pengaruh karakteristik perusahaan terhadap …eprints.undip.ac.id/29425/1/full_jurnal.pdfkorporasi...

30
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) Eka Nanda Putra Shiddiq Nur Rahardjo, SE., M.Si., Akt. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRACT The purpose of this research is to find and obtain empirical evidence about the influence of company characteristics on the disclosure of Corporate Social Responsibility (CSR) in the annual reports of companies listed in Indonesian Stock Exchange (IDX). Factors characteristic of companies that used this research, among others: the size of the board of commissioners, industry type, corporate size, profitability, foreign ownership, and public ownership. Measurement of corporate social responsibility is based on Corporate Social Responsibility Index (CSRI) is seen from the company's annual report. Samples that became the object of this research are all companies registered with the various business sectors in Indonesian Stock Exchange (IDX) in 2008 and 2009 with meet the criteria established. Total sample study for two years of observation is 110 samples, using a purposive sampling method. Data analysis was performed with the classical assumption and hypothesis testing with multiple linear regression method. The results of this study indicate that the factors of industry type, corporate size, and foreign ownership have a significant effect on the disclosure of CSR in Indonesian. Mean while, the size of the board of commissioners, profitability, and public ownership has no significant impact on disclosure of CSR in Indonesian. Keywords : Corporate Social Responsibility (CSR), the size of the board of commissioners, industry type, corporate size, profitability, foreign ownership, and public ownership.

Upload: duongmien

Post on 12-Aug-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

Eka Nanda Putra

Shiddiq Nur Rahardjo, SE., M.Si., Akt.

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang

ABSTRACT

The purpose of this research is to find and obtain empirical evidence about the

influence of company characteristics on the disclosure of Corporate Social Responsibility

(CSR) in the annual reports of companies listed in Indonesian Stock Exchange (IDX). Factors

characteristic of companies that used this research, among others: the size of the board of

commissioners, industry type, corporate size, profitability, foreign ownership, and public

ownership. Measurement of corporate social responsibility is based on Corporate Social

Responsibility Index (CSRI) is seen from the company's annual report.

Samples that became the object of this research are all companies registered with the

various business sectors in Indonesian Stock Exchange (IDX) in 2008 and 2009 with meet the

criteria established. Total sample study for two years of observation is 110 samples, using a

purposive sampling method. Data analysis was performed with the classical assumption and

hypothesis testing with multiple linear regression method.

The results of this study indicate that the factors of industry type, corporate size, and

foreign ownership have a significant effect on the disclosure of CSR in Indonesian. Mean

while, the size of the board of commissioners, profitability, and public ownership has no

significant impact on disclosure of CSR in Indonesian.

Keywords : Corporate Social Responsibility (CSR), the size of the board of commissioners,

industry type, corporate size, profitability, foreign ownership, and public

ownership.

Page 2: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Topik dari tanggung jawab sosial perusahaan yang disebut dengan istilah Corporate

Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan tidak

lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai

perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja.

Namun, tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines yaitu juga

memperhatikan masalah sosial dan lingkungan (Daniri, 2008 dalam Nurkhin, 2009).

Korporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian

kinerja keuangan saja dengan memasimalkan laba usahanya di tempat lingkungan sekitar

perusahaan, melainkan sebuah entitas usaha yang wajib memperhatikan dan bertanggung

jawab atas kegiatan operasi perusahaan yang memberikan dampak langsung terhadap

lingkungan sekitarnya.

Seluruh perusahaan berbagai sektor bisnis di Indonesia sebagian besar mengklaim

bahwa perusahaan mereka telah melaksanakan kewajiban sosialnya terhadap lingkungan

sekitar perusahaan. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan

sebagian besar perusahaan di Indonesia merupakan motivasi untuk meningkatkan

kepercayaaan publik terhadap pencapaian usaha perbaikan terhadap lingkungan sekitar

perusahaan. Selain usaha perbaikan terhadap lingkungan, perusahaan juga berpartisipasi

didalam pengabdian masyarakat, seperti memberi lapangan pekerjaan kepada masyarakat

sekitar perusahaan, perbaikan tingkat pendidikan masyarakat, pelayanan kesehatan, dan

sebagainya.

Seluruh perusahaan di Indonesia semakin dituntut untuk memberikan informasi yang

transparan atas aktivitas sosialnya, sehingga pengungkapan terhadap Corporate Social

Responsibility (CSR) diperlukan peran dari akuntansi pertanggungjawaban sosial (Anggraini,

2006). Akuntansi pertanggungjawaban sosial berperan menjalankan fungsinya sebagai bahasa

bisnis yang mengakomodasi masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh perusahaan,

sehingga pos-pos biaya sosial yang dikeluarkan kepada masyarakat dapat menunjang

operasional dan pencapaian tujuan jangka panjang perusahaan (Utomo, 2000). Dalam

Page 3: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

mengakomodasi masalah sosial yang dihadapi oleh perusahaan, diperlukannya informasi

yang lengkap mengenai dampak lingkungan sosial yang ditimbulkan oleh aktivitas entitas

bisnis sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk mendeteksi secara

langsung stabilitas lingkungan sosial dan hubungannya dengan kelangsungan hidup

perusahaan.

Permasalahan-permasalahan sosial yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia juga

terjadi karena lemahnya penegakan peraturan tentang tanggung jawab sosial perusahaan,

misalnya tentang aturan ketenagakerjaan, pencemaran lingkungan, perimbangan bagi hasil

suatu industri dalam era otonomi daerah. Selain itu, dalam Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) No.1 (revisi 2004) paragraf 9 masih bersifat suka rela dalam

mengungkapkan CSR kepada publik melalui laporan tahunan perusahaan.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (revisi 2004) paragraf 9 secara

jelas menyampaikan saran untuk mengungkapkan bentuk tanggung jawab atas masalah

sosial, yaitu sebagai berikut:

"Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan

hidup dan laporan nilai tambah ( value added statement), khususnya bagi industri dimana

faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang

menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan

penting."

Dari pernyataan Standar Akuntansi Keuangan diatas dapat dijelaskan bahwa

perusahaan belum diwajibkan untuk mengungkapkan informasi sosial teutama informasi

mengenai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitar perusahaan.

Dampak dari belum diwajibkan PSAK untuk mengungkapkan informasi sosial menimbulkan

praktik pengungkapkan informasi yang sukarela. Anggraini (2006) menyatakan bahwa

perusahaan akan mempertimbangkan biaya dan manfaat yang diperoleh dengan

mengungkapkan informasi sosial. Bila manfaat yang diperoleh dengan mengungkapkan

informasi tersebut lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk

mengungkapkannya maka perusahaan akan dengan sukarela mengungkapkan informasi

tersebut.

Page 4: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

Seiring meningkatnya masalah sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas

perusahaan, akibat dari lemahnya penegakan peraturan tentang tanggung jawab sosial

perusahaan dan masih bersifat suka rela dalam pengungkapan CSR pada laporan tahunan

perusahaan. Pada tahun 2007, pemerintah mengambil tindakan dengan mengesahkan

Undang-Undang RI No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UU PT) dengan

memasukan peraturan mengenai kewajiban setiap entitas bisnis untuk melaksanakan maupun

mengungkapkan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang tertuang didalam Bab V Pasal

74 dan Pasal 66 ayat (2) bagian C.

