pengaruh endorphin massage terhadap intensitas nyeri kala i

Upload: cpoet

Post on 11-Oct-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 90http:jurnal.unimus.ac.id

    PENGARUH ENDORPHIN MASSAGE TERHADAP INTENSITAS NYERI KALA IPERSALINAN NORMAL IBU PRIMIPARA DI BPS S DAN B DEMAK

    TAHUN 2011

    Iin Nur Azizah*), Melyana Nurul Widyawati**), Novita Nining Anggraini*)*) Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas

    Muhammadiyah Semarang**) Program Studi Diploma III Kebidanan Polteknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang

    Email : [email protected]

    Abstrak

    Ibu bersalin primipara di BPS S rata-rata 17 tiap bulan, sedangkan di BPS B sebanyak 14 ibu bersalin primipara.Di kedua BPS tersebut ditemukan kasus ibu primipara merasakan nyeri yang sangat hebat saat kala I. Bahkan pada ibuprimipara tidak tahan dengan nyeri yang dirasakan Pada saat ibu merasakan nyeri yang sangat dan kecemasan yangmemuncak dapat berakibat trauma bagi ibu maupun janin. Di BPS tersebut belum memberikan terapi non-farmakologiseperti Endorphin Massage kepada ibu hamil saat melahirkan, sehingga ibu terus merasakan nyeri saat melahirkan.Mengetahui pengaruh endorphin massage terhadap intensitas nyeri kala I persalinan normal ibu primipara di BPS Sdan B Demak.

    Jenis penelitian ini quasi eksperimental design, rancangan yang digunakan adalah posttest only control groupdesign. Populasi dan sampel adalah semua ibu bersalin primipara di BPS S dan B Demak pada bulan Juli 2011sebanyak 30 orang dengan teknik purposive sampling. Analisa data yang digunakan adalah independent t test. Nyeripersalinan pada kelompok kontrol sebagian besar mengalami nyeri berat sebanyak 10 orang (66,7%). Responden yangmengalami nyeri sedang sebanyak 4 orang (26,7%), dan nyeri sangat berat sebanyak 1 orang (6,7%). Nyeri persalinanpada kelompok perlakuan sebagian besar mengalami nyeri ringan sebanyak 9 orang (60,0%). Responden yangmengalami nyeri sedang sebanyak 4 orang (26,7%) dan nyeri berat sebanyak 2 orang (13,3%). Ada pengaruhendorphin massage terhadap intensitas nyeri kala I persalinan normal ibu primipara di BPS S dan B Demak (p value =0,000 < 0,05). Ada pengaruh Endorphin Massage terhadap intensitas nyeri kala I persalinan normal ibu primipara diBPS S dan B Demak Tahun 2011

    Kata kunci: Pengaruh Endophin Massage, Intensitas Nyeri Kala I

    ABSTRACT

    Maternal primipara at Connecticut's average of 17 per month, while in Connecticut B as many as 14 maternalprimipara. BPS was found in both cases primipara mothers feel very great pain when when I. Even in primipara mothercould not stand the pain The mother felt a severe pain and anxiety that can result in heightened trauma for both motherand fetus. In the BPS has not been providing non-pharmacological therapies such as massage Endorphins to pregnantwomen during childbirth, so the mother continues to feel pain during childbirth. To know the influence of endorphinmassage to stage I pain intensity of normal childbirth mother primipara at BPS S and B Demak.

    Type of this research is quasi experimental design, the design used is posttest only control group design.Population and sample is all childbirth mothers primipara at BPS S and B Demak at July 2011 as many as 30 people bypurposive sampling technique. The used data analysis is independent t test. Childbirth pain at most control groupexperience severe pain as many as 10 people (66,7%). Respondents who experience medium pain as many as 4 people(26,7%), and very severe pain as many as 1 person (6,7%). Childbirth pain at most treated group experience mild painas many as 9 people (60,0%). Respondent who experience medium pain as many as 4 people (26,7%), and severe painas many as 2 people (13,3%). There is influence of endorphin massage to stage I pain intensity of normal childbirthmother primipara at BPS S and B Demak (p value = 0,000 < 0,05). There is influence of endorphin massage to stage Ipain intensity of normal childbirth mother primipara at BPS S and B Demak 2011.

