pengaruh konsentrasi hpmc (hydroxypropyl … filepengaruh konsentrasi hpmc (hydroxypropyl...
TRANSCRIPT
PENGARUH KONSENTRASI HPMC (Hydroxypropyl Methylcellulose)
SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP SIFAT FISIK DAN
STABILITAS GEL HAND SANITIZER MINYAK ATSIRI DAUN MINT
(Oleum Mentha piperita L.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Albertus Agung Argiyanditya Putra
NIM : 108114041
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH KONSENTRASI HPMC (Hydroxypropyl Methylcellulose)
SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP SIFAT FISIK DAN
STABILITAS GEL HAND SANITIZER MINYAK ATSIRI DAUN MINT
(Oleum Mentha piperita L.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Albertus Agung Argiyanditya Putra
NIM : 108114041
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Persetujuan Pembimbing
PENGARUH KONSENTRASI HPMC (Hydroxypropyl Methylcellulose)
SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP SIFAT FISIK DAN STABILITAS
GEL HAND SANITIZER MINYAK ATSIRI DAUN MINT (Oleum Mentha
piperita L.)
Skripsi yang diajukan oleh:
Albertus Agung Argiyanditya Putra
NIM : 108114041
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
Septimawanto Dwi P, S.Farm., M.Si., Apt. Tanggal………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Pengesahan Skripsi Berjudul
PENGARUH KONSENTRASI HPMC (Hydroxypropyl Methylcellulose)
SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP SIFAT FISIK DAN
STABILITAS GEL HAND SANITIZER MINYAK ATSIRI DAUN MINT
(Oleum Mentha piperita L.)
Oleh :
Albertus Agung Argiyanditya Putra
NIM : 108114041
Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
pada tanggal : 24 Juli 2014
Mengetahui
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
(……………………………)
Panitia Penguji : Tanda Tangan
1. Septimawanto Dwi Prasetyo, M. Si., Apt. …………..
2. Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt. …………..
3. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt. ..................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
KARYA INI KU PERSEMBAHKAN UNTUK :
TUHAN YESUS KRISTUS,
BAPAK, IBU, WIWIT DAN KELUARGA,
ODILIA, SAHABAT DAN TEMAN-TEMAN SEPERJUANGAN,
SERTA ALMAMATERKU.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Albertus Agung Argiyanditya Putra
NIM : 108114041
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGARUH KONSENTRASI HPMC (Hydroxypropyl Methylcellulose)
SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP SIFAT FISIK DAN
STABILITAS SEDIAAN GEL HAND SANITAIZER MINYAK ATSIRI
DAUN MINT (Oleum Mentha piperita L.)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 05 Juni 2014
Yang menyatakan
Albertus Agung Argiyanditya Putra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya tulis ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 05 Juni 2014
Penulis,
Albertus Agung Argiyanditya Putra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
semua berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “PENGARUH KONSENTRASI HPMC (Hydroxypropyl
Methylcellulose) SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP SIFAT FISIK DAN
STABILITAS GEL HAND SANITIZER MINYAK ATSIRI DAUN MINT (Oleum
Mentha piperita L.)” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi
(S. Farm.) di Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan naskah ini, penulis
mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
tulus penulis hendak menyampaikan ungkapan terimakasih kepada :
1. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc.,Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Septimawanto Dwi P, S.Farm., M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah memberikan waktu, pengarahan, bimbingan, dukungan serta
semangat dan motivasi selama penelitian sampai penyusunan proposal skripsi.
3. Bapak Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt. dan Ibu Erna Tri Wulandari,
M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah berkenan memberikan masukan
dan pengarahan demi perbaikan skripsi ini.
4. Segenap dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
mengajar dan membimbing penulis selama perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Segenap laboran dan karyawan terutama Mas Agung, Bapak Musrifin, Bapak
Mukminin, dan Mas Darto yang telah membantu selama penelitian
berlangsung.
6. Bapak dan ibu atas segala doa dan dukungannya selama penulis menyusun
skripsi.
7. Teman-teman skripsi senasib dan sepenanggungan Verica Septi Permata Sari
dan Stephani Alvia Septiana Putri.
8. Odilia Arum Narwastu yang selalu membantu dan memberikan dukungan
selama ini.
9. Teman-teman angkatan 2010 Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
yang juga memberikan warna selama masa perkuliahan penulis.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan doa, bantuan, dan dukungan selama penelitian skripsi.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan serta pengalaman yang dimiliki.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan oleh penulis
untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 05 Juni 2014
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
PRAKATA .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
INTISARI ............................................................................................................ xvi
ABSTRACT .......................................................................................................... xvii
BAB I. PENGANTAR .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1. Perumusan Masalah .................................................................................... 4
2. Keaslian Penelitian .................................................................................... 4
3. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
B. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 6
1. Tujuan Umum ............................................................................................ 6
2. Tujuan Khusus ........................................................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA............................................................ 7
A. Tanaman Mint ................................................................................................ 7
1. Sistematika ................................................................................................ 7
2. Uraian tanaman .......................................................................................... 7
3. Kandungan kimia ...................................................................................... 8
4. Manfaat ...................................................................................................... 9
B. Kulit ............................................................................................................... 9
C. Minyak Atsiri ................................................................................................ 11
D. Bakteri Escherichia coli ................................................................................ 12
E. Hand Sanitizer ............................................................................................... 14
F. Gel .................................................................................................................. 14
1. Definisi dan klasifikasi gel ........................................................................ 14
2. Sifat fisik dan stabilitas gel ....................................................................... 15
G. HPMC............................................................................................................. 16
H. Landasan Teori .............................................................................................. 18
I. Hipotesis ......................................................................................................... 19
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 20
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................................... 20
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................................ 20
1. Variabel Penelitian ..................................................................................... 20
2. Definisi Operasional ................................................................................... 21
C. Alat Penelitian ................................................................................................ 23
D. Bahan Penelitian ............................................................................................. 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
E. Tata Cara Penelitian ........................................................................................ 23
1. Verifikasi minyak atsiri daun mint ............................................................ 23
a. Identifikasi bahan ................................................................................... 24
b. Verifikasi indeks bias minyak atsiri daun mint ..................................... 24
c. Verifikasi bobot jenis minyak atsiri daun mint ..................................... 24
2. Formula ...................................................................................................... 25
3. Proses sterilisasi ......................................................................................... 26
4. Pembuatan gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint ............................. 26
5. Uji organoleptis dan pH gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint ......... 26
6. Uji sifat fisik dan stabilitas gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint ... 27
a. Uji viskositas dan pergeseran viskositas ................................................ 27
b. Uji daya sebar ........................................................................................ 27
7. Uji daya antibakteri gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint secara difusi
sumuran ..................................................................................................... 27
a. Pembuatan suspensi bakteri uji Escherichia coli .................................. 27
b. Pengujian aktivitas antibakteri bakteri Escherichia coli dengan metode
difusi sumuran ...................................................................................... 28
F. Analisis Hasil .................................................................................................. 28
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 30
A. Verifikasi minyak atsiri daun mint ................................................................. 30
B. Formulasi sediaan gel hand sanitizer ............................................................. 31
C. Uji organoleptis dan pH ................................................................................. 35
D. Uji sifat fisik dan stabilitas gel hand sanitizer .............................................. 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
1. Uji viskositas ............................................................................................. 36
2. Uji daya sebar ............................................................................................ 39
3. Uji pergeseran viskositas ........................................................................... 40
E. Data Statistik .................................................................................................. 41
1.Uji normaitas data ...................................................................................... 41
2. Uji kesamaan varians ................................................................................. 42
3. Uji TukeyHSD ........................................................................................... 43
F. Uji potensi antimikroba .................................................................................. 45
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 49
A. Kesimpulan..................................................................................................... 49
B. Saran ............................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 50
LAMPIRAN ........................................................................................................ 53
BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Klasifikasi gel .................................................................................. 15
Tabel II. Formula gel hand sanitizer ekstrak daun sirih acuan ...................... 25
Tabel III. Formula gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint yang telah
dimodifikasi (200 g) ..................................................................... 25
Tabel IV. Verifikasi minyak atsiri daun mint ................................................... 30
Tabel V. Hasil uji organoleptis dan pH 48 jam ............................................... 35
Tabel VI. Hasil uji organoleptis 1 bulan........................................................... 35
Tabel VII. Hasil uji viskositas 48 jam .............................................................. 37
Tabel VIII. Hasil uji daya sebar 48 jam ............................................................. 39
Tabel IX. Hasil perhitungan pergeseran viskositas ......................................... 40
Tabel X. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk ................................................... 42
Tabel XI. Hasil uji kesamaan varians .............................................................. 42
Tabel XII. Hasil uji TukeyHSD viskositas 48 jam ........................................... 43
Tabel XII. Hasil uji TukeyHSD daya sebar 48 jam .......................................... 44
Tabel XIV. Hasil zona hambat uji potensi antibakteri terhadap bakteri Escherichia
coli ................................................................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur kandungan minyak atsiri daun mint ................................ 8
Gambar 2. Struktur Kulit ................................................................................ 9
Gambar 3. Struktur HPMC ............................................................................. 17
Gambar 4. Grafik konsentrasi HPMC terhadap viskositas 48 jam ................. 38
Gambar 5. Grafik konsentrasi HPMC terhadap daya sebar 48 jam ................ 39
Gambar 6. Hasil uji potensi antimikroba ........................................................ 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) minyak atsiri daun mint ............. 53
Lampiran 2. Certificate of Analysis (CoA) HPMC ....................................... 54
Lampiran 3. Verifikasi minyak atsiri daun mint ............................................ 55
Lampiran 4. Hasil uji sifat fisik dan stabilitas gel ......................................... 57
Lampiran 5. Hasil pengolahan data dengan Software R 3.1.0 ....................... 58
Lampiran 6. Dokumentasi sediaan gel minyak atsiri daun mint ................... 63
Lampiran 7. Hasil uji potensi antimikroba gel terhadap Escherichia coli ... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
INTISARI
Minyak atsiri daun mint (Oleum Mentha piperita L.) diyakini memiliki
khasiat sebagai antimikroba. Senyawa minyak atsiri daun mint yang dipercaya
memiliki aktivitas tersebut adalah menthol. Minyak atsiri daun mint diyakini
dapat diformulasikan ke dalam bentuk sediaan topikal yaitu gel. Sifat fisik dan
stabilitas sediaan gel dapat dipengaruhi oleh konsentrasi gelling agent. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi gelling agent dalam gel
minyak atsiri daun mint terhadap sifat fisik dan stabilitasnya.
Penelitian ini merupakan eksperimental murni dengan menentukan 5
konsentrasi HPMC (Hydroxypropyl Methylcellulose) yaitu formula 1 (1%),
formula 2 (1,5%), formula 3 (2%), formula 4 (2,5%), formula 5 (3%). Uji yang
dilakukan untuk tiap formula adalah uji sifat fisik yang meliputi uji viskositas dan
daya sebar, serta uji stabilitas yang meliputi uji pergeseran viskositas. Analisis
data menggunakan R 3.1.0.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa HPMC berpengaruh terhadap
sifat fisik dan stabilitas gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint. Formula 4 dan
5 memenuhi kriteria sifat fisik sediaan gel hand sanitizer yang ditentukan dengan
nilai viskositas dan daya sebar masing-masing sebesar 92 ± 2,645 d.Pa.s dan
6,208 ± 0,08 (formula 4) dan 126,667 ± 15,275 d.Pa.s dan 5,881 ± 0,112 cm
(formula 5). Sedangkan yang memenuhi kriteria stabilitas sediaan gel hand
sanitizer hanya formula 5 dengan nilai pergeseran viskositas 8,4%.
Kata kunci :Minyak atsiri daun mint, HPMC, gel hand sanitizer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
ABSTRACT
Peppermint oil (Oleum Mentha piperita L.) is known to have an
antimicrobial effect. The substance from peppermint oil that responsible for that
effect is menthol. Peppermint oil can be made available in a topical solution such
as gel. Physical properties and stability of gel can be affected by it’s gelling
agents. This research aimed to know the effect of gelling agent’s concentration in
the peppermint oil gel by physical properties and stability.
The research is categorized as purely experimental by using 5
concetrations of HPMC (Hydroxypropyl Methylcellulose). The consentrations are
HPMC 1%(formula 1), HPMC 1,5%(formula 2), HPMC 2%(formula 3), HPMC
2,5%(formula 4), HPMC 3%(formula 5). Observed physical properties were
focused on viscosity, spreadability and stability of gel, which was viscosity shift
between the viscosity of 48 hours and after 1 month of storage. The data were
analyzed by using R 3.1.0.
