pengaruh minat dan kecerdasan emosional ......pendidikan pada jurusan pendidikan matematika fakultas...

173
PENGARUH MINAT DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUNGGUMINASA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh FEBRIANTI NUR NIM 166411163111 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 0606

Upload: others

Post on 17-Feb-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH MINAT DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP

    HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII

    SMP NEGERI 1 SUNGGUMINASA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

    Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan

    Universitas Muhammadiyah Makassar

    Oleh

    FEBRIANTI NUR

    NIM 166411163111

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    0606

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah

    selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan

    hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. (Q.S Al Insyirah : 1-8)

    PERSEMBAHAN

    Segala perjuangan saya hingga titik ini saya persembahkan pada dua orang

    paling berharga dalam hidup saya. Hidup menjadi begitu mudah dan lancar

    ketika kita memiliki orang tua yang lebih memahami kita daripada diri kita

    sendiri. Terima kasih telah menjadi orang tua yang sempurna.

    Saudara-saudaraku tersayang dan semua rekan-rekan seangkatanm yang telah

    membantu dan memberikan sara untuk kelancaran dalam penulisan skripsi ini.

    Almamater tercinta Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar,

    Agama, Bangsa Dan Negara.

  • vii

    ABSTRAK

    Febrianti Nur. 0606. Pengaruh Minat dan Kecerdasan Emosional terhadap Hasil

    Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.

    Skripsi.Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Abdul Rahman dan

    pembimbing II Ernawati.

    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui: (1) apakah terdapat pengaruh

    positif minat terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri

    Sungguminasa. (0) apakah terdapat pengaruh positif kecerdasan emosional

    terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.

    (4) apakah terdapat pengaruh positif minat dan kecerdasan emosional secara

    bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1

    Sungguminasa. Jenis penelitian ini adalah ex-post facto dengan sampel 11 siswa

    kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa tahun ajaran 0606/0601 dengan

    menggunakan teknik pengambilan sampel proportionate stratified random

    sampling yaitu pengambilan sampel secara acak. Teknik pengumpulan data dalam

    penelitian ini menggunakan instrumen: (1) angket minat belajar, (0) angket

    kecerdasan emosional, (4) dan tes hasil belajar matematika. Data dianalisis

    dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial dengan desain penelitian

    menggunakan analisis regresi linear ganda.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) minat berpengaruh positif

    terhada hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa

    dengan taraf sisgnifikan 60666 6066 dan nilai thitung lebih besar dari ttabel (60311 00661,0), maka H6 ditolak dan H1 diterima. (0) kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP

    Negeri 1 Sungguminasa dengan taraf signifikan 60610 6066 dan nilai thitung lebih besar dari ttabel (00164 00661,0), maka H6 ditolak dan H0 diterima. (4) minat dan kecerdasan emosional secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap hasil

    belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa dengan taraf

    signifikan 60666 6066 dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (480343 401,), maka H6 ditolak dan H1 diterima.

    Kata Kunci : Pengaruh minat, kecerdasan emosional dan hasil belajar matematika

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahirabbil'alamin. Segala puji hanya milik Allah Swt yang telah

    melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya, dan menganugerahkan nikmat-Nya yang

    begitu banyak. Shalawat dan salam penulis sanjungkan ke hadirat nabi besar

    Muhammad SAW, beserta sahabat dan keluarga beliau yang telah membawa

    umatnya dari alam kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan, dan Nabi

    Muhammad Saw yang diutus ke dunia untuk menjadi tauladan dan membawa

    suatu perubahan, seorang revolusioner yang bertitel “Agent of change”. Semoga

    keberkahan selalu bersama beliau.

    Alhamdulillah dengan petunjuk dan hidayah-Nya, penulis telah selesai

    menyusun skripsi yang sangat sederhana ini untuk memenuhi dan melengkapi

    syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana pada Prodi Pendidikan Matematika

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,

    dengan judul “Pengaruh Minat dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil

    Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.”

    Penulis menyadari bahwa tugas ini merupakan tugas yang amat berat.

    Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa izin Allah SWT. Berbagai

    pengarahan, bimbingan dan bantuan dari pembimbing telah penulis peroleh, untuk

    itu penulis menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada pihak yang telah

    membantu kelancaran penulisan skipsi ini, yaitu:

    1. Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan

    ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua

  • ix

    orang tua Ayahanda Muhammad Nur dan Ibunda Murni yang telah berjuang,

    berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik dan membiayai penulis dalam

    pencarian ilmu. Demikian pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada

    saudaraku Hasriani Nur, S.Pd selaku kakak saya dan Nur Fakhriyah Umar

    selaku adik Sepupu saya yang selalu memberi dukungan baik berupa materi

    maupun motivasi.

    0. Bapak Prof.Dr. Abdul Rahman, M.Pd. selaku pembimbing pertama beserta

    Ibu Ernawati, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing kedua.

    4. Bapak Ilhamuddin, S.Pd,. M.Pd. selaku Validator I dan bapak Abdul Gaffar,

    S.Pd,. M.Pd, validator II yang telah memvalidasi instrument penelitian.

    3. Ibu Adriani, S.Pd.,M.M. Selaku Kepala SMP Negeri 1 Sungguminasa beserta

    guru dan staf yang berada di sekolah telah memberi izin dan bantuan untuk

    melakukan penelitian.

    Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan skripsi ini, namun

    penulis menyadari masih banyak. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat

    membangun sangat penulis harapkan sebagai masukan untuk kesempurnaan

    skripsi ini di masa yang akan datang.

    Akhirnya kepada Allah lah penulis berserah diri dan berharap semoga apa

    yang telah disajikan dalam karya ini mendapat keridhaan dari-Nya dan bermanfaat

    bagi sekalian. Amin ya Rabball „Alamin.

    Makassar, 0606

    Penulis

    Febrianti Nur

  • x

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... iii

    SURAT PERNYATAAN .................................................................................... vi

    SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

    ABSTRAK ........................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

    DAFTAR TABEL................................................................................................ xii

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

    A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

    C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

    D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

    BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 1

    A. Kajian Teori .............................................................................................. 6

  • xi

    B. Kerangka Pikir .......................................................................................... 82

    C. Hipotesis .................................................................................................... 28

    BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 43

    A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 24

    B. Populasi Dan Sampel ................................................................................ 24

    C. Variabel dan desain penelitian .................................................................. 25

    D. Prosedur Penelitian.................................................................................... 26

    E. Defenisi Operasional Variabel .................................................................. 23

    F. Instrumen Penelitian.................................................................................. 22

    G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 46

    H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 43

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 64

    A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 52

    B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 65

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 18

    A. Kesimpulan ............................................................................................... 62

    B. Saran .......................................................................................................... 66

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 37

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    RIWAYAT HIDUP

  • xii

    DAFTAR TABEL

    2.1 Indikator Minat Belajar .............................................................................. 22

    2.8 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Angket Minat Belajar ................................. 26

    2.2 Kisi-kisi Setelah Uji Coba Instrumen Angket Minat Belajar .................... 47

    2.4 Indikator Kecrdasan Emosional ................................................................. 47

    2.5 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Kecerdasan Emosional ............................... 41

    2.6 Kisi-kisi Setelah Uji Coba Instrumen Angket Kecerdasan Emosional ...... 48

    2.3 Hasil Perhitungan Validasi ........................................................................ 45

    2.2 Hasil Perhitungan Reliabilitas.................................................................... 45

    2.6 Skala Likert ................................................................................................ 43

    4116 Kategori Variabel Hasil Belajar ................................................................ 42

    4111 Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas VII Mata Pelajaran Matematika di

    SMP Negeri 1 Sungguminasa ............................................................................ 42

    2.18 Kategori Rumusan Distribusi Skor Untuk Angket ................................... 46

    2.12 Kriteria Klasifikasi Skor Instrumen Angket Minat ................................... 46

    2.14 Kriteria Klasifikasi Skor Instrumen Angket Kecerdasan Emosional......... 57

    311 Statistik Deskriptif Minat ........................................................................... 52

    310 Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Minat Siswa ............................. 54

    314 Statistik Deskriptif Kecerdasan Emosional ................................................ 55

    313 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Skor Kecerdasan Emosional ............ 56

    316 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Matematika ............................................ 53

    311 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Skor Hasil Belajar Matematika ....... 52

    31, Hasil Uji Normalitas ................................................................................... 56

  • xiii

    318 Hasil Uji Linieritas Y dengan X1................................................................ 67

    314 Hasil Uji Linieritas Y dengan X0................................................................ 61

    3116 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Bebas ................................................ 68

    3111 Hasil Uji Hipotesis ..................................................................................... 68

    3110 Hasil Analisis Uji-t Untuk Masing-masing Variabel Bebas...................... 62

    3114 Hasil Analisis Uji-f Secara Bersama-sama ................................................ 64

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    2.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 26

    4.1 Diagram Frekuensi Minat Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa 54

    4.8 Diagram Frekuensi Kecerdasan Emosional Siswa Kelas VII SMP Negeri

    1 Sungguminasa .......................................................................................... 56

    4.2 Diagram Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP

    Negeri 1 Sungguminasa ............................................................................... 52

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Lampiran 1 (Instrumen Penelitian )

    0. Lampiran 0 (Hasil Uji Coba Instrumen)

    4. Lampiran 4 (Hasil Penelitian)

    3. Lampiran 3 (Teknik Analisis Data)

    6. Lampiran 6 (validitas angket)

    1. Lampiran 1 (Lembar Kerja Siswa)

    ,. Lampiran , (Persuratan)

    8. Lampiran 8 (Kartu Kontrol bimbingan proposal, instrumen, dan skripsi)

    4. Lampiran 4 (Dokumentasi)

    16. Lampiran 16 (Power Point)

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu

    bentuk penilaian kepada setiap pribadi dengan mencapai pengetahuan dan

    interpretasi yang lebih baik mengenai objek spesifik serta khusus. Pemahaman

    yang didapat secara formal setiap individu, yaitu memiliki kerangka berpikir,

    etika serta karakter yang cocok dengan pendidikan dia peroleh. (wedan, 0611)

    Menurut Dananjaya (061,11,) “karakter dalam prosedur dalam menggali

    ilmu merupakan usaha sadar dan terjadwal seorang pendidik. Dirumuskan dalam

    UU sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat petama , “yang dimaksud dengan

    pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar dan

    proses pembelajaran adalah menempatkan murid sebagai pusat perhatian. Inilah

    yang dimaksud dengan proses pembelajaran berbasis siswa (student centre

    learning )”.

    Mapel matematika merupakan satu-satunya mapel yang diajarkan pada

    hampir tiap-tiap bentuk serta tingkatan pendidikan, mulai dari tingkatan

    pendidikan awal hingga pada tingkatan pendidikan tinggi, baik pendidikan

    kejuruan maupun pendidikan umum.

    Kemahiran belajar peserta didik sangat memastikan ketercapaiannya

    dalam caranya belajar. Dalam metode tersebut banyak faktor-faktor yang

    memengaruhi belajar diantaranya minat (Djaali, 06111161). Minat dalam

    belajar merupakan ambisi peserta didik dalam mencapai impian seorang

  • 0

    pendidik, orang tua dengan teman bahwa dirinya termasuk peserta didik yang

    mempunyai keahlian serta kebijakan dalam belajar. Minat belajar adalah gerakan

    batin yang timbul dari seorang siswa yang bertujuan untuk menumbuhkan

    kebiasaan dalam belajar sehingga terlaksananya suatu keinginan dan

    meningkatnya minat belajar.

    Menurut Slameto (Rosida,061,144) Ada dua faktor atau aspek yang

    mempengaruhi belajar adalah aspek internal dan eksternal. Aspek internal yaitu

    aspek yang bersumber pada pribadi siswa yakni minat dengan kecerdasan

    emosional sedangkan aspek eksternal adalah aspek yang bersumber dari luar diri

    siswa yakni mempengaruhinya dalam belajar anak diantaranya berawa dari

    keluarga, masyarakat, serta sekolah.

    Pengaruh minat sangat besar terhadap suatu proses pembelajaran, karena

    jika bidang tersebut akan dipelajari tak sinkron dengan minat peserta didik, maka

    peserta didik tersebut tidak akan belajar dengan maksimal, sehingga tidak ada

    kemauan dalam dirinya. Siswa merasa segan untuk belajar, karena tidak

    mendapatkan secara maksimal dari materi tersebut. Materi yang menarik minat

    siswa lebih gampang dipelajarinya serta diingat, oleh sebab itu minat

    memperbanyak aktivitas dalam belajar (Slameto,061616,). Interakasi belajar

    mengajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak bisa memperoleh prestasi

    belajar yang sama dengan potensi intelegensi yang ia miliki. Menurut Gusniwati

    (0616) menyatakan bahwa ada siswa hendak memiliki prestasi potensi IQ tinggi

    namun mendapatkan prestasi belajar relative dibawa rata-rata, tetapi ada pula

    peserta didik yang memiliki potensi IQ dibawah rata-rata namun prestasi yang

    diperoleh relative tinggi, akan tetapi tingkat IQ tidak satu-satunya menjadi faktor

  • 4

    penentu suksesnya setiap orang, melainkan EQ sebagai faktor lain yang

    mempengaruhi dari hasil belajar siswa dan sepatutnya harus mendapatkan

    kepedulian yang lebih agar hasil dari belajar matematika siswa akan meningkat.

    Semakin tinggi EQ pada mata pelajaran matematika, namun makin tinggi pula

    kompetensi peserta didik mengontrol emosinya disaat menerima bahan belajar

    matematika. Menurut Goleman (Andrianto,0611) mengatakan bahwa fungsi

    kecerdasan akademik (kognitif) yang hendak menopang kehidupan seseorang

    sebanyak 062 sedangkan 862 lainnya berupa faktor-faktor yang disebut dengan

    kecerdasan emosional.

    Menurut Sukriadi,dkk. (0611111) menyatakan bahwa jika seseorang

    memiliki intelegensi tinggi, tapi taraf EQ rendah maka mengarah hendak muncul

    dengan sikap yang egois, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan mudah

    mempercayai orang lain, serta mengarah ke pesimis jika merasakan gangguan

    mental, dengan keadaan sebaliknya yang dialami oleh orang yang memiliki IQ

    rata-rata, akan tetapi kecerdasan emosional yang dimilikinya tinggi. Peserta

    didik yang yang memiliki kecerdasan emosional sangat penting ada pada dirinya

    dalam meraih prestasi akademik.

    Dari pemaparan tersebut, sehingga penulis tertarik melakukan penelitian

    yang berjudul “Pengaruh Minat Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil

    Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa”.

  • 3

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka perumusan

    masalah pada penelitian yaitu:

    1. Apakah minat berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa

    kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa ?

    0. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap hasil belajar

    matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa ?

    4. Apakah minat dan kecerdasan emosional berpengaruh positif secara

    bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP

    Negeri 1 Sungguminasa ?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan yang hendak dilaksanakan pada penelitian ini yaitu :

    1. Dapat mengetahui apakah minat berpengaruh positif terhadap hasil belajar

    matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.

    0. Dapat mengetahui apakah kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap

    hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.

    4. Dapat mengetahui apakah minat dan kecerdasan emosional berpengaruh

    positif secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas

    VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.

  • 6

    D. Manfaat Penelitian

    Berdasarkan tujuan tersebut, maka manfaat yang diharapkan ini yaitu :

    1. Manfaat Teoretis

    Mampu meningkatkan pengetahuan dan wawasan pemikiran tentang minat

    dan EQ yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik, serta dapat

    dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan menjadi acuan dalam penelitian

    selanjutnya.

    0. Manfaat Praktis

    a. Siswa

    Menginformasikan kepada siswa tentang minat dan kecerdasan

    emosional itu sangat berpengaruh terhadap hasil belajar.

    b. Guru

    Sebagai bahan acuan bagi guru bahwa minat dan kecerdasan

    emosional mempengaruhi hasil belajar peserta didik.

    c. Peneliti

    Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman,

    wawasan serta memberikan gambaran untuk peneliti selanjutnya.

  • 1

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kajian Teori

    1. Hasil Belajar

    a. Pengertian Belajar

    Belajar adalah satu cara yang berlaku selama hidupnya. Nyaris semua

    kemampuan, kualitas, keahlian, kerutinan, kesengangan, serta tingkah laku orang

    yang terdidik, dikonversi serta meningkat sebab belajar. Oleh karena itu, belajar

    adalah cara bermakna nang berlangsung selama aktivitas manusia. (Khodijah,

    061313,)

    Belajar merupakan sebanjar aktivitas rohani jasmani demi mendapat satu

    modifikasi karakter seperti efek pada pengalaman setiap orang saat hubungan

    bersama lingkungannya nang didalamnya yakni psikologis, perilaku, serta

    kompetensi. (Djamarah, 0611: 14)

    Belajar adalah perubahan tingkah laku melewati suka duka (learning isi

    defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing).

    Berdasarkan penjelasan yang tertera bahwa belajar adalah satu cara, satu

    aktivitas serta tidak satu dampak dan sasaran. Belajar tidak sekedar mengenali

    melainkan lebih besar dari tersebut, yaitu menjalani. Hasil belajar bukan satu

    kemahiran akibat bimbingan tetapi pembaruan tingkah laku. (Hamalik,

    061,10,).

    Menurut Suyono dan Hariyanto (061,116) menyatakan bahwa belajar bisa

    berlaku di mana dan kapan saja, enggak mesti pada saat situasi resmi saat

    dikelas, melainkan bisa juga dengan tidak resmi, peserta didik bisa belajar dari

  • ,

    keadaan masyarakat setiap harinya. Sebab itu, searah dengan kebenaran yang

    aktual yang dilalui peserta didik pada teknik perubahan pada diri dan teknik

    demi mencapai kelapangan serta kestabilan kemampuan yang ada pada dirinya,

    atas dasarnya belajar memiliki tujuan demi mencapai satu kebijakan belajar.

    Hikma penataran diartikan secara wawasan atau penafsiran yang didapat dengan

    keahlian.

    Pada aktivitas setiap hari, secara terminologi belajar digunakan secara

    luas. Oleh karena itu aktivitas yang diucap belajar tersebut tampak pada

    keragaman sikap. Memahami isi buku, menghafal ayat-ayat al-qur‟an, menyalin

    materi yang sedang dipelajari, semua disebut belajar.

    Menurut Hamalik (Amin,dkk.0606 : 31) menerangkan bila kebenaran

    setiap orang sudah belajar yaitu terjadinya modifikasi kelakuan pada orang

    tersebut, semisal bermula yang tidak mengerti hingga mengerti serta dari yang

    belum paham menjadi paham. Perilaku mempunyai bagian subjektif serta bagian

    motoris. Bagian subjektif merupakan bagian batiniah sebaliknya bagian motoris

    merupakan bagian badaniah. Bila seorang dikatakan berasumsi bisa diamati pada

    raut wajahnya, perilaku pada batiniahnya enggak dapat terlihat.

    Berdasarkan beberapa penjelasan tentang belajar, bisa ditarik kesimpulan

    mengenai belajar merupakan cara yang membolehkan setiap orang mendapat

    serta melatih kemampuan, kepandaian dan perilaku yang terkini.

    Menurut Nurul (0606) terdapat sejumlah faktor yang dapat memengaruhi

    belajar diantaranya :

  • 8

    1) Faktor Internal

    Faktor internal merupakan faktor yang ada pada diri pribadi setiap orang

    yang tengah belajar. Faktor internal dapat dikategorikan pada 0 faktor antara

    lain :

    a. Faktor Jasmani

    Faktor kesegaran, dalam arti stabil yaitu saat kondisi elok segenap

    raga serta setiap bagiannya maupun lepas pada masalah. Kesegaran

    merupakan kondisi atau keadaan yang sehat. Kesegaran tiap orang

    berdampak pada hasil belajar siswa. Cara belajarnya dapat terhambat

    ketika kesehatannya terganggu. Dengan begitu akan cepat lelah,

    gampang puyeng, kurang bergairah, mengantuk apabila tubuhnya

    lemas, hipotensi maupun terdapat gangguan (kelainan) fungsi pada

    penglihatan serta tubuhnya.

    b. Faktor Psikis

    Terdapat , faktor yang didalamnya termasuk faktor psikis yang

    memengaruhi belajar. Faktor-faktor tersebut yaitu : minat, bakat,

    intelegensi, ketertarikan, motif, kematangan serta kelelahan.

    Adapun interpretasi mengenai tujuh faktor tersebut antara lain :

    1. Intelegensi

    Intelegensi merupakan kemampuan dengan tujuan

    mengalami serta menempatkan pada kondisi yang aktual dengan

    kilat serta praktis. Dengan efektif dalam memahami ide-ide yang

  • 4

    abstrak. Memahami relasi serta mengamati dengan cepat.

    Inteligensi besar pengaruhnya terhadap perkembangan belajar.

    0. Perhatian

    Perhatian merupakan suatu kesungguhan jiwa yang

    dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek

    (benda/hal) atau sekumpulan objek. Dengan tujuan untuk

    mendapatkan jaminan hasil belajar yang baik, maka peserta didik

    perlu mendapatkan perhatian terhadap materi yang dipelajarinya.

    Andaikata materi pelajaran tidak menjadi perhatian peserta didik,

    sehingga timbul kejenuhan, maka peserta didik tidak tertarik untuk

    belajar.

    4. Minat

    Minat merupakan kehendak yang tentu dengan tujuan

    mencermati serta memikirkan beberapa aktivitas. Aktivitas yang

    disukai seseorang, mengamati terus menerus yang diiringi dengan

    perasaan senang. Minat tinggi dampaknya mengenai belajar, sebab

    jika materi pengetahuan yang dipelajari tak searah dengan minat

    peserta didik, peserta didik tidak bakal belajar dengan sebaiknya,

    dikarenakan tidak ada rasa kemauan yang tertanam pada dirinya.

    Untuk itu ia merasa segan-segan dalam belajar,sehingga ia tidak

    memperoleh hasil dari pelajaran itu. Bahan materi yang memukau

    minat siswa makin muda dipelajari dan dikuasai, sebab minat dapat

    meningkatkan aktivitas belajar.

    3. Bakat

  • 16

    Bakat adalah keterampilan yang dimiliki sejak lahir sebagai

    kemampuan yang harus dididik serta dibangun supaya bisa

    terbentuk. Bakat membutuhkan bimbingan dan didikan supaya satu

    kegiatan mampu dilaksanakan dikemudian hari. Melainkan,

    kecerdasan bakat adalah faktor yang memutuskan tercapai tidaknya

    seseorang dalam belajar. Belajar dengan bidang yang cocok dengan

    bakatnya bakal memperkaya kesempatan setiap orang untuk sukses.

    6. Motivasi

    Motivasi adalah suatu tindakan berupa dukungan yang

    terdapat dalam diri anak. Terdapat dua jenis motivasi adalah

    motivasi instrinsik (melekat) dan motivasi eksterinsik (sifat).

    Motivasi yang melekat merupakan motivasi yang muncul berawal

    pada pribadi tiap individu. Sebaliknya motivasi sifat merupakan

    motivasi yang lahir dengan dorongan dari luar atau motivasi yang

    dikarenakan oleh faktor dari luar kondisi belajar, contohnya ijazah,

    angka, persaingan, tingkatan, hadiah, pertentangan, sindiran,

    cemoohan serta hukuman. Besar kecilnya motivasi banyak di

    dampakkan dengan keperluan pribadi yang ingin diwujudkan.

    Motivasi tersebut pasti dibutuhkan disetiap sekolah sebab tidak

    semua bahan materi cocok oleh minat serta keperluan siswa.

    1. Kematangan

    kematangan merupakan satu tingkat atau fase pada

    kemajuan seorang yang fisiknya telah matang dengan tujuan

    melakukan kebijakan yang terkini. Contohnya, anak bersama

  • 11

    kakaknya sedia hendak berjalan, tangan serta jarinya sedia buat

    mencatat, serta otaknya sedia buat berfikir , dan sebagainya.

    ,. Kesiapan

    Kesiapan merupakan kesanggupan demi memberi balasan

    atau berkorelasi. Kesiagaan tersebut penting diamati selama

    berjalannya siswa belajar, sebab apabila peserta didik belajar serta

    telah sedia kesiagaan dalam dirinya, lalu hasil belajarnya bakal

    cenderung makin bagus. Kesiagaan itu tampak dari dalam pribadi

    setiap orang serta berangkaian atas kedewasaan, sebab kedewasaan

    bermanfaat kesiagaan dengan tujuan melakukan kecekatan.

    0) Faktor Eksternal

    Faktor-faktor eksternal yang memengaruhi belajar peserta didik

    merupakan faktor dari luar diri anak dan juga turut memengaruhi

    belajar anak, yaitu dari yang terdekat yakni berawal dari orang tua,

    kemudian sekolah serta masyarakat.

    a) Faktor yang berasal dari orang tua

    Faktor pokok yang berasal dari orang tua yaitu teknik

    didikan orang tua kepada anaknya. Orang tua pun sering menaruh

    perhatian terhadap anaknya sewaktu belajar baik langsung ataupun

    enggak langsung serta menyampaikan arahan bilamana hendak

    melaksanakan kegiatan yang kurang teratur dalam belajar. Pada

    kepemimpinan pancasila ini yang artinya orang tua melakukan

    kerutinan yang actual terhadap anak yang dapat dicontoh.

  • 10

    b) Faktor berasal dari sekolah

    Adapun beberapa faktor berasal dari sekolah misalnya dari

    pendidik, bahan materi didapatkan dari pendidk, mata pelajaran

    yang ingin dicapai,serta trik yang diaplikasikan. Oleh sebab itu

    mata pelajaran mayoritas anak memfokuskan ketertarikannya

    terhadap pelajaran yang ia sukai, sehingga menyebabkan mutu

    yang didapatkan enggak sinkron dengan yang diinginkan. Faktor

    guru banyak menjadi pemicu kekandasan belajar anak, yakni

    mengait kepribadian pendidk, kesanggupan dalam mengajar.

    c) Faktor yang berasal dari masyarakat

    Faktor masyarakat bahkan paling besar dampaknya pada

    edukasi anak. Dampak penduduk makin rumit diatasi. Membantu

    atau tidak membantu kelanjutan anak, penduduk tersebut pun turut

    mempengaruhi. Untuk itu enggak luput dari bagian masyarakat.

    b. Pengertian Pembelajaran Matematika

    Pembelajaran adalah satu cara hubungan antara elemen-elemen bentuk

    bimbingan. Rancangan serta penafsiran bimbingan bisa dimengerti beserta

    mengkaji kegiatan elemen siswa, guru, materi ajaran, perangkat, alat, metode

    serta prosedur belajar. Rancangan utama ketika mendalami pembelajaran

    tersebut bisa dilihat dari apa artinya “Belajar”. (Daryanto, 0610 : 46)

    Pembelajaran adalah pemberian yang dibagikan pendidik supaya bisa

    berjalan cara perolehan ilmu serta pengetahuannya, kemampuan kecakapan serta

  • 14

    bakat dan juga penciptaan perilaku dan panutan terhadap peserta didik.

    Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

    tempat penetahuan terhadap satu lingkungan belajar. Dan juga pembelajaran

    merupakan cara guna mendukung peserta didik supaya bisa belajar dengan

    sebaiknya. Suatu metode pembelajaran menjadi selama hidup seorang manusia

    serta bisa aktif dimana pun dan kapan pun. Pembelajaran memiliki penjelasan

    yang hampir sama dengan pengajaran, meskipun memiliki konotasi yang tidak

    sama. Pembelajaran merupakan penguatan kemampuan siswa menjadi keahlian.

    Aktivitas penguatan ini tidak bisa tercapai tanpa seseorang yang ikut bantu.

    Suriasumantri (06141146), “Matematika merupakan bahasa yang

    melambangkan segaris makna dari pernyataan yang ingin kita berikan, lambing-

    lambang matematika bersifat arrificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah

    makna diberikan padanya”.Sementara itu Suhendri (0611140) mengatakan

    bahwa matematika merupakan ilmu tentang bilangan, bangun, hubungan-

    hubungan konsep dan logika dengan menggunakan bahasa lambang atau simbol

    dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dan

    menurut sirait (0611 : 44) menyatakan matematika bahwa matematika yaitu

    kebutuhan semua orang, oleh sebab itu matematika suatu pengetahuan yang

    sering ada kaitannya terhadap kegiatan setiap harinya. Dan mengetahui

    matematika sangat berguna maka sebaiknya matematika itu sebagai pelajaran

    yang disukai agar peserta didik hendak mempunyai keinginan dalam belajar

    matematika.

  • 13

    Dari beberapa penjelasan tersebut mengenai matematika, maka penulis

    mampu menyimpulkan pengertian matematika merupakan suatu ilmu

    pengetahuan yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari.

    Pembelajaran matematika merupakan seluruh rangkaian aktivitas peserta

    didik dan pendidik yang sudah dibuat agar peserta didik dapat belajar

    matematika, maksudnya berdasarkan pembuatan tersebut, pendidik

    menerimakan terhadap peserta didik supaya mereka mendapatkan pengetahuan

    ataupun penjelasan mengenai matematika, baik itu berbentuk fakta, prinsip,

    konsep, kepandaian, proses pemecahan masalah, nilai-nilai (values), serta proses

    berpikir matematis.

    Menurut Daryanto (06101036) materi yang mengenai matematika itu

    penting dibagikan pada seluruh siswa, yang berawal dari SD agar dapat

    memperlengkapinya atas kemampuan berpikir analitis, kritis, logis, sistematis

    serta kreatif dan juga potensi kerja samanya. Pada pemberian pelajaran

    matematika kepada peserta didik. Bilamana pendidik tengah mengaplikasikan

    model pembelajaran tradisional, sehingga dapat diartikan koneksi pada

    pembelajaran matematika lebih mengarah satu tujuan, pada umumnya dari

    pendidik ke peserta didik, pendidik lebih menguasai pembelajaran sehingga

    pembelajaran mengarah pada yang tetap hingga menyebabkan siswa merasa

    bosan serta mengalami kesulitan.

    c. Hasil Belajar Matematika

    Hasil belajar mampu dimengerti dari dua kata,dari dua kata yaitu “hasil”

    dan “belajar”. Penjelasan tentang hasil mengarah dalam suatu dapatan sebab

    dilaksanakannya satu kegiatan cara yang menyebabkan perubahan input secara

  • 16

    praktis (purwanto,, 0611: 33). Menurut Sudjana (Burhan, 061813,) bahwa

    “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

    menerima pengalaman belajarnya. Hasil peristiwa belajar dapat muncul dalam

    berbagai jenis perubahan atau pembuktian tingkah laku seseorang.”

    Menurut Sudjana (Husamah,dkk. 0618) menyatakan dengan ini tentang

    hasil belajar adalah potensi yang ada pada peserta didik setelah menerima

    pengalaman belajarnya.

    Menurut Sudjana (dalam lestari,061,), ”pengertian hasil belajar adalah

    potensi-potensi yang dipegang siswa sesudah ia mendapatkan pengalaman

    belajarnya”. Nasution mengatakan mengenai hasil belajar merupakan suatu

    modifikasi yang terbentuk terhadap individu yang sedang belajar, selain itu

    terbentuk komitmen serta pujian dalam diri pribadi yang belajar.

    Hasil belajar merupakan suatu hasil yang didapatkan dari keaktifan

    kejiwaan merupakan aktivitas pembelajaran yang memperlihatkan jenjang

    kesuksesan seorang ketika belajar materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan

    dalam bentuk skor dan didapatkan dari hasil tes.

    John M. Keller (Rurin,0616: 16) pandangan mengenai hasil belajar suatu

    terbitan dari bentuk prosedur sebagai petunjuk yang berupa informasi. Dari

    beberapa petunjuk menurut John Keller bisa dibagi kedalam dua kelompok

    yakni kelompok petunjuk pribadi (dorongan, ketercapaian dengan mencapai

    keberhasilan, intelegensi dan kemahiran awal, dan penilaian kognitif). Serta

    kelompok petunjuk lingkungan (agenda dan manajemen motivasional, agenda

    pengelolaan aktivitas belajar serta agenda dan pengelolaan ulangan penguatan).

  • 11

    Hasil belajar merupakan sejumlah pengalaman siswa yang mencakup

    afektif , psikomotorik dan ranah kognitif. (Ridwan, 061818)

    1) Bidang kognitif berkaitan pada hasil belajar cendekiawan yang terdapat 1

    bagian yakni keahlian, apresiasi, implementasi, kajian, teori, serta evaluasi.

    0) Bidang afektif yang ada kaitannya dengan perilaku serta nilai yang

    mencakup lima tahapan kesanggupan yakni memufakati, menanggapi

    ataupun anggapan, mengevaluasi, institusi serta karakter dengan suatu

    evaluasi.

    4) Bidang psikomotorik hasil belajar psikomotor jelas pada wujud kecekatan

    dan keahlian beraksi individu, meliputi kepandaian bergerak, manipulasi

    benda-benda, mengkomunikasikan, dan menciptakan.

    Dari uraian diatas tersebut, jadi bisa diambil kesimpulan bahwa hasil

    belajar matematika adalah satu hal ketercapaian terhadap peserta didik selepas

    melewati proses belajar yakni reaksi kejiwaan pada arah untuk mendalami arti

    serta maksud pada simbol-simbol dan proses pemalsuan simbol-simbol tersebut

    yang kompleks merupakan sederhana berlandaskan dugaan awal, pendapat,

    dalil-dalil serta teorema yang telah dibuktikan kebenarannya.

    0. Minat Belajar

    a. Pengertian Minat Belajar

    Menurut Purnama (06111048) Minat belajar merupakan ambisi siswa

    dengan tujuan terwujudnya harapan seorang pendidik, orang tua serta teman

    bahwa dirinya termasuk peserta didik yang mempunyai kesanggupan serta

    kemahiran dalam belajar. Suatu ketercapaian kemauan yakni hendak tumbuh

    minat belajar, yang dimaksud dengan minat belajar merupakan dukungan jiwa

  • 1,

    yang tumbuh pada diri siswa dengan tujuan meningkatnya kerutinan belajar.

    Minat belajar hendak tumbuh ketika peserta didik mempunyai kemauan dengan

    tujuan menggapai nilai yang memuaskan, ataupun kepingin menjuarai peraduan

    ketika belajar oleh peserta didik lainnya dan juga minat belajar bisa

    dikembangkan atas penetapan keinginan yang besar searah pada tabiat serta

    potensi peserta didik.

    Guilford (lestari,0618144) minat belajar merupakan dukungan bermula

    pada siswa secara spiritual ketika menekuni sesuatu dengan penuh kedisiplinan

    keinsafan, dan kedamaian hingga mengakibatkan individu secara antusias dan

    bahagia untuk menjalankannya.

    Pangestu (0616: 18) berpendapat, maka minat adalah satu-satunya hal

    yang turut memastikan kesuksesan setiap orang di segala bidang, baik ketika

    belajar, kerja dan kegiatan lainnya.

    Dari beberapa pendapat para ahli mengenai penjelasan tentang minat

    belajar, maka dapat ditarik kesimpulan maka minat belajar merupakan alternatif

    kebahagiaan saat melaksanakan setiap aktivitas serta bisa menaikkan antusiasme

    seseorang demi memenuhi kemauan dalam belajar.

    b. Faktor-faktor yang memengaruhi minat belajar

    Beberapa faktor yang memengaruhi minat belajar peserta didik menurut

    Totok Susanto (Simbolon,0613111) antara lain :

    1) Memotivasi dan cita-cita

    Menurut purwono (066,) motivasi merupakan dorongan suatu upaya yang

    dirasa dengan tujuan memengaruhi perbuatan setiap orang supaya jiwanya

    tergerak untuk bekerja mengerjakan suatu hal hingga menggapai hasil atau

  • 18

    harapan yang ingin dicapai. Dari kutipan tersebut dapat ditarik kesimpulan

    bahwa motivasi adalah kemampuan dukungan individu dengan melakukan

    aktivitas dengan tujuan mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan.

    0) Keluarga

    Keluarga adalah pokok pembelajaran yang paling utama, oleh sebab itu

    dalam kehidupan siswa sebagian besar ada didalam kerabat. Kerabat paling

    utama yaitu orang tua yang seharusnya merawat serta mengajar anak dengan

    penuh cinta. Sabri Alisuf (0666103) mengatakan orang tua berperan dalam

    memastikan masa depan anaknya. Secara mental anak tumbuh dengan

    cerdas, dan secara fisik anak tumbuh secara sehat. Orang tua yang

    berpendidikan dan kepedulian terhadap perubahan anaknya, juga memiliki

    kewajiban dan tanggung jawab dalam mendidik. Kasih sayang yang ada

    pada orang tua adalah kasih saying yang tidak mudah di dapatkan dari orang

    lain. Sehingga dalam hal ini orang tua sangat berperan penting dalam

    memberi dorongan agar tumbuh minat belajar dan menjadi anak yang

    cerdas. Dengan demikian keadaan keluarga serta keadaan rumah juga

    mempengaruhi minat belajar peserta didik. Sehingga suasana keluarga yang

    tenang, damai, tentram dan menyenangkan akan mendukung minat siswa

    dalam belajar di rumah.

    4) Peranan Guru

    Guru berperan sebagai fasilitator bagi peserta didik, guru menciptakan

    kondisi yang membangun dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk

    belajar. Guru dapat memahami karakteristik unik dan berusaha memenuhi

  • 14

    kebutuhan pendidikan masing-masing peserta didik yang memiliki minat

    dan potensi yang perlu dicapai secara optimal.

    3) Sarana dan Prasarana

    Fasilitas yang tersedia di lingkungan sekolah sangat mendukung minat

    belajar peserta didik. Sehingga apabila fasilitas yang tersedia kurang

    memadai akan membuat peserta didik kurang berminat dalam belajar.

    6) Teman Pergaulan

    Ketika teman pergaulan memiliki minat dan motivasi yang tinggi dalam

    belajar, maka akan memengaruhi minat belajar teman yang lainnya. Oleh

    karena itu, teman pergaulan sangat berpengaruh terhadap minat belajar

    siswa baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.

    1) Mass Media

    Mass media yang berarti media massa, merupakan media yang dapat

    memengaruhi minat belajar siswa diantaranya, gawai, laptop, televisi, radio,

    dan media cetak lainnya seperti buku cetak, jurnal, majalah, dan surat kabar.

    c. Indikator Minat Belajar

    Ada beberapa indikator menurut Mayura (0613), menyatakan bahwa siswa

    yang memiliki minat belajar yang tinggi dapat dikenali melalui proses belajar

    dikelas maupun dirumah, antara lain:

    1. Perasaan senang

    Ketika seorang siswa yang memiliki perasaan senang dan suka terhadap

    perhitungan , maka ia hendak terus mempelajari ilmu yang berhubungan

    dengan hal tersebut seperti mata pelajaran matematika. Sehingga tidak

    ada timbul perasaan terpaksa untuk mempelajari mata pelajaran tersebut.

  • 06

    0. Ketertarikan siswa untuk belajar

    Ketertarikan siswa dalam belajar tergantung proses yang

    diterapkan dalam kegiatan itu sendiri, baik berhubungan dengan daya

    gerak yang mendorong siswa untuk lebih merasa tertarik terhadap guru,

    bahan materi, kegiatan, ataupun berupa pengalaman yang efektif.

    4. Menunjukkan perhatian saat belajar

    Perhatian adalah suatu kepedulian, konsentrasi atau aktivitas jiwa

    terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya. Orang yang memiliki

    minat belajar pada objek tertentu, maka secara tidak langsung dia akan

    menunjukkan perhatian saat belajar. Misalnya, seorang peserta didik

    menaruh minat terhadap pelajaran matematika, maka ia akan

    memperhatikan gurunya saat menjelaskan pelajaran matematika tersebut.

    3. Ketertarikan dalam belajar

    Ketertarikan seseorang terhadap suatu objek akan mengakibatkan

    orang merasa senang dan tertarik untuk melakukan serta melaksanakan

    kegiatan yang berasal dari objek tersebut.

    Membangun minat belajar siswa tidak dapat terlepas sepenuhnya pada

    siswa itu sendiri, melainkan orang tua dan guru juga sangat berperan penting

    dalam membangun minat belajar siswa. Peran guru dan orang tua yaitu

    memberikan dukungan moral bahwa mereka memiliki kemampuan dan

    keterampilan yang baik sehingga siswa tidak gelisah dan lebih percaya diri

  • 01

    bahwa mereka pada dasarnya memiliki kemampuan dan keterampilan dalam

    menguasai mata pelajaran matematika itu sendiri.

    Dengan adanya minat terhadap objek yang dipelajari akan mendorong

    siswa untuk mempelajari sesuatu dalam meraih hasil belajar yang maksimal.

    Oleh karena itu, minat merupakan unsur yang berperan mendorong seseorang

    untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga ia berminat dan sanggup

    melakukan kegiatan mengenai objek tersebut.

    Menurut Gusniwati (0616108) dengan adanya minat besar pengaruhnya

    terhadap belajar, sebab dengan belajar tanpa adanya minat akan terasa

    membosankan. siswa yang memiliki minat pada kegiatan belajar hendak

    berusaha lebih giat dibandingkan siswa yang kurang berminat. Minat yang

    tinggi terhadap suatu mata pelajaran, kemungkinan siswa akan memberikan

    perhatian yang tinggi terhadap mata pelajaran itu sehingga memungkinkan

    pula memiliki prestasi yang lebih baik lagi. Maka untuk mencapai prestasi

    yang lebih baik , disamping kecerdasan, minat juga perlu ditingkatkan, karena

    tanpa minat kegiatan belajar tidak akan efektif.

    Minat dalam belajar diartikan sebagai dorongan seseorang dalam

    melakukan proses belajar. Menurut Hartantia,dkk(0614) aspek dari minat

    belajar yaitu perhatian, kesenangan, kemauan, kesadaran, sedangkan

    indikatornya merupakan siswa belajar disaat waktu senggang, siswa

    memperhatikan guru menerangkan didepan kelas sambil mencatat hal-hal

    yang penting, siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru, siswa

    menanyakan materi yang belum dipahami, siswa berperan aktif dalam

  • 00

    diskusi, siswa masuk kelas tepat waktu dan tidak keluar kelas sebelum

    pelajaran selesai.

    Menurut Salim (0611) menyatakan bahwa siswa hanya tergerak untuk

    mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun tanpa adanya dorongan dari orang

    lain. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar maka

    seorang siswa harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan

    mendorong siswa untuk terus belajar.

    Pengolahan data pada penelitian Nurhasanah (06111140) persamaan yang

    digunakan yakni persamaan linear sederhana yang menunjukkan hasil

    persamaan yang positif, dengan ini menerangkan bahwa kaitan antara

    variabel berjalan satu arah, artinya semakin tinggi minat belajar siswa maka

    semakin tinggi pula hasil belajar siswa. Sehingga ketika minat belajar siswa

    menurun, maka hasil belajar siswa pun menurun. Pada penelitian ini

    didapatkan hasil perhitungan yaitu berada pada kategori sedang/cukup kuat

    yang berarti ada pengaruh yang kuat dari minat belajar siswa terhadap hasil

    belajar siswa.

    Oleh karena itu minat mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam

    belajar karena bila bahan pelajaran itu menarik minat siswa, maka ia akan

    mudah mempelajari dan disimpan karena adanya minat sehingga menambah

    kegiatan belajar. Sebaliknya jika pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan

    minat siswa maka siswa tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya,

    sebab tidak ada daya tarik baginya. Siswa yang berminat kepada pelajaran

    akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang

    sikapnya hanya menerima pelajaran.Fungsi minat dalam belajar lebih besar

  • 04

    sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk

    belajar.

    4. Kecerdasan Emosional

    a. Emosi

    Kesadaran emosi adalah kecakapan emosional dasar yang melandasi

    terbentuknya kecakapan-kecakapan lain, misalnya kendali diri akan emosi

    (Goleman, 0606110)

    Menurut Mayer (Goleman, 0606114) orang cenderung menganut gaya-

    gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka antara lain :

    1) Sadar Diri. Peka akan suasana hati mereka ketika mengalaminya dapat

    dimengerti bila orang-orang ini memiliki kepintaran tersendiri dalam

    kehidupan emosional mereka. Bila suasana hati mereka sedang jelek,

    mereka tidak risau dan tidak larut ke dalamnya, dan mereka mampu

    melepaskan diri dari suasana itu dengan lebih cepat. Kejernihan pikiran

    mereka tentang emosi boleh jadi melandasi ciri-ciri kepribadian lain:

    mereka mandiri dan yakin akan batas-batas yang mereka bangun, memiliki

    kesehatan jiwa yang bagus, dan cenderung berpendapat positif akan

    kehidupan. Dengan itu, ketajaman pola pikir mereka menjadi penolong

    untuk mengatur emosi.

    0) Tenggelam dalam permasalahan. Mereka adalah orang-orang yang sering

    kali menganggap dirinya dikuasai oleh emosi dan tak berdaya untuk

    melepaskan diri, seakan-akan suasana hati mereka telah mengambil ahli

    kekuasaan.

  • 03

    4) Pasrah . Meskipun sering kali orang-orang ini peka dengan apa yang

    mereka rasakan, karena mereka juga cenderung menerima begitu saja

    suasana hati mereka, sehingga tidak berusaha untuk mengubahnya.

    b. Pengertian kecerdasan emosional

    Menurut Goleman (Indriyani dkk, 0618164) menyatakan bahwa emosi

    merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang spesifik, suatu keadaan biologis

    dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk melangkah. Pada

    dasarnya emosi merupakan dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi adalah

    reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri setiap individu. Sebagai

    contoh yaitu emosi senang dalam memberi dorongan perubahan suasana hati

    seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat terbahak, emosi sedih dalam

    memberi dorongan seseorang yang berperilaku menangis.

    Menurut Goleman (Lestari,0618143) menyatakan bahwa kecerdasan

    emosional merupakan kompetensi seseorang dalam mengatur kehidupan

    emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya

    melalui keterampilan kesadaran diri, empati, motivasi diri, pengendalian diri,

    dan keterampilan sosial.

    Menurut Goleman (gusniwati,0616146) kecerdasan emosional merupakan

    kompetensi seseorang dalam mengatur kehidupan emosinya dengan intelegensi

    (to manager our emosional life with intelligence); menjaga keseimbangan emosi

    dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression)

    melalui keterampilan kesadaran diri, empati, pengendalian diri, motivasi diri,

    dan keterampilan sosial. Goleman juga memaparkan beberapa hasil

    penelitiannya dalam bukunya yang berjudul Emotional Intelligence. Koordinasi

  • 06

    suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila seorang pandai

    menyesuaiakan diri dengan suasana hati individu yang lain, orang itu akan

    memiliki tingkat emosional yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri

    dalam pergaulan sosial serta lingkungannya. Goleman berpendapat bahwa

    kecerdasan emosional merupakan kemampuan lebih yang dimiliki seseorang

    dalam memotivasi diri, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, ketahanan

    dalam menghadapi kekalahan, serta mengatur keadaan jiwa.

    Menurut Vebri (Yulianto,dkk.0606111) Kecerdasan emosional merupakan

    kompetensi peserta didik untuk mengenali emosi diri, memotivasi diri sendiri

    mengelola emosi diri dan mengenali emosi orang lain,serta kemampuan

    menjalin hubungan dengan orang lain.

    Menurut Goleman (0616: 34) “Kecerdasan emosional adalah kemampuan

    untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, mengendalikan

    dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati

    dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir,

    berempati, dan berdoa”.

    Beberapa penjelasan diatas mengenai kecerdasan emosional, maka penulis

    dapat mengambil kesimpulan bahwa kecerdasan emosional merupakan

    kompetensi yang mencakup pengenalan emosi baik untuk diri sendiri maupun

    orang lain, mampu memahami perasaan orang lain, pengendalian diri, dapat

    menjalin hubungan baik dengan orang lain serta dapat memotivasi diri untuk

    melakukan hal-hal yang terarah.

    c. Indikator Kecerdasan Emosional

    Indikator dari kecerdasan emosional di antaranya (B.Uno,0610103,) :

  • 01

    1) Mengenali Emosi Diri

    Seseorang yang mengenali emosinya sendiri adalah apabila ia

    mempunyai kepekaan yang tajam atas perasaan mereka, kemudian

    mengambil keputusan secara mantap. Arti dari kemampuan mengenali

    emosi diri merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali

    perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul. Hal ini

    sering dikatakan sebagai dasar dari kecerdasan emosional. Dalam hal ini,

    misalnya sikap yang diambil dalam menentukan berbagai pilihan, seperti

    memilih sahabat, sekolah, pekerjaan, sampai soal pasangan hidup.

    0) Mengelola Emosi

    Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan seseorang

    untuk mengendalikan perasaannya sendiri, sehingga tidak meledak dan

    akhirnya dapat memengaruhi perilakunya secara salah. Dapat diibaratkan

    sebagai seorang pilot pesawat yang dapat membawa pesawatnya kesuatu

    kota tujuan, kemudian mendaratkannya secara mulus. Misalnya, seseorang

    yang sedang marah dapat mengendalikan kemarahannya secara baik tanpa

    harus menimbulkan akibat yang akhirnya disesali di kemudian hari.

    4) Memotivasi diri sendiri

    Kemampuan memotivasi diri merupakan kemampuan memberikan

    semangat kepada diri sendiri dengan tujuan melakukan sesuatu yang baik

    dan bermanfaat. Dalam hal ini, terkandung harapan, unsur, dan optimisme

    yang tinggi, sehingga seseorang memiliki kekuatan semangat untuk

    melakukan kegiatan tertentu, misalnya dalam hal bekerja, belajar,

    membantu orang lain dan sebagainya.

  • 0,

    3) Mengenali emosi orang lain

    Kemampuan mengenali emosi orang lain merupakan kemampuan

    untuk mengerti perasaan dan kebutuhan orang lain, sehingga orang lain

    akan merasa senang dan dimengerti perasaannya. Kemampuan ini sering

    pula disebut sebagai kemampuan berempati dan mampu menangkap pesan

    nonverbal dari orang lain. Dengan demikian, peserta didik akan cenderung

    disukai orang.

    6) Membina hubungan

    Maksud dari kemampuan membina yaitu untuk mengelola emosi

    orang lain sehingga tercipta keterampilan sosial yang tinggi dan membuat

    pergaulan seseorang menjadi lebih luas. siswa dengan kemampuan ini,

    akan lebih banyak memiliki banyak teman, pandai bergaul, menjadi lebih

    populer.

    Menurut Rosida(0616184) Kecerdasan Emosional (EQ) bekerja secara

    sinergi dengan Kecerdasan Intelektual (IQ). Seseorang akan berprestasi tinggi

    bila memiliki keduanya. Namun, apabila seseorang yang tingkat kecerdasan

    emosionalnya kurang akan mempengaruhi kecerdasan intelektualnya. Tingginya

    penguasaan matematika dapat membuat kita meraih prestasi di berbagai bidang.

    Sedangkan kecerdasan emosional dapat menentukan batas kemampuan kita

    sehingga menentukan keberhasilan kita dalam hidup. Rosida (0616184) mampu

    mengungkapkan gagasan baru dalam suatu bidang juga mampu mengolah

    emosinya dengan baik, mampu memecahkan masalah, bersikap tegas, mudah

    bergaul, serta dapat berfikir dengan baik dan benar. Dalam hubungannya dengan

    pembelajaran, kemahiran dalam matematika merupakan salah satu kemampuan

  • 08

    khusus yang dimiliki seseorang serta kemampuan ini sangat menunjang dalam

    mempelajari bidang-bidang yang lain. Sehingga kecerdasan emosional (EQ)

    sangat mempengaruhi semua kemampuan yang dimiliki seseorang.

    Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional

    merupakan kemampuan seseorang dalam mengelola emosinya secara cerdas

    berdasarkan indikator-indikator kecerdasan emosional misalnya: mengelola dan

    mengontrol emosi, mengenali emosi diri, memotivasi diri, mengenali emosi

    orang lain (empati), kemampuan untuk membina hubungan (kerja sama) dengan

    orang lain, serta memahami dan mengontrol emosi diri sendiri dan orang lain

    secara akurat, sehingga dapat menggunakan emosi dengan baik dan

    mengelolanya menjadi sebuah kecerdasan yang berguna untuk hal-hal yang

    positif. Disamping itu keterampilan emosi bisa memotivasi peserta didik dalam

    meningkatkan minat belajarnya dan dapat mempermudah seseorang berinteraksi

    dengan baik dengan orang lain dan lingkungannya serta menjadi penetap

    kesuksesannya di masa sekarang dan yang akan datang.

    B. Kerangka Pikir

    1. pengaruh minat terhadap hasil belajar matematika

    Minat belajar akan tumbuh saat siswa memiliki keinginan untuk meraih

    nilai terbaik, atau ingin memenangkan persaingan dalam belajar dengan siswa

    lainnya. Dengan itu minat belajar adalah dorongan batin yang tumbuh dari

    seorang siswa untuk meningkatkan kebiasaan belajar.

    Terdapatnya minat terhadap objek yang dipelajari hendak mendorong

    orang akan mendalami sesuatu dan menggapai hasil belajar yang maksimal.

  • 04

    Karena minat merupakan komponen psikis yang berperan mendorong seseorang

    untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga ia bersedia mengadakan

    kegiatan berkisar objek yang diminati.

    Dengan itu minat memiliki pengaruh yang besar dalam belajar karena

    apabila materi pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik

    maka peserta didik tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, oleh

    karena itu tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan apabila materi pelajaran itu

    menarik minat siswa, maka ia akan mudah dipelajari dan disimpan sebab adanya

    minat sehingga menambah kegiatan belajar.

    Hasil Penelitian yang dilakukan Pangestu dkk. Pengaruh Minat Terhadap

    Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi menyatakan bahwa

    hasilnya minat siswa memiliki sig.=60661, lebih kecil dari = 6066 atau thitung =

    40661 ttabel = 1048 yang dipilih. Hal ini menunjukkan hipotesis H6 ditolak,

    berarti minat siswa memiliki pengaruh yang positif serta signifikan terhadap

    hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi.

    Minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar

    selanjutnya. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar

    selanjutnya serta mempengaruhi penerima minat-minat baru. Jadi dapat

    disimpulkan bahwa minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan didapatkan

    kemudian.

    0. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar matematika

    Intelegensi dan berpikir sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa,

    karena didalam belajar seseorang hendaklah dalam keadaan nyaman dan tidak

    banyak godaan dalam pikirannya. Menurut Goleman (Lestari,0618143)

  • 46

    mengemukakan, bahwa kecerdasan emosional merupakan kompetensi seseorang

    dalam mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, mengontrol

    keselarasan emosi dan perumpamaannya melampaui keterampilan kesadaran

    diri, keterampilan sosial, motivasi diri, pengendalian diri, dan empati.

    Kecerdasan emosional mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar

    matematika, penelitian yang dilakukan Rosida dengan judul penelitian

    “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

    Kelas VII0 SMP Negeri 1 Makassar” menyatakan bahwa dengan persamaan

    regresi 0, 4 6 641 1 6 301 0 6 416 4 6 14, 3 6 6,3 6

    dengan koefisien R0 = 6018 dengan taraf signifikan P = 60666 = 6066 yang

    berarti bahwa pengujian signifikan, H1 diterima yang berarti kecerdasan

    emosional (kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi diri, empati dan

    keterampilan sosial) berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa

    kelas VII0 SMP Negeri 1 Makassar.

    Peserta didik yang memiliki pemahaman pada dirinya yang tinggi mereka

    tidak akan larut kedalam permasalahannya dan peserta didik tersebut dapat fokus

    dalam pembelajarannya sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat memuaskan.

    Hal ini berbeda jika siswa tidak memiliki kesadaran diri tinggi mereka

    cenderung tidak fokus dalam pembelajaran akan tetapi lebih fokus pada masalah

    yang dihadapi sehingga mereka larut dalam permasalahannya dan tidak fokus

    pada pembelajaran, biasanya peserta didik seperti ini sering terdiam ketika

    pembelajaran sedang berlangsung yang berdampak pada hasil belajar mereka

    turun ( Goleman, 0661).

  • 41

    Hasil penelitian yang dilakukan Sukriadi,dkk. “Pengaruh Kecerdasan

    Emosional Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Sudut Dan

    Garis di Kelas VII MTs Normal Islam Samarinda mengatakan bahwa hasilnya

    terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kecerdasan emosional siswa

    terhadap hasil belajar matematika dengan nilai probabilitas sebesar 60666. Hal

    ini berarti p = 60666 = 6066 maka H6 ditolak, koefisien determinasi (r0) =

    60,38 menunjukkan bahwa kontribusi sebesar ,3082.

    4. Pengaruh minat dan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar

    matematika

    Mempelajari matematika berarti mempelajari ide-ide yang tersusun secara

    hierarkis dan memerlukan penalaran struktur-struktur yang merupakan ciri dari

    matematika. Oleh karena itu belajar matematika memerlukan keinginan dan

    mental yang kuat.

    Penguasaan matematika bekerja secara sinergis dengan minat dan

    kecerdasan emosional, orang yang ingin penguasaan matematikanya baik harus

    memiliki ke duanya. Tinggi penguasaan matematika dapat membuat kita

    bersaing dalam mencapai prestasi di berbagai bidang. Minat bisa membuat

    seseorang berjuang dengan sangat sungguh-sungguh, sedangkan kecerdasan

    emosional dapat menentukan batas kemampuan kita untuk memanfaatkan

    kemampuan mental bawaan, dan bisa menentukan keberhasilan kita dalam

    hidup. Faktor-faktor kecerdasan emosional (EQ) juga dapat mempengaruhi hasil

    belajar matematika, misalnya semakin tinggi kecerdasan emosional seseorang

    maka cenderung makin tinggi juga hasil belajar matematikanya, seperti yang

    diungkapkan penelitian sebelumnya (Rosida 0663104).

  • 40

    Minat terhadap sesuatu objek merupakan hasil belajar dan menyokong

    belajar selanjutnya, minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar

    selanjutnya serta memengaruhi penerima minat-minat baru. Jadi dapat

    disimpulkan bahwa minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan didapatkan

    kemudian.

    Tingkat kecerdasan emosional (EQ) tidak terikat oleh faktor genetik, dan

    juga tidak hanya dapat berkembang selama masa kanak-kanak, melainkan

    kecerdasan emosional lebih banyak diperoleh melalui proses belajar yang bisa

    terus menerus berkembang sepanjang hidup.

    Hasil penelitian yang dilakukan Ude. “Pengaruh Kecerdasan Emosional

    Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP

    Negeri 4 Delanggu Tahun Pelajaran 061,/0618 menyatakan bahwa ada

    pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara kecerdasan emosional dan

    minat belajar terhadap hasil belajar matematika dengan hasil perhitungan dimana

    nilai Fhitung Ftabel (60,30 40046) dan signifikan 6066 (6066, 6066).

    C. Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah dipaparkan maka

    hipotesis penelitian sebagai berikut :

    1. 6 : Tidak terdapat pengaruh positif minat terhadap hasil belajar matematika

    siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa

    1 : Terdapat pengaruh positif minat terhadap hasil belajar matematika siswa

    kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.

    6 : 1 ≤ 6 ; 1 : 1 > 6

  • 44

    0. 6 : Tidak terdapat pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap hasil

    belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa

    1 : Terdapat pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap hasil belajar

    matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.

    6 : 0 ≤ 6 ; 1 : 0 > 6

    4. 6 : Tidak terdapat pengaruh minat dan kecerdasan emosional secara

    bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri

    1 Sungguminasa

    1 : Terdapat pengaruh minat dan kecerdasan emosional secara bersama-sama

    terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1

    Sungguminasa.

    6 : 1 0 = 6 ; 1 : 1 0 ≠ 6

  • 43

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan didalam penelitian adalah penelitian

    kuantitatif dengan pendekatan ex post facto. Ex post facto berarti sebuah fakta

    yang terjadi. Penelitian ini tidak memberikan perlakuan melainkan

    mengungkapkan hal yang terjadi secara alamiah dan sudah berlangsung yang

    mempunyai keterikatan antara variabel dependen dengan independen sehingga

    peneliti dapat melacak kembali jika dimungkinkan apa yang menjadi faktor

    penyebabnya.

    B. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah jumlah keseluruhan objek yang hendak diteliti. Populasi pada

    penelitian ini yaitu semua siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa

    dengan jumlah siswa keseluruhan 361 orang yang terdiri dari 11 kelas.

    0. Sampel

    Sampel merupakan sekumpulan data yang diambil atau diseleksi dari suatu

    populasi (Yuandari, 061,18). Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan

    menggunakan metode sampel acak proporsional (proportional stratified random

    sampling).

    Menurut Arikunto (Hatmoko, 061611,41) menjelaskan bahwa apabila

    subjeknya kurang dari 166, alangkah baiknya diambil semua sehingga

    penelitiannya merupakan penelitian populasi. Akan tetapi jika jumlah subjeknya

  • 46

    besar ( 166 ) dapat diambil antara (16-16)% atau (06-06)% ataupun

    lebih. Untuk penelitian yang besar, sampelnya besar sehingga hasilnya akan

    lebih baik juga.

    Adapun langkah-langkah untuk pengambilan sampel dengan

    menggunakan metode sampel acak proporsional berstrata (proportionate

    stratified random sampling) antara lain :

    a. Mengidentifikasi semua kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa dengan

    jumlah siswa keseluruhan 361 dari 11 kelas.

    b. Penentuan sampel dengan mengambil secara acak dari setiap kelas secara

    proporsional 162 dari banyaknya populasi, maka jumlah sampel

    keseluruhan yang diambil adalah 11 siswa.

    C. Variabel dan Desain Penelitian

    1. Variabel Penelitian

    Pada penelitian ini yang digunakan terdiri dari 0 macam variabel yakni

    variabel bebas dan variabel tak bebas (terikat), yang termasuk variabel tak

    bebas yaitu hasil belajar matematika dengan simbol Y sedangkan yang

    termasuk variabel bebasnya yaitu minat yang disimbolkan dengan X1 dan

    kecerdasan emosional yang diberi simbol X0.

    0. Desain Penelitian

    Pada penelitian ini yang hendak diselidiki yaitu hubungan antara variabel

    bebas dan variabel tak bebas. Adapun yang menggambarkan hubungan variabel-

    variabel tersebut dapat dilihat pada gambar 411 berikut :

  • 41

    Gambar 411 Desain Penelitian

    (sumber : Sugiyono,061,116)

    Keterangan :

    1

    0

    D. Prosedur Penelitian

    1. Tahap Persiapan

    a. Melakukan eksplorasi kepustakaan yang mendukung variabel sebagai

    indikator pengumpulan informasi.

    b. Melakukan pengsahihan (validasi instrumen) terhadap hasil eksplorasi

    kepustakaan yang dilakukan oleh validator.

    c. Meminta persetujuan atau izin dari kepala sekolah

    d. Mendiskusikan jadwal kegiatan penelitian dengan wakasek pembelajaran.

    8. Tahap Pelaksanaan

    a. Menyampaikan tujuan dan menjelaskan kegiatan yang hendak dilakukan

    kepada siswa melalui wali kelas masing-masing berhubung penelitian

    dilakukan secara online menggunakan google forms.

    𝑋1

    𝑋2

    𝑌

  • 4,

    b. Membagikan angket minat, kecerdasan emosional dan tes hasil belajar siswa

    lewat google forms.

    c. Mengumpulkan data yang sudah diperoleh dan mengolahnya dan selanjutnya

    di interpretasikan.

    E. Definisi Operasional Variabel

    Gambaran yang diperoleh dengan jelas tentang variabel-variabel yang

    hendak diteliti dalam penelitian ini maka secara operasional diberikan batasan-

    batasan sebagai berikut:

    1. Hasil belajar matematika dalam penelitian ini yaitu skor yang telah dicapai

    siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa setelah diberikan tes hasil

    belajar matematika berdasarkan materi yang telah dipelajari siswa.

    0. Faktor-faktor minat pada penelitian ini yaitu skor yang akan diperoleh siswa

    kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa tentang kesukaan, ketertarikan,

    perhatian, dan keterlibatan siswa terhadap pelajaran. Yang diukur melalui

    angket minat.

    4. Faktor-faktor kecerdasan emosional pada penelitian ini yaitu skor yang

    diperoleh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa yang mengenai

    potensi mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, motivasi diri

    sendiri dan pengelolaan emosi dengan baik pada diri sendiri serta dalam

    hubungan dengan orang lain. Indikator yang digunakan untuk

    mengembangkan alat ukur kecerdasan emosional adalah kesadaran diri,

    empati dan keterampilan sosial yang diukur melalui angket kecerdasan

    emosional.

  • 48

    F. Instrumen Penelitian

    Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ada 0

    instrumen yakni instrumen berbentuk tes dan instrumen berbentuk angket.

    Instrumen berbentuk tes merupakan tes hasil belajar siswa, sedangkan instrumen

    berbentuk angket yaitu:

    1. Kisi-kisi Instrumen

    a. Angket minat yang ditandai dengan beberapa indikator yang digunakan

    Tabel 411 Indikator Minat Belajar

    No. Indikator Sub Indikator

    1. Kesukaan Bergairah untuk belajar

    Mempunyai inisiatif untuk belajar 0. Ketertarikan Tertarik pada pembelajaran

    Tertarik pada guru

    Kesegaran dalam belajar 4. Perhatian Konsentrasi dalam belajar

    Teliti saat belajar 3. Keterlibatan Punya kemauan belajar

    Ulet dalam belajar

    Bekerja keras dalam belajar

  • 44

    Tabel 410 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Angket Minat belajar

    No. Dimensi Indikator Nomor Pernyataan

    Favorable Unfavorable

    1. Kesukaan

    Bergairah untuk belajar

    Mempunyai inisiatif

    untuk belajar

    1001

    4004

    6000

    ,003006

    0. Ketertarik

    an

    Tertarik pada pelajaran,

    Tertarik pada guru,

    Kesegaran dalam

    belajar

    0001

    3, ,08

    4, 16

    1100,

    1,004

    46

    4. Perhatian

    Konsentrasi dalam

    belajar

    Teliti saat belajar

    14041

    14

    10

    06

    3. Keterlibat

    an

    Punya kemauan belajar

    Ulet dalam belajar

    Bekerja keras dalam

    belajar

    1

    8040

    13044

    16

    18

    11

    (Adaptasi dari Fitriani : 0613)

    Dari penjelasan tabel 410 ada 44 butir pernyataan, dimana dari beberapa butir

    pernyataan tersebut di uji cobakan untuk mengetahui pernyataan yang valid

    dan pernyataan yang tidak valid.

    Berdasarkan data hasil uji coba instrumen yang dilakukan bahwa ada satu

    pernyataan yang tidak valid karena rhitung, rtabel. dan 40 pernyataan yang valid

    karena telah memenuhi kriteria pengujian suatu butir dengan rhitung rtabel, maka

    dari 40 pernyataan yang valid akan digunakan peneliti untuk melaksanakan

    penelitian.

  • 36

    Tabel 414 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Angket Minat Belajar

    No. Indikator Sub Indikator Nomor Pernyataan

    Favorable Unfavorable

    1. Kesukaan

    Bergairah untuk belajar 1006

    01

    Mempunyai inisiatif

    untuk belajar 4000 1004003

    0. Ketertarikan

    Tertarik pada pelajaran 0006 16001

    Tertarik pada guru 3, 0, 11008

    Kesegaran dalam belajar 8, 13 04

    4. Perhatian

    Konsentrasi dalam

    belajar 18046 11

    Teliti saat belajar 10 14

    3. Keterlibatan

    Punya kemauan belajar 6

    4

    Ulet dalam belajar ,041 1,

    Bekerja keras dalam

    belajar 14040 16

    b. Angket kecerdasan emosional yang ditandai dengan indikator Tabel 413 Indikator Kecerdasan Emosional

    No. Indikator Sub Indikator

    1. Kesadaran diri

    Kesadaran emosi

    Penilaian diri secara teliti

    Percaya diri

    0. Pengaturan diri

    Adaptasi

    Inovasi

    Kendali emosi

    Kewaspadaan

    Sifat dapat dipercaya

    4 Motivasi diri

    Dorongan prestasi

    Inisiatif

    Optimis

    3. Empati

    Memahami orang lain

    Orientasi pelayanan

    Mengembangkan orang lain

    Mengatasi keragaman

    6. Keterampilan sosial

    Pengaruh

    Kepemimpinan

    Komunikasi

    Kolaborasi dan koperatif dan kemampuan tim

    Pengikat jaringan

  • 31

    Tabel 416 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Angket Kecerdasan Emosional

    No. Indikator Nomor Pernyataan

    Favorable unfavorable

    Kesadaran Diri

    1. Kesadaran Emosi 41040 1

    0. Penilaian Diri Sendiri 06044034 01

    4. Percaya Diri 43 4046

    Pengaturan Diri

    1. Adaptabilitas 41 3

    0. Inovasi 4, 6

    4. Kendali Emosi 0 0,

    3. Kewaspadaan 48 1

    6. Sifat dapat dipercaya 8 ,

    Motivasi Diri

    1. Dorongan Prestasi 16044 4036

    0. Inisiatif 08 11, 10

    4. Optimism 14031 30

    Empati

    1. Memahami Orang lain 18034 13

    0. Orientasi Pelayanan 16 33

    4. Mengembangkan Orang Lain 11 36

    3. Mengatasi keragaman 16 1,, 04

    Keterampilan Sosial

    1. Pengaruh 31 46

    0. Kepemimpinan 14 3,

    4. Komunikasi 06066

    3. Kolaborasi dan kooperatif dan

    kemampuan tim 01, 00 38

    6. Pengikat jaringan 04, 03

    (Adaptasi dari Fitriani : 0613)

    Dari penjelasan tabel 416 ada 66 butir pernyataan, dimana dari beberapa

    butir pernyataan tersebut di uji cobakan untuk mengetahui pernyataan yang valid

    dan pernyataan yang tidak valid.

    Berdasarkan data hasil uji coba instrument yang telah dilakukan bahwa

    ada 13 pernyataan yang tidak valid sebab rhitung rtabel sedangkan 41 pernyataan

    lainnya pernyataan yang valid sebab telah memenuhi kriteria pengujian suatu

  • 30

    butir dengan rhitung rtabel, maka dari 41 pernyataan yang valid akan digunakan

    peneliti untuk melaksanakan penelitian.

    Tabele411.Kisi-kisi Setelah Uji Coba Instrumen Angket Kecerdasan

    Emosional

    No. Indikator Sub Indikator

    Pernyataan

    Favorable Unfavorable

    1. Kesadaran

    diri

    Kesadaran emosi 06 1

    Penilaian diri

    sendiri 46

    Percaya diri 4

    0. Pengaturan

    Diri

    Adaptabilitas 3

    Inovasi 01 6

    Kendali emosi 0

    Kewaspadaan 0, 1

    Sifat dapat

    dipercaya 8 ,

    4. Motivasi Diri Dorongan prestasi 16008 4004

    Inisiatif 11010

    Optimism 14046 41

    3. Empati Memahami orang

    lain 1,

    Orientasi pelayanan 13

    Mengembangkan

    orang lain 16 40

    Mengatasi

    keragaman 16 11004

    6. Keterampilan

    Sosial

    Pengaruh 44 03

    Kepemimpinan 18 43

    Komunikasi 41

    Kolaborasi dan

    kooperatif dan

    kemampuan tim

    14006

    Pengikut jaringan 01100

  • 34

    c. Tes hasil belajar matematika

    Instrumen tes hasil belajar digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan

    peserta didik terhadap mata pelajaran matematika yang dikembangkan penulis

    yang sesuai dengan kurikulum dan materi yang dipelajari siswa kelas VII SMP

    Negeri 1 Sungguminasa. Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu bentuk

    pilihan ganda dengan tiap-tiap butir soal dilengkapi dengan 3 pilihan jawaban

    dari keempat pilihan jawaban tersebut adalah kunci, sedangkan pilihan jawaban

    lainnya adalah jawaban yang salah. Penskoran tiap-tiap butir soal mendapatkan

    skor satu apabila menjawab benar dan nol apabila jawabannya salah.

    0. Uji Coba Instrumen

    Instrumen yang di uji cobakan dengan tujuan agar tiap butir pernyataan

    dan butir soal layak untuk digunakan pada saat penelitian. Dengan ini dilakukan

    uji validitas dan realibilitas tiap item.

    a. Validitas

    Menurut sugiyono (061,: 438) mengemukakan bahwa arti dari instrumen

    valid yaitu alat ukur yang digunakan dengan tujuan memperoleh data yang

    valid. Valid yang berarti instrumen ini dapat terpakai untuk mengukur apa

    yang seharusnya diukur, dalam mengumpulkan data dengan ini menggunakan

    instrumen yang valid, diharapkan agar hasil penelitian yang valid.

    Rumus koefisien korelasi product moment digunakan untuk mengetahui

    validitas tiap item,

  • 33

    ∑ (∑ )(∑ )

    √* ∑ 0 (∑ )0+* ∑ 0 (∑ )0+

    (sumber : Sugiyono, 061,1008)

    Keterangan :

    Rxy = koefisien korelasi product moment

    n = jumlah sampel

    ∑ =jumlah perkalian skor butir dengan skor total

    ∑ =jumlah skor butir

    ∑ = jumlah skor total

    Kriteria pengujian suatu butir dikatakan valid apabila koefisien (rxy) berharga

    positif dan lebih besar dari harga rtabel dengan taraf signifikan 62. Bilai harga

    rhitung rtabel maka butir instrumen yang dinyatakan tidak valid.

    b. Reliabilitas

    Mengenai reliabilitas Sugiyono ( Fitriani, 0614146-41) menyatakan bahwa

    instrumen dikatakan reliabel yaitu jika rhitung rtabel baik taraf signifikan 62

    maupun 12.

    c. Hasil pengujian validasi ahli dan uji coba instrumen

    1) Hasil uji coba validasi

    Validator pada penelitian ini merupakan dua orang dari jurusan

    pendidikan matematika yang menganalisis skala minat belajar, kecerdasan

    emosional serta tes hasil belajar matematika siswa.

    Hasil validasi ahli terhadap instrumen penelitian baik tes maupun non tes

    telah dinyatakan valid melalui beberapa revisi yang telah dilakukan oleh

    peneliti sehingga komponen secara keseluruhan dapat digunakan.

  • 36

    0) Hasil uji coba instrumen

    Pada tahap ini, peneliti melakukan uji coba langsung kepada peserta didik

    kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa melalui google form. Instrumen

    yang digunakan pada penelitian ini yaitu instrumen baku yang diadaptasi

    dari penelitian lain dan instrumen yang dibuat oleh peneliti sendiri.

    Dengan demikian dibutuhkan validasi terhadap instrumen tersebut.

    Selanjutnya hasil validitas dan realibilitas instrumen dapat dilihat sebagai

    berikut:

    Tabel 41, Hasil Perhitungan Validasi

    Variabel Jumlah item yang

    gugur

    Jumlah Item Yang

    Valid

    Minat (X1) 1 40

    Kecerdasan

    Emosional(X0) 13 41

    Hasil Belajar Matematika

    (Y) 14 13

    Tabel 418 Hasil Perhitungan Realibilitas

    Variabel Cronbach’s

    Alpha

    R Tabel Keterangan

    Minat 75252 7.854 Reliabell

    Kecerdasan

    Emosional 75214 7.854 Reliabell

    Hasil Belajar

    Matematika 75573 7.854 Reliabell ,

    Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas yang dirangkum pada tabel 418

    diatas dapat dikatakan bahwa instrumen variabel X1,X0, dan Y sudah reliabel

    karena nilai alpha lebih besar dari 60063.

  • 31

    G. Teknik Pengumpulan Data

    1. Tes hasil belajar

    Tes hasil belajar diberikan kepada siswa kelas VII SMP Negeri 1

    Sungguminasa yang menjadi sampel penelitian setelah mengikuti proses

    belajar mengajar. Instrumen yang digunakan yaitu tes hasil belajar pada

    pokok bahasan disemester yang berjalan. Tes hasil belajar mengukur tiga

    aspek kognitif yaitu kemampuan ingatan, kemampuan pemahaman, dan

    kemampuan penerapan.

    0. Angket

    Angket digunakan untuk mendapatkan data-data mengenai variabel faktor-

    faktor minat dan kecerdasan emosional siswa kelas VII SMP Negeri 1

    Sunggumianasa.

    Pengumpulan data angket dilakukan dengan menggunakan skala yang

    berdasarkan pada laporan tentang diri yang diberikan kepada subjek penelitian

    untuk dimintai anggapan, keseriusan dalam menceritakan dirinya. Pilihan

    jawaban dengan skala angket minat dan kecerdasan emosional yaitu Sangat

    Sesuai(SS), Sesuai(S), Tidak Sesuai(TS), dan Sangat Tidak Sesuai(STS).

    Pemberian skor pada skala ini berkisar dari 1-3 untuk item favorable dan

    unfavorable dengan menggunakan pilihan jawaban.

  • 3,

    Tabel 414 Skala Likert

    Favorable(pernyataan positif) Unfavorable(pernyataan negatif)

    Sangat Sesuai(SS) 3 Sangat Sesuai(SS) 1

    Sesuai(S) 4 Sesuai(S) 0

    Tidak Sesuai(TS) 0 Tidak Sesuai(TS) 4

    Sangat Tidak Sesuai(STS) 1 Sangat Tidak Sesuai(STS) 3

    H. Teknik Analisis Data

    Penelitian ini menggunakan Statistik deskriptif dan statistik infrensial

    yaitu dengan penjelasan sebagai berikut:

    1. Analisis Statistik Deskriptif

    Statistik deskriptif merupakan gambaran statistik yang mendeskripsikan

    atau memberi gambaran pada objek yang hendak diteliti melalui data sampel

    melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan

    analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

    (sugiyono.061,104). Teknik yang digunakan untuk mendeskripsikan

    karakteristik responden, yang didalamnya terdapat distribusi frekuensi. Rata-

    rata, median dan presentase. Beberapa langkah-langkah dalam pengolahan data

    angket antara lain :

    a. Mengubah jawaban angket kedalam bentuk skor sesuai dengan pedoman

    penskoran yang telah dijelaskan pada bagian teknik pengumpulan data.

    b. Memberikan skor pada setiap jawaban angket yang di isi responden

    berdasarkan kunci jawaban yang telah dibuat

    c. Menghitung skor total angket untuk setiap responden yang mengisi

    d. Mendeskripsikan data dan peneliti menampilkan data seperti mean, median,

    nilai minimum dan nilai maksimum, selanjutnya menganalisa

  • 38

    kecenderungan apakah hasil data dikatakan sangat tinggi, tinggi, sedang,

    rendah, ataukah sangat rendah.

    1) Hasil belajar matematika

    Untuk kategori variabel hasil belajar di dasarkan pada

    Tabel 4116 Kategori Variabel Hasil Belajar

    Skor Kategori

    6 64 Sangat Rendah 64 14 Rendah 14 ,3 Sedang ,3 ,4 Tinggi ,4 166 Sangat Tinggi

    (sumber : Aqib, zainal dkk, 06641014)

    Pengaktegorian secara kuantitatif, berdasarkan teknik kategorisasi data

    hasil belajar matematika yang ditetapkan oleh SMP Negeri 1 Sungguminasa

    seperti berikut ini:

    Tabel 4111 Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas VII SMP Negeri 1

    Sungguminasa

    Nilai Kriteria

    ,6 Tidak Tuntas Tuntas

    Sumber : Ketetapan di SMPN 1 Sungguminasa

  • 34

    0) Teknik analisis deskriptif angket

    Tabel 4110 Kategori Rumusan Distribusi Skor Untuk Angket

    Interval Skor Kategori

    1 6( ) Sangat Rendah

    1 6( ) 6 6( ) Rendah

    6 6( ) 6 6( ) Sedang

    6 6( ) 1 6( ) Tinggi

    1 6( ) Sangat tinggi

    (Sukriadi dkk, 0611 :14)

    Keterangan :

    μ = mean

    σ =

    1

    berdasarkan pengkategorian rumusan umum pada tabel 4110 dapat dibuat

    kriteria untuk variabel minat dan kecerdasan emosional yaitu :

    Tabel 2.12 Kriteria Klasifikasi Skor Instrumen Angket Minat

    Interval Skor Kategori

    x ,6 Sangat‟Rendah ,6 < x 80 Rendahh 80 < x 8, Sedangi 8, < x 44 Tinggi

    44 < x 166 Sangat,Tinggi

    Tabel 2.14. kriteria klasifikasi Skor Instrumen Angket

    Kecerdasan Emosional

    Interval Skor Kategori

    x ,3 SangattRendah ,3 < x 81 Rendah 81 < x 81 Sedang 81 < x 40 Tinggi

    40 < x 166 Sangat Tinggi

  • 66

    0. Analisis Statistik Inferensial

    Analisis statistik inferensial yakni menggunakan uji regresi linear berganda

    dengan tujuan untuk menganalisa data hasil belajar, minat, dan kecerdasan

    emosional dan untuk mengetahui pengaruh antar variabel-variabel dengan

    mengontrol variabel lain. Sebelum pengujian regresi linear berganda terlebih

    dahulu perlu dilakukan pengujian prasyarat sebagai berikut:

    a. Pengujian Prasyarat

    1) Uji normalitas

    Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data berdistribusi

    normal atau tidak. Uji kolmogrov-smirnov yang digunakan pada penelitian

    ini dengan taraf signifikan 62 dan kriteria pengujian hipotesis yakni

    dikatakan berdistribusi normal apabila signifikan lebih besar dengan taraf

    signifikan 6 66, dan sebaliknya.

    0) Uji linearitas

    Uji linearitas digunakan dengan menggunakan SPSS dengan

    melihat tabel anova. Pengambilan keputusan dari pengujian ini dapat

    dilihat dari nilai signifikan, jika nilai signifikan lebih besar dari 6066

    maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungannya bersifat linear.

    4) Uji multikolinearitas

    Uji multikolinearitas digunakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah

    ma