    Keywords : The influence of endorphin massage, Stage I pain intensity

  • 91http:jurnal.unimus.ac.id

    Pendahuluan

    Proses persalinan identik dengan rasanyeri yang akan dijalani. Secara fisiologisnyeri terjadi ketika otot-otot rahimberkontraksi sebagai upaya membuka servikdan mendorong kepala bayi kearah panggul.Nyeri pada persalinan kala I merupakan prosesfisiologis yang disebabkan oleh proses dilatasiservik, hipoksia otot uterus saat kontraksi,iskemia korpus uteri dan peregangan segmenbawah rahim dan kompresi saraf di servik(Bandiyah, 2009, p.81).

    Nyeri persalinan dapat menimbulkan stresyang menyebabkan pelepasan hormon yangberlebihan seperti katekolamin dan steroid.Hormon ini dapat menyebabkan terjadinyaketegangan otot polos dan vasokonstriksipembuluh darah. Hal ini dapat mengakibatkanpenurunan kontraksi uterus, penurunansirkulasi uteroplasenta, pengurangan alirandarah dan oksigen ke uterus, serta timbulnyaiskemia uterus yang membuat impuls nyeribertambah banyak (Sumarah, 2009, p.4).

    Nyeri persalinan juga dapat,menyebabkan timbulnya hiperventilasisehingga kebutuhan oksigen meningkat,kenaikan tekanan darah, dan berkurangnyamotilitas usus serta vesika urinaria. Keadaanini akan merangsang peningkatan katekolaminyang dapat menyebabkan gangguan padakekuatan kontraksi uterus sehingga terjadiinersia uteri yang dapat berakibat kematian ibusaat melahirkan (Llewllyn, 2001, p.70).

    Angka kematian ibu (AKI) di ProvinsiJawa Tengah tahun 2009 berdasarkan laporandari kabupaten/kota sebesar 117,02/100.000kelahiran hidup. Angka tersebut mengalamipeningkatan bila dibandingkan dengan AKIpada tahun 2008 sebesar 114,42/100.000kelahiran hidup. AKI tertinggi adalah diKabupaten Pemalang sebesar 201,50/1.000kelahiran hidup. Sedangkan yang terendahadalah di Kota Tegal yaitu sebesar38,97/1.000 kelahiran hidup. Salah satupenyebab tingginya AKI adalah trauma pada

    ibu dan janin akibat nyeri persalinan (DinasKesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009).

    Salah satu cara penatalaksanaannonfarmakologis untuk mengurangi nyeripersalinan dengan endorphine massage.Endorphin Massage merupakan sebuah terapisentuhan/pijatan ringan yang cukup pentingdiberikan pada wanita hamil, di waktumenjelang hingga saatnya melahirkan. Hal inidisebabkan karena pijatan merangsang tubuhuntuk melepaskan senyawa Endorphin yangmerupakan pereda rasa sakit dan dapatmenciptakan perasaan nyaman (Kuswandi,2011, p.53).

    Selama ini endorphin sudah dikenalsebagai zat yang banyak manfaatnya.Beberapa diantaranya adalah, mengaturproduksi hormon pertumbuhan dan seks,mengendalikan rasa nyeri serta sakit yangmenetap, mengendalikan perasaan stres, sertameningkatkan sistem kekebalan tubuh.Endorphin dalam tubuh bisa dipicumunculnya melalui berbagai kegiatan, sepertipernapasan yang dalam dan relaksasi, sertameditasi (Kuswandi, 2011, p.59).

    Seorang ahli kebidanan, ConstancePalinsky, tergerak untuk menggunakanendorphin untuk mengurangi ataumeringankan rasa sakit pada ibu yang akanmelahirkan. Diciptakanlah EndorphinMassage, yang merupakan teknik sentuhanserta pemijatan ringan, yang dapatmenormalkan denyut jantung dan tekanandarah, serta meningkatkan kondisi rileksdalam tubuh ibu hamil dengan memicuperasaan nyaman melalui permukaan kulit.Terbukti dari hasil penelitian, teknik ini dapatmeningkatkan pelepasan zat oksitosin, sebuahhormon yang memfasilitasi persalinan(Mongan, 2009, p.127).

