pengaruh kemampuan bahasa, kemampuan …/pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok...

76
34 PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN MATEMATIKA DAN SIKAP SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL FISIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Skripsi Oleh : Yogi Prasidayanto K 2302532 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: hoangdung

Post on 06-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

34

PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN MATEMATIKA

DAN SIKAP SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN

SOAL FISIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1

PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Skripsi

Oleh :

Yogi Prasidayanto

K 2302532

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

35

PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN MATEMATIKA

DAN SIKAP SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN

SOAL FISIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1

PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Oleh:

Yogi Prasidayanto

K 2302532

Skripsi

Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika

Jurusan P.NIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 3: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

36

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing Skripsi untuk dipertahankan di

hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Februari 2010

Pembimbing I

Drs. Yohanes Radiyono NIP. 19540831 198303 1 002

Pembimbing II

Drs. Darianto NIP. 19460809 198303 1 001

Page 4: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

37

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

1. Ketua : 1. ……………

2. Sekretaris : 2.

……………

3. Anggota I : Drs. Yohanes Radiyono 3. ……………

4. Anggota II : Drs. Darianto 4.

……………

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Page 5: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

38

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001

ABSTRAK

Yogi Prasidayanto. PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN MATEMATIKA DAN SIKAP SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL FISIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2008/2009. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2009.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya

pengaruh yang signifikan: (1) antara kemampuan bahasa terhadap kemampuan

menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, (2) antara kemampuan

matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan

gerak, (3) antara sikap siswa terhadap kemampuan menyelesaikan soal fisika

pada pokok bahasan gerak, (4) interaksi antara kemampuan bahasa dan

kemampuan matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal fisika pada

pokok bahasan gerak, (5) interaksi antara kemampuan bahasa dan sikap siswa

terhadap kemampuan menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, (6)

interaksi antara kemampuan matematika dan sikap siswa terhadap kemampuan

menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara

kemampuan bahasa, kemampuan matematika, dan sikap siswa terhadap

kemampuan menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak.

Penelitian ini menggunakan teknik komparatif. Populasi penelitian adalah

seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Purwodadi Tahun Pelajaran 2008/2009,

yaitu sebanyak 349 siswa. Sampel diambil dengan teknik random sampling

sebanyak 2 kelas. Kelas yang terpilih yaitu kelas VII-A sebanyak 30 siswa dan

kelas VII-C sebanyak 40 siswa. Teknik pengumpulan data kemampuan bahasa

yang berupa skor kemampuan bahasa menggunakan teknik dokumentasi, data

kemampuan matematika yang berupa skor kemampuan matematika menggunakan

teknik dokumentasi, data sikap siswa terhadap fisika menggunakan teknik angket,

Page 6: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

39

dan data kemampuan menyelesaikan soal fisika menggunakan teknik tes. Teknik

analisis data yang digunakan adalah anava tiga jalan dengan sel tak sama.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) ada pengaruh yang

signifikan kemampuan bahasa terhadap kemampuan menyelesaikan soal fisika

pada pokok bahasan gerak (Fa = 1039.1765 > 4.00 = F0.05;2;62), (2) ada pengaruh

yang signifikan kemampuan matematika terhadap kemampuan menyelesaikan

soal fisika pada pokok bahasan gerak (Fb = 1036.0713 > 4.00 = F0.05;2;62), (3) tidak

ada pengaruh yang signifikan sikap siswa terhadap kemampuan menyelesaikan

soal fisika pada pokok bahasan gerak (Fc = 0.1842 < 4.00 = F0.05;1;62), (4) ada

interaksi yang signifikan antara kemampuan bahasa dan kemampuan matematika

terhadap kemampuan menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak (Fab =

523.1716 > 4.00 = F0.05;4;62), (5) tidak ada interaksi yang signifikan antara

kemampuan bahasa dan sikap siswa terhadap kemampuan menyelesaikan soal

fisika pada pokok bahasan gerak (Fac = 3.1231 < 4.00 = F0.05;2;62), (6) tidak ada

interaksi yang signifikan antara kemampuan matematika dan sikap siswa terhadap

kemampuan menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak (Fbc = 0.1035 <

4.00 = F0.05;2;62), dan (7) tidak ada interaksi yang signifikan antara kemampuan

bahasa, kemampuan matematika, dan sikap siswa terhadap kemampuan

menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak (Fabc = 1.5707 < 4.00 =

F0.05;4;62).

Page 7: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

40

MOTTO

“....Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu mengubah nasibnya sendiri”

(Q.S. Ar ro’du: 11)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain dan kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Q.S Al Insyirah: 6-8)

Page 8: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

41

PERSEMBAHAN

Dengan hati yang tulus ku persembahkan karya ini untuk:

Ibu dan Ayah tercinta, untuk semua kasih sayang, pengorbanan dan doa-doanya,

Adikku tersayang terima kasih atas motivasinya,

Nenekku, untuk semua bantuan dan dukungannya,

Semua keluarga dan teman-teman atas motivasinya

Rekan-rekan fisika, untuk semua motivasinya,

Almamater.

Page 9: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

42

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Rabb semesta alam karena atas nikmat dan

rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar sarjana pendidikan. Shalawat dan salam dihaturkan ke

pangkuan Rasulullah SAW.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan berbagai pihak akhirnya kesulitan

yang timbul dapat teratasi. Atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima

kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. M. Fuqon Hidayatulah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin

penyusunan skripsi.

2. Dra. Kus Sri Martini, M.Si, Ketua Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta

yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi.

3. Dra. Rini Budiharti, M.Pd, Ketua Program Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA

FKIP UNS Surakarta yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi.

4. Drs. Yohanes Radiyono, Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan

dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Drs. Darianto, Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Drs. Djauhari, M.M, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Purwodadi yang telah

memberikan ijin try out dan ijin penelitian.

Page 10: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

43

7. Bapak dan Ibu, atas segala do’a dan motivasi kalian yang membuat penulis

selalu tetap tegar.

8. Rekan-rekan seperjuangan, mahasiswa Pendidikan Fisika yang selalu

memberikan dorongan dan pengertian dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah

Yang Maha Kuasa.

Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan

umumnya bagi para pembaca semuanya.

Surakarta, Juli 2009

Penulis

Page 11: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

44

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. iv

HALAMAN ABSTRAK......................................................................................... v

HALAMAN MOTTO............................................................................................. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix

DAFTAR ISI........................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvi

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 3

C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 4

D. Perumusan Masalah ........................................................................ 4

E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5

F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6

BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................ 7

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 7

1. Belajar ....................................................................................... 7

2. Mengajar ................................................................................... 16

3. Kemampuan bahasa .................................................................. 19

Page 12: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

45

4. Kemampuan matematika........................................................... 20

5. Sikap Siswa Terhadap Fisika .................................................... 20

6. Kemampuan Menyelesaikan Soal ............................................. 23

7. Gerak ......................................................................................... 25

B. Kerangka Berpikir .......................................................................... 31

C. Hipotesis ......................................................................................... 32

BAB III. TEKNIK PENELITIAN ........................................................................ 34

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 34

1. Tempat ...................................................................................... 34

2. Waktu Penelitian ....................................................................... 34

B. Teknik Penelitian ............................................................................ 34

C. Populasi dan Sampel ....................................................................... 35

1. Populasi ..................................................................................... 35

2. Sampel....................................................................................... 35

3. Teknik Pengambilan Sampel..................................................... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 35

1. Definisi Operasional Variabel................................................... 35

2. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 37

3. Instrumen................................................................................... 38

E. Teknik Analisis Data ...................................................................... 42

1. Uji Prasayarat Anava................................................................. 43

2. Uji Hipotesis.............................................................................. 44

3. Uji Komparasi Ganda................................................................ 50

BAB IV. HASIL PENELITIAN ........................................................................... 52

A. Deskripsi Data ................................................................................ 52

1. Data Penelitian Skor Kemampuan Menyelesaikan Soal ............ 52

B. Pengujian Persyaratan Analisis ...................................................... 58

1. Uji Normalitas ........................................................................... 58

2. Uji Homogenitas......................................................................... 59

C. Pengujian Hipotesis ........................................................................ 60

4. Analisis Variansi Tiga Jalan Sel Tak Sama................................ 60

Page 13: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

46

5. Uji Komparasi Ganda (Scheffe) ................................................. 61

D. Pembahasan Hasil Analisis Data .................................................... 62

1. Hipotesisi Petama ....................................................................... 62

2. Hipotesisi Kedua ........................................................................ 63

3. Hipotesis Ketiga ......................................................................... 64

4. Hipotesis Keempat ..................................................................... 64

5. Hipotesis Kelima ........................................................................ 66

6. Hipotesis Keenam....................................................................... 66

7. Hipotesis Ketujuh ....................................................................... 67

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 68

A. Kesimpulan ..................................................................................... 68

B. Implikasi ......................................................................................... 69

1. Implikasi Teoritis ....................................................................... 69

2. Implikasi Praktis......................................................................... 69

C. Saran ............................................................................................... 70

1. Bagi Siswa.................................................................................. 70

2. Bagi Huru ................................................................................... 70

3. Bagi Orang Tua .......................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 71

LAMPIRAN ........................................................................................................... 73

Page 14: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

47

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1 Bagan Penelitian .................................................................................... 32

Page 15: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

48

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 4.1 Deskripsi Data Skor Kemampuan Menyelesaikan soal Fisika

Berdasarkan Kelompok Kemampuan bahasa . ..................................... 52

Tabel 4.1.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyelesaikan Soal Berdasarkan

Kelompok Kemampuan bahasa Tinggi ............................................... 53

Tabel 4.1.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyelesaikan Soal Berdasarkan

Kelompok Kemampuan bahasa Rendah.............................................. 54

Tabel 4.2 Deskripsi Data Skor Kemampuan Menyelesaikan soal Fisika

Berdasarkan Kelompok Kemampuan matematika .............................. 55

Tabel 4.2.1. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyelesaikan Soal Berdasarkan

Kelompok Keterampilan Hitung Tinggi. .............................................. 55

Tabel 4.2.2. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyelesaikan Soal Berdasarkan

Kelompok Keterampilan Hitung Rendah. ............................................ 56

Tabel 4.3 Deskripsi Data Skor Kemampuan Menyelesaikan soal Fisika

Berdasarkan Kelompok Sikap Siswa Terhadap Fisika ........................ 57

Tabel 4.3.1. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyelesaikan Soal Berdasarkan

Kelompok Sikap Siswa Mendukung..................................................... 57

Tabel 4.3.2. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyelesaikan Soal Berdasarkan

Kelompok Sikap Siswa Tidak Mendukung. ......................................... 58

Tabel 4.4 Rangkuman Uji Normalitas dengan Teknik Lilliefors ........................ 59

Tabel 4.5 Rangkuman Uji Homogenitas .............................................................. 60

Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Variansi Tiga Jalan Sel Tak Sama ..................... 61

Tabel 4.7 Rangkuman Uji Komparasi Ganda pada Variabel

Kemampuan bahasa .............................................................................. 61

Tabel 4.8 Rangkuman Uji Komparasi Ganda pada Variabel

Page 16: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

49

Kemampuan matematika ..................................................................... 61

Tabel 4.9 Rangkuman Uji Komparasi Ganda pada Interaksi antara Variabel

Kemampuan bahasa, Kemampuan matematika dan Sikap Siswa ........ 62

Tabel 4.10 Rata-rata Nilai Kemampuan Menyelesaikan soal Fisika pada

Variabel Kemampuan bahasa .............................................................. 63

Tabel 4.11 Rata-rata Nilai Kemampuan Menyelesaikan soal Fisika pada

Variabel Kemampuan matematika ....................................................... 64

Tabel 4.12 Rata-rata Nilai Kemampuan Menyelesaikan soal Fisika pada

Interaksi Kemampuan bahasa dan Kemampuan matematika .............. 65

Tabel 4.13 Rata-rata Nilai Kemampuan Menyelesaikan soal Fisika pada

Interaksi Kemampuan bahasa dan Sikap Siswa ................................... 66

Tabel 4.14 Rata-rata Nilai Kemampuan Menyelesaikan soal Fisika pada

Interaksi Kemampuan matematika dan Sikap Siswa ........................... 67

Tabel 4.16 Rata-rata Nilai Kemampuan Menyelesaikan soal Fisika pada Interaksi

Kemampuan bahasa, Kemampuan matematika dan Sikap Siswa ........ 67

Page 17: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

50

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1 Kisi-kisi Soal Obyektif Try Out ....................................................... 73

Lampiran 2 Lembar Soal Try Out ....................................................................... 74

Lampiran 3 Kunci Jawaban ................................................................................. 85

Lampiran 4 Lembar Jawab ................................................................................... 86

Lampiran 5 Kisi-kisi Soal Obyektif Penelitian .................................................... 87

Lampiran 6 Lembar Soal Penelitian ..................................................................... 88

Lampiran 7 Kunci Jawaban Penelitian ................................................................. 97

Lampiran 8 Lembar Jawab Penelitian ................................................................. 98

Lampiran 9 Angket Try Out Sikap Siswa Terhadap Fisika ................................. 99

Lampiran 10 Angket Sikap Siswa Terhadap Fisika ............................................... 103

Lampiran 11 Data Pengamatan ............................................................................. 106

Lampiran 12 Uji Validitas Dan Reliabilitas Soal .................................................. 108

Lampiran 13 Uji Validitas Dan Reliabilitas Angket ............................................. 117

Lampiran 14 Anava ............................................................................................... 127

Lampiran 15 Uji Homogenitas .............................................................................. 132

Lampiran 16 Uji Normalitas .................................................................................. 138

Lampiran 17 Tabel Statistika ................................................................................. 137

Lampiran 18 Surat-surat Ijin ................................................................................. 142

Page 18: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

51

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara berkembang. Pembangunan di segala

bidang ditingkatkan baik secara kuantitas maupun kualitas. Pembangunan yang

sedang digalakkan mempunyai tujuan utama untuk mensejahterakan kehidupan

rakyat dalam usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur serta merata

baik lahir maupun btin berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Salah satu upaya

untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah melalui pendidikan, karena pendidikan

itu sendiri adalah upaya sadar yang dilakukan dengan tujuan membimbing

manusia dalam perkembangannya. Proses membimbing, mengarahkan dan

membentuk pribadi manusia dalam perkembangan itulah dapat digolongkan

sebagai pendidikan. Masalah pendidikan sangat fundamental bagi perkembangan

dan kemajuan suatu bangsa. Melalui pendidikan akan melahirkan karakteristik

manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan itulah diharapkan dapat tercapai

peningkatan kehidupan manusia ke arah yang lebih baik.

Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat, hal

ini dapat dilihat dari bermunculannya teknologi canggih di segala bidang

kehidupan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari

berbagai sumber dan tempat di dunia. Untuk itulah perlu dimiliki kemampuan

memperoleh, memilih dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan

yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Kemampuan ini membutuhkan

pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemampuan bekerjasama yang

efektif. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui belajar fisika karena

fisika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya

sehingga memungkinkan kita terampil berpikir rasional.

Kondisi pengajaran fisika sampai saat ini masih menunjukkan perlunya

upaya perbaikan. Kritik dan sorotan masih sering dikemukakan, antara lain masih

rendahnya mutu lulusan yang ditandai oleh rendahnya prestasi belajar siswa pada

Page 19: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

52

pelajaran fisika. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah untuk

mengantisipasi permasalahan tersebut, misalnya dengan penataan guru fisika,

perubahan kurikulum fisika, dan sebagainya. Selain itu perlu juga untuk ditinjau

kembali faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya mutu lulusan tersebut.

Penyelesaian terhadap faktor-faktor eksternal yang berpengaruh saja belum cukup,

perlu pula diketahui dan diteliti faktor-faktor internal yang berpengaruh secara

dominan. Faktor-faktor ini secara minimal dapat digunakan sebagai dasar

pemilihan strategi dalam pengelolaan proses belajar mengajar.

Kemampuan merupakan suatu penunjuk kekuatan intern dalam pola asli

seseorang terhadap penghayatan pengalaman-pengalamannya, baik itu

kemampuan umum maupun kemampuan khusus. Kemampuan bahasa merupakan

kemampuan khusus untuk membaca suatu bahan dengan pemahaman, pengertian

isi, dan logis dalam penerapan situasi praktis. Dalam pelajaran fisika, kemampuan

bahasa diperlukan dalam menyelesaikan soal fisika. Untuk memahami soal

mungkin dibutuhkan kemampuan bahasa yang tinggi sehingga siswa dapat

mengetahui apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal tersebut.

