pengaruh financial distress audit delay, dan reputasi

133
PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, AUDIT DELAY, DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP AUDITOR SWITCHING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Kimia, Subsektor Logam, Subsektor Keramik, dan Subsektor Pakan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016 2018) SKRIPSI Oleh : ALBERTTO SANTOS 20160100007 JURUSAN AKUNTANSI KONSENTRASI PEMERIKSAAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG 2020

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, AUDIT DELAY, DAN

REPUTASI AUDITOR TERHADAP AUDITOR SWITCHING

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Kimia,

Subsektor Logam, Subsektor Keramik, dan Subsektor Pakan

Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016 – 2018)

SKRIPSI

Oleh :

ALBERTTO SANTOS

20160100007

JURUSAN AKUNTANSI

KONSENTRASI PEMERIKSAAN AKUNTANSI

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG

2020

Page 2: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, AUDIT DELAY, DAN

REPUTASI AUDITOR TERHADAP AUDITOR SWITCHING

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Kimia,

Subsektor Logam, Subsektor Keramik, dan Subsektor Pakan

Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016 – 2018)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis

Universitas Buddhi Dharma Tangerang

Jenjang Pendidikan Strata 1

Oleh :

ALBERTTO SANTOS

20160100007

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG

2020

Page 3: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI
Page 4: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI
Page 5: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI
Page 6: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI
Page 7: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI
Page 8: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI
Page 9: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

i

PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

AUDITOR TERHADAP AUDITOR SWITCHING (Studi Empiris Pada

Perusahaan Manufaktur Subsektor Kimia, Subsektor Logam, Subsektor

Keramik dan Subsektor Pakan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2016 – 2018)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai

pengaruh financial distress, audit delay, dan reputasi auditor terhadap auditor

switching. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan yang telah

diaudit pada perusahaan manufaktur subsektor kimia, subsektor logam, subsektor

keramik dan subsektor pakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tahun 2016-2018.

Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling

dengan jumlah sampel sebanyak 20 perusahaan selama periode 3 tahun

pengamatan berturut-turut sehingga total sampel sebanyak 60. Data penelitian ini

menggunakan SPSS versi 25 dengan uji statistik deskriptif, uji regresi logistik.

Hasil dari penelitian yang telah diolah menunjukan bahwa nilai signifikan

financial distress yang diproksikan menggunakan FD yaitu 0,483, nilai signifikan

audit delay yang diproksikan menggunkan AD yaitu 0,009 dan nilai signifikan

reputasi auditor yang diproksikan menggunakan RA yaitu 0,233.

Hasil penelitian menunjukan bahwa financial distress, dan reputasi auditor

tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching sedangkan audit delay

berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.

Kata kunci : Auditor Switching, Financial Distress, Audit Delay, Reputasi

Auditor.

Page 10: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

ii

THE EFFECT OF FINANCIAL DISTRESS, AUDIT DELAY, AND

AUDITOR’S REPUTATION ON AUDITORS SWITCHING (Empirical Study

in Chemical Subsector Manufacturing Companies, Metal Subsectors, Ceramic

subsectors, and Feed Subscetors Listed on the Indonesia Stock Exchange in

2016 - 2018)

ABSTRACT

This study aims to obtain empirical evidence regarding the effect of

financial distress, audit delay and auditor’s reputation on auditor switching. The

population in this study is audited financial statements of companies

manufacturing chemical subsectors, metal subsectors, ceramic subsectors, and

feed subcscetors whitch were listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in

2016-2018.

Determination of the sample was done using purposive sampling with a

total sample of 20 companies over a period of 3 consecutive years of observation

so that the total sample was 60. The data of this study used SPSS version 25 with

descriptive statistical tests, logistic regression tests.

The results of the research that has been processed show that the

significant value of financial distress that is proxied using FD is 0.483, the

significant value of audit delay proxied using AD is 0.009, and the significant

value of the reputation of auditors whitch is proxied using RA is 0.233.

The results showed that financial distress, and auditor reputation did not

have a significant effect on auditor switching while audit delay had a significant

effect on auditor switching.

Keywords : Auditor Switching, Financial Distress, Audit Delay, Auditor

Reputation.

Page 11: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas berkat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana pada Universitas Buddhi Dharma, Tangerang.

Skripsi ini mengambil judul “Pengaruh Financial Distress, Audit Delay,

dan Reputasi Auditor terhadap Auditor Switching (studi empiris pada

perusahaan manufaktur subsektor kimia, subsektor logam, subsektor keramik,

subsektor pakan yang terdaftar di bursa efek indonesia pada tahun 2016 – 2018).

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa

bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuannya

baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Sofian Sugioko, M.M, CPMA selaku Rektor Universitas Buddhi

Dharma Tangerang.

2. Ibu Rr. Dian Anggraeni, S.E, M.Si selaku Dekan Fakultas Bisnis Universitas

Buddhi Dharma Tangerang.

3. Bapak Susanto Wibowo, S.E., M.Akt selaku Ketua Jurusan Akuntansi (S1)

Fakultas Bisnis Universitas Buddhi Dharma Tangerang

4. Ibu Lia Dama Yanti, S.E., M.Akt. selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan waktunya untuk membimbing penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih juga untuk masukan dan saran selama

proses penyusunan skripsi ini.

Page 12: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

iv

5. Seluruh dosen pengajar dan staff Universitas Buddhi Dharma yang telah

memberikan bekal pengetahuan yang bermanfaat bagi peneliti.

6. Seluruh staff perpustakaan Universitas Buddhi Dharma yang telah membantu

dalam mencari sumber-sumber referensi penelitian.

7. Mama, Adik dan Nenek yang telah memberikan doa, dukungan serta semangat

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik dan tepat

waktu.

8. Untuk sahabat-sahabat penulis, yaitu Arya Prakarsa, Djoko, Risya, Fernando,

Randy, Budi, Erwin, Vincent, Fedrianto, Ferdinand, Marsel, Yudho, Sandi,

Shaldy, Jodi, Temmy, Shaldy, Grup TUBAGO dan teman-teman lainnya yang

tidak bisa disebutkan satu per satu, selalu memberikan bantuan, dukungan, dan

semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.

9. Untuk teman satu kantor penulis, dan teman-teman lainnya yang selalu

memberikan penulis motivasi dan semangat dalam menyelesaikan penelitian

ini.

10. Idx dan Google sebagai sumber informasi dalam penyusunan skripsi.

Page 13: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

v

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekukrangan, maka dari itu

peneliti mengaharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat sebagaimana mestinya. Demikian yang dapat peneliti sampaikan.

Tangerang, 23 Desember 2019

Penulis

Albertto Santos

Page 14: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

vi

DAFTAR ISI

JUDUL LUAR

JUDUL DALAM

LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILIMIAH

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT .............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6

C. Rumusan Masalah.......................................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 8

F. Sistematika Penulisan Skripsi ......................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 11

A. Gambaran Umum Teori ...................................................................... 11

1. Teori Keagenan (Agency Theory) .................................................. 11

2. Teori Sinyal (Signalling Theory).................................................... 12

3. Auditing .......................................................................................... 12

Page 15: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

vii

4. Financial Distress .......................................................................... 20

5. Audit Delay ...................................................................................... 23

6. Reputasi Auditor ............................................................................. 24

7. Auditor Switching ............................................................................ 26

B. Hasil Penelitian Terdahulu .................................................................. 29

C. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 34

D. Perumusan Hipotesa ............................................................................ 35

1. Pengaruh Financial Distress terhadap Auditor Switching ............. 35

2. Pengaruh Audit Delay terhadap Auditor Switching ........................ 36

3. Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Auditor Switching ................ 37

4. Pengaruh Financial Distress, Audit Delay, dan Reputasi Auditor

terhadap Auditor Switching ........................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 39

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 39

B. Objek Penelitian .................................................................................. 39

C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 40

D. Populasi dan Sampel ........................................................................... 41

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 42

F. Operasionalisasi Variabel Penelitian ................................................... 43

1. Varaibel Independen ....................................................................... 43

2. Varaibel Dependen .......................................................................... 45

G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 46

1. Pengujian Statistik Deskriptif.......................................................... 46

2. Analisis Regresi Logistik ................................................................ 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 52

A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 52

Page 16: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

viii

1. Auditor Switching ........................................................................... 54

2. Financial Distress .......................................................................... 56

3. Audit Delay ..................................................................................... 58

4. Reputasi Auditor ............................................................................. 61

B. Analisis Data Penelitian ...................................................................... 62

1. Hasil Analisis Deskriptif ............................................................... 62

2. Hasil Regresi Logistik ................................................................... 66

a. Menguji Kelayakan Model Regresi ........................................ 66

b. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test) ........... 67

c. Koefisien Determinasi ............................................................ 70

d. Uji Koefisien ........................................................................... 71

e. Tabel Klasifikasi ..................................................................... 71

f. Persamaan Model Regresi Logistik ........................................ 73

3. Uji Hipotesis .................................................................................. 75

C. Pembahasan ......................................................................................... 77

1. Pengaruh Financial Distress terhadap Auditor Switching ...... 78

2. Pengaruh Audit Delay terhadap Auditor Switching ................. 79

3. Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Auditor Switching ........ 80

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 82

A. Kesimpulan.......................................................................................... 82

B. Implikasi .............................................................................................. 85

1. Implikasi Teoritias......................................................................... 85

2. Implikasi Manajerial ..................................................................... 85

3. Implikasi Metodologi .................................................................... 85

C. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 86

D. Saran .................................................................................................... 86

Page 17: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

ix

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

SURAT KETERANGAN RISET

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 18: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kerangka Penelitian ........................................................................... 38

Page 19: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Contoh Pergantian Auditor Tahun 2017-2018 ....................................... 3

Tabel II.1 Penelitian Terdahulu............................................................................. 29

Tabel III.1 Pengukuran Variabel dan Operasional Variable ................................. 45

Tabel IV.1 Proses Pemilihan Sampel .................................................................... 51

Tabel IV.2 Daftar Sampel Emiten ......................................................................... 53

Tabel IV.3 Data Auditor Switching ....................................................................... 54

Tabel IV.4 Hasil Perhitungan Financial Distress ................................................. 55

Tabel IV.5 Hasil Perhitungan Audit Delay ........................................................... 57

Tabel IV.6 Hasil Perhitungan Reputasi Auditor ................................................... 59

Tabel IV.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif............................................................... 61

Tabel IV.8 Hasil Uji Kelayakan Model Hosmer and Lemeshow Test .................. 65

Tabel IV.9 Hasil Uji Keseluruhan Model (Block 0) ............................................. 66

Tabel IV.10 Hasil Uji Keseluruhan Model (Block 1) ........................................... 67

Tabel IV.11 Koefisien Determinasi ...................................................................... 68

Tabel IV.12 Hasil Uji Koefisien Regresi .............................................................. 69

Tabel IV.13 Hasil Uji Klasifikasi.......................................................................... 70

Tabel IV.14 Hasil Uji Regresi Logistik ................................................................ 72

Tabel IV.15 Ringkasan Pengujian Hipotesis ........................................................ 75

Page 20: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Perhitungan Variabel Auditor Switching tahun 2016-2018

Lampiran 2 : Hasil Perhitungan Variabel Financial Distress

Lampiran 3 : Hasil Perhitungan Variabel Audit Delay

Lampiran 4 : Hasil Perhitungan Variabel Reputasi Auditor

Lampiran 5 : Hasil Uji Olah SPSS Versi 25 For Windows

Lampiran 6 : Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Sampel

Page 21: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI
Page 22: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap akhir periode Perusahaan go public di wajibkan untuk

memberikan laporan keuangan sebagai suatu pertanggungjawaban manager

kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu pemegang saham,

pemerintah, kreditor dan pihak berkepentingan lainnya. Laporan keuangan

merupakan media untuk mengambil keputusan, oleh karena itu laporan

keuangan harus diaudit oleh badan usaha indenpenden yang berwenang.

Badan usaha itu adalah Kantor Akuntan Publik (KAP), tujuan dari audit

laporan keuangan oleh auditor indenpenden adalah untuk menyatakan

kewajaran mengenai semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha,

perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan akuntansi yang berlaku di

Indonesia (Faradila & Yahya, 2016)

Auditor yang indenpenden sangat dibutuhkan dalam melaksanakan

proses audit atas laporan keuangan karena auditor yang indenpenden

memiliki sikap yang netral, tidak memihak atau berpihak kepada yang lain

dan bebas dari pengaruh. Tetapi tidak jarang juga kita jumpai adanya

kerjasama antara klien dengan auditor yang diakibatkan oleh adanya kontrak

kerja yang terlalu lama antara klien dengan auditor. Oleh karena itu, untuk

mempertahankan keandalan laporan keuangan perusahaan dan

Page 23: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

2

indenpendensi auditor maka perusahaan diwajibkan untuk

melakukan auditor switching.

Auditor switching di Indonesia sudah diatur tahun 2002 yang

tercantum dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002

dan KMK Nomor 359/KMK/.06/2003 dan direvisi dengan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 yang sudah berlaku

sejak tanggal 5 Februari 2008 tentang jasa akuntan publik mengenai

pembatasan masa pemberian jasa audit oleh KAP maksimal selama 6 tahun

berturut-turut dan diaudit oleh auditor yang sama selama 3 tahun berturut-

turut. Pemerintah berpendapat bahwa dengan adanya rotasi auditor secara

wajib dapat meningkatkan kualitas audit serta independensi auditor itu

sendiri. Tetapi sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan

pendapat tersebut. Menurut (Faradila & Yahya, 2016) berpendapat bahwa

faktanya Indonesia yang telah menetapkan kebijakan mengenai rotasi wajib

auditor ini tidak pernah melakukan riset yang memadai ketika menerbitkan

peraturan tersebut.

Auditor Switching adalah pergantian KAP maupun auditor yang

dilakukan oleh perusahaan. Auditor Switching dapat bersifat mandtory

(wajib) dan voluntary (sukarela). Auditor Switching yang bersifat mandatory

(wajib) terjadi karena adanya peraturan yang berlaku di regulasi misalnya

yang terjadi di Indonesia. Sedangkan Auditor switching yang bersifat

voluntary (sukarela) terjadi karena adanya suatu alasan atau terdapat faktor-

faktor tertentu dari pihak klien maupun dari KAP tersebut. Dari pihak klien

Page 24: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

3

misalnya kesulitan keuangan, manajemen yang gagal dan lain sebagainya.

Sedangkan dari pihak KAP misalnya kualitas audit, fee audit dan

sebagainya. Maka dari itu Fenomena mengenai pergantian auditor atau

Kantor Akuntan Publik ini sangat menarik untuk dikaji karena banyak

faktor yang mendorong perusahaan untuk melakukan pergantian auditor

atau KAP.

Fenomena pergantian auditor sering kali terjadi di berbagai

perusahaan di Indonesia. Sebagai contoh yang terjadi di tabel bawah ini :

Tabel I.1

Contoh Pergantian Auditor Tahun 2017-2018

No. Nama Perusahaan 2017 2018

1 PT. Alaska

Industrindo Tbk

Johannes Juara &

Rekam Anwar & Rekan

2 PT Aneka Gas

Industri Tbk

Hadori Sugiarto

&Rekan

Paul Hadiwinata,

Hidajat, Arsono,

Retno, Pallingan &

Rekan

Sumber : Data sekunder, diolah

Auditor switching dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,

diantaranya: opini audit, reputasi auditor, fee auditor, audit delay, financial

distress, ukuran KAP dan pergantian manajemen. Perusahaan tentu

menginginkan laporan keuangannya mendapatkan opini wajar tanpa

pengecualian (WTP) dari KAP karena pendapat WTP atas laporan keuangan

akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan bagi pihak internal

sedangkan untuk pihak eksternal dapat menjadi bahan pertimbangan untuk

menanamkan sahamnya.

Page 25: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

4

Financial Distress adalah kondisi dimana perusahaan mengalami

kesulitan keuangan dan sudah diambang kebangkrutan. Perusahaan yang

sedang mengalami financial distress cenderung akan meningkatkan evaluasi

subjektivitas dan berhati - hati dalam mengungkapkan kondisi keuangan

yang sesungguhnya kepada pihak – pihak yang berkepentingan baik dari

pihak pengguna maupun pihak eksternal. Dalam kondisi seperti ini biasanya

perusahaan akan melakukan auditor switching untuk menghindari opini

audit yang menggambarkan tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya.

Kita dapat melihat perusahaan yang sedang mengalami financial distress

dari laporan keuangannya yang dimana akan terlihat kewajiban perusahaan

akan lebih besar dibandingkan dengan kekayaan yang dimiliki perusahaan.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh (Wijaya & Rasmini,

2015) berpendapat bahwa financial distress tidak berpengaruh signifikan

terhadap auditor switching. Peneliti ingin membuktikan apakah financial

distress tetap tidak berpengaruh terhadap auditor switching atau tidak

dengan data dan periode yang berbeda dari peneliti sebelumnya.

Audit delay adalah waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk

menyelesaikan laporan audit atas laporan keuangan yang diauditnya

terhitung dari tanggal tutup buku laporan keuangan sampai laporan audit

diserahkan dan ditandatangani. Audit delay biasanya dapat mengakibatkan

perusahaan kehilangan para investor potensial karena laporan keuangannya

terlambat untuk dipublikasikan ke pasar modal. Menurut (Pawitri &

Yadnyana, 2015) audit delay mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Page 26: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

5

auditor switching. Peneliti ingin membuktikan apakah audit delay tetap

berpengaruh terhadap auditor switching atau tidak dengan data dan periode

yang berbeda dari peneliti sebelumnya.

Reputasi auditor sangat menentukan kredibilitas suatu laporan

keuangan. Biasanya perusahaan yang sudah menggunakan KAP The Big 4

enggan untuk mengganti KAP karena KAP besar (Big 4) mempunyai

kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit dibandingkan KAP

kecil (Non Big 4) sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih

tinggi. Selain mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi, KAP

The Big 4 memiliki nama baik, sehingga diharapkan dapat menciptakan

ketertarikan bagi pihak – pihak yang ingin berinvestasi. Menurut penelitian

yang dilakukan oleh (Karliana, Suzan, & Yudowati, 2017) berpendapat

bahwa reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.

Peneliti ingin membuktikan apakah reputasi auditor tetap berpengaruh

terhadap auditor switching atau tidak dengan data dan periode yang berbeda

dari peneliti sebelumnya.

Penelitian tentang auditor switching sejauh ini sudah banyak

dilakukan dan diteliti. Akan tetapi empiris yang digunakan peneliti-peneliti

berbeda-beda. Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk menggunakan

financial distress, audit delay dan reputasi auditor sebagai variabel

independen untuk menguji pengaruh terhadap auditor switching. Variabel-

variabel dipilih oleh penulis karena menarik untuk diuji kembali mengingat

terdapat hasil yang kontradiktif pada peneliti terdahulu.

Page 27: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

6

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis memutuskan untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Financial Distress, Audit

Delay dan Reputasi auditor Terhadap Auditor Switching (Studi Empiris

pada perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang didalam penelitian ini, penulis

mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang

menyebabkan perusahaan melakukan pergantian auditor (auditor

switching).

2) Adanya peraturan yang mengatur tentang Auditor Switching

3) Perusahaan yang berkembang cenderung menginginkan laporan

keuangannya diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang memiliki reputasi

baik.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, penelitian ini

bermaksud menguji hubungan financial distress, audit delay dan reputasi

audior dengan Auditor Switching. Perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah :

Page 28: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

7

1) Apakah Financial Distress berpengaruh auditor switching pada

perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018 ?

2) Apakah Audit Delay berpengaruh auditor switching pada perusahaan

manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018?

3) Apakah Reputasi Auditor berpengaruh auditor switching pada

perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018?

4) Apakah Financial Distress, Audit Delay, dan Reputasi Auditor Auditor

berpengaruh auditor switching pada perusahaan manufaktur subsektor

kimia, logam, keramik dan pakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2016-2018?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui apakah Financial Distress mempengaruhi auditor

switching pada perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam,

keramik dan pakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-

2018.

