pengaruh determinan niat mahasiswa dalam...
TRANSCRIPT
PENGARUH DETERMINAN NIAT MAHASISWA DALAM
MENGGUNAKAN SABUK PENGAMAN
DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2017
SKRIPSI
Disusun Oleh:
ARIO JULVIANTINO
1113101000038
PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti karya ini bukan karya asli saya atau merupakan
jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Desember 2017
Ario Julviantino
ii
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Skripsi, Desember 2017
Ario Julviantino, NIM : 1113101000038
PENGARUH DETERMINAN NIAT MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN
SABUK PENGAMAN DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
xvii + 82 halaman, 19 tabel, 11 gambar, 17 lampiran
ABSTRAK
Penggunaan sabuk pengaman memiliki peran yang penting dalam
keselamatan di jalan raya dimana dapat mengurangi risiko kematian dan cedera
secara signifikan saat terjadi kecelakaan. Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diketahui bahwa dari 10 pengendara
kendaraan roda empat, hanya 7 pengendara yang menggunakan sabuk pengaman,
dan dari 10 penumpang kendaraan roda empat, keseluruhan penumpang tidak ada
yang menggunakan sabuk pengaman.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross
sectional, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh determinan niat mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam menggunakan sabuk pengaman, dengan sikap,
norma subyektif, dan persepsi kontrol perilaku sebagai faktor determinan niat.
Sampel penelitian ini merupakan mahasiswa/i pengguna kendaraan roda empat yang
berjumlah 312 orang yang didapatkan melalui metode sampling non-probabilistic.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui pengisian kuesioner. Dilakukan analisis
multivariat menggunakan uji regresi linier berganda.
Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa niat penggunaan sabuk pengaman
memiliki nilai median 4,67 dan determinan pembentuk nya yaitu sikap memiliki nilai
median 5,00, norma subyektif memiliki nilai median 5,67, dan persepsi kontrol
perilaku memiliki nilai median 6,00. Berdasarkan analisis multivariat didapatkan
bahwa norma subyektif (sig.0,000, β = 0,414) merupakan determinan yang
berpengaruh paling signifikan, diikuti dengan persepsi kontrol perilaku (sig.0,000, β
= 0,187) dan sikap (sig. 0,017, β = 0,119).
Berdasarkan hasil penelitian, untuk memperbaiki niat dalam menggunakan
sabuk pengaman disarankan untuk perlu dilakukan kajian kembali terkait peraturan
penggunaan sabuk pengaman di Indonesia, dan perlu nya dilakukan kampanye dan
edukasi yang bukan hanya ditujukan terhadap pengguna kendaraan roda empat, tetapi
kepada orang-orang yang penting dari pengguna kendaraan roda empat.
Kata Kunci : Sabuk pengaman, theory of planned behavior, Mahasiswa
Daftar Bacaan : 57 (1975-2017)
iii
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA
FACULTY OF MEDICAL AND HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY
Undergraduate Thesis, November 2017
Ario Julviantino, NIM : 1113101000038
EFFECT OF DETERMINANTS RELATED TO UNDERGRADUATE STUDENT
INTENTION ON SEATBELT USE IN SYARIF HIDAYATULLAH ISLAMIC
STATE UNIVERSITY JAKARTA 2017
xvii + 82 pages, 19 tables, 11 pictures, 17 attachments
ABSTRACT
Seatbelt use plays an important role in road safety. Seatbelt use can
significantly reduce the risk of fatality and injury in an accident. Based on the prior
observation in Syarif Hidayatullah State Islamic University, it was discovered that
from 10 car drivers, there are only 7 drivers who use seatbelt when driving, and from
10 car passenger, it’s discovered that every of the passenger didn’t use seatbelt.
This research is a quantitative research with a cross sectional design to see
what the effects of determinants related to Syarif Hidayatullah undergraduate student
intention on seatbelt use, with attitude, subjective norm, and perceived behavior
control as the determinant factor of intention. The sample of this research consist of
312 undergraduate car occupants in which collected through non-probability
sampling technique. Data collection is executed through questionnaire. A
Multivariate analysis through multiple linear regressions then conducted.
The research found that seatbelt use intention have a median of 4,67, and
determinant constructing intention that is attitude have a median of 5,00, subjective
norm have a median of 5,67, and perceived behavior control have a median of 6,00.
Based on the multivariate analysis, it was founded that subjective norm (sig.0,000, β
= 0,414) was the most significantly related determinant of seatbelt use intention,
followed by perceived behavioral control (sig.0,000, β = 0,187) and attitude (sig.
0,017, β = 0,119).
Based on the research, to raise the seatbelt use intention, it is suggested that
the legislation that regulate the use of seatbelt use of car occupants in Indonesia
needs to be reviewed by the government, and there is a need for a campaign and
education program that targets not only the car occupants, but also the family and
significant other of the car occupants.
Keywords : Seatbelt, theory of planned behavior, undergraduate student
Reading list : 57 (1975-2017)
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi
PENGARUH DETERMINAN NIAT MAHASISWA DALAM
MENGGUNAKAN SABUK PENGAMAN
DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2017
Telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Sidang Skripsi
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Oleh :
Ario Julviantino
NIM : 1113101000038
Tangerang Selatan, Desember 2017
Mengetahui
Pembimbing Skripsi
Dr. Iting Shofwati, S.T, M.KKK
NIP. 197608080 200604 2 001
v
PANITIA SIDANG SKRIPSI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Jakarta, Desember 2017
Penguji I
Siti Rahmah Hidayatullah Lubis, S.KM, M.KKK
NIP.
Penguji II
Izza Hananingtyas, M.Kes
NIP. 19890216 201403 2 005
Penguji III
Ir. Rulyenzi Rasyid, M.KKK
NIP.
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Ario Julviantino
Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 21 Juli 1994
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Golongan Darah : -
Agama : Islam
Alamat Rumah : Jl. Cimandiri No 28, RT 001/RW 007, Cipayung,
Ciputat, Tangerang Selatan
Nomor Telepon : 0878 8907 9511
Alamat surat elektronik : [email protected]/[email protected]
Pendidikan Formal
1. TK Negeri Cipete
1999 – 2000 Jl. Cipete VII, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12430, Indonesia
2. SDN Cipete Selatan
2000 – 2001 Jl. Asem II, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12430, Indonesia
3. SDS Dharma Karya
2001 – 2006 Jl. Pala Raya No.3 Pondok Cabe Udik, Pamulang
4. SMPS Dharma Karya
2006 – 2009 Jl. Talas II No.30 Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Propinsi Banten
5. SMAS Dharma Karya
2009 – 2012 Jl. Talas II No.30 Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Propinsi Banten
6 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2013 –
sekarang
Fakultas Kedokteran dan IlmuKesehatan (FKIK),
Program Studi Kesehatan Masyarakat,
Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Determinan Niat Mahasiswa
Dalam Menggunakan Sabuk Pengaman Di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2017” ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam proses
memperoleh gelar sarjana. Dalam proses penyusunannya, penulis mendapat
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Allah SWT atas segala nikmat serta kasih sayang yang telah diberikan-Nya.
2. Keluarga Penulis
3. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes., selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Iting Shofwati, S.T, M.KKK selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan ilmu serta arahan kepada penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi.
5. Ibu Siti Rahmah H Lubis, S.KM, M.KKK, Ibu Izza Hananingtyas, M.Kes,
dan Ir. Rulyenzy Rasyid, M.KKK selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran serta arahan kepada penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi.
6. Seluruh mahasiswa yang telah menjadi bagian dari penelitian karena tanpa
ikut sertanya penelitian ini tidak dapat dilaksanakan.
viii
7. Radianti, Rizal, dan Erwin, seluruh kerabat K3 2013 “Katigabelas”
Suryaramadhanty, Dinda, Vicky, Nursyahbanni, Arianda, Aqil, Amalia,
Nanda, Daus, Widya, Satrio, Nanda, Najma, Dea, Mega, Ana, Dewi, dan Iis ,
dan keluarga K3 UIN Jakarta dan Pathisity yang tidak dapat disebutkan
namanya satu per satu, yang telah memberikan dukungan dan motivasi
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Akhir kata, penulis menyadari adanya kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Namun, semoga terdapat manfaat bagi penulis maupun bagi pembaca yang lain.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, November 2017
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................................... ii
ABSTRACT ................................................................................................................ iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xvi
DAFTAR ISTILAH ................................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3. Tujuan ............................................................................................................ 7
1.3.1. Tujuan Umum ........................................................................................ 7
1.3.2. Tujuan Khusus ....................................................................................... 7
1.4. Manfaat .......................................................................................................... 8
1.4.1. Bagi Institusi Keilmuan ......................................................................... 8
1.4.2. Bagi Peneliti ........................................................................................... 8
1.4.3. Bagi Pengguna Kendaraan Roda Empat ................................................ 8
1.4.4. Bagi Pihak Berwewenang ...................................................................... 8
1.5. Ruang Lingkup .............................................................................................. 9
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 10
2.1. Sabuk Pengaman ......................................................................................... 10
2.1.1. Komponen Sabuk Pengaman ............................................................... 11
2.1.2. Jenis-Jenis Sabuk Pengaman ................................................................ 12
2.1.3. Keefektifan Sabuk Pengaman dalam Pencegahan Cedera ................... 13
2.2. Peraturan Penggunaan Sabuk Pengaman di Indonesia ................................ 14
2.3. Niat .............................................................................................................. 16
2.4. Theory of Planned Behavior ....................................................................... 19
2.4.1. Faktor Pembentuk Niat ........................................................................ 21
2.4.2. Kerangka Teori .................................................................................... 25
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ...................... 26
3.1. Kerangka Konsep ........................................................................................ 26
3.2. Definisi Operasional .................................................................................... 27
3.3. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 28
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 29
4.1. Desain Penelitian ......................................................................................... 29
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 29
4.3. Populasi dan Sampel ................................................................................... 29
4.4. Etika Penelitian ........................................................................................... 32
4.5. Instrumen Penelitian .................................................................................... 33
4.5.1. Analisis Validitas Instrumen ................................................................ 38
4.5.2. Analisis Reliabilitas Instrumen ............................................................ 40
4.6. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 41
xi
4.7. Manajemen Data ......................................................................................... 42
4.7.1. Pengelolaan Data ................................................................................. 42
4.7.2. Analisis Data ........................................................................................ 43
BAB V HASIL .......................................................................................................... 50
5.1. Deskripsi Umum Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda Empat di
UIN Syarif Hidayatullah tahun 2017 .......................................................... 50
5.2. Distribusi Niat Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda Empat di UIN
Syarif Hidayatullah tahun 2017 .................................................................. 53
5.3. Distribusi Faktor Determinan Pembentuk Niat Mahasiswa/i Pengguna
Kendaraan Roda Empat di UIN Syarif Hidayatullah tahun 2017 ............... 54
5.4. Faktor Determinan Paling Berpengaruh Terhadap Niat Penggunaan
Sabuk Pengaman Pada Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda
Empat di UIN Syarif Hidayatullah tahun 2017 ........................................... 56
BAB VI PEMBAHASAN .......................................................................................... 59
6.1. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 59
6.2. Niat Penggunaan Sabuk Pengaman Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan
Roda Empat di UIN Syarif Hidayatullah tahun 2017 ................................. 59
6.3. Pengaruh Sikap Terhadap Niat Penggunaan Sabuk Pengaman
Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda Empat di UIN Syarif
Hidayatullah tahun 2017 ............................................................................. 62
6.4. Pengaruh Norma Subyektif terhadap Niat Penggunaan Sabuk
Pengaman Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda Empat di UIN
Syarif Hidayatullah tahun 2017 .................................................................. 65
xii
6.5. Pengaruh Persepsi Kontrol Perilaku Terhadap Niat Sabuk Pengaman
Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda Empat di UIN Syarif
Hidayatullah tahun 2017 ............................................................................. 69
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 72
7.1. Simpulan ...................................................................................................... 72
7.2. Saran ............................................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 76
LAMPIRAN ............................................................................................................... 83
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Pertanyaan pada Instrumen Penelitian ............................................... 37
Tabel 4.2 Uji Validitas Variabel ........................................................................ 39
Tabel 4.3 Nilai Cronbach α ................................................................................ 40
Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Variabel .................................................................... 40
Tabel 4.5 Uji Eksistensi ..................................................................................... 44
Tabel 4.6 Uji Durbin-Watson ............................................................................. 45
Tabel 4.7 Uji Normalitas .................................................................................... 47
Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas .......................................................................... 49
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur pada Mahasiswa/i
Pengguna Kendaraan Roda Empat di UIN Syarif Hidayatullah
tahun 2017 .......................................................................................... 50
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pada
Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda Empat di UIN Syarif
Hidayatullah tahun 2017 ................................................................... 51
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Berkendara pada
Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda Empat di UIN Syarif
Hidayatullah tahun 2017 ................................................................... 51
Tabel 5.4 Distribusi Pengalaman Berkendara Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-Laki pada Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda Empat
di UIN Syarif Hidayatullah tahun 2017 ............................................. 52
Tabel 5.5 Distribusi Pengalaman Berkendara Berdasarkan Jenis Kelamin
Perempuan pada Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda Empat
di UIN Syarif Hidayatullah tahun 2017 ............................................. 52
xiv
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Variabel Niat Mahasiswa/i Pengguna
Kendaraan Roda Empat di UIN Syarif Hidayatullah tahun 2017 ...... 53
Tabel 5.7 Distribusi Nilai Niat Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda
Empat di UIN Syarif Hidayatullah tahun 2017 .................................. 53
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Variabel Determinan Pembentuk Niat
Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda Empat di UIN Syarif
Hidayatullah tahun 2017 ................................................................... 54
Tabel 5.9 Distribusi Nilai Sikap Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda
Empat di UIN Syarif Hidayatullah tahun 2017 .................................. 54
Tabel 5.10 Distribusi Nilai Norma Subyektif Mahasiswa/i Pengguna
Kendaraan Roda Empat di UIN Syarif Hidayatullah tahun 2017 ...... 55
Tabel 5.11 Distribusi Nilai Persepsi Kontrol Perilaku Mahasiswa/i Pengguna
Kendaraan Roda Empat di UIN Syarif Hidayatullah tahun 2017 ...... 55
Tabel 5.12 Hasil Analisis Variabel Kandidat Model Multivariat ........................ 56
Tabel 5.13 Hasil Analisis Multivariat .................................................................. 56
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Buckle, Retractor, Anchor, Webbing, dan Latch plate (dari kiri ke
kanan) ................................................................................................. 12
Gambar 2.2 Slip Guide ........................................................................................... 12
Gambar 2.3 Lap-belt (kiri) dan Lap-and-shoulder belts (kanan) .......................... 13
Gambar 2.4 Theory of Reasoned Action ............................................................... 18
Gambar 2.5 Theory of Planned Behavior .............................................................. 20
Gambar 2.6 Kerangka Teori (Ajzen, 1991) ........................................................... 25
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................... 26
Gambar 4.1 Proses pembuatan kuesioner .............................................................. 34
Gambar 4.2 Kurva Distribusi Residual .................................................................. 46
Gambar 4.3 Normal P-P Plot Residual .................................................................. 46
Gambar 4.4 Diagram Scatter plot Residual ........................................................... 48
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Output Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 3 Output Hasil Uji Univariat
Lampiran 4 Output Hasil Uji Multivariat
xvii
DAFTAR ISTILAH
WHO : World Health Organization
ASIRT : Association For Safe International Road Travel
NHTSA : National Highway Traffic Safety Administration
BPS : Badan Pusat Statistik
UIN : Universitas Islam Negeri
KM : Keputusan Menteri
Kepmenhub : Keputusan Menteri Perhubungan
1
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Berkendara menggunakan kendaraan baik milik pribadi maupun kendaraan
umum di jalan raya memiliki risiko kematian dan cedera bagi para penggunanya.
Kecelakaan di jalan raya merupakan penyebab terbesar kematian penduduk muda
berumur diantara 15 sampai dengan 29 tahun (WHO, 2015a). Laporan dari WHO
(2015a) menunjukkan bahwa sebanyak 68 negara di dunia mengalami peningkatan
jumlah kematian di jalan raya semenjak tahun 2010. Sebesar 84% dari seluruh negara
yang mengalami peningkatan merupakan negara dengan tingkat pendapatan rendah
hingga menengah.
Akibat kecelakaan di jalan raya, sekitar 1,3 juta orang meninggal dan 20-50
juta mengalami cedera atau kecacatan (ASIRT, n.d). Untuk data dunia, kecelakaan di
jalan raya memiliki rate kematian 17,4 per 100.000 penduduk (WHO, 2015c).
Sebesar 316.080 penduduk di Asia Tenggara mengalami kematian akibat kecelakaan
di jalan raya, dengan rate kematian sebesar 17,0 per 100.000 penduduk (WHO,
2015b). Pada tahun 2013, sebesar 38.279 penduduk Indonesia meninggal akibat
kecelakaan di jalan raya, dengan rate kematian 15,3 per 100.000 penduduk dan/atau
36,7 per 100.000 jumlah kendaraan. Sebesar 6% dari total penduduk yang meninggal
di jalan raya adalah diakibatkan kecelakaan kendaraan roda empat (WHO, 2015a),
dimana 1% merupakan pengendara dan 5% lainnya merupakan penumpang dari
kendaraan (WHO, 2015a).
Kecelakaan di jalan raya disebabkan oleh beberapa faktor seperti berkendara
dengan kecepatan tinggi, berkendara di bawah efek alkohol, berkendara dibawah
2
efek obat-obatan terlarang, tidak fokus mengendarai saat berkendara (bermain ponsel,
mengobrol), infrastruktur jalan yang tidak aman, kendaraan yang tidak aman,
layanan kesehatan/keselamatan pasca kecelakaan yang tidak mencukupi, penegakan
hukum dan peraturan lalu lintas yang tidak mencukupi, dan tidak menggunakan alat
pelindung berkendara seperti sabuk pengaman saat berkendara (WHO, 2017). Sabuk
pengaman, seat-belt, atau safety-belt merupakan salah satu alat pelindung berkendara
yang berfungsi untuk melindungi pengguna kendaraan roda empat dari risiko
berbenturan dengan interior mobil dan/atau terlempar ke luar mobil (Simsekoglu,
2009). Penggunaan sabuk pengaman mengurangi risiko kematian dan cedera serius,
dimana penggunaan sabuk pengaman mengurangi risiko kematian sebesar 45% dan
mengurangi risiko cedera serius sampai dengan 50% (NHTSA, 2010). Cedera paling
sering dan serius yang terjadi ketika terjadi kecelakaan ketika pengguna kendaraan
tidak menggunakan sabuk pengaman adalah benturan ke kepala, kemudian dada, dan
terakhir perut, dan kemudian terdapat juga cedera yang dapat mengakibatkan
kecacatan yaitu cedera pada kaki dan leher (WHO, 2009).
Setiap negara di dunia memiliki peraturan dan regulasi yang mewajibkan
pengguna kendaraan roda empat untuk menggunakan sabuk pengaman. Di Indonesia
sendiri sudah terdapat peraturan-peraturan, mulai dari Undang-Undang Nomor 14
tahun 1992 tentang Lalu Lintas Angkatan Jalan sampai dengan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang mengatur
tentang desain sabuk pengaman, komponen sabuk pengaman, kewajiban penggunaan
sabuk pengaman, dan denda pelanggaran ketika tidak menggunakan sabuk pengaman.
