pengaruh karakteristik perusahaan terhadap/pengaruh... · di sini kita pernah bertemu mencari warna...
TRANSCRIPT
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP
CORPORATE SOCIAL DISCLOSURE DALAM LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN (Studi Empiris terhadap Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008)
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
WILIS SUGIYARTI
NIM. F0305108
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
2
3
4
MOTTO
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
(QS Muhammad : 7
“Kebangkitan suatu bangsa di dunia selalu bermula dari kelemahan.
Sesuatu yang sering membuat orang percaya bahwa kemajuan yang
mereka capai kemudian adalah sebentuk kemustahilan. Tapi, di balik
anggapan kemustahilan itu, sejarah sesungguhnya telah mengajarkan
kepada kita bahwa kesabaran, keteguhan, kearifan, dan ketenangan
dalam melangkah telah mengantarkan bangsa-bangsa lemah itu
merangkak dari ketidakberdayaan menuju kejayaan."
(Hasan Al-Banna; Risalah Ila Ayyu Syain Nad u An-Naas.)
Al-Islamu ya’lu wa la yu’la ‘alaihi
(Islam itu tinggi dan tidak ada yang melebihi ketinggiannya)
“The skill of doing comes from doing…”
UNTUKMU TEMAN Brothers
Di sini kita pernah bertemu
Mencari warna seindah pelangi Ketika kau menghulurkan tanganmu
Membawaku ke daerah yang baru Dan hidupku kini ceria
Kini dengarkanlah
5
Dendangan lagu tanda ingatanku Kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah kan bersimpul padu
Kenangan bersamamu Takkanku lupa
Walau badai datang melanda Walau bercerai jasad dan nyawa
Mengapa kita ditemukan
Dan akhirnya kita dipisahkan Mungkinkah menguji kesetiaan Kejujuran dan kemanisan iman Tuhan berikan daku kekuatan
Mungkinkah kita terlupa
Tuhan ada janji-Nya Bertemu berpisah kita
Ada rahmat dan kasih-Nya
Andai ini ujian Terangilah kamar kesabaran
Pergilah gelita hadirlah cahaya
Diselamanya
(memory GS’05)
PERSEMBAHAN
6
Aku Persembahkan Skripsi ini untuk:
Allah SWT
Almamater FAKULTAS EKONOMI UNS
Keluarga Tercinta
Tarbiyah & semua Murobbi/ah
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
karunia, segala nikmat, dan kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN
TERHADAP CORPORATE SOCIAL DISCLOSURE DALAM LAPORAN
KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Empiris Terhadap Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008)”, sebagai
tugas akhir guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret.
7
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari dorongan dan bantuan banyak pihak. Oleh karenanya, penulis dengan ini
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT.
2. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
3. Drs. Jaka Winarna M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
4. Bapak Drs. Agus Budiatmanto, M.Si, Ak, selaku pembimbing skripsi atas
semua kritik, saran, dan perhatiannya; yang sangat membantu penulis
untuk mencapai hasil yang terbaik.
5. Dosen Penguji Skripsi Bapak Drs. Wartono, M.Si, Ak dan Ibu
Christiyaningsih B, SE, M.Si, Ak. Terima kasih telah menguji,
memberikan masukan-masukan dan memberikan nilai yang terbaik.
6. Ibu..... Ibu.... Ibu..... Untuk semua yang telah Ibu berikan. Dalam tangis
dan doamu, ada harapan yang tinggi bagi anakmu ini, I love U Ibu...
7. Bapak. Ingat, bohong itu...DOSA!J Untuk Mbakku yg cerewet, Adikku
”Cerlyn” yg malas & bandel, hayoo rajin belajar biar pintar kaya’
mbakknyaJ, ponakan ”Anggun tersayang”, Mas Ipar yg suka ngajak
bertengkar. Buat Simbah semoga sgera diberi kesembuhan. Dan semua
keluarga besar yg selalu mendoakan... thanks for all.
8. Untuk Tarbiyah yg membesarkanku, semua Murobbiyah yg mendidikku,
rekan2 dalam ”lingkaran kecilku”.
8
9. YM Mania: chan2 & tuti, GANBATTE KUDASAI !!! Si”koki” atun,.
Tina & wi2d, Yani, apoteker ”latin”, akhirnya terkontaminasi jg nih J
10. Temen2 seperjuangan : linche’ & siti’, inget SEMANGKA ! m’iend, okti
& ema, ayo bu’ gek ndang dirampungke... Cipa, masih tak tunggu.... Yg
dah lulus: tuti, ana, 3jun, eria, tanti, moga cepet dpt kerja,, amin. Mbak2
’04 wah sudah ga beredar lg yaaa? Asisten AAI akhwat : Qi2, ayut, fi3,
hesti, maya, efy, fany, nurmaf, puspa, aninda, ria rizky, rini, ani, maya,
sabil, atun, NC, keep istiqomah.
11. Keluarga besar BPPI, BIAS FE & BIAS UNS, Asisten AAI FE, serta
semua almamater yg membesarkanku. Saudara2 seperjuangan ikhwan wa
akhwat FE, jazakumulloh khoir katsir. Alhamdulillah, akhirnya ”jejak
baruku” selesai jg. PHT BIAS FE ’09 & PHT BIAS UNS ’08-’09, syukron
atas kesempatan & kerjasamanya. Afwan jika banyak salah.
12. Penghuni Kost Bali (NC, Mike, Ocha, selly, bulan, ery, rini, kaulia, tanti,
lina), Fatiyya & Fatimah, trims buat tempat singgahnya.
13. Sobat2ku : flosy, endah, tutik. Meski terpisah, insyaAllah ukhuwah tetap
terjaga. Orang2 yg sering ku usilin, afwan ya...sepertinya hobi ini belum
bisa tergantikan J.
14. Anin (jgn menyerah!). adik2 pondok: firly, nelly, inayah, dwi, yuni. Mg
lulus smw. Amin. Adik2 PROGRESIF : wulan, Sandra, dwianita, lely,
laely, yuyun, irma, lilin, semoga istiqomah selalu.
15. Temen-temen Akuntansi 2005.
16. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu-persatu (Thanks a lot)
9
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang memiliki
ketertarikan dengan penelitian ini sangat penulis harapkan demi perbaikan yang
berkelanjutan.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan di kemudian hari. Terima kasih.
Alhamdulillahirobbil’alamin.
Surakarta, April 2010
Wilis Sugiyarti
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAKSI ………………………………………………………..
ABSTRACT ………………………………………………………...
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………...............
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………........
HALAMAN MOTTO ………………………………………….....
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………....
KATA PENGANTAR ……………………………………………....
DAFTAR ISI ………………………………………………………..
DAFTAR TABEL …………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………......
ii
iii
iv v
vi
viii
ix
xii
xv
xvi
10
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………...
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………......
A. Latar Belakang Masalah ………………………………...
B. Perumusan Masalah ……………………………………..
C. Tujuan Penelitian ………………………………………..
D. Manfaat Penelitian ………………………………………
E. Sistematika Laporan ………………………………….....
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN
HIPOTESIS...........................................................................
A. Landasan Teori ………………………..........................
1. Laporan Tahunan (annual report) ………………...
2. Corporate Social Disclosure(CSD) …………………
3. Karakteristik Perusahaan …………………………
B. Kerangka Pemikiran.........................................................
C. Hipotesis............................................................................
1. ukuran (size) perusahaan ...........................................
2. ukuran dewan komisaris independen.........................
3. rasio leverage.............................................................
4. rasio net profit margin ..............................................
5. status perusahaan .......................................................
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN …………………………..
A. Desain Penelitian...............................................................
xvii 1 1 5 6 6 7 8 8 8
10
12
13
14
14
14
15
16
17
19
19
11
B. Populasi dan Sampel.........................................................
C. Data dan Metode Pengumpulan Data ..............................
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian .........................
1. Variabel Dependen ...................................................
2. Variabel Independen..................................................
E. Metode Pengolahan Analisis Data ....................................
1. Analisis Regresi Berganda ........................................
2. Uji Asumsi Klasik .....................................................
3. Pengujian Hipotesis ...................................................
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN …………...................
A. Deskripsi Data...................................................................
1. Seleksi Sampel.............................................................
2. Descriptive Statistic.....................................................
B. Uji Kualifikasi Data ..........................................................
C. Pengujian Asumsi Klasik Analisis Regresi Berganda ......
D. Pengujian Hipotesis .........................................................
1. Koefisien Determinasi ……………………………...
2. Signifikansi Model Regresi ………………………...
3. Signifikansi Koefisien Regresi ……………………..
BAB V. KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN.........
A. Kesimpulan .....................................................................
B. Keterbatasan ....................................................................
C. Saran ...............................................................................
19
21
21
21
22
24
24
25
28
29
31
31
34
37
38
41
41
41
42
47
47
48
49
12
D. Rekomendasi ...................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
50
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II.1
IV.1
IV.2
IV.3
IV.4
IV.5
IV.6
IV.7
Kategori dalam Corporate Sustainability
Reporting......................................................................
