pengaruh financial distress audit delay, dan reputasi
TRANSCRIPT
PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, AUDIT DELAY, DAN
REPUTASI AUDITOR TERHADAP AUDITOR SWITCHING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Kimia,
Subsektor Logam, Subsektor Keramik, dan Subsektor Pakan
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016 – 2018)
SKRIPSI
Oleh :
ALBERTTO SANTOS
20160100007
JURUSAN AKUNTANSI
KONSENTRASI PEMERIKSAAN AKUNTANSI
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, AUDIT DELAY, DAN
REPUTASI AUDITOR TERHADAP AUDITOR SWITCHING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Kimia,
Subsektor Logam, Subsektor Keramik, dan Subsektor Pakan
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016 – 2018)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis
Universitas Buddhi Dharma Tangerang
Jenjang Pendidikan Strata 1
Oleh :
ALBERTTO SANTOS
20160100007
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
i
PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, AUDIT DELAY, DAN REPUTASI
AUDITOR TERHADAP AUDITOR SWITCHING (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Subsektor Kimia, Subsektor Logam, Subsektor
Keramik dan Subsektor Pakan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2016 – 2018)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai
pengaruh financial distress, audit delay, dan reputasi auditor terhadap auditor
switching. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan yang telah
diaudit pada perusahaan manufaktur subsektor kimia, subsektor logam, subsektor
keramik dan subsektor pakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2016-2018.
Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling
dengan jumlah sampel sebanyak 20 perusahaan selama periode 3 tahun
pengamatan berturut-turut sehingga total sampel sebanyak 60. Data penelitian ini
menggunakan SPSS versi 25 dengan uji statistik deskriptif, uji regresi logistik.
Hasil dari penelitian yang telah diolah menunjukan bahwa nilai signifikan
financial distress yang diproksikan menggunakan FD yaitu 0,483, nilai signifikan
audit delay yang diproksikan menggunkan AD yaitu 0,009 dan nilai signifikan
reputasi auditor yang diproksikan menggunakan RA yaitu 0,233.
Hasil penelitian menunjukan bahwa financial distress, dan reputasi auditor
tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching sedangkan audit delay
berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.
Kata kunci : Auditor Switching, Financial Distress, Audit Delay, Reputasi
Auditor.
ii
THE EFFECT OF FINANCIAL DISTRESS, AUDIT DELAY, AND
AUDITOR’S REPUTATION ON AUDITORS SWITCHING (Empirical Study
in Chemical Subsector Manufacturing Companies, Metal Subsectors, Ceramic
subsectors, and Feed Subscetors Listed on the Indonesia Stock Exchange in
2016 - 2018)
ABSTRACT
This study aims to obtain empirical evidence regarding the effect of
financial distress, audit delay and auditor’s reputation on auditor switching. The
population in this study is audited financial statements of companies
manufacturing chemical subsectors, metal subsectors, ceramic subsectors, and
feed subcscetors whitch were listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in
2016-2018.
Determination of the sample was done using purposive sampling with a
total sample of 20 companies over a period of 3 consecutive years of observation
so that the total sample was 60. The data of this study used SPSS version 25 with
descriptive statistical tests, logistic regression tests.
The results of the research that has been processed show that the
significant value of financial distress that is proxied using FD is 0.483, the
significant value of audit delay proxied using AD is 0.009, and the significant
value of the reputation of auditors whitch is proxied using RA is 0.233.
The results showed that financial distress, and auditor reputation did not
have a significant effect on auditor switching while audit delay had a significant
effect on auditor switching.
Keywords : Auditor Switching, Financial Distress, Audit Delay, Auditor
Reputation.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas berkat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana pada Universitas Buddhi Dharma, Tangerang.
Skripsi ini mengambil judul “Pengaruh Financial Distress, Audit Delay,
dan Reputasi Auditor terhadap Auditor Switching (studi empiris pada
perusahaan manufaktur subsektor kimia, subsektor logam, subsektor keramik,
subsektor pakan yang terdaftar di bursa efek indonesia pada tahun 2016 – 2018).
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa
bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuannya
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Sofian Sugioko, M.M, CPMA selaku Rektor Universitas Buddhi
Dharma Tangerang.
2. Ibu Rr. Dian Anggraeni, S.E, M.Si selaku Dekan Fakultas Bisnis Universitas
Buddhi Dharma Tangerang.
3. Bapak Susanto Wibowo, S.E., M.Akt selaku Ketua Jurusan Akuntansi (S1)
Fakultas Bisnis Universitas Buddhi Dharma Tangerang
4. Ibu Lia Dama Yanti, S.E., M.Akt. selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan waktunya untuk membimbing penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih juga untuk masukan dan saran selama
proses penyusunan skripsi ini.
iv
5. Seluruh dosen pengajar dan staff Universitas Buddhi Dharma yang telah
memberikan bekal pengetahuan yang bermanfaat bagi peneliti.
6. Seluruh staff perpustakaan Universitas Buddhi Dharma yang telah membantu
dalam mencari sumber-sumber referensi penelitian.
7. Mama, Adik dan Nenek yang telah memberikan doa, dukungan serta semangat
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik dan tepat
waktu.
8. Untuk sahabat-sahabat penulis, yaitu Arya Prakarsa, Djoko, Risya, Fernando,
Randy, Budi, Erwin, Vincent, Fedrianto, Ferdinand, Marsel, Yudho, Sandi,
Shaldy, Jodi, Temmy, Shaldy, Grup TUBAGO dan teman-teman lainnya yang
tidak bisa disebutkan satu per satu, selalu memberikan bantuan, dukungan, dan
semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.
9. Untuk teman satu kantor penulis, dan teman-teman lainnya yang selalu
memberikan penulis motivasi dan semangat dalam menyelesaikan penelitian
ini.
10. Idx dan Google sebagai sumber informasi dalam penyusunan skripsi.
v
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekukrangan, maka dari itu
peneliti mengaharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat sebagaimana mestinya. Demikian yang dapat peneliti sampaikan.
Tangerang, 23 Desember 2019
Penulis
Albertto Santos
vi
DAFTAR ISI
JUDUL LUAR
JUDUL DALAM
LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILIMIAH
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6
C. Rumusan Masalah.......................................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 8
F. Sistematika Penulisan Skripsi ......................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 11
A. Gambaran Umum Teori ...................................................................... 11
1. Teori Keagenan (Agency Theory) .................................................. 11
2. Teori Sinyal (Signalling Theory).................................................... 12
3. Auditing .......................................................................................... 12
vii
4. Financial Distress .......................................................................... 20
5. Audit Delay ...................................................................................... 23
6. Reputasi Auditor ............................................................................. 24
7. Auditor Switching ............................................................................ 26
B. Hasil Penelitian Terdahulu .................................................................. 29
C. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 34
D. Perumusan Hipotesa ............................................................................ 35
1. Pengaruh Financial Distress terhadap Auditor Switching ............. 35
2. Pengaruh Audit Delay terhadap Auditor Switching ........................ 36
3. Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Auditor Switching ................ 37
4. Pengaruh Financial Distress, Audit Delay, dan Reputasi Auditor
terhadap Auditor Switching ........................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 39
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 39
B. Objek Penelitian .................................................................................. 39
C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 40
D. Populasi dan Sampel ........................................................................... 41
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 42
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian ................................................... 43
1. Varaibel Independen ....................................................................... 43
2. Varaibel Dependen .......................................................................... 45
G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 46
1. Pengujian Statistik Deskriptif.......................................................... 46
2. Analisis Regresi Logistik ................................................................ 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 52
A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 52
viii
1. Auditor Switching ........................................................................... 54
2. Financial Distress .......................................................................... 56
3. Audit Delay ..................................................................................... 58
4. Reputasi Auditor ............................................................................. 61
B. Analisis Data Penelitian ...................................................................... 62
1. Hasil Analisis Deskriptif ............................................................... 62
2. Hasil Regresi Logistik ................................................................... 66
a. Menguji Kelayakan Model Regresi ........................................ 66
b. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test) ........... 67
c. Koefisien Determinasi ............................................................ 70
d. Uji Koefisien ........................................................................... 71
e. Tabel Klasifikasi ..................................................................... 71
f. Persamaan Model Regresi Logistik ........................................ 73
3. Uji Hipotesis .................................................................................. 75
C. Pembahasan ......................................................................................... 77
1. Pengaruh Financial Distress terhadap Auditor Switching ...... 78
2. Pengaruh Audit Delay terhadap Auditor Switching ................. 79
3. Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Auditor Switching ........ 80
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 82
A. Kesimpulan.......................................................................................... 82
B. Implikasi .............................................................................................. 85
1. Implikasi Teoritias......................................................................... 85
2. Implikasi Manajerial ..................................................................... 85
3. Implikasi Metodologi .................................................................... 85
C. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 86
D. Saran .................................................................................................... 86
ix
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
SURAT KETERANGAN RISET
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Kerangka Penelitian ........................................................................... 38
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Contoh Pergantian Auditor Tahun 2017-2018 ....................................... 3
Tabel II.1 Penelitian Terdahulu............................................................................. 29
Tabel III.1 Pengukuran Variabel dan Operasional Variable ................................. 45
Tabel IV.1 Proses Pemilihan Sampel .................................................................... 51
Tabel IV.2 Daftar Sampel Emiten ......................................................................... 53
Tabel IV.3 Data Auditor Switching ....................................................................... 54
Tabel IV.4 Hasil Perhitungan Financial Distress ................................................. 55
Tabel IV.5 Hasil Perhitungan Audit Delay ........................................................... 57
Tabel IV.6 Hasil Perhitungan Reputasi Auditor ................................................... 59
Tabel IV.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif............................................................... 61
Tabel IV.8 Hasil Uji Kelayakan Model Hosmer and Lemeshow Test .................. 65
Tabel IV.9 Hasil Uji Keseluruhan Model (Block 0) ............................................. 66
Tabel IV.10 Hasil Uji Keseluruhan Model (Block 1) ........................................... 67
Tabel IV.11 Koefisien Determinasi ...................................................................... 68
Tabel IV.12 Hasil Uji Koefisien Regresi .............................................................. 69
Tabel IV.13 Hasil Uji Klasifikasi.......................................................................... 70
Tabel IV.14 Hasil Uji Regresi Logistik ................................................................ 72
Tabel IV.15 Ringkasan Pengujian Hipotesis ........................................................ 75
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Perhitungan Variabel Auditor Switching tahun 2016-2018
Lampiran 2 : Hasil Perhitungan Variabel Financial Distress
Lampiran 3 : Hasil Perhitungan Variabel Audit Delay
Lampiran 4 : Hasil Perhitungan Variabel Reputasi Auditor
Lampiran 5 : Hasil Uji Olah SPSS Versi 25 For Windows
Lampiran 6 : Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Sampel
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap akhir periode Perusahaan go public di wajibkan untuk
memberikan laporan keuangan sebagai suatu pertanggungjawaban manager
kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu pemegang saham,
pemerintah, kreditor dan pihak berkepentingan lainnya. Laporan keuangan
merupakan media untuk mengambil keputusan, oleh karena itu laporan
keuangan harus diaudit oleh badan usaha indenpenden yang berwenang.
Badan usaha itu adalah Kantor Akuntan Publik (KAP), tujuan dari audit
laporan keuangan oleh auditor indenpenden adalah untuk menyatakan
kewajaran mengenai semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha,
perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan akuntansi yang berlaku di
Indonesia (Faradila & Yahya, 2016)
Auditor yang indenpenden sangat dibutuhkan dalam melaksanakan
proses audit atas laporan keuangan karena auditor yang indenpenden
memiliki sikap yang netral, tidak memihak atau berpihak kepada yang lain
dan bebas dari pengaruh. Tetapi tidak jarang juga kita jumpai adanya
kerjasama antara klien dengan auditor yang diakibatkan oleh adanya kontrak
kerja yang terlalu lama antara klien dengan auditor. Oleh karena itu, untuk
mempertahankan keandalan laporan keuangan perusahaan dan
2
indenpendensi auditor maka perusahaan diwajibkan untuk
melakukan auditor switching.
Auditor switching di Indonesia sudah diatur tahun 2002 yang
tercantum dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002
dan KMK Nomor 359/KMK/.06/2003 dan direvisi dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 yang sudah berlaku
sejak tanggal 5 Februari 2008 tentang jasa akuntan publik mengenai
pembatasan masa pemberian jasa audit oleh KAP maksimal selama 6 tahun
berturut-turut dan diaudit oleh auditor yang sama selama 3 tahun berturut-
turut. Pemerintah berpendapat bahwa dengan adanya rotasi auditor secara
wajib dapat meningkatkan kualitas audit serta independensi auditor itu
sendiri. Tetapi sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan
pendapat tersebut. Menurut (Faradila & Yahya, 2016) berpendapat bahwa
faktanya Indonesia yang telah menetapkan kebijakan mengenai rotasi wajib
auditor ini tidak pernah melakukan riset yang memadai ketika menerbitkan
peraturan tersebut.
Auditor Switching adalah pergantian KAP maupun auditor yang
dilakukan oleh perusahaan. Auditor Switching dapat bersifat mandtory
(wajib) dan voluntary (sukarela). Auditor Switching yang bersifat mandatory
(wajib) terjadi karena adanya peraturan yang berlaku di regulasi misalnya
yang terjadi di Indonesia. Sedangkan Auditor switching yang bersifat
voluntary (sukarela) terjadi karena adanya suatu alasan atau terdapat faktor-
faktor tertentu dari pihak klien maupun dari KAP tersebut. Dari pihak klien
3
misalnya kesulitan keuangan, manajemen yang gagal dan lain sebagainya.
Sedangkan dari pihak KAP misalnya kualitas audit, fee audit dan
sebagainya. Maka dari itu Fenomena mengenai pergantian auditor atau
Kantor Akuntan Publik ini sangat menarik untuk dikaji karena banyak
faktor yang mendorong perusahaan untuk melakukan pergantian auditor
atau KAP.
Fenomena pergantian auditor sering kali terjadi di berbagai
perusahaan di Indonesia. Sebagai contoh yang terjadi di tabel bawah ini :
Tabel I.1
Contoh Pergantian Auditor Tahun 2017-2018
No. Nama Perusahaan 2017 2018
1 PT. Alaska
Industrindo Tbk
Johannes Juara &
Rekam Anwar & Rekan
2 PT Aneka Gas
Industri Tbk
Hadori Sugiarto
&Rekan
Paul Hadiwinata,
Hidajat, Arsono,
Retno, Pallingan &
Rekan
Sumber : Data sekunder, diolah
Auditor switching dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya: opini audit, reputasi auditor, fee auditor, audit delay, financial
distress, ukuran KAP dan pergantian manajemen. Perusahaan tentu
menginginkan laporan keuangannya mendapatkan opini wajar tanpa
pengecualian (WTP) dari KAP karena pendapat WTP atas laporan keuangan
akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan bagi pihak internal
sedangkan untuk pihak eksternal dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
menanamkan sahamnya.
4
Financial Distress adalah kondisi dimana perusahaan mengalami
kesulitan keuangan dan sudah diambang kebangkrutan. Perusahaan yang
sedang mengalami financial distress cenderung akan meningkatkan evaluasi
subjektivitas dan berhati - hati dalam mengungkapkan kondisi keuangan
yang sesungguhnya kepada pihak – pihak yang berkepentingan baik dari
pihak pengguna maupun pihak eksternal. Dalam kondisi seperti ini biasanya
perusahaan akan melakukan auditor switching untuk menghindari opini
audit yang menggambarkan tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya.
Kita dapat melihat perusahaan yang sedang mengalami financial distress
dari laporan keuangannya yang dimana akan terlihat kewajiban perusahaan
akan lebih besar dibandingkan dengan kekayaan yang dimiliki perusahaan.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh (Wijaya & Rasmini,
2015) berpendapat bahwa financial distress tidak berpengaruh signifikan
terhadap auditor switching. Peneliti ingin membuktikan apakah financial
distress tetap tidak berpengaruh terhadap auditor switching atau tidak
dengan data dan periode yang berbeda dari peneliti sebelumnya.
Audit delay adalah waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk
menyelesaikan laporan audit atas laporan keuangan yang diauditnya
terhitung dari tanggal tutup buku laporan keuangan sampai laporan audit
diserahkan dan ditandatangani. Audit delay biasanya dapat mengakibatkan
perusahaan kehilangan para investor potensial karena laporan keuangannya
terlambat untuk dipublikasikan ke pasar modal. Menurut (Pawitri &
Yadnyana, 2015) audit delay mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
5
auditor switching. Peneliti ingin membuktikan apakah audit delay tetap
berpengaruh terhadap auditor switching atau tidak dengan data dan periode
yang berbeda dari peneliti sebelumnya.
Reputasi auditor sangat menentukan kredibilitas suatu laporan
keuangan. Biasanya perusahaan yang sudah menggunakan KAP The Big 4
enggan untuk mengganti KAP karena KAP besar (Big 4) mempunyai
kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit dibandingkan KAP
kecil (Non Big 4) sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih
tinggi. Selain mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi, KAP
The Big 4 memiliki nama baik, sehingga diharapkan dapat menciptakan
ketertarikan bagi pihak – pihak yang ingin berinvestasi. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh (Karliana, Suzan, & Yudowati, 2017) berpendapat
bahwa reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.
Peneliti ingin membuktikan apakah reputasi auditor tetap berpengaruh
terhadap auditor switching atau tidak dengan data dan periode yang berbeda
dari peneliti sebelumnya.
Penelitian tentang auditor switching sejauh ini sudah banyak
dilakukan dan diteliti. Akan tetapi empiris yang digunakan peneliti-peneliti
berbeda-beda. Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk menggunakan
financial distress, audit delay dan reputasi auditor sebagai variabel
independen untuk menguji pengaruh terhadap auditor switching. Variabel-
variabel dipilih oleh penulis karena menarik untuk diuji kembali mengingat
terdapat hasil yang kontradiktif pada peneliti terdahulu.
6
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis memutuskan untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Financial Distress, Audit
Delay dan Reputasi auditor Terhadap Auditor Switching (Studi Empiris
pada perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang didalam penelitian ini, penulis
mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang
menyebabkan perusahaan melakukan pergantian auditor (auditor
switching).
2) Adanya peraturan yang mengatur tentang Auditor Switching
3) Perusahaan yang berkembang cenderung menginginkan laporan
keuangannya diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang memiliki reputasi
baik.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, penelitian ini
bermaksud menguji hubungan financial distress, audit delay dan reputasi
audior dengan Auditor Switching. Perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
7
1) Apakah Financial Distress berpengaruh auditor switching pada
perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018 ?
2) Apakah Audit Delay berpengaruh auditor switching pada perusahaan
manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018?
3) Apakah Reputasi Auditor berpengaruh auditor switching pada
perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018?
4) Apakah Financial Distress, Audit Delay, dan Reputasi Auditor Auditor
berpengaruh auditor switching pada perusahaan manufaktur subsektor
kimia, logam, keramik dan pakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2016-2018?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui apakah Financial Distress mempengaruhi auditor
switching pada perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam,
keramik dan pakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-
2018.
8
2) Untuk mengetahui apakah audit delay mempengaruhi auditor switching
pada perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan
pakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018.
3) Untuk mengetahui apakah reputasi auditor mempengaruhi auditor
switching pada perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam,
keramik dan pakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-
2018.
4) Untuk mengetahui apakah financial distress, audit delay, dan reputasi
auditor mempengaruhi auditor switching pada perusahaan manufaktur
subsektor kimia, logam, keramik dan pakan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2016-2018.
