pengaruh konvergensi ifrs terhadap manajemen laba …
TRANSCRIPT
PENGARUH KONVERGENSI IFRS TERHADAP MANAJEMENLABA DENGAN KUALITAS
AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI(Survey pada Sub Sektor Perusahaan Food And Baverages
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017)
SKRIPSI
OlehRAHMAWATI
NIM 105730536115
JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2020
ii
PENGARUH KONVERGENSI IFRS TERHADAPMANAJEMEN LABA DENGAN KUALITASAUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(Survey pada Sub Sektor Perusahaan Food And BaveragesYang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017)
SKRIPSI
OlehRAHMAWATI
NIM 105730536115
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Rangka Menyelesaikan
Studi Pada Program Studi Strata 1 Akuntansi
JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2020
iii
MOTTO
“Kamu sekalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawabannya
mengenai orang yang dipimpinnya.
(H.R. Bukhari Muslim)
PERSEMBAHAN
Lantunan Al-fatihah beriring Shalawat dalam silahku merintih,
menadahkan doa dalam syukur yang tiada terkira, terima kasihku
untukmu. Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk Ayahanda dan
Ibundaku tercinta, yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku
semangat, doa, dorongan, nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan
yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan
yang ada didepanku.,, Ayah,.. Ibu... terimalah bukti kecil ini sebagai kado
keseriusanku untuk membalas semua pengorbananmu.. dalam hidupmu
demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan segala perasaan tanpa kenal
lelah, dalam lapar berjuang separuh nyawa hingga segalanya.. Maafkan
anakmu Ayah,,, Ibu,, masih saja ananda menyusahkanmu..
Dalam silah di lima waktu mulai fajar terbit hingga terbenam..
seraya tangaku menadah”.. ya Allah ya Rahman ya Rahim... Terimakasih
telah kau tempatkan aku diantara kedua malaikatmu yang setiap waktu
ikhlas menjagaku,, mendidikku,, membimbingku dengan baik,, ya Allah
berikanlah balasan setimpal syurga firdaus untuk mereka dan jauhkanlah
mereka nanti dari panasnya sengat hawa api nerakamu..
Untukmu Ayah Ibu Terimakasih....
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat
dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada
ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Konvergensi Ifrs
Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderasi
(Survey pada Sub Sektor Perusahaan Food And Baverages Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017)”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada
kedua orang tua penulis yaitu ayahanda Anwar dan ibunda tercinta Ratna yang
senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus
tak pamrih. Dan saudara-saudariku tercinta yang senantiasa mendukung dan
memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas
segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi
keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka
berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia
dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
viii
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.,MM., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasullong, SE.,MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si. Ak. CA. CSP, selaku Ketua
Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Edi Jusriadi, SE, MM, selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
skripsi dapat diselesaikan.
5. Ibu Wa Ode Rayyani, SE., M.Si. AK. CA selaku Pembimbing II yang telah
berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan
ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Para staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Ibu Dr. Ir. A. Ifayani Haanurat, MM. CBC, selaku Pembina Galeri Investasi
BEI-Unismuh Makassar yang telah berkenan memberikan izin saya meneliti
guna kelengkapan data skripsi saya sehingga dapat saya selesaikan.
9. Terima kasih teruntuk Muhammad alim, Saudari Rismawati yang
selalu memberi semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
ix
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya
para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan
kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Billahi fisabilil Haq fastabiqul khairat, Wassalamualaikum Wr.Wb
Makassar, 20 Desember 2019
Penulis
ix
ABSTRAK
Rahmawati, (2019). Pengaruh Konvergensi IFRS Terhadap Manajemen LabaDengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderasi (Survey pada Sub SektorPerusahaan Food And Baverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode2013-2017), Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi UniversitasMuhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Edi Jusriadi danPembimbing II Waode Rayyani.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konvergensi IFRSterhadap manajemen laba dengan kualitas audit sebagai variabel moderasiSurvey pada Sub Sektor Perusahaan Food And Baverages yang terdaftar di BursaEfek Indonesia Periode 2013-2017. Jenis penelitian yang digunakan dalampenelitian adalah penelitian survey dengan pendekatan dekskriptif kuantitatif.Data yang diolah adalah ringkasan IFRS, dummy kualitas audit dan manajemenlaba Sub Sektor Perusahaan Food And Baverages Yang Terdaftar Di Bursa EfekIndonesia Periode 2013-2017 yang didapatkan dari laporan tahunan (AnnualReport). Teknik perhitungan yang digunakan dalam penelitian adalah menghitungpengaruh konvergensi IFRS dengan dummy terhadap manajemen laba dihitungdengan DAC. Dengan Kualitas Audit dengan dummy Big 4 Sebagai VariabelModerasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan IFRS berpengaruh negatif tetapi tidaksignifikan terhadap manajemen laba, sehingga dapat diartikan bahwa ketikaperusahaan di Indonesia mulai mengadopsi IFRS maka akan berpengaruhterhadap keberadaan manajemen laba di suatu perusahaan, Kualitas Auditterbukti mampu memediasi pengaruh IFRS terhadap Manajemen Laba. Dengankata lain manajemen laba mampu meningkat dengan dimediasi oleh kualitas audityang baik dengan walaupun IFRS berpengaruh negatif.
Kata Kunci : IFRS, kualitas audit, manajemen laba
x
ABSTRACT
Rahmawati, (2019). The Effect of Ifrs Convergence on ProfitManagement with Audit Quality as a Moderation Variable (Survey of Food andBaverage Companies Sub Sector Listed on the Indonesia Stock Exchange Period2013-2017), Thesis of the Faculty of Economics and Business AccountingDepartment, Muhammadiyah University, Makassar. Supervised by Supervisor I Dr.Jusriadi, SE., MM and Supervisor II Waode Rayyani, SE., M. Si. Ak. Ca
This study aims to determine the effect of IFRS convergence on earningsmanagement with audit quality as a survey moderating variable in the Sub-SectorFood and Baverage Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange Period2013-2017.
This type of research used in research is survey research with quantitativedescriptive approach. The processed data is a summary of IFRS, dummy auditquality and earnings management of the Food and Baverage Companies SubSector Listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2013-2017 Period obtainedfrom the annual report (Annual Report). The calculation technique used in thisstudy is to calculate the effect of dummy ifrs convergence on earnings managementcalculated with DAC. With Audit Quality with Big 4 dummy as ModerationVariable. The IFRS research results have a negative but not significant effect onearnings management, so it can be interpreted that when companies in Indonesiabegin to adopt IFRS, it will affect the existence of earnings management in acompany, Audit Quality is proven to be able to mediate the effect of IFRS on ProfitManagement. In other words, earnings management can improve by beingmediated by good audit quality, even though IFRS has a negative effect.
Keywords: IFRS, audit quality, earnings management
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL....................................................................................................... iHALAMAN JUDUL ....................................................................................... iiHALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iiiHALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ivHALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... vHALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... viKATA PENGANTAR .................................................................................... viiABSTRAK BAHASA INDONESIA................................................................. ixABSTRACT .................................................................................................. xDAFTAR ISI ................................................................................................. xiDAFTAR TABEL .......................................................................................... xivDAFTARA GAMBAR/BAGAN ....................................................................... xvDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1B. Rumusan Masalah............................................................... 5C. Tujuan Penelitian................................................................. 5D. Manfaat Penelitian............................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. IFRS (International Financial Reporting Standard)............... 71. Pengertian IFRS (International Financial Reporting
Standard) ........................................................................ 72. Konvergensi Akuntansi Indonesia ke IFRS...................... 83. Manfaat konvergensi IFRS (International Financial
Reporting Standars) ........................................................ 114. Perbedaan IFRS dengan GAAP ..................................... 11
B. Teori Keagenan (Agency Theory) ........................................ 12C. Manajemen Laba................................................................. 13
1. Pengertian Manajemen Laba .......................................... 132. Pola Manajemen Laba .................................................... 133. Motivasi Manajemen Laba .............................................. 144. Faktor Pendorong Manajemen Laba ............................... 165. Mekanisme Manajemen Laba ......................................... 176. Manajemen Laba Akrual ................................................ 17
D. Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia .......................... 18E. Kualitas Audit....................................................................... 18F. Evaluasi Peneltian Terdahulu .............................................. 20G. Penelitian Terdahulu............................................................ 20H. Kerangka Konsep ............................................................... 26I. Hipotesis.............................................................................. 26
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................... 27B. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................. 27C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran.................... 27
1. Variabel Dependen (Y).................................................... 272. Variabel Moderasi (Kualitas Audit) .................................. 283. Variabel Independen ....................................................... 28
D. Populasi dan Sampel........................................................... 291. Populasi .......................................................................... 292. Sampel............................................................................ 30
E. Jenis Data dan Sumber Data............................................... 32F. Teknik Pengumpulan Data................................................... 32G. Teknik Analisis Data ............................................................ 32H. Uji Model ............................................................................ 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.................................................................... 361. Objek Umum Tempat Penelitian...................................... 36
a. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) ................. 36b. PT. Multi Bintang, Tbk (MLBI)..................................... 37c. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (AISA) ................. 37d. PT Akasha Wira International, Tbk (ADES) ................ 38e. PT. Mayora Indah, Tbk (MYOR) ................................. 39f. PT. Ultra Jaya Milk Industri, Tbk (ULTJ) ..................... 39g. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) ................... 40h. PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk (PSDN)..................... 40i. PT. Delta Djakarta, Tbk (DLTA) .................................. 40j. PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk (ICBP) .......... 41
2. Deskripsi Variabel Penelitian........................................... 42a. IFRS pada Sub Sektor Perusahaan Food And
Baverages Yang Terdaftar Di Bursa EfekIndonesia Periode 2013-2017..................................... 42
b. Kualitas Audit pada Sub Sektor PerusahaanFood And Baverages Yang Terdaftar DiBursa Efek Indonesia Periode 2013-2017................... 43
c. Manajemen Laba pada Sub Sektor PerusahaanFood And Baverages Yang Terdaftar DiBursa Efek Indonesia Periode 2013-2017................... 44
3. Analisis Data ................................................................... 47a. Uji Asumsi Klasik ........................................................ 47
1) Uji Normalitas ........................................................ 472) Uji Multikolinearitas ............................................... 483) Uji Heteroskedastisitas .......................................... 494) Uji Autokorelasi ..................................................... 50
b. Model Regresi Bertahap ............................................. 50c. Koefisien Determinasi................................................. 54d. Pengujian Hipotesis.................................................... 55
1) Uji Simultan (F-test) ............................................... 552) Uji Parsial (t-test).................................................... 56
xiii
B. Pembahasan ....................................................................... 581. Pengaruh IFRS terhadap Manajemen Laba ........................ 582. Pengaruh Konvergensi IFRS Terhadap
Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit SebagaiVariabel Moderasi ............................................................... 60
BAB V PENUTUP
A. Simpulan................................................................................ 63B. Saran ..................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 65
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
3.1 Listing Perusahaan Food And Baverage Yang Terdaftar Di BEI .......... 303.2 Sampel Penelitian .................................................................................. 314.1 IFRS .................................................................................................... 424.2 Kualitas Audit ........................................................................................ 434.3 Manajemen Laba ................................................................................... 454.4 Uji Normalitas ........................................................................................ 484.5 Uji Multikolinearitas ................................................................................ 484.6 Uji Autokorelasi...................................................................................... 504.7 Regresi Jalur 1 ...................................................................................... 514.8 Regresi Jalur 2 ...................................................................................... 524.9 Koefisien Determinasi Jalur 1 .................................................................. 544.10 Koefisien Determinasi Jalur 2 .................................................................. 544.11 Uji Simultan........................................................................................... 554.12 IFRS Terhadap Manajemen Laba ............................................................ 564.13 Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba ................................................ 57
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
2.1 Kerangka Konsep ........................................................................... 264.1 Uji Normalitas.................................................................................. 474.2 Uji Heterokedastis........................................................................... 49
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1 Manajemen Laba.......................................................................... 662 Dummy IFRS ................................................................................ 763 Dummy Kualitas Audit................................................................... 804 Uji Normalitas ............................................................................... 815 Uji Multikolinearitas....................................................................... 826 Uji Heterokedastis......................................................................... 837 Uji Autokorelasi............................................................................. 848 Analisis Regresi ............................................................................ 859 Koefisien Determinasi ................................................................... 86
10 Uji Simultan .................................................................................. 8711 Uji Parsial ..................................................................................... 8812 Tabel F dan t ................................................................................ 89
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, menuntut perusahaan untuk
lebih meningkatkan standar akuntasinya sehingga lebih efektif dan efisien
dalam penggunaannya, standar akuntansi merupakan acuan perusahaan
atau tolak ukur keberhasilan perusahaan dalam mengelola keuangan atas
dasar-dasar akuntansi. Pelaporan keuangan digunakan sebagai sarana
informasi keuangan dalam mempertanggungjawabkan kinerja
keuangannya berupa laba bersih yang dihasilkan. Analisis laporan
keuangan merupakan hasil konversi transnasional sebagai pelaporan
keuangan dalam industri perusahaan cenderung memberikan dampak
positif dan negatif pada perusahaan bila dikaitkan sesuai tujuan dan
manfaatnya. Dunia bisnis di dunia ini tidak memiliki keterbatasan sama
sekali, sumber daya produksi perusahaan khususnya berupa finansial
yang dimiliki oleh investor nasional maupun internasional tertentu dapat
dipindahkan dengan mudah ke negara lain misalnya melalui mekanisme
bursa saham. Itulah mengapa perlu mengetahui pengembangan dan
standar keuangan yang terus melakukan perbaharuan.
Laporan keuangan adalah informasi keuangan dalam perusahaan
berbagai sektor. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan
adalah hasil dari proses kegiatan akuntan dalam menyediakan laporan
keuangan yang berkenaan dengan kinerja keuangan perusahaan. Dalam
laporan keuangan pengungkapan dan penyajian informasi akurat sangat
dibutuhkan untuk para pengguna laporan keuangan.
2
Salah satu informasi yang penting dalam laporan keuangan adalah
manajemen laba. Manajemen adalah stuktur atau penerapan aturan
internal manajemen suatu perusahaan dan laba adalah keuntungan
perusahaan dalam menghasilkan laba atau jasa (Suwardjo, 2010). Laba
dalam perusahaan sangat penting untuk bisa mengetahui apakah laba
perusahaan itu sehat atau tidak. Laba yang berkualitas pasti akan
menarik banyak investor karena laporan manajemen laba yang baik akan
membawa dampak yang baik dan mengurangi resiko yang akan muncul
nantinya pada perusahaan.
Penerapan IFRS dalam SAK di Indonesia bisa membantu para
akuntan Indonesia dalam memahami standar keuangan yang digunakan
oleh negara-negara di dunia yang sifatnya sudah internasional. Pada
tanggal 1 Januari 2012, Indonesia mengadopsi IFRS hampir secara
keseluruhan bersamaandengan India dan Malaysia (Kuspratiwi dan Ari,
2014).
Menurut Dian Rohaeni dan Titik Aryati (2010) tentang pengaruh
konvergensi IFRS terhadap income smoothing dengan kualitas audit
menyatakan bahwa konvergensai IFRS ini terbukti berpengaruh negatif
terhadap income smoothing. Artinya jika IFRS dengan kualitas audit
ditingkatkan setara dengan nilai kofisiennya maka akan meningkatkan
manajemen laba perusahaan. Dengan kualitas audit yabng baik maka
Konvergensi IFRS diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelaporan
keuangan. Dengan demikian, konvergensi IFRS diharapkan melakukan
peningkatan kualitas pelaporan keuangan, seperti transparansi dan
3
komparabilitas serta IFRS ini dapat mengurangi peluang menejemen laba
(Ari Dewi Cahyani, 2011).
Bagi para investor informasi laba suatu perusahaan itu sangat
penting. Investor pasti mempertimbangkan jika laba dalam perusahaan itu
rendah (low quality) karena itu merupakan signal kurang baik bagi
perusahaan. Kondisi laba yang rendah jelas tidak akan dilirik oleh para
investor. Informasi yang terkandung dalam manajemen laba (earnings)
memiliki peran penting dalam kinerja perusahaan.
Manfaat laba yaitu untuk menilai perubahan potensi sumber daya
ekonomis yang mungkin dapat dikendalikan dimasa depan, menghasilkan
arus kas yang baik, serta menjadi pertimbangan tentang efektivitas
perusahaan dengan pemanfaatan sumber daya akuntasi konvergensi
untuk standar IFRS sesuai karakterisktik IFRS seperti, berdasarkan
prinsip, penggunaan nilai wajar, dan pengungkapan berbasis prinsip
standarnya.