Populasi Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI Pada Tahun 2008..................................................
Seleksi Perusahaan Berdasarkan Pemenuhan Kriteria
Sampel .........................................................................
Jumlah Frekuensi Pengungkapan Setiap Item
corporate social disclosure............................................
Statistik Deskriptif Perusahaan Sampel ........................
Uji Multikolonieritas .....................................................
Koefisien determinasi ...................................................
Anova ............................................................................
12
31
33
33
34
39
41
42
13
IV.8 Hasil Analisis Multiple Regression …………………...
43
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
II.1
IV.1
IV.2
IV.3
Skema Konseptual.........................................................
Normal probably plot of standardized residual………..
Histogram ……………………………………………..
Scatterplot …………………………………………….
13
37
38
40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel
Lampiran 2 Daftar Perhitungan Variabel Independen
Lampiran 3 Daftar Perhitungan Variabel Dependen
Lampiran 4 Hasil Analisis Data
14
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP
CORPORATE SOCIAL DISCLOSURE DALAM LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN (Studi Empiris terhadap Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008)
ABSTRAKSI
WILIS SUGIYARTI
F0305108
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengungkapan corporate social disclosure dalam annual report yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menguji pengaruh karakteristik perusahaan (size, jumlah komposisi komisaris independen, rasio leverage, rasio net profit margin, dan status perusahaan) sebagai variabel independen, terhadap corporate social disclosure sebagai variabel dependen.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 55 perusahaan yang terdaftar di BEI selama tahun 2008. Sampel ini dipilih dengan menggunakan metode porpotional purposive sampling. Corporate social disclosure diukur menggunakan disclosure index score dan sebanyak 5 hipotesis diuji dalam penelitian ini menggunakan analisis multiple regression.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa rata-rata informasi mengenai corporate social disclosure yang diungkap oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia hanya sebesar 53% dari corporate social disclosure index score. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semua variabel secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap corporate social disclosure dan secara parsial hanya variabel ukuran perusahaan (size) yang berpengaruh positif signifikan terhadap corporate social disclosure. Implikasinya, perusahaan-perusahaan dengan nilai total aktiva yang tinggi sebaiknya lebih didorong melakukan corporate social disclosure. Kata kunci: corporate social disclosure, ukuran perusahaan, komposisi komisaris
independen, rasio leverage, rasio net profit margin, status perusahaan, annual report, Indonesia
15
THE INFLUENCE OF COMPANY CHARACTERISTIC ON THE
CORPORATE SOCIAL DISCLOSURE IN COMPANY FINANCE
REPORT (Empirical Study on Manufacture Company Registered in
Indonesia Stock Exchange in 2008)
ABSTRACT
WILIS SUGIYARTI
F0305108
The objective of this research is to know disclosure of the corporate
social disclosure in annual report provided by manufacture companies registered in Indonesia Stock Exchange. This research was done by examining the affectation of company’s characteristic (size, quantity of independent commissioner composition, leverage ratio, net profit margin ratio, and company status) as independent variable, to corporate social disclosure as dependent variable.
This research used 55 companies registered in Indonesia Stock Exchange in 2008 as the sample. This sample was selected using proportional purposive sampling method. Corporate social disclosure was measured by disclosure index score, and 5 hypotheses were examined by regression multiple analysis.
The result of statistical analysis showed that information about corporate social disclosure provided by companies in Indonesia, in average, is about 53% from corporate social disclosure index score. From this research, it can be concluded that all of variables are collectively having significant effect on corporate social disclosure, while partially, only company size variable (size) having positive significant affect on corporate social disclosure. The implication, the companies with high asset total value should be encouraged to commit corporate social disclosure.
Keywords: corporate social disclosure, company size, independent commissioner composition, leverage ratio, net profit margin ratio, company status, annual report, Indonesia
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan salah satu media informasi perusahaan yang
wajib dipublikasikan sebagai sarana pertanggungjawaban terhadap pihak-pihak di
luar perusahaan. Namun, sejauh mana informasi yang diperoleh, sangat
tergantung pada tingkat pengungkapan perusahaan yang terdapat dalam laporan
tersebut. Agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat,
maka laporan keuangan harus dapat mengungkapkan informasi secara memadai.
Oleh sebab itu, perusahaan diharapkan untuk lebih transparan dalam
mengungkapkan informasi keuangan, sehingga bisa membantu berbagai pihak
yang berkepentingan untuk mengambil keputusan dalam menghadapi kondisi
perekonomian yang dinamis, seperti investor, kreditur dan pemakai informasi
yang lainnya.
Topik mengenai pengungkapan laporan keuangan merupakan topik yang
menarik karena dalam praktik pengungkapannya sangat berkaitan erat dengan
kredibilitas dan kepercayaan pihak luar terhadap pasar modal di Indonesia. Dalam
beberapa dekade terakhir, masalah pengungkapan mendapat sorotan yang lebih
dari berbagai pihak. Sehingga perusahaan memberikan perhatian yang lebih pula
terhadap stockholders dan bondholders. Hal ini mengakibatkan banyak aksi protes
dari pihak stakeholders kepada manajemen perusahaan. Mereka menuntut adanya
17
keadilan dan pemberian fasilitas yang memadai untuk kesejahteraan yang
diterapkan di perusahaan. Di lain pihak, tidak sedikit masyarakat yang protes
terhadap pencemaran lingkungan akibat limbah atau polusi yang dihasilkan
perusahaan dan dikeluarkan ke lingkungan. Sehingga, menyebabkan adanya
hubungan yang kurang harmonis di antara perusahaan dengan lingkungan
sosialnya.
Oleh sebab itu, masyarakat membutuhkan informasi yang lengkap, sejauh
mana perusahaan sudah melaksanan kegiatan sosialnya. Sehingga, hak masyarakat
untuk hidup aman dan tentram, kesejahteraan karyawan, dan keamanan
mengkonsumsi makanan dapat terpenuhi.
Sejauh ini perkembangan akuntansi konvensional (mainstream
accounting) telah mendapat banyak kritikan karena kurang mengakomodir
kepentingan masyarakat secara luas, sehingga muncul konsep akuntansi baru yang
disebut sebagai Social Responsibility Accounting (SRA) atau akuntansi
pertanggungjawaban sosial. Pengungkapan informasi social perusahaan lebih
focus tentang pengaruh perusahaan terhadap system social dimana perusahaan
tersebut beroperasi (Global Reporting Initiatives, 2006). Selama beberapa waktu,
produk akuntansi sebagai pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik saham,
kini diperluas menjadi pertanggungjawaban kepada seluruh stakeholders.
Di dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi
1999) secara implisit menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan
masalah lingkungan dan sosial. Pernyataan SAK tersebut merupakan manifestasi
18
kepedulian akuntansi terhadap masalah-masalah sosial sebagai wujud
pertanggungjawaban sosial.
Beberapa penelitian yang mengungkapkan adanya pengaruh yang
signifikan yaitu antara lain : pertama, penelitian yang dilakukan oleh Suripto
(1999) yang dikutip dari makalah Fitriany (2001), meneliti pengaruh karakteristik
perusahaan terhadap luasnya pengungkapan sukarela. Dan hasilnya adalah ukuran
perusahaan, rasio leverage, rasio likuiditas, basis, waktu terdaftar dan rancana
penerbitan sekuritas berpengaruh signifikan terhadap keluasan pengungkapan.
Penelitian kedua, dilakukan oleh Machmud N dan Chaerul DD (2008).
Menguji pengaruh struktur kepemilikan terhadap luasnya pengungkapan tanggung
jawab sosial. Hasilnya adalah tipe industri dan ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan, sedangkan struktur kepemilikan institusi terhadap perusahaan tidak
berpengaruh terhadap luasnya pengungkapan tanggung jawab sosial.
Penelitian selanjutnya oleh Suhardjanto,Djoko dan Afni AN (2009) yang
meneliti praktik CSR di Indonesia. Hasilnya adalah variabel ukuran perusahaan
dan latar belakang pendidikan presiden komisaris berpengaruh signifikan.
Sedangkan leverage, profitabilitas dan ruang lingkup perusahaan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial
Krisis keuangan global yang melanda dunia pada tahun 2008, memberikan
dampak yang cukup besar baik bagi negara maju maupun negara berkembang.
Bagi negara maju pada umumnya mengalami kontraksi ekonomi. Sedangkan bagi
negara berkembang, mengalami perlambatan ekonomi yang cukup signifikan.
Indonesia yang termasuk dalam bagian negara berkembang juga merasakan hal
19
yang serupa sebagai dampak dari krisis keuangan global. Kondisi tersebut juga
dinyatakan dalam ”Buku Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2008” yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia, sebagai berikut :
Dinamika perekonomian Indonesia 2008 dibayangi oleh tekanan yang
cukup berat, terimbas oleh ketidakpastian pasar finansial global yang meningkat,
proses perlambatan ekonomi dunia yang signifikan, dan perubahan harga
komoditas global yang sangat drastis. Meskipun secara keseluruhan tahun
mampu tumbuh hampir menyamai tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi
pada 2008 cenderung melambat dengan tekanan stabilitas ekonomi makro yang
semakin tinggi terutama di paruh kedua 2008.