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
1) Bagi Profesi Akuntan Publik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktik bagi
auditor dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan klien
melakukan auditor switching serta sebagai referensi agar auditor dapat
selalu menjaga profesionalitas serta independensinya saat melakukan
hubungan kerja dengan klien.
2) Bagi Akademisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan dan
wawasan terhadap pengembangan pengauditan khususnya mengenai
auditor switching.
9
3) Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini sebagai sumber referensi dan informasi untuk
memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai pembahasan auditor
switching.
F. Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun kedalam bab yang teratur yang memiliki
tujuan masing-masing pada bab tersebut. Hal ini ditujukan untuk
mempermudah pemahaman atas isi penelitian ini. Sistematika penelitian ini
dapat sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, serta sistematika penulisan dalam penelitian ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas landasan teori-teori yang relevan dan
mendukung penyusunan kerangka teori. Pada bab ini
memuat pembahasan mengenai teori dan dasar hukum
Auditor Switching, teori Financial Distress, teori Audit
Delay, dan Reputasi Auditor hasil penelitian terdahulu,
kerangka pemikiran dan perumusan hipotesa.
10
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan
untuk mendukung penelitian ini, yang meliputi jenis
penelitian, objek penelitian, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, operasionalisasi variabel penelitian dan
teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang deskripsi data hasil penelitian,
analisis hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan
pembahasan mengenai pengaruh financial distress, audit
delay dan reputasi auditor terhadap auditor switching pada
perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik
dan pakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2016-2018
BAB V PENUTUP
Bab ini menyajikan secara singkat mengenai hasil yang
telah diperoleh penelitian yang telah dilaksanakan,
menjawab permasalahan penelitian, menyampaikan
keterbatasan penelitian, menjelaskan implikasi penelitian
serta memberikan saran yang mengacu pada kelemahan
yang berguna untuk pemecah masalah atas penelitian-
penelitian yang akan dilakukan berikutnya.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Gambaran Umum Teori
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan teori dasar yang mendasari
praktik bisnis perusahaan yan digunakan selama ini. Teori agensi membahas
tentang hubungan antara agen dengan prisipal. Prisipal disini berperan sebagai
pemasok modal yang memberikan kepercayaan kepada agen untuk mengelola
harta/aset yang dimilikinya dan agen berkewajiban untuk melaporkan
perkembangan aset tersebut secara berkala. Hubungan antara agen dengan prisipal
diatur dalam kontrak yang disebut dengan kontrak keagenan Jensen dan
Meckling, 1976 dalam (Juliantari & Rasmini, 2013).
Hubungan antara agen dengan prisipal diharapkan berjalan dengan
harmonis, namun dalam perjalanannya hubungan keduanya ternyata menimbulkan
konflik oleh karena itu diperlukan pihak ketiga untuk menjembatani konflik antara
prisipal dan agen. Pihak ketiga tersebut adalah auditor. Auditor berfungsi sebagai
penengah antara prisipal dengan agen selain itu auditor juga berfungsi untuk
mengurangi biaya agensi yang timbul dari perilaku yang mementingkan diri
sendiri oleh agen (manager).
12
2. Teori Sinyal ( Signalling Theory)
Teori sinyal merupakan tindakan yang diambil oleh manajemen
perusahaan dimana manajemen mengetahui informasi yang lengkap dan akurat
mengenai internal perusahaan dan prospek perusahaan di masa depan daripada
pihak investor (Anggradewi & Haryanto, 2014). Oleh karenanya, manajer
berkewajiban untuk mempublikasikan laporan keuangan ke pasar modal untuk
memberikan sinyal kepada stakeholder tentang kondisi perusahaan. Terdapat dua
jenis sinyal yaitu sinyal baik (good news) atau sinyal jelek (bad news). Sinyal baik
perusahaan ditandai dengan meningkatnya laba yang dlaporkan perusahaan
sehingga mencerminkan bahwa perusahaan sedang dalam keadaan yang baik.
Sedangkan sinyal buruk ditandai dengan menurunnya laba yang dilaporkan
perusahaan sehingga terlihat bahwa perusahaa sedang tidak dalam keadaan yang
baik. Respon dari pihak diluar perusahaan yang membutuhkan laporan keuangan
tergantung pada laporan yang dikeluarkan. (Tantama, 2018)
Manfaat utama dari teori sinyal adalah ketepatan waktu penyajian laporan
keuangan ke publik adalah sinyal dari perusahaan akan adanya informasi yang
bermanfaat dalam kebutuhan investor dalam pembuatan keputusan.
3. Auditing
Pengertian Auditing menurut (Hery, 2016, hal. 10) dalam bukunya yang
berjudul Auditing dan Asurans mengatakan bahwa :
‘‘Pengauditan (auditing) didefinisikan sebagai suatu proses yang
sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi (secara objektif ) bukti
yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan – tindakan dan kejadian
ekonomi, dalam rangka menentukan tingkat kepatuhan antara asersi
13
dengan kinerja yang telah di tetapkan, serta mengkomunikasikan hasilnya
kepada pihak – pihak yang berkepentingan”
Menurut (Agoes, 2017, hal. 12) mengatakan bahwa :
“Suatu Pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis,
oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-
bukti pendukunya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
Sementara menurut Sukrisno (2012:4) dalam buku (Ardianiningsih, 2017,
hal. 2) yang berjudul Audit Laporan Keuangan menyatakan bahwa :
‘‘Auditing adalah suatu pemeriksaan yng dilakukan secara kritis dan
sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang
disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-
bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendepat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”
Audit memiliki beberapa manfaat diantaranya :
1. Akses ke pasar modal,
2. Biaya modal menjadi lebih rendah,
3. Pencegah terjadinya ketidakefisienan dan kecurangan,
4. Perbaikan dalam pengendalian dan operasional
Menurut (Darsono & Ashari, 2004, hal. 30) dalam buku yang berjudul
Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, secara umum audit
dikelompokan ke dalam tiga jenis yaitu :
1. Audit Umum Laporan Keuangan
Audit atas laporan keuangan adalah proses laporan keuangan perusahaan
untuk tujuan menyatakan pendapat atas laporan keuangan, “apakah laporan
keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang ada” (umumnya
14
prinsip akuntansi berlaku umum, PABU). Jadi, tujuan audit ini adalah untuk
menguji apakah laporan keuangan yang telah disusun oleh perusahaan
disajikan sesuai dengan kriteria penyajian.
2. Audit Kepatuhan
Audit Kepatuhan adalah pemeriksaan terhadap beberapa aktivitas keuangan
atau operasional dari sebuah perusahaan dengan tujuan untuk menentukan
apakah aktivitas keuangan atau operasional tersebut sesuai dengan kondisi,
aturan, dan peraturan yang ada.
3. Audit Operasional
Audit Operasional adalah pemeriksaan sistematis terhadap aktivitas operasi
organisasi dalam hubungan dengan tujuan terttentu. Tujuan utamanya adalah
menilai efisiensi dan efektivitas.
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pendidikan, pengetahuan,
keahlian dan keterampilan yang memadai. Profesi auditor diklasifikasikan dalam
tiga kategori berdasarkan siapa yang mempekerjakan mereka, yaitu :
1. Auditor Eksternal
Auditor eksternal merupakan pihak luar yang bukan merupakan karyawan
perusahaan, berkedudukan independen, dan tidak memihak baik terhadap
auditee-nya maupun terhadap pihak – pihak yang berkepentingan dengan
auditee-nya (pengguna laporan keuangan). Auditor eksternal memperoleh
imbalan (fee) berdasarkan kontrak dengan pihak perusahaan yang
15
diaudit/auditee. Auditor eksternal menyatakan opini atas laporan keuangan
perusahaan auditee yang terdapat dalam laporan auditor independen.
2. Auditor Internal
Auditor internal adalah pegawai dari perusahaan yang diaudit dan
mendapatkan gaji dari perusahaan. Auditor internal biasanya melakukan audit
kepatuhan dan audit operasional. Auditor internal memberikan rekomendasi
untuk perbaikan bagi perusahaan. Pihak luar biasanya tidak dapat
mengandalkan hasil audit yang dilakukan oleh auditor internal karena
kedudukannya yang kurang independen.
3. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah merupakan auditor yang bekerja di bawah instansi
pemerintah dan bertugas melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan
yang disajikan oleh unit-unit organisasi pemerintah atau keuangan negara
pada instansi-instansi pemerintah. Auditor pemerintah berstatus sebagai
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan digaji oleh negara. (Ardianiningsih, 2017,
hal. 7)
Menurut PASK No. 1 (2015: 1), dalam buku (Diana, 2018, hal. 8) yang
berjudul “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN dan Aplikasinya” menyatakan
bahwa :
“Laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas”
16
Sedangkan menurut Kieso, dkk (2007:2) dalam buku (Diana, 2018, hal. 8)
yang berjudul “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN dan Aplikasinya”
menyatakan bahwa :
“Laporan keuangan merupakan sarana yang bisa digunakan oleh entitas
untuk mengkomunikasikan keadaan terkait dengan kondisi keuangannya
kepada pihak – pihak yang berkepentingan baik yang berasal dari internal
maupun eksternal entitas”
Adapun tujuan laporan keuangan untuk bisnis (Objectives of Financial
Reporting by Business Enterprises) menurut Financial Accounting Standard
Board (FASB) dalam buku (Diana, 2018, hal. 8) adalah untuk :
1. Memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusan kredit dan investasi
2. Memberikan informasi keuangan yang dapat dimengerti yang
berguna dalam menilai arus kas masa depan
3. Memberikan informasi keuangan yang terkait dengan sumber daya
perusahaan, klaim sumber daya ini dan perubahan di dalamnya.
Jenis – Jenis laporan keuangan itu sendiri adalah sebagai berikut :
1. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
2. Laporan Perubahan Modal
3. Neraca (Balance Sheet)
4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
17
Laporan keuangan memiliki elemen – elemen penting diantaranya sebagai
berikut :
1. Aktiva
2. Hutang atau Kewajiban
3. Modal
4. Pendapatan
5. Biaya
6. Laba / Rugi
Pembuatan dan penyusunan laporan keuangan dibuat untuk memenuhi
kepentingan berbagai pihak, baik pihak internal maupun pihak eksternal
perusahaan. Berikut ini merupakan pihak – pihak yang berkepentingan dalam
laporan keuangan menurut (Syahrial & Purba, 2013, hal. 9) dalam buku yang
berjudul “Analisis Laporan Keuangan Cara Mudah & Praktis Memahami Laporan
Keuangan” yaitu :
1. Pemilik atau Pemegang Saham (Stock holder)
Pemilik atau pemegang saham sangat berkepentingan untuk
melihat kondisi perusahaan saat ini, sekaligus melihat kinerja
manajemen atas target yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Manajemen (Management)
Laporan keuangan merupakan cerminan kinerja para manajemen
dalam suatu periode tertentu. Jika manajemen mencapai atau
memperoleh target yang ditetapkan, berarti ada penghargaan dan
jika sebaliknya ada teguran bahkan pemutusan hubungan kerja.
18
3. Kreditor (Creditor)
Apakah dana yang dipinjam perusahaan serta konsekuensinya
(bunga) dapat dibayar dan pokok pinjaman yang harus
dikembalikan
4. Pemerintah (Goverment)
Apakah perusahaan jujur melaporkan laporan keuangan
sesungguhnya, sudah barang tentu berkaitan dengan kewajiban
pajak yang dibayar kepada pemerintah / negara secara adil dan
jujur.
Laporan keuangan yang baik harus memiliki karakteristik dasar yang
harus dipenuhi. Berikut karakteristik laporan keuangan pada umumnya :
1. Relavan
2. Andal
3. Dapat dibandingkan
4. Dapat dipahami
Menurut (Hery, 2013, hal. 1) standar auditing merupakan pedoman umum
membantu auditor dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya sebubungan
dengan audit yang dilakukan atas laporan keuangan historis kliennya. Standar
yang dimaksud mencakup pertimbangan mengenai kualitas profesional, seperti
kompentensi dan indenpedensi, persyaratan pelaporan, dan bahan bukti audit.
Pedoman umum yang dimaksud adalah berupa 10 standar auditing yang berlaku
umum (generally accepted auditing standards), yang dikembangkan oleh AICPA
19
(American Institute of Certified Public Accountants). Standar audting yang
berlaku umum (GAAS) dapat dibagi menjadi tiga kategori berikut :
a. Standar Umum
1. Audit harus dilakukan oleh orang yang sudah mengikuti pelatihan dan
memiliki kecakapan teknis yang memadai sebagai seorang auditor.
2. Auditor harus mempertahankan sikap mental yang independen dalam
semua hal yang berhubungan dengan audit.
3. Auditor harus menerapkan kemahiran profesional dalam melaksanakan
audit dan menyusun laporan.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan mengawasi
semua asisten sebagaimana mestinya.
2. Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup mengenai entitas serta
lingkungannya termasuk pengendalian internal.
3. Auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang tepat dengan
melakukan prosedur audit agar memiliki dasar yang layak untuk
memberikan pendapat menyangkut laporan keuangan yang diaudit.
c. Standar Pelaporan
1. Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan apakah laporan
keuangan telah disajikan seseuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum
20
2. Auditor dalam laporan auditnya harus mengidentifikasi mengenai keadaan
di mana prinsip akuntansi secara konsisten diikuti selama periode berjalan
dibandingkan dengan periode sebelumnya.
3. Jika auditor menetapkan bahwa pengungkapan secara informatif belum
memadai, auditor harus menyatakannya dalam laporan audit
4. Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau menyatakan bahwa suatu
pendapat, auditor harus menyebutkan alasan-alasan yang mendasarinya
laporan auditor.
4. Variabel Bebas (Independent Variable)
a. Financial Distress
Menurut Foster (1986) dalam buku (Darsono & Ashari, 2004, hal. 101)
yang berjudul Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan menyatakan
kesulitan keuangan menunjukkan adanya masalah likuiditas yang parah yang
tidak dapat dipecahkan tanpa melalui penjadwalan kembali secara besar-besaran
terhadap operasi dan strukrur perusahaan”
Secara garis besar penyebab kebangkrutan (financial distress) dibagi
menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
adalah faktor yang berasal dari bagian dalam manajemen perusahaan sedangkan
faktor eksternal biasa berasal dari faktor luar yang berhubungan langsung dengan
operasi perusahaan. Contoh dari faktor internal adalah menajemen yang tidak
efisien, ketidakseimbangan dalam modal yang dimiliki dengan piutang-hutang
21
yang dimiliki dan kecurangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan.
Sedangkan faktor eksternal yang bisa mengakibatkan kebangkrutan (financial
distress) berasal dari faktor yang berhubungan langsung dengan perusahaan
seperti pelanggan, supplier, debitor, kreditor, pesaing ataupun pemerintah.
Financial distress adalah kondisi di mana perusahaan mengalami kesulitan
keuangan dan sudah diambang kebangkrutan. Perusahaan mengalami financial
distress ditandai dengan adanya pemberhentian tenaga kerja serta di laporan
keuangannya akan terlihat kewajiban lebih besar dibandingkan dengan kekayaan
yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang mengalami financial distress
cenderung akan mengganti KAPnya dibandingkan dengan perusahaan yang sehat
dengan tujuan untuk mendapat kepercayaan dari stakeholders.
Financial distress merupakan kondisi dimana perusahaan mengalami
kondisi yang tidak sehat ataupun kesulitan keuangan sehingga dikhawatirkan akan
mengalami kebangkrutan (Faradila & Yahya, 2016). Kondisi financial distress
dapat dilihat dari kondisi perusahaan yang sulit untuk melunasi kewajibannya
seperti kewajiban membayar upah karyawan maupun kewajiban untuk membayar
yang lainnya dan apabila perusahaan tidak menunjukan performa yang lebih baik
maka langkah terakhir yang dapat ditempuh adalah dengan cara likuidasi.
Financial distress merupakan kondisi atau dimana perusahaan mengalami
kesulitan dalam membayar kewajibannya, sehingga akan terancam mengalami
kebangkrutan (Darma Yanti & Badera, 2018). Masalah financial distress akan
menjadi berita buruk bagi para stakeholder yang akan mempertanyakan tentang
kelangsungan hidup perusahaan. Sebagian besar perusahaan yang mengalami
22
finanial distress akan mendapatkan opini qualifed sehingga akan berpengaruh
terhadap pergantian auditor.
Ketidakpastian dalam bisanis pada perusahaan-perusahaan yang terancam
bangkrut (mempunyai kesulitan keuangan) menimbulkan kondisi yang
mendorong perusahaan berpindah KAP ( (Astrini & Muid, 2013). Tanda-tanda
perusahaan yang mengalami financial distress dapat dilihat dari jumlah kewajiban
yang lebih besar dibandingkan dengan kekayaan perusahaan. Semakin besar
selisih antara kewajiban dengan kekayaan yang dimiliki maka kemungkinan
perusahaan untuk bangkrut akan semakin besar. Maka sebab itu, laporan
keuangan perusahaan merupakan media penting untuk digunakan dalam meneliti
kondisi keuangan.
Dalam penelitian ini variabel financial distress diukur dengan
menggunakan analisis kebangkrutan Model Zmijewski yang dirumuskan sebagai
berikut :
Sumber : (Peter & Yoseph, 2011)
Keterangan :
X₁ = EAT
Total Asset X100%
X₂ = Total Debt
Total Asset X100%
Z-Score = X = -4,3 – 4,5X₁ + 5,7X₂ - 0,004X₃
23
X₃ = Current Asset
Current Liabilities
Semakin besar nilai X maka semakin besar juga kemungkinan perusahaan
tersebut mengalami kebangkrutan.
b. Audit Delay
Audit Delay adalah waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk
menyelesaikan laporan audit atasa laporan keuangan yang diauditnya terhitung
dari tanggal tutup buku laporan sampai laporan audit diserahkan dan
ditandatangani. Audit delay dapat mempengaruhi ketepatan informasi yang
dipublikasikan, sehingga dapat menyebabkan perusahaan kehilangan para investor
karena laporan keuangannya terlambat untuk dipublikasikan ke pasar modal.
Cepat lambatnya waktu yang diperlukan seorang auditor dalam melakukan
auditing dipengaruhi oleh kerumitan proses audit.
Menurut (Ruroh & Rahmawati, 2016) audit delay adalah lamanya waktu
yang dibutuhkan oleh auditor dalam menghasilkan laporan audit atas laporan
keuangan perusahaan terhitung dari tanggal tutup tahun sampai tanggal opini audit
diserahkan dan ditandatangani. Apabila penyampaian laporan keuangan ke pasar
modal mengalami keterlambatan maka pihak pasar modal akan curiga dan menilai
negatif terhadap perusahaan. Hal ini dikhawatirkan akan mempengaruhi
keputusan dari stakeholders.
24
Audit delay merupakan rentangan jumlah hari antara tanggal tutupnya
buku perusahaan hingga tanggal ditandatanganinya laporan audit ( (Darma Yanti
& Badera, 2018). Ketepatan waktu dalam mempublikasi laporan keuangan ke
pasar modal sangat penting bagi perusahaan karena pasar modal akan menilai
kinerja perusahaan tersebut. Jika perusahaan mengalami keterlambatan
mempublikasi laporan keuangannya yang diakibatkan oleh audit delay, maka
perusahaan cenderung akan melakukan voluntary auditor switching pada tahun
mendatang.
Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa audit delay
merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang auditor untuk menyelesaikan
laporan audit atas laporan keuangan yang diauditnya terhitung dari tanggal tutup
buku laporan keuangan sampai laporan audit diserahkan dan ditandatangani.
c. Reputasi Auditor
Reputasi auditor merupakan seorang auditor yang memiliki sumber daya
yang lebih besar dalam hal mengaudit dengan mempunyai kualitas audit yang
baik dari dulu hingga sekarang (Astrini & Muid, 2013). Reputasi auditor sangat
mempengaruhi tingkat kualitas, kekuatan laporan keuangan itu sendiri karena
auditor tersebut memiliki tingkat monitoring yang sangat baik. Apabila
perusahaan telah menggunakan KAP yang bereputasi biasanya perusahaan
cenderung tidak melakukan voluntary auditor switching karena perusahaan
percaya KAP yang sudah memiliki reputasi yang baik dapat mendukung
perkembangan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup.
25
Menurut (Verdiana & Utama, 2013) reputasi auditor merupakan dimana
auditor bertanggung jawab untuk tetap menjaga kepercayaan publik dan menjaga
nama baik auditor itu sendiri serta KAP tempat auditor tersebut bekerja dengan
mengeluarkan opini yang sesuai dengan keadaaan perusahaan yang sebenarnya.
Seorang auditor yang memiliki reputasi tidak akan mengeluarkan opini yang
sembarangan. Mereka akan mengeluarkan opini yang sesuai dengan kondisi
perusahaan yang diauditnya karena apabila mereka mengeluarkan opini yang tidak
sesuai dengan kondisi perusahaan maka akan berdampak dengan tingkat reputasi
auditor itu sendiri bahkan pada KAP tempat auditor itu bekerja.
KAP The Big Four merupakan empat KAP terbesar di dunia yang
memiliki tingkat profesional yang tinggi. KAP The Big Four tersebut adalah :
1. Deloitte Touche Tohmatsu yang berkantor pusat di Amerika Serikat.
2. PricewaterhouseCoopers (PWC) yang berkantor pusat di Britania Raya.
3. Ernst & Young yang berkantor pusat di London, Inggris Britania Raya.
4. Kinsfield, Peat, Maarwick, Goerdeller (KMPG) yang berkantor pusat di
Netherlands.
Di Indonesia ada 4 KAP lokal yang menjadi anggota atau cabang dengan
The Big Four diantaranya :
1. KAP Purwanto, Suherman & Surja menjadi anggota atau cabang dari
Ernst & Young
2. KAP Osman Big Satrio & Eny menjadi anggota atau cabang dari Deloitte
Touche Tohmatsu
26
3. KAP Siddharta & Widjaja menjadi anggota atau cabang dari Kinsfield,
Peat, Maarwick, Goerdeller (KMPG)
4. KAP Tanudireja, Wibisana & Rekan menjadi anggota atau cabang dari
PricewaterhouseCoopers (PWC).
Perusahaan besar cenderung menggunakan jasa auditor dari KAP yang
besar karena di KAP yang besar identik dengan kualitas audit yang lebih baik
dengan KAP kecil. Selain itu KAP besar juga memiliki sumber daya atau auditor
yang lebih ahli. Apabila KAP besar tidak memberikan kualitas yang baik tentu
para kliennya akan berpindah tempat oleh karena itu KAP yang besar mempunyai
reputasi yang harus dijaga untuk menunjukkan konsistensinya.
Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa reputasi auditor
memiliki peranan penting di dalam perusahaan. Apabila perusahaan telah
menggunakan KAP yang sudah memiliki reputasi yang baik maka cenderung
perusahaan tidak akan mengganti KAP tersebut karena dengan menggunakan
KAP yang memiliki reputasi yang baik memiliki nama baik sehingga diharapkan
dapat menciptakan ketertarikan bagi para pihak – pihak yang ingin berinvestasi.
5. Auditor Switching
Auditor switching merupakan pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP)
maupun auditor yang dilakukan oleh perusahaan. Auditor switching dilakukan
oleh perusahaan guna untuk menghindari adanya masalah independensi auditor
dalam memberikan opini atas laporan keuangannya, karena dikhawatirkan dengan
27
adanya hubungan yang lama antara auditor dengan klien dapat berpotensi
menyebabkan atau menghasilkan hubungan kerja yang kurang sehat.
Menurut (Karliana, Suzan, & Yudowati, 2017) Auditor Switching
merupakan tindakan perusahaan atau klien dalam melakukan pergantian kantor
akuntan publik baik secara wajib. Auditor switching dapat dibedakan menjadi dua
yaitu auditor switching secara sukarela (voluntary) dan wajib (mandatory).
Auditor switching yang dilakukan secara wajib (mandatory) merupakan tindakan
perusahaan dalam melakukan pergantian auditor atau KAP karena adanya
peraturan yang berlaku di regulasi misalnya yang terjadi di Indonesia, sedangkan
auditor switching yang dilakukan secara sukarela (voluntary) merupakan tindakan
perusahaan dalam melakukan pergantian auditor atau KAP tanpa adanya peraturan
yang mewajibkan melakukan auditor switching.
Auditor switching adalah pergantian Kantor Akuntan Publik yang
dilakukan oleh suatu perusahaan yang dapat terjadi karena peraturan pemerintah
atau keinginan perusahaan itu sendiri (Puspayanti & Suputra, 2018). Terjadinya
audit switching menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak. Disatu sisi,
auditor switching dianggap perlu dilakukan untuk menjaga independensi auditor
karena apabila ada hubungan kerjasama yang lama antara auditor dengan
manajemen dikhawatirkan akan mengancam independensi auditor itu sendiri.
Auditor switching merupakan pergantian kantor akuntan publik yang
dilakukan oleh perusahaan. Auditor Switching bisa dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu
faktor internal (klien) maupun faktor eksternal (auditor). Faktor internal bisa
terjadi karena adanya kesulitan keuangan klien itu sendiri dan juga adanya
28
kegagalan dalam manajemen menjalankan tugasnya, sedangkan faktor eksternal
(auditor) bisa terjadi karena adanya fee yang dibayarkan perusahaan kepada
auditor maupun opini audit yang diberikan kepada klien dari auditor.
Di Indonesia Auditor Switching telah diatur di dalam Peraturan Menteri
Keuangan secara resmi. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
359/KMK.06/2003. Peraturan mengenai masa keterikatan antara KAP atau
Auditor hanya dapat berlangsung masing-masing paling lama adalah lima tahun
untuk KAP dan tiga tahun untuk Auditor sejak berlakunya Keputusan Menteri
Keuangan tersebut sampai dengan tahun 2003. Kemudian pada tahun 2008,
Menteri Keuangan menerbitkan peraturan keuangan mengenai jasa akuntan publik
yaitu Peraturan Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 (SALINAN PERATURAN
MENTERI KEUANGAN NOMOR 17/PMK.01/2008, 2008). Dimana terdapat
perubahan dengan peraturan sebelumnya yaitu:
Dalam pasal 3 ayat (1) berbunyi :
“Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas
dilakukan oleh KAP paling lama 6 (enam) tahun berturut -berturut dan
oleh Akuntan Pubik paling lama 3 (tiga) tahun berturt -turut (pasal 2 ayar
1 )
Lebih lanjut pada pasal 3 ayat (2) berbunyi :
“Akuntan publik dan KAP boleh menerima penugasan audit atas laporan
keuangan dari suatu entitas lagi setelah 1 (satu) tahun buku tidak
memberikan jasa audit kepada klien (pasal 2 ayat 2)”.
29
Tetapi pada tanggal 6 April 2015, pemerintah telah menetapkan Peraturan
Pemerintah (PP) No. 20 tahun 2015 tentang “Praktik Akuntan Publik” (PP
20/2015) yang merupakan pengaturan lebih lanjut dari Undang – Undang No.5
tahun 2011 tentang “Akuntan Publik” (PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 , 2015)
Berkaitan dengan aturan rotasi jasa akuntan publik di atur dalam pasal 11
PP 20/2015 tersebut, dimana dalam pasal 11 ayat (1) dijelaskan bahwa :
“ Pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis sebagaimana di
maksud dalam pasal 10 ayat (1) huruf a terhadap suatu entitas oleh seorang
Akuntan Publik dibatasi paling lama untuk 5 (Lima) tahun buku berturut –
turut”.
Lebih lanjut pada pasal 11 ayat (4) dijelaskan pula :
“Akuntan publik dapat memberikan kembali jasa audit atas informasi
keuangan historis terhadap entitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
setelah 2 (dua) tahun buku berturut – turut tidak memberikan jasa tersebut”.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis dalam
melakukan penelitian guna untuk memperbanyak atau menambah teori yang
digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Penulis mengambil
beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperbanyak atau menambah
30
bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu
berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis :
Tabel II.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama
(Tahun)
Judul Variable Hasil Penelitian
1 Yuka
Faradila,
M. Rizal
Yahya
(2016)
Pengaruh
Opini Audit,
Financial
Distress dan
Pertumbuhan
Perusahaan
Klien terhadap
Auditor
Swirching
(Studi pada
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di bursa efek
Indonesia
Tahun 2010 –
2014)
Variable
Independen :
Opini Audit,
Financial
Disstress,
Pertumbuhan
Perusahaan
Klien. Variable
Dependent:
Auditor
Switching.
Opini audit
berpengaruh
terhadap auditor
switching.
Financial distress
tidak berpengaruh
terhadap
auditor switching .
Pertumbuhan
perusahaan klien
berpengaruh
terhadap auditor
2 Ni Made
Puspa
Pawitri ,
Ketut
Yadnyan
a (2015)
Pengaruh
Audit Delay,
Opini Audit,
Reputasi
Auditor dan
Pergantian
manajemen
pada voluntary
Auditor
Switching
(Studi pada
Perusahaan
Real Estate
and Property
yang terdaftar
Variable
Independen :
Audit delay,
Opini Audit,
Reputasi
Auditor dan
pergantian
manajemen.
Variable
Dependent:
Voluntary
Auditor
Switching.
Audit delay,
reputasi auditor dan
pergantian
manajemen
berpengaruh secara
signifikan pada
voluntary auditor
switching.
Sedangkan opini
audit tidak
berpengaruh
signifikan pada
voluntary auditor
switching.
31
di Bursa Efek
Indonesia
Tahun 2009 –
2013)
3 Alexandr
os Ngala
Solo
Wea,
Dewi
Murdiaw
ati
(2015)
Faktor –
Faktor yang
mempengaruhi
Auditor
Switching
secara
voluntary
(Studi pada
Perusahaan
Manufaktur
yang terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
Tahun 2009 -
2014)
Variable
Independen :
Pergantian
manajemen,
Financial
Distress,
Ukuran Kap,
Presentase
perubahaan Roa,
Ukuran Klien,
Opini Audit.
Variable
Dependent:
Auditor
Switching.
Pergantian
manajemen
berpengaruh ter
hadap Auditor
Switching.
Financial Distress
berpengaruh
terhadap
Auditor Switching.
Ukuran KAP
berpengaruh
terhadap Auditor
Switching .
Presentase
Perubahan ROA
tidak berpengaruh
terhadap Auditor
Switching.
Ukuran Klien
berpengaruh
terhadap Audi
tor Switching Opini
Auditor tidak
berpengaruh
terhadap
Auditor Switching.
4 Danela
Rosa
Karliana,
Leny
suzan
dan
Siska
Priyanda
ni
Yudowat
i (2017)
Pengaruh
Opini
Audit,Reputasi
Auditor dan
Audit Fee
terhadap
Auditor
Switching
(Studi pada
Perusahaan
sektor
infrastruktur,
utilitas, dan
Variable
Independen :
Opini Audit,
Reputasi
Auditor dan
Audit Fee
Variable
Dependent:
Voluntary
Auditor
Switching.
Reputasi Auditor
yang berpengaruh
terhadap auditor
switching
Opini Audit tidak
berpengaruh
terhadap auditor
switching.
Audit Fee tidak
berpengaruh
terhadap auditor
switching.
32
transportasi
yang terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
Tahun 2010 -
2015)
5 Aurelia
Kristina
sari, Dwi
Risma
Deviyant
i dan
Anisa
Kusuma
wardani
(2018)
Faktor - Faktor
yang
mempengaruhi
Voluntary
Auditor
Switching
(Studi pada
Perusahaan
yang terdaftar
di BEI Periode
2010 - 2015
Variable
Independen :
Audit delay,
Opini audit,
Financial
Distress,
Variable
Dependent:
Voluntary
Auditor
Switching.
Audit Delay
berpengaruh secara
signifikan terhadap
Voluntary Auditor
switching.
Opini Audit tidak
berpengaruh
terhadap Voluntary
Auditor Switching.
Financial Distress
tidak berpengaruh
terhadap Voluntary
Auditor Switching.
Pergantian
Manajemen tidak
berpengaruh
terhadap Voluntary
Auditor Switching
6 R. Meike
Erika
Dwiyanti
dan
Arifin
Sabeni
(2014)
Faktor - Faktor
yang
Mempengaruhi
Auditor
Switching
secara
Voluntary (
studi
Perusahaan
yang Listing
di Bursa Efek
Indonesia
pada tahun
2008 – 2012)
Variable
Independen :
Pergantian
Manajemen,
Opini Wajar
dengan
Pengecualian,
Ukuran Klien,
Kualitas Audit,
Fee Audit dan
Financial
Distress
Variable
Dependent:
Voluntary
Auditor
Switching.
Pergantian
Manajemen
berpengaruh
signifikan terhadap
voluntary auditor
switching.
Opini Wajar
dengan
Pengecualian
berpengaruh
signifikan terhadap
voluntary auditor
switching.
Ukuran Klien
berpengaruh
siginifikan
terhadap voluntary
auditor switching.
Kualitas Audit
33
berpengaruh
signifikan terhadap
voluntary auditor
switching.
Financial Distress
berpengaruh
terhadap voluntary
auditor switching.
Fee Audit tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
voluntary auditor
switching
7 Novia
Retno
Astrini,
Dul
Muid
(2013)
Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Perusahaan
Melakukan
Auditor
Switching
secara
Voluntary
(studi
Perusahaan
Manufaktur di
Bursa Efek
Indonesia
tahun 2009-
2012)
Variable
Independen :
Reputasi
Auditor,
Pergantian
Manajemen,
Financial
Distress, Opini
Akuntan, Audit
Tenure
Variable
Dependent:
Voluntary
Auditor
Switching.
Reputasi Auditor
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
voluntary auditor
switching,
Pergantian
Manajemen tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
voluntary auditor
switching,
Financial Distress
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
voluntary auditor
switching, Opini
Akuntan tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
voluntary auditor
switching, Audit
Tenure
berpengaruh
signifikan terhadap
auditor switching
8 Edwin
Wijaya,
Ni Ketut
Rasmini
(2015)
Pengaruh
Audit Fee,
Opini Going
Concern,
Financial
Variable
Independen :
Audit Fee, Opini
Going Concern,
Financial
Audit Fee
berpengaruh positif
terhadap pergantian
auditor, Opini
Going Concern
34
Distress,
Ukuran
Perusahaan,
Ukuran KAP
pada
Pergantian
Auditor (studi
Perusahaan
Manufaktur
yang Terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
periode 2008 –
2013)
Distress,
Ukuran
Perusahaan,
Ukuran KAP
Variable
Dependent:
Pergantian
Auditor
berpengaruh positif
terhadap pergantian
auditor, Financial
Distress tidak
berpengaruh
terhadap pergantian
auditor, Ukuran
perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap pergantian
auditor, Ukuran
KAP tidak
berpengaruh
terhadap pergantian
auditor
Sumber : Data sekunder, diolah
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka penelitian dalam penelitian ini adalah tentang analisis pengaruh
Financial distress, audit delay dan reputasi auditor terhadap auditor switching.
Gambar II.1 menyajikan kerangka pemikiran untuk pengembangan
hipotesis pada penelitian ini.
H1
H2
H3
H4
Gambar II.1
Kerangka Pemikiran
Keterangan :
Variabel Independen
X1 : Financial Distress
Financial Distress (X1)
Audit Delay (X2)
Reputasi Auditor (X3)
Auditor
Switching (Y)
35
X2 : Audit Delay
X3 : Reputasi Auditor
Variabel Dependen
Y : Auditor Switching
D. Perumusan Hipotesa
1. Pengaruh Financial Distress Terhadap Auditor Switching
Financial distress merupakan kondisi di mana perusahaan mengalami
kondisi keuangan yang tidak sehat dan sudah diambang kebangkrutan. Perusahaan
yang mengalami financial distress baiasanya cenderung berhati-hati dalam
mengungkapan kondisi keuangan yang sedang dialaminya kepada pihak – pihak
yang berkepentingan baik dari pihak internal maupun dari pihak eksternal. Selain
itu, perusahaan yang sedang mengalami financial distress dapat dilihat dari
adanya pemberhentian tenaga kerja di perusahaan tersebut atau tidak dibayarkan
deviden serta arus kasnya lebih kecil daripada hutang jangka panjang. Perusahaan
yang mengalami financial distress biasanya cenderung akan mengganti KAP atau
auditornya dibandingkan dengan perusahaan yang sehat karena untuk memberikan
kesan positif kepada pemegang saham atau mendapatkan kepercayaan dari
pemegang saham.
Dalam penelitian yang di lakukan oleh (Dwiyanti & Sabeni, 2014)
menyatakan bahwa Financial Distress berpengaruh terhadap auditor switching.
36
Menurunnya kemampuan keuangan perusahaan bisa membuat perusahaan akan
melakukan financial distress karena perusahaan tidak mampu lagi membayar fee
audit yang di bebankan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Perusahaan akan
memakai auditor dengan jumlah fee yang lebih rendah guna mendorong untuk
mengurangi pengeluaran perusahaan. Oleh sebab itu maka perusahaan yang
mengalami financial distress cenderung akan lebih melakukan auditor siwtching
dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat.
Berdasarkan pernyataan diatas maka H1 dapat dinyatakan sebagai berikut :
H1 : Financial distress berpengaruh terhadap auditor switching
2. Pengaruh Audit Delay Terhadap Auditor Switching
Audit delay adalah waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk menyelesaikan
laporan audit atas laporan keuangan yang diauditnya terhitung dari tanggal tutup
buku laporan keuangan sampai tanggal lapor audit diserahkan ditandatangani.
Audit delay dapat menyebabkan perusahaan kehilangan para investornya karena
laporan keuangan perusahaan tersebut terlambat untuk dipublikasikan ke pasar
modal. Cepat lambatnya terselesaikan laporan keuangan itu tergantung dari
tingkat kerumitan proses audit yang di alami oleh auditor.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh (Pawitri & Yadnyana, 2015)
audit delay memiliki pengaruh yang signifikan terhadap auditor switching.
Keterlambatan dalam hal penyampaian laporan keuangan ke pasar modal
merupakan faktor yang mendorong perusahaan melakukan auditor switching.
Apabila penyampaian laporan keuangan ke pasar modal mengalami keterlambatan
37
maka pihak pasar modal akan curiga dan menilai negatif terhadap perusahaan oleh
sebab itu pemegang saham khawatir akan hal tersebut. Berdasarkan pernyataan
diatas maka H2 dapat dinyatakan sebagai berikut :
H2 : Audit delay berpengaruh terhadap auditor switching
3. Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Auditor Switching
Reputasi auditor memiliki peranan penting di dalam perusahaan. Biasanya
perusahaan yang telah menggunakan KAP The Big Four maka cenderung
perusahaan tidak akan mengganti KAP tersebut karena dengan menggunakan
KAP yang memiliki reputasi yang baik memiliki nama baik sehingga diharapkan
dapat menciptakan ketertarikan bagi para pihak – pihak yang ingin berinvestasi.