Undang-Undang Perseroan Terbatas (UU PT) No.40 Tahun 2007 Bab V Pasal 74 ayat

1 menetapkan bahwa perseroan memiliki kewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial dan

lingkungan, baik dari perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya bergerak di bidang

dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam. Pelaksanaan tanggung jawab sosial dapat

berupa perbaikan terhadap lingkungan masyarakat sekitar perusahaan. Ayat 2 dan 3

menegaskan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan yang telah dianggarkan dan

diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan

memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Apabila perseroan tidak melaksanakan kewajiban

tersebut akan mendapatkan sanksi yang tegas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan berlaku.

Sesuai dengan Pasal 66 ayat (2) bagian C menyebutkan bahwa perseroan terbatas

selain menyampaikan laporan keuangan, tetapi juga diwajibkan melaporkan pelaksanaan

tanggung jawab sosial dan lingkungan. Pertanggung-jawaban pengungkapan CSR harus

memberikan informasi yang relevan kepada publik sesuai dengan hasil pencapaian usaha

perbaikan terhadap lingkungan sekitar perusahaan. Penyampaian informasi pengungkapan

CSR yang relevan kepada publik akan meningkatkan kepercayaan publik dan investor

terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan yang telah dilaksanakan oleh seluruh

perusahaan di Indonesia.

Penelitian terdahulu oleh Sembiring (2005) mengenai Karakteristik Perusahaan dan

Pengungkapan Tanggung jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di

Bursa Efek Jakarta, faktor-faktor yang diindikasikan mempengaruhi pengungkapan CSR,

antara lain: ukuran perusahaan, profitabilitas, tipe industri, ukuran dewan komisaris, dan

Page 5: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

leverage. Penelitian berlanjut kepada Amran dan Devi (2008) mengenai “The Impact Of

Government And Foreign Affiliate Influence On Corporate Social Reporting (The Case Of

Malaysia)”, faktor-faktor yang mempengaruhi laporan sosial perusahaan, antara lain: faktor

dependence on government, faktor dependence on foreign partner, faktor kepemilikan saham

pemerintah (government shareholding), faktor kepemilikan saham asing (foreign

shareholding), tipe industi (industry type), ukuran perusahaan (corporate size) dan

profitabilitas (profitability).

Penelitian yang dilakukan Puspitasari (2009) mengadopsi dari Amran dan Devi

(2008), namun faktor kepemilikan saham pemerintah diganti dengan kepemilikan saham

publik. Faktor kepemilikan saham pemerintah tidak digunakan dalam penelitian karena

menimbang proporsi kepemilikan saham pemerintah pada perusahaan-perusahaan di

Indonesia jumlahnya sangat sedikit, sehingga tidak dapat dijadikan variabel penelitian. Jadi,

faktor-faktor yang diadopsi oleh Puspitasari (2009) dari Amran dan Devi (2008) mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR, antara lain: faktor kepemilikan saham

publik (public shareholding), faktor kepemilikan saham asing (foreign shareholding), tipe

industi (industry type), ukuran perusahaan (corporate size) dan profitabilitas (profitability).

Berdasarkan uraian penelitian terdahulu diatas, yang pernah dilakukan oleh Sembiring

(2005); Amran dan Devi (2008); dan Puspitasari (2009) didalam meneliti karakteristik

perusahaan yang indikasikan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR. Diantara

karakteristik perusahaan yang menjadi variabel independen dalam penelitian terdahulu adalah

ukuran dewan komisaris, tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, kepemilikan saham

asing dan kepemilikan saham publik.

Dewan komisaris merupakan wakil shareholder dalam perusahaan yang berbadan

hukum perseroan terbatas yang berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang

dilaksanakan oleh manajemen. Dewan komisaris dapat memberikan pengaruh yang cukup

kuat untuk menekan manajemen perusahaan untuk mengungkapkan CSR pada laporan

tahunan perusahaan, sehingga perusahaan yang memiliki ukuran dewan komisaris yang lebih

besar akan lebih banyak mengungkapkan informasi mengenai CSR. Penelitian yang pernah

dilakukan oleh Sembiring (2005) menemukan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh

signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Page 6: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

Kondisi perusahaan mempengaruhi kinerja serta luas penyajian laporan tahunan

termasuk laporan pertanggung-jawaban sosial perusahaan. Kondisi perusahaan dapat dilihat

dari tipe perusahaan, ukuran perusahaan, dan profitabilitas perusahaan (Puspitasari, 2009).

Menurut Utomo (2000), berpendapat bahwa tipe perusahaan berpengaruh terhadap

luas pengungkapan sosial perusahaan. Tipe perusahaan yang lebih tinggi (high-profile) akan

lebih banyak mengungkapkan kegiatan sosial perusahaan dibandingkan tipe perusahaan yang

lebih rendah (low-profile). Sementara itu, sifat peraturan pemerintah yang wajib dan disertai

sanksi bagi pelanggarnya, mengindikasikan bagi perusahaan high-profile dan low profile

untuk wajib melaksanakan peraturan yang berlaku bagi mereka. Penelitian yang pernah

dilakukan oleh Sembiring (2005); Amran dan Devi (2008); dan Puspitasari (2009)

menemukan bahwa tipe industri atau profil perusahaan berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang berfungsi untuk mengklasifikasikan

besar kecilnya entitas bisnis. Skala ukuran perusahaan dapat mempengaruhi luas

pengungkapan informasi dalam laporan keuangan mereka. Perusahaan yang besar biasanya

memiliki aktivitas yang lebih banyak dan kompleks, mempunyai dampak yang lebih besar

terhadap masyarakat, memiliki shareholder yang lebih banyak, serta mendapat perhatian

lebih dari kalangan publik, maka dari itu perusahaan besar mendapat tekanan yang lebih

untuk mengungkapkan pertanggung jawaban sosialnya. (Cowen et al., 1987) dalam (Amran

dan Devi, 2008). Penelitian yang pernah dilakukan oleh Sembiring (2005); Amran dan Devi

(2008); dan Puspitasari (2009) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan

terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang kuat, juga akan mendapatkan

tekanan yang lebih dari pihak ekternal perusahaan untuk lebih mengungkapkan pertanggung

jawaban sosialnya secara luas. Suatu perusahaan yang memiliki profit lebih besar harus lebih

aktif melaksanakan CSR (Amran dan Devi, 2008). Penelitian yang pernah dilakukan oleh

Sembiring (2005); dan Puspitasari (2009) menemukan bahwa tingkat profitabilitas tidak

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Penerapan CSR di Indonesia dapat diindikasikan sebagai akibat peningkatan nilai

perusahaan asing setelah menerapkan CSR di dalam operasional perusahaan. Nilai-nilai

Page 7: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

tersebut diterapkan oleh perusahaan yang dibentuk oleh para investor asing dalam kegiatan

operasional perusahaan di Indonesia. Perusahaan berbasis asing memiliki teknologi yang

cukup, skill karyawan yang baik, jaringan informasi yang luas, sehingga memungkinkan

melakukan disclosure secara luas. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Puspitasari (2009)

menemukan bahwa kepemilikan saham asing berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan. Namun, hasil penelitian yang dilakukan Amran dan Devi

di Malaysia sebaliknya, yaitu kepemilikan saham asing pada perusahaan di Indonesia tidak

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.

