pengaruh desain produk terhadap keputusan pembelian yamaha … · 2013. 5. 23. · mempunyai...
TRANSCRIPT
1
Pendahuluan
Usaha yang dilakukan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen
sekaligus memenangkan persaingan perusahaan harus mempersiapkan strategi
pemasaran yang tepat untuk produknya. Produk yang ditawarkan di pasar harus
mendapat perhatian untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi agar memenuhi
keinginan dan kebutuhan (Rendy, 2001). Konsumen akan berusaha memenuhi
kebutuhannya serta mencari manfaat tertentu dari suatu produk, konsumen akan
mempertimbangkan produk mana yang akan dipilih untuk memenuhi kebutuhan
serta memberikan manfaat yang diperlukan.
Desain dari suatu produk sangat berpengaruh bagi konsumen dalam
memilih suatu produk (Christine, 1998). Desain produk merupakan suatu hal yang
melekat dan menyertai produk tersebut, desain meliputi merek, model, bentuk,
warna, fitur yang terdapat di dalam produk dan sebagainya. Desain sangat penting
bagi konsumen dalam menentukan pilihannya terhadap suatu produk, semakin
baik desain suatu produk maka produk akan semakin baik dimata konsumen
sehingga konsumen akan tertarik untuk membeli produk tersebut.
Sepeda motor merupakan salah satu alat bepergian dari satu tempat ke
tempat lain secara mudah, irit, luwes, danefisien, dan lain sebagainya. Sepeda
motor menjadi satu-satunya harapan untuk memiliki alat transportasi darat pribadi
yang sesuai dengan kemampuan ekonomi. Mobil yang mempunyai harga jual dan
biaya operasional mahal serasa tidak mungkin terjangkau oleh rakyat ekonomi
menengah kebawah.
2
Yamaha merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam sektor
otomotif, khusunya roda dua. Banyaknya persaingan dari perusahaan yang
menghasilkan produk sejenis membuat persaingan semakin ketat. Oleh karena itu
Yamaha perlu melakukan strategi pemasaran yang tepat sehingga bisa
meningkatkan pembelian konsumen pada produk tersebut.
Desain yang ditawarkan perusahaan–perusahaan pesaing lainnya tidak
kalah hebat dengan Yamaha, seperti halnya Honda yang terkenal irit, Suzuki
terkenal dengan kecepatan motor bebek sekelasnya, Kawasaki yang memiliki
keunggulan di desain motornya, Yamaha juga dirancang dengan desain yang baik
serta berbahan bakar irit, juga kelebihan pada kecepatannya, akselerasi serta
banyak pilihan bagi pengguna pria dan wanita. Tidak hanya itu Yamaha juga
mempunyai kelebihan lain yaitu suku cadang yang murah, desain, nilai jual,
fasilitas servis yang diberikan, ketersediaan dealer di berbagai tempat di Indonesia
sehingga memudahkan untuk melakukan kunjungan.
Tabel 1.Penjualan sepeda motor pada 2009 anggota AISI berdasarkan merek
dan kategori
Merek Bebek Skuter Sport Total
Honda 1.659.764 861.740 182.593 2.704.097
Yamaha 1.217.274 1.237.302 220.316 2.674.892
Suzuki 291.947 119.612 26.599 438.158
Kawasaki 16.187 - 45.030 61.217
Kanzen 3.413 - - 3.143
Total 3.188.585 2.218.654 474.538 5.881.777
Presentase 54,21 37,72 8,07 100
Sumber :(motorplus-online.com) AISI tahun 2009
3
Dari data tabel penjualan diatas terjadi persaingan yang ketat antara Honda
dan Yamaha terbukti Honda memang lebih unggul disektor pasar sepeda motor
jenis bebek, namun tidak pada tipe skuter dan sport. Yamaha bisa mengungguli
pada skuter dengan angka jual 1.237.302 dan tipe sport dengan angka jual
220.316.
Yamaha menjawab kebutuhan transportasi konsumen dengan
mengeluarkan varian baru untuk menenuhi kebutuhan konsumen dengan Yamaha
Mio fino. sepeda motor matik dengan desain retro, yang sebelumnya sudah
diluncurkan Honda dengan Honda Scoppy.