The result showed that HPMC can be affected in physical properties and
stability gel hand sanitizer. Formula 4 and 5 had good physical properties of gel
hand sanitizer. The viscosity and spreadability values of each formula were 92 ±
2,645 d.Pa.s and 6,208 ± 0,08 cm (formula 4) and 126,667 ± 15,275 d.Pa.s and
5,881 ± 0,112 cm (formula 5). Only formula 5 had a good stability showed by
viscosity shift value 8,4%.
Key word : Peppermint oil, HPMC, gel hand sanitizer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Diare adalah suatu penyakit dimana tinja atau feses berubah menjadi cair
atau lembek yang terjadi lebih dari 3 kali sehari. Menurut data yang dirilis
UNICEF pada bulan September 2012, angka kematian pada anak balita di bawah
usia 5 tahun di dunia mencapai 2.000 anak setiap hari karena diare (UNICEF,
2012). Dari jumlah tersebut, sekitar 1.800 anak yang meninggal karena diare
disebabkan karena kurangnya air bersih, sanitasi dan kebersihan dasar. Di
Indonesia sendiri, kematian pada anak balita mencapai angka 130.000 setiap
tahunnya dan seperempatnya disebabkan oleh diare. Penyebab munculnya
penyakit diare adalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan
salah satunya adalah kebiasaan mencuci tangan (UNICEF, 2012).
Dalam aktivitas sehari-hari tangan seringkali terkontaminasi dengan
mikroba, sehingga tangan dapat menjadi perantara masuknya mikroba ke dalam
tubuh. Beberapa jenis bakteri yang umum ditemukan dalam tangan manusia
antara lain Staphylococcus aureus, E. coli, Salmonella, Vibrio cholera, Shigella
(BSN Medical, 2009). Oleh karena itu, kebiasaan mencuci tangan sangat penting
sebagai salah satu upaya menjaga kesehatan dan mencegah masuknya
mikroorganisme berbahaya ke dalam tubuh. Salah satu cara mencuci tangan yang
paling umum dilakukan adalah mencuci tangan dengan menggunakan sabun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Dewasa ini masyarakat cenderung menyukai produk-produk yang serba
praktis dan instan. Begitu pula dalam dunia kesehatan yang juga mulai
memberikan produk-produk yang praktis dan instan bagi penggunanya, salah
satunya adalah gel pembersih tangan (hand sanitizer). Gel pembersih tangan jauh
lebih praktis dan baik daripada mencuci tangan menggunakan sabun. Hal tersebut
dikarenakan sabun sangat tidak aman apabila digunakan secara bersama-sama dan
bergantian. Sebab ada kemungkinan bahwa pengguna sebelumnya membawa
mikroorganisme yang berbahaya dan menempel pada sabun. Selain itu, air yang
biasanya digunakan untuk membilas juga kadang susah dan tidak bisa dipastikan
bahwa air tersebut bersih dan sesuai keinginan.
Sediaan hand sanitizer merupakan sediaan gel yang mempunyai
kemampuan antibakteri dalam menghambat hingga membunuh bakteri (Retnosari
dan Isadiartuti, 2006). Sediaan hand sanitizer yang dijual di pasaran banyak yang
menggunakan alkohol sebagai antiseptik untuk membunuh kuman. Akan tetapi
penggunaan alkohol pada kulit dirasa kurang aman karena alkohol adalah pelarut
organik yang dapat melarutkan sebum pada kulit, dimana sebum tersebut bertugas
melindungi kulit dari mikroorganisme (Retnosari dan Isadiartuti, 2006). Selain itu
alkohol memiliki sifat mudah terbakar dan dapat menyebabkan iritasi dan
kekeringan pada kulit (Block, 2001).
Pencarian alternatif formulasi hand sanitizer telah banyak dilakukan
salah satunya dengan menggunakan bahan alam. Kandungan minyak atsiri dalam
tanaman terbukti memiliki aktivitas antimikroba. Minyak atsiri dari tanaman
seperti kayu manis, cengkeh, eucalyptus, dan mint telah diteliti dan memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
aktivitas sebagai antimikroba terhadap Staphylococcus aureus, Staphylococcus
epidermidis, Bacillus subtilis, Bacillus cereus, Bacillus sp., Listeria
monocytogenes, Micrococcus luteus, Escherichia coli, Klebsiella sp. dan
Pseudomonas aeruginosa (Gupta dkk., 2008). Minyak atsiri daun mint memiliki
aktivitas sebagai antimikroba dengan nilai KHM dan KBM sebesar 0,12 % v/v
terhadap bakteri Escherichia coli (Hammer dkk., 1999).
Permasalahan formulasi yang muncul dari sediaan yang menggunakan
bahan aktif berbasis minyak atau tidak larut air adalah akan muncul rasa lengket
dan tidak nyaman pada tangan ketika diaplikasikan. Oleh karena itu formulasi
hand sanitizer menggunakan minyak atsiri daun mint (Oleum Mentha piperita L.)
dibuat menjadi sediaan gel yang berbasis air. Sediaan gel adalah sediaan semisolid
yang terdispersi dari molekul kecil atau besar dalam suatu cairan yang terdapat
gelling agent (Allen, 2005). Gelling agent merupakan bahan yang bertanggung
jawab membentuk basis gel dan menjaga stabilitas gel dengan mempengaruhi
kekentalan gel. Salah satu gelling agent yang digunakan dalam formulasi sediaan
topikal adalah HPMC (Hydroxypropyl Methylcellulose). Keuntungan dari
penggunaan HPMC sebagai gelling agent adalah dapat membentuk basis gel yang
jernih dan netral serta stabil dalam penyimpanan jangka panjang (Rowe dkk.,
2009). HPMC juga mengembang terbatas dalam air sehingga cocok dalam
membentuk basis hidrogel yang baik (Arikumalasari dkk., 2013).
Berdasarkan pernyataan di atas, maka minyak atsiri daun mint (Oleum
Mentha piperita L.) menarik untuk dibuktikan secara ilmiah aktivitasnya sebagai
antimikroba dengan dibuat sebagai sediaan gel hand sanitizer sehingga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
menjadi alternatif pemakaian hand sanitizer yang lebih aman. Selain itu
penggunaan HPMC sebagai gelling agent juga menarik untuk diteliti pengaruhnya
terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan gel hand sanitizer serta perlu dilakukan
uji potensi antimikroba untuk melihat seberapa besar aktivitas sediaan gel hand
sanitizer tersebut membunuh atau menghambat mikroba.
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
dimunculkan masalah sebagai berikut :
a. Apakah ada pengaruh konsentrasi HPMC pada rentang konsentrasi yang
ditentukan sebagai gelling agent terhadap sifat fisik (viskositas dan daya
sebar) dan stabilitas (pergeseran viskositas) sediaan gel hand sanitizer
minyak atsiri daun mint ?
b. Formula manakah yang memenuhi syarat kriteria sifat fisik (viskositas
sebesar 80-150 d.Pa.s. dan daya sebar sebesar 5-7 cm) dan stabilitas (nilai
pergeseran viskositas ≤ 10%) ?
2. Keaslian Penelitian
Penelitian terkait yang pernah dilakukan Arikumalasari dkk. (2013)
adalah optimasi HPMC sebagai gelling agent dalam formula gel ekstrak kulit
buah manggis. Dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa variasi
konsentrasi HPMC memberikan perbedaan terhadap sifat fisik gel yang
meliputi daya sebar, viskositas dan daya lekat. Kesimpulan dalam penelitian
tersebut adalah formula optimum gel ekstrak kulit buah manggis adalah
formula yang mengandung 15 % HPMC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Nadhiksor dkk. (2013) melakukan penelitian tentang “Formulation
and Evaluation of Herbal Sanitizer”. Dalam penelitian tersebut menggunakan
ekstrak daun kemangi dan eucalyptus sebagai senyawa yang diharapkan
memiliki aktivitas antimikroba. Hasil dalam penelitian tersebut adalah
formula herbal sanitizer yang dibuat dapat memberikan efek antimikroba
terhadap berbagai macam mikroorganisme yaitu E. coli, Ps. aeruginosa, B.
subtilis, S. aureus, C. albicans, S. cerevisiae.
Menurut Hammer dkk. (1999) yang melakukan penelitian tentang
aktivitas antimikroba dari minyak atsiri dan berbagai ekstrak tanaman
menyatakan bahwa nilai KHM dan KBM dari tanaman mint adalah sebesar
0,12 % v/v terhadap bakteri Escherichia coli.
Sejauh pengetahuan dan penelusuran beberapa pustaka yang telah
dilakukan oleh penulis, penelitian tentang pengaruh konsentrasi HPMC
(Hydroxypropyl Methylcellulose) sebagai gelling agent terhadap sifat fisis
dan stabilitas gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint (Oleum Mentha
piperita L.) belum pernah dilakukan.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
Menyumbangkan pengetahuan mengenai pengaruh konsentrasi
HPMC sebagai gelling agent terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan
gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
b. Manfaat Praktis
Menghasilkan formulasi sediaan gel hand sanitizer minyak
atsiri daun mint dengan sifat fisik dan stabilitas yang baik sehingga
bermanfaat bagi masyarakat.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menghasilkan gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint dengan sifat
fisik (viskositas dan daya sebar) dan stabilitas (pergeseran viskositas) yang
memenuhi kriteria.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengaruh konsentrasi HPMC sebagai gelling agent terhadap
sifat fisik (viskositas dan daya sebar) dan stabilitas (pergeseran viskositas)
sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint.
b. Mengetahui formula gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint yang
memenuhi kriteria sifat fisik (viskositas sebesar 80-150 d.Pa.s. dan daya
sebar sebesar 5-7 cm) dan stabilitas (nilai pergeseran viskositas sebesar ≤
10%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Tanaman Mint
1. Sistematika
Sistematika tanaman Mentha piperita L. adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Lamiaceae
Famili : Lamiales
Genus : Mentha
Jenis : Mentha piperita L.
(Corteau dkk., 2005)
2. Uraian tanaman
Menurut Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (1986) Mentha
piperita L. tumbuh tegak dengan tinggi 30-90 cm dan bentuk batang segi empat
berwarna ungu. Daun tanaman ini berbentuk bulat telur dengan panjang 2,5-10
cm, bentuk pangkal daun runcing atau tumpul, tepi daun bergerigi kasar, helaian
daun bagian atas halus dengan warna hijau gelap, sedang bagian bawah berwarna
pucat dan sedikit berbulu. Bunga berwarna ungu, tersusun dalam karangan bunga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
majemuk semu. Karangan bunga ini tumbuh pada ujung batang atau cabang
(bunga terminal).
3. Kandungan kimia
Kandungan kimia dalam tanaman mint adalah limonene (1,0-5,0%),
cineole (3,4-14,0%), menthone (14-32%), menthofuran (1,0-9,0%), isomenthone
(1,5-10,0%), menthyl acetate (2,8-10%), isopulegol (maksimal 0,2%), menthol
(30,0-55,0%), pulegone (maksimal 4,0%) dan carvone (maksimal 1,0%)
(Alankar,2009).
Gambar 1. Struktur kandungan minyak atsiri daun mint
(Alankar, 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
4. Manfaat
Minyak atsiri daun mint memiliki efek terapi seperti stimulant diffusible
kuat, antisplasmodik dan antimuntah. Oleh karena itu, minyak atsiri daun mint
biasa digunakan untuk meredakan perut kembung, gastrodynia, mual, kejang
perut, dan untuk menutupi rasa obat lain. Selain itu, pada tanaman mint
mengandung golongan senyawa monoterpen dan telah diteliti dan diketahui
memiliki aktivitas antibakteri dan insektisida (Oyedeji dan Afolayan, 2006;
Pavela, 2005).
B. Kulit
Kulit merupakan suatu organ besar yang berlapis-lapis, menutupi
permukaan lebih dari 20.000 cm2
yang mempunyai bermacam-macam fungsi dan
kegunaan. Merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, melindungi
seluruh permukaan tubuh dan mempunyai berat 5% dari total berat badan. Secara
anatomi, kulit terdiri dari banyak lapisan jaringan, tetapi pada umumnya kulit
dibagi dalam tiga lapisan jaringan yaitu: epidermis, dermis dan hipodermis
(Lachman dkk., 1994).
Gambar 2. Struktur kulit
(Benson dan Watkinson, 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Epidermis merupakan bagian terluar yang dibentuk oleh epitelium dan
terdiri dari sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua lapisan yang jelas tampak,
yaitu selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis. Pada epidermis tidak
ditemukan pembuluh darah, sehingga nutrisi diperoleh dari transudasi cairan pada
dermis karena banyaknya jaringan kapiler pada papila (Lachman dkk., 1994;
Junqueira dan Kelley, 1997).
