pengaruh earning per share dan debt to equity ratio ...repository.umrah.ac.id/2779/1/merisa...
TRANSCRIPT
PENGARUH EARNING PER SHARE DAN DEBT TO EQUITY RATIO
TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN DIVIDEND PER SHARE SEBAGAI
VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2017
Merisa Riski1 , Fatahurrazak
2 , Asri Eka Ratih
3
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
(UMRAH), Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Email : [email protected]
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh earning per
share dan debt to equity ratio terhadap harga saham, serta apakah dividend per share
mampu memoderasi hubungan earning per share dan debt to equity ratio terhadap
harga saham. Harga saham yang digunakan adalah closing price. Penelitian ini
difokuskan pada perusahaan manuaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2017. Sampel penelitian diperoleh dengan menggunakan metode
purposive sampling, dimana hanya sebanyak 28 perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia yang memenuhi semua kriteria, sehingga didapat 112 data yang
digunakan sebagai sampel penelitian. Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa
earning per share dan debt to equity ratio berpengaruh terhadap harga saham.
Dividend per share melemahkan hubungan antara earning per share terhadap harga
saham, serta dividend per share menguatkan hubungan debt to equity ratio terhadap
harga saham.
Kata kunci : Harga Saham, Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, dan Dividend
Per Share
PENDAHULUAN
Pada era modern ini, persaingan perekonomian semakin sengit. Perusahaan
berlomba-lomba untuk memperluas jangkauan pasarnya. Salah satu cara perusahaan
dalam memperluas jangkauan pasarnya adalah dengan memasuki pasar modal.
Instrumen pasar modal yang paling diminati oleh masyarakat saat ini adalah saham.
Harga saham merupakan hal penting yang harus diperhatikan investor
sebelum berinvestasi. Harga saham yang stabil dan semakin meningkat menunjukkan
kinerja perusahaan yang semakin baik, dan akan memberikan keuntungan bagi
investor yang berinvestasi. Agar dapat membuat keputusan investasi yang tepat, dapat
dilakukan dengan melakukan analisis rasio keuangan. Beberapa variabel rasio
keuangan diantaranya adalah earning per share, debt to equity ratio, dan dividend per
share.
Earning per share adalah laba per lembar saham, yang merupakan salah satu
cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik
saham dalam suatu perusahaan (Oktaviani dan Agustin, 2017). Debt to Equity Ratio
adalah rasio yang melihat perbandingan hutang perusahaan diperoleh dari
perbandingan total hutang dibagi total ekuitas (Rahmawati dan Suryono, 2017).
Dividend per share merupakan rasio yang mengukur seberapa besar dividen yang
dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar pada tahun tertentu
(Lilianti, 2018).
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
earning per share dan debt to equity ratio terhadap harga saham serta pengaruh
moderasi dividend per share terhadap hubungan earning per share dan debt to equity
ratio terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh earning per share dan debt to equity ratio terhadap harga saham serta
pengaruh moderasi dividend per share terhadap hubungan earning per share dan debt
to equity ratio terhadap harga saham.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Harga Saham
Harga saham adalah harga yang terjadi di pasar modal. Menurut Azmi, dkk
(2016) harga saham terbagi menjadi 3, yaitu: 1) Harga Nominal. Adalah harga yang
tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap
lembar saham yang dikeluarkan. 2) Harga Perdana. Harga ini merupakan harga pada
waktu saham tersebut dicatat di bursa efek. 3) Harga Pasar. Harga pasar adalah harga
jual dari investor yang satu ke investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham
tersebut dicatat di bursa. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media
lain adalah harga pasar.
