pengaruh merendam kaki dengan air hangat dan...
TRANSCRIPT
PENGARUH MERENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT DAN
INHALASI AROMATERAPI TERHADAP TEKANAN DARAH
PASIEN HIPERTENSI DI DESA BRABO KABUPATEN
GROBOGAN JAWA TENGAH
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH
MIFTAHUL ULYA
1113104000044
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H /2017
i
ii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
SCHOOL OF NURSING SCIENCE
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA
Undergraduate Thesis, June 2017
Miftahul Ulya, NIM.1113104000044
The Effect of Foot Soak Using Warm Water combined with Aromatherapy oil
inhalation on Hypertension Patient’s Blood Pressure Brabo Village
Tanggungharjo Grobogan Central Java.
Xvii+ 95 pages + 20 tables + 3 charts +3Graph + 11 attachments
ABSTRACT
Estimation of prevalence of hypertensive patients will increase more than 1.56 billion
in 2025 (WHO, 2013). Non-pharmacological therapy that can be given in primary
hypertension patients is a relaxation therapy, including soaking foot with warm water
therapy and aromatherapy inhalation. The objective of this study was to investigate
the effect of combination of foot soak therapy with warm water and inhalation
therapy of aromatherapy oil on blood pressure of hypertensive patients. This study
used Quasi Experiment Design method with purposive sampling technique.
Respondents involved in the study were 33 people, divided into 3 groups of
therapy;Which consisted of a combination group, an aromatherapy inhalation group
and a group of soaking feet with each group of 11 samples. Data ware analyzed by
paired sample T test and Anova test. The results showed that after combination
therapy occurred mean systolic blood pressure decrease of 20.72 mmHg and diastolic
blood pressure of 14.27 mmHg. The conclusion of the study was there was significant
effect of Foot Soak Using Warm Water and inhalation of aromatherapy against
systolic pressure (p <0.001) and diastolic (p <0.001). There were not significant
differences between three intervention groups from the mean blood pressure decrease,
systolic BP (P = 0.368) and diastolic BP (P = 0.149). Combination therapy and non-
combination therapy have a good effect to decrease blood pressure of hypertensive
patients. In each primary hypertension patient, an education on how to decrease blood
pressure with this combination therapy is recommended to be given.
Keyword: Hypertension, Blood Pressure, Foot Soak Using Warm Water,
Aromatherapy oil inhalation
Reference:81 (1999-2016)
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juni 2017
Miftahul Ulya, NIM 1113104000044
Pengaruh Kombinasi Terapi Merendam Kaki Dengan Air Hangat Dan Inhalasi
Aromaterapi Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di Desa Brabo
Tanggungharjo Grobogan Jawa Tengah
xx + 95 halaman + 20 Tabel + 3bagan + 3 grafik + 11 Lampiran
ABSTRAK
Prevalensi pasien hipertensi di dunia pada tahun 2025 diperkirakan akan melonjak
menjadi 1,5 miliyar orang (WHO,2013). Salah satu terapi nonfarmakologi yang dapat
diberikan pada pasien hipertensi primer adalah teknik relaksasi, diantaranya yaitu
terapi merendam kaki dengan air hangat dan inhlasi aromaterapi.Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi terapi merendam kaki dengan air
hangat dan terapi inhalasi minyak aromaterapi terhadap tekanan darah pasien
hipertensi. Metode Penelitian menggunakan desain Quasieksperimendengan
rancangan 3 kelompok pretest posttest, teknik pengambilan sampel purposive
sampling. Sampel yang terlibat dalam penelitian sebanyak 33 orang, yang terdiri dari
kelompok kombinasi, kelompok inhalasi aromaterapi dan kelompok merendam kaki
dengan masing-masing kelompok 11 sampel. Analisa data yang digunakan denganuji
paired T test dan uji Anova. Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah terapi
kombinasi terjadi rata-rata penurunan tekanan darah sistolik sebesar 20,72 mmHg dan
tekanan darah diastolik sebesar 14,27 mmHg. Terdapat pengaruh terapi kombinasi
terapi kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan inhalasi aromaterapi terhadap
tekanan sistolik (p<0,001) dan diastolik (p<0,001).Tekanan darah pada ketiga
kelompok intervensi tidak ditemukan perbedaan yang signifikan, TD sistolik
(P=0,368) dan TD diastolik (P=0,149). Terapi kombinasi dan terapi non-kombinasi
sama-sama memiliki pengaruh baik untuk menurunkan tekanan darah pasien
hipertensi. Pada setiap pasien hipertensi primer direkomendasikan untuk diberikan
edukasi tentang cara menurunkan tekanan darah dengan terapi kombinasi ini.
Kata kunci : Hipertensi, Tekanan darah, Merendam kaki dengan air hangat,
Minyak Aromaterapi
Daftar Bacaan : 81 (1999-2016)
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
Tempat, tgl lahir
:
:
Miftahul Ulya
Grobogan, 23 Mei1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Single
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Email : [email protected] / [email protected]
Alamat : Jl. Musholla Al-Falah no.1 Dusun Cangkring Rt:09/Rw:03 Brabo
Kec.Tanggungharjo Kab.Grobogan Jawa tengah
HP : +6281575841664/ +6285778333035
PENDIDIKAN
1. 1. 2000-2001 :
2. 2. 2001-2007:
3. 3. 2007-2010:
4. 4. 2010-2013:
5. 5.2013-sekarang
TK Nusantara 1 Brabo
Sekolah Dasar Negeri 02 Brabo
MTS Banat Tajul Ulum Brabo & Madrasah Diniyah awaliyah
Tajul Ulum
MA Banat Tajul Ulum Brabo & Madrasah Diniyah Wustho Tajul
Ulum
S1 Program Studi Ilmu Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
2013
Staff Community of Santri’s Scolars Ministry of Religion Affairs (CSSMoRA)
UIN Jakarta
2015
2015 – 2016
Sekretaris umumKomisi pemilihan umum raya 2015 Fakultas kedokteran dan
Ilmu Kesehatan
Mudabbiroh (Pengurus ) Bagian Keislaman dan Keibadahan
viii
Asrama Putri Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta
2016 – 2017 Ketua Departemen Pendidikan dan Penelitian HMPSIK UIN Jakarta
2015-2017
2016
Ketua direktorat jenderalSosial Masyarakat ILMIKI Wilayah III
Staff div. Dana Usaha Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Unit UIN
2017 Staff TIMIndependen Gerakan satu Rumah satu Jumantik Dinas Kesehatan
Tangsel
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil’alamiin, tiada kata yang indah untuk diucapkan, selain
pujian ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan proposal dengan judul
Pengaruh Kombinasi Merendam kaki dengan air hangat dan Inhalasi aromaterapi
terhadap tekanan darah pasien hipertensi di desa Brabo Kabupaten Grobogan Jawa
Tengah.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan proposal skripsi ini banyak mengalami
kesulitan dan tantangan yang tak terkira, namun berkat pertolonganMu Ya Allah serta
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga proposal ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr.H. Arif Sumatri, S.KM,. M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc, selaku Ketua Program Studi danIbu
Ernawati, S.Kp, M.Kep., Sp.KMB, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
x
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN SyarifHidayatullah
Jakarta.
4. Ibu Ita Yuanita, S.Kp.,M.Kep dan Ibu Puspita Palupi, M.Kep., Ns., Sp.Kep. Mat,
selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah
meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada saya
selama proses pembuatan skripsi ini.
5. Ibu Ratna Pelawati M.Biomed, selaku Dosen PembimbingAkademik, terima kasih
sebesar-besarnya untuk beliau yang telahmembimbing, menjadi tempat curhat, dan
memberi motivasi selama hampir 4tahun duduk di bangku kuliah.
6. Kementerian Agama RI yang telah memberikan beasiswa penuh selama proses
perkuliahan, tanpa beasiswa tersebut saya belum tentu bisamenikmati indahnya
kuliah di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Orang tua saya, Bapak Mashudi dan Komsatun yang telah mendidik, mencurahkan
semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan keberhasilan, serta memberikan
bantuan baik moril maupun materiil tak terhingga kepada saya. Tak lupa, Adikku,
Atik fitriana dan Almarhumah Bilqis Roudlotul Azka dan seluruh keluarga yang
selalu memberikan semangattanpa henti dan putus asa.
8. Sahabat terbaikku Sahabat Toak yang tak pernah bosan mengingatkan dan
memberikan support serta berbagi ilmu dalam proses penyelesaian proposal skripsi
ini.
xi
9. Saudara-saudaraku CSSMoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta wabil khusus
angkatan CSSMoRA angkatan 2013 yang telah memberikan kecerian, ilmu dan
pengalaman tak terhingga.
10. Sahabat-sahabat seperjuangan tercinta PSIK angkatan 2013 dan HMPSIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2016/2017, dan ILMIKI Wilayah III yang senantiasa
berbagi suka duka, canda tawa, ilmu dan pengalaman berharga selama
pembelajaran kuliah maupun dalam proses kegiatan lainnya.
11. Serta seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran proposal skripsi ini hingga
selesai.
Atas bantuan serta segala dukungan yang telah diberikan, semoga Allah
SWT.senantiasa membalas dengan pahala yang berlimpah. Sangat besar harapan saya
proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca.Semoga kita
semua senantiasa diberikan petunjuk, limpahan rahmat, hidayah, serta inayah yang
tak terhingga oleh Allah SWT.
Wallahul Muwaffieq Illa Aqwamieth Tharieq, Wassalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh…….
Ciputat, Juni 2017
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Judul Halaman ................................................................................................................ i
Lembar Pernyataan......................................................................................................... i
Abstract ......................................................................................................................... ii
Abstrak ......................................................................................................................... iii
Kata Pengantar ............................................................................................................. ix
Daftar Isi...................................................................................................................... xii
Daftar Singkatan.......................................................................................................... xv
Daftar Tabel ............................................................................................................... xvi
Daftar Skema ............................................................................................................. xvii
Daftar Lampiran ....................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................... 6
a. Tujuan Umum ................................................................................................................. 6
b. Tujuan Khusus ................................................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .............................................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 8
A. Hipertensi ........................................................................................................................... 8
1. Pengertian Hipertensi ................................................................................................. 8
2. Etiologi hipertensi ...................................................................................................... 8
3. Klasifikasi Hipertensi ............................................................................................... 12
4. Jenis – Jenis hipertensi ............................................................................................. 12
5. Tanda dan gejala hipertensi ...................................................................................... 14
xiii
6. Patofisiologi Hipertensi ........................................................................................... 14
7. Komplikasi Hipertensi.............................................................................................. 16
8. Penatalaksanaan Hipertensi ...................................................................................... 16
B. Relaksasi ........................................................................................................................... 21
1. Pengertian Relaksasi ................................................................................................ 21
2. Klasifikasi Terapi relaksasi ...................................................................................... 21
3. Fisiologi relaksasi ..................................................................................................... 31
C. Penelitian terkait ............................................................................................................... 34
D. Kerangka teori .................................................................................................................. 37
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .................. 38
A. Kerangka Konsep ............................................................................................................. 38
B. Hipotesis ........................................................................................................................... 39
C. Definisi Operasional ......................................................................................................... 40
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 43
A. Desain penelitian .............................................................................................................. 43
B. Waktu dan Tempat ........................................................................................................... 44
C. Populasi dan Sampel ........................................................................................................ 45
1. Populasi .................................................................................................................... 45
2. Sampel ...................................................................................................................... 45
3. Besar Sampel ............................................................................................................ 47
4. Teknik Pengambilan Sampel .................................................................................... 47
D. Instrumen penelitian ......................................................................................................... 48
E. Uji Validitas dan reabilitas ............................................................................................... 50
F. Prosedur teknis Pengumpulan Data .................................................................................. 52
G. Pengolahan Data ............................................................................................................... 57
H. Teknik Analisis Data ........................................................................................................ 59
1. Analisis univariat...................................................................................................... 59
2. Uji Homogenitas ...................................................................................................... 59
3. Uji Normalitas .......................................................................................................... 62
xiv
4. Analisis Bivariat ....................................................................................................... 62
I. Etika penelitian ................................................................................................................. 63
BAB V HASIL PENELITIAN ................................................................................. 67
A. Lokasi penelitian .............................................................................................................. 67
B. Data Demografi dan Riwayat Kesehatan Responden ....................................................... 67
1. Data demografi ......................................................................................................... 68
2. Riwayat Kesehatan Responden ................................................................................ 70
C. Tekanan darah pada terapi kombinasi .............................................................................. 72
D. Tekanan darah pada terapi merendam kaki ...................................................................... 73
E. Tekanan darah terapi inhalasi aromaterapi ....................................................................... 75
G. Selisih Rerata Tekanan darah Setelah Intervensi pada pre sesi 1 dan post sesi 4antar
Kelompok Intervensi ........................................................................................................ 76
BAB VI PEMBAHASAN .......................................................................................... 78
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil .......................................................................................... 78
1. Karakteristik Responden .......................................................................................... 78
2. Perbedaan Selisih Rata-Rata Tekanan Darah antar 3 kelompok Intervensi ............. 82
B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................................... 86
BAB VII ..................................................................................................................... 88
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 88
xv
DAFTAR SINGKATAN
WHO : World Health Organization
JNC : Joint National committee on prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment on High Blood pressure
ADH : Anti diuretik hormon
UIN : Universitas Islam Negeri
CAM : Complementary and alternative medicine
CHEP : Canadian hypertension Education Program
DASH :Dietary approaches to stop hypertension
CVD :Cerebrovaskular disease
HHD : Hypertension heart disease
CHF : Congestive heart disease
NHNES III : Third National Health and Nutrition Examination Survey
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 klasifikasi hipertensi menurut JNC 7…………………………………………….12
Tabel 3.1 Definisi Operasional……………………………………………………………..40
Tabel 4.1 Desain Penelitian…………………………………………………………...……43
Tabel 4.2 Prosedur Intervensi………………………………………………………...…….53
Tabel 4.3 Uji Homogenitas ………………………………………………………...……...60
Tabel 4.4 Uji homogenitas usia, Tekanan darah awal……………………………...……....61
Tabel 4.5 Uji Normalitas Tekanan darah………………………………………...…………62
Tabel 4.6 Analisis Bivariat ………………………………………………………..…….....63
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia………………………………..……....68
Tabel 5.2 Distribusi Responden Jenis kelamin dan pendidikan…………………..……......70
Tabel 5.3 Distribusi Riwayat Kesehatan……………………………………..…………….71
Tabel 5.4 Rerata Tekanan darah Kelompok Kombinasi……………………...………….....72
Tabel 5.5 Rerata Tekanan darah Kelompok Aromaterapi…………………..……………...74
Tabel 5.6 Rerata Tekanan darah kelompok Merendam kaki…………………..…………...75
Tabel 5.7 Selisih Rerata Tekanan darah pada ketiga kelompok……………..……………..76
xvii
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Kerangka teori……………………………………………………………26
Skema 3.1 Kerangka konsep…………………………………………………………40
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Penjelasan Penelitian (inform concent)
Lampiran 2 Formulir persetujuan menjadi responden
Lampiran 3 Pedoman tindakan merendam dengan air hangat
Lampiran 4 Pendoman pemakaian aromaterapi
Lampiran 5 pedoman pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter
Lampiran 6 Kuesioner demografi dan karakteristik responden
Lampiran 7 Lembar Observasi hasil pengukuran tekana darah pada intervensi
kombinasi, terapi inhalasi dengan air hangat dan terapi merendam kaki
dengan air hangat
Lampiran 8 Surat ijin studi pendahuluan dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan
Lampiran 9 Surat ijin Penelitian dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Lampiran 10 Surat ijin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan Jawa
tengah
Lampiran 11 Surat ijin penelitian dari Puskesmas Kecamatan Tanggungharjo
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensiyang berlangsung dalam jangka lama (persisten) dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung
koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila hipertensi tidak terdeteksi secara dini
dan mendapatkan pengobatan yang memadai maka akan terjadi komplikasi tersebut.
Hipertensi sering disebut silent killer atau pembunuh diam diam karena tanda gejala
penyakit hipertensi hampir sama dengan penyakit lain atau juga tidak sering
menampakkan gejala. (Smeltzer, 2004).
Berdasarkan hasil riset kesehatan Dasar (2013) jumlah Prevalensi hipertensi
pada tahun 2013 di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun
sebesar 25,8 %. Prevalensi hipertensi meningkat sesuai dengan hasil riset kesehatan
dasar di Indonesia yaitu pada kelompok umur 45-54 tahun prevalensi hipertensi 35,6
%, pada kelompok umur 55-64 tahun prevalensi hipertensi yaitu 45,9 %, pada
Kelompok umur 65-74 tahun prevalensi yaitu 57,6 % dan pada kelompok ≥ 75 tahun
prevalensi hipertensi yaitu 63,8 % (RISKESDAS, 2013). Prevalensi hipertensi di
Indonesia tergolong tinggi, angka kejadian hipertensi berkisar 6-15% populasi, dan
masih banyak penderita belum terjangkau oleh pelayan kesehatan,terutama didaerah
pedesaan (Tedjasukmana, 2012).
2
Jumlah pasien hipertensi di Jawa tengah pada tahun 2014 berjumlah 424.389
kasus dan merupakan Jenis Penyakit tidak menular peringkat 1 di Jawa Tengah
(Dinas Kesehatan provinsi Jawa tengah, 2015). Menurut data dinas Kesehatan Jawa
tengah Kabupaten Grobogan merupakan Kabupaten bermasalah kesehatan di provinsi
Jawa tengah Selain Kabupaten Brebes dan Tegal. Prevalensi pasien hipertensi di
Kabupaten Grobogan pada tahun 2014 yaitu laki-laki 5803 pasien dan perempuan
6323 pasien hipertensi. Pada tahun 2014, Puskesmas Tanggungharjo Merupakan
salah satu Puskesmas dengan pasien Hipertensi tinggi yaitu sebanyak 206 kasus,
terdiri dari laki-laki 75 pasien hipertensi dan perempuan 131 pasien hipertensi
(Dinkes Grobogan, 2014).
pasien hipertensi di Indonesia menunjukan 60 % tatalaksana terapi
menggunakan obat-obatan, 30% menggunakan herbal therapy dan 10 % fisikal
therapy (Kusmana, 2006). Terapi farmakologi menggunakan obat-obatan hipertensi
berupa diuretic, angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE), angiotensin II
reseptor blocker, antagonis kalsium, vasodilator. Pengobatan farmakologis banyak
menyembuhkan hipertensi namun pengobatan ini dapat menimbulkan efek samping
seperti mulut kering, haus, kelemahan, pusing, letergi, nyeri otot, takikardi, sakit
kepala, pusing, lemas dan mual (Smeltzer, 2004)
Hidroterapi rendam air hangat yang bersuhu 40,50-43,0 C merupakan terapi
non farmakologis yang efektif hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan
Ilkafah (2016) di Pada penelitian ini dilakukan terapi rendam kaki air hangat dengan
3
suhu air 40˚C dalam waktu 15 menit selama satu kali intervensi selama 2 minggu.
Efektif menurunkan tekanan darah dengan rata-rata penurunan tekanan darah sebesar
10 mmHg untuk tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik sekitar 9 mmHg.
Hidroterapi rendam air hangat secara koduksi dimana terjadi perpindahan panas dari
air hangat ke tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan dapat
menurunkan ketegangan otot. Hidroterapi rendam air hangat ini sangat mudah
dilakukan oleh semua orang, tidak membutuhkan biaya yang mahal, dan tidak
memiliki efek samping yang berbahaya (Perry & Potter, 2006)
Dalam bidang pengobatan, aromaterapi digolongkan dalam terapi
komplementer.Seseorang yang menghirup minyak beraromaterapi dianggap sebagai
penyembuhan yang cepat dan langsung, hal tersebut dikarenakan molekul-molekul
minyak esensial yang mudah menguap bereaksi langsung pada organ penciuman dan
langsung dipersepsikan oleh otak (Sutrani, et al., 2004). Minyak aromaterapi dapat
digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi primer antara lain
lavender, mawar, lemon, ylang-ylang dan marjojam (Stepanie,2010)
Penelitian oleh Werdyastri dkk (2014) tentang Perbedaan efektifitas
Aromaterapi lemon dan relaksasi napas dalam terhadap penurunan tekanan darah
pada pasien hipertensi RSUD Tugurejo Semarang. Didapatkan nilai mean tekanan
darah sebelum dan sesudah pemberian relaksasi nafas dalam menurunkan tekanan
darah sistolik sebesar 8,5 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 6,73 mmHg.
4
Hidroterapi rendam kaki air hangat dan aromaterapi merupakan terapi
relaksasi yang digunakan sebagai terapi alternative pengganti obat yang membantu
untuk menimbulkan rileks dan nyaman. Tubuh keadaan relaks, otak akan
memproduksi endorphin yang berfungsi analgesik alami tubuh dapat meredakan rasa
nyeri (keluhan fisik). Selain itu relaks akan mengaktifkan sistem saraf parasimpatis
yang berfungsi menurunkan detak jantung, laju pernapasan dan tekanan darah
(Poppen, 2008).
Terapi relaksasi terbagi menjadi 2 kelompok yaitu relaksasi menekankan pada
fisik dan menekankan pada mental.Hidroterapi rendam kaki air hangat merupakan
jenis relaksasi menekankan pada fisik dan aromaterapi merupakan relaksasi
menekankan pada mental. Maka peneliti tertarik untuk mengkombinasikan keduanya
yang digunakan sebagai terapi Alternative untuk menurunkan tekanan darah pada
pasien hipertensi (Palupi, 2003).
Kombinasi dari kedua terapi nonfarmakologis ini memberikan hasil lebih baik
dibandingkan dengan menggunakan salah satu terapi nonfarmakologis (Kurniadi,
2015). Hal ini disebutkan dalam penelitian tesis Sebastianus Kurniadi (2015) dengan
hasil penelitian kombinasi terapi musik dan slowdeep breathing menunjukan pada
kelompok intervensi penurunan tekanan darah sistolik sebesar 41,46 mmHg dan
diastolik sebesar 37,52 mmHg yang berarti penurunan tekanan secara signifikan.
Sedangkan pemberian satu terapi nonfarmakologis pada penelitian Suselo (2010)
menunjukan pemberian musik menunjukan rata-rata tekanan darah sistolik
5
39,34mmHg dan penurunan tekanan darah diastolik sebesar 7 mmHg. Maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh dengan merendam kaki air
hangat dan Inhalasi aromaterapi terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di
desa Brabo Jawa tengah.