Sepeda motor Yamaha Fino ini mempunyai bentuk yang hampir mirip
dengan pesaingnya Honda Scoppy, namun sebenarnya Yamaha Mio Fino lebih
dulu diluncurkan di Thailand pada tahun 2005, sedangkan Honda Scoppy pada
tahun 2009. Akan tetapi Yamaha Mio Fino baru diluncurkan di Indonesia pada
bulan Februari 2012. Varian yang diluncurkan Yamaha Fino ada tiga varian yaitu;
mio Fino Classis, Mio Fino Trendy, Mio Fino Sporty yang masing-masing
mempunyai perbedaan pada desain striping bodi. (motorplus-online.com)
Spesifikasi Yamaha Mio Fino terbaru
Yamaha MIO Fino sudah dilengkapi Automatic Headlight On (AHO), fuel
meter, speedometer, front pocket, CTV engine, dan tail light. Adapun dapur
pacunya, Mio Fino dipersenjatai tipe mesin 4-langkah, 2 valve, SOHC,
berpendingin kipas, dan berkapasitas 113 cc. Mesin ini mampu melontarkan
tenaga hingga 8,35 PS di putaran 8.000 rpm dengan torsi puncak mencapai 7,84
4
Nm di 7.000 rpm. Sementara itu, konsumsi bahan bakarnya diklaim mampu
hingga 40 kilometer/liter. Mio Fino belum mengadopsi sistem injeksi, dan masih
mengandalkan sistem karburator. (motorplus-online.com)Y
Panjang x lebar x tinggi = 1.830 x 705 x 1.050 mm
Jarak sumbu roda = 1.240 mm
Jarak terendah ke tanah = 125 mm
Berat kosong = 94 kg
Tipe rangka = Steel pipe underbone
Tipe suspensi depan = Teleskopik
Tipe suspensi belakang =Lengan ayun dengan peredam kejuttunggal
Ukuran ban depan = 70/90 - 14M/C 34P
Ukuran ban belakang = 89/90 - 14M/C 40P
Rem depan = Cakram hidraulis
Rem belakang = Tromol
Kapasitas tangki bahan bakar = 4,1 liter
Tipe mesin = 4 Langkah, SOHC
Diameter x langkah = 50,0 x 57,9 mm
Volume langkah = 113,7 cc
Perbandingan kompresi = 8,8 : 1
Daya maksimum = 8,35 PS/8.000 rpm
Torsmi aksimum = 7,84 Nm/7.000 rpm
Kapasitas minyak pelumas mesin = Total: 0,9 liter dan 0,8 liter pergantian
periodik
5
Kopling otomatis = otomatis, sentrifugal, tipe kering
Gigi transmisi = CVT Otomatis
Starter = Pedal dan elektrik
Aki =YTZ4V (MF battery)/GTZ4V (MF battery)
Busi = C7HSA (NGK)/U22 FS-U (DENSO)
Sistem pengapian = DC-CDI, Baterai
Berikut adalah foto Yamaha MIO Fino
(motorplus-online.com)
Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan penelitian yang dapat dirumuskan
adalahpengaruh desain produk terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek
Yamaha MIO Fino.
Persoalan Penelitian
Masalah penelitian harus dikaji dengan lebih mendalam melalui persoalan
penelitian. Persoalan yang muncul dari masalah penelitian adalah:
1. Seberapa baik konsumen tentang desain sepeda motor Yamaha MIO
FINO?
2. Seberapa rasional keputusan pembelian sepeda motor yamaha MIO FINO?
3. Seberapa kuat pengaruh desain sepeda motor yamaha MIO FINO terhadap
keputusan pembelian?
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
6
1. Untuk mengetahui desain produk yang bagaimana yang dipertimbangkan
oleh konsumen sewaktu akan membeli sepeda motor Yamaha MIO Fino
2. Untuk mengetahui apakah desain produk mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha MIO
Fino.
7
LANDASAN TEORI
Pemilihan konsep merupakan hal yang paling relevan dengan pokok
masalah yang diteliti merupakan suatu titik tolak kerangka kerja penelitian.
Konsep berguna dalam memahami masalah penelitian dan melakukan analisis
pada penelitian.
Konsep adalah simbol yang digunakan untuk mengatasi fenomenon (Prasetijo &
Ihalauw, 2005) suatu konsep muncul karena dibentuk oleh 3 unsur yang harus
dipenuhi yaitu symbol, makna, dan obyek atau peristiwa. Makna dari suatu simbol
yang digunakan dalam konsep dinyatakan melalui defined concept.