Hampir semua sektor industri di Indonesia mengalami perubahan sebagai
dampak krisis global tersebut. Perusahaan manufaktur yang merupakan
perusahaan pengolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi dan atau barang
jadi sangat merasakan dampak tersebut. Banyak bahan baku mengalami lonjakan
harga yang cukup signifikan. Namun demikian, dengan kondisi ekonomi yang
serba sulit, perusahaan tidak mampu menaikkan harga jual sebagaimana
kenaikkan harga bahan baku. Perusahaan rela mengurangi margin laba untuk
mempertahankan pangsa pasar mereka. Karena apabila akan menaikkan harga
jual, kemungkinan besar konsumen akan pindah ke lain produk.
Dengan kondisi yang sedemikian rupa, pengungkapan yang lebih pada
social disclosure tentunya akan menambah biaya bagi perusahaan. Namun,
pengungkapan tetap perlu dilaksanakan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab
sosial perusahaan terhadap masyarakat juga sebagai salah satu pencitraan dalam
mempertahankan nilai perusahaan di mata stokeholder.
20
Atas dasar penelitian dan kondisi-kondisi tersebut, maka peneliti ingin
menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap corporate social disclosure
dalam laporan keuangan perusahaan dengan mengambil sampel perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEJ pada tahun 2008. Karakteristik perusahaan,
yang terdiri atas ukuran (size) perusahaan, ukuran dewan komisaris independen,
rasio leverage, rasio net profit margin, dan status perusahaan. Maka, judul
penelitian ini adalah “PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN
TERHADAP CORPORATE SOCIAL DISCLOSURE DALAM LAPORAN
KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Empiris terhadap Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008)”.
B. Perumusan Masalah
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan pengolahan bahan mentah
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang perlu melakukan
pengungkapan sukarela (sosial) karena dekat dengan investor, kreditor dan
pemerintah, namun juga sangat dekat dengan lingkungan sosial. Oleh sebab itu,
perlu adanya pengungkapan sosial dalam prakteknya. Untuk itu, rumusan masalah
yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ukuran perusahaan (size) berpengaruh terhadap corporate
social disclosure dalam laporan keuangan?
2. Apakah ukuran dewan komisaris independen berpengaruh terhadap
corporate social disclosure dalam laporan keuangan?
21
3. Apakah rasio leverage berpengaruh terhadap corporate social
disclosure dalam laporan keuangan?
4. Apakah rasio net profit margin berpengaruh terhadap corporate
social disclosure dalam laporan keuangan?
5. Apakah status perusahaan berpengaruh terhadap corporate social
disclosure dalam laporan keuangan?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik perusahaan,
yang terdiri atas ukuran (size) perusahaan, ukuran dewan komisaris independen,
rasio leverage, rasio net profit margin, dan status perusahaan; terhadap terhadap
corporate social disclosure dalam laporan keuangan perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pembanding dan
referensi terhadap penelitian pada masalah yang sama.
2. Bagi stakeholder dan pihak-pihak yang berkepentingan, dapat dijadikan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan melaksanakan fungsi
pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan,terutama pada perusahaan
manufaktur.
3. Bagi pihak regulator, khususnya IAI dan Bapepam-LK, memberikan
referensi untuk membuat regulasi yang lebih baik mengenai item-item
pengungkapan.
22
4. Bagi akademisi, bisa dijadikan referensi dalam penelitian-penelitian
selanjutnya disamping sebagai sarana untuk menambah wawasan.
E. Sistematika Laporan
Adapun sistematika laporan adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian dan manfaat penelitian.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Bab ini membahas landasan teori yang diantaranya berupa tinjauan
pustaka, kerangka teoritis, dan dilanjutkan dengan penelitian
terdahulu yang dikembangkan (hipotesis).
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi desain penelitian; populasi, sample, dan teknik
sampling; pengukuran variable; instrument penelitian; sumber data;
metode pengumpulan data; serta metode analisis data.
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai data yang digunakan, pengolahan data
tersebut dengan alat analisis yang diperlukan dan hasil dari analisis
data.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data
yang telah dilakukan, keterbatasan dalam penelitian, saran dan
rekomendasi bagi penelitian selanjutnya.
23
Pembahasan lebih lanjut mengenai penelitian ini, akan ditunjukkan dalam
BAB II yang berisi tinjauan pustaka dan pengembangan hipotesis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Laporan Tahunan (Annual Report)
Annual report merupakan media manajemen perusahaan untuk
melaporkan kinerja mereka, atas tanggungjawab yang diberikan oleh
stakeholder. Dari annual report yang dikeluarkan oleh perusahaan, maka
stakeholder bisa melihat kondisi perusahaan yang bersangkutan; dan
selanjutnya menggunakannya sebagai instrumen pembuat keputusan.
Annual report merupakan laporan yang memberikan informasi
komprehensif kepada stakeholder mengenai aktivitas dan kinerja keuangan
perusahaan pada periode yang telah berlalu. Beberapa yurisdiksi
menghendaki perusahaan untuk menyiapkan dan mengungkapkan annual
report. Di dalam www.wikipedia.com disebutkan:
Most jurisdictions require companies to prepare and
disclose annual reports, and many require the annual report to be
filed at the companies registry. Companies listed on a stock
exchange are also required to report at more frequent intervals
(depending upon the rules of the stock exchange involved.
24
Perusahaan di Indonesia yang melakukan penawaran kepada publik
(go public), wajib menyampaikan laporan perusahaaannya kepada
BAPEPAM-LK secara periodik.
Pengungkapan meliputi ketersediaan informasi keuangan dan non-
keuangan berkaitan dengan interaksi organisasi dengan lingkungan fisik
dan lingkungan sosialnya, yang dapat dibuat dalam laporan tahunan
perusahaan atau laporan sosial terpisah.
Menurut Suwardjono (2005) disebutkan bahwa ada dua sifat
pengungkapan, yaitu: pengungkapan yang bersifat wajib
(required/regulated/mandatory disclosure) dan pengungkapan yang
bersifat sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan yang bersifat wajib
meliputi pengungkapan yang didasarkan atas ketentuan/standar yang
berlaku. Sedangkan pengungkapan sukarela berisi pengungkapan yang
dilakukan perusahaan selain apa yang diwajibkan oleh standar alat atau
badan pengawas.
Ikatan akuntan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 tentang pengungkapan kebijakan
akuntansi menjelaskan ada empat kelompok item yang memerlukan
pengungkapan yaitu, umum (misal kebijakan konsolidasi, konversi atau
penjabaran mata uang asing, pajak dan waralaba); asset (misal piutang,
persediaan, goodwill, paten dan merek dagang, penelitian dan
pengembangan); kewajiban dan penyisihan (misal jaminan, komitmen dan
kontijensi, pesangon); dan keuntungan dan kerugian (metode pengakuan
25
piutang, pemeliharaan, reparasi, dan penyempurnaan-penambahan, hutang-
rugi penjualan asset). Selain item-item di atas, terdapat beberapa tambahan
pengungkapan yang signifikan seperti kejadian atau transaksi khusus,
subsequent event, reporting for diversified, dan interim reporting (Kieso,
Weygandt, dan Warfield, 2001).
Menurut Haniffa dan Cooke (2005), laporan tahunan juga dipilih
karena memiliki kredibilitas yang tinggi, selain itu laporan tahunan
digunakan oleh sejumlah stakeholder sebagai sumber utama informasi
yang pasti, memiliki potensi yang besar untuk mempengaruhi penyebaran
distribusi secara luas, menawarkan deskripsi manajemen pada suatu
periode tertentu dan dapat diakses untuk tujuan penelitian.
2. Corporate Social Disclosure (CSD)
Ada 2 jenis pengungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah
ditetapkan oleh badan yang memiliki otoritas di pasar modal. Yang
pertama adalah pengungkapan wajib (mandatory disclosure), yaitu
informasi yang harus di ungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan
pasar modal di suatu negara. Sedangkan yang kedua adalah ungkapan
sukarela (voluntary disclosure), yaitu ungkapan yang dilakukan secara
sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang ada.
Pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi
yang sifatnya sukarela. Karenanya, perusahaan memiliki kebebasan untuk
26
mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan oleh badan
penyelenggara pasar modal.
Corporate Social Disclosure merupakan proses pengkomunikasian
dampak sosial dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok yang
berkepentingan dan masyarakat secara keseluruhan; hal tersebut
memperluas tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan), di luar
peran tradisional untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik
modal, khususnya pemegang saham.
Corporate Social Disclosure dapat dilihat dari empat aspek yakni
performa tenaga kerja dan pekerjaan; performa hak asasi manusia;
performa masyarakat; dan performa tanggung jawab produk (Global
Reporting Initiatives, 2006).
Hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan
menurut Zhegal dan Ahmed (1990) dalam makalah Anggraini, FRR
(2006), yaitu sebagai berikut:
1) Lingkungan, meliputi pengendalian terhadap polusi,
pencegahan atau perbaikan terhadap kerusakan lingkungan,
konservasi alam, dan pengungkapan lain yang berkaitan
dengan lingkungan.
2) Energi, meliputi konservasi energi, efisiensi energi, dll.
3) Praktik bisnis yang wajar, meliputi, pemberdayaan terhadap
minoritas dan perempuan, dukungan terhadap usaha
minoritas, tanggung jawab sosial.
27
4) Sumber daya manusia, meliputi aktivitas di dalam suatu
komunitas, dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan,
pendidikan dan seni.
5) Produk, meliputi keamanan, pengurangan polusi, dll.
Dalam penelitian ini, daftar corporate social disclosure mengacu
pada daftar Corporate Sustainability Reporting yang digunakan dalam
penelitian Anggraini, FRR (2006) sebagai berikut :
Tabel II.1 Kategori dalam Corporate Sustainability Reporting
Kategori Aspek
Kinerja ekonomi
Pengaruh ekonomi
secara langsung
pemasok, karyawan, penyedia modal dan sektor
publik
Kinerja lingkungan
Hal-hal yang terkait
dengan lingkungan
Bahan baku, energi, air, Keanekaragaman hayati
(biodiversity), emisi, sungai, dan sampah,
pemasok, produk dan jasa, pelaksanaan, dan
angkutan
Kinerja sosial
Praktik Kerja Keamanan dan keselamatan tenaga kerja,
pendidikan dan training, kesempatan kerja
Hak manusia Strategi dan manajemen, non diskriminasi,
kebebasan berserikat dan berkumpul, tenaga kerja
di bawah umur, kedisiplinan, keamanan, dll
Sosial Komunitas, korupsi, kompetisi dan penetapan
harga
Tanggung jawab
terhadap produk
Kesehatan dan keamanan pelanggan, iklan yang
peduli terhadap hak pribadi
28
3. Karakteristik Perusahaan
Karakteristik menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah ciri-
ciri khusus, mempunyai sifat khas (kekhususan) sesuai dengan perwatakan
tertentu, yang membedakan sesuatu (orang) dengan sesuatu yang lain
(Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2002). Karakteristik
perusahaan merupakan ciri-ciri khusus yang melekat pada perusahaan,
menandai sebuah perusahaan dan membedakannya dengan perusahaan
lain. Karakteristik perusahaan dapat berupa ukuran perusahaan (size),
jumlah pemegang saham, status pendaftaran perusahaan di pasar modal,
auditor, rate of return, earning margin, leverage, rasio likuiditas, basis
perusahaan, rencana penerbitan sekuritas pada tahun berikutnya, jenis
industri, profile, dan karakteristik lainnya (Marwata, 2001).
Dalam hal ini, karakteristik perusahaan diproksikan dengan ukuran
(size) perusahaan, ukuran dewan komisaris independen, rasio leverage,
rasio net profit margin, dan status perusahaan.
B. Kerangka Pemikiran
Di bawah ini merupakan skema konseptual yang memperlihatkan
model penelitian yang akan dilakukan.
Gambar II.1
Skema Konseptual
29
C. Hipotesis
1. Ukuran (Size) Perusahaan
Secara umum, perusahaan yang besar akan memberikan
pengungkapan yang lebih banyak daripada perusahaan kecil. Teori
keagenan menyatakan bahwa perusahaan yang besar mempunyai biaya
keagenan yang besar pula. Sehingga perusahaan besar mungkin akan
mengungkapkan informasi yang lebih banyak sebagai upaya untuk
mengurangi biaya keagenan tersebut.
Terdapat pengaruh yang positif antara keberadaan CSD dan
ukuran perusahaan (Haniffa dan Cooke, 2005). Menurut Suripto
(1999) dalam Fitriany (2001) ukuran merupakan salah satu variabel
yang cukup signifikan dalam mempengaruhi pengungkapan sosial.
Menurut hasil penelitian Suhardjanto, Djoko dan Afni AN
(2009), ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap luas
pengungkapan informasi sosial perusahaan.
Sehingga, hipotesis yang pertama adalah :
H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat
corporate social disclosure dalam laporan keuangan.
Variable Dependen · Corporate Social
Disclosure
Variable Independen · Size perusahaan (LnSIZE) · Ukuran Dewan Komisaris
independen · Rasio leverage · Rasio net profit margin · Status perusahaan
30
2. Ukuran Dewan Komisaris Independen
Komisaris independen adalah komisaris yang berasal dari luar
perusahaan. Komisaris independen dianggap sebagai alat untuk
memonitor perilaku manajemen yang mendorong perusahaan
mengungkapkan informasi sosial perusahaan secara lebih luas
{Rosenstein dan Wyatt, 1990 dalam Ho dan Wong, 2001).
Coller dan Gregory (1999) dalam Sembiring, ER (2005),
menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris,
maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring
yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan
tanggung jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan
semakin besar untuk mengungkapkannya.
Dalam penelitian Sembiring, ER (2005) menunjukkan bahwa
ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap luasnya
pengungkapan sosial.
Sehingga, hipotesis kedua adalah :
H2 : Ukuran dewan komisaris independen berpengaruh positif
terhadap tingkat corporate social disclosure dalam laporan
keuangan.
3. Rasio Leverage
Rasio leverage merupakan proporsi total hutang terhadap rata-
rata ekuitas pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk
31
memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki
perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu
utang.
Menurut Belkaoui dan Karpik (1989) dalam Suhardjanto, Djoko
dan Afni, AN (2009) keputusan untuk mengungkapkan informasi
sosial akan mengikuti suatu pengeluaran untuk pengungkapan yang
menurunkan pendapatan. Sesuai dengan teori agensi maka manajemen
perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi
pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak
menjadi sorotan dari para debtholders. Hasil penelitiannya
menunjukkan leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Sehingga, hipotesis ketiga adalah :
H3 : Rasio leverage berpengaruh negatif terhadap tingkat
corporate social disclosure dalam laporan keuangan
4. Rasio Net Profit Margin (NPM)
Menurut Sembiring, ER (2005), profitabilitas tidak berpengaruh
secara signifikan dengan corporate social disclosure.
Aggraini, FRR (2006) tidak menemukan hubungan yang
significan antara net profit margin atau profitabilitas dengan corporate
social disclosure.
32
Kedua hasil penelitian tersebut juga di dukung dengan penelitian
selanjutnya oleh Suhardjanto, Djoko dan Afni, AN (2009) yang
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara profitabilitas
dengan corporate social disclosure tetapi menemukan hasil bahwa
profitabilitas berpengaruh positif terhadap corporate social disclosure.
Sehingga, hipotesis keempat adalah :
H4 : Rasio net profit margin berpengaruh positif terhadap
tingkat corporate social disclosure dalam laporan keuangan.
5. Status Perusahaan
Menurut Susanto (1992) dalam makalah Fitriany (2006),
perusahaan berbasis asing (PMA) mungkin melakukan pengungkapan
yang lebih luas dibanding perusahaan domestik. Hasil penelitian
Fitriany (2006) juga menunjukkan bahwa adanya modal asing
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela (sosial).
Menurut Susanto dalam Ghozali, I dan Rizal, M (2000) terdapat
beberapa alasan perusahaan berbasis asing memberikan pengungkapan
yang lebih dibandingkan perusahan domestik. Pertama perusahaan
asing mendapatkan pelatihan yang lebih baik dalam bidang akuntansi
dari perusahaan induk diluar negeri, kedua perusahan tersebut mungkin
mempunyai sistem informasi yang lebih efesien untuk memenuhi
kebutuhan internal dan kebutuhan perusahaan induk, ketiga
33
kemungkinan permintaan yang lebih besar pada perusahaan berbasis
asing dari pelanggan, pemasok dan masyarakat umum
Sehingga, hipotesis kelima adalah :
H5 : Status perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat
corporate social disclosure dalam laporan keuangan
Di BAB III nanti akan dipaparkan mengenai metodologi penelitian
meliputi sampel dan pengukuran variabel.
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Di BAB II sebelumnya telah dipaparkan mengenai landasan teori dan
pengembangan hipotesis, maka di BAB III ini akan menjelaskan mengenai desain
penelitian, data, alat uji, dan pengujian hipotesis yang dilakukan.
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan hypothesis testing, dalam hal ini menguji
hipotesis mengenai pengaruh karakteristik perusahaan yang terdaftar di
BEI terhadap corporate social disclosure. Karakteristik perusahaan
sebagai variabel independen diproksikan oleh ukuran (size)
perusahaan,jumlah dewan komisaris independen, rasio leverage, rasio net
profit margin dan status perusahaan.