    Penelitian Insaffitan (2006) dengan judulPengaruh Massage Punggung TerhadapNyeri Primigravida Kala I PersalinanFisiologis (Studi Kasus Di RSAB GajayanaMalang) mendukung rasa nyeri dapatdikurangi dengan massage. Hasil yangdiperoleh rata-rata skala nyeri pada respondensebelum dilakukan massage dan sesudah

  • 92http:jurnal.unimus.ac.id

    dilakukan massase adalah berbeda secarasignifikan. Rata-rata skala nyeri padaresponden sebelum dilakukan massage (12,31)lebih tinggi daripada responden sesudahdilakukan massage (4,69).

    Hal ini juga didukung oleh penelitanMelyana, dkk. (2009) dengan judul pengaruhmetode hypnobirthing terhadap intensitasnyeri kala I persalinan normal di BPS kotaSemarang. Hasil penelitianya menunjukanbahwa kelompok yang tidak diberihypnobirthing sebagian besar respondenmengalami intensitas nyeri berat sebanyak70% dan nyeri ringan sebanyak 30%. Padakelompok yang diberi hypnobirthing sebagianbesar responden mengalami nyeri ringansebanyak 66 %, nyeri sedang sebanyak 27%,dan nyeri berat sebanyak 7%.

    Hal ini didukung juga oleh hasilpenelitian Marfuah (2010), dengan judulperbedaan intensitas nyeri kala I persalinannormal pada ibu primipara yang diberikanhypnoterapy di BPS Yohana dan SumarniSemarang. Hasil penelitian menunjukkanbahwa kelompok yang diberi hypnoterapyintensitas nyeri berat 40%, nyeri sedang53,3%, nyeri ringan 6,7%. Kelompok yangtidak diberi tidak nyeri 66,7%, nyeri sedang30%, dan nyeri ringan 3,3%.

    Hasil survey pendahuluan di BPS S dan Bdiperoleh data ibu bersalin primipara di BPS Srata-rata 17 tiap bulan, sedangkan di BPS Bsebanyak 14 ibu bersalin primipara. Kasus ibuprimipara merasakan nyeri yang sangat hebatsaat kala I. Ibu sering kali merasa cemas dankhawatir pada proses persalinan sehinggamenyebabkan nyeri persalinan yang semakinbertambah terutama pada kala I. Bahkan padaibu primipara menyatakan tidak tahan dengannyeri yang dirasakan Pada saat ibu merasakannyeri yang sangat dan kecemasan yangmemuncak dapat berakibat trauma bagi ibumaupun janin. Di BPS tersebut belummemberikan terapi non-farmakologi sepertiEndorphin Massage kepada ibu hamil saatmelahirkan, sehingga ibu terus merasakannyeri saat melahirkan.

    Berdasarkan uraian latar belakangtersebut, maka peneliti tertarik untukmelakukan penelitian dengan judul PengaruhEndorphin Massage Terhadap IntensitasNyeri Kala I Persalinan Normal Ibu Primiparadi BPS S dan B Demak.

    Metode Penelitian

    Penelitian ini menggunakan jenispenelitian kuantitatif quasi eksperimentaldesign, dengan rancangan yang digunakanadalah posttest only control group design.

    Populasi dan sampel penelitian ini adalahsemua ibu bersalin primipara di BPS S dan BDemak pada bulan Juli 2011 sebanyak 30orang dengan teknik purposive sampling.Instrumen penelitian ini adalah : kuesioner,Visual analogue scale, Endhorphine massagedan Panduan Endhorphine massage.