Faktor kepemilikan publik juga dapat mempengaruhi luas pengungkapan sukarela

(Hadi dan Sabeni, 2002). Dengan faktor kepemilikan publik, maka perusahaan harus

menyajikan laporan tahunan perusahaan kepada publik untuk menjaga kepercayaan investor

publik terhadap perusahaan. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Puspitasari (2009)

menemukan bahwa kepemilikan saham publik berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

II. TELAAH TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Definisi pengungkapan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Hendriksen (1991:203)

dalam Sumedi (2010) yang menyatakan bahwa pengungkapan sebagai penyajian sejumlah

informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal yang efisien.

Definisi pengungkapan tersebut ditujukan pada tanggung jawab sosial perusahaan, dimana

pengungkapan informasi CSR pada laporan tahunan entitas bisnis memberikan dampak

positif, yaitu manfaat jangka panjang bagi perusahaan kedepannya, meskipun pengungkapan

informasi CSR masih bersifat sukarela (voluntary).

Setiap entitas bisnis selain berusaha untuk kepentingan pemegang saham dan

mengkonsetrasikan diri pada pencapaian laba juga mempunyai tanggung jawab sosial,

sehingga perlu diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan. Penjelasan mengenai

tanggung jawab sosial tertuang didalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

No.1 (Revisi 2009) paragraf 12:

Page 8: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

“.......... Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, laporan

mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya

bagi industri dimana faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi

industri yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang

memegang peranan penting. Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup Standar

Akuntansi Keuangan. ..........”

Pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan umumnya masih bersifat

voluntary (sukarela), unaudited (belum diaudit), dan unregulated (tidak dipengaruhi oleh

peraturan tertentu) (Sumedi, 2010). Oleh karena itu, entitas bisnis memiliki kebebasan untuk

mengungkapkan informasi yang tidak diwajibkan oleh badan penyelenggara pasar modal.

Keragaman dalam pengungkapan disebabkan oleh entitas bisnis yang dikelola oleh manajer

yang memiliki pandangan filosofi manajerial yang berbeda dan keluasan yang berkaitan

dengan pengungkapan informasi kepada masyarakat.

Ada beberapa penelitian terkait identifikasi mengenai pengungkapan terhadap CSR,

meskipun sampai saat ini masih terdapat perbedaan pendapat mengenai isi dari

pengungkapan CSR itu sendiri (Chariri dan Ghozali, 2007). Menurut Zhegal dan Ahmed

(1990) dalam Anggraini (2006) mengidentifikasikan beberapa hal yang berkaitan dengan

pelaporan CSR perusahaan, yaitu sebagai berikut:

1. Lingkungan, meliputi pengendalian terhadap polusi, pencegahan atau

perbaikan terhadap kerusakan lingkungan, konservasi alam, dan

pengungkapan lain yang berkaitan dengan lingkungan.

2. Energi, meliputi konservasi energi, efisiensi energi.

3. Praktik bisnis yang wajar, meliputi, pemberdayaan terhadap minoritas dan

perempuan, dukungan terhadap usaha minoritas, tanggung jawab social.

4. Sumber daya manusia, meliputi aktivitas di dalam suatu komunitas, dalam

kaitan dengan pelayanan kesehatan, pendidikan dan seni.

5. Produk, meliputi keamanan, pengurangan polusi.

Page 9: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

Sementara itu, Darwin (2004) dalam Anggraini (2006) mengatakan bahwa Corporate

Sustainability Reporting terbagi menjadi tiga kategori yang biasa disebut sebagai aspek

Triple Bottom Line, yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, dan kinerja sosial.

Tabel 2.1

Kategori dalam Corporate Sustainability Reporting

Kategori Aspek

Kinerja Ekonomi

Pengaruh ekonomi secara langsung Pelanggan, pemasok, karyawan, penyedia

modal dan sector publik

Kinerja Lingkungan

Hal-hal yang terkait dengan lingkungan Bahan baku, energi, air, keanekaragaman

hayati (biodiversity), emisi, sungai, dan

sampah, pemasok, produk dan jasa,

pelaksanaan, dan angkutan

Kinerja Sosial

Praktik kerja Keamanan dan keselamatam tenaga kerja,

pendidikan dan training, kesempatan kerja

Hak manusia Strategi dan manajemen, non diskriminasi,

kebebasan berserikat dan berkumpul,

tenaga kerja di bawah umur, kedisiplinan,

keamanan, dll

Sosial Komunitas, korupsi, kompetisi dan

penetapan harga

Tanggung jawab terhadap produk Kesehatan dan keamanan pelanggan, iklan

yang peduli terhadap hak pribadi

Sumber: Darwin (2004) dalam Anggaini (2006)

2.2 Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

2.2.1 Ukuran Dewan Komisaris

Dewan komisaris merupakan wakil shareholder dalam entitas bisnis yang berbadan

hukum perseroan terbatas (PT) yang berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang

dilaksanakan oleh manajemen (direksi), dan bertanggung-jawab untuk menentukan apakah

Page 10: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan

menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan (Mulyadi, 2002). Dengan wewenang yang

dimiliki, dewan komisaris dapat memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk menekan

manajemen agar mengungkapkan informasi CSR lebih banyak, sehingga dapat dijelaskan

bahwa perusahaan yang memiliki ukuran dewan komisaris yang lebih besar akan lebih

banyak mengungkapkan CSR. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mengajukan

hipotesis sebagai berikut:

H1: Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.

2.2.2 Tipe Industri (Industri High-Profile dan Low-Profile)

Banyak para peneliti akuntansi sosial, meneliti mengenai tipe industri yang

diidentifikasikan sebagai faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Para peneliti

mengklasifikasikan tipe industri menjadi dua jenis yaitu tipe industri high-profile dan tipe

industri low-profile. Robert (1992) dalam Hackston and Milne (1996: 87) mendefinisikan

bahwa high-profile companies sebagai perusahaan yang memiliki consumer visibility, tingkat

risiko politik dan tingkat kompetisi yang tinggi, sedangkan low-profile companies sebaliknya.

Industri yang high-profile diyakini melakukan pengungkapan sosial yang lebih

banyak daripada industri yang low-profile. Cowen et al.(1987) dalam Hackston dan Milne

(1996: 81) menambahkan sebagai berikut:

“Consumer-oriented companies can be expected to exhibit greater concern with

demonstrating their social responsibility to the community, since this is likely to enhance

corporate image and influence sales.”

Berdasarkan uraian diatas, Cowen et al.(1987) dalam Hackston dan Milne (1996: 81)

menjelaskan bahwa perusahaan yang berorientasi pada konsumen diperkirakan akan

memberikan informasi mengenai pertanggungjawaban sosial karena hal ini akan

meningkatkan image perusahaan dan mempengaruhi penjualan. Berdasarkan uraian di atas,

maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H2: Tipe industri berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan CSR.