Peraturan-peraturan tersebut dibuat karena sesuai dengan yang dinyatakan oleh
WHO (2009) bahwa peraturan dan regulasi merupakan salah satu solusi yang dapat
digunakan untuk mengatasi masalah penggunaan sabuk pengaman di seluruh dunia.
3
Masih adanya angka kematian di jalan raya pada kendaraan roda empat dapat
disebabkan oleh masih rendahnya penggunaan sabuk pengaman saat berkendara.
Berdasarkan Toyota Regional Safety Campaign Survey 2014, yang dikutip dari
Otomotifnet (2016) diketahui bahwa persentase penggunaan sabuk pengaman
diseluruh Asia Tenggara masih sangat rendah yaitu sebesar 25%, dengan di
Indonesia masih sejumlah 30%, sama seperti Thailand, yang kemudian diikuti
dengan Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Keyakinan dan sikap sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
penggunaan sabuk pengaman berdasarkan theory of planned behavior yang
diungkapkan oleh Ajzen (1991) merupakan faktor dari pembentuk niat. Dimana
keyakinan yang tinggi terhadap keuntungan kesehatan dari sabuk pengaman
berhubungan dengan tingginya penggunaan sabuk pengaman (Begg dan Langley,
2000 dalam (Simsekoglu, 2009)), dimana sebaliknya ketika sikap dan keyakinan
negatif mempengaruhi secara negatif penggunaan sabuk pengaman (Steptoe dkk.,
2002 dalam (Simsekoglu, 2009)). Pada theory of planned behavior dijelaskan bahwa
niat merupakan prediktor utama dari dilakukannya perilaku. Diketahui bahwa pada
beberapa penelitian sebelumnya bahwa niat merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku atau tindakan penggunaan sabuk pengaman (Torquato, dkk.,
2012, Chliaoutakis, dkk., 2000). Theory of planned behavior telah banyak digunakan
dalam melakukan penelitian tentang penggunaan sabuk pengaman (Tavafian, dkk.,
2011, Şimşekoğlu and Lajunen, 2008, Torquato, dkk., 2012, Castanier, dkk., 2013).
Rendahnya penggunaan sabuk pengaman di Indonesia berdasarkan Toyota
Regional Safety Campaign Survey 2014 seperti dikutip dari Otomotifnet (2016)
menunjukkan bahwa masih rendah/buruknya perilaku penggunaan sabuk pengaman
dari pengguna kendaraan roda empat di Indonesia. Padahal pada tahun 2013 jumlah
4
mobil penumpang/kendaraan roda empat di Indonesia adalah sejumlah 11.484.514
kendaraan (BPS, 2014), yang menunjukkan bahwa hanya sekitar 3 juta dari mobil
yang ada pengemudi nya menggunakan sabuk pengaman. Hal tersebut diikuti dengan
rate kematian di jalan raya sejumlah 36,7 per 100.000 jumlah kendaraan (WHO,
2015a), dimana sebanyak 6% dari jumlah kecelakaan yang terjadi menimpa
kendaraan roda empat, dengan sebesar 1% merupakan pengendara dan sebesar 5%
merupakan penumpang dari mobil tersebut.
Berdasarkan data WHO (2015a) dari 95.906 kecelakaan yang terjadi di
Indonesia, sebesar 38.279 mengalami kematian dengan korban paling banyak
merupakan penduduk muda berumur diantara 15 sampai dengan 29 tahun dengan
sebesar 6% dari total korban merupakan pengendara dan penumpang kendaraan roda
empat. Mahasiswa merupakan kelompok yang berada pada golongan umur dengan
jumlah kecelakaan yang tinggi (Kemenkes, 2015, WHO, 2015a), dimana telah
terbukti banyaknya kecelakaan pada kendaraan roda empat yang melibatkan
kelompok mahasiswa (Cirebontrust, 2017, Jawapos, 2016, Redaksisumbar, 2017).
Padahal, dengan digunakannya sabuk pengaman dapat mengurangi risiko kematian
sebesar 45% dan mengurangi risiko cedera serius sampai dengan 50% (NHTSA,
2010).
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan universitas
negeri yang terletak di wilayah Ciputat, Tangerang Selatan. Universitas yang
pertama kali didirikan pada 1 Juni 1957 ini memiliki 11 fakultas dan 1 sekolah pasca
sarjana. Ke 11 fakultas tersebut terbagi menjadi 2 area yaitu area kampus I yang
terletak di Jl. Ir. H. Djuanda, Ciputat dan kampus II yang terletak di Jl. Kertamukti,
Ciputat. Berdasarkan data yang didapatkan dari website UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta diketahui bahwa pada tahun akademik 2016/2017 jumlah mahasiswa/i aktif
5
yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berjumlah 24.246 mahasiswa/I (UIN,
2017).
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap pihak pengelola parkir UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, diketahui bahwa volume mobil yang masuk ke dalam
kampus UIN Jakarta sekitar 400 mobil per hari. Dari 400 mobil tersebut, sekitar 200
sampai dengan 250 mobil berada di kampus II dan sekitar 150 sampai dengan 200
mobil berada di kampus I. Kemudian, berdasarkan observasi yang dilakukan
terhadap pengguna kendaraan roda empat, baik pengendara maupun penumpang
diketahui bahwa dari 10 pengendara mobil mahasiswa/i yang masuk ke area UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, hanya 7 pengendara yang menggunakan sabuk
pengaman dan dari 10 penumpang mahasiswa/i yang menjadi penumpang kendaraan
roda empat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, keseluruhannya tidak menggunakan
sabuk pengaman. Maka oleh sebab itu, berkaitan dengan cukup tingginya jumlah
mahasiswa/i di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak menggunakan sabuk
pengaman, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui niat penggunaan
sabuk pengaman pada pengguna, baik pengendara dan penumpang muda di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh sebab itu maka peneliti ingin melakukan penelitian
mengenai “Pengaruh Determinan Niat Mahasiswa Dalam Menggunakan Sabuk
Pengaman Di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2017”.
1.2.Rumusan Masalah
Di Indonesia, angka penggunaan sabuk pengaman masih sangat rendah, yaitu
sebesar 30%. Rendahnya penggunaan sabuk pengaman ini sangat mempengaruhi
risiko kematian dan cedera akibat kecelakaan kendaraan mobil, dengan buktinya
telah terjadi kematian ketika kecelakaan yang disebabkan oleh penumpang kendaraan
6
tersebut tidak menggunakan sabuk pengaman, padahal menggunakan sabuk
pengaman saat berkendara di beberapa negara khususnya Indonesia diwajibkan
sesuai peraturan yang diterbitkan oleh pemerintah, dan penggunaan sabuk pengaman
juga dapat mengurangi risiko cedera dan kematian akibat kecelakaan. Dengan
banyaknya kasus tersebut, tetapi diketahui bahwa masih terdapat pengguna muda
kendaraan roda empat yang tidak menggunakan sabuk pengaman ketika berkendara,
khususnya di Universitas Islam Negeri Syaraf Hidayatullah Jakarta, dimana
berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap pengguna kendaraan roda empat,
baik pengendara maupun penumpang diketahui bahwa dari 10 pengendara mobil
mahasiswa/i yang masuk ke area UIN Syaraf Hidayatullah Jakarta, hanya 7
pengendara yang menggunakan sabuk pengaman dan dari 10 penumpang
mahasiswa/i yang menjadi penumpang kendaraan roda empat di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, keseluruhannya tidak menggunakan sabuk pengaman. Oleh
sebab itu ingin dilakukan analisis terhadap niat penggunaan sabuk pengaman pada
pengendara dan penumpang kendaraan berumur muda (15-29 tahun) menggunakan
Theory of Planned Behavior, dimana teori ini memiliki kemampuan dalam
melakukan analisis perilaku kesehatan. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti
ingin melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Determinan Niat Mahasiswa Dalam
Menggunakan Sabuk Pengaman Di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta 2017”.
7
1.3.Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran serta hubungan niat penggunaan sabuk pengaman
dengan faktor-faktor pembentuknya pada mahasiswa pengguna kendaraan roda
empat di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2017
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Diketahui gambaran dari niat sebagai prediktor perilaku pada penggunaan
sabuk pengaman pada mahasiswa pengguna kendaraan roda empat di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2017
2. Diketahui gambaran dari sikap sebagai prediktor niat pada penggunaan sabuk
pengaman pada mahasiswa pengguna kendaraan roda empat di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2017
3. Diketahui gambaran dari norma subyektif sebagai prediktor niat pada
penggunaan sabuk pengaman pada mahasiswa pengguna kendaraan roda
empat di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun
2017
4. Diketahui gambaran dari persepsi kontrol perilaku sebagai prediktor niat pada
penggunaan sabuk pengaman pada mahasiswa pengguna kendaraan roda
empat di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun
2017
5. Diketahuinya hubungan antara sikap, norma subyektif, dan persepsi kontrol
perilaku terhadap niat penggunaan sabuk pengaman pada mahasiswa
8
pengguna kendaraan roda empat di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tahun 2017
1.4.Manfaat
1.4.1. Bagi Institusi Keilmuan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi yang dapat
digunakan baik oleh mahasiswa pada institusi keilmuan maupun institusi keilmuan
itu sendiri supaya dapat menambah wawasan keilmuan K3 pada kehidupan sehari-
hari khususnya pada perilaku penggunaan sabuk pengaman.
1.4.2. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan wadah bagi peneliti untuk mengamalkan ilmu K3
yang telah dipelajari selama kegiatan perkuliahan dan diharapkan dapat
dipergunakan sebagai sumber informasi dan dasar untuk meningkatkan K3
khususnya keselamatan berkendara.
1.4.3. Bagi Pengguna Kendaraan Roda Empat
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi pengendara sehingga
lebih menyadari dan memperhatikan aspek keselamatan dalam berkendara,
khususnya dalam penggunaan sabuk pengaman.
1.4.4. Bagi Pihak Berwewenang
Untuk pihak Kementerian dan Dinas Perhubungan, penelitian ini diharapkan
dapat menjadi informasi dalam melakukan pengambilan keputusan dalam perumusan
dan penetapan peraturan penggunaan sabuk pengaman. Selanjutnya untuk kepolisian,
9
penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk meningkatkan
tingkat road safety atau keselamatan jalan raya.
1.5.Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang keselamatan berkendara
kendaraan roda empat yang bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor pembentuk
dari niat terhadap niat dalam penggunaan sabuk pengaman pada mahasiswa
pengguna kendaraan roda empat berumur 15-29 tahun di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tahun 2017. Penelitian ini bersifat analitik kuantitatif dengan desain
potong lintang dengan pengumpulan data melalui kuesioner. Penelitian ini dilakukan
selama bulan Februari-November 2017 di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan sampel penelitian sebanyak 312 orang responden yang
didapatkan melalui pengumpulan sampel non-probabilistik. Variabel dependen
dalam penelitian ini merupakan niat sebagai prediktor perilaku. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah sikap, norma subyektif, dan persepsi kontrol perilaku.
10
2. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Sabuk Pengaman
Seat-belt, safety belt, atau yang dikenal sebagai sabuk pengaman/keselamatan
merupakan alat pelindung diri yang tidak rumit tetapi efektif yang di rancang untuk
melindungi pengendara mobil dari risiko berbenturan dengan interior mobil dan/atau
terlempar ke luar mobil (Simsekoglu, 2009). Menurut Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor KM 37 Tahun 2002 tentang Persyaratan Teknis Sabuk
keselamatan, seat-belt atau sabuk keselamatan merupakan perangkat peralatan yang
merupakan bagian dan terpasang pada kendaraan bermotor, yang berfungsi untuk
mencegah benturan terutama bagian kepala dan dada dengan bagian kendaraan
sebagai akibat perubahan gerak kendaraan secara tiba-tiba. Sabuk pengaman bekerja
dengan menahan pengendara mobil di kursinya, baik pada saat normal berkendara,
maupun saat terjadi kecelakaan.
Beberapa fungsi dari sabuk pengaman menurut (WHO, 2009) adalah sebagai
berikut :
1. Mengurangi risiko kontak dengan interior kendaraan atau mengurangi
keparahan dari cedera apabila terjadi kontak.
2. Menyamaratakan gaya yang diakibatkan kecelakaan ke bagian tubuh yang
terkuat dari manusia.
3. Mencegah pengendara dari terlempar keluar kendaraan ketika terjadi
kecelakaan.
4. Mencegah cedera ke penumpang kendaraan akibat penumpang lain.
11
2.1.1. Komponen Sabuk Pengaman
Komponen-komponen utama dari sabuk pengaman adalah buckles (pengunci
sabuk), retractor/length adjuster (pengatur panjang), anchors (jangkar), webbing
(pita sabuk), latch-plates/fitting (pengikat) (NHTSA, 2014), dan slip-guide
(Kepmenperhub, 2002).
1. Pita Sabuk (Webbing), yaitu bagian dari sabuk keselamatan yang berfungsi
untuk menahan posisi pengemudi dan penumpang agar tetap berada pada
tempat duduk semula saat mengalami perubahan kecepatan dan gerakan
secara mendadak;
2. Pengunci Sabuk (Buckle), yaitu bagian dari sabuk keselamatan yang
berfungsi sebagai penyambung dan pengunci pita sabuk dengan komponen
lainnya;
3. Pengatur Panjang (Length Adjuster/Retractor), yaitu bagian dari sabuk
keselamatan yang berfungsi untuk mengatur dan menggulung pita sabuk serta
mengatur panjang sesuai kebutuhan;
4. Penuntun Gelincir (Slip Guide), yaitu bagian dari sabuk keselamatan yang
berfungsi mengarahkan perubahan pergerakan Sabuk Keselamatan;
5. Pengikat (Fitting/latch-plates), yaitu bagian dari sabuk keselamatan yang
berfungsi mengikat pita sabuk ke badan kendaraan;
6. Jangkar (Anchorage), yaitu bagian dari perangkat sabuk keselamatan yang
berfungsi sebagai tempat dipasangnya Sabuk Keselamatan pada kendaraan
bermotor.
12
Sumber : NHTSA (2014)
Gambar 2.1 Buckle, Retractor, Anchor, Webbing, dan Latch plate (dari kiri ke
kanan)
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar 2.2 Slip Guide
2.1.2. Jenis-Jenis Sabuk Pengaman
Terdapat 2 jenis Sabuk Pengaman yang paling sering ditemukan di dalam
kendaraan yang biasa ditemukan di jalan, yaitu lap-belt dan lap-and-shoulder belt
atau three-point belt (NHTSA, 2014), walau terdapat beberapa variasi lain seperti
sash, belt in seat, 5 point, automatic, 6-point harness (Monforton, n.d), dan sabuk
keselamatan tipe 4 titik (Kepmenperhub, 2002). Sebuah lap-belt merupakan jenis
sabuk pengaman yang melindungi proteksi 2 titik, dimana jenis sabuk ini
menghubungkan 2 titik di sisi kiri dan kanan pinggul pengendara. Kelemahan dari
lap belt yaitu tidak melindungi tubuh bagian atas. Untuk mengatasi kelemahan dari
jenis sabuk pengaman lap-belt, maka dibuat lap-and-shoulder belt atau biasa disebut
dengan three-point belt. Lap-and-shoulder belt mengatasi permasalahan yang
13
dimiliki oleh lap-belt dengan memberikan proteksi tambahan di tubuh bagian atas.
Proteksi tersebut diberikan dengan cara menambahkan satu titik proteksi yaitu di sisi
bahu pengendara, sehingga titik proteksi dari sabuk pengaman ini berada di 3 titik
yaitu di kedua sisi pinggul dan di salah satu sisi bahu.
Sumber : NHTSA (2014)
Gambar 2.3 Lap-belt (kiri) dan Lap-and-shoulder belts (kanan)
2.1.3. Keefektifan Sabuk Pengaman dalam Pencegahan Cedera
Penggunaan sabuk pengaman yang baik dan benar pada saat berkendara
meningkatkan tingkat keselamatan/perlindungan dari pengendara mobil. Bagi
pengendara mobil, penggunaan sabuk pengaman dapat memberikan perlindungan
pada beberapa kondisi. Kondisi yang mendapat perlindungan dengan menggunakan
sabuk pengaman adalah maksimal pada kecepatan 70 km/j tabrakan dari depan, dan
50 km/j tabrakan dari samping (WHO, 2004). Penggunaan sabuk pengaman
mengurangi risiko kematian dan cedera serius, dimana penggunaannya mengurangi
risiko kematian sebesar 45% dan mengurangi risiko cedera serius sampai dengan
50% (NHTSA, 2010). Penggunaan sabuk pengaman, dalam berkendara juga
mencegah pengendara kendaraan terlempar dari kendaraannya ketika berkendara,
dimana seseorang yang berkendara mobil tidak menggunakan sabuk pengaman, 30
14
kali lebih besar risikonya untuk terlempar keluar dari kendaraan ketika terjadi
kecelakaan (NHTSA, 2009).
2.2.Peraturan Penggunaan Sabuk Pengaman di Indonesia
Peraturan yang pertama kali diterbitkan di Indonesia untuk mengatur tentang
penggunaan sabuk pengaman atau sabuk keselamatan adalah dengan
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas
Angkatan Jalan. Undang-undang tersebut menyatakan pada pasal 61 ayat 2
dijelaskan bahwa terdapat pidana kurungan 1 bulan penjara dan denda setinggi-
tingginya Rp.1,000,000 bila pengendara tidak menggunakan sabuk keselamatan.
Peraturan tersebut kemudian disempurnakan dengan diterbitkan Peraturan
Pemerintah No. 44 tahun 1993 Tentang Kendaraan dan Pengemudi, dimana pada
paragraf 11 pasal 70 huruf e dijelaskan tentang sabuk keselamatan kecuali sepeda
motor dan pasal 76 tentang persyaratannya sabuk keselamatan. Pada tahun 1998,
dikeluarkan PP nomor 71 tahun 1998 tentang penangguhan berlakunya kewajiban
melengkapi dan menggunakan sabuk keselamatan dengan pertimbangan berdasarkan
pengamatan terhadap situasi dan kondisi yang berkembang dalam masyarakat saat itu
dan juga dalam rangka mematangkan persiapan dan kesiapan masyarakat maupun
aparat pelaksana.
Kemudian pada tahun 2002 di terbitkan 2 peraturan, yaitu keputusan Menteri
Perhubungan No. KM 85 Tahun 2002 Tentang Pemberlakuan Kewajiban
Melengkapi dan Menggunakan Sabuk Keselamatan dan Keputusan Menteri
Perhubungan No. KM 37 Tahun 2002 Tentang Persyaratan Teknis Sabuk
Keselamatan. Kedua peraturan tersebut menjadi peraturan yang mengatur dalam
penggunaan seat-belt, sabuk pengaman atau sabuk keselamatan selama berkendara.
15
Selanjutnya pada tahun 2009 dikeluarkan Undang-Undang No.22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dimana mengatur bahwa pengendara
kendaraan bermotor roda empat atau lebih dan penumpang yang duduk di sebelah
pengendara diwajibkan menggunakan sabuk pengaman. Berdasarkan UU tersebut,
jika seseorang yang mengendarai dan berada di sebelah pengendara tidak
menggunakan sabuk pengaman dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama
1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 250.000,00 rupiah.