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjelaskan macam
hubungan tertentu, pengaruh atau menetapkan perbedaan kelompok atau
independensi dari karakteristik perusahaan terhadap corporate social
disclosure.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dapat berati kumpulan atau kelompok orang, peristiwa
atau sesuatu yang menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian
(Sekaran, Uma. 2000). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
20
adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) yang merupakan satu-satunya bursa efek di Indonesia,
pada tahun 2008. Oleh karena itu, diharapkan sampel yang diambil bisa
merepresentasikan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, karena
menurut peraturan yang dikeluarkan oleh BAPEPAM-LK, setiap
perusahaan yang telah go public diwajibkan mengeluarkan laporan
tahunan.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang terdiri dari elemen–
elemen yang diharapkan memiliki karakteristik yang sama dengan
populasi (Sekaran, Uma. 2000). Agar diperoleh sampel yang representatif,
maka teknik pengambilan sampel dilakukan secara random, dengan
metode porpotional purposive sampling (Li et al., 2008). Kriteria yang
digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut:
1. Agar diperoleh perusahaan yang secara konsisten menerbitkan
annual report, maka sampel yang dipilih harus memenuhi kriteria
sebagai perusahaan manufaktur yang telah terdaftar penuh (fully
listed company) di Bursa Efek Indonesia (BEI), minimal 2 tahun
berturut-turut (yaitu pada tahun 2007 & 2008).
2. Perusahaan mempublikasikan annual report secara lengkap untuk
tahun financial 2008. Dengan annual report yang lengkap, maka
diharapkan akan mempermudah dalam memperoleh data-data yang
mendukung penelitian.
21
3. Perusahaan melaporkan informasi yang bersifat moneter dalam
satuan mata uang Rupiah. Kriteria ini dimaksudkan untuk
mendapatkan data yang seragam dalam hal satuan moneter.
C. Data dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
media perantara. Penelitian ini hanya menggunakan data sekunder, berupa
laporan keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun
2008 dan catatan atas laporan keuangan yang ada di www.idx.go.id.
Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yaitu berupa
Laporan Tahunan Emiten. Data tentang indeks kelengkapan pengungkapan
diambil dari laporan tahunan emiten pada tahun 2008. Data tentang ukuran
perusahaan (jumlah aktiva), jumlah dewan komisaris independen, rasio
leverage, net profit margin, dan status perusahaan dapat diambil dari
laporan keuangan perusahaan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan adalah :
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social disclosure).
22
Indeks pengungkapan untuk setiap perusahaan sampel diperoleh
dengan cara sebagai berikut :
a. Memberi skor untuk setiap item pengungkapan secara
dikotomi, dimana jika suatu item diungkapkan diberi nilai
satu dan jika tidak diungkapkan akan diberi nilai nol.
b. Skor yang diperoleh setiap perusahaan dijumlahkan untuk
mendapatkan skor total (åX).
c. Menghitung indeks kelengkapan pengungkapan dengan cara
membagi total skor yang diperoleh dengan total keseluruhan
item, atau dengan rumus :
CSD = (åX / N) x 100%
X = item CSD yang diungkapkan di laporan tahunan
N= total keseluruhan item
Item Corporate Social Disclosure yang digunakan dalam penelitian
ini mengacu pada hasil penelitian Anggraini, FRR (2006).
2. Variabel Independen
Pengukuran variabel independen dilakukan sebagai berikut :
a. Ukuran perusahaan.
Size atau ukuran perusahaan, merupakan variabel yang
dapat diukur menggunakan total asset, penjualan atau modal dari
perusahaan tersebut. Semakin besar nilai total asset, penjualan,
23
total tenaga kerja, dan nilai kapitalisasi pasar maka semakin besar
pula ukuran perusahaan (Haniffa dan Cooke, 2005).
Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan
menggunakan total aktiva dari perusahaan sampel tahun 2008.
Total aktiva dijadikan proksi ukuran (size) perusahaan karena total
aktiva mencakup aktiva lancar dan tidak lancar yang digunakan
oleh perusahaan. Sehingga lebih merepresentasikan ukuran
perusahaan yang sebenarnya. Ukuran perusahaan = Ln Total Asset
b. Ukuran komisaris independen
Dalam penelitian ini, prosentase dewan komisaris
independen dihitung dengan cara membagi jumlah komisaris
independen dengan jumlah total dewan komisaris.
c. Rasio leverage
Penelitian ini menggunakan Debt To Equity Ratio (DER)
perusahaan yang dijadikan sampel pada tahun 2008 yang diukur
dengan membagi total kewajiban dengan ekuitas pemegang saham.
d. Rasio Net Profit Margin
Rasio Net Profit Margin dalam penelitian ini diukur
berdasarkan rasio antara laba bersih terhadap tingkat penjualan.
e. Status perusahaan
Status perusahaan diukur dengan menggunakan variabel
dummy yang penggolongannya dilakukan dengan memberikan
24
notasi 0 untuk perusahaan PMDN dan diberi notasi 1 untuk
perusahaan PMA.
E. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Analisis Regresi Berganda
Setelah mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini, peneliti akan melakukan serangkaian tahap untuk
menghitung dan mengolah data-data tersebut, agar dapat mendukung
hipotesis yang telah diajukan.
Adapun tahap-tahap penghitungan dan pengolahan data
sebagai berikut:
1. Menghitung indeks pengungkapan sosial
2. Menghitung karakteristik perusahaan yang diproksikan
dalam ukuran perusahaan, komposisi jumlah komisaris
independen, rasio leverage, rasio net profit margin, dan
status perusahaan.
3. Regresi model
Teknik regresi linier berganda dilakukan terhadap model
yang diajukan peneliti. Dengan menggunakan software SPSS Versi
15.00 untuk memprediksi hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen.
25
Hubungan antara karakteristik perusahaan dengan
pengungkapan corporate social disclosure diukur dengan persamaan
rumus sebagai berikut:
eSTATUSNPMLEVKInSIZE ++++++= ββββLβCSD 543210b
Keterangan :
CSD = corporate social disclosure
β0 = konstanta ( tetap )
β1, β2 , β3 , β4, β5 = koefien regresi
LnSIZE = ukuran perusahaan
KI = persentase komisaris independen
LEV = rasio leverage
NPM = rasio Net profit margin
STATUS = Status perusahaan
e = kesalahan baku/error.
2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian data dilakukan dengan uji asumsi klasik yang
bertujuan untuk memastikan bahwa hasil penelitian adalah valid,
dengan data yang digunakan secara teori adalah tidak bias, konsisten,
dan penaksiran koefisien regresinya efisien (Gujarati, 2003 dalam
Ghozali, Imam. 2005). Uji asumsi klasik merupakan prasyarat
dilakukannya analisis regresi. Ada empat macam uji asumsi klasik
yang dipakai dalam penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut.
26
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji kenormalan distribusi
dalam model regresi pada variabel penggganggu atau variabel residual
(Ghozali, Imam. 2005). Seperti diketahui, dalam uji t dan uji F
diasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal
(Ghozali, Imam. 2005).
Cara yang digunakan adalah dengan analisis grafik yaitu
dengan melihat normal probability plot yang akan membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan
membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual
normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolineritas merupakan suatu keadaan dimana terdapat
hubungan yang sempurna antara beberapa semua variabel independen
dalam model regresi. Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji
apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, Imam. 2005).
Multikolinearitas antar variabel independen dapat dilihat dari
nilai tolerance dan variances inflation factor (VIF) (Ghozali, Imam.
2005). Kedua ukuran tersebut menunjukkan setiap variabel independen
27
yang satu yang dijelaskan oleh variabel independen yang lain. Nilai
tolerance yang rendah sama artinya dengan nilai VIF yang tinggi
(Ghozali, Imam. 2005). Jika nilai tolerance lebih besar dari 0.1 dan
nilai VIF lebih kecil dari 10, maka tidak terjadi multikoliniearitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji suatu model regresi
linear, untuk melihat keberadaan korelasi antara kesalahan penggangu
pada periode t dengan periode t-1 (Ghozali, Imam. 2005). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lainnya.
Untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam model
regresi terdapat autokorelasi atau tidak, dapat diketahui melalui uji
Durbin-Watson (DW). Apabila nilai DW lebih besar dari batas atas
(du) dan kurang dari 4-du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, Imam. 2005). Jika
variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut
28
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
tidak heteroskedastisitas (Ghozali, Imam. 2005).
Untuk menentukan ada tidaknya heteroskedastisitas dengan
melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen)
yaitu ZPRED dengan residuaalnya SRESID. Deteksi ada tidaknya
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Titik-titik
harus menyebar secara acak (random), baik di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Bila kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3. Pengujian Hipotesis
Pada dasarnya ada 2 jenis alat uji statistik, yaitu statistik
parametrik dan statistik non parametrik. Statistik parametrik digunakan
jika distribusi data yang digunakan normal, sedangkan data yang
bersifat tidak normal, maka uji statistik yang digunakan adalah statistik
non parametrik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengujian
statistik parametrik. Menurut Ghozali, Imam (2005) ada beberapa
kondisi yang harus dipenuhi agar uji statistik parametrik dapat
digunakan, yaitu:
1. Observasi harus independen
2. Populasi asal observasi harus berdistribusi normal.
29
3. Varians populasi masing-masing grup dalam hal analisis
dengan dua grup harus sama.