Page 11: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

2.2.3 Ukuran perusahaan (Corporate size)

Menurut Belkaoui, (1989) dalam Hackston dan Milne, (1996) menyatakan bahwa ada

beberapa penelitian empiris telah banyak menyediakan bukti mengenai hubungan antara

ukuran perusahaan dengan pengungkapan sosial perusahaan. Perusahaan besar merupakan

emiten yang banyak disoroti oleh masyarakat luas, sehingga dengan adanya pengungkapan

yang lebih banyak oleh entitas bisnis maka merupakan bagian dari pengurangan biaya

tekanan politis sebagai wujud tanggung jawab sosial entitas. Secara teoritis, perusahaan besar

tidak akan lepas dari tekanan, dan perusahaan besar dengan aktivitas operasi dan pengaruh

yang lebih besar terhadap masyarakat mungkin akan memiliki pemegang saham yang

memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan sehingga pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan akan semakin luas (Cowen et al., 1987 dalam Sembiring, 2005). Hal

ini berarti program tanggung jawab sosial perusahaan juga semakin banyak dan akan

diungkapkan dalam laporan tahunan. Oleh karena itu perusahaan yang lebih besar lebih

dituntut untuk memperlihatkan/mengungkapkan tanggung jawab sosialnya.

Penelitian ini, menggunakan total aktiva (total asset) yang dimiliki perusahaan

sebagai proksi dari ukuran perusahaan sebagai variabel independen. Berdasarkan uraian di

atas, maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H3: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan CSR.

2.2.4 Profitabilitas (Profitability)

Profitabilitas merupakan kemampuan entitas bisnis untuk menghasilkan laba dalam

upaya meningkatkan nilai pemegang saham. Menurut Heinze (1976) dalam Hackston dan

Milne (1996) menjelaskan bahwa profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen

menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggung-jawaban sosial kepada

pemegang saham, sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin

besar pengungkapan informasi tanggung jawab sosial perusahaan. Sementara itu, penelitian

yang dilakukan oleh Hackston dan Milne (1996) menyatakan bahwa tidak ditemukannya

hubungan yang signifikan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial.

Belkaoui dan Karpik (1989) mengatakan bahwa dengan kepeduliannya terhadap

masyarakat, menghendaki manajemen untuk membuat perusahaan menjadi profitable. Vence

Page 12: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

(1975) dalam Belkaoui dan Karpik (1989) mempunyai pandangan yang berkebalikan, bahwa

pengungkapan sosial perusahaan justru memberikan kerugian kompetitif (competitive

disadvantage) karena perusahaan harus mengeluarkan tambahan biaya untuk mengungkapkan

informasi tanggung jawab sosial tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini

mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H4: Tingkat profitabilitas perusahaan berpengaruh negatif terhadap luas pengungkapan

CSR.

2.2.5 Kepemilikan Saham Asing (Foreign Shareholding)

Kepemilikan saham asing (foreign shareholding) merupakan proporsi kepemilikan

saham yang dimiliki oleh pihak asing (luar negeri) baik individu maupun lembaga terhadap

saham entitas bisnis di Indonesia. Banyak penelitian yang menggunakan foreign

shareholding sebagai variabel independen yang mempengaruhi pengungkapan CSR dalam

laporan tahunan perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Hadi dan Sabeni (2002) menunjukkan hasil yang

signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan.

Penelitian Hadi dan Sabeni tersebut berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Amran dan Devi (2008) yang menunjukkan hasil tidak signifikan. Berdasarkan uraian diatas

dan ketidakkonsistenan hasil penelitian sebelumnya, maka penelitian ini mengajukan

hipotesis sebagai berikut:

H5: Besarnya kepemilikan saham asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan

CSR.

2.2.6 Kepemilikan Saham Publik (Public Shareholding)

Semua peerusahaan yang go public dan telah terdaftar dalam BEI adalah perusahaan-

perusahaan yang memiliki proporsi kepemilikan saham oleh publik, yang artinya bahwa

semua aktivitas dan keadaan perusahaan harus dilaporkan dan diketahui oleh publik sebagai

salah satu bagian pemegang saham. Akan tetapi tingkat kepemilikan sahamnya berbeda-beda

satu sama lain.

Page 13: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

Penelitian oleh Hasibuan (2001) menjelaskan bahwa semakin tinggi rasio/tingkat

kepemilikan publik dalam perusahaan diprediksi akan melakukan tingkat pengungkapan yang

lebih luas. Hal tersebut dikaitkan dengan tekanan dari pemegang saham, agar perusahaan

lebih memperhatikan tanggung jawab sosialnya terhadap masyarakat. Berdasarkan uraian di

atas, maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H6: Besarnya kepemilikan saham Publik berpengaruh positif terhadap pengungkapan

CSR.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan berbagai sektoral yang

terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode tahun 2008 dan 2009 dengan

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian

sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI dan sahamnya aktif diperdagangkan

selama tahun 2008 dan 2009.

2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan tahunan (annual report) lengkap untuk

periode 2008 dan 2009.

3. Perusahaan tersebut menyediakan informasi yang lengkap mengenai profil dewan

komisaris, pelaksanaan CSR, dan laporan komposisi pemegang saham di dalam

perusahaan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari situs IDX (Indonesia Stock Exchanges) yang

dimiliki oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), diketahui bahwa perusahaan yang terdaftar di BEI

sebanyak 393 perusahaan dari tahun 2008 hingga akhir tahun 2009. Laporan tahunan yang

dapat diakses melalui situs IDX yang dimiliki oleh BEI sebanyak 210 perusahaan pada tahun

2008, sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 220 perusahaan. Dari jumlah tersebut, hanya 55

perusahaan yang memenuhi kriteria sampel penelitian yang telah ditetapkan. Periode

pengamatan penelitian ini adalah tahun 2008 dan 2009 sehingga jumlah laporan tahunan yang

Page 14: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

diobservasi adalah 110 laporan tahunan. Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan

metode purposive sampling.

3.2 Operasionalisasi Variabel

3.2.1 Variabel Dependen

Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah tingkat pengungkapan CSR

yang diukur menggunakan Corporate Social Responsibility Index (CSRI). Instrumen

pengukuran CSRI yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu pada instrumen yang

digunakan oleh Darwin (2004), yang mengelompokkan informasi CSR ke dalam tiga

kategori, yaitu: aspek kinerja ekonomi, aspek kinerja lingkungan, dan aspek kinerja sosial.

Aspek kinerja sosial dibagi menjadi empat kategori, antara lain: praktek kinerja, hak manusia,

sosial, dan tanggung jawab terhadap produk. Menurut Darwin (2004) dalam Anggraini

(2006), kategori informasi Sustainability Reporting menjadi dasar yang digunakan untuk

mengukur pengungkapan Corporate Social Responsibility Index (CSRI) sebagai berikut:

KE : Kinerja Ekonomi

KL : Kinerja Lingkungan

PK : Praktik Kerja

HM : Hak Asasi Manusia

Sos : Sosial

TP : Tanggung jawab Terhadap Produk

Pengukuran CSRI mengacu pada penelitian Haniffa et al. (2005) dalam Sayekti dan

Wondabio (2007), yaitu dengan menggunakan content analysis dalam mengukur variety dari

CSRI. Pendekatan ini pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi, yaitu setiap

kategori informasi pengungkapan CSR dalam instrumen penelitian diberi skor 1 jika kategori

informasi yang diungkapkan ada dalam laporan tahunan, dan nilai 0 jika kategori informasi

tidak diungkapkan di dalam laporan tahunan. Selanjutnya, skor dari setiap kategori informasi

Sustainability Reporting dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap

perusahaan. Pengukuran dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

∑ Xky

Page 15: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

CSRIy = ----------- (3.1)

6

Keterangan:

CSRIy : Corporate Social Responsibility Indeks perusahaan y,

∑ Xky : Dummy variable: 1 = jika kategori Sustainability Reporting k diungkapkan; 0 =

jika kategori Sustainability Reporting k tidak diungkapkan.