Apabila kemampuan tersebut kurang dikuasai siswa, kemungkinan mereka akan

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal fisika. Kemampuan matematika

merupakan sebuah kemampuan khusus dalam matematika-mengmatematika

dengan angka. Kurangnya latihan menyebabkan kemampuan matematika siswa

menjadi rendah. Banyak dijumpai kesalahan matematika yang dilakukan siswa

dalam mengerjakan soal-soal fisika. Hal ini tentu saja mempengaruhi kemampuan

siswa di dalam menyelesaikan soal-soal dalam fisika.

Di lapangan seringkali dijumpai sikap acuh siswa dalam mengikuti

pelajaran fisika. Siswa pada umumnya mengikuti pembelajaran fisika karena

kewajiban saja tanpa memperhatikan manfaatnya. Bahkan mereka merasa biasa

mendapatkan nilai rendah dalam pelajaran fisika. Sikap yang demikian tentu saja

mempengaruhi daya tangkap siswa terhadap pelajaran fisika. Sikap siswa terhadap

pelajaran fisika dapat dilihat dari cara siswa merespon pelajaran fisika, misalnya

keingintahuan, perhatian, usaha dan keinginan belajar fisika.

Page 20: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

53

Fisika merupakan materi pelajaran yang mempunyai karakteristik

tersendiri. Karakteristik tersebut berkaitan dengan konsep-konsep mengenai gejala

dan fenomena alam.

Sehubungan dengan uraian tesebut diatas, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Kemampuan bahasa Dan

Ketrampilan Matematika Ditinjau Dari Model Tugas Terhadap Kemampuan

Kognitif Dalam Menyelesaika Soal Fisika Siswa Kelas VII SMP”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan, terdapat beberapa masalah antara lain:

1. Rendahnya prestasi belajar akan berakibat pada kemerosotan mutu lulusan, sehingga perlu

dikaji faktor-faktor penyebab dan upaya untuk mengantisipasi masalah tersebut.

2. Pemahaman soal memerlukan kemampuan bahasa yang baik. Kemampuan bahasa yang

rendah membuat siswa kesulitan menyelesaikan soal.

3. Siswa kurang banyak berlatih dalam bermatematika sehingga kemampuan bermatematikanya

rendah.

4. Sikap siswa terhadap fisika mempengaruhi daya tangkap siswa terhadap pelajaran fisika.

Adanya siswa yang bersikap apatis saat pengajaran fisika menyebabkan kurangnya respon

mendukung pembelajaran fisika.

5. Pentingnya sebuah pendidikan bagi kemajuan negara sehingga semua negara di dunia

menempatkan pendidikan sebagai prioritas nomor satu.

6. Adanya anggapan masyarakat bahwa guru adalah pusat dari proses pembelajaran fisika di

sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis akan membatasi masalah dalam penelitian.

Dengan demikian diharapkan masalah dapat dikaji lebih mendalam untuk memperoleh hasil

maksimal, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Kemampuan bahasa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca suatu

bahan dengan pemahaman pengertian isi, serta logis dalam situasi praktis.

2. Kemampuan matematika diambil dari nilai ulangan matematika.

Page 21: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

54

3. Sikap siswa dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua, yaitu sikap yang mendukung dan

tidak mendukung terhadap pembelajaran fisika.

4. Kemampuan menyelesaikan soal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan

memecahkan soal yang berhubungan dengan pokok bahasan gerak.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, permasalahan yang ada dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan bahasa terhadap kemampuan

menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan matematika terhadap kemampuan

menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara sikap siswa terhadap kemampuan menyelesaikan

soal fisika pada pokok bahasan gerak?

4. Apakah ada interaksi pengaruh antara kemampuan bahasa dan kemampuan matematika

terhadap kemampuan menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak?

5. Apakah ada interaksi pengaruh antara kemampuan bahasa dan sikap siswa terhadap

kemampuan menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak?

6. Apakah ada interaksi pengaruh antara kemampuan matematika dan sikap siswa terhadap

kemampuan menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak?

7. Apakah ada interaksi pengaruh antara kemampuan bahasa, kemampuan matematika dan sikap

siswa terhadap kemampuan menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui ada atau tidak ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan bahasa

terhadap kemampuan menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak.

2. Untuk mengetahui ada atau tidak ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan

matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak.

3. Untuk mengetahui ada atau tidak ada pengaruh yang signifikan antara sikap siswa terhadap

kemampuan menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak.

4. Untuk mengetahui ada atau tidak ada interaksi pengaruh antara kemampuan bahasa dan

kemampuan matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal fisika pada pokok

bahasan gerak.

5. Untuk mengetahui ada atau tidak ada interaksi pengaruh antara kemampuan bahasa dan sikap

siswa terhadap kemampuan menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak.

Page 22: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

55

6. Untuk mengetahui ada atau tidak ada interaksi pengaruh antara kemampuan matematika dan

sikap siswa terhadap kemampuan menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak.

7. Untuk mengetahui ada atau tidak ada interaksi pengaruh antara kemampuan bahasa,

kemampuan matematika, dan sikap siswa terhadap kemampuan menyelesaikan soal fisika

pada pokok bahasan gerak.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Siswa

Mengingatkan siswa tentang pentingnya kemampuan bahasa, kemampuan

matematika dan sikap siswa dalam menyelesaikan soal fisika.

2. Manfaat Bagi Guru

Informasi-informasi tentang pengaruh kemampuan bahasa, kemampuan matematika

dan sikap siswa terhadap kemampuan menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak

diharapkan dapat bermanfaat untuk menentukan strategi mengajar. Dengan menentukan

strategi mengajar yang sesuai, maka akan dapat meningkatkan efektifitas belajar fisika siswa

khususnya dalam menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak.

Page 23: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

56

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar

a. Definisi Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang relatif menetap. Perubahan

itu terjadi akibat adanya interaksi individu dengan lingkungan yang mengakibatkan adanya

pengalaman bagi yang bersangkutan. Lingkungan bukan hanya terdiri dari buku pelajaran, tetapi

juga meliputi sekolah, orang tua, masyarakat, alam dan kebudayaan. Oleh karena itu hasil kegiatan

belajar dapat diamati dan diukur. Kimble dan Garmezy seperti yang dikutip oleh Burhan

Nurgiyantoro menyatakan bahwa, "Belajar adalah kecenderungan dalam perubahan tingkah laku

yang relatif bersifat permanen dan sebagai hasil dari suatu praktik yang bersifat menguatkan".

Selanjutnya Burhan Nurgiyantoro (1988:58) mengatakan bahwa, “Belajar adalah suatu proses

yang memungkinkan organisme untuk mengubah tingkah laku dengan cepat dan bersifat permanen

sehingga perubahan serupa tidak perlu terjadi berulangkali setiap menghadapi situasi yang sama”.

Selain itu, Sumadi Suryabrata (1983:5) mengemukakan ciri-ciri kegiatan belajar yaitu:

1) Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar. 2) Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru, yang berlaku

dalam waktu yang relatif lama. 3) Perubahan itu terjadi karena usaha.

Dalam dunia pendidikan, keberhasilan belajar tersebut sering disebut prestasi belajar.

Prestasi belajar merupakan wujud dari keberhasilan belajar yang menunjukkan kecakapan dalam

penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang menuntut ketekukan dan keseanggupan dalam

berupaya.

Belajar menurut Nana Sudjana (1989:5), “Belajar adalah suatu proses yang ditandai

dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

ditunjukkan dalam bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku,

ketrampilan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada idividu yang belajar.

”Abu Ahmadi dan Widodo S (1991:121) mengemukakan, “Belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan”. Ada pendapat lain dari

beberapa ahli tentang pengertian belajar:

1) Cronbach mendefinisikan: “Learning is shown by a change in behavior as result of

experience”. Yang dalam bahasa indonesia belajar menunjuk pada perubahan perilaku sebgai

hasil dari pengalaman.

Page 24: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

57

2) Geoch menyatakan: “Learning is a change in performance as result of practice”. Yang

dalam bahasa indonesi belajar adalah perubahan penampilan sebagai hasil dari latihan.

3) Harold Spears memberikan batasan: “Learning is to observe, to read, to imitate, to trying

something themselves, to listen, to follow direction”. Yang dalam bahasa indonesia belajar

adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu untuk dirinya, mendengarkan, dan

kemudian menindak lanjuti

Dari ketiga arti yang disebutkan dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah proses yang

dilakukan oleh seseoarng untuk memperoleh perubahan tingkah laku baik secara keseluruhan atau

sebagian sebagai hasil pengalaman individu.

Belajar ialah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap”. (Roestiyah

N.K, 1982:17). Dalam definisi ini dikatakan bahwa seseorang belajar kalau ada perubahan dari

tidak tahu menjadi tahu, dalam menguasai ilmu pengetahuan. Belajar di sini merupakan suatu

proses dimana guru terutama melihat apa yang terjadi selama murid menjalani pengalaman

edukatif, untuk mencapai suatu tujuan. Yang kita perhatikan ialah pola pengetahuan selama

pengalaman belajar itu berlangsung. Menurut Gagne yang dikutip oleh Ratna Wilis Dahar

(1988:12) bahwa: “Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme

berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh

Morgan yang dikutip oleh Ngalim Purwanto (1990:84) bahwa: “Belajar adalah setiap perubahan

yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman”.

Menurut Crow and Crow (terjemahan Kasijan, 1984:123), "Belajar dikatakan berhasil atau sukses

bila dari pelajar dapat diharapkan suatu hasil yang tinggi". Prestasi belajar yang dicapai siswa

dinyatakan dengan nilai, sebagaimana tertera dalam raport. Menurut pengertian secara psikologis

belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungan. Perubahan tersebut tampak dalam segala aspek tingkah laku. Menurut Slameto

(1995:2) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.”

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar sebagai suatu proses

perubahan tingkah laku yang relatif menetap akibat adanya usaha dan interaksi dengan

lingkungannya sehingga diperoleh pengalaman. Oleh karena itu, kegiatan belajar yang dilakukan

seseorang dapat diamati pada perubahan tingkah laku yang diperoleh berdasarkan pengalaman dan

akan tercermin pada prestasi belajarnya. Disamping itu dapat pula ditarik kesimpulan bahwa

belajar merupakan usaha yang dilakukan oleh individu dengan sengaja sehingga terjadi perubahan

tingakah laku sebagai akibat interaksi dengan lingkungan. Perubahan yang terjadi terlihat dari

pola-pola respon yang baru seperti kebiasaan, sikap dan perilaku.

b. Tujuan Belajar

Page 25: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

58

Tujuan belajar merupakan kmponene sistem pembelajaran yang sangat penting, karena

semua komponen yang dlam sistem pembelajaran dilaksanakan atas dasar pencapaian tujuan

belajar. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar yang baik perlu diciptakan lingkungan atau kondisi

yang relevan. Yang terdiri dari komponen-komponen pendukung antara lain tujuan belajar yang

akan dicapai, bahan pengajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan, guru dan siswa yang

memainkan peranandan memiliki hubungan sosial tertentu. Tujuan belajar bermacam dan

bevariansi tetapi dapat diklasifkaskan menjadi dua (1) yang eksplisit diusahakan untuk dicapai

tindakan instruktusional, (2) lazim dinamakan instruktusional efeks (Instruktusional Effects)

biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan hasil sampingan yang di peroleh,

misalnya kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan sikap terbuka. Hasil sampingan disebut Nurturant

Effects menurut Sudirman R.M (1987: 28).

Winarno, S (1985:65) mengemukakan tujuan. “Belajar dapat dibedakan menjadi tiga

macam yaitu pengumpulan pengetahuan, penanaman konsep dan kecekatan, pembentukan sikap

dan perbuatan”. Tujuan belajar tersebut meliputi tiga aspek yaitu: aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor. Aspek kognitif yaitu pengetahuan (knowledge) dan pemahaman konsep

(understanding), aspek afektif merupakan sikap dan respon emosional terhadap tugas-tugas

tertentu, sedangkan aspek psikomotor adalah kemampuan (skill) dalam mengaplikasikan prinsip

belajar.

Menurut Bloom tujuan belajar dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu kognitif,

psikomotor, dan afektif.

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif dibai menjadi enam tingkatan yaitu:

a) Pengetahuan (Knoledge)

b) Pemahaman (Comprehension)

c) Penerapan (Aplication)

d) Analisa (Anakysis)

e) Sintesis (Synthesis)

f) Evaluasi (Evaluation)

2) Ranah Afekti atau Sikap

a) Kemampuan Menerima (Receiving)

b) Kemauan Menanggapi (Responding)

c) Berkeyakinan (Valuing)

d) Penerapan Kerja (Organization)

e) Ketelitian (Correction by Value)

3) Ranah Psikomotor

a) Gerakan Tubuh (Body Movement)

b) Koordinasi gerak (Finlly Coordinated Movement)

Page 26: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

59

c) Komunikasi Non Bahasa (Non Bahasa Communication Set)

d) Perilaku Bicara (Speech Behaviors)

c. Teori Belajar

1) Teori Gestalt

“Gestalt is a German word that means whole or form, but as a design concept the

meaning of this term is not so simple. A commonly held definition of gestalt is the whole is greater

than the sum of its parts. When instructional designers optimize gestalt in instruction, they are

helping learners to see the big picture. Specifically, Edward Tufte (1990) stated that good design

is grounded in simple message, but holds rich content in detail. Simplicity is a challenge for

designers to structure an underlying message and provide learners with access to supportive

information all together”. Yang dalam bahasa indonesianya Gestalt adalah kata yang berasal dari

bahasa Jerman yang berarti seluruh atau bentuk, tetapi pendidik dalam menggunakan konsep ini

tidak begitu mudah. Definisi umum gestalt adalah bagian terbesar dari suatu bagian. Ketika

pendidik mengoptimalkan instruksional gestalt dalam instruksinya, mereka akan membantu

peserta didik untuk melihat gambar besar. Secara khusus, Edward Tufte (1990) menyatakan bahwa

desain yang baik berdasarkan pesan sederhana, tetapi banyak mengandung pendapat secara rinci.

Kesederhanaan adalah sebuah tantangan bagi desainer untuk sebuah pesan terstruktur dan

menyediakan akses informasi untuk mendukung semua peserta didiknya.

Dalam Roestiyah N. K. (1982:20) disebutkan tentang teori Gestalt. Teori ini

dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman, menyatakan bahwa prinsip-prinsip belajar

menurut teori ini adalah sebagai berikut :

a) Belajar berdasarkan keseluruhan

Orang berusaha menghubungkan pelajaran dengan pelajaran yang lain sebanyak mungkin.

Mata pelajaran yang bulat lebih mudah dimengerti daripada bagian-bagiannya.

b) Belajar adalah suatu proses perkembangan

Anak-anak baru dapat mempelajari dan mencernakan bila ia telah matang untuk menerima

bahan pelajaran itu. Manusia sebagai suatu organisme berkembang, kesediaan mempelajari

sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan batiniyah, tetapi juga perkembangan anak

karena lingkungan dan pengalaman.

c) Anak sebagai organisme keseluruhan

Anak belajar tak hanya inteleknya saja, tetapi juga emosional dan jasmaniah. Dalam

pengajaran modern disamping mengajar pada anak, juga mendidik untuk membentuk

pribadinya.

d) Terjadi transfer

Belajar pada pokoknya yang terpenting penyesuaian pertama ialah memperoleh respon yang

tepat. Mudah atau sukarnya problem itu terutama adalah masalah pengamatan, bila dalam

Page 27: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

60

suatu kemampuan telah menguasai betul-betul, maka dapat dipindahkan untuk kemampuan

yang lain.

e) Belajar adalah reorganisasi pengalaman

Pengalaman adalah suatu hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya. Belajar itu

baru timbul bila seseorang menemui suatu situasi baru/soal. Dalam menghadapi itu ia akan

menggunakan segala pengalaman yang telah dimiliki. Anak mengadakan analisa –

reorganisasi pengalamannya.

f) Belajar harus dengan insight

Insight adalah suatu saat dalam proses belajar dimana seseorang melihat pengertian tentang

sangkut paut dan hubungan tertentu dalam unsur yang mengandung suatu problem.

g) Belajar lebih berhasil bila dengan minat, keinginan dan tujuan anak.