Earning Per Share
Earning per share atau laba per lembar saham menunjukkan besarnya laba
bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan atau
jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar saham (Cahyani dan Winarto,
2017). Dalam Kasmir (2015 : 207) pengukuran dengan mengunakan rumus:
EPS=
Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik
dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Rumus rasio ini dalam Hery (2015 :
169) adalah sebagai berikut :
DER :
Dividend Per Share
Dividend per share merupakan rasio yang mengukur seberapa besar dividen
yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar. Dalam Yanti dan
Suryanawa (2013) persamaan untuk DPS adalah sebagai berikut:
DPS :
Kerangka Pemikiran
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham
Rasio Earning Per Share merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan
manajemen dalam keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang tinggi berarti
tingkat pengembalian yang tinggi (Kasmir, 2008 : 207). Tingkat pengembalian yang
tinggi tentunya akan membuat investor tertarik untuk melakukan investasi. Hal ini
Earning Per
Share (X1)
Harga Saham
(Y)
Dividend Per
Share (M)
H1
H3
H2
H4
H5
Earning Per
Share (X1)
Debt to Equity
Ratio (X2)
akan membuat permintaan terhadap investasi di perusahaan tersebut meningkat,
sehingga harga saham juga ikut meningkat. Sejalan dengan yang dikemukakan
Cahyani dan Winarto (2017) bahwa Earning Per Share berpengaruh terhadap harga
saham.
Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham
Rasio Debt to Equity Ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi
kewajibannya dengan modal yang dimiliki. Semakin tinggi jumlah DER suatu
perusahaan, maka resiko yang ditanggung perusahaan tersebut semakin besar. Namun
perusahaan yang memiliki nilai DER yang tidak melebihi nilai batas hutang akan
menarik perhatian investor, selama hutang tersebut digunakan untuk pengembangan
usahanya. Sehingga investor akan tetap berinvestasi dan meningkatkan harga saham
perusahaan tersebut. Sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Cahyani dan Winarto
(2017) bahwa DER berpengaruh terhadap harga saham.
Pengaruh Dividend Per Share Terhadap Harga Saham
Dividend per share adalah rasio yang mengukur besar dividen yang akan
dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham beredar pada saat itu. Informasi
mengenai dividend per share adalah informasi mendasar yang harus diketahui oleh
investor. Karena investor perlu mengatahui secara pasti keuntungan yang akan
didapatnya yaitu hasil berupa dividen. Perusahaan dengan nilai DPS yang tinggi akan
diminati oleh investor. Ini akan berdampak terhadap meningkatnya harga saham.
Sama halnya dengan yang dikemukakan oleh Lilianti (2018) bahwa DPS berpengaruh
terhadap harga saham.
Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham Dimoderasi Oleh Dividend
Per Share
Terdapat hasil penelitian yang berbeda-beda sebelumnya memungkinkan
adanya variabel lain yang dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh earning
per share terhadap harga saham. Oleh karena itu, dividend per share menjadi variabel
moderasi yang akan dapat memperlemah atau memperkuat hubungan antara earning
per share terhadap harga saham. Dividend per share dinilai mampu untuk menarik
investor untuk menanamkan modalnya. Karena dividend per share yang tinggi
menggambarkan tingkat pengembalian yang tinggi kepada investor. Sehingga dapat
meningkatkan permintaan investasi terhadap perusahaan tersebut yang akan
meningkatkan harga saham. Sesuai dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh
Ifadhila (2016) yang mengemukakan bahwa dividend per share dapat memoderasi
hubungan antara earning per share dan harga saham.
Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham Dimoderasi Oleh
Dividend Per Share
Hasil penelitian yang berbeda-beda memungkinkan adanya variabel lain yang
dinilai dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh debt to equity ratio terhadap
harga saham. Dalam hal ini dividend per share menjadi variabel moderasi yang
nantinya akan dapat memperlemah atau memperkuat hubungan antara debt to equity
ratio terhadap harga saham. Rasio dividend per share yang tinggi menggambarkan
tingkat pengembalian yang tinggi kepada investor. Sehingga meskipun nilai DER
perusahaan tersebut tinggi, investor masih akan tertarik untuk berinvestasi selama
nilai hutang tersebut digunakan untuk pengembangan usahanya dan tingkat
pengembalian berupa dividen yang dibagikan tinggi.
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2013-2017. Objek penelitian ini adalah laporan keuangan akhir
tahun setiap perusahaan manufaktur. Penelitian bertujuan untuk menemukan
pengaruh earning per share dan debt to equity ratio terhadap harga saham serta
apakah dividend per share dapat memoderasi hubungan antara earning per share dan
debt to equity ratio terhadap harga saham. Penelitian ini dibatasi pada perusahaan
yang laporan keuangannya memenuhi beberapa kriteria yang akan dijelaskan pada
kriteria pemilihan sampel.
Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif, dan data yang digunakan
merupakan data sekunder yang meliputi variabel-variabel independen penelitian yaitu
earning per share dan debt to equity ratio serta variabel moderasinya yaitu dividend
per share dan variabel dependennya yaitu harga saham yang dilakukan oleh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017.
Informasi tentang data yang diperlukan diperoleh dari Laporan Keuangan yang
diunduh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017 yaitu sebanyak 138 perusahaan.
Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2013 : 85).
Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal dari Bursa Efek Indonesia
tahun 2013-2017. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan beberapa
kriteria tertentu yang terdiri dari :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2017.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan secara lengkap selama
periode 2013-2017.
3. Perusahaan yang menggunakan mata uang Rupiah pada laporan keuangan
periode 2013-2017.
4. Perusahaan yang memperoleh laba selama periode pengamatan yaitu periode
2013-2017.
5. Perusahaan yang tidak melakukan stock split selama periode pengamatan
yaitu periode 2013-2017.
6. Perusahaan yang membagikan dividen selama periode pengamatan yaitu
periode 2013-2017.
Jumlah perusahaan yang dijadikan populasi adalah 138 perusahaan, dan
setelah dilakukan seleksi sampel, maka diperoleh sampel sebanyak 28 perusahaan dan
112 data observasi.
Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
berganda. Terdiri dari uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis, dan uji
moderasi. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk
mengetahui pengaruh earning per share dan debt to equity ratio terhadap harga
saham serta apakah dividend per share dapat memoderasi hubungan antara earning
per share dan debt to equity ratio terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
(Ghozali, 2013:19). Setelah melakukan konversi data kedalam skor standardized (z-
score), maka dalam penelitian ini data yang termasuk kedalam data outlier adalah
sebanyak 44 data. Sehingga jumlah data yang digunakan sebanyak 68 dari 112 data
yang diamati. Berikut hasil analisis statistik deskriptif setelah outlier.
Tabel 1 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
HS 88 119 11900 1936.09 2434.712 EPS 80 7.5426 796.4944 113.158789 173.8463690 DER 91 .0709 1.6031 .620217 .3863328 DPS 85 .3049 375.3405 34.517425 58.0611389
Valid N (listwise) 68
Sumber : Data Olahan Penulis, 2019
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali (2013:164)
untuk menguji normalitas residual adalah dengan menggunakan uji non parametrik
kolmogorov-smirnov (K-S). Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dibuat dengan melihat
signifikansi di atas 0,05 berarti data berdistribusi normal.
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 68
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation 481.04432432
Most Extreme Differences
Absolute .092
Positive .092 Negative -.084
Kolmogorov-Smirnov Z .757
Asymp. Sig. (2-tailed) .616
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data Olahan Penulis, 2019
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov
adalah 0,757 dan signifikan pada 0,616 karena p-value = 0,616 > 0,05, maka H0
diterima yang berarti data residual berdistribusi secara normal.
Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Multikolinearitas dapat
dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) VIF. Jika nilai tolerance > 0,1 dan
VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2013:105).
Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber : Data Olahan Penulis, 2019
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel diatas dapat dilihat bahwa
variabel independen dan variabel moderasi yang digunakan dalam penelitian ini
memiliki nilai tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF di bawah 10 yang berarti model
regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas.
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
EPS .397 2.519
DER .890 1.124
DPS .372 2.688
a. Dependent Variable: HS
Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2013:110). Untuk melihat ada atau tidaknya
gejala autokorelasi ini maka dapat dilakukan uji Durbin-Watson, dengan melihat
Durbin-Watson berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ DW ≤ +2 (Sunyoto, 2011:91). Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .847a .718 .705 492.190 1.811
a. Predictors: (Constant), DPS, DER, EPS b. Dependent Variable: HS
Sumber : Olahan Data Penulis, 2019
Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson pada tabel dapat dilihat nilai Durbin-
Watson test menunjukkan nilai 1,811 , dimana angka tersebut berada diantara -2
sampai +2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data bebas dari autokorelasi.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Untuk melihat heteroskedastisitas, dilakukan uji Rank Spearman dengan melihat
nilai signifikan jika > 0,05 maka model regresi tidak mengandung adanya
Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139).
