pengaruh konsentrasi karagenan dan kitosan …digilib.unila.ac.id/55106/3/skripsi tanpa bab...

51
PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN SEBAGAI EDIBLE COATING TERHADAP MASA SIMPAN PADA SUHU KAMAR DAN SIFAT ORGANOLEPTIK BAKSO IKAN TENGGIRI ( Scomberomorus commersoni ) (Skripsi) Oleh KURNIAWAN SHIDIQ SUTIKNO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: hoangdan

Post on 21-Mar-2019

246 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN SEBAGAIEDIBLE COATING TERHADAP MASA SIMPAN PADA SUHU KAMAR

DAN SIFAT ORGANOLEPTIK BAKSO IKAN TENGGIRI( Scomberomorus commersoni )

(Skripsi)

Oleh

KURNIAWAN SHIDIQ SUTIKNO

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

ABSTRACT

EFFECT OF CARRAGEENAN AND CHITOSAN CONCENTRATIONS ASACTIVE-EDIBLE COATING ON SHELF LIFE AND SENSORY

CHARACTERISTICS OF MACKEREL FISH (Scomberomorus commersoni)MEATBALLS DURING STORAGE AT ROOM TEMPERATURE

By

KURNIAWAN SHIDIQ SUTIKNO

Carrageenan which is one of the polysaccharide compounds extracted from

seaweed can be used as raw material for producing edible coating. In order to

improve antimicrobial activity of the edible coating, antimicrobial substances such

as chitosan can be incorporated. The objectives of this research was to find out

the effect of carrageenan and chitosan concentrations in active-edible coating on

sensory characteristics of macharel fish meatball during storage at room

temperature. Randomized Complete Block Design (RCBD) with two factors and

three replications was implemented in this research. The first factor was

carrageenan (K) concentrations, which consisted of 4 levels, namely K1 (0%), K2

(1%), K3 (2%) and K4 (3%). The second factor was chitosan (C) concentrations,

Page 3: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

which consisted of 4 levels, namely C1 (0%), C2 (1%), C3 (2%) and C4 (3%) (b

/v). The macharel fish meatball produced with the treatments was stored at room

temperature for three days. At day 0, 1, 2, and 3, sensory (aroma, texture,and

appearance) of the meat ball was observed. Results of this study showed that the

fish meatball sensory decreased during storage. The best treatment of this

research was producing active-edible coating with carrageenan at a concentration

of 1% and chitosan at a concentration of 3% (K2C4). This treatment was able to

maintain the sensory properties of the fish meatballs in accordance with (SNI

2346: 2011) for 1.29 days or 31 hours.

Keywords: Edible Coating, Carrageenan, Chitosan, Scomberomorus commersoni

Page 4: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

ABSTRAK

PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN SEBAGAIEDIBLE COATING TERHADAP MASA SIMPAN PADA SUHU KAMAR

DAN SIFAT ORGANOLEPTIK BAKSO IKAN TENGGIRI(Scomberomorus commersoni)

Oleh

KURNIAWAN SHIDIQ SUTIKNO

Karagenan merupakan salah bahan pertanian yang berasal dari ekstrak rumput laut

yang berpotensi sebagai bahan pembuatan edible coating yang akan diaplikasikan

pada bakso ikan, karagenan memiliki sifat yang kaku, elastis, dapat dimakan dan

dapat diperbaharui, selain dari karagenan yang digunakan sebagai edible coating,

ditambahkan pula kitosan sebagai zat mikroba, sehingga larutan edible coating

yang dihasilkan tidak hanya berfungsi sebagai pelindung/barrier tetapi juga

memiliki zat antimikroba yang berfungsi sebagai penghambat aktivitas mikroba.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi karagenan dan kitosan

terbaik sebagai edible coating terhadap masa simpan pada suhu kamar dan sifat

organoleptik bakso ikan tenggiri. Penelitian ini dilakukan dengan Rancangan

Acak Kelompok Lengkap (RAKL) secara faktorial dengan dua faktor dengan tiga

kali ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi karagenan (K), yang terdiri dari 4

Page 5: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

taraf, yaitu K1 (0%), K2 (1%), K3 (2%) dan K4 (3%). Faktor kedua yaitu

konsentrasi kitosan (C), yang terdiri dari 4 taraf yaitu C1 (0%), C2 (1%), C3 (2%)

dan C4 (3%) (b/v) selanjutnya data diuji lanjut menggunakan Polinominal

Ortogonal pada taraf nyata 5%. Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini

yaitu uji sensori pada bakso ikan (aroma, tekstur, dan penampakan) selama hari ke

0,1,2 dan 3. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan Uji sensori

(aroma, penampakan dan tekstur) didapatkan perlakuan terbaik dengan

konsentrasi karagenan 1% dan chitosan 3% (K2C4) yang mampu

mempertahankan sifat sensori bakso ikan sesuai dengan (SNI 2346:2011) selama

1,29 hari atau 31 jam.

Kata kunci : Edible Coating, Karagenan, Kitosan, Scomberomorus commersoni

Page 6: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

Pengaruh Konsentrasi Karagenan dan Kitosan Sebagai Edible CoatingTerhadap Masa Simpan Pada Suhu Kamar Dan Sifat Organoleptik Bakso

Ikan Tenggiri (Scomberomorus commersoni)

Oleh

KURNIAWAN SHIDIQ SUTIKNO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada

Jurusan Teknologi Hasil PertanianFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 7: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat
Page 8: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat
Page 9: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat
Page 10: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar

Lampung 13 Maret 1996, sebagai putra kedua dari pasangan Bapak Sutikno dan

Ibu Siti Zulaikah. Penulis mulai pendidikan di Sekolah Dasar Al- Kautsar 2002-

2008; Sekolah Menengah Pertama IT Ar- Raihan pada tahun 2008-2011; Sekolah

Menengah Atas YP Unila pada tahun 2011-2014. Pada tahun 2014 penulis

diterima sebagai mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SBMPTN).

Pada tahun 2017 penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT. TIRTA

RATNA UNIT MERDEKA BOGA PUTERA dengan judul “Mempelajari Proses

Produksi Produk Roti Buaya Prima DI PT. TIRTA RATNA UNIT MERDEKA

BOGA PUTERA (MBP) BANDUNG, JAWA BARAT”. Penulis juga

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa Dadapan, Kecamatan

Sumberejo, Kabupaten Tanggamus pada tahun 2018. Penulis aktif dalam

Organisasi Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian (HMJ THP) sebagai

anggota kepengurusan bidang dana dan usaha pada periode 2015/2016 dan

2017/2018.

Page 11: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

SANWACANA

Bismillahhirrahmaanirrahiim, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Konsentrasi Karagenan dan

Kitosan Sebagai Edible Coating Pada Bakso Ikan Tenggiri (Scomberomorus

commersoni) Terhadap Sifat Organoleptik Selama Penyimpanan Suhu Kamar”.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah memberikan saran, bantuan dan bimbingan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian dan Ibu Ir. Susilawati, M.Si. selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Ir. Susilawati, M.Si., selaku pembimbing akademik dan sekaligus ketua

komisi pembimbing atas segala bantuan, saran, arahan, dan bimbingannya

yang diberikan selama menyusun skripsi penulis.

3. Ibu Ir. Zulferiyenni, M.T.A., selaku anggota komisi pembimbing atas segala

saran, semangat, dan bimbingannya yang diberikan selama menyusun skripsi

penulis.

Page 12: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

4. Ibu .Dr. Dewi Sartika,S.T.P., M.Si., selaku penguji utama yang telah banyak

memberikan masukan, saran, dan bimbingan terhadap karya skripsi penulis.

5. Seluruh bapak dan Ibu dosen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian yang telah

membantu dalam segala kegiatan diperkuliahan.

6. Bapak, ibu, mbak, adik, dan keluarga tersayang terima kasih atas semangat,

pengertian, dan bantuan baik materi maupun non materi yang tak mungkin

dapat terbalaskan.

7. Sahabat-sahabatku Bandung Squad dan Bidang 5, yang telah memberi

dukungan, nasihat, motivasi, semangat, kebersamaan yang telah kita jalani,

canda tawa, dan pengalaman susah senang.

8. Serta keluargaku angkatan 2014, kakak, adik Jurusan Teknologi Hasil

Pertanian terima kasih atas kekeluargaan dan kebersamaannya.

Tiada kata ungkapan yang lebih berharga yang dapat penulis sampaikan kecuali

doa dan ucapan terimakasih kepada semua pihak atas segala bantuan, kerja sama

dan dukungannya. Akhir kata, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan

mereka semua, dan penulis berharap skripsi ini dapat memberikan informasi yang

bermanfaat.