    Analisis univariat adalah analisa yangmenganalisis tiap variabel dari hasilpenelitian. Setelah dilakukan pengumpulandata kemudian data dianalisa menggunakanstatistik deskriptif untuk mendapatkan dalambentuk tabulasi, minimum, maksimum, danmean dengan cara memasukkan seluruh datakemudian diolah secara statistik deskriptifuntuk melaporkan hasil dalam bentukdistribusi dari masing-masing variabel.(Notoatmodjo, 2005, p. 178).

    Analisis data bivariat adalah analisa yangdilakukan lebih dari dua variabel(Notoadmodjo, 2005, p.188). Untukmengetahui pengaruh intensitas nyeri denganuji independent t test dengan tingkatkemaknaan = 0,05. Sebelum melakukan uji tdilakukan uji normalitas data dengan ShapiroWilk. Hasil uji kenormalan penelitian inidiperoleh nilai p value 0,509, dan 0,506sehingga data berditribusi normal (P value >0,05). Oleh karena data berdistribusi normalmaka menggunakan uji independent t test.

    Nilai interpretasi pada analisa bivariatjika p-value < 0,05 berarti Ha diterima, artinyaada pengaruh endorphine massage terhadapintensitas nyeri persalinan normal. Jika p-value > 0,05 berarti Ha ditolak, artinya tidak

  • 93http:jurnal.unimus.ac.id

    ada pengaruh endorphine massage terhadapintensitas nyeri kala I persalinan normal.

    Hasil dan Pembahasan

    Umur

    Hasil penelitian pada kelompok kontrol dankelompok perlakuan diperoleh data umur yangdisajikan seperti di bawah ini :Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkanumur pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuandi BPS S dan B Demak tahun 2011

    Umur Kontrol PerlakuanF % f %

    < 20 tahun20-35 tahun> 35 tahun

    0150

    01000

    0150

    01000

    Jumlah 15 100,0 15 100,0

    Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwaumur responden pada kelompok kontroladalah umur 20-35 tahun sebanyak 15 orang(100%). Umur responden pada kelompokperlakuan adalah umur 20-35 tahun sebanyak15 orang (100%).

    Nyeri Persalinan

    Hasil penelitian pada kelompok kontrol dankelompok perlakuan diperoleh data nyeripersalinan yang disajikan seperti tabel berikutini:Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkannyeri persalinan pada kelompok kontrol dan kelompokperlakuan di BPS S dan B Demak tahun 2011

    Nyeri Persalinan Kontrol PerlakuanF % f %

    Tidak nyeriNyeri ringanNyeri sedangNyeri beratNyeri sangat berat

    004101

    00

    26,766,76,7

    09420

    060,026,713,3

    0Jumlah 15 100,0 15 100,0

    Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwanyeri persalinan responden pada kelompokkontrol sebagian besar mengalami nyeri beratsebanyak 10 orang (66,7%). Responden yang

    mengalami nyeri sedang sebanyak 4 orang(26,7%), dan nyeri sangat berat sebanyak 1orang (6,7%). Nyeri persalinan respondenpada kelompok perlakuan sebagian besarmengalami nyeri ringan sebanyak 9 orang(60,0%). Responden yang mengalami nyerisedang sebanyak 4 orang (26,7%) dan nyeriberat sebanyak 2 orang (13,3%).

    Pengaruh Endorphin Massage TerhadapIntensitas Nyeri Kala I Persalinan NormalIbu Primipara di BPS S dan B Demak

    Berdasarkan data penelitian yang berhasildikumpulkan selanjutnya dilakukan ujinormalitas data. Secara statistik untukmendeteksi normalitas dapat dilakukan denganuji Shaphiro Wilk. Nilai p pada intensitasnyeri kelompok kontrol adalah 0,509 dan nilaip pada kelompok perlakuan adalah 0,506.Hasil tersebut berarti data berdistribusi normalkarena nilai p > 0,05. Setelah databerdistribusi normal, maka data diuji statistikdengan uji independent t test.Tabel 4.3 Pengaruh Endorphin Massage TerhadapIntensitas Nyeri Kala I Persalinan Normal IbuPrimipara di BPS S dan B Demak Tahun 2011

    Intensitas NyeriPersalinan

    N Mean SD SE p-value

    Kelompok kontrolKelompok perlakuan

    1515

    7,403,80

    1,5021,821

    0,3880,470

    0,000

    Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa pvalue = 0,000, hal ini menunjukan bahwa adapengaruh endorphin massage terhadapintensitas nyeri kala I persalinan normal ibuprimipara di BPS S dan B Demak bahwa ada(p < 0,05).