Konsep yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah konsep tentang desain
produk, konsep perilaku konsumen, konsep keputusan pembelian, dan konsep
merek.
Konsep dan Definisi Konsep
Desain Produk
Desain Produk adalah totalitas fitur yang mempengaruhi penampilan dan
fungsi produk tertentu menurut yang diisyaratkan pelanggan (Kotler, 2001 : 353).
Definisi desain Produk diadopsi dari definisi desain Industri, Perhimpunan
Desainer Industri Amerika (IDSA) dalam buku perancangan dan pengembangan
produk (Ulrich, 2001: 200). Mendefinisikan sebagai suatu tahap dalam
menciptakan serta mengembangkan konsep dan spesifikasi guna mengoptimalkan
fungsi-fungsi, nilai dan penampilan produk.
Dengandemikiandesainprodukdapatdiartikansebagaifiturproduk yang
secarakeseluruhanberpengaruhterhadappenampilan,
8
fungsidannilaiproduksebagaimanadiisyaratkankonsumen.Dengan demikian,
desain produk dapat diartikan sebagai fitur produk yang secara keseluruhan
berpengaruh terhadap penampilan, fungsi dan nilai produk sebagaimana
diisyaratkan konsumen.
Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah mengidentifikasi bagaimana para konsumen
membuat keputusan pembelian dalam rangka mengembangkan strategi pemasaran
secara keseluruhan
(Mowen, 2001: 44).
Pengertian keputusan pembelian menurut Kotler & Armstrong (2001: 226)
adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen
benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu
yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang
yang ditawarkan.
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Pengenalan Kebutuhan
Menurut Angel, Blackwell Miniard (2003:31) pada tahap ini konsumen
mengekspresikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual
yang memadai untuk membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan. pada
tahap ini konsumen merasakan kondisi aktual yang berbeda dengan keadaan yang
diinginkan, hal ini membuat konsumen mengenali kebutuhannya. Misalnya: pada
saat kebutuhan mobilitas konsumen yang tinggi, konsumen mulai mengenali
kebutuhunnya yaitu sepeda motor.
9
Pencarian Informasi
Pada tahap ini konsumen mencari informasi yang disimpan dalam ingatan
(pencarian internal), misalnya: dari pengalaman pribadi atau ingatan konsumen
akan suatu hal yang relevan dengan kebutuhannya. Konsumen juga mendapatkan
informasi relevan dari lingkungan sekitarnya (pencarian Eksternal), misalnya:
iklan, pengalaman dari teman dekat, pendapat masyarakat.
Pengevaluasian Alternatif
Tahap dari keputusan membeli adalah ketika konsumen menggunakan
informasi untuk mengevaluasi merek yang menjadi alternatif. Bagaimana
konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada
masing-masing individu dan situasi membeli.
Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan
membentuk niat untuk membeli. Keputusan membeli konsumen adalah membeli
merek yang paling disukai konsumen, namun pendapat orang lain mengenai
harga, merek, serta harga dan manfaat produk yang diharapkan konsumen juga
menambah niat untuk membeli.
Perilaku Setelah Pembelian
Tahap dari keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan lebih
lanjut setelah membeli berdasarkan rasa puas atau tidak puas.
Ada empat sudut pandang dalam menganalisis pengambilan keputusan pembelian
adalah : (Prasetijo dan Ihalauw, 2005).
10
Sudut Pandang Ekonomis
Pandangan ini melihat konsumen sebagai orang yang membuat keputusan
secara rasional. Ini berarti bahwa konsumen harus mengetahui semua alternatif
produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternatif
yang ditentukan, dilihat dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat
mengidentifikasi satu alternatif yang terbaik.
Sudut Pandang Pasif
Sudut pandang ini berlawanan dengan sudut pandang
ekonomis.Pandangan ini mengatakan bahwa konsumen pada dasarnya pasrah
kepada kepentingannya sendiri dan menerima secara pasif usaha – usaha promosi
dari para pemasar. Konsumen dianggap sebagai pembeli yang impulsif dan
irasional. Kelemahan pandangan ini adalah bahwa pandangan ini tidak
mempertimbangkan kenyataan bahwa konsumen memainkan peranan penting
dalam setiap pembelian yang mereka lakukan, baik dalam hal mencari informasi
tentang berbagai alternatif produk, maupun dalam menyeleksi produk yang
dianggap akan memberikan kepuasan terbesar.
