pengaruh harga dan lokasi serta bukti fisik terhadap

69
PENGARUH HARGA DAN LOKASI SERTA BUKTI FISIK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMILIH MITRA KOST DI KOTA PONTIANAK SKRIPSI OLEH : MUARIF FAUZI NIM : 141310625 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2019

Upload: others

Post on 30-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH HARGA DAN LOKASI SERTA BUKTI FISIK

TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN

MEMILIH MITRA KOST DI KOTA PONTIANAK

SKRIPSI

OLEH :

MUARIF FAUZI

NIM : 141310625

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

2019

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah

melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul : “Pengaruh Harga Dan Lokasi Serta Bukti

Fisik Terhadap Keputusan Konsumen Memilih Mitra Kost Di Kota

Pontianak”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh

gelar kesarjanaan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Pontianak.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan,

bimbingan, masukan serta petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus dan sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H. Helman Fachri, SE, MM selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Pontianak dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan saran dan bimbingannya.

2. Bapak Samsuddin SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Pontianak atas dukungan dan motivasinya.

3. Bapak Edy Suryadi, SE, MM selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

memberikan arahan dan bimbingan hingga dapat terselesaikan penulisan

skripsi ini.

4. Bapak Syafrani Daniel, SE, MM selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah

bersedia memberikan petunjuk dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

ii

5. Bapak H. Fauzi selaku pemilik Mitra Kost yang telah memberikan izin dan

bantuan selama penulis melakukan penelitian.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf Akademik pada Universitas

Muhammadiyah Pontianak atas segala bantuan dan dukungan.

7. Kedua Orang Tua dan saudara saudari penulis, kaka Sarofah, Safitri dan

abang Sulis, Tri, yang selalu memberikan dukungan baik materi maupun doa,

perhatian dan dorongannya selama ini.

8. Teman-teman budak kopi yang mengingatkan untuk mengerjakan tugas

skripsi ini.

9. Rekan-rekan Mahasiswa Angkatan 2014 khususnya Program Setudi

Manajemen yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas

dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan tentunya

masih banyak diperlukan perbaikan. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya

membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Pontianak, Juni 2019

Muarif Faui

NIM : 141310625

iii

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh harga dan lokasi

serta bukti fisisk terhadap keputusan konsumen memilih Mitra Kost di Kota

Pontianak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang menyewa kamar

Mitra Kost pada tahun 2019. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30

responden, yang di ambil dari jumlah populasi pengguna jasa sewa Mitra Kost

pada tahun 2019 sebanyak 30 orang. Taknik sampling yang di gunakan adalah

sampel jenuh dimana semua populasi dijadikan sampel. Analisis data yang

dilakuan adalah analisis regresi linier berganda, koefisien korelasi, koefisien

determinasi, uji pengaruh simultan (uji F), dan uji pengaruh parsial (uji t).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persamaan regresi linier berganda

adalah : Y= 6,788 + 0,577X1 + 0,258X2 + 1,195X3. Hasil koefisien korelsi

menunjukkan nilai R sebesar 0,660. Nilai ini menunjukkan bahwa hubungan

antara variabel harga, lokasi, dan bukti fisik dengan variabel keputusan konsumen

adalah kuat. Hasil koefisien determinasi menunjukkan nilai R2 sebesar 0,435. Hal

ini berarti bahwa 43,5% keputusan konsumen memilih Mitra Kost dapat

dijelaskan oleh harga, lokasi, dan bukti fisik, sedangkan sisanya yaitu sebesar

56,5% keputusan konsumen memilih Mitra Kost dipengaruhi oleh variabel-

variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil uji pengaruh

simultan (uji F) menunjukkan bahwa nilai F hitung 6,683 > F tabel 4,20, dan nilai

signifikan sebesar 0,002 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa harga dan lokasi

serta bukti fisik secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap

keputusan konsumen memilih Mitra Kost. Hasil uji parsial (uji T) menunjukkan

bahwa harga dan lokasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

keputusan konsumen memilih Mitra Kost, sedangkan bukti fisik secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen memilih Mitra Kost.

Kata kunci : Harga, Lokasi, Bukti Fisik, Keputusan Konsumen

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ........................................................................................ i

ABSTRAK. .......................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL. .............................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR. ........................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN. ...................................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang. ....................................................................... 1

B. Permasalahan........................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah. .............................................................. 7

D. Tujuan Penelitian. ................................................................... 8

E. Manfaat Penelitian .................................................................. 8

F. Kerangka Pemikiran. ............................................................... 8

G. Metode Penelitian.................................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pemasaran. ............................................................ 22

B. Pengertian Jasa. ...................................................................... 22

C. Bauran Pemasaran Jasa . ........................................................ 23

D. Keputusan Pembelian. ............................................................ 31

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Kota Pontianak. ...................................................................... 33

v

B. Jumlah Penduduk Kota Pontianak. ......................................... 33

C. Sejarah Singkat Mitra Kost. ................................................... 35

D. Struktur Organisasi. ................................................................ 36

E. Aspek Pemasaran. .................................................................. 37

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Karateristik responden. ........................................................... 39

B. Uji instrumen. ......................................................................... 42

1. Uji validitas. ....................................................................... 42

2. Uji reabilitas....................................................................... 45

C. Uji Normalitas . ...................................................................... 48

D. Uji Linieritas. .......................................................................... 48

E. Uji multikolinieritas. .............................................................. 50

F. Analisis Regresi Linier Berganda. .......................................... 52

G. Analisis Koefisien Korelasi r ................................................. 53

H. Analisis Koefisien Determinasi (R2). ..................................... 53

I. Uji Pengaruh simultan (Uji F). ............................................... 54

J. Uji Pengaruh Parsial (Uji T). .................................................. 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan. ............................................................................ 56

B. Saran. ...................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA . ........................................................................................ 58

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Biaya Sewa Perbulan 2016-2018. .................................................... 3

Tabel 1.2 Tingkat Pemakaiaan Kamar. ............................................................ 4

Tabel 1.3 Jumlah Konsumen .......................................................................... 4

Tabel 1.4 Jumlah Pendapatan Usaha. ............................................................... 5

Tabel 1.5 Sekala pengukuran Variabel Penelitian. .......................................... 14

Tabel 1.6 Pedoman dan Interpretasi Nilai r. .................................................... 18

Tabel 3.1 Batas Wilayah Kota Pontianak ........................................................ 33

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kota Pontianak ................................................... 35

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden. ............................................................... 39

Tabel 4.2 Umur Responden.............................................................................. 40

Tabel 4.3 Pendidikan Responden. .................................................................... 40

Tabel 4.4 Pekerjaan Responden. ...................................................................... 41

Tabel 4.5 Status Pernikahan Responden. ......................................................... 41

Tabel 4.6 Frekuensi Penggunaan Kost. ............................................................ 41

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Harga X1. ............................................ 43

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Lokasi X2 ............................................ 43

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Bukti Fisik X3 ..................................... 44

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Konsumen Y..................... 44

vii

Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Konsumen Y..................... 45

Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Harga X1. ........................................ 46

Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Lokasi X2. ....................................... 46

Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Bukti Fisik X3. ................................ 47

Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Keputusan Konsumen Y................................ 47

Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas. ....................................................................... 48

Tabel 4.17 Hasil Uji Linieritas Harga ............................................................... 49

Tabel 4.18 Hasil Uji linieritas Lokasi ................................................................ 49

Tabel 4.19 Hasil Uji linieritas Bukti Fisik ......................................................... 50

Tabel 4.20 Hasil Uji Multikolinearitas .............................................................. 51

Tabel 4.21 Hasil Uji Regresi Linier Berganda. .................................................. 52

Tabel 4.22 Hasil Analisis Koefisien Korelasi R ................................................ 53

Tabel 4.23 Hasil Uji pengaruh Simultan (Uji F). ............................................... 54

Tabel 4.24 Hasil Uji Pengaruh Parsial (Uji T). .................................................. 54

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran. ................................................................... 11

Gambar 2.1 Proses Keputusan pembelian. ...................................................... 31

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jumlah Kost Yang Ada Di Kota Pontianak . .............................. 59

Lampiran 2 Kuesioner. ................................................................................... 64

Lampiran 3 Karateristik Responden............................................................... 68

Lampiran 4 Tabulasi Harga Variabel (X1). ................................................... 70

Lampiran 5 Tabulasi Lokasi Variabel (X2). .................................................. 71

Lampiran 6 Tabulasi Bukti Fisik Variabel (X3). ........................................... 72

Lampiran 7 Tabulasi Keputusan Konsumen variabel (Y).............................. 73

Lampiran 8 Hasil Uji Validitas X1 (SPSS 19). ............................................... 75

Lampiran 9 Hasil Uji Validitas X2 (SPSS 19). ................................................ 76

Lampiran 10 Hasil Uji Validitas X3(SPSS 19). ................................................ 77

Lampiran 11 Hasil Uji Validitas Y (SPSS 19). ................................................ 78

Lampiran 12 Hasil Uji Ulang Validitas Y (SPSS 19) ....................................... 81

Lampiran 13 Hasil Uji Reliabilitas X1 (SPSS 19). ............................................ 84

Lampiran 14 Hasil Uji Reliabilitas X2 (SPSS 19). ............................................ 85

Lampiran 15 Hasil Uji Reliabilitas X3 (SPSS 19). ............................................ 86

Lampiran 16 Hasil Uji Reliabilitas Y (SPSS 19). ............................................. 87

Lampiran 17 Hasil Uji Normalitas (SPSS 19).............................................. .... 88

Lampiran 18 Hasil Uji Linieritas X1 (SPSS 19). .............................................. 89

Lampiran 19 Hasil Uji Linieritas X2 (SPSS 19) ............................................... 89

x

Lampiran 20 Hasil Uji Linieritas X3 (SPSS 19). ............................................... 90

Lampiran 21 Hasil Uji Multikolinieritas (SPSS 19). ........................................ 90

Lampiran 22 Uji Regresi Linier Berganda (SPSS 19). ..................................... 91

Lampiran 23 Uji Koefisien korelasi r dan Determinasi (R) ..............................92

Lampiran 24 Hasil Uji Pengaruh Simultan (Uji F) ...........................................92

Lampiran 25 Hasil Uji Pengaruh Parsial (Uji t) ................................................95

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini kualitas sumber daya manusia dipandang sebagai salah satu

faktor kunci dalam era perdagangan bebas. Perguruan tinggi sebagai satuan

pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi mempunyai peranan

penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga

banyak pelajar yang telah lulus dari SMA ataupun SMK berusaha untuk

melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi negeri ataupun swasta, baik di

dalam kota maupun di luar kota.

Pilihan untuk melanjutkan studi di luar daerah berdasarkan beberapa

alasan, antara lain karena fakultas/jurusan yang diinginkan dan sesuai dengan

minat dan bakat tidak terdapat di daerah asal, ataupun karena beasiswa yang

diterima mengharuskan untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi yang

ditentukan oleh penyedia beasiswa.