Selain itu reputasi auditor juga menentukan kredibilitas laporan keuangan.
Reputasi auditor sangat mempengaruhi tingkat kualitas, kekuatan laporan
keuangan itu sendiri karena auditor tersebut memiliki tingkat monitoring yang
sangat baik. Apabila perusahaan telah menggunakan KAP yang bereputasi
biasanya perusahaan cenderung tidak melakukan voluntary auditor switching
karena perusahaan percaya KAP yang sudah memiliki reputasi yang baik dapat
mendukung perkembangan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan
hidup.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Karliana, Suzan, & Yudowati,
2017) berpendapat bahwa reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap
38
auditor switching. Berdasarkan pernyataan diatas maka H3 dapat dinyatakan
sebagai berikut :
H3: Reputasi Auditor berpengaruh pada auditor switching
4. Pengaruh Financial Distress, Audit Delay dan Reputasi Auditor terhadap
Auditor Switching
Dari uraian yang telah dipaparkan sebelumnya ketiga variabel independen
tersebut diduga berpengaruh terhadap auditor switching. Maka data diduga juga
bahwa jika variabel tersebut diuji secara bersama-sama terhadap variabel
dependen maka hasilnya akan berpengaruh. Sehingga dapat di simpulkan bahwa
pengaruh Financial Distress, Audit Delay, dan Reputasi Auditor dapat
berpengaruh simultan terhadap Auditor Switching.
H4: Financial Distress, Audit Delay, dan Reputasi Auditor berpengaruh pada
auditor switching
39
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan
melakukan uji hipotesis. Data sekunder adalah data yang digunakan peneliti
untuk melihat laporan tahunan perusahaan-perusahaan manufaktur
subsektor kimia, logam, keramik dan pakan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Data penelitian ini diperoleh dari Laporan Tahunan
(Annual Report) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama tahun 2016-2018 yang meliputi laporan keuangan perusahaan dan
laporan auditor independen.
B. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian karena objek penelitian menjadi sasaran untuk mendapatkan
40
jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Menurut (Sugiyono,
2017, hal. 3) mengatakan bahwa :
“Obyek penelitian adalah suatu data yang diperoleh secara empiris
(teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid, reliable, dan
objektif”.
Objek penelitian yang menjadi sasaran penulis dalam penelitian ini
yaitu laporan keuangan perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam,
keramik dan pakan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2016 sampai dengan tahun 2018. Data yang diperoleh berdasarkan
situs resmi Bursa Efek Indonesia di www.idx.co.id.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif dan data sekunder. Data adalah sekumpulan fakta-fakta mengenai
simbol, angka maupun kata-kata yang didapatkan melalui proses
pengamatan yang disusun menjadi sebuah informasi. Data kuantitatif adalah
data yang disajikan dalam bentuk angka, sedangkan data sekunder adalah
data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
perantara seperti buku-buku, jurnal dan referensi-referensi lainnya yang
berhubungan dengan penelitian ini.
Sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber sekunder. Menurut
(Sugiyono, 2017, hal. 137) mengatakan bahwa :
41
“Sumber data adalah sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya orang lain atau lewat dokumen.”
Seumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu berupa
laporan tahunan (annual report) perusahaan manufaktur subsektor kimia,
logam, keramik dan pakan pada periode 2016-2018.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut (Ferdinand, 2014, hal. 171) dalam bukunya yang berjudul
Metode Penelitian Manajemen menjelaskan bahwa :
“Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk
peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa
yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang
sebagai sebua semesta penelitian.”
Sementara menurut (Sugiyono, 2017) dalam bukunya yang
berjudul Metode Penelitian Manajemen menjelaskan bahwa :
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.”
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur subsektor
kimia, logam, keramik dan pakan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2016 sampai dengan tahun 2018.
2. Sampel
Menurut (Ferdinand, 2014, hal. 171) dalam bukunya yang berjudul
Metode Penelitian Manajemen menjelaskan bahwa :
42
“Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota
populasi”
Sementara menurut (Sugiyono, 2017) dalam bukunya yang
berjudul Metode Penelitian Manajemen menjelaskan bahwa :
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut”
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
subsektor kimia, logam, keramik dan pakan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2016 sampai dengan 2018. Teknik
pengambilan sampel yang dilakukan adalah menggunakan metode
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2017). Kriteria-kriteria sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan
pakan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
tahun 2016-2018;
2) Perusahaan yang konsisten menerbitkan laporan keuangan yang
telah diaudit secara berturut-turut pada periode tahun 2016-2018
3) Perusahaan menyajikan laporan keuangan secara lengkap;
4) Perusahaan menyajikan laporan keuangan dalam mata uang
rupiah.
E. Teknik Pengumpulan Data
43
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang penulis gunakan
adalah dengan cara dokumentasi. Teknik dokumentasi adalah suatu cara
dalam mengumpulkan data yang didapatkan dari dokumen-dokumen,
kearsipan, data gambar atau foto dan sebagainya. Data yang dikumpulkan
berupa arsip laporan keuangan perusahaan manufaktur subsektor kimia,
logam, keramik dan pakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2016 sampai dengan 2018. Selain teknik dokumentasi, penulis juga
menggunakan teknik studi kepustakaan. Studi kepustakaan merupakan
teknik yang penulis lakukan untuk mencari informasi yang relavan dengan
masalah yang menjadi objek penelitian yang diperoleh dari karya ilmiah,
buku-buku maupun jurnal-jurnal dari peneliti sebelumnya.
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel dependen dan variabel
independen. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Auditor Switching
sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah financial
distress, audit delay dan reputasi auditor.
1. Variabel Bebas (Independen Variable)
Variabel independen dalam penelitian ini ada tiga yaitu :
a. Financial Distress
Financial distress merupakan kondisi dimana perusahaan
mengalami kesulitan keuangan dan sudah diambang kebangkrutan.
Perusahaan yang sedang mengalami financial distress ditandai
44
dengan adanya keterlambatan membayar atau melunasi
kewajibannya seperti membayar upah karyawan maupun membayar
kewajiban lainnya. Selain itu, perusahaan yang sedang mengalami
financial distress juga dapat dilihat dari adanya pemberhentian
tenaga kerja yang terjadi diperusahaan tersebut.
Kondisi finncial distress juga dapat dilihat dari laporan
keuangan perusahaan tersebut. Perusahaan dikatakan mengalami
finanial distress apabila jumlah kewajiban yang dimiliki lebih besar
dari kekayaan yang dimilikinya. Semakin besar selisih antara jumlah
kewajiban yang dimiliki dengan kekayaan yang dimiliki maka
kemungkinan perusahan untuk bangkrut akan semakin besar. Dalam
penelitian ini, variabel financial distress diukur dengan
menggunakan analisis kebangkrutan Model Zmijewski yang
dirumuskan sebagai berikut :
Sumber : (Peter & Yoseph, 2011)
b. Audit Delay
Audit delay adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang
auditor untuk menyelesaikan laporan audit atas laporan keuangan
yang diauditnya terhitung dari tanggal tutup buku laporan keuangan
sampai laporan audit diserahkan dan ditandatangani. Pengukuran
Audit Delay dalam penelitian ini mengacu pada penelitian (Darma
Z-Score = X = -4,3 – 4,5X₁ + 5,7X₂ - 0,004X₃
45
Yanti & Badera, 2018) yang diukur dengan melihat jumlah hari
tanggal tutup buku perusahaan 31 Desember sampai dengan tanggal
laporan audit yang sudah diserahkan dan ditandatangani.
c. Reputasi Auditor
Reputasi auditor memiliki peranan penting didalam
perusahaan. Reputasi auditor merupakan seorang auditor yang
memiliki sumber daya yang lebih besar dalam hal mengaudit dengan
mempunyai kualitas audit yang baik dari dulu hingga sekarang
(Astrini & Muid, 2013). Peneliti menggunakan variable dummy
dalam mengukur variable reputasi auditor, dimana apabila
perusahaan menggunakan jasa auditor dari KAP The Big Four maka
akan di beri kode 1, sedangkan perusahaan yang tidak menggunakan
jasa auditor dari KAP The Big Four akan di beri kode 0. Pengukuran
reputasi auditor mengacu pada penelitian yang di lakukan oleh
(Pawitri & Yadnyana, 2015).
2. Variabel Terikat (Dependen Variable)
Dalam penelitian ini auditor switcing merupakan variabel
dependen. Variabel auditor switching menggunakan variabel dummy.
Jika perusahaan yang mengganti KAP dalam periode tahun 2016-2018
maka dianggap telah melakukan auditor switching. Jika perusahaan
46
melakukan auditor switching akan diberi nilai 1. Sedangkan jika tidak
melakukan auditor switching maka diberi nilai 0.
Tabel III. 1
Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel
yang Diukur
Indikator Skala Sumber
Data
Auditor
Switching
Variabel dummy. Jika perusahaan berganti
auditor diberi nilai 1, dan jika tidak
berganti auditor diberi 0
Nominal Sekunder
Financial
Distress
Z-Score=X=-4,3–4,5X₁+5,7X₂- 0,004X₃ Rasio
Sekunder
Audit Delay Menghitung selisih antara tanggal tutup
buku tahunan perusahaan 31 Des sampai
dengan tanggal ditandatanganinya laporan
auditor independen
Nominal Sekunder
Reputasi
Auditor
Variabel dummy. Jika perusahaan diaudit
oleh KAP yang masuk kategori Big Four,
maka diberi nilai 1dan jika KAP yang
berkategori non Big Four maka diberi 0
Nominal Sekunder
Sumber : Data Sekunder, Diolah
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data di arahkan untuk menjawab rumusan masalah
atau hipotesis yang telah di rumuskan dalam penelitian ini, penelitian ini
menggunakan jenis data yang bersifat kuantitatif dan sumber data yang
47
digunakan merupakan data sekunder. Adapun teknik analisis data yang di
gunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu
data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard
deviation), dan maksimum-minimum. Mean digunakan untuk
memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel.
Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel.
Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan
maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat
gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan
memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian
2. Analisis Regresi Logistik
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan analisis multivariate dengan menggunakan regresi
logistik. Asumsi multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi
karena variabel bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu
(metrik) dan kategorial (non-metrik).
Dalam hal ini dapat di analisis dengan logistic regression karena
tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya. Jadi,
logistic regression umumnya dipakai jika asumsi multivariate normal
48
distribution tidak dipenuhi (Ghozali, 2018, hal. 325). Regresi logistik
digunakan untuk menguji pengaruh Pertumbuhan perusahaan,
Profitabilitas, audit tenure, dan ukuran kantor akuntan publik terhadap
penerimaan opini audit going concern. Regresi logistik umumnya
dipakai jika asumsi multivariate normal distribusi tidak dipenuhi.
a. Menilai Model Fit
(Ghozali, 2018, hal. 332) menyatakan bahwa penilaian model
fit digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit
atau tidak dengan data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2
log likelihood (-2LL) pada awal (blok number = 0) dengan nilai -2
log likelihood (-2LL) pada akhir (blok number = 1). Pengurangan
nilai antara -2LL awal dengan -2LL akhir menunjukkan bahwa
model yang dihipotesiskan fit dengan data.
b. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa
besar variabel-variabel independen. Koefisien determinansi pada
regresi logistik dapat dilihat pada nilai Nagelkerke R Square. Nilai
Nagelkerke R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square
49
pada regresi berganda. Nilai ini di dapat dengan cara membagi nilai
Cox & Snell R Square dengan nilai maksimumnya
c. Menilai Kelayakan Model Regresi
Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan
menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit. Hosmer
and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa
data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan
antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika
nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama
dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang
artinya ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai
observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model
tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit lebih besar dari 0,05 maka hipotesis
nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai
observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena
cocok dengan data obeservasinya.
d. Matriks Klasifikasi
(Ghozali, 2018) menyatakan tabel klasifikasi merupakan tabel
yang menjelaskan nilai estimasi yang benar (correct) dan yang salah
(incorrect) dari variabel independen, serta digunakan untuk
50
menunjukkan prediksi dari model regresi logistik dari kemungkinan
variabel independen.
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari
model regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya
auditor switching pada perusahaan industi dasar dan kimia.
e. Model Regresi Logistik Yang Terbentuk dan Uji Hipotesis
Estimasi parameter dapat dilihat melalui koefisien regresi
dari tiap-tiap variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan
antara variabel yang satu dengan yang lainnya. Pengujian
hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai
probabilitas (sign) dengan tingkat kesalahan (α) = 5% atau 0,05.
Apabila terlihat angka signifikan lebih kecil dari 0,05
(sign<α), maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa
variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya
variabel terikat. Begitu pula sebaliknya, jika angka signifikansi
lebih besar dari 0,05 (sign>α), maka berarti H0 diterima dan H1
ditolak yang berarti bahwa variabel bebas tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap terjadinya variabel terikat.
Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji
hipotesis sebagai berikut :
𝐿𝑛 𝑆𝑊𝐼𝑇𝐶𝐻
1 − 𝑆𝑊𝐼𝑇𝐶𝐻= 𝛼 + 𝛽1𝐹𝐷 + 𝛽𝐴𝐷 + 𝛽3𝑅𝐴 + 𝑒
51
Keterangan:
: Probabilitas melakukan auditor switching
: Konstanta
1 3 : Koefisien regresi
FD : Financial Distree
AD : Audit Delay
RA : Reputasi Auditor
e : Error
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menjelaskan seberapa pengaruh
variable independen terhadap variable dependen. Populasi dalam penelitian
ini adalah perusahan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan
pakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2018.
Penentuan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling pada
penelitian ini akan digambarkan pada tabel berikut ini.
Tabel IV.1
Proses Pemilihan Sampel
D
a
ta Sekunder, Diolah
No Kriteria Data
1 Perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan
pakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018.
36
2 Perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan
pakan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan dan
laporan tahunan secara berturut-turut sejak tahun 2016-2018.
(3)
3 Perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan
pakan yang tidak menyajikan laporan keuangan menggunakan
mata uang rupiah periode 2016-2018.
(8)
4 Data bersifat outlier (5)
Total perusahaan sampel 20
Periode penelitian 3 tahun
Jumlah Sampel 60
53
Proses pemilihan sampel dijelaskan sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan
yang tidak mempublikasikan laporan keuangan dan laporan tahunan
secara berturut-turut sejak tahun 2016-2018 sebanyak 3
perusahaan ,yaitu PT. Emdeki Utama Tbk (MDKI), Mark Dynamics
Indonesia Tbk (MARK), Indal Aluminium Industri Tbk (INAI)
2. Perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan
yang tidak menyajikan laporan keuangan menggunakan mata uang
rupiah periode 2016-2018 sebanyak 8 perusahaan, yaitu Polychem
Indonsia Tbk (ADMG), Barito Pasific Tbk (BRPT), Chandra Asri
Petrochemical (TPIA), Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC), Citra
Turbindo Tbk (CTBN), Krakatau Steel Tbk (KRAS), Pelat Timah
Nusantara Tbk (NIKL), Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS)
3. Perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan
yang memiliki data outlier ada 5 perusahaan yaitu Saranacentral
Bajatama Tbk (BAJA), Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA), Steel
Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP), Jakarta Kyoei Steel Work
LTD Tbk (JKSW), Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)
Berdasarkan kriteria yang telah di tetapkan, maka diperoleh 20 sampel
perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan
periode 2016-2018, maka total sampel dalam penilitian ini berjumlah 60
54
sampel. Berikut daftar perusahaan sampel subsektor kimia, logam,
keramik dan pakantahun 2016-1018.
Tabel IV.2
Daftar Sampel
No Kode
Perusahaan Nama Perusahaan
1 AGII Aneka Gas Industri Tbk
2 ALKA Alaska Industrindo Tbk
3 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk
4 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
5 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk
6 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk
7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
8 DPNS Duta Pertiwi Nusantara
9 EKAD Ekadharma International Tbk
10 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk
11 INCI Intan Wijaya International Tbk
12 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
13 LION Lion Metal Works Tbk
14 LMSH Lionmesh Prima Tbk
15 MAIN Malindo Feedmill Tbk
16 MLIA Mulia Industrindo Tbk
17 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk
18 SIPD Siearad Produce Tbk
19 SRSN Indo Acitama Tbk
20 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
Data Sekunder, Diolah
1. Auditor Switching
Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan auditor pada
tahun 2016-2018, dapat diketahui penetapan kantor akuntan publik
sebagai audit eksternal perusahaan dilakukan setiap tahun oleh
manajemen perusahaan melalui keputusan rapat umum pemegang saham.
Pengesahan neraca dan laporan laba rugi tahunan yang telah diaudit oleh
55
kantor akuntan publik adalah hasil dari rapat umum pemegang saham dan
hasil dari rapat umum pemegang saham juga memberikan wewenang
kepada dewan komisaris dan dewan direksi untuk memilih kantor
akuntan publik yang akan digunakan untuk tahun selanjutnya apakah
masih menggunakan kantor akuntan yang sama atau diganti.
Data tersebut diukur dengan menggunakan variabel dummy dengan
kode 1 yang menandakan perusahaan melakukan auditor switching dan
kode 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan auditor switching. Hasil
analisis terhadap auditor switching perusahaan yang dijadikan sampel
akan digambarkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel IV.3
Data Auditor Switching
No Kode Perusahaan 2016 2017 2018
1 AGII 0 0 1
2 ALKA 0 0 1
3 ALMI 0 1 0
4 AMFG 0 0 0
5 ARNA 0 0 0
6 BTON 0 0 1
7 CPIN 0 0 0
8 DPNS 0 0 0
9 EKAD 0 1 0
10 GDST 0 0 0
11 INCI 0 1 1
12 KIAS 1 0 0
13 LION 0 0 0
14 LMSH 0 0 0
15 MAIN 0 1 0
16 MLIA 1 0 0
17 PICO 1 0 0
18 SIPD 0 0 0
56
19 SRSN 0 0 0
20 TOTO 0 0 0
Sumber: Data Sekunder telah diolah.
Berdasarkan data hasil perhitungan Auditor Switching pada table
IV.3 diatas terlihat selama tahun 2016 – 2018 paling tidak ada satu kali
melakukan auditor switching. Jumlah sampel yang melakukan auditor
switching adalah sebanyak 20 perusahaan dan sisnya 16 sampel yang
tidak masuk kriteria dari total 36 sampel perusahaan selama 3 tahun
periode penelitian.
1. Financial Distress
Data financial distress dalam penelitin ini diukur menggunakan
model analisis kebangkrutan model zwijewski pada masing-masing
perusahaan yang mana datanya diperoleh dari laporan keuangan
perusahaan yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia. Berikut
hasil perhitungan financial distress :
Tabel IV.4
Hasil Perhitungan Financial Distress
No Kode
Perusahaan 2016 2017 2018
1 AGII -1,432757834 -1,729483349 -1,381328624
2 ALKA -1,170071016 -0,298217877 0,351518876
3 ALMI 0,536694208 0,471312367 0,714988729
4 AMFG -2,5471341 -1,863104919 -1,039751416
5 ARNA -2,37369054 -2,61401127 -2,819244375
6 BTON -3,079913918 -3,70420303 -4,001907263
7 CPIN -2,356119167 -2,717389404 -3,350956903
8 DPNS -3,88016209 -3,674276874 -3,675094737
9 EKAD -4,003837136 -3,790151119 -3,851060965
57
10 GDST -2,489927337 -2,331988507 -2,088653095
11 INCI -3,928822713 -3,901251479 -3,46383161
12 KIAS -2,660523624 -2,996052535 -2,93343503
13 LION -2,803411576 -2,454965238 -2,599347202
14 LMSH -2,890693403 -3,56364322 -3,428701872
15 MAIN -1,520095143 -1,032055477 -1,51981792
16 MLIA 0,200827993 -0,572633402 -1,192527243
17 PICO -1,075254808 -0,945593114 -0,68985657
18 SIPD -1,165882364 0,94880334 -0,847440999
19 SRSN -1,871920275 -2,358990823 -2,829082833
20 TOTO -2,267423938 -3,596562676 -2,946511361
Sumber: Data Sekunder telah diolah
Berdasarkan data pada tabel IV. perhitungan financial distress
dapat diketahui bahwa :
1. Pada tahun 2016
a. Nilai tertinggi financial distress 0,536694208 dimiliki oleh PT.