Page 29: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

8

2) Untuk mengetahui apakah audit delay mempengaruhi auditor switching

pada perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan

pakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018.

3) Untuk mengetahui apakah reputasi auditor mempengaruhi auditor

switching pada perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam,

keramik dan pakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-

2018.

4) Untuk mengetahui apakah financial distress, audit delay, dan reputasi

auditor mempengaruhi auditor switching pada perusahaan manufaktur

subsektor kimia, logam, keramik dan pakan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2016-2018.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut :

1) Bagi Profesi Akuntan Publik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktik bagi

auditor dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan klien

melakukan auditor switching serta sebagai referensi agar auditor dapat

selalu menjaga profesionalitas serta independensinya saat melakukan

hubungan kerja dengan klien.

2) Bagi Akademisi

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan dan

wawasan terhadap pengembangan pengauditan khususnya mengenai

auditor switching.

Page 30: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

9

3) Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini sebagai sumber referensi dan informasi untuk

memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai pembahasan auditor

switching.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun kedalam bab yang teratur yang memiliki

tujuan masing-masing pada bab tersebut. Hal ini ditujukan untuk

mempermudah pemahaman atas isi penelitian ini. Sistematika penelitian ini

dapat sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, serta sistematika penulisan dalam penelitian ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas landasan teori-teori yang relevan dan

mendukung penyusunan kerangka teori. Pada bab ini

memuat pembahasan mengenai teori dan dasar hukum

Auditor Switching, teori Financial Distress, teori Audit

Delay, dan Reputasi Auditor hasil penelitian terdahulu,

kerangka pemikiran dan perumusan hipotesa.

Page 31: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

10

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan

untuk mendukung penelitian ini, yang meliputi jenis

penelitian, objek penelitian, populasi dan sampel, teknik

pengumpulan data, operasionalisasi variabel penelitian dan

teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang deskripsi data hasil penelitian,

analisis hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan

pembahasan mengenai pengaruh financial distress, audit

delay dan reputasi auditor terhadap auditor switching pada

perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik

dan pakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2016-2018

BAB V PENUTUP

Bab ini menyajikan secara singkat mengenai hasil yang

telah diperoleh penelitian yang telah dilaksanakan,

menjawab permasalahan penelitian, menyampaikan

keterbatasan penelitian, menjelaskan implikasi penelitian

serta memberikan saran yang mengacu pada kelemahan

yang berguna untuk pemecah masalah atas penelitian-

penelitian yang akan dilakukan berikutnya.

Page 32: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Gambaran Umum Teori

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan teori dasar yang mendasari

praktik bisnis perusahaan yan digunakan selama ini. Teori agensi membahas

tentang hubungan antara agen dengan prisipal. Prisipal disini berperan sebagai

pemasok modal yang memberikan kepercayaan kepada agen untuk mengelola

harta/aset yang dimilikinya dan agen berkewajiban untuk melaporkan

perkembangan aset tersebut secara berkala. Hubungan antara agen dengan prisipal

diatur dalam kontrak yang disebut dengan kontrak keagenan Jensen dan

Meckling, 1976 dalam (Juliantari & Rasmini, 2013).

Hubungan antara agen dengan prisipal diharapkan berjalan dengan

harmonis, namun dalam perjalanannya hubungan keduanya ternyata menimbulkan

konflik oleh karena itu diperlukan pihak ketiga untuk menjembatani konflik antara

prisipal dan agen. Pihak ketiga tersebut adalah auditor. Auditor berfungsi sebagai

penengah antara prisipal dengan agen selain itu auditor juga berfungsi untuk

mengurangi biaya agensi yang timbul dari perilaku yang mementingkan diri

sendiri oleh agen (manager).

Page 33: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

12

2. Teori Sinyal ( Signalling Theory)

Teori sinyal merupakan tindakan yang diambil oleh manajemen

perusahaan dimana manajemen mengetahui informasi yang lengkap dan akurat

mengenai internal perusahaan dan prospek perusahaan di masa depan daripada

pihak investor (Anggradewi & Haryanto, 2014). Oleh karenanya, manajer

berkewajiban untuk mempublikasikan laporan keuangan ke pasar modal untuk

memberikan sinyal kepada stakeholder tentang kondisi perusahaan. Terdapat dua

jenis sinyal yaitu sinyal baik (good news) atau sinyal jelek (bad news). Sinyal baik

perusahaan ditandai dengan meningkatnya laba yang dlaporkan perusahaan

sehingga mencerminkan bahwa perusahaan sedang dalam keadaan yang baik.

Sedangkan sinyal buruk ditandai dengan menurunnya laba yang dilaporkan

perusahaan sehingga terlihat bahwa perusahaa sedang tidak dalam keadaan yang

baik. Respon dari pihak diluar perusahaan yang membutuhkan laporan keuangan

tergantung pada laporan yang dikeluarkan. (Tantama, 2018)

Manfaat utama dari teori sinyal adalah ketepatan waktu penyajian laporan

keuangan ke publik adalah sinyal dari perusahaan akan adanya informasi yang

bermanfaat dalam kebutuhan investor dalam pembuatan keputusan.

3. Auditing

Pengertian Auditing menurut (Hery, 2016, hal. 10) dalam bukunya yang

berjudul Auditing dan Asurans mengatakan bahwa :

‘‘Pengauditan (auditing) didefinisikan sebagai suatu proses yang

sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi (secara objektif ) bukti

yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan – tindakan dan kejadian

ekonomi, dalam rangka menentukan tingkat kepatuhan antara asersi

Page 34: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

13

dengan kinerja yang telah di tetapkan, serta mengkomunikasikan hasilnya

kepada pihak – pihak yang berkepentingan”

Menurut (Agoes, 2017, hal. 12) mengatakan bahwa :

“Suatu Pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis,

oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah

disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-

bukti pendukunya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat

mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.

Sementara menurut Sukrisno (2012:4) dalam buku (Ardianiningsih, 2017,

hal. 2) yang berjudul Audit Laporan Keuangan menyatakan bahwa :

‘‘Auditing adalah suatu pemeriksaan yng dilakukan secara kritis dan

sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang

disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-

bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendepat

mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”

Audit memiliki beberapa manfaat diantaranya :

1. Akses ke pasar modal,

2. Biaya modal menjadi lebih rendah,

3. Pencegah terjadinya ketidakefisienan dan kecurangan,

4. Perbaikan dalam pengendalian dan operasional

Menurut (Darsono & Ashari, 2004, hal. 30) dalam buku yang berjudul

Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, secara umum audit

dikelompokan ke dalam tiga jenis yaitu :

1. Audit Umum Laporan Keuangan

Audit atas laporan keuangan adalah proses laporan keuangan perusahaan

untuk tujuan menyatakan pendapat atas laporan keuangan, “apakah laporan

keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang ada” (umumnya

Page 35: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

14

prinsip akuntansi berlaku umum, PABU). Jadi, tujuan audit ini adalah untuk

menguji apakah laporan keuangan yang telah disusun oleh perusahaan

disajikan sesuai dengan kriteria penyajian.

2. Audit Kepatuhan

Audit Kepatuhan adalah pemeriksaan terhadap beberapa aktivitas keuangan

atau operasional dari sebuah perusahaan dengan tujuan untuk menentukan

apakah aktivitas keuangan atau operasional tersebut sesuai dengan kondisi,

aturan, dan peraturan yang ada.

3. Audit Operasional

Audit Operasional adalah pemeriksaan sistematis terhadap aktivitas operasi

organisasi dalam hubungan dengan tujuan terttentu. Tujuan utamanya adalah

menilai efisiensi dan efektivitas.

Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pendidikan, pengetahuan,

keahlian dan keterampilan yang memadai. Profesi auditor diklasifikasikan dalam

tiga kategori berdasarkan siapa yang mempekerjakan mereka, yaitu :

1. Auditor Eksternal

Auditor eksternal merupakan pihak luar yang bukan merupakan karyawan

perusahaan, berkedudukan independen, dan tidak memihak baik terhadap

auditee-nya maupun terhadap pihak – pihak yang berkepentingan dengan

auditee-nya (pengguna laporan keuangan). Auditor eksternal memperoleh

imbalan (fee) berdasarkan kontrak dengan pihak perusahaan yang

Page 36: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

15

diaudit/auditee. Auditor eksternal menyatakan opini atas laporan keuangan

perusahaan auditee yang terdapat dalam laporan auditor independen.

2. Auditor Internal

Auditor internal adalah pegawai dari perusahaan yang diaudit dan

mendapatkan gaji dari perusahaan. Auditor internal biasanya melakukan audit

kepatuhan dan audit operasional. Auditor internal memberikan rekomendasi

untuk perbaikan bagi perusahaan. Pihak luar biasanya tidak dapat

mengandalkan hasil audit yang dilakukan oleh auditor internal karena

kedudukannya yang kurang independen.

3. Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah merupakan auditor yang bekerja di bawah instansi

pemerintah dan bertugas melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan

yang disajikan oleh unit-unit organisasi pemerintah atau keuangan negara

pada instansi-instansi pemerintah. Auditor pemerintah berstatus sebagai

Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan digaji oleh negara. (Ardianiningsih, 2017,

hal. 7)

Menurut PASK No. 1 (2015: 1), dalam buku (Diana, 2018, hal. 8) yang

berjudul “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN dan Aplikasinya” menyatakan

bahwa :

“Laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

kinerja keuangan suatu entitas”

Page 37: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

16

Sedangkan menurut Kieso, dkk (2007:2) dalam buku (Diana, 2018, hal. 8)

yang berjudul “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN dan Aplikasinya”

menyatakan bahwa :

“Laporan keuangan merupakan sarana yang bisa digunakan oleh entitas

untuk mengkomunikasikan keadaan terkait dengan kondisi keuangannya

kepada pihak – pihak yang berkepentingan baik yang berasal dari internal

maupun eksternal entitas”

Adapun tujuan laporan keuangan untuk bisnis (Objectives of Financial

Reporting by Business Enterprises) menurut Financial Accounting Standard

Board (FASB) dalam buku (Diana, 2018, hal. 8) adalah untuk :

1. Memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan

keputusan kredit dan investasi

2. Memberikan informasi keuangan yang dapat dimengerti yang

berguna dalam menilai arus kas masa depan

3. Memberikan informasi keuangan yang terkait dengan sumber daya

perusahaan, klaim sumber daya ini dan perubahan di dalamnya.

Jenis – Jenis laporan keuangan itu sendiri adalah sebagai berikut :

1. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

2. Laporan Perubahan Modal

3. Neraca (Balance Sheet)

4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Page 38: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

17

Laporan keuangan memiliki elemen – elemen penting diantaranya sebagai

berikut :

1. Aktiva

2. Hutang atau Kewajiban

3. Modal

4. Pendapatan

5. Biaya

6. Laba / Rugi

Pembuatan dan penyusunan laporan keuangan dibuat untuk memenuhi

kepentingan berbagai pihak, baik pihak internal maupun pihak eksternal

perusahaan. Berikut ini merupakan pihak – pihak yang berkepentingan dalam

laporan keuangan menurut (Syahrial & Purba, 2013, hal. 9) dalam buku yang

berjudul “Analisis Laporan Keuangan Cara Mudah & Praktis Memahami Laporan

Keuangan” yaitu :

1. Pemilik atau Pemegang Saham (Stock holder)

Pemilik atau pemegang saham sangat berkepentingan untuk

melihat kondisi perusahaan saat ini, sekaligus melihat kinerja

manajemen atas target yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Manajemen (Management)

Laporan keuangan merupakan cerminan kinerja para manajemen

dalam suatu periode tertentu. Jika manajemen mencapai atau

memperoleh target yang ditetapkan, berarti ada penghargaan dan

jika sebaliknya ada teguran bahkan pemutusan hubungan kerja.

Page 39: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

18

3. Kreditor (Creditor)

Apakah dana yang dipinjam perusahaan serta konsekuensinya

(bunga) dapat dibayar dan pokok pinjaman yang harus

dikembalikan

4. Pemerintah (Goverment)

Apakah perusahaan jujur melaporkan laporan keuangan

sesungguhnya, sudah barang tentu berkaitan dengan kewajiban

pajak yang dibayar kepada pemerintah / negara secara adil dan

jujur.

Laporan keuangan yang baik harus memiliki karakteristik dasar yang

harus dipenuhi. Berikut karakteristik laporan keuangan pada umumnya :

1. Relavan

2. Andal

3. Dapat dibandingkan

4. Dapat dipahami

Menurut (Hery, 2013, hal. 1) standar auditing merupakan pedoman umum

membantu auditor dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya sebubungan

dengan audit yang dilakukan atas laporan keuangan historis kliennya. Standar

yang dimaksud mencakup pertimbangan mengenai kualitas profesional, seperti

kompentensi dan indenpedensi, persyaratan pelaporan, dan bahan bukti audit.

Pedoman umum yang dimaksud adalah berupa 10 standar auditing yang berlaku

umum (generally accepted auditing standards), yang dikembangkan oleh AICPA

Page 40: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

19

(American Institute of Certified Public Accountants). Standar audting yang

berlaku umum (GAAS) dapat dibagi menjadi tiga kategori berikut :

a. Standar Umum

1. Audit harus dilakukan oleh orang yang sudah mengikuti pelatihan dan

memiliki kecakapan teknis yang memadai sebagai seorang auditor.

2. Auditor harus mempertahankan sikap mental yang independen dalam

semua hal yang berhubungan dengan audit.

3. Auditor harus menerapkan kemahiran profesional dalam melaksanakan

audit dan menyusun laporan.

b. Standar Pekerjaan Lapangan

1. Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan mengawasi

semua asisten sebagaimana mestinya.

2. Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup mengenai entitas serta

lingkungannya termasuk pengendalian internal.

3. Auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang tepat dengan

melakukan prosedur audit agar memiliki dasar yang layak untuk

memberikan pendapat menyangkut laporan keuangan yang diaudit.

c. Standar Pelaporan

1. Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan apakah laporan

keuangan telah disajikan seseuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang

berlaku umum

Page 41: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

20

2. Auditor dalam laporan auditnya harus mengidentifikasi mengenai keadaan

di mana prinsip akuntansi secara konsisten diikuti selama periode berjalan

dibandingkan dengan periode sebelumnya.

3. Jika auditor menetapkan bahwa pengungkapan secara informatif belum

memadai, auditor harus menyatakannya dalam laporan audit

4. Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan pendapat mengenai

laporan keuangan secara keseluruhan atau menyatakan bahwa suatu

pendapat, auditor harus menyebutkan alasan-alasan yang mendasarinya

laporan auditor.

4. Variabel Bebas (Independent Variable)

a. Financial Distress

Menurut Foster (1986) dalam buku (Darsono & Ashari, 2004, hal. 101)

yang berjudul Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan menyatakan

kesulitan keuangan menunjukkan adanya masalah likuiditas yang parah yang

tidak dapat dipecahkan tanpa melalui penjadwalan kembali secara besar-besaran

terhadap operasi dan strukrur perusahaan”

Secara garis besar penyebab kebangkrutan (financial distress) dibagi

menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

adalah faktor yang berasal dari bagian dalam manajemen perusahaan sedangkan

faktor eksternal biasa berasal dari faktor luar yang berhubungan langsung dengan

operasi perusahaan. Contoh dari faktor internal adalah menajemen yang tidak

efisien, ketidakseimbangan dalam modal yang dimiliki dengan piutang-hutang

Page 42: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

21

yang dimiliki dan kecurangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan.

Sedangkan faktor eksternal yang bisa mengakibatkan kebangkrutan (financial

distress) berasal dari faktor yang berhubungan langsung dengan perusahaan

seperti pelanggan, supplier, debitor, kreditor, pesaing ataupun pemerintah.

Financial distress adalah kondisi di mana perusahaan mengalami kesulitan

keuangan dan sudah diambang kebangkrutan. Perusahaan mengalami financial

distress ditandai dengan adanya pemberhentian tenaga kerja serta di laporan

keuangannya akan terlihat kewajiban lebih besar dibandingkan dengan kekayaan

yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang mengalami financial distress

cenderung akan mengganti KAPnya dibandingkan dengan perusahaan yang sehat

dengan tujuan untuk mendapat kepercayaan dari stakeholders.

Financial distress merupakan kondisi dimana perusahaan mengalami

kondisi yang tidak sehat ataupun kesulitan keuangan sehingga dikhawatirkan akan

mengalami kebangkrutan (Faradila & Yahya, 2016). Kondisi financial distress

dapat dilihat dari kondisi perusahaan yang sulit untuk melunasi kewajibannya

seperti kewajiban membayar upah karyawan maupun kewajiban untuk membayar

yang lainnya dan apabila perusahaan tidak menunjukan performa yang lebih baik

maka langkah terakhir yang dapat ditempuh adalah dengan cara likuidasi.

Financial distress merupakan kondisi atau dimana perusahaan mengalami

kesulitan dalam membayar kewajibannya, sehingga akan terancam mengalami

kebangkrutan (Darma Yanti & Badera, 2018). Masalah financial distress akan

menjadi berita buruk bagi para stakeholder yang akan mempertanyakan tentang

kelangsungan hidup perusahaan. Sebagian besar perusahaan yang mengalami

Page 43: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

22

finanial distress akan mendapatkan opini qualifed sehingga akan berpengaruh

terhadap pergantian auditor.

Ketidakpastian dalam bisanis pada perusahaan-perusahaan yang terancam

bangkrut (mempunyai kesulitan keuangan) menimbulkan kondisi yang

mendorong perusahaan berpindah KAP ( (Astrini & Muid, 2013). Tanda-tanda

perusahaan yang mengalami financial distress dapat dilihat dari jumlah kewajiban

yang lebih besar dibandingkan dengan kekayaan perusahaan. Semakin besar

selisih antara kewajiban dengan kekayaan yang dimiliki maka kemungkinan

perusahaan untuk bangkrut akan semakin besar. Maka sebab itu, laporan

keuangan perusahaan merupakan media penting untuk digunakan dalam meneliti

kondisi keuangan.

Dalam penelitian ini variabel financial distress diukur dengan

menggunakan analisis kebangkrutan Model Zmijewski yang dirumuskan sebagai

berikut :

Sumber : (Peter & Yoseph, 2011)

Keterangan :

X₁ = EAT

Total Asset X100%

X₂ = Total Debt

Total Asset X100%

Z-Score = X = -4,3 – 4,5X₁ + 5,7X₂ - 0,004X₃

Page 44: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

23

X₃ = Current Asset

Current Liabilities

Semakin besar nilai X maka semakin besar juga kemungkinan perusahaan

tersebut mengalami kebangkrutan.

b. Audit Delay

Audit Delay adalah waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk

menyelesaikan laporan audit atasa laporan keuangan yang diauditnya terhitung

dari tanggal tutup buku laporan sampai laporan audit diserahkan dan

ditandatangani. Audit delay dapat mempengaruhi ketepatan informasi yang

dipublikasikan, sehingga dapat menyebabkan perusahaan kehilangan para investor

karena laporan keuangannya terlambat untuk dipublikasikan ke pasar modal.

Cepat lambatnya waktu yang diperlukan seorang auditor dalam melakukan

auditing dipengaruhi oleh kerumitan proses audit.

Menurut (Ruroh & Rahmawati, 2016) audit delay adalah lamanya waktu

yang dibutuhkan oleh auditor dalam menghasilkan laporan audit atas laporan

keuangan perusahaan terhitung dari tanggal tutup tahun sampai tanggal opini audit

diserahkan dan ditandatangani. Apabila penyampaian laporan keuangan ke pasar

modal mengalami keterlambatan maka pihak pasar modal akan curiga dan menilai

negatif terhadap perusahaan. Hal ini dikhawatirkan akan mempengaruhi

keputusan dari stakeholders.