Sudut Pandang Kognitif
Menurut pandangan ini, konsumen merupakan pengolah informasi yang
senantiasa mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai.
Pengolahan informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, selanjutnya
terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk.
11
Sudut Pandang Emosional
Pandangan ini menekankan emosi sebagai pendorong utama sehingga
konsumen membeli suatu produk. Favoritisme merupakan salah satu bukti bahwa
seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi.
Perasaan dan suasana hati sangat berperan dalam pembelian yang emosional.
Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan
keputusan yang rasional.
Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 : Desain Produk tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Keputusan Pembelian konsumen.
H1 : Desain Produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
Pembelian konsumen.
Kaitan Desain Produk dengan Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek
Yamaha
Dalam mencapai tujuan yang berorientasi pada tingkat keputusan
pembelian konsumen, pemilihan desain produk sangat penting diperhatikan bagi
konsumen. Setiap perusahaan mempunyai variasi desain tersendiri dari desain-
desain yang diberikan pesaing lainnya. Sehingga perusahaan berusaha untuk
melakukan strategi yang tepat dengan meningkatkan atribut produk, dengan
harapan keinginan dan kebutuhan konsumen dapat terpenuhi. Desain sangat
penting bagi konsumen dalam menentukan pilihannya terhadap suatu produk,
12
semakin baik desain suatu produk maka produk akan semakin baik dimata
konsumen sehingga konsumen akan tertarik untuk membeli produk tersebut.
Sehingga hal ini berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen.
Semakin baik desain produk akan semakin tinggi keputusan pembelian konsumen
terhadap sepeda motor merek Yamaha
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H1 : Desain produk berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian
sepeda motor merek Yamaha
Model Penelitian
Desain Produk
Keputusan Pembelian
13
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi adalah pengguna dari produk Motor Matic Yamaha Mio Fino.
Metode sampling yang digunakan adalah non probability sampling, dengan teknik
convinience sampling. Metode ini merupakan prosedur sampling yang memilih
sample dari orang atau unit yang paling mudah dijumpai atau diakses (Santoso &
Tjiptono, 2001 : 90). Supramono & Haryanto (2005) menyatakan jumlah sampel
minimum yaitu 100 responden, yang sudah mewakili populasi yang cukup besar
dan mengurangi terjadinya error, karena tidak diketahuinya jumlah populasi
sesungguhnya. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang ditetapkan adalah 100.
Data primer merupakan data yang diperoleh melalui penelitian lapangan
dan diolah sendiri (Supramono & Haryanto, 2005).Data primer dalam penelitian
ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada pengguna sepeda motor
matic, di bengkel Yamaha dan Honda wilayah salatiga dengan menanyakan
terlebih dahulu apakah responden mengetahui tentang sepeda motor Yamaha Mio
Fino, yang terdiri dari beberapa pertanyaan sebagai instrumen pengumpul data.
Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan sistem pertanyaan tertutup yaitu
bentuk pertanyaan yang disertai atau dilengkapi dengan alternatif jawaban dan
responden dapat memilih salah satu dari alternatif atau kategori jawaban.
14
Pengukuran Variabel
Tabel 2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Desain Produk
(Ulrich, 2001:200)
Tabel 3. Definisi Operaasional dan Pengukuran Variabel Keputusan
Pembelian
Variabel Definisi Operasional Indikator Empirik Pengukuran
Variabel Definisi
Operasional
Indikator Empirik Pengukuran
Desain
Produk
Fitur produk
secara
keseluruhan
berpengaruh
terhadap
penampilan,
fungsi dan
nilai produk
sebagaimana
diisyaratkan
konsumen.
1. DayaTarik bentuk lampu utama danmampu member
penerangan yang diperlukan
2. Dayatarikbentuk spedometer retro dengan 2 meter kontrol:
bensin dan kecepatan yang
mampumenampilkansekaligusindikatorkecepatandanisibensin
di tangki
3. Dayatarikfungsikunci yang menyatusebagai kontak,
pengaman , serta pembuka jok
4. Dayatarikbentuk lampu belakang dan mampu member
tandadenganjelas
5. Dayatarik striping bodi Yamaha MIO Fino yang
memperindahtampilan
6. Dayatarikpilihanwarna
7. Dayatarikbentuksadelsehingganyamandiduduki
8. Dayatarikpenempatan rem
tangansehinggamempermudahpengeremandenganaman
Ordinal
15
Keputusan
Pembelian
Mengidentifikasi
bagaimana para
konsumen membuat
keputusan pembelian
dalam rangka
mengembangkan
strategi pemasaran
secara keseluruhan.