3.2.2 Variabel Independen

3.1.2.1 Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran dewan komisaris (UDK) yang dimaksud di sini adalah banyaknya jumlah

anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan. Ukuran dewan komisaris dalam penelitian

ini adalah konsisten dengan Sembiring (2005) yaitu dilihat dari banyaknya jumlah anggota

dewan komisaris perusahaan. Pengukuran dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

UDK = ∑ Dewan Komisaris Perusahaan (3.2)

3.1.2.2 Tipe Industri (Industry Type)

Tipe industri diukur dengan menggunakan variabel dummy, yaitu pemberian skor 1

untuk perusahaan yang termasuk dalam industri high-profile, dan skor 0 untuk perusahaan

yang termasuk dalam industri low-profile. Kriteria untuk menentukan perusahaan termasuk

high-profile dan low-profile digunakan pengelompokan menurut Roberts (1992), Preston

(1977) dan Patten (1991) dalam Hakston & Milne (1996). Perusahaan-perusahaan yang

termasuk dalam industri migas, kehutanan, pertanian, pertambangan, perikanan, kimia,

otomotif, barang konsumsi, makanan dan minuman, kertas, farmasi, plastik, dan konstruksi

sebagai industri yang high-profile.

3.1.2.3 Ukuran perusahaan (Corporate size)

Ukuran perusahaan diukur dari total aset yang dimiliki perusahaan yang diperoleh

dari laporan tahunan perusahaan untuk tahun 2008 dan 2009. Size perusahaan yang diukur

Page 16: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

dengan total aset akan ditransformasikan dalam logaritma untuk menyamakan dengan

variabel lain karena total aset perusahaan nilainya relatif besar dibandingkan variabel-

variabel lain dalam penelitian ini.

SIZE = log (nilai buku total aset) (3.3)

3.1.2.4 Profitabilitas (Profitability)

Profitabilitas perusahaan diukur dengan Return On Asset (Belkaoui dan Karpik, 1989;

Heckston dan Milne, 1996). Return On asset (ROA) merupakan ukuran efektifitas

perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang

dimilikinya. Untuk mengukur ROA dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Return On Asset = Laba Bersih setelah Pajak (3.4)

Total Aset

3.1.2.5 Kepemilikan Saham Asing

Kepemilikan saham asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak asing (luar

negeri) baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham perusahaan di Indonesia.

Kepemilikan saham asing tersebut dapat dilihat dalam laporan tahunan perusahaan. Besarnya

saham pihak/entitas asing diukur melalui rasio dari jumlah kepemilikan lembar saham asing

terhadap total lembar saham yang dimiliki oleh perusahaan. Metode pengukuran diatas

berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan oleh Amran dan Devi (2008).

Rasio = Jumlah Kepemilikan Lembar Saham Asing X 100% (3.5)

Total Lembar Saham Perusahaan

3.1.2.6 Kepemilikan Saham Publik

Kepemilikan saham publik adalah jumlah lembar saham yang dimiliki oleh

masyarakat terhadap saham perusahaan di Indonesia. Kepemilikan saham publik tersebut

dapat dilihat dalam laporan tahunan perusahaan. Besarnya saham publik/masyarakat diukur

melalui rasio dari jumlah kepemilikan lembar saham yang dimiliki publik terhadap total

Page 17: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

saham perusahaan di Indonesia. Metode pengukuran diatas berdasarkan pengukuran yang

telah dilakukan oleh Puspitasari (2009).

Rasio = Jumlah Kepemilikan Lembar Saham Publik X 100% (3.6)

Total Lembar Saham Perusahaan

3.3 Model Penelitian

Adapun persamaan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

CSRI = β0 + β 1 UDKit + β2 TYPEit + β3 LSIZEit + β4 ROAit + β5 FSit + β6 PSit + εit (3.7)

Keterangan:

CSRI : Indeks pengungkapan CSR

β0 : Konstanta

UDK : Ukuran dewan komisaris, ∑ dewan komisaris perusahaan

TYPE : Tipe industri, high-profile = 1, low-profile = 0

LSIZE : Ukuran perusahaan, log total aset

ROA : Profitabilitas, proksi ROA

FS : Persentase kepemilikan asing

PS : Persentase kepemilikan publik

ß1 .... ß6 : Koefisien variabel bebas

εit : Error term

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Berdasarkan kategori informasi Sustainability Reporting (Darwin, 2004) yang

menjadi dasar yang digunakan untuk mengukur pengungkapan Corporate Social

Responsibility Index (CSRI), terdapat tiga aspek kinerja yang terdiri dari: kinerja ekonomi,

kinerja lingkungan, dan kinerja sosial. Kinerja sosial dibagi menjadi empat kategori, antara

lain: praktik kerja, hak manusia, sosial dan tanggung jawab terhadap produk. Dari content

analysis yang dilakukan terhadap 55 sampel perusahaan setiap tahunnya selama dua tahun,

Page 18: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

diperoleh hasil bahwa pada tahun 2008 total pengungkapan yang dilakukan adalah sebanyak

246 pengungkapan, sedangkan pada tahun 2009 pengungkapannya sebanyak 265

pengungkapan. Berdasarkan hasil tersebut dapat diimplikasikan bahwa terjadi suatu

peningkatan pada jumlah pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan sampel dari tahun

2008 ke tahun 2009 sebanyak 19 pengungkapan.

Berdasarkan hasil analisis CSRI menunjukkan bahwa kategori yang paling banyak

diungkapkan oleh keseluruhan sampel perusahaan, yaitu kategori ekonomi sebesar 21,53%,

kemudian kategori praktik kerja sebesar 20,94%, kategori sosial sebesar 18,79%, kategori

hak manusia sebesar 14,29%, kategori tanggung jawab perusahaan terhadap produk sebesar

14,09%, dan yang paling terendah adalah kategori lingkungan sebesar 10,37%.

4.2 Uji Kualitas Data

Uji Normalitas:

A. Analisis Grafik Histogram dan Normal Probability Plot

Berdasarkan hasil dari uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat bahwa titik-titik

menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penyebaran data mendekati normal atau

memenuhi asumsi normalitas. Hal ini didukung dengan tampilan grafik histogram

yang menunjukkan pola distribusi normal.

B. Uji Statistik Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov

Pada hasil uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat bahwa nilai

Kolmogorov-Smirnov sebesar 0.798 dan tidak signifikan pada 0,05 (karena p = 0,547

> 0,05), maka dapat dinyatakan bahwa residual berdistribusi normal.

4.3 Uji Asumsi Klasik

Uji Multikolinearitas: Hasil pengujian UDK, TYPE, LSIZE, ROA, FS dan PS

menunjukkan nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model regresi

Page 19: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

penelitian ini adalah terbebas dari multikolinearitas atau dapat dipercaya dan obyektif.