    Pembahasan

    Karakteristik Responden

    Berdasarkan hasil penelitian dapatdiketahui bahwa umur responden padakelompok kontrol adalah umur 20-35 tahunsebanyak 15 orang (100%). Hasil penelitian

  • 94http:jurnal.unimus.ac.id

    pada kelompok perlakuan diketahui bahwaumur responden pada kelompok perlakuanadalah umur 20-35 tahun sebanyak 15 orang(100%). Hasil penelitian ini menunjukanbahwa umur responden masuk dalam kategorireporduksi sehat. Responden telah siap dalammenghadapi persalinan karena organreproduksi sudah siap untuk menerimakonsepsi.

    Hal ini sesuai dengan teori Manuaba (2000,p. 133), yaitu ibu yang melahirkan pada usiareproduksi organ reproduksi sudah siap danibu telah siap menghadapi kehamilan sehinggamampu merespon nyeri persalinan yangdirasakan.

    Karakteristik umur pada responden dapatberpengaruh terhadap nyeri persalinan yangdirasakan, dimana semakin muda umur ibuhamil maka tidak siap menerima sebuahkehamilan, maka respon yang ditimbulkanakan negatif. Hal ini sesuai dengan teoriNotoatmodjo (2003, p. 67), umur mempunyaihubungan pengalaman terhadap suatu masalahkesehatan atau penyakit dan pengambilankeputusan. Seseorang yang berusia lebih tuaakan mampu merespon terhadap stresor yangdihadapi daripada seseorang yang berusialebih muda.

    Nyeri Persalinan

    Berdasarkan hasil penelitian diketahuibahwa nyeri persalinan responden padakelompok kontrol sebagian besar mengalaminyeri berat sebanyak 10 orang (66,7%).Responden merasakan melahirkan merupakannyeri yang menyiksa dan merasa panasmenjalar sampai tulang belakang. Padakelompok kontrol meskipun tidak diberikanendorphine massage, didapatkan juga dataresponden yang mengalami nyeri sedangsebanyak 4 orang (26,7%). Hal inidimungkinkan ibu telah siap secara psikologisdalam menghadapi proses persalinan sehinggaibu lebih percaya diri dan tidak takut dalammenghadapi persalinan.

    Hasil penelitian pada kelompok perlakuandiperoleh data nyeri persalinan sebagian besar

    mengalami nyeri ringan sebanyak 9 orang(60,0%). Hal ini menunjukan bahwaresponden yang diberi endorphine massagedapat melepaskan oksitosin sehingga dalampersalinan ibu merasa tenang dan tidak takutdalam menghadapi persalinan. Meskipunresponden telah diberi endorphine massagemasih ditemukan responden yang mengalaminyeri sebanyak 2 orang (13,3%). Hal inidimungkinkan karena nyeri yang dirasakanbersifat subjektif dan persepsi tentang nyeriyang dirasakan responden berbeda.

    Nyeri persalinan yang terjadi padaresponden merupakan suatu perasaan tidakmenyenangkan yang merupakan responindividu yang menyertai dalam prosespersalinan. Nyeri yang dialami respondendikarenakan adanya perubahan fisiologis darijalan lahir dan rahim. Hasil ini didukung olehteori Bandiyah, (2009, p.81), bahwa nyeripersalinan disebabkan oleh proses dilatasiservik, hipoksia otot uterus saat kontraksi,iskemia korpus uteri dan peregangan segmenbawah rahim dan kompresi saraf di servik.