Page 45: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

24

Audit delay merupakan rentangan jumlah hari antara tanggal tutupnya

buku perusahaan hingga tanggal ditandatanganinya laporan audit ( (Darma Yanti

& Badera, 2018). Ketepatan waktu dalam mempublikasi laporan keuangan ke

pasar modal sangat penting bagi perusahaan karena pasar modal akan menilai

kinerja perusahaan tersebut. Jika perusahaan mengalami keterlambatan

mempublikasi laporan keuangannya yang diakibatkan oleh audit delay, maka

perusahaan cenderung akan melakukan voluntary auditor switching pada tahun

mendatang.

Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa audit delay

merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang auditor untuk menyelesaikan

laporan audit atas laporan keuangan yang diauditnya terhitung dari tanggal tutup

buku laporan keuangan sampai laporan audit diserahkan dan ditandatangani.

c. Reputasi Auditor

Reputasi auditor merupakan seorang auditor yang memiliki sumber daya

yang lebih besar dalam hal mengaudit dengan mempunyai kualitas audit yang

baik dari dulu hingga sekarang (Astrini & Muid, 2013). Reputasi auditor sangat

mempengaruhi tingkat kualitas, kekuatan laporan keuangan itu sendiri karena

auditor tersebut memiliki tingkat monitoring yang sangat baik. Apabila

perusahaan telah menggunakan KAP yang bereputasi biasanya perusahaan

cenderung tidak melakukan voluntary auditor switching karena perusahaan

percaya KAP yang sudah memiliki reputasi yang baik dapat mendukung

perkembangan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup.

Page 46: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

25

Menurut (Verdiana & Utama, 2013) reputasi auditor merupakan dimana

auditor bertanggung jawab untuk tetap menjaga kepercayaan publik dan menjaga

nama baik auditor itu sendiri serta KAP tempat auditor tersebut bekerja dengan

mengeluarkan opini yang sesuai dengan keadaaan perusahaan yang sebenarnya.

Seorang auditor yang memiliki reputasi tidak akan mengeluarkan opini yang

sembarangan. Mereka akan mengeluarkan opini yang sesuai dengan kondisi

perusahaan yang diauditnya karena apabila mereka mengeluarkan opini yang tidak

sesuai dengan kondisi perusahaan maka akan berdampak dengan tingkat reputasi

auditor itu sendiri bahkan pada KAP tempat auditor itu bekerja.

KAP The Big Four merupakan empat KAP terbesar di dunia yang

memiliki tingkat profesional yang tinggi. KAP The Big Four tersebut adalah :

1. Deloitte Touche Tohmatsu yang berkantor pusat di Amerika Serikat.

2. PricewaterhouseCoopers (PWC) yang berkantor pusat di Britania Raya.

3. Ernst & Young yang berkantor pusat di London, Inggris Britania Raya.

4. Kinsfield, Peat, Maarwick, Goerdeller (KMPG) yang berkantor pusat di

Netherlands.

Di Indonesia ada 4 KAP lokal yang menjadi anggota atau cabang dengan

The Big Four diantaranya :

1. KAP Purwanto, Suherman & Surja menjadi anggota atau cabang dari

Ernst & Young

2. KAP Osman Big Satrio & Eny menjadi anggota atau cabang dari Deloitte

Touche Tohmatsu

Page 47: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

26

3. KAP Siddharta & Widjaja menjadi anggota atau cabang dari Kinsfield,

Peat, Maarwick, Goerdeller (KMPG)

4. KAP Tanudireja, Wibisana & Rekan menjadi anggota atau cabang dari

PricewaterhouseCoopers (PWC).

Perusahaan besar cenderung menggunakan jasa auditor dari KAP yang

besar karena di KAP yang besar identik dengan kualitas audit yang lebih baik

dengan KAP kecil. Selain itu KAP besar juga memiliki sumber daya atau auditor

yang lebih ahli. Apabila KAP besar tidak memberikan kualitas yang baik tentu

para kliennya akan berpindah tempat oleh karena itu KAP yang besar mempunyai

reputasi yang harus dijaga untuk menunjukkan konsistensinya.

Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa reputasi auditor

memiliki peranan penting di dalam perusahaan. Apabila perusahaan telah

menggunakan KAP yang sudah memiliki reputasi yang baik maka cenderung

perusahaan tidak akan mengganti KAP tersebut karena dengan menggunakan

KAP yang memiliki reputasi yang baik memiliki nama baik sehingga diharapkan

dapat menciptakan ketertarikan bagi para pihak – pihak yang ingin berinvestasi.

5. Auditor Switching

Auditor switching merupakan pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP)

maupun auditor yang dilakukan oleh perusahaan. Auditor switching dilakukan

oleh perusahaan guna untuk menghindari adanya masalah independensi auditor

dalam memberikan opini atas laporan keuangannya, karena dikhawatirkan dengan

Page 48: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

27

adanya hubungan yang lama antara auditor dengan klien dapat berpotensi

menyebabkan atau menghasilkan hubungan kerja yang kurang sehat.

Menurut (Karliana, Suzan, & Yudowati, 2017) Auditor Switching

merupakan tindakan perusahaan atau klien dalam melakukan pergantian kantor

akuntan publik baik secara wajib. Auditor switching dapat dibedakan menjadi dua

yaitu auditor switching secara sukarela (voluntary) dan wajib (mandatory).

Auditor switching yang dilakukan secara wajib (mandatory) merupakan tindakan

perusahaan dalam melakukan pergantian auditor atau KAP karena adanya

peraturan yang berlaku di regulasi misalnya yang terjadi di Indonesia, sedangkan

auditor switching yang dilakukan secara sukarela (voluntary) merupakan tindakan

perusahaan dalam melakukan pergantian auditor atau KAP tanpa adanya peraturan

yang mewajibkan melakukan auditor switching.

Auditor switching adalah pergantian Kantor Akuntan Publik yang

dilakukan oleh suatu perusahaan yang dapat terjadi karena peraturan pemerintah

atau keinginan perusahaan itu sendiri (Puspayanti & Suputra, 2018). Terjadinya

audit switching menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak. Disatu sisi,

auditor switching dianggap perlu dilakukan untuk menjaga independensi auditor

karena apabila ada hubungan kerjasama yang lama antara auditor dengan

manajemen dikhawatirkan akan mengancam independensi auditor itu sendiri.

Auditor switching merupakan pergantian kantor akuntan publik yang

dilakukan oleh perusahaan. Auditor Switching bisa dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu

faktor internal (klien) maupun faktor eksternal (auditor). Faktor internal bisa

terjadi karena adanya kesulitan keuangan klien itu sendiri dan juga adanya

Page 49: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

28

kegagalan dalam manajemen menjalankan tugasnya, sedangkan faktor eksternal

(auditor) bisa terjadi karena adanya fee yang dibayarkan perusahaan kepada

auditor maupun opini audit yang diberikan kepada klien dari auditor.

Di Indonesia Auditor Switching telah diatur di dalam Peraturan Menteri

Keuangan secara resmi. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor

359/KMK.06/2003. Peraturan mengenai masa keterikatan antara KAP atau

Auditor hanya dapat berlangsung masing-masing paling lama adalah lima tahun

untuk KAP dan tiga tahun untuk Auditor sejak berlakunya Keputusan Menteri

Keuangan tersebut sampai dengan tahun 2003. Kemudian pada tahun 2008,

Menteri Keuangan menerbitkan peraturan keuangan mengenai jasa akuntan publik

yaitu Peraturan Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 (SALINAN PERATURAN

MENTERI KEUANGAN NOMOR 17/PMK.01/2008, 2008). Dimana terdapat

perubahan dengan peraturan sebelumnya yaitu:

Dalam pasal 3 ayat (1) berbunyi :

“Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas

dilakukan oleh KAP paling lama 6 (enam) tahun berturut -berturut dan

oleh Akuntan Pubik paling lama 3 (tiga) tahun berturt -turut (pasal 2 ayar

1 )

Lebih lanjut pada pasal 3 ayat (2) berbunyi :

“Akuntan publik dan KAP boleh menerima penugasan audit atas laporan

keuangan dari suatu entitas lagi setelah 1 (satu) tahun buku tidak

memberikan jasa audit kepada klien (pasal 2 ayat 2)”.

Page 50: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

29

Tetapi pada tanggal 6 April 2015, pemerintah telah menetapkan Peraturan

Pemerintah (PP) No. 20 tahun 2015 tentang “Praktik Akuntan Publik” (PP

20/2015) yang merupakan pengaturan lebih lanjut dari Undang – Undang No.5

tahun 2011 tentang “Akuntan Publik” (PERATURAN PEMERINTAH

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 , 2015)

Berkaitan dengan aturan rotasi jasa akuntan publik di atur dalam pasal 11

PP 20/2015 tersebut, dimana dalam pasal 11 ayat (1) dijelaskan bahwa :

“ Pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis sebagaimana di

maksud dalam pasal 10 ayat (1) huruf a terhadap suatu entitas oleh seorang

Akuntan Publik dibatasi paling lama untuk 5 (Lima) tahun buku berturut –

turut”.

Lebih lanjut pada pasal 11 ayat (4) dijelaskan pula :

“Akuntan publik dapat memberikan kembali jasa audit atas informasi

keuangan historis terhadap entitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

setelah 2 (dua) tahun buku berturut – turut tidak memberikan jasa tersebut”.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis dalam

melakukan penelitian guna untuk memperbanyak atau menambah teori yang

digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Penulis mengambil

beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperbanyak atau menambah

Page 51: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

30

bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu

berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis :

Tabel II.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul Variable Hasil Penelitian

1 Yuka

Faradila,

M. Rizal

Yahya

(2016)

Pengaruh

Opini Audit,

Financial

Distress dan

Pertumbuhan

Perusahaan

Klien terhadap

Auditor

Swirching

(Studi pada

perusahaan

manufaktur

yang terdaftar

di bursa efek

Indonesia

Tahun 2010 –

2014)

Variable

Independen :

Opini Audit,

Financial

Disstress,

Pertumbuhan

Perusahaan

Klien. Variable

Dependent:

Auditor

Switching.

Opini audit

berpengaruh

terhadap auditor

switching.

Financial distress

tidak berpengaruh

terhadap

auditor switching .

Pertumbuhan

perusahaan klien

berpengaruh

terhadap auditor

2 Ni Made

Puspa

Pawitri ,

Ketut

Yadnyan

a (2015)

Pengaruh

Audit Delay,

Opini Audit,

Reputasi

Auditor dan

Pergantian

manajemen

pada voluntary

Auditor

Switching

(Studi pada

Perusahaan

Real Estate

and Property

yang terdaftar

Variable

Independen :

Audit delay,

Opini Audit,

Reputasi

Auditor dan

pergantian

manajemen.

Variable

Dependent:

Voluntary

Auditor

Switching.

Audit delay,

reputasi auditor dan

pergantian

manajemen

berpengaruh secara

signifikan pada

voluntary auditor

switching.

Sedangkan opini

audit tidak

berpengaruh

signifikan pada

voluntary auditor

switching.

Page 52: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

31

di Bursa Efek

Indonesia

Tahun 2009 –

2013)

3 Alexandr

os Ngala

Solo

Wea,

Dewi

Murdiaw

ati

(2015)

Faktor –

Faktor yang

mempengaruhi

Auditor

Switching

secara

voluntary

(Studi pada

Perusahaan

Manufaktur

yang terdaftar

di Bursa Efek

Indonesia

Tahun 2009 -

2014)

Variable

Independen :

Pergantian

manajemen,

Financial

Distress,

Ukuran Kap,

Presentase

perubahaan Roa,

Ukuran Klien,

Opini Audit.

Variable

Dependent:

Auditor

Switching.

Pergantian

manajemen

berpengaruh ter

hadap Auditor

Switching.

Financial Distress

berpengaruh

terhadap

Auditor Switching.

Ukuran KAP

berpengaruh

terhadap Auditor

Switching .

Presentase

Perubahan ROA

tidak berpengaruh

terhadap Auditor

Switching.

Ukuran Klien

berpengaruh

terhadap Audi

tor Switching Opini

Auditor tidak

berpengaruh

terhadap

Auditor Switching.

4 Danela

Rosa

Karliana,

Leny

suzan

dan

Siska

Priyanda

ni

Yudowat

i (2017)

Pengaruh

Opini

Audit,Reputasi

Auditor dan

Audit Fee

terhadap

Auditor

Switching

(Studi pada

Perusahaan

sektor

infrastruktur,

utilitas, dan

Variable

Independen :

Opini Audit,

Reputasi

Auditor dan

Audit Fee

Variable

Dependent:

Voluntary

Auditor

Switching.

Reputasi Auditor

yang berpengaruh

terhadap auditor

switching

Opini Audit tidak

berpengaruh

terhadap auditor

switching.

Audit Fee tidak

berpengaruh

terhadap auditor

switching.

Page 53: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

32

transportasi

yang terdaftar

di Bursa Efek

Indonesia

Tahun 2010 -

2015)

5 Aurelia

Kristina

sari, Dwi

Risma

Deviyant

i dan

Anisa

Kusuma

wardani

(2018)

Faktor - Faktor

yang

mempengaruhi

Voluntary

Auditor

Switching

(Studi pada

Perusahaan

yang terdaftar

di BEI Periode

2010 - 2015

Variable

Independen :

Audit delay,

Opini audit,

Financial

Distress,

Variable

Dependent:

Voluntary

Auditor

Switching.

Audit Delay

berpengaruh secara

signifikan terhadap

Voluntary Auditor

switching.

Opini Audit tidak

berpengaruh

terhadap Voluntary

Auditor Switching.

Financial Distress

tidak berpengaruh

terhadap Voluntary

Auditor Switching.

Pergantian

Manajemen tidak

berpengaruh

terhadap Voluntary

Auditor Switching

6 R. Meike

Erika

Dwiyanti

dan

Arifin

Sabeni

(2014)

Faktor - Faktor

yang

Mempengaruhi

Auditor

Switching

secara

Voluntary (

studi

Perusahaan

yang Listing

di Bursa Efek

Indonesia

pada tahun

2008 – 2012)

Variable

Independen :

Pergantian

Manajemen,

Opini Wajar

dengan

Pengecualian,

Ukuran Klien,

Kualitas Audit,

Fee Audit dan

Financial

Distress

Variable

Dependent:

Voluntary

Auditor

Switching.

Pergantian

Manajemen

berpengaruh

signifikan terhadap

voluntary auditor

switching.

Opini Wajar

dengan

Pengecualian

berpengaruh

signifikan terhadap

voluntary auditor

switching.

Ukuran Klien

berpengaruh

siginifikan

terhadap voluntary

auditor switching.

Kualitas Audit

Page 54: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

33

berpengaruh

signifikan terhadap

voluntary auditor

switching.

Financial Distress

berpengaruh

terhadap voluntary

auditor switching.

Fee Audit tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

voluntary auditor

switching

7 Novia

Retno

Astrini,

Dul

Muid

(2013)

Analisis

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Perusahaan

Melakukan

Auditor

Switching

secara

Voluntary

(studi

Perusahaan

Manufaktur di

Bursa Efek

Indonesia

tahun 2009-

2012)

Variable

Independen :

Reputasi

Auditor,

Pergantian

Manajemen,

Financial

Distress, Opini

Akuntan, Audit

Tenure

Variable

Dependent:

Voluntary

Auditor

Switching.

Reputasi Auditor

tidak berpengaruh

signifikan terhadap

voluntary auditor

switching,

Pergantian

Manajemen tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

voluntary auditor

switching,

Financial Distress

tidak berpengaruh

signifikan terhadap

voluntary auditor

switching, Opini

Akuntan tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

voluntary auditor

switching, Audit

Tenure

berpengaruh

signifikan terhadap

auditor switching

8 Edwin

Wijaya,

Ni Ketut

Rasmini

(2015)

Pengaruh

Audit Fee,

Opini Going

Concern,

Financial

Variable

Independen :

Audit Fee, Opini

Going Concern,

Financial

Audit Fee

berpengaruh positif

terhadap pergantian

auditor, Opini

Going Concern

Page 55: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

34

Distress,

Ukuran

Perusahaan,

Ukuran KAP

pada

Pergantian

Auditor (studi

Perusahaan

Manufaktur

yang Terdaftar

di Bursa Efek

Indonesia

periode 2008 –

2013)

Distress,

Ukuran

Perusahaan,

Ukuran KAP

Variable

Dependent:

Pergantian

Auditor

berpengaruh positif

terhadap pergantian

auditor, Financial

Distress tidak

berpengaruh

terhadap pergantian

auditor, Ukuran

perusahaan tidak

berpengaruh

terhadap pergantian

auditor, Ukuran

KAP tidak

berpengaruh

terhadap pergantian

auditor

Sumber : Data sekunder, diolah

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka penelitian dalam penelitian ini adalah tentang analisis pengaruh

Financial distress, audit delay dan reputasi auditor terhadap auditor switching.

Gambar II.1 menyajikan kerangka pemikiran untuk pengembangan

hipotesis pada penelitian ini.

H1

H2

H3

H4

Gambar II.1

Kerangka Pemikiran

Keterangan :

Variabel Independen

X1 : Financial Distress

Financial Distress (X1)

Audit Delay (X2)

Reputasi Auditor (X3)

Auditor

Switching (Y)

Page 56: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

35

X2 : Audit Delay

X3 : Reputasi Auditor

Variabel Dependen

Y : Auditor Switching

D. Perumusan Hipotesa

1. Pengaruh Financial Distress Terhadap Auditor Switching

Financial distress merupakan kondisi di mana perusahaan mengalami

kondisi keuangan yang tidak sehat dan sudah diambang kebangkrutan. Perusahaan

yang mengalami financial distress baiasanya cenderung berhati-hati dalam

mengungkapan kondisi keuangan yang sedang dialaminya kepada pihak – pihak

yang berkepentingan baik dari pihak internal maupun dari pihak eksternal. Selain

itu, perusahaan yang sedang mengalami financial distress dapat dilihat dari

adanya pemberhentian tenaga kerja di perusahaan tersebut atau tidak dibayarkan

deviden serta arus kasnya lebih kecil daripada hutang jangka panjang. Perusahaan

yang mengalami financial distress biasanya cenderung akan mengganti KAP atau

auditornya dibandingkan dengan perusahaan yang sehat karena untuk memberikan

kesan positif kepada pemegang saham atau mendapatkan kepercayaan dari

pemegang saham.

Dalam penelitian yang di lakukan oleh (Dwiyanti & Sabeni, 2014)

menyatakan bahwa Financial Distress berpengaruh terhadap auditor switching.

Page 57: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

36

Menurunnya kemampuan keuangan perusahaan bisa membuat perusahaan akan

melakukan financial distress karena perusahaan tidak mampu lagi membayar fee

audit yang di bebankan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Perusahaan akan

memakai auditor dengan jumlah fee yang lebih rendah guna mendorong untuk

mengurangi pengeluaran perusahaan. Oleh sebab itu maka perusahaan yang

mengalami financial distress cenderung akan lebih melakukan auditor siwtching

dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat.

Berdasarkan pernyataan diatas maka H1 dapat dinyatakan sebagai berikut :

H1 : Financial distress berpengaruh terhadap auditor switching

2. Pengaruh Audit Delay Terhadap Auditor Switching

Audit delay adalah waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk menyelesaikan

laporan audit atas laporan keuangan yang diauditnya terhitung dari tanggal tutup

buku laporan keuangan sampai tanggal lapor audit diserahkan ditandatangani.

Audit delay dapat menyebabkan perusahaan kehilangan para investornya karena

laporan keuangan perusahaan tersebut terlambat untuk dipublikasikan ke pasar

modal. Cepat lambatnya terselesaikan laporan keuangan itu tergantung dari

tingkat kerumitan proses audit yang di alami oleh auditor.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh (Pawitri & Yadnyana, 2015)

audit delay memiliki pengaruh yang signifikan terhadap auditor switching.

Keterlambatan dalam hal penyampaian laporan keuangan ke pasar modal

merupakan faktor yang mendorong perusahaan melakukan auditor switching.