Alumindo Light Metal Industry (ALMI).
b. Nilai terendah financial distress -4,003837136 dimiliki oleh PT.
Ekadharma Internasional Tbk (EKAD)
2. Pada tahun 2017
a. Nilai tertinggi financial distress 0,94880334 dimiliki oleh PT.
Siearad Produce Tbk (SIPD).
c. Nilai terendah financial distress -3,901251479 dimiliki PT.
Intan Wijaya International Tbk (INCI).
3. Pada tahun 2018
b. Nilai tertinggi financial distress 0,714988729 dimiliki oleh PT.
Alumindo Light Metal Industry (ALMI).
58
a. Nilai terendah financial distress -4,001907263 dimiliki oleh PT.
Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON).
Dari hasil perhitungn diatas, dapat disimpulkan bahwa, jika
perusahaan yang memiliki nilai financial distress yang tinggi, maka
perusahaan tersebut sedang mengalami keterpurukan atau financial
distress. Sebaliknya jika perusahaan memiliki nilai financial distress
yang rendah maka perusahaan tersebut sehat dalam kondisi keuangan.
Dari data sampel selama tahun 2016 – 2018 dapat disimpulkan bahwa
yang memiliki kondisi keuangan yang buruk atau sedang mengalami
financil distress adalah PT. Alumindo Light Metal Industry (ALMI) dan
PT. Siearad Produce Tbk (SIPD) sedangkan perusahaan yang memiliki
kondisi keuangan yang baik atau tidak sedang mengalami financial
distress adalah PT. Ekadharma Internasional Tbk (EKAD), PT. Intan
Wijaya International Tbk (INCI) dan PT. Beton Jaya Manunggal Tbk
(BTON).
2. Audit Delay
Audit Delay adalah waktu yang dibutuhkan auditor untuk
menyelesaikan laporan audit keuangan yang diauditnya terhitung dari
tanggal tutup buku laporan keuangan sampai laporan audit diserahkan
dan ditandatangani. Audit Delay diukur dengan melihat jumlah hari
tanggal tutup buku perusahaan 31 Desember sampai dengan tanggal
59
laporan audit yang sudah diserahkan dan ditandatangani. Berikut tabel
hasil perhitungan Audit Delay:
Tabel IV.5
Hasil Perhitungan Audit Delay
No Kode Perusahaan 2016 2017 2018
1 AGII 60 85 87
2 ALKA 86 86 86
3 ALMI 86 82 79
4 AMFG 88 88 88
5 ARNA 67 60 32
6 BTON 82 81 101
7 CPIN 88 86 88
8 DPNS 79 79 79
9 EKAD 76 82 74
10 GDST 80 81 101
11 INCI 83 85 84
12 KIAS 89 87 87
13 LION 74 74 74
14 LMSH 74 74 77
15 MAIN 88 99 88
16 MLIA 86 68 81
17 PICO 88 61 79
18 SIPD 76 75 80
19 SRSN 76 71 86
20 TOTO 86 79 84
Sumber: Data Sekunder telah diolah
Bedasarkan data hasil perhitungan Audit Delay pada tabel IV.5
diatas, dapat diketahui bahwa:
1. Tahun 2016
a. Selisih hari dari tanggal tutup buku dengan tanggal laporan
audit yang sudah ditandatangani yang paling lama adalah PT
60
Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS) selama 89 hari dan
yang paling cepat adalah PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII)
selama 60 hari
2. Tahun 2017
a. Selisih hari dari tanggal tutup buku dengan tanggal laporan
audit yang sudah ditandatangani yang paling lama adalah PT
Malindo Feedmill Tbk (MAIN) selama 99 hari dan yang paling
cepat adalah PT Arwana Citra Mulia (ARNA) selama 60 hari
3. Tahun 2018
a. Selisih hari dari tanggal tutup buku dengan tanggal laporan
audit yang sudah ditandatangani yang paling lama adalah PT
Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON) dan PT Gunawan
Dianjaya Steel Tbk (GDST) selama 101 dan yang paling cepat
adalah PT Arwana Citra Mulia (ARNA) selama 32 hari
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa
perusahaan yang membutuhkan waktu terlama untuk menerbitkan
laporan keuangan yang sudah diaudit selama periode tahun 2016-2018
adalah PT Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON) dan PT Gunawan
Dianjaya Steel Tbk (GDST) selama 101 hari pada tahun 2018. Semakin
lama jangka waktu yang diperlukan auditor dalam membuat laporan audit
maka akan menimbulkan kecurigaan dan mendapat nilai negatif di pasar
modal. Sedangkan perusahaan yang membutuhkan waktu yang paling
singkat untuk menerbitkan laporan keuangan yang sudah diaudit selama
61
periode tahun 2016-2018 adalah PT Arwana Citra Mulia (ARNA)
selama 32 hari pada tahun 2018. Hal ini memperlihatkan bahwa
perusahaan tersebut dapat mengelola laporan keuangannya dengan cepat
sehingga mendapatkan nilai uang memiliki nilai positif di pasar modal
dan dapat menaik para investor.
3. Reputasi Auditor
Reputasi Auditor diukur dengan menggunakan variabel dummy
dengan kode 1 yang menandakan perusahaan tersebut diaudit oleh KAP
big four dan kode 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP non big
four. Berikut tabel hasil perhitungan reputasi auditor :
Tabel IV.6
Hasil Perhitungan Reputasi Auditor
No Kode Perusahaan 2016 2017 2018
1 AGII 0 0 0
2 ALKA 0 0 0
3 ALMI 0 0 0
4 AMFG 1 1 1
5 ARNA 1 1 1
6 BTON 0 0 0
7 CPIN 1 1 1
8 DPNS 0 0 0
9 EKAD 0 0 0
10 GDST 0 0 0
11 INCI 0 0 0
12 KIAS 1 1 1
13 LION 0 0 0
14 LMSH 0 0 0
15 MAIN 0 1 1
16 MLIA 1 1 1
17 PICO 0 0 0
62
18 SIPD 0 0
19 SRSN 0 0 0
20 TOTO 1 1 1
Sumber: Data Sekunder telah diolah
Berdasarkan data hasil perhitungan tabel IV.6 diketahui bahwa
sebagian besar sampel yang diteliti lebih banyak menggunakan jasa
akuntan publik (KAP) non big four dibandingkan dengan yang
menggunakan jasa akuntan publik (KAP) big four. Sebanyak 20 sampel
selama 3 tahun periode penelitian menggunakan jasa akuntan publik big
four dari 60 sampel yang diteliti. Hal ini terdiri dari 7 perusahaan yang
menggunakan KAP big four yaitu PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
(KIAS), PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN), PT Mulia Industrindo Tbk
(MLIA), Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG), PT Arwana Citra Mulia
(ARNA), Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), dan PT Surya Toto
Indonesia Tbk (TOTO). Perusahaan yang menggunakan KAP big four
selama 3 tahun berturut – turut ada 6 yaitu PT Keramika Indonesia
Assosiasi Tbk (KIAS), PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA), Asahimas
Flat Glass Tbk (AMFG), PT Arwana Citra Mulia (ARNA), Charoen
Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), dan PT Surya Toto Indonesia Tbk
(TOTO) tahun 2016 – 2018. Perusahaan yang menggunakan KAP big
four selama 2 tahun yaitu PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN). Sedangkan
sisanya sebanyak 40 sampel yang menggunakan jasa kantor akuntan
publik (KAP) non big four.
63
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Data yang akan dianalisis adalah gambaran perusahaan yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini dan dianalisis dengan statistik
deskriptif untuk dapat memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean),
dan standar deviasi setiap variabel yang digunakan. Nilai minimum
menggambarkan nilai paling kecil yang diperoleh dari hasil pengolahan
dan analisis data yang telah dilakukan pada perusahaan sampel. Nilai
maksimum menggambarkan nilai paling besar yang diperoleh dari hasil
pengolahan dan analisis data yang dilakukan pada perusahaan sampel,
sedangkan rata-rata (mean) menunjukkan rata-rata dari masing-masing
variabel.
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui
karakteristik sampel yang digunakan dan menggambarkan variabel-
variabel dalam penelitian. Dalam penelitian ini statistik deskriptif akan
menggambarkan deskripsi variabel dependen, yaitu auditor switching
dan deskripsi variabel independen, yaitu financial distress, audit delay,
dan reputasi auditor. Berikut ini adalah gambaran statistik deskriptif dari
masing – masing variabel terhadap perusahaan sampel secara
keseluruhan:
Tabel IV.7
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
FINANCIAL DISTRESS 60 -4.00 .71 -2.1659 1.32077
64
AUDIT DELAY 60 32.00 101.00 80.5000 10.51633
REPUTASI AUDITOR 60 .00 1.00 .3333 .47538
AUDITOR SWITCHING 60 .00 1.00 .1833 .39020
Valid N (listwise) 60
Sumber : Ouput SPSS 25
Dari tabel hasil uji statistik deskriptif diatas menunjukkan bahwa N
merupakan jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 60. Nilai
minimum merupakan nilai terendah dalam masing-masing variabel yang
diteliti. Nilai maksimum merupakan nilai tertinggi dalam masing-masing
variabel yang diteliti. Nilai mean merupakan nilai rata-rata untuk setiap
variabel yaitu auditor switching, financial distress, audit delay, dan
reputasi auditor.
Hasil dari uji statistik deskriptif untuk variabel independen auditor
switching diukur dengan variabel dummy dimana nilai 1 jika perusahaan
melakukan pergantian auditor (KAP) dan nilai 0 jika perusahaan tidak
melakukan pergantian auditor (KAP). Nilai rata-rata perusahaan (mean)
adalah sebesar 0.18 atau setara dengan 18%. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa sampel perusahaan yang melakukan auditor switching lebih
sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan auditor
switching.
Variabel independen financial distress memiliki nilai minimum -
4.00 dari 60 sampel, nilai terendah financial distress dimilik oleh PT.
Ekadharma Internasional (EKAD) pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan
bahwa PT. Ekadharma Internasional (EKAD) sedang tidak mengalami
financial distress. Nilai maksimum sebesar 0.71 dari 60 sampel, nilai
65
tertinggi financial distress dimiliki oleh perusahaan PT. Alumindo Light
Metal Industry (ALMI) pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan bahwa
PT. Alumindo Light Metal Industry (ALMI) sedang mengalami financial
distress. Nilai rata-rata (mean) untuk financial distress seluruh sampel
penelitian adalah -2.1659 maka dapat dikatakan bahwa perusahaan
manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan yang terdaftar di
BEI tahun 2016-2018 sedang tidak mengalami financial distress karena
menununjukkan nilai negatif yang berarti perusahaan sedang dalam
keadaan sehat.
Variabel independen audit delay diukur dengan melihat jumlah
hari tanggal tutup buku perusahaan 31 Desember sampai dengan tanggal
laporan audit yang sudah diserahkan dan ditandatangani memiliki nilai
minimum 32 hari dari 60 sampel, nilai audit delay dimiliki oleh PT
Arwana Citra Mulia (ARNA) pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut tepat waktu dalam melaporkan laporan
keuangannya ke pasar modal. Nilai maksimum 101 hari dimiliki oleh PT
Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON) pada tahun 2018. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut paling lambat dalam
melaporkan laporannya ke pasar modal. Nilai rata-rata (mean) untuk
audit delay seluruh sampel penelitian adalah 80,5 hari maka dapat
dikatakan bahwa rata-rata peerusahaan manufaktur subsektor kimia,
logam, keramik dan pakan yang terdaftar di BEI tahun 2016-2018 dalam
66
melaporkan laporan keuangannya ke pasar modal tidak terlambat atau
tepat waktu.
Variabel reputasi auditor memiliki nilai minimum sebesar 0 yang
menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan KAP non big four dan
nilai maksimum sebesar 1 yang menunjukkan bahwa perusahaan
menggunakan KAP big four. Hal ini dikarenakan variabel reputasi
auditor menggunakan variabel dummy dengan kategori anailisis 0 dan 1.
Nilai rata-rata (mean) adalah sebesar 0.33 atau setara dengan 33%. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa sampel yang menggunakan jasa KAP big
four hanya sebesar 33% dari 60 sampel yang ada, dengan kata lain lebih
banyak perusahaan yang menggunakan jasa auditor non big four
dibandingkan dengan yang menggunakan jasa auditor big four.
2. Analisis Regresi Logistik
a. Menguji Kelayakan Model Regresi
Pengujian kelayakan model regresi logistik ini dinilai dengan
menggunakan hosmer and lemeshow’s goodness of fit test yang diukur
dengan nilai chi-square. Model ini digunakan untuk menguji hipotesis
nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada
perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan
fit). Nilai signifikansi yang tertera kemudian dibandingkan dengan
tingkat signifikansi (α) sebesar 5% (Ghozali, 2018, p. 333). Jika nilai
hosmer and lemeshow goodness of fit test sama dengan atau kurang
dari 0,05 maka terdapat perbedaan signifikansi antar model sehingga
67
goodness of fit tes model tidak baik karena tidak dapat memprediksi
nilai observasinya, dan sebaliknya. Hipotesis yang digunakan untuk
menilai kelayakan model regresi ini adalah:
H0 : Tidak ada perbedaan antara model dengan data
Ha : Ada perbedaan antara model dengan data
Tabel IV.8
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 9.703 8 .287
Sumber : Ouput SPSS 25 Berdasarkan tabel IV.8 di atas maka dapat diketahui bahwa nilai
statistik dari uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test yang
diukur dengan nilai Chi Square sebesar 9,703 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,287. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 (α) yang
berarti hipotesis nol (H0) diterima (0,287 > 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi tersebut mampu memprediksi nilai
observasinya. Hasil ini juga menunjukkan bahwa model dikatakan fit
dengan data observasinya dan model dapat diterima karena cocok
dengan data observasinya sehingga model pengujian hipotesis dapat
dilakukan atau model ini dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
b. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu model
fit terhadap data baik sebelum atau sesudah variabel bebas
dimasukkan ke dalam model regresi. Dalam melakukan uji ini statistic
68
-2LogL dapat digunakan untuk menentukan jika variabel bebas
ditambahkan ke dalam model, apakah secara signifikan memperbaiki
model fit.
Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan nilai antara -
2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -
2 Log Likelihood (2LL) pada akhir (Block Number = 1). Model dapat
dikatakan baik atau diterima apabila terjadi penurunan nilai dari -2LL
awal ke -2LL akhir, sehingga model regresi dapat diterima karena
model yang dihipotesiskan sesuai dengan data. Hipotesis untuk
menilai model fit adalah:
H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
Ha : model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Berdasarkan hipotesis ini, maka H0 harus diterima dan Ha harus
ditolak agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan
berdasarkan fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah
probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data
input. Pada penelitian ini, hasil uji untuk menilai keseluruhan model
ditunjukan pada tabel berikut:
Tabel IV.9
Hasil Uji Keseluruhan Model (Block 0)
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 57.656 -1.267
2 57.171 -1.479
69
3 57.169 -1.494
4 57.169 -1.494
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 57.169
c. Estimation terminated at iteration number 4
because parameter estimates changed by less than
.001.
Sumber : Data diolah SPSS Versi 25
Tabel IV.10
Hasil Uji Keseluruhan Model (Block 1)
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
FINANCIAL
DISTRESS AUDIT DELAY
REPUTASI
AUDITOR
Step 1 1 50.812 -5.021 .118 .051 -.235
2 45.152 -11.156 .182 .125 -.690
3 44.005 -15.467 .197 .176 -.979
4 43.942 -16.840 .195 .192 -1.057
5 43.941 -16.951 .195 .193 -1.063
6 43.941 -16.951 .195 .193 -1.063
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 57.169
d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.
Sumber : Data diolah SPSS Versi 25
Tabel IV.9 adalah tabel Iteration History 0 yang menunjukan
bahwa nilai -2 log likelihood (-2LL) awal adalah sebesar 57,169
(Block Number = 0). Sedangkan, tabel IV.10 adalah tabel Iteration
History 1 yang menunjukan bahwa nilai -2 log likelihood (-2LL) akhir
adalah sebesar 43,941 (Block Number = 1). Berdasarkan hasil output
tersebut, terjadi penurunan nilai antara -2 log likelihood pada awal dan
70
akhir, yakni sebesar 13,228. Adanya penurunan nilai likelihood (-2LL)
ini menunjukkan bahwa penambahan 3 variabel bebas (financial
distress, audit delay, reputasi auditor) ke dalam model regresi
memperbaiki model atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan
fit dengan data. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa model yang
digunakan merupakan model regresi yang baik.
c. Koefisien Determinasi
Uji Nagelkerke R. Square atau uji koefisien determinasi
merupakan pengujian yang digunakan untuk menjelaskan seberapa
besar variabilitas variabel-variabel independen mampu menjelaskan
variabilitas variabel dependennya. Koefisien determinasi dalam
regresi logistik biner ditunjukkan dengan nilai Nagelkerke R. Square.
Uji ini memastikan bahwa nilai Nagelkerke R. Square bervariasi dari 0
(nol) sampai 1 (satu), dimana nilai Nagelkerke R2
dapat
diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression.
Tabel IV.11
Koefisien Determinasi
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 43.941a .198 .322
a. Estimation terminated at iteration number 6 because
parameter estimates changed by less than .001.
Sumber : Data diolah SPSS Versi 25
Berdasarkan hasil pada tabel IV.11, besarnya nilai koefisien
determinasi ditunjukan dalam bentuk nilai Nagelkerke R. Square,
71
dimana besarnya koefisien determinasi adalah 0,322 atau sebesar
32,2%. Hal ini berarti variabilitas variabel dependen (audit
swwitching) dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam
penelitian ini adalah sebesar 32,2%. Sedangkan sisanya sebesar 67,8%
dijelaskan oleh variabel-variabel independen lain di luar variabel yang
digunakan dalam model penelitian ini. Dapat dikatakan bahwa variasi
variabel independen dalam penelitian ini (financial distress, audit
delay, reputasi auditor) mampu menjelaskan variasi variabel dependen
(auditor switching) sebesar 32,2%.
d. Uji Koefisien Regresi
Pengujian koefisien regresi bertujuan untuk mengetahui tingkat
signifikansi yang didasarkan pada nilai p-value. Pengujian koefisien
regresi dapat dilihat dari nilai signifikansi yang sudah disajikan dalam
tabel dibawah ini. Tingkat signifikansi yang dikehendaki untuk
menyimpulkan adanya pengaruh dari masing- masing variabel harus
kurang dari 0.05.