4. Variabel harus di ukur paling tidak dalam skala interval.
Jika distribusi data bersifat normal, maka digunakanlah uji
statistik parametrik. Uji regresi merupakan salah satu jenis uji statistik
parametrik, untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti maka akan
dilakukan uji koefisien determinasi, uji statistik t, dan uji statistik f.
a. Uji koefisien determinasi (R2)
Nilai R2
digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan
model dalam menerangkan variabel independen. Tapi, karena R2
mengandung kelemahan mendasar di mana adanya bias terhadap
jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model. Oleh
karena itu, pada penelitian ini yang digunakan adjusted R2
berkisar
antar nol dan satu. Jika nilai adjusted R2
makin mendekati satu maka
makin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel
dependen dan sebaliknya.
b. Uji Regresi Parsial (Uji t)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang
signifikan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikatnya. Apabila tingkat signifikansi yang diperoleh (p-value) lebih
kecil dari 0,05 maka hipotesis dapat diterima atau dengan α = 5%
30
variabel independen tersebut berpengaruh secara statistis terhadap
variabel dependennya.
c. Uji Regresi Simultan (Uji F)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan
melihat nilai signifikansi F. Jika nilai signifikansi F lebih kecil dari
0,05 maka hipotesis alternatif tidak dapat ditolak atau dengan α = 5%
variabel independen secara statistis mempengaruhi variabel dependen
secara bersama-sama.
Demikianlah penjelasan mengenai metodologi penelitian yang
dipakai dalam penelitian ini. Selanjutnya di BAB IV akan dipaparkan
mengenai analisis data dan pembahasannya.
31
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai deskripsi data, pengujian hipotesis,
pembahasan, serta perbandingan dengan penelitian sebelumnya. Pengujian data
dengan model analisis multiple regression menggunakan SPSS versi 15.0.
A. Deskripsi Data
Deskripsi mengenai data dalam penelitian ini meliputi seleksi sampel
dan analisis statistik deskriptif.
1. Seleksi Sampel
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa annual report
tahun 2008 yang dipublikasikan oleh website resmi Bursa Efek Indonesia
(BEI) www.idx.go.id, Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2009,
dan/atau situs resmi masing-masing perusahaan. Ada 153 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008 (lihat Tabel IV.1).
Tabel IV.1 Populasi Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2008
No Tipe Industri Jumlah
1 Food & Beverages 19
2 Tobbaco 4
3 Textile 10
4 Apparel & Other 13
5 Lumber & Wood 5
32
6 Paper & Allied 6
7 Chemical & Allied 9
8 Adhesive 4
9 Plastic & Glass 14
10 Cement 3
11 Metal & Allied 12
12 Fabricated 2
13 Stone 5
14 Cables 6
15 Electric 5
16 Automotive 19
17 Photography 3
18 Pharmaceutical 9
19 Consumer 4
Total 153
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang
memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Terdiri dari perusahaan yang
terdaftar di BEI pada tahun 2008 dan secara konsisten menerbitkan annual
report yang lengkap, minimal 2 tahun berturut-turut. Selain itu, annual report
perusahaan yang menjadi sampel penelitian juga harus memiliki tanggal tutup
buku 31 Desember dan menyatakan informasi moneter dalam mata uang
Rupiah. Penyeleksian perusahaan yang memenuhi kriteria sampel yang telah
ditentukan dapat dilihat dalam Tabel IV.2 berikut ini :
33
Tabel IV.2 Seleksi Perusahaan Berdasarkan Pemenuhan Kriteria Sampel
Keterangan Jumlah Persentase
Annual report perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008 153 100 %
Annual report perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008 yang tidak memenuhi syarat untuk dijadikan sampel 98 64%
Sampel penelitian 55 36%
Setelah sampel akhir ditentukan, maka proses koding untuk
corporate social disclosure bisa dilakukan. Setiap item corporate social
disclosure yang diungkapkan oleh masing-masing perusahaan diberi kode 1,
sedangkan item yang tidak diungkapkan diberi kode 0. Berikut ini merupakan
tabel frekuensi pengungkapan setiap item corporate social disclosure.
Tabel IV.3 Jumlah Frekuensi Pengungkapan Setiap Item corporate social disclosure
Corporate Social Disclosure Total
(55 emiten) Persentase dari total
Kinerja Ekonomi
Pengaruh ekonomi secara langsung 55 100%
Kinerja Lingkungan
Hal-hal yang terkait dengan lingkungan 27 49.09%
Kinerja Sosial
Praktik Kerja 30 54.55% Hak manusia 14 25.46% Sosial 37 67.27% Tanggung jawab terhadap produk 11 20%
Dari Tabel IV.3 di atas, dapat dilihat bahwa item corporate social
disclosure yang paling banyak diungkapkan adalah kinerja ekonomi sebesar
55 (100 %) perusahaan mengungkapkannya. PT Semen Gresik (Persero)
34
menyampaikan betapa pentingnya CSR dalam keberlangsungan perusahaan ke
depan dalam annual reportnya, sebagai berikut :
Konsisten dengan prinsip triple bottom lines, yaitu harmoni antara Proit (laba usaha), Planet (lingkungan) dan People (kesejahteraan masyarakat), Perseroan telah melakukan berbagai aktiitas Corporate Social Responsibility (CSR) serta berkomitmen untuk meningkatkan program tersebut. Kepedulian Perseroan terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar diarahkan untuk menggali dan merangsang potensi masyarakat agar mampu tumbuh dan berkembang bersama Perseroan. Program CSR diwujudkan dalam berbagai bidang kehidupan penting dalam masyarakat.
Item sosial juga termasuk item yang banyak diungkapkan, jumlahnya
hanya berbeda tipis dengan pengungkapan kinerja ekonomi yaitu sebanyak 37
(67.27%) perusahaan yang mengungkapkannya.
Sedangkan item yang paling sedikit pengungkapannya adalah item
tanggung jawab terhadap produk yaitu sebanyak 11 dari 55 perusahaan (20%).
2. Descriptive Statistic
Descriptive statistic penelitian ini dilakukan guna mencari nilai
mean, maksimum, minimum, dan standar deviasi dari variabel-variabel
penelitian, seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel IV.4
Statistik Deskriptif Perusahaan Sampel
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LnSIZE 55 7,71 18,21 14,0201 2,09288
KI 55 ,00 66,67 37,6558 13,56050
LEV 55 -270.50 32226,77 706,5789 4333,21943
NPM 55 -100.64 22.29 -,7420 20,44911
STATUS 55 .00 1.00 ,4364 ,50050
35
CSR 55 16,67 100,00 53,0303 29,41314
Valid N (listwise) 55
Dari hasil statistik deskriptif di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata
perusahaan mengungkap item corporate social disclosure adalah sebesar
53,03%. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran perusahaan-perusahaan di
Indonesia untuk mengungkapkan informasi mengenai tanggung jawab sosial
(CSR) pada tingkat rata-rata. Perusahaan yang paling banyak mengungkap
item tanggung jawab sosial ada 5 perusahaan, yaitu PT Bentoel International
Investama , PT Semen Gresik (Persero), PT Tira Austenite,Tbk. , PT Intraco
Penta,Tbk. , dan PT Kimia Farma (Persero). Dengan tingkat pengungkapan
penuh 100 %.
Sedangkan perusahaaan yang paling sedikit dalam mengungkap
item CSR ada 18 perusahaan masing-masing dengan tingkat pengungkapan
sebesar 16,67%
Nilai total LnSIZE paling besar dimiliki oleh PT Astra
International,Tbk., yaitu sebesar 18,21. Sementara nilai total LnSIZE yang
paling rendah dimiliki oleh PT Hanson International,Tbk. Sebesar 7,71.
Sedangkan rata-rata total LnSIZE yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI adalah sebesar 14,0201.
Variabel komposisi komisaris independen dalam dewan komisaris,
dengan nilai rata-ratanya sebesar 37,6558% lebih besar daripada ketentuan
jumlah minimal komisaris independen yang dikeluarkan oleh BEI, berupa
36
Peraturan Pencatatan Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor 1-A tentang
Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa yang berlaku
sejak 1 Juli 2000. Peraturan tersebut mengatur mengenai perusahaan yang
tercatat di BEI wajib memiliki komisaris independen yang jumlahnya secara
proporsional sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan
pemegang saham pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris independen
sebesar 30 % dari jumlah seluruh anggota komisaris. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia telah memiliki kesadaran akan
pentingnya komisaris independen di dalam perusahaan. Komposisi komisaris
independen terbesar dimiliki oleh PT Tempo Scan pacific,Tbk. yaitu sebesar
66,67 %. Sedangkan jumlah komposisi komisaris independen terkecil ada 4
perusahaan, yaitu PT Delta Djakarta, Tbk., PT Alumindo Light Metal
Industry,Tbk., PT Tira Austenite,Tbk., dan PT Hexindo Adiperkasa,Tbk.
Masing-masing dengan komposisi 0 %.
Rata-rata nilai leverage semua perusahaan adalah 706,5789.