B. Rumusan Masalah
Beberapa pengobatan nonfarmakologi terbukti efektif dalam menurunkan
tekanan darah pada pasien hipertensi.Salah satu terapi nonfarmakologi seperti
hidroterapi dan aromaterapi juga terbukti efektif menurunkan tekanan darah namun
penurunannya tidak terlalu banyak.Penelitian ini akan mengkombinasikan dua terapi
nonfarmakologis karena mungkin akan memberikan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan menggunakan salah satu terapi nonfarmakologis.
Peneliti tertarik untuk mengkombinasikan dua terapi relaksasi yaitu
merendam kaki dengan air hangat dan aromaterapi terhadap tekanan darah untuk diuji
kefektifannya.Berdasarkan hal tersebut peneliti akan melakukan penelitian mengenai
Pengaruh merendam kaki dengan air hangat dan Inhalasi aromaterapi terhadap
penurunan tekanan darah pasien hipertensi di desa Brabo Jawa Tengah. Mengetahui
berapa tekanan darah setelah dilakukan terapi kombinasi merendam air hangat dan
aromaterapi.
6
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Menjelaskan pengaruh terapi kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan
Inhalasi aromaterapi terhadap tekanan darah pasien hipertensi di desa Brabo Jawa
tengah
b. Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi data demografi, karakteristik responden dan tingkat
kecemasan responden
2) Mengidentifikasi Tekanan darah pada pasien hipertensi Sebelum dan sesudah
dilakukan Terapi kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan Inhalasi
Aromaterapipada Pasien hipertensi di desa Brabo Jawa tengah
3) Mengidentifikasi pengaruhterapi kombinasi merendam kaki dengan air hangat
dan inhalasi aromaterapi pada penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi di desa Brabo Jawa tengah
4) Mengidentifikasi Tekanan darah pada pasien hipertensi Sebelum dan sesudah
dilakukan Terapi merendam kaki dengan air hangat pada Pasien hipertensi di
desa Brabo Jawa tengah
5) Mengidentifikasi pengaruhmerendam kaki dengan air hangat pada penurunan
tekanan darah pada pasien hipertensi di desa Brabo Jawa tengah
7
6) Mengidentifikasi Tekanan darah pada pasien hipertensi Sebelum dan sesudah
dilakukan Terapi Inhalasi Aromaterapi pada Pasien hipertensi di desa Brabo
Jawa tengah
7) Mengidentifikasi pengaruh terapi inhalasi aromaterapi pada penurunan
tekanan darah pada pasien hipertensi di desa Brabo Jawa tengah
8) Mengetahui perbedaan selisih tekanan darah sistolik dan diastolik antar 3
kelompok intervensi
D. Manfaat Penelitian
Harapannya hasil penelitian terapi kombinasi merendam kaki dengan air
hangat dan inhalasi aromaterapi dapat di terapkan oleh pasien hipertensi dalam
penanganan nonfarmakoterapi untuk menurunkan tekanan darah karena mudah,
murah, praktis serta tidak menimbulkan efek samping.
Manfaat hasil penelitian untuk Institusi pendidikan keperawatan yaitu semoga
menjadi sumber informasi teoritis dan pengetahuan mengenai pemberian merendam
air hangat dan aromaterapi tekanan darah pada pasien hipertensi.Manfaat bagi
pelayanan kesehatan yaitu semoga hasil penelitian ini bisa memberikan kontribusi
tambahan ilmu bagi profesi keperawatan perihal terapi komplementer untuk
mengatasi hipertensi karena harga yang terjangkau dan meminimalisir penggunaan
obat kimia.Selain itu, Penelitian ini sebagai acuan atau bahan penelitian selanjutnya
dan dapat dijadikan pembanding pada penelitian dengan topik yang sama.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan tekanan darah darah tinggi abnormal dan diukur
paling tidak tiga kali kesempatan berbeda.Tekanan darah dianggap
hipertensif adalah lebih dari 140 mmHg untuk sistolik dan lebih dari 90
mmHg untuk diastolik (Corwin, 2009).Hipertensi adalah kelainan tekanan
darah yang paling sering dijumpai dan termasuk masalah kesehatan
masyarakat yang serius yaitu tekanan darah diatas 140/90 mmHg (Sherwood,
2011).
2. Etiologi hipertensi
Insiden penyakit hipertensi lebih banyak menyerang wanita daripada
pria. Sekitar 20 % populasi dewasa mengalami hipertensi: lebih dari 90 %
dimana mereka menderita hipertensi esensial (primer), dimana tidak dapat
ditentukan penyebab medisnya. Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah
dengan penyebab tertentu (hipertensi sekunder),seperti penyempitan renalis
atau penyakit parenkim ginjal, berbagai obat, tumor dan kehamilan (Brunner
& Suddarth, 2001).Sedangkan menurut padmawinata, 2006) faktor resiko
yang diduga mempunyai resiko hipertensi yaitu:
9
a. Usia
Hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia.Usia
berpengaruh pada baroreseptor yang berperan pada regulasi tekanan
darah dan berpengaruh pada elastisitas dinding arteri. Arteri menjadi
kurang elastis, tekanan yang melalui dinding arteri meningkat. Hal ini
sering terlihat peningkatan secara bertahap tekanan sistolik sesuai
dengan peningkatan usia.
Penambahan usia dapat meningkatkan risiko penyakit
hipertensi. Walaupun penyakit penyakit hipertensi bisa terjadi pada
segala usia, tetapi paling sering menyerang orang dewasa yang
berusia 35 tahun atau lebih (Junaedi, 2013)
b. Riwayat keluarga menderita hipertensi atau genetik
Menunjukan bahwa sekitar 30 % pasien hipertensi primer
berkaitan dengan genetik. Gen yang meliputi sistem renin
angiotensin, dan yang berkaitan dengan tonus vaskuler, transportasi
garam dan air di ginjal, dan resistensi insulin berkontribusi terhadap
perkembangan hipertensi.
10
c. Tingkat stress
Stress fisik dan emosi dapat menyebabkan peningkatan
tekanan darah. Tekanan darah berflutuasi setiap hari, meningkat saat
aktivitas, ketidaknyamanan atau respon emosi seperti marah.Stres
yang sering atau berkepanjangan menyebabkan otot polos vaskuler
hipertropi dan berpengaruh pada jalur pusat integrasi di otak.
d. Tingkat aktivitas
Orang dengan aktivitas kurang mempunyai resiko mengalami
hipertensi.Aktivitas membantu mencegah dan mengontrol hipertensi
dengan menurunkan berat badan dan resistensi perifer serta
menurunkan lemak tubuh.
e. Obesitas
Obesitas sentral (penumpukan sel lemak pada abdomen)
mempunyai korelasi yang kuat untuk mengalami hipertensi dari pada
masa indeks tubuh atau ketebalan kulit.Seseorang dengan berat pada
pantat, pinggul dan paha (memberi kesan bentuk buah pear)
mempunyai risiko yang lebih untuk perkembangan hipertensi
sekunder akibat peningkatan berat badan secara mandiri.Seseorang
mengalami obesitas jika mempunyai nilai indek masa tubuh ≥30.
11
f. Konsumsi tinggi garam
Konsumsi tinggi natrium sering berhubungan dengan retensi
cairan.Konsumsi tinggi garam menjadi faktor penting dalam
perkembangan hipertensi primer.Diet tinggi garam dapat menginduksi
pelepasan hormone natriuretik yang secara tidak langsung
meningkatan tekanan darah.Natrium juga menstimulasi mekanisme
vasopresor melalui sistem saraf pusat.
g. Merokok
Nikotin dalam rokok dan obat seperti kokain menyebabkan
peningkatan tekanan darah dengan segera dan tergantung dengan
dosis.Kebiasaan mengkonsumsi substansi ini mempunyai implikasi di
dalam insiden hipertensi.
h. Konsumsi alkohol
Insiden hipertensi meningkat pada orang dengan kebiasaan
minum 3 ons etanol setiap hari.Konsumsi alkohol dua gelas atau lebih
setiap hari meningkatkan risiko hipertensi dan menyebabkan
resistensi terhadap obat anti hipertensi.
12
3. Klasifikasi Hipertensi
Kriteria hipertensi terbaru di Amerika serikat berdasarkan kriteria
JNC 7.kriteria prehipertensi bukan merupakan kategori penyakit. Istilah
tersebut hanya untuk mengidentifikasi seseorang beresiko tingi untuk
menjadi hipertensi. Dengan demikian kelompok ini dapat dicegah atau
diperlambat perkembangan penyakitnya dengan cara memodifikasi pola
hidup merupakan strategi pencegahan yang penting.
Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC 7
Kriteria Tekanan darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal ≤ 120 ≤80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stadium 1 140-159 90-99
Hipertensi stadium 2 ≥160 ≥100
Sumber : (Lucky, 2007)
4. Jenis – Jenis hipertensi
Pembagian hipertensi menurut keadaan kritis dibagi menjadi dua jenis:
a. Hipertensi emergensi
Merupakan hipertensi gawat darurat dimana Tekanan darah
melebihi 180/120 mmHg disertai salah satu ancaman gangguan fungsi
organ, seperti otak (perdarahan otak/stroke, ensefalopati hipertensi),
jantung ( gagal jantung kiri akut, penyakit jantung koroner akut), paru
(bendungan diparu) dan eklampsia atau TD dapat lebih rendah dari
13
180/120 mmHg tetapi dengan salah satu gejala gangguan organ diatas
yang sudah nyata.
b. Hipertensi urgensi
Hipertensi urgensi merupakan tekanan darah sangat tinggi
(>180/120 mmHg), tetapi belum ada gejala seperti diatas.TD dtidak harus
diturunkan segera dengan cepat (dalam hitungan menit), tetapi dapat
dalam diturunkan dalam hitungan jam sampai hari dengan obat
oral.Gejalanya berupa sakit kepala hebat /berputar (vertigo), mual,
muntah, pusing/melayang, penglihatan kabur, mimisan, sesak napas,
gangguan kecemasan berat, tetapi tidak ada kerusakan organ.Pasien
diberikan terapi oral yang bekerja short acting seperti catopril, labetalol,
klonidin dengan pengawasan atau observasi ketat.
Pembagian hipertensi menurut penyebabnya:
a. Hipertensi primer
Merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
(hipertensi esensial).Terjadi peningkatan kerja jantung akibat
penyempitan pembuluh darah tepi. Sebagian besar (90-95%) pasien
hipertensi merupakan tipe hipertensi primer (Black, MJ & Hawk, 2005)
14
b. Hipertensi sekunder
Merupakan hipertensi yang disebabkan oleh penyakit sistemik
lain, misalnya gangguan hormon (cushing), penyempitan pembuluh darah
utama di ginjal (sternosis arteri renalis, akibat penyakit ginjal
(glomerulonefritis) dan penyakit sistemik lainnya (lupus nefritis). Jumlah
pasien hipertensi sekunder 5 % di Amerika (Black and Hawk, 2005 dan
Tedjasukmana pradana, 2012).
5. Tanda dan gejala hipertensi
Masyarakat seringkali mengangap bila tidak ada keluhan berarti TD
tidak tinggi. Hal tersebut perlu diwaspadai karena gejala hipertensi mulai
dari tanpa gejala sama sekali baik yang dirasakan pasien maupun tampak
oleh orang lain sampai gejala makin berat.anda dan gejala hipertensi :Mulai
dari tidak ada gejala sampai gejala ringan misalnya pusing, berputar/vertigo,
berdenyut/seperti ditusuk-tusuk/rasa sakit yang hebat baik seluruh kepala /
sebagian (migraine), Mual sampai muntah, Pelupa, Pandangan mata
kabur/tidak jelas, Kaki bengkak, Mimisan, Langsung ke komplikasi yang
lebih berat seperti sesak hebat (akibat gagal jantung), stroke.
6. Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak.Dari pusat vasomotor ini
15
dari saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari
kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannnya norepinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemaskan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsangan
vasokontriktor.Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
bisa terjadi.Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai rangsang respon emosi, kelenjar adrenal
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.Medula
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respon vasokontriksor pembuluh darah.Vasokontriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokontriksor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
16
intravaskuler. Semua faktor tersebut mencetuskan keadaan hipertensi
(Brunner, Sudart.2004)
7. Komplikasi Hipertensi
Menurut lany gunawan (2007) Komplikasi hipertensi diantaranya
adalah hypertension heart disease (HHD), CVD, gagal ginjal, CHF,
retinopati hipertensi (gangguan pembuluh darah mata, dapat menyebabkan
kebutaan), dimensia. Kerusakan organ akan terjadi setelah 10-15
tahun(Lany, 2010)
8. Penatalaksanaan Hipertensi
a. Terapi nonfarmakologi
Menurut Brunner dan Sudarth (2002)mengemukakan bahawa tujuan dari
penatalaksanaan atau penanganan pasien dengan hipertensi adalah
mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan
mencapai dan mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Berikut merupakan terapi nonfarmakologi hipertensi (Black & Hawk,
2005) adalah :
1) Modifikasi pola hidup
Fakta penelitian yang kuat menyatakan bahwa modifikasi gaya
hidup efektif menurunkan tekanan darah dan resiko yang minimal.
Menurut JNC 7, modifikasi gaya hidup disarankan untuk dijadikan
17
terapi secara definitif digaris pertama sekurang kurangnya 6-12 bulan
setelah diagnosis awal.
2) Olah raga/aktifitas Fisik
Olahraga dinamis sedang (30-45 menit, 3-4 kali/minggu ) efektif
dalam menurunkan TD pada pasien hipertensi dan orang normotensi
pada umumnya. Olahraga aerobik teratur seperti jalan cepat atau
berenang pasien hipertensi menurunkan TD rata-rata 4,9/3,9 mmHg.
Olahraga ringan lebih efektif dalam menurunkan TD.
3) Diet sesuai Dietary approaches to stop hypertension (DASH)
Pasien dengan hipertensi dalam dietnya dianjurkan
mengkonsumsi makanan yang direkomendasikan sesuai DASH dalam
mengontrol Tekanan darah. Peran makanan DASH dalam
menurunkan tekanan darah sama dengan obat antihipertensi tunggal.
Makanan DASH berupa makanan tinggi buah-buahan, sayuran segar,
kacang-kacangan, kacang polong dan produk makanan rendah lemak
jenuh. Tekanan darah terjadi penurunan sekitar 3 mmHg ketika
mengkonsumsi diet DASH.
18
4) Mengontrol berat badan
Hipertensi dan obesitas memiliki hubungan dekat.Tekanan darah
yang meningkat seiring dengan peningkatan berat badan
menghasilkan hipertensi pada sekitar 50 % individu obes. Penurunan
berat badan sebanyak 10 kg yang dipertahankan selama dua tahun
menurunkan TD kurang lebih 6,0 mmHg. Canadian hypertension
Education Program(CHEP) melaporkan bahwa TD akan berkurang
sekitar 2/1 mmHg setiap penurunan 1 Kg berat badan.
5) Mengurangi asupan natrium /garam
Membatasi asupan natrium merupakan metode mengontrol TD
sekitar 4-6 mmHg.Canadian hypertension Education
Program(CHEP) merekomendasikan asupan natrium < 100
mmol/hari (2,4 gr atau 6 gr).
6) Hindari konsumsi alkohol
Konsumsi lebih dari 30 cc alkohol perhari meningkatkan
kejadian hipertensi, kadang kadang sulit disembuhkan dengan terapi
antihipertensi yang jelek. Menghindari alkohol bisa menurunkan
tekanan darah sistolik 2-4 mmHg.
19
7) Berhenti merokok
Meskipun merokok tidak berhubungan statistik terhadap
perkembangan hipertensi, nikotin dapat meningkatkan jumlah nadi
dan menghasilkan vasokontriksi perifer yang mana tekanan darah
dapat meningkat dalam waktu pendek atau setelah merokok.
8) Teknik Relaksasi
Berbagai terapi relaksasi seperti relaksasi otot progresif, meditasi
transcendal, yoga, biofeedback dan psikoterapi dapat menurunkan
tekanan darah pada klien hipertensi.
b. Terapi farmakologi
Terapi farmakologi merupakan obat-obat yang membantu menstabilkan,
menurunkan tekanan darah serta menurunkan resiko terjadinya
komplikasi akibat hipertensi (Smeltzer, Suzanne, 2002).
JNC 7 membagi tatalaksana terapi hipertensi secara farmakologi menjadi
dua:
1. First line : diuretik penyekat beta adrenergic (β blocker ),
Angiotensin coverting Enzym (ACE) inhibitor, penghambat reseptor
angiotensin (ARB), dan angiotensin kalsium /calcium chanel
Blocker (CCB).
20
2. Second line : Penghambat saraf adrenergic, penghambat
adrenoreseptor alpha (α-blocker), dan vasodilator.
Pengelompokan obat antihipertensi sesuai dengan waktu paruh :
1. Short Acting: Angiotensin converting enzim inhibitor ( misalnya
Catopril, enapril), Antagonis angiontensin II(misalnya Candesartan,
losartan, valsartan), Alfa Bloker (misalnya doksasozin). Obat-obat
antihipertensi short acting seperti captopril dan nifedipine memiliki
onset cepat dengan waktu 30 menit sampai 1 jam sedangkan pada
labetalol dan clonidine maksimal bertahan didalam darah sekitar 2-4
jam, untuk valsartan 6 jam, losartan 6-9 jam, irbesartan 11-15 jam
efek signifikan dalam pembuluh darah
2. Long acting :beta bloker (misalnya: pronalol, atenolol ) ; calcium
chanel Blocker (CCB)(misalnya amlodipine); diuretic tiazid
(misalnya bendroflumetazid). Obat-obatlong-acting seperti
Atenalol, bisoprolol, nitrendipine, amlodipine, nisoldipine memiliki
efek bertahan didalam darah selama 24 jam (National Institute for
Health and clinical Excelence, 2006).
21
B. Relaksasi
1. Pengertian Relaksasi
Relaksasi merupakan salah satu teknik pengelolaan diri yang
didasarkan pada cara kerja sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Relaksasi ini
mampu menghambat stress atau ketegangan jiwa yang dialami seseorang
sehingga tekanan darah tidak meninggi atau turun. Dengan demikian, relaksasi
akan membuat kondisi seseorang dalam keadaan Rileks atau tenang. Dalam
mekanisme autoregulasi, relaksasi dapat menurunkan tekanan darah melalui
penurunan denyut jantung dan TPR (Corwin elizabeth, 2009)
2. Klasifikasi Terapi relaksasi
Teknik relaksasi sendiri dibagi menjadi dua macam, yaitu teknik
relaksasi fisik dan teknik relaksasi mental. Adapun yang termasuk teknik
relaksasi fisik antara lain : pernapasan diafragma, relaksasi otot progresif
(PMR),Hidroterapi, pelatihan otogenik dan olahraga. Sedangkan yang termasuk
teknik relaksasi mental yaitu meditasi dan imajinasi mental (Palupi, 2003).
Menurut Miltenberger (2004) mengemukakan bahwa ada empat macam teknik
relaksasi yaitu : relaksasi otot (Progressive muscle relaxation), pernapasan
diagfragma (diaphragmatic breathing), Meditasi (attention-focussing exercise),
dan relaksasi perilaku (behavioral relaxation training )(Miltenberger, 2004).
Terapi relaksasi mampu menurunkan tekanan darah seperti halnya
obat antihipertensi dalam menurunkan tekanan darah. Prosesnya yaitu dimulai
22
dengan membuat otot-otot polos pembuluh darah arteri dan vena menjadi rileks
bersama dengan otot-otot dalam tubuh ini akan menyebabkan kadar
norepinefrin dalam darah menurun (Catherine, 2012)
Berikut adalah salah satu jenis terapi relaksasi fisik :
a. Hidroterapi
1) Pengertian hidroterapi
Hidroterapi (Hydrotherapy) adalah metode pengobatan
menggunakan air untuk mengobati atau meringankan kondisi yang
menyakitkan dan menggunakan metode terapi dengan pendekatan
“lowtech” yang mengandalkan pada respon-respon tubuh terhadap
air. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari terapi air antara lain :
untuk mencegah flu/demam, memperbaiki fertilitas, menyembuhkan
kelelahan, meningkatkan fungsi imunitas, meningkatkan energi tubuh,
dan membantu kelancaran sirkulasi darah. Prinsip kerja hidroterapi
rendam air hangat yang bersuhu secara koduksi dimana terjadi
perpindahan panas dari air hangat ke tubuh sehingga akan
menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan dapat menurunkan
ketegangan otot. Hidroterapi rendam air hangat ini sangat mudah
dilakukan oleh semua orang, tidak membutuhkan biaya yang mahal,
dan tidak memiliki efek samping yang berbahaya (Potter, 2012)
23
2) Jenis jenis hidroterapi
Menurut Chaiton (2002), terdapat berbagai hidroterapi, metode
yang umum digunakan dalam hidroterapi adalah sebagai berikut :
a) Rendaman air
Jenis terapi ini adalah dengan melakukan peredaman bagian
tubuh tertentu didalam bak atau kolam yang berisi air bersuhu
tertentu selama minimal 10 menit.
b) Pusaran air (Whirpool)
Terapi ini menggunakan berbagai alat jet atau nozzle yang
dapat menambah tekanan pada pompa. Alat ini dirancang khusus
dengan tekanan dan suhu yang dapat diatur sesuai kebutuhan.
c) Terapi air panas dan dingin (Contrast Bath )
Terapi ini menggunakan dua jenis yang temperaturnya
berbeda, yakni panas dan dingin dan dilakukan secara bergantian.
d) Sitzbath
Sitzbath atau hip bath merupakan terapi dengan cara berendam
dalam air namun hanya sampai sebatas pinggul. Terapi ini
dilakukan dalam waktu 20 menit.
e) Rendam kaki
Rendam kaki adalah terapi dengan cara merendam kaki hingga
batas 10-15 cm diatas mata kaki menggunakan air hangat. Terapi
24
ini bertujuan untuk meningkatkan aliran darah pada bagian kaki.
