pengaruh indra pembau dan pengecap

7
III. Dasar Teori C. Hubungan Pembau dan Pengecap Pada mamalia, indera pengecap dan pembau merupakan suatu sistim kemoreseptor yang khusus dan sangat peka. Indera pengecap merupakan struktur berupa tunas yang pada mamalia terdapat di lidah dan langit-langit lunak, tetapi pada vertebrata tingkat rendah terdapat pada sejumlah bagian mulut dan faring dan bahkan di beberapa jaringan kulit kepala. Tiap sel pengecap, yang merupakan sel epitel dan suatu reseptor, pada permukaannya mempunyai mikrovilus, yang sebagian menjulur ke dalam suatu pori kecil yang berhubungan dengan cairan yang membasahi permukaan lidah. Hubungan dengan sel-sel saraf adalah kompleks, karena setiap sel pengecap dilayani oleh lebih dari satu neuron. Beberapa neuron dapat berhubungan dengan suatu sel dan yang lain dengan sejumlah sel lainnya. Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut. Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada paritparit papila bentuk dataran, di bagian

Upload: yasinta-dwi-kharisma

Post on 14-Dec-2014

199 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

fiswan

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Indra Pembau Dan Pengecap

III. Dasar Teori

C. Hubungan Pembau dan Pengecap

Pada mamalia, indera pengecap dan pembau merupakan suatu sistim

kemoreseptor yang khusus dan sangat peka. Indera pengecap merupakan struktur

berupa tunas yang pada mamalia terdapat di lidah dan langit-langit lunak, tetapi pada

vertebrata tingkat rendah terdapat pada sejumlah bagian mulut dan faring dan bahkan di

beberapa jaringan kulit kepala. Tiap sel pengecap, yang merupakan sel epitel dan suatu

reseptor, pada permukaannya mempunyai mikrovilus, yang sebagian menjulur ke dalam

suatu pori kecil yang berhubungan dengan cairan yang membasahi permukaan lidah.

Hubungan dengan sel-sel saraf adalah kompleks, karena setiap sel pengecap dilayani

oleh lebih dari satu neuron. Beberapa neuron dapat berhubungan dengan suatu sel dan

yang lain dengan sejumlah sel lainnya.

Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia.

Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan

lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap

berupa tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang

mempunyai tonjolan seperti rambut.

Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat

dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang

dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada paritparit papila

bentuk dataran, di bagian samping dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan

papila berbentuk benang.

Indra pembau berfungsi untuk menerima bau suatu zat terlarut dalam udara

atau air. Reseptor pembau terletak pada langit-langit rongga hidung, pada bagian yang

disebut epitelium olfaktori. Epitelium olfaktori terdiri dari sel-sel reseptor dan sel-sel

penyokong. Sel resptor olfaktori berbentuk silindris dan mempunyai filamen-filamen

seperti rambut pada permukaan bebasnya. Akson sel olfaktorius berjalan menuju bulbus

olfaktorius pada sistem saraf pusat. Sel-sel olfaktorius didampingi oleh sel-sel

penunjang yang berupa sebaris sel-sel epitel silindris berlapis banyak semu.

Dalam lamina propria tunika mukosa penciuman, selain terdapat banyak

pembuluh darah dan saraf, ditemukan juga kelenjar-kelenjar jenis tubulo alveolar

dengan sel-sel seromukosa yang dengan PAS-positif. Saluran ekskresi kelenjar ini

bermuara ke epitel permukaan dan aliran ekskresinya terus-menerus membersihkan

bagian apikal sel-sel penciuman. Dalam hal ini senyawa-senyawa yang merangsang

Page 2: Pengaruh Indra Pembau Dan Pengecap

rasa penciuman secara tetap disingkirkan, jadi mempertahankan reseptor-reseptor selalu

dalam keadaan siap menerima stimulus yang baru.