Sementara itu, nilai leverage paling tinggi dimiliki oleh PT Century Textile
Industry (Centex),Tbk. (32226,77 %). PT Daya Sakti Unggul corporation,Tbk.
memiliki nilai leverage paling rendah yaitu -270,5 %.
Rata-rata nilai Net Profit Margin (NPM) semua perusahaan adalah
-0,7420 %. Nilai NPM terbesar dimiliki oleh PT Ultra jaya Milk,Tbk. (22.9
%), sedangkan nilai NPM terkecil dimiliki oleh perusahaan PT Aneka
Kemasindo Utama,Tbk. (-100.64 %).
37
Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0
Exp
ecte
d C
um P
rob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: CSD
Variabel terakhir yaitu status perusahaan dengan tingkat rata-rata
sebesar 0.4364 atau sebesar 43,64 % dimana terdiri atas 24 perusahaan
yang berstatus PMA, sedangkan sisanya merupakan PMDN.
B. Uji Kualifikasi Data
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal.
Pengujian ini menggunakan uji normalitas dengan normal probably plot of
standardized residual, yang hasilnya sebagai berikut:
Gambar IV.1
Berdasarkan gambar IV.1 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di
sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.
Dengan demikian dapat dinyatakanlah bahwa penyebaran data mendekati
38
Regression Standardized Residual210-1-2
Freq
uenc
y
10
8
6
4
2
0
Histogram
Dependent Variable: CSD
Mean =-9.9E-16Std. Dev. =0.953
N =55
normal atau memenuhi asumsi normalitas. Hal ini juga dilihat dari grafik
histogram dan normal probability plot seperti yang ada pada gambar 4.2 di
bawah ini.
Gambar IV.2
C. Pengujian Asumsi Klasik Analisis Regresi Berganda
Pengujian Asumsi klasik untuk mengetahui apakah data yang
digunakan telah bebas dari masalah Multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan
autokorelasi. Jika asumsi klasik tidak terpenuhi akan menyebabkan bias pada
hasil penelitian
Asumsi pertama mengenai ada tidaknya Multikolinearitas antar
variabel-variabel independen. Cara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan metode korelasi berpasangan antar variabel. Pengujian
dilakukan dengan SPSS 15.00 for windows menggunakan covariance matrix
39
dan collinearity diagnostics. Default bagi angka tolerance adalah 0,0001.
Semua variabel yang dimasukkan dalam perhitungan model regresi harus
mempunyai toleransi diatas angka ini. Jika VIF lebih besar dari 5 maka
variabel tersebut mempunyai persoalan Multikolinearitas dengan variabel
bebas yang lain. Jika dilihat pada tabel maka semua variabel bebas telah
memenuhi persyaratan ambang toleransi, nilai VIF sekitar 1 dan koefisien
korelasi antar variabel independen yang lemah (semuanya dibawah 0,5).
Dengan demikian disimpulkan tidak ada Multikolinearitas dalam model
regresi ini.
Tabel IV.5 Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
-31,897 28,003 -1,139 ,260
-,162 ,275 -,075 -,589 ,558 ,977 1,024
-,001 ,001 -,169 -1,301 ,199 ,934 1,071
-,396 ,202 -,275 -1,959 ,056 ,795 1,258
-7,415 7,726 -,126 -,960 ,342 ,907 1,103
6,760 1,952 ,481 3,463 ,001 ,812 1,231
(Constant)
KI
LEV
NPM
STATUS
LNSIZE
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: CSDa.
Asumsi penting kedua adalah Uji Heteroskedastisitas, model regresi
penelitian ini harus bebas dari heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas di
deteksi menggunakan pengujian SPSS 15.00 for windows. Uji
Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
lain. Di bawah ini merupakan hasil dari pengujian heteroskedastisitas.
40
Regression Standardized Predicted Value210-1-2-3
Re
gre
ss
ion
Stu
de
nti
ze
d R
es
idu
al
4
2
0
-2
-4
Scatterplot
Dependent Variable: CSD
Gambar IV.3
Dengan melihat gambar 4.3 dapat dilihat bahwa tidak adanya pola
yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y,
maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi
ini
Asumsi penting ketiga adalah ada tidaknya Autokorelasi. Uji
Autokorelasi digunakan untuk mengetahui kesalahan penggangu pada periode
t dengan periode t-1 (Ghozali, 2005). Karena penelitian ini hanya
menggunakan waktu satu tahun, sehngga pengujian ada tidaknya Autokorelasi
tidak diperlukan dalam penelitian ini.
41
D. Pengujian Hipotesis
1. Koefisien Determinasi (Goodness of fit)
Koefisien Determinasi (Goodness of fit), yang dinotasikan dengan R2
merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi. Determinasi (R2)
mencerminkan kemampuan variabel dependen.
Table IV.6
Koefisien Determinasi
Model Summary b
,482a ,232 ,154 27,05753Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), LNSIZE, LEV, KI, STATUS, NPMa.
Dependent Variable: CSDb.
Nilai R2
(Adjusted R Square) pada tabel IV.6 menunjukkan nilai
0,154, hal ini berarti 15% pengungkapan corporate social disclosure dapat
dijelaskan oleh variasi dari ke lima variabel independen LnSIZE, LEV, KI,
STATUS dan NPM. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain
diluar model.
2. Signifikansi Model Regresi
Signifikansi model regresi ini diuji dengan melihat perbandingan
antara F-tabel dan f-hitung, sedangkan signifikansi koefisien variabel
independen secara individual di uji dengan melihat perbandingan t-tabel dan t-
hitung untuk tiap koefisien variabel.
Hasil analisis regresi disajikan dalam tabel berikut ini:
42
Tabel IV.7
ANOVAb
10843,796 5 2168,759 2,962 ,021a
35873,376 49 732,110
46717,172 54
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), LNSIZE, LEV, KI, STATUS, NPMa.
Dependent Variable: CSDb.
Dari hasil analisis regresi ini, didapat f-hitung adalah 2.962 dengan
tingkat sinifikansi 0,021. oleh karena probabilitas (0,021) lebih kecil dari 0,05
maka model regresi penelitian ini dapat dipakai untuk memprediksi
pengungkapan corporate social disclosure. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa corporate social disclosure. perusahaan manufaktur dalam
laporan tahunan dipengaruhi bersama-sama oleh ukuran perusahaan (LnSIZE),
Jumlah Komisaris Independen (KI), leverage (LEV), Net Profit Margin
(NPM) dan Status Perusahaan (STATUS), atau dengan kata lain, model
regresi yang terbentuk adalah signifikan.
3. Signifikansi Koefisien regresi
Hasil analisis regresi yang menunjukkan signifikansi model regresi
dalam memberikan dasar untuk menerima atau menolak hipotesis penelitian
untuk setiap variabel independen dan juga signifikansi koefisien antar
variabel, dapat dilakukan dengan menggunakan Software SPSS 15.00 sebagai
berikut:
43
Tabel IV.8
Hasil Analisis Multiple Regression
Variabel Koefisien t Sig.
(Constant) -31.897 -1.139 .260
Ukuran perusahaan (LnSIZE) 6.6760 3.463 .001
Komisaris Independent (KI) -.162 -.589 .558
Rasio Leverage (LEV) -.001 -1.301 .199
Net Profit Margin (NPM) -3-.396 -1.959 0.056
Status Perusahaan (STATUS) -7.415 -.960 .342
R Square .232
Adjusted R Square .154
SEE 27.05753
F 2.962
Sig. .021
Pada kolom signifikan terlihat bahwa hanya ada 1 variabel bebas
yang memiliki signifikan di bawah 0,05, sehingga hanya 1 variabel yang
mempunyai pengaruh signifikan, yaitu ukuran perusahaan (LnSIZE).
Pengaruh signifikan secara parsial dari tiap-tiap variabel
independen terhadap variabel dependen dapat diketahui dari besarnya nilai sig
t. Apabila nilai sig t lebih kecil dari tingkat signifikansi, maka variabel
independen tersebut secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Sebaliknya, apabila nilai sig t lebih besar dari tingkat signifikansi,
maka variabel independen tersebut secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
Variabel ukuran perusahaan (LnSIZE) memiliki nilai signifikansi
sebesar 0.001, dibawah 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan (SIZE) berpengaruh signifikan terhadap tingkat corporate social
44
disclosure. Koefisien ukuran perusahaan dalam tabel menunjukkan nilai
positif terhadap corporate social disclosure. Hal ini berarti semakin besar
ukuran perusahaan, maka akan semakin tinggi tingkat pengungkapan
informasi social dalam annual report yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hasil
ini sejalan dengan hipotesis pertama dalam penelitian ini, sehingga hipotesis
pertama dinyatakan diterima. Hasil penelitian pada hipotesis pertama ini
konsisten terhadap hasil penelitian yang dilakukan Suhardjanto dan Afni AN
(2009).