Tabel IV.12
Hasil Uji Koefisien Regresi
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 13.228 3 .004
Block 13.228 3 .004
Model 13.228 3 .004
Sumber : Output SPSS 25
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari hasil nilai chi square
sebesar 13,228 dengan df sebesar 3 dan signifikasi sebesar 0.004. Hal
72
ini menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0.004 < 0.05 yang
berarti variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
financial distress, audit delay, reputasi auditor dapat berpengaruh
secara simultan terhadap variabel dependen yaitu auditor switching.
e. Tabel Klasifikasi
Tabel klasifikasi merupakan uji yang menunjukkan kekuatan
prediksi dari model regresi yang dinyatakan dalam persen. Menurut
Ghozali (Ghozali, 2018, p. 338) tabel klasifikasi menjelaskan nilai
estimasi yang benar (correct) dan yang salah (incorrect). Matriks
klasifikasi menunjukkan prediksi dari model regresi untuk
memprediksi kemungkinan auditor switching pada perusahaan.
Berikut adalah hasil dari pengujian tabel klasifikasi yang menujukan
kekuatan prediksi pemberian auditor switching yang diterima oleh
perusahaan:
Tabel IV.13
Hasil Uji Klasifikasi
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
AUDITOR SWITCHING Percentage
Correct
.00 1.00
Step 0 AUDITOR SWITCHING .00 49 0 100.0
1.00 11 0 .0
Overall Percentage 81.7
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Sumber : Output SPSS 25
Tabel IV.13 menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi
untuk memprediksi kemungkinan terjadiny auditor switching dan non
73
auditor switching. Dari hasil model regresi dapat dilihat bahwa
terdapat 11 sampel yang melakukan auditor switching dan 49 sampel
yang tidak melakukan auditor switching. Dari total 11 sampel yang
melakukan auditor switching, tidak terdapat dapat sampel yang
mampu diprediksi dengan tepat melakukan auditor switching,
sedangkan sebanyak 11 sampel atau setara dengan 0% yang diprediksi
dengan tidak tepat, sehingga kekuatan prediksi dari model regresi
untuk memprediksi kemungkinan sampel melakukan auditor
switching (kode 1) adalah sebesar 0%.
Hal ini berarti bahwa dengan model regresi yang diajukan ada
49 sampel yang tidak melakukan auditor switching dan dari 60 sampel
tersebut, terdapat 49 sampel yang diprediksi secara tepat tidak
melakukan auditor switching, sehingga kekuatan prediksi sampel yang
tidak melakukan auditor switching adalah sebesar 100%. Ketepatan
dari prediksi keseluruhan model regresi yang digunakan untuk
perusahaan yang melakukan auditor switching dan perusahaan yang
tidak melakukan auditor switching adalah sebesar 81,7%
f. Persamaan Model Regresi Logistik
Estimasi parameter dari model dapat dilihat melalui koefisien
regresi. Koefisien regresi dari setiap variabel yang diuji menunjukkan
bentuk hubungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menguji
pengaruh variabel financial distress, audit delay, dan reputasi auditor
74
terhadap variabel dependen auditor switching dengan menggunakan
regresi logistik biner.
Tabel IV.14
Hasil Uji Regresi Logistik
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a FINANCIAL DISTRESS .195 .277 .492 1 .483 1.215
AUDIT DELAY .193 .073 6.911 1 .009 1.213
REPUTASI AUDITOR -1.063 .891 1.423 1 .233 .346
Constant -16.951 6.222 7.424 1 .006 .000
a. Variable(s) entered on step 1: FINANCIAL DISTRESS, AUDIT DELAY, REPUTASI AUDITOR.
Sumber : Data diolah SPSS Versi 25
Tabel IV.14 diatas menunjukkan hasil pengujian hipotesis
dengan menggunakan regresi logistik biner pada tingkat signifikansi
0,05 (5%). Berdasarkan hasil pengujian regresi logistik maka dapat
diperoleh persamaan regresi logistik biner sebagai berikut :
1 − = + 1 + + 3 +
SWITCH = -16,951 + 0,195 FD + 0,193 AD – 1,063 RA + ɛ
Persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Berdasarkan hasil pengolahan data statistik dari tabel IV.14
dapat diketahui bahwa nilai konstanta (α) model regresi logistik
mempunyai hasil sebesar -16,951 hal tersebut menunjukan
bahwa tanpa adanya pengaruh dari financial distress, audit
75
delay, adan reputasi auditor maka probalitas auditor switching
sebesar -16,951.
2) Variabel financial distress (FD) memliliki nilai koefisien regresi
sebesar 0,195 yang menyatakan setiap penambahan 1 satuan
pada financial distress, maka akan menambah probabilitas
perusahaan mengalami kondisi auditor switching sebesar 0,195
satuan dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.
3) Variabel audit delay (AD) memiliki nilai koefisien regresi
sebesar 0,193 yang menyatakan setiap penambahan 1 satuan
pada audit delay, maka akan menambah probabilitas perusahaan
mengalami kondisi auditor switching sebesar 0,193 satuan
dengan asumsi variabel lain bernilai konstan .
4) Variabel reputasi auditor (RA) memiliki nilai koefisisen regresi
sebesar -1,063 yang menyatakan setiap penambahan 1 satuan
pada reputasi auditor, maka akan mengurangi probabilitas
perusahaan mengalami kondisi auditor switching sebesar 1,063
satuan dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.
3. Uji Hipotesis
Dari tabel IV.14 juga dapat dilihat hasil pengujian estimasi
parameter dan interpretasinya yang dilihat dari nilai koefisien regresi dan
signifikansi untuk setiap variabel independen dengan tingkat signifikansi
0,05 yang digunakan untuk menjawab hipotesis sebagai berikut:
H1: Financial Distress tidak berpengaruh terhadap Auditor
Switching.
76
Variabel financial distress yang diukur menggunakan model
analisis kebangkrutan model zwijewski pada masing-masing perusahaan
menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,483 yang lebih besar dari
0,05 yang artinya H1 ditolak. Penelitian ini membuktikan bahwa
variabel financial distress tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor
switching pada perusahaan subsektor kimia, logam, keramik dan pakan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018.
H2: Audit Delay berpengaruh signifikan terhadap Auditor
Switching.
Variabel audit delay yang diukur dengan melihat jumlah hari
tanggal tutup buku perusahaan 31 Desember sampai dengan tanggal
laporan audit yang sudah diserahkan menunjukan bahwa nilai
signifikansi sebesar 0.009 lebih kecil dari 0,05 yang artinya H2 diterima
dan Ho ditolak. Penelitian ini membuktikan bahwa variabel audit delay
berpengaruh serta signifikan terhadap auditor switching pada perusahaan
subsektor kimia, logam, keramik dan pakan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2016-2018.
H3: Reputasi Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap
Auditor Switching.
Variabel reputasi auditor diukur dengan menggunakan variabel
dummy dengan kode 1 yang menandakan perusahaan tersebut diaudit
oleh KAP big four dan kode 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP
non big four yang menunjukan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,233
77
lebih besar dari 0,05 yang artinya H3 ditolak. Penelitian ini membuktikan
bahwa variabel reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap
auditor switching pada perusahaan subsektor kimia, logam, keramik dan
pakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018.
H4: Financial Distress, Audit Delay, dan Reputasi Auditor
berpengaruh secara simultan terhadap Auditor Switching.
Variabel financial distress, audit delay, dan reputasi auditor
menunjukkan nilai siginifikan sebesar 0,004 lebih kecil dari 0,05 dilihat
pada tabel IV.12 pada uji koefisien regresi, yang artinya H4 diterima dan
Ho ditolak. Penelitian ini membuktikan bahwa Variabel financial
distress, audit delay, dan reputasi auditor dapat berpengaruh secara
simultan terhadap penerimaan auditor switching pada perusahaan
subsektor kimia, logam, keramik dan pakan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2016-2018.
Secara keseluruhan, hasil pengujian hipotesis dapat disajikan pada
tabel berikut :
Tabel IV.15
Ringkasan Pengujian Hipotesis
Kode Hipotesis Hasil
H1 Financial distress berpengaruh signifikan
terhadap auditor switching. Ditolak
H2 Audit delay berpengaruh signifikan terhadap
auditor switching. Diterima
H3 Reputasi auditor berpengaruh signifikan
terhadap auditor switching. Ditolak
H4
Financial distressm audit delay, dan reputasi
auditor berpengaruh terhadap auditor
switching.
Diterima
78
C. Pembahasan
Penelitian ini menggunakan 3 hipotesis untuk mengetahui pengaruh
financial distress, audit delay, dan reputasi auditor terhadap auditor
switching terhadap perusahaan subsektor kimia, logam, keramik dan pakan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018. Pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Financial Distress tidak berpengaruh signifikan terhadap Auditor
Switching
Financial distress menunjukkan nilai koefisien regresi positif
sebesar 0,195 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,483 dimana lebih
besar dari tingkat signifikansi α = 0,05. Dengan nilai signifikansi yang
lebih besar dari α = 0,05, menunjukkan bahwa variabel financil distress
tidak berpengaruh terhadap auditor switching, maka hasil penelitian ini
tidak mendukung hipotesis pertama dari penelitian ini.
Saat auditor melakukan tugasnya yaitu melakukan audit terhadap
laporan keuangan perusahaan, auditor diharapkan dapat memberikan
informasi yang sesuai dengan keadaan perusahaan dan memberikan
masukan atau peringatan awal kepada manajemen mengenai kondisi
keuangan perusahaa. Keadaan perusahaan yang sedang mengalami
defisit pada modal dan memiliki utang jangka pendek maupun utang
jangka panjang yang nominalnya besar, maka perusahaan akan
cenderung mengalami financial distress. Perusahaan yang sedang
mengalami financial distress cenderung tidak akan melakukan
79
pergantian auditor atau auditor swithcing karena untuk menjaga
kepercayaan publik kepada perusahaan, sebab jika perusahaan
melakukan auditor switching maka akan menimbulkan anggapan yang
negatif sehingga kepercayaan publik terhadap perusahaan akan
berkurang.
Hasil ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yaitu (Darma
Yanti & Badera, 2018), (Faradila & Yahya, 2016) dan (Sari, Deviyanti,
& Kusumawardani, 2018) namun bertentangan dengan hasil penelitian
(Puspayanti & Suputra, 2018) dan (Dwiyanti & Sabeni, 2014).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financial distress atau
kesulitan keuangan bukan merupakan salah faktor penyebab perusahaan
melakukan auditor switching. Hal ini juga disebabkan independensi
KAP juga menjadi salah satu faktor yang dapat menjadi alasan bagi
perusahaan untuk tidak melakukan pergantian KAP meskipun
perusahaan dalam kondisi yang kurang baik. Selain itu pergantian KAP
juga dapat meningkatkan kesulitan keuangan dimungkinkan karena
biaya pemulaian audit terlalu mahal karena kantor akuntan publik harus
mendidik lagi auditor mereka untuk penugasan klien yang baru.
2. Audit Delay berpengaruh signifikan terhadap Auditor Switching
Audit delay menunjukkan nilai koefisien regresi positif sebesar
0,193 dengan tingkat signifikansi 0,009 dimana lebih kecil dari tingkat
signifikansi α = 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel audit delay
80
berpengaruh terhadap auditor switching, maka hasil penelitian ini
mendukung hipotesis kedua dari penelitian ini.
Saat di perusahaan terjadi audit delay, perusahaan bisa saja akan
kehilangan para investor potensialnya karena laporan keuangan yang
mereka terbitkan terlambat dipublikasikan. Hal tersebut akan membuat
perusahaan akan melakukan audit switching.
Hasil ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yaitu (Sari,
Deviyanti, & Kusumawardani, 2018) dan (Darma Yanti & Badera,
2018) namun bertentangan dengan hasil penelitian (Ardianingsih, 2014)
Hal ini menunjukkan bahwa audit delay dijadikan sebagai salah satu
pertimbangan perusahaan untuk melakukan auditor switching.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa audit delay merupakan
salah satu faktor perusahaan untuk melakukan auditor switching.
Ketepatan waktu dalam mempubliskasikan laporan keuangan kepada
publik merupakan hal penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan,
sebab informasi keuangan yang terdapat di dalam laporan keuangan
dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor untuk menanamkan
dananya ke perusahaan tersebut. Apabila perusahaan terlambat
mempubliskasikan laporan keuangannya, makan bukan tidak mungkin
perusahaan akan kehilangan calon investornya oleh karena itu,
perusahaan tidak menginginkan mengalami keterlambatan dalam
mempubliskasikan laporan keuangan yang diakibatkan oleh audit delay
81
sehingga pada tahu berikutnya perusahaan akan melakukan pergantian
auditor.
3. Reputasi Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap Auditor
Switching
Reputasi auditor menunjukkan nilai koefisien regresi negatif
sebesar -1,063 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,233 dimana lebih
besar dari tingkat signifikansi α = 0,05. Dengan nilai signifikansi yang
lebih besar dari α = 0,05, menunjukkan bahwa variabel reputasi auditor
tidak berpengaruh terhadap auditor switching, maka hasil penelitian ini
tidak mendukung hipotesis ketiga dari penelitian ini.
Dalam hasil penelitian ini sebagian besar auditor switching
dilakukan oleh KAP non big four dan sebagian kecilnya dilakukan oleh
KAP big four sehingga mengakibatkan perusahaan tidak melakukan
auditor switching.
Hasil ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yaitu (Astrini &
Muid, 2013) dan (Puspayanti & Suputra, 2018) namun bertentangan
dengan hasil penelitian (Karliana, Suzan, & Yudowati, 2017) dan
(Pawitri & Yadnyana, 2015)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa reputasi auditor bukan
merupakan salah faktor penyebab perusahaan melakukan auditor
switching.
82
BAB V
PENUTUP
H. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh financial distress, audit delay
dan reputasi auditor terhadap auditor switching. Variabel dependen yang
digunakan adalah auditor switching, sedangkan variabel independen yang
digunakan financial distress, audit delay dan reputasi auditor. Analisis
dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik (logistic
regression) dengan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS)
versi 25. Data sampel perusahaan sebanyak 60 pengamatan perusahan
manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018.
Berdasarkan analisis penelitian yang dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1) Financial distress terhadap auditor switching pada perusahan
manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan periode 2016-
2018 tidak berpengaruh yang berarti H1 ditolak. Hal ini ditunjukkan
oleh koefisien regresi X1 sebesar 0,195 dan nilai signifikasi adalah
0,483 yang artinya lebih besar dari signifikansi yaitu 0,05. yang berarti
financial distress negatif tidak berpengaruh terhadap auditor switching
pada perusahan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan
83
periode 2016-2018. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financial
distress atau kesulitan keuangan bukan merupakan salah satu faktor
penyebab perusahan melakukan auditor switching. Hal ini disebabkan
independensi KAP juga menjadi salah satu faktor yang dapat menjadi
alasan bagi perusahaan untuk tidak melakukan pergantian KAP
meskipun perusahaan dalam kondisi yang kurang baik, karena jika
perusahaan sering melakukan pergantian auditor akan menimbulkan
tanggapan negatif dari pemegang saham dan kreditur. Selain itu
pergantian KAP juga dapat meningkatkan kesulitan keuangan
dimungkinkan karena biaya pemulaian (start-up) audit terlalu mahal
karena kantor akuntan publik harus mendidik lagi auditor mereka untuk
penugasan klien yang baru
2) Audit delay terhadap auditor switching pada perusahan manufaktur
subsektor kimia, logam, keramik dan pakan periode 2016-2018
berpengaruh yang berarti H2 diterima. Hal ini ditunjukkan oleh
koefisien regresi X2 sebesar 0,193 dan nilai signifikasi 0,009 yang lebih
kecil dari 0,05 yang berarti audit delay berpengaruh terhadap auditor
switching pada perusahan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik
dan pakanperiode 2016-2018. Hasil ini menunjukan bahwa audit delay
dapat menjadi salah satu faktor terjadinya voluntary auditor switching
karena dapat dimungkinkan perusahaan akan mengganti Kantor
Akuntan Publik (KAP) jika laporan keuangan perusahaan telat
dilaporkan ke pasar modal karena dianggap dapat merugikan citra
84
perusahaan tersebut dan memberikan kesan negatif di pasar modal.
Audit delay memberikan informasi yang berguna bagi pengguna
menggenai durasi yang dibutuhkan auditor dalam mengaudit laporan
keuangan suatu perusahaan yang dapat membantu dalam pengambilan
keputusan khususnya para investor. Secara umum, perusahaan
menginginkan laporan keuangannya selesai dengan waktu yang cepat,
karena dengan durasi waktu yang cepat perusahaan dapat meningkatkan
kredibilitas perusahaan dan mampu menarik minat para investor untuk
berinvestasi
3) Reputasi auditor terhadap auditor switching pada pada perusahan
manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan periode 2016-
2018 tidak berpengaruh yang berarti H3 ditolak. Hal ini ditunjukkan
oleh koefisien regresi X3 sebesar -1,063 dan nilai signifikasi 0,233 yang
lebih besar dari 0,05 yang berarti reputasi auditor tidak berpengaruh
terhadap auditor switching pada perusahaan pada pada perusahan
manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan periode 2016-
2018. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa reputasi auditor bukan
merupakan salah satu faktor yang mendorong perusahaan untuk
melakuakan voluntary auditor switching, karena perusahaan cenderung
akan mempertahankan auditor yang telah ada karena auditor tersebut
telah memahami kondisi perusahaan dengan baik dan mempertahankan
reputasinya jika perusahaan tetap menggunakan jasa dari auditor yang
lama. Selain itu, jika perusahaan melakukan pergantian auditor dapat
85
menyebabkan reputasi perusahaan dan kepercayaan di mata para
shareholders -nya menurun. Karena itu pihak manajemen memilih
untuk tetap mempertahankan penggunaan jasa auditor lama untuk
mempertahankan reputasi perusahaan dan kepercayaan di mata para
shareholders -nya.
I. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Implikasi berdasarkan penelitian ini yaitu pergantian auditor tidak
hanya dilakukan berdasarkan peraturan pemerintah yang mewajibkannya
tetapi juga dilakukan secara suka rela (voluntary) diluar peraturan
pemerintah yang mewajibkan. Financial distress, audit delay dan
reputasi auditor dianggap menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
pergantian auditor (auditor switching). Dalam penelitian ini
membuktikan financial distress dan reputasi auditor tidak mempengaruhi
pergantian auditor (auditor switching) sedangkan audit delay
mempengaruhi pergantian auditor (auditor switching).
2. Implikasi Manajerial
Dengan adanya penelitian ini diharapkan KAP dapat memahami
gambaran mengenai alasan-alasan dibalik terjadinya pergantian auditor
(auditor switiching) yang dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat
dijadikan masukan dalam menghadapi persaingan global.
3. Implikasi Metodologi
86
Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik (logistic
regression) dengan program Statistical Package for Social Sciences
(SPSS) versi 25 untuk menganalisis pengaruh variabel financial distress,
audit delay dan reputasi auditor terhadap auditor switching dengan
populasi sebanyak 36 perusahaan, jumlah sampel 20 perusahaan dan
jumlah data pengamatan sebanyak 60.
J. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan penelitian dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya tiga jenis perusahaan
manufaktur saja yaitu subsektor kimia, logam, keramik dan pakan,
sehingga tidak dapat memberikan hasil temuan untuk seluruh perusahaan
go public yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
2. Periode penelitian ini hanya 3 tahun yaitu dari 2016 sampai dengan 2018,
periode yang terbatas tersebut tentunya mempengaruhi hasil pengujian
penelitian ini.