Bandar Lampung, 12 Desember 2018

Kurniawan Shidiq Sutikno

Page 13: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .............................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN ...........................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................11.2 Tujuan Penelitian ..........................................................................................3

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................8

2.1 Karakteristik Ikan Tenggiri .......................................................................... 82.2 Bakso Ikan ................................................................................................... 9

2.2.1 Definisi Bakso Ikan.......................................................................... 92.2.2 Syarat Mutu Bakso Ikan...................................................................10

2.3 Karagenan……………... .............................................................................112.3.1 Pengertian Karagenan ......................................................................112.3.2 Pembuatan Karagenan .....................................................................132.3.2 Sifat Fisik Karagenan.......................................................................142.3.2 Sifat Kimia Karagenan.....................................................................15

2.4 Kitosan. ………….. .....................................................................................162.4.1 Pengertian Kitosan ...........................................................................162.4.2 Aplikasi dan Manfaat Kitosan .........................................................17

2.5 Edible coating ..............................................................................................192.5.1 Pengertian Edible Coating dan Manfaatnya ....................................192.5.2 Metode Aplikasi dan Komponen Edible Coating ............................202.5.3 Bahan TambahanAntimikroba Pada Edible Coating .......................21

III. METODE PENELITIAN .........................................................................23

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................233.2 Alat dan Bahan ............................................................................................233.3 Metode Penelitian ........................................................................................243.4 Pelaksanaan Penelitian ................................................................................25

3.4.1 Pembuatan Bakso Ikan Tenggiri ......................................................25

Page 14: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

ii

3.4.2 Pembuatan Larutan Edible Coating Berbasis Karagenan danKitosan .............................................................................................27

3.4.3 Pengaplikasian Larutan Edible Coating Karagenan dan KitosanPada Bakso Ikan ..............................................................................29

3.5 Pengamatan Pada Bakso Ikan ......................................................................303.5.1 Sifat Sensori ......................................................................................30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................31

4.1 Aroma................... ................................................................................314.1.1 Pengaruh Karagenan Terhadap Aroma Bakso Ikan..................314.1.2 Pengaruh Kitosan Terhadap Aroma Bakso Ikan.......................324.1.3 Pengaruh Interaksi Karagenan dan Kitosan Terhadap

Aroma Bakso Ikan ....................................................................344.2 Penampakan ..........................................................................................38

4.2.1 Pengaruh Karagenan Terhadap Penampakan Bakso Ikan ........384.2.2 Pengaruh Kitosan Terhadap Penampakan Bakso Ikan .............394.2.3 Pengaruh Interaksi Karagenan dan Kitosan Terhadap

Penampakan Bakso Ikan ..........................................................404.3 Tekstur.................. ................................................................................44

4.3.1 Pengaruh Karagenan Terhadap Tekstur Bakso Ikan.................444.3.2 Pengaruh Kitosan Terhadap Tekstur Bakso Ikan......................464.3.3 Pengaruh Interaksi Karagenan dan Kitosan Terhadap

Tekstur Bakso Ikan ..................................................................474.4 Perlakuan Terbaik .................................................................................51

V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................54

5.1 Kesimpulan ...........................................................................................545.2 Saran .....................................................................................................54

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................55

LAMPIRAN.......................................................................................................60

Page 15: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi kandungan ikan tenggiri .............................................................. 9

2. Syarat mutu dan keamanan bakso ikan SNI ................................................ 11

3. Standar mutu karagenan komersil ................................................................ 14

4. Standar mutu kandungan proksimat karagenan .......................................... 16

5. Kombinasi perlakuan ................................................................................... 24

6. Lama simpan aroma bakso ikan perpelakuan .............................................. 37

7. Lama simpan penampakan bakso ikan perpelakuan .................................... 44

8. Lama simpan tekstur bakso ikan perpelakuan ............................................. 51

9. Lama simpan perlakuan keseluruhan sifat sensori bakso ikan......................... 53

Page 16: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ikan tenggiri ..................................................................................................... 9

2. Struktur karagenan .......................................................................................... 12

3. Diagram alir proses pembuatan bakso ikan tenggiri ......................................... 26

4. Diagram alir pembuatan edible coating............................................................ 28

5. Diagram alir pengaplikasian edible coating pada bakso ikan........................ 29

6. Pengaruh konsentrasi karagenan terhadap aroma bakso ikan selamapenyimpanan ...................................................................................................31

7. Pengaruh konsentrasi kitosan terhadap aroma bakso ikan selamapenyimpanan.................................................................................................. 33

8. Pengaruh interaksi konsentrasi karagenan dan kitosan terhadap aromabakso ikan selama penyimpanan............................................................... .....34

9. Pengaruh konsentrasi karagenan terhadap penampakan bakso ikanselama penyimpanan ................................................................................. .... 38

10. Pengaruh konsentrasi kitosan terhadap penampakan bakso ikanselama penyimpanan ...................................................................................... 39

11. Pengaruh interaksi konsentrasi karagenan dan kitosan terhadappenampakan bakso ikan selama penyimpanan.......................................... .... 41

12. Pengaruh konsentrasi karagenan terhadap tekstur bakso ikan selamapenyimpanan .................................................................................................. 45

13. Pengaruh konsentrasi kitosan terhadap tekstur bakso ikan selamapenyimpanan….............................................................................................. 46

14. Pengaruh interaksi konsentrasi karagenan dan kitosan terhadap tekstur baksoikan selama penyimpanan .............................................................................. 48

Page 17: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari

masyarakat Indonesia. Bakso memiliki rasa yang enak, harga yang ekonomis dan

dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Ditinjau dari segi gizinya,

bakso ikan lebih baik dibandingkan bakso daging (Widyaningsih dan Murtini,

2006). Daging ikan yang sering digunakan untuk dijadikan bakso ikan adalah

ikan tenggiri (Scomberomorus commersoni), karena rasa dagingnya gurih dan

warna bakso ikan yang akan dihasilkan lebih cerah dibandingkan dengan

menggunakan jenis daging ikan lainnya.

Bakso ikan memiliki kelemahan yaitu masa simpannya yang singkat karena bakso

ikan mudah terkontaminasi oleh mikrobia saat proses penyimpanan. Bakso ikan

tanpa bahan pengawet hanya memiliki masa simpan maksimal satu hari pada suhu

kamar (Mahbub dkk., 2012). Menurut Damiyati (2007) bakso ikan mudah

mengalami kerusakan karena memiliki kandungan protein dan kadar air yang

tinggi serta memiliki pH yang netral. Upaya untuk memperpanjang masa simpan

bakso ikan telah banyak dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi dapat

membahayakan konsumen, seperti penambahan zat kimia berupa boraks dan

Page 18: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

2

formalin pada bakso yang bertujuan untuk memperpanjang masa simpan dan

memperbaiki tekstur serta kekenyalan. Penambahan boraks dan formalin

menimbulkan efek negatif bagi kesehatan seperti sesak nafas, sakit tenggorokan,

dan memicu terhadap sel kanker karena adanya senyawa karsinogenik. Cara untuk

memperpanjang masa simpan bakso ikan yang aman dan tidak membahayakan

kesehatan adalah dengan menggunakan edible coating.

Edible coating didefinisikan sebagai bahan atau material yang dapat di makan

yang digunakan sebagai lapisan tipis di atas permukaan bahan atau produk pangan

(Gonzalez-Aguiliar dalam Azarakhsh, N et al., 2012). Manfaat dari edible coating

yaitu dapat mengoptimalkan kualitas luar produk yang melindungi produk dari

kontaminasi mikroba, mencegah adanya air, oksigen dan perpindahan larutan dari

makanan yang dapat membuat produk menjadi cepat rusak (Handoko dkk , 2005).

Komponen edible coating dikelompokkan menjadi tiga, yaitu hidrokoloid

(protein, polisakarida, alginat, pektin), lipida (dibentuk oleh asam lemak dan asil

gliderol) dan komposit (yang terbuat dengan cara menggabungkan zat dari

hidrokoloid dan lipid).

Bahan baku yang potensial yang dapat dijadikan edible coating ialah karagenan.

Karagenan merupakan hidrokoloid berupa polisakarida galaktosa hasil dari

ekstraksi rumput laut. Karagenan adalah hidrokoloid yang potensial yang dapat

digunakan sebagai bahan dasar pembuatan edible coating, karena sifatnya yang

kaku, elastis, dapat dimakan dan dapat diperbaharui. Selain dari karagenan yang

digunakan sebagai edible coating, sebaiknya juga ditambahkan kitosan sebagai zat

antimikroba, alasannya ialah jika hanya dilapisi coating saja dirasa kurang

Page 19: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

3

maksimal sehingga perlu di tambahkan juga zat antimikroba pada larutan edible

coating, sehingga larutan edible coating yang dihasilkan tidak hanya berfungsi

sebagai pelindung/barrier tetapi juga memiliki zat antimikroba yang berfungsi

sebagai penghambat aktivitas mikroba.

Kitosan merupakan antimikroba yang berasal dari limbah kulit hewan subfilum

crustacean seperti udang. Kitosan mampu berikatan dengan protein membran sel,

yaitu glutamat. Selain berikatan dengan protein membran, kitosan juga mampu

berikatan dengan fosfolipid membran, terutama fosfatidil kolin (PC), sehingga

permeabilitas inner membran (IM) meningkat (Sitorus et al., 2014). Kitosan dapat

ditambahkan dengan cara mencampurkannya ke dalam bahan pangan dan juga

diaplikasikan sebagai bahan pengemas aktif melalui edible coating. Oleh karena

itu, untuk mengatasi bakso ikan yang bersifat mudah rusak dan memiliki masa

simpan yang pendek, perlu diteliti konsentrasi terbaik karagenan dan kitosan

dalam pembuatan edible coating.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui konsentrasi karagenan dan kitosan terbaik sebagai edible

coating terhadap masa simpan pada suhu kamar dan sifat organoleptik bakso ikan

tenggiri.

Page 20: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

4

1.3. Kerangka Pemikiran

Bakso ikan merupakan produk makanan yang memiliki kadungan nutrisi dan air

yang tergolong tinggi sehingga memiliki masa simpan maksimal hanya satu hari

pada suhu kamar (Cahyono, 2013). Hal ini disebabkan karena bakso ikan sangat

mudah ditumbuhi mikroba. Upaya pengendalian terhadap mikroba ialah dengan

penggunaan bahan-bahan kimiawi yang disebut dengan antimikroba. Antimikroba

merupakan senyawa yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan

mikroba (Hidayah, 2015). Bahan pengawet yang aman untuk produk makanan

ialah bahan pengawet yang berasal dari bahan alami. Salah satu bahan pengawet

alami yang dapat digunakan untuk memperpanjang masa simpan bakso ikan

adalah karagenan sedangkan bahan alami yang mengandung senyawa antimikroba

yang aman digunakan adalah kitosan (Wulandari et al., 2015).

Karagenan merupakan senyawa yang termasuk kelompok polisakarida galaktosa

hasil ekstraksi dari rumput laut. Sebagian besar karagenan mengandung natrium,

magnesium, dan kalsium yang dapat terikat pada gugus ester sulfat dari galaktosa

dan kopolimer 3,6-anhydro-galaktosa. Berdasarkan strukturnya karagenan dibagi

atas kappa (k) karagenan, lambda (ƛ) karagenan dan, iota (ȋ) karagenan.

Karagenan diekstraksi dari rumput laut merah jenis Eucheuma cottonii.

Karagenan dapat digunakan untuk meningkatkan kestabilan bahan pangan baik

yang berbentuk suspensi (dispersi padatan dalam cairan), emulsi (dispersi gas

dalam cairan). Selain itu dapat digunakan sebagai bahan penstabil karena

mengandung gugus sulfat yang bermuatan negatif disepanjang rantai polimernya

Page 21: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

5

dan bersifat hidrofilik yang dapat mengikat air atau gugus hidroksil lainnya

(Suryaningrum, 2002).

Karagenan dapat digunakan sebagai bahan pengawet yaitu dengan cara dibuat

menjadi larutan edible coating. Hal tersebut dilakukan untuk mengoptimasi masa

simpan dengan mencegah kontaminasi mikroba, air dan oksigen. Konsentrasi

karagenan yang digunakan sebagai pembuatan edible coating merupakan faktor

yang terpenting dan berpengaruh. Karagenan sebagai edible coating telah terbukti

dapat memperpanjang masa simpan ikan. Berdasarkan hasil penelitian

(Slamet,2014) bahwa edible coating dengan karagenan pada konsentrasi 2 g (K2)

merupakan hasil terbaik dilihat dari nilai organoleptik dengan nilai rata-rata

penampakan mata (6,64), kenampakan lendir permukaan badan (6,60),

kenampakan daging/warna (6,48), bau (7,36), tekstur (6,56), nilai TVB (32

mgN/100g) dan untuk nilai pH (7,05) menurut standar nasional indonesia (SNI)

tentang kesegaran ikan.

Pengaplikasian edible coating karagenan pada bakso ikan sebaiknya di

tambahankan juga zat antimikroba agar edible coating yang dihasilkan tidak

hanya dapat menahan oksigen, air, oksidasi tapi juga dapat mencegah kontaminasi

dari mikroba dan mencegah pertumbuhan mikroba. Salah satu bahan antimikroba

yang dapat diaplikasikan ke edible coating adalah kitosan. Kitosan merupakan

antimikroba yang berasal dari limbah kulit hewan subfilum crustacean seperti

udang (Wardaniati dan Setianingsih, 2015). Mekanisme kitosan sebagai

antimikroba yaitu mampu berikatan dengan membran sel glutamat dan fosfatidil

kolin (PC), sehingga permeabilitas inner membran (IM) meningkat yang

Page 22: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

6

mempermudah keluarnya cairan sel bakteri yang nantinya menyebabkan kematian

sel (Sitorus et al., 2014). Teknik penggunaan kitosan sebagai bahan pengawet

yaitu dapat melalui penambahan pada larutan edbile coating.

Penambahan kitosan terhadap pembuatan larutan edible coating dapat mencegah

penguapan air, serta mencegah masuk dan tumbuhnya mikroba di dalam produk.

Berdasarkan hasil penelitian Susilowati dan Reskiati (2014) pada pengujian

organoleptik, konsentrasi kitosan yang optimal dalam pembuatan edible coating

yang digunakan sebagai pengawet bakso ikan bandeng adalah 1%, namun untuk

pengujian ALT ( Angka Lempeng Total) konsentrasi kitosan 2% merupakan

konsentrasi yang efektif menghambat pertumbuhan bakteri pada suhu ruang

hingga hari ke 3 dengan total mikroba 1,1 x 102 koloni/g. Menurut hasil penelitian

Wulandari et al. (2015), pengujian TPC bakteri bakso ikan tuna tanpa coating

kitosan hanya bertahan 1 hari dengan total bakteri log 5,267 cfu/gr, sedangkan

bakso ikan tuna coating kitosan mampu bertahan sampai 2 hari memiliki total

bakteri log 5,0837 cfu/gr. Akan tetapi belum diketahui penambahan konsentrasi

kitosan yang optimal pada larutan edible coating karagenan, sehingga perlu

dilakukannya penelitian lebih lanjut untuk menemukan konsentrasi optimal

penambahan kitosan dalam pembuatan larutan edible coating karagenan.

Penelitian ini dilakukan untuk mencari kombinasi terbaik konsentrasi karagenan

dan kitosan sebagai edible coating yang mampu memperpanjang masa simpan

bakso ikan pada suhu kamar. Berdasarkan beberapa referensi atau penelitian

sebelumnya, pada penelitian ini menggunakan konsentrasi kitosan dan karagenan

Page 23: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

7

pada edible coating yaitu 0, 1, 2 dan 3% (b/v), yang disimpan selama 0, 1, 2 dan 3

hari.

1.4. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah :

Terdapat konsentrasi karagenan dan kitosan terbaik sebagai edible coating

terhadap masa simpan pada suhu kamar dan sifat organoleptik bakso ikan tenggiri.

Page 24: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Ikan Tenggiri (Scomberomorus commersonii)

Tenggiri termasuk ikan pelagis yang hidup di permukaan laut atau didekatnya.

Salah satu dari sifat ikan pelagis besar ini adalah suka bergerombol, sehingga

penyebarannya pada suatu perairan tidak merata (Martosubroto et al. 1991 diacu

dalam Mutakin 2001). Taksonomi ikan tenggiri diklasifikasikan sebagai berikut

(Saanin 1984) :

Filum : Chordata

Sub filum : Vertebrata

Kelas : Pisces

Sub kelas : Teleostei

Ordo : Percomorphi

Sub ordo : Scombridea

Famili : Scombridae

Sub family : Scombrinae

Genus : Scomberomorus

Spesies : Scomberomorus commersonii

Page 25: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

9

Gambar 1. Ikan tenggiri

Daging ikan tenggiri mengandung protein berkualitas tinggi dan vitamin yang

sangat berguna untuk pertumbuhan dan ketahanan tubuh. Daging ikan tenggiri

merupakan salah satu produk pangan hewani yang kontribusinya penting

sebagai sumber protein ( Anonim 2011). Kandungan nilai gizi ikan tenggiri

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Kandungan Ikan Tenggiri

Komposisi Jumlah (%)

Air 60-80

Protein 18-22

Lemak 0,2-5

Karbohidrat <5

Abu 1-3

2.2. Bakso Ikan

2.2.1. Definisi Bakso Ikan

Bakso ikan dapat didefinisikan sebagai produk makanan berbentuk bulatan atau

lain, yang diperoleh dari campuran daging ikan dan pati atau serealia dengan atau

Page 26: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

10

tanpa penambahan bahan tambahan makanan yang diijinkan (Syahril,2015).

Dalam pemembuat bakso ikan, daging ikan yang baik untuk digunakan adalah

daging ikan yang segar, karena belum mengalami fase rigor morti,. sehingga

daging memiliki daya ikat air yang tinggi, dalam arti kemampuan protein daging

mengikat dan mempertahankan air tinggi sehingga menghasilkan bakso dengan

kekenyalan tinggi (Prastuti, 2010). Secara teknis pengolahan bakso ikan cukup

mudah dan bila ditinjau dari upaya kecukupan gizi masyarakat, bakso dapat

dijadikan sebagai sarana yang tepat, karena produk ini bernilai gizi tinggi dan

disukai oleh semua lapisan masyarakat (Kurniawan dan Kusrahayu, 2012).

2.2.2. Syarat Mutu Bakso Ikan

Bakso ikan yang aman untuk dikonsumsi harus sesuai dengan syarat mutu. Syarat

mutu dan keamanan untuk bakso ikan berdasarkan SNI 7266:2014 terdiri dari

berbagai kriteria uji, yaitu sensori, kimia (kadar air, kadar abu, protein dan

histamin), cemaran mikroba (Escherichia coli, Angka Lempeng Total,

Salmonella, Staphylococcusaureus, Vibrio chorela dan Vibrio Parahaemolyticus),

cemaran logam (Kadmium, Merkuri, Timbal, Arsen dan Timah), cemaran fisik

(Filth). Syarat Mutu bakso ikan sesuai SNI 7266:2014 secara detail dapat dilihat

pada Tabel 2.

Page 27: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

11

Tabel 2. Syarat mutu dan keamanan bakso ikan (SNI 7266:2014)

No. Kriteria Uji Satuan Persyaratana. Sensori Min 7 (Skor1-9)b. Kimia :

Kadar AirKadar AbuKadar ProteinHistamin*

% b/b% b/b% b/bmg/kg

Maks. 65Maks. 2,0Min. 7,0100

c. Cemaran mikroba :Angka lempeng total Koloni/g Maks. 1,0 x 105

Escherichia coli APM/g < 3Salmonella per 25g NegatifStaphylococcus aureus Koloni/g Maks. 1,0 x 102

Vibrio chorela**Vibrio Parahaemolyticus**

per 25gper 25g

NegatifNegatif

d. Cemaran Logam :Kadmium (Cd)Merkuri (Hg)Timbal (Pb)Arsen (As)Timah (Sn)

mg/kgmg/kgmg/kgmg/kgmg/kg

Maks. 0,1Maks. 0,5Maks. 0,3Maks. 1,0Maks. 40,0

e. Cemaran FisikFilth* 0

CATATAN :* Untuk bahan yang berasal dar jenis scombroidae** Bila diperlukan

Sumber : Badan Standarisasi Nasional (2014).

2.3 Karagenan

2.3.1 Pengertian Karagenan

Karagenan merupakan senyawa hidrokoloid yang utama terdiri dari galaktosa dan

3,6 anhidrogalaktosa yang mengandung ester natrium sulfat, amonium, kalsium,

magnesium, dan kalium yang dapat diekstrak dari rumput laut kelas rodhophyceae

dari jenis Eucheuma (SNI 2354.12:2013). Karagenan merupakan suatu jenis

galaktan yang memiliki karakteristik unik dan memiliki daya ikat air yang cukup

tinggi. Peranan karagenan tidak kalah penting bila dibandingkan dengan agar-agar

Page 28: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

12

maupun alginat. Berdasarkan sifat-sifat karagenan digunakan sebagai pengemulsi,

penstabil, pengental, dan bahan pembentuk gel.

Karagenan umumnya digunakan pada industri makanan sebagai pengemulsi,

selain itu juga dimanfaatkan pada industri kosmetik, tekstil, obat-obatan dan cat.

Karagenan terdiri dari dua fraksi yaitu kappa karagenan dan iota karagenan.

Kappa karagenan terdapat pada Kappaphycus alvarezii yang larut dalam air panas,

sedangkan iota karagenan berasal dari jenis Eucheuma spinosum larut dalam air

dingin (Aslan, 1998 dalam Ulfah, 2009).

Gambar 2. Struktur karagenan (Distantin, 2010)

Dalam pengolahan rumput laut untuk mengahasilkan produk seperti karagenan,

agar, dan alginate, larutan alkali yang digunakan sebagai medium pemasakan

memiliki dua fungsi. Pertama, alkali membantu proses pemuaian (pembengkakan)

jaringan sel-sel rumput laut yang mempermudah keluarnya karagenan, agar, atau

alginate dari dalam jaringan. Kedua, apabila alkali digunakan pada konsentrasi

yang cukup tinggi, dapat menyebabkan terjadinya modifikasi struktur kimia

Page 29: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

13

karagenan akibat terlepasnya gugus 6-sulfat dari karagenan sehingga terbentuk

residu 3,6-anhydro-D-galactosa dalam rantai polisakarida. Hal ini akan

meningkatkan kekuatan gel karagenan yang dihasilkan. Selain itu, senyawa alkali

dapat memisahkan protein dari jaringan sehingga memudahkan proses ekstraksi

karagenan dari jaringan rumput laut (Yasita, 2009).

2.3.2 Pembuatan Karagenan

Bahan baku pembuatan karagenan yaitu rumput laut kering jenis Kappaphycus

alvarezii yang telah direndam ± 24 jam lalu dicuci hingga bersih dan dikecilkan

ukurannya. Rumput laut yang telah dikecilkan kemudian diblender hingga halus.

Kemudian rumput laut yang telah halus ditambahkan dengan NaOH 0,3 M dengan

rasio padatan dan pelarut 1:30. Pengekstraksi dilakukan selama 2 jam pada suhu

90°C dilengkapi thermometer sebagai pengatur suhu. Hasil ekstraksi disaring

menggunakan 50 mash dipisahkan dari filtrat dan kotoran. Penyaringan dilakukan

dalam keadaan panas untuk menghindari pembetukan gel sehingga diperoleh

cairan bening berwarna kuning kecoklatan. Pemisahkan karagenan dari air

mendapatkan filtrat yang diendapkan dengan ethanol absolute teknis sebanyak 2

kali jumlah filtratnya dan didiamkan ±24 jam. Pemisahan endapan dikeringkan

dengan oven 110° C selama ± 4 jam, kemudian hasilnya ditimbang (Rakhmawati,

2006).

Ekstraksi karagenan dilakukan pada suhu 85˚C. Suhu ekstraksi yang semakin

besar akan menghasilkan rendemen karagenan yang semakin besar, tetapi apabila

suhu lebih dari 85ºC maka rendemen karagenan akan mengalami penurunan.

Demikian pula dengan waktu ekstraksi, semakin lama waktu ekstraksi, rendemen

Page 30: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

14

karagenan akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena semakin lama rumput

laut berinteraksi dengan panas maupun dengan larutan pengekstrak, maka

semakin banyak karagenan yang terlepas dari dinding sel dan menyebabkan

karagenan semakin tinggi. Waktu ekstraksi yang terlalu lama juga dapat

menyebabkan struktur karagenan menjadi rusak sehingga terjadi penurunan

rendemen karagenan (Hidayah, 2013). Proses rafinasi atau proses penepungan

merupakan proses pembuatan rumput laut menjadi tepung karagenan (KPAD,

2013)

Table 3. Standar mutu karagenan komersial

Parameter Karagenan Karagenan Karagenan Karagenan

Komersial Standar Standar Standar

FAO FCC EEC

Kadar Air (%) 14,34±0,25 Maks 12 Maks 12 Maks 12

Kadar Abu (%) 18,60±0,22 15-40 18-40 15-40

Kekuatan gel 685,50 ± 13,43 - - -

(dyne/cm²)

Viskositas (cPs) - Min. 5

Titik gel (ºC) 34,10±1,86 - - -

Sumber: (Yasita, 2009).