Komisaris Independen atau KI, ternyata memiliki pengaruh yang
tidak signifikan terhadap corporate social disclosure karena tingkat
signifikannya sebesar 0.558 ternyata jauh lebih besar dari 0.05. Koefisien KI
negatif yang ditunjukkan dalam tabel memperlihatkan adanya hubungan yang
negatif antara jumlah komisaris independen dengan corporate social
disclosure. Dengan begitu berarti hipotesis yang kedua ditolak. Hasil
penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sembiring, ER
(2005). Hal ini mungkin saja terjadi karena beberapa faktor, misalnya
intensitas pertemuan dewan komisaris yang kurang atau pendidikan dewan
komisaris, sehingga kuantitas dewan komisaris independen kurang bisa
mempengaruhi pengungkapan corporate social disclosure
Hipotesis ketiga adalah pengaruh leverage terhadap corporate
social disclosure. Nilai signifikansi leverage adalah sebesar 0.199, jauh di atas
0.05. Nilai ini menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan
terhadap corporate social disclosure. Koefisien leverage menunjukkan nilai
45
yang negatif. Kesimpulan ini sama dengan penelitian terdahulu, yang
dilakukan oleh Suhardjanto, Djoko dan Afni, AN (2009) dan Anggraeni, FRR
(2006). Penelitian mereka menunjukkan bahwa perusahaan dengan leverage
yang tinggi akan mengurangi tingkat pengungkapan perusahan untuk
mengurangi sorotan dari bondholder. Karena hasil pengujian menunjukkan
negatif, maka sesuai dengan hipotesis ketiga. Sehingga hipotesis ketiga ini
diterima.
Variabel keempat, adalah pengaruh Net Profit Margin (NPM)
terhadap corporate social disclosure. Nilai signifikansi NPM adalah 0.056.
Nilai ini lebih besar dari 0.05, hal ini berarti bahwa NPM tidak berpengaruh
signifikan terhadap corporate social disclosure. Koefisien NPM menunjukkan
nilai negatif. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi nilai NPM maka semakin
sedikit tingkat pengungkapan CSD. Hasil pengujian ini berlawanan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Suhardjanto, Dhoko dan Afni, AN (2009).
Karena hasil pengujian ini tidak sesuai dengan hipotesis, maka hipotesis
keempat ditolak.
Variabel kelima adalah status perusahaan (STATUS). Ini
merupakan variabel independen terakhir dalam penelitian ini. Hasil uji regresi
berganda menunjukkan bahwa STATUS mempunyai nilai signifikan sebesar
0.342. Nilai tersebut jauh lebih besar dari nilai 0.05, sehingga hasilnya
menunjukkan bahwa STATUS memiliki pengaruh yang tidak signifikan
terhadap corporate social disclosure. Temuan penelitian ini tidak menemukan
bukti empiris atas teori yang memprediksikan perusahaan berbasis asing
46
(PMA) akan melakukan pengungkapan yang lebih tinggi dari perusahaan
domestik (PMDN). Hal ini mungkin dikarenakan sedikitnya perusahaan asing
yang ada di indonesia. Nilai koefisien STATUS menunjukkan nilai negatif.
Hasil pengujian ini berlawanan dengan hipotesis terakhir, sehingga hipotesis
kelima ini ditolak.
Di dalam Bab V akan dibahas mengenai kesimpulan yang diperoleh
dari hasil analisis data yang telah dilakukan, saran-saran yang diajukan dari
hasil penelitian, dan rekomendasi bagi penelitian selanjutnya.
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah melakukan pengujian dan analisis data di BAB IV, maka di BAB
V ini akan disajikan kesimpulan hasil peneltian, keterbatasan dalam penelitian,
saran dan rekomendasi bagi penelitian selanjutnya.
A. Kesimpulan
Model regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini untuk
menguji hipotesis pengaruh karakteristik perusahaan terhadap corporate social
disclosure dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur. Hasilnya menunjukkan
secara statistis berpengaruh signifikan. Pengujian hipotesis penelitian ini
menghasilkan temuan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini menunjukkan ukuran perusahaan, komposisi
komisaris independent, rasio leverage, rasio net profit margin (NPM)
dan status perusahaan, secara bersama-sama memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi corporate social disclosure dalam laporan tahunan
perusahaan Manufaktur.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (LnSIZE)
secara statistis mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
corporate social disclosure dalam laporan tahunan perusahaan
Manufaktur. Hal ini berarti hipotesis 1 diterima.
48
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi komisaris independent,
rasio leverage, rasio net profit margin (NPM) dan status perusahaan
mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap corporate
social disclosure. Hal ini berarti Hipotesis 2, hipótesis 4 dan hipotesis 5
di tolak, sedangkan hipotesis 3 diterima.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat
dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil
yang lebih baik.
1. Periode penelitian yang dilakukan hanya 1 tahun, sehingga hasilnya
tidak bisa digunakan untuk menjelaskan pengaruh karakteristik
perusahaan terhadap corporate social disclosure pada periode waktu
yang lain.
2. Subjektivitas dalam pengukuran pengungkapan sosial tidak dapat
dihindari sehingga kemungkinan terjadi bias dalam pengukuran
pengungkapan sosial.
3. Sampel dalam penelitian ini diambil secara random, dengan metode
porpotional purposive sampling. Pengambilan sampel dengan metode
lain diharapkan akan lebih menggeneralisir hasil penelitian dalam
pengungkapan sosial
49
C. Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian “PENGARUH
KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL
DISCLOSURE DALAM LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi
Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2008)” adalah sebagai berikut:
1. Pengungkapan corporate social disclosure masih merupakan voluntary
disclosure dalam annual report perusahaan. Diharapkan dari hasil ini,
pihak regulator dapat mempertimbangkan pengungkapan corporate
social disclosure dalam annual report di Indonesia, menjadi
mandatory disclosure dengan regulasi yang jelas, agar tidak terjadi
information gap dan kesalahan penilaian perusahaan karena adanya
“hidden value” yang tidak diungkapkan.
2. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh positif signifikan variabel
ukuran (size) perusahaan. Maka perusahaan-perusahaan di Indonesia
yang memiliki nilai aktiva yang besar perlu didorong untuk
mengungkapkan corporate social disclosure yang mereka miliki.
Sehingga stakeholder dapat mengetahui seluruh informasi yang
mereka butuhkan dalam melakukan penilaian terhadap sebuah
perusahaan.
50
D. Rekomendasi
Penelitian tentang pengungkapan sosial masih sangat sedikit dilakukan.
Karenanya, penelitian-penelitian yang lebih luas lagi sangat perlu dilakukan.
Penelitian berikutnya sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Periode penelitian sebaiknya lebih dari satu tahun karena periode yang
lebih panjang dapat lebih menjelaskan corporate social disclosure.
2. Item-item corporate social disclosure hendaknya senantiasa
diperbaharui sesuai dengan kondisi yang ada di masyarakat.
3. Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini menghasilkan
Adjusted R Square yang rendah walaupun model regresinya secara
statistis signifikan dalam menjelaskan keterkaitan pengungkapan sosial
dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur dengan seperangkat
karakteristik perusahaan. Oleh karena itu, terdapat kemungkinan untuk
menghasilkan variabel-variabel baru ke dalam penelitian berikutnya
4. Peneliti berikutnya dapat melakukan metode penarikan sampel dengan
menggunakan metode lain. Misalnya dengan menggunakan metode
random sampling, sehingga bisa memberikan hasil yang berbeda pula.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, FRR. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Tahunan (Studi Empiris Pada Preusan-Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. 23-26 Agustus.
Fitriany. 1999. Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib Dan Sukarela Pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi IV.
Global Reporting Initiatives. 2006. Sustainability Reporting Guidelines, GRI, Boston.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Edisi 3. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam dan Rizal, Muhammad. 2000. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sosial ( Social Disclosures) Perusahaan Go Publik Di Indonesia
Haniffa, RM. dan Cooke, TE. 2002. Culture, Corporate Governance, and Disclosure in Malaysian Corporations. Abacus, 38 (3): 317-349.
Ho, Simon SM. dan Kar Shan Wong. 2001. A Study of The Relationship Between Corporate Governance Structures and The Extent of Voluntary Disclosure. Journal of International Accounting, Auditing & Taxation, 10: 139-156.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2007. Standar Akuntansi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2001. Intermediate Accounting 10th Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Luciana dan Ikka . 2007. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. FE Universitas Tri Sakti .Jakarta.
Machmud N dan Chaerul D.D (2008). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) Pada Laporan Tahunan Perusahaan : Studi Empiris Pada Perusahaan Publik Yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta Indonesia Tahun 2006. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.
Marwata. 2001. Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Ungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi IV, 155-172.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Ketiga.
Sekaran, Uma. 2000. Research Methods For Business: A Skill-Building Approach. Third Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc
Sembiring, ER. 2005. Karakteristik Perusahaan Dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo. 15-16 September.
Suhardjanto, Djoko & Afni, AN. 2009. Praktik Corporate Social Disclosure Di Indonesia. Jurnal Akuntansi / Tahun XIII. No.03. page: 265-279.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi Ketiga. BPFE-Yogyakarta.
www.wikipedia.com
www.idx.go.id
iv