Hal itu terjadi bila banyak berhubungan dengan apa yang diperlukan murid dalam kehidupan

sehari-hari.

h) Belajar berlangsung terus menerus

Anak memperoleh pengetahuan tak hanya di sekolah tetapi juga di luar sekolah, dalam

pergaulan, memperoleh pengalaman sendiri-sendiri karena itu sekolah harus bekerja sama

dengan orang tua di rumah dan masyarakat agar semua badan turut serta membantu

perkembangan anak secara harmonis.

2) Teori belajar “cognitive developmental”.

Piaget's constructivist starting point is that knowledge does not exist outside the cognitive

system but that it is being constructed by individuals through their interactions with the

environment (e.g. Piaget & Garcia 1991). In this respect, Piaget distinguishes cognitive processes

as interpretations of the world within the framework of existing cognitive structures (assimilation)

from those processes in which parts of the cognitive structures change (accommodation). Piaget's

term for these parts of the cognitive structure is schema. Yang dalam bahasa indonesianya adalah

Konstruktivisme Piaget berawal bukan dari luar tetapi sistem kognitif dibangun oleh individu

melalui interaksi dengan lingkungan (misalnya Piaget Garcia & 1991). Dalam hal ini, Piaget

membedakan proses kognitif sebagai interpretasi dunia yang ada dalam kerangka struktur kognitif

(assimilation) dari proses mengubah bagian dalam struktur kognitif (akomodasi). Istilah Piaget's

untuk bagian struktur kognitif disebut dengan skema.

Dalam H. J. Gino (1998:10), menurut Piaget perkembangan kognitif merupakan proses

genetik, artinya proses yang didasarkan atas mekanisme biologis yakni perkembangan sistem

syaraf. Dengan makin bertambahnya umur seseorang, maka makin komplekslah susunan sel syaraf

Page 28: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

61

dan makin meningkat pula kemampuannya. Pendapat Piaget mengenai perkembangan proses

belajar pada anak-anak adalah sebagai berikut:

1) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa. Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya. Mereka memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajar.

2) Perkembangan mental pada anak melalui tahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.

3) Perkembangan mental pada anak dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu: a) Kemasakan b) Pengalaman c) Interaksi sosial d) Equilibration

(H. J. Gino 1998:12) 3) Teori belajar Ausubel

Dalam buku karangan Ratna Wilis Dahar (1988:134) Ausubel mengklasifikasikan belajar

menjadi dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi disajikan kepada

siswa, melalui penerimaan atau penemuan. Belajar penerimaan terjadi jika informasi atau materi

pelajaran disampaikan pada siswa dalam bentuk final. Siswa tidak menemukan sendiri informasi

atau pengetahuan itu tetapi hanya menerima saja pelajaran yang disampaikan kepadanya. Cara

belajar penemuan konsep yang akan dipelajari tidak diberikan, tetapi harus ditemukan sendiri oleh

siswa. Sehingga belajar dengan cara penemuan diperlukan proses mental yang lebih tinggi.

Dimensi yang kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu

pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif adalah fakta-fakta, konsep-konsep, dan

generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. Ada dua bentuk belajar pada dimensi ini

yaitu bentuk hafalan dan bentuk bermakna. Belajar hafalan terjadi bila siswa hanya menghafalkan

informasi tanpa mengaitkan pada konsep yang telah diterimanya.

Perbedaan antara belajar penerimaan dan belajar penemuan adalah pada belajar

penerimaan isi utama yang dipelajari dalam bentuk final, dimana siswa tidak menemukan sesuatu.

Sedangkan belajar konsep isi utama dari suatu hal yang akar dipelajari tidak diberikan, tetapi

harus ditemukan sendiri sebelum siswa menggunakannya. Dasar dari belajar bermakna adalah

perubahan dalam jumlah atau ciri-ciri saraf penyimpanan pada otak yang berperan serta dalam

belajar bermakna. Belajar penerimaan dapat diusahakan menjadi belajar bermakna dengan cara

menghubungkan antar konsep.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Fisika

Belajar sebagai proses aktivitas,banyak faktor-faktor yang mempengaruhi untuk

mencapai tujuan pengajaran yang dilewati dengan fase-fase tersebut maka ada kecenderungan

subyek didik kurang mampu mencapai kriteria keberhasilan belajar.Hambatan-hambatan yagn

Page 29: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

62

dialami peseta didik ini mungki disadari dan mungkin tidak sadari, hambatan ini dapat bersifat

psikologi, sosiologis, ataupun fisiologis. Alan O Rose mengungkapkan ”A learnirng difficulty

represent a discrepancy between a child’s estimade academic patential and his actual level of

academic performance (1974.98), yang dalam bahasa indonesianya sebuah kesulitan belajar

menggambarkan sebuah ketidakcocokan tingkat akademik diantara anak-anak baik potensi

akademik dan prestasi akademik mereka. Dalam proses belajar didapati berbagai masalah-masalah

diantaranya:

1) Kemampuan belajar rendah

2) Kemampuan daya serap terlalu rendah

3) Sikap dan kebiasaan belajar yang tidak memadai

4) Bakat dan minat yang tidak sesuai

Hal ini di karenakan adanya berbagai hambatan, baik yang berasal dari faktor dalam

diri(faktor internal) dan dari luar diri(faktor eksternal) individu. Kondisi internal adalah kondisi

yang ada dalam diri individu sendiri. Dan kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar baik

dari keluarga maupun dari lingkungan sekitar.

Yang tergolong faktor interanal adalah:

1) Faktor jasmaniah (fisiologis), baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.

2) Faktor psikologis, terdiri atas:

a) Faktor intelektif yang meliputi:

(1) Faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat.

(2) Faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang telah dimiliki.

b) Faktor non intelektif ialah unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,

kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan lain-lain.

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

Yang tergolong faktor eksternal adalah:

1) Faktor sosial yang terdiri atas:

a) lingkungan keluarga

b) lingkungan sekolah

c) lingkungan masyarakat

d) lingkungan kelompok

2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.

4) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.

Faktor-faktor di atas saling berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dalam

mencapai prestasi belajar.

Faktor lain yang juga mempengaruhi prestasi belajar ialah beberapa sifat peserta didik

dalam belajar, yaitu:

Page 30: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

63

2) cepat dalam belajar

3) lambat dalam belajar

4) anak kreatif

5) anak dropout

6) anak berprestasi kurang (A. Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar, B.A., Zaenal Arifin,

1989:81-82)

Pada dasarnya masalah merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan

adanyahambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai suatu tujuan, sehingga memerlukan usaha

yang lebih keras lagi untuk dapat mengatasinya.

2. Mengajar

a. Definisi Mengajar

Mengajar adalah suatu proses yang kompleks. Kegiatan mengajar tidak hanya diartikan

sebagai penyampaian informasi kepada siswa. Kegiatan yang dilakukan meliputi banyak hal,

sehingga pengertian mengajar tidaklah sederhana. Pada dasarnya mengajar merupakan usaha yang

dilakukan guru untuk menciptakan situasi yang memungkinkan untuk belajar. Menurut Slameto

(1991:29): “definisi mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman-pengalaman dan

kecakapan kepada anak didik kita, atau usaha mewariskan kebudayaan masyarakat pada generasi

berikut sebagai generasi penerus”. Menurut Sardiman (1992:3): “Mengajar adalah kegiatan

penyediaan kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar siswa atau subjek belajar

untuk memperoleh pengetahuan, kemampuan, nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan

tingkah laku maupun perubahan serta kesadaran diri sebagai pribadi.”. Kondisi membantu

perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental.

Pengertian mengajar ini memberikan petunjuk bahwa fungsi pokok mengajar adalah menciptakan

kondisi yang mendukung kegiatan pembelajaran, sedang yang berperan aktif dan yang melakukan

kegiatan adalah siswa, dalam upaya menemukan dan memecahkan masalah. Menurut Rochman

Nata Wijaya (1992:23): “memberikan batasan mengajar merupakan upaya guru untuk

membangkitkan motivasi, yang berarti mendorong siswa untuk belajar.” Dalam hal ini guru

diharapkan dapat menimbulkan semangat untuk mendorong siswanya dengan jalan penyajian

bahan yang menarik dengan menggunakan metode dan alat belajar yang disesuaikan dengan

materi dan tujuannya, serta memberikan pengatan untuk mendorong siswa agar belajar lebih baik.

Uzer Usman (1991:3) juga mengemukakan tentang definisi dari mengajar, yaitu: “Mengajar pada

prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung

pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam

hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses

belajar mengajar”. Sedangkan menurut Nana Sudjana (1989:7) “Mengajar adalah membimbing

kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di

Page 31: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

64

sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar”.

Rumusan ini disamping berpusat pada siswa yang belajar juga melihat hakikat mengajar sebagai

proses yaitu proses belajar mengajar atau pembelajaran yang menghasilkan perubahan tingkah

laku.

Dari berbagai pengertian mengajar yang telah disebutkan diatas dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa mengajar merupakan usaha guru untuk membimbing aktivitas, membantu

pengetahuan, membimbing pengalaman dan membantu siswa berkembang dan menyesuaikan diri

terhadap lingkungan melalui proses belajar mengajar serta mengorganisasi proses belajar.

b. Hakikat Fisika

Ilmu Pegetahuan Alam (IPA) adalah kumpulan pengetahuan tentang gejala-gejala alam

yang tersusun secara sistematis. Produk IPA diperoleh dari proses ilmiah seperti merumuskan

masalah, melakukan pengamatan, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, mengolah data,

serta menarik kesimpulan.

Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA, maka ciri-ciri fisika tidak jauh berbeda dari

IPA, yang mana hasil-hasil fisika juga meliputi fakta, konsep, hukum, dan teori. Brockhaus

memberikan definisi bahwa, “Fisika adalah ilmu yang mempelajari kejadian alam, yang

memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran apa yang dibuat, penyajian secara

sistematis, dan berdasarkan peraturan-peraturan umum”( Herbert Druxes, 1986 : 3). Gejala-gejala

alam tersebut diteliti melalui suatu eksperimen sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan secara

umum yang dapat menerangkan gejala alam tersebut. Fisika mengajarkan pengukuran terhadap

gejala yang ada di alam, sehingga dengan fisika dapat diciptakan alat pengukuran. Selain itu fisika

menggunakan pendekatan matematis sehingga banyak digunakan rumusan matematis dalam

konsep-konsepnya.

Dalam (Herbert Druxes, 1986 : 3) Grethsen menyatakan bahwa “Fisika adalah suatu teori

yang yang menerangkan gejala-gejala alam sesederhana-sederhananya dan berusaha menemukan

hubungan antara kenyataan-kenyataanya. Persyaratan dasar untuk pemecahan persoalannya ialah

mengamati gejala-gejala tersebut.”. Pengamatan gejala-gejala alam tersebut dilakukan untuk

memecahkan persoalan yang berkaitan dengan fisika. Teori dalam fisika menjelaskan gejala dan

menghubungkan antara teori dan kenyataan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fisika adalah cabang Ilmu Pengetahuan

Alam yang mempelajari tentang gejala-gejala di alam beserta interaksinya, serta melakukan

penyelidikan dengan berbagai percobaan tentang gejala alam tersebut melalui kegiatan

pengamatan, pencatatan, analisis, serta mengumpulkan dan menerangkan baik secara kualitatif

maupun kuantitatif.

Page 32: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

65

c. Pengajaran fisika di SMP

Pengajaran fisika di SMP erat kaitannya dengan mata pelajaran fisika di SMU.

Berdasarkan Dirjen Dikti Depdikbud bahwa:

“Mata pelajaran fisika sekolah menengah umum sebagai bagian dari mata pelajaran IPA di SMA, merupakan kelanjutan pelajaran fisika di SMP yang mempelajari tentang materi dan energi. Selain itu, juga mempelajari keterkaitan konsep-konsep dengan kehidupan nyata dan pengembangan sikap dan kesadaran terhadap Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi serta dampaknya. (Depdikbud. 1995:1)

Berdasarkan pendapat dari Depdikbud di atas diketahui betapa pentingnya pembelajaran

Fisika di SMP. Pembelajaran Fisika di SMP merupakan landasan teori pada pembelajaran Fisika di

SMA.

3. Kemampuan bahasa

Kemampuan bahasa merupakan suatu petunjuk kekuatan intern dalam pola asli

seseorang, mewujudkan suatu modifikasi penghayatan pengalaman-pengalamannya. Menurut

Dewa Ketut Sukardi (1997:114) dalam tes kemampuan bahasa bertujuan untuk menilai

kemampuan siswa dalam mengabstraksi atau meringkas atau menggeneralisasikan serta berpikir

secara konstruktif dibandingkan kefasihan atau pengenalan perbendaharaan kata. Kemampuan

bahasa merupakan kemampuan membaca suatu bahan dengan pemahaman pengertian isi, serta

logis pada penerapan situasi praktis. Kemampuan ini menunjang pola pikir yang bersifat umum

dan praktis logis. Dapat pula dikatakan bahwa kemampuan bahasa menunjukkan kepada keahlian

khusus yang dimiliki seseorang dalam bahasa. Pola tindakan keahlian khusus itu adalah sebagai

berikut:

a. Kesanggupan melihat keterhubungan antara serangkaian kata dalam kaitannya

dengan rangkaian kata-kata lainnya atau tanggapan kata bagi perangsang kata

lainnya.

b. Kesanggupan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan (kesimpulan)

bagian dari yang umum, adanya ide-ide yang terdapat pada sekitar obyek.

c. Kesanggupan membedakan dan sekaligus penggeneralisasian kata dalam rangkaian

kalimat tertentu.

4. Kemampuan Matematika

Kemampuan adalah prosedur atau aturan-aturan yang digunakan untuk memecahkan atau

menyelesaikan soal-soal (Lalu M. Azhar, 1993:33). Penguasaan kemampuan matematika adalah

kemampuan berpikir siswa untuk melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan

pembagian dan prosedur-prosedurnya dalam waktu cepat dan teliti.

Dalam kegiatan belajar mengajar, kemampuan dimaksudkan agar peserta didik mampu

menjalankan prosedur atau aturan-aturan dalam fisika secara cepat. Herman Hudoyo (1990 :164)

menyatakan bahwa "kemampuan yang dimiliki peserta didik didasarkan atas pemahaman konsep

Page 33: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

66

dan teorema yang dipelajari". Kemampuan siswa pada pokok bahasan gerak dapat dikuasai siswa,

bila dalam mengerjakan kemampuan tersebut pengajar menerapkan konsep-konsep dalam bentuk

latihan-latihan, mengaitkan dengan kemampuan sebelumnya serta mengaitkan dengan ide-ide

dasar seperti: fakta, konsep dan prinsip. Agar latihan dapat memberikan hasil yang efektif, hal-hal

yang perlu diperhatikan adalah latihan mengingat, latihan bahasa, konsentrasi sejumlah kecil

konsep, dan mempelajari konsep kembali".

Jadi siswa dinilai dapat menguasai kemampuan bila konsep yang telah dipahami dapat

diterapkan untuk menyelesaikan berbagai jenis soal dalam berbagai situasi.

5. Sikap Siswa Terhadap Fisika

a. Sikap

Dalam kehidupan sehari-hari sikap mempunyai peranan yang penting. Sikap merupakan

faktor yang ada dalam diri manusia yang mendorong melakukan perbuatan terhadap obyek

tertentu. Sedangkan Cliford T. Morgan (1986) merumuskan attitudes is that they express an

evaluation of some object. Evaluation an expressed by terms such as liking-disliking, pro-anti,

favoring-not favoring, and positive negative, (yang dalam bahasa indonesia sikap adalah penilaian

yang cepat tanpa tekanan dari suatu obyek. Penilaian yang cepat tanpa tekanan seperti suka-tidak

suka, pro-anti, sayang-benci, dan positif-negatif). Dengan melihat rumusan di atas tampak bahwa

sikap merupakan bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Dengan kata lain sikap merupakan bentuk

respon evaluatif.

Pada prinsipnya sikap membrikan arah kepada perbuatan atau tindakan seseorang. Hal

ini tidak berarti bahwa tindakan seseorang identik dengan sikapnya. Sikap siswa sangat besar

pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar siswa di sekolah. Sehingga pemahaman sikap

individu siswa dapat membantu menyelesaikan masalah belajar siswa yang bersangkutan.