Apabila penyampaian laporan keuangan ke pasar modal mengalami keterlambatan

Page 58: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

37

maka pihak pasar modal akan curiga dan menilai negatif terhadap perusahaan oleh

sebab itu pemegang saham khawatir akan hal tersebut. Berdasarkan pernyataan

diatas maka H2 dapat dinyatakan sebagai berikut :

H2 : Audit delay berpengaruh terhadap auditor switching

3. Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Auditor Switching

Reputasi auditor memiliki peranan penting di dalam perusahaan. Biasanya

perusahaan yang telah menggunakan KAP The Big Four maka cenderung

perusahaan tidak akan mengganti KAP tersebut karena dengan menggunakan

KAP yang memiliki reputasi yang baik memiliki nama baik sehingga diharapkan

dapat menciptakan ketertarikan bagi para pihak – pihak yang ingin berinvestasi.

Selain itu reputasi auditor juga menentukan kredibilitas laporan keuangan.

Reputasi auditor sangat mempengaruhi tingkat kualitas, kekuatan laporan

keuangan itu sendiri karena auditor tersebut memiliki tingkat monitoring yang

sangat baik. Apabila perusahaan telah menggunakan KAP yang bereputasi

biasanya perusahaan cenderung tidak melakukan voluntary auditor switching

karena perusahaan percaya KAP yang sudah memiliki reputasi yang baik dapat

mendukung perkembangan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan

hidup.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Karliana, Suzan, & Yudowati,

2017) berpendapat bahwa reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap

Page 59: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

38

auditor switching. Berdasarkan pernyataan diatas maka H3 dapat dinyatakan

sebagai berikut :

H3: Reputasi Auditor berpengaruh pada auditor switching

4. Pengaruh Financial Distress, Audit Delay dan Reputasi Auditor terhadap

Auditor Switching

Dari uraian yang telah dipaparkan sebelumnya ketiga variabel independen

tersebut diduga berpengaruh terhadap auditor switching. Maka data diduga juga

bahwa jika variabel tersebut diuji secara bersama-sama terhadap variabel

dependen maka hasilnya akan berpengaruh. Sehingga dapat di simpulkan bahwa

pengaruh Financial Distress, Audit Delay, dan Reputasi Auditor dapat

berpengaruh simultan terhadap Auditor Switching.

H4: Financial Distress, Audit Delay, dan Reputasi Auditor berpengaruh pada

auditor switching

Page 60: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

39

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan

melakukan uji hipotesis. Data sekunder adalah data yang digunakan peneliti

untuk melihat laporan tahunan perusahaan-perusahaan manufaktur

subsektor kimia, logam, keramik dan pakan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Data penelitian ini diperoleh dari Laporan Tahunan

(Annual Report) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

selama tahun 2016-2018 yang meliputi laporan keuangan perusahaan dan

laporan auditor independen.

B. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian karena objek penelitian menjadi sasaran untuk mendapatkan

Page 61: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

40

jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Menurut (Sugiyono,

2017, hal. 3) mengatakan bahwa :

“Obyek penelitian adalah suatu data yang diperoleh secara empiris

(teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid, reliable, dan

objektif”.

Objek penelitian yang menjadi sasaran penulis dalam penelitian ini

yaitu laporan keuangan perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam,

keramik dan pakan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tahun 2016 sampai dengan tahun 2018. Data yang diperoleh berdasarkan

situs resmi Bursa Efek Indonesia di www.idx.co.id.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif dan data sekunder. Data adalah sekumpulan fakta-fakta mengenai

simbol, angka maupun kata-kata yang didapatkan melalui proses

pengamatan yang disusun menjadi sebuah informasi. Data kuantitatif adalah

data yang disajikan dalam bentuk angka, sedangkan data sekunder adalah

data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media

perantara seperti buku-buku, jurnal dan referensi-referensi lainnya yang

berhubungan dengan penelitian ini.

Sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber sekunder. Menurut

(Sugiyono, 2017, hal. 137) mengatakan bahwa :

Page 62: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

41

“Sumber data adalah sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya orang lain atau lewat dokumen.”

Seumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu berupa

laporan tahunan (annual report) perusahaan manufaktur subsektor kimia,

logam, keramik dan pakan pada periode 2016-2018.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut (Ferdinand, 2014, hal. 171) dalam bukunya yang berjudul

Metode Penelitian Manajemen menjelaskan bahwa :

“Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk

peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa

yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang

sebagai sebua semesta penelitian.”

Sementara menurut (Sugiyono, 2017) dalam bukunya yang

berjudul Metode Penelitian Manajemen menjelaskan bahwa :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.”

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur subsektor

kimia, logam, keramik dan pakan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2016 sampai dengan tahun 2018.

2. Sampel

Menurut (Ferdinand, 2014, hal. 171) dalam bukunya yang berjudul

Metode Penelitian Manajemen menjelaskan bahwa :

Page 63: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

42

“Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota

populasi”

Sementara menurut (Sugiyono, 2017) dalam bukunya yang

berjudul Metode Penelitian Manajemen menjelaskan bahwa :

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut”

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur

subsektor kimia, logam, keramik dan pakan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2016 sampai dengan 2018. Teknik

pengambilan sampel yang dilakukan adalah menggunakan metode

purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2017). Kriteria-kriteria sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan

pakan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

tahun 2016-2018;

2) Perusahaan yang konsisten menerbitkan laporan keuangan yang

telah diaudit secara berturut-turut pada periode tahun 2016-2018

3) Perusahaan menyajikan laporan keuangan secara lengkap;

4) Perusahaan menyajikan laporan keuangan dalam mata uang

rupiah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Page 64: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

43

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang penulis gunakan

adalah dengan cara dokumentasi. Teknik dokumentasi adalah suatu cara

dalam mengumpulkan data yang didapatkan dari dokumen-dokumen,

kearsipan, data gambar atau foto dan sebagainya. Data yang dikumpulkan

berupa arsip laporan keuangan perusahaan manufaktur subsektor kimia,

logam, keramik dan pakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2016 sampai dengan 2018. Selain teknik dokumentasi, penulis juga

menggunakan teknik studi kepustakaan. Studi kepustakaan merupakan

teknik yang penulis lakukan untuk mencari informasi yang relavan dengan

masalah yang menjadi objek penelitian yang diperoleh dari karya ilmiah,

buku-buku maupun jurnal-jurnal dari peneliti sebelumnya.

F. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel dependen dan variabel

independen. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Auditor Switching

sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah financial

distress, audit delay dan reputasi auditor.

1. Variabel Bebas (Independen Variable)

Variabel independen dalam penelitian ini ada tiga yaitu :

a. Financial Distress

Financial distress merupakan kondisi dimana perusahaan

mengalami kesulitan keuangan dan sudah diambang kebangkrutan.

Perusahaan yang sedang mengalami financial distress ditandai

Page 65: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

44

dengan adanya keterlambatan membayar atau melunasi

kewajibannya seperti membayar upah karyawan maupun membayar

kewajiban lainnya. Selain itu, perusahaan yang sedang mengalami

financial distress juga dapat dilihat dari adanya pemberhentian

tenaga kerja yang terjadi diperusahaan tersebut.

Kondisi finncial distress juga dapat dilihat dari laporan

keuangan perusahaan tersebut. Perusahaan dikatakan mengalami

finanial distress apabila jumlah kewajiban yang dimiliki lebih besar

dari kekayaan yang dimilikinya. Semakin besar selisih antara jumlah

kewajiban yang dimiliki dengan kekayaan yang dimiliki maka

kemungkinan perusahan untuk bangkrut akan semakin besar. Dalam

penelitian ini, variabel financial distress diukur dengan

menggunakan analisis kebangkrutan Model Zmijewski yang

dirumuskan sebagai berikut :

Sumber : (Peter & Yoseph, 2011)

b. Audit Delay

Audit delay adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang

auditor untuk menyelesaikan laporan audit atas laporan keuangan

yang diauditnya terhitung dari tanggal tutup buku laporan keuangan

sampai laporan audit diserahkan dan ditandatangani. Pengukuran

Audit Delay dalam penelitian ini mengacu pada penelitian (Darma

Z-Score = X = -4,3 – 4,5X₁ + 5,7X₂ - 0,004X₃

Page 66: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

45

Yanti & Badera, 2018) yang diukur dengan melihat jumlah hari

tanggal tutup buku perusahaan 31 Desember sampai dengan tanggal

laporan audit yang sudah diserahkan dan ditandatangani.

c. Reputasi Auditor

Reputasi auditor memiliki peranan penting didalam

perusahaan. Reputasi auditor merupakan seorang auditor yang

memiliki sumber daya yang lebih besar dalam hal mengaudit dengan

mempunyai kualitas audit yang baik dari dulu hingga sekarang

(Astrini & Muid, 2013). Peneliti menggunakan variable dummy

dalam mengukur variable reputasi auditor, dimana apabila

perusahaan menggunakan jasa auditor dari KAP The Big Four maka

akan di beri kode 1, sedangkan perusahaan yang tidak menggunakan

jasa auditor dari KAP The Big Four akan di beri kode 0. Pengukuran

reputasi auditor mengacu pada penelitian yang di lakukan oleh

(Pawitri & Yadnyana, 2015).

2. Variabel Terikat (Dependen Variable)

Dalam penelitian ini auditor switcing merupakan variabel

dependen. Variabel auditor switching menggunakan variabel dummy.

Jika perusahaan yang mengganti KAP dalam periode tahun 2016-2018

maka dianggap telah melakukan auditor switching. Jika perusahaan

Page 67: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

46

melakukan auditor switching akan diberi nilai 1. Sedangkan jika tidak

melakukan auditor switching maka diberi nilai 0.

Tabel III. 1

Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Variabel

yang Diukur

Indikator Skala Sumber

Data

Auditor

Switching

Variabel dummy. Jika perusahaan berganti

auditor diberi nilai 1, dan jika tidak

berganti auditor diberi 0

Nominal Sekunder

Financial

Distress

Z-Score=X=-4,3–4,5X₁+5,7X₂- 0,004X₃ Rasio

Sekunder

Audit Delay Menghitung selisih antara tanggal tutup

buku tahunan perusahaan 31 Des sampai

dengan tanggal ditandatanganinya laporan

auditor independen

Nominal Sekunder

Reputasi

Auditor

Variabel dummy. Jika perusahaan diaudit

oleh KAP yang masuk kategori Big Four,

maka diberi nilai 1dan jika KAP yang

berkategori non Big Four maka diberi 0

Nominal Sekunder

Sumber : Data Sekunder, Diolah

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data di arahkan untuk menjawab rumusan masalah

atau hipotesis yang telah di rumuskan dalam penelitian ini, penelitian ini

menggunakan jenis data yang bersifat kuantitatif dan sumber data yang

Page 68: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

47

digunakan merupakan data sekunder. Adapun teknik analisis data yang di

gunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu

data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard

deviation), dan maksimum-minimum. Mean digunakan untuk

memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel.

Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel.

Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan

maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat

gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan

memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian

2. Analisis Regresi Logistik

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan analisis multivariate dengan menggunakan regresi

logistik. Asumsi multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi

karena variabel bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu

(metrik) dan kategorial (non-metrik).

Dalam hal ini dapat di analisis dengan logistic regression karena

tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya. Jadi,

logistic regression umumnya dipakai jika asumsi multivariate normal

Page 69: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

48

distribution tidak dipenuhi (Ghozali, 2018, hal. 325). Regresi logistik

digunakan untuk menguji pengaruh Pertumbuhan perusahaan,

Profitabilitas, audit tenure, dan ukuran kantor akuntan publik terhadap

penerimaan opini audit going concern. Regresi logistik umumnya

dipakai jika asumsi multivariate normal distribusi tidak dipenuhi.

a. Menilai Model Fit

(Ghozali, 2018, hal. 332) menyatakan bahwa penilaian model

fit digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit

atau tidak dengan data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2

log likelihood (-2LL) pada awal (blok number = 0) dengan nilai -2

log likelihood (-2LL) pada akhir (blok number = 1). Pengurangan

nilai antara -2LL awal dengan -2LL akhir menunjukkan bahwa

model yang dihipotesiskan fit dengan data.

b. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa

besar variabel-variabel independen. Koefisien determinansi pada

regresi logistik dapat dilihat pada nilai Nagelkerke R Square. Nilai

Nagelkerke R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square

Page 70: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

49

pada regresi berganda. Nilai ini di dapat dengan cara membagi nilai

Cox & Snell R Square dengan nilai maksimumnya

c. Menilai Kelayakan Model Regresi

Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan

menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit. Hosmer

and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa

data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan

antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika

nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama

dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang

artinya ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai

observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model

tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit lebih besar dari 0,05 maka hipotesis

nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai

observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena

cocok dengan data obeservasinya.

d. Matriks Klasifikasi

(Ghozali, 2018) menyatakan tabel klasifikasi merupakan tabel

yang menjelaskan nilai estimasi yang benar (correct) dan yang salah

(incorrect) dari variabel independen, serta digunakan untuk

Page 71: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

50

menunjukkan prediksi dari model regresi logistik dari kemungkinan

variabel independen.

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari

model regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya

auditor switching pada perusahaan industi dasar dan kimia.

e. Model Regresi Logistik Yang Terbentuk dan Uji Hipotesis

Estimasi parameter dapat dilihat melalui koefisien regresi

dari tiap-tiap variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan

antara variabel yang satu dengan yang lainnya. Pengujian

hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai

probabilitas (sign) dengan tingkat kesalahan (α) = 5% atau 0,05.

Apabila terlihat angka signifikan lebih kecil dari 0,05

(sign<α), maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa

variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya

variabel terikat. Begitu pula sebaliknya, jika angka signifikansi

lebih besar dari 0,05 (sign>α), maka berarti H0 diterima dan H1

ditolak yang berarti bahwa variabel bebas tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap terjadinya variabel terikat.

Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji

hipotesis sebagai berikut :

𝐿𝑛 𝑆𝑊𝐼𝑇𝐶𝐻

1 − 𝑆𝑊𝐼𝑇𝐶𝐻= 𝛼 + 𝛽1𝐹𝐷 + 𝛽𝐴𝐷 + 𝛽3𝑅𝐴 + 𝑒

Page 72: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

51

Keterangan:

: Probabilitas melakukan auditor switching

: Konstanta

1 3 : Koefisien regresi

FD : Financial Distree

AD : Audit Delay

RA : Reputasi Auditor

e : Error

Page 73: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menjelaskan seberapa pengaruh

variable independen terhadap variable dependen. Populasi dalam penelitian

ini adalah perusahan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan

pakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2018.

Penentuan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling pada

penelitian ini akan digambarkan pada tabel berikut ini.

Tabel IV.1

Proses Pemilihan Sampel

D

a

ta Sekunder, Diolah

No Kriteria Data

1 Perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan

pakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018.

36

2 Perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan

pakan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan dan

laporan tahunan secara berturut-turut sejak tahun 2016-2018.

(3)

3 Perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan

pakan yang tidak menyajikan laporan keuangan menggunakan

mata uang rupiah periode 2016-2018.

(8)

4 Data bersifat outlier (5)

Total perusahaan sampel 20

Periode penelitian 3 tahun

Jumlah Sampel 60

Page 74: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

53

Proses pemilihan sampel dijelaskan sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan

yang tidak mempublikasikan laporan keuangan dan laporan tahunan

secara berturut-turut sejak tahun 2016-2018 sebanyak 3

perusahaan ,yaitu PT. Emdeki Utama Tbk (MDKI), Mark Dynamics

Indonesia Tbk (MARK), Indal Aluminium Industri Tbk (INAI)

2. Perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan

yang tidak menyajikan laporan keuangan menggunakan mata uang

rupiah periode 2016-2018 sebanyak 8 perusahaan, yaitu Polychem

Indonsia Tbk (ADMG), Barito Pasific Tbk (BRPT), Chandra Asri

Petrochemical (TPIA), Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC), Citra

Turbindo Tbk (CTBN), Krakatau Steel Tbk (KRAS), Pelat Timah

Nusantara Tbk (NIKL), Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS)

3. Perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan

yang memiliki data outlier ada 5 perusahaan yaitu Saranacentral

Bajatama Tbk (BAJA), Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA), Steel

Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP), Jakarta Kyoei Steel Work

LTD Tbk (JKSW), Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)

Berdasarkan kriteria yang telah di tetapkan, maka diperoleh 20 sampel

perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan

periode 2016-2018, maka total sampel dalam penilitian ini berjumlah 60

Page 75: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

54

sampel. Berikut daftar perusahaan sampel subsektor kimia, logam,

keramik dan pakantahun 2016-1018.

Tabel IV.2

Daftar Sampel

No Kode

Perusahaan Nama Perusahaan

1 AGII Aneka Gas Industri Tbk

2 ALKA Alaska Industrindo Tbk

3 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk

4 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk

5 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk

6 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk

7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk

8 DPNS Duta Pertiwi Nusantara

9 EKAD Ekadharma International Tbk

10 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk

11 INCI Intan Wijaya International Tbk

12 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk

13 LION Lion Metal Works Tbk

14 LMSH Lionmesh Prima Tbk

15 MAIN Malindo Feedmill Tbk

16 MLIA Mulia Industrindo Tbk

17 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk

18 SIPD Siearad Produce Tbk

19 SRSN Indo Acitama Tbk

20 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk

Data Sekunder, Diolah

1. Auditor Switching

Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan auditor pada

tahun 2016-2018, dapat diketahui penetapan kantor akuntan publik

sebagai audit eksternal perusahaan dilakukan setiap tahun oleh

manajemen perusahaan melalui keputusan rapat umum pemegang saham.

Pengesahan neraca dan laporan laba rugi tahunan yang telah diaudit oleh

Page 76: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

55

kantor akuntan publik adalah hasil dari rapat umum pemegang saham dan

hasil dari rapat umum pemegang saham juga memberikan wewenang

kepada dewan komisaris dan dewan direksi untuk memilih kantor

akuntan publik yang akan digunakan untuk tahun selanjutnya apakah

masih menggunakan kantor akuntan yang sama atau diganti.

Data tersebut diukur dengan menggunakan variabel dummy dengan

kode 1 yang menandakan perusahaan melakukan auditor switching dan

kode 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan auditor switching. Hasil

analisis terhadap auditor switching perusahaan yang dijadikan sampel

akan digambarkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel IV.3

Data Auditor Switching

No Kode Perusahaan 2016 2017 2018

1 AGII 0 0 1

2 ALKA 0 0 1

3 ALMI 0 1 0

4 AMFG 0 0 0

5 ARNA 0 0 0

6 BTON 0 0 1

7 CPIN 0 0 0

8 DPNS 0 0 0

9 EKAD 0 1 0

10 GDST 0 0 0

11 INCI 0 1 1

12 KIAS 1 0 0

13 LION 0 0 0

14 LMSH 0 0 0

15 MAIN 0 1 0

16 MLIA 1 0 0

17 PICO 1 0 0

18 SIPD 0 0 0

Page 77: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

56

19 SRSN 0 0 0

20 TOTO 0 0 0

Sumber: Data Sekunder telah diolah.

Berdasarkan data hasil perhitungan Auditor Switching pada table

IV.3 diatas terlihat selama tahun 2016 – 2018 paling tidak ada satu kali

melakukan auditor switching. Jumlah sampel yang melakukan auditor

switching adalah sebanyak 20 perusahaan dan sisnya 16 sampel yang

tidak masuk kriteria dari total 36 sampel perusahaan selama 3 tahun

periode penelitian.