3. Besarnya nilai koefisien determinasi hanya sebesar 32,2% sehingga
kurang dapat menjelaskan variabilitas variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen.
K. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian tersebut, adapun beberapa
saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu :
87
1. Periode selanjutnya dapat memperluas objek penelitian yang digunakan,
tidak hanya pada perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam,
keramik dan pakan. Objek penelitian dapat menambahkan objek
perusahaan seluruh manufaktur, perusahaan perbankan, property dan
real setate maupun yang lainnya.
2. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk menambahkan beberapa
variabel lainnya yang diduga mempengaruhi auditor switching baik dari
faktor internal maupun faktor eksternal.
3. Periode penelitian sebaiknya menggunakan rentan waktu yang lebih
panjang agar memperoleh hasil yang lebih baik.
4. Financial distress, Audit Delay dan Reputasi Auditor memperngaruhi
Auditor Swtihing pada perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam,
keramik dan pakan periode 2016-2018 hanya sebesar 32,2 % dan sisanya
67,8% di pengaruhi oleh faktor lainnya diluar penelitian ini. Untuk itu
perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi auditor switching, misalnya Ukuran KAP, Ukuran
Perusahaan, Opini Audit dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes S, Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntansi oleh Akuntan
Publik (Edisi 5-Buku 1). Jakarta: Selemba Empat. 2017.
Anggradewi, A. M., dan Haryanto (2014). Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Audit Delay. Diponegoro Journal Of Accounting.
Ardianiningsih A, Audit Laporan Keuangan. Pekalongan: Bumi Aksara. 2017.
Astrini, N. R., dan Muid D (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Voluntary. Diponegoro
Journal Of Accounting.
Darma Yanti, N. M., dan Badera I. N (2018). Pengaruh Financial Distress dan
Audit Delay Pada Voluntary Auditor Switching dengan Opini Audit
Sebagai Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Darsono, dan Ashari, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.
Semarang: Andi Yogyakarta. 2004.
Diana S. R, Analisis Laporan Keuangan dan Aplikasinya. Jakarta: In Media.
2018.
Dwiyanti R. E., dan Sabeni A (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor
Switching Secara Voluntary. Diponegoro Journal Of Accounting.
Faradila, Yuka, dan M Rizal Yahya (2017). “Pengaruh Opini Audit, Financial
Distress, Dan Pertumbuhan Perusahaan Klien Terhadap Auditor
Switching (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2010-2014).” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi
Akuntansi (Jimeka).
Karliana, Danela Rosa, Leny Suzan, Dan Siska Priyandani Yudowati (2017).
“Pengaruh Opini Audit, Reputasi Auditor Dan Audit Fee Terhadap
Auditor Switching (Studi Pada Perusahaan Sektor Infrasrtuktur, Utilitas,
Dan Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-
2015) ”.
Pawitri, Ni Made Puspa, Dan Ketut Yadnyana (2015). “Pengaruh Audit Delay,
Opini Audit, Reputasi Auditor Dan Pergantian Manajemen pada
Voluntary Auditor Switching. ” E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Peter, dan Yoseph. (2011)."Analisis Kebangkrutan Dengan Metode Z-Score
Altman,Springate Dan Zmijewski Pada Pt. Indofood Sukses Makmur Tbk
Periode 2005 – 2009". Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi.
Salinan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/Pmk.01/2008. (2008, Februari
5). Dipetik 10 10, 2019, dari Salinan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.01/2008: http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2008/17~PMK.01~2008Per.HTM
Sari A. K., Deviyanti D. R., & Kusumawardani, A. (2018). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Voluntary Auditor Switching Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei Periode 2010-2015. http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/AKUNTABEL
Syahrial D., & Purba D, Analisis Laporan Keuangan Cara Mudah & Praktis
Memahami Laporan Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media. 2013.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Kombinasi, dan R&D. Yogyakarta: Alfabeta Bandung. 2017.
Sujarweni W, Metodologi Penelitian. Yogyakarta. 2014.
Tantama H. (2018). Pengaruh Audit Tenure, Profitabilitas, Solvabilitas, Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013–2017). Skripsi Fakultas
Ekonomi Bisnis Universitas Buddhi Dharma, Tangerang.
Verdiana K. A., & Utama I. K. (2013). Pengaruh Reputasi Auditor, Disclosure,
Audit Client Tenure Pada Kemungkinan Pengungkapan Opini Audit Going
Concern. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Wijaya, E., & Rasmini, N. (2015). Pengaruh Audit Fee, Opini Going Concern,
Financial Distress, Ukuran Perusahaan, Ukuran Kap Pada Pergantian
Auditor. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
http://web.idx.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/profilperusahaantercatat.aspx
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
Nama : Albertto Santos
Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 08 Juni 1997
Jenis Kelamin : Laki - Laki
No. Telp : 081315652728
Agama : Buddha
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Kp. Sewan Lebak Wangi Rt 006/004 Tangerang
Email : [email protected]
IPK : 3,25
Riwayat Pendidikan
Sekolah Dasar : SD Ariya Metta
Sekolah Menengah Pertama : SMP Ariya Metta
Sekolah Menengah Keatas : SMK Ariya Metta
Perguruan Tinggi : Universitas Buddhi Dharma
Riwayat Pekerjaan
PT. Asia PolyPlas Industri sebagai Staf Finance dari 2015-sekarang
Tangerang, 20 Desember 2019
Penulis
(Albertto Santos)
SURAT IZIN SURVEI & RISET
No.SISR-11035/ICaMEL/02-2020
Menunjuk surat nomor 056/FB-III/KP- KM.10/12/2019 tanggal 23 Desember 2019 perihal
permohonan izin penelitian bagi Mahasiswa Universitas Buddhi Dharma bersama ini kami
memberikan izin mengakses dan menggunakan data-data pasar modal yang tersimpan di
perusahaan kami untuk keperluan riset dan penyusunan Skripsi kepada peneliti di bawah
ini:
Nama Pemohon : Albertto Santos
Nomor Pokok : 20160100007
Jurusan/Prog.Studi : S1 AKUNTANSI
Judul Skripsi : Pengaruh Financial Ditress, Audit Delay dan Reputasi Auditor Terhadap
Auditor Switching (Studi Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur
Subsektor Kimia, Logam, Keramik dan Pakan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2016-2018 )
Demikian surat izin ini dikeluarkan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 14 Februari 2020
PT Indonesian Capital Market Electronic Library
Hery Mulyawan Head of Data Services
Lampiran 1
Hasil Perhitungan Variabel Auditor Switching tahun 2016-2018
NO KODE TAHUN AUDITOR
SWITCHING(KODE) NAMA AUDITOR
1 AGII 2016 0 Hadori Sugiarto & Rekan
2 AGII 2017 0 Hadori Sugiarto & Rekan
3 AGII 2018 1 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan
4 ALKA 2016 0 JOHANNES JUARA & REKAN
5 ALKA 2017 0 JOHANNES JUARA & REKAN
6 ALKA 2018 1 ANWAR & REKAN
7 ALMI 2016 0 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad, Suharli & Rekan
8 ALMI 2017 1 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan
9 ALMI 2018 0 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan
10 BTON 2016 0 Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar, & Rekan
11 BTON 2017 0 Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar, & Rekan
12 BTON 2018 1 Hadori Sugiarto Adi & Rekan
13 DPNS 2016 0 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad, Suharli & Rekan
14 DPNS 2017 0 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan
15 DPNS 2018 0 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan
16 EKAD 2016 0 HENDRAWINATA EDDY SIDDHARTA & TANZIL
17 EKAD 2017 1 Kanaka Puradiredja, Suhartono
18 EKAD 2018 0 Kanaka Puradiredja, Suhartono
19 INCI 2016 0 HENDRAWINATA EDDY SIDDHARTA & TANZIL
20 INCI 2017 1 Kanaka Puradiredja, Suhartono
21 INCI 2018 1 ARMAN EDDY FERDINAND & REKAN
22 KIAS 2016 1 Siddharta Widjaja & Rekan
23 KIAS 2017 0 Siddharta Widjaja & Rekan
24 KIAS 2018 0 Siddharta Widjaja & Rekan
25 MAIN 2016 0 ANWAR & REKAN
26 MAIN 2017 1 TANUDIREDEJA, WIBISANA, RINTIS & REKAN
27 MAIN 2018 0 TANUDIREDEJA, WIBISANA, RINTIS & REKAN
28 MLIA 2016 1 SATRIO BING ENY & REKAN
29 MLIA 2017 0 SATRIO BING ENY & REKAN
30 MLIA 2018 0 SATRIO BING ENY & REKAN
31 PICO 2016 1 HERMAN DODY TANUMIHARDJA & REKAN
32 PICO 2017 0 HERMAN DODY TANUMIHARDJA & REKAN
33 PICO 2018 0 HERMAN DODY TANUMIHARDJA & REKAN
34 SRSN 2016 0 Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar, & Rekan
35 SRSN 2017 0 Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar, & Rekan
36 SRSN 2018 0 Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar, & Rekan
37 GDST 2016 0 Hadori Sugiarto Adi & Rekan
38 GDST 2017 0 Hadori Sugiarto Adi & Rekan
39 GDST 2018 0 Hadori Sugiarto Adi & Rekan
40 LION 2016 0 KOSASIH, NURDIYAMAN, MULYADI, TJAHJO & REKAN
41 LION 2017 0 KOSASIH, NURDIYAMAN, MULYADI, TJAHJO & REKAN
42 LION 2018 0 KOSASIH, NURDIYAMAN, MULYADI, TJAHJO & REKAN
43 LMSH 2016 0 KOSASIH, NURDIYAMAN, MULYADI, TJAHJO & REKAN
44 LMSH 2017 0 KOSASIH, NURDIYAMAN, MULYADI, TJAHJO & REKAN
45 LMSH 2018 0 KOSASIH, NURDIYAMAN, MULYADI, TJAHJO & REKAN
46 AMFG 2016 0 Siddharta Widjaja & Rekan
47 AMFG 2017 0 Siddharta Widjaja & Rekan
48 AMFG 2018 0 Siddharta Widjaja & Rekan
49 ARNA 2016 0 Purwanto, Sungkoro & Surja
50 ARNA 2017 0 Purwanto, Sungkoro & Surja
51 ARNA 2018 0 Purwanto, Sungkoro & Surja
52 CPIN 2016 0 Purwanto, Sungkoro & Surja
53 CPIN 2017 0 Purwanto, Sungkoro & Surja
54 CPIN 2018 0 Purwanto, Sungkoro & Surja
55 TOTO 2016 0 Purwanto, Sungkoro & Surja
56 TOTO 2017 0 Purwanto, Sungkoro & Surja
57 TOTO 2018 0 Purwanto, Sungkoro & Surja
58 SIPD 2016 0 TANUBRATA SUTANTO FAHMI BAMBANG & REKAN
59 SIPD 2017 0 TANUBRATA SUTANTO FAHMI BAMBANG & REKAN
60 SIPD 2018 0 TANUBRATA SUTANTO FAHMI BAMBANG & REKAN
Lampiran 2
Hasil Perhitungan Variabel Financial Distress tahun 2016-2018
NO KODE TAHUN DISTRESS
1 AGII 2016 -1,432757834
2 AGII 2017 -1,729483349
3 AGII 2018 -1,381328624
4 ALKA 2016 -1,170071016
5 ALKA 2017 -0,298217877
6 ALKA 2018 0,351518876
7 ALMI 2016 0,536694208
8 ALMI 2017 0,471312367
9 ALMI 2018 0,714988729
10 BTON 2016 -3,079913918
11 BTON 2017 -3,70420303
12 BTON 2018 -4,001907263
13 DPNS 2016 -3,88016209
14 DPNS 2017 -3,674276874
15 DPNS 2018 -3,675094737
16 EKAD 2016 -4,003837136
17 EKAD 2017 -3,790151119
18 EKAD 2018 -3,851060965
19 INCI 2016 -3,928822713
20 INCI 2017 -3,901251479
21 INCI 2018 -3,46383161
22 KIAS 2016 -2,660523624
23 KIAS 2017 -2,996052535
24 KIAS 2018 -2,93343503
25 MAIN 2016 -1,520095143
26 MAIN 2017 -1,032055477
27 MAIN 2018 -1,51981792
28 MLIA 2016 0,200827993
29 MLIA 2017 -0,572633402
30 MLIA 2018 -1,192527243
31 PICO 2016 -1,075254808
32 PICO 2017 -0,945593114
33 PICO 2018 -0,68985657
34 SRSN 2016 -1,871920275
35 SRSN 2017 -2,358990823
36 SRSN 2018 -2,829082833
37 GDST 2016 -2,489927337
38 GDST 2017 -2,331988507
39 GDST 2018 -2,088653095
40 LION 2016 -2,803411576
41 LION 2017 -2,454965238
42 LION 2018 -2,599347202
43 LMSH 2016 -2,890693403
44 LMSH 2017 -3,56364322
45 LMSH 2018 -3,428701872
46 AMFG 2016 -2,54781341
47 AMFG 2017 -1,863104919
48 AMFG 2018 -1,039751416
49 ARNA 2016 -2,373690354
50 ARNA 2017 -2,61401127
51 ARNA 2018 -2,819244375
52 CPIN 2016 -2,356119167
53 CPIN 2017 -2,717389404
54 CPIN 2018 -3,350956903
55 TOTO 2016 -2,267423938
56 TOTO 2017 -3,596562676
57 TOTO 2018 -2,946511361
58 SIPD 2016 -1,165882364
59 SIPD 2017 0,094880334
60 SIPD 2018 -0,847440999
Perhitungan Financial Distress X₁ = Return On Asset atau Return On Investment
NO KODE TAHUN LABA SETELAH PAJAK TOTAL ASET X1
1 AGII 2016 64.287.000.000
5.847.722.000.000
0,010994 0,049471
2 AGII 2017 97.598.000.000
6.403.543.000.000
0,015241 0,068586
3 AGII 2018 114.374.000.000
6.647.755.000.000
0,017205 0,077422
4 ALKA 2016 516.167.000
136.618.855.000
0,003778 0,017002
5 ALKA 2017 15.406.256.000
305.208.703.000
0,050478 0,22715
6 ALKA 2018 22.943.498.000
648.968.295.000
0,035354 0,159092
7 ALMI 2016 (99.931.854.409)
2.153.030.503.531
-0,04641 -0,20887
8 ALMI 2017 8.446.455.684
2.376.281.796.928
0,003554 0,015995
9 ALMI 2018 6.544.635.062
2.781.666.374.017
0,002353 0,010587
10 BTON 2016 (5.974.737.984)
177.290.628.918
-0,0337 -0,15165
11 BTON 2017 11.370.927.212
183.501.650.442
0,061966 0,278849
12 BTON 2018 27.812.712.161
217.362.960.011
0,127955 0,575798
13 DPNS 2016 10.009.391.103
296.129.565.784
0,033801 0,152103
14 DPNS 2017 5.963.420.071
308.491.173.960
0,019331 0,086989
15 DPNS 2018 9.380.137.352
322.185.012.261
0,029114 0,131014
16 EKAD 2016 90.685.821.530
702.508.630.708
0,129089 0,580898
17 EKAD 2017 76.195.665.729
796.767.646.172
0,095631 0,430339
18 EKAD 2018 74.045.187.763
853.267.454.400
0,086778 0,390503
19 INCI 2016 9.988.836.259
269.351.381.344
0,037085 0,166882
20 INCI 2017 16.554.272.131
303.788.390.330
0,054493 0,245217
21 INCI 2018 16.675.673.703
391.362.697.956
0,042609 0,191742
22 KIAS 2016 -0,13578 -0,61099
(252.499.070.120) 1.859.669.927.962
23 KIAS 2017 (85.300.976.555)
1.767.603.505.697
-0,04826 -0,21716
24 KIAS 2018 (79.206.468.705)
1.704.424.579.208
-0,04647 -0,20912
25 MAIN 2016 211.960.537.000
3.919.764.494.000
0,054075 0,243337
26 MAIN 2017 42.943.995.000
4.072.245.477.000
0,010546 0,047455
27 MAIN 2018 284.246.878.000
4.335.844.455.000
0,065557 0,295008
28 MLIA 2016 9.039.563.000
7.723.578.677.000
0,00117 0,005267
29 MLIA 2017 47.534.072.000
5.186.685.608.000
0,009165 0,041241
30 MLIA 2018 189.082.238.000
5.263.726.099.000
0,035922 0,161648
31 PICO 2016 13.753.451.941
638.566.761.462
0,021538 0,096921
32 PICO 2017 20.189.516.036
720.238.957.745
0,028032 0,126143
33 PICO 2018 15.730.408.346
852.932.442.585
0,018443 0,082992
34 SRSN 2016 11.056.051.000
717.149.704.000
0,015417 0,069375
35 SRSN 2017 17.698.567.000
652.726.454.000
0,027115 0,122017
36 SRSN 2018 38.735.092.000
686.777.211.000
0,056401 0,253806
37 GDST 2016 31.704.557.018
1.257.609.869.910
0,02521 0,113446
38 GDST 2017 (5.462.096.177)
1.286.954.720.465
-0,00424 -0,0191
39 GDST 2018 (87.798.857.709)
1.351.861.756.994
-0,06495 -0,29226
40 LION 2016 42.345.417.055
685.812.995.987
0,061745 0,277852
41 LION 2017 9.282.943.009
681.937.947.736
0,013613 0,061257
42 LION 2018 14.679.673.993
696.192.628.101
0,021086 0,094885
43 LMSH 2016 6.252.814.811
162.828.169.250
0,038401 0,172806
44 LMSH 2017 12.967.113.850
161.163.426.840
0,080459 0,362067
45 LMSH 2018 0,018039 0,081175
2.886.727.390 160.027.280.153
46 AMFG 2016 260.444.000.000
5.504.890.000.000
0,047311 0,212901
47 AMFG 2017 38.569.000.000
6.267.816.000.000
0,006153 0,027691
48 AMFG 2018 6.596.000.000