Perilaku seseoarang didasari oleh situasi pikiran, perasaan, dan kemauan sesaat. Sehingga

sikap-sikap penentu perilaku memiliki dimensi kognisi, konasi, dan afeksi. Perubahan pad asituasi

pikiran perasaan maupun kecenderungan dan kemampuan akan mempengaruhi tingkah lakunya.

Dan perubahan dapat terjadi setiap saat atau dalam waktu relatif lama. Sehingga sikap dapat

berubah atau diubah, dan dengan perubvahntersbut maka pengukuran sikap dilakukan dengan

tujuan mendapatkan informasi tentang keadaan tingkat serta kualitas perubahan sikap sebagai

dasar pemberian layanan bimbingan konseling. Pengukuran sikap dapat diketahui dengan

menggunakan teknik pengukuran antara lain:

1) Teknik laporan diri

Bentuk laporan diri adalah bentuk yang sangat sederhana, yaitu responden sekedar

menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan “ya” atau “tidak”. Asumsi yang digunakan

teknik adalah: Individu itulah yang paling tahu tentang dirinya.

2) Observasi tingkah laku yang tampak

Page 34: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

67

Tiga pedoman yang dikemukakan oleh MD. Dahlan adalah:

a) Arah, baik negatif maupun positif.

b) Tingkat arah sikap dalam bentuk kontinen dari yang paling moderat, kuat,

hingga kuat sekali.

c) Intensitas atau kedalaman.

3) Penafsiran stimulasi berstruktur yang terpisah-pisah

Dengan rangsangan obyek yang tidak jelas strukturnya, subyek diminta memberikan

pendapatnya tentangn obyek tersebut.

4) Wawancara

5) Skala sikap yang disusun Thrustone

6) Skala Likert

Dari hasil pengukuran sikap, terutama yang mempergunakan skala sikap akan diperoleh

data dalam bentuk skor dari seperangkat pertanyaan yang diajukan.

Seseorang yang mendukung pada obyek tertentu akan bersikap positif, sebaliknya

bila tidak mendukung akan bersikap negatif. Intensitas atau kekuatan sikap setiap orang

belum tentu sama. Sikap positif dan negatif terhadap suatu obyek mempunyai derajat

kekuatan yang bertingkat-tingkat. Yang dimaksud keluasan sikap adalah luas tidak cakupan

obyek yang disetujui atau tidak disetujui seseorang. Sedangkan konsistensi sikap ditujukkan

oleh kesesuaian antara pernyataan sikap yang dikeluarkan seseorang dengan responnya

terhadap suatu obyek. Sedangkan spontanitas pada umumnya tidak dapat diukur (Saiffudin

Azwar, 1988)

Dari beberapa rumusan sikap di atas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kesiapan

mental seseorang yang dapat ditampakkan dalam bentuk prilaku aktual, baik secara lisan

maupun perbuatan dalam kecenderungan perasaan ke arah positif atau negatif terhadap

suatu obyek secara konsisten yang berdasarkan pada tingkat kepercayaan atau pengetahuan

terhadap obyek tersebut.

Saiffudin Azwar (2003:24) mengemukakan terdapat tiga komponen yang saling

menunjang dalam struktur sikap, yaitu 1) komponen kognitif yaitu berisi kepercayaan

seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap, 2) komponen

afektif menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap, 3)

komponen perilaku menunjukkan kecenderungan perilaku seseorang berkaitan dengan

obyek yang dihadapinya.

Menurut Saiffudin Azwar (2003:30) faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya

sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media

massa, institusi, serta faktor emosi dalam diri individu.

Page 35: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

68

b. Sikap Siswa Terhadap Fisika

Dalam proses belajar mengajar terdapat hubungan antara siswa dengan lingkungan

belajar yaitu guru, teman, mata pelajaran. Keberhasilan belajar fisika dipengaruhi oleh banyak

aspek, salah satu di ataranya adalah sikap siswa terhadap mata pelajaran fisika.

Orang cenderung menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap

obyek itu. Bila obyek dinilai baik maka dia bersiakap positif, bila obyek dinilai jelek, maka dia

akan bersikap negatif. Demikian halnya dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran fisika. Bila

siswa menganggap fisika pelajaran yang baik (menyenangkan) maka siswa akan memiliki sikap

yang positif (mendukung) terhadap fisika, sebaliknya jika siswa menganggap fisika pelajaran yang

jelek (membosankan/tidak perlu) maka siswa akan memiliki sikap yang negatif (tidak mendukung)

terhadap mata pelajaran fisika.

6. Kemampuan Menyelesaikan Soal

Kemampuan memecahkan soal adalah kemampuan menyelesaikan persoalan yang

berbentuk suatu peristiwa atau kejadian yang diselesaikan dengan menggunakan model fisika.

Kemampuan siswa dalam memecahkan soal dalam penelitian ini dibatasi pada pokok bahasan

gerak.

Menurut Nandang (Syafri Ahmad, 2001:172) ada empat langkah untuk menyelesaikan

soal, yaitu (1) memahami soal dengan menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan

dari soal tersebut, (2) menerjemahkan soal itu ke dalam model (kalimat) fisika, (3) menyelesaikan

model/kalimat fisika, dan (4) memeriksa kembali hasil (jawaban) yang diperoleh.

Dalam menyelesaikan soal-soal banyak anak yang mengalami kesulitan. Tingkat

kesulitan soal berbeda dengan tingkat kesulitan soal bentuk hitungan (kalimat fisika) yang dapat

dilakukan komputasinya. Penyelesaian soal memerlukan tingkat pemahaman yang tinggi

dibandingkan dengan penyelesaian soal berbentuk hitungan. (Syafri Ahmad, 2001:172)

Menurut Syafri Ahmad (2001:173), “Siswa mengalami kesulitan dalam memahami soal,

menerjemahkan soal ke dalam model (kalimat) fisika, menyelesaikan model (kalimat) fisika, dan

melihat (memeriksa) kembali hasil (jawaban) yang diperoleh”. Jadi dalam menyelesaikan soal

siswa dituntut untuk dapat memahami bacaan dalam soal kemudian merubahnya ke dalam model

(kalimat) fisika, kemudia untuk dapat menyelesaikan model (kalimat) fisika dengan baik dan benar

siswa dituntut agar memiliki kemampuan matematika yang baik pula.

Kemampuan siswa dalam memecahkan suatu soal dalam penelitian ini dibatasi pada

pokok bahasan gerak.

Peranan soal pada proses belajar mengajar sangat baik untuk memecahkan soal-soal

fisika pada kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Herman Maier (1985:77) yang

menyatakan “ fisika berorientasi pada dunia sekelilingnya, dan pelajar bertugas untuk memastikan

keadaan sekeliling, artinya menyelidiki sekelilingnya mengenai keadaan fisika”.

Page 36: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

69

Oemar Hamalik (1995:28) berpendapat “belajar dianggap berhasil apabila si pelajar

telah sanggup mentransfer dan menerapkan dalam bidang pratek sehari-hari”. Untuk dapat

memecahkan soal secara efektif herman hudoyo (1990 :168) mengemukakan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Mengerti masalah, karena apabila peserta tidak mengerti masalah siswa tidak

tertarik untuk memecahkan.

b. Merencanakan penyelesaian, yakni untuk dapat menyelesaikan masalah peserta

didik harus mamapu menemukan hubungan data dengan yang ditanyakan.

c. Melaksanakan penyelesaian.

d. Melihat kembali, artinya penyelesaian yang sudah diperoleh harus dicek kembali.

John L. Mark (1998:256) mengemukakan beberapa pemecahan soal yang efektif dengan cara

sebagai berikut:

b. Mempelajari kembali dan memperluas beberapa metode yang tersedia, dengan ini

mereka dapat menyelidiki sesuatu soal dan menemukan bebagai kemungkinan

untuk memecahkannya.

c. Membrikan garis-garis besar cara-cara yang memungkinkan guru membantu murid

membaca dan memahami situasi dari soal.

d. Mengilustrasikan meodel-model fisika yang sangat berguna dalam

menterjemahkan data dari kalimat biasa ke kalimat fisika.

e. Memberikan garis-garis besar cara membimbing murid agar mereka dapat

memeriksa sendiri jawaban yang diperoleh.

f. Memberikan berbagai percobaan yang melalui ini diharapkan program pemecahan

soal dapat dijadikann lebih bersifat perseorangan.

Berdasarkan petunjuk tersebut, maka untuk dapat melakukan kegiatan pemecahan soal

secara efektif, haruslah melalui tahap-tahap pemahaman masalah, perencanaan penyelesaian,

pelaksanaan penyelesaian, dan pengecekan kembali terhadap penyelesaian tadi.

Dari pengeritian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa soal adalah suatu

persoalan yang dihadapkan pada siswa berbentuk suatu peristiwa atau kejadian, terdapat suatu

masalah yang harus diselesaikan dengan menggunakan analisis, sintesis, dan model fisika.

7. Gerak

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah terlepas dari gerakan. Sebuah benda

dikatakan bergerak apabila mengalami perubahan kedudukan terhadap suatu tititk yang ditetapkan

sebagai acuan. Misal sebuah bus yang begerak meninggalkan halte bus, bila halte ditetapkan

sebagai titik acuan maka bus dikatakan bergerak terhadap halte (titik acuan). Keadaan ini sering

disebut gerak bersifat relatif artinya benda dapat dikatakan bergerak terhadap titik acuan tertentu,

tetapi tidak bergerak terhadap benda lain.

Page 37: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

70

Semua benda bergerak besifat relatif, artinya kita bisa mengatakan suatu benda bergerak

jika posisi benda tersebut berubah terhadap suatu titik acuan tertentu tetapi tidak bergerak terhadap

benda lain. Gerak relatif dapat diamati kitika kita duduk di dalam mobil yang sedang bergerak.

Terhadap mobil yang kita naiki, kita diaktakan tidak bergerak, terhadap pohon-pohon di pinggir

jalan, kita dikatakan bergerak. Selain gerak relatif ada juga gerak yang bersifat semu, yaitu seolah-

olahh bergerak. Misalnya kamu berada di dalam kereta atau mobil. Jika melihat keluar pohon-

pohon dan benda yang berada di tepi jalan begerak lalu lalang menuju dan meninggalkan kita.

Seolah-olah benda yang berada di tepi jalan begerak terhadap kita.

a. Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Sebuah benda dikatakn begerak lurus beraturan(GLB) jika lintasan yang dilalui atau

ditempuh benda tersebut berupa garis lurus dengan kecepatan tetap dimana dalam setiap

selang waktu yang sama benda menempuh jarak yang sama atau dengan kata lain gerak suatu

benda yang menempuh lintasan garis lurus dengan kelajuan tetap.

i. Kecepatan dan Kalajuan

Kita dalam kehidupan sehari-hari sering mendengar kata kelajuan. Misalnya,

kelajuan sebuah mobil yang bergerak di jalan raya 70 km/jam. Artinya mobil dalam

waktu 1 jam akan menempuh jarak sejauh 70 km. Jadi kelajuan adalah jarak yang

ditempuh dibagi dengan waktu, jarak adalah panjang keseluruhan dari lintasan yang telah

ditempuh oleh benda. Kelajuan suatu benda didefinisikan sebagai hasil bagi antara jarak

yang ditempuh dibagi dengan selang waktu yang diperlukan benda untuk menempuh

jarak tersebut. Sedangkan kecepatan adalah perpindahan selama selang waktu tertentu,

perpindahan adalah jarak yang ditepuh benda pada suatu arah tertentu dengan

menghubungkan titk awal ke titik akhir. Apabila kecepatan dan kelajuan di nyatakan

dengan v, perpindahan jarak dinyatakan s dan waktu tempuh t secara matematis

dirumuskan sebagai:

ts

=v

Keterangan:

v = kecepatan, kelajuan (m/s)

s = Perpindahan atau jarak (m)

t = waktu tempuh (s)

Kecepatan dan kelajuan hanya dibedakan oleh arahnya saja, sehingga keduanya

mempunya satuan yang sama yaitu m/s.

ii. Kecepatan Rata-rata

Kecepatan rata-rata hail bagi perpindahan dan selang waktu

Dx

B A

Dt

x2 x1

t2t1

Page 38: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

71

Dari gambar diatas perpindahan Dx ditempuh dalam selang waktu Dt, maka

kecepatan rata-rata v dirumuskan sebagai:

tx

vDD=

Keterangan:

v = Kecepatan (m/s)

xD = Selisih perpindahan (m)

xD = X1 - X2

tD = Selisih waktu tempuh (s)

tD = t2 - t1

Contoh soal

Jarak kota A ke kota B 180 km jika ditempuh selama 3 jam berapa kecepatan rata-

ratanya?

Penyelesaian

Diketahui: s = 180 km

t = 3 jam

Ditayakan: v =…?

v =ts

= jamKm

3180

= 60 km/jam

iii. Kelajuan Rata-rata

Kelajuan rata-rata adalah hasil bagi jarak total yang ditempuh dengan waktu

tempuh.

ts

vSS

=

Keterangan:

v = Kelajuan rata-rata (m/s)

sS = Jarak total (m)

Page 39: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

72

tS = Waktu tempuh total (s)

Contoh soal

Budi bersepeda ke pantai akan bermain bola, tetapi setiba di pantai bola Budi ketinggalan

di rumah. Bila jarak rumah dan pantai diempuh selama 10 menit berapa kelajuan rata-rata

jika jarak rumah Budi dengan pantai 3 km.

Penyelesaian

Diketahui: s = 3 x 3 km

= 9 km

= 9000 m

t = 3 x 10 menit

= 30 menit

= 1800 s

Ditayakan: v =…?

Jawab v =ts

SS

= sm

18009000

= 5m/s

b. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak benda dengan lintasan garis lurus dan

memiliki kecepatan setiap saat berubah.

Gerak lurus berubah beraturan dapat kita amati ketika kita melihat buah mangga

yang jatuh dari pohonnya. Kalau diperhatikan dengan seksama, akan kita dapati bahwa

kelajuan buah mangga semakin lama semakin besar dengan pertambahan yang teratur.

Kelajuanya bertambah sebesar 10m/s setiap detik. Pada awalnya keajuan buah mangga adalah

nl, maka 1s berikutnya kelajuan buah mangga akan menjadi 10m/s, selanjutnya pada 1s

berikutnya(detik ke-2) keajuan buah mangga menjadi (10+10) m/s=20 m/s. begitu seterusnya,

kelajuan buah mangga akan bertambah 10m/s setiap sekonnya (detiknya).

1) Pecepatan dan Perlambatan

Perubahan kecepatan setiap sekon dari benda yang mengalami gerak lurus

berubah beraturan tidak lan adalah percepatan. Percepatan adalah perubahan kecepatan

setiap selang waktu. Apabila perubahan kecepatan dinyatakan sebagai Dv dan perubahan

waktu diyatakan sebagai Dt, maka percepatan dinyatakan sebagai.

a = tv

ttvv

DD

=--

01

01

Keterangan:

Page 40: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

73

a = Percepatan

V1 = Kelajuan akhir

V0 = Kelajuan awal

t1 = Waktu akhir

t0 = Waktu awal

Dv = Perubahan kelajuan

Dt = Perubahan waktu

Apabil dalam pehitungan percepatan hasil yang dihasilkan bernilai

negatif maka beda tersebut mengalami perlambatan.

Contoh soal:

Jjika sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 90 km/jam dalam waktu 10 detik. Hitung

berapa percepatan yang dihasilkan oleh mobil.

Penyelesaian:

Diketahui: v = 90 km/jam

= 6060

100090x

x

= 3600

90000

= 25 m/s

S = 10 s

Ditanyaan: a =….?

Jawab a = tv

ttvv

DD

=--

01

01

= ss

smsm010

/0/25--

= s

sm10

/25

= 2,5 m/s2

Page 41: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

74

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan

kerangka pemikiran sebagai berikut.

Kemampuan bahasa adalah kemampuan yang dimiliki siswa dalam membaca suatu

bahan dengan pemahaman pengertian isi, serta logis pada penerapan situasi praktis. Kemampuan

ini menunjang pola pikir yang bersifat umum dan praktis logis. Kemampuan bahasa dapat juga

dikatakan sebagai kemampuan khusus yang dimiliki seseorang dalam bahasa. Bahasa yang

digunakan dalam fisika adalah bahasa lambang atau bahasa simbol, sehingga pernyataan dalam

fisika menjadi jelas, spesifik dan informatif. Dengan demikian kemampuan bahasa yang dimiliki

siswa akan sangat mempengaruhi daya paham siswa terhadap bahasa fisika yang sarat dengan

simbol-simbol, terutama dalam menyelesaikan soal-soal fisika.