1. Apakah harga yang
dibayar sepadan dengan
kualitas yangdiberikan
2. Apakah Yamaha Mio
Fino memiliki daya
tarikdesain yang kuat
3. Apakah anda telah
memperoleh informasi
yang cukup tentang
Yamaha MIO Fino
4. Apakah sangat ingin
memiliki Yamaha MIO
Fino
Ordinal
(Mowen, 2001:44)
Uji Validitas dan Realibilitas
Validitas dan reliabilitas diperoleh dari uji coba kuesioner untuk
memperoleh informasi mengenai kualitas instrumen yang digunakan, yaitu
informasi mengenai sudah atau belumnya instrumen yang bersangkutan
memenuhi persyaratan sebagai alat pengumpul data. Kuesioner dapat dikatakan
memenuhi persyaratan apabila instrumen-instrumen dalam kuesioner tersebut
valid dan reliabel.
Uji Validitas
16
Uji validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen (Ghozali;2005). Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas yang tinggi.Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas yang rendah. Dalam uji validitas digunakan perhitungan
Product Moment dan dibandingkan dengan r kritisnya.
Keterangan :
Rxy = koefisien korelasi (r hitung)
X = instrumen indikator
Y = variabel yang bersangkutan
N = jumlah
Angka korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan angka tabel korelasi pada
baris N dengan taraf signifikansi 5 %.
Apabila r hitung > r tabel korelasi antara butir dengan skor total (pada taraf
signifikasi 5 %), maka pertanyaan yang digunakan tersebut valid. Sebaliknya,
apabila r hitung < r tabel korelasi antara butir dengan skor total (pada taraf
signifikasi 5 %), maka pertanyaan yang digunakan tersebut tidak valid.
Uji Reliabilitas
Konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang
disebut koefisien reliabilitas. Tinggi rendahya reliabilitas tes dicerminkan oleh
koefisien korelasi antara skor pada dua tes yang paralel yang dikenakan pada
sekelompok individu yang sama. Semakin tinggi koefisien korelasi yang di
maksud, maka konsistensi antara hasil pengenaan dua tes tersebut semakin baik
17
dan hasil ukur kedua tes itu dikatakan semakin reliabel. Sebaliknya, apabila dua
tes yang dianggap paralel ternyata menghasilkan skor yang satu dengan yang lain
berkorelasi rendah, maka dapat dikatakan bahwa reliabilitas hasil ukur tes tersebut
tidak tinggi.
Rumus uji reliabilitas :
Keterangan :
= Cronbach’s alpha
i = bilangan konstan
r = rata-rata korelasi antar butir
k = jumlah butir
SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik
cronbach alpha . Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai cronbach alpha > 0,6 (Ghozali;2005).
Ukuran reliabilitas adalah :
1. Apabila nilai cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,5 maka item pertanyaan
x tersebut dapat dinyatakan reliabel.
2. Apabila nilai cronbach’s Alpha lebih kecil dari 0,5 maka item pertanyaan
x tersebut dapat dinyatakan tidak reliable.
MetodePengukuran DesainProduk dan Keputusan Pembelian
Metode yang digunakan dalam perskalaan ordinal adalah skala Likert. Skala
Likert adalah teknik pengukuran yang paling luas digunakan dalam riset
18
pemasaran (Simamora, 2008). Skala ini memungkinkan responden untuk
menunjukan kesetujuan atau ketidaksetujuan pada serangkain pernyataan
mengenai objek stimulasi. DalamPenelitianinimenggunakan 5 Skala
Sebagaiberikut:
1. Sangat tidak setuju ( STS ) dengan diukur dengan nilai 1
2. Tidak setuju ( TS ) dengan diukur dengan nilai 2
3. Netral ( N ) dengan diukur dengan nilai 3
4. Setuju ( S ) dengan diukur dengan nilai 4
5. Sangat setuju ( SS ) dengan diukur dengan nilai 5
Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini uji hipotesis yang digunakan adalah analisis korelasi.