Oleh karena itu, meninggalkan daerah atau kota kelahiran dan menetap di

daerah atau kota tempat perguruan tinggi yang diinginkan berada harus

menjadi pilihan. Seperti halnya Universitas Muhammadiyah Pontianak, di mana

mahasiswanya berasal dari berbagai daerah di Kalimantan Barat, yang

mengharuskan mereka untuk memiliki tempat tinggal selama menempuh

pendidikan di Universitas Muhammadiyah Pontianak. Tempat tinggal yang

dimaksud adalah dengan membeli rumah, menyewa rumah, atau menyewa

rumah kost.

2

Setiap mahasiswa memiliki preferensi yang berbeda dalam hal memilih

rumah kost, dan banyak hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih kost

misalnya ada yang memilih kost dengan lokasi yang strategis seperti dekat

dengan kampus, tempat makan, warnet, fotocopy, shopping center, atau

tempat-tempat hiburan. Ada pula yang memilih rumah kost dengan lingkungan

yang relatif sepi sehingga mendukung dan kondusif untuk belajar atau ada juga

yang lebih suka keramaian. Selain itu, harga sewa dan fasilitas kost juga

menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memilih rumah kost.

In de kost menurut Wikipedia merupakan frasa dari bahasa Belanda yang

artinya “makan di dalam”, istilah yang kemudian digunakan bagi seseorang

yang tinggal di rumah orang lain dengan membayar menurut jangka waktu

tertentu, umumnya bulanan, sebagaimana ditulis Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI). KBBI mengindonesiakan in de kost menjadi indekos.

Kost secara sederhana didefinisikan sebagai menempati satu ruang

(kamar) rumah seseorang, dengan perjanjian membayar dalam jumlah tertentu

sebagai kompensasi sewa dan fasilitas lain di dalamnya, seperti makan dan

perabot yang dipakai. Banyak kost dibangun terpisah dari rumah induk,

menjadi satu ragam bangun tersendiri. Kamar-kamar kost dibangun membentuk

blok berbanjar. Rumah kost modern bahkan dibangun tidak hanya satu kamar

dengan kamar mandi dan dapur komunal, tetapi telah dilengkapi kamar mandi

(di) dalam (rumah), dapur, hingga ruang tamu dan ruang keluarga. Sebagian

masih menyebutnya kost, sebagian lagi menyebutnya kontrakan. Disebut kost

3

bila dihuni orang lajang, seperti mahasiswa atau pegawai kantoran, dan disebut

kontrakan bila dihuni keluarga beserta anak-anaknya.

Saat ini penyediaan kamar kost telah berkembang sebagai salah satu

usaha yang menjanjikan. Jasa penyediaan kamar kost di Kota Pontianak

semakin meningkat. Kost yang ada di Kota Pontianak berjumlah 119 kost

(dapat dilihat pada Lampiran 1).

Mitra Kost merupakan salah satu rumah kost yang menyediakan kamar

kost untuk disewakan. Mitra Kost berdiri pada awal Tahun 2012, beralamat di

Jl. Prof. M. Yamin No. 43, Kota Baru, menyediakan 29 kamar, dengan tarif

sabagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.1:

Tabel 1.1

Mitra Kost

Biaya Sewa per Bulan

Tahun 2016-2018

No Tahun kamar/1 org

(Rp)

kamar/2 org

(Rp)

1 2016 400.000 600.000

2 2017 400.000 600.000

3 2018 400.000 600.000

Sumber : Mitra Kost, 2019

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa biaya sewa kamar kost di Mitra Kost

untuk satu kamar dengan 1 orang sebesar Rp 400.000,00 per bulan, sedangkan

untuk satu kamar dengan 2 orang sebesar Rp 600.000,00 per bulan.

Fasilitas yang disediakan yaitu 1 buah ruangan ukuran 4x4, 1 tempat

tidur (kasur), 1 meja, 1 kursi, 1 lemari, 1 tempat sampah, dan 1 keset kaki.

Fasilitas tambahan untuk kamar dengan 2 orang adalah 1 tempat tidur (kasur)

dan 1 lemari. Fasilitas umum yang dapat digunakan semua penghuni kost

4

adalah wc dan kamar mandi, jemuran, dan lahan parkir luas yang berpagar

serta di lengkapi CCTV dan pos satpam.

Tingkat pemakaian kamar pada Mitra Kost dapat dilihat pada Tabel 1.2:

Tabel 1.2

Mitra Kost

Tingkat Pemakaian Kamar

Tahun 2016-2018

No Tahun

Jumlah

Kamar

Yang

Tersedia

Jumlah

Kamar

Yang

Disewa

Tingkat

Pemakaian

Kamar

(%)

Kenaikan/

Penurunan

(%)

1 2016 29 22 75,86 -

2 2017 29 20 68,97 (9,08)

3 2018 29 21 72,41 4,98

Sumber : Mitra Kost, 2019

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa tingkat pemakaian kamar pada Tahun

2017 mengalami penurunan sebesar 9,08% dari Tahun 2016, dan tingkat

pemakaian kamar pada Tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 4,98% dari

Tahun 2017.

Jumlah konsumen atau penghuni pada Mitra Kost pada Tahun 2016

sampai dengan 2019 dapat dilihat pada Tabel 1.3:

Tabel 1.3

Mitra Kost

Jumlah Konsumen

Tahun 2016-2019

No Tahun

Jumlah

Kamar Yang

Tersedia

Jumlah

Konsumen

(penghuni)

Kenaikan/Penurunan

(%)

1 2016 29 29 -

2 2017 29 26 (10,34)

3 2018 29 30 15,38

4 2019 29 30 0

Sumber : Mitra Kost, 2019

5

Tabel 1.3 menunjukkan bahwa jumlah konsumen pada Tahun 2017

mengalami penurunan sebesar 10,34% dari Tahun 2016, jumlah konsumen

pada Tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 15,38% dari Tahun 2017, dan

jumlah konsumen pada Tahun 2019 sama dengan jumlah konsumen pada

Tahun 2018.

Jumlah pendapatan usaha Mitra Kost dapat dilihat pada Tabel 1.4:

Tabel 1.4

Mitra Kost

Jumlah Pendapatan Usaha

2016-2018

No Tahun Pendapatan

(Rp)

Kenaikan/Penurunan

(%)

1 2016 89.800.000 -

2 2017 86.100.000 (4,12)

3 2018 89.600.000 4,07

Sumber : Mitra Kost, 2019

Tabel 1.4 menunjukkan bahwa jumlah pendapatan Mitra Kost pada

Tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 4,12% dari Tahun 2016, dan jumlah

pendapatan pada Tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 4,07% dari Tahun

2017.

Penulis melakukan wawancara dengan pemilik Mitra Kost dan beberapa

konsumen atau penghuni Mitra Kost. Berdasarkan hasil wawancara dengan

pemilik diperoleh informasi bahwa Mitra Kost ialah kost yang bisa disewa oleh

perempuan atau laki-laki tetapi tidak boleh dalam satu kamar.

Hasil wawancara penulis dengan beberapa konsumen mengenai alasan

mereka memilih Mitra Kost dibanding kost lain adalah sebagai berikut:

1. Harganya yang terjangkau

6

2. Fasilitas yang diberikan

3. Kemudahan dalam mengakses sesuatu.

Terdapat beberapa hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan tempat

kost, di antaranya adalah harga atau biaya kost, lokasi, dan bukti fisik atau

fasilitas yang disediakan bagi penghuni kost. Konsumen atau penghuni kost

adalah pihak yang dapat menilai baik atau tidaknya aspek-aspek tersebut.

Konsumen menilai harga, lokasi, dan bukti fisik tersebut dengan cara

membandingkan apa yang mereka terima dengan apa yang mereka harapkan.

Apabila apa yang mereka terima sama dengan atau melebihi apa yang mereka

harapkan, maka mereka akan puas. Kepuasan konsumen adalah perasaan

senang atau kecewa seseorang dengan membandingkan antara harapan yang

mereka miliki dengan kenyataan yang mereka terima. Konsumen yang puas

dapat memberikan rekomendasi bagi konsumen lainnya dalam pengambilan

keputusan untuk pembelian produk atau jasa. Keputusan pembelian adalah

langkah yang dilakukan konsumen setelah melewati proses yang diawali

dengan memilih. Proses keputusan konsumen tersebut tidak berakhir dengan

pembelian, namun berlanjut hingga pembelian tersebut menjadi pengalaman

bagi konsumen dalam menggunakan produk atau jasa yang dibelinya tersebut.

Pengalaman tersebut akan menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan

keputusan pembelian di masa yang akan datang dan memberikan pengaruh

terhadap keputusan pembelian konsumen lainnya.

Berdasarkan data dan apa yang penulis paparkan di atas maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Harga Dan

7

Lokasi Serta Bukti Fisik Terhadap Keputusan Konsumen Memilih Mitra

Kost di Kota Pontianak”.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka

permasalahan pada penelitian ini adalah: “Apakah harga dan lokasi serta bukti

fisik berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam memilih Mitra Kost di

Kota Pontianak?”.

C. Pembatasan Masalah

Agar ruang lingkup permasalahan lebih jelas dan terarah sesuai data-data

yang telah di peroleh di atas maka penulis membatasi masalah dalam penelitian

ini pada:

1. Variabel Harga (X1) diukur dengan penetapan harga berdasarkan biaya,

penetapan harga berdasarkan persaingan, penetapan harga sesuai

permintaan.

2. Variabel Lokasi (X2) diukur dengan akses, lalu lintas, tempat parkir yang

luas dan aman, serta lingkungan.

3. Variabel Bukti fisik (X3) diukur dengan An attention-Creating Medium

4. Variabel Keputusan konsumen (Y) diukur menggunakan 5 (Lima) tahapan,

yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

8

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh harga dan lokasi

serta bukti fisik terhadap keputusan konsumen memilih Mitra Kost di Kota

Pontianak.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman teori yang di

peroleh selama mengikuti perkuliahan yang dikaitkan dengan pemecahan

suatu permasalahan yang dihadapi suatu perusahaan.

2. Bagi Mitra Kost

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan memberikan

manfaat sebagai sumbangan pemikiran atau masukan dan informasi bagi

pemilik/pengelola Mitra Kost.

3. Bagi Almamater

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan referensi

bagi rekan-rekan mahasiswa/i yang ingin melakukan penelitian mengenai

pengaruh harga dan lokasi serta bukti fisik terhadap keputusan konsumen

memilih kost.

F. Kerangka Pemikiran

Menurut Tjiptono (2014:193): “Harga adalah sebagai jumlah uang

(satuan moneter) dan/atau aspek lain (non moneter) yang mengandung

utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu jasa”.