2.3.3 Sifat Fisik Karagenan

Sifat fisik karagenan yang dianalisis adalah kekuatan gel dan viskositas. Kekuatan

gel merupakan sifat fisik yang utama, karena kekuatan gel menunjukkan

kemampuan karagenan dalam pembentukan gel. Hasil pengukuran kekuatan gel

Page 31: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

15

karagenan menunjukkan nilai kekuatannya tidak terlalu tinggi. Karagenan jenis E.

spinosum tidak memiliki kekuatan gel yang tinggi dibandingkan dengan kekuatan

gel dari Kappaphycus alvarezii. Viskositas pada karagenan berpengaruh terhadap

pembentukan gel dan titik leleh, viskositas yang tinggi menghasilkan laju

pelelehan dan pembentukan gel yang lebih tinggi dibandingkan dengan viskositas

rendah (Diharmi, 2011).

Pengaruh lama ekstraksi karagenan menunjukkan bahwa semakin lama waktu

ekstraksi maka semakin tinggi kadar air yang dihasilkan. Hal ini disebabkan

karena sifat karagenan yang mengikat air. Dalam hal ini semakin lama ekstraksi

berlangsung semakin banyak air yang terikat pada karagenan. Viskositas dan

kekuatan gel karagenan merupakan sifat utama yang diperlukan untuk diterapkan

di industri pangan dan farmasi (Distantina, 2010). Viskositas merupakan salah

satu sifat fisik karagenan yang cukup penting. Pengujian viskositas dilakukan

untuk mengetahui tingkat kekentalan karagenan sebagai larutan pada konsentrasi

dan suhu tertentu. Viskositas karagenan biasanya diukur pada suhu 75oC dengan

konsentrasi 1,5 % dalam standart FAO.

2.3.4 Sifat Kimia Karagenan

Uji proksimat digunakan untuk mengidentifikasi kandungan dari suatu bahan

untuk dianalisis sifat kimia karagenan yakni, kadar protein, kadar air, kadar abu,

kadar karbohidrat, kadar lemak dengan lima kali pengulangan. Standar mutu

kadungan proksimat karagenan dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 32: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

16

Tabel 4. Standar mutu kandungan proksimat karagenan

Karagenan Karagenan Karagenan KaragenanKomersial Standar Standar standar

FAO FCC EECKadar Air (%) 14,34±0,25 Maks 12 Maks 12 Maks 12

Kadar Protein(%)

2,80 - - -

Kadar Lemak(%)

1,78 - - -

Kadar Abu (%) 18,60±0,22 15-40 18-40 15-40

Karbohidrat (%) Maks 68,48 - -

Parameter

Sumber: (Yasita, 2009).

2.4. Kitosan

2.4.1 Pengertian Kitosan

Kitosan adalah polimer rantai panjang glukosamin (2-amino-2-deoksi-glokosa).

Kitosan mempunyai gugus fungsional yaitu gugus amina, sehingga membuat

kitosan memiliki derajat reaksi kimia yang tinggi. Kitosan akan bermuatan positif

dalam larutan karena adanya gugus amina, tidak seperti polisakarida lainnya yang

pada umumnya bermuatan negatif atau netral. Kitosan merupakan senyawa kimia

yang berasal dari bahan hayati kitin, suatu senyawa organik yang melimpah di

alam ini setelah selulosa. Kitin ini umumnya diperoleh dari kerangka hewan atau

limbah invertebrata dari kelompok Arthopoda sp, Molusca sp, Coelenterata sp,

Annelida sp, Nematoda sp, dan beberapa dari kelompok jamur. Kitosan juga

banyak ditemukan pada bagian insang ikan, trachea, dinding usus dan pada kulit

cumi-cumi. Sumber utama kitosan ialah cangkang hewan subfillum Crustaceae

Page 33: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

17

sp, seperti udang, lobster, kepiting, dan hewan yang bercangkang lainnya,

terutama asal laut (Leceta dan Guerrero, 2012). Secara fisik kitosan, tidak berbau,

berupa padatan amorf berwarna putih kekuningan. Sifat fisik yang khas dari

kitosan yaitu mudah dibentuk menjadi spons, larutan, gel, pasta, membran dan

serat yang sangat bermanfaat dalam aplikasinya (Manjang, 2013).

2.4.2 Aplikasi dan Manfaat Kitosan

Larutan kitosan yang dicampur dengan asam asetat bersifat bakteriostatik yang

berfungsi sebagai antibakteri. Naiknya permeabilitas IM akan mempermudah

keluarnya cairan sel bakteri yang nantinya menyebabkan kematian sel (Sitorus et

al., 2014). Kemampuan daya hambat kitosan tergantung dari derajat deasetilasi,

konsentrasi kitosan, dan jenis bakteri yang dihambat (Hafdani dan Sadeghinia,

2011). Efek kitosan sebagai penghambat pertumbuhan bakteri disebabkan karena

adanya proses deasetilasi yang baik. Semakin banyak gugus asetil yang hilang

maka akan semakin kuat juga ikatan gugus aminonya. Gugus amino (NH2) dalam

keadaan asam akan bersifat kationik di struktur linier. Gugus NH2

yang bersifat

kationik ini menyebabkan bakteri terikat sehingga metabolisme bakteri terhambat

dan berangsur-angsur bakteri tidak tumbuh lagi (Hu et al., 2012).

Kitosan memiliki sifat reaktivitas kimia tinggi didukung oleh adanya gugus polar

dan nonpolar yang dikandungnya yang menyebabkan mampu menarik molekul-

molekul yang bermuatan parsial negatif seperti minyak, lemak dan protein.

Sehingga kitosan dapat digunakan sebagai bahan pengental atau pembentuk gel

yang sangat baik, sebagai pengikat, penstabil dan pembentuk tekstur (Nurhayati,

Page 34: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

18

2011). Kitosan adalah salah satu polimer yang bersifat non-toxic, biocompatible,

biodegradable dan bersifat polikationik dalam suasana asam.

Kitosan telah digunakan secara luas. Kitosan diketahui mempunyai kemampuan

untuk membentuk film, gel dan fiber karena berat molekulnya yang tinggi dan

solubilitasnya dalam larutan asam encer. Sifatnya yang biodegradable dan

memiliki aktifitas antibakteri membuat kitosan banyak diaplikasikan dalam

bidang industri lainnya seperti, pengembangan biomaterial, industri kertas dan

tekstil, bidang obat - obatan serta bidang kecantikan (Susilowati dan Reskiati,

2014).

Kitosan juga dapat diaplikasikan di bidang pertanian dan pangan. Kitosan

digunakan antara lain sebagai campuran ransum pakan ternak, antimikroba,

antijamur, serat bahan pangan, penstabil, pembawa zat aditif makanan, flavor, zat

gizi, pestisida, herbisida, virusida tanaman, dan deasedifikasi buah-buahan,

sayuran dan penjernih sari buah. Fungsinya sebagai antimikroba dan antijamur

juga diterapkan di bidang kedokteran (Sugita, 2009). Berdasarkan Meidina et al.,

(2004) dalam Andarini (2016) uji aktivitas antibakteri menggunakan kitosan

terhadap bakteri pathogen memberikan hasil yang positif dengan indeks

penghambatan 3,23 untuk Staphylococcus aureus (gram positif) dan 2,23 untuk

Escherichia coli (gram negatif). Kitosan dapat diaplikasikan pada bahan makanan

dengan cara pelapisan (coating) (Harianingsih, 2010). Berdasarkan penelitian

Andarini (2016) edible coating kitosan 1% dapat memperpanjang masa simpan

somay sampai 3 hari berdasarkan penampakan dan aroma.

Page 35: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

19

2.5. Edible Coating

2.5.1 Pengertian Edible Coating dan Manfaatnya

Edible coating merupakan kategori bahan kemasan yang unik yang berbeda

dari bahan-bahan kemasan konvensional yang dapat dimakan. Coating

didefinisikan sebagai bahan lapisan tipis yang diaplikasikan pada suatu produk

makanan (Arief dkk., 2012). Edible coating termasuk kemasan biodegradable

yang merupakan teknologi baru yang diperkenalkan dalam pengolahan pangan

yang berperan untuk memperoleh produk dengan masa simpan lebih lama

(Kenawi dkk., 2011).