Tabel 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Rank Spearman
Sumber : Data Olahan Penulis 2019
Berdasarkan output pada tabel 5 diatas, diketahui bahwa semua variabel
mempunyai nilai sig > 0,05, jadi dapat dipastikan model tidak mengandung
heteroskedastisitas.
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 6 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -235.356 151.372 -1.555 .125
EPS 4.734 2.142 .233 2.210 .031
DER 581.045 162.586 .251 3.574 .001
DPS 36.080 5.615 .699 6.426 .000
a. Dependent Variable: HS
Sumber : Data Olahan Penulis, 2019
Berdasarkan Tabel 6 di atas, dapat disusun persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut:
Y = -235,356 + 4,734EPS + 581,045DER + 36,080DPS +
Dari persamaan regresi linear diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar -235,356 menyatakan bahwa jika variabel EPS, DER,
DPS sama dengan nol, maka nilai harga saham sebesar -235,356.
2. Nilai koofisien regresi β1 sebesar 4,734. Nilai β1 yang positif menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel EPS, akan menaikkan harga
saham sebesar 473,4%.
3. Nilai koofisien regresi β2 sebesar 581,045. Nilai β2 yang positif menunjukkan
bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel DER, akan menaikkan harga
saham sebesar 58104,5%.
4. Nilai koofisien regresi β3 sebesar 36,080. Nilai β3 yang positif menunjukkan
bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel DPS, akan menaikkan harga
saham sebesar 3608,0%.
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)
Uji signifikansi simultan (uji-f) digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen. Jika nilai Fhitung >
Ftabel dan nilai signifikan < 0,05, H0 ditolak, jika nilai Fhitung < Ftabel dan nilai signifikan
> 0,05, H0 diterima (Ghozali, 2013:98).
Tabel 7 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f) ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 39516365.459 3 13172121.820 54.374 .000b
Residual 15504044.012 64 242250.688
Total 55020409.471 67 a. Dependent Variable: HS b. Predictors: (Constant), DPS, DER, EPS
Sumber : Data Olahan Penulis, 2019
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) pada tabel 7 dapat diketahui
bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,000 < 0,05, dan nilai Fhitung > Ftabel (54,374 > 2,75)
dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha
diterima dan H0 ditolak.
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t).
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual terhadap variabel dependen. Dengan menentukan taraf signifikan
adalah 0,05. Apabila Thitung > Ttabel atau - Thitung < - Ttabel dan nilai sig < 0,05 maka
hipotesis akan diterima sedangkan jika Thitung < Ttabel atau - Thitung > - Ttabel dan nilai
sig > 0,05 maka hipotesis akan ditolak atau tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2013:99).
Tabel 8 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t). Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -235.356 151.372 -1.555 .125
EPS 4.734 2.142 .233 2.210 .031
DER 581.045 162.586 .251 3.574 .001
DPS 36.080 5.615 .699 6.426 .000
a. Dependent Variable: HS
Sumber : Data Olahan Penulis, 2019
Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter individual (uji-t) pada tabel 8
dapat disimpulkan bahwa variabel EPS, DER, dan DPS memiliki signifikansi > 0,005
yang berarti bahwa semua variabel berpengaruh terhadap harga saham.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .847a .718 .705 492.190 1.811
a. Predictors: (Constant), DPS, DER, EPS b. Dependent Variable: HS
Sumber : Olahan Data Penulis, 2019
Berdasarkan hasil uji koofisien determinasi pada tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa variabel dependen yaitu harga saham dapat dijelaskan oleh
variabel independen yaitu earning per share dan debt to equity ratio sebesar 70,5%.
Pengujian Moderasi
Uji Normalitas
Untuk menguji normalitas residual adalah dengan menggunakan uji non
parametrik kolmogorov-smirnov (K-S), jika nilai signifikansi di atas 0,05 berarti data
terdistribusi normal (Ghozali, 2013:164). Setelah melakukan konversi data kedalam
skor standardized (z-score), maka dalam penelitian ini data yang termasuk kedalam
data outlier adalah sebanyak 16 data. Sehingga jumlah data yang digunakan sebanyak
52.