Merendam kaki dengan air hangat digunakan untuk mengurangi
gejala nyeri akut maupun kronis, terapi ini efektif untuk
mengurangi nyeri yang berhubungan dengan ketegangan otot
walaupun dapat juga dipergunakan untuk mengatasi masalah
hormonal dan kelancaran peredaran darah (Arnot, 2009). Panas
pada terapi dipergunakan untuk meningkatkan aliran darah kulit
dengan jalan melebarkan pembuluh darah yang dapat
meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan. Panas juga
meningkatkan elastisitas otot serta mengurangi kekakuan otot
(Novita, 2010).
3) Tata cara prosedur dalam merendam air hangat
Berikut adalah prosedur tindakan merendam kaki dengan air
hangat :Persiapkan alat dan bahan: Thermometer air, Basin/baskom
/ember, 2 buah handuk, Wadah air atau termos yang berisi air panas.
a. Memberikan pasien posisi duduk dengan kaki menggantung
b. Mengisi ember dengan air dingin dan air panas sampai setengah
penuh lalu ukur suhu air (39˚C- 42˚C ) dengan thermometer
c. Jika kaki tampak kotor, maka cuci kaki terlebih dahulu
d. Celupkan dan rendam kaki 10-15 cm diatas mata kaki lalu biarkan
sampai 15 menit
25
e. Lakukan pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun
tambahkan air panas (kaki diangkat dari ember) kembali dan ukur
kembali suhunya dengan thermometer
f. Tutup ember dengan handuk untuk mempertahankan suhu
g. Setelah selesai ( 15 menit ), angkat kaki dan keringkan dengan
handuk
h. Rapihkan alat(Potter, 2012)
4) Prinsip Pemberian Terapi air hangat
Prinsip pelaksanaan terapi air hangat yang perlu diperhatikan
sebelum memberikan terapi yaitu, memberikan informasi yang jelas
kepada pasien tentang sensasi yang dirasakan pasien selama tindakan
dilaksanakan, menginstruksikan pasien untuk melaporkan perubahan
yang terjadi selama terapi dan ketidaknyamanan yang dirasakan
selama terapi, memakai jam untuk mengetahui secara pasti durasi
waktu selama terapi, memperhatikan prosedur tindakan dan perubahan
suhu selama terapi berlangsung, tidak meninggalkan pasien selama
terapi berlangsung (Ancheta, 2005). Selama pelaksanaan terapi air
hangat ini, kajilah perasaan kulit seperti terbakar pada klien hentikan
apabila terjadi demikian (Marybetts, 2008)
26
5) Efek samping terapi air hangat
Kerusakan jaringan dapat terjadi ketika tubuh terpapar suhu
terlalu panas, kaji secara berkala suhu pada terapi air hangat dan kaji
keadaan kulit pasien selama terapi berlangsung (McChan et.al, 2009)
Berikut adalah merupakan salah satu terapi mental :
b. Aromaterapi
1) Pengertian aromaterapi
Menurut Jaelani (2009) Aromaterapi berasal dari kata aroma
yang berarti harum atau wangi dan therapy yang dapat diartikan
sebagai pengobatan atau penyembuhan, sehingga aromaterapi dapat
diartikan sebagai suatu cara perawatan perawatan tubuh dan atau
penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak essential
(essential oil). Penggunaan complementary and alternative medicine
(CAM) sebagai pengobatan tambahan mengalami
peningkatan.Aromaterapi merupakan salah satu jenis dari CAM yang
banyak digunakan dengan tujuan menghirup uap atau penyerapan
minyak ke dalam kulit yang berguna mengobati gejala fisik dan
emosional (price, 2007).
27
2) Bentuk Bentuk Aromaterapi
a) Lilin aromaterapi
Ada dua bentuk lilin aromaterapi yang digunakan yaitu lilin
yang digunakan untuk pemanas tungku dan lilin aromaterapi.Lilin
yang digunakan untuk pemanas tungku aromaterapi tidak memiliki
aroma wangi, karena hanya berfungsi untuk memanaskan tungku
yang berisi essensial oil. Sedangkan lilin aromaterapi akan
mengeluarkan wangi lilin aromaterapi yang dibakar.
b) Garam aromaterapi
Fungsi dari garam aromaterapi dipercaya dapat mengeluaran
toksin atau racun yang berada di dalam tubuh. Garam aromaterapi
biasanya digunakan dengan cara menaruh garam aromaterapi dalam
rendaman air, tubuh bagian tertentu seperti kaki yaitu untuk
mengurangi rasa lelah
c) Sabun aromaterapi
Bentuknya berupa sabun padat dengan berbagai aroma atau
wewangian aromaterapi dengan memiliki beberapa kandungan atau
ekstrak dari tumbuh-tumbuhan yang baik untuk kesehatan tubuh
seperti menghaluskan kulit dan lain lain (Rafika, 2013)
28
d) Minyak aromaterapi
Aromaterapi adalah cara penyembuhan dengan menggunakan
konsentrasi minyak essensial yang sangat aromatik, dan diekstraksi
dari tumbuh-tumbuhan. Berbagai teknik yang dgunakan dalam
aromaterapi. Teknik pijat merupakan cara yang paling umum.
Melalui pemijatan, daya penyembuhan yang dikandung oleh minyak
esensial bias menembus melalui kulit dan dibawa ke dalam tubuh,
mempengaruhi jaringan internal dan organ-organ tubuh. Cara lain
adalah dengan menambahkan tetesan minyak esensial ke dalam air
hangat, yang digunakan untuk berendam, atau menghirup minyak
aromaterapi sendiri dianggap sebagai cara penyembuhan yang paling
langsung cepat.
3) Cara penggunaan aromaterapi
a) Inhalasi
Akses jalur nasal jelas merupakan cara paling cepat dan efektif
untuk pengobatan permasalahan emosional seperti stress serta depresi
(beberapa tipe nyeri kepala). Hal ini terjadi karena hidung mempunyai
hubungan langsung dengan otak yang bertanggungjawab dalam
memicu efek minyak esensial tanpa mempedulikan jalur yang dipakai
untuk mencapai otak ( price, 2007)
29
Aroma bau wangi aromaterapi memberikan efek terhadap fisik
dan psikologis. Cara penggunaan inhalasi ada dua cara yaitu inhalasi
secara langsung dan tidak langsung. Inhalasi langsung diperlakukan
secara individu, sedangkan inhalasi tidak langsung dilakukan bersama
sama dalam satu ruangan. Menurut Walls (2009) aromaterapi inhalasi
dapat dilakukan dengan menggunakan elektrik, baterai, atau lilin
diffuser atau meletakan aromaterapi dalam jumlah yang sedikit pada
selembar kain atau kapas. Hal ini berguna untuk minyak esensial
relaksasi dan penenang(Walls, 2009)
b) Pijat
Melalui pemijatan daya penyembuhan yang terkandung dalam
minyak essensial bisa menembus melalui kulit dan dibawa kedalam
tubuh, kemudian akan mempengaruhi jaringan internal dan organ-
organ tubuh. Minyak lavender ialah salah minyak yang terkenal
sebagai minyak pijat relaksasi. Terapi aromaterapi yang digunakan
untuk cara pijat ini merupakan cara yang sangat digunakan untuk
menghilangkan lelah pada tubuh, memperbaiki sirkulasi darah dan
merangsang tubuh untuk mengeluarkan racun, serta meningkatkan
kesehatan pikiran. Dalam penggunaannya dibutuhkan dua tetes
minyak essensial yang ditambahkan dengan 1 ml minyak pijat.
30
c) Kompress
Penggunaan melalui proses kompress membutuhkan sedikit
minyak aromaterapi. Compress hangat dengan minyak aromaterapi
dapat digunakan untuk menurunkan nyeri punggung dan nyeri perut.
Kompress dingin yang mengandung minyak lavender digunakan pada
bagian perineum saat persalinan.
d) Berendam
Cara ini menggunakan aromaterapi dengan cara
menambahkan tetesan minyak essensial ke dalam air hangat yang
digunakan untuk berendam. Dengan cara ini efek minyak essesial
akan membuat perasaan (secara psikologis dan fisik) menjadi lebih
rileks serta dapat menghilangkan nyeri dan pegal, memberikan efek
kesehatan (Rafika, 2013).
4) Efek samping aromaterapi
Sebagian besar aromaterapi yang digunakan dengan cara topical
dan inhalasi umumya aman. Jarang aromaterapi dapat menimbulkan efek
samping seperti ruam, asma, sakit kepala, kerusakan saraf serta
membahayakan janin.Beberapa minyak essensial dapat menyebabkan
alergi pada kulit. Atau beberapa orang mengalami pusing atau sesak
(Steven D. Ehrlich, NMD,2011)
31
5) Penanganan efek samping aromaterapi
Pengobatan diarahkan untuk menangani efek samping dari alergi
pada kulit dengan pemberian antihistamin untuk meredakan gatal yang
tersedia dipasaran, terdapat beberapa antihistamin dengan efek baik
seperti prometazin, tripelennamin, difenhidramin dalam bentuk salep,
tablet, kapsul ataupun sirop.Sedangkanuntuk penanganan sesak napas
dilakukan pemberian oksigen dan obat-obat bronkodilator. Apabila
alergi dan sesak napas belum teratasi maka peneliti akan membawa
pasien ke klinik atau rumah sakit tedekat untuk mendapatkan
pertolongan yang professional (Tan. H.T & Raharja. Kirana, 2009)
3. Fisiologi relaksasi
a) Fisiologi Merendam Kaki dengan air hangat
Prinsip kerja hidroterapi rendam air hangat yaitu dengan sistem
konduksi terjadi perpindahan panas/hangat dari air hangat ke dalam tubuh
akan menyebabkan pelebaran pembuluh dan ketegangan otot sehingga
dapat memperlancar peredaran darah yang akan memperngaruhi tekanan
arteri oleh baroreseptor pada sinus kortikus dan arkus aorta yang
menyampaikan impuls yang dibawa serabut saraf yang membawa isyarat
dari semua bagian tubuh untuk menginformasikan kepada otak perihal
tekanan darah, volume darah dan kebutuhan khusus semua organ ke pusat
32
saraf simpatis ke medulla sehingga akan merangsang tekanan sistolik yaitu
regangan otot ventrikel akan merangsang ventrikel untuk segera
berkontraksi. Pada awal kontraksi, katup aorta dan katup semilunar belum
terbuka.Untuk membuka katup aorta, tekanan di dalam ventrikel harus
melebihi tekanan katup aorta. Keadaan dimana kontraksi ventrikel mulai
terjadi sehingga dengan adanya pelebaran pembuluh darah, aliran darah
akan lancar sehingga akan mudah mendorong darah masuk ke jantung
sehingga menurunkan tekanan sistoliknya. Pada tekanan diastoliknya
keadaan relaksasi ventricular isovolemik saat ventrikel berelaksasi,
tekanan di dalam ventrikel turun drastis, aliran darah lancar dengan adanya
pelebaran pembuluh darah sehingga terjadi penurunan tekanan diastolik
(Batjun.M.T, 2015).
b) Fisiologi Aromaterapi
Minyak aromaterapi adalah minyak alami yang diambil dari saripati
tumbuhan aromatik.Menghirup minyak aromaterapi dianggap sebagai
penyembuhan yang cepat dan langsung, hal tersebut dikarenakan molekul-
molekul minyak esensial yang mudah menguap bereaksi langsung pada
organ penciuman dan langsung dipersepsikan oleh otak (Sutrani, et al.,
2004). Minyak aromaterapi dapat digunakan untuk menurunkan tekanan
darah pada pasien hipertensi primer antara lain lavender, mawar, lemon
(Stepanie,2010)
33
Menghirup minyak aromaterapi dianggap sebagai penyembuhan
yang cepat dan langsung. Saat pemberian aromaterapi, minyak atsiri
masuk didalam tubuh manusia melalui 3 jalan utama yaitu ingesti, olfaksi,
dan inhalasi (Koensoemardiyah, 2009).Kalau minyak esensial dihirup,
molekul molekul atsiri dalam minyak esensial dihirup, molekul-molekul
atsiri dalam minyak tersebut akan terbawa oleh arus turbulen ke langit
langit hidung. Pada langit langit hidung terdapat bulu-bulu halus (silia)
yang menjulur dari sel-sel reseptor ke dalam saluran hidung. Kalau
molekul minyak terkunci pada bulu-bulu ini, suatu pesan elektromagnetik
(impuls) akan ditransmisikan lewat bulbus olfaktorius dan taktus
olfaktorius ke dalam sistem limbik (amigdala serta hipokampus ). Proses
ini akan memicu respons memori dan emosional yang lewat hipotalamus
yang bekerja sebagai pemancar sera regulator menyebabkan pesan tersebut
dikirim ke bagian otak yang lain dan bagian tubuh lainnya. Pesan yang
diterima akan diubah menjadi kerja sehingga terjadi pelepasan zat-zat
neurokimia yang bersifat euforik, relaksan, sedative atau stimultan
menurut keperluannya.
Pada penelitian Ueki et all (2014) aromaterapi digunakan dengan
cara penggunaan diffuser. Aromaterapi sebanyak 3 tetes dan dicampurkan
dengan 40 ml air dimasukan ke dalam diffuser yang akan dinyalakan
selama kurang lebih 15 menit. Alat ini menggunakan listrik.Alat ini lebih
34
memungkinkan minyak aromaterapi untuk bisa lebih menyebar ke seluruh
ruangan yang lebih luas. Kelebihan lain dari alat ini adalah mampu
memecah minyak menjadi molekul yang terpisah sehingga aroma akan
lebih mudah dihirup. Oleh karena itu, metode ini dianggap paling efektif
dalam mengobati.Metode ini pas untuk menstabilkan kesehatan mental
dan emosional.Cara ini juga ampuh untuk mengobati penyakit yang
berhubungan dengan darah, paru dan otak.
C. Penelitian terkait
1. Penelitian tesis Kurniadi (2015) tentang Efektivitas Kombinasi terapi
musikdan slow deep Breating terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi di wilayah kerja puskesmas alak. Jenis penelitian ini adalah
dengan quasy-experiment dengan pretest-posttest control group design.
Metode pengambilan sampeldengan simple random sampling dengan jumlah
responden sebanyak 56 responden yang dibagi menjadi 28 orang kelompok
perlakuan dan 28 orang kelompok kontrol. Kombinasi terapi musik dan
slowdeep breathing selama 20 menit dengan 4 kali perlakuan selama 2
minggu menunjukan hasil pada kelompok intervensi penurunan tekanan
darah sistolik sebesar 41,46 mmHg dan diastolik sebesar 37,52 mmHg yang
berarti penurunan tekanan secara signifikan. Hal ini ditunjukan dengan uji
wilcoxon p-valuetekanan darah sistolik (p =0,000) dan tekanan darah
diastolik (p =0,000). Uji mann-whitney terdapat perubahan penurunan
35
tekanan darah diastolik dan sistolik (p =0,000) antara kelompok perlakuan
dan kontrol.
2. Penelitian yang dilakukan Ilkafah (2016) di Makassar tentang Perbedaan
Penurunan Tekanan Darah Lansia dengan obat antihipertensi dan terapi
rendam kaki di wilayah kerja puskesmas antara Tamalanrea Makassar. Pada
penelitian ini dilakukan terapi rendam kaki air hangat dengan suhu air 40˚C
dalam waktu 15 menit selama satu kali intervensi yang diberikan selama 2
minggu. Hasil penelitian ini terdapat perubahan rata-rata tekanan darah
sistolik saat pretest dan posttest pada kelompok yang diberikan terapi
rendam kaki air hangat yaitu 150,29 mmHg menjadi 140,88 mmHg dengan
standar deviasi 6,25. Sedangkan perubahan rata-rata tekanan diastolik saat
pretest dan posttest yaitu dari 98,26 mmHg menjadi 89,23 mmHg dengan
rata-rata perubahannya 9,90 mmHg dengan standar deviasi sebesar 5,104.
3. Hasil penelitian Ni Made kenia & Taviayanda (2013)meneliti tentang
Pengaruh relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap Perubahan tekanan darah
pada lansia hipertensi.Hasil menunjukan tekanan darah sistolik dan diastolik
mengalami penurunan yang signifikan (P= sitolik 0,000 dan P = diastolik
0,000). Terapi relaksasi (aromaterapi mawar) dengan cara diinhalasi selama
10 menit dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik, dengan
nilai mean penurunan sistolik dan diastolik yaitu 10,63 mmHg dan 10,18
mmHg.
36
4. Werdyastri dkk (2014) meneliti tentang Perbedaan efektifitas Aromaterapi
lemon dan relaksasi napas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi RSUD Tugurejo Semarang. Desain penelitian ini
menggunakan quasy experimentdengan rancangan pretest-posttest design.
Relaksasi napas dalam dan inhalasi aromaterapi selama 15 menit. Hasil uji
statistik aromaterapi lemon berpengaruh dalam menurunkan tekanan darah
(p=0,000) rata rata penurunan tekanan darah sebelum dan sesudah
aromaterapi lemon sebesar 6,36 mmHg untuk tekanan darah sistolik
sedangkan tekanan darah diastolik sebesar 6,89 mmHg, relaksasi napas
dalam berpengaruh dalam menurunkan tekanan darah (p=0,000) dan nilai
mean tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian relaksasi nafas dalam
menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 8,5 mmHg dan tekanan darah
diastolik sebesar 6,73 mmHg.
5. Penelitian Subandiyo (2014) mengkombinasikan pijat leher dan hipnosis
terhadap tekanan darah di Ruang rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
Prof.dr.Margono Soekarjo Purwokerto dengan desain Quasi eksperimen
dengan rancangan non-equivalent control grup design. Sampel penelitian 64
pasien hipertensi dan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tekanan darah
pasien secara signifikan menurun dengan penurunan tekanan darah sistol
rata-rata 15,62 mmHg dan tekanan diastolik 6,72 mmHg.
37
D. Kerangka teori
Skema 2.3 Kerangka teori
Faktor-faktor mempengaruhi tekanan darah:
Usia, jenis Kelamin, Genetic, Pola hidup, Stress, Penyakit, Obat antihipertensi,
Obesitas, ras ( Kozier, 2009)dan tingkat aktivitas, konsumsi tinggi garam,
merokok konsumsi alkohol, dislipidemia (padmawinata, 2008)
Hipertensi
primer
Pengobatan hipertensi
Farmakologi
Non
Farmakologi
Terapi relaksasi
Pemakaian
aromaterapi
Merendam kaki dengan
air hangat
Curah jantung
menurun
Vasodilatasi otot
polos & arteriola
saraf parasimpatis
Pusat pengendalian
kardiovakular di medulla
oblongata
Menurunkan tekanan
darah
Konduksi panas dari
air ke tubuh
(+) impuls
baroreseptor arteri
karotis & arkus aorta
Neuron
sensorik
saraf simpatis
Tahanan perifer
Kekuatan
kontraksi
miokardium
Denyut jantung
Minyak atsiri diinhalasi
Diterima oleh silia
hidung -> bulbus
olfaktorius-> traktus
olfaktorius
Proses ini memicu respon
emosi & emosional,
hipotalamus sbg relay &
regulator
Pelepasan neurokimia
bersifat relaksan, sedative,
dan relaksasi seperti :
serotonin
Teknik relaksasi
fisik
Teknik relaksasi
mental
38
Sumber : Modifikasi dari Price,2007; Padmawinata, 2008;
Kozier, 2009; Sherwood,2012
38
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan pertautan antara variabel yang akan diteliti yaitu
hubungan antara variabel dependen dan independen (Sugiyono, 2012). Sedangkan
menurut setiadi (2007) kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara
konsep satu dengan konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Setiadi, 2007).
Kerangka konsep dalam penelitian ini variabel bebas (independen) yaitu intervensi
merendam kaki dengan air hangat dan Inhalasi aromaterapi dan variabel terikat
(dependen) yaitu tekanan darah sebelum dan setelah dilakukan intervensi.
Skema 3.1.kerangka konsep penelitian
Pretest
Tekanan darah (sistol
dan diastol) pada
pasien hipertensi
( Variabel
Dependen)
Intervensi terapi
kombinasi antara :
- Merendam kaki
dengan air hangat
- InhalasiAromater
api
( Variabel Independen )
Posttest
Tekanan darah
(sistol dan diastole)
pada pasien
hipertensi
( Variabel
Dependen )
Variabel Confounding
Obat antihipertensi, Diet rendah garam,
merokok, aktivitas, Usia, Jenis
kelamin, Kecemasan
39
B. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini yang diajukan berdasarkan tinjauan pustaka, kerangka teori, dan
kerangka konsep, Maka hipotesis penelitian ini adalah :
1. Hipotesis Mayor
Hα : Terdapat pengaruh terapi merendam kaki dengan air hangat dan aromaterapi terhadap
tekanan darah pada pasien hipertensi di desa Brabo
Ho: Tidak adanya pengaruh Terdapat pengaruh terapi merendam kaki dengan air hangat dan
Inhalasi aromaterapi terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di desa Brabo
Kabupeten Grobogan Jawa Tengah
2. Hipotesis Minor
a. Ada perbedaan rerata tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah terapi
kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan aromaterapi
b. Ada perbedaan rerata tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan setelah terapi
merendam kaki dengan air hangat
c. Ada perbedaan rerata tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan setelah terapi
inhalasi aromaterapi
d. Ada selisih rerata antara tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan setelah antara
kelompok terapi kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan inhalasi aromaterapi,
kelompok terapi inhalasi minyak aromaterapi dan kelompok merendam kaki dengan air
hangat
40
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati,
sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara
pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya (Hidayat, 2008).
Variabel
penelitian
Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Merendam kaki
dengan air
hangat
Merupakan terapi dengan
memberikan rangsang hangat
pada kaki dengan merendamkan
kedua kaki dengan suhu 39˚-42˚C
yang awalnya diukur dengan
thermometer air yang dapat
menimbulkan rasa rileks dan
tenang selama 15 menit.
Observasi Thermometer, lembar
prosedur tindakan
- -
Aromaterapi penggunaan minyak essensial oil
aromaterapi lemon, lavender,
mawar dengan cara dihirup yang
menimbulkan perasaan rileks
menggunakan alat diffuser
aromaterapi selama 15 menit.
Observasi Menggunakan lembar
observasi tata cara
menggunakan
aromaterapi .