Edible coating banyak digunakan untuk pelapis produk daging beku, makanan

semi basah (intermediate moisture foods), produk konfeksionari, ayam beku,

produk hasil laut, sosis, buah-buahan dan obat-obatan terutama untuk pelapis

kapsul (Krochta dkk., 1994). Menurut Handoko dkk., (2005) manfaat dari

edible coating yaitu dapat mengoptimalkan kualitas luar produk yang

melindungi produk dari pengaruh mikroba, mencegah adanya air, oksigen dan

perpindahan larutan dari makanan yang dapat membuat produk menjadi cepat

rusak dan berjamur. Selain itu menurut Krochta dkk., (1994), edible coating

juga dapat sebagai pembawa aditif dan dapat meningkatkan penanganan suatu

makanan.

Dalam pembuatan edible diperlukan suatu plastisizer salah satunya adalah

gliserol yang sering digunakan agar produk yang dihasilkan memiliki daya

kerja yang baik. Hal ini karena kemampuannya yang dapat mengurangi ikatan

hidrogen internal pada ikatan intermolekular sehingga dapat melunakkan

Page 36: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

20

struktur film, meningkatkan mobilitas rantai biopolimer, dan memperbaiki sifat

mekanik film. Gliserol bersifat humektan, dimana bagian dari aksi plasticizing

berasal dari kemampuannya untuk menahan air pada edible coating tersebut

(Lieberman dan Gilbert, 1973).

2.5.2 Metode Aplikasi dan Komponen Edible Coating

Edible coating dapat digunakan di atas atau di antara produk dengan mencelup,

menyikat atau menyemprot dan membungkus. Metode pencelupan dilakukan

dengan cara mencelupkan bahan makanan ke dalam larutan edible coating.

Metode penyemprotan dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan edible

coating pada bahan pangan pada satu sisinya, sehingga hasilnya lebih seragam

dan praktis dibandingkan cara pencelupan. Dan metode penuangan dilakukan

dengan cara menuang larutan edible coating ke bahan yang akan dilapis (Julianti

dan Nurminah, 2006). Edible coating dapat diapikasikan sebagai kemasan primer,

barrier, pengikat dan pelapis.

Komponen edible coating terdiri dari tiga kategori yaitu hidrokoloid, lipid dan

komposit (campuran hidrokoloid dan lipid). Hidrokoloid yang digunakan dalam

pembuatan edible coating berupa protein, turunan selulosa (metil selulosa,

karboksil metil selulosa, hidroksi propil metil selulosa), pektin ekstrak gangang

laut (alginat, karagenan, agar), gum (gum arab, gum karaya), tepung (starch) dan

polisakarida lainnya. Protein dapat diperoleh dari jagung, kedelai, keratin,

kolagen, gelatin, kasein, protein susu, albumin telur dan protein ikan. Sedangkan

lipid yang umum digunakan dalam pembuatan edible coating adalah lilin alami

Page 37: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

21

(beeswax, carnauba wax, parrafin wax), asil gliserol, asam lemak (asam oleat dan

asam laurat) serta emulsifier (Krochta dan Mulder-Johnston 1997).

2.5.3 Bahan Tambahan Antimikroba Pada Edible Coating

Untuk meningkatkan karakteristik fisik maupun fungsional dari film pati, perlu

dilakukan penambahan biopolimer atau bahan lain, seperti bahan yang bersifat

hidrofobik atau yang bersifat antimikroba (Chillo dkk.,2008 dalam Winarti

dkk., 2012). Kemasan antimikroba merupakan suatu kemasan yang dapat

menghentikan, menghambat, mengurangi atau memperlambat pertumbuhan

mikroorganisme patogen pada makanan dan bahan kemasan sehingga dapat

memperpanjang masa simpan dan memperbaiki mutu pangan. Berbagai

penelitian (carrier) aditif makanan, seperti bersifat sebagai agens

antipencoklatan, antimikroba, pewarna, pemberi flavor, nutrisi, dan bumbu

(Winarti dkk., 2012).

Jenis bahan antimikroba yang dapat ditambahkan ke dalam matriks edible

coating atau film antara lain seperti minyak atsiri, rempah-rempah dalam

bentuk bubuk atau oleoresin, kitosan, dan bakteriosin seperti nisin (Campos

dkk., 2011 dalam Winarti dkk., 2012). Metode yang sering digunakan adalah

penambahan atau inkorporasi bahan antimikroba ke dalam edible. Keuntungan

penambahan bahan aktif antimikroba ke dalam edible coating selain untuk

meningkatkan daya simpan, ialah sifat penghalang yang berasal dari lapisan

film yang diperkuat dengan komponen aktif antimikroba dapat menghambat

bakteri pembusuk dan mengurangi risiko kesehatan (Winarti dkk., 2012).

Page 38: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Laboratorium Mikrobiologi Hasil

Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2018 sampai dengan Mei

2018.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tepung karagenan yang

diperoleh dari Jhony Kemika Nusantara Bandung, tepung kitosan yang diperoleh

dari Chimutliguna Indramayu, tepung tapioka, gliserol dan aquades yang

diperoleh dari jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas

Lampung, daging ikan tenggiri yang diperoleh dari pasar Gudang lelang Teluk

Betung Lampung , aquades, asam asetat 1%, yang diperoleh dari Laboratorium

Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

Alat-alat yang digunakan antara lain, timbangan digital, kain saring, , gelas ukur,

Beaker glass, Erlenmeyer, hot plate, hydreyer, thermometer, autoklaf, cawan

Page 39: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

24

petri, pipet tetes, spatula, inkubator, alumunium foil, mikropipet, pipet tip, tabung

reaksi, rak tabung reaksi, colony counter dan cawan porselin, blender, pengaduk

magnetik

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini disusun dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL)

secara faktorial dengan dua faktor dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama

adalah konsentrasi karagenan (K), yang terdiri dari 4 taraf, yaitu K1 (0%), K2

(1%), K3 (2%) dan K4 (3%). Faktor kedua yaitu konsentrasi kitosan (C), yang

terdiri dari 4 taraf yaitu C1 (0%), C2 (1%), C3 (2%) dan C4 (3%) (b/v).

Berdasarkan kedua faktor tersebut diperoleh kombinasi perlakuan yang dapat

dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kombinasi perlakuan

CC1 C2 C3

KC4

K1 K1C1 K1C2 K1C3 K1C4

K2 K2C1 K2C2 K2C3 K2C4

K3 K3C1 K3C2 K3C3 K3C4

K4 K4C1 K4C2 K4C3 K4C4

Keterangan :

K= Konsentrasi Karagenan

C= Konsentrasi Kitosan

Page 40: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

25

Bakso ikan tenggiri yang dihasilkan diamati lama simpannya pada suhu kamar

selama 0, 1, 2 dan 3 hari. Data yang diperoleh diuji kesamaan ragamnya dengan

dengan uji Barlett dan kemenambahan data diuji dengan uji Tuckey untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh antar perlakuan kemudian data dianalisis

ragamnya. Data selanjutnya dianalisis lanjut dengan Polinominal Ortogonal pada

taraf nyata 5%.

3.4. Pelaksanaan Penelitian

3.4.1. Pembuatan Bakso ikan Tenggiri

Pembuatan bakso ikan dilakukan menurut Metode Syah (2016) yang dimodifikasi.

Pembuatan bakso diawali dengan proses pembuatan daging lumat. Pertama ikan

tenggiri segar difillet (skinless), dipisahkan daging dari tulang dan kulitnya secara

manual, kemudian daging ikan tenggiri dipotong dan dihaluskan. Proses

penghalusan daging ikan 100gr menggunakan alat bantu blender dengan

penambahan ½ sendok garam dan air es 15ml hingga daging lumat.

Proses pembuatan bakso ikan adalah sebagai berikut: daging lumat ikan tenggiri

100gr ditambahkan tepung tapioka 30gr, ½ putih telur, 1 bawang putih yang

sudah dihaluskan, dan ¼ sendok gula pasir ke dalam adonan kemudian adonan

diaduk dengan tangan hingga kalis. Selanjutnya adonan dicetak menggunakan

tangan sehingga membentuk bulatan atau bola-bola dengan diameter 2 cm dan

direbus dalam panci yang berisi air mendidih hingga bakso mengapung. Setelah

bakso mengapung atau bakso telah masak, lalu bakso ditiriskan hingga dingin.

Page 41: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

26

Bakso ikan tenggiri selanjutnya siap untuk dilapisi edible coating. Diagram alir

proses pembuatan bakso ikan tenggiri ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram alir proses pembuatan bakso ikan tenggiri (Syah, 2016).

Bakso ikantenggiri

Ikan tenggiri 100 g

Pengadonan

Pencetakkan

Pemasakan dengan air mendidih sampai baksomengapung)

Tapioka 30gr, 1/2 putih telur,1 siung bawangputih , gula 1/4 sdt.

Pelumatan

Air Es 15mL, garam1/2 sdt.