Korelasi digunakan sebagai alat analisis data, dengan menggunakan program
SPSS. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk
menentukan kemungkinan bentuk dari hubungan antar variabel – variabel. Dalam
menggunakan analisis korelasi, diperlukan uji normalitas. Jika data berdistribusi
normal maka digunakan analisis korelasi pearson dan jika data tidak berdistribusi
normal maka digunakan analisis korelasi spearman.
Kriteria penerimaan hipotesis:
1. Jika sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima.
2. Jika sig. > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum
19
responden, yang mendukung serta melengkapi hasil analisi data penelitian
berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, dan merek yang dibeli.
Tabel 4
Karakteristik RespondenBerdasarkanJenisKelamin
Kategori Sub Kategori F %
Jenis kelamin Laki-laki 63 63
Perempuan 37 37
(Sumber : Data Primer Diolah, 2011)
Dari tabel, dapat diketahui bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak
dibandingkan dengan responden perempuan, yaitu sebanyak 63 orang, sedangkan
responden perempuan sebanyak 37 orang
KarakteristikRespondenBerdasarkanUmur
Kategori Sub Kategori F %
Umur <20 tahun 25 25
21-30 tahun 49 49
31-40 tahun 15 15
>40 tahun 11 11
(Sumber : Data Primer Diolah, 2011)
Dari tabel dapat dilihat proporsi usia masing-masing responden dalam penelitian
ini. Jumlah terbanyak adalah responden dengan usia 21-30 tahun berjumlah 49
orang, kemudian usia 31-40 tahun berjumlah 15 orang, kemudian <20 tahun
berjumlah 25 orang, dan >40 tahun bertahun sebanyak 11 orang.
KarakteristikRepondenBerdasarkanPekerjaan
20
Kategori Sub Kategori F %
Pekerjaan Karyawan swasta 22 22
Lain-lain 19 19
Pegawai negri 3 3
Pelajar/Mahasiswa 38 38
Wiraswasta 18 18
(Sumber : Data Primer Diolah, 2011)
Dari sisi pekerjaan, sebagian besar responden adalah pelajar atau mahasiswa yaitu
sebanyak 38 orang, lain-lain sebanyak 19 orang, wiraswasta sebanyak 18 orang,
dan pegawai negeri sebanyak 3 orang.
Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Sebelum analisis korelasi dilakukan, terlebuh dahulu dilakukan uji
validitas dan reliabilitas. Untuk menguji tingkat validitas masing-masing item
kuisioner diselesaikan dengan program SPSS (Statical Packages For Social
Sciences) for windows. Digunakan taraf signifikan 5%. Hasil pengujian validitas
yang didapat setelah melalui proses pengolahan data dengan SPSS dapat dilihat
pada tabeel berikut ini dengan hasil kuesioner tersebut dinyatakan valid.
23
21
Tabel 2
Hasil Pengujian Validitas Desain Produk
Pertanyaan ke - Sig 2 Tailed Keterangan
1 0,000 Valid
2 0,000 Valid
3 0,000 Valid
4 0,000 Valid
5 0,000 Valid
6 0,000 Valid
7 0,000 Valid
8 0,000 Valid
9 0,000 Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2011
Hasilpengujianvaliditasdesainprodukpadatabeldapatdikatakan valid
karenanilaisignifikansi kurang dari 0,05 (Ghozali;2005).
Mengindikasikanbahwapertanyaanpadadesain
produkmemilikipengaruhdalampengambilankeputusan.Hal tersebut diperkuat
dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05daribeberapaindikator yang
menunjukkanbahwasebagianbesarrespondentertarikdengandesain
produkuntukmelakukankeputusanpembelian.
22
Tabel 3
Hasil Pengujian Validitas Keputusan Pembelian
Pertanyaan ke - Sig 2 Tailed Keterangan
1 0,000 Valid
2 0,000 Valid
3 0,000 Valid
4 0,000 Valid
5 0,000 Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2011
Hasil pengujian validitas keputusan pembelian pada tabel dapat dikatakan valid
karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 (Ghozali;2005).