Tampilan

Uji Autokorelasi: Nilai DW (d) sebesar 2,220 dibandingkan dengan nilai tabel

Durbin-Watson dengan nilai signifikasi 5%, jumlah sampel 100 (n) dan jumlah

variabel independen 6 (k=6), maka di tabel Durbin-Watson akan didapat nilai batas

bawah (dl) sebesar 1,550 dan nilai batas atas (du) sebesar 1,803. Hasil perbandingan

menunjukkan nilai DW 2,220 lebih besar dari 2,197 (4 – du) dan lebih kecil dari

2,450 (4 – dl), sehingga memenuhi syarat 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl. Hal ini berarti tidak ada

kolerasi negatif dan keputusan yang diambil terhadap H0 tidak ada. Berdasarkan hasil

DW test belum dapat diambil keputusan terhadap H0, maka dilakukan tes yang lain,

yaitu Run Test. Hasil uji autokorelasi yang dilakukan dengan menggunakan Run Test

menunjukkan bahwa nilai test 0,00756, sedangkan nilai Z sebesar 0,766 dengan nilai

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,444. Karena nilai Asymp. Sig lebih besar dari tingkat

signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pada regresi tidak terjadi

autokorelasi.

Uji Heteroskedastisitas: Berdasarkan Uji Park menunjukkan bahwa koefisien

parameter untuk variabel independen tidak ada yang signifikan pada level 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.

4.4 Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel ukuran

dewan komisaris, tipe industri, ukuran perusahaan, rasio profitabilitas, rasio kepemilikan

saham asing dan rasio kepemilikan saham publik terhadap CSR dengan menggunakan

analisis regresi linier berganda. Analisis regresi dianggap tepat dalam pengujian ini karena

analisis regresi tidak hanya menentukan besarnya hubungan tetapi menentukan besarnya

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, serta menunjukkan arah dari

pengaruh tersebut.

Hasil uji Anova atau uji F menujukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 7,464 dan nilai

sig sebesar 0,000. Dengan menggunakan tingkat α (alfa) 0,05 atau 5%, maka H0 berhasil

Page 20: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

ditolak dan H1 gagal ditolak. Penolakan H0 dibuktikan dengan hasil perhitungan bahwa nilai

sig (0,000) < dari α (alfa) = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran dewan

komisaris, tipe industri, ukuran perusahaan, rasio profitabilitas, rasio kepemilikan saham

asing dan rasio kepemilikan saham publik secara bersama-sama (simultan) berpengaruh

positif terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Besar nilai adjusted R² sebesar 0,262 yang berarti variabilitas dari variabel dependen

yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 26,2%. Hal ini berarti 26,2%

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dipengaruhi variabel ukuran dewan

komisaris, tipe industri, ukuran perusahaan, rasio profitabilitas, rasio kepemilikan saham

asing dan rasio kepemilikan saham publik. Sisanya 73,8% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Standar Error of estimate (SEE) menunjukkan nilai

0,15533, hal ini menunjukkan nilai yang kecil sehingga dapat disimpulkan model regresi

layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Sementara itu, nilai R sebesar 0,550

menunjukkan hubungan antara variabel dependen yaitu pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan dengan variabel independen yaitu ukuran dewan komisaris, tipe industri, ukuran

perusahaan, rasio profitabilitas, rasio kepemilikan saham asing dan rasio kepemilikan saham

publik.

Berdasarkan hasil uji t dari keenam variabel independen yang dimasukkan dalam

model dengan signifikansi 5% dan 1% dapat disimpulkan bahwa variabel UDK, TYPE, dan

LSIZE berpengaruh secara parsial (individual) terhadap variabel CSRI, sedangkan variabel

ROA, FS, dan PS tidak berpengaruh secara parsial (individual) terhadap variabel CSRI.

Sedangkan, hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel tipe industri

(TYPE), ukuran perusahaan (LSIZE), dan kepemilikan saham asing (FS) menunjukkan

adanya hubungan yang signifikan terhadap variabel dependennya (CSRI). Hal ini dapat

dilihat dari nilai probabilitas signifikan untuk TYPE sebesar 0,000 (sig. <0,01); LSIZE

sebesar 0,000 (sig. <0,05); dan FS sebesar 0,015 (sig. <0,05). Sementara untuk variabel

ukuran dewan komisaris, rasio profitabilitas (ROA), dan rasio kepemilikan saham publik

(ROA) menunjukkan hubungan yang tidak signifikan terhadap variabel CSRI. Hal ini dapat

dilihat dari nilai probabilitas signifikan untuk UDK, ROA, dan PS masing-masing sebesar

0,995; 0,258; dan 0,802 (sig. >0,05).

Page 21: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

4.5 Pembahasan

4.5.1 Ukuran Dewan Komisaris

Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda, variabel ukuran dewan komisaris (UDK)

yang diukur dengan menghitung banyaknya jumlah dewan komisaris dimiliki oleh

perusahaan, menunjukkan bahwa adanya arah pengaruh yang positif dengan nilai t sebesar

(0,007) < (1%) dan nilai sig sebesar 0,995. Nilai sig (0,995) > (0,05), artinya bahwa variabel

ukuran dewan komisaris (UDK) tidak signifikan, karena lebih besar dari level 5% terhadap

pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), sehingga dapat diketahui bahwa

variabel ukuran perusahaan secara statistik memiliki pengaruh secara parsial (individual),

namun tidak signifikan terhadap luas pengungkapan CSR. Oleh karena itu, dapat dinyatakan

bahwa hipotesis Pertama (H1) ditolak.

4.5.2 Tipe Perusahaan

Telah banyak dilakukan penelitian mengenai hubungan/pengaruh tipe industri

terhadap luas pengungkapan CSR. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda, variabel tipe

perusahaan (TYPE) yang diukur melalui dummy variable dengan memberikan skor 1 untuk

perusahaan tipe high-profile dan skor 0 untuk perusahaan tipe low-profile, menunjukkan

bahwa adanya arah pengaruh yang positif dengan nilai t sebesar (4,350) < (5%) dan tingkat

signifikan sebesar (0,000) < (0,01) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR), sehingga dapat diketahui bahwa variabel tipe perusahaan secara statistik berpengaruh

positif dan signifikan terhadap luas pengungkapan CSR. Oleh karena itu, dapat dinyatakan

bahwa hipotesis kedua (H2) diterima. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Hackston dan Milne (1996), Utomo (2000), Anggraini (2006), Sembiring (2005) dan

Machmud dan Djakman (2008).

4.5.3 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan perusahaan merupakan salah satu ukuran yang penting dan sering

digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan.

Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda, variabel ukuran perusahaan (LSIZE) yang

Page 22: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

diukur dengan log terhadap total aset yang dimiliki perusahaan, menunjukkan bahwa adanya

arah pengaruh yang positif dengan nilai t sebesar (4,007) < (5%) dan tingkat signifikan

sebesar (0,000) < (0,01) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR),

sehingga dapat diketahui bahwa variabel ukuran perusahaan secara statistik berpengaruh

positif dan signifikan terhadap luas pengungkapan CSR. Oleh karena itu, dapat dinyatakan

bahwa hipotesis ketiga (H3) diterima. Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin besar total aset

yang dimiliki suatu perusahaan maka akan semakin lebih banyak suatu perusahaan

mengungkapkan laporan pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) pada annual

report perusahaan.

Hasil dalam penelitian ini mendukung penelitian yang pernah dilakukan oleh

Belkaoui dan Karpik (1989), Hackston dan Milne (1996), Sembiring (2005), Anggraini

(2006), Machmud dan Djakman (2008), dan Amran dan Devi (2008). Semua penelitian ini,

secara umum menyatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan maka pengungkapan

tanggung jawab sosial yang dibuat juga cenderung semakin luas.