1. Financial Distress

Data financial distress dalam penelitin ini diukur menggunakan

model analisis kebangkrutan model zwijewski pada masing-masing

perusahaan yang mana datanya diperoleh dari laporan keuangan

perusahaan yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia. Berikut

hasil perhitungan financial distress :

Tabel IV.4

Hasil Perhitungan Financial Distress

No Kode

Perusahaan 2016 2017 2018

1 AGII -1,432757834 -1,729483349 -1,381328624

2 ALKA -1,170071016 -0,298217877 0,351518876

3 ALMI 0,536694208 0,471312367 0,714988729

4 AMFG -2,5471341 -1,863104919 -1,039751416

5 ARNA -2,37369054 -2,61401127 -2,819244375

6 BTON -3,079913918 -3,70420303 -4,001907263

7 CPIN -2,356119167 -2,717389404 -3,350956903

8 DPNS -3,88016209 -3,674276874 -3,675094737

9 EKAD -4,003837136 -3,790151119 -3,851060965

Page 78: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

57

10 GDST -2,489927337 -2,331988507 -2,088653095

11 INCI -3,928822713 -3,901251479 -3,46383161

12 KIAS -2,660523624 -2,996052535 -2,93343503

13 LION -2,803411576 -2,454965238 -2,599347202

14 LMSH -2,890693403 -3,56364322 -3,428701872

15 MAIN -1,520095143 -1,032055477 -1,51981792

16 MLIA 0,200827993 -0,572633402 -1,192527243

17 PICO -1,075254808 -0,945593114 -0,68985657

18 SIPD -1,165882364 0,94880334 -0,847440999

19 SRSN -1,871920275 -2,358990823 -2,829082833

20 TOTO -2,267423938 -3,596562676 -2,946511361

Sumber: Data Sekunder telah diolah

Berdasarkan data pada tabel IV. perhitungan financial distress

dapat diketahui bahwa :

1. Pada tahun 2016

a. Nilai tertinggi financial distress 0,536694208 dimiliki oleh PT.

Alumindo Light Metal Industry (ALMI).

b. Nilai terendah financial distress -4,003837136 dimiliki oleh PT.

Ekadharma Internasional Tbk (EKAD)

2. Pada tahun 2017

a. Nilai tertinggi financial distress 0,94880334 dimiliki oleh PT.

Siearad Produce Tbk (SIPD).

c. Nilai terendah financial distress -3,901251479 dimiliki PT.

Intan Wijaya International Tbk (INCI).

3. Pada tahun 2018

b. Nilai tertinggi financial distress 0,714988729 dimiliki oleh PT.

Alumindo Light Metal Industry (ALMI).

Page 79: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

58

a. Nilai terendah financial distress -4,001907263 dimiliki oleh PT.

Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON).

Dari hasil perhitungn diatas, dapat disimpulkan bahwa, jika

perusahaan yang memiliki nilai financial distress yang tinggi, maka

perusahaan tersebut sedang mengalami keterpurukan atau financial

distress. Sebaliknya jika perusahaan memiliki nilai financial distress

yang rendah maka perusahaan tersebut sehat dalam kondisi keuangan.

Dari data sampel selama tahun 2016 – 2018 dapat disimpulkan bahwa

yang memiliki kondisi keuangan yang buruk atau sedang mengalami

financil distress adalah PT. Alumindo Light Metal Industry (ALMI) dan

PT. Siearad Produce Tbk (SIPD) sedangkan perusahaan yang memiliki

kondisi keuangan yang baik atau tidak sedang mengalami financial

distress adalah PT. Ekadharma Internasional Tbk (EKAD), PT. Intan

Wijaya International Tbk (INCI) dan PT. Beton Jaya Manunggal Tbk

(BTON).

2. Audit Delay

Audit Delay adalah waktu yang dibutuhkan auditor untuk

menyelesaikan laporan audit keuangan yang diauditnya terhitung dari

tanggal tutup buku laporan keuangan sampai laporan audit diserahkan

dan ditandatangani. Audit Delay diukur dengan melihat jumlah hari

tanggal tutup buku perusahaan 31 Desember sampai dengan tanggal

Page 80: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

59

laporan audit yang sudah diserahkan dan ditandatangani. Berikut tabel

hasil perhitungan Audit Delay:

Tabel IV.5

Hasil Perhitungan Audit Delay

No Kode Perusahaan 2016 2017 2018

1 AGII 60 85 87

2 ALKA 86 86 86

3 ALMI 86 82 79

4 AMFG 88 88 88

5 ARNA 67 60 32

6 BTON 82 81 101

7 CPIN 88 86 88

8 DPNS 79 79 79

9 EKAD 76 82 74

10 GDST 80 81 101

11 INCI 83 85 84

12 KIAS 89 87 87

13 LION 74 74 74

14 LMSH 74 74 77

15 MAIN 88 99 88

16 MLIA 86 68 81

17 PICO 88 61 79

18 SIPD 76 75 80

19 SRSN 76 71 86

20 TOTO 86 79 84

Sumber: Data Sekunder telah diolah

Bedasarkan data hasil perhitungan Audit Delay pada tabel IV.5

diatas, dapat diketahui bahwa:

1. Tahun 2016

a. Selisih hari dari tanggal tutup buku dengan tanggal laporan

audit yang sudah ditandatangani yang paling lama adalah PT

Page 81: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

60

Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS) selama 89 hari dan

yang paling cepat adalah PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII)

selama 60 hari

2. Tahun 2017

a. Selisih hari dari tanggal tutup buku dengan tanggal laporan

audit yang sudah ditandatangani yang paling lama adalah PT

Malindo Feedmill Tbk (MAIN) selama 99 hari dan yang paling

cepat adalah PT Arwana Citra Mulia (ARNA) selama 60 hari

3. Tahun 2018

a. Selisih hari dari tanggal tutup buku dengan tanggal laporan

audit yang sudah ditandatangani yang paling lama adalah PT

Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON) dan PT Gunawan

Dianjaya Steel Tbk (GDST) selama 101 dan yang paling cepat

adalah PT Arwana Citra Mulia (ARNA) selama 32 hari

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa

perusahaan yang membutuhkan waktu terlama untuk menerbitkan

laporan keuangan yang sudah diaudit selama periode tahun 2016-2018

adalah PT Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON) dan PT Gunawan

Dianjaya Steel Tbk (GDST) selama 101 hari pada tahun 2018. Semakin

lama jangka waktu yang diperlukan auditor dalam membuat laporan audit

maka akan menimbulkan kecurigaan dan mendapat nilai negatif di pasar

modal. Sedangkan perusahaan yang membutuhkan waktu yang paling

singkat untuk menerbitkan laporan keuangan yang sudah diaudit selama

Page 82: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

61

periode tahun 2016-2018 adalah PT Arwana Citra Mulia (ARNA)

selama 32 hari pada tahun 2018. Hal ini memperlihatkan bahwa

perusahaan tersebut dapat mengelola laporan keuangannya dengan cepat

sehingga mendapatkan nilai uang memiliki nilai positif di pasar modal

dan dapat menaik para investor.

3. Reputasi Auditor

Reputasi Auditor diukur dengan menggunakan variabel dummy

dengan kode 1 yang menandakan perusahaan tersebut diaudit oleh KAP

big four dan kode 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP non big

four. Berikut tabel hasil perhitungan reputasi auditor :

Tabel IV.6

Hasil Perhitungan Reputasi Auditor

No Kode Perusahaan 2016 2017 2018

1 AGII 0 0 0

2 ALKA 0 0 0

3 ALMI 0 0 0

4 AMFG 1 1 1

5 ARNA 1 1 1

6 BTON 0 0 0

7 CPIN 1 1 1

8 DPNS 0 0 0

9 EKAD 0 0 0

10 GDST 0 0 0

11 INCI 0 0 0

12 KIAS 1 1 1

13 LION 0 0 0

14 LMSH 0 0 0

15 MAIN 0 1 1

16 MLIA 1 1 1

17 PICO 0 0 0

Page 83: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

62

18 SIPD 0 0

19 SRSN 0 0 0

20 TOTO 1 1 1

Sumber: Data Sekunder telah diolah

Berdasarkan data hasil perhitungan tabel IV.6 diketahui bahwa

sebagian besar sampel yang diteliti lebih banyak menggunakan jasa

akuntan publik (KAP) non big four dibandingkan dengan yang

menggunakan jasa akuntan publik (KAP) big four. Sebanyak 20 sampel

selama 3 tahun periode penelitian menggunakan jasa akuntan publik big

four dari 60 sampel yang diteliti. Hal ini terdiri dari 7 perusahaan yang

menggunakan KAP big four yaitu PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk

(KIAS), PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN), PT Mulia Industrindo Tbk

(MLIA), Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG), PT Arwana Citra Mulia

(ARNA), Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), dan PT Surya Toto

Indonesia Tbk (TOTO). Perusahaan yang menggunakan KAP big four

selama 3 tahun berturut – turut ada 6 yaitu PT Keramika Indonesia

Assosiasi Tbk (KIAS), PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA), Asahimas

Flat Glass Tbk (AMFG), PT Arwana Citra Mulia (ARNA), Charoen

Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), dan PT Surya Toto Indonesia Tbk

(TOTO) tahun 2016 – 2018. Perusahaan yang menggunakan KAP big

four selama 2 tahun yaitu PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN). Sedangkan

sisanya sebanyak 40 sampel yang menggunakan jasa kantor akuntan

publik (KAP) non big four.

Page 84: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

63

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Data yang akan dianalisis adalah gambaran perusahaan yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini dan dianalisis dengan statistik

deskriptif untuk dapat memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean),

dan standar deviasi setiap variabel yang digunakan. Nilai minimum

menggambarkan nilai paling kecil yang diperoleh dari hasil pengolahan

dan analisis data yang telah dilakukan pada perusahaan sampel. Nilai

maksimum menggambarkan nilai paling besar yang diperoleh dari hasil

pengolahan dan analisis data yang dilakukan pada perusahaan sampel,

sedangkan rata-rata (mean) menunjukkan rata-rata dari masing-masing

variabel.

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui

karakteristik sampel yang digunakan dan menggambarkan variabel-

variabel dalam penelitian. Dalam penelitian ini statistik deskriptif akan

menggambarkan deskripsi variabel dependen, yaitu auditor switching

dan deskripsi variabel independen, yaitu financial distress, audit delay,

dan reputasi auditor. Berikut ini adalah gambaran statistik deskriptif dari

masing – masing variabel terhadap perusahaan sampel secara

keseluruhan:

Tabel IV.7

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

FINANCIAL DISTRESS 60 -4.00 .71 -2.1659 1.32077

Page 85: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

64

AUDIT DELAY 60 32.00 101.00 80.5000 10.51633

REPUTASI AUDITOR 60 .00 1.00 .3333 .47538

AUDITOR SWITCHING 60 .00 1.00 .1833 .39020

Valid N (listwise) 60

Sumber : Ouput SPSS 25

Dari tabel hasil uji statistik deskriptif diatas menunjukkan bahwa N

merupakan jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 60. Nilai

minimum merupakan nilai terendah dalam masing-masing variabel yang

diteliti. Nilai maksimum merupakan nilai tertinggi dalam masing-masing

variabel yang diteliti. Nilai mean merupakan nilai rata-rata untuk setiap

variabel yaitu auditor switching, financial distress, audit delay, dan

reputasi auditor.

Hasil dari uji statistik deskriptif untuk variabel independen auditor

switching diukur dengan variabel dummy dimana nilai 1 jika perusahaan

melakukan pergantian auditor (KAP) dan nilai 0 jika perusahaan tidak

melakukan pergantian auditor (KAP). Nilai rata-rata perusahaan (mean)

adalah sebesar 0.18 atau setara dengan 18%. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa sampel perusahaan yang melakukan auditor switching lebih

sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan auditor

switching.

Variabel independen financial distress memiliki nilai minimum -

4.00 dari 60 sampel, nilai terendah financial distress dimilik oleh PT.

Ekadharma Internasional (EKAD) pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan

bahwa PT. Ekadharma Internasional (EKAD) sedang tidak mengalami

financial distress. Nilai maksimum sebesar 0.71 dari 60 sampel, nilai

Page 86: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

65

tertinggi financial distress dimiliki oleh perusahaan PT. Alumindo Light

Metal Industry (ALMI) pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan bahwa

PT. Alumindo Light Metal Industry (ALMI) sedang mengalami financial

distress. Nilai rata-rata (mean) untuk financial distress seluruh sampel

penelitian adalah -2.1659 maka dapat dikatakan bahwa perusahaan

manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan yang terdaftar di

BEI tahun 2016-2018 sedang tidak mengalami financial distress karena

menununjukkan nilai negatif yang berarti perusahaan sedang dalam

keadaan sehat.

Variabel independen audit delay diukur dengan melihat jumlah

hari tanggal tutup buku perusahaan 31 Desember sampai dengan tanggal

laporan audit yang sudah diserahkan dan ditandatangani memiliki nilai

minimum 32 hari dari 60 sampel, nilai audit delay dimiliki oleh PT

Arwana Citra Mulia (ARNA) pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan

bahwa perusahaan tersebut tepat waktu dalam melaporkan laporan

keuangannya ke pasar modal. Nilai maksimum 101 hari dimiliki oleh PT

Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON) pada tahun 2018. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan tersebut paling lambat dalam

melaporkan laporannya ke pasar modal. Nilai rata-rata (mean) untuk

audit delay seluruh sampel penelitian adalah 80,5 hari maka dapat

dikatakan bahwa rata-rata peerusahaan manufaktur subsektor kimia,

logam, keramik dan pakan yang terdaftar di BEI tahun 2016-2018 dalam

Page 87: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

66

melaporkan laporan keuangannya ke pasar modal tidak terlambat atau

tepat waktu.

Variabel reputasi auditor memiliki nilai minimum sebesar 0 yang

menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan KAP non big four dan

nilai maksimum sebesar 1 yang menunjukkan bahwa perusahaan

menggunakan KAP big four. Hal ini dikarenakan variabel reputasi

auditor menggunakan variabel dummy dengan kategori anailisis 0 dan 1.

Nilai rata-rata (mean) adalah sebesar 0.33 atau setara dengan 33%. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa sampel yang menggunakan jasa KAP big

four hanya sebesar 33% dari 60 sampel yang ada, dengan kata lain lebih

banyak perusahaan yang menggunakan jasa auditor non big four

dibandingkan dengan yang menggunakan jasa auditor big four.

2. Analisis Regresi Logistik

a. Menguji Kelayakan Model Regresi

Pengujian kelayakan model regresi logistik ini dinilai dengan

menggunakan hosmer and lemeshow’s goodness of fit test yang diukur

dengan nilai chi-square. Model ini digunakan untuk menguji hipotesis

nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada

perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan

fit). Nilai signifikansi yang tertera kemudian dibandingkan dengan

tingkat signifikansi (α) sebesar 5% (Ghozali, 2018, p. 333). Jika nilai

hosmer and lemeshow goodness of fit test sama dengan atau kurang

dari 0,05 maka terdapat perbedaan signifikansi antar model sehingga

Page 88: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

67

goodness of fit tes model tidak baik karena tidak dapat memprediksi

nilai observasinya, dan sebaliknya. Hipotesis yang digunakan untuk

menilai kelayakan model regresi ini adalah:

H0 : Tidak ada perbedaan antara model dengan data

Ha : Ada perbedaan antara model dengan data

Tabel IV.8

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 9.703 8 .287

Sumber : Ouput SPSS 25 Berdasarkan tabel IV.8 di atas maka dapat diketahui bahwa nilai

statistik dari uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test yang

diukur dengan nilai Chi Square sebesar 9,703 dengan nilai signifikansi

sebesar 0,287. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 (α) yang

berarti hipotesis nol (H0) diterima (0,287 > 0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa model regresi tersebut mampu memprediksi nilai

observasinya. Hasil ini juga menunjukkan bahwa model dikatakan fit

dengan data observasinya dan model dapat diterima karena cocok

dengan data observasinya sehingga model pengujian hipotesis dapat

dilakukan atau model ini dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

b. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu model

fit terhadap data baik sebelum atau sesudah variabel bebas

dimasukkan ke dalam model regresi. Dalam melakukan uji ini statistic

Page 89: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

68

-2LogL dapat digunakan untuk menentukan jika variabel bebas

ditambahkan ke dalam model, apakah secara signifikan memperbaiki

model fit.

Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan nilai antara -

2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -

2 Log Likelihood (2LL) pada akhir (Block Number = 1). Model dapat

dikatakan baik atau diterima apabila terjadi penurunan nilai dari -2LL

awal ke -2LL akhir, sehingga model regresi dapat diterima karena

model yang dihipotesiskan sesuai dengan data. Hipotesis untuk

menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

Ha : model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Berdasarkan hipotesis ini, maka H0 harus diterima dan Ha harus

ditolak agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan

berdasarkan fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah

probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data

input. Pada penelitian ini, hasil uji untuk menilai keseluruhan model

ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel IV.9

Hasil Uji Keseluruhan Model (Block 0)

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 57.656 -1.267

2 57.171 -1.479

Page 90: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

69

3 57.169 -1.494

4 57.169 -1.494

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 57.169

c. Estimation terminated at iteration number 4

because parameter estimates changed by less than

.001.

Sumber : Data diolah SPSS Versi 25

Tabel IV.10

Hasil Uji Keseluruhan Model (Block 1)

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

FINANCIAL

DISTRESS AUDIT DELAY

REPUTASI

AUDITOR

Step 1 1 50.812 -5.021 .118 .051 -.235

2 45.152 -11.156 .182 .125 -.690

3 44.005 -15.467 .197 .176 -.979

4 43.942 -16.840 .195 .192 -1.057

5 43.941 -16.951 .195 .193 -1.063

6 43.941 -16.951 .195 .193 -1.063

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 57.169

d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

Sumber : Data diolah SPSS Versi 25

Tabel IV.9 adalah tabel Iteration History 0 yang menunjukan

bahwa nilai -2 log likelihood (-2LL) awal adalah sebesar 57,169

(Block Number = 0). Sedangkan, tabel IV.10 adalah tabel Iteration

History 1 yang menunjukan bahwa nilai -2 log likelihood (-2LL) akhir

adalah sebesar 43,941 (Block Number = 1). Berdasarkan hasil output

tersebut, terjadi penurunan nilai antara -2 log likelihood pada awal dan

Page 91: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

70

akhir, yakni sebesar 13,228. Adanya penurunan nilai likelihood (-2LL)

ini menunjukkan bahwa penambahan 3 variabel bebas (financial

distress, audit delay, reputasi auditor) ke dalam model regresi

memperbaiki model atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan

fit dengan data. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa model yang

digunakan merupakan model regresi yang baik.

c. Koefisien Determinasi

Uji Nagelkerke R. Square atau uji koefisien determinasi

merupakan pengujian yang digunakan untuk menjelaskan seberapa

besar variabilitas variabel-variabel independen mampu menjelaskan

variabilitas variabel dependennya. Koefisien determinasi dalam

regresi logistik biner ditunjukkan dengan nilai Nagelkerke R. Square.

Uji ini memastikan bahwa nilai Nagelkerke R. Square bervariasi dari 0

(nol) sampai 1 (satu), dimana nilai Nagelkerke R2

dapat

diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression.

Tabel IV.11

Koefisien Determinasi

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 43.941a .198 .322

a. Estimation terminated at iteration number 6 because

parameter estimates changed by less than .001.

Sumber : Data diolah SPSS Versi 25

Berdasarkan hasil pada tabel IV.11, besarnya nilai koefisien

determinasi ditunjukan dalam bentuk nilai Nagelkerke R. Square,

Page 92: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

71

dimana besarnya koefisien determinasi adalah 0,322 atau sebesar

32,2%. Hal ini berarti variabilitas variabel dependen (audit

swwitching) dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam

penelitian ini adalah sebesar 32,2%. Sedangkan sisanya sebesar 67,8%

dijelaskan oleh variabel-variabel independen lain di luar variabel yang

digunakan dalam model penelitian ini. Dapat dikatakan bahwa variasi

variabel independen dalam penelitian ini (financial distress, audit

delay, reputasi auditor) mampu menjelaskan variasi variabel dependen

(auditor switching) sebesar 32,2%.

d. Uji Koefisien Regresi

Pengujian koefisien regresi bertujuan untuk mengetahui tingkat

signifikansi yang didasarkan pada nilai p-value. Pengujian koefisien

regresi dapat dilihat dari nilai signifikansi yang sudah disajikan dalam

tabel dibawah ini. Tingkat signifikansi yang dikehendaki untuk

menyimpulkan adanya pengaruh dari masing- masing variabel harus

kurang dari 0.05.