Dalam mempelajari pelajaran fisika pada pokok bahasan gerak banyak dijumpai

perhitungan-perhitungan untuk menyelesaikan soal tersebut sehingga dalam mempelajari pelajaran

fisika pada pokok bahasan gerak tidak akan terlepas dari perhitungan matematika. Dengan

demikian diperlukan kemampuan matematika dalam menyelesaikan soal dengan baik.

Kemampuan matematika merupakan hal yang tidak dapat diabaikan dalam kemampuan

menyelesaikan soal.

Sikap siswa terhadap fisika ikut berperan penting. Jika siswa merasa tertarik dengan

fisika, maka siswa akan belajar lebih baik lagi. Dengan berbagai usaha yang dilakukan, seperti

mengerjakan latihan soal-soal, memanfaatkan waktu luang untuk belajar fisika, tidak cepat putus

asa jika mengalami kesulitan dalam belajar, diharapkan siswa mencapai prestasi belajar yang baik.

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Secara khusus dalam hal

menyelesaikan soal tentang gerak, bebarapa faktor yang berpengaruh adalah kemampuan bahasa,

kemampuan matematika dan sikap siswa terhadap fisika.

Dari uraian di atas dapat dibuat bagan sebagai berikut:

Page 42: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

75

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran serta pemasalahan yang diajukan,

hipotesis dirumuskan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan bahasa terhadap kemampuan

menyelesaikan soal pada pokok bahasan gerak.

2. Ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan matematika terhadap kemampuan

menyelesaikan soal pada pokok bahasan gerak.

3. Ada pengaruh yang signifikan antara sikap siswa terhadap kemampuan menyelesaikan soal

pada pokok bahasan gerak.

4. Ada interaksi antara kemampuan bahasa dan kemampuan matematika terhadap kemampuan

menyelesaikan soal pada pokok bahasan gerak.

5. Ada interaksi antara kemampuan bahasa dan sikap siswa terhadap kemampuan

menyelesaikan soal pada pokok bahasan gerak.

6. Ada interaksi antara kemampuan matematika dan sikap siswa terhadap kemampuan

menyelesaikan soal pada pokok bahasan gerak.

7. Ada interaksi antara kemampuan bahasa, kemampuan matematika, dan sikap siswa terhadap

kemampuan menyelesaikan soal pada pokok bahasan gerak.

Kelas Sampel

Sikap Siswa

Kemampuan matematika

Kemamapuan Bahasa

Kemampuan Menyelesaikan

Soal

Page 43: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

76

Page 44: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

77

BAB III

TEKNIK PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian.

1. Tempat

Penelitian telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Purwodadi kecamatan Purwodadi

kabupaten Grobogan. Karena SMP Negeri 1 Purwodadi adalah sekolah favorit di kabupaten

Grobogan, siswanya berasal dari berbagai pelosok kabupaten. Hal ini diharapkan berpengaruh

terhadap keberagaman kemampuan bahasa yang dimiliki siswa.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yaitu:

a. Tahap Persiapan dan Perijinan

Tahap ini meliputi pengajuan judul skripsi, pembuatan proposal skripsi, permohonan

ijin penelitian dan konsultasi instrumen penelitian dengan dosen pembimbing.

b. Tahap Penelitian

Tahap ini meliputi semua kegiatan yang berlangsung di lapangan yaitu uji coba instrumen dan

pelaksanaan pengambilan data baik dengan tes, angket dan dokumentasi. Penelitian dilaksanakan

pada bulan Maret 2009.

c. Tahap Penyelesaian

Tahap ini meliputi analisis data dan penyusunan laporan hasil penelitian.

B. Teknik Penelitian

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik komparatif (comparative

research), yaitu untuk menyelidiki perbedaan pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap

variabel terikat (dependent variable) kemampuan menyelesaikan soal yang dipengaruhi oleh

kemampuan bahasa, kemampuan matematika dan sikap siswa.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002:108). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Purwodadi tahun ajaran

2008/2009.

2. Sampel

Page 45: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

78

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto,

2002:109). Dalam penelitian ini, hanya diteliti sebagian dari populasi yang ada sehingga penelitian

ini merupakan penelitian sampel. Sample dari penelitian ini adalah para siswa kelas 1 SMP Negeri

I Purwodadi yang terdiri dari 6 kelas yaitu kelas 1-1, 1-2, 1-3, 1-4, 1-5, dan 1-6.

Dari populasi diambil dua kelas kontrol dan dua kelas eksperimen. Untuk kelas 1-1 dan

1-3 sebagai kelas kontrol untuk kelas 1-2 dan 1-4 sebagai kelas eksperimen. Dalam penelitian ini

cacah sampel 70 siswa atau 22.92% dari populasi. Suharsimi Arikunto (2002:112) berpendapat

jika jumlah subyeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling, yaitu penentuan sampel dengan

cara undian untuk mengambil 2 kelas dari 6 kelas yang ada.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Definisi Operasional Variabel

Untuk pengumpulan data, dalam penelitian ini terdapat dua variabel.

Variabel-variabel tesebut adalah sebagai berikut :

a Variabel Bebas

1) Kemampuan bahasa

a) Definisi operasional: kemampuan membaca suatu bahan dengan pemahaman

pengertian isi.

b) Indikator: skor tes kemampuan bahasa siswa.

c) Skala pengukuran: skala interval yang diubah menjadi ordinal dengan tiga kategori,

kemampuan bahasa tinggi, sedang dan rendah.

Kriteria:

skor ≥ x = kemampuan bahasa tinggi

skor ≤ x = kemampuan bahasa rendah

d) Simbol: ai, untuk i = 1, 2.

a1 = kemampuan bahasa tinggi

a2 = kemampuan bahasa rendah

2) Kemampuan matematika

Page 46: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

79

a) Definisi operasional: kemampuan siswa untuk melakukan operasi penjumlahan,

pengurangan, perkalian dan pembagian dengan benar dalam jangka waktu yang

ditetapkan.

b) Indikator: skor tes kemampuan matematika.

c) Skala pengukuran: skala interval yang diubah menjadi ordinal dengan tiga kategori,

kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah.

Kriteria:

skor ≥ x = kemampuan matematika tinggi

skor ≤ x = kemampuan matematika rendah

d) Simbol: bi, untuk i= 1, 2, 3.

b1 = kemampuan matematika tinggi

b2 = kemampuan matematika rendah

3) Sikap siswa

a) Definisi operasional: sikap senang atau tidak senang siswa terhadap pelajaran

fisika.

b) Indikator: skor angket sikap siswa.

c) Skala pengukuran: skala interval yang diubah menjadi ordinal dengan dua kategori,

sikap yang mendukung dan tidak mendukung.

Kriteria:

skor ≥ x = sikap mendukung

skor < x = sikap tidak mendukung

d) Simbol: ci, untuk i = 1, 2.

c1 = sikap mendukung

c2 = sikap tidak mendukung

b Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menyelesaikan soal.

2. Definisi operasional: kemampuan menyelesaikan soal pada pokok bahasan

gerak.

3. Indikator: nilai kemampuan menyelesaikan soal pada pokok bahasan gerak

4. Skala pengukuran: skala interval. 2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk dapat menguji hipotesis, diperlukan beberapa data yang akan diuji. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Teknik Dokumentasi

Page 47: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

80

Teknik dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen-

dokumen yang telah ada (Budiyono, 2003: 54). Dalam penelitian ini digunakan untuk

mengumpulkan data tentang kemampuan bahasa siswa.

b. Teknik Tes

Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

kemampuan, pengetahuan, intelegensi., kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu

atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2002: 127). Pada penelitian ini digunakan untuk

mengumpulkan data tentang kemampuan matematika dan kemampuan menyelesaikan soal

yang dimiliki siswa.

c. Teknik Angket

Definisi angket sama dengan kuesioner. Suharsimi Arikunto (2002:128) mendefinisikan

bahwa, “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”.

Sebelum angket digunakan untuk mengumpulkan data, terlebih dahulu diujicobakan. Teknik ini

dilakukan untuk mengumpulkan data tentang sikap siswa. Dalam penelitian ini teknik angket

digunakan untuk mengumpulkan data mengenai sikap siswa terhadap fisika. Penskoran untuk butir

angket dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1) Skor untuk butir angket yang bernilai positif

· Skor 5 untuk jawaban sangat setuju

· Skor 4 untuk jawaban setuju

· Skor 3 untuk jawaban ragu-ragu

· Skor 2 untuk jawaban tidak setuju

· Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju

2) Skor untuk butir angket yang bernilai negatif.

· Skor 1 untuk jawaban sangat setuju

· Skor 2 untuk jawaban setuju

· Skor 3 untuk jawaban ragu-ragu

· Skor 4 untuk jawaban tidak setuju

· Skor 5 untuk jawaban sangat tidak setuju

3. Instrumen

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu soal dan angket sikap

siswa dan tes kemampuan menyelesaikan soal pada pokok bahasan gerak. Tes kemampuan

matematika diambil dari nilai matematika siswa di sekolah. Sebelum instrumen digunakan,

terlebih dahulu harus dianalisis. Tes kemampuan matematika dan tes kemampuan menyelesaikan

Page 48: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

81

soal dianalisis dengan uji validitas instrumen dan reliabilitas tes, sedangkan angket sikap siswa

dianalisis dengan uji validitas instrumen dan reliabilitas angket.

a. Validitas Instrumen

Suatu instrumen disebut valid jika dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur

atau dapat memenuhi fungsinya sebagai alat ukur. Tinggi rendahnya validitas instrumen

menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel yang

dimaksud.

Yang dimaksud dengan bagian instrumen adalah butir-butir soal tes. Sedangkan

instrumen secara keseluruhan adalah nilai total subyek. Jadi untuk menguji validitas setiap butir

soal maka skor-skor yang ada pada butir-butir instrumen yang dimaksudkan dikorelasikan dengan

skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y. dengan

diperolehnya indeks validitas setiap butir tes yang dilambangkan dengan r, dapat diketahui dengan

pasti butir-butir mana yang tidak memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya.

Selanjutnya, untuk mengmatematika indeks validitas digunakan rumus Koefisien Korelasi

Pearson Product Moment yaitu :

( )( ) ( )( )å åå åå å å

--

-=

2222xy

YYN.XXN.

YXXYNr

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara skor item dengan skor total

X = skor butir item

Y = skor total

N = banyaknya subyek/responden uji coba.

( Suharsimi Arikunto,2002:146)

Setelah diperoleh harga rxy, kemudian kita lihat nilai harga r product moment tabel pada

N = banyaknya observasi pada taraf signifikansi 5%. Apabila rxy lebih besar daripada rtabel, maka

dikatakan butir soal tes valid.

Setelah dilakukan uji Validitas intrumen yang diujicobakan sebanyak 40 soal dengan

menggunakan rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson pada 70 responden diperoleh 36

soal yang valid. Sedangkan 4 soal yaitu pada nomor 1, 3, 9, dan 15 tidak valid, karena rmatematika <

rtabel = 0.361.

Dari 4 soal yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian. Sedangkan soal yang

valid digunakan dalam penelitian, yaitu sebanyak 36 soal. Perhitungan uji Validitas tes

kemampuan matematika disajikan pada Lampiran 10.

b. Reliabilitas Tes

Page 49: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

82

Reliabilitas adalah ketetapan ketelitian suatu alat ukur. Alat ukur dikatakan reliabel

apabila dapat dipercaya, konsisten atau stabil. Mengenai reliabilitas yang dimaksud pada

prinsipnya menunjukkan sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak

berbeda bila dilakukan kembali untuk mengukur terhadap subyek yang sama.

Reliabilitas soal tes dinyatakan dengan indeks reliabilitas (r11) yang diukur dengan rumus

Kuder dan Richardson 20 yang dikenal dengan rumus K-R 20 yang dirumuskan sebagai :

úúû

ù

êêë

é -úûù

êëé

-= å

2

2

11 S

pqS

1nn

r

Keterangan :

r11 = indeks reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subyek yang menjawab benar

q = proporsi subyek yang menjawab salah

n = jumlah butir soal

S2 = variansi total

Setelah diperoleh harga r11 kemudian dikonsultasikan dengan tabel r product moment.

Apabila r11 lebih besar dari rtabel dikatakan instrumen tersebut reliabel. Namun ada cara lain yang

lebih sederhana dan mudah, yaitu menggunakan interpretasi terhadap koefisien korelasi yang

diperoleh atau nilai r, digunakan patokan dari Suharsimi Arikunto (2002) sebagai berikut :

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah

Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah

Dari perhitungan uji reliabilitas tes kemampuan matematika dengan menggunakan

rumus K-R 20 diperoleh r11 = 0.877. Setelah dikonsultasikan dengan rtabel = 0.361 diperoleh bahwa

r11 = 0.877 lebih besar dari rtabel , dimana nilai r11 = 0.877 terletak antara 0.800 sampai dengan

1.000. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tes kemampuan matematika yang digunakan

dalam penelitian ini reliabel dengan interpretasi tinggi. Perhitungan uji reliabilitas tes kemampuan

matematika disajikan pada Lampiran 11.

c. Validitas Angket

Yang dimaksud dengan bagian instrumen adalah butir-butir soal tes. Sedangkan

instrumen secara keseluruhan adalah nilai total subyek. Jadi untuk menguji validitas setiap butir

angket maka skor-skor yang ada pada butir-butir instrumen yang dimaksudkan dikorelasikan

dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y.

Page 50: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

83

dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir amgket yang dilambangkan dengan r, dapat

diketahui dengan pasti butir-butir mana yang tidak memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya.

Selanjutnya, untuk mengmatematika indeks validitas digunakan rumus Koefisien Korelasi

Pearson Product Moment yaitu :

( )( ) ( )( )å åå åå å å

--

-=

2222xy

YYN.XXN.

YXXYNr

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara skor item dengan skor total

X = skor butir item

Y = skor total

N = banyaknya subyek/responden uji coba.

( Suharsimi Arikunto,2002:146)

Setelah diperoleh harga rxy, kemudian kita lihat nilai harga r product moment tabel pada

N = banyaknya observasi pada taraf signifikansi 5%. Apabila rxy lebih besar daripada rtabel, maka

dikatakan butir soal tes valid.

Dari perhitungan uji Validitas angket sikap siswa terhadap fisika yang diujicobakan

sebanyak 45 butir pertanyaan dengan menggunakan rumus korelasi momen produk dari Karl

Pearson pada 70 responden uji coba diperoleh 39 butir angket yang valid, karena rhit > rtabel =

0.361. Sedangkan 6 butir angket tidak valid, yaitu pada nomor 3, 25, 32, 35, 41, dan 43, karena rhit

< rtabel = 0.361. Selanjutnya dari 39 butir angket yang valid digunakan dalam penelitian.

Perhitungan uji Validitas angket sikap siswa terhadap fisika disajikan pada Lampiran 12.

d. Reliabilitas angket

Untuk menguji reliabilitas angket menggunakan rumus Alpha :

÷÷ø

öççè

æ-÷

øö

çèæ

-= å

21

2b

11 σ

σ1

1kk

r

Dimana :

r11 = reliabilitas tes

k = banyaknya butir soal

å 2bσ = jumlah variansi butir

21σ = variansi soal

Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0 dan

1, misalnya angket atau soal yang berbentuk uraian.

( Suharsimi Arikunto, 2002 :171)

Dengan menggunakan rumus Alpha diperoleh hasil perhitungan reliabilitas angket sikap

siswa terhadap fisika yaitu r11 = 0.892. Nilai r11 = 0.892 > 0.361 = rtabel dan terletak antara 0.800

Page 51: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

84

sampai dengan 1.000. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa angket sikap siswa terhadap fisika

tersebut termasuk reliabel dengan interpretasi tinggi. Perhitungan uji reliabilitas angket sikap siswa

terhadap fisika disajikan pada Lampiran 13.

E. Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis akan digunakan statistik uji analisis variansi tiga jalan. Tujuan

dari analisis ini adalah untuk menguji signifikansi perbedaan efek (pengaruh) tiga variabel bebas

terhadap variabel terikat. Disamping itu analisis tersebut bertujuan untuk menguji signifikansi "

kombinasi efek" (interaksi) ketiga variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ada 3 syarat sebelum melakukan analisis tiga jalan yaitu a) sampel dipilih secara acak, b)

variabel terikat berskala interval, c) variabel bebas berskala nominal. Kemudian dilakukan uji

prasyarat yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji independensi. Uji independensi tidak

dilakukan karena tes kemampuan menyelesaikan soal dilakukan secara serentak dan diawasi secara

ketat. Hal ini dilakukan agar tidak ada saling mempengaruhi di antara mereka, sehingga jika ada

perbedaan di antara mereka, perbedaan itu semata-mata hanya karena kemampuan bahasa,

kemampuan matematika dan sikap siswa yang berbeda.

1. Uji Prasyarat Anava

a. Uji Normalitas Untuk menguji apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak, maka

digunakan uji normalitas(Lilliefors), dengan prosedur:

1) Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2) Dipilih taraf signifikansi a = 0,05

3) Statistik uji yang digunakan:

Setiap data xi diubah menjadi bilangan baku zi dengan transformasi:

sxx

z ii

-=

L = Maks |F(zi) – S(zi)|; dengan F(Zi) = P(Z£zi); Z ~ N(0,1);

dan S(zi) = proporsi cacah z £ zi terhadap seluruh zi

4) Daerah kritik

DK = {L|L>La;n} dengan n adalah ukuran sampel

5) Keputusan Uji

Ho ditolak jika L Î DK

(Budiyono, 2004: 170-171)

Page 52: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

85

b. Uji Homogenitas

Untuk uji homogenitas digunakan uji Bartlett dengan prosedur sebagai berikut :

1) Hipotesis

Ho : 22

21 ss = (populasi–populasi homogen)

H1 : tidak semua variansi sama (variansi-variansi tidak homogen)

2) Dipilih tingkat signifikansi a=0,05

3) Statistik Uji yang digunakan

)s log f -RKG log (203,2 2

jj2 å= f

cc

(Budiyono, 2004:176)

dengan :

c2 ~ c2 (k-1)

k = banyaknya sampel

f = derajat kebebasan untuk RKG=N-k

fj = derajat kebebasan untuk 2js =nj-1

j =1,2,3,…k

N =banyaknya seluruh nilai (ukuran)

nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j

÷÷ø

öççè

æ-

-+= å å jj f

1f1

)1k(31

1c

åå=

j

i

f

SSRKG ;

( ) ( )å å -=-= 2jj

j

2

j2jj S1n

n

xxSS

4) Daerah Kritik

DK = {c2| c2 > 21k; -ac }

5) Keputusan Uji

Ho ditolak jika c2 Î DK

2. Uji Hipotesis

a. Tujuan

Analisis ini bertujuan untuk menguji signifikansi efek tiga variabel (faktor) bebas A, B, dan C

terhadap variabel terikat. Selain itu juga bertujuan untuk menguji signifikansi interaksi AB,

AC, BC, dan ABC terhadap variabel terikat.

b. Model

Page 53: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

86

Dengan mengingat tiga hipotesis yang harus diuji dalam penelitian ini maka model pada

Anava Tiga Jalan ialah :

Xijkl = m + ai + bj + gk + abij + agik + bgjk + abgijk + eijkl

Dimana :

Xijkl = pengamatan ke-l di bawah faktor A kategori ke-i, faktor B kategori ke-j, dan

faktor C kategori ke-k.

m = rerata besar

ai = efek faktor A kategori i

bj = efek faktor B kategori j

gk = efek faktor C kategori k

abij = interaksi faktor A dan B

agik = interaksi faktor A dan C

bgjk = interaksi faktor B dan C

abgijk = interaksi faktor A, B dan C

eijkl = deviasi data Xijkl terhadap rataan populasinya (mij) yang berdistribusi normal

dengan rataan 0.

i = 1, 2, 3

j = 1,2, 3

k = 1, 2

l = 1,2,3,…,n ; n = cacah pengamatan per sel

c. Notasi dan Tata Letak Data

B b1 b2 C A c1 c2 c1 c2

A1 a1b1c1 a1b1c2 a1b2c1 a1b2c2

A2 a2b1c1 a2b1c2 a2b2c1 a2b2c2 Keterangan :

A = variabel kemampuan bahasa

B = variabel kemampuan matematika

C = variabel sikap siswa

a1 = kemampuan bahasa tinggi

a2 = kemampuan bahasa rendah

b1 = kemampuan matematika tinggi

b2 = kemampuan matematika rendah

c1 = sikap siswa mendukung

c2 = sikap siswa tidak mendukung

d. Hipotesis

Page 54: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

87

H0A : ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan bahasa terhadap kemampuan

menyelesaikan soal.

H1A : tidak ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan bahasa terhadap

kemampuan menyelesaikan soal.

H0B : ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan matematika terhadap

kemampuan menyelesaikan soal.

H1B : tidak ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan matematika terhadap

kemampuan menyelesaikan soal.

H0C : tidak ada pengaruh yang signifikan antara sikap siswa terhadap kemampuan

menyelesaikan soal.

H1C : ada pengaruh yang signifikan antara sikap siswa terhadap kemampuan

menyelesaikan soal.

H0AB : ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan bahasa dan kemampuan

matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal.

H1AB : tidak ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan bahasa dan kemampuan

matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal.

H0AC : tidak ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan bahasa dan sikap siswa

terhadap kemampuan menyelesaikan soal.

H1AC : ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan bahasa dan sikap siswa terhadap

kemampuan menyelesaikan soal.

H0BC : tidak ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan matematika dan sikap

siswa terhadap kemampuan menyelesaikan soal.

H1BC : ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan matematika dan sikap siswa

terhadap kemampuan menyelesaikan soal.

H0ABC : tidak ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan bahasa, kemampuan

matematika, dan sikap siswa terhadap kemampuan menyelesaikan soal.

H1ABC : ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan bahasa, kemampuan matematika, dan

sikap siswa terhadap kemampuan menyelesaikan soal.

e. Komputasi

1) Besaran

(1) = pqrG 2

(2) = åk,j,i

ijkSS

(3) = åi

2i

qrA

(4) = åj

2j

pr

B

Page 55: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

35

(5) = åk

2k

pq

C

(6) = åj,i

2ij

r

AB

(7) = åk,i

2ik

q

AC

(8) = åk,j

2jk

p

BC

(9) = åk,j,i

2ijkABC

hn =

åk,j,i ijkn

1pqr

Page 56: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

34

2) Jumlah Kuadrat

JKA = hn {(3) – (1)}

JKB = hn {(4) – (1)}

JKC = hn {(5) – (1)}

JKAB = hn {(1) + (6) – (3) – (4)}

JKAC = hn {(1) + (7) – (3) – (5)}

JKBC = hn {(1) + (8) – (4) – (5)}

JKABC = hn {(3) + (4) + (5) + (9) – (1) – (6) – (7) – (8)}

JKG = (2)

JKT = hn {(9) – (1)} + (2)

(atau JKT = JKA + JKB + JKC + JKAB + JKAC + JKBC + JKABC + JKG)

3) Derajat kebebasan

dkA = (p-1)

dkB = (q-1)

dkC = (r-1)

dkAB = (p-1)(q-1)

dkAC = (p-1)(r-1)

dkBC = (q-1)(r-1)

dkABC = (p - 1)(q - 1)(r - 1)

dkG = N - pqr

dkT = N - 1

4) Rataan Kuadrat

RKA = JKA/dkA

RKB = JKB/dkB

RKC = JKC/dkC

RKAB = JKAB/dkAB

RKAC = JKAC/dkAC

RKBC = JKBC/dkBC

RKABC = JKABC/dkABC

RKG = JKG/dkG

f. Statistik Uji

Fa = RKA/RKG

Fb = RKB/RKG

Fc = RKC/RKG

Fab = RKAB/RKG

Page 57: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

xxxvii

xxxvii

Fac = RKAC/RKG

Fbc = RKBC/RKG

Fabc = RKABC/RKG

g. Daerah kritik

Daerah kritiknya adalah sebagai berikut:

1) Daerah kritik untuk Fa adalah DK = {Fa | Fa > Fa; p-1; N-pqr}

2) Daerah kritik untuk Fb adalah DK = {Fb | Fb > Fa; q-1; N-pqr}

3) Daerah kritik untuk Fc adalah DK = {Fc | Fc > Fa; r-1; N-pqr}

4) Daerah kritik untuk Fab adalah DK = {Fab | Fab > Fa; (p-1)(q-1); N-pqr}

5) Daerah kritik untuk Fac adalah DK = {Fac | Fac > Fa; (p-1)(r-1); N-pqr}

6) Daerah kritik untuk Fbc adalah DK = {Fbc | Fbc > Fa; (q-1)(r-1); N-pqr}

7) Daerah kritik untuk Fabc adalah DK = {Fabc | Fabc > Fa; (p-1)(q-1)(r-1); N-pqr}

Dimana a adalah taraf signifikan, a = 0,05

N = cacah semua pengukuran

h. Rangkuman analisis

Tabel Rangkuman Analisis Variansi

Sumber JK dk RK Fobs Fa P A JKA p-1 RKA Fa F* < a atau > a

B JKB q-1 RKB Fb F* < a atau > a

C JKC r-1 RKC Fc F* < a atau > a

AB JKAB (p-1)(q-1) RKAB Fab F* < a atau > a

AC JKAC (p-1)(r-1) RKAC Fac F* < a atau > a

BC JKBC (q-1)(r-1) RKBC Fbc F* < a atau > a

ABC JKABC (p-1)(q-1)(r-1) RKABC Fabc F* < a atau > a

Galat JKG N-pqr RKG - - -

Total JKT N-1 - - - -

Keterangan: p adalah probabilitas amatan; F* adalah nilai F yang diperoleh dari tabel.

(Budiyono, 2004:234-239)

3. Uji Komparasi Ganda

Untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, setiap pasangan kolom dan setiap

pasangan sel dilakukan uji komparasi ganda dengan menggunakan teknik Scheffe, karena teknik

tersebut akan menghasilkan beda rerata dengan tingkat sifnifikansi yang kecil. Jadi uji komparasi

ganda ini digunakan terhadap setiap pasangan baris, setiap pasangan kolom dan setiap pasangan sel

yang daerah kritiknya ditolak.

Langkah-langkah dalam menggunakan teknik Scheffe adalah:

a. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi.

Page 58: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

xxxviii

xxxviii

b. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.

c. Mencari harga statistik uji F dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(1) Komparasi rerata antar baris ke-i dan ke-j,

( )

÷÷ø

öççè

æ+

-=-

..j..ig

2

..j..i..j..i

n1

n1

RK

XXF

(2) Komparasi rerata antar kolom ke-i dan ke-j,

( )

÷÷ø

öççè

æ+

-=-

.j..i.g

2

.j..i..j..i.

n1

n1

RK

XXF

(3) Komparasi rerata antar sub kolom ke-i dan ke-j,

( )

÷÷ø

öççè

æ+

-=-

j..i..g

2

j..i..j..i..

n1

n1

RK

XXF

(4) Komparasi rerata antara interaksi baris-kolom ke-ij dan interaksi baris-kolom ke-jk

( )

÷÷ø

öççè

æ+

-=-

.jk.ijg

2

.jk.ij.jk.ij

n1

n1

RK

XXF

(5) Komparasi rerata antara interaksi baris-subkolom ke-ij dan interaksi baris-subkolom ke-jk

( )

÷÷ø

öççè

æ+

-=-

k.jj.ig

2

k.jj.ik.jj.i

n1

n1

RK

XXF

(6) Untuk komparasi rerata antara interaksi kolom-subkolom ke-ij dan interaksi kolom-subkolom

ke-jk

( )

÷÷ø

öççè

æ+

-=-

jk.ij.g

2

jk.ij.jk.ij.

n1

n1

RK

XXF

(7) Untuk komparasi rerata antar sel ke-ijk dan ke-ljk,

Page 59: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

xxxix

xxxix

( )

÷÷ø

öççè

æ+

-=-

ljkijkg

2

ljkijkljkijk

n1

n1

RK

XXF

d. Menentukan tingkat signifikansi a = 0,05

e. Menentukan daerah kritik (DK)

(1) DKi..-j.. = {Fi..-j.. > (p-1) Fa; F0.05;1;62}

(2) DK.i.-.j. = {F.i.-.j. > (p-1) Fa; F0.05;1;62}

(3) DK..i-..j = {F..i-..j > (r-1) Fa; F0.05;1;62}

(4) DKij.-lj. = {Fij.-lj. > (pq-1) Fa; F0.05;2;62}

(5) DKi.j-l.j = {Fi.j-l.j > (pr-1) Fa; F0.05;2;62}

(6) DK.ij-.lj = {F.ij-.lj > (qr-1) Fa; F0.05;2;62}

(7) DKijk-ljk = {Fijk-ljk > (pqr-1) Fa; F0.05;4;62}

f. Menentukan keputusan uji (beda rerata) untuk setiap pasang komparasi rerata.

g. Menyusun rangkuman analisis (komparasi ganda).

(Budiyono, 2004: 213-215).

Page 60: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

xl

xl

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data penelitian yang digunakan dalam pembahasan ini adalah data hasil uji coba instrumen

dan data skor kemampuan menyelesaikan soal pokok bahasan gerak pada siswa kelas VII tahun

pelajaran 2008/2009.

1. Data Penelitian Skor Kemampuan Menyelesaikan Soal

a. Kemampuan Bahasa

Kemampuan bahasa siswa dibagi atas 2(dua) kelompok yaitu kelompok kemampuan bahasa

tinggi dan kemampan verbal rendah. Pengelompokan tersebut berdasarkan hasil tes kemampuan

bahasa siswa. Dari hasil tes kemampuan bahasa siswa diperoleh X = 74.242857. Untuk skor X > =

75 dikelompokkan dalam kemampuan bahasa tinggi dan skor < X = 74 dikelompokkan dalam

kemampuan bahasa rendah. Perhitungan kriteria kemampuan bahasa selengkapnya disajikan pada

Lampiran 16.

Deskripsi tentang data skor kemampuan menyelesaikan soal untuk masing-masing

kelompok kemampuan bahasa disajikan dalam Tabel 4.1, sedangkan distribusi frekuensi, perhitungan

mean, median, modus, dan variansi disajikan dalam

Lampiran 11.

Tabel 4.1. Deskripsi Data Skor Kemampuan Menyelesaikan Soal Berdasarkan Kelompok

Kemampuan bahasa.

Kemampuan Bahasa

N Mean Median Modus Variansi Maks. Min.

Tinggi 33 71.5948 71.11 75 94.767357 88.88 52.77 Rendah 37 76.34676 76.34676 77.77 50.79927 90.55 58.33

Tabel 4.1.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyelesaikan Soal Berdasarkan Kelompok

Kemampuan bahasa Tinggi.

No Interval Kelas Xi fi fiXi Xi2 fiXi

2

1 00.00 - 52.00 - - - - - 2 52.01 - 60.00 56 7 392 3136 21952 3 60.01 - 68.00 64 8 512 4096 32768 4 68.01 - 76.00 72 8 576 5184 41472 5 76.01 - 84.00 80 2 160 6400 12800

Page 61: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

xli

xli

6 84.01 - 92.00 88 6 528 7744 46464 7 92.01 - 100.00 96 2 192 9216 18432

Jumlah 33 2360 35776 173888 Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang distribusi frekuensi kemampuan

menyelesaikan soal berdasarkan kelompok kemampuan bahasa tinggi dapat dilihat pada diagram

batang gambar 4.1.1.

Tabel 4.1.2. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyelesaikan Soal Berdasarkan Kelompok

Kemampuan bahasa Rendah.

No Interval Kelas Xi fi fiXi Xi2 fiXi

2

1 00.00-52.00 - - - - - 2 52.01-60.00 56 6 336 3136 18816 3 60.01-68.00 64 5 320 4096 20480 4 68.01-76.00 72 5 360 5184 25920 5 76.01-84.00 80 11 880 6400 70400 6 84.01-92.00 88 6 528 7744 46464 7 92.01-100.00 96 4 384 9216 36864

Jumlah 37 2808 35776 218944 Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang distribusi frekuensi kemampuan

menyelesaikan soal berdasarkan kelompok kemampuan bahasa rendah dapat dilihat pada diagram

batang gambar 4.1.2

b. Kemampuan Matematika

Gambar 4.1.1: Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyelesaikan Soal Berdasarkan Kelompok Kemampuan Verbal Tinggi

2

6

2

88

7

0

2

4

6

8

10

0 56 64 72 80 88 96

Nilai Tengah (Xi)

Fre

ku

en

si (f

)

Gambar 4.1.2: Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyelesaikan Soal Berdasarkan Kelompok Kemampuan Verbal Rendah.