Tetapi, peraturan tentang penggunaan sabuk pengaman di Indonesia hanya
mewajibkan untuk pengendara dan penumpang yang ada di sebelah pengendara
(penumpang depan). Peraturan yang ada di Indonesia tidak mewajibkan penumpang
di bagian belakang dan tengah mobil untuk menggunakan sabuk pengaman sehingga
kebanyakan mobil yang ada di Indonesia tidak menyediakan sabuk pengaman untuk
penumpang selain penumpang di depan, dimana menyebabkan penggunaan sabuk
pengaman di dalam kendaraan roda empat masih rendah, padahal penelitian oleh
Steptoe, dkk. (2002) menunjukkan bahwa peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah di beberapa negara yang ditelitinya menunjukkan bahwa selama tahun
1990 sampai tahun 2000, mengikuti dengan dimunculkannya peraturan yang
menekankan penggunaan sabuk pengaman, tingkat penggunaan sabuk pengaman di
negara yang ditelitinya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 24 hingga
64%. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa jika terdapat tekanan secara sosial dari
pemerintah dalam bentuk peraturan-peraturan yang mewajibkan penggunaan sabuk
pengaman akan meningkatkan penggunaan sabuk pengaman, sehingga dengan
ditekankannya penggunaan sabuk pengaman bukan hanya pada pengguna kendaraan
di bagian depan, tetapi juga di tengah dan di belakang dapat meningkatkan angka
penggunaan sabuk pengaman di Indonesia.
16
2.3.Niat
Intention atau niat merupakan indikasi dari kesiapan seseorang untuk
melakukan suatu perilaku atau tindakan (Ajzen, 1991, Ajzen, 2006, Jillian J Francis,
dkk., 2004). Walaupun tidak terdapat hubungan yang sempurna antara intention
dengan perilaku, intention merupakan pengukuran yang terdekat (proximal) dari
perilaku (Jillian J Francis, dkk., 2004), tetapi Ajzen (1985) menambahkan bahwa niat
hanya dapat memprediksi upaya seseorang untuk melakukan perilaku, bukan
perilaku sebenarnya. Asumsi niat sebagai pengukuran terdekat dari perilaku adalah
seseorang akan melakukan sesuatu yang seseorang itu niat lakukan, dan tidak akan
melakukan sesuatu yang seseorang itu tidak niat untuk lakukan (Sheeran, 2002). Niat
sendiri sudah banyak digunakan untuk memprediksi banyak jenis perilaku, seperti
perilaku konsumen (Lim, dkk., 2016, Jayasingh and Eze, 2009), perilaku
keselamatan berkendara (Şimşekoğlu and Lajunen, 2008, Torquato, dkk., 2012,
Tavafian, dkk., 2011), perilaku keselamatan pejalan kaki (Diaz, 2002), evaluasi
perkembangan personal (Patterson, 2001), dan masih banyak penelitian lainnya.
Pada perilaku penggunaan sabuk pengaman, niat merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi perilaku penggunaan sabuk pengaman. Penelitian yang
dilakukan oleh Chliaoutakis, dkk. (2000) menunjukkan bahwa niat dari pengendara
mempengaruhi perilaku penggunaan sabuk pengaman dari pengendara tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Chliaoutakis, dkk. (2000) tersebut menunjukkan
bahwa pada populasi pengendara muda di Yunani terdapat beberapa faktor
pembentuk niat atau motivasi seperti imitasi, keamanan diri, dan peraturan (legalitas)
dimana memiliki asosiasi positif dengan penggunaan sabuk pengaman, hal ini
berbanding terbalik dengan faktor kenyamanan dimana memiliki asosiasi negatif
dengan penggunaan sabuk pengaman. Kemudian terdapat penelitian yang dilakukan
17
oleh Torquato, dkk. (2012), dimana dilakukan pada populasi mahasiswa di Brazil.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa sikap dan niat merupakan variabel yang
paling berkontribusi dalam perilaku penggunaan sabuk pengaman. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa niat berkorelasi sangat tinggi dengan perilaku penggunaan
sabuk pengaman, dan sikap berkorelasi tinggi dengan niat penggunaan sabuk
pengaman. Penelitian oleh Tavafian, dkk. (2011) pada pengemudi di Iran juga
menunjukkan bahwa niat memiliki korelasi positif yang signifikan terhadap
penggunaan sabuk pengaman.
Terdapat beberapa teori yang dapat digunakan untuk menggambarkan tentang
perilaku melalui niat, tetapi terdapat dua teori yang paling sering digunakan, kedua
teori tersebut adalah theory of reasoned action (Fishbein and Ajzen, 1975, Ajzen,
1985), dan theory of planned behavior (Ajzen, 1985, Ajzen, 1991, Ajzen, 2006).
Theory of reasoned action merupakan teori perilaku yang memprediksi
perilaku yang secara langsung dikehendaki oleh individu (Hale, dkk., 2002),
sehingga teori ini tidak dapat digunakan untuk memprediksi atau melihat perilaku
dimana individu tidak memiliki kehendak atas perilaku yang dilakukan oleh individu
(Greene, 2009). Ajzen juga menjelaskan bahwa dalam teori ini Niat dapat diharapkan
untuk memprediksi perilaku hanya ketika terdapat dua kondisi terpenuhi. Kondisi
pertama yaitu pengukuran niat harus menggambarkan niat responden dikarenakan
niat biasanya muncul seketika sebelum dilakukannya perilaku. Kondisi kedua yaitu
perilaku harus berada pada kontrol kehendak individu itu sendiri (Ajzen, 1985).
18
Sumber : (Fishbein and Ajzen, 1975, Greene, 2009)
Gambar 2.4 Theory of Reasoned Action
Berdasarkan theory of reasoned action, untuk memprediksi perilaku diperlukan
beberapa variabel, yaitu niat (intention), sikap (attitudes), norma subjektif (subjective
norms), kekuatan kepercayaan terhadap perilaku (behavioral belief strength),
evaluasi terhadap hasil (outcome evaluation), kepercayaan normative (normative
belief), dan motivasi untuk menjalankan (motivation to comply) (Fishbein and Ajzen,
1975, Greene, 2009). Teori ini menjelaskan bahwa perilaku dapat di prediksi melalui
niat individu, dimana niat terbentuk dari gabungan sikap dan norma subjektif dari
individu (Fishbein and Ajzen, 1975). Untuk dapat melihat hubungan antara tiap
variabel pembentuk, dapat melihat pada Gambar 2.4.
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa Theory of reasoned action merupakan teori
perilaku yang memprediksi perilaku yang secara langsung dikehendaki oleh individu
(Hale, dkk., 2002), sehingga teori ini tidak dapat digunakan untuk memprediksi atau
melihat perilaku dimana individu tidak memiliki kehendak atas perilaku yang
dilakukan oleh individu (Greene, 2009). Oleh sebab itu, dikembangkan Theory of
Planned Behavior oleh Ajzen (1991). Theory of Planned Behavior mengatasi
kelemahan theory of reasoned action dengan menambahkan variabel perceived
behavior control untuk mengatasi batasan dari theory reasoned action ketika
menghadapi perilaku dimana seseorang tidak memiliki kehendak terhadap perilaku
Kepercayaan terhadap
perilaku &
Evaluasi hasil
Kepercayaan normatif
& motivasi untuk
menjalankan
Sikap terhadap
perilaku
Norma subyektif
niat behavior
19
tersebut (Ajzen, 1991, Simsekoglu, 2009), sehingga meningkatkan akurasi teori ini
untuk memprediksi perilaku (Knabe, 2012). Berdasarkan theory of planned behavior,
niat atau intention didasari oleh persepsi kontrol perilaku (perceived behavioral
control), norma subyektif (subjective norm), dan sikap (attitude) (Knabe, 2012).
Hubungan antara intention dengan faktor pembentuk dan hubungan antara intention
dengan perilaku dapat dilihat pada Gambar 2.5.
2.4.Theory of Planned Behavior
Theory of planned behavior merupakan penyempurnaan dari teori reasoned
action, yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Fishbein and Ajzen (1975)
dengan menambahkan satu variabel baru. Variabel baru yang ditambahkan adalah
perceived behavioral control. Perceived behavior control ditambahkan untuk
mengatasi batasan dari theory reasoned action ketika menghadapi perilaku dimana
seseorang tidak memiliki kehendak terhadap perilaku tersebut (Ajzen, 1991,
Simsekoglu, 2009), sehingga meningkatkan akurasi teori ini untuk memprediksi
perilaku (Knabe, 2012).
Dalam theory of planned behavior, dijelaskan bahwa intention (niat)
merupakan prediktor langsung dari perilaku dimana ditentukan oleh attitude (sikap),
subjective norm (norma subjektif), dan perceived behavioral control (kontrol
perilaku yang dirasakan). Studi-studi sebelumnya menunjukkan bahwa theory of
planned behavior memiliki keampuhan dalam memprediksi berbagai jenis perilaku,
seperti perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (Armitage and Conner, 2001).
Theory of planned behavior merupakan teori psikologis yang sudah sering digunakan
untuk mengetahui attitude, intention, dan kepercayaan di banyak jenis perilaku, juga
perilaku kesehatan (Simsekoglu, 2009). Theory of planned behavior ini sendiri sudah
20
pernah digunakan untuk banyak jenis penelitian, penelitian tentang perilaku
pendidikan (Knabe, 2012), perilaku konsumen (Lim, dkk., 2016), evaluasi
perkembangan personal (Patterson, 2001), perilaku keselamatan pejalan kaki (Diaz,
2002, Zhou, dkk., 2015, Palat, dkk., 2016), dan penggunaan sabuk pengaman
(Tavafian, dkk., 2011, Şimşekoğlu and Lajunen, 2008, Torquato, dkk., 2012,
Deroche and Woodman, 2013, Ali, dkk., 2011b). Theory of planned behavior tidak
hanya dapat digunakan untuk memprediksi perilaku positif dari individu, tetapi juga
dapat digunakan untuk melakukan prediksi perilaku negative dari individu, dimana
perilaku negative ini dapat berupa perilaku pelanggaran terhadap keselamatan
berkendara (Deroche and Woodman, 2013, Palat, dkk., 2016), dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pelanggaran yang dilakukan pejalan kaki (Diaz, 2002, Zhou, dkk.,
2015, Palat, dkk., 2016)
Sumber : Ajzen (1991)
Gambar 2.5 Theory of Planned Behavior
Sikap
Norma
Subyektif
Persepsi
Kontrol
Perilaku
Niat Perilaku
21
2.4.1. Faktor Pembentuk Niat
2.4.1.1. Sikap
Attitude atau sikap merupakan derajat dimana seseorang menilai secara garis
besar perilakunya (Knabe, 2012), dimana memiliki 2 komponen. Komponen pertama
adalah kepercayaan terhadap konsekuensi dari perilaku. Komponen kedua adalah
penilaian baik secara positif maupun negatif terhadap setiap aspek dari perilaku.
Kedua komponen ini merupakan komponen yang bekerja bersama untuk
menunjukkan attitude dari seseorang dimana terbentuk dari behavioral belief atau
kepercayaan terhadap perilaku (Ajzen, 1991, Ajzen, 2006).
Menurut Simsekoglu (2009) belief (keyakinan) dan attitude (sikap)
merupakan faktor yang mempengaruhi penggunaan sabuk pengaman pada
pengendara kendaraan roda empat. Keyakinan yang tinggi terhadap keuntungan
kesehatan dari sabuk pengaman berhubungan dengan tingginya penggunaan sabuk
pengaman (Begg dan Langley, 2000 dalam (Simsekoglu, 2009)), dimana sebaliknya
ketika sikap dan keyakinan negatif mempengaruhi secara negatif penggunaan sabuk
pengaman (Steptoe dkk., 2002 dalam (Simsekoglu, 2009)). Penelitian oleh Tavafian,
dkk. (2011) juga menunjukkan bahwa sikap berkorelasi positif dengan perilaku
penggunaan sabuk pengaman. Penelitian oleh Steptoe, dkk. (2002) juga
menunjukkan bahwa sikap juga berasosiasi positif dengan penggunaan sabuk
pengaman. Penelitian oleh Ali, dkk. (2011b) pada pengemudi di Iran juga
menunjukkan bahwa sikap memiliki hubungan yang signifikan dengan niat
penggunaan sabuk pengaman.
Untuk melakukan intervensi dalam sikap penggunaan sabuk pengaman
menurut Şimşekoğlu and Lajunen (2008) ketika diadakan kampanye-kampanye yang
dilakukan oleh lembaga-lembaga tertentu, kampanye tersebut tidak hanya difokuskan
22
kepada outcome negatif dari tidak menggunakan sabuk pengaman, tetapi juga fokus
terhadap keuntungan dari penggunaan sabuk pengaman. Dengan dilakukannya
intervensi dengan mengajarkan keuntungan dari penggunaan sabuk pengaman, maka
diharapkan akan meningkatkan nilai-nilai komponen sikap sehingga terjadi
peningkatan dukungan dari penggunaan sabuk pengaman sehingga dapat
meningkatkan niat penggunaan sabuk pengaman.
2.4.1.2.Norma Subyektif
Subjective norm atau norma subyektif didefinisikan sebagai persepsi individu
tentang tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku (Ajzen,
1991, Ajzen, 2005, Ajzen, 2006), dimana hal tersebut ditentukan dengan kombinasi
antara normative belief atau kepercayaan normatif dan motivation to comply atau
motivasi untuk menjalankan perilaku dari individu. Norma subyektif ditentukan
dengan total kepercayaan normatif yang mempengaruhi harapan dari seseorang
terhadap referents yang penting, dimana pada hal ini merupakan social referent
(Knabe, 2012).
Dalam teori ini, dinyatakan semakin individu mempersepsikan bahwa social
referent yang mereka miliki mendukung mereka untuk melakukan suatu perilaku,
maka individu tersebut akan cenderung merasakan tekanan sosial untuk
memunculkan perilaku tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin individu
mempersepsikan bahwa social referent yang mereka miliki tidak menyetujui suatu
perilaku, maka individu cenderung merasakan tekanan sosial untuk tidak melakukan
perilaku tersebut (Ajzen, 2005, Ajzen, 2006). Penelitian oleh Steptoe, dkk. (2002)
menunjukkan bahwa peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, sebagai social
referent di beberapa negara yang ditelitinya menunjukkan bahwa selama tahun 1990
sampai tahun 2000, mengikuti dengan dimunculkannya peraturan yang menekankan
23
penggunaan sabuk pengaman, tingkat penggunaan sabuk pengaman di negara yang
ditelitinya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 24 hingga 64%.
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh Şimşekoğlu and Lajunen
(2008) pada pengemudi di Turki, diketahui bahwa norma subyektif dan sikap
memiliki hubungan yang positif dengan niat penggunaan sabuk pengaman, baik di
jalan perkotaan maupun di jalan perkotaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Tavafian, dkk. (2011) pada pengendara di Iran yang menunjukkan
bahwa norma subyektif memiliki korelasi positif yang signifikan, baik terhadap niat
maupun perilaku penggunaan sabuk pengaman. Penelitian oleh Ali, dkk. (2011b)
pada pengemudi di Iran juga menunjukkan bahwa norma subyektif memiliki
hubungan yang signifikan dengan niat penggunaan sabuk pengaman.
2.4.1.3.Persepsi Kontrol Perilaku
Perceived behavioral control (PBC) atau persepsi kontrol perilaku mengacu
pada persepsi seseorang terhadap kemampuan orang tersebut untuk melakukan
perilaku (Ajzen, 2006, Ajzen, 1991), dimana menekankan terhadap kemudahan dan
kesulitan yang dirasakan seseorang berhubungan dengan perilaku dan tugas tertentu
(Knabe, 2012). Persepsi kontrol perilaku terbentuk dari control belief seseorang,
dimana control belief ini terbentuk akibat baik pengalaman yang pernah dialami
individu, ataupun pengalaman yang dialami oleh orang yang dikenal oleh individu
(Ajzen, 1991). Persepsi kontrol perilaku di ditentukan dengan cara menjumlahkan
faktor pengendali yang dapat membantu atau menghalangi terjadinya perilaku (Ajzen,
2006). Pertanyaan yang harus ditanyakan dalam mengukur persepsi kontrol perilaku
adalah kepercayaan seseorang terhadap apakah orang tersebut dapat melakukan
perilaku, dan pertanyaan yang mengukur kontrol perilaku yang dirasakan oleh
seseorang. Seperti digambarkan dalam Gambar 2.5, terlihat bahwa persepsi kontrol
24
perilaku mempengaruhi baik niat maupun perilaku itu sendiri. Hal ini dikarenakan
berdasarkan theory of planned behavior, persepsi kontrol perilaku, bersamaan
dengan niat dapat digunakan secara langsung untuk memprediksi tercapainya
perilaku (Ajzen, 1991). Menurut Ajzen (1991) terdapat dua hipotesis yang dapat
menjelaskan hal ini, kedua hipotesis itu yaitu :
1. Pertama, jika niat merupakan hal yang konstan, peningkatan atau penurunan
dari dilakukannya sebuah perilaku dipengaruhi oleh tingkat persepsi kontrol
perilaku. Contohnya dimana ketika terdapat dua orang dengan tingkat niat
yang sama untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku, seseorang yang
lebih percaya diri untuk melakukan perilaku/tindakan ini (tingkat persepsi
kontrol perilaku tinggi) akan lebih tinggi kemungkinan untuk melakukan
perilaku/tindakan tersebut.
2. Alasan kedua kenapa persepsi kontrol perilaku dapat dihubungkan dengan
bagaimana tercapainya perilaku dikarenakan PBC dapat digunakan sebagai
alat pengukuran pengendalian sebenarnya.
Pada penggunaan sabuk pengaman, persepsi kontrol perilaku merupakan
salah satu variabel yang dapat mempengaruhi perilaku penggunaan sabuk pengaman.
Penelitian oleh Tavafian, dkk. (2011) yang dilaksanakan pada pengendara mobil di
Iran menunjukkan bahwa persepsi kontrol perilaku memiliki korelasi signifikan yang
positif terhadap perilaku penggunaan sabuk pengaman. Uji multiple regression yang
dilakukan juga menunjukkan bahwa persepsi kontrol perilaku secara signifikan dapat
memprediksi niat penggunaan sabuk pengaman. Kedua hal tersebut menunjukkan
bahwa ketika seseorang memiliki persepsi kontrol perilaku yang tinggi menyebabkan
meningkatnya keinginan seseorang untuk menggunakan sabuk pengaman. Penelitian
oleh Ali, dkk. (2011b) pada pengemudi di Iran juga menunjukkan bahwa persepsi
25
kontrol perilaku memiliki hubungan yang signifikan dengan niat penggunaan sabuk
pengaman. Untuk meningkatkan penggunaan sabuk pengaman dapat dilakukan
dengan cara melakukan perubahan terhadap kepercayaan pengguna kendaraan roda
empat mengenai kemudahan penggunaan sabuk pengaman. Hasil tersebut menurut
Chatzisarantis, dkk. (2005) dapat dilakukan dengan cara mengubah kepercayaan
bahwa penghalang untuk melakukan perilaku mudah untuk di atasi, hal ini dapat
dilakukan dengan memberikan argumen-argumen yang menyediakan solusi untuk
mengatasi halangan-halangan perilaku yang ada.