    Nyeri yang dirasakan responden bervariasipada kelompok kontrol maupun kelompokperlakuan. Nyeri yang terjadi karena adanyastres dalam menghadapi kehamilan sehinggadapat merangsang kontaksi uterus yangberlebihan. Kontraksi uterus yang takterkendalikan akan menghantarkan rasa nyerisaat persalinan. Hal ini sesuai dengan teoriHidayat (2006, p.145), bahwa nyeri tergantungdari kerja serta saraf besar dan kecil yangberada dalam akar ganglion dorsalis.Rangsangan pada saraf besar akanmeningkatkan mekanisme aktivitas substansiagelatinosa yang mengakibatkan tertutupnyapintu mekanisme sehingga aktivitas sel Tterhambat dan menyebabkan hantaranrangsangan ikut terhambat dan menyebabkanhantaran rangsangan ikut terhambat.Rangsangan pada serat kecil akanmenghambat aktivitas substansia gelatinosadan membuka pintu mekanisme, sehinggamerangsang aktivitas sel T yang selanjutnyaakan menghantarkan rangsangan nyeri.

  • 95http:jurnal.unimus.ac.id

    Pengaruh Endorphin Massage TerhadapIntensitas Nyeri Kala I Persalinan NormalIbu Primipara di BPS S dan B Demak

    Berdasarkan hasil penelitian diketahuibahwa p value = 0,000, hal ini menunjukanbahwa ada pengaruh endorphin massageterhadap intensitas nyeri kala I persalinannormal ibu primipara di BPS S dan B Demakbahwa ada (p < 0,05).

    Mekanisme persalinan yang terjadi padaresponden dapat memodifikasi dan merubahsensasi nyeri yang datang sebelum merekasampai di kortek serebri sehinggamenimbulkan persepsi nyeri. Hal ini sesuaidengan teori Perry & Potter (2005), berabutkecil mentransmisikan sensasi nyeri yangkeras yang mempunyai reseptor berupa ujung-ujung saraf bebas di kulit dan struktur dalamseperti tendon, otot dan alat-alat dalam.Sedangkan serabut besar mentransmisikansensasi sentuhan, getaran, suhu hangat dantekanan halus.

    Salah satu cara untuk mengurangi nyeripada ibu yang melahirkan dengan Endorphinmassage. Endorphin massage merupakansalah satu terapi non farmakologis untukmengurangi atau meringankan rasa sakit padaibu yang akan melahirkan. Rangsang massageini menyebabkan impuls yang bergerak cepatdari reseptor saraf perifer mencapai pintugerbang terlebih dahulu dari impuls nyeriberjalan lebih lambat sepanjang serat nyeri.Kemudian otak menerima danmenginterprestasikan secara umum sensasipesan dan tidak menerima pesan nyeri.Menurut Mongan (2009, p.127) menyatakanbahwa Endorphin dapat meningkatkanpelepasan zat oksitosin, sebuah hormon yangmemfasilitasi persalinan sehingga dapatmengurangi rasa nyeri. Endorphine massagedapat mengatur produksi hormonpertumbuhan dan seks, mengendalikan rasanyeri serta sakit yang menetap, mengendalikanperasaan stres, serta meningkatkan sistemkekebalan tubuh.

    Munculnya endorfin dalam tubuhresponden bisa dipicu melalui berbagai

    kegiatan, seperti pernafasan yang dalam danrelaksasi, serta meditasi. Tingkatan endorphinberbeda antara satu orang dengan oranglainnya. Hal ini yang menyebabkan rasa nyeriresponden dengan yang lain berbeda.Endorphine massage dapat meningkatkanpelepasan zat oksitosin sehingga dapatmerangsang penurunan nyeri. MenurutBrunner dan Suddarth (2002, p.232),endorphin adalah neurotransmitter yangmenghambat pengiriman rangsang nyerisehingga dapat menurunkan sensasi nyeri.

    Hasil penelitian ini juga didukung olehpenelitan Insaffitan (2006) dengan judulPengaruh Massage Punggung TerhadapNyeri Primigravida Kala I PersalinanFisiologis (Studi Kasus Di RSAB GajayanaMalang) mendukung rasa nyeri dapatdikurangi dengan massage. Hasil yangdiperoleh rata-rata skala nyeri pada respondensebelum dilakukan massage dan sesudahdilakukan massase adalah berbeda secarasignifikan. Rata-rata skala nyeri padaresponden sebelum dilakukan massage 12,31dan sesudah dilakukan massage skala nyerirata-rata 4,69.