Tabel IV.12

Hasil Uji Koefisien Regresi

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 13.228 3 .004

Block 13.228 3 .004

Model 13.228 3 .004

Sumber : Output SPSS 25

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari hasil nilai chi square

sebesar 13,228 dengan df sebesar 3 dan signifikasi sebesar 0.004. Hal

Page 93: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

72

ini menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0.004 < 0.05 yang

berarti variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

financial distress, audit delay, reputasi auditor dapat berpengaruh

secara simultan terhadap variabel dependen yaitu auditor switching.

e. Tabel Klasifikasi

Tabel klasifikasi merupakan uji yang menunjukkan kekuatan

prediksi dari model regresi yang dinyatakan dalam persen. Menurut

Ghozali (Ghozali, 2018, p. 338) tabel klasifikasi menjelaskan nilai

estimasi yang benar (correct) dan yang salah (incorrect). Matriks

klasifikasi menunjukkan prediksi dari model regresi untuk

memprediksi kemungkinan auditor switching pada perusahaan.

Berikut adalah hasil dari pengujian tabel klasifikasi yang menujukan

kekuatan prediksi pemberian auditor switching yang diterima oleh

perusahaan:

Tabel IV.13

Hasil Uji Klasifikasi

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

AUDITOR SWITCHING Percentage

Correct

.00 1.00

Step 0 AUDITOR SWITCHING .00 49 0 100.0

1.00 11 0 .0

Overall Percentage 81.7

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Sumber : Output SPSS 25

Tabel IV.13 menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi

untuk memprediksi kemungkinan terjadiny auditor switching dan non

Page 94: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

73

auditor switching. Dari hasil model regresi dapat dilihat bahwa

terdapat 11 sampel yang melakukan auditor switching dan 49 sampel

yang tidak melakukan auditor switching. Dari total 11 sampel yang

melakukan auditor switching, tidak terdapat dapat sampel yang

mampu diprediksi dengan tepat melakukan auditor switching,

sedangkan sebanyak 11 sampel atau setara dengan 0% yang diprediksi

dengan tidak tepat, sehingga kekuatan prediksi dari model regresi

untuk memprediksi kemungkinan sampel melakukan auditor

switching (kode 1) adalah sebesar 0%.

Hal ini berarti bahwa dengan model regresi yang diajukan ada

49 sampel yang tidak melakukan auditor switching dan dari 60 sampel

tersebut, terdapat 49 sampel yang diprediksi secara tepat tidak

melakukan auditor switching, sehingga kekuatan prediksi sampel yang

tidak melakukan auditor switching adalah sebesar 100%. Ketepatan

dari prediksi keseluruhan model regresi yang digunakan untuk

perusahaan yang melakukan auditor switching dan perusahaan yang

tidak melakukan auditor switching adalah sebesar 81,7%

f. Persamaan Model Regresi Logistik

Estimasi parameter dari model dapat dilihat melalui koefisien

regresi. Koefisien regresi dari setiap variabel yang diuji menunjukkan

bentuk hubungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menguji

pengaruh variabel financial distress, audit delay, dan reputasi auditor

Page 95: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

74

terhadap variabel dependen auditor switching dengan menggunakan

regresi logistik biner.

Tabel IV.14

Hasil Uji Regresi Logistik

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a FINANCIAL DISTRESS .195 .277 .492 1 .483 1.215

AUDIT DELAY .193 .073 6.911 1 .009 1.213

REPUTASI AUDITOR -1.063 .891 1.423 1 .233 .346

Constant -16.951 6.222 7.424 1 .006 .000

a. Variable(s) entered on step 1: FINANCIAL DISTRESS, AUDIT DELAY, REPUTASI AUDITOR.

Sumber : Data diolah SPSS Versi 25

Tabel IV.14 diatas menunjukkan hasil pengujian hipotesis

dengan menggunakan regresi logistik biner pada tingkat signifikansi

0,05 (5%). Berdasarkan hasil pengujian regresi logistik maka dapat

diperoleh persamaan regresi logistik biner sebagai berikut :

1 − = + 1 + + 3 +

SWITCH = -16,951 + 0,195 FD + 0,193 AD – 1,063 RA + ɛ

Persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Berdasarkan hasil pengolahan data statistik dari tabel IV.14

dapat diketahui bahwa nilai konstanta (α) model regresi logistik

mempunyai hasil sebesar -16,951 hal tersebut menunjukan

bahwa tanpa adanya pengaruh dari financial distress, audit

Page 96: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

75

delay, adan reputasi auditor maka probalitas auditor switching

sebesar -16,951.

2) Variabel financial distress (FD) memliliki nilai koefisien regresi

sebesar 0,195 yang menyatakan setiap penambahan 1 satuan

pada financial distress, maka akan menambah probabilitas

perusahaan mengalami kondisi auditor switching sebesar 0,195

satuan dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.

3) Variabel audit delay (AD) memiliki nilai koefisien regresi

sebesar 0,193 yang menyatakan setiap penambahan 1 satuan

pada audit delay, maka akan menambah probabilitas perusahaan

mengalami kondisi auditor switching sebesar 0,193 satuan

dengan asumsi variabel lain bernilai konstan .

4) Variabel reputasi auditor (RA) memiliki nilai koefisisen regresi

sebesar -1,063 yang menyatakan setiap penambahan 1 satuan

pada reputasi auditor, maka akan mengurangi probabilitas

perusahaan mengalami kondisi auditor switching sebesar 1,063

satuan dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.

3. Uji Hipotesis

Dari tabel IV.14 juga dapat dilihat hasil pengujian estimasi

parameter dan interpretasinya yang dilihat dari nilai koefisien regresi dan

signifikansi untuk setiap variabel independen dengan tingkat signifikansi

0,05 yang digunakan untuk menjawab hipotesis sebagai berikut:

H1: Financial Distress tidak berpengaruh terhadap Auditor

Switching.

Page 97: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

76

Variabel financial distress yang diukur menggunakan model

analisis kebangkrutan model zwijewski pada masing-masing perusahaan

menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,483 yang lebih besar dari

0,05 yang artinya H1 ditolak. Penelitian ini membuktikan bahwa

variabel financial distress tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor

switching pada perusahaan subsektor kimia, logam, keramik dan pakan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018.

H2: Audit Delay berpengaruh signifikan terhadap Auditor

Switching.

Variabel audit delay yang diukur dengan melihat jumlah hari

tanggal tutup buku perusahaan 31 Desember sampai dengan tanggal

laporan audit yang sudah diserahkan menunjukan bahwa nilai

signifikansi sebesar 0.009 lebih kecil dari 0,05 yang artinya H2 diterima

dan Ho ditolak. Penelitian ini membuktikan bahwa variabel audit delay

berpengaruh serta signifikan terhadap auditor switching pada perusahaan

subsektor kimia, logam, keramik dan pakan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2016-2018.

H3: Reputasi Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap

Auditor Switching.

Variabel reputasi auditor diukur dengan menggunakan variabel

dummy dengan kode 1 yang menandakan perusahaan tersebut diaudit

oleh KAP big four dan kode 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP

non big four yang menunjukan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,233

Page 98: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

77

lebih besar dari 0,05 yang artinya H3 ditolak. Penelitian ini membuktikan

bahwa variabel reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap

auditor switching pada perusahaan subsektor kimia, logam, keramik dan

pakan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018.

H4: Financial Distress, Audit Delay, dan Reputasi Auditor

berpengaruh secara simultan terhadap Auditor Switching.

Variabel financial distress, audit delay, dan reputasi auditor

menunjukkan nilai siginifikan sebesar 0,004 lebih kecil dari 0,05 dilihat

pada tabel IV.12 pada uji koefisien regresi, yang artinya H4 diterima dan

Ho ditolak. Penelitian ini membuktikan bahwa Variabel financial

distress, audit delay, dan reputasi auditor dapat berpengaruh secara

simultan terhadap penerimaan auditor switching pada perusahaan

subsektor kimia, logam, keramik dan pakan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2016-2018.

Secara keseluruhan, hasil pengujian hipotesis dapat disajikan pada

tabel berikut :

Tabel IV.15

Ringkasan Pengujian Hipotesis

Kode Hipotesis Hasil

H1 Financial distress berpengaruh signifikan

terhadap auditor switching. Ditolak

H2 Audit delay berpengaruh signifikan terhadap

auditor switching. Diterima

H3 Reputasi auditor berpengaruh signifikan

terhadap auditor switching. Ditolak

H4

Financial distressm audit delay, dan reputasi

auditor berpengaruh terhadap auditor

switching.

Diterima

Page 99: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

78

C. Pembahasan

Penelitian ini menggunakan 3 hipotesis untuk mengetahui pengaruh

financial distress, audit delay, dan reputasi auditor terhadap auditor

switching terhadap perusahaan subsektor kimia, logam, keramik dan pakan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018. Pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Financial Distress tidak berpengaruh signifikan terhadap Auditor

Switching

Financial distress menunjukkan nilai koefisien regresi positif

sebesar 0,195 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,483 dimana lebih

besar dari tingkat signifikansi α = 0,05. Dengan nilai signifikansi yang

lebih besar dari α = 0,05, menunjukkan bahwa variabel financil distress

tidak berpengaruh terhadap auditor switching, maka hasil penelitian ini

tidak mendukung hipotesis pertama dari penelitian ini.

Saat auditor melakukan tugasnya yaitu melakukan audit terhadap

laporan keuangan perusahaan, auditor diharapkan dapat memberikan

informasi yang sesuai dengan keadaan perusahaan dan memberikan

masukan atau peringatan awal kepada manajemen mengenai kondisi

keuangan perusahaa. Keadaan perusahaan yang sedang mengalami

defisit pada modal dan memiliki utang jangka pendek maupun utang

jangka panjang yang nominalnya besar, maka perusahaan akan

cenderung mengalami financial distress. Perusahaan yang sedang

mengalami financial distress cenderung tidak akan melakukan

Page 100: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

79

pergantian auditor atau auditor swithcing karena untuk menjaga

kepercayaan publik kepada perusahaan, sebab jika perusahaan

melakukan auditor switching maka akan menimbulkan anggapan yang

negatif sehingga kepercayaan publik terhadap perusahaan akan

berkurang.

Hasil ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yaitu (Darma

Yanti & Badera, 2018), (Faradila & Yahya, 2016) dan (Sari, Deviyanti,

& Kusumawardani, 2018) namun bertentangan dengan hasil penelitian

(Puspayanti & Suputra, 2018) dan (Dwiyanti & Sabeni, 2014).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financial distress atau

kesulitan keuangan bukan merupakan salah faktor penyebab perusahaan

melakukan auditor switching. Hal ini juga disebabkan independensi

KAP juga menjadi salah satu faktor yang dapat menjadi alasan bagi

perusahaan untuk tidak melakukan pergantian KAP meskipun

perusahaan dalam kondisi yang kurang baik. Selain itu pergantian KAP

juga dapat meningkatkan kesulitan keuangan dimungkinkan karena

biaya pemulaian audit terlalu mahal karena kantor akuntan publik harus

mendidik lagi auditor mereka untuk penugasan klien yang baru.

2. Audit Delay berpengaruh signifikan terhadap Auditor Switching

Audit delay menunjukkan nilai koefisien regresi positif sebesar

0,193 dengan tingkat signifikansi 0,009 dimana lebih kecil dari tingkat

signifikansi α = 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel audit delay

Page 101: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

80

berpengaruh terhadap auditor switching, maka hasil penelitian ini

mendukung hipotesis kedua dari penelitian ini.

Saat di perusahaan terjadi audit delay, perusahaan bisa saja akan

kehilangan para investor potensialnya karena laporan keuangan yang

mereka terbitkan terlambat dipublikasikan. Hal tersebut akan membuat

perusahaan akan melakukan audit switching.

Hasil ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yaitu (Sari,

Deviyanti, & Kusumawardani, 2018) dan (Darma Yanti & Badera,

2018) namun bertentangan dengan hasil penelitian (Ardianingsih, 2014)

Hal ini menunjukkan bahwa audit delay dijadikan sebagai salah satu

pertimbangan perusahaan untuk melakukan auditor switching.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa audit delay merupakan

salah satu faktor perusahaan untuk melakukan auditor switching.

Ketepatan waktu dalam mempubliskasikan laporan keuangan kepada

publik merupakan hal penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan,

sebab informasi keuangan yang terdapat di dalam laporan keuangan

dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor untuk menanamkan

dananya ke perusahaan tersebut. Apabila perusahaan terlambat

mempubliskasikan laporan keuangannya, makan bukan tidak mungkin

perusahaan akan kehilangan calon investornya oleh karena itu,

perusahaan tidak menginginkan mengalami keterlambatan dalam

mempubliskasikan laporan keuangan yang diakibatkan oleh audit delay

Page 102: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

81

sehingga pada tahu berikutnya perusahaan akan melakukan pergantian

auditor.

3. Reputasi Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap Auditor

Switching

Reputasi auditor menunjukkan nilai koefisien regresi negatif

sebesar -1,063 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,233 dimana lebih

besar dari tingkat signifikansi α = 0,05. Dengan nilai signifikansi yang

lebih besar dari α = 0,05, menunjukkan bahwa variabel reputasi auditor

tidak berpengaruh terhadap auditor switching, maka hasil penelitian ini

tidak mendukung hipotesis ketiga dari penelitian ini.

Dalam hasil penelitian ini sebagian besar auditor switching

dilakukan oleh KAP non big four dan sebagian kecilnya dilakukan oleh

KAP big four sehingga mengakibatkan perusahaan tidak melakukan

auditor switching.

Hasil ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yaitu (Astrini &

Muid, 2013) dan (Puspayanti & Suputra, 2018) namun bertentangan

dengan hasil penelitian (Karliana, Suzan, & Yudowati, 2017) dan

(Pawitri & Yadnyana, 2015)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa reputasi auditor bukan

merupakan salah faktor penyebab perusahaan melakukan auditor

switching.

Page 103: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

82

BAB V

PENUTUP

H. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh financial distress, audit delay

dan reputasi auditor terhadap auditor switching. Variabel dependen yang

digunakan adalah auditor switching, sedangkan variabel independen yang

digunakan financial distress, audit delay dan reputasi auditor. Analisis

dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik (logistic

regression) dengan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS)

versi 25. Data sampel perusahaan sebanyak 60 pengamatan perusahan

manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018.

Berdasarkan analisis penelitian yang dilakukan, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1) Financial distress terhadap auditor switching pada perusahan

manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan periode 2016-

2018 tidak berpengaruh yang berarti H1 ditolak. Hal ini ditunjukkan

oleh koefisien regresi X1 sebesar 0,195 dan nilai signifikasi adalah

0,483 yang artinya lebih besar dari signifikansi yaitu 0,05. yang berarti

financial distress negatif tidak berpengaruh terhadap auditor switching

pada perusahan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan

Page 104: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

83

periode 2016-2018. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financial

distress atau kesulitan keuangan bukan merupakan salah satu faktor

penyebab perusahan melakukan auditor switching. Hal ini disebabkan

independensi KAP juga menjadi salah satu faktor yang dapat menjadi

alasan bagi perusahaan untuk tidak melakukan pergantian KAP

meskipun perusahaan dalam kondisi yang kurang baik, karena jika

perusahaan sering melakukan pergantian auditor akan menimbulkan

tanggapan negatif dari pemegang saham dan kreditur. Selain itu

pergantian KAP juga dapat meningkatkan kesulitan keuangan

dimungkinkan karena biaya pemulaian (start-up) audit terlalu mahal

karena kantor akuntan publik harus mendidik lagi auditor mereka untuk

penugasan klien yang baru

2) Audit delay terhadap auditor switching pada perusahan manufaktur

subsektor kimia, logam, keramik dan pakan periode 2016-2018

berpengaruh yang berarti H2 diterima. Hal ini ditunjukkan oleh

koefisien regresi X2 sebesar 0,193 dan nilai signifikasi 0,009 yang lebih

kecil dari 0,05 yang berarti audit delay berpengaruh terhadap auditor

switching pada perusahan manufaktur subsektor kimia, logam, keramik

dan pakanperiode 2016-2018. Hasil ini menunjukan bahwa audit delay

dapat menjadi salah satu faktor terjadinya voluntary auditor switching

karena dapat dimungkinkan perusahaan akan mengganti Kantor

Akuntan Publik (KAP) jika laporan keuangan perusahaan telat

dilaporkan ke pasar modal karena dianggap dapat merugikan citra

Page 105: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

84

perusahaan tersebut dan memberikan kesan negatif di pasar modal.

Audit delay memberikan informasi yang berguna bagi pengguna

menggenai durasi yang dibutuhkan auditor dalam mengaudit laporan

keuangan suatu perusahaan yang dapat membantu dalam pengambilan

keputusan khususnya para investor. Secara umum, perusahaan

menginginkan laporan keuangannya selesai dengan waktu yang cepat,

karena dengan durasi waktu yang cepat perusahaan dapat meningkatkan

kredibilitas perusahaan dan mampu menarik minat para investor untuk

berinvestasi

3) Reputasi auditor terhadap auditor switching pada pada perusahan

manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan periode 2016-

2018 tidak berpengaruh yang berarti H3 ditolak. Hal ini ditunjukkan

oleh koefisien regresi X3 sebesar -1,063 dan nilai signifikasi 0,233 yang

lebih besar dari 0,05 yang berarti reputasi auditor tidak berpengaruh

terhadap auditor switching pada perusahaan pada pada perusahan

manufaktur subsektor kimia, logam, keramik dan pakan periode 2016-

2018. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa reputasi auditor bukan

merupakan salah satu faktor yang mendorong perusahaan untuk

melakuakan voluntary auditor switching, karena perusahaan cenderung

akan mempertahankan auditor yang telah ada karena auditor tersebut

telah memahami kondisi perusahaan dengan baik dan mempertahankan

reputasinya jika perusahaan tetap menggunakan jasa dari auditor yang

lama. Selain itu, jika perusahaan melakukan pergantian auditor dapat

Page 106: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

85

menyebabkan reputasi perusahaan dan kepercayaan di mata para

shareholders -nya menurun. Karena itu pihak manajemen memilih

untuk tetap mempertahankan penggunaan jasa auditor lama untuk

mempertahankan reputasi perusahaan dan kepercayaan di mata para

shareholders -nya.

I. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Implikasi berdasarkan penelitian ini yaitu pergantian auditor tidak

hanya dilakukan berdasarkan peraturan pemerintah yang mewajibkannya

tetapi juga dilakukan secara suka rela (voluntary) diluar peraturan

pemerintah yang mewajibkan. Financial distress, audit delay dan

reputasi auditor dianggap menjadi salah satu faktor yang menyebabkan

pergantian auditor (auditor switching). Dalam penelitian ini

membuktikan financial distress dan reputasi auditor tidak mempengaruhi

pergantian auditor (auditor switching) sedangkan audit delay

mempengaruhi pergantian auditor (auditor switching).

2. Implikasi Manajerial

Dengan adanya penelitian ini diharapkan KAP dapat memahami

gambaran mengenai alasan-alasan dibalik terjadinya pergantian auditor

(auditor switiching) yang dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat

dijadikan masukan dalam menghadapi persaingan global.

3. Implikasi Metodologi

Page 107: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

86

Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik (logistic

regression) dengan program Statistical Package for Social Sciences

(SPSS) versi 25 untuk menganalisis pengaruh variabel financial distress,

audit delay dan reputasi auditor terhadap auditor switching dengan

populasi sebanyak 36 perusahaan, jumlah sampel 20 perusahaan dan

jumlah data pengamatan sebanyak 60.

J. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan penelitian dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya tiga jenis perusahaan

manufaktur saja yaitu subsektor kimia, logam, keramik dan pakan,

sehingga tidak dapat memberikan hasil temuan untuk seluruh perusahaan

go public yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

2. Periode penelitian ini hanya 3 tahun yaitu dari 2016 sampai dengan 2018,

periode yang terbatas tersebut tentunya mempengaruhi hasil pengujian

penelitian ini.