2.4.2. Kerangka Teori
Sumber : Ajzen (1991)
Gambar 2.6 Kerangka Teori (Ajzen, 1991)
Sikap
Norma
Subyektif
Persepsi
Kontrol
Perilaku
Niat Perilaku
26
3. BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1.Kerangka Konsep
Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang diteliti, yaitu niat sebagai
variabel dependen dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu sikap, norma subyektif, dan
persepsi kontrol perilaku yang berperan sebagai variabel independen. Dalam
penelitian ini sikap, norma subyektif, dan persepsi kontrol perilaku merupakan
variabel independen yang dapat berdiri masing-masing tanpa mempengaruhi variabel
independen lainnya, dan hanya berperan sebagai pembentuk niat, sesuai teori yang
dikembangkan sebelumnya (Ajzen, 1985, Ajzen, 1991, Ajzen, 2005, Ajzen, 2006).
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Sikap
Norma
Subyektif
Persepsi
Kontrol
Perilaku
Niat
27
3.2.Definisi Operasional
No Nama
Variabel Definisi Cara Ukur
Alat
Ukur
Hasil
Ukur
Skala
Ukur
1 Niat Indikasi dari
kesiapan
mahasiswa /i
pengguna
kendaraan roda
empat untuk
menggunakan
sabuk
pengaman
Wawancara kuesioner Nilai
median
dari skor
niat
Interval
2 Sikap Derajat dimana
mahasiswa /i
pengguna
kendaraan roda
empat menilai
secara garis
besar perilaku
penggunaan
sabuk
pengaman,
baik secara
positif maupun
negatif
(mendukung
atau tidak
mendukung)
Wawancara kuesioner Nilai
median
dari skor
sikap
Interval
3 Norma
Subyektif
Persepsi
mahasiswa /i
pengguna
kendaraan roda
empat tentang
tekanan sosial
untuk
menggunakan
sabuk
pengaman
Wawancara kuesioner Nilai
median
dari skor
norma
subyektif
interval
28
No Nama
Variabel Definisi Cara Ukur
Alat
Ukur
Hasil
Ukur
Skala
Ukur
4 Persepsi
Kontrol
Perilaku
Persepsi
mengenai
kemudahan
atau kesulitan
mahasiswa /i
pengguna
kendaraan roda
empat dalam
menggunakan
sabuk
pengaman
Wawancara kuesioner Nilai
median
dari skor
persepsi
kontrol
perilaku
Interval
3.3.Hipotesis Penelitian
Hipotesis
Ada hubungan antara sikap, norma subyektif, dan persepsi kontrol perilaku terhadap
niat penggunaan sabuk pengaman pada mahasiswa pengguna kendaraan roda empat
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2017
29
4. BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1.Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan desain potong lintang (cross sectional). Variabel dependen dalam
penelitian ini merupakan niat sebagai prediktor perilaku. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah sikap, norma subyektif, dan persepsi kontrol perilaku sebagai
prediktor dari niat.
4.2.Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di bulan Februari sampai dengan November 2017,
dengan bertempat di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.3.Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pengguna kendaraan
empat berusia muda (15-29 tahun) yang ada di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Sampel
Dengan memiliki beberapa pertimbangan-pertimbangan seperti yang
dijelaskan pada beberapa poin yaitu :
a. Menurut Jillian J Francis, dkk. (2004) dalam Constructing Questionnaires
Based On The Theory Of Planned Behavior A Manual For Health Services
Researchers dijelaskan bahwa untuk penelitian menggunakan theory of
30
planned behavior dengan uji multiple regression atau regresi berganda
dibutuhkan jumlah sampel sebesar 80 sehingga penelitian dapat diterima.
b. Green (1991) menjelaskan terdapat rule of thumb dimana untuk melakukan
uji multiple correlation menggunakan rumus N ≥ 50 + 8 m dan untuk
melakukan uji secara parsial menggunakan jumlah sampel N ≥ 104 + m,
dimana m merupakan jumlah variabel independen.
Menggunakan rumus N ≥ 50 + 8 m, didapatkan sampel minimal dari penelitian ini
sejumlah 74 responden. Mengikuti pertimbangan pertama bahwa sampel yang
diharapkan untuk penelitian menggunakan theory of planned behavior sejumlah 80,
kemudian mengingat jumlah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang berjumlah
sekitar 24.000 mahasiswa maka jumlah sampel ditambahkan menjadi 200 sampel,
dimana kemudian untuk memaksimalkan response rate dari kuesioner dikalikan dua
menjadi 400 kuesioner (Jillian J Francis, dkk., 2004, Green, 1991).
Dalam penelitian ini terdapat beberapa kriteria untuk menentukan apakah
seseorang dapat menjadi sampel penelitian atau tidak. Kriteria tersebut dapat terbagi
menjadi kriteria inklusif dan kriteria eksklusif. Pada penelitian ini hanya diberikan
kriteria inklusif untuk menentukan sampel penelitian ini, beberapa kriteria inklusif
tersebut adalah :
a. Mahasiswa dan mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Berumur antara 15-29 tahun
c. Pengendara yang menyetir kendaraan roda empat
d. Penumpang kendaraan roda empat
Pengumpulan sampel dalam penelitian ini dilaksanakan menggunakan
metode sampling non-probability atau non-probabilitas. Penggunaan metode
31
pengumpulan sampling non-probabilitas dilakukan karena tidak dapat dilakukannya
metode pengumpulan sampel probability atau probabilitas dikarenakan tidak
terdapatnya data populasi pengguna kendaraan roda empat di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Untuk mendapatkan data populasi mahasiswa/i pengguna
kendaraan roda empat memerlukan biaya dan waktu yang banyak dimana dalam
menjalankan penelitian ini tidak dapat tercapai.
Metode sampling non-probabilitas yang digunakan adalah metode sampling
kuota. Metode ini sangat berguna ketika tidak terdapatnya sampel melalui metode
pengumpulan sampel probabilitas, dimana pengumpulan sampel melalui metode
sampling kuota dianggap setara dengan pengumpulan sampel menggunakan metode
sampling probabilitas stratified random sampling (Laerd, 2012). Walaupun dianggap
memiliki kemampuan generalisasi yang kurang, tetapi Sebuah metode sampling non-
random (non-probabilistik) dapat menjadi representatif terhadap populasi dan
memiliki kemampuan generalisasi yang baik ketika karakteristik sosio-demografis
dari sampel yang dikumpulkan serupa (Banerjee and Chaudhury, 2010)
Penetapan kuota dari sampel dilakukan berdasarkan jumlah mahasiswa/i tiap
fakultas yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan penghitungan dan
pengumpulan data yang dilakukan, didapatkan sampel sebesar 312 orang responden
yang terbagi menjadi beberapa fakultas seperti sebagai berikut:
1. Adab dan Humaniora = 33
2. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi = 32
3. Dirasat Islamiyah = 7
4. Ekonomi dan Bisnis == 27
5. Ilmu Sosial dan Politik = 15
6. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan = 68
32
7. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan = 23
8. Psikologi = 9
9. Sains dan Teknologi = 31
10. Sekolah Pasca Sarjana = 5
11. Syariah dan Hukum = 39
12. Ushulludin = 23
4.4.Etika Penelitian
Etika penelitian adalah suatu norma atau aturan yang mengacu pada perilaku
peneliti mengenai tindakan baik atau buruk yang merupakan kewajiban dan tanggung
jawab peneliti. Penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek, oleh karena itu
harus dihormati dan dilindungi haknya sebagai responden dengan meminta izin dan
menggunakan etika sebagai berikut :
1. Lembar persetujuan (Informed Consent)
Informed Consent adalah informasi secara lengkap tentang tujuan riset
yang akan dilaksanakan dan mempunyai kebebasan dalam berpartisipasi atau
menolak menjadi responden. Setiap pengguna kendaraan roda empat yang
menjadi responden diberikan lembar persetujuan beserta penjelasan tentang
maksud dan tujuan penelitian, jika menandatangani lembar persetujuan
tersebut berarti bersedia, tetapi jika subjek tidak bersedia menjadi responden
maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghargai haknya.
2. Kerahasiaan (Confidentiality)
Confidentiality adalah kerahasiaan informasi kelompok data tertentu
sebagai hasil riset. Segala informasi yang diperoleh dari responden, peneliti
33
bersedia menjamin kerahasiaannya, hanya pada kelompok data tertentu saja
yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.
4.5.Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
kuesioner theory of planned behavior yang dikembangkan berdasarkan tata cara dari
Constructing Questionnaires Based On The Theory Of Planned Behavior A Manual
For Health Services Researchers yang dikembangkan oleh Jillian J Francis, dkk.
(2004).. Dalam pembuatan kuesioner theory of planned behavior, dapat dibuat
pertanyaan dalam bentuk direct maupun pertanyaan dalam bentuk indirect. Untuk
melihat bagaimana varian dari setiap prediktor mempengaruhi niat perilaku, maka
hanya diperlukan pembuatan pertanyaan dalam bentuk direct dengan detail 3 item
pertanyaan pada setiap variabel prediktor (sikap, norma subyektif, dan perilaku) dan
3 pertanyaan untuk mengukur niat sehingga didapatkan 12 pertanyaan. Ketika
penelitian ingin dilakukan untuk melihat kepercayaan apa yang paling
mempengaruhi niat dari perilaku, maka perlu dilakukan pengukuran baik secara
direct maupun indirect, dimana kemudian dapat dianalisis secara keseluruhan dan
diketahui kepercayaan-kepercayaan apa saja yang mempengaruhi perilaku tersebut.
Dikarenakan penelitian ini hanya ingin melihat adanya hubungan dan
melakukan prediksi terhadap niat penggunaan sabuk pengaman, maka penelitian ini
menggunakan pertanyaan dalam bentuk direct dengan tahapan pembentukan
kuesioner untuk penelitian berbasis theory of planned behavior terbagi menjadi
Sembilan tahap (Jillian J Francis, dkk., 2004). Kesembilan tahap yang dilalui adalah
sebagai berikut:
34
Gambar 4.1 Proses pembuatan kuesioner
1. Tahap 1
Peneliti mendefinisikan populasi yang dituju, pada penelitian ini populasi
yang dituju adalah mahasiswa pengguna, dimana dapat berupa pengendara maupun
penumpang kendaraan roda empat yang berada pada range umur 15-29 tahun.
2. Tahap 2
Pada tahap ini, peneliti secara berhati-hati mendefinisikan perilaku yang akan
diteliti. Setelah melalui penulisan latar belakang dan tinjauan pustaka, pada
penelitian ini, peneliti mendefinisikan perilaku yang akan diteliti yaitu perilaku
35
penggunaan sabuk pengaman pada pengendara dan penumpang kendaraan roda
empat.
3. Tahap 3
Pada tahap ini peneliti menentukan hal-hal yang diperlukan untuk mengukur
niat (intention) dari penggunaan sabuk pengaman. Dalam mengukur niat dilakukan
pengukuran melalui niat rata-rata (generalized intention). Terdiri dari 3 buah
pertanyaan yang mengukur generalized intention. Setiap generalized intention diukur
menggunakan skala semantik diferensial bipolar dengan range nilai dari 1 sampai
dengan 7.
4. Tahap 4
Pada tahap ini ditentukan persepsi keyakinan keuntungan dan kerugian yang
paling sering muncul dalam melakukan perilaku (sikap). Dalam melakukan
pengukuran dilakukan pengukuran dengan pertanyaan langsung (direct). Terdiri dari
3 pertanyaan yang mengukur melalui pertanyaan langsung sikap (attitude).
Pengukuran menggunakan skala semantik diferensial dengan range nilai 1 – 7.
5. Tahap 5
Pada tahap ini ditentukan orang atau kelompok paling berpengaruh dari
populasi yang dapat menyetujui atau tidak menyetujui dilakukannya perilaku (norma
subyektif). Dalam melakukan pengukuran dilakukan pengukuran dengan pertanyaan
langsung (direct). Terdiri dari 3 pertanyaan yang mengukur melalui pertanyaan
langsung norma subjektif (subjective norm). Pengukuran menggunakan skala
semantik diferensial dengan range nilai 1 – 7.
36
6. Tahap 6
Tentukan faktor penghalang dan penguat yang dipersepsikan yang dapat
mempersulit ataupun mempermudah dilakukannya perilaku. (Persepsi kontrol
perilaku). Dalam melakukan pengukuran dilakukan pengukuran dengan pertanyaan
langsung (direct). Terdiri dari 3 pertanyaan yang mengukur melalui pertanyaan
langsung persepsi kontrol perilaku (perceived behavioral control). Pengukuran
menggunakan skala semantik diferensial dengan range nilai 1 – 7.
7. Tahap 7
Setelah peneliti telah mendapatkan poin-poin yang akan di tanyakan dalam
penelitian, buat draft kuesioner yang berisi hasil penentuan yang dilakukan pada poin
3 sampai dengan 6.
8. Tahap 8
Setelah draft dibuat, lakukan uji awal kuesioner (pilot study) dan lakukan
penggantian terhadap kata-kata di dalam questionnaire jika dibutuhkan.
9. Tahap 9
Pada tahap ini peneliti melakukan uji kedua berdasarkan ubahan yang telah
dilakukan sesuai masukan pada uji awal kuesioner.
Kuesioner akhir terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian A dan bagian B.
bagian A berisi pertanyaan tentang karakteristik responden yaitu nama, umur, jenis
kelamin, dan nomor telpon yang bisa dihubungi. Bagian B berisi 12 poin pertanyaan,
dimana ke 12 poin pertanyaan tersebut digunakan untuk mengukur skor perceived
behavior control (3 poin pertanyaan direct), attitude (3 poin pertanyaan direct),
37
subjective norms (3 poin pertanyaan direct), dan intention (3 poin pertanyaan
generalized intention). Pertanyaan yang telah dibuat untuk tiap variabel dapat dilihat
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Pertanyaan pada Instrumen Penelitian
Variabel Skala Endpoints
NIAT
N1 Saya ingin menggunakan
sabuk pengaman setiap berada
di dalam kendaraan roda
empat
1 - 7 Sangat tidak setuju
– Sangat setuju
N2 Saya berharap menggunakan
sabuk pengaman setiap berada
di dalam kendaraan roda
empat
1 - 7 Sangat tidak setuju
– Sangat setuju
N3 Saya akan menggunakan
sabuk pengaman setiap berada
di dalam kendaraan roda
empat
1 - 7 Sangat tidak setuju
– Sangat setuju
SIKAP
S1 Secara Garis Besar, saya
menganggap penggunaan
Sabuk Pengaman
1 - 7
Sangat Tidak
Menguntungkan
– Sangat Menguntungkan
S2 Secara Garis Besar, saya
menganggap penggunaan
Sabuk Pengaman
1 - 7 Sangat tidak Nyaman
– Sangat Nyaman
S3 Secara Garis Besar, saya
menganggap penggunaan
Sabuk Pengaman
1 - 7
Hal yang sangat tidak benar
dilakukan
– Hal yang sangat benar
untuk dilakukan
38
Variabel Skala Endpoints
NORMA SUBYEKTIF
NS1 Orang yang penting bagi saya
menyarankan untuk TIDAK
menggunakan sabuk
pengaman
1 - 7 Sangat tidak setuju
– Sangat setuju
NS2 Merupakan hal yang sangat
diharapkan untuk saya
menggunakan sabuk
pengaman setiap kali saya
berada di dalam kendaraan
roda empat
1 - 7 Sangat tidak setuju
– Sangat setuju
NS3 Saya mendapat tekanan sosial
untuk menggunakan sabuk
pengaman
1 - 7 Sangat tidak setuju
– Sangat setuju
PERSEPSI KONTROL PERILAKU
P1 Saya yakin saya dapat
menggunakan sabuk
pengaman jika saya ingin
menggunakannya
1 - 7 Sangat tidak setuju
– Sangat setuju
P2 Menggunakan atau tidak
menggunakan sabuk
pengaman itu tergantung
keinginan saya
1 - 7 Sangat tidak setuju
– Sangat setuju
P3 Menurut saya menggunakan
sabuk pengaman saat
berkendara
1 - 7 Sangat sulit
- Sangat mudah
4.5.1. Analisis Validitas Instrumen
Validitas berasal dari kata Validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan suatu alat ukur atau instrumen penelitian dalam mengukur suatu data
39
(Hastono, 2006). Validitas dari instrumen penelitian didapatkan dengan cara
melakukan korelasi antar skor masing-masing variabel dengan skor totalnya, dimana
suatu variabel dianggap valid ketika skor variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap total skor dari instrumen. Untuk melakukan korelasi dapat
digunakan metode korelasi Pearson Product Moment (Hastono, 2006). Keputusan
dari uji validitas adalah:
Bila r hitung lebih besar dari r tabel → Ho ditolak, artinya variabel valid
Bila r hitung lebih kecil dari r tabel → Ho diterima, artinya variabel tidak valid
Pada penelitian ini, untuk melakukan pengujian validitas dari data yang
dikumpulkan maka digunakan nilai corrected item total correlation, dimana nilai
tersebut harus lebih besar dari 0,1109 (nilai r dengan degree of freedom 312-3 (df-
jumlah variabel independen) = 309, pada tingkat signifikansi 5%.). Untuk
perbandingan nilai corrected item total correlation dengan nilai r dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Uji Validitas Variabel
Faktor Analisis
Corrected Item
Total Correlation r Tabel Keputusan
NIAT
N1 Pernyataan 1 0,524 0,1109 Valid
N2 Pernyataan 2 0,293 0,1109 Valid
N3 Pernyataan 3 0,524 0,1109 Valid
SIKAP
S1 Pernyataan 1 0,490 0,1109 Valid
S2 Pernyataan 2 0,518 0,1109 Valid
S3 Pernyataan 3 0,423 0,1109 Valid
NORMA SUBYEKTIF
NS1 Pernyataan 1 0,213 0,1109 Valid
NS2 Pernyataan 2 0,668 0,1109 Valid
NS3 Pernyataan 3 0,597 0,1109 Valid
PERSEPSI KONTROL PERILAKU
40
P1 Pernyataan 1 0,481 0,1109 Valid
P2 Pernyataan 2 0,234 0,1109 Valid
P3 Pernyataan 3 0,219 0,1109 Valid
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa setiap poin pertanyaan pada tiap variabel
memiliki nilai corrected item total correlation lebih besar dari pada nilai r tabel
sehingga data yang dianalisis dianggap valid.
4.5.2. Analisis Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah suatu pengukuran yang berupaya menunjukkan sejauh
mana hasil pengukuran akan tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang sama (Hastono,
2006). Pertanyaan dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Keputusan dari uji reliabilitas
adalah sebagai berikut :
Bila r alpha lebih besar dari r tabel → pertanyaan variabel dianggap reliabel
Dalam penelitian ini, untuk menetapkan reliabilitas dari instrumen
pengumpulan data, maka dapat dibandingkan nilai dari cronbach α dengan nilai α if
item deleted. Jika nilai α if item deleted lebih kecil dari pada nilai α pembanding
maka item-item variabel yang ada di dalam instrumen dinyatakan valid.
Tabel 4.3 Nilai Cronbach α
Nilai Cronbach α
0,786
Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Variabel
Faktor Analisis
Alpha if Item
Deleted Nilai α Keputusan
NIAT
N1 Pernyataan 1 0,761 0,786 Reliabel
N2 Pernyataan 2 0,785 0,786 Reliabel
N3 Pernyataan 3 0,763 0,786 Reliabel
41
Faktor Analisis
Alpha if Item
Deleted Nilai α Keputusan
SIKAP
S1 Pernyataan 1 0,764 0,786 Reliabel
S2 Pernyataan 2 0,762 0,786 Reliabel
S3 Pernyataan 3 0,771 0,786 Reliabel
NORMA SUBYEKTIF
NS1 Pernyataan 1 0,786 0,786 Reliabel
NS2 Pernyataan 2 0,751 0,786 Reliabel
NS3 Pernyataan 3 0,750 0,786 Reliabel
PERSEPSI KONTROL PERILAKU
P1 Pernyataan 1 0,766 0,786 Reliabel
P2 Pernyataan 2 0,785 0,786 Reliabel
P3 Pernyataan 3 0,786 0,786 Reliabel
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa setiap poin pertanyaan pada tiap variabel
memiliki nilai α if item deleted lebih kecil dari pada nilai α pembanding sehingga
item-item variabel yang ada di dalam instrumen dinyatakan valid.
4.6.Metode Pengumpulan Data
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data sekunder, landasan
teori dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini. Studi dilakukan antara lain
dengan mengumpulkan data yang bersumber dari literatur – literatur, bahan kuliah,
dan hasil penelitian lainnya yang ada hubungan nya dengan objek penelitian. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai masalah yang
sedang dibahas.
2. Studi Lapangan (Field Research)
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data yang diperlukan dengan
cara memberikan kuesioner kepada responden. Kuesioner berisi pertanyaan terkait
42
variabel perceived behavior control, subjective norms, attitude, dan intention untuk
melihat perilaku penggunaan sabuk pengaman pada mahasiswa pengguna kendaraan
roda empat di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2017.
4.7.Manajemen Data
4.7.1. Pengelolaan Data
Setelah data terkumpul kemudian diolah dengan tahap sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Data (Editing)
Yaitu memeriksa kelengkapan data dan perbaikan data yang sudah ada
menjadi data yang benar, bersih dan terisi secara lengkap.
2. Memasukkan Data (Entry)
Yaitu memasukkan data hasil penelitian dalam tabel induk (master tabel) dari
setiap jawaban responden yang sudah diberi kode atau nilai.
3. Struktur Data (Structure)
Pada saat pengembangan struktur data bagian masing-masing variabel perlu
di tetapkan nama, skala, dan jumlah digit termasuk jumlah desimal untuk data
numerik.
4. Pembersihan Data (Cleaning)
Yaitu pengecekan kembali data yang sudah di dimasukkan apakah ada
kesalahan atau tidak.
43
4.7.2. Analisis Data
4.7.2.1.Analisis Univariat
Dilakukan analisis univariat terhadap usia, jenis kelamin, intention sebagai
variabel dependen dengan persepsi kontrol perilaku, norma subjektif, dan sikap
sebagai variabel independen/variabel prediktor untuk melihat distribusi frekuensi
dari variabel-variabel tersebut. Distribusi frekuensi dari tiap variabel didapatkan
melalui nilai median dan IQR (Inter-Quartile Range) sesuai dengan yang disarankan
oleh Madadizadeh, dkk. (2015).
4.7.2.2.Analisis Multivariat
Analisis data yang dilakukan menggunakan analisis multivariate dengan
menggunakan metode multiple regression analysis seperti yang dianjurkan oleh
Jillian J Francis, dkk. (2004). Multiple regression analysis atau regresi linier
berganda merupakan uji analisis data dengan cara menganalisis hubungan antara dua
atau lebih variabel independen dengan variabel dependen (Riyanto, 2009). Metode
multiple regression analysis dijalankan untuk mengetahui hubungan antara intention
sebagai variabel dependen dengan persepsi kontrol perilaku, norma subjektif, dan
sikap sebagai variabel independen/variabel prediktor. Untuk menjalankan uji regresi
linear berganda dengan inferensi yang valid, maka dalam melakukan uji regresi
diperlukan untuk mengikuti kaidah-kaidah atau asumsi yang sudah ditetapkan
(Hastono, 2006). Menurut Hastono (2006) asumsi-asumsi yang perlu dipenuhi dalam
melakukan uji regresi linear berganda adalah sebagai berikut:
4.7.2.2.1. Uji Eksistensi
Untuk tiap nilai dari variabel X (variabel independen), variabel Y (dependen)
adalah variabel random yang mempunyai mean dan varian tertentu. Asumsi ini
44
berkaitan dengan teknik pengambilan sampel. Untuk memenuhi asumsi ini, sampel
yang diambil harus dilakukan secara random. Cara mengetahui asumsi eksistensi
dengan cara melakukan analisis deskriptif variabel residual dari model, bila residual
menunjukkan adanya nilai mean mendekati 0 (nol) dan standar deviasi maka asumsi
eksistensi terpenuhi.
Menggunakan hasil pemodelan dari regresi, didapatkan pada Tabel 4.5 nilai
rata-rata dan standar deviasi dari residual uji regresi.
Tabel 4.5 Uji Eksistensi
Mean Standar Deviasi
Unstandarized Residual 0,00000 0,92464
Berdasarkan data yang didapat diketahui bahwa mean dari residual regresi sebesar
0,0000 dan memiliki standar deviasi sebesar 0,94124, dimana memenuhi asumsi
eksistensi dimana angka mean harus sejumlah 0 (nol) atau mendekati 0 dan memiliki
standar deviasi.
4.7.2.2.2. Uji Independensi
Suatu keadaan dimana masing-masing nilai Y bebas satu sama lain. Jadi nilai
dari tiap-tiap individu saling berdiri sendiri. Tidak diperbolehkan nilai observasi
yang berbeda yang diukur dari satu individu diukur dua kali. Untuk mengetahui
asumsi ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Bila nilai DW
berada pada rentang –2 s.d. +2 berarti asumsi independensi terpenuhi, sebaliknya bila
nilai DW < -2 atau > +2 berarti asumsi tidak terpenuhi (Hastono, 2006).
Menggunakan metode uji Durbin-Watson Test untuk melakukan uji
independensi, didapatkan hasil seperti pada Tabel 4.6.
45
Tabel 4.6 Uji Durbin-Watson
Durbin-Watson
1,709
Berdasarkan hasil analisis, didapatkan nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 1,789.
Nilai DW yang didapatkan kemudian dibandingkan dengan nilai dimana jika nilai
Durbin berada pada –2 s.d. +2 berarti asumsi independensi terpenuhi, dan sebaliknya
jika nilai Durbin berada pada < -2 atau > +2 berarti asumsi tidak terpenuhi. Dari
perbandingan tersebut maka asumsi untuk dependensi terpenuhi.
4.7.2.2.3. Uji Normalitas
Variabel Y mempunyai distribusi normal untuk setiap pengamatan variabel X.
Uji Normalitas pada regresi linear berganda dapat diketahui dari Normal P-P Plot
residual, bila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas (Hastono, 2006, Iqbal, 2015).
Setelah dilakukan pemodelan dan dimunculkan residual dari model regresi
maka didapatkan histogram dan P-P Plot seperti pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3.
46
Gambar 4.2 Kurva Distribusi Residual
Gambar 4.3 Normal P-P Plot Residual
Berdasarkan kurva distribusi pada Gambar 4.2 dan normal P-P Plot pada Gambar 4.3,
dapat dilihat bahwa data residual membentuk kurva, dan pada P-P Plot data
menyebar di sekitar dan mengikuti garis diagonal sehingga asumsi normalitas regresi
47
terpenuhi. Untuk kembali mengecek normalitas residual dari model regresi, juga
dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirmov seperti dapat dilihat pada Tabel 4.7
dimana didapatkan nilai signifikansi di atas 0,05 yaitu 0,200 sehingga residual dari
model regresi diasumsikan memiliki distribusi normal.
Tabel 4.7 Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
.029 312 .200* .997 312 .804
4.7.2.2.4. Uji Homoskedastisitas
Varian nilai variabel Y sama untuk semua nilai variabel X. homoskedastisitas
dapat diketahui dengan melakukan pembuatan plot residual. Bila titik tebaran tidak
berpola tertentu dan menyebar merata di sekitar garis titik nol maka dapat disebut
varian homogen pada setiap nilai X dengan demikian asumsi homoskedastisitas
terpenuhi. Sebaliknya bila titik tebaran membentuk pola tertentu misalnya
mengelompok di bawah atau di atas garis tengah nol, maka diduga variannya terjadi
heteroskedastisitas (Hastono, 2006).
Dari pemodelan regresi, didapatkan diagram scatter plot residual regresi
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.4.
48
Gambar 4.4 Diagram Scatter plot Residual
Berdasarkan diagram scatter plot pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa titik tebaran
tidak berpola tertentu dan menyebar merata di sekitar garis titik nol, dimana dapat
disebut dengan varian homogen pada setiap nilai X, dengan pertimbangan berikut
maka asumsi Homoskedastisitas terpenuhi.
4.7.2.2.5. Uji Multikolinearitas
Dalam regresi linier tidak boleh terjadi sesama variabel independen
berkorelasi secara kuat (multicollinearity). Untuk mendeteksi collinearity dapat
diketahui dari nilai VIF (variance inflation factor), bila nilai VIF lebih dari 10 maka
mengindikasikan telah terjadi kolinearitas (Hastono, 2006). Maka oleh sebab itu
untuk memenuhi asumsi ini diperlukan nilai VIF dari tiap variabel < 10.
Untuk melakukan uji multikolinearitas, diperlukan VIF (Variance Inflation
Factor) dan tolerance serta menganalisis matrix korelasi variabel-variabel bebas.
Adapun nilai VIF dapat dilihat pada Tabel 4.8.
49
Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas
Variabel Statistik Kolinearitas
Tolerance VIF
Sikap 0,928 1,077
Norma Subyektif 0,824 1,214
Persepsi Kontrol Perilaku 0,882 1,134
Berdasarkan Tabel 4.8 nilai VIF pada diketahui bahwa nilai VIF pada tiap variabel
berada di bawah 10 (<10 VIF) sehingga menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas
pada model regresi sehingga asumsi multikolinearitas terpenuhi (tidak terjadi
multikolinearitas).
50
5. BAB V
HASIL
5.1.Deskripsi Umum Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda Empat di UIN
Syarif Hidayatullah tahun 2017
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga bulan November dengan
pengumpulan data untuk penelitian dilaksanakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada bulan Oktober-November 2017. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
deskripsi umum mengenai responden yang diteliti. Untuk distribusi responden
berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur pada Mahasiswa/i
Pengguna Kendaraan Roda Empat di UIN Syarif Hidayatullah
tahun 2017
Umur Jumlah Persentase
16 3 1 %
17 21 6,7 %
18 113 36,2 %
19 50 16 %
20 41 13,1 %
21 37 11,9 %
22 18 5,8 %
23 10 3,2 %
24 8 2.6 %
26 2 0,6 %
27 4 1,3 %
28 2 0,6 %
29 3 1 %
Jumlah 312 100 %
Berdasarkan Tabel 5.1, diketahui bahwa dari 312 responden yang diteliti. Sebanyak
113 orang atau 36,2% dari responden merupakan responden dengan umur 18 tahun
51
yang kemudian diikuti dengan responden dengan umur 19 tahun sebanyak 50
responden dengan persentase 16%. Untuk jumlah responden paling sedikit
merupakan responden dengan umur 26 dan 27 tahun yang masing-masing sejumlah 2
orang responden dengan persentase masing-masing sebesar 0,6%.
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pada Mahasiswa/i
Pengguna Kendaraan Roda Empat di UIN Syarif Hidayatullah
tahun 2017
Variabel Kategori Jumlah Persentase
Jenis Kelamin Laki-Laki 123 39,4
Perempuan 189 60,6
Total 312 100
Untuk distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
Tabel 5.1. Pada Tabel 5.1 diketahui bahwa dari total 312 responden didapatkan
bahwa lebih dari 50%, yaitu 60,6% dari responden atau 189 orang responden
merupakan perempuan dan kemudian tersisa 39,4% atau sebanyak 123 orang
responden memiliki jenis kelamin laki-laki.
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Berkendara pada
Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda Empat di UIN Syarif Hidayatullah
tahun 2017
Variabel Kategori Jumlah Persentase
Pengalaman
Berkendara
Pengendara 64 20,5
Penumpang 248 79,5
Total 312 100
Untuk distribusi responden berdasarkan jenis pengalaman berkendara dari
responden dapat dilihat pada Tabel 5.3 diketahui bahwa dari total 312 responden
didapatkan bahwa sebesar 79,5% dari responden atau 248 orang responden
52
merupakan responden yang hanya pernah sebagai penumpang di dalam kendaraan
roda empat dan kemudian sebesar 20,5% atau sebanyak 64 orang responden
merupakan pengendara dari kendaraan roda empat.
Tabel 5.4 Distribusi Pengalaman Berkendara Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-
Laki pada Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda Empat di UIN Syarif
Hidayatullah tahun 2017
Variabel Kategori Jumlah Persentase
Pengalaman
Berkendara Laki-
Laki
Pengendara 40 32,5
Penumpang 83 67,5
Total 123 100
Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa dari keseluruhan pengguna kendaraan
laki-laki, sejumlah 67,5% atau 83 responden hanya pernah menjadi penumpang
kendaraan roda empat, dan kemudian sebesar 32,5% atau sebanyak 40 orang
responden merupakan pengendara dari kendaraan roda empat.
Tabel 5.5 Distribusi Pengalaman Berkendara Berdasarkan Jenis Kelamin
Perempuan pada Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda Empat di UIN Syarif
Hidayatullah tahun 2017
Variabel Kategori Jumlah Persentase
Pengalaman
Berkendara
Perempuan
Pengendara 25 13,2
Penumpang 164 86,8
Total 189 100
Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa dari keseluruhan pengguna kendaraan
perempuan, sejumlah 86,8% atau 164 responden hanya pernah menjadi penumpang
kendaraan roda empat, dan kemudian sebesar 13,2% atau sebanyak 25 orang
responden merupakan pengendara dari kendaraan roda empat.
53
5.2.Distribusi Niat Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda Empat di UIN
Syarif Hidayatullah tahun 2017
Berikut pada Tabel 5.6 terdapat uraian distribusi frekuensi dari niat
penggunaan sabuk pengaman.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Variabel Niat Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan
Roda Empat di UIN Syarif Hidayatullah tahun 2017
Variabel Median Min-Max IQR Q1 – Q3 n
Niat 4,67 1,00 – 7,00 1,67 4,00 – 5,67 312
Diketahui berdasarkanTabel 5.6 bahwa niat memiliki nilai median sebesar 4,67
dengan Inter Quartile Range sebesar 1.67, dimana berarti sebesar 50% dari total niat
responden berada pada nilai 4,00 sampai dengan 5,67, dengan 25% dari total
responden memiliki nilai di bawah 4,00, dan 25% dari responden memiliki nilai niat
di atas 5,67.
Tabel 5.7 Distribusi Nilai Niat Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda Empat
di UIN Syarif Hidayatullah tahun 2017
Variabel Median
NIAT 4,67
N1 Ingin menggunakan sabuk pengaman 5,00
N2 Berharap menggunakan sabuk
pengaman 4,00
N3 Akan menggunakan sabuk pengaman 5,00
Pada variabel niat, keinginan menggunakan sabuk pengaman dan niat akan
dari pengguna untuk menggunakan sabuk pengaman memiliki nilai median yang
sama yaitu sebesar 5,00 diikuti dengan harapan responden untuk menggunakan sabuk
pengaman dengan nilai median sebesar 4,00.
54
5.3.Distribusi Faktor Determinan Pembentuk Niat Mahasiswa/i Pengguna
Kendaraan Roda Empat di UIN Syarif Hidayatullah tahun 2017
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Variabel Determinan Pembentuk Niat
Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda Empat di UIN Syarif Hidayatullah
tahun 2017
Variabel Median Min-Max IQR Q1 – Q3 n
Sikap 5,00 1,00 – 7,00 2,33 4,33 – 6,67 312
Norma Subyektif 5,67 2,00 – 7,00 2,00 4,67 – 6,67 312
Persepsi Kontrol Perilaku 6,00 1,00 – 7,00 1,58 5,08 – 6,67 312
Berdasarkan Tabel 5.8 sikap memiliki nilai median sebesar 5,00 dengan Inter
Quartile Range sebesar 2,33, dimana berarti sebesar 50% dari total sikap responden
berada pada nilai 4,33 sampai dengan 6,67. Norma subyektif memiliki nilai median
sebesar 5,67 dengan Inter Quartile Range sebesar 2,00, dimana berarti sebesar 50%
dari total nilai norma subyektif responden berada pada nilai 4,67 sampai dengan 6,67.
Persepsi kontrol perilaku memiliki nilai median sebesar 6,0 dengan Inter Quartile
Range sebesar 1,58, dimana berarti sebesar 50% dari total nilai norma subyektif
responden berada pada nilai 5,08 sampai dengan 6,67.
Tabel 5.9 Distribusi Nilai Sikap Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda Empat
di UIN Syarif Hidayatullah tahun 2017
Variabel Median
SIKAP 5.00
S1 Anggapan terhadap keuntungan
penggunaan sabuk pengaman 5.00
S2 Anggapan terhadap kenyamanan
penggunaan sabuk pengaman 5.00
S3 Anggapan terhadap benar tidak nya
menggunakan sabuk pengaman 5.00
55
Pada variabel sikap, ketiga pertanyaan terkait pembentuk sikap memiliki nilai
yang sama dengan nilai median dari variabel sikap yaitu sebesar 5,00.
Tabel 5.10 Distribusi Nilai Norma Subyektif Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan
Roda Empat di UIN Syarif Hidayatullah tahun 2017
Variabel Median
NORMA SUBYEKTIF 5.67
NS1 Orang yang penting dalam hidup
menyarankan menggunakan sabuk
pengaman
7.00
NS2 Lingkungan mengharapkan saya
menggunakan sabuk pengaman 6.00
NS3 Tekanan sosial dalam menggunakan
sabuk pengaman 5.00
Pada variabel Norma Subyektif, persepsi mengenai orang yang penting dalam
hidup menyarankan menggunakan sabuk pengaman memiliki rata-rata paling besar
yaitu sebesar 7,00 dan persepsi mengenai tekanan sosial dalam menggunakan sabuk
pengaman memiliki rata-rata paling kecil yaitu sebesar 5,00.
Tabel 5.11 Distribusi Nilai Persepsi Kontrol Perilaku Mahasiswa/i Pengguna
Kendaraan Roda Empat di UIN Syarif Hidayatullah tahun 2017
Variabel Median
PERSEPSI KONTROL PERILAKU 6.0
P1 Yakin akan menggunakan jika ingin
menggunakan sabuk pengaman 6.00
P2 Menggunakan atau tidak
menggunakan tergantung keinginan 6.00
P3 Kemudahan menggunakan sabuk
pengaman saat berkendara 6.00
Pada variabel persepsi kontrol perilaku, ketiga pertanyaan terkait pembentuk
persepsi kontrol perilaku memiliki nilai yang sama dengan nilai median dari variabel
persepsi kontrol perilaku yaitu sebesar 6,00.
56
5.4.Faktor Determinan Paling Berpengaruh Terhadap Niat Penggunaan Sabuk
Pengaman Pada Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda Empat di UIN
Syarif Hidayatullah tahun 2017
Pada tahap pemodelan multivariat seluruh variabel baik variabel independen
dan variabel dependen dianalisis secara bersamaan. Melalui metode ENTER atau
ENTRY, variabel yang valid dalam model multivariat adalah variabel dengan P-
value ≤ 0,05. Jika terdapat variabel dengan P-value > 0,05 dalam model, maka
variabel tersebut harus dikeluarkan dari dalam model. Pengeluaran variabel
dilakukan bertahap dimulai dari P-value yang paling besar. Tetapi berdasarkan hasil
analisis yang dilakukan, tingkat P-value dari setiap variabel independen berada di
bawah P-value ( ≤ 0,05). Tingkat P-value dari tiap variabel dapat dilihat pada Tabel
5.12.
Tabel 5.12 Hasil Analisis Variabel Kandidat Model Multivariat
Variabel P-value
Sikap 0,017
Norma Subyektif 0,000
Persepsi Kontrol Perilaku 0,000
Setelah dilakukan pemodelan kemudian didapatkan hasil akhir dari model
regresi linier berganda seperti yang dapat dilihat pada Tabel 5.13.
Tabel 5.13 Hasil Analisis Multivariat
Variabel R R
Square P-value α Β
Sikap
0,551 0,304 0,000 1,147
0,119
Norma Subyektif 0,414
Persepsi Kontrol Perilaku 0,187
57
Berdasarkan Tabel 5.13 menggunakan nilai β maka dapat dibuat model prediksi dari
niat seperti sebagai berikut :
Keterangan
: Konstanta
: Niat menggunakan sabuk Pengaman
: Sikap
: Norma Subyektif
: Persepsi Kontrol Perilaku
Arti dari persamaan garis tersebut adalah :
1. Setiap bertambahnya satu nilai sikap dari responden, maka akan terjadi
peningkatan niat penggunaan sabuk pengaman sebesar 0,119 kali.
2. Setiap bertambahnya satu nilai norma subyektif dari responden, maka akan
terjadi peningkatan niat penggunaan sabuk pengaman sebesar 0,414 kali.
3. Setiap bertambahnya satu nilai persepsi kontrol perilaku dari responden,
maka akan terjadi peningkatan niat penggunaan sabuk pengaman sebesar
0,187 kali.
Berdasarkan Tabel 5.12 dan Tabel 5.13, dan persamaan garis atau model prediksi
dari regresi berganda diketahui bahwa norma subyektif (sig. 0,000, β = 0,414)
dibandingkan dengan sikap (sig. 0,031, β = 0,119) dan persepsi kontrol perilaku (sig.
0,001, β = 0,187) memiliki nilai signifikansi yang lebih rendah (p-value < 0,05) dan
nilai β yang lebih tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa norma subyektif
merupakan variabel yang memiliki pengaruh paling tinggi terhadap niat penggunaan
sabuk pengaman pada mahasiswa pengguna kendaraan roda empat di Universitas
58
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2017. Berdasarkan Tabel 5.13
didapatkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,304. Nilai Adjusted R Square
menunjukkan bahwa variabel sikap, norma subyektif, dan persepsi kontrol perilaku
sebesar 30,4% menjelaskan varian dari niat penggunaan sabuk pengaman pada
mahasiswa pengguna kendaraan roda empat di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tahun 2017.
59
6. BAB VI
PEMBAHASAN
6.1.Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini dalam mengumpulkan sampel, dilaksanakan melalui
metode pengumpulan sampel non-probabilistik kuota. Pengambilan sampel secara
non-probabilistik yang dilaksanakan menyebabkan tidak semua bagian dalam
populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden.
6.2.Niat Penggunaan Sabuk Pengaman Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan
Roda Empat di UIN Syarif Hidayatullah tahun 2017
Niat merupakan indikasi dari kesiapan seseorang untuk melakukan suatu
perilaku atau tindakan (Ajzen, 1991, Ajzen, 2006, Jillian J Francis, dkk., 2004).
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa niat memiliki nilai median sebesar
4.67 dengan keinginan menggunakan sabuk pengaman dan niat akan dari pengguna
untuk menggunakan sabuk pengaman memiliki nilai median yang sama yaitu sebesar
5,00 diikuti dengan harapan responden untuk menggunakan sabuk pengaman dengan
nilai median sebesar 4,00. Sebesar 50% dari nilai niat penggunaan sabuk pengaman
mahasiswa berada pada rentang skor 4,00 – 5,67. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
terdapat niat yang positif pada mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
menggunakan sabuk pengaman.
Berdasarkan uji multivariat yang dilakukan, ditemukan bahwa ketiga variabel
pembentuk niat sesuai dengan theory of planned behavior yang dibuat oleh Ajzen
(1991), yaitu sikap, norma subyektif, dan persepsi kontrol perilaku ketiganya, baik
secara parsial (sikap (0,017), norma subyektif (0,000), dan persepsi kontrol perilaku
60
(0,000)) maupun secara simultan (p-value = 0,000) memiliki hubungan yang
signifikan terhadap niat penggunaan sabuk pengaman mahasiswa di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya di Iran
(Tavafian, dkk., 2011, Ali, dkk., 2011a) dan penelitian oleh Torquato, dkk. (2012) di
Brazil dimana pada penelitian-penelitian tersebut ditunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara sikap, norma subyektif, dan persepsi kontrol
perilaku terhadap niat penggunaan sabuk pengaman. Sesuai dengan yang dijelaskan
dalam theory of planned behavior, bahwa intention (niat) merupakan prediktor
langsung dari perilaku dimana ditentukan oleh attitude (sikap), subjective norm
(norma subjektif), dan perceived behavioral control (persepsi kontrol perilaku),
maka dengan melakukan perubahan melalui intervensi terhadap ketiga prediktor
pembentuk niat tersebut, dapat diharapkan untuk terjadinya perubahan dari niat
penggunaan sabuk pengaman untuk menjadi lebih baik, mengingat niat juga sebagai
prediktor langsung dari perilaku, dimana dengan ditingkatkannya niat melalui
prediktornya, diharapkan perilaku atau tindakan penggunaan sabuk pengaman pada
mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan ikut meningkat.
Pada penelitian ini diketahui bahwa variabel sikap, norma subyektif, dan
persepsi kontrol perilaku sebesar 30,4% mempengaruhi varian dari niat penggunaan
sabuk pengaman pada mahasiswa pengguna kendaraan roda empat di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2017. Rendahnya nilai tersebut
menunjukkan bahwa sebesar 69,6% varian nilai dari niat masih dipengaruhi oleh
faktor-faktor lainnya, tetapi diketahui bahwa menurut Itaoka (2012) dalam studi
social-sciences, untuk melihat efektifitas dari faktor nilai R2
tidak terlalu
berpengaruh. Itaoka (2012) menjelaskan bahwa rendahnya nilai tersebut dapat
61
dikarenakan oleh 2 hal, yaitu akibat tersedianya variabel tetapi tidak menggambarkan,
atau masih terdapat variabel-variabel lain yang dapat menggambarkan nilai tersebut
tetapi tidak terdapat dalam penelitian. Berdasarkan pada penelitian ini, variabel yang
diteliti hanya variabel berdasarkan theory of planned behavior, tidak dilakukan
analisis berdasarkan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi penggunaan
sabuk pengaman sehingga diperlukan penelitian ke depannya untuk mencari
variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi penggunaan sabuk pengaman pada
mahasiswa/i pengguna kendaraan roda empat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian, sudah didapatkan rumus yang dapat digunakan
untuk melakukan prediksi terhadap niat penggunaan sabuk pengaman berdasarkan
sikap, norma subyektif, dan perilaku. Selanjutnya, diperlukan penelitian-penelitian
yang dilakukan untuk melakukan analisis untuk melihat hubungan yang lebih
mendetail dari tiap variabel melalui analisis baik secara direct maupun indirect
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Jillian J Francis, dkk. (2004). Pada penelitian
ini, penggunaan metode sampling non-probabilistik, dimana memiliki kemampuan
generalisasi yang tidak sebaik metode sampling probabilistik, tetapi, pengumpulan
data melalui metode sampling non-probabilistik dapat menyediakan sebuah bukti
atau petunjuk yang dapat membantu studi-studi selanjutnya melalui sample yang
random. Sebuah metode sampling non-random (non-probabilistik) dapat menjadi
representatif ketika karakteristik sosio-demografis dari sampel yang dikumpulkan
serupa (Banerjee and Chaudhury, 2010). Pada penelitian ini, penggunaan sampling
non-probabilistik juga disertai dengan kriteria-kriteria inklusif seperti kelompok
umur, merupakan mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan merupakan
pengguna kendaraan roda empat sehingga sampel yang didapatkan diupayakan
sebesar mungkin dapat merepresentasikan populasi dari penelitian, tetapi tetap perlu
62
diupayakan untuk mendapatkan sampel melalui metode probabilistik untuk
menggambarkan secara keseluruhan populasi penelitian seperti yang diungkapkan
oleh Banerjee and Chaudhury (2010).
Pada penelitian ini hanya dilakukan upaya melihat hubungan secara
menyeluruh pada pengguna kendaraan roda empat dalam menggunakan sabuk
pengaman, dimana tidak dibedakan antara pengendara aktif kendaraan roda empat
dan penumpang kendaraan roda empat, oleh sebab itu selanjutnya diperlukan analisis
yang dilakukan baik kepada kelompok pengendara maupun penumpang kendaraan
roda empat, mengingat berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan jumlah yang
besar antara pengendara dan penumpang, dan berdasarkan data yang dimiliki WHO
(2015a) diketahui bahwa dari total 6% dari total penduduk yang meninggal di jalan
raya adalah akibat kecelakaan kendaraan roda empat, 1% merupakan pengendara dan
5% lainnya merupakan penumpang dari kendaraan.
6.3.Pengaruh Sikap Terhadap Niat Penggunaan Sabuk Pengaman Mahasiswa/i
Pengguna Kendaraan Roda Empat di UIN Syarif Hidayatullah tahun 2017
Sikap merupakan derajat dimana seseorang menilai secara garis besar
perilakunya (Knabe, 2012). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, sikap
memiliki nilai median sebesar 5,00 dengan seluruh pertanyaan pembentuk konstruk
memiliki median yang sama yaitu 5,00. Nilai median sikap yang didapatkan
penelitian sebesar 5,00 lebih tinggi dari pada nilai median dari pertanyaan yaitu 4,00
dimana hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa/i pengguna kendaraan roda empat
mendukung penggunaan sabuk pengaman. Hal ini dapat dibandingkan dengan nilai
median niat sebesar 4.67 yang juga menunjukkan nilai median penelitian di atas nilai
median dari variabel. Tingginya nilai sikap dan niat tersebut sesuai dengan yang
63
diungkapkan oleh Simsekoglu (2009) dimana keyakinan yang tinggi terhadap
keuntungan kesehatan dari sabuk pengaman berhubungan dengan tingginya
penggunaan sabuk pengaman (Begg dan Langley, 2000 dalam (Simsekoglu, 2009)),
dimana sebaliknya ketika sikap dan keyakinan negatif mempengaruhi secara negatif
penggunaan sabuk pengaman (Steptoe dkk., 2002 dalam (Simsekoglu, 2009)).
Sikap dalam theory of planned behavior memiliki 2 komponen pembentuk,
komponen pertama adalah kepercayaan terhadap konsekuensi dari perilaku dan
komponen kedua adalah penilaian baik secara positif maupun negatif terhadap setiap
aspek dari perilaku. Kedua komponen ini merupakan komponen yang bekerja
bersama untuk menunjukkan sikap dari seseorang dimana terbentuk dari behavioral
belief atau kepercayaan terhadap perilaku (Ajzen, 1991, Ajzen, 2006). Tingginya
nilai sikap dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa/i UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta percaya terhadap konsekuensi dari penggunaan sabuk
pengaman dan mahasiswa/i menilai secara positif penggunaan sabuk pengaman
sehingga didapatkan nilai yang menunjukkan dukungan dari mahasiswa/i pengguna
kendaraan roda empat dalam menggunakan sabuk pengaman.
Berdasarkan hasil pengujian multivariat, sikap memiliki nilai signifikansi
yang tinggi terhadap niat penggunaan sabuk pengaman, yaitu sebesar 0,017 (<0,05)
dimana hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dari sikap
mahasiswa/i pengguna kendaraan roda empat terhadap niat penggunaan sabuk
pengaman. Penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Simsekoglu (2009) belief
(keyakinan) dan attitude (sikap) merupakan faktor yang mempengaruhi penggunaan
sabuk pengaman pada pengendara kendaraan roda empat. Penelitian oleh Tavafian,
dkk. (2011) juga menunjukkan bahwa sikap berkorelasi positif dengan perilaku
penggunaan sabuk pengaman.
64
Dengan adanya hubungan yang signifikan antara sikap dan niat penggunaan
sabuk pengaman, maka untuk melakukan intervensi untuk meningkatkan penggunaan
sabuk pengaman, diperlukan perubahan sikap mengenai kepercayaan terhadap
konsekuensi dari perilaku dan penilaian baik secara positif maupun negatif terhadap
setiap aspek dari perilaku. Menurut Şimşekoğlu and Lajunen (2008), untuk merubah
sikap dari pengguna sabuk pengaman, kampanye-kampanye yang dilakukan oleh
lembaga-lembaga tertentu tidak hanya difokuskan kepada outcome negatif dari tidak
menggunakan sabuk pengaman, tetapi juga fokus terhadap keuntungan dari
penggunaan sabuk pengaman. Dengan dilakukannya intervensi dengan mengajarkan
keuntungan dari penggunaan sabuk pengaman, maka diharapkan akan meningkatkan
nilai-nilai komponen sikap sehingga terjadi peningkatan dukungan dari penggunaan
sabuk pengaman sehingga dapat meningkatkan niat penggunaan sabuk pengaman.
Oleh sebab itu, maka Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
diharapkan untuk dapat menyediakan sebuah media promosi keselamatan di jalan
raya yang berupaya untuk mengedukasi baik keuntungan penggunaan sabuk
pengaman dan kerugian tidak menggunakan sabuk pengaman. Edukasi yang
dilakukan dapat dilaksanakan melalui beberapa cara, yaitu melalui media cetak atau
melalui media sosial (Vasudevan, dkk., 2009, Zhang, dkk., 2017), dimana dapat
dilakukan proses pembuatan media dan program edukasi penggunaan sabuk
pengaman sesuai dengan acuan dari WHO (2009) dalam bukunya yaitu Seat-belts
and child restraints: a road safety manual for decision-makers and practitioners
dimana pada buku tersebut dijelaskan tahapan secara menyeluruh mengenai
bagaimana mulai dari pengumpulan data hingga pembuatan model intervensi
terhadap penggunaan sabuk pengaman. Dengan dilakukannya intervensi tersebut,
maka dapat dilakukan peningkatan sikap penggunaan sabuk pengaman melalui kedua
65
komponennya dimana dengan pengguna kendaraan roda empat mengetahui
konsekuensi ketika menggunakan dan tidak menggunakan sabuk pengaman, dan juga
pengguna dapat menilai baik secara positif maupun negatif penggunaan sabuk
pengaman setelah mendapatkan pengetahuan mengenai keuntungan dan kerugian
dari penggunaan sabuk pengaman.
6.4.Pengaruh Norma Subyektif terhadap Niat Penggunaan Sabuk Pengaman
Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda Empat di UIN Syarif Hidayatullah
tahun 2017
Norma subyektif didefinisikan sebagai persepsi individu tentang tekanan
sosial untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku (Ajzen, 1991, Ajzen,
2005, Ajzen, 2006). Norma subyektif ditentukan dengan total kepercayaan normatif
yang mempengaruhi harapan dari seseorang terhadap referents yang penting, dimana
pada hal ini merupakan social referent (Knabe, 2012). Berdasarkan hasil penelitian,
didapatkan bahwa norma subyektif memiliki nilai median sebesar 5,67 dengan
persepsi mengenai orang yang penting dalam hidup menyarankan menggunakan
sabuk pengaman memiliki median paling besar yaitu sebesar 7,00 dan persepsi
mengenai tekanan sosial dalam menggunakan sabuk pengaman memiliki median
paling kecil yaitu sebesar 5,00. Nilai yang tinggi tersebut menunjukkan bahwa
terdapat tekanan sosial kepada pengguna kendaraan roda empat dalam menggunakan
sabuk pengaman.
Norma subyektif dalam theory of planned behavior ditentukan dengan
kombinasi antara normative belief atau kepercayaan normatif dan motivation to
comply atau motivasi untuk menjalankan perilaku dari individu. Norma subyektif
ditentukan dengan total kepercayaan normatif yang mempengaruhi harapan dari
66
seseorang terhadap referents yang penting, dimana pada hal ini merupakan social
referent (Knabe, 2012). Tingginya nilai norma subyektif dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta percaya bahwa
terdapat harapan dari seseorang yang penting bagi mahasiswa/i untuk menggunakan
sabuk pengaman, dan juga menunjukkan bahwa terdapat tekanan secara sosial baik
dari lembaga-lembaga tertentu maupun pemerintah sehingga terdapat motivasi untuk
menjalankan perilaku penggunaan sabuk pengaman pada mahasiswa/i UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Berdasarkan hasil pengujian multivariat, norma subyektif memiliki nilai
signifikansi yang tinggi terhadap niat penggunaan sabuk pengaman, yaitu sebesar
0,000 (<0,05) dimana hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
dari norma subyektif mahasiswa/i pengguna kendaraan roda empat terhadap niat
penggunaan sabuk pengaman. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan
oleh Şimşekoğlu and Lajunen (2008) pada pengemudi di Turki, diketahui bahwa
norma subyektif dan sikap memiliki hubungan yang positif dengan niat penggunaan
sabuk pengaman, baik di jalan perkotaan maupun di jalan perkotaan. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Tavafian, dkk. (2011) pada pengendara di
Iran yang menunjukkan bahwa norma subyektif memiliki korelasi positif yang
signifikan, baik terhadap niat maupun perilaku penggunaan sabuk pengaman. Pada
penelitian ini, norma subyektif dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (<0,05) dan
nilai β sebesar 0,375, lebih besar dari variabel lainnya, menunjukkan bahwa norma
subyektif merupakan prediktor yang paling signifikan dalam menggunakan sabuk
pengaman. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Şimşekoğlu
and Lajunen (2008) dimana norma subyektif dalam modelnya merupakan prediktor
67
yang paling signifikan dalam memprediksi niat dan perilaku penggunaan sabuk
pengaman.
Menurut Şimşekoğlu and Lajunen (2008), ketika norma subyektif menjadi
prediktor yang signifikan dari niat penggunaan sabuk pengaman, perlu dilakukan
kampanye penggunaan sabuk pengaman, dengan target utama yaitu meningkatkan
opini dan sikap dari orang-orang yang penting dari pengguna sabuk pengaman
(keluarga dan teman terdekat), dimana dalam pesan yang disampaikan melalui
kampanye juga ditekankan mengenai pentingnya opini yang positif dari orang-orang
yang penting bagi pengguna sabuk pengaman. Tingginya hubungan antara norma
subyektif dengan penggunaan sabuk pengaman juga dapat dijelaskan oleh nilai dari
tekanan sosial dan lingkungan dari responden, dimana penelitian Steptoe, dkk.
(2002) menunjukkan bahwa peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, sebagai
social referent di beberapa negara yang ditelitinya menunjukkan bahwa selama tahun
1990 sampai tahun 2000, mengikuti dengan dimunculkannya peraturan yang
menekankan penggunaan sabuk pengaman, tingkat penggunaan sabuk pengaman di
negara yang ditelitinya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 24 hingga
64%. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa jika terdapat tekanan secara sosial dari
pemerintah dalam bentuk peraturan-peraturan yang mewajibkan penggunaan sabuk
pengaman akan meningkatkan penggunaan sabuk pengaman.
Di Indonesia hal ini dapat diaplikasikan dikarenakan peraturan penggunaan
sabuk pengaman belum mengikat seluruh pengguna yang ada di dalam kendaraan
roda empat. Peraturan tentang penggunaan sabuk pengaman di Indonesia hanya
mewajibkan untuk pengendara dan penumpang yang ada di sebelah pengendara
(penumpang depan). Peraturan yang ada di Indonesia tidak mewajibkan penumpang
di bagian belakang dan tengah mobil untuk menggunakan sabuk pengaman sehingga
68
kebanyakan mobil yang ada di Indonesia tidak menyediakan sabuk pengaman untuk
penumpang selain penumpang di depan, padahal seperti dijelaskan sebelumnya
(Steptoe, dkk., 2002) bahwa dengan adanya peraturan yang mewajibkan penggunaan
sabuk pengaman akan meningkatkan penggunaan sabuk pengaman, maka dengan
diwajibkan juga untuk penumpang kendaraan roda empat di bagian belakang untuk
menggunakan sabuk pengaman maka akan meningkatkan niat dan tindakan
penggunaan sabuk pengaman oleh pengguna kendaraan roda empat, dikarenakan
berdasarkan Cohen and Einav (2003) menunjukkan bahwa dengan peningkatan 1%
dari penggunaan sabuk pengaman dapat mengurangi fatalities di jalan raya akibat
kecelakaan kendaraan roda empat sebesar 0.13.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai tempat dimana terdapatnya
pengguna kendaraan roda empat seharusnya juga dapat membuat peraturan yang
berupaya untuk mengatur penggunaan sabuk pengaman dari mahasiswa/i pengguna
kendaraan yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dimana berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa niat mahasiswa pengguna kendaraan roda empat dalam
menggunakan sabuk pengaman belum terlalu tinggi. Dengan dibuatnya peraturan
penggunaan sabuk pengaman di area UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, maka
diharapkan mulai dari di dalam area universitas sudah terbentuk niat dan perilaku
penggunaan sabuk pengaman ketika mahasiswa/i menggunakan kendaraan roda
empat. Peraturan yang telah dibuat kemudian selanjutnya disebarkan baik melalui
media cetak maupun media elektronik, dengan ditambahkan media-media promosi
yang mengedukasi pengguna kendaraan roda empat mengenai penggunaan sabuk
pengaman dimana berdasarkan penelitian oleh Vasudevan, dkk. (2009) menunjukkan
bahwa ketika media dan upaya penegakan dilakukan bersamaan dalam suatu
kampanye dapat secara efektif meningkatkan penggunaan sabuk pengaman.
69
6.5.Pengaruh Persepsi Kontrol Perilaku Terhadap Niat Sabuk Pengaman
Mahasiswa/i Pengguna Kendaraan Roda Empat di UIN Syarif Hidayatullah
tahun 2017
Persepsi kontrol perilaku mengacu pada persepsi seseorang terhadap
kemampuan orang tersebut untuk melakukan perilaku (Ajzen, 2006, Ajzen, 1991),
dimana menekankan terhadap kemudahan dan kesulitan yang dirasakan seseorang
berhubungan dengan perilaku dan tugas tertentu (Knabe, 2012). Berdasarkan hasil
penelitian, didapatkan bahwa persepsi kontrol perilaku memiliki rata-rata nilai
sebesar 6,00 dengan seluruh pertanyaan dalam konstruk memiliki nilai median yang
sama yaitu 6,00. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pengguna kendaraan roda empat
merasa memiliki kendali (merasa mudah) ketika ingin menggunakan sabuk
pengaman.
Persepsi kontrol perilaku terbentuk dari control belief seseorang, dimana
control belief ini terbentuk akibat baik pengalaman yang pernah dialami individu,
ataupun pengalaman yang dialami oleh orang yang dikenal oleh individu (Ajzen,
1991). Nilai persepsi kontrol perilaku yang didapatkan dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merasa mudah
menggunakan sabuk pengaman dikarenakan terdapat pengalaman yang pernah
dialami oleh mahasiswa/i maupun orang-orang di sekitarnya mengenai penggunaan
sabuk pengaman.
Berdasarkan hasil pengujian multivariat, persepsi kontrol perilaku memiliki
nilai signifikansi yang tinggi terhadap niat penggunaan sabuk pengaman, yaitu
sebesar 0,000 (<0,05) dimana hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan dari norma subyektif mahasiswa/i pengguna kendaraan roda empat
70
terhadap niat penggunaan sabuk pengaman. Terdapatnya hubungan yang signifikan
antara persepsi kontrol perilaku dan penggunaan sabuk pengaman sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Tavafian, dkk. (2011) yang dilaksanakan pada
pengendara mobil di Iran menunjukkan bahwa persepsi kontrol perilaku memiliki
korelasi signifikan yang positif terhadap perilaku penggunaan sabuk pengaman. Uji
multiple regression yang dilakukan juga menunjukkan bahwa persepsi kontrol
perilaku secara signifikan dapat memprediksi niat penggunaan sabuk pengaman.
Penelitian oleh Ali, dkk. (2011b) pada pengemudi di Iran juga menunjukkan hal yang
sama bahwa persepsi kontrol perilaku memiliki hubungan yang signifikan dengan
niat penggunaan sabuk pengaman.
Dengan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi kontrol perilaku
dan niat penggunaan sabuk pengaman, maka untuk melakukan intervensi untuk
meningkatkan penggunaan sabuk pengaman dapat dilakukan dengan cara melakukan
perubahan terhadap kepercayaan pengguna kendaraan roda empat mengenai
kemudahan penggunaan sabuk pengaman. Hasil tersebut menurut Chatzisarantis, dkk.
(2005) dapat dilakukan dengan cara mengubah kepercayaan bahwa penghalang untuk
melakukan perilaku mudah untuk di atasi, hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan argumen-argumen yang menyediakan solusi untuk mengatasi halangan-
halangan perilaku yang ada.
Di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, argumen-argumen dengan upaya
mengubah kepercayaan terhadap kemudahan penggunaan sabuk pengaman dapat
disampaikan bersamaan dengan edukasi untuk merubah sikap melalui media sosial
dan media cetak (Vasudevan, dkk., 2009, Zhang, dkk., 2017) , dan juga diikuti
dengan upaya penegakan penggunaan sabuk pengaman melalui peraturan-peraturan
penggunaan sabuk pengaman yang dapat diterbitkan di UIN Syarif Hidayatullah,
71
dimana hal ini efektif dan efisien dikarenakan ketika media dan upaya penegakan
dilakukan bersamaan dalam suatu kampanye dapat secara efektif meningkatkan
penggunaan sabuk pengaman.
72
7. BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1.Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada mahasiswa/i pengguna
kendaraan roda empat di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2017, dapat disimpulkan bahwa :
1. Niat penggunaan sabuk pengaman memiliki nilai median sebesar 4,67 dengan
50% dari nilai berada pada 4,00 – 5,67.
2. Sikap penggunaan sabuk pengaman memiliki nilai median memiliki nilai
median sebesar 5,00 dengan 50% dari nilai berada pada 4,33 – 6,67.
3. Norma Subyektif penggunaan sabuk pengaman memiliki nilai median
memiliki nilai median sebesar 5,67 dengan 50% dari nilai berada pada 4,67 –
6,67.
4. Persepsi Kontrol Perilaku penggunaan sabuk pengaman memiliki nilai
median memiliki nilai median sebesar 6,00 dengan 50% dari nilai berada
pada 5,08 – 6,67.
5. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa sikap, norma subyektif, dan
persepsi kontrol perilaku mahasiswa/i secara simultan/bersamaan
mempengaruhi niat penggunaan sabuk pengaman dimana menyumbang
sebesar 30.4% varian dari niat dengan signifikansi 0.000. Norma Subyektif
(sig. 0,000, β = 0,414) merupakan faktor yang paling mempengaruhi niat
penggunaan sabuk pengaman mahasiswa/i, diikuti dengan persepsi kontrol
perilaku (sig. 0,000, β = 0,187) dan sikap (sig. 0,017, β = 0,119).
73
7.2.Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran sebagai bahan
perbaikan ke depannya, yaitu :
1. Bagi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
a. Mengembangkan peraturan yang mewajibkan penggunaan sabuk
pengaman oleh seluruh pengguna kendaraan roda empat ketika
berkendara di area kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Bersamaan dengan peraturan tersebut dibuat kampanye melalui media
cetak dan media sosial yang dimiliki UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
yang bertujuan untuk melakukan edukasi terhadap keuntungan
menggunakan sabuk pengaman dan kerugian tidak menggunakan
sabuk pengaman yang ditargetkan kepada seluruh mahasiswa/i UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bagi Pihak Berwewenang
a. Pemerintah
Dikarenakan tekanan sosial dalam bentuk peraturan yang
ditetapkan oleh pihak pemerintah dapat mempengaruhi tingkat
penggunaan sabuk pengaman, maka dapat dilakukan evaluasi
terhadap peraturan lalu lintas yang ada di Indonesia. Evaluasi
peraturan yang perlu ditinjau kembali merupakan peraturan mengenai
penggunaan sabuk pengaman, dimana sebaiknya dibuat peraturan
yang mewajibkan penggunaan sabuk pengaman bukan hanya untuk
pengguna di kursi depan, tetapi juga di kursi tengah atau kursi
belakang, untuk meningkatkan jumlah penggunaan sabuk pengaman,
74
dimana dapat mengurangi tingkat kematian pengguna kendaraan roda
empat di jalan.
b. Kepolisian
Meningkatkan tingkat penggunaan sabuk pengaman dengan
terus mengawasi performa penggunaan sabuk pengaman saat
berkendara.
c. Pemerintah dan Kepolisian
i. Melakukan edukasi mengenai sabuk pengaman mulai dari
fungsi sabuk pengaman, bahaya tidak menggunakan sabuk
pengaman, dan peraturan-peraturan sabuk pengaman dengan
upaya meningkatkan dukungan dan kepercayaan pengguna
kendaraan roda empat dalam menggunakan sabuk pengaman.
ii. Selain memberikan edukasi terkait fungsi sabuk pengaman dan
bahaya tidak menggunakan, dilakukan juga edukasi untuk
menyampaikan keuntungan-keuntungan penggunaan sabuk
pengaman.
iii. Edukasi yang dilakukan tidak hanya ditujukan kepada
pengguna tetapi ke keluarga maupun orang-orang yang
penting bagi pengguna sehingga diharapkan terdapat
peningkatan penggunaan sabuk pengaman oleh pengguna
kendaraan roda empat.
75
3. Bagi Pengguna Kendaraan Roda Empat
Selalu menggunakan sabuk pengaman ketika di dalam kendaraan roda
empat, baik pengguna di bagian depan, tengah, maupun belakang
dikarenakan penggunaan sabuk pengaman (di posisi manapun) meningkatkan
tingkat keselamatan ketika kecelakaan sebesar 45 hingga 50%.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya ketika ingin melakukan penelitian terhadap
pengguna (pengendara dan penumpang) untuk dapat menggunakan
teknik sampling probabilitas untuk menghindari adanya bias terhadap
hasil penelitian (generalisasi dapat dilakukan ke seluruh populasi)
b. Peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian yang dapat
membandingkan faktor pembentuk niat sabuk pengaman pada
pengendara dan penumpang kendaraan roda empat.
c. Peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan analisis lebih mendalam
menggunakan metode indirect sehingga dapat menemukan penjelasan
mengenai hubungan antar variabel lebih mendalam.
d. Menggunakan guideline yang ditetapkan WHO melakukan
perancangan upaya intervensi penggunaan sabuk pengaman.
8. DAFTAR PUSTAKA
AJZEN, I. 1985. From Intentions to Actions: A Theory of Planned Behavior.
Springer Series in Social Psychology.
AJZEN, I. 1991. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior And
Human Decision Processes 50.
AJZEN, I. 2005. Attitudes Personality And Behavior, United Kingdom, McGraw-
Hill Education.
AJZEN, I. 2006. Constructing a TpB Questionnaire: Conceptual and Methodological
Considerations.
ALI, M., HAIDAR, N., ALI, M. M. & MARYAM, A. 2011a. Determinants of Seat
Belt Use Among Drivers in Sabzevar, Iran: A Comparison of Theory of
Planned Behavior and Health Belief Model. Traffic Injury Prevention, 12,
104-109.
ALI, M., HAIDAR, N. & MARYAM, M. M. A. A. 2011b. Determinants of Seat Belt
Use Among Drivers in Sabzevar, Iran: A Comparison of Theory of Planned
Behavior and Health Belief Model. Traffic Injury Prevention, 12, 104–109.
ARMITAGE, C. J. & CONNER, M. 2001. Efficacy of the Theory of Planned
Behaviour: A meta-analytic review. British Journal of Social Psychology, 29.
ASIRT. n.d. Road Crash Statistic [Online]. asirt.org: Association for Safe
International Road Travel. Available: https://asirt.org/initiatives/informing-
road-users/road-safety-facts/road-crash-statistics [Accessed 5 Desember
2016].
BANERJEE, A. & CHAUDHURY, S. 2010. Statistics without tears: Populations and
samples. Industrial Psychiatry, 19.
BPS. 2014. Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 1987-
2013 [Online]. bps.go.id: Badan Pusat Statistik. Available:
http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1413 [Accessed 6 Desember
2016].
CASTANIER, C., DEROCHE, T. & WOODMAN, T. 2013. Theory of planned
behaviour and road violations: The moderating influence of perceived
behavioural control. Transportation Research Part F: Traffic Psychology and
Behaviour, 18, 10.
CHATZISARANTIS, N. L. D., KAMAROVA, S. & WANG, J. 2005. Development
And Evaluation Of An Intervention Based On The Theory Of Planned
Behaviour In Promoting Leisure Time Physical Activity Participation.
Singapore: National Institute Of Education.
CHLIAOUTAKIS, J. E., GNARDELLIS, C., DRAKOU, I., DARVIRI, C. &
SBOUKIS, V. 2000. Modelling the factors related to the seatbelt use by the
young drivers of Athens. Accident Analysis & Prevention, 32.
CIREBONTRUST. 2017. Mahasiswa Tewas Seketika Akibat Mobil yang Dibawanya
Nabrak Pohon [Online]. Cirebontrust.com. Available:
http://www.cirebontrust.com/mahasiswa-tewas-seketika-akibat-mobil-yang-
dibawanya-nabrak-pohon.html [Accessed 14 Februari 2017].
COHEN, A. & EINAV, L. 2003. THE EFFECTS OF MANDATORY SEAT BELT
LAWS ON DRIVING BEHAVIOR AND TRAFFIC FATALITIES. The
Review of Economics and Statistics, 85, 828–843
DEROCHE, C. C. T. & WOODMAN, T. 2013. Theory of planned behaviour and
road violations: The moderating influence of perceived behavioural control.
Transportation Research Part F: Traffic Psychology and Behaviour, 18, 10.
DIAZ, E. M. 2002. Theory of planned behavior and pedestrians’ intentions to violate
traffic regulations. Transportation Research Part F: Traffic Psychology and
Behaviour.
FISHBEIN, M. E. & AJZEN, I. 1975. Belief, Attitude, Intention, and Behavior: An
Introduction to Theory and Research, Addison-Wesley Pub (Sd).
GREEN, S. B. 1991. How Many Subjects Does It Take To Do A Regression
Analysis? Multivariate Behavioral Research, 26.
GREENE, K. 2009. Reasoned Action Theory. In: LITTLEJOHN, S. W. & FOSS, K.
A. (eds.) Encyclopedia of Communication Theory. Thousand Oaks, CA: Sage.
HALE, J. L., HOUSEHOLDER, B. J. & GREENE, K. L. 2002. Theory of Reasoned
Action. The Persuasion Handbook: Development in Theory and Practice.
Thousand Oaks, CA: Sage.
HASTONO, S. P. 2006. Analisis Data. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia.
IQBAL, M. 2015. Pengolahan Data dengan Regresi Linier Berganda (dengan SPSS
‡ ). Jakarta: Institut Perbanas.
ITAOKA, K. Regression and interpretation low R-Squared! Social Research
Network 3rd Meeting, 2012 Noosa.
JAWAPOS. 2016. Detik-detik Mencekam Kecelakaan Maut Mobil Mahasiswa UGM
di Jurang Pasuruan [Online]. Jawapos.com: Jawa Pos. Available:
http://www.jawapos.com/read/2016/11/06/62490/detik-detik-mencekam-
kecelakaan-maut-mobil-mahasiswa-ugm-di-jurang-pasuruan [Accessed 14
Februari 2017].
JAYASINGH, S. & EZE, U. C. 2009. An Empirical Analysis of Consumer
Behavioral Intention Toward Mobile Coupons in Malaysia. International
Journal of Business and Information, 4.
JILLIAN J FRANCIS, MARTIN P ECCLES, MARIE JOHNSTON, ANNE
WALKER, JEREMY GRIMSHAW, ROBBIE FOY, EILEEN F S KANER,
LIZ SMITH & BONETTI, D. 2004. Constructing Questionnaires Based On
The Theory Of Planned Behaviour A Manual For Health Services
Researchers. In: RESEARCH, C. F. H. S. (ed.). United Kingdom: University
of Newcastle.
KEMENKES. 2015. Lindungi Jiwa Anak dengan Jaga Keselamatan Jalan [Online].
Available: http://www.depkes.go.id/article/view/15110300002/protect-
children-soul-with-keeping-road-safety.html [Accessed 7 Desember 2016].
KEPMENPERHUB 2002. Persayaratan Teknis Sabuk keselamatan. In:
PERHUBUNGAN (ed.). Jakarta: Kementerian Perhubungan.
KNABE, A. 2012. Applying Ajzen's Teory of Planned Behavior to a Study of Online
Course Adoption in Public Relations Education. graduate, Marquette
University.
LAERD. 2012. Quota sampling [Online]. http://dissertation.laerd.com. Available:
http://dissertation.laerd.com/quota-sampling.php [Accessed 10 Oktober 2017].
LIM, Y. J., OSMAN, A., SALAHUDDIN, S. N., ROMLE, A. R. & ABDULLAH, S.