Tabel 10 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 52
Normal Parametersa,b
Mean .0000000 Std. Deviation 493.23126105
Most Extreme Differences Absolute .149 Positive .149 Negative -.102
Kolmogorov-Smirnov Z 1.077 Asymp. Sig. (2-tailed) .196
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data Olahan Penulis, 2019
Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov adalah
1,077 dan signifikan pada 0,196 karena p-value = 0,196 > 0,05, berarti data residual
terdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Multikolinearitas dapat
dilihat dari nilai tolerance dan VIF. Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka
tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2013:105).
Tabel 11 Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber : Data Olahan Penulis, 2019
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel dapat dilihat bahwa data
dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF (variance
inflation factor) di bawah 10 yang berarti model regresi tidak terjadi masalah
multikolinearitas.
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant) EPS .853 1.173
DER .320 3.127
DPS .152 6.600
X1Z .190 5.270
X2Z .294 3.403
a. Dependent Variable: HS
Uji Autokorelasi
Uji ini dilakukan dengan melakukan Run Test. Run test digunakan untuk
menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak
terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random.
(Ghozali, 2013 : 120).
Tabel 12 Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea -88.13467
Cases < Test Value 26 Cases >= Test Value 26 Total Cases 52 Number of Runs 29 Z .560 Asymp. Sig. (2-tailed) .575
a. Median
Sumber : Data Olahan Penulis, 2019
Berdasarkan hasil uji Run Test pada tabel menunjukkan nilai test sebesar -
88,13467 dengan probabilitas 0,575 signifikan pada 0,05 yang berarti H0 diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi
antar nilai residual. Uji Heterokedastisitas
Uji ini dilakukan dengan melakukan uji Glesjer. Uji Glesjer mengusulkan
untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Gujarati dalam
ghozali, 2013 : 142).
Tabel 13 Hasil Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 428.119 174.775 2.450 .018
EPS -.340 .548 -.095 -.620 .538
DER -90.476 199.824 -.113 -.453 .653
DPS -14.408 14.792 -.354 -.974 .335
X1Z .231 .146 .514 1.582 .121
X2Z -.417 26.609 -.004 -.016 .988
a. Dependent Variable: RES23
Sumber : Data Olahan Penulis, 2019
Berdasarkan hasil uji Glesjer pada tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel
yang digunakan dalam penelitian ini tidak ada satupun yang signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen (harga saham). Hal ini terlihat dari probabilitas
signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa model
regresi tidak mengandung adanya Heterokedastisitas.
Pengujian Analisis Regresi Moderasi
Pengujian regresi berganda ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh antara satu variabel independen, variabel moderasi dan hubungan antara
variabel independen dengan variabel moderasi terhadap variabel dependen.
Tabel 14 Hasil Uji Regresi Moderasi
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1
(Constant) -28.375 242.438 EPS 12.034 .761 .953
DER -122.626 277.185 -.044
DPS 21.897 20.518 .152
X1Z -.297 .203 -.187
X2Z 49.934 36.911 .139
a. Dependent Variable: HS
Sumber : Data Olahan Penulis, 2019
Berdasarkan hasil uji regresi moderasi pada tabel dapat disusun persamaan
sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3Z + β4X1Z + β5X2Z +
HS = -28,375 + 12,034 EPS – 122,626 DER + 21,897 DPS – 0,297 Z1 + 49,934 Z2
+
1. Persamaan regresi menunjukkan nilai konstanta sebesar -28,375. Hal ini
berarti jika EPS, DER dan (EPS x DPS), (DER x DPS) sama dengan nol maka
nilai koofisien harga saham (HS) adalah sebesar -28,375.
2. Nilai koofisien regresi EPS memiliki nilai sebesar 12,034 terhadap harga
saham, jika EPS mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka harga saham
akan naik sebesar 12,034. Sedangkan jika ditambahkan dengan variabel DPS
sebagai variabel moderasi (Z) maka menghasilkan nilai sebesar -0,297
terhadap harga saham.
3. Nilai koofisien DER memiliki nilai sebesar -122,626 terhadap harga saham,
dapat diartikan jika DER naik sebesar 1 satuan maka koofisien harga saham
akan menurun sebesar -122,626. Sedangkan jika ditambahkan dengan DPS
sebagai variabel moderasi (Z) maka akan menghasilkan nilai sebesar 49,934.