Dermis atau korium tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang
elastik.Pada permukaan dermis tersusun papila-papila kecil yang berisi pembuluh
darah kapiler. Tebal lapisan dermis kira-kira 0,3-1,0 mm. Dermis merupakan
jaringan penyangga berserat yang berperan sebagai pemberi nutrisi pada
epidermis (Lachman dkk., 1994; Junqueira dan Kelley, 1997).
Hipodermis bukan merupakan bagian dari kulit, tetapi batasnya tidak
jelas. Kedalaman dari hipodermis akan mengatur kerutan-kerutan dari kulit
(Lachman dkk., 1994; Junqueira dan Kelley, 1997).
Kulit merupakan organ terbesar yang meliputi bagian luar dari seluruh
tubuh dan juga membentuk pelindung tubuh terhadap lingkungan.Bagian luar
yang kuat dan kering menandakan sifat fisik kulit. Morfologi dan ketebalan kulit
berbeda pada setiap bagian tubuh. Kulit mempertahankan karakterisasi
fisikokimia seperti struktur, suhu, pH dan keseimbangan oksigen dan
karbondioksida. Menurut Benson dan Watkinson (2012), pH permukaan kulit
adalah sebesar 5-6,5. Apabila sediaan memiliki pH yang tidak sesuai, maka tidak
hanya berpengaruh pada kelarutan dan stabilitas sediaannya saja, tapi juga dapat
menyebabkan iritasi pada kulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Bakteri yang banyak ditemukan disekitar manusia, misal tangan manusia
karena banyak berinteraksi dengan dunia luar. Terdapat berbagai jenis bakteri
yang ada ditangan manusia. Adapun bakteri yang umum ditemukan pada tangan
diantaranya adalah Staphylococcus aureus, E. coli, Salmonella, Vibrio cholerae,
dan Shigella (BSN Medical, 2009). Beberapa jenis mikroorganisme yang dapat
menyebabkan diare adalah Escherichia coli, Clostridium difficile, Campylobacter,
Salmonella dan Shigella.
C. Minyak Atsiri
Minyak atsiri adalah salah satu jenis minyak nabati yang multi manfaat.
Bahan baku minyak atsiri diperoleh dari berbagai bagian tanaman seperti daun,
bunga, buah, biji, kulit biji, batang, akar atau rimpang. Salah satu ciri utama
minyak atsiri yaitu mudah menguap dan beraroma khas. Pada umumnya minyak
atsiri larut dalam etanol dan pelarut organik polar lain dan kelarutannya akan
menurun jika kadar etanol kurang dari 70 %. Bila minyak atsiri mengandung
fraksi terpen (senyawa non polar) dalam jumlah besar maka kelarutannya dalam
etanol relatif kecil.
Minyak atsiri mengandung senyawa-senyawa hidrokarbon yang
mempunyai rumus empiris C10H16 dan senyawa-senyawa yang mengandung
oksigen dengan rumus empiris C10H16O dan C10H18O yang disebut terpen
(Ketaren, 1987). Kelompok dari terpen adalah monoterpen (C10H16), seskuiterpen
(C15H24), diterpen (C20H32) dan triterpen (C30H48) (Ahmad, 1986). Beberapa
contoh monoterpen adalah menton, menthol, tujon, α-pinen, linalool dan limonene
(Padmawinata, 1987).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
D. Bakteri Escherichia coli
Escherichia coli termasuk dalam famili Enterobaktericeae, yaitu
kelompok batang gram negatif yang besar dan heterogen. Ciri-ciri dari E.coli
adalah mempunyai flagel, berukuran 0,4-0,7 µm x 1,4 µm, dan mempunyai simpai
(Radji dan Biomed, 2009). E. coli merupakan flora normal dengan habitat alami
di saluran cerna manusia (Brooks, Butel, Morse, 2004).
Bakteri ini merupakan penyebab infeksi saluran kemih dan penyakit diare,
terutama pada anak-anak (Gupte, 2006). Virulensi E. coli disebabkan karena E.
coli memiliki 2 jenis fimbria, yaitu pili dan manosa resisten yang berfungsi
sebagai faktor kolonisasi yang melekatkan sel bakteri ke sel hospes. Selain itu,
E. coli menghasilkan enterotoksin yang akan meningkatkan permeabilitas sel
epitel usus dengan merangsang enzim adenilat siklase, sehingga cairan di dalam
usus terakumulasi dan terjadi diare (Radji dan Biomed, 2009).
Klasifikasi E. Coli berdasarkan ciri khas virulensinya menyebabkan
diare, yaitu:
1. Enteropathogenic E. coli (EPEC), yaitu penyebab diare pada bayi yang
biasanya terjadi pada negara berkembang. EPEC akan menempel pada sel
mukosa usus kecil dan menimbulkan pelekatan yang kuat. Terjadi kehilangan
mikrovili (effacement) sehingga membentuk tumpuan filament aktin atau
struktur yang menyerupai mangkuk, yang menyebabkan EPEC masuk ke
dalam sel mukosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2. Enterotoxigenic E. coli (ETEC), yaitu penyebab “traveler’s diarrhea”.
Kolonisasi ETEC yang spesifik untuk manusia menimbulkan pelekatan ETEC
pada sel epitel usus kecil. Beberapa strain ETEC menghasilkan eksotoksin
yang labil terhadap panas yang secara genetik dikontrol oleh plasmid. Subunit
B melekat pada ganglioside GM1 pada bagian brush border di sel epitel usus
kecil yang menyebabkan masuknya subunit A ke dalam sel dan mengaktivasi
adenilin siklase sehingga meningkatkan konsentrasi adenosine monofosfat
(cAMP) dan menimbulkan hipersekresi air dan klorida yang terus menerus
dan lama. Hal tersebutlah yang kemudian menyebabkan diare.
3. Enterohemorrhagic E. coli (EHEC), memproduksi verotoksin yang
memberikan efek sititoksik pada sel Vero. Verotoksin mempunyai kesamaan
dengan Shiga toksin yang diproduksi oleh Shigella dysenteriae tipe 1. EHEC
berhubungan dengan hemorrhagic colitis, diare, penyakit yang
mengakibatkan penyakit ginjal, microangiopathic, hemolitik anemia, dan
trombositopenia.
4. Enteroinvasive E. coli (EIEC), yaitu penyebab penyakit yang sangat mirip
dengan shigellosis yang menyerang anak-anak di negara berkembang dan
wisatawan yang mengunjungi negara tersebut. EIEC menimbulkan penyakit
dengan menginvasi sel epitel mukosa usus (Brooks dkk., 2004).
5. Enteroaggregative E. coli (EAEC), yaitu penyebab penyakit penyakit diare
akut dan kronik (>14 hari) (Brooks dkk., 2004). EAEC memproduksi
sitotoksin dan enterotoksin yang memicu terjadinya inflamasi di usus kecil
(Okhuysen dan DuPont, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
E. Hand Sanitizer
Gel pembersih tangan merupakan gel yang memiliki kemampuan sebagai
antibakteri dalam menghambat hingga membunuh bakteri (Retnosari dan
Isadiartuti, 2006). Banyak dari gel ini berasal dari bahan beralkohol atau etanol
yang dicampurkan bersama dengan bahan pengental, misal karbomer, gliserin,
dan menjadikannya serupa jelly, gel, atau busa untuk memudahkan penggunaan
dan menghindari perasaan kering karena penggunaan alkohol.
Sanitizer adalah suatu bahan yang dapat mengurangi mikroba
kontaminan sampai 99,9% yang sedang tumbuh. Efektivitas sanitizer terutama
sanitizer kimia dipengaruhi oleh faktor fisik kimia seperti waktu kontak, suhu,
konsentrasi, pH, kebersihan peralatan, kesadahan air, dan serangan bakteri
(Marriot, 1999).
F. Gel
1. Definisi dan klasifikasi gel
Gel merupakan sistem semisolid yang terdiri dari dispersi molekul-
molekul kecil atau besar di dalam pembawa cairan berair yang membentuk seperti
jeli dengan penambahan gelling agent. Di antara gelling agent yang digunakan
berupa makromolekul sintetik, seperti carbomer 934, derivat selulosa
(karboksimetilselulosa atau hidroksipropil metilselulosa), dan natural gum
(tragacanth) (Allen, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Tabel I. Klasifikasi gel
Klasifikasi Contoh
Organogel
1. Tipe hidrokarbon Petrolatum, gel minyak mineral-
polietilen
2. Lemak hewani dan
nabati
Lard, minyak nabati
terhidrogenasi, minyak teobroma
3. Lemak basis sabun Alumunium stearat, gel minyak
mineral
4. Organogel hidrofolik Basis carbowax, salep polietilen
glikol
Hidrogel
1. Hidrogel organik Pasta pectin, jelly tragakan
2. Hidrogel anorganik Gel bentonit, gel koloid
magnesium
(Martin, 1993)
2. Sifat fisik dan stabilitas gel
Sifat fisik suatu sediaan gel dapat dilihat dari besarnya viskositas dan
daya sebarnya. Viskositas merupakan suatu tahanan dari suatu sediaan untuk
mengalir. Semakin kental atau semakin besar nilai viskositasnya, maka semakin
besar tahanannya (Sinko, 2006). Pengujian viskositas dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis viskometer sesuai kebutuhan (Garg dkk., 2002).
Sedangkan daya sebar merupakan karakteristik penting dalam formulasi yang
menjamin kemudahan saat sediaan diaplikasikan di kulit. Besarnya nilai daya
sebar suatu sediaan dipengaruhi oleh karakteristik sediaan, lama tekanan dan
kekuatan yang menghasilkan kelengketan. Daya sebar suatu sediaan biasanya
berbanding terbalik dengan nilai viskositas. Semakin tinggi nilai viskositasnya,
maka nilai daya sebar akan semakin rendah (Garg dkk., 2002).
Metode yang paling sering digunakan dalam pengukuran daya sebar
adalah metode parallel-plate. Metode ini memiliki keuntungan mudah dilakukan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
sederhana, dan tidak memerlukan banyak biaya. Tetapi, metode ini kurang sensitif
karena data yang didapat harus dihitung secara manual. Nilai daya sebar yang
baik untuk sediaan gel adala sebesar 5-7 cm (Garg dkk., 2002).
Tujuan pemeriksaan stabilitas sediaan adalah untuk menjamin bahwa
sediaan yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang telah ditentuan walaupun
sudah cukup lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan stabilitas dapat digunakan
sebagai dasar penentuan batas kadaluarsa (Lachman, 1994). Pengukuran stabilitas
yang dilakukan salah satunya adalah dengan menghitung nilai pergeseran
viskositas. Nilai pergeseran viskositas dihitung dari selisih nilai viskositas 48 jam
dan 1 bulan, dibagi viskositas 48 jam dikalikan 100%. Sediaan dianggap memiliki
stabilitas yang baik jika memiliki persentase pergeseran viskositas ≤ 10%.
G. HPMC
Bahan pembentuk gel (gelling agent) adalah bahan tambahan yang
digunakan untuk mengentalkan dan menstabilkan sediaan. Beberapa bahan
penstabil dan juga bahan pengental yang termasuk dalam gelling agent antara lain
xanthan gum, carbopol, HPMC dan berbagai material lain turunan sellulosa
(Tambunan, 2008).
HPMC merupakan turunan dari metilselulosa yang memiliki ciri-ciri
serbuk atau butiran putih, tidak memiliki bau dan rasa. Sangat sukar larut dalam
eter, etanol atau aseton. Dapat mudah larut dalam air panas dan akan segera
menggumpal dan membentuk koloid. Mampu menjaga penguapan air sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
secara luas banyak digunakan dalam aplikasi produk kosmetik dan aplikasi
lainnya.
Gambar 3. Struktur HPMC
(Rowe dkk., 2006).
HPMC digunakan sebagai agen pengemulsi, agen pengsuspensi, dan
sebagai agen penstabil pada sediaan topikal seperti gel dan salep. Sebagai koloid
pelindung yaitu dapat mencegah tetesan air dan partikel dari penggabungan atau
aglomerasi, sehingga menghambat pembentukan sedimen (Rowe dkk., 2006).
Beberapa alasan penggunaan HPMC sebagai gelling agent yaitu (1)
Fleksibilitas tinggi, mengurangi resistensi, tidak memiliki bau dan rasa, (2) Stabil
terhadap panas, cahaya, udara dan dapat disesuaikan dengan tingkat kelembaban,
(3) Mempunyai kemampuan untuk mencampurkan zat warna atau zat aditif
lainnya ke dalam lapisan tipis tanpa kesukaran (Lachman dkk., 1994). Dibanding
dengan turunan metilselulosa lainnya, HPMC menghasilkan cairan gel yang lebih
jernih dan lebih stabil terhadap pH.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
H. Landasan Teori
Kandungan kimia utama pada tanaman mint adalah minyak atsiri yang
mudah menguap dimana kandungannya adalah limonene (1,0-5,0%), cineole (3,4-
14,0%), menthone (14-32%), menthofuran (1,0-9,0%), isomenthone (1,5-10,0%),
menthyl acetate (2,8-10%), isopulegol (maksimal 0,2%), menthol (30,0-55,0%),
pulegone (maksimal 4,0%) dan carvone (maksimal 1,0%) (Alankar, 2009).
Tanaman mint mengandung golongan senyawa monoterpen yang telah diteliti dan
diketahui memiliki aktivitas antibakteri dan insektisida (Oyedeji dan Afolayan,
2006; Pavela, 2005).
Gel pembersih tangan merupakan gel yang memiliki kemampuan sebagai
antibakteri dalam menghambat hingga membunuh bakteri (Retnosari dan
Isadiartuti, 2006). Gel merupakan sistem semisolid yang terdiri dari dispersi
molekul-molekul kecil atau besar di dalam pembawa cairan berair yang
membentuk seperti jeli penambahan gelling agent. Di antara gelling agent yang
digunakan berupa makromolekul sintetik, seperti carbomer 934, derivat selulosa
(karboksimetilselulosa atau hidroksipropil metilselulosa), dan natural gum
(tragacanth) (Allen, 2005).
Bahan pembentuk gel (gelling agent) adalah bahan tambahan yang
digunakan untuk mengentalkan dan menstabilkan sediaan. Beberapa bahan
penstabil dan juga bahan pengental yang termasuk dalam gelling agent antara lain
xanthan gum, carbopol, HPMC dan berbagai material lain turunan sellulosa
(Tambunan, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Beberapa alasan penggunaan HPMC sebagai gelling agent yaitu (1)
Fleksibilitas tinggi, mengurangi resistensi, tidak memiliki bau dan rasa, (2) Stabil
terhadap panas, cahaya, udara dan dapat disesuaikan dengan tingkat kelembaban,
(3) Mempunyai kemampuan untuk mencampurkan zat warna atau zat aditif
lainnya ke dalam lapisan tipis tanpa kesukaran (Lachman dkk., 1994). Dibanding
dengan turunan metilselulosa lainnya, HPMC meghasilkan cairan gel yang lebih
jernih dan lebih stabil terhadap pH.
I. Hipotesis
1. Konsentrasi HPMC sebagai gelling agent memiliki pengaruh terhadap sifat
fisik (viskositas dan daya sebar) dan stabilitas (pergeseran viskositas) sediaan
gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint.
2. Semua formula memenuhi syarat kriteria sifat fisik (viskositas sebesar 80-150
d.Pa.s. dan daya sebar sebesar 5-7 cm) dan stabilitas (nilai pergeseran
viskositas ≤ 10%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni rancangan
acak lengkap pola searah.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsetrasi HPMC sebagai
gelling agent dalam basis sediaan gel hand sanitizer
b. Variabel tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik (daya
sebar dan viskositas) dan stabilitas (pergeseran viskositas) gel hand sanitizer,
zona hambat.
c. Variabel pengacau terkendali
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah kecepatan
pengadukan, lama pengadukan pembuatan gel hand sanitizer, lama
penyimpanan gel hand sanitizer, media, suhu inkubasi, waktu inkubasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
d. Variabel pengacau tak terkendali
Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi
penyimpanan (suhu dan kelembaban ruangan) dan laju penguapan minyak
atsiri daun mint.
2. Definisi Operasional
a. Gel hand sanitizer ekstrak minyak atsiri daun mint merupakan sediaan
semisolid yang memiliki efek antimikroba yang bertujuan untuk melindungi
dari infeksi bakteri yang dibuat dari ekstrak minyak atsiri daun mint dengan
HPMC sebagai gelling agent yang dibuat sesuai dengan formula dan prosedur
yang telah ditentukan pada pembuatan gel dalam penelitian ini.
b. Gelling agent adalah bahan yang digunakan untuk membentuk kekentalan
atau pembentuk sifat alir sediaan gel hand sanitizer. Gelling agent yang
digunakan dalam penelitian ini adalah HPMC.
c. Formula 1 adalah formula sediaan gel hand sanitizer minyak daun mint
dengan konsentrasi HPMC sebesar 1 %.
d. Formula 2 adalah formula sediaan gel hand sanitizer minyak daun mint
dengan konsentrasi HPMC sebesar 1,5 %.
e. Formula 3 adalah formula sediaan gel hand sanitizer minyak daun mint
dengan konsentrasi HPMC sebesar 2 %.
f. Formula 4 adalah formula sediaan gel hand sanitizer minyak daun mint
dengan konsentrasi HPMC sebesar 2,5 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
g. Formula 5 adalah formula sediaan gel hand sanitizer minyak daun mint
dengan konsentrasi HPMC sebesar 3 %.
h. Sifat fisik gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint merupakan parameter
yang digunakan untuk mengetahui kualitas fisik dari sediaan gel hand
sanitizer minyak atsiri daun mint. Dalam penelitian ini adalah organoleptis,
viskositas, dan daya sebar.
i. Viskositas adalah suatu ketahanan gel hand sanitizer minyak atsiri daun
mint untuk mengalir setelah di berikan gaya. Semakin kecil viskositas, maka
gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint akan semakin mudah untuk
mengalir.
j. Daya sebar adalah diameter penyebaran tiap 1 gram gel hand sanitizer
minyak atsiri daun mint pada alat uji daya sebar yang di beri beban 125 gram
dan didiamkan selama 1 menit.
k. Stabilitas gel adalah besarnya nilai pergeseran viskositas sebelum dan
sesudah penyimpanan selama 1 bulan.
l. Pergeseran viskositas merupakan presentase selisih dari viskositas gel hand
sanitizer minyak atsiri daun mint setelah 1 bulan penyimpanan dengan
viskositas gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint setelah 48 jam
pembuatan.
m. Daya antimikroba gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint adalah
kemampuan dari gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint dalam
membunuh atau menghambat bakteri Escherichia coli (gram negatif) yang
ditunjukkan oleh diameter zona hambat yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
n. Zona hambat merupakan zona jernih yang dihasilkan dimana tidak ada
pertumbuhan bakteri Escherichia coli atau terdapat pertumbuhan sedikit
sekali dibandingkan dengan kontrol pertumbuhan.
C. Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Glassware (Pyrex-
Japan), neraca analitik (Mettler Toledo GB 3002), Mixer (Philips Type HR 1170
120V-130W Made In Holland), Viscotester seri VT 04 (Rion-Japan),
Stopwatch, alat pengukur daya sebar, piknometer, vortex, refractometer, pipet
mikro 5-100 µL, autoklaf, jarum ose, cawan petri, dan inkubator, dan alat-alat
gelas lainnya.
D. Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Minyak atsiri
daun mint (PT. Brataco), HPMC (Honest), Gliserin (PT. Bartaco), Natrium
Metabisulfit (Merck), Muller Hinton Agar (MHA) (Merck), Muller Hinton Broth
(MHB) (Merck), bakteri uji Escherichia coli, etanol 70%, gel hand sanitizer
merek Nuvo, dan aquadest.
E. Tata Cara Penelitian
1. Verifikasi minyak atsiri daun mint
Verifikasi minyak atsiri daun mint yang dilakukan pada penelitian ini,
meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
a. Identifikasi bahan
Minyak atsiri daun mint yang telah diuji identitasnya, dibuktikan
dengan Certificate of Analysis.
b. Verifikasi indeks bias minyak atsiri daun mint
Indeks bias dari minyak atsiri daun mint diukur dengan menggunakan
refraktometer. Minyak atsiri daun mint diteteskan pada prisma utama,
kemudian prisma ditutup dan ujung refraktometer diarahkan ke cahaya terang,
sehingga cahaya terang akan melalui lensa skala sehingga dapat dilihat dengan
jelas dan ditentukan nilai indeks biasnya. Refraktometer dialiri air mengalir
dan diatur suhunya menjadi 20ºC. Nilai indeks bias minyak atsiri daun mint
ditunjukkan oleh garis batas yang memisahkan sisi terang dan sisi gelap pada
bagian atas dan bagian bawah. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali (Depkes RI,
1995).
c. Verifikasi bobot jenis minyak atsiri daun mint
Bobot jenis minyak atsiri daun mint diukur dengan menggunakan
piknometer yang telah dikalibrasi, kalibrasi dilakukan dengan cara menetapkan
bobot piknometer kosong dan bobot air pada suhu 25ºC. Piknometer diisi
minyak atsiri daun mint dan suhu dikondisikan pada 25ºC, kemudian
piknometer ditimbang. Bobot piknometer yang telah diisi minyak atsiri daun
mint kemudian dikurangi bobot piknometer kosong. Bobot jenis minyak atsiri
daun mint merupakan perbandingan antara bobot jenis minyak atsiri daun mint
dengan bobot air, pada suhu 25ºC. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali (Depkes
RI, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2. Formula
Formula gel hand sanitizer yang digunakan dalam penelitian ini adalah
formula modifikasi dari penelitian Retnosari dan Isadiartuti (2006).
Tabel II. Formula gel hand sanitizer ekstrak daun sirih acuan (200 g)
Bahan Formula
Ekstrak daun sirih 15%
Carbopol 940 0,5%
TEA 0,5%
Gliserin 1%
Koringen Odoris (melon) 8 gtt
Natrium Metabisulfit 0,02 %
Aquadest ad 200 g
(Retnosari dan Isadiartuti, 2006)
Tabel III. Formula gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint yang telah
dimodifikasi (200 g)
Bahan F1 F2 F3 F4 F5
Minyak atsiri daun mint 0,5 % 0,5 % 0,5 % 0,5 % 0,5 %
HPMC 1% 1,5% 2% 2,5% 3%
Gliserin 1% 1% 1% 1% 1%
Natrium Metabisulfit 0,02 % 0,02 % 0,02 % 0,02 % 0,02 %
Aquadest ad 200 g 200 g 200 g 200 g 200 g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3. Proses sterilisasi
Pengembangan HPMC dan proses pencampuran dilakukan di
laboratorium steril dalam MSC (Microbiologycal Safety Cabinet) yang telah
disterilisasi dengan sinar UV selama 3 jam dan dilakukan secara aseptis. Seluruh
alat gelas dan logam di sterilisasi menggunakan autoklaf selama 20 menit dengan
suhu 121oC. Alat-alat lain yang tidak tahan panas, disterilisasi dengan sinar UV
selama 3 jam dan etanol 70% sebelum digunakan.
4. Pembuatan gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint
Aquadest sebanyak 20 kali jumlah HPMC dipanaskan sampai suhu 80oC-
90oC, kemudian HPMC ditaburkan sampai terbasahi dan terdispersi ke dalamnya.
Kemudian setelah terjadi pengembangan (kurang lebih satu hari), aquadest sisa
dicampur bahan-bahan lain yang larut air. Setelah itu, gel HPMC dicampur
dengan minyak atsiri daun mint kemudian dicampur dengan bahan yang larut air
tadi, kemudian dicampur menggunakan mixer dengan kecepatan putar tingkat 1
selama 10 menit pada suhu ruangan (Arikumalasari dkk., 2013).
5. Uji organoleptis dan pH gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint
Pemeriksaan organoleptis meliputi bentuk, warna dan bau yang diamati
secara visual. Pengukuran pH menggunakan indikator universal dengan cara
memasukkan indikator pH universal (pH strips) ke dalam gel hand sanitizer
minyak atsiri daun mint yang telah dibuat. Nilai pH ditentukan dengan cara
membandingkan warna yang dihasilkan dengan standar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
6. Uji sifat fisik dan stabilitas gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint
a. Uji viskositas dan pergeseran viskositas
Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscometer Rion seri VT
04. Gel dimasukkan ke dalam wadah hingga penuh dan dipasang pada
portable viskotester. Viskositas gel diketahui dengan mengamati jarum
penunjuk viskositas (Instruction Manual Viscotester VT-04E). Untuk
mengetahui persentase pergeseran viskositasnya dilakukan pengukuran pada 48
jam dan 1 bulan selama penyimpanan. Besarnya pergeseran viskositas
merupakan selisih antara viskositas awal dan viskositas setelah penyimpanan
dibagi viskositas awal dikalikan 100%. Sediaan dianggap memiliki stabilitas
yang baik jika memiliki persentase pergeseran viskositas kurang dari 10%.
Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali
b. Uji daya sebar
Sediaan gel ditimbang seberat 1 gram dan diletakkan di tengah kaca
bulat berskala. Di atas gel diletakkan kaca bulat lain dengan berat 125 gram
sebagai pemberat, didiamkan selama 1 menit, kemudian dicatat penyebarannya.
Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali (Garg dkk., 2002).
7. Uji daya antibakteri gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint secara
difusi sumuran
a. Pembuatan Suspensi Bakteri uji Escherichia coli
Dibuat suspensi bakteri uji dengan mengambil bakteri stok, kemudian
dicampur dengan media MHB. Lalu disamakan kekeruhannya dengan larutan
Mac Farland 0,5 (1,5x10-8
CFU/ml) (Gupta dkk., 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
b. Pengujian aktivitas antibakteri bakteri Escherichia coli dengan metode difusi
sumuran
Metode yang digunakan adalah metode double layer dengan membuat
2 lapisan pada media yaitu base dan seed layer. Dituang media MHA sebagai
base layer sebanyak 10 ml, lalu setelah memadat dituang media MHA
sebanyak 15 ml ditambah 1 ml suspensi bakteri sebagai seed layer. Setelah
memadat, dibuat 3 lubang sumuran. Kemudian dimasukkan sampel berupa
formula yang memenuhi kriteria sifat fisik dan stabilitas, kontrol positif (gel
hand sanitizer merek NUVO®
) dan kontrol negatif (basis) pada tiap lubang
sebanyak 1 ml. Setelah itu, diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC kemudian
diamati zona hambat yang terbentuk. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali
(Brooks dkk., 2004 ; Pratiwi, 2008).
F. ANALISIS HASIL
Data utama yang diperoleh adalah data uji viskositas dan uji daya sebar
48 jam setelah pembuatan, profil viskositas selama 1 bulan penyimpanan. Data uji
daya sebar dan viskositas 48 jam dianalisis menggunakan software R 3.1.0.
Analisis dilakukan untuk melihat signifikansi dari penambahan HPMC terhadap
viskositas dan daya sebar. Data diuji normalitas dahulu menggunakan analisis
statistik Shapiro-Wilk. Kemudian dilanjutkan uji parametrik yaitu Levene test bila
data terdistribusi normal, sedangkan bila data dinyatakan tidak terdistribusi
normal maka digunakan uji non-parametrik yaitu Kruskal-Wallis. Uji ini
dilakukan untuk mengetahui data yang diperoleh memiliki kesamaan variansi atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
tidak. Selanjutnya data akan dianalisis untuk mengetahui signifikasi HPMC
terhadap respon yaitu daya sebar, viskositas. Taraf kepercayaan yang digunakan
dalam anilisis ini adalah 95%. Setelah itu, dilakukan uji TukeyHSD untuk melihat
kebermaknaan masing-masing data yang didapat.
Data pergeseran viskositas didapat dari menghitung selisih antara
viskositas awal dan viskositas setelah penyimpanan dibagi viskositas awal
dikalikan 100%. Dari hasil penghitungan tersebut kemudian dapat dilihat data
yang masuk kriteria pergeseran viskositas yang diinginkan yaitu kurang dari 10%.
Data pendukung yang didapat dari hasil penelitian ini adalah data dari uji
organoleptis, pH, dan diameter zona hambat. Data organoleptis didapat dengan
mengamati secara visual hasil dari gel yang didapat meliputi bentuk, warna dan
bau. Data pH didapat dengan menguji formula gel menggunakan indikator pH.
Data zona hambat didapat dengan mengamati ada tidaknya zona jernih yang
terbentuk dan dengan menghitung diameter rata-rata zona jernih yang terbentuk
tersebut. Data yang diperoleh dari zona hambat kemudian dibandingkan dengan
kontrol positif dan kontrol negatif untuk melihat besarnya aktivitas dari sediaan
dibandingkan dengan kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Verifikasi minyak atsiri daun mint
Pada penelitian ini, minyak atsiri daun mint yang digunakan berasal dari
PT. Brataco Yogyakarta. Keaslian minyak atsiri daun mint ini dibuktikan dengan
adanya Certificate of Analysis (CoA) pada lampiran 1. Berdasarkan pengujian
organoleptis (bau, warna dan bentuk) diketahui bahwa minyak atsiri daun mint
berbau khas, berwarna kuning jerami dan berbentuk cair.
Tahap awal penelitian ini adalah melakukan uji verifikasi dari minyak
atsiri daun mint yang akan digunakan. Tujuannya adalah untuk mengetahui
kualitas dan keaslian minyak atsiri daun mint yang digunakan dalam penelitian.
Uji verifikasi meliputi uji indeks bias dan bobot jenis. Hasil yang didapat dari
proses pengujian dapat dilihat pada tabel IV.
Tabel IV. Verifikasi minyak atsiri daun mint
Sifat Fisik Teoritis (BP) Spesifikasi CoA Hasil uji
Indeks bias π 1,457-1,467 1,4560-1,4660 1,4587 ± 0,0006
Bobot jenis d 0,900 - 0,916 0,888-0,908 0,8901 ± 0,0009
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai bobot jenis
minyak atsiri daun mint yang diuji tidak masuk range nilai bobot jenis dari
literatur British Pharmacopeia. Sedangkan nilai indeks bias π minyak atsiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
yang diuji masuk ke dalam range nilai indeks bias literatur. Menurut spesifikasi
CoA (Certificate of Analysis), nilai indeks bias dan bobot jenis dari minyak atsiri
daun mint sudah sesuai dengan nilai indeks bias yang terdapat dalam spesifikasi
yang menjadi parameter PT. Brataco Yogyakarta. Jadi minyak atsiri yang diuji
adalah benar minyak atsiri daun mint menurut spesifikasi dari PT. Brataco
Yogyakarta yang memiliki kualitas kemurnian yang berbeda dengan literatur.
Perbedaan ini diduga karena adanya perbedaan kandungan dari menthol yang
terdapat dalam minyak atsiri. Kandungan menthol dalam penelitian sebesar 50,20
% (lampiran 1) sedangkan kandungan menthol dalam literatur sebesar 30-55 %.
Perbedaan ini juga bisa disebabkan karena perbedaan asal tanaman mint yang
digunakan, sebab setiap tanaman memiliki perbedaan jumlah senyawa yang
dikandung berdasarkan tempat asalnya.
B. Formulasi sediaan gel hand sanitizer
Gel merupakan sistem semisolid yang terdiri dari dispersi molekul-
molekul kecil atau besar di dalam pembawa cairan berair yang membentuk seperti
jeli dengan penambahan gelling agent (Allen, 2005). Bentuk sediaan gel yang
dibuat dalam sediaan ini adalah hidrogel dimana sebagian besar komposisinya
adalah air. Keuntungan dari sediaan hidrogel adalah mempunyai sifat daya sebar
yang baik pada kulit, pelepasan obat yang baik, tidak menghambat fungsi
fisiologis kulit dan mudah dicuci sehingga sangat cocok untuk tujuan penggunaan
secara topikal (Voight, 1995). Berdasarkan keuntungan tersebut, sediaan hidrogel
dipilih karena sesuai dengan tujuan penggunaan gel dalam penelitian yaitu sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
gel pembersih tangan. Formula gel hand sanitizer yang digunakan berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Retnosari dan Isadiartuti (2006). Formula
tersebut kemudian dimodifikasi karena menggunakan zat aktif dan gelling agent
yang berbeda dalam penelitian ini.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan gel hand sanitizer meliputi zat
aktif, gelling agent, humektan, pengawet, dan pelarut. Gelling agent merupakan
bahan yang bertanggung jawab membentuk kekentalan atau pembentuk sifat alir
sediaan gel hand sanitizer. Sedangkan humektan merupakan bahan yang
digunakan untuk mencegah lepasnya air dari sediaan serta mengabsorsi lembab
dari lingkungan saat di aplikasikan. Bahan lain yang digunakan dalam formulasi
adalah pengawet yang berguna untuk mengawetkan sediaan agar tahan lama dan
tidak ditumbuhi jamur atau bakteri. Pelarut yang digunakan dalam formulasi
sediaan gel hand sanitizer adalah aquadest.
Zat aktif yang dipilih dalam formulasi adalah minyak atsiri daun mint.
Minyak atsiri daun mint dipilih karena memiliki aktivitas sebagai antimikroba
(Oyedeji dan Afolayan, 2006). Senyawa dalam minyak atsiri daun mint yang
diduga memiliki aktivitas antimikroba adalah menthol yang merupakan salah satu
golongan terpenoid yaitu monoterpen yang merupakan salah satu senyawa dari
tumbuhan yang memiliki aktivitas antimikroba. Konsentrasi minyak atsiri daun
mint yang digunakan dalam formula adalah sebesar 0,5%. Konsentrasi tersebut
didapat dari penelitian yang pernah dilakukan tentang minyak atsiri daun mint
nilai KHM minyak atsiri daun mint terhadap bakteri E. Coli sebesar 0,5% v/v
(Hammer dkk., 1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gelling agent yang dipilih dalam penelitian ini adalah HPMC. Pemilihan
HPMC sebagai gelling agent adalah karena HPMC memiliki sifat dapat
membentuk gel yang jernih dan bersifat netral serta memiliki viskositas yang
stabil dalam penyimpanan jangka panjang (Rowe dkk., 2009). Selain itu HPMC
mengembang terbatas dalam air sehingga cocok digunakan dalam sediaan gel
hand sanitizer. Dalam penelitian ini akan diteliti bagaimana pengaruh
penambahan HPMC terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan gel hand sanitizer.
Oleh karena itu dilakukan dahulu orientasi untuk menentukan variasi konsentrasi
dari gel HPMC. Hasil dari orientasi adalah didapatkan variasi konsentrasi HPMC
sebesar 1%, 2%, 3%, 4%, 5%.
Keunggulan dari HPMC sebagai gelling agent dibanding gelling agent
lain adalah HPMC dapat membentuk basis gel yang lebih jernih dan stabil
terhadap pH dibandingkan CMC-Na. Selain itu, HPMC tidak memerlukan basa
untuk menetralkan keasaman seperti Carbomer yang memerlukan basa untuk
menetralkan keasaman agar bisa membentuk basis gel.
Humektan yang digunakan dalam formula adalah gliserin. Gliserin
dipilih karena merupakan salah satu bahan tambahan utama untuk sediaan topikal
sebagai humektan atau emolient. Selain itu, gliserin juga sering digunakan sebagai
bahan tambahan untuk makanan. Jumlah gliserin yang digunakan dalam formula
adalah sebesar 1%. Hal tersebut sudah memenuhi syarat bahwa konsentrasi
gliserin sebagai humektan adalah ≤ 30% (Rowe dkk., 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Suatu sediaan memerlukan bahan pengawet agar tidak mudah ditumbuhi
bakteri dan jamur. Hal itu disebabkan sediaan yang dibuat mempunyai komposisi
sebagian besar berupa air yang sangat mudah ditumbuhi bakteri dan jamur. Na-
metabisulfit digunakan sebagai bahan pengawet dalam formula karena aman
untuk makanan menurut FDA (Food and Drug Administration) pada batas
maksimum konsentrasi 2000-3000 ppm. Konsentrasi Na-metabisulfit yang dipakai
adalah sebesar 0,02%. Menurut Rowe dkk. (2009) konsentrasi Na-metabisulfit
yang diperkenankan untuk sediaan oral, parenteral dan topikal adalah sebesar
0,01%-1% w/v.
Selama proses pembuatan dilakukan dalam keadaan aseptis untuk
mengurangi resiko kontaminasi sediaan. Langkah aseptis dilakukan karena proses
sterilisasi akhir tidak bisa dilakukan. Hal itu disebabkan karena zat aktif berupa
minyak atsiri memiliki sifat volatile sehingga ditakutkan bila dilakukan proses
sterilisasi akhir menggunakan panas (autoklaf atau oven), dapat menyebabkan zat
aktif minyak atsiri daun mint menguap. Sedangkan apabila sterilisasi akhir
dilakukan dengan penyaringan maka sediaan akan tertahan di atas alat saring
sebab sediaan yang dibuat adalah sediaan semisolid yang memiliki viskositas
yang cukup tinggi sehingga tidak dapat disaring. Oleh karena itu, dalam
pembuatan diawali dengan proses sterilisasi alat agar alat-alat yang digunakan
dalam formulasi tidak terkontaminasi. Proses pencampuran juga dilakukan di
dalam MSC (Microbiologycal Safety Cabinet) yang sudah disterilisasi terlebih
dahulu dengan sinar UV selama ± 3 jam. Pencampuran bahan dilakukan
menggunakan mixer dengan kecepatan putar tingkat 1 selama 10 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
C. Uji organoleptis dan pH
Pengujian organoleptis bertujuan untuk mengetahui secara visual kualitas
dan stabilitas gel selama masa penyimpanan. Parameter yang diamati adalah bau,
bentuk, dan warna sediaan. Pengamatan dilakukan pada 48 jam setelah pembuatan
dan 1 bulan setelah pembuatan.