3. Besarnya nilai koefisien determinasi hanya sebesar 32,2% sehingga

kurang dapat menjelaskan variabilitas variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabel independen.

K. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian tersebut, adapun beberapa

saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu :

Page 108: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

87

1. Periode selanjutnya dapat memperluas objek penelitian yang digunakan,

tidak hanya pada perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam,

keramik dan pakan. Objek penelitian dapat menambahkan objek

perusahaan seluruh manufaktur, perusahaan perbankan, property dan

real setate maupun yang lainnya.

2. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk menambahkan beberapa

variabel lainnya yang diduga mempengaruhi auditor switching baik dari

faktor internal maupun faktor eksternal.

3. Periode penelitian sebaiknya menggunakan rentan waktu yang lebih

panjang agar memperoleh hasil yang lebih baik.

4. Financial distress, Audit Delay dan Reputasi Auditor memperngaruhi

Auditor Swtihing pada perusahaan manufaktur subsektor kimia, logam,

keramik dan pakan periode 2016-2018 hanya sebesar 32,2 % dan sisanya

67,8% di pengaruhi oleh faktor lainnya diluar penelitian ini. Untuk itu

perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi auditor switching, misalnya Ukuran KAP, Ukuran

Perusahaan, Opini Audit dan sebagainya.

Page 109: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

DAFTAR PUSTAKA

Agoes S, Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntansi oleh Akuntan

Publik (Edisi 5-Buku 1). Jakarta: Selemba Empat. 2017.

Anggradewi, A. M., dan Haryanto (2014). Analisis Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Audit Delay. Diponegoro Journal Of Accounting.

Ardianiningsih A, Audit Laporan Keuangan. Pekalongan: Bumi Aksara. 2017.

Astrini, N. R., dan Muid D (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Voluntary. Diponegoro

Journal Of Accounting.

Darma Yanti, N. M., dan Badera I. N (2018). Pengaruh Financial Distress dan

Audit Delay Pada Voluntary Auditor Switching dengan Opini Audit

Sebagai Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

Darsono, dan Ashari, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.

Semarang: Andi Yogyakarta. 2004.

Diana S. R, Analisis Laporan Keuangan dan Aplikasinya. Jakarta: In Media.

2018.

Dwiyanti R. E., dan Sabeni A (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor

Switching Secara Voluntary. Diponegoro Journal Of Accounting.

Faradila, Yuka, dan M Rizal Yahya (2017). “Pengaruh Opini Audit, Financial

Distress, Dan Pertumbuhan Perusahaan Klien Terhadap Auditor

Switching (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2010-2014).” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi

Akuntansi (Jimeka).

Karliana, Danela Rosa, Leny Suzan, Dan Siska Priyandani Yudowati (2017).

“Pengaruh Opini Audit, Reputasi Auditor Dan Audit Fee Terhadap

Auditor Switching (Studi Pada Perusahaan Sektor Infrasrtuktur, Utilitas,

Dan Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-

2015) ”.

Pawitri, Ni Made Puspa, Dan Ketut Yadnyana (2015). “Pengaruh Audit Delay,

Opini Audit, Reputasi Auditor Dan Pergantian Manajemen pada

Voluntary Auditor Switching. ” E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

Page 110: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

Peter, dan Yoseph. (2011)."Analisis Kebangkrutan Dengan Metode Z-Score

Altman,Springate Dan Zmijewski Pada Pt. Indofood Sukses Makmur Tbk

Periode 2005 – 2009". Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi.

Salinan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/Pmk.01/2008. (2008, Februari

5). Dipetik 10 10, 2019, dari Salinan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

17/PMK.01/2008: http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2008/17~PMK.01~2008Per.HTM

Sari A. K., Deviyanti D. R., & Kusumawardani, A. (2018). Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Voluntary Auditor Switching Pada Perusahaan Yang

Terdaftar Di Bei Periode 2010-2015. http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/AKUNTABEL

Syahrial D., & Purba D, Analisis Laporan Keuangan Cara Mudah & Praktis

Memahami Laporan Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media. 2013.

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

Kombinasi, dan R&D. Yogyakarta: Alfabeta Bandung. 2017.

Sujarweni W, Metodologi Penelitian. Yogyakarta. 2014.

Tantama H. (2018). Pengaruh Audit Tenure, Profitabilitas, Solvabilitas, Dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Pada

Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013–2017). Skripsi Fakultas

Ekonomi Bisnis Universitas Buddhi Dharma, Tangerang.

Verdiana K. A., & Utama I. K. (2013). Pengaruh Reputasi Auditor, Disclosure,

Audit Client Tenure Pada Kemungkinan Pengungkapan Opini Audit Going

Concern. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

Wijaya, E., & Rasmini, N. (2015). Pengaruh Audit Fee, Opini Going Concern,

Financial Distress, Ukuran Perusahaan, Ukuran Kap Pada Pergantian

Auditor. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

http://web.idx.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/profilperusahaantercatat.aspx

Page 111: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi

Nama : Albertto Santos

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 08 Juni 1997

Jenis Kelamin : Laki - Laki

No. Telp : 081315652728

Agama : Buddha

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Kp. Sewan Lebak Wangi Rt 006/004 Tangerang

Email : [email protected]

IPK : 3,25

Riwayat Pendidikan

Sekolah Dasar : SD Ariya Metta

Sekolah Menengah Pertama : SMP Ariya Metta

Sekolah Menengah Keatas : SMK Ariya Metta

Perguruan Tinggi : Universitas Buddhi Dharma

Riwayat Pekerjaan

PT. Asia PolyPlas Industri sebagai Staf Finance dari 2015-sekarang

Tangerang, 20 Desember 2019

Penulis

(Albertto Santos)

Page 112: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

SURAT IZIN SURVEI & RISET

No.SISR-11035/ICaMEL/02-2020

Menunjuk surat nomor 056/FB-III/KP- KM.10/12/2019 tanggal 23 Desember 2019 perihal

permohonan izin penelitian bagi Mahasiswa Universitas Buddhi Dharma bersama ini kami

memberikan izin mengakses dan menggunakan data-data pasar modal yang tersimpan di

perusahaan kami untuk keperluan riset dan penyusunan Skripsi kepada peneliti di bawah

ini:

Nama Pemohon : Albertto Santos

Nomor Pokok : 20160100007

Jurusan/Prog.Studi : S1 AKUNTANSI

Judul Skripsi : Pengaruh Financial Ditress, Audit Delay dan Reputasi Auditor Terhadap

Auditor Switching (Studi Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur

Subsektor Kimia, Logam, Keramik dan Pakan yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2016-2018 )

Demikian surat izin ini dikeluarkan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 14 Februari 2020