Pengujian Hipotesis Moderasi
Pengujian uji regresi moderasi bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
moderasi mampu memperkuat atau memperlemah variabel independen terhadap
variabel dependen. Selain itu juga untuk melihat apakah keberadaan variabel
moderator ini sebagai pure moderator, quasi moderator, atau bukan moderasi.
Uji Rgresi Tahap 1
Pada tahap 1, ada dua langkah yang dilakukan. Pertama, menguji pengaruh
X1 dan Z terhadap Y. Kedua, menguji pengaruh X1, Z, dan interaksi X1*Z (X1Z).
Tabel 15 Hasil Uji Moderasi Tahap 1 Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 135.322 123.887 1.092 .280
EPS 11.598 .707 .918 16.413 .000
DPS 11.012 8.036 .077 1.370 .177
a. Dependent Variable: HS
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 62.602 143.857 .435 .665
EPS 11.835 .746 .937 15.867 .000
DPS 26.226 17.277 .183 1.518 .136
X1Z -.192 .193 -.121 -.995 .325
a. Dependent Variable: HS
Sumber : Data Olahan Penulis, 2019
Hasil output menunjukkan bahwa pengaruh X1Z terhadap Y negatif, artinya
moderasi dari dividend per share memperlemah pengaruh earning per share terhadap
harga saham. Dan pengaruhnya adalah tidak signifikan 0,325 > 0,05. Keberadaan
dividend per share sebagai pemoderasi adalah bukan moderator (Manik, 2018).
Uji Regresi Tahap 2
Pada tahap 1, ada dua langkah yang dilakukan. Pertama, menguji pengaruh
X1 dan Z terhadap Y. Kedua, menguji pengaruh X1, Z, dan interaksi X1*Z (X1Z). Tabel 16 Hail Uji Moderasi Tahap 2
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1084.183 504.732 2.148 .037
DER -333.941 449.860 -.118 -.742 .461
DPS .937 22.921 .007 .041 .968
a. Dependent Variable: HS
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1208.759 545.215 2.217 .031
DER -673.447 704.936 -.239 -.955 .344
DPS -18.291 38.324 -.127 -.477 .635
X2Z 57.647 91.757 .160 .628 .533
a. Dependent Variable: HS
Sumber : Data Olahan Penulis, 2019
Hasil output menunjukkan nilai X2Z yang positif, artinya dividend per share
memperkuat namun tidak signifikan hubungan antara debt to equity ratio terhadap
harga saham. Dan pengaruhnya adalah tidak signifikan 0,533 > 0,05. Keberadaan
dividend per share sebagai pemoderasi adalah bukan moderator (Manik, 2018).
Uji Signifikansi Moderasi (Uji-f)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen,
variabel moderasi dan hubungan antara variabel independen dan variabel moderasi
terhadap variabel dependen secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh
terhadap variabel dependen.
Tabel 17 Hasil Uji Signifikansi Moderasi (Uji-f)
ANOVA
a
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 74823597.310 5 14964719.462 55.482 .000b
Residual 12407130.921 46 269720.237
Total 87230728.231 51 a. Dependent Variable: HS b. Predictors: (Constant), X2Z, EPS, DER, X1Z, DPS
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) diketahui bahwa tingkat
signifikansi yaitu 0,000 < 0,05, dan nilai Fhitung > Ftabel (56,482 > 2,80), tingkat
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa semua variabel secara
simultan mempengaruhi harga saham.