4.5.4 Profitabilitas

Profitabilitas adalah tingkat kemampuan perusahaan dalam pencapaian laba yang

dihasilkan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda, variabel

profitabilitas yang diukur dengan rumus Return On Asset (ROA) dimana laba bersih setelah

pajak dibagi total aset, menunjukkan bahwa adanya arah pengaruh yang negatif dengan nilai t

sebesar -1,138 dan nilai sig. 0,258. Nilai sig (0,258) > (0,05), hal ini berarti bahwa variabel

profitabilitas (ROA) tidak signifikan, karena lebih besar dari level 5% dan hipotesis keempat

(H4) ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas secara statistik berpengaruh

negatif secara parsial (individual), dan tidak signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan. Hasil ini didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh

Hackston dan Milne (1996), Sembiring (2005), Devina (2005), Anggraini (2006) dan

Belkaoui dan Karpik (1989), menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan

terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Page 23: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

4.5.5 Kepemilikan Saham Asing

Kepemilikan saham asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak asing (luar

negeri) baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham perusahaan di Indonesia.

Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda, variabel kepemilikan saham asing (FS),

menunjukkan bahwa adanya arah pengaruh yang negatif dengan nilai t sebesar -2,484 dan

tingkat signifikan sebesar (0,015) < (0,05) terhadap pengungkapan Corporate Social

Responsibility (CSR), sehingga dapat diketahui bahwa variabel kepemilikan saham asing

secara statistik tidak berpengaruh secara parsial (individual), namun signifikan terhadap

pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Oleh karena itu, dapat dinyatakan

bahwa hipotesis kelima (H5) diterima. Hasil dalam penelitian ini mendukung penelitian yang

pernah dilakukan oleh Tanimoto dan Suzuki (2005) dalam Machmud dan Djakman (2008),

Huafang dan Jianguo (2007), dan Puspitasari (2009). Adanya hubungan antara kepemilikan

saham asing terhadap pengungkapan CSR mengandung arti bahwa semakin tinggi/besar

persentase kepemilikan saham asing maka semakin memperluas tingkat untuk

mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

4.5.6 Kepemilikan Saham Publik

Kepemilikan saham publik adalah jumlah saham yang dimiliki oleh masyarakat

terhadap saham perusahaan di Indonesia. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda,

variabel kepemilikan saham publik (PS), menunjukkan bahwa adanya arah pengaruh negatif

dengan nilai t sebesar -0,251 dan tingkat signifikan sebesar (0,802) > (0,05) terhadap

pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), sehingga dapat diketahui bahwa

variabel kepemilikan saham publik secara statistik tidak berpengaruh secara parsial

(individual), dan tidak signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR). Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa hipotesis keenam (H6) ditolak. Hasil

penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Puspitasari (2009)

yang menyatakan bahwa kepemilikan saham publik berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Page 24: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

V. SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari faktor-faktor yang meiliki pengaruh terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor ukuran dewan komisaris secara statistik memiliki pengaruh secara parsial

(individual), namun tidak signifikan terhadap luas pengungkapan CSR. Artinya bahwa

ditolaknya hipotesis ini diduga karena dewan komisaris sebagai wakil dari shareholder

lebih mengutamakan pembuatan kebijakan didalam penggunaan laba perusahaan untuk

meningkatkan aktivitas operasional perusahaan daripada harus melakukan aktivias sosial

dan mengungkapkan CSR pada laporan tahunan perusahaan. Hal tersebut, lebih

menguntungkan untuk memperluas pangsa pasar perusahaan kedepannya.

2. Faktor tipe perusahaan secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap luas

pengungkapan CSR. Artinya bahwa industri high-profile yaitu industri yang memiliki

visibilitas konsumen, risiko politis yang tinggi, atau menghadapi persaingan yang tinggi

akan cenderung melakukan pengungkapan CSR lebih banyak dibandingkan industri low-

profile. Dengan adanya Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

pada pasal 74 dan pasal 66 ayat 2 bagian C, perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam

industri high-profile khususnya yang bergerak di bidang ekstraktif lebih banyak disorot

dan diawasi oleh stakeholder-nya, yaitu masyarakat luas, investor, dan pemerintah

dibandingkan perusahaan yang termasuk industri low-profile.

3. Faktor ukuran perusahaan secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap luas

pengungkapan CSR. Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin besar total aset yang

dimiliki suatu perusahaan maka akan semakin lebih banyak suatu perusahaan

mengungkapkan laporan pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) pada annual

report perusahaan. Perusahaan yang memiliki total aset besar tentunya tidak lepas dari

tuntutan untuk memiliki performance yang baik. Salah satu cara untuk memperlihatkan

performance yang baik, entitas bisnis harus lebih memperhatikan keadaan sosial

lingkungan, yaitu dengan melaksanakan aktivitas sosial dan pengungkapan CSR yang

lebih luas pada laporan tahunan perusahaan.

Page 25: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

4. Faktor profitabilitas secara statistik berpengaruh negatif secara parsial (individual), dan

tidak signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Artinya

besar kecilnya profitabilitas yang dimiliki perusahaan, belum tentu manajemen entitas

bisnis mengungkapkan tanggung jawab sosial, baik sosial kemasyarakatan maupun sosial

lingkungan pada laporan tahunan perusahaan. Hal ini didukung dengan argumentasi

bahwa manajemen perusahaan hanya lebih mengutamakan pengungkapan laporan kinerja

keuangan perusahaan mengenai pencapaian laba perusahaan daripada mengungkapkan

informasi yang dianggap tidak penting diungkapkan, dan hanya bersifat suka rela untuk

diungkapkan, seperti pengungkapan tanggung jawab sosial, baik sosial kemasyarakatan

maupun sosial lingkungan pada laporan tahunan perusahaan.

5. Faktor kepemilikan saham asing secara statistik tidak berpengaruh secara parsial

(individual), namun signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR). Artinya bahwa semakin tinggi/besar persentase kepemilikan saham asing maka

semakin memperluas tingkat untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan

(CSR). Keadaaan ini terjadi karena apabila suatu perusahaan memiliki tingkat

kepemilikan asing yang tinggi, maka keberadaan perusahaan akan lebih disorot oleh

stakeholder-nya termasuk para investor. Agar pihak asing tertarik untuk meningkatkan

investasi sebagai bentuk kerja sama dalam mengembangkan perusahaan kedepannya,

maka perusahaan harus lebih mengungkapkan kelebihan dan kebaikan dari perusahaan

tersebut, salah satunya wujud kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan sosial

perusahaan melalui pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada laporan

tahunan perusahaan. Intinya adalah semakin banyak informasi pengungkapan aktivitas

sosial dan lingkungan perusahaan pada laporan tahunan maka semakin besar tingkat

kepercayaan investor asing akan kinerja sosial perusahaan, sehingga berdampak pada

peningkatan investasi saham asing. Hal ini juga menunjukkan bahwa secara umum

kepemilikan asing di Indonesia turut peduli terhadap isu-isu sosial misalnya hak asasi

manusia, pendidikan, tenaga kerja, dan lingkungan sebagai isu kritis yang secara ekstensif

harus diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan (Rustiarini, 2010).