Tabel V. Hasil uji organoleptis dan pH 48 jam
Kriteria F1 F2 F3 F4 F5
Bentuk Semisolid Semisolid Semisolid Semisolid Semisolid
Bau Khas Khas Khas Khas Khas
Warna Putih keruh Putih keruh Putih keruh Putih keruh Putih keruh
pH 6 6 6 6 6
Tabel VI. Hasil uji organoleptis 1 bulan
Kriteria F1 F2 F3 F4 F5
Bentuk Semisolid Semisolid Semisolid Semisolid Semisolid
Bau Khas Khas Khas Khas Khas
Warna Putih keruh Putih keruh Putih keruh Putih keruh Putih keruh
Pada tabel V dan VI dapat dilihat bahwa hasil uji organoleptis sediaan
gel selama 48 jam dan 1 bulan setelah pembuatan sama. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa tiap formula sediaan gel hand sanitizer stabil.
Uji pH dilakukan untuk mengetahui apakah sediaan yang dibuat sudah
memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit atau tidak. Range pH kulit adalah
sebesar 5-6,5. Oleh karena itu, diharapkan sediaan gel yang dibuat juga memiliki
range pH yang sama agar tida menyebabkan iritasi pada kulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Dari tabel V, didapat besarnya pH formula 1 sampai 5 adalah sebesar 6.
Hal itu menyatakan bahwa sediaan aman dan sesuai dengan pH kulit sehingga
sediaan gel tidak akan mengiritasi kulit apabila diaplikasikan ke tangan.
D. Sifat fisik dan stabillitas gel hand sanitizer
Parameter sifat fisik sediaan yang baik antara lain adalah viskositas dan
daya sebar. Parameter lain yang dapat digunakan untuk melihat bahwa suatu
sediaan baik selain sifat fisik adalah stabilitas sediaan tersebut. Stabilitas sediaan
dapat dilihat dari nilai pergeseran viskositanya. Pengujian sifat fisik bertujuan
untuk melihat bahwa sediaan yang dibuat memenuhi syarat yang ditentukan untuk
membentuk sediaan gel yang baik. Sedangkan pengujian stabilitas bertujuan untuk
menjamin bahwa sediaan yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang telah
ditentuan walaupun sudah cukup lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan stabilitas
dapat digunakan sebagai dasar penentuan batas kadaluarsa (Lachman, 1994). Pada
penelitian ini akan dilihat pengaruh penambahan HPMC sebagai gelling agent
terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan gel hand sanitizer.
1. Uji Viskositas
Viskositas merupakan suatu tahanan dari suatu sediaan untuk mengalir.
Semakin kental atau semakin besar nilai viskositasnya, maka semakin besar
tahanannya (Sinko, 2006). Pengujian viskositas dilakukan pada 48 jam dan 1
bulan setelah penyimpanan. Pengujian 48 jam setelah pembuatan dikarenakan
apabila diuji langsung setelah pembuatan, sistem gel yang dihasilkan masih belum
stabil karena masih terpengaruh faktor-faktor lain seperti proses pembuatan gel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Sehingga pengujian dilakukan 48 jam setelah pembuatan dengan harapan sistem
gel yang dihasilkan sudah stabil. Pengujian 1 bulan setelah penyimpanan
dilakukan untuk mengetahui stabilitas sediaan dengan mengukur pergeseran
viskositas gel. Pengujian viskositas dilakukan dengan menggunakan viscotester.
Sediaan diambil dan dimasukkan ke dalam wadah dan dihitung viskositasnya
dengan melihat angka yang ditunjukkan dalam viscotester. Satuan yang digunakan
dalam pengujian ini adalah d.Pa.s.
Tabel VII. Hasil uji viskositas 48 jam
Formula
Replikasi 1
(d.Pa.s)
Replikasi 2
(d.Pa.s)
Replikasi 3
(d.Pa.s)
Rata-Rata ± SD
(d.Pa.s)
F1 1,3 1,5 1 1,266±0,251
F2 10 8,5 8 8,833±1,04
F3 65 70 60 65±5
F4 90 95 91 92±2,645
F5 140 130 110 126,667±15,275
Pada pengujian viskositas selama 48 jam, didapatkan hasil seperti yang
dapat dilihat pada tabel VII. Formula yang memiliki nilai viskositas paling rendah
adalah formula 1 dengan rata-rata sebesar 1,266 d.Pa.s. Formula 2 sebesar 8,833
d.Pa.s, formula 3 sebesar 65 d.Pa.s, formula 4 sebesar 92 d.Pa.s, sedangkan
formula 5 memiliki nilai viskositas paling tinggi sebesar 126,667 d.Pa.s.
Berdasarkan data tersebut maka dari ke-5 formula yang memenuhi kriteria
viskositas yang diinginkan yaitu 80-150 d.Pa.s adalah formula 4 dan formula 5.
Sedangkan formula 1, formula 2 dan formula 3 viskositasnya tidak masuk dalam
range viskositas yang diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Gambar 4. Grafik konsentrasi HPMC terhadap viskositas 48 jam
Dari tabel VII dan gambar 4 dapat dilihat bahwa semakin tinggi
konsentrasi HPMC maka menyebabkan peningkatan viskositas dari sediaan gel
hand sanitizer. Hal itu dapat terjadi karena semakin tinggi konsentrasi HPMC,
maka semakin banyak jumlah HPMC yang digunakan sebagai basis gel sehingga
jumlah ikatan silang antar polimer semakin banyak dan semakin kuat yang
menyebabkan sistem gel yang terbentuk semakin stabil dan kompak yang
ditunjukkan dengan bertambahnya viskositas. HPMC membentuk basis gel
dengan cara mengabsorbsi pelarut sehingga cairan tersebut tertahan dan
membentuk massa cairan yang kompak. Semakin banyak HPMC yang terlarut
atau digunakan maka semakin banyak juga cairan yang tertahan dan diikat oleh
agen pembentuk gel sehingga viskositas gel semakin tinggi. Kriteria viskositas
yang diinginkan dalam penelitian ini adalah sebesar 80-150 d.Pa.s. Dari ke-5
formula tersebut, yang memenuhi kriteria viskositas yang diinginkan adalah
formula 4 dan 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
0
2
4
6
8
10
12
1 1,5 2 2,5 3
day
a se
bar
(cm
)
konsentrasi HPMC (%)
Replikasi 1
Replikasi 2
Replikasi 3
2. Uji daya sebar
Uji daya sebar bertujuan untuk menjamin kemudahan saat sediaan
diaplikasikan di kulit. Besarnya nilai daya sebar suatu sediaan dipengaruhi oleh
karakteristik sediaan, lama tekanan dan kekuatan yang menghasilkan kelengketan.
Daya sebar suatu sediaan biasanya berbanding terbalik dengan nilai viskositas.
Semakin tinggi nilai viskositasnya, maka nilai daya sebar akan semakin rendah
(Garg dkk., 2002). Metode pengujian daya sebar adalah dengan menimbang gel
seberat 1,0 gram, diletakkan ditengah kaca bulat berskala. Diatas gel diletakkan
kaca bulat lain dan pemberat dengan berat total 125 gram, didiamkan selama 1
menit, kemudian dicatat diameter penyebarannya (Grag dkk., 2002).
Tabel VIII . Hasil uji daya sebar 48 jam
Formula
Replikasi 1
(cm)
Replikasi 2
(cm)
Replikasi 3
(cm)
Rata-Rata ± SD
(cm)
F1 9,9 9,9 9,9 9,908±0,038
F2 7,4 7,4 7,3 7,325±0,025
F3 6,4 6,4 6,4 6,408±0,028
F4 6,3 6,2 6,2 6,208±0,08
F5 5,8 5,8 6 5,881±0,112
Gambar 5. Grafik konsentrasi HPMC terhadap daya sebar 48 jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Dari tabel VIII dan gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin tinggi
konsentrasi HPMC menyebabkan daya sebar sediaan semakin kecil dan viskositas
semakin besar. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa viskositas
mempengaruhi daya sebar. Dimana semakin tinggi viskositas, maka daya
sebarnya semakin kecil (Garg dkk., 2002). Dari ke-5 formula, yang memenuhi
kriteria daya sebar yang diinginkan adalah formula 3, 4, dan 5. Dimana daya sebar
yang baik untuk sediaan gel adalah sebesar 5 cm-7cm (Garg dkk., 2002).
3. Uji pergeseran viskositas
Uji pergeseran viskositas dilakukan untuk mengetahui stabilitas sediaan
gel selama masa penyimpanan. Uji ini dihitung dengan mengetahui viskositas
sediaan gel selama 2 hari dan 1 bulan selama masa penyimpanan. Besarnya
pergeseran viskositas merupakan selisih antara viskositas awal dan viskositas
setelah penyimpanan dibagi viskositas awal dikalikan 100%. Suatu sediaan
memiliki stabilitas yang baik jika nilai pergeseran viskositasnya ≤ 10%. Rumus
penghitungan pergeseran viskositas:
Pergeseran viskositas= x 100%
Tabel IX. Hasil perhitungan pergeseran viskositas
Formula F1 F2 F3 F4 F5
Pergeseran
viskositas(%)
68,4 16,9 67,6 32,6 8,4
Dari tabel IX dapat dilihat bahwa dari ke-5 formula yang memenuhi
syarat pergeseran viskositas yang baik adalah formula 5 dengan nilai pergeseran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
viskositas ≤ 10%. Sehingga formula 5 merupakan formula yang stabil selama
penyimpanan 1 bulan dibandingkan formula yang lainnya.
E. Data statistik
Data yang didapat yaitu daya sebar dan viskositas, kemudian dianalsis
menggunakan program R 3.1.0, dengan uji ANOVA satu arah pada taraf
kepercayaan 95%.
Tahap pertama dalam uji ANOVA adalah uji normalitas dengan uji
Shapiro-Wilk, karena jumlah sampel kurang dari 50. Tujuannya adalah untuk
mengetahui distribusi dari data tersebut normal atau tidak.
Setelah diketahui data terdistribusi normal, dilanjutkan dengan uji
kesamaan varians. Uji ini bertujuan untuk mengetahui kesamaan varians dari
suatu populasi. Uji kesamaan varians dilakukan dengan mengunakan Levene’s
Test.
Apabila data menunjukkan kesamaan varians, maka dapat dilanjutkan
dengan melihat nilai efek faktor terhadap respon dengan melakukan uji one way
ANOVA. Untuk mengetahui kebermaknaan masing-masing formula secara
statistik, dapat dilakukan uji TukeyHSD.
1. Uji normalitas data
Hasil uji normalitas dengan Shapiro-Wilk untuk viskositas dan daya
sebar selama 48 jam dapat dilihat pada tabel XI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel X. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk
Jenis Data Formula p-value
Viskositas
1 0,7804
2 0,4633
3 1
4
5
0,3631
0,6369
Daya
sebar
1 0,6369
2 0,6369
3 0,6369
4
5
0,2983
0,8289
Dari tabel X dapat dilihat bahwa nilai p-value dari tiap formula untuk
kriteria viskositas maupun daya sebar lebih dari 0,05. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa data yang didapat terdistribusi normal. Oleh karena itu, uji
statistik dapat dilanjutkan dengan uji kesamaan varians.
2. Uji kesamaan varians
Setelah data terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan melakukan uji
kesamaan varians. Uji kesamaan varians menggunakan Levene’s Test. Hasil uji
kesamaan varians untuk viskositas dan daya sebar selama 48 jam dapat dilihat
pada tabel XI.
Tabel XI. Hasil Uji Kesamaan Varians
Jenis Data p-value
Viskositas 0,152
Daya Sebar 0,234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Pada tabel XI menyatakan bahwa nilai p-value dari ke-2 jenis data
(viskositas dan daya sebar) memiliki nilai p-value >0,05. Hal itu memnunjukkan
bahwa ke-2 jenis data bervariansi sehingga bisa dilanjutkan dengan ANOVA.
3. Uji TukeyHSD
Uji selanjutnya yang dilakukan adalah ANOVA untuk melihat efek
faktor terhadap respon. Hasil dari ANOVA adalah nilai p viskositas sebesar
4,72x10-9
dan nilai p daya sebar sebesar 4,03x10-14
. Hasil tersebut dibawah nilai p
<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada efek faktor terhadap respon
sehingga perlu dilanjutkan dengan uji TukeyHSD untuk melihat kebermaknaan
masing-masing formula secara statistik. Hasil dari uji TukeyHSD viskositas dan
daya sebar selama 48 jam dapat dilihat pada tabel XII dan XIII.