Uji Koofisien Determinasi Moderasi (R2)
Uji koofisien determinasi (R2) pada hubungan antara variabel independen dan
variabel moderasi untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Tabel 18 Hasil Uji Koofisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .926a .858 .842 519.346 2.275
a. Predictors: (Constant), X2Z, EPS, DER, X1Z, DPS b. Dependent Variable: HS
Sumber : Data Olahan Penulis, 2019
Berdasarkan hasil uji koofisien determinasi pada tabel, dapat disimpulkan
bahwa variabel dependen yaitu harga saham dapat dijelaskan oleh variabel
independen, variabel moderasi, serta interkasi antara variabel independen dan
variabel moderasi terhadap harga saham sebesar 84,2%.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham
Hasil ini didukung oleh penelitian dari Ratih, dkk (2013) yang menyatakan
bahwa earning per share berpengaruh terhadap harga saham. Earning per share atau
laba per lembar saham adalah kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan
pendapatan yang diperoleh kepada pemegang sahamnya. Semakin besar jumlah
earning per share suatu perusahaan menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin
meningkat. Hal ini akan mendorong investor untuk berinvestasi di perusahaan yang
memiliki nilai earning per share yang tinggi karena tingkat pengembalian investasi
yang akan mereka dapatkan juga akan tinggi. Dengan demikian, permintaan investasi
akan meningkat dan membuat harga saham meningkat . Hasil ini tidak sejalan dengan
apa yang dikemukakan oleh Purnamawati, dkk (2017) yang mengungkapkan bahwa
earning per share tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dari Rahmawati dan
Suryono (2017) yang mengungkapkan hasil bahwa debt to equity ratio berpengaruh
terhadap harga saham. Debt to Equity Ratio membandingkan total utang dengan total
modal. Investor cenderung menghindari perusahaan dengan nilai debt to equity ratio
yang tinggi karena perusahaan yang memiliki nilai debt to equity ratio yang tinggi
memiliki resiko yang cukup tinggi terhadap likuiditas perusahaannya. Namun selama
perusahaan menggunakan hutang tersebut untuk meningkatkan pendapatan
perusahaan, maka investor akan beranggapan bahwa perusahaan tersebut mampu
melunasi kewajibannya sehingga harga saham akan meningkat. Berbeda dengan yang
diungkapkan oleh Rizanti dan Husaini (2017) yang mengemukakan bahwa debt to
equity ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Pengaruh Dividend Per Share Terhadap Harga Saham
Hasil ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Lilianti (2018) yang
mengungkapkan bahwa dividend per share berpengaruh terhadap harga saham. Nilai
dividend per share yang tinggi menggambarkan prospek perusahaan yang baik karena
artinya perusahaan akan dapat membayarkan dividen yang tinggi kepada para
investor. Hal ini merupakan daya tarik bagi investor untuk berinvestasi.
Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham Dimoderasi oleh Dividend
Per Share
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Safitri
(2018) yang mengungkapkan bahwa dividend per share sebagai variabel moderasi
justru melemahkan hubungan antara earning per share terhadap harga saham.
Informasi mengenai dividend per share bukan merupakan hal utama yang
diperhatikan oleh investor saat mengambil keputusan investasinya. Sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Cholidia (dalam Rahmadewi dan Abundanti, 2018)
bahwa investor cenderung tidak menggunakan analisis fundamental dalam
pengambilan keputusan melainkan investor menggunakan kelompok referensi,
pengalaman, dan mengikuti pergerakan Bandar (spekulasi) dalam berinvestasi
menunjukkan bahwa faktor psikologis mengambil peranan yang cukup penting dalam
pengambilan keputusan investasi.
Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham Dimoderasi oleh Dividend
Per Share
Berdasarkan hasil penelitian, dividend per share mampu memperkuat
hubungan debt to equity ratio terhadap harga saham. Dapat diartikan bahwa investor
tidak terlalu memperhatikan tingkat debt to equity ratio suatu perusahaan jika tingkat
pengembalian berupa dividen yang akan mereka dapatkan tinggi. Dividen per share
yang tinggi mampu membuat investor tertarik untuk berinvestasi, sehingga dapat
meningkatkan harga saham.
Pengaruh Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, dan Dividend Per Share
terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) dapat diketahui bahwa
tingkat signifikansi yaitu 0,000 < 0,05 sementara itu dapat juga dilihat dari Fhitung
dibanding dengan nilai Ftabel. Fhitung > Ftabel (56,482 > 2,80) dan tingkat signifikansi
sebesar 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel yang digunakan dalam
penelitian ini secara simultan atau mempengaruhi variabel dependen yaitu harga
saham.
KESIMPULAN
1. Earning per share berpengaruh harga saham pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017.
2. Debt to equity ratio berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017.
3. Dividend per share berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017.
4. Dividend per share memperlemah hubungan earning per share terhadap
harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2017.
5. Dividend per share memperkuat namun tidak signifikan hubungan debt to
equity ratio terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017.