Pembau dan pengecap saling bekerja sama, sebab rangsangan bau dari

makanan dalam rongga mulut dapat mencapai rongga hidung dan diterima oleh reseptor

olfaktori. Keadaan ini akan terganggu ketika saat pilek, di mana hubungan antara

rongga hidung dan rongga mulut terganggu, sehingga uap makanan dari makanan di

mulut tidak dapat mencapai rongga hidung dan makanan seakan-akan kehilangan

rasanya

IV. Metode Penelitian

Alat dan Bahan

a. Alat

- Tusuk gigi

- Pisau

- Kapas/tissue

- Sapu tangan

b. Bahan

- Bengkoang

- Kentang

- Apel

- Air putih

Langkah Kerja

a. Tutup mata praktikan dan hidungnya ditutup dengan sapu tangan.

b. Lidah dibersihkan dengan kapas atau tissue.

c. Letakkan sekerat bahan, secara bergantian. Tanyakan, apa yang dirasakan

setiap kali bahan diletakkan di lidah, dan tanyakan juga apakah ia dapat

membau atau mengecap.

Page 3: Pengaruh Indra Pembau Dan Pengecap

d. Ulangi percobaan, akan tetapi pada keadaan hidung terbuka.

e. Ulangi percobaan 2× pada praktikan yang sama dan ulangi percobaan

untuk praktikan yang lain. Bandingkan!

V. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil

Tabel hasil pengamatan hubungan pembau dan pengecap

Subjek Keadaan Buah-buahan

Apel Bengkoang Kentang

Subjek 1 Hidung tertutup - + -

Hidung terbuka + + +

Subjek 2 Hidung tertutup - + -

Hidung terbuka + + -

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa

terdapat perbedaan kemampuan dalam menerima rangsang pada indra pengecap dan

pembau oleh kedua praktikan . Pada tabel pengamatan, subjek 1 dan 2 tidak dapat

merasakan buah apel dan kentang dalam keadaan hidung tertutup, sedangkan pada

keadaan hidung terbuka, subjek 1 dapat merasakan ketiga buah-buahan dan subjek 2

hanya dapat merasakan buah apel dan bengkoang. Adanya perbedaan kepekaan dalam

menerima rangsang dari kedua praktikan tersebut kemungkinan disebabkan adanya

beberapa faktor diantaranya kondisi praktikan, apakah dalam keadaan sehat atau tidak,

karena jika praktikan dalam keadaan tidak sehat ,pilek misalnya maka kepekaan akan

terganggu. Factor yang lain dapat juga disebabkan karena faktor genetis, dan jumlah

papilla yang berbeda.

Indra pembau dan pengecap memiliki sinergi untuk menerjemahkan stimulus,

Bila ada zat kimia berupa uap atau gas yang masuk bersama udara pernafasan maka sel

pembau tertentu akan terangsang lalu impulsnya akan menjalar ke akson-aksonnya.

Akson-akson ini akan bergabung membentuk bundel saraf yang disebut syaraf otak.

Syaraf otak akan masuk ke rongga otak kemudian bersinapsis dengan neutron-neuron

Page 4: Pengaruh Indra Pembau Dan Pengecap

traktus olfaktorius lalu impulsnya menjalar ke daerah pembau promer di bagian korteks

otak untuk diinterpretasikan. Oleh karena itu, saat hidung tertutup, hubungan antara

rongga hidung dan rongga mulut terganggu, sehingga uap makanan dari makanan di

mulut tidak dapat mencapai rongga hidung dan makanan seakan-akan kehilangan

rasanya

SIMPULAN

Indra pembau dan pengecap memiliki sinergi untuk menerjemahkan stimulus

DAFTAR PUSTAKA

Sudargo, Fransisxa. Sistem Syaraf dan Indra Manusia,

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19510726197

8032FRANSISCA_SUDARGO/modul_UT/

Model_Buku_Sains_SMP_(Biologi)/Kelas_VIII/

Bab._9VIII_Sistem_Syaraf_dan_Indra_Manusia_(Sisca).pdf. Diakses pada

tanggal 18 Maret 2013.

Biyobe, Wahid. Reseptor Indra Pengexap dan Indra Pembau. http://wahid-

biyobe.blogspot.com/search/label/Animal%20Physiology. Diakses pada

tanggal 18 Maret 2013.

Page 5: Pengaruh Indra Pembau Dan Pengecap