pengaruh lama fermentasi pupuk organik …5,54% dan kalium 1,34%. pembuatan pupuk dari limbah cair...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH LAMA FERMENTASI PUPUK ORGANIK CAIR
LIMBAH CAIR TAHU DAN DAUN LAMTORO
DENGAN PENAMBAHAN BIOAKTIVATOR EM4
TERHADAP KANDUNGAN FOSFOR DAN KALIUM TOTAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Diajukan oleh:
Elvinta Salsalina Br Purba
151434076
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Halaman Persembahan
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara
kamu.”
(1 Petrus 5 : 7)
Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan karya sederhana ini untuk :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang menyertai langkah hidupku
Kedua orang tuaku tercinta, Satria Purba dan Nami Br Ginting
Ketiga adikku tercinta, Gressya Latersia, Armanda Purba dan Ega Prima Purba
Sahabat-sahabatku yang selalu memberi dukungan dan doa
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Pernyataan Keaslian Karya
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tuliskan
ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 7 Mei 2019
Penulis
Elvinta Salsalina Br Purba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta :
Nama : Elvinta Salsalina Br Purba
NIM : 151434076
Demi pngembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :
“Pengaruh Lama Fermentasi Pupuk Organik Cair Limbah Tahu dan Daun
Lamtoro dengan Penambahan Bioaktivator EM-4 Terhadap Kandungan
Fosfor dan Kalium Total”
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 7 Mei 2019
Yang menyatakan
Elvinta Salsalina Br Purba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena
berkat rahmat dan bimbingan-Nya skripsi yang berjudul “Pengaruh Lama
Fermentasi Pupuk Organik Cair Limbah Tahu dan Daun Lamtoro dengan
Penambahan Bioaktivator EM-4 Terhadap Kandungan Fosfor dan Kalium
Total” ini dapat selesai. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan
akademik untuk memeroleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Biologi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ada begitu
banyak pihak yang senantiasa memberikan dukungan, bimbingan dan motivasi.
Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma
2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
3. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi dan selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing
penulis dengan penuh kesabaran, memberikan masukan, pengarahan, serta
perbaikan-perbaikan selama proses penyususnan skripsi ini.
4. Ibu Retno Herrani, M.Biotech dan Yoanni Maria Lauda Feroniasanti M.Si.
selaku dosen penguji, yang telah memberikan kritik dan sarannya sehingga
skripsi ini menjadi lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Segenap dosen Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang telah
membagikan ilmu, wawasan dan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi
penulis.
6. Segenap staf Sekretariat JPMIPA yang telah memberikan pelayanan akademik
secara prima dan penuh kesabaran
7. Bapak Agus Handoyo dan Bapak Marsono selaku laboran yang turut membantu
menyediakan alat-alat penelitian bagi penulis
8. Beasiswa Yayasan Van Deventer-Maas Indonesia (YVDMI) yang telah
memberikan bantuan dana pendidikan
9. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta yang sudah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk dapat belajar mengenai penelitian penulis di
Laboratorium BPTP dan Ibu Niken sebagai laboran yang sudah membantu
selama penelitian
10. Kedua orang tuaku Satria Purba dan Nami Br Ginting yang telah memberikan
semangat, kasih sayang, doa serta memberikan dukungan berupa moril dan
materil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan menyelesaikan skripsi
ini dengan baik.
11. Ketiga adikku tersayang, Gressya Latersia, Armanda dan Ega yang selalu
menyemangati dan menghibur penulis.
12. Sahabat-sahabatku tercinta, Silvia Tihin, Novilina I. D., Veronica Juliani, Ruth
Liananda, Lidia Suwing, Lusi Lestari dan Lit Menda yang telah membantu,
memberi dukungan, doa, semangat, motivasi dan kebersamaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
13. Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2015 yang menjadi teman
seperjuangan penulis dalam melaksanakan studi di Universitas Sanata Dharma.
14. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu. Dukungan kalian berharga untuk penulis hingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mohon kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak guna menjadi pelajaran berharga bagi penulis ke depannya. Atas
perhatiannya penulis mengucapkan terimakasih.
Penulis
Elvinta Salsalina Br Purba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PENGARUH LAMA FERMENTASI PUPUK ORGANIK CAIR
LIMBAH CAIR TAHU DAN DAUN LAMTORO
DENGAN PENAMBAHAN BIOAKTIVATOR EM4
TERHADAP KANDUNGAN FOSFOR DAN KALIUM TOTAL
Elvinta Salsalina Br Purba
151434076
Universitas Sanata Dharma
2019
ABSTRAK
Industri tahu selalu menghasilkan limbah dalam pengolahannya. Limbah
cair merupakan bagian terbesar yang dihasilkan dari pengolahan tahu, apabila tidak
ditangani secara tepat akan menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan karena
menghasilkan bau yang tidak sedap. Limbah cair tahu apabila ditangani dengan
baik akan menguntungkan karena mengandung unsur-unsur hara seperti fosfor
5,54% dan kalium 1,34%. Pembuatan pupuk dari limbah cair tahu dapat diberi
bahan tambahan yaitu daun lamtoro untuk meningkatkan kalium pada pupuk.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan hara makro fosfor (P) dan
kalium (K) total dari pupuk organik cair setelah difermentasi dengan EM4 dan
mengetahui lama fermentasi yang baik untuk mendapatkan kandungan P dan K total
tertinggi.
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan lama fermentasi (5,8,12 hari)
dan pupuk cair komersial sebagai kontrol positif. Analisis kandungan fosfor (P) dan
kalium (K) total menggunakan metode spektrofotometri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol dan lama fermentasi 5,8 dan
12 hari memberikan rerata kandungan fosfor dan kalium total yang berbeda yaitu
masing-masing 0,036%, 0,038%, 0,03 %, 0,087% kandungan P total; dan 0,078%,
0,291%, 0,310%, 0,325 % kandungan K total. Kandungan P dan K total belum
memenuhi Peraturan Menteri Pertanian Tahun 2011. Lama fermentasi yang baik
untuk mendapatkan kandungan P-total dan K-total tertinggi yaitu 12 hari.
Kata kunci : limbah cair tahu, daun lamtoro, lama fermentasi, fosfor, kalium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
THE EFFECT OF FERMENTATION DURATION OF LIQUID ORGANIC
FERTILIZER OF TOFU LIQUID WASTE & LAMTORO LEAVES WITH
ADDITION OF EM4 BIOACTIVATORS TO TOTAL PHOSPHORUS AND
POTASSIUM CONTENT
Elvinta Salsalina Br Purba
151434076
Sanata Dharma University
2019
ABSTRACT
The tofu industries always produce waste in their processing. Liquid waste
is the biggest part produced by tofu processing. It will cause environmental
pollution if it is not handled properly. Tofu liquid waste when handled properly will
be beneficial because it contains nutrients such as 5.54% phosphorus and 1.34%
potassium.Making fertilizer from tofu liquid waste can be given additional
ingredients, namely Lamtoro leaves to increase potassium in fertilizer. This study
aims to determine the macronutrient of total phosphor and potassium from liquid
organic fertilizer after being fermented with EM4 and to know the good duration of
fermentation to obtain the highest total Phosphor and Potassium.
The experimental design used in this study was Completely Randomized
Design (CRD) with a long treatment of fermentation (5, 8, and 12 days) and
commercial liquid fertilizer as a positive control. The total phosphorus and
potassium were analyzed by using the spectrophotometric method.
The results showed that the control and duration of fermentation 5, 8 and
12 days gave different average of total phosphorus and potassium, which were
respectively 0.036%, 0.038%, 0.03%, 0.087% of total phosphorus; and 0.078%,
0.291%, 0.310%, 0.325% of total potassium that has not met the Minister of
Agriculture Regulation of 2011. The good duration of fermentation to obtain the
highest total phosphor and potassium is 12 days.
Keywords: tofu liquid waste, Lamtoro leaf, duration of fermentation, phosphor,
potassium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ........... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
ABSTRAK ..............................................................................................................x
ABSTRACT ........................................................................................................... xi
Daftar Isi .............................................................................................................. xii
Daftar Gambar ................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran ............................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang Permasalahan........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
1.Bagi Peneliti ............................................................................................... 4
2.Bagi Masyarakat ......................................................................................... 5
3.Bagi Dunia Pendidikan ............................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................6
A. Limbah Tahu .................................................................................................. 6
B. Pupuk Organik Cair ....................................................................................... 7
C. Lamtoro .......................................................................................................... 8
1.Taksonomi dan Morfologi .......................................................................... 9
2.Manfaat Tanaman Lamtoro Menjadi Pupuk ............................................. 10
D. Fermentasi ................................................................................................... 10
E. Faktor yang Memengaruhi Fermentasi ........................................................ 11
1. EM4 ........................................................................................................ 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Tetes Tebu .............................................................................................. 13
3. Suhu ........................................................................................................ 13
4. pH (Derajat Keasaman) .......................................................................... 13
5. Ukuran Bahan ......................................................................................... 14
6. Lama Fermentasi .................................................................................... 14
F. Standar Pupuk Organik Cair ........................................................................ 16
G. Kalium ......................................................................................................... 17
H. Fosfor ........................................................................................................... 18
I. Menganalisis Kandungan Fosfor .................................................................. 19
J. Menganalisis Kandungan Kalium ................................................................. 20
K. Penelitian Yang Relevan.............................................................................. 20
L. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 24
M. Hipotesis ..................................................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................27
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 27
B. Variabel Penelitian....................................................................................... 27
C. Batasan Masalah .......................................................................................... 28
D. Alat dan Bahan ............................................................................................ 28
1. Alat ......................................................................................................... 28
2. Bahan ...................................................................................................... 29
E. Cara Kerja .................................................................................................... 29
1. Tahap Persiapan ..................................................................................... 30
2.Tahap fermentasi ...................................................................................... 31
3. Tahap pengujian ..................................................................................... 32
F. Analisis Data ................................................................................................ 35
G. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran .................. 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................37
A. Hasil ............................................................................................................. 37
2. Kandungan Fosfor .................................................................................. 37
3. Kandungan Kalium ................................................................................. 40
B. Pembahasan ................................................................................................. 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Analisis Kadar Fosfor Pupuk Cair Limbah Tahu Dan Daun Lamtoro ........ 43
2. Analisis Kadar Kalium Pupuk Cair Limbah Tahu Dan Daun Lamtoro ....... 44
3. Parameter Pendukung Suhu dan pH ............................................................. 46
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 48
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN ...........................................49
A. Kompetensi Inti ........................................................................................... 50
B. Kompetensi Dasar ........................................................................................ 51
BAB VI KESIMPULAN dan SARAN ................................................................53
A. Kesimpulan .................................................................................................. 53
B. Saran ............................................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Kandungan Limbah Cair Tahu ................................................................. 7
Tabel 2.2 Standarisasi Pupuk Organik Cair ........................................................... 17
Tabel 4.1 Rerata Kandungan Fosfor dan Kontrol Pupuk Fermentasi .................... 38
Tabel 4.2 Pengujian One Way Anova Fosfor ........................................................ 39
Tabel 4.3 Pengujian Post Hock Tukey Fosfor ....................................................... 40
Tabel 4.4 Rerata Kandungan Kalium dan Kontrol Pupuk Fermentasi................... 40
Tabel 4.5 Pengujian One Way ANOVA Kalium ................................................... 41
Tabel 4.6 Pengujian Post Hock Tukey Kalium ...................................................... 42
Tabel 4.7 Pengukuran Suhu ................................................................................... 46
Tabel 4.8 Pengukuran pH ....................................................................................... 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Morfologi Tanaman Lamtoro ............................................................. 10
Gambar 2.2 Kurva Pertumbuhan Mikroba ............................................................. 17
Gambar 2.3 Literatur Map Penelitian Relevan ..................................................... 23
Gambar 2.4 Diagram Kerangka Berpikir ............................................................... 25
Gambar 3.1 Proses Pembuatan Pupuk ................................................................... 32
Gambar 3.2 Proses Pengujian Fosfor dan Kalium ................................................. 34
Gambar 4.1 Perubahan Bahan Sebelum dan Sesudah Fermentasi ......................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Hasil Pengukuran Kandungan Fosfor dan Kalium ............................. 58
Lampiran 2 Hasil uji Statistik Fosfor ..................................................................... 62
Lampiran 3 Hasil Uji Statistik Kalium................................................................... 65
Lampiran 4 Silabus Pembelajaran .......................................................................... 68
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................... 73
Lampiran 6 Lembar Kerja Peserta Didik ............................................................... 84
Lampiran 7 Bahan Ajar .......................................................................................... 89
Lampiran 8 Kisi-kisi Soal Evaluasi........................................................................ 97
Lampiran 9 Lembar Pengamatan Penilaian ......................................................... 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Industri tahu merupakan salah satu industri pengolah kedelai sebagai
bahan bakunya. Kedelai sebagai bahan baku merupakan tanaman yang banyak
mengandung protein dan kalori serta mengandung vitamin B dan kaya akan
mineral. Protein yang terkandung dalam 100 g kedelai mencapai 35-45 g (Kafadi
1990 dalam Makiyah 2015). Saat ini, industri pembuatan tahu menjadi salah satu
industri rumah tangga yang tersebar luas di daerah perkotaan maupun pedesaan.
Tahu merupakan makanan yang dikenal dan digemari oleh masyarakat
Indonesia yang mudah diperoleh, tahu memiliki kandungan gizi yang baik,
pembuatannya juga sederhana dan relatif murah. Dalam proses pengolahannya
industri tahu selalu menghasilkan limbah. Limbah tahu terdiri atas dua jenis yaitu
limbah padat dan limbah cair. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan
penggumpalan, limbah padat ini sebagian besar dimanfaatkan menjadi tempe
gembus, tepung ampas tahu, dan pakan ternak. Limbah cair dihasilkan dari proses
perendaman, pencucian kedelai, penyaringan, pengepresan dan pencetakan tahu
(Fadilla, 2010).
Limbah terbesar yang dihasilkan oleh industri tahu adalah limbah cair yang
berpotensi mencemari lingkungan. Limbah ini sering dibuang secara langsung
tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga unsur-unsur organik dalam limbah cair
tahu akan menghasilkan bau tidak sedap yang akan mencapai radius beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kilometer kilometer dari pabrik industri, limbah cair tahu yang dibuang tanpa
diolah akan meresap ke dalam tanah dan mencapai sumur-sumur warga yang ada di
sekitarnya sehingga akan mencemari air yang digunakan oleh warga dalam
kehidupan sehari-hari.
Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik industri tahu
adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu atau disebut dengan air dadih.
Banyaknya limbah cair yang dihasilkan dari pabrik industri tahu menjadi salah satu
alasan perlu adanya pengolahan ataupun pemanfaatan limbah cair tahu. Salah satu
upaya pengolahan dan pemanfaatan limbah cair tahu adalah dengan pembuatan
pupuk organik cair agar dapat mengurangi resiko pencemaran lingkungan, seperti
pencemaran air dan pencemaran udara. Limbah cair tahu mengandung unsur hara
makro 1,21% nitrogen, 5,54% fosfor dan 1,34% kalium yang dibutuhkan tanaman
(Asmoro,2008). Limbah cair tahu juga mengandung unsur hara mikro 0,0341%
kalsium, 0,00019% besi, 0,00012% tembaga dan 0,00059% natrium, sehingga
limbah cair tahu memiliki potensi untuk dijadikan pupuk sebagai sumber nutrisi
bagi tanaman (Kaswinarni,2007).
Limbah cair tahu dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair melalui
proses fermentasi. Dalam proses fermentasi yang dilakukan oleh mikroorganisme
baik aerob maupun anaerob terjadi perombakan senyawa kimia kompleks menjadi
lebih sederhana yang bertujuan untuk mempercepat penyerapan nutrisi pada
tanaman. Dalam proses fermentasi akan dihasilkan senyawa organik seperti asam
laktat dari aktivitas bakteri asam laktat yakni Lactobacillus sp (Makiyah, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Pembuatan pupuk dari limbah cair tahu dapat diberi bahan tambahan yaitu
daun lamtoro yang bertujuan untuk meningkatkan kandungan kalium pupuk. Daun
lamtoro (Leucanea leucocephala) saat ini hanya dimanfaatkan oleh masyarakat
sebagai pakan ternak, terutama ternak dari golongan ruminansia. Selain pakan,
tanaman lamtoro dapat digunakan sebagai pupuk cair terutama pada daunnya yang
mengandung 2,0- 4,3 % nitrogen, 0,2 - 0,4 % fosfor dan 1,3 - 4,0 % kalium
(Ratrinia, 2014).
Berdasarkan permasalahan yang ada di lapangan maka perlu dilakukan
pengolahan limbah cair tahu dan daun lamtoro sebagai pupuk organik cair. Pupuk
organik cair limbah tahu dan daun lamtoro (Leucanea leucocephala ) ini nantinya
dapat digunakan sebagai alternatif pengganti pupuk anorganik karena mengandung
senyawa organik yang dapat meningkatkan ketersediaan hara, merangsang
pertumbuhan akar tanaman dan pertumbuhan jumlah daun (Musnamar, 2004).