6. Earning per share, debt to equity ratio, dividend per share, dan hubungan
moderasi secara simultan memiliki pengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2017.
SARAN
1. Peneliti selanjutnya dapat menambah variabel independen yang dapat
mempengaruhi harga saham.
2. Peneliti selanjutnya dapat menambah variabel moderasi yang dapat
memperkuat hubungan antara variabel independen terhadap harga saham.
3. Untuk penelitian selanjutnya dapat memperluas sampel penelitian dan dapat
menggunakan periode tahun penelitian dalam rentang waktu yang lebih lama.
Daftar Pustaka
Aminah, Nur, dkk. 2016. Pengaruh Deviden Per Share, Return On Equity, Net Profit
Margin, Return On Investment Dan Return On Asset Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2011-2013. Jurnal Of Accounting: Universitas
Pandanaran Semarang. Volume 2. No 2.
Azmi, Muchamad Ulul, dkk.2016. Analisis Pengaruh Net Profit Margin (NPM),
Return On Assets (ROA) Dan Current Ratio (CR) Terhadap Harga Saham
Emiten Lq45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-
2014.Journal Of Accounting:Volume 2 No.2 Maret 2016.
Cahyani, Noerlita dan Herry Winarto.2017. Pengaruh Return On Equity, Earning Per
Share Dan Debt To Equity Terhadap Harga Saham Pada Pt Medco Energi
Internasional Tbk. Jurnal Manajemen. Universitas Dwipayana. Vol 5. No 2.
Ghozali, Imam.2013. Analisis Multivariate Program.Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan.Yogyakarta:Triatmojo-CAPS.
Ifadhila.2016. Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER)
Terhadap Harga Saham dengan Dividend Per Share sebagai Variabel
Moderasi pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).
Skripsi. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 2016.
Kasmir.2016.Analisis Laporan Keuangan.Jakarta:Rajawali Pers.
Lilianti,Emma.2018. Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi di Bursa Efek Indonesia.
ISSN : 2540-816x Volume 3 Nomor 1.
Oktaviani,Pramita Riza dan Sasi Agustin. 2017. Pengaruh PER, EPS, DPS, DPR
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan. Jurnal Ilmu dan
Riset Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya ISSN :
2461-0593 Volume 6, Nomor 2.
Purnamawati, dkk.2017. Analisis Pengaruh Return On Assets (Roa), Earning Per
Share, Price Earning Ratio, dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham
(Studi Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2012-2016). Jurnal Ilmiah Progresif Akuntansi Dan
Keuangan (Jipak), Volume 13, Nomor 2, November 2017 ISSN 2354-5682.
Rahmadewi, Pande Widya dan Nyoman Abundanti.2018. Pengaruh EPS, PER, CR,
dan ROE Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal
Manajemen Unud, Vol 7, No.4, 2018:2106-2133. ISSN: 2302-8912.
Rahmawati, Dwi dan Bambang Suryono. 2017. Pengaruh DPR, EPS dan DER
Terhadap Harga Saham. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia: Volume 6, Nomor 6.
Ratih, Dorothea dkk.2013. Pengaruh EPS, PER, DER, ROE Terhadap Harga Saham
pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012. Diponegoro Journal of Social and Politic.
Rizanti, Erika Diana dan Achmad Husaini.2017. Pengaruh Tingkat Suku Bunga,
Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Dan Return On Equity Terhadap Harga
Saham (Studi pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode
Februari 2013-Januari 2016). Jurnal Administrasi Bisnis Universitas
Brawijaya Malang:Vol. 51 No. 1.
Sondakh, Frendy, dkk.2016. Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Asset,
Return On Equity Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Pada Indeks Lq 45
Di Bei Periode 2010-2014. Jurnal EMBA:Vol.3 No.2 Juni 2015, Hal. 749-
756. ISSN 2303-1174.
Sunyoto, Danang. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Edisi 1. Yogyakarta :
CAPS.
Yanti, Ni Putu Nova Eka dan I Ketut Suryanawa.2013. Pengaruh Earning Per Share
Terhadap Harga Saham dengan Dividend Per Share sebagai Variabel
Moderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.2 (2013): 212-228
ISSN: 2302-8556.