- -
Tabel 3.1
Definisi Operasional Penelitian
41
Variabel
penelitian
Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Tekanan darah Tekanan yang terjadi pada
pembuluh darah arteri ketika
darah dipompa oleh jantung untuk
dialirkan ke seluruh anggota
tubuh. yang terdiri dari tekanan
darah sistolik dan diastolik yang
diukur dengan spigmomanometer
10 menit sebelum dan sesudah
intervensi.Tekanan darah yang
akan diukur adalah orang yang
mempunyai tekanan darah ≥
140/90 mmHg
Memasang alat
pengukur
tekanan darah
pada lengan atas
pasien
Sphygmomanometer
digital serta lembar Hasil
tekanan darah yang
diperiksa
Nilai Tekanan darah
sistolik/tekanan darah diastolik
dalam satuan mmHg
Rasio
Variabel
Confounding
Jenis Kelamin
Identitas sesorang sebagai laki-
laki atau perempuan
Memberi ceklist
( di kolom
jenis kelamin
Kuisioner 1. Laki-laki
2. Perempuan
Nominal
Umur Lama hidup responden dihitung
dari tanggal lahir dan sesuai kartu
tanda penduduk responden
Memberi ceklist
( di kolom
Umur
Kuisioner Umur dalam tahun Rasio
Aktivitas fisik melakukan aktivitas fisik selama
30 menit (4-7 Kali per minggu)
seperti olahraga (jalan sehat,
jogging, senam, berenang,
bermain tenis, bersepeda, sepak
bola) atau aktivitas fisik
(berkebun, bercocok tanam,
menyetrika, membersihkan
rumah, mencuci baju/mobil/motor
Memberi ceklist
( di kolom
Olahraga
Kuisioner 1. Ya (sebutkan
kegiatan)
2. Tidak
Nominal
42
Variabel
penelitian
Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Diet rendah
garam
Diet pengurangan garam dalam
konsumsi makanan harian
Memberi ceklist
( di kolom
diet rendah
garam/penguran
gan garam
Kuisioner 1. Ya
2. Tidak
Nominal
Kepatuhan
minum Obat
Terapi farmakologi untuk
penyakit hipertensi
Memberi ceklist
( di kolom
Konsumsi obat
Kuisioner 1. Patuh
2. Kadang- kadang
3. Tidak
Nominal
Merokok Membakar tembakau dan daun tar
yang selanjutnya menghisap asap
yang dihasilkan dari daun
tembakau
Memberi ceklist
( di kolom
Merokok
Kuisioner 1. Ya
2. Tidak
Nominal
Cemas Respon tubuh terhadap faktor
yang tidak menyenangkan berupa
keluhan fisik, psikologis, tingkah
laku, kecerdasan pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol
Memberi
ceklist( pada
kuesioner
pengukuran
tingkat
kecemasan
Kuesioner Hamilton
Anxiety rating Scale
(HARS)
Tingkat kecemasan:
≤ 17 : Cemas ringan
18-24 : Cemas sedang
≥ 25 : Cemas berat
Ordinal
43
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain
Eksperimen semu (Quasi Eksperimen design), tujuan penelitian ini untuk
memperkirakan kondisi eksperimen dalam keadaan tidak memungkinkan untuk
mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan(Wasis, 2008)
Rancangan penelitian dengan menggunakan 3 kelompok Intervensi dengan
pemberian intevensi yang berbeda-beda setiap kelompok pengambilan sampel
tidak dipilih secara random.Pada penelitian ini tekanan darah diukur setiap sesi
sebelum dan setelah intervensi pada ketiga kelompok.Kelompok pertama
(intervensi) diberikan perlakuan kombinasi merendam kaki dengan air hangat
dan inhalasi aromaterapi dan kelompok kedua sebagai terapi merendam kaki
dengan air hangat, dan kelompok ketiga dengan terapi inhalasi aromaterapi.
Tabel 4.1 Desain Penelitian
Pretest Intervensi Posttest
O1 A O2
O3 B O4
O5 C O6
44
Keterangan :
O1 : Tekanan darah sebelum dilakukan terapi kombinasi merendam kaki
dengan air hangat dan aromaterapi
O2 : Tekanan darah setelah dilakukan terapi kombinasi merendam kaki
dengan air hangat dan aromaterapi
A :Intervensi kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan aromaterapi
O3 :Tekanan darah sebelum dilakukan terapi merendam kaki dengan air
hangat
O4 : Tekanan darah setelah dilakukan terapi merendam kaki dengan air hangat
B : Terapi merendam kaki dengan air hangat
O3 : Tekanan darah sebelum dilakukan inhalasi aromaterapi
O4 : Tekanan darah setelah dilakukan inhalasi aromaterapi
C : Intervensi Inhalasi aromaterapi
B. Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret sampai dengan april 2016.
Tempat penelitian ini dilakukan diwilayah kerja puskesmas pembantu desa Brabo
Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Pertimbangannya antara lainyaitu warga Brabo
45
cenderung tertarik dengan pengobaatan alternatif, kasus hipertensi primer cukup
banyak.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat,
2009). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien dengan hipertensi primer
yang berkunjung di puskesmas pembantu desa Brabo Kabupaten Grobogan
Jawa tengah dari Januari sampai November 2016 sebanyak 55 orang .
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi atau sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang
diteliti (Hidayat, 2009). Sampel dalam penelitian ini adalah klien hipertensi
primer yang berobat di puskesmas pembantu desa Brabo Kabupaten
Grobogan Jawa Tengah, pasien hipertensi yang berobat di Posbindu di setiap
dusun di desa Brabo dan memenuhi kriteria sebagai berikut :
46
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah batasan ciri atau karakter umum pada subyek
penelitian, dikurangi karakter yang masuk dalam kriteria ekslusi (Saryono,
2011). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bersedia menjadi responden
2. Responden berjenis kelamin laki laki ataupun perempuan yang
terdiagnosis hipertensi oleh dokter puskesmas atau petugas kesehatan
dengan Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau Tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg
3. Umur responden antara 35-70 tahun
4. Responden tidak rutin mengkonsumsi obat antihipertensi
2. Kriteria Eklusi
Kriteria eksklusi adalah sebagian subjek yang memenuhi kriteria inklusi
yang dikeluarkan dari penelitian karena dapat mempengaruhi hasil
penelitian sehingga terjadi bias (Saryono, 2011). Kriteria eklusi dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Responden pada kakinya tidak sedang mengalami luka yang terbuka,
perdarahan
2. Sedang menjalani terapi komplementer lain
3. Penyakit penyerta ( Diabetes mellitus, Stroke, Gagal ginjal)
47
4. Hipertensi berat: tekanan darah sistolik ≥ 180 mmHg dan atau
tekanan diastolik ≥ 110 mmHg (Sustrani, Alam & Hadibroto, 2006)
5. Merokok
6. Minum alkohol
7. Cemas berat
3. Besar Sampel
Pada penelitian eksperimen subjek sampel minimalnya mengharuskan
sekitar 10-20 subjek untuk studi yang simple ( Dempsey & patricia, 2002)
Pelaksanaan penelitian ini yaitu didapatkan besar sampel sebanyak 10
responden untuk kelompok intervensi kombinasi merendam kaki dengan air
hangat dan aromaterapi, 10 reponden untuk terapi merendam kaki dengan air
hangat dan 10 responden untuk kelompok inhlasi aromaterapi, dan ditambah
drop out 10 % , jumlah responden untuk masing masing kelompok yaitu 11
orang total Sampel yang diteliti sebanyak 33 responden .
4. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
teknikPurpossive Sampling dimana sampel yang diambil berdasarkan kriteria
yang masuk dalam penelitian yang akan dilaksanakan (Sugiyono, 2012). Pada
penelitian ini, peneliti mencari data pasien hipertensi primer di poliklinik
kesehatan desa (PKD) Brabo Tanggungharjo pada bulan Januari-November
2016 berjumlah 55 orang. Setelah mendapatkan data dari Puskesmas Brabo
48
Kabupaten Grobogan peneliti door to door untuk mencari responden sesuai
alamat dari data puskesmas dan selanjutnya peneliti melakukan skrining
kesehatan dengan memberikan kuesioner karakteristik responden serta
menyeleksi pasien sesuai kriteria inklusi serta memenuhi kriteria sebagai
sampel selama seminggu sehingga didapatkan jumlah sampel.
Pengelompokkan responden sesuai grup dilakukan dengan memilih
responden sesuai pengukuran tekanan darah, tekanan darah dari 150mmHg -
160 mmHg untuk kelompok kombinasi, kelompok single dengan tekanan
darah sekitar ≥140/90 mmHg alasannya kelompok kombinasi tekanan darah
dipilih yang lebih tinggi karena mengantisipasi besarnya penurunan tekanan.
D. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasil lebih baik
sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2011). Instrumen yang akan digunakan
oleh peneliti adalah :
1. Kuisioner / angket
Kuisioner atau angket adalah alat ukur berupa angket atau kuisioner dengan
beberapa pertanyaan (Hidayat, 2008). Instrumen penelitian yang digunakan
yaitu kuisioner data demografi dan riwayat pengobatan hipertensi yang terdiri
dari 9 pertanyaan yang terdiri dari usia, pendidikan terakhir, riwayat
penyakit, kebiasaan merokok, olahraga, konsumsi obat antihipertensi dan diet
49
rendah garam. Pada pertanyaan nomer 4, 5, 6, 7 dan 8 pilihan jawabannya
sesuai skala Guttman dengan jawaban “Ya” dan “Tidak”. Pada pertanyaan
nomer 9 pilihan jawabannya sesuai skala likert dengan jawaban pertanyaan “
patuh” , “ kadang kadang” dan “ tidak patuh”. Untuk mengetahui tingkat
kecemasan responden, peneliti menggunakan kuesioner yang sudah baku
yaitu The Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Kuesioner berisi 14 item
dengan masing-masing item bisa mendapatkan nilai dari rentang 0-4. Nilai 0 :
tidak ada (tidak ada gejala sama sekali), nilai 1 : ringan (satu dari gejala yang
ada ), nilai 2: sedang (separuh dari gejala yang ada), nilai 3: berat (lebih dari
separuh gejala yang ada) dan nilai 4 : sangat berat (semua gejala ada). Setelah
dijumlahkan dari semua nilai, tingkat kecemasan klien dapat dikategorikan
menjadi 3, yaitu cemas ringan (skor ≤ 17), cemas sedang (skor 18-24) dan
cemas berat ( skor ≥25) (Advameg, 2007; Nursalam, 2003)
2. Alat Pengukur Suhu air dan ember
Digunakan untuk mengukur suhu dari air yang akan digunakan untuk
merendam kaki, yaitu suhu airnya sekitar 39˚C- 42˚C. sebelumnya
thermometer yang akan digunakan untuk penelitian sudah dilakukan
kalibrasi. Ember yang digunakan untuk merendam kaki dengan air hangat
adalah ember yang berukuran diameter 40 cm dan tinggi cm.
50
3. Diffuser
Instrument diffuser ini memproduksi 1,7-MHz gelombang ultrasound ke
udara dengan minyak esensial. Diffuser dapat digunakan secara aman karena
prosedur tanpa pembakarannya dan bentuknya kecil (L 80 X P 1,59
mm).pemakaian difusser aromaterapi maksimal dengan jarak ±10 Meter.
4. Sphygmomanometer digital
Alat ukur tekanan darah ini digunakan sebagai alat untuk mengukur tekanan
darah agar dapat mengetahui tekanan darah pasien hipertensi saat dilakukan
pemeriksaan sebelum dan sesudah melakukan terapi merendam kaki dengan
air hangat dan aromaterapi.Tensimeter yang digunakan untuk penelitian
adalah tensimeter digital yang sudah dilakukan kalibrasi.Tensimeter yang
digunakan adalah merk Omron buatan Jepang.
5. Lembar penilaian/ observasi
Lembar penilaian yang digunakan untuk mencatat kode penelitian, sesi
penelitian, tanggal pemeriksaan, hasil pengukuran tekanan darah sebelum
intervensi dan sesudah intervensi terapi kombinasi, kelompok merendam
kaki dengan air hangat dan Inhalasi aromaterapiSerta terapi .
E. Uji Validitas dan reabilitas
Validitas pada penelitian ini yaitu dengan validitas isi, yaitu validitas
yang dapat dilakukan dengan konsultasi kepada para ahli untuk memeriksa
51
instrument dan menentukan apakah instrument telah memenuhi domain
isi.Prosedur ini membutuhkan beberapa kali intervensi.Untuk memenuhi validitas
isi peneliti melakukan konsultasi mengenai kuesioner data demografi dan
karakteristik responden, prosedur pemakaian aromaterapi, prosedur pengukuran
tekanan darah, prosedur terapi merendam kaki dengan air hangat, lembar
observasi kepada pembimbing I dan II. Untuk menjaga validitas
Sphygmomanometer digital dan thermometer yang akan digunakan untuk
mengukur tekanan darah dan suhu air, dilakukan uji validitas dulu dengan cara
membandingkan melakukan pengukuran pada subjek yang sama dengan
Sphygmomanometer dan thermometer yang sudah dikalibrasi. Dari pengukuran
yang dilakukan didapatkan hasil yang relative sama.
Kuesioner ini menggunakan kuesioner kecemasanHamilton yang
dimodifikasi oleh dari Tri cahyo sebdianto (2008) yang sebelumnyatelah
dilakukan uji validitas kepada 20 reponden.uji validitas menggunakan korelasi
pearson product moment dengan hasil r =0,971 didapatkan hasil kuesioner
reliable pada semua item pertanyaan.
Sedangkan realibitas adalah suatu ukuran yang menunjukan sejauh mana
hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dan alat ukur yang sama (Hastono, 2007). Untuk
meningkatkan reabilitas pengukuran, upaya yang dilakukan peneliti adalah:
membuat standar atau pedoman dalam pengukuran tekanan darah, penggunaan
52
aromaterapi, dan terapi merendam kaki dengan air hangat, memperhatikan
prinsip automatisasi dengan memilih sphygmomanometer yang sudah terkalibrasi
untuk mengukur tekanan darah, melakukan penyempurnaan instrument yang
berupa kuesioner karakteristik responden.
F. Prosedur teknis Pengumpulan Data
Prosedur teknis pengumpulan data secara rinci yang dilakukan oleh peneliti untuk
memperoleh data penelitian dilakukan sebagai berikut:
a) Prosedur Administrasi
Prosedur administrasi yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data
diantaranya sebagai berikut :
1. Peneliti diawali dengan membuat susunan proposal skripsi
2. Peneliti membuat surat izin pengambilan data populasi dan studi
pendahuluan dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
3. Peneliti dengan membawa surat izin dari Kampus/ Instansi langsung
meminta izin kepada kepala puskesmas UPT Kecamatan Tanggungharjo
untuk pengambilan data populasi dan studi pendahuluan di puskesmas
pembantu desa Brabo
4. Populasi jumlah pasien hipertensi yang berobat di puskesmas pembantu
didapatkan berjumlah 55 orang
5. Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, peneliti mengajukan
pembuatan surat permohonan izin penelitian ke Dekan Fakultas Kedokteran
53
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta meminta
permohonan uji etik kepada Tim Etik Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan.
6. Peneliti menyerahkan surat permohonan izin penelitian kepada dinas
kesehatan Kabupaten Grobogan dan kepala Puskesmas Kecamatan
Tanggungharjo agar mendapatkan izin penelitian di Puskemas pembantu
desa Brabo
7. Setelah surat permohonan Izin penelitian disetujui oleh Kepala dinas
Kesehatan Kabupaten Grobogan selanjutnya memberikan surat dari dinkes
kabupaten Grobogan ke Kepala Puskesmas Kecamatan Tanggungharjo.
b) Prosedur Intervensi
Tabel 4.2 Prosedur Intervensi
1. 1. Prosedur intervensi kelompok kombinasi
a. Responden dilakukan pengukuran tekanan darah (pretest) setelah
responden duduk atau dengan posisi yang nyaman dan tenang
disitirahatkan selama 10 menit lalu dilakukan pengukuran tekanan
darah menggunakan tensimeter digital dan dicatat dalam lembar
penilaian observasi.
b. Melakukan terapi merendam air hangat dan aromaterapi Kesukaan
(lemon, lavender, mawar) sesuai prosedur tindakan selama 15 menit
dalam satu kali. dengan terapi rendam kaki air hangat dengan suhu air
40˚C dalam waktu 15 menit selama satu kali intervensi.
c. Setelah dilakukan terapi merendam air hangat dan aromaterapi
responden istirahat selama 10 menit lalu dilakukan pengukuran
54
tekanan darah setelah intevensi atau posttest menggunakan tensimeter
digital dan dicatat dalam lembar penilaian.
d. Melakukan pengukuran pada pukul 10.00-17.00 menurut Smolensky
MH, Haus E (2001) dalam British Journal of Cardiologi (2004)
mengatakan bahwa tekanan darah mengalami peningkatan pada jam
10.00 sampai jam 18.00. variasi diurnal tekanan darah mencapai titik
terendah pada pagi hari dan kemudian meningkat sepanjang hari dan
mencapai puncaknya pada sore hari atau mencapai malam hari
(Kozier, 2009). Melakukan penelitian selama 2 Minggu dengan 4 kali
intervensi/ 4 kali kunjungan (selang 2-3 hari per sesi) kepada
responden. melakukan tindakan pengukuran tekanan darah dan
intervensi sama dilakukan pada sesi 2, 3, 4.
2. Prosedur intervensi kelompok Merendam kaki
a. Melakukan pengukuran tekanan darah (pretest) setelah responden duduk
atau dengan posisi yang nyaman dan tenang disitirahatkan selama 10
menit lalu dilakukan pengukuran tekanan darah menggunakan tensimter
digital dan dicatat dalam lembar penilaian observasi.
b. Intervensi merendam kaki dengan air hangat selama 15 menit dalam satu
kali intervensi, Celupkan dan rendam kaki 10-15 cm diatas mata kaki lalu
biarkan sampai 15 menit dan kaki ditutup dengan handuk. Lakukan
pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun tambahkan air panas (kaki
diangkat dari ember) kembali dan ukur kembali suhunya dengan
thermometer
c. Selang 10 menit pasien disitirahatkan lalu dilakukan pengukuran
pengukuran tekanan darah setelah (post test).
d. Melakukan penelitian selama 2 Minggu dengan 4 kali intervensi/ 4 kali
kunjungan kepada responden. melakukan tindakan pengukuran tekanan
darah dan intervensi sama dilakukan pada sesi 2, 3, 4.
55
3.Prosedur intervensi kelompok inhalasi
a. Menanyakan kepada responden jenis aromaterapi yang disukai
b. Mengelompokan responden sesuai dengan jenis aromaterapi kesukaan,
c. Tempatkan responden diruangan terapi dengan ukuran 5 x 5 Meter
dirumah ibu Nurkhasanah, responden dikumpulkan di tempat tersebut.
d. Melakukan pengukuran tekanan darah (pretest) setelah responden duduk
atau dengan posisi yang nyaman dan tenang disitirahatkan selama 10
menit lalu dilakukan pengukuran tekanan darah menggunakan
sphygmomanometer, stetoschope dan dicatat dalam lembar penilaian
observasi.
e. Intervensi aromaterapi kesukaan (lemon, mawar, lavender) selama 15
menit dalam satu kali intervensi
f. Selang 10 menit pasien disitirahatkan lalu dilakukan pengukuran
pengukuran tekanan darah setelah (post test) pada kelompok kontrol.
g. Melakukan penelitian selama 2 Minggu dengan 4 kali intervensi/ 4 kali
kunjungan kepada responden. melakukan tindakan pengukuran tekanan
darah dan intervensi sama dilakukan pada sesi 2, 3, 4. Melakukan
pengukuran pada pukul 10.00-17.00.
c) Prosedur Risk Management
Penelitian ini meggunakan manusia sebagai subjek penelitian dan juga
melakukan prosedur Intevensi merendam kaki dengan air hangat dan
aromaterapi, maka perlu dilakukan Risk Management walaupun resiko nya
sangat minimum, yaitu sebagai berikut :
56
a. Risk Management pada intervensi merendam kaki dengan air hangat
1.Prinsip pelaksanaan terapi air hangat yang perlu diperhatikan sebelum
memberikan terapi peneliti dengan memberikan informasi yang jelas
kepada pasien tentang sensasi yang dirasakan pasien selama tindakan
dilaksanakan, menginstruksikan pasien untuk melaporkan perubahan yang
terjadi selama terapi dan ketidaknyamanan yang dirasakan selama terapi,
sebelum memberikan terapi peneliti akan melakukan pengecekan suhu
pada air yang akan digunakan untuk intervensi menggunakan thermometer
air raksa(Ancheta, 2005).
2. Jika pasien terjadi kejadian yang tidak diinginkan seperti terkena air panas
maka dilakukan penanganan pertama yaitu: menghentikan intervensi, buka
keran air dan keran ledeng, lalu alirkan air tersebut kearah bagian tubuh
yang terkena luka bakar selama 10-20 menit, mengoleskan madu pada luka
3. Selanjutnya jika luka bakar lebih dari 25 % maka peneliti akan membawa
pasien ke klinik atau rumah sakit tedekat untuk mendapatkan pertolongan
yang profesional.
b. Risk Management Pada terapi Inhalasi minyak atsiri aromaterapi
1. Sebelum terapi peneliti menanyakan apakah pasien mempunyai riwayat
alergi, asma kepada responden.
2. Hentikan Intervensi jika terjadi sesak atau alergi terhadap aromaterapi
57
3. memberikan obat obat bronkodilator seperti salbutamol untuk
mengurangi sesak napas
4. Responden jika mengalami gatal-gatal atau ruam akibat alergi
aromaterapi berikan obat antihistamin seperti Chlorferanim maleat,
prometazin, tripelennamin, difenhidramin, insidal(Tan. H.T & Raharja.