9

Menurut Zeithaml dan Bitner dalam Hurriyati (2015:54) menjelaskan

tiga dasar penetapan harga yang bisa digunakan dalam penetapan harga, yaitu:

1. Penetapan harga berdasarkan biaya (cost-based pricing).

2. Penetapan harga berdasarkan persaingan (competition-based pricing).

3. Penetapan harga berdasarkan permintaan (demand-based).

Menurut Tjiptono (2014:43): “Place (lokasi) adalah keputusan distribusi

menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial”.

Menurut Hurriyati (2015:57), pemilihan tempat atau lokasi memerlukan

pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor berikut:

1. Akses, misalnya lokasi yang mudah dijangkau sarana transportasi umum.

2. Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.

3. Lalu lintas (traffic), di mana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu

(1) banyaknya orang yang lalu lalang dapat memberikan peluang besar

terjadinya impulse buying, (2) kepadatan dan kemacetan lalu lintas dapat

pula menjadi hambatan.

4. Tempat parkir yang luas dan aman.

5. Ekspansi, tersedia tempat yang cukup untuk perluasan usaha dikemudian

hari.

6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing.

8. Peraturan pemerintah.

Menurut Zeithaml and Bitner dalam Hurriyati (2015:63): “The

environment in which the service is delivered and where firm and customer

interact and any tangible component that facilitate performance or

communication of the service”, artinya sarana fisik merupakan satu hal yang

secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan

menggunakan produk jasa yang ditawarkan.

10

Menurut Lovelock dalam Hurriyati (2015:64) mengemukakan bahwa

perusahaan melalui tenaga pemasarannya menggunakan tiga cara dalam

mengelola bukti fisik yang strategis, yaitu sebagai berikut:

1. An Attention-Creating Medium

2. As a Massage-Creating Medium

3. An effect-Creating Medium.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:179):

Proses keputusan pembelian terdiri dari 5 tahap: pengenalan kebutuhan,

pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku

pasca pembelian. Proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian

sesungguhnya dan berlanjut dalam waktu yang lama setelah pembelian.

Pemasar harus memusatkan perhatian pada keseluruhan proses pembelian dan

bukan hanya pada keputusan pembelian.

Adapun jurnal terdahulu yang menjadi acuan penulis sehingga memilih

penelitian ini yaitu:

1. Kurniawan (2015) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Lokasi dan

Fasilitas Terhadap Keputusan Mahasiswa Memilih Tempat Indekos Dengan

Harga Sewa Indekos Sebagai Variabel Moderasi” menyimpulkan bahwa ada

pengaruh yang signifikan lokasi, fasilitas, dan harga sewa terhadap

keputusan mahasiswa memilih tempat indekos di Wilayah Kelurahan

Panularan Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.

2. Susilowati (2015) dengan judul penelitian “Pengaruh Bauran Pemasaran

Terhadap Keputusan Mahasiswa Universitas Pakuan Dalam memilih Rumah

Kost” menunjukkan bahwa Product (produk/jasa rumah kost), Price (harga),

Place (tempat), Physical Evidence (fasilitas fisik) dan Process (proses)

berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Sedangkan

11

untuk Promotion (promosi), dan People (orang) tidak signifikan

berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Adapun kerangka pemikiran yang akan diangkat dalam penelitian ini

dapat dilihat pada Gambar 1.1:

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran

Pengaruh Harga Dan Lokasi Serta Bukti Fisik Terhadap Keputusan

Konsumen Memilih Mitra Kost Di Kota Pontianak

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Asosiatif. Menurut

Siregar (2017:15): “Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”.

Penelitian asosiatif dalam penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran

mengenai pengaruh harga dan lokasi serta bukti fisik terhadap keputusan

konsumen memilih Mitra Kost di Kota Pontianak.

Harga (X1)

Bukti fisik (X3)

Keputusan Konsumen

Memilih Mitra Kost (Y) Lokasi (X2)

12

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Data Primer

Menurut Siregar (2017:37): “Data primer adalah data yang

dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau

tempat objek penelitian dilakukan”. Data primer dalam penelitian ini

diperoleh dengan cara:

1) Observasi

Menurut Hadi dalam Sugiyono (2014:203): “Observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun

dari berbagai proses biologis dan pisikologis. Dua diantaranya yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”. Dalam hal

ini penulis mengamati fasilitas yang tersedia di Mitra Kost.

2) Wawancara

Menurut Hadi dalam Sugiyono (2014:194):

Wawancara adalah anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam

menggunakan metode interview dan juga kuesioner (angket) adalah

sebagai berikut:

a) Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang

dirinya sendiri.

b) Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah

benar dan dapat dipercaya.

c) Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang

dimaksudkan oleh peneliti.

Dalam hal ini penulis melakukan tanya jawab langsung kepada

pemilik dan penghuni Mitra Kost untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan.

13

3) Kuesioner

Menurut Sugiyono (2014:199): “Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya”. Dalam hal ini penulis memberikan daftar pertanyaan

kepada konsumen yang merupakan penghuni Mitra Kost.

b. Data Sekunder

Menurut Siregar (2017:37): “Data sekunder adalah data yang

diterbitkan atau digunakan organisasi yang bukan pengolahnya”. Data

sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya sewa per

bulan, tingkat pemakaian kamar, jumlah konsumen, dan jumlah

pendapatan usaha Mitra Kost.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2014:80): “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini

adalah semua konsumen yang menyewa kamar kost pada Mitra Kost

tahun 2019 sebanyak 30 orang.

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2014:118): “Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Mengingat

14

populasi diketahui secara pasti, dan jumlahnya kecil maka digunakan

sampling jenuh.

Menurut Sugiyono (2014:124): “Sampling jenuh adalah teknik

penentuan bila semua populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering

dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau

penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang

sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, di mana semua

anggota populasi dijadikan sampel”. Jadi teknik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sensus dengan jumlah sampel sebanyak 30

responden.

4. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert.

Menurut Sugiyono (2014:134): “Skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial”. Skala Likert dapat dikategorikan sebagai skala interval.

Skala Likert yang akan digunakan untuk mengukur penilaian pelanggan

terhadap keputusan konsumen memilih Mitra Kost terdiri dari lima (5)

kategori yaitu:

Tabel 1.5

Skala Pengukuran Variabel Penelitian

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

15

5. Alat Analisis

a. Uji Instrumen

1) Uji Validitas

Menurut Siregar (2017:75): “Validitas atau kesahihan

menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang

ingin diukur (a valid measure if it succesfully measure the

phenomenon)”. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan uji korelasi product moment. Korelasi

product moment adalah untuk menentukan besaran yang menyatakan

bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain. Uji

validitas data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

bantuan program SPSS 19.

Untuk mengetahui skor masing-masing item pernyataan valid

atau tidak, maka ditetapkan kriteria sebagai berikut:

a) Jika rhitung ≥ rtabel, maka instrumen atau item-item pernyataan

berkorelasi terhadap skor total (dinyatakan Valid)

b) Jika rhitung < rtabel, maka instrumen atau item-item pernyataan tidak

berkorelasi terhadap skor total (dinyatakan tidak Valid)

2) Uji Reliabilitas

Menurut Siregar (2017:87): “Reliabilitas bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama

dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula”. Reliabilitas

16

menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur

gejala yang sama antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat

(Y), dengan teknik Cronbach’s Alpha dan menggunakan SPSS 19, di

mana dikatakan reliable jika Cronbach’s Alpha > 0,60.

b. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Menurut Siregar (2017:153): “Tujuan dilakukannya uji

normalitas terhadap serangkaian data adalah untuk mengetahui apakah

populasi data berdistribusi normal atau tidak”. Uji normalitas

dimaksudkan untuk mengetahui apakah residual model regresi yang

diteliti berdistribusi normal tidak. Metode yang digunakan untuk

menguji normalitas adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov > 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. Uji normalitas

dalam penelitian ini menggunakan SPSS 19.

2) Uji Linearitas

Menurut Ghozali (2018:167): “Uji linearitas digunakan untuk

melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau

tidak”. Uji linearitas dilakukan dengan Test For Linearity dengan taraf

signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang

linear bila signifikansi (linearity) lebih dari 0,05.

3) Uji Multikolonieritas

Menurut Ghozali (2018:107): ”Uji multikolonieritas bertujuan

untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

17

variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi di antara variabel independen”.

Uji multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai Tolerance

dan Variance Inflation Factor (VIF). Menurut Siregar (2017:103):

“Nilai cut-off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 dan nilai VIF ≥ 10”.

c. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Siregar (2017:405): “Regresi berganda merupakan

pengembangan dari regresi linier sederhana, yaitu sama-sama alat yang

dapat digunakan untuk melakukan prediksi permintaan di masa yang

akan datang, berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh

satu atau lebih variabel bebas (independent) terhadap satu variabel tak

bebas (dependent)”.

Rumus regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Keterangan :

Y = Variabel terikat (Keputusan Konsumen)

a = Konstanta

b1 - b3= Koefisien regresi

X1 = Variabel Harga

X2 = Variabel Lokasi

X3 = Variabel Bukti Fisik

18

d. Koefisien Korelasi (R)

Menurut Siregar (2017:337): “Koefisien korelasi adalah bilangan

yang menyatakan kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga

dapat menentukan arah hubungan dari kedua variabel”. Analisis ini

digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel harga (X1), lokasi

(X2), dan bukti fisik (X3) terhadap variabel keputusan konsumen (Y)

dengan menggunakan SPSS 19.

Tabel 1.6

Pedoman dan Interpretasi Nilai r

No Koefisien Korelasi

1 0,00-0,199 Sangat Lemah

2 0,20-0,399 Lemah

3 0,40-0,599 Sedang

4 0,60-0,799 Kuat

5 0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2017:257)

e. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Siregar (2017:338): “Koefisien determinasi (KD) adalah

angka yang menyatakan atau digunakan untuk mengetahui kontribusi

atau sumbangan yang diberikan oleh sebuah variabel atau lebih X (bebas)

terhadap variabel Y (terikat)”.

Rumus:

KD = R� × 100%

Sumber: Siregar (2017:338)

f. Uji Pengaruh Simultan (Uji F)

Menurut Siregar (2013:303): “Tujuan dilakukannya pengujian

hipotesis terhadap penerapan metode regresi linier berganda adalah untuk

19

mengetahui sejauh mana pengaruh secara simultan antara kelompok A

dan B (variabel bebas X1 dan X2) terhadap kelompok data C (variabel tak

bebas Y)”

Adapun tahap dalam uji pengaruh simultan (uji F) adalah sebagai

berikut:

1) Menentukan Hipotesis

H0 : b1 = 0, Harga dan lokasi serta bukti fisik secara bersama-sama

(simultan) tidak berpengaruh signifikan terhadap

keputusan konsumen memilih Mitra Kost.

Ha : b1 ≠ 0, Harga dan lokasi serta bukti fisik secara bersama-sama

(simultan) berpengaruh signifikan terhadap keputusan

konsumen memilih Mitra Kost.