8.432.632.000.000
0,000782 0,00352
49 ARNA 2016 91.375.910.975
1.543.216.299.146
0,059211 0,266451
50 ARNA 2017 122.183.909.643
1.601.346.561.573
0,076301 0,343353
51 ARNA 2018 158.207.798.602
1.652.905.985.730
0,095715 0,430717
52 CPIN 2016 2.225.402.000.000
24.204.994.000.000
0,09194 0,413729
53 CPIN 2017 2.496.787.000.000
24.522.593.000.000
0,101816 0,458171
54 CPIN 2018 4.551.485.000.000
27.645.118.000.000
0,16464 0,740879
55 TOTO 2016 168.564.583.718
2.581.440.938.262
0,065299 0,293844
56 TOTO 2017 278.935.804.544
2.826.490.815.501
0,098686 0,444088
57 TOTO 2018 346.692.796.102
2.897.119.790.044
0,119668 0,538506
58 SIPD 2016 13.049.000.000
2.567.211.193.259
0,005083 0,022873
59 SIPD 2017 (354.925.000.000)
2.239.699.000.000
-0,15847 -0,71311
60 SIPD 2018 25.934.000.000
2.187.879.000.000
0,011853 0,053341
Perhitungan Financial Distress X₂ = Debt Ratio
NO KODE TAHUN TOTAL HUTANG TOTAL ASET X2
1 AGII 2016 2.996.929.000.000
5.847.722.000.000
0,512495 2,921222
2 AGII 2017 2.971.605.000.000
6.403.543.000.000
0,464056 2,645121
3 AGII 2018 3.499.963.000.000
6.647.755.000.000
0,526488 3,000981
4 ALKA 2016 75.514.424.000
136.618.855.000
0,552738 3,150606
5 ALKA 2017 226.717.826.000
305.208.703.000
0,742829 4,234124
6 ALKA 2018 548.236.812.000
648.968.295.000
0,844782 4,815258
7 ALMI 2016 1.749.336.161.470
2.153.030.503.531
0,812499 4,631247
8 ALMI 2017 1.997.411.244.539
2.376.281.796.928
0,840562 4,791201
9 ALMI 2018 2.454.465.678.087
2.781.666.374.017
0,882372 5,029523
10 BTON 2016 33.757.198.849
177.290.628.918
0,190406 1,085314
11 BTON 2017 28.862.718.117
183.501.650.442
0,157289 0,896545
12 BTON 2018 34.207.731.081
217.362.960.011
0,157376 0,897044
13 DPNS 2016 32.865.162.199
296.129.565.784
0,110982 0,6326
14 DPNS 2017 40.655.786.593
308.491.173.960
0,131789 0,751198
15 DPNS 2018 44.476.413.260
322.185.012.261
0,138046 0,786863
16 EKAD 2016 110.503.822.983
702.508.630.708
0,157299 0,896604
17 EKAD 2017 133.949.920.707
796.767.646.172
0,168117 0,958265
18 EKAD 2018 128.684.953.153
853.267.454.400
0,150814 0,859642
19 INCI 2016 26.524.918.593
269.351.381.344
0,098477 0,561319
20 INCI 2017 35.408.565.186
303.788.390.330
0,116557 0,664373
21 INCI 2018 71.410.278.158
391.362.697.956
0,182466 1,040055
22 KIAS 2016 339.639.855.817
1.859.669.927.962
0,182634 1,041017
23 KIAS 2017 340.873.208.857
1.767.603.505.697
0,192845 1,099216
24 KIAS 2018 349.587.345.823
1.704.424.579.208
0,205106 1,169103
25 MAIN 2016 2.082.189.069.000
3.919.764.494.000
0,531203 3,027855
26 MAIN 2017 2.371.092.779.000
4.072.245.477.000
0,582257 3,318864
27 MAIN 2018 2.344.198.361.000
4.335.844.455.000
0,540656 3,081737
28 MLIA 2016 6.110.478.983.000
7.723.578.677.000
0,791146 4,509533
29 MLIA 2017 3.432.390.525.000
5.186.685.608.000
0,66177 3,772086
30 MLIA 2018 3.022.358.125.000
5.263.726.099.000
0,574186 3,272861
31 PICO 2016 372.723.897.214
638.566.761.462
0,583688 3,327023
32 PICO 2017 440.555.207.507
720.238.957.745
0,611679 3,486572
33 PICO 2018 553.371.264.957
852.932.442.585
0,648787 3,698084
34 SRSN 2016 315.096.071.000
717.149.704.000
0,439373 2,504425
35 SRSN 2017 237.220.555.000
652.726.454.000
0,36343 2,071553
36 SRSN 2018 208.989.195.000
686.777.211.000
0,304304 1,734534
37 GDST 2016 425.486.909.790
1.257.609.869.910
0,33833 1,92848
38 GDST 2017 441.675.308.289
1.286.954.720.465
0,343194 1,956207
39 GDST 2018 455.885.354.596
1.351.861.756.994
0,337228 1,922198
40 LION 2016 215.209.902.816
685.812.995.987
0,313803 1,788675
41 LION 2017 229.630.859.719
681.937.947.736
0,336733 1,919377
42 LION 2018 221.022.066.026
696.192.628.101
0,317473 1,809594
43 LMSH 2016 45.511.700.128
162.828.169.250
0,279508 1,593193
44 LMSH 2017 31.541.423.763
161.163.426.840
0,195711 1,115552
45 LMSH 2018 27.335.071.863
160.027.280.153
0,170815 0,973646
46 AMFG 2016 1.905.626.000.000
5.504.890.000.000
0,34617 1,973167
47 AMFG 2017 2.718.939.000.000
6.267.816.000.000
0,433794 2,472624
48 AMFG 2018 4.835.966.000.000
8.432.632.000.000
0,573482 3,26885
49 ARNA 2016 595.128.097.887
1.543.216.299.146
0,385641 2,198156
50 ARNA 2017 571.946.769.034
1.601.346.561.573
0,357166 2,035847
51 ARNA 2018 556.309.556.626
1.652.905.985.730
0,336565 1,918418
52 CPIN 2016 10.047.751.000.000
24.204.994.000.000
0,415111 2,366131
53 CPIN 2017 8.819.768.000.000
24.522.593.000.000
0,359659 2,050056
54 CPIN 2018 8.253.944.000.000
27.645.118.000.000
0,298568 1,701837
55 TOTO 2016 1.057.566.418.720
2.581.440.938.262
0,409681 2,33518
56 TOTO 2017 573.582.902.438
2.826.490.815.501
0,202931 1,156707
57 TOTO 2018 967.642.637.307
2.897.119.790.044
0,334002 1,903809
58 SIPD 2016 1.424.380.421.256
2.567.211.193.259
0,554836 3,162563
59 SIPD 2017 1.448.387.000.000
2.239.699.000.000
0,646688 3,686123
60 SIPD 2018 1.347.391.000.000
2.187.879.000.000
0,615843 3,510308
Perhitungan Financial Distress X₃ = Current Ratio
NO KODE TAHUN AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN LANCAR X3
1 AGII 2016
1.479.828.000.000
1.312.711.000.000 1,127307 0,004509
2 AGII 2017
1.526.964.000.000
1.014.745.000.000 1,504776 0,006019
3 AGII 2018
1.585.943.000.000
1.297.840.000.000 1,221987 0,004888
4 ALKA 2016
58.323.930.000
63.472.099.000 0,918891 0,003676
5 ALKA 2017
277.157.394.000
213.515.571.000 1,298066 0,005192
6 ALKA 2018
622.859.287.000
536.128.557.000 1,161772 0,004647
7 ALMI 2016
1.424.711.407.181
1.667.249.369.925 0,854528 0,003418
8 ALMI 2017
1.701.281.476.100
1.747.767.173.359 0,973403 0,003894
9 ALMI 2018
2.115.994.105.157
2.144.650.311.300 0,986638 0,003947
10 BTON 2016
128.801.476.086
30.523.107.064 4,219802 0,016879
11 BTON 2017
138.161.399.969
25.235.541.036 5,474874 0,021899
12 BTON 2018
176.074.193.688
30.419.618.514 5,788179 0,023153
13 DPNS 2016
174.907.377.454
11.533.925.524 15,1646 0,060658
14 DPNS 2017
181.198.774.207
18.832.789.797 9,621452 0,038486
15 DPNS 2018
192.296.998.181
24.857.084.132 7,736104 0,030944
16 EKAD 2016
337.644.083.636
69.110.450.442 4,885572 0,019542
17 EKAD 2017
413.617.087.456
91.524.721.725 4,519184 0,018077
18 EKAD 2018
461.472.621.715
91.381.683.504 5,049947 0,0202
19 INCI 2016
118.743.367.562
20.420.038.273 5,815041 0,02326
20 INCI 2017
145.540.638.781
28.527.518.002 5,101763 0,020407
21 INCI 2018
191.492.982.970
63.071.077.029 3,036146 0,012145
22 KIAS 2016
519.660.973.376
165.847.701.694 3,133363 0,012533
23 KIAS 2017
527.456.425.373
169.750.005.433 3,107254 0,012429
24 KIAS 2018
560.456.340.708
192.300.522.743 2,914482 0,011658
25 MAIN 2016
1.598.255.029.000
1.385.790.005.000 1,153317 0,004613
26 MAIN 2017
1.615.811.987.000
1.865.529.073.000 0,866141 0,003465
27 MAIN 2018
1.882.512.184.000
1.150.319.584.000 1,636512 0,006546
28 MLIA 2016
1.589.944.730.000
1.849.891.122.000 0,85948 0,003438
29 MLIA 2017
1.261.014.750.000
1.449.898.887.000 0,869726 0,003479
30 MLIA 2018
1.151.925.372.000
1.232.040.043.000 0,934974 0,00374
31 PICO 2016
396.400.172.713
296.005.361.843 1,339166 0,005357
32 PICO 2017
487.491.234.444
323.802.228.719 1,505522 0,006022
33 PICO 2018
508.708.851.191
411.184.672.224 1,237179 0,004949
34 SRSN 2016
481.542.567.000
276.341.289.000 1,742565 0,00697
35 SRSN 2017
422.532.126.000
198.217.020.000 2,131664 0,008527
36 SRSN 2018
448.247.260.000
182.749.220.000 2,4528 0,009811
37 GDST 2016
467.637.658.247
377.013.051.111 1,240375 0,004962
38 GDST 2017
514.360.755.111
282.074.517.432 1,823492 0,007294
39 GDST 2018
297.658.998.332
382.679.320.708 0,777829 0,003111
40 LION 2016
542.813.854.009
152.533.565.561 3,558652 0,014235
41 LION 2017
503.156.333.673
153.806.819.548 3,271353 0,013085
42 LION 2018
516.186.639.128
146.900.045.005 3,513863 0,014055
43 LMSH 2016
98.274.709.046
35.476.763.264 2,770115 0,01108
44 LMSH 2017
89.570.023.525
20.918.453.456 4,281866 0,017127
45 LMSH 2018
91.588.263.964
17.303.304.955 5,293108 0,021172
46 AMFG 2016
1.787.723.000.000
885.086.000.000 2,01983 0,008079
47 AMFG 2017
2.003.321.000.000
996.903.000.000 2,009545 0,008038
48 AMFG 2018
2.208.918.000.000
1.738.904.000.000 1,270293 0,005081
49 ARNA 2016
642.892.045.913
476.631.150.852 1,348825 0,005395
50 ARNA 2017
740.190.524.246
455.152.838.360 1,626246 0,006505
51 ARNA 2018
827.587.984.112
476.647.908.156 1,736267 0,006945
52 CPIN 2016
11.823.266.000.000
5.550.257.000.000 2,13022 0,008521
53 CPIN 2017
11.730.468.000.000
5.059.551.000.000 2,31848 0,009274
54 CPIN 2018
14.097.959.000.000
4.732.868.000.000 2,978735 0,011915
55 TOTO 2016
1.290.208.433.386
589.149.809.544 2,18995 0,00876
56 TOTO 2017
1.316.631.634.008
573.582.902.438 2,295451 0,009182
57 TOTO 2018
1.339.048.037.127
453.374.610.070 2,953514 0,011814
58 SIPD 2016
1.498.157.000.000
1.075.375.000.000 1,393148 0,005573
59 SIPD 2017
1.168.670.000.000
1.072.809.000.000 1,089355 0,004357
60 SIPD 2018
1.154.203.000.000
1.047.350.000.000 1,102022 0,004408
Lampiran 3
Hasil Perhitungan Variabel Audit Delay tahun 2016-2018
NO KODE TAHUN TANGGAL TUTUP
LAPORAN TANGGAL
LAPOR AUDIT DELAY
1 AGII 2016 31/12/2016 01/03/2017 60
2 AGII 2017 31/12/2017 26/03/2018 85
3 AGII 2018 31/12/2018 28/03/2019 87
4 ALKA 2016 31/12/2016 27/03/2017 86
5 ALKA 2017 31/12/2017 27/03/2018 86
6 ALKA 2018 31/12/2018 27/03/2019 86
7 ALMI 2016 31/12/2016 27/03/2017 86
8 ALMI 2017 31/12/2017 23/03/2018 82
9 ALMI 2018 31/12/2018 20/03/2019 79
10 BTON 2016 31/12/2016 23/03/2017 82
11 BTON 2017 31/12/2017 22/03/2018 81
12 BTON 2018 31/12/2018 11/04/2019 101
13 DPNS 2016 31/12/2016 20/03/2017 79
14 DPNS 2017 31/12/2017 20/03/2018 79
15 DPNS 2018 31/12/2018 20/03/2019 79
16 EKAD 2016 31/12/2016 17/03/2017 76
17 EKAD 2017 31/12/2017 23/03/2018 82
18 EKAD 2018 31/12/2018 15/03/2019 74
19 INCI 2016 31/12/2016 24/03/2017 83
20 INCI 2017 31/12/2017 26/03/2018 85
21 INCI 2018 31/12/2018 25/03/2019 84
22 KIAS 2016 31/12/2016 30/03/2017 89
23 KIAS 2017 31/12/2017 28/03/2018 87
24 KIAS 2018 31/12/2018 28/03/2019 87
25 MAIN 2016 31/12/2016 29/03/2017 88
26 MAIN 2017 31/12/2017 09/04/2018 99
27 MAIN 2018 31/12/2018 29/03/2019 88
28 MLIA 2016 31/12/2016 27/03/2017 86
29 MLIA 2017 31/12/2017 09/03/2018 68
30 MLIA 2018 31/12/2018 22/03/2019 81
31 PICO 2016 31/12/2016 29/03/2017 88
32 PICO 2017 31/12/2017 02/03/2018 61
33 PICO 2018 31/12/2018 20/03/2019 79
34 SRSN 2016 31/12/2016 17/03/2017 76
35 SRSN 2017 31/12/2017 12/03/2018 71
36 SRSN 2018 31/12/2018 27/03/2019 86
37 GDST 2016 31/12/2016 21/03/2017 80
38 GDST 2017 31/12/2017 22/03/2018 81
39 GDST 2018 31/12/2018 11/04/2019 101
40 LION 2016 31/12/2016 15/03/2017 74
41 LION 2017 31/12/2017 15/03/2018 74
42 LION 2018 31/12/2018 15/03/2019 74
43 LMSH 2016 31/12/2016 29/03/2017 74
44 LMSH 2017 31/12/2017 29/03/2018 74
45 LMSH 2018 31/12/2018 29/03/2019 77
46 AMFG 2016 31/12/2016 15/03/2017 88
47 AMFG 2017 31/12/2017 15/03/2018 88
48 AMFG 2018 31/12/2018 18/03/2019 88
49 ARNA 2016 31/12/2016 08/03/2017 67
50 ARNA 2017 31/12/2017 01/03/2018 60
51 ARNA 2018 31/12/2018 01/02/2019 32
52 CPIN 2016 31/12/2016 29/03/2017 88
53 CPIN 2017 31/12/2017 27/03/2018 86
54 CPIN 2018 31/12/2018 29/03/2019 88
55 TOTO 2016 31/12/2016 17/03/2017 86
56 TOTO 2017 31/12/2017 16/03/2018 79
57 TOTO 2018 31/12/2018 21/03/2019 84
58 SIPD 2016 31/12/2016 27/03/2017 76
59 SIPD 2017 31/12/2017 20/03/2018 75
60 SIPD 2018 31/12/2018 25/03/2019 80
Lampiran 4
Hasil Perhitungan Variabel Reputasi Auditor tahun 2016-2018
NO KODE TAHUN KAP REPUTASI AUDITOR
(KODE)
1 AGII 2016 HADORI 0
2 AGII 2017 HADORI 0
3 AGII 2018 PKF 0
4 ALKA 2016 INAA GROUP 0
5 ALKA 2017 INAA GROUP 0
6 ALKA 2018 DFK 0
7 ALMI 2016 PKF 0
8 ALMI 2017 PKF 0
9 ALMI 2018 PKF 0
10 BTON 2016 RSM 0
11 BTON 2017 RSM 0
12 BTON 2018 Hlb 0
13 DPNS 2016 PKF 0
14 DPNS 2017 PKF 0
15 DPNS 2018 PKF 0
16 EKAD 2016 KRESTON 0
17 EKAD 2017 Nexia 0
18 EKAD 2018 Nexia 0
19 INCI 2016 KRESTON 0
20 INCI 2017 Nexia 0
21 INCI 2018 PREMIER 0
22 KIAS 2016 KPMG 1
23 KIAS 2017 KPMG 1
24 KIAS 2018 KPMG 1
25 MAIN 2016 DFK 0
26 MAIN 2017 PWC 1
27 MAIN 2018 PWC 1
28 MLIA 2016 DELLOITE 1
29 MLIA 2017 DELLOITE 1
30 MLIA 2018 DELLOITE 1
31 PICO 2016 IGAL 0
32 PICO 2017 IGAL 0
33 PICO 2018 IGAL 0
34 SRSN 2016 RSM 0
35 SRSN 2017 RSM 0
36 SRSN 2018 RSM 0
37 GDST 2016 Hlb 0
38 GDST 2017 Hlb 0
39 GDST 2018 Hlb 0
40 LION 2016 CROWE 0
41 LION 2017 CROWE 0
42 LION 2018 CROWE 0
43 LMSH 2016 CROWE 0
44 LMSH 2017 CROWE 0
45 LMSH 2018 CROWE 0
46 AMFG 2016 KPMG 1
47 AMFG 2017 KPMG 1
48 AMFG 2018 KPMG 1
49 ARNA 2016 EY 1
50 ARNA 2017 EY 1
51 ARNA 2018 EY 1
52 CPIN 2016 Ey 1
53 CPIN 2017 Ey 1
54 CPIN 2018 Ey 1
55 TOTO 2016 EY 1
56 TOTO 2017 EY 1
57 TOTO 2018 EY 1
58 SIPD 2016 IBDO 0
59 SIPD 2017 IBDO 0
60 SIPD 2018 IBDO 0
Lampiran 5
Hasil Uji Olah SPSS Versi 25 For Windows
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
FINANCIAL DISTRESS 60 -4.00 .71 -2.1659 1.32077
AUDIT DELAY 60 32.00 101.00 80.5000 10.51633
REPUTASI AUDITOR 60 .00 1.00 .3333 .47538
AUDITOR SWITCHING 60 .00 1.00 .1833 .39020
Valid N (listwise) 60
Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 9.703 8 .287
Hasil Uji Keseluruhan Model (Blok 0 )
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 57.656 -1.267
2 57.171 -1.479
3 57.169 -1.494
4 57.169 -1.494
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 57.169
c. Estimation terminated at iteration number 4
because parameter estimates changed by less than
.001.
Hasil Uji Keseluruhan Model ( Block 1 )
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
FINANCIAL
DISTRESS AUDIT DELAY
REPUTASI
AUDITOR
Step 1 1 50.812 -5.021 .118 .051 -.235
2 45.152 -11.156 .182 .125 -.690
3 44.005 -15.467 .197 .176 -.979
4 43.942 -16.840 .195 .192 -1.057
5 43.941 -16.951 .195 .193 -1.063
6 43.941 -16.951 .195 .193 -1.063
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 57.169
d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.
Koefisien Determinasi
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 43.941a .198 .322
a. Estimation terminated at iteration number 6 because
parameter estimates changed by less than .001.
Hasil Uji Koefisien Regresi
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 13.228 3 .004
Block 13.228 3 .004
Model 13.228 3 .004
Hasil Uji Klasifikasi
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
AUDITOR SWITCHING Percentage
Correct
.00 1.00
Step 0 AUDITOR SWITCHING .00 49 0 100.0
1.00 11 0 .0
Overall Percentage 81.7
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Hasil Uji Regresi Logistik
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a FINANCIAL DISTRESS .195 .277 .492 1 .483 1.215
AUDIT DELAY .193 .073 6.911 1 .009 1.213
REPUTASI AUDITOR -1.063 .891 1.423 1 .233 .346
Constant -16.951 6.222 7.424 1 .006 .000
a. Variable(s) entered on step 1: FINANCIAL DISTRESS, AUDIT DELAY, REPUTASI AUDITOR.
Lampiran 6
CONTOH LAPORAN KEUANGAN