Kirana, 2009)
5. Jika responden masih mengalami keluhan hipersensitivitas lakukan
rujukan ke klinik atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan
pertolongan tenaga kesehatan professional
G. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah langkah yang dilakukan setelah data mentah dari
kuesioner telah di kumpulkan (Hastono, 2007).Data diolah agar dapat dianalisa
dan menghasilkan informasi. Agar data dapat dianalisa dan menghasilkan
informasi yang akurat, ada empat tahapan yang harus dilalui, yaitu
a. Editing
peneliti memeriksa atau melakukan pengecekan isian formulir atau
kuisioner apakah jawaban yang ada dikuisioner sudah lengkap (semua
jawaban terisi), jelas (tulisan jelas dibaca), relevan (jawaban sesuai
pertanyaan) dan konsisten (berkaitan antara pertanyaan satu dengan yang
lain). Pada penelitian ini aspek kelengkapan data dilakukan dengan
58
pengecekan dari informed consent, persetujuan responden, kuisioner
karakteristik responden.
b. Coding
Peneliti melakukan kegiatan merubah berbentuk angka dan huruf atau
bilangan untuk mempermudah dalam analisis data
c. Processing
Peneliti melakukan pemprosesan data setelah semua data kuisioner
dilakukan pengecekan dan pengkodean. Pemprosesan data dilakukan dengan
cara meng-entry data dari kuesioner data dari kuesioner ke paket program
spss for window. Berkaitan dengan penelitian ini yaitu untuk melihat proporsi
dari karakteristik responden yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir,
aktivitas fisik, obat antihipertensi yang dikonsumsi serta menganalisis hasil
pengukuran tekanan darah sebelum dan setelah intervensi.
d. Cleaning atau pembersihan data
Cleaning adalah kegiatan mengecek kembali untuk melihat
kemungkinan kemungkinan adanya kesalahan kesalahan kode,
ketidaklengkapan dan sebagainya, yang kemudian dilakukan pembetulan atau
koreksi.
59
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini pada kelompok intevensi
meliputi usia, jenis kelamin, riwayat keturunan hipertensi, kebiasaan
merokok, pengaturan diet rendah garam, latihan fisik, terapi obat hipertensi
serta tekanan darah sistolik dan diastolik pada 3 kelompok intervensi. Untuk
data numerik dianalisis dengan menggunakan ukuran tengah (mean, median)
dan ukuran variasi (standar deviasi, range) dan confident interval(CI) 95 %.
Sedangkan data jenis kategorik dianalisis dengan distribusi frekuensi dengan
ukuran presentase atau proporsi.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan untuk melihat
kesetaraan pada ketiga kelompok yaitu antara kelompok kombinasi,kelompok
Merendam kaki dan kelompok inhalasi aromaterapi. Uji homogenitas
dilakukan pada variabel usia,tekanan darah pada pemeriksaan awal dengan
uji anova. jenis kelamin, riwayat keturunan hipertensi, kebiasaan merokok,
pengaturan diet rendah garam, aktivitas fisik, kepatuhan minum obat
antihipertensi, antara 3 kelompok intervensi dengan uji Chi square.
60
Tabel 4.3
Uji homogenitas Karakteristik Responden
Variabel Terapi
Merendam kaki
(n=11)
Terapi
Inhalasi
aromaterapi (n=11)
Terapi Kombinasi
Merendam kaki dan
inhalasi
aromaterapi (n=11)
P value
f % f % F %
1.Jenis kelamin
Perempuan
Laki-laki
9
2
81,8
18,8
7
4
63,6
63
10
1
90,9
9,1
0,281
2.Pendidikan
Pendidikan dasar
Pendidikan menengah
Pendidikan tinggi
6
5
54,5
45,5
10
1
90,9
9,1
11
0
0
100
0
0
0,014
3.Riwayat keturunan
Ya ada
Tidak ada
10
1
90,9
9,1
8
3
72,7
27,3
10
1
90,9
9,1
0,390
4.kebiasaan merokok
Merokok
Riwayat merokok
Tidak merokok
1
10
9,1
90,9
1
10
9,1
90,9
0
0
11
0
0
100
0,587
5.Pengaturan diet
rendah garam,
Ya melakukan
Tidak melakukan
3
8
27,3
72,7
5
6
45,5
54,5
8
3
72,7
27,3
0,100
5. aktivitas fisik
Ya melakukan
Tidak melakukan
9
2
81,8
18,2
11
100
10
1
90,9
9,1
0,333
6. tingkat kecemasan
Ringan
Sedang
Berat
10
1
90,9
9,1
7
4
63,6
36,4
9
2
81,8
18,2
0,333
7.Konsumsi obat
antihipertensi,
Ya konsumsi
Tidak konsumsi
8
3
72,7
27,3
8
3
72,7
27,3
10
1
90,9
9,1
0,315
61
Pada tabel 4.3 menunjukan tidak ada perbedaan bermakna atau homogen (p value >
0,05) antara 3 kelompok intervensi terhadap jenis kelamin, riwayat keturunan
hipertensi, kebiasaan merokok, pengaturan diet rendah garam, aktifitas fisik,
konsumsi obat antihipertensi dan kepatuhan minum obat antihipertensi, usia dan
tekanan darah pre sesi 1.
Tabel 4.4
Karakteristik responden variabel Usia dan tekanan darah pre sesi 1
Variabel Kelompok Mean SD N P value
Usia Kombinasi 56,37 10,574 11 0,436
Aromaterapi 55,45 6,330 11
Merendam 63.00 6,971 11
Tekanan darah
sistolik
Kombinasi 160,66 10,28 11 0,114
Aromaterapi 156,13 9,934 11
Merendam 160,93 12,042 11
Tekanan Darah
diastolik
Kombinasi 92,70 5,332 11 0,355
Aromaterapi 89.77 5.973 11
Merendam 91,56 4,697 11
Variabel f % f % F % P value
8.Kepatuhan konsumsi
obat antihipertensi
Patuh
Kadang-kadang
Tidak patuh
0
8
3
0
72,7
27,3
0
8
3
0
72,7
27,3
2
8
1
18,2
72,7
9,1
0,273
Tabel 4.3
Uji Homogenitas Karekteristik Responden (Lanjutan)
62
3. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis bivariat dilakukan uji normalitas terhadap data yang
ada. Hasil uji normalitas yang didapatkan yaitu:
Tabel 4.5
Uji Normalitas Tekanan Darah Responden pada Kelompok Kombinasi, Inhalasi
Aromaterapi dan Kelompok Merendam kaki (n=33)
Variabel Shapiro Wilk
Df Sig
Sistolik Pretest 1 33 0.108
Sistolik Posttest 1 33 0.129
Diastolik pretest 1 33 0.357
Diastolik Posttest 1 33 0.218
Sistolik Pretest 2 33 0.330
Sistolik Posttest 2 33 0.491
Diastolik pretest 2 33 0.622
Diastolik Posttest 2 33 0.178
Sistolik Pretest 3 33 0.067
Sistolik Posttest 3 33 0.327
Diastolik pretest 3 33 0.619
Diastolik Posttest 3 33 0.588
Sistolik Pretest 4 33 0.336
Sistolik Posttest 4 33 0.323
Diastolik pretest 4 33 0.093
Diastolik Posttest 4 33 0.591
Uji Normalitas yang digunakan adalah Saphiro-Wilk karena jumlah
responden ≤ 50 orang (Dahlan, 2012). Hasil Normalitas pada Ketiga kelompok
Intervensi P>0,005 maka data terdistribusi normal sehingga pengujian hipotesis
dapat menggunakan uji t berpasangan (Paired t test).
4. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan pada penelitian ini adalah uji t dependen
untuk melihat pengaruh tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan
63
setelah pada kelompok kombinasi, kelompok merendam kaki dengan air
hangat dan kelompok inhalasi aromaterapi.
Perbandingan nilai rerata tiga kelompok dianalisis dengan analisis
varians (Anova), yaitu dengan membandingkan nilai-nilai ketiga kelompok
sekaligus, bila dengan anova diperoleh nilai bermakna, barulah dilakukan
perbandingan dengan metode Tukey, shaeffe, bonferroni atau lainnya untuk
mengetahui letak perbedaannya ( Sastroasmoro, 2014).
I. Etika penelitian
Peneliti dalam melakukan penelitian memperhatikan prinsip-prinsip etik.Menurut
brink & wood, 2010 prinsip etik bertujuan untuk melindungi subjek
penelitian.Responden baik sebagai kelompok intervensi diperhatikan hak
Variabel pre Variabel post Uji statistik
Rata- rata tekanan darah
sebelum terapi kombinasi
Rata-rata tekanan darah
terapi kombinasi
Dependen sampel t test
(paired t-test)
Rata-rata tekanan darah
Sebelum terapi merendam
kaki dengan air hangat
Rata-rata tekanan darah
Setelah merendam kaki
dengan air hangat
Dependen sampel t test
(paired t-test)
Rata-rata tekanan darah
Sebelum inhalasi
aromaterapi
Rata-rata tekanan darah
Setelah inhalasi aromaterapi
Dependen sampel t test
(paired t-test)
Rata-rata perbedaan selisih tekanan darah sebelum dan
sesudah intervensi untuk antar kelompok
One way Anova
Tabel 4.6
Analisis Bivariat
64
haknya.Peneliti dalam melakukan penelitian ini mempertimbangkan 5 petunjuk dari
ANA (American Nurses Association) dalam Wood and Harber ( 2006).
1. Hak otonomidanInformed consent
Responden mempunyai hak otonomi untuk berpartisipasi atau tidak
penelitian. Setelah mendapatkan penjelasan dari inform consent penelitian
yang berisi tentang prosedur penelitian, manfaat, resikonya, responden diberi
kesempatan untuk memberikan persetujuan untuk berpartisipasi dalam
penelitian. Responden dapat mengundurkan diri dalam penelitian tanpa
konsekuensi apapun.
2. Menghargai privasi dan martabat
Penelitian ini mempertimbangkan privasi dan martabat responden.Selama
penatalaksanaan penelitian responden dijaga kerahasiaannya dan
martabatnya.dengan cara menempatkan responden di rumah reponden saat
pre test, post testserta intervensi.
3. Asas kerahasiaan
Peneliti menjaga kerahasiaan data yang diperoleh dari responden dan
tidak menyampaikan kepada orang lain. Prinsip ini diterapkan dengan cara
meniadakan identitas asli seperti nama responden dengan kode responden.
Hasil pengambilan data hanya diketahui oleh peneliti.Right to fair treatment
Prinsip mendapatkan intervensi yang sama tetap diperhatikan dalam
penelitian ini.
65
4. Mengutamakan keselamatan dan keamanan
Kenyamanan responden dan risiko dari perlakuan yang diberikan
selama penelitian tetap dipertimbangkan dalam penelitian ini.Kenyamanan
responden baik fisik, psikologis dan social dipertahankan dengan memilih
tempat pre dan post test di rumah responden. Laporan tentang merendam
dengan air hangat dan aromaterapi untuk mengantisipasi risiko yangdialami
responden.
67
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang hasil Penelitian Pengaruh merendam kaki dengan air
hangat dan aromaterapi terhadap tekanan darah pasien hipertensi primer di desa
brabo yang meliputi gambaran lokasi penelitian, analisis univariat, uji homogenitas
dan uji bivariat.
A. Lokasi penelitian
Kabupaten Grobogan secara administratif terdiri dari 19 puskesmas.Satu
diantaranya menjadi lokasi penelitian yaitu Puskesmas Tanggungharjo.
Puskesmas Tanggungharjo mempunyai 9 Puskesmas pembantu salah satu
diantaranya yaitu Puskesmas Pembantu Brabo. Jumlah Kunjungan Pasien
lumayan cukup banyak, sumberdaya cukup lokasi puskesmasnya cukup dekat
dengan Puskesmas Kecamatan tanggungharjo sekitar ± 2,5 KM. Puskesmas
pembantu Brabo dipergunakan untuk Penelitian dengan besar sampel 33 orang
untuk 3 kelompok perlakuan dan masing masing 11 responden perkelompok.
B. Data Demografi dan Riwayat Kesehatan Responden
Pada penelitian ini menggambarkan data demografi berupa jenis kelamin, usia
dan pendidikan sedangkan riwayat kesehatan responden meliputi, riwayat
68
keturunan hipertensi, kebiasaan merokok, pengaturan diet rendah garam,
aktivitas fisik, kecemasan dan kepatuhan minum obat hipertensi. Responden
kelompok terapi merendam kaki dengan air hangat berjumah 11 orang,
kelompok terapi inhalasi aromaterapi berjumlah 11 orang dan kelompok
kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan inhalasi aromaterapi
berjumlah 11 orang. Pada analisis univariat ini juga menggambarkan rerata
tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah intervensi terapi
merendam kaki dengan air hangat, aromaterapi dan kombinasi terapi merendam
kaki dan inhalasi aromaterapi pada pasien hipertensi primer, uji homogenitas
variabel perancu pada ketiga intervensi.
1. Data demografi
a. Usia
Usia responden pada kelompok terapi merendam kaki, kelompok
inhalasi aromaterapi dan kelompok kombinasi dapat dilihat pada tabel 5.1
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Desa Brabo Bulan Maret
2016 (n=33)
Usia Mean SD Min-Maks
Kel. Merendam kaki 56,37 10,574 37-69
Kel. Aromaterapi 55,45 6,330 48-65
Kel. Kombinasi 63,00 6,971 50-70
69
Hasil analisis tabel 5.1 distribusi usia responden didapatkan rata-rata
usia pasien hipertensi primer pada kelompok terapi merendam kaki
dengan air hangat adalah 56,37 tahun dengan standar deviasi 10,574 tahun,
usia termuda 37 tahun dan usia tertua 69 tahun. Rata-rata umur pasien
hipertensi primer pada kelompok terapi inhalasi aromaterapi adalah 55,45
tahun dengan standar deviasi 6,33 dengan usia termuda 48 tahun dan usia
tertua 65. Sedangkan rata-rata usia pasien hipertensi pada kelompok
kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan aromaterapi yaitu 63,00
tahun dengan standar deviasi 6,971, usia termuda 50 tahun dan usia tertua
70 tahun.
b. Jenis Kelamin dan Pendidikan
Jenis kelamin dan pendidikan responden pada kelompok terapi
merendam kaki, kelompok inhalasi aromaterapi dan kelompok kombinasi
dapat dilihat pada tabel 5.2
70
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis kelamin dan pendidikan di Desa Brabo
Bulan Maret 2016 (n=33)
Variabel Terapi
Merendam
kaki (n=11)
Terapi
Inhalasi
aromaterapi
(n=11)
Terapi
Kombinasi
Merendam kaki
dan inhalasi
aromaterapi
(n=11)
Tota
l
%
f % f % F % f %
1.Jenis kelamin
Perempuan
Laki-laki
9
2
81,8
18,8
7
4
63,6
36,4
10
1
90,9
9,1
26
7
78,8
21,2
2. Pendidikan
Pendidikan dasar
Pendidikan
menengah
Pendidikan tinggi
6
5
0
54,5
45,5
0
10
1
0
90,9
9,1
0
11
0
0
100
0
0
27
6
0
81,8
18,2
0
Hasil analisis tabel 5.2 didapatkan bahwa responden sebagian besar
responden berjenis kelamin perempuan,dan sebagian besar responden riwayat
pendidikan terakhirnya yaitu pendidikan dasar
2. Riwayat Kesehatan Responden
Riwayat keturunan hipertensi, Riwayat merokok, diet rendah garam,
melakukan aktifitas fisik, Kecemasan , Rutin konsumsi obat antihipertensi pada
kelompok terapi merendam kaki, kelompok inhalasi aromaterapi dan kelompok
kombinasi dapat dilihat pada tabel 5.3
71
Tabel 5.3
Distribusi Riwayat Kesehatan Responden
Hasil analisis tabel 5.2 didapatkan bahwa responden sebagian besar
dengan riwayat keturunan hipertensi, tidak merokok, tidak melakukan diet rendah
garam, melakukan aktifitas fisik, cemas ringan, tidak rutin mengkonsumsi obat
Variabel Terapi
Merendam
kaki (n=11)
Terapi
Inhalasi
aromaterapi
(n=11)
Terapi
Kombinasi
Merendam kaki
dan inhalasi
aromaterapi
(n=11)
Total %
f % f % F F f %
1.Riwayat keturunan
Ya ada
Tidak ada
10
1
90,9
9,1
8
3
72,7
27,3
8
3
72,7
27,3
26
7
78,8
21,2
2. Kebiasaan merokok
Merokok
Riwayat merokok
Tidak merokok
0
1
10
0
9,1
90,9
0
1
10
0
9,1
90,9
0
0
100
0
0
100
0
2
31
0
6,1
93,9
3.Pengaturan diet
rendah garam,
Ya melakukan
Tidak melakukan
3
8
27,3
72,7
5
6
45,5
54,5
8
3
72,7
27,3
16
17
48,5
51,5
4. Aktivits fisik
Ya melakukan
Tidak melakukan
9
2
81,8
18,2
11
0
100
0
10
1
90,9
9,1
30
3
90,9
9,1
5. Tingkat kecemasan
Ringan
Sedang
Berat
10
1
90,9
9,1
7
4
63,6
36,4
9
2
81,8
18,2
26
7
78,8
21,2
6.Kepatuhan konsumsi
obat antihipertensi,
Rutin
Tidak rutin
Tidak konsumsi
0
8
3
0
72,7
27,3
0
8
3
0
72,7
27,3
2
8
1
18,2
72,7
9,1
2
24
7
6,1
72,7
21,2
72
antihipertensi baik pada kelompok terapi merendam kaki, inhalasi aromaterapi
dan kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan aromaterapi.
C. Tekanan darah pada terapi kombinasi
Tekanan darah sistolik-diastolik sebelum dan setelah intervensi sesi 1 sampai
dengan sesi 4 pada terapi kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan
inhalasi aromaterapi dengan ujiDependen sampel t test (paired t-test)dapat dilihat
ditabel 5.4
Tabel 5.4
Rerata Tekanan darah Sistolik-Diastolik Sebelum dan setelah intervensi Sesi 1
sampai dengan sesi 4 pada Terapi Kombinasi di Desa Brabo bulan maret 2017
(n=33)
Variabel N Mean Menan Mean selisih SD P Value
Tekanaan darah sistolik
Sesi 1
TD sistolik pre 11 163,73 17,09 7,734 0,000*
TD sistolik post 146,64 8,465
Sesi 2
TD sistolik pre 11 159,55 16,09 11,021 0,0008*
TD sistolik post 143,45 13,471
Sesi 3
TD sistolik pre 11 160,09 17,54 10,858 0,001*
TD sistolik post 142,55 12,485
Sesi 4
TD sistolik pre 11 159,27 16,27 11,516 0,000*
TD sistolik post 143,00 13,856
Tekanan darah
Diastolik
Sesi 1
TD diastolik pre 11 92,64 13,36 6,217 0,000*
TD diastolik post
79,09 7,395
Menan
73
Variabel
N
Mean
Mean selisih
SD
P Value
Sesi 2
TD diastolik pre 11 92,36 12,54 4,717 0,020*
TD diastolik post 79,82 4,875
Sesi 3
TD diastolik pre 11 92,73 13 6,589 0,117
TD diastolik post 79,73 5,676
Sesi 4
TD diastolik pre 11 93,09 14,72 3,807 0,006*
TD diastolik post 78,36 5,697
*Signifikan α <0,05
Hasil analisis pada tabel 5.4 menunjukan ada penurunan yang signifikan
rerata tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan setelah intervensi sesi 1
sampai sesi 4 pada terapi kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan
inhalasi aromaterapi ( p value<0,05)
D. Tekanan darah pada terapi merendam kaki
Tekanan darah sistolik-diastolik sebelum dan setelah intervensi sesi 1 sampai
dengan sesi 4 pada terapi merendam kaki dengan air hangat dengan uji statistik
Dependen sampel t test (paired t-test)dapat dilihat ditabel 5.5
Tabel 5.4
Rerata Tekanan darah Sistolik-Diastolik Sebelum dan setelah intervensi
Sesi 1 sampai dengan sesi 4 pada Terapi Kombinasi (lanjutan)
74
Tabel 5.5
Rerata Tekanan darah Sistolik-Diastolik Sebelum dan setelah intervensi Sesi
1 sampai dengan sesi 4 pada terapi merendam kaki di Desa Brabo bulan
Maret 2017 (n=33)
Hasil analisis pada tabel 5.5 menunjukan ada penurunan yang signifikan
rerata tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan setelah intervensi sesi 1
sampai sesi 4 pada terapi merendam kaki dengan air hangat ( p value<0,05).
Variabel N Mean Mean selisih SD P
Value
Tekanaan darah sistolik
Sesi 1
TD sistolik pre
11
161,27 11,36 11,499 0,000*
TD sistolik post 149,91 14,446
Sesi 2
TD sistolik pre 11 165,00 14,81 11,815 0,000*
TD sistolik post 150,18 15,276
Sesi 3
TD sistolik pre
11 156,91 12,81 11,580 0,000*
TD sistolik post 144,09 13,656
Sesi 4
TD sistolik pre 11 160,55 15,81 13,277 0,000*
TD sistolik post 145,36 14,541
Tekanan darah Diastolik
Sesi 1
TD diastolik pre 11 92,64 9,63 5,025 0,032*
TD diastolik post 83,00 5,675
Sesi 2
TD diastolik pre 11 91,91 8,81 2,427 0,015*
TD diastolik post 83,09 3,618
Sesi 3
TD diastolik pre 11 91,45 8,45 4,824 0,000*
TD diastolik post 83,00 4,539
Sesi 4
TD diastolik pre 90,27 7,72 6,513 0,003* TD diastolik post 82,55 4,612
75
E. Tekanan darah terapi inhalasi aromaterapi
Tekanan darah sistolik-diastolik sebelum dan setelah intervensi sesi 1
sampai dengan sesi 4 pada terapi inhalasi aromaterapi di uji statistik
menggunakan Dependen sampel t test (paired t-test) dapat dilihat ditabel 5.6
Tabel 5.6
Rerata Tekanan darah Sistolik-Diastolik Sebelum dan setelah intervensi Sesi
1 sampai dengan sesi 4 pada terapi inhalasi aromaterapi
di Desa Brabo bulan Maret 2017 (n=33)
Variabel N Mean Mean
Selisih
SD P Value
Tekanaan darah sistolik
Sesi 1
TD sistolik pre 11 158,55 8,45 8,153 0,000*
TD sistolik post 150,09 10,521
Sesi 2
TD sistolik pre 11 152,91 12 9,038 0,000*
TD sistolik post 140,91 13,330
Sesi 3
TD sistolik pre 11 156,36 13 11,491 0,002*
TD sistolik post 143,36 13,611
Sesi 4
TD sistolik pre 11 156,73 12,81 11,055 0,000*
TD sistolik post 143,91 14,693
Tekanan darah Diastolik
Sesi 1
TD diastolik pre 11 89,55 7 7,541 0,000*
TD diastolik post 82.55 6,283
Sesi 2
TD diastolik pre 11 90,00 6 5,119 0,124
TD diastolik post 84,00 6,197
Sesi 3
TD diastolik pre 11 89,64 9,09 5,767 0,008*
0,000*
TD diastolik post
Sesi 4
TD sistolik pre
TD diastolik post
11
80,55
89,91
80,45
9,45
5,90
5,467
6,563
76
Hasil analisis pada tabel 5.6 menunjukan ada penurunan yang signifikan
rerata tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan setelah intervensi sesi 1
sampai sesi 4 pada terapi inhalasi aromaterapi ( p value<0,05)
G. Selisih Rerata Tekanan darah Setelah Intervensi pada pre sesi 1 dan post sesi
4antar Kelompok Intervensi
Selisih Rerata Tekanan darah Sistolik-Diastolik Setelah Intervensi pada
pre sesi 1 dan post sesi 4 kelompok kombinasi, kelompok inhalasi aromaterapi
dan kelompok merendam kaki diuji dengan uji One way ANOVA dapat dilihat
ditabel 5.7
Tabel 5.7
Selisih Rerata Tekanan darah Setelah Intervensi pada pre sesi 1 dan post sesi
4antar 3 kelompok intervensi di Desa Brabo bulan Maret 2017 (n=33)
Selisih tekanan darah Mean SD P value
Sistolik
Pre sesi 1 dan post sesi 4
Terapi kombinasi 20,72 9,371 0,368
Terapi inhalasi aromaterapi 14,63 9,942
Terapi merendam kaki 15,90 18,764
Diastolik
Pre sesi 1 dan post sesi 4
Terapi kombinasi 14,27 5,9 0,149
Terapi inhalasi aromaterapi 9,09 8,030
Terapi merendam kaki 10,09 4,868
*bermakna pada α <0,05
Hasil analisis tabel 5.7 menunjukan tidak ada perbedaan rerata sesisih
tekanan darah sistolik pre sesi 1 dan post sesi 4 pada kelompok kombinasi,
kelompok merendam kaki dengan air hangat, kelompok inhalasi aromaterapi (P
77
=0,368, α >0,05). Pada hasil analisis tabel tidak ada perbedaan rerata sesisih tekanan
darah Diastolik pre sesi 1 dan post sesi 4 pada kelompok kombinasi, kelompok
merendam kaki dengan air hangat dan kelompok inhalasi aromaterapi (P =0,149 ; α >
0,05), artinya tidak ada perbedaan selisih penurunan rerata tekanan sistolik-diastolik
pre sesi 1 dan post sesi 4 pada ketiga kelompok intervensi.