2) Menentukan taraf signifikan (∝) = 5% atau 0,05.

3) Menentukan Fhitung dan Ftabel

a) Menentukan Fhitung

Rumus :

F =R�/( K − 1 )

( 1 − R�)/ (n − K)

Di mana:

R� = Koefisien Determinasi

K = jumlah variabel independen

n = jumlah observasi

20

b) Menentukan Ftabel

Untuk menentukan Ftabel dapat langsung dilihat pada Tabel F.

4) Kaidah pengujian

a) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

g. Uji Pengaruh Parsial (Uji t)

Menurut Ghozali (2018:179): “Uji parsial digunakan untuk

mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap

variabel dependen”. Langkah-langkah dalam melakukan uji t adalah

sebagai berikut:

1) Menentukan Hipotesis

Ho : b1 = 0, artinya harga secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap keputusan konsumen memilih Mitra Kost.

Ha : b1 ≠ 0, artinya harga secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap keputusan konsumen memilih Mitra Kost.

Ho : b2 = 0, artinya lokasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap keputusan konsumen memilih Mitra Kost.

Ha : b2 ≠ 0, artinya lokasi secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap keputusan konsumen memilih Mitra Kost.

Ho : b3 = 0, artinya bukti fisik secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap keputusan konsumen memilih Mitra

Kost.

21

Ha : b3 ≠0, artinya bukti fisik secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap keputusan konsumen memilih Mitra Kost.

2) Menentukan taraf signifikan (∝) = 5% atau 0,05.

3) Menentukan t hitung dan t tabel

a) Menentukan t hitung:

Rumus:

���� =�� − �

���

Di mana :

bi = koefisien variabel independen ke-i

b = nilai hipotesis nol

Sb= simpangan baku (standar deviasi) dari variabel independen ke-

i

b) Menentukan t tabel

Untuk menentukan t tabel dapat dilihat pada Tabel t.

4) Kaidah pengujian

a) Jika t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

b) Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

22

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemasaran

Saat ini, pemasaran harus dipahami tidak dalam pemahaman kuno

sebagai membuat penjualan “bercerita dan menjual” tetapi dalam pemahaman

moderen yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan. Bila pemasar memahami

kebutuhan pelanggan; menetapkan harga, mendistribusikan, dan

mempromosikan produk dan jasa itu secara efektif; produk dan jasa itu akan

mudah dijual.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:6): “Pemasaran (marketing) adalah

sebagian proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan

membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap

nilai dari pelanggan sebagai imbalannya”.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:10): “Manajemen pemasaran

(marketing management) sebagai seni dan ilmu memilih target pasar dan

membangun hubungan yang menguntungkan dengan target pasar itu”. Tujuan

manajemen pemasaran adalah menemukan, menarik, mempertahankan, dan

menumbuhkan pelanggan sasaran dengan menciptakan, memberikan, dan

mengkomunikasikan keunggulan nilai bagi pelanggan.

B. Jasa

Jasa atau pelayanan saat ini bisa kita temui dimana-mana. Mulai dari

institusi pemerintah, sosial maupun produsen, distributor, dan pengecer yang

23

mana mereka berlomba menyediakan layanan tambahan untuk memberikan

nilai khas atau pembeda perusahaan mereka.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:266): “Jasa (service) adalah bentuk

produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan

untuk di jual dan pada dasarnya tak berwujud serta tidak menghasilkan

kepemilikan akan sesuatu”. Jasa yang ditawarkan sangat beragam serta

memiliki karateristik utama dan kategori jasa yang sangat mempengaruhi

rancangan.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:292):

Perusahaan harus mempertimbangkan empat karateristik khusus jasa ketika

merancang program pemasaran: tak berwujud, tak terpisahkan, variabilitas, dan

dapat musnah.

1. Jasa tak berwujud (service intangibility) berarti bahwa jasa tidak dapat

dilihat, dirasakan, diraba, didengar, atau dibaui sebelum jasa itu dibeli.

2. Jasa tak terpisahkan (service inseparability) berarti bahwa jasa tidak dapat

dipisahkan dari penyedianya, tanpa mempedulikan apakah penyedia jasa itu

orang atau mesin.

3. Variabilitas jasa (service variability) berarti bahwa kualitas jasa bergantung

pada siapa yang menyediakan jasa itu dan kapan, dimana, dan bagaimana

jasa itu disediakan.

4. Jasa dapat musnah (service perishability) berarti bahwa jasa tidak dapat

disimpan untuk dijual atau digunakan beberapa saat kemudian.

C. Bauran Pemasaran Jasa

Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:19) dalam Hurriyati (2015:49),

bauran pemasaran jasa terdiri dari 7P yaitu product, price, place, promotion,

people, physical evidence, dan process. Unsur-unsur bauran pemasaran jasa

(7P) ini dapat dilihat sebagai berikut:

24

1. Produk Jasa (The Service Product) (P1)

Menurut Kotler (2000:428) dalam Hurriyati (2015:50):

Produk jasa merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan

produsen untuk diperhatikan, diminati, dicari, dibeli, digunakan atau

dikonsumsi pasar sebagai pemenuh kebutuhan atau keinginan pasar yang

bersangkutan. Produk yang ditawarkan meliputi barang fisik, jasa, orang

atau pribadi, tempat, organisasi, dan ide. Jadi produk dapat berupa manfaat

tangible maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan.

Produk jasa merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan

cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih

dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut.

Sesungguhnya pelanggan tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli

manfaat dan nilai dari sesuatu yang ditawarkan. ‘Apa yang ditawarkan’

menunjukkan sejumlah manfaat yang dapat pelanggan dapatkan dari

pembelian suatu barang atau jasa, sedangkan sesuatu yang ditawarkan itu

sendiri dapat dibagi menjadi empat katagori, yaitu:

a. Barang nyata,

b. Barang nyata yang disertai dengan jasa,

c. Jasa utama yang disertai dengan barang dan jasa tambahan, dan

d. Murni jasa

Untuk merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu

memahami tingkat produk, yaitu sebagai berikut:

a. Produk Utama/Inti (core Benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya

dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.

b. Produk Generik (generic product), yaitu produk dasar yang mampu

memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal

agar dapat berfungsi).

c. Produk Harapan (expected product), yaitu produk formal yang

ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak)

diharapan dan disepakati untuk dibeli.

d. Produk Pelengkap (augmented product), yaitu berbagai atribut produk

yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga

dapat memberikan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan

produk pesaing.

Jadi pada dasarnya produk adalah sekumpulan nilai kepuasan yang

kompleks. Nilai sebuah produk ditetapkan oleh pembeli berdasarkan

manfaat yang akan mereka terima dari produk tersebut.

2. Tarif Jasa (Price) (P2)

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:63): “Harga adalah jumlah uang

yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk”. Menurut

25

Kotler dan Armstrong (2008:62): “Harga terdiri dari daftar harga, diskon,

potongan harga, periode pembayaran, dan persyaratan kredit”.

Menurut Hurriyati (2015: 51-53):

Penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran jasa

karena harga menentukan pendapatan dari suatu usaha/bisnis. Keputusan

penentuan harga juga sangat signifikan dalam penentuan nilai/manfaat yang

dapat diberikan kepada pelanggan dan memainkan peranan penting dalam

gambaran kualitas jasa. Strategi penentuan tarif dalam perusahaan jasa dapat

menggunakan penentuan tarif premium pada saat permintaan tinggi dan tarif

diskon pada saat permintaan menurun.

Keputusan penentuan tarif dari sebuah produk jasa baru harus

memperhatikan beberapa hal. Hal yang paling utama adalah bahwa

penentuan keputusan tarif harus sesuai dengan strategi pemasaran secara

keseluruhan. Perubahan berbagai tarif di berbagai pasar juga harus

dipertimbangkan. Lebih jauh lagi, tarif spesifik yang akan ditetapkan

perusahaan bergantung pada tipe pelanggan yang menjadi tujuan pasar jasa

tersebut. Secara singkat, prinsip-prinsip penetapan harga, seperti yang

diusulkan oleh Kotler (1996) dikutip dari Zeithaml dan Bitner (2000:436)

adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan

harga, mencakup: pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat

permintaan, prakiraan biaya, menganalisis harga yang ditetapkan dan

produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode penetapan harga,

serta menentukan harga akhir.

b. Perusahaan tidak harus selalu berupaya mencari profit maksimum

melalui penetapan harga maksimum, tetapi dapat pula dicapai dengan

cara memaksimumkan penerimaan sekarang, memaksimumkan

penguasaan pasar atau kemungkinan lainnya.

c. Para pemasar hendaknya memahami seberapa responsif permintaan

terhadap perubahan harga.

d. Berbagai jenis biaya harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga,

termasuk didalamnya adalah biaya langsung dan tidak langsung, biaya

tetap dan biaya variabel, serta biaya-biaya lainnya.

e. Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan jasa

yang ditawarkan sehingga harga pesaing harus turut dipertimbangkan

dalam proses penetapan harga.

f. Berbagai cara atau variasi penetapan harga yang ada mencakup mark up,

sasaran perolehan, nilai yang dapat diterima, faktor psikologis dan harga

lainnya.

g. Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuaikan harganya

dengan meggunakan harga psikologis, diskon harga, harga promosi, serta

harga bauran produk.

26

3. Tempat/Lokasi Pelayanan (Place/Service Location) (P3)

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:63): “Tempat meliputi kegiatan

perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran”.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:62): “Tempat terdiri dari: Saluran,

Cakupan, Pemilahan, Lokasi, Persediaan, Transportasi, dan Logistik”.

Menurut Hurriyati (2015:55-57):

Keanekaragaman jasa membuat penyeragaman strategi tempat

menjadi sulit. Masalah ini melibatkan pertimbangan bagaimana interaksi

antara organisasi penyedia jasa dan pelanggan serta keputusan tentang

apakah organisasi tersebut memerlukan satu lokasi ataupun beberapa lokasi.

Seseorang pemasar produk jasa seharusnya mencari cara untuk membangun

pendekatan penyerahan jasa yang tepat serta menghasilkan keuntungan

untuk perusahaannya.

Untuk produk industri manufaktur place diartikan sebagai saluran

distribusi (zero channel, two level channels, dan multi level channels),

sedangkan untuk produk industri jasa, place diartikan sebagai tempat

pelayanan jasa. Lokasi pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok jasa

kepada pelanggan yang dituju merupakan keputusan kunci. Keputusan

mengenai lokasi pelayanan yang akan digunakan melibatkan pertimbangan

bagaimana penyerahan jasa kepada pelanggan dan dimana itu akan

berlangsung. Tempat juga penting sebagai tempat lingkungan dimana dan

bagaimana jasa akan diserahkan, sebagai bagian dari nilai dan manfaat dari

jasa.