Pengecilan ukuran

Page 42: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

27

3.4.2. Pembuatan Larutan Edible Coating Berbasis Karagenan dan Kitosan

Pembuatan larutan edible coating karagenan dari rumput laut E cottoni dilakukan

menurut Warsiki, dkk., 2013 yang dimodifikasi. Akuades sebanyak 270 mL

dimasukkan ke dalam Erlemeyer 500 mL selanjutnya dipanaskan hingga 40 oC

kemudian ditambahkan agar-agar (1%) diaduk dengan pengaduk magnetik.

Setelah larut, karagenan sesuai perlakuan ditambahkan dan diaduk hingga suhu

larutan mencapai 90oC dan kemudian ditambahkan pemlastis (1% gliserol).

Selanjutnya suhu diturunkan menjadi 50oC dan campuran terus diaduk selama 15

menit, dan ditambahkan bahan aktif antimikroba (kitosan) dengan kosentrasi

sesuai perlakuan yang telah dilarutkan terlebih dahulu menggunakan 30 ml asam

asetat 1% pada suhu 40 oC. Sebelum dilakukan penyaringan di tambahkan aquades

hingga volume total larutan menjadi 300ml. Setelah itu dilakukan penyaringan

untuk menghilangkan kotoran yang ada dalam larutan. Larutan hasil penyaringan

merupakan bahan pengemas aktif antimikroba yang sudah siap diaplikasikan

untuk mengawetkan bakso ikan.

Page 43: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

28

Gambar 4. Diagram alir pembuatan edible coating (Warsiki, dkk., 2013).

Dilakukan pengadukan menggunakan pengadukmagnetik hingga larut

Dilakukan penambahan karagean sesuaiperlakuan dan dilakukan pemanasan larutan

sampai 90oC

Ditambahkan gliserol 3mL (v/v)

Dilakukan penurunan suhu larutan hingga 50oC

Dilakukan pengadukan selama 15 menit

Ditambahkan aquades hingga volume total larutanmenjadi 300mL

Disaring menggunakan kain saring 3 rangkap

Larutan edible coating

Kitosan sesuaiperlakuan

Dilarutkan dalam 30mL asamasetat 1% pada suhu 40oC

Larutan Kitosan

Agar-agar 3g (b/v) dimasukankedalam erlenmeyer berisi

270mL aquades pada suhu 40oC

Page 44: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

29

3.4.3. Pengaplikasian Larutan Edible Coating Karagenan dan Kitosan PadaBakso Ikan Tenggiri

Aplikasi edible coating pada bakso ikan dilakukan menurut Metode Waryani

(2014) yang dimodifikasi. Bakso ikan dicelupkan ke dalam larutan edible coating

karagenan dan kitosan selama 60 detik pada suhu 40 °C, kemudian ditiriskan dan

dikeringkan selama 3 menit dengan menggunakan hairdryer. Setelah itu disimpan

dalam plastik cliplock yang telah diberi lubang pada suhu ruang (25°-30°C) dan

dilakukan pengamatan pada hari ke 0, 1, 2 dan 3 (Gambar 3).

Gambar 5. Diagram alir pengaplikasian edible coating pada bakso ikan(Waryani et al., 2014)

Bakso ikan tenggiri dimasukan kedalam plastik clipclockdan disimpan pada suhu kamar (25-30°C)

Pengamatan sensori (aroma, tekstur, kenampakan) dan totalmikroba pada hari ke 0, 1, 2, dan 3 pada suhu kamar

Pengeringan selama 3 menit menggunakan hairdryer

Pencelupan cepat kedalam larutan edible coating selama60 detik pada suhu 40 °C

Bakso ikan tenggiri

Page 45: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

30

3.5. Pengamatan Pada Bakso Ikan

3.5.1. Sifat Sensori

Uji sensori dilakukan terhadap sampel bakso ikan tenggiri yang telah diberikan

edible coating sesuai perlakuan. Sampel penelitian yang disajikan kepada panelis

adalah bakso ikan tenggiri yang telah ditambahkan dan dilapisi atau edible coating

karagenan dan kitosan sesuai perlakuan serta telah mengalami proses

penyimpanan, dilakukan uji sensori aroma, tekstur, dan penampakan. Uji sensori

ini dilakukan oleh panel semi terlatih dengan skor penilaian 1-9 (SNI 2346:2011).

Page 46: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, perlakuan

konsentrasi karagenan 1% dan chitosan 3% (K2C4) merupakan perlakuan terbaik

untuk pembuatan edible coating pada bakso ikan tenggiri. Perlakuan larutan edible

coating (K2C4) pada bakso ikan tenggiri dapat mempertahankan sifat

organoleptik (aroma, penampakan dan tekstur) yang memiliki skor minimal 7

(SNI 2346:2011) hingga 1,29 hari atau 31 jam dengan skor aroma yaitu 7 (Khas

ikan berkurang), sedangkan untuk tekstur >7 (padat, agak kenyal) dan untuk

penampakan >7 (penampakan kurang halus, kurang cerah).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk penelitian selanjutnya diubah

waktu pengamatannya menjadi per jam bukan per hari agar pengamatannya lebih

maksimal.

Page 47: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

Andarini. 2016. Kajian Penggunaan Kitosan Sebagai Edible Coating UntukMemperpanjang Masa Simpan Somay Ikan Pada Suhu Ruang. Skripsi. FP,Jurusan Teknologi hasil Pertanian, Universitas Lampung.

Arief, H.S., Pramono, Y.B., dan Bintoro, V.P. 2012. Pengaruh edible coatingdengan konsentrasi berbeda terhadap kadar protein, daya ikat air, danaktivitas air bakso sapi selama masa penyimpanan. Animal AgricultureJournal. 1 (2): 100-108.

Aslan, L. 1998. Budidaya Rumput Laut. Edisi Revisi. Yogyakarta: PenerbitKanisius.

Badan Standarisasi Nasional. 2011. SNI 2346:2011. Petunjuk pengujianOrganoleptik dan atau Sensori pada Produk Perikanan.

Badan Standarisasi Nasional. 2014. Syarat Mutu dan Keamanan Bakso Ikan (SNI7266:2014).http://sisni.bsn.go.id/index.php/snimain/sni/detail.sni. Diaksespada 12 November 2016.

Cahyono, A. 2013. Kadar Protein dan Uji Organoleptik Bakso Berbahan DasarKomposisi Daging Sapi dan Jamur Merang (Volvariella Volvaceae) yangBerbeda. (Skripsi). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. UniversitasMuhammadiyah. Surakarta. 2 hlm.

Campos, C.A., L.N. Greshcenson, and S.K. Flores. 2011. Development of ediblefilms and coatings with antimicrobial activity. Food Bioprocess Technol.4: 849–875.

Chillo, S., S. Flores, M. Mastromatteo, A. Conte, Lý´a Gerschenson, and M.A. delNobile. 2008. Influence of glycerol and chitosan on tapioca starch-basededible film properties. J. Food Engin. 88: 159–168.

Damayanti. W, Emma Rochima, Zahidah Hasan. 2016. Aplikasi Kitosan sebagaiAntibakteri Pada Filet Patin selama Penyimpanan Suhu Rendah. JurnalPengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 19(3): 321-328.

Damiyati, N. 2007. Ada Pengenyal Bakso Selain Boraks.http://www.pikiranrakyat.com. diakses tanggal 8 Mei 2012.

Page 48: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

Diharmi, A. 2011. Karakteristik Karagenan Hasil Isolasi Eucheuma Spinosum(Alga merah) dari Perairan Semenep Madura. Jurnal Perikanan danKelautan. Vol. 16,No. 1: hlm. 117-124.

Distantina, S., Fadilah, Rochmadi, Moh. Fahrurrozi, dan Wiratni. 2010. Prosesekstraksi karagenan dari Eucheuma cottonii. Seminar Rekayasa Kimia danProses. 4-5 Agustus 2010.

Gonzalez-Aguilar, G. A., Ayala- Zavala, J.F., Olivas, G.I., de la Rosa, L.A. andAlvarez-Parilla, E. 2010. Preserving Quality of Fresh-cut Products usingSafe Techologies. Journal of Consumer Protection an Food Safety 5: 65-72.

Hafdani, F N. dan Sadeghinia, N. 2011. A review on Application of Chitosan asa Natural Antimicrobial. World Acad. Sci. J. Eng. Technol. 74(3): 550–558 pp.

Handoko, Dody D., Besman Napitupulu., dan Hasil Sembiring. 2005. PenangananPascapanen Buah Jeruk. Prosiding Seminar Nasional Teknologi InovatifPascapanen untuk Pengembangan Industri Berbasis Pertanian.