Tabel XII. Hasil uji TukeyHSD viskositas 48 jam
Perbandingan
Formula p-adj Keterangan*
F2:F1 0,7141952 Tidak berbeda
F3:F1 0,0000067 Berbeda
F4:F1 0,0000002 Berbeda
F5:F1 0,0000000 Berbeda
F3:F2 0,0000210 Berbeda
F4:F2 0,0000005 Berbeda
F5:F2 0,0075252 Berbeda
F4:F3 0,0000090 Berbeda
F5:F3 0,0012328 Berbeda
F4:F5 0,0003733 Berbeda
Keterangan : *= secara statistik dengan taraf kepercayaan 95%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel XIII. Hasil uji TukeyHSD daya sebar 48 jam
Perbandingan
Formula p-adj Keterangan*
F2:F1 0,0000000 Berbeda
F3:F1 0,0000000 Berbeda
F4:F1 0,0000000 Berbeda
F5:F1 0,0000000 Berbeda
F3:F2 0,0000001 Berbeda
F4:F2 0,0000000 Berbeda
F5:F2 0,0000000 Berbeda
F4:F3 0,065153 Tidak berbeda
F5:F3 0,0000335 Berbeda
F4:F5 0,0012187 Berbeda
Keterangan : *= secara statistik dengan taraf kepercayaan 95%
Pada tabel XII dapat dilihat bahwa pada formula 1 dan formula 2 tidak
berbeda menurut statistik penambahaan gelling agent HPMC. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa penambahan HPMC pada formula 1 ke formula 2 tidak
memberikan pengaruh perbedaan viskositas gel. Sedangkan pada tabel XIII
menunjukkan bahwa pada formula 3 dan 4 tidak berbeda menurut statistik
sehingga dapat disimpulkan bahwa penambahan HPMC pada formula 3 ke
formula 4 tidak memberikan pengaruh perbedaan daya sebar gel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
F. Uji potensi antimikroba
Minyak atsiri daun mint memiliki aktivitas potensi antimikroba dan dapat
menghambat pertumbuhan mikroba baik gram negatif maupun positif. Zona
hambat yang dihasilkan dari minyak atsiri daun mint menurut penelitian adalah
sebesar 13mm terhadap bakteri Escherichia coli (Saeed dkk., 2006). Penelitian
lainnya tentang minyak atsiri daun mint yang menyatakan bahwa nilai KHM
minyak atsiri daun mint terhadap bakteri Escherichia coli sebesar 0,5% v/v
(Hammer dkk., 1999). Berdasarkan penelitian tersebut maka dilakukan pengujian
untuk mengetahui seberapa besar potensi antimikroba gel hand sanitizer minyak
atsiri daun mint terhadap bakteri Escherichia coli. Digunakan bakteri Escherichia
coli karena bakteri ini merupakan salah satu penyebab penyakit diare.
Pengujian potensi antimikroba menggunakan metode difusi sumuran
karena sampel yang digunakan adala sediaan semisolid. Prinsip kerja difusi
sumuran adalah senyawa uji ditempatkan ke dalam media padat yang telah
diinokulasikan bakteri. Senyawa uji berdifusi ke dalam media dan menghambat
pertumbuhan bakteri uji.
Kontrol yang digunakan dalam penelitian adalah kontrol media, kontrol
pertumbuhan bakteri, kontrol negatif (basis gel), dan kontrol positif (sediaan gel
merek NUVO®). Kontrol media bertujuan untuk melihat bahwa media yang
digunakan steril. Kontrol pertumbuhan bertujuan untuk melihat bahwa bakteri uji
dapat tumbuh dengan baik pada media yang digunakan. Kontrol negatif bertujuan
untuk melihat bahwa basis gel tidak memiliki potensi antimikroba sehingga dapat
dipastikan bahwa yang menghambat pertumbuhan mikroba adalah zat aktifnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Kontrol positif bertujuan untuk melihat seberapa besar potensi
antimikroba dari produk di pasaran dibandingkan dengan sampel gel hand
sanitizer minyak atsiri daun mint. Produk gel hand sanitizer yang digunakan
sebagai kontrol positif adalah gel hand sanitizer merek NUVO®. Digunakan gel
hand sanitizer merek NUVO®
karena produk ini merupakan salah satu produk gel
hand sanitizer yang digemari masyarakat dan sering digunakan oleh masyarakat.
Kontrol positif yang digunakan bukan dari antibiotik yang sudah teruji aktivitas
antimikrobanya sebab dalam penelitian ini ingin melihat seberapa besar aktivitas
antimikroba sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint dibanding dengan
sediaan gel hand sanitizer yang beredar di pasaran.
Sampel yang digunakan dalam uji potensi antibakteri adalah sediaan gel
hand sanitizer minyak atsiri daun mint formula 5. Pemilihan sampel berupa gel
hand sanitizer minyak atsiri daun mint formula 5 karena berdasarkan uji sifat fisik
dan stabilitasnya, hanya formula 5 yang memenuhi kriteria sehingga sampel yang
dipilih adalah sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint formula 5.
Pada cawan petri yang telah berisi media MHA dan suspensi bakteri
Escherichia coli, dibuat 3 lubang sumuran dengan diameter sebesar 8 mm. Ketiga
lubang tersebut masing-masing berisi sampel (gel hand sanitizer formula 5),
kontril negatif, dan kontrol positif sebanyak 1ml. Setelah itu dilakukan inkubasi
pada suhu 37oC selama 24 jam. Kemudian diamati dan diukur zona hambat yang
terbentuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel XIV. Hasil zona hambat uji potensi antibakteri terhadap
bakteri Escherichia coli
Formula Replikasi 1
(mm)
Replikasi 2
(mm)
Replikasi 3
(mm)
Rata-rata ±SD
(mm)
Sampel (F5) 9,93 10,06 10,03 10,00±0,06
Kontrol positif (+) 5,0 4,93 5,03 5,02±0,01
Kontrol negatif (-) 0 0 0 0±0
Gambar 6. Hasil uji potensi antimikroba
Berdasarkan gambar 6 dan tabel XIV, maka dapat diketahui bahwa basis
sebagai kontrol negatif tidak memberikan zona hambat. Hal itu membuktikan
bahwa dalam formula, yang memberikan efek potensi antimikroba hanya minyak
atsiri daun mint. Pada sampel dan gel hand sanitizer merek NUVO®
sebagai
kontrol positif didapatkan zona jernih yang merupakan zona hambat dari sediaan.
Zona hambat ini memberikan bukti bahwa sampel dan kontrol positif memiliki
potensi sebagai antimikroba terhadal bakteri Escherichia coli . Besarnya rata-rata
zona hambat pada sampel adalah sebesar 10,00 mm sedangkan pada kontrol
kontrol (+)
sampel
Kontrol (-)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
positif sebesar 5,02 mm. Berdasarkan pengujian, dapat diketahui bahwa sediaan
gel hand sanitizer memiliki potensi antimikroba terhadap bakteri Escherichia coli.
Berdasarkan uji sifat fisik yang meliputi uji daya sebar dan viskositas
serta uji stabilitas dengan melihat nilai pergeseran viskositas maka dari ke-5
formula gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint yang memenuhi kriteria sifat
fisik dan stabilitas adalah formula 5 dengan konsentrasi HPMC sebesar 3%.
Sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun mint pada formula 5 memiliki
aktivitas antimikroba terhadap bakteri Escherichia coli dengan menunjukkan
diameter zona hambat sebesar 10,00 mm. Jadi formula yang paling bagus dalam
penelitian adalah formula 5 karena memiliki daya sebar dan viskositas yang
memenuhi kriteria serta paling stabil dalam penyimpanan 1 bulan dengan nilai
pergeseran viskositas sebesar 8,4 %. Selain itu sediaan gel hand sanitizer minyak
atsiri daun mint formula 5 juga memiliki aktivitas antimikroba dengan
menunjukkan adanya zona hambat sebesar 10,00 mm terhadap bakteri
Escherichia coli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. HPMC memberikan pengaruh pada kelima formula. Semakin meningkat
konsentrasi HPMC, maka akan menaikkan respon viskositas, dan
menurunkan respon daya sebar.
2. Formula gel minyak daun mint yang memenuhi kriteria sifat fisik dan
memenuhi kriteria stabilitas adalah formula 5.
B. Saran
1. Perlu dilakukan optimasi formula yang digunakan agar mendapatkan sediaan
yang memenuhi kriteria sifat fisik, stabilitas, dan daya antimikroba yang baik.
2. Perlu dilakukan uji terhadap berbagai jenis bakteri terutama bakteri yang ada
di tangan atau kulit seperti Staphylococcus aureus, E. coli, Salmonella, Vibrio
cholerae, dan Shigella.
3. Perlu dilakukan uji iritasi terhadap kulit sehingga semakin menguatkan
bahwa sediaan yang dibuat aman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, S. A., 1986, Kimia Organik Bahan Alam, Modul 1-6, Karunika, Jakarta.
Alankar, S., 2009, A Review on Peppermint Oil, Asian Journal of Pharmaceutical
and Clinical Research, Vol.2, pp. 27-32.
Allen Jr., L. V., 2005, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical
Compounding, 2th
ed., American Pharmaceutical Association, USA, p.
301.
Arikumalasari, J., Dewantara, IG.N.A., Wijayanti, N.P.A.D., 2013, Optimasi
HPMC Sebagai Gelling Agent Dalam Formula Gel Ekstrak Kulit Buah
Manggis (Garcinia mangostana L.), Jurnal Farmasi Udayana, Vol.2, pp.
145-152.
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, 1986, Kemungkinan
Pembudidayaan Tanaman Penghasil Minyak Atsiri Potensial, Panili, dan
Lidah Buaya, Departemen Pertanian, Bogor.
Benson, H.A.E dan Watkinson, A.C., 2012, Transdermal and Topical Drug
Delivery Principels and Practice, Jhon Wiley and Son, inc. Publication,
New Jersey, pp. 3-281.
Block, S., 2001, Disinfection, Sterilization and Preservation, 4th
Edition, Williams
and Wilkins. P, p. 38.
Brooks, GF., Butel SJ., Morse AS., 2004, Medical Microbiology, Edisi ke 23,
diterjemahkan oleh Hartanto, H., Chaerunnisa R., Alifa D., Aryana D.,
Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, pp. 57, 170, 176-178, 181, 225,229,
254-257.
BSN Medical, 2009, Bakteri luka yang umum di temukan dalam luka terinfeksi,
http://www.cutimed-sorbact.com/Indonesia/start.html, diakses tanggal 16
September 2013.
Charu Gupta, Amar P. Garg, Ramesh C. Uniya dan Archana Kumari, 2008,
Antimicrobial activity of some herbal oils against common food-borne
pathogens, African Journal of Microbiology Research, Vol.(2), pp. 258-
261.
Croteau, R.B., Edward, M.D., Ringer, K.L., dan Wildung, M.R., 2005, Menthol
biosynthesis and molecular genetics, Naturwissen-schaften, pp. 92, 562-
577.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Republik
Indonesia, Jakarta, pp. 1030-1031.
Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., dan Singla, A.K., 2002, Spreading of Semisolid
Formulation, Pharmaceutical Technology, USA, pp. 84-104.
Guenther, E., 1947, Essential Oils, diterjemahkan oleh Ketaren, 1987, pp. 21-25,
90, 132-134, 244-245, UI Press, Jakarta.
Gupte, J., 2006, The Short Textbook of Medicinal Microbiology, 9th
ed., Jaypee
Brother Medical Publisher Ltd., New Delhi, pp. 161, 223.
Hammer, K. A., Carson, C. F., dan Riley, T. V., 1999, Antimicrobial activity of
essential oils and other plant extracts, Journal of Applied Microbiology,
Vol.86, pp. 985-990.
Harborne, J. B., 1973, Phytochemical Methods, diterjemahkan oleh Padmawinata,
K., dan Sudiro, I., 1987, ITB Press, Bandung.
Junqueira, C., dan Kelley, R., 1997, Histologi Dasar, Edisi Kedelapan,
Kedokteran ECG, Jakarta, pp. 357-360.
Lachman, L., Liebermann, H.A., dan Kanig, J.I., 1994, Teori and Praktek
Farmasi Industri II, Edisi III, UI Press, Jakarta, pp. 652-653, 657-660.