PT Indonesian Capital Market Electronic Library

Hery Mulyawan Head of Data Services

Page 113: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

Lampiran 1

Hasil Perhitungan Variabel Auditor Switching tahun 2016-2018

NO KODE TAHUN AUDITOR

SWITCHING(KODE) NAMA AUDITOR

1 AGII 2016 0 Hadori Sugiarto & Rekan

2 AGII 2017 0 Hadori Sugiarto & Rekan

3 AGII 2018 1 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan

4 ALKA 2016 0 JOHANNES JUARA & REKAN

5 ALKA 2017 0 JOHANNES JUARA & REKAN

6 ALKA 2018 1 ANWAR & REKAN

7 ALMI 2016 0 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad, Suharli & Rekan

8 ALMI 2017 1 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan

9 ALMI 2018 0 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan

10 BTON 2016 0 Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar, & Rekan

11 BTON 2017 0 Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar, & Rekan

12 BTON 2018 1 Hadori Sugiarto Adi & Rekan

13 DPNS 2016 0 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad, Suharli & Rekan

14 DPNS 2017 0 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan

15 DPNS 2018 0 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan

16 EKAD 2016 0 HENDRAWINATA EDDY SIDDHARTA & TANZIL

17 EKAD 2017 1 Kanaka Puradiredja, Suhartono

18 EKAD 2018 0 Kanaka Puradiredja, Suhartono

19 INCI 2016 0 HENDRAWINATA EDDY SIDDHARTA & TANZIL

20 INCI 2017 1 Kanaka Puradiredja, Suhartono

21 INCI 2018 1 ARMAN EDDY FERDINAND & REKAN

22 KIAS 2016 1 Siddharta Widjaja & Rekan

23 KIAS 2017 0 Siddharta Widjaja & Rekan

24 KIAS 2018 0 Siddharta Widjaja & Rekan

25 MAIN 2016 0 ANWAR & REKAN

26 MAIN 2017 1 TANUDIREDEJA, WIBISANA, RINTIS & REKAN

27 MAIN 2018 0 TANUDIREDEJA, WIBISANA, RINTIS & REKAN

28 MLIA 2016 1 SATRIO BING ENY & REKAN

29 MLIA 2017 0 SATRIO BING ENY & REKAN

30 MLIA 2018 0 SATRIO BING ENY & REKAN

31 PICO 2016 1 HERMAN DODY TANUMIHARDJA & REKAN

32 PICO 2017 0 HERMAN DODY TANUMIHARDJA & REKAN

33 PICO 2018 0 HERMAN DODY TANUMIHARDJA & REKAN

34 SRSN 2016 0 Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar, & Rekan

Page 114: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

35 SRSN 2017 0 Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar, & Rekan

36 SRSN 2018 0 Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar, & Rekan

37 GDST 2016 0 Hadori Sugiarto Adi & Rekan

38 GDST 2017 0 Hadori Sugiarto Adi & Rekan

39 GDST 2018 0 Hadori Sugiarto Adi & Rekan

40 LION 2016 0 KOSASIH, NURDIYAMAN, MULYADI, TJAHJO & REKAN

41 LION 2017 0 KOSASIH, NURDIYAMAN, MULYADI, TJAHJO & REKAN

42 LION 2018 0 KOSASIH, NURDIYAMAN, MULYADI, TJAHJO & REKAN

43 LMSH 2016 0 KOSASIH, NURDIYAMAN, MULYADI, TJAHJO & REKAN

44 LMSH 2017 0 KOSASIH, NURDIYAMAN, MULYADI, TJAHJO & REKAN

45 LMSH 2018 0 KOSASIH, NURDIYAMAN, MULYADI, TJAHJO & REKAN

46 AMFG 2016 0 Siddharta Widjaja & Rekan

47 AMFG 2017 0 Siddharta Widjaja & Rekan

48 AMFG 2018 0 Siddharta Widjaja & Rekan

49 ARNA 2016 0 Purwanto, Sungkoro & Surja

50 ARNA 2017 0 Purwanto, Sungkoro & Surja

51 ARNA 2018 0 Purwanto, Sungkoro & Surja

52 CPIN 2016 0 Purwanto, Sungkoro & Surja

53 CPIN 2017 0 Purwanto, Sungkoro & Surja

54 CPIN 2018 0 Purwanto, Sungkoro & Surja

55 TOTO 2016 0 Purwanto, Sungkoro & Surja

56 TOTO 2017 0 Purwanto, Sungkoro & Surja

57 TOTO 2018 0 Purwanto, Sungkoro & Surja

58 SIPD 2016 0 TANUBRATA SUTANTO FAHMI BAMBANG & REKAN

59 SIPD 2017 0 TANUBRATA SUTANTO FAHMI BAMBANG & REKAN

60 SIPD 2018 0 TANUBRATA SUTANTO FAHMI BAMBANG & REKAN

Page 115: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

Lampiran 2

Hasil Perhitungan Variabel Financial Distress tahun 2016-2018

NO KODE TAHUN DISTRESS

1 AGII 2016 -1,432757834

2 AGII 2017 -1,729483349

3 AGII 2018 -1,381328624

4 ALKA 2016 -1,170071016

5 ALKA 2017 -0,298217877

6 ALKA 2018 0,351518876

7 ALMI 2016 0,536694208

8 ALMI 2017 0,471312367

9 ALMI 2018 0,714988729

10 BTON 2016 -3,079913918

11 BTON 2017 -3,70420303

12 BTON 2018 -4,001907263

13 DPNS 2016 -3,88016209

14 DPNS 2017 -3,674276874

15 DPNS 2018 -3,675094737

16 EKAD 2016 -4,003837136

17 EKAD 2017 -3,790151119

18 EKAD 2018 -3,851060965

19 INCI 2016 -3,928822713

20 INCI 2017 -3,901251479

21 INCI 2018 -3,46383161

22 KIAS 2016 -2,660523624

23 KIAS 2017 -2,996052535

24 KIAS 2018 -2,93343503

25 MAIN 2016 -1,520095143

26 MAIN 2017 -1,032055477

27 MAIN 2018 -1,51981792

28 MLIA 2016 0,200827993

29 MLIA 2017 -0,572633402

30 MLIA 2018 -1,192527243

31 PICO 2016 -1,075254808

32 PICO 2017 -0,945593114

33 PICO 2018 -0,68985657

34 SRSN 2016 -1,871920275

Page 116: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

35 SRSN 2017 -2,358990823

36 SRSN 2018 -2,829082833

37 GDST 2016 -2,489927337

38 GDST 2017 -2,331988507

39 GDST 2018 -2,088653095

40 LION 2016 -2,803411576

41 LION 2017 -2,454965238

42 LION 2018 -2,599347202

43 LMSH 2016 -2,890693403

44 LMSH 2017 -3,56364322

45 LMSH 2018 -3,428701872

46 AMFG 2016 -2,54781341

47 AMFG 2017 -1,863104919

48 AMFG 2018 -1,039751416

49 ARNA 2016 -2,373690354

50 ARNA 2017 -2,61401127

51 ARNA 2018 -2,819244375

52 CPIN 2016 -2,356119167

53 CPIN 2017 -2,717389404

54 CPIN 2018 -3,350956903

55 TOTO 2016 -2,267423938

56 TOTO 2017 -3,596562676

57 TOTO 2018 -2,946511361

58 SIPD 2016 -1,165882364

59 SIPD 2017 0,094880334

60 SIPD 2018 -0,847440999

Page 117: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

Perhitungan Financial Distress X₁ = Return On Asset atau Return On Investment

NO KODE TAHUN LABA SETELAH PAJAK TOTAL ASET X1

1 AGII 2016 64.287.000.000

5.847.722.000.000

0,010994 0,049471

2 AGII 2017 97.598.000.000

6.403.543.000.000

0,015241 0,068586

3 AGII 2018 114.374.000.000

6.647.755.000.000

0,017205 0,077422

4 ALKA 2016 516.167.000

136.618.855.000

0,003778 0,017002

5 ALKA 2017 15.406.256.000

305.208.703.000

0,050478 0,22715

6 ALKA 2018 22.943.498.000

648.968.295.000

0,035354 0,159092

7 ALMI 2016 (99.931.854.409)

2.153.030.503.531

-0,04641 -0,20887

8 ALMI 2017 8.446.455.684

2.376.281.796.928

0,003554 0,015995

9 ALMI 2018 6.544.635.062

2.781.666.374.017

0,002353 0,010587

10 BTON 2016 (5.974.737.984)

177.290.628.918

-0,0337 -0,15165

11 BTON 2017 11.370.927.212

183.501.650.442

0,061966 0,278849

12 BTON 2018 27.812.712.161

217.362.960.011

0,127955 0,575798

13 DPNS 2016 10.009.391.103

296.129.565.784

0,033801 0,152103

14 DPNS 2017 5.963.420.071

308.491.173.960

0,019331 0,086989

15 DPNS 2018 9.380.137.352

322.185.012.261

0,029114 0,131014

16 EKAD 2016 90.685.821.530

702.508.630.708

0,129089 0,580898

17 EKAD 2017 76.195.665.729

796.767.646.172

0,095631 0,430339

18 EKAD 2018 74.045.187.763

853.267.454.400

0,086778 0,390503

19 INCI 2016 9.988.836.259

269.351.381.344

0,037085 0,166882

20 INCI 2017 16.554.272.131

303.788.390.330

0,054493 0,245217

21 INCI 2018 16.675.673.703

391.362.697.956

0,042609 0,191742

22 KIAS 2016 -0,13578 -0,61099

Page 118: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

(252.499.070.120) 1.859.669.927.962

23 KIAS 2017 (85.300.976.555)

1.767.603.505.697

-0,04826 -0,21716

24 KIAS 2018 (79.206.468.705)

1.704.424.579.208

-0,04647 -0,20912

25 MAIN 2016 211.960.537.000

3.919.764.494.000

0,054075 0,243337

26 MAIN 2017 42.943.995.000

4.072.245.477.000

0,010546 0,047455

27 MAIN 2018 284.246.878.000

4.335.844.455.000

0,065557 0,295008

28 MLIA 2016 9.039.563.000

7.723.578.677.000

0,00117 0,005267

29 MLIA 2017 47.534.072.000

5.186.685.608.000

0,009165 0,041241

30 MLIA 2018 189.082.238.000

5.263.726.099.000

0,035922 0,161648

31 PICO 2016 13.753.451.941

638.566.761.462

0,021538 0,096921

32 PICO 2017 20.189.516.036

720.238.957.745

0,028032 0,126143

33 PICO 2018 15.730.408.346

852.932.442.585

0,018443 0,082992

34 SRSN 2016 11.056.051.000

717.149.704.000

0,015417 0,069375

35 SRSN 2017 17.698.567.000

652.726.454.000

0,027115 0,122017

36 SRSN 2018 38.735.092.000

686.777.211.000

0,056401 0,253806

37 GDST 2016 31.704.557.018

1.257.609.869.910

0,02521 0,113446

38 GDST 2017 (5.462.096.177)

1.286.954.720.465

-0,00424 -0,0191

39 GDST 2018 (87.798.857.709)

1.351.861.756.994

-0,06495 -0,29226

40 LION 2016 42.345.417.055

685.812.995.987

0,061745 0,277852

41 LION 2017 9.282.943.009

681.937.947.736

0,013613 0,061257

42 LION 2018 14.679.673.993

696.192.628.101

0,021086 0,094885

43 LMSH 2016 6.252.814.811

162.828.169.250

0,038401 0,172806

44 LMSH 2017 12.967.113.850

161.163.426.840

0,080459 0,362067

45 LMSH 2018 0,018039 0,081175

Page 119: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

2.886.727.390 160.027.280.153

46 AMFG 2016 260.444.000.000

5.504.890.000.000

0,047311 0,212901

47 AMFG 2017 38.569.000.000

6.267.816.000.000

0,006153 0,027691

48 AMFG 2018 6.596.000.000

8.432.632.000.000

0,000782 0,00352

49 ARNA 2016 91.375.910.975

1.543.216.299.146

0,059211 0,266451

50 ARNA 2017 122.183.909.643

1.601.346.561.573

0,076301 0,343353

51 ARNA 2018 158.207.798.602

1.652.905.985.730

0,095715 0,430717

52 CPIN 2016 2.225.402.000.000

24.204.994.000.000

0,09194 0,413729

53 CPIN 2017 2.496.787.000.000

24.522.593.000.000

0,101816 0,458171

54 CPIN 2018 4.551.485.000.000

27.645.118.000.000

0,16464 0,740879

55 TOTO 2016 168.564.583.718

2.581.440.938.262

0,065299 0,293844

56 TOTO 2017 278.935.804.544

2.826.490.815.501

0,098686 0,444088

57 TOTO 2018 346.692.796.102

2.897.119.790.044

0,119668 0,538506

58 SIPD 2016 13.049.000.000

2.567.211.193.259

0,005083 0,022873

59 SIPD 2017 (354.925.000.000)

2.239.699.000.000

-0,15847 -0,71311

60 SIPD 2018 25.934.000.000

2.187.879.000.000

0,011853 0,053341

Page 120: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

Perhitungan Financial Distress X₂ = Debt Ratio

NO KODE TAHUN TOTAL HUTANG TOTAL ASET X2

1 AGII 2016 2.996.929.000.000

5.847.722.000.000

0,512495 2,921222

2 AGII 2017 2.971.605.000.000

6.403.543.000.000

0,464056 2,645121

3 AGII 2018 3.499.963.000.000

6.647.755.000.000

0,526488 3,000981

4 ALKA 2016 75.514.424.000

136.618.855.000

0,552738 3,150606

5 ALKA 2017 226.717.826.000

305.208.703.000

0,742829 4,234124

6 ALKA 2018 548.236.812.000

648.968.295.000

0,844782 4,815258

7 ALMI 2016 1.749.336.161.470

2.153.030.503.531

0,812499 4,631247

8 ALMI 2017 1.997.411.244.539

2.376.281.796.928

0,840562 4,791201

9 ALMI 2018 2.454.465.678.087

2.781.666.374.017

0,882372 5,029523

10 BTON 2016 33.757.198.849

177.290.628.918

0,190406 1,085314

11 BTON 2017 28.862.718.117

183.501.650.442

0,157289 0,896545

12 BTON 2018 34.207.731.081

217.362.960.011

0,157376 0,897044

13 DPNS 2016 32.865.162.199

296.129.565.784

0,110982 0,6326

14 DPNS 2017 40.655.786.593

308.491.173.960

0,131789 0,751198

15 DPNS 2018 44.476.413.260

322.185.012.261

0,138046 0,786863

16 EKAD 2016 110.503.822.983

702.508.630.708

0,157299 0,896604

17 EKAD 2017 133.949.920.707

796.767.646.172

0,168117 0,958265

18 EKAD 2018 128.684.953.153

853.267.454.400

0,150814 0,859642

19 INCI 2016 26.524.918.593

269.351.381.344

0,098477 0,561319

20 INCI 2017 35.408.565.186

303.788.390.330

0,116557 0,664373

21 INCI 2018 71.410.278.158

391.362.697.956

0,182466 1,040055

22 KIAS 2016 339.639.855.817

1.859.669.927.962

0,182634 1,041017

Page 121: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

23 KIAS 2017 340.873.208.857

1.767.603.505.697

0,192845 1,099216

24 KIAS 2018 349.587.345.823

1.704.424.579.208

0,205106 1,169103

25 MAIN 2016 2.082.189.069.000

3.919.764.494.000

0,531203 3,027855

26 MAIN 2017 2.371.092.779.000

4.072.245.477.000

0,582257 3,318864

27 MAIN 2018 2.344.198.361.000

4.335.844.455.000

0,540656 3,081737

28 MLIA 2016 6.110.478.983.000

7.723.578.677.000

0,791146 4,509533

29 MLIA 2017 3.432.390.525.000

5.186.685.608.000

0,66177 3,772086

30 MLIA 2018 3.022.358.125.000

5.263.726.099.000

0,574186 3,272861

31 PICO 2016 372.723.897.214

638.566.761.462

0,583688 3,327023

32 PICO 2017 440.555.207.507

720.238.957.745

0,611679 3,486572

33 PICO 2018 553.371.264.957

852.932.442.585

0,648787 3,698084

34 SRSN 2016 315.096.071.000

717.149.704.000

0,439373 2,504425

35 SRSN 2017 237.220.555.000

652.726.454.000

0,36343 2,071553

36 SRSN 2018 208.989.195.000

686.777.211.000

0,304304 1,734534

37 GDST 2016 425.486.909.790

1.257.609.869.910

0,33833 1,92848

38 GDST 2017 441.675.308.289

1.286.954.720.465

0,343194 1,956207

39 GDST 2018 455.885.354.596

1.351.861.756.994

0,337228 1,922198

40 LION 2016 215.209.902.816

685.812.995.987

0,313803 1,788675

41 LION 2017 229.630.859.719

681.937.947.736

0,336733 1,919377

42 LION 2018 221.022.066.026

696.192.628.101

0,317473 1,809594

43 LMSH 2016 45.511.700.128

162.828.169.250

0,279508 1,593193

44 LMSH 2017 31.541.423.763

161.163.426.840

0,195711 1,115552

45 LMSH 2018 27.335.071.863

160.027.280.153

0,170815 0,973646

Page 122: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

46 AMFG 2016 1.905.626.000.000

5.504.890.000.000

0,34617 1,973167

47 AMFG 2017 2.718.939.000.000

6.267.816.000.000

0,433794 2,472624

48 AMFG 2018 4.835.966.000.000

8.432.632.000.000

0,573482 3,26885

49 ARNA 2016 595.128.097.887

1.543.216.299.146

0,385641 2,198156

50 ARNA 2017 571.946.769.034

1.601.346.561.573

0,357166 2,035847

51 ARNA 2018 556.309.556.626

1.652.905.985.730

0,336565 1,918418

52 CPIN 2016 10.047.751.000.000

24.204.994.000.000

0,415111 2,366131

53 CPIN 2017 8.819.768.000.000

24.522.593.000.000

0,359659 2,050056

54 CPIN 2018 8.253.944.000.000

27.645.118.000.000

0,298568 1,701837

55 TOTO 2016 1.057.566.418.720

2.581.440.938.262

0,409681 2,33518

56 TOTO 2017 573.582.902.438

2.826.490.815.501

0,202931 1,156707

57 TOTO 2018 967.642.637.307

2.897.119.790.044

0,334002 1,903809

58 SIPD 2016 1.424.380.421.256

2.567.211.193.259

0,554836 3,162563

59 SIPD 2017 1.448.387.000.000

2.239.699.000.000

0,646688 3,686123

60 SIPD 2018 1.347.391.000.000

2.187.879.000.000

0,615843 3,510308

Page 123: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

Perhitungan Financial Distress X₃ = Current Ratio

NO KODE TAHUN AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN LANCAR X3

1 AGII 2016

1.479.828.000.000

1.312.711.000.000 1,127307 0,004509

2 AGII 2017

1.526.964.000.000

1.014.745.000.000 1,504776 0,006019

3 AGII 2018

1.585.943.000.000

1.297.840.000.000 1,221987 0,004888

4 ALKA 2016

58.323.930.000

63.472.099.000 0,918891 0,003676

5 ALKA 2017

277.157.394.000

213.515.571.000 1,298066 0,005192

6 ALKA 2018

622.859.287.000

536.128.557.000 1,161772 0,004647

7 ALMI 2016

1.424.711.407.181

1.667.249.369.925 0,854528 0,003418

8 ALMI 2017

1.701.281.476.100

1.747.767.173.359 0,973403 0,003894

9 ALMI 2018

2.115.994.105.157

2.144.650.311.300 0,986638 0,003947

10 BTON 2016

128.801.476.086

30.523.107.064 4,219802 0,016879

11 BTON 2017

138.161.399.969

25.235.541.036 5,474874 0,021899

12 BTON 2018

176.074.193.688

30.419.618.514 5,788179 0,023153

13 DPNS 2016

174.907.377.454

11.533.925.524 15,1646 0,060658

14 DPNS 2017

181.198.774.207

18.832.789.797 9,621452 0,038486

15 DPNS 2018

192.296.998.181

24.857.084.132 7,736104 0,030944

16 EKAD 2016

337.644.083.636

69.110.450.442 4,885572 0,019542

17 EKAD 2017

413.617.087.456

91.524.721.725 4,519184 0,018077

18 EKAD 2018

461.472.621.715

91.381.683.504 5,049947 0,0202

19 INCI 2016

118.743.367.562

20.420.038.273 5,815041 0,02326

20 INCI 2017

145.540.638.781

28.527.518.002 5,101763 0,020407

21 INCI 2018

191.492.982.970

63.071.077.029 3,036146 0,012145

22 KIAS 2016

519.660.973.376

165.847.701.694 3,133363 0,012533

Page 124: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

23 KIAS 2017

527.456.425.373

169.750.005.433 3,107254 0,012429

24 KIAS 2018

560.456.340.708

192.300.522.743 2,914482 0,011658

25 MAIN 2016

1.598.255.029.000

1.385.790.005.000 1,153317 0,004613

26 MAIN 2017

1.615.811.987.000

1.865.529.073.000 0,866141 0,003465

27 MAIN 2018

1.882.512.184.000

1.150.319.584.000 1,636512 0,006546

28 MLIA 2016

1.589.944.730.000

1.849.891.122.000 0,85948 0,003438

29 MLIA 2017

1.261.014.750.000

1.449.898.887.000 0,869726 0,003479

30 MLIA 2018

1.151.925.372.000

1.232.040.043.000 0,934974 0,00374

31 PICO 2016

396.400.172.713

296.005.361.843 1,339166 0,005357

32 PICO 2017

487.491.234.444

323.802.228.719 1,505522 0,006022

33 PICO 2018

508.708.851.191

411.184.672.224 1,237179 0,004949

34 SRSN 2016

481.542.567.000

276.341.289.000 1,742565 0,00697

35 SRSN 2017

422.532.126.000

198.217.020.000 2,131664 0,008527

36 SRSN 2018

448.247.260.000

182.749.220.000 2,4528 0,009811

37 GDST 2016

467.637.658.247

377.013.051.111 1,240375 0,004962

38 GDST 2017

514.360.755.111

282.074.517.432 1,823492 0,007294

39 GDST 2018

297.658.998.332

382.679.320.708 0,777829 0,003111

40 LION 2016

542.813.854.009

152.533.565.561 3,558652 0,014235

41 LION 2017

503.156.333.673

153.806.819.548 3,271353 0,013085

42 LION 2018

516.186.639.128

146.900.045.005 3,513863 0,014055

43 LMSH 2016

98.274.709.046

35.476.763.264 2,770115 0,01108

44 LMSH 2017

89.570.023.525

20.918.453.456 4,281866 0,017127

45 LMSH 2018

91.588.263.964

17.303.304.955 5,293108 0,021172

Page 125: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

46 AMFG 2016

1.787.723.000.000

885.086.000.000 2,01983 0,008079

47 AMFG 2017

2.003.321.000.000

996.903.000.000 2,009545 0,008038

48 AMFG 2018

2.208.918.000.000

1.738.904.000.000 1,270293 0,005081

49 ARNA 2016

642.892.045.913

476.631.150.852 1,348825 0,005395

50 ARNA 2017

740.190.524.246

455.152.838.360 1,626246 0,006505

51 ARNA 2018

827.587.984.112

476.647.908.156 1,736267 0,006945

52 CPIN 2016

11.823.266.000.000

5.550.257.000.000 2,13022 0,008521

53 CPIN 2017

11.730.468.000.000

5.059.551.000.000 2,31848 0,009274

54 CPIN 2018

14.097.959.000.000

4.732.868.000.000 2,978735 0,011915

55 TOTO 2016

1.290.208.433.386

589.149.809.544 2,18995 0,00876

56 TOTO 2017

1.316.631.634.008

573.582.902.438 2,295451 0,009182

57 TOTO 2018

1.339.048.037.127

453.374.610.070 2,953514 0,011814

58 SIPD 2016

1.498.157.000.000

1.075.375.000.000 1,393148 0,005573

59 SIPD 2017

1.168.670.000.000

1.072.809.000.000 1,089355 0,004357

60 SIPD 2018

1.154.203.000.000

1.047.350.000.000 1,102022 0,004408

Page 126: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

Lampiran 3

Hasil Perhitungan Variabel Audit Delay tahun 2016-2018

NO KODE TAHUN TANGGAL TUTUP

LAPORAN TANGGAL

LAPOR AUDIT DELAY

1 AGII 2016 31/12/2016 01/03/2017 60

2 AGII 2017 31/12/2017 26/03/2018 85

3 AGII 2018 31/12/2018 28/03/2019 87

4 ALKA 2016 31/12/2016 27/03/2017 86

5 ALKA 2017 31/12/2017 27/03/2018 86

6 ALKA 2018 31/12/2018 27/03/2019 86

7 ALMI 2016 31/12/2016 27/03/2017 86

8 ALMI 2017 31/12/2017 23/03/2018 82

9 ALMI 2018 31/12/2018 20/03/2019 79

10 BTON 2016 31/12/2016 23/03/2017 82

11 BTON 2017 31/12/2017 22/03/2018 81

12 BTON 2018 31/12/2018 11/04/2019 101

13 DPNS 2016 31/12/2016 20/03/2017 79

14 DPNS 2017 31/12/2017 20/03/2018 79

15 DPNS 2018 31/12/2018 20/03/2019 79

16 EKAD 2016 31/12/2016 17/03/2017 76

17 EKAD 2017 31/12/2017 23/03/2018 82

18 EKAD 2018 31/12/2018 15/03/2019 74

19 INCI 2016 31/12/2016 24/03/2017 83

20 INCI 2017 31/12/2017 26/03/2018 85

21 INCI 2018 31/12/2018 25/03/2019 84

22 KIAS 2016 31/12/2016 30/03/2017 89

23 KIAS 2017 31/12/2017 28/03/2018 87

24 KIAS 2018 31/12/2018 28/03/2019 87

25 MAIN 2016 31/12/2016 29/03/2017 88

26 MAIN 2017 31/12/2017 09/04/2018 99

27 MAIN 2018 31/12/2018 29/03/2019 88

28 MLIA 2016 31/12/2016 27/03/2017 86

29 MLIA 2017 31/12/2017 09/03/2018 68

30 MLIA 2018 31/12/2018 22/03/2019 81

31 PICO 2016 31/12/2016 29/03/2017 88

32 PICO 2017 31/12/2017 02/03/2018 61

33 PICO 2018 31/12/2018 20/03/2019 79

34 SRSN 2016 31/12/2016 17/03/2017 76

35 SRSN 2017 31/12/2017 12/03/2018 71

Page 127: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

36 SRSN 2018 31/12/2018 27/03/2019 86

37 GDST 2016 31/12/2016 21/03/2017 80

38 GDST 2017 31/12/2017 22/03/2018 81

39 GDST 2018 31/12/2018 11/04/2019 101

40 LION 2016 31/12/2016 15/03/2017 74

41 LION 2017 31/12/2017 15/03/2018 74

42 LION 2018 31/12/2018 15/03/2019 74

43 LMSH 2016 31/12/2016 29/03/2017 74

44 LMSH 2017 31/12/2017 29/03/2018 74

45 LMSH 2018 31/12/2018 29/03/2019 77

46 AMFG 2016 31/12/2016 15/03/2017 88

47 AMFG 2017 31/12/2017 15/03/2018 88

48 AMFG 2018 31/12/2018 18/03/2019 88

49 ARNA 2016 31/12/2016 08/03/2017 67

50 ARNA 2017 31/12/2017 01/03/2018 60

51 ARNA 2018 31/12/2018 01/02/2019 32

52 CPIN 2016 31/12/2016 29/03/2017 88

53 CPIN 2017 31/12/2017 27/03/2018 86

54 CPIN 2018 31/12/2018 29/03/2019 88

55 TOTO 2016 31/12/2016 17/03/2017 86

56 TOTO 2017 31/12/2017 16/03/2018 79

57 TOTO 2018 31/12/2018 21/03/2019 84

58 SIPD 2016 31/12/2016 27/03/2017 76

59 SIPD 2017 31/12/2017 20/03/2018 75

60 SIPD 2018 31/12/2018 25/03/2019 80

Page 128: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

Lampiran 4

Hasil Perhitungan Variabel Reputasi Auditor tahun 2016-2018

NO KODE TAHUN KAP REPUTASI AUDITOR

(KODE)

1 AGII 2016 HADORI 0

2 AGII 2017 HADORI 0

3 AGII 2018 PKF 0

4 ALKA 2016 INAA GROUP 0

5 ALKA 2017 INAA GROUP 0

6 ALKA 2018 DFK 0

7 ALMI 2016 PKF 0

8 ALMI 2017 PKF 0

9 ALMI 2018 PKF 0

10 BTON 2016 RSM 0

11 BTON 2017 RSM 0

12 BTON 2018 Hlb 0

13 DPNS 2016 PKF 0

14 DPNS 2017 PKF 0

15 DPNS 2018 PKF 0

16 EKAD 2016 KRESTON 0

17 EKAD 2017 Nexia 0

18 EKAD 2018 Nexia 0

19 INCI 2016 KRESTON 0

20 INCI 2017 Nexia 0

21 INCI 2018 PREMIER 0

22 KIAS 2016 KPMG 1

23 KIAS 2017 KPMG 1

24 KIAS 2018 KPMG 1

25 MAIN 2016 DFK 0

26 MAIN 2017 PWC 1

27 MAIN 2018 PWC 1

28 MLIA 2016 DELLOITE 1

29 MLIA 2017 DELLOITE 1

30 MLIA 2018 DELLOITE 1

31 PICO 2016 IGAL 0

32 PICO 2017 IGAL 0

33 PICO 2018 IGAL 0

34 SRSN 2016 RSM 0

35 SRSN 2017 RSM 0

Page 129: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

36 SRSN 2018 RSM 0

37 GDST 2016 Hlb 0

38 GDST 2017 Hlb 0

39 GDST 2018 Hlb 0

40 LION 2016 CROWE 0

41 LION 2017 CROWE 0

42 LION 2018 CROWE 0

43 LMSH 2016 CROWE 0

44 LMSH 2017 CROWE 0

45 LMSH 2018 CROWE 0

46 AMFG 2016 KPMG 1

47 AMFG 2017 KPMG 1

48 AMFG 2018 KPMG 1

49 ARNA 2016 EY 1

50 ARNA 2017 EY 1

51 ARNA 2018 EY 1

52 CPIN 2016 Ey 1

53 CPIN 2017 Ey 1

54 CPIN 2018 Ey 1

55 TOTO 2016 EY 1

56 TOTO 2017 EY 1

57 TOTO 2018 EY 1

58 SIPD 2016 IBDO 0

59 SIPD 2017 IBDO 0

60 SIPD 2018 IBDO 0

Page 130: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

Lampiran 5

Hasil Uji Olah SPSS Versi 25 For Windows

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

FINANCIAL DISTRESS 60 -4.00 .71 -2.1659 1.32077

AUDIT DELAY 60 32.00 101.00 80.5000 10.51633

REPUTASI AUDITOR 60 .00 1.00 .3333 .47538

AUDITOR SWITCHING 60 .00 1.00 .1833 .39020

Valid N (listwise) 60

Hasil Uji Kelayakan Model Regresi

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 9.703 8 .287

Hasil Uji Keseluruhan Model (Blok 0 )

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 57.656 -1.267

2 57.171 -1.479

3 57.169 -1.494

4 57.169 -1.494

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 57.169

c. Estimation terminated at iteration number 4

because parameter estimates changed by less than

.001.

Page 131: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

Hasil Uji Keseluruhan Model ( Block 1 )

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

FINANCIAL

DISTRESS AUDIT DELAY

REPUTASI

AUDITOR

Step 1 1 50.812 -5.021 .118 .051 -.235

2 45.152 -11.156 .182 .125 -.690

3 44.005 -15.467 .197 .176 -.979

4 43.942 -16.840 .195 .192 -1.057

5 43.941 -16.951 .195 .193 -1.063

6 43.941 -16.951 .195 .193 -1.063

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 57.169

d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

Koefisien Determinasi

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 43.941a .198 .322

a. Estimation terminated at iteration number 6 because

parameter estimates changed by less than .001.

Hasil Uji Koefisien Regresi

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 13.228 3 .004

Block 13.228 3 .004

Model 13.228 3 .004

Page 132: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

Hasil Uji Klasifikasi

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

AUDITOR SWITCHING Percentage

Correct

.00 1.00

Step 0 AUDITOR SWITCHING .00 49 0 100.0

1.00 11 0 .0

Overall Percentage 81.7

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Hasil Uji Regresi Logistik

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a FINANCIAL DISTRESS .195 .277 .492 1 .483 1.215

AUDIT DELAY .193 .073 6.911 1 .009 1.213

REPUTASI AUDITOR -1.063 .891 1.423 1 .233 .346

Constant -16.951 6.222 7.424 1 .006 .000

a. Variable(s) entered on step 1: FINANCIAL DISTRESS, AUDIT DELAY, REPUTASI AUDITOR.

Page 133: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS AUDIT DELAY, DAN REPUTASI

Lampiran 6

CONTOH LAPORAN KEUANGAN