Harianingsih. 2010. Pemanfaatan Limbah Cangkang Kepiting Menjadi KitosanSebagai Bahan Pelapis (Coater) pada Buah Stroberi. (Tesis). UniversitasDiponegoro. Semarang. 92 hlm.

Hidayah, R.Y. 2015. Pengaruh Penggunaan Berbagai Massa Lengkuas (Alpiniagalanga) terhadap Sifat Organoleptik dan Daya Simpan Ikan Nila(Oreochromis niloticus) Segar. (Skripsi). Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang. Jawa Tengah. 41 hlm.

Hidayah. 2013. Optimasi Konsentrasi Kalium Hidroksida pada EkstraksiKaraginan dari Alga Merah (Kappaphycus alvarezii). JKK. Asal PulauLemukutan. Vol. 2. hlm. 78-83.

Hu, H., Xin, H.J., Hu, H., Chan, A., He, L. 2012. Lutaraldehyde-Chitosan andPoly (vinyl alcohol) Blends, and Fluorescence of Their Nano-SilicaComposite Films. J. Carbohydrate Polymers. 91(2): 305-313 pp.

Julianti, E. dan Nurminah, M. 2006. Buku Ajar Teknologi Pengemasan.Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas SumateraUtara, Medan.

Karnila, R. 2013. Kemasan Edible [Bahan Ajar Pengemasan]. Fakultas Perikanandan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru.

Kenawi, M.A., M. M. A. Zaghlul dan R. R. Abdel-Salam. 2011. Effect oftwonatural antioxidants inCombination With Edible Packaging onStabilityof Low Fat Beef Product StoredUnder Frozen Condition. Biotechnology inAnimal Husbandry 27 (3): 345-356.

Page 49: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

Kim, D., Y. Kim, S. Kim, S.W. Kim, G. J. Zylstra, Y. M. Kim, and E. Kim. 2002.Monocyclic aromatic hydrocarbon degradation by Rhodococcus sp. strainDK17. Appl. Environ. Microbiol. 68 (7) : 3270-3278.

KPAD [Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi]. 2013. Penanganan PascaPanen Rumput Laut. Nunuan.

Krochta, E. A. Baldwin and M. Carriedo. 1994. Edible Coating and Films toImprove Food Quality. Technomic Publishing O, Inc. New HollandAvenue. Pennsylvania. Hal 237-257

Krochta, J. M. dan C. De Mulder-Johnston, 1997, Edible and BiodegradablePolymer Films:Challenges and Opportunities, J. Food Tech., 51 (2), 61-74.

Kurniawan dan Kusrahayu. 2012. Kadar Serat Kasar, Daya Ikat Air, danRendemen Bakso Ayam dengan Penambahan Karagenan. Jurnal AplikasiTeknologi Pangan. 1(2): 12.

Leceta, I., Guerrero, K. 2012. Functional Properties of Chitosan-Based Films. J.Carbohydrate Polymers. 93(3): 339–346.

Lieberman, E. R. dan S. G. Gilbert. 1973. Gas permeation of collagen films asaffected by cross linkage, moisture, and plastizer content. Journal ofPolymer Science (41) : 33-43.

Mahbub, M. A., Pramono, Y. B., dan Mulyani, S. 2012. Pengaruh Edible Coatingdengan Konsentrasi Berbeda terhadap Tekstur, Warna, dan KekenyalanBakso Sapi. Animal Agriculture Journal. 1(2): 177-185.

Manjang Y. 2013. Analisa Ekstrak Berbagai Jenis Kulit Udang terhadap MutuKitosan. Jurnal Penelitian Andalas. 12(5): 38–43.

Martosubroto, P., Nurzali Naamin dan Ben B. Abdul Malik. 1991. Potensi DanPenyebaran Sumber Daya Ikan Laut Di Perairan Indonesia. DitjenkanPuslitbangkan Oseanologi.

Nurhayati, N. D. dan Utami, B. 2011. Sintesis dan karakterisasi membran kitosanuntuk aplikasi sensor deteksi logam berat, Molekul, 6(2): 123-136.

Prastuti, N.T. 2010. Pengaruh Substitusi Daging Sapi dengan Kulit Cakar Ayamterhadap Daya Ikat Air (Dia), Rendemen dan Kadar Abu Bakso. (Skripsi).Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang. 57-71 hlm.

Rakhmawati, T. 2006. Pengaruh Konsentrasi NaOH dan Waktu Ekstraksiterhadap Perolehan Karaginan dari Rumput Laut Jenis Eucheuma Cottonii.Skripsi. Universitas Lampung. hlm. 24-26.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 1. Bina Cipta. Bogor.

Page 50: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

Sanjaya dkk. 2016.Pengaruh Penambahan Karagenan Dalam Pembuatan NuggetIkan Jambal Siam (Pangasius hypophthalmus). Fakultas Perikanan danIlmu Kelautan Universitas Riau.

Sitorus, R.F., Karo-Karo, T., Lubis, Z. 2014. Pengaruh Konsentrasi Kitosansebagai Edible Coating dan Lama Penyimpanan terhadap Mutu BuahJambu Biji Merah. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian. 2(1): 37-46.

Slamet, N.A. 2014. Pengaruh Edible Coating Dari Karagenan Terhadap MutuIkan Kembung Perempuan (Rastrelliger brachysoma) Segar SelamaPenyimpanan Suhu Dingin. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan.

SNI 2354.12:2013. 2013. Cara Uji Kimia-Bagian 12: Penentuan Rendemen(yield) Karaginan Rumput Laut. Jakarta (ID): Badan StandarisasiNasional.

Sugita, P. dan Wahyono, D. 2009. Kitosan Sumber Biomaterial Masa Depan. IPBPres. Bogor. 118 hlm.

Suryaningrum T.H. 2002. Penggunaan kappa karagenan sebagai bahan penstabilpada pembuatan fish meat loaf dari ikan tongkol (Euthynmus pelams. L). J.Penelitian Perikanan Indonesia 8 (6).

Susilowati dan Reskiati. 2014. Pemanfaatan Limbah Udang Sebagai PengawetAlami Produk Olahan Perikanan. Jurnal Sekolah Tinggi TeknologiKelautan (STITEK). 5(2): 11.

Syah, I. 2016. Kajian Daging Sapi Subtitusi dan Xanthan Gum Berbeda padaPembuatan Bakso. (Skripsi). Fakultas Peternakan Universitas NusantaraPersatuan Guru Republik Indonesia. Kediri. 163 hlm.

Syahril, M. 2015. Pembuatan Bakso Ikan. http://www.wikipedia.co.id. Diaksespada 6 November 2016.

Wardaniati, R.A dan Setyaningsih, S. 2015. Pembuatan Kitosan dari Kulit Udangdan Aplikasinya untuk Pengawetan Bakso. (Skripsi).http://eprints.undip.ac.id. Universitas Diponegoro. Semarang.142-147 hlm.

Warsiki, E., Sunarti, T.C., dan Nurmala, L. 2013. Kemasan Antimikroba untukMemperpanjang Umur Simpan Bakso Ikan; Jurnal Ilmu PertanianIndonesia (JIPI), Desember 2013 Vol. 18 (2): 125-131.

Waryani SW, Rika S, Farida H. 2014. Pemanfaatan Kitosan dari CangkangBekicot (Achatina fulica) sebagai Pengawet Ikan Kembung (Rastrelligersp.) dan Ikan Lele (Clarias batrachus). Jurnal Teknik Kimia USU 3(4)::51-57.

Widyaningsih. T. D. dan Murtini, E.S. 2006. Pengolahan Pangan Masa Kini.http://www.e-dukasi.net/trubus Agrisarana. [16 Februari 2008].

Page 51: PENGARUH KONSENTRASI KARAGENAN DAN KITOSAN …digilib.unila.ac.id/55106/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bakso ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari masyarakat

Winarti, C., Miskiyah, dan Widaningrum. 2012. Teknologi produksi dan aplikasipengemas edible antimikroba berbasis pati. Jurnal Litbang Pertanian. 31(3) : 85-93.

Wulandari, Rieny Sulistijowati, Lukman Mile. 2015. Kitosan Kulit UdangVaname sebagai Edible Coating Pada Bakso Ikan Tuna. Jurnal IlmiahPerikanan dan Kelautan. 3: 118–121.

Yasita, D. dan I. D. Rachmawati. 2009. Optimasi Proses Ekstraksi padaPembuatan Karaginan dari Rumput Laut Eucheuma cottoni untukMencapai Foodgrade. Universitas Diponegoro. Semarang.https://webcache.googleusercontent.com/html. Diakses 13 Agustus 2016.