78
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada Bab VI ini Secara sistematis menguraikan tentang hasil penelitian yang telah
dilakukan dan pembahasan meliputi interpretasi dan diskusi hasil penelitian,
keterbatasan penelitian dan implikasi penelitian ini terhadap pelayanan keperawatan dan
masyarakat.
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil
Interpretasi dan hasil diskusi ini menguraikan dan membandingkan hasil
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, menghubungkan dengan teori-teori
yang mendukung membantah serta mengidentifikasi atau menambahkan beberapa
temuan baru.
1. Karakteristik Responden
Pasien hipertensi yang menjadi responden dalam penelitian ini pada semua
kelompok termasuk kategori dewasa akhir-sampai lansia.Rentang usia responden
pada penelitian ini yaitu antara usia 37 tahun sampai 70 tahun. Pada penelitian ini
sesuai dengan penelitian Shofa, et.al (2006) dalam Suselo (2010) menyatakan
bahwa umur menjadi risiko terjadinya hipertensi yaitu responden yang berumur
36-45 tahun berpeluang mengalami hipertensi 1,23 kali, umur 45-55 tahun
berpeluang 2,22 kali dan umur 56-65 tahun berpeluang 4,76 kali. Hasil penelitian
79
ini Sesuai dengan Setiawan (2009) yang mengatakan bahwa prevalensihipertensi
makin meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Pada umur 25-44 tahun
prevalensi hipertensi sebesar 29 %, umur 45-64 tahun sebesar 51 % dan umur >65
tahun sebesar 65 %.
Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebesar 78,8%. Menurut
Perry & Potter (2005) mengatakan secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan
dari tekanan darah pada laki laki atau perempuan.Angka kejadian hipertensi pada
perempuan didukung oleh penelitian yang dilakukan sigarki (2006) Hasil yang
diperoleh bahwa hampir dari separuh (55,77%) berjenis kelamin perempuan dan
hampir separuhnya (44,12 %) responden berjenis kelamin pria. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah ada hubungan antara jenis kelamin perempuan dengan tekanan
darah tinggi.
Responden pada ketiga kelompok memiliki riwayat keturunan hipertensi
sebesar 78,8 %.Garnadi (2012) mengatakan faktor genetik memiliki pengaruh besar
terhadap timbulnya hipertensi.Anggota keluarga dengan riwayat hipertensi pada ayah
atau ibunya memiliki “bakat” untuk mengidap hipertensi.Penelitian lain yang
mendukung yaitu penelitian yang dilakukan oleh Shi dkk (2008) tentang pengaruh
gen pada tekanan darah yang dipengaruhi oleh umur (studi epidemologi tentang gen
hipertensi ). Hasil penelitian menyatakan bahwa kecenderungan interaksi usia dan
gen lebih kuat mempengaruhi tekanan darah sistolik dibandingkan tekanan darah
diastolik baik pada kulit putih maupun kulit hitam. Nilai uji statistik untuk tekanan
80
darah sistolik p value < 10 ¯¹², sedangkan nilai uji statistik untuk tekanan darah
diastolik bagi kulit putih adalah 0,0046 dan kulit hitam adalah 0,00091.
Responden penelitian yang tidak merokok sebesar 93,9%. Hal ini
disebabkan ini disebabkan karena jenis kelamin responden sebagian besar adalah
perempuan, dimana budaya di masyarakat Indonesia perempuan tidak
merokok.Merokok tidak berhubungan terhadap perkembangan hipertensi, namun
nikotin dapat meningkatkan jumlah nadi dan menghasilkan vasokontriksi perifer
yang mana tekanan darah dapat meningkat dalam waktu pendek atau setelah
merokok.Nikotin juga menurunkan efek beberapa obat-obatan anti hipertensi.Hasil
penelitian yang dilakukan Tuminah dan rahajeng (2009) mengatakan bahwa resiko
pernah merokok secara bermakna ditemukan sebesar 1,11 kali dibandingkan yang
tidak pernah merokok 1 kali.
Sebagian responden melakukan diet rendah garam adalah 48,5%. Diet tinggi
garam mungkin merangsang pengeluaran ADH yang secara tidak langsung
meningkatkan tekanan darah. Disamping itu, konsumsi lemak jenuh dan kolesterol
menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah ( Garnadi,
2012)Modifikasi gaya hidup untuk mengatasi hipertensi dengan upaya mengurangi
asupan garam dalam diet sehari-hari (2,4 gram natrium atau 6 natrium klorida)
diperkirakan dapat menurunkan rata-rata tekanan darah sistolik 2-8 mmHg (JNC7
Express 2003).
81
Hasil penelitian ini 48,5 % responden melakukan diet rendah garam atupun
yang melakukan diet rendah garam 51,5%, Berdasarkan hasil penelitian dan teori
peneliti berpendapat bahwa sebagian besar responden tidak melaksanakan diet
rendah garam disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah ketidaktahuan
pasien tentang penyakit hipertensi (tanda dan gejala, penatalaksanaan dan
komplikasinya).
Responden yang melakukan aktivitas fisik pada kelompok ketiga kelompok
intervensi sebesar 90.9 %.Karena mayoritas responden sebagian besar petani maka
aktifitas sehari-hari yang dilakukan adalah berjalan kaki ke sawah, mencuci,
bertanam, mencuci, menyapu, dan memasak. Hal ini sesuai Penelitian yang
dilakukan Tuminah & Rahajeng (2009) mengatakan bahwa seseorang yang tidak
melakukan aktivitas fisik memiliki prevalensi 1,02 kali dibandingkan dengan
melakukan aktivitas fisik secara teratur. Responden pada penelitian ini usianya
tergolong dewasa dan secara fisik mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
Responden mempunyai tingkat kecemasan ringan sebesar 78,8%.
Kecemasan mengakibatkan stimulaasi simpatik yang meningkatkan frekuensi darah,
curah jantung dan tahanan vaskuler perifer.Efek stimulasi simpatik meningkatkan
tekanan darah (Perry & Potter, 2005).Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Prabowo (2005) tentang hubungan stress dan kejadian
hiperetensi di RS Oen Surakarta. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proporsi
stress pada responden sebesar 68,29 % dan proporsi hipertensi pada responden
82
sebesar 68,29 %. Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan bermakna antara stress
dan dengan kejadian hipertensi (p value=0,0001).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa responden tidak rutin minum obat
antihipertensi pada ketiga kelompok intervensi sebesar72,7% dan kadang kadang
mengkonsumsi obat antihipertensi. Kebanyakan responden mengkonsumsi obat
antihipertensi bekerja short acting seperti catopril, nifedipin.
2. Perbedaan Selisih Rata-Rata Tekanan Darah antar 3 kelompok Intervensi
Hasil penelitian ini menunjukan ketiga kelompok intervensi memiliki
pengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik (P<0,05). terapi
ketiga intervensi ini merupakan sama-sama terapi relaksasi. penelitian Hoelscher dan
Lischstein dalam penelitian Haryono (2016) menunjukan bahwa relaksasi dapat
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi. Manfaat
relaksasi diantaranya mengurangi masalah-masalah yang berhubungan dengan stres
seperti hipertensi, sakit kepala dan mengurangi tingkat kecemasan .
Merendam kaki dengan air hangat dan inhalasi merupakan terapi relaksasi
yang berintegrasi sensori yang mempengaruhi aktivitas sistem saraf otonom,
sehingga meningkatkan aktivitas sistem saraf parasimpatis untuk mengeluarkan
neurotransmitter seperti hormone endorphin, serotonin, dan asetilkolin. Melalui
respon yang dihasilkan oleh otak.
83
Merendam kaki dengan air hangatterapi ini efektif untuk mengurangi nyeri
yang berhubungan dengan ketegangan otot walaupun dapat juga dipergunakan untuk
mengatasi masalah hormonal dan kelancaran peredaran darah (Arnot, 2009). Panas
pada terapi dipergunakan untuk meningkatkan aliran darah kulit dengan jalan
melebarkan pembuluh darah yang dapat meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi
pada jaringan. Panas juga meningkatkan elastisitas otot serta mengurangi kekakuan
otot (Novita, 2010) . Merendam kaki ini bekerja melalui penurunan resistensi perifer.
Jika kaki direndam sekitar 10-30 menit maka akan terjadi adanya dilatasi sfingter
prekapiler dan arteriol menyebabkan peningkatan pembukaan 10-100 kali lipat pada
kapiler. Dilatasi pembuluh juga akan mengakibatkan penurunan jarak antara darah
dan sel aktif, serta jarak tempuh difusi O₂ dan zat-zat metabolik sangat berkurang
yang dapat meningkatkan fungsi sel (Ganong, 2008).
Mekanisme turunnya tekanan darah ketika inhalasi aromaterapi menurut
Koensoemardiyah (2009) yang menyatakan bahwa ketika minyak atsiri dihirup,
molekul yang menguap (volatile) dari minyak tersebut dibawa oleh arus udara ke
“atap” hidung di mana silia-silia yang lembut muncul dari sel-sel reseptor. Ketika
molekul-molekul itu menempel pada rambut-rambut tersebut, suatu pesan
elektrokimia akan ditransmisikan melalui bola dan saluran olfactory ke dalam sistem
limbic. Hal ini akan merangsang memori dan respons emosional. Hipotalamus
berperan sebagai relay dan regulator, memunculkan pesan-pesan yang harus
disampaikan ke bagian lain otak dan bagian badan lain. Pesan yang diterima
84
kemudian diubah menjadi tindakan yang berupa pelepasan senyawa eletrokimia yang
menyebabkan relaks. Relaks yang dapat menyebabkan peregangan otot tubuh,
sehingga produksi hormon adrenalin menurun, hal ini dapat membuat penurunan
tekanan darah (Jain, 2011).
Penurunan tekanan darah terapi kombinasi adalah rata-rata sebesar 20,72
mmHg pada tekanan sistolik, dan tekanan darah diastolik 14,27 mmHg. Hal ini
sesuai dengan penelitian kombinasi terapi relaksasi lainnya seperti penelitian
subandiyo (2014) pijat leher dan hipnosis dapat menurunkan tekanan darah sistol
rata-rata 15,62 mmHg dan tekanan diastolik 6,72 mmHg. Penelitian lain oleh
Sebastianus (2015) Kombinasi terapi musik dan slowdeep breathing selama 20 menit
dengan 4 kali perlakuan selama 2 minggu menunjukan hasil pada kelompok
intervensi penurunan tekanan darah sistolik sebesar 41,46 mmHg dan diastolik
sebesar 37,52 mmHg yang berarti penurunan tekanan secara signifikan.
Pada intervensi single seperti terapi inhalasi aromaterapi penurunan tekanan
darah sistolik 14,63 mmHg, dan pada tekanan diastolik 9,1 mmHg. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Ni Made kenia & Taviayanda (2013)Hasil
menunjukan tekanan darah sistolik dan diastolik mengalami penurunan yang
signifikan (P= sistolik 0,000 dan P = diastolik 0,000). Terapi relaksasi (aromaterapi
mawar) dengan cara diinhalasi selama 10 menit dapat menurunkan tekanan darah
sistolik dan diastolik, dengan nilai mean penurunan sistolik dan diastolik yaitu 10,63
mmHg dan 10,18 mmHg.
85
Pada penelitian ini pada kelompok terapi merendam kaki dengan air hangat
tekanan darah sistolik mengalami penurunan rata-rata penurunan 15,90 mmHg dan
tekanan diastolik mengalami rata-rata penurunan 10,09 mmHg.Penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Ilkafah (2016) mempunyairata-rata perubahan TD
sistolik 9,41 mmHg standar deviasi 6,25. Sedangkan perubahan rata-rata penurunan
tekanan diastolik yaitu 9,90 mmHg dengan standar deviasi sebesar 5,104.
Secara fisik, relaksasi akan menimbulkan rasa nyaman atau relaks.Penelitian
yang dilakukan oleh Baune, et al., (2005) menyebutkan bahwa semua dimensi dari
kualitas hidup yang terdiri dari psikologis, fisik, social dan lingkungan secara
statistik memiliki hubungan yang sangat signifikan terhadap hipertensi. Dalam
keadaan relaks, tubuh melalui otak akan memproduksi endorphin yang berfungsi
sebagai analgesik alami tubuh dan dapat meredakan nyeri (keluhan-keluhan fisik).
Responden mengatakan bahwa dengan melakukan terapi ini dapat membuat
gangguan fisik yang berkaitan dengan hipertensi menjadi berkurang.Beberapa
keluhan fisik yang reda akibat terapi relaksasi adalah sakit dileher, sakit kepala, sulit
tidur, badan yang kaku dan pegal-pegal.
Pada hasil penelitian ini tidak ada perbedaan rata-rata selisih penurunan
tekanan darah antara 3 kelompok intervensi (p>0,05). Tidak ada perbedaan karena
ketiga terapi merupakan terapi relaksasi hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wijayanto (2013) membandingkan selisih rata-rata tekanan darah
sistolik antara terapi massase dengan minyak Aromaterapi dan terapi massase
86
dengan minyak VCO) dan tidak ada perbedaan rerata selisih tekanan darah diastolik
antara terapi massase dengan minyak Aromaterapi dan terapi massase dengan
minyak VCO( α>0,05 ). Pada penelitian Kurniadi (2015) terdapatperbedaan selisih
rata-rata kelompok intervensi kombinasi terapi musik dan slow deep Breathing dan
kelompok kontrol. Pada penelitian kurniadi kelompok kontrolnya hanya di berikan
terapi obat antihipertensi saja tidak diberikan terapi farmakologi sehingga hasilnya
ada perbedaan.
Pada penelitian ini ada faktor lainpada saat terapi kombinasi maupun terapi
single yang tidak dilakukan pengontrolan yaitu pada saat dilakukan terapi terjadi
proses interaksi antara responden satu dengan responden lainnya dalam hal ini
contohnya mengobrol sehingga responden harusnya diterapi dan mengalami rileksasi
dengan inhalasi aromaterapi menurut pengamatan ada sekitar 30 % responden
mengalami proses interaksi.
B. Keterbatasan Penelitian
a. Peneliti tidak dapat mengontrol responden dalam mengkonsumsi garam sehari-
hari, aktifitas fisik setiap hari. Hal ini sulit dilakukan karena berhubungan dengan
pola hidup sehari-hari dan status ekonomi responden
b. Pada penelitian ini tidak dilakukan pengendalian suasana, karena tempat saat
intervensi dalam satu ruangan terdiri dari 3-5 orang maka terjadi interaksi atau
mengobrol Jadi kemungkinan Responden tidak mengalami keadaan relaks.
87
c. Penentuan teknik pengelompokan responden dalam menentuan terapi yang
didapat harusnya random agar responden didalam grup variatif .
d. Penggunaan obat hipertensi harusnya di filter dan ditanyakan kepada
setiapsebelum terapi kepada responden untuk menghindari bias penurunan
tekanan darah.
88
88
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian maka disimpulkan sebagai berikut:
1. Karakteristik responden yaitu sebagian usiadewasa sampai lansia, berjenis
kelamin perempuan, memiliki riwayat keturunan hipertensi, tidak merokok, tidak
melakukan diet rendah garam, melakukan aktivitas fisik, tidak mengalami
kecemasan berat dan tidak rutin minum obat hipertensi.
2. Rata-rata tekanan darah sebelum intervensi terapi kombinasi sistolik 160,6 mmHg,
TD diastolik 92,7 mmHg dan rata-rata tekanan darah setelah intervensi kombinasi
TD sistolik 143,9 mmHg dan TD diastolik 79,25 mmHg .
3. Rata-rata tekanan darah sebelum intervensi terapi Merendam kaki dengan air
hangat TD sistolik sebesar 156,13 mmHg, TD diastolik 89,77 mmHg dan rata-rata
tekanan darah setelah intervensi merendam kaki TD sistolik 144,56 mmHg dan
TD diastolik 81,8 mmHg.
4. Rata-rata tekanan darah sebelum intervensi terapi Inhalasi dengan aromaterapi TD
sistolik sebesar 160,9 mmHg, TD diastolik 91,5 mmHg dan rata-rata tekanan
darah setelah intervensi inhalasi aromaterapi TD sistolik sebesar 147,3 mmHg
dan TD diastolik sebesar 82,9 mmHg.
89
5. Ada pengaruh terapi kombinasi merendam kaki dengan air hangat dan aromaterapi
terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pasien hipertensi
6. Ada pengaruh terapi Inhalasi aromaterapi terhadap penurunan tekanan darah sistolik
dan diastolik pada pasien hipertensi
7. Ada pengaruh kelompok terapi merendam kaki dengan air hangat terhadap
penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi
8. Tidak ada perbedaan antar kelompok terapi kombinasi, kelompok merendam kaki
dan pada kelompok inhalasi aromaterapi terhadap penurunan tekanan darah.
B. Saran
1. Bagi Puskesmas
Merekomendasikan dilakukannya program edukasi terkait tatacara terapi
kombinasi, terapi inhalasi aromaterapi dan terapi merendam kaki dengan air
hangat untuk menurunkan tekanan darah.
2. Bagi Pelayanan Keperawatan
Terapi merendam kaki dengan air hangat dan inhalasi aromaterapi dapat
dijadikan sebagai salah satu terapi komplementer keperawatan dalam
menghadapi pasien hipertensi.
3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Mengembangkan terapi merendam kaki dengan air hangat dan inhalasi
aromaterapi ini dalam berbagai kegiatan seperti pelatihan, seminar ilmiah dengan
90
tujuan meningkatkan pemahaman pentingnya salah satu terapi non farmakologis
untuk klien hipertensi
4. Bagi Pasien Hipertensi Primer
Melakukan terapi merendam kaki dengan air hangat dan inhalasi
aromaterapi secara mandiri dirumah secara rutin 15 menit setiap hari untuk
menurunkan tekanan darah
5. Bagi Peneliti lain
a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang
serupa dengan menggunakan desain eksperimen dengan mengontrol semua
variabel perancu.
b. Peneliti juga menyarankan untuk peneliti selanjutnya untuk pemberian terapi
inhalasi aromaterapi dilakukan disuatu ruangan secara individu tidak secara
bersamaan untuk menghindari interaksi antar responden supaya terapi
relaksasi inhalasi aromaterapi efektif.
c. Peneliti selanjutnya diharapkan dalam menentukan sampel harus random
dalam hal ini dalam penentuan kelompok Intervensi.
d. Memperhatikan obat antihipertensi bagi yang mengkonsumsi antihipertensi
untuk menghindari bias penurunan tekanan darah.
DAFTAR PUSTAKA
Arnot, D. (2009). pustaka kesehatan populer pengobatan praktis: perawatan
alternatif dan tradisional (volume 7). Jakarta: PT Bhuana Ilmu.
Advameg. (2007). Hamilton Anxiety Scale, http: www.minddisorders.com/flu-
inv/Hamilton-Anxiety-scale.html, diperoleh pada tanggal 20 oktober 2016
Black, MJ & Hawk, H. (2005). Medical Surgical Nursing Clinic Management For
Positive Outcomes. Philadelphia: Elsevier.
Batjun, M.T. 2015. Pengaruh rendam kaki dengan air hangat terhadap penurunan
Tekanan darah Pada Lansia penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan kebun Jeruk jakarta barat. Jurnal Kerperawatan.http:
//digilib.esaunggul.ac.id/UEU.diakses, 05 Oktober 2016.
Baune, B.T. Aljeesh, YI % & Adrian, I (2005). Predictores of Quality of Life Among
Hypertensive Patients with and without Stroke. journal of islamic University of
Natural Sciences Series, 13(2) 91-107
Catherine, M. (2012). Comparison of Relaxation Techniques on blood Pressure
Reactivity and Recovery Assesing The Moderating Effect of Anger Coping Style.
Old Dominion University, Dissertati.
Chaiton, Leo, 2002, Terapi Air untuk Kesehatan dan Kecantikan, Prestasi Pustaka
Publisher. Jakarta-Indonesia.
Corwin elizabeth. (2009). buku saku patofisiologi. jakarta: EGC.