Pengolahan limbah cair tahu dan daun lamtoro menjadi pupuk organik cair
perlu ditambahkan EM4, sehingga dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara
karena di dalam EM-4 terdapat mikroorganisme pemecah bahan-bahan organik
serta mikroorganisme yang dapat meningkatkan penyerapan unsur hara (Utomo,
2010). Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin mengetahui pengaruh lama
fermentasi limbah cair tahu dan daun lamtoro dengan penambahan bioaktivator
EM4 sebagai pupuk organik cair terhadap kandungan fosfor dan kalium total.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat perbedaan rerata kandungan fosfor dan kalium total pupuk
organik cair hasil fermentasi limbah cair tahu dan daun lamtoro?
2. Berapa lama waktu fermentasi yang baik untuk mendapatkan kandungan
fosfor dan kalium total tertinggi pada pupuk cair limbah tahu dan daun
lamtoro?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perbedaan rerata kandungan fosfor dan kalium total pada pupuk
cair hasil fermentasi limbah cair tahu dan daun lamtoro dengan penambahan
bioaktivator EM4
2. Mengetahui lama fermentasi yang baik untuk mendapatkan kandungan
fosfor dan kalium total tertinggi pada limbah cair tahu dan daun lamtoro
dengan penambahan bioaktivator EM4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
a) Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pertanian terutama
mengenai kandungan hara makro fosfor dan kalium total limbah cair tahu
dan daun lamtoro dengan penambahan bioaktivator EM4
b) Mempunyai solusi mengenai masalah lingkungan yaitu dengan
memanfaatkan limbah cair tahu dan daun lamtoro menjadi pupuk organik
cair
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Bagi Masyarakat
a) Sebagai informasi bagi masyarakat khususnya petani dan pengusaha
industri tahu mengenai pengolahan limbah cair tahu sebagai bahan dasar
yang dapat digunakan untuk pembuatan pupuk organik cair.
b) Sebagai informasi bagi para petani mengenai kandungan pupuk organik
cair dari fermentasi sehingga diperoleh kadar fosfor dan kalium total
tertinggi
3. Bagi Dunia Pendidikan
a) Menambah wawasan mengenai faktor-faktor yang dapat memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan memanfaatkan limbah
cair tahu dan daun lamtoro sebagai pupuk organik cair
b) Sebagai masukan dan informasi mengenai kandungan unsur hara fosfor
dan kalium total dalam pupuk organik cair.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Limbah Tahu
Kedelai sebagai bahan baku dalam pembuatan tahu merupakan salah satu
jenis tanaman polong-polongan yang banyak mengandung protein dan minyak
nabati, kalori, vitamin B serta kaya akan mineral. Protein yang terkandung di dalam
100 gram kedelai mencapai 35-45 gram Kafadi (dalam Makiyah, 2015).
Limbah tahu berasal dari sisa pengolahan kedelai menjadi tahu yang
terbuang karena tidak terbentuk dengan baik menjadi tahu sehingga tidak dapat
dikonsumsi. Limbah tahu terdiri atas dua jenis yaitu limbah cair dan limbah padat.
Limbah tersebut mempunyai potensi bila dimanfaatkan dengan tujuan dan maksud
tertentu, namun bila dibiarkan dan dibuang langsung ke lingkungan tanpa
pengolahan akan mengakibatkan pencemaran lingkungan. Limbah cair merupakan
bagian terbesar dan berpotensi mencemari lingkungan. Limbah cair terjadi karena
adanya sisa air tahu yang tidak menggumpal, potongan tahu yang hancur karena
proses penggumpalan tidak sempurna, serta cairan keruh kekuningan yang dapat
menimbulkan bau tidak sedap dan bila dibiarkan warna limbah cair tahu akan
berubah menjadi cokelat kehitaman dan berbau busuk (Nohong, 2010).
Berdasarkan proses pembuatan tahu, limbah cair pada proses produksi tahu
berasal dari proses perendaman, pencucian kedelai, pencucian peralatan proses
produksi tahu, penyaringan dan pengepresan kedelai atau pencetakan tahu.
Sebagian besar limbah yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu adalah cairan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut dengan air dadih (whey). Air
dadih (whey) mengandung protein yang tinggi dan dapat segera terurai, pada whey
atau cairan tahu juga mengandung banyak mineral, seperti fosfor (P), kalium (K),
kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), besi (Fe) dan zink (Kaswinarni,
2007).
Menurut Kaswinarni (2007), industri tahu memerlukan suatu pengolahan
limbah ataupun pemanfaatan limbah cair tahu yang bertujuan untuk mengurangi
resiko pencemaran lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan memanfaatkan limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair. Limbah cair
tahu mengandung zat-zat seperti tertera pada tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1 Kandungan Limbah Cair Tahu
(Kaswinarni, 2007)
B. Pupuk Organik Cair
Limbah cair tahu yang mengandung banyak mineral berpotensi untuk
dijadikan sebagai pupuk organik cair. Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil
pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari limbah industri, sisa tanaman,
kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.
Kelebihan dari pupuk organik cair adalah mampu menyediakan hara secara cepat,
Senyawa Kadar (mg/L)
Protein 226,06
Kalsium (Ca) 34,1
Besi (Fe) 0,19
Tembaga (Cu) 0,12
Natrium (Na) 0,59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
tidak merusak tanah dan tanaman meskipun sudah digunakan secara terus menerus.
Pupuk organik cair lebih mudah diserap oleh tanaman dibandingkan pupuk
anorganik karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai (Hadisuwito, 2007).
Menurut Nugroho (2013) kandungan dalam pupuk organik cair selain
mengandung unsur hara nitrogen, fosfor dan kalium juga mengandung unsur hara
mikro antara lain unsur boron (B), klor (Cl), tembaga (Cu), besi (Fe), mangan (Mn),
zeng (Zn) dan molibden (Mo) yang berperan sebagai katalisator dalam proses
sintesis protein dan pembentukan klorofil, dari semua unsur hara tersebut yang
paling utama dibutuhkan oleh tanah sebagai media tumbuh tanaman adalah
nitrogen, fosfor dan kalium (Winarso, 2005).
C. Lamtoro
Salah satu yang dapat mengayakan unsur hara dalam pupuk organik cair
selain dari limbah tahu diperoleh dari jenis tanaman famili leguminosae yakni
lamtoro. Lamtoro atau sering disebut dengan petai cina adalah tanaman sejenis
perdu dari famili Fabaceae (Leguminoseae, polong-polongan) yang kerap
digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi. Lamtoro berasal dari
Meksiko dan Amerika Tengah. Penjajah Spanyol membawa biji-biji lamtoro dari
Meksiko ke Filipina di akhir abad XVI dan dari tempat ini lamtoro mulai menyebar
luas ke berbagai bagian dunia dan ditanam sebagai peneduh tanaman kopi,
penghasil kayu bakar, serta sumber pakan ternak. Lamtoro mudah beradaptasi di
berbagai daerah tropis seperti Asia dan Afrika termasuk Indonesia (Riefqi, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1. Taksonomi dan Morfologi
a. Taksonomi
Dalam Plantamor (2012) klasifikasi dari tanaman lamtoro adalah sebagai
berikut :
Kerajaan : Tumbuhan
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Fabales
Suku : Fabaceae
Marga : Leucena
Jenis : Leucena leucocephala
b. Morfologi
Tanaman lamtoro memiliki morfologi akar yang sangat kokoh, karena akar
tunggangnya menembus kuat ke dalam tanah sehingga pohon tidak mudah
tumbang oleh tiupan angin. Pohon lamtoro mempunyai batang yang kuat,
sehingga tidak mudah patah. Warna batang cokelat kemerahan sehingga menarik
untuk dipandang. Batang pohon lamtoro dalam waktu satu tahun dapat mencapai
garis tengah 10-15 cm. Daun lamtoro berbentuk simetris, dengan tipe daun
majemuk ganda dan daun berwarna hijau. Buah lamtoro berbentuk polong dalam
tandan, tiap-tiap tandan buah dapat mencapai 20-30 buah polong, sedangkan
dalam satu polongnya dapat mencapai 15-30 biji. Batang tandan berbentuk besar
dan agak pendek. Bijinya berbentuk lonjong dan pipih, jika sudah tua biji
tersebut berwarna cokelat kehitaman (Riefqi, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
(a) Daun Lamtoro (b) Buah lamtoro
(c) Bunga Lamtoro
(d) Batang Lamtoro
Gambar 2.1 Tanaman Lamtoro
Sumber : Dokumentasi Pribadi
2. Manfaat Tanaman Lamtoro Menjadi Pupuk
Menurut Purwanto (2007) tanaman leucena memiliki pertumbuhan yang
cepat dan kemampuan produksi hijauannya tinggi. Tanaman leucena dapat
digunakan sebagai pupuk karena daunnya mengandung Nitrogen 2,0 - 4,3 %.
Selain itu, daun lamtoro juga mengandung 0,2 - 0,4 % P, dan 1,3 - 4,0 % K. Daun
lamtoro yang basah mengandung unsur N, P, K yang lebih besar dibanding daun
lamtoro kering (Ratrinia, 2014)
D. Fermentasi
Limbah cair tahu dan daun lamtoro agar dapat menjadi pupuk organik
cair harus melalui mekanisme fermentasi sebelum digunakan ke tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Fermentasi merupakan proses yang dilakukan oleh mikroorganisme baik aerob
maupun anaerob yang mampu mengubah senyawa kompleks menjadi lebih
sederhana. Hal tersebut bertujuan untuk mempercepat penyerapan nutrisi pada
tanaman. Prinsip dari fermentasi ini adalah bahan organik dihancurkan oleh
mikroba dalam kisaran temperatur dan kondisi tertentu (Makiyah, 2015).
Pada penelitian yang dilakukan, mekanisme fermentasi yang digunakan
adalah fermentasi anaerob. Menurut Nugroho (2013), fermentasi anaerob
merupakan proses pemecahan karbohidrat dan asam amino tanpa memerlukan
oksigen. Pada fermentasi anaerob pada pupuk organik cair, bahan organik akan
diubah menjadi CO2, metana. Berikut reaksi yang terjadi pada proses anaerobik
saat pembuatan pupuk organik cair (Sundari,dkk., 2014) :
Bahan organik 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑖𝑘𝑟𝑜𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑠𝑚𝑒 → CO2 + CH4
E. Faktor yang Memengaruhi Fermentasi
Dalam proses fermentasi pembuatan pupuk organik cair, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan agar menghasilkan pupuk yang berkualitas. Hal-hal
tersebut meliputi :
1. EM4
EM4 merupakan kultur campuran mikroorganisme yang menguntungkan
dan bermanfaat bagi kesuburan tanah maupun pertumbuhan dan produksi tanaman,
serta ramah lingkungan. Mikroorganisme yang ditambahkan akan membantu
memperbaiki kondisi biologis tanah dan dapat membantu penyerapan unsur hara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
EM4 mengandung mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri dari bakteri
asam laktat (Lactobacillus sp.), bakteri fotosintetik (Rhidopseudomonas sp.),
Actinomycetes sp., Streptomicetes sp., dan ragi (yeast), bakteri pelarut fosfat
(Pseudomonas sp.) (Utomo, 2010). Menurut Yuwono (2006) peranan atau manfaat
dari mikroorganisme yang terdapat pada EM4, yaitu:
Mikroorganisme Peranan
Bakteri fotosintetik
- Merubah gas-gas berbahaya menjadi zat bermanfaat,
menghilangkan bau tak sedap
- Meningkatkan fotosintesis tanaman
- Menunjang pertumbuhan mikroorganisme lainnya
Bakteri asam laktat
- Menghasilkan asam laktat sebagai hasil penguraian gula
dan karbohidrat lain yang bekerjasama dengan bakteri
fotosintetik dan ragi.
- Menghambat pertumbuhan patogen misalnya Fusarium
sp
- Menguraikan bahan organik dengan cepat sehingga
menghasilkan zat-zat bioaktif (hormon dan enzim)
Actinomycetes sp.
- Berperan untuk menghasilkan zat-zat antimikroba dari
asam amino yang dihasilkan oleh bakteri fotosintesis dan
bahan organik
- Menekan pertumbuhan bakteri dan jamur
Bakteri Pelarut fosfat - Berperan untuk menghasilkan enzim fosfotase
- Berperan untuk melarutkan fosfat
Jamur fermentasi
- Menguraikan bahan organik secara tepat untuk
menghasilkan alkohol, ester, zat-zat antimikroba
- Menghilangkan bau serta mencegah serbuan serangga
dan ulat yang merugikan
Ragi
- Membentuk zat antibakteri dan bermanfaat bagi
pertumbuhan tanaman dari asam-asam amino dan gula
yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintesis.
- Meningkatkan jumlah sel aktif dan perkembangan akar
EM4 mempunyai beberapa manfaat di antaranya :
a. Meningkatkan ketersediaan nutrisi dan senyawa organik pada tanah
b. Memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Mempercepat pengomposan sampah organik atau kotoran hewan
d. Menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan meningkatkan produksi
tanaman serta menjaga kestabilan produksi (Utomo, 2010).
2. Tetes Tebu
Tetes tebu merupakan hasil samping industri gula yang mengandung
senyawa nitrogen dan kandungan gula yang cukup tinggi terutama kandungan
sukrosa. Tetes tebu merupakan sumber karbon dan nitrogen bagi ragi yang terdapat
di dalam EM4 (Wijaya, 2008). Tetes tebu (molasse) kaya akan biotin, asam
pantotenat, tiamin, fosfor, dan sulfur. Tetes tebu digunakan sebagai sumber energi
bagi mikroorganisme untuk denitrifikasi, fermentasi anaerobik. Karbohidrat dalam
molasse siap digunakan untuk fermentasi tanpa perlakuan terlebih dahulu karena
sudah berbentuk gula berupa sukrosa (Hidayat dkk., 2006).
3. Suhu
Proses pembuatan pupuk organik cair secara anaerob akan berjalan baik
jika bahan berada dalam suhu yang sesuai untuk pertumbuhan mikroorganisme.
Suhu yang optimal dalam proses fermentasi pupuk organik cair sekitar 25-55 ̊ C.
Apabila suhu terlalu tinggi maka mikroorganisme akan mati, namun apabila suhu
relatif lebih rendah maka mikroorganisme belum dapat bekerja atau masih dalam
keadaan dorman (Indriani, 2003).
4. pH (Derajat Keasaman)
Salah satu faktor yang memengaruhi aktivitas mikroorganisme di dalam
media penguraian bahan organik adalah pH. pH optimum untuk proses penguraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
bahan organik menurut Sutanto (2002) antara 5–8. Dalam proses fermentasi akan
terjadi penurunan pH. Penurunan pH terjadi karena adanya aktivitas bakteri asam
laktat yaitu Lactobacillus sp dalam menguraikan bahan-bahan organik yang
terdapat di dalam substrat menjadi asam-asam organik seperti asam laktat
(Amanillah, 2011).
5. Ukuran Bahan
Bahan yang berukuran kecil akan cepat didekomposisi karena luas
permukaannya meningkat sehingga mempermudah aktivitas mikroorganisme
perombak. Untuk pengomposan anaerobik, dianjurkan untuk menghancurkan
bahan hingga lumat dan menyerupai bubur atau lumpur yang bertujuan untuk
mempercepat proses penguraian oleh bakteri dan mempermudah pencampuran
bahan (Yuwono,2006).
6. Lama Fermentasi
Lama fermentasi merupakan faktor yang akan diteliti. Lama fermentasi
merupakan salah satu faktor penting dalam proses fermentasi karena berkaitan
dengan fase pertumbuhan mikroba yang akan berkembang dari waktu ke waktu
sehingga akan memengaruhi kandungan produk yang akan dihasilkan. Fase
pertumbuhan mikroba menurut Hamdiyati (2011) dapat dibagi menjadi empat fase,
yaitu : fase lag, fase logaritma (eksponensial), fase stasioner, dan fase kematian.
a. Fase lag
Fase lag merupakan fase penyesuaian bakteri dengan lingkungan yang
baru. Lama fase lag pada bakteri sangat bervariasi, tergantung pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
komposisi media, pH, suhu, dan sifat fisiologis mikroorganisme pada media
sebelumnya.
b. Fase logaritma atau fase eksponensial
Fase logaritma adalah ketika sel telah menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang baru maka sel mulai membelah hingga mencapai populasi
yang maksimum. Fase eksponensial ditandai dengan terjadinya periode
pertumbuhan yang cepat. Setiap sel dalam populasi membelah menjadi dua
sel.
Pada fase eksponensial mikroorganisme akan mulai membelah hingga
mencapai populasi yang maksimum sehingga akan menyerap unsur hara
fosfor dalam substrat yang digunakan mikroorganisme untuk membangun
sel dan aktivitas metabolisme (Chapelle, 2001).
c. Fase stasioner
Fase stasioner terjadi pada saat laju pertumbuhan bakteri sama dengan
laju kematiannya, sehingga jumlah bakteri keseluruhan bakteri akan tetap.