2016. Factors Influencing Online Shopping Behavior: The Mediating Role of
Purchase Intention. Procedia Economics and Finance 35.
MADADIZADEH, F., ASAR, M. E. & HOSSEINI, M. 2015. Common Statistical
Mistakes in Descriptive Statistics Reports of Normal and Non-Normal
Variables in Biomedical Sciences Research. Iranian Journal of Public Health,
44, 1557–1558.
MONFORTON, G. n.d. Types of Seat Belt Designs [Online].
http://www.gregmonforton.com/. Available:
http://www.gregmonforton.com/about-seatbelts.html [Accessed 1 Desember
2016].
NHTSA. 2009. Traffic Safety Facts: Occupant Protection. Available: http://www-
nrd.nhtsa.dot.gov/Pubs/811387.pdf.
NHTSA. 2010. Traffic Safety Facts: Children. Available: http://www-
nrd.nhtsa.dot.gov/Pubs/811387.pdf.
NHTSA 2014. National Child Passenger Safety Certification Training Program.
NHTSA.org: The National Highway Traffic Safety Administration.
OTOMOTIFNET. 2016. Parah! Hanya 30 Persen Masyarakat Indonesia
Mengenakan Sabuk Pengaman (laporan langsung dari Jepang) [Online].
Otomotifnet.com: Otomotif. Available: http://otomotifnet.com/Mobil/News-
Apm/Parah-Hanya-30-Persen-Masyarakat-Indonesia-Mengenakan-Sabuk-
Pengaman [Accessed 7 Desember 2016].
PALAT, B., PARAN, F. & DELHOMME, P. 2016. Applying an extended theory of
planned behavior to predicting violations at automated railroad crossings.
Accident Analysis and Prevention.
PATTERSON, R. R. 2001. Using the Theory of Planned Behavior as a Framework
for the Evaluation of a Professional Development Workshop. Microbiology
Education, 2.
REDAKSISUMBAR. 2017. Tabrakan Beruntun, Sabtu, Dini Hari, di Ulak Karang
Padang, 2 Mahasiswa Tewas, 2 Kritis [Online]. Redaksisumbar.com.
Available: http://redaksisumbar.com/tabrakan-beruntun-sabtu-dini-hari-di-
ulak-karang-padang-2-mahasiswa-tewas-2-kritis/ [Accessed 14 Februari
2017].
RIYANTO, A. 2009. Penerapan Analisis Multivariat dalam Penelitian Kesehatan,
Bandung, Niftra Media Press.
SHEERAN, P. 2002. Intention-Behavior Relations: A Conceptual and Empirical
Review. European Review of Social Psychology, 12, 36.
SIMSEKOGLU, Ö. 2009. Factors related to seat belt use : A Turkish case. Doctoral,
University of Helsinki.
ŞIMŞEKOĞLU, Ö. & LAJUNEN, T. 2008. Social psychology of seat belt use: A
comparison of theory of planned behavior and health belief model.
Transportation Research Part F: Traffic Psychology and Behaviour, 11, 181-
191.
STEPTOE, A., WARDLE, J., FULLER, R., DAVIDSDOTTIR, S., DAVOU, B. &
JUSTO, J. 2002. Seatbelt use, attitudes, and changes in legislation: An
international study. American Journal of Preventive Medicine, 23, Pages 254-
259.
TAVAFIAN, S. S., AGHAMOLAEI, T., GREGORY, D. & MADANI, A. 2011.
Prediction of Seat Belt Use Among Iranian Automobile Drivers: Application
of the Theory of Planned Behavior and the Health Belief Model. Traffic
Injury Prevention, 12.
TORQUATO, R., FRANCO, C. M. A. & BIANCHI, A. 2012. Seat Belt Use
Intention among Brazilian Undergraduate Students. Revista Colombiana de
Psicología, 21, 253-263.
UIN. 2017. Rektor: Jumlah Mahasiswa UIN Jakarta Terus Bertambah [Online].
http://www.uinjkt.ac.id. Available: http://www.uinjkt.ac.id/id/rektor-jumlah-
mahasiswa-uin-jakarta-terus-bertambah/ [Accessed 10 Oktober 2017].
VASUDEVAN, V., NAMBISAN, S. S., SINGH, A. K. & PEARL, T. 2009.
Effectiveness of media and enforcement campaigns in increasing seat belt
usage rates in a state with a secondary seat belt law. Traffic Injury Prevention,
10.
WHO 2004. World report on road traffic injury prevention, www.wpro.who.int,
World Health Organization.
WHO 2009. Seat-belts and child restraints: a road safety manual for decision-makers
and practitioners. Geneva: World Health Organization.
WHO 2015a. Global Status Report on Road Safety 2015. Geneva: World Health
Organization.
WHO 2015b. Road Safety In The South-East Asia Region 2015. Geneva: World
Health Organization.
WHO 2015c. WHO Report 2015: Data tables. Geneva: World Health Organization.
WHO. 2017. Road traffic injuries - Fact sheets [Online]. http://www.who.int.
Available: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs358/en/ [Accessed 29
December 2017].
ZHANG, S. D. N., APPLEWHITE, C., FOWLER, K. & HOLCOMB, J. 2017. A
social media program to increase adolescent seat belt use. Public Health
Nursing, 34.
ZHOU, H., ROMERO, S. B. & QIN, X. 2015. An extension of the theory of planned
behavior to predict pedestrians’ violating crossing behavior using structural
equation modeling. Accident Analysis and Prevention.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Assalamu’alaikum wr.wb.
Saya Ario Julviantino adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sedang
melakukan penelitian terkait penyelesaian skripsi dengan judul “Hubungan Faktor
Pembentuk Niat Mahasiswa Pengguna Kendaraan Roda Empat Di UIN Syarif
Hidayatullah Dalam Menggunakan Sabuk Pengaman Jakarta 2017” Sehubungan
dengan hal ini, saya memohon kesediaan Anda/Saudara untuk mengisi kuesioner ini
yang akan membantu dalam proses penelitian saya.
Kuesioner ini bertujuan untuk melihat faktor pembentuk perilaku penggunaan
sabuk pengaman. Saya memohon kejujuran anda dalam pengisian kuesioner ini
sesuai dengan keadaan dan kenyataan tanpa pengaruh orang lain. Semua jawaban
akan saya jaga kerahasiaan nya dan tidak memberikan dampak negatif bagi
Anda/Saudara. Hasilnya dapat dijadikan sebagai saran bagi pihak yang terkait
dengan objek penelitian. Atas kesediaan Anda/Saudara meluangkan waktu untuk
mengisi kuesioner ini. saya ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta,__________ 2017
Peneliti Responden
_____________ _____________
Enumerator :
Lokasi :
Waktu :
Bagian 1 (A) (Diisi
Oleh
Peneliti) Karakteristik Responden
1 Nama …… [ ] A1
2 Umur …… [ ] A2
3
Jenis Kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
[ ] A3
4 No.HP …… [ ] A4
5
Pernah menjadi
1. Pengendara kendaraan roda empat
2. Penumpang kendaraan roda empat
[ ] A5
Bagian 2 (B) (Diisi
Oleh
Peneliti)
Setiap Pertanyaan dalam bagian ini mengacu pada penggunaan
sabuk pengaman saat anda berada di dalam kendaraan roda
empat
1
Secara Garis
Besar, saya
menganggap
penggunaan
Sabuk
Pengaman
Sangat
Tidak
Menguntu
ngkan
1 2 3 4 5 6 7
Sangat
Mengunt
ungkan
[ ] B13
2 Sangat
Nyaman 1 2 3 4 5 6 7
Sangat
Tidak
Nyaman
[ ] B14
3
Hal yang
Sangat
tidak
benar
dilakukan
1 2 3 4 5 6 7
Hal yang
sangat
benar
dilakuka
n
[ ] B15
4
Orang yang
penting bagi
saya
menyarankan
untuk TIDAK
menggunakan
sabuk
pengaman
Sangat
Tidak
Setuju
1 2 3 4 5 6 7 Sangat
Setuju [ ] B22
Bagian 2 (B) (Diisi
Oleh
Peneliti)
Setiap Pertanyaan dalam bagian ini mengacu pada penggunaan
sabuk pengaman saat anda berada di dalam kendaraan roda
empat
5
Merupakan
hal yang
sangat
diharapkan
untuk saya
menggunakan
sabuk
pengaman
setiap kali
saya berada di
dalam
kendaraan
roda empat
Sangat
Tidak
Setuju
1 2 3 4 5 6 7 Sangat
Setuju [ ] B23
6
Saya
mendapat
tekanan sosial
untuk
menggunakan
sabuk
pengaman
Sangat
Tidak
Setuju
1 2 3 4 5 6 7 Sangat
Setuju [ ] B24
7
Saya yakin
saya dapat
menggunakan
sabuk
pengaman jika
saya ingin
menggunakan
nya
Sangat
Tidak
Setuju
1 2 3 4 5 6 7 Sangat
Setuju [ ] B25
8
Menggunakan
atau tidak
menggunakan
sabuk
pengaman itu
tergantung
keinginan saya
Sangat
Tidak
Setuju
1 2 3 4 5 6 7 Sangat
Setuju [ ] B26
9
Menurut saya
menggunakan
sabuk
pengaman saat
berkendara
Sangat
Mudah 1 2 3 4 5 6 7
Sangat
Sulit [ ] B27
Bagian 2 (B) (Diisi
Oleh
Peneliti)
Setiap Pertanyaan dalam bagian ini mengacu pada penggunaan
sabuk pengaman saat anda berada di dalam kendaraan roda
empat
10 Saya ingin
menggunakan
sabuk
pengaman
setiap berada
di dalam
kendaraan
roda empat
Sangat
Tidak
Setuju
1
2
3
4
5
6
7
Sangat
Setuju
[ ] B28
11
Saya berharap
menggunakan
sabuk
pengaman
setiap berada
di dalam
kendaraan
roda empat
Sangat
Tidak
Setuju
1 2 3 4 5 6 7 Sangat
Setuju [ ] B29
12
Saya akan
menggunakan
sabuk
pengaman
setiap berada
di dalam
kendaraan
roda empat
Sangat
Tidak
Setuju
1 2 3 4 5 6 7 Sangat
Setuju [ ] B30
Lampiran 2 Output Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of
Items
.786 .788 12
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
S1 58.47 82.192 .490 .623 .764
S2 58.45 82.357 .518 .787 .762
S3 58.46 82.037 .423 .773 .771
NS1 57.61 89.789 .213 .064 .786
NS2 57.81 80.885 .668 .887 .751
NS3 58.90 72.769 .597 .881 .750
P1 57.78 83.517 .481 .325 .766
P2 57.80 89.866 .234 .219 .785
P3 58.25 88.900 .219 .124 .786
N1 58.54 80.578 .524 .391 .761
N2 59.23 86.398 .293 .124 .785
N3 58.71 83.609 .524 .365 .763
Lampiran 3 Output Hasil Uji Univariat
Descriptives
Statistic Std. Error
S1 Mean 5.16 .084
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 5.00
Upper
Bound 5.33
5% Trimmed Mean 5.23
Median 5.00
Variance 2.195
Std. Deviation 1.482
Minimum 1
Maximum 7
Range 6
Interquartile Range 3
Skewness -.320 .138
Kurtosis -.695 .275
S2 Mean 5.19 .080
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 5.03
Upper
Bound 5.35
5% Trimmed Mean 5.26
Median 5.00
Variance 1.980
Std. Deviation 1.407
Minimum 1
Maximum 7
Range 6
Interquartile Range 2
Skewness -.388 .138
Kurtosis -.308 .275
S3 Mean 5.17 .094
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 4.99
Upper
Bound 5.36
5% Trimmed Mean 5.27
Median 5.00
Variance 2.767
Std. Deviation 1.664
Minimum 1
Maximum 7
Range 6
Interquartile Range 3
Skewness -.509 .138
Kurtosis -.685 .275
NS1 Mean 6.03 .080
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 5.87
Upper
Bound 6.19
5% Trimmed Mean 6.21
Median 7.00
Variance 2.022
Std. Deviation 1.422
Minimum 1
Maximum 7
Range 6
Interquartile Range 1
Skewness -1.693 .138
Kurtosis 2.261 .275
NS2 Mean 5.82 .071
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 5.68
Upper
Bound 5.96
5% Trimmed Mean 5.94
Median 6.00
Variance 1.580
Std. Deviation 1.257
Minimum 1
Maximum 7
Range 6
Interquartile Range 2
Skewness -1.111 .138
Kurtosis .818 .275
NS3 Mean 4.73 .115
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 4.51
Upper
Bound 4.96
5% Trimmed Mean 4.82
Median 5.00
Variance 4.119
Std. Deviation 2.029
Minimum 1
Maximum 7
Range 6
Interquartile Range 4
Skewness -.403 .138
Kurtosis -1.142 .275
P1 Mean 5.86 .078
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 5.71
Upper
Bound 6.01
5% Trimmed Mean 6.01
Median 6.00
Variance 1.909
Std. Deviation 1.382
Minimum 1
Maximum 7
Range 6
Interquartile Range 2
Skewness -1.401 .138
Kurtosis 1.863 .275
P2 Mean 5.84 .076
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 5.69
Upper
Bound 5.99
5% Trimmed Mean 5.98
Median 6.00
Variance 1.781
Std. Deviation 1.335
Minimum 1
Maximum 7
Range 6
Interquartile Range 2
Skewness -1.256 .138
Kurtosis 1.315 .275
P3 Mean 5.39 .087
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 5.22
Upper
Bound 5.56
5% Trimmed Mean 5.52
Median 6.00
Variance 2.348
Std. Deviation 1.532
Minimum 1
Maximum 7
Range 6
Interquartile Range 3
Skewness -.947 .138
Kurtosis .350 .275
N1 Mean 5.10 .088
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 4.93
Upper
Bound 5.28
5% Trimmed Mean 5.18
Median 5.00
Variance 2.401
Std. Deviation 1.550
Minimum 1
Maximum 7
Range 6
Interquartile Range 2
Skewness -.491 .138
Kurtosis -.594 .275
N2 Mean 4.40 .090
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 4.23
Upper
Bound 4.58
5% Trimmed Mean 4.41
Median 4.00
Variance 2.518
Std. Deviation 1.587
Minimum 1
Maximum 7
Range 6
Interquartile Range 3
Skewness -.012 .138
Kurtosis -.864 .275
N3 Mean 4.93 .073
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 4.79
Upper
Bound 5.07
5% Trimmed Mean 4.96
Median 5.00
Variance 1.648
Std. Deviation 1.284
Minimum 1
Maximum 7
Range 6
Interquartile Range 2
Skewness -.115 .138
Kurtosis -.381 .275
SD Mean 5.1752 .07969
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 5.0184
Upper
Bound 5.3320
5% Trimmed Mean 5.2386
Median 5.0000
Variance 1.981
Std. Deviation 1.40760
Minimum 1.00
Maximum 7.00
Range 6.00
Interquartile Range 2.33
Skewness -.348 .138
Kurtosis -.627 .275
NSD Mean 5.5288 .07046
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 5.3902
Upper
Bound 5.6675
5% Trimmed Mean 5.5916
Median 5.6667
Variance 1.549
Std. Deviation 1.24459
Minimum 2.00
Maximum 7.00
Range 5.00
Interquartile Range 2.00
Skewness -.503 .138
Kurtosis -.732 .275
PD Mean 5.6966 .05870
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 5.5811
Upper
Bound 5.8121
5% Trimmed Mean 5.7802
Median 6.0000
Variance 1.075
Std. Deviation 1.03692
Minimum 1.00
Maximum 7.00
Range 6.00
Interquartile Range 1.58
Skewness -1.142 .138
Kurtosis 1.913 .275
ND Mean 4.8120 .06275
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 4.6885
Upper
Bound 4.9354
5% Trimmed Mean 4.8255
Median 4.6667
Variance 1.229
Std. Deviation 1.10840
Minimum 1.00
Maximum 7.00
Range 6.00
Interquartile Range 1.67
Skewness -.217 .138
Kurtosis .270 .275
Lampiran 4 Output Hasil Uji Multivariat
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
ND 4.8120 1.10840 312
NSD 5.5288 1.24459 312
PD 5.6966 1.03692 312
SD 5.1752 1.40760 312
Correlations
ND NSD PD SD
Pearson Correlation ND 1.000 .511 .339 .244
NSD .511 1.000 .344 .267
PD .339 .344 1.000 .080
SD .244 .267 .080 1.000
Sig. (1-tailed) ND . .000 .000 .000
NSD .000 . .000 .000
PD .000 .000 . .080
SD .000 .000 .080 .
N ND 312 312 312 312
NSD 312 312 312 312
PD 312 312 312 312
SD 312 312 312 312
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 SD, PD, NSDb . Enter
a. Dependent Variable: ND
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Mode
l R
R
Squar
e
Adjuste
d R
Square
Std.
Error of
the
Estimat
e
Change Statistics
Durbin
-
Watso
n
R
Square
Chang
e
F
Chang
e
df
1 df2
Sig. F
Chang
e
1 .551a
.304 .297 .92913 .304 44.863 3 30
8 .000 1.709
a. Predictors: (Constant), SD, PD, NSD
b. Dependent Variable: ND
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 116.189 3 38.730 44.863 .000b
Residual 265.891 308 .863
Total 382.080 311
a. Dependent Variable: ND
b. Predictors: (Constant), SD, PD, NSD
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
95.0%
Confidence
Interval for B Correlations
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Lower
Bound
Upper
Bound
Zero-
order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 1.147 .356 3.227 .001 .448 1.847
NSD .369 .047 .414 7.915 .000 .277 .461 .511 .411 .376 .824 1.214
PD .200 .054 .187 3.697 .000 .094 .307 .339 .206 .176 .882 1.134
SD .094 .039 .119 2.409 .017 .017 .170 .244 .136 .115 .928 1.077
a. Dependent Variable: ND
Coefficient Correlationsa
Model SD PD NSD
1 Correlations SD 1.000 .013 -.256
PD .013 1.000 -.336
NSD -.256 -.336 1.000
Covariances SD .002 2.831E-5 .000
PD 2.831E-5 .003 -.001
NSD .000 -.001 .002
a. Dependent Variable: ND
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue
Condition
Index
Variance Proportions
(Constant) NSD PD SD
1 1 3.904 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .052 8.627 .01 .05 .10 .88
3 .029 11.676 .09 .95 .20 .00
4 .015 16.277 .90 .00 .70 .11
a. Dependent Variable: ND
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation N
Predicted Value 2.7077 5.7865 4.8120 .61123 312
Std. Predicted Value -3.443 1.594 .000 1.000 312
Standard Error of
Predicted Value .053 .256 .101 .029 312
Adjusted Predicted
Value 2.8458 5.8114 4.8124 .61036 312
Residual -2.77833 2.49554 .00000 .92464 312
Std. Residual -2.990 2.686 .000 .995 312
Stud. Residual -3.004 2.734 .000 1.003 312
Deleted Residual -2.80302 2.62092 -.00044 .93987 312
Stud. Deleted Residual -3.044 2.763 .000 1.006 312
Mahal. Distance .025 22.535 2.990 2.785 312
Cook's Distance .000 .121 .004 .011 312
Centered Leverage
Value .000 .072 .010 .009 312
a. Dependent Variable: ND