6

11

556

4

0

2

4

6

8

10

12

0 56 64 72 80 88 96

Nilai Tengah (Xi)

Fre

ku

en

si (f

)

Page 62: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

xlii

xlii

Kemampuan matematika siswa dibagi atas 2(dua) kelompok yaitu kelompok kemampuan

matematika tinggi dan kemampuan matematika rendah. Pengelompokan tersebut berdasarkan skor tes

kemampuan matematika siswa. Dari skor tes kemampuan matematika siswa diperoleh X =

74.58571429. Untuk skor > X = 75 dikelompokkan dalam kemampuan matematika tinggi, skor < X

= 74 dikelompokkan dalam kemampuan matematika rendah. Perhitungan kriteria kemampuan

matematika selengkapnya disajikan pada Lampiran 16.

Deskripsi tentang data skor kemampuan menyelesaikan soal untuk masing-masing

kelompok keterampilan verbal disajikan dalam Tabel 4.2, sedangkan distribusi frekuensi, perhitungan

mean, median, modus dan variansi disajikan dalam Lampiran 11.

Tabel 4.2. Deskripsi Data Skor Kemampuan Menyelesaikan Soal Berdasarkan Kelompok

Kemampuan matematika.

Kemampuan Matematika

N Mean Median Modus Variansi Maks. Min.

Tinggi 35 75.7891 75.00 74.44 54.75421 88.88 58.33 Rendah 35 72.4240 75.00 75.00 93.98187 90.55 52.77

Tabel 4.2.1. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyelesaikan Soal Berdasarkan Kelompok

Kemampuan matematika Tinggi.

No Interval Kelas Xi fi fiXi Xi2 fiXi

2

1 0.00-52.00 - - - - - 2 52.01-60.00 56 6 336 3136 18816 3 60.01-68.00 64 6 384 4096 24576 4 68.01-76.00 72 8 576 5184 41472 5 76.01-84.00 80 7 560 6400 44800 6 84.01-92.00 88 4 352 7744 30976 7 92.01-100.00 96 4 384 9216 36864

Jumlah 35 2592 35776 197504

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang distribusi frekuensi kemampuan

menyelesaikan soal berdasarkan kelompok kemampuan matematika tinggi dapat dilihat pada diagram

batang gambar 4.2.1.

Gambar 4.2.2: Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyelesaikan Soal Berdasarkan Kelompok Keterampilan Hitung Tinggi

40

6 6

8

7

4

0

2

4

6

8

10

0 56 64 72 80 88 96

Nilai Tengah (Xi)

Fre

ku

en

si (f

)

Page 63: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

xliii

xliii

Tabel 4.2.2. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyelesaikan Soal Berdasarkan Kelompok

Kemampuan matematika Rendah.

No Interval Kelas Xi fi fiXi Xi2 fiXi

2

1 0.00-52.00 - - - - - 2 52.01-60.00 56 7 392 3136 21952 3 60.01-68.00 64 7 448 4096 28672 4 68.01-76.00 72 5 360 5184 25920 5 76.01-84.00 80 6 480 6400 38400 6 84.01-92.00 88 8 704 7744 61952 7 92.01-100.00 96 2 192 9216 18432

Jumlah 35 2576 35776 195328 Untuk mendapatkan gambaran tentang kemampuan menyelesaikan soal berdasarkan

kelompok kemampuan matematika rendah yang lebih jelas dapat dilihat pada diagram batang gambar

4.2.2

c. Sikap Siswa

Sikap siswa terhadap fisika dibagi atas 2 (dua) kelompok yaitu kelompok sikap mendukung

dan kelompok sikap tidak mendukung. Dari skor angket siswa diperoleh X =116.9857.

Pengelompokan tersebut berdasarkan atas skor angket sikap siswa terhadap fisika, yaitu skor ≥ X =

117 dikelompokkan dalam sikap mendukung dan skor < X = 116 dikelompokkan dalam sikap tidak

mendukung selengkapnya disajikan pada Lampiran 16.

Deskripsi tentang data skor kemampuan menyelesaikan soal untuk masing-masing

kelompok sikap siswa terhadap fisika disajikan dalam Tabel 4.3, sedangkan distribusi frekuensi,

perhitungan mean, median, modus, dan variansi disajikan dalam Lampiran 11.

Tabel 4.3. Deskripsi Data Skor Kemampuan Menyelesaikan Soal Berdasarkan Kelompok Sikap Siswa

Terhadap Fisika.

Sikap Siswa

N Mean Median Modus Variansi Maks. Min.

Mendukung 36 76.1067 76.66 75.00 69.22935 90.55 52.77 Tidak Mendukung

34 71.9888 71.94 58.33 76.83859 88.88 55.55

Gambar 4.2.2: Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyelesaikan Soal Berdasarkan Kelompok Keterampilan Hitung Rendah

2

8

7 6

5

7

0

2

4

6

8

10

56 64 72 80 88 96

Nilai Tengah (Xi)

Fre

ku

en

si (f

)

Page 64: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

xliv

xliv

Tabel 4.3.1. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyelesaikan Soal Berdasarkan Kelompok Sikap

Siswa Mendukung.

No Interval Kelas Xi fi fiXi Xi2 fiXi

2

1 0.00-52.00 - - - - - 2 52.01-60.00 56 7 392 3136 21952 3 60.01-68.00 64 5 320 4096 20480 4 68.01-76.00 72 7 504 5184 36288 5 76.01-84.00 80 7 560 6400 44800 6 84.01-92.00 88 6 528 7744 46464 7 92.01-100.00 96 4 384 9216 36864

Jumlah 36 2688 35776 206848

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang distribusi frekuensi kemampuan

menyelesaikan soal berdasarkan kelompok sikap siswa mendukung dapat dilihat pada diagram batang

gambar 4.3.1

Tabel 4.3.2. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyelesaikan Soal Berdasarkan Kelompok Sikap

Siswa Tidak Mendukung.

No Interval Kelas Xi fi fiXi Xi2 fiXi

2

1 00.00-52.00 - - - - - 2 52.01-60.00 56 6 336 3136 18816 3 60.01-68.00 64 8 512 4096 32768 4 68.01-76.00 72 6 432 5184 31104 5 76.01-84.00 80 6 480 6400 38400 6 84.01-92.00 88 6 528 7744 46464 7 92.01-100.00 96 2 192 9216 18432

Jumlah 34 2480 35776 185984 Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas distribusi frekuensi kemampuan

menyelesaikan soal berdasarkan kelompok sikap siswa tidak mendukung dapat dilihat pada diagram

batang gambar 4.3.2

Gambar 4.3.1: Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Menyelesaikan Soal Berdasarkan Kelompok Sikap Siswa Mendukung

4

677

5

7

0

2

4

6

8

10

56 64 72 80 88 96

Nilai Tengah (Xi)

Fre

ku

en

si (f

)

2

6

8

666

0

2

4

6

8

10

56 64 72 80 88 96

Nilai Tengah (Xi)

Fre

ku

en

si (f

)

Page 65: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

xlv

xlv

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dikenakan pada data variabel terikat. Data tersebut adalah data skor

kemampuan menyelesaikan soal dengan kategori kelompok kemampuan bahasa, kelompok

kemampuan matematika dan kelompok sikap siswa. Metode yang digunakan dalam uji normalitas

adalah Metode Lilliefors, dan hasilnya pada Tabel 4.4, sedangkan perhitungan selengkapnya pada

Lampiran 16.

Tabel 4.4. Rangkuman Uji Normalitas dengan Metode Lilliefors.

No. Kelompok Banyak Data

Lhitung Ltabel Keputusan Keterangan

1. Kemampuan Bahasa Tinggi

33 0.0601 0.1542 H0 diterima Normal

2. Kemampuan Bahasa Rendah 37 0.0695 0.1457 H0 diterima Normal

3. Kemampuan Matematika Tinggi

35 0.0853 0.1498 H0 diterima Normal

4. Kemampuan Matematika Rendah

35 0.0967 0.1498 H0 diterima Normal

5. Sikap Mendukung

36 0.0743 0.1477 H0 diterima Normal

6. Sikap Tidak Mendukung 34 0.0865 0.1519 H0 diterima Normal Dari Tabel 4.4 di atas tampak bahwa semua nilai Lhitung < Ltabel, sehingga semua H0

diterima. Hal ini berarti sampel untuk kategori kemampuan bahasa tingg dan rendah, kategori

kemampuan matematika tinggi dan rendah, maupun kategori sikap siswa mendukung dan tidak

mendukung berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Dalam uji homogenitas digunakan metode Bartlet, dimana variabel terikatnya adalah

kemampuan menyelesaikan soal, dengan faktornya adalah kemampuan bahasa, kemampuan

matematika dan sikap siswa.

Rangkuman hasil perhitungan uji homogenitas disajikan dalam Tabel 4.5, sedangkan

perhitungan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 15.

Tabel 4.5 Rangkuman Uji Homogenitas.

Page 66: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

xlvi

xlvi

No. Variabel Banyak Kelompok c2

hitung c2tabel Keputusan Kesimpulan

1. Kemampuan bahasa

2 3.0931 3.841 H0 diterima Homogen

2. Kemampuan matematika

2 2.3113 3.841 H0 diterima Homogen

3. Sikap Siswa 2 0.0871 3.841 H0 diterima Homogen

Dari tabel di atas tampak bahwa semua nilai c2hitung < c2

tabel, sehingga semua H0 diterima.

Hal ini berarti kelompok-kelompok kemampuan bahasa, kemampuan matematika dan sikap siswa

berasal dari populasi yang homogen.

C. Pengujian Hipotesis

1. Analisis Variansi Tiga Jalan Sel Tak Sama

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa

H0A ditolak, H0B ditolak, H0C ditolak, H0AB diterima, H0AC diterima, H0BC diterima serta H0ABC ditolak.

Berarti kesimpulannya sebagai berikut:

8. Ada pengaruh yang signifikan kemampuan bahasa terhadap kemampuan menyelesaikan soal

fisika pada pokok bahasan gerak.

9. Ada pengaruh yang signifikan kemampuan matematika terhadap kemampuan menyelesaikan

soal fisika pada pokok bahasan gerak.

10. Tidak ada pengaruh yang signifikan sikap siswa terhadap kemampuan menyelesaikan soal fisika

pada pokok bahasan gerak.

11. Ada interaksi antara kemampuan bahasa dan kemampuan matematika terhadap kemampuan

menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak.

12. Tidak ada interaksi antara kemampuan bahasa dan sikap siswa terhadap kemampuan

menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak.

13. Tidak ada interaksi antara kemampuan matematika dan sikap siswa terhadap kemampuan

menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak.

14. Tidak ada interaksi antara kemampuan bahasa, kemampuan matematika dan sikap siswa

terhadap kemampuan menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak.

Hasil perhitungan Anava tiga jalan sel tak sama disajikan pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6. Rangkuman Analisis Variansi Tiga Jalan Sel Tak Sama

Sumber JK Dk RK Fhitung Ft P Keputusan

A 181582.17 1 181582.17 4615.38 4.00 p < 0.05 Ho ditolak B 181239.47 1 181239.47 4606.67 4.00 p < 0.05 Ho ditolak C 106.11 1 106.11 2.70 4.00 p > 0.05 Ho diterima

AB 95027.27 1 95027.27 2415.36 4.00 p < 0.05 Ho ditolak AC 53.29 1 53.30 1.36 4.00 p > 0.05 Ho diterima BC 109.21 1 109.21 2.78 4.00 p > 0.05 Ho diterima

Page 67: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

xlvii

xlvii

ABC 68.34 1 68.34 1.74 4.00 p > 0.05 Ho diterima Galat 2439.26 62 39.34

Total 460625.13 69

2. Uji Komparasi Ganda (Scheffe)

Dari hasil perhitungan Anava diperoleh bahwa H0A, H0B, H0C, dan H0ABC ditolak. Untuk

melihat manakah yang secara signifikan mempunyai rataan yang berbeda maka perlu dilakukan uji

komparasi ganda. Komparasi ganda dilakukan pada variabel kemampuan bahasa, variabel kemampuan

matematika serta interaksi antara variabel kemampuan bahasa dengan kemampuan matematika.

Table 4.7. Uji Komparasi Ganda pada Variabel Kemampuan bahasa.

Komparasi ( )2XX -

÷øö

çèæ +

nn11

RKG F Kritik Keputusan

µ11 vs µ12 22.58 0.0573 39.34 10.01 4.00 Ho ditolak

Dari hasil uji komparasi ganda pada variabel kemampuan bahasa dapat dilihat bahwa H0

dari µ11 vs µ12, ditolak, berarti terdapat beda rerata yang signifikan.

Tabel 4.8. Uji Komparasi Ganda pada Variabel Kemampuan matematika.

Komparasi ( )2XX -

÷øö

çèæ +

nn11

RKG F Kritik Keputusan

µ11 vs µ12 11.32 0.0571 39.34 5.04 4.00 Ho ditolak

Dari hasil uji komparasi ganda pada variabel kemampuan bahasa dapat dilihat bahwa H0

dari µ11 vs µ12, ditolak, berarti terdapat beda rerata yang signifikan

Tabel Uji 4.9. Komparasi Ganda pada Variabel Kemampuan matematika dan Kemampuan bahasa.

Komparasi ( )2XX -

÷øö

çèæ +

nn11

RKG F Kritik Keputusan

m11 vs m21 219.7752 0.1213 39.3428 46.0435 8.28 Ho ditolak

m12 vs m22 50.4889 0.1082 39.3428 11.8619 8.28 Ho ditolak

m11 vs m21 40.2194 0.1151 39.3428 8.8792 8.28 Ho ditolak

m21 vs m22 243.0012 0.1082 39.3428 57.0909 8.28 Ho ditolak

Rangkuman uji komparasi ganda pada variabel kemampuan bahasa dapat dilihat pada Tabel

4.7 di bawah ini, sedangkan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14. Dari hasil uji

komparasi ganda dapat dilihat bahwa H0 dari m11 vs m2, m12 vs m22, m vs m2, dan m2 vs m22

ditolak, berarti terdapat beda rerata yang signifikan.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Hipotesis Pertama

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan dengan jumlah sel tak sama diperoleh Fa =

1039.1765 > 4.00 = F0.05;2;62, berarti ada pengaruh yang signifikan kemampuan bahasa terhadap

÷÷øççè + ji nn

Page 68: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

xlviii

xlviii

kemampuan menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak. Rata-rata nilai kemampuan

menyelesaikan soal pada variabel kemampuan bahasa dapat dilihat pada Tabel 4.10 di bawah ini.

Tabel 4.10 Rata-rata Nilai Kemampuan Menyelesaikan Soal pada Variabel Kemampuan bahasa.

Kemampuan bahasa Tinggi Kemampuan bahasa Rendah

Rata-rata Kemampuan Menyelesaikan Soal 71.5948 76.3468

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada kelompok kemampuan bahasa tinggi

mempunyai rata-rata 71.60 dan pada kelompok kemampuan bahasa rendah mempunyai rata-rata

76.35.

Dari hasil komparai ganda dengan metode Scheffe diperoleh kesimpulan bahwa terdapat

beda rerata yang signifikan antara kemampuan bahasa tinggi dan kemampuan bahasa rendah.

Jadi dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki kemampuan bahasa tinggi kemampuan

menyelesaikan soalnya lebih redah dibanding dengan siswa yang mempunyai kemampuan bahasa

rendah kemampuan menyelesaikan soalnya lebih tinggi.

Kemampuan bahasa merupakan kemampuan membaca suatu bahan dengan pemahaman

pengertian isi, serta logis pada penerapan situasi praktis, sedangkan kemampuan memecahkan soal

adalah kemampuan menyelesaikan persoalan yang berbentuk suatu peristiwa atau kejadian yang

diselesaikan dengan menggunakan model fisika. Terjadinya perbedaan kemampuan menyelesaikan

soal dari siswa pada kemampuan bahasa tinggi, kemampuan bahasa sedang, dan kemampuan bahasa

rendah karena adanya perbedaan kemampuan pemahaman soal yang dimiliki siswa, dimana

pemahaman siswa tersebut berpengaruh terhadap kemampuan membuat model fisika yang merupakan

tahapan dalam memecahkan soal.