Cunha ( 2012) subacute blood pressure Respons in elderly Hypertensive women after
a water Exercise session.Brazil, 20 Oktober 2016
Cha.J.H., Lee, S.H.,Yoo,Y.S. (2010). Effect of aromatherapy on changes in the
auotonomic nervous system, aortic pulse wave velocity and aortic augmentation
index in patients wiith essensial hypertention. journal of Korean Academy
Nursing, 40 (5):705. http://suche.thulb.uni-jena.
Dahlan, S. (2009). Besar sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan (3rd ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Dampsey, patricia ann & arthur D.Dempsey.2002. Riset Keperawatan: Buku Ajar
dan Latihan Edisi 4. Jakarta : EGC
Departemen kesehatan.(2007). Profil Kesehatan Jawa Tengah 2014.
http://www.depkes.go.id diperoleh pada tanggal 23 September 2016
Garnadi. (2012). Hidup Nyaman dengan Hipertensi. Jakarta: PT Agro Media
Pustaka
Ganong, W.F. (2012). Fisiologi Kedokteran. Edisi 23 (Petrus A, penerj). New York:
McGraw Hill Medical
Grobogan, dinas kesehatan. (2014). KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2014.
Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2014. http://
www.dinkesgrobogan.go.id diperoleh pada tanggal 24 september 2016
Guo Y-F, Stein PK. (2003) Circadian rhythm in the cardiovascular system:
chronocardiology. Am Heart J;145:779-86.
Handoyo, K. (2014). khasiat dan keajaiban air putih. Jakarta: Dunia sehat.
Haryono, Rudi dkk. (2016). Pengaruh Kombinasi Pijat Punggung dan Dzikir
terhadap Tingkat stress dan tekanan darah penderita Hipertensi. tesis
Universitas Muhamadiyah Jogjakarta.
Hastono. (2007). Analisa Data Kesehatan. Jakarta: Fakultas Kesehatan masyarakat
Universitas Indonesia.
Hidayat, A. (2008). Metode penelitian Keperawatan dan Teknis Analisis Data (edisi
ke 2). Jakarta: Salemba Medika.
Hollan, Stepanie (2010). Top 3 Essensial oils to reduce high blood pressure
http://Suite101.com/article/top-3-essensial-oils-to-reduce-high-blood-pressure-
a302766
Hoelscher, Timothy J.; Lichstein, Kenneth L.; Rosenthal, Ted L.Journal of
Consulting and Clinical Psychology, Vol 54(2), Apr 1986, 217-
221. http://dx.doi.org/10.1037/0022-006X.54.2.217
Ismael, S. &. (2011). Dasar Dasar Metodologi penelitian Klinis. Jakarta: PT.Sagung
seto.
Ilkafah. (2016). Perbedaan Penurunan Tekanan darah Lansia dengan Obat
antihipertensi dan terapi rendam air hangat di wilayah kerja Puskesmas Antara
Tamalanrea Makassar. Jurnal Keperawatan Universitas Hasanudin. diakses
pada tanggal 3 Oktober 2016
Jain, R. (2011). Pengobatan Alternatif untuk Mengatasi Tekanan Darah. Jakarta:
Gramedia.
Kaplan, Norman M. (2002). Kaplan's Clinical Hypertension.8th Ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Kenia, Ni Made dan Dian Taviyanda. (2013). Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi
Mawar) terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi. Kediri:
STIKES RS Baptis Kediri
Koensoemardiyah. (2009). A-Z aromaterapi untuk kesehatan, kebugaran, dan
kecantikan. Yogyakarta: Andi.
Kowalski. (2010). Terapi Hipertensi: program 8 minggu menurunkan tekanan darah
tinggi dan mengurangi resiko serangan Jantung dan stroke. Bandung: PT
Mizan Pustaka.
Kozier, B. & G. erb. (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinik. Jakarta: EGC.
Kozier, B., Erb, G. Blais. (2011). Professional Nursing Practice: Concept and
Perspective. California. Addison Wesley Longman, Inc
Kurniadi, S. (2015). Efektifitas Kombinasi Terapi Musik Dan Slow Deep Breathing
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. tesis Universitas
Muhamadiyah Jogjakarta
Kusmana, D. (2006). Olahraga Untuk Orang Sehat dan Penderita Penyakit Jantung
Trias Sok & senam 10 Menit Edisi 2. Jakarta: FKUI
Lany, G. (2010). Hipertensi, Penyakit Tekanan darah tinggi. Yogyakarta: Kanisius.
LeMone, P., Burke, K,. (2008). Medical Surgical Nursing: Critical thinking in Client
Care, 4th Ed.New Jersey: Persone Pretice Hall
Lucky, A. (2007). Hipertensi The Silent Killer. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia.
Mary, B. (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien Gangguan Kardiovaskuler.
Jakarta: EGC.
Marybetts, Sinclair. (2009) Modern hydrotherapy for Massage Therapyst. Baltmore
& Philadelphia: Lippincont & Williams Wilkin
Mc Chan, Judith A. Scaling et.al. Nursing procedures. Ambler-US: Lippincot's
William & Wilkin
Miltenberger. (2004). Behavior modification, priciples and procedure. Belmon CA:
Wadswrth/Thomson Learning.
Muhlisah, F. (2007). Tanaman Obat Keluarga. Jakarta: Seri Agrisehat.
Muttaqin arif. (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Kardiolovaskular dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
National Institute for Health and Clinical Excellence. Hypertension, management of
Hypertension in adults in primary care. london: NICE; 2006
Novita, I. (2010).Dasar Dasar Fisioterapi pada cedera olahraga. Yogyakarta: UNY
Journal Studies.
Palupi, W. (2003). Managemen Stres National Safety Council. Jakarta: EGC.
Potter, P. (2012). Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Price, S. (2007). Aromatherapy for Health Professional (edisi 3). Philadelphia:
Elsevier.
Prabowo. (2005). Hubungan Stres dan Kejadian hipertensi pada pasien rawat Inap Rs
Dr.oen Surakarta. http://www.fkm.Undip.ac.id dperoleh tanggal 6 Mei 2017
Renatta, R. (2013). Terapi, Perancangan Ulang Kemasan : Viko. Jakarta: Desain
Komunikasi Visual Bina Nusantara University.
Reikkonen, et al. (1999). Effect of Optimism, Pessimism and trait anxiety on
ambulatory blood pressure and mood during everyday life.
http://proquest.umi.com/pqdweb?did=38836792&sid=5&Fmt=27clientId=456
25&RQT=309&VName+PQD, diperoleh tanggal 10 mei 2017
Riset Kesehatan Dasar. (2013). Laporan Nasional Riskesdas 2013. http:// www.
Litbang depkes.co.id/bl-riskesdas 2013 diperoleh 25 September 2016
Sastroasmoro, Sudigdo. (2014). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinised.5.
Jakarta: Sagung Seto
Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Purwokerto: UPT penebitan
dan percetakan Unsoed.
Sepdianto, Tri Cahyo. (2008). Pengaruh Latihan Slow Deep Breathing Terhadap
Tekanan darah dan Tingkat Kecemasan Pasien Hipertensi Primer di Kota
Blitar. Tesis Universitas Indonersia
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setiawan. (2009). Prevalensi dan determinan hipertensi di pulau jawa tahun 2004,
http:www.fkm.ui.edu/index.php/option=com_content&task+view&id=56,dipero
leh tanggal 15 April 2017
Schanchter, Michael & Disclosures, Br J Cardiol. (2004). Diurnal Rhythms, the
Renin-Angiotensin System and Antihypertensive. http:
//www.Medscape.com/viewarticle/490535-2
Sherwood, lauralle. (2012). Fisiologi Manusia Dari sel ke sistem. jakarta: EGC.
Shingo, Uekia, Kazeteru Ninomia, Yuko Takashima, Ryoko kimura, kazuyo komaib
" complementary Therapies in medicine, Tokyo,
Smeltzer, S. (2002). Buku Ajar Keperawatan Bedah. Jakarta: EGC.
Silagarki, H.J.O. (2006). Karakteristik Dan Faktor Berhubungan Dengan Hipertensi
di Desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa
Tengah.http://www.google.co.id/search/hl=id&client=firefox-
a7rls=org.mozilla;enUs;official&channel=s7q=penelitian+hubungan+umur+d
an+ hipetensi&start=10&sa=N, diperoleh tanggal 1 Mei 2017
Shofa, C., Sugihato,A.., Hadisaputro, S., & Adi., S .(2006). Faktor-faktor resiko
hipertensi grade II pada Masyarakat. 15 April 2017. http://digilib.Unnes.ac.id
Shi, G,. et al. (2009). Genetic Epidemiology Network Study Genetic Effect on Blood
Pressure Is Modulated by age: The Hypertension. http:
//hyper.ahajournals.org/cgi/reprint/53/1/35?maxtoshow+&hits=10&RESULTF
ORMAT=&fulltext=age+of+hypertension+&Searchid, diperoleh tanggal 7 Mei
2017
Smolensky MH, Haus E. (2001) Circadian rhythms and clinical medicine with
applications to hypertension. Am J Hypertens;14:280S-290S.
Subandiyo. (2014). Pengaruh Pijat Tengkuk dan Hipnosis Terhadap Penurunan
Tekanan darah Pada Pasien Hipertensi. Jurnal Keperawatan Soedirman
Volume 9 No.3 Juli 2014.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D (edisi 22).
Bandung: penerbit Alfabeta.
Sugiri. (2008). Pesan Penataan Gaya Hidup Dalam Pencegahan Serangan Jantung.
www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/rokok/mencegahjantung.pdf, diperoleh
tanggal 6 Mei 2017
Suselo. (2010). Efektivitas Terapi Musik terhadap penurunan Tanda-Tanda Vital
pada Pasien Hipertensi di RSUD Jayapura. Depok: Universitas Indonesia,
diakses 12 Oktober 2016 dari http://Journal.ui.ac.id/Indexphp/jkepi/
Suranta, A. (2011). Pijat anak. Jakarta: Penebar Plus.
Sustraini, L., Alam, S & Hadibroto, I. (2006). Hipertensi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Steven D. Ehrlich, NMD,(2011).Solutions Acupuncture, a private practice
specializing in complementary and alternative medicine, Phoenix, AZ. Review
provided by VeriMed Healthcare Network.
Tedjakusuma, P. 2012. Tatalaksana Hipertensi, Cermin Dunia kedokteran, volume
39 no.4 tahun 2012
Tuminah & Rahajeng. (2009). Prevalensi Hipertensi dan determinanya di Indonesia.
http://Indonesia.digitaljournals.org
Tim Vita Health. (2006). Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Walls, D. (2009). Herbs and Natural Therapies for pregnancy, Birth and
Breastdfeeding. International Journal Of Childbirth Education.
Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk profesi perawat. Jakarta: EGC.
Wijayanto, Tri. (2013). Pengaruh Terapi Masase Menggunakan Minyak
Aromaterapi Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi Primer. Tesis
Universitas Indonesia.
WHO. 2013. A Global Brief On Hypertension Silent Killer, Global Public Health
Crisis.http://www.who.int/cardiovascular_diseases/publications/global_brief_hyperte
nsion/Diakses tanggal 29 September 2013
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
INFORMED CONSENT DAN PENJELASAN PENELITIAN
Nama saya Miftahul Ulya, Saya mahasiswa Program studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.Saya dapat dihubungi di nomor HP 081575841664.Penelitian
ini merupakan persyaratan untuk program pendidikan Sarjana (S1) keperawatan di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Anda diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian.Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengertahui pengaruh terapi merendam kaki dan aromaterapi terhadap
tekanan darah pada pasien hipertensi di desa Brabo kabupaten Grobogan Jawa
Tengah.
Penelitian ini melibatkan 33 pasien hipertensi yang berobat di poliklinik kesehatan
desa Brabo dan memenuhi kriteria penelitian. Pada penelitian ini, anda akan
diberikan lembar pertanyaan (Kuesioner) tentang data demografi dan karakteristik
pasien, bila kesulitan mengisinya dapat dibantu oleh peneliti. Kemudian tekanan
darah anda akan diukur 10 menit sebelum dan sesudah intervensi merendam kaki
dengan air hangat 15 menit dalam satu kali intervensi. Serta inhalasi aromaterapi
selama 15 menit. Terapi ini akan dilakukan oleh peneliti kepada anda 2 kali per
minggu selama 2 minggu. Setiap responden akan mendapatkan kunjungan selama 4
kali (4 sesi)
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi anda sebagai
responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika ditengah tengah penelitian, anda tidak
bersedia menjadi responden maka diperbolehkan mengundurkan diri untuk
berpartisipasi pada penelitian ini
Demikian penjelasan penelitian ini saya buat.Atas partisipasi dan kesediaan anda
untuk menjadi responden, saya mengucapkan terima kasih.
Brabo, Maret 2017
Peneliti
(Miftahul Ulya)
LEMBAR PERNYATAAN
BERSEDIA BERPARTISIPASI MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Menyatakan setuju untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang bernama
Miftahul Ulya dengan Judul “Pengaruh Merendam Kaki dengan Air hangat dan
Aromaterapi terhadap Tekanan darah Pasien Hipertensi di Desa Brabo Kabupaten
Grobogan Jawa tengah “.
Saya sudah mendapatkan penjelasan terkait tujuan dan proses dari penelitian ini.
Saya juga memahami bahwa penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang
merugikan bagi saya, kerahasiaan semua informasi yang saya berikan akan dijaga
dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Saya juga memahami jika
ditengah-tengah penelitian, jika tidak berkenan diperbolehkan mengundurkan diri
untuk berpartisipasi pada penelitian ini.
Oleh karena itu, saya dengan sukarela dan tanpa paksaan dari pihak manapun
menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Brabo, Maret 2017
Responden,
( )
Lampiran 2
PANDUAN PROSEDUR TINDAKAN
MERENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT
NO Tindakan
1. Persiapkan alat dan bahan
1. Thermometer air
2. Basin/baskom /ember
3. 2 buah handuk
4. Wadah air atau termos yang berisi air panas
2. Memberikan pasien posisi duduk
3. Mengisi ember dengan air dingin dan air panas sampai setengah penuh lalu
ukur suhu air (39˚C- 42˚C ) dengan thermometer
4. Jika kaki tampak kotor, maka cuci kaki terlebih dahulu
5. Celupkan dan rendam kaki sampai betis lalu biarkan sampai 15 menit
6. Lakukan pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun tambahkan air
panas (kaki diangkat dari ember) kembali dan ukur kembali suhunya dengan
thermometer
7. Tutup ember dengan handuk untuk mempertahankan suhu
8. Setelah selesai ( 15 menit ), angkat kaki dan keringkan dengan handuk
9. Rapihkan alat
Lampiran 3
PANDUAN PROSEDUR TINDAKAN
PEMAKAIAN AROMATERAPI
NO TINDAKAN
1. Persiapkan alat
1. Difusser aromaterapi
2. Minyak aromaterapi sesuai kesukaan responden (Mawar, lavender,
lemon)
2. Posisikan pasien duduk
3. Masukan minyak aromaterapi 3 tetes kedalam difusser dan campurkan dengan
40 ml air
4. Nyalakan diffuser aromaterapi selama 15 menit
5. Memerintahkan pasien untuk menghisap aromaterapinya Selama 15 menit
6. Setelah 15 menit matikan diffuser aromaterapi
7. Rapihkan alat
Lampiran 4
PANDUAN PROSEDUR TINDAKAN
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
NO Tindakan
1 Persiapan pasien dan lingkungan
a. Mengatur posisi pasien pada posisi duduk
b. Ciptakan suasana ruangan tenang (tidak bising), dan nyaman
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada responden
d. Sebelum dilakukan pengukuran, responden diistirahatkan minimal ±10
menit setelah melakukan aktivitas fisik
2. Persiapan alat
a. Tensimeter digital
b. Manset dewasa
c. Pena
d. Lembar observasi tekanan darah responden
3. Beritahu dan jelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
dan pasien tidak diperkenankan bicara saat pengukuran
4. Lakukan cuci tangan sebelum dan setelah tindakan
5. Posisi tidur terlentang atau duduk dengantangan menghadap keatas, posisi
lengan bawah sejajar dengan jantung
6. Gulung baju ke atas, lalu balutkan manset dan sensor denyut nadi di lengan
kurang lebih 2,5 cm diatas nadi brakhialis atau setinggi posisi jantung
7. Apabila posisi sudahsiap, lanjutkan untuk menekan tombol “ start” pada
tensimeter digital. Alat ini akan memompa manset secara otomatis hingga
manset mengembang penuh dan mencengkram lengan serta mengempis secara
perlahan-lahan
8. Lihat nilai pengukuran tekanan darah di lembar observasi pengukuran tekanan
Sumber : potter & perry.2005
9. Bantu responden untuk kembali ke posisi yang nyaman dan rapihkan kembali
lengan atas
10. Beritahu hasil pemeriksaan kepada responden
11. Pemeriksa mencuci tangan
Lampiran 5
KUESIONER KARAKTERISTIK RESPONDEN
Petunjuk pengisian :
A. Bacalah dengan seksama setiap pertanyaan ini
B. Nomor Kode responden ( diisi oleh peneliti )
C. Berikan tanda ceklist ( pada pilihan yang di anggap benar pertanyaan
dibawah ini
1. Berapa umur bapak/ibu saat ini : ……………. Tahun, tanggal lahir :
…../…../…….
2. Jenis kelamin
( ) Laki-laki ( )Perempuan
3. Apakah Kakek, nenek atau orang tua Bapak/Ibu yang menderita tekanan
darah tinggi (hipertensi)
( ) Ya ( )Tidak
4. Apa pendidikan terakhir bapak/ibu ?
( ) Pendidikan dasar ( ) Pendidikan menengah
( ) Pendidikan tinggi
5. Apakah bapak/ ibu mempunyai kebiasaan merokok sebelum mengalami
tekanan darah tinggi dan sampai sekarang
( ) Ya merokok, setiap hari berapa kali …… dan berapa
batang/bungkus……….(sebutkan)
( ) Riwayat merokok ( ) Tidak merokok
6. Apakah bapak/ ibu membatasi konsumsi garam dengan jumlah maksimal 2,4
gr atau 2400 mg
( 1-1¼ sendok teh ) perhari.
( ) Ya ( ) Tidak
7. Apakah bapak/ ibu melakukan aktivitas fisik selama 30 menit (4-7 Kali per
minggu) seperti olahraga (jalan sehat, jogging, senam, berenang, bermain
tenis, bersepeda, sepak bola dan sebagainya) atau aktivitas fisik laiinya
(berkebun, bercocok tanam, menyetrika, membersihkan rumah, mencuci
baju/mobil/motor dsb).
( ) Ya ( ) Tidak
8. Apakah Bapak atau ibu mengkonsumsi obat darah tinggi (hipertensi)
( ) Ya ( ) Tidak
9. Apakah bapak /ibu patuh meminum obat darah tinggi (hipertensi) sesuai
intruksi dari dokter atau petugas kesehatan
( ) patuh ( ) kadang-kadang ( ) Tidak
Lampiran 6
Kuesioner Keadaan Kecemasan (Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS))
Petunjuk pengisian
Kuesioner kecemasan ini terdiri dari 14 Pertanyaan. Berilah tanda ceklist ( pada
kotak disebelah kiri pertanyaan yang sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu Rasakan
sekarang .