Keseimbangan jumlah keseluruhan bakteri ini terjadi karena adanya
pengurangan derajat pembelahan sel. Hal ini disebabkan oleh kadar nutrisi
yang berkurang dan terjadi akumulasi produk toksik sehingga mengganggu
pembelahan sel.
d. Fase kematian
Fase kematian ditandai dengan peningkatan laju kematian yang
melampaui laju pertumbuhan, sehingga secara keseluruhan terjadi
penurunan populasi bakteri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Kurva pertumbuhan bakteri menurut Febriansyah (2011) dapat dilihat pada
gambar 2.2 berikut ini :
Fase
lag
Fase Fase Fase
Eksponensial statisioner kematian
Gambar 2.2 Kurva Pertumbuhan Bakteri
F. Standar Pupuk Organik Cair
Standar kualitas unsur makro dan mikro pupuk organik cair berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011 dapat dilihat
di tabel 2.2 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tabel 2.2 Standar Kualitas Pupuk Organik Cair
No Parameter Satuan Standar Mutu
1 C-Organik % min 6
2 Bahan ikutan (plstik,kaca,kerikil) % maks 2
3 Logam berat :
- As
- Hg
- Pb
- Cd
ppm
ppm
ppm
ppm
maks 2,5
maks 0,25
maks 12,5
maks 0,5
4 Hara makro:
- N
- P2O5
- K2O
%
%
%
3-6
3-6
3-6
5 Hara mikro :
- Fe total atau
- Fe tersedia
- Mn
- Cu
- Zn
- B
- Co
- Mo
ppm
ppm
ppm
ppm
ppm
ppm
ppm
ppm
90-900
5-50
250-5000
250-5000
250-5000
125-2500
5-20
2-10
Sumber: (PERMENTAN NOMOR 70 Tahun 2011)
G. Kalium
Kalium merupakan unsur hara esensial yang digunakan hampir pada
semua proses untuk menunjang hidup tanaman, kalium diserap tanaman dalam
bentuk K+. Kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian tanaman yang
banyak mengandung protein. Zat kalium memiliki sifat mudah larut dan hanyut,
selain itu mudah difiksasi dalam tanah. Kalium berperan membantu :
1. Pembentukan protein dan karbohidrat
2. Meningkatkan resistansi tanaman terhadap penyakit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3. Meningkatkan kualitas biji/buah
4. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap iklim tidak menguntungkan
5. Membantu kesetimbangan ion dalam tanaman (Winarso, 2005)
Kekurangan Kalium pada tanaman akan menunjukkan gejala seperti
terbakarnya daun yang dimulai dari ujung atau pinggir, munculnya bercak-bercak
nekrotik berwarna cokelat pada daun-daun dan batang yang tua (Winarso, 2005).
Ketersediaan unsur kalium dalam pupuk dipengaruhi oleh jenis bahan yang
dikomposkan, bahan organik yang mengandung hijauan dapat meningkatkan
kandungan kalium dalam pupuk hal ini disebabkan karena di dalam hijauan terdapat
kandungan kalium yang tinggi (Astuti dkk, 2010).
H. Fosfor
Akar tanaman mengambil fosfor dalam bentuk H2PO4 – dan HPO4
-.
Fosfor (P) merupakan unsur hara esensial tanaman, tidak ada unsur lain yang
dapat menggantikan fungsinya di dalam tanaman sehingga tanaman harus
mendapatkan P secara cukup untuk pertumbuhannya secara normal.
Secara umum, fungsi dari fosfor dalam tanaman yaitu sebagau berikut :
1. Mempercepat perkembangan akar dan perkecambahan
2. Meningkatkan efisiensi penggunaan air
3. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit
4. Mempercepat pembungaan dan pemasakan buah dan biji (Winarso,
2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Tanah yang kekurangan fosfor akan merugikan tanaman. Gejala yang
tampak pada tanaman bila kekurangan fosfor ialah warna daun seluruhnya berubah
tua dan sering tampak mengkilap kemerahan. Tepi daun, cabang dan batang
terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kekuningan. Jika
tanaman berbuah maka buahnya kecil dan lebih cepat matang (Lingga dan
Marsono, 2008).
I. Menganalisis Kandungan Fosfor
Untuk menganalisis kandungan fosfor digunakan Spektrofotometer UV-
Vis dengan panjang gelombang 693 nm. Spektrofotometer UV-Vis adalah
pengukuran panjang gelombang dalam intensitas sinar ultraviolet dan cahaya
tampak yang diabsorbsi oleh sampel. Spektroskopi UV-Vis biasanya digunakan
untuk molekul ion anorganik atau kompleks di dalam larutan. Spektrofotometri
UV-Vis dapat digunakan untuk penentuan terhadap sampel yang berupa larutan.
Pada umumnya sampel harus diubah menjadi suatu larutan yang jernih, untuk
sampel yang berupa larutan perlu diperhatikan beberapa persyaratan pelarut yang
dipakai antara lain:
1. Harus melarutkan sampel dengan sempurna
2. Pelarut yang dipakai tidak mengandung ikatan rangkap terkonjugasi pada
struktur molekulnya
3. Tidak terjadi intraksi dengan molekul senyawa yang dianalisis
4. Kemurniannya harus tinggi (Suhartati, 2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
J. Menganalisis Kandungan Kalium
Untuk menganalisis kandungan Kalium digunakan Spektrofotometer
Serapan Atom (AAS) dengan panjang gelombang 766,9 nm. Spektrofotometer
Serapan Atom (AAS) diperkenalkan sekitar tahun 1960. Spektrofotometer Serapan
Atom (AAS) beroperasi pada suhu nyala berkisar antara 1700-3200 oC. Penggunaan
Spektofotometer Serapan Atom (AAS) bertujuan untuk analisa kualitatif dan
kuantitatif yang akurat. Analisa sampel dilakukan melalui pengukuran absorbansi
sebagai fungsi konsentrasi standar dan menggunakan hukum Beer menentukan
konsentrasi sampel (Sari, 2010).
K. Penelitian Yang Relevan
Wahida (2016) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kandungan
Unsur Hara Pupuk Organik Cair Dari Limbah Rumah Tangga Di Kabupaten
Merauke”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur hara pada
pupuk organik cair dari limbah rumah tangga. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Musamus,
Kabupaten Merauke dan pengujian unsur hara dianalisis di Laboratorium Kimia
dan Kesuburan Tanah UNHAS, Makassar. Pembuatan pupuk dalam penelitian ini
dengan cara mencacah limbah sayur dan buah yang berasal dari rumah tangga dan
mencampur dengan EM-4, air kelapa, dedak, larutan gula, kepala udang.
Perbandingan limbah sayur dan kepala udang adalah 1:9. Penelitian pembuatan
pupuk berlangsung selama 14 hari dengan fermentasi secara anaerob. Parameter
yang diamati adalah kandungan unsur hara dari pupuk organik cair hasil fermentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan nitrogen dari pupuk organik cair
0,33%, kandungan fosfor 2,98%, kalium 3,28%, kalsium 2,66%.
Penelitian Lepongbulan, dkk (2017) yang berjudul Analisis Unsur Hara
Pupuk Organik Cair Dari Limbah Ikan Mujair Danau Lindu Dengan Variasi
Volume Mikroorganisme Lokal Bonggol Pisang. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kandungan unsur hara makro pada pupuk organik cair. Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Taduloko. Pembuatan pupuk organik cair berbahan dasar limbah jeroan ikan mujair
sebanyak 200 gram yang dimasukkan ke dalam wadah tertutup dengan penambahan
100 ml molase dan 1 L aquades. Volume MOL yang digunakan adalah 0 ml, 50 ml,
100 ml, 100 ml kemudian difermentasi selama 14 hari. Parameter yang diamati
adalah kandungan N,P,K dari pupuk cair hasil fermentasi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kandungan nitrogen tertinggi 0,311% dengan MOL 100 ml,
fosfor 0,167% dengan MOL 150 ml, dan kalium 0,037% dengan MOL 150 ml.
Amelia (2017) juga melakukan penelitian yang sejenis berjudul “Kualitas
Pupuk Organik Cair Dari Limbah Buah Jambu Biji, Pisang Mas Dan Pepaya”.
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur hara makro dan mikro
serta bakteri dominan yang terkandung pada pupuk organik cair. Penelitian ini
dilakukan di Kebun Biologi, Laboratorium Teknobio-Lingkungan, Fakultas
Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan tempat pengujian di
Laboratorium Pusat Fakultas Pertanian Institut Pertanian STIPER Yogyakarta.
Dalam penelitian ini digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri
dari 5 perlakuan, yaitu Ma adalah MOL limbah buah jambu biji, Mb adalah MOL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
limbah buah pisang mas, Mc adalah MOL limbah buah pepaya, Md adalah
campuran dari ketiga jenis buah dan kontrol menggunakan MOL bonggol pisang,
setiap perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali dan difermentasi selama 14 hari secara
anaerob. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan yang memiliki kandungan
nitrogen tertinggi adalah Mb (pisang mas) yaitu 0,68% dan nitogen terendah
terdapat pada Ma (Jambu biji) yaitu 0,28%. Untuk kandungan fosfor tertinggi
adalah Mb (pisang mas) yaitu 0,27% dan terendah pada Mc (pepaya) yaitu 0,14%.
Kalium tertinggi adalah Mb (pisang mas) yaitu 0,0045% dan terendah pada Mk
(kontrol) yaitu 0,0036%.
Relevansi penelitian ini dengan penelitian diatas adalah menjelaskan
mengenai pengolahan limbah menjadi pupuk organik cair dengan proses fermentasi
secara anaerob, namun lama waktu fermentasi dan parameter yang diukur dengan
penelitian diatas berbeda. Pada penelitian ini lama fermentasi yang dibutuhkan
yaitu 5,8, dan12 hari, parameter yang diukur hanya kandungan fosfor dan kalium
total. Kebaharuan dari penelitian ini adalah bahan yang digunakan sebagai
pembuatan pupuk organik cair yaitu limbah cair tahu dan daun lamtoro dengan
penambahan EM-4 dan tetes tebu, waktu fermentasi yang dibutuhkan dalam
penelitian yaitu 5, 8, dan 12 hari, parameter yang akan di ukur adalah kandungan
unsur hara fosfor dan kalium total. Diagram literature map dapat dilihat pada
gambar 2.3 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 2.3 Literatur Map
Penelitian 1 Wahida
(2016)
Untuk mengetahui
kandungan unsur hara
nitrogen, fosfor,
kalium dan kalsium
pada pupuk organik
cair dari limbah sayur
dan buah yang berasal
dari rumah tangga
Penelitian pembuatan
pupuk berlangsung
selama 14 hari dengan
fermentasi secara
anaerob.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
kandungan nitrogen
dari pupuk organik cair
limbah sayur dan buah
yang berasal dari
rumah tangga adalah
0,33%, kandungan
fosfor 2,98%, kalium
3,28%, kalsium 2,66%.
Penelitian 2
Lepongbulan,dkk
(2017)
Untuk mengetahui
kandungan unsur hara
nitrogen, fosfor,
kalium pada pupuk
organik cair dari
limbah jeroan ikan
mujair dengan variasi
MOL Bonggol Pisang
Penelitian pembuatan
pupuk berlangsung
selama 14 hari dengan
fermentasi secara
anaerob.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
kandungan nitrogen
tertinggi 0,311%
dengan MOL 100 ml,
fosfor 0,167% dengan
MOL 150 ml, dan
kalium 0,037% dengan
MOL 150 ml
Penelitian 3 Amalia
(2017)
Untuk mengetahui
kandungan unsur hara
makro dan mikro serta
bakteri dominan yang
terkandung pada pupuk
organik cair
Penelitian pembuatan
pupuk berlangsung
selama 14 hari dengan
fermentasi secara
anaerob.
Hasil penelitian
diperoleh bahwa
perlakuan yang
memiliki kandungan
nitrogen tertinggi
adalah Mb (pisang
mas), kandungan fosfor
tertinggi adalah Mb
(pisang mas) yaitu
0,27%, kalium tertinggi
adalah Mb (pisang mas)
yaitu 0,0045%
Kebaruan penelitian
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi
pupuk cair limbah cair tahu dan daun lamtoro dengan penambahan EM-4
dan tetes tebu terhadap kandungan hara fosfor dan kalium total Penelitian ini menggunakan lama fermentasi 5,8 dan 12 hari Kandungan fosfor total diukur dengan Spektrofotometri UV-Vis dan kalium
total dengan Spektrofotometri AAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
L. Kerangka Berpikir
Limbah cair yang dibuang secara langsung tanpa pengolahan terlebih
dahulu berpotensi mencemari lingkungan. Limbah cair tahu tanpa pengolahan
sehingga menghasilkan bau tidak sedap serta menimbulkan pencemaran
lingkungan. Menanggulangi permasalahan tersebut, diupayakan pemanfaatan
limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair yang ramah lingkungan dan dapat
memperbaiki kondisi tanah. Limbah cair tahu memiliki kandungan unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman seperti nitrogen, fosfor dan kalium. Daun lamtoro
(Leucanea leucocephala) merupakan tanaman legum yang saat ini belum
dimanfaatkan secara maksimal. Daun lamtoro mengandung senyawa fosfor dan
kalium yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga
daun lamtoro berpotensi untuk dijadikan sebagai pupuk cair. Daun lamtoro dalam
penelitian ini digunakan untuk meningkatkan kandungan kalium pada pupuk,
sehingga kandungan fosfor dan kalium dari limbah cair tahu dan daun lamtoro dapat
menjadi tambahan unsur hara dalam tanah. Untuk meningkatkan meningkatkan
kualitas pupuk dalam limbah cair tahu dan daun lamtoro sebagai pupuk organik
cair, maka perlu ditambahkan EM4 dan tetes tebu untuk mempercepat proses
fermentasi. Pada penelitian ini lama fermentasi yang digunakan adalah 5,8,12 hari,
lama fermentasi berfungsi menguraikan unsur-unsur organik yang ada di dalam
pupuk organik cair sehingga dapat diserap oleh tanaman sekitarnya. Hasil yang
diharapkan dari penelitian ini adalah pupuk organik cair dengan kandungan P dan
K total yang memenuhi standar PERMENTAN No 70 tahun 2011.Diagram
kerangka berpikir dapat dilihat dalam gambar 2.4 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Gambar 2.4 Diagram Kerangka Berpikir
Daun Lamtoro
Menyebabkan
pencemaran lingkungan
Limbah Cair Tahu
Belum banyak
dimanfaatkan oleh
masyarakat
Terdapat unsur hara
fosfor dan kalium yang
dibutuhkan tanaman
Kandungan kalium
tinggi yakni 1,3-4,0%
Fermentasi 5, 8, 12 hari
dengan penambahan
bioaktivator
Pupuk Cair dengan kandungan
fosfor dan kalium total pupuk
yang sesuai dengan
PERMENTAN 2011
Digunakan menjadi Pupuk
Organik Cair
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
M. Hipotesis
1. Terdapat perbedaan rerata kandungan fosfor dan kalium pupuk organik cair
hasil fermentasi dalam setiap perlakuan yaitu 5,8, dan 12 hari.
2. Lama fermentasi 12 hari yang baik untuk mendapatkan kandungan fosfor
dan kalium total tertinggi pada pupuk cair hasil fermentasi limbah cair tahu dan
daun lamtoro dengan penambahan EM4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analisis kuantitatif dengan model
rancangan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan salah satu
jenis penelitian kuantitatif yang kuat mengukur sebab akibat yaitu
membandingkan efek variasi variabel bebas terhadap variabel tergantung melalui
manipulasi atau pengendalian variabel bebas tersebut (Taniredja dan Mustafidah,
2011).
Desain penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL)
atau Completely Randomized Design (CRD) dengan satu faktorial. RAL
digunakan untuk percobaan yang mempunyai media atau tempat percobaan yang
seragam atau homogen. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri atas
variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan lama fermentasi (5 hari,
8 hari dan 12 hari) yang dibuat dengan tiga kali pengulangan.
2. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah berat bahan dasar pembuatan
pupuk, volume EM4 dan tetes tebu.
3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kandungan fosfor (P) dan kalium
(K) total dalam pupuk cair limbah cair tahu dan daun lamtoro dengan
penambahan bioaktivator EM-4 dan tetes tebu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
C. Batasan Masalah
1. Subjek dalam penelitian ini adalah pupuk cair limbah cair tahu dan daun lamtoro
dengan penambahan bioaktivator EM4. Bagian daun lamtoro yang digunakan
daun yang sudah tua.
2. Objek dalam penelitian ini adalah kandungan fosfor dan kalium total.
3. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu lama fermentasi 5 hari, 8
hari dan 12 hari dengan kode (S1, S2 dan S3).
4. Pembuatan pupuk cair dengan bioaktivator EM4 dan tetes tebu dengan
fermentasi anaerob.