Lokasi berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh perusahaan

mengenai dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan, yang paling

penting dari lokasi adalah tipe dan tingkat interaksi yang terlibat. Terdapat

tiga macam tipe interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan yang

berhubungan dengan pemilihan lokasi, yaitu sebagai berikut:

a. Pelanggan mendatangi penyedia jasa.

b. Penyedia jasa mendatangi pelanggan.

c. Penyedia jasa dan pelanggan melakukan interaksi melalui perantara.

Untuk tipe interaksi di mana pelanggan mendatangi penyedia jasa,

letak lokasi menjadi sangat penting. Di dalam interaksi ini penyedia jasa

yang menginginkan pertumbuhan dapat mempertimbangkan menawarkan

jasa mereka di beberapa lokasi. Jika penyedia jasa mendatangi pelanggan,

maka letak lokasi menjadi tidak begitu penting meskipun perlu

dipertimbangkan pula kedekatan terhadap pelanggan untuk menjaga kualitas

jasa yang akan diterima. Sementara itu dalam kasus penyedia jasa dan

pelanggan menggunakan media perantara dalam berinteraksi, maka letak

27

lokasi dapat diabaikan meskipun beberapa media perantara memerlukan

interaksi fisik antara mereka dengan pelanggan.

Penting tidaknya sebuah lokasi akan sangat tergantung pada jenis jasa

yang ditawarkan. Cowell (1991:87) telah berhasil meringkas beberapa kunci

yang harus dipertimbangkan oleh seorang manajer jasa, yaitu sebagai

berikut:

a. Apa yang diperlukan pasar? Bila jasa tidak tersedia di suatu lokasi yang

nyaman pembelian jasa akan terhambat atau tertunda selain itu

menyebabkan pelanggan merubah pikiran atau merubah pilihan mereka?

b. Kecenderungan apa yang ada dalam sektor aktivitas jasa dimana

organisasi jasa beroprasi? Apakah persaingan dapat memasuki pasar?

c. Sejauhmana kefleksibelan jasa? Apakah jasa itu berorientasi teknologi

atau orang dan sejauh mana keflesibelannya terpengaruh oleh lokasi?

d. Apakah organisasi mempunyai kewajiban untuk menempatkan jasa di

suatu lokasi yang nyaman (rumah sakit misalnya)?

e. Apakah sistem prosedur dan teknologi baru dapat dipakai untuk

mengatasi kelemahan keputusan lokasi yang lama?

f. Sejauh mana kepentingan jasa pelengkap terhadap keputusan lokasi?

g. Apakah lokasi organisasi sejenis mempengaruhi keputusan lokasi?

Pertanyaan-pertanyaan di atas dapat digunakan oleh pemasar jasa

untuk membuat keputusan mengenai lokasi. Selain hal itu, pemilihan tempat

atau lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor

berikut:

a. Akses, misalnya lokasi yang mudah dijangkau sarana transportasi umum.

b. Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.

c. Lalu lintas (traffic), di mana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan,

yaitu (1) banyaknya orang yang lalu lalang dapat memberikan peluang

besar terjadinya impulse buying, (2) kepadatan dan kemacetan lalu lintas

dapat pula menjadi hambatan.

d. Tempat parkir yang luas dan aman.

e. Ekspansi, tersedia tempat yang cukup untuk perluasan usaha dikemudian

hari.

f. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

g. Persaingan, yaitu lokasi pesaing.

h. Peraturan pemerintah.

4. Promosi (Promotion) (P4)

Menurut Hurriyati (2015:57): “Promosi merupakan salah satu faktor

penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya

suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin

28

bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan

pernah membelinya”.

Menurut Alma (2004: 179):

Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, yang merupakan

aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,

mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas

perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal

pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi

dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan

dan bauran pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat

dijabarkan sebagai berikut:

a. Menginformasikan (informing), dapat berupa: menginformasikan pasar

mengenai keberadaan suatu produk baru, mengenalkan cara pemakaian

yang baru dari suatu produk, menyampaikan perubahan harga kepada

pasar, menjelaskan cara kerja suatu produk, menginformasikan jasa-jasa

yang disediakan oleh perusahaan, meluruskan kesan yang keliru,

mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli, dan membangun citra

perusahaan.

b. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk: membentuk pilihan

merek, mengalihkan pilihan ke merek tertentu, mengubah persepsi

pelanggan terhadap atribut produk, mendorong pembeli untuk belanja

saat itu juga, dan mendorong pembeli untuk menerima kunjungan

wiraniaga (salesman).

c. Mengingatkan (reminding), dapat terdiri atas: mengingatkan pembeli

bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat,

mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk

perusahaan, membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye

iklan, dan menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk

perusahaan.

Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang

sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-

tugas khususnya. Beberapa tugas khusus itu sering disebut bauran promosi

(promotion mix), yaitu mencakup:

a. Personal Selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual

dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon

pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk

sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.

b. Mass Selling merupakan pendekatan yang menggunakan media

komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai

dalam satu waktu. Ada dua bentuk utama mass sellig, yaitu periklanan

dan publisitas.

29

c. Promosi Penjualan (Sales Promotion) adalah bentuk persuasi langsung

melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk

merangsang pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan

jumlah barang yang dibeli pelanggan.

d. Hubungan Masyarakat (Public Relations) merupakan upaya komunikasi

menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini,

keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.

e. Direct Marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang

memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan

respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.

5. Orang/Partisipan (People) (P5)

Menurut Zeithaml and Bitner dalam Hurriyati (2015:62):

People is all human actors who pay in service delivery and thus

influence the buyer’s perceptions; namely, the firm’s personal, the customer

and other customers in the service environment”, orang adalah semua

pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat

mempengaruhi perosesi pembeli.

Elemen-elemen dari ‘people’ adalah pegawai perusahaan, konsumen,

dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan

karyawan, bahkan cara berpakaiaan karyawan dan penampilan karyawan

mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan

penyampaian jasa (sevice encounter).

Elemen people ini memiliki 2 aspek, yaitu:

a. Service People

Untuk organisasi jasa, service people biasanya memegang jabatan ganda,

yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut. Melalui pelayanan

yang baik, cepat, ramah, teliti, dan akurat dapat menciptakan kepuasan

dan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan yang akhirnya akan

meningkatkan nama baik perusahaan.

b. Customer

Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada di

antara para pelanggan. Pelanggan dapat memberikan persepsi kepada

pelanggan lain tentang kualitas jasa yang pernah didapatnya dari

perusahaan. Keberhasilan dari perusahaan jasa berkaitan erat dengan

seleksi, pelatihan, motivasi, dan manajemen dari sumber daya manusia.

Pentingnya sumber daya manusia dalam pemasaran jasa telah

mengarahkan perhatian yang besar pada pemasaran internal. Pemasaran

internal semakin diakui perusahaan jasa dalam menentukan suksesnya

pemasaran ke pelanggan eksternal.

30

6. Bukti Fisik (Physical Evidence)

Menurut Zeithaml and Bitner dalam Hurriyati (2015:63):

The environment in which the service is delivered and where firm and

customer interact and any tangible component that facilitate performance

or communication of the service, sarana fisik merupakan satu hal yang

secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan

menggunakan produk jasa yang ditawarkan.

Unsur-unsur yang termasuk di dalam sarana fisik antara lain

lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan,

logo, warna dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan service yang

diberikan seperti tiket, sampul, label, dan lain sebagainya”. Lovelock

(2000:248) mengemukakan bahwa perusahaan melalui tenaga

pemasarannya menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik yang

strategis, yaitu sebagai berikut:

a. An Attention-Creating Medium

Perusahaan jasa melakukan diferensiasi dengan pesaing dan membuat

sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan dari target

pasarnya.

b. As a Massage-Creating Medium

Menggunakan simbol atau isyarat untuk mengkomunikasikan secara

intensif kepada audience mengenai kekhususan kualitas dari produk jasa.

c. An effect-Creating Medium

Baju seragam yang berwarna, bercorak, suara dan desain untuk

menciptakan suatu yang lain dari produk jasa yang ditawarkan.

7. Proses (Process) (P7)

Menurut Zeithaml and Bitner dalam Hurriyati (2015:64-65):

Process is the actual procedur, mechanism, and flow of activities by

which the service is delivered the service delivery and operating system,

proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang

digunakan untuk menyampaikan jasa.

Elemen proses ini mempunyai arti suatu upaya perusahaan dalam

menjalankan dan melaksanakan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumennya. Untuk perusahaan jasa, kerja sama antara

pemasaran dan operasional sangat penting dalam elemen proses ini,

terutama dalam melayani segala kebutuhan dan keinginan konsumen. Jika

dilihat dari sudut pandang konsumen, maka kualitas jasa di antaranya dilihat

dari bagaimana jasa menghasilkan fungsinya.

Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran

jasa seperti pelanggan jasa akan sering merasakan sistem penyerahan jasa

sebagai bagian dari jasa itu sendiri. Selain itu keputusan dalam manajemen

operasi adalah sangat penting untuk suksesnya pemasaran jasa.

31

Seluruh aktivitas kerja adalah proses, proses melibatkan prosedur-

prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme-mekanisme, aktivitas-

aktivitas, dan rutinitas-rutinitas dengan apa produk (barang atau jasa)

disalurkan ke pelanggan. Identifikasi manajemen proses sebagai aktivitas

terpisah adalah persyaratan sebagai perbaikan jasa. Pentingnya elemen

proses ini khususnya dalam bisnis jasa disebabkan oleh persediaan jasa yang

tidak dapat disimpan.

D. Keputusan Pembelian

1. Proses Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:179):

Proses keputusan pembelian terdiri dari 5 tahap: pengenalan kebutuhan,

pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku

pasca pembelian. Proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian

sesungguhnya dan berlanjut dalam waktu yang lama setelah pembelian.

Pemasar harus memusatkan perhatian pada keseluruhan proses pembelian

dan bukan hanya pada keputusan pembelian.

Proses keputusan pembelian dapat dijelaskan pada gambar berikut:

Gambar 2.1

Proses Keputusan Pembelian

Sumber: Kotler dan Armstrong (2008:179)

Gambar 2.1 memperlihatkan bahwa konsumen melewati seluruh

tahapan itu untuk semua pembelian yang dilakukan. Tetapi dalam

pembelian yang lebih rutin, konsumen sering menghilangkan atau membalik

urutan beberapa tahap ini.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:179), proses keputusan

pembelian terdiri dari 5 (lima) tahap, yaitu:

a. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan (need

recognition), pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan.

Pengenalan

kebutuhan

Pencarian

Informasi

Evaluasi

Alternatif

Keputusan

Pembelian

Perilaku

Pasca Pembelian

32

Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan internal ketika salah satu

kebutuhan normal seseorang, rasa lapar, haus, seks, timbul pada tingkat

yang cukup tinggi sehingga menjadi dorongan. Kebutuhan juga bisa

dipicu oleh rangsangan eksternal.

b. Pencarian Informasi

Konsumen yang tertarik mungkin mencari lebih banyak informasi

atau mungkin tidak. Konsumen dapat memperoleh informasi dari

beberapa sumber. Sumber-sumber ini meliputi sumber pribadi (keluarga,

teman, tetangga, rekan), sumber komersial (iklan, wiraniaga, situs web,

penyalur, kemasan, tampilan), sumber publik (media massa, organisasi

pemeringkat konsumen, pencarian internet), dan sumber pengalaman

(penanganan, pemeriksaan, pemakaian produk).

c. Evaluasi Alternatif

Pemasar harus tahu tentang evaluasi alternatif (alternative

evaluation), yaitu bagaimana konsumen memproses informasi untuk

sampai pada pilihan merek. Sayangnya, konsumen tidak menggunakan

proses evaluasi yang sederhana dan tunggal dalam semua situasi

pembelian. Sebagai gantinya, beberapa proses evaluasi dilaksanakan.

Konsumen sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda

melalui beberapa prosedur evaluasi. Bagaimana cara konsumen

mengevaluasi alternatif bergantung pada konsumen pribadi dan situasi

pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan

kalkulasi yang cermat dan pemikiran logis.

Pemasar harus mempelajari pembeli untuk menemukan bagaimana

cara mereka sebenarnya dalam mengevaluasi pilihan mereka.

d. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen menentukan peringkat merek dan

membentuk niat pembelian. Pada umumnya, keputusan pembelian

(purchase decision) konsumen adalah membeli merek yang paling

disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan

keputusan pembelian.

e. Perilaku Pasca Pembelian

Pekerjaan pemasar tidak berakhir ketika produk telah dibeli.

Setelah membeli produk, konsusmen akan merasa puas atau tidak puas

dan terlibat dalam perilaku pasca pembelian (post-purchase behavior)

yang harus diperhatikan oleh pemasar.

33

BAB III

GAMBAR UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Kota Pontianak

Kota Pontianak adalah ibukota Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.

Kota ini dikenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis khatulistiwa. Di

utara kota Pontianak, tepatnya Siantan, terdapat Tugu Khatulistiwa yang

dibangun pada tempat yang dilalui garis khatulistiwa. Selain itu, Kota

Pontianak dilalui oleh Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Kedua sungai itu

diabadikan dalam lambang Kota Pontianak. Kota ini memiliki luas wilayah

107,82 kilometer persegi.

Adapun batas wilayah Kota Pontianak adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Batas Wilayah Kota Pontianak

No Batas Wilayah

1 Utara Siantan, Mempawah

2 Selatan Sungai Raya, Kubu Raya dan Siantan, Mempawah

3 Barat Sungai Kakap, Kubu Raya

4 Timur Sungai Ambawang, Kubu Raya

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Pontianak

B. Jumlah Penduduk Kota Pontianak

Penduduk adalah setiap orang baik Warga Negara Indonesia maupun

Warga Negara Asing yang bertempat tinggal di wilayah di negara RI dan telah

memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

34

dijelaskan tentang penggunaan data kependudukan yang dihasilkan dari Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) merupakan satu-satunya data

kependudukan yang dapat digunakan dalam pelayanan publik, alokasi

anggaran, perencanaan pembangunan, pembangunan demokrasi, penegakan

hukum dan pencegahan kriminal.

Sehubungan dengan hal tersebut, pemanfaatan data kependudukan oleh

lembaga negara, kementerian/lembaga pemerintah non kementerian atau badan

hukum Indonesia adalah data kependudukan yang sudah dikonsolidasikan dan

diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri. Data kependudukan diterbitkan

secara berkala, untuk skala nasional, skala provinsi, skala kabupaten/kota,

diterbitkan per semester yaitu semester I tiap tanggal 30 Juni dan semester II

tiap tanggal 31 Desember.

Untuk data penduduk semester II tahun 2018, jumlah penduduk Kota

Pontianak adalah sebanyak 665.694 jiwa, di mana jumlah penduduk berjenis

kelamin laki-laki berjumlah 50,19 persen dari jumlah penduduk (sebesar

334.083 jiwa) dan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak

49,81 persen dari jumlah penduduk (sebesar 331.611 jiwa). Pertambahan

penduduk sebesar 1.300 jiwa, dibandingkan jumlah penduduk semester I tahun

2018 yang berjumlah 664.394 jiwa. Jumlah penduduk berstatus kepala

keluarga adalah sebanyak 182.485 jiwa, jumlah wajib KTP sebesar 482.768

jiwa, dan tenaga kerja usia produktif sebesar 467.211 jiwa dapat dilihat pada

Tabel 3.1:

35

Tabel 3.2

Jumlah Penduduk Kota Pontianak

Tahun 2018

Kecamatan/Kelurahan Jumlah Penduduk

Laki-Laki Perempuan Total

Pontianak Selatan 46.816 47.281 94.097

Pontianak Timur 51.659 50.928 102.587

Pontianak Barat 75.382 74.552 149.934

Pontianak Utara 72.735 70.602 143.337

Pontianak Kota 62.905 63.616 126.521

Pontianak Tenggara 24.586 24.632 49.218

Jumlah 334.083 331.611 665.694

Sumber : https://disdukcapil.pontianakkota.go.id/

C. Sejarah Singkat Mitra Kost

Mitra Kost Berdiri pada awal Tahun 2012. Mitra Kost berlokasi di

Jalan Prof. M. Yamin Kota Baru No 43, Kelurahan Sungai Bangkong,

Kecamatan Pontianak Kota. Mitra Kost ini dijalani oleh Bapak H. Fauzi

yang menjabat sebagai pemilik sekaligus pengelola Mitra Kost. Mitra Kost

sendiri didirikan mengingat di sebelah rumah beliau terdapat lahan yang

kosong dan masih luas dan usaha kost saat itu sedang banyak diminati

karena Pontianak adalah kota yang banyak terdapat perguruan tinggi dan

universitas yang pastinya akan mendatangkan banyak putra dan putri daerah

yang akan menuntut ilmu di Kota Pontianak dan pastinya mereka

membutuhkan tempat tinggal sementara sampai selesai, dan untuk kegiatan

sosial lainnya. Mengingat hal itu, beliau memutuskan untuk mendirikan

kost, yang mulanya adalah kost-kostan untuk putra putri.

36

D. Struktur Organisasi

Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung untuk selalu hidup

bermasyarakat. Sebutan sosial mengandung arti bahwa manusia cenderung

mengembangkan kerjasama dan hubungan saling bergantung dengan manusia

lainnya. Di samping itu, manusia mempunyai kecenderungan untuk mengatur

dan mengorganisasikan kegiatan-kegiatannya untuk mencapai suatu tujuan.

Perilaku manusia senantiasa di arahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Tetapi

kemampuan kerja manusia terbatas, baik fisik, daya pikir, waktu, tempat,

pendidikan, dan banyak faktor lain yang membatasi kegiatan manusia. Adanya

keterbatasan ini menyebabkan manusia tidak dapat mencapai sebagian besar

tujuannya tanpa melalui kerjasama dengan orang lain. Hal-hal tersebut

merupakan dasar penting mengapa manusia selalu hidup dalam organisasi.

Mitra Kost tidak memiliki struktur organisasi akan tetapi Mitra Kost

memiliki SDM yang menjalankan operasional Mitra Kost. Berikut adalah

tugas-tugas berdasarkan bagian dalam menjalankan Mitra Kost:

1. Pimpinan (Pengelola)

Pimpinan ialah orang yang mengelola Mitra Kost dalam mengawasi

kegiatan-kegiatan penghuni Mitra Kost, seperti misalnya penerimaan

konsumen baru, melihat kecukupan air dalam bak mandi, menyalakan

lampu ketika hari sudah gelap, menagih uang bulanan, mengecek apa-apa

saja yang diperlukan dan apa saja yang dikeluhkan oleh penghuni kost.

37

2. Satpam

Satpam bekerja mulai dari Pukul 21.00 WIB sampai Pukul 05.00 WIB

dengan tugas yaitu mengawasi dan menjaga keamanan Mitra Kost.

3. Pembantu

Pembantu bertugas menyapu dan mengepel setiap pagi, membersihkan wc 1

minggu 2 kali, membersihkan bak mandi, dan membersihkan kamar apabila

ada konsumen yang ingin menempati kamar yang akan digunakan.

E. Aspek Pemasaran

1. Produk

Produk jasa merupakan produk yang dapat memberikan manfaat, dan

memenuhi kebutuhan konsumen, seperti kamar dengan tipe 1 serta tipe 2

(seperti dijelaskan pada Bab I).

2. Harga

Harga yang ditawarkan Mitra Kost adalah harga yang relatif murah

dengan fasilitas yang memadai tidak seperti harga-harga yang ditetapkan

pada kost lain.

3. Lokasi

Lokasi Mitra Kost sangat strategis, mudah dijangkau karena letaknya

yang berada di tepi jalan, dekat dengan minimarket, pasar, dan lain-lain.

4. Promosi

Promosi yang dilakukan ialah dengan menggunakan banner yang

ditempel di depan kost itu sendiri, dan dengan memberikan pelayanan

38

semaksimal mungkin sehingga promosi secara tidak langsung melalui

konsumen yang sudah menggunakan jasa kost tersebut.

5. People (SDM)

Mitra Kost menyediakan satpam dan pembantu yang melakukan kegiatan

keamanan dan kebersihan agar konsumen merasa puas dalam menggunakan

kost.

6. Bukti Fisik

Bukti fisik yang ditawarkan adalah jasa berbentuk penyewaan kamar kost

dengan fasilitas yang memadai seperti kamar ukuran 4x4, kasur, lemari,

meja, kursi, karpet, tempat sampah, kain lap, wc bersama dan lahan parkir

yang luas serta di awasi kamera CCTV dan bangunan yang terbuat dari

beton.

7. Proses

Untuk mendapatkan manfaat dari jasa yang ditawarkan konsumen hanya

memerlukan KTP untuk melakukan administrasi dan membayar uang sewa

per bulan, setelah melakukan proses tersebut konsumen bisa mendapatkan

manfaat jasa yang ditawarkan.

39

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang yang

merupakan penghuni Mitra Kost di Kota Pontianak. Dari kuesioner yang

disebar diperoleh data mengenai karakteristik responden yang mencakup nama,

jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, dan frekuensi

penggunaan kost. Salah satu tujuan dengan pengelompokkan responden adalah

untuk mengetahui rincian profil responden yang dijadikan sampel penelitian.

Karakteristik responden menurut jenis kelamin yang menggunakan jasa

Mitra Kost dapat dilihat pada Tabel 4.1:

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

Keterangan Jumlah Responden Persentase (%)

Laki – Laki 29 96,67

Perempuan 1 3,33

Jumlah 30 100

Sumber : Data Olahan, 2019

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar (96,67%) responden

berjenis kelamin laki- laki.

40

Umur responden yang menggunakan jasa Mitra Kost dapat dilihat pada

Tabel 4.2:

Tabel 4.2

Umur Responden

Keterangan Jumlah Responden Persentase (%)

18-28 27 90,00

29-39 1 3,33

40-50 2 6,67

Jumlah 30 100

Sumber : Data Olahan, 2019

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar (90,00%) responden

berumur antara 18-28 tahun.

Jumlah responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.3:

Tabel 4.3

Pendidikan Responden

Keterangan Jumlah Responden Persentase (%)

SMP 3 10,00

SMA 25 83,33

S1 2 6,67

Jumlah 30 100

Sumber : Data Olahan, 2019

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sebagian besar (83,33%) responden

berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).

41

Pekerjaan responden dapat dilihat pada Tabel 4.4:

Tabel 4.4

Pekerjaan Responden

Keterangan Jumlah Responden Persentase (%)

Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1 3,33

Karyawan Swasta 4 13,33

Mahasiswa 25 83,33

Jumlah 30 100

Sumber : Data Olahan, 2019

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sebagian besar (83,33%) responden

berstatus sebagai mahasiswa.

Status pernikahan responden dapat dilihat pada Tabel 4.5:

Tabel 4.5

Status Pernikahan Responden

Keterangan Jumlah Persentase (%)

Menikah 2 6,67

Belum Menikah 28 93,33

Jumlah 30 100

Sumber : Data Olahan, 2019

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sebagian besar (93,33%) responden

berstatus belum menikah.

Frekuensi penggunaan kost per bulan dapat dilihat pada Tabel 4.6:

Tabel 4.6

Frekuensi Penggunaan Kost

Keterangan Jumlah Responden Persentase

1-12 Bulan 13 43,33

13-25 Bulan 12 40,00

26-38 Bulan 4 13,33

42

Tabel 4.6

(Lanjutan)

Keterangan Jumlah Responden Persentase

39-51 Bulan 3,33 13,33

Jumlah 30 100

Sumber : Data Olahan, 2019

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sebagian besar (43,33%) responden

menggunakan jasa sewa Mitra Kost Kota selama 1-12 bulan.

B. Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas yaitu suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

suatu instrumen. Instrumen yang mempunyai validitas yang tinggi artinya

instrumen tersebut mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat

mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas

dilakukan dengan cara menghitung korelasi masing-masing pernyataan

(item) dengan skor totalnya.

Uji validitas adalah dengan membandingkan dengan nilai korelasi

hitung (rhitung) dengan rtabel, dengan tingkat signifikansi (α) 5% (0,05),

dengan jumlah responden (n-2)=30–2=28, maka r tabel dapat dilihat pada

tabel nilai-nilai r product moment baris N=28 adalah sebesar 0,361

Kriteria keputusan validitas adalah jika r hitung ≥ r tabel, maka

pernyataan dinyatakan valid. Sebaliknya, jika nilai r hitung < r tabel, maka

pernyataan dinyatakan tidak valid.

Hasil uji validitas pernyataan-pernyataan dalam variabel Harga (X1)

dapat dilihat pada Tabel 4.7:

43

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Variabel Harga (X1)

No.

Item Hasil korelasi

(rxy)

r tabel Kesimpulan

5%

1. X1.1 0,719 0,361 Valid

2. X1.2 0,701 0,361 Valid

3. X1.3 0,500 0,361 Valid

4. X1.4 0,727 0,361 Valid

5. X1.5 0,695 0,361 Valid

6. X1.6 0,375 0,361 Valid

Sumber : Data Olahan, 2019

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa hasil dari uji validitas pada variabel

Harga (X1) dinyatakan valid karena nilai r hitung lebih besar dari 0,361,

artinya r hitung ≥ r tabel.

Hasil uji validitas pernyataan-pernyataan dalam variabel Lokasi (X2)

dapat dilihat pada Tabel 4.8:

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Variabel Lokasi (X2)

No. Item Hasil korelasi

(rxy)

r tabel Kesimpulan

5%

1. X2.1 0,451 0,361 Valid

2. X2.2 0,790 0,361 Valid

3. X2.3 0,783 0,361 Valid

4. X2.4 0,746 0,361 Valid

5. X2.5 0,615 0,361 Valid

6. X2.6 0,679 0,361 Valid

Sumber : Data Olahan, (2019)

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil dari uji validitas pada variabel

Lokasi (X2) dinyatakan valid karena nilai r hitung lebih besar dari 0,361,

artinya r hitung ≥ r tabel.

Hasil uji validitas pernyataan-pernyataan dalam variabel Bukti Fisik

(X3) dapat dilihat pada Tabel 4.9:

44

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Variabel Bukti Fisik (X3)

No. Item Hasil korelasi

(xry)

r tabel Kesimpulan

5%

1. X3.1 0,685 0,361 Valid

2. X3.2 0,507 0,361 Valid

3. X3.3 0,734 0,361 Valid

4. X3.4 0,677 0,361 Valid

5. X3.5 0,622 0,361 Valid

6. X3.6 0,600 0,361 Valid

Sumber : Data Olahan, 2019

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa hasil dari uji validitas pada variabel

Bukti Fisik (X3) dinyatakan valid karena nilai r hitung lebih besar dari

0,361, artinya r hitung ≥ r tabel.

Hasil uji validitas pernyataan-pernyataan dalam variabel Keputusan

Konsumen (Y) dapat dilihat pada Tabel 4.10:

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Konsumen (Y)

No. Item Hasil korelasi

(xry)

r tabel Kesimpulan

5%

1. Y.1 0,443 0,361 Valid

2. Y.2 0,403 0,361 Valid

3. Y.3 0,487 0,361 Valid

4. Y.4 0,526 0,361 Valid

5. Y.5 0,290 0,361 Tidak Valid

6. Y.6 0,393 0,361 Valid

7. Y.7 0,511 0,361 Valid

8. Y.8 0,411 0,361 Valid

9. Y.9 0,540 0,361 Valid

10. Y.10 0,588 0,361 Valid

11. Y.11 0,489 0,361 Valid

12. Y.12 0,429 0,361 Valid

13. Y.13 0,460 0,361 Valid

14. Y.14 0,437 0,361 Valid

15 Y.15 0,469 0,361 Valid

Sumber : Data Olahan, 2019

45

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa hasil dari uji validitas pada variabel

Keputusan Konsumen (Y) dinyatakan ada 1 (satu) item yang tidak valid

yakni item 5 (Y.5), karena nilai corrected item total correlation kurang dari

0,361, sehingga dilakukan pengujian ulang dengan membuang item yang

tidak valid sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Konsumen (Y)

No.

Item

pertanyaan

Hasil korelasi

(rxy)

r tabel Kesimpulan

5%

1. Y.1 0,414 0,361 Valid

2. Y.2 0,388 0,361 Valid

3. Y.3 0,454 0,361 Valid

4. Y.4 0,515 0,361 Valid

5. Y.6 0,366 0,361 Valid

6. Y.7 0,547 0,361 Valid

7. Y.8 0,437 0,361 Valid

8. Y.9 0,578 0,361 Valid

9. Y.10 0,606 0,361 Valid

10. Y.11 0,448 0,361 Valid

11. Y.12 0,400 0,361 Valid

12. Y.13 0,483 0,361 Valid

13. Y.14 0,470 0,361 Valid

14. Y.15 0,427 0,361 Valid

Sumber : Data Olahan, 2019

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa hasil dari uji validitas pada variabel

Keputusan Konsumen (Y) dinyatakan valid karena nilai r hitung lebih besar

dari 0,361, artinya r hitung ≥ r tabel.

2. Uji Reliabilitas

Reliabel artinya dapat dipercaya, dapat diandalkan. Uji reliabilitas

instrumen pada penelitian ini dengan reliabilitas Alpha Cronbach. Untuk

46

menghitung reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS dan

dinyatakan reliabel jika nilai ��� > 0,6.

Hasil uji reliabilitas variabel Harga (X1) dapat dilihat pada Tabel 4.12:

Tabel 4.12

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Harga (X1)

Sumber : Data Olahan, 2019

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha variabel Harga

(X1) sebesar 0,682, lebih besar dari 0,60. Maka dapat disimpulkan bahwa

item dari variabel Harga (X1) adalah reliabel.

Hasil uji reliabilitas variabel Lokasi (X2) dapat dilihat pada Tabel

4.13:

Tabel 4.13

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Lokasi (X2)

Sumber : Data Olahan, 2019

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha variabel

Lokasi (X2) sebesar 0,767, lebih besar dari 0,60. Maka dapat disimpulkan

bahwa item dari variabel Lokasi (X2) adalah reliabel.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,682 6

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,767 6

47

Hasil uji reliabilitas variabel Bukti Fisik (X3) dapat dilihat pada Tabel

4.14:

Tabel 4.14

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Bukti Fisik (X3)

Sumber: Data Olahan, 2019

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha variabel Bukti

Fisik (X3) sebesar 0,767, lebih besar dari 0,60. Maka dapat disimpulkan

bahwa item dari variabel Bukti Fisik (X3) adalah reliabel.

Hasil uji reliabilitas variabel Keputusan Konsumen (Y) dapat dilihat

pada Tabel 4.15:

Tabel 4.15

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Konsumen (Y)

Sumber : Data Olahan, 2019

Pada Tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha variabel

Keputusan Konsumen (Y) sebesar 0,713, lebih besar dari 0,60. Maka dapat

disimpulkan bahwa item dari variabel Keputusan Konsumen (Y) adalah

reliabel.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,767 6

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,713 14

48

C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov > 0,05, atau 0,01, maka asumsi

normalitas terpenuhi. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.16:

Tabel 4.16

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 30

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.64248716

Most Extreme

Differences

Absolute .093

Positive .092

Negative -.093

Kolmogorov-Smirnov Z .511

Asymp. Sig. (2-tailed) .956

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data Olahan, 2019

Hasil uji normalitas pada Tabel 4.16 menunjukkan bahwa nilai

signifikansi sebesar 0,956 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data yang

di uji berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang

digunakan sudah benar atau tidak. Hasil uji linieritas variabel harga dan

keputusan konsumen dapat dilihat pada Tabel 4.17:

49

Tabel 4.17

Hasil Uji Linieritas Variabel Harga dan Keputusan Konsumen

Sumber : Data Olahan, 2019

Berdasarkan nilai signifikansi (sig) pada Tabel 4.17 dapat dilihat

bahwa nilai Deviation from Linearity sig sebesar 0,418 > 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan linier secara signifikan antara variabel

harga (X1) dan keputusan konsumen (Y).

Hasil uji linieritas variabel lokasi dan keputusan konsumen dapat

dilihat pada Tabel 4.18:

Tabel 4.18

Hasil Uji Linieritas Variabel Lokasi dan Keputusan Konsumen

Sumber : Data Olahan, 2019

Berdasarkan nilai signifikansi (sig) pada Tabel 4.18 dapat dilihat

bahwa nilai Deviation from Linearity sig sebesar 0,359 > 0,05, maka dapat

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Keputusan

Konsumen * Harga

Between Groups (Combined) 213.714 8 26.714 1.199 .346

Linearity 47.274 1 47.274 2.122 .160

Deviation

from Linearity

166.440 7 23.777 1.067 .418

Within Groups 467.752 21 22.274

Total 681.467 29

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Keputusan Konsumen *

Lokasi

Between Groups (Combined) 234.156 8 29.270 1.374 .264

Linearity 59.106 1 59.106 2.775 .111

Deviation from

Linearity

175.050 7 25.007 1.174 .359

Within Groups 447.311 21 21.301

Total 681.467 29

50

disimpulkan bahwa ada hubungan linier secara signifikan antara variabel

lokasi (X2) dan keputusan konsumen (Y).

Hasil uji linieritas variabel bukti fisik dan keputusan konsumen dapat

dilihat pada Tabel 4.19:

Tabel 4.19

Hasil Uji Linieritas Variabel Bukti Fisik dan Keputusan Konsumen

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Keputusan

Konsumen * Bukti

Fisik

Between Groups (Combined) 395.048 8 49.381 3.621 .009

Linearity 248.584 1 248.584 18.226 .000

Deviation from

Linearity

146.464 7 20.923 1.534 .210

Within Groups 286.419 21 13.639

Total 681.467 29

Sumber : Data Olahan, 2019

Berdasarkan nilai signifikansi (sig) pada Tabel 4.19 dapat dilihat

bahwa nilai Deviation from linearity sig sebesar 0,210 > 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan linier secara signifikan antara variabel

bukti fisik (X3) dan keputusan konsumen (Y).

3. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF). Menurut Siregar (2017:103): “Nilai cut-off

yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah

nilai Tolerance ≤ 0,10 dan nilai VIF ≥ 10”.

51

Hasil uji multikolonieritas dapat dilihat pada Tabel 4.20:

Tabel 4.20 menunjukkan bahwa nilai Tolerance variabel Harga (X1)

sebesar 0,942, nilai Tolerance variabel Lokasi (X2) sebesar 0,888, dan nilai

Tolerance variabel Bukti Fisik (X3) sebesar 0,940, lebih besar dari 0,10.

Nilai VIF variabel Harga (X1) sebesar 1,061, nilai VIF variabel Lokasi (X2)

sebesar 1,127, dan nilai VIF variabel Bukti Fisik (X3) sebesar 1,063, lebih

kecil dari 10,00. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala

multikolonieritas dalam model regresi.

Tabel 4.20

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 6.788 13.317 .510 .615

Harga .577 .391 .224 1.475 .152 .942 1.061

Lokasi .258 .394 .102 .654 .519 .888 1.127

Bukti

Fisik

1.195 .317 .573 3.773 .001 .940 1.063

a. Dependent Variable: Keputusan Konsumen

Sumber : Data Olahan, 2019

52

D. Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil olahan data dapat dilihat pada Tabel 4.21:

Tabel 4.21

Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda

Berdasarkan Tabel 4.21, maka persamaan regresi linier berganda adalah

sebagai berikut:

Y= 6,788 + 0,577X1 + 0,258X2 + 1,195X3

Persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konstanta (a) sebesar 6,788. Artinya jika variabel harga, lokasi dan bukti

fisik bernilai nol, maka keputusan konsumen sebesar 6,788 satuan.

2. Nilai koefisien regresi variabel harga (X1) sebesar 0,577. Artinya jika

variabel harga meningkat sebesar satu satuan, maka keputusan konsumen

akan meningkat sebesar 0,577 satuan.

3. Nilai koefisien regresi variabel lokasi (X2) sebesar 0,258. Artinya jika

variabel lokasi meningkat sebesar satu satuan, maka keputusan konsumen

akan meningkat sebesar 0,258 satuan.

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.788 13.317 .510 .615

Harga .577 .391 .224 1.475 .152

Lokasi .258 .394 .102 .654 .519

Bukti

Fisik

1.195 .317 .573 3.773 .001

a. Dependent Variable: Keputusan Konsumen

Sumber : Data Olahan, 2019

53

4. Nilai koefisien regresi variabel bukti fisik (X3) sebesar 1,195. Artinya jika

variabel bukti fisik meningkat sebesar satu satuan, maka keputusan

konsumen akan meningkat sebesar 1,195 satuan.

E. Koefisien Korelasi (R)

Hasil koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 4.22:

Tabel 4.22

Hasil Koefisien Korelasi (R)

Tabel 4.22 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi atau R sebesar

0,660. Nilai ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel harga, lokasi,

dan bukti fisik dengan variabel keputusan konsumen adalah kuat karena

nilainya berada pada interval 0,60 – 0,799.

F. Koefisien Determinasi (R²)

Tabel 4.22 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi atau R2 yang

diperoleh sebesar 0,435. Hal ini berarti bahwa 43,5% (1 x 0,435 x 100%)

keputusan konsumen memilih Mitra Kost dapat dijelaskan oleh harga, lokasi,

dan bukti fisik, sedangkan sisanya yaitu sebesar 56,5% (100 – 43,5) keputusan

konsumen memilih Mitra Kost dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang

tidak diteliti dalam penelitian ini.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .660a .435 .370 3.847

a. Predictors: (Constant), Bukti Fisik, Harga, Lokasi

b. Dependent Variable: Keputusan Konsumen

Sumber : Data Olahan, 2019

54

G. Uji Pengaruh Simultan (Uji F)

Hasil uji pengaruh parsial (uji F) dapat dilihat pada Tabel 4.23:

Tabel 4.23

Hasil Uji Pengaruh Simultan (Uji F)

Tabel 4.23 menunjukkan bahwa nilai F hitung 6,683 > F tabel 4,20, dan

nilai signifikan sebesar 0,002 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa harga

dan lokasi serta bukti fisik secara bersama-sama (simultan) berpengaruh

signifikan terhadap keputusan konsumen memilih Mitra Kost.

H. Uji Pengaruh Parsial (Uji T)

Hasil uji pengaruh parsial (uji T) dapat dilihat pada Tabel 4.24:

Tabel 4.24

Hasil Uji Pengaruh Parsial (Uji T)

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 296.703 3 98.901 6.683 .002a

Residual 384.764 26 14.799

Total 681.467 29

a. Predictors: (Constant), Bukti Fisik, Harga, Lokasi

b. Dependent Variable: Keputusan Konsumen

Sumber : Data Olahan, 2019

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.788 13.317 .510 .615

Harga .577 .391 .224 1.475 .152

Lokasi .258 .394 .102 .654 .519

Bukti

Fisik

1.195 .317 .573 3.773 .001

a. Dependent Variable: Keputusan Konsumen

Sumber : Data Olahan, 2019

55

Tabel 4.24 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai t hitung variabel harga sebesar 1,475 ≤ t tabel 2,048, dan nilai

signifikan sebesar 0,152 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa harga

secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen

memilih Mitra Kost.

2. Nilai t hitung variabel lokasi sebesar 0,654 ≤ t tabel 2,048, dan nilai

signifikan sebesar 0,519 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa lokasi

secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen

memilih Mitra Kost.

3. Nilai t hitung variabel bukti fisik sebesar 3,773 > t tabel 2,048, dan nilai

signifikan sebesar 0,001 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa bukti fisik

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen

memilih Mitra Kost.

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah di lakukan pada

bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Responden dalam penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin laki-laki,

berumur antara 18-28 tahun, berpendidikan SMA, berstatus mahasiswa,

belum menikah, serta menggunakan jasa sewa Mitra Kost selama 1-12

bulan.

2. Persamaan regresi linier berganda adalah : Y= 6,788 + 0,577X1 + 0,258X2 +

1,195X3.

3. Hasil koefisien korelasi menunjukkan nilai R sebesar 0,660. Nilai ini

menunjukkan bahwa hubungan antara variabel harga, lokasi, dan bukti fisik

dengan variabel keputusan konsumen adalah kuat.

4. Hasil koefisien determinasi menunjukkan nilai R2 sebesar 0,435. Hal ini

berarti bahwa 43,5% keputusan konsumen memilih Mitra Kost dapat

dijelaskan oleh harga, lokasi, dan bukti fisik, sedangkan sisanya yaitu

sebesar 56,5% keputusan konsumen memilih Mitra Kost dipengaruhi oleh

variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5. Hasil uji pengaruh simultan (uji F) menunjukkan bahwa nilai F hitung 6,683

> F tabel 4,20, dan nilai signifikan sebesar 0,002 < 0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa harga dan lokasi serta bukti fisik secara bersama-sama

57

(simultan) berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen memilih

Mitra Kost.

6. Hasil uji parsial (uji T) menunjukkan bahwa harga dan lokasi secara parsial

tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen memilih Mitra

Kost, sedangkan bukti fisik secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

keputusan konsumen memilih Mitra Kost.

B. Saran

Dari hasil kesimpulan di atas penulis dapat memberikan beberapa saran

yang dapat digunakan sebagai masukan bagi perusahaan sebagai berikut :

1. Walaupun variabel harga secara parsial tidak berpengaruh, namun kepada

pihak pengelola Mitra Kost hendaknya dapat terus memperhatikan masalah

penetapan harga dengan tetap memperhatikan harga jasa sewa kost pesaing,

karena harga juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

keputusan konsumen.

2. Pengelola Mitra Kost hendaknya dapat terus meningkatkan bukti fisik

seperti fasilitas-fasilitas agar konsumen dapat merasa lebih nyaman dalam

menggunakan jasa sewa Mitra Kost.

3. Variabel yang disarankan selanjutnya untuk diteliti karena terdapat 56,5%

dipengaruhi variabel lain dari penelitian ini yaitu kepuasan konsumen,

produk, proses, orang, promosi, dan lain-lain.

58

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM

SPSS 25. Edisi 9. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hurriyati, Ratih. 2015. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen.

CV Alfabeta, Bandung.

https://disdukcapil.pontianakkota.go.id/jumlah-penduduk-kota-pontianak-

semester-ii-tahun-2018-capai-665694-jiwa

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Pontianak

Kotler, Philip, dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemsaran. Edisi ke

12, Jilid I, Erlangga, Jakarta.

Kurniawan, Andre. 2015. Analisis Pengaruh Lokasi Dan Fasilitas Terhadap

Keputusan Mahasiswa Memilih Tempat Indekos Dengan Harga Sewa

Indekos Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Ekonomi Dan

Kewirausahaan. Vol. 15 (2). Hal. 236-244.

Siregar, Syofian. 2017. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif.

PT Bumi Aksara, Jakarta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

CV Alfabeta, Bandung.

Susilowati. 2015. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan

Mahasiswa Universitas Pakuan Dalam Memilih Rumah Kost. Vol. 6 (2).

Tjiptono, Fandy. 2014. Pemasaran Jasa – Prinsip, Penerapan, Penelitian.

CV ANDI OFFSET, Yogyakarta.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.