    Kesimpulan

    Umur responden pada kelompok kontroladalah umur 20-35 tahun sebanyak 15 orang(100%). Umur responden pada kelompokperlakuan adalah umur 20-35 tahun sebanyak15 orang (100%).

    Nyeri persalinan pada kelompok kontrolsebagian besar mengalami nyeri beratsebanyak 10 orang (66,7%), nyeri sedangsebanyak 4 orang (26,7%), dan nyeri sangatberat sebanyak 1 orang (6,7%). Nyeripersalinan pada kelompok perlakuan sebagianbesar mengalami nyeri ringan sebanyak 9orang (60,0%), nyeri sedang sebanyak 4orang (26,7%) dan nyeri berat sebanyak 2orang (13,3%).Ada pengaruh endorphin massage terhadapintensitas nyeri kala I persalinan normal ibuprimipara di BPS S dan B Demak (p value =0,000 < 0,05).

  • 96http:jurnal.unimus.ac.id

    DAFTAR PUSTAKA

    Asmadi, 2008. Teknik ProseduralKeperawatan : Konsep dan AplikasiKebutuhan Dasar Klien. Jakarta :Salemba Medika.

    Bandiyah, S. 2009. Kehamilan, Persalinan &Gangguan Kehamilan. Yogyakarta :Nuha Medika.

    Brunner & Suddarth. 2002. Buku AjarKeperawatan Medikal Bedah. Edisi 8Volume 3. Jakarta : EGC.

    Harianto, M. 2010. Aplikasi Hypnosis(Hypnobirthing) Dalam AsuhanKebidanan Kehamilan & Persalinan.Yogyakarta : Penerbit GosyenPublishing.

    Hidayat, A.A. 2006. Pengantar KebutuhanDasar Manusia : Aplikasii Konsep danProses Keperawatan. Jakarta : PenerbitSalemba Medika.

    Hidayat, A.A. 2009. Metode PenelitianKebidanan Tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

    Insafitta, S. 2006. Pengaruh MasasePunggung Terhadap Nyeri PrimigravidaKala I Persalinan Fisiologis (StudiKasus di RSAB Gajayana Malang).Malang : Karya Tulis Ilmiah Tidakdipublikasikan.

    Llewellyn, D. 2001. Dasar-dasar Obstetri &Ginekologi. Edisi 6. Jakarta : Hipokrates.

    Manuaba, IBG. 2009. Memahami KesehatanReproduksi Wanita. Jakarta : EGC.

    Mander, R. 2003. Nyeri Persalinan. Cetakan I.Jakarta : EGC.

    Marfuah. 2010. Perbedaan intensitas nyerikala I persalinan normal pada ibuprimipara yang diberikan hypnoterapydi BPS Yohana dan Sumarni SemarangTahun 2010 : Karya Tulis Ilmiah Tidakdipublikasikan.

    Melyana, dkk. 2009. Pengaruh MetodeHypnobirthing terhadap Intensitas NyeriKala I Persalinan Normal di BPS KotaSemarang. Semarang : PoliteknikKesehatan Semarang.

    Mochtar, R. 2003. Sinopsis Obstetri Jilid I.Jakarta : EGC.

    Mongan, M. 2009. Hypno Birthing : MetodeMelahirrkan Secara Aman, Mudah danNyaman. Jakarta : PT Bhuana IlmuPopuler.

    Notoatmodjo, S. 2005. Metode PenelitianKesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

    Perry dan Potter. 2005. Buku AjarFundamental Keperawatan Konsep,Proses dan Praktek. Edisi 4. Alih bahasaRenata Komalasari. Jakarta : EGC.

    Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawiroharjdo.

    Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. ProfilKesehatan Indonesia Tahun 2009.Indonesia : Kementrian KesehatanRepublik Indonesia.

    Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin(Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin).Yogyakarta : Fitramaya.