6. Faktor kepemilikan saham publik secara statistik tidak berpengaruh secara parsial

(individual), dan tidak signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility

Page 26: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

(CSR). Ditolaknya hipotesis ini diduga karena kepemilikan saham publik merupakan

gabungan dari seluruh saham-saham yang dimiliki masyarakat secara luas diluar

institusional, manajerial, pemerintah, maupun asing, dan hanya memiliki hak minoritas

sebagai stakeholder didalam suatu entitas, sehingga tidak memiliki pengaruh apapun

ataupun memberikan tekanan kepada manajemen perusahaan untuk mengungkapkan

informasi tanggung jawab sosial perusahaan pada laporan tahunan perusahaan.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang sekaligus dapat merupakan

arah bagi penelitian yang akan datang, antara lain:

1. Instrumen yang dipakai untuk pengukuran CSRI dalam penelitian ini mengacu pada

instrumen yang digunakan oleh Darwin (2004), sehingga penilaian terhadap

pengungkapan CSRI kurang detail, sehingga menunjukkan hasil pengukuran kurang tepat

dan akurat. Hal ini disebabkan karena pemakaian kategori yang sedikit berdasarkan aspek

Triple Bottom Line didalam mengukur atau menganalisa CSRI.

2. Hasil penelitian dari uji koefisien determinasi, menunjukkan bahwa tingkat adjusted R²

yang rendah, yaitu sebesar 0,262. Hal ini dapat dijelaskan bahwa rasio dari adjusted R²

sebesar 26,2% merupakan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dipengaruhi

variabel ukuran dewan komisaris, tipe industri, ukuran perusahaan, rasio profitabilitas,

rasio kepemilikan saham asing dan rasio kepemilikan saham publik. Sisanya 73,8%

dipengaruhi oleh variabel independen lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini

menjadi suatu keterbatasan karena variabel independen lain yang tidak digunakan dalam

penelitian ini, dimungkinkan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap

pengungkapan CSR.

5.3 Saran

Dari kesimpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka saran yang dapat

diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mecoba menggunakan item pengukuran yang

lebih banyak dan lebih detail sebagai instrumen pengukuran CSRI, misalnya dengan

Page 27: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

mengadopsi GRI (Global Reporting Initiative), sehingga diharapkan memberikan hasil

pengukuran secara tepat, akurat dan teruji kebenarannya atas pengungkapan CSRI.

2. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya, harus dapat mempertimbangkan didalam

penggunaan variabel independen lainnya, diluar variabel independen yang digunakan

dalam penelitian ini atau menambah variabel independen lainnya. Karena dimungkinkan

dari variabel-variabel independen yang lainnya, dimungkinkan mempunyai pengaruh

yang lebih besar terhadap pengungkapan CSR, misalnya leverage, kepemilikan

manajemen, kepemilikan institusional, dan sebagainya.

Page 28: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

DAFTAR PUSTAKA

Amran, Azlan dan S. Susela Devi. 2008. “The Impact Of Government And Foreign Affiliate

Influence On Corporate Social Reporting (The Case Of Malaysia)”. Accounting,

Auditing and Accountability Journal, Vol. 23, No. 4, hal. 386-404

Anggaini, Fr. RR. 2006. “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pengungkapan Infromasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan

(Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar pada Bursa Efek

Jakarta)”. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 23-26 Agustus 2006

Beasley, M. dan S. Salterio. 2001. “The Relationship Between Board Characteristics and

Voluntary Improvements in Audit Committee Composition and Experience”.

http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=272590 diakses tanggal 5 April

2010

Belkaoui, A. dan PG. Karpik. 1989. “Determinants of the Corporate Decision to Disclose

Social Information”. Acoounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 2, No.

1, hal. 36-51

Clarkson, Max B E. 1995b. “A Stakeholder Framework for Analyzing and Evaluating

Corporation Social Performance”. Academy of Management Review, Vol. 20 No. 1,

pp. 92-117

Data Laporan Tahunan Perusahaan 2008 dan 2009, dilihat pada 15-17 Maret 2011,

www.idx.co.id

Data Laporan Tahunan Perusahaan 2008 dan 2009, dilihat pada 15-17 Maret 2011,

www.jsx.co.id

Ghozali, Imam dan Anis Chariri, 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Undip: Semarang

Ghozali, Imam. 2005. SPSS. Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Edisi 3. Badan

Penerbit Undip: Semarang

Hackston, D., dan M.J. Milne. 1996. “Some determinants of social and environmental

disclosures in New Zealand companies”. Accounting, Auditing and Accountability

Journal, Vol. 9, No. 1, hal. 77-108

Page 29: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

Hadi, N. dan A. Sabeni. 2002. “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas

Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Go Publik di Bursa

Efek Jakarta”. Jurnal Maksi, Vol. 1, hal. 90-105

Hasibuan, M. R. 2001. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap pengungkapan Sosial

(Social Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Emiten di BEJ dan BES”. Tesis Tidak

Dipublikasikan. Universitas Diponegoro

Huafang, Xiao dan Jianguo, Yuan. 2007. “Ownership Structure, Board Composition and

Corporate Voluntary Disclosure: Evidence from Listed Companies in China”.

Managerial Auditing Journal. Vol. 22 No. 6.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2004. PSAK No.1 Paragraf 9 (Revisi 2004). Jakarta:

Salemba Empat

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. ED PSAK No. 01 Paragraf 12 (Revisi 2009). Jakarta:

Salemba Empat

Machmud, Novita dan Chaerul D. Djakman. 2008. “Pengaruh Struktur Kepemilikan

Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) Pada

Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris Pada Perusahaan Publik Yang Tercatat

Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006”. Simposium Nasional Akuntansi XI,

Pontianak, 23-24 Juli 2008

Mulyadi. 2002. Auditing: Jilid 1 Edisi Enam. Jakarta: Salemba Empat

Nurkhin, Ahmad. 2009. “Corporate Governance dan Profitabilitas; Pengaruhnya Terhadap

Pengungkapan Tanggung jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan

yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia)”. Tesis Tidak Dipublikasikan. Universitas

Diponegoro

Puspitasari, Apriani Daning. 2009. “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Laporan Tahunan Perusahaan Di

Indonesia”. Skripsi tidak dipublikasikan. Universitas Diponegoro

Rosmasita, H. 2007. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social

Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur Di Bursa

Efek Jakarta”. Skripsi tidak dipublikasikan. Universitas Islam Indonesia

Page 30: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP …eprints.undip.ac.id/29425/1/Full_Jurnal.pdfKorporasi bukan lagi sebagai sebuah entitas bisnis yang hanya mementingkan pencapaian kinerja

Rustiarini, Ni Wayan. 2010. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham pada Pengungkapan

Corporate Social Responsibility”.

http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/rusti%20final.pdf. Diakses pada tanggal 4 April

2011 Jam 22.30

Sayekti, Yosefa dan Ludovicus Sensi Wondabio. 2007. “Pengaruh CSR Disclosure terhadap

Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar

di Bursa Efek Jakarta)”. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi

X, Makassar, 26-28 Juli 2007

Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung

jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”.

Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 15-16 September 2005

Sumedi, AM Pian Kusuma. 2010. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Regulasi

Pemerintah Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada

Laporan Tahunan Perusahaan Di Indonesia”. Skripsi tidak dipublikasikan.

Universitas Diponegoro

Undang-undang Republik Indonesia No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

Utomo, MM. 2000. “Praktek Pengungkapan Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan di

Indonesia (Studi Perbandingan antara Perusahaan High Profile dan Low Profile”.

Simposium Nasional Akuntansi III, Depok, 20 September 2000