Pengujian reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur
dapat dipercaya atau yang dapat diandalkan (Singarimbun,2002:140). Untuk
menghitung reliabilitas suatu data dapat menggunakan pendekatan Cronbach’s
Alpha. Jika nilai α lebih kecil dari 0,6 maka item x tidak dinyatakan tidak
reliabel.Sedangkan jika nilai α lebih besar dari 0,6, maka item x dinyatakan
reliabel. Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas pada penelitian ini :
23
Tabel 5
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Desain produk 0,868 Reliabel
Keputusan pembelian 0,787 Reliabel
Sumber : Data Primer Diolah, 2011
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai cronbach’s alpha untuk desain produk
adalah sebesar 0.868 nilai tersebut lebih besar daripada 0.6, hal ini berarti bahwa
variabel desain produk reliabel untuk digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan
nilai cronbach’s alpha untuk keputusan pembelian adalah sebesar 0.787 nilai
tersebut lebih besar daripada 0.6, hal ini berarti bahwa variabel keputusan
pembelian reliabel untuk digunakan dalam penelitian ini
Tabel 6
Uji Normalitas
Variabel Desain Produk Keputusan Pembelian
Jumalah data 100 100
Kolmogorov Smirnov 0,869 1,091
Asy.Sig 2 tailed 0,437 0,317
Sumber : Data Primer yang diolah, 2011
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa data dari variabel desian produk, dan
keputusan pembelian terdistribusi normal. Hal tersebut dapat diketahui dari nilai
Asymp. Sig (2-tailed) dari semua variabel yang signifikan yatiu diatas alpha 0.05,
dengan nilai Asymp. Sig (2-tailed)berturut – turut 0,437 dan 0,317.
24
Pendapat Responden Tentang Desain Yamaha Mio Fino
Tabel 7 Rata-rata PendapatRespondenTentangDesain Yamaha Mio Fino
No Keterangan STS
(1)
TS
(2)
N
(3)
S
(4)
SS
(5)
Rata -
rata
Keterangan
1 Tertarik
menyukai
desain lampu
utama
0 5 35 49 11 3.66
Setuju
2 Tertarik
dengan desain
retro
spedometer
1 5 35 45 14 3.66 Setuju
3 Tertarik
dengan desain
lampu
belakang
1 6 37 44 12 3.60 Setuju
4 Tertarik
dengan desain
striping body
2 8 35 45 10 3.53 Setuju
5 Tertarik
dengan desain
kunci
1 12 44 39 4 3.33 Ragu –
ragu
6 Tertarik pada
pilihan warna
yang tersedia
2 4 49 35 10 3.47 Setuju
7 Tertarik pada
bentuk tempat
duduk
1 5 35 45 14 3.67 Setuju
8 Tertarik pada
penempatan
rem
1 5 38 45 11 3.61 Setuju
9 Tertarik pada
bentuk body
2 4 49 35 10 3.61 Setuju
Rata – rata
skor
1.44 12 119 169.78 53.33 3.55 Setuju
(Sumber : Data Primer Diolah, 2011)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa desain produk Yamaha Mio Fino yang paling
menarik bagi konsumen adalah pada bentuk tempat duduk yaitu dengan total skor
sebesar 3,67. Sedangkan rata – rata responden setuju bahwa desain produk
25
Yamaha Mio Fino menarik, hal ini terlihat dari nilai rata – rata dengan skor
sebesar 3.55
Keputusan Pembelian Yamaha Mio Fino
Tabel 8 Rata-Rata PendapatRespondenTentangKeputusanPembelian
Yamaha Mio Fino
No Keterangan STS
(1)
TS
(2)
N
(3)
S
(4)
SS
(5)
Rata –
rata
Keterangan
1 Harga yang
dibayar
sepadan
dengan
kualitas yang
diberikan
3 12 29 41 15
3,53
Setuju
2 Memiliki daya
tarik yang kuat
2 4 49 35 10 3,47 Setuju
3 Telah
memperoleh
informasi yang
cukup
2 9 54 28 7 3,29 Ragu –
ragu
4 Sangat ingin
memiliki
Yamaha Mio
Fino
0 5 35 49 11 3,66 Setuju
Rata – rata
skor
1.75 15 125.25 153 53.75 3,49 Setuju
(Sumber : Data Primer Diolah, 2011)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden sangat ingin memiliki serta
memutuskan untuk membeli Yamaha Mio Fino, hal ini terlihat dari jumlah skor
tertinggi yaitu sebesar 3.66 pada indikator ke 4. Serta rata – rata responden setuju
untuk melakukan keputusan pembelian, hal ini dapat dilihat dari nilai rata – rata
skor sebesar 3.49
26
Uji Hipotesis
Adapun hasil analisis korelasi pearson disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 9
Korelasi
Variabel Keputusan Pembelian
Desain Produk Pearson Correlation 0.824
Sig 2 tailed 0.000
Jumlah Data 100
Dari hasil analisis dengan menggunakan analisis korelasi pearson, diperoleh hasil
nilai signifikansi sebesar 0.000, nilai tersebut lebih kecil daripada alpha 5%. Hal
tersebut berarti bahwa hipotesa satu yang mengatakan bahwa desain produk
berpengaruh terhadap keputusan pembelian Yamaha Mio Fino dapat diterima. Hal
ini mengindikasika bahwa dalam memutuskan melakukan pembelian, konsumen
memperhatikan desain produk sebagai salah satu dasar pertimbangan. Selain itu
nilai pearson correlation sebesar 0.824 berarti bahwa terdapat korelasi yang sangat
kuat antara desain produk dengan keputusan pembelian (Ihalauw, John, 2003 :
107).
27
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Rata – rata responden setuju bahwa desain produk Yamaha Mio Fino
menarik. Desain tempat duduk adalah indikator yang paling menarik bagi
responden.
2. Rata – rata responden setuju untuk melakukan Keputusan Pembelian. Hal
inidapatterlihatdarihasilkuesionerbahwarespondensangatingin memiliki
Yamaha MIO FINO
3. Terdapat korelasi yang sangat kuat antara variabel desain produk dan
variabel keputusan pembelian.
Keterbatasan Penelitian
Adapunketerbatasanpenelitiandaripenelitianiniadalahkesulitanpenulisdalammene
mukanresponden yang mengertiakanproduk Yamaha MIO FINO, karenaproduk
Yamaha MIO FINO merupakanprodukbaru, sehinggabelumbanyak orang yang
mengetahuiakanproduktersebut.
Saran
Dari keterbatasan diatas saran yang dapat diberikan adalah dengan menambah
jumlah variabel, sehingga dapat tergambar dengan jelas faktor – faktor apa saja
yang mempengaruhi keputusan pembelian Yamaha Mio Fino. Selain itu
hendaknyadalampenelitianinimenggunakansyarat yang
28
lebihmudahdalammemilihsampel, tidakmengharuskanresponden yang
mengertiakanselukbeluk Yamaha MIO FINO secaramendalam,
akantetapihanyacukupresponden yang mengetahui bahwa
terdapatprodukbaruyaitu Yamaha MIO FINO.
29
Daftar Pustaka
Cenadi, Christine S. 1998.Visual Communication. Jakarta. Erlangga
Ghozali, Imam. 2005. AplikasiAnalisis Multivariate Dengan Program SPSS edisi
3. Semarang :BadanPenerbitUniversitasDiponegoro.
Ihalauw, John, 2003. BangunanTeori. Salatiga, FakultasEkonomi, Universitas
Kristen SatyaWacana.
Kotler, Philip & Amstrong, Gary .2001. Marketting Introduction an Asian
Perspective. Jakarta : Erlangga.
Kotler, Philip. 2004. Marketing in Venus. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, Philip. 2001. Manejemen Pemaasaran di Indonesia : Buku 1 Analisis,
Perencanaan, Implementasi Dan Pengendalian. Jakarta : Salemba Empat.
Motorplus-online.com
Mowen, John C & Amstrong, Gary . 2001. Perilaku Konsumen. Jogjakarta :
Graha ilmu.
Meliana, Fransiska.2008. Atribut Produk yang Dipertimbangkan Konsumen
Dalam Keputusan Pembelian Coca – Cola di Salatiga. Diakses tanggal 2
Agustus 2011.
Prasetijo, Ristiyanti & Ihalauw, John. 2005. Perilaku Konsumen. Jogjakarta :
Andi., Perencanaan, Implementasi Dan Pengendalian. Jakarta : Salemba
Empat.
Riandy, Rendy H. 2011. Analisis Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Kendaraan Bermotor Honda Scoppy di Salatiga.
30
Supramono&Haryanto, Jony.2005.Desain Proposal
PenelitianStudiPemasaran.Jogyakarta :Andi.
Simamora, Henry.2008. ManajemenPemasaranInternasional.Jakarta :Salemba
Ulrich,Karl T & Steven D. Eppinger (2001).
Perancangan&PengembanganProduk.Salemba.Teknika. Jakarta.