Marriott, N.G., 1999, Principle of Food Sanitation, 4th edition, Aspen Publisher
Inc., Gaithtersbug, Maryland.
Martin, A., 1993, Physical Pharmacy, Lea & Febiger, Philladephia, pp. 566-572.
Nandkhisor, S.W., Bhalerao, K. A., Ranaware, P.V., dan Zanje, R., 2013,
Formulation and Evaluation of Herbal Sanitizer, International Journal of
PharmTech Research, Vol.5, No.1, pp. 40-43.
Okhuysen, P.C. dan DuPont, H.L., 2010, Enteroaggregative Escherichia coli
(EAEC): A Cause of Acute and Persistent Diarrhea of Worldwide
Importance, Editorial Commentary, JID 2010:202, pp. 503-505.
Oyedeji, O.A., dan Afolayan, A.J., 2006, Chemichal Composition and
Antibacterial Activity Of The Essential Oil Isolated from South Africa
Mentha longifolia (L.) subsp. Capensis (Thunb.) Briq, Journal of Essential
Oil Research, Vol. 18, pp. 57-59.
Pavela, R., 2005, Insecticidal Activity of Some Essential Oil against Larvae of S
podoptera littoralis, Fitoterapia, Vol. 76, pp. 691-696.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Pratiwi, S.T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, Jakarta, pp.165-168, 188-
191.
Radji, M. dan Biomed, M., 2009, Buku Ajar Mikrobiologi: Panduan Mahasiswa
Farmasi dan Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp.
129-130, 178-180.
Retnosari dan Isadiartuti, D., 2006, Studi efektivitas sediaan gel antiseptik tangan
ekstrak daun sirih (Piper betle Linn.), Majalah Farmasi Indonesia, pp.
163-169.
Rowe, R.C., Paul J., Sheskey, Owen, S.C., 2006, Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 5th
ed, Pharmaceutical Press, London, pp. 346 – 348.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical
Exipients, 6th
ed, Pharmaceutical Press, London, pp. 283-286, 326-329,
654-656.
Saeed, S., Asa, N., dan Tariq, P., 2006, In Vitro Antibacterial Activity of
Peppermint, Park, J. Bot., Vol.38(3), pp. 869-872.
Sinko, P.J., 2006, Physical Chemical and Biopharmaceutical Principles in
the Pharmaceutical Sciences, 5th
ed, Lippincott Williams & Wilkins
Philadelphia, pp. 481-483, 512.
Tambunan, L. A., 2008, Bioetanol Antitumpah,Trubus, Vol XXXIX, pp. 24-25.
The Departement of Health, 2009, British Pharmacopeia, Vol. IV, The Stationery
Office, London, pp. 7233-7237.
UNICEF, 2012, Pada Hari Cuci Tangan Sedunia, UNICEF mengatakan: Ini tidak
rumit, tapi penting, http://www.unicef.org/indonesia/id/media 19772.html,
diakses tanggal 16 September 2013.
Voigt, R., 1995, Lehrbruch der Pharmazeutischen Tecnologie, diterjemahkan oleh
Soewandhi, S.N. dan Widianto, M.B, pp.141-142, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
LAMPIRAN
Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) minyak daun mint
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Lampiran 2. Certificate of Analysis (CoA) HPMC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Lampiran 3. Verifikasi minyak daun mint
1. Indeks bias minyak daun mint
2. Bobot jenis minyak daun mint
Rumus untuk menghitung kerapatan minyak daun mint (25oC) :
ρ minyak daun mint =
Replikasi 1 2 3
Bobot piknometer (g) 24,0050 24,0010 24,0120
Bobot piknometer + air (g) 34,0160 34,0130 34,0180
Bobot air (g) 10,0110 10,0120 10,0060
Kerapatan air (250C)
(g/mL) 0,99707 0,99707 0,99707
Volume air (mL) 10,0404 10,0414 10,0354
Replikasi 1 2 3
Bobot piknometer (g) 24,0010 24,0560 24,0220
Bobot piknometer + minyak mint (g) 32,9010 32,9730 32,9340
Bobot minyak mint (g) 8,9000 8,9170 8,9120
Volume minyak mint (mL) 10,0400 10,0410 10,0350
ρ minyak mint (g/mL) 0,8865 0,8881 0,8881
Bobot jenis minyak mint 0,8891 0,8907 0,8907
Rata-rata ± SD 0,8901 ± 0,0009
Replikasi Indeks bias
1 1,4590
2 1,4590
3 1,4580
Rata-Rata ± SD 1,4587 ± 0,0006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Rumus untuk menghitung bobot jenis minyak daun mint (25oC) :
BJ =
Replikasi Bobot jenis
I 0,8891
II 0,8907
III 0,8907
Rata-rata ± SD 0,8901 ± 0,0009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Lampiran 4. Hasil uji sifat fisik dan stabilitas gel
1. Viskositas (d.Pa.s)
Formula
Replikasi
1 (d.Pa.s)
Replikasi
2 (d.Pa.s)
Replikasi
3 (d.Pa.s)
Rata-Rata ±
SD (d.Pa.s)
F1 1,3 1,5 1 1.266±0,251
F2 10 8,5 8 8,833±1,04
F3 65 70 60 65±5
F4 90 95 91 92±2,645
F5 140 130 110 126,667±15,275
2. Daya sebar (cm)
Formula
Replikasi
1 (cm)
Replikasi
2 (cm)
Replikasi
3 (cm)
Rata-Rata
± SD (cm)
F1 9,9 9,875 9,95 9,908±0,038
F2 7,35 7,325 7,3 7,325±0,025
F3 6,375 6,425 6,425 6,408±0,028
F4 6,3 6,175 6,15 6,208±0,08
F5 5,775 5,87 6 5,881±0,112
3. Pergeseran viskositas (d.Pa.s)
Rumus menghitung pergeseran viskositas gel minyak daun mint :
Pergeseran viskositas = x100%
Formula F1 F2 F3 F4 F5
Pergeseran
viskositas(%)
68,4 16,9 67,6 32,6 8,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 5. Hasil pengolahan data dengan Sofware R3.1.0
1. Viskositas
a. Uji normalitas dengan Shapiro-Wilk
Formula 1
p-value > 0.05 data terdistribusi normal
Formula 2
p-value > 0.05 data terdistribusi normal
Formula 3
p-value > 0.05 data terdistribusi normal
>shapiro.test(vis48$f1)
Shapiro-Wilk normality test
data: vis48$f1
W = 0.9868, p-value = 0.7804
>shapiro.test(vis48$f2)
Shapiro-Wilk normality test
data: vis48$f2
W = 0.9231, p-value = 0.4633
>shapiro.test(vis48$f3)
Shapiro-Wilk normality test
data: vis48$f3
W = 1, p-value = 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
>leveneTest(levene48$viskositas, levene48$formula)
Levene's Test for Homogeneity of Variance (center = median)
Df F value Pr(>F)
group 4 2.1261 0.152
10
Formula 4
p-value > 0.05 data terdistribusi normal
Formula 5
p-value > 0.05 data terdistribusi normal
b. Uji Levene’s
p-value > 0.05 memiliki kesamaan varian
c. ANOVA
p-value < 0.05 signifikan
>shapiro.test(vis48$f4)
Shapiro-Wilk normality test
data: vis48$f4
W = 0.8929, p-value = 0.3631
>shapiro.test(vis48$f5)
Shapiro-Wilk normality test
data: vis48$f5
W = 0.9643, p-value = 0.6369
>anovavisko=aov(levene48$viskositas~levene48$formula)
>summary(anovavisko)
Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)
levene48$formula 4 34660 8665 162.6 4.72e-09 ***
Residuals 10 533 53
---
Signif.codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
d. Uji TurkeyHSD
2. Daya sebar
a. Uji normalitas dengan Shapiro-Wilk
Formula 1
p-value > 0.05 data terdistribusi normal
Formula 2
p-value > 0.05 data terdistribusi normal
diff lwr upr p adj
formula2-formula1 7.566667 -12.050686 27.18402 0.7141952
formula3-formula1 63.733333 44.115980 83.35069 0.0000067
formula4-formula1 90.733333 71.115980 110.35069 0.0000002
formula5-formula1 125.400000 105.782647 145.01735 0.0000000
formula3-formula2 56.166667 36.549314 75.78402 0.0000210
formula4-formula2 83.166667 63.549314 102.78402 0.0000005
formula5-formula2 117.833333 98.215980 137.45069 0.0000000
formula4-formula3 27.000000 7.382647 46.61735 0.0075252
formula5-formula3 61.666667 42.049314 81.28402 0.0000090
formula5-formula4 34.666667 15.049314 54.28402 0.0012328
>shapiro.test(dayasebar$f1)
Shapiro-Wilk normality test
data: dayasebar$f1
W = 0.9643, p-value = 0.6369
>shapiro.test(dayasebar$f2)
Shapiro-Wilk normality test
data: dayasebar$f2
W = 0.9643, p-value = 0.6369
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Levene's Test for Homogeneity of Variance (center = median)
Df F value Pr(>F)
group 4 0.6961 0.6117
10
Formula 3
p-value > 0.05 data terdistribusi normal
Formula 4
p-value > 0.05 data terdistribusi normal
Formula 5
p-value > 0.05 data terdistribusi normal
e. Uji Levene’s
p-value > 0.05 memiliki kesamaan varian
>shapiro.test(dayasebar$f3)
Shapiro-Wilk normality test
data: dayasebar$f3
W = 0.9643, p-value = 0.6369
>shapiro.test(dayasebar$f4)
Shapiro-Wilk normality test
data: dayasebar$f4
W = 0.871, p-value = 0.2983
>shapiro.test(dayasebar$f5)
Shapiro-Wilk normality test
data: dayasebar$f5
W = 0.992, p-value = 0.8289
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
f. ANOVA
p-value < 0.05 signifikan
g. Uji TurkeyHSD
>anovadaster=aov(levenedaster$daster~levenedaster$formula)
>summary(anovadaster)
Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)
levenedaster$formula 4 32.18 8.046 1705 4.03e-14 ***
Residuals 10 0.05 0.005
---
Signif.codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
diff lwr upr p adj
formula2-formula1 -2.5666667 -2.7512478 -2.382085491 0.0000000
formula3-formula1 -3.5250000 -3.7095812 -3.340418824 0.0000000
formula4-formula1 -3.7000000 -3.8845812 -3.515418824 0.0000000
formula5-formula1 -4.0266667 -4.2112478 -3.842085491 0.0000000
formula3-formula2 -0.9583333 -1.1429145 -0.773752157 0.0000001
formula4-formula2 -1.1333333 -1.3179145 -0.948752157 0.0000000
formula5-formula2 -1.4600000 -1.6445812 -1.275418824 0.0000000
formula4-formula3 -0.1750000 -0.3595812 0.009581176 0.0651530
formula5-formula3 -0.5016667 -0.6862478 -0.317085491 0.0000335
formula5-formula4 -0.3266667 -0.5112478 -0.142085491 0.0012187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 6. Dokumentasi sediaan gel minyak daun mint
Formula 1 Formula 2
Formula 3 Formula 4
Formula 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 7. Hasil uji potensi antimikroba gel terhadap Escherichia coli
Kontrol pertumbuhan kontrol media
Hasil uji potensi antimikroba
sampel
Kontrol (-)
kontrol (+)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Albertus Agung
Argiyanditya Putra, dilahirkan pada tanggal 14 Maret
1992 di Temanggung sebagai putra pertama dari dua
bersaudara pasangan Bapak Nikasius Sarno dan Ibu
Katarina Sugiyati. Penulis Skripsi dengan judul
“Pengaruh Konsentrasi HPMC (Hydroxypropyl
Methylcellulose) sebagai Gelling Agent terhadap Sifat
Fisik dan Stabilitas Gel Hand Sanitizer Minyak Atsiri
Daun Mint (Oleum Mentha piperita) ” mengawali masa studinya di TK Fatima
Rawaseneng pada tahun 1996 hingga tahun 1998, SD Fatima Rawaseneng pada
tahun 1998 hingga tahun 2004, SMP Negeri 2 Temanggung pada tahun 2004
hingga tahun 2007 dan SMA Pangudi Luhur Van Lith pada tahun 2007 hingga
tahun 2010. Kemudian penulis melanjutkan studi di Program Studi S1 Fakultas
Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2010 hingga tahun 2014. Selama
masa perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan kampus antara
lain BEMF USD menjabat sebagai Divisi Hubungan Masyarakat periode
2012/2013, Panitia Titrasi Tahun 2011 dan 2012 sebagai sie perlengkapan,
koordinator UKF sepak bola tahun 2012/2013, dan peserta Program Kreativitas
Mahasiswa tingkat regional pada tahun 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI