pengaruh globalisasi terhadap - ub
TRANSCRIPT
PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN
PENDAPATAN DI ASEAN
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Panji Sudono Bekti
155020101111057
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI ASEAN
Panji Sudono Bekti, Dr. Rachmad Kresna Sakti, SE., M.Si.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh globalisasi meliputi globalisasi
ekonom, globalisasi sosal dan globalisasi politik terhadap pertumbuhan ekonomi dan
ketimpangan pendapatan di ASEAN. Selain itu penelitian ini juga ingin mengetahui
bagaimana pengaruh faktor-faktor di teori pertumbuhan endogen (pendidikan,
infrastrukur, teknologi) terhadap pertumbuhan ekonomi serta apakah hipotesis kuznet
berlaku di negara-negara ASEAN . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
regresi data panel dengan bantuan software eviews 8. Data panel merupakan gabungan
antara data time series berupa urutan waktu yang digunakan yaitu tahun 2001-2015 dan
data cross section yaitu berupa urutan lintang 6 negara di ASEAN (Indonesia, Malaysia,
Thailand, Philippines, Vietnam, Cambodia). Model yang paling tepat digunakan dalam
penelitian ini adalah fixed effect model. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
globalisasi ekonomi, globalisasi sosial, globalisasi politik, pendidikan, infrastruktur, dan
teknologi (RnD) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Globalisasi
ekonomi dan globalisasi social berpengaruh negative terhadap ketimpangan pendapatan.
Hipotesis kuznet berlaku di negara-negara ASEAN.
Kata Kunci: Globalisasi, Pertumbuhan Ekonomi, Ketimpangan Pendapatan, Teori
Endogen, dan Hipotesis Kuznet
A. PENDAHULUAN
Globalisasi merupakan fenomena global yang melanda seluruh dunia. Globalisasi
dicirikan dengan keterbukaan dalam perdagangan barang, jasa, aliran modal, mobilitas
masyarakat antar negara dan budaya. Globalisasi telah menyasar dalam berbagai aspek
meliputi ekonomi, sosial, dan politik. Berbagai penelitian telah membuktikan mengenai
dampak yang dihasilkan dari proses globalisasi terhadap perekonomian suatu negara.
Dreher (2006), Vogiatzoglou (2014),dan Olatunbosun (2018) menemukan bahwa
globalisasi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Globalisasi
membuat lalu lintas sumber daya antar negara meningkat. Berpindahnya produksi
komoditas labor intensif dari negara maju ke negara berkembang akan meningkatkan
perekonomian. Hal ini sesuai dengan pendapat Friedman (dalam Krugman, 1991) bahwa
perpindahan sumber daya antar negara secara tidak langsung meningkatkan
perekonomian negara. Perpindahan produksi berarti kenaikan lapangan pekerjaan dan
peningkatan pendapatan nasional.
Globalisasi melalui sering menyebabkan ada pihak yang merugi dan pihak yang
beruntung. Dampak terhadap distribusi pendapatan timbul karena dua alasan; faktor-
faktor produksi tak berpindah dengan cepat dan murah dari satu ke lain industri, dan
keragaman output mempunyai dampak yang berbeda terhadap permintaan bagi faktor
produksi yang berbeda. Perbedaan yang signifikan dalam kualitas dan kuantitas dari
modal tenaga kerja, kondisi sumber daya alam dan kondisi sosial politik telah
menyebabkan pendapatan yang ada tidak didistribusikan secara merata pada wilayah
dalam negara.
Negara –negara terutama negara anggota ASEAN mengalami perubahan tingkat
globalisasi dari tahun ke tahun. Tingkat globalisasi negara dapat dilihat dari indeks
globalisasi KOF (Konjunkturforschungsstelle). Komponen Indeks Globalisasi KOF
teridiri dari globalisasi ekonomi, sosial dan politik. Skala indeks antara 1 sampai 100.
Semakin tinggi nilai indeks mengindikasian bahwa tingkat globalisasi yang terjadi di
suatu negara semakin tinggi.
Gambar 1. Perkembangan tingkat Globalisasi beberapa negara
ASEAN
Sumber: ETH Zurich (2018)
Gambar 1.1 menunjukkan trend tingkat globalisasi negara-negara ASEAN secara
keseluruhan mengalami peningkatan dari dari tahun 2001 sampai 2015. Peningkatan
tersebut menunjukkan perkembangan pelaksanaan globalisasi bidang ekonomi, sosial,
dan politik di negara –negara tersebut mengalami peningkatan.
Peningkatan tingkat globalisasi di negara-negara ASEAN tersebut menujukkan bahwa
arus perdagangan barang, jasa, maupun modal antar negara mengalami peningkatan yang
juga akan meningkatkan aktivitas ekonomi di dalam negara tersebut. Peningkatan tingkat
globalisasi juga tidak menunjukkan dampak yang signifikan terhadap pemerataan
pendapatan.
Gambar 2. Pertumbuhan GDP beberapa negara ASEAN
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Indonesia Malaysia Thailand Philippines Vietnam Cambodia
Sumber: Worldbank, (2019)
Gambar 3. Kondisi ketimpangan Pendapatan di 6 negara ASEAN
25
30
35
40
45
50In
de
ks G
ini
Sumber : Worldbank, (2019)
Gambar 3 menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan di 6 negara ASEAN
berfluktuatif. Bahkan beberapa negara mengalami peningkatan ketimpangan. Negara–
negara ASEAN tersebut rata-rata mengalami peningkatan tingkat globalisasi dari tahun
2001 sampai 2015. Tetapi tren dari pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan
cenderung fluktuatif. Ying (2014) menjelaskan bahwa peningkatan tingkat globalisasi
tidak selalu dibarengi dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang tinggi maupun
penurunan tingkat ketimpangan pendapatan. Indonesia mengalami peningkatan tingkat
globalisasi dari tahun 2001 sampai 2015, tetapi tren pertumbuhan ekonomi Indonesia
cenderung fluktuatif dan terjadi peningkatan ketimpangan pendapatan antara tahun 2001
dengan 2015. Peningkatan tingkat globalisasi di Malaysia dan Philippines dibarengi
dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi tetapi cenderung tidak berpengaruh terhadap
penurunan tingkat ketimpangan. Thailand dan Cambodia mengalami penurunan tingkat
ketimpangan pendapatan seiring dengan peningkatan globalisasi dari tahun 2001 sampai
2015, namun tingkat pertumbuhan ekonomi negara tersebut cenderung fluktuatif.
Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh antara tingkat globalisasi
ekonomi, globalisasi sosial, dan globalisasi politik yang diduga berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan pada negara-negara berkembang
ASEAN.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Teori Globalisasi
Globalisasi menurut Todaro dan Smith (2006) adalah proses yang membuat
perekonomian berbagai negara di dunia semakin menyatu, mendorong perekonomian
global, dan mengglobalkan pembuatan kebijakan ekonomi. Dreher (2006) membagi
globalisasi menjadi tiga jenis yaitu globalisasi ekonomi, sosial dan politik. Globalisasi
ekonomi merujuk pada keterbukaan perdagangan dan jasa, aliran investasi dan keuangan.
Globalisasi sosial merujuk pada migrasi internasional, aliran informasi dan budaya.
Globalisasi politik merujuk pada konvergensi pada sistem politik antar negara.
Tingkat globalisasi di suatu negara dapat diukur dengan Indeks Globalisasi KOF.
Indeks Globalisasi KOF (KonjunkturforschungsstelleII) dipublikasikan pertama kali pada
tahun 2002 oleh ETH Zurich. Indeks Globalisasi KOF terdiri dari 3 sub indeks yaitu
globalisasi ekonomi, globalisasi sosial, globalisasi politik. Indeks globalisasi KOF
memiliki skala pengukuran 1 sampai dengan 100. Globalisasi ekonomi memiliki
komponen neraca perdagangan, foreign direct investment, investasi portofolio, utang luar
negeri, dan cadangan devisa. Globalisasi sosial meliputi pariwisata internasional, migrasi,
pendaftaran hak paten, pelajar internasional, franchise luar negeri, ekspor teknologi
tinggi. globalisasi politik meliputi jumlah duta besar, keanggotaan organisasi
internasional, partisipasi misi perdamaian PBB.
Globalisasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Globalisasi dan pertmbuhan ekonomi melalui model Ricardian menjelaskan bahwa
negara akan mengekspor barang dengan produksi yang relatif lebih efisien, dan
mengimpor barang yang kurang efisien bila diproduksi oleh sendiri. Suatu negara akan
akan berspesialisasi dalam produksi barang yang bsia dihasilkannya relative efisien
(dimana negara tersebut memiliki keunggulan komparatif) (Budiono,1989). Migrasi
sumber daya internasional juga berkaitan dengan perekonomian negara. Krugman (1991)
menjabarkan perpindahan faktor meliputi migrasi tenaga kerja, transfer modal, utang-
piutang internasional, dan pertalian internasional yang terbentuk dengan beroperasinya
perusahaan-perusahaan multinasional.
Globalisasi politik juga berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Partisipasi negara
dalam organisasi internasional juga berpengaruh terhadap perekonomian negara. Viner
melalui teori custom unions menjelaskan bahwa partisipasi negara dalam organisasi
internasional memiliki pengaruh terhadap perekonomian negara. Salvatore (2014)
menjelaskan bahwa custom unions memudahkan negara dalam perdagangan, mengurangi
hambatan perdagangan dan menyelaraskan kebijakan perdagangan, mendaya-gunakan
seluruh sumber daya di negara-negara anggotanya.
Globalisasi dan Ketimpangan Pendapatan
Teori Heckscher-Ohlin menjelaskan bahwa perdagangan internasional menurunkan
tingkat ketimpangan pendapatan di dalam suatu negara atau antar negara. Perpindahan
faktor dari negara yang berkelimpahan modal ke negara yang memiliki kelangkaan modal
menyebabkan distribusi pendapatan dan terjadi pemertaan pendapatan. (Budiono, 1989).
Globalisasi juga berkaitan dengan pergerakan sumber daya internasional. Salvatore
(2014) menyatakan bahwa perdagangan internasional dan mobilitas sumber daya
produktif dianggap sebagai pengganti satu sama lain. Pergerakan sumber daya produktif
dari satu negara ke negara lain memiliki kecenderungan untuk menyamakan harga faktor
produksi.
Salvatore (2014) menyatakan teori custom unions mendorong spesialisasi produksi
oleh negara berdasarkan keunggulan komparatif. Setelah adanya spesialisasi produksi
dalam perdagangan internasional, asumsi terjadinya pemerataan pendapatan akan terjadi
baik di dalam negara itu sendiri maupun antar negaraGlobalisasi juga berkaitan dengan
pergerakan sumber daya internasional
Pertumbuhan Endogen
Todaro (2011) menyatakan bahwa komponen teori pertumbuhan endogen Romer
meliputi pendidikan, kualitas infrastruktur, teknologi melalui pengeluaran RnD (research
and development). Keseluruhan faktor tersebut merupakan komplementer dalam
pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pendapatan
Kurva Kuznet membentuk sebuah hubungan antara pendapatan perkapita dengan
ketimpangan pendapatan. Kurva kuznet menggambarkan hubungan GDP perkapita
dengan koefisien gini. Koefisien gini adalah ukuran ketimpangan pendapatan di suatu
wilayah. Kurva kuznet menjelaskan bahwa pada awal pembangunan ekonomi dengan
GDP perkapita yang masih rendah, kondisi ketimpangan pendapatan di wilayah tersebut
cenderung memburuk. Tetapi pada titik tertentu seiring peningkatan GDP perkapita yang
semakin tinggi, ketimpangan pendapatan semakin menurun (Todaro dan Smith, 2009).
Kurva kuznet terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian pertama dimana kurva ber slope
naik dan bagian kedua kurva menurun. pertumbuhan ekonomi diukur dengan GDP
perkapita dan GDP per kapita kuadratik. GDP perkapita kuadratik digunakan untuk
mengukur GDP perkapita di negara berkembang dalam kondisi pendapatan nasional
yang lebih tinggi atau diasumsikan bahwa negara tersebut memiliki GDP yang besar dan
telah menjadi negara maju.
C. METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini digunakan jenis data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang
diukur dalam suatu skala numerik (angka). Data yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang bersumber dari WorldBank, Global Competitiveness Index
ETH Zurich. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data
runtut waktu (time series) atau disebut dengan data tahunan dan data antar ruang (cross
section). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Tingkat Globalisasi Ekonomi, Globalisasi Sosial, dan Globalisasi Politik di 6
negara ASEAN tahun 2001-2015
2. Data GDP (Gross Domestic Product) per kapita di 6 negara ASEAN tahun 2001-2015
3. Data Indeks Pendidikan Indeks kualitas Inrastruktur dari Global Competitiveness Index
di 6 negara ASEAN tahun 2001-2015
4. Data rasio pengeluaran RnD (research and development ) terhadap GDP 6 negara
ASEAN tahun 2001-2015
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 6 negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand,
Vietnam, Cambodia, Philippines
Metode Analisis dan Model Penelitian
Analisis yang dilakukan pada penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi bebrapa
tahapan dalam satu kerangka analisis sesuai dengan tujuan yang ingin diperoleh.
Informasi yang didapat dalam setiap tahapan digunakan untuk menjustifikasi pentingnya
mengapa analisis tahapan berikutnya perlu untuk dilakukan. Hal tersebut akan membuat
metode analisis lebih terarah dan sistematis. Model penelitian meliputi model 1
(globalisasi terhadap pertumbuhan ekonomi) dan model 2 (globalisasi terhadap
ketimpangan pendapatan).
Model 1 LnGDP = α0 + α1IGEit + α2IGSit + α3IGPit + α4INFRAit+ α5EDUCit +
α6RNDit + e
Model 2 GINI = α0 + α1IGEit + α2IGSit + α3IGPit + α4GDPit+ α5GDPCit + e
Keterangan:
lnGDP = Pertumbuhan Ekonomi (GDP perkapita)
α = Konstanta
IGE, IGS, IGP = Index globalisasi ekonomi. Indeks Globalisasi Sosial, Index Globalisasi
Politik
INFRA = Infrastruktur
EDUC = Kualitas Pendidikan
RND = rasio RnD terhadap GDP
GDP = GDP perkapita
GDPC = GDP perkapita kuadrat
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pemilihan Model
Hasil pemlihan model apakah common effect, fixed effect, random effect yang terpilih
melalui uji Uji chow dan Hausman. Uji Chow digunakan untuk menentukan model yang
paling tepat digunakan antara common effect dan fixed effect. Berdasarkan tabel 4.3,
Probabilitas F pada Model 1 dan Model 2 bernilai 0.0000. Sehingga keputusannya tolak
Ho, artinya metode yang terpilih menggunakan model fixed effect. Uji hausman
digunakan untuk menentukan model yang paling tepat digunakan antara random effect
dan fixed effect. Hasil uji hausman menunjukkan bahwa probabilitas untuk kedua model
(model 1 dan model 2) bernilai 0.0000 maka keputusannya adalah tolak H0 sehingga
model terbaik yang digunakan model 1 dan model 2 dengan menggunakan fixed effect.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Syarat yang harus dipenuhi agar persamaan regresi dapat dianggap persamaan regresi
yang baik maka harus dilakukan pengujian asumsi klasik ekonometrika. Uji asumsi klasik
yang biasanya sering digunakan dalam persamaan regresi adalah uji normalitas,
multikolinieritas, autokorelasi dan heterokedastisitas.
Hasil uji normalitas menyatakan bahwa nilai probabilitas jarque –bera hitung sebesar
0.599069.Karena nilai probabiitas lebih besar dari α (0.05) maka keputusannya terima
Ho sehingga dapat disumpulkan bahwa data berdistribusi normal. Dengan demikian
asumsi normalitas telah terpenuhi
Hasil uji multikolinieritas menunjukkan bahwa variabel IGE, IGP, IGS, EDUC, TECH
dan INFRA tidak terjadi masalah multikolinieritas. IGE, IGS, IGP, GDP dan GDPC tidak
terjadi masalah multikolinieritas. Hal tersebut dapat diketahui dari nilai centered VIF dari
masing-masing variabel dalam kedua model (model 1 dan model 2) yang kurang dari 10.
Sehingga asumsi non multikolinieritas terpenuhi
Hasil uji autokorelasi dengan LM-test bahwa pada model 1 dan 2 nilai probablitas chi-
square lebih dari nilai α (0.05). Maka keputusannya tolak H0 sehingga model 1 dan 2
tidak terjadi autokorelasi.
Hasil uji heterokedastisitas pada model 1 (variabel IGE, IGP, IGS, EDUC, TECH dan
INFRA) dan model 2 (IGE, IGS, IGP, GDP dan GDPC) dengan uji Glesjer menunjukkan
bahwa tidak terjadi heterokedastisitas. Asumsi bebas heterokedastisitas bila probabilitas
variabel memiliki nilai lebih dari alpha 5%.
Pengujian Hipotesis
Tabel 8. Uji Regresi Model 1
Variabel Koefisien Probabilitas
IGE 0.019298 0.0008
IGS 0.023935 0.0002
IGP 0.009246 0.0008
EDUC 0.364619 0.0000
INFRA 0.229798 0.0001
RND
0.325599 0.0024
Variabel Koefisien Probabilitas
R-squared 0.983234
Adjusted R-squared 0.980869
Prob(F-statistic) 0.000000
Durbin-Watson stat 1.279660
Sumber: data diolah, 2019
Semua variabel independen memiliki nilai koefisien positif. Menunjukkan bahwa
variabel independen (tingkat globalisasi ekonomi, sosial, politik, kualitas pendidikan,
kualitas infrastruktur, RND) berpengaruh posiitif terhadap dependen (pertumbuhan
ekonomi). Nilai R-squared sebesar 98.3 persen, menunjukkan variabel bebas mampu
mempengaruhi variabel terikat (pertumbuhan ekonomi) sebesar 98.3 persen.
Tabel 9. Uji Regresi Model 2
Variabel Koefisien Probabilitas
IGE -0.239474 0.0339
IGS -0.288233 0.0215
IGP -0.076064 0.1245
GDP 0.002063 0.0351
GDPC -1.55E-07 0.0239
R-squared 0.649934
Adjusted R-squared 0.605622
Prob(F-statistic) 0.000000
Durbin-Watson stat 0.861630
Sumber: Data diolah,2019
Koefisien variabel tingkat globalisasi ekonomi, globalisasi sosial, globalisasi politk
dan GDP per kapita dan GDP perkapita kuadrat (GDPC) bernilai negatif. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel tersebut berpengaruh negatif terhadap variabel dependen
(ketimpangan pendapatan). Koefisisien variabel GDP per kapita bernilai positif. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel tersebut berpengaruh positif terhadap variabel dependen
(ketimpangan pendapatan). Nilai R-squared sebesar 64.9 persen, menunjukkan variabel
bebas yaitu globalisai ekonomi, globalisasi sosial, globalisasi politik, GDP perkapita dan
GDP perkapita kuadrat mampu mempengaruhi variabel terikat yaitu ketimpangan
pendapatan sebesar 64.9 %.
Pengaruh Globalisasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Hasil estimasi menunjukkan bahwa tingkat globalisasi ekonomi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pertumbuhan GDP perkapita dengan nilai koefisien 0.0192.
Artinya peningkatan tingkat globalisasi ekonomi sebesar 1 satuan akan meningkatkan
pertumbuhan GDP per kapita sebesar 1.92 persen. Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa
peningkatan tingkat globalisasi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara di
ASEAN. Indeks globaliasi ekonomi memiliki komponen meliputi nilai ekspor-impor,
nilai FDI (foreign direct investemnet), dan investasi portofolio. Peningkatan perdagangan
internasional akan meningkatkan produksi sehingga akan terjadi peningkatan pendapatan.
Hasil ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Dreher (2006) dan Vogiatzoglou
(2014) bahwa globalisasi ekonomi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Hal ini bahwa negara akan berdagang dengan negara lain sesuai dengan keunggulan
komparatif negara tersebut selaras dengan teori keunggulan komparatif. Menurut
Salvatore (2014) Pergerakan sumber daya seperti aliran FDI dan investasi portofolio dari
negara berkelimpahan sumber daya nantinya akan meningkatkan kesejahteraan negara
tersebut.
Variabel tingkat globalisasi sosial ditemukan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan GDP perkapita dengan nilai koefisien sebesar 0.0239. Artinya,
peningkatan tingkat globalisasi sosial sebssar 1 satuan akan meningkatkan pertumbuhan
GDP per kapita sebesar 2.39 persen. Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa peningkatan
globalisasi sosial akan mendorong pertumbuhan GDP per kapita. Komponen dari
globalisasi sosial meliputi migrasi, pariwisata internasional, jumlah restoran asing di
dalam negeri, dan perdagangan barang budaya. Peningkatan pertumbuhan GDP perkapita
di 6 negara ASEAN salah satunya didukung dari sektor pariwisata internasional. Hal ini
sesuai dengan teori pergerakan sumber daya internasional bahwa migrasi (tenaga kerja)
akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi negara. Salvatore (2014) pergerakan
sumber daya produktif negara berkelimpahan ke negara yang kelangkaan cenderung
berdampak pada kesejahteraan Pariwisata internasional mendorong turis asing untuk
datang dan membelanjakan uangnya sehingga akan meningkatkan pendapatan
masyarakat. Peningkatan konsumsi masyarakat akibat adanya perusahaan franchise luar
negeri juga menstimulus perekonomian. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian dari
Olatunbosun (2018) bahwa globalisasi sosial berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
GDP per kapita di 18 negara Asia tahun 2011-2015.
Hasil estimasi menunjukkan bahwa tingkat globalisasi politik berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan GDP per kapita dengan nilai koefisien 0.0092. Artinya,
peningkatan tingkat globalisasi politik sebesar 1 satuan akan meningkatkan pertumbuhan
GDP sebesar 0.92 persen. Komponen dari globalisasi politik meliputi jumlah kedutaan
besar luar negeri organisasi internasonal. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Suci
(2015) bahwa globalisasi politik berpengeruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini
menguatkan konsep custom unions dari Viner bahwa dengan partisipasi dalam organisasi
internasional akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan
perdagangan antar negara anggotanya. Salvatore (2014) menyatakan bahwa custom
unions memudahkan negara dalam perdagangan, mengurangi hambatan perdagangan dan
menyelaraskan kebijakan perdagangan, mendaya-gunakan seluruh sumber daya di
negara-negara anggotanya.
Pengaruh Kualitas Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Variabel kualitas infrastruktur ditemukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Koefisien kualitas infrastruktur bernilai 0.229, artinya
peningkatan infrastruktur 1 satuan akan meningkatan pertumbuhan gdp per kapita sebesar
22.9 persen, cateris paribus. Hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa kualitas
infrastruktur berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini sesuai dengan
asumsi teori endogen bahwa kualitas infrastruktur berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi. Mankiw (2007) menyatakan bahwa Infrastruktur adalah modal fisik yang
berpengaruh secara langsung terhadap output agregat melalui kontribusinya terhadap
peningkatan GDP dan input produksi pada sektor lain. Kualitas Infrastruktur juga
berpengaruh terhadap biaya transportasi dan biaya lainnya. Semakin baik kualitas
infrastruktur maka biaya transport dan biaya produksi semakin kecil. jumlah modal
infrastruktur akan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Kualitas
Infrastruktur yang lebih baik juga ditemukan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan
akses terhadap kesehatan.
Pengaruh Kualitas Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Dari hasil regresi ditemukan bahwa variabel kualitas pendidikan berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi. Nilai koefisien regresinya sebesar 0.364, artinya
peningkatan 1 satuan pada kualitas pendidikan akan meningkatkan GDP per kapita
sebesar 36.4 persen. Hasil ini sesuai dengan hipotesis bahwa kualitas pendidikan
berpengaruh positif terhadap GDP per kapita. Kualitas pendidikan diukur melalui indeks
pendidikan dari World Economic Forum yang memiliki komponen pendidikan menengah
dan pelatihan. Hasil ini seusai dengan asumsi teori endogen Romer bahwa pendidikan
merupakan faktor endogen yang berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pendidikan merupakan faktor komplementer dari pertumbuhan ekonomi terutama di
negara-negara berkembang. Bila dilihat hasil statistik menujukkan bahwa pendidikan
memiliki skala paling tinggi yang menunjukkan bahwa pendidikan menegah dan
pelatihan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Todaro (2011) bahwa potensi pengembalian atas investasi yang tinggi di
negara–negara berkembang yang memiliki rasio modal-output yang rendah akan
meningkat bila investasi komplementer (pendidikan, infrastruktur, dan RnD)
ditingkatkan. Melalui pendidikan dan pelatihan dapat mengembangkan teknologi yang
nantinya digunakan dalam proses produksi. Peningkatan produktivitas negara akan
mempengaruhi daya saing negara sehingga negara akan siap untuk menghadapi
persaingan dalam rangka keterbukaan ekonomi.
Pengaruh RnD terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Dari hasil regresi ditemukan bahwa kesiapan teknologi melalui RnD berpengaruh
positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Nilai koefisien regresinya sebesar 0.325 artinya
peningkatan satu satuan pada RnD akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar
32.5 persen. Hasil ini sesuai dengan hipotesis bahwa kesiapan teknologi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Rasio RnD banding GDP
menunjukkan jumlah pengeluaran untuk riset dan pengembangan teknologi yang
dilakukan oleh negara/swasta dibanding dengan nilai GDP (pendapatan nasional negara
tersebut). Hasil ini menguatkan teori model pertumbuhan endogen Romer bahwa adanya
imbas teknologi secara positif mempengaruhi output pada tingkat industri, sehingga
memungkinkan hasil yang semakin meningkat pada tingkat perekonoman secara luas.
Melaui anggaran riset dan teknologi akan berdampak pada peningkatan kualitas teknologi
dalam proses produksi, di berbagai sektor seperti pertanian, manufaktur, pertambangan.
Modernisasi alat-alat produksi yang nantinya akan menngkatkan efisiensi dalam proses
produksi. Hal ini secara langsung dapat meningkatkan output produksi dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kesejahteraan akan memberikan efek terhadap
pertumbuhan GDP negara-negara berkembang di ASEAN. Kemajuan teknologi dapat
terjadi dengan meningkatkan anggaran untuk research and technology (RnD). Kemajuan
teknologi menyebabkan peningkatan produksi yang nantinya akan terjadi pertumbuhan
output produksi.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Ketimpangan Pendapatan
Globalisasi ekonomi ditemukan berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap
ketimpangan pendapatan. Koefisien variabel globalisasi ekonomi sebesar -0.239 artinya
peningkatan 1 satuan pada variabel globalisasi ekonomi akan menurunkan ketimpangan
pendapatan sebebesar 23.9 persen. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa
globalisasi ekonomi berdampak negatif terhadap ketimpangan pendapatan. Hasil ini juga
sesuai dengan penelitian dari Dreher (2006) bahwa globalisasi ekonomi cenderung
mengurangi ketimpangan pendapatan di negara-negara berkembang. Hasil ini sesuai
dengan teori Keunggulan Komparatif bahwa suatu negara akan cenderung mengekspor
barang dengan faktor produksi yang melimpah dan mengimpor barang dengan faktor
produksi langka. Pergerakan sumber daya internasional seperti investasi portofolio dan
FDI juga berperan mengurangi ketimpangan pendapatan. Salvatore (2014) menyatakan
bahwa pergerakan sumberdaya produktif dari negara dengan kelimpahan sumber daya
memiliki kecenderungan menyamakan imbal hasil faktor dan meningkatkan
kesejahteraan.
Globalisasi sosial ditemukan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
ketimpangan pendapatan. Koefisien variabel globalisasi sosial sebesar -0.288 Artinya
peningkatan globalisasi sosial 1 satuan akan menurunkan ketimpangan pendapatan
sebesar 28.8 persen. Komponen globalisasi sosial yang diduga berpengaruh kuat terhadap
pemerataan pendapatn di negara-negara ASEAN adalah migrasi, pariwisata, franchise
dari luar negeri. Migrasi berkaitan erat dengan teori pergerakan sumber daya. Dimana
adanya imbal balik (manfaat) migrasi tenaga kerja yang akan mengurangi ketimpangan
pendapatan di negara-negara berkembang. Salvatore (2014) menyatakan pergerakan
faktor cenderung menyamakan pendapatan dan berimbas ke pemerataan pendapatan.
Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa globalisasi sosial mengurangi
ketimpangan pendapatan. Pariwisata berimbas pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat di sekitar kawasan wisata tersebut. Peningkatan konsumsi akibat adanya
perusahaan franchise dari luar negeri juga berdampak pada peningkatan pertumbuhan
ekonomi. Salvatore (2014) menyatakan bahwa perusahaan multinasional berdampak pada
kesejahteraan ekonomi melalui penyerapan tenaga kerja lokal/domestik. Hasil ini juga
mendukung penelitian dari Suci (2015) bahwa globalisasi sosial mengurangi ketimpangan
pendapatan di negara berkembang.
Globalisasi politik ditemukan tidak berpengaruh terhadap ketimpangan pendapatan
dikarenakan probabilitasnya lebih dari taraf nyata 5%. Koefisien globalisasi ekonomi
sebesar -0.076. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis peneltian bahwa globalisasi politik
berpengaruh terhadap ketimpangan pendapatan. Globalisasi politik yang dicirikan dengan
jumlah duta besar dan partisipasi negara dalam organisasi maupun kegiatan internasional
diketahui tidak berpengaruh mengurangi ketimpangan pendapatan di 6 negara
berkembang di ASEAN. Hal ini menolak konsep custom unions dari Viner bahwa dengan
berpartisipasi dalam organisasi internasional akan mendorong pemerataan pendapatan di
dalam negara tersebut melalui kemudahan dalam perdagangan (menurangi hambatan
perdagangan). Bila melihat pengaruh globalisasi politik terhadap pertumbuhan ekonomi
juga kecil. Hasil pengujian pengaruh globalisasi politik terhadap pertumbuhan ekonomi
pun hanya sekitar 0.9%. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan diplomasi yang
dilakukan duta besar tidak berdampak terhadap penurunan ketimpangan pendapatan yang
terjadi di negaranya.
Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pendapatan
Variabel GDP per kapita ditemukan berpengaruh secara positif terhadap ketimpangan
pendapatan dengan nilai koefisien 0.002. Artinya peningkatan GDP per kapita 1 dollar
akan meningkatkan ketimpangan pendapatan sebesar 0.2 persen. Variabel GDP per kapita
kuadrat ditemukan berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap ketimpangan
pendapatan dengan koefisien -1,55. Hasil ini sesuai dengan hipotesis dan sesuai dengan
teori kuznet bahwa pada awal pembangunan ekonomi, distribusi pendapatan cenderung
memburuk dan pada tahap selanjutnya distribusi pendapatan akan membaik. Menurut
Todaro (2011), penjelasan mengenai mengapa ketimpangan semakin memburuk selama
awal pertumbuhan ekonomi sebelum akhirnya meningkat, hal ini berkaitan dengan
hakikat perubahan struktural yang mana seperti dijelaskan dalam model Lewis bahwa
pembangunan awal dikonsentrasikan pada sektor industri modern yang kesempatan
kerjanya terbatas tetapi tingkat upah dan produktivitasnya tinggi. Kurva Kuznets dapat
dihasilkan oleh proses pertumbuhan berkesinambungan yang memperluas sektor modern
ketika suatu negara bergerak dari perekonomian tradisional ke perekonomian modern.
Selain itu, hasil dari investasi pada sektor pendidikan akan meningkat ketika sektor
modern sedang tumbuh membutuhkan ketrampilan dan kemudian penawaran pekerja
terdidik meningkat sedangkan penawaran pekerja tidak terampil menurun. Pada negara-
negara berkembang biasanya tenaga kerja tidak terdidik lebih banyak ketimbang tenaga
kerja terdidik.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil peneltian dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai
pengaruh globalisasi terhadap pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan di 6
negara ASEAN tahu 2001 – 2015, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Tingkat globalisasi ekonomi, sosial, dan politik memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di 6 negara ASEAN tersebut. Variabel lain
yang juga mempegaruhi pertumbuhan ekonomi secara positif adalah kualitas
pendidkan, kualtas infrastruktur, dan kesiapan teknologi.
2. Tingkat globalisasi ekonomi dan globalisasi sosial, memiliki pengaruh negatif dan
signifikan terhadap ketimpangan pendapatan di 6 negara ASEAN. Sedangkan
globalisasi politik tidak berpengaruh terhadap ketimpangan pendapatan di 6 negara
ASEAN
3. Hipotesis Kuznet berlaku pada 6 negara ASEAN. Hasil penelitian menunjukkan saat
GDP perkapita memiliki pengaruh positif pada ketimpangan pendapatan dan pada
GDP perkapita yang lebih tnggi (kuadrat) memiliki pengaruh negatif dan signifikan
terhadap ketimpangan pendapatan di 6 negara ASEAN.
Saran
1. Peningkatan tingkat globalisasi ekonomi perlu dilakukan dengan cara peningkatan sisi
aliran aktual seperti peningkatan volume perdagangan, promosi FDI dan investasi
portofolio serta mengurangi hambatan dan pajak dalam perdagangan internasional.
Peningkatan globalisasi sosial dapat dilakukan dengan promosi pariwisata dalam
negeri ke dunia internasional.
2. Akses terhadap organisasi internasional diharapkan dapat menjadi media untuk
mendapat jaringan kerjasama antar negara dan peningkatan kualitas duta besar dalam
berdiplomasi dengan negara lain perlu dilakukan karena kedua hal ini berdampak
terhadap perekonomian negara terutama dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
3. Globalisasi politik diduga memiliki keterkaitan tak langsung dengan masalah
ketimpangan pendapatan. Globalisasi politik meningkatkan globalisasi ekonomi (FDI
dan neraca perdagangan) sehingga terjadi pertumbuhan ekonomi dan mengurangi
ketimpangan pendapatan. Hal ini diharapkan menjadi bahan penelitian bagi peneliti
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, Harvey, and Jim Taylor. 2000. Regional Economics and Policy. New York:
Harvester Wheatsheaf.
Arief, Sitrua. 1998 Teori dan Kebijakan Pembangunan. edisi pertama, Jakarta : CIDES.
Atif, M., Srivastav M., Sauytbekova M., Arachchige K.. 2012. Globalization and income
inequality: a panel data analysis of 68 countries, ZBW Deutsche Zentralbibliothek
fur Wirtschaftswissenschaften Leibniz Information Centre for Economics No
42385.
Baltagi, B. H. 2001. Econometric Analysis of Panel Data. (2nd Edition). West Sussex :
John Wiley & Sons.
Benoit, Kenneth. 2011. Linear Regression Models with Logarithmic Transformations
Methodology, London School of Economics.
Boediono. 1989. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: BPFE
Bukhari, Mahnoor dan Kashif Munir. 2010. Impact of Globalization on Income
Inequality in Selected Asian Countries. Munich Personal Re-Pec Archive
(MPRA). No. 74248.
Dreher A. 2006. Does globalization affect growth? Evidence from a new index of
globalization. Applied Economics, Vol. 38, (No. 10) : 1091-1110.
Dreher A, dan Gaston N. 2008. Has globalization increased inequality? Review of
International Economics, Vol. 16, (No. 3) : 516-536.
ETH Zurich (KOF Swiss Economic Institute). 2015. KOF Index of Globalization. Zurich
(CH). http://globalization.kof.ethz.ch/ diakses pada 10 Februari 2019.
Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics. Fourth Edition. New York : McGraw
Hill.
Gurgul, H. dan Lukazs Lach. 2014. Globalization and Economic growth: Evidence from
two decades of transition in CEE. MPRA(Munich Personal RePEc Archive). No.
52231.
Jhingan, M.,L. 2003. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan . Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Krugman, P., Obstfeld, M. 2004. Ekonomi internasional. Jakarta : Penerbit Indeks.
Mankiw, N.G.. 2007. Teori Makroekonomi: Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Olatunbosun, H. A.. 2018. The Impact of Globalization on Economic Growth: Astudy on
Selected Asian Country . International Jurnals of Accounting and Bussines
Management. Vol. 6 No. 1.
Salvatore, Dominick. 2014 Ekonomi Internasional. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Sekaran, U.. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, bUKU 2. Jakarta :
Salemba Empat.
Silaen, M.. 2014. Metodologi Penelitian Sosial Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis .
Bogor: In Media. .
Sora 2015. “ ketahui Pengertian Analisis Data dan Tujuanya. Online (www.
Pengertianku.net/2015/09/pengertian analisis data dan tujuannya/) diakses 1
Februari 2019.
Suci, Stania C.. 2015. Pengaruh Tingkat Globalisasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
ASEAN. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi UI. Vol. 22 No. 2
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D. Bandung : Alfabeta.
Todaro P, Smith S.C. 2011. Pembangunan Ekonomi. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Vogiatzoglou, K. dan P.,N Nguyen. 2014 Economic Opennes and Economic Growth:A
Cointegration Analysis for ASEAN-5 countries. The European Journal of
Applied Economics. Vol 13. No. 2.
World Bank. 2015. World Development Indicator. http:// data.worldbank.org diakses
pada 11 Maret 2019.
--------------------------------. 2019. GDP per Capita. http:// data.worldbank.org diakses
pada 12 Maret 2019
--------------------------------. 2019. GINI index. http:// data.worldbank.org diakses pada
11 Maret 2019
--------------------------------. 2019. Research and Development Expenditure(Ratio %
GDP). http:// data.worldbank.org diakses pada 11 Maret 2019
World Economic Forum. 2015. The Global Competitiveness Report 2001-2015.
http://weforum.org/reports diakses pada 11 Maret 2019.
Ying YH, Chang K, Lee CS. 2014. The impact of globalization on economic growth.
Romanian Journal of Economic Forecasting Vol. 13 No. 2