5. Pengukuran kandungan fosfor total menggunakan Spektofotometri UV-Vis
dengan panjang gelombang 693 nm dan kandungan kalium total menggunakan
Spektrofotometri AAS dengan panjang gelombang 766,9 nm.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan pupuk cair ini yaitu gelas beker 1L,
gelas ukur 50 ml, pH meter digital, higrometer, termometer, stoples plastik, ember,
pisau, saringan. Alat yang digunakan dalam uji kandungan P dan K total yaitu
spektrofotometer UV-Vis merek Thermo Scientific dengan spektronik 20D+,
spektrofotometer AAS dengan merek Agilent Technologies, erlenmeyer, labu
kjeldahl 50 ml, pipet ukur 10 ml, labu takar 50 ml, corong gelas,tabung reaksi,
neraca analitik, unit destilator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk yaitu daun lamtoro, limbah
cair tahu, EM4 dan tetes tebu (molasses). Bahan yang digunakan dalam uji
kandungan P dan K total adalah larutan pupuk cair, larutan HNO3 65%, HClO4
70%, aquades, kertas label, parafilm, larutan standar P 100 ppm, larutan standar K
100 ppm. Larutan standar P dan K dibuat dengan cara pengenceran larutan titrisol
standar fosfat dan kalium 1000 ppm dengan rumus sebagai berikut :
dengan :
V1 = Volume larutan 1
V2 = Volume larutan 2
N1 = Konsentrasi Larutan 1
N2 = Konsentrasi larutan 2
E. Cara Kerja
Pembuatan pupuk dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan analisa kandungan P dan K total
dilakukan di Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Daerah istimewa
Yogyakarta (BPTP DIY). Tahap awal dari penelitian ini adalah pembuatan sampel
pupuk organik cair yang akan difermentasi, selama fermentasi berlangsung
dilakukan pengadukan setiap 2 hari sekali. Pupuk hasil fermentasi 5,8, dan 12 hari
disaring untuk memisahkan cairan dengan bahan organiknya, kemudian hasil
saringan dianalisis di laboratorium. Berikut merupakan tahap-tahap pembuatan
pupuk organik cair dan tahap analisis kandungan fosfor dan kalium total pada
pupuk organik cair :
V1.N1 = V2.N2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
1. Tahap Persiapan
Bahan-bahan yang digunakan adalah limbah cair tahu dan daun lamtoro.
Limbah cair tahu diperoleh dari Sentra Industri Tahu Kadirojo Purwomartani
Kalasan, sedangkan daun lamtoro didapatkan dari persawahan milik warga Desa
Paingan. Adapun proses pembuatan pupuk cair dalam penelitian ini meliputi tahap
– tahap berikut:
a. Pemotongan Daun Lamtoro
Daun lamtoro ditimbang sebanyak 3 kg kemudian dicacah menjadi potongan
yang kecil-kecil dengan tujuan agar memudahkan proses dekomposisi bahan
organik dari bahan baku dan mempercepat penguraian selama masa fermentasi.
b. Pembagian Daun Lamtoro
Daun lamtoro dibagi rata ke dalam 9 buah stoples ukuran 1200 ml sebanyak
333,3g.
c. Penyaringan Limbah cair tahu
Limbah cair tahu sebanyak 9 L disaring dengan tujuan untuk menghilangkan
kotoran berupa batu, tanah, kulit kedelai dan benda padat lainnya yang masih
tersisa.
d. Pembuatan larutan fermentasi
Pembuatan larutan fermentasi dibuat dengan perbandingan 1:1 (180ml
EM4, 180ml molasse) kemudian diaduk rata di dalam ember besar. Larutan
fermentasi kemudian ditambahkan dengan limbah cair tahu yang sudah
disaring sebanyak 9 L diaduk hingga homogen. Larutan yang sudah homogen
dituang ke dalam stoples.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2. Tahap fermentasi
Pada penelitian ini lama fermentasi yang digunakan dengan lama waktu 5, 8,
dan 12 hari dalam kondisi anaerob untuk mengetahui variasi fermentasi manakah
yang akan menghasilkan pupuk organik cair yang sesuai dengan standar mutu yang
ada. Kondisi anaerob diartikan sebagai proses dekomposisi bahan organik tanpa
menggunakan oksigen. Setiap dua hari sekali dilakukan pengadukan agar
mikroorganisme merata dalam menguraikan bahan.
Hasil fermentasi disaring untuk memisahkan cairan dengan bahan
organiknya. Kemudian hasil saringan digunakan untuk penelitian selanjutnya yaitu
pengukuran kandungan fosfor dan kalium total yang mengacu pada metode
Spectrophotometry.
Fosfor dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis, sedangkan
kalium dengan menggunakan metode Spektrofotometer AAS. Proses pembuatan
pupuk dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 3.1 Proses Pembuatan Pupuk
3. Tahap pengujian
a. Preparasi Sampel
Hasil saringan dipipet sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi 100 ml, ditambah 4 ml HNO3 dan 0,5 ml HClO4, diaduk hingga homogen.
Larutan yang sudah homogen didestruksi sampai sempurna dengan suhu bertahap
dari 100℃ hingga suhu maksimal 200℃ dan diperoleh larutan jernih. Dinginkan
dan encerkan dengan aquades dan volume ditetapkan menjadi 50 ml dan dikocok
Pencacahan daun
lamtoro
Penimbangan daun
lamtoro
Limbah Cair tahu
Pengukuran suhu
sebelum fermentasi
Pencampuran daun
lamtoro + limbah tahu
Limbah cair tahu + EM4+
Molasse
Pengukuran pH awal
Bahan yang akan
difermentasi
Hasil fermentasi (POC)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
hingga homogen, lalu diencerkan dengan aquades hingga sampai tanda pembatas
kemudian dikocok dan disaring hingga mendapatkan ekstrak jernih.
b. Kadar kalium
Ekstrak jernih dipipet 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi 20ml
lalu diencerkan dengan aquades 9 ml dikocok hingga homogen (ekstrak A).
Kemudian diukur dengan Spektrofotometer AAS 766,9 nm. Absorbansi sampel
didahului dengan pengukuran terhadap blanko. Larutan blanko ditera untuk
menunjukkan absorbansi nol. Larutan standar baku K dibuat dengan konsentrasi
4, 8, 12, 16,20 ppm dalam labu tabung reaksi (Balai Penelitian Tanah, 2009).
Perhitungan :
Keterangan: Abs = absorbansi sampel
fp = faktor pengenceran
fk = faktor koreksi kadar air
c. Kadar Fosfor
Ekstrak jernih dipipet 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi 20ml
lalu diencerkan dengan aquades 9ml dikocok hingga homogen (ekstrak A). Pipet
sebanyak 1 ml ekstrak A dan tambahkan pereaksi P sebanyak 9 ml dihomogenkan
selama 30 menit hingga menjadi warna biru. Lalu diukur dengan UV-Vis dengan
panjang gelombang 693 nm. Absorbansi sampel didahului dengan pengukuran
terhadap blanko. Larutan blanko ditera untuk menunjukkan absorbansi nol.
Abs sampel x ppm kurva x fp x fk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Larutan standar baku P dibuat dengan konsentrasi 0,4,8,12,16,20 ppm dalam labu
tabung reaksi (Balai Penelitian Tanah, 2009).
Perhitungan :
Keterangan: Abs = absorbansi sampel
fp = faktor pengenceran
fk = faktor koreksi kadar air
Gambar 3.2 Pengujian Kandungan P dan K Total
Penimbangan POC
sebanyak 5 ml
Penambahan HNO3 4 ml
Penambahan HClO4 0,5
ml
Tahap destruksi
Penambahan aquades ke
larutan jernih
Larutan standar P
Larutan Standar K
Spektofotometri AAS Spektofotometri UV-Vis
Abs sampel x ppm kurva x fp x fk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
F. Analisis Data
Data mengenai kandungan P dan K total yang telah diperoleh kemudian
dilanjutkan dengan pengujian statistik menggunakan uji normalitas yaitu
Kolmogrov-Smirnov, yang mana jika Asymp. Sig > 0,05 maka data berdistribusi normal.
Kemudian dilanjutkan dengan uji lanjutan menggunakan uji Homogenitas yang
mana jika Fhitung > 0,05, maka data berasal dari varian yang sama atau homogen.
Dilanjutkan dengan Analisis of Variance (ANOVA) One way menggunakan
aplikasi SPSS Statitics Versi 21. ANOVA adalah teknik analisis statistik yang dapat
memberi jawaban atas ada tidaknya perbedaan pada masing-masing kelompok
dengan Nilai F kritikal untuk α = 0,05. Bila nilai Fhitung > Ftabel maka terdapat
perbedaan yang significant antar perlakuan dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc
Tukey (Irianto, 2004).
G. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Sekolah
Menengah Atas (SMA) kelas XII semester Ganjil yakni pada Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan pada sub bab Unsur Hara Tanaman dengan Kompetensi
Dasar sebagai berikut:
KD 3.1 : Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan pada Makhluk Hidup berdasarkan hasil
percobaan.
KD 4.1 : Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang
memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah
yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Karakteristik Pupuk Cair Limbah Cair Tahu dan Daun Lamtoro
Menurut Nugroho (2013) bahwa karakteristik pupuk cair yang sudah matang
memiliki pH yang mendekati netral 6,5-7, pupuk berwarna cokelat agak
kekuningan dan memiliki bau cukup menyengat namun tidak menimbulkan bau
busuk melainkan bau pupuk. Pupuk organik cair dalam penelitian ini memiliki
karakteristik warna kuning dan tidak berbau busuk, pH dalam pupuk organik cair
berada dalam kondisi asam yaitu 4-4,3 yang menandakan bahwa pupuk organik
cair dalam penelitian ini belum matang. Parameter kualitas pupuk organik cair
yang akan diukur pada penelitian ini adalah kandungan fosfor (P) dan kalium (K)
total.
2. Kandungan Fosfor
Berdasarkan hasil analisa Laboratorium Kementerian Pertanian Badan
Peneliti dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Yogyakarta terdapat perbedaan rerata kandungan fosfor total pada
masing-masing perlakuan dan kontrol positif. Berikut merupakan hasil rerata
pengukuran kandungan fosfor (P) dan kalium (K) total pada pupuk cair dengan
lama fermentasi 5 hari, 8 hari, 12 hari dan kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 4.1 Rerata Pengukuran Kandungan Unsur Hara Fosfor Total pada Pupuk
Cair Hasil Fermentasi Limbah Cair Tahu dan Daun Lamtoro
No Pengulangan Kontrol
Positif
Perlakuan Lama Fermentasi
5 hari 8 hari 12 hari
1 Ulangan 1 0,037% 0,042 % 0,030 % 0,090 %
2 Ulangan 2 0,036% 0,037 % 0,034 % 0,084 %
3 Ulangan3 0,036% 0,038 % 0,030 % 0,086 %
Rata-rata 0,036% 0,039 % 0,031 % 0,087 %
Berdasarkan tabel rerata pengukuran kandungan P (dalam P2O5) dalam
pupuk cair hasil fermentasi limbah cair tahu dan daun lamtoro yang tertinggi
terdapat pada perlakuan lama fermentasi 12 hari sebesar 0,087 % dan kandungan
fosfor total terendah pada lama fermentasi 8 hari yakni sebesar 0,031%. Pada
tabel 4.1 kandungan rerata fosfor pada kemasan pupuk komersial adalah 0,036%,
jika hasil pengukuran pupuk cair komersial (kontrol positif) tersebut dibandingkan
dengan pupuk organik cair hasil fermentasi kandungan pupuk cair fermentasi
lebih besar, hal tersebut terlihat pada lama fermentasi 5 hari dan 12 hari dan jika
dibandingkan dengan lama fermentasi 8 hari, kandungan P pupuk cair komersial
lebih tinggi yaitu 0,0367%. Rendahnya kandungan unsur hara P dalam pupuk
organik cair hasil fermentasi limbah cair tahu dan daun lamtoro disebabkan karena
pada lama fermentasi 8 hari mikroorganisme menyerap unsur P untuk melakukan
aktivitasnya, didukung dengan pernyataan Chapelle (2001) bahwa
mikroorganisme akan menggunakan P di dalam substrat untuk kebutuhan
metabolismenya selama proses fermentasi
Berdasarkan uji normalitas SPSS yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai
uji Kolmogrov Smirnov 0,897 > 0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa data
sampel berdistribusi normal dan berasal dari populasi yang sama. Pengujian data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dilanjutkan dengan uji homogenitas varians, dari uji homogenitas nilai levene
statistic diperoleh 2,153 dengan sig 0,172 > 0,05 yang berarti lama fermentasi
yang berbeda-beda terhadap kandungan unsur hara fosfor total pada pupuk cair
memiliki variansi yang sama (homogen). Pengujian dilanjutkan dengan uji Anova
One Way dan diperoleh hasil seperti tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan One Way ANOVA Fosfor Pupuk Cair Fermentasi dan
Kontrol Positif
Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
Between Groups 0,006 3 0,002 361,737 0,000
Within Groups 0,000 8 0,000
Total 0,006 11
Nilai probabilitas pada uji Anova One Way adalah sig 0,000 < 0,05, hal ini
menunjukkan bahwa lama fermentasi terhadap kandungan fosfor pada sampel
berbeda secara signifikan atau ada beda nyata, karena ada beda nyata maka
dilakukan uji lanjut yaitu post hock ; uji Tukey HSD digunakan untuk mengetahui
perlakuan yang sungguh berbeda (Suparno,2011). Berdasarkan hasil uji Post Hock
Tukey terlihat bahwa kontrol signifikan dengan lama fermentasi 12 hari. Perlakuan
fermentasi 5 hari memiliki hasil yang berbeda dan signifikan dengan fermentasi 8
hari dan 12 hari, lama fermentasi 8 hari menunjukkan hasil yang berbeda dan
signifikan dengan fermentasi 5 hari dan 12 hari, lama fermentasi 12 hari
menunjukkan hasil yang berbeda dan signifikan dengan fermentasi 5 hari dan 8
hari. Berikut merupakan tabel perbedaan antar perlakuan hasil uji Post Hock
Tukey :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 4.3 Perbedaan Antar Perlakuan Kandungan Fosfor Total
Kode K S1 S2 S3
Kontrol - - - S
S1 - - S S
S2 - S - S
S3 S S S -
Keterangan :
K : Kontrol
S1 : Lama Fermentasi 5 hari
S2 : Lama Fermentasi 8 hari
S3 : Lama Fermentasi 12 hari
S : Signifikan
3. Kandungan Kalium
Berdasarkan hasil analisa Laboratorium Kementerian Pertanian Badan
Peneliti dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Yogyakarta terhadap kandungan kalium total pupuk organik cair komersial sebagai
kontrol positif dan pada pupuk organik cair limbah cair tahu dan daun lamtoro
dengan penambahan bioaktivator EM4 dan tetes tebu, dapat dilihat pada tabel 4.4
berikut:
Tabel 4.4 Rerata Pengukuran Kandungan Unsur Hara Kalium Total pada Pupuk
Cair Hasil Fermentasi Limbah Cair Tahu dan Daun Lamtoro
Data yang diperoleh dari setiap perlakuan lama fermentasi memiliki rerata
kandungan yang berbeda yang dapat dilihat pada tabel 4.4. Berdasarkan tabel rerata
No Pengulangan Kontrol
Positif
Perlakuan Lama Fermentasi
5 hari 8 hari 12 hari
1 Ulangan 1 0,090 % 0,318 % 0,303 % 0,334 %
2 Ulangan 2 0,061% 0,240 % 0,309 % 0,320 %
3 Ulangan 3 0,084% 0,314 % 0,319 % 0,321 %
Rata-rata 0,078 % 0,291 % 0,310 % 0,325 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
pengukuran kandungan kalium dalam pupuk cair hasil fermentasi limbah cair tahu
dan daun lamtoro yang tertinggi terdapat pada perlakuan lama fermentasi 12 hari
sebesar 0,325 % dan kandungan kalium terendah pada kontrol positif yakni 0,078%
yang berarti kandungan P dalam pupuk cair komersial lebih rendah dibandingkan
dengan pupuk organik cair hasil fermentasi limbah cair tahu dan daun lamtoro.
Berdasarkan uji normalitas SPSS yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai
uji Kolmogrov Smirnov 0,897 > 0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa data sampel
berdistribusi normal dan berasal dari populasi yang sama. Pengujian data
dilanjutkan dengan uji homogenitas varians, dari uji homogenitas nilai levene
statistic diperoleh 7,708 dengan sig 0,010 > 0,05 yang berarti lama fermentasi yang
berbeda-beda terhadap kandungan unsur hara fosfor total pada pupuk cair memiliki
variansi yang sama (homogen). Pengujian dilanjutkan dengan uji Anova One Way
dan diperoleh hasil seperti tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5 Hasil Pengujian One Way ANOVA Kalium Pupuk cair fermentasi dan
kontrol positif
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Between Groups 0,121 3 0,040 75,888 0,000
Within Groups 0,004 8 0,001
Total 0,126 11
Nilai probabilitas pada uji One Way ANOVA adalah sig 0,00 < 0,05 berarti
memiliki nilai signifikan atau ada perbedaan, maka dilakukan uji lanjut yaitu post
hock ; uji Tukey HSD untuk mengetahui perlakuan yang sungguh berbeda
(Suparno,2011). Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa kontrol memiliki hasil
signifikan terhadap semua perlakuan. Perlakuan lama fermentasi tidak signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
dengan lama fermentasi 8 hari, dan lama fermentasi 8 hari juga memiliki hasil
yang tidak signifikan dengan fermentasi 12 hari, yang berarti tidak terdapat
perbedaan yang berarti antar perlakuan. Berikut merupakan tabel 4.6 perbedaan
antar perlakuan hasil uji Post Hock Tukey :
Tabel 4.6 Perbedaan Antar Perlakuan Kandungan KaliumTotal
Kode K S1 S2 S3
K S S S S
S1 S - - -
S2 S - - -
S3 S - - -
Keterangan :
K : Kontrol
S1 : Lama Fermentasi 5 hari
S2 : Lama Fermentasi 8 hari
S3 : Lama Fermentasi 12 hari
S : Signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
B. Pembahasan
1. Analisis Kadar Fosfor Pupuk Cair Limbah Tahu Dan Daun Lamtoro Dengan
Penambahan Bioaktivator EM4 Dan Tetes Tebu
Berdasarkan hasil analisa variansi kandungan fosfor total didapatkan bahwa
lama fermentasi kandungan fosfor total terdapat perbedaan yang nyata dengan
lama waktu fermentasi yang berbeda. Berdasarkan hasil analisa One Way
ANOVA, masing-masing perlakuan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perlakuan lainnya.
Kandungan rerata P total pada lama fermentasi mengalami peningkatan dan
penurunan yang dapat dilihat pada tabel 4.1. Hal ini berkaitan dengan aktivitas
mikroba yang berperan selama fermentasi. Hal ini terlihat pada kandungan fosfor
pada fermentasi 5 hari yakni sebesar 0,039% yang berarti terjadi aktivitas
mikroorganisme di dalam substrat untuk merombak bahan organik. Pada lama
fermentasi 8 hari terlihat terjadi penurunan kandungan fosfor menjadi 0,031%, hal
ini disebabkan karena mikroorganisme menyerap sebagian fosfor di dalam
substrat yang akan digunakan untuk membangun sel dan aktivitas metabolisme
hidupnya sehingga perombakan bahan organik akan semakin meningkat
(Chapelle,2001). Peningkatan perombakan bahan organik di dalam substrat
terlihat pada lama fermentasi 12 hari terjadi kembali peningkatan kandungan
fosfor menjadi 0,087%. Peningkatan kandungan P pada pupuk organik cair ini
juga disebabkan oleh adanya aktivitas mikroorganisme pelarut fosfat yang
terdapat pada EM-4 yaitu Pseudomonas. Mikroba pelarut fosfat ini akan
menghasilkan enzim fosfatase yang berfungsi untuk melarutkan fosfat dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
substrat dan mampu memutuskan fosfat terikat sehingga akan menghasilkan
fosfor yang tersedia dalam pupuk cair (Reinokki, dkk., 2012).
Berdasarkan penelitian ini kandungan fosfor yang dihasilkan dari pupuk
organik limbah cair tahu dan daun lamtoro belum memenuhi Peraturan Menteri
Pertanian nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011 Mengenai Persyaratan Teknis
Minimal Pupuk Organik yang menyatakan bahwa kandungan fosfor dalam pupuk
organik cair yaitu 3-6% yang dapat dilihat pada tabel 2.2 dan rerata kandungan
fosfor pupuk cair tertinggi yang diperoleh adalah 0,089% dengan lama fermentasi
12 hari. Rendahnya kandungan fosfor ini dipengaruhi oleh lama fermentasi yang
terlalu singkat, sehingga proses dekomposisi tidak berjalan secara sempurna. Hal
ini dibuktikan dari substrat yang belum terdekomposisi secara keseluruhan dan
pupuk yang dihasilkan belum matang.
2. Analisis Kadar Kalium Pupuk Cair Limbah Tahu Dan Daun Lamtoro Dengan
Penambahan Bioaktivator EM4 Dan Tetes Tebu
Kandungan kalium total pada pupuk cair hasil fermentasi limbah cair tahu
dan daun lamtoro menghasilkan rerata yang berbeda yang dapat dilihat pada tabel
4.4. Kandungan kalium total mengalami peningkatan dari lama fermentasi 5 hari
hingga 12 hari, namun berdasarkan hasil analisa variansi kandungan kalium
menunjukkan bahwa lama fermentasi tidak memengaruhi kandungan kalium total
secara signifikan atau tidak terdapat perbedaan yang nyata dengan lama
fermentasi yang berbeda. Peningkatan kalium pada penelitian ini tidak
dipengaruhi oleh aktivitas mikroorganisme, hal ini disebabkan karena di dalam
bioaktivator EM-4 tidak terdapat mikroorganisme perombak kalium. Peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
kalium pada lama fermentasi 5,8 dan 12 hari dipengaruhi oleh bahan yang
digunakan yaitu daun lamtoro yang mengandung kalium tinggi, didukung oleh
(Astuti, dkk,, 2010) yang menyatakan bahwa ketersediaan unsur kalium dalam
pupuk dipengaruhi oleh jenis bahan yang dikomposkan, bahan organik yang
mengandung hijauan dapat meningkatkan kandungan kalium dalam pupuk hal ini
disebabkan karena di dalam hijauan terdapat kandungan kalium yang tinggi.
Peningkatan kandungan kalium juga dipengaruhi oleh penurunan pH di dalam
substrat, hal ini disebabkan karena kalium yang terdapat di dalam bahan organik
akan terlarut dalam asam organik yang dihasilkan oleh mikroorganisme (Irpan,
dkk., 2018). Hal ini terlihat pada peningkatan kandungan kalium dari lama
fermentasi 5,8 dan 12 hari seiring dengan penurunan pH selama proses fermentasi.
Pada penelitian ini kandungan kalium belum memenuhi Peraturan Menteri
Pertanian nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011 Mengenai Persyaratan Teknis
Minimal Pupuk Organik yang menyatakan bahwa kandungan kalium dalam pupuk
organik cair yaitu 3-6% yang dapat dilihat pada tabel 2.2 dan rerata kandungan
kalium pupuk cair tertinggi yang diperoleh adalah 0,325% dengan lama
fermentasi 12 hari. Rendahnya kandungan kalium diduga karena bahan yang tidak
dihancurkan terlebih dahulu, menurut Palimbungan (2006) untuk memperoleh
kandungan kalium yang tinggi, bahan dihancurkan terlebih dahulu sehingga
kandungan kalium di dalam bahan tidak berkurang dan kalium pada pupuk cair
juga tinggi. Berikut merupakan gambar 4.1 yang menunjukkan bahan sebelum
proses fermentasi dan sesudah proses fermentasi, bahan tidak dihancurkan
terlebih dahulu yang memengaruhi proses dekomposisi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Sebelum Fermentasi
Sesudah fermentasi 12 hari
Gambar 4.1 Perubahan bahan sebelum dan sesudah fermentasi
3. Parameter Pendukung Suhu dan pH
Parameter pendukung dalam fermentasi adalah suhu dan pH. Penelitian
pembuatan pupuk organik cair ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Pendidikan
Biologi. Suhu dipengaruhi oleh faktor penyinaran sinar matahari yang akan
memengaruhi proses dekomposisi yang terjadi pada setiap stoples yang
ditempatkan di tempat yang terhalang oleh sinar matahari. Pengukuran suhu
dilakukan hari pertama dan tiap pengambilan data di hari ke-5, hari ke-8 dan hari
ke-12. Rerata pengukuran suhu dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Suhu Dalam Stoples Sebelum dan Sesudah Fermentasi
No Perlakuan
Sebelum
Fermentasi
Rerata Sesudah
Fermentasi Rerata
U1 U2 U3 U1 U2 U3
1 Fermentasi 5 hari 27 27 27 27,3 29 29 29 29,6
2 Fermentasi 8 hari 27 27 26 27 29 30 29 29
3 Fermentasi 12 hari 28 27 27 26,7 31 30 30 30,3
Hasil pengukuran suhu setiap stoples berbeda-beda, hal ini disebabkan
karena adanya aktivitas mikroorganisme selama proses fermentasi. Perubahan
rerata pengukuran suhu memberi pengaruh terhadap peningkatan kandungan fosfor,
pada lama fermentasi 5 hari suhu dalam stoples mencapai 29,6 ℃ hal ini terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
karena adanya aktivitas mikroorganisme dalam menguraikan bahan organik yang
akan melepaskan energi berupa panas, pada fermentasi 8 hari suhu dalam stoples
mengalami penurunan menjadi 29℃ hal ini diduga akibat dilakukan pembalikan
saat proses fermentasi, hal ini didukung oleh pernyataan Pandebesie (2012) yang
menyatakan bahwa, “pembalikan yang dilakukan dalam proses pengomposan akan
mengakibatkan temperatur turun dan kemudian naik lagi.” Pada fermentasi 12 hari
suhu dalam stoples meningkat kembali menjadi 30,3℃ yang mana aktivitas
mikroorganisme kembali mengurai bahan-bahan organik. Suhu dalam penelitian ini
masih dalam range yang baik untuk proses fermentasi. Bila suhu atau temperatur
terlalu tinggi maka mikroorganisme akan mati, namun apabila suhu atau temperatur
relatif lebih rendah maka mikroorganisme belum dapat bekerja atau masih dalam
keadaan dorman. Dalam proses pembuatan pupuk dilakukan pengadukan yang
bertujuan untuk menjaga suhu agar tetap optimal. Suhu atau temperatur yang
optimal dalam fermentasi pupuk organik berkisar 25-55℃.
Parameter pendukung fermentasi pupuk cair adalah pH. pH merupakan
faktor penting karena berpengaruh terhadap ketersediaan mineral yang dibutuhkan
oleh tumbuhan dan pH berpengaruh terhadap aktivitas mikroorganisme di dalam
media penguraian bahan organik (Campbell, 2008). Derajat keasaman pupuk
organik cair limbah tahu dan daun lamtoro pada penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 4.8 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 4.8 Hasil Pengukuran pH
No Perlakuan
Hasil Pengukuran
pH awal Rerata
Hasil Pengukuaran
pH akhir Rerata
U1 U2 U3 U1 U2 U3
1 Fermentasi 5 hari 4,6 4,5 4,6 4,6 4,1 4,4 4,5 4,33
2 Fermentasi 8 hari 4,6 4,7 4,4 4,6 4,3 4 4,1 4,23
3 Fermentasi 12 hari 4,5 4,1 4,6 4,4 4,2 4 3,9 4
Pada hasil pengamatan terlihat rerata pH yang cenderung menurun,
penurunan pH ini menurut Amanillah (2011) menandakan adanya aktivitas bakteri
pelarut fosfat dan bakteri asam laktat yaitu Lactobacillus yang akan menghasilkan
enzim fosfotase dan asam-asam organik sehingga menyebabkan lingkungan
menjadi asam. Penurunan pH berpengaruh terhadap peningkatan fosfor dan kalium
total, hal ini disebabkan karena fosfor dan kalium total terlarut dalam asam organik
yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Dalam penelitian ini pH pupuk organik cair
yaitu berkisar 4 - 4,33 dan tergolong asam sedangkan pH optimum untuk proses
penguraian bahan organik menurut Sutanto (2002) antara 5–8, oleh karena itu
perlunya penambahan kapur untuk meningkatkan pH agar proses fermentasi dapat
berjalan dengan baik dan kandungan yang dihasilkan dapat lebih maksimal dan
dalam penelitian ini belum ada penambahan kalsium karbonat saat proses
fermentasi sehingga pH tetap dalam keadaan asam.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Ukuran substrat yang tidak halus sehingga memengaruhi proses dekomposisi.
2. Lama fermentasi dalam pembuatan pupuk terlalu singkat sehingga pupuk yang
dihasilkan belum matang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN
Penelitian yang telah dilakukan dengan judul Pengaruh Lama Fermentasi
Pupuk Organik Cair Limbah Cair Tahu dan Daun Lamtoro Terhadap Kandungan
Fosfor dan Kalium Dengan Penambahan Bioaktivator EM4 dapat diimplementasikan
dalam pembelajaran Biologi kelas XII semester Ganjil pada materi Pertumbuhan dan
Perkembangan pada Tanaman. Penggunaan limbah cair tahu dan daun lamtoro
sebagai bahan dasar pembuatan pupuk cair mengajarkan siswa untuk memanfaatkan
bahan yang berasal dari alam dan mudah diperoleh, sehingga dapat menekan
penggunaan pupuk kimia yang semakin banyak digunakan saat ini.
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai rancangan praktikum mengenai
faktor luar (eksternal) yang memengaruhi proses pertumbuhan dengan topik
”Pengaruh Faktor Eksternal Terhadap Pertumbuhan Tanaman”. Dalam praktikum ini
siswa akan merancang sebuah percobaan mengenai faktor eksternal yang
memengaruhi pertumbuhan tanaman secara berkelompok dan melakukan eksperimen
secara mandiri sesuai dengan rancangan percobaan yang telah disusun. Rancangan
percobaan dapat berupa; pengaruh suhu terhadap pertumbuhan sawi pakcoy, dan lain
sebagainya. Acuan kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran terkait penelitian
yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
B. Kompetensi Dasar
KD 3.1 : Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan pada Makhluk Hidup berdasarkan hasil
percobaan
KD 4.1 : Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor eksternal yang
memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan
melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah
yang benar
Pada kompetensi dasar 3.1 yaitu “ Menganalisis hubungan antara faktor internal
dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada Makhluk Hidup
berdasarkan hasil percobaan” peserta didik diminta untuk melakukan pengamatan
mengenai faktor internal dan eksternal yang memengaruhi pertumbuhan tanaman
melalui tayangan gambar dan LKPD. Melalui kegiatan ini peserta didik diberikan
pengetahuan mengenai pentingnya unsur hara pada pertumbuhan dan perkembangan
pada tanaman.
Pada kompetensi dasar 4.1 yaitu “Merencanakan dan melaksanakan percobaan
tentang faktor eksternal yang memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, dan melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan
ilmiah yang benar”, peserta didik diajarkan mengenai bagaimana cara menyediakan
unsur hara sebagai faktor eksternal dengan cara menonton video pembuatan pupuk
organik cair dengan cara difermentasi. Setelah itu, peserta didik dituntun untuk
membuat dan melaksanakan percobaan sederhana secara mandiri mengenai pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
faktor luar terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hasil rancangan
percobaan dipresentasikan secara berkelompok, setelah siswa melakukan percobaan
maka hasil percobaan dikumpulkan dalam bentuk laporan tertulis sesuai dengan
penulisan ilmiah. Melalui kegiatan pembelajaran tersebut, peserta didik dapat
mengembangkan sikap ilmiah serta keterampilan dalam berproses dengan merancang
dan melakukan percobaan sederhana secara ilmiah. Silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), LKPD, Bahan Ajar, Kisi-kisi Soal dan Lembar Pengamatan
Penilaian, dapat dilihat pada lampiran 4,5,6,7,8,9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan yakni :
1. Terdapat perbedaan rerata kandungan fosfor dan kalium total pupuk cair hasil
fermentasi limbah cair tahu dan daun lamtoro.
2. Lama fermentasi yang baik untuk mendapatkan kandungan unsur hara fosfor
dan kalium total tertinggi pada pupuk cair limbah tahu dan daun lamtoro adalah
fermentasi yang dilakukan selama 12 hari.
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah :
1. Bahan yang digunakan dalam proses fermentasi sebaiknya dihaluskan agar
proses dekomposisi berjalan secara sempurna.
2. Perlu dilakukan penelitian dengan lama fermentasi lebih dari 12 hari sehingga
menghasilkan pupuk yang matang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Daftar Pustaka
Amanillah, Zi, 2011, Pengaruh Konsentrasi EM-4 pada Fermentasi Urin Sapi Terhadap
Konsentrasi N, P, dan K, Skripsi, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang.
Ayu, Gusti, 2017, Kualitas Pupuk Organik Cair Dari Limbah Buah Jambu Biji
(Psidium guajava L.), Pisang Mas (Musa padisiaca L. Var. mas) dan Pepaya
(Carica papaya L.), Skripsi, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.
Asmoro, Y., 2008, Pemanfaatan Limbah Tahu Untuk Peningkatan Hasil Tanaman
Petsai (Brassica chinensis), Jurnal Bioteknologi, Vol 5 (2): 51-55, Program
Biosains Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Astuti, H. Y., Harlian, E., dan Tanti, M., E., 2008, Upaya Pengolahan Feses Domba
dan Limbah Usar (Vitiveria zizanioides) melalui Berbagai Metode Pengomposan,
Jurnal Ilmu Ternak, 8(1): 87-90.
Campbell, N.A., dan J. B., Reece, 2008, Biologi Edisi ke 8 Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Chapelle, F., H., 2001, Ground-Water Microbiology and Geochemistry, John Wiley
and Sons, New York.
Dachriyanus, 2004, Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektrofotometri,
Padang, CV. Trianda Anugrah Pratama.
Fadilla, Z., 2010, Pengaruh Konsentrasi Cair Tahu Terhadap Pertumbuhan Mikroalga
Scendesmu sp, Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sayrif Hidayatullah, Jakarta.
Febriyansah, A.R., 2011,Uji Viabilitas Konsorsium Bakteri Biodekomposer Selama
Dua Bulan Guna Mennetukan Umur Inokulum Yang Optimal, Skripsi, Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Hadisuwito, S., 2007, Membuat Pupuk Kompos Cair, Agromedia Pusaka, Jakarta.
Hanafiah, K.A., 2007, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Divisi Buku Perguruan Tinggi, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Hamdiyati,Yanti, 2011, Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme II.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19661103199101
2-YANTI_HAMDIYATI/Pertumbuhan_pada_mikroorganisme_II.pdf, Diakses 9
Mei 2019, 19.21 WIB.
Hidayat, 2006, Mikrobiologi Industri, Andi, Yogyakarta.
Indriani,Y.H., 2003, Membuat Kompos Secara Kilat, Penebar Swadaya, Jakarta.
Irianto, A., 2004, Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Prenada Media Group,
Jakarta.