Sementara penggunaan item nilai wajar dilakukan pada laporan
keuangan yang disajikan dengan nilai aktual. Lebih banyak
pengungkapan akan mengurangi tingkat asimetri informasi. Yona Octiani
Lestari (2011) mendefinisikan konvergensi IFRS itu pada perkiraan
peningkatan laporan keuangan, transparansi dan comparability (Dina
Hidayati, 2011).
Sedangkan menurut Anggraini Dwi Astuti dan Dwi Ratmono (2015)
analisis pengaruh IFRS terhadap manajemen laba dengan corporate
governance sebagai variabel moderating menyatakan bahwa hasil tes
menemukan bahwa penerapan IFRS dapat meingkatkan level
4
manajemen laba perusahaan. IFRS cenderung memilki tingkat
pendapatan manajemen lebih tinggi dan ditunjukkan oleh pengaruh
keahlian akuntansi dan keuangan dimiliki oleh komite audit dalam
meningkatkan efek positif IFRS pada manajemen laba.
Hasil penelitian Wulan Dwi Utami, dkk (2011) menyatakan bahwa
terdapat pula investigasi dari hasil konvergensi IFRS di Indonesia, dari
governance membuktikan bahwa variabel yaitu jumlah rapat dewan,
jumlah rapat komite audit, proporsi komisaris independen, leverage,
profitabilitas dan tipe auditor ternyata tidak mempengaruhi tingkat
kepatuhan dengan pengungkapan wajib IFRS dan hanya mengandung
prinsip konservatisme.
Konservatisme juga tidak hilang begitu saja karena tidak “ditekankan”
dalam standar ketidakpastian penerapannya dalam laporan keuangan.
Konservatisme akuntansi masih dalam tahap implementasi dari IFRS
(Ahmad Juanda, 2012). Dengan demikian, peningkatan kuallitas informasi
akuntansi tidak hanya dinilai dari sisi standar yang digunakan, tapi juga
berhubungan dengan manajer dan auditor, sebagai pihak yang
melakukan pemeriksaan terhadap informasi tersebut dan pihak yang akan
mengidentifikasi setiap kecurangan yang terjadi pada pelaporan
keuangan (Atik, 2008 dalam Rohaeni dan Aryati, 2012).
Tahap audit adalah sebuah proses yang sistematisnya memiliki
tujuan mengevaluasi kejadian-kejadian ekonomi perusahaan dan
memastikan tingkat kesuaian dengan standar penerapan audit.
Kemampuan auditor tercermin dari kualitas mengaudit suatu laporan
keuangan. Adanya proses audit ini bisa menjadikan kinerja perusahaan
5
lebih transparan dan objektif. Dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan
adanya suatu standar yang lebih baik seperti IFRS bukan berarti dalam
penerapannya tidak memiliki kendala. Namun, seiring berjalannya dan
dikenalnya IFRS yang ternyata mampu menjadi standar yang
meningkatkan kualitas laporan keuangan dengan melalui konvergensi
IFRS. Tetapi, untuk menilai sebuah laporan keuangan perlu dilakukan
penilaian dari auditor dan juga memiliki kompetensi baik. Itulah mengapa
IFRS sebagai standar terbaru yang dikonvergensi terhadap manajemen
laba nantinya akan menggunakan audit sebagai kompetensi penilaian
pendukung dalam melihat sejauh mana IFRS mampu memberikan
pengaruh terhadap sebuah manajemen laba pada perusahaan.
Berdasarkan research gap yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti
menyimpulkan untuk meneliti kembali Pengaruh Indikator Konvergensi
IFRS Terhadap Indikator Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit
Sebagai Variabel Moderasi (Survey pada Sub Sektor Perusahaan Food
And Baverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-
2017).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
yang akan diteliti yaitu : Apakah indikator konvergensi IFRS berpengaruh
pada indikator manajemen laba dengan kualitas audit sebagai variabel
moderasi (Survey pada Sub Sektor Perusahaan Food And Baverages
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017)?
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan diatas tujuan penelitian ini yaitu : Mengetahui
pengaruh indikator konvergensi IFRS terhadap indikator manajemen laba
dengan kualitas audit sebagai variabel moderasi (Survey pada Sub
Sektor Perusahaan Food And Baverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2013-2017).
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai
berikut:
1. Bagi perusahaan
Memberikan masukan tentang penerapan IFRS sebagai standar
lebih baik dalam meningkatkan manajemen laba perusahaan.
2. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis
tentang pengaruh konvergensi IFRS terhadap manajemen laba
dengan menggunakan kualitas audit sebagai variabel moderasi serta
mengetahui seberapa berpengaruhnya manajemen laba pada kualitas
audit perusahaan terkhusus perusahaan manufaktur dari segi
penggunaan standar IFRS.
3. Bagi pihak Lain
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada
umumnya dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan serta
bahan kepustakaan guna menambah pengetahuan dan diharapkan
juga dapat bermanfaat bagi peneliti yang akan meneliti pada objek
atau masalah yang sama.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. IFRS (International Financial Reporting Standard)
1. Pengertian IFRS (International Financial Reporting Standard)
IFRS merupakan standar akuntansi international yang disusun
oleh International Accounting Standards Board (IASB), yang pada
awal terbentuknya bernama International Accounting Standars
(IASC). IASC terbentuk di London, Inggris pada tahun 1973 disaat
sering terjdi perubahan mendasar pada peraturan berkaitan dengan
akuntansi.
Handayani (2014) menjelaskan bahwa IFRS adalah standar
pelaporan keuangan yang disusun sebagai solusi masalah perbedaan
standar local diberbagai Negara. IFRS pertama kali diterapkan penuh
oleh negara- negara Uni Eropa yang kemudian disusul Australia,
Brazil, Kanada, Singapura dan beberapa negara di dunia termasuk
Indonesia.
Indonesia perkembangan standar akuntansi melalaui Dewan
Standar Ikatan Akuntan Indonesia yang menetapkan pengembangan
terhadap PSAK menggunakan peta arah (roadmap). Komitmen
konvergensi standar akuntansi international memberikan pekerjaan
yang tidak mudah untuk mengkaji sebelum di implemetansikan,
Golrida Karyawati (2011).
Kajian IFRS terdapat kajian yang menarik dalam hal konvergensi
penerapan yang bersifat konservatisme. Hellman (2007) menyatakan
konservatisme merupakan konsep akuntansi merupakan suatu
8
problematic yang berarti banyak teoritis yang tidak menyukai ide
sebab pelaporan asset terlalu rendah, utang terlalu tinggi, penyegaran
pembiayaan, dan terdapat penundaan pada pengakuan revenue. Hal
yang menarik pada konservatisme ini memiliki pengaruh yang bersifat
akuntansi global.
Menurut Rahmany (2009) mengemukakan beberapa dampak
dalam penerapan konvergensi IFRS antara lain:
a. Akses kependanaan internasional akan lebih terbuka karena
laporan keuangan akan lebih mudah dikomunikasikan ke investor
global;
b. Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak
menggunakan nilai wajar;
c. Disisi lain, kinerja keuangan atau penyajian (laporan laba rugi)
akan lebih fluktuatif apabila penyajian harganya memang harga-
harga fluktuatif;
d. Pengunaan income smoothing menjadi lebih sulit karena
penggunaannya hanya pada balance sheet approach dan fair
value;
e. Principle-based standards mungkin menyebabkan keterbandingan
laporan keuangan sedikit menurun yakni bila penggunaan bila
dalam penggunaan professional judgment ditumpangi dengan
kepentingan yang mengatur laba (earning management); 6)
Penggunaan off balance sheet semakin terbatas.
9
2. Konvergensi Akuntansi Indonesia ke IFRS
Beranjak kepada pengadopsian International Finacial Reporting
Standars (IFRS) sebagai pedoman dalam penyusunan laporan
keungan merupakan wujud adanya penolakan dan kritik terhadap
prinsisp konservatisme akuntansi. Penting untuk membedakan antara
konvergensi IFRS dan adopsi IFRS. Dalam hal konvergensi IFRS itu
adalah mekanisme bertahap yang dilakukan suatu negara untuk
menggantikan standar akuntansi nasional dengan standar yang
terbaru seperti IFRS. Sedangkan, adopsi IFRS adalah standar
akuntansi naisonal yang secara langsung di gantikan dengan IFRS.
Konvergensi banyak ditemukan di negara berkembang (Nobes, 2010
dalam Marsono dan Qomariah, 2013). Walaupun bukan adopsi penuh
konvergensi menunjukkan perbedaan yang minimal dengan IFRS.
Letak perbedaannya biasa terjadi dalam hal penerapan, hal waktu,
ataupun sedikit pengecualian dalam standar tertentu. Di Indonesia
mengadopsi secara penuh IFRS mulai 2012, dimana diwajibkan untu
menggunakan prinsip fair value dalam penyajian laporan
keuangannya pada setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Prof Indra Wijaya (2009) Mengemukakan “Indonesia mengadopsi
secara penuh seperti Australia sangat tidak mungkin, adopsi yang
mungkin adalah mengadopsi IFRS berkarakter Indonesia yang lebih
bersifat taylor-made namun memenuhi kebutuhan internasional serta
dapat melepaskan diri dari tekanan dunia internasional”.
10
TABEL 2.1
ROADMAP KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA
Tahap Adopsi(2008 – 2010)
Tahap PersiapanAkhir (2011)
Tahap Implementasi(2012)
Adopsi seluruhIFRS ke PSAK.
Persiapaninfrastruktur yangdiperlukan.Evaluasi dan keloladampak adopsiterhadap PSAKyang berlaku.
Penyelesaianpersiapaninfrastruktur yangdiperlukan.
Penerapan secarabertahap beberapaPSAK berbasis IFRS.
Penerapan PSAKberbasis IFRS secarabertahap.
Evaluasi dampakpenerapan PSAKsecara komprehensif.
Sumber : Jurnal Konvergensi International Financial ReportingStandards, 2019
Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dalam
pratiwi. Pratiwi (2016), membedakan 5 tingkat pengadopsian IFRS
yaitu:
a. Full Adoption: Mengadopsi keseluruhan standar IFRS dan
menerjemahkan IFRS persis dengan menggunakan bahasa
negara tersebut.
b. Adopted: kondisi mengadopsi IFRS namun disesuaikan dengan
kondisi negara tersebut.
c. Piecemeal: Adalah mengadopsi sebagian besar nomor IFRS atau
memilih paragrapf tertentu saja.
d. Referenced (Konvergence): Dijadikan referensi yang diterapkan
hanya mengacu pada IFRS tertentu yang bahasa disusun sendiri
oleh badan pembuat standar.
e. Not adopted all: tidak sama sekali mengadopsi IFRS.
11
3. Manfaat konvergensi IFRS (International Financial Reporting
Standars)
Setiap standar pasti ingin agar bisa menyempurnakan dan lebih
praktis dalam penerapannya. Manfaat standar pun menjadi
pertimbangan dalam tahap pengimplementasian. Handayani (2014),
mengemukakan tujuh manfaat penerapan IFRS adalah sebagai
berikut:
a. Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK).
b. Mengurangi biaya SAK.
c. Meningkatkan kredibilitas & kegunaan laporan keuangan.
d. Meningkatkan Komparabilitas laporan keuangan.
e. Meningkatkan transparansi keuangan.
f. Meningkatkan Efesiensi penyusunan laporan keuangan.
g. Meningkatkan efesiensi penyusunan laporan keuangan.
Dari manfaat diatas sudah pasti anda melakukan pertimbangan
standar akuntansi yang dinginkan baik dalam penerapan
perusahaan secara manajemen maupun sisi publiknya.
4. Perbedaan IFRS dengan GAAP
Sebeluim digunakan IFRS akuntansi menggunakan historical cost
untuk pengukuran transaksinya. Umumnya GAAP itu relevansi pada
nilai seperti, nilai prediksi, nilai umpan balik, dan tepat waktu. Penting
mengetahui lebih jelas perbedaan yang signifikan sehingga IFRS pun
12
diadopsi mulai 2012 di Indonesia. Ahmar, dkk (2016) menjelaskan
ada tiga perbedaan yaitu:
a. IFRS mengharuskan pengungkapan yang lebih banyak dan rinci,
IFRS mensyaratkan pengungkapan berbagai informasi tentang
resiko baik kualitatif maupun kuantitatif dari standar sebelumnya.
b. IFRS condong pada penggunaan fair value (nilai wajar)
sedangkan aturan sebelumnya menggunakan historical cost.
Menurut lampiran keeputusan ketua Bapepam dan LK nomor:
KEP-347/BL/2012 nilai wajar adalah nilai dimana suatu asset
dipertukarkan atau liabilitas diselesaikan antara pihak yang
memahami atau berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
Sedangkan historical cost adalah kas/setara kas lain diserahkan
untuk memperoleh suatu aktiva.
c. IFRS merupakan standar berbasis prinsip (Principal Based),
sebelum dikonversikan ke IFRS, FASB merumuskan US GAAP
sebagai standar yang digunakan di Indonesia. US GAAP
merupakan standar yang berbasis aturan. Principal Based berarti
pengaturan tingkat prinsip yang meliputi segala hal dibawahnya.
B. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan merupakan salah satu bentuk dari game theory, yang
berarti suatu model kontraktual antara dua pihak atau lebih, yang
menjelaskan antara agent (manajemen suatu usaha) dengan principal
(pemilik usaha). Dalam hal ini manager sebagai agent yang memegang
kuasa dari principal biasanya cenderung melakukan perilaku yang tidak
13
seharusnya (Dysfunctional behavior). karena adanya asimetri informasi
dalam penyajian laporan keuangan. Seperti halnya agent (management)
cenderung memiliki tujuan dalam penyusunan laporan keuangannya, baik
menyangkut kepentingan pribadi maupun perusahaan yang dikelola.
Jansen dan Meckling (1976) dalam Ahmar, dkk (2016) menyatakan dalam
hubungan keagenan terdapat kontrak antara agent dan principal. Dimana
kontrak yang ada lebih pada keuntungan pada pihak agent baik seperti
penguasaan laporan keungan terlihat baik, laba yang menarik, sajian
standar yang telah diperbarui.
C. Manajemen Laba
1. Pengertian Manajemen Laba
Schipper (1989) mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu
intervensi yang memiliki tujuan tertentu dalam proses pelaporan
keuangan eksternal demi mendapatkan keuntungan pribadi.
Manajemen laba akan mengakibatkan laba tidak sesuai dengan
realitas ekonomi yang ada, sehingga kualitas laba yang dilaporkan
menjadi rendah. Laba yang disajikan mungkin tidak mencerminkan
realitas ekonomi, tetapi lebih karena keinginan manajemen untuk
memperlihatkan sedemikian rupa kinerjanya dapat terlihat baik.
2. Pola Manajemen Laba
Menurut scott (2009) terdapat beberapa bentuk manajemen laba,
yaitu:
14
a. Taking a bath
Taking a bath dilakukan dengan mengakui adanya biaya-
biaya pada periode yang akan dating dan kerugian periode
berjalan sehingga mengharuskan manajemen membebankan
perkiraan-perkiraan biaya mendatang. Akibatnya, laba periode
berikutnya lebih tinggi.
b. Income minimization
Income minimization dilakukan pada saat perusahaan
mengalami tingkat profitabilitas yang tinggi jika laba periode
mendatang diperkirakan menurun drastic dapat diatasi dengan
mengambil laba periode sebelumnya.
c. Income maximization
Income maximization dilakukan pada saat laba menurun.
Tindakan atas income maximization bertujuan melaporkan net
income yang tinggi untuk tujuan bonus yang besar.
d. Income Smoothing
Income smoothing atau perataan laba merupakan salah satu
bentuk manajemen laba yang dilakukan dengan cara membuat
laba akuntansi relative konsisten (rata atau smooth) dari period
eke periode.
3. Motivasi Manajemen Laba
Menurut Scott (2009) terdapat berbagai motivasi mengapa
melakukan manajemen laba, yaitu:
15
a. Bonus Scheme
Banyak perusahaan yang berusaha memacu dan
meningkatkan kinerja karyawan dengan menetapkan kebijakan
bonus.
b. Other Contractual Motivations
Manajer memiliki dorongan untuk memilih kebijakan akuntansi
yang dapat memenuhi kewajiabn kontraktual.
c. Political Motivations
Untuk mengurangi political cost dan pengawasan dari
pemerintah, biasanya pemerintah lebih memberikan perhatian
pada perusahaan yang menjadi sorotan publik. Dalam hal ini
manajemen laba dilakukan dengan cara menaikkan laba.
d. Taxation Motivations
Pada kondisi seperti ini manajer biasa melakukan manajemen
laba untuk mengurangi beban pajak yang harus dibayar.
e. Change of CEO
Manajer melakukan manajemen laba salah satunya agar
kinerja dinilai baik. Manajer biasa melakukan pada akhir tahun
tugasnya, berupa melaporkan laba yang tinggi sehingga CEO
yang baru akan merasa sangat berat dengan tingkat laba tersebut.
f. Initial Public Offerings (IPO)
Manajer melakukan manajemen laba dalam laporan keuangan
bertujuan untuk mempengaruhi pasar, tindakan mempertinggi laba
16
dilakukan dalam usaha memaksimalkan penerimaan (Procceds)
dari penawaran saham perdana pada perusahaan.
g. To Communicate Informations To Investors
Manajer melakukan manajemen laba anggaran laporan
keuangan perusahaan terlihat baik dan jadi bahan peniliaian
investor untuk menilai suatu perusahaan.
4. Faktor Pendorong Manajemen Laba
Terdapat 3 hipotesis Positive Accounting Theory yang dapat
dijadikan tindakan manajemen laba. Menurut watss dan Zimmerman
(1990) dalam Handayani (2014) adalah:
a. The Bonus Plan Hypothesis
Dalam kontrak bonus ini dikenal dua istilah yaitu bogey
(tingkat laba terendah untuk mendapatkan bonus) dan cap (tinggat
laba tinggi). Jika laba bersih berada dibawah bogey, manajer
cenderung memperkecil laba dengan harapan memperoleh bonus
lebih besar pada periode berikutnya, demikian pula jika berada di
atas cap. Jadi jika laba bersih berada di bogey dan cap, manajer
akan berusaha menaikkan laba bersih perusahaan.
b. The Debt Covenant Hypothesis
Pada perusahaan yang mempunyai rasio debt to equality
tinggi, manajer perusahaan cenderung menggunakan metode
akuntansi yang dapat meningkatkan pendapatan atau laba.
c. The Political Cost Hypothesis (Size Hypothesis)
17
Pada perusahaan besar yang memiliki biaya poltik yang tinggi,
manajer akan lebih memilih metode akuntansi yang menagguhkan
laba yang dilaporkan dari periode sekarang ke periode mendatang
sehingga memperkecil laba yang dilaporkan.
5. Mekanisme Manajemen Laba
Menurut Subramanyam (2010) Mekanisme laba yang digunakan
perusahaan antara lain:
a. Pemindahan laba
Pemindahan laba merupakan manajemen laba dengan
memindahkan laba dari periode satu ke periode selanjutnya.
Pemindahan laba ini dapat dilakukan dengan mempercepat
maupun menunda pengakuan pendapatan atau beban.
b. Manajemen laba melalui Klasifikasi
Laba juga dapat ditentukan secara mengklasifikasikan beban
dan pendapatan pada bagian tertentu pada laporan laba rugi.
Laba dilakukan klasifikan untuk mempermudah mengetahui pos-
pos manajemen keuangan sehingga dapat diketahui mana laba
yang dianggap penting oleh analis.
6. Manajemen Laba Akrual
Sistem akuntansi akrual sebagaimana yang ada pada prinsip
akuntansi yang diterima umum memberikan kesempatan pada
manajer untuk membuat pertimbangan akuntansi yang member
pengaruh pada laopran keuangan. Manajemen laba dapat terjadi
18
karena penyusunan laopran keungan secara akrual (Handayani,
2014). Menurut Irianto (2014) menjelaskan bahwa komponen akrual
merupakan komponen yang tidak memerlukan bukti kas secara fisik
sehingga mempermainkan besar kecilnya komponen akrual tidak
harus disertai dengan kas yang diterima atau dikeluarkan
perusahaan. Manajemen laba akrual dilakukan pada akhir periode
ketika manajer mengetahui laba sebelum direkayasa sehingga dapat
menegtahui berapa besar manipulasi yang diperlukan agar target
laba tercapai.
D. Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
Standar akuntansi keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan
komite prinsipil akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan
prinsip akuntansi Indonesia tahun 1984. SAK di Indonesia merupakan
terapan dari beberapa standar yang ada seperti, IAS, IFRS, ETAP,
GAAP. Konvergensi IFRS merupakan hal yang baru dalam standar
akuntansi serta menjadi pencetus munculnya paradigma perkembangan
standar. Di Indonesia SAK diterapkan berdasarkan IFRS pada tahun
2012.
E. Kualitas Audit
Menurut arens (2012) Auditing adalah pengumpulan serta
pengevalusian bukti atas informasi untuk melaporkan tingkat kesesuaian
informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Ikatan Akuntan Indonesia
menyatakan bahwa audit keuangan yang baik adalah menggunakan
19
auditor yang berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar
pengendalian mutu. Auditor berkualitas tinggi sering di asumsikan mampu
mencengah dan mengurangi praktik akuntansi yang dipertanyakan dan
melaporkan kesalahan ketidakteraturan pada auditor berkualitas rendah.
1. Variabel Kualitas Audit
a. Ukuran KAP
Pengukuran besarnya kantor akuntan yang dikenal dengan
istilah Big Four. Menurut Riyatno (2007) kualitas audit
menggunakan ukuran KAP sebagai alat ukur untuk melihat
kualitas audit. Ukuran KAP menggunakan pengukuran variabel
dummy, auditor perusahaan yang termasuk KAP big four diberi
nilai 1, sedangkan KAP non big four diberi nilai 0., KAP yang
termasuk kelompok big four di Indonesia adalah:
1) KAP Hans Tuanakotta Mustofa & Rekan yang berafiliasi
dengan DeloitteTouche Toumatsu (HTM).
2) KAP Haryanto, Sahari & Rekan; Drs. Hadi Susanto & Rekan
yang berafiliasi dengan Price Waterhuose Coopers (PWC).
3) KAP Prasetyo, Sarwoko dan Sandjaja yang berafiliasi dengan
Ernst & Young.
4) KAP Siddharta & Wijaya yang berafiliasi dengan KPMG.
5) KAP Aryanto, Amir Yusuf, Mawar & Saptoto (RSM).
6) Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan (Crowe Horwath).
7) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, & Rekan (BDO).
8) Giani, Sigiro, & Handayani (Grnat Thortnton)
20
9) Mulyamin, Sensi, Suryanti, & Lianny (Moore Stephens).
10) Hadori, Sugiarto, Adi, & Rekan (BKR).
Variabel ini merupakan variabel dummy, yaitu menggunakan
skala 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four yang
berskala 0 untuk perusahan yang diaudit oleh KAP non Big Four.
F. Evaluasi Peneltian Terdahulu
Anggraini Dwi Nastiti dan Dwi Ratmono (2015) “Analisis Pengaruh
Konvergensi IFRS terhadap Manajemen laba dengan Corporate
Governance sebagai variabel moderating”. Hasil penelitian ini
menemukan bahwa penerapan IFRS dapat meningkatkan level
perusahaan manajemen laba. jadi setelah IFRS, perusahaan cenderung
memiliki tingkat pendapatan manajemen lebih tinggi. mekanisme tata
kelola perusahaan dapat memoderasi dampak IFRS pada manajemen
pendapatan. ini ditunjukkan oleh pengaruh keahlian akuntansi dan
keuangan dimiliki oleh komite audit dalam meningkatkan efek positif IFRS
pada manajemen laba.
Dian dan Titik (2012) yang berjudul “IFRS terhadap income
smoothing dengan kualitas audit sebagai variabel moderasi”. Hasil
penelitian ini mendukung bahwa konvergensi IFRS terbukti berpengaruh
negatif terhadap income smoothing. Sedangkan hipotesis kedua tidak
mendapatkan dukungan data dalam penelitian ini.
G. Penelitian Terdahulu
Perkembangan kegiatan ekonomi dan globalisasi menuntut adanya
suatu perkembangan standard akuntansi internasional yang dapat di
21
terima dan di pahami secara international. Itulah mengapa dalam
pembahasan ini mengkaji standar terbaru IFRS, managemen laba, dan
kualitas audit. Penilitian terdahulu ini menyangkut tentang hasil - hasil
ikhtisar sehingga dapat disimpulkan dalam table penelitian terdahulu.
TABEL 2.2
PENELITIAN TERDAHULU
No Nama Judul Artikel MetodeAnalisis
Hasil Penelitian
1 DianRohaeni,
Titik Aryati
(2010)
PengaruhKonvergensi IfrsTerhadap IncomeSmoothingDengan KualitasAudit SebagaiVariabelModerasi
Kuantitatif Konvergensi Ifrs TerbuktiBerpengaruh NegatifTerhadap IncomeSmoothing. SedangkanHipotesis Kedua TidakMendapatkan DukunganData Dalam Penelitian Ini.Interaksi Antara VariabelIfrs Dengan Kualitas AuditBerpengaruh PositifTerhadap IncomeSmoothing.
2 Ari DewiCahyati
(2011)
PeluangManajemen LabaPascaKonvergensi Ifrs:Sebuah
Tinjauan TeoritisDan Empiris
Kualitatif Standar AkuntansiKonvergensi Untuk IfrsMenimbulkan BerbagaiPengaruh, Sesuai DenganKarakteristik Ifrs Seperti:Berbasis Prinsip,Penggunaan Nilai WajarDan Lebih BanyakPengungkapan. StandarBerbasis PrinsipMembutuhkan LebihBanyak PertimbanganDalam Penerapannya,Sementara PenggunaanItem Nilai Wajar MembuatLaporan Keuangan.
22
3 YonaOctianiLestari
(2011)
KonvergensiInternationalFinancialReportingStandards (Ifrs)
Dan ManajemenLaba DiIndonesia
Kualitatif Akuntansi konvergensistandar Untuk IfrsMeningkatkan BerbagaiPengaruh, Sesuai DenganKarakteristik Ifrsseperti:Berdasarkan Prinsip,Penggunaan Nilai WajarDan Lebih BanyakPengungkapan. BerbasisPrinsip standarMembutuhkan LebihBanyak PertimbanganDalam Penerapannya,Sementara PenggunaanItem Nilai Wajar DilakukanLaporan KeuanganDisajikan Dengan NilaiAktual, Lebih banyakPengungkapan Akanmengurangi TingkatAsimetri Informasi.
4 DinaHidayati
(2011)
PengaruhKonvergensi IfrsTerhadapManajemen LabaDenganKomposisi DewanKomisarisIndependenSebagai VariabelModerasi.
Kuantitatif Konvergensi IfrsDiperkirakan Akanmeningkat kualitasPelaporan Keuangan,Seperti, PeningkatanCamparability DanTransparansi Keuangan
5 Anggrainidan Dwi
(2015)
AnalisisPengaruhKonvergensi IfrsTerhadap
Manajemen LabaDenganCorporateGovernance
Sebagai VariabelModerating
Kuantitatif Hasil Tes MenemukanBahwa Penerapan IfrsDapat Meningkatkan LevelPerusahaan ManajemenLaba. Jadi Setelah Ifrs,Perusahaan CenderungMemiliki TingkatPendapatan IniManajemen Lebih Tinggi.Mekanisme Tata KelolaPerusahaan DapatMemoderasi Dampak Ifrs
23
Pada ManajemenPendapatan.
6 Utami
(2011)
Investigasi DalamKonvergensiIFRS DiIndonesia:TingkatKepatuhanPengungkapanWajib DanKaitannyaDenganMekanismeCorporateGovernance
Mix Metode: KuantitiafdanKualitatif
Variabel Independen(Mekanisme Tata KelolaPerusahaan) YangMempengaruhi TingkatKepatuhan TerhadapPengungkapan Wajib IfrsAdalah KepemilikanManajerial DanKepemilikan Institusional.Variabel Lain Yaitu JumlahRapat Dewan, JumlahRapat Komite Audit,Proporsi KomisarisIndependen, Leverage,Profitabilitas Dan TipeAuditor TidakMempengaruhi TingkatKepatuhan DenganPengungkapan WajibIFRS.
7 AhmadJuanda
(2012)
KandunganPrinsipKonservatismeDalam
StandarAkuntansiKeuanganBerbasis Ifrs
(InternationalFinancialReportingStandard)
Kualitatif Hasilnya Menunjukkan Itu.Konservatisme AkuntansiMasih Berperan DalamImplementasi
Dari Ifrs. Standar Iasb (Ifrs)Tidak Merujuk SecaraEksplisit Pada PenerapanPrinsip
Konservatisme, KarenaTidak Sesuai DenganKerangka KerjaKonseptual Ifrs. Namun,
Konservatisme TidakHilang Begitu Saja KarenaTidak "Ditekankan" DalamStandar. Dengan
Ketidakpastian Penerapan
24
Konservatisme Akan TetapAda Dalam LaporanKeuangan. MenyediakanLayanan Pada Publik,Tanpa MengejarKeuntungan. Agar DapatDigunakan OlehOrganisasi Publik,Balanced Scorecard PerluDimodifikasi.
8 GloryAugustaE.M.Sianipar,
Marsono
AnalisisKomparasiKualitas InformasiAkuntansi
Sebelum DanSesudahPengadopsianPenuh Ifrs Di
Indonesia
Kuantitatif Tidak Ada PerbedaanAntara Sebelum DanSesudah Penuh
Adopsi Ifrs Pada RelevansiNilai, Pengakuan KerugianTepat Waktu, DanManajemen Laba. Meliputi:
(1) Merencanakan, (2)Proses Manajemen, Dan(3) Produktivitas.
Berdasarkan hasil penetian terdahulu diatas, fokus yang akan saya
ambil sebagai bahan penelitian. Maka penelitian yang saya dengan
menggunakan International Financial Reporting Standars (IFRS).
H. Kerangka Konsep
Berdasarkan pembahasan diatas, maka model kerangka konsep
sebagai berikut:
H1
GAMBAR 2.1
KERANGKA KONSEP
MANAJEMEN LABA (Y)
KUALITAS AUDIT (Y1)
KONVERGENSI IFRS (X)
25
Maka kerangka konsep yang diambil dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Konveregensi IFRS akan berpengaruh positif apabila informasi di
pasar modal didapat tepat waktu maka tidak akan menimbulkan
reaksi negatif terhadap manajemen laba, namun apabila terjadi
keterlambantan informasi pihak manajerial laba akan kesulitan dalam
menentukan keputusan, sehingga terjadi reaksi negatif terhadap
manajemen laba.
2. Kualitas audit hanya dibutuhkan oleh pihak eksternal saja untuk
mendapatkan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan,
namun kualitas audit yang baik bisa meningkatkan manajemen laba,
karena informasi untuk kedepannya mengenai keputusan yang harus
dibuat mengenai optimalisasi manajemen laba akan maksimal.
3. Kualitas audit akan mampu meningkatkan IFRS jika reaksi di pasar
positif, namun ketika reaksi di pasar negatif yaitu akibat
keterlambatan informasi, maka kualitas audit akan memoderasi
dalam penurunan manajemen laba.
IFRS yang baik membutuhkan informasi yang cepat, tepat dan
akurat, maka dari itu mampu meningkatkan manajemen laba, perusahaan
yang baik adalah perusahaan yang mampu mengambil keputusan yang
tepat akan manajeman laba yang harus dilaluinya. Kualitas audit sebagai
mediator atau variabel yang mempu mendongkrak IFRS dalam
meningkakan maupun menurunkan manajemen laba.
26
I. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2014), hipotesis merupakan dugaan sementara
hasil penelitian, yang kemudian harus diuji kebenarannya. Berdasarkan
kerangka konsep diatas maka hipotesis yang ditarik yaitu:
H1 : Konvergensi IFRS berpengaruh terhadap manajemen laba dengan
menggunakan Kualias Audit sebagai variabel moderasi
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode
deskriptif dan kausalitas. Dengan kata lain penelitian ini menggunakan
analisis deskriptif kuantitatif. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh variabel antara variabel independen dengan dependen, melalui
variabel moderasi sebagai mediasi kedua variabel tersebut.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Sub Sektor Perusahaan
Food And Baverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2013-2017. Waktu penelitian sampai tahap rampungnya kurang lebih dua
bulan dari bulan Juli sampai Agustus 2019
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
manajemen laba (earning management) dapat di ukur melalui
discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba yang dihitung
menggunakan Model Jones yaitu model yang dapat digunakan untuk
mendeteksi earnings management. Model perhitunganya yaitu:
a. Menghitung Total Acrual Periode 2013 - 2017
TAC = Net Income – Cash Flow From Operation
28
b. Menghitung Acrual NDAC Periode 2013 - 2017
NDACt = Akrual diskresioner pada tahun t
∆salest = Penjualan Bersih pada tahun t dikurangi tahun t-1
∆RECt = Piutang bersih pada tahun t dikurangi t-1
PPPt = Gross property, plant and equipment pada akhir
tahun t (asset tetap)
TA t-1 = Total asset tahun t-1 sebelumnya
c. Menghitung DAC Periode 2013 - 2017
DAC = TAC - NDAC
2. Variabel Moderasi (Kualitas Audit)
Kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor
menemukan dan melaporkan tentang adanya sesuatu pelanggaran dalam
laporan akuntansinya. Kualitas audit dapat diukur melalui tingkat reputasi
Kantor Akuntan Publik KAP. Pengukurannya menggunakan dummy,
dimana skor yang diberikan 1 untuk auditor big 4 dan 0 untuk auditor non
big 4.
3. Variabel Independen
Variabel independen pada penelitian ini adalah konvergensi IFRS.
Pengukuran ini didasarkan pada laporan mengenai perbandingan antara
GAAP local suatu negara dibandingkan IFRS yang dikeluarka oleh kantor
akuntan public seperti Ernst dan Young, Price water house, Cooper,
Deloitte, dan KMPG yang bersifat global. Kriteria Pengukuran variabel
yang digunakan sebagai berikut:
29
a. Nilai 1 apabila dalam laporan mengenai perbandingan GAAP local
(PSAK) dengan IFRS dinyatakan bahwa tidak ada standar akuntansi
yang ekuivalen (no similar guidance, no specific, guidance atau
requirement) dengan GAAP local.
b. Nilai 2 apabila laporan mengenai perbandingan antara GAAP local
(PSAK) dengan IFRS terdapat standar yang ekuivalen, namun tidak
sama dengan IFRS dan dijelaskan mengenai perbedaan-
perbedaannya. Misalnya dalam PSAK mengakui satu dari dua criteria
tersebut.
c. Nilai 3 apabila laporan mengenai perbandingan antara GAAP local
(PSAK) dengan IFRS dinyatakan bahwa standar GAAP local mirip
dengan IFRS dengan pengecualian tertentu (has similar requirement,
except for atau broadly simila).
d. Nilai 4 apabila laporan mengenai perbandingan antara GAAP local
(PSAK) dengan IFRS dinyatakan bahwa standar dalam GAAP local
mirip dengan IFRS (similar to IFRS) seluruhnya tanpa ada penjelasan
mengeni perbedaan antara GAAP dan IFRS.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan segala sesuatu yang di jadikan subjek
penelitian dengan memiliki sifat dan karakteristik yang sama. Populasi
dalam penelitian ini adalah 18 perusahaan pada laporan keuangan Sub
Sektor Perusahaan Food And Baverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2017. Diantaranya adalah sebagai berikut:
30
TABEL 3.1
LISTING PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGE YANG TERDAFTAR DI BEI
No Kode Nama PerusahaanTanggal
Listing
1 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 11-Jun-1997
2 ALTO PT. Tri Abnyan Tirta, Tbk 10-Jul-2012
3 CAMP Campina Ice Cream Industry, Tbk 19-Des-2017
4 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk 9-Jul-1996
5 CLEO Sariguna Primatirta, Tbk 5-Mei-2017
6 DLTA PT. Delta Djakarta, Tbk 12-Feb-1984
7 HOKI PT. Buyung Poetra Sembada, Tbk 22-Jun-2017
8 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 7-Okt-2010
9 INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 14-Jul-1994
10 MLBI PT. Multi Bintang, Tbk 17-Jan-1994
11 MYOR PT. Mayora Indah, Tbk 4-Jul-1990
12 PCAR PT. Prima Cakrawala Abadi, Tbk 29-Des-2017
13 PSDN PT. Prashida Aneka Niaga, Tbk 18-Okt-1994
14 ROTI PT. Nippon Indosari Corporindo, Tbk 5-Jan-1993
15 SKBM PT. Sekar Bumi, Tbk 28-Jun-2010
16 SKLT PT. Sekar Laut, Tbk 8-Sep-1993
17 ADES PT. Akarsa Wijaya, Tbk 16-Des-1996
18 ULTJ PT. Ultra Jaya, Tbk 2-Jul-1990
Sumber: Galeri Investasi Fakultas Ekonomi
2. Sampel
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013), Adapun kriteria sampel
penelitian yang diambil adalah sebagai berikut:
31
a. Memiliki duplikasi laporan keuangan secara lengkap dari tahun ke
tahunnya.
b. Sumber Perusahaan Food And Baverages yang listing lebih dari 10
tahun di BEI dalam periode 2013-2017
c. Sumber yang profitable dalam periode 2013-2017 dan terdaftar di
IFRS.
Berdasarkan kriteria di atas maka, dapat diambil kesimpulan
bahwa sampel yang diambil adalah 10 Perusahaan Food And Baverages.
Diantaranya sebagai berikut:
TABEL 3.2
SAMPEL PENELITIAN
No Kode Nama PerusahaanTanggal
Listing
1 INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 14-Jul-1994
2 MLBI PT. Multi Bintang, Tbk 17-Jan-1994
3 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 11-Jun-1997
4 ADES PT. Akarsa Wijaya, Tbk 16-Des-1996
5 MYOR PT. Mayora Indah, Tbk 4-Jul-1990
6 ULTJ PT. Ultra Jaya, Tbk 2-Jul-1990
7 ROTI PT. Nippon Indosari Corporindo, Tbk 5-Jan-1993
8 PSDN PT. Prashida Aneka Niaga, Tbk 18-Okt-1994
9 DLTA PT. Delta Djakarta, Tbk 12-Feb-1984
10 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 7-Okt-2010
Sumber: Galeri Investasi Fakultas Ekonomi
32
E. Jenis Data dan Sumber Data
Ditinjau dari sumbernya, data ini bersifat data sekunder. Data sekunder
yaitu data yang sudah ada terlebih dahulu dan kemudian dimasukkan dalam
penelitian selanjutnya. Pengumpulan data yang digunakan menggunakan
data time series yang berarti data yang berasal dari satu objek perusahaan
yang memiliki runtun waktu yang lebih dari satu tahun.
Sumber data penelitian ini adalah laporan keuangan Sub Sektor
Perusahaan Food And Baverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2017 yang diperoleh dari website BEI (www.idx.co.id).
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi
berupa laporan keuangan Sub Sektor Perusahaan Food And Baverages Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017. Data diperoleh dari
website resmi BEI (www.idx.co.id).
G. Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian merupakan bagian dari proses penggujian data
setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data penelitian. Adapun
melakukan analisis data pada peneltian sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan suatu informasi
yang sesuai dengan fakta. Menurut Saputra (2015) menyatakan bahwa
teknik deskriptif dalam penelitian berarti mengumpulkan dan menyajikan
nilai rata-rata, nilai maksimum, dan nilai minimum dari variabel penelitian.
33
2. Analisis Induktif
a. Model Regresi Data Panel
Data panel adalah gabungan antara dua jenis data yaitu runtun
waktu (time series) dan terdiri banyak sampel (cross section).
Menurut Agus Widarjono (2007) menyatakan bahwa beberapa
keunggulan dan keuntungan jika menggunakan data panel lebih
efektif dan efisien dalam mengerjakan penelitian. Dalam penelitian
ini menggunakan analisis regresi dua tahap karena data yang
digunakan memiliki tiga jenis, yaitu variabel independen,
mediator, dan dependen dan peneliti hanya ingin mengetahui
pengaruh variabel IFRS terhadap variabel Manajemen Laba
melalui Kualitas Audit, dapat mengetahui hubungan antar
variabel X dengan mediator yaitu IFRS melaui Kualitas Audit,
apakah memberikan pengaruh atau tidak kualitas audit sebagai
variabel moderate.
Manfaat dari hasil analisis regresi adalah membuat
keputusan apakah naik dan menurunnya variabel dependen
dapat dilakukan melalui peningkatan variabel independen atau
tidak. Menurut Sugiyono (2013) model persamaan regresi dua
tahap sebagai berikut:
Y1 = a + bX1 + e1 (Jalur 1)
Y = a + b2Y1 + b3X1 + e2 (Jalur 2)
Dimana:
34
Y1 : Kualitas Audit
Y : Manajemen Laba
X1 : IFRS
b : Koefisien Regresi
e : Error/Residu
Pengaruh Tidak Langsung X1 melalui Y1 terhadap Y = p2 x p3 =
p4
b. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi pada
data sudah mengikuti atau mendekati distribusi normal. Pengujian
ini menggunakan analisis statisik one sample kolmogrof smirnof
test. Data dinyatakan terdistribusi secara normal jika variabel-
variabel tersebut memilki probability value > 0,5 (lebih besar 0,05)
(Ghozali, 2011).
b) Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi diterjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain.
c) Uji multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Alat statistik yang di gunakan adalah variance
inflation factor (VIF) yang mana jika nilai tolerance < 0,10 atau
sama dengan nilai VIF >10 maka hasilnya sama dengan tidak
35
mendapat toleransi atau variabel tersebut harus dikeluarkan dari
model regresi agar hasil diperoleh tidak biasa.
d) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah terjadi korelasi
suatu periode t dengan periode sebelumnya (t-1). Pada penelitian
ini alat analisisnya yaitu uji Durbi-Watson (Ghozali, 2011).
H. Uji Model
1. Uji koefisien Determinasi (R2)
Uji ini digunakan untuk menguji besar pengaruh variabel independen
dengan dependen dari model regresi dimana untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan menerangkan variasi variabel dependen maka dapat
dilihat dari nilia adjust R2. (Ghozali, 2011).
2. Uji – Test (Hipotesis)
Uji Statistik F dan Uji t ini digunakan untuk menguji tingkat signifikan
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap terhadap variabel
dependen secara parsial. Pengujian ini dilakukan menggunakan
signifikansi tingkat 0,05 (alpha=5%) (Sugiyono, 2017).
Secara Parsial
Jika signifikansi t > (α= 0,05), maka H0 diterima Ha ditolak
Jika signifikansi t < (α= 0,05), maka H0 ditolak Ha diterima.
Secara simultan
Jika signifikansi F > (α= 0,05), maka H0 diterima Ha ditolak
Jika signifikansi F < (α= 0,05), maka H0 ditolak Ha diterima.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Objek Umum Tempat Penelitian
a. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF)
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk berdiri tanggal 14 Agustus
1990 nama awalnya PT Panganjaya Intikusuma dan mulai
kegiatan operasi usahanya pada tahun 1990. Kantor pusat INDF
berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 21, Jl. Jend.
Sudirman Kav. 76 – 78, Jakarta 12910 – Indonesia. Sedangkan
pabrik dan perkebunan INDF dan anak usaha berlokasi di
berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi
dan Malaysia.
Indofood telah memiliki produk antara lain produk andalan mi
instan (Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie, Pop Bihun dan
Mi Telur Cap 3 Ayam), dairy (Indomilk, Cap Enaak, Tiga Sapi,
Indomilk Champ, Calci Skim, Orchid Butter dan Indoeskrim),
penyedap makan (Indofood, Piring Lombok, Indofood Racik dan
Maggi), nutrisi dan makanan khusus (Promina, Govit dan Provita),
minuman-minuman (Ichi Ocha, Tekita, Caféla, Club, 7Up,
Tropicana Twister, Fruitamin, dan Indofood Freiss), tepung terigu
& Pasta (Cakra Kembar, Segitiga Biru, Kunci Biru, Lencana
Merah, Chesa, La Fonte), minyak goreng dan mentega (Bimoli dan
Palmia).
37
b. PT. Multi Bintang, Tbk (MLBI)
Sejarah panjang perusahaan dimulai dengan didirikannya N.V
Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen di Medan pada tahun
1921. Brewery pertama berada di Surabaya dan secara Resmi
beroperasional secara komersial pada 21 November 1931. Pada
tahun 1936, tempat kedudukan perusahaan dipindahkan dari
Medan ke Surabaya dan Heineken menjadi pemegang saham
terbesar perusahaan dan berubah nama menjadi N.V Heineken’s
Nederlandsch-Indische Bierbrouweerijen Maatschappij. Lalu pada
tahun 1951, Perusahaan kembali berubah nama menjadi
Heineken’s Indonesische Bierbrouwerijen Maatschappij N.V.
c. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (AISA)
PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (TPSF) merupakan
perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2003 yang pada awalnya hanya bergerak di bisnis makanan
(TPS Food). Sejalan dengan proses transformasi bisnis yang
dimulai pada 2009, TPSF telah menjadi salah satu perusahaan
yang termasuk dalam Indeks Kompas 100. Pada 2011, TPSF
menjadi salah satu perusahaan yang termasuk dalam daftar “A
List of the Top 40 Best Performing Listed Company” dari Majalah
Forbes Indonesia dan pada 2012, TPSF mendapatkan
penghargaan Indonesia Best Corporate Transformation dari
Majalah SWA.
38
d. PT Akasha Wira International, Tbk (ADES)
Akasha Wira International Tbk (dahulu Ades Waters Indonesia
Tbk) (ADES) didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia pada
tahun 1985 dan mulai beroperasional secara komersial pada tahun
1986. Kantor pusat ADES berlokasi di Perkantoran Hijau Arkadia,
Jl. Letjend. T.B. Simatupang Kav. 88, Jakarta 12520 – Indonesia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan ADES adalah industri air minum dalam kemasan, industri
roti dan kue, kembang gula, makaroni, kosmetik dan perdagangan
besar. Kegiatan utama Akasha International adalah bergerak
dalam bidang usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam
kemasan (merek Nestle Pure Life dan Vica) serta perdagangan
besar produk-produk kosmetika.
e. PT. Mayora Indah, Tbk (MYOR)
Mayora Indah Tbk (MYOR) didirikan 17 Februari 1977 dan
mulai beroperasional secara komersial pada bulan Mei 1978.
Kantor pusat Mayora berlokasi di Gedung Mayora, Jl.Tomang
Raya No. 21-23, Jakarta 11440 – Indonesia, dan pabrik terletak di
Tangerang dan Bekasi.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan Mayora adalah menjalankan usaha dalam bidang
industri, perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini, Mayora
menjalankan bidang usaha industri biskuit (Roma, Danisa, Royal
Choice, Better, Muuch Better, Slai O Lai, Sari Gandum, Sari
39
Gandum Sandwich, Coffeejoy, Chees’kress.), kembang gula
(Kopiko, KIS, Tamarin dan Juizy Milk), wafer (beng beng, Astor,
Roma), coklat (Choki-choki), kopi (Torabika dan Kopiko) dan
makanan kesehatan (Energen) serta menjual produknya di pasar
lokal dan luar negeri.
f. PT. Ultra Jaya Milk Industri, Tbk (ULTJ)
Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ)
didirikan tanggal 2 Nopember 1971 dan mulai beroperasional
secara komersial pada awal tahun 1974. Kantor pusat dan pabrik
Ultrajaya berlokasi di Jl. Raya Cimareme 131 Padalarang – 40552,
Kab. Bandung Barat.
g. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI)
Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) (Sari Roti) didirikan 08
Maret 1995 dengan nama PT Nippon Indosari Corporation dan
mulai beroperasional komersial pada tahun 1996. Kantor pusat
dan salah satu pabrik ROTI berkedudukan di Kawasan Industri
MM 2100 Jl. Selayar blok A9, Desa Mekarwangi, Cikarang Barat,
Bekasi 17530 – Jawa Barat, dan pabrik lainnya berlokasi di
Kawasan Industri Jababeka Cikarang blok U dan W – Bekasi,
Pasuruan, Semarang, Makassar, Purwakarta, Palembang,
Cikande dan Medan.
Pada tanggal 18 Juni 2010, ROTI memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham ROTI (IPO) kepada masyarakat sebanyak
40
151.854.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham
dengan harga penawaran Rp1.250,- per saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal
28 Juni 2010.
h. PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk (PSDN)
Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) didirikan tanggal 16 April
1974 dengan nama PT Aneka Bumi Asih dan memulai kegiatan
usaha komersialnya pada tahun 1974. Kantor pusat PSDN terletak
di Gedung Plaza Sentral, Lt. 20, Jln. Jend. Sudirman No. 47,
Jakarta 12930 dan pabriknya berlokasi di Jl. Ki Kemas Rindho,
Kertapati, Palembang.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham
Prasidha Aneka Niaga Tbk, antara lain: Innovest Offshore
Ventures Ltd (pengendali) (46,93%), Igianto Joe (18,92%), PT
Aneka Bumi Prasidha (9,48%), PT Aneka Agroprasidha (7,92%)
dan Lion Best Holdings Limited (7,77%).
i. PT. Delta Djakarta, Tbk (DLTA)
Delta Djakarta Tbk (DLTA) didirikan tanggal 15 Juni 1970 dan
memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1933. Kantor
pusat DLTA dan pabriknya berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum
Barat, Bekasi Timur – Jawa Barat.
DLTA merupakan salah satu anggota dari San Miguel Group,
Filipina. Induk usaha DLTA adalah San Miguel Malaysia (L)
Private Limited, Malaysia. Sedangkan Induk usaha utama DLTA
41
adalah Top Frontier Investment Holdings, Inc, berkedudukan di
Filipina. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham
Delta Djakarta Tbk, antara lain: San Miguel Malaysia (L) Pte. Ltd
(pengendali) (58,33%) dan Pemda DKI Jakarta (23,34%).
j. PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk (ICBP)
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) didirikan 02
September 2009 dan mulai beroperasional secara komersial pada
tahun 1 Oktober 2009. ICBP merupakan hasil pengalihan kegiatan
usaha Divisi Mi Instan dan Divisi Penyedap Indofood Sukses
Makmur Tbk (INDF), pemegang saham pengendali. Kantor pusat
Indofood CBP berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower,
Lantai 23, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 76-78, Jakarta 12910,
Indonesia.
Merek-merek yang dimiliki Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk, antara lain: untuk produk Mi Instan (Indomei, Supermi,
Sarimi, Sakura, Pop Mie, Pop Bihun dan Mi Telur Cap 3 Ayam),
Dairy (Indomilk, Enaak, Tiga Sapi, Kremer, Orchid Butter,
Indoeskrim dan Milkuat), penyedap makan (bumbu Racik, Freiss,
Sambal Indofood, Kecap Indofood, Maggi, Kecap Enak Piring
Lombok, Bumbu Spesial Indofood dan Indofood Magic Lezat),
Makanan Ringan (Chitato, Chiki, JetZ, Qtela, Cheetos dan Lays),
nutrisi dan makanan khusus (Promina, Sun, Govit dan Provita).
42
2. Deskripsi Variabel Penelitian
a. IFRS pada Sub Sektor Perusahaan Food And Baverages Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013 -2017
IFRS merupakan standar akuntansi international yang disusun
oleh International Accounting Standards Board (IASB), yang pada
awal terbentuknya bernama International Accounting Standars
(IASC). IASC terbentuk di London, Inggris pada tahun 1973 disaat
sering terjdi perubahan mendasar pada peraturan berkaitan
dengan akuntansi. Di bawah ini merupakan besar IFRS dari 10
perusahaan Food And Baverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2013-2017, adalah sebagai berikut:
TABEL 4.1
IFRS PADA SUB SEKTOR PERUSAHAAN FOOD AND
BAVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2013-2017
No Kode 2013 2014 2015 2016 2017 Jumlah %1 INDF 4 4 4 4 4 20 13,892 MLBI 4 3 3 4 4 18 12,503 AISA 3 3 3 3 3 15 10,424 ADES 3 2 2 3 3 13 9,035 MYOR 3 2 4 4 4 17 11,816 ULTJ 4 4 4 3 4 19 13,197 ROTI 2 2 1 2 2 9 6,258 PSDN 2 2 2 2 1 9 6,259 DLTA 2 2 2 2 2 10 6,9410 ICBP 3 3 2 3 3 14 9,72Total 144 100
Sumber : Data Diolah, 2019
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai IFRS terbesar
dimiliki oleh PT. Indofood, Tbk sebesar 13,89% artinya
perusahaan ini sudah mampu memasuki pasar global, dengan
43
IFRS investor lokal maupun internasional akan lebih mudah dalam
akses, memiliki tingkat revelansi laporan keuangan yang tinggi,
sedangkan terendah berada di PT. Nippon Indosari Corporindo,
Tbk dan PT. Prashida Aneka Niaga, Tbk sebesar 6,25%.
b. Kualitas Audit pada Sub Sektor Perusahaan Food And
Baverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2013-2017
Auditing adalah pengumpulan serta pengevalusian bukti-bukti
atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat
kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan.
TABEL 4.2
KUALITAS AUDIT PADA SUB SEKTOR PERUSAHAAN FOOD
AND BAVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2013-2017
No Kode 2013 2014 2015 2016 2017 Jumlah1 INDF 1 1 1 1 1 52 MLBI 1 1 1 1 1 53 AISA 0 0 0 0 0 04 ADES 0 0 1 0 1 25 MYOR 0 0 0 0 0 06 ULTJ 0 0 0 0 0 07 ROTI 1 1 1 1 1 58 PSDN 1 1 0 1 1 49 DLTA 0 1 1 1 1 410 ICBP 1 1 1 1 1 5
Sumber : Data Diolah, 2019
Berdasarkan data di atas yang memiliki kualitas audit yang
baik dan mampu diterima di publik maupun para investor di pasar
44
saham adalah PT. Indofood, Tbk, PT. Multi Bintang, Tbk, PT. PT.
Nippon Indosari Corporindo, Tbk dan PT. Indofood CBP Sukses
Makmur, Tbk. Perusahaan ini memiliki kualitas audit Big 4. Ukuran
dari kantor akuntan Audit dengan kualitas yang lebih tinggi dan
memungkinkan untuk menerbitkan laporan audit yang
berkelanjutan dan klien di kantor yang besar mampu membuktikan
managemen laba yang kurang agresif.
Variabel ukuran kantor akuntan publik (KAP) memiliki nilai
minimum 0 artinya perusahaan food and beverages di Indonesia
menggunakan KAP non Big Four atau KAP kecil untuk mengaudit
laporan keuangannya, nilai maksimum sebesar 1 artinya
perusahaan food and beverages di Indonesia menggunakan KAP
Big Four atau KAP besar untuk mengaudit laporan keuangannya,
menunjukan bahwa perusahaan food and beverages di Indonesia
yang menggunakan KAP besar atau Big Four untuk mengaudit
laporan keuangannya masih sedikit.
c. Manajemen Laba pada Sub Sektor Perusahaan Food And
Baverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2013-2017
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah manajemen laba yang diukur dengan Discretionary Accrual
yakni selisih antara Total Accruall dengan Non Discretionary
Accruall. Dari tabel statistika deskriptif, besarnya Manajemen Laba
(DA) dari 10 sampel mempunyai nilai rata-rata (mean) sebesar -
322,88 yang artinya rata-rata perusahaan yang menjadi observasi
45
melakukan tindakan manajemen laba. Manajemen laba sangat
penting bagi perusahaan yang sudah go publik, perusahaan go
publik memiliki laporan keuangan yang terbuka, sehingga
siapapun bisa menilai laporan keuangan perusahaan.
TABEL 4.3
MANAJEMEN LABA PADA SUB SEKTOR PERUSAHAAN
FOOD AND BAVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2013-2017
KODE Tahun TAC NDAC ManajemenLaba (DAC)
INDF
2013 -2.221 0,000017 -22212014 -4.403 0,000013 -44032015 654 0,000012 6542016 -2.191 0,000011 -21912017 -1.468 0,000012 -1468
MLBI
2013 -316 -0,00038 -3162014 -120 0,00058 -1202015 -423 0,00015 -4232016 -266 0,00056 -2662017 -9 0,00044 -9
AISA
2013 269 -0,2430 269,2432014 24 0,2550 23,7452015 -26 -0,0050 -25,9952016 256 0,0030 255,9972017 579 -0,0040 579,004
ADES
2013 -10 0,040 -10,042014 -14 0,143 -14,1432015 -45 0,133 -45,1332016 -64 0,307 -64,3072017 -49 -0,199 -48,801
MYOR
2013 660 0,121 659,8792014 846 0,232 845,7682015 -331 0,046 -331,0462016 1019 0,249 1018,751
46
2017 773 0,041 772,959
ULTJ
2013 -88 0,01 -88,012014 -203 0,07 -203,072015 -341 0,02 -341,022016 -80 0,08 -80,082017 -378 0,04 -378,04
ROTI
2013 -156,00 0,26 -156,262014 -176,00 0,24 -176,242015 -84,00 0,12 -84,122016 -151,00 0,13 -151,132017 -246,00 -0,02 -245,98
PSDN
2013 -12,00 -0,05 -11,952014 -11,00 -0,47 -10,532015 -10,00 -0,14 -9,862016 -11,00 0,09 -11,092017 -11,00 0,70 -11,7
DLTA
2013 -31,00 0,08 -31,082014 -38,00 -0,01 -37,992015 -54,00 -0,19 -53,812016 -5,00 0,09 -5,092017 -63,00 0,02 -63,02
ICBP
2013 -939,00 -14,20 -924,82014 -1188,00 18,90 -1206,92015 -1403,00 -0,77 -1402,232016 -949,00 -5,18 -943,822017 -2643,00 -3,82 -2639,18
Rata-rata -322,88Maksimal 1018,751Minimal -4403Standar Deviasi 925,608
Sumber : Data Diolah, 2019
Berdasarkan data manajemen laba di atas diketahui bahwa
nilai manajemen laba terbesar berada pada tahun 2016 berada
pada PT. Mayora, Tbk sebesar 1018,751 dan terendah berada di
tahun 2014 di PT. Indofood, Tbk sebesar -4403, dengan standar
deviasi 925,608. Semakin besar manajemen laba perusahaan
47
maka akan semakin baik perusahaan menghasilkan laba
maksimal. Salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan kepada
stakeholder di akhir periode adalah membuat laporan keuangan.
Selain berfungsi sebagai bentuk tanggung jawab, laporan
keuangan juga merupakan media komunikasi perusahaan
terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.
3. Analisis Data
a. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Hasil yang di dapat dari hasil pengolahan SPSS versi 21
memperlihatkan data yang diperoleh berada menyebar
disekitar diagram dan mengikuti model regresi sehingga dapat
diartikan data berdistribusikan normal sehingga dapat
dikatakan uji normalitas terpenuhi.
GAMBAR 4.1
UJI NORMALITAS
48
TABEL 4.4
UJI NORMAL ITAS DATA
Hipotesis Sig Keputusan1 Data IFRS Berdistribusi Normal
dengan rata-rata 14.400 danstandar deviasi 4,1
0,965 > 0,05 HipotesisDiterima
2 Data QA Berdistribusi Normaldengan rata-rata 3.000 danstandar deviasi 2,26
0,455 > 0,05 HipotesisDiterima
3 Data IFRS Berdistribusi Normaldengan rata-rata -322,882 danstandar deviasi 761,66
0,172 > 0,05 HipotesisDiterima
Berdasarkan hasil ouput SPSS di atas nilai normalitas
IFRS 0,965 > 0,05, QA 0,455 < 0,05 dan ML 0,172 < 0,05.
Artinya ketiga variabel tersebut memiliki data yang
berdistribusi normal.
2) Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen).
TABEL 4.5
UJI MULTIKOLINEARITAS
t Sig. Korelasi Statistik KolinearitasTanpa urutan Parsial Part Toleransi VIF
2,532 ,039-2,328 ,053 -,326 -,661 -,529 ,911 1,098-3,208 ,015 -,599 -,772 -,729 ,911 1,098
Dari hasil pengujian SPSS versi 21 mendapatkan hasil
pada kolom tolerance menunjukan bahwa IFRS (0,911 > 0,10)
dan Kualitas Audit (0,911 > 0,10) selain itu pada kolom VIF
IFRS (1,098 < 10) dan Kualitas Audit (1,098 < 10). Maka
49
dapat disimpulkan bahwa variabel IFRS dan Kualitas Audit
tidak terjadi multikolinearitas sehingga uji multikolinearitas
terpenuhi.
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi diterjadi ketidaksamaan varian dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain.
GAMBAR 4.2
UJI HETEROSKEDASTISITAS
Dari hasil data yang telah diolah, dapat diketahui tidak
terjadi heteoskedastisitas karena tidak ada pola yang jelas
serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas, sehingga dapat dikatakan uji
heteroskedastisitas terpenuhi.
4) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah terjadi
korelasi suatu periode t dengan periode sebelumnya (t-1).
50
Pada penelitian ini alat analisisnya yaitu uji Durbi-Watson
(Ghozali, 2011).
TABEL 4.6
UJI MAUTOKORELASI
Perubahan Statistik Durbin-WatsonR Square
ChangeF
Changedf1 df2 Sig. F
Change,638 6,176 2 7 ,028 2,556
Hasil uji autokorelasi menunjukan nilai DW 2,556 > -4 ,
dan DW 2,556 < +4., yang artinya tidak ada autokorelasi.
Model regresi ini dapat digunakan untuk penelitian dan
menguji hipotesis.
b. Model Regresi Bertahap
Data yang digunakan adalah data panel dari 10 perusahaan
selama lima tahun dengan runtun waktu (time series) dan terdiri
banyak sampel (cross section). Keuntungan jika menggunakan
data panel lebih efektif dan efisien dalam mengerjakan penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi dua
tahap karena data yang digunakan memiliki tiga jenis, yaitu
variabel independen, mediator, dan dependen dan peneliti
hanya ingin mengetahui pengaruh variabel IFRS terhadap
variabel Manajemen Laba melalui Kualitas Audit, dapat
mengetahui hubungan antar variabel X dengan mediator
yaitu IFRS melaui Kualitas Audit, apakah memberikan
pengaruh atau tidak kualitas audit sebagai variabel
moderate.
51
Besarnya pengaruh IFRS Terhadap Manajemen Laba Melalui
Kualitas Audit pada Sub Sektor Perusahaan Food And Baverages
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017,
dengan menggunakan analisis regresi bertahap.
Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi dua tahap
karena data yang digunakan memiliki tiga jenis, yaitu variabel
independen, moderasi, dan dependen dan peneliti hanya ingin
mengetahui pengaruh variabel IFRS terhadap variabel
Manajemen Laba melalui Kualitas Audit, dapat mengetahui
hubungan antar variabel X dengan moderasi yaitu IFRS melaui
Kualitas Audit. Manfaat dari hasil analisis regresi bertahap adalah
membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variabel
dependen dapat dilakukan melalui peningkatan variabel
independen atau tidak.
Berdasarkan output SPSS, diperoleh persamaan Jalur Model
Regresi Bertahap sebagai berikut:
TABEL 4.7
REGRESI JALUR 1
Model KoefisienTidak Standar
KoefisienStandar
tSig.
B Std. Error Beta
1 Konstanta 546,633 922,937 ,592 ,570IFRS -60,383 61,860 -,326 -2,976 ,002
Y = 546,633 – 60,383 X + e (Jalur 1)
Dimana:
Y = Manajemen Laba
546,633 = Konstanta
52
X = IFRS
– 60,383 = Koefisien Regresi IFRS
Interprestasi:
a. Konstanta sebesar 546,633 menunjukan bahwa jika variabel
IFRS (0) maka Manajemen Laba yang terjadi sebesar
546,633.
b. Koefisien regresi IFRS (X) sebesar – 60,383, artinya setiap 1
kenaikan IFRS akan menurunkan Manajemen Laba sebesar –
60,383. Sebaliknya setiap 1 penurunan IFRS akan
meningkatkan Manajemen Laba sebesar – 60,383.
TABEL 4.8
REGRESI JALUR 2
Model KoefisienTidak Standar
KoefisienStandar
t Sig.
B Std. Error Beta
1Konstanta 1927,100 761,051 2,532 ,039
IFRS -102,615 44,085 -,554 -2,328 ,053QA -257,444 80,243 -,764 -3,208 ,015
Y = 1927,100 - 102,615 X - 257,444 Y1 + e (Jalur 2)
Dimana:
Y = Manajemen Laba
1927,100 = Konstanta
X = IFRS
-102,615 = Koefisien Regresi IFRS
Y1 = Kualitas Audit
-257,444 = Koefisien Regresi Kualitas Audit
53
Interprestasi:
a. Konstanta sebesar 1927,100 menunjukan bahwa jika variabel
IFRS (0) maka Manajemen Laba yang terjadi sebesar
1927,100.
b. Koefisien regresi IFRS (X) sebesar -102,615, artinya setiap 1
kenaikan IFRS akan menurunkan Manajemen Laba sebesar
102,615. Sebaliknya setiap 1 penurunan IFRS akan
meningkatkan Manajemen Laba sebesar 102,615.
c. Koefisien regresi Kualitas Audit (Y1) sebesar -257,444, artinya
setiap 1 kenaikan Kualitas Audit akan menurunkan
Manajemen Laba sebesar -257,444. Sebaliknya setiap 1
penurunan Kualitas Audit akan meningkatkan Manajemen
Laba sebesar 257,444.
Dari persamaan regresi (Jalur 2) ini diperoleh angka β1 = -
0,554 (negatif) dan β2 = -0,764 (negatif). Hal ini menjelaskan
bahwa pengaruh variabel independen Kualitas Audit (Y1) tidak
searah dengan variabel dependennya Manajemen Laba (Y).
Demikian juga dengan Setiap meningkatnya nilai IFRS akan diikuti
menurunkan nilai Kualitas Audit (Y1).
Pengaruh Mediasi dengan metode sobel Mendeteksi
pengaruh Kualitas Audit dalam memediasi hubungan IFRS
terhadap Manajemen Laba, adalah sebagai berikut:
Perhitungan = β1 . β2 = -0,554 x -0,764 = -0,423 (β4)
Pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh perkalian (β2.β3)
diuji dengan Sobel test. Berdasarkan perhitungan sobel test
54
didapat t hitung = 3,208 > t tabel 1.676 dengan 0,015 < sig 0,05.
Maka dapat disimpulkan bahwa koefisien mediasi -0,423 signifikan
dan berarti Kualitas Audit (Y1) tidak terbukti mampu memediasi
pengaruh IFRS (X) terhadap Manajemen Laba (Y). Dengan kata
lain manajemen laba tidak mampu meningkat dengan dimediasi
oleh kualitas audit yang baik dengan walaupun IFRS berpengaruh
negatif. IFRS di moderasi melalui kualitas audit maka akan
memperkuat terhadap kenaikan dan penurunan manajemen laba
perusahaan. Kualitas auditor yang baik akan memberikan hasil
audit yang berkualitas.
c. Koefisien Determina si
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh
mana pengaruh variabel dalam memberikan arah, apakah positif
atau negatif.
Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka kemampuan
variabel - variabel bebas dalam menerangkan variabel terikatnya
semakin besar. Koefisien determinasi yang digunkan dalam
penelitian ini adalah corelations dan R Square.
TABEL 4.9
KOEFISIEN DETERMINASI JALUR 1
Model R R Square Disesuaikan RSquare
Std. Error of theEstimate
1 ,799a ,638 ,535 519,40898
55
Berdasarkan output SPSS (Jalur 1), nilai R-Square adalah
sebesar 0,638 atau 63,8%. Artinya besarnya pengaruh IFRS
terhadap Manajemen Laba secara simultan sebesar 63,8%,
sedangkan sisanya sebesar 36,2% adalah pengaruh faktor lain.
TABEL 4.10
KOEFISIEN DETERMINASI JALUR 2
Model R R Square Adjusted RSquare
Std. Error of theEstimate
1 ,926a ,857 ,725 763,66318
Berdasarkan output SPSS (Jalur 2), nilai R-Square adalah
sebesar 0,857 atau 85,7%. Artinya besarnya pengaruh IFRS
secara simultan sebesar 85,7%, sedangkan sisanya sebesar
14,3% adalah pengaruh faktor lain.
d. Pengujian Hipotesis
1) Uji Simultan (F -test)
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari
variabel IFRS terhadap Manajemen Laba, dapat ditentukan
dengan membandingkan hasil Fhitung dan Ftabel.
TABEL 4.11
UJI SIMULTAN
Model Jumlah Kuadrat df Mean Square F Sig.
1
Regresi 3332618,378 2 1666309,189 6,176 ,028b
Residu 1888499,809 7 269785,687
Total 5221118,188 9
56
Dimana Fhitung sebesar 6,176 > dari Ftabel sebesar 3,232,
artinya IFRS berpengaruh signifikan terhadap Manajemen
Laba. Dalam hal ini tingkat signifikansi α yang digunakan
adalah 5% atau 0,05 jika sig-F < sig-α, maka di tolak H0 dan
diterima Ha. Sedangkan jika sig-F > sig-α, maka ditolak Ha dan
diterima H0.
Berikut adalah hasil uji simultan: Berdasarkan output
SPSS, nilai sig F adalah sebesar 0,028 < 0,05. Karena sig F <
sig-α yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima, maka dapat
disimpulkan bahwa secara simultan IFRS berpengaruh
signifikan terhadap Manajemen Laba pada Sub Sektor
Perusahaan Food And Baverages Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2013-2017.
2) Uji Parsial (t -test)
Uji-t dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial
(masing-masing variabel bebas) IFRS terhadap Manajemen
Laba melalui Kualitas Audit pada Sub Sektor Perusahaan
Food And Baverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2013-2017. Dengan menggunakan tingkat signifikansi
α sebesar 0,05 sebagai pembanding, maka kriteria
pengambilan keputusannya adalah ditolak H0, diterima Ha jika
probabilitas t < sig α, dan ditolak Ha, diterima H0 jika
probabilitas 1 > sig α. Hasil uji hipotesis secara parsial adalah
sebagai berikut:
57
a) Pengaruh IFRS terhadap Manajemen Laba pada Sub
Sektor Perusahaan Food And Baverages Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017
TABEL 4.12
IFRS TERHADAP MANAJEMEN LABA
Model Koefisien TidakStandar
KoefisienStandar
t Sig.
B Std. Error Beta
1Konstanta 1927,100 761,051 2,532 ,039
IFRS -102,615 44,085 -,554 -2,328 ,053QA -257,444 80,243 -,764 -3,208 ,015
Berdasarkan output SPSS, dapat diketahui bahwa
IFRS mempunyai nilai probabilitas sebesar 0,053 > sig α
0,05. Dengan demikian Ha ditolak dan H0 diterima, dan t
hitung sebesar 2,328 > dari t tabel sebesar 1,676, maka
dapat disimpulkan bahwa secara parsial IFRS berpengaruh
tidak searah yaitu negatif tetapi tidak signifikan terhadap
Manajemen Laba pada Sub Sektor Perusahaan Food And
Baverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2013-2017.
b) Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba pada
Sub Sektor Perusahaan Food And Baverages Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017
TABEL 4 .13
KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA
Model Koefisien TidakStandar
KoefisienStandar
t Sig.
B Std. Error Beta
1Konstanta 1927,100 761,051 2,532 ,039
IFRS -102,615 44,085 -,554 -2,328 ,053QA -257,444 80,243 -,764 -3,208 ,015
58
Berdasarkan output SPSS, dapat diketahui bahwa
Kualitas Audit mempunyai nilai probabilitas sebesar 0,015
< sig α 0,05. Dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak,
dan t hitung sebesar 3,208 > dari t tabel sebesar 1,676
maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial Kualitas
Audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Manajemen Laba pada Sub Sektor Perusahaan Food And
Baverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2013-2017.
c) Pengaruh IFRS terhadap Manajemen Laba Melalui Kualitas
Audit pada Sub Sektor Perusahaan Food And Baverages
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-
2017.
Berdasarkan perhitungan sobel test didapat t hitung =
3,208 > t tabel 1.676 dengan sig 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa koefisien mediasi -0,423 signifikan dan
berarti Kualitas Audit (Y1) tidak terbukti mampu memediasi
pengaruh IFRS (X) terhadap Manajemen Laba (Y). Dengan
kata lain manajemen laba tidak mampu meningkat dengan
dimediasi oleh kualitas audit yang baik dengan walaupun
IFRS berpengaruh negatif. Bahwa IFRS mempunyai nilai
probabilitas sebesar 0,053 > sig α 0,05. Dengan demikian
Ha ditolak dan H0 diterima, dan t hitung sebesar 2,328 >
dari t tabel sebesar 1,676 maka dapat disimpulkan bahwa
secara parsial IFRS berpengaruh negatif tetapi tidak
59
signifikan terhadap Manajemen Laba pada Sub Sektor
Perusahaan Food And Baverages Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2013-2017. sayangnya dengan
variabel moderate kualitas audit berpengaruh negatif
signifikan sebesar -0,423 atau -42,3% dalam memediasi
IFRS dalam mempengaruhi kenaikan manajemen laba.
B. Pembahasan
1. Pengaruh IFRS terhadap Manajemen Laba
Hasil uji regresi dari IFRS terhadap manajemen laba menunjukkan
nilai R² sebesar 0,857 atau dapat dikatakan bahwa variabel IFRS
hanya menjelaskan sebesar 85.7% manajemen laba. IFRS mempunyai
nilai probabilitas sebesar 0,053 > sig α 0,05. Dengan demikian Ha
ditolak dan H0 diterima, dan t hitung sebesar 2,328 > dari t tabel
sebesar 1,676 maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial IFRS
berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap Manajemen Laba
pada Sub Sektor Perusahaan Food And Baverages Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017.
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, ditemukan bahwa IFRS
berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap manajemen laba,
sehingga dapat diartikan bahwa ketika perusahaan di Indonesia mulai
mengadopsi IFRS maka akan berpengaruh terhadap keberadaan
manajemen laba di suatu perusahaan.
Manajemen yang berperan sebagai agen di dalam suatu instansi
atau perusahaan, berusaha untuk memenuhi kepentingan pribadinya
dengan memilih metode akuntansi yang sesuai dengan keinginan
60
mereka dan sesuai dengan kebutuhan mereka atau bahkan mereka
mengubah yang sudah ada untuk upaya meningkatkan, menurunkan
atau meratakan laba mereka. Sehingga pada akhirnya keberadaan
IFRS sebagai standar pun tidak membuat manajemen untuk
mengurangi aktivitas manajemen laba.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lusiana
Rahmawa, Henny Murtini (2015) menyatakan bahwa hasil penelitian
mereka tidak ada pengaruh antara IFRS terhadap manajemen laba
Namun penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan
oleh yang Rohaeni dan Titik (2012) Penelitian mereka menyatakan
bahwa pengadopsian IFRS berpengaruh terhadap manajemen laba.
Mereka tidak menemukan bukti bahwa penerapan IFRS bisa
meningkatkan manajemen laba.
2. Pengaruh Konvergensi IFRS Terhadap Manajemen Laba Dengan
Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderasi
Berdasarkan perhitungan sobel test didapat t hitung = 3,208 > t
tabel 1.676 dengan 0,015 < sig 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien mediasi 0,423 atau 42,3% signifikan dan berarti Kualitas
Audit (Y1) tidak terbukti mampu memediasi pengaruh IFRS (X)
terhadap Manajemen Laba (Y). Dengan kata lain manajemen laba
tidak mampu meningkat dengan dimediasi oleh kualitas audit yang
baik dengan walaupun IFRS berpengaruh negatif. Secara individual
nilai yang di hasilkan dalam uji t sebesar 0,015 yang berada di bawah
0.05 menunjukkan bahwa variabel kualitas audit bukanlah variabel
61
pemoderasi hubungan antara adopsi IFRS dengan manajemen laba.
Sehingga dapat diartikan bahwa H2 diterima.
Berdasarkan pengujian tersebut, variabel kualitas audit variabel
pemoderasi hubungan antara IFRS terhadap manajemen laba, berarti
meskipun perusahaan tersebut menggunakan jasa dari kantor akuntan
publik terkenal menjamin untuk memperkuat atau memperlemah
hubungan antara adanya IFRS terhadap manajemen.
Dengan kata lain keberadaan akuntan publik baik yang Big Four
maupun yang Non Big Four membuktikan mampu untuk memperkuat
hubungan antara adopsi IFRS terhadap manajemen laba di suatu
perusahaan. KAP Big Four maupun Non Big Four mampu menahan
perusahaan untuk melakukan manajemen laba meskipun telah
mengadopsi IFRS. Keberadaan akuntan publik untuk menghasilkan
laporan yang berkualitas mempengaruhi manajemen untuk melakukan
Manajemen laba.
Kualitas audit secara langsung berhubungan dengan ukuran dari
perusahaan audit, dengan proksi untuk ukuran perusahaan audit
adalah jumlah klien. Perusahaan audit yang besar adalah dengan
jumlah klien yang lebih banyak. Hasil ini menunjukkan bahwa
perusahaan audit yang besar akan berusaha untuk menyajikan
kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan audit
yang kecil. Karena perusahaan audit yang besar jika tidak memberikan
kualitas audit yang tinggi akan kehilangan reputasinya, dan jika ini
terjadi maka dia akan mengalami kerugian yang lebih besar dengan
kehilangan klien. The Big Four telah menghasilkan persepsi
62
kemampuan dan pengalaman auditing yang lebih tinggi pula.
Selanjutnya, sebagaimana The Big Four telah mengalokasikan dana
yang lebih besar bagi auditor mereka, para auditor tersebut juga
memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas kinerja mereka.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dian
Rohaeni dan Titik (2012), yang menyatakan bahwa dalam penelitian
mereka menemukan bukti bahwa kualitas audit dari KAP Big Four atau
Non Big Four mampu membatasi praktik manajemen laba bagi
perusahaan.
Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Sari (2015), yang menyatakan bahwa dengan
adanya standar akuntansi internasional yang mampu mengurangi
fleksibilitas manajemen dalam mengelola laba dan ditambah dengan
audit yang berkualitas dari kantor akuntan publik Big four dapat
menurunkan kecenderungan manajemen laba.
63
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian dan hasil analisis mengenai Pengaruh
Konvergensi Ifrs Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit
Sebagai Variabel Moderasi (Survey pada Sub Sektor Perusahaan Food
And Baverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-
2017). Maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:
1. IFRS berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap
manajemen laba, sehingga dapat diartikan bahwa ketika
perusahaan di Indonesia mulai mengadopsi IFRS maka akan
berpengaruh terhadap keberadaan manajemen laba di suatu
perusahaan. Alasan IFRS berpengaruh negatif adalah
Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari
pelaku pasar modal
2. Kualitas audit merupakan koefisien moderate -0,423 atau -42,3%
signifikan dan berarti Kualitas Audit (Y1) terbukti mampu memediasi
pengaruh IFRS (X) terhadap Manajemen Laba (Y), namun dalam
hal menurunkan manajemen laba. Dengan kata lain manajemen
laba tidak mampu meningkat dengan dimediasi oleh kualitas audit
yang baik dengan walaupun IFRS berpengaruh negatif. Secara
individual nilai yang di hasilkan dalam uji t sebesar 0,015 yang
berada di bawah 0.05 menunjukkan bahwa variabel kualitas audit
bukanlah variabel pemoderasi hubungan antara adopsi IFRS
64
dengan manajemen laba. Sehingga dapat diartikan bahwa H2
diterima
B. Saran
Saran yang dapat diberikan Kepada Mahasiswa dan Pelaku usaha
berdasarkan hasil penelitian yang diambil dari poin terendah dari masing-
masing indikator tiap variabel adalah sebagai berikut:
1. Untuk penelitian selanjutnya bisa menggunakan lebih banyak sub
sektor perusahaan maupun perbankan dan menambah periode
dalam penelitiannya. Misalnya menggunakan seluruh industri yang
terdaftar di BEI dan menambah periodenya menjadi 10 tahun, guna
memperkuat validitas data keuangan
2. Diharapkan bisa menggunakan jenis variabel moderasi yang lainnya
seperti good coorporate responsibilitiy.
3. Penelitian selanjutnya disarankan bisa menambah variabel-variabel
lain yang berpengaruh terhadap manajemen laba.
66
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, C.S., Barth, M.E., Jagolinzer, A.D., & Riedl, E.J. (2007). Marketreaction to the adoption of IFRS in Europe.
Ball, R., & Shivakumar, L., (2005). Earnings quality in UK private firms:Comparative loss recognition timeliness. Journal of Accounting andEconomics, 39, 83-128.
Barth, M.E., Landsman, W.R., & Lang, M.H. (2008). International accountingstandards and accounting quality. Journal of Accounting Research, 46,467-498.
Beidleman CR. Income smoothing: the role of management. The AccountingReview 1973;48(4):653–68.
Burgstahler, D., & Dichev, I. (1997). Earnings management to avoid earningsdecreases and losses. Journal of Accounting and Economics, 24, 99-126.
Choi, Y. S., Lin, S., Walker, M., & Young, S. (2007). Disagreement over thepersistence of earnings components: Evidence on the properties ofmanagement-specific adjustments to GAAP earnings. Review ofAccounting Studies, 12, 595−622.
Aprilicia, Vergiana. 2014. Road Map International Financial ReportingStandard(IFRS) dan Implementasinya di Indonesia.Jurnal JIBEKA Volume. 8, No.1.
Aryati, Titik. 2015. Konvergensi IFRS dan Perilaku Manajemen Laba diIndonesia, Malaysia, dan Singapura. Media Ekonomi dan ManajemenVol. 30, No.2.
Rohaeni Dian dan Aryati Titik. 2012. Pengaruh Konvergensi IFRS TerhadapIncome Smoothing dengan Kualitas Audit Sebagai VariabelModerasi..Universitas Trisakti. Jakarta.
Suwardjono, 2010. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisiketiga BPFE,Yogyakarta.
Dwi Anggraini. 2015. Analisis Pengaruh Konvergensi IFRS Terhadap ManajemenLaba dengan Corporate Governace sebagai variabel moderasi.
Baskerville, R.F. 2010. 100 Questions (and Answers) About IFRS. WorkingPaper Victoria University of Wellington: 1-50.
Juanda, Ahmad, 2006, Pengaruh Risiko Litigasi dan Tipe Strategi terhadapHubungan antara Konflik Kepentingan Ivestor Vs Kreditor dankonservatisma pelaporan keuangan. Disertasi FE-UGM.
66
Schipper, K. (1989). Commentary on earnings managements. AccountingHorizons, 3, 91-102. Scott, William R. (2009). Financial AccountingTheory. Fifth Edition. Canada Prentice Hall.
Lidiawati, Novi dan Nur Fadjrih Asyik. 2016. Pengaruh Kualitas Audit,KomiteAudit,Kepemilikan Isntitusional, Ukuran Perusahaan TerhadapManajemen Laba. Jurnal ISSN : Ilmu 2460-0585 dan Riset Akuntansi :V
65
66
Lampiran 1
Ringkasan Keuangan
Variabel Dependen (Y) Manajemen Laba
1. Menghitung TAC
Dalam Milliar Rupiah
Th INDF MLBI AISA ADES MYORNI CFO TAC NI CFO TAC NI CFO TAC NI CFO TAC NI CFO TAC
2013 4.707 6.928 -2.221 865 1.181 -316 347 78 269 55 65 -10 992 332 6602014 4.866 9.269 -4.403 794 914 -120 377 353 24 31 45 -14 384 -462 8462015 4.867 4.213 654 496 919 -423 373 399 -26 32 77 -45 1266 1597 -3312016 4.984 7.175 -2.191 982 1.248 -266 719 463 256 55 119 -64 1345 326 10192017 5.039 6.507 -1.468 1.322 1.331 -9 846 267 579 38 87 -49 1570 797 773
Dalam Milliar Rupiah
Th ULTJ ROTI PSDN DLTA ICBPNI CFO TAC NI CFO TAC NI CFO TAC NI CFO TAC NI CFO TAC
2013 574 662 -88 158 314 -156 21 33 -12 270 301 -31 2205 3144 -9392014 455 658 -203 188 364 -176 28 39 -11 288 326 -38 2543 3731 -11882015 524 865 -341 263 347 -84 42 52 -10 192 246 -54 2025 3428 -14032016 699 779 -80 263 414 -151 36 47 -11 254 259 -5 3635 4584 -9492017 694 1072 -378 124 370 -246 53 64 -11 279 342 -63 2531 5174 -2643
67
Dalam Milliar Rupiah
INDF MLBI AISA ADES MYOR ULTJ ROTI PSDN DLTA ICBP Rata-rataTAC
2013 -2.221 -316 269 -10 660 -88 -156 -12 -31 -939 -2842014 -4.403 -120 24 -14 846 -203 -176 -11 -38 -1188 -5282015 654 -423 -26 -45 -331 -341 -84 -10 -54 -1403 -2062016 -2.191 -266 256 -64 1019 -80 -151 -11 -5 -949 -2442017 -1.468 -9 579 -49 773 -378 -246 -11 -63 -2643 -352
2. Menghitung Acrual NDAC
a. Mencari α1Dalam Milliar Rupiah
Th INDF MLBI AISA ADES MYOR1 TA t-1 α1 1 TA t-1 α1 1 TA t-1 α1 1 TA t-1 α1 1 TA t-1 α1
2013 1 59.528 0,000017 1 1.471 0,00068 1 1.544.940 0,00000065 1 361.864 0,0000028 1 8.302.506 0,0000001202014 1 77.777 0,000013 1 1.782 0,00056 1 2.445.504 0,00000041 1 441.064 0,0000023 1 9.712.969 0,0000001032015 1 86.077 0,000012 1 2.231 0,00045 1 7.373.868 0,00000014 1 502.990 0,0000020 1 10.297.997 0,0000000972016 1 91.831 0,000011 1 2.100 0,00048 1 9.060.980 0,00000011 1 653.224 0,0000015 1 11.342.716 0,0000000882017 1 82.174 0,000012 1 2.275 0,00044 1 9.254.539 0,00000011 1 767.479 0,0000013 1 12.922.422 0,000000077
Th ULTJ ROTI PSDN DLTA ICBP1 TA t-1 α1 1 TA t-1 α1 1 TA t-1 α1 1 TA t-1 α1 1 TA t-1 α1
2013 1 2.239.221 0,00000045 1 1.204.944 0,00000083 1 682.611 0,0000015 1 754.226 0,00000133 1 19.272 0,00005192014 1 2.919.941 0,00000034 1 1.822.689 0,00000055 1 681.832 0,0000015 1 872.682 0,00000115 1 21.410 0,00004672015 1 3.231.937 0,00000031 1 2.142.894 0,00000047 1 620.929 0,0000016 1 997.443 0,00000100 1 25.029 0,00004002016 1 3.539.997 0,00000028 1 2.706.324 0,00000037 1 620.399 0,0000016 1 1.038.322 0,00000096 1 26.560 0,00003772017 1 4.239.200 0,00000024 1 2.919.641 0,00000034 1 653.797 0,0000015 1 1.197.797 0,00000084 1 28.901 0,0000346
68
INDF MLBI AISA ADES MYOR ULTJ ROTI PSDN DLTA ICBP2013 0,0000168 0,0006800 0,0000006 0,0000028 0,0000001 0,0000004 0,0000008 0,0000015 0,0000013 0,00005192014 0,0000129 0,0005600 0,0000004 0,0000023 0,0000001 0,0000003 0,0000005 0,0000015 0,0000012 0,00004672015 0,0000116 0,0004500 0,0000001 0,0000020 0,0000001 0,0000003 0,0000005 0,0000016 0,0000010 0,00004002016 0,0000109 0,0004800 0,0000001 0,0000015 0,0000001 0,0000003 0,0000004 0,0000016 0,0000010 0,00003772017 0,0000122 0,0004400 0,0000001 0,0000013 0,0000001 0,0000002 0,0000003 0,0000015 0,0000008 0,0000346
b. Mencari α2
ThINDF MLBI AISA ADES MYOR
∆salest-∆RECt TA t-1 α2
∆salest -∆RECt TA t-1 α2
∆salest -∆RECt TA t-1 α2
∆salest -∆RECt TA t-1 α2
∆salest -∆RECt TA t-1 α2
2013 4066 59.528 0.068 -1281 1.204.944 -0,001060 -375.738 1.544.940 -0,243 14296 361.864 0,03951 1.004.586 8.302.506 0,1212014 7681 77.777 0.099 37 1.822.689 0,000020 622.741 2.445.504 0,255 63117 441.064 0,1431 2.250.859 9.712.969 0,2322015 -4746 86.077 -0.055 -634 2.142.894 -0,000300 -39.910 7.373.868 -0,005 67117 502.990 0,13344 475.830 10.297.997 0,0462016 528 91.831 0.006 216 2.706.324 0,000080 25.797 9.060.980 0,003 200231 653.224 0,30653 2.824.082 11.342.716 0,2492017 1413 82.174 0.017 8 2.919.641 0,000003 -34.666 9.254.539 -0,004 -152992 767.479 -0,19934 525.100 12.922.422 0,041
ThULTJ ROTI PSDN DLTA ICBP
∆salest -∆RECt TA t-1 α2
∆salest -∆RECt TA t-1 α2
∆salest -∆RECt TA t-1 α2
∆salest -∆RECt TA t-1 α2
∆salest -∆RECt TA t-1 α2
2013 28660 2.239.221 0,013 307.909 1.204.944 0,256 -31.372 682.611 -0,046 61.625 754.226 0,0817 -273.739 19.272 -14,2042014 189771 2.919.941 0,065 441.331 1.822.689 0,242 -318.613 681.832 -0,467 -12.494 872.682 -0,0143 405.195 21.410 18,9262015 59391 3.231.937 0,018 262.539 2.142.894 0,123 -87.297 620.929 -0,141 -192.070 997.443 -0,1926 -19.259 25.029 -0,7692016 285855 3.539.997 0,081 351.801 2.706.324 0,130 53.014 620.399 0,085 95.672 1.038.322 0,0921 -137.617 26.560 -5,1812017 151365 4.239.200 0,036 -56.486 2.919.641 -0,019 458.321 653.797 0,701 25.564 1.197.797 0,0213 -110.372 28.901 -3,819
69
INDF MLBI AISA ADES MYOR ULTJ ROTI PSDN DLTA ICBP2013 0.068 -0,001060 -0,243 0,03951 0,121 0,013 0,256 -0,046 0,0817 -14,2042014 0.099 0,000020 0,255 0,14310 0,232 0,065 0,242 -0,467 -0,0143 18,9262015 -0.055 -0,000300 -0,005 0,13344 0,046 0,018 0,123 -0,141 -0,1926 -0,7692016 0.006 0,000080 0,003 0,30653 0,249 0,081 0,130 0,085 0,0921 -5,1812017 0.068 0,000003 -0,004 -0,19934 0,041 0,036 -0,019 0,701 0,0213 -3,819
c. Mencari α3
Dalam Jutaan Rupiah
ThINDF MLBI AISA ADES MYOR
1 PPt α3 1 PPt α3 1 PPt α3 1 PPt α3 1 PPt α3
2013 1 1 45.628.292 0,0000000219 1 1.782.148 0,00000056 1 16553332 0,000000060 1 141.558 0,0000071 1 3.282.9032014 1 1 45.063.124 0,0000000222 1 1.315.305 0,00000076 1 1.785. 691 0,000000560 1 171.282 0,0000058 1 3.789.2282015 1 1 49.014.781 0,0000000204 1 1.266.072 0,00000079 1 2. 290.408 0,000000437 1 284.380 0,0000035 1 3.888.3682016 1 1 53.189.072 0,0000000188 1 2.220.942 0,00000045 1 2.587.235 0,000000387 1 374.177 0,0000027 1 7.118.3732017 1 1 55.424.089 0,0000000180 1 2.338.194 0,00000043 1 3.178.987 0,000000315 1 478.184 0,0000021 1 7.394.464
ThULTJ ROTI PSDN DLTA ICBP
1 PPt α3 1 PPt α3 1 PPt α3 1 PPt α3 1 PPt α3
2013 1 988.556 0,000001010 1 1.678.276 0,00000060 1 275.646 0,000003628 1 93.079 0,000010700 1 12.539.855 0,0000000802014 1 1.110.644 0,000000900 1 1.777.266 0,00000056 1 294.075 0,000003400 1 113.596 0,000008800 1 12.939.255 0,0000000772015 1 1.233.438 0,000000811 1 1.870.124 0,00000054 1 287.328 0,000003480 1 105.314 0,000009500 1 13.139.285 0,0000000762016 1 1.364.378 0,000000733 1 1.970.226 0,00000051 1 282.157 0,000003544 1 96.275 0,000010400 1 13.330.586 0,0000000752017 1 1.746.950 0,000000572 1 2.239.636 0,00000045 1 269.911 0,000003705 1 89.979 0,000011100 1 15.040.183 0,000000066
70
INDF MLBI AISA ADES MYOR ULTJ ROTI PSDN DLTA ICBP2013 0,000000022 0,000000561 0,000000060 0,000007064 0,000000305 0,000001010 0,000000596 0,000003628 0,000010700 0,0000000802014 0,000000022 0,000000760 0,000000560 0,000005838 0,000000264 0,000000900 0,000000563 0,000003400 0,000008800 0,0000000772015 0,000000020 0,000000790 0,000000437 0,000003516 0,000000257 0,000000811 0,000000535 0,000003480 0,000009500 0,0000000762016 0,000000019 0,000000450 0,000000387 0,000002673 0,000000140 0,000000733 0,000000508 0,000003544 0,000010400 0,0000000752017 0,000000018 0,000000428 0,000000315 0,000002091 0,000000135 0,000000572 0,000000447 0,000003705 0,000011100 0,000000066
d. Perhitungan NDAC
Th INDF MLBI AISAα1 α2 α3 NDAC α1 α2 α3 NDAC α1 α2 α3 NDAC
2013 0,000017 0.068 0,000000022 0,000017 0,00068 -0,001060 0,000001 -0,000379 0,00000065 -0,243 0,00000006 -0,2432014 0,000013 0.099 0,000000022 0,000013 0,00056 0,000020 0,000001 0,000581 0,00000041 0,255 0,00000056 0,2552015 0,000012 -0.055 0,000000020 0,000012 0,00045 -0,000300 0,000001 0,000151 0,00000014 -0,005 0,00000044 -0,0052016 0,000011 0.006 0,000000019 0,000011 0,00048 0,000080 0,000000 0,000560 0,00000011 0,003 0,00000039 0,0032017 0,000012 0.068 0,000000018 0,000012 0,00044 0,000003 0,000000 0,000443 0,00000011 -0,004 0,00000032 -0,004
ADES MYORα1 α2 α3 NDAC α1 α2 α3 NDAC
2,76E-06 0,0000028 0,03951 0,0000071 0,040 0,000000120 0,121 0,0000003052,27E-06 0,0000023 0,1431 0,0000058 0,143 0,000000103 0,232 0,0000002641,99E-06 0,0000020 0,13344 0,0000035 0,133 0,000000097 0,046 0,0000002571,53E-06 0,0000015 0,30653 0,0000027 0,307 0,000000088 0,249 0,0000001401,30E-06 0,0000013 -0,19934 0,0000021 -0,199 0,000000077 0,041 0,000000135
71
Th ULTJ ROTI PSDNα1 α2 α3 NDAC α1 α2 α3 NDAC α1 α2 α3 NDAC
2013 0,00000045 0,013 0,00000101 0,013 0,00000083 0,256 0,00000060 0,256 0,00000146 -0,046 0,00000363 -0,0462014 0,00000034 0,065 0,00000090 0,065 0,00000055 0,242 0,00000056 0,242 0,00000147 -0,467 0,00000340 -0,4672015 0,00000031 0,018 0,00000081 0,018 0,00000047 0,123 0,00000054 0,123 0,00000161 -0,141 0,00000348 -0,1412016 0,00000028 0,081 0,00000073 0,081 0,00000037 0,13 0,00000051 0,130 0,00000161 0,085 0,00000354 0,0852017 0,00000024 0,036 0,00000057 0,036 0,00000034 -0,019 0,00000045 -0,019 0,00000153 0,701 0,00000371 0,701
DLTA ICBPα1 α2 α3 NDAC α1 α2 α3 NDAC
0,0000013 0,0817 0,0000107 0,082 0,0000519 -14,204 0,000000080 -14,2000,0000012 -0,0143 0,0000088 -0,014 0,0000467 18,926 0,000000077 18,9000,0000010 -0,1926 0,0000095 -0,193 0,0000400 -0,769 0,000000076 -0,7690,0000010 0,0921 0,0000104 0,092 0,0000377 -5,181 0,000000075 -5,1800,0000008 0,0213 0,0000111 0,021 0,0000346 -3,819 0,000000067 -3,820
INDF MLBI AISA ADES MYOR ULTJ ROTI PSDN DLTA ICBP2013 0,0000170 -0,0003790 -0,2430000 0,0395000 0,1210000 0,0130000 0,2560000 -0,0460000 0,0817000 -14,20000002014 0,0000130 0,0005810 0,2550000 0,1430000 0,2320000 0,0650000 0,2420000 -0,4670000 -0,0143000 18,90000002015 0,0000120 0,0001510 -0,0050000 0,1330000 0,0460000 0,0180000 0,1230000 -0,1410000 -0,1930000 -0,76900002016 0,0000110 0,0005600 0,0030000 0,3070000 0,2490000 0,0810000 0,1300000 0,0850000 0,0921000 -5,18000002017 0,0000120 0,0004430 -0,0040000 -0,1990000 0,0410000 0,0360000 -0,0190000 0,7010000 0,0213000 -3,8200000
72
3. Menghitung DAC
ThINDF MLBI AISA ADES MYOR
TAC NDAC DAC TAC NDAC DAC TAC NDAC DAC TAC NDAC DAC TAC NDAC DAC2013 -2.221 0,000017 -2221,00 -316 -0,00038 -316,00 269 -0,2430 269,2430 -10 0,040 -10,040 660 0,121 659,8792014 -4.403 0,000013 -4403,00 -120 0,00058 -120,00 24 0,2550 23,7450 -14 0,143 -14,143 846 0,232 845,7682015 654 0,000012 654,00 -423 0,00015 -423,00 -26 -0,0050 -25,9950 -45 0,133 -45,133 -331 0,046 -331,0462016 -2.191 0,000011 -2191,00 -266 0,00056 -266,00 256 0,0030 255,9970 -64 0,307 -64,307 1019 0,249 1018,7512017 -1.468 0,000012 -1468,00 -9 0,00044 -9,00 579 -0,0040 579,0040 -49 -0,199 -48,801 773 0,041 772,959
Th ULTJ ROTI PSDN DLTA ICBPTAC NDAC DAC TAC NDAC DAC TAC NDAC DAC TAC NDAC DAC TAC NDAC DAC
2013 -88 0,01 -88,01 -156,00 0,26 -156,26 -12,00 -0,05 -11,95 -31,00 0,08 -31,08 -939,00 -14,20 -924,802014 -203 0,07 -203,07 -176,00 0,24 -176,24 -11,00 -0,47 -10,53 -38,00 -0,01 -37,99 -1188,00 18,90 -1206,902015 -341 0,02 -341,02 -84,00 0,12 -84,12 -10,00 -0,14 -9,86 -54,00 -0,19 -53,81 -1403,00 -0,77 -1402,232016 -80 0,08 -80,08 -151,00 0,13 -151,13 -11,00 0,09 -11,09 -5,00 0,09 -5,09 -949,00 -5,18 -943,822017 -378 0,04 -378,04 -246,00 -0,02 -245,98 -11,00 0,70 -11,70 -63,00 0,02 -63,02 -2643,00 -3,82 -2639,18
INDF MLBI AISA ADES MYOR ULTJ ROTI PSDN DLTA ICBP Rata-rata2013 -2221,00 -316,00 269,2430 -10,040 659,879 -88,01 -156,26 -11,95 -31,08 -924,80 -283,0022014 -4403,00 -120,00 23,7450 -14,143 845,768 -203,07 -176,24 -10,53 -37,99 -1206,90 -530,2362015 654,00 -423,00 -25,9950 -45,133 -331,046 -341,02 -84,12 -9,86 -53,81 -1402,23 -206,2212016 -2191,00 -266,00 255,9970 -64,307 1018,751 -80,08 -151,13 -11,09 -5,09 -943,82 -243,7772017 -1468,00 -9,00 579,0040 -48,801 772,959 -378,04 -245,98 -11,70 -63,02 -2639,18 -351,176
73
2013 2014 2015 2016 2017INDF -2221 -4403 654 -2191 -1468 -1925,8MLBI -316 -120 -423 -266 -9 -226,8AISA 269,243 23,745 -25,995 255,997 579,004 220,3988ADES -10,04 -14,143 -45,133 -64,307 -48,801 -36,4848MYOR 659,879 845,768 -331,046 1018,751 772,959 593,2622ULTJ -88,01 -203,07 -341,02 -80,08 -378,04 -218,044ROTI -156,26 -176,24 -84,12 -151,13 -245,98 -162,746PSDN -11,95 -10,53 -9,86 -11,09 -11,7 -11,026DLTA -31,08 -37,99 -53,81 -5,09 -63,02 -38,198ICBP -924,8 -1206,9 -1402,23 -943,82 -2639,18 -1423,39
KODE Tahun TAC NDAC Manajemen Laba(DAC)
INDF
2013 -2.221 0,000017 -2221
2014 -4.403 0,000013 -4403
2015 654 0,000012 654
2016 -2.191 0,000011 -2191
2017 -1.468 0,000012 -1468
MLBI
2013 -316 -0,00038 -316
2014 -120 0,00058 -120
2015 -423 0,00015 -423
2016 -266 0,00056 -266
2017 -9 0,00044 -9
AISA
2013 269 -0,2430 269,243
2014 24 0,2550 23,745
2015 -26 -0,0050 -25,995
74
2016 256 0,0030 255,997
2017 579 -0,0040 579,004
ADES
2013 -10 0,040 -10,04
2014 -14 0,143 -14,143
2015 -45 0,133 -45,133
2016 -64 0,307 -64,307
2017 -49 -0,199 -48,801
MYOR
2013 660 0,121 659,879
2014 846 0,232 845,768
2015 -331 0,046 -331,046
2016 1019 0,249 1018,751
2017 773 0,041 772,959
ULTJ
2013 -88 0,01 -88,01
2014 -203 0,07 -203,07
2015 -341 0,02 -341,02
2016 -80 0,08 -80,08
2017 -378 0,04 -378,04
ROTI
2013 -156,00 0,26 -156,26
2014 -176,00 0,24 -176,24
2015 -84,00 0,12 -84,12
2016 -151,00 0,13 -151,13
2017 -246,00 -0,02 -245,98
PSDN2013 -12,00 -0,05 -11,95
2014 -11,00 -0,47 -10,53
75
2015 -10,00 -0,14 -9,86
2016 -11,00 0,09 -11,09
2017 -11,00 0,70 -11,7
DLTA
2013 -31,00 0,08 -31,08
2014 -38,00 -0,01 -37,99
2015 -54,00 -0,19 -53,81
2016 -5,00 0,09 -5,09
2017 -63,00 0,02 -63,02
ICBP
2013 -939,00 -14,20 -924,8
2014 -1188,00 18,90 -1206,9
2015 -1403,00 -0,77 -1402,23
2016 -949,00 -5,18 -943,82
2017 -2643,00 -3,82 -2639,18
76
Lampiran 2 IFRS
NO
KODESAHAM NAMA EMITEN
KRITERIA
1 2 3 41 AALI Astra Agro Lestari, Tbk √ √ √ √2 ADRO Adaro Energy, tbk √ √ X √3 AKRA AKR Corporindo, Tbk √ X √ √4 ANTM Aneka Tambang (Persero), Tbk √ √ √ √5 ASII Astra International Tbk √ √ √ √6 ASRI Alam Sutera Realty Tbk √ X √ √7 BBCA Bank Central Asia Tbk √ √ √ √8 BBKP Bank Bukopin, Tbk √ X √ √9 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk √ √ √ √10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk √ √ √ √11 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk √ X √ √12 BDMN Bank Danamon Indonesia TbK √ √ √ √13 BHIT Bhakti Investama, Tbk √ X √ √14 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten, Tbk√ √ √ √15 BKSL Sentul City, Tbk √ X √ √
16 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk √ √ √ √17 BNBR Bakrie & Brothers Tbk √ X √ √18 BORN Borneo Lumbang Energi & Metal, Tbk √ X X √19 BRAU Berau Coal Energy, Tbk √ X X √
77
20 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk √ X √ √21 BTEL Bakrie Telkom Tbk √ X X √22 BUMI Bumi Resources Tbk √ √ X √23 BWPT BW Plantation, Tbk √ X √ √24 CPIN Charoen Pokphand Indonesia, Tbk √ √ √ √25 DOID Delta Dunia Makmur Tbk √ √ X √26 ELSA Elnusa Tbk √ X √ √27 ELTY Bakrieland Development Tbk * √ √ √ √28 ENRG Energy Mega Persada Tbk √ X X √29 EXCL XL Axiata, Tbk √ X X √30 GGRM Gudang Garam Tbk √ √ √ √31 GJTL Gajah Tunggal, Tbk √ X √ √32 HRUM Harum Energy, Tbk √ X X √33 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk √ X √ √34 INCO International Nickel Indonesia Tbk √ √ X √35 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ √36 INDY Indika Energy Tbk √ √ X √37 INTA Intraco Penta, Tbk √ X √ √38 MLBI Multi Bintang Tbk √ √ √ √39 ISAT Indosat Tbk √ X √ √40 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk √ √ X √41 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk √ √ × √42 ADES Akarsa Wijaya, Tbk √ × √ √43 MYOR Mayora Indah, Tbk √ √ √ √
78
44 ULTJ Ultra Jaya, Tbk √ √ √ √45 ROTI Nippon Indosari Corporindo, Tbk √ × × √46 PSDN Prashida Aneka Niaga, Tbk × √ √ ×47 DLTA Delta Djakarta, Tbk × × √ √48 MNCN Media Nusantara Citra, Tbk √ X √ √49 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk √ √ X √50 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk √ √ √ √51 SIMP Salim Ivomas Pratama, Tbk √ X √ √52 SMCB Holcim Indonesia Tbk √ X √ √53 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk √ √ √ √54 TINS Timah Tbk √ √ √ √55 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk √ √ √ √56 TRAM Trada Maritime, Tbk √ X X √57 UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk √ X √ √58 UNTR United Tractors Tbk √ √ √ √59 UNVR Unilever Indonesia Tbk √ √ √ √
Catatan : Data pada Bakrieland Development Tbk (ELTY) tidak dapat digunakan
79
No Kode 2013 2014 2015 2016 20171 2 3 4 IFRS 1 2 3 4 IFRS 1 2 3 4 IFRS 1 2 3 4 IFRS 1 2 3 4 IFRS
1 INDF √ √ √ √ 4 √ √ √ √ 4 √ √ √ √ 4 √ √ √ √ 4 √ √ √ √ 42 MLBI √ √ √ √ 4 √ × √ √ 3 √ √ × √ 3 √ √ √ √ 4 √ √ √ √ 43 AISA √ √ × √ 3 √ √ × √ 3 √ √ × √ 3 √ √ × √ 3 √ √ × √ 34 ADES √ × √ √ 3 √ × × √ 2 √ × × √ 2 √ × √ √ 3 √ × √ √ 35 MYOR √ √ × √ 3 √ × × √ 2 √ √ √ √ 4 √ √ √ √ 4 √ √ √ √ 46 ULTJ √ √ √ √ 4 √ √ √ √ 4 √ √ √ √ 4 √ √ × √ 3 √ √ √ √ 47 ROTI √ × × √ 2 √ × × √ 2 √ × × × 1 √ × × √ 2 √ × × √ 28 PSDN × √ √ × 2 × √ √ × 2 × √ √ × 2 × √ √ × 2 × √ × × 19 DLTA × × √ √ 2 × × √ √ 2 × × √ √ 2 × × √ √ 2 × × √ √ 2
10 ICBP √ × √ √ 3 √ × √ √ 3 √ × √ × 2 √ × √ √ 3 √ × √ √ 3
No Kode 2013 2014 2015 2016 2017 Jumlah Rata-rata1 INDF 4 4 4 4 4 20 4,002 MLBI 4 3 3 4 4 18 3,603 AISA 3 3 3 3 3 15 3,004 ADES 3 2 2 3 3 13 2,605 MYOR 3 2 4 4 4 17 3,406 ULTJ 4 4 4 3 4 19 3,807 ROTI 2 2 1 2 2 9 1,808 PSDN 2 2 2 2 1 9 1,809 DLTA 2 2 2 2 2 10 2,0010 ICBP 3 3 2 3 3 14 2,80Rata-rata 3 2,7 2,7 3 3 14,4
80
Lampiran 3
Ringkasan Keuangan
Variabel Moderasi (M) Kualitas Audit
No Kode 2013 2014 2015 2016 2017 Jumlah1 INDF 1 1 1 1 1 52 MLBI 1 1 1 1 1 53 AISA 0 0 0 0 0 04 ADES 0 0 1 0 1 25 MYOR 0 0 0 0 0 06 ULTJ 0 0 0 0 0 07 ROTI 1 1 1 1 1 58 PSDN 1 1 0 1 1 49 DLTA 0 1 1 1 1 410 ICBP 1 1 1 1 1 5
81
Lampiran 4
Uji Normalitas
82
Lampiran 5
Uji Multikolinearitas
83
Lampiran 6
Uji Heteroskedastisitas
84
Lampiran 7
Uji Autokorelasi
85
Lampiran 8
Regresi Berganda
86
Lampiran 9
Koefisien Determinasi
87
Lampiran 10
Uji Simultan
88
Lampiran 11
Uji Parsial
89
Lampiran 12 Tabel F dan t
Tabel FDf 1
1 2 3 4 5 6 7 81 161,448 199,500 215,707 224,583 230,162 233,986 236,768 238,8832 18,513 19,000 19,164 19,247 19,296 19,330 19,353 19,3713 10,128 9,552 9,277 9,117 9,013 8,941 8,887 8,8454 7,709 6,944 6,591 6,388 6,256 6,163 6,094 6,0415 6,608 5,786 5,409 5,192 5,050 4,950 4,876 4,8186 5,987 5,143 4,757 4,534 4,387 4,284 4,207 4,1477 5,591 4,737 4,347 4,120 3,972 3,866 3,787 3,7268 5,318 4,459 4,066 3,838 3,687 3,581 3,500 3,4389 5,117 4,256 3,863 3,633 3,482 3,374 3,293 3,23010 4,965 4,103 3,708 3,478 3,326 3,217 3,135 3,07211 4,844 3,982 3,587 3,357 3,204 3,095 3,012 2,94812 4,747 3,885 3,490 3,259 3,106 2,996 2,913 2,84913 4,667 3,806 3,411 3,179 3,025 2,915 2,832 2,76714 4,600 3,739 3,344 3,112 2,958 2,848 2,764 2,69915 4,543 3,682 3,287 3,056 2,901 2,790 2,707 2,64116 4,494 3,634 3,239 3,007 2,852 2,741 2,657 2,59117 4,451 3,592 3,197 2,965 2,810 2,699 2,614 2,54818 4,414 3,555 3,160 2,928 2,773 2,661 2,577 2,51019 4,381 3,522 3,127 2,895 2,740 2,628 2,544 2,47720 4,351 3,493 3,098 2,866 2,711 2,599 2,514 2,44721 4,325 3,467 3,072 2,840 2,685 2,573 2,488 2,42022 4,301 3,443 3,049 2,817 2,661 2,549 2,464 2,39723 4,279 3,422 3,028 2,796 2,640 2,528 2,442 2,37524 4,260 3,403 3,009 2,776 2,621 2,508 2,423 2,35525 4,242 3,385 2,991 2,759 2,603 2,490 2,405 2,33726 4,225 3,369 2,975 2,743 2,587 2,474 2,388 2,32127 4,210 3,354 2,960 2,728 2,572 2,459 2,373 2,30528 4,196 3,340 2,947 2,714 2,558 2,445 2,359 2,29129 4,183 3,328 2,934 2,701 2,545 2,432 2,346 2,27830 4,171 3,316 2,922 2,690 2,534 2,421 2,334 2,26631 4,160 3,305 2,911 2,679 2,523 2,409 2,323 2,25532 4,149 3,295 2,901 2,668 2,512 2,399 2,313 2,24433 4,139 3,285 2,892 2,659 2,503 2,389 2,303 2,23534 4,130 3,276 2,883 2,650 2,494 2,380 2,294 2,22535 4,121 3,267 2,874 2,641 2,485 2,372 2,285 2,21736 4,113 3,259 2,866 2,634 2,477 2,364 2,277 2,20937 4,105 3,252 2,859 2,626 2,470 2,356 2,270 2,20138 4,098 3,245 2,852 2,619 2,463 2,349 2,262 2,19439 4,091 3,238 2,845 2,612 2,456 2,342 2,255 2,18740 4,085 3,232 2,839 2,606 2,449 2,336 2,249 2,180
90
Tabel t (Pada taraf signifikansi 0,05)
Df Signifikansi Df Signifikansi
0,025 0,05 0,025 0,05
1 12,706 6,314 46 2,013 1,6792 4,303 2,920 47 2,012 1,6783 3,182 2,353 48 2,011 1,6774 2,776 2,132 49 2,010 1,6775 2,571 2,015 50 2,009 1,6766 2,447 1,943 51 2,008 1,6757 2,365 1,895 52 2,007 1,6758 2,306 1,860 53 2,006 1,6749 2,262 1,833 54 2,005 1,67410 2,228 1,812 55 2,004 1,67311 2,201 1,796 56 2,003 1,67312 2,179 1,782 57 2,002 1,67213 2,160 1,771 58 2,002 1,67214 2,145 1,761 59 2,001 1,67115 2,131 1,753 60 2,000 1,67116 2,120 1,746 61 2,000 1,67017 2,110 1,740 62 1,999 1,67018 2,101 1,734 63 1,998 1,66919 2,093 1,729 64 1,998 1,66920 2,086 1,725 65 1,997 1,66921 2,080 1,721 66 1,997 1,66822 2,074 1,717 67 1,996 1,66823 2,069 1,714 68 1,995 1,66824 2,064 1,711 69 1,995 1,66725 2,060 1,708 70 1,994 1,66726 2,056 1,706 71 1,994 1,66727 2,052 1,703 72 1,993 1,66628 2,048 1,701 73 1,993 1,66629 2,045 1,699 74 1,993 1,66630 2,042 1,697 75 1,992 1,66531 2,040 1,696 76 1,992 1,66532 2,037 1,694 77 1,991 1,66533 2,035 1,692 78 1,991 1,66534 2,032 1,691 79 1,990 1,66435 2,030 1,690 80 1,990 1,66436 2,028 1,688 81 1,990 1,66437 2,026 1,687 82 1,989 1,66438 2,024 1,686 83 1,989 1,66339 2,023 1,685 84 1,989 1,66340 2,021 1,684 85 1,988 1,66341 2,020 1,683 86 1,988 1,66342 2,018 1,682 87 1,988 1,663
RIWAYAT HIDUP
Rahmawati, Lahir pada tanggal 02 Juli 1997 di Pandang-Pandang
Kecamatan Somba Opu Provinsi Sulawesi Selatan. Penulis ini adalah anak
ke enam dari delapan bersaudara dari pasangan Bapak Anwar dan Ibu
Ratna. Jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah
Sekolah Dasar di SDI pandang-pandang lulus tahun 2009, setelah tamat dari
SD penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Syekh Yusuf pada tahun 2012,
Kemudian melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Makassar dan lulus pada
tahun 2015. Selanjutnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan memilih program
studi akuntansi pada fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar dan
selesai pada tahun 2019 dengan gelar sarjana ekonomi . Pengalaman organisasi penulis SMP
di MTs. Syekh Yusuf yaitu OSIS MTs. Syekh Yusuf, Kemudian Di SMA Man 2 Model Makassar
mengikuti Paskibra kota Makassar unit 502. Dalam dunia kampus penulis terus
mengembangkan diri dengan bergabung di beberapa organisasi baik internal seperti Himpunan
Mahasiswa Jurusan Akuntansi (Himansi) , dan eksternal seperti volunteer YKAKI (Yayasan
Kasih Anak Kanker Indonesia), KJR (klub Jantung Remaja) Cabut SULSEL, FOSMA (Forum
silaturrahim Mahasiswa) 165, IMAI (Ikatan Mahasiswa Akuntansi Indonesia) Simpul SULSEL.