NO Pernyataan Skor diisi oleh peneliti
1. Perasaan cemas yang anda alami:
Perasaan Khawatir
Membayangkan kondisi yang lebih buruk
Takut akan pikirannya sendiri
Mudah tersinggung
tidak ada gejala sama sekali
2. Ketegangan yang anda alami berupa:
Rasa tegang
Lesu
Mudah terkejut
Tidak dapat istirahat
Mudah menangis
Gemetar
Gelisah
Tidak ada gejala sama sekali
3. Ketakutan yang anda alami :
Takut gelap
Takut terhadap orang asing
Takut seorang diri
Takut binatang
Takut terhadap Keramaian lalu lintas
Takut terhadap orang banyak
Tidak ada gejala sama sekali
4. Gangguan tidur yang anda alami:
Sukar memulai tidur
Terbangun di malam hari
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
Tidur tidak nyenyak
Mimpi buruk
Tidak ada gejala sama sekali
5. Gangguan Kecerdasan anda :
Daya konsentrasi buruk
Sulit berkonsentrasi
Tidak ada gejala sama sekali
6. Bila anda merasa tertekan, maka anda akan:
Kehilangan minat atau kemauan
Sedih
Bangun dini hari
Berkurangnya kesukaan pada hobi
Perasaan berubah-ubah sepanjang hari
Tidak ada gejala sama sekali
7. Gangguan somatik atau gangguan otot yang anda
alami :
Nyeri otot
Kaku
Kedutan otot
Gigi gemertak
Suara tidak stabil
Tidak ada gejala sama sekali
8. Gangguan sensorik atau gangguan dari
penerimaan rangsang yang anda rasakan:
Tangan berdenyut
Penglihatan kabur
Muka merah dan pucat
Merasa lemah
Perasaan seperti ditusuk tusuk
Tidak ada gejala sama sekali
9. Gangguan kardiovaskular atau gangguan
peredaran darah yang anda rasakan:
Denyut nadi cepat
Dada berdebar-debar
Nyeri dada
Denyut nadi mengeras
Rasa lemah seperti mau pingsan
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
Tidak ada gejala sama sekali
10. Gangguan pernapasan yang anda rasakan:
Rasa tertekan di dada
Perasaan seperti tercekik
Merasa panas pendek atau sesak
Sering menarik napas panjang
Tidak ada gejala sama sekali
11. Gangguan gastrointestinal atau gangguan saluran
pencernaan yang anda alami:
Sulit menelan
Mual
Berat badan menurun
Konstipasi atau sulit BAB
Perut melilit
Nyeri lambung sebelum dan sesudah
makan
Rasa panas diperut
Perut terasa penuh atau kembung
Tidak ada gejala sama sekali
12 Gangguan Urogenitalia atau gangguan saluran
kencing dan kelamin yang anda rasakan:
Sering kencing
Tidak dapat menahan kencing
Menstruasi yang tidak teratur
Nafsu seksual menurun
Ejakulasi dini
Impoten
Tidak ada gejala sama sekali
13 Gangguan vegetatif otonomi atau ganggan
ketidakseimbangan tubuh yang anda alami:
Mulut kering
Muka pucat
Mata merah
Mudah berkeringat
Pusing atau sakit kepala
Bulu roma bendiri
Tidak ada gejala sama sekali
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
14 Tingkah laku yang anda rasakan:
Gelisah
Tidak tenang
Jari gemetar
Mengerutkan dahi
Muka tegang
Napas pendek dan cepat
Muka merah
Sering menelan ludah
Tidak ada gejala sama sekali
Penilaian:
0: Tidak ada ( tidak ada gejala sama sekali)
1: Ringan ( Satu dari gejala yang ada)
2: sedang ( Separuh dari gejala yang ada)
3: Berat (lebih dari separuh gejala)
4: Sangat berat (semua gejala ada)
Skor tingkat Kecemasan:
≤ 17 : Cemas ringan
18-24 : Cemas sedang
25-30 : Cemas berat
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI
HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH
PADA KELOMPOK INTERVENSI KOMBINASI MERENDAM KAKI
DENGAN AIR HANGAT DAN AROMATERAPI
a. Nomor Kode responden (diisi oleh peneliti)
b. Lembar hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah Intervensi
Minggu Jam,
Hari/Tanggal
Sesi Tekanan darah
sebelum terapi
kombinasi merendam
kaki dan aromaterapi
Tekanan darah
sebelum terapi
kombinasi
merendam kaki
dan aromaterapi
Tanda tangan
peneliti
1 1
2
2 3
4
LEMBAR OBSERVASI
HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH
PADA KELOMPOK MERENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT
a. Nomor Kode responden (diisi oleh peneliti)
b. Lembar hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah Intervensi
Minggu Jam,
Hari/Tanggal
Sesi Tekanan darah
sebelum terapi
merendam kaki
Tekanan darah
sebelum terapi
merendam kaki
Tanda tangan
peneliti
1 1
2
2 3
4
LEMBAR OBSERVASI
HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH
PADA KELOMPOK INHALASI AROMATERAPI
a. Nomor Kode responden (diisi oleh peneliti)
b. Lembar hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah Intervensi
Minggu Jam,
Hari/Tanggal
Sesi Tekanan darah
sebelum terapi inhalasi
aromaterapi
Tekanan darah
sebelum terapi
inhalasi
aromaterapi
Tanda tangan
peneliti
1 1
2
2 3
4
NO Kode Res
TDS Pre1
TDS post1
TDD pre 1
TDD post1
TDS Pre2
TDS Post2
TDD Pre2
TDD Post2
TDS Pre3
TDS Post3
TDD Pre3
TDD Post3
TDS Pre4
TDS Post4
TDD Pre4
TDD Post4
tanggal Maret 2017 Maret 2017 Maret 2017 Maret 2017
Kelompok Inhalasi aromaterapi
1 A1 157 129 99 90 147 133 91 85 145 119 84 76 142 121 87 77
2 A2 172 165 98 90 177 162 91 85 146 135 85 77 145 128 78 81
3 A3 167 151 77 70 177 156 93 83 167 146 98 89 162 148 91 81
4 A4 168 144 91 84 165 153 92 85 165 153 89 83 175 163 99 87
5 A5 148 164 99 89 166 149 89 80 146 139 92 86 168 160 92 83
6 A6 144 145 91 84 147 117 90 76 140 130 90 81 141 128 90 82
7 A7 142 145 82 79 153 140 95 85 153 140 96 86 182 157 81 75
8 A8 173 156 92 83 170 162 90 83 176 168 99 90 165 137 96 90
9 A9 166 142 90 85 176 161 97 90 167 158 92 81 167 157 92 82
10 A10 169 153 81 77 177 170 93 81 160 152 92 84 161 151 98 89
11 A11 168 157 85 77 160 149 90 81 161 145 89 80 158 149 89 81
Kelompok Merendam kaki dengan air hangat
12 M1 149 138 86 79 148 133 89 91 140 132 90 82 147 125 91 84
13 M2 174 146 96 85 173 163 97 90 168 160 89 80 177 168 100 92
14 M3 157 157 86 70 151 144 81 87 157 146 90 85 160 150 92 83
15 M4 152 138 98 86 142 117 87 72 140 135 90 81 139 119 87 70
16 M5 169 158 99 85 145 139 94 85 154 140 98 93 162 152 93 81
17 M6 150 155 96 76 157 146 92 87 172 159 87 80 157 150 83 75
18 M7 152 153 100 89 146 122 87 80 148 116 87 73 149 130 87 78
19 M8 166 136 85 70 161 152 96 86 171 159 99 80 168 152 98 90
20 M9 156 138 90 74 156 147 95 90 162 141 89 82 157 140 87 80
21 M10 159 151 98 86 146 137 86 76 148 137 77 70 145 140 87 77
22 M11 160 143 85 70 157 150 86 80 160 152 90 80 163 157 84 75
Kelompok Kombinasi
23 K1 154 129 99 90 166 151 95 79 145 123 90 74 151 131 89 72
LEMBAR OBSERVASIHASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH
HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH
24 K2 165 165 98 90 149 129 96 86 169 153 94 80 175 159 96 86
25 K3 169 151 77 70 158 137 95 80 165 135 98 82 165 152 90 81
26 K4 158 144 91 84 144 128 86 79 149 130 92 75 147 123 92 71
27 K5 175 164 99 89 175 166 97 85 153 131 97 79 159 149 99 88
28 K6 171 145 91 84 162 141 93 81 171 151 98 88 175 162 92 79
29 K7 173 145 82 79 170 163 90 80 170 160 99 90 174 160 98 79
30 K8 156 156 92 83 143 130 87 70 144 136 90 75 145 131 89 73
31 K9 156 142 90 85 158 136 93 85 159 148 79 82 152 133 93 78
32 K10 167 153 81 77 173 155 99 80 174 159 99 80 149 133 97 82
33 K11 157 157 85 77 157 142 85 73 162 142 84 72 160 140 89 73
ANALISIS BIVARIAT
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Spretest1 .153 33 .047 .947 33 .108
Dpretest1 .151 33 .056 .927 33 .129
Sposttest1 .121 33 .200* .965 33 .357
Dposttest1 .101 33 .200* .920 33 .218
Spretest2 .114 33 .200* .928 33 .330
Dpretest2 .103 33 .200* .970 33 .491
Sposttest2 .085 33 .200* .975 33 .622
Dposttest2 .153 33 .048 .954 33 .178
Spretest3 .119 33 .200* .940 33 .067
Dpretest3 .134 33 .142 .926 33 .327
Sposttest3 .088 33 .200* .975 33 .619
Dposttest3 .148 33 .066 .974 33 .588
Spretest4 .103 33 .200* .964 33 .336
Dpretest4 .103 33 .200* .963 33 .323
Sposttest4 .156 33 .041 .945 33 .093
Dposttest4 .091 33 .200* .974 33 .591
Untuk mengetahui Signifikan untuk pre dan post test intevensi dengan Paired sample T test
1. Kelompok Merendam Kaki dengan Air Hangat
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Spretest1 & Sposttest1 11 .951 .000
Pair 2 Dpretest1 & Dposttest1 11 .886 .000
Pair 3 Spretest2 & Sposttest2 11 .937 .000
Pair 4 Dpretest2 & Dposttest2 11 .686 .020
Pair 5 Spretest3 & Sposttest3 11 .859 .001
Pair 6 Dpretest3 & Dposttest3 11 .500 .117
Pair 7 Spretest4 & Sposttest4 11 .965 .000
Pair 8 Dpretest4 & Dposttest4 11 .764 .006
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Spretest1 163.73 11 7.734 2.332
Sposttest1 146.64 11 8.465 2.552
Pair 2 Dpretest1 92.64 11 6.217 1.875
Dposttest1 79.09 11 7.395 2.230
Pair 3 Spretest2 159.55 11 11.021 3.323
Sposttest2 143.45 11 13.471 4.062
Pair 4 Dpretest2 92.36 11 4.717 1.422
Dposttest2 79.82 11 4.875 1.470
Pair 5 Spretest3 160.09 11 10.858 3.274
Sposttest3 142.55 11 12.485 3.764
Pair 6 Dpretest3 92.73 11 6.589 1.987
Dposttest3 79.73 11 5.676 1.711
Pair 7 Spretest4 159.27 11 11.516 3.472
Sposttest4 143.00 11 13.856 4.178
Pair 8 Dpretest4 93.09 11 3.807 1.148
Dposttest4 78.36 11 5.697 1.718
2. Terapi Inhalasi aromaterapi
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Spretest1 158.55 11 8.153 2.458
Sposttest1 150.09 11 10.521 3.172
Pair 2 Dpretest1 89.55 11 7.541 2.274
Dposttest1 82.55 11 6.283 1.894
Pair 3 Spretest2 152.91 11 9.038 2.725
Sposttest2 140.91 11 13.330 4.019
Pair 4 Dpretest2 90.00 11 5.119 1.543
Dposttest2 84.00 11 6.197 1.868
Pair 5 Spretest3 156.36 11 11.491 3.465
Sposttest3 143.36 11 13.611 4.104
Pair 6 Dpretest3 89.64 11 5.767 1.739
Dposttest3 80.55 11 5.905 1.781
Pair 7 Spretest4 156.73 11 11.055 3.333
Sposttest4 143.91 11 14.693 4.430
Pair 8 Dpretest4 89.91 11 5.467 1.648
Dposttest4 80.45 11 6.563 1.979
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Spretest1 - Sposttest1 17.091 2.625 .791 15.327 18.854 21.594 10 .000
Pair 2 Dpretest1 - Dposttest1 13.545 3.446 1.039 11.231 15.860 13.038 10 .000
Pair 3 Spretest2 - Sposttest2 16.091 4.969 1.498 12.753 19.429 10.740 10 .000
Pair 4 Dpretest2 - Dposttest2 12.545 3.804 1.147 9.990 15.101 10.937 10 .000
Pair 5 Spretest3 - Sposttest3 17.545 6.393 1.928 13.250 21.840 9.102 10 .000
Pair 6 Dpretest3 - Dposttest3 13.000 6.181 1.864 8.848 17.152 6.976 10 .000
Pair 7 Spretest4 - Sposttest4 16.273 4.077 1.229 13.534 19.011 13.239 10 .000
Pair 8 Dpretest4 - Dposttest4 14.727 3.717 1.121 12.230 17.225 13.140 10 .000
3. Kelompok Terapi Merendam kaki dengan air hangat
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 Spretest1 161.27 11 11.499 3.467
Sposttest1 149.91 11 14.446 4.356
Pair 2 Dpretest1 92.64 11 5.025 1.515
Dposttest1 83.00 11 5.675 1.711
Pair 3 Spretest2 165.00 11 11.815 3.562
Sposttest2 150.18 11 15.276 4.606
Pair 4 Dpretest2 91.91 11 2.427 .732
Dposttest2 83.09 11 3.618 1.091
Pair 5 Spretest3 156.91 11 11.580 3.491
Sposttest3 144.09 11 13.656 4.117
Pair 6 Dpretest3 91.45 11 4.824 1.455
Dposttest3 83.00 11 4.539 1.368
Pair 7 Spretest4 160.55 11 13.277 4.003
Sposttest4 145.36 11 14.541 4.384
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair
1
Spretest1 -
Sposttest1 8.455 4.845 1.461 5.200 11.709 5.788 10 .000
Pair
2
Dpretest1 -
Dposttest1 7.000 2.191 .661 5.528 8.472 10.597 10 .000
Pair
3
Spretest2 -
Sposttest2 12.000 6.633 2.000 7.544 16.456 6.000 10 .000
Pair
4
Dpretest2 -
Dposttest2 6.000 5.779 1.743 2.117 9.883 3.443 10 .006
Pair
5
Spretest3 -
Sposttest3 13.000 7.576 2.284 7.910 18.090 5.691 10 .000
Pair
6
Dpretest3 -
Dposttest3 9.091 4.134 1.246 6.314 11.868 7.293 10 .000
Pair
7
Spretest4 -
Sposttest4 12.818 6.113 1.843 8.712 16.925 6.955 10 .000
Pair
8
Dpretest4 -
Dposttest4 9.455 2.876 .867 7.522 11.387 10.902 10 .000
Pair 8 Dpretest4 90.27 11 6.513 1.964
Dposttest4 82.55 11 4.612 1.391
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Spretest1 & Sposttest1 11 .955 .000
Pair 2 Dpretest1 & Dposttest1 11 .645 .032
Pair 3 Spretest2 & Sposttest2 11 .920 .000
Pair 4 Dpretest2 & Dposttest2 11 .707 .015
Pair 5 Spretest3 & Sposttest3 11 .901 .000
Pair 6 Dpretest3 & Dposttest3 11 .950 .000
Pair 7 Spretest4 & Sposttest4 11 .886 .000
Pair 8 Dpretest4 & Dposttest4 11 .797 .003
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Spretest1 - Sposttest1 11.364 4.864 1.466 8.096 14.631 7.749 10 .000
Pair 2 Dpretest1 - Dposttest1 9.636 4.545 1.370 6.583 12.690 7.032 10 .000
Pair 3 Spretest2 - Sposttest2 14.818 6.385 1.925 10.529 19.107 7.698 10 .000
Pair 4 Dpretest2 - Dposttest2 8.818 2.562 .772 7.097 10.539 11.416 10 .000
Pair 5 Spretest3 - Sposttest3 12.818 5.980 1.803 8.801 16.836 7.109 10 .000
Pair 6 Dpretest3 - Dposttest3 8.455 1.508 .455 7.442 9.467 18.600 10 .000
Pair 7 Spretest4 - Sposttest4 15.182 6.765 2.040 10.637 19.727 7.443 10 .000
Pair 8 Dpretest4 - Dposttest4 7.727 3.977 1.199 5.055 10.399 6.444 10 .000
ANALISIS UNIVARIAT
UJI HOMOGENITAS VARIBEL PERANCU
Merokok * kat_intervensi
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 1.065a 2 .587
Likelihood Ratio 1.686 2 .430
Linear-by-Linear Association .774 1 .379
N of Valid Cases 33
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .67.
Crosstab
Count
kat_intervensi
Total Kombinasi aromaterapi rendam kaki
Merokok Ya Merokok
Riwayat
merokok
0
0
0
1
0
1
0
2
tidak
merokok 11 10 10 31
Total 11 11 11 33
Merokok
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Riwayat Merokok 2 6.1 6.1 6.1
tidak merokok 31 93.9 93.9 100.0
Total 33 100.0 100.0
Diet Rendah Garam * kat_intervensi Crosstabulation
Count
kat_intervensi
Total Kombinasi aromaterapi rendam kaki
Diet Rendah Garam Ya 8 5 3 16
Tidak 3 6 8 17
Total 11 11 11 33
Diet Rendah Garam
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 16 48.5 48.5 48.5
tidak 17 51.5 51.5 100.0
Total 33 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 4.610a 2 .100
Likelihood Ratio 4.777 2 .092
Linear-by-Linear Association 4.412 1 .036
N of Valid Cases 33
Aktivitas Fisik * kat_intervensi
Crosstab
Count
kat_intervensi
Total Kombinasi Aromaterapi rendam kaki
Aktivitas Fisik Ya 10 11 9 30
Tidak 1 0 2 3
Total 11 11 11 33
Aktivitas Fisik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 30 90.9 90.9 90.9
Tidak 3 9.1 9.1 100.0
Total 33 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 2.200a 2 .333
Likelihood Ratio 2.973 2 .226
Linear-by-Linear Association .533 1 .465
N of Valid Cases 33
Konsumsi Obat Hipertensi * kat_intervensI
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 2.310a 2 .315
Likelihood Ratio 2.541 2 .281
Linear-by-Linear Association .960 1 .327
N of Valid Cases 33
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 2.67.
Konsumsi Obat Hipertensi * kat_intervensi
Crosstab
Count
kat_intervensi
Total kombinasi aromaterapi rendam kaki
Konsumsi Obat Hipertensi Ya 10 7 8 25
Tidak 1 4 3 8
Total 11 11 11 33
Konsumsi Obat Hipertensi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 25 75.8 75.8 75.8
Tidak 8 24.2 24.2 100.0
Total 33 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 2.310a 2 .315
Likelihood Ratio 2.541 2 .281
Linear-by-Linear Association .960 1 .327
N of Valid Cases 33
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 2.67.
Kepatuhan konsumsi obat antihipertensi * kat_intervensi
Crosstab
Count
kat_intervensi
Total kombinasi aromaterapi rendam kaki
Kepatuhan konsumsi obat
antihipertensi
Patuh 2 0 0 2
Kadang-Kadang 8 8 8 24
tidak patuh 1 3 3 7
Total 11 11 11 33
Kepatuhan konsumsi obat antihipertensi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Patuh 2 6.1 6.1 6.1
Kadang-Kadang 24 72.7 72.7 78.8
tidak patuh 7 21.2 21.2 100.0
Total 33 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 5.143a 4 .273
Likelihood Ratio 5.716 4 .221
Linear-by-Linear Association 2.824 1 .093
N of Valid Cases 33
a. 6 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .67.
Tingkat Kecemasan Responden * kat_intervensi
Crosstab
Count
kat_intervensi
Total kombinasi aromaterapi rendam kaki
Tingkat Kecemasan Responden Cemas ringan : <17 9 11 10 30
Cemas Sedang : 18-24 2 0 1 3
Total 11 11 11 33
Tingkat Kecemasan Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Cemas ringan : <17 30 90.9 90.9 90.9
Cemas Sedang : 18-24 3 9.1 9.1 100.0
Total 33 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 2.200a 2 .333
Likelihood Ratio 2.973 2 .226
Linear-by-Linear Association .533 1 .465
N of Valid Cases 33
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1.00.
Riwayat orang tua mengalami Hipertensi * kat_intervensi
Crosstab
Count
kat_intervensi
Total kombinasi aromaterapi rendam kaki
Riwayat orang tua mengalami
Hipertensi
ya 10 8 10 28
tidak 1 3 1 5
Total 11 11 11 33
Riwayat orang tua mengalami Hipertensi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ya 28 84.8 84.8 84.8
tidak 5 15.2 15.2 100.0
Total 33 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 1.886a 2 .390
Likelihood Ratio 1.777 2 .411
Linear-by-Linear Association .000 1 1.000
N of Valid Cases 33
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1.67.
Umur Responden
Statistics
Umur Responden
N Valid 33
Missing 0
Mean 58.24
Std. Deviation 8.628
Minimum 37
Maximum 70
Test of Homogeneity of Variances
Umur Responden
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.854 2 30 .436
ANOVA
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Umur Responden
Bonferroni
(I) kat_intervensi (J) kat_intervensi
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Kombinasi Aromaterapi 7.545 3.486 .116 -1.29 16.38
rendam kaki 6.727 3.486 .189 -2.11 15.57
Aromaterapi Kombinasi -7.545 3.486 .116 -16.38 1.29
rendam kaki -.818 3.486 1.000 -9.66 8.02
rendam kaki Kombinasi -6.727 3.486 .189 -15.57 2.11
Aromaterapi .818 3.486 1.000 -8.02 9.66
UJI HOMOGENITAS TEKANAN DARAH AWAL
a. Terapi merendam kaki dengan air hangat
Statistics
Spretest1 Spretest2 Spretest3 Spretest4
N Valid 11 11 11 11
Missing 0 0 0 0
Mean 161.27 165.00 156.91 160.55
Std. Deviation 11.499 11.815 11.580 13.277
b. Terapi Inhalasi dengan aromaterapi
Statistics
Dpretest1
N Valid 11
Missing 0
Mean 89.55
Std. Deviation 7.541
Umur Responden
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 377.152 2 188.576 2.822 .075
Within Groups 2004.909 30 66.830
Total 2382.061 32
C. Kombinasi Merendam kaki
Uji Homogenitas Tekanan Darah Awal
Test of Homogeneity of Variances
Spretest1
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.070 2 30 .144
Test of Homogeneity of Variances
Dpretest1
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.071 2 30 .355
Statistics
Spretest1
N Valid 33
Missing 0
Mean 161.18
Std. Deviation 9.241
Statistics
Dpretest1
N Valid 11
Missing 0
Mean 92.64
Std. Deviation 6.217
Statistics
Spretest1
N Valid 11
Missing 0
Mean 163.73
Std. Deviation 7.734
Analisis Bivariat (2)
1. Selisih Rerata Tekanan darah Sistolik-Diastolik Setelah Intervensi pada
pre sesi 1 dan post sesi 4 kelompok kombinasi merendam kaki dengan air hangat
dan aromaterapi, kelompok inhalasi aromaterapi dan kelompok merendam kaki.
Test of Homogeneity of Variances
selisih14S
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.195 2 30 .129
ANOVA
selisih14S
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 227.091 2 113.545 .632 .538
Within Groups 5387.636 30 179.588
Total 5614.727 32
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: selisih14S
Bonferroni
(I) grupinter (J) grupinter
Mean
Difference (I-
J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
merendam kaki Aromaterapi -1.27273 5.71422 1.000 -15.7625 13.2171
kombinasi antara
merendam kaki dan
aromaterapi
4.81818 5.71422 1.000 -9.6716 19.3080
aromaterapi merendam kaki 1.27273 5.71422 1.000 -13.2171 15.7625
kombinasi antara
merendam kaki dan
aromaterapi
6.09091 5.71422 .885 -8.3989 20.5807
kombinasi antara merendam kaki -4.81818 5.71422 1.000 -19.3080 9.6716
merendam kaki dan
aromaterapi
Aromaterapi -6.09091 5.71422 .885 -20.5807 8.3989
Test of Homogeneity of Variances
selisih14D
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.451 2 30 .250
ANOVA
selisih14D
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 166.242 2 83.121 2.031 .149
Within Groups 1228.000 30 40.933
Total 1394.242 32
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: selisih14D
Bonferroni
(I) grupinter (J) grupinter
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
merendam kaki Aromaterapi -1.00000 2.72808 1.000 -7.9177 5.9177
kombinasi antara
merendam kaki dan
aromaterapi
4.18182 2.72808 .407 -2.7359 11.0995
aromaterapi merendam kaki 1.00000 2.72808 1.000 -5.9177 7.9177
kombinasi antara
merendam kaki dan
aromaterapi
5.18182 2.72808 .201 -1.7359 12.0995
kombinasi antara
merendam kaki dan
aromaterapi
merendam kaki -4.18182 2.72808 .407 -11.0995 2.7359
Aromaterapi -5.18182 2.72808 .201 -12.0995 1.7359