Irpan, Caronge, M., Wiharto, dan Fadilah, R., 2018, Uji Kualitas MOL Air Buah
Siwalan (Borassus flabellifer) Dengan Penambahan Berbagai Jenis Buah
Berdasarkan Lama Fermentasi. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Vol. 4.
Kaswinarni, F., 2007, Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat Dan Cair Industri
Tahu, Tesis Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Dipenogoro.
Lepongbulan, W., Tiwow,V., dan Wahid, A., 2017, Analisis Unsur Hara Pupuk
Organik Cair Dari Limbah Ikan Mujair Danau Lindu Dengan Variasi Volume
Mikroorganisme Lokal Bonggol Pisang, Jurnal Akademika Kim 6 (2).
Lingga dan Marsono, 2008, Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya, Jakarta.
Makiyah, M., 2015, Analisis Kadar NPK Pupuk Cair Limbah Tahu Dengan
Penambahan Tanaman Matahari Meksiko (Thitonia diversifoliaI), Skripsi,
Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Musnamar, E. I., 2004, Pupuk Organik: Cair dan Padat, Pembuatan dan Aplikasi,
Penebar Swadya, Jakarta.
Nasution, Hasmalina, Henny, D., J., Ulsanna, L., dan Wahyuningsih, 2017,
Pemanfaatan Limbah Cair Tahu dan daun Gamal (Grilicidia sepium) Sebagai
Pupuk Organik Cair Dengan Cara Metoda Fermentasi Dengan Aktivator EM4,
Jurnal Photon, 8 (1).
Nohong, 2010, Pemanfaatan Limbah Tahu Sebagai Bahan Penyerap Logam Krom,
Kadmium dan Besi dalam Air Lindi TPA, Kendari, Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Haluoleo Kendari.
Nugroho, P., 2013, Panduan Membuat: Pupuk kompos cair, Yogyakarta, Pustaka Baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Palimbungan, N., Labatar, R., dan Hamzah, F., 2006, Pengaruh Ekstrak Daun Lamtoro
Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi,
Jurnal agristim, Desember 2006, Vol 2 No 2.
Pandebesie, E., S., dan Rayuanti, D., 2012, Pengaruh Penambahan Sekam Pada Proses
Pengomposan Sampah Domestik, Jurnal Lingkungan Tropis, Jurusan Kimia ITS
Surabaya.
Puji, L.E., 2013, Pengaruh Pemberian Air Limbah Tahu Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea L), Skripsi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Menteri Pertanian, Republik Indonesia, 2011, Peraturan Menteri Pertanian Nomor
70/Permentan/SR.140/10/2011 Tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan
Pembedah Tanah, Jakarta.
Purwanto, Imam, 2007, Mengenal Lebih Dekat Leguminoseae, Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Ratrinia, W., P., Widodo, Farid, M., dan Eko, N., D., 2014, Pengaruh Penggunaan
Bioaktivator EM4 dan Penambahan Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala)
Terhadap Spesifikasi Pupuk Organik Cair Rumput Laut Eucheuma spinosum,
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan. 3 (3).
Reinnoki R., Rohim W., dan Priyanto S., 2012, Ektraksi Fosfor dari Limbah Buah
Jengkol dan Petai untuk Pembuatan Pupuk Organik Cair, Jurnal Teknologi Kimia
dan Industri.
Riefqi, F., 2014, Tumbuhan Leguminoseae, Yogyakarta: Kanisius.
Sari, N. K., Analisa Instrumentasi, 2010, Surabaya, Yayasan Humaniora.
Sulistyawati, E., Mashita, N., dan Choesin, D., 2007, Pengaruh Agen Dekomposer
Terhadap Hasil Kualitas Pengomposan Sampah Organik Rumah Tangga, Sekolah
Ilmu dan Teknologi Hayati, ITB, Bandung.
Sundari, I., Maruf, W., F., dan Dewi, E., N., 2014, Pengaruh Penggunaan Bioaktivator
EM4 Dan Penambahan Tepung Ikan Terhadap Spesifikasi Pupuk Organik Cair
Rumput Laut Gracilaria sp. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil
Perikanan, 3(3), 88-94. Suhartati, T., 2017, Dasar-Dasar Spektrofotometri UV-VIS dan Spektrofotometri
Massa Untuk Penentuan Struktur Senyawa Organik, Lampung, CV. Anugrah
Utama Raharja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Taniredja, T., dan Mustafidah, H., 2011, Penelitian Kuantitatif, Alfabeta, Bandung.
Utomo, B., 2010, Pengaruh Bioaktivator terhadap Pertumbuhan Sukun (Artocarpus
communis Forst) dan Perubahan Sifat Kimia Tanah Gambut, J. Agron, Indonesia,
38 (1).
Wahida dan Ni Luh, S.,S., 2016, Analisis Kandungan Unsur Hara Pupuk Organik Cair
Dari Limbah Rumah Tangga Di Kabupaten Merauke, Agricola, Vol 6 (1).
Wijaya, K., A., 2008, Nutrisi Tanaman sebagai Penentu Kualitas Hasil dan Resistensi
Alami Tanaman, Prestasi Pustaka, Jakarta.
Winarso, S., 2005, Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah,
Yogyakarta, Penerbit Gava Media.
Yuwono, D., 2006, Kompos Cara Aerob Dan Anaerob Menghasilkan Kompos
Berkualitas, Seri Agritekno, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 1. Hasil Pengukuran Kandungan P dan K Pupuk Cair Fermentasi dan Kontrol
a. Hasil Pengukuran Kandungan P dan K Pupuk Cair Limbah Tahu dan Daun Lamtoro
dengan Penambahan Bioaktivator EM4 lama fermentasi 5 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
b. Hasil Pengukuran Kandungan P dan K Pupuk Cair Limbah Tahu dan Daun Lamtoro
dengan Penambahan Bioaktivator EM4 lama fermentasi 8 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
c. Hasil Pengukuran Kandungan P dan K Pupuk Cair Limbah Tahu dan Daun Lamtoro
dengan Penambahan Bioaktivator EM4 lama fermentasi 12 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
d. Hasil Pengukuran Kandungan P dan K Pupuk Cair Komersial Sebagai Kontrol
Positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 2 Uji Statistik Fosfor
a. Uji normalitas Fosfor
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Unstandardized
Predicted Value
12 0,0483333 0,01673773 0,02683 0,06983
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Predicted Value
N 12
Normal Parametersa,b
Mean 0,0483333
Std.
Deviation
0,01673773
Most Extreme
Differences
Absolute 0,166
Positive 0,166
Negative -0,166
Kolmogorov-Smirnov Z 0,574
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,897
b. Uji Homogenitas Fosfor
Descriptive
N Mean Std.
Deviatio
n
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
minimum maksimum
Lower
Bound
Upper
Bound
k 3 ,03633 ,000577 ,000333 ,03490 ,03777 ,036 ,037
s1 3 ,03900 ,002646 ,001528 ,03243 ,04557 ,037 ,042
s2 3 ,03133 ,002309 ,001333 ,02560 ,03707 ,030 ,034
s3 3 ,08667 ,003055 ,001764 ,07908 ,09426 ,084 ,090
Total 12 ,04833 ,023380 ,006749 ,03348 ,06319 ,030 ,090
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Test of Homogeneity of Variances
Fosfor
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
2,153 3 8 ,172
c. Uji Anova Fosfor
ANOVA
Fosfor
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Between
Groups
,006 3 ,002 361,737 ,000
Within Groups ,000 8 ,000
Total ,006 11
d. Uji Post Hoc Tukey Fosfor
Tukey HSD
(I) Kode (J) Kode Mean
Difference
(I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper
Bound
k
s1 -,002667 ,001915 ,537 -,00880 ,00347
s2 ,005000 ,001915 ,115 -,00113 ,01113
s3 -,050333* ,001915 ,000 -,05647 -,04420
s1
k ,002667 ,001915 ,537 -,00347 ,00880
s2 ,007667* ,001915 ,017 ,00153 ,01380
s3 -,047667* ,001915 ,000 -,05380 -,04153
s2
k -,005000 ,001915 ,115 -,01113 ,00113
s1 -,007667* ,001915 ,017 -,01380 -,00153
s3 -,055333* ,001915 ,000 -,06147 -,04920
s3
k ,050333* ,001915 ,000 ,04420 ,05647
s1 ,047667* ,001915 ,000 ,04153 ,05380
s2 ,055333* ,001915 ,000 ,04920 ,06147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Fosfor
Tukey HSDa
Kode N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
s2 3 ,03133
k 3 ,03633 ,03633
s1 3 ,03900
s3 3 ,08667
Sig. ,115 ,537 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 3 Uji statistik Kalium
a. Uji normalitas kalium
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Unstandardized
Predicted Value
12 ,2510833 ,08870995 ,13713 ,36503
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Predicted
Value
N 12
Normal Parametersa,b
Mean ,2510833
Std.
Deviation
,08870995
Most Extreme
Differences
Absolute ,166
Positive ,166
Negative -,166
Kolmogorov-Smirnov Z ,574
Asymp. Sig. (2-tailed) ,897
b. Uji Homogenitas Kalium
Descriptives
Kalium
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval
for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper Bound
K 3 ,07833 ,015308 ,008838 ,04031 ,11636 ,061 ,090
S1 3 ,29067 ,043924 ,025360 ,18155 ,39978 ,240 ,318
S2 3 ,31033 ,008083 ,004667 ,29025 ,33041 ,303 ,319
S3 3 ,32500 ,007810 ,004509 ,30560 ,34440 ,320 ,334
Total 12 ,25108 ,106912 ,030863 ,18315 ,31901 ,061 ,334
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
c. Uji One Way Anova Kalium
ANOVA
Kalium
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups ,121 3 ,040 70,539 ,000
Within Groups ,005 8 ,001
Total ,126 11
d. Uji Post Hock Tukey Kalium
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Kalium
Tukey HSD
(I) Kode (J) Kode Mean Difference
(I-J)
Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
K
S1 -,212333* ,019536 ,000 -,27490 -,14977
S2 -,232000* ,019536 ,000 -,29456 -,16944
S3 -,246667* ,019536 ,000 -,30923 -,18410
S1
K ,212333* ,019536 ,000 ,14977 ,27490
S2 -,019667 ,019536 ,750 -,08223 ,04290
S3 -,034333 ,019536 ,358 -,09690 ,02823
S2
K ,232000* ,019536 ,000 ,16944 ,29456
S1 ,019667 ,019536 ,750 -,04290 ,08223
S3 -,014667 ,019536 ,874 -,07723 ,04790
S3
K ,246667* ,019536 ,000 ,18410 ,30923
S1 ,034333 ,019536 ,358 -,02823 ,09690
S2 ,014667 ,019536 ,874 -,04790 ,07723
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Test of Homogeneity of Variances
Kalium
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
7,708 3 8 ,010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Kalium
Tukey HSDa
Kode N Subset for alpha = 0.05
1 2
K 3 ,07833
S1 3 ,29067
S2 3 ,31033
S3 3 ,32500
Sig. 1,000 ,358
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 4. Silabus Pembelajaran
SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM
MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas : XII (Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam)
Semester : 1
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
KI 1 : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
3.1 Menganalisis hubungan
antara faktor internal dan
eksternal dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan
pada Makhluk Hidup
berdasarkan hasil percobaan.
1. Pertumbuhan dan
perkembangan
Faktor eksternal
dan faktor
internal pada
pertumbuhan
Hubungan faktor
internal dan
eksternal pada
pertumbuhan dan
perkembangan
tanaman
Model Pembelajaran Problem
Based Learning dan Project
Based Learning
Metode : Diskusi kelompok, tanya
jawab, presentasi
Problem Statement
Siswanmengamatinfoto
pertumbuhan pada tumbuhan
Siswa membaca literatur
mengenai pertumbuhan pada
tanaman
Siswa distimulir untuk membuat
pertanyaan yang menuntut berpikir
kritis tentang proses pertumbuhan
dan perkembangan tanaman dan
faktor–faktor yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
Observasi
Kerjanilmiah,
sikapnilmiah,
presentasi lisan
diskusi kelompok
Tes
Tesntertulis
mengenai
pertumbuhan dan
perkembangan
Portofolio
Laporan tertulis
tentangnfaktor
yang
memengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan
tanaman
1 minggu x
4JP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Hipotesis generation
Siswa berdiskusi merumuskan
dugaan untuk menjawab kasus
faktor yang memengaruhi
pertumbuhan dari tayangan
gambar
Hipotesis Testing
Siswa Menganalisis hubungan
faktor internal dan eksternal
yangnmemengaruhi
pertumbuhanndan
perkembangan pada tumbuhan
yang ada di LKPD
Siswa presentasi hasil diskusi
tentangnfaktornyang
memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan serta
mengaitkan hubungan antar
faktor internal dan eksternal.
Conclution
Siswa menarik kesimpulan
mengenai proses pertumbuhan
dan perkembangan serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
faktor-faktornyang
memengaruhinya
4.1.Merencanakan dan
melaksanakan percobaan tentang
faktor luar yang memengaruhi
proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, dan
melaporkan secara tertulis
dengan menggunakan tata cara
penulisan ilmiah yang benar.
Merencanakan dan
melaksanakan
percobaan
Stimulasi
Siswa mengamati keadaan
tanaman kacang hijau yang
ditampilkan
Identifikasi Masalah
Guru menuntun siswa untuk
berpikirnkritisndan
mengemukakannpertanyaan
yang berkaitan dengan hasil
pengamatan gambar
Mendesain Perencanaan Proyek
Siswa merancang percobaan
sederhana tentang faktor luar
yangnmemengaruhi
pertumbuhanndan
perkembangan pada tanaman
Siswanpresentasinhasil
rancangan yang ditulis di LKPD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Penyusunan Jadwal Proyek
Setiap kelompok menyusun
jadwal penelitian yang akan
dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XII
Semester : Ganjil
Alokasi Waktu : 4x45 menit
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
1 3.1 Menganalisis hubungan antara
faktor internal dan eksternal
dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan pada Makhluk
Hidup berdasarkan hasil
percobaan
3.1.1 Mengidentifikasi faktor -faktor
yang memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pada
tumbuhan
3.1.2 Menjelaskan faktor internal dan
eksternal yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan
3.1.3 Mengkorelasikan hubungan
antara faktor internal dan
eksternal dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan
2 4.1 Merencanakan dan melaksanakan
percobaan tentang faktor luar yang
memengaruhi proses pertumbuhan
dan perkembangan tanaman, dan
melaporkan secara tertulis dengan
menggunakan tata cara penulisan
ilmiah yang benar
4.1.1 Membuat rancangan percobaan
faktor luar yang memengaruhi
proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
4.1.2 Mempresentasikan hasil
rancangan percobaan di depan
kelas
4.1.3 Melaksanakan percobaan yang
telah dirancang tentang faktor
luar yang memengaruhi proses
pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
4.1.4 Membuat laporan tertulis hasil
percobaan dengan tata cara
penulisan ilmiah yang benar
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Melalui kegiatan pembelajaran model Problem Based Learning dan Project
Based Learning peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya dalam mempelajari materi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman,
serta dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman, menjelaskan faktor internal dan eksternal yang
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman, menganalisis hubungan
antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan
pada tanaman, membuat rancangan percobaan faktor luar yang memengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, melaksanakan percobaan berdasarkan
rancangan yang sudah dibuat dengan penuh kejujuran, teliti, disiplin, tanggung jawab,
kerja keras dan menerima pendapat orang lain.
D. MATERI AJAR
Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Tanaman
Faktual
1. Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman tingkat tinggi diawali dari biji
2. Faktor internal dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Contohnya
yaitu hormon pada tumbuhan buah anggur tanpa biji dan bonsai.
3. Faktor eksternal dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
Contohnya yaitu pada tumbuhan yang tidak diberi nutrisi akan mengalami
pertumbuhan yang lambat dan kerdil.
Konseptual
1. Faktor yang memengaruhi perkecambahan yaitu oksigen, air, suhu dan cahaya.
2. Faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu: faktor internal (gen dan hormon) dan
faktor eksternal (nutrisi, pH, air, kadar garam, oksigen, cahaya, suhu,
kelembapan).
Prosedural
Pengamatan pengaruh faktor eksternal yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
Metakognitif
Menyajikan data dan menganalisis hasil percobaan dalam bentuk laporan tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
E. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Problem Based Learning dan Project Based Learning
3. Metode : Tanya jawab, diskusi kelompok, pengamatan,
percobaan, dan presentasi
F. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Media
White board
Power point
2. Alat/Bahan
Laptop
Viewer
LKPD
3. Alat/Bahan untuk Percobaan
Termometer
Polybag
pH meter
Tanah
Tanaman
Air, dll
4. . Sumber Belajar
Buku Biologi SMA/MA Kelas XII Kurikulum 2013 Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu-ilmu Alam
Buku Biologi Campbell Edisi Kedelapan Jilid I
Buku-buku yang Relevan
Artikel Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan ke 1 (2x45 menit)
Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Guru membuka pelajaran dengan salam dan
menyapa peserta didik
Guru meminta peserta didik untuk
memimpin doa sebelum memulai pelajaran
Guru mengecek kehadiran peserta didik
15 menit
Apersepsi
Guru menayangkan konsep- konsep terkait
yang telah dipelajari sebelumnya, misalnya :
konsep pertumbuhan dan perkembangan
Motivasi
Guru menayangkan gambar tumbuhan yang
ada di halaman sekolah
Guru mengajukan pertanyaan : Apakah
tanaman yang ada di halaman sekolah
langsung tumbuh tinggi dan rimbun?Apakah
ada yang memengaruhi pertumbuhan
tanaman tersebut?
Orientasi
Guru mengingatkan tugas/ PR membaca buku/
sumber terkait materi yang akan dibahas
Guru menayangkan tujuan/ ruang lingkup
materi yang akan dibahas
Mengorganisasi
Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 5 siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Kegiatan Inti
(30 menit)
Problem Statement/ Orientation
Siswa mencermati gambar/ foto pertumbuhan
tanaman
Siswa dipandu untuk memunculkan
pertanyaan terkait gambar yang diamati
60 menit
Hipothesis generation
Siswa berdiskusi merumuskan dugaan untuk
menjawab kasus faktor yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
yang sudah ditampilkan (Collaboration)
Hipothesis Testing
Siswa menganalisis hubungan faktor internal
danneksternalnyangnmemengaruhi
pertumbuhan tanaman dari gambar yang ada
di LKPD (Creative, Collaboration)
Perwakilan kelompok diminta
mempresentasikan hasil diskusi yang ditulis
di LKPD dan kelompok lain menanggapi
(Communicative)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Conclution
Siswa menyimpulkan hasil diskusi (Critical
thinking)
Guru memberi klarifikasi bila ada yang
belum tepat dan memberi penguatan pada
hasil presentasi yang sudah benar
Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan
hal hal yang dirasa belum jelas
(Communicative)
Tahap Penutup
Merangkum
Siswa diminta menyimpulkan apa yang telah
dipelajari (Critical thinking, Creative)
15 menit
Evaluasi
Regulation
Siswa menjawab beberapa pertanyaan terkait
materi yang telah dibahas
Refleksi
Siswa diminta mengungkapkan apa manfaat
yang diperoleh setelah mempelajari materi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
(Creative, Communicative)
Arahan/ Tindak
lanjut Siswa diminta membaca buku/ sumber lain
tentang rancangan percobaan faktor luar
terhadap pertumbuhan tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Pertemuan ke 2 (2x45 menit)
Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Guru membuka pelajaran dengan salam dan
menyapa peserta didik
Guru meminta peserta didik untuk
memimpin doa sebelum memulai pelajaran
Guru mengecek kehadiran peserta didik
15 menit
Apersepsi
Guru menayangkan konsep- konsep terkait
yang telah dipelajari sebelumnya, misalnya
: faktor-faktor yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada
tanaman
Motivasi
Guru menayangkan gambar proses
pemupukan
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa
: Apakah kalian pernah melakukan
pemupukan terhadap tanaman? Apa fungsi
pemupukan pada tanaman? Apakah hanya
pupuk yang memengaruhi pertumbuhan
tanaman?
Guru menayangkan video proses
pembuatan pupuk sebagai unsur hara
tanaman yang memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan.
Orientasi
Guru mengingatkan tugas/ PR membaca
buku/ sumber terkait materi yang akan
dibahas.
Guru menayangkan tujuan/ ruang lingkup
materi yang akan dibahas
Mengorganisasi
Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 5 siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Kegiatan Inti
(30 menit)
Stimulasi
Siswa mencermati keadaan tanaman
kacang hijau
60 menit
Identifikasi Masalah
Siswa dimotivasi untuk mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan hasil pengamatan terhadap keadaan
tanaman. Pertanyaan yang diharapkan
muncul :
Mengapa terdapat biji yang tidak tumbuh?
Mengapa terdapat kecambah yang tumbuh
lebih cepat?
Faktor-faktor eksternal apakah yang
memengaruhi perkembangan dan
pertumbuhan pada tanaman?
Mendesain Perencanaan Proyek
Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi
dan merancang sebuah eksperimen
sederhana tentang faktor luar yang
memengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan
bersama dengan kelompok yang sudah
ditentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Perwakilan kelompok mempresentasikan
hasil diskusi yang ditulis di LKPD dan
kelompok lain menanggapi
Penyusunan Jadwal Proyek
Setiap kelompok membuat jadwal mulai
pelaksanaan penelitian, waktu, batas akhir
penelitian, dan pembuatan laporan
Tahap Penutup
Reviewer
Siswa dan guru mereview kembali
rancangannpenelitian/judul-judul
eksperimen yang akan dilaksanakan
15 menit
Refleksi
Siswa diminta mengungkapkan manfaat
yang diperoleh setelah mempelajari materi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Arahan/ Tindak
lanjut
Siswa melakukan eksperimen sesuai dengan
rancangan yang sudah didiskusikan.
Eksperimen dilakukan selama dua minggu,
hasil dikumpul dalam bentuk laporan tertulis
dengan format sesuai dengan LKPD
H. Penilaian Hasil Belajar
1. Jenis/Teknik Penilaian
a. Kognitif : Tes tertulis
b. Afektif : Lembar Observasi
c. Psikomotorik : Kinerja
2. Bentuk Instrumen
a. Lembar Kerja Siswa
b. Rubrik Penilaian
c. Pedoman Skoring
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
I. Lampiran
1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
2. Materi Pembelajaran/Bhaan Ajar
3. Instrumen Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 6. Lembar Kerja Peserta Didik
Lembar Kerja Peserta Didik 1
A. Judul : Pertumbuhan dan Perkembangan serta faktor-faktor yang
memengaruhi tanaman
B. Tujuan :
Melalui diskusi kelompok serta mengkaji pustaka, siswa mampu
1. Menjelaskan faktor internal dan eksternal yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman.
2. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman.
C. Alat dan Bahan :
1. Alat tulis
2. LKPD
3. Buku literatur dan Jurnal
D. Langkah Kerja
1. Bergabunglah sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan!
Kelompok :
1. .....................................................
2. .....................................................
3. .....................................................
4. .....................................................
5. .....................................................
6. .....................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
2. Diskusikanlah dengan kelompok mengenai faktor internal dan eksternal yang
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman!
3. Presentasikan hasil diskusi di depan kelas!
E. Pertanyaan Diskusi :
1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman?
2. Jelaskan minimal 4 faktor internal dan faktor eksternal yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman!
3. Bagaimanakah interaksi antar faktor internal dan eksternal pada gambar berikut?
a. Pohon jati yang menggugurkan daunnya saat musim kemarau
b. buah yang dibungkus dengan plastik
F. Jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
1. ..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
............................................................................................................
2. ..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
............................................................................................................
3. ..............................................................................................................................
..................................................................................................................
G. Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lembar Kerja Peserta Didik 2
A. Judul : Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Tanaman
B. Tujuan :
Melalui diskusi kelompok serta mengkaji pustaka, siswa mampu:
1. Membuat rancangan percobaan mengenai faktor luar terhadap pertumbuhan
tanaman.
2. Melaksanakan rancangan percobaan mengenai faktor luar terhadap pertumbuhan
tanaman.
3. Membuat laporan ilmiah berdasarkan hasil percobaan.
C. Alat dan Bahan :
1. Alat tulis
2. LKPD
3. Buku literatur dan Jurnal
D. Langkah Kerja
1. Bergabunglah sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan!
2. Tentukan salah satu faktor luar yang dapat memengaruhi pertumbuhan pada
tanaman. Kemudian rancanglah suatu percobaan untuk mengetahui pengaruh
dari faktor luar yang sudah ditentukan terhadap pertumbuhan!
3. Diskusikan rancangan percobaan dengan ketentuan:
a. Judul
b. Rumusan masalah
c. Tujuan
d. Hipotesis
Kelompok :
1. .....................................................
2. .....................................................
3. .....................................................
4. .....................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
e. Alat dan Bahan
f. Langkah kerja
4. Lakukan percobaan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat selama 2 minggu.
Hasil percobaan ditulis dan dibuat dalam bentuk laporan tertulis secara
berkelompok menggunakan tata cara penulisan ilmiah dengan format penilaian :
1. Acara (judul, hari, tanggal, waktu dan tempat pelaksanaan)
2. Tujuan
3. Dasar Teori
4. Alat, bahan dan cara kerja
5. Hasil
6. Pembahasan
7. Kesimpulan
8. Daftar pustaka
9. Lampiran (dokumentasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 7. Materi Pembelajaran
Faktor-faktor yang memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Ada beberapa faktor yang memengaruhi tumbuhan selama proses pertumbuhan
dan perkembangannya. Kita dapat mengelompokkannya sebagai faktor luar dan faktor
dalam.
1. Faktor Luar (Eksternal)
Faktor luar meliputi pengaruh yang berasal dari lingkungan. Contohnya, air,
oksigen, karbon dioksida, suhu, cahaya, unsur hara dalam tanah, dan polutan.
a. Air
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi tumbuhan. Air diperlukan
tumbuhan sebagai media berlangsungnya reaksi kimia di dalam sel, komponen
dasar pembentukan zat makanan, dan membantu mengedarkan zat makanan ke
seluruh bagian tubuh. Tumbuhan yang kekurangan air akan menjadi layu, warna
hijau berubah menjadi kuning, kering, dan pada akhirnya mati
b. Oksigen (O2)
Oksigen dibutuhkan tanaman untuk menghasilkan energi. Dalam hal ini
oksigen digunakan untuk memecah zat-zat makanan yang mereka buat sehingga
menghasilkan senyawa sederhana dan sejumlah energi. Pemecahan zat makanan
dengan menggunakan oksigen yang demikian disebut proses respirasi seluler.
Selanjutnya, energi yang dihasilkan tumbuhan digunakan untuk berbagai kegiatan
hidupnya, antar lain tumbuh. Jika suplai oksigen berkurang, maka proses tumbuh
dan berkembang tumbuhan menjadi terganggu.
c. Karbon dioksida (CO2)
Seperti air, karbon dioksida dibutuhkan untuk proses pembentukan zat makanan
melalui proses fotosintesis. Kekurangan suplai karbon dioksida juga akan
menyebabkan pembentukan makanan menjadi berkurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
d. Suhu
Pada dasarnya, suhu yang dibutuhkan tumbuhan selama pertumbuhan dan
perkembangannya berbeda-beda, bergantung pada jenis tumbuhan dan tempat
hidupnya. Namun, secara umum pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan biasa
berlangsung pada suhu 4-45o C dan optimum pada kisaran suhu 28-33o C. Suhu
optimum dibutuhkan tumbuhan karena aktivitas pertumbuhan merupakan
peristiwa enzimatis yang membutuhkan bantuan enzim. Enzim tidak dapat bekerja
pada suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.
e. Cahaya
Cahaya dibutuhkan tumbuhan agar dapat melakukan fotosintesis.Cahaya
secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap tanaman. Pengaruh
cahaya secara langsung dapat diamati dengan membandingkan tanaman yang
tumbuh dalam keadaan gelap dan terang. Pada keadaan gelap, pertumbuhan
tanaman mengalami etiolasi yang ditandai dengan pertumbuhan yang abnormal
(lebih panjang), pucat, daun tidak berkembang, dan batang tidak
kukuh.Sebaliknya, dalam keadaan terang tumbuhan lebih pendek, batang kukuh,
daun berkembang sempurna dan berwarna hijau. Dalam fotosintesis, cahaya
berpengaruh langsung terhadap ketersediaan makanan. Tumbuhan yang tidak
terkena cahaya tidak dapat membentuk klorofil, sehingga daun menjadi pucat.
Pada beberapa jenis tumbuhan, terutama tumbuhan yang terdapat di negara
empat musim, panjang pendeknya penyinaran cahaya sangat memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Akibatnya, ada tumbuhan yang
dikenal sebagai tumbuhan berhari pendek, tumbuhan berhari panjang, dan
tumbuhan berhari netral. Respons tumbuhan terhadap lamanya penyinaran yang
demikian dikenal dengan istilah fotoperiodisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
f. Unsur hara
Tumbuhan membutuhkan berbagai unsur hara yang tersimpan di dalam tanah.
Semua unsur hara tersebut digunakan sebagai komponen penyusun zat organik di
dalam sel. Pada tanah yang terlalu asam, fosfor mungkin tidak tersedia karena
fosfor berikatan dengan aluminium dan besi membentuk senyawa yang tidak larut
dalam air. Pada kondisi tanah demikian, mikroba tanah tidak dapat hidup sehingga
ketersediaan nitrogen, belerang, dan fosfor di dalam tanh menjadi berkurang.
Sebaliknya, pada tanah yang terlalu basa, kandungan besi, mangan, tembaga, dan
seng di dalam tanah menjadi berlebihan. Kondisi yang demikian dapat
menyebabkan tumbuhan mengalami keracunan.
Keseluruhan unsur hara di dalam tanah dapat dikelompokkan menjadi unsur
hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur-unsur yang
diperlukan tumbuhan dalam jumlah banyak, sedangkan unsur hara mikro adalah
unsur-unsur yang diperlukan dalam jumlah sedikit. berikut merupakan unsur hara
anorganik esensial :
(1)Unsur hara makro
a) Zat arang (C) , oksigen (O), dan hidrogen (H), merupakan bahan baku dalam
pembentukan jaringan tubuh tanaman. Berada dalam bentuk H2O (air) dan
CO2 (karbondioksida) yang berada dalam udara. Unsur C, H, dan O juga
berperan dalam pembentukan karbohidrat, proses fotosintesis, respirasi,
b) N (Nitrogen), udara merupakan sumber Nitrogen terbesar, agar dapat
dimanfaatkan oleh tanaman masih harus diubah dalam bentuk NH3 (amoniak)
atau nitrat. Fungsi N adalah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman,
menyehatkan hijau daun, membuat bagian tanaman menjadi lebih hijau karena
banyak mengandung butir-butir hijau yang penting dalam proses fotosintesis,
mempercepat pertumbuhan tanaman (menambah tinggi tanaman dan
merangsang jumlah daun serta anakan), menyediakan bahan makanan bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
mikrobia yang penting bagi kelangsungan dekomposisi bahan organik di
dalam tanah
c) P (Phosphor) bagi tumbuhan berfungsi untuk merangsang dan mempercepat
pertumbuhan tanaman dan akar semai, mempercepat dan memperkuat
pertumbuhan tanaman dewasa pada umumnya serta mempercepat pemasakan
sehingga mempercepat masa panen, memperbesar pembentukan anakan dan
gabah serta memperkuat tubuh padi-padian, sehingga tidak mudah rebah,
mempercepat pembentukan bunga dan biji sehingga meningkatkan produksi
biji-bijian, merupakan bagian yang essensial dari berbagai gula fosfat yang
berperan dalam reaksi pada fase gelap fotosintesis, respirasi, dan proses
metabolisme lainnya. Juga merupakan bagian dari nukleotida (dalam RNA
dan DNA) dan fosfolipida penyusun membran.
d) K (Kalium), merupakan zat hara yang mudah mengadakan persenyawaan
dengan zat lain, seperti Khlor, dan Mg. Fungsinya bagi tanaman adalah
memperbesar vigor dan daya tahan tanaman terhadap serangan hama penyakit
dan kekeringan, membantu pembentukan protein dan karbohidrat dalam
tanaman, memperkuat seluruh tubuh tanaman terutama bagian batang.
e) Ca (Kalsium/kapur), sumber utamanya ada pada bebatuan berkapur dan
sisa-sisa tumbuhan, fungsinya adalah pengatur kemasaman tanah dan dalam
tubuh tanaman, penting bagi pertumbuhan akar dan daun, dapat
menetralisasikan akumulasi racun dalam tubuh tanaman.
f) Mg (Magnesium), bersumber pada beberapa jenis mineral/bebatuan dan
pupuk buatan, fungsinya adalah, menyehatkan hijau daun, mengatur
peredaran unsur P dalam tubuh tanaman, mengatur penyaluran zat karbohidrat
dalam tubuh tanaman.
g) S (Belerang), bersumber dari sisa-sisa bahan organik tanah, zat belerang
dari sisa-sisa tersebut baru terlepas jika telah mengalami pelapukan,
khususnya dari zat proteinnya. Fungsinya adalah memperbanyak
pembentukan bintil pada akar leguminosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
2) Unsur Hara Mikro
a) B (Boron), diperlukan untuk membiakkan sel, khususnya dalam titik tumbuh
puncak dan proses pembentukan tepung sari, bunga dan akar.
b) Fe (Besi), penting bagi pembentukan zat hijau daun, zat karbohidrat, lemak,
protein dan enzim. Merupakan bagian dari enzim-enzim tertentu dan
merupakan bagian dari protein yang berfungsi sebagai pembawa elektron pada
fase terang fotosintesis dan respirasi.
c) Mn (Mangan), sebagai aktivator dari berbagai enzim, berperan dalam
menstimulasi pemecahan molekul air pada fase terang fotosintesis, serta
merupakan komponen struktural dari sistem membran kloroplas. Diperlukan
untuk pembentukan zat protein, dan vitamin khususnya vitamin C. penting
untuk dapat mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua.
d) Mo (Molibdenum), zat mikro ini diperlukan tumbuh-tumbuhan dalam
ukuran/timbangan yang sangat kecil, namun dengan ukuran tersebut dapat
menghasilkan kualitas tanaman yang setinggi-tingginya. Tetapi jika kelebihan
sedikit saja akan menjadi racun bagi tanaman. Juga sebagai bagian dari enzim
nitrat reduktase yang mereduksi ion nitrat menjadi ion nitrit.
e) Cu (Tembaga), dalam tubuh tanaman dibutuhkan untuk berbagai proses
kimiawi, misalnya respirasi (oksidasi zat karbohidrat, lemak, dan protein). Dan
penting pula untuk menghasilkan zat hijau daun. Terdapat pada berbagai enzim
atau protein yang terlibat dalam reaksi oksidasi dan reduksi, yaitu pada enzim
respirasi pada mitokondria, dan protein pada kloroplas.
f) Zn (seng), kekurangan seng sering dihubungkan dengan tanah netral sampai
alkalie bahan organik tinggi. Anakan tanaman menjadi berkurang dan tanaman
menjadi sedikit kerdil dan daun-daun pada bagian bawah menjadi kuning mulai
di antara tulang-tulang daun. Jika warna kuning mulai timbul noda-noda cokelat
biasanya mulai tampak dekat pucuk helai daun.
g) Cl (Klor), merupakan senyawa anorganik yang terdapat pada mineral-mineral
yang dipandang essensial. Unsur ini berfungsi untuk pembentukan zat gizi atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
pati pada tanaman. Juga untuk menstimulasi pemecahan molekul air pada fase
terang fotosintesis serta essensial untuk proses pembelahan sel.
g. Polutan
Beragam jenis polutan dapat menghambat pertumbuhan. Polutan berupa gas-
gas beracun seperti karbon monoksida, belerang dioksida, hidrogen fluorida,
hidrogen sulfida dapat menghambat pertumbuhan, bahkan kematian tumbuhan.
Sabun cuci yang berasal dari limbah rumah tangga ataupun limbah industri juga
dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan.
2. Faktor Dalam (Internal)
Faktor dalam berasal dari dalam tubuh tumbuhan, meliputi gen dan hormon
tumbuhan.
a. Gen
Gen berfungsi mengendalikan seluruh aktivitas yang terjadi di dalam sel,
termasuk pertumbuhan. Meskipun dua tumbuhan mendapat pengaruh lingkungan
yang sama, tetapi jika kedua tumbuhan tersebut memiliki gen yang berbeda maka
kemampuan tumbuhnya pun berbeda.
b. Hormon
Aktivitas tumbuh dan berkembang juga diatur oleh senyawa kimia berupa
hormon tumbuhan (fitohormon). Ada enam macam hormon tumbuhan, yaitu
auksin, giberalin, sitokinin, etile, asam absisat, dan kalin.
1) Auksin
Hormon auksin adalah hormon tumbuhan yang ditemukan pertama kali
pada ujung kecambah gandum Avena sativa oleh Frits Went. Letak auksin
berada pada meristem apikal dan diproduksi disitu. Perpindahan hormon
auksin mengikuti pengaruh gravitasi dan menjauhi cahaya matahari, atau
rentan dengan cahaya matahari. Hal tersebut akan dijelaskan lebih jauh
kenapa batang tumbuhan tumbuh bengkok ke arah cahaya matahari. Hormon
auksin memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
a) Memengaruhi pertumbuhan apikal (ujung batang). Selama auksin masih
diproduksi, pertumbuhan pucuk (tunas apikal) akan terus berlangsung,
sedangkan pertumbuhan tunas lateral tidak. Kondisi yang demikian dikenal
dengan istilah dominansi apikal.
b) Memengaruhi perkembangan buah. Pada waktu perkembangan biji, biji
mengeluarkan auksin yang diedarkan ke bagian bunga sehingga dapat
merangsang pertumbuhan bunga.
c) Merangsang pembentukan bunga dan buah
d) Merangsang pemanjangan titik buah
e) Merangsang terjadinya proses diferensiasi
2) Giberalin
Giberalin banyak terdapat pada bagian ujung daun, kuncup biji, dan ujung
akar. Berikut ini beberapa fungsi dari giberalin :
a) Merangsang pertumbuhan batang, daun, akar
b) Merangsang pematangan serbuk sari dan pertumbuhan tangkai serbuk
sari
c) Merangsang perkembangan bunga (pada tumbuhan tertentu)
d) Merangsang pertunasan pada kuncup
e) Menghentikan dormansi pada biji
f) Mempercepat perkecambahan pada biji.
3) Sitokinin
Pada tahun 1941, J.Van Overbeek, berhasil menemukan substansi kimia
yang memengaruhi pertumbuhan endosperma buah kelapa. Substansi tersebut
adalah sitokinin. Hormon sitokonin adalah hormon yang dikenal karena
fungsinya dalam pembelahan sel tumbuhan atau sitokinesis. Berikut ini
beberapa fungsi dari sitokinin:
a) Menyebabkan pertumbuhan embrio dan meningkatkan pertumbuhan
rata-rata sel yang diisolasi di laboratorium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
b) Merangsang pembelahan pada sel yang berhenti bermitosis
c) Bersama auksin menyebabkan meningkatnya kecepatan pembelahan
sel
d) Mempertahankan warna pada daun sehingga tidak cepat berubah
menjadi kuning setelah dipetik dari pohon
e) Merangsang pemasakan pada buah yang telah dipetik dari pohon
f) Merangsang pertumbuhan tunas lateral
4) Etilen
Gas etilen berfungsi untuk mempercepat proses pematangan buah,
respirasi, dan pengguguran daun. Tempat pembentukan gas etilen pada masing-
masing buah letaknya berbeda-beda, ada yang diujung (seperti pada buah
pepaya) atau di bagian pangkal (seperti pada buah mangga).
5) Asam Absisat
Asam absisat berfungsi menghambat proses pertumbuhan batang (bersifat
inhibitor) dan merangsang dormansi biji. Hal yang demikian dapat
menguntungkan tumbuhan yang hidup di wilayah empat musim. Pada musim
dingin, tumbuhan akan terlindung dari kerusakan fisik akibat pengaruh suhu
yang rendah
6) Kalin
Kalin berfungsi dalam pembentukan organ tumbuhan. Berdasarkan
jenis organ yang dipengaruhinya, dikenal beberapa jenis kalin. Contohnya,
antokalin berperan dalam pembentukan bunga, filokalin berperan dalam
pembentukan daun, kaulokalin berperan dalam pembentukan batang, rizokalin
berperan dalam pemebentukan akar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 8. Kisi-Kisi Soal Evaluasi
INDIKATOR C1 C2 C3 C4 C5 C6 No
Soal
Kunci
Jawaban
Bentuk
Soal
Menjelaskan faktor-faktor yang memepengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan
1 E PG
2 A PG
Menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal
dengan proses pertumbungan perkembangan tumbuhan
3 B PG
4 C PG
5 E PG
1 Essay
Membuat rancangan penelitian tentang faktor luar yang
memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
2 Essay
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Soal Test
I. Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (x) pada abjad jawaban yang paling benar pada lembar
jawaban anda.
1. Unsur hara merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman. Bila pertumbuhan suatu tanaman terdapat gejala tepi
daun muda seperti terbakar, tepi daun tua menjadi cokelat dan bunga mudah gugur.
Hal ini mencirikan bahwa tanaman tersebut kekurangan...........
a. Nitrogen dan Fosfor
b. Mangan dan Nitrogen
c. Fosfor dan Mangan
d. Kalium dan Magnesium
e. Fosfor dan Kalium
2. Salah satu faktor internal yang berperan dalam pertumbuhan pada tumbuhan adalah
hormon. Jenis hormon yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan batang
apikal dan dormansi biji secara berurutan adalah.....
a. Auksin dan Absisat
b. Giberalin dan Kalin
c. Absisat dan Giberalin
d. Aitokinin dan Auksin
e. Traumalin dan Kalin
3. Pada percobaan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kecambah kacang kedelai
ditemukan data bahwa arah tumbuh kecambah selalu menuju ke arah sumber cahaya.
Deskripsi yang benar terhadap data tersebut adalah ....
a. Cahaya bersifat mempercepat pertumbuhan tumbuhan.
b. Cahaya menguraikan hormon auksin pada satu sisi
c. Cahaya mempercepat pertumbuhan pada bagian yang banyak menerima sinar
d. Tumbuhan memiliki naluri untuk mencari cahaya
e. Pertumbuhan tumbuhan sangat ditentukan cahaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
4. Perhatikan tabel berikut :
Perlakuan Pertumbuhan Batang dan Bunga
Bulan I Bulan II Bulan III
Pemberian pupuk Urea
(pupuk N)
45 cm belum
berbunga
90 cm belum
berbunga
120 cm mulai
berbunga
Pemberian pupuk Posfat
(Pupuk P)
37 cm belum
berbunga
64 cm belum
berbunga
83 cm mulai
berbunga
Pemberian pupuk Mutiara
(N,P,K)
50 cm belum
berbunga
125 cm sudah
berbunga
125 cm mulai
berbuah
Berdasarkan tabel diatas faktor eksternal yang diberikan kepada tanaman cabe merah
keriting memengaruhi pertumbuhan batang dan bunga cabe merah keriting, hal ini
dapat disimpulkan bahwa ....
a. Unsur (N) mempercepat pertumbuhan batang dan bunga
b. Unsur (P) mempercepat pertumbuhan batang dan bunga
c. Unsur (K) mempercepat pertubuhan batang dan bunga
d. Unsur (N) mempercepat pertumbuhan bunga
e. Unsur (K) mempercepat pertumbuhan batang
5. Pernyataan yang benar tentang gambar di bawah :
a. Cahaya mempercepat produksi auksin pada tanaman 1, sedangkan cahaya
menghambat produksi auksin di tanaman 2 sehingga tumbuh lurus
b. Tanaman 1 dan 2 berbeda arah pertumbuhan karena intensitas cahaya yang
diterima tidak sama
c. Tanaman 2 mendapat cahaya dari atas sehingga auksin menuju ke bawah,
sedangkan tanaman 1 mendapat cahaya dari samping sehingga auksin ke arah
samping
d. Tanaman 2 tumbuh lambat, sedangkan tanaman 1 tumbuh cepat sehingga
tanaman 1 membelok kearah cahaya
e. Tanaman 2 tetap tumbuh lurus karena sebaran auksin merata, sedangkan
tanaman 1 tumbuh kearah cahaya karena auksin terurai jika terkena cahaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
II. Essay
1. Pada suatu hari, Doni berkeliling di sekitar ladang Pak Anton. Doni melihat rumput
teki disekitar ladang pak Arep yang pertumbuhannya tidak sama. Doni melihat
rumput teki yang berada di tempat teduh lebih cepat mengalami pertumbuhan
dibandingkan dengan tumbuhan yang langsung terkena paparan sinar matahari.
Dari cerita singkat diatas, jelaskan dan kaitkanlah pengaruh faktor internal dan
eksternal yang memengaruhi pertumbuhan tanaman.
2. Seorang siswa akan melakukan penelitian terhadap tanaman yang diberi pupuk cair
yang mengandung fosfor dan kalsium, yang mana fungsi kedua unsur hara tersebut
adalah untuk memperkuat batang dan daun. Buatlah rencana penelitian untuk melihat
pengaruh pemberian pupuk cair terhadap tanaman, minimal berisi:
a. Judul Penelitian
b. Rumusan masalah
c. Hipotesis
d. Variabel bebas dan terikat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Kunci Jawaban Soal Essay
1. Hal ini dipengaruhi oleh cahaya matahari dan hormon auksin yang terdapat
pada tanaman teki. Hormon auksin sangat dipengaruhi oleh cahaya matahari,
semakin banyak paparan sinar matahari maka semakin terhambat proses
pembesaran dan pemanjangan pada tanaman. Oleh karena itu, teki yang berada
di tempat teduh tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan yang terkena paparan
sinar matahari, hal ini terjadi karena hormon auksin pada tumbuhan teki
mendapat cahaya minim sehingga hormon auksin bekerja secaara maksimal.
Pada tumbuhan yang terkena paparan cahaya pertumbuhannya lambat
dikarenakan kerja hormon auksin terhambat.
2. A. Judul Penelitian : Pengaruh pemberian pupuk cair terhadap pertumbuhan
dan perkembangan batang serta daun pada tanaman sawi
B. Rumusan masalah : apakah ada pengaruh pemberian pupuk cair fosfor dan
kalsium terhadap pertumbuhan dan perkembangan batang serta daun pada
tanaman sawi?
C. Hipotesis : terdapat pengaruh pemberian pupuk cair fosfor dan kalsium
terhadap pertumbuhan dan perkembangan batang serta daun pada tanaman sawi
D. Variabel bebas : pemberian pupuk cair fosfor dan kalsium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 9. Lembar Pengamatan Penilaian
1. Instrumen Penilaian Observasi Sikap
No Nama
Lengkap
Aspek Afektif
Skor Nilai Percaya
Diri Disiplin
Kerja
sama
1.
2.
3.
4.
5.
Jumlah rata-rata
presentase
Keterangan :
3 : Baik
2 : Cukup
1 : Kurang
Nilai Kriteria
91-100 Baik Sekali
81-90 Baik
71-80 Cukup
60-70 Kurang
< 60 Kurang sekali
Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Rubik Penilaian Afektif
Aspek yang Dinilai Skor Rubrik
Percaya Diri
3
Mampu menyampaikan pendapat, mampu
mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas dan berani mempertahankan pendapat
2 Jika hanya 2 indikator yang tampak
1 Jika hanya 1 indikator yang tampak
Disiplin
3
Masuk kelas tepat waktu, patuh pada tata
tertib sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat
waktu
2 Jika hanya 2 indikator yang tampak
1 Jika hanya 1 indikator yang tampak
Kerja sama
3 Mampu bekerjasama dalam kelompok,
mengerjakan dan menghargai pendapat
orang lain
2 Jika hanya 2 indikator yang tampak
1 Jika hanya 1 indikator yang tampak
\
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Penilaian Test
No Nama Siswa
Butir Soal Pilihan
Berganda
Butir Soal
Essay
Jumlah
Skor
Nilai
Siswa
1 2 3 4 5 1 2
1
2
3
4
5
dst
Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Rubrik Penilaian Kognitif/Test
Nomor
Soal
Skor Aspek
Pilihan Ganda
1 2 Siswa menjawab benar diberi poin 2
0 Siswa menjawab salah diberi poin 0
2 2 Siswa menjawab benar diberi poin 2
0 Siswa menjawab salah diberi poin 0
3 2 Siswa menjawab benar diberi poin 2
0 Siswa menjawab salah diberi poin 0
4 2 Siswa menjawab benar diberi poin 2
0 Siswa menjawab salah diberi poin 0
5 2 Siswa menjawab benar diberi poin 2
0 Siswa menjawab salah diberi poin 0
Essay
1 10 Menjawab benar dan lengkap
5 Hanya menjelaskan grafik tapi tidak mengaitkan dengan
faktor-faktor
0 Tidak menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Nomor
Soal
Skor Aspek
2 20 Jika merumuskan dengan benar dan lengkap
10 Jika hanya merumuskan 2 dan benar
5 Jika hanya benar 1
0 Tidak menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Penilaian Psikomotorik
Lembar Pengamatan Kinerja
No Aspek Skor
1 2 3
1 Persiapan
- Perumusan Judul
- Penentuan Rumusan masalah
- Perumusan Metode
2 Pelaksanaan
- Kerincian analisis data
- Ketepatan penarikan kesimpulan
3 Laporan
- Sistematika Penulisan Laporan
- Pengunaan bahasa yang baik dan benar
Keterangan :
3 : Baik
2 : Cukup
1 : Kurang
Nilai Kriteria
91-100 Baik Sekali
81-90 Baik
71-80 Cukup
60-70 Kurang
< 60 Kurang sekali
Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Rubrik Penilaian Psikomotorik
No Aspek yang Dinilai Skor Rubrik
Persiapan
1
Perumusan Judul
3
Perumusan judul sesuai dengan
rancangan yang telah dibuat,
perumusan judul tidak rancu dan
bertele-tele
2 Jika hanya 2 indikator yang
terlihat
1 Jika 1 indikator yang terlihat
Penentuan Rumusan masalah
3 Penentuan masalah sesuai
dengan fakta, jelas dan rumusan
masalah sesuai dengan topik
2 Jika hanya 2 indikator yang
terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang
terlihat
Perumusan Metode/cara kerja
3 Perumusan cara kerja lengkap,
menggunakan kalimat pasif dan
terorganisir
2 Jika hanya 2 indikator yang
terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang
terlihat
2
Pelaksanaan
- Kerincian analisis data
3
Analisis data sesuai dengan
parameter yang diukur dan
disertai grafik, terorganisir dan
pembahasan yang langsung
disampaikan pada inti
2 Jika hanya 2 indikator yang
terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
No Aspek yang Dinilai Skor Rubrik
1 Jika hanya 1 indikator yang
terlihat
- Ketepatan penarikan
kesimpulan 3
Penarikan kesimpulan sesuai
dengan tujuan penelitian,
menggunakan bahsa yang mudah
dipahaami dan tidak ada
penulisan kata yang salah
2 Jika hanya ada 2 indikator yang
terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang
terlihat
3 Laporan
- Sistematika penulisan
laporan
3 Penulisan laporan sesuai dengan
format yang ditentukan, data
lengkap dan ditulis sistematis
2 Jika hanya 2 indikator yang
terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang
terlihat
- Penggunaan bahasa yang
baik dan benar
3 Penggunaan bahasa sesuai EYD,
tulisan rapi dan mudah dibaca
2 Jika hanya 2 indikator yang
terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang
terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI