mengklasifikasi
benda berdasarkan fungsi, menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif dan
menyelidik, menyusun perencanaan kegiatan yang akan dilakukan, mengenal sebab-
akibat tentang lingkungannya, menunjukkan inisiatif dalam memilih tema permainan,
memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari; (2) konsep bentuk,
warna, ukuran dan pola yang meliputi: Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran:
“lebih dari”; “kurang dari”; dan “paling/ter”, mengklasifikasikan benda berdasarkan
warna, bentuk, dan ukuran, mengklasifikasikan benda yang lebih banyak ke dalam
kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis, atau kelompok berpasangan yang
lebih dari dua variasi, mengenal pola ABCD-ABCD, mengurutkan benda berdasarkan
ukuran dari paling kecil ke paling besar atau sebaliknya; (3) konsep bilangan,
lambang bilangan dan lambang huruf meliputi: menyebutkan lambang bilangan 1-10,
mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan, mengenal berbagai macam
lambang huruf vokal dan konsonan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan
kognisi anak usia dini adalah pengembangan yang berhubungan dengan
pengembangan konsep berhitung permulaan, konsep bentuk dan ukuran dan konsep
sains permulaan yang berhubungan dengan kegiatan percobaan-percobaan sederhana
8
Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id
=308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatan-
kemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
yang menuntut daya berfikir anak, eksplorasi, kolaborasi dan elaborasi dalam setiap
kegiatan.
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan
metode true experimental design. Penelitian ini menggunakan desain preetest-posttest
kontrol group design yang merupakan bentuk desain penelitian dengan metode true
experimental design. Penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Pertiwi yang
beralamat di Jalan Bonto Langkasa No. 15 Gunung Sari Baru Kecamatan Rappocini
Kota Makassar. Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan dari 19 Agustus sampai
dengan 19 Oktober 2011. Setiap kali pertemuan berlangsung mulai 07.30 sampai
dengan 10.15 Wita. Kegiatan penelitian berlangsung masing-masing enam kali
pertemuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Populasi penelitian ini adalah seluruh anak didik TK Pertiwi Makassar tahun
ajaran 2010/2011 sebanyak 97 anak pada kelompok B yang tersebar dalam lima kelas
yaitu; kelas B1, B2, B3, B4 dan B5. Pengambilan sampel penelitian ini dilakukan
secara multi stage random sampling dengan Melakukan randomisasi untuk
menentukan jumlah sampel dengan mengambil setiap bagian dari kelompok masing-
masing berjumlah 20 orang. Sampel keseluruhan yang diambil secara random
tersebut berjumlah 40 anak. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran jaring laba-laba (webbed) sedangkan variabel terikatnya (Y) adalah
kemampuan kognisi anak usia dini.
B. Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional masing-masing variabel di atas adalah sebagai
berikut.
1. Pembelajaran jaring laba-laba (webbed) adalah suatu model pembelajaran yang
dimulai dengan menentukan tema dan sub tema, mengidentifikasi sub tema dan
9
Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id
=308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatan-
kemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
menentukan indikator yang akan dicapai, setiap kegiatan dikembangkan dengan
melibatkan semua bidang pengembangan (Bahasa, kognitif, Sosial emosional,
fisik motorik dan seni). Selanjutnya, setiap sesi pembelajaran menekankan pada
keterlibatan anak, membangun kreatifitas dan membiasakan bereksplorasi dalam
bentuk praktek dan pengamatan langsung, berlatih memecahkan masalah, dan
membangun pemahaman konsep. Setiap sesi kegiatan pada setiap bidang
pengembangan mendukung peningkatan kemampuan kognisi anak.
2. Kemampuan kognisi anak usia dini adalah kemampuan yang dimiliki anak yang
meliputi kemampuan bereksplorasi, berkreasi, menyebutkan, mencocokkan benda
dan tulisan (huruf dan angka), membedakan bentuk atau benda dan rasa,
menciptakan bentuk, mengelompokkan, membandingkan media nyata dan
abstrak, membilang, membangun konsep, dan membedakan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:
1. Pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran jaring laba-laba
(webbed) yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan dan penilaian anak melalui
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba
(webbed).
2. Dokumentasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
dokumen tentang rekaman proses kegiatan penelitian.
3. Pedoman penilaian, digunakan untuk melihat hasil dari penelitian dengan
menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) pada kelompok
eksperimen dan pembelajaran pada kelompok kontrol.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan statistika. Data yang
diperoleh dari sampel penelitian berupa skor kemampuan kognisi anak usia dini
dianalisis dengan dua macam teknik analisis statistika, yaitu analisis deskriptif dan
analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
10
Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id
=308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatan-
kemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Statistika deskriptif tersebut meliputi distribusi frekuensi, histogram,
mean, median, modus, dan simpangan baku. Karena penelitian ini ingin membuat
kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah
statistika inferensial. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari
populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan
secara random (Sugiyono,2008:209). Kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi
berdasarkan data sampel kebenarannya bersifat peluang (probability) yang
mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran yang dinyatakan dalam bentuk
persentase. Pengujian taraf signifikansi dalam penelitian ini menggunakan taraf
signifikansi α 0.05 dengan taraf kepercayaan 95%.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengaruh Model Pembelajaran Jaring Laba-laba (webbed) terhadap
Peningkatan Kemampuan Kognisi Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak
Pertiwi Makassar
1. Gain Score Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan deskripsi data kemampuan kognisi anak usia dini pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, maka hasil tersebut akan dipaparkan lebih lanjut
pada pembahasan berikut:
Tabel 4.9 Perbandingan gain score kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol
Eksperimen Kontrol
Mean
Median
Standar Deviasi
Range
Minimum
Maksimum
Sum
15,90
15,50
3,386
13,00
9,00
22,00
318,00
6,80
6,00
4,124
14,00
1,00
15,00
136,00
Data hasil penelitian 2011
11
Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id
=308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatan-
kemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Berdasarkan data pada tabel di atas terlihat bahwa untuk kelompok yang
mengikuti model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) reratanya 15,90, median
15,50, dengan standar deviasi 3,386. Sedangkan untuk kelompok kontrol reratanya
adalah 6,80, median 6,00 dengan standar deviasi 4,124. Dengan demikian rerata
kelompok anak yang mengikuti model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) lebih
tinggi dibandingkan dengan rerata kelompok anak yang tidak menggunakan model
pembelajaran jaring laba-laba.
Selanjutnya gain score kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
ditemukan bahwa terdapat perbedaan kemampuan kognisi anak pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, dimana kemampuan kognisi anak yang
menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) berdasarkan hasil
perhitungan statistik deskriptif diperoleh total nilai sebesar 318 dengan nilai
minimum 9,00 dan nilai maksimum 22,00. Sedangkan kemampuan kognisi anak pada
kelompok kontrol diperoleh total nilai 136 dengan nilai minimum 1,00 dan nilai
maksimum 15,00. Dengan demikian terdapat pengaruh positif penggunaan model
pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi
anak usia dini. Artinya rerata kemampuan kognisi kelompok anak yang mengikuti
model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) lebih tinggi daripada rerata
kemampuan kognisi anak yang tidak menggunakan model pembelajaran jaring laba-
laba.
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dari hasil penelitian,
baik pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol, ternyata kedua
kelompok berdistribusi normal dan memiliki varians yang sama (homogen).
Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t pada taraf signifikansi
α = 0,05, dengan dasar pengambilan keputusan jika nilai probabilitas (sig) > α 0,05
maka H0 diterima dan jika nilai probabilitas (sig) < α 0,05 maka H0 di tolak.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif
penggunaan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan
kemampuan kognisi anak usia dini. Artinya kemampuan kognisi anak yang
menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) lebih tinggi daripada
12
Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id
=308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatan-
kemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
kemampuan kognisi anak yang tidak menggunakan model pembelajaran jaring laba-
laba.
Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, diperoleh data bahwa nilai probabilitas
(sig) = 0,000 lebih kecil dari α 0,05 atau nilai sig 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa H0
ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, terdapat pengaruh positif model
pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi
anak usia dini di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar. Dengan kata lain,
kemampuan kognisi kelompok anak yang mengikuti model pembelajaran jaring laba-
laba lebih tinggi daripada kemampuan kognisi anak yang tidak mengikuti model
pembelajaran jaring laba-laba.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, ternyata kemampuan kognisi anak usia
dini kelompok eksperimen yang mengikuti model pembelajaran jaring laba-laba
(webbed) lebih tinggi daripada yang tidak mengikuti model pembelajaran jaring laba-
laba. Dalam hal ini, rerata skor kemampuan kognisi kelompok anak yang
menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) lebih tinggi
dibandingkan dengan rerata skor kemampuan kognisi kelompok anak yang tidak
mengikuti model pembelajaran jaring laba-laba.
Hal ini disebabkan karena model pembelajaran jaring laba-laba (webbed)
lebih memberi kesempatan kepada anak untuk memahami konsep secara menyeluruh
melalui tema-tema yang bertolak dari kebutuhan anak, menyenangkan karena tema
yang diangkat disesuaikan dengan minat anak. Karena pembelajaran ini diberikan
dengan melibatkan semua bidang pengembangan dalam setiap kali pertemuan
sehingga hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.
Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) juga dapat mengembangkan
keterampilan berfikir karena pembelajaran dengan model ini lebih mengedepankan
berbagai latihan pemecahan permasalahan yang dihadapi.
Pola model pembelajaran pada kelas kontrol lebih diinterpretasikan dengan
pengenalan subjek materi yang dilakukan oleh guru, memberikan contoh, dan anak
didik menjadi penerima pasif terhadap informasi yang diberikan. Sedangkan pola
13
Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id
=308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatan-
kemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) memberikan kesempatan kepada anak
untuk mengembangkan keingintahuannya melalui eksplorasi sehingga memberikan
kebermaknaan pengetahuan kepada anak. Anak didik termotivasi untuk melakukan
pengamatan, membandingkan benda kongkrit dengan abstrak, membedakan bagian-
bagian tanaman dan bagian-bagian tubuh dan membedakan rasa serta memecahkan
masalah secara mandiri. Memperoleh pengetahuan baru melalui kegiatan
pembelajaran yang aktif dan kreatif dengan melakukan berbagai kegiatan secara
berkelompok maupun mandiri dan guru bertindak sebagai fasilitator memberikan
refleksi diawal dan diakhir pertemuan. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed)
merupakan proses pembelajaran yang bersifat mengkonstruksi pengetahuan melalui
penjabaran berbagai bidang pengembangan dalam satu payung tema disetiap
pertemuan sehingga sesuai dengan cara berfikir anak yang masih holistik.
Kemudahan ini akan membuat anak semakin termotivasi untuk belajar.
Selama proses penelitian berlangsung, pada kelompok anak yang
menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed), anak-anak terlihat
sangat antusias mengikuti setiap sesi pembelajaran. Pada kegiatan praktek membuat
rumah dari potongan geometri misalnya, ketertarikan anak ketika mereka diberi
kesempatan untuk menggunakan potongan geometri dari berbagai warna, sehingga
anak dengan senang dapat membuat rumah sesuai dengan warna kesukaannya
masing-masing, dan anak diajak bereksplorasi dalam kegiatan ini. Demikian pula
pada kegiatan pengamatan ikan mas di toples. Anak dengan sangat antusias
mengamati gerak-gerik ikan mas dan bertanya sendiri tentang berbagai hal yang
berhubungan dengan ikan yang diamatinya serta secara bergantian menghitung ikan
yang ada di toples tersebut. Kegiatan menyenangkan yang lain juga nampak pada saat
mengamati bagian-bagian tanaman dan pada tema sayur-sayuran dan buah-buahan,
dimana anak pada kegiatan ini diberi kesempatan untuk mencicipi berbagai macam
rasa buah-buahan.
14
Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id
=308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatan-
kemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan uji stastistik pada pembahasan yang telah
diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Terdapat pengaruh positif
model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan
kognisi anak usia dini di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar. Artinya bahwa
kemampuan kognisi anak yang menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba
(webbed) lebih tinggi daripada kemampuan kognisi anak yang tidak menggunakan
model pembelajaran jaring laba-laba.
15
Artikel EBuletin LPMP Sulsel . ISSN. 2355-3189. Januari 2015 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id
=308:pengaruh-model-pembelajaran-webbed-terhadap-peningkatan-
kemampuan-kognisi-anak-usia-dini-&catid=42:ebuletin&Itemid=215
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, S. 2007. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka.
Ary, Donald Dkk. 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Terjemahan oleh
Arief Furchan. Surabaya: Usaha Nasional.
Depdiknas. 2007a. Kerangka Dasar Kurikulum PAUD. Direktorat PAUD. Direktorat
Pembinaan TK dan SD. Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
. 2007b. Pedoman Pembelajaran Bidang Kognitif Di Taman Kanak-
Kanak. Jakarta. Direktorat Pembinaan TK dan SD
Hendrawati. 2009a. Pembelajaran Tematik dan Implikasinya Dalam Pembelajaran di
Sekolah Dasar.
Hurlock, Elizabeth B. 1988. Perkembangan Anak. (Edisi Keenam). Terjemahan oleh
Meitasari T & Muslichah Z. Jakarta: Erlangga.
Isjoni. 2010. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Alfabeta. Bandung.
Kemendiknas. 2010. Kurikulum Taman Kanak-Kanak: (Pedoman Pengembangan
Program Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Dirjen. Jakarta:
Direktorat Pembinaan TK dan SD.
Papalia, Diane E dkk.2008. Human Development (Psikologi Perkembangan). Edisi
Kesembilan:Terjemahan. Jakarta: Kencana.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. (Cetakan Pertama). Jakarta: Rajawali Pers.
Santrock. John W. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. (Edisi
Kelima: Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Seefedt, Carol & Barbara A. Wasik. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini.
Terjemahan oleh Pius Nasar. Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R &D). Bandung: Alfabeta.
Sujiono. 2008. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sukayati. 2004. Pembelajaran Tematik Di SD Merupakan Terapan Dari
Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Depdiknas. PPPG Matematika.
Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi
Pustaka.