2. Hipotesis Kedua

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan dengan jumlah sel tak sama diperoleh Fb =

1036.0713 > 4.00 = F0.05;2;62, berarti ada pengaruh yang signifikan kemampuan matematika terhadap

kemampuan menyelesaikan soal pada pokok bahasan gerak. Rata-rata nilai kemampuan

menyelesaikan soal pada variabel kemampuan matematika dapat dilihat pada Tabel 4.11 di bawah ini.

Tabel 4.11 Rata-rata Nilai Kemampuan Menyelesaikan Soal pada Variabel Kemampuan matematika. Kemampuan

matematika Tinggi Kemampuan matematika Rendah

Rata-rata Kemampuan Menyelesaikan Soal

75.7891 72.4240

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada kelompok kemampuan matematika tinggi

mempunyai rata-rata 75.79 dan pada kelompok kemampuan matematika rendah mempunyai rata-rata

72.42.

Page 69: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

xlix

xlix

Dari hasil uji komparasi ganda dengan metode Scheffe diperoleh kesimpulan bahwa

terdapat beda rerata yang tidak signifikan antara kemampuan matematika tinggi dan kemampuan

matematika rendah.

Jadi dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki kemampuan matematika tinggi akan

mempunyai kemampuan menyelesaikan soal yang hampir sama dengan siswa yang memiliki

kemampuan matematika rendah. Dan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kemampuan

matematika siswa maka akan semakin tinggi kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal.

Penguasaan kemampuan matematika adalah kemampuan berpikir siswa untuk melakukan

operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan prosedur-prosedurnya dalam waktu

yang cepat dan teliti. Kemampuan matematika pada persamaan linear dengan dua variabel dibagi pada

kemampuan matematika dalam menentukan himpunan penyelesaian dan menyelesaikan gerak.

Terjadinya perbedaan kemampuan menyelesaikan soal dari siswa pada kemampuan matematika

tinggi, kemampuan matematika sedang, dan kemampuan matematika rendah karena perbedaan

kemampuan matematika dalam menentukan himpunan penyelesaian dan menyelesaikan gerak.

3. Hipotesis Ketiga

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan dengan jumlah sel tak sama diperoleh Fc =

0.1842 < 4.00 = F0.05;2;62, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan sikap siswa terhadap kemampuan

menyelesaikan soal pada pokok bahasan gerak. Nilai kemampuan menyelesaikan soal pada kelompok

sikap mendukung mempunyai rata-rata 76.11, dan pada kelompok sikap tidak mendukung mempunyai

rata-rata 71.99.

Table 4.12 Rata-Rata Nilai Kemampuan Menyelesaikan Soal pada Variabel Sikap. Sikap Mendukung Sikap Tidak Mendukung

Rata-rata Kemampuan Menyelesaikan Soal

76.11 71.99

Jadi dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki sikap mendukung memiliki kemampuan

menyelesaikan soal sama dengan siswa yang memiliki sikap tidak mendukug.

Sikap merupakan faktor yang ada dalam diri manusia yang mendorong melakukan

perbuatan terhadap obyek tertentu. Orang cenderung menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan

penilaian terhadap obyek itu. Bila obyek dinilai baik maka dia bersiakap positif, bila obyek dinilai

jelek, maka dia akan bersikap negatif. Demikian halnya dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran

fisika. Bila siswa menganggap fisika pelajaran yang baik (menyenangkan) maka siswa akan memiliki

sikap yang positif (mendukung) terhadap fisika, sebaliknya jika siswa menganggap fisika pelajaran

yang jelek (membosankan/tidak perlu) maka siswa akan memiliki sikap yang negatif (tidak

mendukung) terhadap mata pelajaran fisika. Terjadinya perbedaan kemampuan menyelesaikan soal

dari siswa pada sikap mendukung, dan sikap tidak mendukung karena perbedaan sikap siswa yang

mempengaruhi keberhasilan belajar fisika, dalam hal ini kemampuan menyelesaikan soal.

4. Hipotesis Keempat

Page 70: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

l

l

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan dengan jumlah sel tak sama diperoleh Fab =

523.1716 > 4.00 = F0.05;4;62, berarti ada pengaruh yang signifikan interaksi kemampuan bahasa dan

kemampuan matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal pada pokok bahasan gerak. Rata-

rata nilai kemampuan menyelesaikan soal pada interaksi kemampuan bahasa dan kemampuan

matematika dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.13 Rata-rata Nilai Kemampuan Menyelesaikan Soal pada Interaksi Kemampuan Bahasa dan Kemampuan Matematika.

Kemampuan Matematika Tinggi

Kemampuan Matematika Rendah

Kemampuan Bahasa Tinggi 79.23 64.41

Kemampuan Bahasa Rendah 72.89 80.00

Untuk siswa dengan kemampuan bahasa tinggi, utuk siswa dengan ketrampilan hitung

tinggi kemampuan menyelesaikan soalnya berbeda dengan siswa yang kemampuan matematika

rendah. Dari rataan marginal masing-masing antar sel, pada siswa dengan kemampuan bahasa tinggi,

siswa kemampuan matematika tinggi dan siswa dengan ketrampilan hitung rendah, diketahui bahwa

rataan marginal siswa dengan kemampuan matematika tinggi = 79.23 > kemampuan matematika

rendah = 64.41. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk siswa dengan kemampuan matematika

tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan soal lebih baik dari pada siswa dengan kemampuan

bahasa rendah.

Untuk siswa dengan kemampuan bahasa rendah, untuk siswa dengan ketrampilan hitung

tinggi kemampuan menyelesaikan soalnya berbeda dengan siswa yang kemampuan matematika

rendah. Dari rataan marginal masing-masing antar sel, pada siswa dengan kemampuan bahasa rendah,

siswa kemampuan matematika rendah dengan siswa ketrampilan hitung tinggi, diketahui bahwa rataan

marginal siswa dengan kemampuan matematika rendah = 80.00 < kemampuan matematika tinggi =

72.89. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk siswa dengan kemampuan matematika rendah

memiliki kemampuan menyelesaikan soal lebih baik dari pada siswa dengan kemampuan bahasa

tinggi.

Untuk siswa dengan kemampuan matematika tinggi ternyata siswa dengan kemampuan

bahasa tinggi kemampuan menyelesaikan soalnya berbeda dengan yang kemampuan bahasanya

rendah. Dari rataan marginal masing-masing sel, pada siswa dengan kemampuan matematika tinggi

diketahui bahwa rataan marginal siswa dengan kemampuan bahasa tinggi = 79.23 > kemampuan

bahasa rendah = 72.89. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk siswa dengan kemampuan bahasa

tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan soal lebih baik dari pada siswa dengan kemampuan

bahasa rendah.

Untuk siswa dengan kemampuan matematika rendah, untuk siswa dengan kemampun

verbal tinggi kemampuan menyelesaikan soalnya berbeda dengan siswa yang kemampun verbal

rendah. Dari rataan marginal masing-masing antar sel, pada siswa dengan kemampuan bahasa rendah,

Page 71: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

li

li

siswa kemampun verbal rendah dengan siswa kemampun verbal tinggi, diketahui bahwa rataan

marginal siswa dengan kemampun verbal rendah = 80.00 < kemampun verbal tinggi = 64.41.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk siswa dengan kemampun verbal rendah memiliki

kemampuan menyelesaikan soal lebih baik dari pada siswa dengan kemampuan bahasa tinggi.

5. Hipotesis Kelima

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan dengan jumlah sel tak sama diperoleh Fac =

3.1231 < 4.00 = F0.05;2;62, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan interaksi kemampuan bahasa dan

sikap siswa terhadap kemampuan menyelesaikan soal pada pokok bahasan gerak. Rata-rata nilai

kemampuan menyelesaikan soal pada interaksi kemampuan bahasa dan sikap siswa dapat dilihat pada

Tabel 4.13.

Tabel 4.14 Rata-rata Nilai Kemampuan Menyelesaikan Soal pada Interaksi Kemampuan bahasa dan Sikap Siswa.

Sikap Mendukung

Sikap Tidak Mendukung

Kemampuan bahasa Tinggi 78.88 72.22

Kemampuan bahasa Rendah 79.47 73.39

6. Hipotesis Keenam

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan dengan jumlah sel tak sama diperoleh Fbc =

0.1035 < 4.00 = F0.05;2;62, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan interaksi kemampuan matematika

dan sikap siswa terhadap kemampuan menyelesaikan soal pada pokok bahasan gerak. Rata-rata nilai

kemampuan menyelesaikan soal pada interaksi kemampuan matematika dan sikap siswa dapat dilihat

pada Tabel 4.

Tabel 4.15 Rata-rata Nilai Kemampuan Menyelesaikan Soal pada Interaksi Kemampuan matematika dan Sikap Siswa.

Sikap

Mendukung Sikap Tidak Mendukung

Kemampuan matematika Tinggi 74.995 73.51

Kemampuan matematika Rendah 75.00 72.36

7. Hipotesis Ketujuh

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan dengan jumlah sel tak sama diperoleh Fabc =

1.5707 < 4.00 = F0.05;4;62, berarti tidak ada interaksi yang signifikan antara kemampuan bahasa,

kemampuan matematika dan sikap siswa terhadap kemampuan menyelesaikan soal pada pokok

bahasan gerak. Rata-rata nilai kemampuan menyelesaikan soal pada interaksi kemampuan bahasa,

kemampuan matematika dan sikap siswa dapat dilihat pada Tabel 4.15 di bawah ini.

Tabel 4.16 Rata-rata Nilai Kemampuan Menyelesaikan Soal pada Kemampuan bahasa, Kemampuan matematika dan Sikap Siswa.

Page 72: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

lii

lii

Kemampuan matematika Tinggi

Kemampuan matematika Rendah

Sikap Mendukung

Sikap Tidak Mendukung

Sikap Mendukung

Sikap Tidak Mendukung

Kemampuan bahasa Tinggi

72.4700 76.1080 67.4557 70.2730

Kemampuan bahasa Rendah

78.0811 72.2180 80.8611 74.6856

Page 73: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

liii

liii

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dikemukakan dalam Bab IV, maka dapat disimpulkan

bahwa pada siswa-siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Purwodadi:

1. Ada pengaruh signifikan kemampuan bahasa terhadap kemampuan menyelesaikan soal pada

pokok bahasan gerak. Siswa yang memiliki kemampuan bahasa rendah kemampuan

menyelesaikan soalnya lebih tinggi dibanding dengan siswa yang mempunyai kemampuan bahasa

tinggi.

2. Ada pengaruh yang signifikan kemampuan matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal

pada pokok bahasan gerak. Siswa dengan kemampuan matematika tinggi mempunyai

kemampuan menyelesaikan soal lebih tinggi di anding dengan siswa yang memiliki kemampuan

matematika rendah.

3. Tidak ada pengaruh yang signifikan sikap siswa terhadap kemampuan menyelesaikan soal pada

pokok bahasan gerak.

4. Ada interaksi yang signifikan antara kemampuan bahasa dan kemampuan matematika terhadap

kemampuan menyelesaikan soal pada pokok bahasan gerak. Untuk siswa dengan kemampuan

bahasa tinggi, untuk siswa dengan kemampuan matematika tinggi kemampuan menyelesaikan

soalnya lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah.

Untuk siswa dengan kemampuan bahasa rendah dengan kemampuan matematika. Untuk siswa

dengan kemampuan bahasa rendah pada siswa dengan kemampuan matematika rendah memiliki

kemampuan menyelesaikan lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiiki kemampuan

matematika tinggi.

Sedangkan iteraksi antara keteramian hitung dengan kemamuan verbal. Untuk kemampuan

matematika tinggi, siswa dengan kemampuan bahasa tinggi kemampuan menyelesaiakn soalnya

lebih baik dibading dengan siswa yang memiliki kemampuan bahasa rendah. Sedangn pada

kemampuan bahasa rendah, siswa degan kemampuan matematika rendah kemampuan

menyelesaikan soalnya lebih baik dibanding siswa dengan kemampuan matematika tinggi.

5. Tidak ada interaksi yang signifikan antara kemampuan bahasa dan sikap siswa terhadap

kemampuan menyelesaikan soal pada pokok bahasan gerak.

6. Tidak ada interaksi yang signifikan antara kemampuan matematika dan sikap siswa terhadap

kemampuan menyelesaikan soal pada pokok bahasan gerak.

7. Tidak ada interaksi yang signifikan antara kemampuan bahasa, kemampuan matematika, dan

sikap siswa terhadap kemampuan menyelesaikan soal pada pokok bahasan gerak.

B. Implikasi

Page 74: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

liv

liv

Berdasarkan pada kajian teori serta mengacu pada kesimpulan penelitian, maka dapat dikaji

implikasi yang berguna baik secara teoritis maupun secara praktis dalam rangka pengembangan dan

penerapan penelitian.

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa siswa dengan kemampuan bahasa tinggi mempunyai

kemampuan yang lebih tinggi dalam menyelesaikan soal dibandingkan dengan siswa yang memiliki

kemampuan bahasa sedang, Sedangkan siswa dengan kemampuan bahasa sedang mempunyai

kemampuan yang lebih tinggi dalam menyelesaikan soal dibandingkan dengan siswa yang memiliki

kemampuan bahasa rendah.

Perbedaan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal juga terlihat jika dilihat dari

kemampuan matematika yang dimiliki siswa. Dari hasil penelitian terlihat bahwa semakin tinggi

kemampuan matematika yang dimiliki siswa maka semakin tinggi kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal pada pokok bahasan gerak.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru untuk

memperhatikan kemampuan bahasa, kemampuan matematika dan sikap terhadap fisika yang dimiliki

siswa untuk meningkatkan prestasi belajar fisika siswa, terutama kemampuan dalam menyelesaikan

soal.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bahasa dan kemampuan matematika

dengan berlatih mengerjakan soal-soal, serta memberikan sikap yang mendukung terhadap fisika,

karena hal tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar fisika, khususnya kemampuan menyelesaikan

soal pada pokok bahasan gerak.

2. Bagi Guru

Dari penulisan skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua guru dan diharapkan.

a. Guru dapat mengembangkan dan mencari strategi pembelajaran yang tepat, untuk meningkatkan

kemampuan bahasa dan kemampuan matematika siswa.

b. Guru dapat memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa agar selalu mempunyai sikap yang

mendukung terhadap fisika, sebagai upaya peningkatan prestasi belajar fisika.

3. Bagi Orang Tua

Page 75: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

lv

lv

Orang tua diharapkan juga dapat memberikan arahan dan bimbingan akan pentingnya fisika,

baik guna melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, maupun aplikasinya dalam kehidupan

sehari-hari di masyarakat, sehingga siswa akan mempunyai sikap yang mendukung terhadap fisika.

Page 76: PENGARUH KEMAMPUAN BAHASA, KEMAMPUAN …/Pengaruh... · menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan gerak, dan (7) interaksi antara ... 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

lvi

lvi

DAFTAR PUSTAKA

Budiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press Burhan Nurgiyantoro. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta: BPFE Cliford, T Morgan. 1986. Introduction to Psychology. Singapore: Mc. Graw Hill Book Co. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Herman Hudoyo. 1979. Pengembangan Kurikulum Fisika dan Pelaksanaannya di Depan Kelas.

Surabaya: Usaha Nasional Herman Hudoyo. 1990. Strategi Belajar Mengajar Fisika. Malang: IKIP Malang Press John L Mark. 1988. Metode Pengajaran Fisika Untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Erlangga Karso, dkk. 1993. Dasar-dasar Pendidikan MIPA. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Lalu M Azhar. 1993. Proses Belajar Mengajar Pola CBSA. Surabaya: Usaha Nasional TAP MPR. 1993. Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) Raden Cahaya Prabu AA. 1984. Perkembangan Taraf Intelegensi Anak. Bandung: Angkasa Ruseffendi ET. 1988. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam

Pengajaran Fisika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito Saifudin Azwar. 1988. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Liberty Sudjana. 1991. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: Tarsito Suharno. 2000. Belajar dan Pembelajaran II. UNS Press Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta Sumadi Suryabrata. 1983. Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Andi Offset Tabrani Rusyan. A, Atang Kusdinar, Zainal Arifin. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: Remaja Rosda Karya Wasty Sumanto. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara Winkell. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo